rhinitis referat

9
BAB RHINITIS VIRUS Rhinitis atau dikenal juga sebagai common cold, coryza, cold atau selesma adalah salah satu penyakit ISPA tersering pada anak. Rhinitis merupakan istilah konvensional untuk infeksi saluran pernafasan akut-atas ringan dengan gejala utama hidung buntu, adanya sekret hidung, bersin, nyeri tenggorok, dan batuk. Infeksi ini terjadi secara akut, dapat sembuh spontan, dan merupakan penyakit yang paling sering diderita manusia.Rhinitis adalah infeksi virus akut yang sangat menular. Rhinitis ditandai dengan pilek, bersin, hidung tersumbat, dan iritasi tenggorokan, serta dapat disertai dengan atau tanpa demam. ETIOLOGI Beberapa virus telah teridentifikasi sebagai penyebab rinitis.Rhinovirus, RSV, virus Influenza, virus Parainfluenza, dan Adenovirusmerupakan penyebab rinitis tersering pada anak usia prasekolah. Presentase virus-virus ini sebagai penyebab rinitis bervariasi antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Meskipun jarang, rinitis dapat juga disebabkan oleh Enterovirus (Echovirus dan Coxsackievirus) dan Coronavirus. Coronavirus ditemukan pada 7-8% orang dewasa dengan infeksi saluran pernafasan akut-

Upload: hendry-prasetyo-wibowo

Post on 12-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

rhinitis

TRANSCRIPT

BABRHINITIS VIRUS

Rhinitis atau dikenal juga sebagai common cold, coryza, cold atau selesma adalah salah satu penyakit ISPA tersering pada anak. Rhinitis merupakan istilah konvensional untuk infeksi saluran pernafasan akut-atas ringan dengan gejala utama hidung buntu, adanya sekret hidung, bersin, nyeri tenggorok, dan batuk. Infeksi ini terjadi secara akut, dapat sembuh spontan, dan merupakan penyakit yang paling sering diderita manusia.Rhinitisadalah infeksi virus akut yang sangat menular.Rhinitisditandai dengan pilek, bersin, hidung tersumbat, dan iritasi tenggorokan, serta dapat disertai dengan atau tanpa demam.ETIOLOGI

Beberapa virus telah teridentifikasi sebagai penyebabrinitis.Rhinovirus,RSV, virus Influenza, virus Parainfluenza, danAdenovirusmerupakan penyebabrinitistersering pada anak usia prasekolah. Presentase virus-virus ini sebagai penyebabrinitisbervariasi antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Meskipun jarang,rinitisdapat juga disebabkan olehEnterovirus(EchovirusdanCoxsackievirus) danCoronavirus.Coronavirusditemukan pada 7-8% orang dewasa dengan infeksi saluran pernafasan akut-atas.Human metapneumovirus, virus yang relatif baru ditemukan, selain diketahui menyebabkanpneumoniadanbronkiolitis, dapat jugarinitis, ditemukan dua atau lebih virus pada saat yang bersamaan; sedangkan 20-30%rinitistidak diketahui penyebabnya

Etiologi Rinitis Berdasarkan KekerapannyaKategoriMikroorganisme

PenyebabrhinitisterbanyakRhinovirus

Virus Parainfluenzaa

RSV

Coronavirus

Dapat menyebabkanrhinitisAdenovirus

Enterovirus

Virus Influenza

Virus Parainfluenza

Reovirus

Mycoplasma pneumoniae

Jarang menyebabkanrhinitisCoccidioides immitis

Histoplasma capsulatum

Bordatella pertussis

Chlamydia psitacci

Coxiella Burnetti

PATOFISIOLOGI

Penularanrinitisdapat terjadi melalui inhalasi aerosol yang mengandung partikel kecil, deposisi droplet pada mukosa hidung atau konjungtiva, atau melalui kontak tangan dengan sekret yang mengandung virus yang berasal dari penyandang atau dari lingkungan. Cara penularan antara virus yang satu berbeda dengan yang lainnya. Virus influenza terutama ditularkan melalui inhalasi aerosol partikel kecil, sedangkanRhinovirusditularkan melalui kontak tangan dengan sekret, yang diikuti dengan kontak tangan ke mukosa hidung atau konjungtiva. Patogenesisrinitissama dengan patogenesis infeksi virus pada umumnya, yaitu melibatkan interaksi antara replikasi virus dan respon inflamasi pejamu. Meskipun demikian, patogenesis virus-virus saluranrespiratorydapat sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya karena perbedaan lokasi primer tempat replikasi virus. Replikasi virus Influenza terjadi diepitel trakeobronkial, sedangkanRhinovirusterutama diepitel nasofaring. Infeksi dimulai dengan deposit virus di mukosa hidung melaluiduktus lakrimalis, lalu berpindah kenasofaring posteriorakibat gerakanmukosilier. Di daerahadenoid, virus memasuki selepiteldengan cara berkaitan dengan reseptor spesifik diepitel. Setelah berada didalam selepitel, virus bereplikasi dengan cepat. Hasil replikasi dapat dideteksi 8-10 jam setelah inokulasi virus intranasal. Infeksi virus pada mukosa hidung menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga timbul gejala klinis hidung tersumbat dan sekret hidung yang merupakan gejalarinitis. Stimulasi kolinergik menyebabkan peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan bersin.

Terjadi pembengkakan pada submukosa hidung yang disertai vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leukosit, mula-mula selmononukleuskemudian jugapolimorfonukleus. Sel epitel superfisial banyak yang lepas dan regenerasiepitelsel baru terjadi setelah lewat stadium akut.

GAMBARAN KLINIS

Gejalarhinitistimbul setelah masa inkubasi yang sangat bervariasi antar virus. Gejala klinis pada infeksiRhinovirusterjadi 10-12 jam setelahinkolusi intranasal, sedangkan masa inkubasi virus Influenza adalah 1-7 hari, tetapi pada beberapa pasien gejala dapat meningkat secara cepat, mencapai puncak dalam 2-3 hari, dan setelah itu membaik. Rata-rata lama terjadinyarinitisadalah 7-14 hari, tetapi pada beberapa pasien gejala dapat menetap hingga tiga minggu. Gejala pada anak sangat berbeda dengan dewasa. Adanya sekret hidung dan demam merupakan gejala yang sering ditemukan selama tiga hari pertama. Sekret hidung yang semula encer bisa berubah menjadi lebih kental dan purulen. Sekret yang purulen tersebut tidak selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, tetapi berhubungan dengan peningkatan jumlah selPolimorfonuklear(PMN). Sekret berwarna putih atau kuning berhubungan dengan adanya sel PMN, sedangkan sekret berwarna kehijauan disebabkan oleh aktivitas enzim sel PMN. Gejala lain meliputi nyeri tenggorok, batuk, rewel, gangguan tidur, dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda yang khas, tetapi dapat dijumpaiedemadaneritemamukosahidung sertalimfadenopati servikalis anterior. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efekrinitistidak terbatas hanya di kavum nasalis, tetapi dapat juga terjadi disinus paranasalisBatuk pilek mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit, dan kadang-kadang bersin. Keluarsekretyang cair dan jernih dari hidung, bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus sekret menjadi kental dan purulen. Sekret ini sangat mengganggu bayi. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapatkan nyeri otot, pusing dananoreksia. Sumbatan hidung (kongesti) disertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah

Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.Selanjutnyasekrethidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.

KOMPLIKASI

Meskipunrhinitismerupakan penyakit yang dapat sembuh spontan dengan durasi yang pendek, komplikasi yang karena infeksi bakteri dapat juga dijumpai.

1.Otitis Media2.Rinosinusitis3.Infeksi Saluran Pernafasan Akut-bawah sepertilaryngitis,trakeitis,bronkitisdanbronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh, misalnya terjadimeningitis purulenta4.Eksaserbasi AsmaPENATALAKSANAAN

Hingga saat ini terapirinitisyang efektif belum ditemukan karena bervariasinya tipe virus penyebab dan mekanisme patogenesis yang mendasarinya

Tidak ada obat untuk penyakit selesma. Penyakit ini merupakan self-limited illness, yang akan sembuh sendiri, dapat ditangani oleh sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit selesma disarankan untuk banyak istirahat dan banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti konsumsi vitamin dan makan makanan yang bergizi, juga perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. Obat-obat warung (OTC) yang dapat digunakan antara lain tablet lozenges untuk meredakan nyeri tenggorokan, kombinasi dekongestan (misal. Pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin) dengan antihistamin (klorfeniramin, difenhidramin) untuk mengurangi hidung tersumbat. Asetaminofen atau ibuprofen (analgesik-antipiretik) dapat digunakan jika timbul gejala demam, sakit kepala, atau pegal-pegal. Namun perlu diperhatikan bahwa obat-obat tersebut hanya dapat mengurangi gejala, tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit. Perlu diperhatikan juga bahwa tidak ada antibiotik yang dapat digunakan untuk menyebuhkan penyakit ini karena antibiotik hanya bisa menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri, tidak untuk penyakit akibat infeksi virus.

Bila ada infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotik. Batuk yang produktif (pada bronkitis dan trankutis) tidak boleh diberikan antitusif. Misalnya kodein, karena menyebabkan depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan sekret hingga dapat menyebabkanbronkopneumonia.

Antibiotika untuk terapi rhinitis dengan infeksi bakteri sekunder :

AntibiotikDosisKeterangan

Lini pertama

AmoksisillinAnak: 20-40mg/kg/hari

terbagi dalam 3 dosis

Dewasa:40mg/kg/hari

terbagi dalam 3 dosis

Untuk pasien risiko

rendah yaitu: Usia>2th,

tidak mendapat

antibiotika selama 3

bulan terakhir

Anak 80mg/kg/hari terbagi

dlm 2 dosis

Untuk pasien risiko

tinggi

Dewasa:80mg/kg/hari

terbagi dlm 2 dosis

Lini kedua

Amoksisilin-klavulanat

Anak:25-45mg/kg/hari

terbagi dlm 2 dosis

Dewasa:2x875mg

Kotrimoksazol Anak: 6-12mg TMP/30-

60mg SMX/kg/hari terbagi

dlm 2 dosis

Dewasa: 2 x 1-2 tab

Ceftriaxone

Anak: 50mg/kg; max 1 g;

i.m.

1 dosis

Cefixime

Anak:8mg/kg/hari terbagi

dlm 1-2 dosis

Dewasa: 2 x 200mg