sabtu, 29 januari 2011 | media indonesia sitor dan...

1
15 J ENDELA BUKU SABTU, 29 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA SEPERTI judulnya, isi buku ini semacam daftar do and dont’s saat menghadapi wartawan. Penulis- nya, Devie Rahmawati, fasih memberikan contoh contoh-con- toh nyata yang terjadi dalam aktivitas kehumasan sehari-hari, terutama dalam relasi mereka de- ngan wartawan. Dilengkapi ilustrasi menarik dan kata-kata yang ringkas, bu- ku ini bisa dibaca cepat, tapi dijamin lama mengendap. Devie yang sudah 10 tahun berkecimpung di dunia komunikasi ini membeberkan poin demi poin disertai keterangan singkat yang mudah dipahami. Misalnya, seorang staf hubungan masyarakat yang baik harus siap dengan informasi dan bersedia dihubungi malam hari, menyesuaikan dengan ritme kerja wartawan. Buku mungil ini cocok dibaca pelaku kehumasan. (M-4) SETELAH empat tahun tidak aktif dalam dunia tulis-menulis, Djenar Maesa Ayu kembali muncul de- ngan kumpulan cerpen berjudul 1 Perempuan 14 Laki-Laki. Penerbitan kumpulan cerpen tersebut secara bersamaan merayakan hari kela- hiran Djenar pada 14 Januari 1973 sekaligus menandai kembalinya Djenar ke dunia tulis-menulis. Kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki merupakan karya ko- laborasi antara Djenar dan 14 penulis laki-laki, antara lain Agus Noor, Butet Kertaredjasa, Enrico Soekarno, dan Sujiwo Tejo. Ditulis tanpa konsep, cerpen-cerpen dalam buku ini adalah rangkaian dari penyelesaian satu kalimat Djenar dan penulis lainnya. (Dvd/M-4) POPULARITAS Facebook dan Twitter menggedor para pemilik bisnis mem- buka mata dan telinga lebar-lebar demi mem- baca keinginan hati para calon konsumen mereka. Bahkan jika bisnis Anda baru dimulai dalam skala rumahan, seperti berda- gang baju, kue bahkan membuka jasa penitipan anak di ruang keluarga. Buku karangan Dan Zarella ini berisi langkah taktis untuk menyesuai- kan diri dengan gelom- bang media sosial, sekaligus mengenal kanal-kanal promosi di luar Facebook dan Twitter. Misalnya, Anda bisa memanfaatkan bookmarking semacam Digg, Delicious, dan Reddit untuk mendu- kung reputasi bisnis, tapi tetap humanis. Bahkan Zarella juga mengenalkan dunia virtual semacam second life yang bisa Anda manfaatkan untuk memperkenalkan bisnis Anda. Zarella--dikenal sebagai pakar pemasaran melalui internet-- melengkapi buku ini dengan strategi, taktik, dan teknik pema- saran disertai cara memonitornya. (*/M-4) Jurus Ampuh Menghadapi Wartawan Eksperimen Djenar dan 14 Lelaki Taktik Memanfaatkan Twitter Judul : 69 Panduan Humanis Menghadapi Wartawan Pengarang : Devie Rahmawati Penerbit : Penerbit Buku Lintas Batas Kolasi : 138 hal +xiii Judul : 1 Perempuan 14 Lelaki Pengarang : Djenar Maesa Ayu Penerbit : Gramedia Kolasi : 140 halaman Judul : The Social Media Marketing Book Pengarang : Dan Zarella Penerbit : Serambi, terjemahan Kolasi : 209 halaman BUKU BARU DAVID TOBING S ITOR Situmorang. Ia legenda. Kehidupan Sitor mengembara dari Harianboho, sebuah pelosok di Sumatra Utara, hingga menjejak tapak di ta- nah Paris, salah satu menara kebudayaan Eropa, untuk kemudian kembali lagi ke Ta- nah Air. Di Indonesia, pengalaman hidup Sitor Situmorang mem- bentang mulai dari zaman re- volusi hingga ke zaman refor- masi-—lebih enam dekade! Kini, di tengah usia yang menanjak semakin menua, 87 tahun, Sitor masih sanggup berdiri tegak dan memberi sambutan sekaligus membaca sajak berjudul Membalas Su- rat Bapak dalam peluncuran buku kumpul- an cerita pendek Sitor Situmorang yang berjudul Ibu Pergi ke Surga (Komunitas Bambu, 2011) di Jakarta, pekan lalu. Sastrawan Toeti Heraty pun menebar kagum kepada Sitor. “Peluncuran buku Sitor Situ- morang memberikan pelajaran kepada kita bahwa usia tua tidak menghambat kreativi- tas,” ucap Toeti. Dia lantas mengungkapkan bahwa cerita pendek Sitor, terutama cerita Ibu Pergi ke Surga, kuat menggambarkan adanya keterasingan, kesia- siaan hidup. Ibu Pergi ke Surga berkisah tentang seorang lelaki Batak yang harus kembali ke kam- pung halaman demi melihat ibu yang sudah di ambang kematian. Dalam cerita Ibu Pergi ke Sur- ga, kisah rindu yang muncul melalui memori masa lalu tokoh berpadu dengan konik antara tokoh le- laki dan ayahnya yang masih menganut kepercayaan kepada de- wa-dewa dengan pen- deta. Sekaligus diimbuhi perten- tangan ga- gasan yang diam-diam terjadi antara tokoh lelaki dan pendeta. Hingga memun- cak pada momen ke- matian ibu di malam Natal yang tak menghadirkan air mata. Ibu Pergi ke Surga menghadirkan kematian yang dingin. “Dalam arti tertentu, ada un- sur-unsur eksistensialis dalam cerita Sitor,” jelas Toeti. Pengajar pada Fakultas Psi- kologi Universitas Indonesia Bagus Takwin menambah- kan tema-tema kecemasan dan kematian sering muncul dalam cerita pendek Sitor. “Ke cemasan dan kematian adalah tema-tema khas eksis- tensialisme,” imbuh Bagus yang lantas menyimpulkan karya cerita pendek Sitor Si- tumorang kental dengan eksistensialisme. Problem identitas Dari sudut yang berbeda, editor buku kumpulan cerpen Ibu Pergi ke Surga JJ Rizal menegaskan bahwa Sitor menampik dirinya dikenali sebagai seorang eksistensialis. “Hal itu nyata dalam surat-me- nyurat Sitor dengan kri- tikus sastra HB Jassin,” ulas Rizal. Sastrawan Saut Situmo- rang menegaskan bahwa ce- rita pendek Sitor Situmorang sama sekali berbeda dengan eksistensialisme. Saut menilai cerita pendek Sitor bergulat pada problem identitas. “Sitor adalah seorang sastrawan pas- cakolonial dari sebuah dunia ketiga,” tegas Saut. Dari titik tolak tersebut, Saut menilai persoalan iden- titas sebagai identitas hibrida yang dibentuk oleh transfor- masi dari zaman pergolakan melawan kolonial Belanda ke zaman kemerdekaan-—dan masih dipertajam dengan ke- pergian Sitor ke Benua Eropa. “Sitor mengalami dualisme ke- hidupan hibrida Timur-Barat,” terang Saut. Narasi kuat Cerita-cerita pendek Sitor, digambarkan Rizal, memi- liki keunggulan pada narasi yang kuat serta ketajaman pemikiran serta pengetahuan pada latar budaya, dan bahkan dapat menjadi dokumen seja- rah. Dari sudut pengetahuan latar budaya, cerita pendek yang berjudul Pangeran meru- pakan sebuah masterpiece. Sejarawan Denys Lom- bard mengucap bahwa cerita pendek Pangeran berkisah tentang kehidupan dan lsafat orang Jawa. Pangeran meru- pakan cerita pendek paling singkat dari 23 cerita pendek yang ada dalam Ibu Pergi ke Surga. Dalam durasi dua halaman, Pangeran bercerita tentang per temuan dua orang, tuan rumah yang adalah pangeran dan tamu. Pangeran adalah na- rasi prosa yang puitis. Dengan karya yang diper- bincangkan begitu rupa se- lama acara peluncuran, Sitor diam. Ia mengatupkan mulut, sesekali senyum, juga meng- angguk. (M-4) miweekend @mediaindonesia.com Sitor dan Surga Aku tak pandai lagi memasang luku ketika ibu meninggal kutulis sajak tentang derita— Dunia melupakannya. Kemudian kutulis cerita bagaimana ia ke surga, Dunia terharu— tentang duka tak sepatah. (Petikan sajak Membalas Surat Bapak) Sitor Situmorang MI/SUSANTO

Upload: lytu

Post on 22-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

15JENDELA BUKUSABTU, 29 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

SEPERTI judulnya, isi buku ini semacam daftar do and dont’s saat menghadapi wartawan. Penulis-nya, Devie Rahmawati, fasih mem berikan contoh contoh-con-toh nyata yang terjadi dalam ak tivitas kehumasan sehari-hari, ter utama dalam relasi mereka de-ngan wartawan.

Dilengkapi ilustrasi menarik dan kata-kata yang ringkas, bu-ku ini bisa dibaca cepat, tapi dijamin lama mengendap. Devie yang sudah 10 tahun berkecimpung di dunia komunikasi ini mem beberkan poin demi poin disertai keterangan singkat yang mudah dipahami. Misalnya, seorang staf hubungan masyarakat yang baik harus siap dengan informasi dan bersedia dihubungi malam hari, menyesuaikan dengan ritme kerja wartawan. Buku mungil ini cocok dibaca pelaku kehumasan. (M-4)

SETELAH empat tahun tidak aktif dalam dunia tulis-menulis, Djenar Maesa Ayu kembali muncul de-ngan kumpulan cerpen berjudul 1 Perempuan 14 Laki-Laki. Penerbitan kumpulan cerpen tersebut secara bersamaan merayakan hari kela-hiran Djenar pada 14 Januari 1973 sekaligus menandai kembalinya Djenar ke dunia tulis-menulis.

Kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki merupakan karya ko-laborasi antara Djenar dan 14 penulis laki-laki, antara lain Agus Noor, Butet Kertaredjasa, Enrico Soekarno, dan Sujiwo Tejo.

Ditulis tanpa konsep, cerpen-cerpen dalam buku ini adalah rangkaian dari penyelesaian satu kalimat Djenar dan penulis lainnya. (Dvd/M-4)

POPULARITAS Facebook dan Twitter menggedor para pemilik bisnis mem-buka mata dan telinga lebar-lebar demi mem-baca keinginan hati para calon konsumen mereka. Bahkan jika bisnis Anda baru dimulai dalam skala rumahan, seperti berda-gang baju, kue bahkan membuka jasa penitipan anak di ruang keluarga.

Buku karangan Dan Za rella ini berisi langkah taktis untuk menyesuai-kan diri dengan gelom-

bang media sosial, sekaligus mengenal kanal-kanal promosi di luar Facebook dan Twitter. Misalnya, Anda bisa memanfaatkan bookmarking semacam Digg, Delicious, dan Reddit untuk mendu-kung reputasi bisnis, tapi tetap humanis. Bahkan Zarella juga mengenalkan dunia virtual semacam second life yang bisa Anda manfaatkan untuk memperkenalkan bisnis Anda.

Zarella--dikenal sebagai pakar pemasaran melalui internet--melengkapi buku ini dengan strategi, taktik, dan teknik pema-saran disertai cara memonitornya. (*/M-4)

Jurus Ampuh Menghadapi Wartawan

Eksperimen Djenar dan 14 Lelaki

Taktik Memanfaatkan Twitter

Judul : 69 Panduan Humanis Menghadapi WartawanPengarang : Devie RahmawatiPenerbit : Penerbit Buku Lintas BatasKolasi : 138 hal +xiii

Judul : 1 Perempuan 14 LelakiPengarang : Djenar Maesa AyuPenerbit : GramediaKolasi : 140 halaman

Judul : The Social Media Marketing BookPengarang : Dan ZarellaPenerbit : Serambi, terjemahanKolasi : 209 halaman

BUKU BARU

DAVID TOBING

SITOR Situmorang. Ia legenda. Kehidupan Sitor mengembara dari Harianboho, sebuah

pelosok di Sumatra Utara, hing ga menjejak tapak di ta-nah Paris, salah satu menara kebudayaan Eropa, untuk kemudian kembali lagi ke Ta-nah Air.

Di Indonesia, pengalaman hidup Sitor Situmorang mem-bentang mulai dari zaman re-volusi hingga ke zaman refor-masi-—lebih enam dekade!

Kini, di tengah usia yang menanjak semakin menua, 87 tahun, Sitor masih sanggup berdiri tegak dan memberi sambutan sekaligus membaca sajak berjudul Membalas Su-rat Bapak dalam peluncuran buku kumpul-an cerita

pendek Sitor Situmorang yang berjudul Ibu Pergi ke Surga (Komunitas Bambu, 2011) di Jakarta, pekan lalu.

Sastrawan Toeti Heraty pun menebar kagum kepada Sitor. “Peluncuran buku Sitor Situ-morang memberikan pelajaran kepada kita bahwa usia tua tidak menghambat kreativi-tas,” ucap Toeti.

Dia lantas mengungkapkan bahwa cerita pendek Sitor, ter utama cerita Ibu Pergi ke Sur ga, kuat menggambarkan adanya keterasingan, kesia-siaan hidup.

Ibu Pergi ke Surga berkisah tentang seorang lelaki Batak yang harus kembali ke kam-pung halaman demi melihat ibu yang sudah di ambang ke matian.

Dalam cerita Ibu Pergi ke Sur-ga, kisah rindu yang muncul melalui memori masa lalu

tokoh berpadu dengan konfl ik antara tokoh le-

laki dan ayahnya y a n g m a s i h

m e n g a n u t kepercayaan kepada de-w a - d e w a dengan pen-deta.

Sekaligus d i i m b u h i p e r t e n -tang an ga-gasan yang

diam-diam terjadi antara

tokoh lelaki dan pendeta.

Hingga memun-cak pa da momen ke-matian ibu di ma lam

Natal yang tak

menghadirkan air mata. Ibu Pergi ke Surga menghadirkan kematian yang dingin.

“Dalam arti tertentu, ada un-sur-unsur eksistensialis dalam cerita Sitor,” jelas Toeti.

Pengajar pada Fakultas Psi-kologi Universitas Indonesia Bagus Takwin menambah-kan tema-tema kecemasan dan kematian sering muncul dalam cerita pendek Sitor. “Ke cemasan dan kematian adalah tema-tema khas eksis-tensialisme,” imbuh Bagus yang lantas menyimpulkan kar ya cerita pendek Sitor Si-

tumorang kental dengan eksis tensialisme.

Problem identitasDari sudut yang

ber beda, editor buku kumpulan cerpen Ibu Pergi ke Surga JJ Rizal menegaskan bahwa

Sitor menampik diri nya dikenali sebagai seorang eksistensialis. “Hal itu nyata dalam surat-me-

nyurat Sitor dengan kri-tikus sastra HB Jassin,” ulas

Rizal.Sastrawan Saut Situmo-

rang menegaskan bahwa ce-rita pendek Sitor Situmorang sama sekali berbeda dengan eksistensialisme. Saut menilai cerita pendek Sitor bergulat pada problem identitas. “Sitor adalah seorang sastrawan pas-cakolonial dari sebuah dunia ketiga,” tegas Saut.

Dari titik tolak tersebut, Saut menilai persoalan iden-titas sebagai identitas hibrida

yang dibentuk oleh transfor-masi dari zaman pergolakan melawan kolonial Belanda ke zaman kemerdekaan-—dan masih dipertajam dengan ke-pergian Sitor ke Benua Eropa. “Sitor mengalami dualisme ke-hidupan hibrida Timur-Barat,” terang Saut.

Narasi kuat Cerita-cerita pendek Sitor,

digambarkan Rizal, memi-liki keunggulan pada narasi yang kuat serta ketajaman pe mikiran serta pengetahuan pada latar budaya, dan bahkan dapat menjadi dokumen seja-rah. Dari sudut pengetahuan latar budaya, cerita pendek yang berjudul Pangeran meru-pakan sebuah masterpiece.

Se jarawan Denys Lom-bard mengucap bahwa cerita pendek Pangeran berkisah ten tang kehidupan dan fi lsafat orang Jawa. Pangeran meru-pakan cerita pendek paling singkat dari 23 cerita pendek yang ada dalam Ibu Pergi ke Surga.

Dalam durasi dua halaman, Pangeran bercerita tentang per temuan dua orang, tuan ru mah yang adalah pangeran dan tamu. Pangeran adalah na-rasi prosa yang puitis.

Dengan karya yang diper-bincangkan begitu rupa se-lama acara peluncuran, Sitor diam. Ia mengatupkan mulut, sesekali senyum, juga meng-angguk. (M-4)

[email protected]

Sitor dan SurgaAku tak pandai lagi memasang lukuketika ibu meninggalkutulis sajaktentang derita—Dunia melupakannya.Kemudian kutulis ceritabagaimana ia ke surga,Dunia terharu—tentang duka tak sepatah.(Petikan sajak Membalas Surat Bapak)

Sitor Situmorang

MI/SUSANTO