retorika dakwah -...

54
i AGUS HERMAWAN,S.Pd.I,M.A RETORIKA DAKWAH Buku ini mengkaji tentang Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Urgensi Retorika Dakwah, Ayat-Ayat al-Qur‟an dan Hadits tentang Dakwah, Bentuk-bentuk, Syarat dan Etika Dakwah, Metode dan Strategi Berdakwah, Biografi dan Komitmen Tokoh-Tokoh Dakwah Klasik, Biografi dan Komitmen Tokoh-Tokoh Dakwah Kontemporer, Langkah-Langkah Persiapan Berdakwah, Tata Cara Khutbah jum‟ah, Idul Fitri, Idul Adha, Ceramah Biasa, dan Praktikum Ceramah baik dalam Acara PHBN atau PHBI. 2018

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

132 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

i

AGUS HERMAWAN,S.Pd.I,M.A

RETORIKA DAKWAH

Buku ini mengkaji tentang Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Urgensi Retorika Dakwah,

Ayat-Ayat al-Qur‟an dan Hadits tentang Dakwah, Bentuk-bentuk, Syarat dan Etika

Dakwah, Metode dan Strategi Berdakwah, Biografi dan Komitmen Tokoh-Tokoh

Dakwah Klasik, Biografi dan Komitmen Tokoh-Tokoh Dakwah Kontemporer,

Langkah-Langkah Persiapan Berdakwah, Tata Cara Khutbah jum‟ah, Idul Fitri, Idul

Adha, Ceramah Biasa, dan Praktikum Ceramah baik dalam Acara PHBN atau PHBI.

2018

Page 2: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

ii

RETORIKA DAKWAH

Penulis

Agus Hermawan,S.Pd.I,M.A

Penerbit;

Yayasan Hj.Kartini Kudus

Editor;

Erlina Wijayanti,S.Pd

Risyad Hisyam Ash-Shiddieqi

Anas Dhiyaul Haq al-Qudsi

Desain Sampul

Qaisara Rania Asy-Syabiya

Dicetak;

AN-NUUR KUDUS

Cetakan I

2018

Page 3: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga

dilimpahkan kepada Rasulullah Saw. Penulis bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah

memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada penulis sehingga buku yang berjudul “

Retorika Dakwah” dapat terselesaikan.

Materi buku ini disesuaikan dengan kurikulum hasil revisi Tahun 2017 di lingkungan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Sehingga content (isi) buku ini sangat relevan

dan sama dengan materi Silabus di IAIN Salatiga.

Dengan diterbitkannya buku ini, diharapkan para mahasiswa lebih terbantu untuk

memahami Seputar Retorika Dakwah meskipun sepintas kilas atau pengantarnya saja. Namun

demikian, penulis berusaha untuk menyajikan materi seringkas mungkin dengan tidak

mengurangi subtansi materi yang penting sesuai urutan Tema yang ada di dalam Silabus.

Kepada Yayasan Hj. Kartini yang telah bersedia menerbitkan buku ini dan juga

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini, kami ucapkan terima kasih.

Akhirnya penulis menyadari buku sederhana ini jauh dari sempurna, maka tegur sapa untuk

penyempurnaan buku ini sangat penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini pada terbitan

selanjutnya. Semoga buku ini memberi kemanfaatan bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kudus, 22 Agustus 2018

Penulis

Ttd

Agus Hermawan, S.Pd.I,M.A

Page 4: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iv

BAB I : PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN DAN URGENSI RETORIKA

DAKWAH..........................................................................................................1

BAB II : AYAT-AYAT AL-QUR‟AN DAN HADITS TENTANG DAKWAH ............5

BAB III : ETIKA DAKWAH ..........................................................................................11

BAB IV : METODE DAN STRATEGI BERDAKWAH................................................16

BAB V : BIOGRAFI DAN KOMITMEN TOKOH-TOKOH DAKWAH KLASIK.......23

BAB VI : BIOGRAFI DAN KOMITMEN TOKOH DAKWAH KONTEMPORER..... 33

BAB VII : LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN BERDAKWAH.............................. 41

BAB VIII: TATA CARA KHUTBAH JUM‟AH, KHUTBAH IDHUL FITRI/ADHA...45

Page 5: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

1

BAB I

PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN DAN URGENSI RETORIKA DAKWAH

Dakwah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penyebaran Islam di

dunia. Setiap muslim wajib untuk berdakwah, apalagi kita sebagai mahasiswa

Fakultas Dakwah yang mana kita harus mampu menyeru kepada kebajikan dan

mencegah dalam kemungkaran, sebagaimana firman Allah swt: “Dan hendaklah

diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-

orang yang beruntung”. (Q.S Ali Imran: 104)

Sebagaimana dalam berdakwah itu sendiri dibutuhkan retorika-retorika yang

dapat membuat dakwah seseorang lebih mengena, efisien dan efektif. Terutama dalam

menyosialisasikan ajaran-ajaran Islam. Maka retorika jitu harus bias dikuasai oleh

seseorang yang hendak berdakwah. Dalam kaitan antara retorika dan dakwah, di sini

pemakalah akan mencoba membahas mengenai keduanya.

A. Pengertian Retorika Dakwah

Retorika berasal dari bahasa Yunani “Rhetor” atau dalam bahasa Inggrisnya

“orator” yang berarti kemahiran dalam berbicara dihadapan umum. I Gusti Ngurah

Oka memberikan definisi retorika sebagai Ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha

untuk persiapan, kerjasama, serta kedamaian ditengah masyarakat”.

Onong Uchjana Effendi (2007:53) dalam bukunya Komunikasi Teori dan

Praktek mengatakan bahwa “Retorika atau dalam bahasa inggris rhetoric bersumber

dari perkataan latin rhetorica yang berarti ilmu berbicara.

Sedangkan kata dakwah secara etimologi merupakan bentuk masdar

dari kata yad‟u(fi‟il mudhari‟) dan da‟a (fi‟il madli) yang artinya adalah

memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong dan memohon (Omar,

1983: 1).

Selain kata “dakwah”, al-Qur‟an juga menyebutkan kata yang memiliki

pengertian yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang

berarti penyampaian, dan “bayan” yang berarti penjelasan.

Sedangkan pengertian dakwah menurut terminologi, menurut dari beberapa

pendapat adalah sebagai berikut:

1. Definisi dakwah yang dikemukakan oleh Syaikh Ali Mahfudz, dakwah

adalah dorongan/anjuran manusia pada kebaikan dan petunjuk, menyuruh

kepada yang ma‟ruf (yang dikenal) dan mencegah dari yang munkar untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Page 6: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

2

2. Menurut Ahmad Ghalwusy, dakwah adalah menyampaikan pesan Islam

kepada manusia di setiap waktu dan tempat dengan metode-metode dan

media-media yang sesuai situasi dan kondisi mad‟u.

3. Menurut Abu Bakar Zakaria, dakwah adalah tegaknya ulama dan orang-

orang yang disinari ilmu dengan memberi pengajaran terhadap orang

banyak apa yang dilihatnya tentang persoalan-persoalan terkini maupun di

kemudian hari sesuai kemampuan.

4. Menurut Abdul Karim Zaidan, dakwah adalah ajakan kepada Allah, yakni

agama Islam (Aripudin, 2011: 3).

5. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya

mengajak umat dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

6. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk

menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan

substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma‟ruf nahi

munkar (Saputra, 2011: 1-2).

Dengan demikian termasuk dalam cakupan pengertian Retorika adalah: Seni

berbicara, kemahiran dan kelancaran berbicara, kemampuan memproduksi gagasan,

kemampuan mensosialisasikan ide gagasan sehingga mampu mempengaruhi khalayak

umum (audience). Dakwah itu sendiri menurut penulis adalah kegiatan seseorang atau

kelompok orang untuk menyeru, mengajak, dan mempengaruhi yang dilakukan oleh

Da‟i kepada Mad‟u (orang atau kelompok orang) agar menjadi baik atau lebih baik

dengan mengamalkan syariat ajaran Islam.

Dari deskripsi di atas bisa kita simpulkan bahwa Retorika Dakwah adalah

sebuah ilmu dan seni berbicara di depan umum untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah yang dilakukan oleh Da‟i kepada Mad‟u.

B. Fungsi dan Tujuan Retorika Dakwah

Retorika dikatakan sebagai sebuah seni dikarenakan untuk berdakwah harus

dengan cara dan strategi yang baik, benar dan jitu sehingga dakwahnya terasa indah,

menarik serta mengena. Untuk itu kemampuan merangkai kata-kata dengan maksud

agar pendengar mudah memahami, menerima dan mengikuti apa yang didakwahkan

karena merasa tertarik, indah dan ikhlas inilah yang disebut sebagai sebuah seni

dakwah.

Sebagian besar da‟i yang memiliki kemampuan beretorika atau berbicara yang

baik, tentunya sudah memilki tujuan pembicaraan sebelum memulai berbicara di

depan umum. Berbicara tanpa adanya tujuan pembicaraan terlebih dahulu maka

pembicaraan akan susah untuk dibatasi sehingga terjadi deviasi pembiasan

pembicaraan, disinilah perlunya tujuan pembicaraan meski ada yakni untuk

menghindari kesan bertele-tele dalam berbicara. Pembicaraan akan menjadi tidak

menarik jika kesannya berlebihan dan keluar dari tujuan pembicaraan. Semua

Page 7: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

3

manusia memiliki kemampuan untuk berbicara, terkecuali seorang yang cacat sejak

lahir (tuna wicara), namun tidak semua orang dapat berbicara dengan baik. Semua itu

di sebabkan oleh berbagai faktor. Kadang kita melihat ada seseeorang yang memiliki

kemampuan berbicara namun tidak dapat menempatkan pembicaraannya pada

tempatnya, ada lagi seorang yang menggunakan kemampuan berbicaranya namun

pembicaraannnya tidak memiliki manfaat juga sering terjadi di tengah-tengah

masyarakat.

Dalam berbicara tidak semua pembicaraan bermanfaat bagi diri sendiri maupaun

orag lain. Berbicara disini yakni berbicara yang menghasilkan pengetahuan baru atau

berbicara yang dimaksud adalah memiliki manfaat dan bukan hanya sekedar

mengeluarkan bunyi ujaran pada seseorang atau khalayak ramai tanpa melihat unsur

tujuan pembicaraannya.

Adapun beberapa contoh retorika yang baik diantaranya sebagai berikut:

1.Berbicara dalam forum diskusi untuk memecahkan suatau masalah. Yakni

berhubungan dengan pengetahuan atau bidang lain yang penting untuk

diselesaikan.

2. Berbicara dalam sebuah pidato dalam suasana resmi, memberi pengetahuan kepada

orang lain berbagi ilmu dengan menggunakan retorika yang baik.

3. Berbicara dalam hal menjadi tutor bagi mereka yang belum begitu paham terhadap

suatu hal atau tema tertentu.

4. Berbicara dengan unsur dakwah. Yakni memberi pengetahuan atau diskusi tentang

ajaran islam dan mengenai syiar islam.

Selain itu masih banyak lagi jenis berbicara yang bermanfaat, sebagai

mahasiswa tentunya sudah bisa menilai dan memilah mana hal yang baik untuk

dibicarakan dan mana hal yang buruk untuk dibicarakan.

Dari paparan di atas bisa kita simpulkan bahwa fungsi retorika dakwah adalah

sebagai ilmu dan seni serta ketrampilan untuk menyampaikan ajaran Islam secara

lisan guna memberikan pemahaman yang benar kepada kaum muslimin agar mereka

dapat dengan mudah menerima seruan dakwah Islam sehingga pemahaman dan

prilakunya dapat berubah menjadi lebih Islami.

Adapun tujuan mempelajari Retorika Dakwah menurut Agus Hermawan

adalah sebagai berikut:

1. Agar mampu menguraikan berbagai macam konsep dakwah

2. Agar mampu merancang setrategi dan materi dakwah sesuai situasi dan kondisi

3. Agar mampu mempraktikkan berbicara di depan umum secara santun perkataannya,

sopan perilakunya, baik isinya, dan benar dalam penyampaiannya.

Page 8: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

4

C. Urgensi Mempelajari Retorika Dakwah

Retorika dakwah sangat penting dipelajari, karena keluesan dalam berbicara

dakwah sangat penting jika memiliki retotika yang baik. Menjadi seorang pembicara

yang handal harus mampu atau pintar-pintar memahami situsi lawan bicara serta

mampu menyesuaikan dimana dan dalam situasai apa ketika kita sedang berbicara.

Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk berbicara maka pembicaraan akan

terarahkan, biasanya seorang pembicara juga memiliki pengetahuan yang luas serta

luas dalam pergaulan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun di

masyarakat.

Pengetahuan dan wawasan yang luas sangat mempengaruhi kelancaran dalam

berbicara. Biasanya seorang yang kemampuan berbicaranya baik memiliki wawasan

yang luas, karena kebanyakan jika si pembicara mendapat sanggahan dari lawan

bicara ia akan menggunakan berbagai alasan untuk memperkuat argumennya. Alasan

yang dikemukakan tentu berdasarkan pengalaman yang ia dapatkan, bukan hanya

sekedar mengelak dari sanggahan lawan bicara saja.

Jadi Retorika dakwah urgen dipelajari untuk membekali diri agar bisa

berbicara dihadapan umum dengan baik, benar, sopan, santun serta efektif dan efisien

perkataan kita sehingga orang yang kita ajak bicara merasa aman, nyaman, dan

tertarik menyimak pembicaraan kita nantinya saat berdakwah.

Page 9: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

5

BAB II

AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS TENTANG DAKWAH

Banyak ayat dalam al-Qur‟an dan hadits yang berkaitan dengan kegiatan dakwah.

Adanya beberapa ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan kewajiban umat Islam dalam

berdakwah, telah membuat beberapa ulama menyebut bahwa berdakwah itu hukumnya

adalah fardu 'ain (kewajibanin dividual), meskipun sebagian yang lain memandangnya

fardhu kifayah (kewajiban kolektif). Meski begitu, Rasulullah saw selalu mengajarkan agar

seorang Muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik. (Mujetoba

Mustofa, 2015:152-153)

Adapun sebagian dari beberapa ayat al-Qur‟an dan Hadits yang berkaitan dengan

dakwah sebagaimana yang penulis sebutkan berikut ini:

A. Ayat-Ayat al-Qur’an Tentang Dakwah.

1. Q.S Ali Imran 104

نش اى ػ ؼشف ثبى ش ؤ ش إى اىخ ة ذػ أ ن ىتن

فيح اى أىئل

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali Imran :104)

Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang

bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana tampak

gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan

agar di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang

dengan tegas menyerukan kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf (baik)

dan mencegah dari yang mungkar (maksiat). Dengan demikian umat Islam akan

terpelihara dari perpecahan.(M. Quraish Shihab, 2012: 161)

2. Q.S Ali Imran 110

ثبلل تؤ نش اى ػ ت ؼشف ثبى ش ة أخشجت ىيبس تؤ ش أ خ مت

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada

yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya

Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang

beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(Q.S. Ali Imran :

110)

Page 10: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

6

3. Q.S An-Nahl 125

سثل إ أحض ثبىت جبدى ػظة اىحضة اى ة ادع إى صجو سثل ثبىحن

تذ ثبى أػي صجي ضو ػ ث أػي

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ” (QS. An-Nahl : 125).

Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim a.s

sebagaimana beradadalam ayat sebelumnya, kini di perintahkan lagi mengajak

siapapun agar mengikuti prinsip-prinsip ajaran Nabi Ibrahim a.s dan menyerukan

Tauhid yaitu ayat-ayat sebelumnya, kini: Wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni

lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru kepada jalan

yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan bantahlah mereka, yakni siapa pun yang menolak atau meragukan ajaran

Islam dengan cara yang terbaik.

Ayat ini dipahami oleh sementara ulama untuk sebagai menjelaskan tiga

macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengansasaran dakwah.terhadap

cendekiawan yang memiliki pengetahuan tiggi diperintahkan menyampaikan dakwah

dengan hikmah yakni berdialog dengan kata kata bijak sesuai dengan tingkat

kepandaian mereka, terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan mau‟izah

yakni memberikan nasihat dan berumpama yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan mereka yang sederhana.

Dari ayat di atas jelaslah bahwa seorang muslim yang ingin menyerukan

agama ini kepada orang lain harus memperhatikan metode-metodenya, agar apa yang

diserukan kepadanya, disahuti dan mendapat perhatian dari orang-orang yang diseru.

Cara dan metode itu dipandang penting, karena objek dakwah itu sendiri sangat

beragam dan kompleks, baik dilihat dari sudut masa mau pun tempat. Manakala

seorang muslim yang menyadari tanggung jawab dakwahnya, tidak bisa tidak, kecuali

ia harus memperhatikan metode-metode yang baik dlam mendakwahkan agama

ini.(MujetobaMustofa, 2015:152)

Sedang terhadap Ahl al-kitab dan penganut agama-agama lain yang

diperintahkan adalah jidal/perdebatan dengan cara terbaik yaitu dengan logika dan

retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.

Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari segala sesuatu, baik

pengetahuan serta perbuatan. Ia adalah pengetahuan yang bebas dari kesalahan atau

kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan atau

diperhatikan akan mendatangkan kemashlatan dan kemudahan yang besar atau lebih

Page 11: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

7

besar, serta menghalangi terjadinya mudharat yang besar atau lebih besar. Maka ini

ditarik dari kata hikmah yang berarti kendali karena kendali menghalangi hewan atau

kendaraan kearah yang tidak di inginkan.

Memilih perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah,

dan pelakunya dinamai hakim (bijaksana). Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan

dalam pengaturannya, dialah yang wajar menyandang sifat ini atau dengan kata lain

dia yang hakim. Thahir Ibn 'Asyur menggaris bawahi bahwa hikmah adalah nama

himpunan segala ucapan atau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan keadaan

dan kepercayaan manusia secara bersinambung. (Abuddin Nata. 2014)

B. Hadits Tentang Dakwah

1. Kewajiban Dakwah

ضتطؼفجقيج ى فئ ضتطغ فجيضب ى فئ نشا فيغش ثذ ن سأ

ب رىل أضؼف ال سا صحح ضي( ).

Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka

cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu,

apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan

hati adalah pertanda selemah-lemah iman” (H.R. Shahih Muslim)

Dari hadist ini kita dapat mengaitkanya dengan kehidupan sehari hari yang

mungkin akan kita temui sewaktu waktu kita di haruskan atau paling tidak melakukan

yang paling lemah di antaranya jika kita melihat sesuatu yang buruk atau sesuatu yang

merugikan kita harus bertindak dengan cara bisa dengan tenaga kita, tenaga yang di

maksud bukanlah kekerasan fisik maupun batin melainkan dengan mencegahnya

melalui tubuhmu, jika masih tidak bisa mencegah dengan tubuhmu maka kamu bisa

menncegah dengan mulutmu maksudnya adalah dengan mencegah dengan perkataan

mu bukan dengan cacian melainkan dengan nasehatmu, jika masih tidak bisa dengan

perkataan maka cegahlah dengan hatimu maksudnya adalah mendoakan dia di dalam

hati ataupun mencegahnya dengan mendoakan nya di dalam hati agar dia diberikan

hidayah dari Allah, hadist ini sangatlah bermanfaat karena mencakup semua aspek

dan bisa di jadikan rujukan jika terjadi sesuatu di luar sana yang mungkin saja terjadi.

2. Hukum Berdakwah

ث زه ثضبحت فز ػي سصيل حت ت ا ادػ ب جت ػي ثـ أخجش إى الصلا

ش ىل ح ن أ ش ىل احذا خ الله ثل سجلا ذ الله ل ف حق الله ف

) )سا اىجخبس( اىؼ

“Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan atas

mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk

Page 12: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

8

kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau

memiliki unta merah” (H.R. Bukhori)

Dari hadist ini kita dapat mengetahui tentang ajakan memeluk agama islam

dan apa saja yang menjadi hak hak allah di dalamnya allah menggajarkan tentang

bagaimana agama islam itu benar benar baik dan allah memberikan petunjuk di dalam

kitab allah sendiri, dan disini juga di jelaskan petunjuk itu lebih baik dari pada

memiliki unta merah hal ini bisa di artikan bahwa petunjuk atau hidayah itu lebih

berharga daripada harta.

3. Metode Dakwah

ا، ش لا تؼض ا قبه اىج صي الله ػي ػي آى صي جؼث اىبس: )ضش

لا تف ا ش ثش ) ش ؼض ا تجؼث ى ش ض ب ثؼثت ا، فئ ش

)سا ضي(

“Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian

menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena

sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.” (H.R.

Muslim)

Hadist ini menjelaskan kita hauslah memudahkan sesuatu hal dan jangan

menyulitkan hal ini sangat berkaitan dengan kehidupan kita yang harusnya saling

memudahkan dan jangan saling menyulitkan begitupula dengan sesuatu yang baru

misalnya saja berita maka kita haruslah menyampaikanya apa adanya apa itu baik

ataupun buruk dana pa itu berita gembira ataukah buruk, karena sesuatu hal yang di

mudahkan dan tidak menyulitkan maka itu akan menjadi sesuatu yang baik

Hadis tersebut memerintahkan kepada umat Islam agar dalam menjalankan

dakwahnya mengutamakan sikap lemah lembut, tutur kata yang baik, dengan

menerapkan metode yang baik, bahasa yang mudah diterima. Tujuannya agar orang

yang diseru tertarik, mengikuti ajakan, dan senang terhadap yang didakwahkan, agar

mampu menyentuh hati dan dapat mengenai sasaran. Dakwah tidak diperbolehkan

menggunakan cara yang kasar, menakut-nakuti, memaksa, atau mengancam. Cara

dakwah yang demikian tidak menyebabkan orang yang diseru senang dan mendekat

akan tetapi justru menjauhi, tidak mengikuti ajakan, bahkan memusuhi. Termasuk

mengungkit kesalahan yang pernah mereka perbuat.

Perintah Allah untuk berdakwah dengan lemah lembut bukan berarti umat

Islam boleh bersikap masa bodoh terhadap kemungkaran dan kemaksiatan. Perintah

tersebut dimaksudkan agar dalam melaksanakan dakwah dijalankan dengan cara yang

terbaik sebagaimana dicontohkan Nabi saw. Dalam berdakwahnya, Rasulullah

bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mencaci maki, membenci,

memusuhi, dan menghinanya. Namun pada akhirnya Rasulullah saw. justru disegani,

dihormati, dan ditakuti lawan-lawannya.

Page 13: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

9

Berdakwah diperbolehkan menggunakan cara-cara keras dan memaksa apabila

seorang dai telah mempunyai kekuatan, baik kekuatan pangkat, jabatan, maupun

harta. Akan tetapi hal tersebut jika ia yakin bahwa hanya dengan metode tersebut

kemungkaran dan kemaksiatan dapat terhenti. (Maulana, 2012)

4. Media Dakwah

غ )سا صب ػ جيغ أ ؼ فشة ب ص ئب فجيغ م ب ش غ شأ ص ش الله ا ض

اىتشز ػ اث ضؼد(

”Allah mengelokkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu

disampaikannya sebagaimana yang ia dengar. Sebab, banyak yang menyampaikan

lebih menjadi lebih sadar daripada yang hanya mendengarkan” (H.R. At-Tirmidzi)

Hadist ini menjelaskan tentang pentingnya menyampaikan sesuatu hal karena

dengan menyampaikan sesuatu hal kita akan sedikit lebih banyak tahu dari pada

hanya mendengarkan, misalnya saja ilmu kita tahu ilmu dan menyebarkannya maka

ilmu itu seiring berjalannya waktu akan berkembang tidak mungkin akan semakin

menyusut.

5. Kesabaran dalam Berdakwah

ش راك قبه سصه الله صي الله ػي صي: ى ش خ ش مي أ إ ؤ ش اى ػججب ل

اء صجش فنب أصبثت ضش إ شا ى خ اء شنش فنب أصبثت صش إ ؤ لحذ إلا ىي

شا ى )سا ض ي(خ

“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semua urusannya itu baik baginya,

dan itu tidak lain hanya bagi seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan dia

bersyukur, dan itu baik baginya, dan apabila mendapat kesulitan dia bersabar dan itu

baik baginya”(H.R. Muslim)

Di dalam hadist ini kita dapat mengetahui bahwa urusan orang mukmin itu

baik dan sebagai orang mukmin apabila mendapatkan sesuatu yang baik maka dia

bersyukur dan jika itu kurang baik baginya maka dia bersabar, dari hadist ini dapat

dikatakan bahwa belajar menerima dan bersyukur itu jauh lebih baik dari pada hanya

memberontak.

6. Hadits Lainnya tentang Kewajiban Berdakwah

Dari Abdullah bin Amr, bahwa Nabi saw. bersabda: “Sampaikan dariku walaupun

satu ayat dan ceritakan tentang kaum Bani Israil karena yang demikian itu tiada

Page 14: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

10

dosa. Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka bersiaplah

tempatnya di neraka (HR.Bukhari no. 3202)

Hadis Bukhari di atas dapat dipahami sebagai perintah Nabi Saw untuk

mendorong kaum Muslimin bergiat dalam dakwah. Paling tidak untuk saling

mengajarkan apa yang kita pahami mengenai firman Allah kepada mereka yang

belum tahu. Tapi sesungguhnya penyampaian itu tidaklah boleh sembarangan. Ia

memerlukan pemahaman yang mendekati benar. Karena di ujung hadis tadi ada

ancaman Nabi, “Siapa yang mendustakan aku secara sengaja maka bersiap-siaplah

menduduki tempat kembalinya di neraka.” Oleh karena itu mengenai hadis Nabi saw.

tersebut ada yang berpendapat bahwa untuk memahami walau hanya satu ayat Al

Qur‟an haruslah sampai mendalam, sehingga dapat diketahui apa maksud yang

dikandungnya secara lebih tepat. (Maulana. 2012).

Page 15: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

11

BABIII

ETIKA DAKWAH

A. Pengertian Etika Dakwah

Etika berasal ari kata ethos yaitu untuk suatu kehendak baik yang tetap. Etika

berhubungan dengan soal baik atau buruk, benar atau salah. Etika adalah jiwa atau

semangat yang menyertai sutau tindakan. Dengan demikian etika dilakukan oleh

seseorang untuk perlakuan yang baik agar tidak menimbulkan keresahan dan orang

lain menganggap bahwa tindakan tersebut memang memenuhi landasan etika.

Baik dan buruk berhubungan dengan kemanusiaan dan sering dikaitkan

dengan perasaan dan tujuan seseorang, tidak berlaku umum dan merata. Seseorang

yang menganggap suatu perbuatan itu baik, belum tentu dianggap baik pula oleh

orang lain, tergantung pada kebiasaan yang dipakai oleh tiap-tiap kelompok.

Meskipun demikian, etika berlainan dengan adat, arena adat hanya memandang lahir,

melihat tindakan yang dilakukan, sementara etika lebih memperhatikan hati dan jiwa

orang yang melakukan dengan maksud apa dilakukan. (Syamsul Munir Amin: 2009:

204).

Ada yang mengatakan bahwa etika itu digerakkan dari luar, dari lingkungan

manusia. Perundang-undangan, adat dan tekanan-tekanan dari luar membuat manusia

itu bertindak dan berbuat sesuai dengan tekanan-tekanan itu dan dengan demikian

terbentuklah “etika heteornom” (dari “heteros” yang berarti “bergantung” dan

“nomos” berarti “undang-undang”). Tetapi segala tindakan itu masih karena tekanan

dari luar, orang tidak mencuri hanya karena takut dihukum undang-undang,

sebenarnya orang itu masih belum bernama etis. Sebab itu ada yang berpendapat

“etika otonom” (“autos” berarti “sendiri”), harus berpangkal dari diri sndiri, tidak mau

mencuri karena memang mencuri itu buruk dan dirasakan tidak pantas.

Kemudian menjadi persoalan pula apakah bisikan jiwa yang

membawatindakan etis itu (conscientia) sekaligus diberikan kepada manusia dalam

keadaan sempurna atau berangsur-angsur berkembang atas dasar pengalaman.

Descrates Spinoza dan lain-lain berpendapat bahwa semua itu didatangkan sekaligus.

Descrates mengeluarkan dalil:”Cogito Ergo Sum”, (saya berpikir jadi saya ada)

semua disangsikannya kecuali ada dirinya karena diri itu berpikir. Dengan pikiran-

pikiran timbul perasaan-perasaan yang membawa etiket. Karena oikiran itu datangnya

sekaligus setelah manusia dewasa tentu etika timbul dari pikiran itu datangnya juga

sekaligus, segera setelah ada pikiran. Manusia menentukan tindakannya dengan

kekuatan akal dirinya sendiri sejak diketahuinya apa yang baik dan yang jahat tanpa

membutuhkan pengalaman lebih dahulu. Pendapat demikian disebut pendapat “etika

priorisme”, atau boleh juga disebut “rationalisme”, (ratio: otak) atau “navisme”

(natus: lahir).

Spinoza membentangkan etikanya dengen enurunkan kodrat alam semesta.

Manusia hidup bersusila, kalau ia hidup sesuai dengan alam dipimpin oleh hukum-

hukum alam yng telah ada dalam “aku”nya. Semakin sempurna suatu benda semakin

nyatalah dia dan orang lalu bertindak lebih banyak (sibuk) dan dengan demikian lalu

ia sedikit menderita (kalau orang mau sempurna bertindaklah dengan sibuk, karena

sibuk tidak akan menderita). Selanjutnya menjelaskan:

“kita seibuk bila kita menjadi sebab dari apa yang terjadi diluar kita,

sebaliknya kita menderita bila kita menjadi sebab atau hanya sebagian menjadi sebab.

Page 16: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

12

Roh manusia itu sibuk, jadi gembira, bila mempunyai tanggapan yang benar dan

sempurna, segala penderitaan sebenarnya disebabkan tanggapan yang kacau dan tidak

sempurna, tanggapan-tanggapan yang kacau inilah yang menimbulkan hawa nafsu

dalam “aku” kita. Manusia demikian bukan lagi”Tuan” dari dirinya sedniri, tetapi

telah takluk dan diperbudak oleh keadaan dan demikian terikat kepadanya sehingga ia

“terpaksa” menempuh jalan yang salah. Yang “baik” ialah kita ketahui secara pasti

sesuatu itu “berguna” kepada kita. Yang “jahat” yang kita ketahui secraa pasti

“merintangi” kita memperoleh sesuatu yang baik. ( Toha Yahya Umar,2004: 93-95).

B. Dakwah Dilakukan Dengan Bijaksana

Adapun yang dimaksud dengan cara bijaksana adalah menyampaikan pesan-

pesan dakwah sesuai dengan situasi dan kondisi yang menyenangkan serta tidak

menimbulkan sesutau yang meresahkan.

Pengertian bijasana ini meliputi:

1. Tidak menggunakan kekerasan

ىل ح ا فض ظ اىقيت لا ت فظب غي م ى

Dan jika engkau keras dan kejam, maka mereka berlari menjauhi. (QS.Ali Imran

159)

2. Tidak dengan cara membuka aib seseorang di depan umum.

ثؼضب لاغتت ثؼضن

Dan janganlah sebagian kamu membeberkan aib (menggunjing) sebagian yang

lain. (QS. Al-Hujarat 12)

3. Tidak bersifat memaksa.

امشا ف اىذ

Tidak ada paksaan dalam agama. (QS. Al-Baqarah 256)

4. Tidak mengandung perpecahan.

لات ؼب ا ثحجو الله ج اػتص ا ق فش

Hendaklah kamu berpegang teguh dengan agama Allah, dan janganlah kamu

berpecah belah. (QS.Ali imran 103)

5. Tidak menimbulkan keresahan.

Dakwah merupakan peyejuk hati, penawar duka, membawa ketenangan, dan

kedamaian.

ا اى داسا الله ذػ ي ىض

Dan Allah menyeru ke jalan kedamaian. (QS. Yunus 25)

6. Tidak bersifat konfrontatif.

Sebab pengalaman mengajarkan keberhasilan dakwah lebih banyak ditentukan

oleh sikap persahabatan dari pada konfrontatif.

7. Menjaga kerukunan hidup antar umat beragama.

Sebab hal ini sudah dicontohkan oleh Rosulullah ketika di Madinah. Dimana

orang-orang kafir dzimmi yang terdiri dari Yahudi, Nasrani, hidup dengan tenang

dan damai di bawah pemerintahan Islam.

د ى ن د ىن

Bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku. (QS. Yunus 25)

8. Tidak berdifat menghina.

Berdakwah tidak diperbolehkan saling menghina, sebab yang dihina itu belum

tentu lebih jelek dari yang menghina. Sebagaimana Firman Allah:

ق ألاضخشق ءا باىز آ

Page 17: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

13

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum (golongan) menghina

kaum yang lain. (QS. Al-Hujurat 11)

9. Tidak menggunakan kata-kata yang kotor.

Berdakwah atau memberikan ceramah hendaklah menghindari kalimat atau kata-

kata yang kotor yang akan mengundang jamaah untuk tidak simpatik, sebab yng

demikian itu akan mengurangi kharisma dan wibawa.

C. Juru Dakwah Harus Saling Menghormati

Realitas dilapangan sering terjadinya benturan sesama juru dakwah terutama

sekali mengenai isi ceramah dan fatwa. Perbedaan pendapat memng sulit untuk

dihilangkan, tetapi minimal volumenya dapat diperkecil. Dalam hal ini ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.

a. Seorang da‟i yang keliru dalam memberikan fatwa, maka janganlah dibeberkan di

depan jamaah. Terlebih lagi da‟i yang bersangkutan ada ditempat tersebut. Sebab

dengan cara yang demikian itu sama dengan membuka kesalahan orang lain.

Tetapi sampaikanlah kepada yang bersangkutan dengan cara bijaksana.

b. Dalam suatu forum pengajian da‟inya terdiri dari beberapa orang, hendaklah satu

dengan yang lain saling menghormati atau menjunjung tinggi. Dengan kata lain,

jangan sampai menimbulkan kesan kepada jamaah semacam kompetisi, sehingga

satu dengan yang lain saling menjatuhkan.

c. Sesama da‟i hendaklah saling menjaga nama baik teman seprofesinya. Setidaknya,

jangan sampai ikut menimpali ketika orang lain membicarakan kejelekan. (Samsul

Munir Amin,2009: 236-239).

D. Bentuk-Bentuk Etika Dakwah

Beberapa etika dakwah yang hendaknya dilakukan oleh para juru dakwah

dalam melakukan dakwahnya antara lain sebagai berikut:

1. Sopan

Sopan berhubungan dengan adat dan kebiasaan yang berlaku secara umum

dalam tiap kelompok. Suatu pekerjaan dianggap tidak sopan, tatkala dengan

norma-norma yang berlaku disuatu komunitas.

Standar atau ukuran suatu kesopanan bagi masing-masing komunitas tidak

sama. Masing-masing memiliki standar sendiri, akan tetapi aturan yang berlaku

umum dapat dijadikan rujukan dalam menentukan suatu standar kesopanan.

Kesopanan harus kita pelihara dalam perbuatan dan pembicaraan. Sesuatu

yang kita lahirkan di dalam dan di luar pembicaraan, cara mengenakan pakaiaan,

dan bentuk serta model pakaian, haru dijaga serapi mungkin, sehingga tidak

melanggar norma-norma tertentu dan tidak membosankan. Gerak-gerak yang tetap

dan berulang-ulang akan membosankan bagi penerima dakwah. Sekali-kali seorang

da‟i harus berlainan dalam melakukan gerak-gerik, seperti memandang ke dapan,

ke kiri, ke kanan atau ke belakang dalam batas-batas kesopanan dengan tetap

memperhatikan respons dari pembicaraan yang diucapkan. Cara berpakaian dan

bentuk pakaian yang dikenakan harus dijaga sebaik mungkin, tidak mencolok, dan

tidak bertentangan dengan adat kebiasaan masyarakat setempat. Yang perlu diingat

oleh da‟i adalah ia bertindak sebagai mubaligh yaitu penyampaian ajaran

kebenaran islam atau, bukan sebagai peragawan atau peragawati ataupun model.

Karena itu kesopanan dan kepantasan menjadi hal yang harus dipertimbangkan

oleh da‟i dalam melakukan aktivitas dakwahnya.

Cara berpakaian dan cara berbuat yang meskipun bertentangan dengan

kebiasaan masyarakat, tetapi masih dapat diterima kehadirannya, dalam unsur

Page 18: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

14

propaganda yang disebut “Flain fleks device”, yaitu berbuat yang sebagai biasa

dilakukakan oleh rakyat biasa. Umpamanya seorang da‟i mengenakan sarung dan

berpeci dalam suatu acara umum. Akan tetapi, hal-hal itu dilakukan dalam batas-

batas tertentu, sehingga berpakaian kepada pakaiaan tidak boleh lebih besar dari

pada perhatian terhadap isi ceramah da‟i atau mubaligh tersebut.

Tindakan dan sikap yang dilakukan oleh da‟i juga harus sejalan dengan

pembicaraan yang disampaikan. Pembicaraan yang disampaikan haruslah benar,

tidak menyampaikan berita bohong dan memutarbalikkan keadaan yang

sebenarnya. Dalam istilah propaganda disebut “card stancking device”, yaitu

tindakan dan sikap yang dilakukan sejalan dengan pembicaraan yang disampaikan,

tidak mengada-ada bahkan menyampaikan berita bohong ataupun

memutarbalikkan kenyataan.

2. Jujur

Dalam menyampaikan aktivitas dakwah, hendaklah da‟i menyampaikan

sesuatu informasi dengan jujur. Terutama dalam mengemukakan dalil-dalil

pembuktian. Kemahiran dalam menggunakan kata-kata mungkin dapat

memutarbalikkan persoalan yang sebenarnya, jadi da‟i harus menyampaikan

sesuatu yang keluar dari lisannya dengan landasan kejujuran dan faktual. Seorang

da‟i tidak boleh berbohong apalagi sengaja berbohong dalam suatu tema atau topik

pembicaraan. Akibat berbohong akan fatal akibatnya dan dapat merendahkan

reputasi dari da‟i sendiri, apalagi yang disampaikan adalah ajaran-ajaran

kegamaan.

Dalam menyampaikan berita, umpamannya dimedia massa atau surat kabar,

dapat terjadi hal-hal yang melanggar etika kejujuran ini, misalnya dalam:

a. Pencorakan media (colorization of news). Untuk menceritakan sesutau kejadia

pencurian misalnya, dapat saja diberikan dalam kalimat yang bermacam-

macam, dari membenci pencurian itu sampai pada menyukai pencurian

tersebut. Dapat pula diselipkan di dalamnya pujian, kritik, atau cacian kepada

pihak yang berwajib, tergantung pada kalimat yang dipergunakan. Bahkan

berita dalam kalimat yang sama dapat pula mempunyai kesan yang berlainan

bagi pembacanya, hanya karena berlainan tempatnya, di lembar tertentu,

berdekatan dengan berita lain, dicetak dengan huruf tebal, di antara tanda petik

dan sebagainya. Smua hal itu dapat menimbulkan kesan yang “lain” itu

disebutkan dengan colorizaton of news.

b. Spekulasi (speculation), yaitu tidak menceritakan semua berita, hanya memilih

berita yang menguntungkan kelompok saja, sedang berita yang dapat

merugikan tidak dimuat. Sebenarnya idak pernah semua kejadian dimuat di

surat kabar, dan surat kabar tidak selalu menggambarkan kejadian yang

sebenarnya dalam arti sedetail-detailnya. Surat kabar hanya selalu meuat

kejadian-kejadian yang dianggap aktual, hangat, yang menarik perhatian

karena jarang atau tidak pernah terjadi. Tetapi tetapi titik berat pemilihan

berita ditentukanoleh manfaatnya untuk kepentingan umum, bukan untuk

kepentingan sendiri. Tidak menyiarkan berita yang dianggap dapat membuat

keresahan umum atau melanggar kepentingan dan ketentraman umum, masih

dianggap dalam batas-batas kejujuran dan kesopanan jurnalistik. (Toha Yahya

Omar,2004: 97-98).

Page 19: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

15

3. Tidak Menghasut

Seorang da‟i dalam melaksanakan tugas dakwahnya, ia tidak boleh menghasut

apalagi memefitnah, baik kepda pribdi lain maupun kepada kelompok lain yang

berselisih faham. Karena jika itu dilakukan, yang bigung dan resah adalah

masyarakat pendengar sebagai objek dakwah.masyarakat akanmerasa bingung

penapat da‟i yang mana yan benar dan harus diikuti. Jika memang ada pendapat

yang bertentangan antara da‟i yang satu dengan da‟i yang lain seharusnya

disampaikan dengan cara-cara bijaksana dan muluruskan pendapat yang keliru

tersebut. Sehingga dengan cara-cara bijaksana tersebut, pelurusan terhadap suatu

tema akan terasa mendamaikan masalah, bukan malah sebaliknya mnenimbulkan

masalah.

Adapun yang perlu diingat oleh da‟i adalah bahwa dalam melakukan tugas

dakwahnya itu, ia harus menyampaikan kebenaran bukan harus menghasut.

Menyampakan kebenaran tidak harus disampaikan dengan mengahasut

ataubahkan melakukan provokasi. Tindakan ini sebenarnya tidak cocok dilakukan

oleh seorang da‟i. Apalagi ikaperselisihan pendapat itu masih dalam tema

khilafiyah (perselisihan faham) yang buka prinsip dalam agama.

Akan tetapi, jika yang disampaikan adalah masalah penegakaan kebenaran

secara hak, maka hendaklah da‟i menyampaikan kebenaran tersebut walau pahit

sekalipun. Sebagaimana disamapaikan oleh Nabi SAW, bahwa, ”Sampaikanlah

kebenaran walau pahit sekalipun.” (Al-Hadis).

Page 20: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

16

BAB IV

METODE DAN STRATEGI DAKWAH

Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyah, seorang da‟I sebagai subjek dakwah

memerlukan seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode dan strategi

dakwah. Dengan mengetahui metode dakwah, penyampaian dakwah dapat mengena

sasaran, dan dakwah dapat diterima oleh mad‟u (objek) dengan mudah karena

penggunaan metode yang tepat sasaran. Sementara, dengan mengetahui strategi dakwah

maka akan mempermudah kita untuk menyampaikan dakwah kepada mad‟u dengan

tehnik yang sesuai dengan sasaran.

A. Metode Dakwah

1. Pengertian Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan

“hodos” (jalan,cara). Ada juga yang mengatakan bahwa, metode berasal dari bahasa

Yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Jadi, metode dakwah adalah jalan atau

cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Metode dakwah adalah cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da‟i kepada

mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.(2011: 243)

Seorang da‟i harus jeli dan bijak dalam memilih metode, karena metode sangat

mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah. Metode yang tidak benar,

meskipun materi yang disampaikan baik, maka pesan baik tersebut bisa saja ditolak

oleh mad‟u.

2. Metode Dakwah dalam al-Qur’an

Landasan umum mengenai metode dakwah adalah Q.S. An-Nahl 125:

سثل إ أحض جبدى ثبىت ػظة اىحضة اى ة ادع إى صجو سثل ثبىحن

تذ ثبى أػي ضو ػ صجي ث أػي

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)

Pada ayat tersebut terdapat metode dakwah yang akurat. Kerangka dasar tentang

metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah:

a. Bil hikmah

Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu

pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan

Page 21: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

17

apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan,

konflik, maupun rasa tertekan. Dalam bahasa komunikasi disebut sebagai frame

of reference, field of reference, dan field of experience, yaitu situasi total yang

mempengaruhi sikap pihak komunikan (objek dakwah).

Menurut syekh nawawi al bantani, dalam tafsir al-munir bahwa al-hikmah

adalah “dalil-dalil (argumentasi) yang qath‟i dan berfaedah bagi kaidah-kaidah

keyakinan.

Metode hikmah dalam kegiatan dakwah muncul berbagai bentuk, seperti

mengenal strata mad‟u, kapan harus bicara dan kapan harus diam, mencari titik

temu, toleran tanpa kehilangan sibghah, memilih kata yang tepat, cara berpisah,

uswatun hasanah, dan lisan al-hal, atau komunikasi yang benar dan menyentuh

jiwa. Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan da‟i dalam memilih dan

menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad‟u.

Dakwah dengan metode ini adalah dakwah melalui ilmu pengetahuan,

kecakapan memilih materi dakwah yang sesuai dengan kemampuan mad‟u,

pandai memilih bahasa sehingga mad‟u tidak merasa berat dalam menerima

Islam. (2011: 9)

Hikmah merupakan pokok awal yang harus dimiliki oleg seorang da‟i dalam

berdakwah. Karena dengan hikmah ini akan berakhir kebijaksanaan dalam

menerapkan langkah dakwah, baik secara metodologis maupun praktis. oleh

karena itu, hikmah memiliki multidefinisi tergantung dari sisi mana melihatnya.

(2011: 250)

b. Mauidhah hasanah

Mau‟izah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan

nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk ke arah

kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh

perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari atau

menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan

atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek

dakwah. Jadi, dakwah itu bukan propaganda.

Menurut A. Karni, metode ini dapat dikelompokkan menjadi, pertama,

mau‟idzah itu lebih dekat sebagai dalil, kedua, berkaitan dengan kepuasan hati

dan jiwa. Maka mau‟idzoh adalah pelajaran yang disampaikan dengan dalil-dalil

atau argumentasi-argumentasi yang tepat dan dapat memuaskan sasaran dakwah

yang dihadapi, sehingga jiwanya menjadi tenang. (2011: 10)

Mau‟idzah hasanah dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk:

1) Nasihat atau petuah

2) Bimbingan, pengajaran. (pendidikan)

3) Kisah-kisah

4) Kabar gembira dan peringatan.

5) Wasiat (pesan positif) (2011: 252)

Page 22: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

18

Seorang da‟i sebagai subjek dakwah harus mampu menyesuaikan dan

mengarahkan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berfikir dan lingkup

pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk

mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam ke dalam kehidupan pribadi atau

masyarakat dapat terwujud.

c. Mujadalah

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara berdiskusi

yang ada. Dakwah dengan metode ini adalah dakwah dengan cara debat terbuka,

argumentative dan jawaban dapat memuaskan masyrakat luas.

Menurut M. Quraish Shihab mujadalahterdiri dari tiga macam. Pertama, jidal

buruk yakni “yang disampaikan dengan kasar, yang mengundang kemarahan

lawan, serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak benar.” Kedua, jidal baik

yakni “yang disampaikan dengan sopan serta menggunakan dalil-dalil atau dalih

walau hanya yang diakui oleh lawan.” Ketiga, jidal terbaik yakni “yang

disampaikan dengan baik dan dengan argumen yang benar lagi membungkam

lawan.”

3. Macam-Macam Metode Dakwah

Di dalam berdakwah ada beberapa metode dakwah yang biasa digunakan yaitu

diantaranya sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Metode ini adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan

keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan tentang sesuatu kepada mad‟u

dengan menggunakan lisan. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian

khusus tentang retorika, diskusi, dan faktor-faktor lain yang membuat mad‟u

merasa simpatik dengan ceramahnya.

b. Metode tanya jawab

Adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya jawab untuk

mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami

atau menguasai matei dakwah, di samping itu, juga untuk merangsang perhatian

mad‟u. Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif apabila

ditempatkan dalam usaha dakwah, karena objek dakwah dapat mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad‟u sehingga akan terjadi

hubungan timbal balik antara subjek dan objek dakwah.

c. Metode diskusi

Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran fikiran (gagasan, pendapat, dan

sebagainya)antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu

yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran.

Dakwah dengan metode ini dapat memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut

memberi sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah dalam materi dakwah.

Page 23: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

19

Melalui metode ini juga, da‟i dapat mengembangkan kualitas mental dan

pengetahuan agama para peserta dan dapat memperluas pandangan tentang materi

dakwah yang didiskusikan. Metode ini juga dapat menjadikan peserta terlatih

menggunakan pendapat secara tepat dan benar tentang materi dakwah yang

didiskusikan, dan mereka akan terlatih berfikir secara kreatif dan logis (analisis)

dan objektif.

d. Metode propaganda.

Suatu upaya untuk menyiarkan islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk

massa secara masal, persuasive, dan bersifat otoritatif (paksaan).

Pelaksanaan dakwah dengan metode ini, dapat digunakan melalui berbagai

media, baik auditif, visual, maupun audio visual. Kegiatannya dapat disalurkan

melalui pengajian akbar, pertunjukan seni hiburan, pamphlet, dan lain-lain.

Dakwah dengan menggunakan metode ini akan dapat menyadarkan orang dengan

cara bujukan (persuasive), beramai-ramai (massal), luwes (fleksibel), cepat

(agresif), dan retorik. Usaha tersebut dalam rangka menggerakkan emosi orang

agar mereka mencintai, memeluk, membela, dan memperjuangkan agama islam

dalam masyarakat.

e. Metode keteladanan

Dakwah menggunakan metode keteladanan atau demonstrasi berarti suatu cara

penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung sehingga mad‟u

akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkan.

Metode ini dapat digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara

bergaul, cara beribadah, berumah tangga, dan segala aspek kehidupan manusia.

f. Metode drama

Suatu cara menjajakan materi dakwah dengan mempertunjukkan dan

mempertontonkan kepada mad‟u agar dakwah dapat tercapai sesuai dengan

target. Dalam metode ini, materi dakwah disuguhkan dalam bentuk drama yang

dimainkan oleh para seniman yang berprofesi sebagai da‟i atau da‟i yang

berprofesi sebagai seniman. Dakwah dengan metode ini terkenal sebagai

pertunjukan khusus untuk kepentingan dakwah.

g. Metode silaturrahim

Dakwah menggunakan metode home visit yaitu dakwah yang dilakukan dengan

mengadakan kunjungan kepada objek tertentu dalam rangka menyampaikan isi

dakwah kepada penerima dakwah.

Dakwah dengan metode ini dapat dilakukan melalui silaturahim, menengok orang

sakit, ta‟ziyah, dan lain-lain. Dengan cara seperti ini, manfaatnya cukup besar

dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Metode home visit dimaksudkan agar

da‟i dapat memahami dan membantu meringankan beban moral yang menekan

jiwa mad‟u. da‟i juga dapat mengetahui secara dekat kondisi mad‟u dan dapat

meringankan kesulitan mad‟u. Dari uraian metode dakwah di atas, maka metode

itu sendiri dapat bersumber dari: Al-Qur‟an, Sunnah Rasul,Sejarah hidup sahabat

dan pengalaman (2011: 255).

Page 24: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

20

C. Strategi Dakwah Islam

1. Asas dalam Strategi Dakwah Islam

Strategi dakwah artinya metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam

aktivitas (kegiatan) dakwah. Untuk mencapai keberhasilan dakwah Islam secara

maksimal, maka diperlukan berbagai faktor penunjang, diantaranya adalah strategi

dakwah yang tepat sehingga dakwah Islam mengena sasaran.

Strategi yang digunakan dalam usaha dakwah haruslah memperhatikan beberapa asas

dakwah, diantaranya adalah:

1. Asas filosofi: Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan

tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah.

2. Asas kemampuan dan keahlian da‟I (Achievement and professionalis): Asas ini

mentangkut pembahasan mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟I sebagai

subjek dakwah.

3. Asas sosiologis: Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan

situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,

mayoritas agama di suatu daerah, filosofi sasaran dakwah, sosiokultural sasaran

dakwah dan sebagainya.

4. Asas psikologis: asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan

kejiwaan manusia. Seorang da‟I adalah manusia, begitu pula sasaran dakwahnya

yang memiliki karakter unik dan berbeda satu sama lain. Pertimbangan-

pertimbangan masalah psikologis harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan

dakwah.

5. Asas efektivitas dan efisiensi: Maksud asas ini adalah di dalam aktivitas dakwah

harus diusahakan keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang

dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Sehingga hasilnya dapat maksimal.

Dengan mempertimbangkan asas-asas di atas, seorang da‟I hanya butuh

memformulasikan dan menerapkan strategi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad‟u

sebagai objek dakwah.

2. Strategi Pendekatan Dakwah

Agar dalam berdakwah bisa diterima dengan baik maka diperlukan strategi

pendekatan dakwah yang secara global disebutkan dalam al-Qur‟an dalam Q.S. An-Nahl

(16): 125.

“Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan jalan hikmah (bijaksana) dan ajaran-ajaran

(nasihat-nasihat) yang baik, dan bertukar pikiranlah dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya,

dan lebih mengetahui siapa orang-orang yang mendapat petunjuk”

Sebagaimana telah disebutkan dalam ayat diatas, jelas ada tiga strategi yang biasa

dilakukan untuk melaksanakan dakwah, yaitu:

Page 25: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

21

a. Hikmah (dengan kebijaksanaan);

b. Mau‟izhah Hasanah (Nasihat-nasihat yang baik);

c. Mujadalah bil latii hiya ahsan (Diskusi dengan cara yang baik).

Menurut Ali Mustafa Yakub, strategi pendekatan dakwah yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad SAW setidak-tidaknya ada enam, yaitu

1. Pendekatan personal (Manhaj As-Sirri)

2. Pendidikan pendidikan (Manhaj At-Ta‟lim)

3. Pendekatan penawaran (Manhaj Al-„ardh)

4. Pendekatan misi (Manhaj Al-Bi‟tsah)

5. Pendekatan korespondesi (Manhaj Al-Mukatabah)

6. Pendekatn diskusi (Manhaj Al-Mujadalah)

Selain beberapa strategi pendekatan di atas, secara umum ada dua strategi pendekatan

dakwah lain yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pendekatan Struktural

Yaitu pengembangan dakwah dapat melalui jalur structural formal misalnya

melalui pemerintahan. Hal ini yang pernah ditempuh oleh Prof. Dr. H. Amien

Rais, dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

2. Pendekatan Kultural

Yaitu pengembangan dakwah melalui jalur kultural nonformal, misalnya

melalui pengembangan masyarakat, kebudayaan, sosial, dan bentuk nonformal

lainnya. Hal ini pernah dikembangkan oleh KH.Abdurrahman Wahid dengan

Nhdlatul Ulama (NU).

C. Langkah Strategi Dakwah di Masa Depan

Masa depan dakwah tergantung pada para penganjur dakwah itu sendiri dalam

menerapkan strategi bagaimana melakukan aktivitas dakwah kepada masyarakat.

Adapun untuk menghadapi era dakwah ke depan, ada tiga hal utama yang harus

dilakukan.

Pertama, pembinaan kader harus dilakukan dengan baik, harus ditanamkan keimanan

yang mendalam, pemahaman yang juga baik dan cermat tentang keislaman, lingkungan,

konsep-konsep apa saja yang perlu diketahui dan sebagainya. Kemudian mempunyai

amal yang berkesinambungan serta keterikatan dalam tim kerja yang baik. Pembinaan

kader ini tidak dapat ditawar-tawar, karena mereka para da‟I mempunyai tugas qiyadah

al-ummah (memimpin umat), menerapi dan mengobati penyakit masyarakat.

Kedua, pemerataan dakwah ke masyarakat dan penumbuh basis-basis social. Apa saja

yang dapat menyentuh masyrakat akan berhadapan dengan kekuatan masyrakat itu.

Terbentuknya basis social, akan menjadi teman utama bagi para kader dakwah nantinya.

Sebab kader-kader itu sendiri dibesarkan dari mereka dan harus kembali kepada mereka.

Page 26: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

22

Basis sosial tadi akan menopang para da‟I dengan simpati, dukungan, dan

pengorbanannya. Minimal mereka memahami secara umum garis perjalanan dakwah dan

arahnya. Mereka tau para kader dakwah ini mempunyai cita-cita dan tujuan yang baik.

Tidak adanya basis sosial ini menyebabkan masalah besar, yaitu banyak gagasan-

gagasan kader yang tidak dipahami masyrakat, dan sebaliknya banyak masyrakat yang

justru banyak mendukung sesuatu yang tidak patut didukung hanya karena symbol-

simbol, pengaruh-pengaruh, dan opini-opini yang berhasil di buat oleh kelompok yang

ingin memanipulasi, memanfaatkan, dan mengeksploitasi suara mayoritas.

Ketiga, berjalannya proses pencetakan dan penyebaran opini umum, apa yang disebut

siyarah ila al-amal al-Islami. Suatu pembentukan opini umum yang Islami diarahkan

tepat kepada penerimaan dengan sadar akan institusi umat sebab umat ini baru menjadi

wacana „kata‟ belum menjadi sense bagi masyarakat.dakwah harus diarahkan pada

bagaimana mengenal dan dakwah memahami umat, kemauan untuk saling memahami

(Tafahum Al-Ummat Al-Iskamiyah). Bahkan tidak hanya memahami, tetapi juga taqabbul

(menerima) institusinya. Walaupun institusinya belum terbangun, tetapi keberadaan apa

yang disebut umat itu mereka pahami.

Penerapan stratedi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad‟u sebagai objek dakwah,

akan menghasilkan dakwah yang tepat. Dimana nantinya akan dengan mudah diterima

oleh masyrakat sebagai objek dakwah. Para walisongo di Jawa misalnya. Karena dakwah

sifatnya kompleks dan multidimensi maka diperlukan pengamatan yang jeli oleh pelaku

dakwah untuk dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi mad‟u. dengan

demikian, aktualisasi dan elaborasi nilai-nilai Islam ke dalam masyarakat akan berhasil

dengan baik.

Tugas kewajiban dakwah Islam dalam Sejarah Islam, bukan suatu yang dipikirkan

sambil lalu saja, melainkan sesuatu yang sejak semula diwajibkan bagi pengikut-

pengikut Islam. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim sesuai dengan kadar

kemampuannya.

Di samping itu, para pejuang Islam telah mengembangkan dakwah Islam kepada

masyarakat dengan bijaksana dan dengan ketekunan yang tinggi. Buckle dalam

Miscellaneous and Posthumous menilai bahwa “The Mohammedan missionaries are

very judicious” (Para muballigh Islam itu sangat bijaksana). Oleh karena itu, jejak para

juru dakwah yang telah menerapkan strategi dakwah dengan tepat itu, patut ditiru oleh

para pengemban dakwah Islam sehingga tugas dakwah harus dikembangkan melalui

berbagai strategi pendekatan.

Bahwa tugas dakwah adalah tugas suci yang terpuji dan ini harus dikembangkan oleh

setiap yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim. (Q.S Fushshilat (41):33)

Page 27: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

23

BAB V

BIOGRAFI DAN KOMITMEN TOKOH DAKWAH KLASIK

A. Biografi dan Penyebaran Islam Pada Zaman Nabi Muhammad SAW.

1. Biografi

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam cabang keluarga Hasyim dari

keluarga besar suku Quraisy, yang berkuasa pada awal abad ke 7 di mekkah, yaitu

pusat perdagangan besar di Arabia.( Annemarie sehimmel.1985. Diterjemahan

Rahmani Astuti Dan Elyas Hasan.1991. Dan Muhammad Adalah Utusan Allah. Hal

21-22 ).

Sejak kelahirannya, Muhammad diserahkan dalam perlindungan kakeknya, „

Abdul Muthalib‟, yang meninggal kira-kira dua tahun setelah wafat ibunya, Aminah.

Anak yatim yang masih kecil itu selanjutnya dipercayakan kepada pamannya, Abu

Thalib. Ketika Muhammad telah mencapai umur kira-kira 25 tahun, wanita yang

menjadi pemodalnya Khatijah menjadi istrinya karena terkesan akan kejujuran dan

ketulusan Muhammad. ( Annemarie sehimmel.1985. Diterjemahan Rahmani Astuti

Dan Elyas Hasan. Hal 23-24 ).

Pada usia empat puluh tahun, beliau diutus menjadi Nabi oleh Allah SWT. Ia

mewahyukan kepada Muhammad berupa al-Quran yang seluruh manusia dan jin

tidak mampu untuk menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para

nabi dan memujinya karena kemuliaan akhlaknya.

Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut pendapat

masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah di Madinah.

Bukti Kenabian Rasulullah saw. Secara global, kenabian seorang nabi dapat

diketahui melalui tiga jalan:

a. Pengakuan sebagai Nabi.

Telah diketahui oleh setiap orang bahwa Rasulullah saw telah mengakui dirinya

sebagai Nabi di Makkah pada tahun 611 M., masa di mana syirik, penyembahan

berhala dan api telah menguasai seluruh dunia. Hingga akhir usia, beliau selalu

mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam, dan sangat banyak sekali

di antara mereka yang mengikuti ajakan beliau itu.

b. Kelayakan menjadi nabi.

Maksud asumsi di atas adalah seorang yang mengaku dirinya menjadi nabi harus

memiliki akhlak dan seluruh etika yang terpuji, dari sisi kesempurnaan jiwa harus

orang yang paling utama, tinggi dan sempurna, dan terbebaskan dari segala

Page 28: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

24

karakterisitik yang tidak terpuji. Semua itu telah dimiliki oleh Rasulullah saw.

Musuh dan teman memuji beliau karena akhlaknya, memberitakan sifat-sifat

sempurna dan kelakuan terpujinya dan membebaskannya dari setiap

karakterisitik yang buruk.

c. Mukjizat.

Sebagai seorang Nabi, beliau dikaruniai banyak mukjizat diantarany yang

terbesar adalah al-Quranul Kariim.

2. Dakwah pada Masa Rasulullah SAW

Setelah Muhammad SAW menerima wahyu pertama ( 16 Agustus 610

M ). Sebagai lambang hari pelantikannya menjadi rasul, yang sekaligus

menjadi kepala Negara, maka beliau menjalankan dakwah islamiah secara

diam-diam sebagai langkah pertama mempersiapkan suatu umat Islam.

Untuk menghadapi perjuangan yang berat maka pada taraf pertama

rasull melakukan persiapan dalam bidang mental dan moral ( rohani dan

akhlak ), dimana beliau mengajak manusia untuk mengesakan Allah,

mensucikan, membersikan jiwa dan hati. (Agus Hermawan, 2015:24)

B. Biografi dan Dakwah pada Masa Khulafaurrsyidiin

1. Abu Bakar As-Sidiq

Abu Bakar As-Shiddiq adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam

(assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang

dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran

Nabi Muhammad Saw.pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim,

suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.

Berdasarkan keterangan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang

pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai

sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana

kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat

anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit dipercaya bahwa

Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal

dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraisy lain pada

mengikutinya (memeluk Islam).

Abu Bakar berarti „ayah si gadis‟, yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi

Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka‟bah (artinya „hamba

Ka‟bah‟), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya „hamba

Allah‟). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu

Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar Ash-Siddiq (yang

Page 29: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

25

dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW pada saat Abu Bakar mempercayai

peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-

Shiddiq. Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita

Abu Bakar As-Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi

dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.

Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai imam shalat

menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan menggantikan

posisi Nabi memimpin umat. Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui

musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah

pertama, memulai era Khulafaur Rasyidin. Meski ditentang oleh sebagian muslim

Syiah karena menurut mereka Nabi pernah memilih Ali bin Abi Thalib sebagai

penggantinya, namun Ali bin Abi Thalib menyatakan setia dan mendukung Abu

Bakar sebagai khalifah.

Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh

pemadaman pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah

meninggalnya Nabi. Beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si

pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi

Muhammad Saw, dan juga memungut zakat kepada suku-suku yang tidak mau

membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw. Mereka beranggapan

bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya

pemberontakan dan berbagai masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi

Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Abu Bakar mengutus orang-

orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama

Islam. Khalid bin Walid yang ditunjukknya sebagai panglima perang juga sukses

menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.

Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal

pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam

Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab.

Selama berdakwah beberapa langkah strategis yang dilakukan Abu Bakar dalam

upaya mengembangkan dakwah islam, diantaranya adalah :

a) Menciptakan stabilitas melalui pembinaan, pembenahan, dan penyelesaian persoalan

intern dikalangan kaum muslimin, yakni menumpas dan meluruskan situasi anarkis

dalam negeri yang timbul akibat pemberontakan kaum munafik dan gerakan

penentang kewajiban zakat yang lahir dari fanatisme kesukuan, dan munculnya

pengakuan nabi palsu.

b) Mengalihkan perhatian pada upaya melakukan futuhat, ekspedisi ke Syiria demi

pengembangan wilayah Islam.

c) Merintis majelis Syura.

Page 30: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

26

d) Upaya memelihara dan mengumpulkan ayat-ayat Al-qur‟an sebagai rujukan dasar

dakwah

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua

setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran

Islam sangat besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang paling

berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang masa.

Beliau lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy dengan

nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza. Keluarga Umar tergolong

keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu

merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana

ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa

itu.Wataknya yang keras membuatnya mendapat julukan “Singa Padang Pasir”. Ia

juga amat keras dalam membela agama tradisional bangsa Arab yang menyembah

berhala serta menjaga adat-istiadat mereka. Bahkan putrinya dikubur hidup-hidup

demi menjaga kehormatan Umar.

Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh

Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu‟aim

bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah

memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.

Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al-

Qur‟an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya.

Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian

meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang

oleh isi Al Qur‟an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.

Sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar sering

mengikuti berbagai peperangan yang dihadapi umat Islam bersama Rasullullah Saw.

Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syiria.

Setelah wafatnya Rasullullah Saw., beliau merupakan salah satu sahabat yang

sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Ia bahkan pernah mencegah

dimakamkannya Rasullullah karena yakin bahwa nabi tidaklah wafat, melainkan

hanya sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu.

Page 31: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

27

Namun setelah dinasehati oleh Abu Bakar, Umar kemudian sadar dan ikut

memakamkan Rasullullah.

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu

penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634,

atas wasiat Abu Bakar, Umarpun ditunjuk menggantikannya dan disetujui oleh

seluruh perwakilan muslim saat itu.

Selama masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-

negara lain. Kekuatan Islam maju pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian

Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran

sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syiria, Afrika Utara dan Armenia

dari kekaisaran Romawi (Byzantium).

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya

hidup dan penampilan para penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat

para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah,

tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan

Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Umar syahid setelah ditikam oleh Abu Lukluk, seorang budak asal Persia yang

dendam atas kekalahan Persia terhadap Islam pada suatu subuh saat Umar sedang

mengerjakan shalat. Umar meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan selanjutnya

digantikan oleh Utsman bin Affan.

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan Umar ibn Al-khattab

diantaranya;

a) Pembenahan manajemen dan admimistrasi kepemerintahan

b) Pembenahan dan pembentukan pranata hukum dan sistem pengadilan

c) Penetapan sistem kalender hijriah

d) Memperkokoh majelis syura dan sistem konstitusi negara berdasarkan sistem teo

demokratis

e) Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan dibangunnya beberapa

sarana umum, seperti irigasi pertanian, sistem keuangan negara, bait al-maal dan

sebagainya

f) Pembinaan masyarakat dan upaya futuhat keberbagai wilayah strategis bagi

pengembangan dakwah

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi dan juga khalifah ketiga dalam

Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan seorang ekonom

Page 32: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

28

yang handal serta sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya

kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang

berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi

puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.

Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama

ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu

Bakar dan termasuk golongan Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama-tama

masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai

pribadi yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh

Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, „Abu Bakar masuk

tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau

pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk

engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa? Rasullullah menjawab,

“Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena

meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan

kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habbasyiah hingga

tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi

Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman

dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan

Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di

Ka‟bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana

Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah.

Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda,

ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan

sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan

kedermawanannya tatkala membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi

seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada

waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa

pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut

dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah

musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah

yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf,

Sa‟ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya

Abdurrahman bin Auff, Sa‟ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin

Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara

Page 33: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

29

masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga.Maka

diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua,

serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan

Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul

mapan dan terstruktur.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-

Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam

yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan

bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara

yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria,

Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk

angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan

kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang

tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih

kredibel.Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga

mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah. Khalifah Utsman kemudian

dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga

Dzulhijah. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak,

namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya

wafat sebagai syahid pada hari Jumat tanggal 17 Dzulhijah 35 H ketika para

pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang

membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal

kematian Utsman yang syahid nantinya. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di

Madinah.

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh Khalifah

Usman ibn Affan diantaranya;

a) Mengadakan pembenahan dan menyelesaikan gerakan pembangkang, berupaya

memelihara stabilitas wilayah yang semakin luas.

b) Menyebarkan para cendekiawan ke wilayah-wilayah kekuasan Islam.

c) Upaya menyeragamkan naskah mushaf Al-Qur‟an, semi keutuhan dan

kepentingan dakwah.

d) Mempertahankan dan memelihara sistem pemerintahan dengan memelihara

majelis syura‟

e) Mengadakan pembinaan dan futuhat ke wilayah Timur dan Barat.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam

Page 34: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

30

(assabiqunal awwalun), sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir dalam

kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah,

Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah.

Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.

Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian

Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib.

Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti

memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10

tahun. Namun ia mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama

masuk Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk

belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan

bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk

membuka gudang tersebut.

Saat Rasullullah Saw. hijrah, beliau menggantikan Rasullullah tidur di tempat

tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi terpedaya.

Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri

kesayangannya Fatimah az-Zahra.

Ali tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam

medan perang. Bersama Dzulfikar sebutan pedangnya Ali, Ali banyak berjasa

membawa kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang Badar, Perang

Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang akan

diangkat menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah

mempersiapkan Ali sebagai khalifah.Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk menjabat

sebagai khalifah. Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah pertama.

Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik Islam menjadi kacau.

Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak agar Ali

segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya

khalifah pertama yang dibaiat secara luas. Namun kegentingan politik membuat Ali

harus memikul tugas yang berat untuk menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan

merebaknya fitnah seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai

khalifah menjadi sulit. Beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh

Abdurrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij

(pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19

Page 35: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

31

Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan

tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa

riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun temurun oleh keluarga

Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan demikian berakhirlah

kekhalifahan Kulafaur Rasyidin

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh Khalifah Ali

ibn Abi Thalib diantaranya;

a) Berupaya menyelesaikan persoalan intern diantara kaum muslimin

b) Mengadakan kompromi politis dengan elit politisi

c) Berusaha menjadikan mesjid sebagai tempat menyelesaikan persoalan (sentral

kegiatan)

d) Menampilkan sosok kepemimpinan yang tidak ambisius.

D. Dakwah Klasik pada Masa Walisanga

1. Dakwah Memperbaiki Akhlak dengan Pendekatan Budaya

Dewasa ini berbagai persoalan muncul karena arus modernitas dan globalisasi yang

membuat perkembangan dunia seperti tanpa batas yang berakibat pada sisi negatifnya

yakni terjadi penyimpangan moral dan perilaku masyarakat. Budaya semacam ini ternyata

menjadikan proses pendangkalan kehidupan spiritual dan sosial umat manusia. Generasi

mudanya pun sudah banyak yang terjerumus ke dalam perilaku-perilaku amoral dari

akibat hilangnya nilai-nilai karakter, yang seharusnya menjadi pegangan dalam

berperilaku yang sesuai dengan budi pekerti luhur. Sebagai contoh, sekarang banyak

siswa-siswa yang berani membolos hanya karena ingin bermain game online, play

station, atau pergi ke tempat wisata disaat jam sekolah. Selain itu sering terjadi tawuran

antar pelajar, balapan liar sepeda motor, aksi corat-coret baju sekolah dilanjutkan konvoi

saat kelulusan, berpacaran hingga kadang sampai hamil, dan masih banyak lagi

permasalahan yang timbul pada siswa di zaman globalisasi dan modern seperti sekarang

ini. Dalam hal ini, pendidikan karakter mempunyai posisi penting, dengan harapan

menjadi sebuah solusi dalam memberi pengarahan dan pengaruh positif untuk

menanamkan dan membangun karakter mulia khususnya pada generasi muda agar lebih

baik perilakunya di masyarakat.

Salah satu upaya menanamkan pendidikan karakter yakni dengan media budaya.

Karena nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai luhur yang bersumber dari budaya

bangsa Indonesia sejak dahulu. Dalam kebudayaan itulah terdapat beragam nilai-nilai

luhur yang akan membentuk suatu karakter yang kuat serta baik untuk dijadikan teladan.

Kebudayaan sendiri menyangkut adanya karya sastra dan seni yang bisa dijadikan

sebagai sumber pendidikan karakter. Secara langsung maupun tidak, dalam sebuah karya

Page 36: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

32

banyak terkandung berbagai narasi yang berisi teladan, hikmah, nasihat, ganjaran dan

hukuman yang berkaitan dengan pembentukan karakter (Indianto, 2015:4). Melalui karya

sastra dan seni seseorang dapat menangkap makna dan maksud dari setiap pernyataan

atau pementasan, yaitu berupa nilai. Sebagaimana cerita yang biasanya sarat akan nilai

dapat menjadi sumber nilai edukatif dalam membangun karakter diri manusia.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, penanaman pendidikan karakter melalui karya seni

sastra dan budaya diperkenalkan oleh walisanga, yakni sembilan wali yang berdakwah

menyebarkan agama Islam. Salah satu wali yang paling populer bagi masyarakat Jawa

adalah Sunan Kalijaga. Beliau banyak berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa

khususnya daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan media kesenian. Sunan Kalijaga

lebih populer dicitrakan sebagai “Sunannya rakyat” karena dalam berbagai cerita Sunan

Kalijaga dikisahkan selalu dekat dengan rakyat, salah satunya memilih untuk berpakaian

sama dengan orang awam meski ia sebenarnya berasal dari keluarga pejabat pada masa

itu.

Wali Sembilan atau yang lebih terkenal dengan sebutan Wali Songo adalah dewan

wali yang beranggotakan para ulama dari berbagai disiplin ilmu yang diyakini masyarakat

sebagai orang yang alim, abid, shaleh, wara‟ dan tentunya memiliki berbagai macam

kelebihan spiritual atau karamah, serta berjasa di dalam menyebarkan agama Islam

khususnya di pulau Jawa dan Nusantara pada umumnya. Wali Sembilan yang termasyhur

dikenal oleh masyarakat terdiri dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan

Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria,dan

Sunan Gunung Jati. (Agus Hermawan, 2017, 203)

2. Pemikiran Walisanga dalam Penyebaran Islam

Jumlah sembilan orang merupakan komposisi anggota dewan walisongo yang selalu

dipertahankan dengan mengganti orang manakala ada salah satu anggota wali yang wafat

atau kembali kenegaranya. Adapun beberapa pemikiran sebagian para wali antara lain:

a. Pengenalan irigasi pertanian dan penyembuhan herbal oleh Maulana Malik Ibrahim.

b. Ajaran Molimo, Pondok Pesantren yang diperkenalkan Sunan Ampel

c. Masjid, ajaran Suluk, Syair Liir iliir, Gundul-Gundul Pacul, Wayang, Bedug, Seni

bangunan seperti Tatal Masjid, Seni Ukir yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.

d. Beberapa Karya sastra seperti Sinom, Maskumambang, beberapa permainan anak

seperti Betengan, Sluku-sluku Batok, dan masih banyak pemikiran wali lainnya.

Page 37: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

33

BAB VI

BIOGRAFI DAN KOMITMEN TOKOH DAKWAH KONTEMPORER

A. Pengertian Dakwah Kontemporer

Kata “kontemporer” berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu).

Sehingga menegaskan bahwa kontemporer adalah secara tematik merefleksikan

situasi waktu yang sedang dilalui atau masa kini.

Dakwah kontemporer adalah dakwah yang dilakukan dengan cara

menggunakan teknologi yang sedang berkembang. Dakwah kontemporer sangat

cocok dilakukan dilingkungan kota atau masyarakat yang memiliki latar belakang

pendidikan menengah atas. Jika dakwah kulturar dilakukan dengan cara

menyesuaikan budaya masyarakat setempat, tetapi dakwah kontemporer dilakukan

dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang.

Persaingan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini, khususnya dalam

bidang periklanan merupakan tantangan bagi para da‟i kita untuk segera berpindah

dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang

dimaksud di sini adalah dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern

sebagaimana iklan yang lagi semarak seperti saat ini.

Mengingat aktivitas dakwah tidak terlepas dari masyarakat, maka

perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan

masyarakat. Artinya aktivitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan

perubahan masyarakat. Selama ini aktivitas dakwah jauh tertinggal dengan

perkembangan dan perubahan masyarakat sehingga dakwah terkesan jalan di tempat.

Dakwah belum dijadikan pedoman atau panduan oleh masyarakat dalam menghadapi

perubahan-perubahan yang terjadi.

B. Kondisi Dakwah di Indonesia pada Era Modern

Dakwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan

problematika yang semakin kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya

perkembangan dan dinamika masyarakat yang semakin maju dan beradab. Pada

madyarakat agraris di mana kehidupan manusia penuh dengan kesederhanaan dan

kesahajaan tentunya terdapat problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat

kontemporer sekarang ini yang cenderung materialistik dan individualistik. Begitu

juga tantangan dan problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan

yang sesuai dengan tuntutan pada era sekarang ini.

Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah pada era kontemporer ini,

yaitu: Pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih

Page 38: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

34

diartikan sebagai aktivitas yang bersifat oral communication (tabligh) sehingga

aktivitas dakwah lebih berorientasi pada kegiatan-kegiatan ceramah atau tabligh. Di

satu sisi, kegiatan ceramah memberikan keuntungan tersendiri seperti adanya kontak

langsung antara da'i dengan audiens (mad'u), seorang da'i tidak membutuhkan

persiapan yang matang, mad'u tidak memerlukan energi yang banyak untuk berpikir,

dan audiens ceramah bisa bersifat heterogen maupun homogen. Di sisi lain, ada

kelemahan-kelemahan mendasar dari kegiatan ceramah, di antaranya: mad'u harus

menyediakan waktu yang cukup untuk memgikuti kegiatan ceramah. Padahal di era

kontemporer ini, masyarakat banyak yang tidak memiliki waktu dikarenakan

kesibukan dalam bekerja. Selain itu, ceramah dapat membosankan dan menjenuhkan,

tidak efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah disebabkan daya tangkap

manusia sangat terbatas, dan kelemahan-kelemahan lain yang terkait dengan

kompetensi yang dimiliki oleh seorang da'i.

Kedua, problematika yang bersifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang

bukan hanya bersifat rutinitas, temporal dan instant, tetapi dakwah membutuhkan

paradigma keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal yang terkait

dengan langkah-langkah strategis dan teknis dapat dicari rujukannya melalui teori-

teori dakwah. Selama ini, aktivitas dakwah berjalan terus-menerus tanpa

menggunakan kerangka teoritis yang jelas. Akibatnya, aktivitas dakwah berjalan

tanpa perencanaan dan evaluasi.

Ketiga, problem yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas dakwah

masih dilakukan secara sambil lalu atau menjadi pekerjaan sampingan. Implikasinya

banyak bermunculan da'i-da'i yang kurang profesional, rendahnya penghargaan

masyarakat terhadap profesi da'i, dan lemahnya manajerial yang dilakukan oleh da'i

dalam mengemas kegiatan dakwah. Banyak da'i yang gagap dengan teknologi yang

sedang berkembang, tidak adanya penelitian dan perencanaan yang matang secara

sistematis dan kurangnya koordinasi antar organisasi dan Perguruan Tinggi yang

bergerak di bidang dakwah. Idealnya, seorang da'i tidak hanya memiliki kompetensi

yang bersifat substantif saja seperti kemampuan dari sisi materi-materi dakwah dan

akhlak da'i, tetapi juga membutuhkan kompetensi lain berupa metodologi sehingga

kompetensi substantif yang dimilikinya dapat ditransformasikan kepada masyarakat

secara efisien dan efektif.

Page 39: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

35

C. Biografi Para Tokoh Dakwah Kontemporer.

1. Biografi Yusuf Mansur

Yusuf Mansur atau Jam‟an Nurkhatib Mansur (lahir di Jakarta, 19

Desember 1976; umur 42 tahun) adalah seorang tokoh pendakwah, penulis

buku dan pengusaha dari Betawi, sekaligus pimpinan dari pondok pesantren

Daarul Quran Ketapang, Cipondoh, cikarang Tangerang dan pengajian Wisata

Hati.

Terlahir dengan nama Jam‟an Nurkhatib Mansur. Ia lahir dari keluarga

Betawi berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah dan

sangat dimanja orang tuanya. Sejak kecil, ia anak yang cerdas, sehingga

nampak kecerdasannya itu dari cara menangkap pelajaran di Madrasah

Ibtidaiyah Chairiyah Mansuriyah Jembatan Lima, Tambora Jakarta Barat.

(Didirikan oleh Uyutnya, K.H. Muhammad Mansur yang dikenal dengan

panggilan, Guru Mansur, yang belakangan dikelola oleh Uwanya, K.H.

Ahmadi Muhammad. Yusuf Mansur memanggilnya, Ayah Mamat).

Sejak usia 9 tahun, kelas 4 MI (Madrasah Ibtidaiyah), ia sering tampil

di atas mimbar untuk berpidato pada acara Ihtifal Madrasah yang

diselenggarakan setiap tahun menjelang Ramadhan. Tamat MI , kemudian

melanjutkan ke MTs (Madrasah Tsanawiyah) Chairiyah Mansuriyah, yaitu

lembaga pendidikan yang dikelola oleh keluarganya; KH. Achmadi

Muhammad. Dan Yusuf Mansur, adalah siswa paling muda usianya

dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Karena di Usia, 14 tahun, ia

lulus dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, pada tahun 1988/1989, sebagai siswa

terbaik. Dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, kemudian ia melanjutkan ke

Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol sebagai lulusan terbaik. Lulusan Madrasah

Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di

Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini

tertuang dalam pengantar bukunya "Lukmanul Hakim Mencari Tuhan yang

Hilang" yang diungkap oleh Prof. Dr. H. Amin Suma, MA., M.H. Namun,

berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor.

Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya

malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang

itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan.

Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal

dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali

masuk bui pada 1998.

Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang

shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali

Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz Yusuf

Page 40: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

36

berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga

mulai punya anak buah.

Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi

yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz

Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang

terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak

dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.

Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini,

undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya,

ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh

kisah dalam kehidupan nyata.

Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf

Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan

kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga.

Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran.

Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia

menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah

nyata.

Ustadz Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul Kun Fa Yakuun

yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy

Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow

(ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008.

Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun

untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas

Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan

dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata hati.

Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui

pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisata hati.

2. Biografi Aa Gym (Abdullah Gymnastiar)

Aa Gym adalah ustadz yang terkenal dengan pendidikan Manajemen

Qolbu dan mendirikan Ponpes Daarut Tauhiid. Aa Gym lahir pada hari Senin

tanggal 29 Januari 1962 dengan nama lengkap Yan Gymnastiar, beliau adalah

putera tertua dari empat bersaudara pasangan letnan kolonel (letkol) H.

Engkus Kuswara dan Ny. Hj. Yeti Rohayati. Saat ini Aa Gym memakai nama

Page 41: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

37

lengkap Abdullah Gymnastiar agar lebih Islami. Begitupun saudara kandung

lainnya : Abdurrahman Yuri, Agung Gunmartin, dan Fathimah Genstreed.

Aa Gym lahir dari keluarga yang dikenal religius dan disiplin,

meskipun religius tetapi pendidikan agama yang ditanamkan oleh orang

tuanya sebenarnya sama dengan keluarga lain pada umumnya, akan tetapi

disiplin ketat namun demokratis telah menjadi bagian yang tak terpisahkan

dari pola hidupnya sejak kecil, karena ayahnya adalah seorang perwira

angkatan darat.

Sebagai putera seorang tentara, dia bahkan pernah diamanahkan

menjadi komandan resimen mahasiswa (menwa) Akademi Teknik Jenderal

Ahmad Yani, Bandung. “Disini kepanduan namanya, disiplin tidak selalu

berbentuk militerisasi, kami disini menegakkan disiplin tanpa kekerasan dan

kekasaran, tidak ada kekuatan tanpa disiplin” ujar Aa‟ Gym seperti dikutip

harian Kompas (22/06/2000). Dan ternyata kekuatan yang semacam inilah

yang justru membuat dirinya dan dua orang adiknya memiliki rasa percaya

diri, mampu hidup prihatin, pantang menyerah, dan kental dengan rasa

kesetiakawanan.

Latar belakang pendidikan formal Aa Gym, apalagi bila dikaitkan

dengan posisi dirinya sekarang ini tampak cukup unik. Diawali dari SD

(Sekolah Dasar) Sukarasa III Bandung, SMP (Sekolah Menengah Pertama) 12

Bandung, SMA (Sekolah Menegah Atas) 5 Bandung, kemudian dilanjutkan

dengan kuliah selama satu tahun di Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan

(PAAP) Unpad, terakhir di Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (kini

Universitas Ahmad Yani -Unjani-) hingga sarjana muda, waktu itu Aa Gym

meraih gelar Bachelor of Electrical Engineering. Sebenarnya Aa Gym ingin

meneruskan kuliahnya hingga S1, namun waktu itu ia sudah jarang kuliah dan

dia tidak enak karena tidak mengikuti prosedur yang semestinya.

Dari prestasi akademik beliau juga masuk peringkat yang lumayan,

misalnya waktu SD ia menjadi siswa berprestasi kedua dengan selisih hanya

satu angka dari sang juara. Dan sewaktu kuliah pun nilai-nilai akademik Aa

Gym tetap terjaga dengan baik sehingga beliau sempat terpilih untuk mewakili

kampusnya dalam pemilihan mahasiswa teladan. Dengan kata lain, banyak

prestasi yang diperoleh pada waktu remaja dan beranjak sebagai pemuda. Di

rumah Aa Gym berjejer rapi piala dan penghargaan lain akibat prestasi Aa

Gym tersebut.

Pada tahun 1990, Aa Gym telah diberi amanah oleh jama‟ahnya untuk

menjadi ketua Yayasan Darut Tauhid, Bandung. Dari sini terlihat bahwa

secara formal Aa Gym sebenarnya tidak dibesarkan atau dididik di lingkungan

pesantren yang ketat ( terutama pesantren dalam pengertian tradisional).

Page 42: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

38

Dalam kaitan ini Aa Gym mengakui ada hal-hal yag tidak biasa dalam

perjalanan hidupnya. “Secara syari‟at memang sulit diukur bagaimana saya

bisa menjadi Aa yang seperti sekarang ini” ujarnya. “Akan tetapi, lanjutnya,

saya merasakan sendiri bagaimana Allah seolah-olah telah mempersiapkan diri

saya untuk menjadi pejuang di jalan-Nya”. Dengan hati-hati dan tawadhu ia

menuturkan pencarian jati dirinya yang diwarnai beberapa peristiwa aneh yang

mungkin hanya bisa disimak lewat pendekatan imani.

Diantara tulisan lepas beliau adalah : Getaran Allah di Padang Arafah,

Indahnya Hidup Bersama Rasulullah, Nilai hakiki Do‟a, Seni Menata Hati

Dalam Bergaul, Membangun Kredibilitas : Kiat Praktis, Menjadi Orang

Terpercaya, Seni Mengkritik dan Menerima Kritik, Mengatasi Minder,

Ma‟rifatullah, Lima Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup, Bersikap

Ramah Itu Indah dan Mulia, Menuju Keluarga Sakinah, dll.

Seiring waktu Daarut Tauhiid mengalami pertumbuhan yang pesat.

Dengan perjuangan umat Islam yang ikhlas, Daarut Tauhiid kemudian

didirikan di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya, dan dakwah tersiarkan

melalui media radio, radio internet, video streaming, twitter, facebook,

youtube, sms Tauhiid dan media lainnya. tentu dengan adanya sarana ini

dakwah Aa Gym bisa melintasi batas negara dan mencapai Jerman, Kanada,

Malaysia, Jepang, dan China.

3. Biografi KH. Anwar Zahid

KH. Anwar Zahid lahir pada tahun 1974, di dukuh Patoman, Desa

Simorejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Dalam menyampaikan

ceramah, kata-katanya yang kadang mengandung humor dengan menggunakan

logat Bojonegoro yang khas dan juga kadang menggunakan bahasa Jawa dan

juga bahasa Indonesia menjadikan setiap majelis yang beliau hadiri selalu

ramai, selain itu dengan gaya bahasa sederhana dan tidak terkesan menggurui

dan juga mudah dicerna oleh semua kalangan lapisan masyarakat Jawa Timur

menjadikan tausiyah yang beliau sampaikan seolah-olah sebagai oase bagi

sanubari masyarakat.

Kata “Qul Hu ae lek” yang merupakan perpaduan potongan dari al

quran surat al Ikhlas menjadi salah satu ikon ucapan yang mudah dihapali baik

anak-anak maupun dewasa. Kata “Qul Hu ae lek suwen” menjadi pembicaraan

yang khas dari KH. Anwar Zahid. Selain kata-katanya yang humor dan juga

lucu, dalam setiap tausiahnya KH. Anwar Zahid selalu lebih mengutamakan

hal-hal yang sangat sederhana yang sering banyak masyarakat lupa, tak cukup

hanya itu beliau juga lebih mengedepankan pendekatan masalah yang sering

sekali terjadi di masyarakat konflik antar tetangga dan juga dengan lingkungan

Page 43: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

39

sering menjadi topik utama, sehingga masyarakat akan dengan mudah

mencerna kata demi kata yang beliau sampaikan.

Selain dengan masalah-masalah yang sederhana KH. Anwar Zahid

juga paham betul dengan kondisi masyarakat kelas menengah ke bawah mulai

dari permasalahan keuangan sampai dengan urusan di dalam rumah antar

suami istri. Hal inilah yang menjadikan jamaah seperti menemukan

kehidupannya yang telah lama jauh dari ruh Islam, semua itu berkat

kepiawaian dari KH. Anwar Zahid tersebut.

KH. Anwar Zahid tumbuh besar layaknya anak pada umumnya, beliau

juga bermain dan belajar layaknya anak pada umumnya. KH. Anwar Zahid

mendapatkan pelajaran agama untuk pertama kalinya dari ayahanda beliau

yang juga seorang kyai kampung di desa tersebut dengan tempaan sang ayah

nilai-nilai akidah islam dan juga nilai bermasyarakat ia peroleh.

Menjelang masuk masa SMP pada tahun 1988 beliau melanjutkan

studinya dengan belajar nyantri di sebuah pondok pesantren. Pondok pesantren

tersebut sangat terkenal mencetak generasi islami di Jawa Timur yaitu Pondok

Pesantren Langitan dibawah asuhan Romo Kyai Abdullah Faqih. Pada masa-

masa di Pondok Pesantren Langitanitulah KH. Anwar Zahid memanfaatkan

waktu dengan sebaik-baiknya untuk mempelajari agama dengan begitu baik

dan juga mendalam. Selain mendalami ilmu agama beliau juga dilatih dengan

metode-metode dakwah yang mumpuni sehingga disinilah bakat-bakat beliau

dalam berdakwah dan menyiarkan agama Islam mulai terasah dengan baik.

Tiga tahun berlalu Di Pondok Pesantren Langitan, ketika menjelang

masa SMA beliau dengan segala kerendahan hatinya sowan kepada Romo

Kyai Abdullah Faqih untuk melanjutkan studinya di Gresik. Romo Kyai

Abdullah Faqih yang mengetahui niat baik dan ketulusan yang dimiliki dari

santrinya tersebut memberikan restu dan juga doanya kepada KH. Anwar

Zahid.

Setelah restu dan juga doa dari Romo Kyai Abdullah Faqih diperoleh

berangkatlah KH. Anwar Zahid menuju pesantren “APTQ” Sampurnan

Bungah Gresik. Pada pesantren itu KH. Anwar Zahid ingin memperdalam

ilmu dalam bidang Al-Quran dan juga hafalannya. Di pondok pesantren ini

KH. Anwar Zahid di gembleng dengan pemahaman akan Al Quran secara

mendalam baik dari segi pelafalan tafsir dan juga hafalan Al-quran.

Berkat gemblengan dari Pondok Pesantren Langitan dan juga Pondok

Pesntren APTQ Sampurnaan Bungah Gresik saat ini beliau mampu dengan

baik menjalankan misi dakwah dan juga keumatan. KH. Anwar Zahid sudah

pernah berkeliling nusantara untuk berdakwah kepada masyarakat luas.

Page 44: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

40

Bahkan menurut beberapa orang yang dekat dengan beliau mengisahkan

bahwa dalam satu hari saja KH. Anwar Zahid bisa sampai enam atau tujuh kali

berdakwah tergantung tempatnya, asalkan tempatnya runtut dan juga

bergandengan dan tidak begitu jauh beliau akan selalu siap dalam melayani

semua lapisan masyarakat yang membutuhkan siraman rohani beliau.

Selain itu yang membuatnya dinantikan oleh jamaahnya adalah beliau

tidak pernah memberikan target uang kepada setiap yang mengundang beliau.

Beliau akan senantiasa ikhlas berapapun uang yang akan beliau terima dari

yang mengundangnya.

Tak hanya eksis dan juga terkenal di dalam negeri saja, KH. Anwar

Zahid juga pernah beberapa kali terlihat mengisi acara dakwah di luar negeri,

banyak TKI dan TKW yang ada di luar negeri yang dengan sumbangan secara

sukarela mendatangkan beliau untuk memberikan siraman rohani bagi mereka

yang selama ini jauh dengan tanah air.

Dalam hal berdakwah beliau pun juga tak lupa dengan masyarakat

yang ada di sekelilingnya dengan cara membuat sebuah pesantren yang ada di

dekat rumah beliau. Pesantren tersebut digunakan beliau sebagai salah satu

cara untuk membaktikan ilmu yang telah ia terima dan juga sebagai salah satu

cara mendidik kader-kader muda di daerahnya agar senantiasa memiliki ilmu

yang mumpuni dalam agama, dan juga memiliki kemampuan dalam

berdakwah seperti beliau. Tak hanya itu saja beliau juga mendirikan sebuah

majelis yang ia beri nama Maqoomam Mahmudah majelis tersebut merupakan

sebuah majelis dzikir yang mengajarkan kepada jamaahnya untuk selalu

mengingat Allah SWT sang maha pencipta semesta Alam.

Pengajian KH. Anwar Zahid ini dapat kita lihat dibeberapa media

sosial seperti You Tube, Face Book dan Kaset VCD/ DVD yang diperjual

belikan di pasar-pasar. Dengan sudah diunggahnya Pengajian di media sosial

ini masyarakat bisa melihat, mendengar dan mengakses kapan saja, dimana

saja karena tidak terbatas ruang dan waktu.

Page 45: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

41

BAB VII

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN BERDAKWAH

1. Langkah-Langkah Persiapan Dakwah

Dalam menjalankan kegiatan dakwah seorang da‟i alangkah baiknya

mempersiapkan langkah- langkah Sebelum menjalankan proses dakwahnya , hal ini

ditujukan agar proses kegiatan dakwah dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada

kendala yang menjadi penghambat dalam proses dakwah tersebut.

Adapun hal-hal yang harus dipersiapan dalam berdakwah bagi seorang

pendakwah (Da‟i) antara lain sebagai berikut :

a. Perencanaan dakwah

Perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang

matang atau sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa

yang akan datang dalam rangka menyelengarakan dakwah. Di dalam perencanaan

dakwah sendiri terdapat berbagai langkah yang benar-benar harus diperhatikan, adapun

langkah-langkah perencanaan dakwah yaitu :

1) Langkah untuk masa kini dan langkah untuk masa depan

2) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah

3) Penetapan tindakan-tindakan dakwah

4) Penentuan metode dakwah

5) Penentuan dan penjadwalan waktu

6) Penetapan lokasi atau tempat dakwah, biaya, fasilitas.

b. Bekal yang diperlukan seorang da‟i

Seorang da‟i yang mau berdakwah juga harus mempuyai suatu bekal dalam

dirinya, adapun bekal seorang Da‟i diantaranya:

1) Akhlak Da‟i dan Sifat-sifatnya

Seorang Da‟i harus memiliki akhlak yang baik dan sifat yang mulia, dikarenakan

ia menjadi publik figur, menjadi uswah hasanah bagi umatnya yang menerima

maudhah hasanahnya. Adapun akhlak yang paling urgen yang harus dimiliki oleh

seorang da‟i ialah: Jujur, ikhlas, berdakwah kepada Allah SWT dengan bashirah,

Page 46: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

42

penyantun, lembut, lunak, sabar, kasih sayang, pemaaf, lapang dada, tawadhu,

menepati janji, itsar (lebih mementingkan orang lain), takwa, memiliki keinginan

yang kuat yang mencakup tekad (azimah) yang kuat, bercita-cita yang tinggi,

optimisme, teratur, lihai (teliti), menjaga waktu, bangga dengan Islam, mengamalkan

sesuatu yang didakwahkannya agar menjadi qudwah (teladan) yang baik, zuhud,

wara‟, istiqamah, tanggap terhadap lingkungan, adil dan seimbang, selalu merasa

akan adanya mu‟iyatullah, tsiqah terhadap Allah SWT, bertahap dalam berdakwah,

dan memulai dari yang terpenting kemudian yang penting, sebagaimana yang

dilakukan oleh nabi Saw, dan diperhatikan olehnya kepada Muadz bin Jabal ketika

diutus kenegeri Yaman sebagai muallim (pengajar). Sifat wajib seorang Da‟i di

dalam berdakwah ia harus jujur perkataannya, cerdas dalam menyampaikan pesan

dakwah, amanah dalam menyampaikan wahyu Illahi.

Kredibilitas seorang da‟i tidak tumbuh dengan sendirinya, ia harus dibina dan

dipupuk. Memang kredibilitas erat kaitannya dengan kharisma walaupun yang

kredibilitas tinggi adalah seorang yang memiliki kompetensi di bidang yang ingin ia

sebarkan, mempunyai jiwa yang tulus dan beraktifitas, senang terhadap pesan-pesan

yang ia miliki, berbudi luhur, serta punya status yang cukup walau tidak harus

tinggi. Dari sana berarti seoran da‟i yang ingin memiliki kredibilitas tinggi harus

berupaya membentuk dirinya dengan sungguh-sungguh.

Di samping itu, agar seorang da‟i dengan mudah mengkomunikasikan pesan-

pesan kepada komunikan, diperlukan pribadi yang cerdas, peka terhadap

masyarakat, percaya terhadap dirinya, stabil emosinya, berani, bersemangat tinggi,

penuh inisiatif, tegas tetapi juga hati-hati, kreatif serta berbudi luhur.

Firman Allah yang menjelaskan tentang sikap berdakwah ada didalam (Qs. Ali

Imran: 159) yang artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma‟afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada

Allah. Seungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”

(Qs. Ali Imran: 159.

2) KompetensiJuruDakwah

Page 47: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

43

Agar suatu tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan tercapai dengan efektif

dan efisien maka juru dakwah harus mempunyai kemampuan dibidang yang berkaitan dengan

tugasnya. Karena semakin memiliki kemampuan yang profesional maka semakin meningkat

pula keberhasilan tugas dakwahnya.

Da‟i akan berhasil dalam tugas melaksanakan dakwah jika dibekali kemampuan-

kemampuan yang berkaitan dengannya. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki da‟i

antara lain:

a) Kemampuan berkomunikasi

b) Kemampuan penguasaan diri

c) Kemampuan pengetahuan psikologi

d) Kemampuan pengetahuan kependidikan

e) Kemampuan pengetahuan di bidang pengetehuan umum

f) Kemampuan di bidang al-Qur‟an

Tidak cukup sampai di sini, para pendakwah juga harus mengetahui situasi negara atau

daerah yang dituju, agar pembicaraan dan perbuatannya berhasil dan berfaedah. Pendakwah

harus menguasai sejarah dan sistem pemerintahan negeri tersebut, kepercayaan tradisi dan

sistem ekonomi.

Karena situasi berubah dari waktu ke waktu dan dari satu daerah ke daerah. Allah SWT

mengajak untuk persiapan pendakwah dalam firmannya yang artinya:

Artinya: tidak sepatutnya bagi orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan

kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga

dirinya. (Q.S., 9 : 122).

2. Persiapan khusus seorang da’i

Pendakwah yang hebat pastinya sebelum melakukan dakwah terdapat persiapan-

persiapan khusus, dan materi dakwah yang akan di sampaikan masyarakat mestinya harus

mengandung tiga bidang yaitu:

a. Aqidah, yang menganut sistem keimanan/ kepercayaan terhadap Allah SWT,

b. Berikutnya Syariat, rangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas manusia

muslim di dalam semua aspek kehidupan

c. Akhlaq, yaitu tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah SWT.

Page 48: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

44

Sebelum berdakwah hendaknya para pendakwah itu senantiasa mengingat Allah SWT dengan

jalan berdzikir yang tertera dalam firmannya yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir

yang sebanyak-banyaknya. (Qs. Al-Ahzaab: 41). Kita diminta selalu mengingatNya baik

dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Dzikir dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan Allah menuntun mereka

menuju kebenaran yang tidak di ketahui orang lain, mengetahui jalan yang di tempuh orang

lain yang mengantarkan menuju kekafiran, bid ah, dan kesesatan. Di akhirat Allah SWT

mengamankan mereka dari ketakutan terbesar, memberi mereka naungan rahmat, malaikat

memberi berita gembira mendapatkan surga dan selamat dari neraka sebagai wujud sayang

dan cinta pada mereka.

Page 49: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

45

BAB VIII

TATA CARA KHUTBAH JUM’AT, KHUTBAH IDHUL FITRI/ADHA

Di antara yang membedakan antara shalat id (Idul Fitri atau Idul Adha) dan shalat

sunnah pada umumnya adalah adanya khutbah. Keberadaan khutbah yang mengiringi

pelaksanaan shalat bisa dianggap penanda bahwa shalat tersebut ada pada momen yang

penting, seperti khutbah jum‟at yang digelar pada hari berjuluk sayyidul ayyâm (rajanya hari)

dan khutbah istisqa‟ kala umat Islam dilanda kekeringan.

Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu istimewa. Karena posisinya yang spesial ini,

Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun keluar rumah untuk bersama-

sama merayakan hari bahagia tersebut. Perempuan haid juga bisa turut melakukan hal yang

sama, meski terpisah dari tempat shalat (lihat hadits riwayat Imam Bukhari Nomor 928).

Mereka berhak mendengarkan khutbah, melantunkan takbir, doa, atau dzikir lainnya.

Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî „ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi„î karya Musthafa al-

Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa berbeda dari shalat

jum‟at, khutbah pada shalat id dilaksanakan setelah shalat dua rakaat usai, bukan sebaliknya.

Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu

Bakar, dan Umar juga menunaikan dua shalat id sebelum khutbah.

Hukum khutbah dalam shalat id memang sunnah. Namun, ketika dikerjakan ia harus

tetap memenuhi rukun khutbah. Rukun khutbah pada shalat id tidak berbeda dari rukun

khutbah pada shalat jum‟at, yakni memuji Allah, membaca shalawat, berwasiat tentang

takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu khutbah, serta mendoakan kaum Muslimin

pada khutbah kedua.

Khatib yang disyaratkan berdiri (bila mampu) saat berkhutbah disunnahkan menyela

kedua khutbah dengan duduk sebentar. Sebagaimana diungkap dalam hadits Ubaidullah bin

Abdullah bin Utbah yang berkata:

لوس ج نهما ب ي صل ب ف يه ي ت ب ه خط يدي ع ي ال خطب الإمام ف نة أن ي س ال

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha),

dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi‟i).

Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir

hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.

Saat khutbah berlangsung, jamaah diperintahkan untuk tenang, mendengarkannya secara

seksama, agar memperoleh proses kesempurnaan shalat id. Wallâhu a‟lam.

Khutbah akan menjadi syah apabila memenuhi rukun dan syarat-syarat khutbah. Adapun

rukun khutbah hendaklah diucapkan dengan bahasa Arab. Adapun rukun khutbah tersebut

ada lima sebagai berikut: (1) Mengucapkan Alhamdulillah, dengan bentuk ucapan apa pun

yang mengandung pujian pada Allah. (2) Bershalawat pada Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam dengan ucapan apa pun yang menunjukkan shalawat. Di sini dipersyaratkan nama

Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam disebut secara jelas, seperti menyebut dengan

Nabi, Rasul atau Muhammad. Tidak cukup dengan dhomir (kata ganti) saja. (3) Wasiat takwa

dengan bentuk lafazh apa pun. Ketiga rukun di atas adalah rukun dari dua khutbah. Kedua

barulah sah jika ada ketiga hal di atas. (4) Membaca salah satu ayat dari Al Quran pada salah

satu dari dua khutbah. Ayat yang dibaca haruslah jelas, tidak cukup dengan hanya membaca

Page 50: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

46

ayat yang terdapat huruf muqotho‟ah (seperti alif laa mim) yang terdapat dalam awal surat.

(5) Berdoa kepada kaum mukminin pada khutbah kedua dengan doa-doa yang sudah ma‟ruf.

Adapun syarat-syarat khutbah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Berikut syarat dua khutbah pada shalat Jumat menurut madzhab Syafi‟i.

1- Khatib berdiri pada dua khutbah ketika ia mampu dan kedua khutbah dipisah dengan

duduk.

Dari „Abdullah bin „Umar radhiyallahu „anhuma, ia berkata,

ن هما –صلى الله عليه وسلم –كان النب يطب خطبت ي ي قعد ب ي

“Nabi shallallahu „alaihi wa sallam melakukan dua khutbah dan duduk di antara keduanya.”

(HR. Bukhari no. 928).

Juga dari Ibnu „Umar radhiyallahu „anhuma, ia berkata,

يطب قائما ث ي قعد ث ي قوم ، كما ت فعلون الآن –صلى الله عليه وسلم –كان النب

“Nabi shallallahu „alaihi wa sallam biasa berkhutbah sambil berdiri kemudian duduk lalu

beliau berdiri kembali. Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini.” (HR. Bukhari no. 920

dan Muslim no. 862)

2- Khutbah dilakukan kemudian shalat.

Hal ini berdasarkan banyak hadits yang menerangkannya dan adanya ijma‟ atau kata sepakat

para ulama dalam hal ini.

3- Khatib suci dari hadats kecil maupun hadats besar, suci pula dari najis yang tidak

dimaafkan yaitu pada pakaian, badan dan tempat, begitu pula khatib harus menutup aurat.

Khutbah itu seperti shalat dan sebagai gantian dari dua raka‟at yang ada pada shalat Zhuhur.

Oleh karenanya sama halnya dengan shalat, disyaratkan pula syarat sebagaimana shalat.

4- Rukun khutbah diucapkan dengan bahasa Arab.

Rukun khutbah mesti diucapkan dengan bahasa Arab walaupun rukun khutbah tersebut tidak

dipahami. Jika tidak ada yang paham bahasa Arab dan berlalunya waktu, maka semuanya

berdosa dan Jumatan tersebut diganti dengan shalat Zhuhur.

Adapun jika ada waktu yang memungkinkan untuk belajar bahasa Arab, maka rukun khutbah

yang ada boleh diterjemahkan dengan bahasa apa saja. Seperti ini Jumatannya jadi sah.

5- Berurutan dalam mengerjakan rukun khutbah, lalu berurutan pula dalam khutbah pertama

dan kedua, lalu shalat.

Page 51: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

47

Jika ada jarak yang lama (yang dianggap oleh „urf itu lama) antara khutbah pertama dan

kedua, juga ada jarak yang lama antara kedua khutbah dan shalat, khutbah jadi tidak sah. Jika

mampu, wajib dibuat berurutan. Jika tidak, maka shalat Jumat diganti shalat Zhuhur.

6- Yang mendengarkan rukun khutbah adalah 40 orang yang membuat jumatan jadi syah.

Page 52: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

48

DAFTAR PUSTAKA

Agus Hermawan, Sirah Nabawiah, Kudus: LPSK, 2017

Agus Hermawan, Pengantar Studi Islam Indonesia, Kudus, Yayasan Hj. Kartini, 2006

Agus Hermawan, Jurnal At-Tarbiyah N0.1 Tahun XXV,Januari-Juni 2015.

Al-Qordlowi, Yusuf, Dr. Retorika Islam, Jakarta : Al-Kautsar, Cet. 1. 2004.

Basit, Abdul. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dwi, Condro Triono, Ilmu retorika untuk mengguncang dunia, Irtikaz,Yogyakarta, 2009.

Effendy, Onong Uchjana, MA. Prof. Drs. Komunikasi Teori Dan Raktek, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Cet. 21. Tahun. 2007.

Efendi dan Faizah, 2006, Psikologi Dakwah, Prenada Media: Jakarta

Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,

Bernegosiasi, Yogyakarta : Kanisius. 1999.

Ilaihi Wahyu, 2010, Komunikasi Dakwah, P.T Remaja Rosdakarya: Bandung

Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline

Musyafa, Retorika Dakwah Dalam Pengajian, Semarang: Karya Ilmiah, Skripsi Uin Kalijaga.

Omar Yahya, 2004, Islam & Dakwah, P.T Almawardi Prima: Jakarta

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Amzah, Jakarta, 2009,

Sukur, Asmuru. 1983. Dasar-dasarStrategiDakwah. Surabaya: Al Ikhlas

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers

Syihata, Abdullah. 1978. Da‟wah Islamiyah. Jakarta: Rofindo

Toha Yahya Omar, Islam & Dakwah, PT Alwardi Prima, Jakarta, 2004

Musthofa al Khin dkk, Al Fiqhu Al Manhaji „ala Madzhabi Al Imam Asy Syafi‟i, terbitan

Darul Qalam, cetakan kesepuluh, tahun 1430 H.

Omar Yahya, 2004, Islam & Dakwah, P.T Almawardi Prima: Jakarta

Malida, Tria.Dakwah Kontemporer.diakses pada tanggal 24 Oktober 2017 pukul 20.00

WIB.https://treamalidha.wordpress.com/2014/03/18/dakwah

Wijaya,Rony . Biografi Aa Gym (Abdullah Gymnastiar). diakses pada tanggal 24 Oktober

2017 pukul 21.00 WIB.http://bio.or.id/biografi-aa-gym-abdullah-gymnastiar/

Wikipedia. Yusuf Mansur. .diakses pada tanggal 24 Oktober 2017 pukul 20.00

WIB.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Yusuf_Mansur

Page 53: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

49

BIOGRAFI PENULIS

Agus Hermawan, S.Pd.I, M.A (Pak Agus, lahir 22 Agustus 1978) adalah

putera bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ki sumbodo trah Notobratan Pangeran Wijil V

(Keturunan ke 14 dari R.M. Said/ Sunan kalijaga Kadilangu Demak) dengan pasangan Ibu Hj. Kartini

dari Undaan Kidul Kudus. Masa kecilnya dihabiskan untuk belajar dan mengaji serta bekerja

membantu orang tuanya. SD, MTs (Kudus), SMA (Jepara), S1 /PAI; S.Pd.I (Lulusan Cumlaude

STAIN Kudus tahun 2003) Lulusan Tercepat,Termuda S2/Psikologi Pendidikan Islam; M.A (UMY

Yogyakarta tahun 2005).

Sekarang ini pak Agus beraktivitas sebagai Dosen di IAIN Salatiga, Universitas Muria Kudus

(UMK), Ketua Yayasan Hj. Kartini Kudus, Ketua Yayasan Nurul Muttaqiin Kalirejo, Sekretaris

Majlis Dakwah Islamiyah, Sekretaris KAHMI Kudus, Ketua takmir Masjid, Direktur RTQ-Madrasah

Diniyah Nurul Muttaqiin dan juga Penyelenggara KB Kartini serta beliau juga aktif menulis beberapa

buku yang telah dipublikasikan, berorganisasi non politik, dan memberi ceramah keliling di

masyarakat dan Perguruan Tinggi setempat serta memberi layanan konseling di rumahnya. Jabatan

lainnya yang pernah diduduki beliau adalah sebagai Dosen sekaligus Koordinator Administrasi dan

Keuangan di FKIP Universitas Satyagama Jakarta kelas jauh di Kudus(2006/2007). Dosen sekaligus

Kepala Perpustakaan di Fakultas Agama Islam UNISFAT Demak (2010-2015).

Pengalaman sebagai guru selama 10 tahun telah mengampu 21 mata pelajaran (2000-2010),

Kepala Sekolah termuda dan berprestasi tingkat MAS/ SLTA se Propinsi Jawa Tengah (2006-2010),

Pimpinan BPD termuda (usia 21 tahun) telah menjadikan mantan pimpinan redaksi Bulletin Al

Hikmah HMJ STAIN Kudus ini semakin terpacu untuk selalu belajar dalam segala hal. Mantan

Aktivis Mahasiswa ini telah mengajar beberapa mata kuliah diantaranya; Psikologi Umum, Psikologi

Pendidikan di Universitas Satyagama Jakarta (2007/2008), Bimbingan dan Konseling Islam,

Metodologi Ketrampilan Konseling, Psikologi Sosial di UNISFAT Demak, mata kuliah PAI dan

Filsafat Ilmu di UMK Kudus. Beberapa buku beliau diantaranya; Bengkeli Hati Qta dengan Kata

Mutiara (2011), Pantun Advice For US (2011), Pengantar Bimbingan Konseling Islam (2011), Nabi

Muhammad Sang Penyelamat Umat (2011), Pengantar Psikologi Pendidikan Islam (2011), Pengantar

Ilmu Sosial, Budaya dan alamiah Dasar (2011), Buku Panduan Wisuda Sarjana (2011), Pengantar PAI

di Perguruan Tinggi (2011), Metodologi dan Ketrampilan Konseling (2011) Pengantar Filsafat Ilmu

(2012) Sirah Nabawiah (2016), Pengantar Bimbingan dan Konseling Islam (2012), Pengantar Studi

Islam Indonesia (2016), Pengantar Akhlak tasawuf (2016), Studi Islam Indonesia (2017), Retorika

Dakwah (2018).

Penulis sekarang bertempat tinggal di Desa Kalirejo RT 02 RW II Gang 02, Desa Undaan

Kidul gang 10B Undaan Kudus dengan 3 anaknya Risyad Hisyam Ash Shiddieqi, Anas Dhaiyaul

Haq al Qudsi dan Qaisara Rania Assyabiya didampingi isteri tercinta Erlina Wijayanti, S.Pd yang

berprofesi sebagai PNS di Kementerian Agama Kabupaten Demak. Semoga buku sederhana ini

bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amaliah penulis. Aamiin.

Page 54: RETORIKA DAKWAH - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8882/1/BOOK OF RETORIKA DA… · A. Pengertian Retorika Dakwah Retorika berasal dari

50