sap abortus infeksiosa

14
PAKET PENYULUHAN ABORTUS INFEKSIOSA Di Ruang 09 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Upload: avieflouvynadestian

Post on 19-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SAP Abortus Infeksiosa

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Abortus Infeksiosa

PAKET PENYULUHAN

ABORTUS INFEKSIOSA

Di Ruang 09 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

TIM PKRS IRNA III (R.08)

RSUD Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG

2014

Page 2: SAP Abortus Infeksiosa

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Abortus Infeksiosa

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang 09 RSSA

Malang

Hari/Tanggal : Kamis/ 17 Juli 2014

Tempat : Ruang 09 RSSA Malang

Waktu : 30 menit

A. Latar belakang

Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat

genital. Kejadian inimerupakan salah satu komplikasi dari tindakan abortus

yang paling sering terjadi apalagi bila dilakukan kurang memperhatikan

asepsis dan antisepsis. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kemampuan kandungan, dan

sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat

badan anak kurang dari 500 gram. Diperkirakan frekuensi keguguran

spontan berkisar antara 10-15 %. Lebih dari separuh atau 57% wanita

pelakuaborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan

24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.

Penyebab abortus dipengaruhi oleh faktor janin, faktor maternal ataupun

faktor eksternal. Untuk penatalaksanaan abortus,disesusaikan dengan

diagnosisnya. Abortus Infeksiosus perlu segera mendapat pengelolaan

yang adekuat kerena dapat menjadi infeksi yang lebih luas selain di sekitar

alat genitalia juga ke ronggaperitoneum, bahkan dapat ke seluruh tubuh

(sepsis) dan dapat jatuh ke dalam syok septik. Kami memilih kasus ini,

karena insidensi dari abortus di Indonesia masih sangat tinggi.

Berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi

yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai tenaga

medis perlu untuk lebih mengerti kasus ini sehingga dapat memberikan

edukasi yang tepat pada wanita usia 18-29 tahun yang paling banyak

mengalami abortus, khususnya abortus infeksiosus.

Page 3: SAP Abortus Infeksiosa

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang abortus infeksiosa pada Ibu maupun

Keluarga pasien, diharapkan Ibu dan Keluarga dapat memahami tentang abortus

infeksiosa dan mengetahui tindakan apa yang harus segera dilakukan.

C. Tujuan Instruksional Khusus

a. Peserta mampu menyebutkan pengertian Abortus Infeksiosa

b. Peserta mampu menyebutkan etiologi Abortus Infeksiosa

c. Peserta mampu menyebutkan tanda gejala Abortus Infeksiosa

d. Peserta mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang Abortus Infeksiosa.

e. Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan Abortus Infeksiosa

f. Peserta mampu menjelaskan komplikasi Abortus Infeksiosa.

D. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

E. Analisa Situasi

a. Peserta

Jumlah peserta diperkirakan sebanyak 5 - 10 orang merupakan Ibu-ibu atau

pasien dan keluarga di Ruang 09 Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

b. Kelas/ruangan

a. Ukuran ruangan / kelas : 9 x 7 m2

b. Keadaan penerangan dan ventilasi : penerangan bagus dan

ventilasi bagus.

c. Prasarana yang di ruangan: kursi dan meja.

c. Pengajar / Fasilitator

Fasilitator adalah mahasiswa Program Study Pendidikan Profesi Ners PSIK

UB Kelompok 12.

F. Alat Bantu dan Media

1. Leaflet

2. LCD

Page 4: SAP Abortus Infeksiosa

G. Pengorganisasian

Moderator : Avief Destian P

Penyaji : Happy Pilas

Observer : Vieocta Apsari P

H. Materi Pembelajaran (terlampir)

a. Pengertian abortus infeksiosa

b. Etiologi abortus infeksiosa

c. Tanda gejala abortus infeksiosa

d. Pemeriksaan penunjang abortus infeksiosa.

e. Penatalaksanaan abortus infeksiosa

f. Komplikasi abortus infeksiosa.

I. Kegiatan

Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta

3 menit 1. Mengucapkan salam dan

memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan latar belakang

diberikannya penyuluhan.

3. Kontrak waktu

1. Membalas salam

2. Mendengarkan

penjelasan

3. Mendengarkan

15 menit 1. Pengertian abortus infeksiosa

2. Etiologi abortus infeksiosa

3. Tanda gejala abortus

infeksiosa

4. Pemeriksaan penunjang

abortus infeksiosa.

5. Penatalaksanaan abortus

infeksiosa

6. Komplikasi abortus

infeksiosa.

7. Diskusi / Tanya jawab

1. Mendengarkan

penjelasan

2. Mendengarkan

penjelasan.

3. Mendengarkan

penjelasan

4. Mendengarkan

penjelasan

5. Mendengarkan

penjelasan

6. Memberikan

pertanyaan

Page 5: SAP Abortus Infeksiosa

7. Memberikan

jawaban

5 menit 1. Meminta peserta untuk

menyebutkan pengertian,

etiologi, tanda gejala,

pemeriksaan penunjang,

penatalaksanaan dan

komplikasi abortus infeksiosa

1. Meminta peserta

untuk menyebutkan

pengertian, etiologi, tanda

gejala, pemeriksaan

penunjang,

penatalaksanaan dan

komplikasi abortus

infeksiosa

2 menit 1. Menyampaikan kesimpulan.

2. Mengucakan salam penutup.

1. Mendengarkan

penjelasan.

2. Membalas salam.

J. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media: leaflet dan LCD

2. Evaluasi Proses

a. Fase dilalui sesuai waktu yang direncanakan

b. Mendapat respon dari audiens berupa:

1) Bertanya hal yang belum diketahui

2) Menjawab pertanyaan penyuluh dengan kriteria 75% jawaban yang

disebutkan benar

c. Suasana penyuluhan tertib

d. penyaji mampu melakukan komunikasi 2 arah dan menguasai materi

3. Evaluasi Hasil

- Kriteria hasil:

Peserta mampu menjelaskan:

a. Pengertian abortus infeksiosa

b. Etiologi abortus infeksiosa

c. Tanda gejala abortus infeksiosa

d. Pemeriksaan penunjang abortus infeksiosa.

Page 6: SAP Abortus Infeksiosa

e. Penatalaksanaan abortus infeksiosa

f. Komplikasi abortus infeksiosa.

Prosentase

a. Pre penyuluhan penyaji menanyakan tentang pengetahuan dan

kemampuan peserta tentang Abortus Infeksiosa

b. Post penyuluhan penyaji memberikan pertanyaan peserta untuk

mengkaji tingkat pengetahuan peserta tentang materi Abortus Infeksiosa

c. Menganalisa kemampuan peserta sebelum dan setelah di berikan

penyuluhan

Page 7: SAP Abortus Infeksiosa

Materi

1. Pengertian abortus infeksiosa

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kemampuan kandungan, dan sebagai batasan digunakan

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram

(Handono, 2009).

Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genital.

Kejadian ini merupakan salah satu komplikasi dari tindakan abortus yang paling

sering terjadi apalagi bila dilakukan kurang memperhatikan asepsis dan antisepsis.

Abortus Infeksiosus perlu segera mendapat pengelolaan yang adekuat

karena dapat menjadi infeksi yang lebih luas selain di sekitar alat genitalia juga ke

rongga perut, bahkan dapat ke seluruh tubuh (sepsis) dan dapat jatuh ke dalam

syok septik.

2. Etiologi abortus infeksiosa

Infeksi yang terjadi pada abortus infeksiosus biasanya disebabkan karena

tindakan aborsi yang tidak aman, karena kurang memperhatikan asepsis dan

antisepsis. Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan,

dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali

dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah. Karena sisa jaringan

biasanya menyebabkan perdarahan. Mekanisme perdarahan pada kasus

keguguran adalah dengan adanya sisa jaringan menyebabkan rahim tidak bisa

berkontraksi dengan baik sehingga pebuluh darah pada lapisan dalam rahim tidak

dapat tertutup dan menyebabkan perdarahan.

3. Tanda gejala abortus infeksiosa

Infeksi pada abortus infeksiosus terbatas pada desidua, sedangkan pada

abortus septik, infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium. Jika infeksi

menyebar lebih jauh lagi, dapat terjadi peritonitis dan sepsis bahkan syok.

Diagnosis :

a) Tanda infeksi alat genital :

- Panas, takikardi

Page 8: SAP Abortus Infeksiosa

- Perdarahan pervaginam berbau

- Uterus membesar, lembek, nyeri tekan

- Leukositosis

b) Tanda sepsis

- Demam tinggi, menggigil

- Tekanan darah menurun

Diagnosis Perdarahan Leher

Rahim

Besar Rahim Gejala lain

Abortus

Infeksiosa

(abortus

septic)

Bisa banyak

atau sediki

(tergantung sisa

jaringan),

berbau

Lunak

(terbuka

atau

tertutup)

Sesuai atau

lebih besar

masa

kehamilan

Tanda infeksi genitalia:

- Panas

- Takikardi

- Nyeri tekan

- Leukositosis

Tanda sepsis

- Demam , mengigil

- Penurunan tekanan darah

- Peritonitis syok

4. Pemeriksaan penunjang abortus infeksiosa.

Diperlukan pada abortus infeksiosus

a. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah terdapat sisa jaringan.

b. Pemeriksaan laboratorium khususnya darah lengkap untuk mengetahui

adanya leukositosis dan penurunan kadar Haemoglobin akibat perdarahan.

5. Penatalaksanaan abortus infeksiosa

No. Jenis abortus Penatalaksanaan

1. Abortus Infeksiosa • Pemberian cairan yang hilang berikan

antibiotik

• Kuretase

2. Abortus sepsis • Terapi suportif tergantung keadaan

umum pasien

• Kultur dan tes sensitivitas sebelum

Page 9: SAP Abortus Infeksiosa

antibiotik diberikan

• Antibiotik standart

• Kuretase dilakuikan bila suhu tubuh

normal kembali

6. Komplikasi abortus infeksiosa.

Komplikasi terapi kuretase pada abortus infeksiosus sama

kemungkinannya seperti komplikasi kuretase pada umumnya,antara lain

a. Perforasi

Dalam melakukan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan

terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga perut, atau ke

kandung kencing. Oleh sebab itu, letak uterus/ rahim harus ditetapkan lebih dahulu

dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks tidak boleh

digunakan tekanan berlebihan. Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan

tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar.

Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau

diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan

mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunnya

hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-

tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.

b. Luka pada serviks uteri

Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul

sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri

internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan

pemasangan tampon pada serviks dan vagina.

c. Perdarahan

Kerokan / kuretase pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola

hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya

dilakukan transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam

uterus dan vagina.

d. Infeksi

Page 10: SAP Abortus Infeksiosa

Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi

sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran

darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan antara lain

infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan

lagi.

e. Lain – lain

Bila abortus infeksiosus ini tidak segera mendapat penanganan yang adekuat

dapat menimbulkan syok septik dan kematian pada ibu.

Page 11: SAP Abortus Infeksiosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Cuningham, M. G., et al. 2005. ‘Abortion’. Williams Obstetrics. Section 3. 22nd

Ed. McGraw Hill Company. New York. Pp: 231 – 52

2. Leveno,Kenneth J.dkk. 2009. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC.

3. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta : EGC.

4. Martin L. Pernoll. 2001. ‘Early Pregnancy Complication’. Benson and Pernoll’s

Handbook of Obstetri and gynecology. Chapter 10. 10th Ed. McGraw-Hill Company.

New York. Pp 295 – 307

5. Prawirohardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.

6. Sarwono P. 2010. Perdarahan pada Kehamilan Muda. Ilmu Kebidanan Edisi

4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Hal: 473

7. Sulaiman S, dkk. 2005. ‘Kelainan Lama Kehamilan’. Obstetri Patologi.

Penerbit EGC. Jakarta. Hal 1 – 9

8. Scoot, James. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta:

Widya Medika. Hlm116-123.