resume materi minggu 2 - muhammad adis

2
Nama : Muhammad Adis Suryo W NIM : 13/349839/PA/15585 Resume Materi Tektonika Indonesia Minggu 2 Pada tahun 1929, Arthur Holmes menjelaskan lebih lanjut salah satu hipotesis Wegener yaitu tentang mantel yang mengalami konveksi termal. Densitasnya akan berkurang ketika dipanaskan, sehingga akan naik ke permukaan hingga mendingin dan tenggelam kembali. Perulangan antara pemanasan dan pendinginan ini menyebabkan arus yang cukup untuk menyebabkan benua benua di atasnya berpindah. Pasca PD 2 (1940-1950an) ditemukan studi baru mengenai lantai dasar samudera. Teknologi sonar dapat digunakan untuk memetakan lantai samudera. Penemuan magnetometerpun dapat mendeteksi perubahan kecil nilai magnetik suatu tempat. Pada tahun 1950 dilakukan studi tentang MOR di dunia dan disimpulkan bahwa masih ada pembentukan lantai samudera hingga saat ini tanpa adanya penambahan ukuran bumi. Berdasarkan umurnya kerak samudera lebih muda dibanding kerak benua. Kerak yang terletak di dekat ridge lebih muda dibanding kerak yang terletak di zona trench. Airbone Magnetic Survey (1950) menunjukan bahwa terdapat pola seperti kulit zebra pada lantai samudera. Pergerakan batas lempeng dibagi menjadi 3 jenis yaitu : Batas divergen merupakan tempat lempeng bergerak saling menjauh. Jenisnya yaitu : Ridge samudera dan Seafloor Spreading, serta Continental Rifts Batas Konvergen dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 1) lempeng samudera dengan lempeng samudera yang membentuk gunung api bawah laut dan busur kepulauan vulkanik ( Contohnya Aleutian, Mariana, pulau Tonga). 2) lempeng benua – lempeng benua yang terjadi akibat adanya subduksi lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya

Upload: muhammad-adis

Post on 03-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tektonika indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Materi Minggu 2 - Muhammad Adis

Nama : Muhammad Adis Suryo WNIM : 13/349839/PA/15585

Resume Materi Tektonika Indonesia Minggu 2

Pada tahun 1929, Arthur Holmes menjelaskan lebih lanjut salah satu hipotesis Wegener yaitu tentang mantel yang mengalami konveksi termal. Densitasnya akan berkurang ketika dipanaskan, sehingga akan naik ke permukaan hingga mendingin dan tenggelam kembali.

Perulangan antara pemanasan dan pendinginan ini menyebabkan arus yang cukup untuk menyebabkan benua benua di atasnya berpindah.

Pasca PD 2 (1940-1950an) ditemukan studi baru mengenai lantai dasar samudera. Teknologi sonar dapat digunakan untuk memetakan lantai samudera. Penemuan magnetometerpun dapat mendeteksi perubahan kecil nilai magnetik suatu tempat. Pada tahun 1950 dilakukan studi tentang MOR di dunia dan disimpulkan bahwa masih ada pembentukan lantai samudera hingga saat ini tanpa adanya penambahan ukuran bumi. Berdasarkan umurnya kerak samudera lebih muda dibanding kerak benua. Kerak yang terletak di dekat ridge lebih muda dibanding kerak yang terletak di zona trench. Airbone Magnetic Survey (1950) menunjukan bahwa terdapat pola seperti kulit zebra pada lantai samudera.

Pergerakan batas lempeng dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

Batas divergen merupakan tempat lempeng bergerak saling menjauh. Jenisnya yaitu : Ridge samudera dan Seafloor Spreading, serta Continental Rifts

Batas Konvergen dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 1) lempeng samudera dengan lempeng samudera yang membentuk gunung api bawah laut dan busur kepulauan vulkanik ( Contohnya Aleutian, Mariana, pulau Tonga). 2) lempeng benua – lempeng benua yang terjadi akibat adanya subduksi lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya kolisi ( Contoh : Himalaya). 3 lempeng samudera – lempeng benua ( contoh Pegunungan Andes)

Transform Fault terjadi ketika lempeng saling bergesekan tanpa ada litosfer yang rusak. Contohnya yaitu patahan San Andreas.

Bukti adanya lempeng tektonik yaitu :

- Adanya pola pada gempa bumi- Hotspot yaitu konsentrasi pada pada mantel yang mempunyai kemampuan untuk

mencari zona lemah pada kerak bumi sehingga dapat mencapai permukaan.