resus intubasi kasus anestesi

8
 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH  YOGYAKARTA  2015 REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI REFLEKSI KASUS TEKNIK INTUBASI PADA PASIEN STRUMA NODUSA NON TOXIC I.PENGALAMAN Seorang perempuan 36 tahun datang ke poli bedah RS jogja dengan keluhan benjolan di leher kanan. Benjolan dirasakan ± 1 bulan yang lalu. Nyeri (-! ikut bergerak saat menelan ("!  bertambah besar (". #ari dokter bedah pasien didiagnosis struma nodusa non to$i%! pasien disarankan untuk operasi! lalu pasien masuk bangsal bougen&il untuk persiapan operasi pada esok hariny a. Ri'ay at hipert ensi! #! asma! ri'ayat alergi disangkal. )ada pemeriksaa n didapa tkan kesadaran kompos mentis! tekanan darah 1*+,+ mmg! nadi $,menit! respirasi *1$,menit dan suhu 36!/0. Status isik 2S2 . )as ien dir en%a nakan menggun akan 4enera l 2n est esi . Set ela h pas ien mas uk kamar operasi! pasien dipasang monitor! dilakukan general anastesi dengan teknik intubasi. )emasangan gagal dilakukan pada per%obaan pertama! dan baru berhasil pada per%obaan kedua. II. PERMASALAHAN Bagaimana teknik intubasi endotrakeal yang benar! apa saja penyulit dari intubasi5 III. PEMBAHASAN ntubasi endotrakeal adalah suatu tehnik memasukkan suatu alat berupa pipa ke dalam saluran  pernaasan bagian atas. 7ujuan dilakukannya intubasi endotrakeal untuk mempertahankan jalan naas agar tetap bebas! mengendalikan oksigenasi dan &entilasi! men%egah terjadinya aspirasi! dan sarana gas anestesi menuju langsung ke trakea. )ipa endotrakeal terbuat dari plastik )oly&inyl 8hlorida yang merupakan %etakan dari bentukan  jalan naas. Bahan dari 977 harus bersiat radioopa: untuk mengetahui posisi ujung distal ke karina dan transparan agar dapat dilihat sekresi atau aliran udara yang dibuktikan oleh adanya  pengembungan uap air pada lumen pipa selama ekshalasi. ;eterampil an pelaku intubas i sepert i intubasi ya ng di lakukan ol eh or ang yang bel um  berpengalaman sering menyebabkan trauma pada bibir sering terjadi di sisi kanan bibir atas terjepit diantara bilah laringoskop dan gigi atas. ;eberhasilan intubasi pada laringoskopi pertama  juga dikatakan mempengaruhi insiden komplikasi intubasi endotrakeal. ;esulitan intubasi , intubasi berulang mempengaruhi timbulnya komplikasi intubasi endotrakeal. )ada pasien dengan  RM.01.

Upload: rhisa-oviani

Post on 27-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 1/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

REFLEKSI KASUS

TEKNIK INTUBASI PADA PASIEN STRUMA NODUSA NON TOXIC

I.PENGALAMAN

Seorang perempuan 36 tahun datang ke poli bedah RS jogja dengan keluhan benjolan di

leher kanan. Benjolan dirasakan ± 1 bulan yang lalu. Nyeri (-! ikut bergerak saat menelan ("!

 bertambah besar (". #ari dokter bedah pasien didiagnosis struma nodusa non to$i%! pasien

disarankan untuk operasi! lalu pasien masuk bangsal bougen&il untuk persiapan operasi pada esok 

harinya. Ri'ayat hipertensi! #! asma! ri'ayat alergi disangkal. )ada pemeriksaan didapatkan

kesadaran kompos mentis! tekanan darah 1*+,+ mmg! nadi $,menit! respirasi *1$,menit dan

suhu 36!/0. Status isik 2S2 .)asien diren%anakan menggunakan 4eneral 2nestesi. Setelah pasien masuk kamar 

operasi! pasien dipasang monitor! dilakukan general anastesi dengan teknik intubasi. )emasangan

gagal dilakukan pada per%obaan pertama! dan baru berhasil pada per%obaan kedua.

II. PERMASALAHAN

Bagaimana teknik intubasi endotrakeal yang benar! apa saja penyulit dari intubasi5

III. PEMBAHASAN

ntubasi endotrakeal adalah suatu tehnik memasukkan suatu alat berupa pipa ke dalam saluran

 pernaasan bagian atas. 7ujuan dilakukannya intubasi endotrakeal untuk mempertahankan jalan

naas agar tetap bebas! mengendalikan oksigenasi dan &entilasi! men%egah terjadinya aspirasi! dan

sarana gas anestesi menuju langsung ke trakea.)ipa endotrakeal terbuat dari plastik )oly&inyl 8hlorida yang merupakan %etakan dari bentukan

 jalan naas. Bahan dari 977 harus bersiat radioopa: untuk mengetahui posisi ujung distal ke

karina dan transparan agar dapat dilihat sekresi atau aliran udara yang dibuktikan oleh adanya

 pengembungan uap air pada lumen pipa selama ekshalasi.

;eterampilan pelaku intubasi seperti intubasi yang dilakukan oleh orang yang belum

 berpengalaman sering menyebabkan trauma pada bibir sering terjadi di sisi kanan bibir atas

terjepit diantara bilah laringoskop dan gigi atas. ;eberhasilan intubasi pada laringoskopi pertama

 juga dikatakan mempengaruhi insiden komplikasi intubasi endotrakeal. ;esulitan intubasi ,

intubasi berulang mempengaruhi timbulnya komplikasi intubasi endotrakeal. )ada pasien dengan

  RM.01.

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 2/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

kesulitan intubasi! penatalaksanaan jalan napas menjadi lebih sulit sehingga lebih mudah terjadi

%edera pada jalan napas yang menyebabkan nyeri tenggorok. )rosedur intubasi dengan

menekankan krikoid selama laringoskopi memasilitasi &isualisasi pita suara sehingga manu&er 

ini bisa membantu menghindari kerusakan sekitar pita suara yang disebabkan oleh intubasi yang

dipaksakan.

;omplikasi akibat intubasi endotrakeal antara lain nyeri tenggorok! suara serak! paralisa pita

suara! edem laring! laring granuloma dan ulser! glottis dan subglotis granulasi jaringan!

tra%healstenosis! tra%heamala%ia! tra%heoesophagial istula.

Indikasi dan Kon!aindikasi In"#asi Endo!ak$a%

ndikasi bagi pelaksanaan intubasi endotrakeal antara lain <

• ;eadaan oksigenasi yang tidak adekuat yang tidak dapat dikoreksi dengan pemberian

suplai oksigen melalui masker nasal.

• ;eadaan &entilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan karbondioksida di

arteri.

• ;ebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai bron%hial

toilet.

• enyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang ga'at atau pasien

dengan releks akibat sumbatan yang terjadi.

• )ada pasien yang mudah timbul laringospasme.

• )emakaian &entilasi mekanis yang lama

• empermudah pemberian anestesi

;ontraindikasi intubasi endotrakeal adalah <

• 7rauma ser&ikal yang memerlukan keadaan imobilisasi tulang &ertebra ser&i%al!

sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi• ;eadaan trauma , obstruksi jalan naas atas! penanganan jalan naas jangka panjang.

P$n&"%i In"#asi

;esulitan intubasi umumnya ditemui pada kondisi<

1. =eher pendek dan berotot

*. andibula menonjol

  RM.0'.

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 3/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

3. aksila,gigi depan menonjol

>. ?&ula tidak terlihat (allampati 3 atau >@. 4erak sendi temporo-mandibular terbatas

6. 4erak &erteba ser&ikal terbatas

/. )ertumbuhan gigi tidak lengkap

. Benda asing pada jalan naas

;lasiikasi mallampati <

allampati 1 < )alatum mole! u&ula! dinding posterior oropharing! pilar tonsilallampati * < )alatum mole! sebagian u&ula! dinding posterior u&ula

allampati 3 < )alatum mole! dasar u&ula

allampati > < palatum durum saja

P$!sia(an in"#asi $ndo!ak$a%

)ersiapan untuk intubasi termasuk mempersiapkan alat‐alat dan memposisikan pasien. 977

sebaiknya dipilih yang sesuai. )engisian %u 977 sebaiknya di tes terlebih dahulu dengan

spuit 1+ milliliter. Stylet sebaiknya dimasukkan ke 977. Berhasilnya intubasi sangat

tergantung dari posisi pasien! kepala pasien harus setentang dengan pinggang anestesiologis

atau lebih tinggi untuk men%egah ketegangan pinggang selama laringoskopi. )ersiapan untuk 

induksi dan intubasi juga melibatkan preoksigenasi rutin. )reoksigenasi dengan naas yang

dalam dengan oksigen 1++ A.

)ersiapan untuk intubasi antara lain <a alur intra&ena yang adekuat

 b Cbat‐obatan yang tepat untuk induksi dan relaksasi otot

% )astikan alat su%tion tersedia dan berungsi

RM.0).

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 4/8

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 5/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

tidak bo%or. 2lasan lain adalah penggunaan ka pada bayi-anak ke%il dapat membuat

trauma selaput lendir trakea dan postintubation croup.)ipa trakea dapat dimasukkan melalui mulut (orotracheal tube atau melalui hidung

(nasotracheal tube. Nasotracheal tube umumnya digunakan bila penggunaan orotracheal 

tube tidak memungkinkan! misalnya karena terbatasnya pembukaan mulut atau dapat

menghalangi akses bedah. Namun penggunaan nasotracheal tube dikontraindikasikan

 pada pasien dengan arktur basis kranii.

?kuran tube berdasarkan usia <

Usia Dia-$$! Da%a- --/ Panan +-/

Bayi 3!@ 1*

2nak > " usia,> 1> " umur,*

D$2asa

)erempuan 6!@‐/!@ *>

=aki =aki /!@‐E!+ *>

?ntuk orang de'asa dan anak diatas 6 tahun dianjurkan untuk memakai pipa dengan balon

lunak &olume besar tekanan rendah! untuk anak ke%il dan bayi pipa tanpa balon lebih baik.

Balon sempit &olume ke%il tekanan tinggi hendaknya tidak dipakai karena dapat

menyebabkan nekrosis mukosa trakea. )engembangan balon yang terlalu besar dapat

dihindari dengan memonitor tekanan dalam balon (yang pada balon lunak besar sama

dengan tekanan dinding trakea dan jalan naas atau dengan memakai balon tekanan

terbatas

). A * Ai!2a&

2ir'ay yang dimaksud adalah alat untk menjaga terbukanya jalan napas yaitu pipa mulut-aring (4uedel! orotracheal airway atau pipa hidung-aring (naso-tracheal airway. )ipa

ini berungsi untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar agar lidah tidak menyumbat

 jalan napas.

,. T * Ta($

Tape yang dimaksud adalah plester untuk iksasi pipa supaya tidak terdorong atau ter%abut.

3. I * In!od"+$!

  RM.03.

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 6/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

ntrodu%er yang dimaksud adalah mandrin atau stilet dari ka'at yang dibungkus plastik 

(kabel yang mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.4. C * Conn$+o!

Connector yang dimaksud adalah penyambung antara pipa dengan bag &al&e mask 

ataupun peralatan anestesia.

5. S * S"+ion

Suction yang dimaksud adalah penyedot lendir! ludah! dan %airan lainnya.

T$knik In"#asi

)asien diposisikan dalam posisi F sniffing G! dimana oksiput diangkat atau diele&asi dengan

 bantuan bantal atau selimut yang dilipat dan leher dalam posisi ekstensi. Biasanya posisi

seperti ini akan memperluas pandangan laringoskopik. Sedangkan posisi leher leksi

mempersulit dalam pasien membuka mulut.

4ambar . Sniing )osition

=aringoskop dipegang tangan kiri pada sambungan antara handle dan blade. Setelah

memastikan mulut pasien terbuka dengan teknik Fcross finger G dari jari tangan kanan!

laringoskop dimasukkan ke sisi kanan mulut pasien sambil menyingkirkan lidah ke sisi

kiri. Bibir dan gigi pasien tidak boleh terjepit oleh blade. Blade kemudian diangkat

sehingga terlihat epiglotis terbuka. =aringoskop harus diangkat! bukan didorong ke depan

agar kerusakan pada gigi maupun gusi pada rahang atas dapat dihindari.

  RM.04.

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 7/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

?kuran pipa endotrakeal (endotracheal tube , 977 bergantung pada usia pasien! bentuk 

 badan! dan jenis operasi yang akan dilakukan. 977 dengan ukuran /.+ mm digunakan

untuk hampir seluruh 'anita! sedangkan ukuran .+ pada umumnya digunkan pada pria.

977 dipegang dengan tangan kanan seperti memegang pensil lalu dimasukkan melalui sisi

kanan rongga mulut kemudian masuk ke pita suara. Bila epiglotis terlihat tidak membuka

dengan baik! penting untuk menjadikan epiglotis sebagai landasan dan segera masukkan

977 di ba'ahnya lalu masuk ke trakea. 7ekanan eksternal pada krikoid maupun kartilago

tiroid dapat membantu memperjelas pandangan anestesiologis. ?jung proksimal dari balon

977 ditempatkan di ba'ah pita suara! lalu balon dikembangkan dengan udara positi dengan tekanan *+-3+ %m*C.

)emasangan 977 yang benar dapat dinilai dari auskultasi pada lima area! yaitu kedua

apeks paru! kedua basal paru! dan epigastrium. Bila suara napas terdengar hanya pada

salah satu sisi paru saja! maka diperkirakan telah terjadi intubasi endobronkial dan 977

harus ditarik perlahan hingga suara napas terdengar simetris di lapangan paru kanan dan

kiri. 977 kemudian diiksasi segera dengan menggunakan plester.

I6. KESIMPULAN

• ;eberhasilan pemasangan 997 bergantung pada keahlian petugas ataupun dokter 

yang akan melakukan pemasangan.

• )osisi pasien yang tidak tepat dapat menghambat atau dapat mempersulit

 pemasangan 997

  RM.05.

7/25/2019 RESUS Intubasi Kasus Anestesi

http://slidepdf.com/reader/full/resus-intubasi-kasus-anestesi 8/8

 

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

  YOGYAKARTA

  2015

REFLEKSI KASUS ILMU ANESTESI DAN REANIMASI

• )enggunaan alat yang tepat dan benar akan mendukung keberhasilan intubasi

•;elainan anatomis pada pasien dapat menjadi penyulit bagi dokter ataupun tenaga

kesehatan untuk melakukan pemasangan intubasi

• ika pemasangan 997 tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan komplikasi

lain seperti < nyeri tenggorok! suara serak! paralisa pita suara! edem laring! dll.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. =ati! Said 2! dkk. )etunjuk praktis 2nestesiologi. Bagian 2nestesiologi dan 7erapi intensi 

;-?< akartra. ?ni&ersitas ndonesia. *++/

*. 4ama'ati! #ian Natalia dan Sri era'ati *++*. 7rauma =aring 2kibat ntubasi 9ndotrakeal.

2&ailable at http,,ojs.lib. unair.a%.id

3. #esai! 2rjun . *+1+. 2nesthesiology. Stanord ?ni&ersity S%hool o edi%ine. #iakses darimeds%ape.%om

Dogyakarta! 3 September *+1@

)re%eptor!

d!. Bas"ki !a7-a8 S(. An

  RM.09.