rinitis vasomotor dan medikamentosa

8
Rinitis Va somotor Rinitis vasomotor adalah suatu inflamasi mukosa hidung yang b ukan merupakan proses alergi,  bukan proses infeksi, menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinorea. Etiologi dari Rinitis Va somotor dipercayai sebagai ak ibat dari terganggunya keseimbangan dari saraf autonom pada mukosa hidung yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan hipersekresi. Menejemen  pengelolaan pada rinitis vasomotor bervariasi antara lain dengan menghindari penyebab,  psikoterapi, penggunaan medikamentosa, serta terapi bedah, tetapi sampai saat ini belum memberikan hasil yang optimal. II.1. efinisi Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis. !enyakit ini termasuk dalam pen yakit rinitis kronis selain rinitis alergika. Rinitis vasomotor adalah infeksi kronis lapisan mukosa hidung yang d isebabkan oleh terganggunya keseimbangan sistem saraf parasimpatis dan simpatis. !arasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah di hidung. "ejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin dan ingus yang encer. Rinitis vasomotor adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus menjadi hipersekresi II.#. Etiologi !enyebab pasti rinitis vasomotor ini belum diketahui secara pasti, diduga akibat gangguan keseimbangan vasomotor. $eseimbangan vasomotor ini dipengaruhi berbagai hal, antara lain % &bat ' obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, misal ergotamin, clorproma(in, obat antihipertensi dan obat vasokonstriktor lokal. )aktor fisik, seperti asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, dan bau yang merangsang. )aktor endokrine, seperti kehamilan, pubertas dan hipotiroidisme. )aktor psikis seperti cemas, tegang II.* !atofisiologi

Upload: dhita-dwi-nanda

Post on 18-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 1/8

Rinitis Vasomotor

Rinitis vasomotor adalah suatu inflamasi mukosa hidung yang bukan merupakan proses alergi,

 bukan proses infeksi, menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinorea. Etiologi dari Rinitis

Vasomotor dipercayai sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan dari saraf autonom pada

mukosa hidung yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan hipersekresi. Menejemen pengelolaan pada rinitis vasomotor bervariasi antara lain dengan menghindari penyebab,

 psikoterapi, penggunaan medikamentosa, serta terapi bedah, tetapi sampai saat ini belum

memberikan hasil yang optimal.

II.1. efinisi

Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang

disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis. !enyakit ini termasuk dalam penyakit rinitis

kronis selain rinitis alergika.

Rinitis vasomotor adalah infeksi kronis lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh

terganggunya keseimbangan sistem saraf parasimpatis dan simpatis. !arasimpatis menjadi lebih

dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah di hidung. "ejala yang

timbul berupa hidung tersumbat, bersin dan ingus yang encer.

Rinitis vasomotor adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi

membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus menjadi hipersekresi

II.#. Etiologi

!enyebab pasti rinitis vasomotor ini belum diketahui secara pasti, diduga akibat gangguan

keseimbangan vasomotor. $eseimbangan vasomotor ini dipengaruhi berbagai hal, antara lain %

• &bat ' obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, misal ergotamin,

clorproma(in, obat antihipertensi dan obat vasokonstriktor lokal.

• )aktor fisik, seperti asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, dan bau yang

merangsang.

• )aktor endokrine, seperti kehamilan, pubertas dan hipotiroidisme.

• )aktor psikis seperti cemas, tegang

II.* !atofisiologi

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 2/8

+da beberapa mekanisme yang berinteraksi dengan hidung yang menyebabkan terjadinya rinitis

vasomotor pada berbagai kondisi lingkungan. istem saraf otonom mengontrol suplai darah ke

dalam mukosa nasal dan sekresi mukus. iameter dari arteri hidung diatur oleh saraf simpatis

sedangkan saraf parasimpatis mengontrol sekresi glandula dan mengurangi tingkat

kekentalannya, serta menekan efek dari pembuluh darah kapasitan -kapiler. Efek dari

hipoaktivitas saraf simpatis atau hiperaktivitas saraf parasimpatis bisa berpengaruh pada

 pembuluh darah tersebut yaitu menyebabkan terjadinya peningkatan edema interstisial dan

akhirnya terjadi kongesti yang bermanifestasi klinis sebagai hidung tersumbat. +ktivasi dari saraf 

 parasimpatis juga meningkatkan sekresi mukus yang menyebabkan terjadinya rinorea yang

eksesif.

/eori lain meyebutkan adanya peningkatan peptida vasoaktif yang dikeluarkan sel ' sel seperti

sel mast. !eptida ini termasuk histamin, leukotrien, prostaglandin dan kinin. !eningkatan peptida

vasoaktif ini tidak hanya mengontrol diameter pembuluh darah yang meyebabkan kongesti,

hidung tersumbat, juga meningkatkan efek dari asetilkolin pada sistem saraf parasimpatis padasekresi nasal, yang meningkatkan terjadinya rinorea. !elepasan dari peptida ini bukan

diperantarai oleh IgE seperti pada rinitis alergika. !ada beberapa kasus rinitis vasomotor,

eosinofil atau sel mast kemungkinan didapati meningkat pada mukosa hidung . /erlalu

hiperaktifnya reseptor iritans yang berperan pada terjadinya rinitis vasomotor. 0anyak kasus

rinitis vasomotor berkaitan dengan agen spesifik atau kondisi tertentu. ontoh beberapa agen

atau kondisi yag mempengaruhi kondisi tersebut adalah 2 perubahan temperatur, kelembaban

udara, parfum, aroma masakan yang terlalu kuat, asap rokok, debu, polusi udara dan stress -fisik

dan psikis .

Mekanisme terjadinya rinitis vasomotor oleh karena aroma dan emosi secara langsungmelibatkan kerja dari hipotalamus. +roma yang kuat akan merangsang sel ' sel olfaktorius

terdapat pada mukosa olfaktorii. $emudian berjalan melalui traktus olfaktorius dan berakhir

secara primer maupun sesudah merelay neuron pada dua daerah utama otak, yaitu daerah

olfaktoris medial dan olfaktoris lateral. aerah olfaktoris medial terletak pada bagian anterior

hipotalamus. 3ika bagian anterior hipotalamus teraktivasi misalnya oleh aroma yang kuat serta

emosi, maka akan menimbulkan reaksi parasimpatetik di perifer sehingga terjadi dominasi fungsi

syaraf parasimpatis di perifer, termasuk di hidung yang dapat menimbulkan manifestasi klinis

 berupa rhinitis vasomotor.

ari penelitian binatang telah diketahui bah4a vaskularisasi hidung dipersarafi sistem adrenergik maupun oleh kolinergik. istem saraf otonom ini yang mengontrol vaskularisasi pada umumnya

dan sinusoid vena pada khususnya, memungkinan kita memahami mekanisme bendungan koana.

timulasi kolinergik menimbulkan vasodilatasi sehingga koana membengkak atau terbendung,

hasilnya terjadi obstruksi saluran hidung. timulasi simpatis servikalis menimbulkan

vasokonstriksi hidung.

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 3/8

ianggap bah4a sistem saraf otonom, karena pengaruh dan kontrolnya atas mekanisme hidung,

dapat menimbulkan gejala yang mirip rinitis alergika. Rinopati vasomotor disebabkan oleh

gangguan sistem saraf autonom dan dikenal sebagai disfungsi vasomotor. Reaksi reaksi

vasomotor ini terutama akibat stimulasi parasimpatis -atau inhibisi simpatis yang menyebabkan

vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskular disertai udema dan peningkatan sekresi

kelenjar. 

0ila dibandingkan mekanisme kerja pada rinitis alergika dengan rinitis vasomotor, maka reaksi

alergi merupakan akibat interaksi antigen antibodi dengan pelepasan mediator yang

menyebabkan dilatasi arteriola dan kapiler disertai peningkatan permeabilitas yang menimbulkan

gejala obstruksi saluran pernafasan hidung serta gejala bersin dan rasa gatal. !elepasan mediator

 juga meningkatan aktivitas kelenjar dan meningkatkan sekresi, sehingga mengakibatkan gejala

rinorea. !ada reaksi vasomotor yang khas, terdapat disfungsi sistem saraf autonom yang

menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis -penurunan kerja simpatis yang akhirnya

menimbulkan peningkatan dilatasi arteriola dan kapiler disertai peningkatan permeabilitas, yangmenyebabkan transudasi cairan dan edema. 5al ini menimbulkan gejala obstruksi saluran

 pernafasan hidung serta gejala bersin dan gatal. !eningkatan aktivitas parasimpatis

meningkatkan aktivitas kelenjar dan menimbulkan peningkatan sekresi hidung yang

menyebabkan gejala rinorea. !ada pokoknya, reaksi alergi dan disfungsi vasomotor

menghasilkan gejala yang sama melalui mekanisme yang berbeda. !ada reaksi alergi, ia

disebabkan interaksi antigen ' antibodi, sedangkan pada reaksi vasomotor ia disebabkan oleh

disfungsi sistem saraf autonom. 

II.6 "ejala dan /anda

"ejala penderita rinitis alergi atau rinitis vasomotor kadang ' kadang sulit dibedakan karena

gejala ' gejalanya mirip, yaitu obstruksi hidung, rinorea dan bersin. 0iasanya penderita rinitis

alergika lebih merasakan gatal dan bersin berulang seperti 7 staccato7. 0iasanya ia tidak

ditemukan atau tidak jelas pada rinitis vasomotor.Reaksi bisa disebabkan oleh disfungsi sistem

saraf autonom, tetapi disamping itu, obstruksi hidung, rinorea dan bersin dapat disebabkan oleh

faktor iritasi , fisik, endokrin dan faktor lain.5idung mungkin sensitive terhadap pengaruh

hormone, oleh karena itu reaksi rhinitis vasomotor mungkin berhubungan dengan kehamilan atau

kontrasepsi per oral, tapi rhinitis vasomotor pada kehamilan segera menyembuh setelah

melahirkan dan mungkin berhubungan dengan keseimbangan hormone.

!enderita dengan anamnesis rinitis vasomotor bisa menggambarkan sensitivitas yang tidak biasa

terhadap kelembaban udara. 0iasanya rinitis non alergika ini disertai dengan gejala ' gejala

obstruksi saluran pernafasan hidung dan rinorea yang hebat. 0iasanya tidak terdapat variasi

musim, tetapi gejalanya dapat menyerupai rinitis alergika sepanjang tahun. /etapi karena

mungkin terdapat remisi dan eksaserbasi, maka ia dapat pula menyerupai rinitis alergika

musiman. 5al ini terjadi bila pasien sensitif pada perubahan suhu yag menyertai perubahan

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 4/8

musim. 0iasanya penderita rinitis vasomotor tidak mempunyai ri4ayat alergi pada keluarganya.

Mereka menjelaskan fenomena iritatifnya dimulai di usia de4asa. 3arang terjadi bersin dan rasa

gatal.

5idung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien. /erdapat rinorea

yang mukus atau serosa, kadang agak banyak. 3arang disertai bersin dan tidak disertai gatal di

mata. "ejala memburuk pada pagi hari 4aktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim,

udara lembab, juga karena asap rokok dan sebagainya.

II.8. !emeriksaan )isik

!ada pemeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior didapatkan konka nasalis inferior mungkin

 pucat, membengkak dan polipoid. apat ditemukan eosinofil di dalam sekresi hidung, seperti

yang dapat dijumpai pada rinitis alergika. 9alaupun belim diketahui mengapa eosinofil juga

ditemukan pada rinitis vasomotor. 

II.:. iagnosis

iagnosis rinitis vasomotor dibuat dengan menyingkirkan kemungkinan lain dengan mengetahui

ri4ayat penyakit, pemeriksaan fisik pada hidung dan tenggorok serta tidak didapatkannya

allergen spesifik yang menyebabkan terjadinya gejala tersebut atau dengan pemeriksaan skin tes

yang negativ. !erubahan foto rontgen, penebalan membrana mukosa sinus tidaklah spesifik dan

tidak bernilai untuk diagnosis. Rinitis vasomotor bisa terjadi bersama ' sama dengan rinitis

alergika. etelah menyingkirkan setiap penyebab obstruksi hidung dan sekresi hidung lainnya,

maka dapat dibuat diagnosis rinitis vasomotor.

II.;. !enatalaksanaan

!enatalaksanaan yang digunakan pada rhinitis vasomotor bervariasi, tergantung pada factor

 penyebab dan gejala yang menonjol.

ecara garis besar penatalaksanaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu %

1. Menghindari penyebab

3ika agen iritan diketahui, terapi terbaik adalah dengan pencegahan dan menghindari. 3ika

tidak diketahui, pembersihan mukosa nasal secar periodik mungkin bisa membantu. 0isa

dilakukan dengan menggunakan semprotan larutan saline atau alat irigator seperti

"rossan irigator.

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 5/8

#. )armakologik 

+ntihistamin mempunyai respon yang beragam. Membantu pada pasien dengan gejala

utama rinorea. elain antihistamin, pemakaian antikolinergik juga efektif pada pasien

dengan gejala utama rinorea. &bat ini adalah antagonis muskarinik. &bat yang disarankan

seperti Ipratropium 0romida, juga terdapat formula topikal dan atrovent, yang

mempunyai efek sistemik lebih sedikit. !enggunaan obat ini harus dihindari pada pasien

dengan takikardi dan glaukom sudut sempit.

teroid topikal membantu pada pasien dengan gejala utama kongesti, rinorea dan bersin.

&bat ini menekan respon inflamasi lokal yang disebabkan oleh vasoaktif mediator yang

dapat menghambat !hospolipase +#, mengurangi aktivitas reseptor asetilkolin,

menurunkan basofil, sel mast dan eosinofil. Efek dari kortikostreroid tidak bisa segera,

tapi dengan penggunaan jangka panjang, minimal sampai # gr sebelum hasil yang

diinginkan tercapai. teroid topikal yang dianjurkan seperti 0eclomethason, )lunisolide

dan )luticasone. Efek samping dengan steroid 2 udem mukosa,eritema ringan.

ekongestan atau simpatomimetik agen digunakan pada gejala utama hidung tersumbat.

<ntuk gejala yang multiple, penggunan dekongestan yang diformulasikan dengan

antihistamin dapat digunakan. &bat yang disarankan seperti !seudoefedrin,

!henilprophanolamin dan !henilephrin serta &=ymeta(oline -semprot hidung. &bat ini

merupakan agonis reseptor > dan baik untuk meringankan serangan akut. !ada

 penggunaan topikal yang terlalu lama -? 8 hari dapat terjadi rinitis medikamentosa yaitu

rebound kongesti yang terjadi setelah penggunaan obat topikal ? 8 hari. $ontraindikasi

 pemakaian dekongestan adalah penderita dengan hipertensi yang berat serta tekanandarah yang labil.

!emberian preparat $alsium seperti umocalsin atau preparat $alk dapat juga

digunakan.!ada rhinitis vasomotor terjadi peningkatan acetilkholin sebagai akibat dari

dominasi parasimpatis ,untuk menurunkan kadar asetil cholin maka diperlukan adanya

en(yme asetilcholin esterase.engan pemberian prerat $alk dapat meningkatkan kerja

en(yme asetil cholin esterase sehingga dapat memecah asetilkolin yang menumpuk

tersebut.

*. 0edah

3ika rhinitis vasomotor tidak berkurang dengan terapi diatas, prosedur pembedahan dapat

dilakukan antara lain dengan ryosurgery @ 0edah ryo yang berpengaruh pada mukosa

dan submukosa. &perasi ini merupakan tindakan yang cukup sukses untuk mengatasi

kongesti, tetapi ada kemungkinan untuk terjadinya hidung tersumbat post operasi yang

 berlangsung lama dan kerusakan dari septum nasi. Aeurectomi n.vidianus merusak baik

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 6/8

hantaran simpatis and parasimpatis ke mukosa sehingga dapat menghilangkan gejala

rinorea. $auterisasi dengan +gA&* atau elektrik cauter dapat dilakukan tetapi hanya pada

lapisan mukosa. ryosurgery lebih dipertimbangkan daripada cauterisasi karena dapat

mencapai lapisan submukosa. Reseksi total atau parsial pada konka inferior berhasil baik 

$omunikasi dan diskusi dengan pasien merupakan bagian penatalaksanaan medis yang

sangat penting, terutama bila tidak ditemukan abnormalitas yang mendasari. $onsep

reaksi hidung normal berlebihan harus didiskusikan ke pasien bah4a beberapa orang

mempunyai hidung yang sensitif. !enderita dengan sensitivitas hidung dapat diiritasi oleh

 pengatur udara -+ atau polusi udara -ruangan yang penuh dengan asap rokok atau

smog. 0ila telah diterangkan konsep variabilitas biologis dan sensitivitas hidung, pasien

akan lebih memahami gangguannya. !engertian akan sangat membantu pasien untuk

menerima dan hidup dengan kelainan ini.

ari beberapa penelitian menunjukkan bah4a dengan melakukan olahraga dapat

meningkatkan daya tahan dan kondisi penderita rhinitis vasomotor. !eningkatan aktivitas

fisik berpengaruh pada pengurangan produksi dari protein yang memacu timbulnya

mucus. !enjelasan lain menyebutkan dengan olahraga dapat menyebabkan terjadinya

vasokonstriksi membrane, karena dengan olah raga dapat meningkatkan kadar adrenalin

sehinggga dapat mengurangi sekresi mucus.3uga dengan olahraga akan membentuk reflek 

naso pulmonal yaitu dengan meningkatkan Volume /idal - V/ paru dan diharapkan bila

 paru terbuka maksimal maka hidung juga akan lebih terbuka, sehingga dapat mengurangi

sumbatan hidung. Ini bukanlah suatu solusi permanent dalam menangani rhinitis

vasomotor, tetapi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk pencegahan terjadinya

eksaserbasi gejala. 11

II.B. $omplikasi

0iasanya komplikasi yang sering terjadi dari rinitis vasomotor ini adalah polip hidung dan

terjadinya sinusitis.

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 7/8

Rinitis Medikamentosa

Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung yang berupa gangguan respons normal

vasomotor. $elainan ini merupakan akibat dari pemakaian vasokontriktor topikal -obat tetes

hidung atau obat semprot hidung dalam 4aktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan

sumbatan hidung yang menetap. Istilah rhinitis mendikamentosa ini pertama kali dikenalkan oleh

Cake pada tahun 1D6:.

Rhinitis medikamentosa dikenal juga dengan rebound   atau rhinitis kimia karena

menggambarkan kongesti mukosa hidung yang diakibatkan penggunaan vasokontriksi topikal

yang berlebihan. &batobatan lain yang bisa mempengaruhi keseimbangan vasomotor adalah

antagonis Fadrenoreseptor oral, inhibitor fosfodiester, kontrasepsi pil, dan antihipertensi. /etapi

mekanisme terjadinya kongesti antara vasokontriktor hidung dengan obatobat di atas berbeda

sehingga istilah rhinitis medikamentosa hanya untuk rhinitis yang disebabkan oleh penggunaan

vasokontiktor topikal sedangkan yang disebabkan oleh obatobat oral dinamakan rhinitis yang

dicetuskan oleh obat -drug induced rhinitis.1

Mukosa hidung merupakan organ yang sangat peka terhadap rangsangan sehingga dalam

 penggunaan vasokontriktor topikal harus berhatihati. Vasokontriktor hidung diisolasi pertama

kali pada tahun 1BB; dari ma-huang  yaitu tanaman yang mengandung ephedrine dan digunakan

sebagai vasokontriktor topikal pada mukosa hidung dalam bentuk inhalasi, minyak, semprot dan

tetes.

1

  Vasokontriktor topikal yang digunakan sebaiknya yang isotonik dengan sekret yangnormal, p5 antara :,* sampai :,8 serta pemakaiannya tidak lebih dari satu minggu sehingga

rhinitis medikamentosa dapat dicegah.

Rhinitis medikamentosa merupakan salah satu kelainan hidung non alergi yang dapat

mengganggu dan membuat penderita datang berobat ke dokter. &leh karena itu pada makalah ini

akan dibahas tentang patofisiologi, gejala, pemeriksaan dan penatalaksanaan dari rhinitis

medikamentosa.

E)IAII

Rinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respons normal

vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topikal -tetes hidung atau semprothidung dalam 4aktu yang lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang

menetap.

E!IEMI&C&"I

G RM terjadi pada tingkat yang sama pada pria dan 4anita tetapi lebih sering terjadi pada de4asa

muda dan setengah baya.

7/23/2019 Rinitis Vasomotor Dan Medikamentosa

http://slidepdf.com/reader/full/rinitis-vasomotor-dan-medikamentosa 8/8

G $ejadian dilaporkan dalam rentang /5/ klinik dari 1H menjadi ;H. ari 8 pasien

 berturutturut dengan hidung tersumbat di klinik alergi, DH memiliki RM.

!+/&)II&C&"I

 pemakaian topikal vasokonstriktor yang berulang dan dalam jangka 4aktu yang lama fase

dilatasi berulang -rebound dilatation setelah vasokonstriksi menyebabkan pasien lebih sering

dan lebih banyak lagi memakai obat tersebut timbul gejala obstruksi rhinitis medikamentosa.

!EA+/+C+$+A++A

G!enatalaksanaan pada rhinitis medikamentosa adalah hentikan pemakaian obat tetes atau

semprot vasokonstriktor hidung, untuk mengatasi sumbatan berulang -rebound congestion.

 Gapat diberikan kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek dan dosis diturunkan secara

 bertahap -tappering off dengan menurunkan dosis sebanayak 8 mg setiap hari, -misalnya hari

 pertama 6 mg maka pada hari kedua diberikan *8 mg dan seterusnya.

$&M!CI$+I

engan penggunaan yang berkelanjutan, medicamentosa rhinitis dapat menyebabkan sinusitis

kronis, rinitis atropi, dan permanen hiperplasia turbinate. !asien mengembangkan

ketergantungan psikologis dan sindrom pantang atas penarikan obat, yang terdiri dari sakit

kepala, gangguan tidur, gelisah, lekas marah dan kecemasan.

!R&"A&I

tudi menunjukkan bah4a hampir semua pasien mampu akhirnya berhenti menggunakan obat.

+pabila mereka yang menggunakan preparat topikal lagi, bahkan 1 tahun kemudian, dapat

memunculkan kemacetan rebound yang cepat dalam beberapa hari.