rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

102
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006 2025 PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN 2005

Upload: trinhminh

Post on 18-Dec-2016

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006 – 2025

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

2005

Page 2: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

WALIKOTA BANJARMASINPERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN

NOMOR 9 TAHUN 2005

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKOTA BANJARMASIN TAHUN 2006-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Pemerintahdaerah memiliki kewewanang membuat kebijakan daerahuntuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuanpada peningkatan kesejahteraan rakyat;

b. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintah daerah sesuaidengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah Pasal 150 ayat (3) bahwa RPJP Daerahditetapkan dengan peraturan Daerah, untuk itu perlu disusunperencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuansystem perencanaan pembangunan nasional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudhuruf a dan b konsiderans di atas perlu diatur dan ditetapkandengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Page 3: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4389);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembarNegara Republik Indonesia Nomor 4437);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan PropinsiSebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

9. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2000tentang Kewenangan Daerah Kota Banjarmasin(Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 2);

10. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 8 Tahun 2000tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja SekretariatDaerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,Dinas, Badan, Kecamatan, dan Kelurahan KotaBanjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 9)Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota

Page 4: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

Banjarmasin Nomor 1 Tahun 2002 (Lembaran DaerahTahun 2002 Nomor 1);

11. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 1 Tahun 2003tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 2);

12. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 8 Tahun 2005tentang Tata Cara Penyusunan Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah, Rencana Strategi Satuan KerjaPerangkat Daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah,Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah danPelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN

dan

WALIKOTA BANJARMASIN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006-2025.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Banjarmasin2. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang

tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yangtersedia.

3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjarmasin selanjutnyadisebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan Pembangunan Daerah untukjangka waktu 20 (dua puluh ) tahun.

Page 5: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

4. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhirperiode perencanaan.

5. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakanuntuk mewujudkan visi.

6. Strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatifuntuk mewujudkan visi dan misi.

7. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerahuntuk mencapai tujuan.

BAB IIRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Pasal 2

RPJP Daerah adalah Dokumen perencanaan yang memuat visi, misi dan arahpembangunan daerah Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025.

Pasal 3

RPJP Daerah merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah Kota Banjarmasin.

BAB IIISISTEMATIKA

Pasal 4

RPJP Daerah disusun dengan sistematika :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI UMUM KOTA

BAB III : VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANJARMASINTAHUN 2006- 2025

BAB IV : ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KOTABANJARMASIN TAHUN 2006-2025

BAB V : PENUTUP

Pasal 5

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaiman tercantum dalamlampiran Peraturan Daerah ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidakterpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 6: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

BAB IVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjarmasin

Disahkan di BanjarmasinPada tanggal 22 Desember 2005

WALIKOTA BANJARMASIN

H. A. YUDHI WAHYUNI

Diundangkan di BanjarmasinPada tanggal 27 Desember 2005

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN

H. D. MAS DJAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2005 NOMOR 10

Page 7: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 17

C. Landasan Hukum ................................................................................. 17

D. Hubungan RPJP dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ................... 18

E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 19

BAB II. KONDISI UMUM KOTA BANJARMASIN ................................ 20

A. Kondisi Saat Ini .................................................................................... 20

B. Tantangan ............................................................................................. 35

C. Potensi Pembangunan dan Strategis ..................................................... 57

BAB III. VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN KOTABANJARMASIN TAHUN 2006- 2025 ........................................ 61

A. Visi Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006 – 2025 ................. 65

B. Misi Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006 – 2025 ................. 69

C. Arah Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006 – 2025 ................ 72

1. Terwujudnya Sumber Daya Manuasia yang Berkualitas .............. 72

2. Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur, Terwujudnya

Lingkungan yang Aman dan Nyaman, dan Kembalinya Citra

Kota sebagai Kota Seribu Sungai .................................................. 80

3. Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan

Berbasis Kerakyatan ...................................................................... 86

4. Terwujudnya Masyarakat yang Tertib, Demokratis, Berbudaya,

Partisipasif dan Agamis ................................................................. 92

5. Terwujudnya Pemerintahan Kota yang Berkinerja Tinggi, Bersih

dan Berwibawa .............................................................................. 98

BAB IV. PENUTUP ....................................................................................... 101

Page 8: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahwa salah satu perubahan penting dalam pengelolaan pembangunan ke

depan yang merupakan dampak diberlakukannya hasil Amandemen Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 adalah diperkuatnya otonomi

daerah dan desentralisasi pemerintahan. Penguatan otonomi daerah memberikan

dampak berupa kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab kepada

provinsi, kabupaten dan kota dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan pembangunannya. Dengan otonomi yang luas, masing-masing

daerah diarahkan untuk lebih mampu memacu diri dalam membangun guna

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang disertai peningkatan,

pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

Dalam rangka pengimplementasian kewenangan otonomi daerah yang

luas tersebut dan agar pencapaian tujuannya dapat lebih efektif, maka dibutuhkan

koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota maupun antar daerah/kota dalam melaksanakan program-program

pembangunan, serta koordinasi antar kegiatan dalam rangka efektifitas dalam

memecahkan permasalahan dan penyusunan agenda pembangunan ke depan.

Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Pasal

14) yang menyatakan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah

kabupaten/kota adalah urusan yang berskala kabupaten/kota. Urusan tersebut

meliputi (1) perencanaan dan pengendalian pembangunan, (2) perencanaan,

pemanfaatan dan pengawasan tata ruang, (3) penyelenggaraan ketertiban umum

Page 9: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

2

dan ketentraman masyarakat, (4) penyediaan sarana dan prasarana umum, (5)

penanganan bidang kesehatan, (6) penyelenggaraan pendidikan, (7)

penanggulangan masalah sosial, (8) pelayanan bidang ketenagakerjaan, (9)

fasilitasi pengembangan usaha kecil, menengah, dan koperasi, (10) pengendalian

lingkungan, (11) pelayanan pertanahan, (12) pelayanan kependudukan dan catatan

sipil, (13) pelayanan administrasi umum pemerintahan, (14) pelayanan

administrasi penanaman modal, (15) penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya,

dan (16) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-

undangan. Semua urusan tersebut adalah urusan yang menyangkut bidang-bidang

pelayanan masyarakat dan pembangunan yang secara nyata berpotensi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi dan

potensi daerah, kekhasan daerah, dan prospektif keunggulannya dalam bersaing.

Dari semua urusan yang dilimpahkan dan menjadi kewenangan tersebut

ternyata perencanaan dan pengendalian pembangunan menempati kedudukan

yang strategis, karena didasari bahwa hanya dengan perencanaan dan

pengendalian yang efektif, efisien dan bersasaran, pembangunan dapat

terselenggara dengan baik. Untuk mengatur lebih lanjut tentang penyusunan

pelaksanaan pembangunan yang dapat menjamin tercapainya tujuan

pembangunan dan pelaksanaan kewenangan daerah/ termasuk kota dibidang

perencanaan dan pengendalian pembangunan sebagaimana dimaksud Undang-

Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat

menerbitkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang didalamnya termasuk mengatur tentang perencanaan

pembangunan provinsi, kabupaten dan kota. Undang-undang tersebut selanjutnya

Page 10: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

3

dijadikan landasan hukum yang baru bagi provinsi, kabupaten dan kota dalam

menyusun perencanaan pembangunannya ke depan. Di dalam undang-undang

tersebut diantaranya digariskan kewajiban pemerintah daerah, termasuk

pemerintah kota dalam menyusun Dokumen Rencana Pembangunan Jangka

Panjang kota. Mengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

tersebut dan sekaligus mengakomodasi cita-cita masyarakat Kota Banjarmasin

yang ingin menjadikan kotanya menjadi kota yang maju dan dihuni masyarakat

sejahtera, yang merupakan bagian dari upaya mewujudkan masyarakat Indonesia

yang adil dan makmur, maka disusunlah Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Kota Banjarmasin 2006-2025 yang merupakan dokumen perencanaan

pembangunan Kota Banjarmasin untuk dimensi waktu dua dasawarsa ke depan.

Pembangunan Kota Banjarmasin yang sudah sejak lama dilakukan, sejak

sebelum orde baru, semasa orde baru sampai masa kini diera reformasi telah

berhasil menunjukkan kemajuan, baik dari perubahan wajah kota yang tampak

dari fisiknya, kemajuan ekonomi, sosial budaya dan kemasyarakatan serta segi-

segi lainnya. Penduduknya dari tahun ketahun semakin bertambah, baik secara

alamiah maupun dampak dari terjadinya urbanisasi. Kehidupan masyarakat terus

bertambah sesuai dengan dinamika perubahan kehidupan kota dan pengaruh

faktor-faktor eksternal dan global. Meskipun disadari kondisi kehidupan bangsa

yang dilanda krisis ekonomi sejak tahun 1997 yang berkembang menjadi krisis

multidimensi sampai kini dampaknya masih dirasakan dan belum pulih.

Kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai dimasa lalu menunjukan

kecenderungan menurun. Sebagai bagian dari masyarakat Kalimantan Selatan dan

Bangsa Indonesia, warga Kota Banjarmasin berusaha bangkit kembali, keluar dari

Page 11: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

4

berbagai permasalahan yang dihadapi warga kota. Meskipun segi indikator

kemajuan pembangunan yang dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan

warga kota, tetapi cita-cita menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota yang maju

dan dihuni masyarakat sejahtera terus diperjuangkan melalui serangkaian upaya

pembangunan. Dalam upaya mengakomodasikan dinamika kota yang terus

berkembang, berbagai perencanaan pembangunan sudah disusun dan

dilaksanakan, sejak sebelum era reformasi maupun awal-awal era reformasi, baik

meliputi bidang fisik kota maupun bidang ekonomi, sosial budaya dan

kemasyarakatan yang semua itu ditujukan untuk mewujudkan perubahan Kota

Banjarmasin menjadi kota bersih, unggul, nyaman, gagah, aman, dan sejahtera

dengan semangat kayuh baimbai yang tercermin dalam motto Kota Banjarmasin

dan diselaraskan dengan predikat Kota Banjarmasin sebagai pusat Pemerintahan

Provinsi Kalimantan Selatan, kota industri, kota pelabuhan, kota perdagangan,

kota pariwisata dan pusat informasi.

Sampai akhir tahun 2005, Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota

Banjarmasin Tahun 2001- 2005 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota

Banjarmasin Nomor 8 Tahun 2001 dan merupakan acuan bagi penyelenggaraan

pembangunan kota sudah berakhir dan ke depan dibutuhkan dokumen

perencanaan pembangunan kota yang dilandasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004. Pembangunan Kota Banjarmasin ke depan, kondisinya berubah dibanding

dengan dimasa-masa sebelum era reformasi dan otonomi daerah, Pembangunan

Kota Banjarmasin ke depan menunjukkan perubahan-perubahan yang spesifik,

yang antara lain : (1) memiliki tujuan yang kompleks, (2) intensitas penggunaan

sumber daya atau investasi yang tinggi, (3) melibatkan banyak pihak/stake

Page 12: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

5

holder/masyarakat sebagai pelaku pembangunan, dan (4) banyaknya pilihan-

pilihan yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi

kondisi sosial budaya kehidupan politik warga Kota Banjarmasin pada era

reformasi dan otonomi daerah sekarang, tuntutan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) menuju

pemerintahan yang bersih (clean governance) semakin kuat. Tuntutan semacam

itu harus segera direspon dengan upaya-upaya peningkatan kualitas manajemen

dalam penyelenggaraan pemerintah kota sebagai wujud pelayanan masyarakat

termasuk dalam perencanaan, penyelenggaraan dan pengendalian pembangunan

kota ke depan.

Reformasi di bidang pemerintahan daerah yang dilandasi Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004, mendorong lahirnya paradigma baru dalam

menyelenggarakan pemerintahan, khususnya pemerintahan daerah. Dengan

undang-undang tersebut kewenangan yang diberikan pusat kepada daerah semakin

luas. Kadar desentralisasi semakin tinggi dibandingkan otonomi daerah pada

masa-masa sebelumnya. Penyelenggaraan pemerintahan daerah pada saat ini,

ditunjukkan untuk mewujudkan otonomi daerah yang seluas-luasnya, nyata dan

bertanggung jawab, serta terwujudnya pemerintahan yang baik, yaitu

pemerintahan yang mengikuti aturan, demokratis, transparan, dan akuntabel, serta

terciptanya keseimbangan dan keserasian peran antara pilar-pilar penyelenggara

pemerintahan yang baik, yaitu pemerintah, swasta/dunia usaha dan masyarakat.

Perkembangan politik (demokrasi) yang terjadi sejak awal reformasi mendorong

makin kuatnya peran serta dalam pengawasan dan kepedulian masyarakat

terhadap proses pemerintahan dan pembangunan. Peran serta masyarakat itu

Page 13: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

6

dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah merupakan hak dan tanggung jawab

masyarakat untuk mewujudkan aparatur yang bersih

Sebagai sebuah kota yang terus berkembang, Kota Banjarmasin yang

juga merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, terus menunjukkan

perubahan-perubahan yang pesat, baik dibidang fisik maupun non fisik. Dalam

perkembangannya Kota Banjarmasin akan dihadapkan pada berbagai tantangan

dan peluang serta persaingan yang semakin ketat dengan daerah-daerah/kota

lainnya di Kalimantan Selatan, maupun kota-kota lainnya ditanah air, terutama

dalam merebut peluang ekonomi dan peluang investasi termasuk peningkatan

kondisi fisik yang merupakan pencerminan wajah kota. Pusat-pusat kegiatan

ekonomi dan pelabuhan yang dimiliki Kota Banjarmasin merupakan modal dasar

bagi perkembangan perekonomian dan dinamika kota ke depan. Keberadaan

pelabuhan sebagai pintu masuk kegiatan ekonomi regional Kalimantan Selatan

memberikan percepatan bagi perubahan ekonomi Kota Banjarmasin pada

lapangan usaha sektor jasa, terutama perdagangan dan transportasi.

Berkembangnya daerah/kota lain di sekitarnya disamping merupakan peluang

besar bagi pengembangan Kota Banjarmasin juga menimbulkan masalah

tersendiri, terutama yang menyangkut aspek fisik, sosial dan kemasyarakatan.

Untuk menjawab tantangan itu diperlukan peningkatan kemampuan kota dalam

mengantisipasi dan kerjasama dalam menghadapinya lebih-lebih dikaitkan dalam

kependudukannya sebagai pusat pengembangan ekonomi regional di Kalimantan

Selatan. Dari kecendrungan tersebut dapat disimpulkan bahwa beban Pemerintah

Kota Banjarmasin dalam dua dasawarsa ke depan akan semakin berat dan

semakin kompleks. Perkembangan Kota Banjarmasin dimasa mendatang tidak

Page 14: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

7

mungkin dibiarkan tumbuh secara alami tetapi harus dirancang dan ditata sejak

sekarang untuk menuju kota yang maju. Penduduk yang semakin meningkat,

terutama yang disebabkan oleh urbanisasi, membawa dampak serius terhadap

penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai, penyediaan air bersih yang

cukup, peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat, penyediaan lapangan

kerja dan kesempatan berusaha, penyediaan dan distribusi barang dan jasa yang

cukup merata dan lancar serta penciptaan lingkungan yang aman dan nyaman

yang kesemua itu untuk mewujudkan kota yang sejahtera.

Untuk menyikapi tantangan kota dan antisipasi pembangunan Kota

Banjarmasin ke depan dibutuhkan sebuah perencanaan yang efektif , efisien dan

bersasaran, yang merupakan prasyarat utama bagi pengembangan kota yang

efisien dan efektif menuju kota yang maju dan sejahtera.

Menyadari agar perubahan-perubahan ke depan yang kemungkinan

terjadi di Kota Banjarmasin sesuai dengan perubahan yang dicita-citakan warga

kotanya yaitu mewujudkan Kota Banjarmasin yang maju dan sejahtera yang

dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka disusunlah Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025 sebagai upaya

kongkrit dan konseptual dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi

dan tingginya serta beragamnya tuntutan kebutuhan masyarakat warga Kota

Banjarmasin ke depan.

Salah satu tugas pokok Pemerintah Kota Banjarmasin bersama dengan

DPRD-nya adalah merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran pembangunan

kota, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan dalam rangka

mewujudkan kota yang maju dan sejahtera. Selanjutnya, tugas pokok pemerintah

Page 15: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

8

terhadap publik (masyarakat) adalah memberikan pelayanan dan perlindungan

terhadap masyarakat. Pemerintahan yang baik (good governance) adalah

kepemerintahan yang dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik.

Kepemerintahan yang baik dicirikan dengan terselenggaranya pemerintahan yang

mampu menciptakan hubungan yang serasi antara pemerintah, swasta dan

masyarakat. Kepemerintahan yang baik juga dicirikan dengan tingginya

partisipasi masyarakat, penegakan hukum, keterbukaan, responsif dan kesetaraan.

Atas dasar itu maka rencana pembangunan harus memuat arahan terciptanya good

governance yang efektif dan efisien. Di sisi lain, pembangunan dapat diartikan

sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur pembangunan, yaitu sumber daya

pembangunan yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan

sumber daya buatan yang didukung oleh kemajuan teknologi dan perumusan

kebijakan yang tepat. Oleh karena itu rencana pembangunan kota yang disusun,

harus mengedepankan konsep pendayagunaan dari unsur-unsur tersebut sehingga

bentuk dan indentitas serta optimalisasi interaksinya dapat digambarkan dengan

jelas.

Dipandang dari segi dinamika masyarakat, pembangunan adalah

merupakan proliferasi (pelipatgandaan yang luas) dan integrasi peranan-peranan

fungsional dalam masyarakat. Dari pengertian tersebut, maka rencana

pembangunan kota harus mampu memberikan rumusan-rumusan mengenai arah

pembangunan jangka panjang yang akan dilaksanakan, agar dinamika masyarakat

yang terjadi lebih bermakna. Rencana pembangunan kota harus memuat

komitmen bersama dalam bentuk visi, misi, perumusan bidang-bidang yang akan

Page 16: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

9

digarap untuk mewujudkan visi dan arah pembangunan kota itu sendiri dalam

jangka waktu tertentu.

Karena itu rencana pembangunan Kota Banjarmasin 2006-2025, pada

hakikatnya merupakan komitmen kota yang secara politis berorientasi pada

komunitas atau permasalahan-permasalahan, baik menyangkut fisik, sosial budaya

dan kemasyarakatan yang dihadapi warga kota, dan sekaligus merupakan tolak

ukur kinerja kota untuk dimensi waktu dua dasawarsa ke depan. Rencana

pembangunan Kota Banjarmasin yang disusun memuat visi, misi dan arah

kebijakan pembangunan kota dalam kurun waktu dua dasawarsa mendatang yang

didasarkan pada kondisi umum saat ini, tantangan-tantangan ke depan yang

dihadapi dan modal dasar, termasuk potensi, prakarsa dan aspirasi masyarakat

yang tumbuh dan berkembang dengan mengacu kepada rencana pembangunan

daerah diatasnya, yaitu pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah

pusat.

Ditinjau dari segi kedudukannya, dokumen perencanaan ini merupakan

acuan bagi penyusunan perencanaan pembangunan Kota Banjarmasin pada tataran

hierarki yang lebih rendah, yaitu perencanaan pembangunan jangka menengah.

Mengacu pada makna pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,

maka Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Kota Banjarmasin adalah

merupakan penjabaran visi, misi dan program Walikota Banjarmasin kedalam

strategi pembangunan kota, kebijakan umum, program prioritas Walikota dan arah

keuangan kota.

Page 17: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

10

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Kota Banjarmasin 2006-2025 ini adalah agar Pemerintah Kota

Banjarmasin dan seluruh warga masyarakatnya, dalam membangun kota dan

masyarakat ke depan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat

umum, komprehensif dan terpadu, dan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 5 tahunan bagi pemerintah

kota, swasta maupun masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

Penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota

Banjarmasin tahun 2006-2025 adalah merupakan upaya meningkatkan kualitas

fungsi pemerintahan kota, baik di bidang pelayanan, pembinaan dan perlindungan

terhadap masyarakat, maupun kualitas partisipasi swasta dan warga kota dalam

rangka mempercepat terwujudnya Kota Banjarmasin yang maju dan sejahtera.

C. Landasan Hukum

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin tahun 2006-

2025 disusun dengan landasan idiilnya adalah Pancasila, landasan

konstitusionalnya adalah Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan landasan

operasionalnya adalah semua ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan

pembangunan daerah/kota, yaitu :

1. Tap MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Page 18: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

11

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanagan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

7. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus

2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah

D. Hubungan RPJP dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sesuai dengan subtansi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara terdapat hubungan keterkaitan antara

berbagai dokumen-dokumen perencanaan pembangunan, yaitu antara RPJP

Nasional tahun 2005-2025, dan RPJM Nasional tahun 2005-2009, RKP Tahunan

RAPBN Tahunan, dan APBN Tahunan dengan RPJP Daerah Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2006-2025, dan dengan RPJP Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025,

RPJM 5 Tahunan Kota Banjarmasin, RKP Tahunan, RAPBD dab APBD tahunan,

serta keterkaitan RPJM 5 Tahunan Kota Banjarmasin dengan Renstra SKPD,

Renja SKPD, RKS SKPD, dan rincian APBD.

Secara operasional RPJP Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025 ini disusun

dengan menagacu pada RPJP Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2006-

2025 . RPJP Kota Banjarmasin ini selanjutnya menjadi pedoman bagi pemerintah

kota dalam penyusunan RPJM Kota Banjarmasin setiap 5 tahun yang selanjutnya

Page 19: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

12

dijabarkan kedalam RKP Kota Banjarmasin setiap tahun, disamping menjadi

pedoman bagi penyusunan Renstra SKPD.

E. Sistematika Penulisan

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin

2006-2025 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Kondisi Umum Kota Banjarmasin

Bab III : Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kota Banjarmasin

Tahun 2006-2025

Bab IV : Penutup

Page 20: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

13

BAB II

KONDISI UMUM KOTA BANJARMASIN

A. Kondisi Saat Ini

1. Kondisi Administrasi Wilayah Fisik

Kota Banjarmasin, terletak di Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas

wilayah tercatat 72,0 Km2 atau 0,19% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan. Secara administrasi wilayah Kota Banjarmasin terdiri dari 5 kecamatan

dan 50 kelurahan. Kecamatan yang dimaksud adalah Banjarmasin Utara seluas

15,25 Km2 (21,18%) dengan 9 kelurahan, Banjarmasin Timur seluas 11,54 Km2

(16,03%) dengan 9 kelurahan, Banjarmasin Tengah seluas 16,66 Km2 (16,19 %)

dengan 12 kelurahan, Banjarmasin Selatan seluas 20,18 Km2 (28,03%) dengan 11

kelurahan, dan Banjarmasin Barat seluas 13,37 Km2 (16,19%) dengan 9

kelurahan.

Kota Banjarmasin secara geografis berada di dekat muara Sungai Barito,

dan wilayahnya terbelah oleh Sungai Martapura. Kemiringan tanah sekitar 0,13%,

atau hampir landai dengan kemiringan rata-rata 0,16 meter di bawah permukaan

laut. Kondisi tanahnya berpaya-paya dan pada waktu air pasang hampir seluruh

wilayah kota terendam air . Susunan geologi terutama di bagian bawah didominasi

oleh lempung dengan sisipan pasir halus dan endapan alluvial yang terdiri dan

lempung hitam kelabu dan lunak.

Iklimnya termasuk iklim tropis dengan suhu rata-rata 25-38 derajat

Celsius. Curah hujan rata-rata bulanan 219 mm dengan jumlah hari hujan

sebanyak 156 hari dalam sebulan.

Page 21: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

14

2. Kondisi Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

Pembangunan dibidang sosial budaya dan kehidupan beragama terkait

erat dengan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat Kota Banjarmasin, yang

semuanya tercermin dari aspek kependudukan, pendidikan, kesehatan dan

lingkunagan.

Kependudukan; Berdasarkan data statistik tahun 2004, jumlah

penduduk Kota Banjarmasin tahun 2004 tercatat 572.300 jiwa, dengan laju

pertumbuhan 1,10%. Tahun-tahun sebelumnya (2003) jumlah penduduk 566.008

jiwa dengan pertumbuhan 2,03%, tahun 2002 jumlah penduduk 539.060 jiwa

dengan pertumbuhan 0,58% , tahun 2001 jumlah penduduk 535.536 jiwa dengan

pertumbuhan 0,64%, tahun 2000 jumlah penduduk 532.536 jiwa dengan

pertumbuhan 1,02% per tahun sejak 1990. Tahun 1990 jumlah penduduk Kota

Banjarmasin baru 481.371 jiwa, sedang tahun 1980 sebanyak 381.286 jiwa . Sejak

1980 hingga kini, atau hampir 25 tahun, Kota Banjarmasin menunjukkan kenaikan

jumlah penduduk sekitar 60%. Bagian-bagian wilayah kota menurut peringkat

jumlah penduduknya berdasarkan data tahun 2004 adalah Kecamatan Banjarmasin

Barat (140.227 jiwa atau 24,50%, Banjarmasin Selatan (132.929 jiwa atau

23,23%), Banjarmasin Timur (107.874 jiwa atau 18,85%), Banjarmasin Tengah

(97.262 jiwa atau 16,99%) dan Banjarmasin Utara (6.164 jiwa). Sedangkan

kepadatan penduduk secara keseluruhan 7.949 jiwa per Km2 . Dari segi srtuktur

umurnya, penduduk Kota Banjarmasin yang berusia 0-14 tahun sebanyak 162.604

jiwa (28,42%), 15- 64 tahun 393.176 jiwa (68,70%) dan 65 tahun keatas 16.520

jiwa (2,83%). Beban ketergantungan yang merupakan perbandingan penduduk

usia produktif dengan penduduk non produktif sebesar 3,19.

Page 22: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

15

Dari data susenas tahun 2003 tercatat jumlah tenaga kerja ketika itu 459.889

orang atau 81,25% dari jumlah penduduk kota. Dari tenaga kerja tersebut :

55,26% adalah angkatan kerja dan 44,74% bukan angkatan kerja. Dari persentase

angkatan kerja tersebut, yang bekerja 45,21% dan pengangguran 10,05% sampai

2004, lapangan usaha penduduk sebagian besar di lapangan usaha perdagangan

(38,43%), diikuti jasa-jasa (19,54%), industry (15,78%), angkutan dan

komunikasi (15,19 %).

Pola konsumsi masyarakat di kota ini masih didominasi oleh kelompok makanan,

yaitu 60,44% pengeluaran untuk pemenuhan gizi yang bersumber ikan cukup

tinggi, sebesar 22,21% dari total pengeluaran untuk makanan, diikuti makanan

jadi 15,58%, beras 13,05%, tembakau 10,04 % dan sisanya pengeluaran makanan

lainnya. Pengeluaran bukan bahan makanan terbesar adalah untuk perumahan

(63,06%), diikuti aneka barang dan jasa 12,50% dan pakaian 7,23%. Sedangkan

pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan relatif kecil, masing-masing hanya

5,54% dan 3,17%.

Upaya pengendalian penduduk diantaranya dilakukan melalui program Keluarga

Berencana. Sampai tahun 2004 tercatat 97.083 akseptor KB dari jumlah pasangan

usia subur sebanyak 106.995. layanan KB diberikan oleh 58 klinik KB milik

pemerintah , swasta dan TNI. Sedangkan menurut tingkat kesejahteraannya, dari

139.840 keluarga yang ada, sebanyak 3,95% masih tergolong Keluarga

Prasejahtera, sebanyak 38,95% keluarga Sejahtera Tahap I, sebanyak 37,10%

Keluarga Sejahtera Tahap II, sebanyak 17,85% Keluarga Sejahtera tahap III dan

hanya 2,15% yang termasuk Keluarga Sejahtera Tahap III Plus.

Page 23: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

16

Pendidikan; Berdasarkan pendidikannya, yaitu ijazah tertinggi yang

dimilikinya, hampir setengah penduduk Kota Banjarmasin masih memiliki ijazah

SD-SMP/sederajat, yaitu sebanyak 38,43%, dan 18,37 % lainnya malah tidak

memiliki ijazah atau tidak tamat SD. Kemampuan baca tulis yang ditunjukkan

dari persentase penduduk 10 tahun keatas yang melek huruf mencapai 97,65% dan

hanya 2,35% yang masih buta huruf. Sedangkan penduduk usia 10 tahun keatas

yang bekerja menurut tingkat pendidikannya adalah SD/MI/sederajat 49,25 %;

SMP/MTs/sederajat 18,69%; SMA/MA/sederajat 23,71%; SM Kejuruan 4,39 %;

Diploma 1,35% dan S1 keatas 2,61%.

Angka partisipasi Murni (APM) yang menunjukkan tingkat partisipasi penduduk

usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu tahun 2004 adalah SD 90,11%;

SMP 67,50%; SMA/SMK 52,53%; dan perguruan tinggi 12,90%. Sedangkan

Angka partisipasi kasarnya (APK) tingkat SD 103,18%; SMP 94,17%;

SMA/SMK 62,35% dan perguruan tinggi 17,51%.

Sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin memiliki sarana

pendidikan yang relatif lengkap dan berkualitas dibandingkan daerah-daerah

lainnya di Kalimantan Selatan, yang ditandai dengan tersedianya fasilitas

pendidikan dari jenjang prasekolah/taman kanak-kanak, Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidah, SMP/Madrasah Tsanawiah, SMA/SMK/Madrasah Aliyah sampai

perguruan tinggi. Sampai tahun 2004 tercatat 333 buah SD dan Madrasah

Ibtidayah negeri dan swasta yang menampung 18.581 murid, 92 buah SMP dan

Madrasyah Tsanawiah yang menampung 18.058 murid, 51 buah SMA,SMK dan

Madrasyah Aliyah yang menampung 14.931 murid. Dijenjang pendidikan tinggi,

terdapat Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lambung Mangkurat dan IAIN

Page 24: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

17

Antasari dengan jenjang studi sampai dengan Pascasarjana (S2/Magister),

Politeknik Negeri Banjarmasin, serta sejumlah 12 buah perguruan tinggi swasta

berstatus Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi. Sampai tahun 2004

Universitas Lambung Mangkurat memiliki 11 fakultas dan 5 diantaranya di Kota

Banjarmasin, yaitu Fakultas Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Politik, Keguruan

dan Ilmu Pendidikan dan Teknik Program Studi Arsitektur. Sedangkan IAIN

Antasari dengan 5 fakultasnya, yaitu Fakultas Tarbiyah, Adab, Ushuluddin,

Syariah dan Dakwah.

Kesehatan; Selama ini pembangunan dibidang kesehatan di Kota

Banjarmasin diarahkan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,

kualitas kehidupan masyarakat, peningkatan usia harapan hidup dan peningkatan

kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Upaya pembangunan kesehatan ditunjang keberadaan sarana kesehatan dalam

jumlah yang cukup memadai, yaitu Rumah Sakit sebanyak 13 buah (Rumah Sakit

Umum Pemerintah dan Swasta 10 buah dan Rumah Sakit Bersalin 3 buah);

Puskesmas sebanyak 26 buah, yaitu Puskesmas dengan perawatan 2 buah dan

Puskesmas Non Perawatan 24 buah, Posyandu 367 buah dan Balai Pengobatan 40

buah; Puskesmas Pembantu 30 buah, Puskesmas Keliling (roda 4) sebanyak 17

buah, Puskesmas Keliling (perahu) 1 buah dan Apotik sebanyak 71 buah.

Menurut data statistik tahun 2004, kelahiran bayi yang ditolong dokter mencapai

17,43%, bidan 71,37%, dan dukun bayi 9,13%. Sebanyak 88,45% balita pernah

disusui dengan Air Susu Ibu. Persentase memberikan ASI yang tertinggi adalah

pada kelompok umur 18-24 bulan, yaitu 33,34% dan 12-17 bulan 21,16%.

Keluhan kesehatan masyarakat umumnya adalah : panas 1,24%, batuk 2,89%,

Page 25: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

18

pilek 8,62%, asma 0,70%, diare 0,62%, migrant 3,05%, gigi 1,36% dan lainnya

8,66%. Dari 27,13% penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, yang

memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dengan berobat jalan

sebanyak 11,25%, 14,74% mengobati sendiri dan berobat jalan dan 14,45% tidak

berobat. Bagi yang berobat jalan, Puskesmas merupakan pilihan utama (45,03%),

diikuti dokter praktek 24,56% dan Rumah Sakit Pemerintah 8,19%.

Sosial dan Budaya; Secara umum kemajuan di bidang sosial budaya di

Kota Banjarmasin dapat ditunjukan dari pencapaian Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM), dan kondisi penduduk

miskin, yaitu :

Indeks Pembangunan Manusia; Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota

Banjarmasin tahun 2004 mencatat 65,22 atau termasuk dalam kategori menengah

keatas. Nilai-nilai komponen Indeks Pembangunan Manusia tersebut berasal dari :

Usia Harapan Hidup 67,10 tahun, Angka Melek Huruf 97,65%, Rata-rata lama

sekolah 7,36% dan konsumsi riil per kapita sebesar Rp.3.355.319,- Dibanding

tahun 2003 beberapa komponen menunjukkan perubahan, yaitu ketika Usia

Harapan Hidup 66,60 tahun, Angka Melek Huruf 97,65%, Rata-rata lama sekolah

8,71 tahun dan asumsi riil per kapita sebesar Rp.3.866.758,-

Indeks Kesejahteraan Masyarakat; Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM)

tahun 2004 tercatat 13,7 lebih baik pada rata-rata Provinsi Kalimantan Selatan,

yaitu 25,5. Usaha perkawinan tidak mencapai 40 tahun adalah 17,4%, Angka Buta

Huruf Penduduk Dewasa 4,7%, cakupan air bersih mecapai 65,2%, penduduk

tanpa akses pada fasilitas/sarana kekesehatan 1,2%, jauh lebih baik dari Provinsi

Page 26: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

19

Kalimantan Selatan yaitu 27,3%, dan balita kurang gizi 34,2%, sedikit diatas

Kalimantan Selatan yang sebesar 30, 2%.

Penduduk miskin; Mulai membaiknya kondisi perekonomian ternyata belum

serta merta menurunkan jumlah peduduk miskin. Kemiskinan masih dialami oleh

kelompok-kelompok masyarakat yang kurang memiliki akses terhadap

kesempatan-kesempatan ekonomi dan rendahnya daya saingnya dalam menyikapi

peluang. Di Kota Banjarmasin sampai tahun 2004, jumlah penduduk miskin

tercatat sebanyak 22.500 jiwa atau 3,97%. Dampak kenaikan BBM 1 Oktober

2005 ternyata meningkatkan jumlah keluarga miskin yang menurut data BPS

mencapai 31.500 KK atau sekitar 126.000 jiwa.

Dari segi budaya, kehidupan dan perkembangan budaya masyarakat Kota

Banjarmasin relatif menunjukkan kemajuan yang berarti. Pengaruh budaya asing

yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat masih dapat dikendalikan.

Pemahaman masyarakat terhadap keragaman budaya, meningkatnya tenggang

rasa dan toleransi, dan berkembangnya interaksi antar budaya semakin baik. Tapi

sayangnya disisi lain dampak dari kehidupan yang cenderung individualistis,

menyebabkan nilai-nilai solidaritas dan kekeluargaan cenderung memudar.

Keteladanan pemimpin, baik formal maupun non formal sangat dominan

pengaruhnya terhadap berkembangnya budaya patuh hukum, budaya disiplin dan

peningkatan solidaritas sosial di tengah-tengah masyarakat.

Bidang kehidupan beragama yang merupakan wujud pengalaman nilai-

nilai ajaran agama dalam kehidupan lahir dan batin di lingkungan masyarakat

Kota Banjarmasin yang penduduknya 95,25% beragama Islam, berkembang baik.

Perkembangannya tampak dari segi fisik maupun non fisik. Pembangunan tempat-

Page 27: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

20

tempat beribadah terus bertambah dimana sampai tahun 2004 tercatat mesjid

sebanyak 156 buah, kelompok-kelompok pengajian semakin berkembang dan

jumlah umat islam yang menunaikan ibadah haji setiap tahunnya semakin

meningkat (tahun 2004 tercatat hampir 2.000 orang). Toleransi antar umat

beragama semakin baik. Tetapi semuanya itu belum sepenuhnya mencerminkan

peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sama halnya dangan pengalaman ajaran agama yang menyangkut etos kerja dan

pesan-pesan moral agama, belum sepenuhnya diwujudkan dalam kehidupan nyata

sehari-hari.

3. Kondisi Ekonomi

Berdasarkan data statistik Kota Banjarmasin tahun 2004, PDRB tahun

2004 sebesar Rp. 4.356.037.359,- (harga berlaku) atau Rp.1.416.590.341,- (harga

konstan, 1993). Sumbangan terhadap PDRB yang dominan berasal dari lapangan

usaha (1) pengangkutan dan komunikasi (30,84%), terutama dari angkutan laut

(15,63%), (2) industri pengolahan (22,96%), terutama dari industri besar dan

sedang (22,23%), dan (3) perdagangan, restoran dan perhotelan (19,71%),

terutama dari perdagangan besar dan eceran (17,00%). Pertumbuhan ekonomi

tahun 2003 mencapai 5,72%; 2004 hanya 3,11% dan PDRB per kapitanya sebesar

Rp. 6.683.932,- dengan kesenjangan pendapatan antar kelompok masyarakat

relatif rendah dan ditunjukan dari angka Gini Rasio sebesar 0,27.

Kota Banjarmasin memiliki pelabuhan pelayaran samudera dan

pelabuhan nusantara yang merupakan pintu gerbang keluar masuknya barang

melalui kegiatan impor-ekspor terutama dari Provinsi Kalimantan Selatan. Dari

Page 28: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

21

segi perkembangan nilai ekspor total selama kurun waktu 1996 – 2002

menunjukan kecenderungan menurun. Tahun 1999 nilai ekspor melalui pelabuhan

di Banjarmasin tercatat $(US) 837.501,32; tahun 2002 : $1.081.277,42 dan tahun

2004 $1.297.532,40,-. Jenis komoditas utama yang diekspor melalui Banjarmasin

adalah karet, kayu, rotan, ikan, dan batu bara. Sebelum 1999 ekspor masih

didominasi oleh komoditi kayu, tetapi tahun-tahun berikutnya terjadi perubahan.

Ekspor kayu menunjukkan penurunan dan sejak tahun 2002 ekspor justru

didominasi oleh batu bara. Komodasi ekspor yang menurun nilai ekspornya

adalah karet, kayu, rotan dan ikan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjarmasin

yang merupakan manifestasi fungsi pelayanan kepada masyarakat dan investasi

pemerintah pada tahun 2002 besarnya mencapai Rp. 236.373.266 ribu, sebagian

besar masih berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu sebesar Rp.

166.480.000 ribu, atau 70,43%. Tahun 2003, dari APBD Kota Banjarmasin

sebesar Rp. 166.480.000 ribu, 70.43% tahun 2003, dari ABPD Kota Banjarmasin

sebesar Rp. 288.552.370 ribu, sumbangan dari pemerintah Pusat melalui Dana

Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp. 190.300.000 ribu, atau 65,95 %.

Selanjutnya pada tahun 2004 dengan ABPD kota sebesar Rp.

302.579.301 ribu, sumbangan Pemerintah Pusat mencapai Rp. 256.363.714 ribu

atau 84,73%. Dari konstribusi pemerintah pusat terhadap APBD, menunjukkan

bahwa ketergantungan Kota Banjarmasin terhadap Pemerintah Pusat masih relatif

tinggi, sementara itu dari segi sumber daya pembangunan ekonomi Kota

Banjarmasin akan lebih mengandalkan sumber daya manusia dan sumber daya

buatan, ketimbang sumber daya alamnya yang minimum.

Page 29: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

22

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam rangka membangun peradaban.

Dengan pembangunan iptek, iklim inovasi akan terbentuk dan menjadi landasan

tumbuhnya kreativitas sumber daya manusia yang pada gilirannya berperan

menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Kaitannya dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di kalangan masyarakat Kota

Banjarmasin, budaya iptek belum berkembang optimal di tengah-tengah

masyarakat. Budaya masyarakat belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang

mempunyai penalaran objektif, rasional, maju dan mandiri. Sumber daya iptek

yang tersedia baik di lingkungan pemerintah daerah, lembaga-lembaga riset dan

perguruan tinggi masih terbatas. Tenaga peneliti yang ada, di luar perguruan

tinggi jumlahnya masih belum banyak, dan pembiayaan yang tersedia untuk

pengembangan iptek masih terbatas. Selain itu untuk kontribusi iptek di sektor

produktif juga masih rendah.

5. Infrastruktur

Sesuai dengan kondisi fisik wilayahnya, Kota Banjarmasin memiliki 2

jenis prasarana perhubungan yaitu pembangunan darat dan pembangunan

laut/sungai sedangkan akses melalui udara dapat dicapai dengan memanfaatkan

Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor yang terletak di Kota Banjarbaru.

Perhubungan darat; Sampai tahun 2004, panjang jalan di Kota

Banjarmasin adalah 577,11 km, yang terdiri jalan negara 8,80 Km, jalan provinsi

21,93 Km dan jalan kota 549,98 km. Menurut jenis permukaannya; jalan aspal

Page 30: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

23

465,63 Km, jalan kerikil/perkerasan batu 20,41 Km, rusak sedang 169,54 Km,

rusak 53,93 Km, dan rusak berat 53,92 Km. Sebagian besar jalan kelas III.

Jumlah kendaraan roda 4 pada tahun 2004 tercatat 36.029 buah dan kendaraan

roda 2 adalah 171.346 buah. Dibandingkan dengan tahun 2002, masing-masing

mengalami kenaikan 14,71% dan 22,21%.

Perhubungan Laut dan Sungai; Pelabuhan memiliki arti strategis

dalam menunjang perhubungan laut dan sungai. Sampai 2004 Kota Banjarmasin

memiliki 5 pelabuhan penting, yaitu 1 buah pelabuhan pelayaran samudera Tri

Sakti, 1 buah pelabuhan dermaga yaitu pelabuhan Martapura dan 3 buah

pelabuhan dermaga untuk pelayaran rakyat. Jumlah kapal yang keluar masuk di

pelabuhan Banjarmasin dari berbagai jenis pelayaran pada tahun 2004 tercatat

9.939 buah. Dibandingkan tahun 2002 terjadi kenaikan sebesar 19,98%. Jumlah

tersebut berasal dari pelayaran samudera sebanyak 834 buah, pelayaran nusantara

1.484 buah, pelayaran lokal 614 buah, pelayaran khusus industri 5.948 buah,

pelayaran tangker 295 buah dan pelayaran rakyat 774 buah. Sebaliknya,

kepadatan lalu lintas angkutan sungai tahun 2004 untuk kapal masuk menurun

sekitar 13,92%, dibandingkan tahun 2002, yaitu dari 39.218 buah menjadi 37.230

buah. Sedangkan kapal yang keluar turun 10,82% yaitu dari 39.218 buah menjadi

34.975 buah. Kelancaran angkutan sungai didukung ketersediaan jenis angkutan

motor getek/kelotok, motor boat, kapal tunda, speed boat, motor tempel dan

tongkang.

Perhubungan Udara; Fasilitas perhubungan yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat berupa bandar udara yang menghubungkan

Kalimantan Selatan dengan kota-kota lain di tanah air dan mancanegara. Bandara,

Page 31: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

24

terletak di Kota Banjarbaru, yaitu Bandara Syamsuddin Noor, sekitar 25 km dari

Kota Banjarmasin. Perusahaan penerbangan yang beroperasi melayani kebutuhan

transportasi udara masyarakat Kalimantan Selatan sampai tahun 2004 terdiri dari

Garuda, Merpati, Bouraq, Mandala, DAS, Lion, Batavia, Adam dan Sriwijaya.

Kehadiran berbagai perusahaan penerbagan tersebut, pengaruhnya cukup besar

dalam menunjang berbagai kegiatan masyarakat Kalimantan Selatan, termasuk

masyarakat Kota Banjarmasin.

6. Lingkungan

Dari segi lingkungan, tanah seluas 7.200 Ha, peruntukan penggunaannya

pada tahun 2004 adalah untuk tanah pertanian seluas 2.962,6 Ha, tanah industri

278,6 Ha, tanah perusahaan 337,3 Ha. tanah jasa 486,4 Ha, dan tanah perumahan

3.135,1 Ha. Dibandingkan dengan peruntukan penggunaan tanah tahun 2000,

terjadi perubahan; yaitu tanah pertanian menurun 4,8%, tanah industri tetap, tanah

perusahaan naik 0,15%, tanah jasa naik 9,8%, tanah perumahan naik 3,5%. Dari

perubahan penggunaan tanah tersebut tercermin, bahwa perubahan kondisi

lingkungan fisik kota yang dipacu peningkatan kebutuhan masyarakat akan tanah

bagi kebutuhan sarana jasa dan tanah perumahan yang cukup tinggi. Alih fungsi

tanah yang pertanian yang tinggal 41,15% dari luas wilayah ke penggunaan non

pertanian terus terjadi seiring dengan dinamika peningkatan aktivitas jasa dan

kebutuhan masyarakat akan perubahan dan sejalan dengan perubahan itu

lingkungan fisik kota pun mengalami perubahan cepat. Disisi lain, fungsi anak-

anak sungai dan kanal yang mengidentikan Banjarmasin sebagai Kota Seribu

Sungai hampir tidak tampak lagi.

Page 32: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

25

7. Politik

Kesadaran masyarakat Kota Banjarmasin akan hak-hak politiknya sudah

cukup tinggi. Kondisi tersebut tercermin dari tingkat partisipasinya dalam

menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden secara langsung

tahun 2004 lalu, yang sudah mencapai hampir 70%. Selain itu kedua momentum

demokrasi tersebut berjalan lancar dalam suasana yang kondusif, yaitu aman,

damai dan demokratis. Pemilu Legislatif berhasil memilih wakil-wakil rakyat

yang duduk dalam DPRD Kota Banjarmasin 2004-2009, wakil-wakil rakyat di

DPRD Propinsi, DPR Pusat dan DPD.

Sama halnya dengan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Persiden tahun

2004, pemilihan Walikota dan Wakil Walikota secara langsung pada pertengahan

2005 pun berlangsung dalam suasana aman, damai dan demokratis dengan tingkat

partisipan cukup tinggi. Semuanya semua itu menunjukkan bahwa kehidupan

berpolitik yang demokratis sudah semakin dihayati oleh warga Kota

Banjarmasin. Perbedaan pilihan tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Disamping itu kebebasan mengemukakan pendapat dan menyampaikan aspirasi

secara tepat serta kebebasam berserikat dan berkumpul sudah dimanfaatkan warga

kota dengan sebaik-baiknya.

8. Hukum, Aparatur dan Penyelenggaraan Pemerintahan Kota

Guna menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan dan

dinamika kebutuhan masyarakat, serta untuk membangun sistem pemerintahan

kota yang akuntabel, transparan dan demokratis, pemerintah kota dan DPRD

sudah melakukan penyusunan dan pembaharuan materi hukum, yaitu melalui

Page 33: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

26

penyusunan peraturan daerah baru yang dibutuhkan masyarakat dan melakukan

pembaharuan terhadap peraturan daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan

kondisi kehidupan masyarakat. Selama tahun 2004 DPRD Kota Banjarmasin

sudah berhasil menerbitkan 35 buah Perda yang menyangkut berbagai

kepentingan masyarakat. Jumlah Perda yang dihasilkan tersebut jauh meningkat

dibandingkan tahun 2002, yaitu 19 Perda. Peningkatan itu mencerminkan

peningkatan kemampuan lembaga legislatif menyerap aspirasi masyarakat dan

peningkatan kerja kelembagaan legislatif.

Dibidang aparatur, sampai tahun 2004, jumlah aparatur di lingkungan

pemerintah Kota Banjarmasin tercatat sebanyak 7.350 orang. Pegawai Negeri

Sipil golongan IV sebanyak 1.927 orang (26,22%), golongan III sebanyak 4,282

orang (58,26%), golongan II sebanyak 1.064 orang (14,48%) dan golongan I

sebanyak 77 orang (1,04%). Penyebarannya; 112 orang (1,53%) dilingkungan

Sekretariat Daerah, 315 orang (4,29%) di lingkungan Badan-Badan, 903 orang

(12.29%) di lingkungan Dinas-Dinas, 52 orang (0,71%) di lingkungan Unit Kerja

lainnya, 94 orang (1,28%) di Kecamatan-kecamatan, 439 orang (5,97%) di

Kelurahan-Kelurahan, 569 orang (7,75%) di Puskesmas dan 4.818 orang

(65,55%) bertugas sebagai guru dan tata usaha sekolah. Sebagai salah satu upaya

peningkatan kemampuan Pegawai Negeri Sipil selama tahun 2002-2004

diikutsertakan sebanyak 954 orang mengikuti Diklat Struktural. Jumlah tersebut

terdiri dari Diklat Adum 636 orang (66,67%), Adumla 95 orang (9,96%), Spama

169 orang (17,71%) dan Spamen 54 orang (5,66%).

Dibidang penyelenggaran pemerintahan, untuk mewujudkan birokrasi yang siap

melayani masyarakat dengan baik, efisien dan cepat, dilakukan penyempurnaan

Page 34: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

27

Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang disesuaikan dengan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 (yang kemudian di revisi dengan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004) dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 (yang direvisi

dengan Undang-Undang 33 Tahun 2004). Penyempurnaan Struktur Organisasi

dan Tata Kerja tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota

Banjarmasin Nomor 1 Tahun 2002 tentang perubahan atas Perda Kota

Banjarmasin Nomo 8 tahun 2000, susunan organisasi terdiri dari Sekretariat

Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas, Badan, Kecamatan

dan Kelurahan. Walikota dan Wakil Walikota dibantu oleh Sekretariat Daerah.

Sekretariat Daerah dibantu oleh 3 orang asisten Sekretariat Daerah. Sekretariat

Daerah terdiri dari 9 bagian penyusun. Satuan Kerja Perangkat Daerah terdiri dari

17 Dinas dan 6 Badan, sedangkan perangkat pemerintahan kecamatan dan

kelurahan terdiri dari 5 kecamatan dan 50 kelurahan.

Sementara itu disegi lain upaya menekan pelanggaran disiplin di

lingkungan aparatur pemerintahan kota, penyalahgunaan wewenang, praktek

korupsi, kolusi dan nepotisme semakin ditingkatkan. Peningkatan kinerja aparatur

dan keseimbangan, ketatalaksanaan pemerintah, efisiensi dan efektifitas kerja,

kualitas pelayanan dan kesejahteraan secara bertahap terus diupayakan.

9. Keagamaan dan Ketertiban Masyarakat

Kondisi yang aman dan terkendali adalah merupakan prasyarat utama

bagi berlangsungnya upaya-upaya pembangunan disemua bidang. Kota

Banjarmasin dengan berkependudukan 572.300 jiwa dan masyarakatnya yang

heterogen, terdiri dari berbagai suku, etnik dan golongan secara umum berhasil

Page 35: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

28

memelihara suasana keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif dalam

dinamika kehidupan kota. Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam ikut serta

memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungannya cukup tinggi, sementara

disisi lain kesiapan aparat dalam mengantisipasi, mencegah dan menangani kasus-

kasus kesehatan dan pelanggaran semakin meningkat dan profesional. Kemajuan

di bidang teknologi komunikasi dan informasi, kondisi sosial ekonomi dan

perubahan tata nilai dimasyarakat merupakan faktor yang perlu diwaspadai

sebagai pemicu terjadinya tindak kejahatan dan pelanggaran. Sepanjang tahun

2004, kasus-kasus kejahatan/pelanggaran yang cukup meresahkan masyarakat

diantaranya adalah penganiyaan berat, pencurian dengan pemberatan, pencurian

kendaraan bermotor, penggelapan, penipuan, dan kasus narkoba. Ketertiban dalam

berlalu lintas masih butuh peningkatan yang tercermin dari tingginya kecelakaan

lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas. Tahun 2004 kecelakaan lalu lintas

mencapai 36 kasus sedangkan pelanggaran lalu lintas, berupa pelanggaran marka

rambu 3.619 kasus, surat-surat kendaraan dan SIM 10.725 kasus dan syarat

kelengkapan kendaraan 2.010 kasus.

B. Tantangan

Kota Banjarmasin secara geografis memiliki posisi strategis. Letaknya

yang tidak jauh dari muara Sungai Barito dan terbelah Sungai Martapura

menjadikan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai gerbang akses melalui laut dan

sekaligus merupakan pusat kegiatan ekonomi di kawasan regional Kalimantan

Selatan. Selain itu letaknya juga berbatasan dengan Kota Banjarbaru dengan

fasilitas bandar udara internasionalnya yang merupakan gerbang akses melalui

Page 36: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

29

udara. Tantangan ke depan bagi Kota Banjarmasin adalah bagaimana

memanfaatkan posisi wilayah yang sangat strategis tersebut dengan kondisi fisik

dan dinamika kehidupan masyarakatnya sebagai potensi pembangunan dan faktor

strategis bagi pembangunan kota ke depan. Secara umum tantangan ke depan

pembangunan Kota Banjarmasin meliputi bidang-bidang :

1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

a. Dalam dua dasawarsa ke depan, Kota Banjarmasin akan menghadapi tekanan

jumlah penduduk yang terus bertambah. Jumlah penduduk yang pada tahun

2004 sebesar 572.300 jiwa diperkirakan meningkat mencapai hampir 800.000

jiwa pada tahun 2025. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk tersebut

berbagai parameter kependudukan akan mengalami perubahan yang cepat.

Upaya menekan angka kelahiran, meningkatkan usia harapan hidup, dan

menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan adalah merupakan

tantangan dibidang kependudukan. Pengendalian penduduk dan laju

pertumbuhannya penting menjadi perhatian untuk menciptakan penduduk

tumbuh seimbang dengan kemampuan daya dukung kota dimasa yang akan

datang. Jumlah angkatan kerja yang setiap tahun meningkat rata-rata diatas

2,50% secara kumulatif membutuhkan kesempatan kerja yang tidak sedikit,

baik di sektor formal maupun disektor informal. Disegi lain penduduk usia

muda (15-24 tahun) yang merupakan sumber daya manusia yang potensial

bagi pembangunan kota ke depan semakin membutuhkan peningkatan

kualitas jati diri, agar ke depan mampu menjadi warga kota yang memiliki

daya saing untuk berkiprah pada berbagai aspek pembangunan kota. Disegi

lain kelompok lanjut usia yang merupakan kelompok penduduk yang

Page 37: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

30

kecenderungannya semakin meningkat, yang merupakan dampak peningkatan

usia harapan hidup, tetap membutuhkan perhatian terutama dari aspek

kesejahteraan sosialnya. Derasnya arus globalisasi, perkembangan teknologi

serta perkembangan budaya akan berdampak pada perubahan pola kehidupan

masyarakat yang pada akhirnya akan merubah gaya hidup masyarakat kota,

dari kehidupan tradisional, kekehidupan semi modern dan kehidupan modern.

Masalahnya dikaitkan dengan kesenjangan, yang akan cenderung melebar

jika kebijakan pembangunan ke depan kurang ditekankan pada aspek

pemerataan, terutama antar kelompok masyarakat kaya, golongan menengah

dan yang berpenghasilan rendah.

b. Dibidang sumber daya manusia, tantangan ke depan yang akan dihadapi

adalah bagaimana mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia

Kota Banjarmasin menjadi semakin berkualitas. Jika kini (data tahun 2004)

Indeks Pembangunan Manusia baru mencapai sebesar 65,22 atau antara 60-70

/kategori menengah atas, maka dalam kurun waktu dua dasawarsa ke depan

besaran Indeks Pembangunan Manusia itu diharapkan memasuki kelompok

tinggi, paling tidak pada kisaran 70-80. Peningkatan Indeks ini sangat

penting, oleh karena erat kaitannya dengan peningkatan kinerja

perekonomian daerah, kaitannya dengan upaya menjawab tantangan tersebut,

pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan adalah bidang-bidang yang

memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di

bidang pendidikan sendiri, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana

meningkatkan penyediaan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan merata

bagi semua kelompok masyarakat, khususnya upaya meningkatkan proporsi

Page 38: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

31

penduduk usia wajib belajar (7-15 tahun) yang menyelesaikan pendidikan

dasar (SD sampai SMP), meningkatkan proporsi lulusan pendidikan dasar

yang melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang melanjutkan ke

jenjang pendidikan tinggi, dan menuntaskan penduduk dari buta aksara, serta

menekan kesenjangan pendidikan yang cukup tinggi antar kelompok

masyarakat, termasuk antara kelompok masyarakat mampu, masyarakat

kurang mampu dan yang tidak mampu. Tantangan berikutnya adalah

bagaimana meningkatkan kualitas lulusan, baik jenjang pendidikan dasar

maupun pendidikan menengah sesuai dengan standar kelulusan yang

diinginkan agar lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu

bersaing baik di tataran nasional bahkan tingkat internasional.

Penyempurnaan kurikulum dan penyesuaian relevansinya dengan kebutuhan

pembangunan serta mengurangi kesenjangan mutu pendidikan akan semakin

menjadi fokus perhatian agar hasil pembangunan pendidikan dimasa depan

mampu menjawab tantangan kebutuhan masa depan dan mampu berperan

dalam memajukan pembangunan kota, pembangunan Kalimantan Selatan dan

Pembangunan Nasional. Tantangan berikutnya yang dihadapi dalam

pembangunan pendidikan adalah bagaimana menyediakan pelayanan

pendidikan sepanjang hayat, diantaranya melalui pendidikan non formal,

pendidikan luar sekolah dan luar biasa. Pendidikan non formal dan

pendidikan luar biasa sangat penting dalam upaya menciptakan tenaga kerja

terampil yang siap pakai, khususnya bagi yang tidak mampu melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi, dan sekaligus memberikan solusi pemecahan

masalah pengangguran. Sedangkan pendidikan luar biasa adalah untuk

Page 39: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

32

pemenuhan hak diantara masyarakat yang membutuhkan perlakuan khusus

karena kondisinya. Tantangan yang tidak kalah pentingnya adalah

peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidikan lainnya, pemerataan

penyebarannya yang didasari kompetensi yang dibutuhkan, peningkatan

sarjana dan prasarana belajar, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

dan kurikulum lokal, termasuk perlindungan dan peningkatan kesejahteraan

guru. Guru yang berkualitas dan memenuhi standar kompetensinya, sarana

belajar yang semakin baik dan kesejahteraan guru yang mampu menjamin

kehidupannya yang layak, adalah merupakan prasyarat utama peningkatan

kualitas pendidikan menuju pendidikan yang bermutu, yaitu pendidikan yang

memenuhi standar nasional. Sementara itu peningkatan pendidikan agama

dan budi pekerti, juga menjadi tantangan bagi upaya peningkatan keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta aktualisasi nilai-nilai

ajaran agama dalam kehidupan nyata sehari-hari.

c. Sementara itu, tantangan yang dihadapi pembangunan bidang kesehatan,

adalah bagaimana mengupayakan menekan angka kematian bayi, balita, dan

ibu melahirkan, menekan proporsi balita kurang gizi, mempersempit

kesenjangan status kesehatan antar kelompok masyarakat dan meningkatkan

akses terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan ke

depan deselaraskan dengan upaya mewujudkan dan mengembangkan

paradigma Indonesia Sehat 2010 dengan lebih mengedepankan aspek

promototif dan preventif, dengan tidak meninggalkan aspek kuratif dan

produktif. Tantangannya adalah bagaimana mengupayakan peningkatan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata bagi semua

Page 40: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

33

kelompok/lapisan masyarakat. Disisi lain juga menghindari terjadinya beban

ganda penyakit yaitu pola penyakit yang diderita masyarakat yang sebagian

besar adalah penyakit infeksi dan menular, tetapi pada waktu yang sama

terjadi peningkatan penyakit tidak menular. Tantangan berikutnya adalah

peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, baik dokter ahli, dokter

umum, paramedis, bidan dan tenaga kesehatan lainnya agar mampu

memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat,

peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, termasuk

ketersediaan obat-obatan esensial dengan harga terjangkau.

d. Kaitannya dengan isu gender yang semakin mengemuka, peran perempuan

sebagai warga masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama

dengan kaum laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan dan bidang

pembangunan dirasakan masih rendah. Partisipasi perempuan dalam

pemenuhan hak-haknya, baik sebagai individu maupun sebagai warga negara

masih belum signifikan, dibanding proporsinya dari penduduk secara

keseluruhan. Tantangan ke depan yang dihadapi adalah bagaimana

mengupayakan peningkatan pemberdayaan perempuan agar perempuan

mampu memperoleh pemenuhan hak-haknya secara adil, sesuai dengan

kodrat dan martabatnya disemua aspek kehidupan. Disisi lain masih

terjadinya kasus tindak kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, baik di

lingkungan rumah tangga, di lingkungan kerja, maupun di masyarakat.

Tantangannya ke depan yang dihadapi adalah bagaimana mencegah secara

preventif munculnya tindak kekerasan dan pelecehan, mengupayakan

perlindungan hukum terhadap kaum perempuan dan meningkatkan ketahanan

Page 41: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

34

kaum perempuan dalam menghadapi tindakan yang tidak terpuji itu. Pada

bagian lain, peningkatan kesejahteraan dan upaya perlindungan anak,

terutama anak keluarga miskin, anak terlantar dan anak jalanan masih kurang

memadai. Eksploitasi terhadap perempuan dan anak dibawah umur masih

cukup memprihatinkan, baik secara terbuka maupun tersembunyi, dan

keberadaannya menimbulkan problema sosial tersendiri yang membutuhkan

penanganan yang serius. Pemuda yang merupakan kelompok masyarakat

yang berpotensi besar bagi kemajuan kota, partisipasinya secara nyata dalam

pembangunan kota masih belum optimal. Tantangannya adalah bagaimana

memberdayakan pemuda dan generasi muda untuk lebih berperan aktif,

berpartisipasi dalam berbagai bidang pembangunan dalam mendukung

kemajuan kota. Demikian pula dalam hal budaya olahraga dan prestasi daerah

di berbagai bidang olahraga masih relatif rendah. Permasalahan kesejahteraan

sosial yang cenderung semakin meningkat, semakin canggih dan semakin

beragam. Permasalahan itu, diantaranya dipicu oleh berbagai krisis sosial di

masyarakat seperti menipisnya penghayatan nilai-nilai budaya bangsa dan

kurang dihayati dan diamalkannya secara nyata ajaran-ajaran agama.

e. Pembangunan manusia Indonesia pada dasarnya adalah pembangunan

manusia seutuhnya, lahir dan batin yang menjadikan agama sebagai pedoman

hidup mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Masyarakat Kota Banjarmasin

yang merupakan masyarakat agamis, yang tercermin dalam ketaatannya

menjalankan ibadah menurut agamanya masing-masing dalam suasana

kehidupan yang rukun, saling pengertian dan penuh toleransi. Peran ulama

dan pemuka agama dalam menciptakan harmonisasi dan hubungan yang

Page 42: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

35

harmonis, intern maupun antar umat beragama sangat besar perannya dalam

menciptakan kondisi yang aman, damai, dan saling menghargai. Meskipun

demikian yang menjadi tantangan ke depan dibidang kehidupan beragama

adalah bagaimana semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat

beragama kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada semua umat beragama

dituntut mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung didalam

ajaran agamanya masing-masing secara nyata dalam kehidupan individu dan

kehidupan masyarakat, dengan semakin memantapkan kerukunan antar dan

intern umat beragama yang merupakan sarana perwujudan masyarakat yang

aman, damai dan sejahtera.

2. Ekonomi

a. Pembangunan di bidang ekonomi Kota Banjarmasin sampai saat ini, secara

umum sudah berhasil menunjukkan berbagai kemajuan, meskipun diakui

masih belum mencapai cita-citanya, mewujudkan perekonomian yang

tangguh dan menjadi landasan untuk mensejahterakan seluruh lapisan

masyarakatnya. Oleh karena itu, tantangan besar yang dihadapi dalam

mewujudkan kemajuan ekonomi, dalam dua dasawarsa ke depan adalah

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara

berkesinambungan dan berkualitas untuk mewujudkan secara nyata

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya pembangunan ekonomi

tersebut, tidak terlepas dari perkembangan situasi ekonomi ditingkat regional

dan nasional, persaingan ekonomi kawasan yang semakin tajam yang

merupakan dampak dari proses globalisasi dan persaingan antar daerah/kota

Page 43: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

36

dalam merebut peluang investasi. Basis kekuatan ekonomi Kota Banjarmasin

yang mengandalkan sektor sekunder dan tersier berupa penyediaan jasa,

utamanya jasa transportasi (utamanya jasa transportasi laut) dan komunikasi

industri pengolahan (utamanya industri besar dan sedang) , perdagangan,

hotel dan restoran (utamanya perdagangan besar dan eceran) ke depan harus

direstrukturisasi menuju perekonomian yang mengandalkan sektor jasa,

utamanya perdagangan dan transportasi dengan memanfaatkan posisinya

yang strategis, disertai dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang

berkualias. Dengan demikian masyarakat Kota Banjarmasin mampu

menghasilkan jasa yang memiliki daya saing dan mampu bersaing dalam

lingkup regional, nasional maupun global.

b. Tantangan pembangunan ekonomi Kota Banjarmasin sampai dua dasawarsa

ke depan adalah bagaimana mengupayakan terciptanya lapangan kerja dan

kesempatan berusaha baik disektor formal maupun informal bagi warga kota

dalam menyikapi pertumbuhan angkatan kerja yang terus bertambah. Tanpa

kerja keras mengupayakan terciptanya lapangan kerja dan kesempatan

berusaha, pengangguran akan semakin meningkat, penduduk miskin semakin

membengkak, kesenjangan semakin melebar dan permasalahan sosial lainnya

akan semakin marak. Ujung-ujungnya cita-cita mewujudkan Banjarmasin

sebagai kota yang maju dan dihuni masyarakat sejahtera, semakin jauh dari

kenyataan. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan angkatan kerja yang meningkat

tajam dengan kualitas pendidikan yang sudah semakin membaik, memicu

peningkatan pengangguran intelektual yang sangat rentan terhadap kondisi

yang tidak diinginkan. Jika pada tahun 2004 ini tingkat pendidikan penduduk

Page 44: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

37

Kota Banjarmasin rata-rata baru setingkat kelas 2 SMP (data IPM 2004),

dalam dua dasawarsa ke depan, Kota Banjarmasin diperkirakan akan

didominasi penduduk yang berpendidikan setingkat SMA/sederajat sampai

Perguruan Tinggi. Konsekuensinya, kapasitas perekonomian Kota

Banjarmasin dua dasawarsa ke depan dituntut untuk tumbuh dan berkembang

cukup pesat, paling tidak mampu mencukupi kebutuhan lapangan kerja yang

layak bagi masyarakatnya.

c. Tantangan lainnya adalah kecenderungan terjadinya aglomerasi kegiatan

ekonomi di kalangan pemilik modal kuat, usaha besar dan kelompok

masyarakat tertentu dan kurang terdistribusi ke kelompok menengah, kecil

dan mikro. Padahal sebagian besar penduduk berusaha di sektor usaha kecil

dan mikro, dengan kemampuan usaha, keterampilan dan akses terhadap

sumber permodalan yang terbatas. Padahal masyarakat yang berusaha di

sektor jasa dan perdagangan berskala kecil, khususnya disektor informal

membutuhkan peluang ekonomi yang lebih luas. Kecendrungan ini kurang

menguntungkan dari segi pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan

pendapat. Ke depan, untuk menjawab tantangan peningkatan kesempatan

berusaha, terutama bagi usaha kecil dan usaha mikro dibutuhkan bantuan dan

dukungan usaha besar, sumber permodalan dan pemerintah kota dalm wujud

kemitraan yang salig menguntungkan.

d. Kemajuan ekonomi kota, pada dasarnya perlu didukung oleh kemampuan

pemerintah kota, masyarakat dan swasta dalam mendayagunakan potensi dan

faktor-faktor strategis yang dimiliki dalam mewujudkan tujuan yang dicita-

citakan. Kota Banjarmasin yang dijuluki kota seribu sungai, dengan segala

Page 45: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

38

keunikannya memiliki potensi yang besar dibidang pariwisata. Berbagai

usaha industri, khususnya industri kerajinan yang menonjolkan spesifik

daerah yang terdapat di Kota Banjarmasin merupakan aset tersendiri yang

berpotensi bagi kemajuan perekonomian masyarakat. Pelabuhan, fasilitas

pergudangan, terminal peti kemas, perhotelan, sarana perdagangan modern,

dan lain-lain merupakan sarana yang potensial diberdayakan dalam

memajukan perekonomian kota. Tantangannya adalah bagaimana

memberdayakan asset-aset tersebut dalam mengembangkan kelembagaan

ekonomi yang efisien yang didukung oleh penerapan praktek-praktek

kepemerintahan yang baik, serta menjamin ketesediaan layanan kebutuhan

dasar masyarakat secara adil.

e. Pemecahan Masalah kemiskinan, kekumuhan, prasarana lingkungan yang

buruk, sektor informal yang bermasalah, erat kaitannya dengan kehidupan

ekonomi dan kesadaran masyarakat. Untuk pemecahannya dibutuhkan

pemahaman kondisi masyarakat miskin itu sendiri yang pada dasarnya

membutuhkan pekerjaan yang layak, perlindungan dan pemenuhan hak-hak

dasarnya secara nyata yaitu hak sosial, budaya, ekonomi/kesempatan

berusaha dan politik. Tantangannya antara lain adalah bagaimana memenuhi

hak-hak dasar masyarakat miskin tersebut, tanpa menimbulkan masalah baru

disamping perlunya menyusun kebijakan yang mengedepankan keberpihakan

kepada masyarakat miskin dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan, seraya meningkatkan sinergi dan koordinasi kebijakan antar

sektor dan jajaran pemerintah kota dalam upaya penanggulangan kemiskinan,

kekumuhan, ketidaklayakan lingkungan, pedagang kaki lima, termasuk

Page 46: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

39

penyandang masalah kesejahteraan sosial, serta meningkatkan partisipasi dan

akses masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan baik lingkup

komunitasnya maupun masyarakat.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Persaingan yang semakin ketat di era globalisasi menuntut kemampuan yang

tinggi dalam penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Masyarakat kota yang maju adalah masyarakat yang menguasai informasi dan

memanfaatkannya sebaik-baiknya bagi peningkatan harkat dan martabat

sebagai manusia yang berbudaya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

kehidupan hari depan yang lebih baik dan lebih sejahtera dapat lebih cepat

diraih. Perguruan Tinggi, lembaga pendidikan non formal berbasis iptek,

lembaga-lembaga riset merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang tersedia di Kota Banjarmasin. Disamping itu warga kota

merupakan masyarakat yang cukup tanggap terhadap kemajuan iptek.

Tantangan yang dihadapi dalam menyikapi perubahan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dua dasawarsa ke depan adalah bagaimana

mengembangkan budaya iptek di tengah masyarakat agar di masa depan

masyarakat Kota Banjarmasin tidak gagap teknologi, mengoptimalkan peran

iptek dalam peningkatan produktivitas, pemanfaatan iptek dalam mengatasi

degradasi kualitas lingkungan, memanfaatkan iptek dalam mewujudkan

kenyamanan kota Banjarmasin, serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas

sumber daya yang menunjang kemajuan kota dan peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat, baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana,

Page 47: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

40

maupun pembiyaan riset dan pengembangan teknologi spesifik yang

dibutuhkan masyarakat serta mengembangkan dan menyerasikan riset dengan

kebutuhan pembangunan kota.

4. Infrastruktur

a. Untuk mewujudkan wajah kota/ kondisi fisik dan lingkungan Kota

Banjarmasin yang nyaman, pembangunan sarana dan infrastruktur kota

diarahkan pada upaya pengembangan infrastruktur fisik, pemeliharaan dan

peningkatan kualitas infrastruktur, penataan lingkungan perkotaan, seperti

lingkungan pusat kegiatan ekonomi (perdagangan dan jasa), kawasan

perumahan dan permukiman, prasarana umum-prasarana sosial dan kawasan

industri. Sarana pekantoran, pusat perdagangan, kawasan bisnis dan tempat

hiburan diupayakan ditata dan dikelola dengan memperhatikan aspek

kemudahan, keamanan dan kenyamanan warga kota sekaligus menyediakan

peluang usaha bagi warga kota dengan jaminan legalitas usaha tanpa

menimbulkan kerugian pada kepentingan umum dan mencemari lingkungan.

Seiring dengan perkembangan fisik kota dalam dua dasawarsa ke depan,

kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan ketersediaan sarana dan

infrastruktur kota semakin meningkat. Tantangannya adalah bagaimana

meningkatkan kualitas dan mengembangkan infrastruktur untuk mewujudkan

Banjarmasin sebagai kota yang maju, mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat terhadap infrastruktur yang berkualitas, dengan mengoptimalkan

pendayagunaan, pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur

perhubungan darat seperti jalan, jembatan, rambu-rambu, jembatan

Page 48: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

41

penyebrangan dan fasilitas penunjang lainnya; infrastruktur perhubungan laut

seperti pelabuhan, fasilitas bongkar muat, terminal peti kemas; infrastruktur

perhubungan sungai seperti dermaga pelayaran rakyat; infrastruktur

kelistrikan termasuk perluasan jaringan bagi kawasan pemukiman baru,

infrastruktur telekomunikasi, pos dan telematika, lingkungan pemukiman

yang sehat, air bersih, sistem drainase dan sanitasi lingkungan.

b. Perkembangan sarana transportasi di Kota Banjarmasin dalam dua dasawarsa

ke depan jumlahnya akan meningkat tajam, khususnya bagi pemenuhan

kebutuhan keseharian masyarakat dan penunjang kegiatan ekonomi.

Peningkatan jumlah sarana transportasi tersebut harapannya diikuti pula oleh

peningkatan kualitas, berupa pelebaran dan pengembangan infrastruktur

perhubungan darat serta pengaturan sistem lalu lintas kota agar terhindar dari

kemacetan yang selama ini menjadi keluhan utama masyarakat. Rasio

panjang jalan terhadap jumlah kendaraan bermotor setiap tahun semakin

meningkat sementara disisi lain masyarakat membutuhkan peningkatan

keamanan dan kenyamanan dalam berlalu lintas. Tantangan di sektor

transportasi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan infrastruktur

perhubungan darat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dinamika

kehidupannya. Untuk efisiensi, peningkatan keselamatan dan kenyamanan

berlalu lintas dan pengembangan bagian-bagian wilayah, dibutuhkan

pengembangan jalan-jalan alternatif dalam satu moda transportasi terpadu.

Sehingga sungai sebagai infrastruktur transportasi air, meskipun perannya

semakin mengecil, keberadaannya sampai dua dasawarsa ke depan masih

perlu dipertahankan, terutama untuk melestarikan Banjarmasin sebagai kota

Page 49: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

42

seribu sungai dengan perahu dan kapal-kapal kecil sebagai sarana transportasi

airnya. Sungai juga berperan menunjang kebutuhan transportasi air bagi

masyarakat, khususnya bagi masyarakat disepanjang sungai. Tantangannya

adalah bagaimana mengembalikan citra Banjarmasin sebagai kota seribu

sungai, menertibkan bangunan-bangunan ilegal ditepi/ diatas anak-anak

sungai dan kanal, memelihara sungai dan mendayagunakan sungai sebagai

infrastruktur transportasi air yang mencirikan Banjarmasin sebagai kota air

serta menjadikannya sebagai aset wisata lingkungan.

c. Di bidang infrastruktur kelistrikan, tantangan yang dihadapi dua dasawarsa ke

depan adalah bagaimana mencukupi kebutuhan energi listrik masyarakat Kota

Banjarmasin yang terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan kemajuan,

elektrifikasi perabot rumah tangga, kebutuhan industri rumah tangga, industri

kecil, menengah dan bahkan industri besar, semakin meningkat. Inilah yang

menyebabkan kebutuhan listrik semakin meningkat.. Perluasan jaringan

distribusi kekawasan industri dan permukiman baru, pemeliharaan jaringan

distribusi secara berkala dan penekanan losses akibat penggunaan listrik

secara ilegal, dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat pelanggan, serta

membudayakan pola hemat energi.

d. Dampak globalisasi, kemajuan teknologi komunikasi dan tuntutan kebutuhan

masyarakat yang semakin meningkat untuk memperoleh akses terhadap

informasi menuntut peningkatan dalam penyelenggaraan dan pembangunan

telekomunikasi, pos dan telematika. Kebutuhan akan layanan telekomunikasi

berkembang sangat pesat dan kebutuhan layanan jasa pos (termasuk

pengiriman barang) semakin bertambah, seiring dengan peningkatan aktivitas

Page 50: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

43

bisnis. Meskipun pembangunan telematika sampai saat ini sudah banyak

mengalami kemajuan, tapi dalam dua dasawarsa ke depan, telematika bukan

lagi merupakan barang mewah tapi sudah akan menjadi kebutuhan

masyarakat, sama halnya dengan kebutuhan akan telekomunikasi selular.

Tantangan utama yang dihadapi dalam sektor komunikasi, pos dan telematika

ke depan adalah bagaimana meningkatkan teledensitas pelayanan

komunikasi, pos dan telematika dengan mudah, murah dan aman untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna.

e. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat, khususnya

masyarakat berpenghasilan rendah dan sekaligus mewujudkan lingkungan

pemukiman yang bersih, sehat, aman dan nyaman tantangan dibidang

penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat Kota Banjarmasin

adalah bagaimana menyediakan lahan yang layak huni bagi pengembangan

perumahan dan pemukiman yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota

Banjarmasin; melakukan reformasi yang berkaitan dengan sistem dan biaya

perijinan; penyediaan infrastruktur lingkungan yang sehat menjamin

kepastian hak dan kepemilikan atas tanah, mengupayakan subsidi silang

sebagai upaya menekan harga rumah sehingga terjangkau kemampuan daya

beli masyarakat menengah kebawah; memberikan insentif kepada dunia

usaha/pengembang sehingga pengembang tertarik meningkatkan

partisipasinya secara langsung dalam penyediaan perumahan rakyat; dan

melakukan perkuatan swadaya masyarakat dalam pembangunan perumahan

melalui penyediaan fasilitas kredit mikro perumahan.

Page 51: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

44

f. Keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah kota untuk membiayai

pemeliharaan dan pembangunan sarana dan infrastruktur sehingga yang

menjadi tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan upaya

memobilisasi dan memanfaatkan dana-dana masyarakat dan membuka

peluang kerjasama dengan swasta/dunia usaha dalam penyelenggaraan

pembangunan infrastruktur, antara lain melalui pola kemitraan, seperti

pembangunan fasilitas perdagangan/pasar dan fasilitas umum lainnya.

Kerjasama dengan dunia usaha akan semakin ditingkatkan terutama ditujukan

untuk menyediakan infrastruktur jasa transportasi, pemenuhan kebutuhan

perumahan bagi masyarakat dan membangun kawasan parkir dan fasilitas

perdagangan modern yang representatif.

5. Lingkungan

a. Kondisi lingkungan Kota Banjarmasin saat ini cukup memprihatinkan.

Masalah drainase kota, persampahan, lingkungan pasar-pasar tradisional,

pedagang kaki lima ilegal, kawasan pemukiman kumuh, polusi udara,

pencemaran air, pengemis, tuna wisma dan anak jalanan adalah masalah-

masalah yang mewarnai penampilan wajah Kota Banjarmasin. Tidak lagi

berfungsinya anak-anak sungai dan kanal di kawasan kota yang dimasa lalu

merupakan ciri khas Kota Banjarmasin sebagai kota air dan julukan Kota

Seribu Sungai, akibat berdirinya bangunan liar dan pendangkalan

menyebabkan sistem drainase kota terganggu dan rawan banjir. Yang menjadi

tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan Kota Banjarmasin sebagai

kota yang bersih, indah, aman dan nyman, bebas dari kekumuhan, lalu

Page 52: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

45

lintasnya lancar, bebas polusi dan pencemaran serta mengembalikan citra

Banjarmasin sebagai kota seribu sungai dengan nuansa modern. Jika dalam

perjalanan waktu dua dasawarsa ke depan kondisi lingkungan Kota

Banjarmasin tidak ditindaklanjuti dengan kebijakan yang tepat dan konsisten

dengan RT/RW Kota Banjarmasin, dikhawatirkan akan terjadi ancaman, yaitu

krisis lingkungan dan kemungkinan dapat menimbulkan malapetaka yang

lebih luas bagi kehidupan masyarakat kota. Meningkatnya jumlah penduduk

membutuhkan peningkatan kemampuan penyediaan lahan air bersih. Padahal

kemampuan Kota Banjarmasin dalam memenuhi kebutuhan tersebut ke

depan, sangat terbatas.

b. Meningkatnya kasus pencemaran ligkungan juga dipicu oleh meningkatnya

limbah industri dan perubahan gaya hidup masyarakat kearah gaya hidup

konsumtif, serta rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

upaya pemeliharaan lingkungan. Kemajuan dibidang transportasi dan

industri, pencemaran air sungai oleh sampah perkotaan dan rumah tangga jika

tidak ditangani dengan baik, perlahan-lahan tapi pasti, akan menimbulkan

dampak buruk bagi keseimbangan lingkungan secara keseluruhan dalam

menyangga kehidupan warga kota.

6. Politik

a. Tantangan berat dalam kurun waktu dua dasawarsa ke depan di bidang

pembangunan politik adalah bagaimana menjaga proses konsolidasi

demokrasi, meningkatkan partisipasi politik dan memelihara hasil-hasil

pembangunan politik yang sudah berhasil dicapai secara berkelanjutan.

Page 53: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

46

Keberhasilan dalam penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilihan

Presiden secara langsung tahun 2004 serta pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah secara langsung pertengahan 2005 merupakan momentum

demokratisasi yang merupakan potensi pembangunan dan faktor strategis

bagi pembangunan politik ke depan. Dalam menjaga dan memelihara

momentum demokrasi tersebut, tantangan yang dihadapi adalah

melaksanakan reformasi struktur politik, proses politik dan budaya politik

demokratis dan saling bersinergi, bersamaan dan berkelanjutan dengan tidak

menimbulkan gejolak di masyarakat. Konsolidasi demokrasi yang aman dan

terkendali membutuhkan partisipasi yang tinggi dan dukungan penuh dari

seluruh lapisan masyarakat yang bersatu padu. Tantangan utamanya adalah

bagaimana meningkatkan partisipasi politik dan menggalang serta

memelihara semangat persatuan dan kesatuan baik dikalangan elit politik

maupun para konstituennya dalam kerangka pembangunan politik ditingkat

lokal yang didasarkan pada aspek keragaman, kebersamaan dan keadilan.

b. Tantangan selanjutnya dalam menjaga konsolidasi demokrasi adalah perlunya

melanjutkan reformasi dikalangan birokrasi pemerintahan. Konsolidasi

demokrasi membutuhkan pelaksanaan kebijakan yang reformis dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota, disamping

membutuhkan dukungan birokrasi profesional, jujur, bersih dan berwibawa,

mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien, dan mandiri.

Disamping itu, salah satu diantara tantangan demokrasi yang terbesar adalah

belum cukup besarnya kapasitas kelas menengah yang dibutuhkan bagi

pembangunan masyarakat madani, baik dari segi ekonomi maupun

Page 54: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

47

pendidikannya. Karena itu, dalam kurun waktu 20 tahun , pendidikan politik

akan merupakan sarana strategis dalam proses transformasi sosial menuju

masyarakat demokrasi.

c. Konsolidasi demokrasi juga akan dihadapkan pada tantangan bagaimana

melembagakan kebebasan menyampaikan aspirasi dan mengemukakan

pendapat, baik langsung maupun melalui media massa. Akses masyarakat

terhadap informasi yang bebas dan terbuka, dalam banyak hal akan lebih

memudahkan pengawasan oleh masyarakat dan pemenuhan kepentingan

publik. Peran media massa sangat penting, lebih-lebih dengan kedudukan

Banjarmasin sebagai pusat informasi, dalam proses menemukan dan

mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme.

7. Hukum dan Aparatur dan Penyelenggaraan Pemerintahan Kota

a. Tantangan dalam mewujudkan sistem hukum yang mantap dan berkeadilan

adalah mewujudkan sistem hukum yang mampu menjamin tegaknya

supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia berdasarkan keadilan dan

kebenaran, tidak diskriminatif dan mengayomi kepentingan masyarakat.

Pembangunan hukum tersebut dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan

masyarakat yang semakin kuat seiring dengan dinamika perubahan yang

demikian cepat, agar hak-hak masyarakat terlindungi dan masyarakat benar-

benar terayomi. Akan tetapi keberhasilan pembangunan bidang hukum,

pencapaiannya sangat ditentukan oleh dukungan dan partisipasi semua pihak,

Page 55: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

48

tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung

jawab bersama.

b. Saat ini, kondisi belum banyak mengalami perubahan yang mendasar.

Berbagai permasalahan belum sepenuhnya terselesaikan dengan tuntas.

Kompleksitasnya semakin meningkat jika dikaitkan dengan isu desentralisasi,

demokratisasi, globalisasi dan revolusi teknologi informasi. Proses

demokratisasi yang dilaksanakan membuat rakyat semakin sadar akan hak-

haknya dan sekaligus semakin memahami kewajiban/tanggung jawabnya.

Partisipasi masyarakat menjadi isu sentral dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan. Partisipasi masyarakat yang rendah,

membuat aparatur tidak mampu merumuskan strategi dan kebijakan

pembangunan secara tepat. Disisi lain kesiapan aparatur dalam menyikapi

proses demokratisasi ini perlu lebih dicermati agar kalangan birokrasi mampu

memberikan pelayanan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,

yang didasarkan pada aspek transparansi, akuntabilitas dan kualitas pelayanan

yang prima. Globalisasi juga membawa perubahan yang mendasar pada

sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Revolusi teknologi informasi sangat mempengaruhi terjadinya perubahan

manajamen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pemanfaatan

teknologi informasi yang efektif selain menghasilkan pelayanan publik yang

lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah, juga akan meningkatkan penerapan

prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik.

c. Dibidang pemerintahan kota, tantangan yang dihadapi adalah keinginan

memberikan pelayanan yang prima ditengah-tengah semakin derasnya

Page 56: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

49

tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan kota yang bersih dan

terpercaya, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan lebih

mengedepankan aspek pelayanan publik yang efisien oleh aparatur yang

profesional. Untuk menyikapinya dituntut keberadaan aparatur yang tanggap

terhadap dinamika perubahan dan mampu meningkatkan daya saing

peningkatan kinerja birokrasi dalam menciptakan pemerintahan kota yang

bersih dan akuntabel, yang sesuai dengan semangat reformasi.

8. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Ancaman dan gangguan dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat, erat

kaitannya dengan letak geografis wilayah, kemajuan teknologi komunikasi

dan informasi, kehidupan sosial ekonomi masyarakat, dan kesiapan aparat

keamanan dan ketertiban masyarakat dalam mengantisipasi, mencegah dan

menangani kasus-kasus pelanggaran dan kejahatan. Dimasa depan, ancaman

dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang paling menonjol

terutama yang terkait dengan tindak kejahatan ekonomi, disamping tindak

kejahatan konvensional, seperti pencurian, perjudian, penganiayaan,

perampokan, penggelapan, penipuan, dan pembunuhan. Sementara itu,

kemampuan aparat dalam menangani masalah-masalah kamtibmas ini

dihadapkan pada situasi kurangnya personil dan kondisi peralatan dan logistik

yang kurang memadai serta dukungan dan partisipasi masyarakat. Karena itu,

yang menjadi tantangan ke depan dalam memelihara suasana kehidupan kota

yang kondusif, aman dan damai, tertib dan terkendali adalah peningkatan

kuantitas personil, peningkatan profesionalisme dan kemampuan aparat, serta

Page 57: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

50

peningkatan peralatan dan logistik yang memadai serta partisipasi dan

dukungan masyarakat.

C. Potensi Pembangunan dan Faktor Strategis

Potensi dan faktor strategis pembangunan Kota Banjarmasin adalah

seluruh sumber kekuatan yang dimiliki Kota Banjarmasin, baik yang efektif

maupun potensial, dan dapat didayagunakan seoptimal mungkin dalam

menunjang pembangunan kota dan kemajuan Kota Banjarmasin ke depan secara

berkelanjutan. Dari segi potensi dan faktor strtegis yang dimiliki Kota

Banjarmasin dan diperkirakan menjadi modal dasar dalam upaya menghadapi

tantangan pembangunan kota dua dasawarsa ke depan adalah sebagai berikut :

1. Wilayah Kota dan Letaknya yang Strategis. Meskipun dari segi luasan

wilayah, Kota Banjarmasin luasnya relatif kecil, hanya 72 Km2, tetapi dari

segi letaknya memiliki posisi strategis, baik dalam lingkup regional

Kalimantan Selatan maupun dari segi lingkup nasional Kota Banjarmasin

merupakan pintu gerbang jasa dan perdagangan bagi sebagian wilayah Pulau

Kalimantan.

2. Potensi Sumber Daya Manusia dan Sikap Masyarakatnya. Dari segi

sumber daya manusia, Kota Banjarmsin dengan jumlah penduduknya yang

relatif besar, yaitu 572.300 jiwa pada tahun 2004, merupakan sumber daya

pembangunan yang potensial dan produktif bagi masa depan pembangunan

kota. Fasilitas pendidikannya yang relatif lengkap dan lebih baik dengan/kota

lainnya di Kalimantan Selatan menjadikan kualitas sumber daya manusianya

dimasa mendatang berpotensi bersaing dengan kota-kota lainnya dilingkup

Page 58: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

51

nasional. Kehidupan masyarakat Kota Banjarmasin yang dicirikan oleh

masyarakatnya yang religius yang tampak dari berbagai aspek kehidupan

individu dan kehidupan bermasyarakat adalah merupakan modal bagi

pembentukan sikap partisipatif, etos kerja yang tinggi dan tanggap terhadap

kemajuan. Peran ulama, pemuka agama dan dan tokoh-tokoh masyarakatnya

sangat dominan dalam membentuk rasa saling percaya dan hubungan yang

harmonis antar kelompok masyarakat dalam melakukan interaksi sosial

menuju terwujudnya Kota Banjarmasin yang maju dan dihuni masyarakat

sejahtera suasana kehidupan yang aman dan damai. Suasana aman dan damai,

dan suasana kehidupan masyarakat yang religius adalah merupakan prasyarat

bagi terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

3. Kekayaan Budaya Masyarakatnya. Kehidupan masyarakatnya diwarnai

oleh kekayaannya akan potensi budaya daerah yang merupakan bagian dari

budaya nasional yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakatnya

memiliki komitmen yang tinggi yang dicirikan motto kota, Kayuh Baimbai

dalam memelihara persatuan dan kesatuan serta semangat kebersamaan yang

merupakan potensi utama dalam membangun kota; tetap memelihara budaya

daerah yang bernuansa nilai-nilai agama dan menyesuaikannya dengan tata

nilai dan perilaku kehidupan modern. Budaya Banjar yang merupakan budaya

dominan, mampu berinteraksi positif dengan adat/kebiasaan yang dibawa

pendatang. Dalam suasana kehidupan yang rukun, potensi ketegangan dan

konflik antar kelompok masyarakat senantiasa dihindari. Suasana yang aman

dan damai adalah merupakan suasana yang kondusif dalam mendukung

semakin kokohnya dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

Page 59: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

52

berdasarkan Pancasila. Pada bagian lain budaya inovatif yang positif dan

produktif terus berkembang dalam memantapkan budaya daerah dan ikut

serta mengembangkan budaya nasional. Disisi lain, masyarakat Kota

Banjarmasin adalah masyarakat yang responsif terhadap berbagai perubahan

yang positif, dengan tetap mengedepankan penerapan nilai-nilai agama dalam

segi-segi kehidupannya. Perkembangan masyarakatnya cukup dinamis,

khususnya dalam menyikapi pengaruh globalisasi dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi,termasuk teknologi komunikasi dan informasi.

4. Ketersedian Infrastruktur yang Relatif Memadai. Sebagai pusat

pemerintahan Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin memiliki infrastruktur

yang lebih baik dibanding daerah/kota lainnya di Kalimantan Selatan.

Infrastruktur perhubungan darat, perhubungan laut, angkutan sungai,

ketenagalistrikan, pos dan telematika, penyediaan air bersih dan drainase

adalah infrastruktur dasar yang merupakan modal utama bagi pembangunan

kota menjadi kota yang maju ke depan.

5. Kehidupan Politik yang Dinamis. Perkembangan politik yang kondusif,

yaitu keberhasilan dalam melalui tahap awal reformasi adalah merupakan

potensi mewujudkan perubahan yang mendasar bagi demokratisasi di bidang

politik dan ekonomi, reformasi dibidang pemerintahan dan pengelolaan

pembangunan. Keberhasilan melaksanakan Pemilu Legislatif dan Pemilihan

Presiden secara langsung 2004 dan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung

2005 adalah merupakan penting bagi kehidupan demokrasi di Kota

Banjarmasin ke depan.

Page 60: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

53

6. Kewenangan yang Luas yang Didasari Semangat Otonomi Daerah dan

Desentralisasi. Dengan otonomi daerah dan desentralisasi sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Kota Banjarmasin

sebagai daerah otonom berpotensi lebih leluasa dan dengan kewenangan yang

luas mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

pembangunannya, untuk mempercepat terwujudnya Banjarmasin sebagai kota

yang maju dengan masyarakatnya yang sejahtera. Pemerintah kota dan

kelembagaan legislatifnya memiliki kewenangan yang besar dalam

mengambil keputusan politik maupun keputusan lainnya dengan tetap

menghormati peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Page 61: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

54

BAB III

VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN KOTA BANJARMASIN

TAHUN 2006 – 2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin 2006-2025

membutuhkan sebuah visi yang jelas, yaitu cara pandang jauh ke depan yang

menggambarkan kondisi masa depan yang dicita-citakan seluruh warga kota.

Dengan visi yang berorientasi ke masa depan, tercermin wujud Kota Banjarmasin

dua dasawarsa ke depan. Sedangkan misi yang merupakan rumusan strategi atau

tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan visi, masih bersifat umum

opresional. Dihubungkan dengan kondisi umum, tantangan dan potensi serta

faktor strategis yang dimiliki Kota Banjarmasin, perumusan visi Kota

Banjarmasin dua dasawarsa ke depan pada dasarnya diwarnai oleh 3 unsur pokok

yaitu mandat, potensi kota dan arah perubahan lingkungan kota yang diinginkan.

Secara umum kondisi Kota Banjarmasin saat ini dicirikan oleh (1)

konsentrasi penduduk cukup tinggi, (2) kegiatan ekonomi didominasi oleh

lapangan usaha non pertanian (3) keragaman yang cukup tinggi dalam hal

lapangan usaha penduduknya, (4) mobilitas penduduknya yang cukup tinggi, (5)

bangunan gedung, pusat perdagangan/pertokoan, prasarana jalan, drainase,

perparkiran dan pengelolaan sampah yang mendominasi kondisi fisk kota, dan (6)

kehidupan masyarakat yang semakin bergeser dari kehidupan tradisional ke

kehidupan modern. Disegi lain untuk memenuhi tuntutan kebutuhan

masyarakatnya, pembangunan Kota Banjarmasin ke depan, dalam jangka panjang

diarahkan pada upaya (1) peningkatan rasa aman dan kenyamanan fisik kota, (2)

Page 62: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

55

peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakatnya dan (3)

peningkatan kualitas kehidupan bagi semua golongan masyarakatnya. Ketiga

arahan tersebut berujung pada perwujudan Banjarmasin 2025 sebagai kota yang

maju yang dihuni masyarakat sejahtera.

Percapaian cita-cita tersebut dilakukan melalui 5 pendekatan

pembangunan, yaitu: (1) pembangunan sumber daya manusia, (2) pembangunan

infrastruktur dan lingkungan, (3) pembangunan ekonomi, (4) pembangunan sosial

budaya dan kehidupan beragama, dan (5) dukungan pemerintahan kota yang

berkinerja tinggi, bersih dan berwibawa.

Dalam penyusunan visi dan misi pembangunan Kota Banjarmasin dua

dasawarsa ke depan untuk meraih cita-cita menjadikannya sebagai kota yang maju

yang dihuni masyarakat sejahtera, tidak terlepas dari 3 mandat, yaitu:

1. Mandat filosofis, yaitu berupa semboyan: Kayuh Baimbai yang maknanya

adalah sama dengan dayung bersama. Masyarakat Kota Banjarmasin identik

dengan masyarakat kota air dengan sebutan kota seribu sungai dengan perahu

tradisional sebagai alat angkutan sungai mencapai tujuan adalah masyarakat

yang menyukai kerja keras, bekerja bersama-sama dan saling tolong

menolong dalam menuju cita-cita bersama.

2. Mandat yang berupa motto kota : Bungas, singkatan dari Bersih, Unggul,

Nyaman, Gagah, Aman dan Sejahtera, yang identik dengan kondisi

kehidupan kota yang diinginkan.

3. Mandat yang berupa predikat Kota Banjarmasin, yaitu sebagai Kota

Pemerintahan, Kota Industri, Kota Pelabuhan, Kota Perdagangan, Kota

Page 63: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

56

Pariwisata, Pintu Gerbang Laut Kalimantan Selatan, Pusat Pendidikan dan

Pusat Jasa dan Informasi.

Visi dan Misi pembangunan Kota Banjarmasin dua dasawarsa ke depan,

perumusannya juga diwarnai oleh pertimbangan perubahan-perubahan penting

yang terjadi sebelumnya, yang sangat dipengaruhi unsur-unsur dinamika kota,

diantaranya wajah kota/kondisi fisik kota; kondisi sosial, ekonomi dan budaya

masyarakatnya; kehidupan beragama; kehidupan politik, penegakan hukum dan

kinerja aparatur, kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk posisinya

yang strategis yang merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan kota ke

depan. Dari segi lainnya, Banjarmasin sebagai pusat kegiatan ekonomi

Kalimantan Selatan dalam dinamika perkembangannya mampu menciptakan

berbagai sektor unggulan dan potensial yang sangat besar pengaruhnya dalam

pembangunan kota ke depan. Sektor unggulan dan potensial yang dimaksud

adalah sektor transportasi, industri, perdagangan, jasa dan konstruksi. Secara

umum kondisi perekonomian, pembangunan manusia, pelayanan air bersih,

transportasi dan pertanahan tercermin dari gambaran berikut:

1. Bahwa 71,11% (data tahun 2004) PDRB Kota Banjarmasin didominasi oleh

sektor industri pengolahan, perdagangan, restoran, dan perhotelan, dan

pengangkutan dan transportasi. Secara khusus, transportasi laut, industri

besar, industri sedang dan perdagangan merupakan sektor-sektor unggulan

daerah.

2. Pelabuhan pelayaran samudera, pelabuhan nusantara dan pelabuhan rakyat

memiliki arti penting bagi kemajuan perekonomian Kota Banjarmasin dan

Kalimantan Selatan pada umumnya.

Page 64: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

57

3. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja, 72,58% tenaga kerja di Kota

Banjarmasin terakumulasi penyerapannya di lapangan usaha perdagangan,

jasa dan transportasi/komunikasi.

4. Indeks Pembangunan Manusia belum tergolong tinggi (65,22), tetapi masih

dalam kisaran menengah keatas.

5. Cakupan pelayanan air bersih tahun 2004 mencapai 79% dan tahun 2005

sudah diatas 80%.

6. Pertumbuhan kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua cukup

tinggi tetapi kurang diimbangi pertumbuhan prasarana jalan. Sejak tahun

2000 pertumbuhan kendaraan bermotor lebih dari 25%. Tingginya

pertumbuhan ini terkait dengan beban Kota Banjarmasin dalam penyediaan

fasilitas transportasi darat, khususnya jalan dan fasilitas pendukungnya.

7. Arus lalu lintas kapal di pelabuhan sampai tahun 2003 meningkat pesat, tapi

dalam tahun 2004 menunjukkan penurunan. Disegi lain lalu lintas di sungai

terus menunjukkan penurunan tajam dibanding arus dan kepadatan lalu lintas

darat.

8. Dari segi tata guna tanah terjadi pergeseran yang cukup cepat/kecenderungan

alih fungsi yang cukup tinggi dari lahan pertanian menjadi fungsi non

pertanian, terutama untuk pemukiman.

Meskipun beberapa komoditas/kegiatan ekonomi di Kota Banjarmasin

dalam beberapa tahun terakhir terjadi kecendrungan menurun, namun beberapa

peluang masih banyak yang dapat dimanfaatkan. Peluang tersebut diantaranya

bersumber dari pengembangan modal dasar, yaitu pelabuhan, laut dan sungai dan

potensi riil berupa perdagangan, industri, dan transportasi. Peluang tersebut adalah

Page 65: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

58

berupa peluang usaha di bidang: (1) sarana perhubungan, (2) industri, (3) properti,

(4) perdagangan dan pengembangan sentra bisnis, (5) pariwisata dan perhotelan,

(6) pergudangan/logistik, (7) kesehatan, (8) pendidikan, (9) jasa

transportasi/terminal, (10) jasa perbankan, (11) jasa asuransi, (12) perikanan, (13)

dok dan galangan kapal, (14) jasa pelayanan, (15) pelabuhan kontainer, (16)

perumahan/real estate, (17) depot petikemas, (18) sarana olahraga, (19) stock pile

batubara dan (20) pelabuhan khusus komoditi tambang.

Peluang yang lain, adalah peluang yang tercipta sebagai dampak

perkembangan daerah-daerah/kota lain di Provinsi Kalimantan Selatan dan

Kalimantan Tengah, pengembangan ekonomi dan konteks Banjarmas Kuala,

pemekaran kabupaten-kabupaten baru dan situasi regional dan nasional yang

semakin membaik.

A. Visi Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025

Berdasarkan kondisi yang dihadapi Kota Banjarmasin sebagaimana

disebutkan diatas maka arah pembangunan Kota Banjarmasin 20 tahun ke depan

adalah menuju yang kota maju dengan memprioritaskan pada sektor jasa berbasis

perdagangan dan transportasi. Oleh karena itu Visi Pembangunan Kota

Banjarmasin ke depan untuk jangka panjang adalah :

Banjarmasin, Kota yang Maju dan Sejahtera 2025

Kota Banjarmasin yang Maju, yang dimaksudkan dalam visi ini adalah

kota yang mampu memenuhi standar kecukupan kota maju baik dari segi tampilan

wajah kota/fisik maupun dari segi kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya

masyarakatnya serta lingkungannya aman dan nyaman. Mewujudkan Kota

Page 66: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

59

Banjarmasin sebagai sebuah kota yang memiliki prasarana dan sarana fisik yang

mampu mencukupi kebutuhan dan memuaskan semua warga kotanya; kota yang

memiliki struktur sosial budaya yang mampu mendorong berkembangnya inovasi,

penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; peningkatan kualitas,

kemampuan, intelektualitas dan moralitas masyarakatnya, dan kota dengan

lingkungan yang aman dan nyaman.

Sedangkan Kota Sejahtera adalah kota dengan masyarakatnya yang

memiliki keterpaduan yang seimbang antara dimensi kehidupan materiil dan

dimensi kehidupan spiritual, yaitu suasana kehidupan yang aman dan damai

berkecukupan dan berbudaya serta adanya keseimbangan yang ideal antara

kehidupan lahiriah dan batiniah.

Berdasarkan potensi, arah perubahan dan cita-cita serta harapan untuk

mewujudkan Banjarmasin sebagai kota maju maka orientasi ke depan

perkembangannya difokuskan pada sektor sekunder dan tersier. Sektor sekunder

dan tersier dalam lingkup tersebut meliputi sektor transportasi, perdagangan, dan

jasa-jasa yang lainnya. Lapangan usaha industri tidak terlalu merupakan prioritas

bagi pengembangan kegiatan ekonomi kota, dengan pertimbangan ; (1) daya

serapnya terhadap tenaga kerja relatif kecil padahal ke depan penduduk Kota

Banjarmasin membutuhkan lapangan kerja yang tidak sedikit, (2) sebagian besar

industri bersifat padat modal dan membutuhkan investasi yang besar, (3) dalam

jangka panjang industri sulit dipertahankan keberadaannya diwilayah perkotaan,

justru terjadi kecendrungan kawasan industri akan bergeser kekawasan di luar

kota atau daerah/kota lainnya disekitar Kota Banjarmasin, (4) kegiatan sektor

industri cenderung memperparah pencemaran lingkungan, dan (5) jasa berbasis

Page 67: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

60

persewaan, pergudangan, perbankan dan perhotelan memiliki prospek ke depan

yang bagus karena dukungan aktivitas pelabuhan dan aktivitas pemerintahan.

Atas dasar pertimbangan pertimbangan tersebut, maka dalam

mewujudkan isi Kota Banjarmasin tersebut diawali dengan menjadikannya

sebagai kota jasa yang aman dan nyaman, menuju Banjarmasin, kota yang maju

dan sejahtera.

Penekanan tersebut mengandung makna sebagai berikut :

1. Bahwa dalam jangka panjang Kota Banjarmasin ingin diwujudkan sebagai

kota yang maju dengan masyarakatnya yang sejahtera lahir dan bathin.

2. Kota jasa, terkandung maksud bahwa jasa merupakan basis atau pilar utama

perekonomian kota. Jasa yang dimaksudkan meliputi transportasi,

perdagangan, dan jasa-jasa lainnya. Jasa menjadi arah penekanan ke depan

dengan pertimbangan bahwa sektor ini memiliki sumbangan, yang semakin

besar terhadap PDRB kota dan dominan dalam penyerapan tenaga kerja.

Industri, meskipun sumbangannya terhadap PDRB kota cukup tinggi, tetapi

untuk jangka panjang sulit dijadikan arah penekanan pembangunan kota,

karena sumbangan yang tinggi justru berasal dari industri besar yang seiring

dengan perjalanan waktu tidak mungkin dipertahankan keberadaannya

dikawasan Kota Banjarmasin yang wilayahnya relatif sempit, hanya 72 Km2,

penduduknya akan sangat padat dan kondisi lahannya yang didominasi rawa.

Industri kecil yang kontribusinya masih relatif rendah, tetap dipertahankan

sebagai lapangan usaha alternatif terutama bagi keluarga/rumah tangga yang

bermukim kawasan pinggiran kota.

Page 68: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

61

3. Kota jasa yang aman dan nyaman, yaitu kota yang kondusif dari segi

kamtibmas dan nyaman dari segi fisik. Kondisi fisik dan non fisik kota yang

aman dan nyaman dapat memberikan keleluasaan, ketenangan, ketentraman,

kelancaran dan ketertiban bagi terselenggaranya seluruh aktivitas kehidupan

masyarakat kota. Disamping itu masyarakat Kota Banjarmasin adalah

masyarakat yang agamis, yaitu masyarakat yang sikap dan perilaku

masyarakatnya selalu didasarkan pada nilai-nilai agama. Agamis menjadi

elemen penting dalam pembangunan kota dan kehidupan masyarakat, karena

agama merupakan suatu keyakinan dan jalan bagi masyarakat Kota

Banjarmasin menuju kesejahteraan lahir dan batin, serta kebahagiaan dunia

dan akhirat.

Disamping itu bagi masyarakat Kota Banjarmasin peran agama adalah

merupakan penuntun utama dalam kehidupan/dinamika masyarakat yang ke

depan cenderungan semakin mengutamakan aspek keduniaan. Masyarakat

yang agamis juga mengandung harapan agar semua upaya/tindakan seluruh

komponen masyarakat menuju Kota Banjarmasin yang maju selalu

mendapatkan barokah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pencapaian visi Kota

Banjarmasin tersebut, maka dirumuskan 5 indikator utama yang digunakan

sebagai tolak ukurnya : (1) meningkatnya kualitas infrastruktur kota, lingkungan

dan permukiman, (2) meningkatnya nilai tambah sektor perdagangan, transportasi,

dan jasa-jasa lainnya, (3) meningkatnya penyediaan lapangan kerja, kesempatan

berusaha dan penyerapan tenaga kerja dan (4) meningkatnya kualitas kehidupan

masyarakat menuju kota yang maju dan sejahtera, khususnya dari aspek

Page 69: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

62

pendidikan, kesehatan, perumahan, pendapatan keluarga, kehidupan beragama

dan kecukupan kebutuhan hidup lainnya, serta meningkatnya kinerja

pemerintahan kota yang didukung kerjasama yang sinergis, saling

menguntungkan dengan daerah/kabupaten tetangga.

B. Misi Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025

Bertolak dari rumusan visi pembangunan jangka panjang, kondisi umum

kota, tantangan, modal dasar kecenderungan perubahan ke depan, maka

dirumuskanlah misi pembangunan Kota Banjarmasin dua dasawarsa ke depan

adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,

2. Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur, Terwujudnya Lingkungan

yang Aman dan Nyaman, dan Kembalinya Citra Kota sebagai Kota

Seribu Sungai,

3. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan,

4. Mewujudkan Masyarakat yang Tertib, Demokratis, Berbudaya,

Partisipatif dan Agamis,

5. Mewujudkan Pemerintahan Kota yang Berkinerja Tinggi, Bersih dan

Berwibawa.

Rumusan misi tersebut pada dasarnya adalah merupakan penjabaran dari

5 pendekatan dalam mewujudkan kota yang maju/modern, yaitu : (1)

pembangunan sumber daya manusia, (2) pembangunan infrastruktur dan

lingkungan, (3) pembangunan ekonomi, (4) pembangunan sosial budaya dan

Page 70: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

63

kehidupan beragama, dan (5) dukungan pemerintahan kota yang berkinerja tinggi,

bersih dan berwibawa.

Makna dari misi tersebut adalah, bahwa untuk mewujudkan Kota

Banjarmasin yag maju dan sejahtera dibutuhkan dukungan/prasyarat berupa : (1)

kemampuan kota dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, (2)

kemampuan kota menciptakan kondisi fisik yang mampu menjamin kenyamanan

penduduknya, seperti ketersediaan pemukiman yang layak, ketersediaan prasarana

kegiatan ekonomi, sosial, politik, kawasan rekreasi, dan fasilitas umum lainnya,

termasuk mengembalikan fungsi anak-anak sungai dan kanal sebagai pendukung

sistem drainase dan pencitraan kota air; (3) kemampuan jasa dan sektor-sektor riil

lainnya menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, (4) kemampuan

kota mewujudkan kondisi sosial budaya dan kehidupan beragama yang dinamis

serta menciptakan masyarakat yang kondusif (termasuk dalam hal ini adalah

lembaga-lembaga dalam masyarakat), dan (5) kemampuan kota menciptakan

pemerintahan yang berkinerja tinggi, bersih dan berwibawa.

Untuk mengukur pencapaian misi yang sudah dirumuskan tersebut

disusun indikator-indikator pencapaiannya, yaitu sebagai berikut :

1. Prasarana wilayah, utilitas dan fasilitas umum kota meningkat

2. Kebersihan, keindahan, kesejukan dan ketertiban meningkat

3. Kualitas lingkungan pemukiman dan fungsi anak-anak sungai dan kanal

meningkat

4. Kelancaran lalu lintas/mobilitas manusia dan barang meningkat

5. Beragamnya komoditas yang dihasilkan (diversifikasi komoditas)

6. Beragamnya bidang usaha/lapangan kerja

Page 71: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

64

7. Pengangguran menurun

8. Kemiskinan menurun

9. Indek Pembangunan Manusia meningkat

10. Kualitas tata nilai dalam masyarakat meningkat dan rasional (moralitas dan

budi pekerti meningkat)

11. Produktivitas/prestasi masyarakat meningkat

12. Konflik-konflik, kriminalitas dan gangguan sosial lainnya dalam masyarakat,

termasuk kasus narkoba dan obat-obatan terlarang berkurang

13. Kualitas kehidupan demokrasi dan kesadaran berpolitik/ bernegara meningkat

14. Kegiatan dan sikap gotong royong terus berkembang

15. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan meningkat

16. Kepatuhan masyarakat terhadap hukum meningkat

17. Kepedulian sosial dan rasa kekeluargaan dalam masyarakat meningkat

18. Keragaman, intensitas dan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat

meningkat

19. Tabungan/investasi pemerintah meningkat

20. Kemandirian pemerintah kota dalam pengambilan kebijakan/keputusan dan

kemampuan pembiayaan yang bersumber dari pendapatan asli

daerah/pendanaan swadaya daerah meningkat.

21. Terselenggara pemerintahan kota yang demokratis, mengikuti aturan,

transparan, dan akuntabel

Page 72: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

65

C. Arah Pembangunan Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025

Tujuan pembangunan jangka panjang Kota Banjarmasin 2006 – 2025

adalah mewujudkan cita-cita Banjarmasin menjadi kota yang maju dan sejahtera.

Banjarmasin yang maju dan sejahtera adalah landasan bagi kota ini memasuki

tahap pembangunan berikutnya menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk pencapaian tujuan yang

dicita-citakan tersebut dibutuhkan arah pembangunan jangka panjang yag menjadi

acuan dalam mewujudkan tercapainya visi dan misi pembangunan kota yang

bersifat umum dan normatif. Arah pembangunan jangka panjang juga dibutuhkan

untuk mengupayakan kesinambungan pembangunan kota dan penekanan pada

kebijakan pembangunan kota yang spesifik yang dituangkan lebih lanjut dalam

tahapan-tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) setiap 5 tahun

yang memuat sasaran, arah kebijakan dan program-program strategis yang bersifat

indikatif, yang disesuaikan dengan arah dan kebijakan pembangunan daerah

Propinsi Kalimantan Selatan.

Berdasarkan misi pembangunan kota yang sudah dirumuskan untuk dua

dasawarsa ke depan dan sekaligus dimaksudkan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Kota Banjarmasin, agar Banjarmasin

2025 berhasil menjadi sebuah kota yang maju, berdaya saing ditingkat regional

dan nasional dengan masyarakatnya yang sejahtera, maka arah pembangunannya

untuk dua dasawarsa ke depan, dirumuskan pada uraian berikut.

1. Tewujudnya Sumber daya Manusia yang Berkualitas

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka

pembangunan Kota Banjarmasin dua dasawarsa ke depan diarahkan pada upaya

Page 73: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

66

bertahap dan berkelanjutan pada pembangunan sumber daya manusia yang

merupakan subjek dan objek pembangunan. Sebagai penduduk, manusia terdiri

dari laki-laki dan perempuan, anak, remaja, pemuda, usia produktif, dan usia

lanjut dan sebagai lapisan masyarakat, terdiri dari lapisan elit, lapisan peralihan,

lapisan bawah dan lapisan terendah/penduduk miskin dengan karakteristiknya

masing-masing. Kualitas penduduk tercermin dari tingkat kesejahteraan penduduk

yang meliputi tingkat kesehatan dan gizi, pendidikan, produktivitas dan akhlak

mulianya. Dari segi kuantitas pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin masih

relatif tinggi yang bukan saja disebabkan pertumbuhan secara alamiah, tetapi juga

dipicu masalah urbanisasi, dan jika permasalahan ini tidak ditangani dengan baik

maka akan berdampak pada semakin beratnya upaya pemenuhan kebutuhan dasar

penduduk. Karena itu secara umum untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas pembangunan sumber daya manusia berkelanjutan diarahkan

pada (1) peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan gizi masyarakat, (2)

peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, (3) peningkatan pendidikan

agama dan budi pekerti, (4) pembangunan kependudukan dan ketenagakerjaan, (5)

pemberdayaan perempuan sebagai perwujudan kepedulian terhadap isu gender

dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak, dan (6) pembangunan

kepemudaan dan olahraga, melalui :

a. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan status gizi masyarakat.

Peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat diarahkan pada : (a)

peningkatan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan, peningkatan jaringan kemitraan lintas sektoral,

swasta dan lembaga swadaya masyarakat, serta peningkatan upaya kesehatan

Page 74: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

67

yang bersumber dari gerakan masyarakat, (b) peningkatan upaya

pemeliharaan, perlindungan dan peningkatan kesehatan dalam rangka

peningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, terutama keluarga

miskin, peningkatan kebugaran dan kesehatan rohani, dan mengembangkan

pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan melalui asuransi kesehatan;

(c) peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit melalui

imunisasi, penatalaksanaan, pengobatan dan penekanan dampak penyakit,

terutama yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta usia lanjut; (d)

peningkatan upaya lingkungan sehat, khususnya di sekitar kawasan industri,

perumahan dan permukiman, serta perbaikan sarana sanitasi dasar di

lingkungan permukiman kumuh dan keluarga miskin; (e) peningkatan

kualitas, jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang berkualitas

yang difasilitasi sarana pelayanan kesehatan dasar/puskesmas dan

rujukan/rumah-rumah sakit pemerintah terutama bagi keluarga miskin dan

peningkatan sosialisasi dan informasi kesehatan; (f) peningkatan

penanggulangan kesehatan akibat terjadinya wabah, pengembangan sistem

kewaspadaan dini, dan pengembangan model pelayanan kesehatan; (g)

peningkatan pemerataan dan profesionalisme sumber daya manusia kesehatan

dan peningkatan manajemen pembangunan kesehatan, termasuk

profesionalitas pengelolaan unit pelayanan kesehatan dasar; (h) peningkatan

penyediaan dan pemanfaatan obat-obatan esensial melalui penyediaan obat-

obat generik yang bermutu dan cukup di unit-unit pelayanan kesehatan dasar,

terutama bagi keluarga miskin; (i) pengawasan terhadap produk

terapetik/obat-obatan tradisional, produk komplemen, produk pangan, serta

Page 75: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

68

mencegah masyarakat dari penyalahgunaan dan penggunaan yang keliru obat-

obatan keras, narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan bahan-bahan berbahaya

lainnya. Dengan peningkatan secara berkesinambungan seluruh upaya-upaya

kesehatan tersebut, diharapkan angka keluhan kesehatan dan kesakitan dari

tahun semakin menurun dan kesehatan jasmani dan mental masyarakat

semakin bertambah baik.

b. Peningkatan sarana dan layanan pendidikan yang berkualitas.

Peningkatan sarana dan layanan pendidikan yang berkualitas diarahkan pada

(a) peningkatan sarana proses belajar mengajar, peningkatan, perluasan dan

pemerataan pendidikan dasar yang berkualitas dan terjangkau, yang

mencakup Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) atau bentuk

lainnya yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Aliyah atau bentuk lainnya yang sederajat sehingga semua anak

yang berusia 7 – 15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat tuntas

memperoleh pendidikan dasar setidak-tidaknya sampai jenjang SMP atau

sederajat; (b) peningkatan, perluasan dan pemerataan pendidikan menengah

umum dan kejuruan yag berkualitas dan terjangkau, baik bagi laki-laki

maupun perempuan yang mencakup Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA) atau bentuk lain yang

sederajat; (c) peningkatan, perluasan pendidikan nonformal yang meliputi

pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan bagi penduduk dewasa,

pendidikan keluarga, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja; (d)

peningkatan kecukupan dan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga

kependidikan pada satuan pendidikan formal dan non formal, baik negeri

Page 76: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

69

maupun swasta untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis dan mempunyai komitmen

secara profesional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; (e)

peningkatan relevansi kurikulum lokal pendidikan dengan peningkatan mutu

pendidikan, keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

budaya disiplin, kerukunan, kepedulian, kemandirian dan kemajuan serta

dengan kebutuhan pembangunan; (f) memberikan perhatian yang lebih besar

bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung dalam menjangkau

layanan pendidikan, baik formal maupun nonformal, yaitu penduduk miskin,

termasuk layanan khusus bagi anak cacat; (g) mendorong peningkatan dan

perluasan layanan pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang

bermutu, terampil, berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan pasar

kerja serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (h)

mengembangkan budaya baca dan budaya kritis untuk mewujudkan masyakat

belajar, masyarakat kritis, berbudaya, maju dan mandiri; (i) peningkatan

kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi semua anak,

laki-laki maupun perempuan sebagai wujud pengarusutamaan isu gender; (j)

peningkatan efektivitas dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan

pengelolaan pendidikan; dan (k) meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik

agar lebih mampu mengembangkan kompetensinya. Arah pembangunan

pendidikan tersebut dimaksudkan untuk menjawab tantangan bagi generasi

kini maupun mendatang sampai dua dasawarsa ke depan, terutama dalam

mempertahankan dan memperkokoh jati diri bangsa diera persaingan global.

Page 77: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

70

c. Pembangunan pendidikan agama dan budi pekerti. Pembangunan

pendidikan agama dan budi pekerti diarahkan pada upaya (a) menjadikan

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia, dan (b)

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami ilmu

agama dan ilmu pengetahuan lainnya yang berguna bagi bekal kehidupannya

dimasa yang akan datang serta meningkatkan pengamalan nilai-nilai ajaran

agama secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, yang didukung peningkatan

sarana belajar-mengajar.

d. Pembangunan kependudukan dan ketenagakerjaan. Pembangunan

kependudukan dan ketenagakerjaan diarahkan pada (a) peningkatan kualitas

penduduk melalui pengendalian kelahiran, menekan angka kematian bayi,

balita dan ibu melahirkan, peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana

terutama bagi keluarga miskin dan kesehatan reproduksi yang terjangkau,

bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas; (b)

peningkatan pemberdayaan dan terbuka. Dampak krisis ekonomi yang hingga

kini masih dirasakan dan terbatasnya arus investasi baik domestik maupun

mancanegara berimplikasi pada terbatasnya kemampuan pemerintah kota dan

dunia usaha dalam menciptakan lapangan kerja dan ke depan, yang sangat

memprihatinkan adalah kecendrungan meningkatnya pengangguran usia

muda (15 – 24 tahun). Padahal kelompok penduduk usia muda ini

seyogyanya masih sedang aktif mengikuti kegiatan sekolah. Terkait dengan

arah pembangunan ketenagakerjaan ke depan, khususnya dalam hal

peningkatan peluang berusaha dan kesempatan kerja, kebijakan

Page 78: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

71

pemberdayaan koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah (KUKM)

adalah merupakan langkah strategis dalam membantu memecahkan masalah

ketenagakerjaan dan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.

e. Pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan dan

perlindungan anak. Pemberdayaan perempuan diarahkan pada peningkatan

kualitas hidup, peran serta dan kedudukan perempuan diberbagai bidang

kehidupan dan pembangunan, dan perlindungan perempuan terhadap berbagai

bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi, termasuk penguatan

kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan masalah gender. Ke depan, isu

gender membutuhkan upaya penanganan yang serius, dikaitkan dengan

pemenuhan hak-hak dasar penduduk perempuan (data tahun 2004, sebanyak

293.374 jiwa atau 51,26% dari 572.300 jiwa penduduk Kota Banjarmasin)

dan hak asasi manusia, sedangkan peningkatan kesejateraan dan perlindungan

anak diarahkan pada pemenuhan hak-hak anak terutama dibidang pendidikan,

kesehatan, kesejahteraan sosial, hukum dan ketenagakerjaan serta pemberian

kesempatan penuh bagi anak untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan,

sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Penanganan masalah

pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan

anak, pelaksanaannya diserasikan dengan berbagai bidang pembangunan

terkait dan bersifat lintas sektoral.

f. Pembangunan kepemudaan dan olahraga. Pembangunan kepemudaan dan

olahraga diarahkan pada peningkatan produktivitas pembangunan dan

partisipasi pemuda dalam pemasyarakatan olahraga, kelembagaan, prestasi,

sarana dan prasarana olahraga, budaya, iptek dan politik serta pengembangan

Page 79: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

72

sikap kemandirian dan keteladanan. Dengan demikian pemuda dimasa

mendatang adalah pemuda yang semakin memiliki peran yang penting

sebagai insan, pelopor dan penggerak pembangunan dan sekaligus sebagai

sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan

menyikapi berbagai peluang untuk semakin mampu berperan serta dalam

pembangunan. Sedangkan pembangunan olahraga diarahkan pada

peningkatan budaya olahraga dan prestasi olahraga yang setinggi-tingginya,

kesehatan jasmani, mental dan rohani masyarakat, membentuk watak dan

kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi dikalangan masyarakat.

Dengan upaya-upaya pembangunan yang diarahkan untuk mewujudkan

sumber daya manusia Kota Banjarmasin yang berkualitas, sesudah kurun waktu

dua dasawarsa ke depan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan

komposit indeks pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang

didukung bidang-bidang lainnya yang terkait, mampu mencapai hampir 80,00 atau

hampir memasuki kategori tinggi dan usia harapan hidup semakin meningkat,

diatas 70 tahun. Dari setiap tahapan (setiap periode waktu lima tahunan) kurun

waktu dua dasawarsa tersebut diharapkan dapat dicapai IPM dan usia harapan

hidup :

a. Tahapan Pertama; IPM diharapkan mencapai 65,95 dengan indikator

bidang pendidikan adalah penuntasan wajib belajar sembilan tahun dan

pencapaian tuntas buta aksara. Bidang kesehatan makin meningkatnya usia

harapan hidup mencapai 67,59 tahun serta meningkatnya gender yang

berkeadilan dalam semua bidang pembangunan.

Page 80: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

73

b. Tahapan Kedua; IPM diharapkan mencapai 69,91 dengan indikator bidang

pendidikan adalah tuntasnya buta aksara dan rintisan wajib belajar 12 tahun.

Bidang kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup

mencapai 68,61 tahun.

c. Tahapan Ketiga; IPM diharapkan mencapai 74,10 dengan indikator bidang

pendidikan adalah pencapaian pelaksanaan wajib belajar 12 tahun dan

peningkatan kualitas pendidikan. Bidang kesehatan semakin meningkatnya

usia harapan hidup mencapai 69,64 tahun.

d. Tahapan Keempat; IPM diharapkan mencapai 78,85 dengan indikator

bidang pendidikan adalah penuntasan wajib belajar 12 tahun. Bidang

kesehatan makin meningkatnya usia harapan hidup mencapai 70,68 tahun.

Sedangkan sasaran IPM Propinsi Kalimantan Selatan untuk setiap tahap

adalah 76,05; 76,80; 77,55 dan 78,30.

2. Terpenuhinya Kebutuhan Infrastruktur, Terwujudnya Lingkungan

yang Aman dan Nyaman, dan Mengembalikan Citra Kota sebagai Kota

Seribu Sungai.

Untuk mewujudkan profil Banjarmasin sebagai kota yang maju dengan

infrastruktur kotanya yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang

semakin kritis, dan tata lingkungan kota yang aman dan nyaman, pembangunan

Kota Banjarmasin dalam dua dasawarsa ke depan diarahkan pada upaya secara

bertahap dan berkesinambungan pada peningkatan kualitas fisik kota dan

pengembangannya sehingga mampu memberikan kondisi kehidupan masyarakat

Page 81: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

74

kota, baik dari segi aspek ekonomi-sosial dan budaya maupun dari segi aspek-

aspek kehidupan lainnya, melalui :

a. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur kota. Dibidang

transportasi, peningkatan dan pengembangannya secara umum diarahkan

pada upaya peningkatan secara berkesinambungan menuju pelayanan jasa

transportasi yang efektif dan efisien serta keterpaduan pelayanan jasa

transportasi yang efektif dan efisien serta keterpaduan pelayanan secara

intermoda, dengan meningkatkan keselamatan operasional baik sarana

maupun prasarana transportasi. Dibidang transportasi darat diarahkan pada

peningkatan dan pengembangan pelayanan angkutan umum, angkutan sungai

yang dikaitkan dengan pemulihan citra sungai sebagai prasarana transportasi

pendukung pengembangan kepariwisataan daerah. Dibidang transportasi laut

diarahkan pada peningkatan pran armada laut untuk angkutan domestik, antar

pulau dan manca negara, memperlancar kegiatan bongkar muat dipelabuhan,

menghapus biaya ekonomi tinggi, peningkatan fasilitas pelabuhan untuk

menunjang kelancaran, kemudahan dan keselamatan pengguna jasa

transportasi laut. Terkait dengan kelancaran transportasi khusus bagi komoditi

tambang ke depan dibutuhkan kesiapan fasilitasi pelabuhan khusus (seperti

batu bara dan bijih besi) yang layak, baik dari aspek fisik maupun

lingkungan. Di subbidang perumahan, pembangunannya diarahkan pada

upaya peningkatan penyediaan perumahan layak huni, sehat, berkualitas dan

terjangkau kemampuan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan

rendah melalui pembangunan dan penyediaan rumah sederhana dan rumah

sederhana sehat, meningkatkan kualitas prasarana dan sarana lingkungan,

Page 82: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

75

terutama kawasan kumuh dan padat hunian, mengembangkan iklim yang

kondusif bagi peningkatan kegairahan dunia usaha/industri properti dalam

menyediakan perumahan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dan jasa,

meningkatkan pengawasan dan pembinaan teknis pembangunan gedung,

perhotelan, pusat perbelanjaan, pasar, perkantoran dan lingkungan industri,

dan mengembangkan sumber-sumber pembiayaan pembangunan perumahan

rakyat. Di subbidang prasarana dan sarana dasar permukiman,

pembangunannya diarahkan pada peningkatan kehandalan (kualitas, kuantitas

dan kontinuitas) dan cakupan pelayanan air minum dan penanganan masalah

limbah, khususnya bagi kawasan permukiman, kawasan industri, pusat-pusat

perdagangan, pemerintahan dan jasa; peningkatan ketersediaan sarana sanitasi

dasar penduduk; peningkatan dan penyempurnaan sistem drainase kota;

menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan peran serta swasta dan

masyarakat dalam pengelolaan limbah, persampahan dan drainase kota;

peningkatan kepedulian masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

dan mengupayakan pengurangan luasan wilayah genangan, khususnya

dimusim hujan. Diera ekonomi digital, pos dan telematika perannya semakin

mempunyai arti yang strategis, karena pos dan telematika tidak hanya

berperan dalam percepatan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dalam bidang-

bidang lainnya, khususnya pengembangan sumber daya manusia, peningkatan

kualitas kehidupan masyarakat, serta pendukung aspek politik, sosial dan

budaya. Kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat menuntut

peningkatan layanan pos dan telematika yang semakin mudah, efektif, efisien

dan terjangkau kemampuan masyarakat. Sehingga ke depan pembangunannya

Page 83: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

76

semakin ditingkatkan dan dikembangkan, disesuaikan dengan dinamika

kebutuhan dan kehidupan masyarakat yang semakin maju. Selain itu

pembangunan telematika juga diarahkan pada pengolahan data berbasis

teknologi computerized dan pemanfaatan teknologi GIS dalam pembangunan

kota. Sedangkan pembangunan bidang ketenagalistrikan ke depan diarahkan

pada upaya pemenuhan kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat,

terutama untuk menjamin pasokan tenaga listrik bagi dunia usaha, sektor jasa,

dan kebutuhan masyrakat umum, peningkatan dan pengembangan

infrastruktur kelistrikan yang efisien dan handal, serta peningkatan pelayanan

bagi masyarakat.

b. Pengendalian ruang, pengembangan wilayah dan kemitraan dengan

kabupaten tetangga. Pembangunan fisik dan pengembangan wilayah Kota

Banjarmasin dua dasawarsa ke depan yang dikaitkan denga upaya

mewujudkan visi Banjarmasin 2025 sebagai sebuah kota yang maju dan

dihuni masyarakat yang sejahtera, pembangunan fisknya dan pengembangan

wilayahnya harus didasari konsep pengendalian ruang dan pengembangan

wilayah yang dirumuskan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota/Rencana

Tata Ruang Kota (RUTRK/RTRK) Kota Banjarmasin. Pembangunan fisik

kota disesuaikan daya dukung fisik ruang kota, khususnya bagi kebutuhan

perdagangan dan jasa, pelabuhan, permukiman, zona industri, fasilitas

umum-fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, pariwisata dan perkantoran.

Konsistensi dalam pelaksanaan pembangunan kota yang mengacu pada

Rencana Tata Ruang Kota sangat dibutuhkan, terutama untuk mencegah

kondisi fisik kota yang semakin semraut, kurang tertata dan semakin tidak

Page 84: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

77

jelas arah pengembangannya, serta mencegah pengalih fungsian terhadap aset

daerah yang merugikan kepentingan publik. Acuan terhadap

RUTRK/RTRK,termasuk Rencana Teknis Bagian Kota/RTBK juga

dibutuhkan dalam penyusunan rencana sistem transportasi, yang menyangkut

rencana penataan sistem pergerakan (lalu lintas); rencana pengembangan

fasilitas transportasi, rencana pengembangan sisitem angkutan umum;

rencana pengembangan sistem kependudukan; rencana penyediaan utilitas

kota; rencana arahan kepdatan kawasan; dan rencana pengelolaan lingkungan.

Terkait dengan penataan ruang kota, perlu arahan pemanfaatan lahan secara

jelas untuk kawasan agrowisata, penghijauan kota, taman untuk keindahan

kota dan kawasan pengembangan kewirausahaan agrobisnis.

Peningkatan kerjasama dengan daerah/kabupaten tetangga berbatasan terus

ditingkatkan, terutama dala upaya penanggulangan permasalahan yang saling

terkait, dengan pola kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan dan

sekaligus menghindari terjadinya inefisiensi dalam pelayanan publik,

termasuk kerjasama pengamanan penyediaan air baku bagi kebutuhan air

bersih (PDAM), antisipasi dampak pemanfaatan kanal bagi angkutan batubara

di bagian hulu Sungai Martapura.

c. Lingkungan kota. Pembangunan lingkungan kota untuk mewujudkan

lingkungan kota yang aman dan nyaman diarahkan : (a) mengarus utamakan

prinsip-prinsip pembangunan kota yang berkelanjutan keseluruh bidang-

bidang pembangunan; (b) meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan

dengan semua pihak terkait baik di tingkat nasional, propinsi dan kota/daerah

tetangga; (c) mewujudkan fasilitas publik, diantaranya penyediaan kawasan

Page 85: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

78

hijau; (d) meningkatkan upaya sosialisasi hukum lingkungan dan

pengembangan peraturan perundang-undangan di daerah (perda kota) yang

terkait dengan aspek lingkungan dan penegakannya secara konsisten terhadap

semua kegiatan yang menimbulkan pencemaran lingkungan; (e)

meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan

pembangunan yang tidak terkendali; (f) meningkatkan kapasitas lembaga

pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam menangani permasalahan

yang bersifat akumulasi,fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana,

termasuk kerjasama dalam hal deteksi penurunan kondisi lingkungan

kawasan hulu Sungai Martapura dengan kabupaten tetangga; (g) dan

membangun kesadaran masyarakat agar memiliki kepedulian yang tinggi

terhadap isu lingkungan terutama yang terkait dengan drainase, persampahan

dan pemeliharaan sungai serta meningkatkan kemampuannya untuk berperan

aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan.

Tahapan-tahapan pencapaian sasaran bidang infrastruktur selama kurun

waktu dua dasawarsa ke depan adalah :

a. Tahap Pertama; ditandai ketersediaan prasarana wilayah, ulitilitas dan

fasilitas umum yang mulai meningkat; kelancaran lalu lintas mulai membaik;

dan kebersihan, keindahan, kesejukan dan ketertiban mayarakat mulai

membaik.

b. Tahap Kedua; ditandai ketersediaan prasarana wilayah, ulitilitas, dan

fasilitas umum yang meningkat, kelancaran lalu lintas membaik; dan

kebersihan, keindahan, kesejukan dan ketertiban masyarakat membaik.

Page 86: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

79

c. Tahap Ketiga; ditandai ketersediaan prasarana wilayah, ulitilitas dan fasilitas

umum yang semakin meningkat, kelancaran lalu lintas semakin membaik;

dan kebersihan, keindahan, kesejukan dan ketertiban masyarakat bertambah

membaik.

d. Tahap Keempat; ditandai ketersediaan prasarana wilayah, ulitilitas dan

fasilitas umum yang lebih meningkat; kelancaran lalu lintas lenih baik; dan

kebersihan, keindahan, kesejukan dan ketertiban masyarakat lebih baik.

3. Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berbasis

Kerakyatan

Pembangunan ekonomi Kota Banjarmasin dalam dua dasawarsa ke depan

adalah merupakan bagian integral dari proses pembangunan ekonomi Propinsi

Kalimantan Selatan dan Nasional yang berkelanjutan untuk mewujudkan

mayarakat adil dan makmur. Tujuannya adalah mewujudkan kemajuan dan

kemakmuran serta kesejateraan bagi seluruh masyarakat Kota Banjarmasin.

Kemajuan pembangunan dibidang ekonomi diwujudkan dalam bentuk

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan berkelanjutan serta hasil-hasil

pembangunannya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat kota. Krisis

ekonomi nasional pertengahan 1997 yang berkembang dan memicu terjadinya

krisis multidimensi, berdampak luas terhadap kemerosotan kehidupan ekonomi

rakyat, termasuk masyarakat Kota Banjarmasin kini secara berangsur-angsur

mulai menunjukkan perbaikan, berkat tekad bulat dan semangat kuat Bangsa

Indonesia untuk keluar dari krisis itu.

Page 87: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

80

Dengan dukungan dan memanfaatkan secara optimal semua potensi

sumber daya dan faktor strategis yang dimilikinya, dalam kurun waktu dua

dasawarsa ke depan pembangunan ekonomi Kota Banjarmasin diarahkan untuk

mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,15%, sedikit dibawah

sasaran pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Selatan(7,75%), yang diikuti

peningkatan pemerataan yang ditunjukkan dari kesenjangan yang lebih baik dari

kondisi sekarang (Gini Lorenz Ratio 2004; 0,27), serta mampu menciptakan

kesempatan kerja/kesempatan berusaha yang seluas-luasnya bagi warga Kota

Banjarmasin, terutama dengan meningkatkan produktivitas nilai tambah sektor-

sektor riil, dan meningkatkan daya saing produk barang dan jasa setempat di arena

pasar regional, nasional bahkan macanegara. Untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi tersebut, maka pembangunan ekonomi dua dasawarsa ke depan

diarahkan pada peningkatan aktivitas ekonomi perkotaan yang peningkatan peran

kelembagaan ekonomi secara transparan, akuntabel dan partisipatif. Disamping itu

juga dibutuhkan dukungan perencanaan pembangunan ekonomi yang

komprehensif yang disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder dan meratanya

aliran insentif ekonomi. Disisi lain, peningkatan investasi bagi kegiatan ekonomi

kota diharapkan mampu mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil dan

menengah, infrastruktur semakin berkembang dan terbangunnya sinergi

pembangunan kota dengan daerah-daerah sekitarnya. Untuk mendukung

peningkatan aktivitas ekonomi dan menunjang terwujudnya pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan rata-rata 7,15% di Kota Banjarmasin dalam dua

dasawarsa ke depan, dibutuhkan dukungan peningkatan dan pengembangan

infrastruktur yang memadai agar dapat dicapai efisiensi proses kegiatan ekonomi

Page 88: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

81

sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penciptaan

lapangan kerja dimaksud, konsistensi dalam penzonaan pemanfaatan ruang yang

disesuaikan dengan arahan Rencana Tata Wilayah untuk menjamin kepastian

berusaha secara keberlanjutannya, dan peningkatan dukungan sektor finansial

bagi peningkatan investasi dan pendukung kegiatan ekonomi lainnya. Arah

pembangunan ekonomi kota yang dikaitkan dengan peningkatan aktivitas

ekonomi, khususnya di sektor jasa dan perdagangan ke depan adalah :

a. Meningkatkan investasi. Peningkatan investasi diarahkan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi kearah tingkat pertumbuhan yang diinginkan secara

berkelanjutan dan berkualitas. Upaya menarik investasi membutuhkan iklim

investasi yang kondusif, yaitu mampu memberikan insentif menarik, mampu

mendorong peningkatan penanaman modal asing maupun domestik serta

mampu meningkatkan daya saing perekonomian kota yang disertai

peningkatan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang semakin

meningkat serta mendorong peningkatan basis produksi dan ekspor non

migas.

Kaitannya dengan upaya menarik investasi, penyediaan insentif dan fasilitasi

lebih diprioritaskan pada investor yang kredibel, serius dan mampu

menciptakan multiflier efect yang tinggi terhadap pengembangan ekonomi

masyarakat, serta berwawasan lingkungan.

b. Meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi. Dilakukan melalui

peningkatan peran serta masyarakat dan pemerataan kesejahteraan serta

perluasan kesempatan berusaha, terutama bagi golongan ekonomi lemah dan

penduduk miskin. Arah pembangunan ini didasarkan pada kenyataan masih

Page 89: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

82

banyaknya masyarakat miskin di kota ini yang berada perekonomian

masyarakat. Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi

diarahkan pada peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan dan

peningkatan produktivitas serta daya saing yang didukung penerapan iptek

dalam iklim persaingan usaha yang sehat yang didukung peningkatan

kemitraannya dengan pengusaha besar.

Dalam rangka mewujudkan arahan tersebut, pemberdayaan koperasi dan

usaha mikro, kecil dan menengah dilaksanakan dengan arah kebijakan pada

(a) pengembangan usaha kecil dan menengah yang memberikan kontribusi

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan

peningkatan daya saing, sedangkan pengembangan usaha skala mikro

diarahkan pada peningkatan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan

kelompok masyarakat berpendapatan rendah; (b) memperkuat kelembagaan

dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik yang

mendukung perkuatan akses kepada sumber permodalan khususnya

perbankan, memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur

perijinan, memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang

menjalankan intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha,

tekonologi, manajemen, pemasaran dan informasi; (c) memperluas basis dan

kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan

untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan

kerja terutama dengan; meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik

terampil dengan adopsi penerapan teknologi; mengembangkan usaha mikro,

kecil dan menengah disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha,

Page 90: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

83

termasuk dengan cara meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai

wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi

kolektif, mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah untuk makin

berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri,

percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya

manusia, mengintegrasikan pelembagaan usaha dalam konteks

pengembangan regional; (d) mengembangkan usaha mikro, kecil dan

menengah untuk makin berperan sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar

domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; (e) membangun koperasi

yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk membenahi dan

memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro,

maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif

bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindungnya

koperasi dan/atau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang

tidak sehat; meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku

kepentingan (stakeholders) kepada koperasi; dan meningkatkan kemandirian

gerakan koperasi.

e. Peningkatan peran, kapasitas dan kinerja perusahaan daerah.

Kebijakan pengelolaan BUMD diarahkan pada upaya melakukan reformasi

terhadap BUMD secara menyeluruh yang dimulai dari langkah-langkah

perbaikan secara internal diikuti kebijakan restrukturisasi untuk menjadikan

BUMD sebagai badan usaha yang efektif, berkinerja tinggi, memiliki efisiensi

yang tinggi dan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi

Page 91: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

84

pembangunan kota ke depan. Langkah-langkah restrukturisasi tersebut

meliputi restrukturisasi manajemen, organisasi, sistem/prosedur dan aspek-

aspek lainnya dan dalam pengelolaannya senantiasa didasarkan pada

penerapan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, keadilan dan

responsibilitas pada tuntutan pelayanan masyarakat. Disisi lain kemungkinan

melakukan sinergi antar BUMD yang saling terkait dapat merupakan upaya

meningkatkan daya saing dan memberikan multiplier effect yang lebih besar

bagi perekonomian daerah.

f. Peningkatan Keterkaitan Pembangunan Ekonomi dan PAD.

Keterkaitan pembangunan ekonomi dengan upaya peningkatan pendapatan

asli daerah/kota sebagai wujud kemandirian kota dalam konteks

penyelenggaraan otonomi daerah semakin ditingkatkan. Pengembangan

sektor unggulan diarahkan untuk mampu memberikan kontribusi yang

semakin besar terhadap PAD, melalui pengembangan sektor pajak daerah,

retribusi daerah dan pendapatan lain-lain dengan tidak membebankan

ekonomi rakyat kecil.

Pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin rata-rata

7,15% dalam kurun waktu dua dasawarsa ke depan tersebut, dilaksanakan dalam

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama; adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota sebesar

rata-rata diatas 6,25%, diikuti mulai meningkatnya indeks daya beli

masyarakat, menurunnya pengangguran, berkurangnya penduduk miskin, dan

meningkatnya tabungan/investasi pemerintah.

Page 92: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

85

b. Tahap Kedua; adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota sebesar

rata-rata diatas 7,05% diikuti meningkatnya indeks daya beli masyarakat;

semakin menurunnya pengangguran; semakin berkurangnya penduduk

miskin; dan semakin meningkatnya tabungan/investasi pemerintah.

c. Tahap Ketiga; adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota sebesar

rata-rata 8,10% diikuti semakin meningkatnya indeks daya beli masyarakat;

rendahnya tingkat pengangguran; rendahnya jumlah penduduk miskin; dan

semakin meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat.

d. Tahap Keempat; adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota sebesar

rata-rata 9,90% diikuti tingginya indeks daya beli masyarakat; tingkat

pengangguran yang sangat rendah; jumlah penduduk miskin yang sangat

rendah; dan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan sasaran pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Selatan

untuk setiap tahap adalah 6,0%; 7,0%; 8,0%; dan 10%.

4. Terwujudnya Masyarakat yang Tertib, Demokratis, Berbudaya,

Partisipatif dan Agamis.

Untuk terwujudnya masyarakat Kota Banjarmasin yang tertib, tentram,

demokratis, agamis dan memiliki partisipasi yang tinggi dalam pelaksanaan

pembangunan kota, maka pembangunan Kota Banjarmasin dua dasawarsa ke

depan diarahkan pada upaya bertahap dan berkesinambungan untuk meningkatkan

stabilitas keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat, perwujudan

kehidupan demokrasi yang sehat, peningkatan etos kerja, mengarusutamakan

partisipasi masyarakat dan meningkatkan kualitas pranata sosial, melalui :

Page 93: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

86

a. Pemberdayaan Potensi Keamanan dan Stabilitas Keamanan dan

Ketertiban masyarakat. Pemberdayaan potensi keamanan diarahkan pada

upaya mendekatkan polisi dengan masyarakat agar terbina kerjasama yang

baik dengan polisi dan masyarakat dalam membantu tugas-tugas pokok

kepolisian untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan

kerjasama semacam ini pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

pengamanan swakarsa, dan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat

dapat diwujudkan. Sedangkan pemeliharaan kamtibmas diarahkan pada upaya

mewujudkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu

melindungi segenap warga kota dari gangguan ketertiban dan keamanan

masyarakat, termasuk pemberantasan narkotika dan penggunaan obat-obat

terlarang. Dengan pemeliharaan kamtibmas yang didukung segenap anggota

masyarakat, pelayanan kepolisian, pembimbingan, pengayoman,

perlindungan masyarakat, pengaturan dan penertiban kegiatan masyarakat

serta pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang semakin mantap

dapat terwujud.

b. Pengembangan kebudayaan

Pengembangan kebudayaan yang berdasarkan nilai-nilai luhur diarahkan pada

(a) mengembangkan modal sosial dengan mendorong terciptanya wadah

sosial yang terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan, dan (b)

meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah.

c. Peningkatan kualitas kehidupan demokrasi dan politik

Arah peningkatan kualitas kehidupan demokrasi dan politik adalah menuju

perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh akan ditempuh melalui

Page 94: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

87

upaya : (a) mewujudkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh dengan

mempertegas tugas wewenang dan tanggung jawab dari seluruh kelembagaan

pemerintahan yang berdasarkan mekanisme checks and balances; (b)

memperkuat peran masyarakat sipil (civil society); (c) memperkuat kualitas

penyelenggaraan otonomi daerah; (d) menjamin pengembangan media dan

kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat.

d. Penegakkan supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia

Dibidang penegakkan supremasi hukum, pembangunan bidang hukum

diarahkan pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap hukum

terutama melalui penegakkan hukum yang tegas, non diskriminatif, serta

konsisten. Dengan penegakkan hukum yang tegas masyarakat akan

menikmati dan merasakan secara langsung hasil-hasil pembangunan hukum

dan memberikan kepastian hukum serta menciptakan iklim yang kondusif,

baik kepada masyarakat maupun pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.

Ke depan kegiatan penegakkan hukum masih difokuskan pada 3 (tiga)

masalah pokok, yaitu (a) pembentukan materi hukum dan pembaharuan

peraturan perundang-undangan dalam peraturan daerah yang disesuaikan

dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan; (b) pemberantasan

korupsi, kolusi dan nepotisme, dan (c) membasmi penyalahgunaan narkotika

dan obat-obatab terlarang. Dengan demikian arah pembangunan hukum ke

depan adalah penataan materi hukum/peraturan daerah untuk mewujudkan

sistem hukum yang mantap, pembinaan masyarakat hukum, dan peningkatan

sarana dan prasarana hukum.

Page 95: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

88

e. Peningkatan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan yang sukses

adalah pembangunan yang mengikutsertakan masyarakat dalam pengambilan

keputusan, sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (kontrol masyarakat)

sampai pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Dengan pemberdayaan

masyarakat, partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota akan semakin

meningkat dan peran kelembagaan masyarakat semakin kuat sehingga

masyarakat secara keseluruhan mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian,

dan kesejateraan dalam suasana berkeadilan sosial yang berkelanjutan.

Dikaitkan dengan isu pemberdayaan masyarakat, maka pembangunan jangka

panjang di Kota Banjarmasin dua dasawarsa ke depan diarahkan pada upaya

memberdayakan masyarakatnya secara terus menerus, komprehensif dan

simultan, meliputi pemberdayaan dibidang politik, pemberdayaan dibidang

ekonomi, pemberdayaan dibidang sosial budaya, dan pemberdayaan dibidang

lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dibidang politik diarahkan pada

peningkatan posisi tawar antara pemerintah dan masyarakat, sehingga

masyarakat benar-benar mendapatkan yang menjadi haknya (yaitu hak-hak

dasar masyarakat), layanan dan kepedulian, tanpa merugikan orang lain.

Pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi diarahkan pada upaya

peningkatan kemampuan masyarakat dalam menanggung dampak buruk

pertumbuhan, pemikul beban pembangunan dan penderita akibat kerusakan

lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dibidang sosial budaya diarahkan

pada peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui human

invesment untuk meningkatkan nilai manusia, penggunaan dan perlakuan

terhadapnya dengan seadil-adilnya. Sedangkan pemberdayaan masyarakat

Page 96: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

89

dibidang lingkungan diarahkan pada upaya pemeliharaan dan pelestarian

sumber daya lingkungan agar antara masyarakat dan lingkungannya terjadi

hubungan yang saling menguntungkan.

f. Pembangunan kualitas kehidupan beragama

Pembangunan kualitas kehidupan beragama diarahkan pada (a) peningkatan

kualitas, pelayanan dan pemahaman ajaran agama serta kehidupan beragama,

dan (b) meningkatkan kerukunan intern dan antar umat beragama.

Sesuai dengan arah pembangunan nasional, arah peningkatan kualitas

kehidupan beragama di Kota Banjarmasin ke depan adalah : (a) peningkatan

kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama, melalui

upaya meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

ajaran agama; peningkatan kualitas pendidikan agama pada semua jalur,

jenis, dan semua jenjang pendidikan; peningkatan kualitas tenaga

kependidikan agama dan keagamaan; peningkatan kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat, wakaf, infak, sadaqah, peningkatan profesionalisme

tenaga pengelola bazis; peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama dan

pelayanan keagamaan lainnya; peningkatan kualitas pengelolaan serta

pengembangan fasilitas rumah ibadah; pembinaan keluarga harmonis

(keluarga sakinah/bahagia) untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama

peningkatan moral dan etika; peningkatan kualitas pelayanan haji dan umroh;

peningkatan kualitas dan kapasitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga

pendidikan keagamaan; (b) Peningkatan kerukunan intern dan antar umat

beragama melalui peningkatan upaya menjaga keserasian sosial di dalam

kelompok-kelompok umat beragama dengan memanfaatkan kearifan lokal

Page 97: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

90

dalam rangka memperkuat hubungan sosial masyarakat, pencegahan

berkembangnya potensi konflik di tengah-tengah masyarakat yang

mengandung isu sara, peningkatan kerjasama intern dan antar umat beragama

di bidang sosial ekonomi.

g. Peningkatan peran perguruan tinggi dan iptek dalam pembangunan

kota. Keberadaan sejumlah perguruan tinggi di Kota Banjarmasin, selain

diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

pendidikan tinggi baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan yang

mencakup program pendidikan diploma, sarjana, dan magister yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut atau universitas, juga diarahkan pada peningkatan

perannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

sehingga ke depan mampu memberikan kontribusi yang optimal pada

pembangunan kota dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus daya

saing sumber daya manusianya. Peran perguruan tinggi yang terkait dengan

pembangunan kota ke depan, antara lain meliputi pelaksanaan Tri Dharma

Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian

pada masyarakat termasuk penerapan otonomi keilmuan yang mendorong

perguruan tinggi melaksanakan tugasnya sebagai pengembang ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas serta

diversifikasi bidang penelitian yang dibutuhkan masyarakat. Peningkatan

kerjasama perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri untuk

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja;

Peningkatan kerjasama perguruan tinggi dalam pendidikan dan penelitian,

Page 98: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

91

baik dengan perguruan tinggi maupun dengan kalanga industri untuk

menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta hasil penelitian

yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Peningkatan kerjasama

dengan pemerintah daerah sehingga perguruan tinggi mampu berperan serta

dalam pembangunan daerah.

Arah kebijakan dalam peningkatan kemampuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi adalah untuk mempertajam prioritas penelitian, pengembangan dan

rekayasa iptek yang berorientasi pada upaya menunjang pembangunan kota

dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha, dan menumbuh kembangkan

budaya iptek untuk meningkatkan peradaban bangsa.

Tercapainya sasaran perwujudan masyarakat yang tertib, demokratis,

partisipasif dan agamis ditandai kualitas tata nilai dalam masyarakat yang akan

semakin meningkat (moralitas yang meningkat), berkurangnya konflik-konflik

sosial, kriminalitas dan gangguan kamtibmas di masyarakat; kualitas kehidupan

demokrasi dan kesadaran berpolitik yang semakin tinggi; partisipasi masyarakat

dalam pembangunan yang semakin meningkat; kepatuhan masyarakat terhadap

hukum semakin baik; dan kepedulian sosial dan semangat kekeluargaan yang

semakin tinggi.

5 Terwujudnya Pemerintahan Kota yang Berkinerja Tinggi, Bersih dan

Berwibawa.

Untuk mewujudkan pemerintahan kota yang berkinerja tinggi, bersih dan

berwibawa maka pembangunan kota dua dasawarsa ke depan diarahkan pada

upaya secara bertahap dan berkesinambungan untuk meningkatkan pelaksanaan

Page 99: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

92

otonomi daerah yang seluas-luasnya, nyata, bertanggung jawab, mandiri,

demokratis, transparan, terbuka dan akuntabel serta peningkatan kualitas

pelayanan prima kepada masyarakat melalui :

a. Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk

praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dengan cara :

1. Penerapan prinsip-prinsip tata cara pemerintahan yang baik (good

governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua

kegiatan;

2. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku korupsi, kolusi dan

nepotisme sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan ketentuan

yang berlaku;

3. Peningkatan efektifitas pengawasan aparatur melalui koordinasi dan sinergi

pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat;

4. Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional, produktif

dan bertanggung jawab;

5. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan

pemeriksaan;

6. Peningkatan pemberdayaan aparatur, dunia usaha dan masyarakat dalam

pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme.

b. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi Pemerintahan Kota

melalui :

1. Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan kota agar dapat

berfungsi optimal, efektif, efisien, dengan struktur yang proporsional,

ramping, luwes dan responsif;

Page 100: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

93

2. Peningkatan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada

semua tingkat lini pemerintahan;

3. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur agar

lebih profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi masyarakat;

4. Peningkatan kesejahteraan aparatur dan pemberlakuan sistem karier yang

jelas berdasarkan potensi.

c. Meningkatkan keberdayaan masyarakatdalam penyelenggaraan pembangunan

kota dengan :

1. Peningkatan kualitas pelayanan prima dibidang publik terutama pelayanan

dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan;

2. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan

dieinya, berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya

pemerintahan;

3. Peningkatan transparansi, partisipasi, dan mutu pelayanan melalui

peningkatan akses dan sebaran informasi.

Terwujudnya pemerintahan kota yang berkinerja tinggi, bersih dan

berwibawa ditandai kemandirian pemerintah kota dalam pengambilan kebijakan

dan pendanaan, dan terselenggaranya pemerintahan kota yang demokratis,

mengikuti aturan hukum yang berlaku, transparan dan akuntabel. Dan untuk

mencapai sasaran tersebut dibutuhkan dukungan peningkatan kinerja

kelembagaan, yaitu peningkatan kinerja DPRD, peningkatan kinerja Pemerintah

Kota, peningkatan kinerja Pemerintah Kecamatan dan peningkatan kinerja

Pemerintahan Kelurahan

Page 101: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

94

BAB IV

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjarmasin tahun

2006 – 2025 merupakan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan,

penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, bagi

Pemerintah Daerah, DPRD dan seluruh komponen masyarakat di kota ini. Oleh

karena itu, dalam proses pelaksanaannya perlu ditetapkan kaidah-kaidah sebagai

berikut :

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin 2006 – 2025

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin.

2. Walikota Banjarmasin sebagai Kepala Daerah yang terpilih melalui Pemilihan

Kepala Daerah secara langsung setiap 5 (lima) tahun berkewajiban menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang merupakan

penjabaran visi, misi dan program kerjanya dengan berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin 2006 – 2025 ini.

3. Segenap masyarakat Kota Banjarmasin, dalam pelaksanaan pembangunan

berkewajiban menjadikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota

Banjarmasin 2006 – 2025 sebagai acuan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjarmasin 2006 – 2025

ini pada hakekatnya adalah merupakan komitmen politis yang bersifat normatif

yang akan menjadi pedoman dan arah bagi semua pihak yang terlibat dalam

pembangunan di Kota Banjarmasin, baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia

usaha dan masyarakat. Selanjutnya keberhasilan pembangunan tidak semata-mata

Page 102: rencana pembangunan jangka panjang (rpjp) kota banjarmasin

95

tergantung dari pedoman atau arahan tersebut namun lebih dari itu, bahwa

kemampuan, semangat, sikap, keuletan, disiplin dan etos kerja aparat pemerintah

kota dunia usaha dan semua lapisan masyarakat akan sangat menentukan

keberhasilan pembangunan kota ini. Di samping itu, keberhasilan pembangunan

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin di kota ini,

perlu didukung oleh manajemen, kemampuan dan kinerja organisasi pemerintahan

yang ada.

Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan akan dapat memberi

manfaat yang besar dalam mewujudkan Kota Banjarmasin yang maju dan dihuni

masyarakat sejahtera baik bagi generasi kini maupun bagi generasi-generasi yang

akan datang.