retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

121
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks merupakan rangkaian kata, klausa, atau kalimat yang saling berhubungan dan membentuk suatu makna. Teks bisa berupa teks tertulis ataupun teks lisan. Dalam memahami suatu teks, harus dilihat tidak hanya dari satu aspek atau sudut pandang, tetapi bisa juga ditelaah dari banyak sisi. Seperti konsep yang dikemukakan oleh Halliday, yaitu context of situation, maksudnya "melalui sebuah hubungan yang sistematik antara lingkungan sosial pada satu sisi dan organisasi bahasa yang fungsional pada sisi lainnya" (Halliday, 1985:11). Oleh karena itu, untuk memahami makna suatu teks harus juga dilihat dari konteks situasinya. Bisa saja ditemukan beberapa teks pada satu halaman yang sama pada suatu majalah, misalnya, tetapi ketika ditilik lebih dalam teks-teks tersebut tentu saja akan ditemukan banyak perbedaan, baik dilihat dari judulnya, bahasa yang digunakan, pesan yang disiratkan, bentuk teks yang digunakan, maupun yang lainnya. Suatu teks memang harus dilihat juga dari segi struktur dan tata bahasanya, tetapi belum tentu akan memiliki pesan atau makna jika tidak dibuat dengan konsep dan tujuan. Jadi, teks merupakan suatu keseluruhan, baik dari segi tata bahasa maupun makna yang 1

Upload: phungthuy

Post on 09-Dec-2016

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teks merupakan rangkaian kata, klausa, atau kalimat yang saling

berhubungan dan membentuk suatu makna. Teks bisa berupa teks tertulis

ataupun teks lisan. Dalam memahami suatu teks, harus dilihat tidak hanya

dari satu aspek atau sudut pandang, tetapi bisa juga ditelaah dari banyak sisi.

Seperti konsep yang dikemukakan oleh Halliday, yaitu context of situation,

maksudnya "melalui sebuah hubungan yang sistematik antara lingkungan

sosial pada satu sisi dan organisasi bahasa yang fungsional pada sisi

lainnya" (Halliday, 1985:11). Oleh karena itu, untuk memahami makna

suatu teks harus juga dilihat dari konteks situasinya.

Bisa saja ditemukan beberapa teks pada satu halaman yang sama pada

suatu majalah, misalnya, tetapi ketika ditilik lebih dalam teks-teks tersebut

tentu saja akan ditemukan banyak perbedaan, baik dilihat dari judulnya,

bahasa yang digunakan, pesan yang disiratkan, bentuk teks yang digunakan,

maupun yang lainnya. Suatu teks memang harus dilihat juga dari segi

struktur dan tata bahasanya, tetapi belum tentu akan memiliki pesan atau

makna jika tidak dibuat dengan konsep dan tujuan. Jadi, teks merupakan

suatu keseluruhan, baik dari segi tata bahasa maupun makna yang

1

Page 2: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

2

dikandungnya. Selain itu, koherensi antara satu kalimat dengan kalimat

lainnya harus diperhatikan. Walaupun suatu kalimat memiliki makna,

apabila kalimat satu dan yang lainnya tidak koheren, maka maknanya

menjadi sia-sia.

Teks tidak terlepas dari bahasa dan bahasa sebagai sistem semantis

mampu memaparkan makna teks. Bahasa dikatakan memiliki tiga komponen

makna, yaitu makna ideasional, makna interpersonal dan makna tekstual.

Makna ideasional memaparkan tugas bahasa sebagai pemberi arti pada

pemaparan pengalaman seseorang. Makna interpersonal mengemukakan

makna dalam suatu interaksi. Selanjutnya, makna tekstual adalah makna

yang digunakan untuk merangkai pengalaman linguistik menjadi satu

kesatuan yang padu.

Banyak teori linguistik yang muncul, salah satu di antaranya adalah teori

Linguistik Fungsional Sistemik (untuk seterusnya disingkat menjadi LFS).

Dalam hal ini LFS dapat digambarkan sebagai pendekatan fungsional-

semantik pada bahasa yang membahas dua hal, yaitu bagaimana orang

menggunakan bahasa dalam konteks yang berbeda dan bagaimana pula

bahasa digunakan sebagai sistem semiotik (Eggins, 1994:23). Di samping

itu, LFS mencoba mengembangkan teori yang mengatakan bahwa bahasa

sebagai proses sosial dan metode yang memperbolehkan detail dan deskripsi

sistemik dari pola-pola bahasa.

Page 3: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

3

Dalam LFS dikenal istilah transitivitas. Jika dibicarakan dalam nuansa

kelinguistikan, transitivitas bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.

Ketransitifan suatu klausa dapat diukur jika dilihat dari sudut semantik dan

gramatikalnya. Dalam kaitan ini kata kerja yang berperan dalam suatu klausa

atau kalimat bisa berupa kata kerja transitif ataupun intransitif. Berbeda

dengan istilah transitivitas yang dibahas dalam tulisan ini. Secara umum,

transitivitas dapat dikatakan menjelaskan bagaimana suatu makna

direpresentasikan dalam suatu kalimat. Transitivitas memiliki peran dalam

menunjukkan bagaimana manusia menggambarkan pikiran mereka

mengenai kenyataan dan bagaimana mereka menggabungkan pengalaman itu

dengan kenyataan sekitar mereka. Namun, dalam linguistik, transitivitas

berhubungan dengan makna proposional dan fungsi elemen-elemen

semantik.

Teks pidato merupakan salah satu teks yang menarik untuk dianalisis

menggunakan LFS. Jika dilihat dari konteksnya, teks pidato tentunya akan

memiliki bentuk bahasa yang berbeda-beda. Begitu juga jika dilihat dari

siapa yang menjadi petutur pidato itu, latar belakang penulis, di samping

petutur pidato ikut memengaruhi bentuk bahasa di dalamnya. Dalam tulisan

ini, teks pidato yang dianalisis adalah teks pidato pelantikan Presiden

Amerika Serikat yang menjabat saat ini, yaitu Barack Obama. Seperti

diketahui bahwa beliau adalah presiden kulit hitam pertama yang

memenangkan pemilihan umum. Pemilihan kata yang lugas sangat sering

Page 4: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

4

digunakan Obama dalam pidatonya. Kata yang digunakan tidak berbelit-belit

dan langsung mengenai sasaran. Kelugasan inilah tentunya yang bisa

mencerminkan seorang Obama dalam tindakannya. Dalam hal ini, pidato

politik yang baik adalah pidato politik yang menggunakan bahasa yang

mampu memberikan pengaruh pada pendengarnya sehingga pemilihan

katanya mudah dimengerti dan tepat sasaran.

Pidato pelantikan Barack Obama terkesan sangat biasa jika

dibandingkan dengan pidato pelantikan pendahulunya. Tidak ada lagi

seruan, “Yes, we can!”. Obama lebih banyak membahas generasi sekarang

dan mengajak warga Amerika Serikat untuk berjuang kembali dengan

mengambil segala risiko yang ada. Obama meyakinkan warganya dengan

mengatakan, “All this we can do. All this we will do.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa

permasalahan seperti berikut ini.

(1) Bagaimanakah tipe proses transitivitas yang terdapat dalam

pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama?

Tipe proses apa sajakah yang mendominasi pidato pelantikan

presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan mengapa?

(2) Bagaimanakah sirkumstan yang terdapat dalam pidato

pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama?

Page 5: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

5

(3) Bagaimanakah hubungan antara sistem transitivitas dan

konteks situasi dalam pidato pelantikan Presiden Amerika

Serikat, Barack Obama?

(4) Bagaimanakah hubungan antara transitivitas dengan kekuatan

retorika pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack

Obama?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam tulisan ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum yang ingin dicapai dalam tulisan ini, yakni

melalui penelitian ini diharapkan analisis teks dapat dipahami, yaitu tidak

hanya pada pemahaman teori, tetapi juga pada penerapan teori dalam analisis

masalah.

Selain tujuan umum di atas, tujuan khusus tulisan ini adalah sebagai

berikut.

(1) Mendeskripsikan tipe proses transitivitas yang terdapat dalam teks

pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan

mendeskripsikan proses yang mendominasi dalam teks pelantikan

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan menganalisis alasan

yang mendominasi tersebut.

(2) Mendeskripsikan sirkumstan yang ada dalam teks pidato

pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Page 6: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

6

(3) Menganalisis hubungan antara sistem transitivitas dan konteks

situasi dalam teks pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack

Obama.

(4) Menganalisis hubungan antara transitivitas dengan kekuatan

retorika dalam teks pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack

Obama.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang

kelinguistikan, baik yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis.

Kedua manfaat tersebut diuraikan di bawah ini.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

a. Diharapkan melalui tulisan ini ada pemahaman yang lebih jauh

mengenai analisis teks dilihat dari teori LFS. Begitu juga hubungan

yang terkait dan yang dapat ditemukan antarkonsep, misalnya

transitivitas dan konteks situasi.

b. Diharapkan juga ada pemahaman mengenai bidang ilmu lain,

dalam hal ini retorika dilihat dari sudut pandang linguistik dan

hubungan yang ada antara sisi lingistik dalam retorika, seperti

transitivitas dan konteks situasi dengan kekuatan retorika.

Page 7: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang cukup, dalam hal ini tidak hanya aplikasi teori linguistik, tetapi juga

apabila dihubungkan dengan retorika. Demikian pula pembahasan retorika,

baik dari segi bahasa, pemilihan kata, gaya bahasa, kekuatan retorika, cara

membawakan, dan maupun tidak lepas dari sisi linguistiknya.

1.5 Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian dititikberatkan pada teks pidato pelantikan

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berdasarkan sistem transitivitas

yang terjadi dalam teks tersebut dan bagaimana hubungannya dengan

konteks situasi. Data yang sudah dipilah kemudian dihitung untuk

menemukan persentase kemunculan proses dalam teks pelantikan Presiden

Amerika Serikat, Barack Obama. Hasil perhitungan persentase menentukan

proses yang mendominasi. Selanjutnya, data dianalisis berdasarkan

sirkumstan dan hubungannya dengan konteks situasi. Terakhir, dianalisis

hubungannya dengan kekuatan retorika.

Page 8: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Analisis teks memiliki cukup banyak pengikut dalam dunia linguistik.

Beberapa tulisan yang menyangkut analisis teks banyak dibuat, yakni

dengan tujuan memperjelas apa dan bagaimana analisis teks, teori-teori yang

ada, dan aplikasi teori tersebut, baik pada teks lisan maupun tulis.

Suardana (2008) dalam tesisnya yang berjudul “The Analysis of

Transitivity Shift on Translation Mengapa Bali Disebut Pulau Seribu Pura”

menggunakan LSF yang dikemukakan Halliday sebagai teori utama.

Menurut Halliday (2004), transitivitas adalah makna yang ideasional,

representasi dari apa yang ada di dunia yang ada di sekeliling kita, di

samping yang ada dalam pikiran kita, yakni dunia tempat imajinasi kita

berada. Tulisan ini lebih memanfaatkan teori LFS sebagai alat bantu dalam

menemukan perubahan sistem transitivitas yang terjadi dari bahasa sumber

ke dalam bahasa target. Melalui tulisan ini dapat dilihat adanya banyak

perubahan sistem transitivitas dalam bahasa sumber setelah diterjemahkan

ke dalam bahasa target. Dalam hal ini, transitivitas dibagi menjadi tiga,

yakni proses, partisipan, dan sirkumstan. Proses penerjemahan mampu

mengubah posisi ketiga sistem tersebut. Namun, tulisan ini hanya mengulas

8

Page 9: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

9

dari sisi pengaruh transitivitas dalam terjemahan suatu teks, tidak

menyinggung bagian lain, misalnya konteks situasi dalam hubungannya

dengan transitivitas seperti pada penelitian ini.

Adisaputra (2008) dalam artikelnya yang berjudul “Linguistik

Fungsional Sistemik: Analisis Teks Materi Pembelajaran di Sekolah Dasar

(SD)” menggunakan teori yang dikemukakan Halliday, yaitu LFS dalam

analisisnya. Dalam artikel ini disebutkan dua permasalahan dalam teks

pembelajaran anak sekolah dasar dilihat dari transitivitas serta konteks dan

inferensinya. Dalam tulisannya, analisis teks dengan pendekatan LFS

terhadap teks mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial

di kelas dua sekolah dasar menghasilkan beberapa temuan sebagai simpulan

analisis. Sebagai simpulan dapat dilihat bahwa unsur transitivitas sangat

memengaruhi suatu teks. Klausa yang saling berhubungan menciptakan

makna dalam teks. Jika dilihat dari kontekstual dan inferensinya, dinyatakan

bahwa kedua teks masih belum dapat dikatakan sebagai teks pembelajaran

yang universal. Di samping itu, melalui tulisan ini dapat diketahui seberapa

besar pengaruh transitivitas pada suatu teks dan mengapa hal itu bisa terjadi.

Berbeda dengan artikel tersebut, dalam tulisan ini diterapkan LFS pada

bentuk teks yang berbeda, di samping melihat perbedaan pengaruh

transitivitas pada teks yang berbahasa Inggris karena dalam tulisan ini, teks

yang dianalisis menggunakan bahasa Indonesia.

Page 10: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

10

Anindita (2008) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Retorika

Pemimpin Misa dalam Penyelenggaraan Misa Bahasa Inggris di Gereja

Katolik Redemptor Mundi Surabaya” merupakan salah satu tulisan yang

menganalisis bentuk orasi atau pidato atau bisa juga disebut dengan retorika.

Dalam tulisannya, Anindita menganalisis keterampilan pemimpin misa

dalam menyampaikan pesan kepada jemaat melalui misa di gereja. Teori

Retorika dijadikan sebagai teori pendukung utama dalam analisis ini.

Hasilnya dapat disimpulkan bahwa kefasihan komunikasi komunikator

terdiri atas tiga bagian utama, yaitu metode yang digunakan, pesan verbal,

dan komunikasi nonverbal. Pengorganisasian pesan juga sangat penting

untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh komunikator sehingga yang

mendengarkan dapat segera memahami pesan tersebut. Tulisan ini hanya

sebatas membahas komunikasi dari komunikator, sedangkan pada analisis

mengenai teks pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama

ini, dibahas lebih mendalam, tidak hanya dari cara Obama berkomunikasi

melalui pidatonya, tetapi juga dari sudut pandang linguistik, yakni

bagaimana pemilihan tipe proses transitivitas yang digunakan dan

relevansinya dengan konteks situasi.

Sutama (2010) membahas bahasa Bali dalam teks pernikahan dengan

menggunakan teori LFS. Dalam disertasinya yang berjudul “Teks Ritual

Pawiwahan Masyarakat Adat Bali Analisis Linguistik Sistemik Fungsional”

dibahas secara lengkap mengenai analisis teks menggunakan teori LFS. Teks

Page 11: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

11

ritual pawiwahan tersebut dianalisis dari segi struktur, moda, tema,

transitivitas, tema-rema, hubungan logis antarklausa, dan ideologinya.

Penelitian Sutama ini memberikan masukan yang besar dalam penelitian teks

pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama karena di dalam

penelitian tersebut dibahas juga mengenai analisis transitivitas dan konteks

situasi. Namun, yang membedakannya adalah data yang dianalisis karena

kedua tipe teks tersebut memiliki tujuan dan gaya bahasa yang berbeda.

Selain itu, dalam analisis teks pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat,

Barack Obama ini, juga dibahas masalah retorika yang sama sekali tidak

diulas dalam analisis teks ritual pawiwahan itu.

2.2 Konsep

2.2.1 Teks

Dalam pandangan Halliday (1978:141), teks dimaknai secara dinamis.

Teks adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks

situasi (Halliday & Hasan, 1992:13). Teks adalah contoh interaksi lingual

tempat masyarakat secara aktual menggunakan bahasa; apa saja yang

dikatakan atau ditulis; dalam konteks yang operasional (operational context)

yang dibedakan dari konteks kutipan (a citational context), seperti kata-kata

yang didaftar dalam kamus (Halliday, 1978:109). Karena semua bahasa yang

hidup mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi, dapat dinamakan

teks.

Page 12: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

12

Menurut Halliday (1978:135), kualitas tekstur tidak didefinisikan dari

ukuran. Teks adalah sebuah konsep semantis. Meskipun terdapat pengertian

sebagai sesuatu di atas kalimat (super-sentence), sesuatu yang lebih besar

daripada kalimat, dalam pandangan Halliday hal itu secara esensial

merupakan salah tunjuk pada kualitas teks. Kita tidak dapat merumuskan

bahwa teks itu lebih besar atau lebih panjang daripada kalimat atau klausa.

Selanjutnya, ditegaskan oleh Halliday (1978:135) bahwa dalam

kenyataannya kalimat-kalimat itu lebih merupakan realisasi teks daripada

merupakan sebuah teks. Sebuah teks tidak tersusun dari kalimat-kalimat atau

klausa, tetapi direalisasikan dalam kalimat-kalimat. Demikian juga teks

dapat memproyeksikan makna pada level yang lebih tinggi.

2.2.2 Pidato

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi

untuk menyatakan pendapat atau memberikan gambaran tentang suatu hal

(Wikipedia, 2010). Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang

memberikan orasi atau pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting

dan patut diperbincangkan. Pidato juga biasanya digunakan oleh

seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak

buahnya atau khalayak ramai.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-

orang yang mendengarkannya. Adapun contohnya adalah pidato kenegaraan,

Page 13: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

13

pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan

acara atau event, dan sebagainya.

2.2.3 Transitivitas

Mengingat manusia berada pada proses sosial yang beragam, maka

corak sosial akan menentukan dan ditentukan oleh bahasa sehingga variasi

pengalaman sosial itu terwujud dalam variasi gambar pengalaman linguistik.

Realisasi pengalaman linguistik pemakai bahasa inilah yang disebut

transitivitas. Dalam kajian LFS, Halliday (1994:107) mengemukakan bahwa

satu unit pengalaman yang sempurna direalisasikan dalam klausa yang

terdiri atas (1) proses, (2) partisipan, dan (3) sirkumstan. Proses yang menuju

pada aktivitas yang terjadi dalam klausa, yakni dalam tata bahasa tradisional

dan formal disebut verba. Partisipan adalah orang atau benda yang terlibat

dalam proses tersebut. Sirkumstan merupakan lingkungan tempat proses

yang melibatkan partisipan terjadi. Karena inti pengalaman adalah proses,

maka dalam tataran klausa, proses menentukan jumlah dan kategori

partisipan. Selain itu, proses menentukan sirkumstan secara tak langsung

dengan tingkat probabilitas.

Page 14: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

14

2.2.4 Konteks Situasi dalam Teks

Situasi adalah lingkungan tempat teks beroperasi. Konteks situasi adalah

keseluruhan lingkungan, baik lingkungan tutur (verbal) maupun lingkungan

tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau ditulis). Untuk memahami teks

dengan sebaik-baiknya, diperlukan pemahaman terhadap konteks situasi dan

konteks budayanya. Dalam pandangan Halliday (1978:110), konteks situasi

terdiri atas tiga unsur, yakni (1) medan teks, (2) pelibat teks, dan (3) modus

teks.

2.3 Kerangka Teori

Analisis teks adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau

telaah melalui aneka fungsi bahasa. Analisis teks lahir dari kesadaran bahwa

persoalan yang terdapat dalam komunikasi tidak hanya terbatas pada

penggunaan kalimat, bagian kalimat, atau fungsi ucapan, tetapi juga

mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut

teks. Begitu juga bahasa dianalisis tidak hanya dari aspek kebahasaan, tetapi

juga dihubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa dipakai

untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.

Menurut Halliday (1978:138), sebuah teks selain dapat direalisasikan

dalam level-level sistem lingual yang lebih rendah seperti sistem

leksikogramatis dan fonologis, juga merupakan realisasi level yang lebih

Page 15: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

15

tinggi daripada interpretasi, kesastraan, sosiologis, psikoanalitis, dan

sebagainya yang dimiliki oleh teks itu. Level-level yang lebih rendah itu

memiliki kekuatan untuk memproyeksikan makna pada level yang lebih

tinggi. Hal ini oleh Halliday disebut dengan istilah latar depan

(foregrounded). Di samping itu, fitur esensial sebuah teks adalah adanya

interaksi.

Dalam pertukaran makna itu terjadi perjuangan semantis (semantic

contest) antarindividu yang terlibat. Karena sifatnya yang berupa perjuangan

itu, maka makna akan selalu bersifat ganda, tidak ada makna yang bersifat

tunggal. Dengan demikian, pilihan bahasa pada hakikatnya adalah

perjuangan atau pertarungan untuk memilih kode-kode bahasa tertentu.

Situasi adalah faktor penentu teks. Dalam kaitan ini, Halliday (1978:141)

menyatakan bahwa makna diciptakan oleh sistem sosial dan dipertukarkan

oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks. Makna tidak diciptakan

dalam keadaan terisolasi dari lingkungannya. Selanjutnya, secara tegas

dirumuskan oleh Halliday bahwa makna adalah sistem sosial. Perubahan

dalam sistem sosial akan direfleksikan dalam teks. Dalam hal ini, situasi

akan menentukan bentuk dan makna teks.

Dalam hal ini, LFS merupakan teori utama yang digunakan pada tulisan

ini. Teori ini dipelopori oleh M.A.K. Halliday. Di sini disebutkan bahwa

sistemic berakar dari kata sistem yang artinya representasi dari teori terhadap

hubungan paradigmatik. Lebih lanjut, fungsional mengimplikasikan bahwa

Page 16: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

16

fungsi semiotik bahasa atau makna beroperasi di dalam dimensi-dimensi

semiotik dan realisasi fungsional sistem struktur secara alamiah

berhubungan secara sintagmatik. Menurut Halliday (1985), bahasa adalah

fenomena sosial sehingga cenderung sebagai alat berbuat sesuatu daripada

mengetahui sesuatu. Oleh karena itu, bahasa memiliki fungsi-fungsi yang

dibuat oleh konteks sosial. Fungsi-fungsi tersebut terangkum dalam tiga

komponen utama yang disebut metafungsi bahasa. Metafungsi bahasa terdiri

atas fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual (Halliday,

1985: xiii; Eggins, 1994: 3 dalam Saragih, 2005: 6).

Halliday (1985:159) berpendapat bahwa fungsi ideasional terdiri atas

fungsi logikal. Hal ini direalisasikan melalui sistem kompleksitas klausa dan

fungsi eksperensial yang direalisasikan oleh sistem transitivitas, fungsi

interpersonal direalisasikan oleh sistem moda (MOOD), dan fungsi tekstual

direalisasikan oleh sistem tema (THEME).

Penelitian ini menitikberatkan pada analisis fungsi ideasional yang

direalisasikan melalui sistem transitivitas. Sistem transitivitas menyebabkan

manusia menggambarkan mental dan fakta untuk mengetahui kejadian

eksternal dan internal yang dijadikan pengalaman untuk menciptakan

bentuk-bentuk proses. Pengalaman ini merupakan proses yang sedang

terjadi.

Ketika seseorang merealisasikan pengalamannya menjadi pengalaman

linguistik, maka terbentuklah representasi pengalaman linguistik itu dan

Page 17: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

17

menjadi komoditas yang ditransaksikan oleh pemakai bahasa. Realisasi

pengalaman linguistik pemakai bahasa itu disebut transitivitas. Pengalaman

yang sempurna direalisasikan oleh tiga unsur penting, yaitu proses,

partisipan, dan sirkumstan.

2.3.1 Proses

Proses dapat dikatakan sebagai kegiatan ataupun aktivitas yang terjadi

dalam kata kerja. Proses dijadikan sebagai inti dari suatu pengalaman. Hal

ini disebabkan proses sebagai penentu keberadaan partisipan, baik

jumlahnya maupun kategorinya (Halliday, 1994:168; Martin, 1992: 10).

Sirkumstan pun secara tidak langsung juga mendapat pengaruh dari proses

melalui probabilitas proses. Misalnya, proses mental dan material yang

keduanya sering muncul dengan sirkumstan berupa lokasi dan cara.

Konsep-konsep sistem transitivitas (proses, partisipan, dan sirkumstan)

merupakan kategori-kategori semantik yang menjelaskan secara umum

seperti apa dan bagaimana fenomena dunia nyata direpresentasikan sebagai

struktur linguistik (Halliday, 1985: 109). Misalnya: (1) Ibu memasak nasi

goreng tadi pagi.

Dalam klausa (1), memasak dikatakan sebagai proses, sedangkan ibu dan

nasi goreng adalah partisipan, kemudian tadi pagi termasuk ke dalam

sirkumstan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa klausa (1) merupakan

suatu klausa berupa pengalaman yang menyatakan bahwa satu proses, yakni

Page 18: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

18

memasak. Selanjutnya, proses itu melibatkan dua partisipan, yaitu ibu dan

nasi goreng. Dalam hal ini proses yang melibatkan dua partisipan itu terjadi

dalam sirkumstan berupa lingkup waktu tadi pagi.

Halliday (1994: 107) dan Martin (1997: 102) mengategorikan proses

menjadi enam jenis, yaitu tiga pengalaman utama (proses primer), yaitu

terdiri atas proses material, proses mental, dan proses relasional.

Selanjutnya, tiga pengalaman pelengkap, yakni terdiri atas proses perilaku

(behavioral), proses verbal, dan proses wujud (eksistensial).

1. Proses Material

Proses material dapat didefinisikan sebagai proses atau kegiatan yang

menyangkut fisik, yakni dapat diamati dengan menggunakan indra.

Contoh:

(1) Rico sedang menyiram anggrek di halaman belakang

Kata kerja, seperti memasak, menyiram, mencuci, menari, dan

sebagainya dikategorikan sebagai proses material.

(2) Rico sedang menyiram anggrek di halaman belakang.

Partisipan Proses Material Partisipan Sirkumstan

Page 19: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

19

2. Proses Mental

Proses mental didefinisikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang

menyangkut kognisi, emosi, dan persepsi yang terjadi dalam diri manusia

sendiri, misalnya melihat, merasa, mendengar, mencintai, percaya,

membenci, dan sebagainya. Proses ini terjadi di dalam diri manusia dan

mengenai mental kehidupan. Secara semantik, proses mental menyangkut

pelaku manusia saja ataupun makhluk lain yang dianggap berperilaku seperti

manusia.

Contoh:

(3) Dia menyadari kesalahannya.

Partisipan Proses Mental Partisipan

3. Proses Relasional

Proses ini dapat didefinisikan sebagai suatu proses penandaan atau

penyifatan, yaitu sesuatu yang dikatakan memiliki sifat atau penanda. Proses

relasional berfungsi untuk menghubungkan suatu entitas dengan makhluk

atau lingkungan lain dalam hubungan intensif, sirkumstan, ataupun

kepemilikan dengan cara identifikasi atau atribut. Kata kerja yang dapat

dikategorikan ke dalam proses ini, misalnya adalah, ada, menjadi,

merupakan, memiliki, dan sebagainya.

Page 20: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

20

Contoh:

(4) Adik memiliki rambut hitam.

Partisispan Proses Relasional Sirkumstan (Identifikasi)

4. Proses Tingkah Laku (Behavioral)

Proses ini didefinisikan sebagai aktivitas atau kegiatan fisiologis yang

menyatakan tingkah laku fisik manusia. Dalam hal ini yang dapat

dikategorikan pada proses ini, misalnya kata kerja bernapas, menguap,

mengeluh, tertawa, dan sebagainya.

Contoh:

(5) Kakak mengeluh kesakitan.

Partisipan Proses Behavioral Sirkumstan

5. Proses Verbal

Proses verbal adalah proses yang menunjukkan aktivitas atau kegiatan

yang menyangkut informasi, misalnya pada kata kerja memerintah, meminta,

menjelaskan, dan sebagainya.

Contoh:

(6) Ayah menceritakan pengalamannya.

Partisipan Proses Verbal Partisipan

Page 21: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

21

6. Proses Wujud (Eksistensial)

Proses wujud (eksistensial) adalah suatu proses yang mengekspresikan

keberadaan suatu benda tempat benda itu memang nyata atau benar-benar

ada. Ada beberapa kata kerja yang dapat dikategorikan ke dalam proses

eksistensial, misalnya muncul, terjadi, tumbuh, dan sebagainya.

Contoh:

(7) Beberapa jerawat muncul di wajahnya.

Partisispan Proses Wujud Sirkumstan

2.3.2 Partisipan

Partisipan merupakan sesuatu yang dapat diikat oleh proses. Proses

dapat dikatikan sebagai inti atau pusat yang menarik unsur lain, termasuk

partisipan. Karena proses merupakan inti, maka proses sangat menentukan

jumlah partisipan yang dapat diikat dalam suatu proses.

2.3.3 Sirkumstan

Sirkumstan dapat didefinisikan sebagai lingkungan, sifat, atau lokasi

tempat berlangsungnya suatu proses. Sirkumstan berada di luar jangkauan

proses. Oleh karena itu, sirkumstan berlaku dalam semua jenis proses.

Sirkumstan dapat disetarakan dengan keterangan yang lazim digunakan

dalam tata bahasa tradisional.

Page 22: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

22

Sirkumstan terdiri atas rentang, yang dapat berupa jarak atau waktu,

lokasi yang mencakup tempat dan waktu, cara, sebab, lingkungan, penyerta,

peran, masalah, serta sudut pandang.

Selanjutnya, pada bagan berikut dirangkum bentuk sirkumstan, baik

dalam frasa maupun klausa.

Tabel 1 Kategori Sirkumstan

No. Jenis

Sirkumstan

Subkategori Cara

Mengidentifikasi

Realisasi

dalam

Frasa dan Klausa

1 Rentang

Waktu

Tempat

Berapa lamanya?

Berapa jauhnya?

Dia berjalan tiga jam

Kami berjalan 6

kilometer.

2 Lokasi Waktu

Tempat

Kapan?

Di mana?

Pesta itu akan diadakan

pada minggu ini.

Adikku dilahirkan di

Medan.

3 Cara - Bagaimana?

Dengan apa?

Lakukanlah tugas itu

dengan cepat.

4 Sebab - Mengapa?

Untuk apa?

Untuk siapa?

Kita belajar untuk bekal

masa depan.

5 Penyerta - Dengan siapa? Kami datang dengan

adiknya.

6 Peran - Sebagai apa? Saya bicara sebagai

sahabat.

7 Masalah - Tentang apa? Dia bicara mengenai

perniagaan.

Page 23: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

23

2.3.4 Konteks Situasi

Ketika bahasa dianalisis dalam konteks dan hubungan teks dengan

konteks yang digambarkan, maka dapat dikatakan bahwa gagasan bahasa

menafsirkan dunia sosial kita yang sepenuhnya dapat dihargai. Suatu teks

akan dapat dipahami dengan baik ketika kita memahami konteks situasi teks

tersebut. Sehubungan dengan hal ini, Firth (1957: 182) berpendapat

bahwa konteks situasi paling baik digunakan sebagai konstruksi skematis

yang cocok untuk diterapkan pada peristiwa bahasa. Hal itu adalah kelompok

kategori terkait pada tingkatan yang berbeda dari kategori gramatikal, tetapi

menyerupai abstrak alam. Firth juga menyatakan bahwa kategori umum yang

memiliki relevansi dengan teks adalah sebagai berikut.

a. Partisipan dengan fitur yang relevan, yakni manusia dan kepribadian.

Hal ini bisa berupa aksi verbal dari partisipan, begitu juga aksi

nonverbal.

b. Objek yang relevan

c. Efek dari aksi verbal

Halliday (1978:21) memperkenalkan lebih banyak abstraksi yang

memungkinkan kita untuk menginterpretasikan sebuah situasi atau lebih

tepatnya sebuah tipe dari situasi, sebagai sebuah struktur semiotik, dan

sebagai sebuah kumpulan makna yang berasal dari sistem semiotik yang

merupakan suatu budaya. Selanjutnya, Halliday mengatakan sebagai berikut.

Page 24: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

24

“That context of situation is encapsulated in the text, not in any

piecemeal fashion, nor at the other extreme in any mechanical

way, but through a systematic relationship between the social

environment on the one hand, and the functional organisation of

language on the other. If we treat both text and context as

semiotic phenomena, as "modes of meaning", so to speak, we

can get from one to the other in a revealing way.”

(Halliday and Hasan, 1985:12)

Terjemahan:

“Bahwa konteks situasi dikemas dalam teks, bukan dalam mode

yang sedikit-sedikit, tidak juga pada ekstrem lain dalam beberapa

cara mekanik, tetapi melalui hubungan yang sistematik antara

lingkungan sosial pada satu tangan dan struktur fungsional

bahasa pada tangan yang satunya. Jika kita memperlakukan, baik

teks maupun konteks sebagai fenomena semiotik, sebagai “mode

makna”, maka dapat dikatakan bahwa kita tidak bisa

mendapatkannya dari satu ke yang lain dengan cara

pengungkapan.”

Kutipan di atas menjelaskan bahwa konteks situasi dianggap sebagai

bagian dari tiga variabel register. Konteks situasi disusun berdasarkan tiga

parameter, yaitu field, tenor, dan mode. Hal ini secara fungsional

didiversifikasi ke dalam tiga jenis atau mode atau makna yang memungkinkan

prediksi linguistik. Melalui tiga parameter tersebut, maka dapat dilakukan

suatu analisis untuk memprediksikan makna dalam interaksi sosial yang

digambarkan.

Dalam hal ini, konteks situasi dibagi menjadi tiga, yaitu medan teks,

pelibat teks, dan modus teks. Medan teks (field of discourse) merujuk pada

aktivitas sosial yang sedang terjadi serta latar institusi tempat satuan-satuan

bahasa itu muncul. Untuk menganalisis medan, kita dapat mengajukan

Page 25: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

25

pertanyaan, What is going on?, yang mencakup tiga hal, yakni ranah

pengalaman, tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang.

Ranah pengalaman merujuk pada ketransitivan yang mempertanyakan apa

yang terjadi dengan seluruh proses, partisipan, dan sirkumstan. Tujuan jangka

pendek merujuk pada tujuan yang harus segera dicapai. Tujuan itu bersifat

amat konkret. Tujuan jangka panjang merujuk pada tempat teks dalam skema

suatu persoalan yang lebih besar. Demikian pula, tujuan tersebut bersifat lebih

abstrak.

Pelibat teks (tenor of discourse) merujuk pada hakikat relasi antar-

partisipan, termasuk pemahaman peran dan statusnya dalam konteks sosial

dan lingual. Untuk menganalisis pelibat, kita dapat mengajukan pertanyaan,

Who is taking part?, yang mencakup tiga hal, yakni peran agen atau

masyarakat, status sosial, dan jarak sosial.

Peran terkait dengan fungsi yang dijalankan individu atau masyarakat.

Status terkait dengan tempat individu dalam masyarakat sehubungan dengan

orang-orang lain, sejajar atau tidak. Jarak sosial terkait dengan tingkat

pengenalan partisipan terhadap partisipan lainnya, yakni akrab atau memiliki

jarak. Dalam kaitan ini, peran, status, dan jarak sosial dapat bersifat sementara

dan dapat pula permanen.

Modus teks (mode of discourse) merujuk pada bagian bahasa yang sedang

dimainkan dalam situasi, termasuk saluran yang dipilih, apakah lisan atau

tulisan. Untuk menganalisis modus, pertanyaan yang dapat diajukan adalah

Page 26: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

26

What‟ s role assigned to language?, yang mencakup lima hal, yakni peran

bahasa, tipe interaksi, medium, saluran, dan modus retoris.

Ketiga domain dari teks, yaitu field, tenor, dan mode, tidak secara mudah

diaplikasikan dalam suatu analisis bahasa, tetapi lebih akurat. Ketiganya

membentuk suatu konsep dalam merepresentasikan konteks sosial sebagai

lingkungan semiotik tempat orang-orang saling bertukar paham dan

pengertian (Halliday, 1978:22). Ketiga domain ini mengilustrasikan

diversifikasi alam secara fungsional dalam LFS dan membantu analisis untuk

membuat prediksi mengenai makna dari sebuah teks.

Firth adalah ahli linguistik yang pertama kali memperkenalkan LFS ke

dalam prediksi secara linguistik. Dlam hal ini, Firth memfokuskan pada

kesuksesan dalam komunikasi, yakni ada seseorang yang bergabung dalam

suatu organisasi sosial, maka dia akan belajar untuk mengatakan “apa yang

orang lain harapkan untuk kita katakan dalam situasi yang diberikan” (Firth,

1957:28).

Konteks situasi memfasilitasi komunikasi karena dalam suatu komunikasi

diperbolehkan seorang petutur untuk memahami apa yang akan dikatakan

dalam suatu situasi yang ada. Hal ini berarti bahwa seseorang dapat bertukar

pendapat atau paham secara tidak langsung dalam suatu kerangka yang sudah

diketahui akan terjadi (Halliday and Hasan, 1985:9). Poin ini lebih

dikembangkan, kemudian dilihat lebih jauh lagi ke dalam hubungan antara

konteks situasi dan strata yang lebih rendah sehingga ditemukan bagaimana

Page 27: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

27

makna keseluruhan yang merupakan hasil realisasi dari fitur situasional field,

tenor, dan mode teks pada level semantik.

Peran bahasa terkait dengan kedudukan bahasa dalam aktivitas. Oleh

karena itu, bisa saja bahasa bersifat wajib (konstitutif) atau tambahan. Peran

wajib terjadi apabila bahasa diperankan sebagai aktivitas keseluruhan. Peran

tambahan terjadi apabila bahasa berfungsi hanya membantu aktivitas lainnya.

Namun, tipe interaksi merujuk pada jumlah pelaku, baik monologis maupun

dialogis. Selanjutnya, medium terkait dengan sarana yang digunakan, yakni

bisa berbentuk lisan, tulisan, ataupun isyarat. Saluran berkaitan dengan

bagaimana teks itu dapat diterima, seperti fonis, grafis, atau visual. Modus

retoris merujuk pada perasaan teks secara keseluruhan, yakni persuasif,

kesastraan, akademis, edukatif, mantra, dan sebagainya. Semuanya saling

berhubungan dalam suatu teks sehingga menimbulkan suatu makna.

Sudah ditekankan bahwa baik konteks situasi maupun bahasa secara

fungsional telah didiversifikasikan. Hal ini mengarahkan kita pada penemuan

pola yang merespons pola-pola yang berbeda dalam lingkungan suatu teks.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada korelasi sistematik di antara

konteks situasi dan struktur fungsional dari sistem semantik berdasarkan

ketiga variabel yang ada, yaitu field, tenor, dan mode. Dalam hal ini, maka

dimungkinkan untuk memperkenalkan masalah tempat tiap-tiap metafungsi

dan makna potensial dapat diaktifkan sebagai variabel situasional yang

partikular. Dalam kaitan ini, field direalisasikan sebagai makna ideasional,

Page 28: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

28

tenor sebagai makna interpersonal, dan mode sebagai makna tekstual. Hal ini

dijabarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2 Realisasi Konteks Situasi dalam Metafungsi Bahasa

(Dimodifikasi dari Halliday and Hasan, 1985:26)

2.3.5 Retorika

Retorika didefiniksikan sebagai praktik penggunaan bahasa untuk

meyakinkan atau memengaruhi orang lain dan bahasa yang dihasilkan dari

praktik tersebut (Hartley, 1994:266). “Retorika adalah teknik pemakaian

bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada

pengetahuan yang tersusun baik” (Keraf, 2007:3). Hal ini berarti bahwa

retorika dapat berupa tulisan ataupun bahasa lisan. Uraian sistematis retorika

yang pertama dibuat oleh Corax, orang Syracuse, bagian dari Pulau Sicilia. Ia

Situasi:

Direalisasiakan

oleh Teks:

Fitur Konteks

Komponen Fungsional Sistem

Semantik

Field Experential Meanings

What is going on? (Transitivity)

Tenor Interpersonal Meanings

Who are taking

part? (Mood, Modality, etc)

Mode Textual Meanings

Role assigned to

language (Theme, Cohesion, etc)

Page 29: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

29

menulis sebuah makalah retorika berjudul Techne Logon (seni kata-kata)

untuk membantu kaumnya memperoleh kembali hak milik tanah yang

sebelumnya dikuasai para tiran. Selain itu, ia juga membagi pidato menjadi

lima bagian, yakni pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan

simpulan (Rakhmat, 1992).

Seorang ahli retorika klasik lainnya, Aristoteles, menyebutkan tiga cara

untuk memengaruhi manusia (Bormann, 1986; Rakhmat, 1992), yakni dengan

cara sebagai berikut.

(1) Ethos: menunjukkan kepada khalayak bahwa pembicara memiliki

pengetahuan yang luas, kepribadian terpercaya, dan status terhormat.

(2) Pathos: menyentuh hati khalayak melalui perasaan, emosi, harapan,

dan sebagainya.

(3) Logos: mengajukan bukti atau sesuatu yang dapat dianggap sebagai

bukti sehingga disebut juga sebagai pendekatan melalui akal.

Para ahli retorika dari Yunani dan Romawi membagi retorika menjadi

lima cakupan studi yang disebut sebagai lima hukum (kanon) retorika

(Bormann, 1986; Griffin, 2003). Kelima hukum tersebut adalah seperti di

bawah ini.

(1) Penemuan (invention), yakni menemukan alasan yang meyakinkan.

(2) Penyusunan (arrangement), menyusun material untuk memperoleh

hasil terbaik.

(3) Gaya (style), yakni pemilihan bahasa yang sesuai.

Page 30: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

30

(4) Penyampaian (delivery), yakni mengarah pada pengombinasian suara

dan gerak tubuh.

(5) Memori (memory), yakni merupakan tahapan penguasaan isi dan

melakukan latihan.

Retorika modern lebih sering diartikan sebagai seni berbicara atau

kemampuan berbicara dan berkhotbah (Hendrikus, 2009) sehingga efektivitas

penyampaian pesan pembicara dalam retorika sangat dipengaruhi oleh teknik

atau keterampilan berbicara. Pernyataan Griffin (2003) mengenai kesuksesan

retorika juga mensyaratkan adanya eloquence atau kefasihan (keterampilan)

berbicara. Pada abad ke-20 istilah retorika mulai digeser oleh istilah speech,

speech communication, atau public speaking (Rakhmat, 1992).

Keterampilan komunikasi seorang komunikator dapat dinilai melalui

pemenuhan beberapa aspek (DeVito, 1997; Hasling, 2006; Hendrikus, 2009;

Rakhmat, 1992), yakni sebagai berikut.

(1) Kefasihan komunikasi komunikator (eloquence), yaitu mengarah pada

sistem verbal dan nonverbal komunikator serta metode yang digunakan

dalam penyampaian pidato.

(2) Pengorganisasian pesan, yaitu mengacu pada tema yang dipilih, tujuan

komunikasi, kesiapan materi oleh komunikator, serta penguasaan

komunikator tehadap isi pesan.

Page 31: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

31

(3) Dari segi partisipan, yakni yang dimaksud adalah penguasaan

komunikator terhadap audience, bagaimana komunikator menganalisis

audience kemudian menggunakan pendekatan yang tepat.

(4) Dari segi alat bantu, yakni bagaimana komunikator menggunakan alat

bantu yang disediakan.

2.4 Model Penelitian

Penelitian ini menganalisis sistem transitivitas dan hubungannya dengan

konteks situasi. Data yang dianalisis adalah data yang berupa teks pidato

pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Teori yang digunakan

dalam analisis adalah teori LFS yang dikemukakan oleh Halliday. Dalam

teori tersebut dibahas mengenai sistem transitivitas dan konteks situasi.

Selanjutnya, ilustrasi dari model penelitian ini digambarkan pada bagan

berikut ini.

Data yang dipilih, yaitu berupa teks pidato berbahasa Inggris yang

merupakan teks pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Data dianalisisis dengan menggunakan teori LFS yang dikemukakan oleh

Halliday. Pertama, dilihat sistem transitivitas pada data dengan menghitung

persentase kemunculan proses, siapa saja partisipan yang ada, dan seperti

apa sirkumstan yang terkait di dalamnya. Kedua, data dianalisis dengan

konteks situasinya, yaitu dicari apakah medan teksnya, siapa saja pelibat

teks, dan modus teks pidato. Setelah ditemukan, kemudian dicari hubungan

Page 32: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

32

yang terkait antara sistem transitivitas dan konteks situasinya serta dengan

kekuatan retorika.

Page 33: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

33

Ilustrasi Model Penelitian

Teks Pidato

Pelantikan Barack Obama

Teori

Sistemik Fungsional Linguistik

Sistem Transitivitas

Konteks Situasi

Hubungan Transitivitas dan

Konteks Situasi

Proses Partisipan Sirkumstan Medan Pelibat Modus

Teori

Retorika

Hubungan Transitivitas

dan Retorika

Hasil Analisis

Simpulan dan Saran

Page 34: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, suatu penelitian yang umum digunakan ilmu-ilmu sosial, dan

sering berupa penyelidikan perubahan masyarakat yang bersifat longitudinal

(Surakhmad, 1990: 140). Pada penelitian ini mula-mula data yang

ditemukan diklasifikasikan, kemudian data tersebut dianalisis. Metode ini

juga sering disebut dengan metode analitik. Metode penelitian bahasa

berkaitan dengan tujuan penelitian serta melibatkan pengumpulan dan

pemilihan data. Secara garis besar, penelitian deskriptif ini memusatkan

perhatian pada sifat-sifat data secara alami atau secara apa adanya, yang

secara empiris hidup dalam penutur-penutur bahasa sehingga hasil yang

diperoleh merupakan pemerian bahasa yang aktual (Sudaryanto, 1987).

Pendekatan kuantitatif juga digunakan karena ada beberapa perhitungan

yang memerlukan statistik dasar untuk membantu analisis data.

3.1 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan sebagai data dalam tulisan ini adalah

sumber tertulis dan lisan, yaitu pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat,

Barack Obama. Data didapatkan dengan cara mengunduh dari media

34

Page 35: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

35

internet, yaitu dari situs www.whitehouse.gov. Jadi, dapat dikatakan bahwa

data yang dipakai bersifat primer karena diperoleh langsung dari hasil

unduhan, bukan dari analisis yang sudah digunakan sebelumnya.

Pemilihan pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama

sebagai subjek analisis didasari pemikiran bahwa pidato tersebut dirangkai

oleh klausa-klausa yang memiliki kelugasan dalam pemilihan katanya.

Pemilihan kata, baik dari segi predikat, kata benda, objek klausa, maupun

keterangannya sangat beragam dan tidak diulang-ulang. Hal ini sangat

membantu analisis, termasuk penghitungan kemunculan sistem transitivitas.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode simak, yaitu dengan teknik dasar

simak bebas libat cakap, kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan simak

catat (Sudaryanto, 1988). Teknik ini digunakan karena sumber data yang

digunakan adalah sumber data tertulis dan lisan.

Adapun proses pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

berikut ini.

1. Teks pidato dibaca secara keseluruhan.

2. Bagian dari teks pidato dipilah dan dicatat, kemudian dipilah dalam

kategori proses, partisipan, dan sirkumstan.

Page 36: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

36

3. Untuk data lisan, dilakukan pencatatan pada bagian-bagian yang

mendukung analisis retorika dan diberikan penandaan untuk

memperjelas maksud dari data.

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data didefinisikan sebagai proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola dan kategori sehingga dapat ditemukan

tema, kemudian dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh

data (Moleong, 2007:280). Berdasarkan definisi tersebut, maka data

penelitian ini dianalisis, diurut, dikategorikan, dan diolah berdasarkan

kerangka teori.

Dalam hal ini, data yang digunakan adalah data tertulis dan lisan yang

berupa pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Berikut ini adalah

prosedur analisisnya.

(1) Data yang sudah dipilah, kemudian diidentifikasi dan dihitung persentase

kemunculannya.

(2) Berdasarkan hasil persentase, data dianalisis untuk menemukan alasan

kemunculan tipe proses transitivitas yang mendominasi.

(3) Data juga dipilah untuk memperoleh tipe sirkumstan yang muncul.

(4) Data kemudian diidentifikasikan dan dianalisis ke dalam konteks

situasinya.

Page 37: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

37

(5) Hasil dari analisis (1), (2), (3), dan (4), kemudian dideskripsikan untuk

menemukan jawaban kekuatan retorika dalam teks pidato pelantikan

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

(6) Menginterpretasikan hasil analisis.

3.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Ada dua jenis metode penyajian hasil analisis, yaitu metode formal dan

metode informal. Dalam metode formal, hasil analisis disajikan dengan

menggunakan tanda atau lambang, sedangkan dalam metode informal, hasil

analisis disajikan dengan kata-kata biasa.

Data yang sudah ditemukan, kemudian disajikan secara deskriptif

berdasarkan teori yang digunakan, yaitu teori LFS. Selanjutnya, data

dibuatkan presentasi kemunculan proses, partisipan, dan sirkumstan dengan

statistik sederhana. Setelah itu, dicari hubungan antara transitivitas (proses,

partisipan, dan sirkumstan) dengan konteks situasi. Pada tahapan akhir

dipresentasikan bagaimana hubungan antara transitivitas dan kekuatan

retorika. Kemudian, ditutup dengan simpulan yang ditemukan dan

dilengkapi dengan saran.

Page 38: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

38

BAB IV

ANALISIS TRANSITIVITAS

4.1 Tipe Proses dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Amerika Serikat,

Barack Obama

Fungsi ideasional dikatakan sebagai fungsi bahasa karena melalui fungsi

ini, baik penutur maupun penulis terikat dengan pengalamannya dan

berhubungan dengan fenomena yang ada di dunia. Selain itu, juga termasuk

pengalaman internal dalam alam sadarnya, reaksinya, pemahaman, dan

persepsi, di samping tindakan linguistiknya dalam berbicara dan memahami

(Halliday, 1971: 332). Dengan kata lain, fungsi ini membawa informasi baru

untuk membahas hal yang tidak diketahui petutur. Fungsi ini merefleksikan

kejadian dan pengalaman, baik secara objektif maupun subjektif. Dalam

hubungan ini transitivitas merupakan hal yang dibahas ketika membicarakan

fungsi ideasional. Fungsi ini tidak hanya menspesifikasi pilihan yang ada

secara semantis, tetapi juga mendefinisikan kealamian realisasi strukturalnya

(Zhuanglin, 1988:312). Fungsi ideasional biasanya direpresentasikan oleh

sistem transitivitas dalam tata bahasa. Sistem transitivitas terdiri atas enam

proses, yaitu proses material, proses relasional, proses mental, proses verbal,

proses behavioral, dan proses eksistensial.

Dalam Teks Pidato Pelantikan Barack Obama sebagai Presiden Amerika

Serikat, ditemukan keenam jenis proses transitivitas tersebut. Dalam hal ini

38

Page 39: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

39

yang mendominasi adalah proses material, kemudian diikuti proses relasional,

proses mental, proses behavioral, proses verbal, dan kemudian proses

eksistensial.

4.1.1 Proses Material

Dalam Teks Pidato Pelantikan Barack Obama paling banyak ditemukan

contoh tipe proses material. Proses material adalah process of doing. Proses

ini biasanya diindikasikan oleh kata kerja yang mengekspresikan tindakan,

baik berupa tindakan nyata maupun abstrak. Biasanya, dalam proses material

muncul dua partisipan, yaitu actor dan goal. Actor biasanya menunjukkan

subjeknya, sedangkan goal menunjukkan objeknya Kedua partisipan ini

biasanya direalisasikan dengan menggunakan kata benda.

Dominasi proses ini dalam Teks Pidato Pelantikan Barack Obama, yakni

menunjukkan bahwa Obama ingin menegaskan dalam kepemimpinannya

nanti, dia akan lebih banyak melakukan tindakan untuk pencapaian target

yang ditentukannya. Pemilihan kata-kata kerja yang merupakan proses

material memiliki kemampuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa apa yang

akan dilakukan, meningkatkan kepercayaan diri warga Amerika Serikat, dan

mampu membuat warga memberi dukungan untuk mencapai semua tujuan itu.

Beberapa contoh proses material yang ditemukan, yakni sebagai berikut.

Page 40: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

40

a. Forty-four Americans have now taken the presidential oath

empat puluh

empat

warga

Amerika telah sekarang mengambil kepresidenan sumpah

(Proses Material)

Empat puluh empat warga Amerika telah diambil sumpahnya sebagai presiden.

b. On this day, we have chosen hope over fear

di ini hari, kita telah memilih harapan

di

atas ketakutan

(Proses

Material)

Pada hari ini, kita telah memilih harapan daripada ketakutan.

c. They packed up their few worldly possessions

mereka mengemas naik mereka sedikit duniawi milik

(Proses Material)

Mereka mengemas sedikit milik mereka.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa proses material adalah proses

yang menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dan

ditujukan kepada suatu hal yang ada di luar dirinya. Proses material yang

ditunjukkan oleh have now taken, have chosen, dan packed up

memperlihatkan adanya aktivitas yang dilakukan oleh actor terhadap goal.

Proses material sebagai ekspresi aktivitas fisik, tidak hanya dalam pengertian

fisik yang sempit, seperti mempertukarkan benda atau melakukan perbuatan

terhadap suatu benda. Obama banyak menggunakan bentuk proses material

untuk meyakinkan warga Amerika Serikat untuk berjuang bersama, dalam

bentuk tindakan nyata yang pasti, untuk memperbaiki perekonomian Amerika

Serikat pada saat itu. Dalam mewujudkan semua itu tentunya akan ada

Page 41: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

41

partisipan yang berpartisipasi, baik sebagai actor maupun sebagai goal. Hal

ini dijabarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3 Sirkumstan dan Partisipan dalam Proses Material

Dalam tabel dapat dilihat hubungan antara partisipan satu dan yang lain.

Dimana hubungan ini dikuatkan oleh proses materialnya. Sirkumstan tidak

selalu hadir dalam tiap proses, tetapi kehadiran sirkumstan memberikan

penjelasan mengenai proses tersebut dengan lebih rinci.

4.1.2 Proses Relasional

Proses relasional dikatakan sebagai proses yang menunjukkan atau

berfungsi untuk menghubungkan antara satu entitas dengan entitas yang

lainnya. Hubungan yang dimaksud dapat berupa hubungan antara pemilik

dengan milik yang disebut sebagai hubungan kepemilikan, di samping dapat

berupa hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya yang disebut

dengan hubungan atributif atau dapat pula hubungan antara satu entitas

Sirkumstan Partisipan 1 Proses Partisipan 2

Forty-four

Americans

have

now

taken the presidential oath

On this

day we

have

chosen hope over fear

They

packed

up their few worldly possessions

Actor

Proses

Material Goal

Page 42: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

42

dengan lingkungan seperti lingkungan tempat atau yang lainnya yang disebut

dengan hubungan identifikasi.

Dalam data, proses relasional menduduki peringkat kedua dilihat dari

kemunculannya. Proses relasional atributif ditunjukkan oleh kata kerja be

ataupun sinonim, dalam hal ini partisipan yang terlibat direalisasikan dengan

kata benda yang disebut dengan carrier dan atribut. Kalimat dengan proses

relasional atributif tidak bisa dijadikan bentuk pasif. Perubahan ini bisa dilihat

pada data berikut ini.

Klausa sebenarnya:

We are in the midst of crisis.

Klausa kemungkinan lain:

We locate in the midst of crisis.

Kemungkinan bentuk pasif:

In the midst of crisis is located by we. (tidak bermakna)

Dari uraian di atas, bentuk kalimat atau klausa yang menggunakan proses

relasional atributif tidak bisa dijadikan bentuk pasif karena maknanya akan

berbeda. Beberapa contoh proses relational atributif yang ditemukan dalam

data, yakni seperti berikut ini.

a. It must be with this generation of Americans

ini harus adalah dengan ini generasi dari warga Amerika

(Proses

Relasional)

Ini adalah keharusan dengan generasi Amerika saat ini.

Page 43: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

43

b. We are in the midst of crisis

Kita adalah di dalam sebuah tengah-tengah dari krisis

(Proses Relasional)

Kita berada di tengah-tengah krisis.

c. These are the indicators of crisis

Ini adalah itu indikator dari krisis

(Proses Relasional)

Ini adalah indikator-indikator krisis.

Partisipan yang terlibat dijabarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4 Proses Relasional Atributif

P

r

Proses relasional identifikasi bertolak belakang dengan proses relasional

atributif, baik secara semantik maupun gramatikal. Secara semantik, klausa

identifikasi tidak mengklasifikasikan, tetapi mengidentifikasikan. Di sini

subjek biasanya merupakan pemegang identitas objek. Secara gramatikal,

proses ini mencakup dua partisipan, yaitu token (sebagai hal yang

didefinisikan) dan value (sebagai definisi). Kalimat dengan proses ini bisa

dijadikan bentuk pasif. Namun, dalam kalimat aktif, token selalu ditempatkan

Partisipan 1 Proses Partisipan 2

It must be with this generation of americans

we are in the midst of crisis

These are the indicators of crisis

Carrier

Proses

Relasional Attribute

Page 44: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

44

sebagai subjek, sedangkan dalam kalimat pasif value ditempatkan sebagai

subjek. Contoh kalimat dengan proses relasional identifikasi yang ditemukan

dalam data adalah sebagai berikut.

a. Nor is the question before us

tidak adalah itu pertanyaan sebelum kita

(Proses Relasional)

whether the market is a force for good or ill

apakah itu pasar adalah sebuah paksaan untuk baik atau sakit

Tidak adalah pertanyaan sebelumnya apakah pasar adalah paksaan untuk kebaikan atau keburukan.

b. they are the guardians of liberty.

mereka adalah itu penjaga dari kebebasan

(Proses

Relasional)

Mereka adalah penjaga kebebasan kita.

c. This is the price and the promise of citizenship.

ini adalah itu harga dan itu janji dari kewarganegaraan

(Proses

Relasional)

Ini adalah harga dan janji dari kewarganegaraan.

Page 45: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

45

Partisipan yang terlibat dijabarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5 Proses Relasional Identifikasi

Pada komposisi di atas, tampak bahwa secara sistemik hubungan antara

proses relasional dengan partisipan memiliki pelabelan yang berbeda antara

proses relasional atributif dan proses relasional identifikasi. Pada proses

relasional atributif, pelabelan partisipan disebut dengan carrier dan attribute.

Dalam kaitan ini it, we, this, yakni merupakan contoh carrier yang ditemukan

dalam data. Carrier tersebut diikuti oleh atribut yang bisa berupa kualitas,

klasifikasi, ataupun deskripsi yang menjelaskan apa itu carrier. Atribut yang

ditemukan dalam data, misalnya, the question before us whether the market is

a force for good or ill, the guardians of our liberty, the price and the promise

of citizenship, menunjukkan deskripsi carrier-nya.

Partisipan 1 Proses Partisipan 2

Nor is

the question before us whether the market is a force for

good or ill

They are the guardians of our liberty

This is the price and the promise of citizenship

Token

Proses

Relasional Value

Page 46: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

46

Pada proses relasional identifikasi, partisipan yang berperan sebagai

subjek disebut dengan token, tetapi partisipan yang berperan sebagai objek

disebut value. Misalnya, pada contoh yang dijabarkan dalam tabel di atas,

seperti nor, they, this, yakni merupakan subjek klausa yang disebut dengan

token, sedangkan perannya sebagai sesuatu yang akan didefinisikan oleh

value. Seperti pada contoh klausa pertama: Nor is the question before us

whether the market is a force for good or ill. Nor disebut sebagai token, dan

the question before us whether the market is a force for good or ill disebut

value yang bertugas memberikan identifikasi terhadap nor.

4.1.3 Proses Mental

Dalam data, proses mental ada pada peringkat ketiga dilihat dari

persentase kemunculannya. Orang biasanya tidak hanya membicarakan suatu

hal yang kasat mata seperti dalam proses material, tetapi juga mengenai apa

yang dirasakan atau yang dipikirkan. Dalam hal ini yang membedakan proses

mental dengan proses material adalah cara pembuktiannya. Prosel material

bisa diketahui dengan mengajukan pertanyaan, seperti “Apa yang x lakukan

terhadap y?‟, sedangkan untuk proses mental bisa dibuktikan dengan

pertanyaan, seperti “Apa yang kamu pikirkan mengenai x?”.

Halliday membagi proses mental menjadi tiga kelas, yaitu kognisi, afeksi,

dan persepsi (Eggins, 1994). Proses mental juga dibedakan dengan proses

material dari jumlah partisipannya. Dalam proses mental harus ada dua

Page 47: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

47

partisipan yang terlibat. Salah satu partisipan harus manusia yang disebut

sebagai senser, sedangkan partisipan yang lain disebut phenomenon. Ada dua

tipe phenomenon dalam proses mental, yaitu aksi dan fakta. Beberapa proses

mental yang ditemukan dalam data adalah sebagai berikut.

a. In reaffirming the greatness of our nation we understand

di

dalam menandaskan itu kebesaran dari kita negara kita mengerti

(Proses Mental)

that greatness is never a given

itu kebesaran adalah

tidak

pernah sebuah memberi

Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran bukanlah suatu pemberian.

b. But this crisis has reminded us

tapi ini krisis telah mengingatkan kita

(Proses Mental)

Akan tetapi krisis ini telah mengingatkan kita

c. We will not apologize for our way of life

kita akan tidak minta maaf untuk kita jalan dari hidup

(Proses Mental)

Kita tidak akan meminta maaf atas cara hidup kita

Proses mental, seperti understand, reminded, dan apologize, yakni

merupakan proses yang berkaitan dengan aktivitas kognisi, wilayahnya masih

berada pada ruang pikiran, dan objek kognisi tersebut juga menyangkut hal-

hal yang abstrak yang dilabeli dengan nama phenomenon. Dengan demikian,

partisipan pertama secara logis dinamakan senser. Selanjutnya, penjabaran

Page 48: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

48

partisipan yang terlibat dalam proses mental dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 6 Sirkumstan dan Partisipan dalam Proses Mental

Partisipan 1 Proses Partisipan 2 Sirkumstan

We understand

that greatness is never a

given

this crisis has reminded us

This

will not

apologize

for our way of

life

Senser Proses Mental Phenomenon

Sirkumstan

sebab

4.1.4 Proses Verbal

Proses verbal biasanya terdiri atas tiga partisipan, yaitu sayer, receiver,

dan verbiage. Sayer adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya proses

verbal itu, tidak harus merupakan partisipan hidup. Receiver merupakan

simbol kepada siapa proses verbal itu ditujukan. Selanjutnya, verbiage adalah

pernyataan yang dinominalisasikan oleh proses verbal.

Beberapa proses verbal yang ditemukan dalam data adalah seperti berikut

ini.

Page 49: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

49

a. Today I say to you that

hari

ini saya mengatakan kepada anda itu

(Proses Verbal)

the challenges we face are real

itu tantangan kami wajah adalah nyata

Hari ini saya mengatakan pada kalian semua bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi adalah nyata.

b. The question we ask today

itu pertanyaan kita tanya

hari

ini

(Proses

verbal)

Pertanyaan yang kita tanyakan hari ini.

c. the knowledge that God calls on us to shape

itu pengetahuan itu Tuhan panggil di atas kita untuk bentuk

(Proses Verbal)

an uncertain destiny

sebuah tidak pasti tujuan

Pengetahuan yang Tuhan panggil kepada kita untuk membentuk suatu tujuan yang tidak pasti.

Secara semantik proses verbal adalah proses yang menunjukkan suatu

aktivitas atau perbuatan yang menyangkut komunikasi antarpelibat yang

berada dalam lingkup komunikasi verbal seperti mempertukarkan informasi.

Pada ketiga contoh di atas, dalam setiap unit pengalaman linguistik terdapat

Page 50: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

50

masing-masing satu proses verbal, yaitu say, ask, dan calls. Proses-proses

verbal tersebut dapat berhubungan dengan dua partisipan. Hubungan tersebut

dijabarkan pada tabel di bawah ini

Tabel 7 Sirkumstan dan Partisipan dalam Proses Verbal

Sirkumstan

Partisipan

1 Proses

Partisipan

2 Sirkumstan

Today I say to you that the challenges we face are real

we ask

today

the knowledge

that God calls on us to shape an uncertain destiny

Sayer

Proses

Verbal Receiver

4.1.5 Proses Behavioral

Menurut Halliday (dalam Eggins, 1994), proses tingkah laku adalah

perpaduan antara proses material dan proses mental. Oleh karena itu, makna

yang diperoleh juga merupakan perpaduan anatara proses material dan proses

mental. Mayoritas proses ini hanya memiliki satu partisipan, yang disebut

sebagai behaver. Dalam hal ini, walaupun ada partisipan lain yang terlibat,

bukan merupakan statement ulang proses yang disebut phenomenon.

Page 51: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

51

Beberapa proses behavioral yang ditemukan dalam data adalah sebagai

berikut.

a. the challenges we face are real

itu tantangan kami wajah adalah nyata

(proses

behavioral)

Tantangan-tantangan yang kita hadapi adalah nyata.

b. And so to all the people and governments

dan jadi kepada semua itu orang dan pemerintah

who are watching Today.

siapa adalah melihat hari ini

(Proses Verbal)

Dan juga, kepada semua orang dan pemerintah yang melihat hari ini.

c. we can meet those new threats that demand

kita bisa bertemu itu baru ancaman itu permintaan

(Proses verbal)

even greater effort

bahkan

lebih

besar upaya

Kita bisa bertemu ancaman yang baru yang menuntut usaha yang lebih besar.

Pada contoh di atas, proses behavorial hanya dapat bervalensi dengan satu

partisipan. Proses ini menunjukkan aktivitas fisiologis dalam pengertian luas,

baik perilaku fisik yang dapat dilihat seperti gerakan badan, mimik, maupun

perilaku fisik yang lebih abstrak. Penjabaran hubungan proses behavorial

dengan partisipan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 52: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

52

Tabel 8 Sirkumstan dan Partisipan dalam Proses Behavioral

Sirkumstan Partisipan 1 Proses Partisipan 2 Sirkumstan

We face

are real

to all the

people and

governments

who

are

watching

today

Guided by

these

principles

once more we can meet

those new threats

that demand even

greater effort

Behaver

Proses

Behavioral Phenomenon

4.1.6 Proses Eksistensial

Proses ini merupakan suatu proses yang mengekspresikan keberadaan

suatu benda bahwa benda itu memang nyata atau benar-benar ada. Proses ini

ditandai dengan munculnya kata there.

Contoh proses eksistensial yang ditemukan dalam data adalah sebagai

berikut.

Page 53: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

53

firm in the knowledge that there is nothing

keras di itu pengetahuan itu di

sana adalah tidak ada

(Proses Eksistensial)

Berdasarkan jabaran analisis sistem transitivitas di atas, dapat dikatakan

bahwa dalam satu unit pengalaman linguistik apabila dilihat dari segi

semantik, merupakan unsur pusat karena unsur tersebut dapat menentukan

kehadiran partisipan. Berikut ini adalah perincian persentase kemunculan tipe

proses transitivitas dalam data.

Tabel 9 Persentase Tipe Proses Transitivitas dalam Teks Pidato Pelantikan

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama

Tipe Proses Transitivitas Kemunculan Persentase Kemunculan

1. Proses Material 294 59.93%

2. Proses Relasional 84 16.29%

3. Proses Mental 78 15.96%

4. Proses Behavioral 17 3.26%

5. Proses Verbal 15 2.93%

6. Proses Eksistensial 1 1.63%

Dengan kata lain, unsur proses akan menentukan kehadiran partisipan,

baik kuantitas maupun kualitasnya. Konsep valensi bagi unsur proses dalam

analisis ini, khususnya dalam identifikasi ciri semantik hanya

mengidentifikasi valensi yang bersifat wajib. Sementara itu, adanya struktur

semantik lain yang melampaui valensi wajib tidak dibahas karena kehadiran

unsur keterangan bersifat manasuka. Dengan kata lain, struktur inti satu unit

Page 54: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

54

pengalaman linguistik hanyalah menyangkut valensi antara proses dan

partisipan.

4.2 Sirkumstan dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Amerika Serikat,

Barack Obama

Sirkumstan dapat didefinisikan sebagai lingkungan, sifat, atau lokasi

tempat berlangsungnya suatu proses. Sirkumstan berada di luar jangkauan

proses. Oleh karena itu, sirkumstan berlaku dalam semua jenis proses.

Sirkumstan dapat disetarakan dengan keterangan yang lazim digunakan dalam

tata bahasa tradisional.

Sirkumstan terdiri atas rentang yang dapat berupa jarak atau waktu, lokasi

yang mencakup tempat dan waktu, cara, sebab, lingkungan, penyerta, peran,

masalah, dan sudut pandang. Dalam data ditemukan ketujuh macam

sirkumstan.

Berikut ini adalah contoh kemunculan sirkumstan dalam data.

1. Sirkumstan Lokasi

Our nation is at war against a far-reaching network of violence and

hatred.

Terjemahan:

Negara kita sedang berperang melawan jaringan pembunuhan dan

permusuhan yang sulit dicapai.

Page 55: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

55

2. Sirkumstan Cara

So it has been; so it must be with this generation of Americans.

Terjemahan:

Jadi, inilah, jadi ini yang harus dilakukan oleh generasi Amerika.

3. Sirkumstan Sebab

I thank President Bush for his service to our nation -- (applause) --

as well as the generosity and cooperation he has shown throughout

this transition.

Terjemahan:

Saya berterima kasih pada Presiden Bush atas pelayanannya terhadap

negara kita ----tepuk tangan---- dan juga atas kemurahan hati dan

kerja sama yang ditunjukkannya dalam transisi ini.

4. Sirkumstan Penyerta

..., nor can we consume the world's resources without regard to

effect.

Terjemahan:

Tidak bisa kita mengonsumsi sumber daya alam dunia tanpa

memperhitungkan dampaknya.

5. Sirkumstan Rentang

They will not be met easily or in a short span of time.

Terjemahan:

Mereka tidak akan mudah ditemui atau dalam waktu yang singkat.

Page 56: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

56

6. Sirkumstan Peran

They have something to tell us, just as the fallen heroes who lie in

Arlington whisper through the ages.

Terjemahan:

Mereka memiliki sesuatu untuk diberitahukan pada kita, seperti

pahlawan yang gugur yang terbaring di bisikan Arlington selama

bertahun-tahun.

7. Sirkumstan Masalah

...that in the depth of winter, when nothing but hope and virtue could

survive....

Terjemahan:

...bahwa di dalam dinginnya musim dingin, ketika tidak ada apa pun

kecuali harapan dan keberanian dapat berjuang....

Selanjutnya berikut ini adalah persentase kemunculan tiap-tiap jenis

sirkumstan.

Tabel 10 Persentase Kemunculan Sirkumstan

No. Sirkumstan Persentase Kemunculan

1 Lokasi 48.2%

2 Cara 23.5%

3 Sebab 11.8%

4 Penyerta 7.05%

5 Rentang 3.5%

6 Peran 3.5%

7 Masalah 2.4%

Page 57: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

57

Dari ketujuh sirkumstan yang ditemukan dalam data, maka dapat dilihat

bahwa ada sirkumstan yang kemunculannya mendominasi ataupun hanya

muncul sesekali. Dalam data, sirkumstan yang mendominasi adalah lokasi

yang memiliki persentase kemunculan sebesar 48,2%. Posisi kedua diduduki

oleh sirkumstan cara dengan persentase kemunculan sebesar 23.5%.

Selanjutnya, ketiga ditempati sirkumstan sebab sebesar 11.8% dan penyerta

pada posisi keempat dengan persentase kemunculan sebesar 7.05%. Dominasi

keempat sirkumstan ini dapat dikatakan bahwa Obama ingin menekankan

keberadaan warga Amerika Serikat dan bagaimana leluhur mereka dulu

berjuang untuk membangun Amerika.

Obama juga mengemukakan ide-idenya bagaimana cara untuk

memperbaiki keadaan Amerika Serikat yang mengalami keterpurukan pada

masa itu. Beberapa penyebab yang menimpa Amerika diungkapkan kembali,

yakni semata-mata untuk mengingatkan warga Amerika sebagai peserta agar

tidak lemah dan berjuang bersama untuk membangun kembali Amerika

sehingga nantinya semua penyebab tersebuat harus dijadikan tolok ukur dalam

bertindak dan membangun Amerika.

Selanjutnya, tiga sirkumstan yang muncul pada posisi akhir, yaitu

sirkumstan rentang dengan persentase kemunculan 3.5%, sirkumstan peran

muncul sebanyak 3.5%, dan sirkumstan masalah dengan persentase 2.4 %.

Dalam hal ini Obama tidak menyatakan berapa lama waktu yang akan

diperlukan untuk membangun kembali Amerika. Dalam pidatonya, Obama

Page 58: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

58

juga tidak menyalahkan siapa dan apa, tetapi mengharapkan agar warga

Amerika bersatu untuk kebaikan bersama.

4.3 Konteks Situasi dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Amerika

Serikat, Barack Obama

Dalam analisis konteks situasi pada suatu teks, ada tiga domain penting

yang terlibat, yaitu field, tenor, dan mode. Ketiga domain tersebut dijabarkan

satu per satu berikut ini.

4.3.1 Field

Dalam analisis field of discourse ada tiga hal penting yang perlu ditelaah,

yaitu ranah pengalaman, tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang.

Ranah pengalaman merujuk pada ketransitifan yang mempertanyakan apa

yang terjadi dengan seluruh proses, partisipan, dan sirkumstan. Tujuan jangka

pendek merujuk pada tujuan yang harus segera dicapai. Tujuan itu bersifat

amat konkret. Tujuan jangka panjang merujuk pada tempat teks dalam skema

suatu persoalan yang lebih besar. Tujuan tersebut bersifat lebih abstrak.

a. Ranah Pengalaman

Apabila dilihat dari ranah pengalaman yang ditemukan dalam data, maka

dapat dikatakan bahwa semua tipe proses transitivitas ikut terlibat dalam teks

pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dalam hal ini, proses

Page 59: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

59

yang mendominasi adalah proses material, yakni merupakan proses yang

menggambarkan aksi atau perbuatan yang sudah terjadi ataupun yang akan

dilakukan. Dilihat dari sudut partisipan yang terlibat, dapat dikategorikan

menjadi dua kategori umum, yaitu partisipan makhluk hidup dan partisipan

benda mati. Partisipan yang dimaksud adalah kepada siapa pidato ditujukan

dan apa saja yang ingin diungkapkan dalam pidato tersebut. Sirkumstan yang

terlibat dalam data menggambarkan lingkungan teks yang ingin menunjukkan

bagaimana keadaan Amerika, dulu, sekarang, dan Amerika yang dicita-

citakan akan terjadi, termasuk cara dan penyebab ataupun hal yang bisa

dilakukan untuk mengenang serta memperbaiki semua yang menimpa

Amerika.

b. Tujuan Jangka Pendek

Dalam teks ditekankan dengan jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai

Obama bersama-sama dengan warga Amerika. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan teks pidato berikut ini.

“ Today I say to you that the challenges we face are real. They are

serious and they are many. They will not be met easily or in a short

span of time. But know this America: They will be met”

Terjemahan:

„Hari ini saya beri tahukan pada kalian bahwa tantangan yang kita

hadapi adalah nyata. Tantangan itu serius dan banyak. Mereka tidak

Page 60: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

60

akan mudah diatasi atau dalam tempo yang singkat. Akan tetapi,

karena ini adalah Amerika, tantangan itu akan bisa diatasi.‟

Dilihat dari kutipan teks tersebut, Obama sangat mengharapkan agar warga

Amerika dapat bekerja sama dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada

dalam membangun kembali Amerika. Hal itu penting karena Amerika saat itu

berada di tengah-tengah krisis ekonomi yang parah.

c. Tujuan jangka Panjang

Dalam hal ini, tujuan jangka panjang yang ingin dicapai Obama bersama-

sama warga Amerika Serikat adalah memimpin kembali Amerika Serikat

dalam segala hal, seperti yang sudah dilakukan oleh pendahulunya. Amerika

diharapkan akan bangkit lagi dari keterpurukan dan kembali memegang

kendali dalam segala bidang. Hal ini ditunjukkan pada kutipan pidato berikut

ini.

“And so, to all the other peoples and governments who are watching

today, from the grandest capitals to the small village where my

father was born, know that America is a friend of each nation, and

every man, woman and child who seeks a future of peace and

dignity. And we are ready to lead once more.”

Terjemahan:

„Dan juga, pada semua orang dan pemerintah yang melihat hari ini,

dari gedung kapital yang terbesar hingga pada desa kecil tempat

ayahku lahir, mengetahui bahwa Amerika adalah teman setiap

negara, semua laki-laki, wanita, dan anak yang mencari kedamaian

pada masa depan. Kita siap untuk memimpin sekali lagi.‟

Page 61: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

61

Dilihat dari kutipan di atas, Obama menggambarkan tujuannya untuk

Amerika Serikat ke depan. Dia yakin bahwa hal itu bisa diwujudkan kembali

dengan dukungan dari semua warga Amerika Serikat. Meskipun Obama tidak

bisa memprediksikan kapan hal itu akan dapat terwujud, dengan keyakinan

sebagai orang Amerika, Obama percaya bahwa hal tersebut dapat diwujudkan.

4.3.2 Tenor

Tenor merujuk pada hakikat relasi antarpartisipan, termasuk pemahaman

peran dan statusnya dalam konteks sosial dan lingual. Dalam kaitan ini tenor

mencakup tiga hal, yakni peran agen atau masyarakat, status sosial, dan jarak

sosial.

Peran terkait dengan fungsi yang dijalankan individu atau masyarakat.

Status terkait dengan tempat individu dalam masyarakat sehubungan dengan

orang-orang lain, sejajar atau tidak. Jarak sosial terkait dengan tingkat

pengenalan partisipan terhadap partisipan lainnya, akrab atau memiliki jarak.

Dalam hal ini, peran, status, dan jarak sosial dapat bersifat sementara serta

dapat pula permanen.

a. Peran

Peran partisipan yang terlibat bervariasi karena menyangkut seluruh

warga Amerika yang ada. Dalam hal ini, baik peran laki-laki maupun

perempuan, siapa saja yang merasa sebagai warga negara Amerika Serikat, di

Page 62: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

62

mana pun dan apa pun pekerjaannya. Obama ingin merangkul seluruh warga,

tanpa terkecuali.

b. Status

Status partisipan yang terlibat juga memiliki variasi yang beragam karena

mencakup seluruh warga negara Amerika Serikat, baik tua maupun muda, pria

ataupun wanita, kaya ataupun miskin, semuanya tidak dibedakan. Dalam hal

ini yang diharapkan Obama bukanlah suatu perpecahan, melainkan suatu

kesatuan untuk membangun kembali Amerika yang saat itu dalam keadaan

terpuruk. Penekanan terhadap status dapat dilihat dalam kutipan teks berikut

ini.

“This is the price and the promise of citizenship. This is the source

of our confidence -- the knowledge that God calls on us to shape an

uncertain destiny. This is the meaning of our liberty and our creed,

why men and women and children of every race and every faith can

join in celebration across this magnificent mall; and why a man

whose father less than 60 years ago might not have been served in a

local restaurant can now stand before you to take a most sacred

oath.”

Terjemahan:

„Inilah pengorbanan dan janji kewarganegaraan. Inilah yang

menjadi sumber keyakinan kita – pengetahuan bahwa Tuhan

meminta kita untuk memperbaiki keadaan yang tidak pasti. Ini

adalah arti dari kebebasan dan kepercayaan kita, mengapa pria dan

wanita dan anak-anak dari setiap ras dan setiap kepercayaan bisa

menikmati perayaan di lapangan yang indah ini; dan mengapa

seorang laki-laki yang ayahnya 60 tahun yang lalu mungkin tidak

dilayani dalam restoran lokal, saat ini bisa berdiri di hadapan Anda

untuk diambil sumpahnya sebagai presiden.‟

Page 63: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

63

c. Jarak Sosial

Jarak Sosial terkait dengan kedekatan antarpartisipan. Bagaimakah

hubungan satu sama lainnya? Dalam pidatonya, Obama tidak melihat jarak

sosial yang ada. Obama tidak membedakan antara keluarga a ataupun

keluarga b. Apakah yang datang dari keluarga yang sama, ataukah memiliki

hubungan kekerabatan ataupun memiliki hubungan pertemanan? Obama

memperjelas bahwa Warga Amerika adalah satu, memiliki nenek moyang

satu. Dalam hal ini tugas mereka saat ini adalah membangun kembali apa

yang pendahulu mereka sudah bangun. Mereka bahu-membahu, walaupun

tidak ada hubungan pertemanan ataupun kekerabatan.

4.3.3 Mode

Mode merujuk pada bagian bahasa yang sedang dimainkan dalam situasi,

termasuk saluran yang dipilih, apakah lisan atau tulisan. Analisis mengenai

mode mencakup lima hal, yakni peran bahasa, tipe interaksi, medium, saluran,

dan modus retoris.

a. Peran Bahasa

Bahasa dalam data digunakan sebagai media atau alat untuk membujuk

atau mengajak semua warga Amerika Serikat untuk berjuang bersama. Bahasa

yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit

di samping tidak menimbulkan ambiguitas bagi yang mendengar. Bahasa yang

Page 64: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

64

sederhana, tetapi tepat dan tegas ini dipilih Obama karena ia menunjukkan

pidatonya bagi seluruh warga Amerika Serikat dari seluruh lapisan, tidak

hanya pada suatu golongan tertentu.

b. Tipe Interaksi

Tipe interaksi yang terjadi adalah interaksi dari satu pihak tanpa ada

balasan yang nyata karena teks berupa teks pidato. Dalam hal ini pidato

adalah sesuatu yang disampaikan oleh komunikator untuk menyampaikan

sesuatu atau meyakinkan orang banyak mengenai sesuatu. Jadi, respons yang

ada bukanlah respons langsung yang dapat dilihat dengan nyata, melainkan

respons yang akan dapat dilihat dalam jangka waktu yang tidak dapat

ditentukan. Demikian pula, apakah suatu pidato berhasil, yakni dapat dilihat

dari respons yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak ditentukan dan

maksud yang ada di dalam pidato dapat direalisasikan.

c. Medium

Medium yang digunakan oleh Obama sangatlah sederhana. Ediumnya

sederhana karena hubungannya, yaitu kepada siapa pidato ditujukan dan apa

yang dimaksudkan dalam pidato itu agar dapat dipahami dan dimengerti oleh

khalayak.

Page 65: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

65

d. Saluran

Dalam hal ini, saluran yang dipilih adalah lisan dan tulisan. Teks pidato

ditulis dan disiapkan terlebih dahulu, kemudian dibacakan berdasarkan

hafalan. Jadi, kata-kata yang dipakai dapat disesuaikan dengan kebutuhan

Obama untuk menyampaikan apa yang diinginkannya sehingga diharapkan

seluruh warga Amerika Serikat dapat memahami apa yang dimaksudkan oleh

Obama dalam pidatonya.

e. Modus Retoris

Modus retoris yang dapat dilihat dari data adalah bersifat persuasif.

Obama memiliki tujuan meyakinkan warga Amerika Serikat supaya

menghadapi tantangan yang ada secara bersama-sama. Oleh karena itu,

digunakan kata-kata yang dapat membujuk warga untuk bersatu, seperti

mengingatkan warga terhadap pendahulu mereka yang sudah berjuang untuk

kehidupan yang lebih baik dan berhasil dicapai. Namun, suatu peristiwa besar

terjadi, kemudian mengandaskan apa yang sudah diperjuangkan sekali lagi

untuk kembali membangun Amerika bersama-sama agar dapat

membahagiakan anak cucu dan generasi Amerika berikutnya. Hal ini

ditegaskan dalam kutipan berikut ini.

“As for our common defense, we reject as false the choice between

our safety and our ideals. Our Founding Fathers -- (applause) --

our Founding Fathers, faced with perils that we can scarcely

Page 66: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

66

imagine, drafted a charter to assure the rule of law and the rights of

man -- a charter expanded by the blood of generations. Those

ideals still light the world, and we will not give them up for

expedience sake.”

Terjemahan:

„Mengenai pertahanan kita bersama, kita menolak dan menganggap

palsu pilihan antara keselamatan dan idaman atau cita-cita kita. Para

pendiri negara ini dihadapkan pada bahaya yang tak terbayangkan,

menyusun sebuah piagam untuk menjamin supremasi hukum dan

hak setiap orang, sebuah piagam yang diperkuat oleh perjuangan

generasi demi generasi. Semua cita-cita ini masih menerangi dunia

dan kita tidak akan meninggalkannya demi mencapai penyelesaian

yang cepat.‟

4.4 Hubungan Antara Sistem Transitivitas dengan Konteks Situasi

dalam Teks Pidato Pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack

Obama

Seperti sudah diketahui bahwa transitivitas adalah perwujudan

pengalaman seseorang yang diwujudkan dalam teks. Selanjutnya, konteks

situasi adalah keseluruhan yang harus dipahami untuk dapat

mengiterpretasikan makna yang terkandung dalam suatu teks yang meliputi

field, tenor, and mode dalam hubungannya dengan lingkungan yang ada dalam

dan di sekitar teks.

Berdasarkan analisis sistem transitivitas dan konteks situasi di atas, maka

dapat ditarik beberapa hubungan, yakni sebagai berikut.

a. Keseluruhan tipe proses yang ditemukan dalam teks, yaitu proses material,

proses relasional, proses mental, proses verbal, proses behavioral, dan

proses eksperensial memiliki fungsi masing-masing sehingga dapat

Page 67: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

67

membantu dalam menganalisis ranah pengalaman yang merujuk pada

ketransitivan dan melihat keseluruhan proses, partisipan, dan sirkumstan

yang merupakan bagian dari field of discourse. Dalam hal ini dapat dilihat

bahwa proses yang mendominasi adalah proses material. Pemakaian kata-

kata, seperti stand, have now taken, carry, to make, to prepare, yang

memiliki predikat proses material disebabkan oleh Obama ingin

menunjukkan apa saja yang bisa dilakukan bersama-sama dengan warga

Amerika Serikat dalam memperbaiki perekonomian yang sangat terpuruk

pada saat itu. Obama tidak menjanjikan sesuatu, tetapi mengajak warga

Amerika Serikat untuk ikut berjuang bersama dengannya dalam

membangun dan merebut kembali apa yang sudah pernah dimiliki

Amerika Serikat sebelumnya. To set, to choose, to carry, and to pursue

juga merupakan contoh pemilihan proses material yang digunakan Obama

dalam pidatonya. Yang diinginkan Obama dari pidatonya adalah

partisipasi masyarakat Amerika Serikat dalam bentuk tindakan, tidak

hanya perasaan ataupun ucapan. Jadi, penggunaan proses material yang

mendominasi menunjukkan keinginan Obama yang diwujudkan dalam

tindakan nyata. Jika Obama lebih banyak menggunakan proses mental,

verbal, ataupun proses yang lainnya, maka konteks situasinya akan rancu.

Konteks situasi, khususnya field of discourse dalam pidato Obama

menggambarkan apa yang sudah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa

yang diharapkan akan terjadi pada Amerika Serikat. Obama juga

Page 68: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

68

menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik jangka pendek maupun

jangka panjang, dengan menggunakan proses material untuk menegaskan

apa yang akan dan harus dilakukan tidak hanya dibicarakan.

b. Partisipan yang terlibat juga berhubungan dengan field of discourse. Hal

itu terjadi karena dalam pembahasan sistem transitivitas dapat dilihat

partisipan apa saja yang terlibat dan bagaimana bentuk partisipan tersebut.

Selanjutnya, partisipan dikategorikan menjadi beberapa kelas berdasarkan

proses yang berhubungan serta mengikat partisipan itu. Dalam hal ini

dapat berupa pelaku dari proses-proses yang ada dan kepada siapa proses-

proses tersebut ditujukan dan disampaikan. Apakah partisipan terlibat

langsung ataupun tidak, dapat dilihat dari analisis sistem transitivitas,

misalnya dalam pidato Obama, disebutkan today i say to you the

challenges we face are real. Dilihat dari kutipan tersebut, dapat dipahami

bahwa Obama mengetahui siapa partisipan yang terlibat, kepada siapa

pidatonya akan disampaikan sehingga tidak terjadi kesalahan. Jika dilihat

dari konteks situasi pidato Obama, khususnya dalam field of discourse,

maka dapat dilihat siapa saja yang terlibat sebagai partisipan di dalamnya,

seluruh dunia, baik benda hidup maupun mati, dan khususnya warga

Amerika Serikat.

c. Sirkumstan yang ada berupa sirkumstan yang terdiri atas rentang, yakni

dapat berupa jarak atau waktu, lokasi yang mencakup tempat dan waktu,

cara, sebab, lingkungan, penyerta, peran, masalah, dan sudut pandang.

Page 69: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

69

Keseluruhan sirkumstan ini dapat menjelaskan field of discourse dengan

lebih detail dan jelas.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa sistem

transitivitas adalah representasi field of discourse. Dengan mengetahui sistem

transitivitas yang ada dalam suatu teks, diharapkan dapat mempermudah

dalam analisis konteks situasi, khususnya dalam analisis field.

Jika dilihat dari konteksnya, pada pidatonya, Obama ingin menyampaikan

pesan dan ajakannya kepada masyarakat Amerika Serikat untuk menghadapi

tantangan yang ada bersama-sama dan kembali membangun Amerika

bersama-sama. Analisis komponen transitivitas menunjukkan bahwa proses

material menjadi proses dominan dalam pidato tersebut. Hal itu terjadi karena

field mengacu pada aktivitas sosial yang sedang terjadi dan latar belakang

institusi tempat satuan-satuan bahasa itu muncul. Selain itu, transitivitas

menjelaskan unsur-unsur tersebut melalui ketiga komponennya. Jadi, dapat

dikatakan bahwa transitivitas memiliki hubungan yang erat dengan field of

discouse. Lebih lanjut, penjabaran sistem transitivitas mencakup tipe proses,

partisipan, dan sirkumstan yang menggambarkan bagaimana field itu secara

detail dan jelas. Karena sistem transitivitas sebagai wujud pengalaman

seseorang yang merupakan representasi field, maka dapat dikatakan bahwa

hubungan proses, partisipan, dan sirkumstan yang ada dalam pidato Obama

lebih menegaskan tindakan dan hal apa yang akan dilakukan Obama untuk

Amerika Serikat yang sepenuhnya membutuhkan dukungan dari warga

Page 70: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

70

Amerika Serikat. Obama berpidato berdasarkan apa yang dilihat, apa yang

dipikirkannya, dan apa yang diinginkannya untuk Amerika Serikat. Di

samping itu, juga siapa yang akan berjuang bersama membantunya dalam

mencapai tujuan yang sudah dirumuskan. Inilah representasi yang

menunjukkan field of discourse dari pidato Obama, yang dijabarkan melalu

sistem transitivitas di dalamnya.

Page 71: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

71

BAB V

ANALISIS RETORIKA

5.1 Sekilas tentang Barack Obama

Barack Hussein Obama II, lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961;

umur 49 tahun adalah Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan

merupakan Presiden yang ke-44 Amerika Serikat. Barack Obama menjabat

sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush Jr. Sebelumnya, ia

merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu

Presiden 2008 pada 4 November 2008. Pada tahun 2009, Obama diumumkan

sebagai pemenang anugerah Penghargaan Nobel Perdamaian karena

mempromosikan diplomasi internasional untuk memecahkan masalah-

masalah internasional.

Obama adalah keturunan Afrika-Amerika pertama yang menjabat

Presiden Amerika Serikat setelah sebelumnya merupakan keturunan Afrika-

Amerika pertama yang dicalonkan oleh sebuah partai politik besar Amerika

untuk menjadi presiden. Ia merupakan lulusan Universitas Columbia dan

Sekolah Hukum Universitas Harvard. Di sana ia menjabat sebagai

Presiden Harvard Law Review. Obama bekerja sebagai koordinator

masyarakat dan menjabat sebagai pengacara hak sipil sebelum menjadi Senat

Illinois selama tiga kali, yakni mulai 1997 hingga 2004. Ia

mengajarkan hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas

71

Page 72: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

72

Chicago sejak 1992 hingga 2004. Setelah kegagalannya meraih kursi

di Dewan Perwakilan AS tahun 2000, ia mengumumkan kampanyenya

untuk Senat AS Januari 2003. Kemudian, setelah kemenangan Maret 2004,

Obama menyampaikan keynote-nya pada Konvensi Nasional Demokrat Juli

2004. Ia terpilih sebagai Senat pada November 2004 dengan 70 persen suara.

Sebagai anggota minoritas Demokrat di Kongres ke-109, Obama

membantu membuat undang-undang yang mengatur senjata konvensional dan

mempromosikan akuntabilitas publik dalam penggunaan dana federal. Ia juga

melakukan perjalanan resmi ke Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika.

Selama Kongres ke-110, ia membantu membuat UU mengenai lobi dan

kecurangan pemilihan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi

personel militer AS yang pulang. Obama mengumumkan kampanye

presidennya pada Februari 2007, dan dicalonkan pada Konvensi Nasional

Demokrat 2008 dengan senator Delaware, Joe Biden sebagai pasangan

kampanye. Pada 4 November 2008, Barack Obama sukses mengalahkan

rivalnya senator John Mc Cain dari Partai Republik dan menjadi Presiden ke-

44 Amerika Serikat, yakni orang kulit hitam pertama sebagai Presiden

Amerika serikat.

Retorika didefinisikan sebagai praktik penggunaan bahasa untuk

meyakinkan atau memengaruhi orang lain dengan bahasa yang dihasilkan dari

praktik tersebut (Hartley, 1994:266). “Retorika adalah teknik pemakaian

bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis, yang didasarkan pada

Page 73: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

73

pengetahuan yang tersusun baik” (Keraf, 2007:3). Hal ini berarti bahwa

retorika dapat berupa, baik bahasa tulisan maupun bahasa lisan. Uraian

sistematis retorika yang pertama dibuat oleh Corax, orang Syracuse, bagian

dari Pulau Sicilia. Ia menulis sebuah makalah retorika berjudul Techne Logon

(Seni Kata-kata) untuk membantu kaumnya memperoleh kembali hak milik

terhadap tanah yang sebelumnya dikuasai para tiran. Selain itu, ia juga

membagi pidato pada lima bagian, yakni pembukaan, uraian, argumen,

penjelasan tambahan, dan simpulan (Rakhmat, 1992).

5.2 Kefasihan Komunikasi Komunikator

Keterampilan komunikator yang ada dalam analisis ini dijabarkan

menjadi sistem verbal dan nonverbal yang digunakan serta metode

komunikator dalam penyampaian pidato. Metode dalam penyampaian pidato

bervariasi sesuai dengan pilihan dan kebiasaan tiap-tiap pribadi. Dalam

analisis ini, komunikator yang dimaksud adalah Barack Obama. Dilihat dari

segi sistem verbal yang digunakan, kata-kata yang dipilih sangat tepat dan

tegas, lugas, tidak berbelit-belit, dan mudah dimengerti dalam menyampaikan

pesan yang dimaksudkan pada pidatonya.

Pemilihan kata ini mengacu pada prinsip dasar mengenai pesan verbal

(De Vito, 2006), yakni pengertian yang bergantung pada orang bukan kata-

kata, bergantung pada konteks, dan memiliki makna, baik denotatif maupun

konotatif. Sesuai dengan prinsip tersebut, maka pemilihan kata-kata yang

Page 74: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

74

tepat, tegas, dan lugas akan lebih mempermudah terjadinya persamaan

pengertian antara komunikator dengan komunikan.

Di samping sistem verbal, keterampilan komunikasi komunikator juga

diukur melalui sistem nonverbal. Sistem nonverbal ini dijabarkan seperti di

bawah ini.

5.2.1 Gerak Tubuh: Postur, Gestur, dan Perpindahan

Postur yang dimaksud di sini adalah postur dasar dalam berbicara di

hadapan publik, yakni berdiri. Postur ini selalu diterapkan Obama dalam

pidato-pidatonya, termasuk pidato yang dijadikan data dalam analisis ini. Hal

itu dilakukan karena dengan berdiri, komunikator dapat lebih mudah

menjangkau khalayak dan memperoleh perhatiannya.

Dalam menyampaikan pidato, komunikator harus mampu menjangkau

khalayak, sedangkan tempat komunikator berdiri terletak di tengah-tengah

khalayak. Obama biasanya tetap melakukan kontak mata dengan seluruh

khalayak dengan sekali-sekali mengubah arah pandangnya. Hal ini dilakukan

untuk mendekatkan diri dengan khalayak di samping agar mereka yang hadir

merasakan perhatian dan kontak personal yang cukup. Dalam hal ini

pergerakan tubuh dan perpindahannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 75: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

75

Gambar 1 Obama menempati posisi di tengah-tengah khalayak.

Tidak hanya fokus pada khalayak di satu sisi, tetapi juga di

seluruh sisi, misalnya terlihat Obama menoleh pada gambar ini.

Gambar 2 Obama berpidato di tengah-tengah khalayak

5.2.2 Pergerakan/ Ekspresi Wajah

Berdasarkan hasil observasi pada rekaman pidato pelantikan Obama,

dapat diketahui bahwa beliau memperlihatkan ekspresi wajah yang serius

ketika menyampaikan pidatonya. Sesekali Obama tampak juga memberikan

Page 76: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

76

senyuman yang terlihat menyemangati khalayak, yaitu warga negara Amerika.

Dalam hal ini Obama ingin menunjukkan bahwa dengan semangat dan

keseriusan, Amerika dapat pulih kembali seperti dulu. Selanjutnya, ekspresi

Obama dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 Ekspresi wajah Obama yang terlihat serius

menyampaikan pidatonya

Gambar 4 Ekspresi wajah Obama yang tidak hanya serius, tetapi

juga tersenyum menyemangati khalayak.

Page 77: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

77

5.2.3 Pergerakan/ Kontak Mata

Pergerakan mata komunikator atau lazim disebut dengan kontak mata

dapat menyampaikan pesan tertentu pada khalayaknya, bergantung pada

durasi, arah, dan perilaku mata. Pada saat Obama menyampaikan pidato

pelantikannya, kontak mata dilakukan secara merata kepada seluruh khalayak

yang hadir. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar khalayak tidak merasa

diabaikan di samping untuk memberikan penekanan pada poin tertentu.

Dalam hal ini, kontak mata yang dilakukan Obama dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

Gambar 5 Terlihat Obama memandang ke arah kanannya

Page 78: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

78

Gambar 6 Terlihat Obama memandang ke arah kirinya,

yang memperlihatkan kontak mata selalu dijaga Obama

terhadap seluruh khalayak yang hadir.

5.2.4 Ruang

Secara umum, pidato pelantikan obama dapat dikategorikan sebagai

bagian dari komunikasi publik. Dengan demikian, jarak atau ruang yang

terbentuk antara komunikator dengan komunikan merupakan ruang publik.

Dalam pidato pelantikannya, Obama berpidato di halaman terbuka. Hal ini

bertujuan membuat khalayak merasa menjadi satu bagian dengan dirinya

tanpa ada batasan yang membatasi antara komunikator dengan komunikan.

Selanjutnya, ruang dapat dilihat pada contoh gambar di bawah ini.

Page 79: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

79

Gambar 7 Pada gambar ini tampak Obama berpidato di area terbuka yang

dihadiri banyak orang

5.2.5 Paralinguistik

Paralinguistik merupakan dimensi vokal ataupun nonverbal pidato yang

dijadikan data dalam analisis ini. Hal tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Penekanan atau Stressing

Adanya penekanan pada beberapa bagian bertujuan membuat khalayak

mengerti tentang pokok-pokok penting yang disampaikan dalam pidato. Hal

ini dapat dilakukan melalui penekanan terhadap bagian yang penting. Berikut

adalah beberapa kutipan pidato Obama yang mengalami penekanan. Bagian

yang mengalami penekanan ditandai dengan bagian yang digarisbawahi.

“At these moments, America has carried on not simply because of

the skill or vision of those in high office, but because we, the people,

Page 80: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

80

have remained faithful to the ideals of our forebears and true to our

founding documents.”

Terjemahan:

„Pada saat-saat demikian, Amerika terus melaksanakan tugasnya

bukan hanya karena keterampilan atau visi mereka yang memegang

jabatan tinggi, tetapi karena kita rakyat Amerika tetap setia pada

cita-cita leluhur kita dan setia pada dokumen-dokumen yang

dirumuskan oleh para pendiri negara kita.‟

“On this day, we gather because we have chosen hope over fear,

unity of purpose over conflict and discord. On this day, we come to

proclaim an end to the petty grievances and false promises, the

recriminations and worn-out dogmas that for far too long have

strangled our politics. We remain a young nation. But in the words

of Scripture, the time has come to set aside childish things. The

time has come to reaffirm our enduring spirit; to choose our better

history; to carry forward that precious gift, that noble idea passed

on from generation to generation: the God-given promise that all

are equal, all are free, and all deserve a chance to pursue their full

measure of happiness.The time has come to reaffirm our enduring

spirit; to choose our better history; to carry forward that precious

gift, that noble idea passed on from generation to generation: the

God-given promise that all are equal, all are free, and all deserve a

chance to pursue their full measure of happiness.”

Terjemahan:

„Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan

daripada ketakutan, kesatuan tujuan daripada konflik dan

pertentangan. Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan

berakhirnya keluhan-keluhan kecil dan janji-janji palsu, saling

tuduh dan berbagai dogma lusuh yang sudah terlalu lama mencekik

politik kita. Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata

dalam kitab suci, saatnya sudah tiba kita menepiskan sifat kekanak-

kanakan. Saatnya sudah tiba untuk menandaskan lagi semangat kita

yang tegar, memilih jalan sejarah yang lebih baik, melanjutkan

pemberian berharga, gagasan mulia yang diteruskan dari generasi

ke generasi: janji yang diberikan Tuhan bahwa semua kita setara,

kita semua bebas, dan semua layak memperoleh kesempatan untuk

mengejar kebahagiaan sepenuhnya.‟

Page 81: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

81

Penekanan pada beberapa bagian teks pidato Obama tersebut dilakukan

untuk mempertegas maksud yang ingin disampaikannya kepada warga

Amerika Serikat. Dapat dilihat pada kutipan di atas, Obama menekankan

bahwa bukan hanya mereka yang ada pada pemerintahan atau memiliki

jabatan penting yang bisa berperan dalam membangun kembali Amerika,

melainkan semua warga Amerika Serikat. Bukan hanya mereka yang memiliki

kekuasaan yang memiliki peran, melainkan semua warga Amerika Serikat

juga memiliki peran untuk kembali membangun Amerika Serikat.

b. Nada atau Pitch (Tone)

Secara umum, frekuensi suara Obama selama menyampaikan pidato

pelantikannya relatif sama. Namun, pada saat menyampaikan suatu pokok

pidato yang penting, Obama sedikit meninggikan nada suaranya. Hal ini

dimaksudkan untuk memperjelas kata yang ditekankan tersebut. Contohnya

dapat dilihat pada kutipan teks berikut ini.

“For us, they packed up their few worldly possessions and traveled

across oceans in search of a new life. For us, they toiled in

sweatshops, and settled the West, endured the lash of the whip, and

plowed the hard earth. For us, they fought and died in places like

Concord and Gettysburg, Normandy and Khe Sahn.”

Page 82: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

82

Terjemahan:

„Demi kita, mereka mengemas harta milik mereka yang tak

seberapa dan menyeberangi samudra untuk mencari kehidupan

baru. Demi kita, mereka banting-tulang dengan upah minim dan

menetap di Pantai Barat, menahankan pukulan cambuk dan

mencangkul tanah yang keras. Demi kita, mereka bertempur dan

mati, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg, Normandy

dan Khe San.‟

Bagian teks yang diucapkan dengan nada yang ditinggikan ditandai

dengan tanda . Bagian teks yang diucapkan dengan nada menurun

ditandai dengan tanda . Selanjutnya, bagian teks yang pengucapannya

datar ditandai dengan tanda . Kalimat yang mengikuti bagian teks yang

ditinggikan memberikan penjelasan lebih lanjut pada bagian yang ditinggikan

tersebut. For us, bagian tersebut diucapkan dengan nada yang lebih

ditinggikan untuk menyatakan bahwa Obama tidak hanya memfokuskan pada

golongan tertentu, tetapi pada semua warga Amerika Serikat yang

mendengarkan pada saat itu.

c. Kecepatan atau Pace

Pengaturan kecepatan berbicara komunikator dalam menyampaikan

pidato akan memengaruhi daya tangkap khalayak terhadap kata-kata yang

diucapkan dalam pidato tersebut. Sebaiknya, penyampaian pidato tidak terlalu

cepat sehingga memberikan waktu bagi khalayak untuk menangkap dan

mencerna isi pidato yang disampaikan. Sebaliknya, jangan terlalu lambat

Page 83: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

83

karena dapat membuat khalayak bosan. Obama tidak terlalu cepat dalam

menyampaikan pidato, juga tidak terlalu lambat. Ada kalanya Obama sedikit

mempercepat pidatonya untuk membangkitkan semangat khalayak. Perubahan

kecepatan dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Our capacity remains |>undiminished. But our time of standing

pat, of protecting narrow interests and putting off unpleasant

decisions – |<that time has surely passed. Starting today, |>we

must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again the

work of remaking America.”

Terjemahan:

„Kapasitas kita tetap tak berkurang. Akan tetapi, masa kita untuk

berdiam diri, melindungi kepentingan sempit dan menunda

keputusan-keputusan yang tak menyenangkan, sudah harus berlalu.

Mulai hari ini, kita harus bangkit sendiri, membersihkan debu yang

menempel, dan mulai lagi bekerja memperbarui Amerika.‟ .

Kata dan klausa yang ditebalkan menunjukkan adanya penambahan

ataupun pengurangan kecepatan berbicara Obama. Penambahan kecepatan

ditandai dengan tanda |> di awal kata atau klausa. Pengurangan kecepatan

ditandai dengan tanda |< di awal kata atau klausa. Dalam kutipan ini, Obama

mengingatkan bahwa masa lalu yang buruk sudah terlewati, Obama mengajak

dan menyemangati warga Amerika dengan mempercepat pidatonya seperti

terlihat pada akhir kutipan tersebut.

Page 84: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

84

d. Jeda atau Pause

Jeda berguna bagi khalayak untuk memahami ucapan komunikator di

samping berguna bagi komunikator untuk melihat reaksi khalayak terhadap

ucapannya. Jeda harus disesuaikan dengan kalimat yang digunakan. Apalagi

pidato Obama dilakukan di luar ruangan sehingga jeda yang tidak benar akan

menyebabkan kesalahan penyampaian maksud pidatonya.

“Nor [..] is the question before us whether the market is a force

for good or ill [...] Its power to generate wealth and expand

freedom is unmatched [..] But this crisis has reminded us that

without a watchful eye [..] the market can spin out of control

[..] The nation cannot prosper long [..] when it favors only the

prosperous [...] The success of our economy has always

depended not just on the size of our gross domestic product [..]

but on the reach [..] of our prosperity [..] on the ability to

extend opportunity to every willing heart [...] not out of charity

[..] but because it is the surest route to our common good [...]”

Terjemahan:

„Kita juga tidak mempertanyakan apakah kekuatan pasar bebas itu

baik atau buruk. Kekuatan pasar bisa membina kekayaan dan

memperluas kebebasan kita. Akan tetapi, krisis ini telah

mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan yang ketat, kekuatan

pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol, dan suatu bangsa tidak

bisa makmur untuk waktu lama apabila hanya mementingkan orang

kaya. Keberhasilan ekonomi kita tidak hanya bergantung pada

besarnya Produk Domestik Bruto, tetapi seberapa jauh meluasnya

kemakmuran itu, pada kemampuan kita memberikan kesempatan

kepada tiap orang yang mau bekerja, dan bukan karena belas

kasihan karena itulah jalan yang paling pasti guna mencapai

kemakmuran bersama.‟

.

Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa ada penjedaan yang berbeda.

Dalam hal ini jeda pendek ditandai dengan [..] dan jeda panjang ditandai

Page 85: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

85

dengan [...]. Jeda pendek terlihat saat Obama ingin menegaskan suatu kata

atau suatu klausa dalam kalimat. Jeda panjang digunakan pada saat

mengakhiri kalimat.

5.3 Pengorganisasian Pesan

Persiapan komunikator dalam hal pesan, meliputi perumusan topik dan

tujuan, pengolahan pidato, pengembangan bahasan, mengawali, dan

mengakhiri pidato. Adapun penjelasannya adalah seperti berikut ini.

5.3.1 Perumusan Topik dan Tujuan

Secara umum, pidato pelantikan Obama dapat dikatakan sebagai pidato

yang bersifat persuasif. Topik yang dipakai Obama adalah topik umum yang

menggambarkan keadaan Amerika dulu, sekarang, dan harapan yang ingin

dicapai Obama bersama-sama dengan warga Amerika Serikat.

5.3.2 Pengolahan Pidato

Pengolahan pidato menyangkut prinsip-prinsip dalam menyusun pidato

serta pembuatan garis besar untuk mempermudah pembuatan pidato. Selain

membuat garis besar, isi pidato juga harus disesuaikan dengan kondisi yang

ada. Dalam pidato pelantikannya, Obama sangat jelas menggambarkan

kondisi yang dialami Amerika Serikat di samping mencoba menawarkan

solusi untuk memecahkan masalah yang ada. Selain itu, durasi pidato juga

Page 86: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

86

perlu diperhitungkan. Sebuah pidato tidak boleh memiliki durasi yang terlalu

lama sebab khalayak akan semakin sulit untuk berkonsentrasi.

5.3.3 Pengembangan Bahasan

Pengembangan bahasan yang umum dilakukan dalam pidato ialah dengan

memberikan penjelasan terhadap maksud dan tujuan utama pidato tersebut.

Dalam hal ini, inti pidato Obama adalah mengajak warga Amerika Serikat

agar dapat bekerja sama dan berjuang bersama dalam membangun kembali

Amerika Serikat sehingga seperti dulu lagi.

Obama mengungkit kembali bagaimana perjuangan pendahulu mereka

untuk membangun Amerika agar seluruh keturunannya bisa menikmati hidup

yang layak. Selain itu, Obama juga mengingatkan untuk tidak saling

menyalahkan atas apa yang sudah terjadi. Jadikanlah semua itu sebagai

pelajaran agar nantinya semua yang pernah terjadi tidak akan terulang lagi

pada masa yang akan datang. Jadi, pengembangan bahasan yang dibuat

Obama dalam pidatonya menyangkut keseluruhan yang dialami Amerika

Serikat dan apa yang harus dilakukan (bersama) untuk memperbaiki yang

sudah terjadi.

5.3.4 Mengawali dan Mengakhiri Pidato

Dalam mengawali pidatonya, Obama mengingatkan kembali kepada

seluruh warga Amerika Serikat tentang apa yang sedang mereka alami dan

Page 87: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

87

benar-benar dihadapkan pada tantangan yang serius. Hal itu dapat dilihat pada

kutipan di bagian awal pidato berikut ini.

“That we are in the midst of crisis is now well understood. Our

nation is at war against a far-reaching network of violence and

hatred. Our economy is badly weakened, a consequence of greed

and irresponsibility on the part of some, but also our collective

failure to make hard choices and prepare the nation for a new age.

Homes have been lost, jobs shed, businesses shuttered. Our health

care is too costly, our schools fail too many -- and each day brings

further evidence that the ways we use energy strengthen our

adversaries and threaten our planet.”

Terjemahan:

„Memang sudah dipahami bahwa kita sedang berada di tengah

krisis. Bangsa kita kini sedang terlibat perang, melawan jaringan

kekerasan dan kebencian yang jauh jangkauannya. Ekonomi kita

sangat lemah, akibat ketamakan dan tindakan tidak bertanggung

jawab oleh sebagian pihak, tetapi juga karena kegagalan kita secara

kolektif untuk membuat pilihan-pilihan sulit, dan kegagalan kita

mempersiapkan bangsa bagi abad baru. Banyak rumah yang disita,

lapangan kerja menurun drastis, bisnis gulung tikar. Asuransi

kesehatan kita terlalu mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang

gagal, dan setiap hari terlihat bukti bahwa cara-cara kita

menggunakan energi justru memperkuat musuh-musuh kita dan

mengancam planet kita.‟

Obama mengajak warga Amerika untuk bersatu menghadapi tantangan

yang ada di depan mereka dan bersama-sama membangun kembali Amerika

Serikat. Pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.

“This is the journey we continue today. We remain the most

prosperous, powerful nation on Earth. Our workers are no less

productive than when this crisis began. Our minds are no less

inventive, our goods and services no less needed than they were last

week, or last month, or last year. Our capacity remains

undiminished. But our time of standing pat, of protecting narrow

interests and putting off unpleasant decisions -- that time has surely

Page 88: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

88

passed. Starting today, we must pick ourselves up, dust ourselves

off, and begin again the work of remaking America.”

Terjemahan:

„Perjalanan inilah yang kita teruskan hari ini. Kita masih merupakan

negara paling makmur dan paling berpengaruh di bumi. Para

pekerja kita tidak kurang produktifnya dibandingkan dengan waktu

ketika krisis ini dimulai. Otak kita masih seinventif seperti pada

awal krisis ini, barang dan jasa kita masih diperlukan seperti pada

minggu lalu atau bulan lalu, atau tahun lalu. Kapasitas kita tetap tak

berkurang. Akan tetapi, masa kita untuk berdiam diri, melindungi

kepentingan sempit dan menunda keputusan-keputusan yang tak

menyenangkan, sudah harus berlalu. Mulai hari ini, kita harus

bangkit sendiri, membersihkan debu yang menempel, dan mulai

lagi bekerja memperbarui Amerika.‟

Ketika mengakhiri pidatonya, Obama kembali mengingatkan siapa warga

Amerika Serikat, apakah yang sudah dialami bersama, dan kembali mengajak

warga untuk bersatu membangun Amerika Serikat. Selain itu, Obama juga

menegaskan bahwa di atas semuanya, Tuhan selalu ada. Hal ini menunjukkan

bahwa Obama sebagai pribadi yang religius dan percaya bahwa Tuhan akan

selalu memberkati mereka dan membantu seluruh warga negara Amerika

Serikat untuk bangkit kembali dari kelumpuhan dan keterpurukan yang

dialami. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“America: In the face of our common dangers, in this winter of

our hardship, let us remember these timeless words. With hope and

virtue, let us brave once more the icy currents, and endure what

storms may come. Let it be said by our children's children that

when we were tested we refused to let this journey end, that we did

not turn back nor did we falter; and with eyes fixed on the horizon

and God's grace upon us, we carried forth that great gift of freedom

and delivered it safely to future generations.”

Page 89: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

89

Terjemahan:

„Amerika; Dalam menghadapi musuh bersama, dalam masa sulit

kita ini, mari kita ingat kata-kata emas itu. Dengan harapan dan

kebajikan, mari kita hadapi bersama sekali lagi sungai beku ini, dan

bertahan dari badai apa pun yang akan tiba. Biarkan cucu-cucu kita

berkata bahwa kita telah diuji dan kita menolak untuk mengakhiri

perjalanan ini, bahwa kita tidak mundur dan mata kita terpaku ke

ufuk fajar dan dengan berkat Tuhan, kita meneruskan anugerah

kebebasan dan mengantarkannya dengan selamat bagi generasi

masa depan.‟

5.4 Hubungan antara Transitivitas dengan Kekuatan Retorika Pidato

Pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama

Berdasarkan analisis di atas, dapat dijabarkan beberapa temuan yang

mengaitkan antara transitivitas dan kekuatan retorika. Temuan yang dimaksud

adalah sebagai berikut.

a. Pidato yang bagus adalah pidato yang dapat membuat khalayak

memahami dan mengerti apa yang dimaksudkan dalam pidato

tersebut. Dalam pidatonya, Obama banyak menggunakan proses

material, seperti dikatakan dalam sistem transitivitas bahwa proses

material merupakan proses yang menunjukkan aksi atau kegiatan

fisik. Jadi, di sini Obama ingin menyampaikan pada warga Amerika

Serikat bahwa semuanya dapat diperbaiki jika semua warga ikut

membantu dalam bentuk tindakan, tidak hanya menunggu dan

menonton apa yang akan dilakukan pemerintah. Obama ingin

menyampaikan bahwa semuanya akan bisa berhasil jika semua orang

mau bekerja sama dalam wujud tindakan yang nyata, bukan hanya

Page 90: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

90

menunggu, berpikir tanpa merealisasikan apa yang dipikirkan, berkata

tanpa merealisasikan apa yang dikatakan. Kombinasi tipe proses

transitivitas yang muncul dalam pidato Obama memberikan kesan

bahwa Obama tidak hanya bertindak, tetapi juga memakai perasaan,

menyampaikan apa yang diinginkannya, dan diharapkannya bisa

dicapai jika dilakukan bersama-sama.

b. Partisipan adalah salah satu unsur penting dalam sistem transitivitas.

Dalam hal ini partisipan memiliki hubungan yang erat dengan proses

transitivitas. Tanpa adanya partisipan, suatu proses transitivitas tidak

akan memiliki makna. Jika dilihat dari sudut pandang retorika,

partisipan juga memiliki peranan yang sangat penting. Tanpa

mengetahui siapa yang menjadi partisipan, sebuah orasi tidak akan

bisa membentuk makna dan tidak akan bisa merumuskan tujuan di

samping tidak bisa memperkirakan apa yang akan ditulis atau

dikatakan. Jadi, kekuatan retorika juga sangat dipengaruhi oleh

partisipan yang terlibat. Partisipan yang digunakan Obama dalam

pidatonya lebih melihat pada kebutuhan dan harapan warga Amerika

Serikat pada saat itu. Tujuan pidato pelantikannya adalah untuk

membuat warga Amerika Serikat percaya dan yakin pada apa yang

akan dilakukannya sebagai presiden nanti. Jika terjadi kesalahan

pemilihan partisipan, maka tujuan yang ingin dicapainya dalam pidato

tidak akan tercapai atau mungkin bisa menimbulkan rasa

Page 91: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

91

ketidakpercayaan pada warga Amerika Serikat pada saat itu. Starting

today, we must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again

the work of remaking America. Pada kutipan dapat dilihat Obama

menggunakan partisipan we, ourselves, the work of remaking

America, yang mendapat sambutan tepuk tangan dari seluruh hadirin

pada saat itu. Respons tepuk tangan dapat menjadi indikasi

kepercayaan warga Amerika Serikat terhadap Obama, yang melihat

Obama benar-benar ingin memperbaiki keadaan Amerika bersama-

sama dengan seluruh warga Amerika Serikat. Artinya, tidak hanya

bertindak sendiri tanpa memedulikan pendapat dan keadaan warga

Amerika Serikat. Jadi, terlihat kekuatan retorika di sini juga memiliki

hubungan kuat dengan partisipan yang terlibat di dalamnya.

c. Tanpa adanya sirkumstan yang jelas, maka perwujudan pidato juga

akan mengalami ketimpangan dan ketidakjelasan. Hal ini

mengakibatkan ketidakjelasan isi pidato. Pengulangan bagian seperti

On this day dalam salah satu bagian pidato menegaskan bahwa di

sana Obama ingin menekankan apa yang akan dilakukan disertai

dengan beberapa proses material yang ikut menguatkan keinginan

Obama untuk memperbaiki dan bertindak untuk Amerika Serikat.

Sepanjang pidato pelantikannya tersebut, masyarakat memberikan

respons positif berupa tepukan tangan pada beberapa bagian pidatonya. Hal

ini menunjukkan bahwa pidato yang disampaikan Obama benar-benar

Page 92: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

92

mendapat perhatian dan mampu memberikan semangat bagi warga Amerika

Serikat, misalnya kutipan „ But know this America: They will be met.‟,

Pernyataan ini diberikan sambutan tepuk tangan yang meriah oleh hadirin.

Kutipan tersebut merupakan bagian yang menutup pernyataan Obama

mengenai tantangan yang akan dihadapi Amerika Serikat di depan. Tantangan

itu tidaklah mudah dan tentu saja banyak, tetapi Obama yakin karena Amerika

dan seluruh warganya akan mampu menghadapi tantangan yang ada di depan

tersebut. Bagian pidatonya ini menunjukkan kekuatan pidato yang mampu

memberikan semangat bagi warga Amerika Serikat dan menumbuhkan

kepercayaan diri pada kemampuan Amerika Serikat. Selain itu, Obama juga

sangat sering menyebut nama God, yang menunjukkan bahwa Obama adalah

orang yang religius dan percaya bahwa Tuhan akan selalu ada dan

memberikan berkatnya pada semua orang.

Page 93: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

93

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan yang ada, dapat

dirumuskan beberapa simpulan seperti berikut ini.

(1) Tipe proses transitivitas yang muncul akan menentukan partisipan

yang terlibat dalam suatu klausa atau kalimat. Dalam data, keenam

tipe proses transitivitas muncul dan memiliki jumlah persentase yang

berbeda. Proses yang paling banyak muncul adalah proses material,

yaitu sebanyak 59.93%, disusul proses relasional sebanyak 16.29%,

posisi berikutnya adalah proses mental sebanyak 15.96%. Proses

behavioral berada pada posisi keempat sebanyak 3.26%, proses verbal

2.93%, dan proses eksistensial 1.63%. Proses yang mendominasi

adalah proses material. Hal ini disebabkan oleh Obama ingin

menunjukkan apa saja yang bisa dilakukan bersama-sama dengan

warga Amerika Serikat dalam memperbaiki perekonomian Amerika

yang sangat terpuruk pada saat itu. Obama tidak menjanjikan sesuatu,

tetapi mengajak warga Amerika Serikat untuk ikut berjuang bersama

dengannya dalam membangun dan merebut kembali apa yang sudah

pernah dimiliki Amerika Serikat sebelumnya.

93

Page 94: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

94

(2) Sirkumstan dibagi menjadi tujuh, tetapi penggunaannya tidak selalu

sama pada setiap klausa atau kalimat. Dalam pidato Obama, ada tiga

sirkumstan yang paling sering muncul dilihat dari persentase

kemunculannya, yaitu sirkumstan lokasi sebanyak 48.2%, kemudian

sirkumstan cara sebanyak 23.5%, dan sirkumstan sebab sebanyak

11.8%. Adapun keempat sirkumstan yang lainnya memiliki frekuensi

kemunculan yang lebih sedikit, yaitu sirkumstan penyerta 7.05%,

sirkumstan rentang 3.5%, sirkumstan peran 3.5%, dan sirkumstan

masalah 2.4%. Dilihat dari hasil analisis tersebut, maka dapat

disimpulkan, dalam pidatonya Obama ingin menekankan lokasi

dimana masyarakat Amerika Serikat, dan bagaimana keadaan dari

Amerika Serikat pada saat itu. Selain itu, Obama juga banyak

menyampaikan cara-cara yang mungkin dilakukan bersama-sama

untuk memperbaiki keadaan Amerika Serikat.

(3) Analisis konteks situasi, khususnya field of discourse berhubungan

erat dengan analisis sistem transitivitas karena transitivitas merupakan

representasi field of discourse. Proses, partisipan, dan sirkumstan yang

digunakan Obama secara tegas menggambarkan tujuan pidatonya, juga

apa yang terjadi pada Amerika Serikat, dan apa yang diharapkan

terjadi bagi Amerika Serikat. Jadi, sistem transitivitas dalam pidato

Obama menunjukkan dengan jelas tujuan, baik jangka pendek maupun

Page 95: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

95

jangka panjang, pidatonya. Di samping itu, juga aktivitas yang sedang

terjadi di mana pidato tersebut disampaikan.

(4) Sistem transitivitas dalam retorika akan mempermudah seseorang

untuk memahami dan membuat orasi yang sesuai agar dapat

menyampaikan maksud dan tujuannya dengan baik. Partisipan

merupakan salah satu unsur penting dalam sistem transitivitas yang

memiliki hubungan yang erat dengan proses transitivitas. Tanpa

adanya partisipan, suatu proses transitivitas tidak akan memiliki

makna. Jika dilihat dari sudut pandang retorika, partisipan juga

memiliki peranan yang sangat penting. Tanpa mengetahui siapa yang

menjadi partisipan, sebuah orasi tidak akan bisa membentuk makna

dan tidak akan bisa merumuskan tujuan. Jadi, kekuatan retorika juga

sangat dipengaruhi oleh partisipan yang terlibat. Tanpa adanya

sirkumstan yang jelas, perwujudan pidato juga akan mengalami

ketimpangan dan ketidakjelasan. Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan

isi pidato. Dalam pidato Obama, ada tujuan dan harapan yang ingin

disampaikan pada hadirin. Kekuatan pidato Obama dapat dilihat dari

respons yang diberikan oleh hadirin, yaitu dengan adanya tepukan

tangan yang meriah pada beberapa bagian yang berarti bahwa bagian

itu mampu menyentuh hadirin dan memberikan semangat pada hadirin

juga menimbulkan kepercayaan.

Page 96: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

96

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan di atas, ada beberapa

saran yang dapat diberikan, yakni sebagai berikut.

(1) Sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan

kekuatan retorika dengan masalah lainnya dalam metafungsi bahasa,

misalnya dihubungkan dengan fungsi interpersonal ataupun fungsi

tekstualnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih baik dan

bermanfaat untuk memperkaya pembendaharaan pengetahuan terhadap

disiplin ilmu sejenis.

(2) Penelitian mengenai retorika dapat dilakukan dengan observasi

terhadap data yang akan dianalisis. Di samping itu, akan lebih baik

jika dapat dilakukan wawancara terhadap narasumber dan partisipan

yang terlibat dalam data yang dianalisis. Pada penelitian ini tidak

dilakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara karena

beberapa faktor, seperti jarak dan keterbatasan dana untuk bisa

bertemu langsung dengan Obama. Di samping itu, kedudukan Obama

sebagai Presiden Amerika Serikat mempersulit posisi penulis untuk

mengadakan pertemuan langsung.

Page 97: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

97

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra. 2008. Linguistik Fungsional Sistemik: Analisis Teks Materi

Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)”. Medan: Universitas

Sumatera Utara Press.

Anindita. 2008. Analisis Retorika Pemimpin Misa dalam Penyelenggaraan

Misa Bahasa Inggris di Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya.

Tesis Pascasarjana: Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Bormann, Ernest G. 1986. Retorika (Paulus Sulasdi, Trans.). Jakarta:

Erlangga.

DeVito, Joseph A. 1997. The Element of Public Speaking (6th ed.). USA:

Addison Wesley Longman Inc.

DeVito, Joseph A. 2006. Human Communicatin the Basic Course (10th ed.).

USA: Allyn and Bacon, Pearson International.

Eggins, S. 1994. An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London:

Pinter.

Firth, J.R. 1957. Papers in Linguistics 1934-1951. London: Oxford University

Press.

Griffin, Em. 2003. A First Look at Communication Theory (5th ed.). USA:

McGraw-Hill, Inc.

Halliday, M. A. K. 1978. Language as A Social Semiotics. London: Edward

Arnold.

Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London:

Edward Arnold.

Halliday, M.A.K. 1978. Language as Social Semiotic: The Social Interpretation

of Language and Meaning. London: Edward Arnold Ltd.

Halliday, M.A.K. 1994. An Introduction to Functional Grammar. 2nd. ed.

London: Edward Arnold.

97

Page 98: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

98

Halliday, M.A.K. dan Matthiessen, C.M.I.M. 2004. An Introduction to

Functional Grammar. London: Edward Arnold.

Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks:

Aspek-aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Penerjemah

Asruddin Barori Tou. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Halliday, M.A.K., and Ruqaiya Hasan. 1985. Language, context, and

text: aspects of language in a social-semiotic perspective. London:

Oxford University Press.

Hasling, John. 2006. The Audience, The Message, and The Speaker (7th ed.).

New York: McGraw-Hill, Inc.

Hendrikus, P. Dori dan SVD Wuwur. 2009. Retorika, Terampil Berpidato,

Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Keraf, Gorys. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Mardalis. 2009. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:

Bumi Aksara.

Martin, J. R. 1992. English Text: System and Structure. Amsterdam: John

Benjamins.

Martin, J. R., C. M. I. M Matthiessen, and C. Painter. 1997. Working with

Functional Grammar. Arnold and Arnold: Oxford University Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Obama, Barrack Husein. 2009. Inaugural Address. Diunduh dari

www.whitehouse.gov

Rahkmat, Jalaluddin. 1992. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Rahkmat, Jalaluddin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 99: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

99

Saragih, Amrin. 2005. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Suardana. 2008. “The Analysis of Transitivity Shift on Translation Mengapa

Bali Disebut Pulau Seribu Pura”. Tesis Pascasarjana: Universitas

Udayana, Denpasar.

Sudaryanto. 1987. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Masyarakat Linguistik Indonesia Komisariat Universitas Gadjah

Mada.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar: Metode dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Sutama. 2010. Teks Ritual Pawiwahan Masyarakat Adat Bali Analisis

Linguistik Sistemik Fungsional. Disertasi Pascasarjana: Universitas

Udayana, Denpasar.

Sutjaja, I Gusti Made. 2006. Aksara dan Ragam Teks Bahasa Bali. Denpasar:

Lotus Widya Suari.

Page 100: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Inaugural Address by President Barack Hussein Obama, 20

January 2009, Washington D.C., United State of America

My fellow citizens: I stand here today humbled by the task before us,

grateful for the trust you've bestowed, mindful of the sacrifices borne by our

ancestors.

I thank President Bush for his service to our nation -- (applause) -- as well

as the generosity and cooperation he has shown throughout this transition.

Forty-four Americans have now taken the presidential oath. The words

have been spoken during rising tides of prosperity and the still waters of

peace. Yet, every so often, the oath is taken amidst gathering clouds and

raging storms. At these moments, America has carried on not simply because

of the skill or vision of those in high office, but because we, the people, have

remained faithful to the ideals of our forebears and true to our founding

documents.

So it has been; so it must be with this generation of Americans.

That we are in the midst of crisis is now well understood. Our nation is at

war against a far-reaching network of violence and hatred. Our economy is

badly weakened, a consequence of greed and irresponsibility on the part of

some, but also our collective failure to make hard choices and prepare the

100

Page 101: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

101

nation for a new age. Homes have been lost, jobs shed, businesses shuttered.

Our health care is too costly, our schools fail too many -- and each day brings

further evidence that the ways we use energy strengthen our adversaries and

threaten our planet.

These are the indicators of crisis, subject to data and statistics. Less

measurable, but no less profound, is a sapping of confidence across our land; a

nagging fear that America's decline is inevitable, that the next generation must

lower its sights.

Today I say to you that the challenges we face are real. They are serious

and they are many. They will not be met easily or in a short span of time. But

know this America: They will be met. (Applause.)

On this day, we gather because we have chosen hope over fear, unity of

purpose over conflict and discord. On this day, we come to proclaim an end

to the petty grievances and false promises, the recriminations and worn-out

dogmas that for far too long have strangled our politics. We remain a young

nation. But in the words of Scripture, the time has come to set aside childish

things. The time has come to reaffirm our enduring spirit; to choose our better

history; to carry forward that precious gift, that noble idea passed on from

generation to generation: the God-given promise that all are equal, all are

Page 102: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

102

free, and all deserve a chance to pursue their full measure of happiness.

(Applause.)

In reaffirming the greatness of our nation we understand that greatness is

never a given. It must be earned. Our journey has never been one of short-

cuts or settling for less. It has not been the path for the faint-hearted, for those

that prefer leisure over work, or seek only the pleasures of riches and fame.

Rather, it has been the risk-takers, the doers, the makers of things -- some

celebrated, but more often men and women obscure in their labor -- who have

carried us up the long rugged path towards prosperity and freedom.

For us, they packed up their few worldly possessions and traveled across

oceans in search of a new life. For us, they toiled in sweatshops, and settled

the West, endured the lash of the whip, and plowed the hard earth. For us,

they fought and died in places like Concord and Gettysburg, Normandy and

Khe Sahn.

Time and again these men and women struggled and sacrificed and worked

till their hands were raw so that we might live a better life. They saw America

as bigger than the sum of our individual ambitions, greater than all the

differences of birth or wealth or faction.

This is the journey we continue today. We remain the most prosperous,

powerful nation on Earth. Our workers are no less productive than when this

Page 103: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

103

crisis began. Our minds are no less inventive, our goods and services no less

needed than they were last week, or last month, or last year. Our capacity

remains undiminished. But our time of standing pat, of protecting narrow

interests and putting off unpleasant decisions -- that time has surely passed.

Starting today, we must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again

the work of remaking America. (Applause.)

For everywhere we look, there is work to be done. The state of our

economy calls for action, bold and swift. And we will act, not only to create

new jobs, but to lay a new foundation for growth. We will build the roads and

bridges, the electric grids and digital lines that feed our commerce and bind us

together. We'll restore science to its rightful place, and wield technology's

wonders to raise health care's quality and lower its cost. We will harness the

sun and the winds and the soil to fuel our cars and run our factories. And we

will transform our schools and colleges and universities to meet the demands

of a new age. All this we can do. All this we will do.

Now, there are some who question the scale of our ambitions, who suggest

that our system cannot tolerate too many big plans. Their memories are short,

for they have forgotten what this country has already done, what free men and

women can achieve when imagination is joined to common purpose, and

necessity to courage. What the cynics fail to understand is that the ground has

Page 104: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

104

shifted beneath them, that the stale political arguments that have consumed us

for so long no longer apply.

The question we ask today is not whether our government is too big or too

small, but whether it works -- whether it helps families find jobs at a decent

wage, care they can afford, a retirement that is dignified. Where the answer is

yes, we intend to move forward. Where the answer is no, programs will end.

And those of us who manage the public's dollars will be held to account, to

spend wisely, reform bad habits, and do our business in the light of day,

because only then can we restore the vital trust between a people and their

government.

Nor is the question before us whether the market is a force for good or ill.

Its power to generate wealth and expand freedom is unmatched. But this

crisis has reminded us that without a watchful eye, the market can spin out of

control. The nation cannot prosper long when it favors only the prosperous.

The success of our economy has always depended not just on the size of our

gross domestic product, but on the reach of our prosperity, on the ability to

extend opportunity to every willing heart -- not out of charity, but because it is

the surest route to our common good. (Applause.)

As for our common defense, we reject as false the choice between our

safety and our ideals. Our Founding Fathers -- (applause) -- our Founding

Page 105: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

105

Fathers, faced with perils that we can scarcely imagine, drafted a charter to

assure the rule of law and the rights of man -- a charter expanded by the blood

of generations. Those ideals still light the world, and we will not give them

up for expedience sake. (Applause.)

And so, to all the other peoples and governments who are watching today,

from the grandest capitals to the small village where my father was born,

know that America is a friend of each nation, and every man, woman and

child who seeks a future of peace and dignity. And we are ready to lead once

more. (Applause.)

Recall that earlier generations faced down fascism and communism not

just with missiles and tanks, but with the sturdy alliances and enduring

convictions. They understood that our power alone cannot protect us, nor

does it entitle us to do as we please. Instead they knew that our power grows

through its prudent use; our security emanates from the justness of our cause,

the force of our example, the tempering qualities of humility and restraint.

We are the keepers of this legacy. Guided by these principles once more

we can meet those new threats that demand even greater effort, even greater

cooperation and understanding between nations. We will begin to responsibly

leave Iraq to its people and forge a hard-earned peace in Afghanistan. With

Page 106: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

106

old friends and former foes, we'll work tirelessly to lessen the nuclear threat,

and roll back the specter of a warming planet.

We will not apologize for our way of life, nor will we waver in its defense.

And for those who seek to advance their aims by inducing terror and

slaughtering innocents, we say to you now that our spirit is stronger and

cannot be broken -- you cannot outlast us, and we will defeat you.

(Applause.)

For we know that our patchwork heritage is a strength, not a weakness.

We are a nation of Christians and Muslims, Jews and Hindus, and non-

believers. We are shaped by every language and culture, drawn from every

end of this Earth; and because we have tasted the bitter swill of civil war and

segregation, and emerged from that dark chapter stronger and more united, we

cannot help but believe that the old hatreds shall someday pass; that the lines

of tribe shall soon dissolve; that as the world grows smaller, our common

humanity shall reveal itself; and that America must play its role in ushering in

a new era of peace.

To the Muslim world, we seek a new way forward, based on mutual

interest and mutual respect. To those leaders around the globe who seek to

sow conflict, or blame their society's ills on the West, know that your people

will judge you on what you can build, not what you destroy. (Applause.)

Page 107: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

107

To those who cling to power through corruption and deceit and the

silencing of dissent, know that you are on the wrong side of history, but that

we will extend a hand if you are willing to unclench your fist. (Applause.)

To the people of poor nations, we pledge to work alongside you to make

your farms flourish and let clean waters flow; to nourish starved bodies and

feed hungry minds. And to those nations like ours that enjoy relative plenty,

we say we can no longer afford indifference to the suffering outside our

borders, nor can we consume the world's resources without regard to effect.

For the world has changed, and we must change with it.

As we consider the role that unfolds before us, we remember with humble

gratitude those brave Americans who at this very hour patrol far-off deserts

and distant mountains. They have something to tell us, just as the fallen

heroes who lie in Arlington whisper through the ages.

We honor them not only because they are the guardians of our liberty, but

because they embody the spirit of service -- a willingness to find meaning in

something greater than themselves.

And yet at this moment, a moment that will define a generation, it is

precisely this spirit that must inhabit us all. For as much as government can

do, and must do, it is ultimately the faith and determination of the American

people upon which this nation relies. It is the kindness to take in a stranger

Page 108: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

108

when the levees break, the selflessness of workers who would rather cut their

hours than see a friend lose their job which sees us through our darkest hours.

It is the firefighter's courage to storm a stairway filled with smoke, but also a

parent's willingness to nurture a child that finally decides our fate.

Our challenges may be new. The instruments with which we meet them

may be new. But those values upon which our success depends -- honesty and

hard work, courage and fair play, tolerance and curiosity, loyalty and

patriotism -- these things are old. These things are true. They have been the

quiet force of progress throughout our history.

What is demanded, then, is a return to these truths. What is required of us

now is a new era of responsibility -- a recognition on the part of every

American that we have duties to ourselves, our nation and the world; duties

that we do not grudgingly accept, but rather seize gladly, firm in the

knowledge that there is nothing so satisfying to the spirit, so defining of our

character than giving our all to a difficult task.

This is the price and the promise of citizenship. This is the source of our

confidence -- the knowledge that God calls on us to shape an uncertain

destiny. This is the meaning of our liberty and our creed, why men and

women and children of every race and every faith can join in celebration

across this magnificent mall; and why a man whose father less than 60 years

Page 109: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

109

ago might not have been served in a local restaurant can now stand before you

to take a most sacred oath. (Applause.)

So let us mark this day with remembrance of who we are and how far we

have traveled. In the year of America's birth, in the coldest of months, a small

band of patriots huddled by dying campfires on the shores of an icy river. The

capital was abandoned. The enemy was advancing. The snow was stained

with blood. At the moment when the outcome of our revolution was most in

doubt, the father of our nation ordered these words to be read to the people:

"Let it be told to the future world...that in the depth of winter, when

nothing but hope and virtue could survive... that the city and the country,

alarmed at one common danger, came forth to meet [it]."

America: In the face of our common dangers, in this winter of our

hardship, let us remember these timeless words. With hope and virtue, let us

brave once more the icy currents, and endure what storms may come. Let it

be said by our children's children that when we were tested we refused to let

this journey end, that we did not turn back nor did we falter; and with eyes

fixed on the horizon and God's grace upon us, we carried forth that great gift

of freedom and delivered it safely to future generations.

Thank you. God bless you. And God bless the United States of America.

(Applause.)

Page 110: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

110

Lampiran 2 Pidato Pelantikan Presiden Amerika Serikat, Barack

Hussein Obama, 20 Januari 2009, Washington D.C., Amerika Serikat

Rekan-rekan sebangsa dan setanah air: Saya berdiri di sini hari ini terenyak

oleh tugas di depan kita, berterima kasih atas kepercayaan yang Anda berikan,

dan teringat akan pengorbanan oleh leluhur kita. Saya berterima kasih kepada

Presiden Bush atas jasanya pada bangsa kita dan atas kemurahan hati dan

kerja sama yang ditunjukkannya pada masa transisi ini.

Sudah 44 warga Amerika yang diambil sumpahnya sebagai presiden. Kata-

kata dalam sumpah jabatan itu telah diucapkan pada masa kemakmuran dan

pada masa damai. Namun, ada kalanya sumpah jabatan kepresidenan itu

diambil di tengah-tengah situasi gawat dan badai yang berkecamuk. Pada saat-

saat demikian, Amerika terus melaksanakan tugasnya bukan hanya karena

keterampilan atau visi mereka yang memegang jabatan tinggi, melainkan

karena kita rakyat Amerika tetap setia pada cita-cita leluhur kita dan setia

pada dokumen-dokumen yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita.

Demikianlah adanya, dan memang selalu demikianlah yang harus

dilakukan oleh generasi orang Amerika yang sekarang ini.

Memang sudah dipahami bahwa kita sedang berada di tengah krisis.

Bangsa kita kini sedang terlibat perang, melawan jaringan kekerasan dan

kebencian yang jauh jangkauannya. Ekonomi kita sangat lemah, akibat

ketamakan dan tindakan tidak bertanggung jawab oleh sebagian pihak, tetapi

110

Page 111: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

111

juga karena kegagalan kita secara kolektif untuk membuat pilihan-pilihan

sulit, dan kegagalan kita mempersiapkan bangsa bagi abad baru. Banyak

rumah yang disita, lapangan kerja menurun drastis, bisnis gulung tikar.

Asuransi kesehatan kita terlalu mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang

gagal dan setiap hari terlihat bukti bahwa cara-cara kita menggunakan energi

justru memperkuat musuh-musuh kita dan mengancam planet kita.

Semua itu merupakan indikator krisis, yang didasarkan pada data dan

statistik. Yang kurang bisa diukur, tetapi tidak kurang pentingnya adalah

melemahnya keyakinan di seluruh pelosok Amerika - kekhawatiran terus-

menerus bahwa kemerosotan Amerika tak terelakkan lagi, dan bahwa generasi

berikutnya harus mengurangi harapannya.

Hari ini saya katakan kepada kalian bahwa tantangan-tantangan yang kita

hadapi adalah nyata. Tantangan ini serius dan banyak. Tidak akan mudah

diatasi dan tidak bisa diatasi dalam jangka pendek. Akan tetapi, ketahuilah ini,

Amerika, semua tantangan ini akan kita hadapi.

Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan daripada

ketakutan, kesatuan tujuan daripada konflik dan pertentangan.

Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan berakhirnya keluhan-

keluhan kecil dan janji-janji palsu, saling tuduh dan berbagai dogma lusuh

yang sudah terlalu lama mencekik politik kita.

Page 112: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

112

Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata dalam kitab suci,

saatnya sudah tiba kita menepiskan sifat kekanak-kanakan. Saatnya sudah tiba

untuk menandaskan lagi semangat kita yang tegar, memilih jalan sejarah yang

lebih baik, melanjutkan pemberian berharga, gagasan mulia yang diteruskan

dari generasi ke generasi: janji yang diberikan Tuhan bahwa semua kita setara,

kita semua bebas, dan semua layak memperoleh kesempatan untuk mengejar

kebahagiaan sepenuhnya.

Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa

kebesaran tak pernah diberikan begitu saja. Mencapai kebesaran harus dengan

kerja keras. Perjalanan yang kita tempuh tak pernah mengambil jalan pintas.

Perjalanan kita bukan bagi mereka yang tidak-tabah, bukan bagi mereka yang

suka bermalas-malas daripada bekerja, atau bagi yang hanya mengejar

kekayaan dan menjadi terkenal. Perjalanan kita adalah bagi mereka yang

berani mengambil risiko, mereka yang melakukan hal-hal baru dan membuat

barang-barang baru. Sebagian mereka menjadi terkenal, tetapi acap kali laki-

laki dan perempuan tak dikenal dalam pekerjaan mereka, yang telah

mengusung kita di atas jalan berbatu-batu menuju kemakmuran dan

kebebasan.

Demi kita, mereka mengemas harta milik mereka yang tak seberapa dan

menyeberangi samudera untuk mencari kehidupan baru.

Demi kita, mereka banting-tulang dengan upah minim dan menetap di

Pantai Barat, menahankan pukulan cambuk dan mencangkul tanah yang keras.

Page 113: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

113

Demi kita, mereka bertempur dan mati, di tempat-tempat seperti Concord dan

Gettysburg, Normandy dan Khe San.

Lelaki dan perempuan ini terus menerus berjuang dan berkorban dan

bekerja hingga kulit tangan mereka mengelupas, agar kita bisa mengecap

kehidupan yang lebih baik. Mereka melihat Amerika lebih besar daripada

jumlah ambisi kita secara perorangan, lebih besar daripada perbedaan status

keluarga, atau kekayaan ataupun partai atau kelompok.

Perjalanan inilah yang kita teruskan hari ini. Kita masih merupakan negara

paling makmur dan paling berpengaruh di Bumi. Para pekerja kita tidak

kurang produktifnya dibandingkan dengan waktu ketika krisis ini dimulai.

Otak kita masih seinventif seperti pada awal krisis ini, barang dan jasa kita

masih diperlukan seperti pada minggu lalu atau bulan lalu atau tahun lalu.

Kapasitas kita tetap tak berkurang. Akan tetapi, masa kita untuk berdiam diri,

melindungi kepentingan sempit, dan menunda keputusan-keputusan yang tak

menyenangkan sudah harus berlalu. Mulai hari ini, kita harus bangkit sendiri,

membersihkan debu yang menempel, dan mulai lagi bekerja memperbarui

Amerika.

Karena ke mana saja kita melihat, ada yang harus kita lakukan. Keadaan

ekonomi mengharuskan tindakan yang berani dan segera, dan kita akan

bertindak tidak hanya untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi untuk

meletakkan dasar bagi pertumbuhan. Kita akan membangun jalan dan

Page 114: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

114

jembatan, jaringan listrik dan jaringan digital yang menyuburkan perdagangan

dan mengikat kita bersama. Kita akan memulihkan sains ke tempat yang

selayaknya dan menggunakan kehebatan teknologi untuk meningkatkan mutu

perawatan kesehatan dan menurunkan biayanya. Kita akan memanfaatkan

tenaga matahari, tenaga angin, dan lainnya untuk menjalankan mobil-mobil

dan pabrik-pabrik kita. Kita akan mengubah sekolah dan perguruan tinggi dan

universitas untuk memenuhi tuntutan era baru. Semua ini bisa kita lakukan.

Semua ini akan kita lakukan.

Tentu, ada orang yang meragukan skala ambisi kita - dengan mengatakan

sistem ekonomi kita tidak bisa mentolerir terlalu banyak rencana besar. Daya

ingat mereka tidak cukup lama. Mereka telah melupakan apa yang dilakukan

negara ini, apa yang bisa dicapai oleh laki-laki dan perempuan yang hidup

bebas, apabila imajinasi digabung demi tujuan bersama, dan kebutuhan

digabung dengan ketabahan.

Yang tidak dipahami oleh mereka yang sinis adalah tanah tempat mereka

berpijak telah bergeser bahwa argumen basi dalam politik yang telah begitu

lama menyita waktu kita - tidak lagi berlaku. Pertanyaan yang kita ajukan

sekarang bukan apakah pemerintah kita terlalu besar atau terlalu kecil,

melainkan apakah pemerintah kita bisa berfungsi, apakah pemerintah bisa

menolong para keluarga mencari pekerjaan dengan upah yang layak, asuransi

kesehatan yang terjangkau, dan pensiun yang berarti. Apabila jawabannya -

ya, kita berniat untuk terus bergerak maju. Apabila jawabannya tidak,

Page 115: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

115

programnya akan dihentikan. Mereka yang mengatur uang rakyat akan

dimintai pertanggungjawabannya - supaya mengeluarkan uang secara

bijaksana, mengubah kebiasaan buruk, dan melakukan bisnis kita dengan jujur

- karena hanya dengan demikian kita bisa memulihkan kepercayaan penting

antara rakyat dan pemerintah.

Kita juga tidak mempertanyakan apakah kekuatan pasar bebas itu baik atau

buruk. Kekuatan pasar bisa membina kekayaan dan memperluas kebebasan

kita. Akan tetapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan

yang ketat, kekuatan pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol dan suatu

bangsa tidak bisa makmur untuk waktu lama apabila hanya mementingkan

orang kaya. Keberhasilan ekonomi kita tidak hanya bergantung pada besarnya

Produk Domestik Bruto, tetapi seberapa jauh meluasnya kemakmuran itu,

pada kemampuan kita memberikan kesempatan kepada tiap orang yang mau

bekerja, dan bukan karena belas kasihan karena itulah jalan yang paling pasti

guna mencapai kemakmuran bersama.

Mengenai pertahanan kita bersama, kita menolak dan menganggap palsu

pilihan antara keselamatan dan idaman atau cita-cita kita. Para pendiri negara

ini dihadapkan pada bahaya yang tak terbayangkan, menyusun sebuah piagam

untuk menjamin supremasi hukum dan hak setiap orang, sebuah piagam yang

diperkuat oleh perjuangan generasi demi generasi. Semua cita-cita ini masih

menerangi dunia dan kita tidak akan meninggalkannya demi mencapai

penyelesaian yang cepat. Oleh karena itu, bagi semua orang dan pemerintahan

Page 116: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

116

yang menyaksikan pelantikan hari ini, mulai dari kota-kota yang termegah

sampai ke desa kecil di mana ayah saya dilahirkan, ketahuilah bahwa Amerika

adalah sahabat setia negara dan sahabat setiap lelaki, setiap perempuan, dan

setiap anak yang menghendaki masa depan yang damai dan bermartabat, dan

bahwa kita siap untuk memimpin lagi.

Ingatlah bahwa generasi-generasi sebelumnya menundukkan fasisme dan

komunisme bukan hanya dengan misil dan tank, melainkan dengan aliansi

yang kokoh dan keyakinan besar. Mereka memahami bahwa kekuatan saja

tidak bisa melindungi kita dan bahwa kekuatan itu tidak memberi kita hak

berbuat sekehendak hati kita. Sebaliknya, mereka tahu bahwa kekuatan kita

tumbuh melalui penggunaan yang bijaksana, keamanan kita berasal dari

adilnya tujuan kita, kekuatan contoh yang kita berikan, dan kerendahan hati

serta kesanggupan menahan diri.

Kita adalah penjaga warisan ini. Dibimbing oleh prinsip-prinsip ini, sekali

lagi kita bisa menghadapi ancaman-ancaman baru itu yang menuntut upaya

lebih besar, bahkan kerja sama dan pemahaman lebih besar antarnegara. Kita

akan mulai secara bertanggung jawab meninggalkan Irak kepada bangsa Irak

dan menempa perdamaian di Afghanistan. Bersama teman-teman lama dan

bekas saingan kita, Amerika akan bekerja tanpa lelah untuk mengurangi

ancaman nuklir dan mengurangi bahaya pemanasan bumi. Kita tidak akan

minta maaf atas cara kehidupan Amerika, tidak akan goyah dalam

mempertahankannya, dan bagi mereka yang hendak mendorong tujuan

Page 117: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

117

mereka dengan teror dan membantai orang-orang tak bersalah, kami katakan

kepada mereka, semangat kita lebih kuat dan tidak terpatahkan, kalian tidak

akan unggul dari kami, dan kalian akan kami kalahkan.

Kami sadar bahwa warisan bangsa yang beraneka warna adalah suatu

kekuatan dan bukannya sebuah kelemahan. Bangsa kita terdiri atas orang

Kristen dan Islam, Yahudi dan Hindu, dan bahkan orang-orang yang tidak

percaya pada Tuhan. Kita telah dibentuk oleh campuran berbagai bahasa dan

kebudayaan, yang berasal dari segala pelosok dunia. Kita telah merasakan

pahitnya perang saudara dan segregasi rasial, dan keluar dari masa kegelapan

menjadi sebuah bangsa yang lebih kuat dan lebih bersatu, kita yakin bahwa

pada suatu hari nanti semua rasa kebencian akan hilang, bahwa semua garis

pembatas antarsuku bangsa akan luluh, dan bahwa dunia ini akan menjadi

semakin kecil. Kerendahan hati kita akan tampak dengan sendirinya, dan

Amerika harus memainkan perannya dalam menyongsong era perdamaian

yang baru.

Bagi dunia Muslim, kami akan mencari cara baru ke depan berdasarkan

kepentingan bersama dan saling menghormati. Bagi para pemimpin dunia

yang berusaha menanam bibit konflik atau menyalahkan dunia Barat atas

kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakatnya, ketahuilah bahwa rakyat

Anda akan menilai Anda pada apa yang Anda bangun, bukan pada apa yang

Anda musnahkan. Bagi mereka yang hendak menggenggam kekuasaan

melalui korupsi dan kekejian dan membungkam orang yang tidak setuju pada

Page 118: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

118

kebijakan mereka, yakinlah bahwa kalian berada pada sisi yang keliru, tetapi

kami akan mengulurkan tangan jika kalian tidak lagi mengepalkan tinju.

Bagi rakyat negara-negara miskin, kami berjanji akan bekerja bersama

kalian untuk membuat ladang kalian subur dan membuat air bersih mengalir,

untuk memberi makan tubuh yang kelaparan, dan memenuhi kebutuhan

mental. Kepada negara-negara seperti negara kita yang relatif menikmati

kemakmuran, kita tidak bisa lagi bersikap tidak peduli pada kesengsaraan di

luar perbatasan kita, dan kita tidak bisa menghabiskan sumber-sumber dunia

tanpa memedulikan dampaknya karena dunia sudah berubah dan kita harus

berubah dengannya.

Sambil kita mempertimbangkan jalan yang terbentang di depan kita, kita

mengingat dengan rasa terima kasih orang-orang Amerika yang gagah berani,

yang pada saat ini, berpatroli di gurun dan gunung yang sangat jauh. Ada

sesuatu yang hendak mereka katakan pada kita hari ini, seperti yang

dibisikkan sepanjang masa oleh para pahlawan kita yang kini dimakamkan di

Arlington. Kita menghormati mereka bukan hanya karena mereka menjaga

kebebasan kita, melainkan karena mereka menunjukkan arti pengorbanan,

kesediaan untuk mencari arti yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.

Pada saat ini, saat yang akan tercatat dalam sejarah generasi - semangat inilah

yang harus ada pada kita semua.

Page 119: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

119

Sebanyak apa pun yang bisa dan harus dilakukan pemerintah, pada akhirnya

kepercayaan dan tekad rakyat Amerikalah yang diandalkan negara ini.

Misalnya kebaikan hati untuk menampung orang yang kena musibah

walaupun tidak kita kenal atau pekerja yang tanpa pamrih rela mengurangi

jam kerja mereka daripada melihat seorang teman di-PHK, yang membuat kita

keluar dari kegelapan. Adalah keberanian para pemadam kebakaran untuk

menerobos masuk ke rumah yang penuh asap dan kesediaan orang tua untuk

membesarkan anak, yang kelak akan menentukan nasib kita.

Tantangan kita mungkin baru. Alat-alat yang kita gunakan untuk

mengatasinya mungkin baru. Akan tetapi pada nilai-nilai itulah keberhasilan

kita bergantung - yaitu kerja keras dan kejujuran, ketabahan dan berlaku

secara adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme - semua itu

sudah lama ada. Semua itu memang benar. Semua itu telah menjadi kekuatan

kemajuan sepanjang sejarah. Jadi, yang dituntut sekarang adalah kembalinya

kepada nilai-nilai ini. Apa yang diperlukan dari kita sekarang ini adalah era

pertanggungjawaban yang baru - suatu pengakuan, dari tiap orang Amerika,

bahwa kita mempunyai kewajiban bagi diri kita sendiri, bagi negara kita, dan

bagi dunia, kewajiban yang kita lakukan dengan senang hati, bukan dengan

bersungut-sungut karena kita tahu tidak ada yang lebih memuaskan bagi jiwa

kita, yang merupakan definisi karakter kita, daripada memberikan segalanya

untuk menyelesaikan tugas yang sulit.

Inilah pengorbanan dan janji kewarganegaraan.

Page 120: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

120

Inilah yang menjadi sumber keyakinan kita - pengetahuan bahwa Tuhan

meminta kita untuk memperbaiki keadaan yang tidak pasti.

Inilah arti kebebasan dan kepercayaan kita- mengapa laki-laki dan

perempuan dan anak-anak dari tiap ras dan tiap keyakinan bisa ikut dalam

perayaan di lapangan yang indah ini, dan mengapa seorang lelaki yang

ayahnya lebih 60 tahun lalu mungkin tidak dilayani di restoran, sekarang bisa

berdiri di depan Anda untuk diambil sumpahnya sebagai presiden.

Jadi marilah kita hari ini mengenang siapa kita dan sejauh mana jalan yang

kita tempuh. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang terdingin,

sekelompok patriot berkumpul di depan api unggun yang mulai padam di

bantaran sungai yang beku. Ibu kota telah ditinggalkan, musuh terus maju,

salju tampak berlumuran darah. Pada saat itu, ketika nasib revolusi kita sangat

diragukan, bapak bangsa kita memerintahkan supaya kalimat berikut

dibacakan kepada semua rakyat Amerika:

"Beri tahukanlah pada dunia masa depan bahwa di tengah musim dingin,

saat apa pun tiada kecuali harapan dan kebajikan - bahwa kota dan negara,

waspada akan bahaya bersama, akhirnya bersatu untuk menghadapinya."

Amerika; Dalam menghadapi musuh bersama, dalam masa sulit kita ini,

mari kita ingat kata-kata emas itu. Dengan harapan dan kebajikan, mari kita

hadapi bersama sekali lagi sungai beku ini, dan bertahan dari badai apa pun

yang akan tiba. Biarkan cucu-cucu kita berkata bahwa kita telah diuji dan kita

menolak untuk mengakhiri perjalanan ini, bahwa kita tidak mundur dan mata

Page 121: retorika dan sistem transitivitas dalam pidato pelantikan presiden

121

kita terpaku ke ufuk fajar dan dengan berkat Tuhan, kita meneruskan anugerah

kebebasan dan mengantarkannya dengan selamat bagi generasi masa depan.