ringkasan audit bab 1-4

48
Bab 1. PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA 1.1. Pengertian Auditing Auditing adalah melakukan pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah di tetapkan dan berlaku umum. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Auditor memikul tanggung jawab yang berat dan bagaimana tanggung jawab auditor semakin meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan perusahaan terbuka. Untuk melakukan audit , auditor harus dapat mengumpulkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat diverifikasi dan sesuai standard yang dapat digunakan sebagai acuan melakukan prosedur audit. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur, termasuk laporan keuangan dan SPT pajak penghasilan .Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subjektif, seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur. Bukti (evidance) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Bukti memilih banyak bentuk yang berbeda, termasuk : Kesaksian lisan pihak yang di audit (klien) 1

Upload: sendy-rizkytianto

Post on 20-Jul-2016

187 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pas

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Audit bab 1-4

Bab 1. PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

1.1. Pengertian Auditing

Auditing adalah melakukan pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menentukan dan melaporkan

tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria yang telah di tetapkan dan berlaku umum. Auditing

harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Auditor memikul tanggung jawab yang berat dan bagaimana tanggung jawab auditor semakin

meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas

pelaporan perusahaan terbuka.

Untuk melakukan audit , auditor harus dapat mengumpulkan informasi dalam bentuk apapun

yang dapat diverifikasi dan sesuai standard yang dapat digunakan sebagai acuan melakukan

prosedur audit. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur,

termasuk laporan keuangan dan SPT pajak penghasilan .Auditor juga mengaudit informasi yang

lebih subjektif, seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.

Bukti (evidance) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah

informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Bukti memilih

banyak bentuk yang berbeda, termasuk :

Kesaksian lisan pihak yang di audit (klien)

Komunikasi tertulis dengan pihak luar

Observasi oleh auditor

Data elektronik dan data lain tentang transaksi

Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus mengumpulkan bukti dengan kualitas dan

mencukupi.Menentukan jenis bukti yang di perlukan dan banyak informasi yang dibutuhkan.

Auditor harus memiliki kemahiran untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus

kompeten untuk mengetahui jenis bukti yang akan dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan

yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen dalam melaksanakan proses

audit.

1

Page 2: Ringkasan Audit bab 1-4

1.2. Auditing dan Akuntansi

Akuntansi adalah kegiatan untuk mengklasifikasi, pencatatan, dan membuat ringkasan laporan

dari peristiwa ekonomi dengan tujuan menyediakan laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan.

Auditing adalah menentukan apakah informasi yang dikumpulkan sesuai menunjukkan peristiwa

ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.

Auditor berfokus pada penentuan apakah informasi yang disediakan sesuai dengan kriteria yang

berlaku, dan auditor harus benar-benar paham prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

untuk dapat mengevaluasi kesesuaian informasi yang disediakan dengan kriteria dan atau prinsip

akuntansi yang berlaku umum.Selain harus paham akuntansi, auditor juga harus mahir dalam

mengumpulkan bukti audit, dan keahlian ini lah yang membedakan antara auditing dengan

akuntansi.

1.3. Peran Auditing dalam Mengurangi Resiko Informasi

Dalam melakukan pinjaman sebuah perusahaan kepada bank maka bank akan menentukan suku

bunga yang akan ditanggung perusahaan.

1. Suku bunga bebas resiko

2. Resiko bisnis bagi nasabah

3. Risiko informasi, mencerminkan bahwa informasi yang melandasi keputusan resiko

bisnis ternyata tidak akurat. Penyebab yang mungkin bagi resiko informasi ini

adalah kemungkinan tidak akuratnya laporan keuangan.

Auditing tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas resiko, dan resiko bisnis bagi nasabah,

namun resiko informasi dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap auditing. Jika

laporan keuangan sudah diaudit maka resiko terhadap bank akan berkurang dan memberi satu

jaminan atas informasi yang disediakan laporan keuangan dan bank dapat menurunkan suku

bunga pinjaman perusahaan.

2

Page 3: Ringkasan Audit bab 1-4

1.4. Penyebab dan Penawar Resiko Informasi

Semakin besarnya kebutuhan akan informasi untuk pengambilan keputusan, maka semakin

banyak pula informasi yang tidak andal. Ini adalah beberapa alasannya : Jauhnya informasi, bias

dan motif si penyedia, data yang sangat banyak, transaksi pertukaran yang semakin kompleks.

a) Jauhnya informasi, informasi yang disediakan oleh pihak lain mungkin di salah sajikan

secara sengaja atau tidak sengaja.

b) Bias dan Motif si Penyedia, informasi yang disediakan si penyedia mungkin digunakan

untuk menguntungkan si penyedia informasi sehingga mempengaruhi si pemakai

informasi.

c) Data yang sangat banyak, Semakin besar suatu organisasi maka semakin besar pula

volume transaksi pencatatan yang dilakukan. Sehingga memperbesar kemungkinan

masuknya informasi yang dicatat secara tidak tepat kedalam catatan.

d) Transaksi pencatatan yang kompleks, transaksi pertukaran antar organisasi semakin

kompleks sehingga sulit melakukan pencatatan yang tepat.

Bagi perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya untuk mengurangi

resiko informasi. Ada tiga cara utama untuk melakukan hal itu.

a) Pengguna memverifikasi informasi yang disediakan, Pemakai bisa datang langsung

memeriksa catatan-catatan guna memperoleh informasi tentang keandalan dan atau

realibilitas laporan.

b) Pemakai berbagi resiko informasi dengan manajemen, manajemen bertanggung jawab

atas informasi yang andal kepada para pemakai. Jika para pemakai mengandalkan laporan

keuangan yang tidak tepatdan sebagai akibatnya menanggung kerugian keuangan, dan

sebagai dasar untuk menuntut manajemen.

c) Penyediaan laporan keuangan yang sudah di audit, cara yang paling umum bagi pemakai

adalah meminta audit yang independen untuk memeriksa apakah informasi yang

disediakan sudah sesuai atau andal.

Jika pada akhirnya laporan yang sudah di audit tersebut masih tidak tepat maka auditor bisa

dituntut oleh pemakai maupun manajemen.

3

Page 4: Ringkasan Audit bab 1-4

1.5. Jasa Assurance, Jasa Audit dan Jasa Non Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi

para pengambil keputusan. Jasa assurance dapat disediakan juga oleh kantor akuntan publik atau

oleh berbagai profesional lainnya. Salah satu jasa assurance yang di berikan kantor akuntan

publik adalah jasa atestasi (jenis jasa assurance dimana KAP yang mengeluarkan laporan

tentang realibilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima :

1. Audit atas laporan keuangan historis

2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan

3. Review laporan keuangan historis

4. Jasa atestasi mengenai jasa teknologi informasi

5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

Audit atas laporan keuangan historis adalah merupakan bentuk jasa atestasi dimana auditor

memberikan suatu pendapat untuk menyatakan apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan ini adalah merupakan jasa assurance

yang paling umum dilakukan oleh KAP.

Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan, manajemen menagaskan

bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria

yang mapan. Auditor juga harus memberikan pendapat tentang efektifitas pengendalian internal

atas pelaporan keuangan yang dipadukan bersama dengan laporan keuangan

Review atas laporan keuangan historis, manajemen telah menegaskan bahwa laporan

keuangan yang disediakan sudah sesuai wajar dengan kriteria- kriteria umum yang berlaku, dan

auditor hanya mereview ulang untuk memberikan kepastian untuk publik.

Jasa atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi tentang

rehabilitas dan keamanan teknologi informasi.Ini adalah mengenai penggunaan teknologi e-

commerce

untuk melakukan berbagai transaksi online sehingga menciptakan permintaan jenis assurance ini.

4

Page 5: Ringkasan Audit bab 1-4

Jasa atestasi lain merupakan perkembangan alami dari audit laporan keuangan historis, karena

pemakai laporan membutuhkan kepastian dan independen atas informasi-informasi yang mereka

gunakan.

KAP melakukan berbagai jenis jasa diluar lingkup jasa assurance lain, ada tiga contoh spesifik:

a) Jasa akuntansi dan pembukuan

b) Jasa pajak

c) Jasa konsultasi manajemen

1.6. Tugas Utama Audit

Kantor Akuntan Publik melakukan tiga pekerjaan utama audit:

1. Audit Operasional, adalah merupakan kegiatan yang dilakukan auditor untuk

mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi

organisasi. Manajemen mengharapkan di setiap akhir periode setelah proses audit

mendapatkan saran-saran perbaikan untuk memperbaiki kegiatan operasi. Dalam hal ini

auditor lebih menyerupai konsultan manajemen.

2. Audit Ketaatan, untuk menentukan apakah pihak yang di audit sudah mengikuti

prosedur, aturan, atau ketentuan-ketentuan tertentu yang di tetapkan oleh pihak otoritas

yang lebih tinggi.

3. Audit Laporan Keuangan, dilaksanakan untuk menentukan apakah laporan keuangan

telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang di tetapkan atau prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

1.7. Jenis-jenis Auditor

1. Auditor badan akuntabilitas pemerintah Government Accountability Office

(GAO), adalah auditor yang bekerja kepada pemerintah, dan bertanggung jawab untuk

mengaudit laporan keuangan sebelum informasi keuangan tersebut diserahkan kepada

Kongres. GAO memikul banyak tanggung jawab, karena dia bertanggung jawab atas

setiap informasi keuangan badan pemerintah sebelum diserahkan kepada Kongres.

5

Page 6: Ringkasan Audit bab 1-4

2. Agen Penerimaan Negara, bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak

negara. Salah satunya memeriksa SPT wajib pajak apakah sudah memenuhi peraturan

pajak atau belum.

3. Auditor Internal, dipekerjakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi efesiensi dan

efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.

1.8. Syarat Menjadi CPA (Akuntan Publik)

Pemakaian gelar akuntan publik diatur oleh negara bagian masing-masing, karena peraturan di

setiap negara berbeda-beda.Jika seseorang ingin mendapatkan CPA maka dia harus mengikuti

persyaratan yang berlaku di negaranya. Syarat yang umum adalah standard pendidikan,

kemudian mengikuti ujian atau test yang disediakan negara melalui badan yang di tunjuk oleh

pemerintah (Menteri Keuangan), dan ada beberapa negara yang mensyaratkan harus punya

pengalaman kerja terlebih dahulu menjadi auditing.

6

Page 7: Ringkasan Audit bab 1-4

Bab 2. MENGENAL CPA

Kantor akuntan publik mendapatkan surat izin resmi dari pemerintah negaranya untuk menjadi

satu badan resmi untuk melakukan kegiatan audit. Selain itu kantor akuntan publik juga

menyediakan berbagai jasa yang di dibutuhkan klien.

2.1. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kantor Akuntan Publik adalah organisasi yang dapat didirikan oleh seseorang atau beberapa

orang yang memiliki gelar CPA yang di berikan oleh negara atau badan tertentu menurut

peraturan yang ada di negara bagian masing-masing.

Di Negara Indonesia peraturan yang mengatur tentang perizinan mendirikan dan jenis-jenis jasa

yang dapat disediakan Kantor akuntan publik diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik.

Standar Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP adalah acuan yang

ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian

jasanya.

A. Jenis jasa Akuntan Publik

1. Jasa Atestasi, adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang

independen dan kompeten mengenai kesesuaian dalam segala hal yang signifikan asesrsi

suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada 4 jenis jasa atestasi yang dapat

diberikan oleh suatu kantor akuntan publik.

a. Audit

b. Pemeriksaan

c. Penelaahan

d. Prosedur yang disepakati bersama.

2. Jasa Non-Atestasi, ada 3 jenis jasa non-atestasi yang diberikan suatu kantor akuntan

publik, yaitu :

a. Jasa Akuntansi

b. Jasa Perpajakan

7

Page 8: Ringkasan Audit bab 1-4

c. Jasa Konsultasi manajemen

B. Izin Akuntan Publik menurut UU No.5 Tahun 2011

a. memilikisertifikattandalulusujianprofesiakuntanpublikyang sah;

b. berpengalamanpraktikmemberikanjasasebagaimanadimaksud dalamPasal3;

c. berdomisili diwilayahNegaraKesatuanRepublikIndonesia;

d. memilikiNomorPokokWajibPajak;

e. tidakpernahdikenaisanksiadministratifberupapencabutanizinAkuntanPublik;

f. tidakpernahdipidanayangtelahmempunyaikekuatanhukum

tetapkarenamelakukantindakpidanakejahatanyangdiancam denganpidanapenjara5

(lima)tahunataulebih;

g. menjadianggotaAsosiasiProfesiAkuntanPublikyangditetapkan olehMenteri;dan

h. tidakberadadalampengampuan.

C. Struktur Kantor Akuntan Publik

Tersedia 6 struktur organisasi bagi KAP.

1. Perusahaan Perorangan (Proprietorship), hanya kantor dengan pemilik tunggal yang

dapat beroperasi dalam bentuk ini tetapi sebagian perusahaan perorangan banyak

berubah bentuk keorganisasian yang memiliki kewajiban yang lebih terbatas akibat

resiko dan tuntutan hukum.

2. Persekutuan Umum ( General Partnership), bentuk organisasi ini dimiliki oleh banyak

pemilik.

3. Korporasi Umum, pemegang sahamnya bertanggung jawab hanya sebatas sampai

investasi mereka dalam korporasi.

4. Korporasi Profesional (Profesional Corporation, PC), memberikan jasa profesional

yang dimiliki oleh pemegang saham. Kelemahannya korporasi ini sulit memiliki

klien-klien di berbeda negara.

5. Limited Liability Company (LLC), LLC biasanya memakai struktur persekutuan

umum, tetapi para pemiliknya bertanggung jawab pribadi terbatas.

8

Page 9: Ringkasan Audit bab 1-4

6. Limited Liability Partnership (LLP), dimiliki oleh satu atau lebih partner. Para partner

dalam LLP bertanggung jawab atas utang dan kewajiban persekutuan, tindakan

mereka sendiri, dan tindakan orang lain dibawah supervise mereka.

Struktur KAP secara umum dapat terdiri sebagai berikut :

1. Partner, menduduki jabatan tertinggi dalam per ikatan audit, bertanggung jawab

secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit

management letter dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit kepada klien.

2. Manajemen, sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam

merencanakan program audit dan waktu audit, me-review kertas kerja, laporan audit

dan manajemen letter.

3. Auditor Senior, melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya

audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan dan me-review pekerjaan

auditor junior.

4. Auditor Junior, melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk

mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

2.2. Pengaruh Kegagalan Auditor dan Public Company Accounting Oversight Board

(PCAOB)

Kegagalan audit di tahun 1930 terhadap beberapa perusahaan besar seperti Enron dan

WorldCom, Sarbanes-Oxley Act disahkan tanggal 30 Juli 2002, maka dibuatlah suatu ketentuan

UU yang berpengaruh terhadap profesi audit. Kasus ini membentuk PCAOB yang ditunjuk dan

diawasi oleh Securitas Exchanges Commission (SEC). PCAOB mengawasi kantor akuntan

publik, menetapkan standar auditing dan pengendalian mutu untuk audit atas perusahaan-

perusahaan terbuka, serta melakukan pemeriksaan pengendalian mutu kantor akuntan publik.

2.3. Securitas dan Exchange Commission

Securitas and Exchanges Commission (SEC) adalah badan pemerintah federal yang membantu

menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. Securitas

Act tahun 1933 mengharuskan sebagian besar perusahaan yang berencana menerbitkan sekuritas

baru kepada masyarakat agar menyerahkan laporan registrasi kepada SEC untuk disetujui.

9

Page 10: Ringkasan Audit bab 1-4

Securitas Exchange Act tahun 1934 memberikan perlindungan tambahan dengan mengharuskan

perusahaan publik dan lainnya untuk menyerahkan laporan tahunan yang terinci kepada komisi

ini.Komisi memeriksa kelengkapan dan memadai nya laporan tersebut sebelum mengizinkan

perusahaan menjual sekuritas nya melalui bursa saham.

Ketentuan dalam membuat pelaporan diatur dalam UU sekuritas, hal terpenting dalam laporan

ini adalah :

Formulir S-1 adalah formulir yang umum digunakan apabila tidak disebutkan formulir

tertentu secara khusus. Sebagai contoh, S-1 adalah pendaftaran sekuritas perusahaan real

estate tertentu.

Formulir 8-K, laporan ini diserahkan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa yang penting

bagi investor publik. Peristiwa ini meliputi akuisisi atau penjualan anak perusahaan,

perubahan pejabat atau direktur, penambahan lini produk baru, atau pergantian auditor.

Formulir 10-K, laporan ini harus diserahkan setahun sekali dalam jangka waktu 60-90

hari setelah penutupan tahun fiskal, tergantung pada ukuran perusahaan.

Formulir 10-Q, laporan ini harus diserahkan setiap kuartal bagi perusahaan yang terbuka.

Karena KAP yang besar yang mempunyai klien maka dia harus menyerahkan satu atau beberapa

laporan ini setiap tahunnya kepada SEC karena ketentuan yang sangat kompleks ini KAP

mempunyai tenaga ahli yang memastikan kliennya memenuhi ketentuan yang ditetapkan SEC.

SEC sangat berperan dalam menentukan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan persyaratan

pengungkapan laporan keuangan. SEC berperan dalam menetapkan aturan bagi kantor akuntan

publik, terkait dengan laporan keuangan yang telah di audit.

2.4. Fungsi Penting AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)

Para akuntan publik mendapat gelar CPA dari negara mereka masing-masing berpraktik, tetapi

ada pengaruh yang cukup besar dari organisasi profesional, yaitu American Institute of Certified

Public Accountants (AICPA).AICPA menetapkan standar dan aturan yang harus diikuti seluruh

anggota serta praktisi lainnya. AICPA memiliki wewenang dalam menetapkan standard dan

pembuatan aturan dalam lima bidang utama berikut ini:

10

Page 11: Ringkasan Audit bab 1-4

Standar Auditing

Standar kompilasi dan review

Standar atestasi lainnya

Standar konsultasi

Kode prilaku profesional

2.5. Standar Auditing yang Berlaku Umum

Standar auditing yang ditetapkan merupakan pedoman untuk membantu auditor memenuhi

tanggung jawab profesinya.

Standar Umum

1. Audit harus dilakukan oleh orang yang memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai

seorang auditor.

2. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen

3. Auditor harus menerapkan kemahirannya dalam melaksanakan audit dan menyusun

laporan.

Standar Pekerjaan Lapangan

1. Auditor membuat perencanaan pekerjaan dan mengawasi semua asisten

2. Auditor harus memahami entitas serta lingkungannya.

3. Auditor harus memperoleh bukti untuk membuktikan pendapat auditnya dan menguatkan

dari kesimpulan auditor.

Standar Pelaporan

1. Auditor harus menyatakan pendapatnya apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai

dengan prinsip akuntansi berlaku umum,

2. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan dimana prinsip-

prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan

dengan periode sebelumnya

3. Auditor harus menyatakan pendapat jika pengungkapan yang informatif belum memadai.

11

Page 12: Ringkasan Audit bab 1-4

4. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara keseluruhan

didalam laporan audit.

2.6. Standar Auditing Internasional

International Standards on Auditing (ISA) dikeluarkan oleh International Auditing Practice

Committee (IAPC) dari International Federal of Accountants (IFAC). IAPC berusaha untuk

meningkatkan keseragaman praktik auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia.

ISA secara umum serupa dengan GAAS di A.S meskipun ada perbedaan. ISA tidak

mengesampingkan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara yang mengatur audit atas

informasi keuangan atau informasi lainnya.

2.7. Pengendalian Mutu

Standar pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik memberikan panduan bagi kantor akuntan

publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan

mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik

Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan

Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi meliputi:

independensi - meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus mempertahankan independensi

penugasan personel - meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud

konsultasi - meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai

supervisi - meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP

pemekerjaan (hiring) - meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten

12

Page 13: Ringkasan Audit bab 1-4

pengembangan profesional - meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP

promosi (advancement) - meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.

penerimaan dan keberlanjutan klien - menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)

inspeksi - meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif

13

Page 14: Ringkasan Audit bab 1-4

BAB 3. LAPORAN AUDIT

Laporan auditing merupakan hasil akhir dari proses audit. Dalam laporan audit maka auditor

akan memberikan kesimpulan dari pendapatnya, dan hasil dari laporan ini yang diandalkan dari

para pemakai laporan keuangan untuk membuat satu keputusan. Sehingga auditor bertanggung

jawab atas hasil laporan auditnya.

3.1. Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian

Laporan ini berisi dari tujuh bagian :

1) Judul laporan, dalam menulis judul laporan audit, harus mengandung kata independen,

untuk menunjukkan bahwa audit tersebut didalam segala aspeknya tidak memihak.

2) Alamat laporan audit, umumnya ditujukan kepada klien yang di audit.

3) Paragraf pendahuluan, dalam paragraf ini harus menunjukkan tiga hal:

Pernyataan bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan kegiatan audit

Menyatakan laporan keuangan yang telah di audit serta periode dari laporan yang

di audit.

Menyatakan bahwa tanggung jawab laporan keuangan adalah tanggung jawab

manajemen, dan tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan berdasarkan audit.

4) Paragraf ruang lingkup, adalah merupakan pernyataan faktual tentang apa saja yang

dilakukan oleh auditor selama proses audit, namun sebelumnya harus menyatakan bahwa

proses audit yang dilakukan sudah memenuhi standar auditing.

5) Paragraf pendapat, dalam paragraf akhir maka di buatlah kesimpulan dari pendapat

auditor tentang kewajaran atas laporan keuangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

6) Nama KAP, adalah kantor akuntan publik yang melaksanakan audit, untuk menunjukkan

tanggung jawa dari KAP yang melakukan proses audit, dan juga tanggung jawab atas

pendapat atas kesimpulan nya.

7) Tanggal laporan audit, tanggal yang tepat adalah ketika auditor telah selesai

melaksanakan proses audit di lapangan, menunjukkan tanggal terakhir tanggung jawab

dari auditor.

14

Page 15: Ringkasan Audit bab 1-4

3.2. Syarat Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian

Laporan audit tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:

1) Semua laporan – neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas –

sudah termasuk dalam laporan keuangan.

2) Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.

3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan

penugasan audit ini sesuai dengan prosedur audit.

4) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum

5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu menambahkan sebuah paragraf

penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

3.3. Memahami Laporan Gabungan Tentang Laporan Keuangan dan Pengendalian

Internal atas Laporan Keuangan

Laporan gabungan tentang laporan keuangan dan pengendalian internal atas laporan keuangan

menyajikan baik laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang pengendalian internal

atas laporan keuangan:

Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat dimodifikasi untuk menyertakan

referensi pada laporan manajemen tentang pengendalian internal atas laporan manajemen

tentang pengendalian internal atas laporan keuangan dan ruang lingkup pekerjaan auditor

serta pendapat tentang pengendalian internal atas laporan keuangan.

Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacu pada kerangka kerja yang digunakan

untuk mengevaluasi pengendalian internal.

Laporan itu menyertakan paragraf sesudah paragraf ruang lingkup yang menetapkan

pengendalian internal atas laporan keuangan.

Laporan itu juga menyertakan paragraf tambahan sebelum paragraf pendapat yang

menyatakan keterbatasan yang melekat dari pengendalian internal.

15

Page 16: Ringkasan Audit bab 1-4

Meskipun pendapat audit atas laporan keuangan mencakup banyak periode pelaporan,

asersi manajemen tentang efektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun

fiskal.

3.4. Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan sesuai dengan kriteria

audit yang lengkap dan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan disajikan secara wajar,

tetapi auditor merasa penting untuk memberikan informasi tambahan.

Ada 5 alasan penambahan paragraf penjelasan :

Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Keraguan yang substansial mengenai going concern.

Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan

Penekanan pada suatu hal atau masalah

Laporan yang melibatkan auditor lain

3.5 Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian

Dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat serta jenis laporan audit

yang harus diterbitkan dalam setiap situasi, atau auditor tidak dapat mempresentasikan laporan

keuangan keseluruhan secara wajar. Alasannya adalah :

Ruang lingkup audit dibatasi, apabila auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit

yang mencukupi untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Ada dua penyebab kemungkinan terjadi, pembatasan oleh

pihak internal perusahaan dan pembatasan yang mungkin dari luar yang tak dapat di

kendalikan.

Ketidak sesuaikan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum,

penerapan yang digunakan oleh perusahaan tidak sesuai atau melakukan penyimpangan.

Auditor tidak independen, independen seorang auditor diatur dalam Kode Prilaku

Profesional.

16

Page 17: Ringkasan Audit bab 1-4

Pendapat tidak wajar (adverse opinion), digunakan apabila auditor yakin bahwa laporan

keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga

tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Laporan

pendapat tidak wajar dapat diterbitkan apabila auditor memiliki pengetahuan, setelah melakukan

investigasi lebih mendalam, bahwa tidak ada kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku

umum.

Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), diterbitkan apabila auditor tidak

dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan

secara wajar. Penolakan pemberian keputusan akan timbul apabila terdapat pembatasan ruang

lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak independen antara auditor dan kliennya.

3.6. Pengaruh Material Terhadap Keputusan Audit

Materialistis adalah suatu pertimbangan dalam menentukan jenis laporan keuangan yang tepat

diterbitkan dalam situasi tertentu. Ada tiga tingkat materialistis :

Jumlahnya tidak material, jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan tetapi tidak

mempengaruhi pemakai laporan dalam mengambil keputusan, hal tersebut dianggap

sebagai tidak material. Pendapat audit dalam keadaan ini dapat diberikan unqualified.

Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan,

tingkat material dalam laporan keuangan mempengaruhi pemakai laporan keuangan

dalam mengambil keputusan, tetapi laporan keuangan tetap disajikan secara wajar dan

karenanya masih berguna. Pendapat audit dalam keadaan ini dapat diberikan qualified.

Jumlahnya sangat material sehingga seluruh laporan keuangan secara keseluruhan

diragukan, tingkat material terjadi apabila pemakai laporan membuat keputusan yang

salah jika mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam hal seperti ini

dapat diberikan kesimpulan pendapat auditor adalah adverse or declaimer.

Pada saat menentukan apakah suatu pengecualian material, auditor harus mempertimbangkan

seberapa besar pengaruh pengecualian tersebut terhadap laporan keuangan yang berbeda.

17

Page 18: Ringkasan Audit bab 1-4

3.7. Kondisi Laporan Audit Sesuai Menurut Berbagai Situasi

Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang disebabkan oleh

klien dan disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada di luar kendali klien maupun auditor.

Pembatasan ruang linkup tersebut memiliki pengaruh yang sama terhadap laporan auditor, tetapi

interpretasi materialitasnya mungkin berbeda. Bila ada pembatasan ruang lingkup, maka repon

auditor yang tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian, kualifikasi

(pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak memberikan pendapat,

tergantung pada materialitasnya.

Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak disiapkan

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan klien tidak mampu atau tidak

bersedia mengoreksi salah saji itu, ia harus menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian

atau pendapat tidak wajar, tergantung pada materialitas pos yang dipertanyakan.

Peraturan 203dalam kode prilaku profesional memperkenankan pendapat penyimpangan dari

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum apabila auditor yakin bahwa ketaatan pada prinsip

tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan. Pendapat ini akan diterangkan

dalam paragraf ketiga sebagai tambahan.

Tidak adanya laporan arus kas keengganan klien untuk memasukkan laporan arus kas (SAS

58 (AU 508)) maka auditor harus membuat laporan di paragraf ketiga menyatakan peniadaan

laporan itu dan kualifikasi pendapat “kecuali untuk”.

3.8. Proses Keputusan Audit untuk Laporan Keuangan

Auditor akan menerbitkan keputusan audit berdasarkan suatu proses yang tersusun dengan baik pada serangkaian situasi tertentu. Pertama auditor harus menilai apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian standar. Jika ada maka auditor harus mengukur tingkat materialitas kondisi tersebut dan menentukan laporan audit yang tepat.

Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian standar, Kondisi-kondisi tersebut adalah :

1. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten2. Keraguan yang substansial tentang kelangsungan hidup perusahaan

18

Page 19: Ringkasan Audit bab 1-4

3. Penyimpangan yang dibebankan dari GAAP atau prinsip-prinsip akuntansi lainnya4. Penekanan pada masalah5. Penggunaan auditor lain6. Ruang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain7. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi berlaku umum8. Auditor tidak independen

Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut ketika mereka melaksanakan audit dan mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit sebagai tambahan diskusi guna pelaporan audit.

Memutuskan materialitas untuk setiap kondisi, apabila ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian standar, auditor mengevaluasi pengaruh potensial nya terhadap laporan keuangan.Untuk penyimpangan auditor harus dapat membedakan material, tidak material, sangat material.

Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan tingkat materialitas, sangat mudah bagi auditor untuk menentukan pendapat setelah kedua proses diatas.

Menuliskan laporan audit, sebagian kantor akuntan publik sudah memiliki template untuk komputer yang berisi kata-kata yang tepat pada setiap kondisi yang berbeda guna membantu auditor menuliskan laporan audit. Kemudian para partner akan mereview seluruh laporan audit sebelum laporan itu diterbitkan

3.9. Dampak e-commerce Terhadap Pelaporan Audit

Dengan semakin canggihnya dunia teknologi dan informasi, maka kebanyakan perusahaan publik memberikan akses ke informasi keuangan melalui website nya. Para pengunjung website dapat melihat langsung laporan keuangan perusahaan yang telah audit dan juga dapat melihat hasil laporan auditor. Selain itu juga umum bagi perusahaan untuk mengumumkan informasi seperti itu sebagai laporan keuangan kuartal yang belum di audit, informasi keuangan lainnya, dll.

Namun, menurut standar auditing yang berlaku saat ini, tidak diwajibkan untuk membaca informasi yang terkandung di media elektronik.Karena media elektronik adalah sarana untuk mendistribusikan informasi dan buka dianggap “dokumen” seperti istilah yang digunakan dalam standar auditing.

19

Page 20: Ringkasan Audit bab 1-4

Bab 4. ETIKA PROFESIONAL

4.1. Perbedaan Etis dan Tidak Etis bagi Pribadi dan bagi Profesional

Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. .

Contoh serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditetapkan/ditentukan adalah UU dan

peraturan negara, doktrin gereja, kode etik bagi kelompok terdidik atau profesionalisme, serta

kode prilaku dalam organisasi.

Etika sangat dibutuhkan dalam masyarakat, yang walaupun masih banyak nilai etika yang belum

dimasukkan kedalam peraturan dan undang-undang. Etika merupakan suatu media yang dapat

menjalin hubungan yang harmonis didalam masyarakat, dengan kata lain ini adalah aturan yang

dibentuk dalam sekelompok orang untuk kepentingan bersama.

Sebagian orang melakukan hal yang tidak etis, hal tersebut dapat terjadi karena ada beberapa

alasan ; mungkin karena kita memiliki nilai yang berbeda, atau karena merasa dia harus

melakukan atau terpaksa, dan sengaja melakukannya demi kepentingan pribadi.

Ada enam nilai etis menurut Joseph Institute :

Dapat dipercaya (trustworthiness) mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas.

Penghargaan (respect) mencakup gagasan seperti kepantasan, kesopansantunan, kehormatan,

toleransi, dan penerimaan.

Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bertanggungjawab atas tindakan seseorang serta

dapat menahan diri.

Kelayakan (fairness) dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap tidak

memihak, proporsionalitas, keterbukaan dan keseksamaan.

Perhatian (caring) berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain dan

mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan

baik.

Kewarganegaraan (Citizenship) termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan

kewajiban sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain

pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan, dan melindungi sumberdaya ala yang ada.

20

Page 21: Ringkasan Audit bab 1-4

4.2. Menyelesaikan Dilema Etika

Dilema etika adalah merupakan suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana dia harus

mengambil keputusan tentang prilaku yang tepat.

Dalam setiap profesi bisnis menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka. Contoh

sebagai seorang auditor dalam menjalankan tugas dan diancam oleh kliennya dengan mencari

auditor baru jika ia bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan menjadi

dilema bagi auditor apabila laporan wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.

Ada beberapa cara menyelesaikan dilema etika, tetapi kita harus berhati-hati untuk menghindari

metode yang merasionalkan perilaku tidak etis. Berikut metode-metode rasionalisasi yang sering

digunakan, yang dengan mudah dapat mengakibatkan tindakan tidak etis.

Setiap Orang Melakukannya, contoh bahwa banyak orang mengisi SPT pajak tidak jujur,

mencontek saat ujian, menjual produk cacat yang dapat diterima umum dengan didasarkan pada

rasionalisasi umum bahwa semua orang melakukannya.

Jika sah menurut hukum, hal itu etis, Menggunakan argumen bahwa perilaku yang etis

bergantung pada hukum yang sempurna. Seseorang tidak memiliki kewajiban untuk

mengembalikan barang yang hilang kecuali pihak lain dapat membuktikan bahwa barang

tersebut miliknya.

Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya, tergantung evaluasi atas kemungkinan bahwa

orang lain menemukan perilaku tersebut. Biasanya, orang akan menilai besar konsekuensinya

bila ia ketahuan kepada orang lain.

Ada enam langkah digunakan sebagai pendekatan yang sederhana untuk menyelesaikan dilema

etika:

1. Memperoleh Fakta yang relavan

2. Mengidentifikasi isu-isu etis tersebut berdasarkan fakta tersebut.

3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut, dan

bagaimana setiap orang tersebut terpengaruhi.

4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan

dilema tersebut

21

Page 22: Ringkasan Audit bab 1-4

5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif.

6. Memutuskan tindakan yang tepat.

Contoh kasus untuk menyelesaikan dilema etika :

Salah satu peraturan hidup di asrama UNAI adalah dilarang menggunakan listrik dengan batas

tegangan listrik yang ditentukan dan juga dilarang untuk berjualan di dalam asrama.Namun

kenyataannya banyak mahasiswa yang tetap menggunakan listrik lebih dari kapasitas dan

akibatnya sering terjadi listrik turun.Mahasiswa banyak menggunakan listrik untuk melakukan

bisnis berjualan di asrama yang juga dilarang peraturan asrama UNAI, yaitu berjualan mie instan

dengan menggunakan pemanas air dengan yang menggunakan listrik cukup besar.Namun mie

instan tersebut sudah menjadi kebutuhan mahasiswa termasuk saya di saat malam sedang lapar

atau sedang mengerjakan tugas kuliah.

Fakta yang relevan :

Ada beberapa mahasiswa yang tetap berjualan di asrama walau dilarang dan sudah

diamarkanakan di denda dan alat-alatnya ditahan

Peraturan asrama UNAI melarang menggunakan listrik berlebih dan berjualan

Mahasiswa butuh makan malam di saat larut malam karena kebutuhan

Isu etika :

Apakah baik bagi mahasiswa dan atau UNAI jika membiarkan hal ini terjadi.

Siapa yang dipengaruhi dan bagaimana masing-masing terpengaruh?

Mahasiswa

Mahasiswaakan mengundang mahasiswa lain untuk tetap berjualan untuk saling

menguntungkan.

Mahasiswa akan merasa terganggu dengan keributan penjual dan bau mie instan yang

dikeluarkan

Listrik akan terganggu dan dapat menghambat kegiatan mahasiswa lain yang

menggunakan listrik

22

Page 23: Ringkasan Audit bab 1-4

UNAI

Peraturan yang ditetapkan UNAI hanya akan jadi pajangan yang berarti mahasiswa tidak

takut untuk melanggar

Listrik yang sering turun akan membuat kerusakan kepada beberapa alat UNAI sehingga

menimbulkan biaya perbaikan yang besar

Alternatif yang tersedia :

Membiarkan hal itu tetap terjadi

Menegur mahasiswa yang berjualan

Mengingatkan kepala asrama untuk memberikan punishment bagi yang berjualan

Konsekuensi :

Membiarkan hal itu tetap terjadi, terkadang menjadi kebutuhan mahasiswa, merasa

terganggu saat tidak dibutuhkan, menjadi kebudayaan bersama.

Menegur mahasiswa yang berjualan, berpengaruh terhadap sosial karena merupakan

kebutuhan mahasiswa secara umum, mendapat perlawanan dan dibenci

Mengingatkan kepala asrama untuk memberikan punishment bagi yang berjualan, dapat

dibenci oleh mahasiswa secara umum, dikenal sebagai tukang adu.

Tindakan yang tepat

Memilih untuk tetap membiarkan hal tersebut karena juga menjadi kebutuhan mahasiswa,

kecuali ada alternatif lain yang dapat disediakan UNAI.

4.3. Kebutuhan Khusus akan Perilaku Etis dalam Profesi

Seorang profesional diharapkan berperilaku lebih dari pada masyarakat biasa dan bertanggung

jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab dan peraturan masyarakat.

Bagi akuntan publik, kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas

audit dan jasa lainnya sangatlah penting. Kantor akuntan publik adalah profesi yang berbeda

dengan profesi yang lain. Kantor akuntan publik di bayar oleh klien tetapi jasa auditor tidak yang

23

Page 24: Ringkasan Audit bab 1-4

dibayar tidak untuk keuntungan perusahaan secara langsung (keuntungan utama) namun untuk

kepentingan publik yang menggunakan laporan keuangan.

Sangat penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang akuntan publik sebagai pihak

yang kompeten dan objektif.Pemakai merasa yakin bahwa akuntan publik memberikan jasa yang

bernilai, sehingga memberikan keyakinan resiko informasi yang diberikan tidak terlalu besar.

4.4. Kode Perilaku Profesional

Kode perilaku profesional AICPA menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal maupun

peraturan perilaku khusus yang harus diberlakukan. Beberapa definisi, yang di ambil dari kode

perilaku profesional AICPA yaitu :

Klien, setiap entitas atau orang, selain dari atasan anggota, yang menugaskan anggota

atau kantornya untuk melaksanakan jasa profesional.

Kantor akuntan, Badan organisasi yang memiliki izin khusus dari pemerintahan negara

yang bertugas sebagai akuntan publik.

Institute, American Institute of Certified Public Accountants.

Anggota, anggota asosiasi, atau anggota asosiasi dari international dari American

Institute of Certified Public Accountants.

Praktik akuntansi publik, perilaku akuntansi publik terdiri dari pelaksanaan kerja untuk

klien oleh seorang anggota atau kantor akuntan anggota, yang bertindak sebagai akuntan

publik, atas jasa profesional akuntansi, perpajakan, perencanaan keuangan pribadi, jasa

pendukung litigasi, dan jasa-jasa profesional di mana standar telah ditetapkan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh dewan.

Kode etik terdiri dari empat bagian dalam urutan yang spesifisitas yang semakin meningkat

Prinsip, Standar perilaku etis yang ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofis. Prinsip-

prinsip etis :

Tanggung jawab, mengemban tanggung jawab atas profesi mereka dengan

pertimbangan profesional dalam semua aktivitas mereka

24

Page 25: Ringkasan Audit bab 1-4

Kepentingan publik, memiliki kewajiban untuk melayani kepentingan publik, menjaga

kepercayaan publik , serta menunjukkan komitmen dan profesionalisme

Integritas, seorang profesional harus dapat mempertahankan integritas yang tinggi.

Objektivitas dan Independensi, profesional harus mempertahankan objektivitas dan

bebas dari pengaruh dengan siapa pun dalam menjalankan tanggung jawab profesinya.

Keseksamaan, melakukan kinerja terbaik sesuai dengan standar untuk meningkatkan

kemampuan dan mutunya.

Ruang lingkup dan sifat jasa, Profesionalisme harus memperhatikan prinsip-prinsip

kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.

Peraturan perilaku, Standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai peraturan

spesifik.

Interpretasi peraturan perilaku, Interpretasi atas peraturan perilaku oleh Divisi Etika

Profesional dari AICPA.

Kaidah etika, Penjelasan yang diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang peraturan

perilaku yang diserahkan kepada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang berkepentingan

dengan persyaratan etis.

4.5. Independensi

Nilai audit sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. Independensi

dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Independensi dalam fakta,

seorang auditor mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit. Independensi dalam

penampilan, adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini.

SEC mengesahkan aturan-aturan yang memperkuat independensi auditor pada bulan januari

2003 sejalan dengan persyaratan Sarbanes-Oxley Act. SEC membatasi ketentuan jasa audit, dan

juga membatasi pengangkatan karyawan dari mantan kantor karyawan kantor akuntan oleh klien

dan rotasi partner audit guna mempertinggi independensi. PCAOB menerbitkan aturan

independensi tambahan yang berkaitan dengan ketentuan jasa perpajakan tertentu.:

1. Jasa pembukuan dan akuntansi lain

25

Page 26: Ringkasan Audit bab 1-4

2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan

3. Jasa penaksiran atau penilaian

4. Jasa actuarial

5. Outsourcing audit internal

6. Fungsi manajemen dan sumber daya manusia

7. Jasa pialang atau dealer atau penasihat investasi atau bankir investasi

8. Jasa hukum dan pakar yang tidak berkaitan dengan audit

9. Semua jasa lain yang ditentukan oleh peraturan PCOAB sebagai tidak diperkenankan.

Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya

termasuk membantu auditor tetap independen dari manajemen. Kebanyakan komite audit terdiri

dari tiga hingga lima atau terkadang paling banyak tujuh direktur yang merupakan bukan bagian

dari manajemen perusahaan. Semua anggota komite harus independen dan paling tidak ada satu

yang menjadi pakar keuangan.

Konflik yang timbul dari hubungan personalia, penerimaan karyawan dari mantan anggota

tim audit pada sebuah klien meningkatkan masalah independensi. Sejalan dengan persyaratan

Sarbanes-Oxley Act, SEC telah menambahkan periode “cooling off” selama satu tahun sebelum

seorang anggota dari tim penugasan audit dapat bekerja dengan klien dan menduduki posisi

manajemen kunci tertentu.

Rotasi Partner, sesuai dengan persyaratan Sarbanes-Oxley Act, aturan independensi SEC

mengharuskan pemimpin dan partner audit merotasai penugasan audit sesudah lima tahun.

Kepentingan kepemilikan, aturan SEC melarang tentang hubungan auditor dan klien audit bagi

orang-orang yang dapat mempengaruhi audit. Aturan ini melarang setiap kepemilikan oleh

orang-orang yang terlibat dalam audit dan keluarga dekat mereka, termasuk anggota tim

penugasan audit, mereka yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai komando

perusahaan, partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa non audit kepada

klien, dan partner dalam kantor partner yang terutama bertanggung jawab atas penugasan audit.

26

Page 27: Ringkasan Audit bab 1-4

4.6. Menerapkan Peraturan dan Interpretasi Kode Etika serta Kegunaannya

Kantor akuntan publik harus independen ketika memberikan jasa tertentu tetapi tidak untuk jasa

yang lain. Ada lebih banyak interpretasi untuk independensi dibanding peraturan perilaku

lainnya.

Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau investasi

langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak independensi audit aktual,

dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas independensi auditor. Ada tiga perbedaan

penting dalam peraturan itu manakala berkaitan dengan independensi dan kepemilikan saham.

Anggota yang tercakup, peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat dapat

mempengaruhi penugasan atestasi. Anggota yang tercakup meliputi

1. Orang-orang pada tim penugasan atestasi

2. Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi, seperti orang yang

mengawasi atau mengevaluasi partner penugasan

3. Partner atau manajer yang memberikan jasa non atestasi kepada klien

4. Partner di kantor partner yang bertanggung jawab atas penugasan atestasi

5. Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya

6. Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut di atas atau

oleh dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi sama

Kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung, kepemilikan lembar saham atau ekuitas

lainnya oleh para anggota atau keluarga dekatnya, dikenal kepentingan keuangan

langsung.Kepentingan keuangan tidak langsung muncul ketika terdapat hubungan kepemilikan

yang dekat, tetapi bukan hubungan langsung, antara auditor dengan kliennya.

Material atau tidak material, material harus dapat dilihat dalam hubungannya dengan

kesejahteraan dan pendapatan seorang anggota.

Masalah kepentingan keuangan yang berkaitan dengan karyawan kantor akuntan publik dengan

kliennya.

27

Page 28: Ringkasan Audit bab 1-4

Mantan praktisi, pelanggaran oleh kantor akuntan terjadi jika mantan partner tetap menjadi

asosiasi kantor itu atau ambil bagian dalam berbagai aktivitas yang menyebabkan pihak lain

percaya bahwa ia masih aktif dalam kantor akuntan itu.

Prosedur pemberian pinjaman yang normal, umumnya tidak diperkenankan adanya

perjanjian kredit antara kantor akuntan publik atau para karyawan dengan klien audit karena hal

itu merupakan hubungan keuangan.

Kepentingan keuangan dan penerimaan bekerja anggota inti serta keluarga terdekat,

sangat sulit bagi kantor auditor untuk mempertahankan independensi nya jika klien yang di audit

masih memiliki kepentingan keluarga dekat.

Hubungan sebagai investor atau investee bersama dengan klien, dimana klien yang di audit

juga memiliki investasi yang sama di perusahaan lain, ini juga merupakan pelanggaran atas

peraturan 101.

Direktur, pejabat, manajemen, atau karyawan perusahaan, jika seorang akuntan publik

memiliki suatu jabatan dalam perusahaan lain yang menjadi kliennya maka akan sulit bagi

auditor untuk melakukan evaluasi yang independen atas kewajaran pelaporan keuangan.

Perkara hukum antara kantor akuntan publik dan kliennya akan mempengaruhi objektivitas dari

kedua pihak. Gugatan yang diterima dari pihak mana pun biasanya tidak mengganggu

independensi. Pertimbangan penting dalam semua tuntutan hukum itu adalah sejauh mana

pengaruhnya terhadap kemampuan klien, manajemen, dan karyawan kantor akuntan publik untuk

tetap objektif serta berkomentar secara bebas.

Jika akuntan publik memberikan jasa akuntansi dan jasa lainnya kepada klien, namun tiga

persyaratan yang harus dipenuhi oleh auditor sebelum memberikan jasa pembukuan pada klien :

1. Klien harus bertanggung jawab penuh atas laporan keuangan, dan klien harus memiliki

tingkat pemahaman yang tinggi tentang entitas serta lingkungan bisnisnya sendiri.

2. Akuntan publik tidak boleh berperan sebagai karyawan atau manajemen yang

mengoperasikan perusahaan.

3. Akuntan publik dalam melakukan audit atas laporan keuangan yang sebagian laporan

keuangan disediakan oleh akuntan publik harus sesuai dengan GAAS.

28

Page 29: Ringkasan Audit bab 1-4

Konsultasi dan jasa audit lainnya, Kantor Akuntan Publik menawarkan berbagai jasa lain yang

membantu klien yang secara potensial dapat mengganggu independensi. Aktivitas semacam ini

dapat diizinkan selama menjalankan tugasnya tidak menjalankan fungsi manajemen dan

mengambil keputusan manajemen.

PCAOB menerbitkan pedoman berupa pernyataan kebijakan pada tanggal 16 Mei 2005, yang

mengemukakan bahwa tidak ada dalam standar dan aturan PCAOB yang melarang auditor

memberikan nasihat kepada klien perusahaan publik.Pedoman 16 Mei menyatakan bahwa

auditor tidak boleh membuat keputusan akuntansi untuk kliennya dan manajemen tidak boleh

melepas tanggung jawabnya atas mutu pelaporan keuangan.

Menurut peraturan 101 dan aturan serta interpretasinya, independensi dianggap terganggu bila

fee yang ditagih atau yang belum ditagih atas jasa profesional yang diberikan masih belum

dibayar lebih dari satu tahun sebelum tanggal laporan.

4.7. Persyaratan Peraturan Lain sesuai Kode Etik AICPA

Peraturan 102 – Integritas dan Objektivitas, dalam melaksanakan setiap jasa profesional, seorang

anggota harus dapat mempertahankan objektivitas dan integritas, harus dapat bebas dari konflik

kepentingan, dan tidak boleh dengan sengaja membuat kesalahan penyajian atas fakta atau

menyerahkan penilaiannya kepada orang lain.

Peraturan 201 – Standar Umum, seorang anggota harus mematuhi standar berikut dan

interpretasinya yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Dewan.

a) Kompetensi profesional

b) Keseksamaan profesional

c) Perencanaan dan supervise

d) Data relevan yang mencukupi

Peraturan 202 – ketaatan pada standar, seorang anggota yang melaksanakan jasa audit, review,

kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus mematuhi

standar yang ditetapkan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Dewan.

29

Page 30: Ringkasan Audit bab 1-4

Peraturan 203 – Prinsip-Prinsip Akuntansi, Persetujuan akhir peraturan dengan prinsip standard

akuntansi.

Peraturan 301 – Informasi rahasia klien, Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh

mengungkapkan setiap informasi rahasia klien tanpa persetujuan klien.

Peraturan 302 – Fee kontinjen mengatur pemberian fee kontinjen sebagai upah atas jasa yang

diberikan profesional dimana sering terjadi isu-isu yang kompleks.

Peraturan 501 – Tindakan yang dapat didiskreditkan Seorang anggota tidak boleh melakukan

tindakan yang dapat didiskreditkan bagi profesinya.

Peraturan 502 – Iklan dan bentuk permohonan lainnya Seorang anggota dalam peraktik publik

tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan

cara yang palsu, menyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan menggunakan paksaan,

melampaui batas, atau mengganggu sangat dilarang.

Peraturan 503 – Komisi dan fee referral

a) Komisi yang dilarang. Seorang anggota dalam praktik tidak boleh menerima komisi

untuk merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa kepada klien, atau

menerima komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau jasa

yang dipasok oleh klien.

b) Pengungkapan komisi yang diizinkan. Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang

oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau

berharap mendapat komisi, harus mengungkapkan fakta tersebut kepada orang atau

entitas dimana anggota itu merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau

jasa yang berkaitan dengan komisi ini.

c) Fee referral. Setiap anggota yang menerima fee referral untuk merekomendasikan atau

mereferensikan jasa akuntan publik kepada orang atau entitas atau yang membayar fee

referral untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan atau pembayaran

semacam itu kepada klien.

Peraturan 505 – Bentuk dan Nama Organisasi Anggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi

publik hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara bagian

30

Page 31: Ringkasan Audit bab 1-4

yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan.

4.8. Pemberlakuan Peraturan Perilaku

Kelalaian mengikuti peraturan perilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari AICPA.Ini

bukanlah untuk menghentikan akuntan publik untuk berpraktik akuntansi tapi merupakan sanksi

sosial yang berat.

Divisi Etika Profesional AICPA bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran atas kode

etik dan menentukan tindakan disiplin yang dijatuhkan.

Aktivitas profesional akuntan publik diatur oleh Kode Perilaku Profesional AICPA, dan para

auditor perusahaan publik juga mendapat pengawasan dari PCAOB dan SEC. Semua ini adalah

untuk independensi yang tinggi sebagai profesionalisme untuk kebutuhan public.

31

Page 32: Ringkasan Audit bab 1-4

32