rp3.100/eks) rp67.000/bulan olahraga, hlm 30 hari bumi ... filesial menduga ada pelanggaran kode...

1
BERWISATA MENIKMATI BUMI TERSAYANG Wisata berbasis ekologi atau ekowisata (ecotourism) merupakan upaya konservasi sembari memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Hari Bumi, Hlm 20-23 ARYO BHAWONO D UGAAN rekayasa kasus mantan Ketua Komisi Pemberan- tasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar terus menuai kecaman. Setelah Komisi Yudi- sial menduga ada pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim saat menangani kasus Antasari, sejumlah elemen turun ke jalan menuntut pembebasan mantan jaksa yang divonis 18 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu. Koordinator aksi Djoko Poerwanto menduga terda- pat kepentingan penguasa un- tuk me menjarakan Antasari. Penangkapan Antasari dilaku- kan setelah KPK mengumumkan penelitian tentang proyek peng- adaan teknologi informasi (TI) KPU pada Pemilu 2009. “Ada konspirasi yang dilaku- kan pihak berkuasa. Kami tak mau ini berkelanjutan. Kami minta Antasari dibebaskan dan kasus dugaan korupsi (TI KPU) dituntaskan,” kata Djoko. Ratusan orang yang berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indone- sia, Jakarta, kemarin, berasal da- ri Gerakan Indonesia, Gerakan Reformasi Islam, Alumni SMU 7 Jakarta, dan Pergerakan Ma- hasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Ciputat, Tangerang. Ikut hadir pada aksi yang ber- langsung 2 jam itu antara lain politikus Permadi, aktor senior Pong Harjatmo, dan keluarga Antasari, yakni Ida Laksmiwati dan dua putrinya, Ajeng Okta- riefka Antasariputri dan Andita Diacnotora Antasariputri. Dalam orasi, Wati--panggil- an Ida Laksmiwati--dan dua anaknya meminta pembebasan tanpa syarat kepala keluarga mereka. “Antasari mendekam di penjara karena kezaliman. Ini cacat. Kami menuntut pem- bebasan Antasari Azhar tanpa syarat,” tegasnya berapi-api. Ia mencium jejak kecacatan proses hukum yang menimpa suaminya melalui pengabaian fakta mulai di tingkat penyi- dikan, penuntutan, hingga per- sidangan. Di atas pikap berwarna putih yang dijadikan podium, ia me- nyebutkan keluarga korban pembunuhan Nasrudin Zulkar- naen juga turut menjadi korban. Mereka harus rela kehilangan Nas rudin tanpa mengetahui siapa pembunuh sebenarnya. “Keluarga kami telah menjadi korban. Esok siapa lagi?” Dita, putri kedua Antasari, me nyatakan proses hukum terhadap ayahnya berujung pada tnah. Keluarganya harus menanggung tudingan hukum. “Kami sudah cukup sengsara atas kasus ini,” tandasnya de- ngan suara bergetar. Novum ditemukan Di sisi lain, kuasa hukum An- tasari Azhar, Maqdir Ismail, me- ngatakan pengajuan peninjauan kembali (PK) kasus kliennya ke Mahkamah Agung tidak ber- gantung pada hasil pemeriksaan hakim oleh Komisi Yudisial. Menurutnya, draf PK telah selesai 80%-90%. Namun, ia belum dapat memastikan kapan PK itu akan diajukan karena hal itu bergantung pada kliennya. Maqdir enggan menjelas- kan novum yang disiapkan- nya. Meski demikian, ia meng- garisbawahi bahwa novum ter- sebut belum pernah terungkap di persidangan. “Baru beberapa waktu lalu kami temui ada no- vum,” tandasnya. Mengenai tudingan bahwa kasus Antasari terkait dengan Pemilu 2009, Juru Bicara Presi- den Julian Aldrin Pasha me- nyangkal hal itu. “Kenapa harus dikait-kaitkan dengan pilpres? Tidak ada kaitannya,” tandas- nya. Ia menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengintervensi kasus ter- sebut. (Mad/X-6) [email protected] TIDAK TERBIT BERKAITAN dengan peringatan wafatnya Isa Almasih yang merupakan hari libur nasional, Media Indonesia tidak terbit pada Jumat, 22 April 2011. Media Indonesia kembali terbit pada Sabtu, 23 April 2011. Kepada pembaca dan relasi harap maklum. Pembaca tetap dapat mengikuti perkembangan berita dengan mengakses mediaindonesia.com. PENERBIT DIAM-DIAM RACHMAN JUARA DUNIA LAGI Tanpa banyak pemberitaan, mantan juara dunia kelas terbang mini versi IBF Mohammad Rachman sukses merebut sabuk juara versi WBA. Dia meng-KO Kwanthai Sithmorseng (Thailand) di ronde kesembilan. Olahraga, Hlm 30 PIHAK Universitas Muham- madiyah Malang (UMM) belum bersedia menyerahkan mahasis- wa korban cuci otak kelompok yang menyebut diri Negara Islam Indonesia (NII) ke polisi untuk kepentingan penyelidik- an. Pasalnya, para mahasiswa sekarang sedang menjalani ujian tengah semester. “Selain itu, mereka masih da lam proses rehabilitasi di kampus dengan diproteksi agar pulih mental dan psikologi me- reka,” kata Humas UMM Nas- rullah kepada Media Indonesia, kemarin. Ia menjelaskan, bila UMM memaksakan diri membolehkan pihak kepolisian meminta ke- terangan mahasiswa, hasilnya tidak akan maksimal bahkan bisa menambah beban. “Untuk sementara kami meminta tidak diinterogasi dulu, menunggu mereka tenang.” Sembilan mahasiswa UMM diduga kuat menjadi anggota baru NII setelah menjalani pem- baiatan. Mereka diminta mema- tuhi sembilan poin indoktrinasi, salah satunya tidak mengakui Negara Kesatuan Republik In- donesia dan mendirikan negara Islam distrik Indonesia. Sembilan mahasiswa itu dari fakultas teknik dan fakultas ilmu kesehatan, yakni Maya Mazesta, Muhammad Hanif Ramdhani, Agung Arif Perdana Putra, Mahatir Rizky, Reviana Efendi, Wahyoe Darmawan, M Rikcy Kurniawan, Rezza Yuniansyah Nur Ilmi, dan Fitri Zakiyya. Hingga kemarin, Ma- hatir Rizky, mahasiswa asal Bima, NTB, masih hilang. Adapun Agung Arif Perdana Putra yang juga hilang, kemarin dilaporkan sudah kembali ke orang tuanya di Gresik, Jawa Timur. Terkait dengan kian maraknya aksi cuci otak, Polri meminta masyarakat untuk tidak ragu melapor jika ada kerabatnya menjadi korban NII. Selama ini polisi kesulitan mengusut tuntas gerakan bawah tanah itu karena minimnya laporan dari para korban. “Harus ada faktanya. Sam- pai saat ini, belum ada laporan. Maka kita harap makin ba- nyak masyarakat yang melapor, makin baik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam. (BN/AW/LD/YK/X-7) Berita terkait hlm 9 TNI menembaki rakyat jelas pelanggaran. Apa pun alasannya, jelas pula harus dihukum. Tentara menembaki rakyat itu terjadi di wilayah Urutsewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspe- santren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4). Akibatnya, lima warga dihajar peluru dan 10 warga luka-luka dihajar benda tumpul termasuk popor senjata. Kasus bentrokan antara TNI dan warga di Kebu- men itu bukan yang pertama. Pada 2007, juga per- nah terjadi bentrokan di Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur, yang mengakibatkan lima warga tewas diterjang peluru. Pemicu bentrokan TNI dan warga kerap dise- babkan sengketa tanah yang merupakan aset TNI. Padahal, inilah sengketa yang potensial terjadi di seluruh wilayah Tanah Air. Apa pun alasannya, bentrokan berdarah di Kebumen sung- guh menyedihkan, memilukan, bahkan memalukan. Memalukan karena senjata TNI yang se- mestinya diperguna- kan untuk melawan musuh negara ternya- ta masih juga begitu gampang diarahkan justru kepada anak bangsa sendiri. Tidak mengheran- kan jika banyak lem- baga termasuk Komnas HAM ingin memben- tuk tim investigasi. TNI sendiri telah membentuk tim untuk mengu- sut insiden itu. Bahkan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono tak keberatan dibentuk tim inde- penden. Namun, terlepas dari berbagai tim investigasi itu, penembakan tentara terhadap warga sesungguh- nya sebuah pelanggaran HAM. Warga di Kebumen bukanlah pemberontak yang perlu ditumpas pa- sukan bersenjata. Kalaupun TNI ingin melatih kemahiran menem- bak, ada sasaran yang bisa dipergunakan. Kasus penyanderaan kapal Indonesia di Somalia, misalnya, bisa dipakai sebagai uji kepintaran TNI menembak. Atau tembaklah tentara negara lain yang hendak menduduki pulau-pulau terluar milik Republik ini. Reformasi yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI jelas menugas- kan TNI untuk menjaga dan mengawal kedaulatan negara dan bukan untuk menembaki rakyat seperti yang terjadi di Kebumen. EDITORIAL Kebrutalan TNI di Kebumen WIHDAN HIDAYAT MI/M SOLEH KAMIS, 21 APRIL 2011 | NO.11004 | TAHUN XLII | 32 HALAMAN Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Penembakan tentara terhadap warga sesungguhnya sebuah pelanggaran HAM. Warga di Kebumen bukanlah pemberontak yang perlu ditumpas pasukan bersenjata.” Pemasangan Iklan & Customer Service No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Publik Tuntut Bebaskan Antasari Kuasa hukum telah menemukan novum yang belum terungkap di persidangan. DUKUNGAN UNTUK ANTASARI: Massa dari Gerakan Rakyat untuk Keadilan Antasari Azhar-Indonesia (Gerakan Indonesia) berunjuk rasa menuntut pembebasan mantan Ketua KPK tersebut di Bundaran HI, Jakarta, kemarin. Korban Cuci Otak NII Direhabilitasi di Kampus Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com MI/PANCA SYURKANI

Upload: nguyentruc

Post on 19-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan Olahraga, Hlm 30 Hari Bumi ... filesial menduga ada pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim saat menangani kasus Antasari, sejumlah elemen turun

BERWISATAMENIKMATIBUMI TERSAYANGWisata berbasis ekologi atau ekowisata (ecotourism) merupakan upaya konservasi sembari memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Hari Bumi, Hlm 20-23

ARYO BHAWONO

DUGAAN rekayasa kasus mantan Ketua Komisi Pemberan-tasan Korupsi (KPK)

Antasari Azhar terus menuai ke caman. Setelah Komisi Yudi-sial menduga ada pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim saat menangani kasus Antasari, sejumlah elemen turun ke jalan menuntut pembebasan mantan jaksa yang divonis 18 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu.

Koordinator aksi Djoko Poer wanto menduga terda-pat kepen tingan penguasa un-tuk me menjarakan Antasari. Penang kapan Antasari dilaku-kan setelah KPK mengumumkan penelitian tentang proyek peng-adaan teknologi informasi (TI) KPU pada Pemilu 2009.

“Ada konspirasi yang dilaku-kan pihak berkuasa. Kami tak mau ini berkelanjutan. Kami minta Antasari dibebaskan dan kasus dugaan korupsi (TI KPU) dituntaskan,” kata Djoko.

Ratusan orang yang berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indone-sia, Jakarta, kemarin, berasal da-ri Gerakan Indonesia, Gerakan Reformasi Islam, Alumni SMU 7 Jakarta, dan Pergerakan Ma-hasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Ciputat, Tangerang.

Ikut hadir pada aksi yang ber-langsung 2 jam itu antara lain politikus Permadi, aktor senior Pong Harjatmo, dan keluarga Antasari, yakni Ida Laksmiwati dan dua putrinya, Ajeng Okta-riefka Antasariputri dan Andita Diacnotora Antasariputri.

Dalam orasi, Wati--panggil-an Ida Laksmiwati--dan dua anaknya meminta pembebasan tanpa syarat kepala ke lu arga mereka. “Antasari men dekam di penjara karena keza lim an. Ini cacat. Kami menuntut pem-bebasan Antasari Azhar tan pa syarat,” tegasnya berapi-api.

Ia mencium jejak kecacatan

pro ses hukum yang menimpa suaminya melalui pengabaian fakta mulai di tingkat penyi-dikan, penuntutan, hingga per-sidangan.

Di atas pikap berwarna putih yang dijadikan podium, ia me-nyebutkan keluarga korban pembunuhan Nasrudin Zulkar-naen juga turut menja di korban. Mereka harus rela kehilangan Nas rudin tanpa mengetahui siapa pembunuh sebenarnya. “Keluarga kami telah menjadi korban. Esok siapa lagi?”

Dita, putri kedua Antasari, me nyatakan proses hukum ter hadap ayahnya berujung pa da fi tnah. Keluarganya harus menanggung tudingan hukum. “Kami sudah cukup sengsara atas kasus ini,” tandasnya de-ngan suara bergetar.

Novum ditemukanDi sisi lain, kuasa hukum An-

tasari Azhar, Maqdir Ismail, me-ngatakan pengajuan penin jauan kembali (PK) kasus klien nya ke Mahkamah Agung tidak ber-gantung pada hasil pemeriksaan hakim oleh Komisi Yudisial.

Menurutnya, draf PK telah selesai 80%-90%. Namun, ia belum dapat memastikan kapan PK itu akan diajukan karena hal itu bergantung pada kliennya.

Maqdir enggan menjelas-kan novum yang disiapkan-nya. Meski demikian, ia meng-garisbawahi bahwa novum ter-sebut belum pernah terungkap di persidangan. “Baru beberapa waktu lalu kami temui ada no-vum,” tandasnya.

Mengenai tudingan bahwa ka sus Antasari terkait dengan Pemilu 2009, Juru Bicara Presi-den Julian Aldrin Pasha me-nyangkal hal itu. “Kenapa harus dikait-kaitkan dengan pilpres? Tidak ada kaitannya,” tandas-nya. Ia menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengintervensi kasus ter-sebut. (Mad/X-6)

[email protected]

TIDAK TERBIT

BERKAITAN dengan peringatan wafatnya Isa Almasih yang merupakan hari libur nasional, Media Indonesia tidak terbit pada Jumat, 22 April 2011. Media Indonesia kembali terbit pada Sabtu, 23 April 2011.

Kepada pembaca dan relasi harap maklum. Pembaca tetap dapat mengikuti perkembangan berita dengan mengakses mediaindonesia.com.

PENERBIT

DIAM-DIAM RACHMANJUARA DUNIA LAGITanpa banyak pemberitaan, mantan

juara dunia kelas terbang mini versi IBF Mohammad Rachman sukses merebut sabuk juara versi WBA.

Dia meng-KO Kwanthai Sithmorseng (Thailand) di ronde kesembilan.

Olahraga, Hlm 30

PIHAK Universitas Muham-madiyah Malang (UMM) belum bersedia menyerahkan mahasis-wa korban cuci otak kelompok yang menyebut diri Negara Is lam Indonesia (NII) ke polisi un tuk kepentingan penyelidik-an. Pasalnya, para mahasiswa sekarang sedang menjalani ujian tengah semester.

“Selain itu, mereka masih da lam proses rehabilitasi di kam pus dengan diproteksi agar pulih mental dan psikologi me-

reka,” kata Humas UMM Nas-rul lah kepada Media Indonesia, kemarin.

Ia menjelaskan, bila UMM memaksakan diri membolehkan pihak kepolisian meminta ke-terangan mahasiswa, hasilnya tidak akan maksimal bahkan bisa menambah beban. “Untuk sementara kami meminta tidak diinterogasi dulu, menunggu mereka tenang.”

Sembilan mahasiswa UMM diduga kuat menjadi anggota

baru NII setelah menjalani pem-baiatan. Mereka diminta mema-tuhi sembilan poin indoktrinasi, salah satunya tidak mengakui Negara Kesatuan Republik In-donesia dan mendirikan negara Islam distrik Indonesia.

Sembilan mahasiswa itu dari fakultas teknik dan fakultas ilmu kesehatan, yakni Maya Mazesta, Muhammad Hanif Ramdhani, Agung Arif Perdana Putra, Mahatir Rizky, Reviana Efendi, Wahyoe Darmawan,

M Rikcy Kurniawan, Rezza Yuniansyah Nur Ilmi, dan Fitri Zakiyya. Hingga kemarin, Ma-hatir Rizky, mahasiswa asal Bima, NTB, masih hilang.

Adapun Agung Arif Perdana Putra yang juga hilang, kemarin dilaporkan sudah kembali ke orang tuanya di Gresik, Jawa Timur.

Terkait dengan kian maraknya aksi cuci otak, Polri meminta masyarakat untuk tidak ragu melapor jika ada kerabatnya

menjadi korban NII. Selama ini polisi kesulitan mengusut tuntas gerakan bawah tanah itu karena minimnya laporan dari para korban.

“Harus ada faktanya. Sam-pai saat ini, belum ada laporan. Maka kita harap makin ba-nyak masyarakat yang melapor, makin baik,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam. (BN/AW/LD/YK/X-7)

Berita terkait hlm 9

TNI menembaki rakyat jelas pelanggaran. Apa pun alasannya, jelas pula harus dihukum.

Tentara menembaki rakyat itu terjadi di wilayah Urutsewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspe-santren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4).

Akibatnya, lima warga dihajar peluru dan 10 warga luka-luka dihajar benda tumpul termasuk popor senjata.

Kasus bentrokan antara TNI dan warga di Kebu-men itu bukan yang pertama. Pada 2007, juga per-nah terjadi bentrokan di Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur, yang mengakibatkan lima warga tewas diterjang peluru.

Pemicu bentrokan TNI dan warga kerap dise-babkan sengketa tanah yang merupakan aset TNI. Padahal, inilah sengketa yang potensial terjadi di seluruh wilayah Tanah Air.

Apa pun alasannya, bentrokan berdarah di Kebumen sung-guh menyedihkan, memilukan, bahkan memalukan.

Memalukan karena senjata TNI yang se-mestinya diperguna-kan untuk melawan musuh negara ternya-ta masih juga begitu gampang diarahkan justru kepada anak bangsa sendiri.

Tidak mengheran-kan jika banyak lem-baga termasuk Komnas HAM ingin memben-tuk tim inves tigasi.

TNI sendiri telah membentuk tim untuk mengu-sut insiden itu. Bahkan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono tak keberatan dibentuk tim inde-penden.

Namun, terlepas dari berbagai tim investigasi itu, penembakan tentara terhadap warga sesungguh-nya sebuah pelanggaran HAM. Warga di Kebumen bukanlah pemberontak yang perlu ditumpas pa-sukan bersenjata.

Kalaupun TNI ingin melatih kemahiran menem-bak, ada sasaran yang bisa dipergunakan.

Kasus penyanderaan kapal Indonesia di Somalia, misalnya, bisa dipakai sebagai uji kepintaran TNI menembak.

Atau tembaklah tentara negara lain yang hendak menduduki pulau-pulau terluar milik Republik ini.

Reformasi yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI jelas menugas-kan TNI untuk menjaga dan mengawal kedaulatan negara dan bukan untuk menembaki rakyat seperti yang terjadi di Kebumen.

EDITORIAL

Kebrutalan TNIdi Kebumen

WIHDAN HIDAYATMI/M SOLEH

K AMIS, 21 APRIL 2011 | NO.11004 | TAHUN XLI I | 32 HALAMAN

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Penembakan tentara

terhadap warga sesungguhnya sebuah pelanggaran HAM. Warga di Kebumen bukanlah pemberontak yang perlu ditumpas pasukan bersenjata.”

Pemasangan Iklan & Customer

ServiceNo Bebas Pulsa:

08001990990 e-mail:

[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

Publik Tuntut Bebaskan AntasariKuasa hukum telah menemukan novum yang belum terungkap di persidangan.

DUKUNGAN UNTUK ANTASARI: Massa dari Gerakan Rakyat untuk Keadilan Antasari Azhar-Indonesia (Gerakan Indonesia) berunjuk rasa menuntut pembebasan mantan Ketua KPK tersebut di Bundaran HI, Jakarta, kemarin.

Korban Cuci Otak NII Direhabilitasi di Kampus

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

MI/PANCA SYURKANI