rencana pembangunan jangka menengah...

309
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021 RPJMD BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Foto: berbagai sumber

Upload: vumien

Post on 11-Apr-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

KA

BU

PA

TEN K

EPU

LAU

AN

AN

AM

BA

S TA

HU

N 2016-2021

RP

JMD

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Foto: berbagai sumber

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR 06 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,

pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 264 ayat (1), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 517); Pelaksanaan Peraturan PemerintaTahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 nomor 2, tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2013 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 31);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2013 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 32);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

dan

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas;

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas;

5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah unsur

pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan;

6. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung

mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antara lain unsur DPRD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksanaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh

masyarakat provinsi dan kabupaten/ kota/ desa, pengusaha/ investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat

rentan termajinalkan;

7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap

pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia;

8. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat

RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh)

tahun;

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun;

11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut

dengan rencana pembangunan tahunan daerah;

12. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra PD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima) tahun;

13. Rencana Kerja PD yang selanjutnya disingkat Renja PD adalah dokumen

perencanaan OPD untuk periode 1 (satu) tahun;

14. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya

disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun;

15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional

untuk periode 5 (lima) tahunan;

16. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat dengan RKP adalah

dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun;

17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang;

18. Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disingkat APBD

adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

19. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen

yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta

asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;

20. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS

adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada OPD untuk setiap program sebagai acuan

dalampenyusunan RKA-PD sebelum disepakati dengan DPRD;

21. Rencana Kerja dan Anggaran PD yang selanjutnya disingkat RKA-PD adalah

dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan OPD serta rencana pembiayaan

sebagai dasar penyusunan APBD;

22. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran;

23. Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai

sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya pembanguna daerah secara utuh;

24. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun

jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan

daerah;

25. Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk

mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagi bagian integral dari upaya

pembangunan daerah secara utuh;

26. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencnaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting,

mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah dimasa yang akan dating;

27. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanan;

28. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

29. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi;

30. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah

untuk mencapai tujuan;

31. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah;

32. Kegiatan adalah bagian program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa

OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baikyang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan

dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;

33. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara

langsung sasaran program prioritas;

34. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun

berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan

kegiatan.

35. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai

dan tidak kaku.

36. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/ program yang akan atau telah

dicapai sehubungan dengan pengunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

37. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau

kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau

dampak yang mengambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.

38. Standar pelayanan minimal selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib

daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

39. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau

keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan;

40. Keluaran (output) adalah barang atau ajasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan;

41. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program;

42. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat

musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah;

43. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok/ konsultasi publik/ yang memenuhi

kualifikasi kompetensi teknis/ substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrument untuk menunjang partisipatif dan efektivitas kegiatan;

44. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta

musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrenbang;

45. Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang untuk

menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi;

46. Kabupaten/ kota lainnya adalah kabupaten/ kota lainnya yang ditetapkan

sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan dan/atau yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan;

47. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan

kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah;

48. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa instansi/ pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang

saling berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi;

BAB II

RUANG LINGKUP RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 2

(1) RPJMD Tahun 2016-2021 adalah rencana 5 (lima) tahun yang

mengambarkan:

a. Visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan;

b. Tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan dan program

pembangunan yang akan dilaksanakan oleh OPD, disertai dengan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(2) RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi

pedoman dalam penyusunan RKPD, Rencana Strtegis dan Rencana Kerja

OPD.

BAB III

SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 3

(1) Sistematika penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan

antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan

tujuan.

BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Memuat gambaran mengenai aspek geografi dan demografi,

kesejahteraan rakyat, pelayanan umum serta aspek daya

saing daerah..

BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN

KERANGKA PENDANAAN

Memuat gambaran umum tentang kinerja keuangan masa

lalu, kebijakan pengelolaan uang masa lalu serta kerangka

pendanaan.

BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Memuat permasalahan pembangunan di daerah serta

memuat isu-isu strategis yang berkembang maupun isu-isu

yang kemungkinan besar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

kedepan.

BAB V : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan, dan sasaran dari

setiap misi.

BAB VI : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Memuat sasaran dan arah kebijakan yang merupakan

rumusan perencanaan yang komprehensif.

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH

Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan

pencapaian sasaran, indikasi program-program prioritas yang

disertai kebutuhan pendanaan.

BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN

Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan

pencapaian sasaran, indikasi program-program proritas yang

disertai kebutuhan pendanaan.

BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Menjelaskan indikator makro daerah dan indikator kinerja

pembangunan daerah tahun 2016-2021 yang ditetapkan

berdasarkan uraian program pada masing-masing misi.

BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Memuat arahan perencanaan pembangunan tahun 2016

(transisi) setelah periode RPJMD Tahun 2011-2016 berakhir

serta prinsip-prinsip dasar dan kaidah pelaksanaan RPJMD

Tahun 2016-2021.

(2) RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Pasal 4

RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan

pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah, pengelolaan pembangunan dan

pelayanan publik.

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD

(2) Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud

ayat (1) dilakukan berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan.

BAB V

PERUBAHAN RPJMD

Pasal 6

(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :

a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa proses perumusan,

tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana

pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan;

b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang

dirumuskan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c. Terjadi perubahan yang mendasar, mencakup antara lain terjadinya

bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya,

gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan

nasional; dan/ atau

d. Merugikan kepentingan nasional, yaitu apabila bertentangan dengan

kebijakan nasional.

(2) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(3) Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan

tetapi tidak merubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka

menengah, penetapan perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan

Kepala Daerah.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan Kepala Daerah wajib

menyusun RKPD pada tahun terakhir pemerintahannya.

(2) Penyusunan RKPD sebagaimana pada ayat (1), merupakan dokumen

perencanaan untuk tahun pertama periode pemerintahan tahun berikutnya

dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2005-2025 dan RPJMD Tahun 2016-2021 sebelum RPJMD berikutnya

tersusun

(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun

pertama periode pemerintahan Kepala Daerah terpilih berikutnya.

(4) RPJMD dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati

Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas.

Diundangkan di Tarempa pada tanggal 10 Oktober 2016

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

SAHTIAR NIP. 19740311 200212 1 005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016 NOMOR 51

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 52

NO REG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU : (8/55/2016)

Ditetapkan di Tarempa pada tanggal 10 Oktober 2016

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

ABDUL HARIS, SH

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

TAHUN 2016-2021

I. UMUM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka

pembangunan daerah namun juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang status kabupaten

perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar,

konektivitas, pengembangan hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional.

Berkaitan dengan peran dan fungsinya Kabupaten Kepulauan Anambas dibentuk sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Kepulauan Anambas dituntut terus berbenah diri melalui pembangunan daerah untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan

dasar, seperti infrastruktur dasar, penataan wilayah, masalah transportasi, penyediaan fasilitas publik dan faktor-faktor lainnya.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional. Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah juga bertujuan untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata agar

masyarakat lebih sejahtera.

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi

dan program Kepala Daerah. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lintas OPD dan program kewilayahan

disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Kurun waktu RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 5 (lima) tahun, yaitu tahun 2016-2021. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas

memuat visi, misi dan program Bupati yang dipilih secara langsung. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dijabarkan kedalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas. RKPD memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi daerah yang mencakup gambaran perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas secara menyeluruh, termasuk arah

kebijakan fiskal, serta program Organisai Perangkat Daerah (OPD) dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMD diwujudkan dalam visi, misi, tujuan dan arah pembangunan daerah. Visi pembangunan jangka menengah merupakan penjabaran cita-

cita masyarakat Anambas untuk pembangunan 5 (lima) tahun mendatang, yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah yang disingkat

ANAMBAS BERMADAH 2021. Pencapaian visi dilakukan melalui perwujudan misi pembangunan jangka menengah yaitu: (1) mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara

merata, (2) membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak, (3) membangun konektivitas

(transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal, (4) mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritime serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan

local dengan lingkungan hidup yang lestari, (5) menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif, (6)

membangun birokrasi yang bersih, professional dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, (7) mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya melayu.

Misi ini dijabarkan kedalam tujuan dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas. Pasal 3

Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas. Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR …

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL ii

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH

DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL ii

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

BAB. I PENDAHULUAN ....................................................................... 2

I.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 3

I.2. Dasar Hukum Penyusunan ............................................................................................ 4

I.3. Hubungan Antar Dokumen ............................................................................................... 7

I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMN ............... 7 I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD

Kabupaten Kepulauan Anambas ........................................................................... 8 I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten

Kepulauan Anambas ........................................................................................... 13

I.4. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 34

I.5. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................ 38

BAB. II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................... 41

II.1. Aspek Geografi dan Demografi ................................................................................. 42

II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ................................................................ 42 II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi ................................................................................ 42 II.1.3. Klimatologi ......................................................................................................... 43 II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ....................................................................... 46

II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM ............................................................................... 60

II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ............................................................................. 60

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL ii

II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN ......................................................... 69

II.3. Aspek Daya Saing Daerah ......................................................................................... 81

II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................................. 81

BAB. III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN .......................................................... 87

III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................................................................... 88

III.1.1. Pendapatan Daerah .............................................................................................. 90 III.1.2. Belanja Daerah .................................................................................................... 95 III.1.3. Neraca Daerah ..................................................................................................... 98

III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ........................................................ 100

III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ........................................................................ 100 III.2.2. Analisis Pembiayaan ......................................................................................... 101

III.3. Kerangka Pendanaan .............................................................................................. 102

III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas

Utama ................................................................................................................ 102 III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu .................................................................................. 103 III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan .................................................................. 104 III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah ............................................................................ 105

BAB. IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ......................... 107

IV.1. Permasalahan ......................................................................................................... 108

IV.1.1. Lingkungan ....................................................................................................... 108 IV.1.2. Layanan Dasar ................................................................................................... 109 IV.1.3. Ekonomi ............................................................................................................ 110 IV.1.4. Sosial Budaya .................................................................................................... 111

IV.2. Isu-Isu Strategis ........................................................................................................ 112

IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih Berkualitas,

Merata, dan Terjangkau ..................................................................................... 112 IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup............. 113 IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih) ........................................... 113 IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata Bahari ........... 114 IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga .......................................................... 115 IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah ....................................................................... 116 IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman ................................................................ 117 IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya ......................................... 117

BAB. V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ............................... 120

V.1. Visi .......................................................................................................................... 121

V.2. Misi ......................................................................................................................... 122

V.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................................................. 124

V.4. Agenda Prioritas ...................................................................................................... 128

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 iii

BAB. VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ................................. 136

VI.1. Strategi ................................................................................................................... 137

VI.2. Arah Kebijakan....................................................................................................... 153

BAB. VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH ................................................................. 190

BAB. VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN ............................................................... 216

BAB. IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ............... 234

BAB. X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN . 242

X.1. Pedoman Transisi .................................................................................................... 243

X.2. Kaidah Pelaksanaan ................................................................................................ 243

BAB. XI PENUTUP ............................................................................... 246

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL iv

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD ....................................................................... 9

Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD ..................................................................... 9

Tabel I.3. Sasaran Pokok Misi III RPJPD ................................................................... 10

Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD................................................................... 10

Tabel II.1. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan

Tahun 2015 ................................................................................................. 42

Tabel II.2. Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2015 ............................................................... 43

Tabel II.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 44

Tabel II.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014 ....................................... 44

Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 45

Tabel II.6. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja

menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kepulauan

Anambas Tahun 2013 ................................................................................. 45

Tabel II.7. Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2014 ................................... 46

Tabel II.8. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun

2010-2014 (juta rupiah) .............................................................................. 46

Tabel II.9. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (persen) .............................................. 47

Tabel II.10. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Kepulauan

Anambas ..................................................................................................... 51

Tabel II.11. Laju Pertumbuhan Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010- 2013 ....................................................................... 54

Tabel II.12. Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Riau Tahun

2010-2014 ................................................................................................... 55

Tabel II.13. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun)

Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014 ................ 57

Tabel II.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2011-2013 ................................................................................................... 57

Tabel II.15. Angka Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan

Anambas ..................................................................................................... 58

Tabel II.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2013 ........................................................................................ 58

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 v

Tabel II.17. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2010-2014 ........................................................................................ 59

Tabel II.18. Jenis Kelompok Kesenian di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2014 ................................................................................................... 60

Tabel II.19. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 - 2014

Kabupaten Kepulauan Anambas ................................................................. 61

Tabel II.20. Ketersediaan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2013 di Kabupaten

Kepulauan Anambas ................................................................................... 62

Tabel II.21. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas. ................................................ 62

Tabel II.22. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun

2014. ........................................................................................................... 63

Tabel II.23. Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah Kabupaten kepulauan Anambas. ............................................... 64

Tabel II.24. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar Menurut Kecamatan

Kabupaten Kepulauan Anambas ................................................................. 64

Tabel II.25. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama Menurut

Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas .............................................. 65

Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu

Kepulauan Anambas Tahun 2011-2014 ..................................................... 66

Tabel II.27. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu

menurut Kecamatan Kepulauan Anambas

Tahun 2013 ................................................................................................ 66

Tabel II.28. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 67

Tabel II.29. Rasio Dokter per satuan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas ........ 67

Tabel II.30. Banyaknya Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 68

Tabel II.31. Jumlah Investor PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas

tahun 2014 .................................................................................................. 69

Tabel II.32. Jumlah Investasi PMDN dan PMA Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan

Anambas ..................................................................................................... 69

Tabel II.33. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 70

Tabel II.34. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi

menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014 ................................................................................................. 70

Tabel II.35. Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2012 ............................................................... 70

Tabel II.36. Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 71

Tabel II.37. Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 71

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL vi

Tabel II.38. Potensi Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenisnya di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 72

Tabel II.39. Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 72

Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani

Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 72

Tabel II.41. Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 73

Tabel II.42. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 74

Tabel II.43. Populasi Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 74

Tabel II.44. Produksi Daging menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ................................................................................. 75

Tabel II.45. Produksi Telur menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012 ................................................................................. 75

Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ...................... 75

Tabel II.47. Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ........................................ 76

Tabel II.48. Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan

dan Jenis di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014 ................................................................................................. 76

Tabel II.49. Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga

Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2014 ............................................................................................................ 76

Tabel II.50. Banyaknya Pelanggan PLN di Kabupaten Kepulauan Anambas

menurut Cabang Tahun 2013...................................................................... 77

Tabel II.51. Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual

pada PLN Sub Ranting Kepulauan Anambas Tahun 2013 ......................... 77

Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah

Penerimaan di PDAM Kepulauan Anambas Tahun 2014 .......................... 78

Tabel II.53. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM dan Non

PAM menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2013 ............................................................................................................ 78

Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan Pertambangan menurut

Kecamatan dan Jenis Pertambangan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2013 ................................................................................. 78

Tabel II.55. Banyaknya Dermaga Laut menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................................... 79

Tabel II.56. Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan

Tarempa Kepulauan Anambas Tahun 2014 ................................................ 79

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 vii

Tabel II.57. Banyaknya Penumpang Datang dan Berangkat menurut Bulan di

Bandar Udara Matak Kepulauan Anambas Tahun 2014

(Pesawat Komersil) .................................................................................... 80

Tabel II.58. Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ............................................ 80

Tabel II.59. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2010-2014 Provinsi Kepulauan Riau ..... 81

Tabel II.60. Angka Kriminalitas Tahun 2009-2013 Kabupaten Kepulauan

Anambas. .................................................................................................... 83

Tabel II.61. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Tahun 2008-2011 Kabupaten Kepulauan

Anambas ..................................................................................................... 84

Tabel II.62. Rasio Ketergantungan Muda Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2009 s.d Tahun 2014 .................................................................................. 84

Tabel II.63. Rasio Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2009-2014 ................................................................................................... 85

Tabel II.64. Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun

2009-2014 ................................................................................................... 85

Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

2010 – 2015 ................................................................................................ 88

Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010-2015......................................... 90

Tabel III.3. Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010 - 2015 ................................................................................................. 91

Tabel III.4. PAD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ............................ 92

Tabel III.5. Persentase Kontribusi Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ....................................................... 92

Tabel III.6. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2011 - 2015 ................................ 93

Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2015 ........................................................................................ 93

Tabel III.8. Kontribusi Komponen Dana Perimbangan ................................................. 94

Tabel III.9. Pendapatan lain-lain yang sah .................................................................... 94

Tabel III.10. Belanja Daerah Tahun 2010 -2015 ............................................................. 95

Tabel III.11. Belanja daerah dilihat dari jenis pengeluaran ter ........................................ 96

Tabel III.12. Belanja Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010-

2015 ............................................................................................................ 97

Tabel III.13. Belanja Modal Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2015 ................................................................................................... 98

Tabel III.14. Neraca Daerah ............................................................................................ 99

Tabel III.15. Proporsi Pengunaan Anggaran ................................................................. 100

Tabel III.16. Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas .......... 101

Tabel III.17. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ......... 102

Tabel III.18. Proyeksi Pendapatan Daerah .................................................................... 102

Tabel III.19. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2017-2021 ....................................... 104

Tabel III.20. Prediksi Kerangka Pendanaan Dan Alokasi Penggunaan Keuangan

Daerah ...................................................................................................... 105

RPJMD KKA 2016-2021

BAGIAN AWAL viii

Tabel III.21. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ............... 105

Tabel V.1. Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran ....................................................... 124

Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ...................... 236

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang

2010 – 2013 ............................................................................................. 49

Gambar II.2. PDRB per Kapita Menurut Kategori (Juta Rp), 2010-2014 ..................... 50

Gambar II.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2013 ................................................................................................ 51

Gambar II.4. Daya Beli Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas ......................... 52

Gambar II.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan

Anambas. ................................................................................................. 53

Gambar II.6. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2014 ..................................................................................... 54

Gambar II.7. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2009-2013 ..................................................................................... 56

Gambar II.8. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2011-2014 ................................................................................................ 56

Gambar II.9. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten Kepulauan

Anambas yang Bekerja dan Tidak Bekerja .............................................. 59

Gambar II.10. Nilai Tukar Petani Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ...... 82

Gambar III.1. Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah .................................................. 91

Gambar III.2. Rata-rata Persen Kontribusi Pendapatan Daerah ..................................... 92

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 1

BAB. I

PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 3

I.1. Latar Belakang

Meskipun terbagi berdasarkan jangka waktu, namun pada prinsipnya perencanaan

pembangunan daerah merupakan satu kesatuan yang harmonis yang mana RPJP menjadi

pedoman bagi penyusunan RPJM kemudian RPJM menjadi acuan untuk dokumen lainnya.

Kesatuan tersebut tidak hanya antara dokumen perencanaan pembangunan daerah saja,

tetapi juga satu kesatuan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dokumen

perencanaan pembangunan nasional. Kesatuan ini akan membuat target pembangunan

nasional, target pembangunan provinsi, dan target pembangunan kabupaten/kota dapat

dicapai secara sinergis.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan RPJM Daerah

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. RPJM Daerah

memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum,

dan program Perangkat Daerah (PD), lintas PD, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif. RPJM Daerah ini selanjutnya menjadi acuan kepala daerah beserta jajarannya

dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada periode

2016-2021. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa RPJM

Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) paling lama enam bulan setelah kepala

daerah dilantik.

Penyusunan dokumen RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas dilakukan dengan

berbagai tahapan yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif,

politis, dan top-down serta bottom-up, dengan melibatkan para pakar/ narasumber yang

berkompeten dibidangnya, penjaringan aspirasi dari berbagai elemen masyarakat melalui

proses konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan, pembahasan dengan

OPD sebagai pelaksana pembangunan, serta konsultasi dengan DPRD Kabupaten

Kepulauan Anambas dan Gubernur.

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala

posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka pembangunan daerah namun

juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang

status kabupaten perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten

Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka

pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar, konektivitas, pengembangan

hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional.

Selain memperhatikan keterkaitan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya,

RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas juga disusun untuk menjawab isu-isu strategis

yang muncul. Terdapat delapan isu strategis, bersama dengan permasalahan daerah

lainnya dan perwujudan janji-janji politik Kepala Daerah, menjadi bagian dari pekerjaan

rumah besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas

selama lima tahun mendatang. Dokumen RPJM merupakan instrumen untuk

mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki, dengan pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien, dalam rangka

menjawab berbagai tantangan pembangunan tersebut.

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 4

I.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan RPJM Kabupaten Kepulauan

Anambas ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5038);

11. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 5

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679)”;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4663);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025;

18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3;

19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

23. Peraturan Daerah Propinsi Kepulauan Riau Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepualauan Riau Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);

24. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Tahun 2012 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Nomor 31); .

25. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang

Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Kepulauan Anambas

(Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 15, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 17);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 9 Tahun 2014 Tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Tahun 2014 Nomor 39, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Nomor 41).

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 6

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 7

I.3. Hubungan Antar Dokumen

Guna mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang terencana, pemerintah

daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis

dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis

(Renstra) Perangkat Daerah (PD), dan Rencana Kerja PD (Renja-PD).

Keenam dokumen tersebut memiliki tiga perbedaan rentang waktu yaitu dokumen

perencanaan jangka panjang yang dibuat untuk jangka waktu selama 20 tahun (RPJPD dan

RTRW), perencanaan jangka menengah 5 tahun (RPJMD dan Renstra-PD), serta jangka

pendek yang dibuat tahunan (RKPD dan Renja-PD).

RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan

Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan

memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas

menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan yakni RKPD

sekaligus menjadi acuan bagi PD dalam menyusun Renstra PD. Renstra PD menjadi acuan

bagi penyusunan Renja PD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PD. RKPD dan

RKA–PD inilah yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan APBD.

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis, artinya

dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang

jangka waktunya lebih pendek sedangkan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah

yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di

bawahnya.

I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan

RPJMN

Pembangunan Indonesia sebagaimana termuat pada RPJMN periode 2015-2019

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun dari pinggirian berarti

mendorong kegiatan ekonomi yang selama ini kurang diprioritaskan oleh pemerintah

salah satunya wilayah perbatasan.Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah pusat saat

ini memprioritaskan pembangunan pada daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal,

terutama (a) kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar; (b) daerah tertinggal dan

terpencil; (c) desa tertinggal; dan (d) daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya

belum cukup memadai. Arah kebijakan yang hendak dilakukan di wilayah Sumatera

adalah: 1) pengembangan kawasan strategis; 2) pengembangan kawasan perkotaan dan

perdesaan; 3) pengembangan kawasan perbatasan; 4) penanggulangan bencana; dan 5)

penataan ruang wilayah Sumatera. Sementara untuk tema besar pengembangannya adalah:

i) salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional; ii) lumbung energi

nasional termasuk pengembangan energi terbarukan biomas; iii) pengembangan hilirisasi

komoditas batu bara; iv) industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit,

dan kaolin; dan v) percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui

pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri perkebunan dan industri

pertambangan.

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 8

Sebagaimana termuat di dalam RPJMN, yang menetapkan Kabupaten Anambas

sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Sumatera. Adapun

kecamatan yang masuk dalam daftar lokasi prioritas pengembangan kawasan perbatasan

wilayah pulau sumatera tersebut adalah Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan.

Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan

aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan

pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk menciptakan kawasan perbatasan yang

berdaulat.

1. Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan

kawasan perbatasan Sumatera

a. Mengembangkan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dankeamanan

terpadu (satu atap) di Anambas

2. Pengembangan Ekonomi Lokal

a. Meningkatkan nilai potensi pariwisata bahari dan budaya di Anambas melalui

pengelolaan pariwisata yang optimal (promosi dan penyediaan infrastruktur

penunjang pariwisata)

3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas

a. Meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan

pulau-pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar

berpenduduk terutama di Kepulauan Anambas

b. Mengembangkan dermaga keperintisan pada pulau-pulau kecil terluar

berpenduduk di Kepulauan Anambas

c. Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional,

khususnya di PKSN Anambas

Selain itu RPJMN memuat kegiatan strategis jangka menengah nasional. Adapun

kegiatan starategis nasional di Provinsi Kepulauan Riau yaitu:

4. Perhubungan laut : Pengembangan Pelabuhan Letung

5. Perhubungan Udara : Pembangunan Bandara Letung Anambas

6. ASDP:

a. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas

Tanjung Uban – Matak

b. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung

c. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa

7. Telekomunikasi dan informatika :

a. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota

b. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI

I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD

Kabupaten Kepulauan Anambas

Konsistensi antara RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMD

Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan dengan memperbandingkan antara

sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan Visi dan

Misi Kepala Daerah serta Program dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas.

Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Misi

yang terdapat dalam RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas. Terdapat 43 sasaran pokok

dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat dilihat pada tabel

berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 9

Mewujudkan Prasarana dan Sarana Wilayah yang Maju

Meningkatnya peran swasta dalam

penyediaan jasa layanan transportasi

Pengembangan dan peningkatan peran swasta dan BUMD melalui

subsidi pemda, dan insentif investasi.

Koordinasi dan integrasi antara penyelenggara layanan jasa

transportasi (darat, laut, udara) dengan penyelenggara kegiatan

pariwisata

Tersedianya transportasi laut yang

mampu melayani angkutan laut antar

pulau, antar wilayah

Pengembangan dan peningkatan dermaga-dermaga di desa-desa

untuk membuka akses laut ke kawasan strategis.

Penyediaan sarana angkutan laut dari dan ke daerah pemukiman

dan kawasan strategis.

Pengembangan pelabuhan yang dapat melayani pelayaran antar

negara

Tersedianya transportasi Udara yang

mampu menghubungkan Anambas

dengan pusat pertumbuhan ekonomi

Pengembangan dan peningkatan frekwensi penerbangan

Pengembangan penerbangan perintis, kerjasama swasta untuk

meningkatkan frekwensi penerbangan ke Anambas.

Tersedianya transportasi darat yang

mampu melayani pergerakan orang

dan barang dalam satu pulau, dan

mampu menghubungkan pelabuhan

dengan pusat-pusat pemukiman dan

pusat kegiatan ekonomi

Pengembangan dan Peningkatan layanan penumpang

Penyediaan sarana angkutan umum menuju Kawasan Strategis

(obyek wisata, pusat jasa, dan kawasan pemukiman)

Terjaminnya ketersediaan sumberdaya

air dan termanfaatkannya secara

optimal

Peningkatan dan perluasan jaringan irigasi.

Peningkatan dan perbaikan lingkungan danau, mata air, sungai dan

saluran alam.

Tersedianya layanan air bersih di

pusat-pusat pemukiman dan aktivitas

ekonomi tanpa harus mengganggu

kondisi lingkungan dan sekitar dan

kawasan konservasi air

Peningkatan sistem pengolahan dan jaringan distribusi air bersih.

Peningkatan kawasan resapan air, pembangunan reservoir air baku

Terpenuhinya kebutuhan listrik dan

energi di seluruh kepulauan

Peningkatan pembangkit listrik menggunakan sumberdaya energi

yang ada (migas), dan sumberdaya alternatif (biodiesel, surya,

angin, air),

Peningkatan sistem jaringan transmisi dan distribusi listrik,

peningkatan sistem dan jaringan logistik BBM

Terbukanya akses pos, telepon, dan

internet ke seluruh kecamatan

khususnya pusat-pusat pemukiman,

perkantoran dan aktivitas ekonomi

lainnya (kawasan sentra perikanan,

pariwisata, perdagangan dan jasa)

Tertatanya sistem pengolahan limbah

domestik dan industri khususnya di

kawasan pantai

Pengembangan sarana prasarana limbah dan sanitasi di pulau

terluar dan terpenci untuk mendukung pariwisata

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berkualitas

Terbangun dan meningkatnya

karakter, budi pekerti dan ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan

kegiatan sosial kemasyarakatan

Meningkatnya sarana dan prasarana

pendidikan dasar, menengah umum

serta dikembangkannya pendidikan

Peningkatan kualitas guru dan standarisasi sistem

pengajaran di sekolah umum, pesantren dan kejuruan serta

peningkatan kualitas pendidikan tinggi

Tabel I.1. Sasaran Pokok

Misi I RPJPD

Tabel I.2. Sasaran Pokok

Misi II RPJPD

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 10

kejuruan dan pendidikan tinggi

khususnya bidang pariwisata dan

maritim

Berkembangnya tingkat layanan

Rumah Sakit Umum Daerah,

Puskesmas dan Pustu serta Puskesmas

Keliling

Peningkatan prasarana kesehatan Pustu, Puskesmas, dan RS

serta peningkatan kualitas dan kuantitas dokter dan

paramedis hingga kecamatan

Meningkatnya peran serta perempuan

dalam pendidikan dan pembangunan,

serta menurunnya tingkat kekerasan

terhadap anak dan perempuan

Peningkatan upaya pemberdayaan perempuan dan anak

melalui pendidikan, program pemerintah dan swasta

Berkembangnya apresiasi terhadap

Iptek dan budaya inovasi yang

mampu mendorong tumbuhnya

usaha-usaha baru yang didukung oleh

kemampuan iptek

Peningkatan penerapan Iptek bagi kepentingan ekonomi

lokal masyarakat serta pengembangan program pendidikan

dini kewirausahaan, apresiasi prestasi inovasi, dan fasilitasi

belajar seumur hidup serta pengembangan program

inkubasi teknobisnis dan insentif bagi usaha inovatif

pemula

Meningkatnya kualitas SDM yang

ditandai oleh menurunnya tingkat

pengangguran dan meningkatnya

produktivitas masyarakat

Meningkatkan program untuk menciptakan usaha baru dan

meningkatkan produktivitas

Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabel (Tata Kelola Pemerintahan)

Tertatanya aturan perundangan yang

memberikan iklim kondusif bagi

pembangunan ekonomi daerah

Memonitoring implementasi reformasi birokrasi

Diterapkannya tata kelola

pemerintahan yang akuntabel

Pengembangan tata kelola pemerintahan berbasis kinerja

Terciptanya aparatur pemerintahan

yang memiliki kompetensi

dibidangnya, memiliki kinerja tinggi,

etos kerja, berkarakter serta bertakwa

terhadap Tuhan YME

Peningkatan kinerja aparatur melalui pendidikan umum dan

kedinasan, penegakan disiplin dan program kerjasama

Meningkatkan Sistem dan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pengetahuan

(Sistem Kelembagaan Ekonomi)

Terciptanya transformasi ekonomi

secara bertahap dari yang berorientasi

keunggulan komparatif menuju

keunggulan kompetitif

Penguatan inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan

dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan

Terciptanya kebijakan ekonomi yang

mampu menciptakan iklim

kondusif untuk tumbuh kembangnya

kewirausahaan

Pengembangan kebijakan perekonomian perlu

mengutamakan kelompok masyarakat yang masih lemah

serta menjaga kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa

Terciptanya kelembagaan ekonomi

yang mampu mendukung terciptanya

usaha-usaha baru yang inovatif

Menjaga dan mengembangkan, dan melaksanakan iklim

persaingan usaha secara sehat, serta melindungi konsumen

Terciptanya struktur ekonomi yang

kokoh berbasis perikanan dan

kelautan, pariwisata dan

pertambangan

Struktur perekonomian didukung oleh sektor perikanan,

pariwisata, dan pertambangan dan diperkuat oleh sektor

industri pengolahan dan jasa pendukung pariwisata

Tabel I.3. Sasaran Pokok

Misi III RPJPD

Tabel I.4. Sasaran Pokok

Misi IV RPJPD

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 11

Terciptanya aktivitas perdagangan

antar pulau dan antar negara yang

didukung oleh sarana dan prasarana

perdagangan, sistem informasi,

logistik dan sistem transportasi yang

memadai

Penerapan dan pengembangan sistem perdagangan dalam

dan luar negeri untuk memperkokoh sistem koleksi dan

distribusi yang efisien dan efektif

Terciptanya investasi baru yang

mampu memperkuat struktur dan

sistem perekonomian Anambas

Peningkatan investasi industri pengolahan perikanan dan

sumberdaya laut lainnya serta jasa pariwisata

Terciptanya kerangka umum inovasi

yang mampu mendukung

berkembangnya usaha-usaha kreatif

dan inovatif

Meniadakan regulasi yang menghambat inovasi dan bisnis,

menyediakan pembiayaan berisiko, menyediakan insentif

fiskal terkait inovasi.

Terciptanya kelembagaan Iptek yang

mampu memberikan kontribusi bagi

perekonomian lokal dan usaha- usaha

pelestarian lingkungan

Pengembangan lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan jaringan skala nasional.

Terciptanya kolaborasi inovasi yang

mampu menggalang potensi-potensi

inovasi lokal untuk berkembang

Meningkatkan kegiatan Litbang yang kolaboratif

Meningkatkan Pendayagunaan Unggulan Daerah Berbasis Kemaritiman Terpadu (Unggulan

Daerah)

Terciptanya penguatan rantai nilai

serta perluasan dan pendalaman

struktur industri dan jasa

Perluasan struktur industri pengolahan ikan dan hasil laut,

jasa pariwisata dan pertambangan migas

Terciptanya kerjasama dan keterkaitan

(linkage) antar industri dan jasa

Penguatan keterkaitan antar industri lokal, nasional dan

internasional

Terciptanya kapasitas industri dan jasa

dengan memanfaatkan sumberdaya,

sarana dan prasarana secara kolektif

Peningkatan infrastruktur kolektif untuk meningkatkan

kapasitas dan efisiensi

Bertumbuh kembangnya inovasi

dalam klaster-klaster industri yang

terbentuk

Peningkatan kerjasama dan sinkronisasi kebijakan inovasi

untuk mendukung klaster industri

Terciptanya produk dan layanan

(pariwisata) yang mengikuti standar

internasional dan perkembangan

global

Mendorong dan inisaiasi partisipasi aktif dalam forum

internasional terkait industri dan perdagangan

Menciptakan Kondisi yang Tertib, Aman, Damai dan Sejahtera Berlandaskan Budaya Melayu

Terciptanya sistem dan penegakan

hukum yang adil dan tidak memihak

Peningkatan sistem hukum yang mampu menciptakan

keamanan, ketertiban dan kedamaian serta kepastian hukum

Terciptanya keamanan, ketertiban dan

kedamaian di seluruh wilayah

Kabupaten

Meningkatkan kerukunan antar suku, agama dan golongan,

serta peningkatan sistem keamanan dan ketertiban

lingkungan, sosialisasi peraturan perundangan serta

penegakan hukum

Terciptanya masyarakat yang sehat

jasmani dan rohaninya

Meningkatkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani

Lestarinya warisan budaya (melayu)

yang menjadi ciri khas Kabupaten

Kepulauan Anambas

Peningkatan aktivitas pengembangan dan pelestarian

budaya melayu

Terlaksananya aktivitas keagamaan

secara damai dan menciptakan

toleransi dan kerukunan antar umat

beragama

Peningkatan aktivitas keagamaan di segala bidang

Terciptanya interaksi antar budaya Meningkatkan interaksi antar budaya dalam mendukung

Tabel I.5. Sasaran Pokok

Misi V RPJPD

Tabel I.6. Sasaran Pokok

Misi VII RPJPD

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 12

dalam mendukung pengembangan

pariwisata

pariwisata

Terciptanya rasa persatuan dan

kesatuan bangsa

Meningkatkan rasa kebangsaan, satu nusa, satu bangsa dan

satu Bahasa

Berkembangnya pusat-pusat

pertumbuhan berbasis pariwisata dan

perikanan serta keterkaitan ekonomi

antara desa (kawasan tertinggal) dan

kota (pusat pertumbuhan ekonomi)

Peningkatan pembangunan wilayah-wilayah strategis dan

cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan

wilayah-wilayah tertinggal

Terciptanya kawasan perbatasan dan

pulau terluar sebagai beranda depan

yang memiliki sarana prasarana yang

maju dengan informasi yang mudah

diakses serta ciri ke-indonesiaan

Mempererat kerjasama dengan negara tetangga khususnya

perdagangan perbatasan, pencegahan ilegal fishing, mining,

logging serta perdagangan manusia

Terciptannya kawasan perdesaan yang

maju memiliki akses transportasi,

komunikasi serta sarana dan prasarana

yang maju

Peningkatan kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan

kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan

keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling

komplementer dan saling menguntungkan

Mengoptimalkan Pendayagunaan SDA dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SDA dan Lingkungan)

Terciptanya pemanfaatan ruang sesuai

RTRW yang telah ditetapkan serta

pengendalian terhadap penyimpangan

RTRW

Pengendalian pengembangan struktur dan pola ruang

Tertatanya dan menyelenggarakan

sistem pertanahan yang efisien dan

efektif

Penerapan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien,

efektif

Teridentifikasinya cadangan SDA

terbarukan sehingga dapat dikelola

secara berkelanjutan

Peningkatan pemanfaatan sumberdaya terbarukan

Teridentifikasinya cadangan SDA

tidak terbarukan sehingga dapat

dimanfaatkan secara bijaksana

Pengendalian pemanfaatan sumberdaya tidak terbarukan

Diterapkannya prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan

Meningkatkan pembangunan berkelanjutan dalam setiap

penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan

Meningkatnya kesadaran masyarakat

untuk mengelola sumberdaya alam

secara berkelanjutan

Meningkatkan kesadaran, sikap mental dan perilaku

masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam

Tahapan pembangunan jangka panjang terbagi menjadi lima tahapan dan RPJMD

tahun 2016-2021 merupakan RPJM Daerah tahapan ke-3. Pada tahap pengembangan ini,

dilakukan pemantapan kebijakan dan aturan perundangan serta dilakukan penjabaran

rencana dan sistem kelembagaan supaya mudah untuk dilaksanakan. Pada tahap ini,

pembangunan fisik mencapai puncaknya dengan membangun kebutuhan fisik dasar

masyarakat seperti: Penyediaan pangan dan kebutuhan pokok, sistem perdagangan dan

distribusi kebutuhan pokok, perumahan, prasarana dan sarana dasar, seperti transportasi,

air bersih, listrik dan telepon serta pendidikan. Disisi lain mulai didorong adanya

investasi swasta dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, membuka peluang usaha

dan menekan angka pengangguran.

Tabel I.7. Sasaran Pokok

Misi VII RPJPD

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 13

I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten

Kepulauan Anambas

Selain memilki rencana pembangunan dalam bentuk dokumen RPJMD, daerah

juga memiliki perencanaan tata ruang wilayah dalam bentuk dokumen RTRW. Jika

RPJMD memuat program-program prioritas dan sektoral, RTRW memberikan norma,

batasan, dan arahan terhadap pemanfaatan sumber daya yang ada di daerah, termasuk

mengendalikannya, sehingga sinergitas kedua dokumen tersebut menjadi syarat

keberhasilan pembangunan.

Kabupaten Kepulauan Anambas telah memiliki RTRW dalam jangka waktu

2011-2031 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas No. 03 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kepulauan Anambas. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) utamanya memuat Rencana

Struktur dan Rencana Pola Ruang Wilayah yang ditahapkan selama kurun waktu 20

tahun. Keterkaitan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016- 2021 dengan

RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2011-2031, dapat dilihat pada tahapan

RTRW yang memasuki lima tahun kedua, dimana program-program utamanya diuraikan

pada tabel berikut.

I.3.3.1. Struktur Ruang

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

1 Perwujudan Pusat Kegiatan

1.1 Program pengembangan Pusat

Kegiatan Wilayah dan Pusat

Kegiatan Lokal (PKW dan PKL)

:

Pengembangan PKW dan PKL

Program perencanaan tata

ruang

Kawasan Perkotaan Tarempa;

Kawasan Perkotaan Letung;

Kawasan Perkotaan

Tebangladan.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Bappeda,

Dinas PU Kabupaten,

Bappeda,

Dinas PU Provinsi,

Kementrian PU

dan BAPPENAS

1.2 Program pengembangan Pusat

Pelayanan Kawasan (PPK) :

Pengembangan wilayah

perkotaan

Program perencanaan tata

ruang

Kawasan Perkotaan

Payalaman; Kawasan Perkotaan Nyamuk;

Kawasan Perkotaan Air Bini;

Kawasan Perkotaan Air Asuk; Kawasan Perkotaan Ulu

Maras.

APBD

Kabupaten APBD Provinsi

APBN

Bappeda,

Dinas PU Kabupaten, Bappeda,

Dinas PU Provinsi,

Kementrian PU dan BAPPENAS

1.3 Program Penyusunan Rencana

Detail Kawasan:

Penataan rinci wilayah

perkotaan

Peraturan zonasi wilayah

perkotaan

Perkotaan Tarempa;

Perkotaan Letung;

Perkotaan Tebangladan;

Perkotaan Payalaman;

Perkotaan Nyamuk;

Perkotaan Air Bini;

Perkotaan Air Asuk; dan

Perkotaan Ulu Maras.

APBD

Kabupaten

Bappeda,

Dinas PU Kabupaten

1.4 Program penyusunan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL)

Penataan bangunan dan

lingkungan

Perkotaan Tarempa;

Perkotaan Letung;

Perkotaan Tebangladan;

Perkotaan Payalaman;

Perkotaan Nyamuk;

Perkotaan Air Bini;

Perkotaan Air Asuk;

Perkotaan Ulu Maras.

APBD

Kabupaten

Bappeda Kabupaten,

Dinas PU Kabupaten

1.5 Program pengendalian kegiatan

komersial atau perdagangan

mencakup pertokoan, pusat

belanja, dan industri

Pengendalian kegiatan

Perkotaan Tarempa;

Perkotaan Letung;

Perkotaan Tebangladan;

Perkotaan Payalaman;

Perkotaan Nyamuk;

APBD

Kabupaten

Bappeda Kabupaten,

Dinas PU Kabupaten,

Dinas Perindustrian,

BLH,

Perhubungan

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 14

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

kegiatan komersial atau

perdagangan mencakup

pertokoan, pusat belanja, dan

industri

Perkotaan Air Bini;

Perkotaan Air Asuk; dan

Perkotaan Ulu Maras.

1.6 Program pengembangan Pusat

Pelayanan Lingkungan (PPL) :

Penataan PPL

Pengembangan PPL

Pengembangan pusat

pelayanan pedesaan

PPL Temburun di Kecamatan

Siantan Timur;

PPL Air Sena di Kecamatan

Siantan Tengah;

PPL Payalaman di Kecamatan

Palmatak;

PPL Rewak di Kecamatan

Jemaja.

PPL Piasan di Kecamatan

Palmatak; dan

PPL Kuala Maras di

Kecamatan Jemaja Timur.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Bappeda Kabupaten,

Dinas PU Kabupaten,

Pemdes,

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten,

Dinas Perindustrian

Kabupaten, Bappeda

Provinsi,

Dinas PU Provinsi,

Pemdes,

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Provinsi,

Perindustrian Provinsi

dan Kementrian Terkait

2 Perwujudan Sistem Prasarana

2.1 Sistem Jaringan Transportasi

a Program jalan dan jembatan

Pengembangan dan

peningkatan jalan kolektor primer 2

Ruas jalan Tarempa – Rintis; Ruas jalan Rintis – Konjo;

Ruas jalan Peninting -

Payalaman; Ruas jalan Payalaman – Mata

Kecil;

Ruas jalan Sp. Rintis –

Genting;

Ruas jalan Penebung –

Nyamuk; Ruas jalan Letung – Pasiran –

Kualamaras;

Ruas jalan Pasiran – Bandara; dan

Ruas jalan Letung – Kusik.

APBD Kabupaten

APBN

Dinas PU Kabupaten dan Kementerian PU

b Program jalan dan jembatan

Peningkatan dan pemeliharaan

jalan lokal primer

Ruas jalan Ladan – Pelabuhan Matak;

Ruas jalan Sp. Matak –

Langir; Ruas jalan Kuala Maras – Sei

Hulu;

Ruas jalan Sei Hulu – Letung; Ruas jalan Pasir Peti –

Tarempa;

Ruas jalan Kampung Melayu – Tiangau;

Ruas jalan Tebang – Langir;

Ruas jalan Payalaman – Langir; ruas jalan Air Asuk –

Lidi;

Ruas jalan Payalaman – Payamaram;

Ruas jalan Ulu Maras –

Genting Pulur; Ruas jalan Bukit Padi – Air

Biru;

Ruas jalan Rintis – Teluk Rambut;

Ruas jalan Putik – Teluk

Pering; Ruas jalan Tebang – Belibak;

Ruas jalan Melung – Air

Sena; ruas jalan Melung –

APBD Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU Kabupaten dan Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 15

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Teluk Durian; Ruas jalan Impol – Sunggak;

ruas jalan Air Bini – Genting;

Ruas jalan Muntai – Kp. Baru;

Ruas jalan Padang Melang –

Terdun; Ruas jalan Air Sena –

Peninting;

Ruas jalan dalam kota Tarempa;

Ruas jalan dalam kota

Letung; dan Ruas jalan pesisir pantai

Kantor Desa Air Sena –

Tanjung Datuk – Jembatan Anjur.

c Program rehabilitasi/

pemeliharaan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan lokal

primer

ruas jalan Ladan – Pelabuhan

Matak; Ruas jalanSp. Matak –

Langir;

Ruas jalanKuala Maras – Sei Hulu;

Ruas jalanSei Hulu – Letung;

Ruas jalanPasir Peti – Tarempa;

Ruas jalanKampung Melayu –

Tiangau; Ruas jalanTebang – Langir;

Ruas jalanPayalaman –

Langir; Ruas jalanAir Asuk – Lidi;

Ruas jalanPayalaman –

Payamaram; Ruas jalanUlu Maras –

Genting Pulur;

Ruas jalanBukit Padi – Air Biru;

ruas jalan Rintis – Teluk Rambut;

Ruas jalanPutik – Teluk

Pering; Ruas jalanTebang – Belibak;

Ruas jalanMelung – Air Sena;

Ruas jalanMelung – Teluk Durian;

Ruas jalanImpol – Sunggak;

Ruas jalanAir Bini – Genting; Ruas jalanMuntai – Kp. Baru;

Ruas jalanAir Sena –

Peninting;

Ruas jalandalam kota

Tarempa;

Ruas jalandalam kota Letung; dan

Ruas jalanpesisir pantai

Kantor Desa Air Sena – Tanjung Datuk – Jembatan

Anjur.

Jaringan jalan sekunder Kabupaten berupa jalan

menghubungkan pusat

kegiatan sekunder di kawasan perkotaan

.

APBD

Kabupaten APBD Provinsi

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi

Pembangunan jembatan Jembatan Antang – Jeruan;

Jembatan Penebung – Nyamuk; dan

APBN

APBD Provinsi APBD

Dinas PU Kabupaten,

Provinsi

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 16

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Jembatan Piabung – Air Asuk.

Kabupaten

d Program pembangunan dan

perawatan prasarana dan fasilitas

perhubungan (pembangunan terminal)

Pembangunan Terminal penumpang tipe C

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan;

Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Jemaja;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Jemaja Timur; Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Palmatak;

Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan

Selatan;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan

Tengah; dan

Terminal penumpang tipe C di Kecamatan Siantan Timur.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

Perawatan Terminal

penumpang tipe C

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Jemaja;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Jemaja Timur;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Palmatak;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan

Selatan;

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan

Tengah; dan

Terminal penumpang tipe C

di Kecamatan Siantan Timur

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

Pembangunan Terminal

barang

Terminal barang di

Kecamatan Siantan; Terminal barang di

Kecamatan Jemaja Timur;

Terminal barang di Kecamatan Jemaja; dan

Terminal barang di

Kecamatan Siantan Selatan.

APBD

Kabupaten APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup Kabupaten dan Provinsi

Perawatan Terminal barang Terminal barang di

Kecamatan Siantan;

Terminal barang di

Kecamatan Jemaja Timur;

Terminal barang di

Kecamatan Jemaja; dan

Terminal barang di

Kecamatan Siantan Selatan.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

e Program pengembangan unit

pengujian kendaraan bermotor

Lalu Lintas Angkutan Jalan

(LLAJ)

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

f Program rehabilitasi/

pemeliharaan prasarana dan

fasilitas LLAJ

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

g Program penyediaan sarana

informasi dan fasilitas

keselamatan LLAJ pada jalur

evakuasi kawasan rawan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 17

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

bencana

h program pengembangan jaringan

pelayanan lalu lintas

Pengembangan rute

transportasi

Tarempa – Matak;

Tarempa – Air Bini;

Tarempa – Air Asuk;

Air Bini – Nyamuk;

Matak – Air Asuk; dan

Letung – Ulu Maras.

APBD

Kabupaten

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten

i Program penyediaan data dan

informasi mengenai analisis

dampak serta manajemen lalu

lintas

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

j Program peningkatan pelayanan

angkutan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

k Program pengembangan dan

pemeliharaan jaringan angkutan

sungai, danau dan

penyeberangan

Lintas penyeberangan

anambas – natuna

Lintas penyeberangan

anambas – tanjung pinang

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Dinas

Perhubungan, Provinsi

l Program pembangunan dan

pemeliharaan pelabuhan

penyeberangan roro

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Kecamatan Jemaja Timur.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Dinas

Perhubungan, Provinsi

m Program peningkatan pelabuhan

Peningkatan kapasitas

pelabuhan pengumpul

Kecamatan Siantan.

Kecamatan Jemaja.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Dinas

Perhubungan, Provinsi

Peningkatan pelabuhan

pengumpan regional

Kecamatan Jemaja Timur. APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten; Dinas

Perhubungan, Provinsi;

dan Kementerian

Perhubungan

Peningkatan pelabuhan lokal Kecamatan Palmatak;

Kecamatan Siantan Tengah;

Kecamatan Siantan TImur;

dan

Kecamatan Siantan Selatan.

APBD

Kabupaten

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten

Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak

Swasta Swasta

n Program pengembangan alur

pelayaran luar negeri

Pengembangan alur pelayaran

luar negeri

Alur pelayaran Anambas –

Singapura;

Alur pelayaran Anambas –

Thailand;

Alur pelayaran Anambas –

Malaysia;

Alur pelayaran Anambas –

Vietnam; dan

Alur pelayaran Anambas –

Hongkong.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Swasta

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

dan Kementerian

Perhubungan Swasta

Program pengembangan

pelayanan transportasi laut

Pengembangan alur pelayaran

nasional

Tarempa – Letung – Kijang –

Tg. Priok (Jakarta);

Tarempa – Ranai – Sintete

(Prov. Kalimantan Barat);

Tarempa – Ranai – Pontianak

(Prov. Kalimantan Barat);

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

swasta

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

dan Kementerian

Perhubungan swasta

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 18

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Tarempa – Letung –

Tanjungpinang (Provinsi

Kepulauan Riau);

Tarempa – Letung – Kijang

(Provinsi Kepulauan Riau);

Tarempa – Kuala Maras –

Tanjungpinang (Provinsi

Kepulauan Riau); dan

Tarempa – Ranai (Provinsi

Kepulauan Riau).

Pengembangan alur pelayaran

lokal

Tarempa – Impul – Sunggak –

Keramut – Letung;

Tarempa – Lingai Kecil –

Kuala Maras;

Tarempa – Batu Belah – Air

Putih – Penebung – Tenggel –

Nyamuk;

Tarempa – Batu Belah –

Nokok – Munjan;

Tarempa – Pulau Ujung –

Mengkait;

Tarempa – Air Asuk –

Kampung Baru

– Lidi – Belibak – Tebang –

Ladan;

Tarempa – Genting – Kiabu;

Tarempa – Lingai Kecil –

Telaga Kecil

– Gunung Kahwa – Telaga

Besar;

Tarempa – Matak Kecil;

Tarempa – Payalaman; dan

Tarempa – Teluk Durian –

Nuan.

APBD

Kabupaten

Swasta

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten

Swastai

Peningkatan pelabuhan khusus Kecamatan Palmatak Swasta Swasta

o Program pengembangan jalur pelayaran luar negeri

Pengembangan jalur pelayaran luar negeri

Alur pelayaran Anambas – Singapura;

Alur pelayaran Anambas –

Thailand; Alur pelayaran Anambas –

Malaysia;

Alur pelayaran Anambas – Vietnam; dan

Alur pelayaran Anambas –

Hongkong.

APBD Kabupaten

APBD Provinsi

APBN Swasta

Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

dan Kementerian Perhubungan Swasta

Program pengembangan

pelayanan transportasi laut

Pengembangan jalur pelayaran nasional

Tarempa – Letung – Kijang –

Tg. Priok (Jakarta);

Tarempa – Ranai – Sintete (Prov. Kalimantan Barat);

Tarempa – Ranai – Pontianak

(Prov. Kalimantan Barat); Tarempa – Letung –

Tanjungpinang (Provinsi

Kepulauan Riau); Tarempa – Letung – Kijang

(Provinsi Kepulauan Riau); Tarempa – Kuala Maras –

Tanjungpinang (Provinsi

Kepulauan Riau); dan Tarempa – Ranai (Provinsi

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi APBN

swasta

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi dan Kementerian

Perhubungan swasta

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 19

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Kepulauan Riau).

Pengembangan jalur pelayaran

lokal

Tarempa – Impul – Sunggak –

Keramut – Letung;

Tarempa – Lingai Kecil – Kuala Maras;

Tarempa – Batu Belah – Air

Putih – Penebung – Tenggel – Nyamuk;

Tarempa – Batu Belah –

Nokok – Munjan; Tarempa – Pulau Ujung –

Mengkait;

Tarempa – Air Asuk –

Kampung Baru

– Lidi – Belibak – Tebang –

Ladan; Tarempa – Genting – Kiabu;

Tarempa – Lingai Kecil –

Telaga Kecil – Gunung Kahwa – Telaga

Besar;

Tarempa – Matak Kecil; Tarempa – Payalaman; dan

Tarempa – Teluk Durian –

Nuan.

APBD

Kabupaten

Swasta

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten Swastai

Program pembangunan bandar

udara

Pembangunan bandar udara

perintis

Kecamatan Jemaja Timur.c APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Dinas PU, Dinas

Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kabupaten dan Provinsi

dan Kementrian PU,

Kementrian Perhubungan

Program pengembangan bandar

udara

Pengembangan bandara

khusus menjadi bandara

pengumpan

Kecamatan Palmatak. APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Swasta

Dinas PU Kabupaten;

Dinas PU Provinsi dan

Kementrian PU

Kementerian Perhubungan

dan BPMIGAS

Program pengembangan jalur

penerbangan

Jalur penerbangan nasional

Anambas – Batam;

Anambas – Tanjungpinang

Anambas – Natuna; dan

Anambas – Jakarta

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Swasta

APBD Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

2.2 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi

a Program pengembangan jaringan

pipa minyak dan gas

Pembangunan jaringan pipa

minyak dan gas bumi

Perairan Lepas Pantai

Kabupaten

Swasta Swasta

b Program pengembangan dan

peningkatan PLTD

Pengembangan, Pemeliharaan

dan Peningkatan PLTD

Kecamatan Siantan

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Jemaja

APBD

Kabupaten

Swasta

Dinas ESDM Kabupaten

dan PLN

c Program pengembangan

Pembangkit tenaga listrik

Pembangunan pembangkit

listrik mikro hidro

Kecamatan Siantan Timur APBD

Kabupaten

APBDN

Dinas ESDM , Kabupaten

dan APBN

Pembangunan, dan pemeliharaan

PLTS

PLTS Hybrid

PLTS Komunal

Desa dan Perdesaan APBD

Kabupaten

Dan APBN

Dinas Kabupaten terkait

Kementerian terkait

d Program pengembangan PLTG

Pembangunan PLTG

Kabupaten kepulauan anambas Swasta APBN Dinas ESDM

, Kabupaten dan Provinsi,

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 20

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Kementerian Terkait

e Pengembangan jaringan

transmisi dan distribusi tenaga

listrik

Pembanguan jaringan

transmisi

Jaringan transmisi Kecamatan

Palmatak – Kecamatan Siantan

Tengah

Jaringan transmisi Kecamatan

Siantan – Kecamatan Siantan

Selatan;

jaringan transmisi Kecamatan

Jemaja

– Kecamatan Jemaja Timur;

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas ESDM

, Kabupaten dan Provinsi,

Kementerian Terkait

Pembangunan jaringan

jaringan distribusi

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Jemaja;

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Jemaja Timur; dan

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Siantan Timur.

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Palmatak;

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Siantan;

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan Siantan Selatan;

Jaringan distribusi berada di

Kecamatan SiantanTengah;

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas ESDM

, Kabupaten dan Provinsi,

Kementerian Terkait

f Pembangunan sarana dan

prasarana depo minyak dan gas

bumi

Pulau matak

Pulau lainnya

Swasta Swasta

2.3 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

a Program pengembangan sistem

jaringan Telekomunikasi

Peningkatan sistem jaringan

kabel

Kecamatan Siantan. APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

Swasta

Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten dan

Provinsi

Swasta

Pengembangan jaringan kabel

bawah laut

Wilayah Perairan Lepas Pantai

Anambas

Swasta Swasta

b Program pengembangan dan

peningkatan jaringan nirkabel

Pengembangan dan

peningkatan jaringan satelit

Wilayah Kepulauan (pulau-

pulau terpencil)

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Swasta

Dinas Kominfo Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Kominfo Swasta

Pengembangan dan

pembangunan menara

Telkomunikasi

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Swasta

Dinas Kominfo Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Kominfo Swasta

2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

a Program peningkatan dan pengelolaan wilayah sungai

Inventarisasi data dan pengelolaan DAS

DAS Air Abu; DAS Bajau;

DAS Bajau;

DAS Jemaja; DAS Matak;

DAS Mubur;

APBD Kabupaten,

APBD

Provinsi APBN

Dinas PU, BLH, Kabupaten dan Provinsi

BPDAS

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 21

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

DAS Siantan; dan DAS Batu Garam.

b Program peningkatan dan

pengelolaan sumber air untuk

irigasi dan jaringan irigasi

Peningkatan dan pengelolaan

sumber air untuk irigasi

Waduk David;

Waduk Matan; dan

Waduk Jelis.

Waduk Desa Langir

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU dan Dinas

Kehutanan, Pertanian

Perkebunan, Peternakan

dan Ketahanan Pangan

Kabupaten,

Kementerian Terkait

Peningkatan jaringan irigasi

teknis

Kecamatan Jemaja Timur.

Kecamatan Palmatak

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU dan Dinas

Kehutanan, Pertanian

Perkebunan, Peternakan

dan Ketahanan Pangan

Kabupaten,

Kementerian Terkait

c Program pengembangan dan

pengelolaan sumber air baku untuk air minum

Pengembangan sistem air baku untuk air minum

Pengelolaan sumber mata air

Sumber mata air Pulau Siantan;

Sumber mata air Pulau Matak; Sumber mata air Pulau Jemaja;

Sumber mata air Pulau Mubur;

dan Sumber mata air Pulau Bajau.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

APBN

Bappeda Dinas PU

PDAM, Kabupaten dan Provinsi, Kementerian

Terkait

Pengembangan dan

pengelolaan sumber air baku

buatan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU

PDAM, Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Pembangunan jaringan pipa air

bersih

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

Swasta

Dinas PU

PDAM, Kabupaten dan

Provinsi

d Program pengembangan sistem

pengenddlian daya rusak air

Pengembangan kolam

pengendali dan talud

Kecamatan Siantan APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Pengembangan chekdam

waduk david, waduk matan,

waduk jelis

Kecamatan Jemaja Timur. APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

e Program pengembangan

pengamanan pantai

Pengembangan pemecah

ombak

Kawasan pesisir Kabupaten APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Pengembangan tanggul

penahan gelombang

Kawasan pesisir Kabupaten APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

2.4 Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

a Program pengembangan

sarana dan prasarana

persampahan Pembangunan

Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA)

Pulau Matak

Pulau Siantan

Pulau Jemaja

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

Kementerian Terkait

b Program pengembangan sarana

dan prasarana air minum

Pulau Siantan

Pulau Matak

APBD

Kabupaten

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 22

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Pengembangan dan

optimalisasi instalasi

pengolahan air minum

Pulau Jemaja

Pulau Bajau

APBD

Provinsi

APBN

Swasta

Terkait PDAM,

Pengembangan dan

peningkatan jaringan distribusi

air minum

Kawasan permukiman

perkotaan

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Pengembangan hidran umum Pedesaan dan pesisir APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Pengembangan air minum non

perpipaan

Pedesaan APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Program pengembangan sarana

dan prasarana pengelolaan

limbah

Pengembangan sarana dan

prasarana limbah domestik

Kawasan permukiman

perkotaan

Kawasan permukiman

pedesaan

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Dinas

Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

Kementerian Terkait

c Pengembangan septic tank

individual

Kawasan permukiman APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

Kementerian Terkait

Pengembangan IPLT Pulau Matak

Pulau Siantan

Pulau Jemaja

APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

Swasta

Dinas PU Kabupaten

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup, Swasta

Pengembangan sarana dan

prasarana limbah industri berupa

instalasi pengolahan air limbah

Kawasan industri Matak

Kawasan industri Jemaja

Kawasan industri Siantan

Swasta Swasta

Pengembangan pengolahan air limbah komunal

Kawasan permukiman pesisir dan pulau-pulau kecil

APBD Kabupaten

APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas PU Kabupaten Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Kementerian Terkait Swasta

d Pengembangan saluran drainase

Rencana pembangunan sistem

jaringan drainase yang

terintegrasi dengan sistem satuan

wilayah sungai

Wilayah sungai. APBD

Kabupaten

APBD

Provinsi

APBN

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

e Pengembangan sistem jaringan drainase terpadu di kawasan

perkotaan

Perkotaan Tarempa; Perkotaan Letung; dan

Perkotaan Tebangladan.

APBD Kabupaten

APBD

Provinsi APBN

Dinas PU Kabupaten dan Provinsi Kementerian

Terkait

2.6 Antisipasi Bahaya Bencana Alam

a Program pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana

Pembangunan jalur evakuasi

bencana

Jalan Tarempa – Rintis Kecamatan Siantan;

Jalan Letung – Kuala Maras

Kecamatan Jemaja; Jalan Ulu Maras – Kuala Maras

Kecamatan Jemaja Timur;

APBD Kabupaten

APBD

Provinsi APBN

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 23

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Pelaksana

Jalan Air Bini - Rintis Kecamatan Siantan Selatan;

dan

Jalan lokal yang menuju perbukitan yang lebih tinggi.

Terkait

Pembangunan ruang evakuasi

bencana

Batu Tambun Kelurahan

Tarempa Kecamatan Siantan;

Desa Kuala Maras Kecamatan Jemaja Timur;

Terminal tipe C berada di

Kabupaten Kepulauan Anambas.; dan

Kantor kecamatan berada di

tiap ibukota kecamatan.

APBD

Kabupaten

APBD Provinsi

APBN

Dinas Sosial,

Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa, Kabupaten dan

Provinsi Kementerian Terkait

I.3.3.2. Perwujudan Pola Ruang

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

Perwujudan pola ruang darat

1 Perwujudan Kawasan Lindung

1.1 Kawasan Hutan Lindung

a

Program penetapan batas hutan lindung

Kecamatan Jemaja Timur;

Kecamatan Palmatak;

dan Kecamatan Siantan

Tengah.

APBD Provinsi APBN

Dinas Kehutanan, Provinsi Kementerian

Kehutanan

b Program percepatan reboisasi Kecamatan Jemaja

Timur; Kecamatan Palmatak;

dan

Kecamatan Siantan Tengah.

APBD

Kabupaten APBD Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian Terkait

Swasta

c Program pengendalian

pemanfaatan ruang dan

pelestarian ekosistem

Kecamatan Jemaja

Timur;

Kecamatan Palmatak; dan

Kecamatan Siantan

Tengah.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN Swasta

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait Swasta

1.2 Kawasan Resapan Air

a Program perlindungan,

konservasi dan pemulihan

daerah resapan air dan sumber

daya alam

Kawasan resapan air

Batu Tabir di Kecamatan

Siantan;

Kawasan resapan air

Batu Tambun di

kecamatan Siantan

Kawasan resapan air

Rintis di Kecamatan

Siantan; dan

Kawasan resapan air

Teluk Rambut di

Kecamatan Siantan

Selatan.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta

1.3 Kawasan Resapan Air

a Program penataan kawasan

sekitar sempadan pantai

pengamanan daerah sempadan

pantai

Pengendalian rencana

Daratan sepanjang tepian

laut

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 24

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

kegiatan budidaya di

sepanjang sempadan pantai

yang dapat mengganggu

atau merusak kualitas air,

kondisi fisik dan dasar

pantai serta alirannya

Pengendalian kegiatan yang

telah ada di sekitar daerah

sempadan pantai dan

pengamanan daerah tepi

pantai

b Program penataan kawasan

sekitar sempadan sungai

Pengamanan daerah aliran

sungai

Pengendalian rencana

kegiatan budidaya di

kawasan tepi sungai yang

dapat merusak kawasan tepi

sungai

Pengendalian kegiatan yang

telah ada di sekitar tepi

sungai dan anak sungai

Penetapan sempadan sungai

di wilayah Kabupaten

Penetapan pemanfaatan

ruang sempadan sungai

Penghijauan.

Daratan sepanjang tepian

sungai

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta

c Program rehabilitasi dan

revitalisasi kawasan sekitar

waduk

Penetapan batas sempadan

waduk dan mata air

Pengamanan daerah

sepanjang tepi waduk dan

mata air

Pengendalian pemanfaatan

ruang kawasan sekitar

waduk dan mata air

Melakukan program

pembinaan, penyuluhan

kepada masyarakat dalam

upaya pelestarian kawasan

Penghijauan

Kecamatan Jemaja

Timur.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda Dinas PU

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

d Program rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sekitar

mata air

Penetapan pemanfaatan ruang di sempadan saluran

irigasi

Pengamanan daerah sepanjang tepi waduk dan

mata air

Pengendalian pemanfaatan

ruang kawasan sekitar waduk dan mata air

Melakukan program

pembinaan, penyuluhan

Kecamatan Siantan; Kecamatan Palamtak;

Kecamatan Jemaja; dan

Kecamatan Jemaja Timur.

APBD Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 25

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

kepada masyarakat dalam upaya pelestarian kawasan

Penghijauan

1.4 Kawasan Hutan Mangrove

a Program Penataan dan Perlindungan Kawasan

Mangrove

kawasan hutan mangrove Desa Keramut

Kecamatan Jemaja;

kawasan hutan mangrove Desa Ulu Maras

Kecamatan Jemaja

Timur; kawasan hutan mangrove

Desa Kuala Maras

Kecamatan Jemaja Timur;

kawasan hutan mangrove

Desa Telaga Kecil Kecamatan Siantan

Selatan;

kawasan hutan mangrove Desa Batu Belah

Kecamatan Siantan

Timur; kawasan hutan mangrove

Desa Teluk Siantan

Kecamatan Siantan Tengah;

kawasan hutan mangrove

Desa Putik Kecamatan Palmatak.

APBD Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda Dinas PU Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

1.5 Kawasan Rawan Bencana

a Program perencanaan

kawasan siaga banjir

penyusunan data dan

informasi kawasan rawan

bencana banjir

Kecamatan Siantan. APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda, Dinas PU,

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

1.6 Kawasan Lindung Lainnya

a Program pengendalian dan

pengawasan kegiatan

budidaya di sekitar pulau-

pulau kecil

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda, DKP dan

Kehutanan, Kabupaten

dan Provinsi

b Program fasilitasi pemasaran

hasil produksi kehutanan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

c Program pengembangan,

pemanfaatan, dan

pengendalian kawasan hutan

produksi terbatas

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

d Program melakukan program

pembinaan, penyuluhan

kepada masyarakat dalam

upaya pelestarian kawasan.

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

2 Perwujudan Kawasan Budidaya

2.1 Kawasan Hutan Produksi

a Program penetapan kawasan

dan strategi penanganan

kawasan hutan produksi

Kawasan Hutan

Produksi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 26

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

berdasarkan kesesuaian

tanahnya;

b Program peningkatan pola

tanam dan pola tata tanam

Kawasan Hutan

Produksi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

c Program fasilitasi pemasaran

hasil produksi kehutanan

Kawasan Hutan

Produksi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

d Program pengembangan,

pemanfaatan, dan

pengendalian kawasan hutan

produksi terbatas

Kawasan Hutan Produksi

Terbatas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

e Program pemantauan secara

rutin untuk mencegah

terjadinya penebangan liar dan

kebakaran hutan

Kawasan Hutan Produksi

.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

f Program koordinasi,

inventarisasi, dan penyusunan

rencana strategis penanganan

lahan kritis pada kawasan

hutan produksi

Kawasan Hutan

Produksi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda dan Kehutanan,

Kabupaten dan Provinsi

2.2 Kawasan Hutan Produksi

a Program penetapan dan

pengembangan sentra

produksi pertanian untuk

mendukung

pengembangan kawasan

strategis Kabupaten.

Kecamatan Jemaja

Kecamatan Jemaja Timur

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Dinas PU

Kabupaten dan Provinsi

b penyusunan data dan

informasi kawasan pertanian

untuk mendukung kawasan

strategis Kabupaten;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Dinas PU

Kabupaten dan Provinsi

c Program pengembangan

prasarana dan sarana pertanian

guna mendukung kawasan

strategis

Kecamatan Jemaja

Kecamatan Jemaja Timur

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Dinas PU

Kabupaten dan Provinsi

e Program pengembangan

kegiatan agribisnis,

agrowisata, dan industri

pengolahan pertanian

Kecamatan Jemaja

Kecamatan Jemaja Timur

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Dinas PU

Kabupaten dan Provinsi

e Program peningkatan

produktivitas pertanian;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Dinas PU

Kabupaten dan Provinsi

f Program penguatan

kelembagaan petani terkait

dengan pengelolaan lahan,

penggunaan pupuk organik,

pengangkutan, pengolahan

dan pemasaran serta

permodalan.

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi Swasta

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Kabupaten dan

Provinsi Swasta

g Program penyusunan

kebijakan revitalisasi

pertanian;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Kabupaten dan

Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 27

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

h Program monitoring dan

evaluasi revitalisasi pertanian;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Kabupaten dan

Provinsi

i Program peningkatan produksi

komoditas holtikultura;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Kabupaten dan

Provinsi

j Program penetapan batas

kawasan perkebunan yang

potensial dan tidak berada

pada kawasan lindung;

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan Kabupaten dan

Provinsi

k Program pengembangan

Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan

Kecamatan Jemaja

Kecamatan Jemaja Timur

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Pertanian

Kabupaten dan Provinsi

l Program peningkatan

teknologi produksi dan

pemasaran hasil perkebunan.

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Perkebunan

Kabupaten dan Provinsi

m Program peningkatan produksi

komoditas melalui

intensifikasi lahan, bantuan

sarana produksi, peningkatan

keterampilan budidaya, dan

pengolahan pasca panen.

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Pertanian, Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten

dan Provinsi

n Program penetapan kawasan

dan sentra peternakan untuk

Kabupaten

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Dinas Peternakan dan

Pertanian , Kabupaten

dan Provinsi

o Program pembangunan sarana

dan prasarana peternakan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Peternakan dan

Pertanian, Kabupaten dan

Provinsi

2.3 Kawasan Peruntukan Perikanan

a Program penyusunan data dan

informasi kawasan perikanan

untuk mendukung kawasan

anadalan nasional, kawasan

strategis Provinsi dan kawasan

strategis Kabupaten

Kecamatan Siantan

Tengah

Kecamatan Siantan

Selatan

Kecamatan Jemaja;

Kecamatan Jemaja

Timur

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

Kecamatan Siantan

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta Swadaya

masy.

Dinas Kelautan dan

Perikanan, Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta Masyarakat

b Program penyusunan master

plan kawasan ekonomi

terpadu perikanan tangkap

Kabupaten guna menunjang

Kawasan Andalan Nasional

Kecamatan Siantan

Timur

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta Swadaya

masy.

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta Masyarakat

c Program penetapan dan Kecamatan Siantan APBD Dinas

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 28

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

pengembangan kawasan

sentra produksi perikanan

untuk mendukung

pengembangan kawasan

minapolitan dan kawasan

ekonomi terpadu perikanan

tangkap Kabupaten

Tengah

Kecamatan Palmatak

Kecamatan Siantan

Timur

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta Swadaya

masy.

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

Swasta Masyarakat

d Program pengembangan

komoditas perikanan unggulan

dengan pemasaran nasional

dan ekspor

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swadaya masy.

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan,

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Perindustrian dan

Perdagangan Pelaku

Usaha

e Program pengembangan

industri pengolahan perikanan

Kawasan Ekonomi

Terpadu

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi Swasta

Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan,

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten

dan Provinsi

Swasta

f Program peningkatan kegiatan

penyuluhan perikanan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU dan Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi

g Program pengembangan

prasarana dan sarana

perikanan

Kecamatan Siantan

Tengah; dan

Kecamatan Siantan

Selatan.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU dan Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi

h Program peningkatan standar

mutu, dan nilai tambah produk

perikanan

Kecamatan Siantan

Tengah;dan

Kecamatan Siantan

Selatan.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU dan Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi

i Program penguatan

kelembagaan nelayan dan

pembudidaya ikan terkait

dengan peralatan budidaya,

pengangkutan, pengolahan

dan pemasaran serta

permodalan.

Kecamatan Siantan

Tengah;dan

Kecamatan Siantan

Selatan.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi Swasta

Dinas PU dan Dinas

Perikanan,Pertanian dan

Pangan, Kabupaten dan

Provinsi Swasta

j Program pengembangan

kawasan pelabahuan

perikanan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Dinas TerkaitKabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

2.4 Kawasan Peruntukan Pertambangan

a Identifikasi potensi tambang

b Program penetapan kawasan

pertambangan yang dapat dieksploitasi untuk

mendukung kawasan andalan

nasional

Kawasan Andalan

Nasional di Kabupaten Kepulauan Anambas.

APBD

Kabupaten APBD Provinsi APBN

Bappeda

Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Dinas

ESDM, Kabupaten dan Provinsi Kementerian

Terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 29

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

c Program optimasi pemanfaatan sumberdaya

tambang dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan

Kabupaten Kepulauan Anambas.

APBD Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Dinas ESDM Kabupaten

dan Provinsi

d Program penyusunan profil potensi, prosedur dan

mekanisme perizinan serta

rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing Wilayah

Usaha Pertambangan (WUP),

Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah

Pertambangan Nasional

(WPN), dan promosi untuk

menarik investasi

pengembangan bidang pertambangan dan energi

Kabupaten Kepulauan Anambas.

APBD Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Dinas ESDM Kabupaten

dan Provinsi

e Program evaluasi status perizinan kuasa pertambangan

Kabupaten Kepulauan Anambas.

APBD Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi

f Program pengendalian

kegiatan penambangan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Dinas ESDM Kabupaten dan Provinsi

g Program pemantauan dan

pengendalian kawasan usaha

pertambangan

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Perhubungan dan

Lingkungan Hidup

Dinas ESDM, Kabupaten dan

Provinsi

2.5 Kawasan Peruntukan Industri

a Program pengembangan

kawasan industri pendukung

migas

Kecamatan Palmatak APBD

Kabupaten Swasta

Dinas Terkait Swasta

b Program pengembangan

kawasan industri ship service

Kecamatan Jemaja APBD

Kabupaten Swasta

Dinas Terkait Swasta

c Program pengembangan,

penataan dan pemantauan

kawasan sentra industri

sedang dan industri kecil dan

mikro

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Dinas

Perhubungan dan

Lingkungan Hidup,

Kabupaten dan Provinsi

d Program pengembangan

industri pembuatan kapal kecil

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten Swadaya

masyarakat

Dinas Terkait Kabupaten

Swadaya masyarakat

e Program pengembangan

industri pengolahan hasil

perikanan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas terkait di

Kabupaten dan Provinsi

f Peningkatan kualitas sumber

daya manusia lokal untuk

mendukung penyediaan

tenaga kerja

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

Disnakertrans Kabupaten

2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata

a Program pengembangan dan

promosi paket-paket kegiatan

pariwisata melalui berbagai

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Dinas Pariwisata,

Kabupaten dan Provinsi

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 30

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

media, dan melaksanakan

berbagai kegiatan promosi

b Program pengembangan

kawasan wisata secara terpadu

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Dinas Pariwisata,

Kabupaten dan Provinsi

b Program penataan dan

pemantapan kawasan wisata

alam dan wisata budaya

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Dinas PU Dinas

Perhubungan,

Komunikasi dan

Informatika, Dinas

Pariwisata Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

c Program pengembangan

prasarana dan sarana

pendukung kegiatan

pariwisata

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Bappeda Dinas PU Dinas

Perhubungan,

Komunikasi dan

Informatika, Dinas

Pariwisata Kabupaten dan

Provinsi Kementerian

Terkait

d Program pembentukan pusat

informasi pariwisata terpadu

dan sistem informasi

manajemen promosi

pariwisata daerah

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas Pariwisata, Badan

Penanaman Modal Dinas

Komunikasi dan

Informatika, Kabupaten

dan Provinsi

e Program penyediaan fasilitas

penginapan.

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi Swasta

Dinas Pariwisata,

Kabupaten dan Provinsi

Swasta

2.7 Kawasan Peruntukan Permukiman

a Program pengembangan

perumahan perkotaan

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi

b Penyusunan data dan

informasi kawasan

permukiman perkotaan

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi

c Pengembangan kawasan

permukiman perkotaan

terpadu

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU Kabupaten dan

Provinsi

d Pemetaan zona permukiman

eksisting dan kawasan siap

bangun

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kantor

Pelayanan Perizinan

Terpadu Kabupaten dan

Provinsi

e Pengadaan perumahan melalui

subsidi KPR- Rumah Sangat

Sederhana

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten

Dinas PU, Kabupaten

f Penyusunan rencana induk

Kawasan Siap Bangun

(KASIBA) dvan Lingkungan

Siap Bangun (LISIBA)

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kantor

Pelayanan Perizinan

Terpadu Kabupaten dan

Provinsi

g Penyediaaan sarana dan

prasarana permukiman

perkotaan yang nyaman;

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

h Mengembangkan fasilitas

ruang publik dan RTH

perkotaan

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 31

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

i Revitalisasi permukiman

kumuh di kawasan perkotaan

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

j Penyediaan berbagai fasilitas

sosial ekonomi yang mampu

mendorong perkembangan

kawasan perkotaan

Kawasan Perkotaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

k Program pengembangan

perumahan pedesaan

Kawasan Pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

l Penyusunan data dan

informasi kawasan

permukiman pedesaan

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

m Pengembangan kawasan

permukiman pedesaan mandiri

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

n Pemetaan zona permukiman

eksisting dan kawasan siap

bangun

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

o Pengadaan perumahan melalui

subsidi KPR- Rumah Sangat

Sederhana

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

p Penyediaaan sarana dan

prasarana permukiman

pedesaan

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

q Revitalisasi permukiman

kumuh di kawasan pedesaan

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

r Penyediaan fasilitas sosial dan

fasilitas umum

Kawasan pedesaan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Kabupaten dan

Provinsi

2.8 Kawasan Peruntukan Lainnya

a Peningkatan dan

pengembangan infrastruktur

pendukung tugas pengamanan

dan keamanan kawasan dan

negara.

Kabupaten Kepulauan

Anambasz

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Pemerintah Kabupaten,

Provinsi dan Pusat

b Program pembangunan

kawasan pusat pemerintahan

Kecamatan Siantan APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

c Program pengembangan

kawasan reklamasi pantai

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Dinas Terkait Kabupaten

dan Provinsi Kementerian

Terkait

Perwujudan pola ruang laut

1 Perwujudan Kawasan Konservasi

1.1 Kawasan Konservasi Perairan

a Program penetapan batas KKP Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Pemerintah Kabupaten,

Provinsi dan Pusat

b Program penyusunan rencana

zonasi KKP

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Pemerintah Kabupaten,

Provinsi dan Pusat

c Program pengendalian Kabupaten Kepulauan APBD Pemerintah Kabupaten,

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 32

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

pemanfaatan ruang dan

pelestarian ekosistem KKP

Anambas Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Provinsi dan Pusat

Swasta

1.2 Kawasan Pemanfaatan Umum

a Program pengembangan dan

pengendalian pertambangan

migas lepas pantai

Lepas pantai perairan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

d Program pengembangan wisata

bahari

Kawasan Pulau Penjalin,

Pulau Kelong, Pulau

Tokong Belayar, Pulau

Durai dan Pulau Piacuk

berada di Kecamatan

Palamatak;

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

e Program pengembangan

budidaya perikanan laut

Pengembangan kawasan

budidaya rumput laut di

Kecamatan Kecamatan

Siantan Tengah :

Kecamatan Siantan

Timur dan Kecamatan

Jemaja, Kecamatan

Jemaja Timur; dan

Pengembangan kawasan

budidaya perikanan

keramba jaring apung

dan keramba jaring

tancap di kecamatan

Kecamatan Siantan

Tengah, Kecamatan

Siantan Timur,

Kecamatan Palmatak.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

f Program pengembangan

penangkapan ikan

Laut Natuna

Laut Cina Selatan

Selat Karimata

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

g Program Pengembangan

Kawasan Labuh Jangkar

kawasan labuh jangkar

perairan selat matak dan

perairan teluk luwe

tarempa dan jemaja

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

1.3 Jalur Laut

a Program pengembangan dan

penataan jalur pelayaran

Perairan untuk jalur

pelayaran dalam wilayah

kabupaten;

Perairan untuk jalur

pelayaran nusantara;

Perairan untuk jalur

pelayaran internasional;

Perairan untuk pipa

bawah laut; dan

Perairan untuk kabel

bawah laut

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi APBN

Swasta

Dinas Terkait di

Kabupaten dan Provinsi

Kementrian Terkait

Swasta

Perwujudan Kawasan Strategis

1 Kawasan Strategis Nasional

1.1 Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 33

No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana

a Program peningkatan kualitas

pelayanan sistem mercusuar

Kawasan Strategis

Nasional.

APBD

Kabupaten APBN

Dinas Perhubungan,

Kabupaten dan

Kementrian Perhubungan

b Program peningkatan kualitas

sistem radar

Kawasan Strategis

Nasional.

APBD

Kabupaten APBN

Dinas perhubungan

Kabupaten dan

Kementrian Perhubungan

c Program penelitian dan

pengembangan sistem

pendeteksian gelombang laut

Kawasan Strategis

Nasional.

APBD

Kabupaten APBN

Bappeda, Dinas

perhubungan, Kabupaten

dan Kementrian

Perhubungan

2 Kawasan Strategis Provinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten

2.1 Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi

a Penyusunan Master Plan

Kawasan Strategis Kabupaten;

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Dinas DKP,

Dinas Pariwisata dan

Dinas Pertanian

Kabupaten dan Provinsi

b Penuyusunan Detail

Engineering Design (DED)

Kawasan Strategis Kabupaten;

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Dinas DKP,

Dinas Pariwisata dan

Dinas Pertanian

Kabupaten dan Provinsi

c Penyusunan Rencana Induk

Kawasan Strategis Kabupaten;

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Dinas DKP,

Dinas Pariwisata dan

Dinas Pertanian

Kabupaten dan Provinsi

d Penyusunan Rencana Detail

Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi Kawasan Strategis

Kabupaten;

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda Dinas PU,

Kabupaten dan Provinsi

e Program pengembangan

prasarana dan sarana

pendukung Kawasan Strategis

Kabupaten

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu,

Kabupaten dan Provinsi

f Program pengembangan sarana

dan prasarana dasar Kawasan

Strategis sebagai pusat

pelayanan ekonomi dan sosial

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Bappeda

Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu,

Kabupaten dan Provinsi

g Pengembangan prasarana dan

sarana pendukung Kawasan

Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis

Kabupaten; dan

Kawasan Strategis

Provinsi.

APBD

Kabupaten APBD

Provinsi

Dinas PU, Dinas DKP,

Dinas Pariwisata dan

Dinas Perhubungan

Kabupaten dan Provinsi

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 34

I.4. Sistematika Penulisan

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah, dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-2021 ini disajikan dalam

sistematika sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Mengemukakan mengenai latar belakang penyusunan RPJM Daerah, dasar hukum,

konsistensi antara dokumen RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya seperti

RPJMN, RPJP Kabupaten dan RTRW, sistematika dan maksud serta tujuan penyusunan

RPJMD

1.1 Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RPJM Daerah, kedudukan RPJM

Daerah dengan dokumen yang ada diatas dan dibawahnya serta pedoman dalam

merumuskan dokumen.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam

penyusunan RPJM Daerah, baik yang berskala nasional, maupun lokal. Dalam hal

ini kalau di daerah telah diterbitkan Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan

Kepala Daerah (PERKADA) yang mengatur tentang perencanaan dan penganggaran

ataupun tentang tata cara penyusunan dokumen perencanaan dan pelaksanaan

musrenbang, perlu dicantumkan.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Bagian ini menjelaskan hubungan RPJM Daerah dengan dokumen lain yang relevan

beserta penjelasannya. Keterhubungan dengan dokumen lain, seperti: RPJM

Nasional, RPJP kabupaten dan RTRW kabupaten

1.4 Sistematika Penulisan

Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RPJMD terkait dengan pengaturan

bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.

1.5 Maksud dan Tujuan

Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RPJMD bagi

daerah yang bersangkutan dan sasaran penyusunan dokumen RPJMD bagi daerah

yang bersangkutan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasardasar

analisis, Gambaran Umum Kondisi Daerah yang meliputi Aspek Geografi dan Demografi

serta Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, aspek kesejahteraan

masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspekdaya saing daerah. Bagian ini dijabarkan

berdasarkan hasil analisis dan kajian gambaran umum kondisi daerah pada tahap

perumusan. Tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi

daerah ditampilkan dalam penyajian. Hanya informasi yang relavan dan penting saja yang

perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen. Suatu informasi

dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang

selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala

daerah, dan kebutuhan perumusan strategi.

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi

umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan

bencana. Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti

ukuran, struktur dan distribusi penduduk.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Pembahasan pada sub bab aspek kesejahteraan sosial yaitu menganalisis tingkat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 35

keberhasilan daerah berdasarkan capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi, kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Pada aspek pelayanan terbagi atas layanan wajib dan pulihan. Analisis kinerja atas

layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja

penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan

pendidikan dan kesehatan. Sementara untuk layanan urusan pilihan fokus pada

bidang investasi, pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, industri, pariwisata

dan bidang ekonomi lainnya

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah berupa fasilitas

wilayah atau infrastruktur dan iklim berinvestasi. Fokus berikutnya adalah pada

sumber daya manusia.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA

PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Bagian ini menguraikan kinerja pelaksanaan APBD yaitu dengan menganalisis

perkembangan pendapatan yaitu proporsi sumber pendapatan dan pencapaian

kinerja pendapatan. Selanjutnya menganalisis gambaran realisasi belanja daerah

yang terdiri dari belanja lansung dan tidak langsung. Pada bagian ini juga

membandingkan realisasi APBD daerah dengan daerah lain juga standar nasional,

menganalisis faktor pendorong dan penghambat realisasi APBD, dan menggali

potensi dan tantangan perkembangan ke depan ditinjau dari perspektif regional, dan

nasional. Terakhir bagian ini juga menguraikan mengenai Perkembangan Neraca

Daerah, Analisis Rasio Likuiditas, Analisis Rasio Solvabilitas dan Analisis Rasio

Aktivitas.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Bagian ini menjabarkan tentang pengelolaan keuangan melalui analisis terhadap

proporsi pengggunaan anggaran. Proporsi penggunaan anggaran ini digunakan

untuk melihat seberapa besar persentase penggunaan anggaran yang digunakan

untuk membiayai belanja pegawai dari total pengeluaran pemerintah daerah.

3.3 Kerangka Pendanaan

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan

daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka

menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Kapasitas riil dilihat berdasarkan

analisis belanja, pengeluaran periodik, proyeksi data masa lalu, perhitungan

kerangka pendanaan dan proyeksi pembiayaan daerah.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka

menengah. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan

isu strategis.

4.1 Permasalahan Pembangunan

Pada sub bab ini menyajikan permasalahan pada penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan analisis yang merujuk pada

identifikasi permasalahan pembangunan daerah. Permasalahan-permasalahan yang

disajikan menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun

ke depan.

4.2 Isu-Isu Strategis

Bagian ini merumuskan isu strategis berupa permasalahan, peluang, kekuatan dan

tantangan pembangunan yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional

maupun regional. Isu strategis yang disajikan adalah isu yang bersifat dapat

memberikan manfaat/pengaruh di masa datang terhadap daerah tersebut.

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 36

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Bab ini berisi rumusan visi, misi, tujuan serta sasaran.

5.1 Visi

Memuat visi daerah yang hendak dicapai dalam lima tahun periode RPJMD.

Selanjutnya visi dijabarkan berdasarkan makna yang terkandung dalam kalimat visi

tersebut.

5.2 Misi

Mermuat rumusan misi yaitu merupakan penjabaran misi yang berisi upaya yang

akan dilakukan agar visi dapat terwujud.

5.3 Tujuan dan Sasaran

Memuat rumusan tujuan dan sasaraan yaitu sebagai turunan misi sebagai wujud

pencapaian terhadap misi. Tujuan dan sasaran bisa diartikan sebagai upaya-upaya

yang dilakukan agar misi dapat tercapai.

5.4 Agenda Prioritas

Merupakan penjabaran agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga

perwujudan dari misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur.

Agenda-agenda prioritas berisi janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala Daerah

yang telah disampaikan pada saat kampanye.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini menjelaskan tentang rumusan perencanaan komprehensif tentang pemerintah

daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

6.1 Strategi

Sub bab ini menjelaskan terkait strategi yaitu merupakan langkah-langkah yang

berisikan program-program indikatif yang mewujudkan visi dan misi.

6.2 Arah Kebijakan

Menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas

dengan serangkaian tahapan kebijakan yang akan dilakukan agar tujuan dan sasaran

tersebut dapat tercapai

BAB

VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan

pembangunan daerah yang dirumuskan pada bab vi strategi dan arah kebijakan untuk

merumuskan program pembangunan daerah dan indikator kinerja (outcome) dalam

rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam bab v visi, misi,

tujuan dan sasaran.

BAB

VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN

PENDANAAN

Pada bab ini menguraikan seluruh program yang hendak dilaksanakan dalam jangka

waktu lima tahun, disertai dengan indikator program, target kinerja program serta pagu

indikatif seluruh program.

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Pada bab ini menetapkan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan

Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah juga

digunakan sebagai indikator pembanding guna mengetahui tingkat keberhasilan daerah

dengan daerah lainnya. Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i)

aspek kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing

daerah.

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Pedoman transisi dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan

mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD ini berakhir, sehingga RPJMD Kabupaten

Kepulauan Anambas 2016-2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun

pertama di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih. Sementara kaidah

elaksanaan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 37

RPJMD KKA 2016-2021 PENDAHULUAN 38

I.5. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021 adalah:

1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan;

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang

akan datang;

3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan

di Kabupaten Kepulauan Anambas;

4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien,

berkeadilan dan berkelanjutan;

5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor

pembangunan dan antar tingkat pemerintah; dan

6. Memberikan tolok ukur keberhasilan pembangunan PD dan Kepala Daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 39

BAB. II

GAMBARAN UMUM

KONDISI DAERAH

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 42

II.1. Aspek Geografi dan Demografi

Pembahasan mengenai Aspek Geografi dan Demografi berisikan tentang kondisi

umum geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana.

Dalam bagian ini, dijelaskan pula mengenai kondisi demografi seperti ukuran, struktur

dan distribusi penduduk.

II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan daerah otonom maritim yang

beribukota di Tarempa dan terdiri dari tujuh kecamatan dengan dua kelurahan dan 52

desa. Ketujuh kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Jemaja, Kecamatan Jemaja Timur,

Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan

Siantan Tengah, dan Kecamatan Palmatak.

Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 46.664,14 km² atau 2,47

persen dari luas Indonesia yang memiliki luas 1.890.754 km². Luasan Kepulauan

Anambas terdiri atas luas daratan 634,37 km² atau 1,36 persen dan luas lautan 46.029,27

km² atau 98,64 persen dengan panjang garis pantai adalah 1.128,57 km. Kecamatan

Jemaja Timur mempunyai luas wilayah terbesar yaitu 154,24 km² sedangkan Kecamatan

Siantan Tengah mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 22,14 km². Untuk luas wilayah

menurut kecamatan tersaji pada Tabel II.1.

Secara administratif Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk dalam gugusan

Kepulauan Anambas di laut China Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Vietnam.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bintan.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Cina Selatan/Malaysia.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Natuna.

Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Wilayah Daratan (km2)

Jemaja Letung 78,26

Jemaja Timur Kuala Maras 154,24

Siantan Selatan Air Bini 115,48

Siantan Tarempa 45,39

Siantan Timur Nyamuk 88.92

Siantan Tengah Air Asuk 22,14

Palmatak Tebang Ladan 129,94

Jumlah 634,37

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016

II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi

Secara geografis Kabupaten Kepulauan Anambas terletak diantara 2°10’0”-

3°40’0”LU sampai dengan 105°15’0”−106°45’0” BT, hal ini berdasarkan pada UU No.

33 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi

Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari gugusan pulau-pulau besar

Tabel II.1. Luas

Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas

Menurut Kecamatan

Tahun 2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 43

dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah administratifnya dan berbatasan langsung

dengan negara lain atau lautan internasional. Dengan jumlah pulau-pulau sebanyak 255

pulau, tentunya memerlukan penanganan khusus terkait dengan otoritas batas wilayah

daerah. Kabupaten Kepulauan Anambas juga memiliki lima buah pulau terluar yaitu Pulau

Tokong Berlayar, Pulau Tokong Nenas, Pulau Mangkai, Pulau Damar, dan Pulau Tokong

Malang Biru.

II.1.3. Klimatologi

Dari hasil pemantauan BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Kabupaten

Kepulauan Anambas, selama tahun 2015 suhu minimum di wilayah ini berkisar antara

24,40°C sampai 27,50°C dan suhu maksimum berkisar antara 27,20°C sampai 30,40°C.

Tekanan udara selama 2015 adalah minimum 1.008,00 mbdan maksimum 1.012,00 mb

Sementara itu kelembaban udara minimum sebesar 69 persen dan kelembaban maksimum

sebesar 98 persen. Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di bulan Desember yaitu 544,50

mm. Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 22 hari terjadi di bulan

November.

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki lautan lepas yang luas. Hal tersebut

menyebabkan fenomena arah angin sangat berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial

ekonomi masyarakatnya. Tercatat rata-rata kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 6

knot. Hal ini sangat mempengaruhi kelancaran transportasi terutama laut dan udara.

Selanjutnya, penyinaran matahari terendah tercatat sebesar 31 persen dan

tertinggi sebesar 77 persen di tahun 2015. Kondisi ini juga cukup mempengaruhi

kehidupan masyarakat di kabupaten ini yang sebagian besar adalah petani dan nelayan.

Untuk suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan setiap bulannya telah tersaji pada

Tabel II.2.

Bulan Suhu Udara Rata-rata Kelembaban Udara Rata-rata

Curah Hujan Maksimum Minimum Maksimum Minimum

Januari 28.10 23,10 89 73 193,10

Februari 28,50 24,30 90 7 47,20

Maret 29,60 24,20 90 68 63,50

April 31,60 24,60 91 66 95,90

Mei 33,20 25,40 91 63 95,40

Juni 33,10 24,40 91 62 149,30

Juli 32,90 24,70 89 62 139,40

Agustus 32,70 24,30 90 62 111,10

September 32,40 25,80 89 63 55,70

Oktober 32,30 24,90 91 64 102,80

November 31,20 24,50 94 70 350,40

Desember 300 25,80 91 70 164,20

2014 31,23 24,72 91 66 178,73

2013 31,49 23,92 91 68 228,20

2012 31,64 23,94 88 66 188,40

Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2016

II.1.3.1. Penggunaan Lahan

Status pemilikan lahan di Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi menjadi empat

yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan. Jumlah kepemilikan

lahan terbesar adalah lahan hak milik dengan luasan 13.54.268 m2 yang terbagi menjadi

2.739 bidang. Sedangkan luasan terkecil adalah lahan hak pengelolaan dengan jumlah

Tabel II.2. Suhu udara,

Kelembaban Udara dan

Curah Hujan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 44

luasan sebesar 50.500 m2. Status pemilikan tanah menurut kecamatan tersaji pada Tabel

II.3.

Kecamatan Hak Milik Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Pengelolaan

Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m2)

Jemaja 141 412.216 6 1.287 10 85.164 - -

Jemaja Timur 1.229 7.634.359 - - 24 105.145 - -

Siantan Selatan 4 43.327 41 778.761 1 422 - -

Siantan 895 1.321.579 28 12.504 117 508.640 1 50.500

Siantan Timur 108 1.218.911 - - 95 118.824 - -

Siantan Tengah 65 109.870 - - - - - -

Palmatak 297 2.314. 006 5 180.074 17 559.587 - -

2014 2.739 13.054.268 81 972.726 264 1.270.782 1 50.500

2013 2.617 12.497.652 52 808.748 79 1.461.207 1 50.500

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, yang mana merupakan aset

penting dalam menggerakkan pembangunan suatu daerah. Diharapkan bukan hanya

jumlahnya saja yang besar tetapi kualitas penduduknya juga baik. Penduduk Kabupaten

Kepulauan Anambas pada tahun 2014 menurut proyeksi Badan Pusat Statistik sebanyak

39.892 jiwa dengan kepadatan penduduk 62,88 jiwa/km2. Kecamatan Siantan memiliki

tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 236,86 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan

Jemaja Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 13,62 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 20.591 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 19.301 jiwa. Kemudian ada

9.719 jumlah rumah tangga. Dengan rata-rata 4,10 jiwa per rumah tangga

Selengkapnya tentang luas wilayah, jumlah penduduk, serta kepadatan penduduk

di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilihat pada tabel berikut.

Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa/km2)

Jemaja 78,26 5.920 75,64

Jemaja Timur 154,24 2.129 13,80

Siantan Selatan 115,48 3.545 29,91

Siantan 45,39 10.892 239,96

Siantan Timur 88.92 3.455 38,85

Siantan Tengah 22,14 2.855 128,95

Palmatak 129,94 11.713 90,14

Jumlah 545,45 40.509 74,27

2015 634,37 40.414 63,71

2014 634,37 47.209 74.42

2013 634,37 39.374 62,07

2012 634,37 38.833 61,22

2011 634,37 38.210 60,23

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Penduduk menurut golongan umur memiliki jumlah tertinggi pada kisaran umur 5-

9 tahun yaitu sebesar 4.621 jiwa dan jumlah terendah ada pada kisaran umur 70-74 tahun

yaitu sebesar 374 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan yaitu

sebanyak 20.591 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 19.301 jiwa. Jumlah penduduk

berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.3. Status

Pemilikan Tanah

Dirinci menurut Jenis

Hak dan Kecamatan di Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.4. Luas

Wilayah, Jumlah

Penduduk dan Kepadatan menurut

Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 45

Golongan Umur Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

0-4 2.093 2. 024 4.117

5-9 2.317 2.304 4.621

10-14 2.305 2.164 4.469

15-19 1.513 1.331 2.844

20-24 1.331 1.135 2.472

25-29 1.626 1.591 3.217

30-34 1.774 1.765 3.539

35-39 1.820 1.614 3.434

40-44 1.483 1.346 2.829

45-49 1.344 1.232 2.576

50-54 1.057 885 1.942

55-59 727 677 1.404

60-64 499 492 991

65-69 336 348 684

70-74 194 180 374

75+ 166 213 379

2014 20.591 19.301 39.892

2013 20.402 18.972 39.374

2012 20.115 18.718 38.833

2011 19.807 18.403 38.210

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu

mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan

meningkatkan penyediaan jumlah tenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan

penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat

pengangguran.

Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja dengan persentase laki-laki

sebanyak 70,79 persen dan perempuan sebanyak 29,21 persen. Dari penduduk yang

bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen bekerja di sektor pertanian dan perikanan dan

sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan yaitu sebesar 29,58 persen.

Sedangkan untuk banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja pada

Tahun 2013 tercatat 228 orang yang terdiri dari 191 pencari kerja laki-laki dan 37 pencari

kerja perempuan. Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan

pekerjaan utama dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

Pertanian dan Perikanan 29,26 1,83 31,09

Industri, Pertambangan dan

Penggalian

12,21 0,81 13,02

Perdagangan 2,69 7,10 9,79

Angkutan dan Komunikasi 4,83 - 4,83

Jasa Kemasyarakatan 10,84 18,74 29,58

Lainnya 10,97 0,73 11,70

2013 70,79 29,21 100

2012 76,48 23,52 100

2011 67,61 32,39 100

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Penduduk Usia 10 tahun ke atas yang memiliki pendidikan tertinggi

SD/MI/Sederajat memiliki jumlah terbesar yaitu 15.262 jiwa. Sedangkan untuk penduduk

Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut

Golongan Umur dan

Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.6. Persentase

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang

Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis

Kelamin di Kepulauan

Anambas Tahun 2013

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 46

yang memiliki pendidikan tertinggi Diploma I/II memiliki jumlah terkecil yaitu 406 jiwa.

Penduduk usia 10 tahun keatas menurut jenis kelamin dan pendidikan tertinggi yang

ditamatkan dapat dilihat pada table berikut.

Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

Tidak/Belum Pernah Sekolah 14.755 31,25

Tidak/Belum Tamat SD 5.703 12,08

SD/MI/Sederajat 15.262 32,33

SLTP/MTs/Sederajat 3.726 7,89

SMU/ SMK/MA/Sederajat 5.290 11,21

Diploma I/II 406 0,86

DIII/DIV/S1/S2/S3 2.067 4,38

2014 47.209 100

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Sebagaimana pembangunan dibidang fisik, pembangunan dibidang mental dan

spritual tidak boleh terlupakan. Keduanya harus seimbang agar tidak terjadi ketimpangan-

dalam kehidupan masyarakat. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, mencatat terdapat 31

masjid, 24 mushala, tiga gereja, dan satu wihara di tahun 2014.

II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat

dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan

sosial serta seni budaya dan olahraga.

II.1.4.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan

terhadap indikator berikut ini.

II.1.4.1.1. Pertumbuhan PDRB

Kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan membaik,

hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB konstan dalam empat tahun terakhir

yang mengalami pertumbuhan positif. PDRB atas dasar harga berlaku konstan tahun 2000

(Hk) mengalami peningkatan dari Rp 10.962.794.000.000 pada tahun 2010 menjadi Rp

12.243.173.800.000 pada tahun 2014. Selama tahun 2010-2014, sektor pertambangan dan

penggalian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga

konstan dengan perkembangan nilai dari Rp 8.395.391.800.000 pada tahun 2010

meningkat menjadi Rp 9.106.250.800.000 pada tahun 2014, kemudian diikuti oleh sektor

industri pengolahan dengan nilai Rp 1.350.605.400.000 pada tahun 2010 menjadi Rp

1.520.024.900.000 pada tahun 2014. Produk domestic regional bruto atas dasar harga

konstan 2010 menurut lapangan usaha selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

No. Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

1 Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan

451.980,3 481,153,4 510.945,4 541.027,2 573.044,9

2 Pertambangan dan

Penggalian

8.395.391,8 8,504,903,2 8.730.455,5 8.977.215,2 9.106.250,8

3 Industri Pengolahan 1.350.605,4 1,351,801,8 1.463.759,3 1.487.330,2 1.520.024,9

4 Pengadaan Listrik 4.202,7 4,393,5 4.643,2 4.954,2 5.268,4

Tabel II.7. Jumlah

Penduduk Usia 10

Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan

Pendidikan Tertinggi

yang ditamatkan Tahun 2014

Tabel II.8. Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Kepulauan Anambas

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun

2010-2014 (juta rupiah)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 47

No. Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

dan Gas

5 Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur

Ulang

226,7 234,1 243,1 252,7 258,9

6 Konstruksi 306.030,1 336,420,4 370.586,9 408.795,9 452.252,4

7 Perdagangan Besar

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

154.650,6 167,662,6 181.926,7 197.574,6 214.732,0

8 Transportasi dan

Pergudangan

13.471,0 14,267,9 15.208,5 16.239,2 17.565,7

9 Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

7.192,8 7,644,9 8.159,1 8.719,4 9.394,7

10 Informasi dan

Komunikasi

33.266,4 35,358,6 37.752,8 40.654,4 42.573,0

11 Jasa Keuangan dan

Asuransi

10.765,3 11,233,8 11.739,1 12.232,5 12.776,9

12 Real Estate 45.494,8 47,682,8 50.243,8 53.056,5 56.153,9

13 Jasa Perusahaan 12,8 13,6 14,6 15,5 16,3

14 Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

154.454,1 162,454,0 171.481,7 181.316,4 190.891,3

15 Jasa Pendidikan 15.918,4 16,680,4 17.382,9 17.594,6 17.816,8

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

13.075,1 13,938,0 15.001,4 16.260,3 17.699,3

17 Jasa lainnya 6.055,7 6,169,9 6.295,1 6.372,2 6.453,6

PDRB dengan Migas 10,962,794,0 11.162.012,9 11,595,839,0 11.969.610,8 12.243.173,8

PDRB Tanpa Migas 1,232,310,7 1.321.763,0 1,419,086,9 1.523.750,4 1.636.955,1

* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tanpa migas pada tahun 2014

mengalami pertumbuhan sebesar 2,29 persen, sedangkan PDRB dengan migas mengalami

pertumbuhan sebesar 7,43. Sektor-sektor yang berkontribusi cukup besar terhadap

pertumbuhan PDRB ini antara lain sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 10,63 persen.

Sektor lainnya adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda

motor berkonstribusi sebesar 8,68 persen terhadap pertumbuhan PDRB atas dasar harga

konstan Tahun 2000. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dan kontribusi

sektor dalam PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas selama empat tahun terakhir dapat

dilihat pada berikut.

No. Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 6,45 6,19 5,89 5,92

2 Pertambangan dan Penggalian - 1,3 2,65 2,83 1,44

3 Industri Pengolahan - 0,09 8,28 1,61 2,2

4 Pengadaan Listrik dan Gas - 4,54 5,68 6,7 6,34

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

- 3,25 3,86 3,92 2,48

6 Konstruksi - 9,93 10,16 10,31 10,63

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

- 8,41 8,51 8,6 8,68

8 Transportasi dan Pergudangan - 5,92 6,59 6,78 8,17

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum - 6,29 6,73 6,87 7,74

10 Informasi dan Komunikasi - 6,29 6,77 7,69 4,72

Tabel II.9. Laju

Pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto Kabupaten

Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga

Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun

2010-2014 (persen)

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 48

No. Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013* 2014**

11 Jasa Keuangan dan Asuransi - 4,35 4,5 4,2 4,45

12 Real Estate - 4,81 5,37 5,6 5,84

13 Jasa Perusahaan - 6,03 7,29 6,03 5,11

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

- 5,18 5,56 5,74 5,28

15 Jasa Pendidikan - 4,79 4,21 1,22 1,26

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 6,6 7,63 8,39 8,85

17 Jasa lainnya - 1,89 2,03 1,22 1,28

PDRB dengan Migas - 1,82 3,89 3,22 2,29

PDRB Tanpa Migas - 7,26 7,36 7,38 7,43

* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara - Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015

II.1.4.1.2. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan atau

penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap

kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi digunakan untuk memperoleh indikator yang

menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Indikator yang

terdapat pada inflasi tersebut dapat dipakai sebagai informasi dasar untuk pengambilan

keputusan baik tingkat ekonomi mikro maupun makro, baik fiskal atau moneter. Pada

tingkat mikro, rumah tangga atau masyarakat misalnya dapat memanfaatkan angka inflasi

untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan

mereka yang relatif tetap.

Untuk menghitung laju inflasi digunakan pendekatan dari laju inflasi Kota Batam

dan Kota Tanjungpinang. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2015 di Kota

Batam tercatat sebesar 4,73 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,01 pada bulan

Desember 2014 menjadi 122,54 pada bulan Desember 2015. Laju inflasi sebesar 4,73

persen pada tahun 2015 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang

mencapai 7,61 persen. Selama periode 2010-2015, laju inflasi tertinggi terjadi pada tahun

2013 sebesar 7,81 persen dan terendah terjadi pada tahun 2012 dengan laju inflasi sebesar

2,02 persen.

Laju inflasi di Kota Tanjungpinang selama (Januari-Desember) Tahun 2015

tercatat sebesar 2,46 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,33 pada Bulan

Desember 2014 menjadi 122,27 pada Bulan Desember 2015. Laju inflasi sebesar 2,46

persen pada Tahun 2015 merupakan laju inflasi terendah selama enam tahun terakhir ini,

setelah pada tahun 2013 tercatat inflasi tertinggi sebesar 10,09 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 49

Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau tahun 2015

II.1.4.1.3. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita adalah kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan

setiap penduduk rata-rata, sehingga bisa dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan

pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi. Meskipun demikian PDRB per

kapita belum dapat menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebenarnya.

Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk menggambarkan apakah ada peningkatan

produktivitas pembangunan setiap orangnya. PDRB per kapita sebagai salah satu

indikator produktivitas penduduk dapat dihitung dengan cara membagi PDRB dengan

jumlah penduduk. Untuk memacu peningkatan PDRB per kapita, maka laju pertumbuhan

ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk.

Namun demikian perlu diperhatikan bahwa PDRB per kapita yang disajikan disini

belum memperhitungkan pendapatan yang keluar atau pendapatan yang masuk ke

Kabupaten Kepulauan Anambas (Net Factor Income From Abroad). Sehingga per kapita

yang disajikan disini belum sepenuhnya menggambarkan pendapatan riil masyarakat.

Kesulitan memperoleh data pendapatan yang keluar-masuk Kabupaten Kepulauan

Anambas tersebut, menyebabkan PDRB per kapita tersebut digunakan sebagai pendekatan

untuk mengukur rata-rata pendapatan penduduk.

Perhitungan PDRB per kapita atas harga konstan tahun 2010 dimaksudkan untuk

menghilangkan pengaruh dari tingkat perubahan harga dan jasa (inflasi/deflasi) yang

terjadi pada tahun berjalan. Sehingga dengan demikian diperoleh nilai riil atau nilai

sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan secara lebih tepat menggambarkan

tingkat produktivitas per kapita.

Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, laju pertumbuhan PDRB per kapita

tahun 2010 atas dasar harga konstan mengalami peningkatan yang cukup baik selama

periode 2010-2014 yaitu sebesar Rp 5.630.000 per jiwa pada tahun 2010 menjadi Rp

6.030.000 per jiwa pada tahun 2014.

7.4

3.76

2.02

7.81 7.61

4.73 6.17

3.32

3.92

10.09

7.49

2.46

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kota Batam Kota Tanjungpinang

Gambar II.1. Perkembangan

Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang

2010 – 2013

(2007=100) dan (%) 2014-

2015 (2012=100)

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 50

Sumber: PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas 2015

Adanya peningkatan PDRB per kapita ini diharapkan kemampuan daya beli

masyarakat juga meningkat. Karena ukuran tingkat kemakmuran penduduk adalah dari

tingkat daya beli masyarakatnya. Dengan kondisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan

kemakmuran masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.

II.1.4.1.4. Indeks Gini

Pendapatan penduduk pada suatu daerah pada umumnya tidaklah merata.

Perbedaan pendapatan ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan pendapatan. Suatu

metode dalam mengukur ketimpangan pendapatan yaitu Indeks Gini. Indeks Gini

merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. Adapun

kriteria dalam menentukan ketimpangan adalah sebagai berikut:

0 < G ≤ 0,35 menunjukkan ketimpangan rendah

0,35 < G < 0,50 menunjukkan ketimpangan sedang

G ≥ 0,50 menunjukkan ketimpangan tinggi

Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2012 mencapai

0,3724. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendapatan

Kabupaten Kepualuan Anambas mencapai level sedang. Semakin rendah indeks gini suatu

wilayah/daerah maka pemerataan pendapatan semakin merata.

Besarnya indeks gini pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana

menunjukkan ketimpangan yang rendah. Sedangkan pada tahun 2012 ketimpangannya

mencapai level sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten

Kepulauan Anambas semakin tidak merata. Masalah ketimpangan ini perlu diwaspadai

dikarenakan perbedaaan pendistribusian pendapatan yang dapat mengakibatkan

kecemburuan sosial yang mana akan berdampak ke segala bidang.

II.1.4.1.5. Persentase Penduduk Miskin

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita

per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlah dari dua

komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis

kemiskinan makanan adalah jumlah nilai pengeluaran minimum makanan yang

disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Sedangkan garis kemiskinan non

32.75 36.55

39.98 44.82

49.42

32.75 34.59 36.54 38.70

41.03

5.63 5.64

5.90

6.03

5.40

5.50

5.60

5.70

5.80

5.90

6.00

6.10

2010 2011 2012 2013 20140

10

20

30

40

50

60

PDRB Perkapita Adhb (jt) PDRB Perkapita Adhk (jt) Laju Pertumbuhan Perkapita Adhk (%)

Gambar II.2. PDRB per

Kapita Menurut

Kategori (Juta Rp),

2010-2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 51

makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan

kesehatan.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami

fluktuasi dari pada tahun 2010 sampai tahun 2013. Jumlah penduduk miskin pada tahun

2010 adalah 1.084 jiwa atau 4,82 persen dari total penduduk dengan garis kemiskinan

pada tahun tersebut yaitu Rp 245.079, sedangkan untuk tahun 2011 garis kemiskinan

Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan yaitu sekitar Rp 255.867.

Peningkatan garis kemiskinan berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin yang

semakin menurun menjadi 1.596 jiwa atau 4,18 persen dari total penduduk Kepulauan

Anambas.

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 dan 2014

Seperti terlihat pada Gambar II.3 penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang

berada dibawah garis kemiskinan pada tahun 2012 ada 4,17 persen dari total penduduk

Kabupaten Kepulauan Anambas. Angka ini menunjukkan angka yang paling kecil jika di

bandingkan dengan kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan

penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas yang berada dibawah garis kemiskinan pada

tahun 2013 ada 4,47 persen dari total penduduk Kepulauan Anambas. Angka ini

mengalami peningkatan dari tahun 2012.

II.1.4.1.6. Angka Kriminalitas yang Tertangani

Dinamika perkembangan Kabupaten Kepulauan Anambas yang sangat pesat

dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di

masyarakatnya. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan

ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif diantaranya akan meningkatkan angka

kriminalitas.

No Pidana 2010 2011 2012 2014

1 Tindak Pidana Umum

1.1. Perkara Masuk 14 15 10 5

1.2. Perkara Diselesaikan 11 13 10 4

1.3. Sisa - - - -

2 Tindak Pidana Khusus

2.1. Perkara Masuk 18 28 15 3

2.2. Perkara Diselesaikan 30 17 20 3

2.3. Sisa - - - -

3 Tindak Pidana Korupsi

3.1 Perkara Masuk 1 - - -

3.2 Perkara diselesaikan - - - -

4.82

4.18 4.17

4.47

3.80

4.00

4.20

4.40

4.60

4.80

5.00

2010 2011 2012 2013

Persentase Penduduk Miskin (Jiwa)

Gambar II.3. Jumlah

Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010-

2013

Tabel II.10. Angka

Kriminalitas yang

Tertangani di

Kabupaten Kepulauan Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 52

3.3 Sisa - - - -

Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Informasi diatas menunjukkan bahwa telah tercatat juga kejadian tindak pidana di

cabang Kejaksaan Negeri Ranai di Tarempa. Pada tahun 2014, Tindak Pidana Umum

tercatat 5 perkara masuk dan Tindak Pidana Khusus tercatat 3 perkara. Sedangkan

Pengadilan Agama Tarempa mencatat adanya 58 perceraian dan talak 20 perkara selama

tahun 2014.

II.1.4.1.7. Indeks Daya Beli Masyarakat

Daya beli adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya dalam

bentuk barang maupun jasa. Indeks daya beli digunakan untuk menggambarkan tingkat

kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya

ekonomi. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu masyarakat berkaitan erat dengan

kondisi perekonomian pada saat itu yang sedang memburuk yang berati semakin rendah

kemampuan masyarakat untuk membeli suatu barang atau jasa.

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas 2013 dan 2014

Kemampuan daya beli masyarakat sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar

II.4 terlihat terus meningkat. Peningkatan daya beli masyarakat terlihat sejak tahun 2009

hingga tahun 2013 meski jika dilihat dari kenaikan nominalnya tidak terlalu besar. Pada

periode tahun 2009 hingga tahun 2013 peningkatan daya beli masyarakat tampak berjalan

melambat, yaitu dari Rp 626.360 pada tahun 2009 menjadi Rp 627.540 pada tahun 2010,

kemudian pada tahun 2011 naik menjadi Rp 629.070 naik menjadi Rp 633.290 hingga

pada tahun 2013 naik menjadi Rp 636.190. Peningkatan yang terus terjadi pada daya beli

masyarakat berindikasi positif terkait dengan peningkatan tingkat kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.

Jika kita membandingkan angka kabupaten dengan angka provinsi dan nasional,

Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal. Untuk angka Provinsi Kepulauan

Riau pada tahun 2013 yaitu Rp 651.370 sedangkan untuk angka nasional Rp 643.360

terlihat bahwa Kabupaten Kepulauan Anambas masih jauh tertinggal dibawah dari angka

626,350 627,540 629,070

633,290 636,190

641,630 643,000

644,960

648,920 651,370

631,500 633,640

638,050 641,040

643,360

610,000

615,000

620,000

625,000

630,000

635,000

640,000

645,000

650,000

655,000

2009 2010 2011 2012 2013

Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Indonesia

Gambar II.4. Daya Beli

Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 53

Provinsi induk dan di bawah angka nasional. Hal ini berarti semakin rendahnya nilai daya

beli masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang rendah berkaitan erat pada

rendahnya kemampuan ekonomi yang berarti rendah pula kemampuan masyarakat untuk

membeli suatu barang atau jasa. Program peningkatan potensi ekonomi masyarakat oleh

pihak pemerintah daerah harus gencar jika ingin menaikkan nilai indikator ini dan

mengejar ketertinggalan dengan daerah lain.

II.1.4.1.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang

menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi untuk menilai seberapa jauh capaian

keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. (Besarnya laju

pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari PDRB harga konstan 2000).

Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013

sebesar 6,24 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian secara umum yang

meliputi sembilan sektor di Provinsi Kepulauan Riau tumbuh sekitar 6,24 persen.

Sedangkan untuk kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki laju

pertumbuhan ekonomi tanpa migas tertinggi dicapai oleh Kabupaten Kepulauan Anambas

dengan 7,41 persen dan terendah yaitu Kabupaten Batam dengan 5,83 persen. Pendapatan

regional per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku di Propinsi Kepulauan Riau

Tahun 2013 sebesar 42,00 juta rupiah, naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 39,00 juta

rupiah.

Sementara itu, kabupaten/kota yang memiliki pendapatan regional per kapita tanpa

migas atas dasar harga berlaku tertinggi yaitu Kota Batam dengan 44,13 juta rupiah dan

yang memiliki pendapatan regional terendah yaitu Kabupaten Lingga dengan 15,02 juta

rupiah. Kepulauan Anambas berada di posisi ke enam dengan pendapatan per kapita

sebesar 17,38 juta rupiah.

Sumber: Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka 2015

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten dengan laju pertumbuhan

ekonomi tanpa migas tertinggi diantara tujuh kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan

Riau.

Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor

bangunan, sektor industri pengelolaan, sektor perdagangan dan sektor listrik, gas dan air

bersih. Pada sektor industri pengelolaan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari

6,72 persen pada tahun 2012 menjadi 6,8 persen pada tahun 2013, sedangkan pada sektor

6.93

7.16

7.39 7.4 7.41

6.6

6.7

6.8

6.9

7

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

2009 2010 2011 2012 2013

Gambar II.5. Laju

Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 54

bangunan laju pertumbuhan ekonominya meningkat dari 13,72 persen menjadi 13,8

persen pada tahun 2013.

Laju pertumbuhan pada sektor pertanian dan perikanan justru mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2012 tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 7,23 persen kemudian mengalami penurunan menjadi 7,19 persen di

tahun 2013. Meskipun demikian sektor pertanian dan perikanan tetap memberikan

sumbangan pertumbuhan ekonomi ketiga setelah sektor bangunan dan sektor

perdagangan.

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian dan Perikanan 7,35 7,55 7,23 7,19

2 Pertambangan dan Penggalian 0,48 0,46 0,68 0,7

3 Industri Pengelolaan 5,86 6,12 6,72 6,8

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,94 4,08 5,83 5,89

5 Bangunan 10,54 10,69 13,72 13,8

6 Perdagangan 7,48 7,76 8,13 8,19

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,25 6,62 7,03 7,06

8 Keuangan, Pariwisata dan Jasa Perusahaan 2,19 2,49 3,14 3,15

9 Jasa Jasa 5,34 5,53 5,65 5,68

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.1.4.1.9. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan kesimpulan dari indeks lamanya

hidup, indeks tingkat pendidikan dan indeks pendapatan. IPM digunakan untuk menilai

kebehasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sejalan dengan

meningkatnya kinerja Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas terus mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki (IPM)

sebesar 65,12 pada tahun 2014, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang

mencapai 64,86.

IPM dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain: (1) rendah (IPM dibawah

50), (2) menengah rendah (50-65), (3) menengah tinggi (IPM 66-70) dan (4) tinggi (IPM

diatas 70). Bila dikelompokkan menurut kategori IPM tersebut, IPM Kabupaten

Kepulauan Anambas termasuk dalam kategori IPM tinggi (IPM diatas 70).

Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015

63.03

63.71

64.32

64.86 65.12

61.5

62

62.5

63

63.5

64

64.5

65

65.5

2010 2011 2012 2013 2014

Tabel II.11.

Laju Pertumbuhan

Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010-

2013

Gambar II.6.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 55

Apabila dibandingkan dengan tujuh kota ataupun kabupaten yang terdapat di

Provinsi Kepulauan Riau, IPM Kabupaten Anambas pada tahun 2014 yang mencapai

65,12 menduduki peringkat keenam. Kota Batam merupakan kota dengan IPM paling

tinggi sebesar 79.13. Provinsi Kepulauan Riau menunjukan angka IPM pada tahun 2014

sebesar 73.40.

Dengan adanya data apabila dibandingkan dengan Kota/ Kabupaten lain yang ada

di Kepulauan Riau, IPM di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah yang kedua terendah

menunjukan bahwa kualitas pembangunan Kepulauan Anambas masih jauh dibawah

standar kualitas pembangunan manusia provinsi secara umum.

Kabupaten/Kota Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Karimun 66,40 66,82 67,67 68,52 68,72

Bintan 69,87 70,47 71,01 71,31 71,65

Natuna 66,29 67,76 68,80 69,39 70,06

Lingga 57,36 58,51 59,32 60,13 60,75

Kepulauan Anambas 63,03 63,71 64,32 64,86 65,12

Kota Batam 76,98 77,82 78,39 78,65 79,13

Kota Tanjungpinang 73,76 74,86 75,91 76,70 77,29

Provinsi Kepulauan Riau 71,13 71,61 72,36 73,02 73,40

Sumber: Statistik Ekonomi Kepulauan Riau Tahun 2015

II.1.4.2. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator-

indikator pendidikan yaitu angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, anga

partsisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni. Indikator

kesehatan diantaranya; angka usia harapan hidup, dan indikator sosial yaitu rasio

penduduk yang bekerja. Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja

pada fokus kesejahteraan sosial, sebagai berikut:

PENDIDIKAN

II.1.4.2.1. Angka Melek Huruf

Kemampuan baca tulis merefleksikan tingkat pendidikan suatu daerah. Angka

melek huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat

membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. AMH penduduk berumur 15 tahun

ke atas Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012 mencapai 92,63 persen. Artinya,

dari sekitar 100 orang penduduk Kepulauan Anambas yang berusia 15 tahun ke atas

sekitar 93 orang yang bebas buta huruf. Sehingga masih ada sekitar tujuh orang lagi dari

10 orang penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang tergolong dalam kategori buta

aksara. Angka melek huruf mengalami penurunan pada tahun 2012 namun mengalami

peningkatan pada tahun 2013.

Angka melek huruf berdasarkan kelompok umur menunjukkan AMH kelompok

usia muda jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia tua dan kelompok umur 15-24

penduduk perempuan memiliki AMH yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk

laki-laki. Akan tetapi untuk usia tua penduduk perempuan memiliki AMH lebih rendah

dibandingkan penduduk laki-laki usia tua.

Tabel II.12. Indeks Pembangunan

Manusia Kepulauan

Riau Tahun 2010-2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 56

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014

Pada angka melek huruf Kepulauan Anambas berada dibawah provinsi induknya

yaitu Provinsi Kepulauan Riau yang tertinggal sekitar 5,93 persen. Sedangkan jika

dibandingkan angka nasional, Kepulauan Anambas tertinggal sekitar 1,36 persen.

II.1.4.2.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Pada tahun 2014, rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu 6,16

tahun. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan angka pada tahun 2013 yang

sebesar 6,14 tahun dan pada tahun 2012 yang sebesar 6,13 tahun. Dari angka tersebut,

dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan daerah ini rata-rata hanya sampai level SMP

kelas satu. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan rata-rata lama sekolah

Kabupaten Kepulauan Anambas akan dijelaskan pada gambar berikut.

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015

Jika dibandingkan dengan kabupaten induk yaitu Kabupaten Natuna, Kabupaten

Kepulauan Anambas masih dibawah Natuna. Di tingkat Provinsi Kepulauan Riau, angka

rata-rata lama sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas kedua terendah dibandingkan

dengan kabupaten/kota lain. Jika dikaitkan dengan program wajib belajar sembilan tahun

dari pemerintah, kondisi pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas perlu ditingkatkan

kembali sehingga bisa sejajar dengan daerah lainnya. Pada tahun 2014 angka rata-rata

lama sekolah tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau adalah Kota Batam yaitu sebesar 10,80

tahun. Angka ini terus meningkat dari tahun 2010, begitu juga halnya dengan angka rata-

rata lama sekolah Provinsi Kepulauan Riau.

1,804 1,596

4,256

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

2011 2012 2013

6.1 6.11

6.13 6.14

6.16

6.06

6.08

6.1

6.12

6.14

6.16

6.18

2010 2011 2012 2013 2014

Gambar II.8.

Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tahun 2011-2014

Gambar II.7.

Perkembangan Angka

Melek Huruf Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2009-2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 57

No Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten (Tahun) 2010 2011 2012 2013 2014

1 Karimun 6,88 6,89 7,25 7,67 7,73

2 Bintan 8,08 8,13 8,18 8,23 8,30

3 Natuna 7,06 7,33 7,75 7,87 8,07

4 Lingga 5,24 5,30 5,35 5,40 5,53

5 Kepulauan Anambas 6,10 6,11 6,13 6,14 6,16

6 Kota Batam 10,53 10,74 10,77 10,79 10,80

7 Kota Tanjungpinang 9,14 9,47 9,80 9,89 9,94

8 Provinsi Kepulauan Riau 9,38 9,46 9,58 9,63 9,64

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015

II.1.4.2.3. Angka Partisipasi Kasar

Angka partisipasi kasar diperoleh dari perbandingan jumlah siswa pendidikan

dasar (SD sampai dengan SMA) dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun. Angka

partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa (berapapun usianya) yang sedang sekolah di

tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tertentu.

Terlihat bahwa nilai dari APK SD/MI Kabupaten Kepulauan Anambas pada 2014

mencapai angka 105,77. Nilai APK SD menunjukkan angka lebih dari 100, hal ini

menunjukkan bahwa ternyata masih banyak penduduk usia sekolah yang tingkat

pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang usianya. Berbagai alasan yang

melatarbelakangi masalah tersebut yaitu keterlambatan masuk sekolah formal atau terlalu

muda, sempat putus sekolah kemudian melanjutkan kembali atau berasal dari luar daerah

Kepulauan Anambas

Pada jenjang SMP/MTs nilai APK untuk kategori umur 13-15 tahun 2014

mencapai angka 88,86 dimana nilai ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang

mencapai 91,27. Berbanding terbalik dengan APK SMA yang mengalami kenaikan dari

70,76 pada tahun 2013 hingga pada tahun 2014 mencapai angka 87,72. Perkembangan

Nilai APK untuk setiap tingkat pendidikan dari tahun 2011 sampai tahun 2014 tersaji pada

tabel berikut.

No Angka Partisipasi

Kasar 2011 2012 2013 2014

1 APK SD/MI 110,56 108,53 115,84 105,77

2 APK SMP/MTs 97,61 77,44 91,27 88,86

3 APK SMA 107,69 92,47 70,76 87,72

Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014

dan Susenas Tahun 2015.

II.1.4.2.4. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Angka pendidikan yang ditamatkan dapat dihitung dengan cara membandingkan

jumlah siswa/i tingkat pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk usia 7-18 tahun.

Keberhasilan pembangunan pendidikan dapat dilihat dari indikator tingkat pendidikan

yang ditamatkan oleh penduduk. Indikator tingkat pendidikan pada 2013 bila

dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya mengalami penurunan, salah satu

penyebabnya adalah ukuran indikator yang ditingkatkan. Pada tahun 2011 ukuran usia

yang digunakan adalah penduduk usia 15 tahun keatas, sedangkan pada tahun 2012-2013

ukuran usia yang digunakan adalah penduduk usia 10 tahun keatas. Secara umum

persentase penduduk usia 10 tahun keatas untuk tingkat pendidikan yang ditamatkan

tahun 2013 lebih menurun jumlahnya dibandingkan tahun 2012. Persentase penduduk

Tabel II.13.

Perkembangan Rata-

rata Lama Sekolah

(dalam tahun) Kabupaten/Kota di

Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2010-2014

Tabel II.14.

Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat

Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2011-2013

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 58

yang menamatkan SMP/MTs jumlahnya terus menurun sampai tahun 2013, sedangkan

untuk jumlah penduduk yang menamatkan SMA/MA/MK jumlahnya naik sebanyak 2,29

persen dari tahun 2012. Persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak/belum

pernah sekolah pada 2013 sebesar 9,95 persen. Angka ini jauh menurun dibandingkan

tahun sebelumnya.

No Tingkat Pendidikan Persentase

2011 2012 2013

1 Tidak/Belum Pernah

Sekolah

9,67 12,41 9,95

2 Tidak/Belum Tamat SD 26,07 35,30 31,66

3 SD/MI 30,79 25,21 31,32

4 SMP/MTs 12,19 10,50 9,07

5 SMA/MA/MK 14,84 9,47 11,76

6 Akademi/Universitas 6,43 7,11 6,24

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 dan 2014

II.1.4.2.5. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan indikator yang digunakan untuk

menentukan tingkat partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan progam wajib

belaja sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka

partisipasi murni. APM merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang berasal dari

Kabupaten Kepulauan Anambas dengan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan

Anambas pada usia sekolah. Nilai APM yang mendekati 100 menunjukkan semakin

baiknya tingkat partisipasi sekolah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan yang

sesuai.

APM SD/MI dari tahun 2010 sampai tahun 2012 terus mengalami penurunan.

APM SD/MI tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan nilai mencapai 98,2 sedangkan

APM SD/MI pada tahun 2013 adalah 97,73. Angka APM SD/MI menunjukkan angka

yang kurang dari 100. Hal ini mengartikan bahwa untuk tingkat pendidikan SD/MI masih

ada penduduk usia sekolah yang tingkat pendidikannya tidak sesuai dengan jenjang

usianya. Perkembangan APM pada setiap tingkat pendidikan dijelaskan pada tabel

berikut.

No Tingkat 2010 2011 2012 2013 2014

1 APM SD/MI 93,67 93,64 92,08 97,73 98,2

2 APM SMP/MTs 68,71 74,34 50,75 62,32 74,84

3 APM SMA 44,28 63,75 55,58 42,60 67,41

Sumber: Sosial Ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013, IPM Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014

dan Susenas Tahun 2015

APM SMP/MTs dan APM SMA sama-sama mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dari tahun 2013. APM SMP/MTs pada tahun 2014 sebesar 74,84 dan APM

SMA sebesar 67,41. Capaian APM SMP/MTs dan APM SMA memiliki nilai yang sangat

jauh dari APM SD/MI. Hal ini bukan berarti bahwa anak usia 7-15 tahun tidak bersekolah,

akan tetapi dimungkinkan dari kelompok tersebut ada yang bersekolah di luar Kabupaten

Kepulauan Anambas atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi.

Tabel II.15. Angka

Tingkat Pendidikan

yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan

Anambas

Tabel II.16. Angka

Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010-

2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 59

KESEHATAN

II.1.4.2.6. Angka Harapan Hidup

Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran dalam penentuan derajat

kesehatan masyarakat adalah Angka Harapan Hidup (AHH). AHH Kabupaten Kepulauan

Anambas pada tahun 2014 yaitu 66.23 tahun, artinya seorang bayi yang baru dilahirkan di

Kabupaten Kepulauan Anambas akan hidup mencapai 66,23 (66 tahun 2 bulan). Dengan

syarat besarnya kematian dan kesehatan yang stabil tidak ada yang berubah.

Seperti tersaji pada Tabel II.18, Kabupaten Kepulauan Anambas menempati urutan

kelima bila dibandingkan dengan tujuh kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan

Riau, sedangkan Kota Batam menempati urutan tertinggi dengan AHH sebesar 72,80

tahun.

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014

Karimun 68.20 68.51 68.77 68.93 69.01

Bintan 69.42 69.62 69.76 69.86 69.91

Natuna 61.97 62.46 62.85 63.11 63.24

Lingga 56.49 57.57 58.45 59.13 59.47

Kepulauan Anambas 65.25 65.65 65.93 66.13 66.23

Batam 72.53 72.63 72.71 72.77 72.80

Tanjungpinang 71.18 71.32 71.43 71.51 71.55

Provinsi Kepulauan

Riau

68.42 68.63 68.85 69.05 69.15

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Anambas Tahun 2015

II.1.4.2.7. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)

Dalam Kependudukan ketenagakerjaan merupakan suatu fenomena yang perlu

mendapat perhatian cukup serius. Dengan bertambahnya jumlah penduduk berarti akan

meningkatkan penyediaan jumlahtenaga kerja. Bila hal tersebut tidak diiringi dengan

penyerapan tenaga kerja secara optimal akan mengakibatkan tingginya tingkat

pengangguran.

Sumber: Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas dalam Angka Tahun 2011-2015

5,860 5,784

9,732

2,552 2,506

3,676 2,812

8,033

4,015

7,368

9,992 8,910

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

2011 2012 2013

Bekerja Laki-laki Bekerja Perempuan Tidak Bekerja Laki-laki Tidak Bekerja Perempuan

Gambar II.9.

Jumlah Penduduk

Laki-Laki dan

Perempuan Kabupaten Kepulauan Anambas

yang Bekerja dan

Tidak Bekerja

Tabel II.17.

Angka Harapan Hidup

Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2010-2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 60

Pada tahun 2014 dari seluruh penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja ada

sebanyak 70,79 persen penduduk laki-laki dan sebanyak 29,21 persen penduduk

perempuan. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen di sektor

perikanan dan pertanian dan sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan

yaitu sebesar 29,58 persen. Banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga

Kerja pada tahun 2014 tercatat 299 orang terdiri 198 pencari kerja laki-laki dan 101 orang

perempuan.

II.1.4.3. FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA

Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung

olah raga. Kelompok kesenian yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri

dari kelompok seni tari, musik, hadroh, kompang dan zapin. Kelompok-kelompok

kesenian ini tidak mengalami perubahan dari jumlah kelompoknya yakni sejumlah 67

kelompok dari tahun 2010 hingga tahun 2013.

Tahun Jenis Kelompok Kesenian

Total Tari Musik Hadroh Kompang Zapin

2010 10 8 17 21 11 67

2011 10 8 17 21 11 67

2012 10 8 17 21 11 67

2013 7 7 15 20 8 57

2014 8 8 15 20 8 59

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Untuk bidang olahraga belum ada catatan mengenai jumlah klub dan gedung

olahraga yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas.

II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM

II.2.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator

kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, salah satunya yaitu bidang

urusan pendidikan. Indikator kinerja pada fokus layanan urusan wajib pemerintahan

daerah sebagai berikut:

PENDIDIKAN

II.2.1.1.1. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk mengetahui cakupan pelayanan

pendidikan untuk setiap kelompok usia sekolah dan menggambarkan jumlah anak

kelompok usia tertentu yang sedang sekolah tanpamembedakan jenjang pendidikan yang

ditempuh. APS dibedakan menjadi APS usia 7-12 tahun, APS usia 13-15 tahun, APS usia

16-18 tahun dan APS usia 19-24 tahun. Nilai ideal APS adalah 100 persen dan tidak akan

Tabel II.18. Jenis

Kelompok Kesenian di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010-2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 61

terjadi lebih besar dari 100 persen, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang

ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.

Seperti tersaji pada Tabel II.19, angka partisipasi sekolah mengalami fluktuasi baik

di kelompok umum 7-12 tahun, 13-15 tahun, maupun kelompok umur 16-18 tahun pada

selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun 2014. Hal ini terlihat pada tahun 2012 APS

untuk kelompok umur 7-12 tahun mencapai 97,28 persen mengalami peningkatan di tahun

2013 menjadi 99,42 persen akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi 98,2

persen yang artinya terdapat 1,8 persen penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak

bersekolah.

Pada kelompok umum 13-15 tahun, pada tahun 2012 APS sebesar 96,13 persen

mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 93,19 persen akan tetapi mengalami

kenaikan di tahun 2014 menjadi 93,73 persen hal ini berarti terdapat 6,27 persen

penduduk berusia 13-15 tahun yang tidak bersekolah.

Untuk kelompok umur 16-18 tahun APS pada tahun 2012 sebesar 85,30 persen

mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 77,12 persen akan tetapi mengalami

kenaikan di tahun 2014 menjadi 85,30 persen artinya terdapat 14,70 persen penduduk

berusia 16-18 tahun yang tidak bersekolah.

APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam

mengakses pendidikan secara umum serta makin banyak anak usia sekolah yang

bersekolah di suatu daerah. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat

dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur. Dilihat dari kelompok umur di

Kabupaten Kepulauan Anambas, kelompok umur 7-12 tahun merupakan kelompok umur

dengan peluang lebih besar dalam mengakses pendidikan serta kelompok umur dengan

anak usia sekolah terbanyak dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.

No Kelompok Umur 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 7 – 12 Tahun 96,93 96,11 97,31 97,28 99,42 98,2

2 13 – 15 Tahun 88,50 89,55 96,20 96,13 93,19 93,73

3 16 – 18 Tahun 74,55 68,96 85,40 85,30 77,16 86,07

Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, IPM tahun 2012,2014 dan Susenas tahun 2015

II.2.1.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah Per Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah merupakan indikator

yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sekolah untuk menampung penduduk

usia sekolah. Rasio ini membandingkan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan

per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan.

Berdasarkan Tabel II.20 pada jenjang sekolah dasar, rasio ketersediaan jumlah

gedung mengalami fluktuasi dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada kurun waktu tiga

tahun terakhir (tahun 2011-tahun 2014) jumlah gedung sekolah dasar mengalami

peningkatan dengan jumlah tertinggi di tahun 2013 sebanyak 64 unit. Hal serupa terjadi

dengan jumlah murid untuk jenjang sekolah dasar, dimana jumlah murid pun mengalami

fluktuasi dengan kenaikan jumlah murid yang terjadi di tahun 2014 sebanyak 5.784 murid,

sehingga rasio ketersediaan sekolah terhadap murid sebesar 93 yang artinya bahwa satu

sekolah SD/MI menampung 93 siswa.

Rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang SMP/MTs mengalami fluktuasi, yaitu

pada tahun 2012 sebesar 90, kemudian terjadi peningkatan di tahun 2013 menjadi 98,

akan tetapi terjadi penurunan di tahun 2014 menjadi 96 di; angka ini artinya bahwa satu

sekolah SMP/Mts dapat menampung 96 siswa.

Tabel II.19. Perkembangan

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 - 2014

Kabupaten Kepulauan

Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 62

Pada jenjang SMA/MA rasio ketersediaan sekolah juga mengalami kenaikan dari

tahun 2011 hingga tahun 2014, yaitu pada tahun 2011 sebesar 178, kemudian terjadi

kenaikan di tahun 2012 menjadi 198 dan tahun 2013 menjadi 199 kemudian mengalami

peningkatan di tahun 2014 menjadi 216, angka ini artinya bahwa satu sekolah SMA/MA

dapat menampung 216 siswa.

Untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2014, tercatat sebanyak 62

sekolah yang tersebar di semua kecamatan. Sekolah Dasar dengan jumlah tersedikit

berada di Kecamatan Jemaja Timur dan Siantan Selatan dengan empat sekolah dasar

sedangkan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Palmatak yang memiliki 16 sekolah

dasar.Pada tahun 2014 tercatat 22 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di

seluruh kecamatan. Selanjutnya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat sebanyak

8 buah yang hanya terdapat di enam kecamatan saja, yaitu di Kecamatan Jemaja, Jemaja

Timur, Siantan, Siantan Timur, Siantan Tengah dan Palmatak.

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

SD/MI

1 Jumlah sekolah 56 58 58 59 64 62

2 Jumlah murid 5.482 5.344 5.488 5.871 5.781 5.784

Rasio Murid-Sekolah 98 92 95 100 90 93

SMP/MTs

1 Jumlah sekolah 14 15 20 20 21 22

2 Jumlah murid 1.566 1.765 1.816 1.802 2.066 2.119

Rasio Murid-Sekolah 112 118 91 90 98 96

SMA/MA

1 Jumlah sekolah 4 4 8 8 9 8

2 Jumlah murid 968 931 1.422 1.586 1.787 1.732

Rasio Murid-Sekolah 242 233 178 198 199 216

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Jumlah gedung sekolah di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2014 sebanyak 106 gedung. Sebagian besar

gedung berada pada kondisi baik hanya terdapat 4 gedung yang mengalami rusak berat,

yaitu satu gedung SMA.

Jenjang

Pendidikan

Kondisi Gedung

2011 2012 2013 2014

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

TK 18 1 0 21 - - 25 0 0 18 4 4

SD 30 28 0 - - - 55 1 0 - 20 -

MI 2 0 0 - - - 2 0 0 10 - -

SMP 15 4 0 - - - 21 0 0 3 6 -

MTs 5 0 0 - - - 5 0 0 - - -

SMA 8 0 0 - - - 7 2 0 57 - -

Jumlah 78 33 0 21 0 0 115 3 0 88 30 4

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2012, tahun 2014 dan tahun 2015

Berdasarkan Tabel II.22, Kepulauan Anambas memiliki 106 gedung sekolah.

Kecamatan Palmatak merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah gedung sekolah

terbanyak yaitu 32 gedung. Kecamatan Siantan Timur mempunyai jumlah gedung paling

sedikit yaitu empat gedung.

Tabel II.20. Ketersediaan

Sekolah dan Murid Tahun

2009 s.d 2013 di

Kabupaten Kepulauan Anambas

Tabel II.21. Keadaan

Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Kepulauan Anambas.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 63

Kecamatan Jenjang Pendidikan Kondisi Gedung Jumlah

2014 Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1. Jemaja TK 1 1 - 2

SD - 6 - 6

MI - - - -

SMP - 1 - 1

MTs - - - -

SMA 12 - - 12

Jumlah 13 8 0 21

2. Jemaja Timur TK 2 - - 2

SD - 1 - 1

MI - - - -

SMP - - - -

MTs - - - -

SMA 3 - - 3

Jumlah 5 1 0 6

3. Siantan Selatan TK - - 2 2

SD - 3 - 3

MI - - - -

SMP - 1 - 1

MTs - - - -

SMA - - - -

Jumlah 0 4 2 6

4. Siantan TK 5 - - 5

SD - 4 - 4

MI - - - -

SMP - 1 - 1

MTs - - - -

SMA 10 - - 10

Jumlah 15 5 0 20

5. Siantan Timur TK - 1 - 1

SD - 6 - -

MI - - - -

SMP - 1 - 1

MTs - - - -

SMA 3 - - 3

Jumlah 3 8 0 11

6. Siantan Tengah TK 2 - 2 4

SD - - - -

MI - - - -

SMP - 1 - 1

MTs - - - -

SMA 15 - - 15

Jumlah 17 1 2 20

7. Palmatak TK 8 3 - 11

SD - - - -

MI 10 - - -

SMP 3 - - 3

MTs - - - -

SMA 14 - - 14

Jumlah 35 3 0 38

Total 88 30 4 106

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.1.1.3. Rasio Guru Per Murid

Rasio guru dan murid merupakan perbandingan antara jumlah guru dan murid pada

suatu jejang tertentu. Rasio guru murid ini dapat menggambarkan beban tanggungan yang

harus dijalani oleh seorang guru pada suatu daerah. Semakin kecil nilai rasionya, maka

Tabel II.22. Keadaan

Gedung Sekolah di

Bawah Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan

Anambas menurut

Kecamatan Tahun 2014.

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 64

akan semakin kecil juga beban tanggungan seorang guru, sebaliknya semakin besar nilai

rasionya, maka akan semakin besar juga beban tanggungan seorang guru diduga akan

semakin berkurang pengawasan/perhatian guru terhadap murid sehingga kualitas

pengajaran akan cenderung semakin rendah.

Seperti tersaji pada Tabel II.23 pada jenjang pendidikan dasar rasio guru dan murid

mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 12,

mengalami penuruan di tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 10 di tahun 2010 dan 8 di

tahun 2011, dan mengalami kenaikan yang cukup besar di tahun 2012 sehingga rasio guru

dan murid sebesar 12, akan tetapi mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi

14 dan di tahun 2014 menjadi 10 yang artinya bahwa setiap satu guru memiliki

tanggungan sebanyak 10 murid.

Pada jenjang pendidikan SMP/MTs rasio guru dan murid juga mengalami

fluktuasi. Hal ini terlihat pada tahun 2009 rasio guru dan murid sebesar 11, dan terus

mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga tahun 2011 menjadi 10 pada tahun 2010

dan 8 pada tahun 2011, akan tetapi mengalami kenaikan yang cukup tinggi di tahun 2012

menjadi 15 dan mengalami penurunan kembali di tahun 2013 menjadi 10 kemudan terjadi

kenaikan di tahun 2014 menjadi 18 hal ini berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki

tanggungan sebanyak 18 murid.

Rasio guru dan murid pada jenjang pendidikan SMA/MA juga mengalami

fluktuasi, dimana pada tahun 2009 rasio murid dan guru sebesar 16, kemudian turun di

tahun 2010 menjadi 11 di tahun 2011 rasio murid dan guru tidak mengalami perubahan,

akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 10 dan naik kembali di tahun

2013 dan mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2014 menjadi 20. Angka 20 ini

memiliki arti bahwa setiap setiap satu guru memiliki tanggungan sebanyak 20 murid.

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

SD/MI

1 Jumlah guru 465 538 719 298 424 305

2 Jumlah murid 5.482 5.344 5.488 5.871 5.781 5.784

Rasio Murid-Guru 12 10 8 20 14 19

SMP/MTs

1 Jumlah guru 146 170 227 125 205 116

2 Jumlah murid 1.566 1.765 1.816 1.802 2.066 2.119

Rasio Murid-Guru 11 10 8 15 10 18

SMA/MA

1 Jumlah guru 59 81 126 161 160 86

2 Jumlah murid 968 931 1.422 1.586 1.787 1.732

Rasio Murid-Guru 16 11 11 10 11 20

Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015

Seperti tersaji pada Tabel II.24 pada tahun 2009 sampai tahun 2014 rasio guru dan

murid sekolah dasar menurut kecamatan yang paling tertinggi terdapat di Kecamatan

Palmatak dengan rasio 23 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki

tanggungan sebanyak 23 murid.

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jemaja 10 9 7 16 12 16

2 Jemaja Timur 7 6 8 16 9 14

Tabel II.23. Rasio Jumlah

Guru dan Murid Jenjang

Pendidikan Dasar dan Menengah Kabupaten

kepulauan Anambas.

Tabel II.24. Rasio Jumlah

Guru dan Murid Sekolah

Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten

Kepulauan Anambas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 65

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

3 Siantan Selatan 13 9 8 24 17 22

4 Siantan 11 10 7 18 13 17

5 Siantan Timur 13 10 6 20 16 22

6 Siantan Tengah 12 11 9 24 14 22

7 Palmatak 15 12 9 23 15 23

Jumlah 12 10 8 20 14 19

Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2015

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel II.25, pada tahun 2014 rasio guru dan

murid sekolah menengah pertama menurut kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan

Palmatak dengan rasio sebesar 36 yang berarti bahwa setiap setiap satu guru memiliki

tanggungan sebanyak 36 murid.

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jemaja 15 16 9 20 12 21

2 Jemaja Timur 10 8 6 13 7 14

3 Siantan Selatan 2 5 6 6 6 10

4 Siantan 14 14 7 7 8 13

5 Siantan Timur 11 10 7 14 11 21

6 Siantan Tengah 5 5 5 8 13 22

7 Palmatak 11 10 8 19 16 36

Jumlah 11 10 8 15 10 18

Sumber : Kabupaten Anambas Dalam Angka tahun 2009, 2010, 2011, 2012,2014 dan 2015

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota, bahwa setiap SD/MI tersedia satu orang guru untuk setiap 32 peserta dan

untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang, maka rasio guru terhadap murid di Kabupaten

Kepulauan Anambas masih dapat dikatakan ideal.

KESEHATAN

II.2.1.1.4. RASIO PUSKESMAS, POLIKLINIK DAN PUSKESMAS PEMBANTU

(PUSTU)

Puskesmas, Puskesmas keliling dan Pustu merupakan salah satu sarana penunjang

kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak

jumlah ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau

pelayanan kesehatan. Seperti tersaji pada Tabel II.26, rasio Puskesmas per satuan

penduduk pada selang waktu tahun 2011 hingga tahun 2013 terus mengalami perubahan.

Pada tahun 2014, yang merupakan rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi

memiliki rasio sebesar 5.698 artinya satu Puskemas melayani sebanyak 5.698 jiwa.

Sementara itu, apabila dibandingkan dengan wilayah kerja Puskesmas dimana sasaran

penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka dapat

dikatakan jumlah Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat

memenuhi standar yang ada.

Tabel II.25. Rasio Jumlah

Guru dan Murid Sekolah

Menengah Pertama Menurut Kecamatan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 66

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki Puskesmas keliling yang terdiri dari

Puskesmas keliling darat dan Puskesmas keliling laut. Rasio Puskesmas keliling

mengalami fluktuasi pada tahun 2011 hingga tahun 2014. Pada tahun tahun 2012 hingga

mencapai 3.833 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan dengan rasio 3.281

kemudian menurun di tahun 2014 menjadi 2.493 yang artinya satu Puskesmas keliling

melayani 2.493 jiwa.

Untuk rasio Pustu per satuan penduduk mengalami penurunan dari tahun 2011

hingga tahun 2014. Pada tahun 2014 yang merupakan rasio Pustu per satuan penduduk

terendah memiliki rasio sebesar 814 yang artinya satu Pustu melayani sebanyak 814 jiwa.

No Uraian 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Puskesmas 7 7 7 7

2 Jumlah Puskesmas Keliling 13 10 12 16

3 Jumlah Puskesmas Pembantu 21 31 42 49

4 Jumlah Penduduk 38.210 38.833 39.374 39.892

5 Rasio Puskesmas per satuan penduduk 5.459 5.546 5.625 5.698

6 Rasio Puskesmas Keliling per satuan penduduk 2.939 3.833 3.281 2.493

7 Rasio Puskesmas Pembantu per satuan penduduk 1.819 1.253 937 814

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam

Angka Tahun 2011, 2012, 2014 dan 2015

Seperti tersaji pada Tabel II.27, rasio Puskesmas per satuan penduduk tertinggi

terdapat di Kecamatan Palmatak dengan rasio mencapai 11.409, artinya satu Puskesmas

melayani sebanyak 11.409 jiwa. Hal ini terjadi dikarenakan Kecamatan Palmatak

memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kecamatan Siantan merupakan kecamatan dengan

rasio Puskesmas keliling per satuan penduduk tertinggi yang melayani 5.305 jiwa. Hal

yang sama juga terjadi di Kecamatan Siantan, dengan jumlah penduduk sebanyak 10.611

jiwa Pustu yang terdapat di wilayah ini terdapat hanya tiga Pustu, sehingga menyebabkan

Kecamatan Siantan memiliki rasio Pustu tertinggi yang melayani 3.537 jiwa.

No Kecamatan Jumlah Penduduk Puskesmas

Puskesmas

Keliling

Puskesmas

Pembantu

Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio

1 Jemaja 5.768 1 5.768 3 1.923 7 824

2 Jemaja Timur 2.074 1 2.074 1 2.074 4 519

3 Siantan Selatan 3.365 1 3.365 - - 6 561

4 Siantan 10.611 1 10.611 2 5.305 3 3.537

5 Siantan Timur 3.366 1 3.366 1 3.366 6 561

6 Siantan Tengah 2.782 1 2.782 1 2.782 5 556

7 Palmatak 11.409 1 11.409 4 2.852 11 1.037

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014

II.2.1.1.5. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 10.000

penduduk. rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah

penduduk. rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas

Keliling dan Puskesmas

Pembantu Kepulauan Anambas Tahun 2011-

2014

Tabel II.27. Rasio

Puskesmas, Puskesmas

Keliling dan Puskesmas Pembantu menurut

Kecamatan Kepulauan

Anambas Tahun 2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 67

Seperti yang tersaji pada Tabel II.28 di tahun 2014 Kabupaten Kepulauan

Anambas memiliki dua rumah sakit yang terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan

Jemaja dan Kecamatan Palmatak. Rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk Kabupaten

Kepulauan Anambas mencapai 19.789. Hal ini berarti satu rumah sakit melayani sejumlah

19.789 jiwa. Peningkatan jumlah rumah sakit setiap tahunnya diharapkan mampu

mengimbangi pertumbuhan penduduk yang ada, sehingga kualitas pelayanan rumah sakit

terhadap jumlah penduduk semakin meningkat.

No Kecamatan Jumlah Penduduk Rumah Sakit

Jumlah Rasio

1 Jemaja 6.832 1 6.832

2 Jemaja Timur 2.554 - -

3 Siantan Selatan 3.931 - -

4 Siantan 13.406 - -

5 Siantan Timur 4.141 - -

6 Siantan Tengah 3.394 - -

7 Palmatak 12.951 1 12.951

Rasio 47.209 2 19.789

Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2015

II.2.1.1.6. Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Rasio dokter per jumlah penduduk merupakan jumlah dokter per 1.000 penduduk.

Rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan

oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Rasio ini juga mengukur

ketersediaan akses penduduk terhadap tenaga dokter.

Berdasarkan Tabel II.29, jumlah dokter di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat

dikatakan naik turun. Hal ini dapat dilihat untuk dokter umum pada tahun 2009 berjumlah

27 dokter turun cukup tajam di tahun 2010 menjadi hanya tujuh dokter, kemudian di tahun

2011 naik cukup signifikan menjadi 35 dokter dan terus naik di tahun 2012 menjadi 42

dokter dan di tahun 2013 menjadi 63 kemudian menurun cukup tajam di tahun 2014

menjadi 28. Dengan adanya peningkatan cukup signifikan selama tiga tahun terakhir

(tahun 2011-2013) akan tetapi mengalami penurunan yang sangat signifikan meyebabkan

rasio dokter per satuan penduduk mengalami penurunan pula menjadi 1.686, 03. Angka

ini memiliki arti bahwa pada tahun 2014, satu dokter umum melayani 1.686

jiwa.Berdasarkan indikator Indonesia sehat 2010, rasio ideal jumlah dokter umum dengan

jumlah penduduk adalah 1:2500 artinya, idealnya satu dokter melayani 2.500 jiwa.

Dengan angka ini berarti rasio dokter umum di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat

dikatakan ideal.

Jumlah dokter spesialis yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun

2013 sebanyak 63 dokter meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya

yang hanya terdapat satu dokter akan tetapi pada tahun 2014 tidak ada dokter spesialis di

Kabupaten Anambas. Hal ini menyebabkan rasio dokter spesialis tidak dapat dihitung.

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Dokter Umum

1 Jumlah Dokter 27 7 35 42 63 28

2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209

Rasio 1.320,22 5.375,57 1.091,71 924,60 624,98 1.686, 03

Dokter Spesialis

Tabel II.28. Jumlah dan

Rasio Rumah Sakit per

Jumlah Penduduk

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.29. Rasio Dokter

per satuan Penduduk

Kabupaten Kepulauan Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 68

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Dokter 2 3 1 1 63 0

2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209

Rasio 17.823 12.543 38.210 38.833 624,98 -

Dokter Gigi

1 Jumlah Dokter 0 2 9 9 9 8

2 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374 47.209

Rasio - 18.814,50 4.245,56 4.314,78 4.374,89 5.901,12

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Pada kurun waktu tahun 2009 hingga tahun 2014, perkembangan jumlah dokter

gigi belum menunjukan perkembangan yang cukup berarti. Dalam tiga tahun terakhir

(tahun 2011-2014) jumlah dokter gigi di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terdapat

pertambahan sama sekali akan tetapi mengalami pengurangan di tahun 2014. Hingga pada

tahun 2014 rasio dokter per satuan penduduk mencapai 5.901,12. Angka ini memiliki arti

bahwa pada tahun 2014, satu dokter gigi melayani 5.901 jiwa. Berdasarkan indikator

Indonesia Sehat 2010, rasio ideal untuk jumlah dokter gigi dengan jumlah penduduk

adalah 11 dokter gigi untuk 100.000 penduduk atau 1:9.090. Rasio dokter gigi yang

mencapai angka 1:5.901 jiwa, yang berarti rasio dokter gigi per satuan penduduk di

Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dikatakan ideal.

Berdasarkan Tabel II.30, kecamatan yang memiliki jumlah dokter umum terbanyak

adalah Kecamatan Palmatak dengan tujuh dokter umum, sedangkan kecamatan yang

paling sedikit memiliki dokter umum adalah Kecamatan Siantan Selatan. Tidak terdapat

dokter spesialis di Kabupaten Kepulauan Anambas. Kecamatan yang paling banyak

memiliki dokter gigi terdapat di Kecamatan Siantan, terdapat dua kecamatan yang belum

memiliki dokter gigi yaitu Kecamatan Siantan Selatan dan Kecamatan Siantan Timur.

No Kecamatan Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi

1 Jemaja 6 0 2

2 Jemaja Timur 3 0 1

3 Siantan Selatan 1 0 0

4 Siantan 6 0 3

5 Siantn Timur 2 0 0

6 Siantan Tengah 3 0 1

7 Palmatak 7 0 1

Total 28 0 8

Sumber : Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Di Kepulauan Anambas terdapat 2 buah rumah sakit pada tahun 2014 yang terletak

di Kecamatan Jemaja dan Palmatak, tujuh buah Puskesmas, 49 Puskesmas pembantu, dan

15 Puskesmas keliling. Sedangkan untuk tenaga paramedis, terdapat 28 orang dokter

umum, delapan orang dokter gigi, 128 orang bidan serta 209 perawat.

Tabel II.30. Banyaknya

Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 69

SARANA DAN PRASARANAN UMUM

II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN

II.2.2.1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki investor berskala nasional baik

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)/Penanaman Modal Asing (PMA). Banyaknya

jumlah PMDN jauh lebih besar dibandingkan PMA. Banyaknya jumlah investor PMDN

maupun PMA berpengaruh baik terhadap jumlah investasi di Kabupaten Kepulauan

Anambas. Jumlah investor sebanyak 3.009 PMDN dan 1 PMA. Bidang usaha dengan

jumlah investor PMDN terbanyak adalah bidang perdagangan dengan 736 investor,

sedangkan untuk PMA hanya terdapat satu yaitu bidang jasa. Hasil analisis jumlah

investor PMDN/PMA Kabupaten Kepulauan Anambas dapat disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

No Bidang Usaha Jumlah Investor PMDN Jumlah Investor PMA

1 Perdagangan 736

2 Pengolahan 497

3 Jasa 297 1

4 Peternakan 114

5 Perikanan Tangkap 704

6 Perikanan Budidaya 347

7 Pertanian dan Perkebunan 314

Total 3.009 1

Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015

II.2.2.2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional Penanaman Modal Dalam Negeri/

Penanaman Modal Asing (PMDN/PMA)

Pada tahun 2014, nilai investasi yang ditanamkan di Kabupaten Kepulauan

Anambas mencapai Rp 49.391.220.000 (empat puluh sembilan miliar tiga ratus sembilan

satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah) dengan rincian PMDN Rp 33.791.220.000 (tiga

puluh tiga miliar tujuh ratus sembilan puluh satu juta dua ratus dua puluh ribu rupiah)

dengan nilai omset sebesar Rp 140.350.456.000 (seratus empat puluh miliar tiga ratus

lima puluh juta empat ratus lima puluh enam ribu rupiah) dengan jumlah perusahaan

sebanyak 3009 dan nilai investasi PMA sebesar Rp 15.600.000.000 (lima belas milyar

enam ratus juta rupiah) dengan satu perusahaan di bidang Jasa.

No Bidang Usaha PMDN PMA

Nilai Investasi Omset Nilai Investasi

1 Perdagangan 15.832.450.000 62.187.300.000

2 Pengolahan 1.749.830.000 33.530.876.000

3 Jasa 5.686.220.000 18.389.380.000 15.600.000.000

4 Peternakan 495.800.000 1.398.000.000

5 Perikanan Tangkap 5.362.220.000 15.620.800.000

6 Perikanan Budidaya 3.732.000.000 5.428.900.000

7 Pertanian dan Perkebunan 932.700.000 3.795.200.000

Total 33.791.220.000 140.350.456.000 15.600.000.000

Sumber: Data PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2015

Tabel II.31. Jumlah

Investor PMDN dan PMA

Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2014

Tabel II.32. Jumlah

Investasi PMDN dan

PMA Tahun 2014

Kabupaten Kepulauan Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 70

II.2.2.3. Pertanian Tanaman Pangan

Walau bukan termasuk daerah penghasil beras, namun Kabupaten Kepulauan

Anambas masih memiliki potensi yang dapat lebih dikembangkan lagi pada sektor ini.

Dua kecamatan, yaitu Jemaja Timur dan Palmatak yang memiliki lahan sawah. Luas

tanam padi di tahun 2014 seluas 70 Ha dengan luas panen 68 Ha.

Kecamatan Lahan Sawah (Ha) Bukan Lahan Sawah (Ha) Jumlah (Ha)

Jemaja - 2.938 2.938

Jemaja Timur 11 2.050 2.161

Siantan Selatan - 1.698 1.698

Siantan - 2.124 2.124

Siantan Timur - 2.909 2.909

Siantan Tengah - 5.854 5.854

Palmatak 2 15.490 15.492

2014 113 33.063 33.176

2013 113 33.063 33.176

2012 54 47.600 47.654

2011 54 47.600 47.654

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi

Jemaja - - - -

Jemaja Timur 69 67 381,9 5,7

Siantan Selatan - - - -

Siantan - - - -

Siantan Timur - - - -

Siantan Tengah - - - -

Palmatak 1 1 3,5 3,5

2014 70 68 385 9

2013 58 53 301 11,7

2012 58 52 291,2 5,6

2011 54 54 324,0 6,0

2010 45 41 246,0 6,0

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Selain padi, juga terdapat palawija yang terdiri atas jagung dengan luas panen 19

Ha dan ubi kayu yang luas panennya sebesar 25 Ha dengan produksi sebanyak 274 ton

selama tahun 2014. Selain itu, terdapat pula ubi jalar seluas panen 17 Ha, total produksi

ubi jalar di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 249 ton. Wilayah ini tercatat juga

menghasilkan berbagai jenis sayuran. Jenis sayur-sayurannya adalah kacang panjang,

sawi, bayam dan kangkung.

Kecamatan

Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Jemaja - - - - - - - -

Jemaja Timur 17 - 3 10 6 90 4 20

Siantan Selatan - - 11 105 5 135 - -

Siantan 2 - 101 144 1 12 - -

Siantan Timur - - - 15 - - - -

Tabel II.33. Luas Lahan

Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.34. Luas Tanam,

Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi

menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.35. Luas Panen

dan Produksi Palawija

menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 71

Kecamatan

Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah

Luas

Panen (Ha)

Produksi

(Ton)

Luas

Panen (Ha)

Produksi

(Ton)

Luas

Panen (Ha)

Produksi

(Ton)

Luas

Panen (Ha)

Produksi

(Ton)

Siantan Tengah - - - - 1 12 - -

Palmatak - - - - - - - -

2014 19 - 25 274 17 249 4 20

2013 27 123 45 490 16 280 - -

2012 20 50 40 615 10 150 - -

2011 30 NA 49 735 28 420 - -

2010 37 167 153 4.800 21 525 3 9

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan Kacang Panjang (Ton) Sawi (Ton) Bayam (Ton) Kangkung (Ton)

Jemaja - - - -

Jemaja Timur 3,7 29 5,5 5,6

Siantan Selatan 2,1 2 3,1 23

Siantan 5,5 30 7,2 13,3

Siantan Timur 13,5 - 7,1 8,2

Siantan Tengah 13,5 - 7,1 8,2

Palmatak 20,9 - 2 5

2014 47 71 27 69

2013 47 395 751 625

2012 40 375 745 616

2011 16 250 440 616

2010 61 55 69 550

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kabupaten Kepulauan Anambas juga menghasilkan buah-buahan. Jenis buah-

buahannya yaitu nanas, durian, pisang dan jeruk. Produksi buah terbesar di tahun 2014

adalah pisang dengan total luas panen 22 Ha dan total produksi 70 Ton.

Kecamatan

Nanas Durian Pisang Jeruk

Luas

Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Luas

Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Jemaja 0, 004 0,3 5,2 2,6 2, 015 1,8 5,58 3,1

Jemaja

Timur

- - - - - - - -

Siantan

Selatan

- - 7,5 12,5 11 25 - -

Siantan 0, 03 0,6 11,35 17 0,55 2,7 1 2,8

Siantan

Timur

0, 014 0,3 0,15 0,1 4,3 18,5 - -

Siantan Tengah

- - - - - - -

Palmatak 0, 01 0,6 20 13 4, 01 22 2,22 1,8

2014 0, 058 1,8 44,2 45,2 22 70 9 8

2013 0,1 2 44 45 18 250 1 7,2

2012 6 360 4 80 47 470 1 11

2011 3 60 41 738 - 6.910 - -

2010 10 10.000 165 412,5 149 4.670 1 35

Tabel II.36. Produksi

Sayur-sayuran menurut

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2012

Tabel II.37. Luas Panen

dan Produksi Buah-

buahan menurut

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 72

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Jenis lahan bukan sawah terbagi atas beberapa jenis lahan yaitu perkebunan,

pekarangan, tegal/ladang, padang rumput, hutan dan rawa. Jenis lahan dengan total luas

terbesar pada tahun 2014 adalah hutan dengan luas sebesar 43.957 hektar. Kecamatan

dengan total jenis lahan terbesar yaitu Kecamatan Palmatak dengan jumlah sebesar 6.655

hektar.

Kecamatan Jenis Lahan (Ha)

Perkebunan Pekarangan Tegal/Ladang Padang Rumput Hutan Rawa

Jemaja 2.500 - - - - - 1.159

Jemaja Timur 318 - - - - - 416

Siantan Selatan 1.734 - - - - - 6

Siantan 2.400 - - - - - 236

Siantan Timur 5.450 - - - - - 789

Siantan Tengah 4.919 - - - - - 4.840

Palmatak 6.655 - - - - - 10.433

Kepulauan Anambas 43.957

2014 23.976 43.957

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Potensi lahan pertanian terbagi dalam dua jenis tanaman pertanian yaitu tanaman

pangan yang terdiri dari padi dan palawija serta tanaman hortikultura yang terdiri dari

sayuran dan buah-buahan. Dari tahun 2010 sampai 2012, besarnya jumlah potensi lahan

pertanian tidak mengalami perubahan. Untuk padi memiliki potensi 2.745 hektar, palawija

memiliki potensi 2.890 hektar, Sayuran memiliki potensi 750 Ha dan buah-buahan

memiliki potensi 800 hektar.

Kecamatan Tanaman Pangan Hortikultura

Padi (Ha) Palawija (Ha) Sayuran (Ha) Buah-buahan (Ha)

Jemaja 764 450 160 130

Jemaja Timur 1.781 1.050 240 70

Siantan Selatan - 300 90 150

Siantan 50 720 150 225

Siantan Timur - 120 60 125

Siantan Tengah - 75 10 30

Palmatak 150 175 40 70

2012 2.745 2.890 750 800

2011 2.745 2.890 750 800

2010 2.745 2.890 750 800

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan

Kelapa Karet

Luas

Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kg/Ha)

Jumlah

Petani

(KK)

Luas

Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kg/Ha)

Jumlah

Petani

(KK)

Jemaja 1,249 68 78 1.248 262 61 417 148

Jemaja Timur 1,022 55 55 850 403 91,5 363 215

Siantan Selatan 1,239 281 275 876 222 130 769 123

Siantan 807 188 246 458 786 326 539,7 463

Siantan Timur 2,068 470 278 965 126 6,5 677 100

Tabel II.39. Potensi

Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya

di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.40. Luas Areal,

Produksi, Rata-rata

Produksi dan Jumlah

Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012

Tabel II.38. Potensi

Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan

Jenisnya di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 73

Kecamatan

Kelapa Karet

Luas

Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kg/Ha)

Jumlah

Petani

(KK)

Luas

Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Kg/Ha)

Jumlah

Petani

(KK)

Siantan Tengah 458 219 682 451 156 6,2 54 98

Palmatak 3,085 760 441 2213 787 472,2 1.132 568

2014 9,928 2, 041 2, 055 7, 061 2.741 1093,4 3951,7 1715

2013 9,928 2, 041 2, 055 7, 061 2.741 1093,4 3951,7 1715

2012 9.522 2.041 348,88 7.061 2.492 1.473,30 3.953,3 1.600

2011 9.522 2.041 348,88 7.061 2.492 1.151,51 462,08 1.600

2010 7.383 2.041 276,45 7.061 1.799 1.151,51 640,31 1.600

Lanjutan Tabel II.41

Kecamatan

Cengkeh Sagu

Luas Areal

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi (Kg/Ha)

Jumlah

Petani (KK)

Luas

Areal (Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi (Kg/Ha)

Jumlah

Petani (KK)

Jemaja 248 33,00 175 699 20 - - -

Jemaja Timur 189 22,00 206 86 20 - - -

Siantan Selatan 231 3,00 15 107 - - - -

Siantan 295 4,00 18 516 - - - -

Siantan Timur 321 6,00 29 154 5 - - -

Siantan Tengah 400 25,00 80 512 - - - -

Palmatak 1.165 168,00 221 1.285 20 - - -

2014 2849 261 744 3.359 65

2013 2849 261 744 3.359 65 - - -

2012 2.803 293 891,76 3.359 - - - -

2011 2.839 259 124 2.839 - - - -

2010 1.989 293 147 3.359 - - - -

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah kelompok tani menurut komoditi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu padi,

sayuran, kelapa, cengkeh, karet, toga, palawija, tanaman obat, ayam, hortikultura, sapi,

perkebunan dan kebun. Kecamatan dengan jumlah kelompok tani terbanyak adalah

Kecamatan Jemaja sebanyak 28 kelompok tani dengan jenis komoditi padi, sayuran,

kelapa, cengkeh dan karet. Sedangkan Kecamatan Jemaja Timur sebanyak 19 kelompok

tani dengan jenis komoditi padi karet, toga, palawija, tanaman obat dan ayam. Total

kelompok tani pada tahun 2012 adalah 86 kelompok tani.

Kecamatan Jumlah Kelompok Tani Jenis Komoditi

Jemaja 27 Padi, Sayuran, Kelapa, Cengkeh, Karet, sapi

Jemaja Timur 21 Padi, Karet, Toga, Palawija, Tanaman Obat, Ayam

Siantan Selatan 16 Karet, Sayuran

Siantan 13 Cengkeh, Sayuran, Karet

Siantan Timur 4 Kelapa

Siantan Tengah 9 Kebun, Hortikultura, Ternak, Karet, Toga

Palmatak 19 Kebun, Hortikultura, Sapi, Perkebunan, Toga

2014 103

2013 85

2012 86

2011 94

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Tabel II.40. Luas Areal,

Produksi, Rata-rata

Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat

menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

Tabel II.41. Jumlah

Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis

Komoditi Kepulauan

Anambas Tahun 2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 74

II.2.2.4. Kehutanan

Luas Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu sekitar 43.957 Ha. Hutan

yang termasuk dalam kategori hutan produksi dan hutan yang dapat dikonversikan. Luas

hutan lindung di Kepulauan Anambas adalah 3.748 Ha, hutan produksi 24.033 Ha, dan

hutan yang dapat dikonversi 16.176 Ha.

Kecamatan

Fungsi

Hutan Lindung

(Ha) HPT

Hutan Produksi

(Ha)

Hutan yang

Dapat Dikonversi

(Ha)

Areal Penggunaan

Lain (APL)

Jemaja - - 1.468,6 - -

Jemaja Timur 3.350 - 2.667 - -

Siantan Selatan - - 2.101 - -

Siantan - 1.000 2.975 - -

Siantan Timur - 426 426 - -

Siantan Tengah 168 - 3.217,3 - -

Palmatak 230 - -2.4033 - -

Kepulauan Anambas - 2.134 16.176 20.440

2014 3.748 3.560 37.327,9 16.176 20.440, 0

2013 3.748 24.033

2012 - 5.949,54 58.437,71

2011 - 5.949,54 58.437,71

2010 - 3.453,76 58.437,71

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.5. Peternakan

Secara umum, populasi ternak yang tercatat pada tahun 2014 adalah sapi potong

dan kambing. Ternak sapi potong ada sebanyak 4.032 ekor sedangkan ternak kambing ada

sebanyak 193 ekor. Selain hewan ternak, ada juga yang mengelola unggas yaitu ayam

buras, ayam pedaging dan itik. Populasi ayam buras tercatat sebanyak 15.738 ekor dan

populasi itik sebanyak 953 ekor. Produksi telur yang dihasilkan untuk ayam buras

sebanyak 83.090 kg dan itik ada sebanyak 6.793 kg.

Kecamatan

Ternak Unggas

Sapi Potong (Ekor)

Kambing (Ekor)

Ayam Buras (Ekor)

Ayam Pedaging (Ekor)

Itik (Ekor)

Jemaja 1.692 55 2.300 - 306

Jemaja Timur 813 56 4.412 - 68

Siantan Selatan 124 9 1.576 - 263

Siantan 331 8 2.602 - 43

Siantan Timur 88 35 1.656 4.000 47

Siantan Tengah 130 6 876 - 88

Palmatak 854 24 2.316 - 138

2014 4.032 193 15.738 4.000 953

2013 3.894 385

2012 3.606 356 13.496 23.747 796

2011 3.606 356 13.496 23.747 796

2010 2.295 248 9.398 - 911

Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Produksi daging di Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari sapi potong, ayam

buras dan kambing. Total produksi tahun 2014 untuk sapi potong sebanyak 22.330 kg,

Tabel II.42. Luas

Kawasan Hutan

menurut Fungsi dan

Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.43. Populasi

Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 75

ayam buras sebanyak 8.263 kilogram dan kambing sebanyak 256 kilogram. Sedangkan

untuk produksi telur dihasilkan ayam buras dan itik. Total produksi telur dari ayam buras

sebanyak 83. 090 kilogram dan itik sebanyak 6.793 kilogram. Untuk tabel produksi daging

dan produksi telur tersaji dalam tabel berikut.

Kecamatan Sapi Potong (Kg) Ayam Buras (Kg) Kambing (Kg)

Jemaja 3.570 1.208 56

Jemaja Timur 2.030 2.316 56

Siantan Selatan 980 828 32

Siantan 9.660 1.366 24

Siantan Timur 980 869 40

Siantan Tengah 980 460 24

Palmatak 4.130 1.216 24

2014 22.330, 00 8.263 256

2013 22.120, 00 7.476 616

2012 23.380,00 7.371,00 544,00

2011 23.380,00 7.371,00 544,00

2010 16.320,00 - 703,20

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan Ayam Kampung (Kg) Ayam Petelor (Kg) Itik (Kg)

Jemaja 12.145 - 2.168

Jemaja Timur 23.296 - 488

Siantan Selatan 8.323 - 1.880

Siantan 13.736 - 307

Siantan Timur 8.741 - 338

Siantan Tengah 4.623 - 629

Palmatak 12.226 - 983

2014 83.090 - 6.793

2013 82.402 - 6.754

2012 58.815 - 6.209

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.6. Perikanan

Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas dikelilingi oleh laut

yang begitu luas. Banyak yang mata pencaharian penduduknya adalah perikanan terutama

perikanan laut. Pada tahun 2014, luas usaha budidaya perikanan di laut ada seluas 145.330

m2 dengan jumlah produksi yang tercatat sebanyak 1.438 ton.

Kecamatan Budidaya

Laut (m2) Payau (m2) Tawar (m2) Jumlah (m2)

Jemaja 477 - 200 677

Jemaja Timur 297 - 10 307

Siantan Selatan 2.187 - - 2.187

Siantan 80.477 - 200 80.677

Siantan Timur 6.984 - - 6.984

Siantan Tengah 50.102 - - 50.102

Palmatak 4.806 - 10 4816

2014 145.330 - 420 145.750

2013 33.480 - 420 33.900

Tabel II.44. Produksi

Daging menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.45. Produksi

Telur menurut Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012

Tabel II.46. Luas Usaha

Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya

dan Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 76

Kecamatan Budidaya

Laut (m2) Payau (m2) Tawar (m2) Jumlah (m2)

2012 32.580 - 30 32.610

2011 28.980 - - 28.980

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan Budidaya

Laut (Ton) Payau (Ton) Tawar (Ton) Jumlah (Ton)

Jemaja 40 - 6 46

Jemaja Timur 25 - 50 75

Siantan Selatan 157 - - 157

Siantan 87 - 15 102

Siantan Timur 361 - - 361

Siantan Tengah 271 - - 271

Palmatak 425 - 1 416

2014 1.366 - 72 1.438

2013 130,25 - 0,1 130,355

2012 214,71 - 0,1 214,81

2011 62,91 - - 62,91

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan

Jenis Kelompok

Pembudidaya

Ikan Air Laut

Pembudidaya

Ikan Air Tawar Nelayan

Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perikanan

Jemaja 4 1 33 30

Jemaja Timur 3 5 11 7

Siantan Selatan 17 - 51 11

Siantan 7 1 17 6

Siantan Timur 37 - 31 10

Siantan Tengah 24 - 29 2

Palmatak 43 - 54 27

2014 132 7 234 93

2013 135 7 226 95

2012 135 7 226 128

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.7. Industri

Pada Tahun 2014, sektor industri belum menjadi penyumbang utama dalam

pembentukkan PDRB. Sektor industri dikelompokkan menjadi beberapa kategori.

Kategori tersebut adalah industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Jumlah industri

kecil yang tercatat pada tahun 2014 sebanyak 284 buah industri yang mampu menyerap

1.248 tenaga kerja. Sedangkan industri sedang di Kepulauan Anambas tercatat sebanyak 5

buah dengan tenaga kerja sebanyak 21 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar

terdapat di Kecamatan Siantan. Hal ini wajar dikarenakan Kecamatan Siantan merupakan

ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas.

Kecamatan Perusahaan Industri

Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja

Jemaja 31 181 - - - -

Jemaja Timur 63 116 - - - -

Siantan Selatan 11 79 - - - -

Siantan 81 375 3 13 - -

Tabel II.47. Produksi

Perikanan Budidaya

menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.48. Banyaknya

Kelompok Pelaku Usaha

Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

Tabel II.49. Banyaknya

Perusahaan Industri Kecil,

Sedang, Besar dan

Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.46. Luas Usaha

Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya

dan Kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 77

Kecamatan Perusahaan Industri

Kecil Tenaga Kerja Sedang Tenaga Kerja Besar Tenaga Kerja

Siantan Timur 36 279 - - - -

Siantan Tengah 31 52 1 6 - -

Palmatak 31 166 1 2 - -

2014 284 1.248 5 21 - -

2013 279 1.271 5 21 - -

2012 271 1.265 4 17 - -

2011 172 1.544 4 22 - -

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.8. Energi dan Sumber Daya Air Minum

Sebagai suatu kebutuhan vital dalam kehidupan, listrik dan air minum memerlukan

penanganan yang serius. Bila kedua sektor ini mengalami gangguan dalam

operasionalnya, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kelangsungan

pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah daerah yang dialiri listrik

PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang terdaftar pada 4 rayon di Kabupaten

Kepulauan Anambas adalah Tarempa, Ladan, Kuala Maras dan Letung. Air minum atau

air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah

Air Minum) Anambas.

Unit Pembangkit Jumlah Pelanggan

2010 2011 2012 2013

Tarempa 1.323 1.491 1.525 2.789

Letung 568 721 884 977

Ladan 677 687 1.159 2.041

Kuala Maras 215 230 240 244

Jumlah 2.783 3.129 3.808 6.048

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

PLTD Jumlah Mesin

(Unit)

Daya Terpasang

(KW)

Daya

Mampu

Tenaga yang

Dibangkitkan

(KWH)

Beban

Puncak

KWH

Terjual

Tarempa 6 3.000 2.400 10.561.916 1.850 8.883.048

Letung 6 1.168 895 2.085.530 510 1.585.788

Ladan 5 858 580 2.156.378 550 1.807.800

Kuala Maras 3 350 240 212.38 135 198.096

Jumlah 20 5.376 4.115 15.016.207 3.045 12.474.732

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Air minum atau air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya di Kota

Tarempa dikelola Kantor Kecamatan Siantan dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jumlah Pelanggan air

pada tahun 2013 sebanyak 990 pelanggan dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.

Sedangkan untuk banyaknya Rumah Tangga di Kabupaten Kepulauan Anambas yang

menggunakan jasa Pemda pada tahun 2013 sebanyak 1.442 Rumah Tangga dengan

Kecamatan Siantan sebagai pengguna terbesar. Namun rumah tangga yang menggunakan

jasa Non Pemda lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak 2.748 RT dengan Kecamatan

Palmatak sebagai pengguna terbesar

Tabel II.50. Banyaknya

Pelanggan PLN di Kabupaten

Kepulauan Anambas menurut Cabang Tahun 2013

Tabel II.51. Banyaknya

Mesin, Daya Terpasang,

Daya Mampu, dan KWH

Terjual pada PLN Sub Ranting Kepulauan

Anambas Tahun 2013

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 78

Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Pelanggan Unit 990 990 990 990 990

Kapasitas Produksi Liter/Detik 20 20 20 20 20

Penggunaan M3 - - - - -

Penerimaan Rp 15.180 15.180 21.225 34.275 34275

Sumber : Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Kecamatan Pemda Non Pemda Jumlah

Jemaja 207 500 707

Jemaja Timur 0 325 325

Siantan Selatan 0 375 375

Siantan 990 300 1.290

Siantan Timur 0 425 425

Siantan Tengah 245 303 548

Palmatak 0 520 520

2013 1.442 2.748 4.190

2012 1.412 2.748 4.160

2011 1.380 3.070 4.450

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.9. Pertambangan

Pertambangan merupakan sektor yang paling besar kontribusinya dalam

menyumbang PDRB Kabupaten Kepulauan Anambas. Luas usaha pertambangan granit

merupakan pertambangan terbesar yaitu sebesar 14.230 Ha dengan cadangan

35.893.718.436 m3.

Kecamatan

Granit Riolit Diorit Biji Besi

Luas

(Ha)

Cadangan

(m3)

Luas

(Ha)

Cadangan

(m3)

Luas

(Ha)

Cadangan

(m3)

Luas

(Ha)

Cadangan

(m3)

Jemaja 9.885,00 12.421.054.662,0

0

- - 44,00 2.230.311.146,0

0

- -

Jemaja Timur

- - - - - - - -

Siantan

Selatan

1.250,00 2.746.445.898,00 - - - - - -

Siantan 2.750,00 16.364.512.003,00

- - - - - -

Siantan

Timur

- - - - - 36,00 148.119,9

0

Siantan

Tengah

- - - - - - - -

Palmatak 345,00 4.361.705.873,00 - 1.914.455,0

0

316,00 340.498.440,00 - 24.811,78

2013 14.230,0

0

35.893.718.436,0

0

- 1.914.455,0

0

360,00 2.570.809.586,0

0

36,00 172.931,6

8

2012 14.230,0

0

35.893.718.436,0

0

- 1.914.455,0

0

360,00 2.570.809.586,0

0

36,00 172.931,6

8

2011 14.230,00

35.893.718.436,00

- 1.914.455,00

360,00 2.570.809.586,00

36,00 178.805,00

Tabel II.53. Banyaknya

Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM

dan Non PAM menurut

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2013

Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan

Pertambangan menurut

Kecamatan dan Jenis Pertambangan di

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2013

Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum,

Produksi, Penggunaan

dan Jumlah Penerimaan di PDAM Kepulauan

Anambas Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 79

Lanjutan Tabel II.55

Kecamatan Pasir Kuarsa Tanah Urug

Luas (Ha) Cadangan (m3) Luas (Ha) Cadangan (m3)

Jemaja - 5.414.904,00 - -

Jemaja Timur - - - -

Siantan Selatan - - - -

Siantan - - - -

Siantan Timur - - - -

Siantan Tengah - - - -

Palmatak - - - -

2013 - 5.414.904,00 - -

2012 - 5.414.904,00 - -

2011 - 5.414.904,00 - -

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

II.2.2.10. Pariwisata

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi wisata yang cukup besar.

Tentunya untuk mengembangkan industri pariwisata tersebut memerlukan dukungan

sarana dan prasarana. Salah satu yang cukup penting adalah ketersediaan dermaga.

Hingga tahun 2015, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 47 dermaga yang terdiri

dari 3 dermaga kecil, 9 dermaga besar dan 35 dermaga sedang.

Kecamatan Jenis Dermaga

Besar Kecil Sedang

Jemaja - 1 25

Jemaja Timur 1 2 -

Siantan Selatan - - -

Siantan 8 - 10

Siantan Timur - - -

Siantan Tengah - - -

Palmatak - - -

2014 9 3 35

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun

Januari 1.080 2.941

Februari 1.840 3.044

Maret 2.912 3.061

April 4.299 4.459

Mei 3.389 4.153

Juni 4.741 6.117

Juli 3.815 4.619

Agustus 3.251 5.651

September - -

Oktober 2.716 1.828

November - -

Desember 1.962 2.597

2014 30.005 38.470

2013 26.709 39.551

2012 34.122 24.455

Tabel II.55. Banyaknya

Dermaga Laut menurut

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2014

Tabel II.56. Banyaknya

Penumpang Naik dan

Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa

Kepulauan Anambas

Tahun 2014

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 80

Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun

2011 25.439 24.524

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Bulan Penumpang Berangkat Penumpang Datang

Januari 1.033 1.195

Februari - -

Maret - -

April - -

Mei - -

Juni - -

Juli - -

Agustus 794 854

September 1.094 1.098

Oktober 1.262 1.123

November 992 1.046

Desember 1.247 1.084

2014 6.422 6.400

2013 12.198 12.115

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Selanjutnya adalah penginapan sebagai salah satu hal yang mendukung industri

pariwisata. Jumlah penginapan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih relatif sedikit

dan itupun belum tersebar di seluruh kecamatan. Di wilayah ini tercatat memiliki 10 hotel

melati di tahun 2014, namun dari jumlah tersebut 7 diantaranya terdapat di Kecamatan

Siantan dimana ibu kota kabupaten berada. Di kecamatan Jemaja terdapat 3 buah hotel.

Selain penginapan, restoran dan rumah makan juga ikut turut memberikan kontribusi

dalam industri pariwisata. Sama halnya dengan penginapan, jumlah terbanyak berada di

Kecamatan Siantan.

Kecamatan Jenis Penginapan

Jumlah Hotel Bintang Hotel Melati Losmen

Jemaja - 3 8 11

Jemaja Timur - - - -

Siantan Selatan - - - -

Siantan - 7 2 9

Siantan Timur - - - -

Siantan Tengah - - - -

Palmatak - - 6 6

2014 - 10 16 26

2013 - 10 - 10

2012 - 24 - 24

2011 - 22 - 22

Sumber: Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2015

Tabel II.57. Banyaknya

Penumpang Datang dan

Berangkat menurut Bulan di Bandar Udara Matak

Kepulauan Anambas

Tahun 2014 (Pesawat Komersil)

Tabel II.58. Banyaknya

Penginapan menurut

Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 81

II.3. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai

pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka

pada persaingan dengan propinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, domestik

atau internasional.Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,

fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator

variabel aspek daya saing daerah terdiri dari:

II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

II.3.1.1. NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat

kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari

perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang

dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Indeks yang diterima petani

merupakan suatu indikator tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan,

sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi

rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.

Semakin tinggi nilai NTP maka relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan

daya beli petani. Dimana NTP lebih dari 100, berarti petani mengalami surplus. Harga

produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik

lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik

dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. Apabila NTP = 100, berarti petani

mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase

kenaikan/penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak

mengalami perubahan. NTP kurang dari 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan

harga barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang

konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan

dibanding tingkat kesejahtaraan petani pada periode sebelumnya. Penilaian NTP di atas

menggunakan asumsi bahwa apabila produktivitas petani pada bulan bersangkutan paling

sedikit sama dengan produktivitas bulan sebelumnya.

Nilai Tukar Petani meliputi lima subsektor yaitu subsektor tanaman pangan,

subsektor tanaman holtikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor

peternakan dan subsektor perikanan. NTP mencakup lima kabupaten yang ada di Provinsi

Kepulauan Riau yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna,

Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas.

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Indeks Yang Diterima Petani (lt) 119,36 126,66 131,66 136,05 109,62 115,22

2. Indeks Yang Dibayar Petani (lb) 119,42 122,54 125,91 129,61 108,62 115,57

NTP 99,95 103,36 104,57 104,97 100,92 99,7

Sumber : Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015

Selama periode 2011-2014, rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau mengalami

peningkatan setiap tahunnya yang berarti daya beli petani di Provinsi Kepulauan riau lebih

baik dari tahun ke tahun. NTP tertinggi terjadi pada tahun 2013, yaitu sebesar 104,96

dengan indeks yang diterima petani sebesar 136,05 dan indeks yang dibayar petani

Tabel II.59. Nilai Tukar

Petani (NTP) Tahun

2010-2014 Provinsi Kepulauan Riau

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 82

sebesar 129,61. Namun pada tahun 2015 rata-rata NTP di Provinsi Kepulauan Riau hanya

mencapai 99,45 masih berada di bawah 100. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015 petani

di Provinsi Kepualauan Riau mengalami defisit, dimana kenaikan hasil produksi

pertaniannya lebih kecil dibanding kenaikan harga kebutuhan petani untuk konsumsi dan

biaya produksi. Pada tahun 2015 indeks harga yang diterima petani hanya mencapai

115,22 sedangkan indeks yang dibayarkan petani telah menapai 115,87.

Sumber: NTP Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2015

Provinsi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau, yaitu yang

berbatasan di sebelah barat Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

Provinsi Jambi yang berbatasan disebelah selatan. Apabila membandingkan NTP pada

provinsi-provinsi tersebut, dapat dilihat pada tabel diatas yaitu pada tahun 2014 Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung memiliki NTP paling besar dengan angka mencapai 101,55,

di posisi kedua yaitu Provinsi Kepulauan Riau dengan NTP sebesar 100,92, kemudian

Provinsi Jambi dengan NTP sebesar 97,02 dan di posisi terakhir yaitu Provinsi Riau

dengan NTP sebesar 96,85. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan petani di Provinsi

Kepulauan Riau cukup tinggi dengan menempati posisi kedua dibandingkan tiga provinsi

lainnya. Dengan NTP lebih dari 100 maka berarti petani Provinsi Kepulauan Riau dan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih

besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari

pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding

tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.

II.3.1.2. FOKUS IKLIM BERINVESTASI

Fokus iklim berinvestasi sangat dipengaruhi oleh rasa aman bagi investor untuk

berinvestasi. Ketentraman dan ketertiban umum yang kondusif menggambarkan bahwa

dispilin hukum berjalan dengan baik. Ketentraman dan ketertiban umum sangat

berdampak positif dalam meningkatkan kenyamanan berinvestasi.

II.3.1.2.1. Angka Kriminalitas

Angka kriminalitas disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain

kemiskinan, disfungsi norma dan hukum, ketidakharmonisan unsur terkait serta karakter

bangsa yang sudah bergeser, ditambah dengan sistem pendidikan yang tidak lagi

mengajarkan nilai-nilai etika termasuk pendidikan agama yang hanya menekankan pada

96.85

101.55

97.02

100.92

949596979899

100101102

Provinsi Riau Provinsi Kepulauan BangkaBelitung

Provinsi Jambi Provinsi Kepulauan Riau

Gambar II.10.

Nilai Tukar Petani

Provinsi Riau, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Jambi

dan Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 83

aspek kognitifnya. Penanggulangan kriminalitas yang tepat merupakan salah satu cara

untuk mencapai rasa aman, nyaman dan tertib bagi masyarakat serta iklim berinvestasi

untuk dapat terselengggara dengan baik.

Seperti yang tertera pada Tabel II.60, tindak kriminal selama satu tahun pada

selang waktu tahun 2009 sampai pada tahun 2012 terus mengalami peningkatan akan

tetapi mengalami penurunan yang cukup siginifikan di tahun 2013. Tindak kriminal yang

mengalami fluktuasi pada tahun 2009 hingga tahun 2013 berbanding lurus dengan angka

kriminalitas. Jumlah tindak kriminal tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan jumlah tinda

kriminal sebanyak 27 kasus dan angka kriminalitas mencapai 0,095, sedangkan tindak

kriminal paling sedikit terjadi di tahun 2013 sebanyak satu kasus dengan angka

kriminalitas 0,003. Angka kriminalitas pada suatu daerah semakin rendah

menggambarkan tingginya rasa aman masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Hal ini

menunjukan bahwa angka kriminalitas masih relatif kecil sehingga dapat dikatakan bahwa

dalam hal keamanan dan ketertiban lingkungan, kondisi di Kabupaten Kepulauan

Anambas relatif stabil dan terkendali.

No Jenis Kriminal 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah kasus Pembunuhan 0 0 0 1 0

2 Jumlah Kejahatan Seksual 2 3 1 4 0

3 Jumlah kasus Penganiayaan 1 1 4 20 1

4 Jumlah kasus Pencurian 4 4 4 6 0

5 Jumlah kasus Penipuan 0 0 1 6 0

6 Jumlah Tindak Kriminal selama 1 tahun 7 8 10 37 1

7 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374

8 Angka Kriminalitas 0,020 0,021 0,026 0,095 0,003

Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014

II.3.1.3. FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting untuk

kemajuan daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula

kualitas SDM di wilayah tersebut. Dengan demikian program pendidikan mempunyai

andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu daerah.

II.3.1.3.1. Kualitas Tenaga Kerja (Rasio Lulusan S1/S2/S3)

Tenaga kerja merupakan faktor pendukung perekonomian suatu daerah. Untuk

memajukan perekonomian suatu daerah diperlukan tenaga kerja yang berkualitas.Tingkat

pendidikan memiliki faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas tenaga kerja

daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin tinggi pula penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadapkualitas hasil produksi barang

dan jasa

Seperti tertera pada Tabel II.61, tenaga kerja masih merupakan permasalahan di

Kabupaten Kepulauan Anambas mengingat rasio lulusan S1/S2/S3 masih sangat minim.

Pada tahun 2009 rasio lulusan S1/S2/S3 0,02 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak

727 jiwa, dan mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 0,026, dan mengalami

pengingkatan di tahun 2011 menjadi 0,027, mengalami peningkatan di tahun 2012

menjadi 0,031 dan terus mengalami peningkatan di tahun 2013 dengan rasio lulusan

menjadi 0,034 dengan jumlah lulusan S1/S2/S3 sebanyak 1.357 jiwa. Pada selang waktu

tahun 2009 sampai tahun 2013 rasio lulusan S1/S2/S3 terus mengalami peningkatan yang

cukup signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan

Tabel II.60. Angka

Kriminalitas Tahun 2009-

2013 Kabupaten

Kepulauan Anambas.

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 84

semakin meningkat pula. Selain itu, peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan atau

menciptakan peluang usaha lebih besar bagi mereka yang berpendidikan tinggi

dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah.

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah lulusan S1 727 987 1.019 1.234 1.305

2 Jumlah lulusan S2 0 0 46 48 52

3 Jumlah lulusan S3 0 0 0 0 0

4 Jumlah lulusan S1/S2/S3 727 987 1.065 1.282 1.357

5 Jumlah Penduduk 35.646 37.629 38.210 38.833 39.374

6 Rasio lulusan S1/S2/S3 0,020 0,026 0,028 0,033 0,034

Sumber : Diolah dari Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2014

II.3.1.3.2. Tingkat Ketergantungan (Rasio Ketergantungan)

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) merupakan perbandingan antara jumlah

penduduk usia 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas (usia

nonproduktif) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (usia produktif).

Rasio ketergantungan dapat dilihat berdasarkan usia, yaitu rasio ketergantungan muda dan

rasio ketergantungan tua.

Rasio ketergantungan muda merupakan perbandingan jumlah penduduk belum

produktif (usia 0-14 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15 - 64 tahun).

Seperti yang tertera pada Tabel II.62, rasio ketergantungan muda terus mengalami

kenaikan pada selang waktu antara tahun 2009 sampai tahun 2013 akan tetapi mengalami

penurunan di tahun 2014. Pada tahun 2009 rasio ketergantungan muda sebesar 0,463,

mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,495, mengalami kenaikan di tahun 2011

menjadi 0,512, mengalami kenaikan di hingga tahun 2012 menjadi 0,518, dan terus

mengalami kenaikan hingga tahun 2013 menjadi 0,548 dan mengalami penurunan di

tahun 2014 menjadi 0,523 ini berarti bahwa setiap 100 orang yang berusia produktif harus

menanggung kurang lebih 52 orang usia belum produktif (usia 0-14 tahun). Pada tahun

2013 peningkatan yang terjadi pada jumlah penduduk usia 0-14 tahun berbanding terbalik

dengan menurunnya jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun sehingga menyebabkan semakin

banyaknya jumlah usia belum produktif yang harus ditanggung oleh usia produktif.

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 11.010 11.982 12.591 13.635 13.671 13.207

2 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248

3 Rasio Ketergantungan Muda 0,463 0,495 0,512 0,518 0,548 0,523

Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015

Rasio ketergantungan tua merupakan perbandingan jumlah penduduk tidak

produktif (usia 65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun).

Rasio ketergantungan tua terus mengalami peningkatan dalam selang waktu antara tahun

2009 hingga tahun 2014. Seperti tersaji pada Tabel II.63, pada tahun 2009 rasio

ketergantungan tua sebesar 0,035, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,051,

mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 0,053, mengalami kenaikan hingga tahun

2012 menjadi 0,055 dan terus mengalami kenaikan hingga tahun 2014 menjadi 0,056 di

tahun 2013 dan 0, 057 di tahun 2014, ini berarti setiap 100 orang berusia produktif harus

menanggung kurang lebih 57 orang usia tidak produktif.

Tabel II.61. Rasio

Lulusan S1/S2/S3 Tahun

2008-2011 Kabupaten

Kepulauan Anambas

Tabel II.62. Rasio

Ketergantungan Muda

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2009 s.d Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 85

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun 831 1.244 1.308 1.438 1.403 1.437

2 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248

3 Rasio Ketergantungan Tua 0,035 0,051 0,053 0,055 0,056 0,057

Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2014 dan 2015

Rasio ketergantungan total yaitu rasio ketergantungan dengan membandingkan

jumlah penduduk belum produktif (usia < 15 tahun) dan jumlah penduduk tidak produktif

(usia > 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun). Berdasarkan data

yang tersaji pada Tabel II.64, rasio ketergantungan total Kabupaten Kepulauan Anambas

terus mengalami peningkatan pada selang waktu antara tahun 2009 hingga tahun 2013

kecuali di tahun 2014 mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2009 rasio

ketergantungan mencapai 0,497, mengalami kenaikan di tahun 2010 menjadi 0,547,

mengalami kenaikan di tahu 2011 menjadi 0,565, mengalami kenaikan hingga tahun 2012

rasio ketergantungan mencapai 0,571, mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi

0,605 dan mengalami oenurunan di tahun 2014 menjadi 0,580, angka ini berarti setiap 100

orang berusia produktif harus menanggung kurang lebih 58 usia belum produktif dan usia

tidak produktif.

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 11.010 11.982 12.591 13.635 13.671 13.207

2 Jumlah Penduduk Usia > 64 tahun 831 1.244 1.308 1.438 1.403 1.437

3 Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif 11.841 13.226 13.899 15.037 15.074 14.644

4 Jumlah Penduduk Usia 15 – 64 tahun 23.805 24.185 24.593 26.315 24.930 25.248

5 Rasio Ketergantungan 0,497 0,547 0,565 0,571 0,605 0,580

Sumber : Diolah dari Kabupaten Kepulauan Anambas Dalam Angka Tahun 2009, 2010, 2011,2012, 2014 dan 2015

Semakin meningkatnya jumlah usia belum produktif dan usia tidak produktif yang

berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah usia produktif menyebabkan

meningkatnya tingkat ketergantungan muda, tua dan total. Berdasarkan rasio

ketergantungan muda, tua maupun rasio ketergantungan total yang dimiliki oleh

Kabupaten Kepulauan Anambas yang terus meningkat setiap tahun dari tahun 2009

hingga tahun 2014 menunjukan bahwa semakin meningkat pula beban ekonomi yang

harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif.

Tabel II.63. Rasio

Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2009-

2014

Tabel II.64. Rasio

Ketergantungan

Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun

2009-2014

PREHEADINGS

BAB. III GAMBARAN

PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA

PENDANAAN

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 88

III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah merupakan komponen paling penting dalam perencanaan

pembangunan, karena kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat

tergantung pada kemampuan anggaran daerah yang tercermin pada Pendapatan Daerah,

Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Sebagaimana semangat otonomi daerah, maka

masing-masing daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus

daerahnya sendiri. Oleh karena itu diharapkan daerah mampu menggerakkan roda

pemerintahan, melaksanakan pembangunan serta memberikan pelayanan publik dengan

sebaik-baiknya kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan keuangan daerahnya.

Pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan dengan menganut azas tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk

masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana dengan melakukan analisis mengenai kondisi

keuangan dan proyeksi keuangan daerah. Proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk

memperoleh proyeksi yang tepat mengenai kemampuan daerah dalam mendanai rencana

pembangunan dan pemecahan permasalahan strategis secara tepat dengan melahirkan

kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah. Proyeksi yang baik tentu saja

dilakukan dengan melihat kinerja keuangan daerah beberapa tahun kebelakang, minimal

dalam satu periode RPJM Daerah. Kinerja keuangan masa lalu menguraikan tentang

kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Anambas pada tahun 2010 sampai dengan tahun

2015, khususnya terkait kinerja pendapatan dan belanja daerah, serta neraca daerah.

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan sumber data dari Catatan

Atas Laporan Keuangan (CALK) dari tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut:

NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PENDAPATAN DAERAH

A PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106

2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627

4 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302

Jumlah Pendapatan Asli Daerah

10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040

B DANA PERIMBANGAN

1 Dana Bagi Hasil Pajak 74.060.737.285 77.513.344.799 68.096.161.713 56.331.247.189 74.425.742.628 85.030.307.650

2 Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak (Sumber Daya Alam)

412.251.760.091 411.209.291.759 603.101.963.626 536.445.854.154 421.801.076.177 193.534.825.640

3 Dana Alokasi Umum 213.045.068.000 208.627.263.000 169.458.624.000 233.124.880.000 215.651.064.000 184.263.823.000

4 Dana Alokasi Khusus 12.463.770.000 25.716.675.000 21.931.095.000 45.486.721.000 61.703.520.000 87.922.100.000

Jumlah Dana Perimbangan 711.821.335.376 723.066.574.558 862.587.844.339 871.388.702.343 773.581.402.805 550.751.056.290

C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun

2010 – 2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 89

NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya

10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974

2 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000

3 Bantuan Keuangan dan Provinsi Pemerintah Daerah

Lainnya

- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000

4 Pendapatan Hibah 5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -

5 Pendapatan Lainnya 2.236.084.800 402.143.649 - - -

Jumlah Lain Lain Pendapatan

yang Sah

17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH

740.314.563.363 821.124.048.389 934.320.813.226 940.910.996.391 858.272.443.166 639.318.415.304

BELANJA

A BELANJA BELANJA OPERASIONAL

1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819

2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882

3 Belanja Bunga - - - - - -

4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000

5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446

6 Belanja Bantuan Sosial 47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000

7 Belanja Bantuan Keuangan

Kepada Provinsi/Kab/Kota

dan Pemerintahan Desa

- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053

JUMLAH BELANJA OPERASIONAL

361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200

B BELANJA BELANJA MODAL

1 Belanja Modal Pengadaan

Tanah

5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -

2 Belanja Modal Peralatan

Dan Mesin

27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750

3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan

13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659

4 Belanja Modal Jalan. Irigasi

dan Jaringan

16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637

5 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000

6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -

JUMLAH BELANJA MODAL 64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046

C BELANJA TIDAK TERDUGA

1 Belanja Tidak Terduga 3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200

JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA

3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200

JUMLAH BELANJA 428.658.791.446 856.065.417.867 938.577.499.845 1.055.392.525.458 994.386.202.555 647.842.758.446

SURPLUS/DEFISIT 311.655.771.917 (34.941.369.478) (4.256.686.619) (114.481.529.067) (136.113.759.389) (8.524.343.142)

D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

1 Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya

936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.167.862.777

2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

- - - - - 831.464.116

JUMLAH PENERIMAAN

PEMBIAYAAN DAERAH

936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.999.326.893

E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

1 Penyertaan Modal

(Investasi) Pemerintah Daerah

- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

2 Pemberian Pinjaman Daerah

- dana Bergulir

- - - - - -

JUMLAH PENGELUARAN

PEMBIAYAAN DAERAH

- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

PEMBIAYAAN NETTO 936.748.413 313.862.008.660 271.420.639.182 261.163.952.562 142.281.622.167 6.129.326.893

SISA LEBIH/KURANG 312.592.520.330 278.920.639.182 267.163.952.563 146.682.423.495 6.167.862.777 (2.395.016.249)

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 90

NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN

Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 - 2015

III.1.1. Pendapatan Daerah

Tingkat kemampuan masing-masing daerah dalam mendanai kebutuhan daerah

berbeda-beda, tergantung dari pendapatan daerahnya. Pendapatan daerah adalah hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih, dan begitu

pula dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat

mengelola dengan baik sumber sumber keuangan dalam upaya peningkatan pelayanan

masyarakat yang lebih efisiean dan efektif pada daerahnya masing-masing berdasarkan

pedoman yang ada.

Hal tersebut terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Pendapatan daerah diperoleh melalui sumber-sumber meliputi:

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah.

NO KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

I PENDAPATAN DAERAH

A PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106

2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627

4 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302

Jumlah Pendapatan Asli Daerah

10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040

B PENDAPATAN TRANSFER

1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan

1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 74.060.737.285 77.513.344.799 68.096.161.713 56.331.247.189 74.425.742.628 85.030.307.650

1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

(Sumber Daya Alam)

412.251.760.091 411.209.291.759 603.101.963.626 536.445.854.154 421.801.076.177 193.534.825.640

1.3 Dana Alokasi Umum 213.045.068.000 208.627.263.000 169.458.624.000 233.124.880.000 215.651.064.000 184.263.823.000

1.4 Dana Alokasi Khusus 12.463.770.000 25.716.675.000 21.931.095.000 45.486.721.000 61.703.520.000 87.922.100.000

Jumlah Pendapatan Transfer Dana

Perimbangan

711.821.335.376 723.066.574.558 862.587.844.339 871.388.702.343 773.581.402.805 550.751.056.290

C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

1 Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya

10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974

2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000

3 Bantuan Keuangan dan Provinsi

Pemerintah Daerah Lainnya

- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000

4 Pendapatan Hibah 5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -

5 Pendapatan Lainnya 2.236.084.800 402.143.649 - - -

Jumlah Lain Lain Pendapatan yang

Sah

17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 740.314.563.363 821.124.048.389 934.320.813.226 940.910.996.391 858.272.443.166 639.318.415.304

Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 – 2015

Tabel III.2. Realisasi

Pendapatan Daerah Tahun 2010-2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 91

Pendapatan dan belanja daerah mengalami peningktan dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2013,dan kemudian mulai mengalami penurunan dari tahun 2013, dan

bahkan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2015 yang diakibatkan oleh

penurunan harga minyak dunia. Tren tersebut sejalan juga dengan belanja daerahnya.

Akibat dari penurunan harga minyak dunia tersebut menghasilkan pertumbuhan

pendapatan daerah yang fluktuatif, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan

pendapatan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 adaah sebesar negatif 2%,

sedangkan untuk belanja daerah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 6%. Berikut

dapat dilihat dengan grafik pendapatan dan belanja daerah yang terjadi pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2015.

2016* Data Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Tahun 2016.

Nilai pertumbuhan pendapatan daerah yang negatif menunjukkan bahwa

pertumbuhan pendapatannya mengalami penurunan, seperti yang dijelaskan sebelumnya

bahwa hal tersebut disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia. Anjloknya harga

minyak dunia sangat berpengaruh terhadap kondisi pendapatan daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas yang pendapatan daerahnya sebagian besar berasal dari data

perimbangan sebagai daerah yang memiliki sumberdaya minyak. Kontribusi dana

perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Kontribusi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* Rata Rata Kontribusi

2010-2015

Pendapatan asli daerah 1,43 4,68 3,65 3,31 2,50 2,69 3,17 3,04

Dana perimbangan 96,15 88,06 92,32 92,61 90,13 86,15 87,35 90,90

Lain lain pendapatan daerah

yang sah

2,42 7,26 4,03 4,08 7,36 11,16 9,47 6,05

Sumber: Analisis Terhadap Data CALK Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 – 2015

Rata-rata kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah dari tahun

2010- 2015 adalah sebesar 90,90%, bahkan pada tahun 2015 kontribusinya sebesar

86,15% mengalami penurunan dari awal tahun 2010 yang kontribusinya sebesar 96,15%.

Penurunan kontribusi dana perimbangan ini berindikasi positif terhadap ketergantungan

pemerintah daerah pada dana perimbangan untuk pembiayaan pembangunan semakin

kecil. Implikasi positif lainnya terhadap menurunnya kontribusi komponen dana

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*

Pendapatan dan Belanja Daerah (Juta Rupiah)

PENDAPATAN DAERAH BELANJA

Gambar III.1. Pendapatan

Daerah dan Belanja Daerah

Sumber: Catatan Atas

Laporan Keuangan APBD

Tahun 2010 - 2015

Tabel III.3. Kontribusi

Pendapatan Daerah

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010 - 2015

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 92

perimbangan adalah meningkatnya kontribusi komponen yang lain, terutama kontribusi

pendapatan asli daerah.

III.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu dari tiga komponen penerimaan daerah

seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah atau yang sering

disingkat dengan PAD diperoleh dari beberapa sumber yaitu pendapatan pajak daerah,

pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berikut adalah besaran

masing-masing sumber penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

N

O KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PENDAPATAN DAERAH

A PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 260.829.993 2.624.363.020 6.765.394.867 8.691.020.435 9.870.192.186 5.481.925.106

2 Pendapatan Retribusi Daerah 215.173.385 232.641.183 472.274.893 952.993.430 1.257.407.143 852.734.005

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

- - - 125.136.386 1.989.290.081 2.337.645.627

4 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

10.083.773.344 35.550.258.587 26.870.718.058 21.354.515.861 8.372.696.383 8.545.347.302

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 10.559.776.722 38.407.262.789 34.108.387.819 31.123.666.112 21.489.585.793 17.217.652.040

Seperti yang terlihat pada grafik kontribusi pendapatan daerah terlihat bahwa rata-

rata kontribusi pendapatan asli daerah adalah sebesar 3,04%. Meskipun rata-rata

kontribusi pendapatan asli daerah ini tergolong sangat kecil dan paling kecil diantara

komponen lainnya, namun tren kontribusinya meningkat dari yang semula hanya 1,43%

pada tahun 2010 menjadi 3,71% pada tahun 2015. PAD bersumber dari empat sumber

pemasukkan seperti detail pada tabel diatas. Sumber utama berdasarkan rata-rata

kontribusi terbesarnya dalam pendapatan asli daerah yaitu 70,67% berasal dari lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah, dan diikuti oleh pendapatan pajak daerah yang

berkontribusi sebesar 22,47%. Berikut adalah tabel kontribusi yang menunjukkan

kontribusi masing-masing sumber pendapatan asli daerah.

NO PERSENTASE KONTRIBUSI

PENDAPATAN ASLI DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Rata-Rata %

Kontribusi

1 Pendapatan Pajak Daerah 2,47 6,83 19,83 27,92 45,93 31,84 22,47

2 Pendapatan Retribusi Daerah 2,04 0,61 1,38 3,06 5,85 4,95 2,98

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 0,40 9,26 13,58 7,75

3.04

90.90

6.05 RATA-RATA PERSEN KONTRIBUSI

PENDAPATAN DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

DANA PERIMBANGAN

Gambar III.2. Rata-rata

Persen Kontribusi Pendapatan Daerah

Sumber: Catatan Atas

Laporan Keuangan APBD

Tahun 2010 - 2015

Tabel III.4.

PAD Kabupaten

Kepulauan Anambas tahun 2010-2015

Tabel III.5. Persentase

Kontribusi Komponen

Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010-

2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 93

Daerah Yang Dipisahkan

4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang

Sah

95,49 92,56 78,78 68,61 38,96 49,63 70,67

Tren persentase kontribusi yang meningkat juga sejalan dengan rata-rata

pertumbuhan pendapatan asli daerah yang mengalami peningkatan cukup signifikan mulai

dari tahun 2011 – 2015, yaitu sebesar 39%, sedagkan masing-masing sumber komponen

lainnya dapat dilihat detail pada tabel dibawah ini:

NO KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Pertumbuhan

2011-2015

PENDAPATAN DAERAH

A PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 906 158 28 14 (44) 212

2 Pendapatan Retribusi Daerah 8 103 102 32 (32) 43

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

1.490 18 754

4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 253 (24) (21) (61) 2 30

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 264 (11) (9) (31) (20) 39

Meskipun sejak tahun 2012 – 2015 persentase pertumbuhan pendapatan asli daerah

terus melangalami penurunan, namun nilai rata-rata pertumbuhan PAD masih cukup

besar, hal ini dikarenakan angka pertumbuhan pada tahun 2011 yang sangat besar yaitu

sebesar 253%.

III.1.1.2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah (otonom) untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan Desentralisasi. Jumlah Dana Perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran

dalam APBN. Dana perimbangan ini bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara

pemerintah dan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah, dengan kata lain agar

tercipta keseimbangan keuanngan antara pemerintah pusat dan daerah dan antara

pemerintah daerah.

NO Pertumbuhan Dana Perimbangan 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Pertumbuhan

2011-2015

1 Dana Bagi Hasil Pajak 5 (12) (17) 32 14 4

2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

(0) 47 (11) (21) (54) (8)

3 Dana Alokasi Umum (2) (19) 38 (7) (15) (1)

4 Dana Alokasi Khusus 106 (15) 107 36 42 55

Jumlah Dana Perimbangan 2 19 1 (11) (29) (4)

Apabila dilihat secara keseluruhan/total pendapatan dari komponen dana

perimbangan ini terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun 2011 - 2015 adalah

negatif sebesar -4% atau mengalami penurunan dana perimbangan. Meski memiliki

persentase penurunan yang kecil, namun perlu diingat bahwa komponen dana

perimbangan ini memiliki persen kontribusi lebih dari 95% yang mengakibatkan

penurunan -4% memiliki dampak pengurangan yang cukup besar terhadap total

pendapatan daerah.

Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan

Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010-2015

Tabel III.6. Pertumbuhan

Pendapatan Daerah Tahun

2011 - 2015

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 94

Dana perimbangan itu sendiri memiliki empat sumber seperti yang disebutkan

dalam tabel. Dari keempat sumber tersebut komponen bagi hasil bukan pajak (sumber

daya alam) memiliki kontribusi lebih dari separuh atau sebesar 55,99% dari jumlah

keseluruhan dana perimbangan. Kemudian diikuti oleh Dana Alokoasi umum sebesar

27,75%. Untuk lebih detail tersaji dalam tabel berikut:

No Persentase Kontribusi Dana Perimbangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata % Kontribusi

1 Dana Bagi Hasil Pajak 10 11 8 6 10 15 10,09

2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 58 57 70 62 55 35 55,99

3 Dana Alokasi Umum 30 29 20 27 28 33 27,75

4 Dana Alokasi Khusus 2 4 3 5 8 16 6,17

III.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan daerah yang sah terdiri dari

pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, pendapatan lainnya bantuan keuanngan

pemerintah provinsi, serta pendapatan lainnya.

Rata-rata pertumbuhan lain lain pendapatan daerah yang sah sejak tahun 2010 –

2015 adalah sebesar 55%. Pertumbuhan tersebut dikarenakan terjadi peningkatan nilai

dana penyesuaian dan otonomi khusus yang sangat drastis pada tahun 2011. Pada kurun

waktu tersebut yang menjadi sumber pemasukan dari pendapatan lain-lain yang sah

berdasarkan rata-rata kontribusinya adalah dari Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan

pemerintah lainnya, serta diikuti oleh bantuan keuangan dari provinsi pemerintah daerah

lainnya.

NO

LAIN LAIN

PENDAPATAN

DAERAH

YANG SAH

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Dana Bagi Hasil

Pajak dari

Provinsi dan

Pemerintah

Daerah Lainnya

10.247.366.465 6.785.118.641 21.019.759.567 10.559.397.394 35.079.819.864 17.126.160.974

2 Dana

Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

450.000.000 36.748.179.200 4.155.163.000 6.383.516.000 6.419.880.000 26.154.845.000

3 Bantuan

Keuangan dan

Provinsi

Pemerintah

Daerah Lainnya

- 11.116.913.200 12.047.514.852 21.455.714.540 21.701.754.704 28.068.701.000

4 Pendapatan

Hibah

5.000.000.000 5.000.000.000 - - - -

5 Pendapatan

Lainnya

2.236.084.800 402.143.649 - - -

Jumlah Lain Lain

Pendapatan yang Sah

17.933.451.265 59.650.211.041 37.624.581.068 38.398.627.934 63.201.454.568 71.349.706.974

Tabel III.8. Kontribusi

Komponen Dana

Perimbangan

Tabel III.9. Pendapatan

lain-lain yang sah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 95

III.1.2. Belanja Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana terakhir diubah dengan Permendagri Nomor

21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa Belanja Daerah

adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan

bersih. Kewajiban pemerintah daerah tersebut adalah mendanai penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Belanja daerah yang direncanakan tersebut dikelompokkan menjadi Belanja Tidak

Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL). Belanja Tidak Langsung merupakan kinerja

yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan, sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Pada sub bab ini belanja daerah disajikan dengan menggolongkan berdasarkan

belanja operasional dan belanja modal, meskipun demikian komponen belanja operasional

hampir sama dengan belanja tidak langsung, sedangkan belanja modal memiliki

komponen yang hampir sama dengan komponen belanja modal. Penyajian tersebut

dilakukan karena data belanja pegawai yang diperoleh dari sumber data CALK berupa

besaran nilai penjumlahan dari belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja

tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan, belanja tambahan penghasilan PNS dan lain-

lain) dan belanja pegawai yang termasuk dalam komponen belanja langsung (honorarium

PNS, non PNS, dan sebagainya).

Rata-rata total belanja Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami pertumbuhan

dari tahun 2011-2015 sebesar 16 persen. Pada Tabel III.10 terlihat bahwa total belanja

sebagian besar didominasi untuk pembiayaan belanja operasional, dengan rata-rata

persentase proporsi (tahun 2010-2015) belanja modal sebesar 26%, dan 74% untuk

belanja operasional. Meski proporsi belanja operasional masih cukup besar dibanding

dengan belanja modal, namun apabila dilihat proporsinya tahun 2015, proporsi belanja

operasional menjadi 64% dimana sebelumnya pada tahun 2010 sebesar 84%. Sedangkan

pengeluaran yang digunakann untuk belanja modal semakin besar.

BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015

A BELANJA BELANJA OPERASIONAL

1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819

2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882

3 Belanja Bunga - - - - - -

4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000

5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446

6 Belanja Bantuan Sosial 47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000

7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kab/Kota dan

Pemerintahan Desa

- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053

JUMLAH BELANJA OPERASIONAL

361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200

B BELANJA BELANJA MODAL

1 Belanja Modal Pengadaan Tanah

5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -

2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin

27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750

3 Belanja Modal Gedung 13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659

Tabel III.10. Belanja

Daerah Tahun 2010 -2015

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 96

BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Dan Bangunan

4 Belanja Modal Jalan.

Irigasi dan Jaringan

16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637

5 Belanja Aset Tetap

Lainnya

1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000

6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -

JUMLAH BELANJA

MODAL

64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046

C BELANJA TIDAK TERDUGA

1 Belanja Tidak Terduga 3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200

JUMLAH BELANJA

TIDAK TERDUGA

3.275.707.490 11.715.216.835 254.237.000 4.473.755.500 - 14.839.200

JUMLAH BELANJA 428.658.791.446 856.065.417.867 938.577.499.845 1.055.392.525.458 994.386.202.555 647.842.758.446

SURPLUS/DEFISIT (428.658.791.446) (856.065.417.867) (938.577.499.845) (1.055.392.525.458) (994.386.202.555) (647.842.758.446)

D PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

1 Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.167.862.777

2 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman

- - - - - 831.464.116

JUMLAH PENERIMAAN

PEMBIAYAAN

DAERAH

936.748.413 313.862.008 278.920.639.182 267.163.952.563 143.281.622.167 6.999.326.893

E PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

1 Penyertaan Modal

(Investasi) Pemerintah Daerah

- - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

2 Pemberian Pinjaman

Daerah - dana Bergulir

- - - - - -

JUMLAH

PENGELUARAN

PEMBIAYAAN DAERAH

-

- 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

PEMBIAYAAN

NETTO

936.748.413 313.862.008 271.420.639.182 261.163.952.563 142.281.622.167 6.129.326.893

SISA

LEBIH/KURANG

PEMBIAYAAN TAHUN

BERKENAAN

312.592.520.330 278.920.639.182 267.163.952.563 146.682.423.495 6.167.862.777 (2.395.016.249)

Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan APBD Tahun 2010 – 2015

BELANJA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah

1 BELANJA OPERASIONAL 84,30 71,11 76,74 72,02 73,26 64,79 73,70

2 BELANJA MODAL 14,94 27,52 23,24 27,56 26,74 35,21 25,87

3 BELANJA TIDAK TERDUGA 0,76 1,37 0,03 0,42 0,00 0,52

Tabel III.11. Belanja

daerah dilihat dari jenis

pengeluaran ter

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 97

III.1.2.1. BELANJA OPERASIONAL

Belanja Operasional adalah belanja yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan

yang sifatnya operasional dan tidak berhubungan langsung dengan pembiayaan program

dalam pencapaian pembangunan daerah. Komponen biaya operasional terlihat pada tabel

sebelumnya diatas. Belanja pegawai dan belanja barang merupakan dua komponen yang

memiliki proporsi yang paling besar yaitu masing-masing sebesar 45% dan 40% dari total

belanja operasional.

NO BELANJA

DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015

A BELANJA BELANJA OPERASIONAL

1 Belanja Pegawai 175.535.160.578 251.569.204.358 304.304.501.348 316.931.411.852 293.126.281.507 246.230.525.819

2 Belanja Barang 125.040.474.111 266.810.674.751 311.355.792.682 353.856.903.330 328.868.071.288 116.214.581.882

3 Belanja Bunga - - - - - -

4 Belanja Subsidi 3.030.000.000 7.618.012.000 12.758.994.726 11.459.776.710 6.644.603.851 443.029.000

5 Belanja Hibah 10.002.184.804 7.491.700.000 35.641.800.685 21.185.605.723 19.859.248.000 18.116.997.446

6 Belanja Bantuan

Sosial

47.741.095.202 56.303.924.017 29.511.025.000 22.447.950.000 31.502.760.000 3.693.065.000

7 Belanja Bantuan

Keuangan Kepada

Provinsi/Kab/Kota

dan Pemerintahan

Desa

- 18.966.553.086 26.657.450.185 34.177.513.000 48.450.678.000 35.035.002.053

JUMLAH BELANJA

OPERASIONAL

361.348.914.695 608.760.068.212 720.229.564.626 760.059.160.616 728.451.642.646 419.733.201.200

III.1.2.2. BELANJA MODAL

Komponen belanja modal seperti yang dapat dilihat pada tabel sebelumnya diatas

adalah belanja modal pengadaan tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal

gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, belanja modal aset tetap

dan aset lainnya. Komponen belanja modal yang porsinya paling besar adalah Belanja

Modal jalan, Irigasi dan Jaringan serta diikuti belanja modal Gedung dan bangunan.

Komponen tersebut memiliki pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya masing-masing secara

beruurutan adalah sebesar 95% dan 78%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan belanja modal

secara keseluruhan sebesar 54%.

73.70

25.87

0.52

Rata-Rata Proporsi Belanja Daerah

BELANJA OPERASIONAL

BELANJA MODAL

BELANJA TIDAK TERDUGA

Tabel III.12. Belanja

Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2015

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 98

NO BELANJA DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015

BELANJA BELANJA MODAL

1 Belanja Modal Pengadaan

Tanah

5.298.704.800 1.705.802.170 50.000.000 1.934.757.950 14.186.050.570 -

2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin

27.648.465.323 85.568.258.663 48.829.774.057 28.366.504.185 22.301.211.643 13.869.354.750

3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan

13.396.899.517 57.081.367.263 86.651.652.977 123.361.960.675 105.091.191.894 90.730.120.659

4 Belanja Modal Jalan. Irigasi

dan Jaringan

16.512.714.947 86.138.120.324 78.187.273.832 135.046.019.866 123.443.627.679 123.313.324.637

5 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.177.384.674 5.096.584.400 4.374.997.353 2.079.320.020 915.478.123 181.918.000

6 Belanja Aset Lainnya - - - 71.046.646 - -

JUMLAH BELANJA MODAL 64.034.169.261 235.590.132.820 218.093.698.219 290.859.609.342 265.934.559.909 228.094.718.046

III.1.3. Neraca Daerah

Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan serta

kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Data Neraca daerah

yang dimiliki hanya dua titik tahun yaitu tahun 2010 dan tahun 2009. Neraca daerah

menggambarkan tiga aspek yang meliputi aspek aset, kewajiban dan ekuitas. Aspek aset

di bagi kedalam dua jenis yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang

dapat berupa uang tunai atau kas dan aset kekayaan lainnya yang diharapkan bisa

dikonversi menjadi kas maupun dijual/dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari satu

tahun buku. Sedangkan aset tetap adalah aset yang umur ekonomisnya lebih dari satu

tahun, seperti ialah tanah, bangunan kendaraan, mesin dan sebagainya. Usia kegunaan

ekonomis aset tak lancar biasanya melampaui jangka satu tahun dan tidak dimaksudkan

untuk dijual, melainkan untuk memfasilitasi keberlangsungan aktivitas pemerintahan

daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, Kewajiban adalah sebagai utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.

Ekuitas dana didefinisikan sebagai kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.

Dalam neraca pemerintah daerah, ekuitas dana disajikan berdasarkan likuiditasnya

dan terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: ekuitas dana lancar, ekuitas dana

investasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset

lancar dengan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari: Sisa Lebih

Pembiayaan Anggaran (SiLPA), Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang

Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi

mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam aset nonlancar selain

dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Investasi

terdiri dari: Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, Diinvestasikan dalam Aset

Tetap, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan), Dana yang

Harus disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan

merupakan dana yang diinvestasikan dalam Dana Cadangan. Pada kurun waktu satu tahun

Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami peningkatan besaran nilai total aset secara

keseluruhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 760 persen. Peningkatan tersebut

dikarenakan Kabupaten Kepulauan Anambas baru memisahkan diri dari Kabupaten

Natuna, sehingg pada tahun 2009 dan 2010 baru melakukan pembelian aset yang juga

tergambar dari belanja aset pada sub bab sebelumnya.

Tabel III.13. Belanja

Modal Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2015

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 99

URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010

ASET

ASET LANCAR

Kas di Kas Daerah 7.432.938.703,00 73.441.233.302,00

Kas di Bendaharawan Pengeluaran 358.842.318,00 427.113.400,00

Kas di Bendaharawan Penerimaan - -

Investasi Jangka Pendek - 240.000.000.000,00

Piutang Pajak - 8.943.313,00

Piutang Retribusi - -

Piutang Bagi Hasil - -

Piutang Lain-lain - -

Persediaan 2.052.512.104,00 2.749.957.506,00

Jumlah Aset Lancar 9.844.293.125,00 316.627.247.521,00

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Non-Permanen

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - -

Investasi Non Permanen Lainnya - 496.940.000,00

Jumlah Investasi Non Permanen - 496.940.000,00

Investasi Permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - -

Jumlah Investasi Permanen - -

Jumlah Investasi Jangka Panjang - 496.940.000,00

ASET TETAP

Tanah - 5.298.704.800,00

Peralatan dan Mesin 15.752.888.350,00 41.260.818.673,00

Gedung dan Bangunan 5.195.693.200,00 22.910.654.783,00

Jalan, Irigasi dan Jaringan 7.603.583.075,00 37.603.589.244,00

Aset Tetap Lainnya 93.152.136,00 783.596.810,00

Konstruksi dalam Pengerjaan 11.434.655.884,00 1.960.406.096,00

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -

Jumlah Aset Tetap 40.079.972.645,00 109.817.770.406,00

DANA CADANGAN

Dana Cadangan - -

Jumlah Dana Cadangan - -

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud - 2.594.735.000,00

Aset Lain-lain - -

Jumlah Aset Lainnya - 2.594.735.000,00

JUMLAH ASET 49.924.265.770,00 429.536.692.927,00

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64

Hutang Jangka Pendek Lainnya - -

Jumlah Kewajiban Lancar 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - -

Utang Jangka Panjang Lainnya - -

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - -

Jumlah Kewajiban 6.855.032.608,00 1.275.826.371,64

Tabel III.14.

Neraca Daerah

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 100

URAIAN TAHUN 2009 TAHUN 2010

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 936.748.413,00 312.592.520.330,36

Pendapatan Yang Ditangguhkan - -

Cadangan Piutang - 8.943.313,00

Cadangan Persediaan 2.052.512.104,00 0

Dana yang Harus Disediakan utk

Pembayaran Utang Jangka Pendek

- -

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 2.989.260.517,00 312.601.463.643,36

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang - 496.940.000,00

Diinvestasikan dalam Aset Tetap 40.079.972.645,00 109.817.770.406,00

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya - 2.594.735.000,00

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 40.079.972.645,00 112.909.445.406,00

EKUITAS DANA CADANGAN

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - -

Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - -

JUMLAH EKUITAS DANA 43.069.233.162 428.260.866.555

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 49.924.265.770,00 429.536.692.927

III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan

Masa Lalu

III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Proporsi pengggunaan anggaran digunakan untuk melihat seberapa besar

persentase penggunaan anggaran yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai dari

total pengeluaran pemerintah daerah. Belanja pegawai termasuk kedalam belanja tidak

langsung atau belanja operasional, yang tidak signifikan berdampak langsung terhadap

masyarakat. Apabila melihat tren nya, penggunaan anggaran yang digunakan untuk

belanja pegawai sudah cukup baik yaitu mengalami penurunan seperti yang terlihat dari

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Persentase belanja pegawai mengalami kenaikan

yang cukup signifikan ditahun 2015 dikarenakan total pendapatan daerah pada tahun 2014

dan tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan pula, sedangkan belanja

daerah cenderung tetap. Penggunaan anggaran yang digunakan untuk belanja pegawai

pada tahun 2015 adalah sebesar 38,01%.

Tahun Total Belanja Pegawai

(Belanja Langsung +

Belanja Tidak Langsung)

Total Pengeluaran (Belanja

+ Pembiayaaan

Pengeluaran)

Persentase Belanja

Pegawai

2010 175.535.160.578 428.658.791.446 40,95

2011 251.569.204.358 856.065.417.867 29,39

2012 304.304.501.348 946.077.499.845 32,16

Tabel III.15. Proporsi

Pengunaan Anggaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 101

2013 316.931.411.852 1.055.392.525.457 30,03

2014 293.126.281.507 994.386.202.555 29,48

2015 246.230.525.819 647.842.758.446 38,01

III.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun

tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan

untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan.

Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan

pengeluaran pembiayaan.

III.2.2.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH

Terdapat beberapa sumber yang dapat menjadi penerimaan pembiayaan daerah

seperti yang terdapat pada Tabel III.16 dibawah ini. Namun pada Kabupaten Kepulauan

Anambas, penerimaan pembiayaan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

hanya bersumber dari Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA). Pada tahun

2015 besar penerimaan pembiayaan daerah selain diperoleh daeri SILPA juga berasal dari

penerimaan kembali pemberian pinjaman seperti yang terlihat pada tabel berikut:

NO PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH

Proporsi dari Total defisit Riil

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SILPA)

936.748.413 313.862.008.660 278.920.639.182 267.163.952.562 143.281.622.167 6.167.862.777,36

2 Pencairan Dana Cadangan - - - -

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

- - -

4 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah

Pusat

- - -

5 Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah

Daerah Lainnya

- - -

6 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga

Keuangan Bank

- - -

7 Pinjaman Dalam Negeri Lembaga

Keuangan Bukan Bank

- - -

8 Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - - -

9 Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - - -

10 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman

- - - 831.464.116

JUMLAH PENERIMAAN DAERAH 936.748.413 313.862.008.660 278.920.639.182 267.163.952.562 143.281.622.167 6.999.326.893,36

III.2.2.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Daerah

antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah,

pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu dan

pembentukan dana cadangan. Penyertaan Modal/Investasi adalah pengeluaran daerah

yang digunakan untuk penyertaan modal (saham) dan obligasi pada organisasi bisnis.

Tabel III.16. Penerimaan

Pembiayaan Daerah

Kabupaten Kepulauan

Anambas

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 102

Pada tahun 2012 sampai tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Anambas mengeluarkan

pembiayaan penyertaan modal pemerintah daerah yang dapat dilihat pada Tabel III.17

berikut.

NO PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

1 Pembentukan Dana Cadangan -

2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

3 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Pemerintah Pusat

- - -

4 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Pemerintah Daerah Lainnya

- - -

5 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Laporan Keuangan Bank

- - -

6 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-Laporan Keuangan Bukan Bank

- - -

7 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri-

Obligasi

- - -

8 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - - -

9 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - - -

10 Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah

Lainnya

- - -

JUMLAH PENGELUARAN DAERAH - - 7.500.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 870.000.000

III.3. Kerangka Pendanaan

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan

daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah

daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total

penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran

pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta

Prioritas Utama

Analisis Belanja dan Pengeluaran Periodik Wajib Serta Prioritas Utama berfungsi

untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan pengeluaran belanja maupun pembiayaan yang

bersifat wajib serta sangat prioritas. Tabel III.18 berikut menunjukkan pertumbuhan

belanja masing-masing jenis belanja serta rata-rata pertumbuhan belanja tahun 2011-2015.

Rata-rata pertumbuhan total belanja daerah adalah sebesar 16,23 persen yang dirata-

ratakan dari tahun 2011-2015.

BELANJA 2011 2012 2013 2014 2015

Rata-Rata

Pertumbuhan

2011-2015

A BELANJA BELANJA OPERASIONAL

1 Belanja Pegawai 43,32 20,96 4,15 -7,51 -16,00 8,98

2 Belanja Barang 113,38 16,70 13,65 -7,06 -64,66 14,40

3 Belanja Bunga

4 Belanja Subsidi 151,42 67,48 -10,18 -42,02 -93,33 14,67

5 Belanja Hibah -25,10 375,75 -40,56 -6,26 -8,77 59,01

Tabel III.17. Pengeluaran

Pembiayaan Daerah

Kabupaten Kepulauan

Anambas

Tabel III.18.

Proyeksi

Pendapatan Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 103

BELANJA 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata

Pertumbuhan

2011-2015

6 Belanja Bantuan Sosial 17,94 -47,59 -23,93 40,34 -88,28 -20,30

7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan

Desa

40,55 28,21 41,76 -27,69 20,71

JUMLAH BELANJA OPERASIONAL 68,47 18,31 5,53 -4,16 -42,38 9,15

B BELANJA BELANJA MODAL

1 Belanja Modal Pengadaan Tanah -67,81 -97,07 3769,52 633,22 #VALUE! 1059,47

2 Belanja Modal Peralatan Dan Mesin 209,49 -42,93 -41,91 -21,38 -37,81 13,09

3 Belanja Modal Gedung Dan Bangunan 326,08 51,80 42,37 -14,81 -13,67 78,35

4 Belanja Modal Jalan. Irigasi dan Jaringan 421,65 -9,23 72,72 -8,59 -0,11 95,29

5 Belanja Aset Tetap Lainnya 332,87 -14,16 -52,47 -55,97 -80,13 26,03

6 Belanja Aset Lainnya

JUMLAH BELANJA MODAL 267,91 -7,43 33,36 -8,57 -14,23 54,21

C BELANJA TIDAK TERDUGA

1 Belanja Tidak Terduga 257,64 -97,83 1659,68 606,50

JUMLAH BELANJA TIDAK TERDUGA 257,64 -97,83 1659,68 606,50

JUMLAH BELANJA 99,71 9,64 12,45 -5,78 -34,85 16,23

III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu

Proyeksi kedepan dilakukan dengan melihat hasil analisis kinerja pertumbuhan

realisasi APBD dari tahun 2010-2015, yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya.

Rata-rata pertumbuhan pendapatan, serta belanja adalah hal yang menjadi dasar untuk

memproyeksikan pendapatan dan belanja ditahun periode RPJM ini tahun 2017 – 2021.

Dalam hal ini pada tahun 2016 tidak diproyeksikan namun menggunakan data dari

Rencana Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RP-APBD) yang sudah ada.

Proyeksi dilalukan dengan basis besaran pendapatan daerah tahun 2016.

Proyeksi pendapatan tahun 2017 – 2021 tidak menggunakan persentase rata-rata

pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari tahun 2010 – 2015. Seperti yang terlihat

bahwa pendapatan daerah dari tahun 2010 – 2015 sangat fluktuatif yang diakibatkan oleh

komponen dana perimbangan, sehingga apabila dirata-ratakan nilai pertumbuhan

pendapatan daerah sebesar negatif 2%. Nilai pertumbuhan tersebut tentu saja tidak logis

digunakan untuk memproyeksi pendapatan. Dilihat dari masing-masing pertumbuhan

ketiga komponen pendapatan daerah, juga menunjukkan angka rata-rata pertumbuhan

yang tidak relevan untuk dijadikan sebagai dasar proyeksi pendapatan. Misalnya saja pada

komponen pendapatan asli daerah, rata-rata pertumbuhannya sebesar 39%, sedangkan

komponen lain-lain yang sah pertumbuhan rata-ratanya sebesar 55%.

Proyeksi dilakukan dengan angka pertumbuhan yang ditetapkan sesuai dengan

kemampuan daerah, sehingga preyeksi yang dilakukan lebih mendekati. Hal tersebut juga

merupakan salah satu agenda prioritas kepala daerah yaitu merasionalisasikan pendapatan

daerah sebesar 80% terutama dari komponen dana perimbangan. Rata-rata pertumbuhan

yang digunakan untuk memproyeksi pendapatan daerah adalah sebesar 5% untuk

komponen pendapatan asli daerah, serta masing-masing 2% untuk komponen dana

perimbangan dan komponen lain-lain pendapatan yang sah. Rasionalisasi 80% dilakukan

terhadap komponen dana perimbangan saja, teknisnya adalah proyeksi dana perimbangan

tahun 2017 dihitung dari 80% nilai dana perimbangan tahun 2016.

Untuk nilai belanja daerah diperoleh nilai rata-rata pertumbuhannya adalah 16%

nilai ini pun akan kurang relevan untuk digunakan sebagai proyeksi, karena peningkatan

belanja lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan. Hal tersebut akan

RPJMD KKA 2016-2021 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA

PENDANAAN 104

mengakibatkan pada suatu titik tahun akan mengalami defisit anggaran. Sehingga rata-rata

pertumbuhan belanja yang digunakan sebagai dasar proyeksi ditetapkan sendiri sesuai dan

disesuaikan dengan kondisi yang terjadi.

NO PROYEKSI PENDAPATAN

DAERAH RP APBD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

A PENDAPATAN ASLI DAERAH

1 Pendapatan Pajak Daerah 13.658.000.000 14.340.900.000 15.057.945.000 15.810.842.250 16.601.384.363 17.431.453.581

2 Pendapatan Retribusi Daerah 442.320.000 464.436.000 487.657.800 512.040.690 537.642.725 564.524.861

3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

1.309.850.525 1.375.343.051 1.444.110.204 1.516.315.714 1.592.131.500 1.671.738.075

4 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

14.398.166.885 15.118.075.229 15.873.978.991 16.667.677.940 17.501.061.837 18.376.114.929

Jumlah Pendapatan Asli Daerah 29.808.337.410 31.298.754.281 32.863.691.995 34.506.876.594 36.232.220.424 38.043.831.445

B DANA PERIMBANGAN

1 Dana Bagi Hasil Pajak dan

Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

113.777.807.207 92.842.690.681 94.699.544.495 96.593.535.384 98.525.406.092 100.495.914.214

2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

221.919.171.425 181.086.043.883 184.707.764.760 188.401.920.056 192.169.958.457 196.013.357.626

3 Dana Alokasi Umum 350.512.758.000 286.018.410.528 291.738.778.739 297.573.554.313 303.525.025.400 309.595.525.908

4 Dana Alokasi Khusus 134.248.236.080 109.546.560.641 111.737.491.854 113.972.241.691 116.251.686.525 118.576.720.256

Jumlah Dana Perimbangan 820.457.972.712 669.493.705.733 682.883.579.848 696.541.251.445 710.472.076.473 724.681.518.003

C LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

1 Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

43.870.513.878 44.747.924.156 45.642.882.639 46.555.740.291 47.486.855.097 48.436.592.199

2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

34.095.836.000 34.777.752.720 35.473.307.774 36.182.773.930 36.906.429.408 37.644.557.997

3 Bantuan Keuangan dan Provinsi

Pemerintah Daerah Lainnya

10.990.840.000 11.210.656.800 11.434.869.936 11.663.567.335 11.896.838.681 12.134.775.455

4 Pendapatan Hibah - - - - -

5 Pendapatan Lainnya - - - - -

Jumlah Lain Lain Pendapatan yang Sah

88.957.189.878 90.736.333.676 92.551.060.349 94.402.081.556 96.290.123.187 98.215.925.651

JUMLAH Pendapatan Daerah 939.223.500.000 791.528.793.689 808.298.332.191 825.450.209.595 842.994.420.085 860.941.275.099

III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Perhitungan kerangka pendanaan bertujuan untuk memprediksi kemampuan

keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah tiap tahunnya. Besarnya

pendapatan daerah hasil prediksi yang dilakukan pada bab sebelumnya, adalah besaran

keuangan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, namun

sebelumnya harus dikurangi pengeluaran besaran belanja dan pengeluaran pembiayaan

yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

Pada kerangka pendanaannya dibagi menjadi tiga prioritas, yang kemudian

dilakukan penetapan masing-masing persentasenya. Persentase untuk prioritas I adalah

sebesar 40%, sedangkan untuk prioritas II dan prioritas III masing-masing 30%.

Anggaran 40% pada prioritas I digunakan untuk membiayai program

pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan kepala daerah sebagaimana

diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus

dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program yang disusun dan dibiayai dengan

Tabel III.19. Proyeksi

Pendapatan Daerah

Tahun 2017-2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 105

anggaran prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat

monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,

memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian

visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang

wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Program Prioritas II sebesar 30% merupakan program prioritas ditingkat SKPD

yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan

dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-

masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan

yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk

peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.

Prioritas III sebesar 30% untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti:

tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi

kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan

pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus

memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu

untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

KERANGKA PENDANAAN RP APBD 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Prioritas I 217.036.933.528 221.628.062.233 226.323.533.014 231.126.058.687 236.038.437.624 241.063.557.028

Priorita II 162.777.700.146 166.221.046.675 169.742.649.760 173.344.544.015 177.028.828.218 180.797.667.771

Prioritas III 162.777.700.146 166.221.046.675 169.742.649.760 173.344.544.015 177.028.828.218 180.797.667.771

III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya merupakan

trransaksi keuangan untuk mentup deficit anggaran atau untuk memafaatkan surplus.

Deficit atau surplus terjadi apabila ada aselisih antara anggaran pendapatan daerah dengan

belanja daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang

akan diterima kembali dan /atau penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutny. Dalam

penanggarannya pembiayaan daerah dibagi dalam 2 bagian yaitu penerimaan pembiayaan

daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.

Untuk 5 (lima) kedepan penerimaan pembiayaan daerah khususnya dari

komponen silpa sesusai ketentuan perundang-undangan di asumsikan 6 persen dari total

pendapatan daerah sebagai mana tabel dibawah ini.

Proyeksi Pembiayaan Daerah (SILPA)

2016 2017 2018 2019 2020 2021

0 47,491,727,621 48,497,899,931 49,527,012,576 50,579,665,205 51,656,476,506

Pemanfaatan dana Silpa dimaksud akan diprioritaskan untuk (1) menutupi selisih belanja

pada prioritas I, II, dan III dengan pendapatan, (2) akan digunakan untuk penyertaan

modal kepada badan usaha milik daerah serta penyaluran dana bergulir.

Tabel III.20. Prediksi

Kerangka Pendanaan

Dan Alokasi

Penggunaan Keuangan Daerah

Tabel III.21. Proyeksi

Pembiayaan Daerah

Kabupaten Kepulauan

Anambas

PREHEADINGS

BAB. IV

PERMASALAHAN

DAN ISU STRATEGIS

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 108

IV.1. Permasalahan Proses pembangunan akan sangat bergantung dengan apa yang dimiliki daerah

tersebut sebagai modal dalam penyokong keberhasilan pembangunan. Namun pada

perjalanannya pembangunan daerah juga kerap kali harus menghadapi berbagai

permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai target-target

pembangunan. Permasalahan tersebut baik yang telah dan tengah berlangsung, ataupun

permasalahan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang. Permasalahan umum

pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas tersebar di berbagai bidang

pemerintahan. Sebagai salah satu bagian terluar Indonesia, Kabupaten Kepulauan

Anambas masih berkutat dengan aksesibilitas dan konektivitas daerah. Hal-hal yang

muncul dari hal tersebut adalah persoalan pemerataan pembangunan, stabilitas harga

kebutuhan dasar masyarakat, rentannya illegal fishing dan permasalahan kepulauan

ataupun perbatasan lainnya. Hal ini pula yang menyebabkan segala potensi daerah seperti

hasil perikanan dan wisata menjadi hal yang belum masksimal untuk berkembang.

Berdasarkan hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder, disertai

wawancara yang dilakukan terhadap Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan

Anambas, diperolah beberapa permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten

Kepulauan Anambas, yang dijelaskan lebih lanjut pada uraian berikut.

IV.1.1. Lingkungan

IV.1.1.1. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan terumbu karang salah satunya yang terdekat dengan pusat kota adalah di

sepanjang jembatan Selayang Pandang (SP) dan kawasan pantai di Teluk Tarempa.

Kerusakan tersebut disebabkan oleh pembangunan yang terjadi di sepanjang jalan

tersebut. Penumpukan bahan material dan tonggak bangunan yang terbuat dari beton pada

dasar pesisir sepanjang jalan semen panjang merusak ekosistem terumbu karang dan ikan

yang bergantung pada ekosistem tersebut. Pembangunan yang kian menjorok ke arah laut

dan tak terkontrol, mengakibatkan terumbu karang dan habitat berbagai jenis ikan

terancam.

Tidak hanya di pusat kota, namun pembangunan jalan dan bangunan dengan

pembukaan lahan di kawasan hulu, telah mengancam ketersediaan air dan membuat kawasan

dibawahnya mengalami pencemaran. Hal ini terjadi di kawasan wisata air terjun

Temburun, yang akibat pembukaan lahan di hulu mengakibatkan debit air menurun dan

tertutup sedimen tanah liat sehingga warna air menjadi kuning.

Kerusakan lingkungan juga diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir.

Pernambangan pasir dilakukan di sekitar pulau-pulau kecil, baik di darat maupun di

pesisir tanpa ijin. Pernambangan pasir di kawasan pesisir terjadi di antaranya di wilayah

Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Tengah, Siantan Timur dan Palmatak.

Sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengenai

pelarangan aktivitas perkebunan dan penambagan di pulau-pulau kecil, aktivitas yang

berkaitan dengan penambagan pasir skala besar harus mengantongi ijin dan melakukan

analisa dampak lingkungan. Penambagan pasir di Kabupaten Kepulauan Anambas yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 109

dilakukan oleh warga, terjadi di daratan, sehingga dikhawatirkan dapat membawa dampak

pada krisis air,seperti yang baru ini terjadi di daerah Rintis. Penambangan pasir di daerah

rintis dilakukan dekat dengan sumber air, dengan jarak kurang dari 50 meter dari DAS

sehingga mempengaruhi warna dan kualitas air. Penambangan pasir illegal pada Daerah

Aliran Sungai (DAS) juga terjadi pada Pasir Peti, Desa Antang, Kecamatan Siantan yang

disinyalir melanggar Undang-undang Galian C dan Undang-undang pengelolaan DAS.

IV.1.1.2. Lemahnya Pengelolaan Sampah

Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Siantan

Anambas melebihi kapasitas. Pengelolaan sampah belum terkoodinasi dengan baik. Peran

dan kewenangan masalah sampah masih belum terdistribusi dengan baik dan jelas antara

PD terkait. Sedangkan semakin banyak munculnya pemukiman dan terbukanya Anambas

bagi kunjungan wisatawan menjadikan permasalahan sampah menjadi permasalahan yang

dihadapi oleh Anambas. Beberapa wisatawan asing yang berkunjung ke Tarempa

mengeluhkan keberadaan sampah yang banyak terdapat dipinggir pantai dan laut di

perairan pulau-pulau Anambas. Banyak tempat yang dikunjungi wisatawan di Anambas

dihiasi oleh sampah-sampah plastik. Kapal laut sedikit banyakanya memiliki andil dalam

permasalahan sampah yang ada. Sampah yang dikeluarkan oleh kapal laut yang dilakukan

oleh awak-awak kapal pada pesisir pantai ketika berlabuh menyebabkan sampah menjadi

permasalahan yang sangat serius. Hal ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi

Kabupaten Kepulauan Anambas yang justru memiliki potensi kelautan dan pariwisata

bahari yang luar biasa. Penanganan sampah yang baik tentunya akan meningkatkan daya

tarik wisatawan untuk menikmati pesona perairan yang disuguhkan Kabupaten Kepulauan

Anambas.

IV.1.2. Layanan Dasar

IV.1.2.1. Kurangnya Ketersediaan Air Bersih

Air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk sementara ini pengelolaannya

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan non Pemerintah Daerah (masyarakat). Untuk

wilayah Kecamatan Siantan pengelolaan dilakukan oleh Kantor Kecamatan Siantan

dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman dengan jumlah pelanggan sebanyak 990 KK dengan kapasitas produksi 20

liter/detik. Namun rumah tangga yang menggunakan jasa Non Pemda lebih besar

jumlahnya yaitu sebanyak 2.748 KK dengan Kecamatan Paliatak sebagai pengguna

terbesar.

Persoalan air bersih terjadi hampir di seluruh kecamatan. Belum tersedianya sistem

distribusi air bersih yang merata serta sistem penampungan (waduk/embung) yang baik

mengakibatkan wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Siantan dan Kecamatan

Palmatak belum dapat menikmati ketersediaan air bersih secara layak. Kecamatan Siantan

Tengah khususnya Desa Air Asuk adalah salah satu desa sekaligus pusat pemerintahan

Kecamatan Siantan Tengah yang hingga kini belum dapat meninkmati air bersih secara

memadai. Banyak warga masyarakakat yang mengantungkan kebutuhan air bersih kepada

air hujan selain itu pada musim kemarau masyarakat harus meyeberang dengan perahu

tradisional/ pompong ke desa lain untuk mendapatkan air bersih. Sementara itu, bagi

warga yang tidak memiliki pompong atau sarana transportasi lainnya terpaksa harus

membayar sebesar Rp. 20.000 untuk mendapatkan air bersih 1 drum berukuran sedang.

Kurangnya ketersediaan air bersih juga terjadi di Siantan Timur dan Siantan Selatan.

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 110

Sementara untuk wilayah Jemaja dan Jemaja Timur memang saat ini tidak mengalami

kelangkaan air bersih yang berarti, tetapi belum mumpuninya sistem air minum serta

ancaman kerusakan hutan yang terus terjadi dapat menjadi ancaman tersendiri yang

mengakibatkan kelangkaan air bersih dikemudian hari.

IV.1.2.2. Kurangnya Ketersediaan Pasokan Listrik

Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Meskipun listrik

merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan,

dimana tingkat elektrifikasi pada Januari 2016 mencapai 62% dari 5 tahun sebelumnya

yang hanya sekitar 25%, namun pasokan listrik masih menjadi permasalahan utama di

hampir seluruh kecamatan. Tarempa, Ladan, Kuala Maras, dan Letung merupakan daerah

yang tercatat sudah terlayani oleh oleh PT. PLN, untuk di ibukota Taermpa, dan Letung

sudah terlayani sampai dengan 24 jam, sedangkan di Matak sudah terlayani sampai

dengan 20 jam (tahun 2016). Sementara masyarakat di pulau Mubur Kecamatan Palmatak

dan pulau-pulau kecil lainnya di kecamatan lain juga belum mendapat pasokan listrik

secara memadai sehingga sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat dalam

melakukan aktivitas perekonomian dan aktivitas keseharian lainnya.

IV.1.3. Ekonomi

IV.1.3.1. Menurunnya Pendapatan Nelayan Budidaya

Diperketatnya ekspor ikan karang khususnya jenis napoleon dan kerapu oleh

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menimbulkan dampak bagi nelayan

budidaya. Adanya ketidakpastian jumlah batasan ekspor ikan napoleon mengakibatkan

nelayan budidaya Anambas tidak dapat menjual hasil budidayanya secara leluasa sehingga

mengancam hilangnya pendapatan para nelayan karena belum ada kesiapan komoditas

penganti ekspor. Permasalahan terhadap dampak bagi nelayan tersebut perlu diantisipasi

oleh pemerintah daerah dengan memberikan alternatif komoditas budi daya perikanan

lainnya serta pendampingan nelayan.

IV.1.3.2. Kelangkaan dan Stabilitas Harga Bahan-Bahan Pokok

Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas pada pasokan bahan kebutuhan

pokok dari luar masih sangat tinggi. Kondisi ini sangat menyulitkan warga dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemampuan lokal hanya memenuhi kebutuhan cabai

dan sayur-sayuran, sementara beras dan kebutuhan pokok lainnya masih didatangkan dari

luar daerah.

IV.1.3.3. Defisit dan Ketergantungan Terhadap Migas

Keuangan Pemkab Anambas turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2015, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

merosot cukup tajam. Alasan utama karena dana dari pusat belum kunjung turun, seperti

Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil Migas

(DBH). Dana Bagi Hasil (DBH) Migas Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) turun

sebanyak 63 persen yakni semula pada pembahasan sebesar Rp. 1,26 triliun, turun menjadi

sekitar Rp. 750 miliar. DBH dari Rp. 137 miliar turun menjadi Rp. 135 miliar dengan

demikian banyak kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dijalankan. Salah satu proyek besar

yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Water Front City. Lanjutan

proyek penimbunannya hingga selesai mencapai Rp. 12,5 miliar batal dilakukan. Namun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 111

masih ada proyek vital penting seperti kantor bupati dan jalan Tanjung Momong Rp. 2,5

miliar tetap dilaksanakan. Defisit anggaran yang terjadi di Kabupaten Kepulauan

Anambas tidak hanya berdampak pada batalnya pelakasanaan sejumlah proyek strategis

tetapi juga berdampak luas pada ekonomi kerakyatan dan menurunnya konsumsi rumah

tangga/daya beli masyarakat. Sejumlah pedagang mengaku nilai penjualannya turun

drastis 50%-70%.

IV.1.3.4. Meningkatnya Ketimpangan Pendapatan

Indeks Gini merupakan gambaran tingkat pemerataan distribusi pendapatan

masyarakat. Semakin rendah indeks gini suatu wilayah/daerah maka pemerataan

pendapatan semakin merata. Besarnya indeks gini Kabupaten Kepulauan Anambas pada

tahun 2010 dan 2011 yaitu 0,3100, dimana menunjukkan ketimpangan yang rendah.

Sedangkan untuk tahun 2012, indeks gini mencapai 0,3724. Angka ini menunjukkan

ketimpangan sedang. Hal ini menunjukkan pemerataan pendapatan Kabupaten Kepulauan

Anambas semakin tidak merata.

Pada tahun 2012 terdapat 1.028 rumah tangga miskin. Setiap rumah tangga di

Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki rata-rata 4,14 jiwa per rumah tangga. Sehingga

bila diakumulasikan, pada tahun 2012 terdapat 4.256 jiwa penduduk miskin atau 10,96

persen dari total penduduk. Kenaikan jumlah penduduk miskin dalam waktu satu tahun

sangat signifikan, hal ini bisa disebabkan dari inflasi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan

Anambas.

IV.1.4. Sosial Budaya

IV.1.4.1. ASN yang Terampil dan Pemerataann Distribusi Tenaga Guru di Anambas

Masih Kurang

Sebagai daerah otonom yang masih relatif baru, Kepulauan Anambas masih sangat

kekurangan tenaga ASN yang terampil. Kurang terampilnya para ASN tersebut antara lain

masih rendahnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan salah satunya melalui

kursus-kursus singkat dan Diklat Kepemimpinan. Kondisi ini diperparah dengan

banyaknya ASN yang mengajukan pindah tugas keluar Anambas.

Sementara untuk tenaga guru di Kabupaten Kepulauan Anambas sebarannya masih

belum merata. Sebaran tenaga guru pendidikan lebih banyak terkonsentrasi pada pulau-

pulau besar. Sementara tenaga pendidik di desa-desa di pulau kecil masih kurang. Sebagai

contoh, pada Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Negeri 1 Kepulauan Anambas yang

terletak di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, kondisinya masih sangat

kekurangan tenaga guru. Guru jurusan pariwisata yang merupakan sektor unggulan di

kepulauan Anambas hanya ada satu orang.

IV.1.4.2. Meningkatnya Penyakit Masyarakat (Pekerja Seks Komersil dan Pengguna

Narkoba)

Penyakit Masyarakat yang marak ditemukan di Kabupaten Kepulauan Anambas

adalah kasus pecandu narkoba dan pekerja seks komersil. Pekerja seks komersil ini cukup

sulit untuk dikendalikan karena menurut PD terkait razia sulit dilakukan karena belum

adanya payung hukum yang mengatur kasus tersebut. Sulitnya penanggulangan ini

mendorong aksi yang dilakukan oleh kaum perempuan pada tahun 2014 di pusat aktivitas

seperti Siantan, Letung dan Palmatak untuk memberantas praktek-praktek prostitusi

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 112

tersebut. Praktek ini semakin meresahkan ketika pelajar dan remaja mulai terlibat di

dalamnya.

Perpindahan orang dan barang yang mulai mengalami peningkatan dari dan

menuju Anambas, memunculkan berbagai berbagai dampak yang senantiasa harus

diantisipasi. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kepulauan

Anambas, bersama Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, mencatat dari 170

siswa kelas XII di salah satu SMA N di Kabupaten Kepulauan Anambas yang melakukan

tes urine, ditemukan empat pelajar terindikasi sudah mulai mengkonsumsi narkoba. Meski

mereka dalam kategori pemula atau sekadar coba-coba, ada indikasi positif pelajar yang

mengkonsumsi ganja dan sabu.

Selain narkoba, terdapat permasalahan yang muncul mengenai yaitu

penyalahgunaan obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Penyalahgunaan obat-obatan dan

bahan kimia lainnya sebagai pengganti penggunaan narkoba menjadi permasalahan yang

cukup serius. Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan merupakan barang yang

mudah didapat oleh masyarakat bahkan untuk pelajar.

IV.2. Isu-Isu Strategis

IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih

Berkualitas, Merata, dan Terjangkau

Fasilitas pendidikan dan kesehatan yang belum merata, mengakibatkan kebutuhan

layanan dasar tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat oleh daerah

kepulauan seperti Anambas. Permasalahan pelayanan pendidikan dititikberatkan pada

fasilitas penunjang pendidikan seperti jaringan internet dan aplikasi data, keberadaan Lab

untuk mata ajaran tertentu serta kebersihan WC. Infrastruktur yang belum mampu

menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan pelayanan dasar

yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan infrastruktur dasar inilah

yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya untuk

mewujudkan sekolah asrama untuk tingkat SD dan SMP pun belum dapat diwujudkan.

Tidak hanya dari fasilitas penunjang ataupun segi infrastruktur, keberadaan dan

kualitas SDM dalam memberikan pelayanan dasar dianggap menjadi hal penting dalam

menjamin terpenuhinya layanan dasar bagi masyarakat. Ketersediaan pengajar yang tidak

sama di setiap pulau, serta masih rendahnya kualitas tenaga pendidik yang ditandai

dengan masih banyaknya tenaga pendidik yang belum tersertifikasi, juga menjadi

penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Anambas. Begitupun halnya terhadap

keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau kecil. Hal ini

salah satunya ditunjukkan dengan masih tingginya kasus malaria.

Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan

kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan target

optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf yang lebih

baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang sepertinya dapat berjalan

dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya adalah dalam menjamin

pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat Anambas.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 113

IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan

Hidup

Kondisi fisik wilayah pulau-pulau kecil seperti Anambas harus disadari ditengah

berbagai potensi yang dimiliki, namun juga memiliki berbagai keterbatasan. Hal ini

berkaitan dengan karakteristik wilayah kepulauan di Anambas yang tidak memiliki daratan yang cukup luas

dan konturnya yang cenderung berbukit., sehingga tidak memiliki daerah tangkapan air yang

cukup luas, dan hanya memiliki sungai-sungai kecil atau genangan. Namun kawasan pulau-

pulau kecil juga memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan

dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di masa yang akan

datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang,

padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi. Pulau-

pulau kecil juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang

dimilikinya yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari.

Hal tersebut menjadi pertimbangan dalamrencana pembangunan dan penggunaan

lahan daerah. Dimana sebagai kawasan yang baru berkembang, rencana penggunaan lahan

wilayah akan dinanfaatkan untuk membuka kawasan perumahan, pertanian, pertambangan

dan juga berbagai infrastruktur serta fasilitas dalam mendukung kebutuhan masyarakat dan

target pembangunan daerah. Namun jika tidak direncanakan dengan bijak, maka bukan tak

mungkin berbagai persoalan lingkungan akan muncul seperti yang sudah mulai terjadi

saat ini. Pencemaran lingkungan di Kabupaten Kepulauan Anambas disebabkan oleh

limbah dan sampah rumah tangga yang langsung dibuang ke laut. Kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan intervensi pemerintah yang

belum maksimal akan menyebabkan permasalahan besar mengingat keterbasan lahan

dalam menampung dan mengolah sampah di wilayah kepulauan.

Semakin meningkatnya lahan terbangun di KKA menyebabkan kebutuhan ruang

dengan membuka ruang laut dan bukit dengan pola yang terkesan sporadis dan tidak

teratur. Hal tersebut dilakukan dengan mengorbankan hutan di daerah perbukitan dan

terumbu karang di wilayah laut. Aktifitas pembangunan di Teluk Tarempa serta aktivitas

pembangunan pondasi rumah di pesisir pantai menyebabkan penurunan kualitas ekosistem

terumbu karang atau bahkan merusak terumbu karang yang ada. Kondisi terumbu karang yang

masuk dalam kategori rusak ditemukan di 13 titik pengamatan yakni di Pulau Impol Kecil,

Karang Salahnama, Karang Tuboi, Pulau Mangkai, Pulau Bawah bagian barat laut, Pulau

Ipan, Pulau Repong, Pulau Rengek, Pulau Keramut, Pulau Pempang, Pulau Impol, dan

Pulau Langor. Kondisi terumbu karang yang masuk dalam kategori sedang ditemukan di

50 titik pengamatan, sementara yang masuk dalam kategori baik ditemukan di 44 titik

pengamatan. Membuka hutan untuk permukiman atau pun pertanian menyebabkan

kapasitas daya serap air yang semakin berkurang. Akibatnya persediaan air tanah untuk

kebutuhan air bersih pun akan berkurang. Selain itu terkikisnya lapisan permukaan tanah

pun akan semakin terjadi dan menimbulkan permasalahan lain di masa yang akan datang.

Kualitas lingkungan mengalami penurunan akibat pembukaan lahan/alih fungsi lahan

seperti rusaknya terumbu karang dan pada kawasan pemukiman yang membangun.

IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih)

Ketersediaan listrik dan air bersih tidak hanya menjadi kebutuhan yang mendesak

saat ini, namun juga pada masa yang akan datang. Penyediaan air bersih untuk masyarakat

mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau

masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit,

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 114

khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau

taraf/kualitas hidup masyarakat.

Saat ini kebutuhan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagian besar masih

mengandalkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air dengan cara membuat

saluran air dari sumber-sumber mata air, membuat penampungan air hujan, atau

mendapatkan nya dari kecamatan-kecamatan lain yang membutuhkan waktu dan upaya

yang lebih besar. Kemandirian masyarakat dalam mendapatkan air bersih tentu dengan

kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan ekonomi tentu akhirnya juga menjadi hal

yang berpengaruh dalam menjamin bagaimana masyarakat mendapatkan air bersih

sehingga prinsip pemerataan terhadap mendapatkan hak terhadap air bersih masih belum

terpenuhi.

Mengandalkan ketersediaan sumber daya alam yang memiliki keterbatasan dan

berbanding terbalik dengan pertumbuhan penduduk, sehingga memerlukan upaya keras

Pemerintah daerah dalam mengantisipasinya. Namun hal tersebut juga menjadi perhatian

serius Pemerintah pusat yang menargetkan tercapainya 100 persen pelayanan air minum

bagi seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019. Upaya yang didorong selain

pembangunan fisik seperti Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH), juga mendorong

pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), serta mengupayakan Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) yang sehat di setiap daerah.

Jika keberadaan air bersih berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat, maka

ketersediaan listrik sangat berpengaruh pada produktivitas masyarakat baik dalam

aktivitas pendidikan, kesehatan maupun ekonomi. Keterisoliran wilayah menyebabkan

semakin tingginya biaya dan upaya membangun infrastruktur ketenagalistrikan.

Keberadaan Listrik di Anambas yang belum merata dan stabil sepanjang tahun, membuat

aktivitas masyarakat dan proses percepatan pembangunan sering terkendala.

Keberadaan sebuah pembangkit listrik dalam skala yang besar tidak dapat

ditanggung sendiri oleh Pemerintah daerah. Sedangkan keberadaan mesin genset akan

mendorong juga biaya BBM yang juga tidak kecil, terlebih bagi Anambas yang juga

terkendala dalam pengadaan BBM. Hadirnya pembangkit listrik terbarukan yang

disesuaikan dengan kondisi wilayah menjadi upaya lain yang perlu dilakukan. Hal ini

membutuhkan infrastruktur awal dan kapasitas SDM yang memadai. Kombinasi dari

berbagai sumber energi terbaharukan, merupakan kombinasi yang dimungkinkan optimal

terkait kebijakan peningkatan nilai potensial sumber energi. Salah satu hambatan utama

yang dihadapi pengembangan sumber energi terbaharukan di pulau-pulau kecil adalah

bagaimana menjaga keseimbangan energi kapasitas kecil dan sifat variabel produksi listrik

yang tidak perlu sesuai dengan tuntutan musiman.

IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata

Bahari

Wilayah kepulauan menyediakan potensi kelautan dan perikanan yang begitu

besar dan memerlukan upaya yang terintegrasi. Untuk itu pemerintah pusat mendorong

terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan memfokuskan arah

pembangunan nasional pada upaya penyediaan infrastruktur maritim, penguatan budaya

bahari, peningkatan kesejahteraan nelayan dan pengawasan serta keamanan laut. Hal ini

berarti, pembangunan maritim akan dilakukan secara strategis, terstruktur dalam rangka

percepatan pembangunan. Hal tersebut juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil

terluar (PPKT) seperti hal nya yang dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka

dalam implementasi program pusat, PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 115

Tertentu (KSNT) yang memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang

tinggi, juga mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau

Kecil Terluar (PPKT) Indonesia memiliki nilai strategis sebagai Titik Dasar dari Garis

Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia.

Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat.

Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa konservasi

sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya

ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan

kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragaman sumberdaya ikan. Selanjutnya UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah telah memberi kewenangan kepada pemerintah provinsi dalam

mengelola potensi sumberdaya laut sejauh 12 mil.

Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di

PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal.

Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder dapat

dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang berbatasan dengan

negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor sangat dimungkinkan

untuk diraih. Disisi lain perhatian terhadap kondisi perikanan dan kelautan terutama

dalam hal pembatasan penangkapan ikan napoleon tidak dipungkiri mengakibatkan

menurunnya ekspor nelayan dan pengusaha di Kabupaten Kepulauan Anambas sehingga

perlu mempertimbangkan. Pembatasan Kuota ekspor ikan Napoleon menjadi 1000 ekor

per tahun dari jumlah stok ikan napoleon yang ada saat ini sebanyak 146 ribu ekor

menyebabkan pendapatan nelayan menurun drastis. Padahal, nelayan selama ini

menangkap ikan napoleon hanya dengan alat sederhana. Penangkapan juga dilakukan saat

napoleon masih berukuran kecil, kemudian dibesarkan (Pembesaran).

Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap, budidaya termasuk industri

pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan berkelanjutan. Orientasi produksi,

pemasaran dan pengembangan wawasan bahari menjadi arah kebijakan yang harus

dilakukan. Maka dengan ini perlu mempertimbangkan untuk membangun sentra produksi

perikanan untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah.

Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang seiring

menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan. Membuka jalur

investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain mempersiapkan sarana

prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum tergarap perlu diantisipasi oleh

penyiapan rencana jangka panjang dalam menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan

dampak bagi lingkungan yang berkelanjutan.

IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga

Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka kemandirian

pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan terhadap pangan

menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya gelombang air laut atau

musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat mengakibatkan kerawanan

pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun suatu kemampuan produksi

pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang dapat menjamin ketersediaan pangan

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 116

masyarakat lokal guna mengantisipasi kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan

bahan makanan selama cuaca dan musim yang buruk.

Dalam kerangka rencana pembangunan daerah, upaya mempersiapkan produksi

pangan daerah tetap menjadi keharusan yang senantiasa berjalan dan diawasi

peningkatannya setiap tahun. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk hal ini akan

menuntut penyediaan pangan dalam jumlah dan kualitas gizi/nutrisi yang baik. Bagi

wilayah seperti Anambas, kondisi keterisolasian menyebabkan petani lokal tidak

termotivasi dalam mengembangkan usaha tani dalam skala besar, sehingga usaha tani

bagi petani lokal bukan suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan melainkan hanya

fokus untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Keterbatasan produksi juga

mengakibatkan rumah tangga produsen ini sebagai rumah tangga yang rentan terhadap

fluktuasi harga pangan. Untuk itu, menjaga harga agar tetap mendorong produksi padi,

namun tidak menggerus pendapatan rumah tangga petani merupakan faktor penting untuk

mengamankan akses pangan dan menjaga kualitas nutrisi keluarga.

Upaya pengembangan sektor pertanian di pulau-pulau kecil dan perbatasan dapat

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan bagi pulau-pulau sekitarnya dan

bukan menutup memungkinkan, dapat pula diarahkan untuk mengisi kebutuhan pasar

impor bagi negara tetangga. Secara politis, pulau-pulau kecil perbatasan dapat

dikembangkan menjadi kawasan penyangga (buffer zone area), yaitu sebagai penyangga

intervensi dan penetrasi produk impor, terutama komoditas perdagangan dan budaya asing

yang kurang sesuai dengan kondisi sosio-politis lokal.

Fluktuasi harga tidak hanya terjadi pada harga pangan saja, namun juga pada garga

barang lainnya terutama kebutuhan pokok, diperparah dengan inflasi yang terjadi secara

nasional yang juga dirasakan di Anambas. Pada akhirnya ketidakstabilan harga

mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk miskin karena daya beli yang relatif

rendah. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas

mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Pada tahun 2011

tercatat persentase penduduk miskin di Kepulauan Anambas sebesar 3,95 persen dari total

penduduk. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 4,17 persen dari total penduduk

atau 1.600 jiwa. Selanjutnya pada tahun 2013 terjadi peningkatan lagi menjadi 4,47 persen

dari total penduduk atau 1760 penduduk miskin, dengan jumlah keluarga miskin sebanyak

1 028.

IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah

Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi dan komunikasi menyebabkan target-

target pembangunan menjadi terhambat. Ketersediaan infrastruktur menjadi prasyarat

utama peningkatan konektivitas baik transportasi dan komunikasi. Dan hal ini

memerlukan peran akftif daerah dalam melakukan kerjasama dengan berbagai pihak

karena pembangunan infrastruktur tidak dapat dipenuhi oleh APBD dalam waktu yang

relatif singkat. Membuka jalur transportasi di darat dalam menghubungkan pusat-pusat

kegiatan dan pertumbuhan antar desa dan kecamatan, menghubungkan transportasi laut

dalam meningkatkan mobilitas masyarakat dan potensi wisata, serta mengembangkan

transportasi udara dalam membuka peluang percepatan pembangunan sehingga integrasi

domestik ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa.

Perhatian terhadap peningkatan konektivitas juga telah menjadi perhatian

pemerintah pusat dalam peningkatan pemerataan pembangunan termasuk di wilayah

perbatasan. Hal tersebut salah satunya dilakukan dengan penguatan sistem transportasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 117

laut dengan peningkatan utilisasi ALKI dan SLOC melalui perwujudan Pelabuhan Depan,

Pendulum Nusantara dan “Short Sea Shipping”. Membangun konektivitas simpul

transportasi utama pusat kegiatan strategis nasional dengan lokasi prioritas perbatasan dan

kecamatan disekitarnya, pusat kegiatan wilayah (ibukota kabupaten), pusat kegiatan

nasional (ibukota provinsi), dan menghubungkan dengan negara tetangga. Membangun

konektivitas melalui pelayanan transportasi laut untuk meningkatkan kualitas dan

intensitas pelayanan terhadap wilayah perbatasan laut.

Selain itu optimalisasi pengawasan lintas batas negara dilakukan melalui

kolaborasi peran dan fungsi secara terpadu antara Custom, Immigration, Quarantine,

`Security (CIQS) sesuai dengan standar internasional dalam suatu sistem pengelolaan

yang terpadu. Meskipun secara kelembagaan masing- masing merupakan institusi yang

mandiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan lintas batas negara. Hal ini

disertai dengan mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan

desa di kecamatan lokasi prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi,

supervisi, dan pendampingan.

IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman

Jumlah penduduk yang semakin meningkat mendorong kebutuhan pemukiman

yang semakin meningkat pula. Sistem permukiman yang belum dibangun dengan baik dan

adaptasi masyarakat terhadap kebutuhan rumah dan kemampuan ekonomi yang belum

mapan menyebabkan pembangunan rumah- rumah berkembang secara tak terkontrol

memanfaatkan ruang-ruang yang tersedia yang akhirnya mendorong munculnya

pemukiman-pemukiman kumuh.

Membangun kawasan pemukiman di pulau-pulau kecil dan terluar adalah juga

tentang bagaimana membangun taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Secara

infrastuktur dapat menjamin kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan, secara

konsep perumahan dapat mencitrakan karakter budaya Melayu kepulauan yang dapat

menjadi nilai tambah wisata dan secara penataan kawasan terhubung dengan berbagai

fasilitas ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

Sebagai masyarakat nelayan, mendorong kampung-kampung nelayan yang

memiliki nilai estetika ditambah kondisi alam yang menjadi potensi besar dalam

pengembangan pariwisata, menjadi pertimbangan dalam mendorong kampung berbasis

ekowisata. Selain mengembangkan perumahan sesuai dengan tipologinya, keberadaan

ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman

nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa.Terakhir, membangun

kawasan permukiman berarti membangun dari sisi permintaan (demand side).

IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya

Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Masyarakat

dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai- nilainya

menjadi landasan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang berperilaku

sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia

yang berbudaya. Lebih lanjut kepribadian dalam kebudayaan diwujudkan melalui

pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas kebhinekaan

RPJMD KKA 2016-2021 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 118

dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implementasi

demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan.

Pengaruh budaya negatif disinyalir merupakan dampak dari banyaknya pendatang

yang mengembangkan perilaku budaya negatif dan pergaulan masyarakat lokal yang

semakin luas. Hal tersebut mendorong munculnya berbagai penyakit masyarakat yang

mulai meningkat. Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa

pejuang, memudarkan solidaritas dan gotong- royong, serta meminggirkan kebudayaan

lokal. Pada saat yang sama, kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang begitu

cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas” (borderless-state) yang pada gilirannya

membawa dampak negatif berupa kejut budaya (culture shock) dan ketunggalan identitas

global di kalangan generasi muda Indonesia.

Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter dan jatidiri

bangsa adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi budaya global

yang positif dan produktif serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan

pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif sebagai

perekat persatuan bangsa; meningkatkan promosi budaya antar daerah dan diplomasi

budaya antarnegara; dan meningkatkan kualitas pelindungan, pengembangan dan

pemanfaatan warisan budaya. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki budaya Melayu

yang telah menjadi budaya keseharian dan menjadi jati diri masyarakat, sehingga dalam

pengaruh globalisasi nilai-nilai budaya yang tidak dapat dihindarkan, penguatan kembali

nilai budaya lokal perlu dilakukan.

Karena arus pengaruh budaya global datang tanpa henti, maka upaya penguatan

budaya lokal harus dilakukan secara terstruktur. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain

dengan melakukan penguatan lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan

dan karakter bangsa, menerapkan pendidikan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi

oleh nilai-nilai kearifan lokal, meningkatkan kembali pemahaman tentang nilai-nilai

kesejarahan dan wawasan kebangsaan, dan mendorong perlindungan, pengembangan dan

aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah

budaya bangsa.

PREHEADINGS

BAB. V VISI, MISI, TUJUAN,

DAN SASARAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 121

V.1. Visi

Visi amatlah penting dalam suatu kebijakan pembangunan mengingat visi adalah

rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Dengan adanya visi, maka segala sumber daya dapat digunakan secara terarah, guna

mewujudkan kondisi akhir yang dicita-citakan melalui serangkaian tahapan kegiatan.

Oleh karena itu, visi pembangunan mempunyai berbagai fungsi diantaranya (i) sebagai

arah bagi semua kebijakan pembangunan, (ii) sebagai tujuan dan sasaran akhir yang

hendak dicapai oleh kebijakan pembangunan, (iii) sebagai acuan dalam penyusunan

program dan anggaran pembangunan, dan (iv) sebagai sarana untuk melakukan

pengawasan dan evaluasi terhadap semua kebijakan pembangunan.

Lebih jauh, visi pembangunan dapat menjadi pranata yang berfungsi sebagai

pedoman perilaku pembangunan, sebagai alat pemersatu masyarakat dalam pembangunan,

dan sebagai sarana pengendali sosial dalam pembangunan. Penentuan visi pembangunan

dengan misi dan strategi pencapaiannya amatlah penting, agar proses pembangunan dapat

dilaksanakan dengan arah dan kebijakan yang jelas. Berhubung dengan itu, untuk

menjawab permasalahan dan isu strategis daerah ke depan, maka visi pembangunan

Kabupaten Kepulauan Anambas untuk jangka waktu 2016-2021 adalah sebagai berikut:

“Kepulauan Anambas sebagai

Kabupaten Maritim Terdepan

yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul karimah”

yang disingkat menjadi “ANAMBAS BERMADAH 2021”. Kalimat visi di atas

mengandung tiga kata kunci yaitu Kabupaten Maritim Terdepan, Berdaya Saing, Maju

dan Berakhlakul karimah. Pemaknaan tiga kata kunci tersebut secara lebih lanjut

dijelaskan sebagai berikut:

KABUPATEN MARITIM TERDEPAN

Kabupaten Maritim Terdepan; berarti kabupaten yang terletak di garis terdepan

Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi kawasan perbatasan dan beranda depan

negara, yang memiliki sumber daya pesisir dan laut yang unggul, sehingga potensi

tersebut akan dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai modal utama pembangunan, hingga

hasilnya dapat menjadikan kabupaten ini setara, bahkan melampaui capaian pembangunan

dari kabupaten/kota hasil pemekaran yang lain. Termasuk dalam bagian dari sumber daya

tersebut adalah budaya bahari yang senantiasa terekspresikan dalam kehidupan

masyarakat.

BERDAYA SAING

Berdaya Saing; menunjukkan kemampuan KKA untuk menciptakan nilai tambah

guna meningkatkan kesejahteraan. Daya saing daerah inilah yang menjadi salah satu

hakikat, atau inti dari, penyelenggaraan otonomi daerah. Berdaya saing juga berarti

memiliki semangat kompetisi dalam memajukan daerah yang ditandai dengan akses antar

pulau, antar kabupaten/kota, yang lancar, aman, nyaman, dan terjangkau. Kewirausahaan

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 122

masyarakat yang berkembang, investasi baik asing maupun dalam negeri yang mulai

tumbuh dan meningkat, infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi dan utilitas dasar yang

memadai, birokrasi termasuk pemerintahan desa yang bersih, profesional, dan melayani.

MAJU

Sementara Maju; bermakna pembangunan yang mengarah pada peningkatan

kualitas pembangunan, membuka simpul-simpul konektivitas antar wilayah, dan

pembangunan yang mengutamakan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas yang

ditandai dengan pemerataan, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang prima dan

berkualitas, sektor perikanan dan pariwisata yang tumbuh berkelanjutan, tersedianya mata

pencaharian bagi masyarakat yang memadai dan dapat mensejahterakan, pemenuhan

kebutuhan dalam wilayah yang sebagiannya bersumber dari hasil produksi sendiri,

infrastruktur permukiman yang memadai, para lansia, anak-anak, dan perempuan

mendapat perlindungan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah.

BERAKHLAKUL KARIMAH

Sebagai bagian dari masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai budaya Melayu

pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit untuk

meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan mengedepan

tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya adalah bahwa nilai-

nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan antar suku, ras,

agama, dan antar golongan yang rukun dan saling menghormati. Dengan tetap

memberikan kesempatan dan peluang bagi berkembangnya kebudayaan dari daerah lain

sebagai bagian khasanah kekayaan Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan

karakteristik utama serta identitas daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang

terinternalisasi dalam kebijakan, rencana, dan program pemerintah serta partisipasi

masyarakat.

V.2. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-

2021 tersebut, dapat ditempuh melalui 7 (tujuh) misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

secara merata.

2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta

permukiman yang layak.

3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem

logistik daerah yang handal.

4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta

pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan

hidup yang lestari.

5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang

kondusif.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 123

6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat

penyelenggaraan otonomi desa.

7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah dan

berpayungkan budaya Melayu.

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 124

V.3. Tujuan dan Sasaran

Penjabaran seluruh misi ke dalam masing-masing tujuan dan sasaran, selanjutnya

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

MISI TUJUAN SASARAN

MISI I. Mewujudkan

pelayanan pendidikan dan

kesehatan yang bermutu dan

terjangkau secara merata

Meningkatkan aksesibilitas

penduduk terhadap pendidikan

yang berkualitas

Meningkatnya akses dan

pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang

berkualitas bagi masyarakat

Meningkatnya proporsi anak

yang terlayani pada pendidikan

anak usia dini

Terpenuhinya kebutuhan

pendidik dan kependidikan

yang profesional

Memadainya sarana dan

prasarana penunjang pendidikan

Meningkatkan akses dan mutu

layanan kesehatan dasar dan

rujukan

Meningkatnya kualitas dan

pemerataan akses pelayanan

kesehatan sesuai Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

Memadainya mutu pelayanan

kesehatan dasar keluarga

Meningkatnya pencegahan dan

penanganan penyakit menular

dan penyakit endemik

Misi II. Membangun

infrastruktur dasar air bersih

dan listrik yang memadai

serta permukiman yang layak

Membangun satuan

permukiman yang sehat dengan

prasarana dasar yang berkualitas

Tersedianya perumahan yang

layak dan terjangkau

Terbangunnya ruang publik dan

RTH yang berkualitas pada tiap

satuan permukiman

Meningkatnya pengelolaan

sanitasi yang layak pada satuan

permukiman

Terbangun dan beroperasinya

fasilitas pengelolaan sampah

dan limbah cair pada tiga pulau

besar

Meningkatkan cakupan

pelayanan sarana dan prasarana

air bersih

Meningkatnya cakupan

distribusi air bersih

Terbangunnya fasilitas

tampungan air

Terlaksananya rehabilitasi dan

perlindungan daerah tangkapan

air pada tiga pulau besar

Meningkatkan pasokan dan

jangkauan pelayanan listrik

Meningkatnya pasokan energi

listrik

Meningkatnya pemanfaatan

energi terbarukan sebagai

sumber listrik

Meningkatnya distribusi listrik

kepada pengguna rumah tangga

Misi III. Membangun

konektivitas wilayah yang

tangguh dengan sistem

logistik daerah yang handal

Meningkatkan konektivitas

antar pulau, antar daerah, dan

dengan negara tetangga

Meningkatnya sarana prasarana

transportasi laut dalam

menunjang mobilitas kegiatan

masyarakat dan pengembangan

wisata

Terhubungnya pusat-pusat

Tabel V.1. Penjabaran Misi,

Tujuan dan Sasaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 125

MISI TUJUAN SASARAN

kegiatan dan pertumbuhan

melalui sarana prasarana

transportasi darat

Meningkatnya akses daerah

melalui transportasi udara

Beroperasinya pos Custom,

Immigration, Quarantine and

Ports (CIQP)

Meningkatkan layanan jaringan

informasi dan komunikasi (TIK)

Meningkatnya pemanfaatan

teknologi internet

Mengembangkan sarana

prasarana sistem logistik daerah

yang tangguh

Lancarnya pasokan dan

distribusi barang-barang

kebutuhan masyarakat secara

berkesinambungan

Misi IV. Mengembangkan

perikanan dan pariwisata

sebagai basis sektor maritim

serta pertanian yang

berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan lokal dengan

lingkungan hidup yang lestari

Meningkatkan produksi dan

produktivitas perikanan tangkap

dan budidaya secara ramah

lingkungan

Meningkatnya aksesibilitas

pelaku usaha perikanan tangkap

dan budidaya terhadap sarana,

prasarana, informasi dan

teknologi yang ramah

lingkungan

Meningkatnya kapasitas dan

kemampuan SDM perikanan

tangkap dan budidaya

Berkurangnya kasus illegal

fishing, unreported, unregulated

(IUU)

Mengembangkan hilirisasi

sektor perikanan

Tersedianya kawasan sentra

produksi dan pengolahan hasil

perikanan yang memadai dan

terintegrasi dengan pusat

perdagangan

Meningkatnya investasi pada

sektor industri perikanan

Terciptanya produk-produk

unggulan baru sektor perikanan

olahan

Berkembangnya industri end

productperikanan dan

terbukanya akses pasar yang

dikelola masyarakat

Mengoptimalkan potensi wisata

maritim yang berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan

Meningkatnya publikasi

mengenai pariwisata daerah

Dikembangkannya destinasi

wisata berbasiskan pulau-pulau

kecil dengan infrastruktur yang

memadai.

Dikembangkannya destinasi

wisata pada Kawasan

Konservasi Perairan Nasional

Taman Wisata Perairan (TWP)

Kepulauan Anambas dan laut

sekitarnya

Terjaganya kelestarian

lingkungan pada destinasi

wisata

Meningkatnya keterlibatan

masyarakat lokal sebagai

penggiat pariwisata daerah

Dikembangkannya event-event

pariwisata daerah

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 126

MISI TUJUAN SASARAN

Meningkatkan produksi dan

produktivitas pertanian,

peternakan dan perkebunan

Berkembangnya kawasan sentra

produksi pertanian, peternakan

dan perkebunan

Meningkatnya aksesibilitas

pelaku usaha pertanian,

peternakan dan perkebunan

terhadap sarana, prasarana,

informasi dan teknologi

Meningkatnya kapasitas dan

kemampuan SDM petani,

peternak dan pekebun

Meningkatnya produksi

komoditas-komoditas pangan

yang bersifat substitusi impor

Meningkatnya cadangan pangan

daerah

Terbangunnya kerja sama antar

daerah dengan daerah penghasil

pangan untuk suplai pangan

berkelanjutan

Misi V.

Menumbuhkembangkan

kewirausahaan serta

menciptakan iklim investasi

yang kondusif

Mengembangkan layanan

investasi yang memberikan

kemudahan, kepastian, dan

transparansi proses perizinan

bagi investor dan pengusaha

Meningkatnya kepastian hukum

terkait investasi dan usaha

Meningkatnya kemudahan

prosedur perizinan investasi dan

usaha

Mengembangkan layanan

investasi yang memberikan

kemudahan, kepastian, dan

transparansi proses perizinan

bagi investor dan pengusaha

Meningkatnya kepastian hukum

terkait investasi dan usaha

Meningkatnya kemudahan

prosedur perizinan investasi dan

usaha

Meningkatkan daya tarik

investasi daerah

Adanya insentif fiskal dan non

fiskal serta fasilitasi investasi

Meningkatnya iklim

ketenagakerjaan yang kondusif

Meningkatnya promosi

investasi daerah secara lebih

efektif

Berkembangnya potensi

investasi unggulan daerah

Menguatnya kesepahaman

antara pemerintah daerah dan

pelaku usaha melalui koordinasi

yang intens

Meningkatkan kualitas sumber

daya manusia UMKM dan

wirausahawan

Berkembangnya pendidikan

yang berbasis keterampilan dan

kewirausahaan

Tersedianya layanan pembinaan

dan pendampingan bagi

wirausaha pemula

Meningkatkan dan memperluas

akses dan skema pembiayaan

bagi UMKM dan wirausahawan

Berkembangnya sumber-

sumber pembiayaan baik bank

maupun non bank

Meningkatkan nilai tambah Meningkatnya kualitas produk

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 127

MISI TUJUAN SASARAN

produk dan jangkauan

pemasaran

UMKM

Meningkatnya akses pasar

produk-produk UMKM

Meningkatan kemitraan antara

pengusaha besar dan UMKM

lokal

Terbangunnya keterkaitan

usaha antara pengusaha besar

dan UMKM

Terfasilitasi dan terbinanya

pelaksanaan kemitraan usaha

antara pengusaha besar dan

UMKM

Misi VI. Membangun

birokrasi yang bersih,

profesional, dan melayani

serta memperkuat

penyelenggaraan otonomi

desa

Mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang transparan

dan akuntabel

Meningkatnya implementasi e-

government

Meningkatnya pemenuhan hak

masyarakat akan informasi

publik

Meningkatnya akuntabilitas

kinerja birokrasi yang

berorientasi pada efisiensi

daerah

Meningkatnya akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah

Terbangunnya role model bagi

pemerintahan yang bersih dan

bebas dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme

Meningkatnya akuntabilitas

kinerja birokrasi yang

berorientasi pada efisiensi

daerah

Meningkatkan kualitas

organisasi dan sumberdaya

aparatur pemerintah daerah pada

setiap unit dan level

pemerintahan

Terbangunnya organisasi

perangkat daerah yang tepat

fungsi dan tepat ukuran

Meningkatnya profesionalitas

aparatur

Terbangunnya sistem insentif

dan disinsentif berbasis kinerja

Meningkatkan kualitas produk-

produk perencanaan dan

kebijakan daerah

Meningkatnya kualitas dan

sinergitas produk-produk

perencanaan daerah dalam

mendorong prioritas daerah

Meningkatnya partisipasi

masyarakat yang berkualitas

dalam perencanaan

pembangunan

Tersusunnya perundangan

daerah yang harmonis

Tegaknya perundangan daerah

Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan otonomi desa

Meningkatnya kapasitas

pemerintahan desa

Meningkatnya ketersediaan

sarana dan prasarana

pemerintahan desa

Meningkatkan kualitas

pelayanan publik

Terimplementasikannya

maklumat pelayanan

Tersusun dan terlaksananya

standar pelayanan oleh PD

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 128

MISI TUJUAN SASARAN

MISI VII. Mengembangkan

kehidupan masyarakat yang

berakhlak dan berpayungkan

budaya Melayu

Membangun karakter generasi

muda

Terintegrasikannya pendidikan

karakter sebagai bagian dari

kurikulum pendidikan maupun

aktivitas ekstrakurikuler

Terbinanya pemuda dari bahaya

penyalahgunaan NAPZA dan

pergaulan bebas

Terbangunnya iklim yang

kondusif bagi berkembangnya

kreatifitas generasi muda

Membangun lingkungan yang

berketeladanan

Meningkatnya peran orang tua

dan masyarakat dalam

pengelolaan persekolahan dan

proses pembelajaran

Terbangunnya gerakan

keteladanan dari kalangan

aparatur

Menghidupkan budaya Melayu

sebagai bagian dari kehidupan

bermasyarakat

Berdayanya pelaku, penggiat,

dan komunitas-komunitas

budaya

Meningkatnya perlindungan

dan apresiasi terhadap budaya

daerah

Terdokumentasikannya

warisan-warisan budaya

Menginternalisasikan nilai-nilai

agama dalam kehidupan sehari-

hari

Meningkatnya kerukunan antar

umat beragama

Meningkatnya kerjasama dan

kemitraan antara pemerintah

daerah dan tokoh agama serta

lembaga sosial keagamaan

dalam upaya pemberdayaan

umat

Terpeliharanya kesatuan dan

persatuan bangsa

Meningkatnya aktivitas

penyuluhan agama yang

berbobot dan mencerahkan

Meningkatnya pengelolaan

dana sosial keagamaan

V.4. Agenda Prioritas

Selain dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, ketujuh misi diatas juga dijabarkan

kedalam agenda-agenda prioritas yang sifatnya lebih konkrit sehingga perwujudan dari

misi-misi tersebut menjadi lebih dapat dibayangkan dan terukur. Agenda-agenda prioritas

ini adalah sebagaimana tertuang dalam dokumen penyampaian visi-misi pada saat masa

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 129

kampanye sehingga menjadi bagian dari janji-janji politik Kepala dan Wakil Kepala

Daerah.

Penjabaran dari masing-masing misi kedalam agenda prioritas adalah sebagai

berikut.

1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

secara merata.

Pemerataan fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan tantangan bagi

sebuah daerah kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Anambas. Infrastruktur yang

belum mampu menjangkau desa-desa di pulau kecil dan terluar juga mengakibatkan

pelayanan dasar yang diberikan masih jauh dari maksimal, padahal keberadaan

infrastruktur dasar inilah yang merupakan bentuk konkret peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Selain infrastruktur, sumberdaya manusia, dalam hal ini guru dan tenaga

kependidikan memegang peranan yang penting dalam pemenuhan layanan dasar bagi

masyarakat. Ketersediaan pengajar dan sarana prasarana yang belum merata di setiap

pulau, mengakibatkan kualitas pendidikan yang masih minim. Begitupun halnya

terhadap keberadaan tenaga kesehatan yang masih minim pada desa-desa di pulau

kecil.

Kebutuhan layanan dasar masyarakat khususnya pada bidang pendidikan dan

kesehatan pada dasarnya bisa dipenuhi secara bertahap. Hal ini pun sejalan dengan

target optimis Pemerintah pusat dalam mengangkat kondisi perbatasan dalam taraf

yang lebih baik melalui pemenuhan kebutuhan layanan dasar. Program yang

sepertinya dapat berjalan dengan dukungan agenda nasional. Tantangan selanjutnya

adalah dalam menjamin pemerataan dan keterjangkauan bagi seluruh masyarakat

Anambas.

Dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau secara merata, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas

memiliki delapan agenda prioritas hingga akhir periode RPJMD ini, diantaranya:

1. Membangun asrama sekolah sesuai kebutuhan.

2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan sebagai ekskul wajib di sekolah.

3. Mengembangkan model sekolah adiwiyata dan sekolah layak anak.

4. Menyediakan beasiswa penuh (full scholarship) bagi mahasiswa berprestasi

dan hasiswa kurang mampu dengan sistem pemberian beasiswa yang baru.

5. Melanjutkan perlindungan kesehatan melalui BPJS untuk seluruh penduduk.

6. Menyelesaikan pembangunan RSUD dengan jadwal peresmiannya paling

lambat tahun 2017.

7. Meningkatkan kesejahteraan guru, tenaga medis, dan paramedis yang bertugas

di daerah terpencil.

8. Membangun rumah singgah dan taman bagi para lansia dan orang cacat yang

terlantar.

2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta

permukiman yang layak.

Pasokan listrik selalu menjadi tantangan bagi daerah kepulauan. Di

Kabupaten Kepulauan Anambas, persoalan mengenai listrik ini tidak hanya dialami

pulau-pulau kecil, namun juga desa desa di pulau-pulau besar seperti yang terjadi di

Desa Tebang Kecamatan Palmatak yang belum dapat menikmati suplai listrik

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 130

selama 24 jam. Selain listrik, kelangkaan air minum dan air bersih menjadi

permasalahan lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang dihadapi Kabupaten

Kepulauan Anambas. Jasa PDAM dan non PAM hanya melayani sebagian

masyarakat saja. Beberapa wilayah masih bergantung pada air hujan dan harus

menempuh jarak berkilo menyeberang pulau tetangga untuk memperoleh air bersih

Pada agenda pembangunan infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang

memadai serta permukiman yang layak, Kabupaten Kepulauan Anambas akan

menyelenggarakan sembilan agenda sebagai berikut:

1. Membangun embung dan memperbaiki sistem distribusi air bersih.

2. Memperbaiki kualitas dan kuantitas ketersediaan listrik.

3. Membangun rumah susun bagi warga kurang mampu, pekerja atau buruh

pabrik, dan PNS golongan rendah.

4. Membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu (TPST), dan/atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara

memadai sesuai kebutuhan.

5. Menyediakan taman pemakaman umum.

6. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah yang

mengatur tentang kebersihan, keindahan wilayah, dan pengelolaan

persampahan.

7. Melakukan penataan pemukiman dan perbaikan sistem sanitasi di pusat ibukota

dan desa wisata.

8. Membangun taman kota/ ruang terbuka hijau.

9. Menyelenggarakan adipura desa.

3. Membangun konektivitas (transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem

logistik daerah yang handal.

Sebagai kabupaten kepulauan, aksesibilitas dan konektivitas menjadi

tantangan yang harus ditanggulangi. Keterisoliran wilayah dalam hal transportasi

dan komunikasi menyebabkan target-target pembangunan menjadi terhambat

Sebagai wilayah perbatasan, Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu menjadi

etalase terdepan, membuka kemudahan akses dari Negara tetangga. Kebutuhan akan

transportasi yang handal, fasilitas komunikasi yang baik, dan tersedianya Custom,

Immigration, Quarantine, `Security (CIQS) menjadi beberapa prioritas utama dalam

pencapaian pembangunan.

Sebagai wilayah yang sangat bergantung dari pasokan luar, maka

kemandirian pangan menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Ketergantungan

terhadap pangan menjadi sangat rentan terutama jika cuaca buruk seperti tingginya

gelombang air laut atau musim kemarau yang berkepanjangan nyata-nyata dapat

mengakibatkan kerawanan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dibangun

suatu kemampuan produksi pangan di pulau-pulau kecil yang berpenghuni, yang

dapat menjamin ketersediaan pangan masyarakat lokal guna mengantisipasi

kerawanan pangan akibat terhambatnya pasokan bahan makanan selama cuaca dan

musim yang buruk.

Terdapat 12 agenda prioritas dalam rangka Membangun konektivitas

(transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang handal

yang akan dilaksanakan pada periode tersebut, yaitu:

1. Menyediakan transportasi reguler laut dan darat antar pulau/zona wilayah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 131

2. Menyediakan kapal kargo reguler yang melayani rute Anambas, Natuna, Pulau

Bintan, dan Batam.

3. Menyediakan kapal penumpang reguler yang melayani rute Anambas dan Pulau

Bintan/Batam dengan frekuensi setiap hari dan waktu tempuh lebih cepat.

4. Melanjutkan pembangunan jalan penghubung antar desa, antar kecamatan,

antar desa dengan kecamatan, dan antar kecamatan dengan ibukota kabupaten.

5. Meningkatkan kualitas telekomunikasi seluler dan aksesibilitas internet.

6. Menyelenggarakan siaran radio lokal.

7. Membangun gudang logistik.

8. Membangun dan operasionalisasi pusat pelayanan pelabuhan, kepabeanan,

imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu (CIQP)

9. Membangun dermaga perintis pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk.

10. Membangun dan operasionalisasi bandara di Letung.

11. Mengembangkan dermaga penyeberangan Matak.

12. Membangun jembatan SP 2.

4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta

pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan

hidup yang lestari.

Dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah pusat

memberikan perhatian khusus kepada pembangunan maritim yang akan dilakukan

secara strategis, terstruktur dalam rangka percepatan pembangunan. Hal tersebut

juga termasuk keberadaan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) seperti hal nya yang

dimiliki Kabupaten Kepulauan Anambas. Maka dalam implementasi program pusat,

PPKT ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) yang

memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang tinggi, juga

mempunyai peran strategis dalam menjaga kedaulatan NKRI. Pulau-Pulau kecil

terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai titik dasar dari garis Pangkal

Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia.

Pemanfaatan, perlindungan, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan

perikanan membutuhkan peran yang terkoodinasi antara daerah, provinsi dan pusat.

Pengejawantahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dijelaskan bahwa

konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian dan

pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk

menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan.

Atas perhatian yang begitu besar terhadap kondisi perikanan dan kelautan di

PPKT, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah secara optimal.

Memaksimalkan kontribusi sektor primer dan mengembangkan sektor sekunder

dapat dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Menjadi wilayah yang

berbatasan dengan negara tetangga menjadi catatan penting lain dimana pasar ekspor

sangat dimungkinkan untuk diraih. Pemberdayaan nelayan baik nelayan tangkap,

budidaya termasuk industri pengolahan harus diupayakan secara maksimal dan

berkelanjutan. Orientasi produksi, pemasaran dan pengembangan wawasan bahari

menjadi arah kebijakan yang harus dilakukan.

Perkembangan pariwisata di Anambas secara bertahap akan berkembang

seiring menyebarnya informasi dan terbukanya Anambas bagi para wisatawan.

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 132

Membuka jalur investasi untuk sektor pariwisata menjadi keharusan selain

mempersiapkan sarana prasarana daerah. Banyaknya potensi wisata yang belum

tergarap perlu diantisipasi oleh penyiapan rencana jangka panjang dalam

menyeimbangkan manfaat bagi masyarakat dan dampak bagi lingkungan yang

berkelanjutan. Ditetapkannya sebagai Taman Wista Perairan Nasional dan didukung

oleh hasil survey CNN tahun 2012 Kepulauan Anambas khusunya Pulau Bawah

sebagai pulau paling Tropis Se-Asia harus dijadikan momentum terbaik pemerintah

daerah, dalam meningkatkan pembangunan dimana selain infrastruktur, peningkatan

SDM perlu dilakukan.

Terdapat 14 agenda prioritas yang menjadi komitmen pemerintah daerah

Kabupaten Kepulauan Anambas hingga tahun 2021 dalam mengembangkan

perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari,

sebagai berikut:

1. Mengawal dan meningkatkan koordinasi penanganan illegal fishing.

2. Mengoptimalkan pabrik es secara memadai untuk memenuhi kebutuhan.

3. Meningkatkan kuota ketersediaan BBM untuk nelayan dan masyarakat umum.

4. Memfasilitasi pembangunan stasiun pengisian bahan bakar terapung (Solar

Packed Dealer Nelayan [SPDN]).

5. Menyiapkan rumput laut dan kerang mutiara sebagai produk unggulan baru.

6. Mengembangkan produk perikanan hasil olahan.

7. Mengembangkan tiga destinasi wisata utama dan melakukan promosi paket

wisata bahari.

8. Melakukan revitalisasi lahan sawah.

9. Mengembangkan pertanian hortikultura.

10. Menyiapkan model penyimpanan dan distribusi hasil pertanian untuk konsumsi

dalam daerah.

11. Melahirkan atlet olah raga air dan memfasilitasi Festival Olah Raga Air

Tingkat Nasional.

12. Menjadikan pulau Matak sebagai pusat/sentra pengembangan industri dan

ketenagakerjaan, dan pulau Jemaja sebagai pusat/sentra pengembangan

pariwisata, perikanan dan pertanian.

13. Membangun titik labuh untuk jalur pelayaran wisata.

14. Membangun infrastruktur penunjang pariwisata.

5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang

kondusif.

Jawaban atas tingginya angka pengangguran adalah dengan

menumbuhkembangkan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Kemandirian dalam

berusaha menjadi salah satu strategi dalam mengimbangi minmnya lapangan

pekerjaan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal lain, ketergantungan

daerah terhadap sektor MIGAS dalam dijawab dengan menarik investasi di luar

sektor migas. Dalam menumbuhkan kewirausahaan dan iklim investasi yang

kondusif, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas mencanangkan 10 agenda

prioritas hingga tahun 2021, yakni:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 133

1. Menyelenggarakan pelatihan keahlian dan kewirausahaan bagi setiap lulusan

SMA/sederajat yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau remaja

putus sekolah .

2. Menyelenggarakan program Sarjana Kewirausahaan

3. Menyalurkan produk dana bergulir dengan sistem dan persyaratan agunan

ringan dan bunga yang rendah.

4. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi unggulan di setiap kecamatan.

5. Mengoptimalkan pelayanan dan peningkatan peran koperasi pegawai.

6. Membentuk/ membina 1 (satu) koperasi nelayan unggulan

7. Menyediakan pusat jajanan kaki lima dan pasar tradisional unggulan di ibukota

kabupaten.

8. Menata pusat perdagangan dan jasa di ibukota Kabupaten.

9. Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara transparan dan sesuai

standar ISO.

10. Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang

sehat dan mendukung pelayanan publik.

6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat

penyelenggaraan otonomi desa.

Membangun birokrasi yang bersih telah menjadi amanah wajib bagi setiap

daerah. Kabupaten Kepualaun Anambas memiliki komitmen serupa dengan

mencanangkan Sembilan agenda prioritas dalam membangun birokrasi yang bersih,

profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, yakni:

1. Membangun 10 unit gedung kantor di pusat perkantoran pemerintahan.

2. Melaksanakan pengangkatan ASN secara transparan, adil, dan bebas

intervensi.

3. Melaksanakan pengisian jabatan secara terbuka (open bidding) bagi semua

tingkatan jabatan.

4. Memberikan reward dan punishment kepada PD secara periodik.

5. Membuka nomor hotline pengaduan masyarakat.

6. Melakukan sosialisasi APBD melalui media massa dan website.

7. Memperbaiki tata penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang).

8. Meningkatkan jumlah bantuan keuangan ke Desa.

9. Menyelenggarakan kompetisi otonomi desa dengan apresiasi dalam bentuk

tambahan bantuan keuangan ke desa.

7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya

Melayu.

Dalam visinya, kepala daerah terpilih menggunakan frasa “berakhlakul

karimah” yang dimaksudkan bahwa masyarakat memegang teguh nilai-nilai budaya

Melayu pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit

untuk meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan

mengedepan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya

adalah bahwa nilai-nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari,

kehidupan antar suku, ras, agama, dan antar golongan yang rukun dan saling

menghormati. Dengan tetap memberikan kesempatan dan peluang bagi

RPJMD KKA 2016-2021 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 134

berkembangnya kebudayaan dari daerah lain sebagai bagian khasanah kekayaan

Anambas, budaya Melayu dijadikan ciri dan karakteristik utama serta identitas

daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang terinternalisasi dalam kebijakan,

rencana, dan program pemerintah serta partisipasi masyarakat. 13 agenda prioritas

yang dicanangkan dalam rangka mengembangkan kehidupan masyarakat yang

berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu hingga 2021 adalah:

1. Menegakkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang keamanan, ketertiban

umum, dan penanganan penyakit masyarakat.

2. Memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS.

3. Menerbitkan dan menegakkan Peraturan Daerah tentang Zakat, Infak, dan

Sedekah.

4. Menyelenggarakan sertifikasi baca Alquran bagi siswa-siswi sekolah yang

beragama Islam dan penyesuaian bagi agama dan kepercayaan lain.

5. Menyelenggarakan Madrasah Diniah Awaliyah bagi siswa SD yang beragama

Islam.

6. Menyelenggarakan pesantren ramadhan bagi siswa-siswi sekolah menengah.

7. Menyelenggarakan Festival Seni Anambas, dan Festival Budaya Melayu setiap

tahun.

8. Membangun gedung pusat pertunjukan seni dan budaya.

9. Menggalakkan kegiatan pertunjukan seni budaya, dan agama serta melakukan

pembinaan terhadap sanggar-sanggar seni dan organisasi-organisasi remaja

Masjid.

10. Mengintegrasikan budaya Melayu dalam kurikulum pendidikan formal.

11. Memaksimalkan peran organisasi kepemudaan dalam pembangunan daerah.

12. Menyediakan sarana prasarana olahraga yang representatif.

13. Membangun Masjid Agung.

PREHEADINGS

BAB. VI

STRATEGI DAN ARAH

KEBIJAKAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 137

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif

tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan

efektif dan efisien. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan

pembangunan daerah (strategy focussed-management). Rumusan strategi berupa

pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang

selanjutnya diperjelas horison waktunya dengan serangkaian arah kebijakan.

VI.1. Strategi

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu

sasaran. Dalam hal beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu strategi

dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut. Dalam mencapai

pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas lima tahun ke depan, maka terdapat

strategi-strategi dari setiap sasaran yang disampaikan sebagai berikut:

Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu

dan terjangkau secara merata

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas

bagi masyarakat

Pemantapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk jenjang

pendidikan dasar sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas

pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan

Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini

Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan pendidikan anak usia dini melalui

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan

Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan kependidikan yang profesional

Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang

ditempatkan di pulau-pulau terpencil

Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan memperbaiki rasio guru-murid

dan memaksimalkan beban mengajar

Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

Memadainya sarana dan prasarana penunjang pendidikan

Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk melengkapi dan meningkatkan

kualitas sarana dan prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan

Minimal (SPM)

Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup

puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan

jangkauan pelayanan

Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui

penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap

kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penempatan

Tujuan 1.1.

Meningkatkan aksesibilitas penduduk

terhadap pendidikan yang

berkualitas

Tujuan 1.2.

Meningkatkan akses dan

mutu layanan kesehatan

dasar dan rujukan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 138

tenaga kesehatan baru lulus

Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi,

pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan

Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis

Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya

Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga

Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus

utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu

hamil

Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil yang meliputi kunjungan ibu

hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas

kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil

Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia

melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita

Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal

maupun nonformal

Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemik

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular

dan penyakit endemik

Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang

memadai serta permukiman yang layak

SASARAN STRATEGI

Tersedianya perumahan yang layak dan terjangkau

Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian.

Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem

pembiayaan perumahan dan bantuan stimulan.

Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaan prasarana, sarana,

dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan rumah

termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas

Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal

yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian

Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan

kawasan permukiman kumuh

Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui

pengembangan instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti

konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta

pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat,

tanah terlantar, serta tanah wakaf

Terbangunnya ruang publik dan RTH yang berkualitas pada tiap satuan permukiman

Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola seperti memanfaatkan sempadan

sungai dan lapangan-lapangan di area kantor sebagai jalur ruang terbuka hijau

dalam rangka menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau

Partisipasi publik untuk menciptakan ruang terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1)

mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH sebagai bentuk

tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2) warga masyarakat dalam

menciptakan pekarangan yang hijau

Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang layak pada satuan permukiman

Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air limbah domestik, sampah dan

drainase lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan air limbah sistem

setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan pengelolaan sampah secara 3R)

Terbangun dan beroperasinya fasilitas pengelolaan sampah dan limbah cair pada tiga pulau

besar

Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem terpusat komunal, skala

kawasan permukiman

Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle)

Tujuan 2.1.

Membangun satuan

permukiman yang sehat

dengan prasarana dasar yang berkualitas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 139

SASARAN STRATEGI

yang didasarkan pada penerapan teknologi dan perubahan kesadaran dan

perilaku masyarakat khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan kelurahan.

Maka dalam penenerapan budaya di masyarakat, peran dan kewenangan

kecamatan akan lebih ditingkatkan.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan

pengelolaan sampah salah satunya melalui pengembangan bank sampah di

tingkat komunitas dengan memulai pada wilayah percontohan yang ditentukan

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya cakupan distribusi air bersih

Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan secara terpadu dan

berkelanjutan dengan mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan

struktural melalui penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure

(ESWIN)

Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar (basic needs) penduduk dengan

pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas,

kontinuitas dan keterjangkauan)

Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum dilakukan melalui pembangunan

infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi

infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum

Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air

baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan

(rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum maupun secondary

uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala

kawasan (kolam retensi)

Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam

rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum

Terbangunnya fasilitas tampungan air

Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air

skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerah-

daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis

Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk

mengembalikan fungsi dan kapasitas tampung

Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar

Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya

Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya pasokan energi listrik

Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya

listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan

listrik

Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan

mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan

insentif tarif yang menarik minat swasta, terutama untuk pemanfaatan energi

terbarukan

Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan

konservasi energi

Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik

Identifikasi sumber-sumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah

produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan

Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri terbarukan dikhususkan pada

daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan

distribusi listrik

Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga

Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan

Tujuan 2.2.

Meningkatkan cakupan

pelayanan sarana dan

prasarana air bersih

Tujuan 2.3.

Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan

listrik

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 140

meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan

biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi

Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem

logistik daerah yang handal

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya sarana prasarana transportasi laut dalam menunjang mobilitas kegiatan

masyarakat dan pengembangan wisata

Optimalisasi manajemen dan kewenangan perusahaan daerah dalam mengelola

transportasi laut

Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat yang diperuntukkan bagi

wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar

Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki

potensi wisata

Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi

darat

Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusat-pusat kegiatan dan

pertumbuhan dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan

daya tarik wisata sesuai dengan RTRW

Pembangunan jalan lingkar pulau serta moda transportasi darat dengan disain

yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan

Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor

Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara

Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun

sarana prasarana bandara

Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi

sebagai pusat informasi budaya dan wisata Anambas

Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan

Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP)

Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan

kunjungan wisata

Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan barang

Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait

SASARAN STRATEGI

Berkembangnya komunikasi radio dalam mendukung penyebaran informasi masyarakat

Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama radio nasional dalam penyebaran

informasi pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam pembangunan,

menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan

masyarakat pulau-pulau kecil

Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat

Penguatan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta dan media

untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan

Pendirian dan pengoperasian laboratorium komputer dan warung seluler di desa-

desa pulau kecil dan sekolah

Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi dan komunikasi di wilayah

perbatasan dan pulau terluar kepada provinsi dan kementerian

Meningkatnya penerapan dan pengelolaan teknologi informasi

Pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan implementasi TIK disertai

dengan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan

Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di lingkungan pegawai

Koordinasi pengembangan sistem informasi di lingkungan pemerintah daerah

yang dimotori oleh PD yang membidangi

Tujuan 3.1.

Meningkatkan

konektivitas antar pulau,

antar daerah, dan dengan negara tetangga

Tujuan 3.2

Meningkatkan layanan

jaringan informasi dan

komunikasi (TIK)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 141

SASARAN STRATEGI

Lancarnya pasokan dan distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat secara

berkesinambungan

Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik disertai dengan penyiapan

pelabuhan/darmaga

Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana

struktur ruang

Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi perhatian pusat dalam

mengoptimalisasi Sislognas

Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor

maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha perikanan tangkap dan budidaya terhadap sarana,

prasarana, informasi dan teknologi yang ramah lingkungan

Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap, dan alat penangkapan ikan

(API) yang handal, efisien, dan berdaya saing

Alokasi yang proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber

daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan

Peningkatan ketersediaan indukan dan stok produksi benih dengan cara: 1)

Peningkatan kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang

berkualitas, pakan murah bermutu, obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan

dan kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan

kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi

teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa

lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi

Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi yang potensial

Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan

sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan

aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi

tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan

Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya

Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini

untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka

peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan

mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya

Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih untuk belajar di daerah atau

perusahaan yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam perikanan

tangkap dan budidaya

Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU)

Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas;

memeprkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan

penertiban ketaatan pelaku usaha

Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui

skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok

masyarakat yang melibatkan PPNS

Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya

dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan

Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam

kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi

oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat

Tujuan 4.1

Meningkatkan produksi

dan produktivitas

perikanan tangkap dan budidaya secara ramah

lingkungan

Tujuan 3.3

Mengembangkan sarana prasarana sistem logistik

daerah yang tangguh

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 142

SASARAN STRATEGI

Tersedianya kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan yang memadai dan

terintegrasi dengan pusat perdagangan

Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan terpadu, lengkap dengan

fasilitas pendukung dan terintegrasi (hulu-hilir)

Sentra produksi dan pengolahan dengan pengembangan sistem rantai dingin

dalam penanganan hasil perikanan yang didukung oleh revitalisasi dan

pembangunan pabrik es, cold storage di lokasi-lokasi yang tepat

Meningkatnya investasi pada sektor industri perikanan

Penyediaan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat

sehingga dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu

mereka dalam pengambilan keputusan investasi

Peningkatan daya tarik investasi pada sektor industri perikanan melalui

kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal

Peningkatan promosi investasi pada sektor industri perikanan secara lebih

efektif

Terciptanya produk-produk unggulan baru sektor perikanan olahan

Penelitian komoditas perikanan potensial, pengembangan diversifikasi produk

olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan

jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk

Berkembangnya industri end product perikanan yang dikelola masyarakat

Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil

perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing

UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan

standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil

perikanan

Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang

pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan

pinjaman modal yang mudah diakses

Penciptaan pasar industri end product dengan penyelenggaraan festival,

pameran dan membangun pasar industri end product

Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk mendistribusikan produk

olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya publikasi mengenai pariwisata daerah

Penyelenggaraan media dan pusat informasi pariwisata, lengkap dengan paket-

paket wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi sebagai gerai produk

Penyelenggaraan event wisata yang bekerjasama dengan media-media travelling

dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata

Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat

berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim

Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan pariwisata dalam

publikasi dan penyelenggaraan pusat informasi pariwisata

Dikembangkannya destinasi wisata berbasiskan pulau-pulau kecil dengan infrastruktur yang

memadai.

Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau kecil dalam Rencana Induk

Pariwisata Daerah

Penyelenggaraan tourism summit untuk mengundang investor dalam

pembangunan dan pengembangan destinasi wisata prioritas

Tujuan 4.2

Mengembangkan hilirisasi sektor perikanan

Tujuan 4.3

Mengoptimalkan potensi

wisata maritim yang

berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 143

SASARAN STRATEGI

Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk

kawasan wisata baik dengan sumber daya daerah maupun kerjasama dengan

swasta

Dikembangkannya destinasi wisata pada Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman

Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya

Pengembangan dan peran aktif pada jejaring kawasan konservasi dalam

mendukung promosi wisata, skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem

keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah pusat dan daerah, perusahaan

swasta, dan kelompok masyarakat

Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi melalui pengawasan

implementasi dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi

dalam mendukung kegiatan pariwisata yang berkelanjutan

Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional

Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut sekitarnya dalam

Rencana Induk Pariwisata Daerah

Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang

memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan

dan Zonasi kawasan konservasi

Terjaganya kelestarian lingkungan pada destinasi wisata

Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-kawasan wisata dalam hal

pengelolaan kebersihan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai

Penetapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha

pariwisata yang menjaga kebersihan

Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program

dan paket wisata pemulihan ekosistem laut

Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata

Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah

Pengoptimalan aktivitas sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok

sadar wisata (Pokdarwis)

Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk mendukung kelompok-kelompok

wisata dari masyarakat lokal

Dikembangkannya event-event pariwisata daerah

Melestarikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event iconic daerah dan

mempublikasikannya

Penciptaan event-event wisata dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan

wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran

dan olahraga air

SASARAN STRATEGI

Berkembangnya kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan

Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian, peternakan dan perkebunan

dilakukan secara terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan

pasar

Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha pertanian, peternakan dan perkebunan terhadap

sarana, prasarana, informasi dan teknologi

Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan benih-benih tanaman pangan

dan perkebunan yang unggul serta pengembangan inovasi budidaya pertanian

yang lebih efisien

Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi

yang lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima

Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun

Tujuan 4.3

Mengoptimalkan potensi

wisata maritim yang berwawasan lingkungan

dan berkelanjutan

Tujuan 4.4

Meningkatkan produksi

dan produktivitas

pertanian, peternakan dan perkebunan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 144

SASARAN STRATEGI

Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan meningkatkan jumlah dan

kapasitas penyuluh serta memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai

Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan

Penguatan kelembagaan petani

Meningkatnya produksi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor

Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan

memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya

SASARAN STRATEGI

Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan

berkelanjutan

Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil pangan untuk: 1) menjamin

ketersediaan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3)

mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan

kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok

Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama harus mempertimbangkan

rencana penyediaan kapal kargo reguler / tol laut dan rute yang dilaluinya

Tujuan 4.5

Meningkatnya cadangan

pangan daerah

Tujuan 4.4

Meningkatkan produksi

dan produktivitas

pertanian, peternakan dan perkebunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 145

Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim

investasi yang kondusif

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha

Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong

pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi

dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha

bagi investor

Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat

dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha

Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan

Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi

Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha

Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara

lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi

dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP

Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara

Elektronik (SPIPISE)

Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan

kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi

Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri

pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta

sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam

SASARAN STRATEGI

Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta fasilitasi investasi

Pembangunanan fasilitas pendukung, baik infrastruktur utama (jalan, listrik, air

bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung

tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality

Working Life) bagi pekerja

Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor

terutama investor dalam negeri

Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non

fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan

infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan

industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana

Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif

Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan

terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha

Keserikatan dan collective bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar

lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja

Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif

Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain

meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI),

pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi

pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi

skala nasional dan internasional

Tujuan 5.1

Mengembangkan layanan

investasi yang memberikan kemudahan,

kepastian, dan

transparansi proses perizinan bagi investor

dan pengusaha

Tujuan 5.2

Meningkatkan daya tarik investasi daerah

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 146

SASARAN STRATEGI

Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku

usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain

Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas Summit) sebagai ajang promosi

daerah

Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah

Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah

yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk

pengambilan keputusan

Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi

produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di bidang

tersebut

Menguatnya kesepahaman antara pemerintah daerah dan pelaku usaha melalui koordinasi

yang intens

Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta

pemangku kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk

memonitor, mengatasi permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik

agar dapat terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif

SASARAN STRATEGI

Berkembangnya pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan

Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan

Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian

masyarakat kurang mampu

Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan

kebutuhan lokal

Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada pendidikan formal

Tersedianya layanan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula

Pengembangan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak

swasta untuk melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula

SASARAN STRATEGI

Berkembangnya sumber-sumber pembiayaan baik bank maupun non bank

Peningkatan akses layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank

umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan

dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan melalui cara non

konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Fasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor

potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah seperti UPK

PNPM

Pengembangan credit rating bagi UMKM dan koperasi

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kualitas produk UMKM

Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi

dan pengetahuan mengenai standarisasi dan sertifikasi produk

Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses produksi UMKM

diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi

Pendampingan bagi UMKM yang hendak mendapatkan standar (SNI, HaKI)

dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat)

Meningkatnya akses pasar produk-produk UMKM

Tujuan 5.3

Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia UMKM dan

wirausahawan

Tujuan 5.4

Meningkatkan dan

memperluas akses dan skema pembiayaan bagi

UMKM dan

wirausahawan

Tujuan 5.5

Meningkatkan nilai tambah produk dan

jangkauan pemasaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 147

Peningkatan hub bagi produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk

kawasan dan lokasi-lokasi strategis

Promosi produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun

internasional

Pemasaran produk-produk UMKM secara online dengan

membangun/menyediakan situs pemasaran

SASARAN STRATEGI

Terbangunnya keterkaitan usaha antara pengusaha besar dan UMKM

Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok

(supply chain) dan pemasok bahan baku bagi industri besar

Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan kemitraan usaha antara pengusaha besar dan UMKM

Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM mitra oleh industri besar

Tujuan 5.6

Meningkatkan kemitraan

antara pengusaha besar

dan UMKM lokal

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 148

Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta

memperkuat penyelenggaraan otonomi desa

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya implementasi e-government

Penguatan master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam

peraturan daerah beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan

penyediaan sarana

Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi

informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat

“inhouse” di tingkat penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh

pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah

daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun

di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada.

Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik

Penyediaan informasi perencanaan dan proses berjalannya pembangunan

melalui media alternatif dalam bentuk yang lebih populer

Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang

sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait

Keterbukaan Informasi Publik

Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat

dalam interaksi pemerintah dan masyarakat

Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi

interaktif antara pemerintah dan masyarakat

Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi)

di setiap PD

Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah

Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan

kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal

Percepatan penyelesaian batas daerah antara Kabupaten Kepulauan Anambas

dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten induk

Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai

Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif,

berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi)

Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah

Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi

kepegawaian

Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan

daerah

Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen

pengelolaan keuangan daerah

Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah

Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan

anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas

Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme

Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan

APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga dapat berperan sebagai

garda depan dalam upaya pencegahan korupsi

Tujuan 6.1

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang

transparan dan akuntabel

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 149

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah

Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan

kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal

SASARAN STRATEGI

Terbangunnya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas

dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam

peraturan perundangan yang berlaku)

Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban

Pemetaan urusan terkait pelimpahan dan penugasan urusan pemerintahan

lingkup Kementerian Dalam Negeri

Meningkatnya profesionalitas aparatur

Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi

Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan

profesionalisme

Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja

Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai

Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang berkinerja baik

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kualitas dan sinergitas produk-produk perencanaan daerah dalam mendorong

prioritas daerah

Peningkatan sinergi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui

LKPJ Tahunan

Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan

Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder

dan mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan

Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis

Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun

horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah

Tegaknya perundangan daerah

Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban

dan keamanan, kenyaman, dan konsistensi tata ruang

Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah

Tujuan 6.2

Meningkatkan kualitas

organisasi dan sumberdaya aparatur

pemerintah daerah pada

setiap unit dan level

pemerintahan

Tujuan 6.3

Meningkatkan kualitas

produk-produk

perencanaan dan kebijakan daerah

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 150

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kapasitas pemerintahan desa

Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan

kader pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan

monitoring pembangunan desa, pengelolaan keuangan desa serta pelayanan

publik melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan

Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai

acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa

Penguatan data berbasis RT dan RW

Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa

Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan desa

Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan dan kondisi karakter

wilayah desa

SASARAN STRATEGI

Terimplementasikannya maklumat pelayanan

Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme aparatur pemerintah

Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik

Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang

tersedia

Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan

Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD

Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik

Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang sederhana dan efektif

Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun

Tujuan 6.4

Meningkatkan kualitas

penyelenggaraan otonomi desa

Tujuan 6.5

Meningkatkan kualitas pelayanan publik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 151

Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul dan

berpayungkan budaya Melayu

SASARAN STRATEGI

Terintegrasikannya pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan maupun

aktivitas ekstra kurikuler

Penyusunan substansi pendidikan karakter yang mengedepankan akhlak dan

kesalehan sosial, menumbuhkan nasionalisme dengan tetap bercorak pada tradisi

dan budaya daerah

Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai bagian dari kurikulum pendidikan

formal pada semua jenjang pendidikan

Terbinanya pemuda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas

Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan menyalurkan

semangatnya, diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,

penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial

kemasyarakatan

Upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya

penyalahgunaan napza dan minuman keras

Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian

Terbangunnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas generasi muda

Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas melalui penyediaan

ruang publik dan kompetisi

Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para role model pemuda

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan proses

pembelajaran

Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan persekolahan dan

proses pembelajaran, diantaranya dalam hal pengembangan kurikulum

pendidikan karakter

Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat dalam menjalankan model

pembelajaran mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah

berbasis komunitas

Terbangunnya gerakan keteladanan dari kalangan aparatur

Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan penentuan

pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan sampah atau penetapan PD

zona integritas/wilayah bebas korupsi

Tujuan 7.1

Membangun karakter

generasi muda

Tujuan 7.2

Membangun lingkungan

yang berketeladanan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 152

SASARAN STRATEGI

Berdayanya pelaku, penggiat, dan komunitas-komunitas budaya

Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya melalui berbagai insentif untuk

berkarya dan berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian ruang

berekspresi

Meningkatnya perlindungan dan apresiasi terhadap budaya daerah

Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian

Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait dalam upaya perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya

Pengaktualisasian nilai dan tradisi sebagai bagian dari kehidupan keseharian

Terdokumentasikannya warisan-warisan budaya

Pendokukentasian warisan budaya baik bendawi (tangible) maupun bukan

bendawi (intangible) dan mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan

bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat

SASARAN STRATEGI

Meningkatnya kerukunan antar umat beragama

Penciptaan hubungan saling menghormati dan saling pengertian antar pemeluk

agama melalui dialog lintas agama

Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan

lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial

Meningkatnya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah daerah dan tokoh agama serta

lembaga sosial keagamaan dalam upaya pemberdayaan umat

Pengembangan kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan antara

pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat

Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah,

tokoh agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial

dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui

pemberdayaan umat

Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa

Peningkatan kesadaran masyarakat akan kemajemukan yang menuntut setiap

warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial

yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan,

adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam

kebhinnekaan.

Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan

Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar

Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan

cendekiawan

Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan agama melalui pelatihan

metodologi pembelajaran dan materi ajar

Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan

Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi

donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur pemerintah

daerah

Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk

pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup

Tujuan 7.3

Menghidupkan budaya

Melayu sebagai bagian

dari kehidupan bermasyarakat

Tujuan 7.4

Menginternalisasikan

nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 153

VI.2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih

agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima)

tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan

sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan Kabupaten Kepulauan

Anambas dalam pentahapan strategi lima tahun ke depan ditunjukkan sebagai berikut:

Misi 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu

dan terjangkau secara merata

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Pemantapan penerapan Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

untuk jenjang pendidikan dasar

sebagai upaya untuk

mempersempit kesenjangan

kualitas pelayanan pendidikan

antar satuan pendidikan

Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sesuai dengan kebutuhan

daerah dan memastikan penerapannya pada penyelenggaraan jenjang pendidikan

dasar

Peningkatan pemerataan dan

keterjangkauan pendidikan

anak usia dini melalui

penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan

Menyediakan

sarana dan

prasarana

pendidikan,

dukungan

pendidik dan

tenaga

kependidikan,

peningkatan

mutu

pendidik dan

tenaga

kependidikan

Mengembangkan

kurikulum dan

bahan ajar yang

bermutu dengan

model-model

pembelajaran

PAUD, yang

mengacu pada

tahap-tahap

perkembangan

anak

Meningkatkan pemahaman mengenai

pentingnya pendidikan PAUD kepada

orangtua, dan masyarakat sebagai upaya

membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani anak

Pemberian jaminan hidup dan

fasilitas yang memadai

terutama bagi guru yang

ditempatkan di pulau-pulau

terpencil

Memberikan jaminan hidup dan fasilitas yang memadai terutama bagi guru yang

ditempatkan di pulau-pulau terpencil

Peningkatan efisiensi

pemanfaatan guru dengan

memperbaiki rasio guru-murid

dan memaksimalkan beban

mengajar

Meningkatkan efisiensi pemanfaatan guru dan memaksimalkan beban mengajar

Memperbaiki rasio guru murid dengan menambah jumlah guru berkualitas pada

sekolah dan lokasi yang kekurangan guru

Pengembangan kompetensi

pendidik dan tenaga

kependidikan

Meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui sertifikasi tenaga pendidik dan

kependidikan

Peningkatan alokasi anggaran

daerah untuk melengkapi dan

meningkatkan kualitas sarana

dan prasarana pendidikan

sekolah-sekolah eksisting

Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas termasuk

pembangunan ruang kelas baru (RKB), laboratorium, perpustakaan, WC, buku

pelajaran dan peralatan peraga pendidikan disertai rehabilitasi dan revitalisasi

sarana dan prasarana yang rusak

Pengembangan fasilitas Mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 154

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pelayanan kesehatan dasar

sesuai standar mencakup

puskesmas (rawat

inap/perawatan) dan

jaringannya termasuk

meningkatkan jangkauan

pelayanan

puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya

Meningkatkan jangkauan pelayanan dasar dan jaringannya

Pemenuhan kebutuhan tenaga

kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan melalui

penempatan tenaga kesehatan

termasuk tenaga pegawai tidak

tetap kesehatan/PPPK

(Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja),

Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui

penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap

kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

Peningkatan mutu tenaga

kesehatan melalui peningkatan

kompetensi, pendidikan,

pelatihan, dan sertifikasi

tenaga kesehatan khususnya

tenaga dokter, bidan dan

perawat

Meningkatkan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi tenaga

kesehatan, khususnya dokter, bidan dan perawat.

Pemberian sistem insentif bagi

dokter umum dan dokter

spesialis

Menyusun sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dan

memastikan sistem pemberian insentif berjalan sesuai

Pelayanan pengobatan gratis di

puskesmas dan jaringannya

Melanjutkan pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya

Peningkatan akses dan mutu

paket pelayanan kesehatan dan

gizi dengan fokus utama pada

1.000 hari pertama kehidupan,

remaja calon pengantin, dan

ibu hamil termasuk pemberian

makanan tambahan terutama

untuk keluarga miskin

Meningkatkan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus

utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil

Peningkatan akses dan mutu

pelayanan ibu hamil meliputi

kunjungan dan pertolongan

persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih di fasilitas

kesehatan serta penurunan

kasus kematian ibu hamil

Menyelenggarakan pelayanan terhadap ibu hamil, meliputi kunjungan ibu hamil,

dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan

serta penurunan kasus kematian ibu hamil

Peningkatan pelayanan

kesehatan penduduk usia

produktif dan lanjut usia

melalui upaya promotif,

preventif, kuratif, dan

rehabilitatif

Melakukan upaya promotif dengan cara penyuluhan, dimana penyuluhan

masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program

pembinaan kesehatan usia lanjut

Melakukan upaya preventif dengan cara pencegahan terhadap kemungkinan

terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses

ketuaan

Melakukan upaya kuratif meliputi pengobatan pada usia lanjut dengan cara

pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem

rujukan

Melakukan upaya rehabilitatif meliputi upaya mengembalikan fungsi organ yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 155

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

telah menurun

Peningkatan cakupan imunisasi

tepat waktu pada bayi dan

balita

Meningkatkan kesadaran dan

motivasi orang tua, sehingga

masyarakat berpartisipasi aktif

dalam upaya meningkatkan

cakupan imunisas

Meningkatkan peranan kader Posyandu dalam memantau ketepatan jadwal

pemberian imunisasi dan kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi

Meningkatkan pelayanan di Pos Kesehatan Desa (PKD) bagi sasaran yang jarak

lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas

Tersedianya vaksin beserta perlengkapan yang memadai untuk digunakan pada

saat pelaksanaan imunisasi

Memberikan imunisasi anak tepat waktu dan sesuai jadwal, sehingga dapat

mengoptimalkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi

Pembinaan kesehatan

reproduksi pada remaja

melalui jalur pendidikan

formal maupun nonformal

Memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi melalui pola intervensi

di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal baik di dalam maupun di

luar sekolah

Peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat melalui penurunan

penyakit menular dan penyakit

endemik

Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan untuk

memotong rantai penularan

Meningkatkan imunitas melalui pemberian imunisasi

Melakukan penemuan dan tata laksana penderita

Meningkatkan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah

Meningkatkan upaya dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi

(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 156

Misi 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang

memadai serta permukiman yang layak

SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyediaan hunian baru

(sewa/milik) dan peningkatan

kualitas hunian. Penyediaan

hunian baru (sewa/milik)

dilakukan melalui

pengembangan sistem

pembiayaan perumahan

termasuk stimulan.

Menyediakan hunian baru

(sewa/milik)

Pengembangan sistem pembiayaan perumahan termasuk bantuan stimulan

Pemerintah mengupayakan ijin

pemanfaatan kayu dari hutan

produksi sebagai bahan baku

bangunan perumahan

Menggunakan bahan material yang ramah lingkungan dan

material bangunan dari penambang yang sudah berijin

Peningkatan kualitas hunian

dilakukan melalui penyediaan

prasarana, sarana, dan utilitas,

serta bantuan stimulan dan/atau

kredit mikro untuk perbaikan

rumah termasuk penanganan

permukiman tidak layak yang

berbasis komunitas

Penyediaan

prasarana,

sarana, dan

utilitas

Penyediaan

prasarana,

sarana, dan

utilitas

Penanganan

permukiman

tidak layak

berbasis

komunitas

Penanganan

permukiman

tidak layak

berbasis

komunitas

Mendorong keswadayaan

masyarakat dan dunia usaha

dalam penyediaan tempat

tinggal yang layak dalam

rangka mendukung penurunan

angka kekurangan hunian

Melakukan sosialisasi, prmosi, dan kerjasama dengan masyarakat untuk

mendorong mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam

penyediaan tempat tinggal yang layak

Peningkatan kualitas rumah

tidak layak huni termasuk

dalam rangka penanganan

kawasan permukiman kumuh

Menangani

kawasan

permukiman

kumuh

Menangani

kawasan

permukiman

kumuh

Peningkatan efektifitas dan

efisiensi manajemen lahan dan

hunian melalui pengembangan

instrumen pengelolaan lahan

untuk perumahan seperti

konsolidasi lahan (land

consolidation), bank tanah (land

banking), serta pemanfaatan

lahan seperti lahan milik

Negara, BUMN, swasta, dan

masyarakat, tanah terlantar,

serta tanah wakaf

Konsolidasi lahan (land

consolidation), bank tanah

(land banking)

Memanfaatkan lahan seperti lahan milik negara, BUMN, swasta, dan

masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf

Optimalisasi lahan/aset yang

belum dikelola dari area

perkantoran dan area pertanian

seperti memanfaatkan

sempadan sungai sebagai jalur

ruang terbuka hijau dalam

Memanfaatkan sempadan sungai sebagai jalur ruang terbuka hijau

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 157

SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

rangka menambah ruang publik

dan ruang terbuka hijau

Partisipasi publik untuk

menciptakan ruang terbuka

hijau. Dilakukan dengan: 1)

mendorong pihak swasta untuk

membangun ruang publik/RTH

sebagai bentuk tanggung jawab

sosial dan jasa lingkungan, 2)

warga masyarakat dalam

menciptakan pekarangan yang

hijau.

Mendorong pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH

sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa lingkungan, 2)

warga masyarakat dalam menciptakan pekarangan yang hijau

Peningkatan aksesibilitas

pelayanan sanitasi (air limbah

domestik, sampah dan drainase

lingkungan) sesuai standar

pelayanan (pengelolaan air

limbah sistem setempat dan

terpusat, pelayanan sampah dan

pengelolaan sampah secara 3R)

Megelola air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan sampah dan

pengelolaan sampah secara 3R

Membuat dokumen DED

dengan SDM yang

berkompetan dan pengawasan

pelaksanaan kegiatan

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan

drainase/gorong-gorong secara intensif

Pembangunan infrastruktur

limbah dengan sistem terpusat

komunal, skala kawasan

permukiman

Membuat

grand design

pengelolaan

limbah dan

penanganan

sampah di

pulau-pulau

besar maupun

kecil skala

kabupaten

Membangun

infrastruktur

limbah dengan

sistem terpusat

komunal, skala

kawasan

permukiman

Membangun

infrastruktur

limbah dengan

sistem terpusat

komunal, skala

kawasan

permukiman

Pembangunan fasilitas

pengelolaan sampah berbasis

3R (reduce, reuse, recycle)

yang didasarkan pada

penerapan teknologi dan

perubahan kesadaran dan

perilaku masyarakat khususnya

di tingkat rumah tangga, RT,

RW dan kelurahan. Maka

dalam penenerapan budaya di

masyarakat, peran dan

kewenangan kecamatan akan

lebih ditingkatkan.

Membangun

dan

mengoperasika

n fasilitas

pengelolaan

sampah

berbasis 3R

(reduce, reuse,

recycle)

Membangun

dan

mengoperasika

n fasilitas

pengelolaan

sampah

berbasis 3R

(reduce, reuse,

recycle)

Mengoptimalisasikan lahan

tidur sehingga tidak perlu

melakukan pembukaan lahan

Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan

lingkungan dan pengelolaan

sampah salah satunya melalui

pengembangan bank sampah di

tingkat komunitas dengan

memulai pada wilayah

percontohan yang ditentukan

Mengembangkan bank sampah di tingkat komunitas dengan memulai pada

wilayah percontohan yang ditentukan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 158

SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Peningkatan kualitas

pengelolaan sumber daya air

dan lahan secara terpadu dan

berkelanjutan dengan

mendorong keseimbangan

pendekatan non struktural dan

struktural melalui penerapan

paradigma eco-sustainable

water infrastructure (ESWIN)

Mendorong keseimbangan pendekatan non struktural dan struktural melalui

penerapan paradigma eco-sustainable water infrastructure (ESWIN)

Pelayanan air minum sesuai

kebutuhan dasar (basic needs)

penduduk dengan pembangunan

air minum yang memenuhi

prinsip 4K (kualitas, kuantitas,

kontinuitas dan keterjangkauan)

Membangun air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas,

kontinuitas dan keterjangkauan)

Peningkatan kualitas

insfrastruktur air minum

dilakukan melalui

pembangunan infrastruktur air

minum, optimalisasi

infrastruktur air minum,

rehabilitasi infrastruktur air

minum, dan pengembangan

inovasi teknologi air minum

Membangun infrastruktur air minum, optimalisasi infrastruktur air minum,

rehabilitasi infrastruktur air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air

minum

Menjaga ketersediaan dan

kuantitas air melalui upaya

konservasi sumber air baku air

minum yakni perluasan daerah

resapan air hujan, pemanfaatan

air hujan (rain water

harvesting) sebagai sumber air

baku air minum maupun

secondary uses pada skala

rumah tangga (biopori dan

penampung air hujan) dan skala

kawasan (kolam retensi)

Membangun infrastruktur air minum,

optimalisasi infrastruktur air minum, rehabilitasi

infrastruktur air minum, dan pengembangan

inovasi teknologi air minum

Menjamin ketersediaan air

melalui pembangunan prasarana

air baku dalam rangka

mendukung pencapaian

pelayanan air minum

Membangun

prasarana air

baku

Percepatan persiapan dan

pelaksanaan pembangunan

tampungan-tampungan air skala

kecil/menengah (embung,

waduk lapangan, kolam, dan

situ) pada daerah-daerah krisis

dan wilayah-wilayah strategis

Mempercepat persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan

air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada

daerah-daerah krisis dan wilayah-wilayah strategis

Sosialisasi dan

konsultasi

publik dengan

masyarakat

desa mengenai

desain dan

dampak akibat

dari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 159

SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pembangunan

estuari dam

terhadap

lingkungan

dan estetika

Melakukan reboisasi kawasan hutan

Rehabilitasi waduk, embung,

dan bangunan penampung air

lainnya untuk mengembalikan

fungsi dan kapasitas tampung

Melakukan perbaikan terhadap waduk, embung, dan bangunan penampung air

lainnya

Rehabilitasi hutan dengan

mempertimbangkan jenis tanah

dan jenis tanamannya

Melakukan rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan kebutuhan, jenis tanah

dan jenis tanamannya

Peningkatan keterlibatan

masyarakat dalam pengelolaan

hutan

Memberikan kesempatan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pengelolaan hutan

Percepatan pembangunan

pembangkit listrik guna

meningkatkan kapasitas daya

listrik wilayah terutama untuk

daerah yang mengalami

keterbatasan pasokan listrik

Melakukan akselerasi pembangunan pembangkit listrik terutama untuk daerah

yang mengalami keterbatasan pasokan listrik

Peningkatan peran swasta

dalam penyediaan listrik,

melalui penyempurnaan

mekanisme pembangunan

pembangkit listrik oleh swasta,

serta memberikan insentif tarif

yang menarik minat swasta,

terutama untuk pemanfaatan

energi terbarukan

Menyempurnakan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta,

serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta

Pengendalian pemanfaatan (sisi

permintaan) yang sejalan

dengan pelaksanaan konservasi

energi

Melakukan evaluasi dan pembatasan pemanfaatan agar sejalan dengan

pelaksanaan konservasi energi

Identifikasi sumber-sumber

energi listrik terbarukan yang

layak dari sisi jumlah produksi

listrik yang dihasilkan dan besar

investasi yang dibutuhkan

Identifikasi sumber-sumber

energi listrik terbarukan dan

besar investasi yang

dibutuhkan

Penyediaan listrik yang

bersumber dari energi

terbarukan dikhususkan pada

daerah-daerah yang terpencil

dan masih sulit untuk dijangkau

oleh jaringan distribusi listrik

Membangun sumber-sumber energi listrik

terbarukan berdasarkan hasil identifikasi

sebelumnya yang dilakukan secara bertahap

pada daerah-daerah yang terpencil dan masih

sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi

listrik

Percepatan pembangunan

jaringan transmisi, distribusi,

gardu induk dengan

meningkatkan pemanfaatan

energi baru terbarukan (panas

Mendorong percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk

dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air,

surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan

dengan potensi

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 160

SRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

bumi, air, surya dan biomassa)

termasuk skala kecil dan

menengah yang disesuaikan

dengan potensi

Misi 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem

logistik daerah yang handal

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Optimalisasi manajemen dan

kewenangan perusahaan daerah

dalam mengelola transportasi

laut

Menguatkan

manajemen

perusahaan

daerah

kaitannya

dalam

pengelolaan

transportasi

laut

Membagi

kewenangan

antar pihak

terkait dalam

pengelolaan

transportasi

laut

Mengembangkan kerjasama dalam pengelolaan jangka panjang

dalam rangka meningkatkan kontibusi peningkatan hasil daerah

Pemanfaatan integrasi program

provinsi dan pusat yang

diperuntukkan bagi wilayah

perbatasan dan pulau-pulau

kecil terluar

Melakukan koordinasi dengan pihak terkait baik tingkat provinsi, pusat maupun

swasta

Membuat DED rencana program terkait pembangunan, peningkatan, pengadaan

dan pengelolaan sarana prasarana transportasi laut

Membangun sarana dan prasarana dengan penerapan peraturan yang berlaku

yang mempertimbangkan batas sempadan sugai, batas dengan mata air/sumber

air, dan sempadan laut/pesisir

Melaksanakan land clearing yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan aspek

teknis

Menerapkan prinsip menebang satu pohon wajib menanam lima pohon dalam

rangka melakukan penanaman kembali walaupun di lokasi berbeda

Mendorong inisiatif daerah dan mengemas hasil kegiatan ke dalam bentuk media

yang dapat disampaikan ke berbagai pihak terkait

Pembukaan jalur pulau-pulau

kecil dan terluar berpenghuni

dan memiliki potensi wisata

Mengintehrasikan rencana induk pariwisata dan rencana pengembangan jalur

transportasi laut

Mendorong inisiatif lokal dalam berpartisipasi pengembangan sarana prasarana

lokal

Peningkatan keterhubungan

antar desa dengan pusat-pusat

kegiatan dan pertumbuhan

Menerjemahka

n rencana

struktur ruang

kabupaten ke

Membangun dan peningkatan jalan yang disertai dengan

drainase dan rambu jalan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 161

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

dengan berorientasi pada

peningkatan kualitas

lingkungan dan daya tarik

wisata sesuai dengan RTRW

dalam rencana

detail,

terutama

terkait dengan

rencana

pembangunan

jalan darat

Pembangunan jalan lingkar

pulau serta moda transportasi

darat dengan disain yang

memiliki warna budaya khas

melayu dan kepulauan

Memantapkan

rencana jalan

lingkar pulau

yang disertai

proyeksi

pemanfaatan

dana bantuan

provinsi dan

pusat

Membebaskan lahan pada jalur

yang dilewati rencana jalan

lingkar luar

Realisasi pembangunan jalan

dan pengadaan noda

transportasi massal

Penetapan kawasan tanpa

kendaraan bermotor

Zonasi

kawasan bebas

kendaraan

bermotor dan

jalur alternatif

kendaraan

Melakukan

pengadaan

transportasi

publik dan

jalur

bersepeda

Membuat peraturan

pembatasan kepemilikan

kendaraan pribadi

Koordinasi pembagian peran

daerah, provinsi dan pusat

dalam membangun sarana

prasarana bandara

Menguatkan koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam

membangun sarana prasarana bandara

Penataan kawasan sekitar

bandara menjadi kawasan

terpadu yang berfungsi sebagai

pusat informasi budaya dan

wisata Anambas

Integrasi RTRW dan implementasinya ke dalam dokumen RDTR disertai

program-program yang sinergis antar PD terkait

Penguatan koordinasi dengan

perusahaan peyedia jasa

penerbangan

Menguatkan koordinasi dengan perusahaan penyedia jasa penerbangan

Pembukaan akses jalur

pelayaran internasional dalam

rangka meningkatkan

kunjungan wisata

Mendorong dan memanfaatkan pengembangan alur pelayaran eksisting di

kawasan Kepulauan Riau

Menetapkan

lokasi kegiatan

yang

disesuaikan

dengan RTRW

Melaksanakan

Kajian

Lingkungan

Sosialisasi

kepada

masyarakat

dan

stakeholder

terkait

Antisipasi dampak negatif

keluar masuk orang dan barang

Kerjasama lintas daerah dalam memperketat pengawasan dampak negatif dari

lalulintas keluar masuk barang dan orang

Penguatan koordinasi dengan

kementerian terkait

Menguatkan koordinasi dengan kementerian terkait

Pemanfaatan siaran radio lokal

dan kerjasama radio nasional

dalam penyebaran informasi

Menjalin

kerjasama

dengan stasiun

Menyebarkuaskan informasi mengenai pendidikan, kesehatan,

pengetahuan dalam pembangunan melalui stasiun radio lokal

dan nasional

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 162

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pendidikan, kesehatan,

pengetahuan dalam

pembangunan, menghidupkan

kembali nilai-nilai kultural dan

budaya wisata bagi nelayan dan

masyarakat pulau-pulau kecil

radio lokal dan

nasional dalam

penyebaran

informasi

pendidikan,

kesehatan,

pengetahuan

dalam

pembangunan

Menumbuhkembangkan nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan

masyarakat pulau-pulau kecil

Penguatan kemitraan dengan

organisasi masyarakat sipil,

swasta dan media untuk

meningkatkan penerimaan

sinyal di wilayah kepulauan

Menjalin dan menguatkan kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil, swasta

dan media untuk meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan;

Pendirian dan pengoperasian

laboratorium komputer dan

warung seluler di desa-desa

pulau kecil dan sekolah

Memprakarsai komitmen

penanganan jaringan informasi

dan komunikasi di wilayah

perbatasan dan pulau terluar

kepada provinsi dan

kementerian

Mendorong hadirnya laboratorium komputer

dan warung seluler di desa-desa pulau kecil dan

sekolah

Sosialisasi dan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja

dalam penggunaan internet ke ha-hal yang bersifat positif

Prakarsa komitmen penanganan

jaringan informasi dan

komunikasi di wilayah

perbatasan dan pulau terluar

kepada provinsi dan

kementerian

Mendorong hadirnya laboratorium komputer dan warung seluler

di desa-desa pulau kecil dan sekolah

Pelaksanaan program-program

yang berkaitan dengan

implementasi TIK disertai

dengan pelatihan aparatur

secara bertahap dan

berkelanjutan

Implementasi dan monitoring program-program yang berkaitan dengan

implementasi TIK

Melakukan pelatihan aparatur secara bertahap dan berkelanjutan

Pembentukan dan

pengambangan komunitas IT di

lingkungan pegawai

Mendorong terbentuknya

komunitas IT di lingkungan

pemerintah

Mendorong aktivitas pada komuitas IT dalam

mendukung penerapan dan pengelolaan

teknologi informasi

Koordinasi pengembangan

sistem informasi di lingkungan

pemerintah daerah yang

dimotori oleh PD yang

membidangi

Membentuk forum koordinasi

pengembangan sistem

informasi

Pembangunan dan

pengoperasian gudang logistik

disertai dengan penyiapan

pelabuhan/darmaga

Mengoptimalkan keberadaan gudang logistik disertai dengan penyiapan

pelabuhan/darmaga

Pembangunan jalur distribusi

yang efisien dengan

berpedoman pada rencana

Membangun jalur distribusi yang efisien dengan berpedoman pada rencana

struktur ruang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 163

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

struktur ruang

Pemanfaatan jalur short sea

shipping yang menjadi

perhatian pusat dalam

mengoptimalisasi Sislognas

Koordinasi dan pengajuan kerjasama kepada kementrian atau lembaga terkait

Penyiapan kontribusi daerah dalam realisasi keikutsertaan keterhubungan pada

jalur distribusi nasional

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 164

Misi 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor

maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Peningkatan kapasitas armada

perikanan tangkap, dan alat

penangkapan ikan (API) yang

handal, efisien, dan berdaya saing

Analisis

karakteristik

armada

perikanan

tangkap, alat

penangkapan

ikan yang

digunakan oleh

nelayan

(eksisting) dan

kajian sumber

daya perikanan

Kajian spasial-

temporal

parameter

oseanografi

Menentukan

komunitas

nelayan dengan

prioritas

berjenjang

(I,II,III) dan

kesesuaian jenis

armada dan alat

tangkap

Pengadaan

barang berupa

armada

perikanan

tangkap, serta

alat

penangkapan

ikan yang

memiliki

kapasitas lebih

tinggi, berbahan

bakar yang

hemat, dan

memiliki

kemudahan

dalam

penggunaanya

Alokasi yang proporsional antara

stok sumber daya ikan,

kemampuan sumber daya manusia

dan jumlah kapal penangkapan

ikan

Menentiksn

alokasi yang

proporsional

antara stok

sumber daya

ikan,

kemampuan

sumber daya

manusia dan

jumlah kapal

penangkapan

ikan

Peningkatan ketersediaan indukan

dan stok produksi benih dengan

cara: 1) Peningkatan kualitas

input produksi, seperti benih ikan

unggul, induk yang berkualitas,

pakan murah bermutu, obat-

obatan dan vitamin, serta

ketersediaan dan kemudahan

distribusinya; 2) Pengembangan

teknologi pembuatan pakan

kompetitif dengan sumber bahan

baku lokal, 3) Penguasaan dan

inovasi teknologi perbenihan dan

induk unggul komoditas strategis;

4) Rekayasa lingkungan yang

mendukung produktivitas

reproduksi

Meningkatkan

kualitas input

produksi, yaitu

benih ikan

unggul, induk

yang

berkualitas,

pakan murah

bermutu, obat-

obatan dan

vitamin, serta

ketersediaan dan

kemudahan

distribusinya;

Mengembangka

n teknologi

pembuatan

pakan

kompetitif

dengan sumber

bahan baku

lokal

Mendorong

penguasaan

inovasi

teknologi

perbenihan dan

induk unggul

komoditas

strategis

Rekayasa

lingkungan yang

mendukung

produktivitas

reproduksi

Ekstensifikasi kegiatan marikultur

di lokasi-lokasi yang potensial

Kajian

kelayakan

parameter

osenografi

Mengembangka

n kegiatan

marikultur di

lokasi potensial

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 165

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

terhadap

kegiatan

marikultur yang

akan

dikembangkan

Peningkatan kesejahteraan

nelayan dan pembudidaya,

melalui: penyediaan sumber

permodalan dan pengembangan

fasilitas kredit yang murah,

mudah dan aksesibel dan

penyebaran informasi usaha

perikanan, antara lain informasi

tentang potensi dan sebarannya,

cuaca dan harga ikan

Menyediakan sumber permodalan dan

pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah

dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha

perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan

sebarannya, cuaca dan harga ikan

Memfasilitasi dan introduksi

teknologi perikanan tangkap dan

budidaya terkini untuk masyarakat

dengan menyelanggarakan

pelatihan dalam rangka

peningkatan kapasitas dan

kemampuan perikanan tangkap

dan budidaya dengan

mendatangkan ahli perikanan

tangkap maupun budidaya

Menyelanggarakan pelatihan, dalam rangka

peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan

tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli

perikanan tangkap maupun budidaya melalui materi

kelas dan paktek lapangan

Menentukan

lokasi

pengembangan

keramba jaring

tancap yang

tidak

bersinggungan

dengan terumbu

karang

Melakukan

sosialisasi dan

publikasi

tentang cara

penggunaan

jaring tancap

yang tidak

merusak

terumbu karang

Mengalihkan

sistem budidaya

dari

keramba jaring

tancap kepada

jaring

apung

Pengiriman nelayan tangkap dan

budidaya terpilih untuk belajar di

daerah atau perusahaan yang

memiliki kredibilitas yang

cemerlang dalam perikanan

tangkap dan budidaya

Mengidentifikasi kelompok dan

individu nelayan terpilih untuk

menjalani program magang

Mengirimkan nelayan tangkap dan budidaya

terpilih untuk belajar di daerah atau perusahaan

yang memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam

perikanan tangkap dan budidaya

Peningkatan jumlah dan

partisipasi aktif kelompok

masyarakat pengawas;

memperkuat kelembagaan

kelompok pengawas masyarakat;

serta peningkatan penertiban

ketaatan pelaku usaha

Membentuk

dan

mengukuhkan

Pokmaswas baru

yang potensial,

serta melakukan

pendaftaran

Pokmaswas ke

Dinas

Perikanan,Perta

nian dan Pangan

Provinsi

melakukan

penguatan

kelembagaan

Pokmaswas

melalui

pelatihan dan

penyusunan

skema

pengawasan

Menyelanggarak

an lomba

Pokmaswas

Teladan tingkat

provinsi setiap

tahunnya

Koordinasi dengan berbagai pihak

terkait pengawasan wilayah

perairan melalui skema patroli

gabungan dan inisiatif mandiri

yang dilakukan oleh kelompok

masyarakat yang melibatkan

PPNS

Melakukan skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh

kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 166

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyelenggaraan kegiatan

penyuluhan dan pembinaan

masyarakat kaitannya dengan

penangkapan ikan yang lestari dan

budidaya yang berkelanjutan

Menyelenggarak

an kegiatan

penyuluhan dan

pembinaan

masyarakat

kaitannya

dengan

penangkapan

ikan yang lestari

dan budidaya

yang

berkelanjutan

Menyelenggarak

an kegiatan

penyuluhan dan

pembinaan

masyarakat

kaitannya

dengan

penangkapan

ikan yang lestari

dan budidaya

yang

berkelanjutan

Penyelenggaraan pembinaan

personal terhadap masyarakat

yang terlibat dalam kasus-kasus

pelanggaran pemanfaatan

keanekaragaman hayati yang

dilindungi oleh regulasi

pemerintah maupun hukum adat

Membina

masyarakat yang

terlibat dalam

kasus-kasus

pelanggaran

pemanfaatan

keanekaragaman

hayati yang

dilindungi oleh

regulasi

pemerintah

maupun hukum

adat

Membina

masyarakat yang

terlibat dalam

kasus-kasus

pelanggaran

pemanfaatan

keanekaragaman

hayati yang

dilindungi oleh

regulasi

pemerintah

maupun hukum

adat

Pengembangan kawasan sentra

produksi perikanan terpadu,

lengkap dengan fasilitas

pendukung dan terintegrasi (hulu-

hilir)

Menyusun

masterplan

sentra produksi

perikanan yang

dilengkapi

dengan

kemudahan

akses terhadap

input produksi

dan pasar

Membangun

kawasan sentra

produksi

perikanan untuk

mendukung

semua aktifitas

perikanan baik

penangkapan

maupun budi

daya

Membangun

IPAL bagi

Industri untuk

menangani

potensi

pencemaran

limbah industri

yang tidak

terkelola

Menerapkan

peraturan

mengenai

pembayaran

kompensasi

(PES) dari

perusahaan

untuk mengganti

kerusakan

lingkungan

akibat

pembangunan

Mengoptimalka

n dana PSDH

Menerapkan

prinsip

menebang satu

pohon wajib

menanam lima

pohon

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 167

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

dan dana DR

Sentra produksi dan pengolahan

dengan pengembangan sistem

rantai dingin dalam penanganan

hasil perikanan yang didukung

oleh revitalisasi dan pembangunan

pabrik es, cold storage di lokasi-

lokasi yang tepat

Melakukan revitalisasi dan pembangunan pabrik es,

cold storage di lokasi-lokasi yang tepat sebagai

pendukung dalam mengembangkan penanganan

hasil perikanan

Penyediaan informasi tentang

peluang investasi yang lengkap

dan akurat sehingga dapat

memberi kejelasan kepada calon

investor sekaligus membantu

mereka dalam pengambilan

keputusan investasi

Menyediakan informasi tentang peluang investasi yang lengkap dan akurat sehingga

dapat memberi kejelasan kepada calon investor sekaligus membantu mereka dalam

pengambilan keputusan investasi

Peningkatan daya tarik investasi

pada sektor industri perikanan

melalui kemudahan prosedur

perizinan, insentif fiskal dan non

fiscal

Memberikan kemudahan prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiskal

Peningkatan promosi investasi

pada sektor industri perikanan

secara lebih efektif

Meningkatkan promosi investasi pada sektor industri perikanan

secara lebih efektif

Penelitian komoditas perikanan

potensial, pengembangan

diversifikasi produk olahan

komoditas potensial berbasis

sumber daya ikan setempat,

menciptakan jaringan pasar dan

distribusi pemasaran produk

Kajian

komoditas

perikanan yang

potensial untuk

dikembangkan

serta memiliki

stok alam yang

tersedia

sepanjang tahun

Pengembangan

diversifikasi

produk olahan

komoditas

potensial

berbasis sumber

daya ikan

setempat

Menciptakan

jaringan pasar

dan distribusi

pemasaran

produk

Peningkatan mutu, nilai tambah

dan inovasi teknologi pengolahan

hasil perikanan melalui: (1)

pengembangan kapasitas,

modernisasi, dan daya saing

UMKM pengolahan hasil

perikanan; (2) sertifikasi dan

pengembangan standarisasi mutu;

(3) pengembangan sarana

prasarana pengolahan hasil

perikanan

Pengembangan

kapasitas,

modernisasi,

dan daya saing

UMKM

pengolahan hasil

perikanan

Pengembangan

sarana prasarana

pengolahan hasil

perikanan

Sertifikasi dan

pengembangan

standarisasi

mutu

Pembentukan dan pengembangan

UMKM dan enterpreneur di

bidang pengolahan perikanan

dengan memberikan stimulan

berupa dana inkubasi dan

pinjaman modal yang mudah

diakses

Memberikan

stimulan berupa

dana inkubasi

dan pinjaman

modal yang

mudah diakses

Memberikan

dukungan

melalui

penghargaan

kepada pelaku

usaha dalam

mengembangka

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 168

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

n inovasi

pengolahan hasil

perikanan

Penciptaan pasar industri end

product dengan penyelenggaraan

festival, pameran dan membangun

pasar industri end product

Menyelenggarakan festival, pameran dan membangun pasar industri end product

Pembangunan dan pembukaan

akses pasar untuk

mendistribusikan produk olahan

perikanan dalam lingkup daerah,

luar daerah, dan mancanegara

Membangun dan membuka akses pasar untuk

mendistribusikan produk olahan perikanan dalam

lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara

Penyelenggaraan media dan pusat

informasi pariwisata, lengkap

dengan paket-paket wisata yang

ditawarkan yang juga memiliki

fungsi sebagai gerai produk

Membangun ruangan sebagai media dan pusat

informasi pariwisata, lengkap dengan paket-paket

wisata yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi

sebagai gerai produk

Penyelenggaraan event wisata

yang bekerjasama dengan media-

media travelling dan adventure,

dan para jurnalis wisata sebagai

media publikasi pariwisata

Menyelenggarak

an event wisata

yang

bekerjasama

dengan media-

media travelling

dan adventure,

dan para jurnalis

wisata sebagai

media publikasi

pariwisata

Menyelenggarak

an event wisata

yang

bekerjasama

dengan media-

media travelling

dan adventure,

dan para jurnalis

wisata sebagai

media publikasi

pariwisata

Paket-paket wisata dikemas

menjadi sebuah produk

komunikasi yang dibuat

berdasarkan identifikasi dan

pemetaan potensi wisata maritim

Menyusun paket-paket wisata yang dikemas

menjadi sebuah produk komunikasi yang dibuat

berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi

wisata maritim

Penguatan jejaring kerjasama

dengan agen-agen perjalanan

pariwisata dalam publikasi dan

penyelenggaraan pusat informasi

pariwisata

Menjaring kerjasama dengan agen-agen perjalanan

pariwisata dalam publikasi dan penyelenggaraan

pusat informasi pariwisata

Penetapan destinasi wisata

berbasis pulau-pulau kecil dalam

Rencana Induk Pariwisata Daerah

Menetapkan

destinasi wisata

berbasis pulau-

pulau kecil

dalam Rencana

Induk Pariwisata

Daerah

Penyelenggaraan tourism summit

untuk mengundang investor dalam

pembangunan dan pengembangan

destinasi wisata prioritas

Mematangkan

masterplan

rencana

pengembangan

pariwisata yang

akan ditawarkan

pada tourism

summit

Menyelenggarak

an tourism

summit

Pembangunan dan penyediaan

sarana dan prasarana yang

memadai untuk kawasan wisata

baik dengan sumber daya daerah

Menggalang kemitraan dan kerjasama dengan swasta dalam rangka pembangunan dan

penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 169

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

maupun kerjasama dengan swasta

Membangun dan menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai untuk kawasan wisata

Pengembangan dan peran aktif

jejaring kawasan konservasi

dalam mendukung promosi

wisata, skema pendanaan

berkelanjutan, dan sistem

keamanan terpadu melibatkan

sektor pemerintah pusat dan

daerah, perusahaan swasta, dan

kelompok masyarakat

Menghadiri

kegiatan yang

mengatasnamak

an jejaring

kawasan

konservasi serta

terlibat aktif

dalam kelompok

kerja dalam

mendukung

promosi wisata,

skema

pendanaan

berkelanjutan,

dan sistem

keamanan

terpadu

Mengawasi dan

mengimplement

asikan kerja-

kerja dan

kesepakatan

kelompok kerja

jejaring kawasan

konservasi

Peningkatan efektivitas

pengelolaan kawasan konservasi

melalui pengawasan implementasi

dokumen Rencana Pengelolaan

dan Zonasi kawasan konservasi

dalam mendukung kegiatan

pariwisata yang berkelanjutan

Diskusi terfokus terkait isi

dokumen Rencana Pengelolaan

dan Zonasi Kawasan Konservasi

TWP Kepulauan Anambas dan

Laut sekitarnya, bersama

pengelola kawasan

Bekerjasama dalam mewujudkan

implementasi Rencana

Pengelolaan dan Zonasi kawasan

konservasi dengan melakukan

pendampingan dan pengawasan

Penetapan destinasi wisata

prioritas Kawasan Konservasi

Perairan Nasional Taman Wisata

Perairan (TWP) Kepulauan

Anambas dan Laut sekitarnya

dalam Rencana Induk Pariwisata

Daerah

Menetapkan destinasi wisata

prioritas Kawasan Konservasi

Perairan Nasional Taman Wisata

Perairan (TWP) Kepulauan

Anambas dan Laut sekitarnya

dalam Rencana Induk Pariwisata

Daerah

Pembangunan dan penyediaan

fasilitas titik labuh dan sandar

kapal yang memadai dan ramah

lingkungan sesuai arahan

dokumen Rencana Pengelolaan

dan Zonasi kawasan konservasi

Membangun dan

menyediakan

fasilitas titik

labuh dan

sandar kapal

yang memadai

dan ramah

lingkungan

sesuai arahan

dokumen

Rencana

Pengelolaan dan

Zonasi kawasan

konservasi

Membangun dan

menyediakan

fasilitas titik

labuh & sandar

kapal yang

memadai &

ramah

lingkungan

sesuai arahan

Rencana

Pengelolaan dan

Zonasi kawasan

konservasi

Penyusunan dan penetapan

regulasi kawasan-kawasan wisata

dalam hal pengelolaan kebersihan

disertai dengan penyediaan

infrastruktur yang memadai

Penyusunan dan pengesahan

regulasi pengelolaan lingkungan

di kawasan-kawasan wisata terkait

kebersihan dan ketersediaan

infrastruktur

Penerapan mekanisme insentif Menyusun draft Membuat

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 170

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

dan disinsentif bagi pelaku-pelaku

usaha pariwisata yang menjaga

kebersihan

mekanisme

insentif dan

disinsentif bagi

pelaku-pelaku

usaha pariwisata

yang menjaga

kebersihan

kesepakatan

bersama antara

pemerintah dan

pelaku-pelaku

usaha untuk

berkomitmen

mewujudkan

destinasi wisata

yang bebas

sampah

anorganik dan

menerapkan

sistem

keberlanjutan

ekosistem

Rehabilitasi ekosistem laut yang

kritis/rusak dengan

mengembangkan program dan

paket wisata pemulihan ekosistem

laut

Inventarisasi

titik dan tingkat

kerusakan

ekosistem

pesisir dan laut

Mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem

pesisir dan laut

Pengembangan volunteer tourism

sebagai salah satu model wisata

Publikasi dan promosi volunteer tourism sebagai salah satu model wisata

Pengoptimalan aktivitas sadar

wisata untuk

menumbuhkembangkan kelompok

sadar wisata (Pokdarwis)

Identifikasi dan

inventarisasi

komunitas

masyarakat yang

memiliki minat

terhadap industri

pariwisata

Menguatkan

kelembagaan

Pokdarwis

melalui

pengembangan

program sadar

wisata yang

sesuai dengan

peluang dan

potensi yang

terjadi

Optimalisasi keberadaan

BUMDES untuk mendukung

kelompok-kelompok wisata dari

masyarakat lokal

Mengoptimalkan keberadaan BUMDES untuk

mendukung kelompok-kelompok wisata dari

masyarakat lokal

Pelestarian perayaan budaya

daerah sebagai salah satu event

iconic daerah dan

mempublikasikannya

Melestarikan dan mempublikasikan perayaan budaya daerah sebagai salah satu event

iconic daerah

Penciptaan event-event wisata dan

budaya yang dapat menarik

pengunjung dan wisatawan sesuai

dengan potensi dan identitas

daerah, seperti event pelayaran

dan olahraga air.

Menciptakan event-event wisata

dan budaya yang dapat menarik

pengunjung dan wisatawan sesuai

dengan potensi dan identitas

daerah, seperti event pelayaran

dan olahraga air

Pengembangan kawasan sentra

produksi pertanian, peternakan

dan perkebunan dilakukan secara

terpadu dengan dukungan akses

terhadap input produksi dan pasar

Menyusun masterplan sentra

produksi pertanian, peternakan,

dan perkebunan yang mendapat

dukungan melalui akses terhadap

input produksi dan pasar

Membangun kawasan sentra

produksi pertanian, peternakan,

dan perkebunan

Penyempurnaan

regulasi/kebijak

an tentang

Pembentukan

Regulasi

kebijakan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 171

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pelindungan

pembukaan

lahan

tentang

pelindungan

cath area

Penelitian dan pengembangan

untuk menghasilkan benih-benih

tanaman pangan dan perkebunan

yang unggul serta pengembangan

inovasi budidaya pertanian yang

lebih efisien

Mengembangka

n penelitian

untuk

menghasilkan

benih-benih

tanaman pangan

dan perkebunan

yang unggul

mengembangka

n inovasi

budidaya

pertanian yang

lebih efisien

Penyediaan dan penyaluran benih

unggul dan pupuk yang didukung

subsidi yang lebih tepat sasaran

dengan dilengkapi data petani

penerima

Menyediakan dan menyalurkan benih unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang

lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima

Penguatan sistem penyuluhan

pertanian dengan meningkatkan

jumlah dan kapasitas penyuluh

serta memperkuat kelembagaan

penyuluh terutama Balai

Penyuluhan Pertanian di tingkat

desa, kecamatan, dan kabupaten

Mengukuhkan

dan penguatkan

kapasitas

penyuluh dalam

menguatkan

sistem

penyuluhan

pertanian

Memperkuat

kelembagaan

penyuluh

terutama Balai

Penyuluhan

Pertanian di

tingkat desa,

kecamatan, dan

kabupaten

Penguatan kelembagaan petani Mendrorong terbentuknya kelembagaan petani yang kuat dan memiliki posisi tawar

serta jaringan yang luas

Identifikasi komoditas-komoditas

pangan yang bersifat substitusi

impor dan memungkinkan untuk

dibudidayakan di daerah dan

ditingkatkan produksinya

Mengidentifikasi komoditas-

komoditas pangan yang bersifat

substitusi impor dan berpotensi

untuk dibudidayakan di daerah

dan ditingkatkan produksinya

Penggalangan kerjasama dengan

daerah penghasil pangan untuk: 1)

menjamin ketersediaan pangan

daerah, 2) menjaga stabilitas

harga pasokan pangan, dan 3)

mengupayakan agar harga pangan

sekompetitif mungkin dan

meminimumkan kemungkinan

harga ditentukan oleh segelintir

pemasok

Melakukan kesepakatan kerja

dengan beberapa daerah penghasil

pangan

Penentuan daerah yang menjadi

mitra kerja sama harus

mempertimbangkan rencana

penyediaan kapal kargo reguler

dan rute yang dilaluinya

Menentukan daerah yang menjadi

mitra kerja sama dengan

mempertimbangkan rencana

penyediaan kapal kargo reguler/

tol laut dan rute yang dilaluinya

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 172

Misi 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim

investasi yang kondusif

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyempurnaan dan

perbaikan regulasi dan

kebijakan dalam rangka

mendorong pertumbuhan

infrastruktur dan iklim

investasi pemerintah

melalui sinkronisasi dan

harmonisasi peraturan

antar instansi, dalam

mendukung kepastian

berusaha bagi investor

Menyempurnakan dan

memperbaiki regulasi dan

kebijakan dalam rangka

mendorong pertumbuhan

infrastruktur dan iklim investasi

pemerintah melalui sinkronisasi

dan harmonisasi peraturan antar

instansi, dalam mendukung

kepastian berusaha bagi investor

Deregulasi

(debottlenecking)

terhadap beberapa

peraturan yang

menghambat dan

mempersulit dunia usaha

untuk berinvestasi dan

berusaha

Mengurai dan memperbaiki

peraturan yang menghambat dan

mempersulit dunia usaha untuk

berinvestasi dan berusaha

Penghapusan rente

ekonomi yang

menyebabkan tingginya

biaya perizinan

Menetapkan regulasi dan mengawasi praktek penghapusan rente ekonomi

yang menyebabkan tingginya biaya perizinan

Penyediaan tata ruang

wilayah yang telah

dijabarkan ke dalam

Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR) untuk

kepastian perizinan lokasi

usaha dan investasi

Mempercepat penyusunan

dokumen Rencana Detail Tata

Ruang (RTTR) yang didalamnya

sudah terdapat berbagai peruntukan

kawasan/lokasi aktivitas tertentu

termasuk lokasi usaha.

Optimalisasi

penyelenggaraan

pelayanan terpadu satu

pintu (PTSP) yang antara

lain dilakukan dengan

mendorong pelimpahan

wewenang perizinan

investasi dari instansi

teknis dan kepala daerah

kepada PTSP

(1) Mempercepat Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efefktif dan efisien, (2) Efisiensi

perizinan menjadi maskimal 15 hari dengan penyederhanaan prosedur perizinan, serta memberikan

kemudahan administrasi namun tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian

Penggunaan Sistem

Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi secara

Elektronik (SPIPISE)

Efisiensi perizinan bisnis

menjadi maksimal 15 hari

dan memberikan

kemudahan administrasi

yang selama ini

menghambat dalam

kegiatan investasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 173

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyederhanaan prosedur

perizinan investasi dan

usaha, terutama untuk

industri pengolahan dan

jasa, antara lain: sektor

pariwisata, jasa

transportasi laut, serta

sektor industri

manufaktur berbasis

sumber daya alam

Menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE)

Pembangunanan fasilitas

pendukung, baik

infrastruktur utama (jalan,

listrik, air bersih,

telekomunikasi, pengolah

limbah, dan logistik),

infrastruktur pendukung

tumbuhnya industri, dan

sarana pendukung

kualitas kehidupan

(Quality Working Life)

bagi pekerja

Menyusun

perencanaan

pembangunan

sektor

kelistrikan dan

membangun

powerplant dan

gardugardu

listrik yang

dapat

mencukupi

kebutuhan

rumah tangga

dan

pengembangan

industri dan

melakukan

kerjasama

dengan pihak

swasta dalam

meningkatkan

pasokan daya

listrik

Menyusun perencanaan dan

mengembangkan instalasi PDAM

yang mampu melayani kebutuhan

masyarakat di pemukiman dan

kawasan perindustrian

Meningkatkan

pembangunan

jaringan

transportasi

jalur laut dan

darat yang

mampu

menjamin

dan

memperlancar

mobilitas

orang, arus

barang dan jasa

di kawasan

industri

Menyusun kajian Lingkungan

tentang pengelolaan limbah pada

pembangunan hotel

Sosialisasi dan

penyempurnaan

Peraturan

Penggunaan

Air

Mengelola

Sumber

daya air

dan

Sumber

Air

Alternatif

(RO &

Sumur

bor) oleh

pemilik

usaha

tingkat

menengah

seperti

Menerapkan

dan

mengawasi

aturan

tentang

pengelolaan

limbah IKM

(seperti

hotel,

laundry,

bengkel dll)

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 174

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

hotel

Pengembangan industri

pengolahan melalui

kerjasama dengan

investor terutama investor

dalam negeri

Meningkatkan pembangunan jaringan transportasi jalur laut dan darat

yang mampu menjamin dan memperlancar mobilitas orang, arus barang

dan jasa di kawasan industri

Pembenahan regulasi

yang mengatur tentang

pemberian insentif fiskal

dan non fiskal, terutama

bagi: (i) investor yang

berpartisipasi dalam

pembangunan

infrastruktur listrik dan

telekomunikasi; (ii)

investor yang

mengembangkan industri

yang dapat menghasilkan

bahan baku atau barang

modal sederhana

Memperbaiki

regulasi yang

mengatur

tentang

pemberian

insentif fiskal

dan non fiskal,

terutama bagi:

(i) investor yang

berpartisipasi

dalam

pembangunan

infrastruktur

listrik dan

telekomunikasi;

(ii) investor

yang

mengembangkan

industri yang

dapat

menghasilkan

bahan baku atau

barang modal

sederhana

Meningkatkan

koordinasi dan

kerjasama

investasi antara

pemerintah dan

dunia usaha

sebagai salah

satu alternatif

pembiayaan

dan penyediaan

infrastruktur

untuk

memberikan

pelayanan

publik yang

lebih baik

secara kualitas

maupun

kuantitas

Penciptaan lapangan

pekerjaan dan gairah

berwirausaha melalui

pembinaan terhadap

tenaga kerja dan calon

wirausaha

Mengembangan sistem ketenagakerjaan terpadu melalui pengembangan keterampilan dan mental

wirausaha serta sistem informasi kerja yang up-to-date dan iklim bekerja

Keserikatan dan collective

bargaining antara pekerja

dan pemberi kerja agar

lebih efektif dalam

meningkatkan

produktivitas dan

kesejahteraan pekerja

Mengembangkan program kemitraan dengan dunia usaha/industri untuk mengembangkan standar

kompetensi yang bersifat dinamis sesuai perkembangan iptek dan kebutuhan industri,

pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi menggunakan

kurikulum/modul pelatihan mengacu kepada standar yang dikembangkan industri, sertifikasi

kompetensi

Pengembangan mekanime

promosi investasi yang

lebih efektif yang antara

lain meliputi penyelarasan

kegiatan promosi

Tourism, Trade and

Investment (TTI),

pengembangan gerai

promosi terpadu pada

daerah-daerah sekitar

yang menjadi pintu

masuk, menjalin

kerjasama dengan agen

travel dan media-media

Mengembangkan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi

penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai promosi

terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen

travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 175

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

promosi skala nasional

dan internasional

Peningkatan keikutsertaan

daerah dalam ajang

pertemuan bisnis antara

pelaku usaha dengan

pemerintah pusat/daerah

lain

Meningkatkan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan

pemerintah pusat/daerah lain

Penyelenggaraan

pertemuan investor

(Anambas Summit)

sebagai ajang promosi

daerah

Mengidentifikasi

potensial

investor

Mempersiapkan

masterplan

investasi

Menyelenggarakan

pertemuan

investor (Anambas

Summit)

Pelengkapan data dan

informasi mengenai

potensi investasi

unggulan daerah yang

valid, mutakhir, dan

mudah diakses sebagai

basis bagi investor untuk

pengambilan keputusan

Melengkapi data dan informasi

yang mengenai potensi investasi

unggulan daerah yang valid,

mutakhir, dan mudah diakses

sebagai basis bagi investor untuk

pengambilan keputusan

Pengolahan bahan mentah

dari pertanian,

perkebunan, dan

perikanan menjadi produk

bernilai tambah tinggi

(hilirisasi) dengan

mendorong investasi di

bidang tersebut

Meningkatkan kuantitas produksi

bahan mentah dari sektor pertanian,

perkebunan dan terutama perikanan

dan bersifat kontinu sebagai modal

dasar industri hilirisasi

Wadah komunikasi antara

pelaku usaha dan

pemerintah daerah beserta

pemangku kepentingan

lainnya yang secara rutin

mengadakan pertemuan

untuk memonitor,

mengatasi permasalahan

investasi, dan mencarikan

solusi terbaik agar dapat

terus menjaga iklim

investasi dan iklim usaha

yang kondusif

Membangun wadah komunikasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah beserta pemangku

kepentingan lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan untuk memonitor, mengatasi

permasalahan investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat terus menjaga iklim investasi dan

iklim usaha yang kondusif

Reorientasi Balai Latihan

Kerja (BLK) menjadi

Balai Latihan Kerja dan

Kewirausahaan (BLKK)

untuk meningkatkan

keterampilan dan

kemandirian masyarakat

kurang mampu

(1) Mengoptimalkan peran BLKK dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian dengan

berwirausaha khususnya bagi masyarakat kurang mampu, (2) Meningkatkan akses informasi seluas-

luasnya serta akses terhadap pelatihan itu sendiri khususnya bagi masyarakat kurang mampu

Pengembangan

pendidikan vokasi yang

sesuai dengan sumber

daya dan kebutuhan lokal

Mengembangkan pendidikan vokasi yang sesuai dengan

sumber daya dan kebutuhan lokal

Pengembangan kurikulum

kewirausahaan pada

Melakukan penataan kurikulum kewirausahaan di

lembaga pendidikan formal

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 176

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pendidikan formal

Pengembangan model

inkubator bisnis yang

dikerjasamakan dengan

pihak swasta untuk

melakukan pembinaan

dan pendampingan bagi

wirausaha pemula

Mengembangkan model inkubator bisnis yang dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk

melakukan pembinaan dan pendampingan bagi wirausaha pemula

Peningkatan akses

layanan pemberian

kredit/pembiayaan

UMKM oleh bank umum

dan BPR, serta lembaga

non bank. Perluasan akses

layanan keuangan

dilakukan pula tanpa

melalui kantor bank atau

dilakukan melalui cara

non konvensional,

melalui pemanfaatan

teknologi informasi.

Mengembangkan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta optimalisasi sumber

pembiayaan non-bank, serta advokasi pembiayaan bagi umkm maupun koperasi

Fasilitasi intermediasi

untuk mendukung

pembiayaan di berbagai

sektor potensial

bekerjasama dengan

berbagai instansi-

pemerintah seperti UPK

PNPM

Mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-

pemerintah seperti UPK PNPM

Pengembangan credit

rating bagi UMKM dan

koperasi

Mengembangkan credit rating bagi UMKM dan koperasi

Peningkatan keterampilan

dan kapasitas SDM

UMKM dalam proses

produksi dan pengetahuan

mengenai standarisasi dan

sertifikasi produk

Meningkatkan akses ke pelatihan, dan layanan usaha terpadu (quick wins) mengenai standarisasi

dan sertifikasi produk, serta penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi

Peningkatan penggunaan

teknologi tepat guna

dalam proses produksi

UMKM diantaranya

melalui bantuan

mekanisasi produksi

Pendampingan bagi

UMKM yang hendak

mendapatkan standar

(SNI, HaKI) dan sertifikat

(halal, keamanan pangan

dan obat)

Meningkatkan penerapan standarisasi produk (SNI , HaKI) dan sertifikasi (halal, keamanan pangan

dan obat)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 177

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyediaan hub bagi

produk-produk UMKM

dan gerai-gerai pada pintu

masuk kawasan dan

lokasi-lokasi strategis

Mengembangkan pemasaran produk UMKM yang terintegrasikan pariwisata serta lokasi-lokasi

strategis lainnya

Promosi produk-produk

UMKM melalui even-

even nasional maupun

internasional

Mempromosikan produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun internasional

Pemasaran produk-

produk UMKM secara

online dengan

membangun/menyediakan

situs pemasaran

Mendukung pemasaran produk-produk UMKM terutama dengan memanfaatkan fasilitas dari

pemeintah provinsi, pemerintah pusat secara online dengan membangun/menyediakan situs

pemasaran

Peningkatan jumlah

UMKM lokal yang

menjadi bagian dari rantai

pasok (supply chain) dan

pemasok bahan baku bagi

industri besar

Meningkatkan jumlah dan produktivitas UMKM lokal dan bersifat kontinu sebagai rantai pasok dan

pemasok bahan baku bagi industri besar

Pembinaan dan alih

teknologi kepada UMKM

mitra oleh industri besar

Menjadikan industri besar sebagai mitra pemerintah untuk membina UMKM dalam hal peningkatan

produksi maupun penerapan teknologi yang termutakhirkan dalam rangka peningkatan

produktivitas UMKM

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 178

Misi 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta

memperkuat penyelenggaraan otonomi desa

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penguatan master plan dan grand

strategy e-gov yang dituangkan dalam

peraturan daerah beserta petunjuk

pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan

dan penyediaan sarana

Memastikan pelaksanaan dan monitoring

penerapan e-gov

Peningkatan SDM melalui pendidikan

dan pelatihan SDM di bidang teknologi

informasi dan komunikasi yang

terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat

“inhouse” di tingkat penyelenggara

pemerintah daerah agar diperoleh

pemahaman dan literasi yang menyeluruh

di kalangan pegawai pemerintah daerah.

Inhouse training tersebut dapat

melibatkan para pakar di daerah maupun

di lain daerah serta kerjasama dengan

pihak perguruan tinggi yang ada.

Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang

teknologi informasi dan komunikasi yang terintegarsi

Penyediaan informasi perencanaan dan

proses berjalannya pembangunan melalui

media alternatif dalam bentuk yang lebih

populer

Penguatan

Government

Public

Relation

(GPR) untuk

membangun

komunikasi

interaktif

antara

pemerintah dan

masyarakat

Penyajian

ulang

dokumen

perencanaan

dan laporan

pembangunan

dalam bentuk

dan

penyampaian

yang lebih

sederhana

serta

membagi ke

dalam

beberapa

bagian yang

disampaikan

secara

terpisah

Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi

masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat

Pengadaan media cetak atau elektronik,

dengan mengembangkan bentuk yang

sudah ada maupun membuat yang baru

oleh PD yang bersangkutan terkait

Keterbukaan Informasi Publik

Membentuk

perangkat

PPID (Pejabat

Pengelola

Informasi dan

Dokumentasi)

di setiap PD

Membuat

media cetak

atau

elektronik,

dengan

mengembang

kan bentuk

Menginisiasi

terbitnya

majalah

bulanan

pemerintah

daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 179

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

yang sudah

ada maupun

membuat

yang baru

oleh PD yang

bersangkutan

terkait

Keterbukaan

Informasi

Publik

Pemanfaatan media sosial untuk

peningkatan akses dan partisipasi

masyarakat dalam interaksi pemerintah

dan masyarakat

Menciptakan kanal informasi

dan media interaksi

pemerintah dan masyarakat

pada media sosial dan

mensosialisasikan

penggunaannya di masyarakat

Penguatan Goverment Public Relation

(GPR) untuk membangun komunikasi

interaktif antara pemerintah dan

masyarakat

Menterjemahk

an Goverment

Public

Relation

(GPR) dalam

program dan

kegiatan untuk

membangun

komunikasi

interaktif

antara

pemerintah dan

masyarakat

Menyelenggarakan program dan kegiatan untuk

membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan

masyarakat

Pembentukan perangkat PPID (Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di

setiap PD

Membentuk

perangkat

PPID (Pejabat

Pengelola

Informasi dan

Dokumentasi)

di setiap PD

dan

memonitoring

pelaksanaan

kegiatannya

Penataan kelembagaan internal yang

mencakup penataan tugas, fungsi dan

kewenangan, dan penyederhanaan

struktur secara vertikal dan/atau

horisontal

Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang

mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan,

Percepatan penyelesaian batas daerah

antara Kabupaten Kepulauan Anambas

dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten

induk

Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan dengan DPRD

Provinsi sehingga penyelesaian persoalan batas daerah ini dapat disegerakan

oleh pemerintah provinsi. Inisiatif ini harus diiringi dengan koordinasi yang

baik dengan Kabupaten Natuna sehingga saling kesepahaman antara dua

daerah ini dapat terbangun

Pengendalian jumlah dan redistribusi

pegawai

Melakukan evaluasi redistribusi pegawai dan pembatasi jumlah sesuai

dengan kebutuhan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 180

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi

pegawai yang transparan, kompetitif,

berbasis merit (prestasi) dan ICT

(komputerisasi)

Membuat

sistem

rekrutmen dan

seleksi

pegawai yang

transparan,

kompetitif,

berbasis merit

(prestasi) dan

ICT

(komputerisasi

)

Mensosialisasikan dan mengawasi penyelenggaraan sistem

rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif,

berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi)

Penerapan sistem manajemen kinerja

pegawai dan penguatan sistem informasi

kepegawaian

Mengawasi penyelenggaraan sistem manajemen kinerja pegawai dan

Melakukan perbaikan serta penguatan sistem informasi kepegawaian

Percepatan pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi

birokrasi di daerah

Menyusun

masterplan

dan roadmap

reformasi

birokrasi

Melaksanakan dan memobitoring

penyelenggaraan roadmap reformasi

birokrasi

Peningkatan kualitas SDM aparatur dan

kelembagaan pengelolaan keuangan

daerah

Pelatihan dengan materi dan SDM yang berkelanjutan

Peningkatan kualitas sistem perencanaan

dan penganggaran, sistem manajemen

pengelolaan keuangan daerah

Menyelenggar

akan pelatihan

terhadap

aparatur

perencana dan

penganggran

Menyelengga

rakan

pelatihan

terhadap

aparatur

perencana

dan

penganggran

Mendampingi dan mengevaluasi sistem manajemen pengelolaan keuangan

daerah

Pembinaan dan pengawasan pengelolaan

keuangan daerah

Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan daerah berbasis e-planning

& e- budgeting

Peningkatan kemampuan manajerial

dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan

anggaran untuk mencapai hasil dengan

tetap menjaga prinsip akuntabilitas

Menyelengga

rakan

pelatihan dan

bimbingan

teknis dalam

kemampuan

manajerial

dalam prinsip

fleksibilitas

pengelolaan

anggaran

untuk

Menyeleng

garakan

pelatihan

dan

bimbingan

teknis

dalam

kemampuan

manajerial

dalam

prinsip

fleksibilitas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 181

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

mencapai

hasil dengan

tetap menjaga

prinsip

akuntabilitas

pengelolaan

anggaran

untuk

mencapai

hasil

dengan

tetap

menjaga

prinsip

akuntabilita

s

Optimalisasii keberadaan SPIP (Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah) dan

APIP (Aparat Pengawas Intern

Pemerintah), sehingga dapat berperan

sebagai garda depan dalam upaya

pencegahan korupsi

Mengawal pelaksanaan dan evaluasi terselenggaranya SPIP (Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern

Pemerintah)

Penataan kelembagaan internal yang

mencakup penataan tugas, fungsi dan

kewenangan, dan penyederhanaan

struktur secara vertikal dan/atau

horisontal

Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang

mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan,

Pengalokasian anggaran untuk mendanai

suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan

fungsi unit kerja sesuai maksud

pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam

peraturan perundangan yang berlaku)

Memonitoring dan mengevaluasi pengalokasian anggaran untuk mendanai

suatu kegiatan

Struktur organisasi yang dibentuk sesuai

dengan fungsi yang diemban

Melakukan perampingan SOTK

Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Menyusun

Standar

Kompetensi

Jabatan

Mendayagunakan pegawai untuk pengembangan karier dan

pembentukan profesionalisme

Penerapan sistem promosi secara terbuka,

kompetitif, dan berbasis kompetensi

Menyusun

sistem promosi

secara terbuka,

kompetitif, dan

berbasis

kompetensi

Menerapkan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan

berbasis kompetensi

Pendayagunaan pegawai untuk

pengembangan karier dan pembentukan

profesionalisme

Mengalokasikan pegawai sesuai dengan kemampuan dan bidang yang

diminati serta menciptakan ruang kreatifitas bagi pegawai untuk

mengembangkan karisr dan profesionalisme

Penyusunan mekanisme penilaian kinerja

pegawai

Membuat

mekanisme

penilaian

kinerja

pegawai

Penyusunan

Mekanisme

penilaian

kinerja

pegawai

Penentuan insentif dan disentif bagi

pegawai yang berkinerja baik

Menyusun

rencana sistem

pemberian

insentif dan

Mengevaluasi kinerja pegawai

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 182

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

disentif bagi

pegawai yang

berkinerja baik

Peningkatan sinergi perencanaan dan

penganggaran pemerintah pusat dan

daerah

Mendorong terbentuknya

forum koordinasi perencanaan

dan penganggaran pemerintah

pusat dan daerah dan

berpartisipasi aktif dalam

forum tersebut

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi

capaian target pembangunan melalui

LKPJ Tahunan

Melakukan

Monitoring

dan evaluasi

capaian target

dengan

pengukuran

data secara

akurat, valid.

Melakukan

Monitoring

dan evaluasi

capaian target

dengan

pengukuran

data secara

akurat, valid.

Peningkatan partisipasi masyarakat

dengan memetakan potensial stakeholder

dan mengintegrasikan dokumen

musrenbang Desa kecamatan, dan

kabupatan

Pemetaan

stakeholder

potensial di

tingkat desa,

kecamatan dan

kabupaten

Integrasi antara

hasil

Musrenbang

desa,

kecamatan,

dan kabupaten

Peraturan perundangan yang efektif dan

sinergis secara vertikal maupun

horizontal dan serasi dengan kebutuhan

pembangunan daerah

Mengidentifikasi peraturan

perundangan yang perlu

dievaluasi dan merumuskan

peraturan perundangan yang

efektif dan sinergis secara

vertikal maupun horizontal

dan serasi dengan kebutuhan

pembangunan daerah

Penegakan peraturan perundangan

daerah, terutama untuk menjaga

ketertiban dan keamanan, kenyaman, dan

konsistensi tata ruang

Menciptakan kanal pengaduan

pelanggaran tata ruang dan

mensosialisasikan

penggunaannya

Mengevaluasi penyelenggaraan pembangunan yang

melanggar peraturan perundangan daerah terkait tata ruang

Melakukan tindakan hukum pelanggaran tata ruang

Optimalisasi peran Satpol PP dalam

menegakkan perundangan daerah

Memberikan

pemahaman

terhadap aparat

Satpol-PP

mengenai

perundangan

daerah

Menjalin

kemitraan

antara satpol

PP dengan

instansi

vertical

maupun

horizontal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 183

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

dalam

penegakan

hokum

Peningkatan kapasitas pemerintah desa,

Badan Permusyawaratan Desa, dan kader

pemberdayaan masyarakat dalam

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring

pembangunan desa, pengelolaan

keuangan desa serta pelayanan publik

melalui fasilitasi, pelatihan, dan

pendampingan

Menyelenggar

akan

bimbingan

teknis

pemerintah

desa, Badan

Permusyawarat

an Desa, dan

kader

pemberdayaan

masyarakat

dalam

perencanaan,

pelaksanaan

dan monitoring

pembangunan

desa,

pengelolaan

keuangan desa

serta pelayanan

publik melalui

fasilitasi,

pelatihan, dan

pendampingan

Menyelengga

rakan

bimbingan

teknis

pemerintah

desa, Badan

Permusyawar

atan Desa,

dan kader

pemberdayaa

n masyarakat

dalam

perencanaan,

pelaksanaan

dan

monitoring

pembangunan

desa,

pengelolaan

keuangan

desa serta

pelayanan

publik

melalui

fasilitasi,

pelatihan, dan

pendampinga

n

Peningkatan ketersediaan data dan

informasi desa yang digunakan sebagai

acuan bersama perencanaan dan

pembangunan desa

Mendorong

desa dalam

membangun

basis data dan

informasi yang

valid dan

akurat

Menyelengga

rakan

kerjasama

dengan BPS

atau

universitas

dalam

peningkatan

kapasitas

aparat desa

dalam

penyediaan

data dan

informasi

Penguatan data berbasis RT dan RW Mendorong RT

dan RW

membangun

basis data dan

informasi yang

valid dan

akurat

Menciptakan

sistem

pendataan

bagi RT dan

RW yang

ramah

pengguna

(user

friendly)

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 184

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Pembangunan mekanisme perencanaan

partisipatif tingkat desa

Melakukan

evaluasi dan

memberikan

rekomndasi

pada proses

perencanaan

partisipatif

yang terjadi di

tingkat desa

Mengidentifi

kasi

kelompok-

kelompok

masyarakat

yang dapat

dijadikan

mitra dalam

penyelenggar

aan

perencanaan

partisipatif

tingkat desa

dan

menyusun

bersama-

sama

mekanismeny

a

Penyediaan sarana dan prasarana

berdasarkan kebutuhan dan kondisi

karakter wilayah desa

Evaluasi efektifitas fasilitas dasar pemerintahan desa disertai upaya tindak

lanjut pembenahan

Peningkatan kualitas perilaku dan

profesionalisme aparatur pemerintah

Menyelenggarakan sistem evaluasi kinerja dan profesionalisme aparatur

pemerintah

Peningkatan fasilitas penunjang kualitas

pelayanan publik

Meningkatkan dan memelihara fasilitas secara berkala dalam mendukung

kecepatan, ketepatan dan kenyamanan pelayanan

Penilaian dan pemeringkatan secara

periodik terhadap jenis layanan yang

tersedia

Membuat

kriteria

penilaian

terhadap jenis

layanan yang

tersedia

Mengukur

penilaian

terhadap jenis

layanan yang

tersedia

Mengukur

penilaian

terhadap

jenis

layanan

yang

tersedia

Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat

terhadap pelayanan yang diberikan

Upaya tindak lanjut dari saran/masukan, keluhan masyarakat atas pelayanan

yang diberikan

Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan

publik

Pemeriksaan kelengkapan SOP di setiap PD dan unit di pemerintahan

kabupaten dan tindak lanjut pemenuhan kelengkapan

Menciptakan kebijakan pelayanan publik

yang tidak terlalu prosedural dan

berbelit-belit

Evaluasi kebijakan publik disertai tindak lanjut perbaikan

Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap

SOP yang telah disusun

Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 185

Misi 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan

berpayungkan budaya Melayu

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

Penyusunan substansi pendidikan

karakter yang mengedepankan

akhlak dan kesalehan sosial,

menumbuhkan nasionalisame dengan

tetap bercorak pada tradisi dan

budaya daerah

Menyusun substansi pendidikan

karakter yang mengedepankan akhlak

dan kesalehan sosial, menumbuhkan

nasionalisame dengan tetap bercorak

pada tradisi dan budaya daerah

Pengintegrasian pendidikan karakter

sebagai bagian dari kurikulum

pendidikan formal pada semua

jenjang pendidikan

Mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan

Penyediaan ruang bagi generasi

muda untuk berekspresi dan

menyalurkan semangatnya,

diantaranya melalui kegiatan-

kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,

penyediaan ruang publik, dan

keaktifan dalam organisasi-

organisasi sosial kemasyarakatan

Merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, kompetisi,

penyediaan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial

kemasyarakatan

Upaya preventif guna melindungi

generasi muda terhadap bahaya

penyalahgunaan napza dan minuman

keras

Menerapkan upaya preventif guna melindungi generasi muda terhadap bahaya

penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras

Pembinaan siswa melalui kegiatan

kerohanian

Menyelenggarakan kegiatan kerohanian yang diintegrasikan dengan kegiatan

belajar dan mengajar di sekolah

Penyediaan iklim yang kondusif bagi

tumbuhnya kreativitas melalui

penyediaan ruang publik dan

kompetisi

Menciptakan ruang publik dan kompetisi kreativitas

Penyediaan ajang pemilihan dan

penobatan para role model pemuda

Menciptakan ajang pemilihan dan penobatan para role model

pemuda/i dan melakukan pembinaan terhadap pemuda/i

Pelibatan peran orang tua dan

masyarakat dalam pengelolaan

persekolahan dan proses

pembelajaran, diantaranya dalam hal

pengembangan kurikulum

pendidikan karakter

Menciptakan ruang dan forum untuk para orang tua dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum pendidikan karakter

Meningkatkan peran forum orang tua murid dan dewan sekolah dalam

penyelenggaraan dan pengelolaan persekolahan

Pemberian ruang lebih besar bagi

masyarakat dalam menjalankan

model pembelajaran mandiri

(informal, non-formal) dalam

mengembangkan sekolah berbasis

komunitas

Memberikan kemudahan perijinan bagi penyelenggaraan model pembelajaran

mandiri (informal, non-formal) dalam mengembangkan sekolah berbasis

komunitas dan memberikan pembinaan serta insentif bagi para inisiator dan

pengelola

Penyelenggaraan gerakan

keteladanan di kalangan aparatur

dengan penentuan pada aspek-aspek

tertentu misalnya pengelolaan

sampah atau penetapan PD zona

integritas/wilayah bebas korupsi

Membuat surat

edaran tentang

gerakan

keteladanan dan

mulai uji coba

Mengawali gerakan keteladanan di kalangan aparatur dengan

penentuan pada aspek-aspek tertentu misalnya pengelolaan

sampah atau penetapan PD zona integritas/wilayah bebas

korupsi

Pemberdayaan komunitas-komunitas

budaya melalui berbagai insentif

untuk berkarya dan berkegiatan,

diantaranya dalam bentuk pemberian

ruang berekspresi

Menciptakan ruang berekspresi dengan membangun dan mengoperasikan rumah

budaya, menyelenggarakan festival dan event budaya, serta memberikan insentif

bagi kelompk dan komunitas yang berprestasi

Pengembangan rumah budaya dan Membangun dan mengoperasikan rumah budaya dan pusat kesenian dengan

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 186

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

pusat kesenian melibatkan komunitas dan kelompok seni budaya

Peningkatan kualitas pengelolaan PD

yang terkait dalam upaya

perlindungan, pengembangan dan

pemanfaatan warisan budaya

Memberikan

pemahaman pada

PD dan

Masyarakat

mengenai

perlindungan,

pengembangan

dan pemanfaatan

warisan budaya

Menyusun

rencana

perlindungan,

pengembangan

dan pemanfaatan

warisan budaya

Menyelenggarakan perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan warisan

budaya

Pengaktualisasian nilai dan tradisi

sebagai bagian dari kehidupan

keseharian

Mengintegrasikan

nilai dan tradisi

dalam institusi

pendidikan,

pemerintahan

Menjadikan icon

dan simbol budaya

sebagai street

furniture

Pendokumentasian warisan budaya

baik bendawi (tangible) maupun

bukan bendawi (intangible) dan

mempublikasikannya sehingga

menjadi pengetahuan bersama dan

bagian dari kekayaan masyarakat

Mendokumentasikan warisan budaya

baik bendawi (tangible) maupun

bukan bendawi (intangible)

Mempublikasikannya

sehingga menjadi

pengetahuan bersama

dan bagian dari

kekayaan masyarakat

Penciptaan hubungan saling

menghormati dan saling pengertian

antar pemeluk agama melalui dialog

lintas agama yang intens

Membangun saling pengertian antar pemeluk agama melalui dialog lintas agama

yang intens

Optimalisasi keberadaan Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Membangun forum dan ruang dialog Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

dan melibatkan FKUB dalam program pemerintah terkait

Pengembangan aktivitas-aktivitas

yang dijalankan bersama antar tokoh

dan lembaga agama, sebagai misal

adalah bakti sosial

Mengidentifikasi

kegiatan-kegiatan

pemberdayaan

umat yang

dibutuhkan

Membangun

kemitraan dan

menyelenggarakan

kegiatan bersama

antar tokoh dan

lembaga agama

Pengembangan kemitraan yang

memungkinkan untuk dijalankan

antara pemerintah daerah, tokoh

agama, dan lembaga sosial keagaman

dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan

pemberdayaan umat

Mengidentifikasi

kegiatan-kegiatan

pemberdayaan

umat yang

dibutuhkan

Mengembangkan berbagai pola kemitraan yang memungkinkan untuk dijalankan

antara pemerintah daerah, tokoh agama, dan lembaga sosial keagaman dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan umat

Peningkatan kerjasama, koordinasi,

dan kemitraan antara pemerintah

daerah, tokoh agama, kepolisian,

Tentara Nasioanal Indonesia, serta

lembaga sosial dalam upaya

menciptakan lingkungan aman,

harmonis, dan rukun melalui

pemberdayaan umat

Menjalain kerjasama, koordinasi, dan kemitraan antara pemerintah daerah, tokoh

agama, kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam

upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui

pemberdayaan umat

Peningkatan kesadaran masyarakat Menyelenggarakan dialog dan kegiatan yang melibatkan antar suku, agama,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 187

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN (TAHUN KE-)

1 2 3 4 5

akan kemajemukan yang menuntut

setiap warga negara hidup rukun,

toleran, gotong royong, dan menjaga

hubungan sosial yang harmonis,

dengan menghargai perbedaan suku,

agama, bahasa, golongan, adat

istiadat, agar tercipta keutuhan,

persatuan, dan kesatuan dalam

kebhinnekaan.

bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan

dalam kebhinnekaan.

Peningkatan jumlah dan kualitas

penyuluh agama yang tersebar

merata di seluruh wilayah

Mendorong peningkatan jumlah penyuluh agama, melakukan pendistribusian

penyuluh agama secara merata dan menyelenggarakan pelatihan bagi penyuluh

agama

Peningkatan intensitas dialog antara

guru agama dan pendakwah dengan

cendekiawan

Menciptakan forum diskusi dan berbagi pengetahuan guru agama dan pendakwah

dengan cendekiawan dan mengawal penyelenggaraannya secara berkala

Peningkatan jumlah dana sosial

keagamaan yang dikelola melalui

ekstensifikasi donatur, diantaranya

melalui optimalisasi potensi zakat

dari aparatur pemerintah daerah

Mengoptimalkan potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah dan

pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat luas

Peningkatan kualitas penyaluran

dana sosial keagamaan khususnya

untuk pemberdayaan ekonomi umat

dan peningkatan taraf hidup

Meningkatkan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk

pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup dengan

mengidentifikasi kebutuhan dan penerima dan mengembangkan program yang

lebih berkualitas bagi kepentingan luas

RPJMD KKA 2016-2021 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 188

P

BAB. VII

KEBIJAKAN UMUM

DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021

191

Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk

menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan

sasaran serta indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program prioritas

pembangunan jangka menengah daerah. Adapun program pembangunan daerah merupakan

sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan pencapaian sasaran

pembangunandaerah.

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 192

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

MISI I.

Mewujudkan

pelayanan

pendidikan dan

kesehatan yang

bermutu dan

terjangkau secara

merata

Meningkatkan

aksesibilitas

penduduk

terhadap

pendidikan yang

berkualitas

Meningkatnya akses dan pemerataan

kesempatan memperoleh pendidikan yang

berkualitas bagi masyarakat

Pemantapan penerapan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar

sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan

kualitas pelayanan pendidikan antar satuan

pendidikan

Angka

Partisipasi

Sekolah

100,57 105.57 Program Wajib

Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga

Meningkatnya proporsi anak yang

terlayani pada pendidikan anak usia dini

Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan

pendidikan anak usia dini melalui penyediaan

sarana dan prasarana pendidikan

Angka

Partisipasi

Sekolah PAUD

60,74 72,74 Program Pendidikan

Anak Usia Dini

Terpenuhinya kebutuhan pendidik dan

kependidikan yang profesional

Pemberian jaminan hidup dan fasilitas yang

memadai terutama bagi guru yang ditempatkan di

pulau-pulau terpencil

Jumlah Tenaga

Pendidik yang

Tersertifikasi

(orang)

189 369 Program Peningkatan

Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Peningkatan efisiensi pemanfaatan guru dengan

memperbaiki rasio guru-murid dan

memaksimalkan beban mengajar

Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan

Memadainya sarana dan prasarana

penunjang pendidikan

Peningkatan alokasi anggaran daerah untuk

melengkapi dan meningkatkan kualitas sarana dan

prasarana pendidikan sekolah-sekolah eksisting

Presentase

Satuan

Pendidikan

dengan Sarana

dan Prasarana

yang Memadai

89,36 98.36 Program Wajib

Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan

Tahun

Meningkatkan

akses dan mutu

layanan

kesehatan dasar

dan rujukan

Meningkatnya kualitas dan pemerataan

akses pelayanan kesehatan sesuai Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar

sesuai standar mencakup puskesmas (rawat

inap/perawatan) dan jaringannya termasuk

meningkatkan jangkauan pelayanan

Unit pelayanan

kesehatan

(FKTP) yang

terakreditasi

(%)

0 10 Program Upaya

Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Dinas Kesehatan

Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan

tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak

tetap kesehatan/PPPK (Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga

kesehatan baru lulus

Program pengadaan,

peningkatan dan

perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas/

puskesmas pembantu

dan jaringannya

Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui

peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan,

dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan

Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan

dokter spesialis

Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan

jaringannya

Memadainya mutu pelayanan kesehatan

dasar keluarga

Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan

kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada 1.000

hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin,

dan ibu hamil termasuk pemberian makanan

tambahan terutama untuk keluarga miskin

Persentase

individu yang

mendapat

pelayanan

kesehatan

100% 100% Program peningkatan

pelayanan kesehatan

anak balita

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 193

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu hamil

yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan

kasus kematian ibu hamil

Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan

Lansia

Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia

produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif

Program Upaya

Kesehatan

Masyarakat

Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada

bayi dan balita

Program Perbaikan

Gizi Masyarakat

Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja

melalui jalur pendidikan formal maupun

nonformal

Program Peningkatan

Keselamatan Ibu

melahirkan dan Anak

Meningkatnya pencegahan dan

penanganan penyakit menular dan

penyakit endemik

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

melalui penurunan penyakit menular dan penyakit

endemik

Prevalensi

penyakit

menular (TBC,

HIV dan

penyakit

endemik

(Malaria)

55,16 45 Program Pencegahan

dan Penanggulangan

Penyakit Menular

1,66 2 Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

Misi II.

Membangun

infrastruktur dasar

air bersih dan listrik

yang memadai serta

permukiman yang

layak

Membangun

satuan

permukiman

yang sehat

dengan prasarana

dasar yang

berkualitas

Tersedianya perumahan yang layak dan

terjangkau

Penyediaan hunian baru (sewa/milik) dan

peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian

baru (sewa/milik) dilakukan melalui

pengembangan sistem pembiayaan perumahan

termasuk bantuan stimulan

Jumlah rumah

hunian baru

yang layak

yang terbangun

0 40 unit Program

Pengembangan

Perumahan

Perumahan

rakyat dan

kawasan

permukiman

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui

penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta

bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan

rumah termasuk penanganan permukiman tidak

layak yang berbasis komunitas

Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam

penyediaan tempat tinggal yang layak dalam

rangka mendukung penurunan angka kekurangan

hunian

Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni

termasuk dalam rangka penanganan kawasan

permukiman kumuh

Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen

lahan dan hunian melalui pengembangan

instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan

seperti konsolidasi lahan (land consolidation),

bank tanah (land banking), serta pemanfaatan

lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta,

dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 194

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Terbangunnya ruang publik dan RTH

yang berkualitas pada tiap satuan

permukiman

Optimalisasi lahan/aset yang belum dikelola

seperti memanfaatkan sempadan sungai sebagai

jalur ruang terbuka hijau dalam rangka menambah

ruang publik dan ruang terbuka hijau

Persentase

satuan

permukiman

yang memiliki

ruang publik

dan RTH

dengan luas

memadai

NA 50% Program pengelolaan

ruang terbuka hijau

(RTH)

Lingkungan

hidup

Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Partisipasi publik untuk menciptakan ruang

terbuka hijau. Dilakukan dengan: 1) mendorong

pihak swasta untuk membangun ruang publik/RTH

sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan jasa

lingkungan, 2) warga masyarakat dalam

menciptakan pekarangan yang hijau

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Meningkatnya pengelolaan sanitasi yang

layak pada satuan permukiman

Peningkatan aksesibilitas pelayanan sanitasi (air

limbah domestik, sampah dan drainase

lingkungan) sesuai standar pelayanan (pengelolaan

air limbah sistem setempat dan terpusat, pelayanan

sampah dan pengelolaan sampah secara 3R)

Persentase

rumah hunian

dengan sanitasi

yang layak

2,79% 17,33% Program

Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Air Minum dan Air

Limbah

Perumahan

rakyat dan

kawasan

permukiman

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Terbangun dan beroperasinya fasilitas

pengelolaan sampah dan limbah cair pada

tiga pulau besar

Pembangunan infrastruktur limbah dengan sistem

terpusat komunal, skala kawasan permukiman

Persentase

penanganan

sampah yang

ditangani

63,21 70 Program

Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan

Lingkungan Hidup,

Lingkungan

Hidup

Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah

berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) yang

didasarkan pada penerapan teknologi dan

perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat

khususnya di tingkat rumah tangga, RT, RW dan

kelurahan. Maka dalam penenerapan budaya di

masyarakat, peran dan kewenangan kecamatan

akan lebih ditingkatkan.

Program

Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Lingkungan

Hidup

Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Peningkatan peran serta masyarakat dalam

pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan sampah

salah satunya melalui pengembangan bank sampah

di tingkat komunitas dengan memulai pada

wilayah percontohan yang ditentukan

Meningkatkan

cakupan

pelayanan sarana

dan prasarana air

bersih

Meningkatnya cakupan distribusi air

bersih

Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya air

dan lahan secara terpadu dan berkelanjutan dengan

mendorong keseimbangan pendekatan non

struktural dan struktural melalui penerapan

paradigma eco-sustainable water infrastructure

(ESWIN)

Jumlah rumah

hunian yang

terlayani air

bersih

7.630 rt 9.630 rt Program Penyediaan

dan Pengelolaan Air

Baku

Perumahan

rakyat dan

kawasan

permukiman

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Pelayanan air minum sesuai kebutuhan dasar

(basic needs) penduduk dengan pembangunan air

minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas,

kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan)

Program Sarana

Lingkungan dan

Sumber Air Bersih

Rumah Tidak Layak

Huni

Perumahan

rakyat dan

kawasan

permukiman

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Peningkatan kualitas insfrastruktur air minum

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 195

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

dilakukan melalui pembangunan infrastruktur air

minum, optimalisasi infrastruktur air minum,

rehabilitasi infrastruktur air minum, dan

pengembangan inovasi teknologi air minum

Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui

upaya konservasi sumber air baku air minum yakni

perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan

air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber

air baku air minum maupun secondary uses pada

skala rumah tangga (biopori dan penampung air

hujan) dan skala kawasan (kolam retensi)

Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan

prasarana air baku dalam rangka mendukung

pencapaian pelayanan air minum

Program

Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Air Minum dan Air

Limbah

Terbangunnya fasilitas tampungan air Percepatan persiapan dan pelaksanaan

pembangunan tampungan-tampungan air skala

kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam,

dan situ) pada daerah-daerah krisis dan wilayah2

strategis

Volume air

yang

tertampung

pada fasilitas-

fasiltas

tampungan air

yang tersedia

1.300 m3 1.800 m3 Perumahan

rakyat dan

kawasan

permukiman

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan

penampung air lainnya untuk mengembalikan

fungsi dan kapasitas tampung

Program Penyediaan

dan Pengelolaan Air

Baku

Pekerjaan umum

dan penataan

ruang

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Terlaksananya rehabilitasi dan

perlindungan daerah tangkapan air pada

tiga pulau besar

Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan

jenis tanah dan jenis tanamannya

Persentase

daerah

tangkapan air

yang

terehabilitasi

dan terlindungi

11,53% 27,00% Program Penyediaan

dan Pengelolaan Air

Baku

Pekerjaan umum

dan penataan

ruang

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam

pengelolaan hutan

Program

Perlindungan dan

Konservasi Sumber

Daya Alam

Lingkungan

Hidup

Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Meningkatkan

pasokan dan

jangkauan

pelayanan listrik

Meningkatnya pasokan energi listrik Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna

meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah

terutama untuk daerah yang mengalami

keterbatasan pasokan listrik

Jumlah daya

listrik total

yang tersedia

4.115 Kw

(2014)

NA Program pembinaan

dan pengembangan

bidang

ketenagalistrikan

Energi dan

sumber daya

mineral

Dinas Energi dan

Sumberdaya Mineral

Peningkatan peran swasta dalam penyediaan

listrik, melalui penyempurnaan mekanisme

pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta

memberikan insentif tarif yang menarik minat

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 196

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

swasta, terutama untuk pemanfaatan energi

terbarukan

Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang

sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi

Meningkatnya pemanfaatan energi

terbarukan sebagai sumber listrik

Identifikasi sumber-sumber energi listrik

terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi

listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang

dibutuhkan

Produksi listrik

dari sumber

energi

terbarukan

NA NA Program pembinaan

dan pengembangan

bidang

ketenagalistrikan

Energi dan

sumber daya

mineral

Dinas Energi dan

Sumberdaya Mineral

Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri

terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang

terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh

jaringan distribusi listrik

Meningkatnya distribusi listrik kepada

pengguna rumah tangga

Percepatan pembangunan jaringan transmisi,

distribusi, gardu induk dengan meningkatkan

pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi,

air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan

menengah yang disesuaikan dengan potensi

Rasio

elektrifikasi

62% 90% Program pembinaan

dan pengembangan

bidang

ketenagalistrikan

Energi dan

sumber daya

mineral

Dinas Energi dan

Sumberdaya Mineral

Misi III.

Membangun

konektivitas

wilayah yang

tangguh dengan

sistem logistik

daerah yang handal

Meningkatkan

konektivitas antar

pulau, antar

daerah, dan

dengan negara

tetangga

Meningkatnya sarana prasarana

transportasi laut dalam menunjang

mobilitas kegiatan masyarakat dan

pengembangan wisata

Optimalisasi manajemen dan kewenangan

perusahaan daerah dalam mengelola transportasi

laut

Persentase

keterjangkauan

pulau-pulau

kecil dan terluar

melalui

transportasi laut

secara reguler

NA NA Program

Pembangunan

Prasarana dan

Fasilitas

Perhubungan,

Perhubungan Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Pemanfaatan integrasi program provinsi dan pusat

yang diperuntukkan bagi wilayah perbatasan dan

pulau-pulau kecil terluar

Program peningkatan

pelayanan angkutan,

Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar

berpenghuni dan memiliki potensi wisata

Program

pembangunan sarana

dan prasarana

perhubungan

Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan

pertumbuhan melalui sarana prasarana

transportasi darat

Peningkatan keterhubungan antar desa dengan

pusat-pusat kegiatan dan pertumbuhan dengan

berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan

dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW

Persentase

keterjangkauan

desa-desa

menuju pusat

kegiatan dan

pertumbuhan

(berbasis

ibukota

kecamatan

untuk desa pada

satu pulau)

80% 100% Program

Pembangunan

Prasarana dan

Fasilitas

Perhubungan,

Perhubungan Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup

Pembangunan jalan lingkar pulau dengan noda

transportasi darat dengan disain yang memiliki

warna budaya khas melayu dan kepulauan

Program peningkatan

pelayanan angkutan,

Program

pembangunan sarana

dan prasarana

perhubungan

Program

Pembangunan Jalan

dan Jembatan

Pekerjaan Umum

dan penataan

ruang

Dinas Pekerjaan

Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan

Kawasan Permukiman Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Program

Rehabilitasi/Pemeliha

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 197

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

raan Jalan dan

Jembatan

Meningkatnya akses daerah melalui

transportasi udara

Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan

pusat dalam membangun sarana prasarana bandara

Beroperasinya

bandara Letung

Belum

beroperasi

Beroperasi Program

Pembangunan

Prasarana dan

Fasilitas Perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan

dan Lingkungan

Hidup Penataan kawasan sekitar bandara menjadi

kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat

informasi budaya dan wisata Anambas

Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia

jasa penerbangan

Beroperasinya pos Custom, Immigration,

Quarantine and Ports (CIQP)

Pembukaan akses jalur pelayaran internasional

dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata

Beroperasinya

Kantor Custom,

Immigration,

Quarantine and

Pors (CIQP)

0 beroperasi Program

Pengembangan

Wilayah Perbatasan

Penunjang

Lainnya

Badan Pengelolaan

Perbatasan

Antisipasi dampak negatif keluar masuk orang dan

barang

Penguatan koordinasi dengan kementerian terkait

Meningkatkan

layanan jaringan

informasi dan

komunikasi

(TIK)

Berkembangnya komunikasi radio dalam

mendukung penyebaran informasi

masyarakat

Pemanfaatan siaran radio lokal dan kerjasama

radio nasional dalam penyebaran informasi

pendidikan, kesehatan, pengetahuan dalam

pembangunan, menghidupkan kembali nilai-nilai

kultural dan budaya wisata bagi nelayan dan

masyarakat pulau-pulau kecil

Jumlah desa

yang terjangkau

komunikasi

radio

0 2 Program Optimalisasi

Pemanfaatan

Teknologi Informasi

Komunikasi dan

informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Meningkatnya pemanfaatan teknologi

oleh masyarakat

Penguatan kemitraan dengan organisasi

masyarakat sipil, swasta dan media untuk

meningkatkan penerimaan sinyal di wilayah

kepulauan

Jumlah lebar

pita

(Bandwidth)

internet

Kabupaten

9 Mbps dari

54 Mbps

yang

ditargetkan

(16%)

54 Mbps dari

54 Mbps

yang

ditargetkan

Program

Pengembangan dan

Perluasan Jaringan

Teknologi

Komunikasi dan

Informasi

Komunikasi dan

informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Pendirian dan pengoperasian laboratorium

komputer dan warung seluler di desa-desa pulau

kecil dan sekolah

Program Optimalisasi

Pemanfaatan

Teknologi Informasi

Prakarsa komitmen penanganan jaringan informasi

dan komunikasi di wilayah perbatasan dan pulau

terluar kepada provinsi dan kementerian

Program Optimalisasi

Pemanfaatan

Teknologi Informasi

Sekretariat Daerah

Meningkatnya penerapan dan pengelolaan

teknologi informasi

Pelaksanaan program-program yang berkaitan

dengan implementasi TIK disertai dengan

pelatihan aparatur secara bertahap dan

berkelanjutan

Implementasi

Sistem

Informasi

Manajemen

(SIM) Aplikasi

Perkantoran

Elektronik

Elektronik

disetiap PD

NA 100% Program fasilitasi

Peningkatan SDM

bidang komunikasi

dan informasi

Komunikasi dan

informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Pembentukan dan pengembangan komunitas IT di

lingkungan pegawai

Program Optimalisasi

Pemanfaatan

Teknologi Informasi

Komunikasi dan

informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Koordinasi pengembangan sistem informasi di

lingkungan pemerintah daerah yang dimotori oleh

PD yang membidangi

Mengembangkan Lancarnya pasokan dan distribusi barang- Pembangunan dan pengoperasian gudang logistik Jumlah kasus 5 0 Program Perdagangan Dinas Koperasi, UKM,

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 198

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

sarana prasarana

sistem logistik

daerah yang

tangguh

barang kebutuhan masyarakat secara

berkesinambungan

disertai dengan penyiapan pelabuhan/darmaga kelangkaan

barang pokok

pertahun

Perlindungan

Konsumen dan

Pengamanan

Perdagangan

Perindustrian dan

Perdagangan

Pembangunan jalur distribusi yang efisien dengan

berpedoman pada rencana struktur ruang

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

(pertanian/perkebuna

n)

Pangan Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan Pemanfaatan jalur short sea shipping yang menjadi

perhatian pusat dalam mengoptimalisasi Sislognas

Misi IV.

Mengembangkan

perikanan dan

pariwisata sebagai

basis sektor maritim

serta pertanian yang

berorientasi pada

pemenuhan

kebutuhan lokal

dengan lingkungan

hidup yang lestari

Meningkatkan

produksi dan

produktivitas

perikanan

tangkap dan

budidaya secara

ramah

lingkungan

Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha

perikanan tangkap dan budidaya terhadap

sarana, prasarana, informasi dan

teknologi yang ramah lingkungan

Peningkatan kapasitas armada perikanan tangkap,

dan alat penangkapan ikan (API) yang handal,

efisien, dan berdaya saing

Jumlah

produksi

perikanan

Program

pengembangan

budidaya perikanan,

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Alokasi yang proporsional antara stok sumber

daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan

jumlah kapal penangkapan ikan

Perikanan

budidaya

327.06 ton 1.000 Ton

Peningkatan ketersediaan indukan dan stok

produksi benih dengan cara: 1) Peningkatan

kualitas input produksi, seperti benih ikan unggul,

induk yang berkualitas, pakan murah bermutu,

obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan dan

kemudahan distribusinya; 2) Pengembangan

teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan

sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan

inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul

komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang

mendukung produktivitas reproduksi

Perikanan

tangkap

14.153 Ton 18.966 Ton

Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasi-lokasi

yang potensial

Peningkatan kesejahteraan nelayan dan

pembudidaya, melalui: penyediaan sumber

permodalan dan pengembangan fasilitas kredit

yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran

informasi usaha perikanan, antara lain informasi

tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga

ikan

Meningkatnya kapasitas dan kemampuan

SDM perikanan tangkap dan budidaya

Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan

tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat

dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka

peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan

tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli

perikanan tangkap maupun budidaya

Jumlah

kelompok

Nelayan

Tangkap dan

Pembudidaya

ikan yang

Mengalami

Peningkatan

Produksi Pasca

Pembinaan dan

Pendampingan

0 Kel

POKDAKAN

, 36 Kel

KUB, 35 Kel

POKMASW

AS dan 16

Kel

POKLAHSA

R

60 Kel

POKDAKAN

, 190 KUB,

175 org

POKMASW

AS dan 54

Kelompok

POKLAHSA

R

Program

pemberdayaan

ekonomi masyarakat

pesisir

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Pengiriman nelayan tangkap dan budidaya terpilih

untuk belajar di daerah atau perusahaan yang

memiliki kredibilitas yang cemerlang dalam

perikanan tangkap dan budidaya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 199

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Berkurangnya kasus illegal fishing,

unreported, unregulated (IUU)

Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok

masyarakat pengawas; memperkuat kelembagaan

kelompok pengawas masyarakat; serta

peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha;

Jumlah

penanganan

kasus IUU

melalui

pendampingan,

pembinaan, dan

penyuluhan

masyarakat

0 Kasus 7 Kasus Program Peningkatan

Kesadaran dan

Penegakan Hukum

Dalam

Pendayagunaan

Sumber Daya Laut

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Koordinasi dengan berbagai pihak terkait

pengawasan wilayah perairan melalui skema

patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang

dilakukan oleh kelompok masyarakat yang

melibatkan PPNS

Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan

pembinaan masyarakat kaitannya dengan

penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang

berkelanjutan

Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap

masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus

pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati

yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun

hukum adat

Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap

masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus

pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati

yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun

hukum adat

Mengembangkan

hilirisasi sektor

perikanan

Tersedianya kawasan sentra produksi dan

pengolahan hasil perikanan yang

memadai dan terintegrasi dengan pusat

perdagangan

Pengembangan kawasan sentra produksi perikanan

terpadu, lengkap dengan fasilitas pendukung dan

terintegrasi (hulu-hilir)

Jumlah lokasi

pengolahan dan

pemasaran yang

terbangun

0 unit 3 unit Program optimalisasi

pengelolaan dan

pemasaran produksi

perikanan

Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Sentra produksi dan pengolahan dengan

pengembangan sistem rantai dingin dalam

penanganan hasil perikanan yang didukung oleh

revitalisasi dan pembangunan pabrik es, cold

storage di lokasi-lokasi yang tepat

Program optimalisasi

pengelolaan dan

pemasaran produksi

perikanan

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Program

pengembangan

perikanan budidaya

Program

pemberdayaan

ekonomi masyarakat

pesisir

Meningkatnya investasi pada sektor

industri perikanan

Penyediaan informasi tentang peluang investasi

yang lengkap dan akurat sehingga dapat memberi

kejelasan kepada calon investor sekaligus

membantu mereka dalam pengambilan keputusan

investasi

Nilai investasi

pada sektor

industri

perikanan yang

terealisasi

0 7.500.000.00

0

Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

Penanaman

Modal

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Peningkatan daya tarik investasi pada sektor

industri perikanan melalui kemudahan prosedur

perizinan, insentif fiskal dan non fiskal

Peningkatan promosi investasi pada sektor industri

perikanan secara lebih efektif

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 200

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Terciptanya produk-produk unggulan

baru sektor perikanan olahan

Penelitian komoditas perikanan potensial,

pengembangan diversifikasi produk olahan

komoditas potensial berbasis sumber daya ikan

setempat, menciptakan jaringan pasar dan

distribusi pemasaran produk

Jumlah jenis

produk

unggulan baru

sektor

perikanan

olahan

1 Jenis 3 Jenis Program optimalisasi

pengelolaan dan

pemasaran produksi

perikanan

Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Program optimalisasi

pengelolaan dan

pemasaran produksi

perikanan

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Berkembangnya industri end product

perikanan dan terbukanya akses pasar

yang dikelola masyarakat

Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi

teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1)

pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya

saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2)

sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu;

(3) pengembangan sarana prasarana pengolahan

hasil perikanan

Jumlah UMKM

pengolahan

hasil perikanan

yang produknya

dipasarkan

secara luas

16 Kel

UMKM

54 Kel

UMKM

Program

Pengembangan

Kewirausahaan dan

Keunggulan

Kompetitif Usaha

Kecil Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Pembentukan dan pengembangan UMKM dan

enterpreneur di bidang pengolahan perikanan

dengan memberikan stimulan berupa dana

inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses

Program

pemberdayaan

ekonomi masyarakat

pesisir

Kelautan dan

perikanan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Penciptaan pasar industri end product dengan

penyelenggaraan festival dan pameran

Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk

mendistribusikan produk olahan perikanan dalam

lingkup daerah, luar daerah, dan mancanegara

Mengoptimalkan

potensi wisata

maritim yang

berwawasan

lingkungan dan

berkelanjutan

Meningkatnya publikasi mengenai

pariwisata daerah

Penyelenggaraan media dan pusat informasi

pariwisata, lengkap dengan paket-paket wisata

yang ditawarkan yang juga memiliki fungsi

sebagai gerai produk

Jumlah

wisatawan

(nusantara dan

mancanegara)

134.119

Wisatawan

157.119

wisatawan

Program

Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Pengembangan event wisata yang bekerjasama

dengan media-media travelling dan adventure, dan

para jurnalis wisata sebagai media publikasi

pariwisata

Paket-paket wisata dikemas menjadi sebuah

produk komunikasi yang dibuat berdasarkan

identifikasi dan pemetaan potensi wisata maritim

Penguatan jejaring kerjasama dengan agen-agen

perjalanan pariwisata dalam publikasi dan

penyelenggaraan pusat informasi pariwisata

Dikembangkannya destinasi wisata Penetapan destinasi wisata berbasis pulau-pulau Jumlah 10 Pulau 20 Pulau Program Pariwisata Dinas Pariwisata,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 201

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

berbasiskan pulau-pulau kecil dengan

infrastruktur yang memadai.

kecil dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah

destinasi wisata

pulau-pulau

kecil yang

terbangun

Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Kebudayaan ,Pemuda

dan Olahraga

Penyelenggaraan tourism summit untuk

mengundang investor dalam pembangunan dan

pengembangan destinasi wisata prioritas

Pembangunan dan penyediaan sarana dan

prasarana yang memadai untuk kawasan wisata

baik dengan sumber daya daerah maupun

kerjasama dengan swasta

Dikembangkannya destinasi wisata pada

Kawasan Konservasi Perairan Nasional

Taman Wisata Perairan (TWP)

Kepulauan Anambas dan laut sekitarnya

Pengembangan dan peran aktif jejaring kawasan

konservasi dalam mendukung promosi wisata,

skema pendanaan berkelanjutan, dan sistem

keamanan terpadu melibatkan sektor pemerintah

pusat dan daerah, perusahaan swasta, dan

kelompok masyarakat

Jumlah

destinasi wisata

pada Kawasan

Konservasi

TWP

Kepulauan

Anambas dan

laut sekitarnya

7 Destinasi 14 Destinasi Program

Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan

konservasi melalui pengawasan implementasi

dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi

kawasan konservasi dalam mendukung kegiatan

pariwisata yang berkelanjutan

Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan

Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata

Perairan (TWP) Kepulauan Anambas dan Laut

sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata

Daerah

Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh

dan sandar kapal yang memadai dan ramah

lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana

Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi

Terjaganya kelestarian lingkungan pada

destinasi wisata

Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-

kawasan wisata dalam hal pengelolaan kebersihan

disertai dengan penyediaan infrastruktur yang

memadai

Jumlah

destinasi wisata

dengan kondisi

bersih dan

lestari

10 Destinasi 20 Destinasi Program

Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Penerapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi

pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga

kebersihan

Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak

dengan mengembangkan program dan paket

wisata pemulihan ekosistem laut

Pengembangan volunteer tourism sebagai salah

satu model wisata

Meningkatnya keterlibatan masyarakat

lokal sebagai penggiat pariwisata daerah

Pengoptimalan program sadar wisata untuk

menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata

(Pokdarwis)

Jumlah

masyarakat

lokal yang

14 Pelaku 28 Pelaku Program

Pengembangan

Kemitraan

Pariwisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 202

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

menjadi pelaku

industri

pariwisata Optimalisasi keberadaan BUMDES untuk

mendukung kelompok-kelompok wisata dari

masyarakat lokal

Dikembangkannya event-event pariwisata

daerah

Pelestarian perayaan budaya daerah sebagai salah

satu event iconic daerah dan mempublikasikannya

Jumlah

penyelenggaraa

n event wisata

dan budaya

2 event 3 event Program

Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Penciptaan event-event wisata dan budaya yang

dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai

dengan potensi dan identitas daerah, seperti event

pelayaran dan olahraga air

Meningkatkan

produksi dan

produktivitas

pertanian,

peternakan dan

perkebunan

Berkembangnya kawasan sentra produksi

pertanian, peternakan dan perkebunan

Pengembangan kawasan sentra produksi pertanian,

peternakan dan perkebunan dilakukan secara

terpadu dengan dukungan akses terhadap input

produksi dan pasar

Jumlah

kawasan sentra

produksi

pertanian,

peternakan dan

perkebunan

dengan

infrastruktur

yang memadai

0 1 Program

pengembangan

perwilayahan industril

Perindustrian Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Program Peningkatan

Produksi

Pertanian/Perkebunan

Pertanian Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Program Peningkatan

Penerapan Teknologi

Peternakan

Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha

pertanian, peternakan dan perkebunan

terhadap sarana, prasarana, informasi dan

teknologi

Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan

benih-benih tanaman pangan dan perkebunan yang

unggul serta pengembangan inovasi budidaya

pertanian yang lebih efisien

Rata-rata

peningkatan

produksi

komoditas

pertanian,

peternakan dan

perkebunan

4.5 ton/ha 6 ton/ha Program Peningkatan

Produksi

Pertanian/Perkebunan

Pertanian Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Penyediaan dan penyaluran benih unggul dan

pupuk yang didukung subsidi yang lebih tepat

sasaran dengan dilengkapi data petani penerima

Program Pencegahan

dan Penanggulangan

Penyakit Ternak

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Meningkatnya kapasitas dan kemampuan

SDM petani, peternak dan pekebun

Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan

meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta

memperkuat kelembagaan penyuluh terutama

Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat desa,

kecamatan, dan kabupaten

Jumlah

kelompok

petani yang

mengalami

peningkatan

produksi pasca

pembinaan dan

pendampingan

0 40 kelompok Program

Pemberdayaan

Penyuluh

Pertanian/Perkebunan

Lapangan

Pertanian Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Penguatan kelembagaan petani Program Peningkatan

Penerapan Teknologi

Peternakan

Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Meningkatnya produksi komoditas-

komoditas pangan yang bersifat substitusi

impor

Identifikasi komoditas-komoditas pangan yang

bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk

dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan

produksinya

Rata-rata

peningkatan

produksi

komoditas

pangan yang

bersifat

substitusi impor

4.5 ton 6 ton Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

Pertanian Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 203

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Meningkatnya

cadangan pangan

daerah

Terbangunnya kerja sama antar daerah

dengan daerah penghasil pangan untuk

suplai pangan berkelanjutan

Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil

pangan untuk: 1) menjamin ketersediaan pangan

daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan

pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan

sekompetitif mungkin dan meminimumkan

kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir

pemasok

Jumlah

kerjasama antar

daerah dalam

bidang suplai

pangan

0 2 kerjasama Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

(pertanian/perkebuna

n)

Pertanian Dinas

Perikanan,Pertanian

dan Pangan

Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja sama

harus mempertimbangkan rencana penyediaan

kapal kargo reguler dan rute yang dilaluinya

Misi V.

Menumbuhkemban

gkan kewirausahaan

serta menciptakan

iklim investasi yang

kondusif

Mengembangkan

layanan investasi

yang memberikan

kemudahan,

kepastian, dan

transparansi

proses perizinan

bagi investor dan

pengusaha

Meningkatnya kepastian hukum terkait

investasi dan usaha

Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan

kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan

infrastruktur dan iklim investasi pemerintah

melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan

antar instansi, dalam mendukung kepastian

berusaha bagi investor

Ranperda

Bidang

Perizinan dan

Penanaman

Modal

0 1 Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa

peraturan yang menghambat dan mempersulit

dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha

Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan

tingginya biaya perizinan

Penyediaan tata ruang wilayah yang telah

dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha

dan investasi

Meningkatnya kemudahan prosedur

perizinan investasi dan usaha

Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu

satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan

dengan mendorong pelimpahan wewenang

perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala

daerah kepada PTSP

Waktu yang

dibutuhkan

untuk mengurus

perizinan

investasi dan

usaha

7 hari kerja 7 hari kerja Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE)

Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15

hari dan memberikan kemudahan administrasi

yang selama ini menghambat dalam kegiatan

investasi

Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan

usaha, terutama untuk industri pengolahan dan

jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa

transportasi laut, serta sektor industri manufaktur

berbasis sumber daya alam

Meningkatkan

daya tarik

investasi daerah

Adanya insentif fiskal dan non fiskal serta

fasilitasi investasi

Pembangunanan fasilitas pendukung, baik

infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih,

telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik),

Jumlah jenis

insentif fiskal

dan non fiskal

0 1 Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 204

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan

sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality

Working Life) bagi pekerja

Pengembangan industri pengolahan melalui

kerjasama dengan investor terutama investor

dalam negeri

Pembenahan regulasi yang mengatur tentang

pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama

bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam

pembangunan infrastruktur listrik dan

telekomunikasi; (ii) investor yang

mengembangkan industri yang dapat

menghasilkan bahan baku atau barang modal

sederhana

Meningkatnya iklim ketenagakerjaan

yang kondusif

Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah

berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga

kerja dan calon wirausaha

Jumlah kasus

perselisihan

hubungan

industrial

5 0 Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

Tenaga Kerja Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Keserikatan dan collective bargaining antara

pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam

meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan

pekerja

Meningkatnya promosi investasi daerah

secara lebih efektif

Pengembangan mekanime promosi investasi yang

lebih efektif yang antara lain meliputi

penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade

and Investment (TTI), pengembangan gerai

promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang

menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan

agen travel dan media-media promosi skala

nasional dan internasional

Nilai investasi

yang terealisasi

43.778.650.000 83.795.072.000 Program Peningkatan

Promosi dan

Kerjasama Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang

pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan

pemerintah pusat/daerah lain

Penyelenggaraan pertemuan investor (Anambas

Summit) sebagai ajang promosi daerah

Berkembangnya potensi investasi

unggulan daerah

Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi

investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir,

dan mudah diakses sebagai basis bagi investor

untuk pengambilan keputusan

Nilai investasi

pada sektor

unggulan

daerah yang

terealisasi

19.800.000.000 24.300.000.000 Program Peningkatan

Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Pengolahan bahan mentah dari pertanian,

perkebunan, dan perikanan menjadi produk

bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan

mendorong investasi di bidang tersebut

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 205

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Menguatnya kesepahaman antara

pemerintah daerah dan pelaku usaha

melalui koordinasi yang intens

Wadah komunikasi antara pelaku usaha dan

pemerintah daerah beserta pemangku kepentingan

lainnya yang secara rutin mengadakan pertemuan

untuk memonitor, mengatasi permasalahan

investasi, dan mencarikan solusi terbaik agar dapat

terus menjaga iklim investasi dan iklim usaha yang

kondusif

Forum

koordinasi

investasi yang

terbentuk dan

berjalan

0 1 forum Program Peningkatan

Promosi dan

Kerjasama Investasi

penanaman

modal

Dinas Penanaman

Modal, Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Meningkatkan

kualitas sumber

daya manusia

UMKM dan

wirausahawan

Berkembangnya pendidikan yang

berbasis keterampilan dan kewirausahaan

Reorientasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi

Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK)

untuk meningkatkan keterampilan dan

kemandirian masyarakat kurang mampu

Jumlah pelaku

UMKM dan

wirausaha

pemula

0 360 Program

Pengembangan

Sistem Pendukung

Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai

dengan sumber daya dan kebutuhan lokal

Pengembangan kurikulum kewirausahaan pada

pendidikan formal

Tersedianya layanan pembinaan dan

pendampingan bagi wirausaha pemula

Pengembangan model inkubator bisnis yang

dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk

melakukan pembinaan dan pendampingan bagi

wirausaha pemula

Jumlah

inkubator bisnis

yang terbangun

dan berjalan

0 1 Program

pengembangan

kewirausahaan dan

keunggulan

kompetitif usaha kecil

menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Meningkatkan

dan memperluas

akses dan skema

pembiayaan bagi

UMKM dan

wirausahawan

Berkembangnya sumber-sumber

pembiayaan baik bank maupun non bank

Peningkatan akses layanan pemberian

kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan

BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses

layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui

kantor bank atau dilakukan melalui cara non

konvensional, melalui pemanfaatan teknologi

informasi.

Jumlah kredit

usaha untuk

UMKM dan

wirausaha

pemula yang

dikucurkan

860.000.000 6.000.000.00

0

Program Penciptaan

Iklim Usaha Usaha

Kecil Menengah yang

Kondusif

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Fasilitasi intermediasi untuk mendukung

pembiayaan di berbagai sektor potensial

bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah

seperti UPK PNPM

Pengembangan credit rating bagi UMKM dan

koperasi

Meningkatkan

nilai tambah

produk dan

jangkauan

pemasaran

Meningkatnya kualitas produk UMKM Peningkatan keterampilan dan kapasitas SDM

UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan

mengenai standarisasi dan sertifikasi produk

Jumlah pelaku

UMKM yang

produknya

terstandarisasi

/tersertifikasi

30 300 Pengembangan

Industri Kecil dan

Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna

dalam proses produksi UMKM diantaranya

melalui bantuan mekanisasi produksi

Pendampingan bagi UMKM yang hendak

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 206

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat

(halal, keamanan pangan dan obat)

Meningkatnya akses pasar produk-produk

UMKM

Penyediaan hub bagi produk-produk UMKM dan

gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasi-

lokasi strategis

Nilai penjualan

produk-produk

UMKM

232.181.539.

000

329.353.950.

585

Program

Pengembangan

Sistem Pendukung

Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Promosi produk-produk UMKM melalui even-

even nasional maupun internasional

Pemasaran produk-produk UMKM secara online

dengan membangun/menyediakan situs pemasaran

Meningkatan

kemitraan antara

pengusaha besar

dan UMKM lokal

Terbangunnya keterkaitan usaha antara

pengusaha besar dan UMKM

Peningkatan jumlah UMKM lokal yang menjadi

bagian dari rantai pasok (supply chain) dan

pemasok bahan baku bagi industri besar

Jumlah UMKM

lokal yang

terlibat dalam

rantai nilai

(value chain)

industri besar

0 2 Program

Pengembangan

Sistem Pendukung

Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Terfasilitasi dan terbinanya pelaksanaan

kemitraan usaha antara pengusaha besar

dan UMKM

Pembinaan dan alih teknologi kepada UMKM

mitra oleh industri besar

Jumlah UMKM

lokal yang

menjadi binaan

industri besar

0 14 Program

Pengembangan

Sistem Pendukung

Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil

Menengah

Koperasi, usaha

kecil, dan

menengah;

Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan

Perdagangan

Misi VI.

Membangun

birokrasi yang

bersih, profesional,

dan melayani serta

memperkuat

penyelenggaraan

otonomi desa

mewujudkan tata

kelola

pemerintahan

yang transparan

dan akuntabel

Meningkatnya implementasi e-

government

Penguatan master plan dan grand strategy e-gov

yang dituangkan dalam peraturan daerah beserta

petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan

dan penyediaan sarana

Jumlah

penyelenggaraa

n G to C, G to

B, G to G, dan

G to E secara

daring

5 12 Program optimalisasi

pemanfaatan

teknologi informasi

Komunikasi dan

informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Bagian Administrasi

Pembangunan

,Sekretariat Daerah

Badan Penelitian,

Pengembangan dan

Perencanaan Daerah

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Peningkatan SDM melalui pendidikan dan

pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan

komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut

bersifat “inhouse” di tingkat penyelenggara

pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan

literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai

pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat

melibatkan para pakar di daerah maupun di lain

daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan

tinggi yang ada.

Program fasilitasi

Peningkatan SDM

bidang komunikasi

dan informasi

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 207

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Meningkatnya pemenuhan hak

masyarakat akan informasi publik

Penyediaan informasi perencanaan dan proses

berjalannya pembangunan melalui media alternatif

dalam bentuk yang lebih populer

PD yang

menyediakan

informasi

publik sesuai

UU KIP (%)

11 PD 33 PD Program

Pengembangan

Komunikasi,

Informasi dan Media

Massa

Komunikasi dan

Informatika

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Program optimalisasi

pemanfaatan

teknologi informasi

Dinas Komunikasi

Informatika, Statistik

dan Persandian

Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan

mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun

membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan

terkait Keterbukaan Informasi Publik

Bagian Humas,

Sekretariat Daerah

Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses

dan partisipasi masyarakat dalam interaksi

pemerintah dan masyarakat

Program kerjasama

informasi dengan mas

media

Bagian Humas,

Sekretariat Daerah

Penguatan Goverment Public Relation (GPR)

untuk membangun komunikasi interaktif antara

pemerintah dan masyarakat

Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD

Program Peningktan

Pelayanan Kedinasan

Kepala Daerah dan

Wakil kepala Daerah

Penunjang

Lainnya

Meningkatnya akuntabilitas kinerja

birokrasi yang berorientasi pada efisiensi

daerah

Penataan kelembagaan internal yang mencakup

penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan

penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau

horisontal

Persentase

ketercapaian

IKU

68% 95% Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Penunjang

Lainnya

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Percepatan penyelesaian batas daerah antara

Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten

Natuna sebagai kabupaten induk

Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Program Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai

yang transparan, kompetitif, berbasis merit

(prestasi) dan ICT (komputerisasi)

Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan

penguatan sistem informasi kepegawaian

Percepatan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan

pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah

Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

Bagian Hukum,

Sekretariat Daerah

Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan

penguatan sistem informasi kepegawaian

Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah

Peningkatan kualitas SDM aparatur dan

kelembagaan pengelolaan keuangan daerah

Opini BPK

terhadap

pengelolaan

keuangan

daerah (WTP)

WDP WTP Program Peningkatan

dan Pengembangan

Pengelolaan

Keuangan Daerah

Penunjang

Lainnya

Dinas Pendapatan

Daerah

Sekretariat Daerah

bagian Keuangan

Program peningkatan Inspektorat

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 208

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

sistem pengawasan

internal dan

pengendalian

pelaksanaan

kebijakan KDH

Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian

kinerja dan keuangan

Sekretariat Daerah

Program pembinaan

dan fasilitasi

pengelolaan keuangan

kabupaten/kota

Sekretariat Daerah

Program pembinaan

dan fasilitasi

pengelolaan keuangan

desa

Sekretariat Daerah

Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan

penganggaran, sistem manajemen pengelolaan

keuangan daerah

Program Penataan

dan Penyempurnaan

Kebijakan Sistem dan

Prosedur Pengawasan

Inspektorat dan

Sekretariat Daerah

Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan

daerah

Program

Akuntabilitas dan

Koordinasi Aparatur

Pengawasan

Inspektorat

Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip

fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai

hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas

Program pembinaan

dan fasilitasi

pengelolaan keuangan

kabupaten/kota

Sekretariat Daerah

Terbangunnya role model bagi

pemerintahan yang bersih dan bebas dari

korupsi, kolusi, dan nepotisme

Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP

(Aparat Pengawas Intern Pemerintah), sehingga

dapat berperan sebagai garda depan dalam upaya

pencegahan korupsi

Zona Integritas

(terhadap

jumlah PD)

0 2 Program penataan dan

penyempurnaan

kebijakan sistem dan

prosedur pengawasan

Penunjang

Lainnya Bagian Administrasi

Pemerintahan Umum,

Sekretariat Daerah

Program Peningkatan

Sistem Pengawasan

Internal dan

Pengendalian

Pelaksanaan

Kebijakan KDH

Inspektorat

Meningkatnya akuntabilitas kinerja

birokrasi yang berorientasi pada efisiensi

daerah

Penataan kelembagaan internal yang mencakup

penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan

penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau

horisontal

Jumlah PD

yang AKIP nya

dievaluasi

0 33 PD Program

Akuntabilitas dan

Koordinasi Aparatur

Pengawasan

Penunjang

Lainnya Inspektorat

Meningkatkan

kualitas

organisasi dan

Terbangunnya organisasi perangkat

daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu

kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit

kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya

Persentase

keterwakilan

seluruh urusan

0 100% Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Penunjang

Lainnya Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 209

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

sumberdaya

aparatur

pemerintah

daerah pada

setiap unit dan

level

pemerintahan

dinyatakan dalam peraturan perundangan yang

berlaku)

pemerintahan

daerah

Struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan

fungsi yang diemban

Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Meningkatnya profesionalitas aparatur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Persentase

pejabat yang

memenuhi

standar

kompetensi

sesuai

jabatannya

46% 90% Program Pendidikan

Kedinasan

Penunjang

Lainnya Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Penerapan sistem promosi secara terbuka,

kompetitif, dan berbasis kompetensi

Program Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Pendayagunaan pegawai untuk pengembangan

karier dan pembentukan profesionalisme

Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Terbangunnya sistem insentif dan

disinsentif berbasis kinerja

Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai persentase

pegawai

berkinerja baik

91% 95% Program peningkatan

disiplin aparatur

Penunjang

Lainnya Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang

berkinerja baik

Meningkatkan

kualitas produk-

produk

perencanaan dan

kebijakan daerah

Meningkatnya kualitas dan sinergitas

produk-produk perencanaan daerah dalam

mendorong prioritas daerah

Peningkatan sinergi perencanaan dan

penganggaran pemerintah pusat dan daerah

Tingkat

ketercapaian

RPJM (> 8O

%)

100% 100% Program kerjasama

pembangunan

Penunjang

Lainnya Semua PD

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian

target pembangunan melalui LKPJ Tahunan

Program perencanaan

pembangunan daerah

Badan Penelitian,

Pengembangan dan

Perencanaan Daerah

Program perencanaan

pembangunan

ekonomi

Badan Penelitian,

Pengembangan dan

Perencanaan Daerah

Meningkatnya partisipasi masyarakat

yang berkualitas dalam perencanaan

pembangunan

Peningkatan partisipasi masyarakat dengan

memetakan potensial stakeholder dan

mengintegrasikan dokumen musrenbang Desa

kecamatan, dan kabupatan

Persentase

keterwakilan

kelompok-

kelompok

masyarakat

dalam

Musrenbang

100% 100% Program perencanaan

pembangunan daerah

Penunjang

Lainnya

Badan Penelitian,

Pengembangan dan

Perencanaan Daerah

Daerah

Prgram peningkatan

peran serta dan

kesetaraan gender

dalam pembangunan

pemberdayaan

perempuan dan

pelindungan anak

Kantor pemberdayaa

perempuan dan

keluarga berencana

Tersusunnya perundangan daerah yang

harmonis

Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis

secara vertikal maupun horizontal dan serasi

dengan kebutuhan pembangunan daerah

Jumlah

perundangan

yang tidak

tumpang

tindih/bertabrak

an dengan

perundangan

lain

0 0 Program Penataan

Peraturan Perundang-

Undangan

Penunjang

Lainnya

Bagian Hukum,

Sekretariat Daerah

Tegaknya perundangan daerah Penegakan peraturan perundangan daerah,

terutama untuk menjaga ketertiban dan keamanan,

kenyaman, dan konsistensi tata ruang

Persentase

kasus

pelanggaran

perundang-

undangan

daerah yang

NA 80% Program Peningkatan

Keamanan dan

Kenyamanan

Lingkungan, Program

Pemberantasan

Penyakit Masyarakat

Ketenteraman,

ketertiban umum,

dan pelindungan

masyarakat

Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja

Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan

perundangan daerah

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 210

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

ditangani (Pekat)

Meningkatkan

kualitas

penyelenggaraan

otonomi desa

Meningkatnya kapasitas pemerintahan

desa

Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan

Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan

monitoring pembangunan desa, pengelolaan

keuangan desa serta pelayanan publik melalui

fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan

Jumlah desa

yang memiliki

RPJM-Des

sesuai standar

0 52 desa Program Peningkatan

Partisipasi

Masyarakat Dalam

Membangun Desa

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Dinas Sosial,

Pemberdayaan

Perempuan,

Perlindungan Anak,

dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa

yang digunakan sebagai acuan bersama

perencanaan dan pembangunan desa

Program Peningkatan

Keberdayaan

Masyarakat Perdesaan

Penguatan data berbasis RT dan RW Program peningkatan

kapasitas aparatur

pemerintah desa Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif

tingkat desa

Meningkatnya ketersediaan sarana dan

prasarana pemerintahan desa

Penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan

kebutuhan dan kondisi karakter wilayah desa

Persentase

pemenuhan

fasilitas dasar

minimal

pemerintahan

desa (kantor

desa, kantor

BPD, Balai

desa)

0 100 Program penataan dan

penyempurnaan

kebijakan sistem dan

prosedur pengawasan

Penunjang

Lainnya

Dinas Sosial,

Pemberdayaan

Perempuan,

Perlindungan Anak,

dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Meningkatkan

kualitas

pelayanan publik

Terimplementasikannya maklumat

pelayanan

Peningkatan kualitas perilaku dan profesionalisme

aparatur pemerintah

Persentase unit

pelayanan yang

menetapkan

maklumat

pelayanan

0 30,3 Program Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Penunjang

Lainnya

Inspektorat

Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan

publik

Program peningkatan

sarana dan prasarana

aparatur Penilaian dan pemeringkatan secara periodik

terhadap jenis layanan yang tersedia

Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap

pelayanan yang diberikan

Tersusun dan terlaksananya standar

pelayanan oleh PD

Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Persentase PD

yang

menetapkan

SOP pelayanan

publik

9 13 Program penataan dan

penyempurnaan

kebijakan sistem dan

prosedur pengawasan

Penunjang

Lainnya

Sekretariat Daerah

Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang

tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit

Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP

yang telah disusun

MISI VII.

Mengembangkan

kehidupan

masyarakat yang

berakhlak dan

berpayungkan

budaya Melayu

Membangun

karakter generasi

muda

Terintegrasikannya pendidikan karakter

sebagai bagian dari kurikulum pendidikan

maupun aktivitas ekstrakurikuler

Penyusunan substansi pendidikan karakter yang

mengedepankan akhlak dan kesalehan sosial,

menumbuhkan nasionalisme dengan tetap

bercorak pada tradisi dan budaya daerah

Presentase

Satuan

Pendidikan

Dasar yang

Menerapkan

Kurikulum

Muatan Lokal

yang di SK kan

oleh Gubernur

0 50 Program Wajib

Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga

Pengintegrasian pendidikan karakter sebagai

bagian dari kurikulum pendidikan formal pada

semua jenjang pendidikan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 211

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

Terbinanya pemuda dari bahaya

penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan

bebas

Penyediaan ruang bagi generasi muda untuk

berekspresi dan menyalurkan semangatnya,

diantaranya melalui kegiatan-kegiatan ekstra

kurikuler, kompetisi, penyediaan ruang publik, dan

keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial

kemasyarakatan

Jumlah kasus

penyalahgunaan

NAPZA dan

pergaulan bebas

yang

melibatkan

pemuda sebagai

pelaku

4 4 Program upaya

pencegahan

penyalahgunaan

narkoba

Kepemudaan dan

olah raga

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Upaya preventif guna melindungi generasi muda

terhadap bahaya penyalahgunaan napza dan

minuman keras

Program peningkatan

peran serta

kepemudaan

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Pembinaan siswa melalui kegiatan kerohanian

Terbangunnya iklim yang kondusif bagi

berkembangnya kreatifitas generasi muda

Penyediaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya

kreativitas melalui penyediaan ruang publik dan

kompetisi

Jumlah karya

kreasi/inovasi

generasi muda

0 2 Karya Program peningkatan

peran serta

kepemudaan

Kepemudaan dan

olah raga

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Penyediaan ajang pemilihan dan penobatan para

role model pemuda

Membangun

lingkungan yang

berketeladanan

Meningkatnya peran orang tua dan

masyarakat dalam pengelolaan

persekolahan dan proses pembelajaran

Pelibatan peran orang tua dan masyarakat dalam

pengelolaan persekolahan dan proses

pembelajaran, diantaranya dalam hal

pengembangan kurikulum pendidikan karakter

Jumlah anggota

masyarakat

yang terlibat

aktif dalam

penyelenggaraa

n pendidikan

berbasis

komunitas

134 orang 150 orang Program Pendidikan

Non Formal

Pendidikan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga

Pemberian ruang lebih besar bagi masyarakat

dalam menjalankan model pembelajaran mandiri

(informal, non-formal) dalam mengembangkan

sekolah berbasis komunitas

Terbangunnya gerakan keteladanan dari

kalangan aparatur

Penyelenggaraan gerakan keteladanan di kalangan

aparatur dengan penentuan pada aspek-aspek

tertentu misalnya pengelolaan sampah atau

penetapan PD zona integritas/wilayah bebas

korupsi

Jumlah gerakan

keteladanan

yang diinisiasi

di kalangan

aparatur

pemerintah

daerah

0 16 gerakan Program

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan

Ketenteraman,

ketertiban umum,

dan pelindungan

masyarakat

Sekretariat Daerah

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Kepegawaian Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan

Pelatihan

Menghidupkan

budaya Melayu

sebagai bagian

dari kehidupan

bermasyarakat

Berdayanya pelaku, penggiat, dan

komunitas-komunitas budaya

Pemberdayaan komunitas-komunitas budaya

melalui berbagai insentif untuk berkarya dan

berkegiatan, diantaranya dalam bentuk pemberian

ruang berekspresi

Jumlah pelaku,

penggiat, dan

komunitas

budaya yang

aktif

mengadakan

kegiatan setiap

tahunnya

3 Kelompok 38 Kelompok Program

pengembangan

kerjasama

pengelolaan kekayaan

budaya

Kebudayaan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Meningkatnya perlindungan dan apresiasi

terhadap budaya daerah

Pengembangan rumah budaya dan pusat kesenian Intensitas

ekspresi budaya

dalam

kehidupan

bermasyrakat

5 Kegiatan 5 Kegiatan Program Pengelolaan

Keragaman Budaya

Kebudayaan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Peningkatan kualitas pengelolaan PD yang terkait

dalam upaya perlindungan, pengembangan dan

pemanfaatan warisan budaya

Program

Pengembangan Nilai

Budaya

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Mengaktualisasikan nilai dan tradisi sebagai Program Pengelolaan Dinas Pariwisata dan

RPJMD KKA 2016-2021 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 212

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

bagian dari kehidupan keseharian

Kekayaan Budaya Kebudayaan

Terdokumentasikannya warisan-warisan

budaya

Pendokumentasian warisan budaya baik bendawi

(tangible) maupun bukan bendawi (intangible) dan

mempublikasikannya sehingga menjadi

pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan

masyarakat

Warisan-

warisan budaya

yang

terdokumentasi

kan dan

terpublikasikan

5 warisan 5 Warisan Program Pengelolaan

Kekayaan Budaya

Kebudayaan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan

Menginternalisasi

kan nilai-nilai

agama dalam

kehidupan sehari-

hari

Meningkatnya kerukunan antar umat

beragama

Pembangunan saling pengertian antar pemeluk

agama melalui dialog lintas agama yang intens

Jumlah kasus

intoleransi

terhadap

perbedaan

agama dan

keyakinan

0 0 Program

pengembangan

wawasan kebangsaan

Ketenteraman,

ketertiban umum,

dan pelindungan

masyarakat

Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Dalam Negeri Optimalisasi keberadaan Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB)

Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan

bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai

misal adalah bakti sosial

Meningkatnya kerjasama dan kemitraan

antara pemerintah daerah dan tokoh

agama serta lembaga sosial keagamaan

dalam upaya pemberdayaan umat

Aktivitas-

aktivitas

pemberdayaan

umat yang

dilaksanakan

secara

kemitraan

antara

pemerintah

daerah, tokoh

agama,

kepolisian,

Tentara

Nasioanal

Indonesia serta

lembaga sosial

Ada ada Program

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan

Ketenteraman,

ketertiban umum,

dan pelindungan

masyarakat

Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Pengembangan kemitraan yang memungkinkan

untuk dijalankan antara pemerintah daerah, tokoh

agama, dan lembaga sosial keagaman dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemberdayaan

umat

9 Kali 38 Kali Program

pengembangan

wawasan

kebangsaaan

Penunjang

Lainnya

Bagian Kesra,

Sekretariat Daerah

Peningkatan kerjasama, koordinasi, dan kemitraan

antara pemerintah daerah, tokoh agama,

kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta

lembaga sosial dalam upaya menciptakan

lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui

pemberdayaan umat

Terpeliharanya kesatuan dan persatuan

bangsa

Peningkatan kesadaran masyarakat akan

kemajemukan yang menuntut setiap warga negara

hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga

hubungan sosial yang harmonis, dengan

menghargai perbedaan suku, agama, bahasa,

golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan,

persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan.

Persentase

penanganan

konflik yang

dilatarbelakangi

SARA (suku

agama, ras,

antar golongan)

100% 100% Program Kemitaan

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan

Ketenteraman,

ketertiban umum,

dan pelindungan

masyarakat

Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Program

Pemeliharaan

Kantrantibmas dan

Pencegahan Tindak

Kriminal

Meningkatnya aktivitas penyuluhan

agama yang berbobot dan mencerahkan

Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama

yang tersebar merata di seluruh wilayah

Persentase

penyuluh

agama yang

ditingkatkan

kualitas dan

87% 90% Program Kemitraan

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan

Ketentraman,

Ketertiban

Umum dan

Perlindungan

Masyarakat

Sekretariat Daerah

Peningkatan intensitas dialog antara guru agama

dan pendakwah dengan cendekiawan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 213

Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Capaian

Program Bidang Urusan PD PJ Awal Akhir

intensitas

menyuluhnya Peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan

agama melalui pelatihan metodologi pembelajaran

dan materi ajar

Meningkatnya pengelolaan dana sosial

keagamaan

Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang

dikelola melalui ekstensifikasi donatur,

diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari

aparatur pemerintah daerah

Jumlah

masyarakat

penerima

manfaat dari

dana sosial

keagamaan

yang terkumpul

dan disalurkan

NA 1.600 jiwa Program Kemitaan

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan

Ketentraman,

Ketertiban

Umum dan

Perlindungan

Masyarakat

Sekretariat Daerah

Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial

keagamaan khususnya untuk pemberdayaan

ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup

PREHEADINGS

BAB. VIII

INDIKASI PROGRAM

PRIORITAS YANG

DISERTAI

KEBUTUHAN

PENDANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 217

Kerangka pendanaan tahunan untuk masing-masing program sebagaimana tersaji

pada tabel diatas adalah bersifat indikatif, artinya hanya memberikan panduan umum

mengenai kebijakan pengalokasian anggaran sehingga tetap dapat disesuaikan dengan

dinamika kondisi keuangan daerah. Hal lain yang juga dapat disesuaikan pada saat

pelaksanaannya nanti adalah Perangkat Daerah (PD) penanggungjawab untuk masing-

masing program. Perubahan PD penanggungjawab ini dimungkinkan untuk dilaksanakan

pasca penetapan RPJMD ini menjadi Peraturan Daerah (Perda). Sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

sepanjang tidak ada pengubahan terhadap target akhir, maka perubahan PD

penanggungjawab ini ini cukup ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 218

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR

1 PENDIDIKAN

Program Pendidikan Anak Usia Dini

Angka Partisipasi Sekolah PAUD

60,74 62,74 1.146.000.000 64,74 1.380.700.000 66,74 2.281.600.000 68,74 1.218.300.000 70,74 1.380.900.000 72,74 1.505.800.000 72,74 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pesentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai

89,36% 90,36% 12.448.507.000 92,36% 18.499.500.000 94,36% 18.253.200.000 96,36% 19.249.200.000 98,36% 16.295.400.000 98,36% 17.553.700.000 98,36% Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Pendidikan Menengah

Jumlah Siswa Magang SMK yang berkompeten (orang)

70 orang 80 orang 599.964.992 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 80 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Pendidikan Non Formal

Jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan non formal

1.833 2.016 100.000.000 2.218 177.900.000 2.440 501.900.000 2.684 519.100.000 2.952 451.100.000 3.247 490.000.000 3.247 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi (orang)

189 orang 30 orang 386.983.700 30 orang 420.200.000 30 orang 1.186.400.000 30 orang 1.030.800.000 30 orang 708.800.000 30 775.200.000 369 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Jumlah sekolah yang memenuhi standar nasional pengelolaan pendidikan

7 8 7.049.555.000 10 3.280.700.000 12 3.833.100.000 14 3.186.300.000 16 2.946.000.000 18 3.207.700.000 18 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

2 KESEHATAN

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2016-2021

100% 15% 13.838.056.600 30% 7.133.300.000 45% 7.392.500.000 60% 7.309.800.000 75% 6.444.400.000 100% 7.039.500.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Jumlah Penduduk Peserta BPJS termasuk JKN (diluar ASN, TNI POLRI dan DPRD)

34.000 16.000 13.997.304.849 34.442 10.676.300.000 34.908 10.815.100.000 35.374 10.955.600.000 35.839 11.098.100.000 36.305 11.242.300.000 36.305 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Persentase Desa Siaga Aktif tahun 2016-2021

98% 98% 1.000.000.000 98% 472.900.000 99% 246.400.000 99% 224.900.000 99% 184.100.000 100% 213.800.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Persentase Cakupan ASI Ekslusif

40,79% 43% 292.445.000 45% 681.700.000 48% 638.800.000 50% 712.200.000 53% 644.400.000 54% 695.000.000 54% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Persentase rumah tangga yang menerapkan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

18,60% 19% 149.950.000 20% 42.600.000 22% 155.100.000 23,50% - 24,50% - 26% 142.500.000 28% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Angka Annual Parasite Insident

0,60% 7% 790.114.000 5% 423.900.000 4% 492.800.000 3% 515.300.000 2% 478.600.000 2% 516.700.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi

0 0

400.000.000 3 PKM 70.700.000 4 PKM 72.900.000 2 RS 65.500.000 0 - 0 - 7 PKM 2 RS Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 219

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

Jumlah Puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar

0 7 14.461.217.557 7 13.553.000.000 7 13.689.900.000 7 13.869.900.000 7 12.336.600.000 7 13.365.700.000 7 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata

Jumlah Rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standarisasi

0 2 8.633.645.000 2 7.845.800.000 3 8.122.600.000 3 7.965.800.000 3 7.181.000.000 3 775.200.000 3 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Jumlah kemitraan yang terjalin dalam pelayanan kesehatan masyarakat

0 0 0 1 kemitraan 28.100.000 0 - 0 - 0 - 0 - 1 kemitraan Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

60,60% 60% 904.677.000 65% 496.500.000 70% 520.200.000 75% 524.800.000 80% 469.500.000 85% 507.900.000 85% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia

77,54% 0 0 83% 301.300.000 86% 310.200.000 90% 309.200.000 93% 276.200.000 95% 311.900.000 95% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat

79% 0 0 85% 320.400.000 94% 328.500.000 98% 328.000.000 100% 276.200.000 100% 311.900.000 100% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Persentase persalinan di fasilitas kesehatan

82,47% 84% 1.118.950.080 86% 1.426.000.000 88% 1.496.700.000 89% 1.405.600.000 90% 1.288.900.000 90% 1.479.100.000 90% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja Dan Lansia

Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan mengenai kesehatan remaja dan lansia

0 49 848.055.000 49 604.600.000 49 619.900.000 49 618.500.000 49 552.300.000 49 596.900.000 294 Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Panjang jalan dan jembatan yang terbangun (Km)

43,333 19,118 165.903.248.852

25,48 197.525.600.000

25,48 204.800.000.000

25,48 202.269.700.000

25,48 182.490.600.000

25,48 196.814.100.000

189,85 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Panjang jalan dan jembatan berkualitas baik (km)

43,333 22,75 2.095.900.000 30 3.566.600.000 30 3.696.300.000 30 3.654.900.000 35 3.222.200.000 35 3.475.100.000 226,08 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong

Panjang drainase/gorong-gorong (saluran Air) dibangun (KM)

14,785 2,7 3.922.885.000 1,5 2.139.600.000 1,75 2.555.400.000 1,75 2.530.300.000 1,75 2.209.500.000 1,75 2.405.800.000 25,99 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 220

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong

Panjang turap/talud/bronjong (batu miring) yang dibangun (M)

5.583 39 711.095.000 1.000 4.279.200.000 1.000 4.380.700.000 1.000 4.310.900.000 1.000 3.912.700.000 1.000 4.187.900.000 10.622 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konversi Sungai

Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempat penampungan air lainnya (M3)

367.560 220 300.000.000 163.000 16.049.400.000 500.000 11.107.000.000 1.000.000 13.120.200.000 1.500.000 97.956.600.000 2.000.000 105.945.900.000

5.530.780 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kecamatan Siantan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum dan IPAL yang tersedia.

4.880 1.200 17.866.147.604 1.097 11.056.700.000 1.070 9.582.900.000 1.070 9.465.200.000 1.070 8.469.900.000 1.070 9.177.800.000 11.457 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pengendalian Banjir

Panjang tanggul pemecah ombak yang terbangun (M3)

0 0 0 15.000 6.419.800.000 15.000 6.662.400.000 15.000 6.560.100.000 15.000 5.800.000.000 15.000 6.326.500.000 75.000 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Jumlah Wilayah Waterfront City yang terbangun (M3)

20.935 0 0 19.677 7.133.300.000 4.000 2.190.400.000 4.000 2.155.500.000 4.000 1.933.300.000 4.000 2.049.400.000 56.612 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Sarana Lingkungan dan Sumber Air Bersih Rumah Tidak Layak Huni

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang mendapatkan sarana lingkungan dan sumber air bersih (KK)

1.870 300 4.088.748.000 300 3.566.600.000 300 3.696.300.000 300 3.654.900.000 300 3.222.200.000 300 3.475.100.000 3.670 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

4 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Program Pengembangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

Jumlah Rumah yang tertangani (Unit)

0 30 1.564.500.000 60 2.231.200.000 75 2.829.200.000 90 3.373.700.000 105 3.498.400.000 120 4.366.100.000 480 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pengembangan Perumahan

Jumlah rumah dan rusun yang dibangun oleh Pemerintah

0

0

0

100 rumah

12.839.600.000

100 rumah

12.777.200.000

1 rusun

1.405.600.000

0

-

0

- 200 rumah dan

1 rusun Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Panjang Jalan dan Jembatan Perdesaan yang terbangun

0 15 Km 8.374.470.000 15 Km 5.973.200.000 15 Km 6.114.800.000 15 Km 6.091.500.000 15 Km 5.468.500.000 0 - 75 Km Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

5 KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Jumlah Kasus Kamtrantibmas yang tertangani tahun 2016-2021

90% 90% 113.363.000 92% 213.300.000 95% 219.000.000 97% 215.500.000 98% 193.300.000 100% 204.900.000 100% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Jumlah kasus intoleransi terhadap perbedaan

0 Kasus 0 Kasus 139.323.000 0 Kasus 106.200.000 0 Kasus 182.500.000 0 Kasus 178.000.000 0 Kasus 156.500.000 0 Kasus 169.200.000 0 Kasus Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 221

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

agama dan keyakinan Dalam Negeri

Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Kabupaten Kepulauan Anambas

0 9 1.170.000.000 9 1.019.400.000 9 730.100.000 9 927.700.000 9 644.400.000 9 703.900.000 54 Sekretariat Daerah

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan

Persentase Penyuluh Agama yang ditingkatkan Kualitas dan Intensitas menyuluhnya

87% 0 0 87% 106.200.000 88% 109.400.000 89% 93.700.000 90% 92.000.000 90% 98.000.000 90% Sekretariat Daerah

Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Jumlah Mitra Masyarakat terkait Pengembangan Nasionalisme

0 9 Pagayuban 135.673.000 9 Pagayuban 213.300.000 9 Pagayuban 292.000.000 9 Pagayuban 281.100.000 9 Pagayuban 257.700.000 9 Pagayuban 276.200.000 9 Pagayuban Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program Pendidikan Politik Masyarakat

Persentase masyarakat menggunakan hak suara Pemilu Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada

70% 0 26.600.000 0 - 0 - 80% 655.900.000 80% 580.000.000 0 - 80% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

Persentase Penanganan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

0 0 0 0 - 50% 118.600.000 50% 14.000.000 50% 12.900.000 50% 13.300.000 50% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Korban Pasca Bencana

0 0 0 0 - 0 - 95% 281.100.000 95% 1.196.800.000 95% 383.100.000 95% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

Persentase pengaduan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan yang ditangani

0 0 0 50% 106.200.000 70% 146.000.000 80% 159.300.000 85% 147.200.000 90% 169.200.000 90% Satuan Polisi Pamong Praja

Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

Persentase Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat yang ditangani

0 0 0 50% 106.200.000 60% 146.000.000 70% 164.000.000 80% 147.200.000 80% 169.200.000 80% Satuan Polisi Pamong Praja

6 SOSIAL

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Peningkatan pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya

500 476 291.737.000 477 700.700.000 477 4.198.200.000 477 843.400.000 477 791.700.000 477 1.113.700.000 2.861 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Jumlah PMKS yang dibina 50 Orang 0 0 50 Orang 411.200.000 50 Orang 447.200.000 20 Orang 2.905.200.000 20 Orang 368.200.000 20 Orang 285.100.000 210 Orang Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Jumlah Kepala Keluarga Penerima Manfaat Raskin

0 2.201 RTS 5.455.747.675 2.201 RTS 3.209.800.000 2.201 RTS 3.467.400.000 2.201 RTS 3.373.700.000 2.201 RTS 2.853.900.000 2.201 RTS 3.118.700.000 2.201 RTS Sekretariat Daerah

Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Peningkatan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial

0 1 Lembaga Sosial

393.207.500 1 Lembaga Sosial

496.500.000 1 Lembaga Sosial

447.200.000 1 Lembaga Sosial

440.400.000 1 Lembaga Sosial

368.200.000 - - 5 Lembaga Sosial

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 222

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

dan Pemberdayaan Masyarakat

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR

7 TENAGA KERJA

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih oleh Dinas Nakertrans

0 15 Orang 246.999.999 15 Orang 199.600.000 30 Orang 903.500.000 30 Orang 937.100.000 30 Orang 745.600.000 30 Orang 810.800.000 150 Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang ditempatkan

75 Orang 0 0 0 - 10 Orang 474.600.000 20 Orang 475.100.000 15 Orang 25.800.000 15 Orang 27.600.000 135 Orang Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Persentase Kasus Perselsihan Industrail yang Berhasil Diselesaikan tahun 2016-2021

50% 55% 257.330.000 60% 213.300.000 70% 438.100.000 80% 1.124.600.000 90% 193.300.000 100% 204.900.000 100% Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

8 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Persentase PD yang Responsif Gender

84,29% 84,29% -

87% 857.800.000 90% 1.369.000.000 93% 843.400.000 97% 616.800.000 100% 516.700.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Persentase Korban Kekerasan Perempuan dan Anak yang Mendapat Pendampingan

69,62% 100% 149.712.500 100% 320.400.000 100% 912.600.000 100% 871.500.000 100% 810.100.000 100% 980.100.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan

Indeks Pembangunan Gender

89,11% 0 0 92,10% 177.900.000 93,10% 72.900.000 94,30% 178.000.000 95,11% 162.900.000 95,11 62.300.000 95,11% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal

Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal yang dibina

43,12% 100% 408.762.200 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat

9 PANGAN

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Persentase pemenuhan cadangan pangan daerah

0 25% 427.015.800 30% 142.500.000 40% 146.000.000 50% 140.500.000 60% 128.800.000 70% 133.600.000 70% Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

10 PERTANAHAN

Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah

Jumlah Dokumen Pemetaan, Penguasaan, Pemilikan Daerah Potensi Wisata

0 1 Paket Dokumen

284.540.000 1 Paket Dokumen

106.200.000 1 Paket Dokumen

82.100.000 0 - 0 - 0 - 3 Paket Dokumen

Sekretariat Daerah

Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Kabupaten Kepulauan Anambas

0 0 0 0 - 0 - 1 Paket Dokumen

220.900.000 - 1 Paket Dokumen

220.900.000 1 Paket Dokumen

220.900.000 3 Paket Dokumen

Sekretariat Daerah

11 LINGKUNGAN HIDUP

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Jumlah Tempat Pengelolaan Sampah

1 TPST 0 0 0 - 1 TPST 520.200.000 0 - 1 TPST 469.500.000 0 - 3 TPST Dinas Pekerjaan Umum, Penataan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 223

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Persampahan Terpadu (TPST) yang dibangun

Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Jumlah Sarana Pendukung Pengelolaan Persampahan

4 paket 2 Paket 730.000.000 1 paket 181.500.000 2 Paket 319.400.000 2 Paket 374.900.000 3 Paket 460.200.000 3 Paket 356.300.000 17 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Persentase RTH Kabupaten Kepulauan Anambas setiap tahunnya

2% 0 0 2% 363.100.000 2% 365.000.000 2% 374.900.000 1% 184.100.000 1% 178.200.000 10% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan

0 0 0 20% 2.853.100.000 0 - 0 - 0 - 0 - 20% Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pengelolaan lingkungan

50,75% 56,70% 1.300.000.000 61,20% 830.600.000 68,70% 2.007.800.000 76,10% 1.358.800.000 82,10% 1.196.800.000 88,06% 1.158.300.000 88,06% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

jumlah sumber mata air yang dilindungi

3 lokasi 0 0 1 lokasi 181.500.000 2 lokasi 365.000.000 1 lokasi 187.400.000 2 lokasi 368.200.000 1 lokasi 178.200.000 10 lokasi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Jumlah informasi lingkungan hidup berkualitas yang tersedia

2 Dokumen dan

1 Peralatan

2 dokumen terupdate

150.000.000

2 dokumen terupdate

136.100.000

2 Dokumen Dan

1 Peralatan

205.300.000

2 dokumen terupdate

140.500.000

2 Dokumen dan

1 Peralatan

207.100.000

2 dokumen terupdate

133.600.000

14 dokumen Terupdate

Dan 3 peralatan

Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Pertamanan dan Pemakaman

Jumlah TPU yang terpelihara

0 0 0 2 1.361.600.000 2 2.920.500.000 2 2.905.200.000 0 - 0 - 6 Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman

Program Adiwiyata Terselenggaranya Sekolah Adiwiyata

6 sekolah 6 sekolah 150.000.000 3 sekolah 308.600.000 5 sekolah 410.600.000 5 sekolah 421.700.000 5 sekolah 322.200.000 5 sekolah 311.900.000 35 sekolah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

12 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Peningkatan Pelayanan Dokumen Kependudukan

18.329 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

0 0 19. 000 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

172.400.000 19.500 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

182.500.000 20. 000 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

177.900.000 20. 500 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

156.500.000 21. 000 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

169.200.000 21. 000 Dokumen

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

13 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Jumlah Pendamping Desa yang dilatih dalam Rangka Penyusunan RPJM-Des Sesuai Standar

0 10 Desa 398.277.500 10 Desa 925.800.000 10 Desa 666.200.000 10 Desa 862.100.000 10 Desa 773.300.000 2 Desa 543.500.000 52 Pendamping

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Jumlah BUM Des yang terbentuk

2 3 BUMDesa 213.502.000 3 BUMdesa 172.400.000 3 BUMDesa 191.600.000 3 BUMdesa 253.000.000 3 BUMDesa 230.100.000 3 BUM Desa 249.400.000 20 BUM Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 224

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Pedesaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Tingkat Partisipasi Masyarakat(%)

0 0 0 70% 272.300.000 75% 392.400.000 75% 290.300.000 75% 92.000.000 100% 98.000.000 100% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

0 80% 150.000.000 85% 99.800.000 90% 109.400.000 95% 103.000.000 99% 92.000.000 100% 98.000.000 100% Kecamatan

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa

Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa yang ditingkatkan Kapasitasnya

0 0 0 52 Aparatur 136.100.000 104 Aparatur 337.600.000 104 Aparatur 327.900.000 104 Aparatur 487.900.000 0 - 364 Aparatur Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa

Jumlah Desa yang mendapat Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa

0 52 77.275.500 52 154.300.000 52 155.100.000 52 159.200.000 52 156.500.000 52 151.500.000 52 Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

14 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Program Keluarga Berencana

Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Keluarga Berencana

65% 65% 1.370.170.000 68% 109.400.000 71% 109.400.000 74% 109.400.000 77% 109.400.000 80% 98.000.000 80% Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

15 PERHUBUNGAN

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Jumlah Dokumen Norma, Standar dan Prosedur Perhubungan

3 Dokumen 0 0 2 dokumen 2.723.300.000 1 Dokumen 1.439.700.000 0 - 0 - 0 - 3 Dokumen Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan dipelihara

80% 2 paket 500.000.000 2 paket 3.851.500.000 2 paket 6.846.800.000 2 paket 4.459.100.000 3 paket 5.205.700.000 2 paket 5.840.300.000 13 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Peningkatan Pelayanan Angkutan

Persentase Keterjangkauan Desa-desa Menuju Pusat Kegiatan dan Pertumbuhan

80% 2 paket 7.886.340.000 2 paket 9.350.000.000 2 paket 9.400.300.000 2 paket 9.652.700.000 2 paket 9.482.600.000 2 paket 9.177.800.000 12 Paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Beroperasinya Bandara Letung

80% 27 Paket 18.279.703.000 13 paket 7.897.600.000 4 paket 4.106.900.000 6 paket 4.685.800.000 6 paket 4.419.100.000 7 paket 5.346.200.000 63 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

Jumlah Kasus Kecelakaan Lalu Lintas

14 kasus 12 kasus 1.040.916.000 10 kasus 4.774.600.000 8 kasus 4.791.500.000 6 kasus 2.108.600.000 4 kasus 1.380.900.000 2 kasus 2.227.600.000 2 kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

Persentase Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi dan Uji Petik

0 0 0 40% 1.361.600.000 60% 1.369.000.000 0 - 0 - 0 - 100% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

16 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Program Pelayanan Layanan Pengelolaan 0 Bulan 12 Bulan 27.200.000 12 Bulan 36.400.000 12 Bulan 28.100.000 12 Bulan 32.200.000 12 Bulan 34.700.000 60 Bulan Dinas Komunikasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 225

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Informasi Publik

Informasi Publik Informatika, Statistik dan Persandian

Program Fasilitasi Peningkatan SDM dalam Bidang Komunikasi dan Informasi

Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informatika

0 Orang 0 0 30 Orang 118.000.000 30 Orang 127.700.000 30 Orang 65.500.000 30 Orang 64.400.000 30 Orang 62.300.000 150 Orang Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Jumlah Aplikasi E-Government

5 Aplikasi 1 Aplikasi 891.186.000 1 Aplikasi 70.700.000 1 Aplikasi 72.900.000 1 Aplikasi 65.500.000 1 Aplikasi 64.400.000 1 Aplikasi 62.300.000 11 Aplikasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

G-G (3 Aplikasi) - - - - -

G-B (1 Aplikasi) - - - - -

G-C (1 Aplikasi) - - - - -

G-E - - - - -

Jumlah Bulan Terpenuhinya Pelayanan Pengadaan Barang Jasa secara Elektronik

12 Bulan 12 Bulan 857.035.313 12 Bulan 363.100.000 12 Bulan 638.800.000 12 Bulan 637.200.000 12 Bulan 570.700.000 12 Bulan 614.800.000 72 Bulan Sekretariat Daerah

Persentase Penyediaan Layanan Informasi dan Publikasi Pemerintah

0 20% 1.936.300.000 40% 780.600.000 60% 812.200.000 80% 805.900.000 100% 718.100.000 100% 775.200.000 100% Sekretariat Daerah

Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa

Jumlah Kegiatan Pemerintah yang terpublikasi dan di promosi

0 0 0 360 Kegiatan 1.633.900.000 370 Kegiatan 1.734.000.000 380 Kegiatan 1.686.800.000 390 Kegiatan 1.565.000.000 0 - 1.500 Kegiatan Sekretariat Daerah

Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi

Jumlah Dokumen dan Perda yang disahkan DPRD

0 Dokumen/ Perda

0 0 1 Dokumen/ Perda

172.400.000 1 Dokumen/ Perda

155.100.000 1 Dokumen/ Perda

140.500.000 1 Dokumen/ Perda

128.800.000 1 Dokumen/ Perda

133.600.000 5 Dokumen/ Perda

Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Program Pengembangan dan Perluasan Jaringan Teknologi Komunikasi dan Informasi

Jumlah Desa/Kelurahan yang terjangkau Akses Telekomunikasi

49 Titik dan 6 Desa

0 0 6 Desa 2.904.900.000 6 Desa 410.600.000 6 Titik (operasional

Radio)

65.500.000 0 - 0 - 55 Titik dan 18 Desa

Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Jumlah bulan penyelenggaraan akses internet di lingkungan Pemkab Kabupaten Anambas

12 bulan 12 bulan 3.150.273.000 12 bulan 3.721.900.000 12 bulan 3.869.600.000 12 bulan 3.748.600.000 12 bulan 3.405.700.000 12 bulan 3.653.200.000 72 Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

17 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH

Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

Jumlah Pelaku UMKM dan Wirausaha Pemula yang dibina Pemerintah

135 0 0 0 - 10 Orang 365.000.000 0 - 10 Orang 322.200.000 10 Orang 436.500.000 155 Orang Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Jumlah Pelaku UMKM yang Produknya tersertifikasi

16 0 0 0 - 10 Pelaku 255.500.000 10 Pelaku 252.900.000 10 Pelaku 220.900.000 10 Pelaku 240.500.000 56 Pelaku Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Nilai Penjualan Produk-produk UMKM

96.492.951.000

0 0 > Rp 500 juta 208.800.000 > Rp 600 juta 328.500.000 > Rp 700 juta 327.900.000 > Rp 800 juta 285.300.000 > Rp 1 milyar 311.900.000 > Rp 1 milyar Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

18 PENANAMAN MODAL

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 226

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN)

43.778.650.000

50.345.447.500

309.761.000 56.912.245.000

708.000.000 63.479.042.500

730.100.000 70.045.840.000

730.900.000 76.612.637.500

644.400.000 83.795.072.000

703.900.000 83.795.072.000

Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Jumlah PMA dan PMDN 2 PMA dan 2 PMA dan 281.205.000 2 PMA dan 689.800.000 2 PMA dan 1.095.200.000 2 PMA dan 1.030.800.000 2 PMA dan 589.100.000 2 PMA dan 641.500.000 2 PMA dan Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

2 PMDN 15 PMDN 17 PMDN - 19 PMDN - 21 PMDN - 23 PMDN - 25 PMDN - 25 PMDN

19 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

Jumlah Pemuda yang mengikuti Kegiatan Kepemudaan

512 peserta 34 peserta 600.000.000 134 peserta 708.000.000 134 peserta 730.100.000 74 peserta 871.500.000 104 peserta 782.500.000 84 peserta 846.400.000 1.076 peserta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Jumlah Kompetisi Cabang Olahraga KKA

7 cabang olahraga

0 0 7 cabang olahraga

1.561.400.000 7 cabang olahraga

1.916.600.000 7 cabang olahraga

1.593.100.000 7 cabang olahraga

1.749.200.000 7 cabang olahraga

1.871.100.000 7 cabang olahraga

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Jumlah Sarana Prasarana Olahraga dalam Kondisi Baik

100 Lapangan olahraga

0 0 4 Lapangan 708.000.000 5 Lapangan 730.100.000 6 lapangan 730.900.000 7 Lapangan 644.400.000 8 lapangan 703.900.000 130 lapangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Jumlah Kasus Penyalahgunaan NAPZA dan Pergaulan Bebas yang melibatkan Pemuda sebagai Pelaku

4 kasus 0 0 - 4 kasus 219.000.000 4 kasus - 4 kasus 193.300.000 4 kasus 204.900.000 4 kasus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

20 STATISTIK

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun

5 2 Paket Dokumen

415.341.000 2 Paket Dokumen

99.800.000 2 Paket Dokumen

109.400.000 2 Paket Dokumen

103.000.000 2 Paket Dokumen

92.000.000 2 Paket Dokumen

98.000.000 12 Paket Dokumen

Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

21 PERSANDIAN

Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah

Jumlah Jenis Informasi yang diamankan melalui Persandian

0 0 0 1 146.000.000 1 146.000.000 1 140.500.000 1 138.100.000 1 151.500.000 4 Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

22 KEBUDAYAAN

Program Pengembangan Nilai Budaya

Jumlah Penyelenggaraan Even Kebudayaan (Semarak Anambas)

4 Kegiatan 0 0 1 Event/ Kegiatan

508.300.000 1 Event/ Kegiatan

529.300.000 1 Event/ Kegiatan

515.300.000 1 Event/ Kegiatan

460.200.000 2 Event/ Kegiatan

499.000.000 10 Event/ Kegiatan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Partisipasi dalam Kegiatan Event Kebudayaan di Tingkat Provinsi dan Nasional

3 Event 0 0 3 Event 426.600.000 3 Event 438.100.000 3 Event 431.000.000 3 event 386.700.000 3 Event 418.800.000 18 Event Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Jumlah Event Perlombaan Kebudayaan Anambas

11 event 3 Event/ Kegiatan

1.510.659.000 3 Event/ Kegiatan

363.100.000 3 Event/ Kegiatan

374.100.000 3 Event/ Kegiatan

365.300.000 3 Event/ Kegiatan

331.400.000 3 Kegiatan 356.300.000 29 Kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

Jumlah Pelaku, Penggiat, dan Komunitas Budaya yang Aktif mengadakan Kegiatan Setiap Tahunnya

3 Kelompok 0 0 7 kelompok 136.100.000 8 kelompok 146.000.000 8 kelompok 140.500.000 8 kelompok 128.800.000 8 Kelompok 133.600.000 39 Kelompok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

23 PERPUSTAKAAN

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Jumlah kunjungan perpustakaan umum daerah

0 0 0 1.320 219.000.000 - 2.660 219.000.000 3.960 252.900.000 5.280 92.000.000 5.280 98.000.000 18.500 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

24 KEARSIPAN

Program perbaikan Persentase arsip statis 0 0 0 20 172.400.000 40 191.600.000 60 206.000.000 80 202.500.000 100 231.700.000 100 Sekretariat Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 227

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

sistem administrasi kearsipan

dan dinamis pemerintah daerah yang dikelola melalui sistem kearsipan

Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

Persentase dokumen/arsip daerah yang dialihmediakan

0 0 0 5 63.500.000 10 91.200.000 15 103.000.000 20 110.400.000 25 133.600.000 25 Sekretariat Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN

25 KELAUTAN DAN PERIKANAN

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Budidaya yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan

36 KUB, 19 POKDAKAN

0 0 56 KUB,12 POKDAKAN

2.060.700.000 96 KUB,12 POKDAKAN

4.901.000.000 146 KUB,12 POKDAKAN

2.717.700.000 176 KUB,12 POKDAKAN

4.326.200.000 176 KUB,12 POKDAKAN

4.722.500.000 176 KUB,12 POKDAKAN

Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

327.06 ton 90 Ton 320.993.126 115 Ton 4.520.600.000 215 Ton 4.380.700.000 315 Ton 31.394.700.000 415 Ton 2.025.400.000 515 Ton 2.227.600.000 1665 Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap

14.153 Ton 14.860 Ton 1.356.630.000 15.603 Ton 9.558.800.000 16.383 Ton 12.229.600.000 17.203 Ton 12.745.400.000 18.063 Ton 16.332.200.000 18.966 Ton 17.375.400.000 18.966 Ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan Sumber Daya Laut

Jumlah penangangan kasus IUU melalui pendampingan, pembinaan, dan penyuluhan masyarakat

3 POKMASWAS 0 0 3 POKMASWAS 590.000.000 4 POKMASWAS 1.095.200.000 5 POKMASWAS 1.030.800.000 6 POKMASWAS 920.600.000 6 POKMASWAS 1.069.200.000 27 POKMASWAS

Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Jumlah Jenis Produk Unggulan Baru Sektor Perikanan Olahan

5 jenis 0 0 2 jenis 136.100.000 2 jenis 146.000.000 2 jenis 149.900.000 2 jenis 147.200.000 2 jenis 142.500.000 15 jenis Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Khusus Kepulauan Anambas terkait Pengembangan dan Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Wilayah Perbatasan

Persentase Peningkatan kualitas lingkungan wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Melalui Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Konservasi dan Pemenuhan Prasarana dan Sarana yang Memadai

18,40% 0 0 30,20% 2.850.400.000 46,20% 1.825.200.000 57,40% 2.155.500.000 0 - 0 - 57,40% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan

Jumlah kelompok usaha kelautan dan perikanan yang terdampingi dalam usaha peningkatan wirausaha

0 0 0 100 Kelompok 562.800.000 150 kelompok 547.600.000 200 kelompok 655.900.000 250 kelompok 616.800.000 275 kelompok 668.300.000 275 kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

26 PARIWISATA

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara

900 wisatawan 1.000 wisatawan

719.978.000 1.100 wisatawan

562.800.000 1.200 wisatawan

584.100.000 1.300 wisatawan

581.000.000 1.400 wisatawan

515.500.000 1.500 wisatawan

561.300.000 8.400 wisatawan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan Kemitraaan

Jumlah Kegiatan Kerja Sama yang dilakukan

6 kegiatan - 0 4 kegiatan 780.600.000 4 kegiatan 812.200.000 4 kegiatan 796.500.000 4 kegiatan 718.100.000 4 kegiatan 775.200.000 26 kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Jumlah Destinasi Wisata baru yang dibangun oleh pemerintah dengan Sarana dan Prasarana yang Memadai

0 destinasi 0 0 1 destinasi 1.171.000.000 1 destinasi 1.277.600.000 1 destinasi 7.216.100.000 0 - 0 - 3 destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

27 PERTANIAN

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 228

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (Ton)

4.231.430.500 Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Cengkeh 635 635 635 2.559.900.000 661,5 3.468.100.000 688 3.373.700.000 714,5 3.038.100.000 741 3.296.800.000 741 ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Padi 385 385 485 2.841.300.000 585 3.787.500.000 685 3.654.900.000 785 3.314.300.000 885 3.564.100.000 885 ton Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

Persentase Petani yang Menerapkan Teknologi Tepat Guna

50% 0 0 60% 383.200.000 65% 177.900.000 70% 331.400.000 75% 365.300.000 75% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Persentase Peningkatan Produksi Peternakan (Sapi dan Unggas)

5% 0 0 5% 855.900.000 7% 474.600.000 10% 365.300.000 12% 322.200.000 15% 347.500.000 15% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

Persentase Peternak yang Meningkat Produksinya pasca Pendampingan atau Penerapan Teknologi Tepat Guna

0 0 0 70% 136.100.000 80% 438.100.000 80% 140.500.000 85% 386.700.000 85% 418.800.000 85% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan

0 0 0 0 - 10 Kelompok 54.700.000 10 Kelompok 46.800.000 10 Kelompok 48.700.000 10 Kelompok 44.500.000 40 Kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

28 KEHUTANAN

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Cakupan Pemanfaatan Potensi SDH/Peningkatan Pengetahuan

0 2 Kecamatan 205.000.000 2 Kecamatan 562.800.000 2 Kecamatan 766.600.000 0 - 0 - 0 - 6 Sekretariat Daerah

29 PERDAGANGAN

Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Jumlah Kasus Kelangkaan Barang Pokok

2 kasus 0 0 2 kasus 354.000.000 1 kasus 219.000.000 1 kasus 215.400.000 1 kasus 193.300.000 0 kasus 204.900.000 0 kasus Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan

Jumlah kawasan PKL yang ditata

0 1 kawasan 401.604.900 0 - 1 kawasan 292.000.000 0 - 1 kawasan 257.700.000 0 - 3 Kawasan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

Jumlah Pasar Tradisional dibangun dan beroperasi

18 1 1.528.490.000 0 - 1 1.095.200.000 1 1.030.800.000 0 - 0 - 21 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

30 PERINDUSTRIAN

Program Pengembangan Industri Kecil Menengah

Jumlah IKM yang Produktif

401 50 523.000.000 30 354.000.000 30 355.900.000 30 365.300.000 30 359.000.000 30 347.500.000 601 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Program Pengembangan Perwilayahan Industri

Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi

2.035.200.000 0 0 0 - > Rp 1 milyar 438.100.000 > Rp 1 milyar 215.400.000 > Rp 1 milyar 193.300.000 > Rp 1.5 milyar

204.900.000 > Rp 4.5 milyar

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

31 TRANSMIGRASI

Pengembangan Wilayah Transmigrasi

Jumlah Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan

0 0 0 0 - 1 666.200.000 1 365.300.000 1 322.200.000 - - 3 Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

32 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang

Rasio Elektrifikasi 62% 65% 156.500.000 70% 263.200.000 75% 282.900.000 80% 290.400.000 85% 276.200.000 90% 311.900.000 90% Sekretariat Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 229

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Ketenagalistrikan

33 URUSAN PENUNJANG LAINNYA

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Jumlah Bulan pelayanan administrasi keuangan

12 bulan 12 bulan 122.110.599.916

12 bulan 87.110.200.000 12 bulan 72.383.100.000 12 bulan 71.411.400.000 12 bulan 63.800.600.000 12 bulan 68.967.300.000 72 Bulan Seluruh PD

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Jumlah bulan terpenuhinya kebutuhan sarana prasarna aparatur

12 bulan 12 bulan 31.322.702.976 12 bulan 962.200.000 12 bulan 1.003.900.000 12 bulan 937.100.000 12 bulan 883.800.000 100% 891.000.000 72 bulan Dinas Komunikasi Informatika,statistik dan Persandian Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Sekretariat DPRD, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,Kecamatan Siantan, Kecamatan Jemaja, Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah Gedung Kantor Perangkat Daerah yang dibangun (unit)

13 1 (tahap I) 8.500.000.000 1 (tahap II) 15.976.800.000 1 24.276.800.000 3 32.238.200.000 3 43.178.200.000 2 30.295.700.000 23 Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Persentase Kepatuhan Aparatur

0 0 0 75% 99.800.000 80% 110.400.000 85% 103.100.000 90% 92.000.000 95% 98.000.000 95% Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Jumlah aparatur yang mengikuti bimbingan teknis/diklat

0 50 758.707.500 50 689.800.000 50 711.800.000 50 702.800.000 50 626.000.000 50 677.100.000 300 Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan, Inspektorat, Sekretariat DPRD

Persentase Pejabat Memenuhi Standar Kompetensi

46% 0 0 52% 167.900.000 68% 812.200.000 72% 168.700.000 78% 718.100.000 80% 775.200.000 90% Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 230

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Jumlah bulan pelaksananaan pengawasan sirup dan monev tepra

0 12 bulan 199.300.000 12 bulan 90.700.000 12 bulan 91.200.000 12 bulan 93.700.000 12 bulan 92.000.000 12 bulan 89.000.000 72 Bulan Sekretariat Daerah

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

Jumlah Perda yang Disahkan

50 Perda 10 Perda 10.226.819.467 10 Perda 4.348.200.000 10 Perda 4.471.900.000 10 Perda 4.404.600.000 10 Perda 3.958.700.000 10 Perda 4.277.000.000 60 Perda Sekretariat DPRD

Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Jumlah Anggota DPRD yang Dilantik dan Diambil Sumpah dalam Rangka Pergantian Anggota DPRD

15 Orang 3 Orang 345.691.600 3 Orang 163.300.000 3 Orang 173.400.000 3 Orang 168.700.000 3 Orang 147.200.000 3 Orang 160.300.000 18 Orang Sekretariat DPRD

Program Peningkatan Pelayanan Humas dan Protokoler DPRD

Persentase Tetersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi DPRD tahun 2016-2021

100% 15,00% 449.609.073 30% 390.300.000 45% 292.000.000 60% 393.600.000 75% 257.700.000 100% 281.500.000 100% Sekretariat DPRD

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang Disusun

0 6 paket dokumen

2.841.302.523 5 paket dokumen

935.000.000 6 paket dokumen

1.435.000.000 5 paket dokumen

1.235.000.000 7 paket dokumen

1.285.000.000 7 paket dokumen

1.765.000.000 29 Paket Dokumen

Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah, Sekretariat Daerah

Program Perencanaan Tata Ruang

Jumlah Dokumen Tata Ruang Daerah yang Disusun

0 1 laporan 119.920.100 1 paket dokumen, 1 laporan

426.600.000 1 laporan 109.400.000 1 laporan 103.100.000 1 laporan 92.000.000 1 laporan 98.000.000 1 Paket Dokumen, 6

Paket Laporan

Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Program Pengembangan data Informasi

Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun

0 2 Paket Dokumen

99.800.000 2 Paket Dokumen

109.400.000 2 Paket Dokumen

103.100.000 2 Paket Dokumen

92.000.000 2 Paket Dokumen

98.000.000 10 Paket Dokumen

Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Program Perencanaan Pemerintahan dan Kerjasama Pembangunan

Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pemerintah dan Kerjasama Pembangunan

0 1 Laporan 121.250.000 1 Laporan 70.700.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 84.600.000 6 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Wilayah Perbatasan

0 - 2 kali 572.800.000 2 kali 711.800.000 2 kali 843.400.000 2 kali 902.200.000 2 kali 980.100.000 10 kali Badan Pengelolaan Perbatasan

Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Sosial dan Budaya

Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Ekonomi Sosial dan Budaya

0 1 Laporan 178.500.000 1 Laporan 85.300.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 80.100.000 6 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana

Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana

0 1 Laporan 85.300.000 1 Laporan 82.100.000 1 Laporan 84.300.000 1 Laporan 73.600.000 1 Laporan 80.100.000 5 Laporan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Jumlah PD yang Memiliki Pengawas Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

0 5 PD 97.816.274 5 PD 242.300.000 5 PD 246.400.000 10 PD 328.000.000 8 PD 257.700.000 0 - 33 PD Inspektorat

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan

Jumlah Naskah Akademik Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

0 4 triwulan 185.900.000 4 triwulan 81.600.000 4 triwulan 260.900.000 4 triwulan 267.900.000 4 triwulan 263.200.000 4 triwulan 254.700.000 24 triwulan Inspektorat, Sekretariat Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 231

No

Kode Program Indikator Kinerja Program Kondisi kinerja Awal RPJMD

2015

Capaian kinerja program dan kerangka pendanaan Kondisi Kinerja Akhir RPJMD

2021 PD PJ 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target

Prosedur Pengawasan

Program Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan

Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Tahun 2016-2021

100% 100% 100% 645.400.000 100% 702.700.000 100% 730.900.000 100% 662.800.000 100% 712.800.000 100% Inspektorat

Program Peningkatan dan Penguatan Kapasitas, Kapabilitas Kelembagaan / SDM Aparat Pengawasan

Jumlah aparatur yang Mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Worksop Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP

0 15 159.700.000 15 164.300.000 15 159.300.000 15 138.100.000 15 151.500.000 75 Inspektorat

Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara

Jumlah laporan yang disusun

0 20 LHP dan 2 Laporan

173.720.000

20 LHP dan 2 Laporan

252.300.000 -

20 LHP dan 2 Laporan

255.500.000 -

20 LHP dan 2 Laporan

253.000.000 -

20 LHP dan 2 Laporan

230.100.000 -

20 LHP dan 2 Laporan

249.400.000 -

120 LHP dan 12 Laporan

Inspektorat

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pendapatan Asli Daerah Tiap Tahun

5% 5% 550.000.000 5% 634.500.000 5% 657.000.000 5% 655.900.000 5% 589.100.000 5% 632.600.000 25% Badan Pengelola Keuangan Daerah, Sekretariat Daerah

Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

Jumlah Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan

0 1 kali 514.700.000 1 Kali 264.600.000 1 kali 309.200.000 1 kali 331.400.000 1 kali 365.300.000 5 kali Badan Pengelolaan Perbatasan

Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Persentase PD yang menetapkan SPM dan SOP.

0 20% 18.054.600 20% 181.500.000 20% 72.900.000 20% 168.700.000 20% 184.100.000 0 - 100% Sekretariat Daerah

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Persentase perundangan daerah yang harmonis

0 100% 550.000.000 100% 305.900.000 100% 310.200.000 100% 309.200.000 100% 276.200.000 100% 302.900.000 100% Sekretariat Daerah

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah (WTP)

WDP 0 0 WTP 2.139.600.000 WTP 2.217.800.000 WTP 2.155.500.000 WTP 1.933.300.000 WTP 2.049.400.000 WTP Badan Pengelola Keuangan Daerah

Program Pendidikan Kedinasan

Jumlah Aparatur Mendapatkan Pendidikan Kedinasan

37 orang 0 0 0 - 1 730.100.000 0 - 1 920.600.000 1 980.100.000 3 Orang Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Persentase Pegawai Berkinerja Baik

68% 91,00% 1.406.881.500 92% 829.600.000 93% 1.460.200.000 94% 665.300.000 94% 749.400.000 95% 801.900.000 95% Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

Jumlah bulan Kunjungan Kerja/Koordinasi dan Konsultasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

12 Bulan 12 Bulan 2.732.310.000 12 Bulan 855.100.000 12 Bulan 885.200.000 12 Bulan 871.500.000 12 Bulan 782.500.000 12 Bulan 846.400.000 72 Bulan Sekretariat Daerah

Program Penelitian dan Pengembangan

Jumlah Dokumen Rekomendasi Penelitian dan Pegembangan

12 Bulan 12 Bulan 165.000.000 12 Bulan 177.900.000 12 Bulan 182.500.000 12 Bulan 178.000.000 12 Bulan 156.500.000 12 Bulan 169.200.000 72 Bulan Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

RPJMD KKA 2016-2021 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 232

RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

234

PREHEADINGS

BAB. IX PENETAPAN

INDIKATOR

KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang

ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah

pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dapat disusun berdasarkan

indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya

(impact). Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i) aspek

kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing daerah.

Gambaran lengkap kondisi dan rencana capaian kinerja selama 5 (lima) tahun Pemerintah.

RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 236

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH Sumber Data

Kondisi Awal TARGET

Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020

A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

I. Ekonomi Makro dan Pemerataan Pembangunan

1. Ekonomi Makro

1. Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas (%) PDRB 2014 2,29 2.4-2.6 2.5-2.7 2.7-2.9 2.8-3.0 2.9-3.1

2. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas (%) PDRB 2014 7,43 7.4-7.5 7.5-7.7 7.5-7.7 7.5-7.7 7.6-7.8

3. Inflasi Makro (Pertumbuhan GDP Deflator PDRB

dengan Migas)

PDRB 2014 3,98 3.6-3.8 3.6-3.8 3.5-3.7 3.5-3.7 3.3-3.6

4. PDRB Dengan Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB 2014 369,87 406,52 426,63 447,81 470,58 494,60

5. PDRB Tanpa Migas per kapita ADHB (Juta Rp) PDRB 2014 49,42 59,82 65,79 72,31 79,51 87,38

6. PDRB Dengan Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar

Rupiah)

PDRB 2014 12243,17 12853,36 13192,44 13556,01 13945,58 14362,82

7. PDRB Tanpa Migas ADHK Tahun 2010 (Milyar

Rupiah)

PDRB 2014 1636,96 1891,47 2034,42 2189,03 2356,34 2537,43

8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) Sakernas 2015 6,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77

9. % PDRB Non Migas ADHB PDRB 2014 13,36 14,72 15,42 16,15 16,90 17,67

2. Pemerataan Pembangunan

1. Indeks Gini Susenas 2014 0,33 0,33 0,33 0,32 0,32 0,32

II. Kesejahteraan Sosial

1. IPM IPM 2014 65,12 65,82 66,17 66,52 66,87 67,23

2. Persentase Penduduk Miskin (%) Kemiskinan 2014 (Sep) 4,57 4,39 4,30 4,22 4,13 4,05

B. ASPEK PELAYANAN UMUM

I. PELAYANAN URUSAN WAJIB

I.1 Pendidikan

1. Rata-rata lama sekolah (tahun) IPM 2014 6,16 6,19 6,21 6,23 6,24 6,26

2. Angka Partisipasi Kasar SD/Paket A Susenas 2014 105,77 105,14 104,82 104,51 104,19 103,88

Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 237

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH Sumber Data

Kondisi Awal TARGET

Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020

3. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B Susenas 2014 88,86 89,22 89,39 89,57 89,75 89,93

4. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/ MA/Paket C Susenas 2014 87,72 88,07 88,25 88,42 88,60 88,78

5. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Susenas 2014 98,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38

6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket

B

Susenas 2014 74,84 75,14 75,29 75,44 75,59 75,74

7. Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/SMK/MA/Paket C

Susenas 2014 67,41 67,68 67,82 67,95 68,09 68,22

8. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun Susenas 2014 98,2 98,59 98,79 98,99 99,19 99,38

9. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun Susenas 2014 93,73 94,11 94,29 94,48 94,67 94,86

10. Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun Susenas 2014 86,07 86,41 86,59 86,76 86,93 87,11

11. Angka harapan lama sekolah (tahun) IPM 2014 11,62 11,68 11,72 11,75 11,78 11,81

I.2 Kesehatan

1. Angka kesakitan (%)/Morbidity rate (%) Susenas 2014 12,51 12,26 12,14 12,02 11,90 11,78

2. Rata-rata lama sakit (hari) Susenas 2014 6,91 6,77 6,70 6,64 6,57 6,51

3. Anak usia 24 - 59 bulan yang pernah disusui (%) Susenas

4. Rata-rata lama anak usia 24-59 bulan disusui

(bulan)

Susenas 2014 13,78 14,34 14,62 14,92 15,21 15,52

4. Rata-rata lama anak usia 24-59 bulan disusui tanpa

makanan tambahan (bulan)

Susenas 2014 5,22 5,32 5,38 5,43 5,49 5,54

% Imunisasi pada anak umur 12-59 bulan Susenas 2014 94,78 95,01 95,12 95,24 95,35 95,46

% Penduduk berobat ke fasilitas kesehatan Susenas 2014 95,27 95,65 95,84 96,03 96,23 96,42

Angka harapan hidup (tahun) IPM 2014 66,23 66,62 66,82 67,01 67,21 67,41

% Balita yang persalinannya dibantu oleh tenaga

kesehatan

Susenas 2014 76,49 76,80 76,95 77,10 77,26 77,41

I.3. Pekerjaan Umum

% Rumah tangga yang mengakses air minum bersih Susenas 2014 71,5 73,95 75,21 76,49 77,79 79,11

I.4. Perumahan Rakyat

Lantai bukan tanah (%) Susenas 2014 98,81 98,87 98,91 98,94 98,97 99,00

Atap beton, genteng, sirap, seng, dan asbes (%) Susenas 2014 97,57 97,63 97,67 97,70 97,73 97,76

RPJMD KKA 2016-2021 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 238

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH Sumber Data

Kondisi Awal TARGET

Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020

Dinding terluas tembok dan kayu (%) Susenas 2014 97,27 97,33 97,37 97,40 97,43 97,46

I.6. Kependudukan dan Catatan Sipil

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk SP, SUPAS (Proyeksi) 2014 1,37 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4 1.3-1.4

I.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Indeks Pembangunan Gender IPG 2014 89,11 89,68 89,97 90,26 90,54 90,83

I.8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (wanita

kawin 15-49 tahun)

Susenas 2014 61,32 62,78 63,52 64,27 65,02 65,79

I.10. Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sakernas 2015 68,32 68,81 69,29 69,79 70,28 70,78

Tingkat Pengangguran Terbuka Sakernas 2015 6,38 6,25 6,13 6,00 5,88 5,77

Rata-rata upah pekerja (Rp) Sakernas 2015 4661968 5128165 5640981 6205079 6825587 7508146

I.18. Komunikasi dan Informatika

% Penduduk mengakses internet Susenas 2014 6,69 7,51 7,95 8,42 8,92 9,45

II. PELAYANAN URUSAN PILIHAN

II.1. Pertanian

Kontribusi sub sektor pertanian, peternakan,

perburuan dan jasa pertanian terhadap PDRB

PDRB 2014 1,38 1,65 1,72 1,8 1,89 1,97

Pertumbuhan sub sektor pertanian, peternakan,

perburuan dan jasa pertanian

PDRB 2014 7,27 7,4 7,5 7,5 7,6 7,7

II. 2. Kehutanan

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB PDRB 2014 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

Pertumbuhan sub sektor kehutanan PDRB 2014 7,46 7,2 7,2 7 6,9 6,8

II.3. Pariwisata

Persentase Penduduk yang Melakukan Perjalanan

Wisata

Susenas

II.4. Kelautan dan Perikanan

Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB PDRB 2014 3,01 3,33 3,43 3,52 3,62 3,72

Pertumbuhan sub sektor perikanan PDRB 2014 5,27 5,5 5,6 5,7 5,8 5,9

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 239

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH Sumber Data

Kondisi Awal TARGET

Tahun Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020

II.5. Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB PDRB 2014 1,74 1,98 2,1 2,22 2,36 2,5

Pertumbuhan sektor perdagangan PDRB 2014 8,68 8,8 8,9 9 9 9,1

C. DAYA SAING DAERAH

I. KEMAMPUAN EKONOMI

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Produktivitas total daerah (Juta Rp/Pekerja) PDRB 2014 982,02 1050,39 1093,11 1137,81 1185,72 1235,91

% Rumah Tangga dengan Sumber penerangan Listrik Susenas 2014 95,45 96,06 96,36 96,67 96,98 97,29

II. FASILITAS WILAYAH/INFRASTRUKTUR

II.3. Sumberdaya Manusia

% penduduk dengan pendidikan > SLTA Susenas 2014 5,58 5,75 5,92 6,10 6,28 6,47

% pekerja dengan pendidikan > SLTA Sakernas 2015 11,14 11,47 11,81 12,16 12,52 12,90

BAB. X PEDOMAN

TRANSISI DAN

KAIDAH

PELAKSANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 243

X.1. Pedoman Transisi

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan

RKPD setelah RPJMD ini berakhir, maka RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-

2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah

kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah

(pemilukada) pada periode berikutnya. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun

pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD bupati dan wakil bupati terpilih

hasil pemilukada pada periode berikutnya yaitu pada tahun 2021 dan tahun 2022. Melalui

pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah pembangunan yang belum

seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD ini dan masalah-masalah

pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat

terselesaikan.

X.2. Kaidah Pelaksanaan

Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD, maka diperlukan:

1. Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD,

yang mana Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban

untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan

Anambas tahun 2016-2021 yang nantinya akan menjadi pedoman di dalam

menyusun Rencana Kerja (Renja) dan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Anambas;

2. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban mengarahkan

pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016-2021 dengan

mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah;

3. Bupati dan wakil bupati Kabupaten Kepulauan Anambas berkewajiban

menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas

tahun 2016-2021 kepada masyarakat;

4. Pengendalian dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD Kabupaten

Kepulauan Anambas tahun 2016-2021 dilakukan oleh Bappeda secara berkala;

5. Penyusunan RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2017 sampai dengan

tahun 2021 berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2016-

2021;

6. Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi

RPJMD;

RPJMD KKA 2016-2021 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 244

7. Penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government

stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD.

Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD ini dapat dicapai selama ada

sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk dunia usaha.

Oleh karena itulah SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan program-

program yang telah ditetapkan dengan sebaik–baiknya dan Bappeda wajib melakukan

pemantauan terhadap penjabaran RPJMD dalam Renstra SKPD.

Dalam proses pelaksanaannya, dimungkinkan dilakukan perubahan RPJMD

sepanjang terjadi perubahan-perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya

bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan

keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan. Termasuk perubahan kebijakan

ini adalah kebijakan nasional dan kebijakan daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah

yang menjadi acuan penyusunan RPJMD. Perubahan RPJMD tersebut ditetapkan dengan

Peraturan Daerah, kecuali perubahan pada capaian sasaran tahunan yang tidak mengubah

target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, perubahannya ditetapkan

dengan Peraturan Daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 245

PREHEADINGS

RPJMD KKA 2016-2021 PENUTUP 246

BAB. XI PENUTUP

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 247

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2016 – 2021 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima)

tahunan. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari visi, misi

dan program kepala daerah yang berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2005-2025,

memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas serta

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2016 – 2021, dijadikan pedoman dalam :

1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD dan

perencanaan penganggaran; Penyusunan Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban

(LKPJ) pada akhir masa jabatan bupati terpilih periode 2016-2021.

2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara

perencanaan pembangunan antara lintas SKPD maupun wilayah di Kabupaten

Kepulauan Anambas, maupun dengan Provinsi Kepualuan Riau dan Nasional.

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016 – 2021, sangat

tergantung pada kesepakatan, kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Anambas dengan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten

Kepulauan Anambas pada tahun 2016 – 2021.

RPJMD KKA 2016-2021 PENUTUP 248

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 249

LAMPIRAN RPJM KKA 2016-2021

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 250

Lampiran 1. Tabel Rumus, Alat Verifikasi Indikator Sasaran

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

Jumlah bulan pelayanan

administrasi keuangan

(sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur

Jumlah bulan terpenuhinya

kebutuhan sarana prasarna

aparatur

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian, Satpol PP,

Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman, Sekretariat Dewan,

Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga, Kecamatan Siantan,

Kecamatan Jemaja, Dinas

Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah gedung kantor yang

dibangun (unit)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Peningkatan Disiplin

Aparatur

Persentase kepatuhan aparatur Jumlah aparatur yang

disiplin [dibagi] jumlah

seluruh aparatur [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup, Badan Perencanaan

Pembangunan, Badan

Kepegegawaian Daerah

Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

Jumlah aparatur yang

mengikuti bimbingan

teknis/diklat

(sudah jelas) (sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas

Perikanan,Pertanian dan Pangan,

Inspektorat, Sekretariat Dewan

Persentase pejabat memenuhi

standar kompetensi

Jumlah pejabat memenuhi

standar kompetensi [dibagi]

jumlah seluruh pejabat

[dikali] 100

(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan

Program Peningkatan

Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Persentase perangkat daerah

dengan capaian kinerja dan

keuangan yang baik

Jumlah perangkat daerah

dengan capaian kinerja dan

keuangan yang baik [dibagi]

jumlah seluruh perangkat

daerah [dikali] 100

Perangkat daerah dengan capain

kinerja baik harus didefinisikan oleh

PD

Bagian Administrasi Pemerintahan

Umum, Sekretariat Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 251

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Peningkatan Kapasitas

Lembaga Perwakilan Rakyat

Daerah

Jumlah Perda yang disahkan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Program Penataan

Kelembagaan dan

Ketatalaksanaan

Jumlah anggota DPRD yang

dilantik dan diambil sumpah

dalam rangka pergantian

anggota DPRD

(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Program Peningkatan

Pelayanan Humas dan

Protokoler DPRD

Persentase tetersediaan

perangkat dokumentasi dan

publikasi DPRD

(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

Jumlah dokumen perencanaan

pembangunan daerah yang

disusun

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah, Bagian

Adpem, Bagian Hukum dan Ortal

Sekretariat Daerah

Program Perencanaan Tata

Ruang

Jumlah dokumen tata ruang

daerah yang disusun

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Program Pengembangan data

Informasi

Jumlah dokumen

pengembangan data/informasi

yang disusun

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Program Kerjasama

Pembangunan

Jumlah kerjasama

pembangunan

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Jumlah rapat koordinasi teknis

kerjasama wilayah perbatasan

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan

Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi

Jumlah dokumen perencanaan

pembangunan ekonomi

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Program Perencanaan

Pembangunan Sosial dan

Budaya

Jumlah dokumen perencanaan

pembangunan sosial dan

budaya

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Program Peningkatan Sistem

Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH

Jumlah PD yang memiliki

pengawas internal dan

pengendalian pelaksanaan

kebijakan KDH

(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat

Program Penataan dan

Penyempurnaan Kebijakan

Jumlah naskah akademik

kebijakan sistem dan prosedur

(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat, bagian Adpem

sekretariat Daerah

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 252

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Sistem dan Prosedur

Pengawasan

pengawasan

Program Akuntabilitas dan

Koordinasi Aparatur

Pengawasan

Persentase PD yang

melakukan akuntabilitas dan

koordinasi aparatur

pengawasan

Jumlah PD yang melakukan

akuntabilitas dan koordinasi

aparatur pengawasan

[dibagi] Jumlah seluruh PD

[dikali] 100

(sudah jelas) Inspektorat

Program Peningkatan dan

Penguatan Kapasitas,

Kapabilitas Kelembagaan /

SDM Aparat Pengawasan

Jumlah yang mengikuti

bimbingan

teknis/pelatihan/worksop

dalam rangka mendukung

tupoksi APIP

(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat

Program Peningkatan

Pengawasan Aparatur Negara

Jumlah laporan yang disusun (sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat

Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan

Keuangan Daerah

Pendapatan asli daerah tiap

tahun

(sudah jelas) Pendapatan daerah tahun n setelah

mengalami kenaikan 5% dari tahun

sebelumnya (n-1)

Dinas Pendapatan Daerah, Bagian

Umum, Bagian Keuangan

Sekretariat Daerah

Program Pengembangan

Wilayah Perbatasan

Jumlah pameran terpadu

pengelola perbatasan

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan

Program Penataan Peraturan

Perundang-Undangan

Persentase perundangan

daerah yang harmonis

Jumlah perundangan daerah

yang harmonis [dibagi]

jumlah seluruh perundangan

daerah [dikali]100

Perundangan daerah yang harmonis

adalah perundangan daerah yang tidak

tumpang tindih/bertabrakan dengan

perundangan lain

Bagian Hukum dan Organisasi Tata

Laksana, Sekretariat Daerah

Program Pembinaan dan

Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan Kabupaten/Kota

Opini BPK terhadap

pengelolaan keuangan daerah

(WTP)

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Keuangan, Sekretariat

Daerah

Program Pendidikan Kedinasan Jumlah aparatur mendapatkan

pendidikan kedinasan

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan

Program Pembinaan dan

Pengembangan Aparatur

Persentase pegawai berkinerja

baik

Jumlah aparatur berkinerja

baik [dibagi] jumlah seluruh

aparatur [dikali] 100

(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan

Program Peningkatan Jumlah bulan kunjungan (sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpem, Bagian Humas dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 253

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Pelayanan Kedinasan Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah

kerja/koordinasi dan

konsultasi kepala daerah dan

wakil kepala daerah

Protokol, Bagian Umum, Sekretariat

Daerah

Program Perencanaan Sosial

dan Budaya

Jumlah bulan koordinasi

perencanaan

(sudah jelas) (sudah jelas) BADAN PENELITIAN,

PENGEMBANGAN DAN

PERENCANAAN DAERAH

Program Pendidikan Anak Usia

Dini

Angka partisipasi sekolah

PAUD

Jumlah murid usia PAUD

[dibagi] Jumlah penduduk

usia PAUD [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Presentase satuan pendidikan

dengan sarana dan prasarana

yang memadai

Jumlah satuan pendidikan

dengan sarana dan prasarana

yang memenuhi SPM

(SD&SMP) [dibagi] jumlah

satuan pendidikan

(SD&SMP) [dikali] 100

Memadai yang dimaksud adalah yang

memenuhi ketentuan tentang jenis dan

mutu pelayanan dasar yang merupakan

urusan wajib pemerintah yang berhak

diperoleh setiap warga secara minimal

Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Pendidikan Menengah Jumlah siswa magang SMK

yang berkompeten (orang)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Pendidikan Non

Formal

Jumlah masyarakat yang

berpartisipasi dalam

penyelenggaraan pendidikan

non formal

(sudah jelas) Jumlah masyarakat yang menjadi

peserta pendidikan non formal

Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Jumlah tenaga pendidik yang

tersertifikasi (orang)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Manajemen Pelayanan

Pendidikan

Jumlah sekolah yang

memenuhi standar nasional

pengelolaan pendidikan

(sudah jelas) Standar Pengelolaan merupakan salah

satu dari delapan standar nasional

pendidikan menurut BNSP

Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga

Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

Persentase ketersediaan obat

dan vaksin di fasilitas

pelayanan kesehatan

Jumlah kumulatif item obat

dan vaksin yang tersedia di

(n) puskesmas [dibagi] (n x

jumlah total item obat dan

vaksin indikator) [dikali]

100

fasilitas pelayanan yang dimaksud

adalah puskesmas. (n) puskesmas =

jumlah/banyaknya puskesmas

Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 254

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Jumlah penduduk peserta

BPJS termasuk JKN (diluar

ASN, TNI POLRI dan DPRD)

yang telah disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat

Persentase desa siaga aktif Jumlah desa siaga yang aktif

[dibagi] jumlah desa siaga

yang dibentuk [dikali] 100

Desa siaga berpedoman pada

Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor

564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan

Desa siaga. Desa Siaga Aktif adalah

yang mempunyai Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes) atau Upaya kesehatan

bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

lainnya yang buka setiap hari dan

berfungsi sebagai pemberi pelayanan

kesehatan dasar, penanggulangan

bencana dan kegawatdaruratan,

surveilance berbasis masyarakat yang

meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan

perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS). Desa Siaga adalah

Desa/Kelurahan yang penduduknya

memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk

mencegah dan mengatasi masalah-

masalah kesehatan, bencana dan

kegawatdaruratan kesehatan secara

mandiri.

Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Perbaikan Gizi

Masyarakat

Persentase cakupan ASI

ekslusif

Jumlah bayi 0-6 bulan yang

mendapat ASI Ekslusif di

satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 255

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

[dibagi] jumlah bayi 0-6

bulan yang tercatat dalam

register pencatatan

pemberian ASI [dikali] 100

Program Pengembangan

Lingkungan Sehat

Jumlah rumah tangga yang

menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

Jumlah rumah tangga

berperilaku hidup bersih dan

sehat di suatu wilayah pada

periode waktu tertentu

[dibagi] Jumlah rumah

tangga yang

dipantau/disurvei di wilayah

dan pada kurun waktu yang

sama [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit

Menular

Angka annual parasite

insident

Jumlah penderita positif

malaria [dibagi] Jumlah

penduduk berisiko pada

wilayah kurun waktu yang

sama [dikali] 1.000

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Standarisasi

Pelayanan Kesehatan

Jumlah sarana pelayanan

kesehatan yang terstandarisasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengadaan,

Peningkatan dan Perbaikan

Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas

Pembantu dan Jaringannya

Jumlah Puskesmas yang

dipenuhi sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan sesuai

standar

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit/Rumah

Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-

paru/Rumah Sakit Mata

Jumlah rumah sakit yang

dipenuhi sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan sesuai

standar

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

Jumlah kemitraan yang

terjalin dalam pelayanan

kesehatan masyarakat

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan Cakupan pelayanan kesehatan Jumlah anak balita yang (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 256

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Pelayanan Kesehatan Anak

Balita

anak balita mengakses pelayanan

kesehatan [dibagi] jumlah

total anak balita [dikali] 100

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Lansia

Persentase pelayanan

kesehatan lansia

Jumlah usila memperoleh

yankes di fasyankes pada

wilayah dan kurun waktu

tertentu [dibagi] jumlah

seluruh usila di wilayah dan

kurun waktu yang sama

[dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengawasan dan

Pengendalian Kesehatan

Makanan

Persentase Tempat

Pengolahan Makanan (TPM)

memenuhi syarat

Jumlah TPM memenuhi

syarat higiene sanitasi di

suatu wilayah pada kurun

waktu tertentu [dibagi]

jumlah seluruh TPM yang

ada di wilayah dan pada

kurun waktu yang sama

[dikali] 100

yang termasuk dalam TPM antara lain

Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran,

Depot Air Minum (DAM), dan

Makanan Jajanan

Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan

Keselamatan Ibu Melahirkan

dan Anak

Persentase persalinan di

fasilitas kesehatan

Jumlah persalinan yang

dilakukan di fasilitas

kesehatan [dibagi] total

jumlah persalinan [dikali]

100

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Remaja

Dan Lansia

Jumlah tenaga kesehatan yang

mendapat pelatihan mengenai

kesehatan remaja dan lansia

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pembangunan Jalan

dan Jembatan

Panjang jalan dan jembatan

yang terbangun (Km)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program

Rehabilitasi/Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan

Panjang jalan dan jembatan

berkualitas baik (km)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pembangunan Saluran

Drainase/Gorong-Gorong

Panjang drainase/gorong-

gorong (saluran Air) dibangun

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 257

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

(KM) Permukiman

Program Pembangunan

Turap/Talud/Bronjong

Panjang turap/talud/bronjong

(batu miring) yang dibangun

(M)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Penyediaan dan

Pengelolaan Air Baku

Jumlah air baku yang tersedia

di waduk/embung/tempat

penampungan air lainnya

(M3)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman, Kecamatan Siantan

Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Air

Minum dan Air Limbah

Jumlah rumah tangga yang

terlayani air minum

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pengendalian Banjir Panjang tanggul pemecah

ombak yang terbangun (M3)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pengembangan

Wilayah Strategis dan Cepat

Tumbuh

Persentase wilayah waterfront

city yang terbangun

Wilayah waterfront city yang

terbangun [dibagi] wilayah

waterfront city yang

seharusnya dibangun [dikali]

100

Waterfront City diartikan suatu proses

pembangunan yang memiliki kontak

visual dan fisik dengan air,

pengembangan wilayah perkotaan yang

secara fisik alamnya berada dekat

dengan air dimana bentuk

pengembangan pembangunan wajah

kota berorientasi ke perairan

Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Sarana Lingkungan

dan Sumber Air Bersih Rumah

Tidak Layak Huni

Jumlah rumah tidak layak

huni yang mendapatkan

sarana lingkungan dan sumber

air bersih (KK)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan

Panjang jalan dan jembatan

perdesaan yang terbangun

(sudah jelas) (sudah jelas) DINAS PEKERJAAN

UMUM,PENATAAN RUANG,

PERUMAHAN DAN KAWASAN

PERMUKIMAN

Program Pengembangan

Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS)

Jumlah rumah yang tertangani

(Unit)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pengembangan Jumlah rumah dan rusun (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 258

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Perumahan yang dibangun oleh

pemerintah

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pemeliharaan

Kantrantibmas dan Pencegahan

Tindak Kriminal

Jumlah Kasus Kamtrantibmas

yang tertangani

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Program Pengembangan

Wawasan Kebangsaan

Jumlah kasus intoleransi

terhadap perbedaan agama

dan keyakinan

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Jumlah pelaksanaan kegiatan

keagamaan Kabupaten

Kepulauan Anambas

(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)

Program Peningkatan

Pemahaman, Penghayatan,

Pengamalan dan

Pengembangan Nilai-nilai

Keagamaan

Persentase penyuluh agama

yang ditingkatkan kualitas dan

intensitas menyuluhnya

Jumlah penyuluh agama

yang mendapatkan pelatihan

dan menyelesaikan

pelatihannya dengan baik

dan memberikan penyuluhan

agama secara lebih sering

dibanding sebelum diikutkan

pelatihan [dibagi] jumlah

total penyuluh agama yang

ada di kabupaten [dikali]

100

(sudah jelas) Bagian Kesejateraan Masyarakat,

Sekretariat Daerah

Program Kemitraan

Pengembangan Wawasan

Kebangsaan

Jumlah mitra masyarakat

terkait pengembangan

nasionalisme

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Program Pendidikan Politik

Masyarakat

Persentase masyarakat

menggunakan hak suara

Pemilu Legislatif, Presiden

dan Wakil Presiden dan

Pilkada

Jumlah masyarakat

menggunakan hak suara

Pemilu Legislatif, Presiden

dan Wakil Presiden dan

Pilkada [dibagi] jumlah

masyarakat yang memiliki

hak suara Pemilu [dikali]

100

(sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

Program Pencegahan Dini dan

Penanggulangan Korban

Persentase penanganan

pencegahan dan

(sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 259

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Bencana Alam penanggulangan bencana

Persentase pemenuhan

kebutuhan dasar bagi korban

pasca bencana

Jumlah kebutuhan dasar bagi

korban pasca bencana yang

dipenuhi [dibagi] Jumlah

kebutuhan dasar bagi korban

pasca bencana yang

seharusnya dipenuhi [dikali]

100

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan

Keamanan dan Kenyamanan

Lingkungan

Persentase pengaduan

masyarakat terhadap

keamanan dan kenyamanan

lingkungan yang ditangani

Jumlah pengaduan

masyarakat terhadap

keamanan dan kenyamanan

lingkungan yang ditangani

[dibagi] jumlah pengaduan

masyarakat terhadap

keamanan dan kenyamanan

lingkungan [dikali]100

(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja

Program Peningkatan

Pemberantasan Penyakit

Masyarakat (Pekat)

Persentase pelanggaran Perda

dan Perkada pekat yang

ditangani

Jumlah pelanggaran Perda

dan Perkada Pekat yang

ditangani [dibagi] Jumlah

pelanggaran Perda dan

Perkada Pekat [dikali] 100

(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja

Program Pemberdayaan Fakir

Miskin, Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Jumlah fakir miskin dan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Soaial (PMKS)

yang menerima bantuan

(sudah jelas) Setiap Tahun target FM dan PMKS

yang menerima bantuan sebanyak 500

orang

Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

Jumlah PMKS yang dibina (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah Kepala Keluarga

Penerima Manfaat Raskin

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah

Program Pemberdayaan

Kelembagaan Kesejahteraan

Sosial

Persentase peningkatan peran

serta kelembagaan

kesejahteraan sosial di

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 260

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Kabupaten Kepulauan

Anambas

Program Peningkatan Kualitas

dan Produktivitas Tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang

dilatih oleh Dinas Nakertrans

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Peningkatan

Kesempatan Kerja

Jumlah tenaga kerja yang

ditempatkan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Perlindungan dan

Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

Persentase kasus perselisihan

industrail yang berhasil

diselesaikan

Jumlah kasus perselisihan

industrail yang berhasil

diselesaikan [dibagi] jumlah

kasus perselisihan industrail

[dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Penguatan

Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan

Anak

Persentase PD yang responsif

gender

Jumlah PD yang Responsif

Gender [dibagi] Jumlah

seluruh PD [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan Kualitas

Hidup dan Perlindungan

Perempuan

Persentase korban kekerasan

perempuan dan anak yang

mendapat pendampingan

Jumlah korban kekerasan

perempuan dan anak yang

mendapat pendampingan

[dibagi] Jumlah korban

kekerasan perempuan dan

anak [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan Peran

Serta dan Kesetaraan Gender

Dalam Pembangunan

Indeks Pembangunan Gender (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pembinaan Unit

Usaha Penduduk Miskin Desa

Tertinggal

Persentase unit usaha

penduduk miskin desa

tertinggal yang dibina

Jumlah unit usaha penduduk

miskin desa tertinggal yang

dibina [dibagi] jumlah usaha

penduduk miskin desa

tertinggal [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

Persentase pemenuhan

cadangan pangan daerah

Jumlah cadangan pangan

daerah yang disediakan

[dibagi] jumlah cadangan

pangan daerah yang

Cadangan pangan daerah dihitung

berdasarkan kebutuhan daerah terhadap

beberapa kebutuhan pokok seperti

beras

Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 261

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

seharusnya disediakan

[dikali] 100

Program Penataan Penguasaan,

Pemilikan, Penggunaan, dan

Pemanfaatan Tanah

Jumlah dokumen pemetaan,

penguasaan, pemilikan daerah

potensi wisata

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpum, Sekretariat Daerah

Program Pengembangan

Sistem Informasi Pertanahan

Jumlah dokumen

pengembangan pertanahan

Kabupaten Kepulauan

Anambas

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpum, Sekretariat Daerah

Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Jumlah Tempat Pengelolaan

Sampah Terpadu (TPST) yang

dibangun

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Cakupan pelayanan

pengangkutan sampah

Jumlah desa mendapat

pelayanan pengangkutan

sampah

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup, Kecamatan Siantan

Program Pengelolaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

Persentase RTH Kabupaten

Kepulauan Anambas

Luas RTH Kabupaten

Kepulauan Anambas

[dibagi] luas wilayah

Kabupaten Kepulauan

Anambas [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Persentase tersedianya luasan

RTH publik sebesar 20% dari

luas wilayah Kota/kawasan

perkotaan

Luas RTH publik di Wilayah

Kota/kawasan perkotaan

[dibagi] 20% dari luas

Wilayah Kota/kawasan

perkotaan [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

Persentase pengawasan dan

pengendalian terhadap

pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup

Jumlah kasus pencemaran

dan perusakan lingkungan

hidup yang mendapat

pengawasan dan

pengendalian [dibagi]

Jumlah kasus pencemaran

dan perusakan lingkungan

hidup [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Perlindungan dan Persentase daerah tangkapan Jumlah daerah tangkapan air (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 262

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Konservasi Sumber Daya Alam air yang terehabilitasi dan

terlindungi

yang terehabilitasi dan

terlindungi [dibagi] Jumlah

daerah tangkapan air [dikali]

100

Hidup

Program Peningkatan Kualitas

dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

Jumlah informasi lingkungan

hidup berkualitas yang

tersedia

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Pertamanan dan

Pemakaman

Jumlah TPU yang terpelihara (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan

Ruang, Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Program Adiwiyata Terselenggaranya sekolah

Adiwiyata

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Penataan Administrasi

Kependudukan

Persentase penduduk yang

memiliki KTP elektronik

Jumlah penduduk yang

memiliki KTP elektronik

[dibagi] jumlah penduduk

wajib KTP [dikali] 100%

(sudah jelas) Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Program Peningkatan

Keberdayaan Masyarakat

Perdesaan

Jumlah pendamping desa

yang dilatih dalam rangka

penyusunan RPJM-Des sesuai

standar

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pengembangan

Lembaga Ekonomi Pedesaan

Jumlah BUM Des yang

terbentuk

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Peningkatan

Partisipasi Masyarakat dalam

Membangun Desa

Tingkat partisipasi

masyarakat(%)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

(sudah jelas) Kecamatan

Program Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pemerintah Desa

Jumlah aparatur pemerintahan

desa yang ditingkatkan

kapasitasnya

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pembinaan dan

Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan Desa

Jumlah desa yang mendapat

pendampingan pengelolaan

keuangan desa

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Pemdes, Sekretariat Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 263

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Jumlah desa dengan

pengelolaan keuangan baik

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Keluarga Berencana Angka prevalensi pemakaian

kontrasepsi keluarga

berencana

Jumlah pasangan usia subur

(PUS) yang memakai alat

kontrasepsi keluarga

berencana [dibagi] jumlah

PUS [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Pembangunan

Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

Jumlah dokumen norma,

standar dan prosedur

perhubungan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan

Fasilitas LLAJ

Persentase prasarana &

fasilitas LLAJ terehabilitasi

dan dipelihara

Jumlah prasarana & fasilitas

LLAJ terehabilitasi dan

dipelihara [dibagi] Jumlah

prasarana & fasilitas LLAJ

[dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Peningkatan Pelayanan

Angkutan

Persentase keterjangkauan

desa-desa menuju pusat

kegiatan dan pertumbuhan

Jumlah desa yang terjangkau

menuju pusat kegiatan dan

pertumbuhan [dibagi]

Jumlah desa [dikali] 100

Pusat kegiatan dan pertumbuhan

berbasis kecamatan

Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Pembangunan Sarana

dan Prasarana Perhubungan

Beroperasinya Bandara

Letung

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Pengendalian dan

Pengamanan Lalu Lintas

Jumlah kasus kecelakaan lalu

lintas

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Peningkatan Kelaikan

Pengoperasian Kendaraan

Bermotor

Persentase kendaraan yang

melakukan uji emisi dan uji

petik

Jumlah Kendaraan yang

Melakukan Uji Emisi dan

Uji Petik [dibagi] Jumlah

Kendaraan [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Peningkatan

Pelayanan Angkutan

Jumlah orang yang melalui

pelabuhan (naik dan turun)

(sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan

Hidup

Program Pelayanan Informasi

Publik

Layanan Pengelolaan

Informasi Publik

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 264

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Fasilitasi Peningkatan

SDM dalam Bidang

Komunikasi dan Informasi

Peningkatan SDM bidang

komunikasi dan informatika

(sudah jelas) Jumlah SDM bidang kominfo yang

mendapatkan pelatihan peningkatan

kapasitas

Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian

Program Optimalisasi

Pemanfaatan Teknologi

Informasi

Jumlah Aplikasi E-

Government

(sudah jelas) Aplikasi E-Government yang dimaksud

adalah G-G sebanyak 3 aplikasi, G-B

sebanyak 1 aplikasi, G-C sebanyak 1

aplikasi, G-E

Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian

G-G (3 Aplikasi)

G-B (1 Aplikasi)

G-C (1 Aplikasi)

G-E

Jumlah bulan terpenuhinya

pelayanan pengadaan barang

jasa secara elektronik

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Adpemb, Sekretariat Daerah

Persentase penyediaan

layanan informasi dan

publikasi pemerintah

Jumlah Layanan Informasi

dan Publikasi Pemerintah

yang disediakan

[dibagi]Jumlah Layanan

Informasi dan Publikasi

Pemerintah yang seharusnya

disediakan [dikali] 100

(sudah jelas) Bagian Humas, Sekretariat Daerah

Program Kerjasama Informasi

dengan Media Massa

Jumlah kegiatan pemerintah

yang terpublikasi dan

terpromosikan

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Humas, Sekretariat Daerah

Program Pengkajian dan

Penelitian Bidang Informasi

dan Komunikasi

Jumlah dokumen dan Perda

yang disahkan DPRD

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian

Program Pengembangan dan

Perluasan Jaringan Teknologi

Komunikasi dan Informasi

Jumlah desa/kelurahan yang

terjangkau akses

telekomunikasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika,

Statistik dan Persandian

Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan

Media Massa

Jumlah bulan

penyelenggaraan akses

internet di lingkungan

Pemkab Kabupaten Anambas

(sudah jelas) (sudah jelas) DINAS KOMUNIKASI

INFORMATIKA, STATISTIK

DAN PERSANDIAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 265

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Penciptaan Iklim

Usaha Kecil Menengah yang

Kondusif

Jumlah pelaku UMKM dan

wirausaha pemula yang dibina

pemerintah

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Pengembangan

Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha

Kecil Menengah

Jumlah pelaku UMKM yang

produknya tersertifikasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha Bagi

Usaha Mikro Kecil Menengah

Nilai penjualan produk-

produk UMKM

Nilai penjualan produk-

produk UMKM

(sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Peningkatan Promosi

dan Kerjasama Investasi

Nilai investasi yang terealisasi

(PMA/PMDN)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Peningkatan Iklim

Investasi dan Realisasi

Investasi

Jumlah PMA dan PMDN (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Peningkatan Peran

Serta Kepemudaan

Jumlah pemuda yang

mengikuti kegiatan

kepemudaan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pembinaan dan

Pemasyarakatan Olahraga

Jumlah kompetisi cabang

olahraga KKA

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Olahraga

Jumlah sarana prasarana

olahraga dalam kondisi baik

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Upaya Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba

Jumlah kasus penyalahgunaan

NAPZA dan pergaulan bebas

yang melibatkan pemuda

sebagai pelaku

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program pengembangan

data/informasi/statistik daerah

Jumlah dokumen

pengembangan data/informasi

yang disusun

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan

dan Perencanaan Daerah

Program Pengelolaan dan

Pengembangan Persandian

Daerah

Jumlah jenis informasi yang

diamankan melalui persandian

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Umum, Sekretariat Daerah

Program Pengembangan Nilai Jumlah penyelenggaraan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 266

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Budaya event kebudayaan (Semarak

Anambas)

Program Pengelolaan

Kekayaan Budaya

Partisipasi dalam kegiatan

event kebudayaan di tingkat

provinsi dan nasional

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengelolaan

Keragaman Budaya

Jumlah event perlombaan

kebudayaan Anambas

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan

Kerjasama Pengelolaan

Kekayaan Budaya

Jumlah pelaku, penggiat, dan

komunitas budaya yang aktif

mengadakan kegiatan setiap

tahunnya

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan

Budaya Baca dan Pembinaan

Perpustakaan

Jumlah kunjungan

perpustakaan umum daerah

(sudah jelas) (sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata

Laksana, Sekretariat Daerah

Program perbaikan sistem

administrasi kearsipan

Persentase arsip statis dan

dinamis pemerintah daerah

yang dikelola melalui sistem

kearsipan

Jumlah arsip statis dan

dinamis pemerintah daerah

yang dikelola melalui sistem

kearsipan [dibagi]Jumlah

arsip statis dan dinamis

pemerintah daerah [dikali]

100

(sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata

Laksana, Sekretariat Daerah

Program penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip

daerah

Persentase dokumen/arsip

daerah yang dialihmediakan

Jumlah dokumen/arsip

daerah yang dialihmediakan

[dibagi]Jumlah

dokumen/arsip daerah

[dikali] 100

(sudah jelas) Bagian Hukum dan Organisasi Tata

Laksana, Sekretariat Daerah

Program Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Pesisir

Jumlah kelompok nelayan

tangkap dan budidaya yang

mengalami peningkatan

produksi pasca pembinaan

dan pendampingan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 267

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Pengembangan

Budidaya Perikanan

Jumlah produksi perikanan

budidaya

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pengembangan

Perikanan Tangkap

Jumlah produksi perikanan

tangkap

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Peningkatan

Kesadaran dan Penegakan

Hukum Dalam Pendayagunaan

Sumber Daya Laut

Jumlah kasus pada nelayan

tangkap dan budidaya

perikanan yang mengikuti

pembinaan, penyuluhan, dan

pendampingan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Optimalisasi

Pengelolaan dan Pemasaran

Produksi Perikanan

Jumlah jenis produk

unggulan baru sektor

perikanan olahan

(sudah jelas) Produk unggulan adalah produk yang

potensial dikembangkan dengan

memanfaatkan SDA dan SDM lokal

yang berorientasi pasar dan ramah

lingkungan. Sehingga memiliki

keunggulan kompetitif dan siap

menghadapi persaingan global

Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Khusus Kepulauan

Anambas terkait

Pengembangan dan

Pengelolaan Kelautan, Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil serta

Wilayah Perbatasan

Jumlah wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil dengan

sarana dan prasarana yang

memadai

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pemberdayaan

Masyarakat Pelaku Usaha

Perikanan

Jumlah kelompok usaha

kelautan dan perikanan yang

terdampingi dalam usaha

peningkatan wirausaha

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pembinaan Pedagang

Kaki lima dan Asongan

Jumlah kawasan PKL yang

ditata

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Penataan Daerah

Otonomi Baru

Persentase PD wajib SPM

yang telah memilikinya

Jumlah PD wajib SPM yang

telah memiliki SPM

[dibagi]Jumlah PD wajib

SPM [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Jumlah wisatawan domestik

dan mancanegara

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 268

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Pengembangan

Kemitraaan

Jumlah kegiatan kerja sama

yang dilakukan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Jumlah destinasi wisata

dengan sarana dan prasarana

yang memadai

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan

Jumlah produksi

pertanian/perkebunan (Ton)

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Cengkeh Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Padi Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Peningkatan

Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan

Persentase petani yang

menerapkan teknologi tepat

guna

Jumlah Petani yang

Menerapkan Teknologi

Tepat Guna [dibagi]Jumlah

Petani [dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit

Ternak

Persentase peningkatan

produksi peternakan (sapi dan

unggas)

(Jumlah Produksi

Peternakan (Sapi dan

Unggas) tahun n [dikurang]

Jumlah Produksi Peternakan

(Sapi dan Unggas) tahun n-1

[dibagi]Jumlah Produksi

Peternakan (Sapi dan

Unggas) tahun n-1 [dikali]

100

(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Peningkatan

Penerapan Teknologi

Peternakan

Persentase peternak yang

meningkat produksinya pasca

pendampingan atau penerapan

teknologi tepat guna

Jumlah Peternak yang

Meningkat Produksinya

pasca Pendampingan atau

Penerapan Teknologi Tepat

Guna [dibagi]Jumlah

Peternak mendapat

Pendampingan atau

Penerapan Teknologi Tepat

[dikali] 100

(sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 269

PROGRAM INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

RUMUS ALAT VERIFIKASI PD

Program Pemberdayaan

Penyuluh

Pertanian/Perkebunan

Lapangan

Jumlah kelompok petani yang

mengalami peningkatan

produksi pasca pembinaan

dan pendampingan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Hutan

Terlaksananya program

pemanfaatan potensi sumber

daya hutan/peningkatan

pengetahuan

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan

Pangan

Program Perlindungan

Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan

Jumlah kasus kelangkaan

barang pokok

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Peningkatan Efisiensi

Perdagangan Dalam Negeri

Jumlah pasar tradisional

beroperasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Pengembangan

Industri Kecil Menengah

Jumlah IKM yang produktif (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Program Pengembangan

Perwilayahan Industri

Nilai investasi pada sektor

industri perikanan yang

terealisasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian

dan Perdagangan

Pengembangan Wilayah

Transmigrasi

Jumlah masyarakat

transmigrasi di perbatasan

yang terbina

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal,

Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Program Pembinaan dan

Pengembangan Bidang

Ketenagalistrikan

Rasio elektrifikasi Jumlah penduduk yang

mendapatkan layanan listrik

[dibagi] jumlah penduduk

[dikali] 100

Rasio elektrifikasi menandakan tingkat

perbandingan jumlah penduduk yang

menikmati listrik dengan jumlah total

penduduk di suatu wilayah atau negara

Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 270

Lampiran 2. Rumus dan Alat Verifikasi Indikator Program

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

Kualitas Pelayanan Administrasi Keuangan Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Prima % (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Tingkat kepatuhan aparatur (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Meningkatnya Kapasitas Sumberdaya Aparatur % (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Jumlah laporan tahunan kinerja dan keuangan Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Seluruh PD

Angka Partisipasi Sekolah PAUD % (Jumlah murid usia

PAUD) [dibagi]

(Jumlah penduduk usia PAUD) [dikali]

100 (%)

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Presentase Satuan Pendidikan dengan Sarana dan Prasarana

yang Memadai

% Jumlah satuan

pendidikan dengan sarana dan

prasarana yang

memenuhi SPM (SD&SMP)

[dibagi] jumlah

satuan pendidikan (SD&SMP) [dikali]

100 (%)

Memadai yang dimaksud

adalah yang memenuhi ketentuan tentang jenis dan

mutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib pemerintah yang berhak

diperoleh setiap warga

secara minimal

Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Siswa Magang SMK yang berkompeten Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Paket Ujian Nasional Paket Kesetaraan A, B, dan C Paket (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Tenaga Pendidik yang Tersertifikasi Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Bulan Terpenuhinya Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)

Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di fasilitas pelayanan

kesehatan

% Jumlah kumulatif

item obat yang

tersedia di (n) puskesmas x 100

dibagi (n x jumlah

total item obat indikator)

fasilitas pelayanan yang

dimaksud adalah

puskesmas. (n) puskesmas = jumlah/banyaknya

puskesmas

Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah penduduk peserta PBI JKN yang telah disesuaikan

dengan peraturan yang berlaku

Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Persentase Desa Siaga Aktif % Jumlah desa siaga

yang aktif dibagi

jumlah desa siaga yang dibentuk x

100%

Desa Siaga Aktif adalah

yang mempunyai Pos

Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya

kesehatan bersumberdaya

Masyarakat (UKBM)

Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 271

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai

pemberi pelayanan

kesehatan dasar, penanggulangan bencana

dan kegawatdaruratan,

surveilance berbasis masyarakat yang meliputi

gizi, penyakit, lingkungan

dan perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Desa Siaga adalah

Desa/Kelurahan yang

penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan

untuk mencegah dan mengatasi masalah-

masalah kesehatan,

bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan secara mandiri.

Cakupan ASI Ekslusif % Jumlah bayi 0-6

bulan yang

mendapat ASI

Ekslusif di satu

wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu dibagi

jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat

dalam register

pencatatan pemberian ASI x

100%

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok Perda (sudah jelas) Kawasan Tanpa Rokok

adalah ruangan atau area

yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok

atau kegiatan

memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau

mempromosikan Produk

Tembakau, berdasarkan PP

Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 272

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

109 tahun 2012

Cakupan Desa UCI % Jumlah

desa/kelurahan UCI dibagi jumlah

seluruh

desa/kelurahan x 100%

Universal Child

Immunization (UCI) adalah tercapainya

imunisasi dasar secara

lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita

usia subur dan anak

sekolah tingkat dasar

Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang terstandarisasi unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan

unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarananya unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Perda tentang Penggunaan Anggaran 10% untuk

UKBM

unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita % (Jumlah anak balita yang memperoleh

pelayanan,

pemantauan pertumbuhan

minimal delapan

kali) [dibagi] (jumlah seluruh

anak balita [dikali]

100 (%)

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia % (Jumlah usila memperoleh yankes

di fasyankes pada

wilayah dan kurun waktu tertentu)

[dibagi] (jumlah

seluruh usila di wilayah dan kurun

waktu yang sama)

[dikali] 100 (%)

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi

Syarat

% (Jumlah TPM

memenuhi syarat

higiene sanitasi di

suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu) [dibagi]

(jumlah seluruh

TPM yang ada di wilayah dan pada

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 273

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

kurun waktu yang sama) [dikali] 100

(%)

Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan % (Jumlah ibu bersalin

yang ditolong oleh

tenaga kesehatan di satu wilayah kerja

pada kurun waktu

tertentu) [dibagi] (jumlah seluruh

sasaran ibu bersalin

di satu wilayah kerja dalam kurun

waktu yang sama)

[dikali] 100 (%)

(sudah jelas) Dinas Kesehatan, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Jumlah Gedung Kantor yang dibangun Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Panjang Jalan dan Jembatan yang terbangun Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Panjang Jalan dan Jembatan berkualitas baik Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Panjang Drainase/Gorong-gorong (Saluran Air)dibangun Km (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Panjang Turap/Talud/Bronjong (Batu Miring) yang dibangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempat penampungan air lainnya

(M3/Orang/Tahun) (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Persentase Rumah Tangga yang terlayani Air Minum % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Panjang tanggul pemecah ombak yang terbangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Wilayah Waterfront City yang terbangun M3 (sudah jelas) Waterfront City diartikan suatu proses pembangunan

yang memiliki kontak

visual dan fisik dengan air, pengembangan wilayah

perkotaan yang secara fisik

alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk

pengembangan

pembangunan wajah kota berorientasi ke perairan

Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni yang mendapatkan sarana

lingkungan dan sumber air bersih

Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Jumlah Rumah yang dibangun oleh Pemerintah Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari

luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pekerjaan Umum,Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman

Jumlah kasus kamtrantibmas yang tertangani Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Jumlah pelaksanaan kegiatan keagamaan Kabupaten Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 274

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

Kepulauan Anambas (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)

Persentase penyuluh agama yang ditingkatkan kualitas dan

intensitas menyuluhnya

% (jumlah penyuluh

agama yang mendapatkan

pelatihan dan

menyelesaikan pelatihannya

dengan baik dan

memberikan penyuluhan agama

secara lebih sering

dibanding sebelum diikutkan pelatihan)

[dibagi] ( jumlah

total penyuluh agama yang ada di

kabupaten) [dikali]

100%

(sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Kesra)

Jumlah mitra masyarakat terkait pengembangan nasionalisme mitra masyarakat (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Persentase masyarakat menggunakan hak suara Pemilu

Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden dan Pilkada

% (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Persentase penanganan pencegahan dan penanggulangan bencana

% (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bagi Korban Pasca

Bencana

% (jumlah korban

bencana yang diberi

bantuan) [di bagi] (jumlah korban

bencana) [dikali]

100 (%)

(sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Persentase pengaduan keamanan dan kenyamanan lingkungan

yang ditindaklanjuti

% (jumlah pengaduan

keamanan dan kenyamanan

lingkungan yang

ditindaklanjuti) [dibagi] (jumlah

pengaduan

keamanan dan kenyamanan

lingkungan) [dikali]

100 (%)

(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja

Persentase penanganan Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat % (jumlah kasus pelanggaran perda

dan perkada pekat

yang ditangani) [dibagi] (jumlah

(sudah jelas) Satuan Polisi Pamong Praja

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 275

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

kasus pelanggaran perda dan perkada

pekat) [dikali] 100

(%)

Jumlah Fakir Miskin (FM) dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Soaial (PMKS) yang menerima bantuan

Orang (sudah jelas) Setiap Tahun target FM

dan PMKS yang menerima bantuan sebanyak 500

orang

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah PMKS yang dibina Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat raskin KK Sekretariat Daerah (Bagian Ekonomi)

Persentase peningkatan peran serta kelembagaan

kesejahteraan sosial di Kabupaten Kepulauan Anambas

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

jumlah tenaga kerja yang dilatih oleh Dinas Nakertrans Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Ket

Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Disnakertrans

Persentase kasus perselisihan industrial yang berhasil

diselesaikan

Kasus (jumlah kasus yang

diselesaikan)

[dibagi] (jumlah total kasus yang

terjadi) [dikali] 100

(%)

(sudah jelas) Disnakertrans

Persentase PD yang responsif gender % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Persentase korban kekerasan perempuan dan anak yang

mendapat pendampingan

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Indeks Pembangunan Gender Indeks (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal

yang dibina

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah kasus kelangkaan barang pokok Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pertanian

Jumlah dokumen pemetaan, penguasaan, pemilikan daerah

potensi wisata

Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpum)

Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Kabupaten

Kepulauan Anambas

Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpum)

Jumlah tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang

dibangun

Unit (sudah jelas) (sudah jelas) BLH

Tersedianya tempat pembuangan akhir (TPA) TPA (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas PU

Persentase RTH Kabupaten Kepulauan Anambas % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

NA NA NA NA Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase daerah tangkapan air yang terehabilitasi dan % (jumlah daerah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 276

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

terlindungi tangkapan air yang terehabilitasi dan

terlindungi) [dibagi]

(jumlah daerah tangkapan air)

[dikali] 100 (%)

NA NA NA NA Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase penduduk yang memiliki KTP elektronik % (Jumlah penduduk

yang memiliki KTP

elektronik) [dibagi] (jumlah penduduk

wajib KTP) [dikali]

100 (%)

(sudah jelas) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Jumlah pendamping desa yang dilatih dalam rangka

penyusunan RPJM-Des sesuai standar

Desa (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

jumlah BUM Des yang terbentuk unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Tingkat partisipasi masyarakat % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Tingkat partisipasi masyarakat % (sudah jelas) (sudah jelas) Kecamatan

Persentase aparatur pemerintahan desa yang ditingkatkan kapasitasnya

(%) (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Jumlah Desa yang mendapat pendampingan pengelolaan

keuangan desa

Desa (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Pemdes)

jumlah Dokumen norma, standar dan prosedur perhubungan Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan

dipelihara

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase Keterjangkauan desa-desa menuju pusat kegiatan

dan pertumbuhan

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Beroperasinya Bandara Letung % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Persentase kendaraan yang melakukan uji emisi dan uji petik % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup

Layanan Pengelolaan Informasi Publik Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Peningkatan SDM bidang Komunikasi dan Informatika Orang (sudah jelas) Jumlah SDM bidang

kominfo yang

mendapatkan pelatihan

peningkatan kapasitas

Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Jumlah Aplikasi E-Government Aplikasi (sudah jelas) Aplikasi E-Government yang dimaksud adalah G-G

sebanyak 3 aplikasi, G-B

sebanyak 1 aplikasi, G-C

Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 277

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

sebanyak 1 aplikasi, G-E

Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan pengadaan barang jasa

secara elektronik

Bulan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Adpemb)

Persentase penyediaan layanan informasi dan publikasi pemerintah

% (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Humas)

Jumlah kegiatan pemerintah yang terpublikasi dan di promosi Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah (Bagian Humas)

Jumlah Dokumen dan Perda yang disahkan DPRD Dokumen dan Perda

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Jumlah Desa/Kelurahan yang terjangkau akses telekomunikasi Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Seluler Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Radio Desa/Kelurahan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian

Jumlah pelaku UMKM dan wirausaha pemula yang dibina

pemerintah

UMKM dan

Wirausaha

(sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM

Jumlah pelaku UMKM yang produknya tersertifikasi Pelaku UMKM (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM

Nilai penjualan produk-produk UMKM Rupiah (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UMKM

Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN) Rp (sudah jelas) (sudah jelas) Kantor Penaman Modal dan PTSP

Jumlah PMA dan PMDN PMA dan PMDN (sudah jelas) (sudah jelas) Kantor Penaman Modal dan PTSP

Jumlah pemuda yang mengikuti kegiatan kepemudaan Peserta (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah kompetisi cabang olahraga KKA Cabang Olahraga (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah Sarana Prasarana Olahraga dalam kondisi baik Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah kasus penyalahgunaan NAPZA dan pergaulan bebas

yang melibatkan pemuda sebagai pelaku

Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah penyelenggaraan even kebudayaan (semarak anambas) Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Partisipasi dalam kegiatan event kebudayaan di tingkat

provinsi dan nasional

Event (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah event perlombaan Kebudayaan Anambas Event (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah pelaku, penggiat, dan komunitas budaya yang aktif

mengadakan kegiatan setiap tahunnya

Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah kelompok Nelayan Tangkap dan Budidaya yang Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan

Pendampingan

Orang, Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah produksi perikanan budidaya Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah Tempat Pelelangan Ikan yang menjalankan sistem pelelngan ikan

Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah kasus pada nelayan tangkap dan budidaya perikanan

yang mengikuti pembinaan, penyuluhan, dan pendampingan

Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah jenis produk unggulan baru sektor perikanan olahan Jenis (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 278

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

Jumlah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan sarana dan prasarana yang memadai

Unit (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

jumlah wisatawan domestik dan mancanegara wisatawan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

jumlah kegiatan kerja sama yang dilakukan Kegiatan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

jumlah destinasi wisata dengan sarana dan prasarana yg

memadai

Destinasi (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (Ton) Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Cengkeh Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

padi Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Persentase Petani yang menerapkan teknologi tepat guna % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Persentase Peningkatan Produksi Peternakan (Sapi dan

Unggas)

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Persentase Peternak Yang Meningkat Produksinya pasca

Pendampingan atau Penerapan Teknologi Tepat Guna

% (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Peningkatan Pola Konsumsi Pangan % (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah Produksi Komoditas Pangan Substitusi Import (Padi) Ton (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan

Produksi pasca pembinaan dan pendampingan

Kelompok (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah kerjasama antar daerah dalam bidang suplai pangan Kerjasama (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Perikanan,Pertanian dan Pangan

Jumlah kasus kelangkaan barang pokok Kasus (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah pasar tradisional beroperasi Pasar Tradisional (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah IKM yang produktif IKM (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah kawasan sentra industri Kawasan (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi Rupiah (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah wilayah transmigrasi yang terbangun M3 (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Jumlah masyarakat transmigrasi di perbatasan yang terbina Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Jumlah Perda yang di sahkan Perda (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Jumlah anggota DPRD yang dilantik dan diambil sumpah dalam rangka pergantian anggota DPRD

Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Persentase ketersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi

DPRD

% (sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat DPRD

Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan Daerah yang

disusun

Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah Dokumen Tata Ruang daerah yang disusun Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang

disusun

Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah kerjasama pembangunan Mitra (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2016-2021 279

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan ekonomi Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah Dokumen perencanaan pembangunan sosial budaya Dokumen (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Penelitian, Pengembangan dan Perencanaan Daerah

Jumlah PD yang memiliki Pengawas Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

PD (sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat

Naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Naskah akademik

dan prosedur pengawasan

(sudah jelas) (sudah jelas) Inspektorat

Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi

Aparatur Pengawasan

% (Jumlah PD yang

melakukan Opname

kas) [dibagi]

(Jumlah seluruh

PD) [dikali] 100

(%)

(sudah jelas) Inspektorat

Jumlah yang mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Worksop

Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP

Orang jumlah orang yang

mengikuti diklat baik JFA, atau

bimtek lainnya.

(sudah jelas) Inspektorat

Pendapatan Daerah tiap tahun Rupiah (sudah jelas) Pendapatan daerah tahun n

setelah mengalami kenaikan 5% dari tahun

sebelumnya (n-1)

Dispenda

Terselengaranya Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan Event (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan

Terselenggaranya Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama

Wilayah Perbatasan

Kali rapat

koordinasi

(sudah jelas) (sudah jelas) Badan Pengelolaan Perbatasan

Naskah akademik kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Naskah akademik

dan prosedur pengawasan

(sudah jelas) (sudah jelas) Sekretariat Daerah

NA NA NA NA Sekretariat Daerah

NA NA NA NA Sekretariat Daerah

NA NA NA NA Sekretariat Daerah

Jumlah aparatur mendapatkan pendidikan kedinasan Orang (sudah jelas) (sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Persentase pejabat memenuhi standar kompetensi % (Jumlah pejabat

yang memenuhi

standar kompetensi) [dibagi] (jumlah

seluruh pejabat)

[dikali] 100 (%)

(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Persentase pegawai berkinerja baik % (jumlah pegawai yang berkinerja

baik0 [dibagi]

(jumlah seluruh pegawai) [dikali]

(sudah jelas) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

RPJMD KKA 2016-2021

LAMPIRAN 280

Indikator Kinerja Program Satuan Rumus Alat Verifikasi PD PJ

100 (%)

Rasio elektrifikasi rasio jumlah rumah

tangga yang menikmati listrik

dibagi jumlah

rumah tangga total

Rasio elektrifikasi

menandakan tingkat perbandingan jumlah

penduduk yang menikmati

listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah

atau negara

Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral