retorika dan pendidikan

3
Retorika dan Pendidikan Retorika dapat dimanfaatkan secara terencana, maksudnya secara sadar sebelumnya diarahkan ke suatu tujuan yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak berpegang pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan retorika terencana ini misalnya dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian, dan bidang pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, para pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan retorika. Keterlibatan ini tampak dari usaha memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Misalnya bahan pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik? Bagaimana cara menyajikan agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip- prinsip pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai dengan jenis pelajaran yang disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan ekonomi politik dan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa, pemakaian peraga hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua usaha yang direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Pengajaran yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Dengan demikian sukar membayangkan kalau bahan-bahan pengajaran itu akan membawa hasil yang diharapkan. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam proses belajar mengajar. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, disatu pihak ia akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai seorang pendidik. C.

Upload: pratama-eka-putra

Post on 04-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

essai mengenai retorika dan pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Retorika Dan Pendidikan

Retorika dan Pendidikan

Retorika dapat dimanfaatkan secara terencana, maksudnya secara sadar sebelumnya diarahkan ke suatu tujuan yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak berpegang pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan retorika terencana ini misalnya dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian, dan bidang pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, para pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan retorika. Keterlibatan ini tampak dari usaha memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Misalnya bahan pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik? Bagaimana cara menyajikan agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip- prinsip pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai dengan jenis pelajaran yang disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan ekonomi politik dan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa, pemakaian peraga hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua usaha yang direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara sadar maupun tidak. Pengajaran yang tidak memanfaatkan retorika, dapat menimbulkan kebosanan sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Dengan

demikian sukar membayangkan kalau bahan-bahan pengajaran itu akan membawa hasil yang diharapkan. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam proses belajar mengajar. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, disatu pihak ia akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai seorang pendidik. C.

Cara Beretorika yang baik

Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya.

Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah nihil. Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan umum, tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih kesuksesan. Untuk sebagian orang berbicara di depan umum bukan mejadi hal yang mudah, tak heran kalau seseorang mengangap bicara adalah momok yang sangat menakutkan dan memalukan, malah menjadikan orang gugup ketika disuruh berbicara sehingga sering terjadi kesleo lidah, dan menjadi terpleset kata. Mereka itu hanya orang-orang yang takut berbicara karena takut salah, atau takut salah untuk mengatakan hal yang benar. Tidak ada yang mengatakan Harry Truman sebagai orator ulung, tapi banyak

Page 2: Retorika Dan Pendidikan

yang mengganggapnya presiden hebat. Ia adalah pembicara yag baik dalam urusan politik. Ia bukan pembicara yang memikat, tetapi merupakan komunikator yang baik, karena ia berusaha agar pembicaranya mudah dipahami. Ia tidak teoritis, tetapi mampu meluncurkan gagasan yang jelas dan langsung. Tetapi kebanyakan yang paling penting untuk kita adalah mengefektifkan percakapan sehari-hari, entah dalam kehidupan sehari-

hari, atau di ruang publik. Tak ubahnya seorang pembelajar yang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Berbicarapun sama, seseorang mempunyai gaya berbicara sendiri-sendiri. Seseorang dapat menilai dan memberikan gambaran bahwa gaya bicara orang berbeda-beda, tetapi masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri, dan mengomentari apakah gaya berbicaranya cocok atau tidak dengan vocal pembicara. Berbicara adalah hal yang simple sebenarnya berbicara menggunakan otak, lakukan dengan enjoy, mengikuti zaman, jangan berpikir negatif, mengembangkan unsur-unsur yang ada seperti warna suara, penyampaian, dan penampilan (performance), dan sikap komunikator. Anggap lah berbicara adalah kesempatan. Tak usah enggan untuk berbicra

ingat pepatah: “Jika anda tidak merasa ahli berbicara maka yakinlah bahwa anda akan

ahli berbicara, namun jika anda merasa pandai berbicara maka anda dapat melakukan

lebih baik”

. Terus berlatih dan kembangkan kemampuan berbicara di mulai berbicara yang sederhana, dan memperhatikan orang bicara adalah salah satu media untuk belajar menjadi pembicara yang baik dan dapat lebih dinikmati.