isi makalah klp 4 audit ii
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh tidak
dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit
dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah jenis kesalahan ini.
Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran umu proses audit mulai
dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien hingga memperoleh bukti
audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan yang memadai.
Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit dibenaknya.
Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah
menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntnasi yang berlaku
umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti audit yang cukup dan kompeten
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti
audit dipengaruhi oleh:
a. Pemahaman auditor ayas bisnis dan industri klien
b. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan
klien
c. Keputusan tentang asersi yang material bag laporan keuangan
d. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang dapat disimpulkan yaitu :
1. Apa konsep dasar siklus investasi dan pendanaan ?
2. Apa sasaran audit siklus investasi dan pendanaan ?
3. Bagaimana penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta penerapan
prosedur audit ?
4. Bagaimana pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit siklus
investasi dan pendanaan ?
5. Bagaimana pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan
pendanaan ?
6. Bagaimana pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur audit siklus
investasi dan pendanaan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penulisan yang dapat diambil yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dasar siklus investasi dan pendanaan.
2. Untuk mengetahui sasaran audit iklus investasi dan pendanaan.
3. Untuk mengetahui penyusunan program audit siklus investasi dan pendanaan serta
penerapan prosedur audit.
4. Untuk mengetahui pengujian substantif hutang jangka panjang dalam prosedur audit
siklus investasi dan pendanaan
5. Untuk mengetahui pengujian saldo investasi dalam prosedur audit siklus investasi dan
pendanaan.
6. Untuk mengetahui pengujian substantif ekuitas pemegang saham dalam prosedur
audit siklus investasi dan pendanaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DASAR SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN
Aktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di
samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan
yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini
karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Sebagai pegangan
kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat pengembalian yang dihasilkan
oleh aktiva-aktiva itu melebihi biaya marjinal sesudah pajak dari pembiayaan dengan hutang
menyangkut akuisisi aktiva tambahan. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi
meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan
(misalnya, mesin, peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian
yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.
Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di mana
kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau
pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi misalnya,
mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen
atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi hutang,
mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen. Jika auditor mengetahui
perubahan yang telah terjadi dalam aktivitas investasi, maka perubahan aktivitas pembiayaan
seringkali dapat dideteksi. Sebagai contoh, jika suatu entitas membiayai peralatan dengan lease
modal, maka nilai aktiva dan hutang tambahan itu berkaitan secara langsung. Populasi dari
instrumen hutang dan ekuitas biasanya juga kecil. Sebagi contoh, sebuah perusahaan publik
mungkin mempunyai sekitar 50 wesel bayar yang berbeda, hanya atas satu dari tiga kelas
sekuritas ekuitas, yang merupakan ukuran populasi yang kecil. Akibatnya, strategi audit
seringkali memusatkan perhatian pada audit atas populasi hutang dan ekuitas pada akhir tahun.
Dalam pendahuluan dan keterterapan PSA No. 07 dijelaskan bahwa auditor dalam
mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas, investasi yang diperlakukan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Akuntansi Investasi Efek
Tertentu.
Bagi entitas yang wajib mengikuti PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
kebijakan akuntansi untuk investasi tergantung pada klasifikasinya. Secara khusus, PSAK
No. 50 menyatakan sebagai berikut:
Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo,
maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok
"dimiliki hingga jatuh tempo" dan disajikan dalam neraca sebesar biaya pemerolehan
setelah amortisasi premi atau diskonto (paragraf 8)
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan efek utang ke dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek tersebut
untuk periode yang tidak ditentukan.
a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan risiko
sejenis,
b) kebutuhan likuiditas,
c) perubahan dalam ketersediaan dan tingkat imbal hasil investasi alternatif,
d) perubahan dalam sumber pendanaan perusahaan dan persyaratannya,
e) perubahan dalam risiko mata uang asing.
Penjualan efek utang yang memenuhi salah satu dari dua kondisi berikut ini dapat
dianggap telah jatuh tempo :
a) Penjualan efek terjadi pada tanggal yang cukup dekat dengan saat jatuh tempo,
sehingga risiko tingkat bunga tidak lagi menjadi faktor penentu harga jual. Tanggal
penjualan tersebut begitu dekatnya dengan saat jatuh tempo sehingga perubahan
suku bunga pasar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai wajar efek.
b) Penjualan efek terjadi setelah perusahaan memperoleh sebagian besar pembayaran
(sedikitnya 85 persen) dari nilai tercatat investasi dalam efek utang. Pembayaran
tersebut dapat terjadi karena pembayaran di muka efek utang atau pembayaran efek
utang sesuai dengan jadwal angsuran pembayaran efek utang tersebut (yang
meliputi pokok pinjaman dan bunga). Untuk efek dengan tingkat bunga variabel,
pembayaran cicilan tersebut tidak akan sama jumlahnya, tergantung kepada tingkat
bunga yang berlaku.
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan." Efek dalam kelompok
"diperdagangkan" biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang
sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari
perbedaan harga jangka pendek. Laba atau rugi yang belum direalisasikan atas efek
dalam kelompok "diperdagangkan" harus diakui sebagai penghasilan (paragraf 13 a
dan 14)
Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok "diperdagangkan" dan dalam
kelompok "dimiliki hingga jatuh tempo", harus diklasifikasikan dalam kelompok
"tersedia untuk dijual". Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam
kelompok "tersedia untuk dijual" (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar) harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah,
dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat
direalisasi (paragraf 13 b dan 14)
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok diperdagangkan
harus diakui sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam
kelompok tersedia untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar)
harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah, dan tidak boleh
diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tersebut dapat direalisasi.
Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk
amortisasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, selalu diakui sebagai penghasilan.
Pernyataan ini tidak berdampak terhadap metode yang digunakan untuk mengakui dan
mengukur jumlah dividen dan pendapatan bunga. Laba atau rugi yang telah direalisasi untuk
efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh
tempo juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.
2.2 SASARAN AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN
Sasaran Audit Untuk siklus Investasi
Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan
dalam gambar di bawah ini. Masing-masing tujuan itu diuraikan dalam asersi implisit atau
eksplisit manajemen tentang transaksi siklus investasi spserti hal itu berkaitan dengan aktiva
jangka panjang. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam
kebanyakan audit.
Kategori Asersi Tujuan Audit atas kelompok Transaksi Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan
atau keterjadian
Akuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva
tetap, pelepasan aktiva tetap, dan reparasi
serta pemeliharaan merupakan transaksi
yang terjadi selama tahun berjalan
Aktiva tetap yang tercatat merupakan
aktiva produktif yang digunakan pada
tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi akuisisi aktiva tetap dan
pelepasan aktiva tetap serta reparasi dan
pemeliharaan yang terjadi selama periode
berjalan telah dicatat
Saldo aktiva tetap mencakup pengaruh
semua transaksi yang terjadi selam
periode berjalan
Hak dan
Kewajiban
Entitas itu memiliki atau mendapatkan
hak atas semua aktiva tetap yang
dicatat pada tanggal neraca
Penilaian atau
Alokasi
Transaksi untuk beban penyusutan dan
penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai
dengan tepat
Aktiva tetap dicatat pada harga pokok
dikurangi akumulasi penyusutan dan
diturunkan nilainya sebesar penurunan
nilai yang material.
Penyajian dan
Pengungkapan
Transaksi penyusutan, reparasi, dan
pemeliharaan serat lease operasi telah
dididentifikasi dengan benardalam laporan
keuangan
Aktiva tetap dan lease modal telah
diidentifikasi dengan benar dan
diklasifikasikan dalam laporan
keuangan
Pengungkapan yang berkaitan dengan
harga pokok, nilai buku, metode
penyusutan, dan umur manfaat dari
kleas utama aktiva tetap, penggadaian
aktiva tetap sebagai agunan, dan
syarat-syarat utamadari kontrak lease
modal sudah memadai.
Sasaran Audit untuk siklus Pendanaan
Untuk masing-masing dari kelima kategori asersi laporan keuangan, gambar di bawah
ini mencantumkan sejumlah tujuan audit atas saldo akun spesifik berkenaan dengan akun-
akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.
Kategori Asersi Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan atau
keterjadian
Beban bunga yang dicatat dan transaksi
laporan laba-rugi lainnya menyajikan
pengaruh transaksi hutang jangka panjang
dan peristiwa yang terjadi selama periode
berjalan
Saldo hutang jangka panjang yang
dicatat merupakan hutang yang ada
pada tanggal neraca
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan hak pemilik yang ada pada
tanggal neraca
Kelengkapan Semua transaksi beban bunga dan
pendapatan lainnya yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang yang terjadi
selama periode berjalan telah dicatat
Saldo hutang jangka panjang
merupakan semua hutang kepada
kreditor jangka panjang pada tanggal
neraca
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas aktiva
entitas yang melaporkan
Hak dan
Kewajiban
Semua saldo hutang jangka panjang
yang tercatat merupakan kewajiban
entitas yang melaporkan
Saldo ekuitas pemegang saham
merupakan klaim pemilik atas aktiva
entitas yang melaporkan
Penilaian atau
Alokasi
Transaksi beban bunga dan pendapatan
lainnya yang berkaitan dengan hutang
jangka panjang telah dinilai dengan tepat
sesuai GAAP
Saldi hutang jangka panjang dan
ekuitas pemegang saham telah dinilia
dengan tepat sesuai dengan GAAP
Penyajian dan
Pengungkapan
Transaksi hutang jangka panjang dan
ekuitas pemegang saham telah
diidentifikasi serta diklasifikasikan
dengan tepat dalam laporan keuangan
Saldo hutang jangka panjang dan
ekuitas pemegang saham telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam laporan keuangan
Semua syarat, ketentuan, komitmen,
dan provisi terkait yang bersangkutan
dengan hutang jangka panjang telah
diungkap secara memadai
Semua fakta berkenaan dengan
penerbitan saham seperti nilai pari atau
nilai ditetapkan saham, saham yang
diotorisasi dan diterbitkan, serta
jumlah saham yang ditahan sebagai
treasury stock atau terikat opsi telah
diungkapkan.
Klasifikasi investasi yang tepat tergantung pada maksud manajemen dalam membeli
dan memiliki investasi, aktivitas investasi entitas sesungguhnya, dan, untuk efek utang
tertentu, kemampuan entitas untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo. Dalam
menentukan sifat, Saar, dan lugs prosedur substantif, auditor hares memperoleh pemahaman
mengenai proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengklasifikasikan investasi.
Dalam menilai maksud manajemen yang berkaitan dengan investasi, auditor harus
mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau bertentangan dengan maksud
manajemen yang telah dinyatakan. Sebagai contoh, penjualan investasi yang diklasifikasikan
dalam kategori "dimiliki hingga jatuh tempo", dengan alasan sebagaimana yang telah
diidentifikasi pada paragraf 8 PSAK No. 50, harus menyebabkan auditor mengajukan
pertanyaan tentang ketepatan klasifikasi oleh manajemen mengenai investasi lainnya yang
diklasifikasikan dalam kategori tersebut, dan juga klasifikasi investasi masa depan dalam
kategori tersebut. Ketika mempertimbangkan aktivitas investasi, auditor biasanya harus
memeriksa bukti seperti catatan strategi investasi tertulis dan yang telah disetujui, catatan
aktivitas investasi, instruksi kepada manajer portofolio, dan notulen rapat dewan komisaris
atau komite investasi.
Dalam menilai kemampuan entitas dalam memiliki efek utang hingga jatuh tempo,
auditor mengumpulkan bukti yang cenderung untuk baik menguatkan atau bertentangan
dengan kemampuan tersebut. Auditor harus mempertimbangkan faktor seperti posisi
keuangan entitas, kebutuhan modal kerja, hasil operasi, perjanjian utang jaminan, dan
kewajiban kontraktual relevan lainnya, dan juga hukum dan perundang-undangan. Auditor
harus
2.3 PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN
SERTA PENERAPAN PROSEDUR AUDIT
I. Siklus Investasi
Aktivitas investasi adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan asset tetap. Dalam PSAK No.16 (Revisi 2007), aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan dapat
digunakan lebih dari satu periode. Contohnya tanah, bangunan, peralatan, serta aset lain
yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.. Jadi nantinya yang akan dilakukan
adalah pengujian substantive atas saldo aset tetap. Disamping itu, aktivitas investasi juga
mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak dimaksudkan untuk
tujuan perdagangan. Untuk itu, sebelum menyusun program audit untuk siklus investasi,
seorang auditor harus menentukan risiko deteksi terlebih dahulu.
• Menentukan Risiko Deteksi
Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan
kepemilikan aset bersangkutan. Apabila klien tersebut sebelumnya telah diaudit oleh
auditor independen lain, maka bukti-bukti ini akan lebih mudah diperoleh apabila auditor
pengganti dapat menelaah kertas kerja auditor terlebih dahulu. Akan tetapi, jika klien
belum pernah diaudit, maka auditor harus melaksanakan penyelidikan atas saldo dan
kepemilikan unit-unit utama pabrik yang saat ini sedang beroperasi. Seringkali risiko
terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang
saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam
tahun-tahun sebelumnya. Bukti-bukti yang berkaitan dengan audit awal biasanya
diikhtisarkan dan disimpan dalam kertas kerja permanen auditor.
Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi
tahun berjalan. Biasanya proporsi terbesar dari aktiva tetap adalah pada awal tahun, yang
sebelumnya telah diaudit. Karena itu, akan lebih murah untuk memusatkan perhatian pada
populasi lebih kecil dari transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi,
auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease
modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-
aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan
estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, risiko deteksi dalam penugasan yang
berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.
• Menyusun Program Audit Siklus Investasi
Pengujian substantive yang mungkin dilakukan atas saldo aktiva tetap dalam penugasan
yang berulang dan tujuan audit atas saldo akun spesifik setelah mempertimbangkan
risiko-risiko deteksi mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut
1. Prosedur awal
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry klien serta menentukan:
a. Signifikansi asset tetap dan perubahan asset tetap bagi entitas
b. Pendorong ekonomi kunci yang mempengaruhi akuisisi perusahaan atas asset
tetap
c. Standar industry sejauh mana entitas tersebut bersifat padat modal dan dampak
asset tetap terhadap laba
- Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan asset tetap yang akan mendapat
pengujian lebih lanjut, seperti
a. Menelusuri saldo awal asset tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas kerja
tahun sebelumnya
b. Mereview aktivitas dalam akun buku besar asset tetap dan beban penyusutan
serta menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa dari segi jumlah atau
sumbernya.
c. Mendapatkan skedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan asset
tetap yang disiapkan klien, dan menentukan bahwa hal itu secara akurat
merupakan catatan akuntansi mendasar yang disiapkan darinya dengan :
i. Melakukan footing dan crossfooting skedul serta merekonsiliasi total dengan
kenaikan atau penurunan saldo buku besar yang berkaitan selama periode
berjalan
ii.Menguji kecocokan pos-pos pada skedul dengan ayat jurnal dalam akun buku
besar yang bertalian
2. Prosedur Analitis
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Mengembangkan ekspektasi atas asset tetap dengan menggunakan pengetahuan
tentang aktivitas industry dan bisnis entitas tersebut
- Menghitung rasio :
i. Perputaran asset tetap
ii. Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualan
iii. Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan
iv. Tingkat pengembalian atas asset
- Menganalisis hasil-hasil rasio dalam hubungannya dengan ekspektasi berdasarkan
tahun-tahun sebelumnya, data industry, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya.
3. Pengujian rincian transaksi
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Memvouching penambahan asset tetap ke dokumentasi pendukung
- Memvouching pelepasan asset tetap ke dokumentasi pendukung
- Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan
4. Pengujian rincian saldo
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Menginspeksi asset tetap
a. Menginspeksi penambahan asset tetap
b. Melihat asset tetap lainnya dan waspada terhadap bukti penambahan serta
pelepasan yang tidak termasuk dalam skedul klien dan pada kondisi yang
berhubungan dengan penilaian serta kalsifikasi asset tetap yang tepat.
- Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak
5. Pengujian rincian saldo: estimasi akuntansi
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Mengevaluasi kewajaran penyajian beban penyusutan dengan mengevaluasi
kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa
- Menentukan apakah suatu kejadian yang signifikan akan mengakibatkan
penurunan nilai asset tetap
6. Penyajian dan Pengungkapan
Pada tahap ini, pengujian substantive yang dilakukan yaitu
- Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP
a. Menentukan apakah asset tetap dan beban, keuntungan, serta kerugian yang
berkaitan telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan
keuangan
b. Menentukan kelayakan pengungkapan yang berkaitan dengan biaya, nilai
buku, metode penyusutan, dan umur manfaat kelas-kelas utama asset tetap,
penggadaian asset tetap sebagai agunan, dan syarat kontrak lease.
II. Siklus Pendanaan
Siklus pendanaan mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut :
1. Transaksi utang jangka panjang, mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,
wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan
2. Transaksi ekuitas pemegang saham, mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasure, dan pembayaran dividen.
Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang
utama. Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan
untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai, dan pemebelian saham
treasuri.
Beberapa pertimbangan perencanaan audit yaitu
1. Materialitas
2. Risiko Inheren
3. Risiko Prosedur Analitis
4. Risiko Pengendalian
5. Dokumen dan Catatan yang Umum
6. Fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan
Prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus pembiayaan yaitu
1. Rasio arus kas bebas
Signifikansi audit arus kas bebas yaitu arus kas bebas yang negative menunjukkan
kebutuhan akan, dan mendekati jumlah dari, pembiayaan yang diharapkan guna
mencegah kekeringan kas atau investasi.
2. Rasio utang berbunga terhadap total aset
Signifikansi audit rasio utang berbunga terhadap total asset yaitu memberikan
kelayakan atas proporsi utang entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data industry
3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset
Signifikansi audit rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset yaitu memberikan
kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman
tahun sebelumnya atau data industry.
4. Rasio Membandingkan Pengembalian atas asset dengan biaya incremental utang
Signifikansi audit yaitu jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi atas asset dibanding biaya incremental utangnya, maka
ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan pembiayaan dengan utang
untuk memperluas asset dan laba entitas tersebut.
5. Rasio Pengembalian atas Ekuitas Saham biasa
Signifikansi audit yaitu memberikan pengujian kelayakan atas ekuitas pemegang
saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan
6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancar
Signifikansi audit rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancar yaitu
suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya.
Rasio yang kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial.
7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkan
Signifikansi audit rasio ini adalah pengujian atas kemampuan entitas untuk
menghasilkan laba untuk menutup biaya pelunasan utang. Rasio yang kurang dari 1,0
menunjukkan bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutup biaya pendanaan.
8. Rasio beban bunga terhadap utang bunga
Signifikansi audit rasio ini adalah suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang
dicatat yang harus mendekati biaya modal utang rata-rata entitas.
2.4 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA PANJANG
Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi
mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini, (1) melibatkan
perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3)
dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang
relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.
Lazimnya, suatu perusahaan jarang melakukan transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi itu seringkali sangat signifikan. Transaksi
hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan masalah pisah batas akhir tahun. Jadi
pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum
maupun sesudah tanggal neraca.
Menentukan risiko Deteksi
Karena sifa dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka
panjang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan
kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Tanpa memperhatikan apakah transaksi
pembiayaan jarang terjadi atau tidak, auditor harus selalu waspada dengan kewajiban yang
belum dicatat. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi
karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi.
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap pengendalian risiko yang relevan,
tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang
berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.
Merancang Pengujian Substantif
Dari pengujian yang mungkin dilakukan, auditor merancang program audit untuk
memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor
mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar,
(2) penelaahan dokumentasi, (3) perhitungan kembali untuk mendapat bukti kompeten yang
mencukupi mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.
Prosedur Awal
Skedul yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat mencakup skedul yang
terpisah untuk weswl bayar jangka panjang ke bank, kewajiban menurut lease modal, dan
daftar pemegang ovligasi yang disiapkan oleh perwalian atau trustee obligasi. Karena ada
kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang dibuat
sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal
dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang
jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.
Prosedur Analitis
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa
informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Pengetahuan atas
bisnis dan industri serta risiko prosedur analitis, menyajikan prosedur yang dapat
dilaksanakan auditor utnuk menilai kelayakan informasi laporan keuangan berkenaan dengan
hutang jangka panjang dan beban bunga. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan
mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian hutang. Sebagai bagian dari tanggung jawab
auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas
yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk
bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang.
Pengujian Rincian Transaksi
Untuk obligasi, audtitor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil
bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri
ke penerimaan kas sebgaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang.
Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan
cek-cek yang dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa
wesel yang dibatalkan atau sertifikasi obligasi. Apabila menyangkut pembayaran cicilan,
maka kelayakannya dapat ditelusuri ke skedul pembayaran kembali. Obligasi juga dapat
dikonversi menjadi saham. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam
bentuk sertifikasi obligasi dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.
Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa
laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching ayat jurnal ke akun0akun hutang jangka
panjang akan memberikan bukti mengenai empat asersi berikut: keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.
Pengujian Rincian Saldo
Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini, yaitu :
Mereview Otorisasi dan Kontrak
Otorisasi dari sebuah korporasi untuk mengadakan perjanjian kontraktual guna
meminjam uang melalui penerbitan hutang jangka panjang ada di tanagn dewan
direksi. Dengan demikian, nukti tentang otorisasi ini harus ditemukan dalam notulen
rapat dewan direksi. Biasanya auditor hanya akan mereview otorisasi yang telah
terjadi selama tahun yang diaudit karena bukti tentang otorisasi hutang yang beredar
pada awal tahun harus ada dalam arsip kertas kerja yang permanen.
Mengkonfirmasi Hutang
Auditor diharapkan untuk mengkonfirmasi eksistensi dan persyaratan hutang jangka
panjang melalui komunikasi langsung dengan pemberi pinjaman serta trustee obligasi.
Wesel bayar kepada bank dimana klien mempunyai suatu rekining harus
dikonfirmasikansebagai bagian dari konfirmasi saldo bank. Wesel lainnya akan
dikonfirmasikan kepada pemegangnya melalui surat terpisah. Permintaan konfirmasi
semacam itu harus dilakukan oleh klien dan diposkan oleh auditor. Keberadaan
hipotek dan hutang obligasi biasanya dapat dikonfirmasikan secara langsung dengan
perwalian atau trustee. Setiap konfirmasi harus memuat suatu permintaan atas status
hutang itu saat ini dan transaksi tahun berjalan. Semua jawaban atas permintaan
konfirmasi ini harus dibandingkan dengan catatan dan setiap perbedaan yang ada
harus diselidiki.
Menghitung Kembali Beban Bunga
Bukti tentang beban bunga dan hutang bunga akrual dapat dengan mudah diperoleh
oleh auditor. Auditor akan melakukan kembali perhitungan bunga klien dan
menulusuri pembayaran bunga ke voucher pendukung. Sebaliknya, bunga akrual
diverifikasi dengan mengidentifikasi tanggal pembayaran bunga terakhir dan
menghitung kembali jumlah yang dibukukan oleh klien.
Apabila ada kupon bunga obligasi, maka auditor dapat memeriksa kupon yang
dibatalkan dan merekonsiliasinya dengan jumlah yang dibayar. Apabila obligasi pada
awalnya dijual dengan premi atau diskonto, maka auditor harus menelaah skedul
amortisasi klien dan memverifikasi jumlah amortisasi yang dicatat melalui
perhitungan kembali.
2.5 PENGUJIAN SALDO INVESTASI
Harga Pemerolehan
Auditor harus mendapatkan bukti mengenai kos investasi jika entitas mencatat
investasinya pada biaya pemerolehan (cost) atau biaya pemerolehan amortisasian (amortized
cost) atau diwajibkan membuat pengungkapan khusus mengenai basis kos investasi yang
dicatat pada nilai wajar serta laba dan rugi yang direalisasikan dan belum direalisasikan.
Prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai biaya pemerolehan (cost)
dapat termasuk inspeksi dokumen yang menunjukkan harga pembelian efek, konfirmasi
dengan penerbit atau kustodian, dan penghitungan ulang (recomputation) amortisasi diskonto
atau premi (discount or premium amortization).
Nilai Wajar
Jika investasi dicatat pada nilai wajar atau jika nilai wajar diungkapkan untuk
investasi yang dicatat selain pada nilai wajar, auditor harus memperoleh bukti yang
menguatkan nilai wajar tersebut. Pada beberapa kasus, metode penentuan nilai wajar
dispesfikasikan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh,
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengatur bahwa nilai wajar sebuah
investasi dapat ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted
market price) atau penentuan sebagai kebalikan (quotations as opposed to) teknik estimasi.
Pada kasus-kasus tersebut auditor harus menilai apakah penentuan nilai wajar konsisten
dengan metode penilaian. Paragrap-paragrap berikut memberikan panduan tentang bukti audit
yang dapat digunakan untuk menguatkan asersi mengenai nilai wajar: panduan harus
dipertimbangkan dalam konteks kondisi akuntansi tertentu .
Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investasi yang terdaftar pada bursa nasional
atau pasar langsung antara penjual dan pembeli tersedia dari sumber seperti publikasi
keuangan atau bursa. Untuk investasi lain tertentu, harga pasar yang telah ditetapkan dapat
diperoleh dari pialang yang menjadi pencipta pasar dalam investasi tersebut. Jika harga pasar
yang ditetapkan tidak tersedia, estimasi nilai wajar secara berkala dapat diperoleh dari
sumber pihak ketiga berdasarkan model yang dimilikinya atau dari entitas berdasarkan model
yang dikembangkan atau diperoleh secara internal.
Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau dari bursa
nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan untuk memberi bukti yang memadai
mengenai nilai wajar investasi. Bagaimanapun juga, untuk investasi tertentu, seperti efek
yang tidak diperdagangkan secara reguler, auditor harus mempertimbangkan untuk
memperoleh estimasi nilai wajar dari pialang atau sumber pihak ketiga lainnya. Dalam
beberapa situasi, auditor dapat menentukan bahwa penting untuk memperoleh estimasi nilai
wajar lebih dari satu sumber. Sebagai contoh, adalah tepat jika sumber harga investasi
memiliki hubungan dengan entitas yang dapat menghalangi objektivitasnya.
Untuk estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang dan sumber pihak ketiga
lainnya, auditor harus mempertimbangkan penerapan panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No.
39] Penggunaan Pekerjaan Spesialis atau SA Seksi 324 [PSA No. 61] Pelaporan atas
Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa. Keputusan auditor untuk mengetahui apakah
panduan tersebut dapat diterapkan dan panduan mana yang dapat diterapkan tergantung pada
situasi. Panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No. 39] dapat diterapkan jika nilai wajar efek
sumber pihak ketiga berasal dari penggunaan model atau teknik serupa. Jika sebuah entitas
menggunakan jasa pemeringkat untuk memperoleh harga dari efek yang terdaftar dalam
portofolio entitas, panduan dalam SA Seksi 324 [PSA No. 61 ] dapat diterapkan.
Pada kasus investasi dinilai oleh entitas dengan menggunakan sebuah model
pengukuran, auditor tidak berfungsi sebagai jasa penilai (appraiser) dan tidak diharapkan
mengganti keputusannya dengan penilaian manajemen entitas. Auditor harus menaksir masuk
akalnya dan ketepatan model tersebut. Auditor harus menentukan apakah variabel dan asumsi
pasar yang digunakan mendukung secara masuk akal dan tepat. Estimasi arus kas masa
datang yang diharapkan (expected future cash flow) harus berdasarkan asumsi yang masuk
akal dan yang mendukung. Auditor juga harus menentukan apakah entitas telah membuat
pengungkapan yang semestinya mengenai metode dan asumsi signifikan yang digunakan
untuk mengestimasi nilai wajar investasi.
Penilaian terhadap ketepatan model pengukuran (valuation model) serta setiap
variabel dan asumsi yang digunakan dalam model membutuhkan pertimbangan dan
pengetahuan teknik pengukuran, faktor pasar yang mempengaruhi ukuran (value), dan
kondisi pasar, terutama dalam hubungannya dengan investasi sejenis yang diperdagangkan.
Karena itu, pada beberapa keadaan, auditor harus mempertimbangkan pentingnya melibatkan
pekerjaan spesialis dalam menaksir estimasi nilai wajar entitas atau model yang berkaitan.
Efek yang dapat dinegosiasikan (negotiable securities), real estat, barang bergerak dan
kekayaan lainnya umumnya digunakan menjadi jaminan untuk investasi pada efek utang,.
Jika jaminan merupakan faktor penting dalam menilai nilai wajar dan tertagihnya investasi
tersebut, maka auditor harus memperoleh keyakinan mengenai keberadaan, nilai wajar, dan
mudah atau tidaknya jaminan tersebut dialihkan, sebagaimana hak investor terhadap jamin
tersebut.
Penurunan Nilai
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk
menentukan apakah penurunan pada nilai wajar di bawah basis harga perolehan yang
diamortisasi dari investasi tertentu tidak lebih merupakan kondisi sementara. Penentuan
semacam itu seringkali mencakup estimasi hasil dari kejadian masa datang. Karena itu
pertimbangan dibutuhkan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara
terjadi pada tanggal laporan keuangan. Penentuan ini bersifat subjektif, sebaik faktor objektif,
termasuk pengetahuan dan pengalaman mengenai kejadian masa lampau dan kini tentang
kejaddian masa datang.
Auditor harus menilai apakah manajemen telah mempertimbangkan informasi yang
relevan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara telah terjadi. Contoh
faktor-faktor yang mungkin mengindikasikan kondisi penurunan nilai sementara adalah
sebagai berikut:
a. Nilai wajar secara signifikan di bawah harga pemerolehan.
b. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi berlawanan tertentu yang
berdampak pada investasi khusus
c. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi tertentu, seperti kondisi industri
atau daerah geografis.
d. Manajemen tidak memiliki baik maksud maupun kemampuan untuk memiliki
investasi selama periode waktu yang memadai bagi perbaikan antisipasi nilai wajar.
e. Penurunan nilai wajar terjadi dalam periode waktu yang panjang
f. Peringkat efek utang diturunkan oleh badan pemeringkat efek.
g. Kondisi keuangan penerbit memburuk.
h. Dividen berkurang atau tidak dibagikan, atau pembayaran bunga yang terjadwal
pada efek utang tidak terlaksana .
2.6 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM
MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham,
Yaitu :
a) Prosedur awal.
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry serta menentukan
kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan manfaat menggunakan pembiayaan
dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu.
b) Prosedur analitis.
Prosedur analitis berkaitan dengan bagaimana cara menghitung rasio dan
menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data
tahun-tahun sebelumnya, yang dianggarkan, industri, dan data lainnya.
c) Pengujian rincian transaksi.
Pengujian ini mencakup :
Vouching Ayat Jurnal Ke Akun Modal Disetor.
Setiap perubahan dalam akun modal disetor harus di vouch ke dokumen
pendukung. Auditor harus berhati-hati dalam menentukan kelayakan perlakuan
akuntansi untuk saham yang diterbitkan sebagai bagian dari opsi saham, atau
dalam kaitannya denganpemecahan saham. Dokumentasi harga pokok saham
treasury harus tersedia bagi auditor berupa otorisasi dalam catatan, voucher
pengeluaran, dan cek yang dibatalkan. Bukti yang diperoleh dari vouching ayat
jurnal keakun modal disetor sangat erat berkaitan dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian atau alokasi.
Vouching Ayat Jurnal ke Laba Ditahan.
Setiap ayat jurnal pada laba ditahan kecuali posting laba bersih atau (rugi bersih)
harus di vouch ke dokumen pendukung. Sementara ayat jurnal untuk
pengumuman dividend an apropriasi laba ditahan ditelusuri kebuku notulen rapat.
d) Pengujian rincian saldo.
Pengujian substantif dalam kategori ini dibagi atas 5 bagian, yaitu :
Review Akte Pendirian Dan Anggaran Rumah Tangga.
Pengujian substantive ini dirancang untuk menentukan bahwa modal saham
telah diterbitkan sesuai hokum dan dewan komisaris telah bertindak dalam
ruang lingkup wewenangnya. Jadi, pengujian ini memberikan bukti yang
penting tentang asersi keberadaan atau keterjadian dan hak serta kewajiban.
Review Otorisasi Dan Persyaratan Penerbitan Saham.
Pengujian substantif iniberkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian
dan hak serta kewajiban. Semua terbitan saham, reakuisisi saham, dan
pengumuman dividen harus di otorisasi oleh dewan direksi. Dengan demikian,
suatu penelaahan atas notulen rapat harus memberikan bukti tentang transaksi
ekuitas pemegang saham yang di otorisasi selama tahun berjalan.
Konfirmasi Saham Yang Beredar Dengan Registrar Dan Agen Transfer.
Konfirmasi saham yang beredar berkaitan dengan 3 asersi, yaitu :
Keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak serta kewajiban.
Memeriksa Buku Sertifikat Saham.
Pengujian ini diwajibkan apabila klien bertindak sebagai agen transfer bagi
dirinya sendiri. Pengujian ini melibatkan beberapa langka, yaitu :
a) Auditor harus memeriksa buku sertifikat saham,
b) Auditor harus menentukan bahwa perubahan yang terjadiselama tahun
berjalan telah dicatat dengan benar dalam masing-masing akun pemegang
saham di buku besar pembantu,
c) Auditor harus merekonsiliasi total saham yang diterbitkan dan beredar
seperti yang tercantum dalam buku sertifikat saham dengan total saham
yang dilaporkan dalam buku besar pemegang saham serta akun modal
saham.
Memeriksa Sertifikat Saham Yang Ditahan Sebagai Treasury Stock.
Dalam memeriksa sertifikat ini, auditor harus mencatat dalam kertas kerja
jumlah saham yang diakuisisi selama tahun berjalan untuk penelusuran
selanjutnya ke catatan kas.1
e) Penyajian dan pengungkapan.
Penyajian dan pengungkapan berkaitan dengan membandingkan penyajian laporan
dengan GAAP. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas mencakup
rincian program opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari atau ditetapkan, dan
preferensi dividen serta likuidasi. Auditor telah mendapatkan bukti tentang asersi
penyajian dan pengungkapan dari pengujian terdahulu dan dari penelaahan atas
notulen rapat korporasi untuk ketentuan dan perjanjian yang mempengaruhi akun-
akun ekuitas pemegang saham.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktivitas Investasi (Investing Activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.
Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi
aktiva-aktiva ini karena aktiva ini diperlukan untuk mendukung operasi dan proses
intinya.
Aktivitas pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa di
mana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kpeada kreditor (pembiayaan dengan
hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiyaan dapat meliputi
misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan
saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiyaan juga akan mencakup pembayaran
untuk melunasi hutang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar
dividen.