bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/ipm-blora-2016.pdf“terwujudnya masyarakat blora...

150

Upload: truonglien

Post on 17-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang
Page 2: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang
Page 3: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

S

Page 4: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 ii

VISI DAN MISI

RPJMD KABUPATEN BLORA

TAHUN 2016 – 2021

A. Visi

“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan

bermartabat”

B. Misi

1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih KKN, dan

demokratis, melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka

peningkatan layanan publik.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat

dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang

ramah lingkungan dan berkesinambungan

3. Meningkatkan iklim kondusif dan kerjasama dengan pihak-pihak

berkepentingan, serta menciptakan lapangan kerja dan

pengembangan investasi

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan

pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan masyarakat

dan lainnya, menerapkan iptek dan kearifan lokal

5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik

6. Mewujudkan dan mendorong tersusunnya kebijakan daerah yang

berpihak pada masyarakat miskin (pro poor), pro job, pro growth,

pro environment dan pro gender

7. Menegakkan supremasi hukum dan HAM

Page 5: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Anali

Assal

Meng

Pemb

terba

kita l

Nam

peny

peny

berad

mem

2016

jalan

Saya

roda

tidak

Akhi

IPM,

Wass

isa Data IPM Kab. Bl

lamu’alaikum Wr.W

gawali sambutan

bangunan Manusi

ayangi hal-hal yang

laksanakan secara m

un demikian, Pem

ebab rendahnya c

ebab rendahnya IP

da di kawasan huta

mperihatinkan. Maka

6 mencoba mempr

n di kawasan hutan.

a berharap, dengan

perekonomian, ak

k ketinggalan jauh d

irnya, Kepada Kep

, Saya ucapkan terim

salamu’alaikum Wr

ora Tahun 2015

SAMBUTA

BUPATI BL

Wb.

saya pada pen

a Kabupaten Blo

g negatif. Karena,

mati-matian sepertin

merintah Kabupate

capaian IPM kita.

PM kita karena mas

an, yang terisolir d

a dari itu, Pemerint

ioritaskan menyele

tersedianya fasilita

ses kesehatan, dan

dengan desa yang la

ala Bappeda dan K

ma kasih yang seda

r.Wb.

B

AN

LORA

nerbitan Analisa

ora Tahun 2015,

seolah-olah pemb

nya tidak berdampa

en Blora selalu m

. Menurut Saya,

sih banyak masyar

dan akses jalannya

tah Kabupaten Blor

esaikan permasalah

as akses jalan di k

n pendidikan menja

ainnya.

Kepala BPS yang t

alam-dalamnya.

Blora, Septemb

BUPATI BLO

DJOKO NUGR

iii

Data Indeks

saya selalu

bangunan yang

ak sama sekali.

mencari celah

secara umum

akat kita yang

a masih sangat

ra mulai tahun

h infrastruktur

kawasan hutan,

adi lancar, dan

telah mengkaji

ber 2016

ORA

OHO

Page 6: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 iv

Page 7: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 v

SAMBUTAN

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA

Assallamu’alaikum Wr. Wb.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia,

Pemerintah Daerah Kabupaten Blora melalui Badan Perencanaan

Pembangunan Derah, telah memperhatikan produktivitas,

pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan pembangunan.

Dampak pembangunan manusia dari tahun 2015, tercermin dalam

kajian Analisa Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Blora.

Peningkatan IPM di Kabupaten Blora pada lima tahun terakhir dari

sisi perencanaan dapat dikatakan cukup signifikan karena masih

dibawah digit 1 point dengan prediksi RPJMD. Hal tersebut dapat

dilihat dari rata-rata pertumbuhan yang diharapkan RPJMD sebesar

0,73 setiap tahunya, relaisasi mencapai 0,90 setiap tahun.

Ada paradigma yang perlu kita fahami bersama dalam membaca

IPM, yakni dari sisi pertumbuhan IPM suatu daerah. Selama ini kita

selalu memandang dari sisi peringkat saja. Paradigma ini

mengedepankan karakteristik antara daerah yang satu dengan daerah

lain yang sudah pasti perlu penanganan yang berbeda. Dengan

demikian prioritas penanganan masalah tergantung permasalahan

yang dihadapi oleh suatu daerah. Maka dari itu, hal yang realistis

digunakan penilaian IPM daerah adalah pertumbuhan IPM, bukan

peringkat IPM.

Selanjutnya, dari kajian IPM ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

SKPD terkait sebagai dasar perencanaan kegiatan kerja yang

diprioritaskan pada tahun-tahun mendatang.

Kepada Kepala BPS Kabupaten Blora beserta jajarannya dan semua

anggota Tim Penyusun kami ucapkan terima kasih atas peran aktif

Page 8: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

vi

dalam

keku

publ

Wass

m penyusunan

urangan dan kelem

ikasi ini hendakny

sallamu’alaikum W

Anali

buku ini. Ka

mahan masih sela

ya bisa dimanfaat

Wr. Wb.

Blo

KEPALA BAP

Ir. SAMGAU

P

NIP. 1

isa Data IPM Kab. Blo

ami menyadari

alu ada, namun de

tkan sebaik-baikny

ora, September 201

PPEDAKABUPAT

UTAMA KARNAJ

Pembina Tingkat I

19640817 199003 1

ora Tahun 2015

sepenuhnya

emikian hasil

ya.

16

TEN BLORA

JAYA, MT

1 009

Page 9: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 vii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN BUPATI BLORA ...................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiii

BAB I ................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB II INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 11

2.1. Konsep dan Kerangka Berpikir .............................................. 11

2.2. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ........................... 16

2.2.1 Angka Harapan Hidup (e0) ...........................................18

2.2.2 Tingkat Pendidikan .......................................................18

2.2.3 Paritas Daya Beli atau Purchasing Power Parity (PPP) 21

2.2.4 Pencapaian dan Status Pembangunan Manusia

(Shortfall) .....................................................................23

BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................... 25

3.1. Kondisi Geografis .................................................................. 25

3.2 Kondisi Kependudukan .......................................................... 29

3.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk .................................29

3.2.2 Rasio Jenis Kelamin .....................................................31

3.2.3 Struktur Penduduk ........................................................33

3.3 Kondisi Pendidikan ................................................................ 38

3.4 Kondisi Kesehatan ................................................................. 45

3.5 Pendapatan Regional .............................................................. 49

3.5.1 Struktur Ekonomi .........................................................52

3.5.2 Perkembangan PDRB Per kapita ..................................59

3.6 Pengeluaran Konsumsi Perkapita ........................................... 62

3.7 Ketenagakerjaan ..................................................................... 64

3.7.1 Penduduk Usia Kerja ....................................................64

Page 10: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 viii

3.7.2 Angkatan Kerja .............................................................65

3.7.3 Bukan Angkatan Kerja .................................................67

3.7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) ......................................67

3.7.5 Penduduk yang Bekerja ................................................69

BAB IV INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ....................... 79

4.1 Nilai Indeks Pembangunan Manusia ...................................... 79

4.2 Analisis Manajemen Indeks Pembangunan Manusia ............. 85

4.2 Langkah/Upaya untuk Meningkatkan IPM ............................ 90

4.3.1 Kebijakan Umum ..........................................................90

4.3.2 Kebijakan Khusus atau Indikasi Rencana Program

Prioritas ........................................................................92

4.3.3 Program Pembangunan .................................................98

BAB V PENUTUP ........................................................................ 113

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 113

5.2 Rekomendasi ........................................................................ 114

Page 11: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenjang Pendidikan dan Tahun Konversi Yang

Digunakan Untuk Menghitung Rata-rata Lama

Sekolah (MYS) ..........................................................20

Tabel 3.1. Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, Luas

Wilayah, dan Banyaknya Desa/Kelurahan di

Kabupaten Blora .......................................................26

Tabel 3.2. Luas Penggunaan Tanah/Lahan di Kabupaten Blora

Tahun 2015 ................................................................28

Tabel 3.3. Penduduk Kabupaten Blora dirinci menurut

Kecamatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2015 ..............30

Tabel 3.4 Rasio Jenis Kelamin (RJK) dan Distribusi

Penduduk Di Kabupaten Blora 2015 .........................31

Tabel. 3.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Hasil Proyeksi 2015 ...................................................35

Tabel 3.6. Penduduk Kabupaten Blora Dirinci Kelompok

Umur, dan Jenis kelamin, Tahun 2015 ......................37

Tabel 3.7. Perubahan Jumlah Prasarana Pendidikan (Sekolah),

Murid, dan Guru di Kabupaten Blora Tahun 2014 –

2015 ...........................................................................39

Tabel 3.8. Banyaknya Sekolah, Murid, dan Guru Menurut Status

Pengelolaannya di Kabupaten Blora Tahun 2014 –

2015 ...........................................................................40

Tabel 3.9. Persentase Penduduk Usia 10 th ke atas Menurut

Kemampuan Baca dan Tulis Jenis Kelamin di

Kab.Blora Tahun 2015 ...............................................42

Page 12: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 x

Tabel 3.10. Persentase Penduduk 5 (lima) Tahun ke Atas

Berdasarkan Tingkat Partisipasi Sekolah Tahun

2015 ...........................................................................43

Tabel 3.11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di

Kab, Blora Tahun 2015 ..............................................43

Tabel 3.12. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka

Partisipasi Murni (APM) Tingkat Pendidikan Dasar

dan Menengah Kabupaten Blora Tahun 2014-2015 ..45

Tabel 3.13. Persentase Penduduk Dirinci Menurut Keluhan

Kesehatan Sebulan Yang Lalu di Kabupaten Blora

Tahun 2014-2015 .......................................................46

Tabel 3.14. Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Selama

Sebulan Menurut Jumlah Hari Sakit di Kabupaten

Blora Tahun 2014 – 2015 ..........................................47

Tabel 3.15. PDRB Kabupaten Blora Tahun 2011 – 2015 ............52

Tabel 3.16. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Blora Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

2011 – 2015 ...............................................................54

Tabel 3.17. Distribusi Persentase Sektor Produktif PDRB di

Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015 ........................56

Tabel 3.18. Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB

Tahun 2014 – 2015 ...............................................58

Tabel 3.19. Perkembangan PDRB Per Kapita Di Kabupaten

Blora Tahun 2011 – 2015 ..........................................60

Tabel 3.20. Konsumsi Rumah Tangga di Kabupaten Blora

Tahun 2007 – 2015 ....................................................63

Page 13: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 xi

Tabel 3.21. Persentase Penduduk Usia Kerja 15 Tahun Keatas

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 - 2015 .............65

Tabel 3.22. Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis

Kelamin dan Kegiatannya Tahun 2014 - 2015 ........66

Tabel 3.23. TPAK dan TPT menurut Jenis Kelamin Di

Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015 ........................68

Tabel 3.24. Persentase Penduduk berdasarkan jenis

kegiatannya di tahun 2014 – 2015 .............................79

Tabel 3.25 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas

yang Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Di Kabupaten Blora Tahun 2015 ................70

Tabel 3.26. Persentase Penduduk Bekerja menurut Pendidikan

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Blora Tahun 2014

– 2015 ........................................................................71

Tabel 3.27. Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan

Usaha Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Blora

Tahun 2014 – 2015 ....................................................72

Tabel 3.28. Persentase Penduduk Bekerja menurut Status

Pekerjaan di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015 ...74

Tabel 3.29. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah

Jam Kerja Seminggu di Kabupaten Blora Tahun

2013 – 2015 ...............................................................76

Tabel 4.1. Nilai IPM Kabupaten Blora dan Kabupaten

Sekitarnya Tahun 2014 – 2015 ..................................80

Tabel 4.2. Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Blora dan Kabupaten Sekitarnya Tahun

2014- 2015 .................................................................82

Page 14: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 xii

Tabel 4.3. Capaian dan Pertumbuhan IPM Kabupaten Blora

dan Kabupaten Sekitarnya, 2014 - 2015 ....................84

Tabel. 4.4. Konsumsi Rumah Tangga di Kabupaten Blora

tahun 2011 – 2015 dan Persentase Pertumbuhannya .89

Page 15: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar3.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Blora Menurut

Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 ...............31

Gambar 3.2. Struktur Penduduk Kabupaten Blora 2015 ................34

Gambar 3.3 Piramida Penduduk Blora 2015 .................................36

Gambar 3.4. Persentase Balita menurut Penolong Persalinan

Terakhir di Kab. Blora 2011-2015 .............................49

Gambar 3.5. Persentase Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blora

Tahun 2011 – 2015 ....................................................51

Gambar 3.6. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Blora

Tahun 2010 – 2014 ....................................................61

Page 16: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 xiv

Page 17: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses

jangka panjang yang menyangkut keterkaitan banyak faktor dalam

mencapai pertumbuhan berkelanjutan (terus menerus). Idealnya,

pembangunan memposisikan manusia sebagai titik sentral, sehingga

mempunyai ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kerangka

pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi rakyat

dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Untuk mencapai

tujuan tersebut pemerintah harus melakukan upaya peningkatkan

kualitas penduduk sebagai sumber daya, baik dari aspek fisik

(kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan

ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan taqwa)

sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan akan dengan

sendirinya meningkat.

Hal ini selain sesuai dengan Tujuan Nasional Indonesia yang

termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu “memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”, secara

implisit juga mengandung makna pemberdayaan penduduk. Dengan

demikian, pembangunan manusia merupakan hal yang tidak

terpisahkan dalam perjalanan usia sebuah bangsa, dalam hal ini

bangsa Indonesia.

Page 18: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 2

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses

perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice).Indeks

pembangunan manusia (IPM) merupakan salah satu indikator

penting yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam

upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat atau

penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses

hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,

pendidikan, dan sebagainya.

IPM ini diperkenalkan oleh United Nations Development

Program (UNDP) yang mengadopsi paradigma baru pembangunan

yang disebut paradigma pembangunan manusia (PPM) yang berbeda

dengan paradigma pembangunan sebelumnya yang hanya

menekankan pada pertumbuhan ekonomi khususnya berdasarkan

pendapatan perkapita. Sedangkan konsep paradigma pembangunan

manusia dianggap sebagai suatu konsep yang lebih komprehensif

karena mampu memperhitungkan keberhasilan pembangunan

manusia dari aspek nonekonomi dan dari aspek ekonomi.

Dilandasi oleh kondisi yang seperti itu, Perserikatan Bangsa-

Bangsa dalam hal ini The United Nation Development Program

(UNDP) merumuskan kriteria pembangunan, yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat pemerataan sekaligus laju pertumbuhan

ekonomi dalam bentuk Human Development Index (HDI) atau

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebagai pengganti tolok ukur

Gross National Product(GNP), Social Development Index(SDI), dan

Physical Quality Of Life Index (PQLI). Pada dasarnya HDI atau IPM

Page 19: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 3

adalah suatu indeks komposit yang diharapkan mampu

mencerminkan kinerja pembangunan manusia sehingga dapat

dibandingkan antar wilayah atau bahkan antar waktu.

IPM merupakan ukuran atau indikator kemajuan suatu

wilayah yang diukur dengan tiga faktor utama yaitu dari aspek

kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan ekonomi. Indikator ini

adalah merupakan pengembangan alat ukur keberhasilan

pembangunan sebelumnya yang hanya mengukur tingkat

perkembangan atau pertumbuhan ekonomi saja sedangkan faktor non

ekonomi belum terjangkau.

UNDP adalah pencetus rumusan indikator kinerja

pembanguan suatu negara/daerah atau wilayah dengan menggunakan

IPM atau HDI. Indikator ini direkomendasikan karena mengandung

indikator dampak pembangunan tidak hanya indikator output saja,

yaitu dimensi ketahanan hidup dari Angka Harapan Hidup (AHH),

dimensi pengetahuan yang diukur dengan Harapan Lama

Sekolah/Expected Years Schooling (EYS) dan Rata-Rata Lama

Sekolah/Mean Years Schooling (MYS) serta dimensi kualitas standar

hidup yang diukur dengan pendapatan perkapita riil yang disesuaikan

dengan Paritas Daya Beli.

Pemerintah menggunakan indikator Indeks Pembangunan

Manusia ini sebagai alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

suatu daerah di samping indikator–indikator lainnya seperti luas

wilayah, jumlah penduduk, dan Produk Domestik Regional Bruto

Page 20: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 4

(PDRB). Namun, pada kenyataannya data IPM di Badan Pusat

Statistik (BPS) hanya tersedia sampai tingkat Kabupaten yang

dihasilkan dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

Tahunan. Sedangkan untuk angka sampai tingkat kecamatan tidak

dapat disediakan, hal ini akan dapat dipenuhi apabila ada dukungan

dari pemerintah daerah dan terlebih lagi sampai tingkat desa, dengan

era otonomi daerah maka ketersediaan data ini sangat tergantung dari

kebijakan daerah itu sendiri.

Pembangunan manusia sampai pada tingkat kecamatan juga

perlu dilakukan evaluasi mengingat pembangunan manusia pada

tingkat kecamatan sangat bervariasi. Salah satu tolok ukur yang

dapat digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau

Human Development Index (HDI) yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia pada tingkat

kecamatan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Penyusunan publikasi ini dimaksudkan dapat menjadi bahan

referensi utama dalam pengambilan kebijakan khususnya upaya

peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya pembangunan,

baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intektualitas (pendidikan),

aspek kesejahteraan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas

(iman dan taqwa) sehingga berdampak positif pada peningkatan

partisipasi pembangunan.

Page 21: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 5

Adapun secara khusus, tujuan penyusunan publikasi IPM

Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi stakeholder dalam penyusunan kebijakan

program dan kegiatan pembangunan manusia.

2. Sebagai bahan yang diharapkan membantu penyusunan kerangka

pikir berfokuskan pembangunan manusia.

3. Sebagai bahan referensi dalam penentuan skala prioritas

pembuatan kebijakan pembangunan daerah.

1.3 Ruang Lingkup

Dengan harapan agar semua karakteristik populasi dapat

terwakili pada kegiatan survei penyusun angka IPM ini, diambil

sebanyak 76 blok sensus atau 2,5 persen blok sensus dari jumlah

total blok sensus yang terdapat di wilayah Kabupaten Blora.

Kemudian 76 blok sensus tersebut diproporsikan pada semua

kecamatan (16 kecamatan) yang termasuk dalam wilayah

administrasi Kabupaten Blora.

Lingkup penelitian yang akan dihasilkan pada

kegiatan/penelitian IPM ini adalah:

1. Menyajikan komponen utama IPM sebagai gambaran umum

pencapaian hasil pembangunan manusia di Kabupaten Blora

yang sesuai dengan perspektif UNDP.

Page 22: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 6

2. Menyajikan beberapa indikator yang mempengaruhi IPM antara

lain indikator bidang kependudukan, bidang kesehatan, bidang

pendidikan, bidang ekonomi, dan ketenagakerjaan.

3. Melakukan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif terhadap

potensi sumber daya manusia yang ada.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk mendapatkan Angka Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) ini, dilakukan terhadap seluruh

kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Blora.

1.4.2 Rancangan Sampel

Kerangka sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari tiga jenis, yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus,

kerangka sampel untuk pemilihan sub blok sensus dalam blok sensus

(khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih besar

dari 150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan

rumah tangga dalam blok sensus/sub blok sensus terpilih.

Rancangan sampel pada penelitian ini adalah rancangan

sampel dua tahap. Prosedur penarikan sampel adalah sebagai berikut:

• Tahap pertama, dari master sampling frame blok sensus 76

blok sensus secara Proportional Probability to Size-Systematic

(PPS-Sistematik) dengan size banyaknya rumahtangga. Untuk

blok sensus yang muatan rumah tangganya lebih besar dari 150

Page 23: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 7

perlu dipilih satu sub blok sensus secara PPS-Sistematik dengan

size banyaknya rumah tangga. Pendaftaran rumah tangga atau

listing dilakukan pada setiap blok sensus atau sub blok sensus

terpilih.

• Tahap dua, memilih sebanyak 10 rumah tangga pada setiap

blok sensus dan atau sub blok sensus terpilih secara sistematik

lewat program. Jumlah rumah tangga yang terpilih pada

penelitian ini sebanyak 760 rumah tangga

1.4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan

dengan wawancara langsung antara pencacah dengan responden.

Pertanyaan-pertanyaan individu dalam kuesioner diusahakan

bersumber dari individu yang bersangkutan, sedangkan keterangan

tentang rumah tangga dapat dilakukan melalui wawancara dengan

kepala rumah tangga, suami atau isteri kepala rumah tangga, atau

anggota rumah tangga lain yang mengetahui karakteristik yang

ditanyakan.

1.4.4 Metode Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan melalui wawancara dan dilakukan

pemeriksaan secara manual terhadap kelengkapan, konsistensi isian,

kualitas atau mutu data, kemudian dilakukan pengolahan atau entri

data dengan menggunakan fasilitas komputer.

Page 24: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 8

Program aplikasi pengolahan entri data yang digunakan adalah

program aplikasi pengolahan yang dikembangkan oleh Badan Pusat

Statistik (inhouse softwares). Data-data yang telah dientri, kemudian

dilakukan validasi data (raw-validation). Hal ini berguna untuk

mengurangi kesalahan entri, kesalahan data (data error),

inkonsistensi isian, dan masalah cakupan data, sehingga data-data

yang dihasilkan sangat kredibel, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk menghitung Angka Harapan Hidup (e0) yang akan dipakai

dalam penghitungan angka indeks IPM, menggunakan

program/aplikasi software Mortpak. Untuk angka-angka yang akan

digunakan dalam penghitungan Harapan Lama sekolah (EYS), Rata-

rata Lama Sekolah (MYS), Paritas Daya Beli dan data-data

pendukung lainnya menggunakan program/aplikasi SPSS.

1.4.5 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis terhadap data-data hasil pengolahan di

atas, dalam penelitian ini digunakan metode analisis statistik

deskriptif. Metode ini berarti menyusun data ke dalam daftar-daftar

atau jadwal, pembuatan grafik dan lain-lain serta pengolahan yang

bersifat interpretasi data (Anto Dajan, 1986:4).

1.5 Sistematika Penulisan

Buku “IPM Kabupaten Blora 2016” ini menyajikan informasi

tahun 2015 yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat

keberhasilan atau kinerja daerah dalam bidang pembangunan

manusia, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Page 25: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 9

Bab I Merupakan pendahuluan, menguraikan latar belakang,

maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II Membahas indikator IPM yang berisi konsep dan kerangka

berpikir serta pengukuran IPM.

Bab III Menguraikan gambaran umum meliputi kondisi geografis,

kondisi kependudukan, kondisi pendidikan, kondisi

kesehatan, pendapatan regional, pengeluaran konsumsi per

kapita, dan ketenagakerjaan.

Bab IV Berisi IPM yang membahas nilai IPM Blora, evaluasi

capaian IPM, analisis manajemen IPM, dan langkah/upaya

meningkatkan IPM.

Bab V Merupakanpenutup yang berisi tentang kesimpulan dari

uraian pada bab-bab sebelumnya dan rekomendasi yang

diberikan sebagai upaya untuk peningkatan IPM di masa

yang akan datang.

Page 26: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 10

Page 27: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 11

BAB II

INDIKATOR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

2.1. Konsep dan Kerangka Berpikir

Untuk mengetahui perkembangan tingkat kehidupan

masyarakat disuatu wilayah dalam suatu periode waktu, bidang

kehidupan yang perlu dipantau meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat, baik yang berkaitan dengan kelangsungan hidup secara

individu (kebutuhan dasar seperti kesehatan), tumbuh kembang

(seperti pendidikan), partisipasi (ketenagakerjaan) maupun yang

berkaitan dengan wilayah seperti kependudukan, kemiskinan dan

pertumbuhan ekonomi dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat

dibanding secara vertikal antar waktu, dan secara horisontal antar

daerah.

Alat ukur perkembangan sosial (social development) biasa

disebut dengan indikator sosial yaitu suatu nilai statistik yang dapat

memberikan gambaran tentang besaran permasalahan yang menjadi

fokus perhatian. Pengukuran dapat dilakukan secara obyektif dan

subyektif, yang secara teknis pengukuran alat ukur disebut dengan

indikator obyek dan indikator subyek. Pengukuran secara obyek

berarti melihat permasalahan dengan sudut pandang yang sama

berdasarkan definisi baku yang disepakati, sebaliknya pengukuran

secara subyek (persepsi) melihat permasalahan dengan sudut

Page 28: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 12

pandang yang mungkin berbeda antar individu bergantung dari

harapan dan aspirasi.

Indikator sosial berarti alat ukur yang digunakan untuk melihat

perkembangan kehidupan masyarakat dari berbagai aspek. Salah satu

indikator sosial adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

diterjemahkan dari Human Development Index (HDI). IPM

merupakan alat ukur yang mengukur pencapaian pembangunan yang

dicapai oleh suatu wilayah. Secara konsep pembangunan manusia

yang diajukan oleh UNDP maknanya adalah untuk melihat

keterlibatan/partisipasi aktif penduduk dalam pembangunan sejak

perumusan dan penentuan kebijakan hingga evaluasi. Sehingga

disebut sebagai pembangunan yang berpusat pada penduduk (People

Centered Development): oleh, dari, dan untuk penduduk.

Sebagai suatu indikator komposit yang menggambarkan

pencapaian dalam hal: kelangsungan hidup, pengetahuan, dan daya

beli. Secara umum indikator tersebut bermanfaat sebagai alat

advokasi terhadap perumus dan penentu kebijakan di setiap wilayah

khususnya berkaitan dengan kebijakan publik yang dipilih dan

ditetapkan.

IPM merupakan alat ukur yang dapat digunakan dalam melihat

upaya dan kinerja pembangunan manusia di suatu wilayah (UNDP,

1990). Dalam hal ini IPM pada tahun tertentu merupakan gambaran

dari upaya pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun

sebelumnya. Hal ini dapat berarti upaya pembangunan dalam suatu

Page 29: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 13

periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besarnya nilai IPM pada

awal periode tersebut. IPM juga merupakan ukuran melihat dampak

kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi sangat luas

karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal

kelangsungan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak.

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan UNDP yang dirilis

tahun 2010 dan direvisi tahun 2011 untuk menyusun IPM ada

perubahan metodologi, walaupun tiga indikator yang ada sebagian

masih dipertahankan, yaitu:

a. Angka Harapan Hidup (AHH) atau life expectation at age 0 (eº).

b. Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun ke atas

atau Expected Years of Schooling (EYS) dan Rata-rata Lama

Sekolah (RLS) atauMean Years of Schooling (MYS) penduduk

usia 25 tahun ke atas.

c. Paritas Daya Beli atau Purchasing Power Parity (PPP) yang

merupakan ukuran pendapatan yang sudah disesuaikan dengan

Indeks Harga Konsumen (inflasi/deflasi).

Indikator pertama mengukur “umur panjang dan sehat”. HLS

dan RLS mengukur “pengetahuan dan ketrampilan”, sedangkan PPP

mengukur “kemampuan dalam mengakses sumber daya beli ekonomi

dalam arti luas”. Ketiga indikator tersebut digunakan sebagai

komponen perhitungan dan penyusunan IPM.

Page 30: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 14

Komponen IPM ini merupakan nilai komposit dari beberapa

variabel, tidak dapat untuk menilai variabel yang memberikan

pengaruh terbesar terhadap nilai komposit tersebut. Oleh sebab itu

diperlukan analisis untuk melihat variabel yang memberikan

pengaruh terhadap kualitas pembangunan manusia yang disebut

Analisis Situasi Pembangunan Manusia. Analisis ini mengkaji

besaran-besaran nilai variabel yang tersusun dalam IPM untuk dapat

mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang dapat

digunakan dalam menentukan skala prioritas dan intervensi program-

program pembangunan yang sangat penting dan diutamakan.

Indeks Pembangunan Manusia lebih sesuai untuk mengukur

upaya pemberdayaan penduduk dibandingkan dengan alat ukur

lainnya seperti Indeks Mutu Hidup (IMH) atau PDRB perkapita. Hal

ini dikarenakan IMH hanya mengukur kualitas fisik penduduk,

sedangkan PDRB perkapita hanya memberikan gambaran tentang

kapasitas suatu wilayah.

Perbedaan lainnya adalah dalam pemilihan variabel yang

digunakan sebagai proksi dari pendapatan. Perubahan indikator dari

PDRB perkapita menjadi PPP dikarenakan PDRB perkapita tidak

menggambarkan secara riil daya beli dari masyarakat. Meskipun

PDRB mengukur produksi yang dihasilkan suatu daerah karena

tingginya integrasi ekonomi antar wilayah maka tidak ada jaminan

sebagian besar produksi yang dihasilkan akan didistribusikan dalam

masyarakat daerah tersebut. Oleh karena itu pengeluaran per kapita

Page 31: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 15

yang dihimpun dalam Susenas merupakan pendekatan dari daya beli

masyarakat lokal yang lebih baik.

Secara umum dapat dikatakan bahwa IPM adalah variabel tak

bebas yang bersifat state, yaitu sebuah variabel yang perubahannya

berlangsung lambat dan akan meningkat/menurun sedikit demi

sedikit sebagai respon terhadap perubahan berbagai kondisi fisik,

sosial, ekonomi dan lingkungan. Indeks Pembangunan Manusia

dapat digunakan untuk mengukur dampak akhir dari program

pembangunan yang telah diimplementasikan pada keseluruhan

penduduk, sedangkan program pembangunan biasanya

diimplementasikan pada kelompok sasaran tertentu.

Angka IPM berkisar antara 0 – 100 yang dapat

memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai angka

maksimum (shortfall). Angka ini dapat diperbandingkan antar

daerah yang berarti tantangan bagi semua daerah untuk menemukan

cara memperkecil/mengurangi nilai shortfall-nya.

Analisis Situasi adalah metode yang sering digunakan dalam

mendiskripsikan potret atau profil suatu wilayah baik secara

komprehensif maupun secara sektoral berdasarkan data terakhir yang

ada. Analisis situasi pembangunan manusia suatu wilayah

merupakan gambaran tentang keadaan pembangunan manusia yang

meliputi pencapaian kesejahteraan dan kualitas fisik sumber daya

manusia, tetapi juga gambaran yang berkaitan dengan berbagai aspek

sosial dari penduduk. Dengan adanya gambaran ini pengambil

Page 32: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 16

keputusan dan perumus kebijakan akan dapat bekerja lebih mendasar

dan terarah sehingga akan mempermudah dalam penentuan skala

prioritas.

2.2. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Seperti telah dikemukakan sebelumnya berdasarkan rumusan

yang dikeluarkan UNDP, IPM disusun dari tiga komponen yaitu

lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup waktu lahir (e0);

tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara harapan lama

sekolah (EYS) dan rata-rata lama sekolah (MYS); dan tingkat

kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran perkapita yang

telah disesuaikan (PPP rupiah). Sebelum menghitung IPM, masing-

masing komponen tersebut terlebih dahulu dihitung indeksnya

sehingga bernilai antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan

terbaik). Lebih lanjut komponen harapan lama sekolah dan rata-rata

lama sekolah digabung menjadi satu sebagai indikator pendidikan.

Dalam publikasi ini angka indeks dikalikan 100 untuk

mempermudah penafsiran.

IPM merupakan rata-rata ukur dari ketiga komponen tersebut diatas :

��� = ����������� × ���������� × ��� � �����

Dimana:

Ikesehatan : Indeks Harapan Hidup

Ipengetahuan : Indeks Pendidikan, dan

Idaya beli : Indeks Pendapatan.

Page 33: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 17

DIMENSI

Umur

Panjang

dan Sehat

Pendidikan

Standar

Hidup Layak

INDIKATOR

Harapan

Hidup

Saat Lahir

(e0)

Harapan

Lama

Sekolah

(EYS)

Rata-rata

Lama

Sekolah

(MYS)

Pengeluaran

Riil per

Kapita yang

disesuaikan

DIMENSI

INDEKS

Indeks

Harapan

Hidup

Indeks Pendidikan

Indeks

Pendapatan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Untuk tujuan penghitungan indeks, dapat ditempuh berbagai

cara menetapkan nilai maksimum dan minimum. Sebagai ilustrasi,

jika tujuannya hanya sekadar membandingkan kinerja kabupaten

dalam satu tahun tertentu maka nilai tertinggi dan terendah pada

tahun tersebut dapat dipilih sebagai nilai maksimum dan minimum

Page 34: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 18

(nilai ekstrim). Metode pemilihan ini tidak memungkinkan

perbandingan antar waktu, karena batas maksimum dan minimum

dapat berubah menurut waktu.

2.2.1 Angka Harapan Hidup (e0)

Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan

indikator harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth / e0).

Variabel e0 diharapkan mencerminkan “lama hidup” sekaligus

“hidup sehat’ suatu masyarakat. Sebenarnya, angka morbiditas akan

lebih valid untuk mengukur hidup sehat, namun demikian, karena

data morbiditas yang dapat dipercaya masih sulit diperoleh, maka

variabel tersebut tidak digunakan dalam studi penghitungan IPM ini.

Angka Harapan Hidup (e0) dihitung dengan bantuan

program Mortpak, sebagai inputnya adalah data Anak Lahir Hidup

(ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH) dari wanita pernah kawin

berumur 15-49 tahun yang diperoleh dari hasil pengolahan data

penelitian/survei (SUSENAS) yang mencakup satu kabupaten pada

76 blok sensus terpilih dengan jumlah rumahtangga terpilih

sebanyak 760 rumah tangga. Untuk penghitungan angka ini sudah

diperhitungkan dengan proyeksi penduduk dan indikator-indikator

yang dihasilkan dari Sensus Penduduk tahun 2010.

2.2.2 Tingkat Pendidikan

Dalam publikasi ini, komponen tingkat pendidikan diukur

dari dua indikator (Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama

Sekolah). Kedua indikator pendidikan ini diharapkan mencerminkan

Page 35: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 19

tingkat pengetahuan dan ketrampilan penduduk. Semakin

tinggiharapan lama sekolah dan makin lama mengikuti pendidikan

sekolah diharapkan akan makin meningkat kualitas masyarakat

dalam penguasaan ilmu pengetahuan maupun ketrampilan yang

dimiliki. Harapan lama sekolah diperoleh dari penghitungan

partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur (EYS).

Lamanyasekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan

dirasakan oleh anak pada umur tertentudi masa mendatang.

Kemungkinan anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur

berikutnya sama dengan rasio penduduk yang bersekolah per jumlah

penduduk untuk umur yang sama saat ini.Kondisi iniuntuk

mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai

jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam

tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Rata-Rata Lama Sekolah (MYS) dilakukan dengan cara

penghitungan tidak langsung terhadap penduduk yang berumur 25

tahun ke atas, dengan asumsi bahwa penduduk berumur 25 tahun ke

atas telah menyelesaikan proses pendidikannya. Langkah pertama

adalah memberikan bobot variabel “Pendidikan yang ditamatkan“

atau jenjang pendidikan sebagaimana disajikan pada tabel 2.1.

Langkah selanjutnya menghitung rata-rata tertimbang dari variabel

tersebut sesuai bobotnya. Secara sederhana prosedur penghitungan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 36: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 20

����� = ���

��

���

Di mana:

����

� Harapan Lama Sekolah pada umur a di tahun t

��

� Partisipasi sekolah penduduk usia i pada tahun t

��

� Populasi penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t

� Usia (a, a + 1, ..., n)

Tabel 2.1. Jenjang Pendidikan dan Tahun Konversi Yang

Digunakan UntukMenghitung Rata-rata Lama Sekolah (MYS)

Jenjang Pendidikan Tahun Konversi

(1) (2)

1. Tidak/belum pernah sekolah

2. Tamat SD

3. Tamat SLTP

4. Tamat SLTA/SMU

5. Tamat D1

6. Tamat D2

7. Tamat D3/Akademi

8. Tamat D4/Sarjana

9. Tamat Magister (S2/S3)

0

6

9

12

13

14

15

16

18

Page 37: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 21

��� = ∑� × ��∑�

Dimana:

MYS : Rata-rata Lama Sekolah

fi : frekuensi penduduk berumur 25 tahun ke atas untuk

jenjang pendidikan i,

Si : tahun konversi masing-masing jenjang pendidikan i,

i : jenjang pendidikan ( = 1,2,…..,9).

Selanjutnya Indikator Pendidikan (Ipengetahuan) dihitung dengan rumus:

������������ =����� × ���� − ��� �

maksimum − minimum

2.2.3 Paritas Daya Beli atau Purchasing Power Parity (PPP)

Paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP)

dihitung dengan metode yang juga digunakan oleh International

Comparison Project (ICP) dalam menstandardisasi PDB untuk

perbandingan antar-negara. Perhitungan menggunakan metode baru

didasarkan pada harga 27 komoditas pada metode lama. Komposisi

komoditas terdiri atas 66 komoditas makanan dan 30 komoditas non

makanan. Dengan dimasukkannya variabel PPP yang dapat

digunakan untuk menghitung “paritas daya beli” maka IPM lebih

“lengkap” dalam merefleksikan taraf pembangunan manusia

dibandingkan IMH atau PQLI. Karena IMH yang tinggi hanya

merefleksikan kondisi suatu masyarakat yang memiliki peluang

hidup panjang (dan sehat) serta tingkat pendidikan (dan

Page 38: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 22

keterampilan) yang memadai. UNDP melihat kondisi seperti itu

belum memberikan gambaran yang ideal. Menurut UNDP,

masyarakat ideal selain harus memenuhi kondisi tersebut juga harus

mempunyai daya beli (purchasing power). Pemenuhan kebutuhan

hidup seperti itulah yang dicoba diukur dengan PPP.

Tahapan untuk menghitung PPP adalah sebagai berikut :

1. Menghitung angka rata-rata pengeluaran perkapita beserta

kuantitasnya untuk setiap wilayah dengan menggunakan data

Susenas Modul Konsumsi yang mencakup pengeluaran

konsumsi 96 komoditas PPP.

2. Menghitung kuantitas komoditas perumahan dari data Susenas.

3. Menghitung nilai pengeluaran riil agar nilai tersebut dapat

dibandingkan antar waktu. Cara penghitungannya ialah dengan

membagi rata-rata pengeluaran dengan IHK pada masing-masing

wilayah, dengan tahun dasar 2012.

4. Menghitung PPP (Unit), semacam faktor pengali untuk

menghitung pengaruh perbedaan harga antar wilayah. Prosedur

ini menggunakan kaidah matrik dengan data dasar yang

digunakan adalah kuantum dan harga dari 96 komoditi standar

Kabupaten Blora.

5. Menghitung nilai PPP dalam rupiahdengan rumus:

Daya beli yang disesuaikan =�

���

Y : pengeluaran perkapita

Page 39: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 23

PPP : paritas daya beli

Dimana :���� =∑ ���,�� ��,���

∑ ���,�� ��,���

: harga per unit komoditi j yang dikonsumsi di provinsi/

kabupaten i

: harga per unit komoditi j di Jakarta Selatan

: volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di provinsi/

kabupaten

6. Selanjutnya menghitung Indeks Daya Beli

�!�"� #�$�= %& '!�"� #�$�( )%&(!�"� #�$���)

%&'!�"� #�$����( )%&'!�"� #�$���(

Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah

kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua. Daya

beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang

diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan

pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025.

2.2.4 Pencapaian dan Status Pembangunan Manusia

(Shortfall)

Pencapaian pembangunan manusia dapat dilihat dari dua segi.

Pertama, kenaikan IPM secara absolut yang diukur dengan nilai

positif dari reduksi shortfall tahunan. Angka tersebut mengukur rasio

pencapaian kesenjangan jarak yang “sudah ditempuh” dengan yang

“harus ditempuh” untuk mencapai kondisi yang ideal (IPM = 100).

Semakin tinggi angka shortfall, semakin cepat kenaikan IPM. Cara

penghitungan “shortfall” dinyatakan dengan rumus :

���,��

��,��

���,��

Page 40: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 24

� = ����(�*�) − ���(�)

100 − ���(�)

� × 100

Dimana:

IPM(t) : IPM tahun (t)

IPM(t+n) : IPM tahun (t+n)

IPM(ref) : IPM acuan (biasanya IPM ideal)

Kedua, adalah meningkatnya status pembangunan manusia

berdasarkan klasifikasi berikut :

Nilai IPM Status Pembangunan Manusia *)

< 50

50 ≤ IPM < 66

66 ≤ IPM < 80

≥ 80

Rendah

Menengah Bawah

Menengah Atas

Tinggi

*) modifikasi terhadap klasifikasi UNDP, dengan

memecahklasifikasi menengah

Page 41: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 25

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah dengan luas wilayah 182.058,797 Ha atau 1.820,59

km2. Secara geografis Kabupaten Blora terletak diantara 111

0 16’ –

1110 338’ Bujur Timur dan 6

0 528’ – 7

0 248’ Lintang Selatan.

Sedangkan secara topografi, Kabupaten Blora terletak pada

ketinggian antara 25 – 500 meter diatas permukaan laut. Kabupaten

Blora diapit oleh jajaran pegunungan Kendeng Utara dan

pegunungan Kendeng Selatan. Susunan tanah di Kabupaten ini

terdiri dari atas 56 persen tanah gromosol, 39 persen mediteran dan

5 persen aluvial. Posisi Kabupaten Blora terletak pada bagian utara

Pulau Jawa dan di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Tengah

dengan batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Barat:Kab. Grobogan, Provinsi Jawa Tengah

• Sebelah Utara:Kab. Rembang, Kab. Pati, Prov. Jawa Tengah

• Sebelah Timur: Kab. Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur

• Sebelah Selatan:Kab. Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Page 42: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 26

Tabel 3.1. Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten,

LuasWilayah, dan Banyaknya Desa/Kelurahan

di Kabupaten Blora

Kecamatan

Jarak

ke

Ibukota

Kab.

(km)

Luas Wil.

(Km2)

Banyaknya

Desa

Ke-

lurah

-an

Jum-

lah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Jati

2. Randublatung

3. Kradenan

4. Kedungtuban

5. Cepu

6. Sambong

7. Jiken

8. Bogorejo

9. Jepon

10. Blora

11. Banjarejo

12. Tunjungan

13. Japah

14. Ngawen

15. Kunduran

16. Todanan

43

29

38

43

34

28

13

17

8

-

12

9

21

12

24

40

183,620

211,131

109,508

106,858

49,145

88,750

168,167

49,805

107,724

79,786

103,522

101,815

103,052

100,982

127,983

128,739

12

16

10

17

11

10

11

14

24

16

20

15

18

27

25

25

0

2

0

0

6

0

0

0

1

12

0

0

0

2

1

0

12

18

10

17

17

10

11

14

25

28

20

15

18

29

26

25

Jumlah 1.820,588 271 24 295

Sumber : Kabupaten Blora dalam Angka 2016

Page 43: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 27

Secara administratif, Kabupaten Blora terbagi menjadi 16

kecamatan, 271 desa, dan 24 kelurahan. Dengan kecamatan yang

terluas adalah Kecamatan Randublatung yaitu seluas 211,131 km2

dan kecamatan yang terkecil luas wilayahnya adalah Kecamatan

Cepu yaitu seluas 49,145 km2. Jarak terjauh dari ibukota kabupaten

ke ibukota kecamatan adalah Kecamatan Jati yang terletak di

bagianbarat dayaKabupaten Blora (43 km) dan Kecamatan

Kedungtuban yang terletak di bagiantenggaraKabupaten Blora (43

km).

Melihat data penggunaan lahan di Kabupaten Blora di tahun

2015 dapat dibagai dalam dua bagian besar yaitu 74,73 persen

digunakan bukan untuk lahan sawah dan hanya 25,27 persen

digunakan untuk lahan sawah.

Dari lahan sawah 16,25 persennya adalah lahan sawah tadah

hujan, sedangkan untuk irigasi teknis dan setengah teknis hanya

mencapai 4,62 persen sedangkan untuk irigasi sederhana 2,26 persen,

irigasi desa atau non PU 0,90 persen dan sisanya 1,24 persen adalah

irigasi P2AT.

Luas lahan bukan sawah sekitar 90.417 Ha adalah hutan atau

mencapai 49,66 persen dari luas wilayah yang ada. Hal ini dapat

menggambarkan pola kehidupan masyarakatnya yang sebagain besar

mengandalkan potensi ini. Bangunan dan pekarangan mencapai 9,34

persen, tegal/kebun 14,38 persen, dan sisanya adalah waduk, kebun,

pertambangan, dan lain-lain.

Page 44: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 28

Tabel 3.2. Luas Penggunaan Tanah/Lahan di Kabupaten Blora

Tahun 2015

Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persen

(1) (2) (3)

A. LAHAN SAWAH 45,993 25,27

1. Irigasi Teknis 7.449 4,09

2. Irigasi Setengah Teknis 967 0,53

3. Irigasi Sederhana 4.114 2,26

4. Irigasi Desa / Non PU 1.640 0,90

5. Tadah Hujan 29.586 16,25

6. P2AT 2.256 1,24

B. BUKAN LAHAN SAWAH 136.066 74,73

1. Bangunan dan Pekarangan 17.004 9,34

2. Tegal / Kebun 26.188 14,38

3. Waduk 57 0,03

4. Hutan 90.417 49,66

5. Perkebunan 4 0,00

6. Pertambangan 22 0,01

6. Lain-lain 2.374 1,30

Jumlah 182,059 100,00

Sumber : Kabupaten Blora Dalam Angka 2016

Page 45: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 29

3.2 Kondisi Kependudukan

Penduduk suatu daerah mempunyai ciri karakteristik sendiri-

sendiri tergantung dari berbagai faktor seprti kondisi geografis,

topografi, sumber pengahasilan utama dan sebagainya. Demikian

pula untuk Kabupaten Blora kondisi penduduknya banyak

dipengaruhi oleh adanya letak geografis di mana terletak di ujung

timur provinsi Jawa Tengah, mempunyai kawasan hutan dan masih

sebagian besar mengandalkan pertanian. Maka dapat dibayangkan

bila penduduk yang ada relatif tidak mudah bergerak (statis),

menerima apa adanya karena ketergantungan musim.

3.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Sesuai hasil proyeksi, penduduk Kabupaten Blora kondisi

tahun2015 tercatat 852.108 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak

terdapat di Kecamatan Kota Blora sebesar 93.918 jiwa, kedua di

kecamatan Randublatung mencapai 75.655 jiwa dan ketiga terdapat

di kecamatan Cepu sebanyak 73.548 jiwa. Sedangkan untuk

penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bogorejo hanya mencapai

24.043 jiwa, terkecil kedua terdapat di Kecamatan Sambong 25.475

jiwa dan ketiga terdapat di Kecamatan Japah hanya mencapai 34.280

jiwa.

Page 46: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 30

Tabel 3.3. Penduduk Kabupaten Blora

dirinci menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2015

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex

Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)

Jati 22,645 23,410 46,055 96.73

Randublatung 37,265 38,390 75,655 97.07

Kradenan 19,784 19,949 39,733 99.17

Kedungtuban 27,427 28,142 55,569 97.46

Cepu 36,173 37,375 73,548 96.78

Sambong 12,536 12,939 25,475 96.89

Jiken 19,148 19,630 38,778 97.54

Bogorejo 11,822 12,221 24,043 96.74

Jepon 30,192 31,021 61,213 97.33

Kota Blora 46,034 47,884 93,918 96.14

Banjarejo 28,897 29,508 58,405 97.93

Tunjungan 22,879 23,650 46,529 96.74

Japah 16,799 17,481 34,280 96.10

Ngawen 28,450 28,898 57,348 98.45

Kunduran 31,192 32,244 63,436 96.74

Todanan 28,168 29,955 58,123 94.03

Kabupaten 419,411 432,697 852,108 96.93

Sumber : BPS Kabupaten Blora, Proyeksi

Page 47: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 31

Gambar 3.1.Jumlah Penduduk Kabupaten Blora

Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2015

3.2.2 Rasio Jenis Kelamin

Dari Tabel 3.4.menunjukkan bahwa di Kabupaten Blora

rasio jenis kelamin (sex ratio) mencapai 96,93 persen yang berarti

penduduk perempuan secara total masih lebih banyak dibanding

dengan laki-lakinya di mana pada 100 wanita terdapat 97 laki-laki.

Tabel 3.4 Rasio Jenis Kelamin (RJK) dan Distribusi Penduduk

Di Kabupaten Blora 2015

Kecamatan RJK Distribusi

(1) (2) (3)

Jati 96,73 5,40

Randublatung 97,07 8,88

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

JAT

I

RA

ND

UB

LA

TU

NG

KR

AD

EN

AN

KE

DU

NG

TU

BA

N

CE

PU

SA

MB

ON

G

JIK

EN

BO

GO

RE

JO

JEP

ON

KO

TA

BLO

RA

BA

NJA

RE

JO

TU

NJU

NG

AN

JAP

AH

NG

AW

EN

KU

ND

UR

AN

TO

DA

NA

N

Laki-laki Perempuan

Page 48: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 32

Kecamatan RJK Distribusi

Kradenan 99,17 4,66

Kedungtuban 97,46 6,52

Cepu 96,78 8,63

Sambong 96,89 2,99

Jiken 97,54 4,55

Bogorejo 96,74 2,82

Jepon 97,33 7,18

Kota Blora 96,14 11,02

Banjarejo 97,93 6,85

Tunjungan 96,74 5,46

Japah 96,10 4,02

Ngawen 98,45 6,73

Kunduran 96,74 7,44

Todanan 94,03 6,82

Kabupaten Blora 96,93 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Untuk rasio jenis kelamin tertinggi terdapat di Kecamatan

Kradenan mencapai 99,17 persen sementara yang terkecil terdapat di

Kecamatan Todanan hanya mencapai 94,03 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk program peningkatan Sumber Daya

Manusia di dua kecamatan tersebut harus dibedakan, di mana di

Kecamatan Kradenan sebaiknya program yang berimbang

Page 49: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 33

menyentuh laki-laki maupun perempuan sementara untuk kecamatan

Todanan program yang cenderung ke kaum perempuan.

3.2.3 Struktur Penduduk

Struktur penduduk di Kabupaten Blora bila dibagi dalam 3

(tiga) kelompok besar dari hasil proyeksi sementara dapat

digambarkan untuk usia produktif usia 15 – 64 tahun mencapai 68,25

persen, usia muda 22,77 persen dan usia tua 8,98 persen. Hal ini

menggambarkan bahwa rasio ketergantungan penduduk di

Kabupaten Blora masih relatif tinggi, yaitu sekitar46,52.

Bila dilihat berdasarkan kelompok umur maka sumbangan

tertinggi terdapat di kelompok umur 0 – 4 tahun dan 35 – 39 tahun

masing-masing sebesar 7,66 persen. Secara umum, kelompok umur

di bagian bawah (0 s.d. 19 tahun) dan di bagian pertengahan (35 s.d.

49 tahun) relatif lebih dominan di banding kelompok lainnya.

Sementara itu kelompok umur dengan sumbangan jumlah penduduk

rendah terdapat di kelompok umur usia tua (65 tahun ke atas). Hal ini

menggambarkan bahwa jumlah kelahiran saat ini relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.

Page 50: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

34

demi

diban

masy

prod

prod

kesej

cepa

Gambar 3.2. Str

Usia muda d

ikian, angka ket

ndingkan tahun

yarakat tetap d

duktivitas utaman

duktif (15 s.d. 64

jahteraan masyar

at.

68.25

8.

Anali

ruktur Penduduk

dan usia tua men

ergantungan pad

sebelumnya.Upa

dapat diupayaka

nya pada pendud

4 tahun). Jika up

rakat dapat diha

22.77%

5%

.98%

isa Data IPM Kab. Blo

k Kabupaten Blo

ncapai 31,75 per

a tahun 2015 re

aya peningkatan

an dengan jala

duk yang berad

paya ini berhasil,

arapan untuk ter

Usia M

Usia Pr

Usia Tu

ora Tahun 2015

ora 2015

rsen. Dengan

elatif stagnan

pendapatan

an memacu

da pada usia

peningkatan

rwujud lebih

Muda

roduktif

ua

Page 51: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 35

Tabel. 3.5. Distribusi Penduduk

Berdasarkan Kelompok Umur Hasil Proyeksi 2015

Urutan Kelompok Umur Persentase Jumlah

Penduduk

(1) (2) (3)

1 0-4 7.66

2 5-9 7.60

3 10-14 7.51

4 15-19 7.62

5 20-24 7.03

6 25-29 6.65

7 30-34 7.27

8 35-39 7.66

9 40-44 7.62

10 45-49 7.50

11 50-54 7.04

12 55-59 5.82

13 60-64 4.01

14 65-69 2.88

15 70-74 2.32

16 75+ 3.77

Berdasarkan proyeksi penduduk menunjukkan adanya

sebaran penduduk per kelompok umur. Untuk 0 – 4 tahun dan 35 -

39 merupakan penduduk terbanyak. Ini menunjukkan bahwa perlu

ada perhatian terhadap program keluarga berencana. Mengingat

beberapa tahun sebelumnya, kelompok umur ini bukanlah jumlah

yang terbesar. Selanjutnya pada kelompok umur pertengahan (35-39,

40-44, dan 45-49 tahun)memiliki komposisi yang lumayan gemuk.

Page 52: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

36

Hal

tahun

meng

ini mengindikasik

n sebelumnya s

galami kenaikan.

Gambar 3.3 Pir

40000 30000 20

Anali

kan bahwa jumlah

udah mulai men

amida Penduduk

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75+

0000 10000 0

isa Data IPM Kab. Blo

h kelahairan yang

nurun, akhir-akh

k Kabupaten Blo

10000 20000 3

ora Tahun 2015

g pada tahun-

hir ini justru

ora 2015

30000 40000

Page 53: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 37

Tabel 3.6. Penduduk Kabupaten Blora Dirinci

KelompokUmur, dan Jenis kelamin, Tahun 2015

Kelompok

Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

0-4 32.112 33.130 65.242

5-9 31.894 32.901 64.795

10-14 31.510 32.508 64.018

15-19 31.974 32.987 64.961

20-24 29.500 30.433 59.933

25-29 27.889 28.773 56.662

30-34 30.488 31.454 61.942

35-39 32.127 33.142 65.269

40-44 31.978 32.993 64.971

45-49 31.476 32.473 63.949

50-54 29.530 30.467 59.997

55-59 24.430 25.204 49.634

60-64 16.837 17.374 34.211

65-69 12.093 12.476 24.569

70-74 9.742 10.050 19.792

75+ 15.831 16.332 32.163

Total 419.411 432.697 852.108

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Keadaan yang demikian mencerminkan bahwa tingkat

kelahiran untuk 5 tahun ke belakang sedikit mengalami peningkatan

dibandingkan periode lima tahun sebelumnya. Dengan melihat

formasi kelompok umur ini maka perencanaan pengembangan

Page 54: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 38

pendidikan dan kesehatan bisa mempertimbangkan perubahan kohor

yang ada.

3.3 Kondisi Pendidikan

Kondisi pendidikan di Kabupaten Blora dilihat dari data

kependidikan yang ada menunjukkan adanya tren penurunan jumlah

siswa SD sedangkan untuk tingkat SLTP ke atas ada kecenderungan

meningkat.

Dari data pendidikan Tahun 2015 untuk tingkat SD/MI

secara umum tercatat berkurangnya persentase jumlah prasarana

gedung sekolah sebanyak 5,38 persen. Sementara dari sisi murid ada

penurunan sekitar 2,25 persen dibanding dengan tahun 2014.

Demikian juga dari sisi jumlah guru/pengajar tercatat ada penurunan

sebesar 3,17 persen. Penurunan jumlah murid dan guru ini terjadi di

tingkat SD masing-masing sebanyak 3,18 persen dan 4,14 persen.

Sebaliknya untuk tingkat MI terjadi peningkatan gurid dan guru

masing-masing sebesar 3,80 persen dan 5,94 persen. Permasalahan

penurunan jumlah siswa ini perlu dikaji lagi lebih mendalam apa

karena benar-benar jumlah siswanya menurun ataukah untuk wilayah

perbatasan lebih suka sekolah diluar Blora ataukah masih banyak

yang tidak masuk sekolah karena berbagai alasan.

Page 55: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 39

Tabel 3.7. Perubahan Jumlah Prasarana Pendidikan (Sekolah),

Murid, dan Guru di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Jenis Persentase

Prasarana Murid Guru

(1) (2) (3) (4)

1. Pendidikan Dasar

A. SD/MI -2,25 -3,17 -5,38

- SD -3,18 -4,14 -3,89

- MI 5,80 5,94 -11,37

B. SLTP/MTs 3,65 -0,48 -3,48

- SLTP 4,82 3,24 0,64

- MTs 1,85 -10,79 -10,62

2. Pendidikan Menengah

SMU/SMK/MA 10,96 7,62 5,48

- SMU/SMK 8,20 6,74 5,96

- MA 25,00 15,74 2,41

Peningkatan jumlah murid terjadi di tingkat

SLTP/MTssebanyak 3,65 persen yang disumbang oleh peningkatan

jumlah murid di SLTP sebanyak 4,82 persen dan untuk MTs

sebanyak 1,85 persen. Secara absolut peningkatan murid di tingkat

SLTP/sedarajat sebanyak 195 orang atau bila dikonversi ke kelas

rata-rata 30 siswa berarti ada peningkatan jumlah kelas hampir

Page 56: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 40

mencapai 6 kelas yang tersebar diseluruh Kabupaten Blora baik

sekolah swasta maupun negeri.

Tabel 3.8.Banyaknya Sekolah, Murid, dan Guru Menurut

StatusPengelolaannya di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Tingkat

Pendidikan

Sekolah Murid Guru

2014 2015 2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pendidikan Dasar

A. SD/MI 666 651 85.817 83.099 6.266 5.929

- SD 597 578 77.540 74.330 5.496 5.282

- MI 69 73 8.277 8.769 730 647

B. SLTP/MTs 137 142 40.778 40.583 2.960 2.857

- SLTP 83 87 29.966 30.938 1.877 1.889

- MTs 54 55 10.812 9.645 1.083 968

2. Pendidikan Menengah

SMU/SMK/MA 73 81 26.388 28.398 2.153 2.271

- SMU/SMK 61 66 23.808 25.412 1.862 1.793

- MA 12 15 2.580 2.986 291 293

3. Pendidikan Tinggi

Dipl./Univ + *) 7 8 3.496 3.364 411 419

Peningkatan jumlah prasarana sekolah di tingkat SLTP/MTs di

tahun 2015 sebesar3,65 persen, disumbang oleh adanya penambahan

sekolahsebanyak 4,82 persen SLTP dan 1,85 persen MTs.

Page 57: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 41

Data tingkat pendidikan menengah baik itu SMU/SMK dan

MA tahun 2015tercatat jumlah infrastrukturnya sebanyak 81

prasarana, meningkat 8 unit dibandingkan tahun sebelumnya.

Seiring dengan penambahan tersebut, jumlah murid dan guru juga

mengalami peningkatan yang cukup banyak. Dari data tercatat

bahwa secara umum jumlah murid SMU/SMK/MA bertambah 10,96

persen, sementara jumlah guru bertambah sebesar 7,62 persen.

Untuk tingkat pendidikan tinggi jumlah perguruan tinggi yang

ada di tahun 2015 menjadi 8 buah dibandingkan tahun 2014 yang 7

buah. Peningkatan ini juga diikuti oleh bertambahnya jumlah

mahasiswa dan dosen di Kabupaten Blora.

Tingkat melek huruf di Kabupaten Blora di tahun 2015

menjadi 88,20 persen dimana melek huruf kaum laki-laki sebesar

93,03 persen, dan untuk perempuan angka melek hurufnya lebih

kecil lagi yaitu hanya 83,60 persen.

Angka melek huruf dapat dijadikan sebagai indikator tingkat

pendidikan penduduk suatu wilayah, karena dengan kemampuan

tersebut seseorang dapat mempelajari dan menyerap ilmu

pengetahuan. Seseorang dikatakan melek huruf apabila memiliki

kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan atau lainnya.

Kemampuan membaca saja atau kemampuan menulis saja belum

memenuhi syarat untuk dikatakan melek huruf.

Jumlah buta huruf secara total masih banyak terjadi di kaum

perempuan sebanyak 16,40 persen sementara untuk kaum laki-laki

Page 58: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 42

hanya 6,97 persen. Hal ini tidak terlepas dengan budaya di

kabupaten Blora dimana pencari nafkah utama adalah kaum laki-laki

sehingga pendidikan di tingkat keluarga lebih diutamakan kaum laki-

laki dibanding dengan perempuan.

Tabel 3.9.Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Kemampuan Baca dan Tulis Jenis Kelamin

di Kab.Blora Tahun 2015

Kemampuan

Baca Tulis

Laki-

Laki

Perem

puan Jumlah

Laki-

Laki

Perem

puan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bisa 93,03 83,60 88,20 51,48 48,52 100,00

Tidak 6,97 16,40 11,80 28,85 71,15 100,00

Jumlah 100,00 100,00 100,00 48,81 51,19 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora.

Dilihat dari data aktivitas sekolah untuk penduduk 5 (lima)

tahun ke atas dapat dijelaskan bahwa di tahun 2015 jumlah penduduk

yang masih sekolah sebesar 20,55 persen.Bila dibanding tahun

sebelumnya mengalami sedikit penurunan.Peningkatan justru terjadi

pada kelompok penduduk yang yang tidak/belum pernah sekolah.

Hal ini mengindikasikan bahwa ada kecenderungan untuk menunda

usia sekolah pertama (sekolah dasar). Namun demikian, pernyataan

ini harus diteliti lebih lanjut kemungkinan-kemungkinan penyebab

yang lainnya. Secara umumkesadaran penduduk untuk

menyekolahkan anaknya masih relatif tinggi, sama dengan tahun-

tahun sebelumnya.

Page 59: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 43

Tabel 3.10. Persentase Penduduk 5 (lima) Tahun ke Atas

Menurut Tingkat Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin

Tahun 2015

Jenis Kegiatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/belum pernah sekolah 8,35 17,38 12,98

Masih sekolah 21,82 19,34 20,55

Tidak bersekolah lagi 69,83 63,28 66,47

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Dari ketersediaan data di atas maka dapat dilihat persebaran

penduduk yang belum bersekolah, masih sekolah dan tidak

bersekolah lagi dan bila dianalisis lebih lanjut dapat diketahui

penyebab tidak /belum sekolahnya disebabkan oleh faktor apa saja.

Pada tahun 2015 proporsi penduduk yang tidak/belumtamat

SD mencapai 22,33 persen dan yang lulus SD mempunyai proporsi

tertinggi yaitu 38,40 persen. Sedangkan yang terkecil proporsinya

adalah lulusan DI/II/III yaitu sebesar 1,07 persen.

Tabel 3.11. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

di Kab. Blora Tahun 2015

Tingkat pendidikan L P L + P

(1) (2) (3) (4)

Tdk/blm tamat SD 23,53 21.06 22.33

Paket A/B/C 1,32 1,24 1,28

SD/MI 35.76 41.19 38.40

Page 60: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 44

Tingkat pendidikan L P L + P

SLTP 21.24 19.25 20.27

SMA/MA 9.17 9.00 9.09

SMK 5.12 4.32 4.73

DI/II/III 1,04 1,11 1,07

DIV/S1/S2 2.83 2.82 2.83

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Untuk penduduk yang tamat SD atau kurang masih cukup

banyak, yaitu lebih dari 60 persen penduduk. Masih banyaknya

proporsi penduduk di bawah SD ini juga berpengaruh sekali terhadap

kemampuan yang mereka miliki untuk dapat mendapatkan

penghidupan atau jenis pekerjaan yang layak yang sekaligus

berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum.

Bila dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok tingkat

pendidikan dan jenis kelamin maka proporsi penduduk dibawah SD

mencapai 62,01 persen dimana perempuan mencapai 63,49 persen

dan laki-laki mencapai 60,61 persen. Penduduk tingkat SD

menyumbang paling banyak yaitu sebesar 38,40 persen dimana laki-

laki 35,76 persen dan perempuan 41,19 persen.

Tingkat sekolah menengah menyumbang 34,09 persen

dimana laki-laki menyumbang 35,53 persen sedangkan perempuan

mencapai 32,57 persen. Untuk tingkat pendidikan tinggi di

Kabupaten Blora masih relatif sedikit hanya mencapai 3,90 persen

dimana laki-laki 3,87 persen dan perempuan 3,93 persen.

Page 61: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 45

Tabel 3.12. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka

Partisipasi Murni (APM) Tingkat Pendidikan Dasar dan

Menengah Kabupaten Blora Tahun 2014-2015

Jenis Pendidikan APK APM

2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

SD/MI 111,33 103,68 96,20 94,65

SLTP/MTs 97,27 87,78 85,75 70,51

SLTA/SMK/MA 79,83 99,87 66,21 63,31

PT 9,17 7,13 6,20 6,21

Bila menengok dari sisi APM, maka penduduk usia 7-12

tahun yang bersekolah di SD sebesar 96,20 persen. Sementara itu

untuk APM tingkat SLTP sebesar 85,75 persen. Pada tingkatan

SLTA sebesar 66,21persen, yang artinya penduduk usia 16-18 tahun

yang sedang sekolah di tingkatan SLTA sebanyak 66 orang dari 100

penduduk berumur 16-18 tahun.

3.4 Kondisi Kesehatan

Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas :

(a) sumber daya manusia; (b) kehidupan dan usia harapan hidup

manusia; (c) kesejahteraan keluarga dan masyarakat; serta (d)

kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.

Peningkatan kualitas penduduk secara fisik dapat dilihat dari derajat

kesehatan penduduk dan status kesehatan penduduk.

Page 62: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 46

Kesehatan merupakan faktor penting dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia dan menjadi penyebab langsung

maupun tidak langsung keberhasilan bidang-bidang lain. Karena

dapat digunakan dalam menilai suatu keberhasilan program

kesehatan yang pernah/sedang dilakukan seperti program

kebijaksanaan penyebaran pelayanan kesehatan kepada semua

lapisan masyarakat di seluruh pelosok.

Status kesehatan masyarakat/penduduk, salah satunya dapat

diukur dari angka morbiditas(kesakitan). Angka morbiditas dapat

diartikan sebagai persentase banyaknya penduduk yang mengeluh

sakit sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari.

Terhadap jumlah penduduk keseluruhan, yang memiliki keluhan

kesehatan, baik yang mengganggu aktivitas maupun

tidak,mencapai35,62 persen.Sementara angka morbiditas untuk

Kabupaten Blora pada tahun 2015 mencapai 18,84 persen.

Tabel 3.13. Persentase Penduduk Dirinci

Menurut Keluhan Kesehatan Sebulan yang Lalu

di Kabupaten Blora Tahun 2014-2015

Keluhan Kesehatan Banyaknya

2014 2015

(1) (2) (3)

Ya 30,66 35,62

Tidak 69,34 64,38

Jumlah 100,00 100,00

Sumber : BPS Kab.Blora

Page 63: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 47

Dilihat dari jumlah hari sakit, di tahun 2015 sekitar 56,86

persen dari seluruh penderita sakit mengalami sakit selama kurang

dari 4 hari disusul yang mengalami sakit selama 4 - 7 hari sebanyak

32,98 persen. Sementara itu untuk yang lebih dari 22 hari mencapai

5,75 persen. Mereka ini biasanya dialami oleh penderita stroke, atau

penyakit tua atau komplikasi. Untuk yang mengalami keluhan antara

8 – 14 hari mencapai 2,51 persen dan terendah keluhan selama 15 –

21 hari hanya mencapai 1,90 persen.

Tabel 3.14. Persentase Penduduk yang Menderita Sakit

Selama Sebulan Menurut Jumlah Hari Sakit

di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Jumlah Hari Sakit Tahun

2014 2015

(1) (2) (3)

< 4 60,88 56,86

4 – 7 27,78 32,98

8 – 14 5,53 2,51

15 – 21 1,94 1,90

22 + 3,86 5,75

Total 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Berubahnya pola jumlah hari sakit penduduk dapat

disebabkan karena adanya perubahan pola pikir masyarakat untuk

segera berobat baik diobati sendiri maupun berobat jalan, baik

pengobatan modernketenaga medis maupun pengobatan tradisional.

Page 64: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 48

Jika diamati perubahan persentase pada masing-masing

kelompok jumlah hari sakit, terjadi perbedaan tren pada kelompok

jumlah hari sakit 22 hari ke atas. Kelompok tersebut secara

persentase justru meningkat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini

mengindikasikan bahwa jenis penyakit yang dikeluhkan oleh

penduduk relatif berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Untuk keluhan hari sakit yang berhari-hari hingga lebih

dari minggu , biasanya mengalami sakit kronis.

Kondisi persalinan di Kabupaten Blora di tahun 2015

menggambarkan penolong persalinan terakhir lebih dari separuh

(sekitar 70,05 persen) proses kelahiran ditolong oleh bidan, disusul

dokter sebanyak 21,63 persen dan terakhir tenaga lainnya sebanyak

8,32 persen.Kondisi ini tidak berbeda dengan tahun-tahun

sebelumnya di mana peran tenaga kesehatan (dalam hal ini bidan dan

dokter) merupakan penolong utama proses kelahiran.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya proses kelahiran

yang sehat sudah dimiliki oleh sebagian besar penduduk Kabupaten

Blora. Disamping itu adanya bidan di setiap kecamatan bahkan

sampai tingkat desa merupakan upaya untuk mendekatkan tenaga

kesehatan terhadap masyarakat terutama masyarakat pedesaan,

sehingga kebutuhan akan pertolongan kesehatan seperti proses

kelahiran bisa ditangani oleh tenaga kesehatan.

Di tahun 2015 persentase penolong kelahiran balita oleh

bidan meningkat sebesar 7,86persen dibanding dengan tahun 2014.

Page 65: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Anali

Sem

diban

tenag

Ga

suda

bayi

diku

pemb

dikem

3.5

yang

isa Data IPM Kab. Bl

mentara itu pen

ndingkan tahun

ga lainnya menun

ambar 3.4. Perse

Tera

Perkembanga

ah sewajarnya dip

dan angka ke

urangi, selain itu

berdayaan masy

mbangkan.

Pendapatan R

Perekonomian K

g secara umum m

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2011

15.36

78.31

6.33

ora Tahun 2015

nolong kelahiran

2014. Sedangka

njukkan penurunan

entase Balita men

khir di Kab. Blo

an perilaku masy

elihara dan dikem

matian ibu mel

u peran desa

yarakat semakin

egional

Kabupaten Blora

enunjukkan arah

2012 2013

13.15 13.7

78.8 79.5

8.05 6.68

Dokter Bidan

n doktermenurun

an untuk penolo

n.

nurut Penolong P

ora 2011-2015

yarakat dalam h

mbangkan agar ang

lahirkan bisa dir

siaga dan prog

didekatkan, di

dalam 5 (lima) ta

yang positif. Pad

3 2014 20

77 21.63 1

55 70.05 7

8 8.32 5

Lainnya

49

n9,5 persen

ong kelahiran

Persalinan

hal kesehatan

gka kematian

reduksi atau

gram-program

igiatkan dan

ahun terakhir

da tahun 2015

015

7.45

7.27

5.28

Page 66: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 50

mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen,lebih tinggi dibanding

tahun 2014 yang sebesar4,43 persen. Perbaikan perekonomian yang

telah menghasilkan angka yang positif ini menunjukkan bahwa

perekonomian di Kabupaten Blora dalam era otonomi ini dari tahun

ke tahun akan semakin membaik sehingga kemampuan daya beli

masyarakat juga semakin meningkat. Selain itu barang dan jasa juga

mudah tersedia dipasaran yang selanjutnya lapangan kerja juga

semakin terbuka.

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi regional

Kabupaten Blora dapat diketahui pada nilai yang tercermin dari

besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke

tahun baik menurut harga berlaku maupun menurut harga konstan.

Pada tahun 2015 besaran PDRB menurut harga berlaku di Kabupaten

Blora secara agregat adalah sebesar 14.339.267juta rupiah yang

menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun

2014 yang mencapai sebesar 13.053.572juta rupiah sehingga terjadi

kenaikan sebesar 9,85 persen.

Pertumbuhan ekonomi sebesar 9,85 persen ini sebenarnya

belum mencerminkan pertumbuhan yang sebenarnya karena masih

terpengaruh adanya faktor kenaikan harga. Sedangkan pertumbuhan

ekonomi yang lebih mendekati dengan keadaan yang sebenarnya

dapat dilihat pada pertumbuhan atas dasar harga konstan, yaitu

mencapai 4,87 persen.

Page 67: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 51

Gambar 3.5. Persentase Pertumbuhan PDRB

Kabupaten Blora Tahun 2011-2015

Dilihat secara umum, kinerja sektor-sektor ekonomi dari

waktu ke waktu terlihat masih sangat fluktuatif. Pertumbuhan suatu

sektor pada suatu waktu tertentu bisa sangat rendah, tapi di lain

waktu bisa tumbuh sangat tinggi. Kondisi ini perlu mendapatkan

perhatian lebih, mengingat konsistensi kinerja suatu sektor

memegang peran yang sangat penting sebagai salah satu bahan

pertimbangan masuknya modal dari luar.

10.60 9.49

10.49 11.04 9.85

4.26 4.84 5.10 4.43

4.87

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

Page 68: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 52

Tabel 3.15. PDRB Kabupaten Blora Tahun 2011 – 2015

Tahun

PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku Tanpa Minyak

Bumi

PDRB Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Tanpa

Minyak Bumi

Nilai

(juta Rp)

% Pertum-

buhan

Nilai

(juta Rp)

% Pertum-

buhan

(1) (2) (3) (4) (5)

2011 9.717.743 10,60 9.160.112 4,26

2012 10.639.752 9,49 9.603.310 4,84

2013 11.756.252 10,49 10.093.016 5,10

2014 13.053.572 11,04 10.540.217 4,43

2015 14.339.267 9,85 11.053.744 4,87

3.5.1 Struktur Ekonomi

Dalam periode waktu lima tahun terakhir, sektor pertanian

dansektor perdagangan masih merupakan andalan terbesar bagi

Kabupaten Blora. Selain itu juga sektor perbankan dan keuangan,

yang mana hal ini dapat dilihat dari indeks distribusi PDRB. Namun

sumbangan sektor ini relatif menurun dibanding tahun-tahun

sebelumnya.

Dari distribusi antar sektor terlihat bahwa sektor pertanian

dan perdagangan selama lima tahun terakhir secara umum

memperlihatkan penurunan peranan dari waktu ke waktu terhadap

total PDRB. Penurunan peranan sektor pertanian adalah wajar

mengingat lahan pertanian yang semakin terbatas dan juga kebijakan

Page 69: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 53

pemerintah Kabupaten Blora yang giat meningkatkan sektor-sektor

diluar sektor pertanian.

Sebaliknya, sektor industri pengolahan, jasa perusahaan, jasa

pendidikan, dan jasa kesehatan mengalami peningkatan peran. Sektor

yang mengalami kenaikan terbesar dalam sumbangan PDRB 2015

adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikananyang pada tahun

2014 memberikan sumbangan 27,80 persen mengalami kenaikan

menjadi 28,00persen.

Diketahui bersama bahwa share/sumbangan sektor pertanian

untuk Kabupaten Blora masih sangat dominan dari tahun ke tahun.

Sehingga jika produksi pertanian mengalami kenaikan secara

signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami

kenaikan. Demikian juga apabila produksi sektor pertanian

mengalami penurunan maka besaran PDRB mempunyai

kecenderungan untuk turun.

Struktur ekonomi suatu wilayah umumnya tidak akan berubah

dalam rentang waktu yang singkat. Apalagi pada beberapa wilayah

yang sudah mapan, perubahan struktur ekonomi secara drastis hanya

terjadi bila ada suatu perubahan luar biasa yang terjadi, seperti:

adanya penanaman modal secara besar-besaran pada suatu sektor

tertentu, eksploitasi sumber daya alam yang baru, atau perubahan

dalam mengimplementasikan teknologi baru.

Page 70: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 54

Tabel 3.16. Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Blora Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha 2011 – 2015

Sektor/Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 29.71 29.65 29.93 27.80 28.00

2 Pertambangan dan

Penggalian 15.14 14.12 13.80 14.47 14.08

3 Industri Pengolahan 9.81 10.15 10.27 11.47 11.01

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.07 0.07 0.07 0.06 0.06

5

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

0.05 0.05 0.04 0.04 0.04

6 Konstruksi 3.94 4.16 4.11 4.26 4.40

7

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

17.69 17.13 16.88 16.44 16.55

8 Transportasi dan

Pergudangan 2.57 2.58 2.60 2.75 2.84

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 3.47 3.43 3.30 3.41 3.52

10 Informasi dan Komunikasi 1.17 1.17 1.13 1.10 1.09

11 Jasa Keuangan dan Asuansi 3.06 3.21 3.20 3.22 3.33

12 Real Estate 1.35 1.33 1.32 1.37 1.40

13 Jasa Perusahaan 0.26 0.27 0.29 0.29 0.31

14

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

3.91 3.99 3.90 3.76 3.83

15 Jasa Pendidikan 4.81 5.80 6.18 6.43 6.37

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 0.81 0.89 0.90 0.95 0.99

17 Jasa Lainnya 2.17 2.01 2.07 2.15 2.17

T o t a l 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Blora

Page 71: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 55

Struktur ekonomi suatu wilayah mencerminkan besarnya peran

nilai tambah suatu sektor dalam pembentukan PDRB, atau dengan

kata lain struktur ekonomi adalah pemetaan potensi ekonomi suatu

daerah menurut sektor. Dengan mengetahui struktur ekonomi dapat

diketahui apakah ekonomi suatu daerah didominasi oleh kelompok

sektor primer, sekunder, atau tersier.

Selain paling dominannya sektor pertanian dalam struktur

ekonomi Kabupaten Blora, terlihat pula beberapa sektor lain yang

memiliki andil cukup besar. Sektor-sektor tersebut adalahsektor

perdagangan besar dan eceran, sektorpertambangan dan penggalian,

serta sektor industri pengolahan.

Dari tabel tersebut juga dapat kita ketahui bahwa sektor yang

perannya paling kecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan

sampah limbah dan daur ulang. Peran sektor ini terhadap total PDRB

sampai dengan tahun 2015 belum pernah mencapai satu persen.

Rendahnya peran sektor ini lebih banyak disebabkan oleh jumlah

produksi yang relatif stagnan dibanding sektor-sektor yang lain dan

pertumbuhan sektor ini yang relatif lambat.

Dari tabel di atas juga terlihat sektor-sektor yang mengalami

pengurangan distribusi. Pengurangan ini hanya berpengaruh terhadap

peran sektor terhadap total PDRB dimana secara fisik alamiah tetap

melakukan pertumbuhan tetapi jumlah pertumbuhannya atau

sumbangannya lebih kecil dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal

Page 72: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 56

ini biasanya terjadi pada produk dimana pasar telah jenuh maka

perkembangan produksi tidak secepat pada waktu booming.

Selain ada kelompok sektor dominan disajikan pula kelompok

sektor produktif, yaitu sektor yang relatif masih dapat ditingkatkan

outputnya karena masih potensial. Secara umum distribusi sektor

produktif di tahun 2015 meningkat kecuali pada sektor informasi dan

komukasi dan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan

jaminan wajib sosial.

Tabel 3.17. Distribusi Persentase Sektor Produktif PDRB di

Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Sektor/

Lapangan Usaha

HargaBerlaku Peru-

bahan

HargaKonstan Peru-

bahan2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengadaan Listrik

dan Gas 0.06 0.06 0.00 0.08 0.08 -0.01

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur

Ulang

0.04 0.04 0.00 0.05 0.05 0.00

Konstruksi 4.26 4.40 0.15 4.20 4.28 0.08

Transportasi dan

Pergudangan 2.75 2.84 0.09 3.12 3.19 0.07

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

3.41 3.52 0.11 3.71 3.78 0.07

Informasi dan

Komunikasi 1.10 1.09 -0.01 1.49 1.53 0.04

Jasa Keuangan dan

Asuansi 3.22 3.33 0.11 3.13 3.17 0.04

Real Estate 1.37 1.40 0.03 1.56 1.59 0.02

Page 73: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 57

Sektor/

Lapangan Usaha

HargaBerlaku Peru-

bahan

HargaKonstan Peru-

bahan2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jasa Perusahaan 0.29 0.31 0.02 0.31 0.32 0.01

Administrasi

Pemerintahan, Per-

tahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

3.76 3.83 0.07 3.70 3.72 0.02

Jasa Pendidikan 6.43 6.37 -0.06 5.96 5.98 0.02

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 0.95 0.99 0.03 0.94 0.96 0.02

Jasa Lainnya 2.15 2.17 0.02 2.33 2.30 -0.03

J U M L A H 29.82 30.36 0.54 30.61 30.95 0.34

Sumber : PDRB Kabupaten Blora 2015

Selain terbagi dalam 17 kategori, PDRB juga bisa

dikelompokkan berdasarkan output atau input terjadinya proses

produksi. Pengelompokan ini dibedakan menjadi:

1. Kelompok Primer, mencakup sektor pertanian, kehutanan

perikanan dan pertambangan/penggalian.

2. Kelompok sekunder, mencakup sektor industri pengolahan,

pengadaan listrik/gas dan pengadaan air bersih, pengelolaan

sampah, limbah dan daur ulang, serta bangunan/konstruksi.

3. Kelompok tersier, mencakup sektor perdagangan besar dan

eceran, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi

dan pergudangan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan

asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi

pemerintahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa lainnya.

Page 74: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 58

Data PDRB lima tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan

adanya pergeseran kontribusi, dimanaperan kelompok primer yang

pada awalnya terlihat sangat mendominasi secara bertahap bergeser

ke kelompok tersier dan sekunder.

Pada tahun 2015 peran kelompok primer dan tersier

mendominasi dengan sharemasing-masing sebesar 42,08 persen

dan42,41 persen. Adapun kelompok sekunder memberi andil sebesar

15,51persen dari total PDRB.

Tabel 3.18. Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB

Tahun 2014 – 2015

Sektor/

Lapangan Usaha

Harga

Berlaku Peruba

han

Harga

Konstan Perub

ahan 2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kelompok

primer 42,27 42,08 -0,20 40,36 40,56 0,20

2. Kelompoksek

under 15,84 15,51 -0,32 15,31 14,73 -0,57

3. Kelompok

tersier 41,89 42,41 0,52 44,33 44,70 0,38

J u m l a h 100,00 100,00 100,00 100,00

Dari ketiga kelompok pada tabel 3.18 terlihat bahwa jika

dibandingkan antara tahun 2015 terhadap tahun 2014, terutama

menurut harga konstan, terjadi perubahan andil pada PDRB. Pada

kelompok kelompok primer terjadi peningkatan andilsebesar 0,20

persen untuk harga konstan, walaupun menurut harga berlaku justru

Page 75: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 59

turun dengan persentase yang sama pula. Demikian pula untuk

kelompok tersier, baik menurut harga berlaku maupun harga konstan,

mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,52 persen dan 0,38

persen. Sebaliknya untuk kelompok sekunder mengalami penurunan

sebesar 0,32 persen menurut harga berlaku dan 0,57 persen menurut

harga konstan.

3.5.2 Perkembangan PDRB Per kapita

PDRB per kapita dihitung dengan dua standar harga yang

berbeda, yaitu PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan atas

dasar harga konstan. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku

menggambarkan besarnya rata-rata produktivitas yang dihasilkan

pada suatu waktu tertentu.Sedangkan PDRB per kapita atas dasar

harga konstan menggambarkan produktivitas penduduk apabila

diukur dengan standar harga tahun 2010.

Meskipun belum dapat mencerminkan tingkat pemerataan,

pendapatan perkapita yang dalam hal ini digambarkan oleh PDRB

perkapita dapat dijadikan salah satu tolok ukur untuk melihat

keberhasilan pembangunan perekonomian, khususnya tingkat

kemakmuran penduduk pada suatu wilayah secara makro. Tidak

hanya keberhasilan pembangunan dari sisi aspek pertumbuhan

perekonomian suatu wilayah saja akan tetapi lebih jauh dapat dilihat

juga tingkat besarnya PDRB/pendapatan perkapita khususnya

pendapatan perkapita menurut harga berlaku.

Page 76: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 60

Kenaikan harga barang dan jasa serta naiknya output dari

berbagai barang dan jasa dari beberapa sektor ekonomi telah

meningkatkan pendapatan perkapita, Pendapatan/PDRB perkapita

atas dasar harga berlaku selama ini selalu menunjukkan adanya

peningkatan dari tahun ke tahun.

Tabel 3.19.Perkembangan PDRB Per Kapita

Di Kabupaten Blora Tahun 2011 - 2015

Tahun

Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Nilai (Rp) Pertumbuh

an (%) Nilai (Rp)

Pertumbuh

an (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

2011 13.657.546,24 11.27 12.726.114,81 3,68

2012 14.660.698,30 7.35 13.266.060,58 4,24

2013 16.078.902,49 9.67 13.904.971,18 4,82

2014 17.842.461,35 10.97 14.446.015,34 3,89

2015 19.251.692,26 7.90 15.151.903,43 4,89

Rata-

rata 9,43 4,30

Sumber : Pendapatan Regional Kabupaten Blora Tahun 2015

Seperti ditunjukkan pada tabel 3.19 dan gambar 3.6, untuk

tahun 2015 PDRB perkapita Kabupaten Blora mencapai sebesar

19.251.692rupiah. Sementara pada tahun sebelumnya sebesar

17.842.461 rupiah atau naik sebesar 7,90persen. Dibandingkan

dengan dua tahun sebelumnya, persentase pertumbuhan PDRB per

kapita tahun 2015 tersebut masih kalah tinggi. Namun, menurut

harga konstan, persentase pertumbuhannya justru lebih tinggi dari

Page 77: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 61

dua tahun sebelumnya, meskipun dengan angka yang tidak

signifikan.

Gambar 3.6. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Blora

Tahun 2010 – 2014.

Rata-rata pertumbuhan PDRB per Kapita di Kabupaten

Blora selama lima tahun terakhir (2011 - 2015) sebesar 9,43 persen

atas dasar harga berlaku dan 4,30 persen atas dasar harga konstan

2010. Perbedaan perkembangan yang mencolok berdasarkan dua

standar harga tersebut menunjukkan bahwa meskipun secara nominal

perkembangan PDRB perkapita sangat pesat, namun secara riil tidak

demikian.

Hal ini justru menunjukan bahwa perbedaan perkembangan

itu lebih disebabkan oleh pengaruh perubahan harga dari produk

barang dan jasa yang cukup besar, baik di pasar domestik maupun

luar negeri (ekspor).

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

Page 78: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 62

3.6 Pengeluaran Konsumsi Perkapita

Sejalan dengan PDRB yang mengalami pertumbuhan,

indikator ekonomi makro lain yaitu konsumsi rumah tangga

masyarakat juga menunjukkan hal yang sama. Hasil survei sosial

ekonomi nasional (susenas) tahun 2007 - 2015 menunjukkan bahwa

konsumsi masyarakat Blora dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Keadaan ini dapat dilihat pada tabel 3.21. Peningkatan

konsumsi makanan tahun 2009 – 2013 relatif rendah, tidak melebihi

10 persen. Tahun 2012 merupakan peningkatan terendah dalam

delapan tahun terakhir, yaitu 4,10 persen. Untuk tahun 2014

meningkat sebesar 38,95 persen, lebih tinggi dibanding tahun-tahun

sebelumnya. Selanjutnya, di tahun 2015 tercatat peningkatan tetapi

dengan persentase yang lebih kecil, yakni hanya 9,90 persen.

Pada tahun 2015 konsumsi non makanan mencapai

3.229.680rupiah, menurun 2,40 persen dibandingkan tahun 2014

yang sebesar 3.309.132 rupiah. Penurunan ini merupakan satu-

satunya yang terjadi sejak tahun 2007. Sejak tahun 2007,

pertumbuhan nilai konsumsi rumah tangga kelompok non-makanan

selalu mencapai angka di atas 10 persen.

Namun demikian, terjadinya perubahan nilai konsumsi ini

membuat kondisi di Kabupaten Blora masih jauh dari angka

perbandingan ideal dari konsumsi masyarakat yang lebih maju.

Sebab konsumsi untuk non-makanan yang mencakup pengeluaran

untuk kebutuhan sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan

Page 79: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 63

keperluan lain seperti untuk upacara dan pesta, tentunya akan lebih

besar lagi proporsinya apabila kondisi ekonomi dan sosial

masyarakat semakin maju.

Tabel 3.20. Konsumsi Rumah Tangga di Kabupaten Blora

Tahun 2007 – 2015

Tahun

Konsumsi Rumah Tangga

Makanan

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

Non

Makanan

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

Total

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2007 1.353.377 25,10 995.946 16,22 2.349.323 21,18

2008 1.628.842 20,35 1.134.784 13,94 2.763.626 17,64

2009 1.774.171 8,92 1.279.763 12,78 3.053.934 10,50

2010 1.901.379 7,17 1.435.254 12,15 3.336.633 9,26

2011 2.026.490 6,58 1.667.587 15,12 3.694.077 10,27

2012 2.109.640 4,10 1.948.693 16,86 4.058.333 9,86

2013 2.258.490 7,06 2.561.820 31,46 4.820.310 18,78

2014 3.138.252 38,95 3.309.132 29,17 6.447.384 33,75

2015 3.448.980 9,90 3.229.680 -2,40 6.678.660 3,59

Sumber : Susenas dan data diolah

Pada tahun 2015, proporsi pengeluaran non makanan justrulebih

kecil dibandingkan pengeluaran makanan. Berbeda pada dua tahun

sebelumnya, di mana proporsi konsumsi non makanan mencapai

Page 80: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 64

lebih dari 50 persen, masing-masing 53, 15 persen pada tahun 2013

dan 51,33 persen pada tahun 2014. Sementara pada tahun 2015

proporsi konsumsi non-makanan hanya mencapai 48,36 persen.

3.7 Ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan sesungguhnya mencakup aspek

ekonomi dan juga aspek sosial, Terciptanya lapangan kerja baru

dalam jumlah dan kualitas yang memadai sehingga penambahan

angkatan kerja yang terjadi, akan terserap merupakan salah satu

sasaran pembangunan selama ini, Dengan demikian penduduk akan

memperoleh manfaat langsung dari pembangunan,

Banyaknya angkatan kerja yang tidak terserap dalam

lapangan kerja akibat peningkatan jumlah angkatan kerja yang tidak

sebanding dengan peningkatan jumlah lapangan kerja akan menjadi

masalah dalam pembangunan, Jika masalah pengangguran tidak

mendapatkan perhatian yang serius akan menimbulkan masalah

sosial dalam kehidupan masyarakat,

3.7.1 Penduduk Usia Kerja

Penduduk Usia Kerja yang dimaksud disini adalah penduduk

yang masuk usia kerja yang disesuaikan dengan International

Labour Organitations (ILO) yaitu berusia 15 tahun keatas, Penduduk

usia kerja di Kabupaten Blora tercatat 657.158 jiwa yang terdiri dari

penduduk laki-laki sekitar 319.150 jiwa (48,57%) dan penduduk

perempuan sekitar 338.008 jiwa (51,43%), Jumlah penduduk usia

Page 81: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 65

kerja laki-laki tercatat lebih kecil daripada penduduk usia kerja

perempuan dengan rasio 94,42 yang berarti dari 100 orang

perempuan terdapat 94 orang laki-laki.

Tabel 3.21. Persentase Penduduk Usia Kerja 15 Tahun Keatas

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 - 2015

Jenis Kelamin 2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Laki-laki 316.295 319.150 317.723

Perempuan 335.073 338.008 336.541

Jumlah 651.368 657.158 654.263

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Berdasarkan jenis kegiatannya, penduduk usia kerja

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: angkatan kerja

(bekerja, mencari pekerjaan); dan bukan angkatan kerja (sekolah,

mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya).

3.7.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja pada tahun 2015 menunjukan adanya

perubahan proporsi pekerja wanita dan laki-laki, dimana untuk

pekerja perempuan meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-

laki.Hal ini menunjukkan potensi perempuan untuk ikut bekerja

semakin besar.

Dari data yang ada hasil survei angkatan kerja 2015

menunjukkan potensi tenaga kerja mencapai 70,77 persen dimana

Page 82: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 66

67,45 persen sudah bekerja baik formal maupun informal dan

sebanyak 3,31 sedang mencari pekerjaan.

Tabel 3.22. Persentase Penduduk Usia Kerja menurutJenis

Kelamin dan Kegiatannya Tahun 2014 - 2015

Jenis Kegiatan Tahun

2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Angkatan Kerja 68,50 70,77 69,63

Bekerja 65,56 67,45 66,51

Mencari Pekerjaan 2,94 3,31 3,13

Bukan Angkatan Kerja 31,50 29,23 30,37

Sekolah 5,47 6,02 5,74

Mengurus Rumahtangga 21,03 17,96 19,50

Lainnya 5,00 5,26 5,13

Usia Kerja 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Secara rata-rata dalam dua tahun terakhir terdapat 3,13

persen penduduk di kabupaten Blora mencari pekerjaan. Dalam

mencari pekerjaan termasuk disini adalah kelompok penduduk usia

kerja yang sudah bekerja tetapi masih mencari pekerjaan, penduduk

yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja serta

penduduk dengan kegiatan mengurus rumah tangga maupun lainnya

Page 83: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 67

sambil mencari pekerjaan yang dilakukan secara akfif baik dicarikan

maupun mencari sendiri.

3.7.3 Bukan Angkatan Kerja

Data bukan angkatan kerja tahun 2015 di Kabupaten Blora

mencapai 29,23 persen yang tersebar dalam kegiatan sekolah,

mengurus rumah tangga dan lainnya atau tidak melakukan kegiatan

apapun yang biasanya sakit atau sudah lansia. Penduduk yang

bersekolah mencapai 6,02 persen relatif lebih banyak dibanding

tahun 2014 yang mencapai 5,47 persen.Sementara itu, penduduk

yang mengurus rumah tangga mencapai 17,96 persen dan lainnya

5,26 persen.

3.7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja untuk kelompok umur 15

tahun keatas di tahun 2015 di Kabupaten Blora secara total

mencapai 71,09 persen,lebih tinggi dibandingkantahun 2014yang

sudah mencapai 68,50 persen. Berdasarkan jenis kelamin di tahun

2015TPAK penduduk laki-laki jauh lebih besar daripada TPAK

penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 84,32 persen

untuk penduduk laki-laki dan hanya 57,97 persen penduduk

perempuan.

Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan

dikarenakan adanya faktor budaya dimana perempuan masih lebih

dominan berperan sebagai ibu rumah tangga dibanding dengan

Page 84: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 68

kegiatan membantu mencari nafkah. Pada tahun 2015 kegiatan

perempuan yang masuk angkatan kerja mencapai 57,54 persen relatif

meningkat dibanding dengan tahun 2014 yang mencapai 52,54

persen.

Tabel 3.23. TPAK dan TPT menurut Jenis KelaminDi

Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Jenis

Kelamin

TPAK TPT

2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Laki-Laki 85,41 84,32 4,32 5,41

Perempuan 52,54 57,97 4,26 3,67

Total 68,50 71,09 4,30 5,22

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Blora

Pada tahun 2015 tercatat sebesar 5,22 persen, relatif naik dibanding

dengan tahun sebelumnya yang sebesar4,30 persen. Hal ini

menunjukkan semakin menurunnya kesempatan kerja di Kabupaten

Blora. Bila dilihat dari sisi gender, terlihat bahwa pada penduduk

laki-laki mengalami penambahantingkat penggangguran. Berbeda

pada penduduk perempuan, penganggurannya justru menurun.

Peningkatan angka TPT ini mengindikasikan bahwa baik di sektor

sektor formal maupun informal tingkat penyerapan pekerjanya relatif

menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 85: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 69

3.7.5 Penduduk yang Bekerja

Tabel. 3.24. Persentase Penduduk berdasarkan jenis

kegiatannya di tahun 2014 – 2015

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Bekerja 81,72 79,75 50,30 55,84

Mencari pekerjaan 3,69 4,56 2,24 2,13

Sekolah 5,70 6,99 5,25 5,09

Mengurus RT 3,94 3,99 37,17 31,72

Lainnya 4,64 5,30 5,04 5,22

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Berdasarkan kegiatan yang terbanyak selama seminggu yang

lalu penduduk di Kabupaten Blora untuk kelompok umur lebih dari

15 tahun keatas untuk penduduk bekerja secara total hanya mencapai

sekitar 65,56 persen, sekolah 5,47 persen mengurus rumah tangga

21,03 persen dan lainnya hanya mencapai 5,00 persen.

Menurut Golongan Umur

Produktivitas pekerja secara alami dipengaruhi oleh usia itu

sendiri maka dari itu untuk keperluan analisis dan perencanaan

pekerja bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan/kelompok umur

Page 86: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 70

yaitu: penduduk usia muda (15 – 24 tahun); penduduk usia prima (25

– 54 tahun); dan penduduk usia tua (55 tahun keatas),

Dari data yang ada di tahun 2015 pekerja Blora 67,24 persen

pada kelompok usia prima atau produktif sedangkan 22,72 persen di

kelompok tua serta 10,04 persen di kelompok usia muda.

Berdasarkan jenis kelamin komposisi pekerja berdasarkan

kelompok usia mempunyai pola yang sama yaitu terbanyak di usia

prima, peringkat kedua di usia tua dan terendah terdapat di kelompok

usia muda. Pola ini sangat terkait erat dengan pola sosioekonomi

masyarakat Blora dimana di usia muda sebagian besar masih

bersekolah atau belum bertanggungjawab secara penuh terhadap

keluarga.

Tabel 3.25 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas

yang Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Blora Tahun 2015

Umur Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

15 – 24 9,90 10,23 10,04

25 – 54 67,30 67,16 67,24

55 + 22,80 22,62 22,72

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Page 87: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 71

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Mayoritas penduduk bekerja di tahun 2015adalah penduduk

yang memiliki tingkat pendidikan yang ditamatkan adalah SD ke

bawah yaitu tercatat sekitar 60,53 persen relatif naik dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang mencapai 58,23 persen. Untuk

tingkat pendidikan SLTP sederajat tercatat sekitar 16,50persen, lebih

tinggi dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 15,52persen.

Untuk pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA sederajat

menurun dari 19,37 persen menjadi 16,93 persen. Untuk tenaga kerja

dengan pendidikan sarjana juga sedikit menurun dibanding tahun

sebelumnya yaitu dari 6,88 persen di tahun 2014 menurun menjadi

6,04persen di tahun 2015.

Tabel 3.26. Persentase Penduduk Bekerja menurut Pendidikan

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Jenjang

Pendidikan

2014 2015

L P Jumlah L P Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SD Ke Bawah 53,91 64,84 58,23 58,16 63,72 60,53

SLTP 18,20 11,41 15,52 16,81 16,09 16,50

SLTA 21,37 16,31 19,37 19,75 13,12 16,93

Diploma/Univ. 6,52 7,45 6,88 5,28 7,07 6,04

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 88: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 72

Bila dikaji dari pekerja berdasarkan jenis kelamin dan

tingkat pendidikannya dapat digambarkan pekerja perempuan dengan

klasifikasi SD ke bawah relatif lebih besar dibanding dengan laki-

laki. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya pekerja perempuan di

kabupaten Blora secara rata-rata masih SD ke bawah. Hal ini

menjadi perhatian kita semua untuk dapat memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan melalui program-program pendidikan

ketrampilan dan pendidikan luar sekolah. Hal lain adalah faktor

masih adanya pengarusutamaan gender secara kultural, yaitu

perempuan bekerja di ranah domestik.

Menurut Lapangan Usaha

Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di

Kabupaten Blora tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.28. Sektor

pertanian menempati persentase terbesar dalam hal penyerapan

tenaga kerja, yaitu tercatat sekitar 51,05 persen dan mengalami

kenaikan bila dibanding dengan tahun sebelumnya.

Tabel 3.27. Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan

Usaha Dan Jenis Kelamin di Kabupaten Blora

Tahun 2014 - 2015

Lapangan Usaha Tahun

2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 43,97 51,05 47,07

Pertambangan & Penggalian 1,26 1,41 1,58

Industri 4,46 4,08 4,45

Page 89: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 73

Lapangan Usaha Tahun

2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Listrik, gas & air 0,06 0,15 0,24

Konstruksi 5,31 7,49 7,10

Perdagangan 19,93 20,26 21,92

Angkutan & Komunikasi 3,91 1,87 2,67

Lembaga Keuangan 1,75 1,24 1,30

Jasa 19,36 12,46 13,70

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Selain sektor pertanian, beberapa sektor lainnya juga

mengalami kenaikan adalah sektor konstruksi, perdagangan,

pertambangan dan penggalian, serta listrik, gas, dan air.

Menurut Status Pekerjaan

Pekerja di Kabupaten Blora pada tahun 2015 bila dilihat dari

status pekerjaannya, sebagian besar pekerja memiliki status berusaha

dibantu pekerja tidak tetap atau buruh tidak dibayar, status pekerja

tak dibayar, dan status buruh/karyawan/pegawai. Pekerja dengan

ketiga status di atas menyusun 77,16 persendari semua pekerja di

Kabupaten Blora.

Masih tingginya angka pekerja berusaha dibantu buruh tidak

dibayar dan pekerja dengan status pekerja tak dibayar ini

Page 90: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 74

dikarenakan sebagain besar penduduk di Kabupaten Blora masih

bekerja dengan basis rumah tangga. Untuk pekerja bebas dan

berusaha dibantu pekerja dibayar masing-masing menyumbang 9,30

dan 2,19 persen.

Berdasarkan status pekerjaan, penduduk yang bekerja dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu sebagai pekerja

informal dan pekerja formal.Secara kasar pekerja informal terdiri

dari penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha

dengan dibantu buruh tidak tetap dan pekerja tidak dibayar serta

pekerja bebas, sedangkan pekerja formal terdiri dari penduduk yang

berusaha dibantu buruh tetap, pekerja dibayar atau karyawan. Di

tahun 2015 terdapat gambaran bahwa pekerja sektor informal masih

sangat mendominasi sistem ketenagakerjaan yaitu menyumbang

sebanyak 74,35 persen sedangkan sektor formal hanya menyumbang

25,65 persen.

Tabel 3.28. Persentase Penduduk Bekerja menurut Status

Pekerjaan di Kabupaten Blora Tahun 2014 – 2015

Status Pekerjaan

Tahun

2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Berusaha sendiri 17,93 11,36 14,65

Berusaha dibantu buruh

tidak tetap/tak dibayar 23,69 28,12 25,91

Page 91: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 75

Status Pekerjaan

Tahun

2014 2015 Rata-rata

(1) (2) (3) (4)

Pekerja tak dibayar 20,64 25,57 23,11

Pekerja bebas 12,41 9,30 10,86

INFORMAL 74,67 74,35 74,51

Berusaha dibantu buruh

tetap/dibayar 2,50 2,19 2,35

Buruh/karyawan/pegawai 22,83 23,47 23,15

FORMAL 25,33 25,65 25,50

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Fenomena ini menggambarkan bahwa nilai tambah yang

dihasilkan relatif lebih kecil dibanding dengan daerah-daerah yang

lebih banyak pekerja dibidang formalnya. Hal ini dikarenakan

adanya struktur upah dibidang informal tidak setinggi dibidang

formal, sistem produktivitas sangat tergantung musim, pekerja yang

berkecimpung disektor informal rata-rata dengan pendidikan yang

relatif rendah.

Page 92: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 76

Menurut Jam Kerja

Dari keseluruhan penduduk yang bekerja di Kabupaten Blora

tahun 2015tercatat sekitar 57,60 persen penduduk yang bekerja

diatas 35 jam ke atas dalam seminggu. Angka ini menunjukkan

kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 55,22

persen.

Untuk penduduk yang bekerja dibawah 35 jam kerja pada

tahun 2015mencapai nilai 42,40 persen, pekerja ini banyak terjadi

pada pekerja yang tidak dibayar, atau pekerja yang tidak tetap

dimana dalam satu minggu hanya bekerja tidak penuh tetapi hanya

beberapa hari saja.

Tabel 3.29. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam

Kerja Seminggu di Kabupaten Blora Tahun 2013 – 2015

Jam Kerja Tahun

2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

< 35 Jam 49,23 44,78 42,40

35 Jam + 50,77 55,22 57,60

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Page 93: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 77

Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa sistem

ketenagakerjaan di Kabupaten Blora masih banyak pekerja yang

tidak dibayar dan pekerja bebas yang ditunjukkan dengan masih

banyaknya pekerja yang bekerja dibawah jam kerja normal.

Page 94: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 78

Page 95: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 79

BAB IV

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

4.1 Nilai Indeks Pembangunan Manusia

Data terakhir yang dipublikasi oleh BPS Provinsi Jawa Tengah

yang memuat kondisi IPM dari berbagai daerah terutama se Eks

Karesidenan Pati adalah data Tahun 2014 – 2015. Nilai IPM

Kabupaten Blora di tahun 2014 dan 2015 mengalami kenaikan

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tabel 4.1. disajikan nilai IPM

Kabupaten Blora dan sekitarnya,dan secara peringkat mengalami

penurunan, yaitu dari peringkat 28menjadi 29 dari seluruh

kabupaten/kota se Jawa Tengah. Akan tetapi nilai tersebut jika

dibandingkan secara terbatas hanya untuk Kabupaten se eks-

Karesidenan Pati dan Kab. Grobogan, posisi Kabupaten Blora berada

pada posisi paling bawah. Nilai IPM Kabupaten Blora juga masih

berada dibawah jika dibandingkan dengan nilai IPM Jawa Tengah.

Bila dibandingkan dengan Kabupaten tetangga sebelah utara

seperti Kabupaten Rembang yang berada diurutan ke 20 ditahun

2015, yang berarti 9 poin lebih tinggi dibanding Kabupaten Blora

yang menduduki urutan ke 29. Hal ini menunjukkan bahwa program

pembangunan manusia di Kabupaten Blora dari tahun ke tahun

belum mengalami lonjakan seperti yang diharapkan jika

dibandingkan dengan kabupaten tetangga. Untuk itu program

loncatan atau trobosan pencapaian nilai IPM yang lebih tinggi

Page 96: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 80

dibanding dengan daerah-daerah lainnya sangat diperlukan dengan

strategi pembangunan SDM yang efektif dan tepat guna.

Tabel 4.1. Nilai IPM Kabupaten Blora dan

Kabupaten Sekitarnya Tahun 2014 – 2015

Kabupaten Nilai IPM

2014 Peringkat

Nilai IPM

2015 Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5)

Kab. Grobogan 67,77 19 68,05 21

Kab. Blora 65,84 28 66,22 29

Kab.Rembang 67,40 20 68,18 20

Kab. Pati 66,99 22 68,51 19

Kab. Kudus 72,00 9 72,72 9

Kab. Jepara 69,61 15 70,02 15

Jawa Tengah 68,78 13 69,49 12

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Angka harapan hidup Kabupaten Blora bila dibandingkan

dengan Kabupaten sekitar menunjukkan posisi terendah, walaupun

sudah mencapai 73,85, sementara Kabupaten Kudus merupakan yang

tertinggi se eks karesidenan Pati, yang mencapai 76,41. Sedangkan

untuk Kabupaten Rembang dan Grobogan masing-masing 74,22 dan

74,27.

Harapan lama sekolah di Kabupaten Blora tahun

2014mencapai 11,91 tahun. Dibandingkan dengan daerah sekitarnya

masih lebih baik daripada Kabupaten Pati, namun lebih rendah dari

kabupaten-kabupaten yang lain. Kabupaten Kudus merupakan

Page 97: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 81

kabupaten yang tertinggi untuk nilai harapan lama sekolah yang

mencapai 13,14 tahun atau setara lulusan SLTA. Angka ini

merupakan tugas berat kita semua bisa mengejar nilai harapan lama

sekolah dibanding dengan kabupaten lainnya. Hal ini tidak hanya

faktor Pemerintah saja tetapi dari peran serta masyarakat untuk

merubah pola pikir arti pentingnya pendidikan bagi mereka.

Rata-rata lama sekolah mempunyai peran yang sangat

berkaitan dengan angka melek hurufnya. Penyelesaian masalah di

dua bidang ini sangat berkaitan erat sehingga tidak boleh

terpisahkan. Tahun 2015 di Kabupaten Blora baru mencapai 6,04

tahun sedangkan untuk Kabupaten Grobogan, Rembang, Pati , Kudus

dan Jepara masing-masing 6,33 tahun; 6,92 tahun; 6,71 tahun; 7,84

tahun dan 7,31 tahun.

Rendahnya nilai bidang pendidikan yaitu harapan lama

sekolah dan rata-rata lama sekolah mengindikasikan bahwa

pembangunan di bidang pendidikan di Kabupaten Blora harus lebih

ditingkatkan, salah satunya adalah pendidikan dasar 9 tahun. Usaha

mengejar kemajuan ini merupakan tugas berat Pemerintah Daerah.

Keterlibatan elemen masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan

permasalahan dasar pembentukan nilai IPM ini. Upaya peningkatan

rata-rata lama sekolah dan peningkatan sarana dan prasarana

pendidikan menjadi prioritas bagi pembangunan di bidang

pendidikan. Tidak kalah pentingnya juga adalah peningkatan

kesadaran masyarakat untuk bisa merubah pola pikir bahwa tidak

Page 98: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 82

sekolahpun bisa makan, hidup seperti ini pun bisa, namun harus

diubah menjadi hidup sukses perlu pintar dan cerdas.

Pengeluaran perkapita yang disesuaikan di tahun 2015

tercatat sebesar 8.568 ribu rupiah lebih rendah dari Kabupaten

sekitarnya yang telah mencapai diatas 9.000 ribu rupiah.Pengeluaran

perkapita Kabupaten Blora lebih rendah dibanding dengan kabupaten

lain karena dipengaruhi oleh harga-harga barang konsumsi sehari-

hari yang lebih rendah dibanding dengan kabupaten lain karena

berbagai faktor seperti sebagai wilayah sentra bahan makanan,

beberapa industri pengolahan dan masih banyak lagi.

Tabel 4.2. Komponen Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Blora dan Kabupaten Sekitarnya Tahun 2014- 2015

Tahun /

Kabupaten

E0

(tahun)

EYS

(tahun)

MYS

(tahun)

PPP

(000 Rp,)

(1) (2) (3) (4) (5)

2014

Kab. Grobogan 74,07 12.24 6,86 9,303

Kab. Blora 73,84 11.75 6,55 8,568

Kab. Rembang 74,19 11.46 7,30 9,013

Kab. Pati 75,43 11.24 7,04 9,106

Kab. Kudus 76,40 12.58 8,49 10,102

Kab. Jepara 75,64 12.25 7,70 9,195

2015

Kab. Grobogan 74,27 12,25 6,33 9.457

Kab. Blora 73,85 11,91 6,04 8.699

Kab. Rembang 74,22 12,02 6,92 9.122

Kab. Pati 75,63 11,79 6,71 9.380

Page 99: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 83

Tahun /

Kabupaten

E0

(tahun)

EYS

(tahun)

MYS

(tahun)

PPP

(000 Rp,)

(1) (2) (3) (4) (5)

Kab. Kudus 76,41 13,14 7,84 10.203

Kab. Jepara 75,65 12,27 7,31 9.504

Kondisi ekonomi dan tingkat kemampuan ekonomi yang

tinggi akan berpengaruh pada kondisi ketenagakerjaan. Terbukanya

lapangan kerja akan mengurangi pengangguran. Lapangan pekerjaan

yang ada memberikan balas jasa terhadap pekerja atau karyawan,

sehingga pekerja dengan balas jasa tadi mempunyai kemampuan

untuk membeli atau memiliki daya beli.

Dengan adanya ke empat faktor penentu IPM ini maka

secara komulatif nilai IPM Kabupaten Blora tahun 2015 mencapai

66,22. Nilai inipaling rendah dibanding dengan Kabupaten Grobogan

68,05, Kabupaten Rembang 68,18, Kabupaten Pati 68,51, Kudus

72,72 dan Jepara 70,02.

DiProvinsi Jawa Tengah, Kabupaten Blora menduduki

urutan ke 29 sementara untuk Kabupaten Grobogan urutan ke 21,

Rembang urutan ke 20, Pati urutan ke 19, Kudus dan Jepara masing-

masing urutan ke 9 dan 15.

Angkapertumbuhan aritmatik merefleksikan “prestasi”

pencapaian, semakin tinggi prestasi angka pertumbuhannya, semakin

tinggi prestasi pencapaiannya. Sebagai ilustrasi, Kabupaten Blora di

tahun 2015ini memiliki nilai pertumbuhan sebesar 0,57. Ini

Page 100: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 84

merupakan yang terendah kedua setelah Kabupaten Grobogan. Ini

menunjukkan bahwa pembangunan sumber daya manusia di

Kabupaten Blora lebih baik daripada di Kabupaten Grobogan.

Walaupun ada daerah yang mengalami kenaikan IPM yang

sama, tetapi angka pertumbuhan untuk masing-masing daerah belum

tentu sama. Hal ini terjadi karena pengaruh dari IPM sebelumnya,

secara logis meningkatkan angka IPM lebih sukar bagi wilayah yang

memiliki IPM lebih tinggi. Maka prestasi pencapaian untuk kenaikan

yang sama sepantasnya lebih tinggi nilainya bagi wilayah yang

memiliki IPM lebih tinggi. Hal itulah yang tercermin dari angka

pertumbuhan.

Tabel 4.3.Capaian dan Pertumbuhan IPM Kabupaten Blora

dan Kabupaten Sekitarnya, 2014 - 2015

Kabupaten IPM

Pertumbuhan

Aritmatik 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

Grobogan 67,77 68,05 0,41

Blora 65,84 66,22 0,57

Rembang 67,40 68,18 1,16

Pati 66,99 68,51 2,28

Kudus 72,00 72,72 1,00

Jepara 69,61 70,02 0,58

Jawa Tengah 68,78 69,49 1,04

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Page 101: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 85

Nilai pertumbuhan IPMKabupaten Blora dibanding dengan

nilai Provinsi Jawa Tengah di Tahun 2015juga lebih rendah. Hal ini

membuktikan bahwa program pembangunan sumber daya manusia

secara rata-rata provinsi masih lebih baik. IPM Provinsi Jawa

Tengah sudah mencapai 69,49 sedangkan IPM Kabupaten Blora baru

mencapai 66,22. Hal ini mengindikasikan adanya beberapa

komponen penentu IPM Kabupaten Blora masih tertinggal dari

kabupaten lainnya. Untuk itu kerja keras dan efektivitas program

pembangunan sangat dibutuhkan agar bisa memacu pencapaian

dalam mengejar kemajuan yang sudah dicapai daerah lain.

4.2 Analisis Manajemen Indeks Pembangunan Manusia

Dari hasil tabulasi beberapa komponen penyusun pembentuk

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Blora Tahun 2015

tidak jauh berbeda dibanding dengan tahun 2014.Kondisi ini dapat

dilihat dalam bentuk tabel maupun grafik sehingga akan

mempermudah proses pembacaan dan analisisnya.

Pengkajian Indeks Pembangunan Manusia akan mencakup tiga

unsur penting pembentuk nilai IPM. Maksud dan tujuannya adalah

menunjukkan adanya indikator out put dari suatu proses kegiatan

pembangunan yang diterapkan di suatu wilayah.

Mengacu rekomendasiUNDP untuk mengukur tingkat

pemenuhan ketiga unsur di atas, UNDP menyusun suatu indeks

komposit berdasarkan pada tiga indikator. Ketiga indikator yang

dimaksud adalah Angka Harapan Hidup (AHH); Harapan Lama

Page 102: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 86

Sekolah penduduk dewasa (EYS); Rata-rata Lama Sekolah (MYS);

dan Purchasing Power Parity (PPP) atau ukuran pendapatan yang

sudah disesuaikan dengan paritas daya beli.

Menurut UNDP upaya ke arah “perluasan pilihan” hanya

mungkin dapat direalisasikan jika penduduk paling tidak memiliki

peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan ketrampilan yang

memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang

dimiliki dalam kegiatan yang produktif (misalnya dapat bekerja dan

memperoleh uang sehingga memiliki daya beli). Dengan kata lain.

tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah dapat merefleksikan

secara minimal tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.

Angka Harapan Hidup (AHH) yang mengalami peningkatan

dari 73,84 tahun pada tahun 2014 menjadi 73,85 tahun pada tahun

2015 menunjukkan bahwa pengaruh program pembangunan

kesehatan seperti penambahan prasarana dan sarana penunjang

kesehatan dapat dirasakan meskipun dalam tempo yang relatif lama.

Hal ini dikarenakan faktor pola hidup masyarakat lebih dominan

dibanding dengan pelayanan kesehatan yang bersifat sementara dan

hanya menyentuh masyarakat yang mempunyai keluhan. Sedangkan

untuk masyarakat yang berpotensi penyakit karena tidak mempunyai

keluhan maka tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan.

Dampak jangka panjang yang nantinya akan berdampak positif

terhadap angka harapan hidup adalah kegiatan yang berawal mulai

dari kesehatan ibu dan anak, yaitu perawatan wanita usia subur, ibu

Page 103: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 87

hamil, sampai balita sangat berpengaruh terhadap meningkatnya

angka harapan hidup ini. Gejala ini dapat dilihat dari perubahan pola

piramida penduduk di Kabupaten Blora yang berkembang

menyerupai botol tidak seperti periode tahun 1990 yang masih

menggambarkan seperti piramida lancip dimana usia muda akan

banyak berkurang di usia tuanya.

Indikator kedua dan ketiga dari IPM yaitu Harapan Lama

Sekolah (EYS) dan Rata-rata Lama Sekolah (MYS) yang merupakan

komponen indeks pendidikan. Kedua indikator pendidikan ini

diharapkan mencerminkan tingkat pengetahuan dan ketrampilan

penduduk.

Harapan Lama Sekolah (EYS) sebagai komponen IPM yang

cukup penting. Konsep EYS didefinisikan sebagai ”rata-rata harapan

lama sekolah untuk penduduk di susatu wilayah”. Angka ini

menggambarkan harapan lama sekolah untuk penduduk berumur 7

tahun ke atas. Angka ini berhubungan erat dengan partisipasi sekolah

penduduk menurut kelompok umur. Sehingga erat kaitannya dengan

program wajib belajar 9 tahun. Namun masih ada kelemahannya,

karena belum mencakup anak sekolah yang masuk SD pada usia 5

atau 6 tahun.

Data yang ada tahun 2014 menunjukan EYS Kabupaten Blora

11,75 tahun dan pada tahun 2015 sedikit mengalami peningkatan

menjadi 11,91 tahun. Faktor yang menjadi kendala kurang cepatnya

peningkatan ini karena beberapa faktor. Luasnya wilayah menjadikan

Page 104: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 88

kendala jarak tempuh ke fasilitas sekolah di luar fasilitas transportasi

yang masih belum mendukung. Fasilitas sekolah yang ada juga

belum menyebar dan mengakomodasi kendala yang ada.

Selain harapan lama sekolah, indikator pendidikan lain yang

digunakan dalam penghitungan IPM adalah rata-rata lama sekolah

(MYS). Indikator ini memberikan gambaran tentang rata-rata waktu

yang dijalani penduduk dalam kegiatan pembelajaran secara formal.

Populasi yang digunakan UNDP dalam menghitung MYS

dibatasi pada penduduk berusia 25 tahun ke atas. Batasan itu

diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi sebenarnya

mengingat penduduk yang berusia kurang dari 25 tahun masih dalam

proses sekolah sehingga belum layak ditanyakan MYS nya.

Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Blora tahun 2015

sebesar 6,04 tahun.Hal ini berarti belum banyak perubahan yang

menunjukkan bahwa masyarakat Blora tingkat pendidikannya tidak

jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yang sebesar 6,02 tahun,

yaitu masih setaraf tingkat SD. Bila angka ini dikonversikan ke

jenjang pendidikan maka dapat dikatakan secara rata-rata penduduk

Kabupaten Blora sudah menduduki kelas 6 SD/MI.

Untuk mendalami penyebab rendahnya angka lama sekolah ini

perlu dilihat banyak faktor seperti faktor komposisi umur suatu

daerah. Semakin banyak komposisi umur tuanya maka penanganan

yang dilakukan harus berbeda dengan komposisi penduduk yang

banyak di kaum muda atau balitanya. Selain itu juga perlu dilihat

Page 105: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 89

faktor budaya masyarakat setempat dimana pendidikan bukan

merupakan faktor utama mencapai kebahagian atau kesejahteraan.

Pada kondisi seperti ini, penanganan penyediaan fasilitas pendidikan

tidak efektif diterapkan.

Paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP)

memberikan gambaran tentang kemampuan masyarakat dalam

mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Semakin

meningkat pendidikan seseorang diharapkan paritas daya belinya

semakin meningkat pula. Namun, hubungan ini tidak selalu benar

terutama bila tingkat pendapatan masih lebih rendah dari tingkat

kenaikan harga secara umum atau adanya pengaruh inflasi.

Tabel. 4.4. Konsumsi Rumah Tangga di Kabupaten Blora

Tahun 2011 – 2015 dan Persentase Pertumbuhannya.

Tahun

Konsumsi Rumah Tangga

Makanan

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

Non

Makanan

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

Total

(juta Rp.)

Pertum-

buhan

(%)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

2011 1.901.379 7,17 1.435.254 12,15 3.336.633 9,26

2012 2.026.490 6,58 1.667.587 15,12 3.694.077 10,27

2013 2.109.640 4,10 1.948.693 16,86 4.058.333 9,86

2014 2.258.490 7,06 2.561.820 31,46 4.820.310 18,78

2015 3.138.252 38,95 3.309.132 29,17 6.447.384 33,75

Page 106: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 90

Penduduk dengan tingkat pendapatan yang sama belum tentu

mempunyai paritas daya beli yang sama bila tempat tinggalnya

berbeda. Misalkan sama-sama berpendapatan satu juta rupiah

sebulan,yang satu tinggal di Kabupaten Blora yang satu tinggal di

Kabupatenselain Blora maka paritas daya belinya berbeda. Itulah

sebabnya dalam penghitungan PPP dilakukan beberapa tahapan.

4.2 Langkah/Upaya untuk Meningkatkan IPM

Langkah-langkah/upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Blora untuk meningkatkan nilai IPM telah dituangkan

dalam Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Blora tahun 2011 - 2015 adalah sebagai

berikut:

4.3.1 Kebijakan Umum

Pelaksanaan Pembangunan di Kabupaten Blora dalam kurun

waktu 5 tahun terbagi menjadi tiga tahapan pembangunan, yaitu

tahap penyelarasan (2011), tahap peningkatan kualitas pelayanan

publik (2012-2013), dan tahap perwujudan masyarakat Blora yang

sejahtera.

A. Tahap Penyelarasan (2011)

Tahap ini merupakan tahap penyesuaian program-program

yang telah disusun dengan visi dan misi pembangunan jangka

menengah Kabupaten Blora tahun 2011-2015 serta percepatan

peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Kebijakan prioritas

Page 107: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 91

pembangunan pada tahap penyelarasan pembangunan adalah sebagai

berikut:

1. Peningkatan pelayanan kesehatan

2. Peningkatan wajib belajar pendidikan dasar

3. Reformasi birokrasi

4. Peningkatan jalan potensial ekonomi

5. Peningkatan potensi ekonomi lokal

B. Tahap Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (2012 – 2013)

Tahap ini merupakan tahap peningkatan kualitas pelayanan

kepada masyarakat khususnya di bidang pelayanan publik agar

terwujud percepatan kesejahteraan masyarakat Blora. Kebijakan

prioritas pembangunan pada tahap peningkatan kualitas pelayanan

publik adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

2. Peningkatan pendidikan terjangkau sampai tingkat SLTA

3. Pemerataan pembangunan infrastruktur

4. Peningkatan penyediaan tempat distribusi barang dan jasa

5. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam

C. Tahap perwujudan masyarakat Blora sejahtera (2014-2015)

Pada tahap ini lebih menekankan pada peningkatan

kemampuan masyarakat Blora dalam upaya memiliki daya saing

serta kesiapan pengelolaan hasil-hasil produksi pertanian dan

Page 108: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 92

sumberdaya alam. Kebijakan prioritas pembangunan pada tahap

perwujudan masyarakat Blora sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Penguatan pengelolaan potensi ekonomi lokal

2. Peningkatan ketrampilan dan kewirausahaan

3. Peningkatan kualitas pelayanan public

4.3.2 Kebijakan Khusus atau Indikasi Rencana Program

Prioritas

A. Pendidikan Murah dan Bermutu sampai ke Jenjang

Pendidikan Menengah

Dengan program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:

1. Program PAUD

a. Pembangunan gedung sekolah

b. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

2. Program pendidikan Dasar

a. Pemberian Biaya Operasional Sekolah kepada siswa SD

dan SMP

b. Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa

3. Program Pendidikan Menengah

a. Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu

(BOMM)

b. Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu

c. Pembinaan minat bakat dan prestasi siswa tingkat SMA

Page 109: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 93

B. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

a. Penyuluhan kesehatan bagi Ibu hamil dari keluarga

kurang mampu

b. Perawatan secara berkala bagi Ibu hamil bagl keluarga

kurang mampu

c. Pertolongan persalinan bagi Ibu dari keluarga kurang

mampu.

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

a. Pelayanan kesehatan dasar gratis di puskesmas

b. Pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin

sampai kelas III di Badan Rumah Sakit RS. Dr.

Soetijono Blora dan RS. Dr. R. Soeprapto Cepu.

3. Program perbaikan gizi masyarakat

a. Pemberian tambahan makanan dan vitamin

b. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia

gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY),

kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

c. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga

sadar gizi.

4. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular

a. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

Page 110: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 94

b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular

c. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

5. Program Standarisasi pelayanan kesehatan

a. Penyusunan standar pelayanan kesehatan

b. Penyusunan standar analisis belanja pelayanan

kesehatan

6. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana

dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan

Jaringannya

a. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap

C. Perbaikan dan Pembangunan Infrastruktur sampai ke

Pedesaan.

1. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

a. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan

b. Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong

a. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

3. Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,

Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

a. Pembangunan jaringan irigasi

b. Pembangunan embung

4. Program pembangunan infrastruktur perdesaaan

a. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan

Page 111: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 95

b. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan

D. Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Pemasaran hasil

Pertanian.

1. Program peningkatan produksi pertanian

a. Penyuluhan peningkatan produksi pertanian

b. Penyediaan sarana produksi pertanian

c. Pengembangan bibit unggul pertanian

2. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

a. Pembangunan sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak

b. Pembibitan dan Perawatan Ternak

c. Pengembangan Agribisnis Peternakan

3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

a. Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku

agrobisnis.

4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/

Perkebunan

a. Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi

pertanian/perkebunan masyarakat

E. Penciptaan Iklim Investasi dan Lapangan Kerja bagi

masyarakat

1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

a. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

a. Pengembangan sistem informasi penanaman modal

Page 112: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 96

b. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan

pelayanan penanaman modal

F. Peningkatan perekonomian lokal dengan mendorong

UMKM dan pasar tradisional.

1. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi

Usaha Mikro Kecil Menengah

a. Pengembangan klaster bisnis

b. Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga,

industri kecil dan industri menengah

c. Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro, kecil, dan

menengah

2. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

a. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap

pemanfaatan sumber daya

b. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam

memperkuat jaringan klaster industri

3. Program Penataan Struktur Industri

a. Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri

4. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

a. Pengembangan pasar dan dan distribusi barang/produk

b. Rehabilitasi/pemeliharaan pasar daerah

G. Perwujudan Reformasi Birokrasi

1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Page 113: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 97

a. Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala

b. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan

2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan daerah

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNS Daerah

4. Program Penataan Administrasi Kependudukan

a. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang

kependudukan

H. Perlindungan Terhadap Kelestarian Alam

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

a. Pemantauan kualitas lingkungan

b. Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

a. Pemantauan kualitas lingkungan

b. Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan

I. Perwujudan Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia dan

Kebebasan Berpendapat

1. Program Pendidikan Politik Masyarakat

Page 114: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 98

a. Penyuluhan Kepada Masyarakat

b. Koordinasi forum-forum diskusi politik

4.3.3 Program Pembangunan

Untuk dapat mewujudkan dari visi dan misi Bupati Periode

2010 – 2015 maka dari rencana strategis pembangunan dijabarkan

dalam suatu program di bagi sesuai urusan masing-masing SKPD, di

Kabupaten Blora dengan rincian sebagai berikut:

Adapun program-program pembangunan dalam rangka

peningkatan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Blora dibedakan

dalam 2 (dua) jenis program, yaitu:

A. Pelayanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

a. Program pendidikan anak usia dini

b. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

c. Program pendidikan menengah

d. Program pendidikan non formal

e. Program pendidikan luar biasa

f. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan

g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

2. Kesehatan

a. Program obat dan perbekalan kesehatan

b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Page 115: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 99

c. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan

anak

d. Program perbaikan gizi masyarakat

e. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat

f. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

g. Program pengembangan lingkungan sehat

h. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit

i. Program standarisasi pelayanan kesehatan

j. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin

k. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

l. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan

Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan

Jaringannya

m. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana

Rumah Sakit

n. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.

3. Pekerjaan Umum

a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

b. Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

c. Program Pembangunan turap/talud/brojong

d. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan

e. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong

f. Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan

g. Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan

Page 116: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 100

h. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan

dan jembatan

i. Program peningkatan sarana dan prasarana

kebinamargaan,

j. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi,

rawa dan jaringan pengairan lainnya

k. Program penyediaan dan pengolahan air baku

l. Program pengembangan, pengelolaan dan konversi

sungai, danau dan sumber daya air lainnya

m. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum

dan air limbah

n. Program pengendalian banjir

o. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat

tumbuh

p. Program pembangunan infrastruktur perdesaaan.

4. Perumahan Rakyat

a. Program pengembangan perumahan

b. Program lingkungan sehat

c. Program pemberdayaan komunitas perumahan

d. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

e. Program pengelolaan areal pemakaman.

5. Penataan Ruang

a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Persampahan

b. Program perencanaan tata ruang

Page 117: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 101

c. Program Pemanfaatan Ruang

d. Program pengendalian pemanfaatan ruang

e. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

6. Perencanaan Pembangunan

a. Program Pengembangan Data/Informasi

b. Program kerjasama pembangunan

c. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

d. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh

e. Program Perencanaan Pengembangan Kota - Kota

Menengah dan Besar

f. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perencanaan Pembangunan Daerah

g. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

h. Program Perencanaan Sosial dan Budaya

i. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

j. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber

Daya Alam

k. Program perencanaan pembangunan daerah rawan

bencana

7. Perhubungan

a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan

Fasilitas LLAJ

Page 118: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 102

c. Program peningkatan pelayanan angkutan

d. Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas

e. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan

bermotor.

8. Lingkungan hidup

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan danProgram Perlindungan dan Konservasi

Sumber Daya Alam.

b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber

Daya Alam

c. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA

dan LH

d. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

e. Program Pengembangan Ekowisata Dan Jasa

Lingkungan.

9. Pertanahan

a. Program pembangunan sistem pendaftaran tanah

b. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan

dan pemanfaatan tanah

c. Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan

10. Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

a. Program Penataan Administrasi Kependudukan.

11. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

a. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak

dan Perempuan

Page 119: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 103

b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan

Gender dan Anak

c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan

Perempuan

d. Program Peningkatan Peran Serta Dan Kesertaan Gender

Dalam Pembangunan

e. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan

Gender Dan Anak.

12. Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

a. Program Keluarga Berencana

b. Program kesehatan reproduksi remaja

c. Program pelayanan kontrasepsi

d. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam

pelayanan KB/KR yang mandiri

e. Program promosi kesehatan ibu, bayi, dan anak melalui

kelompok kegiatan di masyarakat

f. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan

konseling KRR

g. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS

termasuk HIV/AIDS

h. Program pengembangan bahan informasi tentang

pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

i. Program pengembangan model operasional BKB-

Posyandu-PADU

Page 120: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 104

j. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina

Keluarga

13. Sosial

a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) Lainnya

b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

c. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo,

d. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial

(Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial

Lainnya)

e. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan

Sosial

14. Ketenagakerjaan

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga

Kerja

b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

15. Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah

a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang

Kondusif

b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan

Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Page 121: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 105

c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha

Mikro Kecil Dan Menengah

d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

16. Penanaman Modal

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi

Investasi

c. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana Dan

Prasarana Daerah

17. Kebudayaan

a. Program Pengembangan Nilai Budaya

b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya

d. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan

Kekayaan Budaya.

18. Kepemudaan Dan Olah Raga

a. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan

Pemuda

b. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

c. Program Peningkatan Upaya Penumbuhaan

Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda

d. Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

e. Program Peningkatan Pembinaan dan Pemasyarakatan

Olah raga

f. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Page 122: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 106

g. Program Pengembangan Kebijakan Manajemen Olah

Raga.

19. Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

a. Program pendidikan politik masyarakat

b. Program pengembangan wawasan kebangsaan

c. Program Pemeliharaan Kamtramtibmas Dan Pencegahan

Tindak Kriminal

d. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan

Kebangsaan

e. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga

Ketertiban Dan Keamanan

f. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan

lingkungan

g. Program peningkatan pemberantasan penyakit

masyarakat (pekat)

h. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban

bencana alam

i. Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan

Persandian

a. Program peningkatan kapasitas lembaga Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah

Page 123: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 107

b. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala

daerah/wakil kepala daerah

c. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

d. Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan Kabupaten/Kota

e. Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan Desa

f. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

g. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa

dan Aparatur Pengawasan

h. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

i. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah

Daerah

j. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

k. Program Pendidikan Kedinasan

l. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

m. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur daerah

n. Program Kelembagaan Perangkat Daerah

o. Program Ketatalaksanaan Perangkat Daerah

p. Program Pendayagunaan Aparatur Daerah

q. Program Koordinasi Bidang Administrasi Pembangunan

r. Program Pelayanan d an Perijinan Terpadu

s. Program Koordinasi Terpadu Bidang Perekonomian

Page 124: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 108

t. Program Koordinasi Bidang Tata Pemerintahan

u. Program Koordinasi Bidang Pemerintahan Desa

v. Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat

w. Program Koordinasi Bidang Kehumasan

x. Program Penyelenggaraan Keprotokolan Daerah

y. Program Sandi Dan Telekomunikasi

z. Program Koordinasi Dan Pelayanan Pada Kecamatan

aa. Program Koordinasi Dan Pelayanan Pada Kelurahan

21. Ketahanan Pangan

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

22. Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Perdesaan

b. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam

membangun desa

c. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

d. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan

e. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

23. Statistik

a. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

24. Kearsipan

a. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

b. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip

daerah

Page 125: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 109

c. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana

kearsipan

d. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi

25. Komunikasi Dan Informatika

a. Program Pengembangan komunikasi, informasi dan

media massa

b. Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi

dan informasi

c. Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan

Informasi

d. Kerjasama informasi dan media massa

e. program penguatan kelembagaan dalam pengelolaan

komunikasi dan informasi daerah

f. Program peningkatan kapasitas SDM aparatur pada

SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan

informasi di daerah

g. Program peningkatan tata laksana komunikasi dan

informatika daerah

26. Perpustakaan

a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Perpustakaan

b. Program Penyelamatan dan Pelestarian Koleksi Pustaka

Page 126: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 110

B. Pelayanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

b. Program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan

c. Program peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

d. Program Pemberdayaan Penyuluh Lapangan

e. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

f. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

g. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

h. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

i. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

j. Program pengembangan jaringan irigasi

k. Program Pengembangan pertanian organik

l. Program peningkatan kapasitas kelembagaan petani

m. Program penyediaan sarana produksi pertanian

n. Program pencegahan dan penanggulangan hama dan

penyakit pertanian/perkebunan

2. Kehutanan

a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya

Hutan

c. Program Pelayanan Publik Urusan Kehutanan

Page 127: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 111

d. Program pengembangan Sistem Informasi Geografi

Kehutanan

e. Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Industri

f. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

g. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

h. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan

i. Program Pelayanan Publik Urusan Kehutanan

j. Program Pengendalian Kebakaran Hutan

3. Energi dan sumber daya mineral

a. Program pembinaan dan pengawasan bidang

pertambangan

b. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat

yang berpotensi merusak lingkungan

c. Program peningkatan pelayanan usaha pertambangan

d. Program peningkatan regulasi energi sumber daya dan

mineral

e. Program pembinaan dan pengembangan bidang

ketenagalistrikan

f. Program pengelolaan dan pengembangan potensi dan

teknologi geologi

4. Pariwisata

a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

c. Program Pengembangan Kemitraan

5. Perikanan

Page 128: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 112

a. Program pengembangan budidaya perikanan

b. Program pengembangan perikanan tangkap

c. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

d. Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran

Produksi Perikanan

6. Perdagangan

a. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan

b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

c. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam

Negeri

d. Program Pembinaan Pedagang Kakilima Dan Asongan

7. Perindustrian

a. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

b. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah

c. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

d. Program Penataan Struktur Industri

e. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

8. Transmigrasi

a. Progam Pengembangan Wilayah Transmigrasi

b. Program Transmigrasi Regional

Page 129: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 113

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Nilai IPM Kabupaten Blora di Tahun 2015 mencapai 66,22 lebih

tinggi dibandingtahun sebelumnya yang hanya mencapai 65,84.

b. Peringkat nilai IPM pada tahun 2015mengalami

perubahanperingkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

dari 28 menjadi 29. Selain itu, shortfall-nya menurun dibanding

tahun sebelumnya.

c. Kabupaten Blora dengan angka harapan lama sekolah sebesar

11,75, yang lebih baik dari Kabupaten Pati. Sedangkan untuk

rata-rata lama sekolah, Kabupaten Blora menempati yang

terendah dibandingkan kabupaten sekitar.

d. Paritas Daya Beli Kabupaten Blora yang sebesar 8,7 juta, masih

merupakan yang terendah dibandingkan kabupaten sekitar.

e. Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Blora yang sudah

mencapai 73,84 tahun, ternyata juga masih menempati yang

terendah di banding Kabupaten sekitarnya.

Page 130: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 114

5.2 Rekomendasi

a. Peningkatan program pembangunan yang berhubungan dengan

pembangunan sumber daya manusia sebaiknya memperhatikan

faktor penyebab masih rendahnya nilai IPM yang dicapai seperti

upaya peningkatan angka rata-rata lama sekolah, peningkatan

mutu kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat setempat.

b. Karena permasalahan masing-masing wilayah berbeda, maka

dalam rangka peningkatan nilai IPM diperlukan program

kegiatan atau proyek peningkatan kualitas hidup manusia yang

bersesuaian dengan akar masalah yang mempengaruhinya.

c. Angka harapan hidup yang sudah baik, namun masih menduduki

tempat terendah dibandingkan kabupaten sekitarnya, hendaknya

membuat program kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan

mutu hidup atau mutu kesehatan masyarakatnya seperti

peningkatan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan dan

penyuluhan pola hidup bersih dan sehat.

d. Rata-rata lama sekolah yang masih rendah, hendaknya dilakukan

dengan lebih gencar jenis kegiatan pengentasan wajib belajar

tanpa memandang usia. Selain itu penyuluhan kesadaran kepada

masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan. Dan tidak kalah

pentingnya program penggalakan gerakan orang tua asuh atau

program bantuan melanjutkan sekolah sampai tingkat SLTP

bahkan jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi lagi.

Page 131: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 115

e. Untuk paritas pendapatan yang masih rendah sangat terkait

dengan kesempatan kerja masyarakat, sumber daya yang

dimiliki, akses ekonomi yang memadai dan faktor-faktor lain

yang menunjang peningkatan roda perekonomian masyarakat.

f. Program prioritas dan pemilihan program yang tepat dapat

dilakukan agar bisa mendongkrak nilai IPM melebihi upaya yang

dilakukan oleh kabupaten lain.

Page 132: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 116

Page 133: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang
Page 134: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang
Page 135: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 117

Lampiran 1 Nama Ibukota Kecamatan Banyaknya Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan

Dusun di Kabupaten Blora. Tahun 2015

Kecamatan Ibukota

Kecamatan Rukun Warga

Rukun Tetangga

Dusun

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Jati Doplang 94 319 97

2. Randublatung Randublatung 91 399 102

3. Kradenan Mendenrejo 51 214 50

4. Kedungtuban Ngraho 64 410 35

5. Cepu Cepu 87 422 68

6. Sambong Pojokwatu 40 176 30

7. Jiken Jiken 61 257 39

8. Bogorejo Bogorejo 45 193 45

9. Jepon Jepon 88 432 89

10. Blora Blora 157 556 157

11. Banjarejo Banjarejo 75 400 72

12. Tunjungan Tunjungan 64 311 55

13. Japah Japah 45 218 39

14. Ngawen Ngawen 75 369 81

15. Kunduran Sambiroto 95 445 91

16. Todanan Todanan 74 341 75

Jumlah - 1.206 5.462 1.125

Sumber : BPS Kabupaten Blora

Page 136: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 118

Lampiran 2

Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2015

Kecamatan Rumah Sakit

Puskesmas

PUSTU Balai Peng-obatan

Rumah Bersali

n

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01. Jati - 2 3 - -

02. Randublatung - 2 6 2 -

03. Kradenan - 1 3 - -

04. Kedungtuban - 2 3 - -

05. Cepu 1 3 2 8 -

06. Sambong - 1 2 - -

07. Jiken - 1 3 - -

08. Bogorejo - 1 3 - -

09. Jepon - 2 4 2 -

10. Blora 2 2 5 5 -

11. Banjarejo - 1 3 2 -

12. Tunjungan - 1 3 - 1

13. Japah - 1 4 - -

14. Ngawen - 2 4 1 -

15. Kunduran - 2 4 1 -

16. Todanan - 2 5 - -

Jumlah 3 26 57 21 1

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 137: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 119

Lampiran 3

Banyaknya Dokter, Perawat, Bidan dan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2015

Kecamatan Dokter Perawat

Bidan

Spesialis Umu

m Gigi Umum Gigi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

01. Jati - 2 - 14 1 13

02. Randublatung - 4 2 20 2 34

03. Kradenan - 2 - 8 1 13

04. Kedungtuban - 3 1 10 1 25

05. Cepu - 5 1 15 2 28

06. Sambong - 2 - 5 1 16

07. Jiken - 1 1 7 - 15

08. Bogorejo - 2 - 10 - 15

09. Jepon - 2 1 11 1 34

10. Blora - 3 2 15 1 29

11. Banjarejo - 2 1 7 1 22

12. Tunjungan - 1 - 4 1 15

13. Japah - 1 - 5 - 23

14. Ngawen - 2 1 10 2 40

15. Kunduran - 3 - 9 1 28

16. Todanan - 2 - 13 1 39

Jumlah - 37 10 163 16 389

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 138: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 120

Lampiran 4

Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita di Kabupaten Blora, Tahun 2015

Kecamatan Angka Kematian

Ibu Bayi Balita

(1) (2) (3) (4)

01. Jati - 6 2

02. Randublatung 2 26 3

03. Kradenan 1 9 -

04. Kedungtuban 2 8 -

05. Cepu 3 13 2

06. Sambong 1 9 1

07. Jiken - 2 -

08. Bogorejo - 5 2

09. Jepon 1 10 2

10. Blora - 11 1

11. Banjarejo 3 12 1

12. Tunjungan - 16 -

13. Japah - 4 2

14. Ngawen - 17 5

15. Kunduran 1 8 2

16. Todanan 1 13 3

Jumlah 15 169 26

Sumber: Blora Dalam Angka

Page 139: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 121

Lampiran 5

Banyaknya Sekolah Menurut Kecamatandan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Blora Tahun 2015

Kecamatan TK/RA SD/ MI

SLTP/ MTs SMU/SMK/ MA

AK/PT

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01. Jati 28 38 10 4 -

02. Randublatung 50 63 20 8 -

03. Kradenan 38 38 7 2 -

04. Kedungtuban 57 66 15 4 -

05. Cepu 50 47 22 15 3

06. Sambong 15 27 4 1 -

07. Jiken 17 31 7 3 -

08. Bogorejo 14 26 5 - -

09. Jepon 44 47 7 1 -

10. Blora 69 69 20 12 4

11. Banjarejo 26 50 12 3 -

12. Tunjungan 28 35 8 8 1

13. Japah 24 31 5 - -

14. Ngawen 49 50 17 4 -

15. Kunduran 48 54 15 3 -

16. Todanan 50 62 19 3 -

Jumlah 607 734 193 71 8

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 140: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 122

Lampiran 6

Banyaknya Murid Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Blora Tahun 2015

Kecamatan TK/RA SD/ MI SLTP/ MTs

SMU/SMK/ MA

(1) (2) (3) (4) (5)

01. Jati 918 4.551 1.864 556

02. Randublatung 1.878 7.907 3.919 3.051

03. Kradenan 876 3.760 1.421 349

04. Kedungtuban 1.710 5.292 2.759 1.430

05. Cepu 2.568 7.777 4.370 5.618

06. Sambong 653 2.501 1.266 52

07. Jiken 568 3.331 1.569 484

08. Bogorejo 331 1.835 1.146 33

09. Jepon 1.396 5.606 1.889 633

10. Blora 3.000 9.736 6.351 6.790

11. Banjarejo 1.056 5.680 2.071 297

12. Tunjungan 875 4.662 1.931 4.846

13. Japah 803 3.224 1.188 99

14. Ngawen 1.407 5.694 3.147 1.847

15. Kunduran 1.340 6.124 2.977 1.145

16. Todanan 1.128 5.419 2.715 1.168

Jumlah 20.507 83.099 40.583 28.398

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 141: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 123

Lampiran 7

Banyaknya Guru Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Blora Tahun 2015

Kecamatan TK/RA SD/ MI SLTP/

MTs

SMU/SMK/

MA

(1) (2) (3) (4) (5)

01. Jati 47 302 133 96

02. Randublatung 88 530 263 188

03. Kradenan 40 266 110 43

04. Kedungtuban 92 421 215 49

05. Cepu 133 458 357 578

06. Sambong 34 203 76 13

07. Jiken 28 253 104 66

08. Bogorejo 18 191 70 12

09. Jepon 102 393 122 43

10. Blora 210 669 391 479

11. Banjarejo 71 360 160 37

12. Tunjungan 73 324 146 309

13. Japah 52 289 81 11

14. Ngawen 71 393 227 162

15. Kunduran 55 393 217 94

16. Todanan 65 484 185 91

Jumlah 1.179 5.929 2.857 2.271

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 142: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 124

Lampiran 8

Banyaknya Kelompok Belajar Menurut Kecamatan di Kabupaten Blora, Tahun 2015

Kecamatan Kelompok Belajar ( Study Group)

Paket A Paket B Usaha

(1) (2) (3) (4)

01. Jati 1 - 0

02. Randublatung 1 1 0

03. Kradenan 1 1 0

04. Kedungtuban 1 - 0

05. Cepu 1 2 0

06. Sambong 1 1 0

07. Jiken 1 1 0

08. Bogorejo 1 1 0

09. Jepon 2 2 0

10. Blora 1 1 0

11. Banjarejo 1 1 0

12. Tunjungan 1 1 0

13. Japah 1 1 0

14. Ngawen 1 1 0

15. Kunduran 1 1 0

16. Todanan 1 1 0

Jumlah 17 16 0

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 143: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 125

Lampiran 9

Banyaknya Warga Belajar Menurut Kecamatan di Kabupaten Blora, Tahun 2015

Kecamatan Warga Belajar Tutor

Paket A Paket B Usaha A B

(1) (2) (3) (4) (5)

01. Jati 20 70 - - -

02. Randublatung 0 0 - - -

03. Kradenan 20 74 - - -

04. Kedungtuban 0 72 - - -

05. Cepu 0 0 - - -

06. Sambong 0 50 - - -

07. Jiken 0 25 - - -

08. Bogorejo 20 53 - - -

09. Jepon 30 106 - - -

10. Blora 0 119 - - -

11. Banjarejo 38 25 - - -

12. Tunjungan 40 45 - - -

13. Japah 0 100 - - -

14. Ngawen 0 50 - - -

15. Kunduran 0 25 - - -

16. Todanan 0 29 - - -

Jumlah 168 843 0 0 0

Sumber : Blora Dalam Angka

Page 144: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 126

Lampiran 10

Komponen Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015

Provinsi/ Kabupaten/Kota

E0

(tahun) EYS

(tahun) MYS

(tahun) PPP

(000 Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

JAWA TENGAH 73,96 12,38 7,03 9.930

Cilacap 73,00 12,28 6,58 9.351

Banyumas 73,12 12,57 7,31 10.104

Purbalingga 72,81 11,78 6,85 8.938

Banjarnegara 73,59 11,39 6,17 7.930

Kebumen 72,77 12,49 7,04 8.008

Purworejo 74,03 13,04 7,65 9.305

Wonosobo 71,02 11,43 6,11 9.736

Magelang 73,27 12,14 7,19 8.182

Boyolali 75,63 12,13 7,1 11.806

Klaten 76,55 12,84 8,16 11.178

Sukoharjo 77,46 13,42 8,5 10.416

Wonogiri 75,86 12,42 6,39 8.417

Karanganyar 77,11 13,27 8,48 10.486

Sragen 75,41 12,21 6,86 11.434

Grobogan 74,27 12,25 6,33 9.457

Blora 73,85 11,91 6,04 8.699

Rembang 74,22 12,02 6,92 9.122

Page 145: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 127

Lampiran 10 (Lanjutan)

Komponen Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015

Provinsi/ Kabupaten/Kota

E0

(tahun) EYS

(tahun) MYS

(tahun) PPP

(000 Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Pati 75,63 11,79 6,71 9.380

Kudus 76,41 13,14 7,84 10.203

Jepara 75,65 12,27 7,31 9.504

Demak 75,21 12,43 7,45 9.118

Semarang 75,52 12,82 7,33 10.778

Temanggung 75,35 11,89 6,52 8.369

Kendal 74,15 12,41 6,64 10.419

Batang 74,42 11,09 6,41 8.244

Pekalongan 73,35 12,00 6,55 9.208

Pemalang 72,77 11,86 6,04 7.177

Tegal 70,9 12,00 6,30 8.367

Brebes 68,2 11,34 5,88 8.898

Kota Magelang 76,58 13,10 10,28 10.793

Kota Surakarta 77,00 14,14 10,36 13.604

Kota Salatiga 76,83 14,97 9,81 14.600

Kota Semarang 77,2 14,33 10,20 13.589

Kota Pekalongan 74,11 12,59 8,28 11.253

Kota Tegal 74,12 12,46 8,27 11.748

Page 146: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 128

Lampiran 11

Capaian Indeks Pembangunan Manusia dan Peringkatnya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2014 - 2015

Provinsi/ Kabupaten/Kota

Capaian IPM Peringkat IPM Pertum-buhan 2014 – 2015

2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

JAWA TENGAH 68.78 69.49 13 12 1.04

Cilacap 67.25 67.77 21 22 0.78

Banyumas 69.25 69.89 16 16 0.93

Purbalingga 66.23 67.03 26 27 1.21

Banjarnegara 63.15 64.73 33 33 2.50

Kebumen 65.67 66.87 29 28 1.84

Purworejo 70.12 70.37 14 14 0.35

Wonosobo 65.20 65.70 30 30 0.76

Magelang 66.35 67.13 25 25 1.18

Boyolali 70.34 71.74 13 12 1.98

Klaten 73.19 73.81 7 7 0.84

Sukoharjo 73.76 74.53 6 5 1.04

Wonogiri 66.77 67.76 24 23 1.49

Karanganyar 73.89 74.26 5 6 0.50

Sragen 70.52 71.10 12 13 0.82

Grobogan 67.77 68.05 19 21 0.41

Blora 65.84 66.22 28 29 0.57

Rembang 67.40 68.18 20 20 1.16

Page 147: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 129

Lampiran 11 (Lanjutan)

Capaian Indeks Pembangunan Manusia dan Peringkatnya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2014 - 2015

Provinsi/ Kabupaten/Kota

Capaian IPM Peringkat IPM Pertum-buhan 2014 – 2015

2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pati 66.99 68.51 22 19 2.28

Kudus 72.00 72.72 9 9 1.00

Jepara 69.61 70.02 15 15 0.58

Demak 68.95 69.75 17 17 1.15

Semarang 71.65 71.89 10 11 0.32

Temanggung 65.97 67.07 27 26 1.66

Kendal 68.46 69.57 18 18 1.62

Batang 64.07 65.46 32 31 2.17

Pekalongan 66.98 67.40 23 24 0.63

Pemalang 62.35 63.70 35 34 2.17

Tegal 64.10 65.04 31 32 1.47

Brebes 62.55 63.18 34 35 1.02

Kota Magelang 75.79 76.39 4 4 0.79

Kota Surakarta 79.34 80.14 2 3 1.01

Kota Salatiga 79.98 80.96 1 1 1.22

Kota Semarang 79.24 80.23 3 2 1.26

Kota Pekalongan 71.53 72.69 11 10 1.62

Kota Tegal 72.20 72.96 8 8 1.06

Page 148: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang

Analisa Data IPM Kab. Blora Tahun 2015 130

Page 149: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang
Page 150: bappeda.blorakab.go.idbappeda.blorakab.go.id/media/IPM-Blora-2016.pdf“Terwujudnya masyarakat Blora yang lebih sejahtera dan bermartabat” B. Misi 1. Mewujudkan pemerintahan yang