ring kasan

7
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh : Mia Kristina Damayanti (2713100007) Angkatan 2013 Raka Satria Dewangga (2712100019) Angkatan 2012 Rizky Ilmal Yakin (27121000--) Angkatan 2012

Upload: rizqi-ilmal-yaqin

Post on 29-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hdhdhdhdhdhdhdh

TRANSCRIPT

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

BIDANG KEGIATAN :PKM-GAGASAN TERTULISDiusulkan oleh :Mia Kristina Damayanti(2713100007)Angkatan 2013Raka Satria Dewangga(2712100019)Angkatan 2012Rizky Ilmal Yakin(27121000--)Angkatan 2012

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2015PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan: 2. Bidang Kegiatan: PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap: Mia Kristina Damayantib. NIM : 2713100007c. Jurusan: Teknik Material dan Metalurgid. Universitas/Institut/Politeknik: Institut Teknologi Sepuluh Nopembere. Alamat Rumah dan No Telp/HP: Keputih Makam B-20 Surabayaf. Alamat email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana/Penulis: 2 orang 5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar: b. NIDN : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP:

Surabaya, xx Maret 2015Menyetujui,Ketua Jurusan Teknik MaterialKetua Pelaksana Kegiatandan Metalurgi ITS

(Dr. Sungging Pintowantoro, S.T., M.T.) (Mia Kristina Damayanti) NIP. 19680930 2000031 001 NRP. 2713100007

Wakil Rektor Bidang Dosen PendampingAkademik dan Kemahasiswaan

(Prof. Dr. Ing. Herman Sasongko) () NIP. 196010041986011001 NIDN.

DAFTAR ISIHalaman Judul iHalaman Pengesahan iiDaftar Isi iiiDaftar Gambar (jika ada) iiiDaftar Tabel (jika ada) iiiRingkasan ivBAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 4BAB III. Metode Pelaksanaan BAB IV. Biaya dan Jadwal KegiatanDaftar PustakaLampiranLampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

DAFTAR GAMBAR(Jika ada)

DAFTAR TABEL

RingkasanIndikator tingkat kematian di suatu wilayah merupakan salah satu cermin terhadap tingkat kesehatan masyarakatnya. Seperti halnya yang melanda provinsi Papua dan Papua Barat, Malaria merupakan ancaman serius di tanah ini. insiden malaria (AMI) tertinggi diIndonesia adalah di Provinsi Papua Barat , dengan jumlah penderita Malaria di Provinsi Papua Barat tahun 2006 sebesar 138.901 orang, selanjutnya padatahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 242.722 orang(Statistik Prov. Papua Barat 2010). Salah satu faktor yang menyebabkan semakin meningkatnya penyakit malaria adalah permasalahan yang terkait dengan tingkat sosial ekonomi lingkungan hidup dan upaya pelayanan kesehatan. Dalam hal ini dikarenakan sulitnya akses transportasi akibat topografi yang berbukit-bukit dengan jarak rata-rata antara fasilitas kesehatan masyarakat yang satu dengan yang lain terbilang cukup jauh (rata-rata 1.200 km2), selain itu tercatat hanya ada 105 unit dari total 154 kecamatan di Papua Barat. Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal harus ada satu unit puskesmas, namun kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua kecamatan di Papua Barat memiliki fasilitas kesehatan ini. Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakankebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untukmelayani seluruh penduduk Papua Barat, jumlahdokter yang tersedia hanya 148 orang(Statistik Prov. Papua Barat 2010).Sementara dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 untuk pengendalian malaria ditargetkan dapat menurunkan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk (Triwulan,2011). Sehingga untuk mewujudkan rancangan ini diperlukan sebuah pelayanan kesehatan yang mampu menjakau daerah papua dengan kondisi akses sulit karena topografinya. Dilain sisi provinsi yang terletak di antara daerah sekitar ekuator,yaitu tepatnya pada koordinat 0,0 hingga 4,0 Lin-tang Selatan, memiliki sumber energi matahari yang dipancarkan mencapai sebesar 1367 W/m2(Munn, 1966; Driessen & Konijn, 1992; Goudriaan & Van Laar, 1994)Judul. Merupakan sebuah gagasan yang bertujuan untuk menyediakan klinik pelayanan kesehatan di provinsi papua dan papua barat dengan memangkas masalah jalur darat. Zappelin ini dikemas layaknya puskesmas keliling yang memliki rute perjalanan dengan 10 post darurat dan lama penerbangan selama 1 bulan, serta kota sorong sebagai post pemeberhentian utama. Sementara sumber energy yang digunakan berasal dari sistem sel surya Cristalyne-Silicon Based dan Polymer Solar Cell dalam pemenuhuan bahan bahan bakar dan kebutuhan didalam Klinik. Sistem pengangkutan pasien menggunakan kerja katrol barang.

Tingkat kematian menunjukkan derajat kesehatan. Semakin banyak yg mati, kesehatan semakin rendah. Misal di papua dan papua barat angka kematian tinggi xxxx. Penyebab kematian adalah penyakit xxx. Penyakit diperparah dengan penanganan yang buruk atau terlambat karena terkedala jarak fasilitas kesehatan xxx dan kualitas tenaga medis yang ada. Pemerintah papua mengupayakan pengendalian malaria untuk meminimalkan angka kematian. Namun cara kurang efektif xxxJudulmuTujuanmuUraian singkat sistem, komponen, cara kerja dan hasil

Rasio penduduk terhadap rumah sakit tercatat Kabupaten Sorong memiliki rasio yang paling besar,yaitu 1 : 90.970, artinya satu rumah sakit di KabupatenSorong harus melayani sebanyak 90.970 penduduk.Atau dengan kata lain karena jumlah rumah sakit dikabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit rumahsakit tersebut harus melayani semua penduduk yangberada di Kabupaten Sorong.Fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukanuntuk menunjang kualitas kesehatan masyarakatsampai pada level wilayah administrasi desa/kelurahan. Dari total 154 kecamatan di Papua Baratternyata jumlah puskesmas hanya mencapai 105 unit.Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatanminimal harus ada satu unit puskesmas, namunkondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semuakecamatan di Papua Barat memiliki fasilitas kesehatanini. Begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantudan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlahkelurahan/desa di Papua Barat yang mencapai 1.361desa/kelurahan (1293 desa dan 68 kelurahan),padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 339 unitdan polindes 218 unit.Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakankebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas saranakesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnyatenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untukmelayani seluruh penduduk Papua Barat, jumlahdokter yang tersedia hanya 148 orang, yang terdiri dari21 dokter ahli atau spesialis, 108 dokter umum,