tentang - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/rpjmd-2010-2015-fix.pdf · yang...

196
BUPATI BTORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR B TAHUN 2O1L TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN IANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN ZOLO. 2015 Diperbanyak oleh : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA

Upload: duongtuong

Post on 02-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BUPATI BTORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORANOMOR B TAHUN 2O1L

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN IANGKA MENENGAHDAERAH KABUPATEN BLORA

TAHUN ZOLO. 2015

Diperbanyak oleh :

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN BLORA

Page 2: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BUPATI BLORA

PERATURAN DAEMH }GBUPATEN BLORANOMOR 8 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHKABUPATEN BLORA TAHUN 2O1O - 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLOM,

Menimbang : a, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2A04 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka perlu disusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Blora Tahun 2010-2015',

bahwa Rencana Pembangtrnan Jangka Menengah Daerah

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala

daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang p€nyusunannya

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kabupaten Blora dan memperhatrkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional, kondisi

lingkungan strategis, serta hasil evaluasi terhadappelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah periode sebelumnya ;

bahwa berdasarkan pprtimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b di atas, perlu membentukPeraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Ja,rgka

Menengah Daerah Kabupaten Blora Tahun 2C10-2015 ;

b.

Page 3: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Ta- -- 1953 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kao.:a:e- caiar LingKungan

Provinsi Jawa Tengah ;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2CO3 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republrk lndonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

lndonesia Nomor 4286) ;

Undang-Undang Nomor 1 Ta:iun 2004 tentang

Perbendah arcan Negara (Lerl1baran Negara Reoublik

lndonesia tahun 2oo4 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4355) ;

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 53'

Tambahan Lembaran Negara Repubhk lndonesia Nornor

43Be) ,

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangatr

Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004

Nomor66,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesra Nomor 4400) ;

undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Peroncanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik lndonesia Tahun 2OO4 Nornor 104, I'ambahan

Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4421);

Undang'Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang

Pemorrntahan Daerah (Lembaran Negara Republik

lndonssra Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lambaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 20OB (Lembaran Negara Republik

lndonesra Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lernbaran

Negara Republik lndonesia Nomor 4844) ''

2.

4.

5,

6.

.

Page 4: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

B. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2C?- '.e''.a g Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nas c^? -?"^ 2?'5-2025(LembaranNegaraRepubliklndonesa-a^.^zcaTNomor33, Tambahan Lembaran Negara Reololrk lndonesia

Nomor 4700) ;

L Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik lnconesia Tahun 2007

Nomol6S'TambahanLembaranNegaraRepubliklndonesia Nomor 4725)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

RepubliklndonesiaTahun2oosNomorl40,TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4578) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor' 39 Tahun 2006 tentang Tata

CaraPengendalianDanEvaluasiPelaksanaanRencanaPembangunan(LembaranNegaraRepublrklndonesiaTahun 2OOO Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

, RePublik lndonesia Nomor 4663);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pqmbangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor

97, Tambanan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 4064);

l3.PeraturanPemerintahNomor3STahun200TtentangPembagian tJrusan Pemerintahan Antara Pemerintah'

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota(LembaranNegaraRepubliklndonesiaTahun 2OO7 Nornor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor 4737) ,

14, Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 20a7 tentang

Pengelotaan Uang Negara / Daerah (Lembaran Negara

RepubliklndonesiaTahun2ooTNomorS3'TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4738) ;

15, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 terttang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

- (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor

19 Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 4815);

t"

lU, trI

im=re

Page 5: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

l6,Peratuian Pemerintah Nomor 8 Ta--- :::: :=:rtztng

Tahapan, Tata Cara Penyusunan r3-;:-:allan dan' Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pe-::- i--a: Daerah

(Lembaran Negara Republik lndoi',es a -a--- 2338 Nornor

21, Tarnbahan Lembaran Negara 3.=: -: i< lndone'sia

Nomor 4817)',

17. Peraturan Presiden Nomor 1 Ta:.n 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dar Penyebarluasan

Peraturan Perundang-undangan

18. Peraturan Presiden Nomor 5 Tai-'un 2C10 tentarrg Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 -

2014',

19, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013',

20, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun

20'10 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009 - 2029 (Lembaran Daerah Provinsr

Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6) ;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi. KewenanganPemerintahan Daerah Kabupaten Blora (Lembaran DaerahKabupaten Blora Tahun 2008 Nomor 3, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Blora Nonror 3);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2010tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Daerah Katrupaten Blora Tahun 2010 Nomor 2,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Iahun 2011tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupateri BloraTahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten BloraTahun 2011 Nomor 7 , Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Blora Nomor 7);

, Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKII-AN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BLOM

dan

BUPATI BLORA

r

rc

Page 6: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

t/enetapkan :

MEMUTUSt<AN

PEMTURAN DAEMH TE\IiT:3PEMBANGUNAN JANGM ['tENENCAH

KABUPATEN BLORATAHUN 2O1O - 2C15

RENCANADAERAH

yang selanjutnYa

Jangka Menengah

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan '

1. Daerah adalah KabuPaten Blora'

2. Femerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Keiatuan Republik lndonesia sebagaimana dimaksud dalam

undang-uridang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945'

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah'

4, Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Blora'

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Lembaga perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah,

6, perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan

pemerintahandaerah,yangterdiridarisekretariatdaerah'sekretariatDPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan'

7. Rencana Pembangunan Jangka Menerrgah Nasional

disebutRPJMNasionaladalahRencanaPembangunanNasionat Tahu:r 2010 - 2014'

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah

yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008 - 2013.

L Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut

RpJp Daerah adatah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

KabuPaten Blora 2005 - 2025'

10, Rencana- pembangunan Jangka Menengah oaerah yang selanjutnya

disebut RPJM Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Blora 2010 - 2015'

-3q

Page 7: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

.Rencana Kerja Perangrkat Daeiah, yang selanjutnya r s -;"='.=^.= I acalah

Rencana Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Blora y-^i =:-s-- setrap '1

(satu).tahun sekali.

-: Rencana .Strategis Satuan Kerja Perangkat Daeran :3i9 selanjutnya

disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perenc;rraa: Satuan Kerja

Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGM MENENGAH DAERAH

Pasal 2

JM Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai

n dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

unan 5 (lima) tahun terhitung sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun

?i15 dan pelaksanaan lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.

Pasal 3

' RPJMD disusun dengan sistenratika sebagai berikut:

a. pendahuluan;

b, gambaran umum kondisi daerah ;

c, gambaran pengelolaan ker:angan daerah serta kerangka pendanaan ;

d. analisis isu-isu strategis ;

e. visi, misi, tujuan dan sasaran ;

f. strategi dan arah keb|akan ;

g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah ;

h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan ;

i. penetapan indikator kinerja daerah ;

j, kaidah pelaksanaan dan pedoman transisi ;

i, RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan clari

Peraturan Daerah ini.

= 3JM

-ai'tun

Pasal 4

Daerah berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7

2011 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blora Tairun

.l35 - 2025, dan memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010::'rtang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 201(t -ili4 serta Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009r:^tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa

Tahun 2008 - 2013

l

Page 8: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Pasal 5

Program pembangunan Daerah periode Tahun 2c'a - 20ts oilaksanakansesuai RPJM Daerah

RPJM Daerah memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka menengahdaerah,

Pasal 6

penyusunan RPJM Daerah menjadi pedoman cagr Satuan Kerja perangkatDaerah dalam menyusun rencana strategis dan sebagai acuan bagi seluruhpemangku kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunanselama kurun waktu 2010 - 2015.

Pasal 7

RPJM Daerah,wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraallpembangunan daerah,

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal IBupati melakukan pongendalian dan evaluasi pelaksanaan RpJM Daerah.

Tata cara pengendalran dan evaiuasi pelaksanaan RpJM Daeral.dilaksanakan sesuat peraturan perundang-undangan.

Pasal g

Pengendalian sebagaimo,ta dirnaksud dalam Pasal I meliputi pengendalianterhadap :

a kebijakan perencanaan pembangunan daerah; danb pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

pasal 10

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, meliputi evaluasi terhadap :a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;b, pelaksanaan rencana pembangunan daerah;c. hasil rencana pembangunan daerah.

(2)

(1)

(2)

r

3{

Page 9: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka R.P-i'1 Daerah me:nladi

tan penyusunan rencana pembangunan sampai de:gan Tahun 2015, dan

diberlakukan sebagai RPJM Daerah transisi sebagai pedoman penyusunan

Tahqn Z1l1sebelirm tersusunnya Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah

2015 -2020 yang memuat visi dan misi Bupati terpilih'

BAB V

PENUTUP

Pasal 12

Daerah,ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan'

setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

h ini dengan penem-patannyi dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bloria'

Ditetapkan di Blorapada tanggal 3 Pebruari 20'11

BUPATI BLORA,

CaP. ttd.

DJOKO NUGROHO

tkan di Bloratanggal 3 Pebruari2011

SEKRETARIS DAEMH KABUPATEN BLORA

CaP. ttd.

BAMBANG SULISTYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLOM'I-AHUN 2011 NOMOR B

Sesuai dengan aslinYaKepala Bagian Hukum

Kab,

PdmbinNrP 19590224 19 31005

Page 10: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

PENJEISSANATAS

PERATUMN DAEMH KABUPATEN BLORA

NOMOR 8 'TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGM MENENGAH DAEMHKABUPATEN BLORA TAHUN 2010.2015

_:1"11M

Dalarn rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah

dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, seluruh Pemerintah

Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib menyusun dokumen

Perencanaan Pembangunan Daerah berupa Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, Kegiatan penyusunan dokumen peroncsnaan tersebutmerupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah Kabupaten Blora

Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati

terpilih disusun sesuai dengan periode waktu masa jabatan Bupati, RPJMD

Kabupaten Blora ini akan digunakan sebagai pedoman dan rujukan dalampenyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-

SKPD), Rencana Kerja Pernerintah Daerah (RKPD), Penyusunan Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah, dan tolok ukur

kinerja Kepala Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jetas

Page 11: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Cukup jelas.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

- Yang dimaksud dengan "visi" adalan rumusan urnum mengenai

keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

- Yang dimaksud dengan "misi" adalah rumusan umum mengenai

upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk nrewujudkan visi.

,asal 6/

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

?asal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 1 1

Cukup jetas.

Pasal 12

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAER,AH KABUPATEN BLORA NOMOR B

IE

E&

Page 12: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORANOMOR 8 TAHUN 2011

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHKABUPATEN BLORA TAHUN 2010 € 2015

Page 13: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 – 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara

terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan daerah juga menjadi bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah harus memperhitungkan perubahan, kebijakan nasional, tuntutan dan aspirasi masyarakat sejalan dengan kebijakan otonomi daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkewajiban menyusun sejumlah dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan pembangunan tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (kurun waktu 20 tahun); Rencana Pembangunan Jangka Menengah (kurun waktu 5 tahun), dan Rencana Kerja Pemerintah (kurun waktu 1 tahun). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus disusun, meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Berdasarkan ketentuan pasal 19 ayat (2) UU Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala daerah dilantik. Sementara itu dalam pasal 150 ayat (3) huruf c UU Nomor 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Terkait dengan hal ini Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah, selambat-lambatnya 6 bulan setelah kepala daerah dilantik. Berdasarkan kedua ketentuan peraturan perundangan tersebut, maka selambat-lambatnya enam bulan setelah dilantik maka kepala daerah bersama-sama DPRD harus telah mengeluarkan Perda tentang RPJMD sebagai wujud dari penjabaran visi, misi dan arah kebijakan pembangunan selama lima tahun ke depan.

Pemerintah Kabupaten Blora telah menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) pada tanggal 3 Juni 2010 dan telah dilakukan pelantikan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Blora periode 2010-2015 pada tanggal 11 Agustus 2010. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Blora wajib menyusun RPJMD tahun 2010–2015. RPJMD tersebut memuat isu strategis dan permasalahan mendesak, visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan selama lima tahun ke depan. RPJMD menjadi pedoman kerja bagi seluruh SKPD, DPRD dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah selama 5 tahun kedepan. RPJMD juga digunakan untuk memantau kinerja dan perkembangan pembangunan daerah.

Selanjutnya RPJMD ini akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah Kabupaten Blora dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra-SKPD). Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMD ini akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang menjadi pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Page 14: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 – 2015 I - 2

1.2 Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum penyusunan RPJMD

Kabupaten Blora tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan. 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara. 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional. 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005–2025. 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara / Daerah.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

19. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelerasan RPJMD dengan RPJM Nasional 2010-2014.

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2009 – 2029 Provinsi Jawa Tengah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Blora.

22. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

23. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blora Tahun 2005 – 2025.

Page 15: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 – 2015 I - 3

1.3 Hubungan RPJMD Kabupaten Blora Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi

dan program Bupati Blora terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kabupaten Blora Tahun 2005-2025 dengan memperhatikan RPJM Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013, dan RPJM Nasional Tahun 2009-2014. RPJMD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan dan Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan lima tahunan SKPD. Agar dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Blora Tahun 2010-2015 tidak bertentangan dengan pemanfaatan ruang, maka dalam penyusunan RPJMD memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Blora.

Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan masing-masing urusan/sektor, penyusunan RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010–2015 juga memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan yang telah ada, antara lain Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Masterplan Pendidikan, Masterplan Kesehatan, Rencana Aksi Pendidikan Untuk Semua, dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP).

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010-2015 memuat arah kebijakan keuangan Kabupaten Blora, strategi pembangunan Kabupaten Blora, kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010-2015 tersebut selanjutnya akan dirinci dan dipertajam dalam Renstra SKPD Kabupaten Blora serta dijabarkan kedalam RKPD Kabupaten Blora.

1.4 Maksud dan Tujuan

RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai tahun 2015. Maksud ditetapkannya RPJMD Kabupaten Blora adalah untuk memberikan arah sekaligus sebagai acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang integral sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan dan saling melengkapi satu dengan lainnya.

1.5 Sistematika RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010–2015 disusun dengan sistematika sebagai

berikut: BAB I : Pendahuluan

BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah

BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan

BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis

BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah

BAB X : Kaidah Pelaksanaan dan Pedoman Transisi

Page 16: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan DemografiKabupaten Blora terletak di antara 1110 16• sampai dengan 1110 338• Bujur Timur

dan diantara 60 528• sampai dengan 70 248• Lintang Selatan, berada pada ketinggian 96€280 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi letak tersebut, jarak terjauh dariwilayah barat ke wilayah timur sepanjang 57 km dan dari wilayah utara ke wilayah selatansejauh 58 km. Secara administrasi Kabupaten Blora terletak di ujung paling timur ProvinsiJawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, di sebelah selatanberbatasan dengan Kabupaten Sragen, sebelah utara berbatasan dengan KabupatenRembang dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro Provinsi JawaTimur.

Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yang terdiri dari 271 desa dan 24kelurahan, mencakup 941 dusun, 1.189 rukun warga dan 5.450 rukun tetangga. Luaswilayah Kabupaten Blora sebesar 1.820,59 km2 atau sekitar 5,5% dari luas wilayahPropinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas lahan sawah sebesar46.089,224 hektar (25,32 persen), dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 74,68%.Menurut luas penggunaan lahan, lahan terluas berupa hutan (49,66%), selanjutnyaberupa lahan sawah (25,32%) dan sisanya berupa tegalan (14,41%).

Topografi wilayah Kabupaten Blora secara umum terbagi menjadi empat kategoriketinggian lahan, yaitu sebagai berikut:1. Ketinggian lahan antara 25-100 m dpl, berada di Kecamatan Cepu.2. Ketinggian lahan antara 25-500 m dpl, berada di Kecamatan Kedungtuban dan

Kecamatan Kradenan.3. Ketinggian lahan antara 40-500 m dpl, berada di Kecamatan Jati, Randublatung,

Sambong, Jiken, Jepon, Blora, Banjarejo, Tunjungan, Japah, Ngawen, Kunduran danTodanan.

4. Ketinggian wilayah antara 100-500 m dpl, berada di Kecamatan Bogorejo.Di Kabupaten Blora terdapat perbedaan curah hujan yang nyata antara musim

penghujan dan kemarau, dengan curah hujan tahunan antara 1496 mm sampai 2506mm. Kabupaten Blora termasuk zona C3 dan D3 yang dicirikan bulan kering 4 € 6 bulandan bulan basah 4 € 5 bulan. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5oCsampai 28,4oC dan rata-rata tahunan sebesar 27.5oC.

Geologi wilayah Kabupaten Blora merupakan perbukitan yang telah mengalamipengangkatan, pelipatan dan patahan serta proses erosi yang intensif sehingga terjadipendataran (peneplain). Landform di daerah ini dapat dibagi tiga grup utama, yaituAluvial, Karst dan Tektonik/struktural. Dari 3 landform utama ini dapat dibagi lagiberdasarkan bentuk wilayahnya, menjadi bentuk wilayah datar seluas 57.814 ha,berombak seluas 54.647 ha, bergelombang seluas 39.413 ha dan berbukit luas 38.629ha. Bahan induk tanah di daerah Blora terdiri dari 6 jenis, yaitu aluvium (endapan liat),aluvio-koluvium (bahan halus), batu gamping, napal, batu liat da n batu pasir berkapur(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009).

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten Blora tahun2010-2030, Kabupaten Blora memiliki potensi wilayah yang dikembangkan sebagaikawasan budidaya seperti hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan,perikanan, pertambangan, industri, pariwisata dan permukiman. Potensi kawasan hutanproduksi terbatas di Kabupaten Blora memiliki luas total 55.325,7 ha, meliputi KPH Blora,seluas 7.303,4 Ha, KPH Cepu, seluas 16.019 Ha, KPH Kebonharjo, seluas 1.408,2 Ha,KPH Mantingan, seluas 2.863,1 Ha, KPH Randublatung, seluas 21.978,1 Ha, danKPHNgawi seluas 5.753,9 Ha. Potensi kawasan hutan produksi tetap di Kabupaten Blora

Page 17: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 2

memiliki luas total 55.325,7 ha, meliputi KPH Blora seluas 7.303,4 Ha, KPH Cepu seluas16.019 Ha, KPH Kebonharjoseluas 1.408,2 Ha, KPH Mantinganseluas 2.863,1 Ha, KPHRandublatung seluas 21.978,1 Ha, dan KPH Ngawi, seluas 5.753,9 Ha.Potensi kawasanhutan di Kabupaten Blora memilki luas 34.444,92 Ha, meliputi KPH Bloraseluas 7.801,6Ha, KPH Cepu seluas 11.038,1 Ha,KPH Kebonharjoseluas 729,52 Ha, KPH Mantingan,seluas 2.856 Ha, KPH Randublatung, seluas 9.440,8 Ha, dan KPH Ngawi, seluas 2.578,9Ha. Kawasanhutan rakyat di Kabupaten Blora yang dapat dikonversi memiliki luas 1.005Hektar, yang terdistribusi di Kecamatan Jiken 75 Ha, Kecamatan Bogorejo seluas 200 Ha,Kecamatan Jepon, seluas 125 Ha, Kecamatan Blora, seluas 75 Ha, Kecamatan Japahseluas 40 Ha, Kecamatan Ngawen, seluas 50 Ha, Kecamatan Kunduran seluas 30 Ha, danKecamatan Todananseluas 410 Ha.

Potensi kawasan peruntukan pertanian lahan sawah beririgasi teknis yangditetapkan menjadi kawasan lahan abadi pertanian pangan di Kabupaten Blora terletak diKecamatan Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Blora, Ngawen, Kunduran danTodanan (sentra padi), dan Kecamatan Japah dan Todanan (Sentra padi gogo).Sementara itu sawah beririgasi ‚ teknis dan sederhana untuk sentra tanaman jagung diKecamatan Randublatung, Jepon, Blora, Kunduran dan Todanan; sentra kedelai beradadi Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, Blora, Japah dan Kunduran;sentra kacangtanah di Kecamatan Kedungtuban, Cepu, Jepon, Blora, Japah dan Todanan; sentrakacang hijau di Kecamatan Kedungtuban, Cepu, Blora, Kunduran dan Todanan; Sentrakacang merah di Kecamatan Randublatung, Sambong, Blora, Japah, dan Kunduran;sentra ubi jalar di Kecamatan Kedungtuban, Sambong, Blora dan Japah;sentra ketelapohon di Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, Sambong, Blora, dan Todanan;Sentra cabai merah di Kecamatan Randublatung, Kradenan, Sambong, Jepon, danBogorejo; dan Sentra bawang merah berada di Kecamatan : Kedungtuban, Jepon,Bogorejo, dan Todanan.

Wilayah yang potensial untuk pengembangan perkebunan yaitu sentra tanamantembakau di kecamatan Randublatung, Kedungtuban, Cepu, Banjarejo dan Kradenan;sentra tanaman kapuk di kecamatan Jepon, Bogorejo, Blora, Tunjungan, Banjarejo,Ngawen, Kunduran dan Todanan; sentra tanaman tebu di kecamatan Blora, Tunjungan,Randublatung, Banjarejo, Kunduran, Sambong, Kedungtuban, Kradenan, Jati dan Jiken;Sentra tanaman mete di kecamatan Todanan, Jepon, Bogorejo, dan Japah; Sentratanaman kapas berada di kecamatan Jati dan Banjarejo; sentra tanaman jarak pagar dikecamatan Japah, Tunjungan, Jepon, dan Banjarejo; dan sentra tanaman empon-emponberada di kecamatan Japah, Bogorejo, Banjarejo, Randublatung, dan Jepon.

Kawasan yang diperuntukan untuk pengembangan perikanan Kawasanperuntukan perikanan di Kabupaten Blora meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya air payau, dan perikanan budi daya air tawar. Sentra Lele, Nila dan Tawesberada diKecamatanRandublatung, Kedungtuban, Cepu, Blora, dan Todanan.

Potensi kawasan yang peruntukannya untuk pengembangan peternakan meliputisentra ayam kampung di Kecamatan Jati, Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu,Jiken, Jepon, Bogorejo, Blora, Tunjungan, Banjarejo, Ngawen, Japah, Kunduran danTodanan. Sentra ayam ras petelur berada di Kecamatan Cepu, dan Blora; sentra ayamras pedaging di Kecamatan Cepu, Sambong, Jepon, dan Blora; dan sentra kambing diKecamatanRandublatung, Kradenan, Cepu, Jepon, Bogorejo, Blora, Japah, Kunduran danTodanan; Sentra itik di Kecamatan Randublatung, Kradenan, Cepu, Blora, Ngawen,Japah, Kunduran dan Todanan; sentra sapi potong di Kecamatan Randublatung, Jepon,Bogorejo, Blora, Tunjungan, Banjarejo, Japah, Kunduran dan Todanan; sentra kerbau diKecamatan Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Japah, Kunduran danTodanan; sentra domba di Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban, Cepu, danBogorejo; sentra angsa di Kecamatan Jati, Jepon, Bogorejo, Banjarejo, dan Todanan;dan sentra kelinci di Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Banjarejo, dan Kunduran.

Page 18: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 3

Potensi kawasan untuk pertambangan di Kabupaten Blora untuk jenis batugamping meliputi Kecamatan Todanan (Desa: Sendang, Bicak, Wukirsari, Ngumbul,Todanan, Sambeng, Sonokulon, Kedungwungu, Cokrowati, Dringo, Candi, Gondoriyo,Bedingin, Ledok, dan Kedungbacin); Kecamatan Jiken (Desa Jiworejo, Singonegoro,Jiken, Cabak, Nglobo, Janjang dan Bleboh); Kecamatan Jepon(Desa Tempellemahbang,Waru, Soko, Blungun dan Semanggi); Kecamatan Japah (Desa Kalinanas, Gaplokan, danNgiyono); Kecamatan Tunjungan (Desa Tunjungan, Kedungrejo, Nglangitan, danSitirejo); Kecamatan Blora (Desa Ngampel, dan Plantungan); Kecamatan Bogorejo (DesaJurangjero, Gandu, Nglengkir, dan Tumpurejo); Kecamatan Randublatung (DesaNgliron); dan Kradenan (Desa Mendenrejo, Getas, Megeri, dan Nginggil).

Potensi pasir kuarsa sebarannya meliputi Kecamatan Todanan (DesaKedungbacin, Kembang, dan Bedingin); Kecamatan Japah (Desa Kalinanas, Gaplokan,dan Ngiyono); Kecamatan Tunjungan (Desa Tunjungan, Nglangitan, dan Sitirejo);Kecamatan Blora (Desa Ngampel dan Plantungan); Kecamatan Jepon (Desa Waru, Soko,dan Jatirejo); dan Kecamatan Bogorejo (Desa Jurangjero, Nglengkir dan Gandu). PotensiPhospat sebarannya meliputi Kecamatan Todanan (Desa Wukirsari, Ngumbul,Kedungwungu, dan Tinapan). Ball clay, sebarannya meliputi Kecamatan Tunjungan (DesaNglangitan); Bogorejo (Desa Nglengkir); Kecamatan Tunjungan (Desa Nglangitan Timur);dan Kecamatan Bogorejo (Desa Gandu). Potensi Gypsum sebarannya meliputi KecamatanJati (Desa Pengkoljagong); Randublatung (Desa Tanggel, Kutukan dan Kalisari); danKecamatan Sambong (Desa Brawonan dan Biting). Sementara itu potensi Gas alam yangterdapat di Desa Semanggi Kecamatan Jepon.

Potensi kawasan industri di Kabupaten Blora berdasarkan pada arahan yangdiberikan pada pendekatan Produksi dan Pemasaran dan berbagai pertimbangan-pertimbangan pada setiap potensi pengembangn industri, dengan lokasi terdapat diKecamatan Todanan, Jepon, Bogorejo, Ngawen, Cepu dan Tunjungan.

Potensi kawasan pariwisata di Kabupaten Blora meliputi kawasan wisata alam,Kawasan wisata alam, Kawasan wisata buatan, dan Kawasan wisata ziarah. Kawasanpariwisata alam terletak di Gunung Manggir (perbukitan Manggir, desa Ngumbul, Kec.Todanan); Waduk Bentolo (terletak di wilayah Kec. Todanan); Waduk Tempuran(perbukitan di dusun Juwet, Desa Tempuran, Kecamatan Kota Blora); Waduk Greneng(Desa Tunjungan, Kec. Tunjungan); Goa Terawang (di Desa Kedungwungu KecamatanTodanan, berada di kawasan hutan KPH Blora); Kawasan wisata Kedungpupur (DesaLedok Kecamatan Sambong); Loko Tour (paket perjalanan wisata di hutan jati wilayahKPH Cepu Kabupaten Blora); dan Kawasan wisata Desa Gandu Kecamatan Bogorejo.Kawasan pariwisata buatan terletak di Taman Budaya dan Seni Tirtonadi (Kota Blora, diJalan Sudarman Blora. Pada tahun 60-an dikenal dengan nama Kebun BinatangTirtonadi); Taman Sarbini (Kelurahan Tempelan Kota Blora); dan Pemandian Sayuran(perbukitan Desa Soko Kecamatan Jepon). Kawasan pariwisata ziarah meliputi MakamBupati Blora Tempo Dulu (Desa Ngadipurwo Kecamatan Blora); Makam K. H. AbdulKohar (desa Ngampel Kecamatan Blora);Makam Sunan Pojok (Kecamatan Blora);MakamJanjang, makam Jati Kusumo dan makam Jati Swara (Desa Janjang, Kecamatan Jiken);Petilasan Kadipaten Jipang (Desa Jipang, Kecamatan Cepu);Makam Srikandi AcehPoucut Meurah Intan (pemakaman umum di Desa Temurejo Kecamatan Blora); MakamMaling Gentiri (Desa Kawengan Kecamatan Jepon); dan Makam Purwo Suci NgrahoKedungtuban (Desa Ngraho Kecamatan Kedungtuban).

Kabupaten Blora memiliki kerawanan bencana, khususnya rawan longsor, rawanbanjir dan kawasan rawan kekeringan. Kawasan yang memiliki kerawanan terhadapbencana tanah longsong meliputi Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Cepu, KecamatanSambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Japah, Kecamatan Jepon, Kecamatan Blora,Kecamatan Todanan dan Kecamatan Bogorejo. Wilayah yang termasuk dalam kawasanrawan banjir meliputi Kecamatan Cepu, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Kradenan,Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Randublatung dan Kecamatan Blora.

Page 19: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 4

Sementara itu wilayah yang rawan kekeringan meliputi Kecamatan Jati, KecamatanRandublatung, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Cepu, Kecamatan Sambong,Kecamatan Jiken; Kecamatan Bogorejo; Kecamatan Jepon; Kecamatan Blora; KecamatanBanjarejo; Kecamatan Tunjungan; Kecamatan Japah; Kecamatan Ngawen; KecamatanKunduran. Di Kabupaten Blora juga terdapat kawasan yang paling ekstrim mengalamikekeringan, yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Tunjungan,Kecamatan Sambong, Kecamatan Jepon, dan Kecamatan Ngawen.

Jumlah penduduk Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebanyak 858.874 jiwa.Dalam kurun waktu 5 tahun (200 5-2009) terjadi peningkatan jumlah penduduk denganrata-rata pertumbuhan sebesar 0,43% per tahun. Kecamatan yang paling banyak jumlahpenduduknya adalah Kecamatan Blora (88.573 jiwa), dan yang paling sedikitpenduduknya adalah Kecamatan Bogorejo (24.296 jiwa). Tingkat kepadatan penduduk diKabupaten Blora pada tahun 2009 rata-rata sebanyak 472 jiwa per km 2. Perkembanganjumlah penduduk di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1Jumlah Penduduk Kabupaten Blora

Tahun 200 5 € 200 9 (jiwa)

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009rata -rata

r (%)1. Jati 48.981 49.091 49.336 49.736 50.077 0,602. Randublatung 72.585 72.635 72.695 73.285 73.800 0,303. Kradenan 38.433 38.385 38.425 38.739 39.001 0,214. Kedungtuban 54.895 54.942 54.953 55.397 55.780 0,305. Cepu 75.808 76.972 77.255 77.880 78.414 0,976. Sambong 26.705 26.724 26.755 26.971 27.158 0,347. Jiken 37.312 37.496 37.640 37.947 38.211 0,538. Bogorejo 23.867 23.878 23.966 24.160 24.296 0,389. Jepon 59.279 59.618 59.900 60.385 60.801 0,7110. Blora 87.508 87.185 87.261 87.970 88.573 0,2111. Banjarejo 55.619 55.546 55.589 56.041 56.370 0,2312. Tunjungan 43.308 43.239 43.301 43.651 43.955 0,2313. Japah 33.678 33.705 33.827 34.099 34.329 0,7914. Ngawen 60.776 60.984 61.151 61.646 62.030 0,4015. Kunduran 64.411 64.430 64.506 65.030 65.450 0,2316. Todanan 59.509 59.660 59.750 60.226 60.629 0,48

Jumlah 842.674 844.490 846.310 853.163 858.874 0,43Sumber : BPS Kabupaten Blora (2005-2009)

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Pertumbuhan PDRBPada tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Blora menurut harga konstan tahun 2000

sebesar 2.078.031 juta rupiah, menunjukkan peningkatan dari tahun -tahunsebelumnya. Pada tahun 2005 nilai PDRB ADHK tahun 2000 hanya sebesar 1.731.376juta rupiah. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Blora juga meningkat darisebesar 2.555.232 juta rupiah pada tahun 2005 menjadi sebesar 3.993.824 jutarupiah. Perkembangan PDRB Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 20: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 5

Tabel 2.2Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten Blora Tahun 2005 -20 09No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 PDRBADHB (juta Rupiah) 2.555.232 2.873.718 3.181.590 3.636.798 3.993.8242 PDRB ADHK (juta Rupiah) 1.731.376 1.803.169 1.883.658 1.979.627 2.078.031

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora (2009)

Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB, selama tahun 2009 sektorpertanian memiliki peranan terbesar karena penduduk Kabupaten Blora sebagian besarbekerja di sektor pertanian (agraris) dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar50,99%, mengalami penurunan dibandingkan empat tahun sebelumnya. Pada tahun2005 kontribusi sektor pertanian mencapai 54,40%. Oleh karena itu sektor/lapanganusaha pertanian hendaknya mendapat perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerahagar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi pembentukan PDRBKabupaten Blora. Sektor terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel danrestoran, yaitu sebesar 15,26% pada tahun 2009. Kontribusi sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan menempati urutan ketiga, yaitu sebesar 8,42% padatahun 2009. Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Blora Tahun2005 € 2009 disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3Kontribusi Sektor -sektor Terhadap

Produk Domestik Regional Bruto ADHB Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

NoSektor/

LapanganUsaha

2005 P (%) 2006 P (%) 2007 P (%) 2008P

(%)2009

P(%)

1. Pertanian 941.882 54,40 1.496.746 52,08 1.624.630 51,06 1.878.030 51.64 2.036.445 50,992. Pertambangan

dan Penggalian57.656 3,33 132.724 4,62 171.825 5,40 158.247 4.35 168.322 4,21

3. IndustriPengolahan

106.826 6,17 168.189 5,85 184.896 5,81 215.692 5.93 230.778 5,78

4. Listrik dan AirBersih

9.074 0,52 30.825 1,07 32.884 1,03 35.877 0.99 38.541 0,97

5. Bangunan 67.908 3,92 99.729 3,47 95.294 3,00 110.803 3.05 125.383 3,146. Perdagangan,

Hotel danRestoran

248.815 14,37 421.989 14,68 463.382 14,56 539.762 14.84 609.525 15,26

7. Pengangkutandan Komunikasi

51.631 2,98 90.622 3,15 99.489 3,13 117.645 3.23 129.159 3,23

8. Keuangan,Persewaan,danJasaPerusahaan

116.662 6,74 218.403 7,60 260.351 8,18 296.890 8.16 336.170 8,42

9. Jasa-jasa 130.922 0,00 214.490 0,00 248.840 7,82 283.852 7.8 319.500 8,00Total 1.731.376 7,56 2.873.718 7,46 3.181.592 100 3.636.798 100 3.993.824 100

Sumber : BPS Kabupaten Blora Tahun 2009

Perekonomian Kabupaten Blora selama Tahun 2008 menunjukkanpertumbuhan positif, dengan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkantahun-tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukan oleh peningkatan Laju PertumbuhanEkonomi (LPE) dari sebesar 4,32% pada tahun 2005 mencapai 5,09% pada tahun2008, namun pada tahun 2009 sedikit menurun menjadi hanya 4,97% yang tercermindari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sebagai berikut:

Page 21: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 6

Tabel 2.4Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Kabupaten Blora Tahun 2005 -20 09Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

Pertumbuhan ADHK (%) 4,32 4,15 4,46 5,09 4,97Sumber : BPS Kabupaten Blora(2005-2009)

b. Laju inflasiBesaran inflasi dan deflasi sangat berpengaruh terhadap perekonomian makro.

Jika terjadi inflasi tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, yakniturunnya tingkat daya beli masyarakat sebab nilai uang yang dibelanjakan turun,sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan terjadi deflasi, hal ini juga tidakmenguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan bila terjadi deflasi terus menerusakan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi bahkan menimbulkan resesi ekonomi.Inflasi Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebesar 2,91%, lebih rendah dibandingkantahun-tahun sebelumnya. Perkembangan angka inflasi di Kabupaten Blora dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 2.5Inflasi di Kabupaten Blora Tahun 200 5-20 09

Variabel Ekonomi 2005 2006 2007 2008 2009Inflasi (%) 17,77 5,92 5,67 12,79 2,91

Sumber : BPS KabupatenBlora (2005-2009)

c. PDRB per kapitaPDRB perkapita atas dasar harga berlaku dapat dijadikan sebagai tolok ukur

keberhasilan pembangunan perekonomian, khususnya tingkat kemakmuran penduduksecara makro. Laju pertumbuhan PDRB perkapita yang positif dan tingkat pendapatanyang selalu meningkat menunjukkan bahwa di Kabupaten Blora terdapat peningkatankesejahteraan masyarakat. Perkembangan pendapatan perkapita di Kabupaten Bloraatas dasar harga berlaku dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan peningkatandari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 pendapatan per kapita atas dasar harga berlakubaru mencapai angka sebesar 3.041.545 rupiah, pada tahun 2009 telah mencapai4.691.628 rupiah. Perkembangan PDRB perkapitadi Kabupaten Blora secara rinci dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009 (Rp)No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091. Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Kabupaten Blora (jutarupiah)

2.555.232 2.873.718 3.145.489 3.636.798 3.993.824

Jumlah Penduduk TengahTahun (jiwa)

840.410 843.471 845.257 847.047 851.266

PDRB Perkapita (rupiah) 3.041.545 3.407.014 3.764.053 4.293.502 4.691.628

2. Atas Dasar Harga Konstan2000PDRB Kabupaten Blora (jutarupiah)

1.731.376 1.803.169 1.883.658 1.979.627 2.078.031

Jumlah Penduduk TengahTahun (jiwa)

840.110 843.471 845.257 847.047 851.266

PDRB Perkapita(rupiah) 2.060.892 2.137.796 2.228.504 2.337.093 2.441.107

Sumber : BPS Kabupaten Blora (2005-2009)

Page 22: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 7

d. Indeks GiniKeberhasilan pembangunan pada aspek pemerataan pendapatan dapat

dinilai dengan Indeks Gini. Pada tahun 2008 Index Gini sebesar 0,34 lebih besardibanding tahun 2007 sebesar 0,29, dan tahun 2006 sebesar 0,28% . Hal inimenunjukkan distribusi pendapatan di kabupaten Blora relatif merata, namun masihterjadi ketimpangan dengan tingkat ketimpangan rendah.

e. Indeks Williamson (Indeks Ke timpangan Regional)Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah kecamatan se-Kabupaten Blora

dapat diketahui dari Indeks Williamsons. Dasar perhitungannya adalah pendapatanperkapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per kecamatan. Kesenjanganpendapatan antar kecamatan di Kabupaten Blora selama kurun waktu 2005-2008menunjukkan kecenderungan mengalami kenaikan meskipun kenaikannya relatif kecil.Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.7Disparitas Pendapatan Antar Kecamatan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 € 2008No Uraian 2005 2006 2007 20081 Indeks Williamson ADHB 0,30307 0,30896 0,33809 0,325122 Indeks Williamson ADHK 0,22661 0,23319 0,24909 0,24611

Sumber:Kabupaten Blora (2005-2008)

f. Persentase penduduk dibawah garis kemiskinanKeberhasilan pembangunan juga diukur seberapa jauh kegiatan pembangunan

mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Secara nominal jumlah pendudukmiskin sulit untuk dikurangi, namun secara proporsional penduduk miskin dapatberkurang. Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Blora ditunjukkanpada tabel di bawah ini :

Tabel 2.8Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Blora

Tahun 200 5 € 20 09No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah Penduduk 842.674 844.490 846.310 853.163 858.8742 Penduduk Miskin 163.365 182.241 181.618 160.309 150.303

Persentase (%) Penduduk Miskin 19,39 21,58 21,46 18,79 17,50

Sumber : BPS Kabupaten Blora(2005-2009)

Data terakhir pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin sebesar 17,50%(160.309 jiwa), mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 (18,79%), tahun 2007(21,46%), tahun 2006 (21,58%) dan tahun 2005 (19,39%) . Angka tersebutmenunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Blora sudah mengalamipenurunan selama kurun waktu 5 tahun.

g. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan

manusia berdasarkan sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM merupakansalah satu indikator kemajuan suatu wilayah yang diukur dengan 3 (tiga) aspek yaituaspek kesehatan (Angka Harapan Hidup/AHH), aspek pendidikan (Angka MelekHuruf/AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan aspek ekonomi (Paritas DayaBeli). Nilai IPM Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebesar 70,14. Ditingkat provinsiKabupaten Blora berada di peringkat ke-28 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.Dibandingkan kabupaten sekitar (Kabupaten se-eks Karesidenan Pati dan Kabupaten

Page 23: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 8

Grobogan), Kabupaten Blora berada di posisi terbawah (posisi ke-6). Nilai IPMKabupaten Blora juga masih dibawah dibandingkan dengan nilai IPM Jawa Tengah(72,10) dan Nilai IPM Nasional (73,4). Perkembangan nilai IPM Nasional, IPM JawaTengah dan IPM Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.9Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten B lora

Tahun 2005 -2009Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

IPM Nasional 69,57 70,10 70,59 71,17 71,76IPM Jawa Tengah 69,78 70,25 70,92 71,60 72,10IPM Kab.Blora 67,9 68,4 69,1 69,6 70,14

Sumber : BPS(2005-2009)

2.2. 2. Fokus Kesejahteraan SosialBeberapa indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan sosial

masyarakat Kabupaten Blora antara lain komposit IPM (daya beli masyarakat, angkamelek huruf, rata -rata lama sekolah, dan angka harapan hidup), Angka PartisipasiKasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka kematian ibu, angka kematian bayi,angka kematian balita, tingkat kepemilikan lahan, t ingkat partisipasi angkatan kerja,tingkat pengangguran terbuka dan persentase penduduk usia kerja yang bekerja.

Seiring dengan peningkatan angka IPM, dalam kurun empat tahun (2005-2008) daya beli masyarakat Kabupaten Blora menunjukkan peningkatan dari sebesarRp 617.000,00 pada tahun 2005 menjadi 637.290,00 pada tahun 2009; angka melekhuruf mengalami peningkatan dari sebanyak 82,30% (2005) menjadi 83,19% (2009);rata-rata lama sekolah meningkat dari 5,90 tahun (2005) menjadi 6, 25 tahun (2009);dan angka harapan hidup meningkat dari 70,90 tahun (2005) menjadi 71, 20 tahun(2009). Capaian masing-masing indikator komposit IPM dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 2.10Capaian Indikator Komposit Penyusun IPM Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Daya Beli Masyarakat Rp Ribu 617,00 621,00 629,90 633,90 637,292 Angka Melek Huruf % 82,30 82,36 82,36 82,97 83,193 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 5,90 6,00 6,00 6,00 6,254 Angka Harapan Hidup Tahun 70,90 71,00 71,0 71,13 71,20

Sumber: BPSProvinsi Jawa Tengah(2005-2009)

Pada bidang pendidikan Angka Partisipasi Kasar (APK)dalam kurun waktu 5tahun (TA 2005/2006 € 2009/2010) menunjukkan peningkatan, baik pada jenjangPAUD, SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA. APK PAUD masih tergolong rendah,sampai dengan tahun 2009 baru mencapai 25,49%, begitu pula pada jenjangSMA/SMK/MA yang baru mencapai 58,81% (tahun 2009). APK SD/MI tergolong tingginamun cenderung menurun menjadi 104,29% pada tahun 2009, sedangkan APKSMP/MTscenderung meningkat menjadi 96,06% (tahun 2009). Jika dilihat kesesuaianusia anak sekolah, tingkat partisipasi sekolah pada masing-masing jenjang masihrendah. Pada tahun ajaran 2009/2010 APM SD/MI baru mencapai 88,43%, APMSMP/MTs baru mencapai 67,78%, dan APM SMA/SMK/MAbaru mencapai 38,41%.Penurunan angka APMdi Kabupaten Blora disebabkan sekarang ini semakin banyakanak yang berusia kurang dari 7 tahun sudah masuk ke SD, sehingga mengurangiangka pembilang. Perkembangan APK dan APM dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 24: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 9

Tabel 2.11Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

No Indikator Satuan2005 /2006

2006 /2007

2007 /2008

2008 /2009

2009 /2010

1 Angka Partisipasi Kasar(APK)PAUD % 24,15 24,75 25,49SD/MI % 119,49 110,43 107,87 105,17 104,29SMP/MTs % 89,49 90,48 91,45 94,29 96,06SMA/SMK/MA % 51,02 57,12 46,84 48,88 58,81

2 Angka Partisipasi Murni(APM)SD/MI % 97,95 89,96 88,77 88,43 88,43SMP/MTs % 64,92 65,88 66,86 67,11 67,78SMA/SMK/MA % 35,59 38,92 32,35 33,67 38,41

3 Angka pendidikan yangditamatkan

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

Pada bidang kesehatan, angka kematian ibu menunjukkan kecenderunganmeningkat dalam kurun waktu 5 tahun (2005 -2009), dari sebanyak 86 per 100.000kelahiran hidup (2005) menjadi 157,39 (2009). Angka kematian bayi juga cenderungmeningkat dari sebanyak 7,4 per 1000 KH (2005) menjadi 10,6 per 1000 KH (2009).Hal yang sama juga terjadi pada angka kematian balita dari sebanyak 6,24 per 1000 KH(2005) menjadi 11,09 per 1000 KH. Perkembangan AKI, AKB dan AKBa di KabupatenBlora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.12Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Angka Kematian Ibu Per 100.000

Kh86 82 138,28 192,8 157,39

2 Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kh 7,4 5,4 9,1 12,09 10,63 Angka Kematian Balita Per 1.000 Kh 6,24 6,1 9,9 12,6 11,09

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blora(2005-2009)

Pada bidang ketenagakerjaan dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009)tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Blora menunjukkan peningkatan darisebesar 68,6% (tahun 2005) menjadi 82,2% (tahun 2009). Namun demikian rasiopenduduk yang bekerja mengalami penurunan dari sebanyak 94,18% pada tahun 2005menjadi 93,53% pada tahun 2009. Perkembangan TPAK dan rasio penduduk yangbekerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.13TPAK, dan Rasio Penduduk yang bekerja

Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK)% 68,6 89,7 85,8 84,9 82,2

2 Rasio penduduk yangbekerja

% 94,18 94,28 93,94 93,61 93,53

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009).

Page 25: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 10

Dalam hal penguasaan aset, persentase penduduk Kabupaten Blora yangmemiliki lahan relatif sedikit . Dalam kurun waktu 5 tahun p ersentase kepemilikan lahancenderung meningkat dari sebanyak 23,76% pada tahun 2005 menjadi 25,04% padatahun 2009. Perkembangan jumlah penduduk yang memiliki lahan dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.14Jumlah Penduduk yang memiliki lahan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091. Jumlah penduduk

yang memilki lahanJiwa

(Ribu)198.689 197.466 214.991 215.259 248.746

2. PersentaseKepemilikan lahan

% 23,07 22,76 23,72 22,62 25,04

Sumber: Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Blora (2005-2009)

2.2. 3. Fokus Seni Budaya dan OlahragaIndikator yang menggambarkan kondisi makro seni budaya dan olahraga

antara lain rasio group kesenian terhadap penduduk, rasio gedung kesenian terhadappenduduk, rasio jumlah klub olah raga terhadap penduduk, dan rasio jumlah gedungolahraga terhadap jumlah penduduk. Secara umum ketersediaan sarana prasaranagedung kesenian masing sangat kurang. Group kesenian juga masih sangat sedikitdibandingkan jumlah penduduk Kabupaten Blora. Demikian pula ketersediaan saranaolahraga berupa gedung olahraga dan klub olahraga yang rasionya masih sangat kecil.Perkembangan group kesenian, gedung kesenian, klub olahraga dan gedung olahragadapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.15Rasio Group Kesenian, Gedung Kesenian, Klub Olahraga dan Gedung

Olahraga Terhadap 10.000 penduduk Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091. Jumlah group Kesenian grup 1.228 1.356 1.339 1.366 1.228

Rasio group kesenian per10.000 penduduk

0,12 0,14 0,13 0,14 0,12

2. Jumlah gedung kesenian unit 1 1 1 1 2Ratio jumlah gedungkesenian per 10.000penduduk

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Jumlah klub olahraga grup 240 255 300 320 320Ratio klub olahraga per10.000 penduduk

0,02 0,03 0,03 0,03 0,03

4. Jumlah gedung olah raga unit 3 3 3 3 3Ratio jumlah gedung olahragaper 10.000 penduduk

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber : DKPPORkabupaten Blora (Tahun 2005-2009)

2.3 Aspek Pelayanan Umum2.3.1 Pelayanan Urusan Wajib

Gambaran pelayanan urusan kewenangan wajib yang dilaksanakan KabupatenBlora adalah sebagai berikut:

1. PendidikanKebijakan pembangunan pendidikan dalam RPJMN tahun 2010€ 2014 dan

RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008€2013 harus menjadi acuan dalamperencanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Blora. Tantangan pembangunanpendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2010€ 2014 yang harus

Page 26: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 11

dihadapi sampai dengan tahun 2014 adalah meningkatkan ketersediaan sarana danprasarana yang berkualitas meliputi percepatan penuntasan rehabilitasi gedungsekolah yang rusak; peningkatan ketersediaan buku mata pelajaran; peningkatanketersediaan dan kualitas laboratorium dan perpustakaan; dan peningkatanpemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK); serta peningkatan akses dankualitas layanan perpustakaan. Sementara itu arah kebijakan dalam RPJMN adalahmeningkatkan akses penduduk miskin terhadap pendidikan.

Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2010€ 2014 menyebutkan bahwaarah kebijakan pembangunan diarahkan pada peningkatan ketersediaan pelayananpendidikan merata seluruh nusantara; pelayanan pendidikan yang terjangkau olehseluruh lapisan masyarakat, bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan duniausaha dan dunia industri; pelayanan pendidikan yang setara bagi warga Indonesiadalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latarbelakang sosial-budaya ekonomi, geografi dan gender; dan pelayanan pendidikanyang menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia mengenyam pendidikan danmenyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat dunia usaha dan dunia industri.Kebijakan tersebut dikenal dengan kebijakan 5 K, yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan,Kualitas, Kesetaraan,dan Kepastian.

Arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam RPJMD Provinsi JawaTengah diarahkan pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia denganmemperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Indikator capaian pembangunanpendidikan tahun 2014 khusus untuk PAUD dan pendidikan dasar adalah sebagaiberikut: Pada tahun 2014 APK PAUD Jawa Tengah sebesar 50% dan APM SD sebesar99%. Pada pendidikan kecakapan hidup targetnya adalah pemuda dan masyarakatputus sekolah mengikuti pendidikan kecakapan hidup mencapai 70%.

Dalam dokumen Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengahmentargetkan pada tahun 2014 sebesar 100% penduduk Jawa Tengah melek huruf,sedangkan APK PAUD dan APM SD sama seperti target dalam RPJMD Provinsi JawaTengah. Mutu pendidikan ditargetkan pada tahun 2014 angka lulus UASBN SDmencapai 99,75%. Pendidikan kecakapan hidup ditargetkan sebesar 70% pemudadan masyarakat putus sekolah mengikuti pendidikan kecakapan hidup.

Dalam RPJPD Kabupaten Blora tahun 2005-2025 pembangunan pendidikandiarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan IlmuPengetahuan/Teknologi (Iptek). Pembangunan pendidikan dilaksanakan melaluipenyediaan pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, peningkatanprofesionalisme kemampuan tenaga pendidik, peningkatan kualitas sarana prasaranapendidikan, dan pengembangan pendidikan non formal.

Kondisi pembangunan pendidikan Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5tahun (2005-2009) diuraikan sebagai berikut:

1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)a. Ketersediaan

Jumlah PAUD (TK/RA/BA, TPQ/TKQ, TPA, Kelompok Bermain, Satuan PAUDSejenis) di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun (TA 2005/2006 €2009/2010) menunjukkan peningkatan 462 unit pada tahun ajaran 2005/2006menjadi 669 unit pada tahun ajaran 2009/2010. Jumlah murid PAUDmenunjukkanpeningkatan dari sebanyak 17.788 orang pada tahun 2005/2006 menjadi 18.138orang pada tahun ajaran 2008/2009, namun menurun pada tahun ajaran2009/2010 menjadi hanya 13.888 orang. Seiring dengan penambahan jumlahPAUD, jumlah guru PAUD menunjukkan peningkatan dari sebanyak 816 orang(TA2005/2006) menjadi 1.888 orang ( TA 2009/2010).

Page 27: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 12

b. KeterjangkauanIndikator keterjangkauan pelayanan pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK PAUD pada tahunajaran 2009/2010sebesar 25,49%, meningkat dibandingkan tahun ajaran 2008/2009 sebesar24,75%, dan tahun ajaran 2007/2008 sebesar 24,15%.

2) Pendidikan Dasara. Ketersediaan

Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pendidikan dasar di Kabupaten Blorarelatif memadai. Jumlah SD/MI di Kabupaten Blora sebanyak 692 unit pada tahunajaran 2009/2010, sedangkan jumlah SMP/MTs sebanyak 124 unit.Kondisi ruangkelas SD/MI sampai dengan tahun 2009 sebagian dalam kondisi baik (52,09%),sebagian lainnya dalam kondisi rusak ringan (24,86%) dan rusak berat (23,05%) .Ruang kelas pada jenjang pendidikan SMP/MTs menunjukkan kondisi yang lebihbaik dibandingkan jenjang SD. Persentase jumlah ruang kelas yang kondisi baikpada tahun 2009 mencapai 86,63%, sisanya 10,06% dalam kondisi rusak ringandan 3,31% dalam kondisi rusak berat. Kondisi ruang kelas jenjang pendidikandasar selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.16Kondisi Ruang Kelas Jenjang Pendidikan Dasar Di Kabupaten Blora

Tahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (Unit)

No Kondisi Ruang Kelas2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

2009 /2010(%)

A SD/MI1 Baik 1513 1474 1394 1945 1907 52,092 Rusak ringan 1239 1274 1215 1007 910 24,863 Rusak berat 985 1052 1160 1549 844 23,05

Jumlah 3737 3800 3769 4501 3661B SMP/MTs1 Baik 706 770 766 812 732 86,632 Rusak ringan 102 83 221 77 85 10,063 Rusak berat 39 35 52 40 28 3,31

Jumlah 847 888 1039 929 845Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

Dalam kurun waktu lima tahun ( TA 2005/2006-2009/2010) jumlah murid SD/MImengalami penurunan dari sebanyak 96.699 orang pada tahun ajaran 2005/2006menjadi hanya 92.816 orang pada tahun ajaran 2009/2010. Jumlah guru SD/MImenunjukkan kecenderungan berkurang dari sebanyak 5.884 orang pada tahunajaran 2005/2006 menjadi 4.994 orang pada tahun ajaran 2009/2010.

b. KeterjangkauanIndikator keterjangkauan pelayanan pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni(APM). APM SD dari tahun ajaran 2005/2006 sampai dengan tahun ajaran2009/2010 mengalami penurunan dari sebesar 97,95% pada tahun ajaran2006/2007 menjadi 86,83% pada tahun ajaran 2009/2010. Walaupun demikian,penurunan APM ini tidak berarti bahwa akses pendidikan mengalami penurunan,terlihat dari APK yang tetap tinggi (diatas 100%) . Rendahnya APM disebabkanbanyak anak yang belum berusia sekolah (dibawah 7 tahun) tapi sudahdimasukkan ke sekolah. Pada jenjang SMPterjadi peningkatan APM dari sebesar64,92% pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 67,78% pada tahun ajaran2009/2010. Perkembangan APM di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabelberikut:

Page 28: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 13

Tabel 2.17Angka Partisipasi Murni Pada Jenjang Pendidikan Dasar

Di Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2005 /2006 € 2009 /2010 (%)

NoJenjangPendidikan

2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

1 SD 97,95 89,96 88,77 87,22 86,832 SMP 64,92 65,88 66,86 67,11 67,78

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

Selain APM, Angka putus sekolah dan angka melanjutkan menjadi salah satuindikator keterjangkauan. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MIselama kurun waktu 5 tahun (TA 2005/2006 € 2009/2010) cenderung mengalamipeningkatan dari sebesar 0,09% pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 0,21%pada tahun ajaran 2009/2010, termasuk kategori rendah. Sementara itu angkaputus sekolah pada jenjang dan SMP/MTscenderung menurun dari sebesar 0,54%pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 0,53% pada tahun ajaran 2009/2010.Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs termasuk katagori tinggi,karena masih diatas target angka putus sekolah Provinsi Jawa Tengah yaitu0,22%. Gambaran pertumbuhan angka putus sekolah pada jenjang pendidikandasar sebagai berikut:

Tabel 2.18Angka Putus Sekolah Pada Jenjang Pendidik an Dasar

Di Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (%)

No Jenjang Pendidikan2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

1 SD 0,09 0,008 0,1 0,08 0,212 SMP 0,54 0,67 0,63 0,56 0,53

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

Pertumbuhan Angka melanjutkan ke SMP/MTs cenderungmeningkat dari sebesar100% pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 112,6% pada tahun ajaran2009/2010. Angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA relatif lebih rendah dibandingkandengan angka melanjutkan ke SMP/MTs. Angka melanjutkan ke SMA/SMK/MAmenunjukkan peningkatan dalam kurun waktu lima tahun dari sebesar 64% padatahun ajaran 2005/2006 menjadi 80,49% pada ta hun ajaran 2009/2010.Perkembangan angka melanjutkan terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.19Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (%)

NoJenjang

Pendidikan2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

1 Melanjutkan keSMP/MTs

100,0 87,7 91,9 87,0 112,6

2 Melanjutkan keSMA/SMK/MA

64 78,64 74,76 71,98 80,49

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

c. KualitasKualitas pendidikan salah satunya diukur melalui indikator angka kelulusan. Angkakelulusan SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Blora cenderung fluktuatif. Angkakelulusan SD (UASBN) di Kabupaten Blora relatif baik selama kurun waktu5 tahun(TA 2005/2006 € 2009/2010) dengan rata-rata sebesar 99,10%. Angka lulus UNuntuk jenjang SMP/MTs cenderung kurang baik dengan rata-rata selama kurun

Page 29: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 14

waktu tersebut sebesar 91,72%. Gambaran Angka lulus tingkat SD/MI danSMP/MTs terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.20Angka Kelulusan UASBN SD dan UN SMP/MTs

Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (%)

NoJenjang

Pendidikan2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

1 Angka KelulusanUASBN SD

99,41 99,7 97,33 99,42 99,65

2 Angka Kelulusan UNSMP/MTs

99,51 83,25 84,07 91,99 99,80

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2010)

3) Gambaran Pelayanan Pendidikan Menengaha. Ketersediaan

Jumlah SMA/MA/SMK di Kabupaten Blora pada tahunajaran 2009/2010 sebanyak60 unit. Jumlah ruang kelas pada jenjang SMA/SMK/MA di Kabupaten Blorasebanyak 623 unit. Jumlah kondisi ruang kelas menunjukkan perbaikan dalamkurun waktu lima tahun (2005 -2009). Pada tahun 2009 persentase ruang kelasdalam kondisi baik sebesar 88,44%, sisanya kondisi rusak ringan (8,19%), dankondisi rusak berat (3,37%). Perkembangan kondisi ruang kelas jenjangpendidikan menengah di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.21Kondisi Ruang Kelas Jenjang Pendidikan SMA/MA/SMK

Di Kabupaten BloraTahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (Unit)

NoKondisi Rua ng

Kelas2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

2009/2010(%)

1 Baik 497 512 551 570 551 88,442 Rusak ringan 45 53 51 51 51 8,193 Rusak berat 19 15 21 19 21 3,37

Jumlah 561 580 623 640 623 88,44Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

Jumlah murid SMA/MA/SMK selama kurun waktu lima tahun mengalamipeningkatan dari sebanyak 17.972 orang (TA 2005/2006) menjadi 23.751 orang(TA 2009/2010). Jumlah guru SMA/MA/SMK juga mengalami peningkatan darisebanyak 1.598 orang pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 1677 orang padatahun ajaran 2009/2010.

b. KeterjangkauanSalah satu indikator keterjangkauan adalah Angka Partisipasi Murni (APM). APMSMA/SMK/MA selama kurun waktutahun ajaran 2005/2006 hingga tahun ajaran2009/2010 menunjukkan kecenderungan meningkat dari sebesar 35,59% ( TA2005/2006 menjadi sebesar 38,41% ( TA 2009/2010). Kondisi ini menunjukkanbahwa keterjangkauan untuk bersekolah di SMA/SMK/MA masih rendah, sehinggapenduduk berusia 16€18 tahun yang belum menempuh pendidikan SMA/SMK/MAcukup banyak.

Angka putus sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Blorapada tahun ajaran2009/2010 relatif rendah yaitu hanya sebesar 0,62%, padahal pada tahun ajaran2005/2006 mencapai 1,19%. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan

Page 30: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 15

menyekolahkan anak di tingkat SMA cukup baik. Perkembangan APM dan APSpada jenjang SMA/SMK/MA terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.22Angka Partisipasi Murni (AP M) dan Angka Putus Sekolah (APS)

Jenjang SMA/SMK/MA Kabupaten BloraTahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (%)

No Jenjang Pendidikan2005/2006

2006/2007

2007/2008

2008/2009

2009/2010

1 Angka Partisipasi Murni (APM) 35,59 38,92 32,35 33,67 38,412 Angka Putus Sekolah (APS) 1,19 1,4 2,97 0,99 0,62

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

c. KualitasKualitas pendidikan menengah dapat diukur melalui indikator angka kelulusan,SMA/SMK/MA yang terakreditasi, dan jumlah guru layak mengajar. Angkakelulusan SMA/SMK/MA di Kabupaten Blora relatifbaik selama kurun waktu 2005€2009 dengan rata-rata sebesar 91,14%. Gambaran Angka kelulusan tingkatSMA/SMK/MA terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.23Angka Kelulusan Ujian Nasional SMA/SMK/MA Kabupaten Blora

Tahun Ajaran 2005/2006 € 2009/2010 (%)Jenjang

Pendidikan2005 2006 2007 2008 2009

Angka KelulusanUjian Nasional

92,74 84,88 91,45 89,8 99,14

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Blora (2005-2009)

4) Gambaran Pelayanan Pendidikan Non FormalPelayanan pendidikan non formal dikabupaten Blora diselenggarakan melaluikelompok belajar masyarakat (KBM) sebanyak 9 kelompok. Jumlah peserta didik,baik Paket A, paket B maupun paket C mengalami peningkatan dari sebanyak 947orang pada tahun ajaran 2005/2006 menjadi 1950 orang pada tahun ajaran2009/2010. Jumlah rombongan belajar juga menunjukkan peningkatan darisebanyak 251 rombel pada tahun 2005 menjadi 369 rombel pada tahun ajaran2009/2010. Kualitas pendidikan non formal dapat dilihat dari angka kelulusan ujianpaket A, paket B maupun paket C, pada tahun ajaran 2009/2010 baru mencapai36,51%. Kondisi ini menunjukkan bahwa dari segi kualitas, penyelenggaraanpendidikan non formal di Kabupaten Blora masih jauh dari harapan.

5) Gambaran Pelayanan Pendidikan KhususPelayanan pendidikan khusus di Kabupaten Blora diselenggarakan melalui SekolahLuar Biasa (SLB). Kualitaspelayanan pendidikan khusus relatif baik, dilihat dariangka kelulusan sebesar 97% pada tahun ajaran 2009/2010.

2. KesehatanPembangunan kesehatan berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yangproduktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mengukur ketercapaian pembangunankesehatan digunakan indikator Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Ibu (AKI),Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).

Page 31: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 16

AKI Kabupaten Blora dari tahun 2005 € 2009 cenderung mengalamipeningkatan. Pada tahun 2005 AKI sebesar 86 per 100.000 kelahiran hidup meningkathingga pada tahun 2008 menjadi 192,8 per 100.000 kelahiran hidup, namun padatahun 2009 mengalami penurunan menjadi 157,39 per 100.000 kelahiran hidup.Walaupun demikian kondisi tersebut masih diatas AKI Provinsi Jawa Tengah sebesar114 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2009 jumlah kematian ibu terbesar padasaat nifas yaitu sebesar 13 kasus (59,09%), pada saat hamil sebanyak 3 kasus(13,64%) da n pada saat hamil sebanyak 6 kasus (27,27%).

Masih tingginya AKI pada saat nifas sebagian besar dikarenakan olehpendarahan, gizi buruk dan anemia. Kematian ibu hamil pada saat persalinandikarenakan persalinan oleh bukan tenaga kesehatan (pada tahun 2009 cakupanpersalinan oleh nakes sebesar 91%), keterlambatan pengambilan keputusanpersalinan oleh anggota keluarga, dan keterlambatan rujukan. Kematian pada saathamil disebabkan oleh pendarahan, eklamsia, pre eklamsia, infeksi penyakit lain danpenyakit jantung.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Blora dari tahun 2005 € 2010cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 AKB sebesar 7,4 per 1.000kelahiran hidup, meningkat menjadi 12,09 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun2008, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 10,6 per 1.000kelahiran hidup. Kondisi ini masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata AKB diJawa Tengah (AKB Jawa Tengah sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup). Masihditemukannya AKB ini disebabkan oleh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan Afeksiaatau gagal pernapasan. BBLR di Kabupaten Blora pada tahun 2009 menurut ProfilKesehatan Provinsi Jawa Tengah relatif tinggi, yaitu sebanyak 291 bayi atau 56,98%.

Dalam rangka meningkatkan kesehatan pada bayi maka pemerintah memilikiprogram imunisasi dasar (BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis). Di Kabupaten Bloracakupan UCI (Universal Child Immunization) dari tahun 2005 € 2009 cenderungmeningkat, namun cakupannya masih sangat jauh dari target SPM sesuai PermenkesNomor 741 tahun 2008 sebesar 100% pada tahun 2010. Cakupan UCI pada tahun2009 baru mencapai 76,5%.

Cakupan bayi dengan ASI eksklusif masih relatif kecil. Pada tahun 2009cakupan bayi dengan ASI eksklusif hanya sebesar 10,54%. Kecilnya cakupan inidisebabkan oleh kurangnya pemahaman pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif.Sementara itu pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM (Bawah GarisMerah) dari keluarga miskin cakupannya pada tahun 2009 hanya 22%.

Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Blora dari tahun2005 sampai2009 mengalami kenaikan. Pada tahun 2005 AKABA sebanyak 6,24 per 1.000kelahiran hidup meningkat, pada tahun 2008 menjadi 12,6 per 1.000 kelahiran hidup,dan pada tahun 2009 menurun menjadi 11,09 per 1.000 kelahiran hidup.Dibandingkan dengan AKABA di Provinsi Jawa Tengah kondisi ini jauh lebih baik.

Kondisi gizi masyarakat Kabupaten Blora dapat dilihat dari perkembangan gizipada balita dan ibu hamil. Prevalensi gizi buruk pada balita dari tahun 2005 € 2009cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2005 prevalensi gizi buruk sebesar1,8%, menurun pada tahun 2009 menjadi 0,25%. Demikian juga prevalensi gizikurang yang mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 2005 € 2009. Padatahun 2005 prevalensi gizi kurang sebesar 12,7%, mengalami penurunan pada tahun2009 menjadi sebesar 6,3%. Sementara itu presentasi ibu hamil dengan KekuranganEnergi Kalori (KEK) dari tahun 2005 € 2009 cenderung mengalami peningkatan. Padatahun 2005 ibu hamil dengan KEK sebesar 1,8%, meningkat pada tahun 2009 menjadi1,99%.

Page 32: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 17

Tabel 2.24Perkembangan Kondisi Gizi Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Kondisi Gizi Masyarakat Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah kasus gizi buruk Anak 1016 1239 147 204 133

2 Prevalensi gizi buruk % 1,8 2,1 026 0,38 0,25

3 Prevalensi gizi kurang % 12,7 12,6 13,8 8,02 6,3

4 Persentase Ibu hamil KEK % 1,82 1,9 1,94 1,93 1,99Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blora (2005-2009)

Penyakit menular dan tidak menular dari tahun 2005 € 2009 cenderungmengalami peningkatan. IR (Incident Rate) DBD dari tahun 2005 € 2009 mengalamipeningkatan. IR DBD pada tahun 2005 sebesar 1,84 per 10.000 penduduk, meningkatpada tahun 2009 menjadi 2,08 per 10.000 penduduk. CFR (Case Fatality Rate) atauangka kematian akibat penyakit DBD dari tahun 2005 € 2009 mengalami peningkatan.Pada tahun 2005 CFR DBD sebesar 2,6%, meningkat menjadi 3,5% pada tahun 2009.Case Detection Rate (CDR) TB Paru pada tahun 2005 € 2009 cenderung menurun.Pada tahun 2005 CDR TB Paru sebesar 39,4%, menurun menjadi 24,3% pada tahun2008, dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 33,1%. Kondisi ini masihsangat jauh dari target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Angka kematianakibat TB Paru dari tahun 2005 € 2009 juga mengalami peningkatan dari sebesar2,4% pada tahun 2005 menjadi 2,8% pada 2009. Demikian pula dengan IR Diarejuga mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 IR Diare sebesar 0,78%, meningkatpada tahun 2009 menjadi 1,12%.

Kasus HIV AIDs pada tahun 2005€ 2009 mengalami peningkatan, pada tahun2005 sebanyak 3 kasus meningkat menjadi 6 kasus pada tahun 2009. Jumlahkematian HIV AIDs pada tahun 2009 sebesar 3 kasus atau 50%. Penyakit HIV AIDs inimerupakan fenomena gunung es, kemungkinan besar kasus HIV AIDs yang berada dimasyarakat masih banyak. Perkembangan penyakit menular di Kabupaten Blora dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.25Perkembangan Penyakit Menular di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Jenis Penyakit Menular Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Demam Berdarah Dengue

(DBD)IR DBD Per10.000

penduduk1,84 1,49 9,35 1,79 2,08

Persentase Kematian DBD % 2,6 4,0 2,7 3,4 3,5Persentase Kesembuhan DBD % 97,4 96,0 97,3 96,6 96,5

2 Penyakit TB ParuPersentase Kesembuhan TBParu

% 76,1 96,7 83,2 88,7 90,7

CDR TB Paru % 39,4 29,6 25,1 24,3 33,1Persentase Kematian TB Paru % 2,4 2,8 5,5 2,3 2,8

3 DiareIR Diare % tad 0,78 0,78 1,07 1,12Persentase Kesembuhan Diare % tad 99,9 99,9 99,9 99,9Persentase Kematian Diare % tad 0,08 0,08 0,06 0,01

4 HIV AIDsKasusHIV AIDs kasus 3 2 5 8 6Kasus Kematian HIV AIDs kasus 1 1 3 4 3

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blora (2005-2009)

Page 33: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 18

Dalam rangka mencegah dan mengurangi kasus penyakit menular dapatdilakukan melalui peningkatan kualitas lingkungan. Indikator pembangunanlingkungan sehat adalah dapat dilihat sebagai berikut : cakupan institusi yang dibinapada tahun 2009 baru mencapai 78,18%, cakupan jamban keluarga sebesar 78,98%,cakupan SPAL sebesar 44,98%, cakupan rumah sehat untuk perkotaan sebesar64,55%, cakupan rumah sehat perdesaan sebesar 21,52%, cakupan rumah tanggapengguna air bersih baru mencakup 61,59%, dan persentase penduduk yangmemiliki akses terhadap air minum berkualitas baru mencapai 30,8%.

Sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Blora telah tersedia dari tingkatkelurahan/desa sampai dengan tingkat kabupaten. Pada tahun 2009 jumlahposyandu sebesar 1.264 unit, pondok bersalin 71 unit, rumah sakit umum 3 u nit,rumah bersalin 9 unit, balai pengobatan 14 unit, puskesmas 26 unit, puskesmaspembantu 57 unit, puskesmas keliling 20 unit, rumah sakit swasta 4 unit, poliklinikkesehatan desa 142 unit, dan puskesmas rawat inap 7 unit. Jumlah tenaga kesehatanberdasarkan target Indonesia sehat 2010 masih sangat kurang. Perkembangan jumlahtenaga kesehatan di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.26Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Tenaga Kesehatan 2005 2006 2007 2008 20091. Dokter Umum 19 21 24 22 262. Dokter Spesialis 14 14 15 18 183. Dokter Gigi 3 7 7 8 94. Perawat 123 122 122 120 1165. Kesehatan Masyarakat 13 16 21 20 266. Farmasi 10 10 11 9 127. Bidan Desa 175 190 203 287 3298. Tenaga Gizi 9 7 7 11 129. Tenaga Sanitasi 15 13 13 13 1210. Analisa Kesehatan 6 8 8 7 8

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blora (2005-2009)

Program pelaksanaan jaminan kesehatan di Kabupaten Blora telahdilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan kesehatandasar penduduk miskin telah mencapai 100%. Artinya jumlah penduduk miskinsebesar 296.916 jiwa telah dilayani kesehatan melalui Jaminan PemeliharaanKesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan sebanyak 120.000 jiwa dilayani olehJaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

3. Pekerjaan UmumJalan raya bermanfaat bagi peningkatan dan percepatan kegiatan ekonomi

wilayah serta menjaga keterkaitan antar wilayah maupun antar kegiatan yang yangakan menghilangkan kesenjangan, dalam peningkatan interaksi kegiatan antara pusatpertumbuhan dengan wilayah belakangnya dan antara satuan wilayah pengembangandengan wilayah pengembangan yang lain. Jalan juga merupakan sarana pentingdalam mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa. Melihat betapa vitalnyajalan dalam pertumbuhan ekonomi, jalan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnyaagar dapat berfungsi dengan baik.

Panjang jalan dan kondisi jalan di Kabupaten Blora mengalami sedikitpenambahan dalam kurun waktu lima tahun, yaitu sepanjang 504,65 km pada tahun2005, bertambah sepanjang 11,66 km menjadi 516,31 km pada tahun 2009.Sebanyak 97% jalan kabupaten sudah berupa jalan beraspal, dan sisanya jalan batu.Kondisi jalan kabupaten menunjukkan peningkatan kualitas walaupun kecil. Pada

Page 34: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 19

tahun 2005 panjang jalan berkondisi baik hanya 86,01 km, pada tahun 2009 telahmencapai 175,45 km (33,98%). Jalan yang berkondisi sedang pada tahun 2009sebesar 58,44%, kondisi rusak ringan sebesar 4,96%, dan sisanya kondisi rusak berat.Jalan-jalan poros desa yang menghubungkan antar desa dan jalan usaha tani masihperlu mendapat perhatian untuk memperlancar jalur ekonomi, memudahkan aksessaprotan dan saprodi, serta pengelolaan hasil panen, sekaligus membuka wilayah-wilayah terisolir. Perkembangan panjang dan kondisi jalan kabupaten dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 2.27Panjang Jalan Kabupaten yang Dikelola DPU Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009% tahun

2009I. Jenis Permukaan

a. Diaspal 461,65 461,65 461,65 496,66 501,80 97,20b. Batu 43,00 43,00 43,00 14,45 14,45 2,80c. Kerikil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00d. Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00e. Tidak Diperinci 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 504,65 504,65 504,65 511,11 516,31 100,00II.Kondisi Jalan

a. Baik 86,01 86,01 86,01 140,36 175,45 33,98b. Sedang 274,75 274,75 274,75 296,50 301,73 58,44c. Rusak 116,79 116,79 116,79 58,35 25,62 4,96d. Rusak Berat 27,10 27,10 27,10 15,90 13,51 2,66

Jumlah 504,65 504,65 504,65 511,11 516,31 100,00III. Kelas Jalan

a. Kelas I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00b. Kelas II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00c. Kelas III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00d. Kelas IIIA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00e. Kelas IIIB 151,51 151,51 151,51 155,21 155,21 30,06f. Kelas IIIC 310,14 310,14 317,99 341,45 346,65 67,14g. Tidak diperinci 43,00 43,00 35,15 14,45 14,45 2,80

Jumlah 504,65 504,65 504,65 511,11 516,31 100,00Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora (2005-2009)

Ruas jalan provinsi di wilayah administrasi Kabupaten Blora yang dikelola olehBina Marga Provinsi Jawa Tengah sepanjang 153,58 km, terdiri dari jenis permukaandiaspal sepanjang 142,73 km dan permukaan tanah sepanjang 10,85 km. Dilihat darikondisinya pada tahun 2009 jalan yang berkondisi baik sebesar 39,64%, rusak sedang41,09%, dan rusak berat 7,07%. Perkembangan panjang dan kondisi jalan provinsi diKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.28Panjang Jalan Provinsi yang dikelola Bina Marga Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009% tahun

2009I. Jenis Permukaana. Diaspal 142,73 142,73 142,73 142,73 142,73 92,94b. Batu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0c. Kerikil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0d. Tanah 10,85 10,85 10,85 10,85 10,85 7,06e. Tidak Diperinci 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0

Jumlah 153,58 153,58 153,58 153,58 153,58 100,00

Page 35: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 20

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009% tahun

2009II.Kondisi Jalana. Baik 51,42 29,00 101,13 117,62 60,88 39,64b. Sedang 91,31 97,43 41,60 25,11 63,11 41,09c. Rusak 0,00 16,30 0,00 0,00 18,74 0d. Rusak Berat 10,85 10,85 10,85 10,85 10,85 7,07

Jumlah 153,58 153,58 153,58 153,58 153,580 100,00

III. Kelas Jalana. Kelas I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0b. Kelas II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0c. Kelas III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0d. Kelas IIIA 60,19 60,19 60,19 60,19 60,19 39,19e. Kelas IIIB 82,54 82,54 82,54 82,54 82,54 53,74f. Kelas IIIC 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0g. Tidak diperinci 10,85 10,85 10,85 10,85 10,85 7,07

Jumlah 153,58 153,58 153,580 153,58 153,58 100,00Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah (2005-2009)

Jumlah jembatan di Kabupaten Blora sebanyak 161 buah pada tahun 2007,menjadi 163 pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 menjadi 171 buah. Jembatanyang berkondisi baik pada tahun 2008 sebanyak 147 buah, namun pada tahun 2009menurun menjadi 99 buah. Jembatan yang kondisinya rusak ringan meningkat darisebanyak 16 buah pada tahun 2008 menjadi 47 buah pada tahun 2009. Begitu pulajumlah jembatan yang rusak berat, meningkat dari tidak ada pada tahun 2008menjadi sebanyak 24 buah. Panjang jembatan dalam kurun waktu dua tahunmengalami peningkatan sepanjang 41,4 m dari sebanyak 2.580,400 m (2007) menjadi2.621,800 m (2008). Perkembangan jumlah jembatan di Kabupatan Blora dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 2.29Jumlah, Kondisi dan Panjang Jembatan di Kabupaten Blora

Tahun 2007 -2009No Uraian 2007 2008 20091 Jumlah Jembatan (buah) 161 163 171

a. Baik 147 99b. Rusak Ringan 16 47c. Rusak berat 0 24Jumlah 163 171

2 Panjang jembatan (m) 2.580,4 2.621.8Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora (2007-2009)

Sumberdaya air yang ada di Kabupaten Blora terdiri dari mata air dan airpermukaan yang tertampung pada waduk dan embung. Pada tahun 2008 jumlahwaduk atau bendung sebanyak 10 buah dan embung sebanyak 78 buah. Saat inibanyak waduk dan embung di Kabupaten Blora yang kurang berfungsi secara optimal.Permasalahan umum air permukaan adalah fluktuasi yang tinggi antara musim hujandan musim kemarau, ini disebabkan sangat minimnya air permukaan yang meresapkedalam tanah, sehingga perlu diupayakan secara selektif untuk membangun bendungatau embung pada aliran sungai-sungai tersebut yang berfungsi untuk menahan lajualiran air, sehingga lebih banyak air yang meresap kedalam tanah. Disamping itu airpermukaan yang tertampung juga dapat dipergunakan untuk berbag ai keperluan.

Berkaitan dengan air permukaan, sungai sungai yang ada di wilayahKabupaten Blora termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Jratun Seluna, Sub-DAS

Page 36: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 21

Lusi, Sub-DAS Juana serta DAS Bengawan Solo. Sub-DAS Lusi meliputi KecamatanBlora, Tunjungan, Banjarejo, Jepon, Jiken, Ngawen, Kunduran dan Todanan bagianselatan. Sub-DAS Juana meliputi Kecamatan Todanan bagian Utara, sedangkan DASBengawan Solo meliputi Kecamatan Sambong, Cepu, Kedungtuban, Kradenan,Randublatung dan Jati. Pada bidang pertanian di Kabupaten Blora yang menyumbang50,99% pada tahun 2009 sangat tergantung pada keberadaan sungai. Sungai sangatpotensial untuk digunakan mengairi persawahan, baik melalui sistim irigasi teknis,setengah teknis, maupun irigasi non teknis yang sederhana.

Kabupaten Blora dikenal sebagai wilayah yang memiliki masalah dalamketersediaan air terutama pada saat musim kemarau. Hal ini berpengaruh pada tidakoptimalnya penggunaan Instalasi Pengolah Air Minum (IPAM) sesuai dengan kapasitasterpasang. Pelayanan air bersih oleh PDAM di Kabupaten Blora baru mencakup 8kecamatan dari sebanyak 16 kecamatan. Saat ini cakupan pelayanan air bersih dariPDAM baru sekitar 35%. Jumlah pelanggan PDAM dalam kurun waktu lima tahun(2005-2009) mengalami peningkatan dari sebanyak 8.924 pelanggan pada tahun 2005menjadi 10.105 pelanggan pada tahun 2009. Volume air yang tersalurkan jugamenunjukkan peningkatan dari sebanyak 1.568.602 m3 (2005) menjadi sebanyak1.681.441 m3. Perkembangan jumlah pelanggan, volume air yang terjual dan nilaiproduksi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.30Banyaknya Pelanggan PDAM di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -200 9No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah

Pelanggan8.924 8.898 9.020 9.253 10.105

2 Air Terjual(m3)

1.568.602 1.730.532 1.650.877 1.734.059 1.681.441

3 Nilai produksi(rupiah)

2.611.100.985 3.318.140.300 3.124.654.800 3.230.777.300 4.615.500.500

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Blora (2005-2009)

Pemanfaatan air bawah tanah sebagai sumber air bersih juga sudah dilakukanbaik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun non -domestik. Sayangnya kondisiair air tanah di Kabupaten Blora agak sulit diprediksikan, hal ini terjadi akibatmayoritas batuan terdiri dari gamping yang bersifat porous (meloloskan air) sehinggaair mudah hilang dan sukar diperkirakan arah penyebaran air tanah pada lapisanbatuan. Pengambilan air tanah dangkal oleh rumah tangga diharapkan dapatberkurang dengan adanya rencana pengembangan atau perluasan pelayanan airbersih dari PDAM, terutama untuk kawasan perkotaan. Selama ini karena terbatasnyapelayanan PDAM, mayoritas masyarakat menggunakan air bersih yang berasal darisumur dangkal maupun sumur dalam.

Pompa irigasi dan bangunan irigasi banyak yang rusak dan hilang, demikianjuga jaringan irigasi kurang berfungsi dengan baik, oleh karena itu perlu adanyapenanganan yang serius, mengingat sektor pertanian mempunyai kontribusi yangsignifikan terhadap PDRB Kabupaten Blora.

4. Perumah an RakyatKondisi perumahan di Kabupaten Blora belum belum seluruhnya ideal yang

layak huni dan memberikan kenyamanan kepada penghuninya. Pada tahun 2009jumlah rumah di Kabupaten Blora yang telah terbangun sebanyak 233.442 unit. Darijumlah tersebut, sebanyak 146.183 termasuk kategori layak huni (62%), dan sisanya87.259 tidak layak huni (38%). Sejak tahun 2009 telah diupayakan penataan rumahkurang layak huni di beberapa desa/kelurahan, terutama untuk keluarga miskin.

Page 37: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 22

Pertumbuhan jumlah keluarga di Kabupaten Blora yang cukup tinggimenyebabkan kebutuhan rumah di Kabupaten Blora semakin meningkat. Pada tahun2009 dibutuhkan sebanyak 5.041 unit rumah. Untuk mencukupi kebutuhan rumah,melalui pihak swasta telah dikembangkan kawasan perumahan di Tawangrejo danKecamatan Cepu. Jumlah pengembang perumahan yang ada di Kabupaten Blorapada tahun 2008 sebanyak 16 perusahaan.

Jumlah rumah yang telah terpasang instalasi penerangan listrik sebanyak94.533 unit. Sementara itu jumlah rumah yang menggunakan fasilitas air bersih d ariPDAM sebanyak 10.105 unit, sebagian besar di wilayah perumahan di perkotaan.

Kenyamanan dan kesehatan masyarakat sangat tergantung kepada kondisipemukiman yang dihuni. Lingkungan yang bersih akan menghindarkan penghuninyadari berbagai macam penyakit. Lingkungan yang bersih disamping tergantung daripemerintah bagaimana memfasilitasinya, juga sangat tergantung kepada komitmen,kemauan dan kemampuan masyarakat sendiri dalam mengelola sampah dan kondisilingkungannya. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, perludiupayakan pemberdayaan komunitas perumahan sehingga pengelolaan limbahrumah tangga dan persampahan dapat tertangani dengan baik.

5. Penataan RuangUndang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

mengamanatkan kabupaten/kota untuk menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah.Kabupaten Blora sedang dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Blora Tahun 2010-2029. RTRW Kabupaten Blora memuat struktur ruangwilayah diarahkan pada sistem perdesaan, sistem perkotaan, sistem perwilayahan,dan sistem jaringan prasarana wilayah.

a) Sistem perdesaan, dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa secaraberhirarki. meliputi Pusat pelayanan antar desa, Pusat pelayanan setiap desa,serta Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.

b) Sistem perkotaan terdiri dari :a. PKW(Pusat Kegiatan Wilayah) = Perkotaan Cepub. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) = Perkotaan Blorac. PKLP (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) = Perkotaan Randublatung dan Kundurand. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)= Perkotaan Jepon, Ngawen, Kedungtuban,

Todanan, Banjarejo, Tunjungan, Japah, Bogorejo, Jiken, Sambonge. Perkotaan Blora€ Jeponf. Perkotaan Cepug. Cepaka Kawasan Strategis Prioritas Cepu-Padangan-Kasiman (Cepaka)

c) Sistem Perwilayahan meliputi:(1) Berpusat di Kota Blora dengan wilayah pengaruh Kecamatan : Blora, Jepon,

Bogorejo,Jiken, Tunjungan dan Banjarejo, SWP I diarahkan untuk :a. Pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan yang dipusatkan di Kota

Blora;b. Fungsi pertanian dan perkebunan rakyat di Kecamatan Jiken;c. Fungsi kegiatan ekonomi perdagangan di Kecamatan Jepon;d. Fungsi kegiatan industri di Kecamatan Tunjungan dan Bogorejo.

(2) Berpusat di Kota Cepu dengan wilayah pengaruh Kecamatan: Cepu,Kedungtuban, dan Sambong. SWP II diarahkan untuk :

Page 38: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 23

a. Fungsi perhubungan, pertambangan dan agrobisnis yang berpusat di KotaCepu;

b. Fungsi perdagangan, industri dan pertanian yang berpusat di KecamatanKedungtuban dan Sambong;

c. Fungsi penelitan, teknologi dan pendidikan yang berpusat di Kota Cepu.(3) Berpusat di Kota Randublatung dengan wilayah pengaruh Kecamatan : Jati,

Kradenan, dan Randublatung.SWP III diarahkan untuk :a. Fungsi perhubungan dan perdagangan di Kota Randublatung;b. Fungsi perindustrian di Kecamatan Kradenan;c. Fungsi pertanian irigasi dan tadah hujan di Kecamatan Kradenan dan

Randublatung;d. Fungsi pertanian lahan kering di Kecamatan Jati.

(4) bepusat di Kota Kunduran dengan wilayah pengaruh Kecamatan : Kunduran,Japah, Todanan dan Ngawen. SWP IV diarahkan untuk :a. Fungsi agrobisnis di Kecamatan Todanan, Japah, dan Kunduran;b. Fungsi industri di Kecamatan Todanan dan Ngawen;c. Fungsi pertanian di Kecamatan Ngawen dan Japah.

d) Sistem jaringan prasarana wilayah, meliputi :a. Rencana sistem prasarana transportasi meliputi : jalan, kereta api, sungai dan

udara;b. Rencana sistem prasarana telekomunikasi;c. Rencana sistem prasarana sumber daya air;d. Rencana sistem jaringan prasarana energi dan kelistrikan;e. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan; sertaf. Rencana ruang di dalam bumi.

Pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) dalam RTRW Kabupaten Bloradiatur sebesar 70% untuk wilayah pedesaan dan 30% untuk wilayah perkotaaan.Tahun 2005-2009 luas RTH Kabupaten Blora sebesar 30% untuk wilayah perkotaan,hal ini menunjukan bahwa kebutuhan RTH di wilayah perkotaan Kabupaten Blorasudah terpenuhi sampai dengan tahun 2009. Pola ruang wilayah kabupaten terdiri darikawasan lindung dan kawasan budidaya. Peruntukan ruang untuk kawasan budidayasebagian besar didominasi sawah sebesar 46,110,772 ha, untuk kawasan permukimanyaitu sebesar 16,656,630 ha, industri sebesar 150,080.0 ha.

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Blora meliputi rawan longsor, rawanbanjir, dan kawasan rawan kekeringan. Kawasan yang paling ekstrim mengalamikekeringan menurut data tahun 2009/2010, meliputi Kecamatan Jati, KecamatanBanjarejo, Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Sambong, Kecamatan Jepon danKecamatan Ngawen.

6. Perencanaan PembangunanKeterpaduan perencanaan pembangunan secara nasional sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasionaldan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 joUU Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, telah dimulai denganpenyetaraan waktu perencanaan RPJP nasional dengan RPJPD dengan rentang waktuyang sama yaitu tahun 2005-2025 yang dilengkapi dengan pentahapan pembangunanlima tahunan. Selain itu, kedua undang-undang tersebut mengamanatkan pemerintahdaerah (provinsi dan kabupaten/kota) menyusun rencana pembangunan sebagai satukesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Agar terdapat penyerasanantara RPJMN 2010€2014 dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008€ 2013 danKabupaten/Kota, maka diterbitkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentangPenyelerasaan RPJMD dengan RPJMN 2010€ 2014 tanggal 31 Maret 2010, terutama

Page 39: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 24

terkait dengan pencapaian sasaran prioritas pembangunan dalam RPJMN 2010€2014 dan memerlukan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota, termasukKabupaten Blora.

Disamping itu, perlu diperhatikan arahan Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentangPercepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010terdapat 14program prioritas program pembangunan yang perlu ditingkatkan hasilnya lebihoptimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan tingkat kehiduan masyarakatdi daerah. Arahan pembangunan melalui Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentangProgram Pembangunan Berkeadilan, mengamanatkan pula bagi PemerintahKabupaten Blora untuk meningkatkan capaian target Tujuan Pembangunan Millenium(MDG`s) untuk mewujudkan peningkatan kualitas su mberdaya manusia, kesetaraangender dan kelestarian lingkungan hidup yang lebih baik, capaian yang optimal didaerah akan menyumbang prestasi di tingkat nasional.

Perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Blora, baik RPJPD danRPJMD masih menghadapi kendala, terutama data dan informasi yang bersifatseries, akurat dan pilah gender. Data dasar sebagai pendukung perencanaanpembangunan daerah dapat berupa data statistik, hasil monitoring dan evaluasi, danhasil validasi serta hasil kajian/penelitian dari lembaga/instansi penelitian. Data daninformasi yang lengkap membantu para perencana dalam mempertajam isu strategis,prediksi atau perhitungan kondisi lima tahun mendatang.

Data dan informasi yang tersedia di Bappeda Kabupaten Blora, antara lainSistem Informasi Profil Daerah, Buku PDRB Kabupaten Blora, Buku Kabupaten BloraDalam Angka, Dokumen Evaluasi Kegiatan yang telah disusun oleh Bappeda danberbagai dokumen yang menggambarkan profil masing-masing urusan kewenanganKabupaten Blora, di tahun-tahun mendatang akan semakin dilengkapi dan sifats datapilah gender.

Dalam penyusunan rencana pembangunan di Kabupaten Blora telahmelibatkan seluruh stakeholder pembangunan, baik dari pemerintah Kabupaten Blorayang diwakili SKPD, tokoh masyarakat danagama, perwakilan kalangan dunia usaha,serta asosiasi profesi. Pelibatan stakeholder tersebut dilakukan dalam penyusunandokumen perencanaan pembangunan daerah berupa RPJPD, RPJMD dan RKPDsebagaimana diamanatkan dalam Peraturan PemerintahNomor 8 Tahun 2008 tentangTahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah dan peraturan pelaksanannya, yaitu PermendagriNomor 54tahun 2010. Pemerintah Kabupaten Blora dalam proses menyusun perencanaanpembangunan yang bersifat sektoral ekonomi, sosial budaya, prasarana wilayah dansumberdaya alam serta kesetaraan gender.

Dalam rangka percepatan pencapaian hasil-hasil pembangunan, KabupatenBlora telah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pemerintahkabupaten/kota yang lain serta dunia usaha untuk promosi investasi, pemasaranpotensi daerah serta mengembangkan aset pariwisata dan sumberdaya alam yangdimiliki.

Untuk menjamin pelaksanaan kebijakan pembangunan sesuai dengan yangdirencanakan, dilaksanakan monitoring dan evaluasi pembangunan di KabupatenBlora. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai masukan dalam perencanaanpembangunan periode berikutnya. Setiap tahun Bappeda Kabupaten Blora melakukankegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan. Hasilmonitoring dan evaluasi ini juga digunakan untuk bahan Laporan KeteranganPertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Blora kepada DPRD Kabupaten Blora.

7. PerhubunganMobilitas barang dan jasa sangat dipengaruhi adanya moda perhubungan

antar wilayah. Perkembangan sarana transportasi di Kabupaten Blora selama pada

Page 40: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 25

tahun 2008 mengalami peningkatan dibanding tahun 2007 yaitu jumlah kendaraanroda dua sebanyak 159.951 buah, jumlah mobil bus sebanyak 539 buah, jumlah mobilbarang sebanyak 4.971 buah dan jumlah mobil penumpang sebanyak 5.096 buah.Sarana transportasi inilah yang menghubungkan antara satu wilayah dengan wilayahlainya, satu pusat pertumbuhan dengan daerah yang ada dibelakangnya, maupun satupusat pertumbuhan dengan pusat pertumbuhan lainnya. Moda perhubungan inilahyang menjadikan perputaran ekonomi dan sosial semakin dinamis, mobilitas barangdan jasa semakin cepat dan pertumbuhan ekonomi menjadi efek domino selanjutnya.Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Blora dapat dilihat padatabel berikut :

Tabel 2.31Banyaknya Kendaraan Bermotor menurut Jenisnya di Kabupaten Blora

Tahun 2005 - 2009No Jenis 2005 2006 2007 2008 20091 Mobil Penumpang 4.111 4.371 4.621 5.096 5.5662 Mobil Beban 4.388 4.625 4.740 4.971 5.2663 Mobil Bus 510 514 517 539 5594 Sepeda Motor 111.959 138.040 139.290 159.951 179.452

Jumlah 120.968 147.550 149.168 170.557 190.843Sumber: Dinas Perhubungan KabupatenBlora (2005-2009)

Struktur tanah di Kabupaten Blora sebagian besar tersusun dari batuangamping yang sangat rentan ditinjau dari daya dukung dan kuat tekanan. Jalan rayasebagai sarana vital bertransportasi ikut menjadi rentan terutama apabila beban yangharus didukungnya berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan regulasi dansarana prasarana yang dapat mengontrol ada tidaknya kelebihan muatan atau bebanpada moda transportasi, terutama moda transportasi perdagangan melaluipengelolaan jembatan timbang. Di Kabupaten Blora terdapat jembatan timbangsebanyak 1 buah yang berfungsi dalam pengukuran berat muatan barang.

Efektivitas suatu sistim transportasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lainkualitas sarana prasarana transportasi seperti rambu lalu lintas yang ada, laik jalanatau tidaknya moda transportasi yang ada, kesadaran dan perilaku masyarakat dalambertransportasi. Dengan keteraturan transportasi diharapkan dapat meminimalisirterjadinya kecelakaan lalu lintas. Sarana prasarana penunjang transportasi yang adadi Kabupaten Blora antara lain rambu-rambu lalu lintas sebanyak 267 buah, markajalan sebanyak 30 buah, dan alat pemberi isyarat lalu lintas sebanyak 10 buah. jumlahsarana prasarana tersebut masih banyak dibutuhkan untuk meningkatkan ketertibandan keteraturan transportasi di Kabupaten Blora. Perkembangan jumlah fasilitaskeselamatan lalu lintas angkutan jalan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.32Jumlah Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)

Di Kabupaten BloraNo Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Rambu lalu lintas buah 120 150 175 210 267

2 Marka jalan m 10 15 20 25 30

3 Alat pemberi isyaratlalu lintas

buah 10 10 10 10 10

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Blora (2005-2009)

Angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Blora dalam kurun waktu limatahun menunjukkan kecenderungan meningkat dari sebanyak 25 kasus pada tahun2005 menjadi 90 kasus pada tahun 2009, dengan jumlah korban meningkat dari

Page 41: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 26

sebanyak 44 orang menjadi 152 orang baik yang meninggal dunia, luka berat maupunluka ringan. Perkembangan kasus kecelakaan di Kabupaten Blora dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.33Banyaknya Kasus Kecelakaan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 - 2009No Jenis 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah kasus 25 188 160 115 902 Jumlah korban

Meninggal 22 55 35 20 18Luka berat 11 90 40 34 34Luka ringan 11 186 230 100 100Jumlah 44 331 305 154 152

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Blora (2005-2009)

Pelayanan angkutan umum di Kabupaten Blora antara lain dilayani olehangkutan desa. Jumlah trayek angkutan desa dalam kurun waktu lima tahun tidakmengalami perubahan, yaitu sebanyak 27 jalur. Sementara itu jumlah armadaangkutan desa mengalami penurunan dari sebanyak 203 unit pada tahun 2005 dan2006 menjadi 202 unit pada tahun 2007, dan sebanyak 201 unit pada tahun 2008 dan2009. Penurunan jumlah armada ini antara lain disebabkan penurunan jumlahpenumpang akibat penggunaan kendaraan roda dua yang semakin meningkat. Untukmendukung mobilitas masyarakat, di Kabupaten Blora terdapat terminal sebanyak 2buah tipe A, dan 4 buah tipe C.

8. Lingkungan HidupKasus pencemaran lingkungan di Kabupaten Blora dari waktu ke waktu baik

secara kuantitas maupun kualitas cenderung meningkat, baik pencemaran udaramaupun pencemaran air. Untuk menanggulangi permasalahan lingkungan tersebut,maka diperlukan upaya pengelolaan lingkungan dengan fokus pada sumber penyebabpencemaran (usaha dan/atau kegiatan) dengan menerapkan teknologi tepat gunauntuk pencegahan (teknologi bersih), pengendalian (pengolahan limbah), pengawasanmaupun monitoring (pengujian laboratorium). Selama ini banyak kegiatan usaha yangbelum dilengkapi dokumen AMDAL maupun UKL-UPL dalam pengelolaan lingkungandan instalasi pengolahan limbah.

Degradasi lingkungan hidup di Kabupaten Blora juga sudah semakinmemprihatinkan. Degradasi lingkungan tersebut antara lain lahan kritis, penambanganliar (galian C), penambangan minyak dan gas, kerusakan kawasan karst, penebanganliar, kerusakan hutan, berkurangnya plasma nuftah dan keanekaragaman hayati,kekeringan, rusaknya ekosistem DAS, sumber mata air yang semakin berkurangbahkan hilang, krisis air bersih, limbah domestik, persampahan, banjir, longsor, dansebagainya. Terjadinya banjir dan kekeringan di Kabupaten Blora setiap tahunmenunjukkan bahwa telaah daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup jugasudah melampaui ambang batas akibat kerusakan pada ekosistem Daerah AliranSungai (DAS) baik pada hulu, tengah maupun hilir.

Secara umum tingkat kekritisan lahan di Kabupaten Blora cukup tinggi. Luaslahan kritis di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun ( 2005-2009)menunjukkan penurunan dari seluas 1.448,45 ha pada tahun 2005 menjadi seluas833,95 ha pada tahun 2009. Namun demikian luas lahan agak kritis mengalamipeningkatan dari sebanyak 4.095,30 hektar pada tahun 2005 menjadi 4.710,25 hektarpada tahun 2009. Luasnya lahan potensial kritis juga meningkat dari sebanyak10.836,35 ha menjadi 16.224,78 ha. Perkembangan luas lahan kritis secara rinci dapatdilihat pada tabel berikut :

Page 42: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 27

Tabel 2.34Luas Lahan Kritis di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 Lahan kritis 1.448,45 1.234,86 867.33 738,33 833,952 Lahan agak kritis 4.095,30 3.089,20 2.644.07 2.206,67 4.710,253 Lahan potensial

kritis 9.928,24 9.697,94 9.448.83 9.112,62 4.538,884 Direhabilitasi 10.836,35 12.286,35 13.348.11 14.250,73 16.224,78

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Blora (2005-2009)

Pelayanan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Blora masih belumoptimal sehingga masih banyak daerah dan kawasan yang belum terjangkau.Membuang sampah pada tempatnya juga belum menjadi budaya masyarakatKabupaten Blora. Hal ini terbukti dengan banyaknya onggokan sampah di sejumlahruas-ruas wilayah utamanya sepanjang bantaran sungai. Produksi sampah diKabupaten Blora setiap hari rata-rata sebanyak 1.861 m3. Jumlah ini cenderungmengalami peningkatan sejak tahun 2005 sampai 2009. Volume sampah yang dapatditangani oleh pemerintah Kabupaten Blora rata-rata hanya sebesar 99,5 m3 atau 5%dari total produksi sampah Kabupaten Blora. Sisanya merupakan sampah rumahtangga yang dikelola secara sederhana dan dibuang disekitar lingkungan.

Dilihat dari komposisinya, sampah di Kabupaten Blora terdiri dari sampahorganik dan non organik dengan komposisi terbesar pada tahun 2009 yaitu sampahorganik (80,5%), selanjutnya sampah plastik (12,5%), dan kertas (4,7%). Jenissampah plastik dan sampah kertas menunjukkan peningkatan persentase dalam kurunwaktu lima tahun, sebaliknya sampah organik mengalami penurunan. Pada tahun2005 persentase sampah organik mencapai 83,73%, sedangkan sampah plastik8,85% dan sampah kertas sebanyak 4,20%. Kondisi ini menunjukkan bahwapenggunaan plastik untuk berbagai keperluan telah mengalami perkembangan yangsangat pesat, sehingga memerlukan perhatian dalam hal penanganannya agar tidakmencemari lingkungan.

Dalam konteks pergeseran strategi mewujudkan pembangunan berkelanjutaninilah peran KLHS menjadi penting. Implementasi KLHS juga diharapkan dapatmengantisipasi terjadinya dampak lingkungan yang bersifat lintas batas (crossboundary environmental effects) dan lintas sektor. Dengan kata lain, secarasubstansial, KLHS merupakan suatu upaya sistematis dan logis dalam memberikanlandasan bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui proses pengambilankeputusan yang berwawasan dilaksanakannya, atau lebih tepatnya, distorsipelaksanaan Undang-Undang No. 34 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah.

Strategi kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan buatan yang berbasiskelestarian lingkungan hidup meliputi pengembangan sistem prasarana energi untukmemanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan; meningkatkan kualitas jaringantranmisi dan distribusi minyak dan gas bumi; mengembangkan pengelolaan mineral,minyak dan gas bumi; meningkatkan rehabilitasi dan konservasi lahan; meningkatkankualitas lingkungan hidup; mengendalikan alih fungsi lahan pada kawasan lindung;dan menetapkan pengembangan kawasan strategis untuk pemanfaatan sumber dayaalam dan teknologi tinggi.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki peranan penting dalam tata ruang kotauntuk mengurangi pencemaran udara sekaligus memperindah tata kota. KeberadaanRTH telah diatur dalam UU N0. 26 Th 2007 tentang penataan ruang, yaitu minimalseluas 30% dari luas kota. Hutan merupakan salah satu RTH di Kabupaten Bloradengan luasan mencapai 49% dari luas wilayah Kabupaten Blora Blora. Keberadaan

Page 43: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 28

RTH yang perlu mendapat perhatian adalah RTH di wilayah perkotaan yang padatkendaraan dan padat penduduk, sehingga perlu terus ditingkatkan luasannya.Pengembangan taman kota menjadi bagian yang penting untuk meningkatkan luasanRTH di Kabupaten Blora, selain untuk menjaga fungsi hidrologis kota, juga menambahestetika serta kenyamanan kota.

9. PertanahanMenjelang akhir abad 20, masalah tanah makin menjadi isu sentral bagi

kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir setiap hari berita-berita di media massamelaporkan konflik-konflik pertanahan yang terjadi . Konflik-konflik ini adalah hasil dariperubahan-perubahan cepat dalam struktur ekonomi sejak pertengahan 1980-an.Dibandingkan dengan yang terjadi di masa lalu, konflik-konflik yang terjadi saat initidak hanya terjadi pada tanah yang digunakan untuk per tanian, tetapi juga padatanah yang digunakan untuk semua jenis proyek pembangunan, seperti kehutanan,real estate, pariwisata, pertambangan, bendungan, kawasan industri, padang golf,dan sebagainya. Kebanyakan dari konflik tersebut dapat diartikan sebagaipertentangan hak dan kepentingan antara penduduk lokal dengan kekuatan-kekuatanluar yang berusaha keras mencari keuntungan komersil dari proyek-proyek tersebut.Dalam banyak kasus, kepentingan penduduk lokal yang menetap atau menggaraptanah yang bersangkutan dikorbankan atas nama kepentingan umum demipembangunan, karena lemahnya atau kurangnya pengakuan hukum terhadap tanahtersebut serta lemahnya pengakuan hak-hak rakyat akan tanah.

Berdasarkan kondisi tersebut maka kebijakan pembangunan dibidangpertanahan mempunyai peran dan nilai yang sangat strategis, hal ini sejalan denganKeputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional DibidangPertanahan, melakukan langkah-langkah percepatan melalui :a. Penyusunan Rancangan Undang-undang Penyempurnaan Undang-undang Nomor

5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan RancanganUndang-undang tentang Hak Atas Tanah serta peraturan perundang-undanganlainnya di bidang pertanahan.

b. Pembangunan sistem informasi dan manajemen pertanahan yang meliputi :1) penyusunan basis data tanah-tanah aset negara/ pemerintah/pemerintah

daerah di seluruh Indonesia;2) penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran

tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yangdihubungkan dengan e-government, e-commerce dan e-payment;

3) pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan,pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan menggunakanteknologi citra satelit dan teknologi informasi untuk menunjang kebijakanpelaksanaan landreform dan pemberian hak atas tanah;

4) pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatantanah melalui sistem informasi geografi, dengan mengutamakan penetapanzona sawah beririgasi, dalam rangka memelihara ketahanan pangan nasional.Untuk mewujudkan percepatan kebijakan tersebut, maka peran Pemerintah

Daerah dalam menyelenggarakan kewenangannya sangat penting dan strategis sesuaidengan pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003, yang menyebutkan:1).Pemberian ijin lokasi, 2). Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentinganpembangunan, 3). Penyelesaian sengketa tanah garapan, 4). Penyelesaian masalahganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, 5). Penetapan subyek danobyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanahabsentee, 6). Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat, 7). Pemanfaatandan penyelesaian masalah tanah kosong, 8). Pemberian ijin membuka tanah, 9).Perencanaan penggunaan tanah wilayahKabupaten/Kota

Page 44: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 29

Pemerintah Kabupaten Blora dalam menjalankan kewenangannya dibidangpertanahan secara umum mengalami peningkatan, hal ini terbukti jumlah masyarakatmaupun lembaga yang mengajukan permohonan sertfikat tanah mengalamipeningkatan. Hal ini terbukti jumlah masyarakat atau lembaga yang mengajukansertifikat tanah wakaf pada tahun 2005 sebanyak 390 sertifikat, pada tahun 2006sebanyak 442 sertifikat dan pada tahun 2009 sebanyak 560 sertifikat, demikian jugayang mengajukan permohonan sertifikat tanah hak milik, hak pakai maupun hak gunabangunan (HGB) selama tahun 2005-2009 mengalami peningkatan tiap tahunnya.Gambaran rinci jumlah masyarakat atau lembaga yang mengajukan permohonansertifikat tanah dapat disajikan pada tabel berkut :

Tabel 2.35Banyaknya Pengajuan Sertifikat TanahDikabupaten Blora Tahun 2005 -2009

NoJenis Pengajuan Sertifikat

Tanah2005 2006 2007 2008 2009

1 Pecahan 1.011 931 1.060 1.123 1.044

2 Peralihan 2.820 2.437 2.581 3.196 2

3 Penggabungan - 3 5 1 1

4 Ganti sertifikat 86 115 108 108 95

5 Ganti nama - 1 - 8 2

6 Wakaf 390 442 446 498 560

7 Hak milik 190.702 197.441 214.991 231.508 248.746

8 Hak Pakai 2.220 2.225 2.240 2.245 2.249

9 Hak Guna Bangunan 3.653 3.659 3.662 3.671 3.732

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Blora (2005-2009)

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa sebagian besarpemohon mengajukan sertifikat tanah hak milik dan Hak Guna Bangunan. Jumlahpengajuan sertifikat hak milik pada tahun 2009 sebanyak dari 248.746 sertifikat, HGBsebanyak 3.732 sertifikat. Sementara itu jumlah kasus sengketa tanah selama tahun2005-2009 terjadi pada tahun 2007 sebanyak 3 kasus, 2008 sebanyak 2 kasus dan2009 sebanyak 3 kasus.

10. Kependudukan Dan Catatan SipilJumlah penduduk Kabupaten Blora Tahun 2009 sebanyak 993.736 jiwa.

Dalam kurun waktu 5 tahun (2005 -2009) terjadi peningkatan jumlah pendudukdengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,43% per tahun. Dengan jumlah rumahtangga sebanyak 284.841 KK pada tahun 2009, maka rata-rata jumlah anggotakeluarga sebanyak 4 orang. Dilihat dari komposisinya, penduduk di Kabupaten Blorasebagian besar perempuan sebanyak498.555 jiwa (50,17%). Perkembangan jumlahpenduduk di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.36Jumlah Penduduk Kabupaten Blora

Tahun 2005 € 2009 (jiwa)No Jenis Kelamin 2005 2006 2007 2008 20091 Laki-Laki 416.209 416.900 417.798 423.181 495.181

2 Perempuan 426.465 427.590 428.512 429.982 498.555

Jumlah 842.674 844.490 846.310 853.163 993.736

Sumber : BPS Kabupaten Blora (2005-2009)

Page 45: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 30

Bagi Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Blora, jumlahpenduduk berusia 17 tahun keatas merupakan potensi untuk memberikan pelayananadministrasi kependudukan dan catatan sipil. Melalui pelayanan yang baik danberkualitas diharapkan potensi tersebut dapat tercatat dengan baik, sebaliknya akanmenjadi masalah apabila pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil tidaksesuai dengan harapan masyarakat.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, penduduk wajib dicatat dandiadministrasikan secara tepat dan akurat melalui Sistem Informasi AdministrasiKependudukan atau SIAK. Melalui SIAK diharapkan akan dibangun databasekependudukan secara nasional, menyediakan data penduduk yang handal dan dapatmemberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan, mengetahui trenperkembangan penduduk, calon pemilih dalam setiap penyelenggaraan pemilihankepala daerah, presiden, dan anggota legislatif .

Pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil memiliki peranan yang sangatstrategis terkait dengan fungsi pemerintah antara lain:a. Pelayanan publik (public service) atas pelaporan peristiwa kependudukan yang

dialami oleh penduduk sejak registrasi hingga diterbitkan dokumen;b. Fungsi perlindungan (protection function) , pemberian dokumen yang mempunyai

kepastian hukum serta menjamin kerahasiaan data penduduk;c. Pengelolaan data dan informasi hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Banyak peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan sertaperceraian belum tercatat secara benar, begitu juga menyangkut peristiwakependudukan seperti pindah datang belum ditata secara baik bahkan pendudukmasih banyak yang belum memiliki dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga,Kartu Tanda Penduduk dan Akta Pencatatan Sipil sehingga mengakibatkan datapenduduk belum dapat digunakan secara maksimal untuk kepentingan layanan publikmaupun untuk perencanaan pembangunan.

Sejalan dengan penyelenggaraan administrasi pemerintahan maka pendataanpenduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar administrasikependudukan perlu ditata dengan sebaik-baiknya melalui peningkatan kapasitasaparatur, peningkatan pelayanan agar pada saatnya dapat memberikan manfaatuntuk pemerintahan, pembangunan dan masyarakat menuju tertib administrasikependudukan 2015.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentangPerkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dalam pasal 3 disebutkanprinsip pembangunan kependudukan yang terdiri atas:1. Kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan;2. Pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam3. Pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup;4. Partisipasi semua pihak dan gotong royong;5. Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit terkecil dalam

masyarakat;6. Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan penduduk setempat.

Amanat pasal 3 dalam UU Nomor 52 Tahun 2009 tersebut setiap pendudukmempunyai hak serta kewajiban dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaanpembangunan kependudukan. Hak setiap penduduk ditegaskan dalam pasal 2Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yangmenyebutkan bahwa setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh :1. Dokumen Kependudukan;2. Pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Pendudukdan Pencatatan Sipil;3. Perlindungan atas Data Pribadi;4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

Page 46: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 31

5. Informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atasdirinya dan/atau keluarganya; dan

6. Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam PendaftaranPenduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi oleh InstansiPelaksana.

Sesuai amanat undang-undang tersebut, maka pemerintah Kabupatendituntut untuk memberikan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipilsecara baik sesuai dengan tuntutan masyarakat. Selama tahun 2005-2008 jumlahpemohan akta yang meliputi akta kelahiran, perkawinan, perceraian, adopsi danpengakuan anak cenderung meningkat. Jumlah pemohon akta kelahiran mengalamipeningkatan dari sebanyak 17.631 orang (2005) menjadi 69.376 orang (2009).Permohonan akta kutipan kelahiran juga meningkat dari sebanyak 256 orang padatahun 2005 menjadi 496 orang pada tahun 2009. Akta perkawinan pada tahun 2005sebanyak 98 pemohon dan pada tahun 2009 menjadi 100 pemohon. Demikian pulaakta adopsi anak pada tahun 2005 sebanyak 6 pemohon, selanjutnya meningkatmenjadi 20 pemohon pada tahun 2009. Secara rinci gambaran jumlah pemohon aktacatatan sipil disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.37Jumlah Pemohon Ak ta Di Kabupaten Blora

Tahun 2005 - 200 9No Jenia Akta 2005 2006 2007 2008 20091 Akta Kelahiran 17.830 15.323 35.794 57.836 69.3762 Akta Perkawinan 98 116 104 129 1003 Akta Perceraian 7 7 7 11 114 Akta Kematian 46 31 41 53 285 Akta Pengangkatan Anak 6 7 13 18 206 Akta Kutipan Kelahiran 256 271 297 318 496

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil(2005-2009)

Pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Blora,khususnya Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan akte kelahiran belum sesuai dengantarget yang diharapkan. Hal ini terbukti jumlah penduduk yang memiliki KTP padatahun 2009 sebanyak 349.652 orang (46,31%) dari total penduduk berusia 17 tahunkeatas. Kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten Blora sampai dengan tahun 2009juga baru mencapai 51,85%. Sementara itu untuk kartu keluarga hampir seluruhnyarumah tangga di Kabupaten Blora telah memiliki KK. Gambaran secara rincikepemilikan KTP, KK dan akte kelahiran disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.38Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

Di Kabupaten Blora Tahun 2005 € 2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Pemilik KTP Orang 161.372 105.494 127.531 188.375 349.652

% Kepemilikan KTP % 30,94 16,65 18,65 24,46 46,312 Pemilik KK KK 217.439 236.606 241.201 241.201 284.8413 Pemilik akte kelahiran Orang 336.855 352.178 387.972 445.808 515.184

% kepemilikan akte kelahiran % 39,97 41,70 45,84 52,24 51,84Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil(2005-2009)

Kepemilikan dokumen administrasi kependudukan khususnya KTP dan aktekelahiran yang belum sesuai harapan antara lain disebabkan kurangnya sosialisasikebijakan administrasi kependudukan dan catatan sipil, sehingga masyarakat kurangmemahami dan belum tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memiliki KTP danakte kelahiran sebagai bukti diri yang harus dimiliki oleh setiap warga negara.

Page 47: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 32

Disamping itu, sarana dan prasarana pendukung dan kemampuan SDM aparatpenyelenggara pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil juga belumsesuai harapan.

11. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan AnakPemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan kebijakan

strategis, sejalan dengan Inpres Nomor 9 tahun 2000 tentang PengarusutamaanGender Dalam Pembangunan Nasional dan PermendagriNomor 15 tahun 2008tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam PembangunanDaerah. Ada dua indikator utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan peningkatankesetaraan gender dan keadilan gender yang dihitung berdasarkan IPG (IndeksPembangunan Gender) dan IDG (Indeks Pemberdayaan Gender) dengan besarnyanilai IPG paling rendah 40 dan nilai tertinggi 80. Indikator IPG sama dengan IPMsecara terpilah antara laki-laki dan perempuan, meliputi persentase penduduk laki-lakidan perempuan, jumlah angkatan kerja perempuan, jumlah perempuan yang bekerjapada tingkat manajer dan terampil serta keterwakilan perempuan dalam bidang politikbaik di DPR Pusat dan DPRD.

Besarnya IPG Kabupaten Blora mengalami kenaikan dari tahun 2005 € 2008yaitu dari sebesar 61,30 pada tahun 2005 menjadi 63,73 (kategori baik) pada tahun2008. Peningkatan IPG terutama didukung oleh peningkatan angka melek hurufperempuan, tingkat pendidikan perempuan, dan sumbangan perempuan dalamekonomi rumah tangga. Namun IPG Kabupaten Blora masih berada dibawah rata-rataIPG Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 64,66 pada tahun 2008.

Besarnya nilai IDG Kabupaten Blora dari tahun 2005 € 2008 meningkat cukupbaik dari sebesar 60,60 pada tahun 2005 menjadi 62,49 (kategori cukup baik) padatahun 2008. Meningkatnya nilai IDG Kabupaten Blora terutama didukung olehpeningkatan jumlah tenaga kerja perempuan, peningkatan penduduk perempuan yangbekerja pada posisi manajer/pimpinan dan tenaga terampil. Besarnya IDG KabupatenBlora tersebut sudah berada diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah sebesar 59,76pada tahun 2008. Perbandingan besarnya IPG dan IDG Kabupaten Bloraselengkapnya dapat dilihat dari data berikut ini :

Tabel 2.39Besarnya Nilai IPG dan IDG Kabupaten Blora

Tahun 200 5-200 8No Indeks 2005 2006 2007 20081 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 61,30 62,9 63,38 63,732 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 60,60 62,30 62,44 62,49

Sumber : Kementerian Pemberdayaan Perempuan (2005-2009)

Kebijakan perlindungan anak (< 18 tahun) di Kabupaten Blora berdasarkanpada pengawas dan kemudahan lain yang diserahkan kepada masyarakat untukmenjamin ketenteraman dan keharmonisan keluarga dalam masyarakat, yaituberdasarkan pada amanah UUNomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak danUU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tanggaserta UU Nomor 40 tahun 2008 tentang Pornografi. Jumlah anak (berusia 1-17 tahun)pada tahun 2008 sebesar 201.979 jiwa dari 835.160 jiwa, merupakan potensi besarbagi generasi mendatang di Kabupaten Blora. Masalah perlindungan anak, terutamamasalah pelayanan akte kelahiran yang harus tuntas pada tahun 2011, kualitaskesehatan, gizi, perbaikan lingkungan dan pendidikan anak yang perlu ditingkatkan.

12. Keluarga Berencana dan Keluarga SejahteraJumlah penduduk di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5 tahun (2005€2009)

mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan penduduk

Page 48: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 33

sebesar 4,43% per tahun. Kenaikan jumlah penduduk disebabkan salah satunya olehmeningkatnya jumlah kelahiran. Jumlah kelahiran dari tahun 2005€2009 mengalamipeningkatan dengan rata-rata per tahun sebesar 2,3%. Rata-rata kemampuanperempuan untuk melahirkan (Total Fertility Rate/ TFR) di Kabupaten Blora sebesar2,39%. Artinya Pasangan Usia Subur memiliki anakantara 2 - 3 anak.

Meningkatnya jumlah kelahiran disebabkan kesadaran masyarakat KabupatenBlora untuk ber-KB masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya keluargayang mengikuti KB. Pada tahun 2005 persentase keluarga yang menjadi peserta KBaktif sebesar 78%, selanjutnya menurun sampai dengan tahun 2008 menjadi sebesar76%, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 78%. Peserta KB aktif yangmenggunakan alat kontrasepsi jangka panjang hanya sekitar 28€30%. Sebagianbesar peserta KB aktif masih memilih menggunakan alat kontrasepsi hormonal, yaitusuntik dan pil.

Jumlah KB baru dalam kurun waktu tahun 2005 €2009 mengalami peningkatan.Pada tahun 2009 jumlah KB baru mencapai 30.173 peserta, lebih tinggi dibandingkantahun 2005 (25.175 peserta KB). Pada peserta KB baru penggunaan alat kontrasepsihormonal masih mendominasi terutama suntik dan pil.

Peserta KB yang tidak terlayani karena ingin tunda anak dan tidak mempunyaianak (unmetneed) di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun mengalamipenurunan. Pada tahun 2005 unmetneed sebesar 17,21%, selanjutnya menurun padamenjadi 11,95% pada tahun 2009. Kondisi ini masih cukup jauh dari target SPMBKKBN yaitu sebesar 5%.

Rincian perkembangan jumlah PUS, peserta KB aktif dan KB baru, danunmetneed dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.40Jumlah Pasangan Usia Subur, Peserta KB aktif, Peserta KB baru,

dan Cakupan PUS yang Ingin ber -KB Tidak Terpenuhi Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009A Jumlah PUS 177.044 180.202 182.611 185.206 186.355A Peserta KB aktif1 IUD 15.589 14.648 14.494 14.167 14.0322 Pil 36.688 37.219 37.905 38.202 36.4723 Kondom 1.149 1.362 1.538 1.852 2.3194 MOP 3.527 3.237 3.185 3.129 3.0645 MOW 6.890 7.116 7.365 7.474 7.4936 Suntik 58.694 60.776 61.046 61.756 66.2967 Implant 14.708 13.866 14.593 15.037 15.587

Jumlah 137.245 138.224 140.126 141.617 145.263B Peserta KB Baru1 IUD 168 367 121 272 4872 Pil 9.318 6.463 7.439 8.986 8.1253 Kondom 473 855 356 802 1.1934 MOP 0 14 6 4 705 MOW 326 406 346 363 8496 Suntik 13.641 13.969 14.469 14.949 15.6737 Implant 1.249 1.363 1.065 1.897 3.776

Jumlah 25.175 23.437 23.802 27.273 30.173C Cakupan PUS yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi(unmetneed) (%)

17,21 16,45 16,13 12,68 11,95

Sumber: BP3AKB Kabupaten Blora (2005-2009)

Page 49: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 34

Dalam rangka meningkatkan persentase jumlah peserta KB diperlukansumberdaya manusia dan sarana prasarana pelayanan KB yang memadai. Sampaidengan tahun 2009 jumlah PLKB sebanyak 57orang. Rasio jumlah PLKB dengan desayang dilayani baru mencapai 5-6. Artinya 1 PLKB menangani wilayah 5-6 desa. Hal inimasih cukup jauh dari target SPM BKKBN. Sedangkan PPKBD (Pembantu Pembina KBDesa) pada tahun 2009 sebesar 308 orang. Rasio PPKBD dengan desa adalah 1€2,artinya setiap PPKBD menangani wilayah 1€ 2 desa. Pelayanan KB di tingkat desadilayani oleh bidan desa atau puskesmas terdekat. Jumlah klinik di Kabupaten Blorasebanyak 20.729 unit, dan dokter swasta sebanyak 857 unit. Pelayanan KB untukjenis kontrasepsi MOW dan MOP masih dirasa kurang.

Peningkatan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dilakukan olehkelompok masyarakat atau remaja, yaitu kelompok Kesehatan Reproduksi Remaja(KRR). Kegiatan dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya perkawinan dibawah 20tahun. Dalam melakukan penyuluhan telah dimiliki PIK KRR (Pusat InformasiKomunikasi Kesehatan Reproduksi Remaja). Sampai dengan tahun 2009 jumlah PIKKRR sebanyak 18 kelompok, sebanyak 2 kelompok tergolong tidak aktif dalammelaksanakan tugasnya.

Persentase keluarga pra sejahtera dari tahun 2005 € 2008 mengalamipenurunan yang sangat kecil tetapi keluarga KS I justru mengalami peningkatan daritahun 2008 ke tahun 2009. Pada tahun 2005 jumlah keluarga Pra KS sebesar 126.501KK turun pada tahun 2009 menjadi 125.539 KK. Sementara itu jumlah Keluarga KS Ipada tahun 2005 sebesar 62.283 menurun pada tahun 2008 menjadi 57.769 danmengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 60.437 KK.

Tabel 2.41Perkembangan Keluarga Pra KS, KSI dan KS II Ketas Kabupaten Blora

Tahun 2005 € 2009 (%)No Keluarga Sejahtera 2005 2006 2007 2008 20091 Keluarga Pr KS 126.501 124.968 125.719 126.630 125.5392 Keluarga KS I 62.283 64.092 57.762 57.769 60.4373 Keluarga KS II, III keatas 50.676 55.157 63.505 66.130 66.835

Jumlah KK 239.460 244.217 246.986 250.529 252.811Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

Kabupaten Blora (2005-2009)

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program pemerintahKabupaten Blora adalah memberikan bantuan kepada keluarga pra sejahtera dankeluarga sejahtera I. Persentase keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I yangmendapat bantuan UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) daritahun 2007€ 2009 peningkatan. Pada tahun 2007 persentase keluarga prasejahteradan KS I yang mendapat bantuan UPPKS sebesar 65,22%, meningkat pada tahun2009 menjadi 73,74%.

13. SosialPermasalahan kesejahteraan sosial di Kabupaten Blora penanganannya terus

diupayakan oleh pemerintah, namun sampai dengan tahun 2009 jumlah PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masing banyak. PMKS yang jumlahnya cukupmenonjol di Kabupaten Blora diantaranya keluarga fakir miskin, keluarga berumahtidak layak huni, lanjut usia terlantar, anak terlantar, penyandang cacat, dan wanitarawan sosial ekonomi. Jumlah keluarga fakir miskin dalam kurun waktu lima tahun(2005-2009) menunjukkan penurunan dari sebanyak 57.547 KK (2005) menjadi29.580 KK (2009); keluarga berumah tidak layak huni menurun dari sebanyak 21.582KK (2005) menjadi 5.149 KK (2009); lanjut usia terlantar menurun dari sebanyak

Page 50: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 35

12.133 orang (2005) menjadi 2.329 orang (2009); Anak terlantar menurun darisebanyak 11.245 orang (2005) menjadi 1.966 orang (2009); penyandang cacatmenurun dari sebanyak 7.532 orang (2005) menjadi 1.946 orang (2009).

Jenis PMKS lainnya seperti anak nakal, anak balita terlantar, anak korbantindak kekerasan, anak jalanan, wanita korban tindak kekerasan, wanita tuna susila,pengemis, gelandangan, korban penyalahgunaan Napza, dan keluarga rentanjumlahnya relatif sedikit pada tahun 2009. Walaupun demikian, tetap diperlukanperhatian dan penanganan agar jumlahnya tidak terus bertambah. Perkembanganjumlah PMKS di Kabupaten Blora selama kurun waktu 5 tahun dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.42Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Di Kabupaten BloraNo Jenis Kecacatan 2005 2006 2007 2008 20091 Penyandang cacat 7.532 5.462 6.798 8.360 1.9462 Anak terlantar 11.245 7.249 11.340 13.966 1.9663 Anak nakal 1.896 1.722 1.716 1.171 774 Anak Balita Terlantar 324 356 960 950 5125 Anak korban tindak kekerasan 55 56 68 131 16 Wanita rawan sosial ekonomi 8.316 7.860 11.308 8.279 1.4677 Anak Jalanan 761 816 804 398 678 Wanita Korban Tindak Kekerasan 150 17 113 266 29 Lanjut Usia Terlantar 12.133 10.631 10.221 10.171 2.32910 Tuna Susila 236 260 277 200 5111 Pengemis 93 123 164 63 5712 Gelandangan 49 74 129 39 2713 Korban penyalahgunaan Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza)34 25 32 0 10

14 Keluarga Fakir Miskin 57.547 65.687 68.496 96.946 29.58015 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 21.582 21.315 19.222 3.944 5.14916 Keluarga Rentan 722 888 989 732 436

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009)

Sarana dan prasarana rehabilitasi sosial di Kabupaten Blora antara lain pantisosial dan panti asuhan. Panti sosial yang ada di Kabupaten Blora menunjukkanpeningkatan dari sebanyak 14 buah pada tahun 2005 menjadi 24 buah pada tahun2009. Jumlah penghuni panti sosial dan panti asuhan di Kabupaten Blora cenderungmeningkat dari sebanyak 622 orang pada tahun 2005 menjadi 817 pada tahun 2009.Penanganan masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Blora selama ini dilakukanoleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Jumlah PSM di Kabupaten Blora dalam kurunwaktu lima tahun menunjukkan peningkatan dari sebanyak 2.198 orang (2005)menjadi 3.938 orang (2009) dari berbagai profesi, meliputi pegawai pemerintah,karyawan swasta, buruh, pedagang, petani dan lain-lain. Perkembangan jumlah pantisosial, panti asuhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.43Jumlah Panti Sosial dan Panti Asuhan dan Pekerja Sosial Masyarakat

Kabupaten BloraNo Uraian 2005 2006 2007 2008 2009A Panti Sosial dan Panti

AsuhanJumlah Panti Sosial 14 19 19 24 24Jumlah penghuni panti sosialdan panti asuhan

622 724 615 917 817

B Pekerja Sosial Masyarakat

Page 51: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 36

(PSM)Laki-laki 1964 1718 1619 3328 3328Perempuan 234 399 268 610 610Jumlah PSM 2198 2117 1887 3938 3938

Sumber: Dinas TenagaKerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009)

14. KetenagakerjaanJumlah angkatan kerja di Kabupaten Blora setiap tahun mengalami

peningkatan, hal ini membawa dampak semakin tingginya persaingan dalam mengisipeluang kerja yang tersedia. Pada tahun 2005 jumlah penduduk usia kerja (15 tahunkeatas) di Kabupaten Blora hanya sebanyak 642.247 orang, pada tahun 2009 telahmencapai 698.288 orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatandari sebesar 68,6% pada tahun 2005 menjadi 82,2% pa da tahun 2009, seiringdengan peningkatan angkatan kerja dari sebanyak 440.881 orang (2005) menjadi574.284 orang (2009). Dalam kurun waktu yang sama jumlah pengangguran diKabupaten Blora menunjukkan peningkatan dari sebanyak 25.638 orang (5,82%)pada tahun 2005 menjadi 37.142 orang (6,47%) pada tahun 2009. Dataketenagakerjaan di Kabupaten Blora secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.44Data Pokok Ketenagakerjaan Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Penduduk usia 15tahun ke atas

orang 642.247 630.410 660.847 673.265 698.288

2. Angkatan kerja orang 440.881 565.667 566.893 571.476 574.284Penduduk yangbekerja

orang 415.243 533.289 532.515 534.970 537.142

Pengangguran orang 25.638 32.378 34.378 36.506 37.1423. Bukan angkatan

kerjaorang 201.366 64.743 93.954 101.789 124.004

4. TPAK % 68,6 89,7 85,8 84,9 82,25. TPT % 5,82 5,72 6,06 6,39 6,47

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009).

Pengembangan dan perluasan kesempatan kerja terus diupayakan untukmengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Blora. Sampai dengan Tahun 2008jumlah permintaan tenaga kerja masih relatif kecil dari pada penawaran tenaga kerjasehingga peningkatan jumlah tenaga kerja belum sebanding dengan jumlah lapangankerja yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut berikut :

Tabel 2.45Perbandingan Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

Tahun 2006 -2008

No Lulusan Tenaga KerjaPenawaran Permintaan

2006 2007 2008 2006 2007 20081 SD 66 71 72 5 52 72 SMP 232 200 275 5 95 183 SMA 365 2.492 4.758 252 89 4154 DIII 702 1.305 3.327 115 0 25 Sarjana 735 1.260 1.596 102 0 0

Jumlah : 4.106 7.335 12.036 2.485 2.243 2.450Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi danSosial Kabupaten Blora (2005-2009).

Untuk meningkatkan kualitas pencari kerja pemerintah Kabupaten Bloramelalui BLK (Balai Latihan Kerja) telah mengadakan pelatihan bagi masyarakat secara

Page 52: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 37

rutin. Jenis ketrampilan/kejuruan yang dilatihkan meliputi 5 jenis pelatihan. Jumlahpeserta pelatihan dari tahun 2008 - 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.46Pelatihan Calon Tenaga Kerja di Kabupaten Blora

Tahun 2008 dan 2009No Rincian 2008 20091 Pelatihan Las 15 152 Pelatihan Montir 15 153 Pelatihan Jahit 50 154 Pelatihan Bordir 30 155 Pelatihan Prosesing PHP 40 8

Jumlah 150 68Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009)

Tingkat kesejahteraan tenaga kerja di Kabupaten Blora secara umum masihkurang. Besarnya rasio upah minimum regional sampai dengan tahun 2009 barumencapai 95%. Dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan UMK dari sebesarRp 390.100,00 pada tahun 2005 menjadi Rp 675.000,00 pada tahun 2009.Perkembangan UMK dan rasio UMK terhadap kebutuhan hidup layak tenaga kerja diKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.47Upah Minimum K abupaten dan Rasio UMK Terhadap

Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Besarnya UMK Rupiah 390.000 450.000 600.000 624.000 675.000

2. Rasio UMK terhadapKebutuhan HidupLayak (KHL)

% 75,0 87,50 90.00 92,50 95,00

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora (2005-2009).

Perlindungan tenaga kerja di Kabupaten Blora masih sangat kurang. Hal initerlihat dari banyaknya kasus hubungan industrial yang terjadi, diantaranyaperusahaan yang bangkrut, pemutusan tenaga kerja (PHK), perselisihan tenaga kerjadan kecelakaan kerja. Penutupan perusahaan karena bangkrut terjadi pada tahun2005 sebanyak 1 perusahaan dan tahun 2007 sebanyak 2 perusahaan. Kasus kasusperselisihan tenaga kerja yang berdampak PHK terjadi pada tahun 2005 sebanyak 2orang, tahun 2006 sebanyak 3 orang, tahun 2007 sebanyak 1 orang dan tahun 2009sebanyak 2 orang. Sementara itu kasus kecelakaan kerja terjadi pada tahun 2005sebanyak 39 kasus, tahun 2006 sebanyak 49 kasus, tahun 2007 sebanyak 49 kasus,tahun 2008 sebanyak 53 kasus, dan tahun 2009 sebanyak 43 kasus.

15. Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Koperasi bertujuanmemajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnyaserta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkanmasyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Jumlah koperasi di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2009)menunjukkan peningkatan dari sebanyak 446 unit pada tahun 2005 menjadi 513 unitpada tahun 2009.

Page 53: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 38

Penyerapan tenaga kerja pada koperasi di Kabupaten Blora mencapai 196.994orang pada tahun 2009, meningkat dari tahun -tahun sebelumnya. Jumlah modalkoperasi juga menunjukkan peningkatan dari sebanyak Rp 101.544.000.000,00 padatahun 2005 menjadi Rp 196.994.000.000,00. Namun demikian, jumlah anggotakoperasi dalam kurun waktu lima tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan,dari sebanyak 115.575 orang pada tahun 2005, menjadi hanya sebanyak 73.072orang pada tahun 2009.

Perkembangan jumlah koperasi, modal koperasi, tenaga kerja dan anggotakoperasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.48Jumlah Koperasi, Modal Koperasi, Tenaga Kerja dan Anggota Koperasi

di Kabupaten BloraNo Nama Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

a Jumlah koperasi unit 446 481 491 509 5131) Koperasi Aktif unit 344 378 389 408 412

Persentase % 77,13 78,59 79,23 80,16 80,312) Koperasi Tidak Aktif unit 102 103 102 101 101b Jumlah modal

koperasi (000.000rupiah)

101.544 127.624 162.674 173.048 196.994

c Jumlah Tenaga KerjaKoperasi

orang 799 802 791 791 757

d Jumlah Anggotakoperasi (orang)

orang 115.575 120.018 72.072 72.992 73.072

Sumber: Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009).

Tingkat keaktifan koperasi di Kabupaten Blora menunjukkan peningkatan darisebanyak 77,13% pada tahun 2005, menjadi 78,59% pada tahun 2006, sebesar79,23% pada tahun 2007, sebesar 80,16% pada tahun 2008, dan 80,31% pada tahun2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan koperasi di KabupatenBlora cukup baik.

Kinerja pembangunan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di KabupatenBlora menunjukkan kondisi yang menggembirakan, baik dilihat dari segi jumlahperusahaan, tenaga kerja yang terserap maupun modal UMKM. Jumlah UMKMmengalami peningkatan dari sebanyak 4.111 unit pada tahun 2005 menjadi sebanyak5.858 unit pada tahun 2009. Unit usaha UMKM didominasi oleh usaha mikro(71,24%), selanjutnya usaha kecil (28,51%), dan terakhir adalah usaha menengah(0,26%).

Penyerapan tenaga kerja pada UMKM di Kabupaten Blora tergolong cukupbanyak. Jumlah penyerapan tenaga kerja terbesar pada kelompok usaha kecil sebesar48,61%, selanjut nya usaha mikro sebesar 40,48%, dan terakhir usaha menengahsebesar 10,91%. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah tenaga kerja yangterserap pada UMKM cenderung meningkat, dari sebanyak 6.055 orang pada tahun2005 menjadi 5.858 orang pada tahun 2009.

Jumlah modal usaha UMKM di Kabupaten Blora yang paling besar adalah padausaha menengah (34,26%), selanjutnya usaha kecil (33,76%), dan terakhir usahamikro (31,98). Jumlah modal usaha UMKM, baik skala mikro, kecil maupun menengahmengalami peningkatan, dengan jumlah total meningkat dari sebesar Rp53.042.000.000,00 pada tahun 2005 menjadi Rp 78.210.000.000,00 pada tahun 2009.Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah Kabupaten Blora secara lengkapdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.49

Page 54: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 39

Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Modal Usaha Mikro, Kecildan Menengah Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009

No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009A Jumlah Usaha Mikro Kecil

dan Menengah1 Jumlah usaha mikro unit 2.978 3.000 3.211 3.648 4.173

2 Jumlah usaha kecil unit 1.123 1.279 1.483 1.502 1.670

3 Jumlah usaha menengah unit 10 10 12 15 15

Jumlah unit 4.111 4.289 4.706 5.165 5.858B Jumlah tenaga kerja

usaha mikro kecil danmenengah

1 Jumlah tenaga kerja usahamikro

orang 2.086 2.549 2.522 3.086 4.172

2 Jumlah tenaga kerja usahakecil

orang 3.369 3.837 4.490 4.776 5.010

3 Jumlah tenaga kerja usahamenengah

orang 600 780 900 1.100 1.125

Jumlah orang 6.055 7.166 7.912 8.962 10.307C Jumlah modal UMKM

1 Jumlah modal usaha mikro (jt rupiah) 17.847 17.974 19.243 21.862 25.0102 Jumlah modal usaha kecil (jt rupiah) 17.754 20.220 23.446 23.746 26.403

3 Jumlah modal usahamenengah

(jt rupiah) 17.441 17.864 21.437 25.042 26.797

Jumlah (jt rupiah) 53.042 56.058 64.126 70.650 78.210Sumber: Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009).

Akses usaha mikro, kecil dan menengah di Kabupaten Blora terhadappermodalan usaha masih sangat kurang. Dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009)jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang dapat mengakses permodalan usahamasih sangat sedikit walaupun menunjukkan kecenderungan meningkat dari sebanyak3,60% pada tahun 2005 menjadi 12,37% pada tahun 2008, dan 8,28% pada tahun2009. Selama ini baru 6 lembaga perbankan yang telah memberikan pinjaman kepadaUMKM. Perkembangan jumlah UMKM yang dapat mengakses kredit/pembiayaan bankdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.50Akses Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah lembaga perbankan

yang memberikan pinjamanmodal bagi UMKM

unit 5 5 6 6 6

2 Jumlah usaha mikro, kecildan menengah yang dapatmengakses kredit/pembiayaan bank.

unit 148 221 573 639 482

Persentase % 3,60 5,15 12,18 12,37 8,23Sumber: Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009).

Pemerintah Kabupaten Blora secara rutin melakukan pembinaan terhadapUMKM. Dalam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan persentase dari sebanyak1.572 unit usaha (38,24%) pada tahun 2005 menjadi 2.688 unit usaha pada tahun2009 (45,89%). Sebagian besar usaha yang difasilitasi termasuk kategori usaha

Page 55: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 40

mikro. Dengan adanya pembinaan tersebut, diharapkan UMKM di Kabupaten Bloradapat berkembang secara baik. Perkembangan jumlah UMKM yang telah dibina dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.51Jumlah Usaha Mikro , Kecil dan Menengah yang Telah Dibina

Di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah usaha mikro yang

telah dibinaunit 1.035 1.420 1.512 1.707 1.967

2 Jumlah usaha kecil yangtelah dibina

unit 537 665 751 749 721

3 Jumlah usaha menengahyang telah dibina

unit - - - - -

Jumlah unit 1.572 2.085 2.263 2.456 2.688

Persentase (%) 38,24 48,61 48,09 47,55 45,89

Sumber: Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009).

16. Penanaman ModalKabupaten Blora mempunyai potensi daerah yang prospektif bagi penanaman

modal, terutama bidang pertambangan, diantaranya pengeboran minyak dan gas yangdiperkirakan mememiliki potensi sebesar 250 juta barrel, batu gamping di wilayahPegunungan Kendeng, bentonite, tanah liat/lempung, dll), industri mebel kayu danpengolahan kayu jati, pengembangan hutan rakyat, pertanian, dan peternakan. Demikianjuga di sektor perdagangan, jasa, perhotelan dan pariwisata yang masih terbuka peluangbagi investor untuk menanamkan modalnya.

Nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten Blora menunjukkanpeningkatan dari sebesar US $ 850.000 pada tahun 2007 dan 2008 menjadi US $1.600.000 pada tahun 2009. Jumlah perusahaan asing yang menanamkan modalnya diKabupaten Blora dalam kurun waktu tiga tahun tetap, yaitu sebanyak 3 perusahaan.Penyerapan tenaga kerja ketiga perusahaan asing ini hanya sedikit, yaitu hanya 70 orangpada tahun 2009.

Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam kurun waktu limatahun (2005-2009) juga menunjukkan peningkatan dari sebanyak 181,56 milyar rupiahpada tahun 2005 menjadi 587.564.822 milyar rupiah pada tahun 2007, namun mengalamipenurunan menjadi 49,96 milyar rupiah pada tahun 2009. Jumlah perusahaan dalamnegeri yang menanamkan modalnya di Kabupaten Blora juga menunjukkan peningkatandari sebanyak 13.880 perusahaan menjadi 63.182 perusahaan. Tenaga kerja yang dapatterserap pada perusahaan tersebut tergolong cukup besar, yaitu mencapai 63.182 orangpada tahun 2009.

Perkembangan realisasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalamnegeri di Kabupaten Blora selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.52Realisasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Neg eri

di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009

A Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 PMAa Jumlah Unit Usaha Unit tad tad 3 3 3b Nilai Investasi US$ tad tad 850.000 850.000 1.600.000c Jumlah Tenaga

Kerja yang terseraporang tad tad 73 85 70

2 PMDNa Jumlah Unit Usaha unit 2.569 13.193 13.261 12.659 13.403b Nilai Investasi Rp 000 181.563.100 584.978.733 587.564.822 554.386.705 49.963.132

Page 56: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 41

A Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

C Jumlah TenagaKerja yang terserap

orang 13.880 40.658 41.347 53.105 63.182

Sumber: Kantor Penanaman Modal Kabupaten Blora (2005-2009).

Realisasi investasi non fasilitas di Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebanyak 83perusahaan dengan nilai investasi sebesar 10,27 milyar rupiah, dan penyerapan tenagakerja mencapai 995 orang. Investasi terbesar berasal dari sektor perdagangan danreparasi (3,57 milyar rupiah), selanjutnya sektor Perumahan, kawasan industri danperkantoran (2,10 milyar rupiah) dan sektor industri, logam, mesin dan elektronik (1,20milyar rupiah). Secara rinci perkembangan realisasi investasi non fasilitas di KabupatenBlora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.53Realisasi Penanaman Modal Non Fasilitas di Kabupaten Blora

Tahun 2009

No Sektor/ Sub. SektorUnit

UsahaNilai Investasi

(Rp)TenagaKerja

1 Industri Makanan 5 425.000.000 752 Industri Tekstil 1 200.000.000 203 Industri barang dari kulit dan alas kaki 1 150.000.000 204 Industri Kayu 8 800.000.000 1205 Industri Kimia Farmasi 1 250.000.000 206 Industri, logam, mesin dan elektronik 8 1.200.000.000 1207 Industri Kendaraan Bermotor dan alat transportasi 4 425.000.000 608 Industri lainnya 1 100.000.000 209 Listrik, gas dan air 1 100.000.000 2010 Konstruksi 10 1.150.000.000 10011 Perdagangan dan reparasi 30 3.575.000.000 30012 Perumahan, kawasanindustri dan perkantoran 14 2.100.000.000 140

Jumlah 83 10.275.000.000 995Sumber: Kantor Penanaman Modal Kabupaten Blora (2005-2009).

Upaya peningkatan penanaman modal di Kabupaten Blora dilakukan denganmpenciptaan iklim investasi, diantaranya melalui peningkatan pelayanan perijinan. DiKabupaten Blora telah dikembangkan pelayanan perijinan terpadu melalui BadanPelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) untuk melayani berbagai jenis perijinan usaha. Selainitu dilakukan pula pemberian kemudahan beberapa jenis perijinan sehingga mempercepatproses pengurusan perijinan. Dengan berbagai kemudahan dan pelayanan perijinantersebut, diharapkan investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya diKabupaten Blora.

17. KebudayaanPerkembangan kesenian dan kebudayaan daerah sangat cepat seiring dengan

kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Pada kondisi seperti ini, kebudayaandiharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas daerah yang sesuai dengannilai-nilai luhur budaya. Budaya daerah juga mencerminkan kepribadian dan karakteristiksuatu daerah. Melalui aset budaya yang dimiliki, suatu daerah dapat dikenal secara luas diberbagai daerah lainnya bahkan di mancanegara.

Potensi kesenian di Kabupaten Blora sangat beragam jenisnya, meliputi keseniantradisional dan kesenian modern. Jenis kesenian yang ada di Kabupaten Blora antara lainTari Tradisional, Rebana, Campursari, Keroncong, Reog/Tari Rakyat, Kethoprak, Rodat,Solawatan, Karawitan, Laras Madyo dan Cokekan, organ tunggal, band, orkes melayu,congdut, kulintang, qosidah, dan pedalangan. Jumlah kelompok kesenian di KabupatenBlora dalam kurun waktu lima tahun fluktuatif, dari sebanyak 1.228 kelompok pada tahun2005 meningkat menjadi 1.366 kelompok pada tahun 2008, dan pada tahun 2009

Page 57: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 42

menurun 1.228 kelompok. Secara rinci perkembangan jumlah kelompok pada masing-masing jenis kesenian yang ada di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.54Jumlah Jenis Kesenian yang terdapat

di Kabupaten Blora Tahun 2005 € 2009No Jenis Kesenian 2005 2006 2007 2008 20091 Tari Tradisional 0 10 16 18 202 Rebana 266 266 266 270 2803 Campursari 40 43 43 45 454 Keroncong 26 26 26 28 305 Reog/Tari rakyat 13 15 15 15 156 Kethoprak 10 10 10 13 207 Rodat 0 1 1 1 58 Solawatan 200 266 266 270 3009 karawitan 95 95 95 96 10010 Laras Madyo 95 95 65 69 6911 Cokekan 0 0 0 0 012 Organ Tunggal 41 43 43 45 5013 Group Band 40 44 49 48 5014 Orkes Melayu 40 43 43 45 5115 Congdut 24 26 26 28 3016 Kulintang 8 9 9 9 1017 Qosidah 240 266 266 266 27018 Pedalangan 90 98 100 100 107

Jumlah Kelompok Kesenian 1.228 1.356 1.339 1.366 1.228Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga KabupatenBlora (2005-2009).

Jenis kesenian rakyat unggulan di Kabupaten Blora adalah Barongan dan tayub.Kedua jenis kesenian rakyat tersebut sejak dulu telah merata penyebarannya di berbagaidesa, bahkan sering diadakan event-event seperti Deklarasi Barongan, Parade Barongan,dan Festival/lomba barongan. Sampai dengan tahun 2009 di Kabupaten Blora setidaknyaterdapat sebanyak 425 group Barongan, meningkat dibandingkan tahun 2008 (400group), tahun 2007 (275 group), tahun 2006 (250 grou p), dan tahun 2005 (100 group).Pada event parade seni dalam rangka HUT Provinsi Jawa Tengah kesenian baronganmendapat juara I. Kesenian tayub di Kabupaten Blora juga menyebar secara merata diseluruh wilayah. Pada event Borobudur International Festival (BIF) tahun 2009 keseniantayub dikolaborasikan menjadi ledhek barongan gaya baru, Kabupaten Blora menjadijuara I tingkat Jawa Tengah kemudian maju ke tingkat nasional mendapat juara penyajiterbaik I, penata iringan/gamelan terbaik I, dan penyaji sutradara terbaik I.

Benda cagar budaya di Kabupaten Blora cukup banyak, yang terbagi kedalam bendabergerak dan benda tidak bergerak. Benda purbakala bergerak meliputi Arca, Prasasti,Yoni, Alat Upacara, dan senjata tajam. Sementara itu yang termasuk benda purbakalatidak bergerak yaitu Petilasan, Petirtaan, Monumen, Situs, Masjid kuno, Bangunan Kuno,dan Gua. Jumlah benda cagar budaya, baik benda bergerak maupun benda tidakbergerak dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009) tidak mengalami perubahan, yaitusebanyak 46 buah benda purbakala bergerak dan 93 buah benda purbakala tidakbergerak. Secara rinci jumlah masing-masing jenis benda purbakala di Kabupaten Bloradapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.55Jumlah Benda Purbakala yang terdapatdi Kabupaten Blora Tahun 2005 € 2009

Page 58: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 43

No Jenis Benda Purbakala Satuan 2005 2006 2007 2008 2009A Jumlah Benda Purbakala1 Benda Bergeraka Arca buah 9 9 9 9 9b Prasasti buah 1 1 1 1 1c Yoni buah 1 1 1 1 1d Lingga buah 0 0 0 0 0e Alat upacara buah 11 11 11 11 11f Alat Rumit buah 0 0 0 0 0g Senjata Tajam buah 24 24 24 24 24

Jumlah buah 46 46 46 46 46

2 Benda tak bergerak1 Petilasan Unit 41 41 41 41 412 Petirtaan Unit 5 5 5 5 53 Candi Unit 0 0 0 0 04 Monumen Unit 2 2 2 2 25 Situs Unit 4 4 4 4 46 Masjid kuno Unit 2 2 2 2 27 Gereja kuno Unit 1 1 1 1 18 Bangunan Kuno Unit 29 29 29 29 299 Makam kuno Unit 7 7 7 7 710 Gua Unit 2 2 2 2 2

Jumlah 93 93 93 93 93Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Data diatas menunjukkan bahwa peninggalan sejarah di Kabupaten Blora sangatbanyak. Diperlukan upaya pemeliharaan dan pelestarian aset peninggaan sejarah agargenerasi mendatang masih dapat menikmati dan mengetahui peninggalan sejarah diKabupaten Blora sebagai sumber ilmu pengetahuan. Saat ini benda purbakala danpeninggalan sejarah tersebut sebagian belum terawat dengan baik, walaupun pemerintahKabupaten Blora telah melakukan upaya-upaya pelestarian aset budaya daerah.

18. Kepemudaan dan Olah RagaPotensi pemuda merupakan aset penting bagi daerah. Jumlah penduduk usia

muda yang besar menjadi potensi tersendiri di Kabupaten Blora. Potensi pemuda yangcukup besar dapat menjadi modal dalam mencapai keberhasilan pembangunan apabilapotensi tersebut dimanfaatkan dengan baik, begitu juga sebaliknya apabila potensi cukupbesar tersebut tidak diperhatikan dan dikelola dengan baik maka akan menjadipenghambat serta dapat menimbulkan permasalahan.

Kenakalan remaja merupakan salah satu permasalahan di kalangan generasi mudayang perlu mendapatkan perhatian. Banyak pihak mencoba untuk mengatasipermasalahan kenakalan remaja. Hal itu merupakan wujud kepedulian masyarakatterhadap perkembangan generasi muda, dikarenakan posisi generasi muda itu sendiriyang dipandang sangat strategis demi kemajuan bangsa dan negara. Sebagai generasipenerus, kaum muda selalu dituntut untuk meningkatkan kualitasnya di berbagai dimensikehidupan, utamanya dalam dua hal yang dipandang sangat penting, yaitu moral danintelektual.

Peningkatan kapasitas generasi muda perlu didorong untuk menjaga agar potensipemuda yang telah dimilik bisa dioptimalkan dengan baik. Peningkatan kapasitaskepemudaan dilaksanakan dengan memberikan fasilitas dalam aktivitas kepemudaanbaik lokal, regional, nasional maupun internasional. Fasilitasi aktivitas kepemudaantersebut dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pemuda yang kreatif, inovatif sertamemiliki jiwa kewirausahaan.

Page 59: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 44

Jumlah organisasi yang dibina di Kabupaten Blora selama kurun waktu 2005 €2009 menunjukan peningkatan, dari sebanyak 156 organisasi (2005) menjadi 214organisasi (2009). Hal ini berarti bahwa perhatian pemerintah daerah terhadaporganisasi kepemudaan dan generasi muda cukup besar. Pemerintah daerahmeningkatkan perhatian dan kemampuan pemuda melalui pemberian pelatihankepemimpinan, ketrampilan manajemen dan kegiatan yang lain, seperti terlihat padatabel berikut :

Tabel 2.56Jumlah Organisasi Pemerintah yang Memperoleh perhatian dari Pemerintah

Tahun 2005 € 2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah organisasi kepemudaan yang

telah dibinabuah 156 168 178 193 214

2 Jumlah organisasi kepemudaan yangbelum dibina

buah 236 179 254 328 421

3 Jumlah organisasi kepemudaan yangmendapatkan pelatihankepemimpinan, manajemen

buah 72 84 97 116 127

4 Jumlah organisasi kepemudaan yangdifasilitasi dalam memenuhikualifikasi berdasarkan standarorganisasi kepemudaan

buah 56 68 75 81 93

5 Jumlah pemuda yang difasilitasidalam peningkatan kapasitaskegiatan Pendidikan dan pelatihandasar kepemimpinan

orang 36 47 58 63 76

6 Jumlah kegiatan aksi bhakti socialkepemudaan

kegiatan 12 16 21 27 35

7 Jumlah kegiatan Fasilitasi temuwicara organisasi kepemudaan

kegiatan 8 14 18 23 27

8 Jumlah pemuda yang difasilitasidalam Penyuluhanpencegahanpenggunaan narkoba dikalangangenerasi muda

orang 60 80 100 140 180

9 Jumlah kegiatan fasilitasi lombakreasi dan karya tulis ilmiahdikalangan pemuda

kegiatan 6 9 15 21 25

10 Jumlah pemuda yang mengikutipelatihan kader pemuda peloporkeamanan lingkungan

orang 200 230 270 310 350

11 Jumlah kegiatan fasilitasi pameranprestasi hasil karya pemuda

kegiatan 2 6 8 10 12

12 Jumlah pemuda yang difasilitasisebagai kader kewirausahaan

orang 150 180 200 225 250

13 Jumlah kegiatan penyuluhanpencegahan penyalahgunaannarkoba bagi generasi muda

kegiatan 18 27 36 54 70

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Dalam perkembangannya generasi muda perlu mendapatkan pembinaan danpendampingan oleh kelompok-kelompok lain supaya perkembangannya bisa terarahmenjadi lebih baik. Pembinaan terhadap organisasi kepemudaan dilakukan melaluipendampingan dan pemberdayaan kelembagaan/organisasi kepemudaan yang ada. DiKabupaten Blora pada tahun 2009 terdapat 635 organisasi kepemudaan dan 368kelompok karang taruna. Hal ini bisa menjadi salah satu indikator dinamisnya kegiatan

Page 60: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 45

kepemudaan yang ada di Kabupaten Blora. Gambaran organisasi kepemudaan diKabupaten Blora terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.57Jumlah Organisasi Pemuda di Kabupaten Blora

Tahun 2005 € 2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 KNPI buah 1 1 1 1 1

2 AMPI buah 2 7 3 5 6

3 Pemuda Ansor buah 7 7 7 9 14

4 Pemuda Muhammadiyah buah 12 16 18 24 31

5 Pramuka (Gugus Depan) buah 73 78 86 88 96

6 KUPP buah 12 28 47

7 Karang Taruna buah 184 206 257 310 368

8 KOSGORO buah 26 37 48 56 72

Jumlah buah 305 352 432 521 635

Sumber : Dinas Kebudayaan,Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Pembinaan keolahragaan di Kabupaten Blora diarahkan untuk menumbuhkanbudaya dan kecintaan berolahraga guna meningkatkan kesehatan dan prestasi, hanyasaja pembinaan olahraga di Kabupaten Blora belum terlaksana secara optimal.Kabupaten Blora merupakan pusat pembibitan atlet khususnya di cabang olahragaSepakbola, tenis lapangan, tenis meja, bola volley dan bola basket. Banyak prestasi yangdicapai oleh atlet dari Kabupaten Blora dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA) tingkatprovinsi cukup menggembirakan. Prestasi atlet Kabupaten Blora selama kurun waktutahun 2006-2009 mengalami peningkatan peringkat kejuaraan dari ranking ke-18 (tahun2005) menjadi ranking 9 (tahun 2009). Perolehan medali juga meningkat dari sebanyak172 medali (2006) menjadi 259 medali (2009). Kondisi ini menunjukkan bahwapembinaan atlet di Kabupaten Blora cukup baik. Secara rinci perkembangan prestasi olahraga pada PORDA Provinsi Jawa Tengah terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.58Prestasi Atlet dalam Pekan Olahraga Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2006 € 2009No Uraian Satuan 2006 2007 2008 20091 Peringkat Kejuaraan ranking 18 16 13 9

2 Jumlah Atlet yang dikirimkan Orang 98 116 127 136

3 Jumlah Atlet yang memperoleh medali Orang 28 34 42 57

4 Perolehan Medali

Medali Emas Buah 4 6 9 14

Medali Perak buah 8 12 15 20

Medali Perunggu Buah 16 16 18 23

Jumlah Buah 172 200 224 259

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Jumlah klub olahraga di Kabupaten Blora juga cukup banyak. Beberapa klubolahraga bahkan memiliki reputasi tingkat nasional dan internasional. Atlet berprestasiKabupaten Blora di tingkat nasional cukup banyak. Jumlah atlet yang memiliki prestasi ditingkat nasional menurut cabang olahraga terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.59Prestasi Atlet Kabupaten Blora di Tingkat Nasional dan Provinsi

Tahun 2005 € 2009

Page 61: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 46

No Jumlah atlet berprestasi 2005 2006 2007 2008 20091 Tingkat nasional

a Sepakbola 0 0 0 11 16

b Bola Volley 6 8 10 14 20

c Bulutangkis 4 4 6 9 12

d Tenis Lapangan 3 5 7 11 16

e Tenis Meja 2 2 3 6 8

f Bola Basket 0 3 6 9 16

Jumlah 15 22 32 60 88

2 Tingkat provinsi

a Sepakbola 14 17 23 27 30

b Bola Volley 18 22 27 30 38

c Bulutangkis 5 5 7 9 12

d Tenis Lapangan 6 7 10 12 16

e Tenis Meja 4 7 8 14 20

f Bola Basket 6 12 20 27 36

Jumlah 53 70 95 119 152Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009)

Sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Blora antara lain GOR/lapangan Sepak Bola standar nasional sebanyak 5 unit. Kondisi ini menunjukkanbahwa sarana dan prasarana belum tersedia secara memadai.

19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam NegeriPartisipasi masyarakat dalam proses demokrasi di wilayah Kabupaten Blora

termasuk dalam kategori yang cukup baik (diatas 70%). Pelaksanaan pesta demokrasi(PEMILU) baik pemilu legislatif, pemilihan presiden, pemilihan umum kepala daerahcenderung tertib namun tingkat partisipasi pemilihnya cenderung turun. Data yangada menunjukkan bahwa presentase golput pada pelaksanaan pemilihan umum sejaktahun 2004 dan 2009 mengalami peningkatan. Jumlah partai politik yang terdaftarsebagai peserta pemilu 2009 di Kabupaten Blora ada sebanyak 44 partai. Datamengenai persentase golput secara lebih lengkap tersaji pada grafik berikut:

Grafik 2.1Persentase Golput pada Pemilihan Umum

di Kabupaten Blora

Sumber: KPU Kabupaten Blora(2005-2009)Sampai tahun 2009 organisasi yang terdata secara resmi ada 256 organisasi

yang terdiri dari ormas, LSM, OKP dan Partai Politik. Pertumbuhan organisasi massayang ada dari tahun ke tahun di Kabupaten Blora tidak mengalami peningkatan sejaktahun 2007. Organisasi massa tersebut bergerak dalam berbagai bidang kegiatan,

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 46

No Jumlah atlet berprestasi 2005 2006 2007 2008 20091 Tingkat nasional

a Sepakbola 0 0 0 11 16

b Bola Volley 6 8 10 14 20

c Bulutangkis 4 4 6 9 12

d Tenis Lapangan 3 5 7 11 16

e Tenis Meja 2 2 3 6 8

f Bola Basket 0 3 6 9 16

Jumlah 15 22 32 60 88

2 Tingkat provinsi

a Sepakbola 14 17 23 27 30

b Bola Volley 18 22 27 30 38

c Bulutangkis 5 5 7 9 12

d Tenis Lapangan 6 7 10 12 16

e Tenis Meja 4 7 8 14 20

f Bola Basket 6 12 20 27 36

Jumlah 53 70 95 119 152Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009)

Sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Blora antara lain GOR/lapangan Sepak Bola standar nasional sebanyak 5 unit. Kondisi ini menunjukkanbahwa sarana dan prasarana belum tersedia secara memadai.

19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam NegeriPartisipasi masyarakat dalam proses demokrasi di wilayah Kabupaten Blora

termasuk dalam kategori yang cukup baik (diatas 70%). Pelaksanaan pesta demokrasi(PEMILU) baik pemilu legislatif, pemilihan presiden, pemilihan umum kepala daerahcenderung tertib namun tingkat partisipasi pemilihnya cenderung turun. Data yangada menunjukkan bahwa presentase golput pada pelaksanaan pemilihan umum sejaktahun 2004 dan 2009 mengalami peningkatan. Jumlah partai politik yang terdaftarsebagai peserta pemilu 2009 di Kabupaten Blora ada sebanyak 44 partai. Datamengenai persentase golput secara lebih lengkap tersaji pada grafik berikut:

Grafik 2.1Persentase Golput pada Pemilihan Umum

di Kabupaten Blora

Sumber: KPU Kabupaten Blora(2005-2009)Sampai tahun 2009 organisasi yang terdata secara resmi ada 256 organisasi

yang terdiri dari ormas, LSM, OKP dan Partai Politik. Pertumbuhan organisasi massayang ada dari tahun ke tahun di Kabupaten Blora tidak mengalami peningkatan sejaktahun 2007. Organisasi massa tersebut bergerak dalam berbagai bidang kegiatan,

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 46

No Jumlah atlet berprestasi 2005 2006 2007 2008 20091 Tingkat nasional

a Sepakbola 0 0 0 11 16

b Bola Volley 6 8 10 14 20

c Bulutangkis 4 4 6 9 12

d Tenis Lapangan 3 5 7 11 16

e Tenis Meja 2 2 3 6 8

f Bola Basket 0 3 6 9 16

Jumlah 15 22 32 60 88

2 Tingkat provinsi

a Sepakbola 14 17 23 27 30

b Bola Volley 18 22 27 30 38

c Bulutangkis 5 5 7 9 12

d Tenis Lapangan 6 7 10 12 16

e Tenis Meja 4 7 8 14 20

f Bola Basket 6 12 20 27 36

Jumlah 53 70 95 119 152Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009)

Sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Blora antara lain GOR/lapangan Sepak Bola standar nasional sebanyak 5 unit. Kondisi ini menunjukkanbahwa sarana dan prasarana belum tersedia secara memadai.

19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam NegeriPartisipasi masyarakat dalam proses demokrasi di wilayah Kabupaten Blora

termasuk dalam kategori yang cukup baik (diatas 70%). Pelaksanaan pesta demokrasi(PEMILU) baik pemilu legislatif, pemilihan presiden, pemilihan umum kepala daerahcenderung tertib namun tingkat partisipasi pemilihnya cenderung turun. Data yangada menunjukkan bahwa presentase golput pada pelaksanaan pemilihan umum sejaktahun 2004 dan 2009 mengalami peningkatan. Jumlah partai politik yang terdaftarsebagai peserta pemilu 2009 di Kabupaten Blora ada sebanyak 44 partai. Datamengenai persentase golput secara lebih lengkap tersaji pada grafik berikut:

Grafik 2.1Persentase Golput pada Pemilihan Umum

di Kabupaten Blora

Sumber: KPU Kabupaten Blora(2005-2009)Sampai tahun 2009 organisasi yang terdata secara resmi ada 256 organisasi

yang terdiri dari ormas, LSM, OKP dan Partai Politik. Pertumbuhan organisasi massayang ada dari tahun ke tahun di Kabupaten Blora tidak mengalami peningkatan sejaktahun 2007. Organisasi massa tersebut bergerak dalam berbagai bidang kegiatan,

Page 62: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 47

diantaranya adalah ekonomi, sosial, budaya, politik, pemberdayaan masyarakat,lingkungan dan kepemudaan.

Kondisi keamanan Kabupaten Blora cukup aman namun ketertiban umummasih perlu ditingkatkan karena masih adanya gangguan keamanan dan kenyamanan(kriminalitas) yang terjadi. Kejadian kriminal memang fluktuatif (naik turun) terjadi diwilayah ini. Pada tahun 2007 kriminalitas yang terjadi sebanyak 95 kasus, tahun 2008sebanyak 108 kasus, dan tahun 2009 sebanyak 76 kasus. Dari sisi kejahatan yangterjadi di Kabupaten Blora, kejahatan yang paling sering terjadi adalah kejahatan dibidang kehutanan (pencurian kayu, pembalakan liar, dsb), pencurian denganpemberatan, penipuan dan perjudian. Selain kasus-kasus tersebut masih banyakkasus lain yang terjadi dan perlu mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yangberwajib.

Kabupaten Blora adalah wilayah dengan komposisi penduduk yang cukupberagam dalam hal kepercayaan yang dianut. Dengan keberagaman tersebut makakondisi yang kondusif harus selalu dijaga dan ditingkatkan agar kerukunan antar umatberagama tersebut tetap terjaga. Saat ini kehidupan beragama di Kabupaten Bloraberlangsung dalam toleransi yang cukup tinggi. Keharmonisan tersebut salah satunyadapat dilihat dari banyaknya jumlah tempat peribadatan yang ada di sekitar wargamasyarakat yang majemuk seperti Masjid, Gereja, Vihara dan Pura. Pada tahun 2009di Kabupaten Blora terdapat 845 Masjid, 54 Gereja Protestan, 14 Gereja Katholik dan5 Vihara.

Pelibatan masyarakat sipil dalam menjaga keamanan, ketertiban dankenyamanan lingkungan akan sangat membantu sekali tugas aparat keamanan.Kekuatan perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten Blora sampai saat ini adasebanyak 8.422 personil, yang terdiri dari 8.398 persolnil linmas laki-laki dan 24personil linmas perempuan. Untuk membantu menjaga ketertiban dan kenyamananlingkungan, selain melibatkan Linmas, pemerintah juga melibatkan Satuan PolisiPamong Praja (satpol PP) yang mempunyai tugas pokok untuk peningkatankeamanan, ketertiban masyarakat, dan penegakan Perda. Keberadaan Satpol PP inisesuai dengan amanat pemerintah dalam PP.Nomor 6 tahun 2010 tentang SatuanPolisi Pamong Praja (Satpol PP).

Selain kondisi keamanan lingkungan, satu hal yang perlu mendapatkanperhatian adalah masalah bencana. Menurut BP DAS Pemalijratun, lokasi rawanbencana di Kabupaten Blora meliputi beberapa wilayah kecamatan yaitu Kec. Jiken,Kec. Kradenan, Kec. Cepu, Kec. Windusari, Kec. Sambong dan Kec. Kedung Tuban.Kejadian bencana di Kabupaten Blora yang dominan adalah banjir. Kejadian bencanayang pernah terjadi dengan korban cukup besar terjadi pada Kec. Cepu dan Kec.Kradenan berupa tergenangnya pemukiman, areal persawahan pada lokasi yangcukup luas.

Dari kondisi biofisik lokasi bencana untuk Kec. Jiken bentuk lahan berupadataran dan pegunungan/perbukitan, jenis tanah grumusol dan mediteran,penggunaan lahan dominan pemukiman, sawah dan tegalan, dengan tingkatkelerengan bervariasi dari landai (0 € 8%) sampai agak curam (26€45%) dan curahhujan 1500 € 2000 mm/th. Dari kondisi biofisik tersebut dapat dianalisis daerahkejadian bencana banjir dengan kelerengan bervariasi dapat mengindikasikan adanyabanjir kiriman karena faktor penutupan lahan hutan yang tidak cukup bagus padabagian atas. Hal ini didukung juga dari bentuk lahan dataran dan pegunungan. Jenistanah grumusol dan mediteran menunjukkan adanya kandungan lempung dan zat besisehingga dapat berpengaruh pada kadar zat besi pada air tanah (sumber : BP DASPemalijratun).

Selain banjir, bencana yang mengancam wilayah Kabupaten Blora adalahkekeringan. Bencana ini sering terjadi terutama pada musim kemarau yang panjang.Pada tahun 2009, 140 desa dari 295 desa yang ada di wilayah Kabupaten Blora

Page 63: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 48

mengalami kekeringan dan rawan air bersih. Kondisi wilayah yang mempunyaiancaman bencana seharusnya memiliki rancangan aksi daerah pengurangan risikobencana, sampai saat ini Kabupaten Blora belum memiliki dokumen tersebut. Jumlahrelawan bencana/satgana yang ada hanya 32 orang.

20. Otonomi Daerah, Pemer intahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian

Kebijakan otonomi seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten/kota,sebagaimana diamanatkan UndangƒUndang Nomor 32 tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah adalah dalam mendorong percepatan peningkatankesejahteraan masyarakat dan demokratisasi di daerah, termasuk Kabupaten Blora.Penjabaran urusan kewenangan dalam Peraturan PemerintahNomor 38 tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota maka Pemerintah KabupatenBlora harus melaksanakan sebanyak 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.Penyelenggaraan urusan tersebut setiap tahun dilaporkan kepada pemerintah provinsidan pusat serta masyarakat dalam bentuk Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan InformasiLaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) sebagaimana diatur menurutPeraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang Pedoman LaporanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan KeteranganPertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi LaporanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat.

Dalam rangka pemantapan peraturan perundangan di daerah, makapenyusunan Perda dan Perbup Kabupaten Blora dari tahun 2005 € 2009 semakinditingkatkan, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.60Jumlah Perda dan Perbup Kabupaten Blora

Tahun 2005 € 2009No Produk Hukum 2005 2006 2007 2008 20091 Perda 13 7 11 9 32 Perbup 33 35 63 89 713 Keputusan Bupati 1.896 1.795 1.890 2.400 1.1964 Instruksi Bupati 4 1 1 0 0

Sumber : Bagian Hukum Setda KabupatenBlora (2005-2009)

Dalam rangka peningkatan legislasi daerah maka setiap tahun direncanakanpenyusunan perundangan daerah melalui rencana legislasi daerah, guna mengatururusan pemerintahan terkait dengan ekonomi, politik, social, kelembagaanpemerintahan dan lingkungan hidup sesuai kewenangan daerah.

Untuk mencapai tujuan otonomi daerah dibutuhkan kelembagaanpemerintahan daerah yang mantap, aparatur pemerintah yang professional,penetapan standar kinerja pemerintahan daerah, baik dengan penerapan StandarPelayanan Minimal (SPM) bagi urusan kewenangan wajib dan standar kinerja bagiurusan pilihan. Menurut PP Nomor 65 Tahun 2005 dinyatakan bahwa pemerintahpusat menetapkan pedoman penyusunan standar pelayanan minimal dan pemerintahdaerah provinsi serta kabupaten/kota melaksanakannya sebagai upaya perwujudantata pemerintahan yang baik (good governance). Sampai dengan tahun 2009 telahdirumuskan delapan (8) SPM bagi urusan wajib, yang harus dilaksanakan olehpemerintah daerah, yaitu sebagai berikut :1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang

Kesehatan.

Page 64: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 49

2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang SPMBidang Lingkungan Hidup daerah provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang SPM BidangPemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota.

4) Peraturan Menteri Sosial Nomor 129 tahun 2008 tentang SPM Bidang SosialDaerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

5) Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang SPMBidang Perumahan Rakyat.

6) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 1 Tahun 2009tentang SPM Pusat Pelayanan Terpadu Bagi saksi dan/ Korban Tindak PidanaPerdagangan Orang di Kabupaten/Kota, dan Peraturan Menteri NegaraPemberdayaan PerempuanNomor 1 tahun 2010 tentang SPM Bidang PelayananTerpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Kabupaten/Kota.

7) Peraturan Kepala BKKBNNomor 55 Tahun 2010 tentang SPM Bidang KeluargaBerencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota.

8) Permen Diknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar diKabupaten/Kota.

Peningkatan pelayanan publik diselenggarakan semakin baik, berpartisipasimasyarakat dalam penilaian kinerja penyelenggaraan urusan melalui monitoringcapaian SPM dan dengan pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) dalampelayanan yang diterima masyarakat secara langsung.

Tantangan pembangunan daerah kedepan semakin kompleks dan rumit,mengingat perubahan lingkungan strategis, perkembangan globalisasi danperdagangan bebas. Pelaksanaan China-Asian Free Trade Area (C-AFTA) tahun 2010dan North American Free Trade Area (NAFTA) dan liberalisasi sektor keuangan danpasar modal menjadi tantangan bagi daerah untuk dapat memperbaiki kebijakan proinvestasi, menciptakan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan prasarana dansarana dasar.

Pemerintahan UmumPenyelenggaraan pemerintahan umum mengacu pada reformasi birokrasi dan

profesionalisme aparatur, sebagaimana diamanatkan UU Nomor 25 tahun 2009tentang Pelayanan Publik. Penyelenggaraan pelayanan publik yang akuntabel,transparan dan partisipatif bertumpu pada penyelenggaraan kepemerintahan yangbaik. Pelayanan publik yang berkualitas mencerminkan citra aparatur pemerintah danpelayanan yang profesional.

Berdasarkan SOTK Kabupaten Blora penyelenggaraan pemerintahandilaksanakan oleh Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) sebanyak 11 unit, Dinassebanyak 11 unit, Kecamatan sebanyak 16 unit dan kelurahan sebanyak 24 unit.Penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sebanyak271 unit.

Peningkatan pelayanan publik yang lebih berkualitas dilakukan oleh PemerintahKabupaten Blora dengan membentuk pelayanan perijinan terpadu dalam bentukBadan Pelayanan Perijinan Terpadu (One Stop Services/OSS) dan peningkatanpelayanan dengan teknologi informasi (TIK) mutlak diperlukan. Jumlah perijinan yangdilayani secara terpadu sebanyak 14 perijinan. Selain itu, pelayanan bidang-bidanglainnya semakin ditingkatkan, antara lain administrasi kependudukan dan aktapencatatan sipil, pelayanan air bersih, pelayanan persampahan, pemadam kebakarandan lain sebagainya.

Kendala yang terdapat di Kabupaten Blora, dalam upaya meningkatkanpelayanan publik adalah terbatasnya prasarana dan sarana SKPD, kesiapan aparaturpemerintah daerah, peningkatan pelayanan secara digital (e-governance) dankesenjangan perkembangan antar perdesaan dengan perkotaan. Keterbatasan ini

Page 65: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 50

menyebabkan pelayanan publik memerlukan waktu lama, kecepatan dan ketepatanpelayanan belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Peningkatan kerjasama antara Kabupaten Blora dengan pemerintah daerah(kabupaten/kota dan provinsi) maupun dengan dunia usaha semakin penting di masamendatang. Kerjasama dengan pemerintah daerah yang berdekatan(Ratubangnegoro) semakin ditingkatkan. Banyaknya kesepakatan kerjasama(memorandum of understanding) dari tahun ke tahun semakin meningkat, tahun 2009sebanyak 10 MOU kerjasama dan tahun 2009 meningkat menjadi sebanyak 14 unitkesepakatan kerjasama. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Blora dengankabupaten/kota yang lain, kerjasama dengan provinsi dan pemerintah pusat dankalangan dunia usaha baik swasta, BUMN/BUMD maupun perguruan tinggi. Tujuanpeningkatan kerjasama antar daerah adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensidalam pengelolaan prasarana dan sarana, pelayanan publik dan peningkatanpenanaman modal dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Penyelenggaran e-government dalam upaya peningkatan pelayanan kepadamasyarakat di Kabupaten Blora belum berkembang. Pada intinya E-Governmentmerupakan penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubunganantara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudianmenghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to Citizen), G2B(Government to Business Enterprises), dan G2G (inter-agency relationship).Pengembangan E-Government di Kabupaten Blora ini dapat diimplementasikan dalamberbagai cara, diantaranya:(1) Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh

masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat kantorpemerintahan, dari kios info ( info kiosk), ataupun dari Internet (yang dapatdiakses oleh masyarakat dimana pun dia berada). Informasi ini dapat berupainformasi potensi daerah sehingga calon investor dapat mengetahui potensitersebut.

(2) penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di kantorpemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan akses ini dilakukanuntuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk mendapatkan informasi.

(3) E-procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender secara on-line dantransparan.

Aparatur DaerahAparatur daerah merupakan perangkat daerah yang menjadi pelaksana semua

urusan penyelenggaraan pemerintahan. Melalui aparatur daerah semua urusan yangdiserahkan kepada pemerintah daerah dilaksanakan untuk kepentingan kesejahteraanmasyarakat. Kondisi saat ini penyelenggaraan urusan di Kabupaten Blora dilaksanakanoleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebanyak 32 unit. Untuk dapatmeningkatkan pelayanan umum dan efektivitas pemerintahan secara administratifdibagi menjadi 16 kecamatan dan 295 desa/kelurahan. Peningkatan kapasitasaparatur pemerintah desa/ kelurahan semakin ditingkatkan, terutama dalampelayanan umum, kamtibmas dan pembangunan prasarana dan sarana dasar.

Peningkatan kinerja aparatur semakin mendapatkan perhatian sejalan denganprogram reformasi birokrasi dan profesionalisme PNS di daerah. Berdasarkan PPNomor 53 tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (PNS)diharapkan disiplinPNS di masa mendatang semakin meningkat, sesuai dengan prinsip-prinsipkepemerintahan yang baik.

KepegawaianSumberdaya manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah pegawai

negeri sipil (PNS). Kondisi saat ini jumlah PNS di Kabupaten Blora pada tahun 2009

Page 66: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 51

berjumlah 9.879 orang, terdiri dari laki -laki sebanyak 5.730 orang (58%) danperempuan sebanyak 4.149 orang (42%). Dengan jumlah penduduk sebanyak847.047 jiwa. Perbandingan jumlah aparatur dengan penduduk diketahui sebesar 1 :85, termasuk kategori baik (menurut Prof Sofian Effendi (2005) perbandingan idealaparatur dibanding dengan penduduk adalah 50-100 orang).

Pendidikan PNS di Kabupaten Blora tergolong baik, terutama diketahui darijumlah PNS yang berpendidikan tinggi Sarjana (S1) dan Magister (S2). Pada tahun2009 jumlah PNS yang berpendidikan Sarjana sebanyak 3.706 orang danberpendidikan Magister sebesar 201 orang. Sebagian besar PNS berada padagolongan III 4.636 orang, dan golonga n IV sebanyak 3.262 orang. Kondisi inimenunjukkan bahwa potensi PNS untuk dapat lebih mengarahkan penyelenggaraanpemerintahan sesuai dengan aspirasi masyarakat tergolong besar. Perincian PNSKabupaten Blora berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan dan golongannya,adalah sebagai berikut :

Tabel 2.61Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Blora Berdasarkan

Tingkat Pendidikan dan Golongan Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

No Kriteria Pegawai 2005 2006 2007 2008 20091 Pendidikan SD 709 695 587 560 5432 Pendidikan SLTP 435 456 424 452 4673 Pendidikan SLTA 3.648 3.596 3.419 3.177 2.3174 Pendidikan D-II / D - III 2.717 2.742 2.387 2.647 3.2475 Pendidikan S-1 2.396 2.411 2.854 3.244 3.7066 Pendidikan S-2 76 98 151 187 2017 Golongan I 342 267 190 220 3668 Golongan II 2.470 2.286 1.998 2.221 2.2249 Golongan III 5.712 5.951 5.589 5.378 4.63610 Golongan IV 1.457 1.494 2.045 2.603 3.262

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blora (2005-2009)

PersandianUrusan persandian merupakan salah satu kewenangan untuk melakukan

komunikasi secara vertikal yaitu dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi danpemerintah provinsi dengan kabupaten/kota. Kabupaten Blora sudah memilikipelayanan persandian yang merupakan bagian dari Bagian Umum dan PerlengkapanSetda. Bagian persandian belum optimal dalam mengelola persandian yang belumsepenuhnya diterapkan, sehingga persandian masih sebatas sarana komunikasi antarpemerintah, baik secara vertikal dan antar SKPD.

21. Ketahanan PanganKetahanan pangan mencakup tentang ketersediaan bahan pangan, akses

terhadap pangan dan pemanfaatan pangan sebagai aspek utama penopangketahanan pangan serta menghubungkan aspek tersebut dengan kepemilikan asetrumah tangga, strategi penghidupan dan lingkungan politik, sosial dan ekonomi.Dengan kata lain ketahanan pangan suatu rumah tangga atau individu ditentukan olehinteraksi dari faktor lingkungan pertanian, sosial ekonomi dan politik.

Penyediaan bahan pangan di Kabupaten Blora secara umum mencukupi.Beberapa bahan pangan produksinya sangat besar, diantaranya beras, jagung, ubikayu, dan telur ayam. Seperti diketahui, kabupaten Blora memberikan kontribusi yangbesar dalam produksi komoditas pangan tersebut terhadap produksi regional ProvinsiJawa Tengah. Beberapa komoditas pangan lainnya seperti kedelai, kacang tanah, ubijalar, daging sapi dan susu produksinya sedikit. Ketersediaan bahan pangan diKabupaten Blora kondisinya hampir sama dengan jumlah produksi, namun dengan

Page 67: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 52

jumlah yang lebih sedikit. Perkembangan produksi dan ketersediaan bahan pangan diKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.62Produksi dan Ketersediaan Bahan Pangan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009A Produksi (ton)1. Beras 185.182 232.982 534.868 265.053 236.8722. Jagung 273.297 177.827 284.730 298.932 329.5363. Kedelai 4.765 5.485 3.874 11.577 4.4824. Kacang Tanah 5.560 2.900 3.630 3.677 4.1785. Ubi kayu 17.236 6.321 17.987 21.083 25.4116. Ubi jalar 6.118 19.108 4.888 5.611 2.9177. Daging sapi 732 693 623 774 9798. Telur ayam 29.498 31.729 29.376 29.400 33.3729. Susu 16 16 17 19 14B Ketersediaan (ton)1. Beras 117.541 148.461 444.612 177.441 158.5752. Jagung 257.752 167.542 268.524 282.028 310.9013. Kedelai 4.427 5.074 3.584 10.833 4.1944. Kacang Tanah 5.114 2.652 3.331 3.375 3.8355. Ubi kayu 16.336 5.990 17047 19.981 24.6836. Ubi jalar 5.797 18.112 4.633 5.318 2.7657. Daging sapi 732 693 774 798 8778. Telur 9.180 17.757 19.193 19.196 19.0559. Susu 15.973 15.242 16.415 18.080 17.995

Sumber: Kantor Ketahanan Pangan KabupatenBlora (2005-2009)

Wilayah kabupaten Blora yang cukup luas memberikan konsekuensi terhadapdistribusi bahan pangan. Beberapa desa terpencildi Kabupaten Blora termasuk dalammemiliki kerawanan pangan terutama pada saat musim kemarau. Untuk meningkatanketahanan pangan diperlukan upaya distribusi bahan pangan dan revitalisasi lumbungpangan di tingkat desa/dusun. Selain ketersediaan dan distribusi bahan pangan,diperlukan pula percepatan penganekaragaman pangan sebagai upaya untukmemberikan makanan yang terbaik.

Ketahanan pangan pada tingkat individu dan rumah tangga tidak secaraotomatis terjamin dengan adanya produksi dan ketersediaan pangan yang cukup ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Pangan mungkin saja tersedia dan dapatdiakses, namun dimungkinkan pula sebagian anggota rumah tangga yang tidak dapatmemperoleh distribusi pangan yang cukup baik dari segi jumlah maupunkeragamannya, atau kondisi tubuh mereka yang tidak memungkinkan penyerapanmakanan karena penyiapan makanan yang kurang tepat atau sakit.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan DesaPemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses pembangunan dalam

rangka meningkatkan kapasitas masyarakat desa. Melalui pemberdayaan masyarakatdesa diharapkan dapat terwujud masyarakat desa yang berdaya dari aspek kualitasSDM, berdaya dari aspek ekonomi, dan berdaya dari aspek lingkungan yangberkualitas. Dengan 3 aspek tersebut terwujud dapat tumbuh kemandirianmasyarakat desa dalam menggali potensi untuk memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya.

Pelaksanaan pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat desa bertumpupada beberapa tujuan yaitu: (1) meningkatnya keber dayaan masyarakat desa; (2)berkembangnya lembaga-lembaga ekonomi desa; (3) meningkatnya partisipasi

Page 68: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 53

masyarakat dalam pembangunan; (4) meningkatnya kapasitas aparaturpemerintahan desa; dan (5) meningkatnya peran serta perempuan kegiatan usahaekonomi produktif dalam pelaksanaan pembangunan desa.

Pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Blora antara lain dilakukan melaluiPNPM Mandiri Perdesaan, PNPM mandiri Perkotaan, TMMD, dan P2SE dengan alokasianggaran yang besar. Alokasi dana PNPM mandiri perdesaan padatahun 2009mencapai 30 milyar rupiah, sedangkan alokasi dana PNPM mandiri perkotaan sebesar2,99 milyar rupiah. Pada tahun yang sama alokasi dana TMMD di Kabupaten Blorasebesar 722 juta rupiah, sedangkan alokasi dana untuk P2SE sebesar 33,8 jutarupiah. Jumlah desa yang telah terjangkau program PNPM mandiri perdesaan sampaidengan tahun 2009 telah mencapai 250 desa/kelurahan, meningkat dari tahun-tahunsebelumnya. Sementara itu desa yang tercakup program PNPM Mandiri perkotaanmencapai 45 desa/kelurahan, menurun dibandingkan tahun 2007 (50desa/kelurahan).

Kelembagaan masyarakat desa di Kabupaten Blora secara kuantitatif cukupbesar, namun secara kualitatif kelompok-kelompok tersebut belum memberikankontribusi secara nyata dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan.Hal ini dikarenakan pembentukan kelompok-kelompok masyarakat tidak didasari ataskebutuhan bersama melainkan dibentuk karena adanya program-progampemberdayaan masyarakat desa baik dari pemerintah pusat, provinsi maupunkabupaten.

Capaian kinerja pembangunan dalam bidang pemberdayaan masyarakat dandesa di Kabupaten Blora dapat diketahui dari jumlah kelompok PKK dan jumlahposyandu. Jumlah kelompok PKK aktif menunjukkan penurunan darisebanyak 20.230kelompok pada tahun 2005 menjadi 19.746 kelompok pada tahun 2009. PembinaanPKK belum sepenuhnya dapat terwujud dari keseluruhan target kelompok PKK aktif.Sementara itu jumlah posyandu mengalami peningkatan dari sebanyak 1.182 unitpada tahun 2005 menjadi 1.264 unit pada tahun 2009. Terkait denganpemberdayaan usaha kelompok ekonomi produktif masyarakat, sampai dengan tahun2009 kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif belum dapat berkembang sesuaiharapan.

Tabel 2.63Jumlah Posyandu dan PKK di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah Posyandu Unit 1182 1240 1272 1209 1264

2 Jumlah kelompok PKKaktif

kelompok 20.230 20.702 19.860 19.917 19.746

3 Jumlah kelompokbinaan PKK

kelompok 12.804 13.082 14.662 12.879 12.804

Sumber: Kesatuan BangsaPolitik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Blora (2005-2009)

Peran serta masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pelaksanaanpembangunan juga belum sesuai harapan. Rendahnya keterlibatan perempuantersebut terutama disebabkan oleh kapasitas perempuan yang relatif rendah, dankurangnya akses perempuan pada setiap tahapan pembangunan di tingkat desa.Pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa juga belum sesuai denganharapan masyarakat, disebabkan kemampuan aparat pemerintahan desa yang masihrendah.

23. Statistik

Page 69: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 54

Data merupakan memiliki peranan yang sangat penting dalam prosesperencanaan dan evaluasi pembangunan. Informasi statistik memiliki peranan yangpenting, karena menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan dan pengambilankeputusan. Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukandengan cara sensus, survey, kompilasi produk administrasi, dan cara lain sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penyelenggaraan statistik di Kabupaten Blora dilakukan oleh Badan PusatStatistik (BPS) Kabupaten Blora sebagai instansi vertikal yang menyelenggarakanstatistik dasar, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) statistik sektoral, dan satuanorganisasi lain yang menyelenggarakan statistik khusus. BPS dalam kurun waktulimatahun terakhir secara rutin melaksanakan tugas sensus dan survei, antara lain: SensusPenduduk, Sensus Pertanian, Sensus Ekonomi; Survei Sosial Ekonomi Nasional(SUSENAS), Survei Potensi Desa (PODES), dan kegiatan penyediaan data statistikdasar lainnya. Beberapa dokumen yang diterbitkan oleh badan statistik antara lainKabupaten Blora Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), SurveiAngkatan Kerja Daerah (Sakerda), Indikator Sosial Ekonomi, Sakerda, Statistik Genderdan Indeks Harga Konsumen serta Inflasi dan penyediaan data statistik lainnya untukmemenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah.

BPS Kabupaten Blora dalam melakukan pengumpualan data berkoordinasidengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Blora. Namun demikian kerjasamaantara BPD dengan SKPD di Kabupaten Blora belum optimal, sehingga terkadang datayang diterbitkan masih kurang sesuai. Kondisi ini mengidikasikan bahwa di KabupatenBlora masih belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai dengankebutuhan data untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah.

24. KearsipanKeberadaan arsip sebagai sumber informasi mempunyai peranan penting

dalam melindungi sebuah informasi. Oleh karena sifatnya sangat penting maka arsipharus memperoleh perlindungan khusus terutama dari kemungkinan musnah, hilangatau rusak yang diakibatkan dari bencana dan musibah lainnya. Sesuai pasal 34Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, maka lembaga-lembagaNegara wajib mengatur, menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip.

Pengelolaan arsip di Kabupaten Blora selama ini masih diselenggarakan olehmasing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), walaupun telah ada KantorPerpustakaan dan Arsip daerah. Keterbatasan SDM pengelola kearsipan dan saranaprasarana menjadi kendala dalam penyelenggaraan arsip daerah secara terpusat.Dalam kurun waktu tahun 2005 -2008 tenaga pengelola kearsipan hanya sebanyak 3orang. Tenaga arsiparis dalam kurun waktu yang sama juga mengalami peningkatandari sebanyak 2 orang pada tahun 2005 menjadi 4 orang pada tahun 2008, namunpada tahun 2009 menurun menjadi hanya 2 orang. Perkembangan jumlah tenagapengelola kearsipan dan arsiparis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.64Jumlah tenaga pengelola kearsipan dan Arsiparis

Tahun 2005 -2009No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 Tenaga pengelola kearsipan

Laki-laki 1 1 1 1 -Perempuan 2 2 2 2 -Jumlah 3 3 3 3 -

2 Jumlah arsiparisLaki-laki 2 2 3 3 2Perempuan - 1 1 1 -Jumlah 2 3 4 4 2

Page 70: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 55

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Blora(2005-2009)

Penyelenggaraan kearsipan di masing-masing SKPD di Kabupaten Blora belumterlaksana dengan baik. Selama ini masih banyak SKPD yang belum melakukanpengelolaan kearsipan secara baku. Untuk menunjang pengelolaan kearsipan, telahdilakukan pendidikan/pelatihan/bintek kearsipan pada tahun 2005-2007 denganjumlah peserta sebanyak 50 orang. Pada tahun 2009 juga telah dilaksanakansosialisasi kearsipan dengan cakupan desa sebanyak 75 desa/kelurahan. Gunamendukung penyelenggaraan kearsipan yang baik, sangat perlu diupayakanpeningkatan kesadaran, ilmu pengetahuan dan wawasan secara terus meneruskeseluruh SKPD sehingga dapat diwujudkan kearsipan yang komprehensif dan terpadudengan kearsipan yang tersimpan, tertata dan terpelihara dengan baik.

25. Komunikasi dan Info rmatikaPenyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika meliputi bidang pos dan

bidang telekomunikasi. Penyelenggaraan pos di Kabupaten Blora dilakukan oleh PTPos Indonesia sebanyak 14 unit, dan agen jasa pengiriman barang sebanyak 2 unit.Aktivitas pengiriman surat ke dalam negeri di Kabupaten Blora dalam kurun waktulima tahun (2005-2009) cenderung menurun dari sebanyak 424.527 buah pada tahun2005 menjadi 864.653 buah pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 hanya sebanyak276.326 buah. Pengiriman surat keluar negeri juga cenderung menurun dari sebanyak1.250 buah pada tahun 2005 kemudian meningkat menjadi 1.516 buah pada tahun2006, dan pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan sehingga pada tahun2009 hanya sebanyak 1.440 buah. Aktivitas pengiriman warkat pos dan kartu posdalam kurun waktu yang sama juga menunjukkan penurunan dari sebanyak 421.314buah pada tahun 2005 menjadi 220.642 buah pada tahun 2009. Sementara itupengiriman paket pos justru mengalami peningkatan dari sebanyak 13.298 buah padatahun 2009 menjadi sebanyak 15.641 buah pada tahun 2009. Perkembangan aktivitaspos di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.65Aktivitas Surat Menyurat dan Pengiriman Paket Pos

Di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009A Pengiriman Surat

Dalam dan Luar Negeri1 Dalam negeri

Dikirim 424.527 864.653 249.433 290.881 276.326Diterima 426.497 895.464 250.497 302.941 304.427

2 Luar negeriDikirim 1.250 1.516 1.220 1.430 1.440Diterima 1.347 1.601 1.340 1.545 1.560

B Pengiriman WarkatPos, Kartu Pos danPaket Pos Dalam Negeri

1 DikirimWarkat Pos dan Kartu Pos 421.314 524.371 207.436 218.472 220.642Paket 13.298 14.441 13.994 14.976 15.641

2 DiterimaWarkat Pos dan Kartu Pos 431.614 526.141 214.536 218.942 231.743Paket 14.257 15.671 14.861 15.141 15.971

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora (2005-2009).

Penyelenggaraan bidang telekomunikasi mencakup pelayanan telepon jaringandan telepon seluler. Jumlah jaringan telepon yang terpasang di Kabupaten Blora

Page 71: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 56

sampai dengan tahun 2009 sebanyak 9.456 Saluran Sambungan Telepon (SST),meliputi 9.276 pelanggan rumah tangga, 40 pelanggan perusahaan, dan 140pelanggan kantor/dinas. Pelayanan telekomunikasi bagi masyarakat umum jugadilayani melalui warung telekomunikasi (Wartel) sebanyak 110 unit. Jumlah desa yangmemiliki akses jaringan telepon sebanyak 295 desa. Di Kabupaten Blora juga telahbanyak berkembang teknologi internet yang banyak dimanfaatkan oleh kaum muda,terutama pelajar dan mahasiswa. Pelayanan internet bagi masyarakat sampai dengantahun 2009 dilakukan oleh sebanyak 115 unit warung internet (Warnet). P enyebaranwarung internet selama ini masih berpusat di wilayah perkotaan dan kecamatan.Jumlah desa yang memiliki akses jaringan internet baru sebanyak 16 desa.

Di Kabupaten Blora penggunaan telepon seluler telah berkembang denganpesat. Dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) telah didirikan sebanyak 85 buahtower komunikasi dari sebanyak 10 perusahaan operator, yaitu PT Indosat, PTTelkomsel, PT Excel Comindo Pratama, PT Tower Bersama, PT Hutchinson CP Telkom,PT Dian Swastatika Santosa, PT Delta Comsel,PT ST 1, PT Protelindo, dan PT HCPT.Keberadaan tower komunikasi ini meningkatkan kapasitas signal masih-masingoperator telepon seluler, sehingga memperlancar komunikasi bagi para pelanggannya.

Pelayanan informasi di Kabupaten Blora antara lain dilakukan melalui radio,surat kabar, dan majalah. Jumlah stasiun radio yang ada di Kabupaten Blora padatahun 2009 sebanyak 11 unit pada gelombang FM dan 1 unit gelombang AM. Jumlahkabar yang beredar di Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebanyak 1 buah surat kabarlokal dan 26 buah surat kabar lokal. Sementara itu jumlah majalah yang beredar diKabupaten Blora sebanyak 1 buah majalah nasional dan 1 majalah lokal. Informasi diKabupaten Blora juga dapat diperoleh melalui televisi dengan jumlah TV chanel yangdapat diterima sebanyak 12 chanel.

Penyebaran informasi pembangunan daerah bagi masyarakat yang dilakukanoleh pemerintah Kabupaten Blora melalui teknologi informasi selama ini masih sangatminim. Website pemerintah daerah Kabupaten Blora yang resmi hanya satu yangpengelolaannya dilakukan oleh Sekretariat Daerah (www.blora.go.id). Terdapat pulabeberapa SKPD yang menggunakan blog sebagai website untuk penyampaianinformasi bagi masyarakat, diantaranya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga(www.disdikblora.co.cc), Dinas Komunikasi dan Informasi (diskominfo-blora.blogspot.com),Kantor Ketahanan Pangan(www.kantorketahananpanganblora.blogspot.com), Bagian Humas Setda(www.humasblora.blogspot.com), dan Dinas Pertambangan dan Energi(www.distambenblora.blogspot.com).

26. PerpustakaanPerpustakaan sebagai salah satu tempat yang menyediakan bahan bacaan

sebagai sumber pengetahuan. Di Kabupaten Blora terdapat berbagai jenisperpustakaan, antara lain perpustakaan daerah, perpustakaan kecamatan,perpustakaan desa/kelurahan, taman bacaaan masyarakat, perpustakaan sekolah(SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK), perpustakaan instansi khusus, danperpustakaan agama. Jumlah perpustakaan di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5tahun (2005-2009) menunjukkan peningkatan dari sebanyak 178 unit pada tahun2005 menjadi 261 unit pada tahun 2009. Jumlah perpustakaan tersebut belummemadai, terutama perpustakaan daerah (1 unit), perpustakaan kecamatan (5 unitdari 16 kecamatan), perpustakaan desa/kelurahan (29 unit dari sebanyak 295desa/kelurahan). Rincian mengenai jumlah perpustakaan di Kabupaten Blora dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.66Jumlah Perpustakaan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

Page 72: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 57

No Jenis Perpustakaan 2005 2006 2007 2008 20091 Perpustakaan Daerah 1 1 1 1 12 Perpustakaan Kecamatan 0 0 5 5 53 Perpustakaan Desa/Kelurahan 7 7 13 13 294 Taman Bacaan Masyarakat 3 4 4 5 55 Perpustakaan SD/MI 25 25 35 45 476 Perpustakaan SMP/MTs 72 71 75 95 1027 Perpustakaan SMA/MA/SMK 62 55 56 57 628 Perpustakaan Instansi/Khusus 1 1 1 1 19 PerpustakaanAgama 5 5 5 5 510 Perpustakaan Keliling 2 3 3 4 4

Jumlah 178 172 198 231 261Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah KabupatenBlora (2005-2009)

Minat baca masyarakat dapat dilihat dari jumlah pengunjung perpustakaan danjumlah anggota perpustakaan. Jumlah pengunjung perpustakaan daerah KabupatenBlora dalam kurun waktu 5 tahun (2005 -2009) menunjukkan peningkatan darisebanyak 84.896 orang pada tahun 2005 menjadi 127.232 orang pada tahun 2009.Sebagian besar pengunjung perpustakaan adalah masyarakat umum, selanjutnyasiswa SMA dan siswa SD. Sementara itu jumlah anggota perpustakaan daerah dalamkurun waktu yang sama cenderung menurun dari sebanyak 782 orang (2005) menjadi600 orang (2009), walaupun sempat mengalami peningkatan sampai dengan tahun2008. Anggota perpustakaan sebagian besar adalah siswa SMA, selanjutnyamasyarakat umum, dan PNS. Perkembangan jumlah pengunjung dan anggotaperpustakaan daerah Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.67Jumlah pengunjung dan Anggota Perpustakaan daerah Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Jenis Perpustakaan 2005 2006 2007 2008 2009A Pengunjung Perpustakaan1 SD 19.559 17.735 17.879 22.989 24.4322 SMP 14.721 9.339 17.014 21.684 23.3133 SMA 16.395 15.921 19.497 26.467 27.3874 Mahasiswa 6.779 8.548 7.550 9.969 9.5815 PNS 9.738 12.963 14.385 21.549 12.6176 Umum 17.704 19.094 22.696 27.913 29.902

Jumlah 84.896 83.600 99.021 130.571 127.232B Anggota Perpustakaan1 SD 152 82 170 208 482 SMP 100 76 90 76 623 SMA 167 183 218 229 2484 Mahasiswa 64 66 52 79 415 PNS 167 219 131 225 786 Umum 132 138 134 175 123

Jumlah 782 764 795 992 600Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Blora (2005-2009)

Koleksi yang dimiliki perpustakaan daerah Kabupaten Blora masih terbatas,sehingga belum optimal dalam menunjang peningkatan minat baca masyarakat. Saatini jumlah koleksi perpustakaan daerah antara lain buku Non Fiksi sebanyak 15.635buah, Buku Fiksi sebanyak 4.651 buah, Majalah 384 eksemplar, Surat Kabar dantabloid sebanyak 11 jenis (1776 eksemplar).

Page 73: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 58

2.3.2 Pelayanan Urusan PilihanGambaran pelayanan urusan kewenangan pilihan yang dilaksanakan Kabupaten

Blora adalah sebagai berikut:1. Pertanian

Kabupaten Blora memiliki potensi pertanian tanaman pangan yang cukupbervariasi, meliputi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar danubi kayu. Jenis komoditas yang produksinya paling banyak adalah padi sawah, jagungdan ubi kayu. Perkembangan ketiga jenis komoditas tersebut dalam kurun waktu limatahun (2005-2009) cenderung meningkat. Produksi padi sawah menunjukkanpeningkatan dari sebesar 291.744 ton pada tahun 2005 menjadi 374.798 ton padatahun 2009. Peningkatan ini dipengaruhi oleh luas lahan yang mengalami peningkatandari sebesar 57.787 ha pada tahun 2005 menjadi seluas 71.974 ha pada tahun 2009.

Produksi Jagung di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun mengalamipeningkatan dari sebanyak 273.297 ton (tahun 2005) menjadi 329.536 ton (tah un2009). Peningkatan produksi ini lebih disebabkan peningkatan luas panen darisebanyak 62.666 ha pada tahun 2005 menjadi 69.062 ha pada tahun 2009. Produksiubi kayu dalam kurun waktu yang sama juga mengalami peningkatan dari sebanyak17.236 ton (tahun 2 005) menjadi sebanyak 25.411 ton (tahun 2009). Peningkatanproduksi ubi kayu juga lebih disebabkan adanya peningkatan luas panen dari sebesar1.361 ha pada tahun 2005 menjadi 1.923 ha.

Jenis komoditas pertanian lainnya seperti padi gogo, kedelai, kacang tanah,kacang hijau dan ubi jalar produksinya sangat kecil. Produksi kelima jenis komoditastersebut dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009) berkisar antara 1.265 ton hingga7.534 ton (padi gogo), kisaran 3.874 ton hingga 11.578 ton (kedelai), kisaran 2.9 00ton hingga 5.560 ton (kacang tanah), kisaran 1.268 ton hingga 4.980 (kacang hijau),dan kisaran 2.917 ton hingga 19.108 ton (ubi jalar). Untuk jenis komoditas padi gogojumlah produksinya dalam kurun waktu lima tahun cenderung meningkat, sedangkanuntuk jenis komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar produksinyacenderung menurun. Secara rinci perkembangan produksi pertanian tanaman pangandi Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.68Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009 (dalam ton)

NoJenis

Komoditas2005 2006 2007 2008 2009

Rata -ratar (%)

1. Padi Sawah 291.744 361.115 301.972 415.328 374.798 8,802. Padi Gogo 1.265 7.534 6.950 4.150 6.060 -0,663. Jagung 273.297 177.827 284.730 298.931 329.536 10,104. Kedelai 4.765 5.485 3.874 11.578 4.482 0,485. Kacang tanah 5.560 2.900 3.630 3.676 4.178 -1,946. Kacang Hijau 4.980 1.268 4.156 2.308 3.781 0,947. Ubi jalar 6.118 19.108 4.888 5.611 2.917 -17,788. Ubi kayu 17.236 6.321 17.987 21.080 25.411 14,04

Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Blora (2005-2009).

Jenis komoditas sayur-sayuran yang terdapat di Kabupaten Blora antara lainbawang merah, cabe merah, cabe rawit, ketimun, tomat, kacang merah, terung,bayam, kacang panjang dan kangkung. Dari sepuluh jenis komoditas tersebut, tigajenis sayur-sayuran yang memiliki produksi paling banyak adalah cabe merah, kacangmerah dan tomat. Jumlah produksi cabe besar menunjukkan penurunan dari sebanyak75.102 kuintal pada tahun 2005 menjadi 60.562 kuintal pada tahun 2008, dan padatahun 2009 hanya 22.121 kuintal. Kacang merah produksinya menunjukkanpeningkatan dari 18.515 kuintal (tahun 2005) menjadi 29.090 kuintal (tahun 2008),

Page 74: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 59

namun pada tahun 2009 produksinya menurun menjadi 2.361 kuintal. Produksi tomatjuga menunjukkan peningkatan dari sebanyak 18.515 kuintal pada tahun 2005menjadi 28.137 kuintal pada tahun 2008, namun pada tahun 2009 mengalamipenurunan menjadi 8.683 kuintal. Untuk jenis sayur -sayuran yang lain seperti caberawit, ketimun, dan terung produksinya cenderung mengalami peningkatan dalamkurun waktu l ima tahun. Sementara itu untuk jenis sayuran bayam, kacang panjang,dan kangkung produksinya mengalami penurunan.

Jenis buah-buahan yang dapat tumbuh di Kabupaten Blora antara lain Mangga,Pisang, Nanas, Pepaya, Jambu air, Rambutan, Durian, Jeruk, Jeruk besar, Alpukat,Belimbing, Jambu biji, Nangka, Salak, Sawo, Sukun, Sirsak, dan Melinjo. Diantaraberbagai jenis buah-buahan tersebut, produksi buah paling banyak adalah mangga,pisang dan nangka. Buah nangka dalam kurun waktu tahun 2005-2009 produksinyacenderung meningkat dari sebanyak 51.005 kuintal (tahun 2005) menjadi 52.835kuintal (tahun 2009). Dalam kurun waktu yang sama produksi buah manggacenderung mengalami penurunan dari sebanyak 362.246 kuintal pada tahun 2005menjadi 223.940 kuintal pada tahun 2009. Buah pisang produksinya juga cenderungmenurun dari sebanyak 912.518 kuintal menjadi 324.647 kuintal. Penurunan produksipisang ini disebabkan nilai jual pisang yang tergolong rendah dibandingkan jenis buahlainnya. Jenis buah lain yang mengalami peningkatan produksi dalam kurun waktutahun 2005-2008 adalah rambutan dan sawo, nanas, jeruk besar, dan melinjo.Sementara itu untuk jenis buah lainnya seperti pepaya, jambu air, sukun, sirsak,salak, dan alpukat jumlah produksinya cenderung menurun. Perkembangan produksijenis tanaman hortikultura di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.69Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Hortikultura di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009 (dalam kuintal)

No Jenis Komoditas 2005 2006 2007 2008 2009Rata -rata

r (%)A Sayur -sayuran

1. Bawang merah 20.993 15.721 7.536 7.294 13.796 2,19

2. Cabe merah 75.102 78.974 89.898 60.562 22.121 -19,28

3. Cabe rawit 10.966 8.526 10.717 13.873 2.007 -13,16

4. Ketimun 4.463 4.048 6.741 7.353 2.140 -1,15

5. Tomat 18.515 25.091 24.040 28.137 8.683 -5,19

6. Kacang merah 18.515 25.091 24.040 29.090 2.361 -9,89

7. Terung 15.741 11.225 23.235 20.967 2.194 -5,25

8. Bayam 7.411 4.529 5.453 4.426 3.740 -13,20

9. Kacang Panjang 23.496 12.451 21.820 15.409 6.871 -14,14

10. Kangkung 23.974 27.813 20.806 19.593 3.645 -24,10

B Buah -buahan

1. Mangga 362.246 439.813 486.787 403.758 223.940 -7,37

2. Pisang 912.518 364.957 167.772 324.647 299.396 -7,08

3. Nanas 35 68 68 1.194 126 59,86

4. Pepaya 18.470 16.245 17.969 18.095 15.935 -3,17

5. Jambu air 4.726 3.302 3.025 4.704 2.561 -7,14

6. Rambutan 2.174 2.873 2.890 4.423 2.540 10,80

7. Durian 3.621 4.360 5.335 3.294 2.182 -7,31

8. Jeruk 130.272 110.013 112.297 92.264 58.934 -16,86

9. Jeruk besar 0 1.413 850 1.453 1.416 0,14

10. Alpukat 23 32 35 22 24 5,11

11. Belimbing 3.601 3.364 3.241 2.227 3.301 1,68

12. Jambu biji 11.634 12.422 5.958 7.155 20.559 40,54

13. Nangka 51.005 77.592 54.996 140.938 52.835 29,19

Page 75: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 60

No Jenis Komoditas 2005 2006 2007 2008 2009Rata -rata

r (%)14. Salak 66 6 26 21 96 45,45

15. Sawo 1.934 4.111 1.827 3.276 19.966 45,44

16. Sukun 2.437 2.942 1.683 1.655 3.482 21,66

17. Sirsak 3.405 1.285 1.914 1.997 2.496 4,00

18. Melinjo 0 2.390 1.896 2.160 1.794 -7,90Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Blora (2005-2009).

Pada sektor perkebunan rakyat, terdapat tujuh komoditas yang berperan, yaitukelapa, kapuk, jambu mete, kapas, tebu rakyat, tembakau dan jarak. Tembakau,kelapa dan tebu rakyat merupakan tiga komoditas dengan produksi paling banyak.Perkembangan ketiga jenis komoditi tersebut dalam kurun waktu antara tahun 2005sampai dengan 2008, untuk komoditas kelapa produksinya cenderung menurun,sedangkan tebu rakyat dan tembakau produksinya cenderung meningkat.

Produksi tembakau di Kabupaten Blora pada tahun 2005 hanya sebanyak 821ton, dan secara bertahap mengalami peningkatan menjadi sebanyak 4.508 ton padatahun 2008. Peningkatan produksi tembakau ini dipengaruhi oleh permintaantembakau dari perusahaan rokok yang semakin tinggi. Produksi kelapa pada tahun2005 cukup tinggi, yaitu mencapai 17.832 ton, namun perkembangannya cenderungmenurun menjadi 3.362 ton pada tahun 2008. Kondisi ini menyebabkan terjadinyakekurangan pasokan bagi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Blora. Produksi teburakyat tahun 2005 sebesar 1.106 ton, dan pada tahun-tahun berikutnya cenderungmeningkat menjadi 3.534 ton pada tahun 2008. Peningkatan ini dikarenakanterjadinya peningkatan luas lahan dari sebesar 468 ha pada tahun 2005 menjadiseluas 1.1146,10 ha pada tahun 2008.

Selain ketiga komoditas diatas, masih terdapat empat komoditas yangberperan yaitu jambu mete, kapuk dan jarak, dan kapas. Dalam kurun waktu empattahun (2005-2009) Produksi jambu mete menunjukkan peningkatan dari sebanyak438 ton pada tahun 2005 menjadi 476 ton pada tahu n 2008. Produksi jambu mete initergolong masih terbatas, belum bisa mencukupi permintaan dari luar daerah.Produksi kapuk di Kabupaten Blora pada tahun 2005 mencapai 1.605 ton. Angka initerbilang cukup besar, namun sayangnya pada tahun-tahun berikutnya p roduksi kapukmerosot jauh, sehingga pada tahun 2008 produksinya hanya sebesar 181 ton.Penurunan ini dikarenakan luas lahan yang ditanami kapuk dari tahun ke tahunsemakin berkurang. Dalam kurun waktu yang sama produksi kapas cenderungmenurun dari sebesar 62 ton pada tahun 2005 menjadi 42 ton pada tahun 2008.Sementara itu produksi jarak cenderung meningkat dari sebanyak 3 ton (tahun 2005)menjadi 6 ton (tahun 2005).

Produksi empon-empon di Kabupaten Blora terdiri dari beberapa komoditas,diantaranya lempuyang wangi, kunyit/kunir, dan kunci sayur yang memiliki produksitertinggi. Produksi lempuyang wangi cenderung menurun dari sebanyak 188 kg padatahun 2005 menjadi 170 kg pada tahun 2009. Penurunan produksi juga dialami untukjenis komoditas kunci sayur dari sebanyak 167 kg (tahun 2005) menjadi 156 kg(tahun 2009). Sementara itu untuk jenis kunyit/kunir produksinya cenderungmeningkat dari sebanyak 46 kg pada tahun 2005 menjadi 116 kg pada tahun 2009.Komoditas empon-empon lainnya yang cenderung meningkat, yaitu temugiring, asamjawa, jahe emprit, dan lengkuas. Sementara itu jenis komoditas yang produksinyacenderung menurun adalah kunci pepet, temu ireng, dan temu lawak.

Perkembangan produksi tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Blorasecara rinci adalah sebagai berikut:

Tabel 2.70Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Blora

Page 76: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 61

Tahun 2005 -2009

No Jenis Komoditas Satuan 2005 2006 2007 2008 2009Rata -rata

r (%)

ATanamanPerkebunan

1. Kelapa Ton 17.832 3.375 4.286 3.362 5.523 -2,842. Kapuk Ton 1.605 276 227 181 140 -35,863. Jambu mete Ton 438 389 328 476 387 -0,104. Kapas Ton 62 9 8 42 43 -32,735. Tebu rakyat Ton 1.106 2.004 1.814 3.534 2.628 35,206. Tembakau Ton 821 560 1.201 4.508 171 -9,427. Jarak Ton 3 57 20 6 4 -55,31B Empon -empon1. Lempuyang wangi Kg 188 170 170 170 113 -2,362. Kunyit/kunir Kg 46 54 55 55 116 5,063. Kunci sayur Kg 167 153 167 156 156 -1,464. Kunci pepet Kg 16 15 15 15 15 -2,825. Temu ireng Kg 45 45 44 44 56 -0,466. Temu lawak Kg 18 16 16 16 55 -3,597. Temu giring Kg 14 16 16 16 16 2,388. Lengkuas Kg 24 30 28 28 168 5,299. Asam jawa Kg 17 22 22 22 22 6,3210. Jahe emprit Kg 15 16 16 16 62 1,87

Sumber: Dinas Pertanian danPerkebunan Kabupaten Blora (2005-2009).

Produksi peternakan di Kabupaten Blora memiliki potensi yang bisa dikatakancukup baik. Terdapat tiga jenis komoditas yang produksinya paling menonjol yaituayam kampung, ayam pedaging, dan sapi potong. Komoditas ayam kampungmengalami penurunan populasi dari 1.991.960 ekor pada tahun 2005 menjadi1.266.730 ekor pada tahun 2009. Komoditas ayam pedaging mengalami kenaikanpopulasi dari 562.000 ekor (tahun 2005) menjadi 1.122.000 ekor (tahun 2009).Peningkatan populasi ayam pedaging ini tergolong sangat cepat dibandingkan dengansapi potong yang hanya mengalami peningkatan populasi dari 217.497 ekor padatahun 2005 menjadi 217.995 ekor pada tahun 2009.

Beberapa komoditas ternak lainnya cenderung mengalami peningkatanproduksi selama kurun waktu lima tahun (2005 -2009), seperti sapi perah, babi,kelinci, ayam petelur, dan itik. Populasi Sapi perah cenderung meningkat darisebanyak 29 ekor (2005) menjadi 33 ekor (2009), babi dari 25 ekor (2005) menjadi34 ekor (2009), kel inci semula 3.648 ekor (2005) menjadi 10.221 ekor (2009), ayampetelur dari 85.000 ekor (2005) menjadi 175.000 ekor (2009), dan itik dari sebanyak63.109 ekor (2005) menjadi 66.804 ekor (2009). Sementara itu beberapa komoditaspeternakan lainnya populasinya cenderung menurun, seperti kerbau dari sebanyak2.911 ekor (2005) menjadi 2.874 ekor (2009), kuda dari sebanyak 401 ekor (2005)menjadi 125 ekor (2009), kambing dari sebanyak 97.904 ekor (2005) menjadi 96.981ekor (2009), domba dari 17.165 ekor (2005) me njadi 16.389 ekor (2009), dan terakhirangsa sebanyak 2.846 ekor (2005) menjadi 2.528 ekor (2009). Secara rinciperkembangan populasi ternak di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.71Jumlah Produksi Hewan Ternak di Kabupaten Blora (dalam ekor)

Tahun 2005 -2009

NoJenis

Komoditas2005 2006 2007 2008 2009

Rata -ratar (%)

1 Sapi perah 29 26 28 35 33 4,16

Page 77: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 62

NoJenis

Komoditas2005 2006 2007 2008 2009

Rata -ratar (%)

2 Sapi potong 217.497 218.575 215.687 216.988 217.995 0,063 Kerbau 2.911 2.937 2.913 2.854 2.874 -0,314 Kuda 401 276 159 125 125 -23,745 Kambing 97.904 97.944 96.250 96.820 96.981 -0,236 Domba 17.165 17.251 16.881 16.356 16.389 -1,147 Babi 25 25 25 75 34 36,338 Kelinci 3.648 3.719 3.723 3.749 10.221 43,859 Ayam kampung 1.991.960 1.311.337 1.177.635 1.189.071 1.266.730 -9,2210 Ayam petelur 85.000 145.000 145.000 145.000 175.000 22,8211 Ayam pedaging 562.000 515.000 616.235 994.000 1.122.000 21,3712 Itik 63.109 62.561 58.017 57.952 66.804 1,7613 Angsa 2.846 2.948 2.945 2.946 2.528 -2,67

Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora (2005-2009).

2. KehutananKabupaten Blora memiliki hutan yang luas dan produktif. Hutan di Kabupaten

Blora terdiri dari beberapa bagian yaitu hutan produksi, hutan produksi terbatas,hutan rakyat dan hutan Jati. Total luas hutan di Kabupaten Blora adalah 96.106,34 ha,yang terdiri dari 68.272,36 ha hutan produksi, 4.378,70 ha hutan produksi terbatas,16.625,28 ha hutan rakyat, dan 6,830 ha hutan jati. Kabupaten Blora tidak memilikihutan lindung dan ataupun hutan suaka. Semua wilayah hutan termanfaatkan untukhutan produksi.

Produksi hasil hutan kayu Perhutani di wilayah Kabupaten Blora dalam kurunwaktu lima tahun (2005 -2009) menunjukkan kecenderungan mengalami penurunandari sebanyak 92.435,95 m3 pada tahun 2005 menjadi hanya sebanyak 84.760,23 m3,terutama disebabkan penurunan produksi kayu jati. Sampai dengan tahun 2008, jeniskayu bundar yang produksinya paling banyak adalah kayu jati (83.350,17 m3),selanjutnya kayu mahoni (1.218,41 m3), kayu sonokeling (146, 57 m3), dan terakhirkayu rimba campur (45,06 m3). Produksi kayu bakar dan afval (sisa potongan) jugapaling banyak pada jenis kayu jati, selanjutnya kayu mahoni, dan kayu rimba campur.Total produksi kayu bakar dan afval di Kabupaten Blora dalam kurun waktu tahun2005-2009 cenderung menurun dari sebanyak 1.605,56 Stapel Meter (SM) menjadi907,28 SM. Secara rinci perkembangan produksi hasil hutan kayu perum perhutanidapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.72Produksi Hasil Hutan Kayu Perum Perhutani di Wilayah Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2008No Jenis Kayu Satuan 2005 2006 2007 20081 Jati

Kayu bundar m3 86.031,56 102.261,93 100.646,49 83.350,17Kayu Bakar SM 1.136,61 326,03 1.089,16 897,90Afval SM 9,95 2,74 0,19 0,02

2 MahoniKayu bundar m3 5.928,38 2.789,20 3.104,91 1.218,41Afval SM 459,00 23,00 0,22 7,11

3 SonokelingKayu bundar m3 276,81 128,84 442,71 146,57Afval SM 0 0 0 0

4 RimbacampurKayu bundar m3 199,19 264,11 316,77 45,06Kayu bakar SM 0 2 0,5 0

Page 78: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 63

No Jenis Kayu Satuan 2005 2006 2007 2008Afval SM 0 4,1 1,6 2,25Jumlah m3 92.435,95 105.453,09 104.510,90 84.760,23Jumlah kayubakar

SM 1.605,56 357,87 1.091,68 907,28

Sumber: Dinas KehutananKabupaten Blora (2010)

Beberapa bagian dari hutan produksi di Kabupaten Blora telah dimanfaatkanuntuk lahan tumpangsari dengan ditanami palawija dan empon-empon. Luas lahanyang digunakan untuk penanaman palawija menunjukkan penurunan, dari sebanyak4.334,37 ha pada tahun 2005 menjadi 2.542,90 hektar pada tahun 2009. Sebaliknya,luas lahan penanaman empon-empon mengalami peningkatan dari sebanyak 199,50ha pada tahun 2005 menjadi 364,00 ha pada tahun 2009. Secara keseluruhan luaslahan produksi hasil hutan non kayu mengalami penurunan dari sebanyak 4.533,87 hapada tahun 2005 menjadi 2.906,90 ha pada tahun 2009. Perkembangan luas kawasanhutan yang ditanami tanaman palawija dan empon-empon dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 2.73Luas Lahan Produksi Hasil Hutan Non Kayu dalam Kawasan

Perum Perhutani di Wilayah Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009

NoJenis

Tanaman2005 2006 2007 2008 2009

1 Palawija 4.334,37 4.319,70 3.887,65 2.767,85 2.542,902 Empon-empon 199,50 230,60 680,55 425,00 364,00

Jumlah 4.533,87 4.550,30 4.568,20 3.192,85 2.906,90Sumber: Dinas KehutananKabupaten Blora (2010)

3. Energi dan Sumber Daya MineralSistem kelistrikan Jawa Tengah termasuk dalam Interkoneksi Sistem

Kelistrikan Jawa€Bali. Tingkat elektrifikasi desa di Kabupaten Blora telah mencapai100% sejak tahun 2005 sebanyak 295 desa/kelurahan di 16 kecamatan telahterlayani listrik. Daya listrik tersambung di Kabupaten Blora sampai dengan tahun2009 sebesar 55 megawatt Tingkat elektrifikasi rumah tangga di Kabupaten Blorasampai dengan tahun 2009 baru mencapai 69,82%, atau sebanyak 90.747 unit.Sebagian besar termasuk pelanggan rumah tangga kecil (R-1) dengan daya sampaidengan 1.300 Watt. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 30,18%rumah tangga yang belum mendapatkan pelayanan listrik dari PT. PLN (Persero),terutama rumah tangga dan kegiatan usaha di desa-desa terpencil. Data

Tabel 2.74Daya listrik terpasang dan Kebutuhan listrik serta Rumah Tangga

Berlistrik Di Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Daya listrik terpasang Mwatt 46 49 52 52 552 Jumlah kebutuhan listrik Mwatt 6 6 7 7 83 Jumlah RT berlistrik KK 73.352 78.184 81.388 83.830 90.747

Sumber: PT PLNKabupaten Blora (2005-2009)Banyaknya bahan bakar minyak (BBM) yang disalurkan di Kabupaten Blora

terdiri dari premium, solar dan minyak tanah, dari tahun ke tahun meningkat sesuaidengan perkembangan perekonomian masyarakat. Jumlah premium yang disalurkanpada tahun 2007 sebesar 21.912 kl meningkat menjadi 25.304 kl. Demikian pulasolar dari sebesar 29.219 kl pada tahun 2007 meningkat menjadi sebesar 38.032 kl.Jumlah minyak tanah yang disalurkan menurun menjadi sebesar 38.032 pada tahun

Page 79: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 64

2008. Pada tahun 2008 dilaksanakan kebijakan pemerintah pusat untuk melakukankonversi minyak tanah ke gas liquid petrolium gas (LPG) sebagai bahan bakar untukmemasak di rumah tangga dan UMKM dengan tabung berkapasitas 3 kg danmenghilangkan subsidi bagi minyak tanah (kerosene), sehingga harga minyak tanahnon subsidi menjadi sesuai harga pasar minyak dunia. Untuk keperluan tersebut didukung adanya 11 (sebelas) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)dan 2 (dua) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Energi (SPBE) untuk melayanikebutuhan masyarakat terhadap minyak dan gas .

Potensi pertambangan di Kabupaten Blora antara lain ballclay, batugamping, damar, gypsum, kalsit, pasir kwarsa, dan phospat. Bahan tambang yangluas dan volume cadangannya paling banyak adalah batugamping, selanjutnya pasirkwarsa dan ball clay, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.75Luas dan Volume Cadangan Bahan Tambang

di Kabupaten Blora

NoJenis bahan

tambangLuas cadangan

(m2)Volume Cadangan (m3)

Geologi terukur Layak tambang1 Batu gamping 77.469.708 4.341.377.214 2.387.757.5002 Pasir kwarsa 31.853.150 187.756.825 122.041.9303 Ball clay 460.090 3.320.852 2.258.1794 Phospat 612.067 4.451.421 289.3425 Kalsit 1.383.423 165.542 99.3256 Gypsum 739.704 259.320 142.6287 Damar 72.478 1.265 25.367

Jumlah 112.590.620 4.537.332.439 2.512.614.271Sumber: Bappeda Kabupaten Blora(2001)

Rencana pengembangan energi BBM yang melewati Kabupaten Blora telahdirencanakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah.Berdasarkan hal tersebut akan dilakukan pembangunan pipa BBM yang melewatiKabupaten Blora yaitu pipa BBM Teras-Pengapon dan Cepu-Rembang-PengaponSemarang dan pembangunan Pipa Gas Blora-Groboga-Demak-Semarang.

Lapangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Blora terdapat di PerkotaanCepu, Blora, Kecamatan Randublatung, Kedungtuban, Jati, Todanan (LapanganCempaka Emas), Sambong (Lapangan Giyanti), Kedungtuban (Lapangan Bajo), Japah(Lapangan Diponegoro).

Sumberdaya alam lain yang potensial terdapat di wilayah Kabupaten Bloraadalah bahan galian golongan C (batu pasir, kwarsa, ball clay, dan lain-lain) yangdepositnya cukup melimpah. Perlu diantisipasi dalam kegiatan penambangan galian Cini adalah dampak kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkannya apabilapenanganan lingkungan tidak direncanakan sebaik-baiknya. Selain itu, perlu upayapengawasan dan penertiban kegiatan penambangan liar yang tidak memiliki ijin,sehingga selain menimbulkan dampak kerusakan kualitas lingkungan, juga hilangnyapendapatan daerah dari retribusi yang seyogyanya didapatkan.

Rencana tindak untuk realisasi eksploitasi sumberdaya alam pertambanganperlu didasarkan pada studi kelayakan ekonomi dan lingkungan apabila potensi yangtelah dieksplorasi sebelumnya akan dikembangkan. Realisasi eksploitasi potensitambang selain bergantung pada hasil studi kelayakan ekonomi dan lingkungan jugaperlu melalui proses tukar menukar lahan karena sebagian besar potensi tambangyang ditemukan berada di kawasan hutan milik negara.

Lapangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Blora terdapat di Cepu, yangmerupakan lapangan tua yang mulai dilakasanakaan penyelidikan eksplorasi pertamakali di daerah Panolan pleh Dordtsche Petroleum Maatschappij (DPM) pada tahun1890. Dari struktur -struktur minyak yang ada di WKP Lapangan Cepu, terdapat 4

Page 80: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 65

atruktur diantaranya yang masih aktif dan sampai sekarang masih diproduksi yaitu diKawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo/Semanggi yang merupakan penghasil migasdan ada dua struktur yaitu Balun dan Tobo yang hanya menghasilkan gas saja.Sedangkan yang berupa eksplorasi dan pengembangan (new activities) akandilaksankan di struktur Banyubang, Ngronggah, Tapen, Tambakromo, Metes (MojoTimur dan Mojo Barat), Tobo (eksplorasi) dan di Kawengan, Semanggi dan Wonocoloserta daerah-daerah yang telah dilakukan eksplorasi juga akan dilakukan pemboranpengembangan.

Sumur-sumur minyak diproduksikan dengan menggunakan pumping unit,kecuali sumur L.207 di Ledok yang diproduksi secara sembur alam. Sumur-sumur gasdi Balun/Cepu juga diproduksi secara sembur alam. Total jumlah produksi seluruhlapangan Cepu (rata-rata) adalah minyak 365 m3/ hari dan gas 12.527 Nm3 / hari.

Adanya penambangan minyak dan gas bumi harus diimbangi denganpengelolaan lingkungan yang diarahkan untuk menangani dampak potensial yangditimbulkan, misalnya:a. Pengelolaan emisi gas sisa pembakaran gas alamb. Pengelolaan air limbah yang berasal dari seratan tangki. Oleh sebab itu perlu

adanya instalasi pengolah air limbah.c. Pengelolaan sludge dengan cara menimbun. Areal timbun dibuat kedap air

dengan cara melapisi dengan vahan kedap air. Tempat penimbunan dilengkapidengan lapisan kapur untuk mengikat asam-asam terlarut dan sebagai filterminyak, serta penambahan lapisan pasir sebagai filter TSS dan sedimen.Dengan sistem tersebut diharapkan tidak terjadi rembesan air limbah danproses degradasi minyak dapat terjadi secara alami dalam dumping area.

d. Pengelolaan kebakaran sumur minyak dengan berpedoman pada ketentuansafety dan SOP Pertamina.

e. Pengelolaan longsor pada badan jalan yang memiliki lereng curam denganpengurukan maupun pemadatan. Selain itu perlu adanya pembuatan salurandranase untuk mengalirkan air hujan sehingga mengurangi kemungkinanterjadinya longsor.

Dengan ditemukannya lapangan gas baru di area Gundih di KabupatenBlora yang meliputi lapangan Randublatung (RBT), Kedungtuban (KTB), danKedunglusi (KDL) maka PT Pertamina EP€ Proyek Pengembangan Gas Jawa BagianTimur akan melakukan kegiatan Pemboran Sumur Pengembangan di area Gundih,pembangunan fasilitas produksi, serta pembangunan sistem transmisi gas dariRandublatung ke konsumen PT Indonesia Power UBP Semarang di Tambaklorok,Semarang.

Direncanakan ada 15 lokasi pengembangan sumur pemboran seluas „ 15 hadi area Gundih. Sedangkan pembangunan fasiliats produksi (CPP) berada di DesaKradenan, Kecamatan Kradenan. Selanjutnya kegiatan pembangunan transmisi gas(pipeline) dari pipeline ke konsumen akan menggunakan lahan milik pemerintah PTKAI dan masyarakat atau lainnya sepanjang „ 140 km dengan lebar ROW „ 13 km(„ 182 ha).

Kapasitas produksi gas yang akan dihasilkan di area Gundih diperkirakan „264 MMSCFD (gross) akan diproses di Central Processing Plant (PP) yangmenghasilkan „ 200 MMSCFD (net). Seluruh produksi gas tersebut dialirkan dariRandublatung melalui pipa transmisi yang direncanakan berukuran … 28† inchpanjang „ 140 km dengan lintasan sebagian besar sejajar jalur kereta api menuju kekonsumen. Kegiatan tersebut diperkirakan berdampak besar dan penting terhadaplingkungan hidup. Oleh sebab itu perlu adanya upaya sedini mungkin untukmencegah dan menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifyang diperkirakan akan timbul.

Page 81: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 66

Dampak lingkungan positif dari kegiatan pengembangan gas tersebut adalahmeningkatnya bagian daerah sebagai penghasil minyak dan gas bumi, memenuhikebutuhan energi bagi masyarakat, dan merangsang peluang bisnis lainnya.Sedangkan dampak negatifnya berupa degradasi kualitas lingkungan.

Wilayah Kabupaten Blora termasuk dalam wilayah aliran Daerah AliranSungai (DAS) Jratun Seluna, Sub DAS Lusi dan Sub DAS Juana serta DAS BengawanSolo. Sub DAS Lusi meliputi Kecamatan Blora, Tunjungan, Banjarejo, Jepon, Jiken,Ngawen, Kunduran dan Todanan bagian selatan. Sub DAS Juana meliputi KecamatanTodanan bagian Utara. Sedangkan DAS Bengawan Solo meliputi KecamatanSambong, Cepu, Kedungtuban, Kradenan, Randublatung, dan Jati. Selain itu terdapatbeberapa sumber mata air, yaitu air tanah yang keluar kepermukaan, baik yangbersifat fluktuatif maupun yang bersifat kontinyu. Di Kabupaten Blora mata air yangtelah dimanfaatkan baik untuk kepentingan irigasi atau pemanfaatan lainnya adalahSumber Biting; Sumber Klampok; Sumber Jepang Rejo; Sumber Sukorejo; SumberKedungrejo; Sumber Kedung Bawang; Sumber Kedung Lo; Sumber Jetak Wanger;Sumber Sari Mulyo; Sumber Kalinanas dan Sumber Krocok. Mata air tersebut padaumumnya mengalami penyusutan pada musim kemarau dan peningkatan padamusim penghujan. Selain sumber-sumber di atas dalam Rencana Tata Ruang WilayahPropinsi Jawa Tengah 2009-2029 akan direncanakan pengembangan wilayah sungaiyang melewati Kabupaten Blora. Wilayah sungai tersebut adalah Wilayah SungaiPemali Comal dan Wilayah Sungai Bengawan Solo. Kedua wilayah sungai tersebutdiharapkan dapat menunjang kebutuhan air permukaan di Kabupaten Blora dimasamendatang.

Pemanfaatan air permukaan umumnya digunakan sebagai suplai irigasi.Adapun pemanfaatannya sebagai sumber air baku untuk suplai air bersih masihterbatas, karena penduduk umumnya masih menggunakan sumur (air bawah tanah)sebagai sumber air bersih.

Permasalahan umum air permukaan ini antara lain fluktuasi yang tinggiantara musim hujan dan musim kemarau, sehingga perlu diupayakan secara selektifuntuk membangun kolam-kolam atau embung pada aliran sungai-sungai tersebutdengan pembuatan bendungan secara terbatas. Kolam-kolam tersebut selain akanmenjadi kolam retensi, dapat dimanfaatkan pula untuk kegiatan budidaya ikan,rekreasi terbatas serta sebagai tandon penyimpan air, dan apabila kualitasnyamemenuhi persyaratan, dapat pula menjadi cadangan air bersih secara terbatas(lokal).

Dengan demikian, fungsi sungai-sungai tersebut selain sebagai saluranutama drainase, juga dapat dimanfaatkan bagi kegiatan budidaya perikanan, rekreasi,cadangan air dan lainnya seterlah melalui serangkaian program, seperti Program KaliBersih (Prokasih) dan pembuatan kolam-kolam.

Pemanfaatan air bawah tanah sebagai sumber air bersih dilakukan baikuntuk memenuhi kebutuhan domestik maupun non-domestik. Kondisi air tanah diKabupaten Blora agak sulit diramalkan, hal ini terjadi akibat mayoritas batuan terdiridari gamping yang bersifat porous (meloloskan air) sehingga air mudah hilang dansukar diperkirakan arah penyebaran air tanah pada lapisan batuan. Sementara ituuntuk air tanah pada aquifer tertekan (air dalam), pendataan potensi baru dilakukanoleh BPPIAT Jawa Tengah dibawah pengelolaan bagian proyek PIAT Juana Kudus.Potensi areal air tanah tertekan di kabupaten Blora ini belum seluruh terpetakan,tepatnya di wilayah Blora bagian selatan pada dataran jalur Bengawan Solo.

Pengambilan air tanah dangkal oleh rumah tangga diharapkan dapatdikurangi dengan adanya rencana pengembangan atau perluasan pelayanan airbersih perpipaan (PDAM) terutama untuk kawasan perkotaan. Pada pengembanganperumahan teratur baru dengan skala relatif besar oleh pengembang, perludirencanakan dan diterapkan sistem perpipaan untuk kebutuhan air bersih dan

Page 82: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 67

dibatasi pengambilan air tanah dangkal sebagai sumber air bersih kebutuhan rumahtangga.

Disamping potensi yang menguntungkan ada juga potensi bencana alamyaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengakibatkanbencana alam. Bencana alam yang ada di Kabupaten Blora terdiri dari : (1) rawanlongsor bisa terjadi di 9 (Sembilan) kecamatan yakni Todanan, Bogorejo, Japah,Kedungtuban, Sambong, Jiken, Jepon dan Blora; (2) rawan banjir berpotensi terjadidi 7 (tujuh) kecamatan yakni Cepu, Kedungtuban, Kradenan, Sambong, Jiken,Randublatung dan Blora; (3) rawan kekeringan berpotensi terjadi di 14 (empat belas)kecamatan yaitu Jati, Randublatung, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Bogorejo,Jepon, Blora, Banjarejo, Tunjungan, Japah, Ngawen dan Kunduran; (4) rawan angintopan bisa terjadi di 4 (empat) kecamatan ya itu Jiken, Randublatung, Kedungtubandan Kradenan.

4. PariwisataKabupaten Blora memiliki potensi obyek wisata yang bervariasi, meliputi

Makam, Pemandian Sayuran, Goa Terawang, Bumi Perkemahan, Wana Wisata (locotour), Bendungan dan Wisata Geologi. Dari berbagai jenis obyek wisata tersebut,obyek wisata yang telah dikelola pemerintah daerah dan menghasilkan pendapatandaerah sebanyak 1 buah, yaitu obyek wisata pemandian. Secara keseluruhan jumlahpengunjung wisata di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5 tahun (2005 -2008)mengalami peningkatan dari sebanyak 73.373 orang pada tahun 2005 menjadi 73.626orang pada tahun 2008, namun menurun pada tahun 2009 menjadi 73.242 orang.

Tiga obyek wisata yang jumlah kunjungan wisatanya banyak adalah ObyekWisata (OW) Makam, Bumi Perkemahan dan Goa. Jumlah pengunjung wisata di OW.Makam menunjukkan peningkatan, dari sebanyak 28.901 orang (tahun 2005) menjadisebanyak 29.800 (tahun 2009). Jumlah pengunjung di OW. Pemandian jugamengalami penurunan, dari sebanyak 7.210 orang (tahun 2005) menjadi 5.912 orang(tahun 2009). Sementara itu jumlah pengunjung di OW. Goa mengalami penurunandari sebanyak 14.321 orang (tahun 2005) menjadi 11.559 orang (tahun 2009).

Pada obyek wisata lainnya jumlah pengunjung wisatanya sedikit, yaitu OW.Bendungan, Pemandian, Geologi dan Wana Wisata (loco tour). Jumlah kunjunganwisata di OW. Bendungan mengalami penurunan dari sebanyak 8.512 orang (tahun2005) menjadi 4.876 orang (tahun 2009). Jumlah pengunjung di OW. Pemandian jugacenderung menurun dari sebanyak 7.210 orang (tahun 2005) menjadi 5.912 orang(tahun 2009). Sementara itu, jumlah pengunjung di OW. Geologi me nunjukkanpeningkatan dari sebanyak 3.631 orang (tahun 2005) menjadi 4.876 orang (tahun2009). Di OW. Wana Wisata (loco tour) terjadi penurunan jumlah pengunjung wisatadari sebanyak 567 orang (tahun 2005) menjadi 462 orang (tahun 2009).Perkembangan jumlah kunjungan wisata di berbagai obyek wisata dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.76Jumlah Kunjungan wisata di kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

No Nama Obyek Wisata 2005 2006 2007 2008 2009Rata -rata

r (%)1 OW Makam 28.901 27.981 30.001 29.750 29.800 0,84

2 OW Pemandian 7.210 6.212 5.710 5.835 5.912 -4,60

3 OW Goa Terawang 14.321 10.228 10.228 12.676 11.559 -3,36

4 OW Bumi Perkemahan 10.231 10.976 10.900 11.200 11.732 3,52

5 OW Wana Wisata (Loco tour) 567 388 328 440 462 -1,97

6 OW Bendungan 8.512 7.559 7.681 8.950 8.901 1,60

Page 83: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 68

No Nama Obyek Wisata 2005 2006 2007 2008 2009Rata -rata

r (%)7 OW Geologi 3.631 3.997 3.832 4.775 4.876 8,17

Jumlah 73.373 67.341 58.452 73.626 73.242 0,11

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata danPemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Sarana penunjang pariwisata di Kabupaten Blora antara lain restoran, rumahmakan dan warteg serta hotel dan penginapan. Dalam kurun waktu lima tahun jumlahrestoran, rumah makan dan warteg mengalami peningkatan dari sebanyak 29 unit(2005) menjadi 35 unit (2009). Jumlah ho tel dan penginapan juga meningkat darisebanyak 21 unit pada tahun 2005 menjadi 29 unit pada tahun 2009, seperti terlihatpada tabel berikut:

Tabel 2.77Jumlah Sarana Penunjang Pariwisata di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Jenis sarana penunjang 2005 2006 2007 2008 20091 Restoran, rumah makan, dan warteg 29 30 32 35 352 Hotel dan penginapan 21 23 26 29 29

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Berdasarkan data Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Pemuda Olah RagaKabupaten Blora, rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Blora pada tahun2009 untuk wisatawan mancanegara selama 7 hari, sedangkan wisatawan nusantararata-rata hanya 6 hari. Pengeluaran wisatawan mancanegara pada tahun 2009 rata-rata sebesar 120 US dollar, sedangkan wisatawan nusantara sebesar 56 ribu rupiah.Perkembangan lama tinggal wisatawan dan pengeluaran belanja wisatawan diKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.78Lama Tinggal Wisatawan dan Pengeluaran Bel anja Wisatawan Harian

Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Lama Tinggal Wisatawan (hari)

Mancanegara hari 5 5 6 4 7

Nusantara hari 5 5 6 5 6

2 Pengeluaran Wisatawan harian

Mancanegara (USD) US dollar 100 125 100 110 120

Nusantara (Rp.) Rupiah 50.000 70.000 65.000 40.000 56.000

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).

Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata, lama tinggal wisatawandan pengeluaran belanja wisatawan telah dilakukan pemasaran pariwisata, antara lainberupa promosi langsung dalam bentuk penyelenggaraan event pariwisata danpartisipasi pada kegiatan promosi pariwisata. Jumlah penyelenggaran promosilangsung tingkat provinsi pada tahun 2005 sebanyak 2 kali, kemudian meningkatmenjadi 3 kali pada tahun 2006-2009. Promosi pariwisata tingkat nasional pada tahun2005, 2008 dan 2009 dilakukan sebanyak 1 kali, sedangkan pada tahun 2006 dantahun 2007 sebanyak 2 kali. Partisipasi pemerintah daerah dalam event pameranpariwisata menunjukkan kecenderungan, baik pada tingkat provinsi (dari sebanyak 10kali pada tahun 2005 menjadi hanya 3 kali pada tahun 2009), maupun pada tingkatnasional (dari sebanyak 5 kali pada tahun 2005 menjadi 2 kali pada tahun 2009).Dilakukan pula promosi penyelenggaraan event MICE yang dilaksanakan di Kabupaten

Page 84: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 69

Blora, yaitu sebanyak 2 kali dalam setiap tahunnya dalam kurun waktu lima t ahun(2005-2009).

Tabel 2.79Promosi dan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Pemasaran pariwisata 2005 2006 2007 2008 20091 Jumlah penyelenggaraan promosi langsung

(direct promotion)/ penyelenggaraan eventpariwisata

3 4 3 4 3

tingkat provinsi 2 3 3 3 3tingkat nasional 1 2 2 1 1tingkat internasional 0 0 0 0 0

2 Jumlah Partisipasi promosi pariwisata 2 2 2 2 2tingkat provinsi 10 5 3 3 3tingkat nasional 5 1 2 2 2tingkat internasional 0 0 0 0 0

3 Jumlah pusat pelayanan informasikepariwisataan daerah.

1 1 1 1 1

4 Jumlah event MICE di daerah (Meeting,Incentive Travel, Conference, and Exhibition)yang terpromosikan (event)

2 2 2 2 2

5 Jumlah obyek wisata yang memilikikelengkapan bahan promosi.

2 2 2 2 2

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Kabupaten Blora (2005-2009).Pembangunan pariwisata perlu didukung dengan kemitraan pariwisata yang

dijalin antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009) di Kabupaten Blora terdapat sebanyak 2 desa wisata yang menjadi sasaranPNPM bidang pariwisata. Dalam kurun waktu yang sama jumlah asosiasi pariwisatasebanyak 3 buah, dan kelompok sadar wisata sebanyak 1 buah.

5. PerikananPerikanan budidaya di Kabupaten Blora berasal dari budidaya perikanan di

perairan umum (sungai, waduk, cekdam dan embung), dan budidaya perikanan dikolam. Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Blora tergolong sedikit, dengankecenderungan mengalami penurunan selama kurun waktu lima tahun dari sebanyak435.185 kg pada tahun 2005 menjadi hanya sebanyak 276.777 kg pada tahun 2009.Penurunan produksi perikanan terutama terjadi pada perairan sungai dan waduk.Perkembangan produksi perikanan budidaya di Kabupaten Blora dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.80Luas dan Produksi Perikanan budidaya Perikanan Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 20091 Luas panen

Kolam Ha 17,00 20,40 17,00 17,22 17,22Sungai Ha 1.046,00 1.046,00 1.046,00 1.026,00 1.026,00Waduk Ha 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00Cek Dam dan embung Ha 34,50 34,50 31,84 4,16 20,39

2 ProduksiKolam Kg 104.925 100.808 102.384 80.362 80.362Sungai Kg 250.500 251.716 250.891 148.320 148.320Waduk Kg 64.920 66.895 63.909 27.000 27.000Cek Dam dan embung Kg 14.840 17.578 12.851 6.056 21.095Jumlah 435.185 436.997 430.035 261.738 276.777

Sumber: Dinas peternakan dan perikanan Peternakan Kabupaten Blora(2005-2009)

Page 85: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 70

Budidaya perikanan yang memiliki produksi terbesar yaitu perikanan budidayadi sungai sebanyak 148.320 kg pada tahun 2008 dan tahun 2009. Jumlah produksitersebut menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Produksi perikananbudidaya terbesar kedua yaitu budidaya di kolam, walaupun terjadi penurunan jumlahproduksi dari sebanyak 250.500 kg pada tahun 2005 menjadi 80.362 kg pada tahun2008 dan tahun 2009. Produksi budidaya di waduk cenderung menurun dari sebanyak64.920 kg pada tahun 2005 menjadi 27.000 kg pada tahun 2009. Produksi budidayaperikanan di cekdam dan embung dalam kurun waktu tahun 2005-2008 cenderungmenurun dari sebanyak 14.840 kg (2005) menjadi 6.056 kg (2008), namun padatahun 2009 meningkat menjadi 21.095 kg (2009).

6. PerdaganganJenis komoditas perdagangan yang diekspor ke luar negeri dari Kabupaten

Blora meliputi kayu olahan, mebelair, cinderamata, gembol kayu dan sarang burung.Jenis produksi yang volume ekspornya paling banyak adalah cinderamata (10.000buah), selanjutnya mebelair (5000 buah). Secara umum volume produksi komoditasekspor dari Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) mengalamipenurunan. Perkembangan volume ekspor produk perdagangan dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.81Volume Ekspor Produk Perdagangan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

NoJenis

KomoditasSatuan 2005 2006 2007 2008 2009

Rata -ratar (%)

1 Kayu olahan M3 1.067 900 1.055 415 280 -22,912 Mebelair bh 11.971 12.500 14.050 5.400 5.000 -13,043 Cinderamata bh 29.810 30.000 35.000 14.000 10.000 -17,824 Gembol kayu bh 435 450 520 200 200 -10,635 Sarang burung kg 1.071 1.000 1.150 400 500 -7,96

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009)

Walaupun jenis produk perdagangan kayu olahan di Kabupaten Blora volumeekspornya sedikit, namun nilai produksinya tertinggi sebesar 9,8 milyar rupiah padatahun 2009. Nilai ekspor tertinggi kedua dan ketiga berturut -turut adalah produkmebelair (5,5 milyar rupiah), dan sarang burung (3,75 milyar rupiah). Sementara ituproduk ekspor lain nilai produksinya kurang dari 800 juta rupiah, seperti terlihat padatabel berikut:

Tabel 2.82Nilai Ekspor Produk Perdagangan di Kabupaten Blora (dalam US $)

Tahun 2005 -2009No Jenis Produk 2005 2006 2007 2008 20091 Kayu olahan 699.870 1.421.052 1.666.666 1.489.247 1.031.5782 Mebelair 720.163 986.842 1.159.677 438.978 578.9173 Cinderamata 228.721 236.842 282.258 112.903 78.9474 Gembol kayu 111.253 142.105 167.741 64.516 63.157

5 Sarang burung 1.760.007 2.786.841 3.276.342 2.105.644 1.752.599

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009)

Jumlah usaha perdagangan di kabupaten Blora meliputi usaha perdaganganskala kecil, perdagangan skala menengah dan perdagangan skala kecil. Jumlah usahaperdagangan yang paling banyak adalah usaha perdagangan skala kecil, selanjutnyausaha perdagangan skala skala menengah dan terakhir usaha perdagangan skalabesar, seperti terlihat pada tabel berikut:

Page 86: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 71

Tabel 2.83Jumlah Usaha Perdagangan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009A. Jumlah usaha perdagangan

skala kecil

Unit usaha unit 1091 1087 786 1120 768Tenaga Kerja (orang) orang 2182 2174 1572 2240 1536

B Jumlah usaha perdaganganSkala MenengahUnit usaha unit 42 61 53 73 53

Tenaga Kerja (orang) orang 168 244 212 292 212

C. Jumlah usaha perdaganganskala besarUnit usaha unit 14 25 21 43 24

Tenaga Kerja (orang) orang 126 225 189 387 216

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009)

Perdagangan di Kabupaten Blora ditunjang dengan keberadaan sarana danprasarana penunjang berupa pasar. Jenis pasar yang mendominasi di Kabupaten Bloraadalah pasar lokal/desa, selanjutnya pasar tradisional, pasar swalayan, dan terakhirpasar hewan. Perkembangan jumlah pasar tradisional, pasar lokal/desa dan pasarhewan tidak mengalami perubahan. Sementara itu pasar swalayan mulai ada sejaktahun 2007 sebanyak 5 buah, dan terus bertambah menjadi sebanyak 7 buah padatahun 2009. Perkembangan jumlah sarana dan prasarana perdagangan di KabupatenBlora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.84Jumlah Sarana dan Prasarana Perdagangan di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Jenis Pasar 2005 2006 2007 2008 20091 Pasar tradisional 12 12 12 12 12

2 Pasar lokal/desa 45 45 45 45 45

3 Pasar swalayan - - 5 5 7

4 Pasar Hewan 1 1 1 1 1

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Blora (2005-2009)

7. IndustriIndustri di Kabupaten Blora didominasi industri rumah tangga. Jumlah

industri rumah tangga dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009) menunjukkanpeningkatan, dari sebanyak 7.875 unit pada tahun 2005 menjadi 9,877 unit padatahun 2009. Penyerapan tenaga kerja pada industri rumah juga mengalamipeningkatan dari sebanyak 18.441 orang (tahun 2005) menjadi 22.314 tenaga kerja(tahun 2009). Nilai produksi juga mengalami peningkatan dari sebanyak226.758.375,00 pada tahun 2005 menjadi Rp.328.857.553.000,00 pada tahun 2009.

Jumlah industri kecil di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahunmenunjukkan kecenderungan mengalami penurunan. Pada tahun 2005 jumlahindustri kecil di Kabupaten Blora sebanyak 1.140 unit menjadi 1.103 unit pada tahun2009. Walaupun demikian, penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mengalamipeningkatan dari sebanyak 6.730 orang (2005) menjadi 7.750 orang (2009). Nilaiproduksi industri kecil juga mengalami peningkatan dari sebanyak Rp61.087.920.000,00 (2005) menjadi Rp 127.478.500.000,00 (2009).

Page 87: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 72

Jumlah industri besar/sedang di Kabupaten Blora menunjukkan peningkatan,dari sebanyak 22 unit pada tahun 2005 menjadi 26 unit pada tahun 2009.Peningkatan jumlah perusahaan ini memberikan dampak pada penambahan jumlahtenaga kerja dari sebanyak 2.097 orang (2005) menjadi sebanyak 2.235 orang(2009). Nilai produksi juga mengalami peningkatan dari sebesar Rp34.832.000.000,00 pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp.302.424.418.000,00 padatahun 2009.

Secara rinci perkembangan jumlah perusahaan, tenaga kerja dan nilaiproduksi industri rumah tangga, industri kecil dan industri sedang/besar dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 2.85Banyaknya Perusahaan, Pekerja dan Nilai Produksi

Industri Rumah Tangga, Kecil, dan Sedang/Besar Kabupaten BloraTahun 2005 -2009

No Keterangan 2005 2006 2007 2008 20091 Industri Rumah

Tanggaa Jumlah Perusahaan 7.875 10.104 9.783 9.877 9.877b Jumlah Tenaga Kerja 18.441 24.333 22.093 22.305 22.314

c Jumlah Nilai Produksi(000)

226.758.375 404.836.585 351.363.400 328.727.953 328.857.553

2 Industri Kecila Jumlah Perusahaan 1.140 1.175 1.234 1.115 1.103b Jumlah Tenaga Kerja 6.730 6.761 7.185 7.271 7.750c Jumlah Nilai Produksi

(000).61.087.920 68.727.648 104.650.500 115.596.200 127.478.500

3 Industri Sedang/Besar

a Jumlah Perusahaan 22 25 25 24 26b Jumlah Tenaga Kerja 2.097 2.287 2.287 2.399 2.235c Jumlah Nilai Produksi

(000)34.832.000 96.966.000 98.319.700 183.683.950 302.424.418

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Blora.

Penerapan teknologi dalam industri di Kabupaten Blora menunjukkanpeningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah perusahaan yang telahmenggunakan teknologi dari sebanyak 3.623 unit usaha (30%) pada tahun 2005menjadi 3.497 unit usaha (30%) pada tahun 2006, sebanyak 3.644 unit usaha (33%)pada tahun 2007, sejumlah 3801 unit usaha (35%) pada tahun 2008, dan sebanyak4.183 unit (38%) pada tahun 2009.

Upaya pengembangan industri di Kabupaten Blora antara lain dilakukanmenggunakan pendekatan sentra industri dan cluster industri. Jumlah sentra industridi Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun mengalami peningkatan darisebanyak 19 sentra industri pada tahun 2005 dan 2006, menjadi 20 sentra industripada tahun 2007, dan 21 sentra industri pada tahun 2008 dan 2009. Di KabupatenBlora juga dikembangkan cluster industri sejak tahun 2006 sebanyak 4 clusterindustri. Pada tahun 2007 hingga tahun 2009 jumlah cluster industri yang telahdikembangkan sebanyak 5 buah.

8. TransmigrasiPemberangkatan transmigran dari Kabupaten Blora tergolong sangat sedikit,

yaitu hanya sebanyak 17 keluarga pada tahun 2006, sejumlah 7 keluarga pada tahun2007, sebanyak 45 keluarga pada tahun 2008, dan sebanyak 30 keluarga pada tahun2009. Pemberangkatan transmigran yang sedikit sangat dipengaruhi oleh alokasi yangdiberikan oleh pemerintah pusat. Wilayah penempatan transmigran dari Kabupaten

Page 88: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 73

Blora meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, danBengkulu. Jenis transmigrasi di Kabupaten Blora sebagian besar adalah transmigrasiumum, sedangkan transmigrasi swakarsa berbantuan ternak hanya ada pada tahun2008, sebanyak 20 keluarga. Jumlah transmigran pada masing-masing lokasipenempatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.86Jumlah Transmigran dan Calon Transmigran Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009

No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

A Provinsi Penempatan

1 Kalimantan timur KK Tdk adadata

17 0 0 0

2 Kalimantan tengah KK Tdk adadata

0 0 15 0

3 Kalimantan barat KK Tdk adadata

0 7 0 10

4 Kalimantan selatan KK Tdk adadata

0 0 0 10

5 Bangka belitung KK Tdk adadata

0 0 0 0

6 Jambi KK Tdk adadata

0 0 0 0

7 Bengkulu KK Tdk adadata

0 0 30 10

Jumlah transmigran KK Tdk adadata

17 7 45 30

Orang Tdk adadata

67 28 163 112

B Jenis transmigrasi

Transmigrasi umum KK Tdk adadata

17 7 20 30

Transmigrasi swakarsaberbantuan ternak

KK Tdk adadata

0 0 25 0

C Calon transmigranJumlah calontransmigran yangmendaftar

KK 60 70 68 73 40

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Tahun 2005-2009)

Tabel diatas juga memberikan gambaran bahwa minat masyarakat blora untukbertransmigrasi semakin menurun. Jumlah rumah tangga yang telah mendaftarsebagai calon transmigran di Kabupaten Blora dalam kurun waktu tahun 2005-2008mengalami peningkatan dari sebanyak 60 keluarga (2005) menjadi 73 keluarga(2008), namun pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi hanya sebanyak 40 KK.Untuk meningkatkan keterampilan calon transmigran, sebelum diberangkatkanbiasanya dilakukan pelatihan bagi calon transmigran. Dalam kurun waktu lima tahunpernah diadakan pelatihan bagi calon transmigran masing-masing sebanyak 3 kalipada tahun 2006 dan tahun 2007, dan sebanyak 2 kali pada tahun 2008.

Page 89: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 74

Selama ini kerjasama antar daerah antara Kabupaten Blora dengan pemerintahkabupaten di luar jawa masih sangat sedikit, sehingga pemberangkatan transmigranbelum dapat optimal walaupun calon transmigran yang t elah mendaftarkan diri cukupbanyak. Jumlah MoU kerjasama antara pemerintah Kabupaten Blora dengan daerahtujuan transmigrasi pada tahun 2006 dan 2008 sebanyak 2 MoU, pada tahun 2007sebanyak 1 MoU, dan tahun 2009 sebanyak 3 MoU. Kerjasama dalampemberangkatan dan penempatan transmigrasi ini perlu terus dikembangkan agarjumlah transmigran yang diberangkatkan terus bertambah dan memperolehkehidupan di daerah transmigrasi yang lebih layak.

2.4 Aspek Daya Saing DaerahFokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Beberapa indikator yang dapat menggambarkan kemampuan ekonomidaerah antara lain nilai tukar petani dan pengeluaran konsumsi non pangan perkapita.Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bappeda, nilai tukar petani padatahun 2009 sebesar 99,62. Sementara itu pengeluaran non pangan perkapita padatahun 2008 sebesar Rp 455.455,00 dan pada tahun 2009 terjadi peningkatanmencapai 460.010,00. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan ekonomimasyarakat semakin baik.

Fokus InfrastrukturKabupaten Blora memiliki luas wilayah sebesar 182.058,797 ha. Dari luasan

tersebut, wilayah yang digunakan untuk usaha produktif pada tahun 2009 sebesar40,83%, sedangkan untuk kawasan industri sebesar 3,0%. Di Kabupaten Bloraterdapat kawasan rawan banjir dengan luasan mencapai 2,66%, sedangkan kawasanrawan kekeringan sebesar 0,42%. Luas kawasan perkotaan di Kabupaten Blorahanyasebesar 3,00%, sebagian besar merupakan kawasan perdesaan. Terkait denganperencanaan pembangunan, luas area pemukiman yang sesuai peruntukannya dalamRTRW Kabupaten Blora telah mencapai 16,01% dari total luas wilayah.

Dalam kurun waktu lima tahun (2005 -2009) terjadi peningkatan penggunaanwilayah untuk kegiatan produktif, dari sebesar 72.429,884 ha pada tahun 2005menjadi 74.329,930 ha pada tahun 2009, sedangkan kawasan industri tidakmengalami perubahan, yaitu seluas 5.454,000 ha. Kondisi yang sama terjadi padawilayah yang terkena banjir, yaitu seluas 4.835,377 ha. Luas wilayah kekeringan diKabupaten Blora menunjukkan penurunan luasan, dari sebanyak 1.448,450 ha (2005)menjadi hanya seluas 758,325 ha. Luas wilayah perkotaan dalam kurun waktu limatahun tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 5.454,000 ha. Luas arealpemukiman yang sesuai peruntukannya menunjukkan peningkatan seiring denganpeningkatan kebutuhan rumah, dari seluas 20.413,000 ha (2005) menjadi 29.145,000ha. Perkembangan wilayah di Kabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.87Perkembangan Wilayah di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Luas Wilayah hektar 182.058,797 182.052,797 182.058,797 182.058,797 182.058,797

2. Luas wilayah produktif hektar 72.429,884 72.382,938 72.361,314 74.329,930 74.329,930

3. Luas wilayah industri hektar 5.454,000 5.454,000 5.454,000 5.454,000 5.454,000

4. Luas wilayah kebanjiran hektar 4.835,377 4.835,377 4.835,377 4.835,377 4.835,377

5. Luas wilayah kekeringan hektar 1.448,450 1.234,859 867,329 758,329 758,325

6. Luas wilayah perkotaan hektar 5.454,000 5.454,000 5.454,000 5.454,000 5.454,000

7. Luas area permukimansesuai peruntukkan dalamRT RW daerah

hektar20.413,000 25.088,000 21.213,000 29.145,000 29.145,000

Sumber: Bappeda Kabupaten Blora (2010)

Page 90: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 75

Daya saing wilayah dapat diketahui dari ketersediaan sarana prasaranawilayah, diantaranya bank, perusahaan asuransi, hotel dan penginapan, restoran,ketersediaan air bersih, ketersediaan listrik, dan sarana telekomunikasi. Keberadaaninfrastruktur tersebu t akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru dalam bentukinvestasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jumlahbank di Kabupaten Blora dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) mengalamipeningkatan dari sebanyak 19 unit pada tahun 2005 menjadi 29 unit pada tahun2009, sedangkan perusahaan asuransi tidak bertambah, yaitu sebanyak 5 unit. Saranaakomodasi berupa hotel dan restoran perubahannya tidak signifikan. Hotel hanyabertambah 6 unit selama lima tahun dari sebanyak 29 unit (2005 ) menjadi 35 unit(2009). Jumlah penginapan/hotel penambahannya juga hanya sedikit, dari sebanyak21 unit (2005) menjadi 29 unit (2009).

Pelayanan listrik di Kabupaten Blora sampai dengan tahun 2009 telahmenjangkau sebanyak 90.747 pelanggan rumah tangga. Ketersediaandaya listrik jugamenunjukkan peningkatan dari sebanyak 46 Megawatt pada tahun 2005 menjadi 55Megawatt pada tahun 2009, padahal kebutuhan listrik di Kabupaten Blora hanyasebanyak 8 megawatt (2009). Kondisi ini menunjukkan bahwa jaminan ketersediaanlistrik di Kabupaten Blora sangat tinggi. Sementara itu pelayanan air bersih diKabupaten Blora masih terbatas, walaupun mengalami peningkatan selama kurunwaktu lima tahun dari sebanyak 8.942 rumah tangga (2005) menjadi sebanyak 10.105rumah tangga (2009). Dalam bidang telekomunikasi persentase penduduk yangmenggunakan handphone meningkat sangat pesat dari sebanyak 1.050 orang padatahun 2005 menjadi 10.256 orang pada tahun 2009.

Perkembangan sarana-prasarana penunjang pengembangan wilayah diKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.88Perkembangan Infrastruktur Penunjang di Kabupaten Blora

Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Jenis dan jumlah bank dancabang

Unit 19 10 21 23 25

2. Jenis dan jumlah perusahaanasuransi dan cabang

Unit 5 5 5 5 5

3. Jumlah restoran dan rumahmakan

unit 29 30 32 35 35

4. Jumlah penginapan/hotel unit 21 23 26 29 295. Jumlah RT yang menggunakan

air bersihRT 8.942 8.898 9.020 9.253 10.105

6. Rasio ketersediaan daya listrik Mwatt 46 49 52 52 557. Jumlah kebutuhan listrik Mwatt 6 6 7 7 88. Jumlah rumah tangga yang

menggunakan listrikRT 73.352 78.184 81.388 83.830 90.747

9. Jumlah penduduk yangmenggunakan handphone

org 1.050 10.225 10.240 10.256

Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Blora(2010).

Fokus Iklim investasiPenanaman modal di suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat kondusifitas dan

kemudahan berusaha. Kondusifitas wilayah dapat diukur dari keamanan lingkungan,antara lain angka kriminalitas dan demonstrasi. Angka kriminalitas di Kabupaten Bloradalam kurun waktu empat tahun (2006 -2009) cenderung mengalami peningkatan darisebanyak 260 kasus pada tahun 2006 menjadi 307 kasus pada tahun 2009.Sementara itu jumlah demonstrasi mengalami fluktuasi dari sebanyak 9 kasus padatahun 2005 menjadi sebanyak 3 kasus pada tahun 2009. Perkembangan jumlah kasus

Page 91: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 II - 76

kriminal dan kasus demonstrasi yang terjadi di Kabupaten Blora dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.89Perkembangan Kasus Kriminalitas, Demonstrasi dan Lamanya Proses

Perijinan di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah kasus kriminalitas 260 126 290 307

2 Jumlah demonstrasi dalam 1 thn 9 20 4 2 3Sumber: Polres Blora danKantor Satpol PPKabupaten Blora (2010).

Terkait dengan peningkatan investasi daerah di Kabupaten Blora, pelayananperijinan memerlukan waktu sekitar hari untuk masing -masing jenis perijinan usaha.Jumlah perda yang mendukung iklim investasi daerah dari tahun 2005-2008 sebanyak5 buah, namun pada tahun 2009 jumlahnya menurun menjadi hanya 2 buah Perda.Pada tahun 2005-2008 terdapat empat macam pajak dan retribusi yang ditarik olehpemerintah daerah Kabupaten Blora, namun pada tahun 2009 hanya sebanyak satumacam pajak. Perkembangan jumlah perda, proses perijinan dan jumlah pajak danretribusi daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.90Lama Proses Perijinan Usaha, Jumlah Macam Pajak/retribusi dan Perda

yang mendukung investasi di Kabupaten Blora Tahun 2005 -2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Rata-rata lamaproses perijinan

hari 1 1 1 1 1

2 Jumlah macam pajakdan retribusi daerah

jenis 4 4 4 4 1

3 Jumlah perda yangmendukung iklimusaha

Perda 5 5 5 5 2

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kab. Blora (2010)

Fokus Sumberdaya ManusiaRasio ketergantungan penduduk di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5

tahun mengalami peningkatan dari sebesar 34,07% pada tahun 2005 menjadi sebesar42,02% pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantunganpenduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun (penduduk nonproduktif) terhadap penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun) tergolong tinggi .Perkembangan ratio ketergantungan penduduk di Kabupaten Blora dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 2.91Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Blora

Tahun 200 5-2009No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009

1Jumlah penduduk <15thn dan >64 thn

Jiwa(Ribu)

218.843 237.017 245.609 278.294 293.409

2Jumlah penduduk usia15-64

Jiwa(Ribu)

642.247 630.410 660.847 673.265 698.288

Dependency ratio 34,07 37,60 37,17 41,33 42,02Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Blora (2010)

Page 92: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -1

BAB IIIGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Analisis keuangan daerah Kabupaten Blora dilakukan terhadap pendapatandaerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, baik penerimaan pembiayaan maupunpengeluaran pembiayaan. Data yang digunakan dalam analisis keuangan masa lalu iniadalah realisasi APBD Kabupaten Blora tahun 2006-2009 dan APBD perubahan(Desember) tahun 2010.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBDKondisi keuangan daerah Kabupaten Blora dapat dilihat dari realisasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).Total pendapatan daerah Kabupaten Bloradalam kurun waktu tiga tahun (2006-2008) menunjukkan perkembangan yang positifdari sebesar Rp 539.469.610.556,00 pada tahun 2006, menjadi Rp 643.903.093.064,00pada tahun 2007, sebesar Rp 711.701.566.955,00 pada tahun 2008 dan Rp722.238.085.676 pada tahun 2009.

Pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangandari pemerintah pusat, dan lain-lain pendapatan daerah. Sebagian besar pendapatandaerah Kabupaten Blora berasal dari dana perimbangan pemerintah pusat yangmencapai rata-rata selama lima tahun (2006-2010) sebesar 86,88%, sedangkan proporsiPAD terhadap total pendapatan daerah rata-rata sebesar 6,65%, dan sisanya berupalain-lain pendapatan daerah (8,09%) . Kondisi ini menunjukkan bahwa derajatdesentralisasi fiskal yang menggambarkan tingkat kemandirian keuangan daerahKabupaten Blora tergolong rendah. Secara jelas gambaran proporsi PAD, danaperimbangan dan lain-lain pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.1Proporsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain -lain Pendapatan Daerah

terhadap Total Pendapatan Daerah Realisasi APBD tahun 2006 -2009dan APBD Realisasi 9 Desember 2010

6,76

89,01

4,23 6,46

88,92

4,617,05

86,50

6,44 6,88

86,10

7,02 6,09

83,86

10,04

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

2006 2007 2008 2009 APBD 2010/9 Des

Pendapatan Asli Daerah

Dana Perimbangan

Lain-lain PendapatanDaerah

Perkembangan realisasipendapatan daerah Kabupaten Blora secara rinci dapatdilihat pada tabel berikut :

Page 93: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-2

Tabel

3.1P

endapatan Daerah

Kabupaten B

loraR

ealisasiA

PB

D T

ahun 2006-2009 dan A

PB

D T

ahun 2010(A

gustus)

No

Uraian

2006P

roporsi(%

)2007

Proporsi

%2008

Proporsi

%2009

Proporsi

%A

PB

D 2010/

9D

esember

Proporsi

%

1P

endapatan Asli

Daerah

36.490.526.7716,76

41.620.458.1446,46

50.203.192.7507,05

49.696.650.7396,88

41.765.118.2396,09

Pajak D

aerah5.614.396.058

1,046.372.372.461

0,997.008.511.926

0,988.116.956.841

1,128.381.806.698

1,22

Retribusi D

aerah15.310.306.354

2,8418.777.571.873

2,9221.593.456.666

3,0323.542.075.234

3,2620.646.632.474

3,01

Hasil P

engelolaankekayaan yangdipisahkan

107.074.8050,02

1.315.791.7650,20

1.929.149.4970,27

2.291.248.8820,32

3.153.097.3030,46

Lain-lain PA

D yang sah

15.458.749.5542,87

15.154.722.0452,35

19.672.074.6612,76

15.746.369.7822,18

9.583.581.7641,40

2D

ana Perim

bangan480.180.391.030

89,01572.589.364.57

388,92

615.642.427.40686,50

621.823.359.88486,10

574.665.726.80183,86

Dana B

agi Hasil

Pajak/B

ukan Pajak

58.266.391.03010,8

81.438.364.57312,65

80.682.307.40611,34

82.264.965.88411,39

61.993.672.8019,05

Dana A

lokasi Um

um410.074.000.000

76,01447.775.000.000

69,54478.260.120.000

67,20487.316.394.000

67,47487.917.464.000

71,20

Dana A

lokasi Khusus

11.840.000.0002,19

43.376.000.0006,74

56.700.000.0007,97

52.242.000.0007,23

24.754.590.0003,61

3La

in-lain P

endapatanD

aerah22.798.692.755

4,2329.693.270.347

4,6145.855.946.799

6,4450.718.075.053

7,0268.824.949.608

10,04

Hibah

--

1.255.0000

--

--

939.950.0000,14

Dana D

arurat-

--

3.000.000.0000,42

--

--

Dana bagi hasil pajak

dari propinsi DL

19.042.656.7553,53

20.005.033.8933,11

24.096.403.8993,39

26.698.250.0533,70

22.489.088.5083,28

Bagi hasil Lainnya

2.256.036.0000,42

--

9.644.200.0001,34

--

Pendapatan Lainnya

--

--

--

-

Dana penyesuaian &

Otonom

i khusus-

--

7.924.316.4001,11

14.375.625.0001,99

30.250.082.1004,41

Bantuan keuangan dari

propinsi1.500.000.000

0,289.685.726.454

1,5010.835.226.500

1,52-

-15.148.829.000

2,21

Total P

endapatanD

aerah539.469.610.556

643.901.838.064

711.701.566.955722.238.085.676

685.255.794.648

Sum

ber: Dinas P

endapatan dan Pengelolaan Keuangan dan A

set Daerah

Kabupaten B

lora(20

10)

Page 94: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -3

Pertumbuhan realisasi total pendapatan daerah Kabupaten Blora menunjukkanangka yang fluktuatif. Pada tahun 2007 pertumbuhan total pendapatan daerah mencapai19,36%, selanjutnya tumbuh positif pada tahun 2008 sebesar 20,49%. Namun padatahun 2009 realisasi pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar -6,91%.Pertumbuhan PAD juga positif pada tahun 2007 (14,06%) dan tahun 2008 (20,62%) ,namun pada tahun 2009 pertumbuhannya negatif yaitu sebesar -1,01%. Pertumbuhanpajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkanmenunjukkan pertumbuhan positif selama kurun waktu tiga tahun (2007 -2009),sedangkan pertumbuhan lain-lain PAD yang sah fluktuatif. Pertumbuhan danaperimbangan menunjukkan kecenderungan penurunan persentase, dari sebesar 19,24%pada tahun 2007 menjadi 7,5% pada tahun 2008, dan 1,00% pada tahun 2009.Sementara itu pertumbuhan lain-lain pendapatan daerah pada tahun 2007 dan 2008pertumbuhannya positif, namun pada tahun 2009 pertumbuhannya negatif. Secara rinciperkembangan pertumbuhan pendapatan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 s.d Tahun 20 10

Kabupaten Blora

No Uraian 2007 2008 20091 Pendapatan Asli Daerah 14,06 20,62 -1,01

Pajak Daerah 13,50 9,98 15,82Retribusi Daerah 22,65 15,00 9,02Hasil Pengelolaan kekayaan yang dipisahkan 1.128,85 46,62 18,77Lain-lain PAD yang sah (1,97) 29,81 -19,96

2 Dana Perimbangan 19,24 7,52 1,00Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 39,77 (0,93) 1,96Dana Alokasi Umum 9,19 6,81 1,89Dana Alokasi Khusus 266,35 30,72 -7,86

3 Lain - lain Pendapatan Daerah 30,24 54,44 10,60Total Pendapatan Daerah 19,36 10,53 1,48

3.1.2 Neraca DaerahSecara umum neraca daerahKabupaten Blora terbagi menjadi tiga bagian, yaitu

aset daerah, kewajiban dan ekuitas dana. Aset daerah meliputi aset lancar, investasijangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. Kewajiban mencakupkewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Sementara itu ekuitas danameliputi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan. Dalamkurun waktu empat tahun (2006 -2009) perkembangan aset daerah Kabupaten Bloramenunjukkan penurunan dari sebanyak Rp 2.431.953.846.953,00 pada tahun 2006menjadi Rp 1.335.027.670.715,00 pada tahun 2009 dengan rata-rata pertumbuhansebesar -19,13%.

Dilihat dari proporsinya aset daerah Kabupaten Blora didominasi oleh aset tetap(91,03%), berikutnya aset lancar sebesar 6,67%, aset investasi jangka panjang sebesar2,29%), dan terakhir aset l ainnya sebesar 0,01%. Perkembangan aset tetap dalam kurunwaktu empat tahun cenderung menurun dari sebesar Rp2.253.088.683.517,00 padatahun 2006 menjadi Rp 1.215.249.776.529,00 pada tahun 2009 dengan rata-ratapertumbuhan sebesar -19,57%. Perkembangan aset lancar juga mengalami penurunandengan rata-rata pertumbuhan sebesar -6,28%. Begitu pula aset lainnya yang mengalamipenurunan dengan rata-rata pertumbuhan -17,40%. Sebaliknya, perkembangan investasijangka panjang cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,76%.

Kewajiban pemerintah Kabupaten Blora, baik kewajiban jangka pendek maupunkewajiban jangka panjang mencapai Rp 1.376.499.113,00 pada tahun 2009. Dalam kurunwaktu empat tahun (2006 -2009) jumlah kewajiban yang harus dipenuhi pemerintah

Page 95: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -4

daerah mengalami peningkatan, dari sebelumnya pada tahun 2006 hanya sebanyakRp1.071.637.236,00. Pada tahun 2009 proporsi kewajiban jangka pendek lebih besar(61,66%) dibandingkan kewajiban jangka panjang (38,34 %). Perkembangan kewajibanjangka pendek dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan peningkatan dari sebanyakRp 148.538.237,00 (tahun 2006) menjadi Rp 848.793.596,00 (tahun 2009). Sementara itukewajiban jangka panjang mengalami penurunan dari sebanyak Rp 25.332.437.786,00pada tahun 2006 menjadi hanya sebanyakRp 527.705.517,00 pada tahun 2009.

Ekuitas dana Kabupaten Blora pada tahun 2009 didominasi oleh ekuitas danainvestasi (93,38%), sisanya berupa ekuitas dana lancar (6,62%). Perkembangan ekuitasdana investasi cenderung menurun dari sebanyak Rp 2.277.498.022.303,00 pada tahun2006 menjadi Rp 1.245.389.215.803,00 pada tahun 2009. Sebaliknya, ekuitas dana lancarmenunjukkan penurunan dengan rata-rata sebesar 7,77% dari sebesar Rp153.384.187.413,00 pada tahun 2006 menjadi Rp 88.261.955.798,00 pada tahun 2009.

Perkembangan neraca keuangan daerah Kabupaten Blora selama kurun waktuempat tahun (2006-2009) dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 96: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-5

Tabel

3.3D

ataN

eraca Daerah K

abupaten Blora

Tahun 2006

-2009

NO

UR

AIA

N2006

20072008

2009R

ata-rata

r (%)

Proporsi(%

)1

Aset

2A

set Lancar3

Kas di K

as Daerah

141.054.712.064,00214.182.833.877,00

160.191.356.482,0075.600.789.348,00

-8,724

Kas di B

endahara Pengeluaran

1.569.983.420,0016.945.062.122,00

2.391.908.843,00769.732.033,00

-51,235

Kas di B

endahara Penerim

aan-

258.691.577,00196.624.297,00

3.235.249,00-40,78

6P

iutang Pajak

725.581.336,00786.845.870,00

1.379.927.070,00817.928.174,00

14,367

Piutang R

etribusi458.904.631,00

881.326.100,00188.235.380,00

362.943.092,0035,41

8P

iutang Lainnya4.067.516.455,00

5.024.084.466,006.336.907.052,00

5.898.274.212,0014,24

9P

ersediaan5.656.027.744,00

4.102.041.267,006.297.684.903,00

5.657.847.286,005,30

10Jum

lah Aset Lan

car (3 s/d 9)153.532.725.650,00

242.180.885.279,00176.982.644.027,00

89.110.749.394,00-6,28

6,6711

Investasi Jangka Panjang

12Investasi N

on Perm

anen-

--

-

13Jum

lah Investasi Non

Perm

anen (12)-

--

-

14Investa

si Perm

anen

15P

enyertaan Modal P

emerintah

Daerah

19.495.437.786,0024.264.144.792,28

26.692.144.792,0030.557.644.792,00

16,32

16Investasi P

ermanen Lainnya

5.837.000.000,00-

--

17Jum

lah Investasi Perm

anen(15 s/d 16)

25.332.437.786,00

24.264.144.792,2826.692.144.792,00

30.557.644.792,006,76

18Jum

lah Investasi JangkaP

anjang (13 + 17)

25.332.437.786,0024.264.144.792,28

26.692.144.792,0030.557.644.792,00

6,762,29

19A

set Tetap

20T

anah1.579.370.267.850,00

-1.580.521.717.250,00

204.762.616.100,00-43,49

21P

eralatan dan Mesin

106.249.492.222,00124.358.404.035,00

197.391.107.520,00203.371.952.892,00

26,2722

Gedung dan B

angunan279.015.174.330,00

322.015.144.907,00346.716.524.356,00

357.501.308.013,008,73

23Jalan, Irigasi, dan Jaringan

271.845.597.640,00-

408.138.953.374,00438.799.739.649,00

28,8224

Aset T

etap Lainnya16.608.151.475,00

17.342.390.375,0018.469.546.725,00

10.814.159.875,00-10,18

25Jum

lah Aset T

etap (20 s/d 24)2.253.088.683.517,00

463.715.939.317,002.551.237.849.225,00

1.215.249.776.529,00-19,57

91,0326

Dana C

adangan27

Dana C

adangan-

--

-

Page 97: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-6

NO

UR

AIA

N2006

20072008

2009R

ata-rata

r (%)

Proporsi(%

)28

Jumlah D

ana Cadangan (27)

--

--

29A

set Lainnya

30T

untutan Ganti R

ugi-

37.548.500,007.000.000,00

-81,3631

Aset T

ak Berw

ujud-

143.000.000,00191.850.000,00

109.500.000,00-4,38

32Jum

lah Aset Lainnya (30 s/d

31)-

180.548.500,00198.850.000,00

109.500.000,00-17,40

0,01

33Jum

lah Aset (10 +

18 + 25 +

28 + 32)

2.431.953.846.953,00730.341.517.888,28

2.755.111.488.044,001.335.027.670.715,00

-19,13100

34K

ewajiban

35K

ewajiban Jangka P

endek

36U

tang Perhitungan F

ihak Ketiga

(PF

K)

-574.389.140,00

946.938.491,00651.224.750,00

16,82

37U

tang Bunga

-69.400.017,26

61.045.035,0052.627.418,00

-12,91

38B

agian Lancar Utang D

alam N

egeri-

Lembaga K

euangan Bank

-70.657.957,67

70.657.457,0070.657.957,00

0,00

39B

agian Lancar Utang Jangka

Panjang Lainnya

148.538.237,00-

--

40U

tang Jangka Pendek Lainnya

-11.202.966.489,00

41.625.000,0074.283.471,00

-10,58

41Jum

lah Kew

ajiban JangkaP

endek (36 s/d 40)148.538.237,00

11.917.413.603,931.120.265.983,00

848.793.596,0061,66

42K

ewajiban Jangka P

anjang

43U

tang Dalam

Negeri-

Lembaga

Keuangan B

ank923.098.999,92

600.592.635,07468.890.143,00

527.705.517,54-14,77

44Jum

lah Kew

ajiban JangkaP

anjang (43)923.098

.999,92600.592.635,07

468.890.143,00527.705.517,54

-14,7738,34

45Jum

lah Kew

ajiban (41 + 44)

1.071.637.236,9212.518.006.239,00

1.589.156.126,001.376.499.113,54

17,46100

46E

kuitas Dana

47E

kuitas Dana Lancar

48S

isa Lebih Pem

biayaan Anggaran

(SILP

A)

142.624.695.484,00219.354.896.905,00

161.597.900.125,0075.718.717.738,00

-8,56

49P

endapatan yang Ditangguhkan

-263.318.042,00

235.051.006,003.814.142,00

-54,5650

Cadangan P

iutang5.252.002.422,00

6.692.018.436,007.905.069.502,00

7.079.145.475,0011,70

51C

adangan Persediaan

5.656.027.744,004.102.041.267,00

6.297.684.903,005.657.847.286,00

5,3052

Dana yang H

arus Disediakan

(148.538.237,00)

(148.802.974,93)(173.327.492,00)

(197.568.846,00)10,22

Page 98: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-7

NO

UR

AIA

N2006

20072008

2009R

ata-rata

r (%)

Proporsi(%

)untuk P

embayaran U

tang JangkaP

endek

53Jum

lah Ekuitas D

ana Lancar(49 s/d 52)

153.384.187.413,00230.263.471.675,07

175.862.378.044,0088.261.955.798,00

-7,776,62

54E

kuitas Dana Investasi

55D

iinvestasikan dalam Investasi

Jangka Panjang

25.332.437.786,0024.264.144.792,28

26.692.144.792,0030.557.644.792,00

6,76

56D

iinvestasikan dalam A

set Tetap

2.253.088.683.517,002.364.932.546.347,00

2.551.237.849.225,001.215.249.776.529,00

-13,1757

Diinvestasikan dalam

Aset Lainnya

-180.548.500,00

198.850.000,00109.500.000,00

-17,40

58

Dana yang H

arus Disediakan

untuk Pem

bayaran Utang Jangka

Panjang

(923.098.000,00)(600.592.635,07)

(468.890.143,00)(527.705.517,00)

-14,77

59Jum

lah Ekuitas D

ana Investasi(56 s/d 58)

2.277.498.022.303,082.388.776.647.004,21

2.577.659.953.874,001.245.389.215.803,46

-12,9693,38

60E

kuitas Dana C

adangan

61D

iinvestasikan dalam D

anaC

adangan-

--

-

62Jum

lah Ekuitas D

anaC

adangan (61)

--

--

63Jum

lah Ekuitas D

ana (54 + 59

+ 62)

2.430.882.209.716,082.619.040.118.679,28

2.753.522.331.918,001.333.651.171.601,46

-12,90100

64Jum

lah Kew

ajiban Dan

Ekuitas D

ana (45 + 63)

2.431.953.846.953,002.631.558.124.918,28

2.755.111.488.044,00

1.335.027.670.715,00-12,88

Sum

ber: Dinas P

endapatan dan Pengelolaan K

euangan dan Aset D

aerah Kabupaten B

lora (2006-2009)

Page 99: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -8

Kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangkapendek dapat diketahui dari rasio likuiditas, diantaranya rasio lancar dan rasio quick.Rasio lancar dapat menggambarkan apakah pemerintah daerah memiliki aset yang cukupuntuk melunasi hutang yang jatuh tempo (kewajiban jangka pendek). Rasio lancarKabupaten Blora dalam kurun waktu empat tahun (2006-2009) masih diatas angka 20,menunjukkan bahwa aset yang dimiliki pemerintah daerah masih mencukupi untukmelunasi kewajiban/hutang jangka pendek. Rasio quick menggambarkan kemampuanaset pemerintah daerah yang dikurangi persediaan dalam melunasi utang jangka pendek.Dalam kurun waktu yang sama (2006-2009) rasio quick masih diatas angka 19. Kondisi inimenunjukkan bahwa aset pemerintah daerah tanpa memperhitungkan persediaan masihdapat menutup kewajiban jangka pendek.

Kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baikkewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dapat diketahui dari rasio total hutangterhadap total aset. Rasio total hutang terhadap total aset pemerintah daerah dalamkurun waktu empat tahun (2006-2009) berada pasa kisaran 0,0004 hingga 0,0171.Kondisi ini menunjukkan bahwa kewajiban jangka pendek dan jangka panjang pemerintahdaerah masih dapat ditutup dari keseluruhan nilai aset yang dimiliki pemerintah daerah.Besarnya bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk mendanaihutang dapat diketahui dari rasio hutang terhadap modal. Dalam kurun waktu empattahun (2006-2009) rasio hutang terhadap modal berkisar antara 0,0002 hingga 0,0004.Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah ekuitas dana yang dijadikan jaminan keseluruhanhutang relatif kecil.

Beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkataktivitas tertentu pada kegiatan pelayanan pemerintah daerah antara lain rata-rata umurpiutang, dan rata-rata umur persediaan. Rata-rata umur piutang digunakan untuk melihatsebesapa lama hari yang diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadikas). Di Kabupaten Blora rata-rata umur piutang relatif singkat, yaitu hanya 3 hari sampaidengan 5 hari. Sementara itu rata-rata umur persediaan berkisar antara 483 hari hingga350 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa dana tertanam dalam bentuk persediaan(menggunakan persediaan untuk memberikan pelayanan publik) relatif lama.Perkembangan data hasil analisis neraca daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4Hasil Perhitungan Analisis Neraca Daerah Kabupaten Blora

Tahun 2006 -2009

No Uraian 2006 2007 2008 20091. Rasio lancar 1.033,62 20,32 157,98 104,992. Rasio quick 995,55 19,98 152,36 98,323. Rasio total hutang terhadap total aset 0,0004 0,0171 0,0006 0,00104. Rasio hutang terhadap modal 0,0004 0,0002 0,0002 0,00045. Rata-rata umur piutang 5 4 4 46. Rata-rata umur persediaan 350 483 315 350

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu3.2.1 Proporsi Peng guna Anggaran

Belanja daerah Kabupaten Blora dalam kurun waktu empat tahun (2006-2009)menunjukkan peningkatan, yaitu dari sebesar Rp 448.223.963.450,00 pada tahun 2006,menjadi Rp 568.072.452.180,00 pada tahun 2007, sebesar Rp 796.142.354.777,00 padatahun 2008, dan Rp 804.635.000.522,00 pada tahun 2009. Namun demikian pada APBDtahun 2010 (Agustus) hanya sebanyak Rp 426.015.669.320,00. Perkembangan realisasibelanja daerah Kabupaten Blora dalam kurun waktu tahun 2006-2009 dan APBD bulanagustus 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 100: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-9

Tabel 3.5

Belanja D

aerah Kabupaten B

loraR

ealisasi AP

BD

Tahun 2006

-2009 dan AP

BD

Perubahan T

ahun 2010

No

Uraian

2006P

roporsi(%

)2007

Proporsi

%2008

Proporsi

%2009

Proporsi

%A

PB

D 2010/

9 Desem

berP

roporsi%

1B

elanja Tidak Langsung

309.515.535.65769,05

369.414.404.88465,03

472.786.246.50061,47

600.017.991.86474,57

547.479.665.63485,49

Belanja P

egawai

254.931.202.19056,88

315.650.090.06155,57

396.013.249.68851,49

437.601.661.25054,39

482.041.181.85775,27

Belanja B

unga-

-73.625.089

0,0169.400.017

0,0161.045.040

0,0155.923.068

0,01

Belanja subsidi

--

--

--

--

--

Belanja hibah

--

--

3.947.500.0000,51

60.728.677.0507,55

16.928.042.3092,64

Belanja bantuan sosial

6.758.972.7501,51

23.049.241.9904,06

22.563.232.8522,93

32.161.965.5874,00

16.260.820.4002,54

Belanja bagi hasil kepada

pemdes

--

--

--

--

--

Belanja bantuan keuangan

kepada pemdes

47.287.760.71710,55

30.384.469.0765,35

50.167.363.9436,52

68.489.755.5008,51

31.914.523.0004,98

Belanja tidak terduga

537.600.0000,12

256.978.6680,05

25.500.0000,00

974.887.4370,12

279.175.0000,04

2B

elanja Langsung138.708.427.793

30,95198.658.047.296

34,97296.356.108.277

38,53204.617.008.658

25,4392.942.189.272

14,51

Belanja P

egawai

00,00

21.871.391.38911,01

27.127.182.3569,15

25.092.794.10812,26

14.427.819.67015,52

Belanja B

arang dan Jasa80.537.072.177

58,0664.655.711.857

32,55127.773.994.306

43,12109.621.645.734

53,5763.344.971.538

68,16

Belanja M

odal58.171.355.616

41,94112.130.944.050

56,44141.454.931.615

47,7369.902.568.816

34,1615.169.398.064

16,32

Total B

elanja daerah448.223.963.450

568.072.452.180796.142.354.777

804.635.000.522640.421.854.906

Surplus/ ( D

efisit )91.245.647.106

75.829.385.884(57.44

0.787.822)(82.392.568.458)

110.782.560.330

Sum

ber: Dinas P

endapatan dan Pengelolaan K

euangan dan Aset D

aerah Kabupaten B

lora (2010)

Page 101: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -10

Unsur belanja daerah Kabupaten Blora terdiri dari belanja tidak langsung danbelanja langsung. Dilihat dari proporsinya, belanja daerah Kabupaten Blora sebagianbesar digunakan untuk belanja tidak langsung yang terutama digunakan untuk gajipegawai, dengan kecenderungan selama empat tahun mengalami peningkatan darisebesar 69,06% (tahun 2006) menjadi 7 4,57% (tahun 200 9). Sebaliknya belanjalangsung atau belanja pembangunan yang dapat secara langsung dapat dirasakanmasyarakat proporsinya cenderung menurun, dari sebesar 30,95% (2006) menjadi25,43% (2009). Gambaran perkembangan proporsi belanja langsung dan belanja tidaklangsung terhadap total belanja dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.2Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja

Daerah Realisasi APBD tahun 2006 -2009 dan APBD Agustus 2010

69,05

30,95

65,03

34,97

61,47

38,53

74,57

25,43

85,49

14,51

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

2006 2007 2008 2009 APBD 2010/9Des

Belanja TidakLangsung

Belanja Langsung

Belanja langsung Kabupaten Blora meliputi belanja pegawai (honor, uang lembur,dsb), belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Dilihat dari proporsi masing-masingunsur terhadap belanja langsung, pada tahun 2006 belanja langsung didominasi belanjabarang dan jasa (58,06%), begitu pula pada t ahun 2009 (proporsi belanja barang danjasa 53,58%). Sementara itu pada tahun 2007 dan 2008 proporsi terbesar pada belanjamodal, yaitu sebesar 56,44% (2007), dan 47,73% (2008). Secara jelas gambaran belanjapegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.3Proporsi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal terhadap

Belanja Langsung Realisasi APBD tahun 2006 -2009 dan APBD Agustus 2010

Page 102: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -11

3.2.2 Analisis PembiayaanRealisasi APBD Kabupaten Blora terjadi defisit riil anggaran sebesar Rp

52.643.559.719,00 pada tahun 2006, Rp 23.103.292.368,00 pada taahun 2008, dan Rp111.481.260.912,00 pada tahun 2009.

Tabel 3.6Defisit riil Anggaran Realisasi APBD Tahun 2006 -2009

Kabupaten Blora

No Uraian 20 06 2007 2008 20091 Pendapatan

Daerah539.469.610.556 643.901.838.064 711.701.566.955 722.238.085.676

dikurangi2 Belanja Daerah 448.223.963.450 568.072.452.180 769.142.354.777 804.635.000.5223 Pengeluaran

pembiayaandaerah

1.664.511.339 338.657.958 2.652.402.958 3.977.702.958

Defisit riil 89.581.135.767 75.490.727.926 -60.093.190.780 -86.374.617.804

Penutupan defisit anggaran Kabupaten Blora sebagian besar dilakukan denganmenggunakan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah. Pada tahun 2006penutupan anggaran sepenuhnya dilakukan menggunakan Sisa Lebih PerhitunganAnggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya. Sementara itu Pada tahun 2008 dan 2009penutupan defisit riil anggaran sebagian besar dilakukan menggunakan SiLPA danpenerimaan pinjaman daerah. Secara rinci penutupan defisit riil anggaran adalah sebagaiberikut:

Tabel 3.7Komposisi Defisit Riil Anggaran Realisasi APBD Tahun 2006 -2009

Kabupaten Blora

No Uraian 2006 2007 2008 20091 Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA tahunanggaran sebelumnya

53.043.559.717 142.629.695.484 219.340.496.905 161.609.549.676

2 Pencairan danacadangan

0 0 0 0

3 Hasil penjualankekayaan daerah yangdipisahkan

0 0 0 0

4 Penerimaan pinjamandaerah

0 0 0 0

5 Penerimaan kembalipinjaman daerah

0 1.239.473.495 2.350.594.000 483.865.695

6 Penerimaan piutangdaerah

0 0 0 0

Jumlah PenerimaanPembiayaan Daerah

53.043.559.717 143.864.168.979 221.691.090.905 162.093.415.371

Realisasi penerimaan pembiayaandaerah dan pengeluaran pembiayaan daerahKabupaten Blora tahun 2006-2009 dan APBD perubahan tahun 2010 dapat dilihat padatabel berikut:

Page 103: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

€2015

III-12

Tabel

3.8P

embiayaan

Daerah K

abupaten Blora

Realisasi A

PB

D T

ahun 2006-2009 dan A

PB

D T

ahun 2010(A

gustus)

No

Uraian

2006%

2007%

2008%

2009%

AP

BD

2010/9

Desem

ber%

1P

enerimaan P

embiayaan

53.043.559.717143.864.168.979

221.691.090.905162.093.415.371

76.055.686.385

Silpa tahun sebelum

nya53.043.559.717

100142.624.695.484

99,14219.340.496.905

98,94161.609.549.676

99,7075.723.571.737

9,56

Pencairan dana cadangan

--

--

-

Hasil P

enjualan kekayaandaerah yg dipisahkan

--

--

-

Penerim

aan Pinjam

an Daerah

--

--

-P

enerimaan K

embali

Pem

berian Pinjam

an-

1.239.473.4950,86

2.350.594.0001,06

483.865.6950,30

332.114.6480,44

Penerim

aan Piutang daerah

--

--

-

2P

engeluaran Pem

biayaan1.664.511.338

338.657.9582.652.402.958

3.977.782.9581.215.957.957

Pem

bentukan dana cadangan-

--

--

Penyertaan m

odal (investasi)daerah

1.489.753.28589,50

215.000.00063,49

2.528.000.00095,31

3.865.500.00097,18

1.100.000.00090,46

Pem

bayaran pokok utang174.758.053

10,5070.657.958

20,86124.402.958

4,6970.657.958

1,7870.657.957

5,81

Pem

berian pinjaman daerah

-53.000.000

15,65-

-41.625.000

1,05-

Pem

bayaran utang kepadapihak ketiga

--

--

45.300.0000,04

Pem

biayaan netto51.379.048.379

143.525.511.021219.038.687

.947158.115.632.413

74.839.728.428S

isa Lebih Pem

biayaanA

ngg.(SILP

A) tahun

berjalan

142.624.695.484219.354.896.905

161.597.900.12575.723.063.955

119.673.668.166

Sum

ber: Dinas P

endapatan dan Pengelolaan K

euangan dan Aset D

aerah Kabupaten B

lora (2010)

Page 104: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -13

Berdasarkan data dan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa pendapatan SisaLebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun berjalan tergolong sangat tinggi, yaitumencapai Rp 142.624.695.484,00 pada tahun 2006, Rp 219.354.896.905,00 pada tahun2007, Rp 161.597.900.125,00 pada tahun 2008, Rp 75.723.063.955,00 pada tahun 2009dan Rp 119.673.668.166,00 pada tahun 2010. Sebagian besar SiLPA tersebut digunakanuntuk penutupan defisit anggaran pada tahun berikutnya. Nilai SILPA yang tinggimenunjukkan bahwa terdapat kekurangcermatan dalam penetapan anggaran, baik targetpendapatan daerah maupun penganggaran belanja daerah.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, danpengawasan keuangan daerah. Pengelolaan Keuangan daerah di Kabupaten Bloradiselenggarakan berdasarkan ketentuan dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri(Permendagri) No. 13 tahun 2006 jo Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait.Sesuai dengan PP No. 58 tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006, pengelolaankeuangan daerah Kabupaten Blora dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi yangdiwujudkan dalam APBD yang setiap tahunnya ditetapkan dengan peraturan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Blora dilakukan secara tertib, taat padaperaturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.Tertib diartikan bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yangdidukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Taatmengandung arti bahwa pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada peraturanperundangundangan. Efektif berarti bahwa pencapaian hasil program sesuai dengantarget yang telah ditetapkan. Efisien berarti bahwa pencapaian keluaran diusahakansecara optimal menggunakan masukan terendah. Ekonomis diartikan bahwa perolehanmasukan dilakukan pada tingkat harga yang terendah. Transparan diartikan bahwapengelolaan keuangan daerah dilakukan secara terbuka yang memungkinkan masyarakatdapat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangandaerah. Bertanggung jawab berarti bahwa pengelolaan dan pengendalian sumber dayadan pelaksanaan kebijakan harus dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan mengandungarti bahwa terdapat keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya sertakeseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.Kepatutan diartikan sebagai tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar danproporsional. Manfaat untuk masyarakat diartikan bahwa keuangan daerah diutamakanuntuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (pelayanan publik).

Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah, antaralain adalah: (1) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secararasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yangdianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja; (2) penganggaranpengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukupdan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupianggarannya dalam APBD/Perubahan APBD; (3) semua penerimaan dan pengeluarandaerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dandibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah.

Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan(policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah(pusat) dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD padadasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber dayayang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah

Page 105: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -14

dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai denganasumsi kebijakan umum APBD, terdapat keadaan yang menyebabkan harus dilakukanpergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja, sertaterjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya dan harusdigunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan.

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Blora yang diantara laindiarahkan untuk :a) Menopang proses pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan

misi daerah.b) Menjamin ketersediaan pendanaan pelayanan dasar yang memadai bagi

kesejahteraan masyarakat.c) Menjamin ketersediaan pendanaan khususnya untuk membiayai program

pembangunan yang memiliki potensi besar bagi penyerapan tenaga kerja danpengurangan kemiskinan.

d) Meminimalkan risiko fiskal sehingga kesinambungan anggaran daerah dapat terjamin.e) Kesinambungan anggaran dengan merujuk kepada ketentuan UU Nomor 27 Tahun

2003 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 terkait dengan batas defisit anggaran dan bataspinjaman/utang.

f) Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran serta peningkatanpartisipasi masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggaran.

3.3 Kerangka Pendanaan3.3.1 Analisis Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Pengeluaran belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat sertaprioritas utama meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagihasil dan bantuan keuangan kepada pemerintah desa (pada belanja tidak langsung),belanja pegawai (pada belanja langsung), dan pembentukan dana cadangan danpembayaran utang (pada pengeluaran pembiayaan). Belanja priotitas utama adalahpengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam rangkakeberlangsungan pelayanan dasar prioritas pemerintah daerah. Total belanja wajib danpengeluaran yang wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten Bloramenunjukkan peningkatan dari sebanyak Rp 302.393.720.960,00 pada tahun 2005menjadi Rp 531.315.913.856,00 pada tahun 2009. PerkembanganPengeluaran Wajib danMengikat serta Prioritas Utama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9Belanja dan Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Kabupaten Blora tahun 2006 -2009

No Uraian 2006 2007 2008 2009

A Belanja TidakLangsung

1 Belanja Pegawai 254.931.202.190 315.650.090.061 396.013.249.688 437.601.661.250

2 Belanja Bunga 0 73.625.089 69.400.017 61.045.040

3 Belanja subsidi 0 0 0 0

4 Belanja bagi hasilkepada pemdes

0 0 0 0

5 Belanja bantuan 47.287.760.717 30.384.469.076 50.167.363.943 68.489.755.500

Page 106: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -15

No Uraian 2006 2007 2008 2009

keuangan kepadapemdes

B Belanja Langsun g

1 Belanja Pegawai 0 21.871.391.389 27.127.182.356 25.092.794.108

C PengeluaranPembiayaan

1 Pembentukan danacadangan

0 0 0 0

2 Pembayaran pokokhutang

174.758.053 70.657.958 124.402.958 70.657.958

Total belanjawajib danpengelua ran yangwajib mengikatserta prioritasutama.

302.393.720.960 368.050.233.573 473.501.598.962 531.315.913.856

3.3.2 Rencana Struktur AnggaranPerkembangan pendapatan daerah tidak terlepas dari potensi sumber pendapatan yang

terdapat di daerah dan kebijakan daerah yang mengatur sumber-sumber pendapatantersebut.

Kebijakan peningkatan sumber-sumber pendapatan adalah sebagai berikut :a. Inventarisasi dan optimalisasi wajib pajak.b. Penyesuaian tarif pajak dan retribusi.c. Peningkatan pendapatan dari dana bagi hasil Minyak dan Gas Bumi.d. Peningkatan pendapatan dari Paticipating interest (PI).e. Optimalisasi BUMD.

Dengan terbitnya berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan pajak danretribusi maka tarif pajak dan retribusi perlu dilakukan penyesuaian untuk peningkatanpendapatan beberapa sumber pendapatan yang dapat ditingkatkan dari pajak danretribusi diantaranya parkir, tower (BTS), BPHTB, IMB. Sedangkan untuk peningkatanpendapatan dari dana bagi hasil minyak dan gas bumi potensi yang dimiliki adalah telahdan akan beroperasinya Blok Cepu, Blok Gundhi dan Blok Randugunting, pengusahaanminyak bumi pada sumur tua. Potensi pertambangan ini diprediksi berproduksi padaTahun 2013. Untk memperoleh kepastian dana bagi hasil diperlukan transparansi Migastentang jumlah produksi minyak dan gas bumi yang dihasilkan dari Kabupaten Blora.

Pendapatan daerah, baik pendapatan asli daerah, dana perimbangan maupun lain-lainpendapatan yang sah Kabupaten Blora diprediksikan mengalami peningkatan menjadisebesar Rp 732.243.335.000,00 pada tahun 2011, dan pada tahun 2015 mencapaiRp.819.747.734.649,00. Peningkatan pendapatan dari Migas dari Blok Cepu yangdiasumsikan akan beroperasi secara optimal pada Tahun 2014 sebesar 160.000 barel perhari diperkirakan akan menambah pendapatan pada Tahun 2011 sebesar Rp.243.904.874, Tahun 2012 sebesar Rp. 404.563.137, Tahun 2013 sebesar Rp.1.056.685.846, Tahun 2014 sebesar Rp. 1.488.878.741, Tahun 2015 sebesar Rp.5.977.922.269,. Apabila diasumsikan Blok Gundhi akan berproduksi pada Tahun 2013maka diperkirakan akan menambah Pendapatan Asli Daerahpada Tahun 2014 sebesarRp. 3.888.000.000 dan penambahan di Tahun 2015 sebesar Rp. 9.720.000.000.

Belanja daerah juga diperkirakan akan mengikuti perkembangan pendapatandaerah. Proporsi belanja langsung terhadap total belanja daerah diharapkan mengalamipeningkatan menjadi 32,40% pada tahun 2011, dan menjadi 34,19% pada tahun 2015.

Page 107: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -16

Secara rinci hasil proyeksi terhadap pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Bloradapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10Proyeksi Pendapatan , Belanja dan Pembiayaan Daerah Kabupaten Blora

Tahun 2011 - 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A PendapatanDaerah

1 PendapatanAsli Daerah*)

58.400.000.000 60.000.000.000 63.488.000.000 73.353.000.000 87.531.225.649

2 DanaPerimbangan

634.259.826.000 646.945.022.000 659.883.922.000 673.081.600.000 686.543.232.000

3 Lain- LainPendapatanyang sah

39.583.509.000 41.105.951.000 42.628.393.000 44.150.835.000 45.673.277.000

TotalPendapatan

732.243.335.000 748.050.973.000 766.000.315.000 790.585.435.000 819.747.734.649

B BelanjaDaerah

1 Belanja TidakLangsung

490.674.859.463 501.559.406.775 513.125.781.838 525.435.731.450 535.479.519.758

Proporsi (%) 67,60 67,60 67,52 66,98 65,812 Belanja

Langsung235.127.817.579 240.420.908.267 246.803.875.204 259.079.045.592 278.197.556.933

Proporsi (%) 32,40 32,40 32,48 33,02 34,19TotalBelanja

725.802.677.042 741.980.315.042 759.929.657.042 784.514.777.042 813.677.076.691

C PengeluaranPembiayaan

1. PenyertaanModalInvestasiDaerah

3.370.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

2. Pembentukandanacadangan

3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

3. Pembayaranpokok hutang

70.657.958 70.657.958 70.657.958 70.657.958 70.657.958

TotalPengeluaranPembiayaan

6.440.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958

*) Termasuk asumsi dan perkiraanpendapatan dari Migas.

Belanja dan pengeluaran pembiayaan daerah yang wajib dan mengikat sertaprioritas utama diprediksikan akan meningkat menjadi Rp 515.989.266.262,00 pada tahun2011 dan Rp 553.269.751.736,00 pada tahun 2015. Belanja pegawai pada belanja tidaklangsung diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan dengan rata-ratapertumbuhan ditetapkan hanya sebesar 2,5% pertahun menjadi Rp 459.755.245.351,00pada tahun 2011, dan mencapai Rp 507.483.766.351,00 pada tahun 2015. Sementara itubelanja pegawai pada belanja langsung ditetapkan mengalami penurunan denganpertumbuhan ditetapkan sebesar -2,65%, agar belanja modal dan barang/jasamendapatkan porsi yang lebih besar dalam rangka meningkatkan manfaat bagimasyarakat dari hasil pelaksanaan kegiatan. Sedangkan perkiraan pengeluaranpembiayaan direncanakan akan dipergunakan untuk dana cadangan sebesar Rp

Page 108: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -17

3.000.000.000 setiap tahun untuk keperluan pemilihan kepala daerah (pilkada) danpenyertan modal daerah untuk BUMD sebesar + Rp 3.000.000.000. Hasil proyeksiterhadap pengeluaran belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikatserta prioritas utama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 11Hasil Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib dan Mengikatserta Prioritas Utama Kabupaten Blora Tahun 2011 - 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

A Belanja TidakLangsung

1 Belanja Pegawai 459.755.245.351 471.249.126.485 483.030.354.647 495.106.113.513 507.483.766.351

2 Belanja Bunga 61.000.000 61.000.000 61.000.000 61.000.000 61.000.000

3 Belanja subsidi

4 Belanja bagi hasilkepada pemdes

5 Belanja bantuankeuangan kepadapemdes

25.951.865.518 24.230.567.409 22.850.666.245 21.861.646.234 18.296.122.051

Jumlah 485.768.110.868 495.540.693.894 505.942.020.892 517.028.759.747 525.840.888.402B Belanja

Langsung1. Belanja Pegawai 23.780.497.435 23.150.314.253 22.536.830.925 21.939.604.906 21.358.205.376

2. Belanja BarangJasa

3. Belanja Modal

C PengeluaranPembiayaan

1. Penyertaan ModalInvestasi Daerah

3.370.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

2. Pembentukan danacadangan

3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

3. Pembayaran pokokhutang

70.657.958 70.657.958 70.657.958 70.657.958 70.657.958

Jumlah 6.440.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958 6.070.657.958

Total belanjawajib danpengeluaranyang wajibmengikat sertaprioritas utama.

515.989.266.262 524.761.666.105 534.549.509.775 545.039.022.611 553.269.751.736

3.3.3 Penghitungan Kerangka PendanaanRencana penggunaan anggaranKabupaten Blora tahun 2011-2015 untuk belanja

langsung dan belanja tidak langsung. Peningkatan belanja pegawai diasumsikan rata-ratasebesar3% per tahun dan kebutuhan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desajuga akan mengalami peningkatan. Dalam rangka peningkatan pelayanan publik kepadamasyarakat belanja tidak langsung proporsinya terhadap total belanja akan menurunmenjadi 66,75% pada tahun 2015. Proporsi belanja tidak langsung yang wajib danmengikat serta prioritas utama terhadap belanja langsung juga akan menurun menjadisebesar 98,2% pada tahun 2015. Sebaliknya belanja tidak langsung lainnya yang sifatnya

Page 109: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -18

tidak wajib ( bantuan sosial dan tidak terduga) diperkirakan akan mengalami peningkatanmenjadi sebesar 1,80% pada tahun 2015.

Belanja langsung diprediksikan akan mengalami penurunan proporsi, walaupunsecara nominal sedikit mengalami peningkatan. Penggunaan belanja langsung terbagimenjadi dua jenis, yaitu belanja prioritas I dan belanja prioritas II. Belanja Prioritas Imerupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan(dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN danamanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahunrencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan. Program prioritas I berhubunganlangsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memilikikepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakatdengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas Ijuga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Belanja prioritas II Program Prioritas II merupakan programprioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatuprioritas II berhubungan dengan program/kegiatan SKPD yang berdampak luas padamasing-masing segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas danpermasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsiSKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.Prioritas III adalah prioritas untuk alokasi belanja -belanja yang tidak langsung.

Proporsi belanja langsung prioritas I terhadap total belanja langsung KabupatenBlora ditetapkan sebesar 40% tiap tahun, sedangkan proporsi belanja langsung prioritasII terhadap total belanja langsung sebesar 60% tiap tahun. Pada tahun 2015 belanjaprioritas I diprediksikan sebesar Rp 111.279.022.773,00, sedangkan belanja prioritas IIsebesar Rp 488.206.246.015,00 pada tahun 2015. Rencana kerangka pendanaanKabupaten Blora dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.12Hasil Perhitungan Kerangka Pendanaan Kabupaten Blora

Tahun 2011 -2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Belanja TidakLangsun g

490.674.859.463 501.559.406.775 513.125.781.838 525.435.731.450 535.479.519.758

Proporsi belanja tidaklangsung thd totalbelanja (%)

62,81 61,69 60,62 59,59 58,27

a Belanja tidaklangsung yangWajib dan Mengikatserta PrioritasUtama

515.989.266.262 524.761.666.105 534.549.509.775 545.039.022.611 553.269.751.736

Proporsi belanja tidaklangsung yang Wajibdan Mengikat sertaPrioritas Utamaterhadap total belanjalangsung (%)

b Belanja Prioritas III(Belanja tidaklangsung lainnya:Bantuan sosial dantidak terduga)

99,00 98,80 98,60 98,40 98,20

Proporsi belanja tidaklangsung lainnya(Bantuan sosial dantidak terduga) (%)

4.906.748.595 6.018.712.881 7.183.760.946 8.406.971.703 9.638.631.356

Page 110: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 III -19

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

2 Belanja Langsung 235.127.817.579 240.420.908.267 246.803.875.204 259.079.045.592 278.197.556.933Proporsi belanjalangsung (%)

32,40 32,40 32,48 33,02 34,19

a Belanja Prioritas I94.051.127.032 96.168.363.307 98.721.550.082 103.631.618.237 111.279.022.773

Proporsi belanjaPrioritas I (%)

40 40 40 40 40

b Belanja Prioritas II435.481.606.225 445.188.189.025 455.957.794.225 470.708.866.225 488.206.246.015

Proporsi belanjaPrioritas II (%)

60 60 60 60 60

Total Belanjadaerah

732.243.335.000 748.050.973.000 766.000.315.000 790.585.435.000 819.747.734.649

Page 111: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 1

BAB IVANALISIS ISU -ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan

Permasalahan-permasalahan pembangunan di Kabupaten Blora secara rincisebagai berikut:

1. Pelayanan Urusan Kewenangan Wajiba. Pendidikan

1) Masih rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana PAUD,TK dan pendidikandasar.

2) Belum optimalnya kualitas penyelenggaraan pendidikan PAUD, PendidikanDasar dan Pendidikan Menengah.

3) Masih rendahnya keterjangkauan pelayanan PAUD, Pendidikan Dasar danPendidikan Menengah.

4) Masih rendahnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.5) Masih rendahnya kualitas manajemen penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

b. Kesehatan1) Masih kurangnya pelayanan kesehatan dasar pada ibu melahirkan dan bayi.

Hal ini dikarenakan sulitnya jangkauan akses pelayanan kesehatan untuk ibumelahirkan, keterlambatan mengambil keputusan oleh pihak keluarga,terbatasnya bidan desa yang tinggal di desa binaannya, pelayanan persalinanoleh bukan tenaga kesehatan.

2) Masih tingginya angka kesakitan pada penyakit menular dan adakecenderungan meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tidak menular.Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, polahidup sehat serta lingkungan yang masih kurang baik.

3) Masih kurangnya mutu pelayanan kesehatan baik sarana, prasarana maupunsumber daya kesehatan. Sarana dan prasarana kesehatan baik rujukan,maupun dasar secara kuantitas telah mencukupi namun secara kualitas belum.Sedangkan jumlah tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah pendudukmasih kurang untuk kategori tertentu.

4) Masih ditemukannya gizi buruk pada balita walaupun relatif kecil , namundemikian balita dengan BGM cenderung mengalami peningkatan.

5) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan obat rasional. Halini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membeli obat diluarresep dokter dan obat generik.

6) Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin masih belum optimal.

c. Pekerjaan UmumJalan dan Jembatan:1) Masih belum memadainya pelayanan jaringan transportasi, hal ini didasarkan

atas kondisi jaringan jalan yang ada, dan masih banyak yang mengalamikerusakan.

2) Belum terintegrasinya sistem informasi/data base jalan/jembatan dalamperencanaan pembangunan jalan/jembatan dan pemanfaatan ruang kota. Halini dapat dilihat dengan belum tersusunnya data base secara terpadu sebagaipendukung dalam perencanaan pembangunan.

Page 112: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 2

Persampahan:1) Meningkatnya volume sampah akibat bertambahnya jumlah penduduk.2) Belum optimalnya pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan

Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)3) Kurangnya peningkatan kualitas pengelolaan TPA, hal ini dikarenakan

pengelolaan sampah yang ada masih menggunakan sistem onsite / olahditempat.

4) Kurangnya sarana dan prasarana persampahan di beberapa kecamatan (Cepu,Randublatung, Ngawen, Kunduran, Todanan)

Sumber Daya A ir:1) Belum optimalnya pengelolaan air permukaan yang tertampung pada waduk

atau embung, yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan air baku maupun airirigasi.

2) Tidak sempurnanya kondisi jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnyauntuk pemenuhan kebutuhan pengairan sawah. Hal ini dapat diketahui angkakerusakan jaringan irigasi primer, sekunder maupun tersier yang masih cukuptinggi, dan mengakibatkan kebocoran air irigasi.

3) Penyediaan dan pengelolaan air baku belum sesuai harapan, sehingga IPAMbelum bisa beroperasi sesuai dengan kapasitas terpasang.

4) Belum optimalnya pemanfaatan potensi air tanah, dikarenakan belumtersedianya peta potensi dan rencana pengembangan air tanah.

5) PDAM masih terbatas dalam mengidentifikasi, memanfaatkan danmengkonservasi sumberdaya air yang tersedia.

Air Limbah:1) Meningkatnya volume limbah cair baik dari industri maupun domestik cukup

besar, sementara unit pengolahan limbah cair yang ada belum memadai.2) Sistem sanitasi yang masih belum terpadu dalam perencanaan induk sistem

daerah, dikarenakan belum adanya kegiatan masterplan rencana induk sistempengelolaan air limbah.

3) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana sanitasi di wilayah KabupatenBlora, dimana dilihat dari sebagian besar masyarakat masih menggunakanteknik pengelolaan air limbah secara on site komunal pada lingkunganpermukiman yang padat.

4) Belum adanya pembangunan sarana pengelolaan air limbah dalam skalakomunitas (kelompok masyarakat) melalui pendekatan masyarakat.

Pembangunan Saluran Drainase.1) Belum optimalnya saluran/drainase untuk mengatasi bencana banjir baik di

perkotaan maupun di pedesaan.2) Kurangnya kesadaran masyarakat didalam memeliharasaluran drainase yang

ada.3) Kondisi saluran drainase baik kuantitas maupun kualitas belum sesuai atau

tidak sebanding dengan cakupan dan kondisi wilayah.4) Belum optimalnya keterpaduan perencanaan pembangunan saluran drainase

kota dengan perencanaan penataan ruang kota.5) Persebaran saluran drainase yang masih terbatas dalam wilayah Kabupaten

Blora saja.

Page 113: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 3

Perkotaan dan Perdesaa n1) Belum terwujudnya pembangunan jalan poros desa yang saat ini baru dapat

ditingkatkan sebanyak 2-3 ruas jalan desa per kecamatan pertahun2) Penataan pembangunan lingkungan permukiman penduduk belum sesuai

harapan.3) Kurang terpadunya sistem perekonomian antara wilayah perdesaan dan

perkotaan.

d. Perumahan Rakyat1) Masih adanya kualitas rumah yang kurang layak huni, dikarenakan sebagian

besar wilayah Kabupaten Blora merupakan wilayah pedesaan yang didominasikarakter masyarakat yang bermata pencaharian dibidang pertanian danperikanan.

2) Masih rendahnya upaya peningkatan kualitas permukiman, hal ini dilihat daribelum adanya kegiatan peningkatan kualitas permukiman yang ada dalamperencanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Blora.

3) Belum diterapkannya RP4D secara optimal.4) Belum optimalnya penataan lingkungan permukiman, dikarenakan masih

belum terlibatnya masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman danbelum dilakukannya pengelolaan data base tentang bangunan gedung yangada baik sebagai hunian ataupun fungsi yang lain.

5) Masih kurangnya pembinaan teknis tentang bangunan dan gedung,dikarenakan terbatasnya SDM pelaksana yang ada.

6) Belum adanya norma, standar, pedoman dan manual dalam pencegahanbahaya kebakaran gedung.

7) Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni di Kabupaten Blora.8) Masih banyak rumah yang belum menikmati listrik dan fasilitas air bersih dari

PDAM.9) Belum terfasilitasinya warga miskin untuk memiliki rumah yang sehat dan

layak huni.10) Belum seimbangnya pertumbuhan rumah tangga dengan pertumbuhan

pengadaan rumah.11) Kurang adanya dorongan dari pemerintah kepada investor bidang perumahan

untuk menyediakan rumah bagi masyarakat.

e. Penataan Ruang1) Belum sinergisnya rencana tata ruang dengan dokumen perencanaan

pembangunan lainnya, dan belum tersusunnya rencana tata ruang wilayahpada masing-masing kecamatan.

2) Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruangsesuai dengan peruntukannya, dan belum optimalnya upaya penegakan hukumterhadap pelanggaran pemanfaatan ruang dalam upaya pengendalianpemanfaatan ruang.

f. Perencanaan Pembangunan1) Terbatasnya ketersediaan data dan informasi penunjang perencanaan

pembangunan daerah.2) Belum optimalnya perkembangan wilayah kecamatan yang bersifat strategis

dan wilayah cepat tumbuh.3) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan wilayah

perkotaan.4) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah

bidang ekonomi di Kabupaten Blora.

Page 114: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 4

5) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah,terutama perencanaan pembangunan yang bersifat sektoral, spasial daninstansional.

6) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerahbidang sosial budaya.

7) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerahbidang prasarana wilayah dan sumberdaya alam sesuai dengan peraturanperundangan yang baru.

8) Belum optimalnya perencanaan pembangunan daerah rawan bencana diKabupaten Blora, terutama kekeringan dan banjir.

9) Belum optimalnya kerjasama yang bersifat sinergis antara pemerintahkabupaten, baik dengan dengan pemerintah daerah, kalangan dunia usahadalam rangka pemerataan pengembangan wilayah Kabupaten Blora.

10) Masih terdapat kesenjangan perkembangan dan pertumbuhan desa-desa diwilayah perbatasan, terutama prasarana dan sarana dasar serta pelayananpublik.

11) Masih rendahnya kapasitas/kemampuan sumber daya manusia dalamperencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan data yang belum optimal, belumoptimalnya penelitian dan pengembangan serta belum tersedianya StandarOperating System perencanaan.

g. Perhubungan1) Belum meratanya pengelolaan sarana dan prasarana serta fasilitas

perhubungan darat.2) Belum optimalnya pemeliharaan sarana dan prasarana dan fasilitas lalu lintas

angkutan darat, sungai, dan udara.3) Belum optimalnya kualitas pelayanan angkutan darat. Hal ini ditandai belum

terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi penumpang.4) Masih kurangnya fasilitas pengamanan lalu lintas dan keterpaduan sistem

jaringan jalan.5) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan uji kelaikan jalan

kendaraan bermotor.6) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.7) Masih rendahnya kualitas manajemen dan rekayasa disebabkan kondisi jalan

yang belum memadai.

h. Lingkungan Hidup1) Meningkatnya kuantitas sampah domestik terutama sampah plastik, tidak

sebanding dengan kapasitas daya tampung sarana pengelolaan danpengolahan sampah.

2) Meningkatnya pencemaran air dan kerusakan lingkungan hidup terutama diwilayah perkotaan disebabkan aktivitas industri, pertambangan dantransportasi, rumah tangga (domestik) .

3) Menurunnya kuantitas sumber daya air diakibatkan kerusakan daerah resapan/tangkapan air.

4) Masih tingginya luasan lahan kritis dan rendahnya peran serta masyarakatdalam upaya rehabilitasi dan pemulihan cadangan Sumberdaya alam.

5) Masih rendahnya akses masyarakat terhadap informasi sumberdaya alam danlingkungan hidup.

6) Meningkatnya bahan polutan yang berpotensi mencemari lingkungan akibatpenambahan jumlah kendaraan dan aktivitas industri.

7) Meningkatnya pencemaran tanah akibat penggunaan bahan kimia padakegiatan pertanian.

Page 115: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 5

8) Meningkatnya intensitas pemanasan global.9) Terbatasnya luas ruang terbuka hijau terutama di wilayah padat kendaraan

bermotor dan padat permukiman.10) Belum dipahaminya pengelolaan lingkungan hidup oleh masyarakat dan

instansi pemerintah.

i. Pertanahan1) Belum terwujudnya pembangunan sistem informasi pendaftaran tanah. Hal ini

dikarenakan belum berfungsinya sistem informasi pendaftaran tanah sebagaibasis data untuk pengambilan kebijakan pembangunan di bidang pertanahan.

2) Belum terwujudnya penataan penguasaan dan kepemilikan serta pemanfaatantanah yang disebabkan oleh masih rendahnya pemahaman terhadap peraturanpertanahan, masih banyaknya bidang-bidang tanah yang belumdidaftarkan/disertifikatkan.

3) Masih dijumpainya konflik € konflik sengketa tanah di Kabupaten Blora. Padatahun 2009 terjadi sebanyak 3 kasus konflik pertanahan.

j. Kependudukan Dan Catatan Sipil1) Sistem pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil (SIAK) belum

optimal sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Halini dapat dilihat masih dijumpainya ink onsistensi data kependudukan baik yangdikeluarkan oleh BPS maupun Dinas Catatan Sipil dan KependudukanKabupaten Blora.

2) Kerjasama dan koordinasi pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukandan catatan Sipil belum berjalan sesuai harapan.

3) Pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil belum sepenuhnyaterwujud sesuai harapan masyarakat. Masih dijumpai penyelesaianadministrasi kependudukan dan cacatan sipil tidak sesuai dengan target yangditetapkan baik waktu maupun biaya pengurusan administrasi kependudukandan cacatan sipil.

4) Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia khususnya bidang teknologiinformasi, dan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pelayananadministrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

5) Kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban terhadap tertib administrasikependudukan masih rendah, sehingga mempengaruhi validitas databasekependudukan di Kabupaten Blora. Hal ini dapat dilihat dari rendahnyakepemilikan KTP, akte kelahiran, dan dokumen kependudukan/catatan sipillainnya.

k. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak1) Masih kurangnya kesetaraan gender dalam pembangunan dan berbagai

kebijakan mengenai peningkatan kualitas anak dan perempuan. Hal ini ditandairendahnya persentase perempuan dalam jabatan publik.

2) Masih kurangnya kelembagaan dalam pemberdayaaan perempuan danperlindungan anak, baik Focal Point maupun pelayanan penanggulangankekerasan terhadap perempuan dan anak.

3) Masalah perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan, baikkekerasan dalam rumah tangga maupun tempat-tempat umum. Kasuskekerasan terhadap perempuan dan anak, yang terjadi antara lainpenelantaran anak, anak nakal, anak berhadapan dengan hukum serta anakjalanan.

4) Masih tingginya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalampelaksanaan pembangunan, terutama kesenjangan perempuan dan laki-laki

Page 116: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 6

dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan perbedaaan upah.Hal ini diketahui dari tahun sekolah (laki -laki 6,48 tahun dan perempuan 5,53tahun, angka melek huruf antara laki -laki (89,60% dan perempuan sebesar78,78%).

l. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera1) Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti Keluarga Berencana.

Hal ini ditandai capaian persentase peserta KB aktif baru mencapai 77,95%pada tahun 2009.

2) Masih kurangnya partisipasi laki-laki dalam kesertaan program KB. Hal iniditandai masih rendahnya persentase pengguna alat kontrasepsi MOP danKondom (1 € 3%)

3) Masih kurangnya tenaga penyuluh KB (PLKB) dan sarana prasarana pelayananKB. Rasio jumlah PLKB dengan desa yang dilayani baru mencapai 5-6.

4) Masih tingginya persentase keluarga pra sejahtera dan sejahtera I. Pada tahun2009 persentase pra KS dan KS I sebesar 73,56%.

m. Sosial1) Masih tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, terutama

keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, lanjut usia terlantar,anak terlantar, penyandang cacat, dan wanita rawan sosial ekonomi.

2) Belum optimalnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, sehinggabelum tertanganinya dengan baik permasalahan Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial (PMKS).

3) Masih tingginya jumlah penduduk miskin disebabkan oleh kurangnyakoordinasi antar tim dalam program penanggulangan kemiskinan.

4) Tingginya kerentanan eks Penyandang Penyakit Sosial untuk kembali padaperilaku yang kurang baik.

5) Masih rendahnya tingkat kesadaran dan partisipasi sosial masyarakat dalampenanganan masalah kesejahteraan sosial.

6) Masih perlunya kemitraan dengan dunia usaha (Corporate SocialResponsibility/CSR).

n. Ketenagakerjaan1) Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Hal ini terlihat dari tingkat

keterampilan tenaga kerja yang minim dan pendidikan tenaga kerja yangmasih rendah, rata-rata SMA kebawah.

2) Rendahnya peluang kesempatan kerja, Hal ini ditandai dengan tidaksebandingnya jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan kerja yangtersedia.

3) Belum optimalnya perlindungan terhadap tenaga kerja dalam sistem hubunganindustrial dan syarat-syarat kerja. Hal ini ditandai masih banyaknya kasus-kasus hubungan industrial yang terjadi.

4) Kurangnya informasi peluang kesempatan kerja bagi para pencari kerja.

o. Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah1) Masih adanya usaha mikro, kecil dan menengah yang belum berbadan hukum,

sehingga menghambat pengembangan usaha.2) Belum tumbuhnya penciptaan wirausaha baru dan daya saing UMKM. Hal ini

disebabkan keberadaan lembaga pengembangan usaha dan lembaga diklatbelum memadai, dan belum terbangunnya kemitraan usaha denganperusahaan besar.

Page 117: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 7

3) Masih rendahnya akses UMKM terhadap sumberdaya produktif, terutamapermodalan, bahan baku, teknologi, sarana pemasaran dan informasi pasar.

4) Masih rendahnya kapasitas para pengelola Koperasi dan UMKM. Hal ini ditandaisebagian besar SDM Koperasi dan UMKM berpendidikan rendah dengankeahlian teknis, kompetensi, kewirausahaan dan manajemen seadanya.

p. Penanaman Modal1) Belum optimalnya promosi dan kerjasama antar instansi dalam rangka menarik

investasi dalam negeri maupun luar negeri.2) Belum optimalnya pelayanan perijinan usaha, dukungan regulasi dan kepastian

hukum serta sarana prasarana pendukung investasi daerah, diantaranyajaringan jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, perbankan, dll.

q. Kebudayaan1) Masih rendahnya pelestarian dan aktualisasi adat dan nilai-nilai budaya daerah.

Hal ini disebabkan semakin meningkatnya pengaruh budaya luar negeri.2) Belum optimalnya upaya pelestarian benda purbakala dan peninggalan sejarah

sebagai aset budaya daerah.3) Masih rendahnya inovasi dalam pengembangan seni dan budaya daerah untuk

mengangkat citra budaya daerah. Hal ini disebabkan masih kurangnyaapresiasi karya seni budaya daerah.

4) Belum kuatnya kerjasama dan jalinan kemitraan antara pemerintah daerah danmasyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya daerah.

r. Kepemudaan Dan Olah Raga1) Meningkatnya kerentanan pemuda terhadap bahaya narkoba dan pergaulan

bebas. Hal ini disebabkan pengaruh budaya luar dan teknologi informasi yangsangat pesat.

2) Belum optimalnya peran pemuda dalam kegiatan pembangunan. Hal inidisebabkan kapasitas pemuda belum sesuai harapan, sehingga keterlibatanpemuda dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunanmasih rendah, serta akses pemuda dalam setiap tahapan pembangunantersebut belum sepenuhnya diwujudkan atau belum sepenuhnya dilibatkan.

3) Belum optimalnya upaya menumbuhkan kewirausahaan dikalangan pemuda.Hal ini dikarenakan kapasitas dan jiwa kewirausahaan dikalangan generasimuda masih rendah dan kegiatan-kegiatan usaha ekonomi produktif yangdilakukan oleh generasi muda belum berkembang sesuai harapan.

4) Belum optimalnya prestasi dan pemasyarakatan olah raga. Hal ini dikarenakankegiatan kejuaraan untuk menggali bibit -bibit atlet berprestasi masihkurang/rendah, dan upaya untuk mensosialisasikan gerakan pemasyarakatanolahraga belum berjalan secara berkelanjutan.

5) Masih terbatasnya sarana prasarana olah raga. Hal ini dapat dilihat dariperbandingan antara jumlah cabang olah raga dengan fasilitas tidak seimbang,dan jumlah cabang olah raga cukup besar sedangkan sarana dan prasaranamasih terbatas.

s. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri1) Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan politik kepada masyarakat untuk

membentuk dan meningkatkan kesadaran politik bagi warga negara. Hal initerlihat dari semakin meningkatnya angka golput dalam beberapa pelaksanaanpemilu.

2) Belum optimalnya pengembangan wawasan kebangsaan dan jati diri bangsadalam masyarakat, ditandai oleh kurangnya pemahaman dasar negara,

Page 118: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 8

nasionalisme, hak dan kewajiban warga negara, kesadaran hukum danpenghargaan hak asasi manusia.

3) Belum optimalnya peran organisasi kemasyarakatan dalam pengembanganwawasan kebangsaan, jati diri bangsa dan nasionalisme.

4) Masih adanya gangguan keamanan, ketenteraman dan ketertiban umum,antara lain disebabkan oleh kurangnya aparat kepolisian dan jumlah anggotaLinmas yang terlatih di masing-masing desa dan kelurahan.

5) Belum optimalnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalammeningkatkan ketertiban umum, penanggulangan penyakit masyarakat danketenteramanan dalam masyarakat.

6) Belum optimalnya fungsi perlindungan masyarakat (Linmas) dalammelaksanakan penanganan awal gangguan kamtibmas, penyakit masyarakat(Pekat) dan tanggap bencana.

7) Belum optimalnya upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangkapengurangan risiko bencana.

t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Ke pegawaian Dan Persandian1) Belum optimalnya fungsi DPRD meliputi fungsi legislasi, fungsi pengawasan

dan fungsi penganggaran.2) Belum optimalnya pelayanan kedinasan kepala daerah dan kepala daerah

dalam pelaksanaan tugas kedinasan.3) Belum optimalnya upaya intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, baik

pajak, retribusi daerah, pinjaman daerah sejalan dengan peraturanperundangan yang baru, yang dapat menjamin penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan daerah. Hai ini ditandai proporsi PADterhadap APBD dari tahun 2006-2010 rata-rata hanya sebesar 7,35%-12,72%.

4) Belum optimalnya pelaksanaan sistem pengawasan internal untuk mewujudkanpemerintahan yang bersih dan masih kurangnya kapasitas tenaga pemeriksadan aparat pengawasan.

5) Belum optimalnya penyediaan sarana prasarana teknologi informasi di SKPDdan pemerintah desa/kelurahan yang dapat meningkatkan kinerja pelayananpublik yang efektif dan efisien.

6) Belum optimalnya kerjasama antar daerah dan kerjasama dalam daerah dalamrangka peningkatan penanaman modal, pelayanan publik dan pengelolaansumberdaya alam. Hal ini ditandai jumlah persetujuan kerjasama antar daerahtahun 2009, baik dengan pemerintah kabupaten/kota dan dunia usahasebanyak 16 buah.

7) Belum tersusunnya peraturan daerah sesuai dengan kebutuhan meresponperkembangan peraturan perundang-undangan yang baru, dan masihditemuinya beberapa peraturan yang belum sinergis.

8) Belum optimalnya kemampuan dan profesionalisme aparatur pemerintahdaerah dalam mewujudkan pelayanan publik yang responsif dan akuntabel. Halini antara lain disebabkan oleh terbatasnya fasilitas dan kelengkapan peralatankerja dan masih terbatas SDM aparat yang berkualitas.

u. Ketahanan Pangan1) Pertambahan penduduk yang semakin meningkat membawa konsekuensi

terhadap kebutuhan pangan yang semakin meningkat pula.2) Masih tingginya ketergantungan pada beras menyebabkan tekanan terhadap

peningkatan produksi beras semakin tinggi pula.3) Masih adanya kendala untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah

tangga.

Page 119: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 9

4) Belum adanya data base potensi produk pangan.5) Masih banyaknya angka kemiskinan yang berpotensi terjadinya kerawanan

pangan.6) Kualitas pola konsumsi pangan masyarakat yang belum beragam dan bergizi

seimbang.7) Belum optimalnya produktivitas dan mutu produk pangan .

v. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa1) Lemahnya kapasitas masyarakat desa/kelurahan terhadap pemanfaatan

potensi sumberdaya produktif dalam pengembangan usaha ekonomi produktif.hal ini dapat dilihat dari jumlah kelompok usaha ekonomi produktif relatifsedikit, dan belum mampu mengelola dan mengembangkan usaha secara baik.

2) Belum optimalnya partisipasi masyarakat desa/kelurahan dalam mendukungpembangunan di perdesaan.

3) Belum optimalnya fungsi kelembagaan dan sistem informasi masyarakat baiksosial maupun ekonomi dalam menunjang pemberdayaan masyarakat. Hal inidisebabkan masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintahandesa/kelurahan.

4) Masih rendahnya peran perempuan pada setiap tahapan perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan masih rendah. Hal inidisebabkan peran elit-elit desa masih dominan dan akses perempuan dalamsetiap tahapan pembangunan belum sesuai harapan.

5) Kurangnya diversifikasi produk pangan di tingkat hulu.

w. Statistik1) Belum terwujud sinkronisasi data untuk keperluan perencanaan dan evaluasi

pembangunan. Hal ini dapat diketahui masih dijumpainya perbedaan data daribeberapa sumber data, baik dari BPS maupun dari instasi terkait.

2) Belum tersedianya sistem informasi data yang cepat dan akurat. Hal inimenjadi kendala dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunandaerah dan dokumen lainnya.

x. Kearsipan1) Belum terbangunnya Sistem Administrasi Kearsipan yang informatif dan

handal, disebabkan belum adanya database dan jaringan informasi kearsipan.2) Belum optimalnya upaya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah,

disebabkan terbatasnya SDM pengelola kearsipan dan kapasitas SDM yangmasih kurang untuk melakukan pendataan dan pengolahan dokumen arsip.

3) Kurang optimalnya pemeliharaan terhadap dokumen/arsip daerah dan saranaprasarana pengolahan dan penyimpanan arsipdaerah.

y. Komunikasi Dan Informatika1) Belum optimalnya penyelenggaraan komunikasi, informasi dan media massa

bagi masyarakat. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan terhadap lembagakomunikasi masyarakat dan

2) Belum terbangunnya sistem informasi manajemen pemerintahan daerah untukpenyebaran informasi pembangunan daerah. Hal ini disebabkan keterbatasansarana dan prasarana, serta pengelolaan data dan informasi yang belumoptimal.

3) Kurang memadainya kualitas SDM dibidang komunikasi dan informatika karenaminimnya ketrampilan dan keahlian dalam hal penggunaan danpengembangan teknologi informasi.

Page 120: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 10

4) Kurang optimalnya penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahandaerah. Hal ini disebabkan masih lemahnya sistem informasi manajemen danbelum kuatnya jalinan kerjasama dengan media massa.

z. Perpustakaan1) Masih rendahnya minat baca masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya

budaya membaca masyarakat, dan terbatasnya jumlah buku koleksiperpustakaan.

2) Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan perpustakaan, disebabkankurang memadainya sarana prasarana perpustakaan dan minimnya tenagapengelola perpustakaan.

3) Belum terjangkaunya layanan perpustakaan di wilayah-wilayah tertentu,disebabkan oleh terbatasnya jumlah armada perpustakaan keliling danperpustakaan masyarakat.

2. Pelayanan Urusan Kewenangan Pilihana. Pertanian

1) Masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani.2) Masih rendahnya kualitas SDM pertanian, perkebunan, peternakan, dan

perikanan.3) Belum optimalnya kelembagaan pertanian.4) Belum optimalnya diversifikasi dan intensifikasi serta pemanfaatan lahan

pertanian.5) Lemahnya permodalan usaha pertanian serta masih tingginya bunga Bank

untuk usaha tani.6) Tidak stabilnya stok pupuk, obat serta tingginya harga saprodi pertanian.7) Tidak stabilnya harga produksi pertanian dan rendahnya nilai tukar produk

pertanian8) Belum optimalnya pembinaan kepada petani peternak beserta dukungan dana

insentif dalam mengembangkan usaha peternakannya.9) Masih rendahnya pegawasan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit

ternak10) Masih rendahnya produksi hasil ternak, ditandai dengan fluktuatifnya hasil

produksi peternakan.11) Masih belum optimalnya pemasaran hasil produksi peternakan.12) Belum adanya laboratorium kesehatan hewan untuk mengatasi penyebaran

penyakit hewan.13) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pakan ternak terutama pada musim

kemarau.14) Masih banyak penyakit ternak terutama jenis hewan ternak besar dan unggas.15) Adanya import sapi dengan dalih mencukupi kebutuhan daging dalam negeri.16) Belum optimalnya pengelolaan hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan dan

peternakan.17) Belum optimalnya pelayanan inseminasi buatan pada sapi ternak potong dan

kambing, pos kesehatan hewan, rumah potong hewan dalam pelayanan publik.18) Belum optimalnya kualitas bibit ternak, terutama induk betina .19) Belum optimalnya pengendalian pangan yang berasal dari ternak yang Aman,

Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

b. Kehutanan1) Belum optimalnya peran penyuluh kehutanan dan masyarakat sekitar hutan

dalam pelestarian sumberdaya hutan. Hal ini ditandai rendahnya minat

Page 121: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 11

masyarakat untuk aktif dalam kelompok tani hutan sejumlah 844 kelompokpada tahun 2009, dan lembaga masyarakat desa hutan sejumlah 137 buah.

2) Belum optimalnya pemanfaatan kawasan hutan produksi untuk meningkatkanpendapatan ekonomi masyarakat desa disekitar hutan. Hal ini terlihat dari luasproduksi hasil hutan non kayu hanya sebesar 2.906,90 ha dari seluas68.272,36 ha hutan produksi.

3) Masih ditemuinya perusakan hutan yang dilakukan oleh masyarakat desa disekitar hutan. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakatmengenai manfaat hutan dan dampak yang ditimbulkan dari kerusakan hutan.

4) Belum optimalnya pelayanan ijin tebang dan ijin angkut hasil hutan bagimasyarakat. Hal ini ditandai masih adanya penebangan dan pengangkutanhasil hutan rakyat tanpa ijin.

5) Belum optimalnya pelayanan data dan informasi kehutanan kepadamasyarakat. Hal ini disebabkan belum adanya pemetaan secara digitalkehutanan dan belum terbangunnya kesinambungan statistik kehutanan.

6) Masih banyaknya luas lahan kritis, disebabkan rendahnya partisipasimasyarakat dalam pengembangan hutan rakyat. Pengembangan hutan rakyatselama ini hanya berasal dari program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutandan Lahan (GNRHL).

7) Belum sinergisnya regulasi mengenai industri hasil hutan, sehingga rentanterhadap pelanggaran dalam pengelolaan industri hasil hutan.

8) Rendahnya infrastruktur pada kawasan sekitar hutan.

c. Energi dan Sumber Daya Mineral1) Kurang optimalnya pengelolaan sumber daya mineral terkait pertambangan,

dan belum tersedianya data potensi pertambangan yang akurat gunamendukung pemanfaatan potensi secara bijak.

2) Masih terdapat pengelolaan usaha pertambangan yang bersifat ekploitatif(PETI) dan merusak kelestarian lingkungan dan sumber mata air alami. Hal inidisebabkan rendahnya pemahaman masyarakat mengenai regulasi dibidangpertambangan.

3) Belum optimalnya pembinaan dan pengawasan terhadap usaha pertambanganminyak dan gas.

4) Belum adanya regulasi daerah yang mengatur tentang energi sumber daya danmineral khususnya pertambangan.

5) Masih terdapat sejumlah dusun dan rumah tangga yang belum terlayani listrik,terutama di wilayah perdesaan dan wilayah terpencil, dan masih kurangnyapemanfaatan potensi energi alternatif atau energi baru terbarukan.

6) Belum akuratnya data potensi geologi, dan belum adaya data mitigasi bencanageologi, sarana prasarana dan pengawasan mitigasi bencana geologi.

7) Belum optimalnya pengelolaan potensi mineral (tambang dan migas) olehmasyarakat Blora dan pemerintah Kabupaten Blora.

8) Belum dilibatkannya secara penuh peran pemerintah Kabupaten Blora dalampengelolaan migas.

d. Pariwisata1) Masih rendahnya jumlah kunjungan wisata dan pendapatan daerah dari obyek

wisata. Hal ini ditandai jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Blora hanyasebanyak 73.242 orang pada tahun 2009, dan jumlah obyek wisata yangmemberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah hanya 1 buah.

2) Masih rendahnya daya saing destinasi pariwisata dibandingkan destinasi wisatasejenis di kabupaten lain. Hal ini ditandai masih banyaknya obyek wisata

Page 122: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 12

daerah yang belum dilengkapi dengan daya tarik wisata dan sarana prasaranayang memadai.

3) Belum kuatnya jalinan kemitraan antara pemerintah daerah dengan duniausaha dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Hal ini ditandai masihsediikitnya jumlah asosiasi pariwisata, yaitu sebanyak 3 buah, dan jumlahkelompok sadar wisata hanya sebanyak 1 buah.

e. Perikanan1) Masih terbatasnya kapasitas produksi perikanan budidaya dan benih ikan. Hal

ini disebabkan terbatasnya sarana dan prasarana, ketersediaan air, belumberagamnya jenis komoditas perikanan yang dibudidayakan, dan tingginyaketergantungan pada pakan ikan buatan pabrik.

2) Masih rendahnya produksi perikanan tangkap di perairan umum disebabkanmasih keterbatasan alat penangkapan ikan.

3) Keterbatasan sumber daya air dalam pembudidayaan ikan air tawar.

f. Perdaga ngan1) Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan pengawasan

barang beredar. Hal ini ditandai masih adanya peredaran barang-barang yangtidak memenuhi standar, dan produk makanan yang telah kadaluarsa.

2) Masih terbatasnya volume dan nilai realisasi ekspor. Hal ini disebabkanlemahnya daya saing produk dalam hal mutu, desain dan merk dagang produklokal, dan belum kuatnya jaringan eksportir.

3) Belum optimalnya ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan pokokmasyarakat dengan harga yang layak dan terjangkau di seluruh wilayah, danbelum terintegrasinya pasar lokal.

4) Meningkatnya jumlah pedagang kaki lima dan asongan yang menggangguketertiban dan kenyamanan jalan raya. Hal ini disebabkan rendahnyakesadaran pedagang kaki lima dan kurang tertatanya kaw asan perdagangankaki lima.

5) Munculnya masalah sosial sebagai akibat dari banyaknya pasarswalayan/pasar modern.

6) Tingginya biaya ekonomi sebagai akibat dari masih rendahnya Infrastrukturpenunjang yang telah menyebabkan turunnya daya saing produk.

7) Kurangnya sarana dan prasarana pendukung perdagangan8) Berlakunya AFTA 2010 yang mempengaruhi persaingan produk-produk

perdagangan antar negara.

g. I ndustri1) Masih rendahnya kapasitas iptek sistem produksi, yang ditandai belum

berkembangnya inovasi sistem produksi sehingga belum mampumengoptimalkan kualitas produk industri.

2) Masih banyaknya industri kecil dan menengah yang belum memiliki ijin usaha,dan terbatasnya akses industri kecil dan menengah terhadap permodalan. Halini menyebabkan banyak industri kecil dan menengah yang kurangberkembang.

3) Masih rendahnya daya saing produk industri dibandingkan produk luar negeridan daerah lain. Hal ini disebabkan kemampuan teknologi industri masihrendah dan belum adanya standarisasi mutu produk industri.

4) Belum optimalnya cluster industri yang dapat menunjang pemasaran produkindustri kecil dan menengah.

Page 123: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 13

5) Kurang berkembangnya sentra-sentra industri daerah. Hal ini disebabkan aksestransportasi yang belum memadai dan belum tertat anya informasi sentraindustri.

6) Terbatasnya bahan baku industri7) Rendahnya kualitas SDM

h. ketransmigrasian1) Masih rendahnya pemberangkatan transmigran dari Kabupaten Blora ke lokasi

penempatan transmigrasi. Hal ini ditandai jumlah transmigran yangdiberangkatkan pada tahun 2009 hanya sebanyak 30 KK.

2) Semakin menurunnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi ke luar pulaujawa. Hal ini ditandai jumlah calon transmigran pada tahun 2009 hanyasebanyak 40 KK, padahalpada tahun 2008 mencapai 73 KK.

4.2 Isu S trategis

4.2.1 Kondisi Lingkungan Nasional

Kondisi lingkungan nasional yang dapat terkait dengan Kabupaten Blora adalahsebagai berikut:

1. Tingginya Angka Kemiskinan dan Angka PengangguranAngka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan. Hal ini sangat ironis dimana Indonesia merupakan negarakepulauan terbesar yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, selain itu,dalam hal pertanian dan juga kelautan Indonesia termasuk negara yang kaya akanhasil sumber daya tersebut. Beberapa penyebab tingginya angka kemiskinan danpengangguran di Indonesia karena kualitas sumber daya manusia yang masih rendahdan kesempatan kerja bagi rakyat miskin sangat kecil. Hal tersebut dapat kita lihatterutama di daerah pedesaan, banyak sekali rakyat miskin yang tidak mendapatkankesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

Di lain pihak merosotnya pengangguran di Indonesia disebabkan pula denganbanyaknya pihak swasta yang mengirimkan barang ke luar negeri seperti, beras, textil,bahkan gas dll. Itu mengurangi tingkat para pekerja, yang s eharusnya mereka layakmendapatkan pekerjaan karena itu merupakan produk lokal.

Tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran merupakanpermasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah baik pemerintah pusatmaupun pemerintah kabupaten/ kota dan daerah provinsi, termasuk pemerintahKabupaten Blora.

2. Terjadinya Krisis Energi NasionalIndonesia merupakan negeri yang kaya sumber daya alam (energi) dan

beraneka ragam jenisnya. Akan tetapi kekayaan alam tersebut kurang dikelola denganbaik, sehingga kekayaan alam ini tidak bisa dinikmati secara murah atau gratis olehrakyat Indonesia yang sebagian besar miskin.Munculnya kelangkaan serta tiadanyajaminan ketersediaan pasokan minyak dan gas (migas) di negeri sendiri merupakankenyataan paradoks dari sebuah negeri yang kaya sumber energi. Hal ini antara laindisebabkan tingginya ketimpangan antara produksi dan konsumsi energi nasional.

Berdasarkan laporan Kementerian ESDM tahun 2009 rata-rata produksi minyakbumi dan kondensat sebesar 963.269 barel per hari (bph). Sedangkan laporan BPMigas produksi minyak secara nasional pada tahun 2010 hanya naik pada kisaran965.000 bph. Artinya terdapat angka kenaikan hanya 1.731 bph. Sementarakebutuhan konsumsi energi nasional sekitar 1.400.000 bph. Artinya terdapat selisih

Page 124: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 14

cukup tajam antara tingkat produksi yang ideal dengan kebutuhan. Selain itu pesatnyapembangunan di bidang teknologi, industri, dan informasi memicu peningkatankebutuhan masyarakat akan energi.

Ketimpangan antara tingkat produksi dan konsumsi energi tersebutmengakibatkan krisis energi skala nasional. DI sisi lain kurangnya pemahamanmasyarakat tentang kondisi energi saat ini sehingga tidak ada kesadaran masyarakatuntuk mulai berhemat dan menggunakan alternatif energi lainnya. Maka da ri itupemerintah sebaiknya memikirkan ulang langkah-langkah penanganan krisis energisaat ini sehingga bisa menyentuh akar masalah sebenarnya.

3. Tuntutan Perwujudan Good and Clean Governance yang Semakin KuatMenciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa merupakan salah

satu agenda penting dalam pembangunan daerah. Hal tersebut merupakan upayauntuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik sesuai dengan tuntutan dankebutuhan rakyat Indonesia, diantaranya: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas d anefisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakatyang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsipenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan sistemketatalaksanaan, kualitas sumber daya manusia aparatur, dan sistem pengawasan danpemeriksaan yang efektif.

Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktekKKN,dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara merupakancerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih jauh dari harapan. Banyaknyapermasalahan birokrasi tersebut belum sepenuhnya teratasi baik dari sisi internalmaupun eksternal. Dari sisi internal, berbagai faktor seperti demokrasi,desentralisasidan internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak pada tingkat kompleksitaspermasalahan dandalam upaya mencari solusi lima tahun ke depan. Sedangkan darisisi eksternal, faktor globalisasi dan revolusi teknologi informasi juga akan kuatberpengaruh terhadap pencarian alternatif-alternatif kebijakan dalam bidang aparaturnegara. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensif dan terintegrasidalam mendorong peningkatan kinerja birokrasi aparatur negara dalam menciptakanpemerintahan yang bersih dan akuntabel yang merupakan amanah reformasi dantuntutan rakyat.

4. Penurunan Kualitas Lingkungan dan Peningkatan Frekuensi serta IntensitasBencana Alam

Penurunan kualitas lingkungan akibat pengrusakan hutan dan pencemaranlingkungan akibat usaha dan/atau kegiatan, merupakan isu penting yang harus disikapidengan program-program pembangunan yang berkesinambungan.

Meningkatnya frekuensi kejadian berbagai jenis bencana alam denganskala dan intensitasnya mengharuskan pemerintah menyusun rencana aksi yangsistematis dan konkrit mulai dari pra bencana, pada saat tanggap darurat danpada pasca terjadinya bencana (rehabilitasi-rekonstruksi). Hal ini disebabkan setiapbencana menimbulkan permasalahan kemanusiaan yang serius serta dampak sosialbagi masyarakat yang tidak dapat dinilai dengan materi. Bencana yang umumnyaterjadi dalam waktu singkat menghancurkan hasil pembangunan yang telah dirintisdan diperjuangkan dalam waktu yang lama. Selain menimbulkan korban jiwa,bencana menghancurkan perumahan, area pertanian dan perkebunan, infrastukturperekonomian, infrastruktur publik, komunikasi dan transportasi, instalasi pengadaanair dan energi, serta bidang-bidang penting dan strategis lainnya. Bencana meluluh

Page 125: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 15

lantakkan seluruh aspek kehidupan manusia.Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak hanya pemerintah namun dialami pula oleh

hampir semua Pemerintah Daerah di Provinsi JawaTengah, menghadapi permasalahanterbatasnya sumber dana pembangunan dibandingkan dengan kebutuhan yangdemikian besar untuk memecahkan permasalahan yang dirasakan oleh daerah-daerahyang memiliki pendapatan asli daerah (PAD) relatif kecil, sehingga proporsi belanjadaerah didominasi oleh pengeluaran untuk belanja pegawai dan belanja tidaklangsung. Dengan demikian alokasi belanja langsung sangat kecil. Untuk itu partisipasistakeholder /warga negara sangat dibutuhkan.

5. Ancaman Stabilitas Keamanan Dan Ketentraman Masyarakat.Dalam waktu beberapa tahun terakhir Indonesia menghadapi berbagai bentuk

gangguan keamanan. Disamping gangguan keamanan dalam bentuk kejahatan yangbersifat konvensional dan yang menyangkut kekayaan negara, seperti keuangannegara (korupsi), kekayaan hasil laut (illegal fishing) dan hasil hutan (illegal lodging ),kita harus menghadapi kejahatan lintas negara (transnational crimes). Lebih dari itubangsa kita juga mengalami keamanan yang cukup mengganggu sendi-sendikehidupan berbangsa dan bernegara, dalam bentuk peledakan bom (terror),kerusuhan massa, konflik sosial dan gerakan separatis/pemberontakan bersenjata.

Menghadapi kondisi tersebut, pembangunan dibidang keamanan dan ketertibanmasyarakat menghadapi tantangan yang cukup berat terutama dalam hal menghadapiancaman stabilitas serta tuntutan perubahan dan dinamika perkembangan masyarakatyang begitu cepat seiring dengan perubahan sosial politik yang membawa implikasipada segala bidang kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tantanganlainnya yang dihadapi, adalah mengurangi meningkatnya potensi konflik kepentingandan pengaruh negatif arus globalisasi yang penuh keterbukaan, sehingga penanamanwawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan, sertadipahami oleh seluruh komponen masyarakat secara lebih efektif dengan tetap beradadalam rambu hukum.

6. Penanggulangan Bahaya NarkobaKasus penyalahgunaan narkoba beberapa tahun ini meningkat pesat. Kota-kota

besar di Indonesia sudah merupakan pasar peredaran narkoba. Keadaan ini sungguhsangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan, apalagi para pelakunya sebagian besaradalah generasi muda yang diharapkan menjadi pewaris dan penerus perjuanganbangsa di masa depan. Secara yuridis, instrumen hukum yang mengaturnya baikberupa peraturan perundang-undangan maupun konvensi yang sudah diratifikasi,sebenarnya sudah jauh dari cukup sebagai dasar pemberantasan dan penanggulanganpenyalahgunaan narkoba. Tetapi dalam praktek penegakan hukumnya masih terkesantidak sungguh-sungguh, karena seringkali pelaku hanya dihukum ringan.

Mengingat peredaran narkoba sekarang ini sudah begitu merebak, maka baikpemerintah, aparat penegak hukum, dan seluruh elemen masyarakat bersama-samaberusaha dalam menanggulangi bahaya narkoba.

7. Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)Permasalahan Korupsi, Kolusi dan Nepoteisme (KKN) merupakan persoalan

nasional yang harus diprioritaskan penanganannya. KKN telah merusak sendi-sendikehidupan masyarakat dan menambah kesengsaraan rakyat Indonesia. Sejakberlangsungnya era reformasi, upaya pemberantasan KKN berlangsung semakingencar. Langkah ini sudah menjadi komitment seluruh lapisan masyarakat. Pemerintahsendiri juga telah menegaskan komitmennya dalam rangka memberantas korupsimelalui Instruksi Presiden No 4 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Page 126: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 16

Korupsi. Akan tetapi ironisnya walaupun usaha-usaha pemberantasannya sudahdilakukan lebih dari empat dekade, praktek-praktek korupsi tersebut tetapberlangsung, bahkan ada kecenderungan modus operandinya lebih canggih danterorganisir, sehingga makin mempersulit penanggulangannya. Untuk mencegah danmenanggulangi korupsi maka dibutuhkan suatu komitmen dari seluruh strata dalamstruktur organisasi, dimulai dari pimpinan tertinggi, pimpinan menengah, pimpinanterendah sampai staf atau pegawai bawahan untuk tidak melakukan tindakan tidakterpuji yaitu KKN.

8. Penurunan Hambatan Perdagangan Antar DaerahPada era globalisasi, kompetisi perdagangan semakin ketat, tidak hanya di

lingkup internasional akan tetapi dalam lingkup nasional. Salah satu pemikiran dalamkonsep free trade menempatkan kekuatan mekanisme pasar untuk mendapatkankeuntungan ekonomi secara optimal. Meskipun menimbulkan banyak polemik, akantetapi tidak sedikit masyarakat yang meyakini keunggulan mekanisme pasar bebasdapat memajukan dan membangun suatu area/kawasan melalui bentuk kesepakatan-kesepakatan regional.

Untuk mengantisipasi adanya perdagangan bebas ini, pemerintah terusberupaya menahan laju pengaruh globalisasi dan menjaga daya saing produkIndonesia sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri, diawali denganpenghapusan hambatan dalam perdagangan, baik yang berasal dari intervensipemerintah maupun perilaku persaingan yang tidak sehat dari pengusaha sendiri.Berbagai hambatan pokok perdagangan yang dihadapi para pelaku usaha antara lainkondisi infrastruktur Indonesia yang kurang memadai menciptakan high cost economyyang berimplikasi pada penurunan daya saing produk, banyaknya pungutan yangmembebani aktivitas perdagangan pengusaha, dan adanya kesulitan untukmemperoleh perijinan akan menyebabkan kendala dalam perdagangan.

9. Keadilan dan Kesetaraan GenderKesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) merupakan isu yang penting dan sudah

menjadi komitmen bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia sehingga seluruhnegara menjadi terikat dan harus melaksanakan komitmen tersebut. Kenyataannyadalam beberapa aspek pembangunan, perempuan kurang dapat berperan aktif. Hal inidisebabkan karena kondisi dan posisi yang kurang menguntungkan dibanding laki-laki.Seperti peluang dan kesempatan yang terbatas dalam mengakses dan mengontrolsumberdaya pembangunan, sistem upah yang merugikan, tingkat kesehatan danpendidikan yang rendah, sehingga manfaat pembangunan kurang diterima kaumperempuan.

Berbagai upaya pembangunan nasional yang selama ini diarahkan untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik perempuan maupun laki-laki,ternyata belum dapat memberikan manfaat yang setara bagi perempuan dan laki-laki.Bahkan belum cukup efektif memperkecil kesenjangan yang ada. Hal ini menunjukkanbahwa hak-hak perempuan memperoleh manfaat secara optimal belum terpenuhisehingga pembangunan nasional belum mencapai hasil yang optimal, karena masihbelum memanfaatkan kapasitas sumber daya manusia secara penuh.

Faktor penyebab kesenjangan gender yaitu Tata nilai sosial budaya masyarakat,umumnya lebih mengutamakan laki-laki daripada perempuan (ideologi patriarki),Peraturan perundang-undangan masih berpihak pada salah satu jenis kelamin dengankata lain belum mencerminkan kesetaraan gender, Penafsiran ajaran agama yangkurang komprehensif atau cenderung tekstual kurang kontekstual, cenderungdipahami parsial kurang kholistik; Kemampuan, kemauan dan kesiapan perempuansendiri untuk merubah keadaan secara konsisten dan konsekwen, Rendahnya

Page 127: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 17

pemahaman para pengambil keputusan di eksekutif, yudikatif, legislatif terhadap arti,tujuan, dan arah pembangunan yang responsif gender. Adanya kesenjangan padakondisi dan posisi laki-laki dan perempuan menyebabkan perempuan belum dapatmenjadi mitra kerja aktif laki -laki dalam mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomidan politik yang diarahkan pada pemerataan pembangunan. Selain itu rendahnyakualitas perempuan turut mempengaruhi kualitas generasi penerusnya, mengingatmereka mempunyai peran reproduksi yang sangat berperan dalam mengembangkansumber daya manusia masa depan.

Ada dua indikator untuk mengukur kesenjangan antara penduduk perempuandan penduduk laki-laki. Dua indikator yaitu angka Indeks Pembangunan Manusia(Human Development Index/HDI) yang merupakan indeks komposit dari komponenpendidikan, kesehatan dan ekonomi; dan Gender-related Development Index (GDI).Menurut HDR 2005, Indonesia berada pada peringkat HDI ke-110 dari 170 negara didunia, dengan indeks sebesar 0,697, sedangkan untuk GDI menduduki peringkat ke-87 dari 140 negara di dunia, dengan indeks sebesar 0,691. Perbedaan angka HDI danGDI merupakan indikasi adanya kesenjangan gender.

Ukuran lain yang dapat menunjukkan tingkat keberhasilan pembangunanpemberdayaan perempuan adalah Gender Empowerment Measurement (GEM). Angkaindeks ini dihitung dari partisipasi perempuan di bidang ekonomi, politik danpengambilan keputusan. Angka GEM Indonesia pada tahun 2005 kurang lebih 0,458,yang berarti peran perempuan dalam bidang ekonomi, politik dan pengambilankeputusan kurang dari separuh dari peran laki -laki. Di bidang politik, meskipunUndang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu mengamanatkanketerwakilan 30 persen perempuan dalam pencalonan anggota legislatif, namunhasil Pemilu 2004 masih menunjukkan rendahnya keterwakilan perempuan dilembaga legislatif. Menurut Komisi Pemilihan Umum (2005) keterwakilan perempuan diDPR adalah 11,6 persen dan di DPD sebesar 19,8 persen. Sementara itu, rendahnyaketerlibatan perempuan dalam jabatan publik juga dapat dilihat dari persentaseperempuan PNS yang menjabat sebagai Eselon I, II, dan III, yaitu masing -masing9,6 persen; 6,7 persen; dan 13,5 persen.

10. Kesejahteraan dan Perlindungan AnakKesejahteraan dan perlindungan anak, baik dilingkup regional maupun nasional

menunjukkan situasi dan kondisi anak yang belum sepenuhnya memperoleh hak-haknya secara utuh. Artinya masih banyak anak yang kurang mendapatkan layanankesehatan, pendidikan, perlindungan, terdeskriminasi hak suaranya baik dilingkungankeluarga maupun lingkungan sekitarnya. Masih cukup banyak anak yang kurang giziataupun mengidap beberapa penyakit karena dampak lingkungan yang kurang sehatatau anak-anak yang tidak mampu mengakses layanan kesehatan dasar. Di Indonesiamasih terdapat anak dengan status gizi buruk yang dijumpai disejumlah daerah, anakterlantar sebagai korban KDRT maupun penurunan tingkat sosial ekonomi orang tuayang jumlahnya cukup signifikan, masih tingginya kasus kematian bayi dan bolita,meningkatnya jumlah anak nakal dan anak jalanan, banyaknya anak-anak yangterpaksa bekerja atau pekerja anak, banyaknya anak yang terlibat dalam pelanggaranhukum atau anak yang berkonflik hukum, jumlah anak yang memiliki akte kelahiran,serta meningkatnya jumlah anak yang dilacurkan dan korban trafficking dan lainsebagainya.

Maka dari itu pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010tentang Pembangunan Yang Berkeadilan, kesejahteraan sosial anak termasuk dalamskala prioritas pembangunan nasional, yang mengacu pada agenda gerakan nasionalperlindungan Anak.

Tujuan peningkatan kesejahteraan sosial anak dimaksudkan untuk menjamin

Page 128: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 18

terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasisecara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatperlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yangberkualitas, berahlak mulia dan sejahtera.

4.2.2 Kondisi Lingkungan Regional Provinsi Jawa Tengah

Kondisi lingkungan regional yang dapat terkait dengan Kabupaten Blora adalahsebagai berikut:

1. Tingginya Jumlah Penduduk MiskinPersoalan mendesak yang dihadapi oleh Provinsi Jawa Tengah adalah

tingginya jumlah penduduk miskin, yaitu sebesar 6.667.200 orang (20,49%)pada tahun 2007. Pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin, yaitu 6.980.000orang (21,78%). Dengan demikian, selama lima tahun jumlah penduduk miskinhanya berkurang 112.800 orang atau hanya berkurang 1,29%.

2. Tingginya Jumlah PenganggurJumlah penganggur di Jawa Tengah relatif tinggi, yaitu sebesar

1.360.219 orang pada tahun 2007; jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkantahun 2003 sebesar 912.513 orang. Jumlah penganggur ini cenderungbertambah sejalan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang mencaripekerjaan dan terjadinya PHK akibat ancaman terjadinya krisis keuangan global.

3. Tingginya Alih Fungsi L ahan Pertanian ke Non PertanianPermasalahan yang masih terjadi di Jawa Tengah adalah tingginya angka

alih fungsi lahan pertanian ke pertanian lebih kurang sebesar 2% per tahun.Akibat adanya alih fungsi lahan ini adalah berkurangnya total produksi pertanianyang berakibat lanjutan pada berkurangnya ketersediaan pangan.

4. Belum Mera tanya Pelayanan Kesehatan DasarJaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang diprogramkan oleh

pemerintah (pusat) belum menjangkau seluruh keluarga miskin yang ada di JawaTengah. Sementara ada keterbatasan kemampuan anggaran daerah untuk dapatmemenuhi seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat miskin.

5. Masih Rendahnya Realisasi Penanaman ModalPenanaman modal merupakan salah satu solusi bagi terjadinya

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja untuk mengurangi tingginyaangka pengangguran. Perkembangan realisasi investasi untuk PMDN turun daritahun 2006 sebesar 5,070,31 trilyun menjadi 348,93 Milyar rupiah tahun 2007untuk PMDN, dan untuk PMA turun realisasi investasi dari 385,79 Milyar rupiahmenjadi 106,63 Milyar rupiah tahun 2007. Sementara itu dari persetujuan hinggake realisasi investasi tahun 2006 menunjukkan peningkatan, yaitu daripersetujuan sebesar 3,82 trilyun rupiah menjadi 5,079.31 trilyun rupiah. Namuntahun 2007 mengalami penurunan, yaitu dari persetujuan 1,19 trilyun rupiahyang terealisasi hanya 348,93 milyar rupiah untuk PMDN, dan untuk PMA padatahun 2006 terjadi penurunan persetu juan investasi dari 385,79 milyar rupiahmenjadi 142,39 milyar rupiah, dan tahun 2007 turun dari 317,17 milyar rupiahmenjadi 106,63 milyar rupiah.

6. Masih Rendahnya Akses Usaha Kecil dan Mikro terhadap PermodalanUsaha dan Pasar Ekspor

UMKM adalah basis perekonomian yang cukup tangguh di Jawa Tengah.Kontribusi UMKM bagi penyerapan tenaga kerja selama 5 tahun terakhirmenunjukkan peningkatan yang cukup tajam, hampir mencapai 40,59 %.

Page 129: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 19

Sementara itu, jumlah aset UMKM sebesar 4.192 trilyun rupiah pada tahun 2003menjadi 6.106 trilyun rupiah pada tahun 2007 atau meningkat sampai 45,65 %.Sayangnya prestasi ini tidak diimbangi dengan pelayanan permodalan yangdiberikan oleh pemerintah. Beberapa UMKM khususnya yang ditanganiperempuan pengusaha bahkan sulit memperoleh akses permodalan. Selain itupasar ekspor juga sulit untuk ditembus karena selain kualitas produk yang kalahbersaing, juga akses menuju tempat tujuan ekspor belum sepenuhnya mudahterjangkau.

7. Belum Optimalnya Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan Ya ngAmanah (Good Governance)

Tuntutan untuk mewujudkan good governance sudah menjadi salah satuisu penting d Indonesia sejak beberapa tahun lalu, didahului oleh krisis finansialyang terjadi pada tahun 1997-1998 yang meluas menjadi krisis mutidimensi.Krisis tersebut telah mendorong arus balik yang menuntut perbaikan ataureformasi dalam penyelenggaraan negara termasuk birokrasi pemerintahannya.Salah satu penyebab terjadinya krisis multidimensi yang dialami tersebut adalahkarena buruknya atau salah kelola dalam penyelengaraan tata kepemerintahan(poor governance), diindikasikan oleh beberapa hal, antara lain: (1) dominasikekuasaan oleh satu pihak terhadap pihak-pihak lainnya, sehingga pengawasanmenjadi sulit dilakukan; (2) terjadinya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme(KKN); dan (3) rendahnya kinerja aparatur termasuk dalam pelayanan kepadapublik atau masyarakat di berbagai bidang. Pihak-pihak yang dituntut untukmelakukan reformasi tidak hanya negara saja (legislatif, yudikatif, dan eksekutif)tetapi juga dunia usaha/swasta (corporates) dan masyarakat luas (civil society).Secara umum, tuntutan reformasi berupa penciptaan good corporate governancedi sektor dunia usaha atau swasta, penciptaan good public governance dalampenyelenggaraan pemerintahan negara, dan pembentukan good civil society ataumasyarakat luas yang mampu mendukung terwujudnya good governance.

8. Bencana AlamBerbagai macam bencana alam terjadi setiap tahun di Jawa Tengah, baik

banjir, kekeringan, tanah longsor, bencana gunung berapi, kebakaran hutanterjadi di Jawa Tengah. Telah disusun Rencana Aksi Daerah Pengurangan ResikoBencana maka diharapkan pengurangan reskiko bencana dapat diantisipasisebelumnya (mitigasi) bencana.

9. Masalah Penegakkan HukumKesadaran hukum masyarakat masih rendah, demikian halnya penegakan

hukum belum sebagaimana yang diharapkan. Beberapa kasus korupsi banyakyang belum ditindaklanjuti, bahkan kasus yang telah lama hingga tahun 2008belum memperoleh penanganan yang serius. Jawa Tengah adalah barometerdalam hal ketenteraman dan keamanan yang kondusif, namun dalam halpenegakan hukum masih perlu ditingkatkan.

10. Belum Terwujudnya Kesetaran dan Keadilan GenderDua indikator perwujudan keadilan dan kesetaraan gender adalah Indeks

Pembagunan Gender (IPG) dan Indek Pemberdayaan Gender (IDG). IPG JawaTengah sejak tahun 2003 hingga tahun 2007 meningkat sebesar 5 poin, yaitudari 58,9 menjadi 63,9; sedangkan IDG tahun 2003 sebesar 56,2 meningkatmenjadi 59,9 pada tahun 2007, atau naik sebesar 3,7. Meskipun demikian,peningkatan ini lebih rendah dibandingkan provinsi lain. Saat ini IDG JawaTengah menduduki ranking 11 dari 33 provinsi di Indonesia. Ketidakadilan dankesetaraan juga dapat dilihat dari tingginya angka tindak kekerasan terhadapperempuan dan anak.

Page 130: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 20

4.2.3 Isu S trategis Kabupaten BloraIsu strategis pembangunan jangka menengah Kabupaten Blora adalah sebagai

berikut:1. Kurangnya Ketersediaan air

Pada musim kemarau Kabupaten Blora selalu kekurangan air sehinggalahan pertanian tidak bisa berfungsi optimal. Kawasan yang paling ekstrimmengalami kekeringan menurut data tahun 2009/2010, meliputi Kecamatan Jati,Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Sambong, KecamatanJepon dan Kecamatan Ngawen. Selain itu kekeringan yang terjadi pada musimkemarau menyebabkan daya dukung peternakan dan perikanan menjadi tidakoptimal. Pada saat kemarau banyak embung dan waduk yang ada kering. Jumlahembung pada tahun 2008 jumlah waduk atau bendung sebanyak 10 buah danembung sebanyak 78 buah. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk mengatasikekeringan di Kabupaten Blora.

2. Rusaknya infrastruktur perhubungan dan transportasiSampai dengan tahun 2009 kondisi jalan dalam kondisi baik di Kabupaten

Blora masih terbatas. Pada tahun 2009 panjang jalan berkondisi baik sepanjang175,45 km (33,98%), jalan berkondisi sedang sebesar 58,44%, kondisi rusakringan sebesar 4,96%, dan sisanya kondisi rusak berat. Sarana prasaranapenunjang transportasi yang ada di Kabupaten Blora jumlahnya juga masihterbatas, antara lain rambu-rambu lalu lintas sebanyak 267 buah, marka jalansebanyak 30 buah, dan alat pemberi isyarat lalu lintas sebanyak 10 buah. Kondisiini menjadikan angka kecelakaan lalu lintas masih tinggi, yaitu sebanyak 90kasus dengan jumlah korban sebanyak 152 orang pada tahun 2009. Infrastrukturtransportasi seperti terminal, halte dalam kondisi kurang baik dan kurangterawat. Armada angkutan banyak yang tidak masuk terminal dan berhenti padahalte yang telah disediakan.

3. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguranPada tahun 2009 angka kemiskinan di Kabupaten Blora sebesar18,79%

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan. Angkakemiskinan tahun 2008 sebesar 21,46%%. Angka pengangguran terbuka diKabupaten Blora pada tahun 2009 sebesar 6,47% dari angkatan kerja. Apabiladibandingkan dengan tahun 2008 persentasenya meningkat. Angkapengangguran pada tahun 2008 sebesar5,82% dari angkatan kerja.

4. Rendahnya InvestasiInvestasi di Kabupaten Blora pada tahun 2009 sebesar US $ 1.600.000

untuk Penanaman modal asing dan Rp 49.963.132.000,00. Rendahnya investasidiakibatkan oleh kurangnya promosi investasi dan rendahnya daya tarik investasidi Kabupaten Blora. Kabupaaten Blora belum memiliki sarana promosi investasiyang memadai sehingga informasi tentang investasi di Kabupaten Blora belumsepenuhnya diketahui oleh investor.

5. Belum optimalnya penyelenggaraan Clean government dan goodgovernance

Semangat untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawabelum memperoleh hasil optimal. Perwujudan pemerintahan yang bersih danamanah perlu didukung oleh komitmen semua unsur pemerintahan. Tatapemerintahan yang baik, yaitu transparan dan akuntabel masih belum optimal.

Page 131: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 21

Masih banyak temuan yang terjadi pada saat pemeriksaan oleh inspektoratKabupaten Blora.

6. Belum optimalnya p engelolaan pertambangan dan MigasKabupaten Blora memiliki potensi tambang yang cukup besar yaitu kalsit,

batu gamping, phospat, pasir dan beberapa mineral laninnya. Potensi ini perludikembangkan namun tetap mengkaji dari aspek keberlanjutan lingkungan hidup.Pemanfaatannya dilakukan secara efektif dengan menyusun WilayahPertambangan Rakyat (WPR).

Sedangkan potensi migas di Blok Cepu, Blok Gundhi, dan BlokRandugunting perlu optimalisasi pengelolaan baik oleh operator (kontraktor) danhak pengelolaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Blora. Hak pengelolaanyang dimiliki diantaranya adalah Participating Interest (PI) dan dana bagi hasil.Oleh karena itu diperlukan kondusifitas daerah agar eksploitasi migas tidakberdampak negatif baik dari sisi sosial dan ekonomi.

7. Belum Optimalnya produktivitas pertanian dan pemasaran produkpertanian dalam arti luas.

Pertanian di Kabupaten Blora memberikan kontribusi terbesar terhadapPDRB, namun demikian produktivitas pertanian belum optimal, terutama untuktanaman pangan dan hortikulutra. Selain itu pemasaran terhadap produkpertanian juga hanya lingkup regional saja. Bahkan untuk komoditas tertentuhanya dipasarkan di Kabupaten Blora saja. Kurang optimalnya produktivitaspertanian antara lain disebabkan oleh belum optimalnya ketersediaan pupuk dansarana produksi pertanian.

8. Belum Optimalnya pemerataan akses pelayanan pendidikan dan mutupeindidikan baik formal maupun non formal.

Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD/MI pada tahun 2009sebesar 88,43%, APM SMP sebesar 67,05% dan APM SMA sebesar 34,80%menunjukkan bahwa akses pendidikan dasar dan menengah belum merata.Sedangkan angka kelulusan untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA jugamenunjukkan capaian yang rendah pada tahun 2009.

9. Belum Optimalnya ku alitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukankhususnya untuk penduduk miskin.

Kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas masih belum optimal. Tingkatketersediaan obat-obatan dan tenaga medis masih relatif rendah di tingkatPuskesmas. Puskesmas Rawat Inapdi Kabupaten Blora jumlahnya masih sedikit.Demikian juga pelayanan RSUD Kabupaten Blora untuk pelayanan rawat inapkelas III masih belum optimal. Terutama ketersediaan peralatan kesehatanbelum memadai. Selain itu, biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskinjuga dirasakan masih tinggi, sehingga masih memberatkan.

10. Belum optimalnya pembinaan terhadap UMKM , industri danpengelolaan pasar tradisional

Jumlah UMKM di Kabupaten Blora sebanyak 5.858 unit pada tahun2009. Pada sector industri, di Kabupaten Blora pada tahun 2009 terdapatsebanyak 9,877 industri rumah tangga, 1.103 unit industri kecil, dan 26unit industri besar/sedang. Potensi UMKM dan industri yang cukup besartersebut belum diikuti oleh pembinaan yang memadai oleh pemerintahKabupaten Blora sehingga produktivitas dan kinerja UMKM belum optimal. Selainitu pasar tradisional di kabupaten Blora belum dapat berfungsi sebagai pusat

Page 132: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 IV - 22

transaksi perdagangan terbesar di Kabupaten Blora. Pasar tradisional yang adabelum dikelola dengan cukup baik. Akibatnya pasar tradisional kurang dapatmenarik masyarakat dan tidak mampu menjadi tujuan utama masyarakat dalambelanja.

11. Belum optimalnya pelestarian alam dan lingkungan hidup.Pelestarian lingkungan hidup belum dilaksanakan secara optimal terbukti

masih banyaknya kasus pencemaran lingkungan dan juga kasus perusakanlingkungan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Penambangan liar(Penambangan tanpa Ijin) masih banyak dijumpai di Kabupaten Blora yangcenderung merusak lingkungan.

12. Belum optimalnya iklim demokrasi di Kabupaten Blora.Partisipasi pemilih pada pemilu pada tahun 2009menunjukkan penurunan.

Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan jumlah Golongan Putih (Golput) darisebanyak 15,75% pada pemilihan legislatif tahun 2004 menjadi 25,56% padapemilihan legislatif tahun 2009 dan 27,71% pada pemilihan presiden tahun 2009.Di Kabupaten Blora juga masih ditemui kasus demonstrasi, yaitu sebanyak 3 kalipada tahun 2009. Masih adanya kasus demonstrasi yang terjadi di KabupatenBlora menunjukkan bahwa saluran keterbukaan mengemukakan pendapat secarasantun dan langsung kepada yang berkepentingan belum memperolehmekanisme saluran yang memadai. Penyusunan dan pembuatan kebijakan belumsepenuhnya memperhatikan aspirasi masyaraakat secara optimal. Akibatnyamasyarakat cenderung menyalurkan aspirasinya melalui demonstrasi.

Page 133: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 V - 1

BAB VVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 VisiVisi adalah rumusan keadaan masa depan yang ingin dicapai dengan mendasarkan

pada situasi dan kondisi yang ada. Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bloratahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

€Terwuju dnya Pemerintahan yang Bersih Menuju Masyarakat Blorayang Sejahtera •

Berdasarkan visi jangka menengah tersebut, diharapkan seluruhunsur pemerintah daerahKabupaten Blora dapat mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untukmewujudkan pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang sejahtera.

Penjelasan visi jangka menengah Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:1. Pemerintahan yang bersih, mengandung maksud bahwa penyelenggaraan

pemerintahan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (goodgovernance) ditandai pemerintahan yang bebas dari praktek Korupsi, Kolusi danNepotisme (KKN), sumber daya aparatur yang berkualitas dan profesional,mengedepankan pelayanan publik secara optimal, adanya jaminan kebebasanberpendapat,

2. Masyarakat yang sejahtera, mengandung maksud bahwa seluruh masyarakatKabupaten Blora telah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya meliputi sandang,pangan, papan, pendidikan dan kesehatan secara layak. Kondisi ini ditandai tingginyapendapatan per kapita penduduk, pemerataan pendidikan bagi masyarakat, tingginyaderajat kesehatan masyarakat, menurunnya jumlah penduduk miskin, terciptanyaiklim investasi, meningkatnya jumlah lapangan kerja di berbagai sektor usaha,ketersediaan infrastruktur dasar dan terciptanya kelestarian lingkungan hidup.

5.2 MisiSesuai dengan harapan •Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih Menuju

Masyarakat Blorayang Sejahtera‚, maka ditetapkan misi pembangunan jangka menengahKabupaten Blora tahun 2010-2015 sebagai upaya untuk mewujudkan visi, yaitu sebagaiberikut:1. Melanjutkan reformasi birokrasi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, bebas

KKN, berdaya dan berhasil guna disemua bidang pemerintahan dalam rangkameningkatkan pelayanan publik.

2. Mewujudkan pembangunan infrastruktur sampai tingkat pe rdesaan.3. Mewujudkan peningkatan produktivitas pertanian beserta pemasaran hasilnya dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan petani.4. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan lapangan kerja yang luas

bagi masyarakat.5. Mewujudkan pendidikan gratis di tingkat SD / MI dan SMP / MTs serta murah ditingkat

SMA / MA.6. Mewujudkan kesehatan gratis untuk semua jenis pelayanan di puskesmas dan jenis

pelayanan sampai klas 3 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soetijono Blora danRumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soeprapto Cepu.

7. Mewujudkan peningkatan perekonomian lokal dengan mendorong UMKM dan pasartradisional.

8. Mewujudkan perlindungan terhadap kelestarian alam.

Page 134: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 V - 2

9. Menjunjung tinggi hak asasi manusiadan kebebasan berpendapat.5.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi. Tujuan adalahsesuatu atau apa yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu periodeperencanaan, dalam hal ini untuk jangka waktu lima tahun ( 2010-2015). Penetapantujuan didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelahpenetapan visi dan misi. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitusesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi, dalam hal ini olehKabupaten Blora. Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus padapenyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.

Dalam rangka mewujudkan misi-misi jangka menengah Kabupaten Blora, makatujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tata kelolapemerintahan yang baik (Clean and Good Government)

Sasaran tujuan pertama adalah sebagai berikut:1. Terwujudnya kompetensi dan kapabilitas aparatur2. Terwujudnya aparatur yang jujur, berdedikasi tinggi dan memiliki semangat melayani3. Terwujudnya peningkatan transparansi dalam proses perencanaan pembangunan dan

pengelolaan keuangan4. Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat sipil/publik dalam proses

pembangunan5. Terwujudnya peningkatan penerapan anggaran berbasisi kinerja6. Terwujudnya peningkatan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan7. Terwujudnya peningkatan transparansi dalam pengelolaan keuangan8. Terwujudnya peningkatan pendapatan asli daerah9. Terwujudnya peningkatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.10. Terwujudnya peningkatan tata pemerintahan di tingkat desa11. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan pubik di bidang perijinan12. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik di bidang pelayanan administrasi

kependudukan13. Terwujudnya peningkatan pelayanan publik di bidang transportasi14. meningkatnya kualitas pelayanan publik di bidang air bersih, persampahan, air limbah,

listrik, telekomunikasi.

Tujuan 2. Meningkatkan kuali t as dan kuantitas penyediaan dan pemerataaninfrastruktur.

Sasaran tujuan kedua adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana irigasi3. meningkatnya kualitas dan kuantitas air bersih4. Meningkatnya kualitas sanitasi di wilayah permukiman5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas drainase6. Meningkatnya pengelolaan sampah

Tujuan 3. Meningkat kan produktivitas dan daya saing pertanian sertapemasaran produk pertanian

Sasaran tujuan ketiga adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya produktivitas dan daya saing serta pemasaran produk pertanian2. Meningkatnya penguatan kelembagaan kelompok/klaster pertanian.3. Meningkatnya pemanfaatan teknologi pra dan pasca panen.4. Meningkatnya kualitas penyuluh dan petani5. Tercukupinya kebutuhan pupuk dan kelancaran distribusinya.

Page 135: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 V - 3

6. meningkatnya penyediaan sarana produksi pertanian.

Tujuan 4. Meningkatkan iklim investasi dan lapangan kerja bagi masyarakat.Sasaran tujuan keempat adalah sebagai berikut:1. meningkatnya investasi utamanya investasi yang dapat menciptakan peluang kerja.2. meningkatnya kualitas pelayanan perijinan investasi.3. meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi.

Tujuan 5. Meningkatkan akses pemerataan dan mutu pelayanan pe ndidikanSasaran tujuan kelima adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya APK pada semua jenjang pendidikan2. Meningkatnya APM pada semua jenjang pendidikan3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pendidikan non formal dan

formal4. Meningkatnya angka kelulusan5. Menurunnya angka putus sekolah6. Meningkatnya angka melek huruf7. Meningkatnya rata-rata lama sekolah8. Meningkatnya jumlah guru yang bersertifikat

Tujuan 6. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakatSasaran tujuan keenam adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pada penduduk

miskin.2. Meningkatnya usia harapan hidup masyarakat.3. Menurunnya angka kematian ibu dan bayi4. Menurunnya balita gizi kurang dan gizi buruk5. Meningkatkan pembinaan, pengendalian dan penguatan bidang farmasi

Tujuan 7 . Meningkat kan daya saing UMKM dan jejaring pemasaran sertamengoptimalkan peran pasar tradisional

Sasaran tujuan ketujuh adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya produktivitas dan penguatan kelembagaan kelompok/klaster UMKM.2. Meningkatnya UMKM yang mampu meng-akses permodalan.3. Meningkatnya UMKM dalam pemanfatan teknologi tepat guna.4. Meningkatnya jejaring pemasaran produk UMKM baik nasional dan internasional.5. Meningkatnya SDM UMKM yang berjiwa entrepreneur.6. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pasar tradisional.7. Meningkatnya penataannya dan pemanfaatan pasar tradisional.

Tujuan 8 . Mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidup danmeningkakan kelestarian lingkungan hidup

Sasaran tujuan kedelapan adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup2. Meningkatnya kelestarian lingkungan hidup

Tujuan 9 . Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kebebasanberpendapat.

Sasaran tujuan kesembilan adalah sebagai berikut:1. meningkatnya bebasan berpendapat di kalangan masyarakat2. meningkatnya kesadaran masyarakat akan prinsip-prinsip demokrasi

Page 136: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010- 2015 VI - 1

BAB VISTRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 StrategiStrategi yang dipilih dalam mencapai tujuan pembangunan daerah dirinci per

tujuan sebagai berikut:

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tata kelolapemerintahan yang baik (Clean and Good Government)

Strategi untuk mencapai tujuan pertama yaitu:1. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme serta etos birokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan melalui pengembangan pendidikan dan pelatihanaparatur dan studi lanjut serta pembinaan karie r yang berkelanjutan.

2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan pembangunandan penyelenggaraan pemerintahan melalui pengembangan monitoring danevaluasi pelaksanaan program serta pengelolaan keuangan transparan danakuntabel.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan pemanfaatan saranadan prasarana yang ada, kemampuan aparatur pelayanan serta pengembanganstandar pelayanan pada unit-unit pelayanan publik.

Tujuan 2 . Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyediaan danpemerataan infrastruktur.

Strategi untuk mencapai tujuan kedua yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitasdalam memperluas pemerataan pembangunan infrastruktur, melalui swadayamasyarakat, dana pihak ketiga maupun dana pemerintah.

Tujuan 3. Meningkatkan prod uktivitas dan daya saing pertanian sertapemasaran produk pertanian

Strategi untuk mencapai tujuan ketiga yaitu:1. Meningkatan pengendalian, Pencegahan, pemantauan OPT, penanggulangan

penyakit hewan, bencana alam banjir dan kekeringan.2. Meningkatkan Penyediaan sarana produksi ALSINTAN, sarana irigasi melalui

pompanisasi, pengembangan lumbung air,sumur usaha tani serta pemberdayaanP3A.

3. Meningkatkan pelatihan, lomba inovasi, pemberian penghargaan danmeningkatkan partisipasi masyarakat.

4. Meningkatkan intensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi dan penggunaan bibit/benihunggul

5. Meningkatkan kualitas penyuluh pertanian.6. Mengoptimalkan pemberdayaan penyuluh pertanian dalam penyusunan Rencana

definitive kebutuhan pupuk secara tepat.7. Mengoptimalan fungsi Badan pengawas peredaan pupuk dan pestisida dan

pemberian sangsi tegas terhadap distributor pupuk dan obat yang melanggar.8. Mengoptimalkan jaringan suplai dan distribusi pupuk dan Saprodi pertanian yang

telah ada.9. Meningkatkan peran pasar tradisional dan jejaring kemitraan serta promosi dan

akses pemasaran bagi petani.

Page 137: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010- 2015 VI - 2

Tujuan 4. Meningkatkan iklim investasi dan lapangan kerja bagimasyarakat

Strategi untuk mencapai tujuan keempat yaitu:1. Meningkatkan investasi melalui optimalisasi promosi ke berbagai daerah melalui

berbagai media serta mengoptimalkan kerjasama investasi dengan berbagaipihak.

2. Meningkatkan iklim usaha dan investasi melalui optimalisasi pelayanan perijinansatu pintu dan penyederhanaan perijinan yang berkaitan dengan investasi,pemberian insentif kepada investor, mengembangkan regulasi daerah yang proinvestasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi.

Tujuan 5. Meningkatkan akses pemerataan dan mutu pelayananpendidikan

Strategi untuk mencapai tujuan kelima yaitu meningkatkan akses pemerataan dankualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan termasuk pendidikan non formalmelalui fasilitasi bantuan biaya operasional satuan pendidikan pada jenjangpendidikan dasar dan pemberian bantuan biaya operasional satuan pendidikanBOMM pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, peningkatan sarana dan prasaranapendidikan, dan meningkatkan kompetensi guru sesuai standar.

Untuk pendidikan gratis ditekankan pada gratis biaya operasional ditingkat SD / MIdan SMP / MTs baik negeri, maupun swasta. Adapun komponen yang digratiskanadalah :

1. Penerimaan siswa baru.

2. Ujian akhir nasional.

3. Ulangan umum.

4. Surat menyurat / ATK.

5. Peningkatan profesi guru.

6. Transportasi bagi siswa miskin.

7. Pembayaran rekening listrik air dan telephon.

8. Pembelian peralatan dan kebersihan.

9. Perlengkapan kantor.

10. Pemeliharaan bangunan sekolah.

11. Pengadaan buku-buku dan surat kabar.

12. Perjalanan dinas.

13. Alat-alat penerangan / kelistrikan.

Sedangkan kebutuhan pribadi siswa tetap menjadi biaya peserta didik.

Untuk pendidikan murah ditingkat SMA / MA baik negeri maupun swasta melaluibantuan operasional manajemen mutu (BOMM) pada tahap awal gratis biayaoperasional siswa miskin dan pembuatan RKS / RAS dan diupayakan adapeningkatan ditahap berikutnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Tujuan 6. Meningkatkan der ajad kesehatan masyarakat Blora

Strategi untuk mencapai tujuan keenam yaitu meningkatkan cakupan pelayanankesehatan dasar dan rujukan khususnya bagi penduduk miskin melaluipengembangan sistem jaminan kesehatan, peningkatan sarana dan prasaranakesehatan, peningkatan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan usaha promotif danpencegahan, peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat.

Adapun pelayanan gratis yang diberikan pada tahap awal untuk penduduk miskindengan jenis pelayanan :

Page 138: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010- 2015 VI - 3

1. Retribusi rawat jalan dan rawat inap di puskesmas dan Rumah Sakit Umum KelasIII.

2. Tindakan di Puskesmas.

3. Rujukan di Puskesmas.

4. Pelayanan ANC / PNC (pemeriksaan ibu hamil sebelum dan sesudah melahirkan).

5. Biaya persalinan.

Tujuan 7. Meningkatkan daya saing U MKM dan jejaring pemasaran sertamengoptimalkan peran pasar tradisional

Strategi untuk mencapai tujuan ketujuh yaitu:1. Meningkatkan produktifitas Usaha Mikro Kecil dan Menengahmelalui kemudahan

akses modal, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitassumberdaya manusiadan penguatan kelembagaan.

2. Meningkatkan jejaring pemasaran dan kemitraan serta penataan danpemanfaatan pasar tradisional.

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang Usaha Mikro Kecil danMenengah yang berjiwa ent repreneur.

Tujuan 8. Mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidupdan meningkakan kelestarian lingkungan hidup

Strategi untuk mencapai tujuan kedelapan yaitu mengurangi dan mengendalikanpencemaran lingkungan hidup dan meningkakan kelestarian lingkungan hidup,melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan optimalisasi organisasi masyarakatpeduli lingkungan.

Tujuan 9. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kebebasanberpendapat.

Strategi untuk mencapai tujuan kesembilan yaitu meningkatkan kesadaranmasyarakat akan hak dan kebebasan berpendapat melalui optimalisasi pembinaanorganisasi massa dan organisasi karang taruna serta penanaman nilai-nilai demokrasidi kalangan masyarakat.

6.1 Arah KebijakanArah Kebijakan yang diambil dalam memecahkan permasalahan

pembangunan daerah dirinci per tujuan sebagai berikut:

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tata kelolapemerintahan yang baik (Clean and Good Government)

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan pertama yaitu sebagai berikut:1. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan aparatur yang berkualitas dan sesuai

dengan kebutuhan.2. Mengembangkan karier pegawai yang transparan berdasarkan kompetensi yang

dimiliki.3. Menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi pengembangan kamampuan pegawai

dan etos kerja aparatur.4. Meningkatkan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan5. Meningkatkan transparasi dalam pengelolaan keuangan.6. Meningkatkan transparansi perencanaan daerah.7. Meningkatkan pendapatan asli daerah.8. Meningkatkan Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.9. Meningkatkan koordinasi bidang pemerintahan.10. Meningkatkan tata pemerintahan di tingkat desa.

Page 139: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010- 2015 VI - 4

11. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang perijinan12. Meningkatkan kualitas pelayanan Publik di bidang pelayanan administrasi

kependudukan13. Meningkatkan pelayanan publik di bidang transportasi14. Meningkatkan kualitas pelayanan publik d bidang air bersih.

Tujuan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyediaan danpemerataa n infrastruktur

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan kedua yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan2. meningkatkan pembangunan jalan dan jembatan di wilayah strategis3. Meningkatkan kebersihan lingkungan permukiman4. Meningkatkan jangkauan layanan irigasi, air bersih dan pengelolaan sampah

Tujuan 3. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian besertapemasaran hasilnya

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan ketiga yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan produktivitas dan pemasaran produk pertanian unggulan.2. Peningkatan kemampuan pengelolaan lahan, teknik budidaya, pengolahan pasca

panen dan pemasaran serta kemitraan.3. Revitalisasiperan penyuluh pertanian.4. Meningkatkan penyediaan pupuk dan sarana produksi pertanian.5. Meningkatkan pengawasan peredaran dan kelancaran distribusi pupuk dan

pestisida.6. Menguatkan kelembagaan kelompok/klaster pertanian.7. Meningkatkan pengelolaan kesehatan hewan.

Tujuan 4 . Meningkatkan iklim investasi dan lapangan kerja bagimasyarakat

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan keempat yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan sarana prasarana pendukunginvestasi2. Meningkatkan kualitas pelayanan investasi3. Meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya investasi.4. Meningkatkan peluang lapangan kerja

Tujuan 5. Meningkatkan akses pemerata an dan mutu pelayananpendidikan

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan kelima yaitu sebagai berikut:1. Pendidikan murah disetiap jenjang pendidikan2. Meningkatkan kualitas mutu pendidikan

Tujuan 6. Meningkatkan der ajad kesehatan masyarakatArah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan keenam yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu2. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan baik tenaga medis dan

paramedis3. Meningkatkan standar pelayanan minimal dan SOP di setiap sarana kesehatan.

Tujuan 7. Meningkatkan daya saing UMKM dan jejaring pemasaran sertamengoptimalkan peran pasar tradisional

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan ketujuh yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan Produktifitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah2. Mengembangkan pasar tradisional

Page 140: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010- 2015 VI - 5

3. Meningkatkan jiwa entrepreneur Usaha Mikro Kecil dan Menengah4. Meningkatkan jejaring pemasaran dan kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Tujuan 8. Mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidupdan meningka tkan kelestarian lingkungan hidup

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan kedelapan yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup2. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup

Tujuan 9. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kebebasanberpendapat.

Arah kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan kesembilan yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat2. Meningkatkan kesadaran masyarakatakan prinsip-prinsip demokrasi

Keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengahKabupaten Blora tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 141: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-6

Tabel

6.1

Keterkaitan V

isi, Misi, T

ujuan, Sasaran, S

trategi, Arah K

ebijakan dan P

rogram P

embangunan D

aerah Kabupaten B

lora

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

1.M

elanjutkanreform

asibirokrasi

untukm

enciptakanpem

erintahanyang

bersih,bebas

KK

N,

berdaya dan

berhasil guna

disemua

bidangpem

erintahandalam

rangka

meningkatkan

pelayananpublik.

Meningkatkan

kualitaspelayanan publikdengan tatakelolapem

erintahanyang baik (C

leanand G

oodG

overnment)

1.T

erwujudnya kom

petensidan kapabilitas aparatur

2.T

erwujudnya aparatur

yang jujur, berdedikasitinggi dan m

emiliki

semangat m

elayani3.

Terw

ujudnya peningkatantransparansi dalam

prosesperencanaanpem

bangunan danpengelolaan keuangan

4.T

erwujudnya peningkatan

partisipasi masyarakat

sipil/publik dalam proses

pembangunan

5.T

erwujudnya peningkatan

Anggaran berbasisi kinerja

6.T

erwujud

nya peningkatanakuntabilitas dalampenyelenggaraanpem

erintahan7.

Terw

ujudnya peningkatantransparansi dalampengelolaan keuangan

8.T

erwujudnya peningkatan

pendapatan asli daerah9.

Terw

ujudnya peningkatanpengaw

asanpenyelenggaraanpem

erintahan.10.

Terw

ujudnya peningkatan

tata pemerintahan di

tingkat desa

1.M

eningkatkan kom

petensidan

profesionalisme

sertaetos

birokrasi dalam

penyelenggaraanpem

erintahan m

elaluipengem

bangan pendidikan

dan pelatihan aparatur danstudi lanjut serta pem

binaankarier yang berkelanjutan.

2.M

eningkatkan transparansidan akuntabilitas dalamperencanaan pem

bangunandan penyelenggaraanpem

erintahan melalui

pengembangan m

onitoringdan evaluasi pelaksanaanprogram

serta pengelolaankeuangan transparan danakuntabel.

3.M

eningkatkan kualitaspelayanan publik m

elaluipeningkatan pem

anfaatansarana dan prasarana yangada, kem

ampuan aparatur

pelayanan sertapengem

bangan standarpelayanan pada unit-unitpelayanan publik

1.M

engembangkan

pendidikan danpelatihan aparatur yangberkualitas dan sesuaidengan kebutuhan.

2.M

engembangkan karier

pegawai yang

transparan berdasarkankom

petensi yangdim

iliki.3.

Menciptakan iklim

kerjayang kondusif bagipengem

bangankam

ampuan pegaw

aidan

etos kerja aparatur.4.

Meningkatkan

akuntabilitas dalampenyelenggaraanpem

erintahan5.

Meningkatkan

transparasi dalampengelolaan keuangan.

6.M

eningkatkantransparansiperencanaan daerah.

7.M

eningkatkanpendapatan asli daerah.

8.M

eningkatkanP

engawasan

penyelenggaraanpem

erintahan.9.

Meningkatkan

koordinasi bidangpem

erintahan.

1.P

rogram

peningkatan kapasitas

lembaga

perwakilan daerah

2.P

rogram peningkatan pelayanan kedinasan

kepala Daerah/w

akil Kepala D

aerah.3.

Program

P

enataan P

eraturan P

erundang-undangan

4.P

rogram peningkatan sistem

pengawasan

internal dan pelaksanaan kebijakan KD

H5.

Program

P

eningkatan K

erjasama

antarP

emerintah D

aerah6.

Program

pendidikan kedinasan7.

Program

peningkatan

kapasitas sum

berdaya aparatur

8.P

rogram pem

binaan dan pengembangan

aparatur9.

Program

P

engembangan

data dan

informasi

10.P

rogram kerjasam

a pembangunan

11.P

rogram

Pengem

bangan w

ilayahperbatasan

12.P

rogram

Perencanaan

Pengem

banganw

ilayah strategis dan cepat tumbuh

13.P

rogram

Perencanaan

pengembangan

kota-kota m

enengah dan

besarprogrampeningkatan

kapasitas kelem

bagaanperencanaan pem

bangunan daerah14.

Program

perencanaan

pembangunan

daerah15.

Program

perencanaan

pembangunan

bidang ekonomi

16.P

rogram

perencanaan bidang

sosial dan

budaya17.

Program

perencanaan

prasarana w

ilayahdan sum

ber daya alam

Page 142: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-7

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

11.T

erwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan pubik dibidang perijinan

12.T

erwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan publikdi bidang pelayananadm

inistrasi kependudukan13.

Terw

ujudnya peningkatanpelayanan publik di bidangtransportasi

14.m

eningkatnya kualitaspelayanan publik di bidangair bersih, persam

pahan,air lim

bah, listrik,telekom

unikasi

10.M

eningkatkan tatapem

erintahan ditingkat desa.

11.M

eningkatkan kualitaspelayanan publik dibidang perijinan

12.M

eningkatkan kualitaspelayanan P

ublik dibidang pelayananadm

inistrasikependudukan

13.M

eningkatkanpelayanan publik dibidang transportasi

14.M

eningkatkan kualitaspelayanan publik dbidang air bersih.

18.P

rogram

perencanaan pem

bangunandaerah raw

an bencana.19.

Program

Peningkatan dan pengem

banganpengelolaan keuangan daerah

20.P

rogram

Pem

binaan dan

fasilitasiP

engelolaan Keuangan desa

21.P

rogram

Program

P

enataan daerah

otonomi baru

22.P

rogram

peningkatan profesionalism

etenaga

pemeriksa

dan aparatur

pengawasan

23.P

rogram

Penataan

dan penyem

purnaankebijakan

sistem

dan prosedur

pengawasan.

24.P

rogram K

elembagaan perangkat daerah

25.P

rogram

Ketatalaksanaan

perangkatdaerah

26.P

rogram

koordinasi bidang

administrasi

pembangunan

27.P

rogram koordinasi bidang P

erekonomian

28.P

rogram

koordinasi bidang

tatapem

erintahan29.

Program

koordinasi

bidang pem

erintahandesa

30.P

rogram

koordinasi bidang

kesejahteraanm

asyarakat.31.

Program

koordinasi bidang kehumasan

32.P

rogram

penyelenggaraankeprotokolan

daerah.33.

Program

sandi dan telekomunikasi

34.P

rogram P

elayanan pada kecamatan

35.P

rogram

koordinasi dan

pelayanan pada

kelurahan

Page 143: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-8

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

2.M

ewujudkan

pembangunan

infrastruktursam

pai tingkat

perdesaan

Meningkatkan

kualitas dankuantitaspenyediaan danpem

erataaninfrastruktur

1.M

eningkatnya kualitas dankuantitas jalan danjem

batan2.

Meningkatnya kualitas dan

kuantitas sarana danprasarana irigasi

3.m

eningkatnya kualitas dankuantitas air bersih

4.M

eningkatnya kualitassanitasi di w

ilayahperm

ukiman

5.M

eningkatnya kualitas dankuantitas drainase

6.M

eningkatnya pengelolaansam

pah

Meningkatnya kualitas dan

kuantitas dalam m

emperluas

pemerataan pem

bangunaninfrastruktur, m

elalui swadaya

masyarakat, dana pihak ketiga

maupun dana pem

erintah

5.M

eningkatkan kualitasdan kuantitas jalan danjem

batan6.

meningkatkan

pembangunan jalan

dan jembatan di

wilayah strategis

7.M

eningkatkankebersihan lingkunganperm

ukiman

8.M

eningkatkanjangkauan layananirigasi, air bersih danpengelolaan sam

pah

1.P

rogram P

embangunan Jalan dan Jem

batan2.

Program

Rehabilitasi/Pem

eliharaan Jalan danJem

batan.3.

Program

Peningkatan Jalan dan P

enggantianJem

batan4.

Program

T

anggap D

arurat Jalan

danJem

batan5.

Program

Peningkatan S

arana dan Prasarana

Kebinam

argaan6.

Program

P

embangunan

Sistem

Informasi/D

atabase Jalan dan jembatan

7.P

rogram

Pem

bangunan S

aluranD

rainase/Gorong-gorong

8.P

rogram

Rehabilitasi

pembangunan

saranadan prasarana lingkungan

9.P

rogram

pembangunan

Turap/T

alud/Bronjong

10.P

rogram P

engembangan, pengelolaan dan

konversi sungai, danau dan sumber daya

air lainnya11.

Program

pengendalian Banjir

12.P

rogram

Pem

bangunan dan

Pengelolaan

Jaringan Irigasi,

Raw

a dan

JaringanP

engairan Lainnya13.

Program

pengem

bangan kinerja

pengelolaan air minum

14.P

rogram P

enyediaan dan Pengelolaan A

irB

aku15.

Program

Pengem

bangan SP

AM

16.P

rogram

Pengem

bangan kinerja

pengelolaan air limbah

17.P

rogram

peningkatan kualitas

Tem

patP

embuangan A

khir (TP

A)

18.P

rogram

Pengelolaan

persampahan

darisum

ber timbulan sam

pah19.

Program

pengembangan w

ilayah strategisdan cepat tum

buh20.

Program

pem

bangunan infrastruktur

Perdesaan

Page 144: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-9

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

21.P

rogrampengem

bangan kaw

asanperm

ukiman perkotaan dan perdesaan

22.P

rogram pem

binaan teknis bangunan dangedung

23.P

rogram penataan lingkungan perm

ukiman

perkotaan24.

Program

peningkatan

kesiagaan dan

pencegahan bahaya

kebakaran pada

bangunan dan gedung3.

Mew

ujudkanpeningkatanproduktivitaspertanianbesertapem

asaranhasilnya

dalamrangkam

eningkatkankesejahteraanpetani

Meningkatkan

produktivitasdan daya saingpertanian sertapem

asaranprodukpertanian

1.M

eningkatnya produktivitasdan daya saing sertapem

asaran produkpertanian

2.M

eningkatnya penguatankelem

bagaan kelompok

pertanian.3.

Meningkatnya

pemanfaatan teknologi pra

dan pasca panen.4.

Meningkatnya kualitas

penyuluh dan petani5.

Tercukupinya kebutuhan

pupuk dan kelancarandistribusinya.

6.M

eningkatnya penyediaansarana produksi pertanian.

2.M

eningkatan pengendalian,P

encegahan, pemantauan

OP

T, penanggulangan

penyakit hewan, B

encanaA

lam banjir dan kekeringan

3.M

eningkatkan Penyediaan

sarana produksi ALS

INT

AN

,sarana irigasi m

elaluipom

panisasi,pengem

bangan lumbung

air,sumur u

saha tani sertapem

berdayaan P3A

4.M

eningkatkan pelatihan,lom

ba inovasi, pemberian

penghargaan danm

eningkatkan partisipasim

asyarakat5.

Meningkatkan intensifikasi,

rehabilitasi, diversifikasi danpenggunaan bibit/benihunggul

6.M

eningkatkan kualitaspenyuluh pertanian

7.M

engoptimalkan

pemberdayaan penyuluh

pertanian dalampenyusunan R

encanadefinitive kebutuhan pupuksecara tepat

1.M

eningkatkanproduktivitas danpem

asaran produkpertanian unggulan.

2.P

eningkatankem

ampuan

pengelolaan lahan,teknik budidaya,pengolahan pascapanen dan pem

asaranserta kem

itraan.3.

Revitalisasi penyuluh

pertanian4.

Meningkatkan

penyediaan pupuk dansarana produksipertanian.

5.M

eningkatkanpengaw

asanperedaran dankelancaran distribusipupuk dan pestisida.

6.M

enguatkankelem

bagaankelom

pok/klasterpertanian.

7.M

eningkatkanpengelolaankesehatan hew

an.

1.P

rogram P

eningkatan Kesejahteraan petani

2.P

rogram

peningkatan pem

asaran hasil

produksi pertanian/ perkebunan3.

Peningkatan

penerapan teknologi

pertanian/ perkebunan4.

Program

peningkatan

produksipertanian/perkebunan

5.P

rogram

pengembangan

jaringan irigasi

pertanian/perkebunan6.

Program

Pengem

bangan Pertanian O

rganikT

erpadu7.

Program

P

eningkatan kapasitas

kelembagaan petani

8.Program

pemberdayaan penyuluh lapangan

9.P

rogram

penyediaan S

arana produksi

pertanian10.

Program

pencegahan dan penanggulanganpenyakit ternak

11.P

rogram

peningkatan produksi

hasilpeternakan

12.P

rogram

pengembangan

budidayaperikanan

13.P

rogram

pengembangan

budidayaperikanan tangkap

14.P

rogram P

eningkatan penerapan teknologipeternakan

15.P

rogram

peningkatan pem

asaran hasil

produksi peternakan

Page 145: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-10

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

8.M

engoptimalan fungsi

Badan pengaw

as peredaanpupuk dan pestisida danpem

berian sangsi tegasterhadap distributor pupukdan obat yang

melanggar

9.M

engoptimalkan jaringan

suplai dan distribusi pupukdan S

aprodi pertanian yangtelah ada.

10.Meningkatkan peran pasar

tradisional dan jejaringkem

itraan serta promosi dan

akses pemasaran bagi petani.

4.M

enciptakaniklim

investasi

yang baik

danm

eningkatkanlapangan

kerjayang

luas bagi

masyarakat

Meningkatkan

iklim investasi

danlapangan

kerja bagim

asyarakat.

1.M

eningkatnya investasiutam

anya investasi yangdapat m

enciptakanpeluang kerja.

2.M

eningkatnya kualitaspelayanan perijinaninvestasi.

3.M

eningkatnya kesadaranm

asyarakat akanpentingnya investasi.

1.M

eningkatan promosi dan

kerjasama investasi

2.M

embentuk pelayanan

perijinan satu pintu3.

Pem

berinan insentivekepada investor

4.R

egulasi yang pro investasi5.

Meningkatkan kesadaran

masyarakat akan

pentingnya investasi

1.M

eningkatkan saranaprasarana pendukunginvestasi

2.M

eningkatkan kualitaspelayanan investasi

3.M

eningkatkankesadaran m

asyarakatpentingnya investasi.

4.M

eningkatkan peluanglapangan kerja

1.P

rogram peningkatan prom

osi dankerjasam

a investasi2.

Program

peningkatan iklim investasi dan

realisasi investasi3.

Program

pelayanan dan perijinanterpadu

4.P

rogram penyiapan sum

berdaya, sarana danprasarana.

5.M

ewujudkan

pendidikangratis di tingkatS

D/M

I danS

MP

/MT

S serta

murah ditingkat

SMA

/MA

Meningkatkan

aksespem

erataan danm

utu pelayananpendidikan

1.M

eningkatknya AP

K pada

semua jenjang pendidikan

2.M

eningkatnya AP

M pada

semua jenjang pendidikan

3.M

eningkatnya kualitas dankuantitas penyelenggaraanpendidikan non form

al danform

al4.

Meningkatnya angka

kelulusan5.

Menurunnya angka putus

sekolah6.

Meningkatnya angka m

elekhuruf

Meningkatkan

Akses

Pem

erataan dan

kualitaspendidikan pada sem

ua jenjangpendidikan

termasuk

pendidikan non formal m

elaluifasilitasi

bantuan biaya

operasional satuan

pendidikanpada jenjang pendidikan dasardan

pemberian

biayaoperasional

satuanpendidikan

pada jenjang pendidikan SM

A,

peningkatan sarana

danprasarana

pendidikan, dan

meningkatkan kom

petensi gurusesuai standar.

1.P

endidikan murah

disetiap jenjangpendidikan

2.M

eningkatkan kualitasm

utu pendidikan

1.P

rogram pendidikan anak usia dini

2.P

rogram w

ajib belajar pendidikan dasarsem

bilan tahun3.

Program

pendidikan menengah

4.P

rogram P

endidikan Nonform

al5.

Program

Peningkatan m

utu pendidik dankependidikan

6.P

rogram M

anajemen P

elayanan Pendidikan

7.P

rogram P

eningkatan sarana dan prasaranapendidikan

Page 146: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-11

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

7.M

eningkatnya rata-ratalam

a sekolah8.

Meningkatnya jum

lah guruyang bersertifikat

6.M

ewujudkan

kesehatan gratisuntuk

semua

jenis pelayanan

di puskesm

asdan

jenispelayanansam

pai klas 3 dibadan

rumah

sakit B

lora dan

Cepu

Meningkatkan

derajatkesehatanm

asyarakat.

1.M

eningkatnya cakupanpelayanan kesehatan dasardan rujukan padapenduduk m

iskin.2.

Meningkatnya usia harapan

hidup masyarakat.

3.m

enurunnya angkakem

atian ibu dan bayi4.

menurunnya balita gizi

kurang dan gizi buruk5.

Meningkatkan pem

binaan,pengendalian danpenguatan bidang farm

asi

Peningkatan cakupan

pelayanan kesehatan dasar danrujukan khususnya bagipenduduk m

iskin melalui

pengembangan sistem

jaminan

kesehatan, peningkatan saranadan prasarana K

esehatan,M

eningkatkan usaha promotif

dan pencegahan,M

eningkatkan peran serta danpem

berdayaan masyarakat.

1.M

eningkatkan upayapelayanan kesehatansecara profesional danberm

utu2.

Meningkatkan K

ualitasdan kuantitas tenagakesehatan baik tenagam

edis dan paramedis

3.M

eningkatkan standarpelayanan m

inimal dan

SO

P di setiap sarana

kesehatan.

a.P

rogram peningkatan pelayanan kesehatan

anak balitab.

Program

standarisasi pelayanan kesehatanc.

Program

pelayanan kesehatan pendudukm

iskind.

Program

kemitraan peningkatan pelayanan

kesehatane.

Program

Peningkatan K

eselamatan ibu

melahirkan dan anak

f.P

rogram peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat

g.P

rogram peningkatan kualitas dan kuantitas

tenaga medis

7.M

eningkatkanperekonom

ianlokal

denganm

endorongU

MK

M

danpasar tradisional

Meningkatkan

daya saingU

MK

M dan

jejaringpem

asaran sertam

engoptimalkan

peran pasartradisional.

1.M

eningkatnyaproduktivitas danpenguatan kelem

bagaankelom

pok/klaster UM

KM

.2.

Meningkatnya U

MK

M yang

mam

pu meng-akses

permodalan.

3.M

eningkatnya UM

KM

dalam pem

anfatanteknologi tepat guna.

4.M

eningkatnya jejaringpem

asaran produk UM

KM

baik nasional daninternasional.

5.M

eningkatnya SD

M U

MK

Myang berjiw

a entrepreneur.6.

Meningkatnya kualitas dan

kuantitas pasar tradisional.7.

Meningkatnya

penataannya danpem

anfaatan pasartradisional.

1.M

eningkatkan produktifitasU

MK

M m

elalui kemudahan

akses modal, pem

anfaatanIptek, peningkatan kualitasS

DM

dan penguatankelem

bagaan.2.

Meningkatkan jejaring

pemasaran dan kem

itraanserta penataan danpem

anfaatan pasartradisional.

3.M

eningkatkan kualitas SD

MU

MK

M yang berjiw

aentrepreneur.

1.M

eningkatkanP

roduktifitas UM

KM

2.M

engembangkan pasar

tradisional3.

Meningkatkan jiw

aentrepreneur U

MK

M4.

Meningkatkan jejaring

pemasaran dan

kemitraan U

MK

M

1.P

rogram P

engembangan S

istem P

endukungU

saha Bagi U

saha Mikro K

ecil Menengah

2.P

rogram P

engembangan K

ewirausahaan

dan Keunggulan K

ompetitif U

saha Kecil

Menengah

3.P

rogram penciptaan iklim

Usaha K

ecilM

enengah yang kondusif4.

Pengem

bangan sarana pemasaran produk

Usaha M

ikro Kecil M

enengah5.

Program

Pengem

bangan Industri Kecil dan

Menengah

6.P

rogram P

eningkatan Kapasitas Iptek

Sistem

Produksi

7.P

rogram P

eningkatan Kem

ampuan

Teknologi Industri

8.P

rogram P

engembangan S

entra-sentraIndustri potensial

9.P

rogram P

eningkatan Efisiensi

Perdagangan D

alam N

egeri10.

Program

pembinaan pedagang kaki lim

adan asongan.

Page 147: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD

Kabupaten B

lora Tahun 2010

-2015

VI

-12

Misi

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah K

ebijakanP

rogram

8.M

ewujudkan

perlindunganterhadapkelestarianalam

Mengurangi dan

mengendalikan

pencemaran

lingkunganhidup danm

eningkakankelestarianlingkunganhidup

1.M

eningkatnya pengawasan

dan pengendalianpencem

aran lingkunganhidup

2.M

eningkatnya kelestarianlingkungan hidup

Mengurangi dan m

engendalikanpencem

aran lingkungan hidupdan m

eningkakankelestarian

lingkungan hidup, melalui

peningkatan kesadaranm

asyarakat dan optimalisasi

organisasi masyarakat peduli

lingkungan

1.M

eningkatkanpengaw

asan danpengendalianpencem

aran lingkunganhidup

2.M

eningkatkankelestarian lingkunganhidup

1.P

rogram P

engembangan K

inerjaP

engelolaan Persam

pahan2.

Program

Pengendalian P

encemaran dan

Perusakan Lingkungan H

idup3.

Program

Perlindungan dan K

onservasiS

umber D

aya Alam

4.P

rogram R

ehabilitasi dan Pem

ulihanC

adangan Sum

ber Daya A

lam5.

Program

Peningkatan K

ualitas dan Akses

Inform

asi Sum

ber Daya A

lam dan

Lingkungan Hidup

6.P

rogram P

eningkatan pengendalian polusi7.

Program

pengembangan ekow

isata danjasa lingkungan di kaw

asan hutan8.

Program

pengendalian kebakaran hutan9.

Program

pengelolaan Ruang T

erbuka Hijau

(RT

H)

10.P

rogram P

enyedia dan Pengelolaan air

baku11.

Program

Kinerja P

engelolaan air minum

dan air limbah

9.M

enjunjungtinggi

hakasasi

manusia

dan kebebasanberpendapat

meningkatkan

kesadaranm

asyarakatakan hak dankebebasanberpendapat.

1.M

eningkatnya kebebasanberpendapat di kalanganm

asyarakat2.

Meningkatnya kesadaran

masyarakat akan prinsip-

prinsip demokrasi

Meningkatkan kesadaran

masyarakat akan hak dan

kebebasan berpendapat melalui

optimalisasi pem

binaanorganisasi m

assa danorganisasi karang taruna sertapenanam

an nilai-nilaidem

okrasi di kalanganm

asyarakat.

1.M

eningkatkankebebasan berpendapatdi kalangan m

asyarakat2.

Meningkatkan

kesadaran masyarakat

akan prinsip-prinsipdem

okrasi

1.P

rogram pendidikan politik m

asyarakat2.

Program

pengembangan w

awasan

kebangsaan3.

Program

peningkatan keamanan dan

kenyamanan lingkungan

4.P

rogram peningkatan pem

berantasanpenyakit m

asyarakat (pekat)5.

Program

pencegahan dini danpenanggulangan korban bencana alam

Page 148: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -1

BAB VIIKEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 Kebijakan UmumPelaksanaan Pembangunan di Kabupaten Blora dalam kurun waktu 5 tahun

terbagi menjadi tiga tahapan pembangunan, yaitu tahap penyelarasan (2011), tahappeningkatan kualitas pelayanan publik (2012-2013), dan tahap perwujudanmasyarakat Blora yang sejahtera.

A. Tahap Penyelarasan (2011)Tahap ini merupakan tahap penyesuaian program-program yang telah

disusun dengan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bloratahun 2011-2015 serta percepatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.Kebijakan prioritas pembangunan pada tahap penyelarasan pembangunan adalahsebagai berikut:1. Peningkatan pelayanan kesehatan2. Peningkatan wajib belajar pendidikan dasar3. Reformasi birokrasi4. Peningkatan jalan potensial ekonomi5. Peningkatan potensi ekonomi lokal

B. Tahap Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (2012 € 2013)Tahap ini merupakan tahap peningkatan kualitas pelayanan kepada

masyarakat khususnya di bidang pelayanan publik agar terwujud percepatankesejahteraan masyarakat Blora. Kebijakan prioritas pembangunan pada tahappeningkatan kualitas pelayanan publik adalah sebagai berikut:1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan2. Peningkatan pendidikan terjangkau sampai tingkat SLTA3. Pemerataan pembangunan infrastruktur4. Peningkatan penyediaan tempat distribusi barang dan jasa5. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam

C. Tahap perwujudan masyarakat Blora sejahtera (2014 -2015)Pada tahap ini lebih menekankan pada peningkatan kemampuan

masyarakat Blora dalam upaya memiliki daya saing serta kesiapan pengelolaanhasil-hasil produksi pertanian dan sumberdaya alam. Kebijakan prioritaspembangunan pada tahap perwujudan masyarakat Blora sejahtera adalah sebagaiberikut:1. Penguatan pengelolaan potensi ekonomi lokal2. Peningkatan ketrampilan dan kewirausahaan3. Peningkatan kualitas pelayanan publik

7.2 Program Pembangunan7.2.1 Program pada Setiap SKPD

a. Program pelayanan administrasi perkantoranb. Program peningkatan sarana dan prasarana aparaturc. Program peningkatan disiplin aparaturd. Program fasilitas pindah/purna tugas PNSe. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparaturf. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Page 149: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -2

g. Program peningkatan kelancaran pelayanan dan administrasi umum

7.2.2 Program Per UrusanA. Pelayanan Urusan Wajib1. Pendidikan

a. Program pendidikan anak usia dinib. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahunc. Program pendidikan menengahd. Program pendidikan non formale. Program pendidikan luar biasaf. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikang. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

2. Kesehatana. Program obat dan perbekalan kesehatanb. Program Upaya Kesehatan Masyarakatc. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anakd. Program perbaikan gizi masyarakate. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakatf. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balitag. Program pengembangan lingkungan sehath. Program pencegahan dan penanggulangan penyakiti. Program standarisasi pelayanan kesehatanj. Program pelayanan kesehatan penduduk miskink. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatanl. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannyam. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakitn. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit

3. Pekerjaan Umuma. Program Pembangunan Jalan dan Jembatanb. Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorongc. Program Pembangunan turap/talud/brojongd. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatane. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjongf. Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatang. Program tanggap darurat Jalan dan Jembatanh. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatani. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan,j. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnyak. Program penyediaan dan pengolahan air bakul. Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan

sumber daya air lainnyam. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbahn. Program pengendalian banjiro. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuhp. Program pembangunan infrastruktur perdesaaan

4. Perumahan Rakyata. Program pengembangan perumahanb. Program lingkungan sehatc. Program pemberdayaan komunitas perumahan

Page 150: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -3

d. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosiale. Program pengelolaan areal pemakaman

5. Penataan Ruanga. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahanb. Program perencanaan tata ruangc. Program Pemanfaatan Ruangd. Program pengendalian pemanfaatan ruange. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

6. Perencanaan Pembangunana. Program Pengembangan Data/Informasia. Program kerjasama pembangunanb. Program PengembanganWilayah Perbatasanc. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat

Tumbuhd. Program Perencanaan Pengembangan Kota- Kota Menengah dan Besare. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan

Daerahf. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomig. Program Perencanaan Sosial dan Budayah. Program Perencanaan Pembangunan Daerahi. Program Perencanaan Prasarana Wilayah danSumber Daya Alamj. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

7. Perhubungana. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubunganb. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJc. Program peningkatan pelayanan angkutand. Program peningkatan dan pengamanan lalu lintase. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

8. Lingkungan hidupa. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alamb. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alamc. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LHd. Program Peningkatan Pengendalian Polusie. Program Pengembangan Ekowisata Dan Jasa Lingkungan

9. Pertanahana. Program pembangunan sistem pendaftaran tanahb. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan

tanahc. Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan

10. Kependudukan Dan Penc atatan Sipila. Program Penataan Administrasi Kependudukan

11. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anaka. Program keserasian kebijakanpeningkatan kualitas Anak dan Perempuanb. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anakc. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuand. Program Peningkatan Peran Serta Dan Kesertaan Gender Dalam

Pembangunane. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender Dan Anak

12. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahteraa. Program Keluarga Berencana

Page 151: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -4

b. Program kesehatan reproduksi remajac. Program pelayanan kontrasepsid. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang

mandirie. Program promosi kesehatan ibu, bayi, dan anak melalui kelompok kegiatan

di masyarakatf. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRRg. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDSh. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan

pembinaan tumbuh kembang anaki. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADUj. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

13. Sosiala. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnyab. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosialc. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo,d. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,

PSK, Narkoba dan Penyakit SosialLainnya)e. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

14. Ketenagakerjaana. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerjab. Program Peningkatan Kesempatan Kerjac. Program Perlindungan Pengembangan LembagaKetenagakerjaan

15. Koperasi Dan Usaha Kecil Dan M enengaha. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusifb. Program Pengembangan Kewirausahaan dan KeunggulanKompetitif Usaha

Kecil Menengahc. Program Pengembangan Sistem Pendukung BagiUsaha Mikro Kecil Dan

Menengahd. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

16. Penanaman Modala. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasib. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi Investasic. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana Dan Prasarana Daerah

17. Kebudayaana. Program Pengembangan Nilai Budayab. Program Pengelolaan Kekayaan Budayac. Program Pengelolaan Keragaman Budayad. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

18. Kepemudaan Dan Olah Ragaa. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemudab. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaanc. Program Peningkatan Upaya Penumbuhaan Kewirausahaan dan Kecakapan

Hidup Pemudad. Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkobae. Program Peningkatan Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah ragaf. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahragag. Program Pengembangan Kebijakan Manajemen Olah Raga

Page 152: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -5

19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeria. Program pendidikan politik masyarakatb. Program pengembangan wawasan kebangsaanc. Program Pemeliharaan Kamtramtibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminald. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaane. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban Dan

Keamananf. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungang. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)h. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alami. Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandiana. Program peningkatan kapasitas lembagaDewan Perwakilan Rakyat Daerahb. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala

daerahc. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerahd. Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kotae. Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desaf. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDHg. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasanh. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasii. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerahj. Program Penataan Peraturan Perundang-undangank. Program Pendidikan Kedinasanl. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparaturm. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparaturdaerahn. Program Kelembagaan Perangkat Daeraho. Program Ketatalaksanaan Perangkat Daerahp. Program Pendayagunaan Aparatur Daerahq. Program Koordinasi Bidang Administrasi Pembangunanr. Program Pelayanan dan Perijinan Terpadus. Program Koordinasi Terpadu Bidang Perekonomiant. Program Koordinasi Bidang Tata Pemerintahanu. Program Koordinasi Bidang Pemerintahan Desav. Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyatw. Program Koordinasi Bidang Kehumasanx. Program Penyelenggaraan Keprotokolan Daerahy. Program Sandi Dan Telekomunikasiz. Program Koordinasi Dan Pelayanan Pada Kecamatanaa. Program Koordinasi Dan Pelayanan Pada Kelurahan

21. Ketahanan Pangana. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

22. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desaa. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaanb. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

c. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Page 153: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -6

d. Program peningkatan peran perempuan di perdesaane. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

23. Statistika. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

24. Kearsipana. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipanb. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerahc. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipand. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

25. Komunikasi Dan Informatikaa. Program Pengembangan komunikasi, informasi dan media massab. Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasic. Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan Informasid. Kerjasama informasi dan media massae. program penguatan kelembagaan dalam pengelolaan komunikasi dan

informasi daerahf. Program peningkatan kapasitas SDM aparatur pada SKPD yang menangani

urusan bidang komunikasi dan informasi di daerahg. Program peningkatan tata laksana komunikasi dan informatika daerah

26. Perpustakaana. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaanb. Program Penyelamatan dan Pelestarian Koleksi Pustaka

B. Pelayanan Urusan Pilihan1. Pertanian

a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petanib. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunanc. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunand. Program Pemberdayaan Penyuluh Lapangane. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunanf. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternakg. Peningkatan Produksi Hasil Peternakanh. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakani. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakanj. Program pengembangan jaringan irigasik. Program Pengembangan pertanian organikl. Program peningkatan kapasitas kelembagaan petanim. Program penyediaan sarana produksi pertaniann. Program pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit

pertanian/perkebunan

2. Kehutanana. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutanb. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutanc. Program Pelayanan Publik Urusan Kehutanand. Program pengembanganSistem Informasi Geografi Kehutanane. Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Industrif. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahang. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

Page 154: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 VII -7

h. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutani. Program Pelayanan Publik Urusan Kehutananj. Program Pengendalian Kebakaran Hutan

3. Energi dan sumber daya minerala. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambanganb. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi

merusak lingkunganc. Program peningkatan pelayanan usaha pertambangand. Program peningkatan regulasi energi sumber daya dan minerale. Program pembinaan dan pengembanganbidang ketenagalistrikanf. Program pengelolaan dan pengembangan potensi dan teknologi geologi

4. Pariwisataa. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisatab. Program Pengembangan Destinasi Pariwisatac. Program Pengembangan Kemitraan

5. Perikanana. Program pengembangan budidaya perikananb. Program pengembangan perikanan tangkapc. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanand. Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi Perikanan

6. Perdagangana. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdaganganb. Program Peningkatan dan Pengembangan Eksporc. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negerid. Program Pembinaan Pedagang Kakilima Dan Asongan

7. Perindustriana. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksib. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengahc. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industrid. Program Penataan Struktur Industrie. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

8. Transmigrasia. Progam Pengembangan Wilayah Transmigrasib. Program Transmigrasi Regional

Page 155: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 VII I - 1

BAB VIIIINDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITASYANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2011 € 2015 membutuhkan kerangkasistematis yang berisi indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan dana indikatifuntuk mewujudk an program prioritas tersebut. Oleh kerena itu perlu disusun indikasirencana program prioritas dan prakiraan dana yang dibutuhkan untuk mewujudkanprogram tersebut selama lima tahun ke depan. Indikasi rencana program prioritas dankebutuhan pendanaan diuraikan sebagai berikut:

8.1 Ind ikasi Rencana Program PrioritasA. Pendidikan Murah dan Bermutu sampai ke Jenjang Pendidikan

MenengahDengan program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:1. Program PAUD

a. Pembangunan gedung sekolahb. Penyelenggaraan pendidikan anakusia dini

2. Program pendidikan Dasara. Pemberian Biaya Operasional Sekolah kepada siswa SD dan SMPb. Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa

3. Program Pendidikan Menengaha. PenyediaanBantuan Operasional Manajemen Mutu(BOMM)b. Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampuc. Pembinaan minat bakat dan prestasi siswa tingkat SMA

B. Pelayanan Kesehatan Dasar1. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

a. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu hamil dari keluarga kurang mampub. Perawatan secara berkala bagi Ibu hamil bagl keluarga kurang mampuc. Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang mampu.

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakata. Pelayanan kesehatan dasar gratis di puskesmasb. Pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin sampai klas 3 di

badan rumah sakit RS. Dr. Soetijono Blora dan RS. Dr. R. SoepraptoCepu.

3. Program perbaikan gizi masyarakata. Pemberian tambahan makanan dan vitaminb. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan

akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizimikro lainnya

c. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

a. Penyemprotan/fogging sarang nyamukb. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menularc. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

5. Program Standarisasi pelayanan kesehatana. Penyusunan standar pelayanan kesehatanb. Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan

Page 156: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 VII I - 2

6. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/Puskesm as Pembantu dan Jaringannyaa. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap

C. Perbaikan dan Pembangunan Infrastruktur sampai ke Pedesaan1. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

a. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalanb. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong -goronga. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

3. Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa danJaringan Pengairan Lainnya

a. Pembangunan jaringan irigasib. Pembangunanembung

4. Program pembangunan infrastruktur perdesaaana. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaanb. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan

D. Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Pemasaran hasil Pertanian1. Program peningkatan produksi pertanian

a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanianb. Penyediaan sarana produksi pertanianc. Pengembangan bibit unggul pertanian

2. Peningkatan Produksi Hasil Peternakana. Pembangunan sarana dan Prasarana Pembibitan Ternakb. Pembibitan dan Perawatan Ternakc. Pengembangan Agribisnis Peternakan

3. Program Pen ingkatan Kesejahteraan Petania. Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis

4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

a. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksipertanian/perkebunan masyarakat

E. Penciptaan Iklim Investasi dan Lapangan Kerja bagi masyarakat1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

a. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

a. Pengembangan sistem informasi penanaman modalb. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan

penanaman modal

F. Peningkatan perekonomian lokal dengan mendorong UMKM dan pasartradisional1. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro

Kecil Menengaha. Pengembangan klaster bisnisb. Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan

industri menengahc. Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro, kecil, dan menengah

Page 157: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 VII I - 3

2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengaha. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber

dayab. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan

klaster industri3. Program Penataan Struktur Industri

a. Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

a. Pengembangan pasar dan dan distribusi barang/produkb. Rehabilitasi/pemeliharaan pasar daerah

G. Perwujudan Reformasi Birokrasi1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daeraha. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkalab. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan KeuanganDaeraha. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatura. Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNS Daerah

4. Program Penataan Administrasi Kependudukana. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan

H. Perlindungan Terhadap Kelestarian Alam1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidupa. Pemantauan kualitas lingkunganb. Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LingkunganHidupa. Pemantauan kualitas lingkunganb. Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan

I. Perwujudan Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia dan KebebasanBerpendapat1. Program Pendidikan Politik Masyarakat

a. Penyuluhan Kepada Masyarakatb. Koordinasi forum-forum diskusi politik

8.2 Kebutuhan PendanaanDalam rangka mencapai program prioritas dalam pencapaian visi dan misi

RPJMD dibutuhkan alokasi dana bagi kegiatan-kegiatan dalam program tersebut.Kebutuhan dana untuk mencapai program prioritas tersebut adalah sebagai berikut:

Page 158: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RP

JMD K

abupaten Blora T

ahun 2010€

2015V

III-

4

Tabel

8.1

Indikasi Rencana P

rogram yang D

isertaiK

ebutuhan Pendanaan K

abupaten Blora

Tahun 2011

-2015

Page 159: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

A. P

endidikanB

ermutu dn

terjangkausam

pai keJenjangP

endidikanM

enengah

Urusan

Pendidikan

60

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014

Tabel 8.1

Indikasi Rencana P

rogram yang D

isertai Kebutuhan P

endanaan Kabupaten B

lora Tahun 2011-2015

Kondisi K

inerja pada akhirR

PJM

D 2015

SK

PD

Penanggung

jawab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

�V�I�I�I� �4

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Urusan

Pendidikan

60

a.Program

PA

UD

% T

K/R

Am

emiliki

sarana danprasaranabelajar/berm

ain

37,540

421200

441400

461400

481500

503000

Dindikpora

Pem

bangunangedung sekolah

400600

1.0001000

10001000

Penyelenggaraan

pendidikan anakusia dini

100600

400400

5002000

b. Program

Pendidikan D

asar€%

AP

MS

D/M

I86,83

8890

13.30092

14.67394

16.02796

17.00098

21.100D

indikpora

20.10015.627

14.37316.000

13.000

a.P

emberian

Biaya

OperasionalS

ekolahkepada

siswa

SD

dan SM

P

13.000

Pem

binaan minat,

bakat dankreativitas sisw

a200

300400

20.100

300

15.627

10001000

14.37316.000

13.000

a.P

emberian

Biaya

OperasionalS

ekolahkepada

siswa

SD

dan SM

P

13.000

�V�I�I�I� �4

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 160: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

c. Program

Pendidikan

Menengah

%A

PM

SM

A/S

MK

/MA

38,4140

426.769

467.166

4811.900

5019.137

5235.900

Dindikpora

Penyediaan

beasiswa bagi

keluarga tidakm

ampu

3.0002.969

3.3665.500

9.00020.000

3.5006.000

15.0009.500

Penyediaan

bantuanoperasionalm

anajemen

mutu

(BO

MM

)

3.0003.500

�V�I�I�I� �5

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Penyediaan

beasiswa bagi

keluarga tidakm

ampu

3.0002.969

3.3665.500

9.00020.000

Pem

binaan minat

bakat dan prestasisisw

a tingkat SM

A300

300300

400637

900

Jumlah P

rioritasU

rusanP

endidikan19.900

21.26923.239

29.32737.637

60.000

B.P

elayananK

esehatan Dasar

Gratis

Urusan

Kesehatan

1100107

800D

inasK

esehatan1100

105800

100137

1100127

a) Program

peningkatankeselam

atan ibum

elahirkan dananak

Angka

Kem

atian Ibu(per 10.000K

H)

157,39147

Urusan

Kesehatan

1100107

800D

inasK

esehatan1100

105800

100137

1100127

a) Program

peningkatankeselam

atan ibum

elahirkan dananak

Angka

Kem

atian Ibu(per 10.000K

H)

157,39147

�V�I�I�I� �5

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 161: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

1)Penyuluhan

kesehatanbagi

Ibuham

ildari

keluargakurang m

ampu

500300

300300

250250

2)Peraw

atansecara

berkalabagi

Ibuham

ilbagl

keluargakurang m

ampu

500300

300300

250250

�V�I�I�I� �6

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

2)Peraw

atansecara

berkalabagi

Ibuham

ilbagl

keluargakurang m

ampu

500300

300300

250250

3) Pertolongan

persalinan bagi Ibudari keluargakurang m

ampu.

500500

500500

300300

b) Program

Upaya K

esehatanM

asyarakat

Cakupan

pelayanankesehatanrujukanpasienm

asyarakatm

iskin (%)

100100

10012.568

10012.666

10011.900

10014.545

10014.545

Dinas

Kesehatan danR

SU

D B

loradan R

SU

DC

epu

Cakupan

pelayanankesehatanrujukanpasienm

asyarakatm

iskin (%)

100100

100100

100100

100

Cakupan

pelayanankesehatanrujukanpasienm

asyarakatm

iskin (%)

100100

100100

100100

100

1) Pelayanan

kesehatan dasargratis di puskesm

as6.000

6.5137.000

6.9007.500

7.500

�V�I�I�I� �6

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 162: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

2) Pelayanan

kesehatan rujukanbagi pendudukm

iskin sampai klas

3 di badan rumah

sakit Blora dan

Cepu (jam

kesda)

3.5006.055

5.6665.000

7.0457.045

�V�I�I�I� �7

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

2) Pelayanan

kesehatan rujukanbagi pendudukm

iskin sampai klas

3 di badan rumah

sakit Blora dan

Cepu (jam

kesda)

3.5006.055

5.6665.000

7.0457.045

c) Program

Perbaikan G

iziM

asyarakat

Persentase

gizi buruk(%

)0,25

0,30,25

3500,2

4000,15

3700,1

3030,05

303D

inasK

esehatan

1) Pem

beriantam

bahan makanan

dan vitamin

5050

100100

100100

2) Penanggulangan

kurang energiprotein (K

EP

),anem

ia gizi besi,gangguan akibatkurang yodium(G

AK

Y), kurang

vitamin A

dankekurangan zat gizim

ikro lainnya

200200

200200

133133

3) Pem

berdayaanm

asyarakat untukpencapaiankeluarga sadar gizi

100100

10070

7070

2) Penanggulangan

kurang energiprotein (K

EP

),anem

ia gizi besi,gangguan akibatkurang yodium(G

AK

Y), kurang

vitamin A

dankekurangan zat gizim

ikro lainnya

200200

200200

133133

3) Pem

berdayaanm

asyarakat untukpencapaiankeluarga sadar gizi

100100

10070

7070

�V�I�I�I� �7

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 163: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

Cakupan

penemuan

danpenangananpenderitapenyakit D

BD

(%)

100100

100500

100500

100440

100400

100400

Dinas

Kesehatan

Cakupan

penemuan

danpenangananpenderitapenyakit T

BC

BT

A (%

)

33,1435

4550

6065

70

d) Program

Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit M

enular

�V�I�I�I� �8

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Cakupan

penemuan

danpenangananpenderitapenyakit T

BC

BT

A (%

)

33,1435

4550

6065

70

1)Penyem

protan/fogging sarangnyam

uk290

290290

250250

250

2) Pelayanan

pencegahan danpenanggulanganpenyakit m

enular

120120

120100

8080

7070

9090

90

d) Program

Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit M

enular

3) Pencegahan

penularan penyakitendem

ik/epidemik

90

e) Program

Standarisasi

pelayanankesehatan

Standar

pelayanankesehatan(%

)

100100

100100

100100

100100

100100

100100

Dinas

Kesehatan

7070

9090

903) P

encegahanpenularan penyakitendem

ik/epidemik

90

�V�I�I�I� �8

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 164: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

1) Penyusunan

standar pelayanankesehatan

5050

5050

5050

2) Penyusunan

standar analisisbelanja pelayanankesehatan

5050

5050

5050

�V�I�I�I� �9

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

2) Penyusunan

standar analisisbelanja pelayanankesehatan

5050

5050

5050

f) Program

Pengadaan,

Peningkatan dan

Perbaikan S

aranadan P

rasaranaP

uskesmas/P

uskesm

as Pem

bantudan Jaringannya

Jumlah

puskesmas

rawat inap

77

70

70

7856

81000

91000

1)€Peningkatan

puskesmas m

enjadipuskesm

as rawat

inap

00

0856

1.0001.000

Jumlah P

rioritasU

rusanK

esehatan11.950

14.61814.766

14.76617.148

17.148

C. P

erbaikan danpem

bangunaninfrastruktursam

pai keP

edesaan

Jumlah P

rioritasU

rusanK

esehatan11.950

14.61814.766

14.76617.148

17.148

C. P

erbaikan danpem

bangunaninfrastruktursam

pai keP

edesaan

�V�I�I�I� �9

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 165: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

Urusan

Pekerjaan U

mum

1) Program

Pem

bangunanJalan danJem

batan

Panjang Jalan

(Km

)797,62

DP

U

C. P

erbaikan danpem

bangunaninfrastruktursam

pai keP

edesaan

�V�I�I�I� �1�0

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

1) Program

Pem

bangunanJalan danJem

batan

Panjang Jalan

(Km

)797,62

DP

U

26.45926.459

26.45925.000

15.231

a)Pem

bangunanjalan dan Jem

batan

Panjang Jalan

yang akandibangun

34K

m/T

h34

km/T

h17.380

50 Km

/Th

24.00050 km

/Th

24.00050 km

/th24.000

50 Km

/Th

23.00050 K

m/T

h14.231

b) Pem

bangunanJalan P

oros Desa

(jalan Lingkungan)

Pem

bangunan Jalan yangakandibangun

15km

/Th

15K

m/T

h8.018

7,5 Km

/Th

2.4597,5 K

m/th

2.4597,5 km

/th2.459

7,5 km/th

2.0007,5 km

/th1.000

2) Program

Pem

bangunanS

aluranD

rainase/Gorong-

gorong

Persentase

salurandrainase/gorong-gorongkondisi baik(%

)

3033

36,33.000

39,933.000

43,923.000

48,323.000

53,151.000

DP

U

2) Program

Pem

bangunanS

aluranD

rainase/Gorong-

gorong

Persentase

salurandrainase/gorong-gorongkondisi baik(%

)

3033

36,33.000

39,933.000

43,923.000

48,323.000

53,151.000

DP

U

a) Pem

bangunansalurandrainase/gorong-gorong

2.0003.000

3.0003.000

3.0001.000

�V�I�I�I� �1�0

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 166: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

3) Program

Pem

bangunandan P

engelolaanJaringan Irigasi,R

awa dan

JaringanP

engairanLainnya

Persentase

panjangsaluran irigasikondisi baik(%

)

4042

44,15.500

46,315.500

48,623.500

51,052.000

53,61.100

DP

U

Persentase

embung

kondisi baik(%

)

5052,5

55,1357,88

60,7863,81

67

�V�I�I�I� �1�1

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Persentase

embung

kondisi baik(%

)

5052,5

55,1357,88

60,7863,81

67

a) Pem

bangunanjaringan irigasi

2.0001.500

1.5001.500

1.000500

4) Program

pembangunan

infrastrukturperdesaaan

Persentase

Rum

ahtangga(K

K) yang

menggunaka

n air bersih(%

)

61,5962

6412.905

6612.904

011.369

708.546

726.500

DP

U

7.7466.000

11.404

1.0003.000

10.36911.405

6004.000

2.000

a) Pem

bangunanjalan dan jem

batanperdesaan

4.000

1.000

b) Pem

bangunanE

mbung

b) Pem

bangunansarana danprasarana air bersihperdesaaan

5001500

15001000

800500

Jumlah P

rioritasU

rusan PU

33.89847.864

47.86344.328

38.54623.831

7.7466.000

11.40410.369

11.405a) P

embangunan

jalan dan jembatan

perdesaan1.000

�V�I�I�I� �1�1

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 167: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

D.P

eningkatanP

roduktivitasP

ertanian danP

erluasanjangkauanpem

asaran

Urusan P

ertanian

Produksi

pertaniantanam

anpanganutam

a3350

397.2863350

404.7823350

419.774412.278

33501) P

rogrampeningkatanproduksipertanian

374.798382.294

389.2943350

�V�I�I�I� �1�2

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Produksi

pertaniantanam

anpanganutam

a

- Padi

- Jagung329.536

337.774346.013

354.013362.490

370.728378.966

a) Penyuluhan

peningkatanproduksi pertanian(kelom

pok tani)

718782

200846

200910

200974

2001038

2001088

200

b) Penyediaan

sarana produksipertanian(paket/T

h)

13.000

12.900

12.900

12.900

12.900

52.900

c) Pengem

banganbibit unggulpertanian (paket)

1250

1250

1250

1250

1250

5250

3350397.286

3350404.782

3350419.774

412.2783350

1) Program

peningkatanproduksipertanian

374.798382.294

389.2943350

c) Pengem

banganbibit unggulpertanian (paket)

1250

1250

1250

1250

1250

5250

2) Peningkatan

Produksi H

asilP

eternakan

Populasi

produksikom

oditaspeternakanutam

a

217.995220.174

222.3761800

224.6001800

226.8461800

229.1141800

231.4061800

Dinas

Pertanian,

Perkebunan,

Peternakan

dan Perikanan

- Sapi potong

�V�I�I�I� �1�2

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 168: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

a) Pem

bangunansarana danP

rasaranaP

embibitan T

ernak

3 unitkandang danperalatan

3 unitkandangdanperalatan

1.0003 unitkandang danperalatan

8003 unitkandang danperalatan

8003 unitkandang danperalatan

8003 unit kandangdan peralatan

8003 unitkandang danperalatan

800

b) Pem

bibitan danP

erawatan T

ernak

Pengadaan

30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan 30ekor sapi bibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500

100.918101.928

98.93097.950

- Kam

bing102.918

99.91996.981

�V�I�I�I� �1�3

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

b) Pem

bibitan danP

erawatan T

ernak

Pengadaan

30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500P

engadaan 30ekor sapi bibit

500P

engadaan30 ekor sapibibit

500

c) Pengem

banganA

gribisnisP

eternakan

5 paketdem

plotternak

2005 paketdem

plotternak

2005 paketdem

plotternak

2005 paketdem

plotternak

2005 paketdem

plotternak

2005 paketdem

plotternak

200

d) Pengolahan gizi

dan pakan ternak

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

600

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

300

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

300

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

300

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

300

1 unit pabrikpakan ternakm

ini dan 1paketpengem

bangan

300

3) Program

Peningkatan

Kesejahteraan

Petani

Nilai T

ukarP

etani99,62

100100,5

101101,5

102103

3) Program

Peningkatan

Kesejahteraan

Petani

Nilai T

ukarP

etani99,62

100100,5

101101,5

102103

�V�I�I�I� �1�3

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 169: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

a)P

enyuluhandan

pendampingan

petanidan

pelakuagrobisnis

Gapoktan

5797

100134

100175

100214

100259

100295

100

4) Program

Peningkatan

Pem

asaran Hasil

Produksi

Pertanian/

Perkebunan

Rata-rata

jangkauanpasarkom

oditasunggulan

LokalLokal

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

�V�I�I�I� �1�4

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

4) Program

Peningkatan

Pem

asaran Hasil

Produksi

Pertanian/

Perkebunan

Rata-rata

jangkauanpasarkom

oditasunggulan

LokalLokal

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

Kabupatensekitar

a) Penyuluhan

distribusipem

asaran atashasil produksipertanian/perkebunan m

asyarakat

pasar14

14100

16100

17100

18100

19100

20100

Jumlah P

rioritasU

rusan Pertanian

5.3505.350

5.3505.350

5.3505.350

F. P

eningkatanperekonom

ianlokal

Urusan K

operasidan U

MK

MU

rusan Koperasi

dan UM

KM

1) Program

Pengem

banganS

istemP

endukungU

saha Bagi

Usaha M

ikroK

ecil Menengah

Jumlah

Usaha

Mikro,

Kecil

danM

enengah

5.8586.323

6.8257.367

7.9528.583

9.265500

Dinperindagkopdan U

MK

M

�V�I�I�I� �1�4

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 170: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

a) Pengem

banganklaster bisnis

€Jumlah

Usaha M

ikro,K

ecil danM

enengah

120120

100150

100150

100175

100175

100200

100

b) Penyelenggaraan

pembinaan industri

rumah tangga,

industri kecil danindustri m

enengah

UK

M / IK

M200

200350

250350

250350

275350

275350

300350

�V�I�I�I� �1�5

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

b) Penyelenggaraan

pembinaan industri

rumah tangga,

industri kecil danindustri m

enengah

UK

M / IK

M200

200350

250350

250350

275350

275350

300350

c) Penyelenggaraan

promosi produk

usaha mikro, kecil,

dan menengah

UM

KM

1520

5025

5025

5030

5030

5035

50

Jumlah prioritas

urusan koperasidan U

KM

500500

500500

500500

Urusan

Perindustrian

Nilai produksi

industribesar/sedang(ribu rupiah)

302.424.418306.658.360

310.951.577315.304.899

319.719.168324.195.236

328.733.969

Nilai produksi

industri kecil(ribu rupiah)

127.478.500141.603.118

157.292.743174.720.779

194.079.842215.583.888

239.470.583

1) Program

Pengem

banganIndustri K

ecil danM

enengah

Dinperindagkopdan U

MK

MN

ilai produksiindustri kecil(ribu rupiah)

127.478.500141.603.118

157.292.743174.720.779

194.079.842215.583.888

239.470.583

Nilai produksi

indusrirum

ahtangga(ribu rupiah)

328.857.553344.412.515

360.703.227377.764.490

395.632.750414.346.179

433.944.754

1) Program

Pengem

banganIndustri K

ecil danM

enengah

Dinperindagkopdan U

MK

M

�V�I�I�I� �1�5

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 171: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

a) Fasilitasi bagi

industri kecil danm

enengah terhadappem

anfaatansum

ber daya

IKM

150150

100155

100160

100170

100170

100175

100

b) Pem

binaanindustri kecil danm

enengah dalamm

emperkuat

jaringan klasterindustri

IKM

200250

200275

200280

200290

200290

200300

200

�V�I�I�I� �1�6

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

b) Pem

binaanindustri kecil danm

enengah dalamm

emperkuat

jaringan klasterindustri

IKM

200250

200275

200280

200290

200290

200300

200

2) Program

Penataan

Struktur Industri

Jumlah

clusterindustri

yangtelahberkem

bang.

55

66

77

8D

inperindagkopdan U

MK

M

a) Penyediaan

sarana maupun

prasarana klasterindustri

Jml / Jenis

alat13

15200

17200

17200

20200

20200

25200

Jumlah prioritas

urusanperindustrian

500500

500500

500500

Urusan

Perdagangan

1) Program

Peningkatan

Efisiensi

Perdagangan

Dalam

Negeri

Jumlah pasar

kondisi baik7

89

1011

1213

Dinperindagkopdan U

MK

M

1) Program

Peningkatan

Efisiensi

Perdagangan

Dalam

Negeri

Jumlah pasar

kondisi baik7

89

1011

1213

Dinperindagkopdan U

MK

M

�V�I�I�I� �1�6

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 172: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

a) Pengem

banganpasar dan dandistribusibarang/produk

Sarana U

KM

/P

asar Desa

--

10025

10025

10030

10035

10040

100

b) Rehabilitasi/

pemeliharaan pasar

daerah

Sarana P

asarD

aerah13

13500

13500

13500

13500

13500

13500

�V�I�I�I� �1�7

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

b) Rehabilitasi/

pemeliharaan pasar

daerah

Sarana P

asarD

aerah13

13500

13500

13500

13500

13500

13500

Jumlah prioritas

urusanperdagangan

600600

600600

600600

H. P

erlindunganterhadapkelestarian alam

Urusan

LingkunganH

idup

1) Program

Pengendalian

Pencem

aran danP

erusakanLingkunganH

idup

Pelayanan

pencegahanpencem

aranair (%

)

100100

100100

100100

100B

LH

a) Pem

antauankualitas lingkungan

100100

100100

100100

a) Pem

antauankualitas lingkungan

100100

100100

100100

b) Peningkatan

pengelolaanlingkunganpertam

bangan

100100

100100

100100

200200

Jumlah prioritas

Urusan

LingkunganH

idup

200200

200200

�V�I�I�I� �1�7

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 173: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

Urusan

Kehutanan

Program

Rehabilitasi

Hutan dan Lahan

Dinas

Kehutanan

Rehabilitasi lahan

kritis500

500500

500500

500

�V�I�I�I� �1�8

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Rehabilitasi lahan

kritis500

500500

500500

500

Jumlah P

rioritasU

rusanK

ehutanan500

500500

500500

500

I. Perw

ujudanm

enjunjungtinggi hak asasim

anusia dankebebasanberpendapat

Urusan K

esatuanB

angsa danP

olitik Dalam

Negeri

1) Program

Pendidikan

Politik

Masyarakat

Tingkat

partisipasipem

ilih dalampem

ilu (%)

72,2975,24

78,1981,14

84,0987,04

90K

antorK

esbangpol

1) Program

Pendidikan

Politik

Masyarakat

Tingkat

partisipasipem

ilih dalampem

ilu (%)

72,2975,24

78,1981,14

84,0987,04

90K

antorK

esbangpol

a) Penyuluhan

Kepada M

asyarakat100

100100

100100

100

b) koordinasi forum-

forum diskusi politik

5050

5050

5050

�V�I�I�I� �1�8

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 174: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Target

Juta Rp

Kondisi

Kinerja A

wal

RP

JMD

(2009)

Capaian K

inerja Program

dan Kerangka P

endanaan

2014K

ondisi Kinerja pada akhir

RP

JMD

2015S

KP

DP

enanggungjaw

ab

20102011

20122013

Program

prioritasIndikatorK

inerjaP

rogram

150150

150150

150

Jumlah prioritas

Urusan K

esatuanB

angsa danP

olitik Dalam

Negeri

150

�V�I�I�I� �1�9

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Jumlah T

otalB

elanja Program

Prioritas

76.04894.051

96.16898.721

103.631111.279

150150

150150

150

Jumlah prioritas

Urusan K

esatuanB

angsa danP

olitik Dalam

Negeri

150

�V�I�I�I� �1�9

�R�P

�J�M�D

� �K�a�b�u�p�a�t�e�n� �B

�l�o�r�a� �T�a�h�u�n� �2�0�1�0� �-� �2�0�1�5

Page 175: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-1

BAB IXPENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Indikator -indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaanpembangunan Kabupaten Blora dalam kurun waktu tahun 2011-2015 adalah sebagaiberikut:

Tabel 9.1Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015I Aspek

kesejahtera anmasyarakat

A FokusKesejahteraan danpemerataanekonomi

1 Pertumbuhan PDRBADHK (pertumbuhanekonomi) (%)

4,97 4,97-5,00 5,05-5,15 5,16-5,20 5,22-5,32 5,35-5,42 5,45-5,50 Bappeda

2 Laju inflasi (%) 2,91 4 € 9 4 € 9 4 € 9 4 € 9 4 € 9 4 € 9 Bappeda3 PDRB Perkapita ADHB

(ribu Rp)4.691 5.125 5.943 6.531 6.972 7.237 7.785 Bappeda

4 Indeks Gini 0,33 0,32 0,30 0,28 0,27 0,26 0,25 Bappeda5 Indeks Williamson

(Indeks KetimpanganRegional) ADHK

0,23 0,22 0,22 0,21 0,20 0,20 0,19 Bappeda

6 Persentase pendudukdibawah gariskemiskinan (%)

17,50 17,00 16,50 16,00 15,50 15,00 14,50 Bappeda

7 Indeks PembangunanManusia (IPM)

70,39 70,90 71,32 71,89 72,40 72,90 73,50 Bappeda

B FokusKesejahteraanSosial

1 Daya beli masyarakat(ribu Rp)

700 750 800 850 900 950 1.000 Bappeda

2 Angka melek huruf(%)

84 85 88 91 94 97 100 DKK

3 Rata-rata lamasekolah (tahun)

6,2 6,4 6,6 6,8 7,0 7,2 7,4 Dindikpora

4 Angka Harapan Hidup(tahun)

71,32 72,00 72,50 73,00 73,50 74,00 74,50 DKK

5 Angka PartisipasiKasar (%)PAUD (%) 25,49 33,00 41,00 49,00 57,00 65,00 70,00 DindikporaSD/MI (%) 104,29 104 103,67 103 102 101 100 DindikporaSMP/MTs (%) 96,06 96,57 97 97,5 98 99 100 DindikporaSMA/SMK/MA (%) 58,81 60 62 64 66 68 70 Dindikpora

6 Angka partisipasimurniSD/MI (%) 86,83 88 90 92 94 96 98 DindikporaSMP/MTs (%) 67,78 69 75 81 87 91 98 Dindikpora

Page 176: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-2

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

SMA/SMK/MA (%) 38,41 40 44 48 52 56 60 Dindikpora7 Angka Kematian Ibu

(per 100.000 KH)157,39 147 137 127 107 105 100 DKK

8 Angka Kematian Bayi(per 1000 KH)

10,6 10,37 10,2 10,1 10,1 9,8 9,5 DKK

9 Angka Kematian Balita(per 1000 KH)

11,09 11 10,9 10,8 10,7 10,6 10,5 DKK

10 Persentase pendudukyang memiliki lahan(%)

25,04 26 30 35 40 45 50 Bappeda

11 Rasio penduduk(angkatan kerja) yangbekerja (%)

93,53 93,78 94,00 94,25 94,50 94,75 95 Dinakertrans

C Fokus Seni budayadan Olahraga

1 Jumlah groupKesenian

1.228 1.253 1.278 1.303 1.329 1.356 1.383 DPPKKI

2 Jumlah group olahraga 320 340 361 384 408 433 460 DPPKKI

II Aspek PelayananUmum

A Pelayanan UrusanWajib

1 Pendidikana. % anak usia 4-6 tahun

mengikuti programPAUD dan TK/RA

25,49 33 41 49 57 65 70 Dindikpora

b. % TK/RA memilikisarana dan prasaranabelajar/bermain

37,5 40 42 44 46 48 50 Dindikpora

c. % TK/RA menerapkanmanajemen sekolahberbasis sekolahseseuai denganmanual yangditetapkan olehmenteri

47,6 50 56 62 68 72 80 Dindikpora

d. % APM SD/MI 86,83 88 90 92 94 96 98 Dindikporae. % APM SMP/MTs 67,78 69 75 81 87 91 98 Dindikporaf. % Angka Putus

sekolah SD0,21 0,20 0,17 0,12 0,09 0,04 0 Dindikpora

g. % ruang kelas SD/MIsesuai standar

52,08 56 58 60 62 64 66 Dindikpora

h. % SD/MI memilikiLaboratorium IPA danKomputer

0 3 6 9 12 15 18 Dindikpora

i. % SD/MI memilkiperpustakaan sesuaistandar

45,75 50 52 54 56 58 60 Dindikpora

j. % SMP/MTs memilikiLaboratorium IPA danKomputer

0 10 20 30 40 50 70 Dindikpora

k. % SMP/MTs memilkiperpustakaan sesuaistandar

86,62 88 90 91 92 93 95Dindikpora

Page 177: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-3

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

l. % Angka kelulusanUASBN

89,96 92 93 95 96 98 100 Dindikpora

m. % lulusan SD/MImelanjutkan keSMP/MTs

98,07 98,9 98,7 98,09 99,9 99,4 99,7 Dindikpora

n. % Angka PutusSekolah SMP/MTs

0,53 0,45 0,37 0,29 0,21 0,13 0,05 Dindikpora

o. % Angka kelulusanUjian nasional SMP/MTs

83,95 85,2 86,55 88,05 89,55 91,05 92,55 Dindikpora

p. % lulusan SMP/MTsmelan-jutkan keSMA/MA/Kejuruan

80,49 85 86 87 88 89 90 Dindikpora

q. %APM SMA/SMK/MA 38,41 40 42 46 48 50 52 Dindikporar. % angka putus

sekolah0,62 0,60 0,51 0,42 0,33 0,24 0,15 Dindikpora

s. % Kelulusan UNSMA/MA/SMK

95,2 95,5 95,5 96,1 96,5 97 97,5 Dindikpora

t. % lulusan SMKditerima di dunia kerjasesuai dengankeahliannya

0 5 8 11 14 17 20 Dindikpora

u. % penduduk usia 15-44 tahun bisamembaca dan menulis

84 85 88 91 94 97 100 Dindikpora

v. Jumlah orang butaaksara dalamkelompok usia 15-44tahun

3426 2855 2284 1713 1142 571 0 Dindikpora

w. Tersedianya datadasar keksaraan yangdiperbarui secaraterus menerus

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikporax. % penduduk usia

sekolah yang belumsekolah di SD/MI,SMP/MTs danSMA/SMK/MA menjadipeserta didik programpaket A, B dan C

47 50 55 60 65 70 100 Dindikpora

y. % tutor programpaket A, B dan Cmemiliki kualifikasisesuai dengan standarkompetensi yangditetapkan

45 50 55 60 65 70 75 Dindikpora

z. % pusat kegiatanbelajar masyarakatmemiliki sarana danprasarana minimalsesuai dengan standarteknis pembelajaran

75 76 77 78 79 79,5 80 Dindikpora

aa. Tersedianya datadasar kesetaraanSD/MI, SMP/MTs danSMA/SMK/MA yangdiperbarui secaraterus menerus.

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikpora

Page 178: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-4

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015bb. % penduduk putus

sekolah,pengangguran dandari keluarga prasejahtera menjadipeserta didik dalamkursus-kursus/pelatihan/kelompokbelajarusaha/magang

0 6 10 15 20 25 30 Dindikpora

cc. % lembaga kursusmemiliki ijinoperasional daripemerintah ataupemerintah daerah

80 83 86 89 92 97 100 Dindikpora

dd. % lembaga kursusdan lembaga pelatihanterakreditasi

0 5 8 11 13 16 20 Dindikpora

ee. % lulusan kursus,pelatihan, magang,kelompok belajar usahadapat memasuki duniakerja

25 28 31 34 38 41 45 Dindikpora

ff. % tenaga pendidik,instruktur atau pengujipraktekkursus/pelatihan/kelompok belajarusaha/magangmemiiki kualifikasisesuai dengan standarkompetensi yagdipersyaratkan

0 40 45 50 55 60 65 Dindikpora

gg. % lembagakursus/pelatihan/kelompok belajarusaha/magangmemiliki sarana danprasarana minimalsesuai dengan standarteknis yang ditetapkan

50 52 54 56 58 60 62 Dindikpora

hh. Tersedianya datadasarkursus/pelatihan/kelompok belajarusaha/magang yangdiperbarui secaraterus menerus.

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikpora

ii. % penduduk difablemenjadi peserta didikSekolah LB

0 10 11 12 13 14 15 Dindikpora

jj. % angka kelulusan SLB 97 97,5 98 98,5 99 99,5 100 Dindikporakk. % guru SLB memiliki

kualifikasi sesuaidengan standarkompetensi yangditetapkan

35 45 52 59 66 73 80 Dindikpora

ll. % SLB memilikisarana dan prasarana

0 60 62 63 65 67 70 Dindikpora

Page 179: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-5

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015minimal sesuaidengan standar teknispembelajaran

mm. Tersedianya datadasar pendidikankhusus yangdiperbarui secaraterus menerus.

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikpora

nn. % guru yang layakmendidik TK/RAdengan kualifikasisesuai dengan standarkompetensi yangditetapkan secaranasional

30,93 32 34 36 38 40 42 Dindikpora

oo. % guru SD yangsertifikasi

19 20 21 22 23 24 25 Dindikpora

pp. % guru SD/MI layakmengajar

65,70 67 68 69 70 71 72 Dindikpora

qq. % guru SMP/MTsmemiliki kualifikasisesuai dengankompetensi yangditetapkan

90,08 90,5 91 91,5 92 92,5 93 Dindikpora

rr. % guru SMP/MTsyang bersertifikasi

22 23 24 25 26 27 28 Dindikpora

ss. % guru SMA/SMK/MAyang bersertifikasi

43 44 45 46 47 48 49 Dindikpora

tt. % Guru SMA/SMK/MAlayak mengajar

88,87 90 92 94 96 98 100 Dindikpora

uu. % Lembaga PAUDmemiliki tatakeloladan citra yang baik.

0 20 25 30 35 40 45 Dindikpora

vv. % SD/MI menerapkanManajemen Ber-basisSekolah (MBS).

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikporaww. % SMP/MTs

menerapkanManajemen Ber-basisSekolah (MBS).

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikporaxx. % SMA/SMK/MA

melaksanakanProgram MBS denganBaik.

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dindikporayy. Penerapan Sistem

Manajemen Mutu(SMM) ISO 9001-2000/ sekolah RSBI (unit)

0 7 8 9 10 11 12 Dindikpora

2 Kesehatana. Cakupan kunjungan Ibu

hamil K490 90 93 96 98 100 100 DKK

b. Cakupan komplikasikebidanan yangditangani (%)

100 75 80 85 90 95 100 DKK

c. Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan yang

88,62 91 93 96 98 99 99 DKK

Page 180: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-6

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015memiliki kompetensikebidanan (%)

d. Cakupan pelayanannifas (%)

92 92 95 97 98 99 100 DKK

e. Cakupan neonatusdengan komplikasiyang ditangani (%)

100 30 45 60 70 80 90 DKK

f. Cakupan kunjunganbayi (%)

98,64 93 94 95 96 97 98 DKK

g. CakupanDesa/kelurahanUniversal ChildImmunization (UCI)(%)

76,90 80 85 90 95 100 100 DKK

h. Cakupan pelayanananak balita (%)

0 55 65 75 90 95 95 DKK

i. Cakupan pemberianmakanan pendampingASI pada anak usia 6 -24 bulan keluargamiskin

14,00 28,33 42,66 56,99 71,32 85,65 100 DKK

j. Cakupan Balita GiziBuruk mendapatperawatan (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

DKKk. Cakupan Penjaringan

kesehatan siswa SDdan setingkat (%)

0 80 87 93 95 100 100 DKK

l. Cakupan penemuandan penangananpenderita penyakitTBC BTA (%)

33,14 35 45 50 60 65 70 DKK

m. Cakupan penemuandan penangananpenderita penyakitDBD (%)

100 100 100 100 100 100 100 DKK

n. Cakupan pelayanankesehatan rujukanpasien masyarakatmiskin (%)

100 100 100 100 100 100 100 DKK

o. Cakupan pelayanangawat darurat level 1yg harus diberikansarana kesehatan (RS)di Kab/Kota (%)

100 100 100 100 100 100 100 DKK

p. Cakupan Desa/Kelurahan mengalamiKLB yang dilakukanpenyelidikanepidemiologi < 24jam (%)

100 100 100 100 100 100 100 DKK

q. Cakupan Desa SiagaAktif (%)

4,10 30 40 50 60 70 80 DKK

r. Persentase RumahTangga bersanitasi (%)

75 76 77 78 79 80 80 DKK

s. Persentase rumahtangga pengguna airbersih (%)

61 65 69 73 76 81 85 DKK

t. Persentase gizi buruk 0,25 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 DKK

Page 181: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-7

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015(%)

u. Angka Kematian Ibu(per 10.000 KH)

157,39 147 137 127 107 105 100 DKK

v. Angka Kematian Bayi(per 1000 KH)

10,6 10,37 10,2 10,1 10,1 9,8 9,5 DKK

w. Angka Kematian Balita(per 1000 KH)

11,09 11 10,9 10,8 10,7 10,6 10,5 DKK

3 Pekerjaan Umuma. Panjang jalan (km) 797,62 797,62 797,62 797,62 797,62 797,62 797,62 DPUb. Persentase panjang

jalan kondisi baik (%)15,70 18,84 22,60 27,12 32,55 39,06 42,96 DPU

c. Persentase panjangjalan permukaanberaspal (%)

45,00 47,25 49,61 52,09 54,70 57,43 60,30 DPU

d. Persentase jembatankondisi baik (%)

57,89 60,79 63,83 67,02 70,37 73,89 77,58 DPU

e. Persentase salurandrainase/gorong-gorong kondisi baik(%)

30 33 36,3 39,93 43,92 48,32 53,15 DPU

f. Persentase panjangsaluran irigasi kondisibaik (%)

40 42 44,10 46,31 48,62 51,05 53,60 DPU

g. Persentase embungkondisi baik (%)

50 52,5 55,13 57,88 60,78 63,81 67 DPU

h. Persentase wadukkondisi baik (%)

50 52,5 55,13 57,88 60,78 63,81 67 DPU

4 Perumahan Rakyata. Cakupan lingkungan

perumahan yangsehat dan aman yangdidukung denganprasarana, sarana danutilitas (PSU)

0 50 60 70 80 90 100 DPU

b. cakupan ketersediaanrumah layak huni (%)

62 65 68 71 74 77 80 DPU

c. cakupan layananrumah layak huni yangterjangkau (%)

49,17 51,34 53,51 55,68 57,85 60 DPU

d. Jumlah rumah korbanbencana alam yangterehabilitasi (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

DPUe. Jumlah pemakaman

yang terpeliharadengan baik (unit)

0 28 30 35 40 45 50 DPU

5 Penataan Ruanga. Jumlah dokumen

penataan ruangkecamatan (buah)

0 1 3 4 5 6 7 DPU

b. Jumlah kasuspelanggaran tataruang (kasus) 0 0 0 0 0 0 0

(TargetKonservatif,dipertahankan)

DPU

Page 182: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-8

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015c. Jumlah bangunan

ber-IMB (unit)180 184 188 192 196 200 205 DPU

6 PerencanaanPembangunan

a. Jumlah dokumenperencanaanpengembanganwilayah strategis dancepat tumbuh (buah)

2 2 2 3 2 2 2 Bappeda

b. Jumlah dokumenperencanaan kota(buah)

2 1 2 1 1 1 1 Bappeda

c. Jumlah dokumenperencanaanpembangunanekonomi (buah)

1 2 2 2 2 2 2 Bappeda

d. Jumlah dokumenperencanaanpembangunan sosialbudaya (buah)

2 2 3 2 2 3 3 Bappeda

e. Jumlah dokumenperencanaanpembangunan daerah(buah)

2 2 5 2 2 2 2 Bappeda

f. Ketersediaan dokumenperencanaanprasarana wilayah dansumberdaya alam(buah)

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Bappeda

g. Jumlah DokumenPengendalian EvaluasiMonitoring

5 7 7 7 7 7 8 Bappeda

7 Perhubung ana. Jumlah penumpang

semua moda angkutanumum dalam setahun(orang)

2.376.429 2.398.292 2.420.356 2.442.624 2.465.096 2.487.775 2.510.662 DPPKKI

b. Persentase sarana danprasarana LLAJ dalamkondisi baik (%)

60 63 67 71 74 77 80 DPPKKI

c. Persentasekendaraanwajib uji yang telahdilakukan ujikendaraan (%)

70 90 92 94 96 98 100 DPPKKI

d. Persentase kendaraanyang layak jalan (%)

90,98 75 80 85 90 95 100 DPPKKI

e. Jumlah kasuskecelakaan lalu lintas(kasus)

152 134 116 98 80 62 44 DPPKKI

8 Lingkungan hidupa. Persentase sampah

yang terangkut (%)5,00 9,17 13,34 17,51 21,68 25,85 30 DPU

b. Pelayananpencegahanpencemaran air (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

BLH

Page 183: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-9

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015c. Pelayanan tindak

lanjut pengaduanmasyarakat akibatadanya dugaanpencemaran dan/atauperusakan lingkunganhidup (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

BLH

d. Luas lahan kritis (ha) 833,95 668,91 536,53 430,35 345,19 276,87 222,08 Dinhute. Pelayanan informasi

status kerusakanlahan dan/atau tanahuntuk produksibiomassa(%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

Dinhut

f. Pelayananpencegahanpencemaran udaradari sumber tidakbergerak (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

BLHg. Persentase luas RTH

(taman dan makam)terhadap luas wilayah(%)

1,95 3,29 4,63 5,97 7,31 8,65 10 BLH

9 Pertanahana. Jumlah permohonan

pensertifikatan tanahke Pemkab (ha)

- 24,3 26 28 30 31 33 DPU

b. Persentase luas lahanbersertifikat (%)

59,28 62,73 66,18 69,63 73,08 76,53 80,00 DPU

c. Jumlah kasus/konfliksengketa tanah miliknegara yangterselesaikan (%)

100 100 100 100 100 100 100 DPU

10 Kependudukan DanCatatan Sipil

a. Jumlah TempatPerekaman DataKependudukanKecamatan yangterhubung denganjaringan SIAK(kecamatan)

16 16 16 16 16 16 16

(TargetKonservatif,dipertahankan)Dindukcapil

b. PersentaseKepemilikan AktaKelahiran (%)

51,84 60,17 68,50 76,83 85,16 93,49 100 Dindukcapil

c. PersentaseKepemilikian KTP bagiwajib KTP (%)

46,06 45,21 58,26 62,16 69,26 71,15 85 Dindukcapil

d. PersentaseKepemilikan KK bagisetiap keluarga diKabupaten Blora (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)Dindukcapil

11 PemberdayaanPeremp uan DanPerlindungan Anak

Page 184: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-10

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015a. Persentase perempuan

dalam eksekutif (PNS)(%)

42,00 43,33 44,66 45,99 47,32 48,65 50 BPMP dan KB

b. Pesentase perempuandalam lembagalegislatif (%)

24 24 24 24 24 24 35 BPMP dan KB

c. Jumlah pusatpelayanan terpadupemberdayaanperempuan dan anak(P2TP2A) di tingkatkecamatan dankabupaten (unit)

1 1 5 9 12 15 17 BPMP dan KB

d. Jumlah Focal Pointyang terbentuk (unit)

0 46 46 46 46 46 46 BPMP dan KB

e. Cakupan perempuandan anak korbankekerasan yangmendapatkanpenangananpengaduan olehpetugas terlatih didalam unit pelayananterpadu (%).

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)BPMP dan KB

f. Cakupan perempuandan anak korbankekerasan yangmendapatkan layanankesehatan oleh tenagakesehatan terlatih diPuskesmas mamputatalaksana KTP/A danPPT/PKT di RS (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)BPMP dan KB

g. Cakupan layananrehabilitasi social yangdiberikan oleh petugasrehabilitasi sosialterlatih bagiperempuan dan anakkorban kekerasan didalam unit pelayananterpadu (%).

0 75 75 75 75 75 75

(TargetKonservatif,dipertahankan)BPMP dan KB

h. Cakupan layananbimbingan rohani yangdiberikan oleh petugasbimbingan rohaniterlatih bagiperempuan dan anakkorban kekerasan didalam unit pelayananterpadu (%).

0 50 55 60 65 70 75 BPMP dan KB

i. Cakupan penegakanhukum dari tingkatpenyidikan sampaidengan putusanpengadilan atas kasus-

0 50 56 62 68 74 80 BPMP dan KB

Page 185: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-11

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015kasus kekerasanterhadap perempuandan anak (%).

j. Cakupan perempuandan anak korbankekerasan yangmendapatkan layananbantuan hukum (%)

0 30 34 38 42 46 50 BPMP dan KB

k. Cakupan layananpemulangan bagiperempuan dan anakkorban kekerasan.(%)

0 30 34 38 42 46 50 BPMP dan KB

l. Cakupan layananreintegrasi sosial bagiperempuan dan anakkorban kekerasan.(%)

0 60 68 76 84 92 100 BPMP dan KB

m. Jumlah KasusKekerasan dalamRumahtangga (kasus)

6 6 0 0 0 0 0 BPMP dan KB

12 Keluarga BerencanaDan KeluargaSejahtera

a. Cakupan PasanganUsia Subur yangisterinya dibawah usia20 tahun (%)

0 50 38,37 26,74 15,11 3,5 0 BPMP dan KB

b. Cakupan sasaranPasangan Usia Suburmenjadi Peserta KBaktif (%) (SDKI)

0 77,95 79,36 80,77 82,18 83,59 85 BPMP dan KB

c. Cakupan PUS yangingin ber-KB tidakterpenuhi(unmetneed) (% )

11,95 10,56 9,17 7,78 6,39 5 3,61 BPMP dan KB

d. Cakupan PUS pesertaKB anggota UsahaPeningkatanPendapatan KeluargaSejahtera (UPPKS)yang ber-KB (%)

0 50 59,25 68,5 77,75 87 96,25 BPMP dan KB

e. Cakupan penyediaanalat dan obatkontrasepsi untukmemenuhi permintaanmasyarakat (%)

0 30 30 30 30 30 30 BPMP dan KB

f. Ratio petugasPembantu Pembina KBKelurahan/Desa(PPKBD)(orang/desa)

1 1 1 1 1 1 1

(TargetKonservatif,dipertahankan)BPMP dan KB

g. Ratio PenyuluhKB/Petugas LapanganKB

1 per 5desa

1 per 5desa

1 per 4desa

1 per 4desa

1 per 3desa

1 per 3desa

1 per 2 desa BPMP dan KB

h. Jumlah PIK-KRR aktif(buah)

88,89 90,74 92,59 94,44 96,29 98,14 100 BPMP dan KB

i. Cakupan anggota BinaKeluarga Balita (BKB)

0 50 55 60 65 70 72 BPMP dan KB

Page 186: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-12

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015ber-KB (%)

j. Cakupan penyediaaninformasi data mikrokeluarga di setiapDesa/Kelurahan

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)BPMP dan KB

k. Remaja yang menjadianggota BKR (%)

72 72 75 80 80 85 90 BPMP dan KB

l. Lansia yang menjadianggota BKL (%)

57 57 60 65 70 80 90 BPMP dan KB

13 Sosiala. Persentase PMKS yang

memperoleh bantuansosial untukpemenuhankebutuhan dasar (%)

50 50 56 62 68 74 80 Dinakertrans

b. Persentase PMKS yangmenerima programpemberdayaan sosialmelalui KelompokUsaha EkonomiBersama (KUBE) ataukelompok sosialekonomi sejenisnya (%)

1 50 56 62 68 74 80 Dinakertrans

c. Persentase panti sosialyang menyediakansarana dan prasaranapelayanankesejahteraan sosial(%)

50 50 56 62 68 74 80 Dinakertrans

d. Persentase wahanakesejahteraan sosialyang menyediakansarana dan prasaranapelayanankesejahteraan sosial(%)

1 10 20 30 40 50 60 Dinakertrans

e. Persentase korbanbencana yangmenerima bantuansosial selama masatanggap darurat (%)

50 80 80 80 80 80 80 Dinakertrans

f. Persentase korbanbencana yangdievakuasimenggunakan saranaprasarana tanggapdarurat (%)

0 80 80 80 80 80 80 Dinakertrans

g. Persentasepenyandang cacatmental fisik danmental serta lanjutusia tidak potensialyang telah menerimabantuan sosial (%)

1 30 32 34 36 38 40 Dinakertrans

14 Ketenagakerjaan

Page 187: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-13

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015a. Persentase peserta

pelatihan keterampilanbagi pencari kerjayang diterima kerja(%)

50 80 84 88 92 96 100 Dinakertrans

b. Rasio penduduk(angkatan kerja) yangbekerja (%)

93,53 93,78 94 94,25 94,50 94,75 95 Dinakertrans

c. Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (%)

82,2 83,5 84,8 86,1 87,4 88,7 90 Dinakertrans

d. Tingkat PengangguranTerbuka (%)

6,47 6,14 5,81 5,48 5,15 4,82 4,5 Dinakertrans

e. Persentasepenempatan tenagakerja dibandingkanpenawaran tenagakerja (%)

20,36 25,3 30,24 35,18 40,12 45,06 50 Dinakertrans

f. Persentase kasusperselisihan tenagakerja yangterselesaikan (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)Dinakertrans

g. Jumlah tenaga kerjayang memperolehjaminan sosial tenagakerja (jamsostek) (%)

10 10 15 20 25 30 35 Dinakertrans

h. Rasio UMK terhadapKHL(%)

95 97,10 98,35 100 100 100 100 Dinakertrans

15 Koperasi Dan UsahaKecil DanMenengah

a. Jumlah Usaha Mikro,Kecil dan Menengah(unit)

5.858 6.323 6.825 7.367 7.952 8.583 9.265Dinperindagko

p & UMKM

b. Persentase UMKMyang telah berbadanhukum (memiliki ijinusaha) (unit)

11,86 15,49 19,12 22,75 26,38 11,86 30Dinperindagko

p & UMKM

c. Persentase usahamikro, kecil danmenengah yang dapatmengakses kredit/pembiayaan bank(unit)

8,23 11,86 15,49 19,12 22,75 26,38 30Dinperindagko

p & UMKM

d. Persentase koperasiaktif (%)

80,31 83,59 86,87 90,15 93,43 96,71 100Dinperindagko

p & UMKM

16 Penanaman Modala. Nilai Realisasi investasi

PMA (US $)1.600.000 1.866.677 2.133.354 2.400.031 2.666.708 2.933.385 3.200.000 BPMPP

b. Nilai realisasi investasiPMDN (milyar rupiah)

49,96 58,29 66,62 74,95 83,28 91,61 99,92 BPMPP

c. Persentase realisasiinvestasi PMDN dariperijinan investasiyang disetujui (%)

- 80 84 88 92 96 100 BPMPP

d. Rata-rata waktupenyelesaian 1 jenis

12 Jam 10 Jam 8 Jam 6 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam BPMPP

Page 188: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-14

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015perijinan

17 Kebudayaana. Jumlah pengiriman

pementasan senidaerah di luar daerah(kali)

3 3 4 5 6 7 8 DPPKKI

b. Jumlah kelompok senidaerah (kelompok)

1.228 1.244 1.260 1.277 1.293 1.310 1.327 DPPKKI

c. Persentase BendaPurbakala danpeninggalan sejarahyang ditandai sebagaibenda cagar budaya(%)

50 50 60 70 80 90 100 DPPKKI

d. Jumlah mitra dalampengelolaan kekayaanbudaya (%)

3 3 4 5 6 7 8 DPPKKI

18 Kepemudaan DanOlah Raga

a. Jumlah pemudaberprestasi (orang)

67 72 77 82 88 94 100 DPPKKI

b. Persentase organisasikepemudaan yangtelah dibina (%)

33,70 36,1 38,6 41,3 44,2 47,3 50,6 DPPKKI

c. Jumlah KelompokPemuda Produktif(KUPP) (kelompok)

47 54 62 71 82 95 109 DPPKKI

d. Jumlah atlet yangmemperoleh medalipada PORDA JawaTengah (orang)

57 62,7 69,0 75,9 83,5 91,8 101,0 DPPKKI

19 Kesatuan BangsaDan Politik DalamNegeri

a. Tingkat partisipasipemilih dalam pemilu(%)

72,29 75,24 78,19 81,14 84,09 87,04 90Kantor

Kesbangpol

b. Jumlah kasus tindakkriminalitas (kasus)

307 269 231 194 156 118 80Kantor

Kesbangpolc. Jumlah Linmas

(orang)8.422 8.594 8.769 8.948 9.131 9.317 9.507 Satpol PP

d. Jumlah relawanbencana kabupaten(orang)

218 230 243 256 270 285 301 Satpol PP

20 Otonomi Daerah,PemerintahanUmum,AdministrasiKeuangan Daerah,Perangkat Daerah,Kepegawaian DanPersandian

Page 189: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-15

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015a. Persentase

pelaksanaanfungsiDPRD.- fungsi legislasi:- fungsi pengawasan- fungsi penganggaran

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

SekretariatDPRD

b. Jumlah Perda yangditetapkan (buah)

3 15 17 17 18 19 21Sekretariat

DPRDc. Persentase

pelaksanaan kegiatankedinasan kepaladaerah (%)

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)

SekretariatDaerah

d. Waktu penyelesaianbuku APBD murni(bulan)

Maret Maret Pebruari Pebruari Januari Januari Desember DPPKAD

e. Status audit keuangandaerah

Wajardengan

pengecualian

Wajardenganpengecu

alian

Wajardenganpengecu

alian

Wajardenganpengecu

alian

Wajardenganpengecu

alian

Wajartanpa

pengecualian

Wajartanpa

pengecualian

DPPKAD

f. Persentase tenagapemeriksa yangprofesional (%)

80 70 80 80 80 80 90 Inspektorat

g. Jumlah jenispelayanan secaraonline (jenis)

0 0 2 4 6 8 10 BPMPP

h. Jumlah MoUkerjasama antarpemerintah daerah(buah)

4 4 4 5 6 7 8 Bappeda

i. Persentasekeberhasilanpendidikan kedinasanterhadap peningkatankinerja PNS (%)

70 75 80 85 90 95 100 BKD

j. Persentasekeberhasilanpeningkatan kapasitasaparatur terhadappeningkatan kinerjaPNS (%)

65 75 80 85 90 95 100 BKD

21 Ketahanan Pangana. Jumlah desa rawan

pangan (desa) 25 20 16 12 8 4 0Kantor

KetahananPangan

b. Skor PolaPanganHarapan (%) 85 86,66 88,32 89,98 91,64 93,30 95

KantorKetahanan

Panganc. Tingkat Konsumsi

protein hewani(gram/kapita/hari)

58,9 59,92 60,94 61,96 62,98 64,00 65,00Kantor

KetahananPangan

d. Tingkat konsumsienergi (kkal/kap/hari) 2.397 2.414 2.431 2.448 2.465 2.482 2.500

KantorKetahanan

Pangan

22 PemberdayaanMasyarakat Dan

Page 190: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-16

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015Desa

a. Jumlah kelembagaanmasyarakat/organisasimasyarakat pedesaanyang dibina (unit )

197 214 230 247 264 280 295 BPMP dan KB

b. Jumlahdesa/kelurahan yangtelah terjangkauprogram PNPMmandiri (desa/kel)

250 267 283 300 317 333 295 BPMP dan KB

c. Rata-rata persentasetingkat partisipasimasyarakat dalampembangunan desa(stimulan) (%)

0 25 30 35 40 45 50 BPMP dan KB

d. Persentase PKK aktif(%)

93,44 94,53 95,62 96,71 97,8 98,89 100 BPMP dan KB

e. Persentase PosyanduAktif (%)

96,76 97,3 97,84 98,38 98,92 99,46 100 BPMP dan KB

23 Statistika. Jumlah dokumen

statistik dasar sesuaidengan kebutuhanperencanaanpembangunan (buah)

2 2 2 2 2 2 2 Bappeda

b. Persentase SKPD yangmemiliki bukuprofil/statis tik SKPD(%)

0 50 60 70 80 90 100 Bappeda

24 Kearsipana. Persentase arsip yang

terolah dengan baik(%)

5 10 20 30 40 50 60Kantor Perpus

dan Arsip

b. Persentase SKPD yangtelah menerapkanpengelolaan arsipsecara baku (%)

5 10 20 40 60 80 100Kantor Perpus

dan Arsip

c. Persentase arsip(tekstual dan nontekstual) yangtersimpan denganbaik.

10 20 30 40 50 60 70Kantor Perpus

dan Arsip

25 Komunikasi DanInformatika

a. Jumlah lembagakomunikasimasyarakat (radio)yang aktif.

12 12 13 13 14 14 15 DPPKKI

b. Jumlah warunginternet (unit)

115 129 143 158 172 186 200 DPPKKI

c. Jumlah SKPD yangmemiliki SDMberkeahlian teknologiinformasi.

6 9 15 18 22 25 28 DPPKKI

d. Jumlah SKPD yangtelah memiliki jaringan

6 9 15 18 22 25 28 DPPKKI

Page 191: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-17

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015internet

e. Jumlah website/blogresmi SKPD yang aktif.

6 9 15 18 22 25 28 DPPKKI

26 Perpustakaana. Jumlah perpustakaan

(unit)261 261 268 276 284 290 298

Kantor Perpusdan Arsip

b. Jumlah pengunjungperpustakaan daerah(pengunjung)

127.232 139.255 152.415 166.818 182.583 199.837 218.721Kantor Perpus

dan Arsip

c. Jumlah buku koleksiperpustakaan daerah

20.286 21.275 22.275 23.275 24.275 25.275 26.275Kantor Perpus

dan Arsip

B Pelayanan UrusanKewenanganPilihan

1 Pertaniana. Nilai Tukar Petani 99,62 100 100,5 101 101,5 102 103 Bappedab. Produksi pertanian

tanaman panganutama- Padi

374.798 382.294 389.294 397.286 404.782 412.278 419.774Dinpertanbun

akikan

- Jagung329.536 337.774 346.013 354.013 362.490 370.728 378.966

Dinpertanbunakikan

c. Produksi pertaniantanaman hortikulturautama- Mangga

223.940 228.419 232.987 237.647 242.400 247.248 252.193Dinpertanbun

akikan

- Cabe merah22.121 22.563 23.015 23.475 23944 24.423 24.912

Dinpertanbunakikan

d. Populasi produksikomoditas perkebunanutama- Kelapa

5.523 5.633 5.746 5.861 5.978 6.098 6.220Dinpertanbun

akikan

- Tebu rakyat2.628 2.759 2.897 3.042 3.194 3.354 3.522

Dinpertanbunakikan

e. Populasi produksikomoditas peternakanutama- Sapi potong

217.995 220.174 222.376 224.600 226.846 229.114 231.406Dinpertanbun

akikan

- Kambing96.981 97.950 98.930 99.919 100.918 101.928 102.918

Dinpertanbunakikan

f. Penyuluh Pertanian152 150 179 208 237 266 295

Dinpertanbunakikan

2 Kehutanana. Jumlah produksi hasil

hutan kayu 84.760 84.930 85.100 85.270 85.440 85.611 85.782 Dinhut

b. Jumlah produksi hasilhutan non kayu

2.906 2.913 2.919 2.924 2.930 2.936 2.942 Dinhut

c. Luas hutan rakyat (ha) 16.625 16.708 16.792 16.876 16.960 17.045 17.130 Dinhutd. Persentase hutan dan

lahan kritisterehabilitasi (%)

13,54 15,45 17,36 19,27 21,18 23,09 25 Dinhut

e. Persentase KerusakanKawasan Hutan (%)

6,32 5,27 4,22 3,17 2,12 1,07 0 Dinhut

f. Jumlah kasus 134 114 97 82 70 60 51 Dinhut

Page 192: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-18

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015kejahatan bidangkehutanan (pencuriankayu, pembalakan liar,dsb)

3 Energi dan sumberdaya mineral

a. Persentase lokasipenambangan yangmasih dalam kondisibaik.

100 100 100 100 100 100 100

(TargetKonservatif,dipertahankan)Dinas ESDM

b. Jumlah PenambanganTanpa Ijin (PETI)

282 255 242 230 218 207 197 Dinas ESDM

c. Persentase rumahyang menggunakanlistrik (%)

70,77 71 73 75 77 79 80 Dinas ESDM

d. Jumlah perusahaanmemiliki SIPD

11 12 14 16 18 20 22 Dinas ESDM

4 Pariwisataa. Jumlah kunjungan

wisata (orang)73.242 75.439 77.702 80.034 82.435 84.908 87.455 DPPKKI

b. Jumlah obyek wisatayang telahdikembangkan (unit)

1 1 2 2 2 3 3 DPPKKI

c. Jumlah pengeluaranbelanja wisatawan· Wisatawan

nusantara (US $)

120 125 130 135 140 145 150 DPPKKI

· Wisatawanmancanegara(rupiah)

56.000 59.000 62.000 65.000 68.000 71.000 75.000 DPPKKI

d. Jumlah kelompoksadar wisata (orang)

1 1 2 2 2 3 3 DPPKKI

5 Perikanana. Jumlah produksi

perikanan budidaya(kg)

276.777 292.664 309.463 327.226 346.009 365.870 386.871Dinpertanbun

akikan

b. Tingkat konsumsi ikanmasyarakat(kg/kapita)

1,4 3 3,2 3,4 3,5 3,7 4,1Dinpertanbun

akikan

6 Perdagangana. Jumlah kasus

peredaran barangilegal dan tidakmemenuhi standar.

0 0 0 0 0 0 0

(TargetKonservatif,dipertahankan)Dinperindag &

UMKMb. Nilai ekspor (US

dollar)3.505.198 3.680.458 3.864.481 4.057.705 4.260.590 4.473.620 4.697.301

Dinperindag &UMKM

c. Jumlah pasartradisional kondisi baik

7 8 9 10 11 12 13Dinperindag &

UMKMd. Jumlah pedagang kaki

lima yang telah dibina.80 100 120 140 160 180 200

Dinperindag &UMKM

Page 193: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-19

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 20157 Perindustrian

a. Nilai produksi industribesar/sedang (riburupiah)

302.424.418

306.658.360

310.951.577

315.304.899

319.719.168

324.195.236

328.733.969Dinperindag &

UMKM

b. Nilai produksi industrikecil (ribu rupiah)

127.478.500

141.603.118

157.292.743

174.720.779

194.079.842

215.583.888

239.470.583Dinperindag &

UMKMc. Nilai produksi indusri

rumahtangga (riburupiah)

328.857.553

344.412.515

360.703.227

377.764.490

395.632.750

414.346.179

433.944.754Dinperindag &

UMKM

d. Persentase industriyang telahmenggunakanteknologi dalamproses produksi (%)

38 43,33 48,66 53,99 59,32 64,65 70Dinperindag &

UMKM

e. Persentase industriyang telah memilikiijin usaha (%)

10 50 55 60 65 70 75Dinperindag &

UMKM

f. Jumlah cluster industriyang telahberkembang (buah)

5 5 6 6 7 7 8Dinperindag &

UMKM

g. Jumlah sentra industriyang telahberkembang (buah)

21 22 22 23 23 24 24Dinperindag &

UMKM

8 Transmigrasia. Jumlah MoU antar

daerah kerjasamatransmigrasi (buah)

3 3 3 4 4 5 5 Dinakertrans

b. Jumlah transmigranyang diberangkatkan kelokasi transmigrasi (KK)

30 20 43 50 57 63 70 Disnakertrans

c. Jumlah calontransmigran (KK)

40 50 60 70 80 90 100 Disnakertrans

IV Aspek daya saingdaerah

1 Fokus KemampuanEkonomi Daerah

a. Pengeluaran konsumsinon pangan perkapita(rupiah)

460.010 464.610 469.256 473.948 478.688 483.475 488.309 Bappeda

b. Nilai tukar petani 99,62 100 100,5 101 101,5 102 103 Bappeda

2 Fokus Infrastruktura. Rasio panjang jalan per

jumlah kendaraan (km)0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 DPU

b. Jumlah orang/barangyang terangkutangkutan umum(orang)

2.376.429 2.495.250 2.620.013 2.751.014 2.888.564 3.032.993 3.184.642 DPPKKI

c. Luas Wilayah(ha) 182.058,8 182.058,8 182.058,8 182.058,8 182.058,8 182.058,8 182.058,8 Bappedad. Luas wilayah produktif

(ha)40,83 40,83 40,83 40,83 40,83 40,83 40,83 Bappeda

e. Luas wilayah industri(ribu ha)

3 3 3 3 3 3 3 Bappeda

f. Luas wilayahkebanjiran (ribu ha)

2,66 2,66 2,66 2,66 2,66 2,66 2,66 Bappeda

g. Luas wilayah 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 0,42 Bappeda

Page 194: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010 € 2015 IX-20

No Uraian

KondisiKinerja

Pada AwalPeriode

Target Capaian Setiap Tahun

KondisiKinerja

Pada AkhirPeriodeRPJMD

SKPDPenanggung

Jawab

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015kekeringan (ribu ha)

h. Luas wilayahperkotaan (ribu ha)

3 3 3 3 3 3 3 Bappeda

i. Jenis dan jumlah bankdan cabang (unit) 29 29 30 31 32 33 34

BagianPerekonomian

Setdaj. Jenis dan jumlah

perusahaan asuransidan cabang (unit)

5 5 6 6 7 7 8Bagian

PerekonomianSetda

k. Jumlah restoran danrumah makan (unit)

35 37 38 40 42 43 45 DPPKKI

l. Jumlahpenginapan/hotel(unit)

29 30 31 32 33 34 35 DPPKKI

m. PersentaseRumahtangga (KK)yang menggunakan airbersih (%)

61,59 62 64 66 68 70 72 DKK

n. Ketersediaan dayalistrik/daya listrikterpasang (Mwatt)

55 58 61 64 67 70 73 Dinas ESDM

o. Jumlah kebutuhanlistrik (Mwatt)

8 9 10 11 12 13 14 Dinas ESDM

p. Persentase rumahyang menggunakanlistrik (%)

70,77 71 73 75 77 79 80 Dinas ESDM

q. Jumlah pendudukyang menggunakanhandphone (orang)

10.256 11.256 12.256 13.256 14.256 15.256 16.256 DPPKKI

3 Fokus Investasia. Jumlah kasus

kriminalitas307 292 256 219 184 148 112

KantorKesbangpol

b. Jumlah kasusdemonstrasi dalam 1tahun

3 2 2 1 1 0 0Kantor

Kesbangpol

c. Rata-rata waktupenyelesaian 1 jenisperijinan

12 Jam 10 Jam 8 Jam 6 Jam 5 Jam 4 Jam 3 Jam BPMPP

d. Jumlah perda yangmendukung iklimusaha (buah)

2 2 3 3 4 4 5 BPMPP

4 Fokus SumberdayaManusia

a. Dependency ratio (%) 42,02 42,71 43,4 44,09 44,78 45,47 46,16 Dindukcapil

Page 195: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 X - 1

BAB XKAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI

10.1 Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Blora tahun2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati-Wakil Bupati terpilih hasilPemilihan Kepala Daerah tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung. PenyusunanRPJMD ini telah memperhatikan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, antaralain Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Penyusunan RPJMD ini mengacu puladokumen perencanaan yang lebih tinggi, yaitu Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2009-2014, PeraturanDaerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008€2013, dan RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blora tahun 2005-2025 sertamemperhatikan dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya.

Kaidah-kaidah pelaksanaan RPJMD Kabupaten Blora tahun2010-2015 adalahsebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Blora dan masyarakat, dunia usaha serta semua komponenmasyarakat berkewajiban melaksanakan program dan kegiatan dalam RPJMD inidengan sebaik-baiknya.

2. RPJMD ini menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan pemerintah Kabupaten Blora untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra)SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan periodesasi yang sama, yaitu tahun2010-2015.

3. RPJMD ini juga menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) setiap tahun anggaran.

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah berkewajiban menjabarkan visi, misi dan tujuanpembangunan daerah dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) SKPD tahun 2010-2015 sesuai dengan tugas dan fungsinya berpedoman pada RPJMD ini, dan akanmenjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD setiap tahun.

5. RPJMD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Laporan KeteranganPertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban AkhirMasa Jabatan (LKPJ-AMJ) Bupati Blora di akhir periode masa jabatan, dan menjadidasar bagi DPRD dan anggota masyarakat untuk melakukan monitoring dan evaluasipelaksanaan pembangunan daerah.

6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajibanuntuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD kedalam Renstra SKPD.

7. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kabupaten Blora tahun2010-2015, maka dapat dilakukan evaluasi paruh waktu (mid term evaluation) untukmengetahui sejauhmana pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah yangtelah ditetapkan.

10.2 Pedoman TransisiSesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8

tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,RPJMD ditetapkan paling lambat 6 (enam)

Page 196: TENTANG - bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/RPJMD-2010-2015-fix.pdf · yang selanlutnya diseout RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2010€ 2015 X - 2

bulan setelah pasangan Bupati€Wakil Bupati terpilih dilantik. Untuk menjagakesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan perencanaan pembangunan,maka RPJMDKabupaten Blora Tahun 2010-2015 ini dapat digunakan sebagai pedomandalam penyusunan RKPD dan RAPBD tahun 2016 yang merupakantahun pertamadibawah kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih periode berikutnya(tahun 2015-2020) hasil pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) tahun 2015.

BUPATI BLORA,

Cap. ttd.

DJOKO NUGROHO