rp2.900/eks (di luar p. jawa rp3.100/eks) rp67.000/bulan ... filegempa besar di mentawai. akan...

1
WASPADAI gejala obesitas pada anak Anda. Sebuah peneli- tian terbaru menemukan pembuluh darah anak yang menderita obesitas cenderung mengalami kekakuan dini. Bi- asanya fenomena penurunan elastisitas pembuluh darah itu terjadi pada orang dewasa yang menderita penyakit jantung. Yayasan Penyakit Jantung dan Stroke di Kanada meneliti 63 anak berusia rata-rata 13 tahun yang menderita obesitas. Perangkat tes ul- trasonik digunakan untuk mengukur detak jantung dan kecepatan aliran darah ke seluruh tubuh. Hasilnya, ditemukan keganjilan pada aorta, pembuluh darah besar yang membawa oksigen ke seluruh pembuluh darah kecil. Anak-anak penderita obesitas memiliki tekstur pembuluh darah yang kaku. “Aorta pada orang normal memiliki tekstur yang elastis untuk mengalirkan darah. Hilangnya elastisitas pembuluh darah adalah salah satu pemicu timbulnya penyakit jantung,” ujar Dr Kevin Harris dari Rumah Sakit Anak BC di Vancouver, Kanada. Harris menambahkan kurangnya asupan gizi dan minimnya aktivitas bisa memicu obesitas pada anak. “Kita harus mem- perbaiki standar gaya hidup untuk melindungi masa depan kesehatan anak-anak kita,” katanya. (HealthDay/Mps/X-5) S EOLAH sambung-me- nyambung, bencana demi bencana mendera negeri ini. Akibat gempa berkekuatan 7,2 pada skala Rich- ter, tsunami melanda Mentawai, Sumatra Barat, Senin (25/10). Dan Selasa, Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus. Menurut Badan Penanggu- langan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, korban mening- gal dunia 80 orang dan hilang 107 jiwa di Mentawai. Data itu berasal dari Posko Tanggap Darurat di Sikakap, Pulau Pa- gai Utara. “Kita tidak berlomba angka. Tapi, dengan pengecekan ke lapangan,” kata Ade Edward, Koordinator Pusat Kendali O- perasi BPBD, saat dihubungi di Padang, tadi malam. Korban yang meninggal du- nia akibat terjangan tsunami di Mentawai tersebar di enam desa, yakni Desa Malakopak dan Bulasat di Kecamatan Pa- gai Selatan, Desa Betumonga di Kecamatan Pagai Utara, Desa Pekako di Kecamatan Sikakap, serta dua desa, Beriulo dan Bo- sua, di Pulau Sipora selatan. Supri Lindra, warga Pagai Utara yang dikontak Media In- donesia, mengatakan masyara- kat saat ini membutuhkan bantuan logistik, obat-obatan, selimut, dan tenda. “Warga yang selamat hingga saat ini masih mengungsi di bukit. Me- reka kekurangan makanan.” Menurut Malindas Saleleua- ja, warga Desa Sikakap, Pulau Pagai Utara, pesisir pantai ter- kena terjangan gelombang air laut setinggi 5-6 meter. Namun, ia mengaku desanya tidak begitu tersapu gelombang air laut dan tidak begitu teren- dam air sehingga tidak ada korban. Meski demikian, warga desanya sangat membutuhkan bantuan. “Pihak pemerintah belum ada yang datang. Keca- matan pun masih koordinasi pendataan,”u ngkapnya. Wakil Presiden Boediono bersama Menko Kesra, Men- sos, Menkes, dan Menteri PU direncanakan meninjau lokasi bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, hari ini. Guncangan gempa yang ter- pusat di barat daya Pagai, Men- tawai, itu amat terasa hingga Kota Padang yang berjarak tempuh 10 jam jika mengguna- kan kapal laut ke Mentawai. Bahkan getarannya terasa sam- pai Singapura. Sejumlah ahli pada 2004 pernah memprediksi akan ada gempa besar di Mentawai. Akan tetapi prediksi itu tidak disertai dengan relokasi pendu- duk. Mereka tetap saja berdiam di tepi pantai. Korban merapi Sementara itu di Jawa Te- ngah, awan panas meluncur dari Merapi sejauh 8 kilome- ter ke arah barat, tepatnya ke wilayah Kali Bebeng dan Krasak. Data ini terpantau di seismograf, tapi tidak terlihat oleh masyarakat karena saat ke- jadian Gunung Merapi tertutup kabut tebal. Udara panas dan semburan abu vulkanis serta kondisi ge- lap menambah kepanikan 6.900 jiwa warga tiga dukuh yang berada di zona merah atau ka- wasan rawan bencana (KRB) III Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Mereka berlarian menuju jalur evakuasi untuk minta di- selamatkan. Di tengah letusan Gunung Merapi, belum diketahui pasti di mana juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan. Ia ting- gal di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cang- kringan, Sleman, Yogyakarta, yang luluh lantak dihajar awan panas dengan ketebalan abu vulkanis lebih dari 15 cm. Dusun itu memang merupa- kan daerah terdekat dari pun- cak Gunung Merapi. Akan tetapi, sampai berita ini diturunkan pukul 23.35 WIB, hanya seorang tetangga Mbah Marijan yang meninggal. Se- orang wartawan Vivanews juga tewas karena terjebak di rumah Mbah Marijan. Dua tetangga lainnya, Puji dan Walijan, men- derita luka bakar 75% dan 90%. Mereka dilarikan ke RS Sarjito, Yogyakarta. Total puluhan orang terkena luka bakar akibat semburan awan panas dan 15 meninggal dunia. (Tim/X-6) [email protected] Berita terkait hlm 8-9 Mentawai Tsunami, Merapi Meletus SEDIKITNYA ada lima gu- nung berapi di Indonesia yang hingga tahun depan mulai memasuki siklus erupsi. Akti- vitas gunung-gunung itu da- pat meningkat cepat sebelum memasuki fase erupsi. Demikian diungkapkan pe- neliti Badan Geologi di Ban- dung Igan Sutawijaya kepada Media Indonesia, kemarin. Kelima gunung itu adalah Gunung Karangetang di Sula- wesi Utara, dua gunung di En- de, Flores, Gunung Lukono di Halmahera, dan satu gunung di Papua. Gunung-gunung itu memi- liki siklus erupsi empat sam- pai delapan tahunan. “Dalam beberapa tahun gunung aktif mengumpulkan energi. Pada periode tertentu, biasa dise- but siklus erupsi, mereka akan mengeluarkan energi berupa letusan,” kata Igan. Rawan gempa Selain ancaman erupsi gu- nung berapi, sejumlah dae- rah di Indonesia juga rawan gempa. ‘’Daerah-daerah yang sangat rawan gempa itu yakni mulai dari selatan Pulau Sumatra, se- latan Pulau Jawa, selatan Pulau Bali, hingga naik ke kepulauan Maluku,’’ ujar pakar gempa yang juga Deputi Ilmu Pengeta- huan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono kepada Media Indonesia, tadi malam. Lantaran hampir semua daerah di Indonesia sangat rawan gempa, karena itu isu krusialnya bukan menentukan daerah mana saja yang tidak boleh dihuni oleh penduduk. Yang harus ditekankan adalah sudah saatnya masyarakat di daerah rawan gempa sadar bencana. ‘’Kan, tidak mungkin semua orang harus pergi dari tempat tinggal mereka saat ini. Namun, masyarakat harus sadar pada bencana, antara lain dengan membangun rumah berstruk- tur baik,’’ kata Hery. Selain itu, lanjutnya, kita perlu belajar dari masyarakat Pulau Simeulue, Aceh. Ketika terjadi gempa dan tsunami pada 2004, mereka selamat. ‘’Saat itu, masyarakat di sana sudah dididik sadar bencana. Saat mendapat gempa besar, itu berarti pertanda akan datang tsunami dan mereka langsung mencari tempat tinggi ke per- bukitan.’’ (Dik/AX/X-9) BIBIT Samad Rianto dan Chandra M Hamzah adalah dua di antara sekian warga bangsa ini yang secara legal nasibnya terkatung-katung, menjadi korban tarik-menarik berbagai kepentingan. Kejaksaan Agung melalui JAM-Pidsus M Amari pada pukul 14.00, Senin (25/10), menyatakan telah mengambil keputusan deponeering atau menyampingkan perkara demi kepentingan umum dalam kasus dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut. Tetapi 5 jam kemudian, keputusan itu ditarik kembali oleh Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono. Alasannya, proses pertimbangan hukum harus dilakukan secara matang dan tidak terburu-buru. Selain itu, surat keputusan deponeering, kata Darmono, sebaiknya ditandatangani oleh jaksa agung de nitif. Penarikan kembali keputusan deponeering kasus Bibit-Chan- dra itu kembali menurunkan kredibilitas Kejaksaan Agung yang terus terdegradasi dalam beberapa waktu terakhir ini. Setelah dikecam keras aki- bat melindungi jaksa Cirus Sinaga yang diduga terli- bat dalam kasus maa pajak Gayus Tambunan, Kejaksaan Agung sekali lagi membuat gelap perkara yang semesti- nya dibuat terang benderang dan tuntas. Kasus Bibit-Chandra ada- lah kasus yang sarat dengan dugaan rekayasa untuk me- lemahkan Komisi Pemberan- tasan Korupsi (KPK). KPK yang selama ini ditakuti ko- ruptor dibuat lemah agar menjadi lembaga yang me- lempem. Agar itu terjadi, fabrikasi perkara yang meli- batkan para petingginya pun dilakukan. Dan Bibit-Chandra diduga kuat adalah korban dari fabrikasi busuk itu. Fakta menunjukkan fabrikasi busuk itu memang terjadi. Bibit-Chandra begitu gampang dijebloskan ke tahanan polisi. Untunglah ada Mahkamah Konstitusi di bawah pimpinan Mahfud MD, yang kemudian membongkar percakapan telepon Anggodo yang isinya mengandung rekayasa. Dan ini memicu kemarahan sejuta facebooker yang mendukung Bibit-Chandra. Sekalipun rekomendasi Tim 8 sangat jelas agar Bibit-Chandra dibebaskan, dan sekalipun Presiden Yudhoyono mengatakan kasus Bibit-Chandra diselesaikan di luar pengadilan, sesung- guhnya yang berkuasa, yaitu pimpinan puncak kepolisian, pimpinan puncak Kejaksaan Agung, sampai pimpinan puncak Republik Indonesia, tidak rela kehilangan muka. Penarikan kembali deponeering oleh Kejaksaan Agung ha- nya 5 jam setelah dikeluarkan jelas menambah bukti bahwa yang berkuasa memang tidak ingin Bibit-Chandra dibebaskan begitu saja. Membebaskan Bibit dan Chandra secara hukum bukanlah perkara yang sulit. Tidak perlu dikaji sampai tua. Keluarkan saja deponeering, selesai. Yang sulit ialah menerima implikasinya dengan penuh kejujuran, yaitu membebaskan Bibit dan Chandra merupa- kan pengakuan bahwa kekuasaan memang telah melakukan kriminalisasi terhadap keduanya. Senyatanya, kejujuran itulah yang telah hilang dari elite bangsa ini. MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA RABU, 27 OKTOBER 2010 | NO.10837 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) PAUSE Obesitas pada Anak dan Pembuluh Darah SEMBURAN MERAPI: Gunung Merapi menyemburkan abu vulkanis, terlihat dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, kemarin. MENGUNGSI: Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi turun dari truk saat tiba di barak pengungsian Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, tadi malam. Puluhan ribu warga mengungsi setelah Gunung Merapi meletus dan menimbulkan hujan abu vulkanis yang menyebar ke segala penjuru hingga radius 8 km. EDITORIAL Deponeering Bibit-Chandra Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com Di Mentawai 80 orang meninggal. Di Jawa Tengah, sampai pukul 23.35 WIB, sebanyak 15 orang tewas. Hendra Makmur Lima Gunung Berapi Mulai Masuki Siklus Erupsi Yang sulit ialah menerima implikasinya dengan penuh kejujuran, yaitu membebaskan Bibit dan Chandra merupakan pengakuan bahwa kekuasaan memang telah melakukan kriminalisasi terhadap keduanya.’’ Masyarakat perlu belajar dari masyarakat Simeulue, Aceh, ketika gempa dan tsunami 2004, masyarakatnya selamat.’’ Hery Harjono Pakar gempa LIPI Wenger Siapkan Skuat Inti Kesuksesan Newcastle United menyingkirkan Chelsea membuat Cesc Fabregas dkk pantang meremehkan the Toon . Olahraga, Hlm 27 REUTERS/EDDIE KEOGH ANTARA/WAHYU PUTRO EBET REUTERS/DWI OBLO

Upload: dinhquynh

Post on 01-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

WASPADAI gejala obesitas pada anak Anda. Sebuah peneli-ti an terbaru menemukan pembuluh darah anak yang

men derita obesitas cenderung mengalami kekakuan dini. Bi-

asanya fenomena penurunan elastisitas pembuluh darah

itu terjadi pada orang dewasa yang menderita penyakit jantung.

Yayasan Penyakit Jan tung dan Stroke

di Kanada meneliti 63 anak berusia rata-rata 13 tahun yang menderita

obesitas. Perangkat tes ul-trasonik digunakan untuk

mengukur detak jantung dan kecepatan aliran darah ke seluruh tubuh. Hasilnya, ditemukan keganjilan pada aorta, pembuluh darah besar yang membawa oksigen ke seluruh pembuluh darah kecil. Anak-anak pende rita obesitas memiliki tekstur pembuluh darah yang kaku.

“Aorta pada orang normal memiliki tekstur yang elastis untuk mengalirkan darah. Hilangnya elastisitas pembuluh darah adalah salah satu pemicu timbulnya penyakit jantung,” ujar Dr Kevin Harris dari Rumah Sakit Anak BC di Vancouver, Kanada.

Harris menambahkan kurangnya asupan gizi dan minimnya aktivitas bisa memicu obesitas pada anak. “Kita harus mem-perbaiki standar gaya hidup untuk melindungi masa depan kesehatan anak-anak kita,” katanya. (HealthDay/Mps/X-5)

SEOLAH sambung-me-nyambung, bencana demi bencana mende ra negeri ini. Akibat gem pa

berkekuatan 7,2 pada skala Rich-ter, tsunami melanda Mentawai, Sumatra Barat, Senin (25/10). Dan Selasa, Gunung Me rapi di Jawa Tengah meletus.

Menurut Badan Penanggu-langan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, korban mening-gal dunia 80 orang dan hilang 107 jiwa di Mentawai. Data itu berasal dari Posko Tanggap Darurat di Sikakap, Pulau Pa-gai Utara.

“Kita tidak berlomba angka. Tapi, dengan pengecek an ke lapangan,” kata Ade Ed ward,

Koordinator Pusat Ken dali O-perasi BPBD, saat dihubungi di Padang, tadi ma lam.

Korban yang meninggal du-nia akibat terjangan tsunami di Mentawai tersebar di enam desa, yakni Desa Malakopak dan Bulasat di Kecamatan Pa-gai Selatan, Desa Betumonga di Kecamatan Pagai Utara, Desa Pekako di Kecamatan Sikakap, serta dua desa, Beriulo dan Bo-sua, di Pulau Sipora selatan.

Supri Lindra, warga Pagai Uta ra yang dikontak Media In-do nesia, mengatakan masyara-kat saat ini membutuhkan ban tuan logistik, obat-obatan, se limut, dan tenda. “Warga yang selamat hingga saat ini masih mengungsi di bukit. Me-reka kekurangan makanan.”

Menurut Malindas Saleleua-ja, warga Desa Sikakap, Pulau Pagai Utara, pesisir pantai ter-kena terjangan gelombang air laut setinggi 5-6 meter.

Namun, ia mengaku desanya tidak begitu tersapu gelombang air laut dan tidak begitu teren-dam air sehingga tidak ada kor ban. Meski demikian, warga desanya sangat membutuhkan bantuan. “Pihak pemerintah belum ada yang datang. Keca-matan pun masih koordinasi penda taan,” u ngkapnya.

Wakil Presiden Boediono bersama Menko Kesra, Men-sos, Menkes, dan Menteri PU direncanakan meninjau lokasi benca na gempa dan tsunami di Kepu lau an Mentawai, hari ini.

Guncangan gempa yang ter-

pusat di barat daya Pagai, Men-tawai, itu amat terasa hingga Kota Padang yang berjarak tem puh 10 jam jika mengguna-kan kapal laut ke Mentawai. Bahkan getarannya terasa sam-pai Singapura.

Sejumlah ahli pada 2004 per nah memprediksi akan ada gempa besar di Mentawai. Akan tetapi prediksi itu tidak disertai dengan relokasi pendu-duk. Mereka tetap saja berdiam di tepi pantai.

Korban merapiSementara itu di Jawa Te-

ngah, awan panas meluncur dari Merapi sejauh 8 kilome-ter ke arah barat, tepatnya ke wilayah Kali Bebeng dan Krasak. Data ini terpantau di seismograf, tapi tidak terlihat

oleh masyarakat karena saat ke-jadian Gunung Merapi tertutup kabut tebal.

Udara panas dan semburan abu vulkanis serta kondisi ge-lap menambah kepanikan 6.900 jiwa warga tiga dukuh yang berada di zona merah atau ka-wasan rawan bencana (KRB) III Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Mereka berlarian menuju jalur evakuasi untuk minta di-selamatkan.

Di tengah letusan Gunung Merapi, belum diketahui pasti di mana juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan. Ia ting-gal di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cang-kringan, Sleman, Yogyakarta, yang luluh lantak dihajar awan panas dengan ketebalan abu vulkanis lebih dari 15 cm.

Dusun itu memang merupa-kan daerah terde kat dari pun-cak Gunung Merapi.

Akan tetapi, sampai berita ini diturunkan pukul 23.35 WIB, hanya seorang tetangga Mbah Marijan yang meninggal. Se-orang wartawan Vivanews juga tewas karena terjebak di ru mah Mbah Marijan. Dua te tangga lainnya, Puji dan Wa lijan, men-derita luka bakar 75% dan 90%. Mereka dilarikan ke RS Sarjito, Yogyakarta.

Total puluhan orang ter kena luka ba kar akibat semburan awan panas dan 15 meninggal dunia. (Tim/X-6)

[email protected] terkait hlm 8-9

MentawaiTsunami, MerapiMeletus

SEDIKITNYA ada lima gu-nung berapi di Indone sia yang hing ga tahun depan mulai me masuki siklus erupsi. Ak ti -vitas gunung-gunung itu da-pat meningkat cepat sebelum memasuki fase erupsi.

Demikian diungkapkan pe-neliti Badan Geo logi di Ban-dung Igan Suta wija ya kepada Media Indonesia, kemarin.

Kelima gunung itu adalah Gu nung Karangetang di Sula-wesi Utara, dua gunung di En-de, Flores, Gunung Lukono di Halmahera, dan satu gunung di Papua.

Gunung-gunung itu memi-liki siklus erupsi empat sam-pai delapan tahunan. “Dalam be berapa tahun gunung aktif mengumpulkan energi. Pada pe riode tertentu, biasa dise-but siklus erupsi, mereka akan me ngeluarkan energi be rupa le tusan,” kata Igan.

Rawan gempaSelain ancaman erupsi gu-

nung berapi, sejumlah dae-

rah di Indonesia juga rawan gempa.

‘’Daerah-daerah yang sangat rawan gempa itu yakni mulai dari selatan Pulau Sumatra, se-latan Pulau Jawa, selatan Pulau Bali, hingga naik ke kepulauan Maluku,’’ ujar pakar gempa yang juga Deputi Ilmu Pengeta-huan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hery Harjono kepada Media

Indonesia, tadi malam.Lantaran hampir semua

daerah di Indonesia sangat rawan gempa, karena itu isu krusialnya bukan menentukan daerah mana saja yang tidak boleh dihuni oleh penduduk. Yang harus ditekankan adalah sudah saatnya masyarakat di daerah rawan gempa sadar ben cana.

‘’Kan, tidak mungkin semua orang harus pergi dari tempat tinggal mereka saat ini. Namun, masyarakat harus sadar pada bencana, antara lain dengan membangun rumah berstruk-tur baik,’’ kata Hery.

Selain itu, lanjutnya, kita per lu belajar dari masyarakat Pulau Simeulue, Aceh. Ketika terjadi gempa dan tsu n ami pada 2004, mereka selamat. ‘’Saat itu, masyarakat di sana sudah dididik sadar bencana. Saat mendapat gempa besar, itu berarti pertanda akan datang tsunami dan mereka langsung mencari tempat tinggi ke per-bukitan.’’ (Dik/AX/X-9)

BIBIT Samad Rianto dan Chandra M Hamzah adalah dua di an tara sekian warga bangsa ini yang secara legal nasibnya ter katung-katung, menjadi korban tarik-menarik berbagai kepentingan.

Kejaksaan Agung melalui JAM-Pidsus M Amari pada pukul 14.00, Senin (25/10), menyatakan telah mengambil keputusan deponeering atau menyampingkan perkara demi kepentingan umum dalam kasus dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Tetapi 5 jam kemudian, keputusan itu ditarik kembali oleh Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono. Alasannya, proses per timbangan hukum harus dilakukan secara matang dan tidak terburu-buru. Selain itu, surat keputusan deponeering, kata Darmono, sebaiknya ditandatangani oleh jaksa agung de fi nitif.

Penarikan kembali keputusan deponeering kasus Bibit-Chan-dra itu kembali menurunkan kredibilitas Kejaksaan Agung yang terus terdegradasi dalam beberapa waktu terakhir ini.

Setelah dikecam keras aki-bat melindungi jaksa Cirus Si naga yang diduga terli-bat dalam kasus mafi a pajak Gayus Tambunan, Kejaksaan Agung sekali lagi membuat gelap perkara yang semesti-nya dibuat terang benderang dan tuntas.

Kasus Bibit-Chandra ada-lah kasus yang sarat dengan du gaan rekayasa untuk me-le mahkan Komisi Pembe ran-tasan Korupsi (KPK). KPK yang selama ini ditakuti ko-ruptor dibuat lemah agar men jadi lembaga yang me-lem pem. Agar itu terjadi, fab rikasi perkara yang meli-batkan para petingginya pun dilakukan. Dan Bibit-Chandra diduga kuat adalah korban dari fabrikasi busuk itu.

Fakta menunjukkan fabrikasi busuk itu memang terjadi. Bibit-Chandra begitu gampang dijebloskan ke tahanan polisi. Untunglah ada Mahkamah Konstitusi di bawah pimpinan Mahfud MD, yang kemudian membongkar percakapan telepon Anggodo yang isinya mengandung rekayasa. Dan ini memicu kemarahan sejuta facebooker yang mendukung Bibit-Chandra.

Sekalipun rekomendasi Tim 8 sangat jelas agar Bibit-Chandra dibebaskan, dan sekalipun Presiden Yudhoyono mengatakan kasus Bibit-Chandra diselesaikan di luar pengadilan, sesung-guh nya yang berkuasa, yaitu pimpinan puncak kepolisian, pimpinan puncak Kejaksaan Agung, sampai pimpinan puncak Republik Indonesia, tidak rela kehilangan muka.

Penarikan kembali deponeering oleh Kejaksaan Agung ha-nya 5 jam setelah dikeluarkan jelas menambah bukti bahwa yang berkuasa memang tidak ingin Bibit-Chandra dibebaskan begitu saja.

Membebaskan Bibit dan Chandra secara hukum bukanlah per kara yang sulit. Tidak perlu dikaji sampai tua. Keluarkan saja deponeering, selesai.

Yang sulit ialah menerima implikasinya dengan penuh ke jujuran, yaitu membebaskan Bibit dan Chandra merupa-kan pengakuan bahwa kekuasaan memang telah melakukan kriminalisasi terhadap keduanya.

Senyatanya, kejujuran itulah yang telah hilang dari elite bangsa ini.

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA RABU, 27 OKTOBER 2010 | NO.10837 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

PAUSE

Obesitas pada Anakdan Pembuluh Darah

SEMBURAN MERAPI: Gunung Merapi menyemburkan abu vulkanis, terlihat dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, kemarin.

MENGUNGSI: Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi turun dari truk saat tiba di barak pengungsian Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, tadi malam. Puluhan ribu warga mengungsi setelah Gunung Merapi meletus dan menimbulkan hujan abu vulkanis yang menyebar ke segala penjuru hingga radius 8 km.

EDITORIAL

Deponeering Bibit-Chandra

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

Di Mentawai 80 orang meninggal. Di Jawa Tengah, sampai pukul 23.35 WIB, sebanyak 15 orang tewas.

Hendra Makmur

Lima Gunung BerapiMulai Masuki Siklus Erupsi

Yang sulit ialah menerima implikasinya dengan penuh kejujuran, yaitu membebaskan Bibit dan Chandra merupakan pengakuan bahwa kekuasaan memang telah melakukan kriminalisasi terhadap keduanya.’’

Masyarakat perlu belajar dari masyarakat Simeulue, Aceh, ketika gempa dan tsunami 2004, masyarakatnya selamat.’’Hery HarjonoPakar gempa LIPI

Wenger SiapkanSkuat IntiKesuksesan Newcastle United menyingkirkan Chelsea membuat Cesc Fabregas

dkk pantang meremehkan the Toon.Olahraga, Hlm 27

REUTERS/EDDIE KEOGH

ANTARA/WAHYU PUTRO

EBET

REUTERS/DWI OBLO