sak abortus

11
1 LAPORAN REFLEKSI DISKUSI KASUS ABORTUS IMMINENS Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen Emergensi di IGD RSUD NGUDI WALUYO WLINGI – KAB. BLITAR Oleh : ANGGRAENI CITRA S. NIM. 105070200131007 KELOMPOK 3

Upload: anggraeni-citra-s

Post on 14-Apr-2016

62 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

SAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK AbortusSAK Abortus

TRANSCRIPT

Page 1: SAK Abortus

1

LAPORAN REFLEKSI DISKUSI KASUSABORTUS IMMINENS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen Emergensi

di IGD RSUD NGUDI WALUYO WLINGI – KAB. BLITAR

Oleh :

ANGGRAENI CITRA S.NIM. 105070200131007

KELOMPOK 3

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: SAK Abortus

2

2015STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN ABORTUS IMMINENS

2.1 Definisi Abortus

2.1.1 Berakhirnya masa kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar

(Bagian Obgyn Unpad, 1999). Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau

beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.

2.1.2 Pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500 gram atau

kurang dari ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22 minggu

kehamilan (Hacker and Moore, 2001).

2.1.3 Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah Abortus ini baru

mengancam dan ada harapan untuk mempertahankan.

Tanda dan Gejala

Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20.

Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai

perdarahan.

Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.

Tidak ditemukan kelainan pada serviks.

Serviks tertutup.

2.2 Etiologi Abortus

Kelainan telur

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian

rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor

endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi).

Penyakit ibu

Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:

a. Infeksi akut yang berat: pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus

dan partus prematurus.

b. Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi

kelenjar gondok.

c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu.

Page 3: SAK Abortus

3

d. Gizi ibu yang kurang baik.

e. Kelainan alat kandungan:

Hypoplasia uteri.

Tumor uterus

Cerviks yang pendek

Retroflexio uteri incarcerata

Kelainan endometrium

f. Faktor psikologis ibu.

Faktor suami

Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta

faktor imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan

produk asing secara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.

Faktor lingkungan

Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman

beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia,

memperbesar peluang terjadinya abortus.

2.3 Penatalaksanaan Abortus

Abortus imminens

Karena ada harapan bahwa kehamilan dapat dipertahankan, maka pasien:

a. Istirahat rebah (tidak usah melebihi 48 jam).

b. Diberi sedativa misal luminal, codein, morphin.

c. Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan

otot-otot rahim (misal gestanon).

d. Dilarang coitus sampai 2 minggu.

2.4 Penyulit Abortus

a. Perdarahan hebat.

b. Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis, infeksi dari tuba dapat

menimbulkan kemandulan.

c. Renal failure disebabkan karena infeksi dan shock.

d. Shock bakteri karen atoxin.

e. Perforasi saat curetage

Page 4: SAK Abortus

4

2.5 Web Of Caution (WOC)

Etiologi:Faktor kelainan telur.Faktor penyakit pada ibuFaktor suamiFaktor lingkungan /eksogen

Buah kehamilan pada usia 20 minggu dan berat < 500 gram

Janin dapat beradaptasi Janin tidak dapat beradaptasi

Usia kehamilan dapat dipertahankan > 37 minggu atau BB janin > 2500 gram

Janin gugur

Rangsangan pada uterus Lepasnya buah kehamilan dari implantasinya

Terganggunya psikologis ibu

Terputusnya pembuluh darah ibu Defisit knowledge

Kontraksi uterus

Perdarahan dan nekrose desidua

Prostaglandin ↑

Kecemasan

Resiko terjadi infeksi

Resiko gawat janin

Kelemahan

Resiko defisit volume cairan

Nyeri

Dilatasi serviks

Page 5: SAK Abortus

5

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Ibu dengan Abortus

Pengkajian Data Fokus

Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan

sebagai berikut:

a. Tidak enak badan.

b. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.

c. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.

d. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah

atau perdarahan terus-menerus.

e. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar

sampai ke punggung dan pinggang.

f. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.

g. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati

dalam jumlah banyak.

h. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.

i. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.

j. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat

dan suhu meningkat.

Pemeriksaan Penunjang:

a. Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada

kasus abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri

hebat pada pasien.

b. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut

keluar pada pemeriksaan.

c. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.

d. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih

berlangsung.

e. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan

kondisi janin.

f. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.

Page 6: SAK Abortus

6

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi

plasenta.

2. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2

dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat

pelepasan separasi plasenta.

3. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada

status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan

dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan

interpersonal.

4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan

interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi;

keterbatasan kognitif.

5. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder

akibat perdarahan; prosedur invasif.

Page 7: SAK Abortus

7

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The C.V Mosby Company St. Louis, USA.

Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Donna D. Ignatavicius (1991), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, WB. Sauders Company, Philadelphia.

Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta

Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung.

Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.