revisi proposal lili rika

28
Pembuatan Bioetanol dari Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dengan Perlakuan Fermentasi Dibuat untuk memenuhi Syarat Kurikulum Tingkat Sarjana pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Oleh: Rika Damayanti (03111003021) Liliana Comeriorensi (03111003061) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

Upload: liliana-comeriorensi

Post on 18-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gaga

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Proposal Lili Rika

Pembuatan Bioetanol dari Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dengan

Perlakuan Fermentasi

Dibuat untuk memenuhi Syarat Kurikulum Tingkat Sarjana pada Jurusan

Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh:

Rika Damayanti (03111003021)

Liliana Comeriorensi (03111003061)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Revisi Proposal Lili Rika

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirobbil’alamin kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas

berkat, rahmat, ridho dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

proposal penelitian yang berjudul “Pembuatan Bioetanol dari Eceng Gondok

(Eicchornia crassipes) dengan Perlakuan Fermentasi”. Penelitian dan Seminar

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mata kuliah wajib pada

semester VII dengan kode TKK47310 (4sks) sebagai prasyarat menempuh jenjang

S-1 di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Ir. Hj. Rosdiana Moeksin, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini dengan baik. Demikian juga kami mengucapkan terima

kasih kepada orang tua kami yang telah banyak memberi motivasi, dorongan baik

berupa moril dan materi serta kakak senior yang juga telah membantu dalam

pembuatan proposal penelitian ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak yang

belum sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan usulan penelitian ini dan semoga bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Palembang, Agustus 2014

Hormat Kami,

Penyusun

Page 3: Revisi Proposal Lili Rika

Rika DamayantiNIM. 03111003021

Liliana ComeriorensiNIM. 03111003061

PROPOSAL PENELITIAN

1. Pelaksana

Nama/Nim : Rika Damayanti / 03111003021

Liliana Comeriorensi / 03111003061

2. Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Kimia

Universitas : Universitas Sriwijaya

3. Tempat Pelaksanaan : Universitas Sriwijaya

Laboratorium Bioproses Jurusan Teknik

Kimia Fakultas Teknik Universitas

Sriwijaya, Laboratorium Kimia Fisika

LDB Universitas Sriwijaya, dan

Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Politeknik Sriwijaya.

4. Waktu pelaksanaan : Agustus 2014 - selesai

Pelaksana Penelitian

Mengetahui,

BA

Ketua Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. Hj. Susila Arita R . , DEA

NIP. 196010111985032002

Dosen Pembimbing Riset

Ir. Hj. Rosdiana Moeksin , M.T

NIP. 195608311984032002

Page 4: Revisi Proposal Lili Rika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Perumusan Masalah......................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................2

1.4 Ruang Lingkup.............................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 (Bio)Etanol...................................................................................4

2.2 Eceng Gondok..............................................................................5

2.3 Lignin............................................................................................6

2.4 Selulosa.........................................................................................7

2.5 Hidrolisis selulosa.........................................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................14

3.2 Alat dan Bahan.............................................................................14

3.3 Prosedur Penelitian.......................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

Page 5: Revisi Proposal Lili Rika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan teknologi dan

jumlah penduduk yang semakin pesat mengakibatkan konsumsi energi juga

semakin meningkat. Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Kementrian Energi

dan Sumber Daya Mineral, diperkirakan pada 2025 cadangan energi fosil di

Indonesia habis. Jika Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan energi akan

lebih banyak mengimpor kebutuhan energi dari negara lain. Diperlukan sumber

energi alternatif yang mampu mencukupi kebutuhan energi tersebut. (Republika

Online, 2014)

Salah satu pengembangan energi alternatif yang sedang banyak

dikembangkan bioetenol. Bioetanol bahan bakar yang ramah lingkungan dan

dapat diproduksi dari bahan baku yang mudah diperoleh. Bioetanol bernilai oktan

tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran bensin atau premium

sehingga penggunaan bensin dapat diminimalisir. Tahun 2010, produksi bioetanol

mencapai 86,9 miliar liter dengan produsen terbesar Amerika Serikat sebesar 13,2

miliar galon AS dan Brazil sebesar 6,92 miliar galon AS. (Wikipedia, 2014).

Tabel 1. Produksi Bioetanol Per Tahun Per Negara (2008-2010)

No NegaraJumlah (juta gallon AS)

2008 2009 2010

1 Amerika Serikat 9.000 10.600 13.230

2 Brazil 6.472,2 6.577,89 6.921,54

3 Uni Eropa 733,60 1.039,52 1.176,88

4Republik Rakyat

Tiongkok501,90 541,55 541,55

5 Thailand 89,90 435,20

6 Kanada 237,70 290,59 356,53

7 India 66 91,67

Page 6: Revisi Proposal Lili Rika

8 Kolombia 79,30 83,21

9 Australia 26,40 56,80 66,04

10 Lainnya 247,27

Total 22.946,87 19.534,993 17.335,20

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/bahan_bakar_etanol)

Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam yang dapat

dimanfaatkan memproduksi bioetanol. Kebutuhan bioetanol di Indonesia

mengalami peningkatan, namun tidak diimbangi dengan kapasitas produksi.

Direktur Energi Agro Nusantara (ENERO), kapasitas produksi pabrik bioetanol di

seluruh Indonesia mencapai 77.000 kiloliter per tahun, sementara untuk

memenuhi kebutuhan bahan bakar dibutuhkan sekitar 120.000 kiloliter pertahun.

Optimalisasi sumber daya manusia dalam pengolahan sumber daya alam sangat

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan bioetanol. (Media Online, 2014)

1.2 Perumusan Masalah

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dianggap limbah pengganggu

lingkungan dan belum dimanfaatkan secara komersil.

1.3 Tujuan Penelitian

1) Mempelajari perbandingan kadar bioetanol yang dihasilkan dari bahan

baku berupa eceng gondok.

2) Mempelajari pengaruh penambahan H2SO4 pada tahap hidrolisis

pembuatan bioetanol berbahan baku eceng gondok.

3) Mempelajari pengaruh waktu fermentasi eceng gondok terhadap kadar

bioetanol yang dihasilkan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penilitian ini meliputi pembuatan bioetanol dari eceng gondok dengan

perlakuan fermentasi menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae. Dalam

penelitian ini, peneliti memvariasikan bahan baku yang digunakan yaitu berupa

Page 7: Revisi Proposal Lili Rika

eceng gondok basah dan eceng gondok kering yang diambil batang + daun, dan

batangnya saja, variasei volume asam sulfat 20 ml, 40 ml, 60 ml, 80 ml, dan

waktu fermentasi 2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari, 10 hari.

1.5 Manfaat Penelitian

1) Mengetahui perbandingan kadar bioetanol yang dihasilkan dari bahan

baku berupa eceng gondok.

2) Mengetahui pengaruh penambahan H2SO4 pada tahap hidrolisis

pembuatan bioetanol berbahan baku eceng gondok.

3) Mengetahui pengaruh waktu fermentasi eceng gondok terhadap kadar

bioetanol yang dihasilkan.

BAB II

Page 8: Revisi Proposal Lili Rika

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioetanol

Bioetanol merupakan bagian dari kelompok metil (CH3-) yang terangkai

pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-OH).

Sehingga secara umum akronim dari Bioetanol adalah EtOH (Ethyl-(OH)).

Bioetanol memiliki sifat tidak berwarna namun memiliki aroma yang

khas. Bahan ini dapat memabukan jika dikonsumsi sebagai minuman, tetapi

karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut

dalam dunia farmasi dan industri makanan-minuman. Bioetanol merupakan salah

satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping

biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula)

yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Proses destilasi dapat menghasilkan

etanol dengan kadar volume cukup tinggi, dan jika untuk digunakan sebagai

bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga mencapai kadar volume

tinggi yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan

prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk

memisahkan air dari senyawa etanol. Bahan baku bioetanol yang dapat digunakan

antara lain ubi kayu, tebu, sagu, dll.

Berdasarkan Jurnal dengan judul Prospek Pengembangan Bio-fuel

sebagai Substitusi Bahan Bakar Minyak oleh Indyah Nurdyastuti, menjabarkan

bahwa Saat ini bioetanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, dengan tanpa

mengubah mekanisme kerja mesin jika dicampur bensin dengan kadar bioetanol

lebih dari 99,5%. Perbandingan bioetanol pada umumnya di Indonesia baru

dengan penambahan 10% dari total bahan bakar. Pencampuran bioetanol absolut

sebanyak 10% dengan bensin sebanyak 90%, sering disebut Gasohol E-10.

Gasohol adalah singkatan daro gasoline (bensin) dan bioetanol. Bioetanol absolut

memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan premium hanya 87-88. Gasohol E-10

secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini

bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan

Page 9: Revisi Proposal Lili Rika

dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL)

maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).

2.2 Eceng Gondok

Eceng gondok merupakan tanaman air yang memiliki keunggulan dalam

kegiatan fotosintesis, penyediaan oksigen dan penyerapan sinar matahari.

Keunggulan lainnya dari eceng gondok adalah dapat menyerap senyawa nitrogen

dan fosfor dari air yang tercemar, berpotensi untuk digunakan sebagai komponen

utama pembersih air limbah dari berbagai industri dan rumah tangga. Karena

kemampuanya yang besar, tanaman ini diteliti oleh NASA untuk digunakan

sebagai tanaman pembersih air di pesawat ruang angkasa (Little, 1979;

Thayagajaran, 1984). Menurut Zimmel (2006) dan Tripathi (1990) eceng gondok

juga dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi COD dari air limbah.

Menurut Ratnani pada tahun 2008 dalam meneliti mengenai kemampuan eceng

gondok untuk mengolah limbah cair tahu.

Menurut R.Roechyati (1983) eceng gondok memiliki kandungan selulosa

64,51% dan lignin sebesar 7,69%. Eceng gondok mempunyai karakter khusus

yaitu kadar selulosa dan bahan organik (BO) yang tinggi. Winarno (1993)

menyebutkan bahwa eceng gondok dalam keadaan segar diperoleh bahan organik

sebesar 36,59%, C organik 21,23%, N-total 0,28%, P-total 0,0011% dan K-total

0,016%. Dibawah ini adalah tabel kandungan kimia eceng gondok segar dan

eceng gondok kering.

Tabel 2.1. Kandungan Kimia Eceng Gondok Segar

Senyawa kimia Persentase (%)

Air 92,6

Abu 0,44

Serat kasar 2,09

Karbohidrat 0,17

Lemak 0,35

Protein 0,16

Page 10: Revisi Proposal Lili Rika

Fosfor sebagai P2O5 0,52

Kalium sebagau K2o 0,42

Klorida 0,26

alkanoid 2,22

(Sumber: Anonymous, 1952)

Tabel 2.2. Kandungan Kimia Eceng Gondok Kering

Senyawa Kimia Persentase (%)

Selulosa 64,51

Pentosa 15,61

Lignin 7,69

Silika 5,56

Abu 12

(Sumber: Roechyati, 1983)

Saat ini manfaat dari eceng gondok yang dikenal sebagai gulma

diperairan tersebut telah dikembangkan potensinya untuk energi listrik, biogas,

penjernihan air dan pupuk.

2.3 Lignin

Lignin terbentuk dari fenil propana, unit-unit fenil propana terikat satu

dengan lainnya dengan ikatan eter (C-O-C) maupun ikatan karbonkarbon. Lignin

bersifat hidrofobik dan melindungi selulosa sehingga strukturnya bersifat kaku

(rigid). Adanya ikatan aril alkil dan ikatan eter di dalamnya menyebabkan lignin

menjadi tahan terhadap proses hidrolisis dari asam-asam universal. Lignin dapat

dioksidasi oleh larutan alkali dan oksidator lain. Pada suhu tinggi, lignin dapat

mengalami perubahan menjadi asam format, metanol, asam asetat, aseton dan

vanilin. Lignin dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari biomassa lignoselulosik atau

diubah menjadi turunan yang larut. Lignin juga larut sebagai alkali lignin bila

biomassa lignoselulosik diperlakukan pada suhu tinggi dengan natrium hidroksida

atau dengan campuran natrium hidroksida dan natrium sulfide. Lignin terdapat

Page 11: Revisi Proposal Lili Rika

dalam semua biomassa lignoselulosa dengan jumlah yang berbeda. Pada setiap

proses produksi etanol, akan diperoleh lignin sebagai residunya.

2.4 Selulosa

Selulosa kandungan utama tanaman dan merupakan

polisakarida yang terdiri atas satuan-satuan gula (glukosa) yang

terikat dengan ikatan 1,4-β-D glikosidik (Fennema, 1985).

Menurut Ward dan Seib (1970) adanya ikatan-ikatan molekul

glukosa dalam bentuk 1,4-β-D glikosidik yang membentuk rantai-

rantai selulosa yang panjang menyebabkan selulosa sukar larut

dalam air. Sedangkan menurut Nur et al (1984) kekuatan dan

kekakuan selulosa diakibatkan oleh adanya ikatan-ikatan

hydrogen pada molekul-molekul berdampingan. Selulosa-

selulosa dalam dinding sel berupka kumpulan mikrofibril yang

membentuk serat. Serat yang satu dengan yang lainnya diikat

oleh lignin dalam suatu ikatan yang kompak dan tersusun rapat

pada dinding sel tanaman, sehingga menjadi pengeras dinding

sel tanaman.

Secara fisik dan kimiawi selulosa menurut Pasaribu (1987)

yaitu tidak larut dalam air dingin, larutan asam dan alkali encer

serta pelarut-pelarut oraganik netral seperti benzene, alkohol,

eter dan kloroform. Berdasarkan Diktat Kuliah Teknologi Kimia

Kayu Lanjutan oleh Prof. Dr. Ir. H. Sipon Muladi menjabrakan

bahwa selulosa larut dalam H2SO4 72%, HCL 44%, serta H3PO4

85%. Selulosa juga tahan terhadap oksidasi oleh oksidator

seperti klorin, natrium hipoklorit, kalsium hipoklorit, klorin-oksida,

hydrogen peroksida, natrium peroksida dan oksigen.

2.5 Hidrolisis selulosa

Page 12: Revisi Proposal Lili Rika

Hidrolisis selulosa dapat dilakukan secara enzimatis dan kimiawi.

Hidrolisis secara enzimatis dapat dilakukan dengan menggunakan enzim selulase,

sedangkan hidrolisis secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan asam,

yaitu asam kuat konsentrasi rendah maupun asam lemah konsentrasi tinggi. Asam

yang digunakan dalam proses hidrolisis selulosa antara lain asam sulfat, asam

klorida, asam fosfat, asam nitrat dan asam trifluoroasetat (TFA). Pemilihan asam

dan konsentrasi yang akan digunakan tergantung pada jenis sampel yang akan

dihidrolisis. Hidrolisis selulosa secara asam dapat dilakukan dengan

menggunakan asam kuat encer pada temperatur dan tekanan tinggi, dan dapat

dilakukan dengan menggunakan asam pekat pada temperatur dan tekanan rendah.

Proses hidrolisis pada suhu tinggi dilakukan pada kisaran suhu 160-240°C,

sedangkan proses hidrolisis pada suhu rendah dilakukan pada suhu 80-140°C.

Hidrolisis bahan-bahan berlignoselulosa akan menghasilkan senyawa gula

sederhana, seperti glukosa, xilosa, selobiosa dan arabinosa. Asam yang biasanya

digunakan untuk hidrolisis selulosa adalah asam sulfat, asam fosfat dan asam

klorida. Hidrolisis dalam suasana asam menghasilkan pemecahan ikatan glikosida

dan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama proton yang berkelakuan

sebagai katalisator asam berinteraksi cepat dengan oksigen glikosida yang

menghubungkan dua unit gula (I), yang akan membentuk asam konjugat (II).

Langkah ini akan diikuti dengan pemecahan yang lambat dari ikatan C-O, dalam

kebanyakan hal menghasilkan zat antara kation karbonium siklis (III). Protonasi

dapat juga terjadi pada oksigen cincin (II’), menghasilkan pembukaan cincin dan

kation karbonium non siklis (III’). Mekanisme reaksi total hidrolisis selulosa

secara asam ditampilkan dibawah ini :

(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6

Selulosa Glukosa

C6H12O6(l) 2C2H5OH(l) + CO2(g)

Glukosa Etanol

katalis asam/enzim

Page 13: Revisi Proposal Lili Rika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian pembuatan bioetanol berbahan baku eceng gondok

meliputi beberapa proses, yaitu: persiapan bahan baku, pretreatment, hidrosisis

asam,fermentasi, dan destilasi.

Adapun variabel penelitian yang dilakukan, yaitu:

No Variabel Kondisi

1 Eceng Gondok

Eceng Gondok Basah dan Eceng

Gondok Kering:

Batang + Daun

Batang

2 Volume Asam Asetat 20 ml, 40 ml, 60 ml, dan 80 ml.

3 Waktu Fermentasi2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari, dan

10 hari.

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai dengan

selesai di Laboratorium Bioproses Jurusan Kimia Fakultas Teknik Universitas

Sriwijaya, Laboratorium Kimia Fisika LDB Universitas Sriwijaya, dan

Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Politeknik Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Page 14: Revisi Proposal Lili Rika

1) Pisau

2) Blender

3) Ayakan

4) Erlenmeyer

5) Tutup gabus

6) Gelas ukur

7) Beaker glass

8) Pipet tetes

9) Neraca analitis

10) Magnetic stirrer

11) Kertas saring

12) Autoklav

13) Bunsen

14) Hot plate

15) Inkubator

16) Labu destilat

17) Termometer

18) Waterbath

19) Piknometer

20) Alat analisa: Kromatografi

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan:

1) Eceng gondok (diambil dari rawa-rawa Komplek Yaktapena I Plaju).

2) Aquadest

3) NaOH 5%

4) H2SO4 2%

5) Saccharomycess cervisiae

6) Nutrient (ammonium nitrat)

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1. Persiapan Bahan Baku

a. Eceng Gondok Basah

1) Eceng gondok dicuci dengan air bersih hingga tidak ada kotoran yang

menempel.

2) Eceng gondok dihaluskan dengan menggunakan blender hingga halus.

b. Eceng Gondok Kering

1) Eceng gondok dicuci dengan air bersih hingga tidak ada kotoran yang

menempel.

2) Eceng gondok dijemur selama ± 7 hari hingga benar-benar kering.

Page 15: Revisi Proposal Lili Rika

3) Eceng gondok yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan

blender hingga menjadi tepung eceng gondok.

3.3.2. Pretreatment

1) Tepung eceng gondok direndam dengan larutan NaOH 5% di dalam

erlenmeyer selama 1 jam dan disertai dengan pemanasan pada suhu

120oC

2) Bubur hasil perendaman dicuci dengan aquadest dan disaring dengan

kertas saring untuk memisahkan lignin yang terlarut.

3) Bubur yang telah dicuci dimasukkann ke dalam oven pada suhu 100oC

untuk menghilangkan kadar air sehingga diperoleh selulosa.

3.3.3. Hidrolisis Asam

1) Selulosa ditambahkan larutan H2SO4 2% di dalam erlenmeyer yang

ditutup dengan gabus dengan variasi volume 20 ml, 40 ml, 60 ml, dan

80 ml.

2) Campuran larutan dipanaskan sambil diaduk dengan menggunakan

magnetic stirrer selama 1 jam.

3) Suhu di dalam erlenmeyer dijaga pada 90oC.

4) Hasil hidrolisis disaring dengan menggunakan kertas saring untuk

memperoleh gula sederhana (glukosa).

5) Mengukur pH glukosa yaitu antara 4-5 di mana pH dinetralkan dengan

larutan NaOH 5%

3.3.4. Fermentasi

1) Glukosa yang diperoleh dari proses hidrolisis ditambah nutrient

(ammonium nitrat) sebanyak 1 gram.

Page 16: Revisi Proposal Lili Rika

2) Fermentasi dengan menambahkan ragi Saccharomyces cerevisiae

sebanyak 10 gram di dalam erlenmeyer dengan variasi waktu 2 hari, 4

hari, 6 hari, 8 hari, dan 10 hari.

3) Suhu di dalam erlenmeyer dijaga pada 28oC.

4) Hasil fermentasi disaring.

1.3.5. Destilasi

1) Hasil fermentasi dimasukkan ke dalam labu destilat dan dipanaskan

menggunakan waterbath.

2) Hasil fermentasi didestilasi selama 4,5 jam.

3) Suhu dijaga pada 78oC

4) Destilat yang diperoleh adalah etanol murni.

5) Ukur pH destilat yang dihasilkan.

6) Destilat ditimbang dengan menggunakan piknometer untuk mengukur

densitasnya. Kemudian destilat diukur kadar etanolnya dengan

menggunakan kromatografi.

Page 17: Revisi Proposal Lili Rika

Eceng Gondok

Dipotong-potong

Dicuci

Dikeringkan

Diblender

Hidrolisis Asam

Fermentasi

Pre-treatment

Destilasi

Bioetanol

Lignin

Skema Rangkaian Prosedur Penilitian

Page 18: Revisi Proposal Lili Rika

Daftar Pustaka

Anonim. (2014). Bioethanol. [Online]. Tersedia:

pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?file.../Bioetanol/Bioethanol.pdf.[Diakses

20 Agustus 2014]

Anonim. (2014). Palembang Gagas Listrik eceng Gondok. [Online]. Tersedia:

http://apeksi.or.id/index.php/berita/222-palembang-gagas-listrik-eceng-

gondok. [Diakses 20 Agustus 2014]

Astriadita, M.W. dan Fatullah, A. (2012). Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku

Biji Nangka dengan Variasi Berat Ragi dan Waktu Fermentasi. Laporan

Penelitian pada Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya: tidak

diterbitkan.

Manggala, Y. (2014). Cadangan Energi Fosil Indonesia Diperkirakan Habis

2025. [Online]. Tersedia

http://www.m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/06/03/n6liso-

cadangan-energi-fosil-indonesia-diperkirakan-habis-2025 [Diakses 18

Agustus 2014]

Merina, F., Trihadiningrum, Y. (2011). “Produksi Bioetanol dari Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes) dengan Zymomonas mobilis dan Saccharomyces

cerevesiae”. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII.

Program Studi MMT-ITS. Surabaya, 2011.

Page 19: Revisi Proposal Lili Rika

Pratiwi, R.A., Amelia, R & Moeksin, R. (2013). “Pengaruh Volume Asam (Proses

Hidrolisis) dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol dari Tandan

Kosong Kelapa Sawit”. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.

Supriyanto, T., Wahyudi. (2014). Proses Produksi Etanol Oleh Saccharomyces

Cerivisiae Dengan Operasi Kontinyu Pada Kondisi Vakum. [Online], 6

Halaman. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/13471/1/Artikel_Ilmiah.pdf

[Diakses 20 Agustus 2014].

Suri, A., Yusak, Y & Bulan, R. (2013). “Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap

Kadar Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tandan

Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) dengan HCL 30%

Menggunakan Ragi Roti”. Medan: Universitas Sumatera Utara.