revisi refrat
TRANSCRIPT
Etiologi mola hidatidosa masih belum diketahui. Molekuler Faktor yang menginduksi sel
cycle15 diduga sebagai faktor risiko. Gene c-erbB2 adalah gen reseptor faktor pertumbuhan
epitel (EGF). Gangguan ekspresi c-erbB2 diduga memiliki korelasi yang kuat dengan
keganasan degenerasi mola mola berikutnya. 5 PCNA (proliferating cell nuclear antigen)
merupakan salah satu gen yang berperan dalam metastasis. Keganasan setelah mola
hidatidosa memiliki potensi untuk bermetastasis. Manifestasi Ekspresi PCNA adalah penanda
risiko keganasan trofoblas cells (Amezqua, 2001).
Ekspresi human telomerase reverse transcriptase (hTERT), ribonucleoprotein telomerase
berperan dalam kelangsungan hidup sel-sel pada karsinogenesis. Ekspresi Telomerase
ditemukan pada mola hidatidosa dan koriokarsinoma, dan tidak ditemukan pada mola
hidatidosa parsial atau pada kehamilan normal. Aktivasi enzim ini sering ditemukan dalam
keganasan. Peran telomerase pada mola hidatidosa masih belum jelas belum. Diduga bahwa
enzim ini memainkan peran dalam kemungkinan terjadinya keganasan pasca mola (Bae,
1999).
Apoptosis sel dikendalikan atau dirangsang oleh beberapa gen, seperti Bcl-2 dan gen lain
yang bekerja untuk menghambat apoptosis. Ekspresi gen apoptosis terbukti lebih tinggi pada
Sel-sel trofoblas mola daripada sel-sel di trofoblas placenta normal. Vitamin A berfungsi
untuk mengontrol proliferasi sel dan merangsang apoptosis. Apoptosis sel dikendalikan atau
dirangsang oleh beberapa gen, seperti Bcl-2 dan gen lain yang bekerja untuk menghambat
apoptosis. Ekspresi gen apoptosis terbukti lebih tinggi pada Sel-sel trofoblas mola daripada
sel-sel di trofoblas placenta normal (Halperin, et al., 2000).
Asupan vitamin A dari makanan akan dimetabolisme menjadi retinol. Di dalam hati,
retinol berbentuk retinil ester. Retinol dalam plasma terikat oleh reseptor pada permukaan
sel. Retinol akan masuk sitoplasma dengan bantuan reseptor. Dalam sitoplasma, retinol
dimetabolisme menjadi retinoic acid. Asam retinoat dalam sitoplasma akan masuk ke dalam
sel inti dan membentuk sebuah kompleks retinoat receptor (Chen, 1999).
Retinol yang dimetabolisme menjadi asam retinoat merupakan bagian penting dari
kegiatan vitamin A . Asam retinoat adalah zat aktif vitamin A. Vitamin A akan
dimetabolisme menjadi asam retinoat jika vitamin A bisa masuk sel trofoblas. Suatu zat dapat
masuk ke dalam sel melalui mekanisme aktif dengan bantuan reseptor. Studi menunjukkan
bahwa sel-sel trofoblas memiliki retinol reseptor. Kehadiran reseptor retinol dalam membran
sel trofoblas dan sitoplasma berguna untuk menunjukkan bahwa retinol bisa memasuki sel
trofoblas dengan bantuan reseptor. Masuknya asam retinoat ke dalam sel trofoblas bisa
ditunjukkan oleh adanya penangkapan siklus sel dan peningkatan aktivitas apoptosis.
Persentase kegiatan apoptosis tersebut meningkat seiring dengan peningkatan dosis asam
retinoat yang diberikan. Peran vitamin A, retinol dan asam retinoat dalam mengendalikan
proliferasi dan meningkatkan apoptosis akan memberikan manfaat dalam mencegah
terjadinya keganasan setelah mola hidatidosa (Andri et al., 2009).
Mola hidatidosa memiliki dua aktivitas penting pada perkembangannya yaitu proliferasi
sel dan apoptosis dari sel-sel itu sendiri. Peningkatan proliferasi sel dan penurunan apoptosis
merupakan faktor risiko keganasan proliferasi lanjutan sel trofoblas yang secara klinis
dikenal sebagai MTD. Vitamin A memiliki dua kegiatan utama: yaitu mengendalikan dan
menangkap proliferasi sel dan menginduksi apoptosis. Dua kegiatan utama vitamin A
tersebut merupakan alasan untuk pemberian terapi pencegahan untuk keganasan pasca mola
(Andri et al., 2009).