rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) · 2010 (tahun pertama dari rpjmd) dikembangkan jadi kua...

13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025 140 BAB IV SKENARIO PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Skenario pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Riau didasarkan pada asumsi usia produksi/masa kerja sumber daya perikanan/kelautan, pertambangan, perindustrian, perdagangan dan pariwisata diperkirakan akan mengalami fluktuasi dalam jangka 30 tahun mendatang. Beberapa pemikiran pengembangan Provinsi Kepulauan Riau paska fluktuatif antara lain pengembangan ekonomi maritim dan bisnis jasa perdagangan di luar kegiatan pertanian pada umumnya di sekitar wilayah gugus laut gugus pulau yang ada, pelayanan jasa industrialisasi kepulauan yang berbasis maritim, pengembangan pariwisata kelautan dan maritim dan potensi jaringan kerja lintas wilayah yang selama ini belum optimal perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Periode pertama merupakan periode inisiasi dimana komitmen pembangunan Provinsi Kepulauan Riau telah dituangkan dalam RPJM Provinsi Kepulauan Riau 2005- 2010. Sebagai langkah awal dalam periode pembekalan dasar dilaksanakan dari tahun 2005-2015 adalah penyiapan sumberdaya manusia (SDM) dengan dukungan infrastruktur. Pembangunan SDM menjadi prioritas pembangunan dalam periode ini sebagai kerangka dasar pengembangan Provinsi Kepulauan Riau agar nantinya memiliki pelaku-pelaku pembangunan andal yang secara khusus ditujukan bagi generasi muda saat ini dan juga generasi yang akan datang. Periode selanjutnya adalah periode pematangan yang dilaksanakan pada periode tahun 2015-2025. Pada periode ini diharapkan masyarakat atau SDM yang telah dibina akan dapat mengembangkan kegiatan ekonomi, dimana produksi keluarga dapat menjadi produksi wilayah kemudian produksi menyeluruh. Tahap berikutnya lagi dari pasca skenario jangka panjang adalah periode pemantapan (tahun 2026 dan ke depan lagi) pada saat mana masyarakat dan wilayah provinsi telah menjadi tegar dan maju dalam pengertian siap untuk melakukan pembaharuan dan melaksanakan tujuan jangka panjang sehingga mampu mewujudkan visi sebagai wilayah perindustrian pengolahan, pertambangan, perdagangan sektor kelautan dan perikanan dan pariwisata yang andal untuk berupaya lebih maju lagi dengan memanfaatkan ruang darat, laut dan udara secara simultan. 4.1. Dasar Pemikiran Teknis-Substantif Dasar pemikiran secara Teknis-Substantif skenario jangka panjang sebagai berikut: (1) Tumpuan pertama ditekan kepada pemahaman pada konteks ‘pengembangan manusia’ dari yang awalnya ’belum bisa’ menjadi ’bisa’ sampai dengan ‘berproduksi untuk keluarga’ ke arah ‘berproduksi untuk wilayah’.

Upload: truongbao

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

140

BAB IV

SKENARIO PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Skenario pengembangan wilayah Provinsi Kepulauan Riau didasarkan pada asumsi

usia produksi/masa kerja sumber daya perikanan/kelautan, pertambangan, perindustrian,

perdagangan dan pariwisata diperkirakan akan mengalami fluktuasi dalam jangka 30

tahun mendatang. Beberapa pemikiran pengembangan Provinsi Kepulauan Riau paska

fluktuatif antara lain pengembangan ekonomi maritim dan bisnis jasa perdagangan di luar

kegiatan pertanian pada umumnya di sekitar wilayah gugus laut gugus pulau yang ada,

pelayanan jasa industrialisasi kepulauan yang berbasis maritim, pengembangan

pariwisata kelautan dan maritim dan potensi jaringan kerja lintas wilayah yang selama ini

belum optimal perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Periode pertama merupakan periode inisiasi dimana komitmen pembangunan

Provinsi Kepulauan Riau telah dituangkan dalam RPJM Provinsi Kepulauan Riau 2005-

2010. Sebagai langkah awal dalam periode pembekalan dasar dilaksanakan dari tahun

2005-2015 adalah penyiapan sumberdaya manusia (SDM) dengan dukungan

infrastruktur. Pembangunan SDM menjadi prioritas pembangunan dalam periode ini

sebagai kerangka dasar pengembangan Provinsi Kepulauan Riau agar nantinya memiliki

pelaku-pelaku pembangunan andal yang secara khusus ditujukan bagi generasi muda

saat ini dan juga generasi yang akan datang. Periode selanjutnya adalah periode

pematangan yang dilaksanakan pada periode tahun 2015-2025. Pada periode ini

diharapkan masyarakat atau SDM yang telah dibina akan dapat mengembangkan

kegiatan ekonomi, dimana produksi keluarga dapat menjadi produksi wilayah kemudian

produksi menyeluruh. Tahap berikutnya lagi dari pasca skenario jangka panjang adalah

periode pemantapan (tahun 2026 dan ke depan lagi) pada saat mana masyarakat dan

wilayah provinsi telah menjadi tegar dan maju dalam pengertian siap untuk melakukan

pembaharuan dan melaksanakan tujuan jangka panjang sehingga mampu mewujudkan

visi sebagai wilayah perindustrian pengolahan, pertambangan, perdagangan sektor

kelautan dan perikanan dan pariwisata yang andal untuk berupaya lebih maju lagi

dengan memanfaatkan ruang darat, laut dan udara secara simultan.

4.1. Dasar Pemikiran Teknis-Substantif

Dasar pemikiran secara Teknis-Substantif skenario jangka panjang sebagai berikut:

(1) Tumpuan pertama ditekan kepada pemahaman pada konteks ‘pengembangan

manusia’ dari yang awalnya ’belum bisa’ menjadi ’bisa’ sampai dengan ‘berproduksi

untuk keluarga’ ke arah ‘berproduksi untuk wilayah’.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

141

(2) Bahwa manusia atau masyarakat yang pada mulanya belum mengerti sesuatu perlu

mendapat ‘penalaran’ dan ’keterampilan’ untuk bisa memahami dan mengerjakan

sesuatu untuk mewujudkan cita-cita pribadi dan cita-cita wilayah. Dengan itu

diharapkan si manusia sebagai masyarakat individu, akan memanfaatkan

‘kemampuan mengerjakan sesuatu’ sehingga menuju kondisi untuk ‘bekerja demi

kehidupannya dan keluarga’. Dari upaya bekerja ini pribadi masyarakat atau si

manusia akan mendapatkan ‘pendapatan’ untuk kehidupan dan penghidupannya,

dan karena itu bisa melakukan kegiatan ‘ekonomi keluarga’. Apabila sejumlah besar

kelompok manusia/penduduk wilayah dapat melakukan kegiatan ekonomi secara

terus menerus dan simultan, nantinya akan terbentuk kegiatan ekonomi wilayah

terutama sebagai wilayah kepulauan. Artinya wilayah ini akan bergiat nyata berkarya

dan berproduksi terutama dalam berinteraksi antar wilayah dalam mencukupi

kebutuhan wilayah gugus laut dan gugus pulau, dan akhirnya akan menciptakan

kehidupan ekonomi wilayah lebih luas (regional). Dalam kondisi interaktif antar

wilayah yang aktif pada akhirnya akan mencakup suatu region, Kepulauan Riau akan

menjadi tegar dalam berproses kehidupan dan penghidupannya. Lama kelamaan

proses kehidupan dan penghidupan berlangsung stabil dan tegar (mampu

menghadapi berbagai kemungkinan) suatu region ini akan menjadi maju (dalam arti

akan terus berkembang) secara kuantitas dan kualitas.

(3) Keseluruhan konteks proses kehidupan dan penghidupan region kepulauan

(kemaritiman) ini tentu akan berlangsung dalam kurun waktu panjang, melebihi

jangka waktu jangka panjang 20 tahun rencana itu sendiri. Secara logika, perjalanan

panjang (perkembangan) ini dapat diungkapkan dan digambarkan dalam tahap-

tahap proses perkembangan manusia secara utuh. Manusia memilik tahap proses

perkembangan mulai dari anak- dewasa- tua- lanjut usia. Dengan demikian Wilayah

juga mengenal tahap proses perkembangan: awal- muda- kembang- matang dan

lanjut.

4.2. Penafsiran Skenario Pengembangan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan

Riau

(1) Sebagai ’Focal Concern’ Pasca Fluktuatif, jika terjadi krisis ekonomi daerah perlu

upaya pemulihan. Namun apabila ekonomi daerah menjadi jatuh/drop atau colaps,

maka tumpuan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau akan hilang/temaram (skenario

dramatika). Provinsi Kepulauan Riau yang berkarakter maritim dan masyarakatnya

harus berbuat sesuatu saat lepas dari krisis ekonomi (sebagai rangsangan kritis)

dalam bentuk tumpuan harapan, yaitu: mengembangkan kegiatan perindustrian,

pertambangan, kelautan/perikanan skala menengah dan kecil, kegiatan jasa

pelayanan perdagangan dan kegiatan pariwisata (yang harus direkayasa meminta

kepedulian industri perdagangan besar di sekitarnya untuk peduli mengembangkan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

142

industri kemaritiman skala menengah dan kecil yang tentu saja dimulai sejak saat

dini). Hal ini dipandang sebagai visi jangka panjang melebihi visi jangka panjang

dalam dokumen RPJP ini.

(2) Situasi kondisi masyarakat wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang berkembang dari

status provinsi biasa-biasa saja menjadi provinsi yang bersifat maju otonom,

dipandang sebagai wilayah awal dengan memiliki upaya Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah 2005-2025. Dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah tahap pertama ini disebut sebagai upaya inisiasi membangun ’anak

muda’ melalui kegiatan pembangunan yang telah dilakukan selama 2002-2005, pada

awal pembentukan daerah dimulai dengan sebuah harapan. Harapan secara

normatif dilihat dari sifat posisi geografis wilayah Provinsi Kepulauan Riau berada

pada ”simpul jasa regional Indonesia bagian Barat”, berbatasan dengan wilayah

Kalimantan Barat, wilayah Riau, Jambi dan Singapura/Malaysia.

(3) Dalam upaya memprediksi kehidupan wilayah Provinsi Kepulauan Riau ke depan

dapat diaplikasikan sebuah pemikiran ’pembelajaran anak manusia’ yang mulai

menapaki proses ’pengembangan penalaran dan keterampilannya’ melalui tahapan

’bersekolah diri’ sebagai lorong-lorong pilihan jalan hidup untuk menuju dan

menggapai pematangan diri dan pendewasaan sebagai manusia. Masa 10 tahun

(periode RPJM 1 dan 2; tahun 2005-2015) seperti proses pembelajaran SD-SLTP

merupakan pembekalan dasar untuk memilih ’jurusan minat’. Dengan telah

diasumsikan masa inisiasi 5 tahun pertama perlu ditambahkan upaya penyiapan

SDM sebagai dasar pembangunan anak muda. Tentu fokus SDM ini perlu dilengkapi

dengan pemilikan infrastruktur daratan dan lautan sebagai persyaratan SDM

memerlukan prasarana untuk bisa melakukan sesuatu upaya membangun wilayah

kemaritiman.

(4) Sebagai kelanjutan mengembangkan anak muda menjadi anak dewasa dengan jiwa

pelaut yang sudah membudaya, masa 10 tahun ke depan lagi (periode RPJM 3 dan

4; tahun 2016-2025) diasumsikan sebagai masa belajar tingkat SLTA dan tingkat

pendidikan tinggi, dianggap sebagai upaya/tahap pematangan diri. Dengan

masyarakat yang sudah dipersiapkan baik SDM ditambah dengan menyediakan

infrastruktur kemaritimannya selama 2005-2010 (untuk masukan RPJMD Provinsi

Kepulauan Riau 2010-2015) pada periode 2015-2020 diharapkan ’Masyarakat

Maritim Kepulauan Riau’ dalam konteks KEPRI cerdas (pintar) bisa bekerja dan

mengembangkan ekonomi provinsi maritimnya secara optimal: Untuk hal ini tentu

dipersyaratkan bahwa sesudah memiliki kecerdasan tertentu, masyarakat harus

sehat jasmani dan rohani (secara fisik sehat dan secara psikis memiliki moral dan

ahlak yang terpuji secara utuh), dan tentunya akan dapat mengantisipasi

menghilangkan jeratan kemiskinan (yang hanya memikirkan sekedar makan dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

143

bebas dari beban kehidupan yang secukupnya, kenyang, selamat) memanfaatkan

upaya interaksi antar kelompok masyarakat-antar bagian wilayah

provinsi/kabupaten/kota dan jaringan kerjasama ekonomi provinsi secara nasional

dan internasional (memiliki wawasan luas).

(5) Apabila seluruh masyarakatnya dan bagian wilayah provinsi (kabupaten/kota) sudah

sama-sama melakukan kegiatan ’ekonomi wilayah maritim’ harapan selanjutnya

secara sinergis wilayah gugus laut gugus pulau Provinsi Kepulauan Riau telah bisa

berusaha hidup dengan berproduksi aktif (menjalin interaksi internal dan eksternal)

dalam memposisikan diri sebagai ’simpul jasa koleksi jasa dan distribusi’ dalam

konteks maritim regional Indonesia bagian Barat, Nasional dan ASEAN. Wilayah

Provinsi Kepulauan Riau sebagai ’anak manusia berstatus sarjana/selesai perguruan

tinggi’ tentu sudah memiliki identitas dan karakter tertentu pilihannya yaitu ’simpul

maritim yang proaktif’ dalam konteks kehidupan wilayah lebih luas, dalam masa

2021-2025. Sehingga masa ini masyarakat Kepulauan Riau sudah memiliki budaya

sendiri yang dapat diandalkan dan berbeda dengan daerah lain, maju dalam sektor

unggulan yaitu industri, kelautan, perikanan dan pariwisata. Masyarakatnya

sejahtera lahir dan bathin dalam arti memiliki kepribadian yang utuh secara fisik dan

psikis.

(6) Setelah si anak dewasa selesai dari pendidikan tingginya, perlu memasuki ’periode

pematangan 2025-2030 dan periode pemantapan 2030-2035’ dan seterusnya.

Diasumsikan pada masa 2025-2030 masyarakat dan wilayah Provinsi Kepulauan

Riau dengan berbagai upaya pembangunan yang lebih berbobot kualitas manusia

dan lingkungannya diharapkan dapat memasuki suasana ”KEPRI Berbudidaya

Mantap” dan ”KEPRI Bebas Kemiskinan” untuk bisa ’bertegar diri’ (mampu

mengantisipasi suasana ekonomi apapun) untuk tetap tegak berdiri menciptakan

Provinsi Kepulauan Riau mandiri (secara ekonomi/politis/sosial

budaya/pemerintahan) menikmati sifat wilayah kabupaten otonom dan desentralisasi

nyata kehidupannya. Pada masa selanjutnya setelah periode pembangunan jangka

panjang pertama, yaitu 2030-2035 dan seterusnya dengan upaya pemantapan

berbagai bidang kemaritiman diangankan masyarakat dan wilayah gugus laut gugus

pulau Provinsi Kepulauan Riau menjadi maju sejahtera secara keseluruhannya

(kuantitatif dan kualitatif) dan sejajar dengan daerah dan negara tetangga yang

sudah maju.

(7) Dari skenario dramatika 2005-2025 sebagaimana yang digambarkan dalam RPJP ini

dan seterusnya, kehidupan masyarakat dan wilayah gugus laut gugus pulau Provinsi

Kepulauan Riau seperti yang diharapkan itu ’cita-citanya’ diharapkan dapat

disinkronkan bagaimana arah kebijakan umum APBD (KUA) dari arah bawah RPKD

2010 (tahun pertama dari RPJMD) dikembangkan jadi KUA RPJMD 2011-2015 dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

144

diproyeksikan ke arah KUA RPJPD 2005-2025. Di sisi lain secara bersamaan juga

harus dibawa mendarat rumusan KUA RPJPD 2005-2025 dan juga dibumikan untuk

KUA RPJMD 2011 (arah atas turun ke bawah). Upaya mempertemukan upaya

bottom-up dan upaya top-down ini merupakan suatu ’seni menciptakan nasib anak

manusia/anak bangsa’ (meramalkan kehidupan anak bangsa pada satuan waktu dan

satuan tempat kemaritiman tertentu).

Upaya menciptakan lorong-lorong waktu yang menawarkan berbagai pilihan untuk

skenario pengembangan jangka panjang Provinsi Kepulauan Riau dapat dicermati pada

gambar 4.1. berikut:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

145

Gambar 4.1. Skenario Pengembangan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau

141

LEPAS DARI KRISIS EKONOMI:

Perindustrian

Pertambangan

Perikanan

Kelautan

Perdagangan

Pariwisata

2002 2005 2010 2015 2020 2025 2030

INISIASI

WILAYAH BISA

USAHA PRODUKSI

MASYARAKAT & WILAYAH TEGAR

dan MAJU

MASYARAKAT & WILAYAH MAJU dan

MANDIRI

PERIODE PEMBEKALAN DASAR PERIODE PEMATANGAN

RPJM D

2005 – 2010

R P J P D 2005 - 2025

KUA 2005-2010 dapat dirumuskan

Berdasar KUA RKPD 2005

DROP

EKONOMI FLUKTUATIF

Sebagai Focal

Concern

Lorong-Lorong Pilihan

PENYIAPAN SDM & INFRASTRUKTUR

(SEBAGAI DASAR)

MASYARAKAT BISA BEKERJA

EKONOMI

PREDIKSI MASA KERJA PERINDUSTRIAN-KELAUTAN DAN EKONOMI FLUKTUATIF UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH

MARITIM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RENCANA PEMBANGUNAN ‘DARURAT’ UTK BEROTONOMI

PERIODE PEMANTAPAN

RPJM D 2011 – 2015

RPJM D

2016 – 2020

RPJM D

2021 – 2025 BERIKUTNYA

UPAYA SINKRONISASI

ANTARA KUA RPJM 5 TH DENGAN

KUA RPJP 20 TH

Posisi Wilayah Maritim KEPRI

sebagai Kawasan Mainland Indonesia

Bagian Barat Gambaran KUA 2005-2025

dapat dirumuskan

Sebagai Cerita Naratif

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

146

4. 3. Posisi Strategis (yang Dinamis) Provinsi Kepulauan Riau dalam Kerangka Skenario

Pengembangan Jangka Panjang

(1) Dari Visi Gubernur Provinsi Kepulauan Riau saat ini (2005) yang bertumpu pada SDM

diungkapkan dalam posisi geografis wilayah gugus laut gugus pulau Kepulauan Riau dalam

konteks wilayah kelautan Indonesia bagian Barat, sebagai ”Hinterland–dengan kegiatan

perindustrian/pertambangan/perikanan/perdagangan/pariwisata/jasa regional” Kawasan Barat

Indonesia, Nasional dan ASEAN. Hal ini dipakai sebagai TUJUAN pembangunan/VISI

membangun Provinsi Kepulauan Riau saat ini dan jangka panjang (wacana ke depan). Posisi

geografis saat ini memang sebagai hinterland jasa pelayanan

perindustrian/perikanan/kelautan/perdagangan/pariwisata regional yang belum dinamis tanpa

nuansa pengaruh investasi besar.

(2) Untuk mencapai tujuan/visi ke depan tersebut diramalkan ada lorong waktu yang perlu dipilih

untuk dilalui, dan itu atas dasar kekuatan konteks posisi hinterland kawasan Barat Indonesia

dalam wilayah kemaritiman yang lebih luas yang disandang wilayah gugus laut gugus pulau

Kepulauan Riau menjadi sebagai jalur pendorong garis kritikal dalam 7 langkah sub-skenario

logis-strategis. Sifat kritikal-logis-strategis karena merupakan penentu dan menurut logika

perkembangan wilayah kemaritiman dan strategis dalam menggapai cita-cita masa depan

secara tepat sasaran.

(3) Dapat digambarkan pada situasi saat ini posisi wilayah gugus laut gugus pulau Provinsi

Kepulauan Riau sebagai titik awal dan sekaligus sebagai titik tujuan dengan kuantitas dan

kualitas yang berbeda (cerminan generasi muda ke arah manusia dewasa/matang/lanjut).

Yaitu: langkah (1) hinterland jasa regional Laut Natuna/Kawasan Barat

Indonesia/Indonesia/ASEAN, sebagai situasi kondisi awal dan situasi kondisi tujuan/akhir

skenario. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan persyaratan kerja sungguh-sungguh

(diprogramkan dan direalisasikan perwujudannya) dengan 7 langkah berikut ini:

- Langkah (1) : sebagai hinterland jasa/pelayanan regional yang memiliki syarat sebagai ”a

resource hinterland of activities’ berbagai sektor yang mungkin dikembangkan,

memerlukan simpul interaksi komoditas di Batam/Jakarta/Pontianak masa kini dan masa

datang perlu digarap secara memadai.

- Langkah (2) : diperlukan pembentukan/penjalinan kerjasama lintas kota-kabupaten-

provinsi secara regional Provinsi Kepulauan Riau/Kawasan Barat

Indonesia/Indonesia/ASEAN, akan mempersyaratkan kelembagaan dan mekanisme kerja

dengan dukungan SDM dan perangkat pemerintah daerah dan lembaga bisnis dan

sumberdaya lain guna mengoperasikan ’kerjasama pembangunan kemaritiman’ tersebut

agar dapat berfungsi menggerakan potensi ekonomi daerah dan regional.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

147

- Langkah (3) : tumpuan harapan di ruang darat, laut dan udara ”Kemaritiman” sebagai

arena kehidupan baru harus digarap dalam pengertian yang lebih luas. Aset darat, laut

dan udara dengan keseluruhan isi dan konteks (wawasan bahari dalam Kedaulatan

Negara di Ruang Laut dan Udara) perlu diupaya-kembangkan sebagai ladang

penghidupan dengan upaya korporasi produksi darat-udara. Banyak kemungkinan yang

dapat dijadikan langkah aksi sebagai orang penjelajah kelautan luas (sejarah dan hikayat

turunan pejuang pelaut/kemaritiman) dengan hasil ladang darat, laut dan udara

dimanapun, perlu diproses di wilayah gugus laut gugus pulau Provinsi Kepulauan Riau

sehingga dengan hubungan simpul koleksi distribusi hasil ’Kemaritiman’ (seabusiness

and seaindustrial region) di SIMPUL INTI Gugus Barelang Bintan.

- Langkah (4) : dengan semua hinterland dan simpul gugus laut gugus pulau yang dapat

dijangkau, akan menciptakan alur sistem hubungan hinterland dan simpul, untuk ini perlu

menjalin upaya korporasi kegiatan seabusiness dan seaindustry di wilayah hinterland dan

simpul-simpul pemrosesan, tentu dengan pusat simpul di Kota Batam/Tanjung Balai

Karimun/Dabo/Ranai. Berbagai upaya dapat di ’kerja-korporasi’-kan dalam kegiatan

pelayanan jasa kemaritiman umum (corporate servicing) produksi atau perdagangan

lintas wilayah (corporate business) dengan menciptakan secara berjenjang sub simpul

antara simpul koleksi dan simpul distribusi. Akan dapat tercipta ”multi aksi antar sektor

dan lintas wilayah.”

- Langkah (5) : meski perlahan tapi pasti dari upaya interaksi di wilayah hinterland-simpul

(sejauh upaya dan tebaran jangkauan) perlu diupayakan penjalinan kerjasama hulu – hilir

– simpul – konsumen – pasar dengan berbagai kegiatan bisnis yang mungkin (misal:

corporate seabusiness, corporate market networking) menciptakan jaringan kerja

pemasaran: transportasi dan depo transit/terminal seabisnis dan lain-lain sehingga selalu

ada arus barang/jasa/manusia antara hinterland dengan simpul (hubungan desa-kota).

Diharapkan di wilayah darat, laut dan udara gugus laut gugus pulau Provinsi Kepulauan

Riau dapat terciptakan jejaring dan pusat jaringan yang kompleks oleh

inovasi/improvisasi masyarakat sehingga terbentuk wilayah kemaritiman Kepulauan Riau

sebagai ”seapolitan region” Indonesia Bagian Barat.

- Langkah (6) : Implikasi bagi masyarakat dan wilayah gugus laut gugus pulau Provinsi

Kepulauan Riau secara internal akan terbiasa menjadi pelaku proaktif dalam tata laku

ekonomi regional dengan dukungan budaya dan infrastruktural serta sumberdaya-

sumberdaya kelautan yang diupayakan berkembang (harapan meningkat secara

kuantitas dan kualitas). Dari anak muda menjadi pejuang maritim dewasa menjadi

matang dalam berproduksi untuk keluarga-berproduksi untuk wilayah gugus laut gugus

pulau kabupaten/kota//provinsi dan wilayah kelautan lebih luas.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

148

- Langkah (7) : terwujudnya visi-misi Provinsi Kepulauan Riau jangka panjang, secara

integratif-sinergis langkah-langkah sebelumnya yang selalu diupayakan meningkat

kuantitas dan kualitas yang diasumsikan akan menggapai cita-cita masa depan secara

tertahap pula/berjenjang namun pasti, ke arah ’hinterland investasi/jasa kemaritiman

regional” itu. Secara nyata diharapkan Provinsi Kepulauan Riau betul-betul merupakan

hinterland produksi-distribusi barang/jasa/manusia kelautan dalam Konteks Regional

Maritim Kepulauan Riau/Kawasan Barat Indonesia bahkan nasional dan internasional,

dengan pelayanan jasa pengolahan kemaritiman dan upaya corporate sea-exporting

yang memiliki jaringan kerja besar ekspor/impor dalam negeri dan luar negeri di bidang

kelautan/kemaritiman.

Ketujuh (7) langkah upaya pengembangan dari posisi hinterland jasa produksi kelautan

umum/perdagangan/pariwista awal ke arah tercapainya posisi dinamis hinterland produksi dengan

distribusi sea-bisnis sea-industrial di masa depan yang perlu dioperasionalkan secara sungguh-

sungguh oleh semua pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders) wilayah maritim

Provinsi Kepulauan Riau. (gambar 4.2.)

Kemudian jabaran secara me-ruang-wilayah hubungan antara Provinsi Kepulauan Riau

dengan sub wilayah gugus laut gugus pulau dapat diungkapkan urutan upaya pengembangan

kegiatan ekonomi wilayah dalam konteks skenario jangka panjang, dicermati dalam gambar 4.3.

berikut.

Selanjutnya jabaran skenario pengembangan jangka menengah dapat diprediksikan pada

gambar 4.4.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

149

SBG KEKUATAN PENDORONG GARIS KRITIKAL 7 LANGKAH SUB-

SKENARIO LOGIS-STRATEGIS

GUGUS KARIMUN

TJ.B. KARIMUN

PRODUKSI

CORPORATE

EXPORTING

SUB WILAYAH

BARAT LAUT

CORPORATE SERVICE

BUSINESS

GUGUS BARELANG

BINTAN

GUGUS LINGGA

SINGKEP

DAIK

PRODUKSI

SUB WILAYAH

BARAT DAYA

CORPORATE

EXPORTING

JARINGAN KERJA

PEMASARAN

KOTA BATAM

SIMPUL KOLEKSI + DISTRIBUSI

JASA PENGOLAHAN

+ JASA KIRIM

PRODUKSI

SUB WILAYAH

TIMUR LAUT

CORPORATE

SERVICE BUSINESS

GUGUS ANAMBAS

TAREMPA

KE VIETNAM,

HONGKONG

GUGUS NATUNA

RANAI

CORPORATE

INDUSTRY MIDAI

SERASAN

GUGUS TAMBELAN

ASET SDA BELUM

TERGARAP

OPTIMAL

CORPORATE MARKET NETWORKING

PANGKAL

PINANG

OUTLET

JAKARTA

OUTLET

PONTIANAK (3) KERJASAMA LINTAS PROVINSI/KABUPATEN/

KOTA SECARA REGIONAL

KAWASAN LAUT BARAT INDONESIA

(4) UPAYA KORPORASI SIMPUL PRODUKSI INDUSTRI

PERTAMBANGAN-PARIWISATA

UNTUK PEMASARAN

(5) JALINAN KERJASAMA

HULU-HILIR-SIMPUL-PASAR

(6) IMPLIKASI BAGI MASYARAKAT DAN WILAYAH KEPULAUAN RIAU

SECARA INTERNAL

PRODUKSI

MALAYSIA-SINGAPURA

KE

Gambar 4.2. Posisi Strategis Wilayah Kepulauan Riau Dalam Kerangka Skenario Pengembangan Jangka Panjang

(2) UPAYA JALIN KORPORASI INDUSTRI-PERIKANAN/

KELAUTAN-PERTAMBANGAN DI WILAYAH HINTERLAND

(1) SEBAGAI HINTERLAND EKONOMI REGIONAL/

KAWASAN BARAT INDONESIA

(7) WUJUDKAN VISI+MISI

WILAYAH KEPULAUAN RIAU

KE P.SUMATRA

JARINGAN KERJA

EKSPOR/PASAR

JAMBI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

150

KAB. NATUNA

KAB. LINGGA

KOTA BATAM

KAB. KEPULAUAN ANAMBAS

P. Lingga

P. Singkep

P. B in tan

P. Natuna Besar

P. Kundur

P. Jem aja

P. S iantan

P. Sebangka

P. Galang

P. Sugi Besar

P. Mapur

P. Bulan

P. Tem iang

P. Mapor P. Tam balen

P. Lagong

P. Dura i

P. Se jak

P. Kepayang

P. Ri tan

MALAYSIA

SINGAPURA

PULAU SUMATERA

KAB. BINTAN

KAB. KARIMUN

KOTA TANJUNGPINANG

103

103

104

104

105

105

106

106

107

107

108

108

109

109

110

110

111

111

-1 -1

0 0

1 1

2 2

3 3

4 4

KE PANGKAL PINANG JAKARTA

(4) PENINGKATAN FUNGSI DAN

PERAN SEBAGAI PUSAT PENGEMBANGAN MARITIM, INDUSTRI, PARIWISATA,

KAWASAN BARAT INDONESIA

KE

PONTIANAK

(7) IMPLIKASI

PENGEMBANGAN MASYARAKAT & WILAYAH GUGUS

LAUT, GUGUS PULAU

(5) HUBUNGAN JALINAN

KERJASAMA HULU-HILIR PASAR DALAM WILAYAH BARAT INDONESIA &

KERJASAMA ASEAN

(8) CAPAI PUSAT PERKEMBANGAN

INDUSTRI, KEMARITIMAN, KELAUTAN-PARIWISATA

WILAYAH BARAT INDONESIA

(1) PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS INDUSTRIAL, PELAKU, KEGIATAN, AKSESIBILITAS, WILAYAH

(2) PENGEMBANGAN

EKONOMI SEKTORAL TERSIER KECAMATAN-KECAMATAN

(3) PENINGKATAN KERJASAMA PRODUKSI

OLAH LINTAS DAERAH

(6) HUBUNGAN

JARINGAN EKSPOR-IMPOR DENGAN PANGKAL PINANG-

JAKARTA-PONTIANAK

Gambar 4.3. JABARAN SKENARIO PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG DALAM UPAYA PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

151

Gambar 4.4. Penafsiran Jabaran Skenario Pengembangan Jangka Panjang ke Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2005-2010

RENSTRA 2002-2005

PROV KEPRI SAAT PENGAJUAN

OTONOMI

WAWASAN

TAHUNAN RPJM-D

JABARAN

SKENARIO JANGKA

PANJANG

VISI MISI YANG LALU BERLAKU S/D AKHIR TAHUN 2010

2009 2006 2007 2008

UPAYA PENYIAPAN SDM DAN INFRASTRUKTUR BAGI PROVINSI KEPRI UNTUK BERINTERAKSI EKONOMIK DENGAN WILAYAH LAIN DI KAWASAN INDONESIA BARAT

DAN WILAYAH LEBIH LUAS

VISI 2005-2010 TERWUJUDNYA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI SALAH SATU PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DENGAN

PAYUNG BUDAYA MELAYU DENGAN MASYARAKATNYA YANG SEJAHTERA, CERDAS, DAN BERAHLAK MULIA

Peningkatan kualitas SDM: - Pengetahuan - Ketrampilan

Prasarana Dasar Wilayah

Penguatan kelompok ekonomi kelekonomi desa

Penyiapan kelembagaan kerjasama lintas daerah

Penguatan kelompok wirausaha kabupaten

Peningkatan produksi untuk bisnis kemaritiman industri kelautan

Prasarana Dasar Wilayah gugus laut gugus pulau

Peningkatan kelembagaan yang ada

Penyiapan jaringan kerja untuk upaya pemasaran

Penguatan kelompok usaha bersama kecamatan-kecamatan

2010

Penjalinan kerja ekspor impor untuk bisa jalin pemasaran lebih luas

Penguatan pengembangan ekonomi daerah

2005 2006 2007 2008 2009 2010

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2005-2025

152