resus ome industri

14
REFLEKSI KASUS HOME INDUSTRY PEMBUATAN ALAT TULIS “PUSPITAL” Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepanitraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sedayu II Bantul DIY Disusun oleh : Disusun Oleh : ARIF TANTRI HARTOYO, S.Ked ( 20090310216 ) SIGIT KURNIAWAN, S.Ked ( 20090310184 ) SITI KARLINA, S.Ked ( 20090310207 ) LAILA AZIZAH, S.Ked ( 20090310199 ) DEWI AGUSTINA, S.Ked ( 20090310200 ) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Upload: sigit-kurniawan

Post on 21-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

home industri

TRANSCRIPT

Page 1: Resus Ome Industri

REFLEKSI KASUS

HOME INDUSTRY PEMBUATAN ALAT TULIS “PUSPITAL”

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Kepanitraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Puskesmas Sedayu II Bantul DIY

Disusun oleh :

Disusun Oleh :

ARIF TANTRI HARTOYO, S.Ked ( 20090310216 )

SIGIT KURNIAWAN, S.Ked ( 20090310184 )

SITI KARLINA, S.Ked ( 20090310207 )

LAILA AZIZAH, S.Ked ( 20090310199 )

DEWI AGUSTINA, S.Ked ( 20090310200 )

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

HALAMAN PENGESAHAN

Page 2: Resus Ome Industri

REFLEKSI KASUS

HOME INDUSTRY PEMBUATAN ALAT TULIS “PUSPITAL”

disusun oleh :

ARIF TANTRI H, S.Ked ( 20090310216 )

SIGIT KURNIAWAN, S.Ked ( 20090310184 )

SITI KARLINA, S.Ked ( 20090310207 )

LAILA AZIZAH, S.Ked ( 20090310199 )

DEWI AGUSTINA, S.Ked ( 20090310200 )

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Kriessita Andiyanti dr. Sri RahayuNIP. 19840217 200903 2 011 NIP. 19740420 200604 2 011

Sedayu, Desember 2014

Kepala Puskesmas Sedayu II Dosen Pembimbing Stase IKM UMY

drg.Elmi Yudhihapsari dr. Denny Anggoro, M.KesNIP. 19650820 199303 2 010

REFLEKSI KASUS

Page 3: Resus Ome Industri

PENDAHULUAN

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari 5 wilayah kabupaten yang ada di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 509,85 km2, dan

merupakan 15,91% dari seluruh luas wilayah provinsi DIY. Badan Pusat Statistik Kabupaten

Bantul menyebutkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2013 mencapai

921.263 jiwa. Sebanyak 3,8% merupakan pekerja bidang home industry. Perkembangan home

industry yang akhir-akhir ini terus meningkat, baik home industry skala besar, menengah

maupun kecil, didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Pembangunan sektor industri

ditujukan untuk memperluas lapangan pekerjaan, kesempatan berusaha dan utuk meningkatkan

mutu serta perlindungan bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada

perbaikan upah, syarat kerja, serta jaminan sosial lainnya dalam rangka perbaikan kesejahteraan

tenaga kerja.

Keselamatan tenaga kerja merupakan factor yang sangat diperhatikan dalam dunia

industri. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan di

tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka-luka pada

pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul

serta pencapaian ketentraman atau ketenangan kerja agar tenaga kerja tetap sehat dan selamat

bertujuan untuk pencapaian produktivitas kerja setinggi-tingginya.

PROFIL INDUSTRI

Page 4: Resus Ome Industri

Untuk mengetahui dan mengkaji lebih mendalam mengenai resiko kecelakaan kerja dan

keselamatan kerja di Kabupaten Bantul, kami mengadakan kunjungan pada salah satu home

industry yang terdapat dalam cakupan Puskesmas Sedayu 2. Pada kesempatan ini kami

mengunjungi salah satu home industry yang menekuni produksi penggaris, busur, jangka yang

terbuat dari kayu yang terletak di dusun Brongkol Argodadi Sedayu Bantul.

I. Perjalanan Industri

Di bawah kepemilikan dan pengelolaan bapak D, Home industri “Puspital” sudah berdiri

sejak tahun 1994 kurang lebih 20 tahun yang lalu. Awal mulanya pemilik sekaligus

pengelola mendirikan home industri di tempat orang tua. Mulai pada tahun 2007 karena

alasan lokasi pemilik yaitu bapak D kemudian memindahkan home industri tersebut

menyatu dengan rumah bapak D yang beradada di dusun Bronkol Sedayu Bantul.

II. Kepegawaian dan Upah

Home industry “Alat Tulis” merupakan badan usaha milik personal yang dikelola secara

mandiri dengan tenaga kerja tetap 6 orang termasuk pemilik yaitu bapak D. Tenaga kerja

tambahan dapat direkrut sesuai dengan kondisi dan jumlah target produksi apabila dalam

jumlah besar. Rata rata usia tenaga kerja berkisar antara 40 – 45 tahun yang merupakan

pemberdayaan warga sekitar lingkungan home industri tersebut. Sistem pengelolaan tenaga

kerja dilakukan berlandaskan kekeluargaan dimana tidak ada aturan yang mengikat yang

memungkinkan tenaga kerja lebih fleksibel dalam bekerja. Upah yang diperoleh tenaga

kerja home industry ini berkisar antara 350 ribu hingga 600 ribu per minggu, tergantung dari

kehadiran tenaga kerja dalam satu minggu dan banyaknya permintaan atu pesanan. Menilik

dari Upah Minimal Regional (UMR) Kabupaten Bantul pada tahun 2013 berjumlah Rp.

993.484 per bulan.

III. Bangunan Home Industry

Proses produksi home industry penggaris, jangka, busur dilakukan di satu bangunan terbuka

yang masih menyatu dengan rumah pemilik home industry yaitu bapak D. Satu banguan

tersebut digunakan untuk proses pemotongan kayu, produksi pembuatan jangka, busur,

penggaris sampai dengan proses pengemasan.

IV. Jam Kerja Pegawai

Sistem kerja yang diberlakukan adalah system kerja berdasarkan borongan. Para pekerja

biasanya mulai bekerja pukul 07.30 sampai pukul 15.30 tergantung banyaknya pemesanan,

Page 5: Resus Ome Industri

jika pemesanan sedikit atu bahkan tidak ada, para pekerja bisasanya tidak akan datang. Jika

jumlah pesanan produk berskala besar maka pemilik meminta kehadiran lebih awal ataupun

menambah jam kerja atau jumlah tenaga kerja sehingga target produksi bisa tercapai. Jam

kerja yang terjadwal akan menimbulkan rasa tanggung jawab atau kesadaran pegawai untuk

datang dan pulang kerja pada jam yang sudah ditentukan. Pada home industry ini hubungan

kerja antara pemilik maupun pegawai berjalan dengan baik dan komunikatif karena penuh

tenggang rasa dan kekeluargaan.

V. Proses produksi produk

Bahan baku utama dalam produksi home industry ini adalah kayu yang berasal dari pohon

sawo, disamping harganya yang cukup murah jika dibandingkan dengan jenis kayu yang

lain, kayu dari pohon sawo juga mudah didapatkan di sekitar tempat home industry. Awal

mulanya kayu sawo dipotong potong sesuai dengan pemesanan, kemudian setelah proses

pemotongan kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Proses penjemuran masih

menggunakan sinar matahari, sehingga proses penjemuran bisa memakan waktu satu hari

atau lebih jika cuaca tidak mendukung. Setelah kayu kering kemudian dipotong lagi sesuai

dengan bentuk yang diinginkan atau sesuai dengan permintaan. Setelah menjadi penggaris,

busur, jangka, kemudian diamplas agar permukaan kayu menjadi lebih halus. Setelah itu

baru dilakukan proses pengecatan dan proses pengemasan.

ASPEK KESELAMATAN KERJA

PEMOTONGAN KAYU

PROSES PENJEMURAN

PEMOTONGAN MENJADI BENTUK SESUAI DENGAN

PERMINTAAN

PROSES PENGAMPLASAN DAN PENGECATAN PROSES PENGEMASAN

Page 6: Resus Ome Industri

Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industry. Kondisi

kerja dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecelakaan ditempat kerja .

Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka –luka pada pekerja,

penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga diperhatikan hilangnya efisiensi dan

produktifitas pekerja industry.

I. Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri amat penting dalam proses perindustrian, APD yang

kurang memenuhi standar dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja yang

signifikan. Pada kesempatan kali ini, kami mengamati beberapa penggunaan APD yang ada

di home industry “Puspital”.

Pada proses penghalusan dan pembentukan alat tulis kayu, pegawai melakukan

penghalusan dan pembentukan dengan alat berupa mesin ketam (serut) dan mesin

pemotong, pegawai hanya menggunakan alat pelindung diri berupa masker. Adapaun

masker yang digunakan masih merupakan masker biasa yang tidak cukup mencegah partikel

yang sangat kecil untuk terhirup.

II. Pengelolaan limbah Industri

Limbah yang dihasilkan dari home industry ini adalah serbuk kayu dan serutan kayu.

Pengelolaan limbah industry dibantu oleh para penjual makanan yang mengambil hasil

limbah industry untuk proses memasak (bahan bakar memasak).

PEMBAHASAN

KacamataPengaman Masker

Sarung Tangan

Page 7: Resus Ome Industri

Resiko Kecelakaan dan Aspek Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan observasi dan analisi kami setelah melakukan pengamatan pada home industry

“Puspital“ masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi berkaitan dengan resiko kesehatan dan

keselamatan kerja.

I. Bahan Dasar Produksi

Batang pohon sawo dipilih karena kekuatannya dan ketersediaan bahan bakunya. Proses

penghalusan dan pemotongan untuk mnghaluskan permukaan kayu serta pembentukan alat

tulis yang dilakukan oleh pegawai dapat berisiko terjadi luka akibat alat serut (ketam) dan

menimbulkan gangguan pernafasan akibat partikel-partikel kecil yang berterbangan. Serbuk

yang melayang bebas di udara juga berpotensi menjadi bahan iritan terhadap mata.

II. Keterbatasan APD dan SOP

Terbatasnya APD dan SOP merupakan hal yang nyata dalam proses pengolahan home

industry tersebut. Selain ketersediaan APD, pemilik juga harus memberikan edukasi kepada

pegawai mengenai kesadaran penggunaan alat pelindung diri (APD) dan langkah-langkah

baku tindakan yang harus dilakukan saat beroperasi (SOP) sehingga dapat meminimalisir

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Tidak digunakannya sarung tangan sebagai alat pelindung diri dalam penghalusan dan

pemotongan kayu dapat berpotensi terjadi luka iris maupun luka akibat terpotong oleh

alat serut (ketam) yang digunakan dalam proses pengolahan.

Penggunaan masker pada proses penghalusan dan pemotongan kayu sudah diterapkan

sebagai alat pelindung diri (APD) akan tetapi masih sering terlihat penggunaan masker

ala kadarnya. Masker yang digunakan masih berupa masker biasa yang memungkinkan

partikel sangat kecil masih bisa terhirup. Serbuk-serbuk hasil produksi ini mudah

melayang sehingga dapat terhirup dan menumpuk pada saluran pernafasan maupun

menumpuk pada paru-paru, yang akan menimbulkan gangguan pernafasan seperti sesak,

batuk kronis dan radang pada paru-paru apabila terpapar dalam jangka lama.

Kacamata pengaman dapat digunakan dalam proses penghalusan dan pemotongan kayu

sebagai pelindung partikel kecil ringan yang dapat mengiritasi mata sehingga

menyebebkan mata menjadi iritasi disertai rasa perih dan mata berair. Namun alat ini

belum tersedia dan belum digunakan oleh pegawai.

III. Bangunan Produksi

Page 8: Resus Ome Industri

Bangunan yang masih menyatu dengan rumah induk dari pemilik dapat mempengaruhi

kehidupan sehari-hari anggota keluarga maupun kegiatan produksi.

IV. Jam Kerja dan Kompetisi Kerja

Jam kerja yang terjadwal sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab atau kesadaran

pegawai untuk datang dan pulang kerja pada jam yang sudah ditentukan. Pada home

industry ini hubungan kerja antara pemilik maupun pegawai berjalan dengan baik dan

komunikatif karena penuh tenggang rasa dan kekeluargaan. Kompetisi kerja pun sangat

minim terjadi karena sistem pengelolaan yang berada ditangan pemilik langsung tanpa ada

perantara sehingga pegawai hanya fokus terhadap produksi.

V. Pengelolaan Limbah Industri Secara Mandiri

Pada home industry “Alat Tulis” bahan baku kayu meninggalkan sisa limbah yang

difungsikan sebagai bahan bakar memasak oleh para penjual makanan. Idealnya pada home

industry pengelolaan limbah melewati suatu perencanaan. Perencanaan dibuat terlebih

dahulu dengan cara mengidentifikasi jenis bahan limbah, kandungan limbah, banyaknya

limbah dan kadar zat limbah agar diketahui pengelolaan limbah yang aman dan tidak

mengganggu ekosistem maupun kesehatan semua orang yang berada dijangkuan sekitar

tempat produksi. Dalam proses industry limbah yang dihasilkan dari proses produksi bahan

baku yang biasanya didapat dari sumber daya alam akan diproses menjadi produk dari

industry yang menghasilkan zat sisa berupa limbah pada umumnya.

KESIMPULAN

Page 9: Resus Ome Industri

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat piperoleh kesimpulan :

1. Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri.

Sehingga dapat meminimalisir kecelakaan kerja dan melindungi hak para pekerja.

2. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka-luka pada pekerja,

penyakit, cacat bahkan kematian. Selain itu juga harus diperhatikan hilangnya efisiensi

produktivitas pekerja dan perusahaan.

3. Peningkatan resiko kecelakaan kerja pada home industry ”Puspital” tersebut terletak pada

beberapa aspek seperti Alat Perlindungan Diri (APD), SOP, bangunan yang masih menyatu

dengan rumah induk dan pengelolaan limbah.

4. Kurangnya kesadaran pemilik dan pegawai untuk menilai resiko dan menerapkan prinsip-

prinsip keselamatan kerja dapat berakibat turunnya efisiensi dan produktivitas kerja.

Page 10: Resus Ome Industri