rencana pembangunan jangka menengah...
TRANSCRIPT
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
KA
BU
PA
TEN K
EPU
LAU
AN
AN
AM
BA
S TA
HU
N 2016-2021
RP
JMD
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Foto: berbagai sumber
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
NOMOR 06 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 264 ayat (1), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 517); Pelaksanaan Peraturan PemerintaTahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 nomor 2, tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2013 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 31);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2013 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 32);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
dan
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas;
3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas;
5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah unsur
pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan;
6. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antara lain unsur DPRD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksanaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh
masyarakat provinsi dan kabupaten/ kota/ desa, pengusaha/ investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat
rentan termajinalkan;
7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia;
8. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh)
tahun;
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun;
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut
dengan rencana pembangunan tahunan daerah;
12. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra PD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima) tahun;
13. Rencana Kerja PD yang selanjutnya disingkat Renja PD adalah dokumen
perencanaan OPD untuk periode 1 (satu) tahun;
14. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya
disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun;
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 5 (lima) tahunan;
16. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat dengan RKP adalah
dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun;
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang;
18. Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
19. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen
yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta
asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;
20. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada OPD untuk setiap program sebagai acuan
dalampenyusunan RKA-PD sebelum disepakati dengan DPRD;
21. Rencana Kerja dan Anggaran PD yang selanjutnya disingkat RKA-PD adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan OPD serta rencana pembiayaan
sebagai dasar penyusunan APBD;
22. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran;
23. Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai
sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya pembanguna daerah secara utuh;
24. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun
jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan
daerah;
25. Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk
mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagi bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh;
26. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencnaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting,
mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah dimasa yang akan dating;
27. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanan;
28. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
29. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi;
30. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan;
31. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah;
32. Kegiatan adalah bagian program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baikyang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;
33. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara
langsung sasaran program prioritas;
34. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun
berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan
kegiatan.
35. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai
dan tidak kaku.
36. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/ program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan pengunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
37. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau
dampak yang mengambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
38. Standar pelayanan minimal selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
39. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan;
40. Keluaran (output) adalah barang atau ajasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan;
41. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program;
42. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat
musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah;
43. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok/ konsultasi publik/ yang memenuhi
kualifikasi kompetensi teknis/ substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrument untuk menunjang partisipatif dan efektivitas kegiatan;
44. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta
musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrenbang;
45. Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang untuk
menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi;
46. Kabupaten/ kota lainnya adalah kabupaten/ kota lainnya yang ditetapkan
sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan dan/atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan;
47. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah;
48. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa instansi/ pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang
saling berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi;
BAB II
RUANG LINGKUP RPJMD TAHUN 2016-2021
Pasal 2
(1) RPJMD Tahun 2016-2021 adalah rencana 5 (lima) tahun yang
mengambarkan:
a. Visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan;
b. Tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan dan program
pembangunan yang akan dilaksanakan oleh OPD, disertai dengan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
(2) RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman dalam penyusunan RKPD, Rencana Strtegis dan Rencana Kerja
OPD.
BAB III
SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2016-2021
Pasal 3
(1) Sistematika penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan
antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan
tujuan.
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Memuat gambaran mengenai aspek geografi dan demografi,
kesejahteraan rakyat, pelayanan umum serta aspek daya
saing daerah..
BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
KERANGKA PENDANAAN
Memuat gambaran umum tentang kinerja keuangan masa
lalu, kebijakan pengelolaan uang masa lalu serta kerangka
pendanaan.
BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Memuat permasalahan pembangunan di daerah serta
memuat isu-isu strategis yang berkembang maupun isu-isu
yang kemungkinan besar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan, dan sasaran dari
setiap misi.
BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Memuat sasaran dan arah kebijakan yang merupakan
rumusan perencanaan yang komprehensif.
BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan
pencapaian sasaran, indikasi program-program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan.
BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan
pencapaian sasaran, indikasi program-program proritas yang
disertai kebutuhan pendanaan.
BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Menjelaskan indikator makro daerah dan indikator kinerja
pembangunan daerah tahun 2016-2021 yang ditetapkan
berdasarkan uraian program pada masing-masing misi.
BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Memuat arahan perencanaan pembangunan tahun 2016
(transisi) setelah periode RPJMD Tahun 2011-2016 berakhir
serta prinsip-prinsip dasar dan kaidah pelaksanaan RPJMD
Tahun 2016-2021.
(2) RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal 4
RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah, pengelolaan pembangunan dan
pelayanan publik.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 5
(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD
(2) Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud
ayat (1) dilakukan berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan.
BAB V
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 6
(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa proses perumusan,
tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang
dirumuskan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. Terjadi perubahan yang mendasar, mencakup antara lain terjadinya
bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya,
gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan
nasional; dan/ atau
d. Merugikan kepentingan nasional, yaitu apabila bertentangan dengan
kebijakan nasional.
(2) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(3) Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan
tetapi tidak merubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka
menengah, penetapan perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 7
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan Kepala Daerah wajib
menyusun RKPD pada tahun terakhir pemerintahannya.
(2) Penyusunan RKPD sebagaimana pada ayat (1), merupakan dokumen
perencanaan untuk tahun pertama periode pemerintahan tahun berikutnya
dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2005-2025 dan RPJMD Tahun 2016-2021 sebelum RPJMD berikutnya
tersusun
(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun
pertama periode pemerintahan Kepala Daerah terpilih berikutnya.
(4) RPJMD dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati
Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas.
Diundangkan di Tarempa pada tanggal 10 Oktober 2016
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,
SAHTIAR NIP. 19740311 200212 1 005
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016 NOMOR 51
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 52
NO REG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU : (8/55/2016)
Ditetapkan di Tarempa pada tanggal 10 Oktober 2016
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,
ABDUL HARIS, SH
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
NOMOR TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2016-2021
I. UMUM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka
pembangunan daerah namun juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang status kabupaten
perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar,
konektivitas, pengembangan hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional.
Berkaitan dengan peran dan fungsinya Kabupaten Kepulauan Anambas dibentuk sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Kepulauan Anambas dituntut terus berbenah diri melalui pembangunan daerah untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan
dasar, seperti infrastruktur dasar, penataan wilayah, masalah transportasi, penyediaan fasilitas publik dan faktor-faktor lainnya.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah juga bertujuan untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata agar
masyarakat lebih sejahtera.
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program Kepala Daerah. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lintas OPD dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Kurun waktu RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2016-2021. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas
memuat visi, misi dan program Bupati yang dipilih secara langsung. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dijabarkan kedalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas. RKPD memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi daerah yang mencakup gambaran perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas secara menyeluruh, termasuk arah
kebijakan fiskal, serta program Organisai Perangkat Daerah (OPD) dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJMD diwujudkan dalam visi, misi, tujuan dan arah pembangunan daerah. Visi pembangunan jangka menengah merupakan penjabaran cita-
cita masyarakat Anambas untuk pembangunan 5 (lima) tahun mendatang, yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah yang disingkat
ANAMBAS BERMADAH 2021. Pencapaian visi dilakukan melalui perwujudan misi pembangunan jangka menengah yaitu: (1) mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara
merata, (2) membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak, (3) membangun konektivitas
(transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal, (4) mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritime serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
local dengan lingkungan hidup yang lestari, (5) menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif, (6)
membangun birokrasi yang bersih, professional dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, (7) mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya melayu.
Misi ini dijabarkan kedalam tujuan dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Pasal 3
Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6 Cukup jelas.
Pasal 7 Cukup jelas.
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH
DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
BAB. I PENDAHULUAN ....................................................................... 2
I.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
I.2. Dasar Hukum Penyusunan ............................................................................................ 4
I.3. Hubungan Antar Dokumen ............................................................................................... 7
I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMN ............... 7 I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD
Kabupaten Kepulauan Anambas ........................................................................... 8 I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten
Kepulauan Anambas ........................................................................................... 13
I.4. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 34
I.5. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................ 38
BAB. II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................... 41
II.1. Aspek Geografi dan Demografi ................................................................................. 42
II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ................................................................ 42 II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi ................................................................................ 42 II.1.3. Klimatologi ......................................................................................................... 43 II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ....................................................................... 46
II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM ............................................................................... 60
II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ............................................................................. 60
RPJMD KKA 2016-2021
BAGIAN AWAL ii
II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN ......................................................... 69
II.3. Aspek Daya Saing Daerah ......................................................................................... 81
II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................................. 81
BAB. III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN .......................................................... 87
III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................................................................... 88
III.1.1. Pendapatan Daerah .............................................................................................. 90 III.1.2. Belanja Daerah .................................................................................................... 95 III.1.3. Neraca Daerah ..................................................................................................... 98
III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ........................................................ 100
III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ........................................................................ 100 III.2.2. Analisis Pembiayaan ......................................................................................... 101
III.3. Kerangka Pendanaan .............................................................................................. 102
III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas
Utama ................................................................................................................ 102 III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu .................................................................................. 103 III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan .................................................................. 104 III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah ............................................................................ 105
BAB. IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ......................... 107
IV.1. Permasalahan ......................................................................................................... 108
IV.1.1. Lingkungan ....................................................................................................... 108 IV.1.2. Layanan Dasar ................................................................................................... 109 IV.1.3. Ekonomi ............................................................................................................ 110 IV.1.4. Sosial Budaya .................................................................................................... 111
IV.2. Isu-Isu Strategis ........................................................................................................ 112
IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih Berkualitas,
Merata, dan Terjangkau ..................................................................................... 112 IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup............. 113 IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih) ........................................... 113 IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata Bahari ........... 114 IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga .......................................................... 115 IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah ....................................................................... 116 IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman ................................................................ 117 IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya ......................................... 117
BAB. V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ............................... 120
V.1. Visi .......................................................................................................................... 121
V.2. Misi ......................................................................................................................... 122
V.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................................................. 124
V.4. Agenda Prioritas ...................................................................................................... 128
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 iii
BAB. VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ................................. 136
VI.1. Strategi ................................................................................................................... 137
VI.2. Arah Kebijakan....................................................................................................... 153
BAB. VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH ................................................................. 190
BAB. VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN ............................................................... 216
BAB. IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ............... 234
BAB. X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN . 242
X.1. Pedoman Transisi .................................................................................................... 243
X.2. Kaidah Pelaksanaan ................................................................................................ 243
BAB. XI PENUTUP ............................................................................... 246
RPJMD KKA 2016-2021
BAGIAN AWAL iv
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD ....................................................................... 9
Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD ..................................................................... 9
Tabel I.3. Sasaran Pokok Misi III RPJPD ................................................................... 10
Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD................................................................... 10
Tabel II.1. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan
Tahun 2015 ................................................................................................. 42
Tabel II.2. Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2015 ............................................................... 43
Tabel II.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 44
Tabel II.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014 ....................................... 44
Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 45
Tabel II.6. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja
menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kepulauan
Anambas Tahun 2013 ................................................................................. 45
Tabel II.7. Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2014 ................................... 46
Tabel II.8. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun
2010-2014 (juta rupiah) .............................................................................. 46
Tabel II.9. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (persen) .............................................. 47
Tabel II.10. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Kepulauan
Anambas ..................................................................................................... 51
Tabel II.11. Laju Pertumbuhan Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010- 2013 ....................................................................... 54
Tabel II.12. Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Riau Tahun
2010-2014 ................................................................................................... 55
Tabel II.13. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun)
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014 ................ 57
Tabel II.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2011-2013 ................................................................................................... 57
Tabel II.15. Angka Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan
Anambas ..................................................................................................... 58
Tabel II.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2013 ........................................................................................ 58
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 v
Tabel II.17. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2010-2014 ........................................................................................ 59
Tabel II.18. Jenis Kelompok Kesenian di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2010-2014 ................................................................................................... 60
Tabel II.19. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 - 2014
Kabupaten Kepulauan Anambas ................................................................. 61
Tabel II.20. Ketersediaan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2013 di Kabupaten
Kepulauan Anambas ................................................................................... 62
Tabel II.21. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas. ................................................ 62
Tabel II.22. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun
2014. ........................................................................................................... 63
Tabel II.23. Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah Kabupaten kepulauan Anambas. ............................................... 64
Tabel II.24. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar Menurut Kecamatan
Kabupaten Kepulauan Anambas ................................................................. 64
Tabel II.25. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama Menurut
Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas .............................................. 65
Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu
Kepulauan Anambas Tahun 2011-2014 ..................................................... 66
Tabel II.27. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu
menurut Kecamatan Kepulauan Anambas
Tahun 2013 ................................................................................................ 66
Tabel II.28. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kepulauan
Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 67
Tabel II.29. Rasio Dokter per satuan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas ........ 67
Tabel II.30. Banyaknya Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 68
Tabel II.31. Jumlah Investor PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas
tahun 2014 .................................................................................................. 69
Tabel II.32. Jumlah Investasi PMDN dan PMA Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan
Anambas ..................................................................................................... 69
Tabel II.33. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 70
Tabel II.34. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi
menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2014 ................................................................................................. 70
Tabel II.35. Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2012 ............................................................... 70
Tabel II.36. Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 71
Tabel II.37. Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 71
RPJMD KKA 2016-2021
BAGIAN AWAL vi
Tabel II.38. Potensi Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenisnya di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 72
Tabel II.39. Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 72
Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani
Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 72
Tabel II.41. Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 73
Tabel II.42. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 74
Tabel II.43. Populasi Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 74
Tabel II.44. Produksi Daging menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 75
Tabel II.45. Produksi Telur menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 75
Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ...................... 75
Tabel II.47. Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ........................................ 76
Tabel II.48. Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan
dan Jenis di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2014 ................................................................................................. 76
Tabel II.49. Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga
Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2014 ............................................................................................................ 76
Tabel II.50. Banyaknya Pelanggan PLN di Kabupaten Kepulauan Anambas
menurut Cabang Tahun 2013...................................................................... 77
Tabel II.51. Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual
pada PLN Sub Ranting Kepulauan Anambas Tahun 2013 ......................... 77
Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah
Penerimaan di PDAM Kepulauan Anambas Tahun 2014 .......................... 78
Tabel II.53. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM dan Non
PAM menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2013 ............................................................................................................ 78
Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan Pertambangan menurut
Kecamatan dan Jenis Pertambangan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2013 ................................................................................. 78
Tabel II.55. Banyaknya Dermaga Laut menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 79
Tabel II.56. Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan
Tarempa Kepulauan Anambas Tahun 2014 ................................................ 79
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 vii
Tabel II.57. Banyaknya Penumpang Datang dan Berangkat menurut Bulan di
Bandar Udara Matak Kepulauan Anambas Tahun 2014
(Pesawat Komersil) .................................................................................... 80
Tabel II.58. Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 80
Tabel II.59. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2010-2014 Provinsi Kepulauan Riau ..... 81
Tabel II.60. Angka Kriminalitas Tahun 2009-2013 Kabupaten Kepulauan
Anambas. .................................................................................................... 83
Tabel II.61. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Tahun 2008-2011 Kabupaten Kepulauan
Anambas ..................................................................................................... 84
Tabel II.62. Rasio Ketergantungan Muda Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2009 s.d Tahun 2014 .................................................................................. 84
Tabel II.63. Rasio Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2009-2014 ................................................................................................... 85
Tabel II.64. Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun
2009-2014 ................................................................................................... 85
Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2010 – 2015 ................................................................................................ 88
Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010-2015......................................... 90
Tabel III.3. Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2010 - 2015 ................................................................................................. 91
Tabel III.4. PAD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ............................ 92
Tabel III.5. Persentase Kontribusi Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ....................................................... 92
Tabel III.6. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2011 - 2015 ................................ 93
Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2015 ........................................................................................ 93
Tabel III.8. Kontribusi Komponen Dana Perimbangan ................................................. 94
Tabel III.9. Pendapatan lain-lain yang sah .................................................................... 94
Tabel III.10. Belanja Daerah Tahun 2010 -2015 ............................................................. 95
Tabel III.11. Belanja daerah dilihat dari jenis pengeluaran ter ........................................ 96
Tabel III.12. Belanja Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010-
2015 ............................................................................................................ 97
Tabel III.13. Belanja Modal Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2010-2015 ................................................................................................... 98
Tabel III.14. Neraca Daerah ............................................................................................ 99
Tabel III.15. Proporsi Pengunaan Anggaran ................................................................. 100
Tabel III.16. Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas .......... 101
Tabel III.17. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ......... 102
Tabel III.18. Proyeksi Pendapatan Daerah .................................................................... 102
Tabel III.19. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2017-2021 ....................................... 104
Tabel III.20. Prediksi Kerangka Pendanaan Dan Alokasi Penggunaan Keuangan
Daerah ...................................................................................................... 105
RPJMD KKA 2016-2021
BAGIAN AWAL viii
Tabel III.21. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ............... 105
Tabel V.1. Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran ....................................................... 124
Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ...................... 236
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang
2010 – 2013 ............................................................................................. 49
Gambar II.2. PDRB per Kapita Menurut Kategori (Juta Rp), 2010-2014 ..................... 50
Gambar II.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2010-2013 ................................................................................................ 51
Gambar II.4. Daya Beli Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas ......................... 52
Gambar II.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan
Anambas. ................................................................................................. 53
Gambar II.6. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2014 ..................................................................................... 54
Gambar II.7. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2009-2013 ..................................................................................... 56
Gambar II.8. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2011-2014 ................................................................................................ 56
Gambar II.9. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten Kepulauan
Anambas yang Bekerja dan Tidak Bekerja .............................................. 59
Gambar II.10. Nilai Tukar Petani Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ...... 82
Gambar III.1. Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah .................................................. 91
Gambar III.2. Rata-rata Persen Kontribusi Pendapatan Daerah ..................................... 92
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 3
I.1. Latar Belakang
Meskipun terbagi berdasarkan jangka waktu, namun pada prinsipnya perencanaan
pembangunan daerah merupakan satu kesatuan yang harmonis yang mana RPJP menjadi
pedoman bagi penyusunan RPJM kemudian RPJM menjadi acuan untuk dokumen lainnya.
Kesatuan tersebut tidak hanya antara dokumen perencanaan pembangunan daerah saja,
tetapi juga satu kesatuan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dokumen
perencanaan pembangunan nasional. Kesatuan ini akan membuat target pembangunan
nasional, target pembangunan provinsi, dan target pembangunan kabupaten/kota dapat
dicapai secara sinergis.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan RPJM Daerah
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. RPJM Daerah
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum,
dan program Perangkat Daerah (PD), lintas PD, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. RPJM Daerah ini selanjutnya menjadi acuan kepala daerah beserta jajarannya
dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada periode
2016-2021. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa RPJM
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) paling lama enam bulan setelah kepala
daerah dilantik.
Penyusunan dokumen RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas dilakukan dengan
berbagai tahapan yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif,
politis, dan top-down serta bottom-up, dengan melibatkan para pakar/ narasumber yang
berkompeten dibidangnya, penjaringan aspirasi dari berbagai elemen masyarakat melalui
proses konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan, pembahasan dengan
OPD sebagai pelaksana pembangunan, serta konsultasi dengan DPRD Kabupaten
Kepulauan Anambas dan Gubernur.
Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala
posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka pembangunan daerah namun
juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang
status kabupaten perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten
Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka
pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar, konektivitas, pengembangan
hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional.
Selain memperhatikan keterkaitan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya,
RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas juga disusun untuk menjawab isu-isu strategis
yang muncul. Terdapat delapan isu strategis, bersama dengan permasalahan daerah
lainnya dan perwujudan janji-janji politik Kepala Daerah, menjadi bagian dari pekerjaan
rumah besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas
selama lima tahun mendatang. Dokumen RPJM merupakan instrumen untuk
mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki, dengan pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien, dalam rangka
menjawab berbagai tantangan pembangunan tersebut.
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 4
I.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan RPJM Kabupaten Kepulauan
Anambas ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
11. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 5
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679)”;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4663);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3;
19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
23. Peraturan Daerah Propinsi Kepulauan Riau Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepualauan Riau Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);
24. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Tahun 2012 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Nomor 31); .
25. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Kepulauan Anambas
(Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 17);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Tahun 2014 Nomor 39, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Nomor 41).
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 7
I.3. Hubungan Antar Dokumen
Guna mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang terencana, pemerintah
daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis
dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis
(Renstra) Perangkat Daerah (PD), dan Rencana Kerja PD (Renja-PD).
Keenam dokumen tersebut memiliki tiga perbedaan rentang waktu yaitu dokumen
perencanaan jangka panjang yang dibuat untuk jangka waktu selama 20 tahun (RPJPD dan
RTRW), perencanaan jangka menengah 5 tahun (RPJMD dan Renstra-PD), serta jangka
pendek yang dibuat tahunan (RKPD dan Renja-PD).
RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan
memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas
menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan yakni RKPD
sekaligus menjadi acuan bagi PD dalam menyusun Renstra PD. Renstra PD menjadi acuan
bagi penyusunan Renja PD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PD. RKPD dan
RKA–PD inilah yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan APBD.
Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis, artinya
dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang
jangka waktunya lebih pendek sedangkan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di
bawahnya.
I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan
RPJMN
Pembangunan Indonesia sebagaimana termuat pada RPJMN periode 2015-2019
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun dari pinggirian berarti
mendorong kegiatan ekonomi yang selama ini kurang diprioritaskan oleh pemerintah
salah satunya wilayah perbatasan.Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah pusat saat
ini memprioritaskan pembangunan pada daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal,
terutama (a) kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar; (b) daerah tertinggal dan
terpencil; (c) desa tertinggal; dan (d) daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya
belum cukup memadai. Arah kebijakan yang hendak dilakukan di wilayah Sumatera
adalah: 1) pengembangan kawasan strategis; 2) pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan; 3) pengembangan kawasan perbatasan; 4) penanggulangan bencana; dan 5)
penataan ruang wilayah Sumatera. Sementara untuk tema besar pengembangannya adalah:
i) salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional; ii) lumbung energi
nasional termasuk pengembangan energi terbarukan biomas; iii) pengembangan hilirisasi
komoditas batu bara; iv) industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit,
dan kaolin; dan v) percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri perkebunan dan industri
pertambangan.
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 8
Sebagaimana termuat di dalam RPJMN, yang menetapkan Kabupaten Anambas
sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Sumatera. Adapun
kecamatan yang masuk dalam daftar lokasi prioritas pengembangan kawasan perbatasan
wilayah pulau sumatera tersebut adalah Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan.
Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan
aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan
pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk menciptakan kawasan perbatasan yang
berdaulat.
1. Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan
kawasan perbatasan Sumatera
a. Mengembangkan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dankeamanan
terpadu (satu atap) di Anambas
2. Pengembangan Ekonomi Lokal
a. Meningkatkan nilai potensi pariwisata bahari dan budaya di Anambas melalui
pengelolaan pariwisata yang optimal (promosi dan penyediaan infrastruktur
penunjang pariwisata)
3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas
a. Meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan
pulau-pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar
berpenduduk terutama di Kepulauan Anambas
b. Mengembangkan dermaga keperintisan pada pulau-pulau kecil terluar
berpenduduk di Kepulauan Anambas
c. Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional,
khususnya di PKSN Anambas
Selain itu RPJMN memuat kegiatan strategis jangka menengah nasional. Adapun
kegiatan starategis nasional di Provinsi Kepulauan Riau yaitu:
4. Perhubungan laut : Pengembangan Pelabuhan Letung
5. Perhubungan Udara : Pembangunan Bandara Letung Anambas
6. ASDP:
a. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas
Tanjung Uban – Matak
b. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung
c. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa
7. Telekomunikasi dan informatika :
a. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
b. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD
Kabupaten Kepulauan Anambas
Konsistensi antara RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMD
Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan dengan memperbandingkan antara
sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan Visi dan
Misi Kepala Daerah serta Program dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas.
Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Misi
yang terdapat dalam RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas. Terdapat 43 sasaran pokok
dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 9
Mewujudkan Prasarana dan Sarana Wilayah yang Maju
Meningkatnya peran swasta dalam
penyediaan jasa layanan transportasi
Pengembangan dan peningkatan peran swasta dan BUMD melalui
subsidi pemda, dan insentif investasi.
Koordinasi dan integrasi antara penyelenggara layanan jasa
transportasi (darat, laut, udara) dengan penyelenggara kegiatan
pariwisata
Tersedianya transportasi laut yang
mampu melayani angkutan laut antar
pulau, antar wilayah
Pengembangan dan peningkatan dermaga-dermaga di desa-desa
untuk membuka akses laut ke kawasan strategis.
Penyediaan sarana angkutan laut dari dan ke daerah pemukiman
dan kawasan strategis.
Pengembangan pelabuhan yang dapat melayani pelayaran antar
negara
Tersedianya transportasi Udara yang
mampu menghubungkan Anambas
dengan pusat pertumbuhan ekonomi
Pengembangan dan peningkatan frekwensi penerbangan
Pengembangan penerbangan perintis, kerjasama swasta untuk
meningkatkan frekwensi penerbangan ke Anambas.
Tersedianya transportasi darat yang
mampu melayani pergerakan orang
dan barang dalam satu pulau, dan
mampu menghubungkan pelabuhan
dengan pusat-pusat pemukiman dan
pusat kegiatan ekonomi
Pengembangan dan Peningkatan layanan penumpang
Penyediaan sarana angkutan umum menuju Kawasan Strategis
(obyek wisata, pusat jasa, dan kawasan pemukiman)
Terjaminnya ketersediaan sumberdaya
air dan termanfaatkannya secara
optimal
Peningkatan dan perluasan jaringan irigasi.
Peningkatan dan perbaikan lingkungan danau, mata air, sungai dan
saluran alam.
Tersedianya layanan air bersih di
pusat-pusat pemukiman dan aktivitas
ekonomi tanpa harus mengganggu
kondisi lingkungan dan sekitar dan
kawasan konservasi air
Peningkatan sistem pengolahan dan jaringan distribusi air bersih.
Peningkatan kawasan resapan air, pembangunan reservoir air baku
Terpenuhinya kebutuhan listrik dan
energi di seluruh kepulauan
Peningkatan pembangkit listrik menggunakan sumberdaya energi
yang ada (migas), dan sumberdaya alternatif (biodiesel, surya,
angin, air),
Peningkatan sistem jaringan transmisi dan distribusi listrik,
peningkatan sistem dan jaringan logistik BBM
Terbukanya akses pos, telepon, dan
internet ke seluruh kecamatan
khususnya pusat-pusat pemukiman,
perkantoran dan aktivitas ekonomi
lainnya (kawasan sentra perikanan,
pariwisata, perdagangan dan jasa)
Tertatanya sistem pengolahan limbah
domestik dan industri khususnya di
kawasan pantai
Pengembangan sarana prasarana limbah dan sanitasi di pulau
terluar dan terpenci untuk mendukung pariwisata
Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berkualitas
Terbangun dan meningkatnya
karakter, budi pekerti dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan
kegiatan sosial kemasyarakatan
Meningkatnya sarana dan prasarana
pendidikan dasar, menengah umum
serta dikembangkannya pendidikan
Peningkatan kualitas guru dan standarisasi sistem
pengajaran di sekolah umum, pesantren dan kejuruan serta
peningkatan kualitas pendidikan tinggi
Tabel I.1. Sasaran Pokok
Misi I RPJPD
Tabel I.2. Sasaran Pokok
Misi II RPJPD
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 10
kejuruan dan pendidikan tinggi
khususnya bidang pariwisata dan
maritim
Berkembangnya tingkat layanan
Rumah Sakit Umum Daerah,
Puskesmas dan Pustu serta Puskesmas
Keliling
Peningkatan prasarana kesehatan Pustu, Puskesmas, dan RS
serta peningkatan kualitas dan kuantitas dokter dan
paramedis hingga kecamatan
Meningkatnya peran serta perempuan
dalam pendidikan dan pembangunan,
serta menurunnya tingkat kekerasan
terhadap anak dan perempuan
Peningkatan upaya pemberdayaan perempuan dan anak
melalui pendidikan, program pemerintah dan swasta
Berkembangnya apresiasi terhadap
Iptek dan budaya inovasi yang
mampu mendorong tumbuhnya
usaha-usaha baru yang didukung oleh
kemampuan iptek
Peningkatan penerapan Iptek bagi kepentingan ekonomi
lokal masyarakat serta pengembangan program pendidikan
dini kewirausahaan, apresiasi prestasi inovasi, dan fasilitasi
belajar seumur hidup serta pengembangan program
inkubasi teknobisnis dan insentif bagi usaha inovatif
pemula
Meningkatnya kualitas SDM yang
ditandai oleh menurunnya tingkat
pengangguran dan meningkatnya
produktivitas masyarakat
Meningkatkan program untuk menciptakan usaha baru dan
meningkatkan produktivitas
Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabel (Tata Kelola Pemerintahan)
Tertatanya aturan perundangan yang
memberikan iklim kondusif bagi
pembangunan ekonomi daerah
Memonitoring implementasi reformasi birokrasi
Diterapkannya tata kelola
pemerintahan yang akuntabel
Pengembangan tata kelola pemerintahan berbasis kinerja
Terciptanya aparatur pemerintahan
yang memiliki kompetensi
dibidangnya, memiliki kinerja tinggi,
etos kerja, berkarakter serta bertakwa
terhadap Tuhan YME
Peningkatan kinerja aparatur melalui pendidikan umum dan
kedinasan, penegakan disiplin dan program kerjasama
Meningkatkan Sistem dan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pengetahuan
(Sistem Kelembagaan Ekonomi)
Terciptanya transformasi ekonomi
secara bertahap dari yang berorientasi
keunggulan komparatif menuju
keunggulan kompetitif
Penguatan inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan
dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan
Terciptanya kebijakan ekonomi yang
mampu menciptakan iklim
kondusif untuk tumbuh kembangnya
kewirausahaan
Pengembangan kebijakan perekonomian perlu
mengutamakan kelompok masyarakat yang masih lemah
serta menjaga kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa
Terciptanya kelembagaan ekonomi
yang mampu mendukung terciptanya
usaha-usaha baru yang inovatif
Menjaga dan mengembangkan, dan melaksanakan iklim
persaingan usaha secara sehat, serta melindungi konsumen
Terciptanya struktur ekonomi yang
kokoh berbasis perikanan dan
kelautan, pariwisata dan
pertambangan
Struktur perekonomian didukung oleh sektor perikanan,
pariwisata, dan pertambangan dan diperkuat oleh sektor
industri pengolahan dan jasa pendukung pariwisata
Tabel I.3. Sasaran Pokok
Misi III RPJPD
Tabel I.4. Sasaran Pokok
Misi IV RPJPD
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 11
Terciptanya aktivitas perdagangan
antar pulau dan antar negara yang
didukung oleh sarana dan prasarana
perdagangan, sistem informasi,
logistik dan sistem transportasi yang
memadai
Penerapan dan pengembangan sistem perdagangan dalam
dan luar negeri untuk memperkokoh sistem koleksi dan
distribusi yang efisien dan efektif
Terciptanya investasi baru yang
mampu memperkuat struktur dan
sistem perekonomian Anambas
Peningkatan investasi industri pengolahan perikanan dan
sumberdaya laut lainnya serta jasa pariwisata
Terciptanya kerangka umum inovasi
yang mampu mendukung
berkembangnya usaha-usaha kreatif
dan inovatif
Meniadakan regulasi yang menghambat inovasi dan bisnis,
menyediakan pembiayaan berisiko, menyediakan insentif
fiskal terkait inovasi.
Terciptanya kelembagaan Iptek yang
mampu memberikan kontribusi bagi
perekonomian lokal dan usaha- usaha
pelestarian lingkungan
Pengembangan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan jaringan skala nasional.
Terciptanya kolaborasi inovasi yang
mampu menggalang potensi-potensi
inovasi lokal untuk berkembang
Meningkatkan kegiatan Litbang yang kolaboratif
Meningkatkan Pendayagunaan Unggulan Daerah Berbasis Kemaritiman Terpadu (Unggulan
Daerah)
Terciptanya penguatan rantai nilai
serta perluasan dan pendalaman
struktur industri dan jasa
Perluasan struktur industri pengolahan ikan dan hasil laut,
jasa pariwisata dan pertambangan migas
Terciptanya kerjasama dan keterkaitan
(linkage) antar industri dan jasa
Penguatan keterkaitan antar industri lokal, nasional dan
internasional
Terciptanya kapasitas industri dan jasa
dengan memanfaatkan sumberdaya,
sarana dan prasarana secara kolektif
Peningkatan infrastruktur kolektif untuk meningkatkan
kapasitas dan efisiensi
Bertumbuh kembangnya inovasi
dalam klaster-klaster industri yang
terbentuk
Peningkatan kerjasama dan sinkronisasi kebijakan inovasi
untuk mendukung klaster industri
Terciptanya produk dan layanan
(pariwisata) yang mengikuti standar
internasional dan perkembangan
global
Mendorong dan inisaiasi partisipasi aktif dalam forum
internasional terkait industri dan perdagangan
Menciptakan Kondisi yang Tertib, Aman, Damai dan Sejahtera Berlandaskan Budaya Melayu
Terciptanya sistem dan penegakan
hukum yang adil dan tidak memihak
Peningkatan sistem hukum yang mampu menciptakan
keamanan, ketertiban dan kedamaian serta kepastian hukum
Terciptanya keamanan, ketertiban dan
kedamaian di seluruh wilayah
Kabupaten
Meningkatkan kerukunan antar suku, agama dan golongan,
serta peningkatan sistem keamanan dan ketertiban
lingkungan, sosialisasi peraturan perundangan serta
penegakan hukum
Terciptanya masyarakat yang sehat
jasmani dan rohaninya
Meningkatkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani
Lestarinya warisan budaya (melayu)
yang menjadi ciri khas Kabupaten
Kepulauan Anambas
Peningkatan aktivitas pengembangan dan pelestarian
budaya melayu
Terlaksananya aktivitas keagamaan
secara damai dan menciptakan
toleransi dan kerukunan antar umat
beragama
Peningkatan aktivitas keagamaan di segala bidang
Terciptanya interaksi antar budaya Meningkatkan interaksi antar budaya dalam mendukung
Tabel I.5. Sasaran Pokok
Misi V RPJPD
Tabel I.6. Sasaran Pokok
Misi VII RPJPD
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 12
dalam mendukung pengembangan
pariwisata
pariwisata
Terciptanya rasa persatuan dan
kesatuan bangsa
Meningkatkan rasa kebangsaan, satu nusa, satu bangsa dan
satu Bahasa
Berkembangnya pusat-pusat
pertumbuhan berbasis pariwisata dan
perikanan serta keterkaitan ekonomi
antara desa (kawasan tertinggal) dan
kota (pusat pertumbuhan ekonomi)
Peningkatan pembangunan wilayah-wilayah strategis dan
cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan
wilayah-wilayah tertinggal
Terciptanya kawasan perbatasan dan
pulau terluar sebagai beranda depan
yang memiliki sarana prasarana yang
maju dengan informasi yang mudah
diakses serta ciri ke-indonesiaan
Mempererat kerjasama dengan negara tetangga khususnya
perdagangan perbatasan, pencegahan ilegal fishing, mining,
logging serta perdagangan manusia
Terciptannya kawasan perdesaan yang
maju memiliki akses transportasi,
komunikasi serta sarana dan prasarana
yang maju
Peningkatan kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan
kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan
keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling
komplementer dan saling menguntungkan
Mengoptimalkan Pendayagunaan SDA dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SDA dan Lingkungan)
Terciptanya pemanfaatan ruang sesuai
RTRW yang telah ditetapkan serta
pengendalian terhadap penyimpangan
RTRW
Pengendalian pengembangan struktur dan pola ruang
Tertatanya dan menyelenggarakan
sistem pertanahan yang efisien dan
efektif
Penerapan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien,
efektif
Teridentifikasinya cadangan SDA
terbarukan sehingga dapat dikelola
secara berkelanjutan
Peningkatan pemanfaatan sumberdaya terbarukan
Teridentifikasinya cadangan SDA
tidak terbarukan sehingga dapat
dimanfaatkan secara bijaksana
Pengendalian pemanfaatan sumberdaya tidak terbarukan
Diterapkannya prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
Meningkatkan pembangunan berkelanjutan dalam setiap
penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan
Meningkatnya kesadaran masyarakat
untuk mengelola sumberdaya alam
secara berkelanjutan
Meningkatkan kesadaran, sikap mental dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam
Tahapan pembangunan jangka panjang terbagi menjadi lima tahapan dan RPJMD
tahun 2016-2021 merupakan RPJM Daerah tahapan ke-3. Pada tahap pengembangan ini,
dilakukan pemantapan kebijakan dan aturan perundangan serta dilakukan penjabaran
rencana dan sistem kelembagaan supaya mudah untuk dilaksanakan. Pada tahap ini,
pembangunan fisik mencapai puncaknya dengan membangun kebutuhan fisik dasar
masyarakat seperti: Penyediaan pangan dan kebutuhan pokok, sistem perdagangan dan
distribusi kebutuhan pokok, perumahan, prasarana dan sarana dasar, seperti transportasi,
air bersih, listrik dan telepon serta pendidikan. Disisi lain mulai didorong adanya
investasi swasta dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, membuka peluang usaha
dan menekan angka pengangguran.
Tabel I.7. Sasaran Pokok
Misi VII RPJPD
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 13
I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten
Kepulauan Anambas
Selain memilki rencana pembangunan dalam bentuk dokumen RPJMD, daerah
juga memiliki perencanaan tata ruang wilayah dalam bentuk dokumen RTRW. Jika
RPJMD memuat program-program prioritas dan sektoral, RTRW memberikan norma,
batasan, dan arahan terhadap pemanfaatan sumber daya yang ada di daerah, termasuk
mengendalikannya, sehingga sinergitas kedua dokumen tersebut menjadi syarat
keberhasilan pembangunan.
Kabupaten Kepulauan Anambas telah memiliki RTRW dalam jangka waktu
2011-2031 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas No. 03 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kepulauan Anambas. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) utamanya memuat Rencana
Struktur dan Rencana Pola Ruang Wilayah yang ditahapkan selama kurun waktu 20
tahun. Keterkaitan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016- 2021 dengan
RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2011-2031, dapat dilihat pada tahapan
RTRW yang memasuki lima tahun kedua, dimana program-program utamanya diuraikan
pada tabel berikut.
I.3.3.1. Struktur Ruang
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
1 Perwujudan Pusat Kegiatan
1.1 Program pengembangan Pusat
Kegiatan Wilayah dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKW dan PKL)
:
Pengembangan PKW dan PKL
Program perencanaan tata
ruang
Kawasan Perkotaan Tarempa;
Kawasan Perkotaan Letung;
Kawasan Perkotaan
Tebangladan.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Bappeda,
Dinas PU Kabupaten,
Bappeda,
Dinas PU Provinsi,
Kementrian PU
dan BAPPENAS
1.2 Program pengembangan Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) :
Pengembangan wilayah
perkotaan
Program perencanaan tata
ruang
Kawasan Perkotaan
Payalaman; Kawasan Perkotaan Nyamuk;
Kawasan Perkotaan Air Bini;
Kawasan Perkotaan Air Asuk; Kawasan Perkotaan Ulu
Maras.
APBD
Kabupaten APBD Provinsi
APBN
Bappeda,
Dinas PU Kabupaten, Bappeda,
Dinas PU Provinsi,
Kementrian PU dan BAPPENAS
1.3 Program Penyusunan Rencana
Detail Kawasan:
Penataan rinci wilayah
perkotaan
Peraturan zonasi wilayah
perkotaan
Perkotaan Tarempa;
Perkotaan Letung;
Perkotaan Tebangladan;
Perkotaan Payalaman;
Perkotaan Nyamuk;
Perkotaan Air Bini;
Perkotaan Air Asuk; dan
Perkotaan Ulu Maras.
APBD
Kabupaten
Bappeda,
Dinas PU Kabupaten
1.4 Program penyusunan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL)
Penataan bangunan dan
lingkungan
Perkotaan Tarempa;
Perkotaan Letung;
Perkotaan Tebangladan;
Perkotaan Payalaman;
Perkotaan Nyamuk;
Perkotaan Air Bini;
Perkotaan Air Asuk;
Perkotaan Ulu Maras.
APBD
Kabupaten
Bappeda Kabupaten,
Dinas PU Kabupaten
1.5 Program pengendalian kegiatan
komersial atau perdagangan
mencakup pertokoan, pusat
belanja, dan industri
Pengendalian kegiatan
Perkotaan Tarempa;
Perkotaan Letung;
Perkotaan Tebangladan;
Perkotaan Payalaman;
Perkotaan Nyamuk;
APBD
Kabupaten
Bappeda Kabupaten,
Dinas PU Kabupaten,
Dinas Perindustrian,
BLH,
Perhubungan
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 14
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
kegiatan komersial atau
perdagangan mencakup
pertokoan, pusat belanja, dan
industri
Perkotaan Air Bini;
Perkotaan Air Asuk; dan
Perkotaan Ulu Maras.
1.6 Program pengembangan Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL) :
Penataan PPL
Pengembangan PPL
Pengembangan pusat
pelayanan pedesaan
PPL Temburun di Kecamatan
Siantan Timur;
PPL Air Sena di Kecamatan
Siantan Tengah;
PPL Payalaman di Kecamatan
Palmatak;
PPL Rewak di Kecamatan
Jemaja.
PPL Piasan di Kecamatan
Palmatak; dan
PPL Kuala Maras di
Kecamatan Jemaja Timur.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Bappeda Kabupaten,
Dinas PU Kabupaten,
Pemdes,
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten,
Dinas Perindustrian
Kabupaten, Bappeda
Provinsi,
Dinas PU Provinsi,
Pemdes,
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Provinsi,
Perindustrian Provinsi
dan Kementrian Terkait
2 Perwujudan Sistem Prasarana
2.1 Sistem Jaringan Transportasi
a Program jalan dan jembatan
Pengembangan dan
peningkatan jalan kolektor primer 2
Ruas jalan Tarempa – Rintis; Ruas jalan Rintis – Konjo;
Ruas jalan Peninting -
Payalaman; Ruas jalan Payalaman – Mata
Kecil;
Ruas jalan Sp. Rintis –
Genting;
Ruas jalan Penebung –
Nyamuk; Ruas jalan Letung – Pasiran –
Kualamaras;
Ruas jalan Pasiran – Bandara; dan
Ruas jalan Letung – Kusik.
APBD Kabupaten
APBN
Dinas PU Kabupaten dan Kementerian PU
b Program jalan dan jembatan
Peningkatan dan pemeliharaan
jalan lokal primer
Ruas jalan Ladan – Pelabuhan Matak;
Ruas jalan Sp. Matak –
Langir; Ruas jalan Kuala Maras – Sei
Hulu;
Ruas jalan Sei Hulu – Letung; Ruas jalan Pasir Peti –
Tarempa;
Ruas jalan Kampung Melayu – Tiangau;
Ruas jalan Tebang – Langir;
Ruas jalan Payalaman – Langir; ruas jalan Air Asuk –
Lidi;
Ruas jalan Payalaman – Payamaram;
Ruas jalan Ulu Maras –
Genting Pulur; Ruas jalan Bukit Padi – Air
Biru;
Ruas jalan Rintis – Teluk Rambut;
Ruas jalan Putik – Teluk
Pering; Ruas jalan Tebang – Belibak;
Ruas jalan Melung – Air
Sena; ruas jalan Melung –
APBD Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU Kabupaten dan Provinsi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 15
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Teluk Durian; Ruas jalan Impol – Sunggak;
ruas jalan Air Bini – Genting;
Ruas jalan Muntai – Kp. Baru;
Ruas jalan Padang Melang –
Terdun; Ruas jalan Air Sena –
Peninting;
Ruas jalan dalam kota Tarempa;
Ruas jalan dalam kota
Letung; dan Ruas jalan pesisir pantai
Kantor Desa Air Sena –
Tanjung Datuk – Jembatan Anjur.
c Program rehabilitasi/
pemeliharaan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan lokal
primer
ruas jalan Ladan – Pelabuhan
Matak; Ruas jalanSp. Matak –
Langir;
Ruas jalanKuala Maras – Sei Hulu;
Ruas jalanSei Hulu – Letung;
Ruas jalanPasir Peti – Tarempa;
Ruas jalanKampung Melayu –
Tiangau; Ruas jalanTebang – Langir;
Ruas jalanPayalaman –
Langir; Ruas jalanAir Asuk – Lidi;
Ruas jalanPayalaman –
Payamaram; Ruas jalanUlu Maras –
Genting Pulur;
Ruas jalanBukit Padi – Air Biru;
ruas jalan Rintis – Teluk Rambut;
Ruas jalanPutik – Teluk
Pering; Ruas jalanTebang – Belibak;
Ruas jalanMelung – Air Sena;
Ruas jalanMelung – Teluk Durian;
Ruas jalanImpol – Sunggak;
Ruas jalanAir Bini – Genting; Ruas jalanMuntai – Kp. Baru;
Ruas jalanAir Sena –
Peninting;
Ruas jalandalam kota
Tarempa;
Ruas jalandalam kota Letung; dan
Ruas jalanpesisir pantai
Kantor Desa Air Sena – Tanjung Datuk – Jembatan
Anjur.
Jaringan jalan sekunder Kabupaten berupa jalan
menghubungkan pusat
kegiatan sekunder di kawasan perkotaan
.
APBD
Kabupaten APBD Provinsi
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi
Pembangunan jembatan Jembatan Antang – Jeruan;
Jembatan Penebung – Nyamuk; dan
APBN
APBD Provinsi APBD
Dinas PU Kabupaten,
Provinsi
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 16
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Jembatan Piabung – Air Asuk.
Kabupaten
d Program pembangunan dan
perawatan prasarana dan fasilitas
perhubungan (pembangunan terminal)
Pembangunan Terminal penumpang tipe C
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan;
Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Palmatak;
Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan
Selatan;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan
Tengah; dan
Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Timur.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
Perawatan Terminal
penumpang tipe C
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Jemaja;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Jemaja Timur;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Palmatak;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan
Selatan;
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan
Tengah; dan
Terminal penumpang tipe C
di Kecamatan Siantan Timur
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
Pembangunan Terminal
barang
Terminal barang di
Kecamatan Siantan; Terminal barang di
Kecamatan Jemaja Timur;
Terminal barang di Kecamatan Jemaja; dan
Terminal barang di
Kecamatan Siantan Selatan.
APBD
Kabupaten APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi
Perawatan Terminal barang Terminal barang di
Kecamatan Siantan;
Terminal barang di
Kecamatan Jemaja Timur;
Terminal barang di
Kecamatan Jemaja; dan
Terminal barang di
Kecamatan Siantan Selatan.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
e Program pengembangan unit
pengujian kendaraan bermotor
Lalu Lintas Angkutan Jalan
(LLAJ)
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
f Program rehabilitasi/
pemeliharaan prasarana dan
fasilitas LLAJ
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
g Program penyediaan sarana
informasi dan fasilitas
keselamatan LLAJ pada jalur
evakuasi kawasan rawan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 17
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
bencana
h program pengembangan jaringan
pelayanan lalu lintas
Pengembangan rute
transportasi
Tarempa – Matak;
Tarempa – Air Bini;
Tarempa – Air Asuk;
Air Bini – Nyamuk;
Matak – Air Asuk; dan
Letung – Ulu Maras.
APBD
Kabupaten
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten
i Program penyediaan data dan
informasi mengenai analisis
dampak serta manajemen lalu
lintas
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
j Program peningkatan pelayanan
angkutan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
k Program pengembangan dan
pemeliharaan jaringan angkutan
sungai, danau dan
penyeberangan
Lintas penyeberangan
anambas – natuna
Lintas penyeberangan
anambas – tanjung pinang
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Dinas
Perhubungan, Provinsi
l Program pembangunan dan
pemeliharaan pelabuhan
penyeberangan roro
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Kecamatan Jemaja Timur.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Dinas
Perhubungan, Provinsi
m Program peningkatan pelabuhan
Peningkatan kapasitas
pelabuhan pengumpul
Kecamatan Siantan.
Kecamatan Jemaja.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Dinas
Perhubungan, Provinsi
Peningkatan pelabuhan
pengumpan regional
Kecamatan Jemaja Timur. APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten; Dinas
Perhubungan, Provinsi;
dan Kementerian
Perhubungan
Peningkatan pelabuhan lokal Kecamatan Palmatak;
Kecamatan Siantan Tengah;
Kecamatan Siantan TImur;
dan
Kecamatan Siantan Selatan.
APBD
Kabupaten
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten
Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak
Swasta Swasta
n Program pengembangan alur
pelayaran luar negeri
Pengembangan alur pelayaran
luar negeri
Alur pelayaran Anambas –
Singapura;
Alur pelayaran Anambas –
Thailand;
Alur pelayaran Anambas –
Malaysia;
Alur pelayaran Anambas –
Vietnam; dan
Alur pelayaran Anambas –
Hongkong.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Swasta
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
dan Kementerian
Perhubungan Swasta
Program pengembangan
pelayanan transportasi laut
Pengembangan alur pelayaran
nasional
Tarempa – Letung – Kijang –
Tg. Priok (Jakarta);
Tarempa – Ranai – Sintete
(Prov. Kalimantan Barat);
Tarempa – Ranai – Pontianak
(Prov. Kalimantan Barat);
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
swasta
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
dan Kementerian
Perhubungan swasta
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 18
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Tarempa – Letung –
Tanjungpinang (Provinsi
Kepulauan Riau);
Tarempa – Letung – Kijang
(Provinsi Kepulauan Riau);
Tarempa – Kuala Maras –
Tanjungpinang (Provinsi
Kepulauan Riau); dan
Tarempa – Ranai (Provinsi
Kepulauan Riau).
Pengembangan alur pelayaran
lokal
Tarempa – Impul – Sunggak –
Keramut – Letung;
Tarempa – Lingai Kecil –
Kuala Maras;
Tarempa – Batu Belah – Air
Putih – Penebung – Tenggel –
Nyamuk;
Tarempa – Batu Belah –
Nokok – Munjan;
Tarempa – Pulau Ujung –
Mengkait;
Tarempa – Air Asuk –
Kampung Baru
– Lidi – Belibak – Tebang –
Ladan;
Tarempa – Genting – Kiabu;
Tarempa – Lingai Kecil –
Telaga Kecil
– Gunung Kahwa – Telaga
Besar;
Tarempa – Matak Kecil;
Tarempa – Payalaman; dan
Tarempa – Teluk Durian –
Nuan.
APBD
Kabupaten
Swasta
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten
Swastai
Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak Swasta Swasta
o Program pengembangan jalur pelayaran luar negeri
Pengembangan jalur pelayaran luar negeri
Alur pelayaran Anambas – Singapura;
Alur pelayaran Anambas –
Thailand; Alur pelayaran Anambas –
Malaysia;
Alur pelayaran Anambas – Vietnam; dan
Alur pelayaran Anambas –
Hongkong.
APBD Kabupaten
APBD Provinsi
APBN Swasta
Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
dan Kementerian Perhubungan Swasta
Program pengembangan
pelayanan transportasi laut
Pengembangan jalur pelayaran nasional
Tarempa – Letung – Kijang –
Tg. Priok (Jakarta);
Tarempa – Ranai – Sintete (Prov. Kalimantan Barat);
Tarempa – Ranai – Pontianak
(Prov. Kalimantan Barat); Tarempa – Letung –
Tanjungpinang (Provinsi
Kepulauan Riau); Tarempa – Letung – Kijang
(Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa – Kuala Maras –
Tanjungpinang (Provinsi
Kepulauan Riau); dan Tarempa – Ranai (Provinsi
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi APBN
swasta
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian
Perhubungan swasta
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 19
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Kepulauan Riau).
Pengembangan jalur pelayaran
lokal
Tarempa – Impul – Sunggak –
Keramut – Letung;
Tarempa – Lingai Kecil – Kuala Maras;
Tarempa – Batu Belah – Air
Putih – Penebung – Tenggel – Nyamuk;
Tarempa – Batu Belah –
Nokok – Munjan; Tarempa – Pulau Ujung –
Mengkait;
Tarempa – Air Asuk –
Kampung Baru
– Lidi – Belibak – Tebang –
Ladan; Tarempa – Genting – Kiabu;
Tarempa – Lingai Kecil –
Telaga Kecil – Gunung Kahwa – Telaga
Besar;
Tarempa – Matak Kecil; Tarempa – Payalaman; dan
Tarempa – Teluk Durian –
Nuan.
APBD
Kabupaten
Swasta
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten Swastai
Program pembangunan bandar
udara
Pembangunan bandar udara
perintis
Kecamatan Jemaja Timur.c APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Dinas PU, Dinas
Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kabupaten dan Provinsi
dan Kementrian PU,
Kementrian Perhubungan
Program pengembangan bandar
udara
Pengembangan bandara
khusus menjadi bandara
pengumpan
Kecamatan Palmatak. APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Swasta
Dinas PU Kabupaten;
Dinas PU Provinsi dan
Kementrian PU
Kementerian Perhubungan
dan BPMIGAS
Program pengembangan jalur
penerbangan
Jalur penerbangan nasional
Anambas – Batam;
Anambas – Tanjungpinang
Anambas – Natuna; dan
Anambas – Jakarta
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Swasta
APBD Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
2.2 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi
a Program pengembangan jaringan
pipa minyak dan gas
Pembangunan jaringan pipa
minyak dan gas bumi
Perairan Lepas Pantai
Kabupaten
Swasta Swasta
b Program pengembangan dan
peningkatan PLTD
Pengembangan, Pemeliharaan
dan Peningkatan PLTD
Kecamatan Siantan
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Jemaja
APBD
Kabupaten
Swasta
Dinas ESDM Kabupaten
dan PLN
c Program pengembangan
Pembangkit tenaga listrik
Pembangunan pembangkit
listrik mikro hidro
Kecamatan Siantan Timur APBD
Kabupaten
APBDN
Dinas ESDM , Kabupaten
dan APBN
Pembangunan, dan pemeliharaan
PLTS
PLTS Hybrid
PLTS Komunal
Desa dan Perdesaan APBD
Kabupaten
Dan APBN
Dinas Kabupaten terkait
Kementerian terkait
d Program pengembangan PLTG
Pembangunan PLTG
Kabupaten kepulauan anambas Swasta APBN Dinas ESDM
, Kabupaten dan Provinsi,
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 20
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Kementerian Terkait
e Pengembangan jaringan
transmisi dan distribusi tenaga
listrik
Pembanguan jaringan
transmisi
Jaringan transmisi Kecamatan
Palmatak – Kecamatan Siantan
Tengah
Jaringan transmisi Kecamatan
Siantan – Kecamatan Siantan
Selatan;
jaringan transmisi Kecamatan
Jemaja
– Kecamatan Jemaja Timur;
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas ESDM
, Kabupaten dan Provinsi,
Kementerian Terkait
Pembangunan jaringan
jaringan distribusi
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Jemaja;
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Jemaja Timur; dan
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Siantan Timur.
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Palmatak;
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Siantan;
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan Siantan Selatan;
Jaringan distribusi berada di
Kecamatan SiantanTengah;
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas ESDM
, Kabupaten dan Provinsi,
Kementerian Terkait
f Pembangunan sarana dan
prasarana depo minyak dan gas
bumi
Pulau matak
Pulau lainnya
Swasta Swasta
2.3 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
a Program pengembangan sistem
jaringan Telekomunikasi
Peningkatan sistem jaringan
kabel
Kecamatan Siantan. APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
Swasta
Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten dan
Provinsi
Swasta
Pengembangan jaringan kabel
bawah laut
Wilayah Perairan Lepas Pantai
Anambas
Swasta Swasta
b Program pengembangan dan
peningkatan jaringan nirkabel
Pengembangan dan
peningkatan jaringan satelit
Wilayah Kepulauan (pulau-
pulau terpencil)
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Swasta
Dinas Kominfo Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Kominfo Swasta
Pengembangan dan
pembangunan menara
Telkomunikasi
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Swasta
Dinas Kominfo Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Kominfo Swasta
2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
a Program peningkatan dan pengelolaan wilayah sungai
Inventarisasi data dan pengelolaan DAS
DAS Air Abu; DAS Bajau;
DAS Bajau;
DAS Jemaja; DAS Matak;
DAS Mubur;
APBD Kabupaten,
APBD
Provinsi APBN
Dinas PU, BLH, Kabupaten dan Provinsi
BPDAS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 21
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
DAS Siantan; dan DAS Batu Garam.
b Program peningkatan dan
pengelolaan sumber air untuk
irigasi dan jaringan irigasi
Peningkatan dan pengelolaan
sumber air untuk irigasi
Waduk David;
Waduk Matan; dan
Waduk Jelis.
Waduk Desa Langir
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU dan Dinas
Kehutanan, Pertanian
Perkebunan, Peternakan
dan Ketahanan Pangan
Kabupaten,
Kementerian Terkait
Peningkatan jaringan irigasi
teknis
Kecamatan Jemaja Timur.
Kecamatan Palmatak
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU dan Dinas
Kehutanan, Pertanian
Perkebunan, Peternakan
dan Ketahanan Pangan
Kabupaten,
Kementerian Terkait
c Program pengembangan dan
pengelolaan sumber air baku untuk air minum
Pengembangan sistem air baku untuk air minum
Pengelolaan sumber mata air
Sumber mata air Pulau Siantan;
Sumber mata air Pulau Matak; Sumber mata air Pulau Jemaja;
Sumber mata air Pulau Mubur;
dan Sumber mata air Pulau Bajau.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
APBN
Bappeda Dinas PU
PDAM, Kabupaten dan Provinsi, Kementerian
Terkait
Pengembangan dan
pengelolaan sumber air baku
buatan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU
PDAM, Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Pembangunan jaringan pipa air
bersih
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
Swasta
Dinas PU
PDAM, Kabupaten dan
Provinsi
d Program pengembangan sistem
pengenddlian daya rusak air
Pengembangan kolam
pengendali dan talud
Kecamatan Siantan APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Pengembangan chekdam
waduk david, waduk matan,
waduk jelis
Kecamatan Jemaja Timur. APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
e Program pengembangan
pengamanan pantai
Pengembangan pemecah
ombak
Kawasan pesisir Kabupaten APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Pengembangan tanggul
penahan gelombang
Kawasan pesisir Kabupaten APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
a Program pengembangan
sarana dan prasarana
persampahan Pembangunan
Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA)
Pulau Matak
Pulau Siantan
Pulau Jemaja
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
Kementerian Terkait
b Program pengembangan sarana
dan prasarana air minum
Pulau Siantan
Pulau Matak
APBD
Kabupaten
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 22
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Pengembangan dan
optimalisasi instalasi
pengolahan air minum
Pulau Jemaja
Pulau Bajau
APBD
Provinsi
APBN
Swasta
Terkait PDAM,
Pengembangan dan
peningkatan jaringan distribusi
air minum
Kawasan permukiman
perkotaan
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Pengembangan hidran umum Pedesaan dan pesisir APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Pengembangan air minum non
perpipaan
Pedesaan APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Program pengembangan sarana
dan prasarana pengelolaan
limbah
Pengembangan sarana dan
prasarana limbah domestik
Kawasan permukiman
perkotaan
Kawasan permukiman
pedesaan
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Dinas
Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
Kementerian Terkait
c Pengembangan septic tank
individual
Kawasan permukiman APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
Kementerian Terkait
Pengembangan IPLT Pulau Matak
Pulau Siantan
Pulau Jemaja
APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
Swasta
Dinas PU Kabupaten
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup, Swasta
Pengembangan sarana dan
prasarana limbah industri berupa
instalasi pengolahan air limbah
Kawasan industri Matak
Kawasan industri Jemaja
Kawasan industri Siantan
Swasta Swasta
Pengembangan pengolahan air limbah komunal
Kawasan permukiman pesisir dan pulau-pulau kecil
APBD Kabupaten
APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas PU Kabupaten Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Kementerian Terkait Swasta
d Pengembangan saluran drainase
Rencana pembangunan sistem
jaringan drainase yang
terintegrasi dengan sistem satuan
wilayah sungai
Wilayah sungai. APBD
Kabupaten
APBD
Provinsi
APBN
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
e Pengembangan sistem jaringan drainase terpadu di kawasan
perkotaan
Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; dan
Perkotaan Tebangladan.
APBD Kabupaten
APBD
Provinsi APBN
Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian
Terkait
2.6 Antisipasi Bahaya Bencana Alam
a Program pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana
Pembangunan jalur evakuasi
bencana
Jalan Tarempa – Rintis Kecamatan Siantan;
Jalan Letung – Kuala Maras
Kecamatan Jemaja; Jalan Ulu Maras – Kuala Maras
Kecamatan Jemaja Timur;
APBD Kabupaten
APBD
Provinsi APBN
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 23
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana
Jalan Air Bini - Rintis Kecamatan Siantan Selatan;
dan
Jalan lokal yang menuju perbukitan yang lebih tinggi.
Terkait
Pembangunan ruang evakuasi
bencana
Batu Tambun Kelurahan
Tarempa Kecamatan Siantan;
Desa Kuala Maras Kecamatan Jemaja Timur;
Terminal tipe C berada di
Kabupaten Kepulauan Anambas.; dan
Kantor kecamatan berada di
tiap ibukota kecamatan.
APBD
Kabupaten
APBD Provinsi
APBN
Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Kabupaten dan
Provinsi Kementerian Terkait
I.3.3.2. Perwujudan Pola Ruang
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
Perwujudan pola ruang darat
1 Perwujudan Kawasan Lindung
1.1 Kawasan Hutan Lindung
a
Program penetapan batas hutan lindung
Kecamatan Jemaja Timur;
Kecamatan Palmatak;
dan Kecamatan Siantan
Tengah.
APBD Provinsi APBN
Dinas Kehutanan, Provinsi Kementerian
Kehutanan
b Program percepatan reboisasi Kecamatan Jemaja
Timur; Kecamatan Palmatak;
dan
Kecamatan Siantan Tengah.
APBD
Kabupaten APBD Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian Terkait
Swasta
c Program pengendalian
pemanfaatan ruang dan
pelestarian ekosistem
Kecamatan Jemaja
Timur;
Kecamatan Palmatak; dan
Kecamatan Siantan
Tengah.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN Swasta
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait Swasta
1.2 Kawasan Resapan Air
a Program perlindungan,
konservasi dan pemulihan
daerah resapan air dan sumber
daya alam
Kawasan resapan air
Batu Tabir di Kecamatan
Siantan;
Kawasan resapan air
Batu Tambun di
kecamatan Siantan
Kawasan resapan air
Rintis di Kecamatan
Siantan; dan
Kawasan resapan air
Teluk Rambut di
Kecamatan Siantan
Selatan.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta
1.3 Kawasan Resapan Air
a Program penataan kawasan
sekitar sempadan pantai
pengamanan daerah sempadan
pantai
Pengendalian rencana
Daratan sepanjang tepian
laut
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 24
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
kegiatan budidaya di
sepanjang sempadan pantai
yang dapat mengganggu
atau merusak kualitas air,
kondisi fisik dan dasar
pantai serta alirannya
Pengendalian kegiatan yang
telah ada di sekitar daerah
sempadan pantai dan
pengamanan daerah tepi
pantai
b Program penataan kawasan
sekitar sempadan sungai
Pengamanan daerah aliran
sungai
Pengendalian rencana
kegiatan budidaya di
kawasan tepi sungai yang
dapat merusak kawasan tepi
sungai
Pengendalian kegiatan yang
telah ada di sekitar tepi
sungai dan anak sungai
Penetapan sempadan sungai
di wilayah Kabupaten
Penetapan pemanfaatan
ruang sempadan sungai
Penghijauan.
Daratan sepanjang tepian
sungai
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta
c Program rehabilitasi dan
revitalisasi kawasan sekitar
waduk
Penetapan batas sempadan
waduk dan mata air
Pengamanan daerah
sepanjang tepi waduk dan
mata air
Pengendalian pemanfaatan
ruang kawasan sekitar
waduk dan mata air
Melakukan program
pembinaan, penyuluhan
kepada masyarakat dalam
upaya pelestarian kawasan
Penghijauan
Kecamatan Jemaja
Timur.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda Dinas PU
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
d Program rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sekitar
mata air
Penetapan pemanfaatan ruang di sempadan saluran
irigasi
Pengamanan daerah sepanjang tepi waduk dan
mata air
Pengendalian pemanfaatan
ruang kawasan sekitar waduk dan mata air
Melakukan program
pembinaan, penyuluhan
Kecamatan Siantan; Kecamatan Palamtak;
Kecamatan Jemaja; dan
Kecamatan Jemaja Timur.
APBD Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 25
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan
Penghijauan
1.4 Kawasan Hutan Mangrove
a Program Penataan dan Perlindungan Kawasan
Mangrove
kawasan hutan mangrove Desa Keramut
Kecamatan Jemaja;
kawasan hutan mangrove Desa Ulu Maras
Kecamatan Jemaja
Timur; kawasan hutan mangrove
Desa Kuala Maras
Kecamatan Jemaja Timur;
kawasan hutan mangrove
Desa Telaga Kecil Kecamatan Siantan
Selatan;
kawasan hutan mangrove Desa Batu Belah
Kecamatan Siantan
Timur; kawasan hutan mangrove
Desa Teluk Siantan
Kecamatan Siantan Tengah;
kawasan hutan mangrove
Desa Putik Kecamatan Palmatak.
APBD Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
1.5 Kawasan Rawan Bencana
a Program perencanaan
kawasan siaga banjir
penyusunan data dan
informasi kawasan rawan
bencana banjir
Kecamatan Siantan. APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda, Dinas PU,
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
1.6 Kawasan Lindung Lainnya
a Program pengendalian dan
pengawasan kegiatan
budidaya di sekitar pulau-
pulau kecil
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda, DKP dan
Kehutanan, Kabupaten
dan Provinsi
b Program fasilitasi pemasaran
hasil produksi kehutanan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
c Program pengembangan,
pemanfaatan, dan
pengendalian kawasan hutan
produksi terbatas
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
d Program melakukan program
pembinaan, penyuluhan
kepada masyarakat dalam
upaya pelestarian kawasan.
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
2 Perwujudan Kawasan Budidaya
2.1 Kawasan Hutan Produksi
a Program penetapan kawasan
dan strategi penanganan
kawasan hutan produksi
Kawasan Hutan
Produksi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 26
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
berdasarkan kesesuaian
tanahnya;
b Program peningkatan pola
tanam dan pola tata tanam
Kawasan Hutan
Produksi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
c Program fasilitasi pemasaran
hasil produksi kehutanan
Kawasan Hutan
Produksi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
d Program pengembangan,
pemanfaatan, dan
pengendalian kawasan hutan
produksi terbatas
Kawasan Hutan Produksi
Terbatas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
e Program pemantauan secara
rutin untuk mencegah
terjadinya penebangan liar dan
kebakaran hutan
Kawasan Hutan Produksi
.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
f Program koordinasi,
inventarisasi, dan penyusunan
rencana strategis penanganan
lahan kritis pada kawasan
hutan produksi
Kawasan Hutan
Produksi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda dan Kehutanan,
Kabupaten dan Provinsi
2.2 Kawasan Hutan Produksi
a Program penetapan dan
pengembangan sentra
produksi pertanian untuk
mendukung
pengembangan kawasan
strategis Kabupaten.
Kecamatan Jemaja
Kecamatan Jemaja Timur
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Dinas PU
Kabupaten dan Provinsi
b penyusunan data dan
informasi kawasan pertanian
untuk mendukung kawasan
strategis Kabupaten;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Dinas PU
Kabupaten dan Provinsi
c Program pengembangan
prasarana dan sarana pertanian
guna mendukung kawasan
strategis
Kecamatan Jemaja
Kecamatan Jemaja Timur
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Dinas PU
Kabupaten dan Provinsi
e Program pengembangan
kegiatan agribisnis,
agrowisata, dan industri
pengolahan pertanian
Kecamatan Jemaja
Kecamatan Jemaja Timur
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Dinas PU
Kabupaten dan Provinsi
e Program peningkatan
produktivitas pertanian;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Dinas PU
Kabupaten dan Provinsi
f Program penguatan
kelembagaan petani terkait
dengan pengelolaan lahan,
penggunaan pupuk organik,
pengangkutan, pengolahan
dan pemasaran serta
permodalan.
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi Swasta
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Kabupaten dan
Provinsi Swasta
g Program penyusunan
kebijakan revitalisasi
pertanian;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Kabupaten dan
Provinsi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 27
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
h Program monitoring dan
evaluasi revitalisasi pertanian;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Kabupaten dan
Provinsi
i Program peningkatan produksi
komoditas holtikultura;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Kabupaten dan
Provinsi
j Program penetapan batas
kawasan perkebunan yang
potensial dan tidak berada
pada kawasan lindung;
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan Kabupaten dan
Provinsi
k Program pengembangan
Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
Kecamatan Jemaja
Kecamatan Jemaja Timur
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Pertanian
Kabupaten dan Provinsi
l Program peningkatan
teknologi produksi dan
pemasaran hasil perkebunan.
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Perkebunan
Kabupaten dan Provinsi
m Program peningkatan produksi
komoditas melalui
intensifikasi lahan, bantuan
sarana produksi, peningkatan
keterampilan budidaya, dan
pengolahan pasca panen.
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
dan Provinsi
n Program penetapan kawasan
dan sentra peternakan untuk
Kabupaten
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Dinas Peternakan dan
Pertanian , Kabupaten
dan Provinsi
o Program pembangunan sarana
dan prasarana peternakan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Peternakan dan
Pertanian, Kabupaten dan
Provinsi
2.3 Kawasan Peruntukan Perikanan
a Program penyusunan data dan
informasi kawasan perikanan
untuk mendukung kawasan
anadalan nasional, kawasan
strategis Provinsi dan kawasan
strategis Kabupaten
Kecamatan Siantan
Tengah
Kecamatan Siantan
Selatan
Kecamatan Jemaja;
Kecamatan Jemaja
Timur
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
Kecamatan Siantan
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta Swadaya
masy.
Dinas Kelautan dan
Perikanan, Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta Masyarakat
b Program penyusunan master
plan kawasan ekonomi
terpadu perikanan tangkap
Kabupaten guna menunjang
Kawasan Andalan Nasional
Kecamatan Siantan
Timur
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta Swadaya
masy.
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta Masyarakat
c Program penetapan dan Kecamatan Siantan APBD Dinas
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 28
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
pengembangan kawasan
sentra produksi perikanan
untuk mendukung
pengembangan kawasan
minapolitan dan kawasan
ekonomi terpadu perikanan
tangkap Kabupaten
Tengah
Kecamatan Palmatak
Kecamatan Siantan
Timur
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta Swadaya
masy.
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
Swasta Masyarakat
d Program pengembangan
komoditas perikanan unggulan
dengan pemasaran nasional
dan ekspor
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swadaya masy.
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan,
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Perindustrian dan
Perdagangan Pelaku
Usaha
e Program pengembangan
industri pengolahan perikanan
Kawasan Ekonomi
Terpadu
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi Swasta
Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan,
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten
dan Provinsi
Swasta
f Program peningkatan kegiatan
penyuluhan perikanan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU dan Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi
g Program pengembangan
prasarana dan sarana
perikanan
Kecamatan Siantan
Tengah; dan
Kecamatan Siantan
Selatan.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU dan Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi
h Program peningkatan standar
mutu, dan nilai tambah produk
perikanan
Kecamatan Siantan
Tengah;dan
Kecamatan Siantan
Selatan.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU dan Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi
i Program penguatan
kelembagaan nelayan dan
pembudidaya ikan terkait
dengan peralatan budidaya,
pengangkutan, pengolahan
dan pemasaran serta
permodalan.
Kecamatan Siantan
Tengah;dan
Kecamatan Siantan
Selatan.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi Swasta
Dinas PU dan Dinas
Perikanan,Pertanian dan
Pangan, Kabupaten dan
Provinsi Swasta
j Program pengembangan
kawasan pelabahuan
perikanan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Dinas TerkaitKabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
2.4 Kawasan Peruntukan Pertambangan
a Identifikasi potensi tambang
b Program penetapan kawasan
pertambangan yang dapat dieksploitasi untuk
mendukung kawasan andalan
nasional
Kawasan Andalan
Nasional di Kabupaten Kepulauan Anambas.
APBD
Kabupaten APBD Provinsi APBN
Bappeda
Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Dinas
ESDM, Kabupaten dan Provinsi Kementerian
Terkait
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 29
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
c Program optimasi pemanfaatan sumberdaya
tambang dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan
Kabupaten Kepulauan Anambas.
APBD Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Dinas ESDM Kabupaten
dan Provinsi
d Program penyusunan profil potensi, prosedur dan
mekanisme perizinan serta
rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing Wilayah
Usaha Pertambangan (WUP),
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah
Pertambangan Nasional
(WPN), dan promosi untuk
menarik investasi
pengembangan bidang pertambangan dan energi
Kabupaten Kepulauan Anambas.
APBD Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Dinas ESDM Kabupaten
dan Provinsi
e Program evaluasi status perizinan kuasa pertambangan
Kabupaten Kepulauan Anambas.
APBD Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi
f Program pengendalian
kegiatan penambangan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi
g Program pemantauan dan
pengendalian kawasan usaha
pertambangan
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Perhubungan dan
Lingkungan Hidup
Dinas ESDM, Kabupaten dan
Provinsi
2.5 Kawasan Peruntukan Industri
a Program pengembangan
kawasan industri pendukung
migas
Kecamatan Palmatak APBD
Kabupaten Swasta
Dinas Terkait Swasta
b Program pengembangan
kawasan industri ship service
Kecamatan Jemaja APBD
Kabupaten Swasta
Dinas Terkait Swasta
c Program pengembangan,
penataan dan pemantauan
kawasan sentra industri
sedang dan industri kecil dan
mikro
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Dinas
Perhubungan dan
Lingkungan Hidup,
Kabupaten dan Provinsi
d Program pengembangan
industri pembuatan kapal kecil
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten Swadaya
masyarakat
Dinas Terkait Kabupaten
Swadaya masyarakat
e Program pengembangan
industri pengolahan hasil
perikanan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas terkait di
Kabupaten dan Provinsi
f Peningkatan kualitas sumber
daya manusia lokal untuk
mendukung penyediaan
tenaga kerja
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Disnakertrans Kabupaten
2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata
a Program pengembangan dan
promosi paket-paket kegiatan
pariwisata melalui berbagai
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Dinas Pariwisata,
Kabupaten dan Provinsi
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 30
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
media, dan melaksanakan
berbagai kegiatan promosi
b Program pengembangan
kawasan wisata secara terpadu
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Dinas Pariwisata,
Kabupaten dan Provinsi
b Program penataan dan
pemantapan kawasan wisata
alam dan wisata budaya
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Dinas PU Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika, Dinas
Pariwisata Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
c Program pengembangan
prasarana dan sarana
pendukung kegiatan
pariwisata
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Bappeda Dinas PU Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika, Dinas
Pariwisata Kabupaten dan
Provinsi Kementerian
Terkait
d Program pembentukan pusat
informasi pariwisata terpadu
dan sistem informasi
manajemen promosi
pariwisata daerah
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas Pariwisata, Badan
Penanaman Modal Dinas
Komunikasi dan
Informatika, Kabupaten
dan Provinsi
e Program penyediaan fasilitas
penginapan.
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi Swasta
Dinas Pariwisata,
Kabupaten dan Provinsi
Swasta
2.7 Kawasan Peruntukan Permukiman
a Program pengembangan
perumahan perkotaan
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi
b Penyusunan data dan
informasi kawasan
permukiman perkotaan
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi
c Pengembangan kawasan
permukiman perkotaan
terpadu
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU Kabupaten dan
Provinsi
d Pemetaan zona permukiman
eksisting dan kawasan siap
bangun
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kantor
Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten dan
Provinsi
e Pengadaan perumahan melalui
subsidi KPR- Rumah Sangat
Sederhana
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten
Dinas PU, Kabupaten
f Penyusunan rencana induk
Kawasan Siap Bangun
(KASIBA) dvan Lingkungan
Siap Bangun (LISIBA)
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kantor
Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten dan
Provinsi
g Penyediaaan sarana dan
prasarana permukiman
perkotaan yang nyaman;
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
h Mengembangkan fasilitas
ruang publik dan RTH
perkotaan
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 31
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
i Revitalisasi permukiman
kumuh di kawasan perkotaan
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
j Penyediaan berbagai fasilitas
sosial ekonomi yang mampu
mendorong perkembangan
kawasan perkotaan
Kawasan Perkotaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
k Program pengembangan
perumahan pedesaan
Kawasan Pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
l Penyusunan data dan
informasi kawasan
permukiman pedesaan
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
m Pengembangan kawasan
permukiman pedesaan mandiri
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
n Pemetaan zona permukiman
eksisting dan kawasan siap
bangun
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
o Pengadaan perumahan melalui
subsidi KPR- Rumah Sangat
Sederhana
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
p Penyediaaan sarana dan
prasarana permukiman
pedesaan
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
q Revitalisasi permukiman
kumuh di kawasan pedesaan
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
r Penyediaan fasilitas sosial dan
fasilitas umum
Kawasan pedesaan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Kabupaten dan
Provinsi
2.8 Kawasan Peruntukan Lainnya
a Peningkatan dan
pengembangan infrastruktur
pendukung tugas pengamanan
dan keamanan kawasan dan
negara.
Kabupaten Kepulauan
Anambasz
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Pemerintah Kabupaten,
Provinsi dan Pusat
b Program pembangunan
kawasan pusat pemerintahan
Kecamatan Siantan APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
c Program pengembangan
kawasan reklamasi pantai
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Dinas Terkait Kabupaten
dan Provinsi Kementerian
Terkait
Perwujudan pola ruang laut
1 Perwujudan Kawasan Konservasi
1.1 Kawasan Konservasi Perairan
a Program penetapan batas KKP Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Pemerintah Kabupaten,
Provinsi dan Pusat
b Program penyusunan rencana
zonasi KKP
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Pemerintah Kabupaten,
Provinsi dan Pusat
c Program pengendalian Kabupaten Kepulauan APBD Pemerintah Kabupaten,
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 32
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
pemanfaatan ruang dan
pelestarian ekosistem KKP
Anambas Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Provinsi dan Pusat
Swasta
1.2 Kawasan Pemanfaatan Umum
a Program pengembangan dan
pengendalian pertambangan
migas lepas pantai
Lepas pantai perairan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
d Program pengembangan wisata
bahari
Kawasan Pulau Penjalin,
Pulau Kelong, Pulau
Tokong Belayar, Pulau
Durai dan Pulau Piacuk
berada di Kecamatan
Palamatak;
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
e Program pengembangan
budidaya perikanan laut
Pengembangan kawasan
budidaya rumput laut di
Kecamatan Kecamatan
Siantan Tengah :
Kecamatan Siantan
Timur dan Kecamatan
Jemaja, Kecamatan
Jemaja Timur; dan
Pengembangan kawasan
budidaya perikanan
keramba jaring apung
dan keramba jaring
tancap di kecamatan
Kecamatan Siantan
Tengah, Kecamatan
Siantan Timur,
Kecamatan Palmatak.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
f Program pengembangan
penangkapan ikan
Laut Natuna
Laut Cina Selatan
Selat Karimata
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
g Program Pengembangan
Kawasan Labuh Jangkar
kawasan labuh jangkar
perairan selat matak dan
perairan teluk luwe
tarempa dan jemaja
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
1.3 Jalur Laut
a Program pengembangan dan
penataan jalur pelayaran
Perairan untuk jalur
pelayaran dalam wilayah
kabupaten;
Perairan untuk jalur
pelayaran nusantara;
Perairan untuk jalur
pelayaran internasional;
Perairan untuk pipa
bawah laut; dan
Perairan untuk kabel
bawah laut
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi APBN
Swasta
Dinas Terkait di
Kabupaten dan Provinsi
Kementrian Terkait
Swasta
Perwujudan Kawasan Strategis
1 Kawasan Strategis Nasional
1.1 Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 33
No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana
a Program peningkatan kualitas
pelayanan sistem mercusuar
Kawasan Strategis
Nasional.
APBD
Kabupaten APBN
Dinas Perhubungan,
Kabupaten dan
Kementrian Perhubungan
b Program peningkatan kualitas
sistem radar
Kawasan Strategis
Nasional.
APBD
Kabupaten APBN
Dinas perhubungan
Kabupaten dan
Kementrian Perhubungan
c Program penelitian dan
pengembangan sistem
pendeteksian gelombang laut
Kawasan Strategis
Nasional.
APBD
Kabupaten APBN
Bappeda, Dinas
perhubungan, Kabupaten
dan Kementrian
Perhubungan
2 Kawasan Strategis Provinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten
2.1 Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
a Penyusunan Master Plan
Kawasan Strategis Kabupaten;
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Dinas DKP,
Dinas Pariwisata dan
Dinas Pertanian
Kabupaten dan Provinsi
b Penuyusunan Detail
Engineering Design (DED)
Kawasan Strategis Kabupaten;
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Dinas DKP,
Dinas Pariwisata dan
Dinas Pertanian
Kabupaten dan Provinsi
c Penyusunan Rencana Induk
Kawasan Strategis Kabupaten;
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Dinas DKP,
Dinas Pariwisata dan
Dinas Pertanian
Kabupaten dan Provinsi
d Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kawasan Strategis
Kabupaten;
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda Dinas PU,
Kabupaten dan Provinsi
e Program pengembangan
prasarana dan sarana
pendukung Kawasan Strategis
Kabupaten
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu,
Kabupaten dan Provinsi
f Program pengembangan sarana
dan prasarana dasar Kawasan
Strategis sebagai pusat
pelayanan ekonomi dan sosial
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Bappeda
Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu,
Kabupaten dan Provinsi
g Pengembangan prasarana dan
sarana pendukung Kawasan
Strategis Kabupaten
Kawasan Strategis
Kabupaten; dan
Kawasan Strategis
Provinsi.
APBD
Kabupaten APBD
Provinsi
Dinas PU, Dinas DKP,
Dinas Pariwisata dan
Dinas Perhubungan
Kabupaten dan Provinsi
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 34
I.4. Sistematika Penulisan
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-2021 ini disajikan dalam
sistematika sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan mengenai latar belakang penyusunan RPJM Daerah, dasar hukum,
konsistensi antara dokumen RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya seperti
RPJMN, RPJP Kabupaten dan RTRW, sistematika dan maksud serta tujuan penyusunan
RPJMD
1.1 Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RPJM Daerah, kedudukan RPJM
Daerah dengan dokumen yang ada diatas dan dibawahnya serta pedoman dalam
merumuskan dokumen.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan RPJM Daerah, baik yang berskala nasional, maupun lokal. Dalam hal
ini kalau di daerah telah diterbitkan Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan
Kepala Daerah (PERKADA) yang mengatur tentang perencanaan dan penganggaran
ataupun tentang tata cara penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan
musrenbang, perlu dicantumkan.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RPJM Daerah dengan dokumen lain yang relevan
beserta penjelasannya. Keterhubungan dengan dokumen lain, seperti: RPJM
Nasional, RPJP kabupaten dan RTRW kabupaten
1.4 Sistematika Penulisan
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RPJMD terkait dengan pengaturan
bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.
1.5 Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RPJMD bagi
daerah yang bersangkutan dan sasaran penyusunan dokumen RPJMD bagi daerah
yang bersangkutan
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasardasar
analisis, Gambaran Umum Kondisi Daerah yang meliputi Aspek Geografi dan Demografi
serta Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspekdaya saing daerah. Bagian ini dijabarkan
berdasarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap
perumusan. Tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi
daerah ditampilkan dalam penyajian. Hanya informasi yang relavan dan penting saja yang
perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen. Suatu informasi
dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang
selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala
daerah, dan kebutuhan perumusan strategi.
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi
umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan
bencana. Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti
ukuran, struktur dan distribusi penduduk.
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pembahasan pada sub bab aspek kesejahteraan sosial yaitu menganalisis tingkat
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 35
keberhasilan daerah berdasarkan capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga
2.3 Aspek Pelayanan Umum
Pada aspek pelayanan terbagi atas layanan wajib dan pulihan. Analisis kinerja atas
layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja
penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan
pendidikan dan kesehatan. Sementara untuk layanan urusan pilihan fokus pada
bidang investasi, pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata
dan bidang ekonomi lainnya
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah berupa fasilitas
wilayah atau infrastruktur dan iklim berinvestasi. Fokus berikutnya adalah pada
sumber daya manusia.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Bagian ini menguraikan kinerja pelaksanaan APBD yaitu dengan menganalisis
perkembangan pendapatan yaitu proporsi sumber pendapatan dan pencapaian
kinerja pendapatan. Selanjutnya menganalisis gambaran realisasi belanja daerah
yang terdiri dari belanja lansung dan tidak langsung. Pada bagian ini juga
membandingkan realisasi APBD daerah dengan daerah lain juga standar nasional,
menganalisis faktor pendorong dan penghambat realisasi APBD, dan menggali
potensi dan tantangan perkembangan ke depan ditinjau dari perspektif regional, dan
nasional. Terakhir bagian ini juga menguraikan mengenai Perkembangan Neraca
Daerah, Analisis Rasio Likuiditas, Analisis Rasio Solvabilitas dan Analisis Rasio
Aktivitas.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Bagian ini menjabarkan tentang pengelolaan keuangan melalui analisis terhadap
proporsi pengggunaan anggaran. Proporsi penggunaan anggaran ini digunakan
untuk melihat seberapa besar persentase penggunaan anggaran yang digunakan
untuk membiayai belanja pegawai dari total pengeluaran pemerintah daerah.
3.3 Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Kapasitas riil dilihat berdasarkan
analisis belanja, pengeluaran periodik, proyeksi data masa lalu, perhitungan
kerangka pendanaan dan proyeksi pembiayaan daerah.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka
menengah. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan
isu strategis.
4.1 Permasalahan Pembangunan
Pada sub bab ini menyajikan permasalahan pada penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan analisis yang merujuk pada
identifikasi permasalahan pembangunan daerah. Permasalahan-permasalahan yang
disajikan menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun
ke depan.
4.2 Isu-Isu Strategis
Bagian ini merumuskan isu strategis berupa permasalahan, peluang, kekuatan dan
tantangan pembangunan yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional
maupun regional. Isu strategis yang disajikan adalah isu yang bersifat dapat
memberikan manfaat/pengaruh di masa datang terhadap daerah tersebut.
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 36
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini berisi rumusan visi, misi, tujuan serta sasaran.
5.1 Visi
Memuat visi daerah yang hendak dicapai dalam lima tahun periode RPJMD.
Selanjutnya visi dijabarkan berdasarkan makna yang terkandung dalam kalimat visi
tersebut.
5.2 Misi
Mermuat rumusan misi yaitu merupakan penjabaran misi yang berisi upaya yang
akan dilakukan agar visi dapat terwujud.
5.3 Tujuan dan Sasaran
Memuat rumusan tujuan dan sasaraan yaitu sebagai turunan misi sebagai wujud
pencapaian terhadap misi. Tujuan dan sasaran bisa diartikan sebagai upaya-upaya
yang dilakukan agar misi dapat tercapai.
5.4 Agenda Prioritas
Merupakan penjabaran agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga
perwujudan dari misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur.
Agenda-agenda prioritas berisi janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala Daerah
yang telah disampaikan pada saat kampanye.
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini menjelaskan tentang rumusan perencanaan komprehensif tentang pemerintah
daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
6.1 Strategi
Sub bab ini menjelaskan terkait strategi yaitu merupakan langkah-langkah yang
berisikan program-program indikatif yang mewujudkan visi dan misi.
6.2 Arah Kebijakan
Menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas
dengan serangkaian tahapan kebijakan yang akan dilakukan agar tujuan dan sasaran
tersebut dapat tercapai
BAB
VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan daerah yang dirumuskan pada bab vi strategi dan arah kebijakan untuk
merumuskan program pembangunan daerah dan indikator kinerja (outcome) dalam
rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam bab v visi, misi,
tujuan dan sasaran.
BAB
VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN
Pada bab ini menguraikan seluruh program yang hendak dilaksanakan dalam jangka
waktu lima tahun, disertai dengan indikator program, target kinerja program serta pagu
indikatif seluruh program.
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Pada bab ini menetapkan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah juga
digunakan sebagai indikator pembanding guna mengetahui tingkat keberhasilan daerah
dengan daerah lainnya. Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i)
aspek kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing
daerah.
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Pedoman transisi dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan
mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD ini berakhir, sehingga RPJMD Kabupaten
Kepulauan Anambas 2016-2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun
pertama di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih. Sementara kaidah
elaksanaan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD
RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 38
I.5. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021 adalah:
1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan;
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang
akan datang;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan
di Kabupaten Kepulauan Anambas;
4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan;
5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor
pembangunan dan antar tingkat pemerintah; dan
6. Memberikan tolok ukur keberhasilan pembangunan PD dan Kepala Daerah.
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 42
II.1. Aspek Geografi dan Demografi
Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi
umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana.
Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti ukuran, struktur
dan distribusi penduduk.
II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan daerah otonom maritim yang
beribukota di Tarempa dan terdiri dari tujuh kecamatan dengan dua kelurahan dan 52
desa. Ketujuh kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Jemaja, Kecamatan Jemaja Timur,
Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan
Siantan Tengah, dan Kecamatan Palmatak.
Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 46.664,14 km² atau 2,47
persen dari luas Indonesia yang memiliki luas 1.890.754 km². Luasan Kepulauan
Anambas terdiri atas luas daratan 634,37 km² atau 1,36 persen dan luas lautan 46.029,27
km² atau 98,64 persen dengan panjang garis pantai adalah 1.128,57 km. Kecamatan
Jemaja Timur mempunyai luas wilayah terbesar yaitu 154,24 km² sedangkan Kecamatan
Siantan Tengah mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 22,14 km². Untuk luas wilayah
menurut kecamatan tersaji pada Tabel II.1.
Secara administratif Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk dalam gugusan
Kepulauan Anambas di laut China Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Vietnam.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bintan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Malaysia.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Natuna.
Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Wilayah Daratan (km2)
Jemaja Letung 78,26
Jemaja Timur Kuala Maras 154,24
Siantan Selatan Air Bini 115,48
Siantan Tarempa 45,39
Siantan Timur Nyamuk 88.92
Siantan Tengah Air Asuk 22,14
Palmatak Tebang Ladan 129,94
Jumlah 634,37
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016
II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi
Secara geografis Kabupaten Kepulauan Anambas terletak diantara 2°10’0”-
3°40’0”LU sampai dengan 105°15’0”−106°45’0” BT, hal ini berdasarkan pada UU No.
33 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi
Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari gugusan pulau-pulau besar
Tabel II.1. Luas
Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas
Menurut Kecamatan
Tahun 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 43
dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah administratifnya dan berbatasan langsung
dengan negara lain atau lautan internasional. Dengan jumlah pulau-pulau sebanyak 255
pulau, tentunya memerlukan penanganan khusus terkait dengan otoritas batas wilayah
daerah. Kabupaten Kepulauan Anambas juga memiliki lima buah pulau terluar yaitu Pulau
Tokong Berlayar, Pulau Tokong Nenas, Pulau Mangkai, Pulau Damar, dan Pulau Tokong
Malang Biru.
II.1.3. Klimatologi
Dari hasil pemantauan BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Kabupaten
Kepulauan Anambas, selama tahun 2015 suhu minimum di wilayah ini berkisar antara
24,40°C sampai 27,50°C dan suhu maksimum berkisar antara 27,20°C sampai 30,40°C.
Tekanan udara selama 2015 adalah minimum 1.008,00 mbdan maksimum 1.012,00 mb
Sementara itu kelembaban udara minimum sebesar 69 persen dan kelembaban maksimum
sebesar 98 persen. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di bulan Desember yaitu 544,50
mm. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 22 hari terjadi di bulan
November.
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki lautan lepas yang luas. Hal tersebut
menyebabkan fenomena arah angin sangat berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial
ekonomi masyarakatnya. Tercatat rata-rata kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 6
knot. Hal ini sangat mempengaruhi kelancaran transportasi terutama laut dan udara.
Selanjutnya, penyinaran matahari terendah tercatat sebesar 31 persen dan
tertinggi sebesar 77 persen di tahun 2015. Kondisi ini juga cukup mempengaruhi
kehidupan masyarakat di kabupaten ini yang sebagian besar adalah petani dan nelayan.
Untuk suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan setiap bulannya telah tersaji pada
Tabel II.2.
Bulan Suhu Udara Rata-rata Kelembaban Udara Rata-rata
Curah Hujan Maksimum Minimum Maksimum Minimum
Januari 28.10 23,10 89 73 193,10
Februari 28,50 24,30 90 7 47,20
Maret 29,60 24,20 90 68 63,50
April 31,60 24,60 91 66 95,90
Mei 33,20 25,40 91 63 95,40
Juni 33,10 24,40 91 62 149,30
Juli 32,90 24,70 89 62 139,40
Agustus 32,70 24,30 90 62 111,10
September 32,40 25,80 89 63 55,70
Oktober 32,30 24,90 91 64 102,80
November 31,20 24,50 94 70 350,40
Desember 300 25,80 91 70 164,20
2014 31,23 24,72 91 66 178,73
2013 31,49 23,92 91 68 228,20
2012 31,64 23,94 88 66 188,40
Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016
II.1.3.1. Penggunaan Lahan
Status pemilikan lahan di Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi menjadi empat
yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan. Jumlah kepemilikan
lahan terbesar adalah lahan hak milik dengan luasan 13.54.268 m2 yang terbagi menjadi
2.739 bidang. Sedangkan luasan terkecil adalah lahan hak pengelolaan dengan jumlah
Tabel II.2. Suhu udara,
Kelembaban Udara dan
Curah Hujan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 44
luasan sebesar 50.500 m2. Status pemilikan tanah menurut kecamatan tersaji pada Tabel
II.3.
Kecamatan Hak Milik Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Pengelolaan
Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2)
Jemaja 141 412.216 6 1.287 10 85.164 - -
Jemaja Timur 1.229 7.634.359 - - 24 105.145 - -
Siantan Selatan 4 43.327 41 778.761 1 422 - -
Siantan 895 1.321.579 28 12.504 117 508.640 1 50.500
Siantan Timur 108 1.218.911 - - 95 118.824 - -
Siantan Tengah 65 109.870 - - - - - -
Palmatak 297 2.314. 006 5 180.074 17 559.587 - -
2014 2.739 13.054.268 81 972.726 264 1.270.782 1 50.500
2013 2.617 12.497.652 52 808.748 79 1.461.207 1 50.500
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, yang mana merupakan aset
penting dalam menggerakkan pembangunan suatu daerah. Diharapkan bukan hanya
jumlahnya saja yang besar tetapi kualitas penduduknya juga baik. Penduduk Kabupaten
Kepulauan Anambas pada tahun 2014 menurut proyeksi Badan Pusat Statistik sebanyak
39.892 jiwa dengan kepadatan penduduk 62,88 jiwa/km2. Kecamatan Siantan memiliki
tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 236,86 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan
Jemaja Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 13,62 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki-
laki sebanyak 20.591 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 19.301 jiwa. Kemudian ada
9.719 jumlah rumah tangga. Dengan rata-rata 4,10 jiwa per rumah tangga
Selengkapnya tentang luas wilayah, jumlah penduduk, serta kepadatan penduduk
di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada tabel berikut.
Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa/km2)
Jemaja 78,26 5.920 75,64
Jemaja Timur 154,24 2.129 13,80
Siantan Selatan 115,48 3.545 29,91
Siantan 45,39 10.892 239,96
Siantan Timur 88.92 3.455 38,85
Siantan Tengah 22,14 2.855 128,95
Palmatak 129,94 11.713 90,14
Jumlah 545,45 40.509 74,27
2015 634,37 40.414 63,71
2014 634,37 47.209 74.42
2013 634,37 39.374 62,07
2012 634,37 38.833 61,22
2011 634,37 38.210 60,23
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Penduduk menurut golongan umur memiliki jumlah tertinggi pada kisaran umur 5-
9 tahun yaitu sebesar 4.621 jiwa dan jumlah terendah ada pada kisaran umur 70-74 tahun
yaitu sebesar 374 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan yaitu
sebanyak 20.591 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 19.301 jiwa. Jumlah penduduk
berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.3. Status
Pemilikan Tanah
Dirinci menurut Jenis
Hak dan Kecamatan di Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.4. Luas
Wilayah, Jumlah
Penduduk dan Kepadatan menurut
Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 45
Golongan Umur Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
0-4 2.093 2. 024 4.117
5-9 2.317 2.304 4.621
10-14 2.305 2.164 4.469
15-19 1.513 1.331 2.844
20-24 1.331 1.135 2.472
25-29 1.626 1.591 3.217
30-34 1.774 1.765 3.539
35-39 1.820 1.614 3.434
40-44 1.483 1.346 2.829
45-49 1.344 1.232 2.576
50-54 1.057 885 1.942
55-59 727 677 1.404
60-64 499 492 991
65-69 336 348 684
70-74 194 180 374
75+ 166 213 379
2014 20.591 19.301 39.892
2013 20.402 18.972 39.374
2012 20.115 18.718 38.833
2011 19.807 18.403 38.210
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu
mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan
meningkatkan penyediaan jumlah tenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan
penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat
pengangguran.
Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja dengan persentase laki-laki
sebanyak 70,79 persen dan perempuan sebanyak 29,21 persen. Dari penduduk yang
bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen bekerja di sektor pertanian dan perikanan dan
sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan yaitu sebesar 29,58 persen.
Sedangkan untuk banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja pada
Tahun 2013 tercatat 228 orang yang terdiri dari 191 pencari kerja laki-laki dan 37 pencari
kerja perempuan. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan utama dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.
Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian dan Perikanan 29,26 1,83 31,09
Industri, Pertambangan dan
Penggalian
12,21 0,81 13,02
Perdagangan 2,69 7,10 9,79
Angkutan dan Komunikasi 4,83 - 4,83
Jasa Kemasyarakatan 10,84 18,74 29,58
Lainnya 10,97 0,73 11,70
2013 70,79 29,21 100
2012 76,48 23,52 100
2011 67,61 32,39 100
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Penduduk Usia 10 tahun ke atas yang memiliki pendidikan tertinggi
SD/MI/Sederajat memiliki jumlah terbesar yaitu 15.262 jiwa. Sedangkan untuk penduduk
Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut
Golongan Umur dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.6. Persentase
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang
Bekerja menurut
Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis
Kelamin di Kepulauan
Anambas Tahun 2013
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 46
yang memiliki pendidikan tertinggi Diploma I/II memiliki jumlah terkecil yaitu 406 jiwa.
Penduduk usia 10 tahun keatas menurut jenis kelamin dan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dapat dilihat pada table berikut.
Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
Tidak/Belum Pernah Sekolah 14.755 31,25
Tidak/Belum Tamat SD 5.703 12,08
SD/MI/Sederajat 15.262 32,33
SLTP/MTs/Sederajat 3.726 7,89
SMU/ SMK/MA/Sederajat 5.290 11,21
Diploma I/II 406 0,86
DIII/DIV/S1/S2/S3 2.067 4,38
2014 47.209 100
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Sebagaimana pembangunan dibidang fisik, pembangunan dibidang mental dan
spritual tidak boleh terlupakan. Keduanya harus seimbang agar tidak terjadi ketimpangan-
dalam kehidupan masyarakat. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, mencatat terdapat 31
masjid, 24 mushala, tiga gereja, dan satu wihara di tahun 2014.
II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat
dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan
sosial serta seni budaya dan olahraga.
II.1.4.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan
terhadap indikator berikut ini.
II.1.4.1.1. Pertumbuhan PDRB
Kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan membaik,
hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB konstan dalam empat tahun terakhir
yang mengalami pertumbuhan positif. PDRB atas dasar harga berlaku konstan tahun 2000
(Hk) mengalami peningkatan dari Rp 10.962.794.000.000 pada tahun 2010 menjadi Rp
12.243.173.800.000 pada tahun 2014. Selama tahun 2010-2014, sektor pertambangan dan
penggalian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga
konstan dengan perkembangan nilai dari Rp 8.395.391.800.000 pada tahun 2010
meningkat menjadi Rp 9.106.250.800.000 pada tahun 2014, kemudian diikuti oleh sektor
industri pengolahan dengan nilai Rp 1.350.605.400.000 pada tahun 2010 menjadi Rp
1.520.024.900.000 pada tahun 2014. Produk domestic regional bruto atas dasar harga
konstan 2010 menurut lapangan usaha selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Sektor Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
1 Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan
451.980,3 481,153,4 510.945,4 541.027,2 573.044,9
2 Pertambangan dan
Penggalian
8.395.391,8 8,504,903,2 8.730.455,5 8.977.215,2 9.106.250,8
3 Industri Pengolahan 1.350.605,4 1,351,801,8 1.463.759,3 1.487.330,2 1.520.024,9
4 Pengadaan Listrik 4.202,7 4,393,5 4.643,2 4.954,2 5.268,4
Tabel II.7. Jumlah
Penduduk Usia 10
Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi
yang ditamatkan Tahun 2014
Tabel II.8. Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kepulauan Anambas
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun
2010-2014 (juta rupiah)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 47
No. Sektor Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
dan Gas
5 Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang
226,7 234,1 243,1 252,7 258,9
6 Konstruksi 306.030,1 336,420,4 370.586,9 408.795,9 452.252,4
7 Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
154.650,6 167,662,6 181.926,7 197.574,6 214.732,0
8 Transportasi dan
Pergudangan
13.471,0 14,267,9 15.208,5 16.239,2 17.565,7
9 Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum
7.192,8 7,644,9 8.159,1 8.719,4 9.394,7
10 Informasi dan
Komunikasi
33.266,4 35,358,6 37.752,8 40.654,4 42.573,0
11 Jasa Keuangan dan
Asuransi
10.765,3 11,233,8 11.739,1 12.232,5 12.776,9
12 Real Estate 45.494,8 47,682,8 50.243,8 53.056,5 56.153,9
13 Jasa Perusahaan 12,8 13,6 14,6 15,5 16,3
14 Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
154.454,1 162,454,0 171.481,7 181.316,4 190.891,3
15 Jasa Pendidikan 15.918,4 16,680,4 17.382,9 17.594,6 17.816,8
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
13.075,1 13,938,0 15.001,4 16.260,3 17.699,3
17 Jasa lainnya 6.055,7 6,169,9 6.295,1 6.372,2 6.453,6
PDRB dengan Migas 10,962,794,0 11.162.012,9 11,595,839,0 11.969.610,8 12.243.173,8
PDRB Tanpa Migas 1,232,310,7 1.321.763,0 1,419,086,9 1.523.750,4 1.636.955,1
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas pada tahun 2014
mengalami pertumbuhan sebesar 2,29 persen, sedangkan PDRB dengan migas mengalami
pertumbuhan sebesar 7,43. Sektor-sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap
pertumbuhan PDRB ini antara lain sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 10,63 persen.
Sektor lainnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor berkonstribusi sebesar 8,68 persen terhadap pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan Tahun 2000. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dan kontribusi
sektor dalam PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas selama empat tahun terakhir dapat
dilihat pada berikut.
No. Sektor Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 6,45 6,19 5,89 5,92
2 Pertambangan dan Penggalian - 1,3 2,65 2,83 1,44
3 Industri Pengolahan - 0,09 8,28 1,61 2,2
4 Pengadaan Listrik dan Gas - 4,54 5,68 6,7 6,34
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
- 3,25 3,86 3,92 2,48
6 Konstruksi - 9,93 10,16 10,31 10,63
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
- 8,41 8,51 8,6 8,68
8 Transportasi dan Pergudangan - 5,92 6,59 6,78 8,17
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - 6,29 6,73 6,87 7,74
10 Informasi dan Komunikasi - 6,29 6,77 7,69 4,72
Tabel II.9. Laju
Pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto Kabupaten
Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun
2010-2014 (persen)
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 48
No. Sektor Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
11 Jasa Keuangan dan Asuransi - 4,35 4,5 4,2 4,45
12 Real Estate - 4,81 5,37 5,6 5,84
13 Jasa Perusahaan - 6,03 7,29 6,03 5,11
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
- 5,18 5,56 5,74 5,28
15 Jasa Pendidikan - 4,79 4,21 1,22 1,26
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 6,6 7,63 8,39 8,85
17 Jasa lainnya - 1,89 2,03 1,22 1,28
PDRB dengan Migas - 1,82 3,89 3,22 2,29
PDRB Tanpa Migas - 7,26 7,36 7,38 7,43
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015
II.1.4.1.2. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan atau
penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap
kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi digunakan untuk memperoleh indikator yang
menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Indikator yang
terdapat pada inflasi tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan
keputusan baik tingkat ekonomi mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada
tingkat mikro, rumah tangga atau masyarakat misalnya dapat memanfaatkan angka inflasi
untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan
mereka yang relatif tetap.
Untuk menghitung laju inflasi digunakan pendekatan dari laju inflasi Kota Batam
dan Kota Tanjungpinang. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2015 di Kota
Batam tercatat sebesar 4,73 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,01 pada bulan
Desember 2014 menjadi 122,54 pada bulan Desember 2015. Laju inflasi sebesar 4,73
persen pada tahun 2015 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang
mencapai 7,61 persen. Selama periode 2010-2015, laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun
2013 sebesar 7,81 persen dan terendah terjadi pada tahun 2012 dengan laju inflasi sebesar
2,02 persen.
Laju inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-Desember) Tahun 2015
tercatat sebesar 2,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,33 pada Bulan
Desember 2014 menjadi 122,27 pada Bulan Desember 2015. Laju inflasi sebesar 2,46
persen pada Tahun 2015 merupakan laju inflasi terendah selama enam tahun terakhir ini,
setelah pada tahun 2013 tercatat inflasi tertinggi sebesar 10,09 persen.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 49
Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau tahun 2015
II.1.4.1.3. PDRB Per Kapita
PDRB per kapita adalah kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan
setiap penduduk rata-rata, sehingga bisa dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan
pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi. Meskipun demikian PDRB per
kapita belum dapat menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebenarnya.
Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk menggambarkan apakah ada peningkatan
produktivitas pembangunan setiap orangnya. PDRB per kapita sebagai salah satu
indikator produktivitas penduduk dapat dihitung dengan cara membagi PDRB dengan
jumlah penduduk. Untuk memacu peningkatan PDRB per kapita, maka laju pertumbuhan
ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk.
Namun demikian perlu diperhatikan bahwa PDRB per kapita yang disajikan disini
belum memperhitungkan pendapatan yang keluar atau pendapatan yang masuk ke
Kabupaten Kepulauan Anambas (Net Factor Income From Abroad). Sehingga per kapita
yang disajikan disini belum sepenuhnya menggambarkan pendapatan riil masyarakat.
Kesulitan memperoleh data pendapatan yang keluar-masuk Kabupaten Kepulauan
Anambas tersebut, menyebabkan PDRB per kapita tersebut digunakan sebagai pendekatan
untuk mengukur rata-rata pendapatan penduduk.
Perhitungan PDRB per kapita atas harga konstan tahun 2010 dimaksudkan untuk
menghilangkan pengaruh dari tingkat perubahan harga dan jasa (inflasi/deflasi) yang
terjadi pada tahun berjalan. Sehingga dengan demikian diperoleh nilai riil atau nilai
sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan secara lebih tepat menggambarkan
tingkat produktivitas per kapita.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, laju pertumbuhan PDRB per kapita
tahun 2010 atas dasar harga konstan mengalami peningkatan yang cukup baik selama
periode 2010-2014 yaitu sebesar Rp 5.630.000 per jiwa pada tahun 2010 menjadi Rp
6.030.000 per jiwa pada tahun 2014.
7.4
3.76
2.02
7.81 7.61
4.73 6.17
3.32
3.92
10.09
7.49
2.46
0
2
4
6
8
10
12
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kota Batam Kota Tanjungpinang
Gambar II.1. Perkembangan
Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang
2010 – 2013
(2007=100) dan (%) 2014-
2015 (2012=100)
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 50
Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas 2015
Adanya peningkatan PDRB per kapita ini diharapkan kemampuan daya beli
masyarakat juga meningkat. Karena ukuran tingkat kemakmuran penduduk adalah dari
tingkat daya beli masyarakatnya. Dengan kondisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.
II.1.4.1.4. Indeks Gini
Pendapatan penduduk pada suatu daerah pada umumnya tidaklah merata.
Perbedaan pendapatan ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan pendapatan. Suatu
metode dalam mengukur ketimpangan pendapatan yaitu Indeks Gini. Indeks Gini
merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. Adapun
kriteria dalam menentukan ketimpangan adalah sebagai berikut:
0 < G ≤ 0,35 menunjukkan ketimpangan rendah
0,35 < G < 0,50 menunjukkan ketimpangan sedang
G ≥ 0,50 menunjukkan ketimpangan tinggi
Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012 mencapai
0,3724. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendapatan
Kabupaten Kepualuan Anambas mencapai level sedang. Semakin rendah indeks gini suatu
wilayah/daerah maka pemerataan pendapatan semakin merata.
Besarnya indeks gini pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana
menunjukkan ketimpangan yang rendah. Sedangkan pada tahun 2012 ketimpangannya
mencapai level sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten
Kepulauan Anambas semakin tidak merata. Masalah ketimpangan ini perlu diwaspadai
dikarenakan perbedaaan pendistribusian pendapatan yang dapat mengakibatkan
kecemburuan sosial yang mana akan berdampak ke segala bidang.
II.1.4.1.5. Persentase Penduduk Miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlah dari dua
komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis
kemiskinan makanan adalah jumlah nilai pengeluaran minimum makanan yang
disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Sedangkan garis kemiskinan non
32.75 36.55
39.98 44.82
49.42
32.75 34.59 36.54 38.70
41.03
5.63 5.64
5.90
6.03
5.40
5.50
5.60
5.70
5.80
5.90
6.00
6.10
2010 2011 2012 2013 20140
10
20
30
40
50
60
PDRB Perkapita Adhb (jt) PDRB Perkapita Adhk (jt) Laju Pertumbuhan Perkapita Adhk (%)
Gambar II.2. PDRB per
Kapita Menurut
Kategori (Juta Rp),
2010-2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 51
makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan
kesehatan.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami
fluktuasi dari pada tahun 2010 sampai tahun 2013. Jumlah penduduk miskin pada tahun
2010 adalah 1.084 jiwa atau 4,82 persen dari total penduduk dengan garis kemiskinan
pada tahun tersebut yaitu Rp 245.079, sedangkan untuk tahun 2011 garis kemiskinan
Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan yaitu sekitar Rp 255.867.
Peningkatan garis kemiskinan berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin yang
semakin menurun menjadi 1.596 jiwa atau 4,18 persen dari total penduduk Kepulauan
Anambas.
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 dan 2014
Seperti terlihat pada Gambar II.3 penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang
berada dibawah garis kemiskinan pada tahun 2012 ada 4,17 persen dari total penduduk
Kabupaten Kepulauan Anambas. Angka ini menunjukkan angka yang paling kecil jika di
bandingkan dengan kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan
penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berada dibawah garis kemiskinan pada
tahun 2013 ada 4,47 persen dari total penduduk Kepulauan Anambas. Angka ini
mengalami peningkatan dari tahun 2012.
II.1.4.1.6. Angka Kriminalitas yang Tertangani
Dinamika perkembangan Kabupaten Kepulauan Anambas yang sangat pesat
dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di
masyarakatnya. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan
ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif diantaranya akan meningkatkan angka
kriminalitas.
No Pidana 2010 2011 2012 2014
1 Tindak Pidana Umum
1.1. Perkara Masuk 14 15 10 5
1.2. Perkara Diselesaikan 11 13 10 4
1.3. Sisa - - - -
2 Tindak Pidana Khusus
2.1. Perkara Masuk 18 28 15 3
2.2. Perkara Diselesaikan 30 17 20 3
2.3. Sisa - - - -
3 Tindak Pidana Korupsi
3.1 Perkara Masuk 1 - - -
3.2 Perkara diselesaikan - - - -
4.82
4.18 4.17
4.47
3.80
4.00
4.20
4.40
4.60
4.80
5.00
2010 2011 2012 2013
Persentase Penduduk Miskin (Jiwa)
Gambar II.3. Jumlah
Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010-
2013
Tabel II.10. Angka
Kriminalitas yang
Tertangani di
Kabupaten Kepulauan Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 52
3.3 Sisa - - - -
Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Informasi diatas menunjukkan bahwa telah tercatat juga kejadian tindak pidana di
cabang Kejaksaan Negeri Ranai di Tarempa. Pada tahun 2014, Tindak Pidana Umum
tercatat 5 perkara masuk dan Tindak Pidana Khusus tercatat 3 perkara. Sedangkan
Pengadilan Agama Tarempa mencatat adanya 58 perceraian dan talak 20 perkara selama
tahun 2014.
II.1.4.1.7. Indeks Daya Beli Masyarakat
Daya beli adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam
bentuk barang maupun jasa. Indeks daya beli digunakan untuk menggambarkan tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya
ekonomi. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu masyarakat berkaitan erat dengan
kondisi perekonomian pada saat itu yang sedang memburuk yang berati semakin rendah
kemampuan masyarakat untuk membeli suatu barang atau jasa.
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas 2013 dan 2014
Kemampuan daya beli masyarakat sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar
II.4 terlihat terus meningkat. Peningkatan daya beli masyarakat terlihat sejak tahun 2009
hingga tahun 2013 meski jika dilihat dari kenaikan nominalnya tidak terlalu besar. Pada
periode tahun 2009 hingga tahun 2013 peningkatan daya beli masyarakat tampak berjalan
melambat, yaitu dari Rp 626.360 pada tahun 2009 menjadi Rp 627.540 pada tahun 2010,
kemudian pada tahun 2011 naik menjadi Rp 629.070 naik menjadi Rp 633.290 hingga
pada tahun 2013 naik menjadi Rp 636.190. Peningkatan yang terus terjadi pada daya beli
masyarakat berindikasi positif terkait dengan peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.
Jika kita membandingkan angka kabupaten dengan angka provinsi dan nasional,
Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal. Untuk angka Provinsi Kepulauan
Riau pada tahun 2013 yaitu Rp 651.370 sedangkan untuk angka nasional Rp 643.360
terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal dibawah dari angka
626,350 627,540 629,070
633,290 636,190
641,630 643,000
644,960
648,920 651,370
631,500 633,640
638,050 641,040
643,360
610,000
615,000
620,000
625,000
630,000
635,000
640,000
645,000
650,000
655,000
2009 2010 2011 2012 2013
Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Indonesia
Gambar II.4. Daya Beli
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 53
Provinsi induk dan di bawah angka nasional. Hal ini berarti semakin rendahnya nilai daya
beli masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang rendah berkaitan erat pada
rendahnya kemampuan ekonomi yang berarti rendah pula kemampuan masyarakat untuk
membeli suatu barang atau jasa. Program peningkatan potensi ekonomi masyarakat oleh
pihak pemerintah daerah harus gencar jika ingin menaikkan nilai indikator ini dan
mengejar ketertinggalan dengan daerah lain.
II.1.4.1.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi untuk menilai seberapa jauh capaian
keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. (Besarnya laju
pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari PDRB harga konstan 2000).
Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
sebesar 6,24 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian secara umum yang
meliputi sembilan sektor di Provinsi Kepulauan Riau tumbuh sekitar 6,24 persen.
Sedangkan untuk kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki laju
pertumbuhan ekonomi tanpa migas tertinggi dicapai oleh Kabupaten Kepulauan Anambas
dengan 7,41 persen dan terendah yaitu Kabupaten Batam dengan 5,83 persen. Pendapatan
regional per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku di Propinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013 sebesar 42,00 juta rupiah, naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 39,00 juta
rupiah.
Sementara itu, kabupaten/kota yang memiliki pendapatan regional per kapita tanpa
migas atas dasar harga berlaku tertinggi yaitu Kota Batam dengan 44,13 juta rupiah dan
yang memiliki pendapatan regional terendah yaitu Kabupaten Lingga dengan 15,02 juta
rupiah. Kepulauan Anambas berada di posisi ke enam dengan pendapatan per kapita
sebesar 17,38 juta rupiah.
Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka 2015
Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten dengan laju pertumbuhan
ekonomi tanpa migas tertinggi diantara tujuh kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan
Riau.
Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor
bangunan, sektor industri pengelolaan, sektor perdagangan dan sektor listrik, gas dan air
bersih. Pada sektor industri pengelolaan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari
6,72 persen pada tahun 2012 menjadi 6,8 persen pada tahun 2013, sedangkan pada sektor
6.93
7.16
7.39 7.4 7.41
6.6
6.7
6.8
6.9
7
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar II.5. Laju
Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas
Kabupaten Kepulauan
Anambas.
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 54
bangunan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari 13,72 persen menjadi 13,8
persen pada tahun 2013.
Laju pertumbuhan pada sektor pertanian dan perikanan justru mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2012 tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 7,23 persen kemudian mengalami penurunan menjadi 7,19 persen di
tahun 2013. Meskipun demikian sektor pertanian dan perikanan tetap memberikan
sumbangan pertumbuhan ekonomi ketiga setelah sektor bangunan dan sektor
perdagangan.
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian dan Perikanan 7,35 7,55 7,23 7,19
2 Pertambangan dan Penggalian 0,48 0,46 0,68 0,7
3 Industri Pengelolaan 5,86 6,12 6,72 6,8
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,94 4,08 5,83 5,89
5 Bangunan 10,54 10,69 13,72 13,8
6 Perdagangan 7,48 7,76 8,13 8,19
7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,25 6,62 7,03 7,06
8 Keuangan, Pariwisata dan Jasa Perusahaan 2,19 2,49 3,14 3,15
9 Jasa Jasa 5,34 5,53 5,65 5,68
Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.1.4.1.9. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan kesimpulan dari indeks lamanya
hidup, indeks tingkat pendidikan dan indeks pendapatan. IPM digunakan untuk menilai
kebehasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sejalan dengan
meningkatnya kinerja Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki (IPM)
sebesar 65,12 pada tahun 2014, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang
mencapai 64,86.
IPM dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain: (1) rendah (IPM dibawah
50), (2) menengah rendah (50-65), (3) menengah tinggi (IPM 66-70) dan (4) tinggi (IPM
diatas 70). Bila dikelompokkan menurut kategori IPM tersebut, IPM Kabupaten
Kepulauan Anambas termasuk dalam kategori IPM tinggi (IPM diatas 70).
Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015
63.03
63.71
64.32
64.86 65.12
61.5
62
62.5
63
63.5
64
64.5
65
65.5
2010 2011 2012 2013 2014
Tabel II.11.
Laju Pertumbuhan
Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010-
2013
Gambar II.6.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 55
Apabila dibandingkan dengan tujuh kota ataupun kabupaten yang terdapat di
Provinsi Kepulauan Riau, IPM Kabupaten Anambas pada tahun 2014 yang mencapai
65,12 menduduki peringkat keenam. Kota Batam merupakan kota dengan IPM paling
tinggi sebesar 79.13. Provinsi Kepulauan Riau menunjukan angka IPM pada tahun 2014
sebesar 73.40.
Dengan adanya data apabila dibandingkan dengan Kota/ Kabupaten lain yang ada
di Kepulauan Riau, IPM di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah yang kedua terendah
menunjukan bahwa kualitas pembangunan Kepulauan Anambas masih jauh dibawah
standar kualitas pembangunan manusia provinsi secara umum.
Kabupaten/Kota Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Karimun 66,40 66,82 67,67 68,52 68,72
Bintan 69,87 70,47 71,01 71,31 71,65
Natuna 66,29 67,76 68,80 69,39 70,06
Lingga 57,36 58,51 59,32 60,13 60,75
Kepulauan Anambas 63,03 63,71 64,32 64,86 65,12
Kota Batam 76,98 77,82 78,39 78,65 79,13
Kota Tanjungpinang 73,76 74,86 75,91 76,70 77,29
Provinsi Kepulauan Riau 71,13 71,61 72,36 73,02 73,40
Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015
II.1.4.2. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator-
indikator pendidikan yaitu angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, anga
partsisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni. Indikator
kesehatan diantaranya; angka usia harapan hidup, dan indikator sosial yaitu rasio
penduduk yang bekerja. Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja
pada fokus kesejahteraan sosial, sebagai berikut:
PENDIDIKAN
II.1.4.2.1. Angka Melek Huruf
Kemampuan baca tulis merefleksikan tingkat pendidikan suatu daerah. Angka
melek huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. AMH penduduk berumur 15 tahun
ke atas Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 mencapai 92,63 persen. Artinya,
dari sekitar 100 orang penduduk Kepulauan Anambas yang berusia 15 tahun ke atas
sekitar 93 orang yang bebas buta huruf. Sehingga masih ada sekitar tujuh orang lagi dari
10 orang penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang tergolong dalam kategori buta
aksara. Angka melek huruf mengalami penurunan pada tahun 2012 namun mengalami
peningkatan pada tahun 2013.
Angka melek huruf berdasarkan kelompok umur menunjukkan AMH kelompok
usia muda jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia tua dan kelompok umur 15-24
penduduk perempuan memiliki AMH yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
laki-laki. Akan tetapi untuk usia tua penduduk perempuan memiliki AMH lebih rendah
dibandingkan penduduk laki-laki usia tua.
Tabel II.12. Indeks Pembangunan
Manusia Kepulauan
Riau Tahun 2010-2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 56
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014
Pada angka melek huruf Kepulauan Anambas berada dibawah provinsi induknya
yaitu Provinsi Kepulauan Riau yang tertinggal sekitar 5,93 persen. Sedangkan jika
dibandingkan angka nasional, Kepulauan Anambas tertinggal sekitar 1,36 persen.
II.1.4.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Pada tahun 2014, rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu 6,16
tahun. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan angka pada tahun 2013 yang
sebesar 6,14 tahun dan pada tahun 2012 yang sebesar 6,13 tahun. Dari angka tersebut,
dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan daerah ini rata-rata hanya sampai level SMP
kelas satu. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan rata-rata lama sekolah
Kabupaten Kepulauan Anambas akan dijelaskan pada gambar berikut.
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015
Jika dibandingkan dengan kabupaten induk yaitu Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kepulauan Anambas masih dibawah Natuna. Di tingkat Provinsi Kepulauan Riau, angka
rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas kedua terendah dibandingkan
dengan kabupaten/kota lain. Jika dikaitkan dengan program wajib belajar sembilan tahun
dari pemerintah, kondisi pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas perlu ditingkatkan
kembali sehingga bisa sejajar dengan daerah lainnya. Pada tahun 2014 angka rata-rata
lama sekolah tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah Kota Batam yaitu sebesar 10,80
tahun. Angka ini terus meningkat dari tahun 2010, begitu juga halnya dengan angka rata-
rata lama sekolah Provinsi Kepulauan Riau.
1,804 1,596
4,256
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
2011 2012 2013
6.1 6.11
6.13 6.14
6.16
6.06
6.08
6.1
6.12
6.14
6.16
6.18
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar II.8.
Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tahun 2011-2014
Gambar II.7.
Perkembangan Angka
Melek Huruf Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2009-2013
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 57
No Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten (Tahun) 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karimun 6,88 6,89 7,25 7,67 7,73
2 Bintan 8,08 8,13 8,18 8,23 8,30
3 Natuna 7,06 7,33 7,75 7,87 8,07
4 Lingga 5,24 5,30 5,35 5,40 5,53
5 Kepulauan Anambas 6,10 6,11 6,13 6,14 6,16
6 Kota Batam 10,53 10,74 10,77 10,79 10,80
7 Kota Tanjungpinang 9,14 9,47 9,80 9,89 9,94
8 Provinsi Kepulauan Riau 9,38 9,46 9,58 9,63 9,64
Sumber: Badan Pusat Statistik 2015
II.1.4.2.3. Angka Partisipasi Kasar
Angka partisipasi kasar diperoleh dari perbandingan jumlah siswa pendidikan
dasar (SD sampai dengan SMA) dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun. Angka
partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa (berapapun usianya) yang sedang sekolah di
tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan tertentu.
Terlihat bahwa nilai dari APK SD/MI Kabupaten Kepulauan Anambas pada 2014
mencapai angka 105,77. Nilai APK SD menunjukkan angka lebih dari 100, hal ini
menunjukkan bahwa ternyata masih banyak penduduk usia sekolah yang tingkat
pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang usianya. Berbagai alasan yang
melatarbelakangi masalah tersebut yaitu keterlambatan masuk sekolah formal atau terlalu
muda, sempat putus sekolah kemudian melanjutkan kembali atau berasal dari luar daerah
Kepulauan Anambas
Pada jenjang SMP/MTs nilai APK untuk kategori umur 13-15 tahun 2014
mencapai angka 88,86 dimana nilai ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang
mencapai 91,27. Berbanding terbalik dengan APK SMA yang mengalami kenaikan dari
70,76 pada tahun 2013 hingga pada tahun 2014 mencapai angka 87,72. Perkembangan
Nilai APK untuk setiap tingkat pendidikan dari tahun 2011 sampai tahun 2014 tersaji pada
tabel berikut.
No Angka Partisipasi
Kasar 2011 2012 2013 2014
1 APK SD/MI 110,56 108,53 115,84 105,77
2 APK SMP/MTs 97,61 77,44 91,27 88,86
3 APK SMA 107,69 92,47 70,76 87,72
Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
dan Susenas Tahun 2015.
II.1.4.2.4. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
Angka pendidikan yang ditamatkan dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah siswa/i tingkat pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun.
Keberhasilan pembangunan pendidikan dapat dilihat dari indikator tingkat pendidikan
yang ditamatkan oleh penduduk. Indikator tingkat pendidikan pada 2013 bila
dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya mengalami penurunan, salah satu
penyebabnya adalah ukuran indikator yang ditingkatkan. Pada tahun 2011 ukuran usia
yang digunakan adalah penduduk usia 15 tahun keatas, sedangkan pada tahun 2012-2013
ukuran usia yang digunakan adalah penduduk usia 10 tahun keatas. Secara umum
persentase penduduk usia 10 tahun keatas untuk tingkat pendidikan yang ditamatkan
tahun 2013 lebih menurun jumlahnya dibandingkan tahun 2012. Persentase penduduk
Tabel II.13.
Perkembangan Rata-
rata Lama Sekolah
(dalam tahun) Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2010-2014
Tabel II.14.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis
Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2011-2013
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 58
yang menamatkan SMP/MTs jumlahnya terus menurun sampai tahun 2013, sedangkan
untuk jumlah penduduk yang menamatkan SMA/MA/MK jumlahnya naik sebanyak 2,29
persen dari tahun 2012. Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak/belum
pernah sekolah pada 2013 sebesar 9,95 persen. Angka ini jauh menurun dibandingkan
tahun sebelumnya.
No Tingkat Pendidikan Persentase
2011 2012 2013
1 Tidak/Belum Pernah
Sekolah
9,67 12,41 9,95
2 Tidak/Belum Tamat SD 26,07 35,30 31,66
3 SD/MI 30,79 25,21 31,32
4 SMP/MTs 12,19 10,50 9,07
5 SMA/MA/MK 14,84 9,47 11,76
6 Akademi/Universitas 6,43 7,11 6,24
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014
II.1.4.2.5. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang digunakan untuk
menentukan tingkat partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan progam wajib
belaja sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka
partisipasi murni. APM merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang berasal dari
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan
Anambas pada usia sekolah. Nilai APM yang mendekati 100 menunjukkan semakin
baiknya tingkat partisipasi sekolah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
sesuai.
APM SD/MI dari tahun 2010 sampai tahun 2012 terus mengalami penurunan.
APM SD/MI tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan nilai mencapai 98,2 sedangkan
APM SD/MI pada tahun 2013 adalah 97,73. Angka APM SD/MI menunjukkan angka
yang kurang dari 100. Hal ini mengartikan bahwa untuk tingkat pendidikan SD/MI masih
ada penduduk usia sekolah yang tingkat pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang
usianya. Perkembangan APM pada setiap tingkat pendidikan dijelaskan pada tabel
berikut.
No Tingkat 2010 2011 2012 2013 2014
1 APM SD/MI 93,67 93,64 92,08 97,73 98,2
2 APM SMP/MTs 68,71 74,34 50,75 62,32 74,84
3 APM SMA 44,28 63,75 55,58 42,60 67,41
Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
dan Susenas Tahun 2015
APM SMP/MTs dan APM SMA sama-sama mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2013. APM SMP/MTs pada tahun 2014 sebesar 74,84 dan APM
SMA sebesar 67,41. Capaian APM SMP/MTs dan APM SMA memiliki nilai yang sangat
jauh dari APM SD/MI. Hal ini bukan berarti bahwa anak usia 7-15 tahun tidak bersekolah,
akan tetapi dimungkinkan dari kelompok tersebut ada yang bersekolah di luar Kabupaten
Kepulauan Anambas atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi.
Tabel II.15. Angka
Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan
Anambas
Tabel II.16. Angka
Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010-
2013
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 59
KESEHATAN
II.1.4.2.6. Angka Harapan Hidup
Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran dalam penentuan derajat
kesehatan masyarakat adalah Angka Harapan Hidup (AHH). AHH Kabupaten Kepulauan
Anambas pada tahun 2014 yaitu 66.23 tahun, artinya seorang bayi yang baru dilahirkan di
Kabupaten Kepulauan Anambas akan hidup mencapai 66,23 (66 tahun 2 bulan). Dengan
syarat besarnya kematian dan kesehatan yang stabil tidak ada yang berubah.
Seperti tersaji pada Tabel II.18, Kabupaten Kepulauan Anambas menempati urutan
kelima bila dibandingkan dengan tujuh kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan
Riau, sedangkan Kota Batam menempati urutan tertinggi dengan AHH sebesar 72,80
tahun.
Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014
Karimun 68.20 68.51 68.77 68.93 69.01
Bintan 69.42 69.62 69.76 69.86 69.91
Natuna 61.97 62.46 62.85 63.11 63.24
Lingga 56.49 57.57 58.45 59.13 59.47
Kepulauan Anambas 65.25 65.65 65.93 66.13 66.23
Batam 72.53 72.63 72.71 72.77 72.80
Tanjungpinang 71.18 71.32 71.43 71.51 71.55
Provinsi Kepulauan
Riau
68.42 68.63 68.85 69.05 69.15
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Anambas Tahun 2015
II.1.4.2.7. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)
Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu
mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan
meningkatkan penyediaan jumlahtenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan
penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat
pengangguran.
Sumber: Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Angka Tahun 2011-2015
5,860 5,784
9,732
2,552 2,506
3,676 2,812
8,033
4,015
7,368
9,992 8,910
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2011 2012 2013
Bekerja Laki-laki Bekerja Perempuan Tidak Bekerja Laki-laki Tidak Bekerja Perempuan
Gambar II.9.
Jumlah Penduduk
Laki-Laki dan
Perempuan Kabupaten Kepulauan Anambas
yang Bekerja dan
Tidak Bekerja
Tabel II.17.
Angka Harapan Hidup
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2010-2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 60
Pada tahun 2014 dari seluruh penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja ada
sebanyak 70,79 persen penduduk laki-laki dan sebanyak 29,21 persen penduduk
perempuan. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen di sektor
perikanan dan pertanian dan sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan
yaitu sebesar 29,58 persen. Banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga
Kerja pada tahun 2014 tercatat 299 orang terdiri 198 pencari kerja laki-laki dan 101 orang
perempuan.
II.1.4.3. FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA
Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung
olah raga. Kelompok kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri
dari kelompok seni tari, musik, hadroh, kompang dan zapin. Kelompok-kelompok
kesenian ini tidak mengalami perubahan dari jumlah kelompoknya yakni sejumlah 67
kelompok dari tahun 2010 hingga tahun 2013.
Tahun Jenis Kelompok Kesenian
Total Tari Musik Hadroh Kompang Zapin
2010 10 8 17 21 11 67
2011 10 8 17 21 11 67
2012 10 8 17 21 11 67
2013 7 7 15 20 8 57
2014 8 8 15 20 8 59
Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Untuk bidang olahraga belum ada catatan mengenai jumlah klub dan gedung
olahraga yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas.
II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM
II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator
kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, salah satunya yaitu bidang
urusan pendidikan. Indikator kinerja pada fokus layanan urusan wajib pemerintahan
daerah sebagai berikut:
PENDIDIKAN
II.2.1.1.1. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk mengetahui cakupan pelayanan
pendidikan untuk setiap kelompok usia sekolah dan menggambarkan jumlah anak
kelompok usia tertentu yang sedang sekolah tanpamembedakan jenjang pendidikan yang
ditempuh. APS dibedakan menjadi APS usia 7-12 tahun, APS usia 13-15 tahun, APS usia
16-18 tahun dan APS usia 19-24 tahun. Nilai ideal APS adalah 100 persen dan tidak akan
Tabel II.18. Jenis
Kelompok Kesenian di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010-2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 61
terjadi lebih besar dari 100 persen, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang
ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.
Seperti tersaji pada Tabel II.19, angka partisipasi sekolah mengalami fluktuasi baik
di kelompok umum 7-12 tahun, 13-15 tahun, maupun kelompok umur 16-18 tahun pada
selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun 2014. Hal ini terlihat pada tahun 2012 APS
untuk kelompok umur 7-12 tahun mencapai 97,28 persen mengalami peningkatan di tahun
2013 menjadi 99,42 persen akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi 98,2
persen yang artinya terdapat 1,8 persen penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak
bersekolah.
Pada kelompok umum 13-15 tahun, pada tahun 2012 APS sebesar 96,13 persen
mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 93,19 persen akan tetapi mengalami
kenaikan di tahun 2014 menjadi 93,73 persen hal ini berarti terdapat 6,27 persen
penduduk berusia 13-15 tahun yang tidak bersekolah.
Untuk kelompok umur 16-18 tahun APS pada tahun 2012 sebesar 85,30 persen
mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 77,12 persen akan tetapi mengalami
kenaikan di tahun 2014 menjadi 85,30 persen artinya terdapat 14,70 persen penduduk
berusia 16-18 tahun yang tidak bersekolah.
APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam
mengakses pendidikan secara umum serta makin banyak anak usia sekolah yang
bersekolah di suatu daerah. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat
dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur. Dilihat dari kelompok umur di
Kabupaten Kepulauan Anambas, kelompok umur 7-12 tahun merupakan kelompok umur
dengan peluang lebih besar dalam mengakses pendidikan serta kelompok umur dengan
anak usia sekolah terbanyak dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.
No Kelompok Umur 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 7 – 12 Tahun 96,93 96,11 97,31 97,28 99,42 98,2
2 13 – 15 Tahun 88,50 89,55 96,20 96,13 93,19 93,73
3 16 – 18 Tahun 74,55 68,96 85,40 85,30 77,16 86,07
Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, IPM tahun 2012,2014 dan Susenas tahun 2015
II.2.1.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah Per Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah merupakan indikator
yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sekolah untuk menampung penduduk
usia sekolah. Rasio ini membandingkan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan
per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan.
Berdasarkan Tabel II.20 pada jenjang sekolah dasar, rasio ketersediaan jumlah
gedung mengalami fluktuasi dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada kurun waktu tiga
tahun terakhir (tahun 2011-tahun 2014) jumlah gedung sekolah dasar mengalami
peningkatan dengan jumlah tertinggi di tahun 2013 sebanyak 64 unit. Hal serupa terjadi
dengan jumlah murid untuk jenjang sekolah dasar, dimana jumlah murid pun mengalami
fluktuasi dengan kenaikan jumlah murid yang terjadi di tahun 2014 sebanyak 5.784 murid,
sehingga rasio ketersediaan sekolah terhadap murid sebesar 93 yang artinya bahwa satu
sekolah SD/MI menampung 93 siswa.
Rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SMP/MTs mengalami fluktuasi, yaitu
pada tahun 2012 sebesar 90, kemudian terjadi peningkatan di tahun 2013 menjadi 98,
akan tetapi terjadi penurunan di tahun 2014 menjadi 96 di; angka ini artinya bahwa satu
sekolah SMP/Mts dapat menampung 96 siswa.
Tabel II.19. Perkembangan
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 - 2014
Kabupaten Kepulauan
Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 62
Pada jenjang SMA/MA rasio ketersediaan sekolah juga mengalami kenaikan dari
tahun 2011 hingga tahun 2014, yaitu pada tahun 2011 sebesar 178, kemudian terjadi
kenaikan di tahun 2012 menjadi 198 dan tahun 2013 menjadi 199 kemudian mengalami
peningkatan di tahun 2014 menjadi 216, angka ini artinya bahwa satu sekolah SMA/MA
dapat menampung 216 siswa.
Untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2014, tercatat sebanyak 62
sekolah yang tersebar di semua kecamatan. Sekolah Dasar dengan jumlah tersedikit
berada di Kecamatan Jemaja Timur dan Siantan Selatan dengan empat sekolah dasar
sedangkan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Palmatak yang memiliki 16 sekolah
dasar.Pada tahun 2014 tercatat 22 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di
seluruh kecamatan. Selanjutnya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat sebanyak
8 buah yang hanya terdapat di enam kecamatan saja, yaitu di Kecamatan Jemaja, Jemaja
Timur, Siantan, Siantan Timur, Siantan Tengah dan Palmatak.
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SD/MI
1 Jumlah sekolah 56 58 58 59 64 62
2 Jumlah murid 5.482 5.344 5.488 5.871 5.781 5.784
Rasio Murid-Sekolah 98 92 95 100 90 93
SMP/MTs
1 Jumlah sekolah 14 15 20 20 21 22
2 Jumlah murid 1.566 1.765 1.816 1.802 2.066 2.119
Rasio Murid-Sekolah 112 118 91 90 98 96
SMA/MA
1 Jumlah sekolah 4 4 8 8 9 8
2 Jumlah murid 968 931 1.422 1.586 1.787 1.732
Rasio Murid-Sekolah 242 233 178 198 199 216
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Jumlah gedung sekolah di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 sebanyak 106 gedung. Sebagian besar
gedung berada pada kondisi baik hanya terdapat 4 gedung yang mengalami rusak berat,
yaitu satu gedung SMA.
Jenjang
Pendidikan
Kondisi Gedung
2011 2012 2013 2014
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
TK 18 1 0 21 - - 25 0 0 18 4 4
SD 30 28 0 - - - 55 1 0 - 20 -
MI 2 0 0 - - - 2 0 0 10 - -
SMP 15 4 0 - - - 21 0 0 3 6 -
MTs 5 0 0 - - - 5 0 0 - - -
SMA 8 0 0 - - - 7 2 0 57 - -
Jumlah 78 33 0 21 0 0 115 3 0 88 30 4
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2012, tahun 2014 dan tahun 2015
Berdasarkan Tabel II.22, Kepulauan Anambas memiliki 106 gedung sekolah.
Kecamatan Palmatak merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah gedung sekolah
terbanyak yaitu 32 gedung. Kecamatan Siantan Timur mempunyai jumlah gedung paling
sedikit yaitu empat gedung.
Tabel II.20. Ketersediaan
Sekolah dan Murid Tahun
2009 s.d 2013 di
Kabupaten Kepulauan Anambas
Tabel II.21. Keadaan
Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kepulauan Anambas.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 63
Kecamatan Jenjang Pendidikan Kondisi Gedung Jumlah
2014 Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1. Jemaja TK 1 1 - 2
SD - 6 - 6
MI - - - -
SMP - 1 - 1
MTs - - - -
SMA 12 - - 12
Jumlah 13 8 0 21
2. Jemaja Timur TK 2 - - 2
SD - 1 - 1
MI - - - -
SMP - - - -
MTs - - - -
SMA 3 - - 3
Jumlah 5 1 0 6
3. Siantan Selatan TK - - 2 2
SD - 3 - 3
MI - - - -
SMP - 1 - 1
MTs - - - -
SMA - - - -
Jumlah 0 4 2 6
4. Siantan TK 5 - - 5
SD - 4 - 4
MI - - - -
SMP - 1 - 1
MTs - - - -
SMA 10 - - 10
Jumlah 15 5 0 20
5. Siantan Timur TK - 1 - 1
SD - 6 - -
MI - - - -
SMP - 1 - 1
MTs - - - -
SMA 3 - - 3
Jumlah 3 8 0 11
6. Siantan Tengah TK 2 - 2 4
SD - - - -
MI - - - -
SMP - 1 - 1
MTs - - - -
SMA 15 - - 15
Jumlah 17 1 2 20
7. Palmatak TK 8 3 - 11
SD - - - -
MI 10 - - -
SMP 3 - - 3
MTs - - - -
SMA 14 - - 14
Jumlah 35 3 0 38
Total 88 30 4 106
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.1.1.3. Rasio Guru Per Murid
Rasio guru dan murid merupakan perbandingan antara jumlah guru dan murid pada
suatu jejang tertentu. Rasio guru murid ini dapat menggambarkan beban tanggungan yang
harus dijalani oleh seorang guru pada suatu daerah. Semakin kecil nilai rasionya, maka
Tabel II.22. Keadaan
Gedung Sekolah di
Bawah Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan
Anambas menurut
Kecamatan Tahun 2014.
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 64
akan semakin kecil juga beban tanggungan seorang guru, sebaliknya semakin besar nilai
rasionya, maka akan semakin besar juga beban tanggungan seorang guru diduga akan
semakin berkurang pengawasan/perhatian guru terhadap murid sehingga kualitas
pengajaran akan cenderung semakin rendah.
Seperti tersaji pada Tabel II.23 pada jenjang pendidikan dasar rasio guru dan murid
mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 12,
mengalami penuruan di tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 10 di tahun 2010 dan 8 di
tahun 2011, dan mengalami kenaikan yang cukup besar di tahun 2012 sehingga rasio guru
dan murid sebesar 12, akan tetapi mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi
14 dan di tahun 2014 menjadi 10 yang artinya bahwa setiap satu guru memiliki
tanggungan sebanyak 10 murid.
Pada jenjang pendidikan SMP/MTs rasio guru dan murid juga mengalami
fluktuasi. Hal ini terlihat pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 11, dan terus
mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2011 menjadi 10 pada tahun 2010
dan 8 pada tahun 2011, akan tetapi mengalami kenaikan yang cukup tinggi di tahun 2012
menjadi 15 dan mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi 10 kemudan terjadi
kenaikan di tahun 2014 menjadi 18 hal ini berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki
tanggungan sebanyak 18 murid.
Rasio guru dan murid pada jenjang pendidikan SMA/MA juga mengalami
fluktuasi, dimana pada tahun 2009 rasio murid dan guru sebesar 16, kemudian turun di
tahun 2010 menjadi 11 di tahun 2011 rasio murid dan guru tidak mengalami perubahan,
akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 10 dan naik kembali di tahun
2013 dan mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2014 menjadi 20. Angka 20 ini
memiliki arti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 20 murid.
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SD/MI
1 Jumlah guru 465 538 719 298 424 305
2 Jumlah murid 5.482 5.344 5.488 5.871 5.781 5.784
Rasio Murid-Guru 12 10 8 20 14 19
SMP/MTs
1 Jumlah guru 146 170 227 125 205 116
2 Jumlah murid 1.566 1.765 1.816 1.802 2.066 2.119
Rasio Murid-Guru 11 10 8 15 10 18
SMA/MA
1 Jumlah guru 59 81 126 161 160 86
2 Jumlah murid 968 931 1.422 1.586 1.787 1.732
Rasio Murid-Guru 16 11 11 10 11 20
Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015
Seperti tersaji pada Tabel II.24 pada tahun 2009 sampai tahun 2014 rasio guru dan
murid sekolah dasar menurut kecamatan yang paling tertinggi terdapat di Kecamatan
Palmatak dengan rasio 23 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki
tanggungan sebanyak 23 murid.
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jemaja 10 9 7 16 12 16
2 Jemaja Timur 7 6 8 16 9 14
Tabel II.23. Rasio Jumlah
Guru dan Murid Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten
kepulauan Anambas.
Tabel II.24. Rasio Jumlah
Guru dan Murid Sekolah
Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten
Kepulauan Anambas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 65
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
3 Siantan Selatan 13 9 8 24 17 22
4 Siantan 11 10 7 18 13 17
5 Siantan Timur 13 10 6 20 16 22
6 Siantan Tengah 12 11 9 24 14 22
7 Palmatak 15 12 9 23 15 23
Jumlah 12 10 8 20 14 19
Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015
Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel II.25, pada tahun 2014 rasio guru dan
murid sekolah menengah pertama menurut kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Palmatak dengan rasio sebesar 36 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki
tanggungan sebanyak 36 murid.
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jemaja 15 16 9 20 12 21
2 Jemaja Timur 10 8 6 13 7 14
3 Siantan Selatan 2 5 6 6 6 10
4 Siantan 14 14 7 7 8 13
5 Siantan Timur 11 10 7 14 11 21
6 Siantan Tengah 5 5 5 8 13 22
7 Palmatak 11 10 8 19 16 36
Jumlah 11 10 8 15 10 18
Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, 2012,2014 dan 2015
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota, bahwa setiap SD/MI tersedia satu orang guru untuk setiap 32 peserta dan
untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang, maka rasio guru terhadap murid di Kabupaten
Kepulauan Anambas masih dapat dikatakan ideal.
KESEHATAN
II.2.1.1.4. RASIO PUSKESMAS, POLIKLINIK DAN PUSKESMAS PEMBANTU
(PUSTU)
Puskesmas, Puskesmas keliling dan Pustu merupakan salah satu sarana penunjang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak
jumlah ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau
pelayanan kesehatan. Seperti tersaji pada Tabel II.26, rasio Puskesmas per satuan
penduduk pada selang waktu tahun 2011 hingga tahun 2013 terus mengalami perubahan.
Pada tahun 2014, yang merupakan rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi
memiliki rasio sebesar 5.698 artinya satu Puskemas melayani sebanyak 5.698 jiwa.
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan wilayah kerja Puskesmas dimana sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka dapat
dikatakan jumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat
memenuhi standar yang ada.
Tabel II.25. Rasio Jumlah
Guru dan Murid Sekolah
Menengah Pertama Menurut Kecamatan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 66
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki Puskesmas keliling yang terdiri dari
Puskesmas keliling darat dan Puskesmas keliling laut. Rasio Puskesmas keliling
mengalami fluktuasi pada tahun 2011 hingga tahun 2014. Pada tahun tahun 2012 hingga
mencapai 3.833 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan dengan rasio 3.281
kemudian menurun di tahun 2014 menjadi 2.493 yang artinya satu Puskesmas keliling
melayani 2.493 jiwa.
Untuk rasio Pustu per satuan penduduk mengalami penurunan dari tahun 2011
hingga tahun 2014. Pada tahun 2014 yang merupakan rasio Pustu per satuan penduduk
terendah memiliki rasio sebesar 814 yang artinya satu Pustu melayani sebanyak 814 jiwa.
No Uraian 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Puskesmas 7 7 7 7
2 Jumlah Puskesmas Keliling 13 10 12 16
3 Jumlah Puskesmas Pembantu 21 31 42 49
4 Jumlah Penduduk 38.210 38.833 39.374 39.892
5 Rasio Puskesmas per satuan penduduk 5.459 5.546 5.625 5.698
6 Rasio Puskesmas Keliling per satuan penduduk 2.939 3.833 3.281 2.493
7 Rasio Puskesmas Pembantu per satuan penduduk 1.819 1.253 937 814
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam
Angka Tahun 2011, 2012, 2014 dan 2015
Seperti tersaji pada Tabel II.27, rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Palmatak dengan rasio mencapai 11.409, artinya satu Puskesmas
melayani sebanyak 11.409 jiwa. Hal ini terjadi dikarenakan Kecamatan Palmatak
memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kecamatan Siantan merupakan kecamatan dengan
rasio Puskesmas keliling per satuan penduduk tertinggi yang melayani 5.305 jiwa. Hal
yang sama juga terjadi di Kecamatan Siantan, dengan jumlah penduduk sebanyak 10.611
jiwa Pustu yang terdapat di wilayah ini terdapat hanya tiga Pustu, sehingga menyebabkan
Kecamatan Siantan memiliki rasio Pustu tertinggi yang melayani 3.537 jiwa.
No Kecamatan Jumlah Penduduk Puskesmas
Puskesmas
Keliling
Puskesmas
Pembantu
Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
1 Jemaja 5.768 1 5.768 3 1.923 7 824
2 Jemaja Timur 2.074 1 2.074 1 2.074 4 519
3 Siantan Selatan 3.365 1 3.365 - - 6 561
4 Siantan 10.611 1 10.611 2 5.305 3 3.537
5 Siantan Timur 3.366 1 3.366 1 3.366 6 561
6 Siantan Tengah 2.782 1 2.782 1 2.782 5 556
7 Palmatak 11.409 1 11.409 4 2.852 11 1.037
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
II.2.1.1.5. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000
penduduk. rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah
penduduk. rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas
Keliling dan Puskesmas
Pembantu Kepulauan Anambas Tahun 2011-
2014
Tabel II.27. Rasio
Puskesmas, Puskesmas
Keliling dan Puskesmas Pembantu menurut
Kecamatan Kepulauan
Anambas Tahun 2013
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 67
Seperti yang tersaji pada Tabel II.28 di tahun 2014 Kabupaten Kepulauan
Anambas memiliki dua rumah sakit yang terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Jemaja dan Kecamatan Palmatak. Rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten
Kepulauan Anambas mencapai 19.789. Hal ini berarti satu rumah sakit melayani sejumlah
19.789 jiwa. Peningkatan jumlah rumah sakit setiap tahunnya diharapkan mampu
mengimbangi pertumbuhan penduduk yang ada, sehingga kualitas pelayanan rumah sakit
terhadap jumlah penduduk semakin meningkat.
No Kecamatan Jumlah Penduduk Rumah Sakit
Jumlah Rasio
1 Jemaja 6.832 1 6.832
2 Jemaja Timur 2.554 - -
3 Siantan Selatan 3.931 - -
4 Siantan 13.406 - -
5 Siantan Timur 4.141 - -
6 Siantan Tengah 3.394 - -
7 Palmatak 12.951 1 12.951
Rasio 47.209 2 19.789
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015
II.2.1.1.6. Rasio Dokter per Satuan Penduduk
Rasio dokter per jumlah penduduk merupakan jumlah dokter per 1.000 penduduk.
Rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan
oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Rasio ini juga mengukur
ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter.
Berdasarkan Tabel II.29, jumlah dokter di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat
dikatakan naik turun. Hal ini dapat dilihat untuk dokter umum pada tahun 2009 berjumlah
27 dokter turun cukup tajam di tahun 2010 menjadi hanya tujuh dokter, kemudian di tahun
2011 naik cukup signifikan menjadi 35 dokter dan terus naik di tahun 2012 menjadi 42
dokter dan di tahun 2013 menjadi 63 kemudian menurun cukup tajam di tahun 2014
menjadi 28. Dengan adanya peningkatan cukup signifikan selama tiga tahun terakhir
(tahun 2011-2013) akan tetapi mengalami penurunan yang sangat signifikan meyebabkan
rasio dokter per satuan penduduk mengalami penurunan pula menjadi 1.686, 03. Angka
ini memiliki arti bahwa pada tahun 2014, satu dokter umum melayani 1.686
jiwa.Berdasarkan indikator Indonesia sehat 2010, rasio ideal jumlah dokter umum dengan
jumlah penduduk adalah 1:2500 artinya, idealnya satu dokter melayani 2.500 jiwa.
Dengan angka ini berarti rasio dokter umum di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat
dikatakan ideal.
Jumlah dokter spesialis yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun
2013 sebanyak 63 dokter meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya
yang hanya terdapat satu dokter akan tetapi pada tahun 2014 tidak ada dokter spesialis di
Kabupaten Anambas. Hal ini menyebabkan rasio dokter spesialis tidak dapat dihitung.
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Dokter Umum
1 Jumlah Dokter 27 7 35 42 63 28
2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209
Rasio 1.320,22 5.375,57 1.091,71 924,60 624,98 1.686, 03
Dokter Spesialis
Tabel II.28. Jumlah dan
Rasio Rumah Sakit per
Jumlah Penduduk
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.29. Rasio Dokter
per satuan Penduduk
Kabupaten Kepulauan Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 68
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Dokter 2 3 1 1 63 0
2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209
Rasio 17.823 12.543 38.210 38.833 624,98 -
Dokter Gigi
1 Jumlah Dokter 0 2 9 9 9 8
2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209
Rasio - 18.814,50 4.245,56 4.314,78 4.374,89 5.901,12
Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Pada kurun waktu tahun 2009 hingga tahun 2014, perkembangan jumlah dokter
gigi belum menunjukan perkembangan yang cukup berarti. Dalam tiga tahun terakhir
(tahun 2011-2014) jumlah dokter gigi di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terdapat
pertambahan sama sekali akan tetapi mengalami pengurangan di tahun 2014. Hingga pada
tahun 2014 rasio dokter per satuan penduduk mencapai 5.901,12. Angka ini memiliki arti
bahwa pada tahun 2014, satu dokter gigi melayani 5.901 jiwa. Berdasarkan indikator
Indonesia Sehat 2010, rasio ideal untuk jumlah dokter gigi dengan jumlah penduduk
adalah 11 dokter gigi untuk 100.000 penduduk atau 1:9.090. Rasio dokter gigi yang
mencapai angka 1:5.901 jiwa, yang berarti rasio dokter gigi per satuan penduduk di
Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan ideal.
Berdasarkan Tabel II.30, kecamatan yang memiliki jumlah dokter umum terbanyak
adalah Kecamatan Palmatak dengan tujuh dokter umum, sedangkan kecamatan yang
paling sedikit memiliki dokter umum adalah Kecamatan Siantan Selatan. Tidak terdapat
dokter spesialis di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kecamatan yang paling banyak
memiliki dokter gigi terdapat di Kecamatan Siantan, terdapat dua kecamatan yang belum
memiliki dokter gigi yaitu Kecamatan Siantan Selatan dan Kecamatan Siantan Timur.
No Kecamatan Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi
1 Jemaja 6 0 2
2 Jemaja Timur 3 0 1
3 Siantan Selatan 1 0 0
4 Siantan 6 0 3
5 Siantn Timur 2 0 0
6 Siantan Tengah 3 0 1
7 Palmatak 7 0 1
Total 28 0 8
Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Di Kepulauan Anambas terdapat 2 buah rumah sakit pada tahun 2014 yang terletak
di Kecamatan Jemaja dan Palmatak, tujuh buah Puskesmas, 49 Puskesmas pembantu, dan
15 Puskesmas keliling. Sedangkan untuk tenaga paramedis, terdapat 28 orang dokter
umum, delapan orang dokter gigi, 128 orang bidan serta 209 perawat.
Tabel II.30. Banyaknya
Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 69
SARANA DAN PRASARANAN UMUM
II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
II.2.2.1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki investor berskala nasional baik
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)/Penanaman Modal Asing (PMA). Banyaknya
jumlah PMDN jauh lebih besar dibandingkan PMA. Banyaknya jumlah investor PMDN
maupun PMA berpengaruh baik terhadap jumlah investasi di Kabupaten Kepulauan
Anambas. Jumlah investor sebanyak 3.009 PMDN dan 1 PMA. Bidang usaha dengan
jumlah investor PMDN terbanyak adalah bidang perdagangan dengan 736 investor,
sedangkan untuk PMA hanya terdapat satu yaitu bidang jasa. Hasil analisis jumlah
investor PMDN/PMA Kabupaten Kepulauan Anambas dapat disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
No Bidang Usaha Jumlah Investor PMDN Jumlah Investor PMA
1 Perdagangan 736
2 Pengolahan 497
3 Jasa 297 1
4 Peternakan 114
5 Perikanan Tangkap 704
6 Perikanan Budidaya 347
7 Pertanian dan Perkebunan 314
Total 3.009 1
Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015
II.2.2.2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional Penanaman Modal Dalam Negeri/
Penanaman Modal Asing (PMDN/PMA)
Pada tahun 2014, nilai investasi yang ditanamkan di Kabupaten Kepulauan
Anambas mencapai Rp 49.391.220.000 (empat puluh sembilan miliar tiga ratus sembilan
satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah) dengan rincian PMDN Rp 33.791.220.000 (tiga
puluh tiga miliar tujuh ratus sembilan puluh satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah)
dengan nilai omset sebesar Rp 140.350.456.000 (seratus empat puluh miliar tiga ratus
lima puluh juta empat ratus lima puluh enam ribu rupiah) dengan jumlah perusahaan
sebanyak 3009 dan nilai investasi PMA sebesar Rp 15.600.000.000 (lima belas milyar
enam ratus juta rupiah) dengan satu perusahaan di bidang Jasa.
No Bidang Usaha PMDN PMA
Nilai Investasi Omset Nilai Investasi
1 Perdagangan 15.832.450.000 62.187.300.000
2 Pengolahan 1.749.830.000 33.530.876.000
3 Jasa 5.686.220.000 18.389.380.000 15.600.000.000
4 Peternakan 495.800.000 1.398.000.000
5 Perikanan Tangkap 5.362.220.000 15.620.800.000
6 Perikanan Budidaya 3.732.000.000 5.428.900.000
7 Pertanian dan Perkebunan 932.700.000 3.795.200.000
Total 33.791.220.000 140.350.456.000 15.600.000.000
Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015
Tabel II.31. Jumlah
Investor PMDN dan PMA
Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2014
Tabel II.32. Jumlah
Investasi PMDN dan
PMA Tahun 2014
Kabupaten Kepulauan Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 70
II.2.2.3. Pertanian Tanaman Pangan
Walau bukan termasuk daerah penghasil beras, namun Kabupaten Kepulauan
Anambas masih memiliki potensi yang dapat lebih dikembangkan lagi pada sektor ini.
Dua kecamatan, yaitu Jemaja Timur dan Palmatak yang memiliki lahan sawah. Luas
tanam padi di tahun 2014 seluas 70 Ha dengan luas panen 68 Ha.
Kecamatan Lahan Sawah (Ha) Bukan Lahan Sawah (Ha) Jumlah (Ha)
Jemaja - 2.938 2.938
Jemaja Timur 11 2.050 2.161
Siantan Selatan - 1.698 1.698
Siantan - 2.124 2.124
Siantan Timur - 2.909 2.909
Siantan Tengah - 5.854 5.854
Palmatak 2 15.490 15.492
2014 113 33.063 33.176
2013 113 33.063 33.176
2012 54 47.600 47.654
2011 54 47.600 47.654
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi
Jemaja - - - -
Jemaja Timur 69 67 381,9 5,7
Siantan Selatan - - - -
Siantan - - - -
Siantan Timur - - - -
Siantan Tengah - - - -
Palmatak 1 1 3,5 3,5
2014 70 68 385 9
2013 58 53 301 11,7
2012 58 52 291,2 5,6
2011 54 54 324,0 6,0
2010 45 41 246,0 6,0
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Selain padi, juga terdapat palawija yang terdiri atas jagung dengan luas panen 19
Ha dan ubi kayu yang luas panennya sebesar 25 Ha dengan produksi sebanyak 274 ton
selama tahun 2014. Selain itu, terdapat pula ubi jalar seluas panen 17 Ha, total produksi
ubi jalar di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 249 ton. Wilayah ini tercatat juga
menghasilkan berbagai jenis sayuran. Jenis sayur-sayurannya adalah kacang panjang,
sawi, bayam dan kangkung.
Kecamatan
Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Jemaja - - - - - - - -
Jemaja Timur 17 - 3 10 6 90 4 20
Siantan Selatan - - 11 105 5 135 - -
Siantan 2 - 101 144 1 12 - -
Siantan Timur - - - 15 - - - -
Tabel II.33. Luas Lahan
Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.34. Luas Tanam,
Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi
menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.35. Luas Panen
dan Produksi Palawija
menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 71
Kecamatan
Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Luas
Panen (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
Panen (Ha)
Produksi
(Ton)
Siantan Tengah - - - - 1 12 - -
Palmatak - - - - - - - -
2014 19 - 25 274 17 249 4 20
2013 27 123 45 490 16 280 - -
2012 20 50 40 615 10 150 - -
2011 30 NA 49 735 28 420 - -
2010 37 167 153 4.800 21 525 3 9
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan Kacang Panjang (Ton) Sawi (Ton) Bayam (Ton) Kangkung (Ton)
Jemaja - - - -
Jemaja Timur 3,7 29 5,5 5,6
Siantan Selatan 2,1 2 3,1 23
Siantan 5,5 30 7,2 13,3
Siantan Timur 13,5 - 7,1 8,2
Siantan Tengah 13,5 - 7,1 8,2
Palmatak 20,9 - 2 5
2014 47 71 27 69
2013 47 395 751 625
2012 40 375 745 616
2011 16 250 440 616
2010 61 55 69 550
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kabupaten Kepulauan Anambas juga menghasilkan buah-buahan. Jenis buah-
buahannya yaitu nanas, durian, pisang dan jeruk. Produksi buah terbesar di tahun 2014
adalah pisang dengan total luas panen 22 Ha dan total produksi 70 Ton.
Kecamatan
Nanas Durian Pisang Jeruk
Luas
Panen
(Ha)
Produksi (Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi (Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi (Ton)
Luas
Panen
(Ha)
Produksi (Ton)
Jemaja 0, 004 0,3 5,2 2,6 2, 015 1,8 5,58 3,1
Jemaja
Timur
- - - - - - - -
Siantan
Selatan
- - 7,5 12,5 11 25 - -
Siantan 0, 03 0,6 11,35 17 0,55 2,7 1 2,8
Siantan
Timur
0, 014 0,3 0,15 0,1 4,3 18,5 - -
Siantan Tengah
- - - - - - -
Palmatak 0, 01 0,6 20 13 4, 01 22 2,22 1,8
2014 0, 058 1,8 44,2 45,2 22 70 9 8
2013 0,1 2 44 45 18 250 1 7,2
2012 6 360 4 80 47 470 1 11
2011 3 60 41 738 - 6.910 - -
2010 10 10.000 165 412,5 149 4.670 1 35
Tabel II.36. Produksi
Sayur-sayuran menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2012
Tabel II.37. Luas Panen
dan Produksi Buah-
buahan menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 72
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Jenis lahan bukan sawah terbagi atas beberapa jenis lahan yaitu perkebunan,
pekarangan, tegal/ladang, padang rumput, hutan dan rawa. Jenis lahan dengan total luas
terbesar pada tahun 2014 adalah hutan dengan luas sebesar 43.957 hektar. Kecamatan
dengan total jenis lahan terbesar yaitu Kecamatan Palmatak dengan jumlah sebesar 6.655
hektar.
Kecamatan Jenis Lahan (Ha)
Perkebunan Pekarangan Tegal/Ladang Padang Rumput Hutan Rawa
Jemaja 2.500 - - - - - 1.159
Jemaja Timur 318 - - - - - 416
Siantan Selatan 1.734 - - - - - 6
Siantan 2.400 - - - - - 236
Siantan Timur 5.450 - - - - - 789
Siantan Tengah 4.919 - - - - - 4.840
Palmatak 6.655 - - - - - 10.433
Kepulauan Anambas 43.957
2014 23.976 43.957
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Potensi lahan pertanian terbagi dalam dua jenis tanaman pertanian yaitu tanaman
pangan yang terdiri dari padi dan palawija serta tanaman hortikultura yang terdiri dari
sayuran dan buah-buahan. Dari tahun 2010 sampai 2012, besarnya jumlah potensi lahan
pertanian tidak mengalami perubahan. Untuk padi memiliki potensi 2.745 hektar, palawija
memiliki potensi 2.890 hektar, Sayuran memiliki potensi 750 Ha dan buah-buahan
memiliki potensi 800 hektar.
Kecamatan Tanaman Pangan Hortikultura
Padi (Ha) Palawija (Ha) Sayuran (Ha) Buah-buahan (Ha)
Jemaja 764 450 160 130
Jemaja Timur 1.781 1.050 240 70
Siantan Selatan - 300 90 150
Siantan 50 720 150 225
Siantan Timur - 120 60 125
Siantan Tengah - 75 10 30
Palmatak 150 175 40 70
2012 2.745 2.890 750 800
2011 2.745 2.890 750 800
2010 2.745 2.890 750 800
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan
Kelapa Karet
Luas
Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani
(KK)
Luas
Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani
(KK)
Jemaja 1,249 68 78 1.248 262 61 417 148
Jemaja Timur 1,022 55 55 850 403 91,5 363 215
Siantan Selatan 1,239 281 275 876 222 130 769 123
Siantan 807 188 246 458 786 326 539,7 463
Siantan Timur 2,068 470 278 965 126 6,5 677 100
Tabel II.39. Potensi
Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya
di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.40. Luas Areal,
Produksi, Rata-rata
Produksi dan Jumlah
Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012
Tabel II.38. Potensi
Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan
Jenisnya di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 73
Kecamatan
Kelapa Karet
Luas
Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani
(KK)
Luas
Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani
(KK)
Siantan Tengah 458 219 682 451 156 6,2 54 98
Palmatak 3,085 760 441 2213 787 472,2 1.132 568
2014 9,928 2, 041 2, 055 7, 061 2.741 1093,4 3951,7 1715
2013 9,928 2, 041 2, 055 7, 061 2.741 1093,4 3951,7 1715
2012 9.522 2.041 348,88 7.061 2.492 1.473,30 3.953,3 1.600
2011 9.522 2.041 348,88 7.061 2.492 1.151,51 462,08 1.600
2010 7.383 2.041 276,45 7.061 1.799 1.151,51 640,31 1.600
Lanjutan Tabel II.41
Kecamatan
Cengkeh Sagu
Luas Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi (Kg/Ha)
Jumlah
Petani (KK)
Luas
Areal (Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi (Kg/Ha)
Jumlah
Petani (KK)
Jemaja 248 33,00 175 699 20 - - -
Jemaja Timur 189 22,00 206 86 20 - - -
Siantan Selatan 231 3,00 15 107 - - - -
Siantan 295 4,00 18 516 - - - -
Siantan Timur 321 6,00 29 154 5 - - -
Siantan Tengah 400 25,00 80 512 - - - -
Palmatak 1.165 168,00 221 1.285 20 - - -
2014 2849 261 744 3.359 65
2013 2849 261 744 3.359 65 - - -
2012 2.803 293 891,76 3.359 - - - -
2011 2.839 259 124 2.839 - - - -
2010 1.989 293 147 3.359 - - - -
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014
Jumlah kelompok tani menurut komoditi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu padi,
sayuran, kelapa, cengkeh, karet, toga, palawija, tanaman obat, ayam, hortikultura, sapi,
perkebunan dan kebun. Kecamatan dengan jumlah kelompok tani terbanyak adalah
Kecamatan Jemaja sebanyak 28 kelompok tani dengan jenis komoditi padi, sayuran,
kelapa, cengkeh dan karet. Sedangkan Kecamatan Jemaja Timur sebanyak 19 kelompok
tani dengan jenis komoditi padi karet, toga, palawija, tanaman obat dan ayam. Total
kelompok tani pada tahun 2012 adalah 86 kelompok tani.
Kecamatan Jumlah Kelompok Tani Jenis Komoditi
Jemaja 27 Padi, Sayuran, Kelapa, Cengkeh, Karet, sapi
Jemaja Timur 21 Padi, Karet, Toga, Palawija, Tanaman Obat, Ayam
Siantan Selatan 16 Karet, Sayuran
Siantan 13 Cengkeh, Sayuran, Karet
Siantan Timur 4 Kelapa
Siantan Tengah 9 Kebun, Hortikultura, Ternak, Karet, Toga
Palmatak 19 Kebun, Hortikultura, Sapi, Perkebunan, Toga
2014 103
2013 85
2012 86
2011 94
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Tabel II.40. Luas Areal,
Produksi, Rata-rata
Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat
menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012
Tabel II.41. Jumlah
Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis
Komoditi Kepulauan
Anambas Tahun 2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 74
II.2.2.4. Kehutanan
Luas Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu sekitar 43.957 Ha. Hutan
yang termasuk dalam kategori hutan produksi dan hutan yang dapat dikonversikan. Luas
hutan lindung di Kepulauan Anambas adalah 3.748 Ha, hutan produksi 24.033 Ha, dan
hutan yang dapat dikonversi 16.176 Ha.
Kecamatan
Fungsi
Hutan Lindung
(Ha) HPT
Hutan Produksi
(Ha)
Hutan yang
Dapat Dikonversi
(Ha)
Areal Penggunaan
Lain (APL)
Jemaja - - 1.468,6 - -
Jemaja Timur 3.350 - 2.667 - -
Siantan Selatan - - 2.101 - -
Siantan - 1.000 2.975 - -
Siantan Timur - 426 426 - -
Siantan Tengah 168 - 3.217,3 - -
Palmatak 230 - -2.4033 - -
Kepulauan Anambas - 2.134 16.176 20.440
2014 3.748 3.560 37.327,9 16.176 20.440, 0
2013 3.748 24.033
2012 - 5.949,54 58.437,71
2011 - 5.949,54 58.437,71
2010 - 3.453,76 58.437,71
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.5. Peternakan
Secara umum, populasi ternak yang tercatat pada tahun 2014 adalah sapi potong
dan kambing. Ternak sapi potong ada sebanyak 4.032 ekor sedangkan ternak kambing ada
sebanyak 193 ekor. Selain hewan ternak, ada juga yang mengelola unggas yaitu ayam
buras, ayam pedaging dan itik. Populasi ayam buras tercatat sebanyak 15.738 ekor dan
populasi itik sebanyak 953 ekor. Produksi telur yang dihasilkan untuk ayam buras
sebanyak 83.090 kg dan itik ada sebanyak 6.793 kg.
Kecamatan
Ternak Unggas
Sapi Potong (Ekor)
Kambing (Ekor)
Ayam Buras (Ekor)
Ayam Pedaging (Ekor)
Itik (Ekor)
Jemaja 1.692 55 2.300 - 306
Jemaja Timur 813 56 4.412 - 68
Siantan Selatan 124 9 1.576 - 263
Siantan 331 8 2.602 - 43
Siantan Timur 88 35 1.656 4.000 47
Siantan Tengah 130 6 876 - 88
Palmatak 854 24 2.316 - 138
2014 4.032 193 15.738 4.000 953
2013 3.894 385
2012 3.606 356 13.496 23.747 796
2011 3.606 356 13.496 23.747 796
2010 2.295 248 9.398 - 911
Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Produksi daging di Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari sapi potong, ayam
buras dan kambing. Total produksi tahun 2014 untuk sapi potong sebanyak 22.330 kg,
Tabel II.42. Luas
Kawasan Hutan
menurut Fungsi dan
Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.43. Populasi
Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 75
ayam buras sebanyak 8.263 kilogram dan kambing sebanyak 256 kilogram. Sedangkan
untuk produksi telur dihasilkan ayam buras dan itik. Total produksi telur dari ayam buras
sebanyak 83. 090 kilogram dan itik sebanyak 6.793 kilogram. Untuk tabel produksi daging
dan produksi telur tersaji dalam tabel berikut.
Kecamatan Sapi Potong (Kg) Ayam Buras (Kg) Kambing (Kg)
Jemaja 3.570 1.208 56
Jemaja Timur 2.030 2.316 56
Siantan Selatan 980 828 32
Siantan 9.660 1.366 24
Siantan Timur 980 869 40
Siantan Tengah 980 460 24
Palmatak 4.130 1.216 24
2014 22.330, 00 8.263 256
2013 22.120, 00 7.476 616
2012 23.380,00 7.371,00 544,00
2011 23.380,00 7.371,00 544,00
2010 16.320,00 - 703,20
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan Ayam Kampung (Kg) Ayam Petelor (Kg) Itik (Kg)
Jemaja 12.145 - 2.168
Jemaja Timur 23.296 - 488
Siantan Selatan 8.323 - 1.880
Siantan 13.736 - 307
Siantan Timur 8.741 - 338
Siantan Tengah 4.623 - 629
Palmatak 12.226 - 983
2014 83.090 - 6.793
2013 82.402 - 6.754
2012 58.815 - 6.209
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.6. Perikanan
Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas dikelilingi oleh laut
yang begitu luas. Banyak yang mata pencaharian penduduknya adalah perikanan terutama
perikanan laut. Pada tahun 2014, luas usaha budidaya perikanan di laut ada seluas 145.330
m2 dengan jumlah produksi yang tercatat sebanyak 1.438 ton.
Kecamatan Budidaya
Laut (m2) Payau (m2) Tawar (m2) Jumlah (m2)
Jemaja 477 - 200 677
Jemaja Timur 297 - 10 307
Siantan Selatan 2.187 - - 2.187
Siantan 80.477 - 200 80.677
Siantan Timur 6.984 - - 6.984
Siantan Tengah 50.102 - - 50.102
Palmatak 4.806 - 10 4816
2014 145.330 - 420 145.750
2013 33.480 - 420 33.900
Tabel II.44. Produksi
Daging menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.45. Produksi
Telur menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012
Tabel II.46. Luas Usaha
Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya
dan Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 76
Kecamatan Budidaya
Laut (m2) Payau (m2) Tawar (m2) Jumlah (m2)
2012 32.580 - 30 32.610
2011 28.980 - - 28.980
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan Budidaya
Laut (Ton) Payau (Ton) Tawar (Ton) Jumlah (Ton)
Jemaja 40 - 6 46
Jemaja Timur 25 - 50 75
Siantan Selatan 157 - - 157
Siantan 87 - 15 102
Siantan Timur 361 - - 361
Siantan Tengah 271 - - 271
Palmatak 425 - 1 416
2014 1.366 - 72 1.438
2013 130,25 - 0,1 130,355
2012 214,71 - 0,1 214,81
2011 62,91 - - 62,91
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan
Jenis Kelompok
Pembudidaya
Ikan Air Laut
Pembudidaya
Ikan Air Tawar Nelayan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan
Jemaja 4 1 33 30
Jemaja Timur 3 5 11 7
Siantan Selatan 17 - 51 11
Siantan 7 1 17 6
Siantan Timur 37 - 31 10
Siantan Tengah 24 - 29 2
Palmatak 43 - 54 27
2014 132 7 234 93
2013 135 7 226 95
2012 135 7 226 128
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.7. Industri
Pada Tahun 2014, sektor industri belum menjadi penyumbang utama dalam
pembentukkan PDRB. Sektor industri dikelompokkan menjadi beberapa kategori.
Kategori tersebut adalah industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Jumlah industri
kecil yang tercatat pada tahun 2014 sebanyak 284 buah industri yang mampu menyerap
1.248 tenaga kerja. Sedangkan industri sedang di Kepulauan Anambas tercatat sebanyak 5
buah dengan tenaga kerja sebanyak 21 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar
terdapat di Kecamatan Siantan. Hal ini wajar dikarenakan Kecamatan Siantan merupakan
ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas.
Kecamatan Perusahaan Industri
Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja
Jemaja 31 181 - - - -
Jemaja Timur 63 116 - - - -
Siantan Selatan 11 79 - - - -
Siantan 81 375 3 13 - -
Tabel II.47. Produksi
Perikanan Budidaya
menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.48. Banyaknya
Kelompok Pelaku Usaha
Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
Tabel II.49. Banyaknya
Perusahaan Industri Kecil,
Sedang, Besar dan
Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.46. Luas Usaha
Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya
dan Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 77
Kecamatan Perusahaan Industri
Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja
Siantan Timur 36 279 - - - -
Siantan Tengah 31 52 1 6 - -
Palmatak 31 166 1 2 - -
2014 284 1.248 5 21 - -
2013 279 1.271 5 21 - -
2012 271 1.265 4 17 - -
2011 172 1.544 4 22 - -
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.8. Energi dan Sumber Daya Air Minum
Sebagai suatu kebutuhan vital dalam kehidupan, listrik dan air minum memerlukan
penanganan yang serius. Bila kedua sektor ini mengalami gangguan dalam
operasionalnya, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kelangsungan
pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah daerah yang dialiri listrik
PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terdaftar pada 4 rayon di Kabupaten
Kepulauan Anambas adalah Tarempa, Ladan, Kuala Maras dan Letung. Air minum atau
air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah
Air Minum) Anambas.
Unit Pembangkit Jumlah Pelanggan
2010 2011 2012 2013
Tarempa 1.323 1.491 1.525 2.789
Letung 568 721 884 977
Ladan 677 687 1.159 2.041
Kuala Maras 215 230 240 244
Jumlah 2.783 3.129 3.808 6.048
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
PLTD Jumlah Mesin
(Unit)
Daya Terpasang
(KW)
Daya
Mampu
Tenaga yang
Dibangkitkan
(KWH)
Beban
Puncak
KWH
Terjual
Tarempa 6 3.000 2.400 10.561.916 1.850 8.883.048
Letung 6 1.168 895 2.085.530 510 1.585.788
Ladan 5 858 580 2.156.378 550 1.807.800
Kuala Maras 3 350 240 212.38 135 198.096
Jumlah 20 5.376 4.115 15.016.207 3.045 12.474.732
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Air minum atau air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya di Kota
Tarempa dikelola Kantor Kecamatan Siantan dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jumlah Pelanggan air
pada tahun 2013 sebanyak 990 pelanggan dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.
Sedangkan untuk banyaknya Rumah Tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas yang
menggunakan jasa Pemda pada tahun 2013 sebanyak 1.442 Rumah Tangga dengan
Kecamatan Siantan sebagai pengguna terbesar. Namun rumah tangga yang menggunakan
jasa Non Pemda lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak 2.748 RT dengan Kecamatan
Palmatak sebagai pengguna terbesar
Tabel II.50. Banyaknya
Pelanggan PLN di Kabupaten
Kepulauan Anambas menurut Cabang Tahun 2013
Tabel II.51. Banyaknya
Mesin, Daya Terpasang,
Daya Mampu, dan KWH
Terjual pada PLN Sub Ranting Kepulauan
Anambas Tahun 2013
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 78
Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Pelanggan Unit 990 990 990 990 990
Kapasitas Produksi Liter/Detik 20 20 20 20 20
Penggunaan M3 - - - - -
Penerimaan Rp 15.180 15.180 21.225 34.275 34275
Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Kecamatan Pemda Non Pemda Jumlah
Jemaja 207 500 707
Jemaja Timur 0 325 325
Siantan Selatan 0 375 375
Siantan 990 300 1.290
Siantan Timur 0 425 425
Siantan Tengah 245 303 548
Palmatak 0 520 520
2013 1.442 2.748 4.190
2012 1.412 2.748 4.160
2011 1.380 3.070 4.450
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.9. Pertambangan
Pertambangan merupakan sektor yang paling besar kontribusinya dalam
menyumbang PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas. Luas usaha pertambangan granit
merupakan pertambangan terbesar yaitu sebesar 14.230 Ha dengan cadangan
35.893.718.436 m3.
Kecamatan
Granit Riolit Diorit Biji Besi
Luas
(Ha)
Cadangan
(m3)
Luas
(Ha)
Cadangan
(m3)
Luas
(Ha)
Cadangan
(m3)
Luas
(Ha)
Cadangan
(m3)
Jemaja 9.885,00 12.421.054.662,0
0
- - 44,00 2.230.311.146,0
0
- -
Jemaja Timur
- - - - - - - -
Siantan
Selatan
1.250,00 2.746.445.898,00 - - - - - -
Siantan 2.750,00 16.364.512.003,00
- - - - - -
Siantan
Timur
- - - - - 36,00 148.119,9
0
Siantan
Tengah
- - - - - - - -
Palmatak 345,00 4.361.705.873,00 - 1.914.455,0
0
316,00 340.498.440,00 - 24.811,78
2013 14.230,0
0
35.893.718.436,0
0
- 1.914.455,0
0
360,00 2.570.809.586,0
0
36,00 172.931,6
8
2012 14.230,0
0
35.893.718.436,0
0
- 1.914.455,0
0
360,00 2.570.809.586,0
0
36,00 172.931,6
8
2011 14.230,00
35.893.718.436,00
- 1.914.455,00
360,00 2.570.809.586,00
36,00 178.805,00
Tabel II.53. Banyaknya
Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM
dan Non PAM menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2013
Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan
Pertambangan menurut
Kecamatan dan Jenis Pertambangan di
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2013
Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum,
Produksi, Penggunaan
dan Jumlah Penerimaan di PDAM Kepulauan
Anambas Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 79
Lanjutan Tabel II.55
Kecamatan Pasir Kuarsa Tanah Urug
Luas (Ha) Cadangan (m3) Luas (Ha) Cadangan (m3)
Jemaja - 5.414.904,00 - -
Jemaja Timur - - - -
Siantan Selatan - - - -
Siantan - - - -
Siantan Timur - - - -
Siantan Tengah - - - -
Palmatak - - - -
2013 - 5.414.904,00 - -
2012 - 5.414.904,00 - -
2011 - 5.414.904,00 - -
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
II.2.2.10. Pariwisata
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi wisata yang cukup besar.
Tentunya untuk mengembangkan industri pariwisata tersebut memerlukan dukungan
sarana dan prasarana. Salah satu yang cukup penting adalah ketersediaan dermaga.
Hingga tahun 2015, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 47 dermaga yang terdiri
dari 3 dermaga kecil, 9 dermaga besar dan 35 dermaga sedang.
Kecamatan Jenis Dermaga
Besar Kecil Sedang
Jemaja - 1 25
Jemaja Timur 1 2 -
Siantan Selatan - - -
Siantan 8 - 10
Siantan Timur - - -
Siantan Tengah - - -
Palmatak - - -
2014 9 3 35
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun
Januari 1.080 2.941
Februari 1.840 3.044
Maret 2.912 3.061
April 4.299 4.459
Mei 3.389 4.153
Juni 4.741 6.117
Juli 3.815 4.619
Agustus 3.251 5.651
September - -
Oktober 2.716 1.828
November - -
Desember 1.962 2.597
2014 30.005 38.470
2013 26.709 39.551
2012 34.122 24.455
Tabel II.55. Banyaknya
Dermaga Laut menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2014
Tabel II.56. Banyaknya
Penumpang Naik dan
Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa
Kepulauan Anambas
Tahun 2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 80
Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun
2011 25.439 24.524
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Bulan Penumpang Berangkat Penumpang Datang
Januari 1.033 1.195
Februari - -
Maret - -
April - -
Mei - -
Juni - -
Juli - -
Agustus 794 854
September 1.094 1.098
Oktober 1.262 1.123
November 992 1.046
Desember 1.247 1.084
2014 6.422 6.400
2013 12.198 12.115
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Selanjutnya adalah penginapan sebagai salah satu hal yang mendukung industri
pariwisata. Jumlah penginapan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih relatif sedikit
dan itupun belum tersebar di seluruh kecamatan. Di wilayah ini tercatat memiliki 10 hotel
melati di tahun 2014, namun dari jumlah tersebut 7 diantaranya terdapat di Kecamatan
Siantan dimana ibu kota kabupaten berada. Di kecamatan Jemaja terdapat 3 buah hotel.
Selain penginapan, restoran dan rumah makan juga ikut turut memberikan kontribusi
dalam industri pariwisata. Sama halnya dengan penginapan, jumlah terbanyak berada di
Kecamatan Siantan.
Kecamatan Jenis Penginapan
Jumlah Hotel Bintang Hotel Melati Losmen
Jemaja - 3 8 11
Jemaja Timur - - - -
Siantan Selatan - - - -
Siantan - 7 2 9
Siantan Timur - - - -
Siantan Tengah - - - -
Palmatak - - 6 6
2014 - 10 16 26
2013 - 10 - 10
2012 - 24 - 24
2011 - 22 - 22
Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015
Tabel II.57. Banyaknya
Penumpang Datang dan
Berangkat menurut Bulan di Bandar Udara Matak
Kepulauan Anambas
Tahun 2014 (Pesawat Komersil)
Tabel II.58. Banyaknya
Penginapan menurut
Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 81
II.3. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka
pada persaingan dengan propinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, domestik
atau internasional.Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator
variabel aspek daya saing daerah terdiri dari:
II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
II.3.1.1. NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari
perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang
dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Indeks yang diterima petani
merupakan suatu indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan,
sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi
rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
Semakin tinggi nilai NTP maka relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan
daya beli petani. Dimana NTP lebih dari 100, berarti petani mengalami surplus. Harga
produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik
lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik
dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. Apabila NTP = 100, berarti petani
mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak
mengalami perubahan. NTP kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan
harga barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan
dibanding tingkat kesejahtaraan petani pada periode sebelumnya. Penilaian NTP di atas
menggunakan asumsi bahwa apabila produktivitas petani pada bulan bersangkutan paling
sedikit sama dengan produktivitas bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani meliputi lima subsektor yaitu subsektor tanaman pangan,
subsektor tanaman holtikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor
peternakan dan subsektor perikanan. NTP mencakup lima kabupaten yang ada di Provinsi
Kepulauan Riau yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Indeks Yang Diterima Petani (lt) 119,36 126,66 131,66 136,05 109,62 115,22
2. Indeks Yang Dibayar Petani (lb) 119,42 122,54 125,91 129,61 108,62 115,57
NTP 99,95 103,36 104,57 104,97 100,92 99,7
Sumber : Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Selama periode 2011-2014, rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau mengalami
peningkatan setiap tahunnya yang berarti daya beli petani di Provinsi Kepulauan riau lebih
baik dari tahun ke tahun. NTP tertinggi terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar 104,96
dengan indeks yang diterima petani sebesar 136,05 dan indeks yang dibayar petani
Tabel II.59. Nilai Tukar
Petani (NTP) Tahun
2010-2014 Provinsi Kepulauan Riau
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 82
sebesar 129,61. Namun pada tahun 2015 rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau hanya
mencapai 99,45 masih berada di bawah 100. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015 petani
di Provinsi Kepualauan Riau mengalami defisit, dimana kenaikan hasil produksi
pertaniannya lebih kecil dibanding kenaikan harga kebutuhan petani untuk konsumsi dan
biaya produksi. Pada tahun 2015 indeks harga yang diterima petani hanya mencapai
115,22 sedangkan indeks yang dibayarkan petani telah menapai 115,87.
Sumber: NTP Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2015
Provinsi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau, yaitu yang
berbatasan di sebelah barat Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Provinsi Jambi yang berbatasan disebelah selatan. Apabila membandingkan NTP pada
provinsi-provinsi tersebut, dapat dilihat pada tabel diatas yaitu pada tahun 2014 Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung memiliki NTP paling besar dengan angka mencapai 101,55,
di posisi kedua yaitu Provinsi Kepulauan Riau dengan NTP sebesar 100,92, kemudian
Provinsi Jambi dengan NTP sebesar 97,02 dan di posisi terakhir yaitu Provinsi Riau
dengan NTP sebesar 96,85. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan petani di Provinsi
Kepulauan Riau cukup tinggi dengan menempati posisi kedua dibandingkan tiga provinsi
lainnya. Dengan NTP lebih dari 100 maka berarti petani Provinsi Kepulauan Riau dan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih
besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari
pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding
tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.
II.3.1.2. FOKUS IKLIM BERINVESTASI
Fokus iklim berinvestasi sangat dipengaruhi oleh rasa aman bagi investor untuk
berinvestasi. Ketentraman dan ketertiban umum yang kondusif menggambarkan bahwa
dispilin hukum berjalan dengan baik. Ketentraman dan ketertiban umum sangat
berdampak positif dalam meningkatkan kenyamanan berinvestasi.
II.3.1.2.1. Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain
kemiskinan, disfungsi norma dan hukum, ketidakharmonisan unsur terkait serta karakter
bangsa yang sudah bergeser, ditambah dengan sistem pendidikan yang tidak lagi
mengajarkan nilai-nilai etika termasuk pendidikan agama yang hanya menekankan pada
96.85
101.55
97.02
100.92
949596979899
100101102
Provinsi Riau Provinsi Kepulauan BangkaBelitung
Provinsi Jambi Provinsi Kepulauan Riau
Gambar II.10.
Nilai Tukar Petani
Provinsi Riau, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi
dan Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 83
aspek kognitifnya. Penanggulangan kriminalitas yang tepat merupakan salah satu cara
untuk mencapai rasa aman, nyaman dan tertib bagi masyarakat serta iklim berinvestasi
untuk dapat terselengggara dengan baik.
Seperti yang tertera pada Tabel II.60, tindak kriminal selama satu tahun pada
selang waktu tahun 2009 sampai pada tahun 2012 terus mengalami peningkatan akan
tetapi mengalami penurunan yang cukup siginifikan di tahun 2013. Tindak kriminal yang
mengalami fluktuasi pada tahun 2009 hingga tahun 2013 berbanding lurus dengan angka
kriminalitas. Jumlah tindak kriminal tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan jumlah tinda
kriminal sebanyak 27 kasus dan angka kriminalitas mencapai 0,095, sedangkan tindak
kriminal paling sedikit terjadi di tahun 2013 sebanyak satu kasus dengan angka
kriminalitas 0,003. Angka kriminalitas pada suatu daerah semakin rendah
menggambarkan tingginya rasa aman masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Hal ini
menunjukan bahwa angka kriminalitas masih relatif kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
dalam hal keamanan dan ketertiban lingkungan, kondisi di Kabupaten Kepulauan
Anambas relatif stabil dan terkendali.
No Jenis Kriminal 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah kasus Pembunuhan 0 0 0 1 0
2 Jumlah Kejahatan Seksual 2 3 1 4 0
3 Jumlah kasus Penganiayaan 1 1 4 20 1
4 Jumlah kasus Pencurian 4 4 4 6 0
5 Jumlah kasus Penipuan 0 0 1 6 0
6 Jumlah Tindak Kriminal selama 1 tahun 7 8 10 37 1
7 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374
8 Angka Kriminalitas 0,020 0,021 0,026 0,095 0,003
Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014
II.3.1.3. FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting untuk
kemajuan daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula
kualitas SDM di wilayah tersebut. Dengan demikian program pendidikan mempunyai
andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu daerah.
II.3.1.3.1. Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3)
Tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu daerah. Untuk
memajukan perekonomian suatu daerah diperlukan tenaga kerja yang berkualitas.Tingkat
pendidikan memiliki faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas tenaga kerja
daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin tinggi pula penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadapkualitas hasil produksi barang
dan jasa
Seperti tertera pada Tabel II.61, tenaga kerja masih merupakan permasalahan di
Kabupaten Kepulauan Anambas mengingat rasio lulusan S1/S2/S3 masih sangat minim.
Pada tahun 2009 rasio lulusan S1/S2/S3 0,02 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak
727 jiwa, dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 0,026, dan mengalami
pengingkatan di tahun 2011 menjadi 0,027, mengalami peningkatan di tahun 2012
menjadi 0,031 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2013 dengan rasio lulusan
menjadi 0,034 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 1.357 jiwa. Pada selang waktu
tahun 2009 sampai tahun 2013 rasio lulusan S1/S2/S3 terus mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan
Tabel II.60. Angka
Kriminalitas Tahun 2009-
2013 Kabupaten
Kepulauan Anambas.
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 84
semakin meningkat pula. Selain itu, peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan atau
menciptakan peluang usaha lebih besar bagi mereka yang berpendidikan tinggi
dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah.
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah lulusan S1 727 987 1.019 1.234 1.305
2 Jumlah lulusan S2 0 0 46 48 52
3 Jumlah lulusan S3 0 0 0 0 0
4 Jumlah lulusan S1/S2/S3 727 987 1.065 1.282 1.357
5 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374
6 Rasio lulusan S1/S2/S3 0,020 0,026 0,028 0,033 0,034
Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014
II.3.1.3.2. Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan)
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk usia 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas (usia
nonproduktif) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (usia produktif).
Rasio ketergantungan dapat dilihat berdasarkan usia, yaitu rasio ketergantungan muda dan
rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan muda merupakan perbandingan jumlah penduduk belum
produktif (usia 0-14 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15 - 64 tahun).
Seperti yang tertera pada Tabel II.62, rasio ketergantungan muda terus mengalami
kenaikan pada selang waktu antara tahun 2009 sampai tahun 2013 akan tetapi mengalami
penurunan di tahun 2014. Pada tahun 2009 rasio ketergantungan muda sebesar 0,463,
mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,495, mengalami kenaikan di tahun 2011
menjadi 0,512, mengalami kenaikan di hingga tahun 2012 menjadi 0,518, dan terus
mengalami kenaikan hingga tahun 2013 menjadi 0,548 dan mengalami penurunan di
tahun 2014 menjadi 0,523 ini berarti bahwa setiap 100 orang yang berusia produktif harus
menanggung kurang lebih 52 orang usia belum produktif (usia 0-14 tahun). Pada tahun
2013 peningkatan yang terjadi pada jumlah penduduk usia 0-14 tahun berbanding terbalik
dengan menurunnya jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun sehingga menyebabkan semakin
banyaknya jumlah usia belum produktif yang harus ditanggung oleh usia produktif.
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 11.010 11.982 12.591 13.635 13.671 13.207
2 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248
3 Rasio Ketergantungan Muda 0,463 0,495 0,512 0,518 0,548 0,523
Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015
Rasio ketergantungan tua merupakan perbandingan jumlah penduduk tidak
produktif (usia 65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun).
Rasio ketergantungan tua terus mengalami peningkatan dalam selang waktu antara tahun
2009 hingga tahun 2014. Seperti tersaji pada Tabel II.63, pada tahun 2009 rasio
ketergantungan tua sebesar 0,035, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,051,
mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 0,053, mengalami kenaikan hingga tahun
2012 menjadi 0,055 dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2014 menjadi 0,056 di
tahun 2013 dan 0, 057 di tahun 2014, ini berarti setiap 100 orang berusia produktif harus
menanggung kurang lebih 57 orang usia tidak produktif.
Tabel II.61. Rasio
Lulusan S1/S2/S3 Tahun
2008-2011 Kabupaten
Kepulauan Anambas
Tabel II.62. Rasio
Ketergantungan Muda
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009 s.d Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 85
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun 831 1.244 1.308 1.438 1.403 1.437
2 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248
3 Rasio Ketergantungan Tua 0,035 0,051 0,053 0,055 0,056 0,057
Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015
Rasio ketergantungan total yaitu rasio ketergantungan dengan membandingkan
jumlah penduduk belum produktif (usia < 15 tahun) dan jumlah penduduk tidak produktif
(usia > 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun). Berdasarkan data
yang tersaji pada Tabel II.64, rasio ketergantungan total Kabupaten Kepulauan Anambas
terus mengalami peningkatan pada selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun 2013
kecuali di tahun 2014 mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2009 rasio
ketergantungan mencapai 0,497, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,547,
mengalami kenaikan di tahu 2011 menjadi 0,565, mengalami kenaikan hingga tahun 2012
rasio ketergantungan mencapai 0,571, mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi
0,605 dan mengalami oenurunan di tahun 2014 menjadi 0,580, angka ini berarti setiap 100
orang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 58 usia belum produktif dan usia
tidak produktif.
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 11.010 11.982 12.591 13.635 13.671 13.207
2 Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun 831 1.244 1.308 1.438 1.403 1.437
3 Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif 11.841 13.226 13.899 15.037 15.074 14.644
4 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248
5 Rasio Ketergantungan 0,497 0,547 0,565 0,571 0,605 0,580
Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011,2012, 2014 dan 2015
Semakin meningkatnya jumlah usia belum produktif dan usia tidak produktif yang
berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah usia produktif menyebabkan
meningkatnya tingkat ketergantungan muda, tua dan total. Berdasarkan rasio
ketergantungan muda, tua maupun rasio ketergantungan total yang dimiliki oleh
Kabupaten Kepulauan Anambas yang terus meningkat setiap tahun dari tahun 2009
hingga tahun 2014 menunjukan bahwa semakin meningkat pula beban ekonomi yang
harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif.
Tabel II.63. Rasio
Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009-
2014
Tabel II.64. Rasio
Ketergantungan
Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun
2009-2014
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 88
III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah merupakan komponen paling penting dalam perencanaan
pembangunan, karena kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat
tergantung pada kemampuan anggaran daerah yang tercermin pada Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Sebagaimana semangat otonomi daerah, maka
masing-masing daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
daerahnya sendiri. Oleh karena itu diharapkan daerah mampu menggerakkan roda
pemerintahan, melaksanakan pembangunan serta memberikan pelayanan publik dengan
sebaik-baiknya kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan keuangan daerahnya.
Pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan dengan menganut azas tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk
masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana dengan melakukan analisis mengenai kondisi
keuangan dan proyeksi keuangan daerah. Proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk
memperoleh proyeksi yang tepat mengenai kemampuan daerah dalam mendanai rencana
pembangunan dan pemecahan permasalahan strategis secara tepat dengan melahirkan
kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah. Proyeksi yang baik tentu saja
dilakukan dengan melihat kinerja keuangan daerah beberapa tahun kebelakang, minimal
dalam satu periode RPJM Daerah. Kinerja keuangan masa lalu menguraikan tentang
kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Anambas pada tahun 2010 sampai dengan tahun
2015, khususnya terkait kinerja pendapatan dan belanja daerah, serta neraca daerah.
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan sumber data dari Catatan
Atas Laporan Keuangan (CALK) dari tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut:
NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PENDAPATAN DAERAH
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106
2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627
4 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040
B DANA PERIMBANGAN
1 Dana Bagi Hasil Pajak 74.060.737.285 77.513.344.799 68.096.161.713 56.331.247.189 74.425.742.628 85.030.307.650
2 Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak (Sumber Daya Alam)
412.251.760.091 411.209.291.759 603.101.963.626 536.445.854.154 421.801.076.177 193.534.825.640
3 Dana Alokasi Umum 213.045.068.000 208.627.263.000 169.458.624.000 233.124.880.000 215.651.064.000 184.263.823.000
4 Dana Alokasi Khusus 12.463.770.000 25.716.675.000 21.931.095.000 45.486.721.000 61.703.520.000 87.922.100.000
Jumlah Dana Perimbangan 711.821.335.376 723.066.574.558 862.587.844.339 871.388.702.343 773.581.402.805 550.751.056.290
C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun
2010 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 89
NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974
2 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000
3 Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah
Lainnya
- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000
4 Pendapatan Hibah 5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -
5 Pendapatan Lainnya 2.236.084.800 402.143.649 - - -
Jumlah Lain Lain Pendapatan
yang Sah
17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
740.314.563.363 821.124.048.389 934.320.813.226 940.910.996.391 858.272.443.166 639.318.415.304
BELANJA
A BELANJA BELANJA OPERASIONAL
1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819
2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882
3 Belanja Bunga - - - - - -
4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000
5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446
6 Belanja Bantuan Sosial 47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000
7 Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/Kab/Kota
dan Pemerintahan Desa
- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053
JUMLAH BELANJA OPERASIONAL
361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200
B BELANJA BELANJA MODAL
1 Belanja Modal Pengadaan
Tanah
5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -
2 Belanja Modal Peralatan
Dan Mesin
27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750
3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan
13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659
4 Belanja Modal Jalan. Irigasi
dan Jaringan
16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637
5 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000
6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -
JUMLAH BELANJA MODAL 64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046
C BELANJA TIDAK TERDUGA
1 Belanja Tidak Terduga 3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200
JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA
3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200
JUMLAH BELANJA 428.658.791.446 856.065.417.867 938.577.499.845 1.055.392.525.458 994.386.202.555 647.842.758.446
SURPLUS/DEFISIT 311.655.771.917 (34.941.369.478) (4.256.686.619) (114.481.529.067) (136.113.759.389) (8.524.343.142)
D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.167.862.777
2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
- - - - - 831.464.116
JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.999.326.893
E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1 Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah Daerah
- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
2 Pemberian Pinjaman Daerah
- dana Bergulir
- - - - - -
JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DAERAH
- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
PEMBIAYAAN NETTO 936.748.413 313.862.008.660 271.420.639.182 261.163.952.562 142.281.622.167 6.129.326.893
SISA LEBIH/KURANG 312.592.520.330 278.920.639.182 267.163.952.563 146.682.423.495 6.167.862.777 (2.395.016.249)
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 90
NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN
Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 - 2015
III.1.1. Pendapatan Daerah
Tingkat kemampuan masing-masing daerah dalam mendanai kebutuhan daerah
berbeda-beda, tergantung dari pendapatan daerahnya. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih, dan begitu
pula dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat
mengelola dengan baik sumber sumber keuangan dalam upaya peningkatan pelayanan
masyarakat yang lebih efisiean dan efektif pada daerahnya masing-masing berdasarkan
pedoman yang ada.
Hal tersebut terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Pendapatan daerah diperoleh melalui sumber-sumber meliputi:
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah.
NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
I PENDAPATAN DAERAH
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106
2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627
4 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302
Jumlah Pendapatan Asli Daerah
10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040
B PENDAPATAN TRANSFER
1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan
1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 74.060.737.285 77.513.344.799 68.096.161.713 56.331.247.189 74.425.742.628 85.030.307.650
1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
(Sumber Daya Alam)
412.251.760.091 411.209.291.759 603.101.963.626 536.445.854.154 421.801.076.177 193.534.825.640
1.3 Dana Alokasi Umum 213.045.068.000 208.627.263.000 169.458.624.000 233.124.880.000 215.651.064.000 184.263.823.000
1.4 Dana Alokasi Khusus 12.463.770.000 25.716.675.000 21.931.095.000 45.486.721.000 61.703.520.000 87.922.100.000
Jumlah Pendapatan Transfer Dana
Perimbangan
711.821.335.376 723.066.574.558 862.587.844.339 871.388.702.343 773.581.402.805 550.751.056.290
C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
1 Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974
2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000
3 Bantuan Keuangan dan Provinsi
Pemerintah Daerah Lainnya
- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000
4 Pendapatan Hibah 5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -
5 Pendapatan Lainnya 2.236.084.800 402.143.649 - - -
Jumlah Lain Lain Pendapatan yang
Sah
17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 740.314.563.363 821.124.048.389 934.320.813.226 940.910.996.391 858.272.443.166 639.318.415.304
Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 – 2015
Tabel III.2. Realisasi
Pendapatan Daerah Tahun 2010-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 91
Pendapatan dan belanja daerah mengalami peningktan dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013,dan kemudian mulai mengalami penurunan dari tahun 2013, dan
bahkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2015 yang diakibatkan oleh
penurunan harga minyak dunia. Tren tersebut sejalan juga dengan belanja daerahnya.
Akibat dari penurunan harga minyak dunia tersebut menghasilkan pertumbuhan
pendapatan daerah yang fluktuatif, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan
pendapatan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 adaah sebesar negatif 2%,
sedangkan untuk belanja daerah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 6%. Berikut
dapat dilihat dengan grafik pendapatan dan belanja daerah yang terjadi pada tahun 2010
sampai dengan tahun 2015.
2016* Data Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Tahun 2016.
Nilai pertumbuhan pendapatan daerah yang negatif menunjukkan bahwa
pertumbuhan pendapatannya mengalami penurunan, seperti yang dijelaskan sebelumnya
bahwa hal tersebut disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia. Anjloknya harga
minyak dunia sangat berpengaruh terhadap kondisi pendapatan daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas yang pendapatan daerahnya sebagian besar berasal dari data
perimbangan sebagai daerah yang memiliki sumberdaya minyak. Kontribusi dana
perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Kontribusi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* Rata Rata Kontribusi
2010-2015
Pendapatan asli daerah 1,43 4,68 3,65 3,31 2,50 2,69 3,17 3,04
Dana perimbangan 96,15 88,06 92,32 92,61 90,13 86,15 87,35 90,90
Lain lain pendapatan daerah
yang sah
2,42 7,26 4,03 4,08 7,36 11,16 9,47 6,05
Sumber: Analisis Terhadap Data CALK Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 – 2015
Rata-rata kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun
2010- 2015 adalah sebesar 90,90%, bahkan pada tahun 2015 kontribusinya sebesar
86,15% mengalami penurunan dari awal tahun 2010 yang kontribusinya sebesar 96,15%.
Penurunan kontribusi dana perimbangan ini berindikasi positif terhadap ketergantungan
pemerintah daerah pada dana perimbangan untuk pembiayaan pembangunan semakin
kecil. Implikasi positif lainnya terhadap menurunnya kontribusi komponen dana
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*
Pendapatan dan Belanja Daerah (Juta Rupiah)
PENDAPATAN DAERAH BELANJA
Gambar III.1. Pendapatan
Daerah dan Belanja Daerah
Sumber: Catatan Atas
Laporan Keuangan APBD
Tahun 2010 - 2015
Tabel III.3. Kontribusi
Pendapatan Daerah
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010 - 2015
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 92
perimbangan adalah meningkatnya kontribusi komponen yang lain, terutama kontribusi
pendapatan asli daerah.
III.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu dari tiga komponen penerimaan daerah
seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah atau yang sering
disingkat dengan PAD diperoleh dari beberapa sumber yaitu pendapatan pajak daerah,
pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berikut adalah besaran
masing-masing sumber penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.
N
O KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PENDAPATAN DAERAH
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106
2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627
4 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040
Seperti yang terlihat pada grafik kontribusi pendapatan daerah terlihat bahwa rata-
rata kontribusi pendapatan asli daerah adalah sebesar 3,04%. Meskipun rata-rata
kontribusi pendapatan asli daerah ini tergolong sangat kecil dan paling kecil diantara
komponen lainnya, namun tren kontribusinya meningkat dari yang semula hanya 1,43%
pada tahun 2010 menjadi 3,71% pada tahun 2015. PAD bersumber dari empat sumber
pemasukkan seperti detail pada tabel diatas. Sumber utama berdasarkan rata-rata
kontribusi terbesarnya dalam pendapatan asli daerah yaitu 70,67% berasal dari lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, dan diikuti oleh pendapatan pajak daerah yang
berkontribusi sebesar 22,47%. Berikut adalah tabel kontribusi yang menunjukkan
kontribusi masing-masing sumber pendapatan asli daerah.
NO PERSENTASE KONTRIBUSI
PENDAPATAN ASLI DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-Rata %
Kontribusi
1 Pendapatan Pajak Daerah 2,47 6,83 19,83 27,92 45,93 31,84 22,47
2 Pendapatan Retribusi Daerah 2,04 0,61 1,38 3,06 5,85 4,95 2,98
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 0,40 9,26 13,58 7,75
3.04
90.90
6.05 RATA-RATA PERSEN KONTRIBUSI
PENDAPATAN DAERAH
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
Gambar III.2. Rata-rata
Persen Kontribusi Pendapatan Daerah
Sumber: Catatan Atas
Laporan Keuangan APBD
Tahun 2010 - 2015
Tabel III.4.
PAD Kabupaten
Kepulauan Anambas tahun 2010-2015
Tabel III.5. Persentase
Kontribusi Komponen
Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010-
2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 93
Daerah Yang Dipisahkan
4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah
95,49 92,56 78,78 68,61 38,96 49,63 70,67
Tren persentase kontribusi yang meningkat juga sejalan dengan rata-rata
pertumbuhan pendapatan asli daerah yang mengalami peningkatan cukup signifikan mulai
dari tahun 2011 – 2015, yaitu sebesar 39%, sedagkan masing-masing sumber komponen
lainnya dapat dilihat detail pada tabel dibawah ini:
NO KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Pertumbuhan
2011-2015
PENDAPATAN DAERAH
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 Pendapatan Pajak Daerah 906 158 28 14 (44) 212
2 Pendapatan Retribusi Daerah 8 103 102 32 (32) 43
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
1.490 18 754
4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 253 (24) (21) (61) 2 30
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 264 (11) (9) (31) (20) 39
Meskipun sejak tahun 2012 – 2015 persentase pertumbuhan pendapatan asli daerah
terus melangalami penurunan, namun nilai rata-rata pertumbuhan PAD masih cukup
besar, hal ini dikarenakan angka pertumbuhan pada tahun 2011 yang sangat besar yaitu
sebesar 253%.
III.1.1.2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah (otonom) untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran
dalam APBN. Dana perimbangan ini bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara
pemerintah dan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah, dengan kata lain agar
tercipta keseimbangan keuanngan antara pemerintah pusat dan daerah dan antara
pemerintah daerah.
NO Pertumbuhan Dana Perimbangan 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Pertumbuhan
2011-2015
1 Dana Bagi Hasil Pajak 5 (12) (17) 32 14 4
2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
(0) 47 (11) (21) (54) (8)
3 Dana Alokasi Umum (2) (19) 38 (7) (15) (1)
4 Dana Alokasi Khusus 106 (15) 107 36 42 55
Jumlah Dana Perimbangan 2 19 1 (11) (29) (4)
Apabila dilihat secara keseluruhan/total pendapatan dari komponen dana
perimbangan ini terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun 2011 - 2015 adalah
negatif sebesar -4% atau mengalami penurunan dana perimbangan. Meski memiliki
persentase penurunan yang kecil, namun perlu diingat bahwa komponen dana
perimbangan ini memiliki persen kontribusi lebih dari 95% yang mengakibatkan
penurunan -4% memiliki dampak pengurangan yang cukup besar terhadap total
pendapatan daerah.
Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan
Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010-2015
Tabel III.6. Pertumbuhan
Pendapatan Daerah Tahun
2011 - 2015
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 94
Dana perimbangan itu sendiri memiliki empat sumber seperti yang disebutkan
dalam tabel. Dari keempat sumber tersebut komponen bagi hasil bukan pajak (sumber
daya alam) memiliki kontribusi lebih dari separuh atau sebesar 55,99% dari jumlah
keseluruhan dana perimbangan. Kemudian diikuti oleh Dana Alokoasi umum sebesar
27,75%. Untuk lebih detail tersaji dalam tabel berikut:
No Persentase Kontribusi Dana Perimbangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata % Kontribusi
1 Dana Bagi Hasil Pajak 10 11 8 6 10 15 10,09
2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 58 57 70 62 55 35 55,99
3 Dana Alokasi Umum 30 29 20 27 28 33 27,75
4 Dana Alokasi Khusus 2 4 3 5 8 16 6,17
III.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan daerah yang sah terdiri dari
pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, pendapatan lainnya bantuan keuanngan
pemerintah provinsi, serta pendapatan lainnya.
Rata-rata pertumbuhan lain lain pendapatan daerah yang sah sejak tahun 2010 –
2015 adalah sebesar 55%. Pertumbuhan tersebut dikarenakan terjadi peningkatan nilai
dana penyesuaian dan otonomi khusus yang sangat drastis pada tahun 2011. Pada kurun
waktu tersebut yang menjadi sumber pemasukan dari pendapatan lain-lain yang sah
berdasarkan rata-rata kontribusinya adalah dari Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah lainnya, serta diikuti oleh bantuan keuangan dari provinsi pemerintah daerah
lainnya.
NO
LAIN LAIN
PENDAPATAN
DAERAH
YANG SAH
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Dana Bagi Hasil
Pajak dari
Provinsi dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974
2 Dana
Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000
3 Bantuan
Keuangan dan
Provinsi
Pemerintah
Daerah Lainnya
- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000
4 Pendapatan
Hibah
5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -
5 Pendapatan
Lainnya
2.236.084.800 402.143.649 - - -
Jumlah Lain Lain
Pendapatan yang Sah
17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974
Tabel III.8. Kontribusi
Komponen Dana
Perimbangan
Tabel III.9. Pendapatan
lain-lain yang sah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 95
III.1.2. Belanja Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana terakhir diubah dengan Permendagri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa Belanja Daerah
adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih. Kewajiban pemerintah daerah tersebut adalah mendanai penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan.
Belanja daerah yang direncanakan tersebut dikelompokkan menjadi Belanja Tidak
Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL). Belanja Tidak Langsung merupakan kinerja
yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Pada sub bab ini belanja daerah disajikan dengan menggolongkan berdasarkan
belanja operasional dan belanja modal, meskipun demikian komponen belanja operasional
hampir sama dengan belanja tidak langsung, sedangkan belanja modal memiliki
komponen yang hampir sama dengan komponen belanja modal. Penyajian tersebut
dilakukan karena data belanja pegawai yang diperoleh dari sumber data CALK berupa
besaran nilai penjumlahan dari belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja
tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan, belanja tambahan penghasilan PNS dan lain-
lain) dan belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja langsung (honorarium
PNS, non PNS, dan sebagainya).
Rata-rata total belanja Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami pertumbuhan
dari tahun 2011-2015 sebesar 16 persen. Pada Tabel III.10 terlihat bahwa total belanja
sebagian besar didominasi untuk pembiayaan belanja operasional, dengan rata-rata
persentase proporsi (tahun 2010-2015) belanja modal sebesar 26%, dan 74% untuk
belanja operasional. Meski proporsi belanja operasional masih cukup besar dibanding
dengan belanja modal, namun apabila dilihat proporsinya tahun 2015, proporsi belanja
operasional menjadi 64% dimana sebelumnya pada tahun 2010 sebesar 84%. Sedangkan
pengeluaran yang digunakann untuk belanja modal semakin besar.
BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A BELANJA BELANJA OPERASIONAL
1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819
2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882
3 Belanja Bunga - - - - - -
4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000
5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446
6 Belanja Bantuan Sosial 47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000
7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053
JUMLAH BELANJA OPERASIONAL
361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200
B BELANJA BELANJA MODAL
1 Belanja Modal Pengadaan Tanah
5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -
2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin
27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750
3 Belanja Modal Gedung 13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659
Tabel III.10. Belanja
Daerah Tahun 2010 -2015
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 96
BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Dan Bangunan
4 Belanja Modal Jalan.
Irigasi dan Jaringan
16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637
5 Belanja Aset Tetap
Lainnya
1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000
6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -
JUMLAH BELANJA
MODAL
64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046
C BELANJA TIDAK TERDUGA
1 Belanja Tidak Terduga 3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200
JUMLAH BELANJA
TIDAK TERDUGA
3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200
JUMLAH BELANJA 428.658.791.446 856.065.417.867 938.577.499.845 1.055.392.525.458 994.386.202.555 647.842.758.446
SURPLUS/DEFISIT (428.658.791.446) (856.065.417.867) (938.577.499.845) (1.055.392.525.458) (994.386.202.555) (647.842.758.446)
D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya
936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.167.862.777
2 Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
- - - - - 831.464.116
JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.999.326.893
E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
1 Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah Daerah
- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
2 Pemberian Pinjaman
Daerah - dana Bergulir
- - - - - -
JUMLAH
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DAERAH
-
- 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
PEMBIAYAAN
NETTO
936.748.413 313.862.008 271.420.639.182 261.163.952.563 142.281.622.167 6.129.326.893
SISA
LEBIH/KURANG
PEMBIAYAAN TAHUN
BERKENAAN
312.592.520.330 278.920.639.182 267.163.952.563 146.682.423.495 6.167.862.777 (2.395.016.249)
Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 – 2015
BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah
1 BELANJA OPERASIONAL 84,30 71,11 76,74 72,02 73,26 64,79 73,70
2 BELANJA MODAL 14,94 27,52 23,24 27,56 26,74 35,21 25,87
3 BELANJA TIDAK TERDUGA 0,76 1,37 0,03 0,42 0,00 0,52
Tabel III.11. Belanja
daerah dilihat dari jenis
pengeluaran ter
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 97
III.1.2.1. BELANJA OPERASIONAL
Belanja Operasional adalah belanja yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
yang sifatnya operasional dan tidak berhubungan langsung dengan pembiayaan program
dalam pencapaian pembangunan daerah. Komponen biaya operasional terlihat pada tabel
sebelumnya diatas. Belanja pegawai dan belanja barang merupakan dua komponen yang
memiliki proporsi yang paling besar yaitu masing-masing sebesar 45% dan 40% dari total
belanja operasional.
NO BELANJA
DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A BELANJA BELANJA OPERASIONAL
1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819
2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882
3 Belanja Bunga - - - - - -
4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000
5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446
6 Belanja Bantuan
Sosial
47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000
7 Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/Kab/Kota
dan Pemerintahan
Desa
- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053
JUMLAH BELANJA
OPERASIONAL
361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200
III.1.2.2. BELANJA MODAL
Komponen belanja modal seperti yang dapat dilihat pada tabel sebelumnya diatas
adalah belanja modal pengadaan tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal
gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, belanja modal aset tetap
dan aset lainnya. Komponen belanja modal yang porsinya paling besar adalah Belanja
Modal jalan, Irigasi dan Jaringan serta diikuti belanja modal Gedung dan bangunan.
Komponen tersebut memiliki pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya masing-masing secara
beruurutan adalah sebesar 95% dan 78%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan belanja modal
secara keseluruhan sebesar 54%.
73.70
25.87
0.52
Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah
BELANJA OPERASIONAL
BELANJA MODAL
BELANJA TIDAK TERDUGA
Tabel III.12. Belanja
Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2015
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 98
NO BELANJA DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BELANJA BELANJA MODAL
1 Belanja Modal Pengadaan
Tanah
5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -
2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin
27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750
3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan
13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659
4 Belanja Modal Jalan. Irigasi
dan Jaringan
16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637
5 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000
6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -
JUMLAH BELANJA MODAL 64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046
III.1.3. Neraca Daerah
Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan serta
kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Data Neraca daerah
yang dimiliki hanya dua titik tahun yaitu tahun 2010 dan tahun 2009. Neraca daerah
menggambarkan tiga aspek yang meliputi aspek aset, kewajiban dan ekuitas. Aspek aset
di bagi kedalam dua jenis yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang
dapat berupa uang tunai atau kas dan aset kekayaan lainnya yang diharapkan bisa
dikonversi menjadi kas maupun dijual/dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari satu
tahun buku. Sedangkan aset tetap adalah aset yang umur ekonomisnya lebih dari satu
tahun, seperti ialah tanah, bangunan kendaraan, mesin dan sebagainya. Usia kegunaan
ekonomis aset tak lancar biasanya melampaui jangka satu tahun dan tidak dimaksudkan
untuk dijual, melainkan untuk memfasilitasi keberlangsungan aktivitas pemerintahan
daerah.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Kewajiban adalah sebagai utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Ekuitas dana didefinisikan sebagai kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.
Dalam neraca pemerintah daerah, ekuitas dana disajikan berdasarkan likuiditasnya
dan terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: ekuitas dana lancar, ekuitas dana
investasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset
lancar dengan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari: Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA), Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang
Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi
mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam aset nonlancar selain
dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Investasi
terdiri dari: Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, Diinvestasikan dalam Aset
Tetap, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan), Dana yang
Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan
merupakan dana yang diinvestasikan dalam Dana Cadangan. Pada kurun waktu satu tahun
Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan besaran nilai total aset secara
keseluruhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 760 persen. Peningkatan tersebut
dikarenakan Kabupaten Kepulauan Anambas baru memisahkan diri dari Kabupaten
Natuna, sehingg pada tahun 2009 dan 2010 baru melakukan pembelian aset yang juga
tergambar dari belanja aset pada sub bab sebelumnya.
Tabel III.13. Belanja
Modal Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010-2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 99
URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 7.432.938.703,00 73.441.233.302,00
Kas di Bendaharawan Pengeluaran 358.842.318,00 427.113.400,00
Kas di Bendaharawan Penerimaan - -
Investasi Jangka Pendek - 240.000.000.000,00
Piutang Pajak - 8.943.313,00
Piutang Retribusi - -
Piutang Bagi Hasil - -
Piutang Lain-lain - -
Persediaan 2.052.512.104,00 2.749.957.506,00
Jumlah Aset Lancar 9.844.293.125,00 316.627.247.521,00
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non-Permanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - -
Investasi Non Permanen Lainnya - 496.940.000,00
Jumlah Investasi Non Permanen - 496.940.000,00
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - -
Jumlah Investasi Permanen - -
Jumlah Investasi Jangka Panjang - 496.940.000,00
ASET TETAP
Tanah - 5.298.704.800,00
Peralatan dan Mesin 15.752.888.350,00 41.260.818.673,00
Gedung dan Bangunan 5.195.693.200,00 22.910.654.783,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 7.603.583.075,00 37.603.589.244,00
Aset Tetap Lainnya 93.152.136,00 783.596.810,00
Konstruksi dalam Pengerjaan 11.434.655.884,00 1.960.406.096,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -
Jumlah Aset Tetap 40.079.972.645,00 109.817.770.406,00
DANA CADANGAN
Dana Cadangan - -
Jumlah Dana Cadangan - -
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud - 2.594.735.000,00
Aset Lain-lain - -
Jumlah Aset Lainnya - 2.594.735.000,00
JUMLAH ASET 49.924.265.770,00 429.536.692.927,00
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64
Hutang Jangka Pendek Lainnya - -
Jumlah Kewajiban Lancar 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -
Utang Jangka Panjang Lainnya - -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - -
Jumlah Kewajiban 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64
Tabel III.14.
Neraca Daerah
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 100
URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 936.748.413,00 312.592.520.330,36
Pendapatan Yang Ditangguhkan - -
Cadangan Piutang - 8.943.313,00
Cadangan Persediaan 2.052.512.104,00 0
Dana yang Harus Disediakan utk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
- -
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 2.989.260.517,00 312.601.463.643,36
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang - 496.940.000,00
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 40.079.972.645,00 109.817.770.406,00
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya - 2.594.735.000,00
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 40.079.972.645,00 112.909.445.406,00
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - -
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -
JUMLAH EKUITAS DANA 43.069.233.162 428.260.866.555
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 49.924.265.770,00 429.536.692.927
III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Masa Lalu
III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi pengggunaan anggaran digunakan untuk melihat seberapa besar
persentase penggunaan anggaran yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai dari
total pengeluaran pemerintah daerah. Belanja pegawai termasuk kedalam belanja tidak
langsung atau belanja operasional, yang tidak signifikan berdampak langsung terhadap
masyarakat. Apabila melihat tren nya, penggunaan anggaran yang digunakan untuk
belanja pegawai sudah cukup baik yaitu mengalami penurunan seperti yang terlihat dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Persentase belanja pegawai mengalami kenaikan
yang cukup signifikan ditahun 2015 dikarenakan total pendapatan daerah pada tahun 2014
dan tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan pula, sedangkan belanja
daerah cenderung tetap. Penggunaan anggaran yang digunakan untuk belanja pegawai
pada tahun 2015 adalah sebesar 38,01%.
Tahun Total Belanja Pegawai
(Belanja Langsung +
Belanja Tidak Langsung)
Total Pengeluaran (Belanja
+ Pembiayaaan
Pengeluaran)
Persentase Belanja
Pegawai
2010 175.535.160.578 428.658.791.446 40,95
2011 251.569.204.358 856.065.417.867 29,39
2012 304.304.501.348 946.077.499.845 32,16
Tabel III.15. Proporsi
Pengunaan Anggaran
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 101
2013 316.931.411.852 1.055.392.525.457 30,03
2014 293.126.281.507 994.386.202.555 29,48
2015 246.230.525.819 647.842.758.446 38,01
III.2.2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan
untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan.
Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan
pengeluaran pembiayaan.
III.2.2.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
Terdapat beberapa sumber yang dapat menjadi penerimaan pembiayaan daerah
seperti yang terdapat pada Tabel III.16 dibawah ini. Namun pada Kabupaten Kepulauan
Anambas, penerimaan pembiayaan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
hanya bersumber dari Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). Pada tahun
2015 besar penerimaan pembiayaan daerah selain diperoleh daeri SILPA juga berasal dari
penerimaan kembali pemberian pinjaman seperti yang terlihat pada tabel berikut:
NO PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Proporsi dari Total defisit Riil
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
936.748.413 313.862.008.660 278.920.639.182 267.163.952.562 143.281.622.167 6.167.862.777,36
2 Pencairan Dana Cadangan - - - -
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
- - -
4 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah
Pusat
- - -
5 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah
Daerah Lainnya
- - -
6 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga
Keuangan Bank
- - -
7 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga
Keuangan Bukan Bank
- - -
8 Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - - -
9 Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - - -
10 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman
- - - 831.464.116
JUMLAH PENERIMAAN DAERAH 936.748.413 313.862.008.660 278.920.639.182 267.163.952.562 143.281.622.167 6.999.326.893,36
III.2.2.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Daerah
antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah,
pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu dan
pembentukan dana cadangan. Penyertaan Modal/Investasi adalah pengeluaran daerah
yang digunakan untuk penyertaan modal (saham) dan obligasi pada organisasi bisnis.
Tabel III.16. Penerimaan
Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kepulauan
Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 102
Pada tahun 2012 sampai tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluarkan
pembiayaan penyertaan modal pemerintah daerah yang dapat dilihat pada Tabel III.17
berikut.
NO PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
1 Pembentukan Dana Cadangan -
2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-
Pemerintah Pusat
- - -
4 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-
Pemerintah Daerah Lainnya
- - -
5 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-
Laporan Keuangan Bank
- - -
6 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Laporan Keuangan Bukan Bank
- - -
7 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-
Obligasi
- - -
8 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - - -
9 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - - -
10 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Lainnya
- - -
JUMLAH PENGELUARAN DAERAH - - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000
III.3. Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta
Prioritas Utama
Analisis Belanja dan Pengeluaran Periodik Wajib Serta Prioritas Utama berfungsi
untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan pengeluaran belanja maupun pembiayaan yang
bersifat wajib serta sangat prioritas. Tabel III.18 berikut menunjukkan pertumbuhan
belanja masing-masing jenis belanja serta rata-rata pertumbuhan belanja tahun 2011-2015.
Rata-rata pertumbuhan total belanja daerah adalah sebesar 16,23 persen yang dirata-
ratakan dari tahun 2011-2015.
BELANJA 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-Rata
Pertumbuhan
2011-2015
A BELANJA BELANJA OPERASIONAL
1 Belanja Pegawai 43,32 20,96 4,15 -7,51 -16,00 8,98
2 Belanja Barang 113,38 16,70 13,65 -7,06 -64,66 14,40
3 Belanja Bunga
4 Belanja Subsidi 151,42 67,48 -10,18 -42,02 -93,33 14,67
5 Belanja Hibah -25,10 375,75 -40,56 -6,26 -8,77 59,01
Tabel III.17. Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kepulauan
Anambas
Tabel III.18.
Proyeksi
Pendapatan Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 103
BELANJA 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata
Pertumbuhan
2011-2015
6 Belanja Bantuan Sosial 17,94 -47,59 -23,93 40,34 -88,28 -20,30
7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan
Desa
40,55 28,21 41,76 -27,69 20,71
JUMLAH BELANJA OPERASIONAL 68,47 18,31 5,53 -4,16 -42,38 9,15
B BELANJA BELANJA MODAL
1 Belanja Modal Pengadaan Tanah -67,81 -97,07 3769,52 633,22 #VALUE! 1059,47
2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin 209,49 -42,93 -41,91 -21,38 -37,81 13,09
3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan 326,08 51,80 42,37 -14,81 -13,67 78,35
4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan 421,65 -9,23 72,72 -8,59 -0,11 95,29
5 Belanja Aset Tetap Lainnya 332,87 -14,16 -52,47 -55,97 -80,13 26,03
6 Belanja Aset Lainnya
JUMLAH BELANJA MODAL 267,91 -7,43 33,36 -8,57 -14,23 54,21
C BELANJA TIDAK TERDUGA
1 Belanja Tidak Terduga 257,64 -97,83 1659,68 606,50
JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA 257,64 -97,83 1659,68 606,50
JUMLAH BELANJA 99,71 9,64 12,45 -5,78 -34,85 16,23
III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu
Proyeksi kedepan dilakukan dengan melihat hasil analisis kinerja pertumbuhan
realisasi APBD dari tahun 2010-2015, yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya.
Rata-rata pertumbuhan pendapatan, serta belanja adalah hal yang menjadi dasar untuk
memproyeksikan pendapatan dan belanja ditahun periode RPJM ini tahun 2017 – 2021.
Dalam hal ini pada tahun 2016 tidak diproyeksikan namun menggunakan data dari
Rencana Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RP-APBD) yang sudah ada.
Proyeksi dilalukan dengan basis besaran pendapatan daerah tahun 2016.
Proyeksi pendapatan tahun 2017 – 2021 tidak menggunakan persentase rata-rata
pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari tahun 2010 – 2015. Seperti yang terlihat
bahwa pendapatan daerah dari tahun 2010 – 2015 sangat fluktuatif yang diakibatkan oleh
komponen dana perimbangan, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan
pendapatan daerah sebesar negatif 2%. Nilai pertumbuhan tersebut tentu saja tidak logis
digunakan untuk memproyeksi pendapatan. Dilihat dari masing-masing pertumbuhan
ketiga komponen pendapatan daerah, juga menunjukkan angka rata-rata pertumbuhan
yang tidak relevan untuk dijadikan sebagai dasar proyeksi pendapatan. Misalnya saja pada
komponen pendapatan asli daerah, rata-rata pertumbuhannya sebesar 39%, sedangkan
komponen lain-lain yang sah pertumbuhan rata-ratanya sebesar 55%.
Proyeksi dilakukan dengan angka pertumbuhan yang ditetapkan sesuai dengan
kemampuan daerah, sehingga preyeksi yang dilakukan lebih mendekati. Hal tersebut juga
merupakan salah satu agenda prioritas kepala daerah yaitu merasionalisasikan pendapatan
daerah sebesar 80% terutama dari komponen dana perimbangan. Rata-rata pertumbuhan
yang digunakan untuk memproyeksi pendapatan daerah adalah sebesar 5% untuk
komponen pendapatan asli daerah, serta masing-masing 2% untuk komponen dana
perimbangan dan komponen lain-lain pendapatan yang sah. Rasionalisasi 80% dilakukan
terhadap komponen dana perimbangan saja, teknisnya adalah proyeksi dana perimbangan
tahun 2017 dihitung dari 80% nilai dana perimbangan tahun 2016.
Untuk nilai belanja daerah diperoleh nilai rata-rata pertumbuhannya adalah 16%
nilai ini pun akan kurang relevan untuk digunakan sebagai proyeksi, karena peningkatan
belanja lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan. Hal tersebut akan
RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN 104
mengakibatkan pada suatu titik tahun akan mengalami defisit anggaran. Sehingga rata-rata
pertumbuhan belanja yang digunakan sebagai dasar proyeksi ditetapkan sendiri sesuai dan
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi.
NO PROYEKSI PENDAPATAN
DAERAH RP APBD 2016 2017 2018 2019 2020 2021
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 Pendapatan Pajak Daerah 13.658.000.000 14.340.900.000 15.057.945.000 15.810.842.250 16.601.384.363 17.431.453.581
2 Pendapatan Retribusi Daerah 442.320.000 464.436.000 487.657.800 512.040.690 537.642.725 564.524.861
3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
1.309.850.525 1.375.343.051 1.444.110.204 1.516.315.714 1.592.131.500 1.671.738.075
4 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah
14.398.166.885 15.118.075.229 15.873.978.991 16.667.677.940 17.501.061.837 18.376.114.929
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 29.808.337.410 31.298.754.281 32.863.691.995 34.506.876.594 36.232.220.424 38.043.831.445
B DANA PERIMBANGAN
1 Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
113.777.807.207 92.842.690.681 94.699.544.495 96.593.535.384 98.525.406.092 100.495.914.214
2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
221.919.171.425 181.086.043.883 184.707.764.760 188.401.920.056 192.169.958.457 196.013.357.626
3 Dana Alokasi Umum 350.512.758.000 286.018.410.528 291.738.778.739 297.573.554.313 303.525.025.400 309.595.525.908
4 Dana Alokasi Khusus 134.248.236.080 109.546.560.641 111.737.491.854 113.972.241.691 116.251.686.525 118.576.720.256
Jumlah Dana Perimbangan 820.457.972.712 669.493.705.733 682.883.579.848 696.541.251.445 710.472.076.473 724.681.518.003
C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1 Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
43.870.513.878 44.747.924.156 45.642.882.639 46.555.740.291 47.486.855.097 48.436.592.199
2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
34.095.836.000 34.777.752.720 35.473.307.774 36.182.773.930 36.906.429.408 37.644.557.997
3 Bantuan Keuangan dan Provinsi
Pemerintah Daerah Lainnya
10.990.840.000 11.210.656.800 11.434.869.936 11.663.567.335 11.896.838.681 12.134.775.455
4 Pendapatan Hibah - - - - -
5 Pendapatan Lainnya - - - - -
Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah
88.957.189.878 90.736.333.676 92.551.060.349 94.402.081.556 96.290.123.187 98.215.925.651
JUMLAH Pendapatan Daerah 939.223.500.000 791.528.793.689 808.298.332.191 825.450.209.595 842.994.420.085 860.941.275.099
III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk memprediksi kemampuan
keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah tiap tahunnya. Besarnya
pendapatan daerah hasil prediksi yang dilakukan pada bab sebelumnya, adalah besaran
keuangan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, namun
sebelumnya harus dikurangi pengeluaran besaran belanja dan pengeluaran pembiayaan
yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Pada kerangka pendanaannya dibagi menjadi tiga prioritas, yang kemudian
dilakukan penetapan masing-masing persentasenya. Persentase untuk prioritas I adalah
sebesar 40%, sedangkan untuk prioritas II dan prioritas III masing-masing 30%.
Anggaran 40% pada prioritas I digunakan untuk membiayai program
pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan kepala daerah sebagaimana
diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus
dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program yang disusun dan dibiayai dengan
Tabel III.19. Proyeksi
Pendapatan Daerah
Tahun 2017-2021
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 105
anggaran prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian
visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang
wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program Prioritas II sebesar 30% merupakan program prioritas ditingkat SKPD
yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan
dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-
masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan
yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk
peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.
Prioritas III sebesar 30% untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti:
tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan
pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu
untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
KERANGKA PENDANAAN RP APBD 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Prioritas I 217.036.933.528 221.628.062.233 226.323.533.014 231.126.058.687 236.038.437.624 241.063.557.028
Priorita II 162.777.700.146 166.221.046.675 169.742.649.760 173.344.544.015 177.028.828.218 180.797.667.771
Prioritas III 162.777.700.146 166.221.046.675 169.742.649.760 173.344.544.015 177.028.828.218 180.797.667.771
III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya merupakan
trransaksi keuangan untuk mentup deficit anggaran atau untuk memafaatkan surplus.
Deficit atau surplus terjadi apabila ada aselisih antara anggaran pendapatan daerah dengan
belanja daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang
akan diterima kembali dan /atau penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutny. Dalam
penanggarannya pembiayaan daerah dibagi dalam 2 bagian yaitu penerimaan pembiayaan
daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.
Untuk 5 (lima) kedepan penerimaan pembiayaan daerah khususnya dari
komponen silpa sesusai ketentuan perundang-undangan di asumsikan 6 persen dari total
pendapatan daerah sebagai mana tabel dibawah ini.
Proyeksi Pembiayaan Daerah (SILPA)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
0 47,491,727,621 48,497,899,931 49,527,012,576 50,579,665,205 51,656,476,506
Pemanfaatan dana Silpa dimaksud akan diprioritaskan untuk (1) menutupi selisih belanja
pada prioritas I, II, dan III dengan pendapatan, (2) akan digunakan untuk penyertaan
modal kepada badan usaha milik daerah serta penyaluran dana bergulir.
Tabel III.20. Prediksi
Kerangka Pendanaan
Dan Alokasi
Penggunaan Keuangan Daerah
Tabel III.21. Proyeksi
Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kepulauan
Anambas
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 108
IV.1. Permasalahan Proses pembangunan akan sangat bergantung dengan apa yang dimiliki daerah
tersebut sebagai modal dalam penyokong keberhasilan pembangunan. Namun pada
perjalanannya pembangunan daerah juga kerap kali harus menghadapi berbagai
permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai target-target
pembangunan. Permasalahan tersebut baik yang telah dan tengah berlangsung, ataupun
permasalahan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang. Permasalahan umum
pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas tersebar di berbagai bidang
pemerintahan. Sebagai salah satu bagian terluar Indonesia, Kabupaten Kepulauan
Anambas masih berkutat dengan aksesibilitas dan konektivitas daerah. Hal-hal yang
muncul dari hal tersebut adalah persoalan pemerataan pembangunan, stabilitas harga
kebutuhan dasar masyarakat, rentannya illegal fishing dan permasalahan kepulauan
ataupun perbatasan lainnya. Hal ini pula yang menyebabkan segala potensi daerah seperti
hasil perikanan dan wisata menjadi hal yang belum masksimal untuk berkembang.
Berdasarkan hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder, disertai
wawancara yang dilakukan terhadap Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan
Anambas, diperolah beberapa permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten
Kepulauan Anambas, yang dijelaskan lebih lanjut pada uraian berikut.
IV.1.1. Lingkungan
IV.1.1.1. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan terumbu karang salah satunya yang terdekat dengan pusat kota adalah di
sepanjang jembatan Selayang Pandang (SP) dan kawasan pantai di Teluk Tarempa.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh pembangunan yang terjadi di sepanjang jalan
tersebut. Penumpukan bahan material dan tonggak bangunan yang terbuat dari beton pada
dasar pesisir sepanjang jalan semen panjang merusak ekosistem terumbu karang dan ikan
yang bergantung pada ekosistem tersebut. Pembangunan yang kian menjorok ke arah laut
dan tak terkontrol, mengakibatkan terumbu karang dan habitat berbagai jenis ikan
terancam.
Tidak hanya di pusat kota, namun pembangunan jalan dan bangunan dengan
pembukaan lahan di kawasan hulu, telah mengancam ketersediaan air dan membuat kawasan
dibawahnya mengalami pencemaran. Hal ini terjadi di kawasan wisata air terjun
Temburun, yang akibat pembukaan lahan di hulu mengakibatkan debit air menurun dan
tertutup sedimen tanah liat sehingga warna air menjadi kuning.
Kerusakan lingkungan juga diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir.
Pernambangan pasir dilakukan di sekitar pulau-pulau kecil, baik di darat maupun di
pesisir tanpa ijin. Pernambangan pasir di kawasan pesisir terjadi di antaranya di wilayah
Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Tengah, Siantan Timur dan Palmatak.
Sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengenai
pelarangan aktivitas perkebunan dan penambagan di pulau-pulau kecil, aktivitas yang
berkaitan dengan penambagan pasir skala besar harus mengantongi ijin dan melakukan
analisa dampak lingkungan. Penambagan pasir di Kabupaten Kepulauan Anambas yang
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 109
dilakukan oleh warga, terjadi di daratan, sehingga dikhawatirkan dapat membawa dampak
pada krisis air,seperti yang baru ini terjadi di daerah Rintis. Penambangan pasir di daerah
rintis dilakukan dekat dengan sumber air, dengan jarak kurang dari 50 meter dari DAS
sehingga mempengaruhi warna dan kualitas air. Penambangan pasir illegal pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) juga terjadi pada Pasir Peti, Desa Antang, Kecamatan Siantan yang
disinyalir melanggar Undang-undang Galian C dan Undang-undang pengelolaan DAS.
IV.1.1.2. Lemahnya Pengelolaan Sampah
Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Siantan
Anambas melebihi kapasitas. Pengelolaan sampah belum terkoodinasi dengan baik. Peran
dan kewenangan masalah sampah masih belum terdistribusi dengan baik dan jelas antara
PD terkait. Sedangkan semakin banyak munculnya pemukiman dan terbukanya Anambas
bagi kunjungan wisatawan menjadikan permasalahan sampah menjadi permasalahan yang
dihadapi oleh Anambas. Beberapa wisatawan asing yang berkunjung ke Tarempa
mengeluhkan keberadaan sampah yang banyak terdapat dipinggir pantai dan laut di
perairan pulau-pulau Anambas. Banyak tempat yang dikunjungi wisatawan di Anambas
dihiasi oleh sampah-sampah plastik. Kapal laut sedikit banyakanya memiliki andil dalam
permasalahan sampah yang ada. Sampah yang dikeluarkan oleh kapal laut yang dilakukan
oleh awak-awak kapal pada pesisir pantai ketika berlabuh menyebabkan sampah menjadi
permasalahan yang sangat serius. Hal ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi
Kabupaten Kepulauan Anambas yang justru memiliki potensi kelautan dan pariwisata
bahari yang luar biasa. Penanganan sampah yang baik tentunya akan meningkatkan daya
tarik wisatawan untuk menikmati pesona perairan yang disuguhkan Kabupaten Kepulauan
Anambas.
IV.1.2. Layanan Dasar
IV.1.2.1. Kurangnya Ketersediaan Air Bersih
Air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk sementara ini pengelolaannya
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan non Pemerintah Daerah (masyarakat). Untuk
wilayah Kecamatan Siantan pengelolaan dilakukan oleh Kantor Kecamatan Siantan
dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman dengan jumlah pelanggan sebanyak 990 KK dengan kapasitas produksi 20
liter/detik. Namun rumah tangga yang menggunakan jasa Non Pemda lebih besar
jumlahnya yaitu sebanyak 2.748 KK dengan Kecamatan Paliatak sebagai pengguna
terbesar.
Persoalan air bersih terjadi hampir di seluruh kecamatan. Belum tersedianya sistem
distribusi air bersih yang merata serta sistem penampungan (waduk/embung) yang baik
mengakibatkan wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Siantan dan Kecamatan
Palmatak belum dapat menikmati ketersediaan air bersih secara layak. Kecamatan Siantan
Tengah khususnya Desa Air Asuk adalah salah satu desa sekaligus pusat pemerintahan
Kecamatan Siantan Tengah yang hingga kini belum dapat meninkmati air bersih secara
memadai. Banyak warga masyarakakat yang mengantungkan kebutuhan air bersih kepada
air hujan selain itu pada musim kemarau masyarakat harus meyeberang dengan perahu
tradisional/ pompong ke desa lain untuk mendapatkan air bersih. Sementara itu, bagi
warga yang tidak memiliki pompong atau sarana transportasi lainnya terpaksa harus
membayar sebesar Rp. 20.000 untuk mendapatkan air bersih 1 drum berukuran sedang.
Kurangnya ketersediaan air bersih juga terjadi di Siantan Timur dan Siantan Selatan.
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 110
Sementara untuk wilayah Jemaja dan Jemaja Timur memang saat ini tidak mengalami
kelangkaan air bersih yang berarti, tetapi belum mumpuninya sistem air minum serta
ancaman kerusakan hutan yang terus terjadi dapat menjadi ancaman tersendiri yang
mengakibatkan kelangkaan air bersih dikemudian hari.
IV.1.2.2. Kurangnya Ketersediaan Pasokan Listrik
Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Meskipun listrik
merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,
dimana tingkat elektrifikasi pada Januari 2016 mencapai 62% dari 5 tahun sebelumnya
yang hanya sekitar 25%, namun pasokan listrik masih menjadi permasalahan utama di
hampir seluruh kecamatan. Tarempa, Ladan, Kuala Maras, dan Letung merupakan daerah
yang tercatat sudah terlayani oleh oleh PT. PLN, untuk di ibukota Taermpa, dan Letung
sudah terlayani sampai dengan 24 jam, sedangkan di Matak sudah terlayani sampai
dengan 20 jam (tahun 2016). Sementara masyarakat di pulau Mubur Kecamatan Palmatak
dan pulau-pulau kecil lainnya di kecamatan lain juga belum mendapat pasokan listrik
secara memadai sehingga sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat dalam
melakukan aktivitas perekonomian dan aktivitas keseharian lainnya.
IV.1.3. Ekonomi
IV.1.3.1. Menurunnya Pendapatan Nelayan Budidaya
Diperketatnya ekspor ikan karang khususnya jenis napoleon dan kerapu oleh
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menimbulkan dampak bagi nelayan
budidaya. Adanya ketidakpastian jumlah batasan ekspor ikan napoleon mengakibatkan
nelayan budidaya Anambas tidak dapat menjual hasil budidayanya secara leluasa sehingga
mengancam hilangnya pendapatan para nelayan karena belum ada kesiapan komoditas
penganti ekspor. Permasalahan terhadap dampak bagi nelayan tersebut perlu diantisipasi
oleh pemerintah daerah dengan memberikan alternatif komoditas budi daya perikanan
lainnya serta pendampingan nelayan.
IV.1.3.2. Kelangkaan dan Stabilitas Harga Bahan-Bahan Pokok
Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas pada pasokan bahan kebutuhan
pokok dari luar masih sangat tinggi. Kondisi ini sangat menyulitkan warga dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemampuan lokal hanya memenuhi kebutuhan cabai
dan sayur-sayuran, sementara beras dan kebutuhan pokok lainnya masih didatangkan dari
luar daerah.
IV.1.3.3. Defisit dan Ketergantungan Terhadap Migas
Keuangan Pemkab Anambas turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2015, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
merosot cukup tajam. Alasan utama karena dana dari pusat belum kunjung turun, seperti
Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil Migas
(DBH). Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) turun
sebanyak 63 persen yakni semula pada pembahasan sebesar Rp. 1,26 triliun, turun menjadi
sekitar Rp. 750 miliar. DBH dari Rp. 137 miliar turun menjadi Rp. 135 miliar dengan
demikian banyak kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dijalankan. Salah satu proyek besar
yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Water Front City. Lanjutan
proyek penimbunannya hingga selesai mencapai Rp. 12,5 miliar batal dilakukan. Namun
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 111
masih ada proyek vital penting seperti kantor bupati dan jalan Tanjung Momong Rp. 2,5
miliar tetap dilaksanakan. Defisit anggaran yang terjadi di Kabupaten Kepulauan
Anambas tidak hanya berdampak pada batalnya pelakasanaan sejumlah proyek strategis
tetapi juga berdampak luas pada ekonomi kerakyatan dan menurunnya konsumsi rumah
tangga/daya beli masyarakat. Sejumlah pedagang mengaku nilai penjualannya turun
drastis 50%-70%.
IV.1.3.4. Meningkatnya Ketimpangan Pendapatan
Indeks Gini merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan
masyarakat. Semakin rendah indeks gini suatu wilayah/daerah maka pemerataan
pendapatan semakin merata. Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas pada
tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana menunjukkan ketimpangan yang rendah.
Sedangkan untuk tahun 2012, indeks gini mencapai 0,3724. Angka ini menunjukkan
ketimpangan sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten Kepulauan
Anambas semakin tidak merata.
Pada tahun 2012 terdapat 1.028 rumah tangga miskin. Setiap rumah tangga di
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki rata-rata 4,14 jiwa per rumah tangga. Sehingga
bila diakumulasikan, pada tahun 2012 terdapat 4.256 jiwa penduduk miskin atau 10,96
persen dari total penduduk. Kenaikan jumlah penduduk miskin dalam waktu satu tahun
sangat signifikan, hal ini bisa disebabkan dari inflasi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan
Anambas.
IV.1.4. Sosial Budaya
IV.1.4.1. ASN yang Terampil dan Pemerataann Distribusi Tenaga Guru di Anambas
Masih Kurang
Sebagai daerah otonom yang masih relatif baru, Kepulauan Anambas masih sangat
kekurangan tenaga ASN yang terampil. Kurang terampilnya para ASN tersebut antara lain
masih rendahnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan salah satunya melalui
kursus-kursus singkat dan Diklat Kepemimpinan. Kondisi ini diperparah dengan
banyaknya ASN yang mengajukan pindah tugas keluar Anambas.
Sementara untuk tenaga guru di Kabupaten Kepulauan Anambas sebarannya masih
belum merata. Sebaran tenaga guru pendidikan lebih banyak terkonsentrasi pada pulau-
pulau besar. Sementara tenaga pendidik di desa-desa di pulau kecil masih kurang. Sebagai
contoh, pada Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Negeri 1 Kepulauan Anambas yang
terletak di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, kondisinya masih sangat
kekurangan tenaga guru. Guru jurusan pariwisata yang merupakan sektor unggulan di
kepulauan Anambas hanya ada satu orang.
IV.1.4.2. Meningkatnya Penyakit Masyarakat (Pekerja Seks Komersil dan Pengguna
Narkoba)
Penyakit Masyarakat yang marak ditemukan di Kabupaten Kepulauan Anambas
adalah kasus pecandu narkoba dan pekerja seks komersil. Pekerja seks komersil ini cukup
sulit untuk dikendalikan karena menurut PD terkait razia sulit dilakukan karena belum
adanya payung hukum yang mengatur kasus tersebut. Sulitnya penanggulangan ini
mendorong aksi yang dilakukan oleh kaum perempuan pada tahun 2014 di pusat aktivitas
seperti Siantan, Letung dan Palmatak untuk memberantas praktek-praktek prostitusi
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 112
tersebut. Praktek ini semakin meresahkan ketika pelajar dan remaja mulai terlibat di
dalamnya.
Perpindahan orang dan barang yang mulai mengalami peningkatan dari dan
menuju Anambas, memunculkan berbagai berbagai dampak yang senantiasa harus
diantisipasi. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kepulauan
Anambas, bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, mencatat dari 170
siswa kelas XII di salah satu SMA N di Kabupaten Kepulauan Anambas yang melakukan
tes urine, ditemukan empat pelajar terindikasi sudah mulai mengkonsumsi narkoba. Meski
mereka dalam kategori pemula atau sekadar coba-coba, ada indikasi positif pelajar yang
mengkonsumsi ganja dan sabu.
Selain narkoba, terdapat permasalahan yang muncul mengenai yaitu
penyalahgunaan obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Penyalahgunaan obat-obatan dan
bahan kimia lainnya sebagai pengganti penggunaan narkoba menjadi permasalahan yang
cukup serius. Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan merupakan barang yang
mudah didapat oleh masyarakat bahkan untuk pelajar.
IV.2. Isu-Isu Strategis
IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih
Berkualitas, Merata, dan Terjangkau
Fasilitas pendidikan dan kesehatan yang belum merata, mengakibatkan kebutuhan
layanan dasar tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat oleh daerah
kepulauan seperti Anambas. Permasalahan pelayanan pendidikan dititikberatkan pada
fasilitas penunjang pendidikan seperti jaringan internet dan aplikasi data, keberadaan Lab
untuk mata ajaran tertentu serta kebersihan WC. Infrastruktur yang belum mampu
menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan pelayanan dasar
yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan infrastruktur dasar inilah
yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya untuk
mewujudkan sekolah asrama untuk tingkat SD dan SMP pun belum dapat diwujudkan.
Tidak hanya dari fasilitas penunjang ataupun segi infrastruktur, keberadaan dan
kualitas SDM dalam memberikan pelayanan dasar dianggap menjadi hal penting dalam
menjamin terpenuhinya layanan dasar bagi masyarakat. Ketersediaan pengajar yang tidak
sama di setiap pulau, serta masih rendahnya kualitas tenaga pendidik yang ditandai
dengan masih banyaknya tenaga pendidik yang belum tersertifikasi, juga menjadi
penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Anambas. Begitupun halnya terhadap
keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau kecil. Hal ini
salah satunya ditunjukkan dengan masih tingginya kasus malaria.
Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan
kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan target
optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf yang lebih
baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang sepertinya dapat berjalan
dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya adalah dalam menjamin
pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat Anambas.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 113
IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan
Hidup
Kondisi fisik wilayah pulau-pulau kecil seperti Anambas harus disadari ditengah
berbagai potensi yang dimiliki, namun juga memiliki berbagai keterbatasan. Hal ini
berkaitan dengan karakteristik wilayah kepulauan di Anambas yang tidak memiliki daratan yang cukup luas
dan konturnya yang cenderung berbukit., sehingga tidak memiliki daerah tangkapan air yang
cukup luas, dan hanya memiliki sungai-sungai kecil atau genangan. Namun kawasan pulau-
pulau kecil juga memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan
dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di masa yang akan
datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang,
padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi. Pulau-
pulau kecil juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang
dimilikinya yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari.
Hal tersebut menjadi pertimbangan dalamrencana pembangunan dan penggunaan
lahan daerah. Dimana sebagai kawasan yang baru berkembang, rencana penggunaan lahan
wilayah akan dinanfaatkan untuk membuka kawasan perumahan, pertanian, pertambangan
dan juga berbagai infrastruktur serta fasilitas dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan
target pembangunan daerah. Namun jika tidak direncanakan dengan bijak, maka bukan tak
mungkin berbagai persoalan lingkungan akan muncul seperti yang sudah mulai terjadi
saat ini. Pencemaran lingkungan di Kabupaten Kepulauan Anambas disebabkan oleh
limbah dan sampah rumah tangga yang langsung dibuang ke laut. Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan intervensi pemerintah yang
belum maksimal akan menyebabkan permasalahan besar mengingat keterbasan lahan
dalam menampung dan mengolah sampah di wilayah kepulauan.
Semakin meningkatnya lahan terbangun di KKA menyebabkan kebutuhan ruang
dengan membuka ruang laut dan bukit dengan pola yang terkesan sporadis dan tidak
teratur. Hal tersebut dilakukan dengan mengorbankan hutan di daerah perbukitan dan
terumbu karang di wilayah laut. Aktifitas pembangunan di Teluk Tarempa serta aktivitas
pembangunan pondasi rumah di pesisir pantai menyebabkan penurunan kualitas ekosistem
terumbu karang atau bahkan merusak terumbu karang yang ada. Kondisi terumbu karang yang
masuk dalam kategori rusak ditemukan di 13 titik pengamatan yakni di Pulau Impol Kecil,
Karang Salahnama, Karang Tuboi, Pulau Mangkai, Pulau Bawah bagian barat laut, Pulau
Ipan, Pulau Repong, Pulau Rengek, Pulau Keramut, Pulau Pempang, Pulau Impol, dan
Pulau Langor. Kondisi terumbu karang yang masuk dalam kategori sedang ditemukan di
50 titik pengamatan, sementara yang masuk dalam kategori baik ditemukan di 44 titik
pengamatan. Membuka hutan untuk permukiman atau pun pertanian menyebabkan
kapasitas daya serap air yang semakin berkurang. Akibatnya persediaan air tanah untuk
kebutuhan air bersih pun akan berkurang. Selain itu terkikisnya lapisan permukaan tanah
pun akan semakin terjadi dan menimbulkan permasalahan lain di masa yang akan datang.
Kualitas lingkungan mengalami penurunan akibat pembukaan lahan/alih fungsi lahan
seperti rusaknya terumbu karang dan pada kawasan pemukiman yang membangun.
IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih)
Ketersediaan listrik dan air bersih tidak hanya menjadi kebutuhan yang mendesak
saat ini, namun juga pada masa yang akan datang. Penyediaan air bersih untuk masyarakat
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau
masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit,
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 114
khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Saat ini kebutuhan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian besar masih
mengandalkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air dengan cara membuat
saluran air dari sumber-sumber mata air, membuat penampungan air hujan, atau
mendapatkan nya dari kecamatan-kecamatan lain yang membutuhkan waktu dan upaya
yang lebih besar. Kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air bersih tentu dengan
kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan ekonomi tentu akhirnya juga menjadi hal
yang berpengaruh dalam menjamin bagaimana masyarakat mendapatkan air bersih
sehingga prinsip pemerataan terhadap mendapatkan hak terhadap air bersih masih belum
terpenuhi.
Mengandalkan ketersediaan sumber daya alam yang memiliki keterbatasan dan
berbanding terbalik dengan pertumbuhan penduduk, sehingga memerlukan upaya keras
Pemerintah daerah dalam mengantisipasinya. Namun hal tersebut juga menjadi perhatian
serius Pemerintah pusat yang menargetkan tercapainya 100 persen pelayanan air minum
bagi seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019. Upaya yang didorong selain
pembangunan fisik seperti Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH), juga mendorong
pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), serta mengupayakan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) yang sehat di setiap daerah.
Jika keberadaan air bersih berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat, maka
ketersediaan listrik sangat berpengaruh pada produktivitas masyarakat baik dalam
aktivitas pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Keterisoliran wilayah menyebabkan
semakin tingginya biaya dan upaya membangun infrastruktur ketenagalistrikan.
Keberadaan Listrik di Anambas yang belum merata dan stabil sepanjang tahun, membuat
aktivitas masyarakat dan proses percepatan pembangunan sering terkendala.
Keberadaan sebuah pembangkit listrik dalam skala yang besar tidak dapat
ditanggung sendiri oleh Pemerintah daerah. Sedangkan keberadaan mesin genset akan
mendorong juga biaya BBM yang juga tidak kecil, terlebih bagi Anambas yang juga
terkendala dalam pengadaan BBM. Hadirnya pembangkit listrik terbarukan yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah menjadi upaya lain yang perlu dilakukan. Hal ini
membutuhkan infrastruktur awal dan kapasitas SDM yang memadai. Kombinasi dari
berbagai sumber energi terbaharukan, merupakan kombinasi yang dimungkinkan optimal
terkait kebijakan peningkatan nilai potensial sumber energi. Salah satu hambatan utama
yang dihadapi pengembangan sumber energi terbaharukan di pulau-pulau kecil adalah
bagaimana menjaga keseimbangan energi kapasitas kecil dan sifat variabel produksi listrik
yang tidak perlu sesuai dengan tuntutan musiman.
IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata
Bahari
Wilayah kepulauan menyediakan potensi kelautan dan perikanan yang begitu
besar dan memerlukan upaya yang terintegrasi. Untuk itu pemerintah pusat mendorong
terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan memfokuskan arah
pembangunan nasional pada upaya penyediaan infrastruktur maritim, penguatan budaya
bahari, peningkatan kesejahteraan nelayan dan pengawasan serta keamanan laut. Hal ini
berarti, pembangunan maritim akan dilakukan secara strategis, terstruktur dalam rangka
percepatan pembangunan. Hal tersebut juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil
terluar (PPKT) seperti hal nya yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka
dalam implementasi program pusat, PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 115
Tertentu (KSNT) yang memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang
tinggi, juga mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau
Kecil Terluar (PPKT) Indonesia memiliki nilai strategis sebagai Titik Dasar dari Garis
Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia.
Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat.
Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa konservasi
sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya
ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan
kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumberdaya ikan. Selanjutnya UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah telah memberi kewenangan kepada pemerintah provinsi dalam
mengelola potensi sumberdaya laut sejauh 12 mil.
Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di
PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal.
Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder dapat
dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang berbatasan dengan
negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor sangat dimungkinkan
untuk diraih. Disisi lain perhatian terhadap kondisi perikanan dan kelautan terutama
dalam hal pembatasan penangkapan ikan napoleon tidak dipungkiri mengakibatkan
menurunnya ekspor nelayan dan pengusaha di Kabupaten Kepulauan Anambas sehingga
perlu mempertimbangkan. Pembatasan Kuota ekspor ikan Napoleon menjadi 1000 ekor
per tahun dari jumlah stok ikan napoleon yang ada saat ini sebanyak 146 ribu ekor
menyebabkan pendapatan nelayan menurun drastis. Padahal, nelayan selama ini
menangkap ikan napoleon hanya dengan alat sederhana. Penangkapan juga dilakukan saat
napoleon masih berukuran kecil, kemudian dibesarkan (Pembesaran).
Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap, budidaya termasuk industri
pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan berkelanjutan. Orientasi produksi,
pemasaran dan pengembangan wawasan bahari menjadi arah kebijakan yang harus
dilakukan. Maka dengan ini perlu mempertimbangkan untuk membangun sentra produksi
perikanan untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah.
Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang seiring
menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan. Membuka jalur
investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain mempersiapkan sarana
prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum tergarap perlu diantisipasi oleh
penyiapan rencana jangka panjang dalam menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan
dampak bagi lingkungan yang berkelanjutan.
IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga
Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka kemandirian
pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan terhadap pangan
menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya gelombang air laut atau
musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat mengakibatkan kerawanan
pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun suatu kemampuan produksi
pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang dapat menjamin ketersediaan pangan
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 116
masyarakat lokal guna mengantisipasi kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan
bahan makanan selama cuaca dan musim yang buruk.
Dalam kerangka rencana pembangunan daerah, upaya mempersiapkan produksi
pangan daerah tetap menjadi keharusan yang senantiasa berjalan dan diawasi
peningkatannya setiap tahun. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk hal ini akan
menuntut penyediaan pangan dalam jumlah dan kualitas gizi/nutrisi yang baik. Bagi
wilayah seperti Anambas, kondisi keterisolasian menyebabkan petani lokal tidak
termotivasi dalam mengembangkan usaha tani dalam skala besar, sehingga usaha tani
bagi petani lokal bukan suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan melainkan hanya
fokus untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Keterbatasan produksi juga
mengakibatkan rumah tangga produsen ini sebagai rumah tangga yang rentan terhadap
fluktuasi harga pangan. Untuk itu, menjaga harga agar tetap mendorong produksi padi,
namun tidak menggerus pendapatan rumah tangga petani merupakan faktor penting untuk
mengamankan akses pangan dan menjaga kualitas nutrisi keluarga.
Upaya pengembangan sektor pertanian di pulau-pulau kecil dan perbatasan dapat
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan bagi pulau-pulau sekitarnya dan
bukan menutup memungkinkan, dapat pula diarahkan untuk mengisi kebutuhan pasar
impor bagi negara tetangga. Secara politis, pulau-pulau kecil perbatasan dapat
dikembangkan menjadi kawasan penyangga (buffer zone area), yaitu sebagai penyangga
intervensi dan penetrasi produk impor, terutama komoditas perdagangan dan budaya asing
yang kurang sesuai dengan kondisi sosio-politis lokal.
Fluktuasi harga tidak hanya terjadi pada harga pangan saja, namun juga pada garga
barang lainnya terutama kebutuhan pokok, diperparah dengan inflasi yang terjadi secara
nasional yang juga dirasakan di Anambas. Pada akhirnya ketidakstabilan harga
mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk miskin karena daya beli yang relatif
rendah. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas
mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Pada tahun 2011
tercatat persentase penduduk miskin di Kepulauan Anambas sebesar 3,95 persen dari total
penduduk. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 4,17 persen dari total penduduk
atau 1.600 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2013 terjadi peningkatan lagi menjadi 4,47 persen
dari total penduduk atau 1760 penduduk miskin, dengan jumlah keluarga miskin sebanyak
1 028.
IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah
Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi dan komunikasi menyebabkan target-
target pembangunan menjadi terhambat. Ketersediaan infrastruktur menjadi prasyarat
utama peningkatan konektivitas baik transportasi dan komunikasi. Dan hal ini
memerlukan peran akftif daerah dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
karena pembangunan infrastruktur tidak dapat dipenuhi oleh APBD dalam waktu yang
relatif singkat. Membuka jalur transportasi di darat dalam menghubungkan pusat-pusat
kegiatan dan pertumbuhan antar desa dan kecamatan, menghubungkan transportasi laut
dalam meningkatkan mobilitas masyarakat dan potensi wisata, serta mengembangkan
transportasi udara dalam membuka peluang percepatan pembangunan sehingga integrasi
domestik ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa.
Perhatian terhadap peningkatan konektivitas juga telah menjadi perhatian
pemerintah pusat dalam peningkatan pemerataan pembangunan termasuk di wilayah
perbatasan. Hal tersebut salah satunya dilakukan dengan penguatan sistem transportasi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 117
laut dengan peningkatan utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan,
Pendulum Nusantara dan “Short Sea Shipping”. Membangun konektivitas simpul
transportasi utama pusat kegiatan strategis nasional dengan lokasi prioritas perbatasan dan
kecamatan disekitarnya, pusat kegiatan wilayah (ibukota kabupaten), pusat kegiatan
nasional (ibukota provinsi), dan menghubungkan dengan negara tetangga. Membangun
konektivitas melalui pelayanan transportasi laut untuk meningkatkan kualitas dan
intensitas pelayanan terhadap wilayah perbatasan laut.
Selain itu optimalisasi pengawasan lintas batas negara dilakukan melalui
kolaborasi peran dan fungsi secara terpadu antara Custom, Immigration, Quarantine,
`Security (CIQS) sesuai dengan standar internasional dalam suatu sistem pengelolaan
yang terpadu. Meskipun secara kelembagaan masing- masing merupakan institusi yang
mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan lintas batas negara. Hal ini
disertai dengan mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan
desa di kecamatan lokasi prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi,
supervisi, dan pendampingan.
IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman
Jumlah penduduk yang semakin meningkat mendorong kebutuhan pemukiman
yang semakin meningkat pula. Sistem permukiman yang belum dibangun dengan baik dan
adaptasi masyarakat terhadap kebutuhan rumah dan kemampuan ekonomi yang belum
mapan menyebabkan pembangunan rumah- rumah berkembang secara tak terkontrol
memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia yang akhirnya mendorong munculnya
pemukiman-pemukiman kumuh.
Membangun kawasan pemukiman di pulau-pulau kecil dan terluar adalah juga
tentang bagaimana membangun taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Secara
infrastuktur dapat menjamin kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan, secara
konsep perumahan dapat mencitrakan karakter budaya Melayu kepulauan yang dapat
menjadi nilai tambah wisata dan secara penataan kawasan terhubung dengan berbagai
fasilitas ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
Sebagai masyarakat nelayan, mendorong kampung-kampung nelayan yang
memiliki nilai estetika ditambah kondisi alam yang menjadi potensi besar dalam
pengembangan pariwisata, menjadi pertimbangan dalam mendorong kampung berbasis
ekowisata. Selain mengembangkan perumahan sesuai dengan tipologinya, keberadaan
ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman
nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa.Terakhir, membangun
kawasan permukiman berarti membangun dari sisi permintaan (demand side).
IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya
Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Masyarakat
dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai- nilainya
menjadi landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang berperilaku
sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia
yang berbudaya. Lebih lanjut kepribadian dalam kebudayaan diwujudkan melalui
pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas kebhinekaan
RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 118
dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implementasi
demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan.
Pengaruh budaya negatif disinyalir merupakan dampak dari banyaknya pendatang
yang mengembangkan perilaku budaya negatif dan pergaulan masyarakat lokal yang
semakin luas. Hal tersebut mendorong munculnya berbagai penyakit masyarakat yang
mulai meningkat. Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa
pejuang, memudarkan solidaritas dan gotong- royong, serta meminggirkan kebudayaan
lokal. Pada saat yang sama, kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang begitu
cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas” (borderless-state) yang pada gilirannya
membawa dampak negatif berupa kejut budaya (culture shock) dan ketunggalan identitas
global di kalangan generasi muda Indonesia.
Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter dan jatidiri
bangsa adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi budaya global
yang positif dan produktif serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif sebagai
perekat persatuan bangsa; meningkatkan promosi budaya antar daerah dan diplomasi
budaya antarnegara; dan meningkatkan kualitas pelindungan, pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki budaya Melayu
yang telah menjadi budaya keseharian dan menjadi jati diri masyarakat, sehingga dalam
pengaruh globalisasi nilai-nilai budaya yang tidak dapat dihindarkan, penguatan kembali
nilai budaya lokal perlu dilakukan.
Karena arus pengaruh budaya global datang tanpa henti, maka upaya penguatan
budaya lokal harus dilakukan secara terstruktur. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain
dengan melakukan penguatan lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan
dan karakter bangsa, menerapkan pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi
oleh nilai-nilai kearifan lokal, meningkatkan kembali pemahaman tentang nilai-nilai
kesejarahan dan wawasan kebangsaan, dan mendorong perlindungan, pengembangan dan
aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah
budaya bangsa.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 121
V.1. Visi
Visi amatlah penting dalam suatu kebijakan pembangunan mengingat visi adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Dengan adanya visi, maka segala sumber daya dapat digunakan secara terarah, guna
mewujudkan kondisi akhir yang dicita-citakan melalui serangkaian tahapan kegiatan.
Oleh karena itu, visi pembangunan mempunyai berbagai fungsi diantaranya (i) sebagai
arah bagi semua kebijakan pembangunan, (ii) sebagai tujuan dan sasaran akhir yang
hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan, (iii) sebagai acuan dalam penyusunan
program dan anggaran pembangunan, dan (iv) sebagai sarana untuk melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan.
Lebih jauh, visi pembangunan dapat menjadi pranata yang berfungsi sebagai
pedoman perilaku pembangunan, sebagai alat pemersatu masyarakat dalam pembangunan,
dan sebagai sarana pengendali sosial dalam pembangunan. Penentuan visi pembangunan
dengan misi dan strategi pencapaiannya amatlah penting, agar proses pembangunan dapat
dilaksanakan dengan arah dan kebijakan yang jelas. Berhubung dengan itu, untuk
menjawab permasalahan dan isu strategis daerah ke depan, maka visi pembangunan
Kabupaten Kepulauan Anambas untuk jangka waktu 2016-2021 adalah sebagai berikut:
“Kepulauan Anambas sebagai
Kabupaten Maritim Terdepan
yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul karimah”
yang disingkat menjadi “ANAMBAS BERMADAH 2021”. Kalimat visi di atas
mengandung tiga kata kunci yaitu Kabupaten Maritim Terdepan, Berdaya Saing, Maju
dan Berakhlakul karimah. Pemaknaan tiga kata kunci tersebut secara lebih lanjut
dijelaskan sebagai berikut:
KABUPATEN MARITIM TERDEPAN
Kabupaten Maritim Terdepan; berarti kabupaten yang terletak di garis terdepan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi kawasan perbatasan dan beranda depan
negara, yang memiliki sumber daya pesisir dan laut yang unggul, sehingga potensi
tersebut akan dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai modal utama pembangunan, hingga
hasilnya dapat menjadikan kabupaten ini setara, bahkan melampaui capaian pembangunan
dari kabupaten/kota hasil pemekaran yang lain. Termasuk dalam bagian dari sumber daya
tersebut adalah budaya bahari yang senantiasa terekspresikan dalam kehidupan
masyarakat.
BERDAYA SAING
Berdaya Saing; menunjukkan kemampuan KKA untuk menciptakan nilai tambah
guna meningkatkan kesejahteraan. Daya saing daerah inilah yang menjadi salah satu
hakikat, atau inti dari, penyelenggaraan otonomi daerah. Berdaya saing juga berarti
memiliki semangat kompetisi dalam memajukan daerah yang ditandai dengan akses antar
pulau, antar kabupaten/kota, yang lancar, aman, nyaman, dan terjangkau. Kewirausahaan
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 122
masyarakat yang berkembang, investasi baik asing maupun dalam negeri yang mulai
tumbuh dan meningkat, infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi dan utilitas dasar yang
memadai, birokrasi termasuk pemerintahan desa yang bersih, profesional, dan melayani.
MAJU
Sementara Maju; bermakna pembangunan yang mengarah pada peningkatan
kualitas pembangunan, membuka simpul-simpul konektivitas antar wilayah, dan
pembangunan yang mengutamakan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas yang
ditandai dengan pemerataan, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang prima dan
berkualitas, sektor perikanan dan pariwisata yang tumbuh berkelanjutan, tersedianya mata
pencaharian bagi masyarakat yang memadai dan dapat mensejahterakan, pemenuhan
kebutuhan dalam wilayah yang sebagiannya bersumber dari hasil produksi sendiri,
infrastruktur permukiman yang memadai, para lansia, anak-anak, dan perempuan
mendapat perlindungan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah.
BERAKHLAKUL KARIMAH
Sebagai bagian dari masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai budaya Melayu
pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit untuk
meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan mengedepan
tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya adalah bahwa nilai-
nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan antar suku, ras,
agama, dan antar golongan yang rukun dan saling menghormati. Dengan tetap
memberikan kesempatan dan peluang bagi berkembangnya kebudayaan dari daerah lain
sebagai bagian khasanah kekayaan Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan
karakteristik utama serta identitas daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang
terinternalisasi dalam kebijakan, rencana, dan program pemerintah serta partisipasi
masyarakat.
V.2. Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-
2021 tersebut, dapat ditempuh melalui 7 (tujuh) misi pembangunan sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
secara merata.
2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta
permukiman yang layak.
3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem
logistik daerah yang handal.
4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta
pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan
hidup yang lestari.
5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang
kondusif.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 123
6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat
penyelenggaraan otonomi desa.
7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah dan
berpayungkan budaya Melayu.
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 124
V.3. Tujuan dan Sasaran
Penjabaran seluruh misi ke dalam masing-masing tujuan dan sasaran, selanjutnya
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
MISI TUJUAN SASARAN
MISI I. Mewujudkan
pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang bermutu dan
terjangkau secara merata
Meningkatkan aksesibilitas
penduduk terhadap pendidikan
yang berkualitas
Meningkatnya akses dan
pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang
berkualitas bagi masyarakat
Meningkatnya proporsi anak
yang terlayani pada pendidikan
anak usia dini
Terpenuhinya kebutuhan
pendidik dan kependidikan
yang profesional
Memadainya sarana dan
prasarana penunjang pendidikan
Meningkatkan akses dan mutu
layanan kesehatan dasar dan
rujukan
Meningkatnya kualitas dan
pemerataan akses pelayanan
kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Memadainya mutu pelayanan
kesehatan dasar keluarga
Meningkatnya pencegahan dan
penanganan penyakit menular
dan penyakit endemik
Misi II. Membangun
infrastruktur dasar air bersih
dan listrik yang memadai
serta permukiman yang layak
Membangun satuan
permukiman yang sehat dengan
prasarana dasar yang berkualitas
Tersedianya perumahan yang
layak dan terjangkau
Terbangunnya ruang publik dan
RTH yang berkualitas pada tiap
satuan permukiman
Meningkatnya pengelolaan
sanitasi yang layak pada satuan
permukiman
Terbangun dan beroperasinya
fasilitas pengelolaan sampah
dan limbah cair pada tiga pulau
besar
Meningkatkan cakupan
pelayanan sarana dan prasarana
air bersih
Meningkatnya cakupan
distribusi air bersih
Terbangunnya fasilitas
tampungan air
Terlaksananya rehabilitasi dan
perlindungan daerah tangkapan
air pada tiga pulau besar
Meningkatkan pasokan dan
jangkauan pelayanan listrik
Meningkatnya pasokan energi
listrik
Meningkatnya pemanfaatan
energi terbarukan sebagai
sumber listrik
Meningkatnya distribusi listrik
kepada pengguna rumah tangga
Misi III. Membangun
konektivitas wilayah yang
tangguh dengan sistem
logistik daerah yang handal
Meningkatkan konektivitas
antar pulau, antar daerah, dan
dengan negara tetangga
Meningkatnya sarana prasarana
transportasi laut dalam
menunjang mobilitas kegiatan
masyarakat dan pengembangan
wisata
Terhubungnya pusat-pusat
Tabel V.1. Penjabaran Misi,
Tujuan dan Sasaran
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 125
MISI TUJUAN SASARAN
kegiatan dan pertumbuhan
melalui sarana prasarana
transportasi darat
Meningkatnya akses daerah
melalui transportasi udara
Beroperasinya pos Custom,
Immigration, Quarantine and
Ports (CIQP)
Meningkatkan layanan jaringan
informasi dan komunikasi (TIK)
Meningkatnya pemanfaatan
teknologi internet
Mengembangkan sarana
prasarana sistem logistik daerah
yang tangguh
Lancarnya pasokan dan
distribusi barang-barang
kebutuhan masyarakat secara
berkesinambungan
Misi IV. Mengembangkan
perikanan dan pariwisata
sebagai basis sektor maritim
serta pertanian yang
berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan lokal dengan
lingkungan hidup yang lestari
Meningkatkan produksi dan
produktivitas perikanan tangkap
dan budidaya secara ramah
lingkungan
Meningkatnya aksesibilitas
pelaku usaha perikanan tangkap
dan budidaya terhadap sarana,
prasarana, informasi dan
teknologi yang ramah
lingkungan
Meningkatnya kapasitas dan
kemampuan SDM perikanan
tangkap dan budidaya
Berkurangnya kasus illegal
fishing, unreported, unregulated
(IUU)
Mengembangkan hilirisasi
sektor perikanan
Tersedianya kawasan sentra
produksi dan pengolahan hasil
perikanan yang memadai dan
terintegrasi dengan pusat
perdagangan
Meningkatnya investasi pada
sektor industri perikanan
Terciptanya produk-produk
unggulan baru sektor perikanan
olahan
Berkembangnya industri end
productperikanan dan
terbukanya akses pasar yang
dikelola masyarakat
Mengoptimalkan potensi wisata
maritim yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan
Meningkatnya publikasi
mengenai pariwisata daerah
Dikembangkannya destinasi
wisata berbasiskan pulau-pulau
kecil dengan infrastruktur yang
memadai.
Dikembangkannya destinasi
wisata pada Kawasan
Konservasi Perairan Nasional
Taman Wisata Perairan (TWP)
Kepulauan Anambas dan laut
sekitarnya
Terjaganya kelestarian
lingkungan pada destinasi
wisata
Meningkatnya keterlibatan
masyarakat lokal sebagai
penggiat pariwisata daerah
Dikembangkannya event-event
pariwisata daerah
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 126
MISI TUJUAN SASARAN
Meningkatkan produksi dan
produktivitas pertanian,
peternakan dan perkebunan
Berkembangnya kawasan sentra
produksi pertanian, peternakan
dan perkebunan
Meningkatnya aksesibilitas
pelaku usaha pertanian,
peternakan dan perkebunan
terhadap sarana, prasarana,
informasi dan teknologi
Meningkatnya kapasitas dan
kemampuan SDM petani,
peternak dan pekebun
Meningkatnya produksi
komoditas-komoditas pangan
yang bersifat substitusi impor
Meningkatnya cadangan pangan
daerah
Terbangunnya kerja sama antar
daerah dengan daerah penghasil
pangan untuk suplai pangan
berkelanjutan
Misi V.
Menumbuhkembangkan
kewirausahaan serta
menciptakan iklim investasi
yang kondusif
Mengembangkan layanan
investasi yang memberikan
kemudahan, kepastian, dan
transparansi proses perizinan
bagi investor dan pengusaha
Meningkatnya kepastian hukum
terkait investasi dan usaha
Meningkatnya kemudahan
prosedur perizinan investasi dan
usaha
Mengembangkan layanan
investasi yang memberikan
kemudahan, kepastian, dan
transparansi proses perizinan
bagi investor dan pengusaha
Meningkatnya kepastian hukum
terkait investasi dan usaha
Meningkatnya kemudahan
prosedur perizinan investasi dan
usaha
Meningkatkan daya tarik
investasi daerah
Adanya insentif fiskal dan non
fiskal serta fasilitasi investasi
Meningkatnya iklim
ketenagakerjaan yang kondusif
Meningkatnya promosi
investasi daerah secara lebih
efektif
Berkembangnya potensi
investasi unggulan daerah
Menguatnya kesepahaman
antara pemerintah daerah dan
pelaku usaha melalui koordinasi
yang intens
Meningkatkan kualitas sumber
daya manusia UMKM dan
wirausahawan
Berkembangnya pendidikan
yang berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Tersedianya layanan pembinaan
dan pendampingan bagi
wirausaha pemula
Meningkatkan dan memperluas
akses dan skema pembiayaan
bagi UMKM dan wirausahawan
Berkembangnya sumber-
sumber pembiayaan baik bank
maupun non bank
Meningkatkan nilai tambah Meningkatnya kualitas produk
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 127
MISI TUJUAN SASARAN
produk dan jangkauan
pemasaran
UMKM
Meningkatnya akses pasar
produk-produk UMKM
Meningkatan kemitraan antara
pengusaha besar dan UMKM
lokal
Terbangunnya keterkaitan
usaha antara pengusaha besar
dan UMKM
Terfasilitasi dan terbinanya
pelaksanaan kemitraan usaha
antara pengusaha besar dan
UMKM
Misi VI. Membangun
birokrasi yang bersih,
profesional, dan melayani
serta memperkuat
penyelenggaraan otonomi
desa
Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang transparan
dan akuntabel
Meningkatnya implementasi e-
government
Meningkatnya pemenuhan hak
masyarakat akan informasi
publik
Meningkatnya akuntabilitas
kinerja birokrasi yang
berorientasi pada efisiensi
daerah
Meningkatnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah
Terbangunnya role model bagi
pemerintahan yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme
Meningkatnya akuntabilitas
kinerja birokrasi yang
berorientasi pada efisiensi
daerah
Meningkatkan kualitas
organisasi dan sumberdaya
aparatur pemerintah daerah pada
setiap unit dan level
pemerintahan
Terbangunnya organisasi
perangkat daerah yang tepat
fungsi dan tepat ukuran
Meningkatnya profesionalitas
aparatur
Terbangunnya sistem insentif
dan disinsentif berbasis kinerja
Meningkatkan kualitas produk-
produk perencanaan dan
kebijakan daerah
Meningkatnya kualitas dan
sinergitas produk-produk
perencanaan daerah dalam
mendorong prioritas daerah
Meningkatnya partisipasi
masyarakat yang berkualitas
dalam perencanaan
pembangunan
Tersusunnya perundangan
daerah yang harmonis
Tegaknya perundangan daerah
Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan otonomi desa
Meningkatnya kapasitas
pemerintahan desa
Meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana
pemerintahan desa
Meningkatkan kualitas
pelayanan publik
Terimplementasikannya
maklumat pelayanan
Tersusun dan terlaksananya
standar pelayanan oleh PD
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 128
MISI TUJUAN SASARAN
MISI VII. Mengembangkan
kehidupan masyarakat yang
berakhlak dan berpayungkan
budaya Melayu
Membangun karakter generasi
muda
Terintegrasikannya pendidikan
karakter sebagai bagian dari
kurikulum pendidikan maupun
aktivitas ekstrakurikuler
Terbinanya pemuda dari bahaya
penyalahgunaan NAPZA dan
pergaulan bebas
Terbangunnya iklim yang
kondusif bagi berkembangnya
kreatifitas generasi muda
Membangun lingkungan yang
berketeladanan
Meningkatnya peran orang tua
dan masyarakat dalam
pengelolaan persekolahan dan
proses pembelajaran
Terbangunnya gerakan
keteladanan dari kalangan
aparatur
Menghidupkan budaya Melayu
sebagai bagian dari kehidupan
bermasyarakat
Berdayanya pelaku, penggiat,
dan komunitas-komunitas
budaya
Meningkatnya perlindungan
dan apresiasi terhadap budaya
daerah
Terdokumentasikannya
warisan-warisan budaya
Menginternalisasikan nilai-nilai
agama dalam kehidupan sehari-
hari
Meningkatnya kerukunan antar
umat beragama
Meningkatnya kerjasama dan
kemitraan antara pemerintah
daerah dan tokoh agama serta
lembaga sosial keagamaan
dalam upaya pemberdayaan
umat
Terpeliharanya kesatuan dan
persatuan bangsa
Meningkatnya aktivitas
penyuluhan agama yang
berbobot dan mencerahkan
Meningkatnya pengelolaan
dana sosial keagamaan
V.4. Agenda Prioritas
Selain dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, ketujuh misi diatas juga dijabarkan
kedalam agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga perwujudan dari
misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur. Agenda-agenda prioritas
ini adalah sebagaimana tertuang dalam dokumen penyampaian visi-misi pada saat masa
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 129
kampanye sehingga menjadi bagian dari janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala
Daerah.
Penjabaran dari masing-masing misi kedalam agenda prioritas adalah sebagai
berikut.
1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
secara merata.
Pemerataan fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan tantangan bagi
sebuah daerah kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Anambas. Infrastruktur yang
belum mampu menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan
pelayanan dasar yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan
infrastruktur dasar inilah yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Selain infrastruktur, sumberdaya manusia, dalam hal ini guru dan tenaga
kependidikan memegang peranan yang penting dalam pemenuhan layanan dasar bagi
masyarakat. Ketersediaan pengajar dan sarana prasarana yang belum merata di setiap
pulau, mengakibatkan kualitas pendidikan yang masih minim. Begitupun halnya
terhadap keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau
kecil.
Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan
kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan
target optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf
yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang
sepertinya dapat berjalan dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya
adalah dalam menjamin pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat
Anambas.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau secara merata, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas
memiliki delapan agenda prioritas hingga akhir periode RPJMD ini, diantaranya:
1. Membangun asrama sekolah sesuai kebutuhan.
2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan sebagai ekskul wajib di sekolah.
3. Mengembangkan model sekolah adiwiyata dan sekolah layak anak.
4. Menyediakan beasiswa penuh (full scholarship) bagi mahasiswa berprestasi
dan hasiswa kurang mampu dengan sistem pemberian beasiswa yang baru.
5. Melanjutkan perlindungan kesehatan melalui BPJS untuk seluruh penduduk.
6. Menyelesaikan pembangunan RSUD dengan jadwal peresmiannya paling
lambat tahun 2017.
7. Meningkatkan kesejahteraan guru, tenaga medis, dan paramedis yang bertugas
di daerah terpencil.
8. Membangun rumah singgah dan taman bagi para lansia dan orang cacat yang
terlantar.
2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta
permukiman yang layak.
Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Di
Kabupaten Kepulauan Anambas, persoalan mengenai listrik ini tidak hanya dialami
pulau-pulau kecil, namun juga desa desa di pulau-pulau besar seperti yang terjadi di
Desa Tebang Kecamatan Palmatak yang belum dapat menikmati suplai listrik
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 130
selama 24 jam. Selain listrik, kelangkaan air minum dan air bersih menjadi
permasalahan lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dihadapi Kabupaten
Kepulauan Anambas. Jasa PDAM dan non PAM hanya melayani sebagian
masyarakat saja. Beberapa wilayah masih bergantung pada air hujan dan harus
menempuh jarak berkilo menyeberang pulau tetangga untuk memperoleh air bersih
Pada agenda pembangunan infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang
memadai serta permukiman yang layak, Kabupaten Kepulauan Anambas akan
menyelenggarakan sembilan agenda sebagai berikut:
1. Membangun embung dan memperbaiki sistem distribusi air bersih.
2. Memperbaiki kualitas dan kuantitas ketersediaan listrik.
3. Membangun rumah susun bagi warga kurang mampu, pekerja atau buruh
pabrik, dan PNS golongan rendah.
4. Membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST), dan/atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara
memadai sesuai kebutuhan.
5. Menyediakan taman pemakaman umum.
6. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah yang
mengatur tentang kebersihan, keindahan wilayah, dan pengelolaan
persampahan.
7. Melakukan penataan pemukiman dan perbaikan sistem sanitasi di pusat ibukota
dan desa wisata.
8. Membangun taman kota/ ruang terbuka hijau.
9. Menyelenggarakan adipura desa.
3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem
logistik daerah yang handal.
Sebagai kabupaten kepulauan, aksesibilitas dan konektivitas menjadi
tantangan yang harus ditanggulangi. Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi
dan komunikasi menyebabkan target-target pembangunan menjadi terhambat
Sebagai wilayah perbatasan, Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu menjadi
etalase terdepan, membuka kemudahan akses dari Negara tetangga. Kebutuhan akan
transportasi yang handal, fasilitas komunikasi yang baik, dan tersedianya Custom,
Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) menjadi beberapa prioritas utama dalam
pencapaian pembangunan.
Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka
kemandirian pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan
terhadap pangan menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya
gelombang air laut atau musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat
mengakibatkan kerawanan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun
suatu kemampuan produksi pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang
dapat menjamin ketersediaan pangan masyarakat lokal guna mengantisipasi
kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan bahan makanan selama cuaca dan
musim yang buruk.
Terdapat 12 agenda prioritas dalam rangka Membangun konektivitas
(transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal
yang akan dilaksanakan pada periode tersebut, yaitu:
1. Menyediakan transportasi reguler laut dan darat antar pulau/zona wilayah.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 131
2. Menyediakan kapal kargo reguler yang melayani rute Anambas, Natuna, Pulau
Bintan, dan Batam.
3. Menyediakan kapal penumpang reguler yang melayani rute Anambas dan Pulau
Bintan/Batam dengan frekuensi setiap hari dan waktu tempuh lebih cepat.
4. Melanjutkan pembangunan jalan penghubung antar desa, antar kecamatan,
antar desa dengan kecamatan, dan antar kecamatan dengan ibukota kabupaten.
5. Meningkatkan kualitas telekomunikasi seluler dan aksesibilitas internet.
6. Menyelenggarakan siaran radio lokal.
7. Membangun gudang logistik.
8. Membangun dan operasionalisasi pusat pelayanan pelabuhan, kepabeanan,
imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu (CIQP)
9. Membangun dermaga perintis pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk.
10. Membangun dan operasionalisasi bandara di Letung.
11. Mengembangkan dermaga penyeberangan Matak.
12. Membangun jembatan SP 2.
4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta
pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan
hidup yang lestari.
Dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah pusat
memberikan perhatian khusus kepada pembangunan maritim yang akan dilakukan
secara strategis, terstruktur dalam rangka percepatan pembangunan. Hal tersebut
juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) seperti hal nya yang
dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka dalam implementasi program pusat,
PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) yang
memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang tinggi, juga
mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau kecil
terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis Pangkal
Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia.
Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat.
Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa
konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan.
Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di
PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal.
Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder
dapat dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang
berbatasan dengan negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor
sangat dimungkinkan untuk diraih. Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap,
budidaya termasuk industri pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan
berkelanjutan. Orientasi produksi, pemasaran dan pengembangan wawasan bahari
menjadi arah kebijakan yang harus dilakukan.
Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang
seiring menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan.
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 132
Membuka jalur investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain
mempersiapkan sarana prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum
tergarap perlu diantisipasi oleh penyiapan rencana jangka panjang dalam
menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan dampak bagi lingkungan yang
berkelanjutan. Ditetapkannya sebagai Taman Wista Perairan Nasional dan didukung
oleh hasil survey CNN tahun 2012 Kepulauan Anambas khusunya Pulau Bawah
sebagai pulau paling Tropis Se-Asia harus dijadikan momentum terbaik pemerintah
daerah, dalam meningkatkan pembangunan dimana selain infrastruktur, peningkatan
SDM perlu dilakukan.
Terdapat 14 agenda prioritas yang menjadi komitmen pemerintah daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas hingga tahun 2021 dalam mengembangkan
perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari,
sebagai berikut:
1. Mengawal dan meningkatkan koordinasi penanganan illegal fishing.
2. Mengoptimalkan pabrik es secara memadai untuk memenuhi kebutuhan.
3. Meningkatkan kuota ketersediaan BBM untuk nelayan dan masyarakat umum.
4. Memfasilitasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar terapung (Solar
Packed Dealer Nelayan [SPDN]).
5. Menyiapkan rumput laut dan kerang mutiara sebagai produk unggulan baru.
6. Mengembangkan produk perikanan hasil olahan.
7. Mengembangkan tiga destinasi wisata utama dan melakukan promosi paket
wisata bahari.
8. Melakukan revitalisasi lahan sawah.
9. Mengembangkan pertanian hortikultura.
10. Menyiapkan model penyimpanan dan distribusi hasil pertanian untuk konsumsi
dalam daerah.
11. Melahirkan atlet olah raga air dan memfasilitasi Festival Olah Raga Air
Tingkat Nasional.
12. Menjadikan pulau Matak sebagai pusat/sentra pengembangan industri dan
ketenagakerjaan, dan pulau Jemaja sebagai pusat/sentra pengembangan
pariwisata, perikanan dan pertanian.
13. Membangun titik labuh untuk jalur pelayaran wisata.
14. Membangun infrastruktur penunjang pariwisata.
5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang
kondusif.
Jawaban atas tingginya angka pengangguran adalah dengan
menumbuhkembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Kemandirian dalam
berusaha menjadi salah satu strategi dalam mengimbangi minmnya lapangan
pekerjaan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal lain, ketergantungan
daerah terhadap sektor MIGAS dalam dijawab dengan menarik investasi di luar
sektor migas. Dalam menumbuhkan kewirausahaan dan iklim investasi yang
kondusif, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas mencanangkan 10 agenda
prioritas hingga tahun 2021, yakni:
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 133
1. Menyelenggarakan pelatihan keahlian dan kewirausahaan bagi setiap lulusan
SMA/sederajat yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau remaja
putus sekolah .
2. Menyelenggarakan program Sarjana Kewirausahaan
3. Menyalurkan produk dana bergulir dengan sistem dan persyaratan agunan
ringan dan bunga yang rendah.
4. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi unggulan di setiap kecamatan.
5. Mengoptimalkan pelayanan dan peningkatan peran koperasi pegawai.
6. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi nelayan unggulan
7. Menyediakan pusat jajanan kaki lima dan pasar tradisional unggulan di ibukota
kabupaten.
8. Menata pusat perdagangan dan jasa di ibukota Kabupaten.
9. Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara transparan dan sesuai
standar ISO.
10. Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
sehat dan mendukung pelayanan publik.
6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat
penyelenggaraan otonomi desa.
Membangun birokrasi yang bersih telah menjadi amanah wajib bagi setiap
daerah. Kabupaten Kepualaun Anambas memiliki komitmen serupa dengan
mencanangkan Sembilan agenda prioritas dalam membangun birokrasi yang bersih,
profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, yakni:
1. Membangun 10 unit gedung kantor di pusat perkantoran pemerintahan.
2. Melaksanakan pengangkatan ASN secara transparan, adil, dan bebas
intervensi.
3. Melaksanakan pengisian jabatan secara terbuka (open bidding) bagi semua
tingkatan jabatan.
4. Memberikan reward dan punishment kepada PD secara periodik.
5. Membuka nomor hotline pengaduan masyarakat.
6. Melakukan sosialisasi APBD melalui media massa dan website.
7. Memperbaiki tata penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang).
8. Meningkatkan jumlah bantuan keuangan ke Desa.
9. Menyelenggarakan kompetisi otonomi desa dengan apresiasi dalam bentuk
tambahan bantuan keuangan ke desa.
7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya
Melayu.
Dalam visinya, kepala daerah terpilih menggunakan frasa “berakhlakul
karimah” yang dimaksudkan bahwa masyarakat memegang teguh nilai-nilai budaya
Melayu pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit
untuk meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan
mengedepan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya
adalah bahwa nilai-nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,
kehidupan antar suku, ras, agama, dan antar golongan yang rukun dan saling
menghormati. Dengan tetap memberikan kesempatan dan peluang bagi
RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 134
berkembangnya kebudayaan dari daerah lain sebagai bagian khasanah kekayaan
Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan karakteristik utama serta identitas
daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang terinternalisasi dalam kebijakan,
rencana, dan program pemerintah serta partisipasi masyarakat. 13 agenda prioritas
yang dicanangkan dalam rangka mengembangkan kehidupan masyarakat yang
berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu hingga 2021 adalah:
1. Menegakkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang keamanan, ketertiban
umum, dan penanganan penyakit masyarakat.
2. Memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS.
3. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah tentang Zakat, Infak, dan
Sedekah.
4. Menyelenggarakan sertifikasi baca Alquran bagi siswa-siswi sekolah yang
beragama Islam dan penyesuaian bagi agama dan kepercayaan lain.
5. Menyelenggarakan Madrasah Diniah Awaliyah bagi siswa SD yang beragama
Islam.
6. Menyelenggarakan pesantren ramadhan bagi siswa-siswi sekolah menengah.
7. Menyelenggarakan Festival Seni Anambas, dan Festival Budaya Melayu setiap
tahun.
8. Membangun gedung pusat pertunjukan seni dan budaya.
9. Menggalakkan kegiatan pertunjukan seni budaya, dan agama serta melakukan
pembinaan terhadap sanggar-sanggar seni dan organisasi-organisasi remaja
Masjid.
10. Mengintegrasikan budaya Melayu dalam kurikulum pendidikan formal.
11. Memaksimalkan peran organisasi kepemudaan dalam pembangunan daerah.
12. Menyediakan sarana prasarana olahraga yang representatif.
13. Membangun Masjid Agung.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 137
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi berupa
pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas horison waktunya dengan serangkaian arah kebijakan.
VI.1. Strategi
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu
sasaran. Dalam hal beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu strategi
dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut. Dalam mencapai
pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas lima tahun ke depan, maka terdapat
strategi-strategi dari setiap sasaran yang disampaikan sebagai berikut:
Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau secara merata
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas
bagi masyarakat
Pemantapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk jenjang
pendidikan dasar sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas
pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan
Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini
Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan kependidikan yang profesional
Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang
ditempatkan di pulau-pulau terpencil
Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru-murid
dan memaksimalkan beban mengajar
Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
Memadainya sarana dan prasarana penunjang pendidikan
Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk melengkapi dan meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup
puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan
jangkauan pelayanan
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap
kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penempatan
Tujuan 1.1.
Meningkatkan aksesibilitas penduduk
terhadap pendidikan yang
berkualitas
Tujuan 1.2.
Meningkatkan akses dan
mutu layanan kesehatan
dasar dan rujukan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 138
tenaga kesehatan baru lulus
Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi,
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan
Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis
Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya
Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga
Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus
utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu
hamil
Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil yang meliputi kunjungan ibu
hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil
Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia
melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita
Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal
maupun nonformal
Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular
dan penyakit endemik
Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang
memadai serta permukiman yang layak
SASARAN STRATEGI
Tersedianya perumahan yang layak dan terjangkau
Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian.
Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem
pembiayaan perumahan dan bantuan stimulan.
Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaan prasarana, sarana,
dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan rumah
termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas
Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal
yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian
Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan
kawasan permukiman kumuh
Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui
pengembangan instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti
konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta
pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat,
tanah terlantar, serta tanah wakaf
Terbangunnya ruang publik dan RTH yang berkualitas pada tiap satuan permukiman
Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola seperti memanfaatkan sempadan
sungai dan lapangan-lapangan di area kantor sebagai jalur ruang terbuka hijau
dalam rangka menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau
Partisipasi publik untuk menciptakan ruang terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1)
mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH sebagai bentuk
tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam
menciptakan pekarangan yang hijau
Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang layak pada satuan permukiman
Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air limbah domestik, sampah dan
drainase lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan air limbah sistem
setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan pengelolaan sampah secara 3R)
Terbangun dan beroperasinya fasilitas pengelolaan sampah dan limbah cair pada tiga pulau
besar
Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala
kawasan permukiman
Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle)
Tujuan 2.1.
Membangun satuan
permukiman yang sehat
dengan prasarana dasar yang berkualitas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 139
SASARAN STRATEGI
yang didasarkan pada penerapan teknologi dan perubahan kesadaran dan
perilaku masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan kelurahan.
Maka dalam penenerapan budaya di masyarakat, peran dan kewenangan
kecamatan akan lebih ditingkatkan.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan
pengelolaan sampah salah satunya melalui pengembangan bank sampah di
tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya cakupan distribusi air bersih
Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan secara terpadu dan
berkelanjutan dengan mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan
struktural melalui penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure
(ESWIN)
Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar (basic needs) penduduk dengan
pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan keterjangkauan)
Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum dilakukan melalui pembangunan
infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi
infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum
Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air
baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan
(rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary
uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala
kawasan (kolam retensi)
Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam
rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum
Terbangunnya fasilitas tampungan air
Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air
skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerah-
daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis
Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk
mengembalikan fungsi dan kapasitas tampung
Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar
Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya
Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya pasokan energi listrik
Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya
listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan
listrik
Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan
mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan
insentif tarif yang menarik minat swasta, terutama untuk pemanfaatan energi
terbarukan
Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan
konservasi energi
Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik
Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah
produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan
Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri terbarukan dikhususkan pada
daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan
distribusi listrik
Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga
Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan
Tujuan 2.2.
Meningkatkan cakupan
pelayanan sarana dan
prasarana air bersih
Tujuan 2.3.
Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan
listrik
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 140
meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan
biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi
Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem
logistik daerah yang handal
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya sarana prasarana transportasi laut dalam menunjang mobilitas kegiatan
masyarakat dan pengembangan wisata
Optimalisasi manajemen dan kewenangan perusahaan daerah dalam mengelola
transportasi laut
Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat yang diperuntukkan bagi
wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar
Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki
potensi wisata
Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi
darat
Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusat-pusat kegiatan dan
pertumbuhan dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan
daya tarik wisata sesuai dengan RTRW
Pembangunan jalan lingkar pulau serta moda transportasi darat dengan disain
yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan
Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor
Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara
Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun
sarana prasarana bandara
Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi
sebagai pusat informasi budaya dan wisata Anambas
Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan
Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP)
Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan
kunjungan wisata
Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan barang
Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait
SASARAN STRATEGI
Berkembangnya komunikasi radio dalam mendukung penyebaran informasi masyarakat
Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama radio nasional dalam penyebaran
informasi pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan,
menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan
masyarakat pulau-pulau kecil
Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat
Penguatan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media
untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan
Pendirian dan pengoperasian laboratorium komputer dan warung seluler di desa-
desa pulau kecil dan sekolah
Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah
perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian
Meningkatnya penerapan dan pengelolaan teknologi informasi
Pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK disertai
dengan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan
Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di lingkungan pegawai
Koordinasi pengembangan sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah
yang dimotori oleh PD yang membidangi
Tujuan 3.1.
Meningkatkan
konektivitas antar pulau,
antar daerah, dan dengan negara tetangga
Tujuan 3.2
Meningkatkan layanan
jaringan informasi dan
komunikasi (TIK)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 141
SASARAN STRATEGI
Lancarnya pasokan dan distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat secara
berkesinambungan
Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik disertai dengan penyiapan
pelabuhan/darmaga
Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana
struktur ruang
Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi perhatian pusat dalam
mengoptimalisasi Sislognas
Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor
maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha perikanan tangkap dan budidaya terhadap sarana,
prasarana, informasi dan teknologi yang ramah lingkungan
Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, dan alat penangkapan ikan
(API) yang handal, efisien, dan berdaya saing
Alokasi yang proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber
daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan
Peningkatan ketersediaan indukan dan stok produksi benih dengan cara: 1)
Peningkatan kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang
berkualitas, pakan murah bermutu, obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan
dan kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan
kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi
teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa
lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi
Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi yang potensial
Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan
sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan
aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi
tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan
Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya
Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini
untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka
peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan
mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya
Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau
perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan
tangkap dan budidaya
Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU)
Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas;
memeprkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan
penertiban ketaatan pelaku usaha
Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui
skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat yang melibatkan PPNS
Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya
dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan
Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam
kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi
oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat
Tujuan 4.1
Meningkatkan produksi
dan produktivitas
perikanan tangkap dan budidaya secara ramah
lingkungan
Tujuan 3.3
Mengembangkan sarana prasarana sistem logistik
daerah yang tangguh
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 142
SASARAN STRATEGI
Tersedianya kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan yang memadai dan
terintegrasi dengan pusat perdagangan
Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan terpadu, lengkap dengan
fasilitas pendukung dan terintegrasi (hulu-hilir)
Sentra produksi dan pengolahan dengan pengembangan sistem rantai dingin
dalam penanganan hasil perikanan yang didukung oleh revitalisasi dan
pembangunan pabrik es, cold storage di lokasi-lokasi yang tepat
Meningkatnya investasi pada sektor industri perikanan
Penyediaan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat
sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu
mereka dalam pengambilan keputusan investasi
Peningkatan daya tarik investasi pada sektor industri perikanan melalui
kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal
Peningkatan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih
efektif
Terciptanya produk-produk unggulan baru sektor perikanan olahan
Penelitian komoditas perikanan potensial, pengembangan diversifikasi produk
olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan
jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk
Berkembangnya industri end product perikanan yang dikelola masyarakat
Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil
perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing
UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan
standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil
perikanan
Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang
pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan
pinjaman modal yang mudah diakses
Penciptaan pasar industri end product dengan penyelenggaraan festival,
pameran dan membangun pasar industri end product
Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk mendistribusikan produk
olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya publikasi mengenai pariwisata daerah
Penyelenggaraan media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paket-
paket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk
Penyelenggaraan event wisata yang bekerjasama dengan media-media travelling
dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata
Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat
berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim
Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam
publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata
Dikembangkannya destinasi wisata berbasiskan pulau-pulau kecil dengan infrastruktur yang
memadai.
Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau kecil dalam Rencana Induk
Pariwisata Daerah
Penyelenggaraan tourism summit untuk mengundang investor dalam
pembangunan dan pengembangan destinasi wisata prioritas
Tujuan 4.2
Mengembangkan hilirisasi sektor perikanan
Tujuan 4.3
Mengoptimalkan potensi
wisata maritim yang
berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 143
SASARAN STRATEGI
Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk
kawasan wisata baik dengan sumber daya daerah maupun kerjasama dengan
swasta
Dikembangkannya destinasi wisata pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman
Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya
Pengembangan dan peran aktif pada jejaring kawasan konservasi dalam
mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem
keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah pusat dan daerah, perusahaan
swasta, dan kelompok masyarakat
Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi melalui pengawasan
implementasi dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi
dalam mendukung kegiatan pariwisata yang berkelanjutan
Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional
Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam
Rencana Induk Pariwisata Daerah
Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang
memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan
dan Zonasi kawasan konservasi
Terjaganya kelestarian lingkungan pada destinasi wisata
Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-kawasan wisata dalam hal
pengelolaan kebersihan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai
Penetapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha
pariwisata yang menjaga kebersihan
Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program
dan paket wisata pemulihan ekosistem laut
Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata
Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah
Pengoptimalan aktivitas sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok
sadar wisata (Pokdarwis)
Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok
wisata dari masyarakat lokal
Dikembangkannya event-event pariwisata daerah
Melestarikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah dan
mempublikasikannya
Penciptaan event-event wisata dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan
wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran
dan olahraga air
SASARAN STRATEGI
Berkembangnya kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan
Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan
dilakukan secara terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan
pasar
Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha pertanian, peternakan dan perkebunan terhadap
sarana, prasarana, informasi dan teknologi
Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan benih-benih tanaman pangan
dan perkebunan yang unggul serta pengembangan inovasi budidaya pertanian
yang lebih efisien
Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi
yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima
Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun
Tujuan 4.3
Mengoptimalkan potensi
wisata maritim yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
Tujuan 4.4
Meningkatkan produksi
dan produktivitas
pertanian, peternakan dan perkebunan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 144
SASARAN STRATEGI
Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan meningkatkan jumlah dan
kapasitas penyuluh serta memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai
Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan
Penguatan kelembagaan petani
Meningkatnya produksi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor
Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan
memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya
SASARAN STRATEGI
Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan
berkelanjutan
Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil pangan untuk: 1) menjamin
ketersediaan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3)
mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan
kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok
Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama harus mempertimbangkan
rencana penyediaan kapal kargo reguler / tol laut dan rute yang dilaluinya
Tujuan 4.5
Meningkatnya cadangan
pangan daerah
Tujuan 4.4
Meningkatkan produksi
dan produktivitas
pertanian, peternakan dan perkebunan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 145
Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim
investasi yang kondusif
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha
Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong
pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi
dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha
bagi investor
Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat
dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha
Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan
Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi
Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha
Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara
lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi
dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP
Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara
Elektronik (SPIPISE)
Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan
kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi
Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri
pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta
sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam
SASARAN STRATEGI
Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta fasilitasi investasi
Pembangunanan fasilitas pendukung, baik infrastruktur utama (jalan, listrik, air
bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung
tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality
Working Life) bagi pekerja
Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor
terutama investor dalam negeri
Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non
fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan
infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan
industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana
Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif
Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan
terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha
Keserikatan dan collective bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar
lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja
Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif
Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain
meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI),
pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi
pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi
skala nasional dan internasional
Tujuan 5.1
Mengembangkan layanan
investasi yang memberikan kemudahan,
kepastian, dan
transparansi proses perizinan bagi investor
dan pengusaha
Tujuan 5.2
Meningkatkan daya tarik investasi daerah
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 146
SASARAN STRATEGI
Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku
usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain
Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas Summit) sebagai ajang promosi
daerah
Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah
Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah
yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk
pengambilan keputusan
Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi
produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di bidang
tersebut
Menguatnya kesepahaman antara pemerintah daerah dan pelaku usaha melalui koordinasi
yang intens
Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta
pemangku kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk
memonitor, mengatasi permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik
agar dapat terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif
SASARAN STRATEGI
Berkembangnya pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan
Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan
Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian
masyarakat kurang mampu
Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan
kebutuhan lokal
Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada pendidikan formal
Tersedianya layanan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula
Pengembangan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak
swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula
SASARAN STRATEGI
Berkembangnya sumber-sumber pembiayaan baik bank maupun non bank
Peningkatan akses layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank
umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan
dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan melalui cara non
konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Fasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor
potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah seperti UPK
PNPM
Pengembangan credit rating bagi UMKM dan koperasi
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kualitas produk UMKM
Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi
dan pengetahuan mengenai standarisasi dan sertifikasi produk
Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi UMKM
diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi
Pendampingan bagi UMKM yang hendak mendapatkan standar (SNI, HaKI)
dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat)
Meningkatnya akses pasar produk-produk UMKM
Tujuan 5.3
Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia UMKM dan
wirausahawan
Tujuan 5.4
Meningkatkan dan
memperluas akses dan skema pembiayaan bagi
UMKM dan
wirausahawan
Tujuan 5.5
Meningkatkan nilai tambah produk dan
jangkauan pemasaran
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 147
Peningkatan hub bagi produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk
kawasan dan lokasi-lokasi strategis
Promosi produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun
internasional
Pemasaran produk-produk UMKM secara online dengan
membangun/menyediakan situs pemasaran
SASARAN STRATEGI
Terbangunnya keterkaitan usaha antara pengusaha besar dan UMKM
Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok
(supply chain) dan pemasok bahan baku bagi industri besar
Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan kemitraan usaha antara pengusaha besar dan UMKM
Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM mitra oleh industri besar
Tujuan 5.6
Meningkatkan kemitraan
antara pengusaha besar
dan UMKM lokal
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 148
Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta
memperkuat penyelenggaraan otonomi desa
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya implementasi e-government
Penguatan master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam
peraturan daerah beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan
penyediaan sarana
Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi
informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat
“inhouse” di tingkat penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh
pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah
daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun
di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada.
Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik
Penyediaan informasi perencanaan dan proses berjalannya pembangunan
melalui media alternatif dalam bentuk yang lebih populer
Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang
sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait
Keterbukaan Informasi Publik
Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat
dalam interaksi pemerintah dan masyarakat
Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi
interaktif antara pemerintah dan masyarakat
Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi)
di setiap PD
Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah
Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan
kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal
Percepatan penyelesaian batas daerah antara Kabupaten Kepulauan Anambas
dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk
Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai
Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif,
berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi)
Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah
Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi
kepegawaian
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan
daerah
Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen
pengelolaan keuangan daerah
Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah
Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan
anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas
Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme
Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan
APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga dapat berperan sebagai
garda depan dalam upaya pencegahan korupsi
Tujuan 6.1
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
transparan dan akuntabel
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 149
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah
Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan
kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal
SASARAN STRATEGI
Terbangunnya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas
dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam
peraturan perundangan yang berlaku)
Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban
Pemetaan urusan terkait pelimpahan dan penugasan urusan pemerintahan
lingkup Kementerian Dalam Negeri
Meningkatnya profesionalitas aparatur
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi
Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan
profesionalisme
Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja
Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai
Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang berkinerja baik
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kualitas dan sinergitas produk-produk perencanaan daerah dalam mendorong
prioritas daerah
Peningkatan sinergi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui
LKPJ Tahunan
Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan
Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder
dan mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan
Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis
Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun
horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah
Tegaknya perundangan daerah
Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban
dan keamanan, kenyaman, dan konsistensi tata ruang
Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah
Tujuan 6.2
Meningkatkan kualitas
organisasi dan sumberdaya aparatur
pemerintah daerah pada
setiap unit dan level
pemerintahan
Tujuan 6.3
Meningkatkan kualitas
produk-produk
perencanaan dan kebijakan daerah
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 150
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa
Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan
kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan
publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai
acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa
Penguatan data berbasis RT dan RW
Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan desa
Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan dan kondisi karakter
wilayah desa
SASARAN STRATEGI
Terimplementasikannya maklumat pelayanan
Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme aparatur pemerintah
Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik
Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang
tersedia
Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan
Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD
Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik
Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang sederhana dan efektif
Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun
Tujuan 6.4
Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan otonomi desa
Tujuan 6.5
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 151
Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul dan
berpayungkan budaya Melayu
SASARAN STRATEGI
Terintegrasikannya pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan maupun
aktivitas ekstra kurikuler
Penyusunan substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan
kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisme dengan tetap bercorak pada tradisi
dan budaya daerah
Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
formal pada semua jenjang pendidikan
Terbinanya pemuda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas
Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyalurkan
semangatnya, diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,
penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan
Upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya
penyalahgunaan napza dan minuman keras
Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian
Terbangunnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas generasi muda
Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas melalui penyediaan
ruang publik dan kompetisi
Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses
pembelajaran
Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan
proses pembelajaran, diantaranya dalam hal pengembangan kurikulum
pendidikan karakter
Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat dalam menjalankan model
pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah
berbasis komunitas
Terbangunnya gerakan keteladanan dari kalangan aparatur
Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan
pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD
zona integritas/wilayah bebas korupsi
Tujuan 7.1
Membangun karakter
generasi muda
Tujuan 7.2
Membangun lingkungan
yang berketeladanan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 152
SASARAN STRATEGI
Berdayanya pelaku, penggiat, dan komunitas-komunitas budaya
Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya melalui berbagai insentif untuk
berkarya dan berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian ruang
berekspresi
Meningkatnya perlindungan dan apresiasi terhadap budaya daerah
Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian
Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait dalam upaya perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya
Pengaktualisasian nilai dan tradisi sebagai bagian dari kehidupan keseharian
Terdokumentasikannya warisan-warisan budaya
Pendokukentasian warisan budaya baik bendawi (tangible) maupun bukan
bendawi (intangible) dan mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan
bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat
SASARAN STRATEGI
Meningkatnya kerukunan antar umat beragama
Penciptaan hubungan saling menghormati dan saling pengertian antar pemeluk
agama melalui dialog lintas agama
Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan
lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial
Meningkatnya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah daerah dan tokoh agama serta
lembaga sosial keagamaan dalam upaya pemberdayaan umat
Pengembangan kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara
pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat
Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah,
tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial
dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui
pemberdayaan umat
Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa
Peningkatan kesadaran masyarakat akan kemajemukan yang menuntut setiap
warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial
yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan,
adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam
kebhinnekaan.
Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan
Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar
Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan
cendekiawan
Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan agama melalui pelatihan
metodologi pembelajaran dan materi ajar
Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan
Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi
donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur pemerintah
daerah
Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk
pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup
Tujuan 7.3
Menghidupkan budaya
Melayu sebagai bagian
dari kehidupan bermasyarakat
Tujuan 7.4
Menginternalisasikan
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 153
VI.2. Arah Kebijakan
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih
agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima)
tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan
sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan Kabupaten Kepulauan
Anambas dalam pentahapan strategi lima tahun ke depan ditunjukkan sebagai berikut:
Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau secara merata
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Pemantapan penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
untuk jenjang pendidikan dasar
sebagai upaya untuk
mempersempit kesenjangan
kualitas pelayanan pendidikan
antar satuan pendidikan
Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sesuai dengan kebutuhan
daerah dan memastikan penerapannya pada penyelenggaraan jenjang pendidikan
dasar
Peningkatan pemerataan dan
keterjangkauan pendidikan
anak usia dini melalui
penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan
Menyediakan
sarana dan
prasarana
pendidikan,
dukungan
pendidik dan
tenaga
kependidikan,
peningkatan
mutu
pendidik dan
tenaga
kependidikan
Mengembangkan
kurikulum dan
bahan ajar yang
bermutu dengan
model-model
pembelajaran
PAUD, yang
mengacu pada
tahap-tahap
perkembangan
anak
Meningkatkan pemahaman mengenai
pentingnya pendidikan PAUD kepada
orangtua, dan masyarakat sebagai upaya
membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak
Pemberian jaminan hidup dan
fasilitas yang memadai
terutama bagi guru yang
ditempatkan di pulau-pulau
terpencil
Memberikan jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang
ditempatkan di pulau-pulau terpencil
Peningkatan efisiensi
pemanfaatan guru dengan
memperbaiki rasio guru-murid
dan memaksimalkan beban
mengajar
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan guru dan memaksimalkan beban mengajar
Memperbaiki rasio guru murid dengan menambah jumlah guru berkualitas pada
sekolah dan lokasi yang kekurangan guru
Pengembangan kompetensi
pendidik dan tenaga
kependidikan
Meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui sertifikasi tenaga pendidik dan
kependidikan
Peningkatan alokasi anggaran
daerah untuk melengkapi dan
meningkatkan kualitas sarana
dan prasarana pendidikan
sekolah-sekolah eksisting
Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas termasuk
pembangunan ruang kelas baru (RKB), laboratorium, perpustakaan, WC, buku
pelajaran dan peralatan peraga pendidikan disertai rehabilitasi dan revitalisasi
sarana dan prasarana yang rusak
Pengembangan fasilitas Mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 154
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pelayanan kesehatan dasar
sesuai standar mencakup
puskesmas (rawat
inap/perawatan) dan
jaringannya termasuk
meningkatkan jangkauan
pelayanan
puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya
Meningkatkan jangkauan pelayanan dasar dan jaringannya
Pemenuhan kebutuhan tenaga
kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan melalui
penempatan tenaga kesehatan
termasuk tenaga pegawai tidak
tetap kesehatan/PPPK
(Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja),
Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap
kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
Peningkatan mutu tenaga
kesehatan melalui peningkatan
kompetensi, pendidikan,
pelatihan, dan sertifikasi
tenaga kesehatan khususnya
tenaga dokter, bidan dan
perawat
Meningkatkan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi tenaga
kesehatan, khususnya dokter, bidan dan perawat.
Pemberian sistem insentif bagi
dokter umum dan dokter
spesialis
Menyusun sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dan
memastikan sistem pemberian insentif berjalan sesuai
Pelayanan pengobatan gratis di
puskesmas dan jaringannya
Melanjutkan pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya
Peningkatan akses dan mutu
paket pelayanan kesehatan dan
gizi dengan fokus utama pada
1.000 hari pertama kehidupan,
remaja calon pengantin, dan
ibu hamil termasuk pemberian
makanan tambahan terutama
untuk keluarga miskin
Meningkatkan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus
utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil
Peningkatan akses dan mutu
pelayanan ibu hamil meliputi
kunjungan dan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas
kesehatan serta penurunan
kasus kematian ibu hamil
Menyelenggarakan pelayanan terhadap ibu hamil, meliputi kunjungan ibu hamil,
dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan
serta penurunan kasus kematian ibu hamil
Peningkatan pelayanan
kesehatan penduduk usia
produktif dan lanjut usia
melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
Melakukan upaya promotif dengan cara penyuluhan, dimana penyuluhan
masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program
pembinaan kesehatan usia lanjut
Melakukan upaya preventif dengan cara pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses
ketuaan
Melakukan upaya kuratif meliputi pengobatan pada usia lanjut dengan cara
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem
rujukan
Melakukan upaya rehabilitatif meliputi upaya mengembalikan fungsi organ yang
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 155
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
telah menurun
Peningkatan cakupan imunisasi
tepat waktu pada bayi dan
balita
Meningkatkan kesadaran dan
motivasi orang tua, sehingga
masyarakat berpartisipasi aktif
dalam upaya meningkatkan
cakupan imunisas
Meningkatkan peranan kader Posyandu dalam memantau ketepatan jadwal
pemberian imunisasi dan kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi
Meningkatkan pelayanan di Pos Kesehatan Desa (PKD) bagi sasaran yang jarak
lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas
Tersedianya vaksin beserta perlengkapan yang memadai untuk digunakan pada
saat pelaksanaan imunisasi
Memberikan imunisasi anak tepat waktu dan sesuai jadwal, sehingga dapat
mengoptimalkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
Pembinaan kesehatan
reproduksi pada remaja
melalui jalur pendidikan
formal maupun nonformal
Memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi melalui pola intervensi
di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal baik di dalam maupun di
luar sekolah
Peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat melalui penurunan
penyakit menular dan penyakit
endemik
Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan untuk
memotong rantai penularan
Meningkatkan imunitas melalui pemberian imunisasi
Melakukan penemuan dan tata laksana penderita
Meningkatkan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah
Meningkatkan upaya dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 156
Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang
memadai serta permukiman yang layak
SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyediaan hunian baru
(sewa/milik) dan peningkatan
kualitas hunian. Penyediaan
hunian baru (sewa/milik)
dilakukan melalui
pengembangan sistem
pembiayaan perumahan
termasuk stimulan.
Menyediakan hunian baru
(sewa/milik)
Pengembangan sistem pembiayaan perumahan termasuk bantuan stimulan
Pemerintah mengupayakan ijin
pemanfaatan kayu dari hutan
produksi sebagai bahan baku
bangunan perumahan
Menggunakan bahan material yang ramah lingkungan dan
material bangunan dari penambang yang sudah berijin
Peningkatan kualitas hunian
dilakukan melalui penyediaan
prasarana, sarana, dan utilitas,
serta bantuan stimulan dan/atau
kredit mikro untuk perbaikan
rumah termasuk penanganan
permukiman tidak layak yang
berbasis komunitas
Penyediaan
prasarana,
sarana, dan
utilitas
Penyediaan
prasarana,
sarana, dan
utilitas
Penanganan
permukiman
tidak layak
berbasis
komunitas
Penanganan
permukiman
tidak layak
berbasis
komunitas
Mendorong keswadayaan
masyarakat dan dunia usaha
dalam penyediaan tempat
tinggal yang layak dalam
rangka mendukung penurunan
angka kekurangan hunian
Melakukan sosialisasi, prmosi, dan kerjasama dengan masyarakat untuk
mendorong mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam
penyediaan tempat tinggal yang layak
Peningkatan kualitas rumah
tidak layak huni termasuk
dalam rangka penanganan
kawasan permukiman kumuh
Menangani
kawasan
permukiman
kumuh
Menangani
kawasan
permukiman
kumuh
Peningkatan efektifitas dan
efisiensi manajemen lahan dan
hunian melalui pengembangan
instrumen pengelolaan lahan
untuk perumahan seperti
konsolidasi lahan (land
consolidation), bank tanah (land
banking), serta pemanfaatan
lahan seperti lahan milik
Negara, BUMN, swasta, dan
masyarakat, tanah terlantar,
serta tanah wakaf
Konsolidasi lahan (land
consolidation), bank tanah
(land banking)
Memanfaatkan lahan seperti lahan milik negara, BUMN, swasta, dan
masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf
Optimalisasi lahan/aset yang
belum dikelola dari area
perkantoran dan area pertanian
seperti memanfaatkan
sempadan sungai sebagai jalur
ruang terbuka hijau dalam
Memanfaatkan sempadan sungai sebagai jalur ruang terbuka hijau
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 157
SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
rangka menambah ruang publik
dan ruang terbuka hijau
Partisipasi publik untuk
menciptakan ruang terbuka
hijau. Dilakukan dengan: 1)
mendorong pihak swasta untuk
membangun ruang publik/RTH
sebagai bentuk tanggung jawab
sosial dan jasa lingkungan, 2)
warga masyarakat dalam
menciptakan pekarangan yang
hijau.
Mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH
sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2)
warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau
Peningkatan aksesibilitas
pelayanan sanitasi (air limbah
domestik, sampah dan drainase
lingkungan) sesuai standar
pelayanan (pengelolaan air
limbah sistem setempat dan
terpusat, pelayanan sampah dan
pengelolaan sampah secara 3R)
Megelola air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan
pengelolaan sampah secara 3R
Membuat dokumen DED
dengan SDM yang
berkompetan dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
drainase/gorong-gorong secara intensif
Pembangunan infrastruktur
limbah dengan sistem terpusat
komunal, skala kawasan
permukiman
Membuat
grand design
pengelolaan
limbah dan
penanganan
sampah di
pulau-pulau
besar maupun
kecil skala
kabupaten
Membangun
infrastruktur
limbah dengan
sistem terpusat
komunal, skala
kawasan
permukiman
Membangun
infrastruktur
limbah dengan
sistem terpusat
komunal, skala
kawasan
permukiman
Pembangunan fasilitas
pengelolaan sampah berbasis
3R (reduce, reuse, recycle)
yang didasarkan pada
penerapan teknologi dan
perubahan kesadaran dan
perilaku masyarakat khususnya
di tingkat rumah tangga, RT,
RW dan kelurahan. Maka
dalam penenerapan budaya di
masyarakat, peran dan
kewenangan kecamatan akan
lebih ditingkatkan.
Membangun
dan
mengoperasika
n fasilitas
pengelolaan
sampah
berbasis 3R
(reduce, reuse,
recycle)
Membangun
dan
mengoperasika
n fasilitas
pengelolaan
sampah
berbasis 3R
(reduce, reuse,
recycle)
Mengoptimalisasikan lahan
tidur sehingga tidak perlu
melakukan pembukaan lahan
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pemeliharaan
lingkungan dan pengelolaan
sampah salah satunya melalui
pengembangan bank sampah di
tingkat komunitas dengan
memulai pada wilayah
percontohan yang ditentukan
Mengembangkan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada
wilayah percontohan yang ditentukan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 158
SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Peningkatan kualitas
pengelolaan sumber daya air
dan lahan secara terpadu dan
berkelanjutan dengan
mendorong keseimbangan
pendekatan non struktural dan
struktural melalui penerapan
paradigma eco-sustainable
water infrastructure (ESWIN)
Mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural melalui
penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN)
Pelayanan air minum sesuai
kebutuhan dasar (basic needs)
penduduk dengan pembangunan
air minum yang memenuhi
prinsip 4K (kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan keterjangkauan)
Membangun air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan keterjangkauan)
Peningkatan kualitas
insfrastruktur air minum
dilakukan melalui
pembangunan infrastruktur air
minum, optimalisasi
infrastruktur air minum,
rehabilitasi infrastruktur air
minum, dan pengembangan
inovasi teknologi air minum
Membangun infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum,
rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air
minum
Menjaga ketersediaan dan
kuantitas air melalui upaya
konservasi sumber air baku air
minum yakni perluasan daerah
resapan air hujan, pemanfaatan
air hujan (rain water
harvesting) sebagai sumber air
baku air minum maupun
secondary uses pada skala
rumah tangga (biopori dan
penampung air hujan) dan skala
kawasan (kolam retensi)
Membangun infrastruktur air minum,
optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi
infrastruktur air minum, dan pengembangan
inovasi teknologi air minum
Menjamin ketersediaan air
melalui pembangunan prasarana
air baku dalam rangka
mendukung pencapaian
pelayanan air minum
Membangun
prasarana air
baku
Percepatan persiapan dan
pelaksanaan pembangunan
tampungan-tampungan air skala
kecil/menengah (embung,
waduk lapangan, kolam, dan
situ) pada daerah-daerah krisis
dan wilayah-wilayah strategis
Mempercepat persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan
air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada
daerah-daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis
Sosialisasi dan
konsultasi
publik dengan
masyarakat
desa mengenai
desain dan
dampak akibat
dari
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 159
SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pembangunan
estuari dam
terhadap
lingkungan
dan estetika
Melakukan reboisasi kawasan hutan
Rehabilitasi waduk, embung,
dan bangunan penampung air
lainnya untuk mengembalikan
fungsi dan kapasitas tampung
Melakukan perbaikan terhadap waduk, embung, dan bangunan penampung air
lainnya
Rehabilitasi hutan dengan
mempertimbangkan jenis tanah
dan jenis tanamannya
Melakukan rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan kebutuhan, jenis tanah
dan jenis tanamannya
Peningkatan keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan
hutan
Memberikan kesempatan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan hutan
Percepatan pembangunan
pembangkit listrik guna
meningkatkan kapasitas daya
listrik wilayah terutama untuk
daerah yang mengalami
keterbatasan pasokan listrik
Melakukan akselerasi pembangunan pembangkit listrik terutama untuk daerah
yang mengalami keterbatasan pasokan listrik
Peningkatan peran swasta
dalam penyediaan listrik,
melalui penyempurnaan
mekanisme pembangunan
pembangkit listrik oleh swasta,
serta memberikan insentif tarif
yang menarik minat swasta,
terutama untuk pemanfaatan
energi terbarukan
Menyempurnakan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta,
serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta
Pengendalian pemanfaatan (sisi
permintaan) yang sejalan
dengan pelaksanaan konservasi
energi
Melakukan evaluasi dan pembatasan pemanfaatan agar sejalan dengan
pelaksanaan konservasi energi
Identifikasi sumber-sumber
energi listrik terbarukan yang
layak dari sisi jumlah produksi
listrik yang dihasilkan dan besar
investasi yang dibutuhkan
Identifikasi sumber-sumber
energi listrik terbarukan dan
besar investasi yang
dibutuhkan
Penyediaan listrik yang
bersumber dari energi
terbarukan dikhususkan pada
daerah-daerah yang terpencil
dan masih sulit untuk dijangkau
oleh jaringan distribusi listrik
Membangun sumber-sumber energi listrik
terbarukan berdasarkan hasil identifikasi
sebelumnya yang dilakukan secara bertahap
pada daerah-daerah yang terpencil dan masih
sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi
listrik
Percepatan pembangunan
jaringan transmisi, distribusi,
gardu induk dengan
meningkatkan pemanfaatan
energi baru terbarukan (panas
Mendorong percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk
dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air,
surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan
dengan potensi
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 160
SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
bumi, air, surya dan biomassa)
termasuk skala kecil dan
menengah yang disesuaikan
dengan potensi
Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem
logistik daerah yang handal
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Optimalisasi manajemen dan
kewenangan perusahaan daerah
dalam mengelola transportasi
laut
Menguatkan
manajemen
perusahaan
daerah
kaitannya
dalam
pengelolaan
transportasi
laut
Membagi
kewenangan
antar pihak
terkait dalam
pengelolaan
transportasi
laut
Mengembangkan kerjasama dalam pengelolaan jangka panjang
dalam rangka meningkatkan kontibusi peningkatan hasil daerah
Pemanfaatan integrasi program
provinsi dan pusat yang
diperuntukkan bagi wilayah
perbatasan dan pulau-pulau
kecil terluar
Melakukan koordinasi dengan pihak terkait baik tingkat provinsi, pusat maupun
swasta
Membuat DED rencana program terkait pembangunan, peningkatan, pengadaan
dan pengelolaan sarana prasarana transportasi laut
Membangun sarana dan prasarana dengan penerapan peraturan yang berlaku
yang mempertimbangkan batas sempadan sugai, batas dengan mata air/sumber
air, dan sempadan laut/pesisir
Melaksanakan land clearing yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan aspek
teknis
Menerapkan prinsip menebang satu pohon wajib menanam lima pohon dalam
rangka melakukan penanaman kembali walaupun di lokasi berbeda
Mendorong inisiatif daerah dan mengemas hasil kegiatan ke dalam bentuk media
yang dapat disampaikan ke berbagai pihak terkait
Pembukaan jalur pulau-pulau
kecil dan terluar berpenghuni
dan memiliki potensi wisata
Mengintehrasikan rencana induk pariwisata dan rencana pengembangan jalur
transportasi laut
Mendorong inisiatif lokal dalam berpartisipasi pengembangan sarana prasarana
lokal
Peningkatan keterhubungan
antar desa dengan pusat-pusat
kegiatan dan pertumbuhan
Menerjemahka
n rencana
struktur ruang
kabupaten ke
Membangun dan peningkatan jalan yang disertai dengan
drainase dan rambu jalan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 161
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
dengan berorientasi pada
peningkatan kualitas
lingkungan dan daya tarik
wisata sesuai dengan RTRW
dalam rencana
detail,
terutama
terkait dengan
rencana
pembangunan
jalan darat
Pembangunan jalan lingkar
pulau serta moda transportasi
darat dengan disain yang
memiliki warna budaya khas
melayu dan kepulauan
Memantapkan
rencana jalan
lingkar pulau
yang disertai
proyeksi
pemanfaatan
dana bantuan
provinsi dan
pusat
Membebaskan lahan pada jalur
yang dilewati rencana jalan
lingkar luar
Realisasi pembangunan jalan
dan pengadaan noda
transportasi massal
Penetapan kawasan tanpa
kendaraan bermotor
Zonasi
kawasan bebas
kendaraan
bermotor dan
jalur alternatif
kendaraan
Melakukan
pengadaan
transportasi
publik dan
jalur
bersepeda
Membuat peraturan
pembatasan kepemilikan
kendaraan pribadi
Koordinasi pembagian peran
daerah, provinsi dan pusat
dalam membangun sarana
prasarana bandara
Menguatkan koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam
membangun sarana prasarana bandara
Penataan kawasan sekitar
bandara menjadi kawasan
terpadu yang berfungsi sebagai
pusat informasi budaya dan
wisata Anambas
Integrasi RTRW dan implementasinya ke dalam dokumen RDTR disertai
program-program yang sinergis antar PD terkait
Penguatan koordinasi dengan
perusahaan peyedia jasa
penerbangan
Menguatkan koordinasi dengan perusahaan penyedia jasa penerbangan
Pembukaan akses jalur
pelayaran internasional dalam
rangka meningkatkan
kunjungan wisata
Mendorong dan memanfaatkan pengembangan alur pelayaran eksisting di
kawasan Kepulauan Riau
Menetapkan
lokasi kegiatan
yang
disesuaikan
dengan RTRW
Melaksanakan
Kajian
Lingkungan
Sosialisasi
kepada
masyarakat
dan
stakeholder
terkait
Antisipasi dampak negatif
keluar masuk orang dan barang
Kerjasama lintas daerah dalam memperketat pengawasan dampak negatif dari
lalulintas keluar masuk barang dan orang
Penguatan koordinasi dengan
kementerian terkait
Menguatkan koordinasi dengan kementerian terkait
Pemanfaatan siaran radio lokal
dan kerjasama radio nasional
dalam penyebaran informasi
Menjalin
kerjasama
dengan stasiun
Menyebarkuaskan informasi mengenai pendidikan, kesehatan,
pengetahuan dalam pembangunan melalui stasiun radio lokal
dan nasional
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 162
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pendidikan, kesehatan,
pengetahuan dalam
pembangunan, menghidupkan
kembali nilai-nilai kultural dan
budaya wisata bagi nelayan dan
masyarakat pulau-pulau kecil
radio lokal dan
nasional dalam
penyebaran
informasi
pendidikan,
kesehatan,
pengetahuan
dalam
pembangunan
Menumbuhkembangkan nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan
masyarakat pulau-pulau kecil
Penguatan kemitraan dengan
organisasi masyarakat sipil,
swasta dan media untuk
meningkatkan penerimaan
sinyal di wilayah kepulauan
Menjalin dan menguatkan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta
dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan;
Pendirian dan pengoperasian
laboratorium komputer dan
warung seluler di desa-desa
pulau kecil dan sekolah
Memprakarsai komitmen
penanganan jaringan informasi
dan komunikasi di wilayah
perbatasan dan pulau terluar
kepada provinsi dan
kementerian
Mendorong hadirnya laboratorium komputer
dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan
sekolah
Sosialisasi dan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja
dalam penggunaan internet ke ha-hal yang bersifat positif
Prakarsa komitmen penanganan
jaringan informasi dan
komunikasi di wilayah
perbatasan dan pulau terluar
kepada provinsi dan
kementerian
Mendorong hadirnya laboratorium komputer dan warung seluler
di desa-desa pulau kecil dan sekolah
Pelaksanaan program-program
yang berkaitan dengan
implementasi TIK disertai
dengan pelatihan aparatur
secara bertahap dan
berkelanjutan
Implementasi dan monitoring program-program yang berkaitan dengan
implementasi TIK
Melakukan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan
Pembentukan dan
pengambangan komunitas IT di
lingkungan pegawai
Mendorong terbentuknya
komunitas IT di lingkungan
pemerintah
Mendorong aktivitas pada komuitas IT dalam
mendukung penerapan dan pengelolaan
teknologi informasi
Koordinasi pengembangan
sistem informasi di lingkungan
pemerintah daerah yang
dimotori oleh PD yang
membidangi
Membentuk forum koordinasi
pengembangan sistem
informasi
Pembangunan dan
pengoperasian gudang logistik
disertai dengan penyiapan
pelabuhan/darmaga
Mengoptimalkan keberadaan gudang logistik disertai dengan penyiapan
pelabuhan/darmaga
Pembangunan jalur distribusi
yang efisien dengan
berpedoman pada rencana
Membangun jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana
struktur ruang
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 163
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
struktur ruang
Pemanfaatan jalur short sea
shipping yang menjadi
perhatian pusat dalam
mengoptimalisasi Sislognas
Koordinasi dan pengajuan kerjasama kepada kementrian atau lembaga terkait
Penyiapan kontribusi daerah dalam realisasi keikutsertaan keterhubungan pada
jalur distribusi nasional
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 164
Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor
maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Peningkatan kapasitas armada
perikanan tangkap, dan alat
penangkapan ikan (API) yang
handal, efisien, dan berdaya saing
Analisis
karakteristik
armada
perikanan
tangkap, alat
penangkapan
ikan yang
digunakan oleh
nelayan
(eksisting) dan
kajian sumber
daya perikanan
Kajian spasial-
temporal
parameter
oseanografi
Menentukan
komunitas
nelayan dengan
prioritas
berjenjang
(I,II,III) dan
kesesuaian jenis
armada dan alat
tangkap
Pengadaan
barang berupa
armada
perikanan
tangkap, serta
alat
penangkapan
ikan yang
memiliki
kapasitas lebih
tinggi, berbahan
bakar yang
hemat, dan
memiliki
kemudahan
dalam
penggunaanya
Alokasi yang proporsional antara
stok sumber daya ikan,
kemampuan sumber daya manusia
dan jumlah kapal penangkapan
ikan
Menentiksn
alokasi yang
proporsional
antara stok
sumber daya
ikan,
kemampuan
sumber daya
manusia dan
jumlah kapal
penangkapan
ikan
Peningkatan ketersediaan indukan
dan stok produksi benih dengan
cara: 1) Peningkatan kualitas
input produksi, seperti benih ikan
unggul, induk yang berkualitas,
pakan murah bermutu, obat-
obatan dan vitamin, serta
ketersediaan dan kemudahan
distribusinya; 2) Pengembangan
teknologi pembuatan pakan
kompetitif dengan sumber bahan
baku lokal, 3) Penguasaan dan
inovasi teknologi perbenihan dan
induk unggul komoditas strategis;
4) Rekayasa lingkungan yang
mendukung produktivitas
reproduksi
Meningkatkan
kualitas input
produksi, yaitu
benih ikan
unggul, induk
yang
berkualitas,
pakan murah
bermutu, obat-
obatan dan
vitamin, serta
ketersediaan dan
kemudahan
distribusinya;
Mengembangka
n teknologi
pembuatan
pakan
kompetitif
dengan sumber
bahan baku
lokal
Mendorong
penguasaan
inovasi
teknologi
perbenihan dan
induk unggul
komoditas
strategis
Rekayasa
lingkungan yang
mendukung
produktivitas
reproduksi
Ekstensifikasi kegiatan marikultur
di lokasi-lokasi yang potensial
Kajian
kelayakan
parameter
osenografi
Mengembangka
n kegiatan
marikultur di
lokasi potensial
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 165
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
terhadap
kegiatan
marikultur yang
akan
dikembangkan
Peningkatan kesejahteraan
nelayan dan pembudidaya,
melalui: penyediaan sumber
permodalan dan pengembangan
fasilitas kredit yang murah,
mudah dan aksesibel dan
penyebaran informasi usaha
perikanan, antara lain informasi
tentang potensi dan sebarannya,
cuaca dan harga ikan
Menyediakan sumber permodalan dan
pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah
dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha
perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan
sebarannya, cuaca dan harga ikan
Memfasilitasi dan introduksi
teknologi perikanan tangkap dan
budidaya terkini untuk masyarakat
dengan menyelanggarakan
pelatihan dalam rangka
peningkatan kapasitas dan
kemampuan perikanan tangkap
dan budidaya dengan
mendatangkan ahli perikanan
tangkap maupun budidaya
Menyelanggarakan pelatihan, dalam rangka
peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan
tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli
perikanan tangkap maupun budidaya melalui materi
kelas dan paktek lapangan
Menentukan
lokasi
pengembangan
keramba jaring
tancap yang
tidak
bersinggungan
dengan terumbu
karang
Melakukan
sosialisasi dan
publikasi
tentang cara
penggunaan
jaring tancap
yang tidak
merusak
terumbu karang
Mengalihkan
sistem budidaya
dari
keramba jaring
tancap kepada
jaring
apung
Pengiriman nelayan tangkap dan
budidaya terpilih untuk belajar di
daerah atau perusahaan yang
memiliki kredibilitas yang
cemerlang dalam perikanan
tangkap dan budidaya
Mengidentifikasi kelompok dan
individu nelayan terpilih untuk
menjalani program magang
Mengirimkan nelayan tangkap dan budidaya
terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan
yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam
perikanan tangkap dan budidaya
Peningkatan jumlah dan
partisipasi aktif kelompok
masyarakat pengawas;
memperkuat kelembagaan
kelompok pengawas masyarakat;
serta peningkatan penertiban
ketaatan pelaku usaha
Membentuk
dan
mengukuhkan
Pokmaswas baru
yang potensial,
serta melakukan
pendaftaran
Pokmaswas ke
Dinas
Perikanan,Perta
nian dan Pangan
Provinsi
melakukan
penguatan
kelembagaan
Pokmaswas
melalui
pelatihan dan
penyusunan
skema
pengawasan
Menyelanggarak
an lomba
Pokmaswas
Teladan tingkat
provinsi setiap
tahunnya
Koordinasi dengan berbagai pihak
terkait pengawasan wilayah
perairan melalui skema patroli
gabungan dan inisiatif mandiri
yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat yang melibatkan
PPNS
Melakukan skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh
kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 166
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan dan pembinaan
masyarakat kaitannya dengan
penangkapan ikan yang lestari dan
budidaya yang berkelanjutan
Menyelenggarak
an kegiatan
penyuluhan dan
pembinaan
masyarakat
kaitannya
dengan
penangkapan
ikan yang lestari
dan budidaya
yang
berkelanjutan
Menyelenggarak
an kegiatan
penyuluhan dan
pembinaan
masyarakat
kaitannya
dengan
penangkapan
ikan yang lestari
dan budidaya
yang
berkelanjutan
Penyelenggaraan pembinaan
personal terhadap masyarakat
yang terlibat dalam kasus-kasus
pelanggaran pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang
dilindungi oleh regulasi
pemerintah maupun hukum adat
Membina
masyarakat yang
terlibat dalam
kasus-kasus
pelanggaran
pemanfaatan
keanekaragaman
hayati yang
dilindungi oleh
regulasi
pemerintah
maupun hukum
adat
Membina
masyarakat yang
terlibat dalam
kasus-kasus
pelanggaran
pemanfaatan
keanekaragaman
hayati yang
dilindungi oleh
regulasi
pemerintah
maupun hukum
adat
Pengembangan kawasan sentra
produksi perikanan terpadu,
lengkap dengan fasilitas
pendukung dan terintegrasi (hulu-
hilir)
Menyusun
masterplan
sentra produksi
perikanan yang
dilengkapi
dengan
kemudahan
akses terhadap
input produksi
dan pasar
Membangun
kawasan sentra
produksi
perikanan untuk
mendukung
semua aktifitas
perikanan baik
penangkapan
maupun budi
daya
Membangun
IPAL bagi
Industri untuk
menangani
potensi
pencemaran
limbah industri
yang tidak
terkelola
Menerapkan
peraturan
mengenai
pembayaran
kompensasi
(PES) dari
perusahaan
untuk mengganti
kerusakan
lingkungan
akibat
pembangunan
Mengoptimalka
n dana PSDH
Menerapkan
prinsip
menebang satu
pohon wajib
menanam lima
pohon
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 167
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
dan dana DR
Sentra produksi dan pengolahan
dengan pengembangan sistem
rantai dingin dalam penanganan
hasil perikanan yang didukung
oleh revitalisasi dan pembangunan
pabrik es, cold storage di lokasi-
lokasi yang tepat
Melakukan revitalisasi dan pembangunan pabrik es,
cold storage di lokasi-lokasi yang tepat sebagai
pendukung dalam mengembangkan penanganan
hasil perikanan
Penyediaan informasi tentang
peluang investasi yang lengkap
dan akurat sehingga dapat
memberi kejelasan kepada calon
investor sekaligus membantu
mereka dalam pengambilan
keputusan investasi
Menyediakan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga
dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam
pengambilan keputusan investasi
Peningkatan daya tarik investasi
pada sektor industri perikanan
melalui kemudahan prosedur
perizinan, insentif fiskal dan non
fiscal
Memberikan kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal
Peningkatan promosi investasi
pada sektor industri perikanan
secara lebih efektif
Meningkatkan promosi investasi pada sektor industri perikanan
secara lebih efektif
Penelitian komoditas perikanan
potensial, pengembangan
diversifikasi produk olahan
komoditas potensial berbasis
sumber daya ikan setempat,
menciptakan jaringan pasar dan
distribusi pemasaran produk
Kajian
komoditas
perikanan yang
potensial untuk
dikembangkan
serta memiliki
stok alam yang
tersedia
sepanjang tahun
Pengembangan
diversifikasi
produk olahan
komoditas
potensial
berbasis sumber
daya ikan
setempat
Menciptakan
jaringan pasar
dan distribusi
pemasaran
produk
Peningkatan mutu, nilai tambah
dan inovasi teknologi pengolahan
hasil perikanan melalui: (1)
pengembangan kapasitas,
modernisasi, dan daya saing
UMKM pengolahan hasil
perikanan; (2) sertifikasi dan
pengembangan standarisasi mutu;
(3) pengembangan sarana
prasarana pengolahan hasil
perikanan
Pengembangan
kapasitas,
modernisasi,
dan daya saing
UMKM
pengolahan hasil
perikanan
Pengembangan
sarana prasarana
pengolahan hasil
perikanan
Sertifikasi dan
pengembangan
standarisasi
mutu
Pembentukan dan pengembangan
UMKM dan enterpreneur di
bidang pengolahan perikanan
dengan memberikan stimulan
berupa dana inkubasi dan
pinjaman modal yang mudah
diakses
Memberikan
stimulan berupa
dana inkubasi
dan pinjaman
modal yang
mudah diakses
Memberikan
dukungan
melalui
penghargaan
kepada pelaku
usaha dalam
mengembangka
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 168
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
n inovasi
pengolahan hasil
perikanan
Penciptaan pasar industri end
product dengan penyelenggaraan
festival, pameran dan membangun
pasar industri end product
Menyelenggarakan festival, pameran dan membangun pasar industri end product
Pembangunan dan pembukaan
akses pasar untuk
mendistribusikan produk olahan
perikanan dalam lingkup daerah,
luar daerah, dan mancanegara
Membangun dan membuka akses pasar untuk
mendistribusikan produk olahan perikanan dalam
lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara
Penyelenggaraan media dan pusat
informasi pariwisata, lengkap
dengan paket-paket wisata yang
ditawarkan yang juga memiliki
fungsi sebagai gerai produk
Membangun ruangan sebagai media dan pusat
informasi pariwisata, lengkap dengan paket-paket
wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi
sebagai gerai produk
Penyelenggaraan event wisata
yang bekerjasama dengan media-
media travelling dan adventure,
dan para jurnalis wisata sebagai
media publikasi pariwisata
Menyelenggarak
an event wisata
yang
bekerjasama
dengan media-
media travelling
dan adventure,
dan para jurnalis
wisata sebagai
media publikasi
pariwisata
Menyelenggarak
an event wisata
yang
bekerjasama
dengan media-
media travelling
dan adventure,
dan para jurnalis
wisata sebagai
media publikasi
pariwisata
Paket-paket wisata dikemas
menjadi sebuah produk
komunikasi yang dibuat
berdasarkan identifikasi dan
pemetaan potensi wisata maritim
Menyusun paket-paket wisata yang dikemas
menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat
berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi
wisata maritim
Penguatan jejaring kerjasama
dengan agen-agen perjalanan
pariwisata dalam publikasi dan
penyelenggaraan pusat informasi
pariwisata
Menjaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan
pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan
pusat informasi pariwisata
Penetapan destinasi wisata
berbasis pulau-pulau kecil dalam
Rencana Induk Pariwisata Daerah
Menetapkan
destinasi wisata
berbasis pulau-
pulau kecil
dalam Rencana
Induk Pariwisata
Daerah
Penyelenggaraan tourism summit
untuk mengundang investor dalam
pembangunan dan pengembangan
destinasi wisata prioritas
Mematangkan
masterplan
rencana
pengembangan
pariwisata yang
akan ditawarkan
pada tourism
summit
Menyelenggarak
an tourism
summit
Pembangunan dan penyediaan
sarana dan prasarana yang
memadai untuk kawasan wisata
baik dengan sumber daya daerah
Menggalang kemitraan dan kerjasama dengan swasta dalam rangka pembangunan dan
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 169
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
maupun kerjasama dengan swasta
Membangun dan menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai untuk kawasan wisata
Pengembangan dan peran aktif
jejaring kawasan konservasi
dalam mendukung promosi
wisata, skema pendanaan
berkelanjutan, dan sistem
keamanan terpadu melibatkan
sektor pemerintah pusat dan
daerah, perusahaan swasta, dan
kelompok masyarakat
Menghadiri
kegiatan yang
mengatasnamak
an jejaring
kawasan
konservasi serta
terlibat aktif
dalam kelompok
kerja dalam
mendukung
promosi wisata,
skema
pendanaan
berkelanjutan,
dan sistem
keamanan
terpadu
Mengawasi dan
mengimplement
asikan kerja-
kerja dan
kesepakatan
kelompok kerja
jejaring kawasan
konservasi
Peningkatan efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi
melalui pengawasan implementasi
dokumen Rencana Pengelolaan
dan Zonasi kawasan konservasi
dalam mendukung kegiatan
pariwisata yang berkelanjutan
Diskusi terfokus terkait isi
dokumen Rencana Pengelolaan
dan Zonasi Kawasan Konservasi
TWP Kepulauan Anambas dan
Laut sekitarnya, bersama
pengelola kawasan
Bekerjasama dalam mewujudkan
implementasi Rencana
Pengelolaan dan Zonasi kawasan
konservasi dengan melakukan
pendampingan dan pengawasan
Penetapan destinasi wisata
prioritas Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Taman Wisata
Perairan (TWP) Kepulauan
Anambas dan Laut sekitarnya
dalam Rencana Induk Pariwisata
Daerah
Menetapkan destinasi wisata
prioritas Kawasan Konservasi
Perairan Nasional Taman Wisata
Perairan (TWP) Kepulauan
Anambas dan Laut sekitarnya
dalam Rencana Induk Pariwisata
Daerah
Pembangunan dan penyediaan
fasilitas titik labuh dan sandar
kapal yang memadai dan ramah
lingkungan sesuai arahan
dokumen Rencana Pengelolaan
dan Zonasi kawasan konservasi
Membangun dan
menyediakan
fasilitas titik
labuh dan
sandar kapal
yang memadai
dan ramah
lingkungan
sesuai arahan
dokumen
Rencana
Pengelolaan dan
Zonasi kawasan
konservasi
Membangun dan
menyediakan
fasilitas titik
labuh & sandar
kapal yang
memadai &
ramah
lingkungan
sesuai arahan
Rencana
Pengelolaan dan
Zonasi kawasan
konservasi
Penyusunan dan penetapan
regulasi kawasan-kawasan wisata
dalam hal pengelolaan kebersihan
disertai dengan penyediaan
infrastruktur yang memadai
Penyusunan dan pengesahan
regulasi pengelolaan lingkungan
di kawasan-kawasan wisata terkait
kebersihan dan ketersediaan
infrastruktur
Penerapan mekanisme insentif Menyusun draft Membuat
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 170
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
dan disinsentif bagi pelaku-pelaku
usaha pariwisata yang menjaga
kebersihan
mekanisme
insentif dan
disinsentif bagi
pelaku-pelaku
usaha pariwisata
yang menjaga
kebersihan
kesepakatan
bersama antara
pemerintah dan
pelaku-pelaku
usaha untuk
berkomitmen
mewujudkan
destinasi wisata
yang bebas
sampah
anorganik dan
menerapkan
sistem
keberlanjutan
ekosistem
Rehabilitasi ekosistem laut yang
kritis/rusak dengan
mengembangkan program dan
paket wisata pemulihan ekosistem
laut
Inventarisasi
titik dan tingkat
kerusakan
ekosistem
pesisir dan laut
Mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem
pesisir dan laut
Pengembangan volunteer tourism
sebagai salah satu model wisata
Publikasi dan promosi volunteer tourism sebagai salah satu model wisata
Pengoptimalan aktivitas sadar
wisata untuk
menumbuhkembangkan kelompok
sadar wisata (Pokdarwis)
Identifikasi dan
inventarisasi
komunitas
masyarakat yang
memiliki minat
terhadap industri
pariwisata
Menguatkan
kelembagaan
Pokdarwis
melalui
pengembangan
program sadar
wisata yang
sesuai dengan
peluang dan
potensi yang
terjadi
Optimalisasi keberadaan
BUMDES untuk mendukung
kelompok-kelompok wisata dari
masyarakat lokal
Mengoptimalkan keberadaan BUMDES untuk
mendukung kelompok-kelompok wisata dari
masyarakat lokal
Pelestarian perayaan budaya
daerah sebagai salah satu event
iconic daerah dan
mempublikasikannya
Melestarikan dan mempublikasikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event
iconic daerah
Penciptaan event-event wisata dan
budaya yang dapat menarik
pengunjung dan wisatawan sesuai
dengan potensi dan identitas
daerah, seperti event pelayaran
dan olahraga air.
Menciptakan event-event wisata
dan budaya yang dapat menarik
pengunjung dan wisatawan sesuai
dengan potensi dan identitas
daerah, seperti event pelayaran
dan olahraga air
Pengembangan kawasan sentra
produksi pertanian, peternakan
dan perkebunan dilakukan secara
terpadu dengan dukungan akses
terhadap input produksi dan pasar
Menyusun masterplan sentra
produksi pertanian, peternakan,
dan perkebunan yang mendapat
dukungan melalui akses terhadap
input produksi dan pasar
Membangun kawasan sentra
produksi pertanian, peternakan,
dan perkebunan
Penyempurnaan
regulasi/kebijak
an tentang
Pembentukan
Regulasi
kebijakan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 171
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pelindungan
pembukaan
lahan
tentang
pelindungan
cath area
Penelitian dan pengembangan
untuk menghasilkan benih-benih
tanaman pangan dan perkebunan
yang unggul serta pengembangan
inovasi budidaya pertanian yang
lebih efisien
Mengembangka
n penelitian
untuk
menghasilkan
benih-benih
tanaman pangan
dan perkebunan
yang unggul
mengembangka
n inovasi
budidaya
pertanian yang
lebih efisien
Penyediaan dan penyaluran benih
unggul dan pupuk yang didukung
subsidi yang lebih tepat sasaran
dengan dilengkapi data petani
penerima
Menyediakan dan menyalurkan benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang
lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima
Penguatan sistem penyuluhan
pertanian dengan meningkatkan
jumlah dan kapasitas penyuluh
serta memperkuat kelembagaan
penyuluh terutama Balai
Penyuluhan Pertanian di tingkat
desa, kecamatan, dan kabupaten
Mengukuhkan
dan penguatkan
kapasitas
penyuluh dalam
menguatkan
sistem
penyuluhan
pertanian
Memperkuat
kelembagaan
penyuluh
terutama Balai
Penyuluhan
Pertanian di
tingkat desa,
kecamatan, dan
kabupaten
Penguatan kelembagaan petani Mendrorong terbentuknya kelembagaan petani yang kuat dan memiliki posisi tawar
serta jaringan yang luas
Identifikasi komoditas-komoditas
pangan yang bersifat substitusi
impor dan memungkinkan untuk
dibudidayakan di daerah dan
ditingkatkan produksinya
Mengidentifikasi komoditas-
komoditas pangan yang bersifat
substitusi impor dan berpotensi
untuk dibudidayakan di daerah
dan ditingkatkan produksinya
Penggalangan kerjasama dengan
daerah penghasil pangan untuk: 1)
menjamin ketersediaan pangan
daerah, 2) menjaga stabilitas
harga pasokan pangan, dan 3)
mengupayakan agar harga pangan
sekompetitif mungkin dan
meminimumkan kemungkinan
harga ditentukan oleh segelintir
pemasok
Melakukan kesepakatan kerja
dengan beberapa daerah penghasil
pangan
Penentuan daerah yang menjadi
mitra kerja sama harus
mempertimbangkan rencana
penyediaan kapal kargo reguler
dan rute yang dilaluinya
Menentukan daerah yang menjadi
mitra kerja sama dengan
mempertimbangkan rencana
penyediaan kapal kargo reguler/
tol laut dan rute yang dilaluinya
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 172
Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim
investasi yang kondusif
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyempurnaan dan
perbaikan regulasi dan
kebijakan dalam rangka
mendorong pertumbuhan
infrastruktur dan iklim
investasi pemerintah
melalui sinkronisasi dan
harmonisasi peraturan
antar instansi, dalam
mendukung kepastian
berusaha bagi investor
Menyempurnakan dan
memperbaiki regulasi dan
kebijakan dalam rangka
mendorong pertumbuhan
infrastruktur dan iklim investasi
pemerintah melalui sinkronisasi
dan harmonisasi peraturan antar
instansi, dalam mendukung
kepastian berusaha bagi investor
Deregulasi
(debottlenecking)
terhadap beberapa
peraturan yang
menghambat dan
mempersulit dunia usaha
untuk berinvestasi dan
berusaha
Mengurai dan memperbaiki
peraturan yang menghambat dan
mempersulit dunia usaha untuk
berinvestasi dan berusaha
Penghapusan rente
ekonomi yang
menyebabkan tingginya
biaya perizinan
Menetapkan regulasi dan mengawasi praktek penghapusan rente ekonomi
yang menyebabkan tingginya biaya perizinan
Penyediaan tata ruang
wilayah yang telah
dijabarkan ke dalam
Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) untuk
kepastian perizinan lokasi
usaha dan investasi
Mempercepat penyusunan
dokumen Rencana Detail Tata
Ruang (RTTR) yang didalamnya
sudah terdapat berbagai peruntukan
kawasan/lokasi aktivitas tertentu
termasuk lokasi usaha.
Optimalisasi
penyelenggaraan
pelayanan terpadu satu
pintu (PTSP) yang antara
lain dilakukan dengan
mendorong pelimpahan
wewenang perizinan
investasi dari instansi
teknis dan kepala daerah
kepada PTSP
(1) Mempercepat Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efefktif dan efisien, (2) Efisiensi
perizinan menjadi maskimal 15 hari dengan penyederhanaan prosedur perizinan, serta memberikan
kemudahan administrasi namun tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian
Penggunaan Sistem
Pelayanan Informasi dan
Perizinan Investasi secara
Elektronik (SPIPISE)
Efisiensi perizinan bisnis
menjadi maksimal 15 hari
dan memberikan
kemudahan administrasi
yang selama ini
menghambat dalam
kegiatan investasi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 173
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyederhanaan prosedur
perizinan investasi dan
usaha, terutama untuk
industri pengolahan dan
jasa, antara lain: sektor
pariwisata, jasa
transportasi laut, serta
sektor industri
manufaktur berbasis
sumber daya alam
Menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE)
Pembangunanan fasilitas
pendukung, baik
infrastruktur utama (jalan,
listrik, air bersih,
telekomunikasi, pengolah
limbah, dan logistik),
infrastruktur pendukung
tumbuhnya industri, dan
sarana pendukung
kualitas kehidupan
(Quality Working Life)
bagi pekerja
Menyusun
perencanaan
pembangunan
sektor
kelistrikan dan
membangun
powerplant dan
gardugardu
listrik yang
dapat
mencukupi
kebutuhan
rumah tangga
dan
pengembangan
industri dan
melakukan
kerjasama
dengan pihak
swasta dalam
meningkatkan
pasokan daya
listrik
Menyusun perencanaan dan
mengembangkan instalasi PDAM
yang mampu melayani kebutuhan
masyarakat di pemukiman dan
kawasan perindustrian
Meningkatkan
pembangunan
jaringan
transportasi
jalur laut dan
darat yang
mampu
menjamin
dan
memperlancar
mobilitas
orang, arus
barang dan jasa
di kawasan
industri
Menyusun kajian Lingkungan
tentang pengelolaan limbah pada
pembangunan hotel
Sosialisasi dan
penyempurnaan
Peraturan
Penggunaan
Air
Mengelola
Sumber
daya air
dan
Sumber
Air
Alternatif
(RO &
Sumur
bor) oleh
pemilik
usaha
tingkat
menengah
seperti
Menerapkan
dan
mengawasi
aturan
tentang
pengelolaan
limbah IKM
(seperti
hotel,
laundry,
bengkel dll)
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 174
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
hotel
Pengembangan industri
pengolahan melalui
kerjasama dengan
investor terutama investor
dalam negeri
Meningkatkan pembangunan jaringan transportasi jalur laut dan darat
yang mampu menjamin dan memperlancar mobilitas orang, arus barang
dan jasa di kawasan industri
Pembenahan regulasi
yang mengatur tentang
pemberian insentif fiskal
dan non fiskal, terutama
bagi: (i) investor yang
berpartisipasi dalam
pembangunan
infrastruktur listrik dan
telekomunikasi; (ii)
investor yang
mengembangkan industri
yang dapat menghasilkan
bahan baku atau barang
modal sederhana
Memperbaiki
regulasi yang
mengatur
tentang
pemberian
insentif fiskal
dan non fiskal,
terutama bagi:
(i) investor yang
berpartisipasi
dalam
pembangunan
infrastruktur
listrik dan
telekomunikasi;
(ii) investor
yang
mengembangkan
industri yang
dapat
menghasilkan
bahan baku atau
barang modal
sederhana
Meningkatkan
koordinasi dan
kerjasama
investasi antara
pemerintah dan
dunia usaha
sebagai salah
satu alternatif
pembiayaan
dan penyediaan
infrastruktur
untuk
memberikan
pelayanan
publik yang
lebih baik
secara kualitas
maupun
kuantitas
Penciptaan lapangan
pekerjaan dan gairah
berwirausaha melalui
pembinaan terhadap
tenaga kerja dan calon
wirausaha
Mengembangan sistem ketenagakerjaan terpadu melalui pengembangan keterampilan dan mental
wirausaha serta sistem informasi kerja yang up-to-date dan iklim bekerja
Keserikatan dan collective
bargaining antara pekerja
dan pemberi kerja agar
lebih efektif dalam
meningkatkan
produktivitas dan
kesejahteraan pekerja
Mengembangkan program kemitraan dengan dunia usaha/industri untuk mengembangkan standar
kompetensi yang bersifat dinamis sesuai perkembangan iptek dan kebutuhan industri,
pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi menggunakan
kurikulum/modul pelatihan mengacu kepada standar yang dikembangkan industri, sertifikasi
kompetensi
Pengembangan mekanime
promosi investasi yang
lebih efektif yang antara
lain meliputi penyelarasan
kegiatan promosi
Tourism, Trade and
Investment (TTI),
pengembangan gerai
promosi terpadu pada
daerah-daerah sekitar
yang menjadi pintu
masuk, menjalin
kerjasama dengan agen
travel dan media-media
Mengembangkan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi
penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi
terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen
travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 175
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
promosi skala nasional
dan internasional
Peningkatan keikutsertaan
daerah dalam ajang
pertemuan bisnis antara
pelaku usaha dengan
pemerintah pusat/daerah
lain
Meningkatkan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan
pemerintah pusat/daerah lain
Penyelenggaraan
pertemuan investor
(Anambas Summit)
sebagai ajang promosi
daerah
Mengidentifikasi
potensial
investor
Mempersiapkan
masterplan
investasi
Menyelenggarakan
pertemuan
investor (Anambas
Summit)
Pelengkapan data dan
informasi mengenai
potensi investasi
unggulan daerah yang
valid, mutakhir, dan
mudah diakses sebagai
basis bagi investor untuk
pengambilan keputusan
Melengkapi data dan informasi
yang mengenai potensi investasi
unggulan daerah yang valid,
mutakhir, dan mudah diakses
sebagai basis bagi investor untuk
pengambilan keputusan
Pengolahan bahan mentah
dari pertanian,
perkebunan, dan
perikanan menjadi produk
bernilai tambah tinggi
(hilirisasi) dengan
mendorong investasi di
bidang tersebut
Meningkatkan kuantitas produksi
bahan mentah dari sektor pertanian,
perkebunan dan terutama perikanan
dan bersifat kontinu sebagai modal
dasar industri hilirisasi
Wadah komunikasi antara
pelaku usaha dan
pemerintah daerah beserta
pemangku kepentingan
lainnya yang secara rutin
mengadakan pertemuan
untuk memonitor,
mengatasi permasalahan
investasi, dan mencarikan
solusi terbaik agar dapat
terus menjaga iklim
investasi dan iklim usaha
yang kondusif
Membangun wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta pemangku
kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk memonitor, mengatasi
permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat terus menjaga iklim investasi dan
iklim usaha yang kondusif
Reorientasi Balai Latihan
Kerja (BLK) menjadi
Balai Latihan Kerja dan
Kewirausahaan (BLKK)
untuk meningkatkan
keterampilan dan
kemandirian masyarakat
kurang mampu
(1) Mengoptimalkan peran BLKK dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian dengan
berwirausaha khususnya bagi masyarakat kurang mampu, (2) Meningkatkan akses informasi seluas-
luasnya serta akses terhadap pelatihan itu sendiri khususnya bagi masyarakat kurang mampu
Pengembangan
pendidikan vokasi yang
sesuai dengan sumber
daya dan kebutuhan lokal
Mengembangkan pendidikan vokasi yang sesuai dengan
sumber daya dan kebutuhan lokal
Pengembangan kurikulum
kewirausahaan pada
Melakukan penataan kurikulum kewirausahaan di
lembaga pendidikan formal
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 176
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pendidikan formal
Pengembangan model
inkubator bisnis yang
dikerjasamakan dengan
pihak swasta untuk
melakukan pembinaan
dan pendampingan bagi
wirausaha pemula
Mengembangkan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk
melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula
Peningkatan akses
layanan pemberian
kredit/pembiayaan
UMKM oleh bank umum
dan BPR, serta lembaga
non bank. Perluasan akses
layanan keuangan
dilakukan pula tanpa
melalui kantor bank atau
dilakukan melalui cara
non konvensional,
melalui pemanfaatan
teknologi informasi.
Mengembangkan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta optimalisasi sumber
pembiayaan non-bank, serta advokasi pembiayaan bagi umkm maupun koperasi
Fasilitasi intermediasi
untuk mendukung
pembiayaan di berbagai
sektor potensial
bekerjasama dengan
berbagai instansi-
pemerintah seperti UPK
PNPM
Mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-
pemerintah seperti UPK PNPM
Pengembangan credit
rating bagi UMKM dan
koperasi
Mengembangkan credit rating bagi UMKM dan koperasi
Peningkatan keterampilan
dan kapasitas SDM
UMKM dalam proses
produksi dan pengetahuan
mengenai standarisasi dan
sertifikasi produk
Meningkatkan akses ke pelatihan, dan layanan usaha terpadu (quick wins) mengenai standarisasi
dan sertifikasi produk, serta penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi
Peningkatan penggunaan
teknologi tepat guna
dalam proses produksi
UMKM diantaranya
melalui bantuan
mekanisasi produksi
Pendampingan bagi
UMKM yang hendak
mendapatkan standar
(SNI, HaKI) dan sertifikat
(halal, keamanan pangan
dan obat)
Meningkatkan penerapan standarisasi produk (SNI , HaKI) dan sertifikasi (halal, keamanan pangan
dan obat)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 177
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyediaan hub bagi
produk-produk UMKM
dan gerai-gerai pada pintu
masuk kawasan dan
lokasi-lokasi strategis
Mengembangkan pemasaran produk UMKM yang terintegrasikan pariwisata serta lokasi-lokasi
strategis lainnya
Promosi produk-produk
UMKM melalui even-
even nasional maupun
internasional
Mempromosikan produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun internasional
Pemasaran produk-
produk UMKM secara
online dengan
membangun/menyediakan
situs pemasaran
Mendukung pemasaran produk-produk UMKM terutama dengan memanfaatkan fasilitas dari
pemeintah provinsi, pemerintah pusat secara online dengan membangun/menyediakan situs
pemasaran
Peningkatan jumlah
UMKM lokal yang
menjadi bagian dari rantai
pasok (supply chain) dan
pemasok bahan baku bagi
industri besar
Meningkatkan jumlah dan produktivitas UMKM lokal dan bersifat kontinu sebagai rantai pasok dan
pemasok bahan baku bagi industri besar
Pembinaan dan alih
teknologi kepada UMKM
mitra oleh industri besar
Menjadikan industri besar sebagai mitra pemerintah untuk membina UMKM dalam hal peningkatan
produksi maupun penerapan teknologi yang termutakhirkan dalam rangka peningkatan
produktivitas UMKM
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 178
Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta
memperkuat penyelenggaraan otonomi desa
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penguatan master plan dan grand
strategy e-gov yang dituangkan dalam
peraturan daerah beserta petunjuk
pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan
dan penyediaan sarana
Memastikan pelaksanaan dan monitoring
penerapan e-gov
Peningkatan SDM melalui pendidikan
dan pelatihan SDM di bidang teknologi
informasi dan komunikasi yang
terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat
“inhouse” di tingkat penyelenggara
pemerintah daerah agar diperoleh
pemahaman dan literasi yang menyeluruh
di kalangan pegawai pemerintah daerah.
Inhouse training tersebut dapat
melibatkan para pakar di daerah maupun
di lain daerah serta kerjasama dengan
pihak perguruan tinggi yang ada.
Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang
teknologi informasi dan komunikasi yang terintegarsi
Penyediaan informasi perencanaan dan
proses berjalannya pembangunan melalui
media alternatif dalam bentuk yang lebih
populer
Penguatan
Government
Public
Relation
(GPR) untuk
membangun
komunikasi
interaktif
antara
pemerintah dan
masyarakat
Penyajian
ulang
dokumen
perencanaan
dan laporan
pembangunan
dalam bentuk
dan
penyampaian
yang lebih
sederhana
serta
membagi ke
dalam
beberapa
bagian yang
disampaikan
secara
terpisah
Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi
masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat
Pengadaan media cetak atau elektronik,
dengan mengembangkan bentuk yang
sudah ada maupun membuat yang baru
oleh PD yang bersangkutan terkait
Keterbukaan Informasi Publik
Membentuk
perangkat
PPID (Pejabat
Pengelola
Informasi dan
Dokumentasi)
di setiap PD
Membuat
media cetak
atau
elektronik,
dengan
mengembang
kan bentuk
Menginisiasi
terbitnya
majalah
bulanan
pemerintah
daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 179
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
yang sudah
ada maupun
membuat
yang baru
oleh PD yang
bersangkutan
terkait
Keterbukaan
Informasi
Publik
Pemanfaatan media sosial untuk
peningkatan akses dan partisipasi
masyarakat dalam interaksi pemerintah
dan masyarakat
Menciptakan kanal informasi
dan media interaksi
pemerintah dan masyarakat
pada media sosial dan
mensosialisasikan
penggunaannya di masyarakat
Penguatan Goverment Public Relation
(GPR) untuk membangun komunikasi
interaktif antara pemerintah dan
masyarakat
Menterjemahk
an Goverment
Public
Relation
(GPR) dalam
program dan
kegiatan untuk
membangun
komunikasi
interaktif
antara
pemerintah dan
masyarakat
Menyelenggarakan program dan kegiatan untuk
membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan
masyarakat
Pembentukan perangkat PPID (Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di
setiap PD
Membentuk
perangkat
PPID (Pejabat
Pengelola
Informasi dan
Dokumentasi)
di setiap PD
dan
memonitoring
pelaksanaan
kegiatannya
Penataan kelembagaan internal yang
mencakup penataan tugas, fungsi dan
kewenangan, dan penyederhanaan
struktur secara vertikal dan/atau
horisontal
Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang
mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan,
Percepatan penyelesaian batas daerah
antara Kabupaten Kepulauan Anambas
dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten
induk
Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan dengan DPRD
Provinsi sehingga penyelesaian persoalan batas daerah ini dapat disegerakan
oleh pemerintah provinsi. Inisiatif ini harus diiringi dengan koordinasi yang
baik dengan Kabupaten Natuna sehingga saling kesepahaman antara dua
daerah ini dapat terbangun
Pengendalian jumlah dan redistribusi
pegawai
Melakukan evaluasi redistribusi pegawai dan pembatasi jumlah sesuai
dengan kebutuhan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 180
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi
pegawai yang transparan, kompetitif,
berbasis merit (prestasi) dan ICT
(komputerisasi)
Membuat
sistem
rekrutmen dan
seleksi
pegawai yang
transparan,
kompetitif,
berbasis merit
(prestasi) dan
ICT
(komputerisasi
)
Mensosialisasikan dan mengawasi penyelenggaraan sistem
rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif,
berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi)
Penerapan sistem manajemen kinerja
pegawai dan penguatan sistem informasi
kepegawaian
Mengawasi penyelenggaraan sistem manajemen kinerja pegawai dan
Melakukan perbaikan serta penguatan sistem informasi kepegawaian
Percepatan pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi
birokrasi di daerah
Menyusun
masterplan
dan roadmap
reformasi
birokrasi
Melaksanakan dan memobitoring
penyelenggaraan roadmap reformasi
birokrasi
Peningkatan kualitas SDM aparatur dan
kelembagaan pengelolaan keuangan
daerah
Pelatihan dengan materi dan SDM yang berkelanjutan
Peningkatan kualitas sistem perencanaan
dan penganggaran, sistem manajemen
pengelolaan keuangan daerah
Menyelenggar
akan pelatihan
terhadap
aparatur
perencana dan
penganggran
Menyelengga
rakan
pelatihan
terhadap
aparatur
perencana
dan
penganggran
Mendampingi dan mengevaluasi sistem manajemen pengelolaan keuangan
daerah
Pembinaan dan pengawasan pengelolaan
keuangan daerah
Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan daerah berbasis e-planning
& e- budgeting
Peningkatan kemampuan manajerial
dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan
anggaran untuk mencapai hasil dengan
tetap menjaga prinsip akuntabilitas
Menyelengga
rakan
pelatihan dan
bimbingan
teknis dalam
kemampuan
manajerial
dalam prinsip
fleksibilitas
pengelolaan
anggaran
untuk
Menyeleng
garakan
pelatihan
dan
bimbingan
teknis
dalam
kemampuan
manajerial
dalam
prinsip
fleksibilitas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 181
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
mencapai
hasil dengan
tetap menjaga
prinsip
akuntabilitas
pengelolaan
anggaran
untuk
mencapai
hasil
dengan
tetap
menjaga
prinsip
akuntabilita
s
Optimalisasii keberadaan SPIP (Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah) dan
APIP (Aparat Pengawas Intern
Pemerintah), sehingga dapat berperan
sebagai garda depan dalam upaya
pencegahan korupsi
Mengawal pelaksanaan dan evaluasi terselenggaranya SPIP (Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern
Pemerintah)
Penataan kelembagaan internal yang
mencakup penataan tugas, fungsi dan
kewenangan, dan penyederhanaan
struktur secara vertikal dan/atau
horisontal
Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang
mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan,
Pengalokasian anggaran untuk mendanai
suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan
fungsi unit kerja sesuai maksud
pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam
peraturan perundangan yang berlaku)
Memonitoring dan mengevaluasi pengalokasian anggaran untuk mendanai
suatu kegiatan
Struktur organisasi yang dibentuk sesuai
dengan fungsi yang diemban
Melakukan perampingan SOTK
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Menyusun
Standar
Kompetensi
Jabatan
Mendayagunakan pegawai untuk pengembangan karier dan
pembentukan profesionalisme
Penerapan sistem promosi secara terbuka,
kompetitif, dan berbasis kompetensi
Menyusun
sistem promosi
secara terbuka,
kompetitif, dan
berbasis
kompetensi
Menerapkan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan
berbasis kompetensi
Pendayagunaan pegawai untuk
pengembangan karier dan pembentukan
profesionalisme
Mengalokasikan pegawai sesuai dengan kemampuan dan bidang yang
diminati serta menciptakan ruang kreatifitas bagi pegawai untuk
mengembangkan karisr dan profesionalisme
Penyusunan mekanisme penilaian kinerja
pegawai
Membuat
mekanisme
penilaian
kinerja
pegawai
Penyusunan
Mekanisme
penilaian
kinerja
pegawai
Penentuan insentif dan disentif bagi
pegawai yang berkinerja baik
Menyusun
rencana sistem
pemberian
insentif dan
Mengevaluasi kinerja pegawai
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 182
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
disentif bagi
pegawai yang
berkinerja baik
Peningkatan sinergi perencanaan dan
penganggaran pemerintah pusat dan
daerah
Mendorong terbentuknya
forum koordinasi perencanaan
dan penganggaran pemerintah
pusat dan daerah dan
berpartisipasi aktif dalam
forum tersebut
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
capaian target pembangunan melalui
LKPJ Tahunan
Melakukan
Monitoring
dan evaluasi
capaian target
dengan
pengukuran
data secara
akurat, valid.
Melakukan
Monitoring
dan evaluasi
capaian target
dengan
pengukuran
data secara
akurat, valid.
Peningkatan partisipasi masyarakat
dengan memetakan potensial stakeholder
dan mengintegrasikan dokumen
musrenbang Desa kecamatan, dan
kabupatan
Pemetaan
stakeholder
potensial di
tingkat desa,
kecamatan dan
kabupaten
Integrasi antara
hasil
Musrenbang
desa,
kecamatan,
dan kabupaten
Peraturan perundangan yang efektif dan
sinergis secara vertikal maupun
horizontal dan serasi dengan kebutuhan
pembangunan daerah
Mengidentifikasi peraturan
perundangan yang perlu
dievaluasi dan merumuskan
peraturan perundangan yang
efektif dan sinergis secara
vertikal maupun horizontal
dan serasi dengan kebutuhan
pembangunan daerah
Penegakan peraturan perundangan
daerah, terutama untuk menjaga
ketertiban dan keamanan, kenyaman, dan
konsistensi tata ruang
Menciptakan kanal pengaduan
pelanggaran tata ruang dan
mensosialisasikan
penggunaannya
Mengevaluasi penyelenggaraan pembangunan yang
melanggar peraturan perundangan daerah terkait tata ruang
Melakukan tindakan hukum pelanggaran tata ruang
Optimalisasi peran Satpol PP dalam
menegakkan perundangan daerah
Memberikan
pemahaman
terhadap aparat
Satpol-PP
mengenai
perundangan
daerah
Menjalin
kemitraan
antara satpol
PP dengan
instansi
vertical
maupun
horizontal
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 183
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
dalam
penegakan
hokum
Peningkatan kapasitas pemerintah desa,
Badan Permusyawaratan Desa, dan kader
pemberdayaan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring
pembangunan desa, pengelolaan
keuangan desa serta pelayanan publik
melalui fasilitasi, pelatihan, dan
pendampingan
Menyelenggar
akan
bimbingan
teknis
pemerintah
desa, Badan
Permusyawarat
an Desa, dan
kader
pemberdayaan
masyarakat
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
dan monitoring
pembangunan
desa,
pengelolaan
keuangan desa
serta pelayanan
publik melalui
fasilitasi,
pelatihan, dan
pendampingan
Menyelengga
rakan
bimbingan
teknis
pemerintah
desa, Badan
Permusyawar
atan Desa,
dan kader
pemberdayaa
n masyarakat
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
dan
monitoring
pembangunan
desa,
pengelolaan
keuangan
desa serta
pelayanan
publik
melalui
fasilitasi,
pelatihan, dan
pendampinga
n
Peningkatan ketersediaan data dan
informasi desa yang digunakan sebagai
acuan bersama perencanaan dan
pembangunan desa
Mendorong
desa dalam
membangun
basis data dan
informasi yang
valid dan
akurat
Menyelengga
rakan
kerjasama
dengan BPS
atau
universitas
dalam
peningkatan
kapasitas
aparat desa
dalam
penyediaan
data dan
informasi
Penguatan data berbasis RT dan RW Mendorong RT
dan RW
membangun
basis data dan
informasi yang
valid dan
akurat
Menciptakan
sistem
pendataan
bagi RT dan
RW yang
ramah
pengguna
(user
friendly)
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 184
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Pembangunan mekanisme perencanaan
partisipatif tingkat desa
Melakukan
evaluasi dan
memberikan
rekomndasi
pada proses
perencanaan
partisipatif
yang terjadi di
tingkat desa
Mengidentifi
kasi
kelompok-
kelompok
masyarakat
yang dapat
dijadikan
mitra dalam
penyelenggar
aan
perencanaan
partisipatif
tingkat desa
dan
menyusun
bersama-
sama
mekanismeny
a
Penyediaan sarana dan prasarana
berdasarkan kebutuhan dan kondisi
karakter wilayah desa
Evaluasi efektifitas fasilitas dasar pemerintahan desa disertai upaya tindak
lanjut pembenahan
Peningkatan kualitas perilaku dan
profesionalisme aparatur pemerintah
Menyelenggarakan sistem evaluasi kinerja dan profesionalisme aparatur
pemerintah
Peningkatan fasilitas penunjang kualitas
pelayanan publik
Meningkatkan dan memelihara fasilitas secara berkala dalam mendukung
kecepatan, ketepatan dan kenyamanan pelayanan
Penilaian dan pemeringkatan secara
periodik terhadap jenis layanan yang
tersedia
Membuat
kriteria
penilaian
terhadap jenis
layanan yang
tersedia
Mengukur
penilaian
terhadap jenis
layanan yang
tersedia
Mengukur
penilaian
terhadap
jenis
layanan
yang
tersedia
Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan
Upaya tindak lanjut dari saran/masukan, keluhan masyarakat atas pelayanan
yang diberikan
Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan
publik
Pemeriksaan kelengkapan SOP di setiap PD dan unit di pemerintahan
kabupaten dan tindak lanjut pemenuhan kelengkapan
Menciptakan kebijakan pelayanan publik
yang tidak terlalu prosedural dan
berbelit-belit
Evaluasi kebijakan publik disertai tindak lanjut perbaikan
Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap
SOP yang telah disusun
Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 185
Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan
berpayungkan budaya Melayu
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
Penyusunan substansi pendidikan
karakter yang mengedepankan
akhlak dan kesalehan sosial,
menumbuhkan nasionalisame dengan
tetap bercorak pada tradisi dan
budaya daerah
Menyusun substansi pendidikan
karakter yang mengedepankan akhlak
dan kesalehan sosial, menumbuhkan
nasionalisame dengan tetap bercorak
pada tradisi dan budaya daerah
Pengintegrasian pendidikan karakter
sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan formal pada semua
jenjang pendidikan
Mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan
Penyediaan ruang bagi generasi
muda untuk berekspresi dan
menyalurkan semangatnya,
diantaranya melalui kegiatan-
kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,
penyediaan ruang publik, dan
keaktifan dalam organisasi-
organisasi sosial kemasyarakatan
Merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,
penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan
Upaya preventif guna melindungi
generasi muda terhadap bahaya
penyalahgunaan napza dan minuman
keras
Menerapkan upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya
penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras
Pembinaan siswa melalui kegiatan
kerohanian
Menyelenggarakan kegiatan kerohanian yang diintegrasikan dengan kegiatan
belajar dan mengajar di sekolah
Penyediaan iklim yang kondusif bagi
tumbuhnya kreativitas melalui
penyediaan ruang publik dan
kompetisi
Menciptakan ruang publik dan kompetisi kreativitas
Penyediaan ajang pemilihan dan
penobatan para role model pemuda
Menciptakan ajang pemilihan dan penobatan para role model
pemuda/i dan melakukan pembinaan terhadap pemuda/i
Pelibatan peran orang tua dan
masyarakat dalam pengelolaan
persekolahan dan proses
pembelajaran, diantaranya dalam hal
pengembangan kurikulum
pendidikan karakter
Menciptakan ruang dan forum untuk para orang tua dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum pendidikan karakter
Meningkatkan peran forum orang tua murid dan dewan sekolah dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan persekolahan
Pemberian ruang lebih besar bagi
masyarakat dalam menjalankan
model pembelajaran mandiri
(informal, non-formal) dalam
mengembangkan sekolah berbasis
komunitas
Memberikan kemudahan perijinan bagi penyelenggaraan model pembelajaran
mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis
komunitas dan memberikan pembinaan serta insentif bagi para inisiator dan
pengelola
Penyelenggaraan gerakan
keteladanan di kalangan aparatur
dengan penentuan pada aspek-aspek
tertentu misalnya pengelolaan
sampah atau penetapan PD zona
integritas/wilayah bebas korupsi
Membuat surat
edaran tentang
gerakan
keteladanan dan
mulai uji coba
Mengawali gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan
penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan
sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas
korupsi
Pemberdayaan komunitas-komunitas
budaya melalui berbagai insentif
untuk berkarya dan berkegiatan,
diantaranya dalam bentuk pemberian
ruang berekspresi
Menciptakan ruang berekspresi dengan membangun dan mengoperasikan rumah
budaya, menyelenggarakan festival dan event budaya, serta memberikan insentif
bagi kelompk dan komunitas yang berprestasi
Pengembangan rumah budaya dan Membangun dan mengoperasikan rumah budaya dan pusat kesenian dengan
RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 186
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
pusat kesenian melibatkan komunitas dan kelompok seni budaya
Peningkatan kualitas pengelolaan PD
yang terkait dalam upaya
perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya
Memberikan
pemahaman pada
PD dan
Masyarakat
mengenai
perlindungan,
pengembangan
dan pemanfaatan
warisan budaya
Menyusun
rencana
perlindungan,
pengembangan
dan pemanfaatan
warisan budaya
Menyelenggarakan perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan warisan
budaya
Pengaktualisasian nilai dan tradisi
sebagai bagian dari kehidupan
keseharian
Mengintegrasikan
nilai dan tradisi
dalam institusi
pendidikan,
pemerintahan
Menjadikan icon
dan simbol budaya
sebagai street
furniture
Pendokumentasian warisan budaya
baik bendawi (tangible) maupun
bukan bendawi (intangible) dan
mempublikasikannya sehingga
menjadi pengetahuan bersama dan
bagian dari kekayaan masyarakat
Mendokumentasikan warisan budaya
baik bendawi (tangible) maupun
bukan bendawi (intangible)
Mempublikasikannya
sehingga menjadi
pengetahuan bersama
dan bagian dari
kekayaan masyarakat
Penciptaan hubungan saling
menghormati dan saling pengertian
antar pemeluk agama melalui dialog
lintas agama yang intens
Membangun saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama
yang intens
Optimalisasi keberadaan Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Membangun forum dan ruang dialog Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
dan melibatkan FKUB dalam program pemerintah terkait
Pengembangan aktivitas-aktivitas
yang dijalankan bersama antar tokoh
dan lembaga agama, sebagai misal
adalah bakti sosial
Mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan
pemberdayaan
umat yang
dibutuhkan
Membangun
kemitraan dan
menyelenggarakan
kegiatan bersama
antar tokoh dan
lembaga agama
Pengembangan kemitraan yang
memungkinkan untuk dijalankan
antara pemerintah daerah, tokoh
agama, dan lembaga sosial keagaman
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pemberdayaan umat
Mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan
pemberdayaan
umat yang
dibutuhkan
Mengembangkan berbagai pola kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan
antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat
Peningkatan kerjasama, koordinasi,
dan kemitraan antara pemerintah
daerah, tokoh agama, kepolisian,
Tentara Nasioanal Indonesia, serta
lembaga sosial dalam upaya
menciptakan lingkungan aman,
harmonis, dan rukun melalui
pemberdayaan umat
Menjalain kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh
agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam
upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui
pemberdayaan umat
Peningkatan kesadaran masyarakat Menyelenggarakan dialog dan kegiatan yang melibatkan antar suku, agama,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 187
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)
1 2 3 4 5
akan kemajemukan yang menuntut
setiap warga negara hidup rukun,
toleran, gotong royong, dan menjaga
hubungan sosial yang harmonis,
dengan menghargai perbedaan suku,
agama, bahasa, golongan, adat
istiadat, agar tercipta keutuhan,
persatuan, dan kesatuan dalam
kebhinnekaan.
bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan
dalam kebhinnekaan.
Peningkatan jumlah dan kualitas
penyuluh agama yang tersebar
merata di seluruh wilayah
Mendorong peningkatan jumlah penyuluh agama, melakukan pendistribusian
penyuluh agama secara merata dan menyelenggarakan pelatihan bagi penyuluh
agama
Peningkatan intensitas dialog antara
guru agama dan pendakwah dengan
cendekiawan
Menciptakan forum diskusi dan berbagi pengetahuan guru agama dan pendakwah
dengan cendekiawan dan mengawal penyelenggaraannya secara berkala
Peningkatan jumlah dana sosial
keagamaan yang dikelola melalui
ekstensifikasi donatur, diantaranya
melalui optimalisasi potensi zakat
dari aparatur pemerintah daerah
Mengoptimalkan potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah dan
pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat luas
Peningkatan kualitas penyaluran
dana sosial keagamaan khususnya
untuk pemberdayaan ekonomi umat
dan peningkatan taraf hidup
Meningkatkan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk
pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup dengan
mengidentifikasi kebutuhan dan penerima dan mengembangkan program yang
lebih berkualitas bagi kepentingan luas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021
191
Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan
sasaran serta indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program prioritas
pembangunan jangka menengah daerah. Adapun program pembangunan daerah merupakan
sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan pencapaian sasaran
pembangunandaerah.
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 192
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
MISI I.
Mewujudkan
pelayanan
pendidikan dan
kesehatan yang
bermutu dan
terjangkau secara
merata
Meningkatkan
aksesibilitas
penduduk
terhadap
pendidikan yang
berkualitas
Meningkatnya akses dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas bagi masyarakat
Pemantapan penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar
sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan
kualitas pelayanan pendidikan antar satuan
pendidikan
Angka
Partisipasi
Sekolah
100,57 105.57 Program Wajib
Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
Meningkatnya proporsi anak yang
terlayani pada pendidikan anak usia dini
Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan
pendidikan anak usia dini melalui penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan
Angka
Partisipasi
Sekolah PAUD
60,74 72,74 Program Pendidikan
Anak Usia Dini
Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan
kependidikan yang profesional
Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang
memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di
pulau-pulau terpencil
Jumlah Tenaga
Pendidik yang
Tersertifikasi
(orang)
189 369 Program Peningkatan
Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan
memperbaiki rasio guru-murid dan
memaksimalkan beban mengajar
Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Memadainya sarana dan prasarana
penunjang pendidikan
Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk
melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting
Presentase
Satuan
Pendidikan
dengan Sarana
dan Prasarana
yang Memadai
89,36 98.36 Program Wajib
Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
kesehatan dasar
dan rujukan
Meningkatnya kualitas dan pemerataan
akses pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
sesuai standar mencakup puskesmas (rawat
inap/perawatan) dan jaringannya termasuk
meningkatkan jangkauan pelayanan
Unit pelayanan
kesehatan
(FKTP) yang
terakreditasi
(%)
0 10 Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Dinas Kesehatan
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan
tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak
tetap kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga
kesehatan baru lulus
Program pengadaan,
peningkatan dan
perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas/
puskesmas pembantu
dan jaringannya
Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui
peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan,
dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan
Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan
dokter spesialis
Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan
jaringannya
Memadainya mutu pelayanan kesehatan
dasar keluarga
Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan
kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada 1.000
hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin,
dan ibu hamil termasuk pemberian makanan
tambahan terutama untuk keluarga miskin
Persentase
individu yang
mendapat
pelayanan
kesehatan
100% 100% Program peningkatan
pelayanan kesehatan
anak balita
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 193
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil
yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan
kasus kematian ibu hamil
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia
produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada
bayi dan balita
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja
melalui jalur pendidikan formal maupun
nonformal
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu
melahirkan dan Anak
Meningkatnya pencegahan dan
penanganan penyakit menular dan
penyakit endemik
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
melalui penurunan penyakit menular dan penyakit
endemik
Prevalensi
penyakit
menular (TBC,
HIV dan
penyakit
endemik
(Malaria)
55,16 45 Program Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular
1,66 2 Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Misi II.
Membangun
infrastruktur dasar
air bersih dan listrik
yang memadai serta
permukiman yang
layak
Membangun
satuan
permukiman
yang sehat
dengan prasarana
dasar yang
berkualitas
Tersedianya perumahan yang layak dan
terjangkau
Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan
peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian
baru (sewa/milik) dilakukan melalui
pengembangan sistem pembiayaan perumahan
termasuk bantuan stimulan
Jumlah rumah
hunian baru
yang layak
yang terbangun
0 40 unit Program
Pengembangan
Perumahan
Perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui
penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta
bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan
rumah termasuk penanganan permukiman tidak
layak yang berbasis komunitas
Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam
penyediaan tempat tinggal yang layak dalam
rangka mendukung penurunan angka kekurangan
hunian
Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni
termasuk dalam rangka penanganan kawasan
permukiman kumuh
Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen
lahan dan hunian melalui pengembangan
instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan
seperti konsolidasi lahan (land consolidation),
bank tanah (land banking), serta pemanfaatan
lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta,
dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 194
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Terbangunnya ruang publik dan RTH
yang berkualitas pada tiap satuan
permukiman
Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola
seperti memanfaatkan sempadan sungai sebagai
jalur ruang terbuka hijau dalam rangka menambah
ruang publik dan ruang terbuka hijau
Persentase
satuan
permukiman
yang memiliki
ruang publik
dan RTH
dengan luas
memadai
NA 50% Program pengelolaan
ruang terbuka hijau
(RTH)
Lingkungan
hidup
Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Partisipasi publik untuk menciptakan ruang
terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1) mendorong
pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH
sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa
lingkungan, 2) warga masyarakat dalam
menciptakan pekarangan yang hijau
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang
layak pada satuan permukiman
Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air
limbah domestik, sampah dan drainase
lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan
air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan
sampah dan pengelolaan sampah secara 3R)
Persentase
rumah hunian
dengan sanitasi
yang layak
2,79% 17,33% Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Air Minum dan Air
Limbah
Perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Terbangun dan beroperasinya fasilitas
pengelolaan sampah dan limbah cair pada
tiga pulau besar
Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem
terpusat komunal, skala kawasan permukiman
Persentase
penanganan
sampah yang
ditangani
63,21 70 Program
Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan
Lingkungan Hidup,
Lingkungan
Hidup
Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah
berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) yang
didasarkan pada penerapan teknologi dan
perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat
khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan
kelurahan. Maka dalam penenerapan budaya di
masyarakat, peran dan kewenangan kecamatan
akan lebih ditingkatkan.
Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Lingkungan
Hidup
Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan sampah
salah satunya melalui pengembangan bank sampah
di tingkat komunitas dengan memulai pada
wilayah percontohan yang ditentukan
Meningkatkan
cakupan
pelayanan sarana
dan prasarana air
bersih
Meningkatnya cakupan distribusi air
bersih
Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air
dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan
mendorong keseimbangan pendekatan non
struktural dan struktural melalui penerapan
paradigma eco-sustainable water infrastructure
(ESWIN)
Jumlah rumah
hunian yang
terlayani air
bersih
7.630 rt 9.630 rt Program Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Baku
Perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar
(basic needs) penduduk dengan pembangunan air
minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan)
Program Sarana
Lingkungan dan
Sumber Air Bersih
Rumah Tidak Layak
Huni
Perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 195
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
dilakukan melalui pembangunan infrastruktur air
minum, optimalisasi infrastruktur air minum,
rehabilitasi infrastruktur air minum, dan
pengembangan inovasi teknologi air minum
Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui
upaya konservasi sumber air baku air minum yakni
perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan
air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber
air baku air minum maupun secondary uses pada
skala rumah tangga (biopori dan penampung air
hujan) dan skala kawasan (kolam retensi)
Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan
prasarana air baku dalam rangka mendukung
pencapaian pelayanan air minum
Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Air Minum dan Air
Limbah
Terbangunnya fasilitas tampungan air Percepatan persiapan dan pelaksanaan
pembangunan tampungan-tampungan air skala
kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam,
dan situ) pada daerah-daerah krisis dan wilayah2
strategis
Volume air
yang
tertampung
pada fasilitas-
fasiltas
tampungan air
yang tersedia
1.300 m3 1.800 m3 Perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan
penampung air lainnya untuk mengembalikan
fungsi dan kapasitas tampung
Program Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Baku
Pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Terlaksananya rehabilitasi dan
perlindungan daerah tangkapan air pada
tiga pulau besar
Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan
jenis tanah dan jenis tanamannya
Persentase
daerah
tangkapan air
yang
terehabilitasi
dan terlindungi
11,53% 27,00% Program Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Baku
Pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan hutan
Program
Perlindungan dan
Konservasi Sumber
Daya Alam
Lingkungan
Hidup
Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Meningkatkan
pasokan dan
jangkauan
pelayanan listrik
Meningkatnya pasokan energi listrik Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna
meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah
terutama untuk daerah yang mengalami
keterbatasan pasokan listrik
Jumlah daya
listrik total
yang tersedia
4.115 Kw
(2014)
NA Program pembinaan
dan pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
Energi dan
sumber daya
mineral
Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral
Peningkatan peran swasta dalam penyediaan
listrik, melalui penyempurnaan mekanisme
pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta
memberikan insentif tarif yang menarik minat
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 196
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
swasta, terutama untuk pemanfaatan energi
terbarukan
Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang
sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi
Meningkatnya pemanfaatan energi
terbarukan sebagai sumber listrik
Identifikasi sumber-sumber energi listrik
terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi
listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang
dibutuhkan
Produksi listrik
dari sumber
energi
terbarukan
NA NA Program pembinaan
dan pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
Energi dan
sumber daya
mineral
Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral
Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri
terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang
terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh
jaringan distribusi listrik
Meningkatnya distribusi listrik kepada
pengguna rumah tangga
Percepatan pembangunan jaringan transmisi,
distribusi, gardu induk dengan meningkatkan
pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi,
air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan
menengah yang disesuaikan dengan potensi
Rasio
elektrifikasi
62% 90% Program pembinaan
dan pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
Energi dan
sumber daya
mineral
Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral
Misi III.
Membangun
konektivitas
wilayah yang
tangguh dengan
sistem logistik
daerah yang handal
Meningkatkan
konektivitas antar
pulau, antar
daerah, dan
dengan negara
tetangga
Meningkatnya sarana prasarana
transportasi laut dalam menunjang
mobilitas kegiatan masyarakat dan
pengembangan wisata
Optimalisasi manajemen dan kewenangan
perusahaan daerah dalam mengelola transportasi
laut
Persentase
keterjangkauan
pulau-pulau
kecil dan terluar
melalui
transportasi laut
secara reguler
NA NA Program
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan,
Perhubungan Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat
yang diperuntukkan bagi wilayah perbatasan dan
pulau-pulau kecil terluar
Program peningkatan
pelayanan angkutan,
Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar
berpenghuni dan memiliki potensi wisata
Program
pembangunan sarana
dan prasarana
perhubungan
Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan
pertumbuhan melalui sarana prasarana
transportasi darat
Peningkatan keterhubungan antar desa dengan
pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan dengan
berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan
dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW
Persentase
keterjangkauan
desa-desa
menuju pusat
kegiatan dan
pertumbuhan
(berbasis
ibukota
kecamatan
untuk desa pada
satu pulau)
80% 100% Program
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan,
Perhubungan Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup
Pembangunan jalan lingkar pulau dengan noda
transportasi darat dengan disain yang memiliki
warna budaya khas melayu dan kepulauan
Program peningkatan
pelayanan angkutan,
Program
pembangunan sarana
dan prasarana
perhubungan
Program
Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Pekerjaan Umum
dan penataan
ruang
Dinas Pekerjaan
Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan
Kawasan Permukiman Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Program
Rehabilitasi/Pemeliha
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 197
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
raan Jalan dan
Jembatan
Meningkatnya akses daerah melalui
transportasi udara
Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan
pusat dalam membangun sarana prasarana bandara
Beroperasinya
bandara Letung
Belum
beroperasi
Beroperasi Program
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
Perhubungan Dinas Perhubungan
dan Lingkungan
Hidup Penataan kawasan sekitar bandara menjadi
kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat
informasi budaya dan wisata Anambas
Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia
jasa penerbangan
Beroperasinya pos Custom, Immigration,
Quarantine and Ports (CIQP)
Pembukaan akses jalur pelayaran internasional
dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata
Beroperasinya
Kantor Custom,
Immigration,
Quarantine and
Pors (CIQP)
0 beroperasi Program
Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Penunjang
Lainnya
Badan Pengelolaan
Perbatasan
Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan
barang
Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait
Meningkatkan
layanan jaringan
informasi dan
komunikasi
(TIK)
Berkembangnya komunikasi radio dalam
mendukung penyebaran informasi
masyarakat
Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama
radio nasional dalam penyebaran informasi
pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam
pembangunan, menghidupkan kembali nilai-nilai
kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan
masyarakat pulau-pulau kecil
Jumlah desa
yang terjangkau
komunikasi
radio
0 2 Program Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Komunikasi dan
informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Meningkatnya pemanfaatan teknologi
oleh masyarakat
Penguatan kemitraan dengan organisasi
masyarakat sipil, swasta dan media untuk
meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah
kepulauan
Jumlah lebar
pita
(Bandwidth)
internet
Kabupaten
9 Mbps dari
54 Mbps
yang
ditargetkan
(16%)
54 Mbps dari
54 Mbps
yang
ditargetkan
Program
Pengembangan dan
Perluasan Jaringan
Teknologi
Komunikasi dan
Informasi
Komunikasi dan
informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Pendirian dan pengoperasian laboratorium
komputer dan warung seluler di desa-desa pulau
kecil dan sekolah
Program Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi
dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau
terluar kepada provinsi dan kementerian
Program Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Sekretariat Daerah
Meningkatnya penerapan dan pengelolaan
teknologi informasi
Pelaksanaan program-program yang berkaitan
dengan implementasi TIK disertai dengan
pelatihan aparatur secara bertahap dan
berkelanjutan
Implementasi
Sistem
Informasi
Manajemen
(SIM) Aplikasi
Perkantoran
Elektronik
Elektronik
disetiap PD
NA 100% Program fasilitasi
Peningkatan SDM
bidang komunikasi
dan informasi
Komunikasi dan
informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di
lingkungan pegawai
Program Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Komunikasi dan
informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Koordinasi pengembangan sistem informasi di
lingkungan pemerintah daerah yang dimotori oleh
PD yang membidangi
Mengembangkan Lancarnya pasokan dan distribusi barang- Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik Jumlah kasus 5 0 Program Perdagangan Dinas Koperasi, UKM,
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 198
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
sarana prasarana
sistem logistik
daerah yang
tangguh
barang kebutuhan masyarakat secara
berkesinambungan
disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga kelangkaan
barang pokok
pertahun
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Perindustrian dan
Perdagangan
Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan
berpedoman pada rencana struktur ruang
Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
(pertanian/perkebuna
n)
Pangan Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi
perhatian pusat dalam mengoptimalisasi Sislognas
Misi IV.
Mengembangkan
perikanan dan
pariwisata sebagai
basis sektor maritim
serta pertanian yang
berorientasi pada
pemenuhan
kebutuhan lokal
dengan lingkungan
hidup yang lestari
Meningkatkan
produksi dan
produktivitas
perikanan
tangkap dan
budidaya secara
ramah
lingkungan
Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha
perikanan tangkap dan budidaya terhadap
sarana, prasarana, informasi dan
teknologi yang ramah lingkungan
Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap,
dan alat penangkapan ikan (API) yang handal,
efisien, dan berdaya saing
Jumlah
produksi
perikanan
Program
pengembangan
budidaya perikanan,
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Alokasi yang proporsional antara stok sumber
daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan
jumlah kapal penangkapan ikan
Perikanan
budidaya
327.06 ton 1.000 Ton
Peningkatan ketersediaan indukan dan stok
produksi benih dengan cara: 1) Peningkatan
kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul,
induk yang berkualitas, pakan murah bermutu,
obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan dan
kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan
teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan
sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan
inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul
komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang
mendukung produktivitas reproduksi
Perikanan
tangkap
14.153 Ton 18.966 Ton
Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi
yang potensial
Peningkatan kesejahteraan nelayan dan
pembudidaya, melalui: penyediaan sumber
permodalan dan pengembangan fasilitas kredit
yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran
informasi usaha perikanan, antara lain informasi
tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga
ikan
Meningkatnya kapasitas dan kemampuan
SDM perikanan tangkap dan budidaya
Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan
tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat
dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka
peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan
tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli
perikanan tangkap maupun budidaya
Jumlah
kelompok
Nelayan
Tangkap dan
Pembudidaya
ikan yang
Mengalami
Peningkatan
Produksi Pasca
Pembinaan dan
Pendampingan
0 Kel
POKDAKAN
, 36 Kel
KUB, 35 Kel
POKMASW
AS dan 16
Kel
POKLAHSA
R
60 Kel
POKDAKAN
, 190 KUB,
175 org
POKMASW
AS dan 54
Kelompok
POKLAHSA
R
Program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih
untuk belajar di daerah atau perusahaan yang
memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam
perikanan tangkap dan budidaya
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 199
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Berkurangnya kasus illegal fishing,
unreported, unregulated (IUU)
Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok
masyarakat pengawas; memperkuat kelembagaan
kelompok pengawas masyarakat; serta
peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha;
Jumlah
penanganan
kasus IUU
melalui
pendampingan,
pembinaan, dan
penyuluhan
masyarakat
0 Kasus 7 Kasus Program Peningkatan
Kesadaran dan
Penegakan Hukum
Dalam
Pendayagunaan
Sumber Daya Laut
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Koordinasi dengan berbagai pihak terkait
pengawasan wilayah perairan melalui skema
patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang
dilakukan oleh kelompok masyarakat yang
melibatkan PPNS
Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan
pembinaan masyarakat kaitannya dengan
penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang
berkelanjutan
Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap
masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus
pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati
yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun
hukum adat
Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap
masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus
pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati
yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun
hukum adat
Mengembangkan
hilirisasi sektor
perikanan
Tersedianya kawasan sentra produksi dan
pengolahan hasil perikanan yang
memadai dan terintegrasi dengan pusat
perdagangan
Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan
terpadu, lengkap dengan fasilitas pendukung dan
terintegrasi (hulu-hilir)
Jumlah lokasi
pengolahan dan
pemasaran yang
terbangun
0 unit 3 unit Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Sentra produksi dan pengolahan dengan
pengembangan sistem rantai dingin dalam
penanganan hasil perikanan yang didukung oleh
revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold
storage di lokasi-lokasi yang tepat
Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Program
pengembangan
perikanan budidaya
Program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir
Meningkatnya investasi pada sektor
industri perikanan
Penyediaan informasi tentang peluang investasi
yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi
kejelasan kepada calon investor sekaligus
membantu mereka dalam pengambilan keputusan
investasi
Nilai investasi
pada sektor
industri
perikanan yang
terealisasi
0 7.500.000.00
0
Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
Penanaman
Modal
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Peningkatan daya tarik investasi pada sektor
industri perikanan melalui kemudahan prosedur
perizinan, insentif fiskal dan non fiskal
Peningkatan promosi investasi pada sektor industri
perikanan secara lebih efektif
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 200
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Terciptanya produk-produk unggulan
baru sektor perikanan olahan
Penelitian komoditas perikanan potensial,
pengembangan diversifikasi produk olahan
komoditas potensial berbasis sumber daya ikan
setempat, menciptakan jaringan pasar dan
distribusi pemasaran produk
Jumlah jenis
produk
unggulan baru
sektor
perikanan
olahan
1 Jenis 3 Jenis Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Program optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Berkembangnya industri end product
perikanan dan terbukanya akses pasar
yang dikelola masyarakat
Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi
teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1)
pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya
saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2)
sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu;
(3) pengembangan sarana prasarana pengolahan
hasil perikanan
Jumlah UMKM
pengolahan
hasil perikanan
yang produknya
dipasarkan
secara luas
16 Kel
UMKM
54 Kel
UMKM
Program
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Pembentukan dan pengembangan UMKM dan
enterpreneur di bidang pengolahan perikanan
dengan memberikan stimulan berupa dana
inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses
Program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir
Kelautan dan
perikanan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Penciptaan pasar industri end product dengan
penyelenggaraan festival dan pameran
Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk
mendistribusikan produk olahan perikanan dalam
lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara
Mengoptimalkan
potensi wisata
maritim yang
berwawasan
lingkungan dan
berkelanjutan
Meningkatnya publikasi mengenai
pariwisata daerah
Penyelenggaraan media dan pusat informasi
pariwisata, lengkap dengan paket-paket wisata
yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi
sebagai gerai produk
Jumlah
wisatawan
(nusantara dan
mancanegara)
134.119
Wisatawan
157.119
wisatawan
Program
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Pariwisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Pengembangan event wisata yang bekerjasama
dengan media-media travelling dan adventure, dan
para jurnalis wisata sebagai media publikasi
pariwisata
Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah
produk komunikasi yang dibuat berdasarkan
identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim
Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen
perjalanan pariwisata dalam publikasi dan
penyelenggaraan pusat informasi pariwisata
Dikembangkannya destinasi wisata Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau Jumlah 10 Pulau 20 Pulau Program Pariwisata Dinas Pariwisata,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 201
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
berbasiskan pulau-pulau kecil dengan
infrastruktur yang memadai.
kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah
destinasi wisata
pulau-pulau
kecil yang
terbangun
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Kebudayaan ,Pemuda
dan Olahraga
Penyelenggaraan tourism summit untuk
mengundang investor dalam pembangunan dan
pengembangan destinasi wisata prioritas
Pembangunan dan penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai untuk kawasan wisata
baik dengan sumber daya daerah maupun
kerjasama dengan swasta
Dikembangkannya destinasi wisata pada
Kawasan Konservasi Perairan Nasional
Taman Wisata Perairan (TWP)
Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya
Pengembangan dan peran aktif jejaring kawasan
konservasi dalam mendukung promosi wisata,
skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem
keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah
pusat dan daerah, perusahaan swasta, dan
kelompok masyarakat
Jumlah
destinasi wisata
pada Kawasan
Konservasi
TWP
Kepulauan
Anambas dan
laut sekitarnya
7 Destinasi 14 Destinasi Program
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Pariwisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi melalui pengawasan implementasi
dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi
kawasan konservasi dalam mendukung kegiatan
pariwisata yang berkelanjutan
Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan
Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata
Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut
sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata
Daerah
Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh
dan sandar kapal yang memadai dan ramah
lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana
Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi
Terjaganya kelestarian lingkungan pada
destinasi wisata
Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-
kawasan wisata dalam hal pengelolaan kebersihan
disertai dengan penyediaan infrastruktur yang
memadai
Jumlah
destinasi wisata
dengan kondisi
bersih dan
lestari
10 Destinasi 20 Destinasi Program
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Pariwisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Penerapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi
pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga
kebersihan
Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak
dengan mengembangkan program dan paket
wisata pemulihan ekosistem laut
Pengembangan volunteer tourism sebagai salah
satu model wisata
Meningkatnya keterlibatan masyarakat
lokal sebagai penggiat pariwisata daerah
Pengoptimalan program sadar wisata untuk
menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata
(Pokdarwis)
Jumlah
masyarakat
lokal yang
14 Pelaku 28 Pelaku Program
Pengembangan
Kemitraan
Pariwisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 202
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
menjadi pelaku
industri
pariwisata Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk
mendukung kelompok-kelompok wisata dari
masyarakat lokal
Dikembangkannya event-event pariwisata
daerah
Pelestarian perayaan budaya daerah sebagai salah
satu event iconic daerah dan mempublikasikannya
Jumlah
penyelenggaraa
n event wisata
dan budaya
2 event 3 event Program
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Pariwisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Penciptaan event-event wisata dan budaya yang
dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai
dengan potensi dan identitas daerah, seperti event
pelayaran dan olahraga air
Meningkatkan
produksi dan
produktivitas
pertanian,
peternakan dan
perkebunan
Berkembangnya kawasan sentra produksi
pertanian, peternakan dan perkebunan
Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian,
peternakan dan perkebunan dilakukan secara
terpadu dengan dukungan akses terhadap input
produksi dan pasar
Jumlah
kawasan sentra
produksi
pertanian,
peternakan dan
perkebunan
dengan
infrastruktur
yang memadai
0 1 Program
pengembangan
perwilayahan industril
Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Program Peningkatan
Produksi
Pertanian/Perkebunan
Pertanian Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha
pertanian, peternakan dan perkebunan
terhadap sarana, prasarana, informasi dan
teknologi
Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
benih-benih tanaman pangan dan perkebunan yang
unggul serta pengembangan inovasi budidaya
pertanian yang lebih efisien
Rata-rata
peningkatan
produksi
komoditas
pertanian,
peternakan dan
perkebunan
4.5 ton/ha 6 ton/ha Program Peningkatan
Produksi
Pertanian/Perkebunan
Pertanian Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan
pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat
sasaran dengan dilengkapi data petani penerima
Program Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Ternak
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Meningkatnya kapasitas dan kemampuan
SDM petani, peternak dan pekebun
Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan
meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta
memperkuat kelembagaan penyuluh terutama
Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat desa,
kecamatan, dan kabupaten
Jumlah
kelompok
petani yang
mengalami
peningkatan
produksi pasca
pembinaan dan
pendampingan
0 40 kelompok Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Pertanian Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Penguatan kelembagaan petani Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Meningkatnya produksi komoditas-
komoditas pangan yang bersifat substitusi
impor
Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang
bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk
dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan
produksinya
Rata-rata
peningkatan
produksi
komoditas
pangan yang
bersifat
substitusi impor
4.5 ton 6 ton Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 203
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Meningkatnya
cadangan pangan
daerah
Terbangunnya kerja sama antar daerah
dengan daerah penghasil pangan untuk
suplai pangan berkelanjutan
Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil
pangan untuk: 1) menjamin ketersediaan pangan
daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan
pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan
sekompetitif mungkin dan meminimumkan
kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir
pemasok
Jumlah
kerjasama antar
daerah dalam
bidang suplai
pangan
0 2 kerjasama Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
(pertanian/perkebuna
n)
Pertanian Dinas
Perikanan,Pertanian
dan Pangan
Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama
harus mempertimbangkan rencana penyediaan
kapal kargo reguler dan rute yang dilaluinya
Misi V.
Menumbuhkemban
gkan kewirausahaan
serta menciptakan
iklim investasi yang
kondusif
Mengembangkan
layanan investasi
yang memberikan
kemudahan,
kepastian, dan
transparansi
proses perizinan
bagi investor dan
pengusaha
Meningkatnya kepastian hukum terkait
investasi dan usaha
Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan
kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan
infrastruktur dan iklim investasi pemerintah
melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan
antar instansi, dalam mendukung kepastian
berusaha bagi investor
Ranperda
Bidang
Perizinan dan
Penanaman
Modal
0 1 Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa
peraturan yang menghambat dan mempersulit
dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha
Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan
tingginya biaya perizinan
Penyediaan tata ruang wilayah yang telah
dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha
dan investasi
Meningkatnya kemudahan prosedur
perizinan investasi dan usaha
Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu
satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan
dengan mendorong pelimpahan wewenang
perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala
daerah kepada PTSP
Waktu yang
dibutuhkan
untuk mengurus
perizinan
investasi dan
usaha
7 hari kerja 7 hari kerja Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan
Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE)
Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15
hari dan memberikan kemudahan administrasi
yang selama ini menghambat dalam kegiatan
investasi
Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan
usaha, terutama untuk industri pengolahan dan
jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa
transportasi laut, serta sektor industri manufaktur
berbasis sumber daya alam
Meningkatkan
daya tarik
investasi daerah
Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta
fasilitasi investasi
Pembangunanan fasilitas pendukung, baik
infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih,
telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik),
Jumlah jenis
insentif fiskal
dan non fiskal
0 1 Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 204
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan
sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality
Working Life) bagi pekerja
Pengembangan industri pengolahan melalui
kerjasama dengan investor terutama investor
dalam negeri
Pembenahan regulasi yang mengatur tentang
pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama
bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam
pembangunan infrastruktur listrik dan
telekomunikasi; (ii) investor yang
mengembangkan industri yang dapat
menghasilkan bahan baku atau barang modal
sederhana
Meningkatnya iklim ketenagakerjaan
yang kondusif
Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah
berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga
kerja dan calon wirausaha
Jumlah kasus
perselisihan
hubungan
industrial
5 0 Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
Tenaga Kerja Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Keserikatan dan collective bargaining antara
pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
pekerja
Meningkatnya promosi investasi daerah
secara lebih efektif
Pengembangan mekanime promosi investasi yang
lebih efektif yang antara lain meliputi
penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade
and Investment (TTI), pengembangan gerai
promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang
menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan
agen travel dan media-media promosi skala
nasional dan internasional
Nilai investasi
yang terealisasi
43.778.650.000 83.795.072.000 Program Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang
pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan
pemerintah pusat/daerah lain
Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas
Summit) sebagai ajang promosi daerah
Berkembangnya potensi investasi
unggulan daerah
Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi
investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir,
dan mudah diakses sebagai basis bagi investor
untuk pengambilan keputusan
Nilai investasi
pada sektor
unggulan
daerah yang
terealisasi
19.800.000.000 24.300.000.000 Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Pengolahan bahan mentah dari pertanian,
perkebunan, dan perikanan menjadi produk
bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan
mendorong investasi di bidang tersebut
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 205
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Menguatnya kesepahaman antara
pemerintah daerah dan pelaku usaha
melalui koordinasi yang intens
Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan
pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan
lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan
untuk memonitor, mengatasi permasalahan
investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat
terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang
kondusif
Forum
koordinasi
investasi yang
terbentuk dan
berjalan
0 1 forum Program Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama Investasi
penanaman
modal
Dinas Penanaman
Modal, Transmigrasi
dan Tenaga Kerja
Meningkatkan
kualitas sumber
daya manusia
UMKM dan
wirausahawan
Berkembangnya pendidikan yang
berbasis keterampilan dan kewirausahaan
Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi
Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK)
untuk meningkatkan keterampilan dan
kemandirian masyarakat kurang mampu
Jumlah pelaku
UMKM dan
wirausaha
pemula
0 360 Program
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai
dengan sumber daya dan kebutuhan lokal
Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada
pendidikan formal
Tersedianya layanan pembinaan dan
pendampingan bagi wirausaha pemula
Pengembangan model inkubator bisnis yang
dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk
melakukan pembinaan dan pendampingan bagi
wirausaha pemula
Jumlah
inkubator bisnis
yang terbangun
dan berjalan
0 1 Program
pengembangan
kewirausahaan dan
keunggulan
kompetitif usaha kecil
menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Meningkatkan
dan memperluas
akses dan skema
pembiayaan bagi
UMKM dan
wirausahawan
Berkembangnya sumber-sumber
pembiayaan baik bank maupun non bank
Peningkatan akses layanan pemberian
kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan
BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses
layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui
kantor bank atau dilakukan melalui cara non
konvensional, melalui pemanfaatan teknologi
informasi.
Jumlah kredit
usaha untuk
UMKM dan
wirausaha
pemula yang
dikucurkan
860.000.000 6.000.000.00
0
Program Penciptaan
Iklim Usaha Usaha
Kecil Menengah yang
Kondusif
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Fasilitasi intermediasi untuk mendukung
pembiayaan di berbagai sektor potensial
bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah
seperti UPK PNPM
Pengembangan credit rating bagi UMKM dan
koperasi
Meningkatkan
nilai tambah
produk dan
jangkauan
pemasaran
Meningkatnya kualitas produk UMKM Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM
UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan
mengenai standarisasi dan sertifikasi produk
Jumlah pelaku
UMKM yang
produknya
terstandarisasi
/tersertifikasi
30 300 Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna
dalam proses produksi UMKM diantaranya
melalui bantuan mekanisasi produksi
Pendampingan bagi UMKM yang hendak
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 206
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat
(halal, keamanan pangan dan obat)
Meningkatnya akses pasar produk-produk
UMKM
Penyediaan hub bagi produk-produk UMKM dan
gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasi-
lokasi strategis
Nilai penjualan
produk-produk
UMKM
232.181.539.
000
329.353.950.
585
Program
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Promosi produk-produk UMKM melalui even-
even nasional maupun internasional
Pemasaran produk-produk UMKM secara online
dengan membangun/menyediakan situs pemasaran
Meningkatan
kemitraan antara
pengusaha besar
dan UMKM lokal
Terbangunnya keterkaitan usaha antara
pengusaha besar dan UMKM
Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi
bagian dari rantai pasok (supply chain) dan
pemasok bahan baku bagi industri besar
Jumlah UMKM
lokal yang
terlibat dalam
rantai nilai
(value chain)
industri besar
0 2 Program
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan
kemitraan usaha antara pengusaha besar
dan UMKM
Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM
mitra oleh industri besar
Jumlah UMKM
lokal yang
menjadi binaan
industri besar
0 14 Program
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
Dinas Koperasi, UKM,
Perindustrian dan
Perdagangan
Misi VI.
Membangun
birokrasi yang
bersih, profesional,
dan melayani serta
memperkuat
penyelenggaraan
otonomi desa
mewujudkan tata
kelola
pemerintahan
yang transparan
dan akuntabel
Meningkatnya implementasi e-
government
Penguatan master plan dan grand strategy e-gov
yang dituangkan dalam peraturan daerah beserta
petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan
dan penyediaan sarana
Jumlah
penyelenggaraa
n G to C, G to
B, G to G, dan
G to E secara
daring
5 12 Program optimalisasi
pemanfaatan
teknologi informasi
Komunikasi dan
informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Bagian Administrasi
Pembangunan
,Sekretariat Daerah
Badan Penelitian,
Pengembangan dan
Perencanaan Daerah
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Peningkatan SDM melalui pendidikan dan
pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan
komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut
bersifat “inhouse” di tingkat penyelenggara
pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan
literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai
pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat
melibatkan para pakar di daerah maupun di lain
daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan
tinggi yang ada.
Program fasilitasi
Peningkatan SDM
bidang komunikasi
dan informasi
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 207
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Meningkatnya pemenuhan hak
masyarakat akan informasi publik
Penyediaan informasi perencanaan dan proses
berjalannya pembangunan melalui media alternatif
dalam bentuk yang lebih populer
PD yang
menyediakan
informasi
publik sesuai
UU KIP (%)
11 PD 33 PD Program
Pengembangan
Komunikasi,
Informasi dan Media
Massa
Komunikasi dan
Informatika
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Program optimalisasi
pemanfaatan
teknologi informasi
Dinas Komunikasi
Informatika, Statistik
dan Persandian
Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan
mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun
membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan
terkait Keterbukaan Informasi Publik
Bagian Humas,
Sekretariat Daerah
Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses
dan partisipasi masyarakat dalam interaksi
pemerintah dan masyarakat
Program kerjasama
informasi dengan mas
media
Bagian Humas,
Sekretariat Daerah
Penguatan Goverment Public Relation (GPR)
untuk membangun komunikasi interaktif antara
pemerintah dan masyarakat
Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD
Program Peningktan
Pelayanan Kedinasan
Kepala Daerah dan
Wakil kepala Daerah
Penunjang
Lainnya
Meningkatnya akuntabilitas kinerja
birokrasi yang berorientasi pada efisiensi
daerah
Penataan kelembagaan internal yang mencakup
penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan
penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau
horisontal
Persentase
ketercapaian
IKU
68% 95% Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Penunjang
Lainnya
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Percepatan penyelesaian batas daerah antara
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten
Natuna sebagai kabupaten induk
Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Program Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai
yang transparan, kompetitif, berbasis merit
(prestasi) dan ICT (komputerisasi)
Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan
penguatan sistem informasi kepegawaian
Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan
pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah
Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Bagian Hukum,
Sekretariat Daerah
Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan
penguatan sistem informasi kepegawaian
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah
Peningkatan kualitas SDM aparatur dan
kelembagaan pengelolaan keuangan daerah
Opini BPK
terhadap
pengelolaan
keuangan
daerah (WTP)
WDP WTP Program Peningkatan
dan Pengembangan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Penunjang
Lainnya
Dinas Pendapatan
Daerah
Sekretariat Daerah
bagian Keuangan
Program peningkatan Inspektorat
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 208
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
sistem pengawasan
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Sekretariat Daerah
Program pembinaan
dan fasilitasi
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
Sekretariat Daerah
Program pembinaan
dan fasilitasi
pengelolaan keuangan
desa
Sekretariat Daerah
Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan
penganggaran, sistem manajemen pengelolaan
keuangan daerah
Program Penataan
dan Penyempurnaan
Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
Inspektorat dan
Sekretariat Daerah
Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan
daerah
Program
Akuntabilitas dan
Koordinasi Aparatur
Pengawasan
Inspektorat
Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip
fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai
hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas
Program pembinaan
dan fasilitasi
pengelolaan keuangan
kabupaten/kota
Sekretariat Daerah
Terbangunnya role model bagi
pemerintahan yang bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme
Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP
(Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga
dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya
pencegahan korupsi
Zona Integritas
(terhadap
jumlah PD)
0 2 Program penataan dan
penyempurnaan
kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan
Penunjang
Lainnya Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum,
Sekretariat Daerah
Program Peningkatan
Sistem Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Inspektorat
Meningkatnya akuntabilitas kinerja
birokrasi yang berorientasi pada efisiensi
daerah
Penataan kelembagaan internal yang mencakup
penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan
penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau
horisontal
Jumlah PD
yang AKIP nya
dievaluasi
0 33 PD Program
Akuntabilitas dan
Koordinasi Aparatur
Pengawasan
Penunjang
Lainnya Inspektorat
Meningkatkan
kualitas
organisasi dan
Terbangunnya organisasi perangkat
daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu
kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit
kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya
Persentase
keterwakilan
seluruh urusan
0 100% Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Penunjang
Lainnya Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 209
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
sumberdaya
aparatur
pemerintah
daerah pada
setiap unit dan
level
pemerintahan
dinyatakan dalam peraturan perundangan yang
berlaku)
pemerintahan
daerah
Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan
fungsi yang diemban
Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Meningkatnya profesionalitas aparatur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Persentase
pejabat yang
memenuhi
standar
kompetensi
sesuai
jabatannya
46% 90% Program Pendidikan
Kedinasan
Penunjang
Lainnya Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Penerapan sistem promosi secara terbuka,
kompetitif, dan berbasis kompetensi
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan
karier dan pembentukan profesionalisme
Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Terbangunnya sistem insentif dan
disinsentif berbasis kinerja
Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai persentase
pegawai
berkinerja baik
91% 95% Program peningkatan
disiplin aparatur
Penunjang
Lainnya Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang
berkinerja baik
Meningkatkan
kualitas produk-
produk
perencanaan dan
kebijakan daerah
Meningkatnya kualitas dan sinergitas
produk-produk perencanaan daerah dalam
mendorong prioritas daerah
Peningkatan sinergi perencanaan dan
penganggaran pemerintah pusat dan daerah
Tingkat
ketercapaian
RPJM (> 8O
%)
100% 100% Program kerjasama
pembangunan
Penunjang
Lainnya Semua PD
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian
target pembangunan melalui LKPJ Tahunan
Program perencanaan
pembangunan daerah
Badan Penelitian,
Pengembangan dan
Perencanaan Daerah
Program perencanaan
pembangunan
ekonomi
Badan Penelitian,
Pengembangan dan
Perencanaan Daerah
Meningkatnya partisipasi masyarakat
yang berkualitas dalam perencanaan
pembangunan
Peningkatan partisipasi masyarakat dengan
memetakan potensial stakeholder dan
mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa
kecamatan, dan kabupatan
Persentase
keterwakilan
kelompok-
kelompok
masyarakat
dalam
Musrenbang
100% 100% Program perencanaan
pembangunan daerah
Penunjang
Lainnya
Badan Penelitian,
Pengembangan dan
Perencanaan Daerah
Daerah
Prgram peningkatan
peran serta dan
kesetaraan gender
dalam pembangunan
pemberdayaan
perempuan dan
pelindungan anak
Kantor pemberdayaa
perempuan dan
keluarga berencana
Tersusunnya perundangan daerah yang
harmonis
Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis
secara vertikal maupun horizontal dan serasi
dengan kebutuhan pembangunan daerah
Jumlah
perundangan
yang tidak
tumpang
tindih/bertabrak
an dengan
perundangan
lain
0 0 Program Penataan
Peraturan Perundang-
Undangan
Penunjang
Lainnya
Bagian Hukum,
Sekretariat Daerah
Tegaknya perundangan daerah Penegakan peraturan perundangan daerah,
terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan,
kenyaman, dan konsistensi tata ruang
Persentase
kasus
pelanggaran
perundang-
undangan
daerah yang
NA 80% Program Peningkatan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan, Program
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
Ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat
Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja
Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan
perundangan daerah
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 210
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
ditangani (Pekat)
Meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan
otonomi desa
Meningkatnya kapasitas pemerintahan
desa
Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring pembangunan desa, pengelolaan
keuangan desa serta pelayanan publik melalui
fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan
Jumlah desa
yang memiliki
RPJM-Des
sesuai standar
0 52 desa Program Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak,
dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa
yang digunakan sebagai acuan bersama
perencanaan dan pembangunan desa
Program Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan
Penguatan data berbasis RT dan RW Program peningkatan
kapasitas aparatur
pemerintah desa Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif
tingkat desa
Meningkatnya ketersediaan sarana dan
prasarana pemerintahan desa
Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan
kebutuhan dan kondisi karakter wilayah desa
Persentase
pemenuhan
fasilitas dasar
minimal
pemerintahan
desa (kantor
desa, kantor
BPD, Balai
desa)
0 100 Program penataan dan
penyempurnaan
kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan
Penunjang
Lainnya
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak,
dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Meningkatkan
kualitas
pelayanan publik
Terimplementasikannya maklumat
pelayanan
Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme
aparatur pemerintah
Persentase unit
pelayanan yang
menetapkan
maklumat
pelayanan
0 30,3 Program Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Penunjang
Lainnya
Inspektorat
Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan
publik
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur Penilaian dan pemeringkatan secara periodik
terhadap jenis layanan yang tersedia
Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan
Tersusun dan terlaksananya standar
pelayanan oleh PD
Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Persentase PD
yang
menetapkan
SOP pelayanan
publik
9 13 Program penataan dan
penyempurnaan
kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan
Penunjang
Lainnya
Sekretariat Daerah
Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang
tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit
Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP
yang telah disusun
MISI VII.
Mengembangkan
kehidupan
masyarakat yang
berakhlak dan
berpayungkan
budaya Melayu
Membangun
karakter generasi
muda
Terintegrasikannya pendidikan karakter
sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
maupun aktivitas ekstrakurikuler
Penyusunan substansi pendidikan karakter yang
mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial,
menumbuhkan nasionalisme dengan tetap
bercorak pada tradisi dan budaya daerah
Presentase
Satuan
Pendidikan
Dasar yang
Menerapkan
Kurikulum
Muatan Lokal
yang di SK kan
oleh Gubernur
0 50 Program Wajib
Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai
bagian dari kurikulum pendidikan formal pada
semua jenjang pendidikan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 211
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
Terbinanya pemuda dari bahaya
penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan
bebas
Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk
berekspresi dan menyalurkan semangatnya,
diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan
keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan
Jumlah kasus
penyalahgunaan
NAPZA dan
pergaulan bebas
yang
melibatkan
pemuda sebagai
pelaku
4 4 Program upaya
pencegahan
penyalahgunaan
narkoba
Kepemudaan dan
olah raga
Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Upaya preventif guna melindungi generasi muda
terhadap bahaya penyalahgunaan napza dan
minuman keras
Program peningkatan
peran serta
kepemudaan
Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian
Terbangunnya iklim yang kondusif bagi
berkembangnya kreatifitas generasi muda
Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya
kreativitas melalui penyediaan ruang publik dan
kompetisi
Jumlah karya
kreasi/inovasi
generasi muda
0 2 Karya Program peningkatan
peran serta
kepemudaan
Kepemudaan dan
olah raga
Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para
role model pemuda
Membangun
lingkungan yang
berketeladanan
Meningkatnya peran orang tua dan
masyarakat dalam pengelolaan
persekolahan dan proses pembelajaran
Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam
pengelolaan persekolahan dan proses
pembelajaran, diantaranya dalam hal
pengembangan kurikulum pendidikan karakter
Jumlah anggota
masyarakat
yang terlibat
aktif dalam
penyelenggaraa
n pendidikan
berbasis
komunitas
134 orang 150 orang Program Pendidikan
Non Formal
Pendidikan Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat
dalam menjalankan model pembelajaran mandiri
(informal, non-formal) dalam mengembangkan
sekolah berbasis komunitas
Terbangunnya gerakan keteladanan dari
kalangan aparatur
Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan
aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek
tertentu misalnya pengelolaan sampah atau
penetapan PD zona integritas/wilayah bebas
korupsi
Jumlah gerakan
keteladanan
yang diinisiasi
di kalangan
aparatur
pemerintah
daerah
0 16 gerakan Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat
Sekretariat Daerah
Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Kepegawaian Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan
Menghidupkan
budaya Melayu
sebagai bagian
dari kehidupan
bermasyarakat
Berdayanya pelaku, penggiat, dan
komunitas-komunitas budaya
Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya
melalui berbagai insentif untuk berkarya dan
berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian
ruang berekspresi
Jumlah pelaku,
penggiat, dan
komunitas
budaya yang
aktif
mengadakan
kegiatan setiap
tahunnya
3 Kelompok 38 Kelompok Program
pengembangan
kerjasama
pengelolaan kekayaan
budaya
Kebudayaan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Meningkatnya perlindungan dan apresiasi
terhadap budaya daerah
Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian Intensitas
ekspresi budaya
dalam
kehidupan
bermasyrakat
5 Kegiatan 5 Kegiatan Program Pengelolaan
Keragaman Budaya
Kebudayaan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait
dalam upaya perlindungan, pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya
Program
Pengembangan Nilai
Budaya
Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Mengaktualisasikan nilai dan tradisi sebagai Program Pengelolaan Dinas Pariwisata dan
RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 212
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
bagian dari kehidupan keseharian
Kekayaan Budaya Kebudayaan
Terdokumentasikannya warisan-warisan
budaya
Pendokumentasian warisan budaya baik bendawi
(tangible) maupun bukan bendawi (intangible) dan
mempublikasikannya sehingga menjadi
pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan
masyarakat
Warisan-
warisan budaya
yang
terdokumentasi
kan dan
terpublikasikan
5 warisan 5 Warisan Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Kebudayaan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
Menginternalisasi
kan nilai-nilai
agama dalam
kehidupan sehari-
hari
Meningkatnya kerukunan antar umat
beragama
Pembangunan saling pengertian antar pemeluk
agama melalui dialog lintas agama yang intens
Jumlah kasus
intoleransi
terhadap
perbedaan
agama dan
keyakinan
0 0 Program
pengembangan
wawasan kebangsaan
Ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Dalam Negeri Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB)
Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan
bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai
misal adalah bakti sosial
Meningkatnya kerjasama dan kemitraan
antara pemerintah daerah dan tokoh
agama serta lembaga sosial keagamaan
dalam upaya pemberdayaan umat
Aktivitas-
aktivitas
pemberdayaan
umat yang
dilaksanakan
secara
kemitraan
antara
pemerintah
daerah, tokoh
agama,
kepolisian,
Tentara
Nasioanal
Indonesia serta
lembaga sosial
Ada ada Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Pengembangan kemitraan yang memungkinkan
untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh
agama, dan lembaga sosial keagaman dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan
umat
9 Kali 38 Kali Program
pengembangan
wawasan
kebangsaaan
Penunjang
Lainnya
Bagian Kesra,
Sekretariat Daerah
Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan
antara pemerintah daerah, tokoh agama,
kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta
lembaga sosial dalam upaya menciptakan
lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui
pemberdayaan umat
Terpeliharanya kesatuan dan persatuan
bangsa
Peningkatan kesadaran masyarakat akan
kemajemukan yang menuntut setiap warga negara
hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga
hubungan sosial yang harmonis, dengan
menghargai perbedaan suku, agama, bahasa,
golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan,
persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan.
Persentase
penanganan
konflik yang
dilatarbelakangi
SARA (suku
agama, ras,
antar golongan)
100% 100% Program Kemitaan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program
Pemeliharaan
Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Meningkatnya aktivitas penyuluhan
agama yang berbobot dan mencerahkan
Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama
yang tersebar merata di seluruh wilayah
Persentase
penyuluh
agama yang
ditingkatkan
kualitas dan
87% 90% Program Kemitraan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Ketentraman,
Ketertiban
Umum dan
Perlindungan
Masyarakat
Sekretariat Daerah
Peningkatan intensitas dialog antara guru agama
dan pendakwah dengan cendekiawan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 213
Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian
Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir
intensitas
menyuluhnya Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan
agama melalui pelatihan metodologi pembelajaran
dan materi ajar
Meningkatnya pengelolaan dana sosial
keagamaan
Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang
dikelola melalui ekstensifikasi donatur,
diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari
aparatur pemerintah daerah
Jumlah
masyarakat
penerima
manfaat dari
dana sosial
keagamaan
yang terkumpul
dan disalurkan
NA 1.600 jiwa Program Kemitaan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Ketentraman,
Ketertiban
Umum dan
Perlindungan
Masyarakat
Sekretariat Daerah
Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial
keagamaan khususnya untuk pemberdayaan
ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 217
Kerangka pendanaan tahunan untuk masing-masing program sebagaimana tersaji
pada tabel diatas adalah bersifat indikatif, artinya hanya memberikan panduan umum
mengenai kebijakan pengalokasian anggaran sehingga tetap dapat disesuaikan dengan
dinamika kondisi keuangan daerah. Hal lain yang juga dapat disesuaikan pada saat
pelaksanaannya nanti adalah Perangkat Daerah (PD) penanggungjawab untuk masing-
masing program. Perubahan PD penanggungjawab ini dimungkinkan untuk dilaksanakan
pasca penetapan RPJMD ini menjadi Peraturan Daerah (Perda). Sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
sepanjang tidak ada pengubahan terhadap target akhir, maka perubahan PD
penanggungjawab ini ini cukup ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 218
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
1 PENDIDIKAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi Sekolah PAUD
60,74 62,74 1.146.000.000 64,74 1.380.700.000 66,74 2.281.600.000 68,74 1.218.300.000 70,74 1.380.900.000 72,74 1.505.800.000 72,74 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pesentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai
89,36% 90,36% 12.448.507.000 92,36% 18.499.500.000 94,36% 18.253.200.000 96,36% 19.249.200.000 98,36% 16.295.400.000 98,36% 17.553.700.000 98,36% Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Pendidikan Menengah
Jumlah Siswa Magang SMK yang berkompeten (orang)
70 orang 80 orang 599.964.992 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 80 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Pendidikan Non Formal
Jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan non formal
1.833 2.016 100.000.000 2.218 177.900.000 2.440 501.900.000 2.684 519.100.000 2.952 451.100.000 3.247 490.000.000 3.247 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi (orang)
189 orang 30 orang 386.983.700 30 orang 420.200.000 30 orang 1.186.400.000 30 orang 1.030.800.000 30 orang 708.800.000 30 775.200.000 369 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Jumlah sekolah yang memenuhi standar nasional pengelolaan pendidikan
7 8 7.049.555.000 10 3.280.700.000 12 3.833.100.000 14 3.186.300.000 16 2.946.000.000 18 3.207.700.000 18 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
2 KESEHATAN
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2016-2021
100% 15% 13.838.056.600 30% 7.133.300.000 45% 7.392.500.000 60% 7.309.800.000 75% 6.444.400.000 100% 7.039.500.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Jumlah Penduduk Peserta BPJS termasuk JKN (diluar ASN, TNI POLRI dan DPRD)
34.000 16.000 13.997.304.849 34.442 10.676.300.000 34.908 10.815.100.000 35.374 10.955.600.000 35.839 11.098.100.000 36.305 11.242.300.000 36.305 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase Desa Siaga Aktif tahun 2016-2021
98% 98% 1.000.000.000 98% 472.900.000 99% 246.400.000 99% 224.900.000 99% 184.100.000 100% 213.800.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase Cakupan ASI Ekslusif
40,79% 43% 292.445.000 45% 681.700.000 48% 638.800.000 50% 712.200.000 53% 644.400.000 54% 695.000.000 54% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase rumah tangga yang menerapkan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
18,60% 19% 149.950.000 20% 42.600.000 22% 155.100.000 23,50% - 24,50% - 26% 142.500.000 28% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Angka Annual Parasite Insident
0,60% 7% 790.114.000 5% 423.900.000 4% 492.800.000 3% 515.300.000 2% 478.600.000 2% 516.700.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi
0 0
400.000.000 3 PKM 70.700.000 4 PKM 72.900.000 2 RS 65.500.000 0 - 0 - 7 PKM 2 RS Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 219
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Jumlah Puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar
0 7 14.461.217.557 7 13.553.000.000 7 13.689.900.000 7 13.869.900.000 7 12.336.600.000 7 13.365.700.000 7 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata
Jumlah Rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standarisasi
0 2 8.633.645.000 2 7.845.800.000 3 8.122.600.000 3 7.965.800.000 3 7.181.000.000 3 775.200.000 3 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Jumlah kemitraan yang terjalin dalam pelayanan kesehatan masyarakat
0 0 0 1 kemitraan 28.100.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 kemitraan Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
60,60% 60% 904.677.000 65% 496.500.000 70% 520.200.000 75% 524.800.000 80% 469.500.000 85% 507.900.000 85% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia
77,54% 0 0 83% 301.300.000 86% 310.200.000 90% 309.200.000 93% 276.200.000 95% 311.900.000 95% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat
79% 0 0 85% 320.400.000 94% 328.500.000 98% 328.000.000 100% 276.200.000 100% 311.900.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Persentase persalinan di fasilitas kesehatan
82,47% 84% 1.118.950.080 86% 1.426.000.000 88% 1.496.700.000 89% 1.405.600.000 90% 1.288.900.000 90% 1.479.100.000 90% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja Dan Lansia
Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan mengenai kesehatan remaja dan lansia
0 49 848.055.000 49 604.600.000 49 619.900.000 49 618.500.000 49 552.300.000 49 596.900.000 294 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dan jembatan yang terbangun (Km)
43,333 19,118 165.903.248.852
25,48 197.525.600.000
25,48 204.800.000.000
25,48 202.269.700.000
25,48 182.490.600.000
25,48 196.814.100.000
189,85 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dan jembatan berkualitas baik (km)
43,333 22,75 2.095.900.000 30 3.566.600.000 30 3.696.300.000 30 3.654.900.000 35 3.222.200.000 35 3.475.100.000 226,08 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
Panjang drainase/gorong-gorong (saluran Air) dibangun (KM)
14,785 2,7 3.922.885.000 1,5 2.139.600.000 1,75 2.555.400.000 1,75 2.530.300.000 1,75 2.209.500.000 1,75 2.405.800.000 25,99 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 220
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Panjang turap/talud/bronjong (batu miring) yang dibangun (M)
5.583 39 711.095.000 1.000 4.279.200.000 1.000 4.380.700.000 1.000 4.310.900.000 1.000 3.912.700.000 1.000 4.187.900.000 10.622 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konversi Sungai
Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempat penampungan air lainnya (M3)
367.560 220 300.000.000 163.000 16.049.400.000 500.000 11.107.000.000 1.000.000 13.120.200.000 1.500.000 97.956.600.000 2.000.000 105.945.900.000
5.530.780 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kecamatan Siantan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum dan IPAL yang tersedia.
4.880 1.200 17.866.147.604 1.097 11.056.700.000 1.070 9.582.900.000 1.070 9.465.200.000 1.070 8.469.900.000 1.070 9.177.800.000 11.457 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pengendalian Banjir
Panjang tanggul pemecah ombak yang terbangun (M3)
0 0 0 15.000 6.419.800.000 15.000 6.662.400.000 15.000 6.560.100.000 15.000 5.800.000.000 15.000 6.326.500.000 75.000 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Jumlah Wilayah Waterfront City yang terbangun (M3)
20.935 0 0 19.677 7.133.300.000 4.000 2.190.400.000 4.000 2.155.500.000 4.000 1.933.300.000 4.000 2.049.400.000 56.612 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Sarana Lingkungan dan Sumber Air Bersih Rumah Tidak Layak Huni
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang mendapatkan sarana lingkungan dan sumber air bersih (KK)
1.870 300 4.088.748.000 300 3.566.600.000 300 3.696.300.000 300 3.654.900.000 300 3.222.200.000 300 3.475.100.000 3.670 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
4 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Program Pengembangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Jumlah Rumah yang tertangani (Unit)
0 30 1.564.500.000 60 2.231.200.000 75 2.829.200.000 90 3.373.700.000 105 3.498.400.000 120 4.366.100.000 480 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pengembangan Perumahan
Jumlah rumah dan rusun yang dibangun oleh Pemerintah
0
0
0
100 rumah
12.839.600.000
100 rumah
12.777.200.000
1 rusun
1.405.600.000
0
-
0
- 200 rumah dan
1 rusun Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Panjang Jalan dan Jembatan Perdesaan yang terbangun
0 15 Km 8.374.470.000 15 Km 5.973.200.000 15 Km 6.114.800.000 15 Km 6.091.500.000 15 Km 5.468.500.000 0 - 75 Km Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
5 KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Jumlah Kasus Kamtrantibmas yang tertangani tahun 2016-2021
90% 90% 113.363.000 92% 213.300.000 95% 219.000.000 97% 215.500.000 98% 193.300.000 100% 204.900.000 100% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah kasus intoleransi terhadap perbedaan
0 Kasus 0 Kasus 139.323.000 0 Kasus 106.200.000 0 Kasus 182.500.000 0 Kasus 178.000.000 0 Kasus 156.500.000 0 Kasus 169.200.000 0 Kasus Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 221
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
agama dan keyakinan Dalam Negeri
Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Kabupaten Kepulauan Anambas
0 9 1.170.000.000 9 1.019.400.000 9 730.100.000 9 927.700.000 9 644.400.000 9 703.900.000 54 Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan
Persentase Penyuluh Agama yang ditingkatkan Kualitas dan Intensitas menyuluhnya
87% 0 0 87% 106.200.000 88% 109.400.000 89% 93.700.000 90% 92.000.000 90% 98.000.000 90% Sekretariat Daerah
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Jumlah Mitra Masyarakat terkait Pengembangan Nasionalisme
0 9 Pagayuban 135.673.000 9 Pagayuban 213.300.000 9 Pagayuban 292.000.000 9 Pagayuban 281.100.000 9 Pagayuban 257.700.000 9 Pagayuban 276.200.000 9 Pagayuban Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Persentase masyarakat menggunakan hak suara Pemilu Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada
70% 0 26.600.000 0 - 0 - 80% 655.900.000 80% 580.000.000 0 - 80% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Persentase Penanganan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
0 0 0 0 - 50% 118.600.000 50% 14.000.000 50% 12.900.000 50% 13.300.000 50% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Korban Pasca Bencana
0 0 0 0 - 0 - 95% 281.100.000 95% 1.196.800.000 95% 383.100.000 95% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Persentase pengaduan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan yang ditangani
0 0 0 50% 106.200.000 70% 146.000.000 80% 159.300.000 85% 147.200.000 90% 169.200.000 90% Satuan Polisi Pamong Praja
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Persentase Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat yang ditangani
0 0 0 50% 106.200.000 60% 146.000.000 70% 164.000.000 80% 147.200.000 80% 169.200.000 80% Satuan Polisi Pamong Praja
6 SOSIAL
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Peningkatan pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
500 476 291.737.000 477 700.700.000 477 4.198.200.000 477 843.400.000 477 791.700.000 477 1.113.700.000 2.861 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Jumlah PMKS yang dibina 50 Orang 0 0 50 Orang 411.200.000 50 Orang 447.200.000 20 Orang 2.905.200.000 20 Orang 368.200.000 20 Orang 285.100.000 210 Orang Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Jumlah Kepala Keluarga Penerima Manfaat Raskin
0 2.201 RTS 5.455.747.675 2.201 RTS 3.209.800.000 2.201 RTS 3.467.400.000 2.201 RTS 3.373.700.000 2.201 RTS 2.853.900.000 2.201 RTS 3.118.700.000 2.201 RTS Sekretariat Daerah
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Peningkatan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
0 1 Lembaga Sosial
393.207.500 1 Lembaga Sosial
496.500.000 1 Lembaga Sosial
447.200.000 1 Lembaga Sosial
440.400.000 1 Lembaga Sosial
368.200.000 - - 5 Lembaga Sosial
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 222
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
dan Pemberdayaan Masyarakat
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
7 TENAGA KERJA
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga kerja
Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih oleh Dinas Nakertrans
0 15 Orang 246.999.999 15 Orang 199.600.000 30 Orang 903.500.000 30 Orang 937.100.000 30 Orang 745.600.000 30 Orang 810.800.000 150 Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah Tenaga Kerja yang ditempatkan
75 Orang 0 0 0 - 10 Orang 474.600.000 20 Orang 475.100.000 15 Orang 25.800.000 15 Orang 27.600.000 135 Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Persentase Kasus Perselsihan Industrail yang Berhasil Diselesaikan tahun 2016-2021
50% 55% 257.330.000 60% 213.300.000 70% 438.100.000 80% 1.124.600.000 90% 193.300.000 100% 204.900.000 100% Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
8 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Persentase PD yang Responsif Gender
84,29% 84,29% -
87% 857.800.000 90% 1.369.000.000 93% 843.400.000 97% 616.800.000 100% 516.700.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Persentase Korban Kekerasan Perempuan dan Anak yang Mendapat Pendampingan
69,62% 100% 149.712.500 100% 320.400.000 100% 912.600.000 100% 871.500.000 100% 810.100.000 100% 980.100.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan
Indeks Pembangunan Gender
89,11% 0 0 92,10% 177.900.000 93,10% 72.900.000 94,30% 178.000.000 95,11% 162.900.000 95,11 62.300.000 95,11% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal
Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal yang dibina
43,12% 100% 408.762.200 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
9 PANGAN
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Persentase pemenuhan cadangan pangan daerah
0 25% 427.015.800 30% 142.500.000 40% 146.000.000 50% 140.500.000 60% 128.800.000 70% 133.600.000 70% Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
10 PERTANAHAN
Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah
Jumlah Dokumen Pemetaan, Penguasaan, Pemilikan Daerah Potensi Wisata
0 1 Paket Dokumen
284.540.000 1 Paket Dokumen
106.200.000 1 Paket Dokumen
82.100.000 0 - 0 - 0 - 3 Paket Dokumen
Sekretariat Daerah
Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Kabupaten Kepulauan Anambas
0 0 0 0 - 0 - 1 Paket Dokumen
220.900.000 - 1 Paket Dokumen
220.900.000 1 Paket Dokumen
220.900.000 3 Paket Dokumen
Sekretariat Daerah
11 LINGKUNGAN HIDUP
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Jumlah Tempat Pengelolaan Sampah
1 TPST 0 0 0 - 1 TPST 520.200.000 0 - 1 TPST 469.500.000 0 - 3 TPST Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 223
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Persampahan Terpadu (TPST) yang dibangun
Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Jumlah Sarana Pendukung Pengelolaan Persampahan
4 paket 2 Paket 730.000.000 1 paket 181.500.000 2 Paket 319.400.000 2 Paket 374.900.000 3 Paket 460.200.000 3 Paket 356.300.000 17 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Persentase RTH Kabupaten Kepulauan Anambas setiap tahunnya
2% 0 0 2% 363.100.000 2% 365.000.000 2% 374.900.000 1% 184.100.000 1% 178.200.000 10% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan
0 0 0 20% 2.853.100.000 0 - 0 - 0 - 0 - 20% Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pengelolaan lingkungan
50,75% 56,70% 1.300.000.000 61,20% 830.600.000 68,70% 2.007.800.000 76,10% 1.358.800.000 82,10% 1.196.800.000 88,06% 1.158.300.000 88,06% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
jumlah sumber mata air yang dilindungi
3 lokasi 0 0 1 lokasi 181.500.000 2 lokasi 365.000.000 1 lokasi 187.400.000 2 lokasi 368.200.000 1 lokasi 178.200.000 10 lokasi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Jumlah informasi lingkungan hidup berkualitas yang tersedia
2 Dokumen dan
1 Peralatan
2 dokumen terupdate
150.000.000
2 dokumen terupdate
136.100.000
2 Dokumen Dan
1 Peralatan
205.300.000
2 dokumen terupdate
140.500.000
2 Dokumen dan
1 Peralatan
207.100.000
2 dokumen terupdate
133.600.000
14 dokumen Terupdate
Dan 3 peralatan
Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Pertamanan dan Pemakaman
Jumlah TPU yang terpelihara
0 0 0 2 1.361.600.000 2 2.920.500.000 2 2.905.200.000 0 - 0 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Program Adiwiyata Terselenggaranya Sekolah Adiwiyata
6 sekolah 6 sekolah 150.000.000 3 sekolah 308.600.000 5 sekolah 410.600.000 5 sekolah 421.700.000 5 sekolah 322.200.000 5 sekolah 311.900.000 35 sekolah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
12 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Program Penataan Administrasi Kependudukan
Peningkatan Pelayanan Dokumen Kependudukan
18.329 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
0 0 19. 000 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
172.400.000 19.500 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
182.500.000 20. 000 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
177.900.000 20. 500 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
156.500.000 21. 000 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
169.200.000 21. 000 Dokumen
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
13 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Jumlah Pendamping Desa yang dilatih dalam Rangka Penyusunan RPJM-Des Sesuai Standar
0 10 Desa 398.277.500 10 Desa 925.800.000 10 Desa 666.200.000 10 Desa 862.100.000 10 Desa 773.300.000 2 Desa 543.500.000 52 Pendamping
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Jumlah BUM Des yang terbentuk
2 3 BUMDesa 213.502.000 3 BUMdesa 172.400.000 3 BUMDesa 191.600.000 3 BUMdesa 253.000.000 3 BUMDesa 230.100.000 3 BUM Desa 249.400.000 20 BUM Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 224
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Pedesaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
Tingkat Partisipasi Masyarakat(%)
0 0 0 70% 272.300.000 75% 392.400.000 75% 290.300.000 75% 92.000.000 100% 98.000.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
0 80% 150.000.000 85% 99.800.000 90% 109.400.000 95% 103.000.000 99% 92.000.000 100% 98.000.000 100% Kecamatan
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa yang ditingkatkan Kapasitasnya
0 0 0 52 Aparatur 136.100.000 104 Aparatur 337.600.000 104 Aparatur 327.900.000 104 Aparatur 487.900.000 0 - 364 Aparatur Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa
Jumlah Desa yang mendapat Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa
0 52 77.275.500 52 154.300.000 52 155.100.000 52 159.200.000 52 156.500.000 52 151.500.000 52 Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
14 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
Program Keluarga Berencana
Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Keluarga Berencana
65% 65% 1.370.170.000 68% 109.400.000 71% 109.400.000 74% 109.400.000 77% 109.400.000 80% 98.000.000 80% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
15 PERHUBUNGAN
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Jumlah Dokumen Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan
3 Dokumen 0 0 2 dokumen 2.723.300.000 1 Dokumen 1.439.700.000 0 - 0 - 0 - 3 Dokumen Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan dipelihara
80% 2 paket 500.000.000 2 paket 3.851.500.000 2 paket 6.846.800.000 2 paket 4.459.100.000 3 paket 5.205.700.000 2 paket 5.840.300.000 13 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Peningkatan Pelayanan Angkutan
Persentase Keterjangkauan Desa-desa Menuju Pusat Kegiatan dan Pertumbuhan
80% 2 paket 7.886.340.000 2 paket 9.350.000.000 2 paket 9.400.300.000 2 paket 9.652.700.000 2 paket 9.482.600.000 2 paket 9.177.800.000 12 Paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Beroperasinya Bandara Letung
80% 27 Paket 18.279.703.000 13 paket 7.897.600.000 4 paket 4.106.900.000 6 paket 4.685.800.000 6 paket 4.419.100.000 7 paket 5.346.200.000 63 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Jumlah Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
14 kasus 12 kasus 1.040.916.000 10 kasus 4.774.600.000 8 kasus 4.791.500.000 6 kasus 2.108.600.000 4 kasus 1.380.900.000 2 kasus 2.227.600.000 2 kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Persentase Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi dan Uji Petik
0 0 0 40% 1.361.600.000 60% 1.369.000.000 0 - 0 - 0 - 100% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
16 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Program Pelayanan Layanan Pengelolaan 0 Bulan 12 Bulan 27.200.000 12 Bulan 36.400.000 12 Bulan 28.100.000 12 Bulan 32.200.000 12 Bulan 34.700.000 60 Bulan Dinas Komunikasi
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 225
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Informasi Publik
Informasi Publik Informatika, Statistik dan Persandian
Program Fasilitasi Peningkatan SDM dalam Bidang Komunikasi dan Informasi
Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informatika
0 Orang 0 0 30 Orang 118.000.000 30 Orang 127.700.000 30 Orang 65.500.000 30 Orang 64.400.000 30 Orang 62.300.000 150 Orang Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Jumlah Aplikasi E-Government
5 Aplikasi 1 Aplikasi 891.186.000 1 Aplikasi 70.700.000 1 Aplikasi 72.900.000 1 Aplikasi 65.500.000 1 Aplikasi 64.400.000 1 Aplikasi 62.300.000 11 Aplikasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
G-G (3 Aplikasi) - - - - -
G-B (1 Aplikasi) - - - - -
G-C (1 Aplikasi) - - - - -
G-E - - - - -
Jumlah Bulan Terpenuhinya Pelayanan Pengadaan Barang Jasa secara Elektronik
12 Bulan 12 Bulan 857.035.313 12 Bulan 363.100.000 12 Bulan 638.800.000 12 Bulan 637.200.000 12 Bulan 570.700.000 12 Bulan 614.800.000 72 Bulan Sekretariat Daerah
Persentase Penyediaan Layanan Informasi dan Publikasi Pemerintah
0 20% 1.936.300.000 40% 780.600.000 60% 812.200.000 80% 805.900.000 100% 718.100.000 100% 775.200.000 100% Sekretariat Daerah
Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa
Jumlah Kegiatan Pemerintah yang terpublikasi dan di promosi
0 0 0 360 Kegiatan 1.633.900.000 370 Kegiatan 1.734.000.000 380 Kegiatan 1.686.800.000 390 Kegiatan 1.565.000.000 0 - 1.500 Kegiatan Sekretariat Daerah
Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi
Jumlah Dokumen dan Perda yang disahkan DPRD
0 Dokumen/ Perda
0 0 1 Dokumen/ Perda
172.400.000 1 Dokumen/ Perda
155.100.000 1 Dokumen/ Perda
140.500.000 1 Dokumen/ Perda
128.800.000 1 Dokumen/ Perda
133.600.000 5 Dokumen/ Perda
Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Program Pengembangan dan Perluasan Jaringan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Jumlah Desa/Kelurahan yang terjangkau Akses Telekomunikasi
49 Titik dan 6 Desa
0 0 6 Desa 2.904.900.000 6 Desa 410.600.000 6 Titik (operasional
Radio)
65.500.000 0 - 0 - 55 Titik dan 18 Desa
Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Jumlah bulan penyelenggaraan akses internet di lingkungan Pemkab Kabupaten Anambas
12 bulan 12 bulan 3.150.273.000 12 bulan 3.721.900.000 12 bulan 3.869.600.000 12 bulan 3.748.600.000 12 bulan 3.405.700.000 12 bulan 3.653.200.000 72 Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
17 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Jumlah Pelaku UMKM dan Wirausaha Pemula yang dibina Pemerintah
135 0 0 0 - 10 Orang 365.000.000 0 - 10 Orang 322.200.000 10 Orang 436.500.000 155 Orang Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Jumlah Pelaku UMKM yang Produknya tersertifikasi
16 0 0 0 - 10 Pelaku 255.500.000 10 Pelaku 252.900.000 10 Pelaku 220.900.000 10 Pelaku 240.500.000 56 Pelaku Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Nilai Penjualan Produk-produk UMKM
96.492.951.000
0 0 > Rp 500 juta 208.800.000 > Rp 600 juta 328.500.000 > Rp 700 juta 327.900.000 > Rp 800 juta 285.300.000 > Rp 1 milyar 311.900.000 > Rp 1 milyar Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
18 PENANAMAN MODAL
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 226
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN)
43.778.650.000
50.345.447.500
309.761.000 56.912.245.000
708.000.000 63.479.042.500
730.100.000 70.045.840.000
730.900.000 76.612.637.500
644.400.000 83.795.072.000
703.900.000 83.795.072.000
Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Jumlah PMA dan PMDN 2 PMA dan 2 PMA dan 281.205.000 2 PMA dan 689.800.000 2 PMA dan 1.095.200.000 2 PMA dan 1.030.800.000 2 PMA dan 589.100.000 2 PMA dan 641.500.000 2 PMA dan Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
2 PMDN 15 PMDN 17 PMDN - 19 PMDN - 21 PMDN - 23 PMDN - 25 PMDN - 25 PMDN
19 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Jumlah Pemuda yang mengikuti Kegiatan Kepemudaan
512 peserta 34 peserta 600.000.000 134 peserta 708.000.000 134 peserta 730.100.000 74 peserta 871.500.000 104 peserta 782.500.000 84 peserta 846.400.000 1.076 peserta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Jumlah Kompetisi Cabang Olahraga KKA
7 cabang olahraga
0 0 7 cabang olahraga
1.561.400.000 7 cabang olahraga
1.916.600.000 7 cabang olahraga
1.593.100.000 7 cabang olahraga
1.749.200.000 7 cabang olahraga
1.871.100.000 7 cabang olahraga
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Jumlah Sarana Prasarana Olahraga dalam Kondisi Baik
100 Lapangan olahraga
0 0 4 Lapangan 708.000.000 5 Lapangan 730.100.000 6 lapangan 730.900.000 7 Lapangan 644.400.000 8 lapangan 703.900.000 130 lapangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Jumlah Kasus Penyalahgunaan NAPZA dan Pergaulan Bebas yang melibatkan Pemuda sebagai Pelaku
4 kasus 0 0 - 4 kasus 219.000.000 4 kasus - 4 kasus 193.300.000 4 kasus 204.900.000 4 kasus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
20 STATISTIK
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun
5 2 Paket Dokumen
415.341.000 2 Paket Dokumen
99.800.000 2 Paket Dokumen
109.400.000 2 Paket Dokumen
103.000.000 2 Paket Dokumen
92.000.000 2 Paket Dokumen
98.000.000 12 Paket Dokumen
Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
21 PERSANDIAN
Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah
Jumlah Jenis Informasi yang diamankan melalui Persandian
0 0 0 1 146.000.000 1 146.000.000 1 140.500.000 1 138.100.000 1 151.500.000 4 Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
22 KEBUDAYAAN
Program Pengembangan Nilai Budaya
Jumlah Penyelenggaraan Even Kebudayaan (Semarak Anambas)
4 Kegiatan 0 0 1 Event/ Kegiatan
508.300.000 1 Event/ Kegiatan
529.300.000 1 Event/ Kegiatan
515.300.000 1 Event/ Kegiatan
460.200.000 2 Event/ Kegiatan
499.000.000 10 Event/ Kegiatan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Partisipasi dalam Kegiatan Event Kebudayaan di Tingkat Provinsi dan Nasional
3 Event 0 0 3 Event 426.600.000 3 Event 438.100.000 3 Event 431.000.000 3 event 386.700.000 3 Event 418.800.000 18 Event Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Jumlah Event Perlombaan Kebudayaan Anambas
11 event 3 Event/ Kegiatan
1.510.659.000 3 Event/ Kegiatan
363.100.000 3 Event/ Kegiatan
374.100.000 3 Event/ Kegiatan
365.300.000 3 Event/ Kegiatan
331.400.000 3 Kegiatan 356.300.000 29 Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Jumlah Pelaku, Penggiat, dan Komunitas Budaya yang Aktif mengadakan Kegiatan Setiap Tahunnya
3 Kelompok 0 0 7 kelompok 136.100.000 8 kelompok 146.000.000 8 kelompok 140.500.000 8 kelompok 128.800.000 8 Kelompok 133.600.000 39 Kelompok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
23 PERPUSTAKAAN
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Jumlah kunjungan perpustakaan umum daerah
0 0 0 1.320 219.000.000 - 2.660 219.000.000 3.960 252.900.000 5.280 92.000.000 5.280 98.000.000 18.500 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
24 KEARSIPAN
Program perbaikan Persentase arsip statis 0 0 0 20 172.400.000 40 191.600.000 60 206.000.000 80 202.500.000 100 231.700.000 100 Sekretariat Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 227
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
sistem administrasi kearsipan
dan dinamis pemerintah daerah yang dikelola melalui sistem kearsipan
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Persentase dokumen/arsip daerah yang dialihmediakan
0 0 0 5 63.500.000 10 91.200.000 15 103.000.000 20 110.400.000 25 133.600.000 25 Sekretariat Daerah
URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
25 KELAUTAN DAN PERIKANAN
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Budidaya yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan
36 KUB, 19 POKDAKAN
0 0 56 KUB,12 POKDAKAN
2.060.700.000 96 KUB,12 POKDAKAN
4.901.000.000 146 KUB,12 POKDAKAN
2.717.700.000 176 KUB,12 POKDAKAN
4.326.200.000 176 KUB,12 POKDAKAN
4.722.500.000 176 KUB,12 POKDAKAN
Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya
327.06 ton 90 Ton 320.993.126 115 Ton 4.520.600.000 215 Ton 4.380.700.000 315 Ton 31.394.700.000 415 Ton 2.025.400.000 515 Ton 2.227.600.000 1665 Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Jumlah Produksi Perikanan Tangkap
14.153 Ton 14.860 Ton 1.356.630.000 15.603 Ton 9.558.800.000 16.383 Ton 12.229.600.000 17.203 Ton 12.745.400.000 18.063 Ton 16.332.200.000 18.966 Ton 17.375.400.000 18.966 Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut
Jumlah penangangan kasus IUU melalui pendampingan, pembinaan, dan penyuluhan masyarakat
3 POKMASWAS 0 0 3 POKMASWAS 590.000.000 4 POKMASWAS 1.095.200.000 5 POKMASWAS 1.030.800.000 6 POKMASWAS 920.600.000 6 POKMASWAS 1.069.200.000 27 POKMASWAS
Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Jumlah Jenis Produk Unggulan Baru Sektor Perikanan Olahan
5 jenis 0 0 2 jenis 136.100.000 2 jenis 146.000.000 2 jenis 149.900.000 2 jenis 147.200.000 2 jenis 142.500.000 15 jenis Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Khusus Kepulauan Anambas terkait Pengembangan dan Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Wilayah Perbatasan
Persentase Peningkatan kualitas lingkungan wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Konservasi dan Pemenuhan Prasarana dan Sarana yang Memadai
18,40% 0 0 30,20% 2.850.400.000 46,20% 1.825.200.000 57,40% 2.155.500.000 0 - 0 - 57,40% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan
Jumlah kelompok usaha kelautan dan perikanan yang terdampingi dalam usaha peningkatan wirausaha
0 0 0 100 Kelompok 562.800.000 150 kelompok 547.600.000 200 kelompok 655.900.000 250 kelompok 616.800.000 275 kelompok 668.300.000 275 kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
26 PARIWISATA
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara
900 wisatawan 1.000 wisatawan
719.978.000 1.100 wisatawan
562.800.000 1.200 wisatawan
584.100.000 1.300 wisatawan
581.000.000 1.400 wisatawan
515.500.000 1.500 wisatawan
561.300.000 8.400 wisatawan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan Kemitraaan
Jumlah Kegiatan Kerja Sama yang dilakukan
6 kegiatan - 0 4 kegiatan 780.600.000 4 kegiatan 812.200.000 4 kegiatan 796.500.000 4 kegiatan 718.100.000 4 kegiatan 775.200.000 26 kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Jumlah Destinasi Wisata baru yang dibangun oleh pemerintah dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai
0 destinasi 0 0 1 destinasi 1.171.000.000 1 destinasi 1.277.600.000 1 destinasi 7.216.100.000 0 - 0 - 3 destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
27 PERTANIAN
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 228
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (Ton)
4.231.430.500 Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Cengkeh 635 635 635 2.559.900.000 661,5 3.468.100.000 688 3.373.700.000 714,5 3.038.100.000 741 3.296.800.000 741 ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Padi 385 385 485 2.841.300.000 585 3.787.500.000 685 3.654.900.000 785 3.314.300.000 885 3.564.100.000 885 ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Persentase Petani yang Menerapkan Teknologi Tepat Guna
50% 0 0 60% 383.200.000 65% 177.900.000 70% 331.400.000 75% 365.300.000 75% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Persentase Peningkatan Produksi Peternakan (Sapi dan Unggas)
5% 0 0 5% 855.900.000 7% 474.600.000 10% 365.300.000 12% 322.200.000 15% 347.500.000 15% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Persentase Peternak yang Meningkat Produksinya pasca Pendampingan atau Penerapan Teknologi Tepat Guna
0 0 0 70% 136.100.000 80% 438.100.000 80% 140.500.000 85% 386.700.000 85% 418.800.000 85% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan
0 0 0 0 - 10 Kelompok 54.700.000 10 Kelompok 46.800.000 10 Kelompok 48.700.000 10 Kelompok 44.500.000 40 Kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan
28 KEHUTANAN
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Cakupan Pemanfaatan Potensi SDH/Peningkatan Pengetahuan
0 2 Kecamatan 205.000.000 2 Kecamatan 562.800.000 2 Kecamatan 766.600.000 0 - 0 - 0 - 6 Sekretariat Daerah
29 PERDAGANGAN
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Jumlah Kasus Kelangkaan Barang Pokok
2 kasus 0 0 2 kasus 354.000.000 1 kasus 219.000.000 1 kasus 215.400.000 1 kasus 193.300.000 0 kasus 204.900.000 0 kasus Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan
Jumlah kawasan PKL yang ditata
0 1 kawasan 401.604.900 0 - 1 kawasan 292.000.000 0 - 1 kawasan 257.700.000 0 - 3 Kawasan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Jumlah Pasar Tradisional dibangun dan beroperasi
18 1 1.528.490.000 0 - 1 1.095.200.000 1 1.030.800.000 0 - 0 - 21 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
30 PERINDUSTRIAN
Program Pengembangan Industri Kecil Menengah
Jumlah IKM yang Produktif
401 50 523.000.000 30 354.000.000 30 355.900.000 30 365.300.000 30 359.000.000 30 347.500.000 601 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Program Pengembangan Perwilayahan Industri
Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi
2.035.200.000 0 0 0 - > Rp 1 milyar 438.100.000 > Rp 1 milyar 215.400.000 > Rp 1 milyar 193.300.000 > Rp 1.5 milyar
204.900.000 > Rp 4.5 milyar
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
31 TRANSMIGRASI
Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Jumlah Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan
0 0 0 0 - 1 666.200.000 1 365.300.000 1 322.200.000 - - 3 Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
32 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Rasio Elektrifikasi 62% 65% 156.500.000 70% 263.200.000 75% 282.900.000 80% 290.400.000 85% 276.200.000 90% 311.900.000 90% Sekretariat Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 229
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Ketenagalistrikan
33 URUSAN PENUNJANG LAINNYA
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Jumlah Bulan pelayanan administrasi keuangan
12 bulan 12 bulan 122.110.599.916
12 bulan 87.110.200.000 12 bulan 72.383.100.000 12 bulan 71.411.400.000 12 bulan 63.800.600.000 12 bulan 68.967.300.000 72 Bulan Seluruh PD
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Jumlah bulan terpenuhinya kebutuhan sarana prasarna aparatur
12 bulan 12 bulan 31.322.702.976 12 bulan 962.200.000 12 bulan 1.003.900.000 12 bulan 937.100.000 12 bulan 883.800.000 100% 891.000.000 72 bulan Dinas Komunikasi Informatika,statistik dan Persandian Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Sekretariat DPRD, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,Kecamatan Siantan, Kecamatan Jemaja, Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah Gedung Kantor Perangkat Daerah yang dibangun (unit)
13 1 (tahap I) 8.500.000.000 1 (tahap II) 15.976.800.000 1 24.276.800.000 3 32.238.200.000 3 43.178.200.000 2 30.295.700.000 23 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Persentase Kepatuhan Aparatur
0 0 0 75% 99.800.000 80% 110.400.000 85% 103.100.000 90% 92.000.000 95% 98.000.000 95% Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Jumlah aparatur yang mengikuti bimbingan teknis/diklat
0 50 758.707.500 50 689.800.000 50 711.800.000 50 702.800.000 50 626.000.000 50 677.100.000 300 Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan, Inspektorat, Sekretariat DPRD
Persentase Pejabat Memenuhi Standar Kompetensi
46% 0 0 52% 167.900.000 68% 812.200.000 72% 168.700.000 78% 718.100.000 80% 775.200.000 90% Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 230
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Jumlah bulan pelaksananaan pengawasan sirup dan monev tepra
0 12 bulan 199.300.000 12 bulan 90.700.000 12 bulan 91.200.000 12 bulan 93.700.000 12 bulan 92.000.000 12 bulan 89.000.000 72 Bulan Sekretariat Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Jumlah Perda yang Disahkan
50 Perda 10 Perda 10.226.819.467 10 Perda 4.348.200.000 10 Perda 4.471.900.000 10 Perda 4.404.600.000 10 Perda 3.958.700.000 10 Perda 4.277.000.000 60 Perda Sekretariat DPRD
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Jumlah Anggota DPRD yang Dilantik dan Diambil Sumpah dalam Rangka Pergantian Anggota DPRD
15 Orang 3 Orang 345.691.600 3 Orang 163.300.000 3 Orang 173.400.000 3 Orang 168.700.000 3 Orang 147.200.000 3 Orang 160.300.000 18 Orang Sekretariat DPRD
Program Peningkatan Pelayanan Humas dan Protokoler DPRD
Persentase Tetersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi DPRD tahun 2016-2021
100% 15,00% 449.609.073 30% 390.300.000 45% 292.000.000 60% 393.600.000 75% 257.700.000 100% 281.500.000 100% Sekretariat DPRD
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang Disusun
0 6 paket dokumen
2.841.302.523 5 paket dokumen
935.000.000 6 paket dokumen
1.435.000.000 5 paket dokumen
1.235.000.000 7 paket dokumen
1.285.000.000 7 paket dokumen
1.765.000.000 29 Paket Dokumen
Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Sekretariat Daerah
Program Perencanaan Tata Ruang
Jumlah Dokumen Tata Ruang Daerah yang Disusun
0 1 laporan 119.920.100 1 paket dokumen, 1 laporan
426.600.000 1 laporan 109.400.000 1 laporan 103.100.000 1 laporan 92.000.000 1 laporan 98.000.000 1 Paket Dokumen, 6
Paket Laporan
Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Program Pengembangan data Informasi
Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun
0 2 Paket Dokumen
99.800.000 2 Paket Dokumen
109.400.000 2 Paket Dokumen
103.100.000 2 Paket Dokumen
92.000.000 2 Paket Dokumen
98.000.000 10 Paket Dokumen
Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Program Perencanaan Pemerintahan dan Kerjasama Pembangunan
Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pemerintah dan Kerjasama Pembangunan
0 1 Laporan 121.250.000 1 Laporan 70.700.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 84.600.000 6 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Wilayah Perbatasan
0 - 2 kali 572.800.000 2 kali 711.800.000 2 kali 843.400.000 2 kali 902.200.000 2 kali 980.100.000 10 kali Badan Pengelolaan Perbatasan
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Sosial dan Budaya
Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Ekonomi Sosial dan Budaya
0 1 Laporan 178.500.000 1 Laporan 85.300.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 80.100.000 6 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana
Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana
0 1 Laporan 85.300.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 80.100.000 5 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Jumlah PD yang Memiliki Pengawas Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
0 5 PD 97.816.274 5 PD 242.300.000 5 PD 246.400.000 10 PD 328.000.000 8 PD 257.700.000 0 - 33 PD Inspektorat
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Jumlah Naskah Akademik Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
0 4 triwulan 185.900.000 4 triwulan 81.600.000 4 triwulan 260.900.000 4 triwulan 267.900.000 4 triwulan 263.200.000 4 triwulan 254.700.000 24 triwulan Inspektorat, Sekretariat Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 231
No
Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD
2015
Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD
2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target
Prosedur Pengawasan
Program Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan
Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Tahun 2016-2021
100% 100% 100% 645.400.000 100% 702.700.000 100% 730.900.000 100% 662.800.000 100% 712.800.000 100% Inspektorat
Program Peningkatan dan Penguatan Kapasitas, Kapabilitas Kelembagaan / SDM Aparat Pengawasan
Jumlah aparatur yang Mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Worksop Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP
0 15 159.700.000 15 164.300.000 15 159.300.000 15 138.100.000 15 151.500.000 75 Inspektorat
Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara
Jumlah laporan yang disusun
0 20 LHP dan 2 Laporan
173.720.000
20 LHP dan 2 Laporan
252.300.000 -
20 LHP dan 2 Laporan
255.500.000 -
20 LHP dan 2 Laporan
253.000.000 -
20 LHP dan 2 Laporan
230.100.000 -
20 LHP dan 2 Laporan
249.400.000 -
120 LHP dan 12 Laporan
Inspektorat
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pendapatan Asli Daerah Tiap Tahun
5% 5% 550.000.000 5% 634.500.000 5% 657.000.000 5% 655.900.000 5% 589.100.000 5% 632.600.000 25% Badan Pengelola Keuangan Daerah, Sekretariat Daerah
Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
Jumlah Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan
0 1 kali 514.700.000 1 Kali 264.600.000 1 kali 309.200.000 1 kali 331.400.000 1 kali 365.300.000 5 kali Badan Pengelolaan Perbatasan
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Persentase PD yang menetapkan SPM dan SOP.
0 20% 18.054.600 20% 181.500.000 20% 72.900.000 20% 168.700.000 20% 184.100.000 0 - 100% Sekretariat Daerah
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Persentase perundangan daerah yang harmonis
0 100% 550.000.000 100% 305.900.000 100% 310.200.000 100% 309.200.000 100% 276.200.000 100% 302.900.000 100% Sekretariat Daerah
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah (WTP)
WDP 0 0 WTP 2.139.600.000 WTP 2.217.800.000 WTP 2.155.500.000 WTP 1.933.300.000 WTP 2.049.400.000 WTP Badan Pengelola Keuangan Daerah
Program Pendidikan Kedinasan
Jumlah Aparatur Mendapatkan Pendidikan Kedinasan
37 orang 0 0 0 - 1 730.100.000 0 - 1 920.600.000 1 980.100.000 3 Orang Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Persentase Pegawai Berkinerja Baik
68% 91,00% 1.406.881.500 92% 829.600.000 93% 1.460.200.000 94% 665.300.000 94% 749.400.000 95% 801.900.000 95% Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Jumlah bulan Kunjungan Kerja/Koordinasi dan Konsultasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
12 Bulan 12 Bulan 2.732.310.000 12 Bulan 855.100.000 12 Bulan 885.200.000 12 Bulan 871.500.000 12 Bulan 782.500.000 12 Bulan 846.400.000 72 Bulan Sekretariat Daerah
Program Penelitian dan Pengembangan
Jumlah Dokumen Rekomendasi Penelitian dan Pegembangan
12 Bulan 12 Bulan 165.000.000 12 Bulan 177.900.000 12 Bulan 182.500.000 12 Bulan 178.000.000 12 Bulan 156.500.000 12 Bulan 169.200.000 72 Bulan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
234
PREHEADINGS
BAB. IX PENETAPAN
INDIKATOR
KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah
pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dapat disusun berdasarkan
indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya
(impact). Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i) aspek
kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing daerah.
Gambaran lengkap kondisi dan rencana capaian kinerja selama 5 (lima) tahun Pemerintah.
RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 236
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH Sumber Data
Kondisi Awal TARGET
Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
I. Ekonomi Makro dan Pemerataan Pembangunan
1. Ekonomi Makro
1. Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas (%) PDRB 2014 2,29 2.4-2.6 2.5-2.7 2.7-2.9 2.8-3.0 2.9-3.1
2. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas (%) PDRB 2014 7,43 7.4-7.5 7.5-7.7 7.5-7.7 7.5-7.7 7.6-7.8
3. Inflasi Makro (Pertumbuhan GDP Deflator PDRB
dengan Migas)
PDRB 2014 3,98 3.6-3.8 3.6-3.8 3.5-3.7 3.5-3.7 3.3-3.6
4. PDRB Dengan Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB 2014 369,87 406,52 426,63 447,81 470,58 494,60
5. PDRB Tanpa Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB 2014 49,42 59,82 65,79 72,31 79,51 87,38
6. PDRB Dengan Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar
Rupiah)
PDRB 2014 12243,17 12853,36 13192,44 13556,01 13945,58 14362,82
7. PDRB Tanpa Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar
Rupiah)
PDRB 2014 1636,96 1891,47 2034,42 2189,03 2356,34 2537,43
8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sakernas 2015 6,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77
9. % PDRB Non Migas ADHB PDRB 2014 13,36 14,72 15,42 16,15 16,90 17,67
2. Pemerataan Pembangunan
1. Indeks Gini Susenas 2014 0,33 0,33 0,33 0,32 0,32 0,32
II. Kesejahteraan Sosial
1. IPM IPM 2014 65,12 65,82 66,17 66,52 66,87 67,23
2. Persentase Penduduk Miskin (%) Kemiskinan 2014 (Sep) 4,57 4,39 4,30 4,22 4,13 4,05
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
I. PELAYANAN URUSAN WAJIB
I.1 Pendidikan
1. Rata-rata lama sekolah (tahun) IPM 2014 6,16 6,19 6,21 6,23 6,24 6,26
2. Angka Partisipasi Kasar SD/Paket A Susenas 2014 105,77 105,14 104,82 104,51 104,19 103,88
Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 237
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH Sumber Data
Kondisi Awal TARGET
Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020
3. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B Susenas 2014 88,86 89,22 89,39 89,57 89,75 89,93
4. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/ MA/Paket C Susenas 2014 87,72 88,07 88,25 88,42 88,60 88,78
5. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Susenas 2014 98,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket
B
Susenas 2014 74,84 75,14 75,29 75,44 75,59 75,74
7. Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Paket C
Susenas 2014 67,41 67,68 67,82 67,95 68,09 68,22
8. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun Susenas 2014 98,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38
9. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun Susenas 2014 93,73 94,11 94,29 94,48 94,67 94,86
10. Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun Susenas 2014 86,07 86,41 86,59 86,76 86,93 87,11
11. Angka harapan lama sekolah (tahun) IPM 2014 11,62 11,68 11,72 11,75 11,78 11,81
I.2 Kesehatan
1. Angka kesakitan (%)/Morbidity rate (%) Susenas 2014 12,51 12,26 12,14 12,02 11,90 11,78
2. Rata-rata lama sakit (hari) Susenas 2014 6,91 6,77 6,70 6,64 6,57 6,51
3. Anak usia 24 - 59 bulan yang pernah disusui (%) Susenas
4. Rata-rata lama anak usia 24-59 bulan disusui
(bulan)
Susenas 2014 13,78 14,34 14,62 14,92 15,21 15,52
4. Rata-rata lama anak usia 24-59 bulan disusui tanpa
makanan tambahan (bulan)
Susenas 2014 5,22 5,32 5,38 5,43 5,49 5,54
% Imunisasi pada anak umur 12-59 bulan Susenas 2014 94,78 95,01 95,12 95,24 95,35 95,46
% Penduduk berobat ke fasilitas kesehatan Susenas 2014 95,27 95,65 95,84 96,03 96,23 96,42
Angka harapan hidup (tahun) IPM 2014 66,23 66,62 66,82 67,01 67,21 67,41
% Balita yang persalinannya dibantu oleh tenaga
kesehatan
Susenas 2014 76,49 76,80 76,95 77,10 77,26 77,41
I.3. Pekerjaan Umum
% Rumah tangga yang mengakses air minum bersih Susenas 2014 71,5 73,95 75,21 76,49 77,79 79,11
I.4. Perumahan Rakyat
Lantai bukan tanah (%) Susenas 2014 98,81 98,87 98,91 98,94 98,97 99,00
Atap beton, genteng, sirap, seng, dan asbes (%) Susenas 2014 97,57 97,63 97,67 97,70 97,73 97,76
RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 238
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH Sumber Data
Kondisi Awal TARGET
Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020
Dinding terluas tembok dan kayu (%) Susenas 2014 97,27 97,33 97,37 97,40 97,43 97,46
I.6. Kependudukan dan Catatan Sipil
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk SP, SUPAS (Proyeksi) 2014 1,37 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4
I.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Indeks Pembangunan Gender IPG 2014 89,11 89,68 89,97 90,26 90,54 90,83
I.8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (wanita
kawin 15-49 tahun)
Susenas 2014 61,32 62,78 63,52 64,27 65,02 65,79
I.10. Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sakernas 2015 68,32 68,81 69,29 69,79 70,28 70,78
Tingkat Pengangguran Terbuka Sakernas 2015 6,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77
Rata-rata upah pekerja (Rp) Sakernas 2015 4661968 5128165 5640981 6205079 6825587 7508146
I.18. Komunikasi dan Informatika
% Penduduk mengakses internet Susenas 2014 6,69 7,51 7,95 8,42 8,92 9,45
II. PELAYANAN URUSAN PILIHAN
II.1. Pertanian
Kontribusi sub sektor pertanian, peternakan,
perburuan dan jasa pertanian terhadap PDRB
PDRB 2014 1,38 1,65 1,72 1,8 1,89 1,97
Pertumbuhan sub sektor pertanian, peternakan,
perburuan dan jasa pertanian
PDRB 2014 7,27 7,4 7,5 7,5 7,6 7,7
II. 2. Kehutanan
Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB PDRB 2014 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Pertumbuhan sub sektor kehutanan PDRB 2014 7,46 7,2 7,2 7 6,9 6,8
II.3. Pariwisata
Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan
Wisata
Susenas
II.4. Kelautan dan Perikanan
Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB PDRB 2014 3,01 3,33 3,43 3,52 3,62 3,72
Pertumbuhan sub sektor perikanan PDRB 2014 5,27 5,5 5,6 5,7 5,8 5,9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 239
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH Sumber Data
Kondisi Awal TARGET
Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020
II.5. Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB PDRB 2014 1,74 1,98 2,1 2,22 2,36 2,5
Pertumbuhan sektor perdagangan PDRB 2014 8,68 8,8 8,9 9 9 9,1
C. DAYA SAING DAERAH
I. KEMAMPUAN EKONOMI
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Produktivitas total daerah (Juta Rp/Pekerja) PDRB 2014 982,02 1050,39 1093,11 1137,81 1185,72 1235,91
% Rumah Tangga dengan Sumber penerangan Listrik Susenas 2014 95,45 96,06 96,36 96,67 96,98 97,29
II. FASILITAS WILAYAH/INFRASTRUKTUR
II.3. Sumberdaya Manusia
% penduduk dengan pendidikan > SLTA Susenas 2014 5,58 5,75 5,92 6,10 6,28 6,47
% pekerja dengan pendidikan > SLTA Sakernas 2015 11,14 11,47 11,81 12,16 12,52 12,90
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 243
X.1. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
RKPD setelah RPJMD ini berakhir, maka RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-
2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah
kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah
(pemilukada) pada periode berikutnya. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun
pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD bupati dan wakil bupati terpilih
hasil pemilukada pada periode berikutnya yaitu pada tahun 2021 dan tahun 2022. Melalui
pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah pembangunan yang belum
seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD ini dan masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat
terselesaikan.
X.2. Kaidah Pelaksanaan
Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD, maka diperlukan:
1. Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD,
yang mana Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban
untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan
Anambas tahun 2016-2021 yang nantinya akan menjadi pedoman di dalam
menyusun Rencana Kerja (Renja) dan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Anambas;
2. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban mengarahkan
pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016-2021 dengan
mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah;
3. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban
menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas
tahun 2016-2021 kepada masyarakat;
4. Pengendalian dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD Kabupaten
Kepulauan Anambas tahun 2016-2021 dilakukan oleh Bappeda secara berkala;
5. Penyusunan RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2017 sampai dengan
tahun 2021 berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016-
2021;
6. Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi
RPJMD;
RPJMD KKA 2016-2021 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 244
7. Penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government
stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD.
Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD ini dapat dicapai selama ada
sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk dunia usaha.
Oleh karena itulah SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan program-
program yang telah ditetapkan dengan sebaik–baiknya dan Bappeda wajib melakukan
pemantauan terhadap penjabaran RPJMD dalam Renstra SKPD.
Dalam proses pelaksanaannya, dimungkinkan dilakukan perubahan RPJMD
sepanjang terjadi perubahan-perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya
bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan
keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan. Termasuk perubahan kebijakan
ini adalah kebijakan nasional dan kebijakan daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah
yang menjadi acuan penyusunan RPJMD. Perubahan RPJMD tersebut ditetapkan dengan
Peraturan Daerah, kecuali perubahan pada capaian sasaran tahunan yang tidak mengubah
target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, perubahannya ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 247
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2016 – 2021 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima)
tahunan. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program kepala daerah yang berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2005-2025,
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas serta
RPJMD Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2016 – 2021, dijadikan pedoman dalam :
1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD dan
perencanaan penganggaran; Penyusunan Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban
(LKPJ) pada akhir masa jabatan bupati terpilih periode 2016-2021.
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
perencanaan pembangunan antara lintas SKPD maupun wilayah di Kabupaten
Kepulauan Anambas, maupun dengan Provinsi Kepualuan Riau dan Nasional.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 – 2021, sangat
tergantung pada kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten
Kepulauan Anambas pada tahun 2016 – 2021.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 249
LAMPIRAN RPJM KKA 2016-2021
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 250
Lampiran 1. Tabel Rumus, Alat Verifikasi Indikator Sasaran
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Jumlah bulan pelayanan
administrasi keuangan
(sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
Jumlah bulan terpenuhinya
kebutuhan sarana prasarna
aparatur
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian, Satpol PP,
Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Sekretariat Dewan,
Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga, Kecamatan Siantan,
Kecamatan Jemaja, Dinas
Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah gedung kantor yang
dibangun (unit)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Persentase kepatuhan aparatur Jumlah aparatur yang
disiplin [dibagi] jumlah
seluruh aparatur [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup, Badan Perencanaan
Pembangunan, Badan
Kepegegawaian Daerah
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Jumlah aparatur yang
mengikuti bimbingan
teknis/diklat
(sudah jelas) (sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas
Perikanan,Pertanian dan Pangan,
Inspektorat, Sekretariat Dewan
Persentase pejabat memenuhi
standar kompetensi
Jumlah pejabat memenuhi
standar kompetensi [dibagi]
jumlah seluruh pejabat
[dikali] 100
(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Persentase perangkat daerah
dengan capaian kinerja dan
keuangan yang baik
Jumlah perangkat daerah
dengan capaian kinerja dan
keuangan yang baik [dibagi]
jumlah seluruh perangkat
daerah [dikali] 100
Perangkat daerah dengan capain
kinerja baik harus didefinisikan oleh
PD
Bagian Administrasi Pemerintahan
Umum, Sekretariat Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 251
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Peningkatan Kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Jumlah Perda yang disahkan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Program Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Jumlah anggota DPRD yang
dilantik dan diambil sumpah
dalam rangka pergantian
anggota DPRD
(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Program Peningkatan
Pelayanan Humas dan
Protokoler DPRD
Persentase tetersediaan
perangkat dokumentasi dan
publikasi DPRD
(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
Jumlah dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang
disusun
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah, Bagian
Adpem, Bagian Hukum dan Ortal
Sekretariat Daerah
Program Perencanaan Tata
Ruang
Jumlah dokumen tata ruang
daerah yang disusun
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Program Pengembangan data
Informasi
Jumlah dokumen
pengembangan data/informasi
yang disusun
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Program Kerjasama
Pembangunan
Jumlah kerjasama
pembangunan
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Jumlah rapat koordinasi teknis
kerjasama wilayah perbatasan
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan
Program Perencanaan
Pembangunan Ekonomi
Jumlah dokumen perencanaan
pembangunan ekonomi
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Program Perencanaan
Pembangunan Sosial dan
Budaya
Jumlah dokumen perencanaan
pembangunan sosial dan
budaya
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Jumlah PD yang memiliki
pengawas internal dan
pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat
Program Penataan dan
Penyempurnaan Kebijakan
Jumlah naskah akademik
kebijakan sistem dan prosedur
(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat, bagian Adpem
sekretariat Daerah
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 252
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Sistem dan Prosedur
Pengawasan
pengawasan
Program Akuntabilitas dan
Koordinasi Aparatur
Pengawasan
Persentase PD yang
melakukan akuntabilitas dan
koordinasi aparatur
pengawasan
Jumlah PD yang melakukan
akuntabilitas dan koordinasi
aparatur pengawasan
[dibagi] Jumlah seluruh PD
[dikali] 100
(sudah jelas) Inspektorat
Program Peningkatan dan
Penguatan Kapasitas,
Kapabilitas Kelembagaan /
SDM Aparat Pengawasan
Jumlah yang mengikuti
bimbingan
teknis/pelatihan/worksop
dalam rangka mendukung
tupoksi APIP
(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat
Program Peningkatan
Pengawasan Aparatur Negara
Jumlah laporan yang disusun (sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat
Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pendapatan asli daerah tiap
tahun
(sudah jelas) Pendapatan daerah tahun n setelah
mengalami kenaikan 5% dari tahun
sebelumnya (n-1)
Dinas Pendapatan Daerah, Bagian
Umum, Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah
Program Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Jumlah pameran terpadu
pengelola perbatasan
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan
Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan
Persentase perundangan
daerah yang harmonis
Jumlah perundangan daerah
yang harmonis [dibagi]
jumlah seluruh perundangan
daerah [dikali]100
Perundangan daerah yang harmonis
adalah perundangan daerah yang tidak
tumpang tindih/bertabrakan dengan
perundangan lain
Bagian Hukum dan Organisasi Tata
Laksana, Sekretariat Daerah
Program Pembinaan dan
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Kabupaten/Kota
Opini BPK terhadap
pengelolaan keuangan daerah
(WTP)
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Keuangan, Sekretariat
Daerah
Program Pendidikan Kedinasan Jumlah aparatur mendapatkan
pendidikan kedinasan
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan
Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur
Persentase pegawai berkinerja
baik
Jumlah aparatur berkinerja
baik [dibagi] jumlah seluruh
aparatur [dikali] 100
(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan
Program Peningkatan Jumlah bulan kunjungan (sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpem, Bagian Humas dan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 253
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Pelayanan Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
kerja/koordinasi dan
konsultasi kepala daerah dan
wakil kepala daerah
Protokol, Bagian Umum, Sekretariat
Daerah
Program Perencanaan Sosial
dan Budaya
Jumlah bulan koordinasi
perencanaan
(sudah jelas) (sudah jelas) BADAN PENELITIAN,
PENGEMBANGAN DAN
PERENCANAAN DAERAH
Program Pendidikan Anak Usia
Dini
Angka partisipasi sekolah
PAUD
Jumlah murid usia PAUD
[dibagi] Jumlah penduduk
usia PAUD [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Presentase satuan pendidikan
dengan sarana dan prasarana
yang memadai
Jumlah satuan pendidikan
dengan sarana dan prasarana
yang memenuhi SPM
(SD&SMP) [dibagi] jumlah
satuan pendidikan
(SD&SMP) [dikali] 100
Memadai yang dimaksud adalah yang
memenuhi ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib pemerintah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Pendidikan Menengah Jumlah siswa magang SMK
yang berkompeten (orang)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Pendidikan Non
Formal
Jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan
non formal
(sudah jelas) Jumlah masyarakat yang menjadi
peserta pendidikan non formal
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Jumlah tenaga pendidik yang
tersertifikasi (orang)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan
Jumlah sekolah yang
memenuhi standar nasional
pengelolaan pendidikan
(sudah jelas) Standar Pengelolaan merupakan salah
satu dari delapan standar nasional
pendidikan menurut BNSP
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Persentase ketersediaan obat
dan vaksin di fasilitas
pelayanan kesehatan
Jumlah kumulatif item obat
dan vaksin yang tersedia di
(n) puskesmas [dibagi] (n x
jumlah total item obat dan
vaksin indikator) [dikali]
100
fasilitas pelayanan yang dimaksud
adalah puskesmas. (n) puskesmas =
jumlah/banyaknya puskesmas
Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 254
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Jumlah penduduk peserta
BPJS termasuk JKN (diluar
ASN, TNI POLRI dan DPRD)
yang telah disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Persentase desa siaga aktif Jumlah desa siaga yang aktif
[dibagi] jumlah desa siaga
yang dibentuk [dikali] 100
Desa siaga berpedoman pada
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Desa siaga. Desa Siaga Aktif adalah
yang mempunyai Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau Upaya kesehatan
bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
lainnya yang buka setiap hari dan
berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan,
surveilance berbasis masyarakat yang
meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan
perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Desa Siaga adalah
Desa/Kelurahan yang penduduknya
memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri.
Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Persentase cakupan ASI
ekslusif
Jumlah bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI Ekslusif di
satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 255
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
[dibagi] jumlah bayi 0-6
bulan yang tercatat dalam
register pencatatan
pemberian ASI [dikali] 100
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
Jumlah rumah tangga yang
menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Jumlah rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan
sehat di suatu wilayah pada
periode waktu tertentu
[dibagi] Jumlah rumah
tangga yang
dipantau/disurvei di wilayah
dan pada kurun waktu yang
sama [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Angka annual parasite
insident
Jumlah penderita positif
malaria [dibagi] Jumlah
penduduk berisiko pada
wilayah kurun waktu yang
sama [dikali] 1.000
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan yang terstandarisasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Jumlah Puskesmas yang
dipenuhi sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan sesuai
standar
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-
paru/Rumah Sakit Mata
Jumlah rumah sakit yang
dipenuhi sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan sesuai
standar
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Jumlah kemitraan yang
terjalin dalam pelayanan
kesehatan masyarakat
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Cakupan pelayanan kesehatan Jumlah anak balita yang (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 256
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Pelayanan Kesehatan Anak
Balita
anak balita mengakses pelayanan
kesehatan [dibagi] jumlah
total anak balita [dikali] 100
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Lansia
Persentase pelayanan
kesehatan lansia
Jumlah usila memperoleh
yankes di fasyankes pada
wilayah dan kurun waktu
tertentu [dibagi] jumlah
seluruh usila di wilayah dan
kurun waktu yang sama
[dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pengawasan dan
Pengendalian Kesehatan
Makanan
Persentase Tempat
Pengolahan Makanan (TPM)
memenuhi syarat
Jumlah TPM memenuhi
syarat higiene sanitasi di
suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu [dibagi]
jumlah seluruh TPM yang
ada di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama
[dikali] 100
yang termasuk dalam TPM antara lain
Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran,
Depot Air Minum (DAM), dan
Makanan Jajanan
Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
Persentase persalinan di
fasilitas kesehatan
Jumlah persalinan yang
dilakukan di fasilitas
kesehatan [dibagi] total
jumlah persalinan [dikali]
100
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Remaja
Dan Lansia
Jumlah tenaga kesehatan yang
mendapat pelatihan mengenai
kesehatan remaja dan lansia
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana
Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Panjang jalan dan jembatan
yang terbangun (Km)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
Panjang jalan dan jembatan
berkualitas baik (km)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pembangunan Saluran
Drainase/Gorong-Gorong
Panjang drainase/gorong-
gorong (saluran Air) dibangun
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 257
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
(KM) Permukiman
Program Pembangunan
Turap/Talud/Bronjong
Panjang turap/talud/bronjong
(batu miring) yang dibangun
(M)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Penyediaan dan
Pengelolaan Air Baku
Jumlah air baku yang tersedia
di waduk/embung/tempat
penampungan air lainnya
(M3)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Kecamatan Siantan
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah
Jumlah rumah tangga yang
terlayani air minum
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pengendalian Banjir Panjang tanggul pemecah
ombak yang terbangun (M3)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pengembangan
Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
Persentase wilayah waterfront
city yang terbangun
Wilayah waterfront city yang
terbangun [dibagi] wilayah
waterfront city yang
seharusnya dibangun [dikali]
100
Waterfront City diartikan suatu proses
pembangunan yang memiliki kontak
visual dan fisik dengan air,
pengembangan wilayah perkotaan yang
secara fisik alamnya berada dekat
dengan air dimana bentuk
pengembangan pembangunan wajah
kota berorientasi ke perairan
Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Sarana Lingkungan
dan Sumber Air Bersih Rumah
Tidak Layak Huni
Jumlah rumah tidak layak
huni yang mendapatkan
sarana lingkungan dan sumber
air bersih (KK)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan
Panjang jalan dan jembatan
perdesaan yang terbangun
(sudah jelas) (sudah jelas) DINAS PEKERJAAN
UMUM,PENATAAN RUANG,
PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
Program Pengembangan
Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS)
Jumlah rumah yang tertangani
(Unit)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pengembangan Jumlah rumah dan rusun (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 258
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Perumahan yang dibangun oleh
pemerintah
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pemeliharaan
Kantrantibmas dan Pencegahan
Tindak Kriminal
Jumlah Kasus Kamtrantibmas
yang tertangani
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
Jumlah kasus intoleransi
terhadap perbedaan agama
dan keyakinan
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Jumlah pelaksanaan kegiatan
keagamaan Kabupaten
Kepulauan Anambas
(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)
Program Peningkatan
Pemahaman, Penghayatan,
Pengamalan dan
Pengembangan Nilai-nilai
Keagamaan
Persentase penyuluh agama
yang ditingkatkan kualitas dan
intensitas menyuluhnya
Jumlah penyuluh agama
yang mendapatkan pelatihan
dan menyelesaikan
pelatihannya dengan baik
dan memberikan penyuluhan
agama secara lebih sering
dibanding sebelum diikutkan
pelatihan [dibagi] jumlah
total penyuluh agama yang
ada di kabupaten [dikali]
100
(sudah jelas) Bagian Kesejateraan Masyarakat,
Sekretariat Daerah
Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Jumlah mitra masyarakat
terkait pengembangan
nasionalisme
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pendidikan Politik
Masyarakat
Persentase masyarakat
menggunakan hak suara
Pemilu Legislatif, Presiden
dan Wakil Presiden dan
Pilkada
Jumlah masyarakat
menggunakan hak suara
Pemilu Legislatif, Presiden
dan Wakil Presiden dan
Pilkada [dibagi] jumlah
masyarakat yang memiliki
hak suara Pemilu [dikali]
100
(sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban
Persentase penanganan
pencegahan dan
(sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 259
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Bencana Alam penanggulangan bencana
Persentase pemenuhan
kebutuhan dasar bagi korban
pasca bencana
Jumlah kebutuhan dasar bagi
korban pasca bencana yang
dipenuhi [dibagi] Jumlah
kebutuhan dasar bagi korban
pasca bencana yang
seharusnya dipenuhi [dikali]
100
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Persentase pengaduan
masyarakat terhadap
keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang ditangani
Jumlah pengaduan
masyarakat terhadap
keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang ditangani
[dibagi] jumlah pengaduan
masyarakat terhadap
keamanan dan kenyamanan
lingkungan [dikali]100
(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja
Program Peningkatan
Pemberantasan Penyakit
Masyarakat (Pekat)
Persentase pelanggaran Perda
dan Perkada pekat yang
ditangani
Jumlah pelanggaran Perda
dan Perkada Pekat yang
ditangani [dibagi] Jumlah
pelanggaran Perda dan
Perkada Pekat [dikali] 100
(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Jumlah fakir miskin dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Soaial (PMKS)
yang menerima bantuan
(sudah jelas) Setiap Tahun target FM dan PMKS
yang menerima bantuan sebanyak 500
orang
Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Jumlah PMKS yang dibina (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah Kepala Keluarga
Penerima Manfaat Raskin
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah
Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Persentase peningkatan peran
serta kelembagaan
kesejahteraan sosial di
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 260
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Kabupaten Kepulauan
Anambas
Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang
dilatih oleh Dinas Nakertrans
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Jumlah tenaga kerja yang
ditempatkan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Persentase kasus perselisihan
industrail yang berhasil
diselesaikan
Jumlah kasus perselisihan
industrail yang berhasil
diselesaikan [dibagi] jumlah
kasus perselisihan industrail
[dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan
Anak
Persentase PD yang responsif
gender
Jumlah PD yang Responsif
Gender [dibagi] Jumlah
seluruh PD [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan
Perempuan
Persentase korban kekerasan
perempuan dan anak yang
mendapat pendampingan
Jumlah korban kekerasan
perempuan dan anak yang
mendapat pendampingan
[dibagi] Jumlah korban
kekerasan perempuan dan
anak [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan Peran
Serta dan Kesetaraan Gender
Dalam Pembangunan
Indeks Pembangunan Gender (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pembinaan Unit
Usaha Penduduk Miskin Desa
Tertinggal
Persentase unit usaha
penduduk miskin desa
tertinggal yang dibina
Jumlah unit usaha penduduk
miskin desa tertinggal yang
dibina [dibagi] jumlah usaha
penduduk miskin desa
tertinggal [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Persentase pemenuhan
cadangan pangan daerah
Jumlah cadangan pangan
daerah yang disediakan
[dibagi] jumlah cadangan
pangan daerah yang
Cadangan pangan daerah dihitung
berdasarkan kebutuhan daerah terhadap
beberapa kebutuhan pokok seperti
beras
Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 261
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
seharusnya disediakan
[dikali] 100
Program Penataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah
Jumlah dokumen pemetaan,
penguasaan, pemilikan daerah
potensi wisata
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpum, Sekretariat Daerah
Program Pengembangan
Sistem Informasi Pertanahan
Jumlah dokumen
pengembangan pertanahan
Kabupaten Kepulauan
Anambas
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpum, Sekretariat Daerah
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Jumlah Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu (TPST) yang
dibangun
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Cakupan pelayanan
pengangkutan sampah
Jumlah desa mendapat
pelayanan pengangkutan
sampah
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup, Kecamatan Siantan
Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Persentase RTH Kabupaten
Kepulauan Anambas
Luas RTH Kabupaten
Kepulauan Anambas
[dibagi] luas wilayah
Kabupaten Kepulauan
Anambas [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Persentase tersedianya luasan
RTH publik sebesar 20% dari
luas wilayah Kota/kawasan
perkotaan
Luas RTH publik di Wilayah
Kota/kawasan perkotaan
[dibagi] 20% dari luas
Wilayah Kota/kawasan
perkotaan [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Persentase pengawasan dan
pengendalian terhadap
pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
Jumlah kasus pencemaran
dan perusakan lingkungan
hidup yang mendapat
pengawasan dan
pengendalian [dibagi]
Jumlah kasus pencemaran
dan perusakan lingkungan
hidup [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Perlindungan dan Persentase daerah tangkapan Jumlah daerah tangkapan air (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 262
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Konservasi Sumber Daya Alam air yang terehabilitasi dan
terlindungi
yang terehabilitasi dan
terlindungi [dibagi] Jumlah
daerah tangkapan air [dikali]
100
Hidup
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Jumlah informasi lingkungan
hidup berkualitas yang
tersedia
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Pertamanan dan
Pemakaman
Jumlah TPU yang terpelihara (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Program Adiwiyata Terselenggaranya sekolah
Adiwiyata
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Penataan Administrasi
Kependudukan
Persentase penduduk yang
memiliki KTP elektronik
Jumlah penduduk yang
memiliki KTP elektronik
[dibagi] jumlah penduduk
wajib KTP [dikali] 100%
(sudah jelas) Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan
Jumlah pendamping desa
yang dilatih dalam rangka
penyusunan RPJM-Des sesuai
standar
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pengembangan
Lembaga Ekonomi Pedesaan
Jumlah BUM Des yang
terbentuk
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Peningkatan
Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa
Tingkat partisipasi
masyarakat(%)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
(sudah jelas) Kecamatan
Program Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintah Desa
Jumlah aparatur pemerintahan
desa yang ditingkatkan
kapasitasnya
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pembinaan dan
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
Jumlah desa yang mendapat
pendampingan pengelolaan
keuangan desa
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Pemdes, Sekretariat Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 263
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Jumlah desa dengan
pengelolaan keuangan baik
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Keluarga Berencana Angka prevalensi pemakaian
kontrasepsi keluarga
berencana
Jumlah pasangan usia subur
(PUS) yang memakai alat
kontrasepsi keluarga
berencana [dibagi] jumlah
PUS [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Jumlah dokumen norma,
standar dan prosedur
perhubungan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Persentase prasarana &
fasilitas LLAJ terehabilitasi
dan dipelihara
Jumlah prasarana & fasilitas
LLAJ terehabilitasi dan
dipelihara [dibagi] Jumlah
prasarana & fasilitas LLAJ
[dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Peningkatan Pelayanan
Angkutan
Persentase keterjangkauan
desa-desa menuju pusat
kegiatan dan pertumbuhan
Jumlah desa yang terjangkau
menuju pusat kegiatan dan
pertumbuhan [dibagi]
Jumlah desa [dikali] 100
Pusat kegiatan dan pertumbuhan
berbasis kecamatan
Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Pembangunan Sarana
dan Prasarana Perhubungan
Beroperasinya Bandara
Letung
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas
Jumlah kasus kecelakaan lalu
lintas
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
Persentase kendaraan yang
melakukan uji emisi dan uji
petik
Jumlah Kendaraan yang
Melakukan Uji Emisi dan
Uji Petik [dibagi] Jumlah
Kendaraan [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan
Jumlah orang yang melalui
pelabuhan (naik dan turun)
(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan
Hidup
Program Pelayanan Informasi
Publik
Layanan Pengelolaan
Informasi Publik
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 264
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Fasilitasi Peningkatan
SDM dalam Bidang
Komunikasi dan Informasi
Peningkatan SDM bidang
komunikasi dan informatika
(sudah jelas) Jumlah SDM bidang kominfo yang
mendapatkan pelatihan peningkatan
kapasitas
Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian
Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Jumlah Aplikasi E-
Government
(sudah jelas) Aplikasi E-Government yang dimaksud
adalah G-G sebanyak 3 aplikasi, G-B
sebanyak 1 aplikasi, G-C sebanyak 1
aplikasi, G-E
Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian
G-G (3 Aplikasi)
G-B (1 Aplikasi)
G-C (1 Aplikasi)
G-E
Jumlah bulan terpenuhinya
pelayanan pengadaan barang
jasa secara elektronik
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpemb, Sekretariat Daerah
Persentase penyediaan
layanan informasi dan
publikasi pemerintah
Jumlah Layanan Informasi
dan Publikasi Pemerintah
yang disediakan
[dibagi]Jumlah Layanan
Informasi dan Publikasi
Pemerintah yang seharusnya
disediakan [dikali] 100
(sudah jelas) Bagian Humas, Sekretariat Daerah
Program Kerjasama Informasi
dengan Media Massa
Jumlah kegiatan pemerintah
yang terpublikasi dan
terpromosikan
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Humas, Sekretariat Daerah
Program Pengkajian dan
Penelitian Bidang Informasi
dan Komunikasi
Jumlah dokumen dan Perda
yang disahkan DPRD
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian
Program Pengembangan dan
Perluasan Jaringan Teknologi
Komunikasi dan Informasi
Jumlah desa/kelurahan yang
terjangkau akses
telekomunikasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,
Statistik dan Persandian
Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan
Media Massa
Jumlah bulan
penyelenggaraan akses
internet di lingkungan
Pemkab Kabupaten Anambas
(sudah jelas) (sudah jelas) DINAS KOMUNIKASI
INFORMATIKA, STATISTIK
DAN PERSANDIAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 265
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Penciptaan Iklim
Usaha Kecil Menengah yang
Kondusif
Jumlah pelaku UMKM dan
wirausaha pemula yang dibina
pemerintah
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Jumlah pelaku UMKM yang
produknya tersertifikasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Pengembangan
Sistem Pendukung Usaha Bagi
Usaha Mikro Kecil Menengah
Nilai penjualan produk-
produk UMKM
Nilai penjualan produk-
produk UMKM
(sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi
Nilai investasi yang terealisasi
(PMA/PMDN)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi
Investasi
Jumlah PMA dan PMDN (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Peningkatan Peran
Serta Kepemudaan
Jumlah pemuda yang
mengikuti kegiatan
kepemudaan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
Jumlah kompetisi cabang
olahraga KKA
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Olahraga
Jumlah sarana prasarana
olahraga dalam kondisi baik
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Upaya Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
Jumlah kasus penyalahgunaan
NAPZA dan pergaulan bebas
yang melibatkan pemuda
sebagai pelaku
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program pengembangan
data/informasi/statistik daerah
Jumlah dokumen
pengembangan data/informasi
yang disusun
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan
dan Perencanaan Daerah
Program Pengelolaan dan
Pengembangan Persandian
Daerah
Jumlah jenis informasi yang
diamankan melalui persandian
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Umum, Sekretariat Daerah
Program Pengembangan Nilai Jumlah penyelenggaraan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 266
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Budaya event kebudayaan (Semarak
Anambas)
Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Partisipasi dalam kegiatan
event kebudayaan di tingkat
provinsi dan nasional
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengelolaan
Keragaman Budaya
Jumlah event perlombaan
kebudayaan Anambas
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan
Kerjasama Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Jumlah pelaku, penggiat, dan
komunitas budaya yang aktif
mengadakan kegiatan setiap
tahunnya
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan
Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
Jumlah kunjungan
perpustakaan umum daerah
(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata
Laksana, Sekretariat Daerah
Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan
Persentase arsip statis dan
dinamis pemerintah daerah
yang dikelola melalui sistem
kearsipan
Jumlah arsip statis dan
dinamis pemerintah daerah
yang dikelola melalui sistem
kearsipan [dibagi]Jumlah
arsip statis dan dinamis
pemerintah daerah [dikali]
100
(sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata
Laksana, Sekretariat Daerah
Program penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip
daerah
Persentase dokumen/arsip
daerah yang dialihmediakan
Jumlah dokumen/arsip
daerah yang dialihmediakan
[dibagi]Jumlah
dokumen/arsip daerah
[dikali] 100
(sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata
Laksana, Sekretariat Daerah
Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir
Jumlah kelompok nelayan
tangkap dan budidaya yang
mengalami peningkatan
produksi pasca pembinaan
dan pendampingan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 267
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Jumlah produksi perikanan
budidaya
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Jumlah produksi perikanan
tangkap
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Peningkatan
Kesadaran dan Penegakan
Hukum Dalam Pendayagunaan
Sumber Daya Laut
Jumlah kasus pada nelayan
tangkap dan budidaya
perikanan yang mengikuti
pembinaan, penyuluhan, dan
pendampingan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
Jumlah jenis produk
unggulan baru sektor
perikanan olahan
(sudah jelas) Produk unggulan adalah produk yang
potensial dikembangkan dengan
memanfaatkan SDA dan SDM lokal
yang berorientasi pasar dan ramah
lingkungan. Sehingga memiliki
keunggulan kompetitif dan siap
menghadapi persaingan global
Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Khusus Kepulauan
Anambas terkait
Pengembangan dan
Pengelolaan Kelautan, Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil serta
Wilayah Perbatasan
Jumlah wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil dengan
sarana dan prasarana yang
memadai
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pemberdayaan
Masyarakat Pelaku Usaha
Perikanan
Jumlah kelompok usaha
kelautan dan perikanan yang
terdampingi dalam usaha
peningkatan wirausaha
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pembinaan Pedagang
Kaki lima dan Asongan
Jumlah kawasan PKL yang
ditata
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Penataan Daerah
Otonomi Baru
Persentase PD wajib SPM
yang telah memilikinya
Jumlah PD wajib SPM yang
telah memiliki SPM
[dibagi]Jumlah PD wajib
SPM [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Jumlah wisatawan domestik
dan mancanegara
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 268
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Pengembangan
Kemitraaan
Jumlah kegiatan kerja sama
yang dilakukan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Jumlah destinasi wisata
dengan sarana dan prasarana
yang memadai
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi
pertanian/perkebunan (Ton)
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Cengkeh Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Padi Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
Persentase petani yang
menerapkan teknologi tepat
guna
Jumlah Petani yang
Menerapkan Teknologi
Tepat Guna [dibagi]Jumlah
Petani [dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Ternak
Persentase peningkatan
produksi peternakan (sapi dan
unggas)
(Jumlah Produksi
Peternakan (Sapi dan
Unggas) tahun n [dikurang]
Jumlah Produksi Peternakan
(Sapi dan Unggas) tahun n-1
[dibagi]Jumlah Produksi
Peternakan (Sapi dan
Unggas) tahun n-1 [dikali]
100
(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
Persentase peternak yang
meningkat produksinya pasca
pendampingan atau penerapan
teknologi tepat guna
Jumlah Peternak yang
Meningkat Produksinya
pasca Pendampingan atau
Penerapan Teknologi Tepat
Guna [dibagi]Jumlah
Peternak mendapat
Pendampingan atau
Penerapan Teknologi Tepat
[dikali] 100
(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 269
PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
RUMUS ALAT VERIFIKASI PD
Program Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Jumlah kelompok petani yang
mengalami peningkatan
produksi pasca pembinaan
dan pendampingan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Pemanfaatan Potensi
Sumber Daya Hutan
Terlaksananya program
pemanfaatan potensi sumber
daya hutan/peningkatan
pengetahuan
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan
Pangan
Program Perlindungan
Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
Jumlah kasus kelangkaan
barang pokok
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
Jumlah pasar tradisional
beroperasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Pengembangan
Industri Kecil Menengah
Jumlah IKM yang produktif (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Program Pengembangan
Perwilayahan Industri
Nilai investasi pada sektor
industri perikanan yang
terealisasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan
Pengembangan Wilayah
Transmigrasi
Jumlah masyarakat
transmigrasi di perbatasan
yang terbina
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,
Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Rasio elektrifikasi Jumlah penduduk yang
mendapatkan layanan listrik
[dibagi] jumlah penduduk
[dikali] 100
Rasio elektrifikasi menandakan tingkat
perbandingan jumlah penduduk yang
menikmati listrik dengan jumlah total
penduduk di suatu wilayah atau negara
Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 270
Lampiran 2. Rumus dan Alat Verifikasi Indikator Program
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
Kualitas Pelayanan Administrasi Keuangan Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Prima % (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Tingkat kepatuhan aparatur (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Meningkatnya Kapasitas Sumberdaya Aparatur % (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Jumlah laporan tahunan kinerja dan keuangan Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD
Angka Partisipasi Sekolah PAUD % (Jumlah murid usia
PAUD) [dibagi]
(Jumlah penduduk usia PAUD) [dikali]
100 (%)
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Presentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana
yang Memadai
% Jumlah satuan
pendidikan dengan sarana dan
prasarana yang
memenuhi SPM (SD&SMP)
[dibagi] jumlah
satuan pendidikan (SD&SMP) [dikali]
100 (%)
Memadai yang dimaksud
adalah yang memenuhi ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib pemerintah yang berhak
diperoleh setiap warga
secara minimal
Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Siswa Magang SMK yang berkompeten Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Paket Ujian Nasional Paket Kesetaraan A, B, dan C Paket (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Bulan Terpenuhinya Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)
Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di fasilitas pelayanan
kesehatan
% Jumlah kumulatif
item obat yang
tersedia di (n) puskesmas x 100
dibagi (n x jumlah
total item obat indikator)
fasilitas pelayanan yang
dimaksud adalah
puskesmas. (n) puskesmas = jumlah/banyaknya
puskesmas
Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah penduduk peserta PBI JKN yang telah disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku
Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Persentase Desa Siaga Aktif % Jumlah desa siaga
yang aktif dibagi
jumlah desa siaga yang dibentuk x
100%
Desa Siaga Aktif adalah
yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya
kesehatan bersumberdaya
Masyarakat (UKBM)
Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 271
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai
pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan,
surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
gizi, penyakit, lingkungan
dan perilaku sehingga masyarakatnya
menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Desa Siaga adalah
Desa/Kelurahan yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri.
Cakupan ASI Ekslusif % Jumlah bayi 0-6
bulan yang
mendapat ASI
Ekslusif di satu
wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dibagi
jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat
dalam register
pencatatan pemberian ASI x
100%
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok Perda (sudah jelas) Kawasan Tanpa Rokok
adalah ruangan atau area
yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok
atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
mempromosikan Produk
Tembakau, berdasarkan PP
Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 272
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
109 tahun 2012
Cakupan Desa UCI % Jumlah
desa/kelurahan UCI dibagi jumlah
seluruh
desa/kelurahan x 100%
Universal Child
Immunization (UCI) adalah tercapainya
imunisasi dasar secara
lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita
usia subur dan anak
sekolah tingkat dasar
Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang terstandarisasi unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan
unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarananya unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Perda tentang Penggunaan Anggaran 10% untuk
UKBM
unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % (Jumlah anak balita yang memperoleh
pelayanan,
pemantauan pertumbuhan
minimal delapan
kali) [dibagi] (jumlah seluruh
anak balita [dikali]
100 (%)
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia % (Jumlah usila memperoleh yankes
di fasyankes pada
wilayah dan kurun waktu tertentu)
[dibagi] (jumlah
seluruh usila di wilayah dan kurun
waktu yang sama)
[dikali] 100 (%)
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi
Syarat
% (Jumlah TPM
memenuhi syarat
higiene sanitasi di
suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu) [dibagi]
(jumlah seluruh
TPM yang ada di wilayah dan pada
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 273
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
kurun waktu yang sama) [dikali] 100
(%)
Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan % (Jumlah ibu bersalin
yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu
tertentu) [dibagi] (jumlah seluruh
sasaran ibu bersalin
di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu yang sama)
[dikali] 100 (%)
(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Jumlah Gedung Kantor yang dibangun Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panjang Jalan dan Jembatan yang terbangun Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panjang Jalan dan Jembatan berkualitas baik Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panjang Drainase/Gorong-gorong (Saluran Air)dibangun Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panjang Turap/Talud/Bronjong (Batu Miring) yang dibangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempat penampungan air lainnya
(M3/Orang/Tahun) (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Persentase Rumah Tangga yang terlayani Air Minum % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Panjang tanggul pemecah ombak yang terbangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Wilayah Waterfront City yang terbangun M3 (sudah jelas) Waterfront City diartikan suatu proses pembangunan
yang memiliki kontak
visual dan fisik dengan air, pengembangan wilayah
perkotaan yang secara fisik
alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk
pengembangan
pembangunan wajah kota berorientasi ke perairan
Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang mendapatkan sarana
lingkungan dan sumber air bersih
Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Jumlah Rumah yang dibangun oleh Pemerintah Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari
luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Jumlah kasus kamtrantibmas yang tertangani Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Jumlah pelaksanaan kegiatan keagamaan Kabupaten Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 274
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
Kepulauan Anambas (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)
Persentase penyuluh agama yang ditingkatkan kualitas dan
intensitas menyuluhnya
% (jumlah penyuluh
agama yang mendapatkan
pelatihan dan
menyelesaikan pelatihannya
dengan baik dan
memberikan penyuluhan agama
secara lebih sering
dibanding sebelum diikutkan pelatihan)
[dibagi] ( jumlah
total penyuluh agama yang ada di
kabupaten) [dikali]
100%
(sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)
Jumlah mitra masyarakat terkait pengembangan nasionalisme mitra masyarakat (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase masyarakat menggunakan hak suara Pemilu
Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada
% (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase penanganan pencegahan dan penanggulangan bencana
% (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi Korban Pasca
Bencana
% (jumlah korban
bencana yang diberi
bantuan) [di bagi] (jumlah korban
bencana) [dikali]
100 (%)
(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Persentase pengaduan keamanan dan kenyamanan lingkungan
yang ditindaklanjuti
% (jumlah pengaduan
keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang
ditindaklanjuti) [dibagi] (jumlah
pengaduan
keamanan dan kenyamanan
lingkungan) [dikali]
100 (%)
(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja
Persentase penanganan Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat % (jumlah kasus pelanggaran perda
dan perkada pekat
yang ditangani) [dibagi] (jumlah
(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 275
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
kasus pelanggaran perda dan perkada
pekat) [dikali] 100
(%)
Jumlah Fakir Miskin (FM) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Soaial (PMKS) yang menerima bantuan
Orang (sudah jelas) Setiap Tahun target FM
dan PMKS yang menerima bantuan sebanyak 500
orang
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah PMKS yang dibina Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat raskin KK Sekretariat Daerah (Bagian Ekonomi)
Persentase peningkatan peran serta kelembagaan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Kepulauan Anambas
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
jumlah tenaga kerja yang dilatih oleh Dinas Nakertrans Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Ket
Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Disnakertrans
Persentase kasus perselisihan industrial yang berhasil
diselesaikan
Kasus (jumlah kasus yang
diselesaikan)
[dibagi] (jumlah total kasus yang
terjadi) [dikali] 100
(%)
(sudah jelas) Disnakertrans
Persentase PD yang responsif gender % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Persentase korban kekerasan perempuan dan anak yang
mendapat pendampingan
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Indeks Pembangunan Gender Indeks (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal
yang dibina
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah kasus kelangkaan barang pokok Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pertanian
Jumlah dokumen pemetaan, penguasaan, pemilikan daerah
potensi wisata
Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpum)
Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Kabupaten
Kepulauan Anambas
Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpum)
Jumlah tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang
dibangun
Unit (sudah jelas) (sudah jelas) BLH
Tersedianya tempat pembuangan akhir (TPA) TPA (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas PU
Persentase RTH Kabupaten Kepulauan Anambas % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
NA NA NA NA Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase daerah tangkapan air yang terehabilitasi dan % (jumlah daerah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 276
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
terlindungi tangkapan air yang terehabilitasi dan
terlindungi) [dibagi]
(jumlah daerah tangkapan air)
[dikali] 100 (%)
NA NA NA NA Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase penduduk yang memiliki KTP elektronik % (Jumlah penduduk
yang memiliki KTP
elektronik) [dibagi] (jumlah penduduk
wajib KTP) [dikali]
100 (%)
(sudah jelas) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Jumlah pendamping desa yang dilatih dalam rangka
penyusunan RPJM-Des sesuai standar
Desa (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
jumlah BUM Des yang terbentuk unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Tingkat partisipasi masyarakat % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Tingkat partisipasi masyarakat % (sudah jelas) (sudah jelas) Kecamatan
Persentase aparatur pemerintahan desa yang ditingkatkan kapasitasnya
(%) (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Jumlah Desa yang mendapat pendampingan pengelolaan
keuangan desa
Desa (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Pemdes)
jumlah Dokumen norma, standar dan prosedur perhubungan Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan
dipelihara
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase Keterjangkauan desa-desa menuju pusat kegiatan
dan pertumbuhan
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Beroperasinya Bandara Letung % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Persentase kendaraan yang melakukan uji emisi dan uji petik % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
Layanan Pengelolaan Informasi Publik Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan Informatika Orang (sudah jelas) Jumlah SDM bidang
kominfo yang
mendapatkan pelatihan
peningkatan kapasitas
Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Jumlah Aplikasi E-Government Aplikasi (sudah jelas) Aplikasi E-Government yang dimaksud adalah G-G
sebanyak 3 aplikasi, G-B
sebanyak 1 aplikasi, G-C
Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 277
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
sebanyak 1 aplikasi, G-E
Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan pengadaan barang jasa
secara elektronik
Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpemb)
Persentase penyediaan layanan informasi dan publikasi pemerintah
% (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Humas)
Jumlah kegiatan pemerintah yang terpublikasi dan di promosi Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Humas)
Jumlah Dokumen dan Perda yang disahkan DPRD Dokumen dan Perda
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Jumlah Desa/Kelurahan yang terjangkau akses telekomunikasi Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Seluler Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Radio Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian
Jumlah pelaku UMKM dan wirausaha pemula yang dibina
pemerintah
UMKM dan
Wirausaha
(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM
Jumlah pelaku UMKM yang produknya tersertifikasi Pelaku UMKM (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM
Nilai penjualan produk-produk UMKM Rupiah (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM
Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN) Rp (sudah jelas) (sudah jelas) Kantor Penaman Modal dan PTSP
Jumlah PMA dan PMDN PMA dan PMDN (sudah jelas) (sudah jelas) Kantor Penaman Modal dan PTSP
Jumlah pemuda yang mengikuti kegiatan kepemudaan Peserta (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah kompetisi cabang olahraga KKA Cabang Olahraga (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Sarana Prasarana Olahraga dalam kondisi baik Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas
yang melibatkan pemuda sebagai pelaku
Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah penyelenggaraan even kebudayaan (semarak anambas) Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Partisipasi dalam kegiatan event kebudayaan di tingkat
provinsi dan nasional
Event (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah event perlombaan Kebudayaan Anambas Event (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah pelaku, penggiat, dan komunitas budaya yang aktif
mengadakan kegiatan setiap tahunnya
Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Budidaya yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan
Pendampingan
Orang, Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah produksi perikanan budidaya Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah Tempat Pelelangan Ikan yang menjalankan sistem pelelngan ikan
Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah kasus pada nelayan tangkap dan budidaya perikanan
yang mengikuti pembinaan, penyuluhan, dan pendampingan
Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah jenis produk unggulan baru sektor perikanan olahan Jenis (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 278
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
Jumlah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan sarana dan prasarana yang memadai
Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
jumlah wisatawan domestik dan mancanegara wisatawan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
jumlah kegiatan kerja sama yang dilakukan Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
jumlah destinasi wisata dengan sarana dan prasarana yg
memadai
Destinasi (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (Ton) Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Cengkeh Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
padi Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Persentase Petani yang menerapkan teknologi tepat guna % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Persentase Peningkatan Produksi Peternakan (Sapi dan
Unggas)
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Persentase Peternak Yang Meningkat Produksinya pasca
Pendampingan atau Penerapan Teknologi Tepat Guna
% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Peningkatan Pola Konsumsi Pangan % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah Produksi Komoditas Pangan Substitusi Import (Padi) Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan
Produksi pasca pembinaan dan pendampingan
Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah kerjasama antar daerah dalam bidang suplai pangan Kerjasama (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan
Jumlah kasus kelangkaan barang pokok Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Jumlah pasar tradisional beroperasi Pasar Tradisional (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Jumlah IKM yang produktif IKM (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Jumlah kawasan sentra industri Kawasan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi Rupiah (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Jumlah wilayah transmigrasi yang terbangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Jumlah masyarakat transmigrasi di perbatasan yang terbina Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Jumlah Perda yang di sahkan Perda (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Jumlah anggota DPRD yang dilantik dan diambil sumpah dalam rangka pergantian anggota DPRD
Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Persentase ketersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi
DPRD
% (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD
Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan Daerah yang
disusun
Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah Dokumen Tata Ruang daerah yang disusun Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang
disusun
Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah kerjasama pembangunan Mitra (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 279
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan ekonomi Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan sosial budaya Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah
Jumlah PD yang memiliki Pengawas Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
PD (sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat
Naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Naskah akademik
dan prosedur pengawasan
(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat
Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi
Aparatur Pengawasan
% (Jumlah PD yang
melakukan Opname
kas) [dibagi]
(Jumlah seluruh
PD) [dikali] 100
(%)
(sudah jelas) Inspektorat
Jumlah yang mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Worksop
Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP
Orang jumlah orang yang
mengikuti diklat baik JFA, atau
bimtek lainnya.
(sudah jelas) Inspektorat
Pendapatan Daerah tiap tahun Rupiah (sudah jelas) Pendapatan daerah tahun n
setelah mengalami kenaikan 5% dari tahun
sebelumnya (n-1)
Dispenda
Terselengaranya Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan Event (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan
Terselenggaranya Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama
Wilayah Perbatasan
Kali rapat
koordinasi
(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan
Naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Naskah akademik
dan prosedur pengawasan
(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah
NA NA NA NA Sekretariat Daerah
NA NA NA NA Sekretariat Daerah
NA NA NA NA Sekretariat Daerah
Jumlah aparatur mendapatkan pendidikan kedinasan Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Persentase pejabat memenuhi standar kompetensi % (Jumlah pejabat
yang memenuhi
standar kompetensi) [dibagi] (jumlah
seluruh pejabat)
[dikali] 100 (%)
(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Persentase pegawai berkinerja baik % (jumlah pegawai yang berkinerja
baik0 [dibagi]
(jumlah seluruh pegawai) [dikali]
(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
RPJMD KKA 2016-2021
LAMPIRAN 280
Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ
100 (%)
Rasio elektrifikasi rasio jumlah rumah
tangga yang menikmati listrik
dibagi jumlah
rumah tangga total
Rasio elektrifikasi
menandakan tingkat perbandingan jumlah
penduduk yang menikmati
listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah
atau negara
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral