bupati kepulauan anambas -...
TRANSCRIPT
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBASNOMOR 18 TAHUN 2010
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM)KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011-2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,
Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah yang mengamanatkan bahwa Kepala
Daerah terpilih wajib menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah paling lambat 6 bulan
setelah Kepala Daerah dilantik;
b. Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Kepala Daerah;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Bupati
Kabupaten Kepulauan Anambas tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pengembangan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4739);
10. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi
Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 106; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4879);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4693);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
25. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-undangan;
26. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2014;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
28. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009
Nomor 2).
29. Peraturan Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 13
Tahun 2009 tentang Penataan Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas (Berita Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 Nomor 16).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJM) KABUPATEN KEPULAUAN
ANAMBAS TAHUN 2011-2015
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah
sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintaan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas.
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya
disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan
Penelitian Pengembangan dan Penanaman Modal Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
SKPD adalah unit Kerja Pemerintah Daerah yang
mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah.
6. Masyarakat kabupaten Kepulauan Anambas adalah sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama dalam batas
administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas.
7. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumberdaya yang ada.
8. Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah adalah proses
penyusunan rencana pembangunan daerah yang
dilaksanakan untuk menghasilkan dokumen perencanaan
selama periode satu tahun.
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang
selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen
perencanaan pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas
untuk periode 20 tahun terhitung sejak tahun 2005-2025 yang
memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang
Kabupaten Kepulauan Anambas.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen
perencanaan pembangunan Kabupaten untuk periode 5
(lima) tahun, terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015, yang merupakan penjabaran visi, misi dan
program Kepala Daerah.
11. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas yang selanjutnya disebut RKPD adalah rencana
pembangunan tahunan Daerah yang merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan
Anambas yang selanjutnya disebut RTRW adalah hasil
perencanaan tata ruang wilayah yang mengatur struktur dan
pola ruang Kabupaten Kepulauan Anambas.
13. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD), yang selanjutnya disebut Renstra SKPD adalah
dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
periode 5 (lima) tahun.
14. Rencana Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode 1
(satu) tahun.
15. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan
secara terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen
di daerah untuk mewujudkan visi daerah.
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan.
17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Tujuan adalah suatu keadaan yang akan dicapai atau yang
akan dihasilkan pada jangka waktu 5 (lima) tahun yang akan
datang.
19. Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
secara spesifik atau harus fokus dan rumusannya
diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.
20. Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan dan dirancang
secara konseptual, analitis, realistis, rasional dan
komprehensif.
21. Program adalah penjabaran kebijakan dalam bentuk upaya
yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang
terukur sesuai dengan misi.
22. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh
satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari
pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri
dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya, baik
berupa personal, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, Dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumberdaya, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang atau
jasa.
23. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan
dicapai pada setiap program dan kegiatan (yang
direncanakan) satuan kerja perangkat daerah.
24. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan
dicapai pada setiap program dan kegiatan (yang
direncanakan) satuan kerja perangkat daerah.
Pasal 2
RPJM Daerah dijadikan sebagai dasar penilaian atas Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati sejak Tahun
anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran 2015.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 3
RPJM Daerah merupakan:
Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah kedalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala
Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah, dengan
mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2005-2025.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud dan tujuan penetapan RPJM Daerah adalah untuk
menetapkan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai
pedoman dalam:
a. Penyusunan Renstra SKPD;
b. Penyusunan RKPD Kabupaten Kepulauan Anambas untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun yang selanjutnya merupakan
pedoman untuk penyusunan RAPBD;
c. Penyusunan Renja SKPD;
d. Penyusunan RKPD tahun anggaran 2016;
BAB IV
SISTEMATIKA RPJM DAERAH
Pasal 5
Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum
kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan
Provinsi, Sistematika Penulisan
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Memuat Sejarah Kepulauan Anambas, Letak dan Kondisi
Geografis, Topolografi, Geologi dan Jenis Tanah, Klimatologi,
Potensi pengembangan wilayah (Pertanian, Perkebunan,
Peternakan dan Kehutanan), Kawasan Rawan Bencana, Kondisi
Demografi, Aspek Pelayanan Umum, Aspek Daya Saing Daerah,
Infrastruktur Wilayah, Sumberdaya Manusia.
BAB III : TINJAUAN TERHADAP DOKUMEN PERENCANAAN
TERKAIT
Memuat keterkaitan RPJM Daerah dengan RPJM Nasional, RPJM
provinsi, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten
BAB IV : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Menjelaskan arah pengelolaan, arah kebijakan dan perkiraan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BAB V : ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
Memuat tentang permasalahan daerah dan isu-isu strategis
pembangunan daerah
BAB VI : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN
Memuat dan menjelaskan strategi pembangunan dan kebijakan
pembangunan daerah
BAB VII : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH
Memuat dan menjelaskan strategi pembangunan dan kebijakan
pembangunan daerah
BAB VIII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Memuat tentang program pembangunan daerah meliputi program
per urusan dan program lintas kewilayahan.
BAB IX : INDIKASI PROGRAM PRIORITAS DAN PENDANAAN
Memuat tentang program-program prioritas beserta pagu indikatif.
BAB X : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Memuat tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada
aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing.
BAB XI
Memuat tentang
BAB XII
BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN
Plt. SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,
RADJA TJELAK NUR DJALAL, S.Sos, M.SiNIP. 19650727 198604 1 005
I : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Memuat tentang Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
BAB XII : PENUTUP
BERITA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2010
Ditetapkan di TarempaPada tanggal,10 Nopember
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,
T. MUKHTARUDDIN
DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,
RADJA TJELAK NUR DJALAL, S.Sos, M.Si19650727 198604 1 005
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
2010 NOMOR 17.a
Ditetapkan di Tarempa,10 Nopember 2010
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,
T. MUKHTARUDDIN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................2
1.2.1. Maksud ...................................................................................2
1.2.2. Tujuan ...................................................................................3
1.3. Landasan Hukum................................................................................3
1.4. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan
Provinsi ...............................................................................................6
1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.........................................................9
2.1. Kondisi Umum ....................................................................................9
2.1.1. Sejarah Kepulauan Anambas..................................................9
2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis .................................................10
2.1.3. Topografi, Geologi dan Jenis Tanah .....................................13
2.1.4. Klimatologi.............................................................................14
2.1.5. Potensi Pengembangan Wilayah ..........................................16
2.1.5.1. Pertanian..................................................................16
2.1.5.2. Perkebunan..............................................................18
2.1.5.3. Peternakan...............................................................19
2.1.5.4. Kehutanan................................................................21
2.1.6. Kawasan Rawan Bencana ....................................................21
2.1.7. Kondisi Demografi .................................................................22
2.2. Aspek Pelayanan Umum ..................................................................25
2.2.1. Pendidikan.............................................................................25
2.2.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS).............................25
2.2.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia
Sekolah ...................................................................26
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas ii
2.2.1.3. Rasio Guru/Murid .....................................................29
2.2.2. Kesehatan .............................................................................30
2.2.2.1. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per
Satuan Balita...........................................................30
2.2.2.2. Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas
Pembantu (Pustu) ...................................................32
2.2.2.3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk...............34
2.2.2.4. Rasio Dokter per Satuan Penduduk.........................34
2.2.2.5. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk.............35
2.2.3. Lingkungan Hidup .................................................................36
2.2.3.1. Persentase Penduduk Berakses Air Minum.............37
2.2.4. Sarana dan Prasarana Umum...............................................38
2.2.4.1. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk ...........38
2.2.5. Perhubungan.........................................................................38
2.2.5.1. Perhubungan Laut....................................................38
2.2.5.2. Perhubungan Darat..................................................39
2.2.5.3. Perhubungan Udara.................................................41
2.2.6. Komunikasi............................................................................41
2.2.7. Energi .................................................................................42
2.2.8. Industri Rumah Tangga dan Alat Angkut dan
Perdagangan.........................................................................42
2.2.9. Perikanan Budidaya dan Tangkap ........................................43
2.2.11.Pertanian...............................................................................45
2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ....................................................46
2.3.1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi ............................46
2.3.1.1. Pertumbuhan PDRB.................................................46
2.3.1.2. PDRB PerKapita ......................................................48
2.3.2. Kesejahteraan Sosial ............................................................48
2.3.2.1. Pendidikan ...............................................................48
2.3.2.2. Kesehatan................................................................53
2.3.2.3. Kemiskinan. .............................................................55
2.3.2.4. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang
Bekerja)...................................................................56
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas iii
2.3.2.5. Kriminalitas ..............................................................57
2.4. Aspek Daya Saing Daerah................................................................58
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah ..............................................58
2.4.1.1. Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita ...........58
2.4.1.2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita......62
2.4.1.3. Produktivitas Total Daerah.......................................63
2.4.2. Infrastruktur Wilayah .............................................................64
2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah.................................................64
2.4.2.2. Fasilitas Bank dan Non Bank ...................................66
2.4.2.3. Ketersediaan Air Bersih ...........................................66
2.4.2.4. Ketersediaan Listrik..................................................68
2.4.2.5. Ketersediaan Penginapan, Restoran, dan
Rumah Makan.........................................................68
2.4.3. Sumber Daya Manusia..........................................................69
2.4.3.1. Kualitas Tenaga Kerja..............................................69
2.4.3.2. Rasio Ketergantungan .............................................70
2.4.3.3. Jumlah Pegawai Pemerintah Daerah.......................71
BAB III TINJAUAN TERHADAP DOKUMEN PERENCANAAN TERKAIT.................71
3.1. RPJM Nasional 2010-2014...............................................................72
3.1.1. Strategi .................................................................................72
3.1.2. Prioritas Nasional ..................................................................72
3.1.3. Arah Kebijakan Umum ..........................................................73
3.1.4. Kerangka Ekonomi Makro .....................................................74
3.1.4.1. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan ............74
3.1.4.2. Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan
Berkeadilan .............................................................75
3.1.4.3. Kebutuhan Investasi dan Kebijakan Pendanaan
Pembangunan Nasional serta Pemanfaatannya .....76
3.2. RTRW Provinsi Kepulauan Riau.......................................................78
3.2.1. Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kawasan
Strategis Provinsi ..................................................................79
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas iv
3.2.2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) di Kabupaten Kepulauan Anambas ...................81
3.2.3. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi dan
Energi .................................................................................83
3.2.4. Fokus Lingkungan Hidup.......................................................84
3.2.5. Fokus Kawasan Pertambangan, Perindustrian, dan
Pariwisata..............................................................................85
BAB IV GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN ........................................................................86
4.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu............................................................86
4.1.1. Pendapatan Daerah ..............................................................86
4.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)................................87
4.1.1.2. Dana Perimbangan ..................................................87
4.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.................88
4.1.2. Belanja Daerah......................................................................89
4.1.2.1. Belanja Pegawai ......................................................89
4.1.2.2. Belanja Subsidi ........................................................90
4.1.2.3. Hibah........................................................................90
4.1.2.4. Belanja Sosial ..........................................................90
4.1.2.5. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten dan Pemerintah Desa..............91
4.1.2.6. Belanja Tidak Terduga .............................................91
4.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ..................................92
4.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ...........................................92
4.2.2. Analisis Pembiayaan .............................................................93
4.3. Kerangka Pendanaan .......................................................................94
4.3.1. Proyeksi Data Masa Lalu.......................................................94
4.3.1.1. Proyeksi Penerimaan Daerah ..................................95
4.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan.....................................98
BAB V ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH......................................101
BAB VI VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ...........107
6.1. Visi ...............................................................................................107
6.2. Misi ...............................................................................................107
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas v
6.3. Tujuan.............................................................................................108
6.4. Sasaran ..........................................................................................110
BAB VII STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH............126
7.1. Strategi Pembangunan Daerah ......................................................126
7.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ..........................................134
BAB VIII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH .........143
8.1. Program per Urusan .......................................................................143
BAB IX INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN...........................................................................................148
BAB X PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH...........................................168
BAB XI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ..............................181
11.1. Pedoman Transisi...........................................................................181
11.2. Kaidah Pelaksanaan.......................................................................181
BAB XIIPENUTUP...................................................................................................183
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jarak Ibu Kota Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten dan Provinsi.......................... 11
Tabel 2. Keadaan Topografi, Jenis Tanah dan pH di Kabupaten Kepulauan Anambas ..... 14
Tabel 3. Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan Temperatur Udara Tiap
Bulan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008........................................ 15
Tabel 4. Luas Potensi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dirinci Berdasarkan
Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas ...................................... 16
Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2008 dan 2009.......................................................................... 17
Tabel 6. Perkembangan Produksi Hortikultura di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2008 dan 2009.......................................................................................... 17
Tabel 7. Luas Potensi Lahan Perkebunan Dirinci Berdasarkan Daerah Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas (Ha).................................................................. 18
Tabel 8. Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009 ......................................................................................... 18
Tabel 9. Potensi Pengembangan Ternak dan HMT Kabupaten Kepulauan Anambas........ 19
Tabel 10. Populasi Ternak di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009......................... 20
Tabel 11. Produksi Daging di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009 ........................ 20
Tabel 12. Produksi Telur di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009 .......................... 21
Tabel 13. Data Luas Penutupan Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009..... 21
Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Jenis Kelamin
dan Kecamatan Pada Tahun 2010 ...................................................................... 22
Tabel 15. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 ............................... 24
Tabel 16. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umur di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010................................................................ 24
Tabel 17. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan
Status Perkawinan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010 ................... 25
Tabel 18. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah dan Daerah Tempat
Tinggal, 2008....................................................................................................... 25
Tabel 19. Jumlah Sekolah di Kabupaten Kepaulauan Anambas Menurut Kecamatan
Tahun 2009 ......................................................................................................... 26
Tabel 20. Perkembangan Jumlah Sekolah dari Tahun 2006-2009...................................... 26
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas vii
Tabel 21. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Kepulauan Anambas
Tahun 2008 ......................................................................................................... 27
Tabel 22. Jumlah Ruang Kelas dan Ruang Belajar Tahun 2008........................................ 28
Tabel 23. Perkembangan Jumlah Murid/Siswa Sekolah di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2006-2009 ................................................................................ 29
Tabel 24. Jumlah Siswa di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan
Tahun 2009 ......................................................................................................... 29
Tabel 25. Jumlah Tenaga Pendidik di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2008 ...................................................................................... 29
Tabel 26. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Hingga Menengah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d 2010 ....................................... 30
Tabel 27. Indikator Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008.................. 31
Tabel 28. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008........ 31
Tabel 29. Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008
s.d 2009............................................................................................................... 32
Tabel 30. Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatandi Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2008 ......................................................................................... 32
Tabel 31. Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan PustuKabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2008 ......................................................................................................... 32
Tabel 32. Jumlah Puskel, Polindes, Pustu dan Posiansia per 1000 Penduduk Menurut
Kecamatan Tahun 2008 ...................................................................................... 33
Tabel 33. Perkembangan Ketersediaan Sarana Kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2006-2009 ................................................................................ 33
Tabel 34. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah PendudukTahun 2008..................... 34
Tabel 35. Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2006-2009 ................................................................................ 35
Tabel 36. Jumlah Dokter Tahun 2008 s.d 2009 Kabupaten Kepulauan Anambas............... 35
Tabel 37. Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d
2009 .................................................................................................................... 36
Tabel 38. Proporsi Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum Tahun 2008 s.d
2009 .................................................................................................................... 37
Tabel 39. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum Menurut
Kecamatan Tahun 2008 ...................................................................................... 37
Tabel 40. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2008....................................................................... 38
Tabel 41. Banyaknya Dermaga Laut Menurut Kecamatan, Tahun 2008 ............................. 39
Tabel 42. Banyaknya Angkutan Perahu Menurut Kecamatan, Tahun 2008 ......................... 39
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas viii
Tabel 43. Jenis dan Panjang Jembatan menurut Kecamatan Tahun 2009........................... 40
Tabel 44. Banyaknya Kendaraan Mobil dan Sepeda Motor Menurut Kecamatan, 2008....... 41
Tabel 45. Jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan Perdagangan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2008..................... 42
Tabel 46. Jumlah Industri Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Menurut Kecamatan
Tahun 2008 ......................................................................................................... 43
Tabel 47. Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009 ......................................................................................... 43
Tabel 48. Jumlah Nelayan Tangkap, Nelayan Budidaya dan Kelompok Usaha
Perempuan di Kabupaten Kepulauan Anambas .................................................. 44
Tabel 49. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2008 ............ 45
Tabel 50. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Menurut
Kecamatan Tahun 2008 ...................................................................................... 46
Tabel 51. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Kelapa
Menurut Kecamatan Tahun 2008......................................................................... 46
Tabel 52. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Atas Dasar Harga
Konstan dan Berlaku Menurut Sektor Tahun 2008 (dalam juta rupiah) ................ 47
Tabel 53. Angka Melek Huruf Menurut Kelompok Umur, Tahun 2008 ................................. 49
Tabel 54. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perkotaan Menurut
Kecamatan, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan Menulis di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010................................................................ 50
Tabel 55. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut
Kecamatan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan
Anambas, 2010 ................................................................................................... 51
Tabel 56. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan..... 52
Tabel 57. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan dan Usia............................. 52
Tabel 58. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan
Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010 ....................................... 53
Tabel 59. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Provinsi Kepulauan Riau dan
Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2007 dan 2008..................................... 54
Tabel 60. Status Gizi Balita Menurut Kecamatan Tahun 2010 ............................................. 54
Tabel 61. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2009 ...................................................................................... 55
Tabel 62. Jumlah Penyandang Cacat per Kecamatan Tahun 2008 ..................................... 56
Tabel 63. Jenis Pekerjaan Berdasarkan Lapangan Usaha Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008...................................................... 57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas ix
Tabel 64. Pengeluaran Rata-rata (Rp) Nominal dan Persentase Pengeluaran Makanan
dan Bukan Makanan per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran Tahun
2008 59
Tabel 65. Persentase Penduduk di Perkotaan Menurut Kecamatan dan Pengeluaran
per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2010.................. 60
Tabel 66. Persentase Penduduk di Perdesaan Menurut Kecamatan dan Pengeluaran
per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010............................. 60
Tabel 67. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Pengeluaran per Kapita
Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010.............................................. 61
Tabel 68. Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Golongan Pengeluaran Per Kapita di
Kabupaten Kepulauan Anambas ......................................................................... 61
Tabel 69. Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2009........................................................................ 62
Tabel 70. Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009.................................................. 62
Tabel 71. Produktivitas Total Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008........ 63
Tabel 72. Panjang Jalan Berdasarkan Kategori Jalan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009 ......................................................................................... 64
Tabel 73. Kondisi Jalan menurut Kecamatan Tahun 2009 ................................................... 65
Tabel 74. Banyaknya Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tarempa, Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2008........................................................................ 65
Tabel 75. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Sumber Air Minum di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010...................................................... 67
Tabel 76. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Sumber Penerangan di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010................................................................ 68
Tabel 77. Jumlah Hotel, Restoran, dan Rumah Makan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2008................................................................ 69
Tabel 78. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perdesaan Menurut
Kecamatan dan Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010.............. 70
Tabel 79. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umur di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010................................................................ 71
Tabel 80. Jumlah Pegawai Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas............................ 71
Tabel 81. Kerangka Ekonomi Makro Nasional 2010-2014 ................................................... 78
Tabel 82. Arahan Pusat Kegiatan Wilayah dan Pusat Kegiatan Lokal di Kabupaten
Kepulauan Anambas ........................................................................................... 81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas x
Tabel 83. Jenis Pendapatan Daerah dan Realisasinya di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009-2010 ................................................................................ 88
Tabel 84. Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2009-2010 ................................................................................................ 92
Tabel 85. Proporsi Penggunaan Anggaran Tahun 2009-2010 ............................................. 93
Tabel 86. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2009-2010 ................................................................................................ 94
Tabel 87. Proyeksi Pendapatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 .......... 96
Tabel 88. Alokasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada APBD
Kabupaten Kepulauan Anambas 2009-2011........................................................ 99
Tabel 89. Proyeksi APBD Kabupaten Kepulauan Anambas 2012-2013............................... 99
Tabel 90. Besaran Alokasi Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015................. 100
Tabel 91. Matriks Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah
2011-2015 ......................................................................................................... 119
Tabel 92. Strategi pembangunan daerah 2011-2015......................................................... 128
Tabel 93. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .............................................................. 135
Tabel 94. Kebutuhan Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015 ......................... 150
Tabel 95. Indikator Program-Program Prioritas.................................................................. 169
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Rencana Pembangunan
Provinsi.............................................................................................................. 6
Gambar 2. Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas ................... 11
Gambar 3. Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas................................................ 13
Gambar 4. Distribusi Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas ..................................... 23
Gambar 5. Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau Sebagaimana Tertuang dalam
Rancangan RTRW Provinsi ............................................................................. 83
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 1
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Batasan mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD
juga sering disebut sebagai agenda pembangunan karena menyatu dengan
agenda pemerintah yang akan dilaksanakan oleh Kepala Daerah selama menjadi
pimpinan pemerintahan. Visi pembangunan jangka panjang menjadi koridor
pemberi arah dan batasan pembangunan daerah jangka panjang yang dapat
dijabarkan dalam periode pembangunan yang lebih pendek.
Kabupaten Kepulauan Anambas terbentuk melalui Undang-Undang No. 33
Tahun 2008 tanggal 24 Juli 2008. Melakukan Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilu Kada) pertama kali pada 26 Mei 2010 untuk memilih Bupati periode
2010-2015. RPJMD Kabupaten Anambas tahun 2011-2015 disusun dengan
mengacu pada RPJM Nasional 2010-2014 yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010, dan secara simultan berkoordinasi
dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang sedang menyusun RPJMD
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2015, sehingga diharapkan terjadi
keterpaduan kebijakan pembangunan Pusat, Provinsi dan Kabupaten. Selain itu,
RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2011-2015 sebagai tahap lima
tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu meletakkan dasar-dasar
kebijakan strategis untuk pencapaian Visi Kabupaten Kepulauan Anambas 20
tahun kedepan.
Merujuk pada pentahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, maka tahapan skala prioritas utama dan strategi
RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. RPJMD ke-1 (2011–2015) diarahkan untuk menata dan meletakkan dasar-
dasar pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas yang mandiri dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 2
berdaya saing dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. RPJMD ke-2 (2016–2020) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan dasar-
dasar pembangunan Kabupaten Kepulauan Anambas yang mandiri dan
berdaya saing di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek
serta penguatan daya saing perekonomian.
3. RPJMD ke-3 (2021–2025) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan
secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam
dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus
meningkat.
4. RPJMD ke-4 (2026–2030) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten
Kepulauan Anambas yang mandiri, maju, dan sejahtera melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung
oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk:
1. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan.
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima)
tahun yang akan datang.
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas.
4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif, efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan.
5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar
sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 3
6. Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja
tahunan setiap satuan kerja perangkat daerah dan kepala daerah.
1.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-
2015 ini adalah tersedianya dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun yang selanjutnya dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam
menetapkan (i) arah kebijakan keuangan daerah, (ii) strategi pembangunan
daerah, (iii) kebijakan umum, (iv) program SKPD dan lintas SKPD, serta (v)
program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.
1.3. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan RPJMD ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118);
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 4
6. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kepulauan
Anambas;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4124);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kemenetrian Negara/Lembaga;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 5
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau
Kecil Terluar;
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
23. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
24. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor: 0199/M PPN/04/2010;
Nomor: PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 229);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025;
27. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor ... Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau 2011-
2015.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 6
1.4. Kedudukan RPJM Kabupaten dengan Dokumen Perencanaan
Provinsi
Pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan
mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu
RPJPD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RPJMD, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD),Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD).
Dari segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi empat, yaitu
dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) yaitu RPJPDdan RTRW,
perencanaan jangka menengah (5 tahun) yaitu RPJMD dan Renstra-SKPD, serta
jangka pendek (1 tahun) yaitu RKPD dan Renja-SKPD.Keseluruhan dokumen itu
adalah satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kedudukan RPJMKabupaten dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Provinsi
RPJPProvinsi
RPJMProvinsi
RKPProvinsi
RPJPKabupaten
RPJMKabupaten
RKPKabupaten
Renstra SKPDKabupaten
Renja SKPDKabupaten
pedomanpedoman
dip
erh
atik
an
dis
ela
rask
an
pedoman pedoman
dia
cu
diacu
dia
cu
dia
cu
diacu
RPJPProvinsi
RPJMProvinsi
RKPProvinsi
RPJPKabupaten
RPJMKabupaten
RKPKabupaten
Renstra SKPDKabupaten
Renja SKPDKabupaten
pedomanpedoman
dip
erh
atik
an
dis
ela
rask
an
pedoman pedoman
dia
cu
diacu
dia
cu
dia
cu
diacu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 7
RPJM Kabupaten merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dengan
memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupatenmenjadi
pedoman dalam penysunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan
sekaligus menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.Renstra SKPD menjadi acuan
bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) SKPD. Dari RKPD dan RKA–SKPD inilah selanjutnya disusun
RAPBD.
Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis,
artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi
dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.
1.5. Sistematika Penulisan
Penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) ini dibuat dalam sistematika berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
I.3 LANDASAN HUKUM
I.4 KEDUDUKAN RPJM KABUPATEN DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN
PROVINSI
I.5 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.1 ASPEK GEOGRAFIS DAERAH DAN DEMOGRAFI
II.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
II.3 ASPEK PELAYANAN UMUM
II.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH
BAB III TINJAUAN DOKUMEN PERENCANAAN TERKAIT
III.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)
2010-2014
III.2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI 2008-2028
BAB IV GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 8
PENDANAAN
IV.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU
IV.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
IV.3 KERANGKA PENDANAAN
BAB V ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
V.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
V.2 ISU-ISU STRATEGIS
BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
VI.1 VISI
VI.2 MISI
VI.3 TUJUAN
VI.4 SASARAN
BAB VII STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VII.1 STRATEGI
VII.2 ARAH KEBIJAKAN
BAB VIII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IX INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN
BAB X PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB XI PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XII PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 9
2. BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum
2.1.1. Sejarah Kepulauan Anambas
Sejarah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terlepas dari
sejarah Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan), yang hingga
saat ini Kabupaten Kepulauan Riau telah dimekarkan menjadi enam kabupaten
yaitu Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Tanjung
Pinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Gugusan kepulauan Anambas sendiri pada masa pemerintahan kolonial
Belanda pernah menjadi pusat kewedanaan yang berpusat di Tarempa. Ketika
itu, Tarempa adalah pusat pemerintahan di Pulau Tujuh termasuk wilayah
Kabupaten Kepulauan Anambas yang disebut district dan Jemaja wilayahnya
disebut onderdistrict dengan ibu kota Letung.
Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia tanggal 18 Mei
1956, Provinsi Sumatera Tengah menggabungkan diri ke dalam Wilayah
Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II
yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi empat
kewedanaan sebagai berikut (i) Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Bintan
Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan
Tanjungpinang Timur); (ii) Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Kecamatan
Karimun, Kundur dan Moro; (iii) Kewedanaan Lingga, meliputi Lingga, Singkep
dan Senayang; dan (iv) Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi Siantan, Jemaja,
Midai, Serasan, Tambelan, Bungguran Barat dan Bungguran Timur. Berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus
1964 No. UP/247/5/1965, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif
kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 10
Setelah terjadi pemekaranan wilayah Provinsi Riau, terhitung tanggal 1 Juli
2004 Kepulauan Riau resmi menjadi provinsi ke 32 di Indonesia. Kepulauan
Anambas tergabung dalam Kabupaten Natuna sampai dengan tanggal 24 Juli
2008 saat dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas.
2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Kepulauan Anambas, terletak antara 2º10’0”-3º40’0”LU s/d
105º15’0”-106º45’0” BT (UU No 33 Tahun 2008). Sebagai kabupaten yang
terletak di beranda depan wilayah Indonesia, Kabupaten Kepulauan Anambas
berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga lainnya yaitu (i) Laut
Cina Selatan/Vietnam di sebelah utara, (ii) Kepulauan Tambelan di sebelah
selatan, (iii) Laut Cina Selatan/Malaysia di sebelah barat, dan (iv) Laut Natuna di
sebelah timur.
Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki
karakteristik yang berbeda dengan wilayah lainnya karena sebagian besar
wilayahnya terdiri dari lautan dan pulau-pulau yang tersebar di Perairan Laut
Natuna dan Laut Cina Selatan. Dari total luas Kabupaten Kepulauan Anambas ±
46.664,15 km² hanya 607,72 km² (1,3%) yang merupakan daratan, selebihnya
46.056,43 km² (98,7%) merupakan lautan.
Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Anambas terbagi dalam tujuh
kecamatan, dua kelurahan, dan 34 desa (termasuk di dalamnya dua desa
persiapan) meliputi:
1. Kecamatan Siantan dengan ibu kota Tarempa, terdiri atas satu desa, satu
kelurahan, dan dua desa persiapan;
2. Kecamatan Siantan Selatan dengan ibu kota Air Bini, jumlah desa enam;
3. Kecamatan Siantan Timur dengan ibu kota Nyamuk, jumlah desa tiga;
4. Kecamatan Siantan Tengah dengan ibu kota Air Asuk, jumlah desa tiga;
5. Kecamatan Palmatak dengan ibu kota Tebang Ladan, jumlah desa sembilan;
6. Kecamatan Jemaja dengan ibu kota Letung, jumlah desa enam dan jumlah
kelurahan satu; dan
7. Kecamatan Jemaja Timur dengan ibu kota Ulu Maras, jumlah desa empat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 11
Luas masing-masing kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas dan
persentase luasnya dapat dilihat padaGambar 2.
Gambar 2. Persentase Luas Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Sumber: Profil Kabupaten Keplauan Anambas Tahun 2010
Apabila ditinjau dari jarak ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten maka
kecamatan terjauh adalah Jemaja dengan jarak ± 38,70 mil, disusul dengan Jemaja
Timur dengan jarak ± 37,37 mil. Dan apabila diukur dari ibu kota provinsi Kepulauan
Riau di Tanjung Pinang maka jarak terjauh di kecamatan Palmatak (± 208,41 mil)
dan Siantan Tengah (± 205,16 mil). Untuk melakukan pergerakan antar wilayah
kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini umumnya melalui transportasi
laut, sedangkan untuk melakukan perjalanan ke provinsi dan kabupaten lain dapat
dilakukan melalui transportasi laut dan udara.
Tabel1. Jarak Ibu Kota Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten dan Provinsi
No KecamatanJarak ke Ibu KotaKabupaten (mill)
Jarak ke Ibu KotaProvinsi (mill)
1 Jemaja 38.70 166.23
2 Jemaja Timur 37.37 164.15
3 Palmatak 8.26 208.41
4 Siantan 0 200.34
5 Siantan Selatan 8.19 196.80
6 Siantan Tengah 5.61 205.16
7 Siantan Timur 10.44 199.93
Sumber: Profil Kabupaten Keplauan Anambas Tahun 2010
Siantan Selatan
115.48
18%
Jemaja Timur
154.24
25%
Jemaja
78.26
12%
Siantan
45.39
7%
Siantan Timur
88.92
14%
Siantan Tengah
22.14
3%
Palmatak
129.94
21%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 12
Sebagai kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga, maka jarak
Tarempa ke negara tetangga terdekat yaitu Singapura adalah ± 202,29 mil, ke Johor
(Malaysia) ± 205,97 mil dan Kuching (Malaysia) ± 318,91 mil sedangkan jarak
Tarempa ke ibu kota Jakarta ± 640,72 mil.
Wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki 238 pulau yang
tersebar di tujuh kecamatan, dengan jumlah pulau terbanyak di Kecamatan Siantan
Timur, Siantan Selatan dan Palmatak. Selain itu, juga terdapat 5 buah pulau terluar
yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan
Vietnam. Kelima pulau tersebut adalah Pulau Tokong Berlayar di kecamatan
Palmatak, Pulau Tokong Nanas di Kecamatan Siantan, dan Pulau Damar, Pulau
Mangkai, Pulau Tokong Malang Biru yang mana ketiga-tiganya masuk dalam wilayah
Kecamatan Jemaja. Kelima pulau terluar tersebut masih belum berpenghuni.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 13
Gambar 3. Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas
2.1.3. Topografi, Geologi dan Jenis Tanah
Topografi pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya
daratan berbukit dan sedikit landai di bagian pantainya, dengan ketinggian rata-
rata 2-5 meter dari permukaan laut. Wilayah di Kabupaten Kepulauan Anambas
adalah daerah pesisir dengan sebagian besar penduduk bermukim di daerah
fisiografi marine (sepanjang pantai). Hanya ada satu desa yaitu Bukit Padi di
Kecamatan Jemaja Timur yang penduduknya tidak bermukim di sepanjang
pantai.
Secara topografi wilayah daratan setiap kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas sebagian besar berbukit dan pergunungan yang terjal yang
disusun oleh batuan metamorf. Umumnya batuan-batuan yang tersingkap
merupakan batuan metamorf yang berunsur partier, batuan lainnya antara lain
adalah batuan sedimen, endapan alluvial, trias, permokarbon, sekis, granit,
diorerm, hiporit dan erufsi kwarter. Ketinggian Wilayah cukup bervariasi yakni
berkisar 3-610 meter dari permukaan laut (Sumber: Natuna dalam Angka, 2007).
Sedangkan struktur tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan
Anambas merupakan tanah mineral, umumnya terdiri dari jenis tanah podsolik,
latosol dan alluvial. Tanah tersebut terbentuk dari bahan induk metamorf, batuan
beku basa, batuan sediman dan endapan pantai, rawa, dan sungai (Sumber:
RTRW Kab Natuna, 2007).
Tanah-tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki kesamaan
di tiap kecamatan, ini dapat dibagi menurut letak geografis yaitu:
1. Daerah-daerah dengan ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut adalah
kompleks Podsolik dan Latosol.
2. Daerah-daerah dengan ketinggian antara 15 – 20 m di atas permukaan laut
adalah kompleks Podsolik, Latosol, Organosol dan Glei Humus.
3. Daerah-daerah dengan ketinggian kurang dari 15 m di atas permukaan laut
adalah kompleks Organosol dan Glei Humus.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 14
Tabel2. Keadaan Topografi, Jenis Tanah dan pH di Kabupaten Kepulauan
Anambas
No Kecamatan TopografiKetinggian
( m dpl )Jenis Tanah pH
1 Jemaja Datar,bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >60 %
0 – 500 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
2 Jemaja Timur Datar sedikitberbukit dengan
tingkat lereng <2 ->60 %
0 - 500 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
3 Siantan Datar, bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >60 %
0 - 500 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
4 Siantan Timur Landai bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >40 %
0 – 400 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
5 SiantanSelatan
Datar bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >60 %
0 – 500 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
6 Palmatak Datar, bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >60 %
0 – 400 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
7 SiantanTengah
Datar, bergunungdengan tingkat
lereng <2 - >40 %
0 – 200 Podsolik,Latosol,Organosol, Glei
Humus
4.1 - 6.1
Sumber: Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Keplauan Anambas
Tanah-tanah di Kabupaten Kepulauan Anambas banyak didominasi oleh
tanah-tanah ber pH rendah yaitu tanah mineral yang telah mengalami pencucian
maupun tanah organik. Kondisi tanah-tanah seperti ini merupakan faktor
pembatas bagi usaha pertanian yang mengakibatkan terjadinya penurunan
produktivitas tanaman, karena diperlakuan perlakuan khusus untuk
mengembalikan kondisi tanah menjadi lebih baik agar dapat diusahakan.
2.1.4. Klimatologi
Kondisi iklim di Kabupaten Kepulauan Anambas sangat dipengaruhi oleh
perubahan arah angin, musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret
hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah Utara. Sedangkan musim hujan terjadi
pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah Timur dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 15
Selatan. Curah hujan rata-rata dalam satu tahun per jam berkisar ± 14.5 mm/h
dengan kelembaban udara sekitar 47.25 % dan temperatur berkisar 30 oC.
Berdasarkan arah angin musim di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas
dibagi dalam 4 periode yaitu periode Januari - Maret: bertiup angin Utara dan
Timur laut, curah hujan sedang dengan temperatur udara sedang, periode April -
Juni: bertiup angin Timur Laut/Tenggara, hujan sedikit dengan temperatur udara
agak panas (lebih kurang 32°C), periode Juli - September: bertiup angin
tenggara, hujan turun agak banyak dengan temperatur udara agak panas (lebih
kurang 32°C), periode Oktober - Desember: bertiup angin barat/utara, hujan
banyak turun pada bulan September, Oktober dan November, temperatur udara
agak dingin (lebih kurang 28.9°C) dan lembab pada malam hari.
Tabel 3. Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan, dan Temperatur Udara Tiap
Bulan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008
No BulanPenyinaran
Matahari (%)Curah Hujan
(mm/h)Temperatur Udara
Max (oC)
1 Januari 41 13 29
2 Februari 35 8 29
3 Maret 36 17 29.7
4 April 66 11 32.3
5 Mei 60 10 32.8
6 Juni 54 9 32.4
7 Juli 50 17 32.3
8 Agustus 59 11 32.3
9 September 44 12 32
10 Oktober 54 26 32.2
11 November 43 18 31.2
12 Desember 25 22 28.9
Sumber : BMG Stasiun Tarempa, 2009
Keadaan tekanan udara pada tahun 2008 adalah minimum 1.004,80 mb
dan maksimum 1.014,20 mb. Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki lautan
lepas luas. Rata-rata kecepatan angin minimum berkisar antara 2 sampai 7 knot
dan rata-rata maksimum berkisar antara 10 sampai 25 knot. Hal ini sangat
berpengaruh pada kelancaran transportasi terutama laut dan udara.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 16
2.1.5. Potensi Pengembangan Wilayah
2.1.5.1. Pertanian
Dalam rangka pembangunan pertanian di Kabupaten Kepulauan Anambas
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan
masih menitikberatkan pada pencapaian produksi yang optimal khususnya pada
sub sektor tanaman pangan dan hortikultura. Luas lahan potensial yang masih
dapat dikembangkan merupakan salah satu modal dasar bagi pengembangan di
bidang pertanian.
Tabel 4. Luas Potensi Lahan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dirinci
Berdasarkan Daerah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas
No KecamatanPotensi
Lahan(Ha)
Tanaman PanganBuah-
BuahanSayur-
sayuranLahanSawah
LahanKering
1 Jemaja 1.504 764 450 130 160
2 Jemaja Timur 3.141 1.781 1.050 70 240
3 Palmatak 435 150 175 70 40
4 Siantan 1.145 50 720 225 150
5 Siantan Selatan 540 - 300 150 90
6 Siantan Tengah 115 - 75 30 10
7 Siantan Timur 305 - 120 125 60
Kep. Anambas 7.185 2.745 2.890 800 750
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Jumlah potensi lahan pertanian yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Kepulauan Anambas adalah 7.185 hektar, dengan luas terbesar di Kecamatan
Jemaja Timur, Jemaja dan Siantan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak lahan-
lahan pertanian merupakan lahan terlantar dan menjadi lahan tidur. Kondisi ini
diperburuk dengan berpindahnya tenaga kerja di sektor pertanian menjadi
tenaga kerja sektor non pertanian. Sehingga tingkat pemanfaatan lahan menjadi
semakin berkurang.
Hasil yang dicapai Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas sejak dibentuk pada
tahun 2008 pembangunan pertanian dapat dilihat sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 17
Tabel 5. Perkembangan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2008 dan 2009
No Komoditi
2008 2009
Tanam PanenProduk-
tivitas
Pro-
duksiTanam Panen
Produk-
tivitas
Pro-
duksi
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 Padi 23 20 68 136 36 28 68 190
2 Palawija
- Jagung 20 16 30 48 26 22 30 66
- Kedele - - - - - - - -
- K. Tanah 1 1 30 3 3 3 30 9
- Ubi Kayu 10 6 200 120 58 24 200 480
- Ubi Jalar 1 1 100 10 28 21 100 210
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Tabel 6. Perkembangan Produksi Hortikultura di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2008 dan 2009
No Komoditi
2008 2009
Ta-nam
Pa-nen
Produk-
tivitas
Pro-
duksiTa-
namPa-nen
Produk-
tivitas
Pro-
duksi
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 Buah-buahan - 10 77,6 77,6 29 24 340 824,1
2 Sayur-sayuran - 2 20 4 124 105 36,7 385,0
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Perkembangan produksi pertanian untuk tanaman dan hortikultura sangat
memprihatinkan mengingat potensi lahan di Kabupaten Kepulauan Anambas
cukup besar. Meskipun pertumbuhan di tahun 2009 cukup baik namun belum
sebanding dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Masih kecilnya luas
tanam dan panen merupakan kendala dimana menunjukkan indikasi lahan-lahan
yang tersedia belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Sehingga perlu
meningkatkan perluasan areal melalui pembukaan lahan baru dan optimasi lahan
yang ada.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 18
2.1.5.2. Perkebunan
Di Kabupaten Kepulauan Anambas mayoritas komoditi perkebunan yang
dikembangkan terdiri dari kelapa, karet dan cengkeh yang semuanya tersebar
hampir seluruh kecamatan. Hanya beberapa kecamatan yang membudidayakan
komoditi kopi dan lada namun masih dalam skala kecil dan hanya untuk
kebutuhan rumah tangga.
Secara umum potensi lahan perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas
pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Luas Potensi Lahan Perkebunan Dirinci Berdasarkan Daerah
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas (Ha)
No KecamatanPoten-siLahan(Ha)
Potensi Lahan ( Ha )
Kelapa Cengkeh Karet Sagu
1 Jemaja 2.470 1.500 450 500 20
2 Jemaja Timur 3.420 1.200 200 2.000 20
3 Palmatak 4.685 2.500 1.165 1.000 20
4 Siantan 2.500 900 600 1.000 0
5 Siantan Selatan 2.400 1.500 400 500 0
6 Siantan Tengah 1.500 700 400 400 0
7 Siantan Timur 3.025 2.500 020 220 5
Jumlah 20.000 10.800 3.515 5.620 65
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Tabel 8. Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2009
No Komoditi Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton/Tahun)
1 Kelapa 2,00 832
2 Cengkeh 0,36 480
3 Karet 2,88 1.440
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Komoditas perkebunan di Kabupaten Kepulauan Anambas didominasi
tanaman kelapa, cengkeh dan karet. Pada umumnya merupakan komoditas lokal
yang berumur lebih dari 10 – 20 tahun dan jarang menggunakan sarana produksi
sehingga pertumbuhan dan produktivitasnya masih rendah. Mengingat lahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 19
pertanian yang masih cukup luas sehingga perlu peremajaan melalui penanaman
bibit unggul yang memiliki produktivias tinggi.
2.1.5.3. Peternakan
Pada sektor peternakan Kabupaten Kepulauan Anambas masih memiliki
peluang pengembangan bibit ternak baik ternak ruminansia maupun unggas.
Potensi lahan yang masih ada memungkinkan bagi pengembangan ke arah itu.
Namun tidak semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas
dapat dikembangkan ternak-ternak besar seperti sapi dan kambing.
Wilayah kecamatan yang menjadi prioritas utama sebagai daerah sentra
ternak besar antara lain Kecamatan Jemaja Timur, Jemaja, Palmatak dan
Siantan sedangkan Kecamatan Siantan selatan, Siantan Timur dan Siantan
Tengah akan diarahkan sebagai penunjang kabupaten sebagai sentra
peternakan unggas.
Gambaran potensi pengembangan ternak dan Hijauan Makanan Ternak
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 9. Potensi Pengembangan Ternak dan HMTKabupaten Kepulauan
Anambas
No Kecamatan
Ternak (Ekor) dan HMT (Ha)
Sapi Kerbau KambingAyamBuras
AyamPedaging
AyamPetelur
Itik HMT
1 Jemaja 10.000 100 3.000 2.750 100.000 100.000 2.000 300
2 Jemaja Timur 15.000 100 4.000 3.200 100.000 100.000 2.500 300
3 Palmatak 4.000 - 300 1.450 30.000 30.000 500 40
4 Siantan 500 - 1.000 5.100 20.000 20.000 200 50
5 Siantan Selatan 5.000 - 800 1.200 30.000 30.000 500 100
6 Siantan Tengah 50 - 50 870 15.000 15.000 200 5
7 Siantan Timur 500 - 700 1.100 15.000 15.000 300 50
Jumlah 35.050 200 9.850 15.670 310.000 310.000 6.200 845
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Secara umum perkembangan populasi ternak di Kabupaten Kepulauan
Anambas pada tahun 2009 dapat dilihat sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 20
Tabel 10. Populasi Ternak di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009
No Jenis Ternak Populasi (Ekor)
1 Sapi Potong 2.227
2 Kerbau -
3 Kambing 199
4 Ayam Buras 8.540
5 Ayam Pedaging -
6 Ayam Petelur -
7 Itik 845
8 Merpati -
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Jika dibandingkan jumlah populasi ternak yang ada dan potensi
pengembangan ternak dan HMT terlihat belum termanfaatkannya lahan-lahan
sebagai daerah peternakan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal ini
merupakan tantangan bagi Kabupaten Kepulauan Anambas untuk
mengembangkan potensi peternakan yang ada dengan menfokuskan pada
pembentukan sentra-sentra peternakan baru dengan pemanfaatan lahan dan
pembinaan kelompok-kelompok tani-ternak.
Perkembangan dari produksi daging di Kabupaten Kepulauan Anambas
pada tahun 2009 perjenis ternak seperti pada tabel berikut:
Tabel 11. Produksi Daging di Kabupaten KepulauanAnambas Tahun 2009
No Jenis Ternak Produksi Daging (Kg)
1 Sapi 15.670
2 Kambing 703,2
3 Ayam -
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Penyediaan produksi telur berasal dari ternak ayam ras petelur, ayam buras
dan itik. Perkembangan produksi telur unggas di Kabupaten Kepulauan
Anambas tahun 2009 seperti pada tabel berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 21
Tabel 12. Produksi Telur di Kabupaten Kepulauan AnambasTahun 2009
No Jenis Komoditi Produksi Telur (Kg)
1 Ayam Buras 1.791
2 Itik 91
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Berdasarkan data produksi daging dan telur pada tahun 2009, terlihat
produksi pada komoditas ini masih jauh dari pemenuhan kebutuhan daging dan
telur bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. Untuk itu dalam usaha
pemenuhan kebutuhan akan daging dan telur bagi masyarakat perlu peningkatan
produksi daging dan telur melalui peningkatan populasi jumlah ternak melalui
pemberdayaan dan pengembangan usaha peternakan yang ada di kelompok
tani-ternak di Kabupaten Kepulauan Anambas.
2.1.5.4. Kehutanan
Luas penutupan hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas sampai dengan
tahun 2009 berkisar 10.999,08 hektar yang tersebar pada 2 (dua) kecamatan
yakni Kecamatan Siantan seluas 4.949,54 Ha dan Kecamatan Jemaja seluas
6.049,54 Ha. Jumlah keseluruhan penutupan hutan di Kabupaten Kepulauan
Anambas pada tahun 2009 dapat dilihat padaTabel 13.
Tabel 13. Data Luas Penutupan Hutan di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2009
No Kecamatan Jumlah Luas Tutupan Hutan (ha)
1 Jemaja 2.495,78
2 Jemaja timur -
3 Palmatak -
4 Siantan 3.453,76
5 Siantan selatan -
6 Siantan tengah -
7 Siantan timur -
Kepulauan Anambas 5.949,54
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Ketahanan Pangan, 2010.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 22
2.1.6. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering terjadi bencana.
Kecamatan Siantan merupakan salah satu daerah sebagai kawasan rawan
bencana banjir. Di Kecamatan Siantan terdapat sungai yang berhulu dari mata
air Pegunungan. Sementara sepanjang pathway sungai tersebut terdapat
fasilitas-fasilitas perkantoran, perumahan dan jalan. daerah 1 mil sepanjang
pathway kawasan sungai tersebut merupakan daerah rawan banjir.
Pada tanggal 18 Januari 2008 telah terjadi bencana banjir yang terjadi di
daerah pathway tersebut. Bencana ini disebabkan oleh faktor fisik yakni
terjadinya pendangkalan akibat erosi dan penebalan lumpur. Selain itu, pada
daerah tersebut merupakan daerah pertemuan antara air laut dan air dari darat.
Meskipun tidak terdapat korban jiwa dan harta ketika terjadinya banjir namun hal
tersebut sangat menghawatirkan masyarakat disekitar kawasan pathway
tersebut.
2.1.7. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan hasil
Sensus Penduduk 2010 tercatat sebesar 37.493 jiwa yang terdiri dari laki-laki
19.464 jiwa (51,91%) dan perempuan 18.029 jiwa (48,09%), dengan jumlah KK
keseluruhan 9.159 KK. Rata-rata keluarga beranggotakan 4,09 orang.
Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Jenis
Kelamin dan Kecamatan Pada Tahun 2010
No Kecamatan
SP 2010Sex
RatioL P L+P% thdKab
1 Jemaja 2.880 2.738 5.618 14.98 105.19
2 Jemaja Timur 1.077 494 1.571 5.40 113.49
3 Siantan Selatan 1.642 1.537 3.179 8.48 106.83
4 Siantan 5.184 4.777 9.961 26.57 108.52
5 Siantan Timur 1.706 1.594 3.300 8.80 107.03
6 Siantan Tengah 1.463 1.310 2.773 7.40 111.68
7 Palmatak 5.512 5.124 10.636 28.37 107.57
Kepulauan Anambas 19.464 17.574 37.493 100.00 107.96
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 23
% thd Kep.Riau 2,25 2,11 2,21
Kepulauan Riau 864.333 831.365 1.695.698
Sumber : Hasil Sensus Penduduk BPS Kepulauan Riau Tahun 2010.
Distribusi persebaran penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas terpusat di
dua kecamatan yaitu Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan. Sebanyak
28,37 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas berdiam di Kecamatan
Palmatak (10.636 jiwa)dan 26,57 persen penduduk Kabupaten Kepulauan
Anambas bermukim diKecamatan Siantan (9.961 jiwa). Sedangkan sisanya
sebanyak 45,06 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas tersebar di
lima kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Jemaja, Jemaja Timur, Siantan
Selatan, Siantan Timur dan Siantan Tengah (Gambar 3). Luas wilayah, jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas tahun 2010 disajikan pada Tabel 15.
Gambar 4. Distribusi Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas
(Sumber: Profil kabupaten Kepulauan Anambas 2010)
Siantan
Tengah
7.4Siantan
Timur
8.8
Siantan
26.57
Siantan
Selatan
8.48
Jemaja
Timur
5.4
Jemaja
14.98
Palmatak
28.37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 24
Tabel 15. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2010
No Kecamatan Luas (km2)Jumlah
Penduduk(jiwa)Kepadatan
Penduduk(jiwa/km2)
1 Jemaja 78,26 5.618 71,79
2 Jemaja Timur 154,24 1.571 10,19
3 Palmatak 129,94 10.636 81,85
4 Siantan 45,39 9.961 219,45
5 Siantan Selatan 115,48 3.179 27,53
6 Siantan Tengah 22,14 2.773 125,25
7 Siantan Timur 88,92 3.300 37,11
Kepulauan Anambas 634,37 37.493 59,10
Sumber: Anambas Dalam Angka dan Profil Kabupaten Kep.Anambas 2010 (diolah)
Tabel 16. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umurdi
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No KecamatanGolongan Umur
0-14 15-64 65+ Jumlah
1 Jemaja 27,81 67,89 4,29 100,00
2 Jemaja Timur 29,89 66,85 3,26 100,00
3 Palmatak 32,51 63,62 3,87 100,00
4 Siantan 30,75 64,91 4,35 100,00
5 Siantan Selatan 34,63 61,84 3,53 100,00
6 Siantan Tengah 26,15 71,15 2,69 100,00
7 Siantan Timur 31,04 65,90 3,05 100,00
Kepulauan Anambas 30,89 65,25 3,87 100,00
Sumber: Suseda Kab. Kep. Anambas 2010
Berdasarkan besarnya persentase penduduk menurut golongan umur,
dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kabupaten
Kepulauan Anambas jumlahnya mencapai 65,25%, sedangkan sisanya
merupakan penduduk usia tidak produktif, yang terdiri dari 30,89% penduduk
usia 0-14 tahun, sedangkan 3,87% lainnya merupakan penduduk usia 65 tahun
ke atas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 25
Tabel 17. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut
Kecamatan dan Status Perkawinan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2010
No KecamatanStatus Perkawinan
Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah
1 Jemaja 44,58 51,12 1,02 3,27 100,00
2 Jemaja Timur 50,00 45,65 1,63 2,72 100,00
3 Palmatak 49,96 45,60 0,74 3,70 100,00
4 Siantan 48,29 46,82 0,70 4,19 100,00
5 Siantan Selatan 45,94 48,06 0,71 5,30 100,00
6 Siantan Tengah 47,69 48,85 0,38 3,08 100,00
7 Siantan Timur 52,42 44,27 0,00 3,31 100,00
Kep. Anambas 48,61 46,89 0,71 3,79 100,00
Sumber: Suseda Kab. Kep. Anambas 2010
2.2. Aspek Pelayanan Umum
2.2.1. Pendidikan
2.2.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tabel 18. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah dan Daerah Tempat
Tinggal, 2008.
Kelompok umur dan JenisKelamin
Perkotaan Pedesaaan Perkotaan+Pedesaan
7 - 12 laki-laki 100,00 94,28 95,73
Perempuan 100,00 97,12 97,75
Laki-laki +perempuan
100,00 95,71 96,72
13 - 15 laki-laki 100,00 100,00 100,00
Perempuan 87,80 81,82 84,81
Laki-laki +perempuan
92,99 91,89 92,37
16 -18 laki-laki 66,67 75,00 73,33
Perempuan 83,33 90,00 87,50
Laki-laki +perempuan
78,54 82,62 81,40
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 26
Angka Partisipasi sekolah di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk tingkat
usia 7-12 tahun, mencapai 96,72 persen, artinya daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah relatif tinggi. Terdapat perbedaan APS di
perkotaan dan pedesaan. APS perkotaan untuk usia 7-12 tahun (setingkat
SD/MI) dan 13-15 tahun (setingkat SMP/MTS) lebih tinggi darpada di perdesaan,
sedangkan untuk usia 16 – 18 tahun (setingkat SMU) justru lebih tinggi APSnya
di pedesaan daripada perkotaan.
2.2.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar
per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar.
Tabel 19. Jumlah Sekolah di Kabupaten Kepaulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2009
No Kecamatan
Jumlah Sekolah
TotalTK/PAUD
SD
Sederajat
SLTP/
Sederajat
SLTA/
Sederajat
1 Jemaja 2 10 2 1 15
2 Jemaja Timur 2 4 1 0 5
3 Palmatak 6 14 5 2 28
4 Siantan 2 10 4 2 19
5 Siantan Selatan 1 7 3 0 8
6 Siantan Tengah 1 6 2 0 7
7 Siantan Timur 1 6 1 1 9
Total Jumlah Sekolah 96
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
Tabel 20. PerkembanganJumlah Sekolah dari Tahun 2006-2009
No Jenis Sekolah 2006 2007 2008/2009
1 TK 11 13 15
2 SD/MI 55 55 57
3 SMP/MTs 13 14 18
4 SMA/MA/SMK 4 6 6
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009 dan Natuna dalam Angka, 2006 dan
2007
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 27
Berdasarkan data di atas maka jumlah sekolah semakin meningkat dari
tahun 2006 sampai tahun 2008, namun peningkatan jumlah sekolah ini seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk melihat ketersediaan jumlah
sekolah terhadap jumlah penduduk maka perlu dihitung rasionya pada masing-
masing usia sekolah.
Tabel 21. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Kepulauan
Anambas Tahun 2008
No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010
1 SD/MI
Jumlah gedung sekolah 55 57 60
Jumlah Penduduk Kelompok usia 7-12 tahun 3.898 NA NA
Rasio 141,10 NA NA
2 SMP/MTS
Jumlah gedung sekolah 18 18 19
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 1.848 NA NA
Rasio 97,40 NA NA
3 SMU/SMK/MA
Jumlah gedung sekolah 6 6 7
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 1.766 NA NA
Rasio 33,97 NA NA
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008 dan Disdikbudpora, 2009-2010, diolah.
Dari data di atas maka kemampuan menampung semua penduduk usia 7-
12 tahun mencapai 141.10 menunjukkan kecukupan ketersediaan sekolah dasar
(terdapat 141 sekolah setiap 10.000 penduduk kelompok usia 7-12 tahun)
sedangkan untuk tingkat SMP dan SMU kemampuan untuk menampung semua
penduduk usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun masih relatif rendah. Ini
menunjukkan bahwa masih diperlukan peningkatan jumlah gedung sekolah untuk
SMP dan SMU.
Jika ditinjau dari jumlah ruang kelas dan ruang belajar tahun 2009 untuk
tingkat SD/MI terjadi peningkatan 4.7 persen dan 1.12 persen dibandingkan pada
tahun 2008, sedangkan untuk tingkat SMP/MTS terjadi penurunan sementara
untuk ruang belajar tingkat SMU/MA justru tidak terjadi peningkatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 28
Tabel 22. Jumlah Ruang Kelas dan Ruang Belajar Tahun 2008
No Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMU/MA
2008 2009 2008 2009 2008 2009
R.Kelas
R.Belajar
R.Kelas
R.Belajar
R.Kelas
R.Belajar
R.Kelas
R.Belajar
R.Kelas
R.Belajar
R.Kelas
R.Belajar
1 Jemaja 51 66 53 64 10 10 11 10 7 9 9 7
2 Jemaja Timur 18 18 21 22 6 3 6 3 0 0 0 0
3 Palmatak 73 89 74 91 18 21 7 8 10 10 10 11
4 Siantan 53 73 56 72 22 22 22 23 10 15 10 14
5 Siantan Selatan 33 42 37 42 3 1 6 3 0 0 0 0
6 Siantan tengah 20 30 19 31 3 3 6 6 0 0 0 0
7 Siantan Timur 27 40 28 40 6 4 6 6 0 0 0 2
Jumlah 275 358 288 362 68 64 64 59 27 34 29 34
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 29
2.2.1.3. Rasio Guru/Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per
1.000 jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan
tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk
satu guru agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 23. Perkembangan Jumlah Murid/Siswa Sekolah di Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2006-2009
No Jenis Sekolah 2006 2007 2008/2009
1 TK 552 517 701
2 SD/MI 5.086 5.375 5.530
3 SMP/MTs 1.466 1.857 1.851
4 SMA/MA/SMK 747 1.502 1.226
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas 2009, Natuna dalam Angka 2006 dan 2007
Tabel 24. Jumlah Siswa di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2009
No Kecamatan
Jumlah Siswa
JumlahTK/
PAUD
SD
Sederajat
SLTP/
Sederajat
SLTA/
Sederajat
1 Jemaja 90 817 287 285 1.401
2 Jemaja Timur 86 294 83 - 402
3 Palmatak 283 1.556 546 329 2.385
4 Siantan 160 1.331 699 356 2.645
5 Siantan Selatan 26 521 80 - 507
6 Siantan Tengah 31 459 71 - 537
7 Siantan Timur 25 552 85 256 707
Jumlah Siswa 9.308
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
Tabel 25. Jumlah Tenaga Pendidik di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanJumlah Tenaga Pendidik
JumlahTK SD SLTP SLTA
1 Jemaja 8 94 23 16 141
2 Jemaja Timur 8 32 7 - 47
3 Palmatak 25 112 48 24 209
4 Siantan 15 134 50 26 225
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 30
No KecamatanJumlah Tenaga Pendidik
JumlahTK SD SLTP SLTA
5 Siantan Selatan 3 48 22 - 73
6 Siantan Tengah 3 39 16 - 58
7 Siantan Timur 3 48 16 16 83
Total tenaga pendidik di Kabupaten Kepulauan Anambas 836
Sumber : Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas , 2009
Tabel 26. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Hingga Menengah
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008 s.d 2010
No. JenjangPendidikan
2008 2009 2010
1 SD/MI
Jumlah guru 507 NA 617
Jumlah murid 5.530 NA 5.597
Rasio (per 1000murid)
91.68 NA 110.23
2 SMP/MTS
Jumlah guru 179 NA 207
Jumlah murid 1.896 NA 2025
Rasio (per 1000murid)
94.41 NA 102.22
3 SMU
Jumlah guru 66 NA 84
Jumlah murid 970 NA 1196
Rasio (per 1000murid)
68.04 NA 70.23
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008 dan Disdikbudpora Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010.
Diolah.
Dari data di atas maka rasio guru murid untuk SMP relatif baik artinya
ketersediaan tenaga pengajar untuk tingkat SMP lebih baik daripada tingkat
SD/MI dan SMU.
2.2.2. Kesehatan
2.2.2.1. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per Satuan Balita
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 31
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan
idealnya satu Posyandu melayani 100 balita. Oleh karena itu perlu dihitung rasio
ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk mengetahui berapa
selayaknya jumlah posyandu yang efektif tersedia sesuai dengan tingkat
penyebarannya serta sebagai dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya
dalam pembangunan daerah.
Tabel 27. Indikator Kesehatan di Kabupaten Kepulauan AnambasTahun 2008
No Kecamatan Sasaran BalitaStatus Gizi
Gizi Buruk Gizi Kurang
1 Jemaja 722 0 110
2 Jemaja Timur 456 0 53
3 Palmatak 1.354 0 98
4 Siantan 1.134 0 120
5 Siantan Selatan 439 0 66
6 Siantan Tengah 274 0 68
7 Siantan Timur 430 0 21
Jumlah 4.809 0 536
Sumber : Diskessos Kabupaten Kepulauan Anambas, Januari-Maret 2009
Tabel 28. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2008
No Kecamatan
Sarana Pelayanan Kesehatan
RSL Pustu PolindesPos
yanduPosian-
sia
Puskel
Laut Darat
1 Jemaja 0 6 2 12 0 1 0
2 Jemaja Timur 0 2 1 4 0 0 1
3 Palmatak 1 3 1 14 0 2 3
4 Siantan 0 1 2 7 1 2 0
5 Siantan Selatan 0 5 1 7 0 0 0
6 Siantan Tengah 0 2 1 7 0 0 0
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 32
7 Siantan Timur 0 2 1 5 0 0 0
Jumlah 1 21 9 56 1 5 4
Sumber : Diskessos Kabupaten Kepulauan Anambas, April 2009
Tabel 29. Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Kepulauan AnambasTahun
2008 s.d 2009
No Uraian 2008 2009
1 Jumlah posyandu 56 56
2 Jumlah balita 4.809 4855
Rasio 85.88 86.70
Sumber : Diskessos Kepulauan Anambas, diolah
Tabel 30. Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatandi Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2008
No Kecamatan Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio
1 Jemaja 12 722 60,17
2 Jemaja Timur 4 456 114
3 Palmatak 14 1.354 96,71
4 Siantan 7 1.134 162
5 Siantan Selatan 7 439 62,71
6 Siantan Tengah 7 274 39,14
7 Siantan Timur 5 430 86
Jumlah 56 4.809 85,88
Sumber : Diskessos Kepulauan Anambas, diolah
Jika dilihat dari data di atas maka setiap Posyandu di Kepulauan Anambas
melayani 86 Balita dan rasio yang paling besar ada di Kecamatan Siantan
dimana setiap posyandu melayani 162 balita dan rasio yang paling kecil terdapat
di Kecamatan Siantan Tengah dimana setiap posyandi melayani 39 balita.
2.2.2.2. Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)
Tabel 31. Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan PustuKabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2008
No Uraian 2008
1 Jumlah Puskel 9
2 Jumlah Polindes 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 33
No Uraian 2008
3 Jumlah Pustu 21
4 Jumlah Posiansia 1
5 Jumlah Penduduk 33.586
Rasio Puskel persatuan penduduk 0,27
Rasio Polindes persatuan penduduk 0,27
Rasio Pustu persatuan penduduk 0,63
Jumlah Posiansia 0,03
Sumber : DIskessos Kepulauan Anambas, diolah
Tabel 32. Jumlah Puskel, Polindes,Pustu dan Posiansia per 1000
PendudukMenurut Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanJumlah
Penduduk
Puskel Polindes Pustu Posiansia
Ju
mla
h
Ra
sio
Ju
mla
h
Ra
sio
Ju
mla
h
Ra
sio
Ju
mla
h
Ra
sio
1 Jemaja 5.569 1 0,18 2 0,36 6 1,08 0 0
2 Jemaja Timur 1.906 1 0,52 1 0,52 2 1,05 0 0
3 Palmatak 8.683 5 0,58 1 0,12 3 0,35 0 0
4 Siantan 7.265 2 0,28 2 0,28 1 0,14 1 0,14
5 Siantan Selatan 3.022 0 0 1 0,33 5 1,65 0 0
6 Siantan Tengah 3.885 0 0 1 0,28 2 0,51 0 0
7 Siantan Timur 3.256 0 0 1 0,31 2 0,61 0 0
Jumlah 33.586 9 0,28 9 0,28 21 0,63 1 0,03
Sumber : Diskessos Kepulauan Anambas, diolah
Berdasarkan data di atas maka ketersediaan fasilitas kesehatan pada setiap
kecamatan belum merata, hal ini terlihat dari rasio pustu, puskel, posiansia dan
puskel.
Tabel 33. Perkembangan Ketersediaan Sarana Kesehatandi Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2006-2009
No Sarana Kesehatan 2006 2007 2008 2009 Ket
1 Rumah Sakit/Rumah Sakit Lapangan 1 1 1 1 Unit
2 Puskesmas 3 6 7 7 Unit
3 Puskesmas Pembantu 20 21 21 21 Unit
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 34
4 Puskesmas Keliling 3 3 9 12 Unit
5 Klinik/Balai Pengobatan 0 1 1 1 Unit
Total 27 29 38 42 Unit
Sumber : Natuna Dalam Angka 2006-2007 dan Diskessos Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
2.2.2.3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis
serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Tabel 34. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah PendudukTahun 2008
No Uraian 2008
1 Jumlah Rumah Sakit Lapangan 1
2 Jumlah Rumah Sakit Jiwa/Paru dan penyakit khusus lainnyamilik pemerintah
0
3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/ AL/POLRI 0
4 Jumlah Rumah Sakit Daerah 0
5 Jumlah seluruh Rumah Sakit 1
6 Jumlah Penduduk 33.586
Rasio 0,03
Sumber : Diskessos Kepulauan Anambas, diolah.
Rumah sakit yang beroperasi di Anambas adalah rumah sakit lapangan
yang dimiliki oleh konsorsium, sedangkan Rumah Sakit Umum Daerah belum
tersedia. Jika dilihat dari rasio rumah sakit per seribu jumlah penduduk adalah
sebesar 0.03.
2.2.2.4. Rasio Dokter per Satuan Penduduk
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan
yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada.
Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya
satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Selain itu distribusi dokter dan
dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan.
Jumlah tenaga kesehatan (dokter dan paramedis) di Kabupaten Kepulauan
Anambas pada tahun 2009 sejumlah 131 orang, tetapi masih belum ada
keahlian-keahlian tertentu seperti dokter spesialis penyakit dalam, dokter
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 35
spesialis bedah umum, dan tenaga lulusan D III Fisiotherapi guna melayani
masyarakat di bidang kesehatan. Berdasarkan data perkembangan tenaga
kesehatan, tahun 2009 terjadi penurunan jumlah tenaga kesehatan.
Tabel 35. Perkembangan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2006-2009
TahunDokter Paramedis
JumlahSpesialis Umum Gigi Perawat Anastesi Sanitasi
2006 5 7 1 53 1 2 69
2007 4 11 3 36 0 0 54
2008 2 17 3 129 1 2 154
2009 1 27 8 93 1 1 131
Sumber : Natuna Dalam Angka 2006-2007 dan Diskessos Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
Tabel 36. Jumlah Dokter Tahun 2008 s.d 2009Kabupaten Kepulauan Anambas
No Uraian 2008 2009
1 Jumlah Dokter 22 36
2 Jumlah Penduduk 33.586 37.493
Rasio 0,66 0,96
Sumber : Anambas Dalam Angka 2008 dan Diskessos Kepulauan Anambas, 2009, diolah.
Jika dilihat dari rasio jumlah dokter terhadap jumlah penduduk maka terjadi
peningkatan dari 0.66 pada tahun 2008 menjadi 0.96 pada tahun 2009 (sekitar 1
orang setiap 1000 penduduk). Namun jika dibandingkan dengan standar
nasional dimana setiap dokter idealnya melayani 2500 penduduk, maka rasio di
Kepulauan Anambas relatif baik, akan tetapi rasio ini memperhitungkan semua
dokter meliputi spesialis, umum dan dokter gigi. Sebagaimana permasalahan
daerah kepulauan yang dihadapi adalah pemerataan dokter di setiap kecamatan
dan pulau, sehingga seringkali dijumpai satu pulau tidak terdapat dokter yang
melayani masyarakat.
2.2.2.5. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk
Rasio Tenaga Medis per jumlah penduduk menunjukkan seberapa besar
ketersediaan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
penduduk.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 36
Tabel 37. Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Kepulauan AnambasTahun 2008
s.d 2009
No Uraian 2008 2009
1 Jumlah Tenaga Medis 132 95
2 Jumlah Penduduk 33.586 37.493
Rasio 3,94 2,54
Sumber : Anambas Dalam Angka 2008 dan Diskessos Kepulauan Anambas, 2009, diolah.
Jika dilihat dari rasio tenaga medis yang meliputi perawat, perawat gigi,
anastesi dan sanitasi maka rasio tenaga medis terhadap jumlah penduduk pada
tahun 2009 lebih rendah daripada tahun 2009. Tahun 2009 terdapat 3 orang
tenaga medis setiap seribu penduduk, sedangkan tahun 2008 terdapat 4 tenaga
medis setiap seribu penduduk. Hal ini karena selain meningkatnya jumlah
penduduk juga karena menurunnya jumlah tenaga medis, terutama tenaga
perawat.
2.2.3. Lingkungan Hidup
Hingga saat ini terdapat dua kawasan yang dijadikan sebagai hutan
konservasi (hutan lindung) yaitu berada di pegunungan Siantan dan
penggunungan di Jemaja termasuk hutan yang berada pada kawasan sumber
daya air. Namun demikian kawasan tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut,
meningat telah banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas di sebagian
daerah yang terkonservasi. Diantaranya terdapatnya perumahan di sekitar
perairan sungai pegunungan dan terjadinya penebangan kayu di sekitar daerah
konservasi.
Sampah merupakan bagian dari limbah rumah tangga. Sampah rumah
tangga terdiri dari sampah organik, non organik dan sampah B3. Ketika tidak
dikelola secara baik, maka akan menjadi bencana bagi kehidupan manusia.
Umumnya, intensitas penumpukan sampah akan terus bertambah seiring
dengan bertambahnya penduduk, pola konsumsi penduduk serta budaya
masyarakat. Oleh karena itu, penanganan sampah perlu dilakukan secara
komprehensif dan terintegrasi dengan pertimbangan keseimbangan lingkungan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 37
2.2.3.1. Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Syarat-syarat air minum menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat resiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100
°C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara
ini.
Tabel 38. Proporsi Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum Tahun 2008
s.d 2009
No Uraian 2008 2009
1 Jumlah penduduk yang mendapatkan aksesair minum
4.438 5.537
2 Jumlah penduduk 33.586 37.493
Proporsi penduduk berakses air minum 13,21 14,77
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008, diolah.
Tabel 39. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
Menurut Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanJumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk
yang mendapatkanakses air minum
Persentase
1 Jemaja 5.569 0 0
2 Jemaja Timur 1.906 0 0
3 Palmatak 8.683 1.452 16,72
4 Siantan 7.265 0 0
5 Siantan Selatan 3.022 0 0
6 Siantan Tengah 3.885 2.986 76,86
7 Siantan Timur 3.256 0 0
Jumlah 33.586 4.438 13,21
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008, diolah.
Persentase penduduk berakses air bersih adalah proporsi jumlah penduduk
yang mendapatkan akses air minum terhadap jumlah penduduk secara
keseluruhan. Yang dimaksud akses air bersih meliputi air minum yang berasal
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 38
dari air PAM dan Non PAM. Berdasarkan data di atas jumlah penduduk yang
memiliki akses air bersih di Kepulauan Anambas 13,21 persen, dan 86,79 persen
belum memiliki akses terhadap air bersih.
2.2.4. Sarana dan Prasarana Umum
2.2.4.1. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk
Tabel 40. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2008
No Tempat Ibadah Jumlah (unit) Jumlah pemeluk Rasio
1 Mesjid 128 36.095 281,99
2 Gereja 7 1.752 250,29
3 Pura 0 494
4 Vihara/Kelenteng 2 1.447 723,5
5 Lain-Lain 0 0
Jumlah 137 39.788 290,42
Sumber : Anambas Dalam Angka 2008, diolah
2.2.5. Perhubungan
2.2.5.1. Perhubungan Laut
Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai prasarana pelabuhan
berjumlah lima pelabuhan utama yang terletak di kecamatan Siantan (dua buah
pelabuhan), kecamatan Jemaja (satu buah pelabuhan), kecamatan Palmatak
(satu buah pelabuhan) dan Antang (satu buah pelabuhan). Saat ini, kondisi
pelabuhan dengan konstruksi dan dimensinya dirasa kurang layak dalam rangka
memperlancar mobilisasi orang dan barang dari desa ke ibu kota kecamatan dan
ibu kota kabupaten serta dari sentra-sentra produksi menuju pasar di Kabupaten
Kepulauan Anambas dan antar kabupaten /propinsi.
Pelabuhan Palmatak digunakan sebagai pelabuhan ekspor impor atau
pelabuhan khusus milik ConocoPhilips juga digunakan sebagai pelabuhan
domestik. Sementara untuk pelabuhan Tarempa dan Jemaja hanya digunakan
untuk pelabuhan domestik, sedangkan untuk pelabuhan Antang ditetapkan
sebagai pelabuhan perikanan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kantor Pelabuhan Tarempa, pada
tahun 2008 jumlah kunjungan kapal dalam negeri sebanyak 651 kapal,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 39
sementara untuk kapal luar negeri sebanyak 137 kapal. Sepanjang tahun
tersebut telah terjadi perdagangan dalam negeri untuk kegiatan bongkar
sebanyak 912.224 ton dan muat sebanyak 11.396,5 ton sedangkan perdagangan
luar negeri hanya melakukan pembongkaran sebanyak 411,1 ton. Selain
kegiatan tersebut, juga terdapat pergerakan manusia yang melakukan
pergerakan antar daerah dengan intensitas penumpang turun sebanyak 6.889
orang dan penumpang yang naik sebanyak 11.143 orang.
Untuk sarana transportasi laut, saat ini terdapat KM. Bukit Raya, kapal
perintis, dan speed boat sebagai alat transportasi antar daerah. Selain itu,
sebagai alat penghubung yang mengantar penumpang ke kecamatan Palmatak
(menuju Bandara), terdapat speed boat. Sementara alat transportasi yang
menghubungkan antar kecamatan umumnya menggunakan motor rakyat yang
terbuat dari kayu (pompong).
Tabel 41. Banyaknya Dermaga Laut Menurut Kecamatan, Tahun 2008
No KecamatanJenis Dermaga
JumlahBesar Sedang Kecil
1 Jemaja - 1 - 1
2 Jemaja Timur 1 - - 1
3 Palmatak - 20 4 24
4 Siantan 1 1 - 2
5 Siantan Selatan - - - -
6 Siantan Tengah - - 5 5
7 Siantan Timur - 4 5 9
Jumlah 2 26 14 41
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008
Tabel 42. Banyaknya Angkutan Perahu Menurut Kecamatan, Tahun 2008
No Kecamatan Jumlah
1 Jemaja 101
2 Jemaja Timur 54
3 Palmatak 510
4 Siantan 538
5 Siantan Selatan 67
6 Siantan Tengah 67
7 Siantan Timur 84
Total 959
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 40
2.2.5.2. Perhubungan Darat
Jembatan merupakan sarana penghubung antara lintas jalan yang
dipisahkan oleh sungai atau kondisi lain. Kondisi jembatan di Kabupaten
Kepulauan Anambas saat ini ada yang dibangun dengan kayu dan semen
(beton). Berdasarkan data yang terhimpun, di Kabupaten Kepulauan Anambas
terdapat 46 unit jembatan beton dan 42 unit jembatan kayu. Jika dilihat dari
sebarannya, jembatan tersebut paling banyak terdapat di Palmatak (sebanyak 24
jembatan beton dan 14 jembatan kayu). Jika digabungkan keseluruhan jembatan
yang ada (baik beton maupun kayu), maka panjangnya akan mencapai hampir
satu kilometer (tepatnya 902,6 meter).
Tabel 43. Jenis dan Panjang Jembatan menurut Kecamatan Tahun 2009
No Kecamatan
Konstruksi
Beton Kayu
Unit Panjang (m) Unit Panjang (m)
1 Jemaja Timur 7 61 7 70
2 Jemaja 9 59 13 180
3 Palmatak 24 293.1 14 113.9
4 Siantan Selatan 1 27 6 74.5
5 Siantan Timur 1 5.1 2 19
6 Siantan 4 0 - -
7 Siantan Tengah - - - -
Total 46 445.2 42 457.4
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas, 2011
Pada tahun 2008, terdapat 1.110 kendaraan bermotor di Kabupaten
Kepulauan Anambas yang terdiri atas 70 kendaraan roda empat dan 1.040
kendaraan roda dua. Keberadaan kendaraan bermotor tersebut paling banyak
terdapat di kecamatan Jemaja (sebanyak 405 unit) untuk kendaraan roda dua
dan di kecamatan Palmatak (sebanyak 37 unit) untuk kendaraan roda empat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 41
Tabel 44. Banyaknya Kendaraan Mobil dan Sepeda Motor Menurut Kecamatan,
2008
No. Kecamatan Mobil Sepeda Motor
1 Jemaja 12 405
2 Jemaja Timur 7 179
3 Palmatak 37 17
4 Siantan 14 394
5 Siantan Selatan - 18
6 Siantan Tengah - 13
7 Siantan Timur - 14
Total 70 1.040
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008
2.2.5.3. Perhubungan Udara
Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini baru memiliki sebuah bandara
yaitu Bandara Matak yang merupakan bandara khusus milik BP Migas yang juga
digunakan sebagai bandara domestik yang terletak di Kecamatan Palmatak.
Panjang landasan 1.200 meter dan lebar 30 meter. Rute penerbangan menuju
berbagai jalur seperti jalur Bandara Matak ke Bandara Raja Haji Fisabilillah
(Tanjungpinang), Bandara Hang Nadim (Batam), Bandara Sultan Syarif Qasim II
(Pekanbaru) dan Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta).
2.2.6. Komunikasi
Jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas telah
menjangkau hampir seluruh kecamatan. Beberapa perusahaan telekomunikasi
dan operator telepon seluler yang beroperasi di Kabupaten Kepulauan Anambas
antara lain adalah Telkom, Indosat, Telkomsel, dan Excelindo. Namun untuk
kecamatan Palmatak, Siantan Tengah dan Siantan Timur, hanya jaringan
Indosat yang mampu dijangkau, sedangkan di kecamatan Siantan Selatan
jaringan telekomunikasi belum terjangkau. Kabupaten Kepulauan Anambas juga
telah memiliki satelit internet tersendiri, namun masih dalam tahap
pembenahan.Selain itu, di Kabupaten Kepulauan Anambas juga sudah memiliki
jaringan internet melalui V-Satelit.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 42
2.2.7. Energi
Kabupaten Kepulauan Anambas memilikii satu Unit Pelayanan Terpadu
(UPT) PLN. Dari jumlah daya yang tersedia, sebagian besar pelanggan berasal
dari rumah tangga serta perkantoran (bisnis). Sisanya diserap oleh lembaga
sosial, industri, pemerintahan serta multiguna. Kondisi wilayah Kabupaten
Kepulauan Anambas yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan banyak desa
yang belum terjangkau listrik. Pemenuhan kebutuhan listrik di desa-desa masih
menggunakan mesin dan listrik tenaga surya. Jumlah KK pengguna listrik PLN
sebanyak 1.416 KK dan pengguna listrik Non PLN sebanyak 3.814 KK.
2.2.8. Industri Rumah Tangga dan Alat Angkut dan Perdagangan
Sektor industri juga memberikan kontribusi bagi PDRB Kabupaten
Kepulauan Anambas. Jenis industri yang banyak dikembangkan di Kabupaten
Kepulauan Anambas antara lain adalah industri makanan dan alat angkut.
Hampir di seluruh desa di Kabupaten Kepulauan Anambas telah tumbuh dan
berkembang pengrajin kapal dan pengrajin kerupuk ikan. Berikut ini adalah tabel
jumlah industri rumah tangga (home industry), industri kecil dan perdagangan di
Kabupaten Kepulauan Anambas menurut kecamatan tahun 2008:
Tabel 45. Jumlah Industri Rumah Tangga, Industri Kecil dan Perdagangandi
Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan Tahun 2008
No Kecamatan Home Industri Industri Perdagangan
1 Jemaja 33 12 0
2 Jemaja Timur 3 5 0
3 Palmatak 21 15 0
4 Siantan 14 13 11
5 Siantan Selatan 9 19 0
6 Siantan Tengah 2 9 0
7 Siantan Timur 5 7 0
Jumlah 87 80 11
Sumber : Dinas Peridustrian dan Perdagangan, UKM & Koperasi Kabupaten Kepulauan Anambas,
2009.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 43
Tabel 46. Jumlah Industri Kecil dan Menengah dan Tenaga Kerja Menurut
Kecamatan Tahun 2008
No Kecamatan
Industri Kecil Industri Menengah
Jumlah (unit)Tenaga
Kerja (orang)Jumlah(unit)
Tenaga Kerja
(orang)
1 Jemaja 6 29 - -
2 Jemaja Timur - - - -
3 Palmatak 9 52 -
4 Siantan 52 134 3 16
5 Siantan Selatan - - - -
6 Siantan Tengah 10 20 - -
7 Siantan Timur 27 244 - -
Jumlah 104 479 3 16
Sumber : Anambas dalam Angka, 2008
Berdasarkan data di atas jumlah industri kecil dan menengah terbanyak
terdapat di Kecamatan Siantan, sedangkan beberapa kecamatan seperti Jemaja
Timur dan Siantan Selatan data tidak tersedia.
2.2.9. Perikanan Budidaya dan Tangkap
Sektor kedua yang sangat potensial adalah pertanian subsektor perikanan
dengan komoditas utama adalah ikan dari hasil perikanan tangkap. Berikut ini
adalah tabel produksi perikanan budidaya dan tangkap di Kabupaten Kepulauan
Anambas tahun 2009.
Tabel 47. Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009
No KecamatanLuas Karang
(Ha)
Budidaya
(Kg)
Tangkap
(Kg)
Jumlah
(Kg)
1 Jemaja 1.009.636 23.300 920.000 943.300
2 Jemaja Timur 1.833,30 11.650 492.000 503.650
3 Palmatak 1.363.944 92.300 2.262.000 2.354.300
4 Siantan 247.279 8.000 474.000 482.000
5 Siantan Selatan 3.411.272 20.400 908.000 928.400
6 Siantan Tengah 1.309,20 213.800 1.072.000 1.285.800
7 Siantan Timur 2.694,21 28.200 1.058.000 1.086.200
Jumlah 6.037.967,71 397.650 7.186.000 7.583.650
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan, 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 44
Jika dibandingkan dari sisi jumlah orang yang menggeluti, maka profesi
nelayan tangkap lebih banyak jumlah orangnya (2.340 orang) dibanding profesi
nelayan budidaya (1.547 orang). Untuk nelayan tangkap, keseluruhan orangnya
tersebar pada 131 kelompok nelayan sedangkan untuk pembudidaya tersebar
pada 11 kelompok.
Selain nelayan tagkap dan pembudidaya, terdapat pula kelompok usaha
perempuan di sektor perikanan ini. Rata-rata kelompok usaha perempuan ini
bergerak di bidang pengolahan ikan seperti pembuatan berbagai jenis kerupuk
dan abon. Terdapat 49 kelompok usaha perempuan dengan jumlah anggota
keseluruhannya mencapai 641 orang.
Tabel 48. Jumlah Nelayan Tangkap, Nelayan Budidaya dan Kelompok Usaha
Perempuan di Kabupaten Kepulauan Anambas
No KecamatanNelayanTangkap
(NT)
NelayanBudidaya
(NB)
Kelompok UsahaPerempuan (KUP)
Jumlah Keterangan
1 Jemaja 586 - 415 1,001
2 Jemaja Timur 205 16 10 231
3 Palmatak 732 800 175 1,707
4 Siantan 111 - 21 132 NB belumterdata5 Siantan Selatan 434 168 20 622 NB belumterdata6 Siantan Tengah 117 110 - 227 KUP belumterdata7 Siantan Timur 155 453 - 608 KUP belumterdataJumlah 2,340 1,547 641 4,528
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas, 2011
Sumber daya perikanan kelautan sangat tergantung dari kondisi terumbu
karang yang dimiliki. Hingga akhir tahun 2007 luas terumbu karang adalah
11.868,841 ha. Kecamatan Siantan Selatan memiliki cakupan terumbu karang
yang terluas dibandingkan dengan kecamatan lainnya, disusul kemudian dengan
kecamatan Siantan Timur.
2.2.10.Minyak dan Gas (Migas)
Potensi ekonomi Kabupaten Kepulauan Anambas terbesar dari sektor
migas. Tiga perusahaan utama yang mengelola migas di laut Anambas adalah
Conoco-Philips, Premier Oil, dan Star Energi. Selain di laut, ketiga perusahaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 45
tersebut juga mengandalkan aktivitasnya di basecamp mereka yang terletak di
desa Payalaman, kecamatan Palmatak.
Potensi sumber daya alam mineral dan energi bervariasi baik berupa galian
A (strategis), bahan galian B (vital) maupun bahan galian golongan C. Jenis-jenis
bahan tambang yang bisa dijumpai di Kabupaten Kepulauan Anambas, antara
lain : minyak bumi dan gas alam, granit, pasir, yang dijadikan sebagai sumber
ekonomi. Cadangan minyak bumi dan gas alam yang besar di lepas pantai
Kepulauan Anambas (minyak bumi sebesar 326,15 MMSTB dan gas alam 53,06
TSCF (Dirjen Migas 2008) dan cadangan sumber daya mineral batu granit
sebesar 19.662.288.605 m3 yang dimanfaatkan sebagai material bangunan.
2.2.11.Pertanian
Kepulauan Anambas bukan termasuk daerah penghasil beras, namun
memiliki potensi untuk dikembangkan. Menurut data Anambas dalam angka
tahun 2008, terdapat dua kecamatan yaitu jemaja dan jemaja timur yang
memiliki lahan sawah sedangkan kecamatan lainnya belum memiliki lahan
sawah.
Tabel 49. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah Menurut Kecamatan Tahun
2008
No KecamatanLahan sawah
(Ha)
Bukan Lahan Sawah
Lahan Kering(Ha)
Lainnya(Ha)
Jumlah(Ha)
1 Jemaja 14 76 - 90
2 Jemaja Timur 20 230 - 250
3 Palmatak - 150 - 150
4 Siantan - 20 20
5 Siantan Selatan - - - -
6 Siantan Tengah - - - -
7 Siantan Timur - - - -
Jumlah 34 476 - 510
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 46
Tabel 50. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi
PadiMenurut Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanLuas
tanam(Ha)Luas
Panen(Ha)Produksi
(ton)
Rata-rataProduksi
1 Jemaja 14 14 112 8,0
2 Jemaja Timur 9 6 24 4,0
3 Palmatak - - - -
4 Siantan - - - -
5 Siantan Selatan - - - -
6 Siantan Tengah - - - -
7 Siantan Timur - - - -
Jumlah 23 20 136 6,8
Sumber : Anambas Dalam Angka 2008
Tabel 51. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Kelapa
Menurut Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanLuas Areal
(Ha)
Produksi
(ton)
Rata-rata
Produksi
Jumlah Petani
(orang)
1 Jemaja 1.249 1.531 1,35 1.248
2 Jemaja Timur 1.022 859 0,85 850
3 Palmatak 3.085 2.551 0,83 2.213
4 Siantan 807 787 1,42 458
5 Siantan Selatan 1.239 1.189 1,23 876
6 Siantan Tengah 714 618 0,89 512
7 Siantan Timur 2.068 1.798 0,88 965
Jumlah 10.184 9.333 7,45 7.122
Sumber : Anambas Dalam Angka, 2008
2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3.1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi
2.3.1.1. Pertumbuhan PDRB
Perhitungan konstan Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Kepulauan Anambas menggunakan perhitungan dasar tahun 2000. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan migas atas dasar harga berlaku pada
tahun 2008 adalah Rp 5,29 triliun. Sedangkan besarnya Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dengan migas Kabupaten Kepulauan Anambas atas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 47
dasar harga konstan 2000 pada tahun 2008 adalah Rp 1,94 triliun. Kemudian jika
dilihat PDRB tanpa migas atas dasar harga berlaku hanya Rp 0,56 triliun dan
PDRB tanpa migas atas dasar harga konstan sebesar Rp 0,24 triliun.
Selama tahun 2008, sektor yang dominan berdasarkan kontribusinya atas
PDRB adalah sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki kontribusi
sekitar 90%, dilanjutkan sektor pertanian sebesar 6,69%. Pola tersebut juga
nampak pada kondisi PDRB atas dasar harga konstan. Jika dilihat pada kondisi
PDRB tanpa migas menurut harga berlaku, dominansi sektoral terletak pada
sektor pertanian yaitu sebesar 64,05%, dilanjutkan pada sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang sebesar 18,02%. Pola tersebut pada kondisi PDRB
tanpa migas juga nampak pada keadaan atas dasar harga konstan. Gambaran
PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan, baik dengan migas dan tanpa
migas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 52. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Atas Dasar
Harga Konstan dan Berlaku Menurut Sektor Tahun 2008 (dalam juta
rupiah)
No Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan
DenganMigas
Tanpa Migas DenganMigas
TanpaMigas
1 Pertanian 358.044,85 158.593,62 358.044,85 158.593,62
2 Pertambangan danPengolahan
4.735.358,97 1.708.100,96 2.036,54 929,57
3 Industri Pengolahan 7.230,29 5.112,82 7.230,29 5.112,82
4 Listrik, Gas & AirBersih
385,83 172,45 385,83 172,45
5 Bangunan danKonstruksi
17.023,01 6.183,45 17.023,01 6.183,45
6 Perdagangan, Hoteldan Restoran
100.142,29 37.590,35 100.142,29 37.590,35
7 Pengangkutan &Komunikasi
23.738,77 9.484,66 23.738,77 9.484,66
8 Keuangan,Persewaan & JasaPerusahaan
15.528,77 6.060,07 15.528,77 6.060,07
9 Jasa-jasa 31.102,06 12.388,22 31.102,06 12.388,22
Kep. Anambas 5.288.554,83 1.943.686,59 555.232,41 236.515,20
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 48
2.3.1.2. PDRB PerKapita
PDRB perkapita diperoleh dengan cara penghitungan pendapatan regional
netto atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun
pertengahan. Dari jumlah PDRB perkapita atas harga berlaku, dapat diketahui
mengenai nilai PDRB per satu orang penduduk, sedangkan PDRB perkapita atas
harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian perkapita
penduduk.
PDRB perkapita Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2008menurut
harga berlaku adalah Rp. 15.243.978,26, sedangkan menurut harga konstan
tahun 2000 adalah Rp. 6.493.555,68. PDRB menurut harga yang berllaku
adalah Rp. 13.714.282,98 sedangkan menurut arga konstan sebesar Rp.
5.841.973,52.
2.3.2. Kesejahteraan Sosial
2.3.2.1. Pendidikan
2.3.2.1.1. Angka Melek Huruf (AMH)
Angka Melek Huruf (dewasa) merupakan proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.
Pada pemaparan kali ini pengukuran Angka Melek Huruf menggunakan ukuran
10 tahun keatas sesuai dengan data yang tersedia. Data Angka melek huruf
disajikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan wilayah/ Kecamatan seperti yang
tersajipadaTabel 53 dan Tabel54. Angka melek huruf selain berbeda menurut
jenis kelamin dan kelompok umur, ternyata tidak berbeda nyata menurut daerah
tempat tinggal. Untuk penduduk dewasa yang tinggal di daerah perkotaan, angka
melek hurufnya sedikit lebih rendah dibandingkan penduduk dewasa yang tinggal
di daerah pedesaan.
Dari Tabel 53dapat dilihat bahwa angka melek huruf penduduk dewasa
yang tinggal di daerah perkotaan mencapai 89,03 persen, sementara untuk
mereka yang tinggal di daerah pedesaan angka melek hurufnya mencapai 89,82
persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 49
Tabel 53. Angka Melek Huruf Menurut Kelompok Umur, Tahun 2008
No Kelompok Umur Perkotaan Perdesaan Total
1 15-19 100 100 100
2 20-24 83,02 98,26 96,12
3 25-34 100 96,61 97,2
4 35-49 83,18 77,57 79,08
5 50+ 81,52 84,28 83,27
Jumlah 89,03 89,82 89,62
Laki-laki 95,01 91,41 92,25
Perempuan 84,46 88,32 87,26
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Kepulauan Riau, diolah dari Hasil. Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun 2008
Jika dilihat khusus untuk penduduk pada usia 50 tahun atau lebih, angka
melek hurufnya adalah sebesar 81,52 persen untuk di daerah perkotaan dan
84,28 persen untuk di daerah pedesaan, atau dapat dikatakan bahwa angka buta
huruf untuk penduduk usia 50 tahun atau lebih adalah 18,48 persen di daerah
perkotaan dan 15,72 persen di daerah pedesaan.
Angka Melek huruf jika dilihat dari jenis kelamin, terlihat jelas bahwa Angka
Melek Huruf Perempuan masih lebih rendah daripada Laki-laki dengan selisih
presentase sebanyak 4,99%. Hal ini menunjukkan masih kurangnya akses
Perempuan terhadap pendidikan dan program-program pemberantasan buta
huruf. Untuk meningkatkan presentase tersebut maka diperlukan adanya
program peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan dan program
pemberantasan buta huruf.
Tabel54menunjukkan persentase jumlah penduduk usia di atas 10 tahun
yang dapat membaca dan menulis. Data yang tersaji terpilah jenis kelamin
berdasarkan Kecamatan menunjukkan merupakan data tahun 2010. Jika
ddibandingkan dengan tahun 2008, AMH total penduduk telah mengalami
peningkatan.
Jika dibandingkan dengan data sebelumnya (tahun 2008), presentase AMH
laki-laki meningkat sedangkan Presentase AMH perempuan mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pada rentang tahun 2008 hingga 2010,
perempuan tidak mengalami peningkatan akses terhadap pendidikan, sedangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 50
yang terjadi adalah perempuan semakin kekurangan akses terhadap pendidikan.
Data tahun 2010 tersebut jauh lebih kaya karena memuat jenis huruf secara lebih
spesifik.
Tabel54. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perkotaan
Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan
Menulis di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No Kecamatan
Laki-laki PerempuanLaki-laki danPerempuan
Latin ArabLain-nya
Latin ArabLain-nya
Latin ArabLain-nya
1 Jemaja 97,08 88,32 2,92 95,54 86,61 0,89 96,39 87,55 2,01
2 Jemaja Timur - - - - - - - - -
3 Palmatak 92,59 77,16 19,75 84,40 70,92 17,73 88,78 74,26 18,81
4 Siantan 96,22 61,05 4,07 85,27 55,48 6,16 91,19 58,49 5,03
5 Siantan Selatan - - - - - - - - -
6 Siantan Tengah - - - - - - - - -
7 Siantan Timur 80,30 83,33 1,52 68,75 85,42 0,00 75,44 84,21 0,88
Kep.Anambas 94,08 72,07 7,19 85,67 67,45 7,42 90,25 69,97 7,30
Sumber : Suseda Anambas 2010
2.3.2.1.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Lamanya Sekolah (years of schooling) dapat menunjukkan lamanya
bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat
Pendidikan Terakhir (TPT). Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah
tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh
semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Pada analisa kali ini,
penghitungan angka rata-rata lama sekolah menggunakan usia di atas 10 tahun
sesuai dengan data yang tersedia.
PadaTabel 55 tersaji mengenai data rata-rata lama sekolah penduduk yang
berumur 10 tahun keatas menurut wilayah dan jenis kelamin. Tabel tersebut
memperlihatkan bahwa penduduk di perdesaan memiliki rata-rata lama sekolah
yang lebih pendek daripada penduduk Perkotaan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 51
Secara keseluruhan, rata-rata masyarakat di Kabupaten Kepulauan
Anambas hanya mengenyam pendidikan sekolah hingga lulus tingkat SD yang
di tunjukkan dari angka total di Kepulauan Anambas sebanyak 5,94 tahun. Dilihat
dari sebarannya, sebagian melanjutkan ke tingkat SMP namun tidak sampai lulus
dan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Menurut jenis kelamin, jika dilihat secara menyeluruh, perempuan memiliki
lama sekolah yang lebih pendek daripada penduduk laki-laki. Hal ini dapat
dikarenakan adanya anggapan di masyarakat untuk lebih mempriorotaskan laki-
laki untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Tabel 55. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas
Menurut Kecamatan, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin di Kabupaten
Kepulauan Anambas, 2010
No KecamatanPerkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
L P Total L P Total L P Total
1 Jemaja 7,12 7,07 7,10 6,58 6,22 6,43 6,91 6,77 6,85
2 Jemaja Timur - - - 5,81 6,73 6,25 5,81 6,73 6,25
3 Palmatak 6,13 5,29 5,74 5,67 5,20 5,45 5,82 5,23 5,54
4 Siantan 8,20 7,01 7,66 6,27 5,50 5,92 7,48 6,45 7,00
5 Siantan Selatan - - - 4,94 3,83 4,39 4,94 3,83 4,39
6 Siantan Tengah - - - 5,31 5,63 5,47 5,31 5,63 5,47
7 Siantan Timur 4,27 3,35 3,89 3,98 3,40 3,71 4,09 3,38 3,78
Kep.Anambas 7,15 6,32 6,77 5,59 5,16 5,38 6,22 5,61 5,94
Sumber: Suseda Anambas 2010
2.3.2.1.3. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
sama. Angka partisipasi murni merupakan perbandingan penduduk usia antara 7
hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA
dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.
Angka partisipasi Murni penduduk untuk mengenyam pendidikan memiliki
tren yang terus turun. Dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka semakin rendah tingkat partisipasi Murni penduduk.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 52
Tabel 56. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan dan Tingkat
Pendidikan
No KecamatanAPM
SD SLTP SMU
1 Jemaja 92,45 13,04 0
2 Jemaja Timur 86,96 31,25 0
3 Palmatak 87,43 22,22 1,49
4 Siantan 88,68 18,75 2,86
5 Siantan Selatan 94,44 61,11 0
6 Siantan Tengah 76,67 38,46 10,53
7 Siantan Timur 88,89 36,67 10,71
Kepulauan Anambas 88,31 26,69 3,45
Sumber: Suseda Anambas 2010
2.3.2.1.4. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Berbeda dengan APM, APK merupakan perbandingan jumlah siswa pada
tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7
hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang
sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat
partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia
sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Tabel 57. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kecamatan dan Usia
No KecamatanAngka Partisipasi Kasar
07-12 13-15 16-18
1 Jemaja 111,32 91,3 46,15
2 Jemaja Timur 143,48 81,25 80
3 Palmatak 107,19 87,5 86,57
4 Siantan 116,98 118,75 72,86
5 Siantan Selatan 127,78 50 0
6 Siantan Tengah 113,33 123,08 78,95
7 Siantan Timur 114,81 113,33 67,86
Kepulauan Anambas 114,75 98,31 70,26
Sumber: Suseda Anambas 2010
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 53
2.3.2.1.5. Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT)
Angka Pendidikan yang Ditamatkan adalah menyelesaikan pelajaran pada
kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun
swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijazah. Penghitungan
APT bermanfaat untuk melihat pencapaian pembangunan pendidikan di suatu
daerah, juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja,
terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah.
Tabel 58. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut
Kecamatan dan Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No Kecamatan
TidakMempu
nyaiIjazah
SD/MISLTP/MTs
SMU/MA
SMKDI/
D IIDIII
DIV/S1
S2-S3
1 Jemaja 26,88 43,22 13,57 12,81 1,01 1,01 0,25 1,26 0,00
2 Jemaja Timur 35,33 40,00 11,33 8,67 2,67 0,67 0,00 1,33 0,00
3 Palmatak 48,69 29,21 10,05 8,69 0,73 0,84 0,52 1,26 0,00
4 Siantan 33,07 29,05 11,09 14,23 4,51 1,67 1,67 4,51 0,20
5 Siantan Selatan 62,74 26,42 2,83 5,66 0,94 0,94 0,00 0,47 0,00
6 Siantan Tengah 44,65 33,02 11,63 4,65 1,86 1,86 1,40 0,93 0,00
7 Siantan Timur 66,56 22,81 7,50 2,50 0,31 0,00 0,31 0,00 0,00
Kep.Anambas 42,95 30,80 10,25 9,85 2,08 1,10 0,83 2,08 0,06
Sumber: Suseda Anambas 2010
Angka APT berkisar antara 0 sampai dengan 100. Dari Tabel 58terlihat
bahwaAPT yang paling banyak adalah APT SD sebanyak 30,80% yang diikuti
oleh SLTP/MTs (10,25%), SMU/MA (9,85%), SMK (2,08%), Universitas (2,08),
Diploma II (1,10%), Diploma III (0,83%), dan yang terendah adalah tingkat S3
sebanyak 0,06. Dari data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
penduduk Kabupaten Kapulauan Anambas hanya tamat SD.
2.3.2.2. Kesehatan
2.3.2.2.1. Angka Usia Harapan Hidup
Tabel 59menunjukkan angka harapan hidup di Provinsi Kepulauan Riau dan
Kabupaten Kepulauan Anambas. Angka harapan hidup penduduk Kabupaten
Kepulauan Anambas mencapai 67,07 tahun. Hal ini memiliki arti bahwa bayi
yang lahir pada tahun 2008 diperkirakan dapat mencapai usia antara 67 sampai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 54
68 tahun. Sedangkan angka harapan hidup Provinsi Kepulauan Riau secara
keseluruhan mencapai 69,70 tahun, sehingga secara umum dapat disimpulkan
bahwa penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai harapan hidup
lebih pendek dibandingkan dengan harapan hidup penduduk Provinsi Kepulauan
Riau secara keseluruhan. Ini menunjukkan perlunya ditingkatkan pembangunan
bidang kesehatan di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Tabel 59. Perkembangan Angka Harapan Hidup di Provinsi Kepulauan Riau
dan Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2007 dan 2008
Angka Harapan
Hidup
Tahun Standar UNDP
2007 2008 Nilai Maksimum Nilai Minimum
Kepulauan Riau 69,6 69,7 85 25
Kepulauan Anambas - 67,07 85 25
Sumber : BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2007 dan 2008
Untuk meningkatkan Angka Harapan Hidup, diperlukan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.
2.3.2.2.2. Persentase Balita Gizi Buruk
Dari data yang diperolah mengenai status gizi balita, Kabupaten kepulauan
Anamabas tidak memiliki balita yang mengalami gizi buruk. Namun demikian
masih ada sejumlah balita yang mengalami kekurangan gizi.
Tabel 60. Status Gizi Balita Menurut Kecamatan Tahun 2010
No Kecamatan Sasaran BalitaStatus Gizi
Gizi buruk Gizi Kurang
1 Jemaja 722 0 110
2 Jemaja Timur 456 0 53
3 Palmatak 1.354 0 98
4 Siantan 1.134 0 120
5 Siantan Selatan 439 0 66
6 Siantan Tengah 274 0 68
7 Siantan Timur 430 0 21
Jumlah 4.809 0 536
Sumber: Profil Anambas 2010
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 55
2.3.2.3. Kemiskinan.
Berdasarkan data sekunder yang terhimpun, jumlah masyarakat miskin di
Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 11.669 jiwa (Dinkessos Kabupaten
Kepulauan Anambas 2009). Artinya, 19,13% penduduk yang ada tergolong
miskin. Angka kemiskinan ini masih di atas angka kemiskinan desa di Indonesia
yang sebesar 17,35%. Sementara jumlah rumah tangga miskin Kabupaten
Kepulauan Anambas berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial
Tahun 2008 (PPLS08) yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Kepulauan
Natuna tahun 2008 adalah 2.073 rumah tangga. Berikut ini adalah tabel jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun
2009.
Tabel 61. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut
Kecamatan Tahun 2009
No KecamatanJumlah RumahTangga Miskin *
Jumlah Masyarakat Miskin **
KK ART
1 Jemaja 572 543 2.031
2 Jemaja Timur 174 243 903
3 Palmatak 652 917 3.271
4 Siantan 296 551 2.062
5 Siantan Selatan 144 214 688
6 Siantan Tengah 134 502 1.753
7 Siantan Timur 101 298 961
Jumlah 2.073 3.273 11.669
Sumber : * BPS (2008) dan **Dinkessos Kabupaten Kepulauan Anambas (April 2009)
Selain penduduk miskin, juga terdapat sejumlah penduduk yang rawan
sosial atau penyandang cacat. Penyandang cacat terdiri dari cacat fisik, netra,
runggu, mental/jiwa, fisik mental dan cacat lainnya. Data yang ditampilkan pada
Tabel 62menunjukkan jumlah terbesar adalah penyandang cacat fisik. Data
tersebut juga menunjukan bahwa penyandang cacat fisik paling banyak
ditemukan di Kecamatan Palmatak yakni 67 orang. Kemungkinan faktor yang
menyebabkan kecacatan fisik tersebut adalah kecelakaan pekerjaan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 56
Tabel 62. Jumlah Penyandang Cacat per Kecamatan Tahun 2008
No KecamatanPenyandang Cacat
Fisik Netra Rungu Mental/jiwa Fisik/mental Lainnya
1 Jemaja 15 12 22 20 11 2
2 Jemaja Timur 8 3 4 5 3 0
3 Palmatak 67 22 27 22 23 2
4 Siantan 35 10 22 13 4 2
5 Siantan Selatan 14 2 3 4 8 2
6 Siantan Tengah 49 22 9 4 0 0
7 Siantan Timur 31 9 6 8 2 0
Total 219 80 93 76 51 8
Sumber: Disdukcapilnakertrans 2009
Di Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini terdapat beberapa yayasan
yang bergerak di bidang sosial. Meskipun di Kabupaten Kepulauan Anambas
terdapat sejumlah penduduk sebagai penyandang cacat, namun tidak satupun
yayasan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas yang mengelola
penyandang cacat fisik. Adapun yayasan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan
Anambas lebih menekankan programnya di bidang pendidikan dan penyantunan
anak yatim piatu serta fakir miskin. Yayasan tersebut antara lain Yayasan
Miftahul Janah dan Yayasan Al Muhajirin. Kedua yayasan tersebut berdomisili di
Tarempa, ibu kota Kabupaten Kepulauan Anambas. Kedua yayasan tersebut
hampir memiliki program yang sama yakni (i) menyantuni anak-anak yatim piatu
dan fakir miskin agar dapat menjalani pendidikan, (ii) memberikan uang saku dan
tambahan makanan secara periodik, (iii) menyantuni anak-anak ketika bulan suci
Ramadhan dan Idul Adha, dan (iv) mengkuliahkan anak-anak tersebut sesuai
dengan kemampuan yayasan.
Jumlah keseluruhan anak-anak yang disantuni hingga Maret 2009 sejumlah
355 orang dengan jumlah pengasuh 10 orang. Dari sejumlah tersebut 40 orang
anak ditampung di pemondokan.
2.3.2.4. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja)
Ketenagakerjaan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih cukup
memprihatinkan. Data yang dikeluarkan oleh Dinas Penduduk, Catatan Sipil dan
Tenaga Kerja per Januari 2009 menunjukkan bahwa sekitar 6.549 penduduk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 57
Kabupaten Kepulauan Anambas belum mendapatkan pekerjaan. Angka ini
tergolong besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada.
Berdasarkan perbandingan antar kecamatan, kecamatan Palmatak memiliki
penduduk yang paling besar dari kecamatan lainnya untuk pengangguran
terbuka (belum mendapatkan pekerjaan) yakni sejumlah 1.798 orang. Namun
demikian, jika dilihat dari rasio penduduk yang belum bekerja dengan jumlah total
penduduk di masing-masing kecamatan, justru Kecamatan Siantan Selatan yang
lebih besar tingkat pengangguran yakni sebesar 23%.
Tabel 63. Jenis Pekerjaan Berdasarkan Lapangan Usaha Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2008
NoLapangan
UsahaSian-tan
Sian-tan
Selatan
Sian-tan
Timur
Sian-tan
Tengah
Palma-tak
Jema-ja
Jema-jaTimur
1 Belum Bekerja 1.377 765 539 728 1.798 943 399
2 Ibu Rumah Tangga 1.877 877 1.322 862 2.687 1.471 441
3 Pelajar/Mahasiswa 1.738 460 302 527 2.010 1.127 341
4 Pensiunan 60 1 0 2 7 26 3
5 PNS/TNI/POLRI 528 20 26 15 110 124 22
6 Perdagangan 212 49 25 18 157 100 42
7 Nelayan 502 454 808 691 974 519 163
8 Pertanian/Perkebunan
358 259 222 198 884 645 382
9 Peternak 2 4 10 0 56 192 121
10 Industri 8 0 0 0 0 0 1
11 Konstruksi 0 0 2 0 32 4 0
12 Karyawan 377 125 79 109 765 132 86
13 BuruhHarian/Lepas
420 51 31 4 120 218 0
14 Jasa 263 212 30 54 338 140 44
15 Lain-lain 742 0 0 0 165 122 1
Jumlah 8.464 3.277 3.406 3.208 10.103 5.763 2.046
Sumber : Diolah dari data Disduk Capil dan Taker Kabupaten Kepulauan Anambas, 2009
2.3.2.5. Kriminalitas
Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Kepulauan
Anambas termasuk dalam kondisi yang aman dan kondusif. Namun potensi
gangguan keamanan dan ketertiban yang perlu dicermati adalah konflik sumber
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 58
daya alam (perambahan dan penangkapan ikan secara liar), konflik antar-
kelompok atau antar-desa tertentu, serta konflik masalah tanah (petuanan).
Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya sangat membutuhkan partisipasi
dan keterlibatan dari seluruh komponen jajaran suprastruktur dan infrastruktur
kemasyarakatan dalam mengantisipasi dan mengatasinya melalui peningkatan
kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk menyelesaikannya secara
rasional ataupun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan pembangunan. Untuk mempertahankan para pelaku ekonomi yang
telah berada di daerah atau mengundang pelaku ekonomi baru, maka ekonomi
daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness). Beberapa indikator untuk
mengukur daya tarik daerah adalah sebagai berikut:
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1. Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Indikator angka konsumsi rumah tangga (RT) per kapita dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif
tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi RT semakin
atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi
RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita.
Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2008 menunjukkan bahwa
pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar
605.459 rupiah per bulan, dan pengeluaran makanan dan non makanan secara
persentase memiliki bobot yang hampir sama, yaitu sekitar 50 persen, terlihat
juga bahwa sebanyak 24,92 persen penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas
termasuk ke dalam 40 persen terendah, 63,37 persen termasuk kedalam 40
persen menengah, dan sebanyak 11,71 persen penduduk yang termasuk ke
dalam 20 persen teratas. Berdasarkan kriteria tingkat ketimpangan pendapatan
penduduk yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, maka dapat dikatakan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 59
tingkat ketimpangan pendapatan penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas
tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari persentase pengeluaran pada
kelompok 40 persen terendah angkanya di atas 17 persen.
Tabel 64. Pengeluaran Rata-rata (Rp) Nominal dan Persentase Pengeluaran
Makanan dan Bukan Makanan per Kapita Sebulan Menurut Jenis
Pengeluaran Tahun 2008
No KeteranganPengeluaran Rata-rata
Nominal Persen
1 Makanan 300.182 49,58
2 Bukan Makanan 305.277 50,42
- Perumahan 122.928 20,30
- Barang dan Jasa 89.931 14,85
- Pakaian 31.167 5,15
- Barang Tahan Lama 60.217 9,95
- Lainnya 1.034 0,17
Jumlah 605.459 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Prov.Kepri, diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun
2008
Tabel 65menyajikan data persentase penduduk menurut kecamatan dan
golongan pengeluaran perkapita sebulan dari hasil Kor Suseda 2010. Tabel
65menunjukkan bahwa modus rata-rata pengeluaran penduduk Kabupaten
Kepulauan Anambas sebulan berada pada golongan pengeluaran antara
Rp.300.000-Rp.499.999 dengan persentase sebesar 31,06 persen, diikuti
golongan pengeluaran antara Rp.500.000-Rp.749.999 dengan persentase
sebesar 29,66 persen.
Bila dibandingkan menurut tipe daerah, modus pengeluaran penduduk
perkotaan dan perdesaan berbeda. Di daerah perkotaan modus rata-rata
pengeluaran penduduk sebulan pada golongan pengeluaran di atas
Rp.1.000.000sebesar 36,18 persen, sedangkan didaerah perdesaan modusnya
adalah pada golongan pengeluaran antara Rp 300.000-Rp.499.999 sebesar
36,66 persen. Keadaan ini menggambarkan bahwa rata-rata tingkat pengeluaran
perkapita penduduk perkotaan jauh lebih tinggi daripada penduduk perdesaan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 60
Tabel 65. Persentase Penduduk di Perkotaan Menurut Kecamatan
danPengeluaran per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan
Anambas, Tahun 2010
No Kecamatan
Persentase Penduduk di Perkotaan berdasarkan
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (%)
≤199.999 200.000-299.999
300.000-499.999
500.000-749.999
750.000-999.999
1.000.000+
1 Jemaja 0,00 6,49 48,05 23,38 9,09 12,99
2 Jemaja Timur - - - - - -
3 Siantan Selatan - - - - - -
4 Siantan 0,00 1,09 7,65 18,03 15,30 57,92
5 Siantan Timur 0,00 18,75 56,25 21,88 3,13 0,00
6 Siantan Tengah - - - - - -
7 Palmatak 0,00 1,05 17,89 37,89 17,89 25,26
Kep.Anambas 0,00 3,62 22,22 24,29 13,70 36,18
Sumber: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008, diolah
Tabel 66. Persentase Penduduk di Perdesaan Menurut Kecamatan dan
Pengeluaran per Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas,
2010
No Kecamatan
Persentase Penduduk di Perdesaan berdasarkan
Golongan Pengeluaran per Kapita sebulan (%)
≤199.999 200.000-
299.999
300.000-
499.999
500.000-
749.999
750.000-
999.9991.000.000+
1 Jemaja 2,17 4,35 45,65 45,65 0,00 2,17
2 Jemaja Timur 2,08 6,25 62,50 27,08 2,08 0,00
3 Palmatak 0,00 2,43 26,21 30,58 21,84 18,93
4 Siantan 0,00 3,70 28,70 33,33 14,81 19,44
3 Siantan Selatan 0,00 0,00 35,53 42,11 11,84 10,53
6 Siantan Tengah 0,00 6,35 33,33 33,33 14,29 12,70
7 Siantan Timur 0,00 9,38 62,50 25,00 3,13 0,00
Kep. Anambas 0,33 3,93 36,66 33,06 13,42 12,60
Sumber: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008, diolah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 61
Tabel 67. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Pengeluaran per
Kapita Sebulan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No Kecamatan
Persentase Penduduk Menurut Kecamatan berdasarkanGolongan Pengeluaran per Kapita sebulan (%)
≤199.999200.000-299.999
300.000-499.999
500.000-749.999
750.00-999.999
1.000.000+
1 Jemaja 0,81 5,69 47,15 31,71 5,69 8,94
2 Jemaja Timur 2,08 6,25 62,50 27,08 2,08 0,00
3 Palmatak 0,00 1,99 23,59 32,89 20,60 20,93
4 Siantan 0,00 2,06 15,46 23,71 15,12 43,64
5 Siantan Selatan 0,00 0,00 35,53 42,11 11,84 10,53
6 Siantan Tengah 0,00 6,35 33,33 33,33 14,29 12,70
7 Siantan Timur 0,00 12,50 60,42 23,96 3,13 0,00
Kep.Anambas 0,20 3,81 31,06 29,66 13,53 21,74
Sumber: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008, diolah
Tabel 68. Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Golongan Pengeluaran Per
Kapita diKabupaten Kepulauan Anambas
No Golongan Pengeluaran per Kapita Persentase (%)
1 ≤199.999 0,20
2 200.000-299.999 3,81
3 300.000-499.999 31,06
4 500.000-749.999 29,66
5 750.000-999.999 13,53
6 1.000.000+ 21,74
Jumlah 100,00
Sumber: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008, diolah
Berdasarkan penggolongan angka konsumsi per kapita, maka jumlah RT
paling banyak (31,06%) terdapat pada golongan angka konsumsi per kapita Rp
300.000,00-Rp 499.000,00. Terbanyak kedua (29,66%) adalah pada golongan
Rp 500.000,00-Rp 749.999,00. Golongan konsumsi paling kecil (<Rp
199.999,00) memiliki persentase rumah tangga paling kecil pula yaitu sebesar
0,20% (Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2008). Hal ini menunjukkan
bahwa kelas menengah adalah dominan di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 62
2.4.1.2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola
konsumsi rumah tangga di luar pangan. Pada tahun 2009, rata-rata pengeluaran
konsumsi non pangan per kapita adalah sebesar 40,65%. Besaran pengeluaran
konsumsi non pangan berkorelasi positif dengan tingkat kesejahteraan. Dari
Tabel 69dapat dilihat bahwa diantara 7 kecamatan yang ada di Kabupaten
Kepulauan Anambas, kecamatan yang persentase pengeluaran non pangannya
paling tinggi adalah Kecamatan Siantan Tengah, sedangkan yang paling rendah
adalah Kecamatan Palmatak.
Tabel 69. Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009
No KecamatanPengeluaran (Rp)
Makanan Bukan Makanan Total Pengeluaran
1 Jemaja 383.571 271.321 654.892
2 Jemaja Timur 290.510 146.128 436.638
3 Palmatak 443.736 161.830 605.566
4 Siantan 641.743 411.753 1.053.496
5 Siantan Selatan 349.480 210.898 560.378
6 Siantan Tengah 347.023 465.843 812.866
7 Siantan Timur 323.486 244.947 568.433
Kepulauan Anambas 396.485 271.511 667.996
Sumber: BPS Prov.Kepri, Hasil Observasi Lapangan 2009
Tabel 70. Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2009
No KecamatanPersentase Pengeluaran (%)
Makanan Bukan Makanan
1 Jemaja 58,57 41,43
2 Jemaja Timur 66,53 33,47
3 Palmatak 73,28 26,72
4 Siantan 60,92 39,08
5 Siantan Selatan 62,37 37,63
6 Siantan Tengah 42,69 57,31
7 Siantan Timur 56,91 43,09
Kepulauan Anambas 59,35 40,65
Sumber: BPS Prov.Kepri, Hasil Observasi Lapangan 2009
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 63
2.4.1.3. Produktivitas Total Daerah
Produktivitas total daerah menunjukkan tingkat produktivitas tenaga kerja
untuk setiap lapangan usaha/sektor. Produktivitas total daerah dihitung dengan
membagi nilai PDRB per sektor dengan jumlah angkatan kerja pada sektor
tersebut.
Pada tahun 2008, sektor yang memiliki produktivitas tertinggi adalah
pertanian dan perikanan dengan nilai produktivitas sebesar 60.11, disusul oleh
sektor angkutan dan komunikasi dengan nilai 53.23. Produktivitas sektor
perdagangan ada di urutan ketiga dengan nilai 52.49. Sektor dengan
produktivitas terendah adalah sektor jasa-jasa dengan nilai produktivitas sebesar
10.05.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian,
yaitu mencapai 5956 orang. Nilai produktivitas dari sektor ini mencapai 60,11.
Produktivitas sektor pertanian menggungguli seluruh sektor yang lainnya.
Sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah sektor lainnya,
yang meliputi sektor bangunan; dan sektor listrik dan air bersih, yaitu dengan
jumlah tenaga kerja 416. Nilai produktivitasnya yaitu sebesar 41,85.
Selengkapnya mengenai produktivitas total daerah dapat dilihat pada Tabel 71.
Tabel 71. Produktivitas Total Daerah di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun
2008
No Lapangan Usaha/SektorPDRB atas dasar
harga berlakudengan migas
JumlahTenagaKerja*)
Produktivitas
1 Pertanian dan Perikanan 358.044,85 5.956 60,11
2 Industri dan Pertambangan 9.266,83 922 10,05
3 Perdagangan 100.142,29 1.908 52,49
4 Angkutan dan Komunikasi 23.738,77 446 53,23
5 Jasa Kemasyarakatan 46.630,83 2.044 22,81
6 Lainnya 17.408,84 416 41,85
Jumlah 555.232,41 11.692 47,49
Keterangan: *)Tenaga kerja --> penduduk kelompok umur 15 tahun ke atas
Sumber: BPS Prov.Kepri, 2008.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 64
2.4.2. Infrastruktur Wilayah
2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah
2.4.2.1.1. Rasio panjang jalan
Panjang jalan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2009
mencapai 158,8 km yang terdiri atas 31,9 km jalan aspal, 67,3 km jalan semen,
dan 59,6 km jalan tanah batu.
Tabel 72. Panjang Jalan Berdasarkan Kategori Jalan di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009
No KecamatanPanjang Ruas
(m)
Jenis Permukaan
Aspal (m) Semen (m)Tanah Batu
(m)
1 Jemaja Timur 22,400 4,500 14,400 3,500
2 Jemaja 13,300 9,500 1,800 2,000
3 Palmatak 49,690 4,900 21,035 23,755
4 Siantan Selatan 8,400 - 2,752 5,648
5 Siantan Timur 8,452 - 4,332 4,120
6 Siantan 52,328 13,000 20,611 18,717
7 Siantan Tengah 4,215 - 2,350 1,865
Total 158,785 31,900 67,280 59,605
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2009.
Pada tahun yang sama, jumlah kendaraan pribadi roda empat yang
terdaftar mencapai 70 unit.Berdasarkan panjang jalan yang ada, maka rasio
panjang jalan per jumlah kendaraan roda empat mencapai 2.3. Artinya, untuk
setiap kendaraan roda empat tersedia jalan sepanjang 2.3 km.
Untuk kondisi jalan, aspal sebagian besarnya (14,45 km atau 45,30%)
berada dalam kondisi sedang, jalan semen sebagian besarnya (31,45 km atau
46,74%) berada dalam kondisi baik, dan jalan tanah sebagian besarnya (28,36
km atau 47,57%) berada dalam kondisi sedang.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 65
Tabel 73. Kondisi Jalan menurut Kecamatan Tahun 2009
No
Kecamata
m
Kondisi
Baik (km) Sedang (km) Rusak (km) Rusak Berat (km)
AspalSemen
Tanah
Aspal
Semen
Tanah
Aspal
Semen
Tanah
Aspal
Semen
Tanah
1JemajaTimur
0.3 9.0 - 3.2 4.3 3.5 1.0 - - - 1.1 -
2Jemaja 4.1 0.5 0.4 1.7 - 1.6 2.3 1.3 - 1.4 - -
3Palmatak 4.9 20.3 0.5 - 0.7 23.3 - - - - - -
4
SiantanSelatan
- - 2.7 - 2.8 - - - 2.9 - - -
5SiantanTimur
- 1.6 - - 2.7 - - - 4.1 - - -
6Siantan - - - 9.6 16.6 - 3.5 4.1 18.7 - - -
7
SiantanTengah
- - - - 2.4 - - - 1.9 - - -
Total9.3 31.5 3.6 14.5 29.4 28.4 6.8 5.4 27.6 1.4 1.1
0
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas 2010
2.4.2.1.2. Jumlah bongkar muat barang melalui pelabuhan
Pelabuhan Tarempa yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas dilalui
pelayaran dalam dan luar negeri. Berdasarkan data banyaknya bongkar muat
barang melalui pelabuhan, dapat diketahui bahwa jumlah bongkar muat barang
melalui perdagangan dalam negeri lebih tinggi dibanding luar negeri.
Tabel 74. Banyaknya Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tarempa, Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2008
No Jenis Bongkar Muat Jumlah
1 Perdagangan Dalam Negeri 912.224 11.396,5 923.620,5
2 Perdagangan Luar Negeri 411,1 0 411,1
Total 912.635,1 11.396,5 924.031,6
Sumber: Anambas Dalam Angka 2008
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 66
2.4.2.2. Fasilitas Bank dan Non Bank
Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian tidak lepas dari peran
sektor perbankan. Selain sebagai tempat untuk melakukan simpan pinjam, juga
sebagai media transaksi yang cepat dan akurat. Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2008 hanya memiliki dua (2) bank.
Seiring semakin meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat diharapkan
sektor perbankan ini dapat memperluas jangkauan pelayanan agar memudahkan
para pelaku ekonomi.
2.4.2.3. Ketersediaan Air Bersih
BerdasarkanTabel 75, pada tahun 2010, 65.89% rumah tangga telah
menggunakan air bersih. Air bersih tersebut berasal dari bermacam sumber
meliputi air kemasan bermerek, air isi ulang, air ledeng meteran, air ledeng
eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung (Statistik
Kesejahteraan Rakyat, Hasil Suseda Kabupaten Kepulauan Anambas 2010).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 67
Tabel 75. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan dan Sumber Air Minum di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tahun 2010
No Kecamatan
Airkema-
sanbermer
k
Air isiulang
Ledingmete-
ran
Ledingeceran
Sumur
bor/
pompa
Sumurterlin-
dung
Sumur
takterlin-
dung
Mata airterlindung
Mata air takterlin-dung
Airsunga
i
Air
hujan
Lainnya
1 Jemaja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 93,50 5,69 0,00 0,00 0,81
2 Jemaja Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Palmatak 2,66 6,31 0,00 1,66 6,64 8,31 23,26 32,56 18,27 0,00 0,00 0,33
4 Siantan 24,83 5,52 8,97 1,38 0,00 1,38 0,34 41,03 15,86 0,69 0,00 0,00
5 SiantanSelatan
0,00 1,32 0,00 0,00 0,00 13,16 0,00 72,37 13,16 0,00 0,00 0,00
6 SiantanTengah
0,00 1,59 0,00 0,00 0,00 0,00 7,94 17,46 73,02 0,00 0,00 0,00
7 SiantanTimur
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,04 0,00 98,96 0,00 0,00 0,00
KepulauanAnambas
8,02 3,71 2,61 0,90 2,01 3,91 7,72 44,73 25,98 0,20 0,00 0,20
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, Hasil Suseda Kab. Kep. Anambas 2010
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 68
2.4.2.4. Ketersediaan Listrik
Pada tahun 2008, tercatat terdapat 1438 rumah tangga di Kabupaten
Kepulauan Anambas yang menggunakan listrik, dimana 748 rumah tangga
menggunakan listrik yang bersumber dari PLN (52.2%), sedangkan sisanya
(47.8%) bersumber dari non PLN. Jumlah pelanggan tersebut tidak
keseluruhannya adalah pelanggan rumah tangga karena memperhatikan
golongan tarifnya, selain rumah tangga juga terdapat sosial, bisnis, industri,
pemerintah, dan multiguna. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Kepulauan Anambas (2008) menyatakan bahwa 92,89% rumah tangga telah
menggunakan penerangan listrik, yaitu 44.69% bersumber dari PLN, sedangkan
48.20% bersumber dari non PLN (Tabel 76).
Tabel 76. Persentase Rumah Tangga Menurut Kecamatan danSumber
Penerangan di Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No KecamatanListrikPLN
Listrik
non PLNPetromak/
AladinPelita/
Sentir/ OborLainnya
1 Jemaja 54,47 30,89 2,44 12,20 0,00
2 Jemaja Timur 20,83 64,58 0,00 14,58 0,00
3 Palmatak 44,19 51,50 1,00 2,99 0,33
4 Siantan 75,26 16,15 0,34 7,90 0,34
5 Siantan Selatan 0,00 93,42 1,32 2,63 2,63
6 Siantan Tengah 6,35 88,89 0,00 4,76 0,00
7 Siantan Timur 13,54 86,46 0,00 0,00 0,00
Kep.Anambas 44,69 48,20 0,80 5,91 0,40
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, Hasil Suseda Kab. Kep. Anambas 2010
2.4.2.5. Ketersediaan Penginapan, Restoran, dan Rumah Makan
Pada tahun 2008, di Kabupaten Kepulauan Anambas terdapat 15
penginapan, 4 restoran, dan 33 rumah makan. Sebaran penginapan, restoran,
dan rumah makan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Anambas dapat dilihat pada Tabel 77 berikut ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 69
Tabel 77. Jumlah Hotel, Restoran, dan Rumah Makan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2008
No Kecamatan Penginapan Restoran Hotel
1 Jemaja 4 0 7
2 Jemaja Timur 0 0 0
3 Palmatak 2 0 10
4 Siantan 7 4 15
5 Siantan Selatan 0 0 0
6 Siantan Tengah 0 0 1
7 Siantan Timur 2 0 0
Kepulauan Anambas 15 4 33
Sumber: Dinas Pariwisata, Perhubungan dan Komunikasi, Kabupaten Kepulauan Anambas (Anambas
Dalam Angka, 2008)
2.4.3. Sumber Daya Manusia
2.4.3.1. Kualitas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih sangat
memprihatinkan. Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Penduduk, Catatan Sipil
dan Tenaga Kerja per Januari 2009, menunjukkan bahwa sekitar 6549 orang
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas yang belum mendapatkan
pekerjaan. Berdasarkan perbandingan antar kecamatan, Kecamatan Palmatak
memiliki penduduk yang paling besar dari kecamatan lainnya untuk
pengangguran terbuka (belum mendapatkan pekerjaan), yakni sejumlah 1789
orang. Namun demikian, jika dilihat dari rasio penduduk yang belum bekerja
dengan jumlah total penduduk di masing-masing kecamatan, justru Kecamatan
Siantan Selatan yang lebih besar tingkat pengangguran yakni sebesar 23%.
Dari populasi penduduk berusia 10 tahun ke atas, 4.01% diantaranya
menamatkan pendidikan tinggi, yaitu Diploma, S1, S2 dan S3 (Profil Kabupaten
Kepulauan Anambas 2010).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 70
Tabel 78. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Perdesaan
Menurut Kecamatan dan Ijazah/STTB di Kabupaten Kepulauan
Anambas, 2010
No Kecamatan
TidakMempu
nyaiIjazah
SD/MISLTP/MTs
SMU/MA
SMKDI/
D IIDIII
DIV/S1
S2-S3
1 Jemaja 26,88 43,22 13,57 12,81 1,01 1,01 0,25 1,26 0,00
2 Jemaja Timur 35,33 40,00 11,33 8,67 2,67 0,67 0,00 1,33 0,00
3 Palmatak 48,69 29,21 10,05 8,69 0,73 0,84 0,52 1,26 0,00
4 Siantan 33,07 29,05 11,09 14,23 4,51 1,67 1,67 4,51 0,20
5 Siantan Selatan 62,74 26,42 2,83 5,66 0,94 0,94 0,00 0,47 0,00
6 Siantan Tengah 44,65 33,02 11,63 4,65 1,86 1,86 1,40 0,93 0,00
7 Siantan Timur 66,56 22,81 7,50 2,50 0,31 0,00 0,31 0,00 0,00
Kep.Anambas 42,95 30,80 10,25 9,85 2,08 1,10 0,83 2,08 0,06
Sumber: Profil Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
2.4.3.2. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang
harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk
yang tidak produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya
dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis
masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain
itu, penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja
yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja (Permendagri
54/2010).
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sebaliknya, persentase dependencyratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi (Permendagri
54/2010).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 71
Tabel 79. Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Golongan Umur di
Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
No KecamatanGolongan Umur
0-14 15-64 65+ Jumlah
1 Jemaja 27,81 67,89 4,29 100,00
2 Jemaja Timur 29,89 66,85 3,26 100,00
3 Palmatak 32,51 63,62 3,87 100,00
4 Siantan 30,75 64,91 4,35 100,00
5 Siantan Selatan 34,63 61,84 3,53 100,00
6 Siantan Tengah 26,15 71,15 2,69 100,00
7 Siantan Timur 31,04 65,90 3,05 100,00
Kepulauan Anambas 30,89 65,25 3,87 100,00
Sumber: Profil Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010
Berdasarkan Tabel 79dapat dihitung bahwa jumlah penduduk yang belum
produktif (< 15 tahun) mencapai 30.89% dan penduduk yang tidak produktif (> 65
tahun) mencapai 3.87% sedangkan penduduk usia produktif (15 tahun > usia
produktif < 64 tahun) adalah sebesar 65,25%. Maka, rasio ketergantungan adalah
sebesar 53,27. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 53
orang penduduk usia tidak produktif. Semakin besar angka ketergantungan, maka
semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, berarti
semakin besar hambatan atas upaya perkembangan daerah.
2.4.3.3. Jumlah Pegawai Pemerintah Daerah
Secara total, jumlah pegawai kabupaten Kepulauan Anambas mencapai
3.332 orang yang terdiri atas 1.687 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 354 Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dan 1.291 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT).Jika
dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, maka terbanyak adalah lulusan S1
sebesar 38%, disusul dengan lulusan SLTA sebanyak 20,63%. Hanya 1,96%
diantaranya yang berpendidikan S2.
Tabel 80. Jumlah Pegawai Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas
No Unit Organisasi/Nama/ PNS CPNS PTT JUMLAH
1 Total Pegawai Kabupaten Kep. Anambas 1.687 354 1.291 3.332
Jumlah 3.332
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas 2011
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 72
3. BAB III
TINJAUAN TERHADAP DOKUMEN PERENCANAAN
TERKAIT
Mengingat dokumen-dokumen perencanaan lainnya yang menjadi acuan
belum tersedia, maka pada Bab ini hanya dilakukan tinjauan terhadap dokumen
perencanaan yang telah tersedia saja yaitu Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) dan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Kepulauan Riau.
3.1. RPJM Nasional 2010-2014
3.1.1. Strategi
Visi Indonesia adalah:“Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis,
dan Berkeadilan”.Adapun misi-misinya adalah:
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014,
ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat;
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan;
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi;
Agenda IV : Penegakan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi; dan
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan.
3.1.2. Prioritas Nasional
Visi dan Misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih
operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas Prioritas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 73
Nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh
bangsa dan negara di masa mendatang.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk
menjamin implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi
dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan;
(5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi;
(9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan
paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
Dengan demikian Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan salah satu
Kabupaten yang menjadi prioritas nasional ke-10 karena merupakan salah satu
dari 183 kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal dalam RPJMN
2010-2014. Selain itu posisi Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai kabupaten
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan memiliki beberapa pulau
terluar diharapkan menjadi beranda depan bagi NKRI.
3.1.3. Arah Kebijakan Umum
Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai
berikut:
1. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia
yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan
pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran yang
diwujudkan dengan bertumpu pada program perbaikan kualitas sumber daya
manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan
penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban
umum, penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan
hak asasi manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab.
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua
bidang termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 74
kesenjangan pembangunan antar daerah (termasuk desa-kota), dan
kesenjangan jender. Keadilan juga `hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum
berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula
kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai
rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
3.1.4. Kerangka Ekonomi Makro
3.1.4.1. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat melalui Pertumbuhan Ekonomi
yang Berkelanjutan
Selama kurun waktu 2010-2014 ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh
secara bertahap dari 5,5-5,6 persen pada tahun 2010 menjadi 7,0-7,7 persen
pada tahun 2014 atau dengan rata-rata 6,3-6,8 persen pertahun selama 5 tahun.
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi didorong oleh
konsumsi masyarakat yang merupakan komponen utama dari permintaan
domestik, serta investasi dan ekspor barang dan jasa. Konsumsi masyarakat
diproyeksikan pada tingkat pertumbuhan 5,3-5,4 persen per tahun, sedangkan
investasi dan ekspor diharapkan akan meningkat secara bertahap mulai tahun
2010 setelah mengalami pertumbuhan negatif. Investasi diperkirakan tumbuh
rata-rata 9,1-10,8 persen dan eskpor barang dan jasa meningkat rata-rata 10,7-
11,6 persen per tahun.
Konsumsi masyarakat terus didorong dengan meningkatkan daya beli
masyarakat melalui upaya mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan
bahan pokok. Upaya untuk mendorong investasi dilakukan dengan peningkatan
harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan prosedur perijinan investasi; dan
peningkatan fasilitas investasi. Ekspor terus dipacu pertumbuhannya dengan
berbagai kebijakan, antara lain: peningkatan akses pasar internasional terutama
pasar non tradisional; peningkatan kualitas dan diversifikasi produks ekspor; dan
peningkatan fasilitas ekspor.
Dari sisi produksi, setelah mengalami pertumbuhan rendah selama 2004-
2009, pertumbuhan industri pengolahan non migas akan didorong kembali
sebagai penggerak pertumbuhan dengan rata rata pertumbuhan 6,1-6,7 persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 75
Upaya mendorong pertumbuhan industri dilakukan dengan kebijakan
penumbuhan populasi usaha industri, penguatan struktur industri, dan
peningkatan produktivitas usaha industri.
Sementara itu sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan diperkirakan
tumbuh ratarata 3,6-3,7 persen per tahun, dengan kebijakan antara lain
mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian,
serta peningkatan pendapatan petani.Dengan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan ini, kesejahteraan rakyat akan senantiasa bisa ditingkatkan.
3.1.4.2. Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan
Target pertumbuhan ekonomi tersebut akan disertai dengan berbagai
kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan antara lain kebijakan
dalam ketenagakerjaan, pemberdayaan usaha kecil dan menengah, dan
penanggulangan kemiskinan. Untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif
termasuk menyertakan semua kelompok masyarakat dan golongan serta
masyarakat yang berada di wilayah-wilayah yang terpencil dan terisolasi,
dilakukan kebijakan dan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan efektivitas kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan sebagaimana diuraikan di dalam Prioritas Penanggulangan
Kemiskinan agar dapat melayani dan menjangkau masyarakat miskin, yang
selama ini memiliki tingkat pendapatan yang rendah serta keterbatasan akses
terhadap kebutuhan dasar. Program-program bantuan sosial berbasis keluarga
dilakukan untuk membantu kelompok masyarakat ini, agar mereka tetap
terpenuhi kebutuhan dasarnya, sehingga pemenuhan kebutuhan dan layanan
dasar yang masih rendah dapat ditingkatkan dan kesenjangan akses antar
kelompok pendapatan akan dapat dikurangi. Selanjutnya, program bantuan
sosial ini juga akan lebih memperhatikan kelompok masyarakat penyandang
cacat, lansia terutama yang berasal dari keluarga miskin, anak terlantar, serta
masyarakat terpinggirkan, agar mereka mendapatkan akses terhadap kebutuhan
dan layanan dasar serta sumber daya produktif untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Sementara itu, program PNPM Mandiri dikhususkan untuk
membantu masyarakat bersama penduduk miskin agar mereka berdaya dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 76
akhirnya mampu berpartisipasi aktif dalam mengentaskan dirinya dari kemiskinan
dan pada gilirannya mampu berpartisipasi dalam pembangunan di wilayahnya
secara lebih luas. Selanjutnya, program dalam cluster Pemberdayaan Usaha
Kecil dan Mikro juga diarahkan untuk dapat membantu pekerja informal,
sehingga mereka memiliki akses yang sama untuk berusaha dan meningkatkan
pendapatan untuk memperbaiki kesejahteraannya. Secara keseluruhan program-
program dalam tiga cluster penanggulangan kemiskinan ditingkatkan
efektivitasnya untuk meningkatkan jangkauan pemenuhan kebutuhan layanan
dasar bagi masyarakat miskin, penyandang cacat, lansia dan terpinggirkan
sehingga proses pembangunan dapat mengikutsertakan seluruh komponen
bangsa.Hasil pembangunan dapat dinikmati semua lapisan masyarakat dan
pada akhirnya dapat secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan.
Kedua, kebijakan dan program yang berpihak kepada perempuan dan anak
terus dilakukan, terutama pembinaan anak-anak terlantar yang tidak memiliki
keluarga dan orang tua yang dapat membantu mereka untuk membangun masa
depan demi peningkatan kualitas kesejahteraannya. Kebijakan dan program
untuk memberi perhatian pada perempuan dan anak dilakukan melalui kebijakan
dan program dalam Prioritas Nasional lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Ketiga, pembangunan infrastruktur perdesaan merupakan program penting
yang akan dilakukan untuk memberi kesempatan sama kepada masyarakat di
daerah perdesaan, dan daerah terpencil dan terisolasi. Berkaitan dengan itu,
pembangunan daerah perbatasan memerlukan perhatian khusus, sehingga
masyarakat di daerah perbatasan akan memiliki kesempatan yang sama dengan
masyarakat di wilayah lainnya untuk menikmati hasil pembangunan dan
berpartisipasi serta berkontribusi dalam pembangunan nasional. Kebijakan dan
program yang diarahkan untuk ini semua dilakukan melalui Prioritas
Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik.
3.1.4.3. Kebutuhan Investasi dan Kebijakan Pendanaan Pembangunan
Nasional serta Pemanfaatannya
Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan, kebijakan pendanaan
investasi diarahkan untuk menjamin ketersediaan dan mengoptimalkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 77
pendanaan pembangunan menuju kemandirian pendanaan pembangunan.
Dalam kaitan itu, strategi utama pendanaan pembangunan adalah (i) optimalisasi
sumber dan skema pendanaan pembangunan baik yang telah ada maupun yang
akan dikembangkan, dan (ii) peningkatan kualitas pemanfaatan sumber dan
skema pendanaan pembangunan.
Salah satu sumber pendanaan yang dapat diotimalkan adalah melalui
Corporate Social Responsibility (CSR). Pelaksanan CSR oleh badan usaha yang
beroperasi di Indonesia telah diamanatkan dalam UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. CSR selanjutnya lebih diarahkan kepada peningkatan
keselarasan kegiatannya dengan program pemerintah dalam mendukung
pembangunan nasional, antara lain termasuk pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) serta penanganan perubahan iklim. Mengingat
potensi CSR cukup besar dalam menunjang pencapaian tujuan pembangunan,
maka harus dilakukan upaya harmonisasi kebijakan lembaga/perusahaan
dengan pemerintah dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 78
Tabel 81. Kerangka Ekonomi Makro Nasional 2010-2014
Sumber: RPJMN 2010-2014
3.2. RTRW Provinsi Kepulauan Riau
Tujuan dari RTRW Provinsi Kepulauan Riau dirumuskan sebagai berikut:
“Mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan keserasian tata ruang
Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah kepulauan.”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 79
3.2.1. Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kawasan Strategis
Provinsi
Di dalam RTRW Provinsi Kepulauan Riau, kabupaten Kepulauan Anambas
ditetapkan sebagai salah satu dari empat kawasan strategis provinsi (tiga lainnya
adalah pulau Dompak di kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten
Natuna). Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.
Dasar penetapan Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Kepulauan
Anambas dilihat dari aspek kepentingan pertumbuhan ekonomi dan dari
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam adalah sebagai berikut:
1. Sebagai kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki berbagai
macam potensi perlu penanganan lebih serius;
2. Memiliki potensi perikanan dan kelautan dengan daerah tangkapan yang luas,
dimana 98,65% dari luasan Kabupaten Kepulauan Anambas berupa lautan. Di
samping itu, sumber daya perikanan merupakan sumber daya yang bersifat
pulih, sehingga ketersediaan potensi perikanan selalu ada di Kabupaten
Kepulauan Anambas. Selain perikanan tangkap, kabupaten ini juga memiliki
potensi budidaya perikanan;
3. Memiliki potensi wisata bahari yang merupakan salah satu potensi kelautan
yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan
Anambas kaya dengan keindahan pantai dan terumbu karang. Kawasan objek
wisata tersebut dapat dijumpai di sejumlah 19 kawasan objek wisata. Objek
wisata laut/pantai seperti terumbu karang di Kecamatan Jemaja. Objek wisata
air terjun seperti Air Terjun Ulu Maras dan Air Terjun Temurun. Potensi objek
wisata air terjun air bunyi di Kecamatan Siantan Selatan dan Pulau Bawah
termasuk dalam wilayah Kecamatan Siantan Selatan. Wisata Bahari seperti
Pulau Kelong dan Pulau Batu Alam di Palmatak, Pulau Penjali dan Pulau
Punjong di Tarempa, dan Pulau Bawah di Jemaja;
4. Memiliki potensi konservasi laut di perairan Kepulauan Anambas yaitu di
Penjalin sebelah utara Pulau Jemaja dan Pulau Durai Kecamatan Palmatak.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 80
Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Kepulauan Anambas
diarahkan pada kegiatan perikanan tangkap, kegiatan budidaya perikanan dan
industri pengolahan hasil perikanan, dimana lokasinya terdiri dari:
1. Kegiatan Perikanan Tangkap terletak di seluruh perairan Kabupaten Kepulauan
Anambas.
2. Kegiatan Perikanan Budidaya terbagi atas 2 yakni:
a. Budidaya perikanan keramba tancap berada di Kecamatan Siantan Tengah
(Desa Air Sena, Desa Air Asuk, Dusun Liuk dan Dusun Lidi), Kecamatan
Siantan Selatan (Desa Air Bini), Kecamatan Siantan Timur (Desa Nyamuk
dan Desa Batu Belah), Kecamatan Palmatak (Desa Tebang Ladan, Desa
Candi dan Desa Piabung);
b. Budidaya rumput laut berada di Kecamatan Siantan Tengah (Desa Air Sena
dan Desa Air Asuk), Kecamatan Siantan Timur (Desa Batu Belah dan Desa
Nyamuk), Kecamatan Siantan Selatan (Desa Air Bini), Kecamatan Palmatak
(Desa Ladan dan Desa Bayat), Kecamatan Jemaja (Letung), serta di
Kecamatan Jemaja Timur (Desa Genting Pulur dan Kuala Maras).
c. Industri pengolahan hasil perikanan berada di Kecamatan Jemaja (Letung),
Kecamatan Palmatak (Desa Bayat), dan Kecamatan Siantan (Dusun
Antang).
Untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Provinsi di
Kepulauan Anambas, perlu dilakukan beberapa perencanaan yang dapat
memacu dan mengkondisikan tercapainya tujuan Kawasan Strategis Provinsi di
Kepulauan Anambas, diantaranya:
1. Pembangunan dan pengembangan simpul transportasi udara dan laut sehingga
tercipta keterpaduan antarmoda dalam menciptakan kemudahan aksesibilitas di
Kepulauan Anambas, meliputi pengembangan bandar udara, terminal fery dan
terminal angkutan darat yang terletak di Palmatak.
2. Rencana Pengembangan Sumber Daya Energi Kabupaten Kepulauan
Anambas.
Kondisi geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan daerah
kepulauan sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan sumber daya energi
alternatif yang bersumber dari energi arus pasang surut air laut, terutama di alur
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 81
celah antar pulau yang mempunyai kecepatan arus yang cukup besar. Selain itu,
sumber energi alternatif dari sumber angin dan tenaga surya sangat berpotensi
untuk dikembangkan.
Perlu dikembangkan Pelabuhan Check Point di Kabupaten Kepulauan
Anambas (Tarempa) guna mempermudah akses wisatawan luar negeri terhadap
pariwisata di Kepulauan Anambas.
Menindaklanjuti penetapannya sebagai kawasan strategis provinsi, maka
disusun indikasi-indikasi program seperti (i) pengembangan kota sentra produksi
perikanan, dan (ii) pengembangan dan pemantapan sistem pasca produksi
perikanan.
3.2.2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) di Kabupaten Kepulauan Anambas
Tarempa, sebagai ibu kota kabupaten Kepulauan Anambas, di dalam
RTRW Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW). Dua ibu kota kecamatan yaitu Letung (ibu kota kecamatan Jemaja) dan
Palmatak ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Arahan dari masing-
masing pusat tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 82. Arahan Pusat Kegiatan Wilayah dan Pusat Kegiatan Lokal di
Kabupaten Kepulauan Anambas
Sistem Kota Kota Arahan
PKW Tarempa Pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas
Pusat koleksi dan distribusi skala regional
Pusat kegiatan perdagangan dengan lingkup pelayananlokal dan regional
Sentra produksi perikanan dan kelautan
Pengembangan industri pendukung dan pengolahanperikanan
Kawasan pariwisata
Simpul transportasi laut skala nasional
Kota transit lalu lintas pelayaran
PKL Letung Pusat koleksi dan distribusi hasil perikanan dan kelautan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 82
Sistem Kota Kota Arahan
Kawasan perdagangan dengan lingkup pelayanan lokal
Daerah pusat kegiatan lokal untuk pengembanganpertanian
Kawasan industri perikanan dan kelautan
Kawasan pariwisata
Simpul pelayanan transportasi laut regional
Palmatak Pusat koleksi dan distribusi hasil perikanan dan kelautan
Pusat industri pengolahan perikanan dan kelautan
Kawasan perdagangan lokal
Kawasan pariwisata
Pusat kegiatan pertambangan minyak dan gas
Simpul pelayanan transportasi laut lokal
Simpul transportasi udara skala regional
Sumber : Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau 2008-2028
Untuk mendukung hirarkinya sebagai pusat, maka diusulkan indikasi
program pengembangan/peningkatan fungsi-fungsi kota sebagai PKW untuk
Tarempa yang dilaksanakan secara bertahap dalam rentang 2008-2017, dan
program pengembangan/peningkatan fungsi dan peran PKL yang dilaksanakan
dalam periode yang sama.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 83
Gambar 5. Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau Sebagaimana Tertuang
dalam Rancangan RTRW Provinsi
Sumber : Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau 2008-2028
3.2.3. Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi dan Energi
Sementara itu rencana pengembangan jaringan angkutan penyeberangan
lintas kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau salah satunya meliputi Lintas
Penyeberangan Tanjungpinang – Palmatak – Natuna. Pengembangan jaringan
angkutan penyeberangan dalam kabupaten di kabupaten Kepulauan Anambas
adalah lintas penyeberangan Palmatak–Tarempa dan lintas penyeberangan
Jemaja–Tarempa Adapun rencana pengembangan rute angkutan laut pelayaran
rakyat baik bagi penumpang maupun barang meliputi Anambas – Sedanau dan
Natuna – Anambas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 84
Rencana pengembangan rute angkutan laut dalam negeri baik bagi
penumpang maupun barang meliputi:
a. Anambas – Tanjungpriok (Jakarta)
b. Anambas – Pontianak / Sintete (Kalbar)
c. Anambas – Dumai (Riau)
d. Anambas – Belawan (Medan)
Adapun rencana pengembangan rute angkutan laut luar negeri baik bagi
penumpang maupun barang adalah Anambas – Singapura.
Mengenai pasokan energi, diusulkan indikasi program pengembangan
sistem interkoneksi energi listrik di kabupaten Kepulauan Anambas. Indikasi
program ini adalah program yang membutuhkan waktu pelaksanaan yang
panjang hingga tahun 2028.
3.2.4. Fokus Lingkungan Hidup
Sebagai wujud dari perhatian terhadap kelestarian lingkungan hidup, maka
secara khusus disusun indikasi program rehabilitasi dan pemantapan fungsi
kawasan hutan lindung. Lokasi pelaksanaan program ini adalah di Hutan Lindung
Pulau Jemaja dan Hutan Lindung Pulau Siantan. Pelaksanaannya direncanakan
pada periode 2013-2017.
Indikasi program lainnya yang dikhususkan di Kabupaten Kepulauan
Anambas dalam konteks pelestarian lingkungan adalah rehabilitasi dan
konservasi di kawasan-kawasan (i) suaka alam, (ii) suaka alam laut, (iii) cagar
alam, dan (iv) cagar alam laut. Program ini dilaksanakan semenjak 2008 hingga
2017. Untuk mendukung rehabilitasi dan konservasi tersebut, juga diusulkan
indikasi program pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan
pengawasan dan program pembinaan dan pelaksanaan peraturan.
Selain kawasan-kawasan konservasi eksisting, juga disusun indikasi
program pengembangan kawasan-kawasan konservasi baru yang berlokasi di
Durai, Penjalin, dan Pulau Sagu Dampar.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 85
3.2.5. Fokus Kawasan Pertambangan, Perindustrian, dan Pariwisata
Kabupaten Kepulauan Anambas juga mendapatkan perhatian khusus dalam
RTRW Provinsi Kepulauan Riau untuk kawasan pertambangannya. Secara
khusus, indikasi-indikasi program yang dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan
Anambas untuk kawasan pertambangan adalah:
1. Peningkatan kajian potensi kawasan cadangan pertambangan
2. Pengembangan usaha pertambangan,geologi sumberdaya mineral
3. Pembinaan dan pengembangan bidang ketenaga-listrikan
4. Pengembangan sumber energi dan energi alternatif
5. Peningkatan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi
6. Meningkatkan manfaat dan nilai tambah pertambangan
Selain kawasan pertambangannya, Kabupaten Kepulauan Anambas juga
mendapatkan perhatian khusus pada kawasan perindustrian dan kawasan
pariwisata. Industri yang dimaksud adalah industri pengolahan sumber daya laut.
Berdasarkan indikasi program RTRW provinsi,kedua kawasan ini akan
dikembangkan dan ditingkatkan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 86
4. BAB IV
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Dalam kerangka otonomi daerah jelas ditegaskan bahwa masing-masing
daerah memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus daerahnya
sendiri. Oleh karena itu diharapkan daerah mampu menggerakkan roda
pemerintahan, melaksanakan pembangunan serta memberikan pelayanan publik
yang baik kepada masyarakat demi terciptanya masyarakat yang adil dan
sejahtera. Kesuksesan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangatlah
tergantung pada kemampuan anggaran daerah yang dicerminkan oleh
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah.
Bab ini memberikan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD
maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan
laporan keuangan daerah pada umumnya.
4.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
4.1.1. Pendapatan Daerah
Berdasarkan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengoptimalisasikan
pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas selama kurun waktu tahun
2009 sampai dengan tahun 2010 menunjukan hasil yang cukup signifikan
dengan meningkatnya jumlah pendapatan daerah setiap tahunnya. Tahun 2009
realisasi pendapatan daerah sebesar Rp. 374.119.171.751,00, tahun 2010
meningkat menjadi sebesar Rp. 565.306.834.491,00. Peningkatan pendapatan
daerah sebesar 33,82% tersebut disumbangkan oleh semua komponen dalam
pendapatan daerah seperti Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 87
4.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber keuangan memiliki
peranan penting mengingat adanya keterbatasan keuangan negara (APBN)
dalam membantu membiayai pembangunan di daerah. Oleh karenanya
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas dituntut untuk mampu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan intensifikasi dan
ekstensifikasi PAD.
Struktur APBD Kabupaten Kepulauan Anambas dari sisi pendapatan
menunjukkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah yang relatif kecil yaitu sekitar
1,04 persen pada tahun 2009 dan 0,8 persen pada tahun 2010. Kenaikan
signifikan terjadi pada dana perimbangan yang diperoleh dari dana bagi hasil
migas.
Pada tahun 2009, realisasi PAD Kabupaten Kepulauan Anambas adalah
sebesar Rp. 3.875.853.424,00 yang sebagian besar berasal dari Pajak Daerah
sebesar Rp. 3.487.853.424,00, Retribusi Daerah sebesar Rp. 148.000.000,00,
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp. 240.000.000.00.
Kemudian pada tahun 2010, realisasi PAD Kabupaten Kepulauan Anambas
adalah sebesar Rp. 4.853.464.440,00 yang sebagian besar berasal dari Pajak
Daerah sebesar Rp. 1.782.837.940,00, Retribusi Daerah sebesar Rp.
330.626.500,00 dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah sebesar Rp.
2.740.000.000,00.
4.1.1.2. Dana Perimbangan
Sesuai amanat Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dijelaskan bahwa penerimaan pemerintah pusat dibagi hasilkan kepada daerah
dalam bentuk Dana Perimbangan. Penerimaan ini merupakan kelompok sumber
pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya merupakan transfer dari
Pemerintah Pusat kepada Daerah dan merupakan satu kesatuan dalam
Pendapatan Daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 88
Pada tahun 2009, realisasi Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Bagi
Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak adalah sebesar Rp. 316.490.382.656,00,
Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 33.015.100.000,00, dan Dana Alokasi Khusus
sebesar Rp 4.097.000.000,00.
Kemudian pada tahun 2010, realisasi Dana Perimbangan yang berasal dari
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak mengalami peningkatan yang
cukup siginifikan menjadi sebesar Rp. 307.317.647.698,00, Dana Alokasi Umum
sebesar Rp. 213.045.068.000.00, dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.
23.894.000.000,00.
Berdasarkan hal di atas terjadi kenaikan yang signifikan pada pendapatan
yang berasal dari dana perimbangan yaitu dari komponen dana alokasi khusus
yang pada tahun 2009 hanya sebesar Rp 33.015.100.000,00 menjadi Rp
213.045.068.000,00 pada tahun 2010.
4.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pada tahun 2009, realisasi pendapatan daerah yang berasal dari komponen
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yaitu sebesar Rp.16.640.835.671,00.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diperoleh dari pendapatan hibah sebesar
Rp.7.000.000.000,00 dan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Lainnya sebesar Rp. 9.640.835.671,00.
Kemudian pada tahun 2010, realisasi pendapatan daerah yang berasal dari
komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yaitu sebesar
Rp.16.196.654.353,00. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diperoleh dari
pendapatan hibah sebesar Rp. 5.000.000.000,00 dan Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Lainnya sebesar Rp.. 9.392.019.553,00.
Tabel 83. Jenis Pendapatan Daerah dan Realisasinya di Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009-2010
No.Jenis Pendapatan
Daerah
Realisasi
Tahun 2009 Tahun 2010
1 Pendapatan asli daerah: 3.875.853.424,00 4.853.464.440,00
1.1 Pajak daerah 3.487.853.424,00 1.782.837.940,00
1.2 Retribusi daerah 148.000.000,00 330.626.500,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 89
No.Jenis Pendapatan
Daerah
Realisasi
Tahun 2009 Tahun 2010
1.3 Lain-lain pendapatan aslidaerah yang sah
240.000.000,00 2.740.000.000,00
2 Dana perimbangan: 353.602.482.656,00 544.256.715.698,00
2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagihasil bukan pajak
316.490.382.656,00 307.317.647.698,00
2.2 Dana alokasi umum 33.015.100.000,00 213.045.068.000,00
2.3 Dana alokasi khusus 4.097.000.000,00 23.894.000.000,00
3 Lain-lain pendapatandaerah yang sah:
16.640.835.671,00 16.196.654.353,00
3.1 Hibah 7.000.000.000,00 5.000.000.000,00
3.2 Bagi hasil pajak dariprovinsi dan daripemerintah daerah lainnya
9.640.835.671,00 9.392.019.553,00
3.3 Dana Penyesuaian danOtonomi Khusus
- 1.804.634.800,00
Jumlah Pendapatan Daerah 374.119.171.751,00 565.306.834.491,00
Sumber : APBD Kabupaten Kepulauan Anambas 2009 dan 2010
4.1.2. Belanja Daerah
Arah kebijakan yang akan dilakukan oleh Kabupaten Kepulauan Anambas,
yang terkait langsung dengan pengelolaan belanja (belanja tidak langsung
maupun belanja langsung) dalam APBD adalah dengan mengedepankan prinsip
efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas penggunaan pendapatan
daerah dan penerimaan pembiayaan daerah dalam rangka optimalisasi
pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah.
Belanja Tidak Langsung tidak terkait langsung dengan kegiatan yang
dilaksanakan dan sukar diukur dengan capaian prestasi kerja yang ditetapkan.
Kebijakan terhadap Belanja Tidak Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2010
adalah sebagai berikut.
4.1.2.1. Belanja Pegawai
Belanja pegawai diarahkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji
berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan pegawai.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 90
Pada tahun 2009, alokasi anggaran belanja pegawai adalah sebesar Rp.
93,821,855,868.00. Anggaran belanja pegawai pada tahun 2010 meningkat
menjadi sebesar Rp. 169,832,420,317.00. Peningkatan jumlah belanja pegawai
setiap tahunnya ini terjadi karena adanya penambahan pegawai dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas baik yang berasal dari proses
rekruitmen maupun proses mutasi pegawai dari daerah lain.
4.1.2.2. Belanja Subsidi
Belanja subsidi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun
2009 sebesar Rp. 5.500.000.000,00 sedangkan pada tahun 2010 belanja subsidi
turun menjadi sebesar Rp. 5.000.000.000,00.
4.1.2.3. Hibah
Kebijakan pemberian hibah dilakukan untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah, semi
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Dalam menentukan organisasi atau
lembaga yang akan diberikan hibah dilakukan secara selektif dan rasional yang
dilengkapi dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan penerima hibah yang berisi kewajiban
penerima hibah untuk mempertanggungjawabkan pengunaan dana yang
diterimanya sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 900/2677/SJ tanggal 8 Nopember 2007 tentang Hibah dan Bantuan
Daerah.
Pada tahun 2009, alokasi anggaran untuk belanja hibah belum ada. Namun
pada tahun 2010, alokasi belanja hibah sebesar Rp.
10.092.390.306,00.Kenaikan tersebut terjadi karena semakin besarnya
kebutuhan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
adanya kepastian hukum yang mengatur tentang Hibah dan Bantuan Daerah.
4.1.2.4. Belanja Sosial
Kebijakan pemberian belanja bantuan sosial diarahkan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bantuan sosial dapat
diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 91
selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi. Sedangkan penganggaran
bantuan sosial kepada partai politik akan mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pemberian bantuan keuangan kepada partai
politik.
Pada tahun 2009, alokasi anggaran belanja bantuan adalah sebesar Rp.
22.366.659.500,00. Sedangkan tahun 2010, alokasi anggaran untuk belanja
bantuan naik dari tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar Rp.
35.802.354.438,00. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan pengalaman tahun
sebelumnya, ternyata pengajuan bantuan sosial dari kelompok/anggota
masyarakat dan partai politik mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
4.1.2.5. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten dan Pemerintah Desa
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas terhadap
Pemerintah desa diberikan secara khusus berupa bantuan keuangan yang
diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan desa.
Pada tahun 2009, alokasi anggaran belanja bantuan keuangan kepada
Desa/Kelurahan adalah sebesar Rp. 28.566.330.000,00. Seiring dengan
meningkatkan Pendapatan Daerah yang berasal dari PAD, maka pada tahun
2010 belanja bantuan keuangan kepada Desa/Kelurahan meningkat menjadi
sebesar Rp 19.479.800.000,00.
4.1.2.6. Belanja Tidak Terduga
Kebijakan penetapan anggaran belanja tidak terduga akan dilakukan secara
rasional dengan mempertimbangkan realisasi Anggaran dan estimasi kegiatan-
kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, di luar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah serta tidak biasa/tanggap darurat yang diharapkan tidak
berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun
anggaran 2011.
Pada tahun 2009, alokasi anggaran belanja tidak terduga adalah sebesar
Rp. 2.500.000.000,00. Kemudian pada tahun 2010, alokasi anggaran belanja
tidak terduga naik menjadi sebesar Rp. 4.000.000.000,00.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 92
Tabel 84. Realisasi Belanja Tidak Langsung Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009-2010
NoJenis Belanja Tidak
Langsung
Realisasi
Tahun 2009 Tahun 2010
1 Belanja pegawai 93.821.855.868,00 169.832.420.317,00
2 Belanja subsidi 5.500.000.000,00 5.000.000.000,00
3 Belanja hibah - 10.092.390.306,00
4 Belanja bantuan social 22.366.659.500,00 35.802.354.438,00
5 Belanja BantuanKeuangan kepadaProvinsi/Kabupaten/Kotadan Pemerintahan Desa
28.566.330.000,00 19.479.800.000,00
6 Belanja tidak terduga 2.500.000.000,00 4.000.000.000,00
Jumlah Belanja TidakLangsung
152.754.845.368,00 244.206.965.061,00
Sumber : APBD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2009 dan 2010
4.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Sub bab ini menguraikan kebijakan pengelolaan keuangan pada tahun-
tahun sebelumnya. Kebijakan pengelolaan keuangan dicerminkan dari proporsi
penggunaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total
belanja keseluruhan dan proporsi pendapatan daerah terhadap belanja daerah.
4.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Selama dua tahun (2009 dan 2010), proporsi belanja pegawai pada pos
Belanja Tidak Langsung berada dalam rentang 30,46%-38,58% terhadap total
belanja tidak langsung (atau rata-rata sebesar 34,52% per tahun). Persentase ini
cukup besar mengingat belanja pegawai juga dialokasikan pada pos Belanja
Langsung dan komponen-komponen lain di luar belanja pegawai yang ditujukan
untuk pemenuhan kebutuhan aparatur. Komponen-komponen tersebut meliputi
(i) belanja premi asuransi kesehatan, (ii) belanja makanan dan minuman
pegawai, (iii) belanja pakaian dinas dan atributnya, (iv) belanja pakaian khusus
dan hari-hari tertentu, (v) belanja perjalanan dinas, (vi) belanja perjalanan pindah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 93
tugas, (vii) belanja pemulangan pegawai, dan (viii) belanja modal (kantor, mobil
dinas, meubelair, peralatan, perlengkapan). Jika komponen-komponen ini turut
diperhitungkan, maka proporsi penggunaan anggaran untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur akan lebih besar lagi.
Tabel 85. Proporsi Penggunaan Anggaran Tahun 2009-2010
No Tahun Anggaran
Total BelanjaPegawai pada Pos
Belanja TidakLangsung) (Rp)
Total Belanja TidakLangsung
PersentaseBelanjaPegawai
1 2009 93.821.855.868,00 152.754.845.368,00 30,46
2 2010 169.832.420.317,00 244.206.965.061,00 38,58
Sumber : APBD Kabupaten Kepulauan Anambas 2009 dan 2010
4.2.2. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pengelolaan keuangan daerah terhadap surplus/defisit belanja daerah
pada tahun-tahun anggaran sebelumnya. Hasil analisis digunakan sebagai
bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa datang utamanya
dalam hal penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang
dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja
daerah. Selisih lebih pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut
surplus anggaran sedangkan selisih kurang pendapatan daerah terhadap belanja
daerah disebut defisit anggaran. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau terkait dengan pembiayaan daerah dalam APBD adalah
menganut sistem defisit anggaran yaitu menggunakan perkiraan pendapatan
daerah yang lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan belanja daerah.
Selanjutnya selisih kurang pendapatan daerah terhadap belanja daerah tersebut
akan ditutupi dari perkiraan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun
anggaran berjalan.
Kebijakan pembiayaan daerah baik pada tahun 2009 maupun 2010 belum
terealisasi sehingga pengeluaran pembiayaan didominasi sepenuhnya oleh sisa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 94
lebih perhitungan anggaran daerah tahun anggaran sebelumnya, yaitu sebesar
Rp. 680.828.249,00 pada tahun 2009 dan Rp. 936.748.413,00 pada tahun 2010.
Tabel 86. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2009-2010
NoJenis Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
Realisasi
Tahun 2009 Tahun 2010
1 Sisa lebih perhitungan AnggaranDaerah tahun Anggaran sebelumnya
680.828.249,00 936.748.413,00
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 680.828.249,00 936.748.413,00
Sumber : APBD Kab,Kepulauan Anambas Tahun 2009 dan 2010
4.3. Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Suatu
kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah
dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan
yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Untuk mengupayakan optimalisasi Pendapatan Daerah diperlukan
kebijakan-kebijakan di bidang Pendapatan Daerah dalam tahun 2011 yaitu
meliputi (1) Penyesuaian pengenaan tarif pajak dan retribusi (2) Penggalian
sumber pendapatan baru dan pemungutan pendapatan daerah (3)
Penyempurnaan kelembagaan dan sarana prasarana (4) Penyesuaian sistem
anggaran pendapatan (5) Peningkatan pola kerjasama dan kemitraan
pemerintah, swasta dan masyarakat.
4.3.1. Proyeksi Data Masa Lalu
Mengingat Kabupaten Kepulauan Anambas baru terbentuk pada tahun
2008, maka data masa lalu pun hanya tersedia untuk dua tahun saja (2009 dan
2010) sehingga kurang kuat dijadikan sebagai basis proyeksi. Oleh karena itu,
proyeksi yang dilakukan akan lebih banyak didasarkan pada asumsi-asumsi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 95
4.3.1.1. Proyeksi Penerimaan Daerah
Dalam kerangka Otonomi Daerah dijelaskan salah satu indikator
kesuksesan suatu daerah adalah kemampuannya membiayai penyelenggaraan
pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang dicerminkan dalam APBD dan
potensi realisasi Pendapatan Daerahnya. Adapun Pendapatan Daerah tersebut
berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
Arah kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Anambas pada
lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1. Pemantapan kelembagaan dari sistem operasional pemungutan pendapatan
daerah.
2. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan
Pemerintah Pusat dan Propinsi.
4. Mengoptimalkan kinerja perusahaan daerah untuk memberikan kontribusi
secara signifikan terhadap pendapatan daerah.
Melalui konsistensi pelaksanaan arah kebijakan tersebut, maka
diproyeksikan bahwa pendapatan daerah akan mengalami peningkatkan sebesar
+5% untuk tiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 84.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 96
Tabel 87. Proyeksi Pendapatan Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015
Jenis Pendapatan DaerahProyeksi
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pendapatan asli daerah 6.471.345.278,00 9.073.802.283,69 11.561.755.870,32 16.418.410.617,38 23.518.548.100,36
Pajak daerah 2.139.405.528,00 2.567.286.633,00 3.080.743.960,32 3.696.892.752,38 4.436.271.302,86
Retribusi daerah 495.939.750,00 694.315.650,00 972.041.910,00 1.458.062.865,00 2.187.094.297,50
Lain-lain pendapatan aslidaerah yang sah
3.836.000.000,00 5.562.200.000,00 7.508.970.000,00 11.263.455.000,00 16.895.182.500,00
Hasil pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan
- - - - -
Dana perimbangan 571.220.734.727,43 599.781.771.463,80 629.770.860.036,99 654.072.008.102,26 677.000.751.393,62
Dana bagi hasil pajak/Bagihasil bukan pajak
318.073.765.367,43 333.977.453.638,80 350.676.326.317,59 368.210.142.633,47 386.620.649.765,15
Dana alokasi umum 217.395.969.360,00 228.171.267.828,00 239.579.831.219,40 244.371.427.843,79 246.815.142.122,23
Dana alokasi khusus 35.841.000.000,00 37.633.050.000,00 39.514.702.500,00 41.490.437.625,00 43.564.959.506,25
Lain-lain pendapatan daerahyang sah
14.579.859.944,06 15.058.852.941,26 15.310.324.264.79 15.568.082.371,41 15.832.284.430,70
Hibah 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
Bagi hasil pajak dari provinsidan dari pemerintah daerahlainnya
9.579.858.944,06 10.058.852.941,26 10.310.324.264,79 10.568.082.371,41 10.832.284.430,70
Dana Penyesuaian danOtonomi Khusus
- - - - -
Total 592.271.939.949,49 623.664.426.688.66 656.642.940.172,11 686.058.501.091,06 716.351.583.924,68
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 97
Guna mencapai proyeksi pertumbuhan pendapatan daerah sebesar +5%
per tahun tersebut, makaperlu diupayakan optimalisasi Penerimaan Daerah
melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
efektif dan efisien dengan rincian sebagai berikut:
1. Intensifikasi Pajak dan Retribusi
Upaya Intensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dilakukan melalui:
a. Penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan
sistem komputerisasi/database kantor pelaksana dan pelayanan teknis;
b. Optimalisasi pelaksanaan landasan hukum yang berkaitan dengan
Penerimaan Daerah;
c. Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan Pajak
dan Retribusi Daerah;
d. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan Penerimaan
Daerah khususnya terhadap UPT dan PPT;
e. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antara Unit Satuan Kerja terkait
dengan tujuan, agar penerimaan yang bersumber dari PAD dan Dana
Perimbangan dapat tercapai secara optimal;
f. Pengembangan sistem informasi online Pendapatan Daerah.
2. Ekstensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi
Upaya Ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah dilakukan dengan
pengkajian jenis Retribusi baru yang tidak kontra produktif terhadap
perekonomian daerah.
Peningkatan DBH Pajak dan Bukan Pajak dilakukan melalui:
a. Koordinasi dan konsultasi dengan instansi Departemen terkait Pemerintah
Pusat;
b. Pengkajian dan verifikasi data realisasi DBH Pajak dan Bukan Pajak antara
lain dengan instansi Pemerintah Pusat dan kontraktor pertambangan yang
beroperasi di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas.
3. Dana Penyeimbang Kebijakan.
DAU mempunyai peran sangat dominan selain dana bagi hasil terutama
karena kabupaten ini masih baru terbentuk. DAU akan diperjuangkan agar luas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 98
wilayah laut diperhitungkan secara optimal sebagai salah satu variabel
kebutuhan fiskal, mengingat tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk dapat
menjangkau pelayanan masyarakat.
Namun, ketegantungan pada DAU tidak boleh menciptakan disinsentif bagi
pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas dalam meningkatkan atau
mengintensifikasi Pendapatan Asli Daerah, karena pungutan pajak daerah dan
retribusi yang berlebihan akan merugikan iklim investasi. Pemerintah Kabupaten
masih dapat meningkatkan penerimaan bagi PAD melalui pungutan pajak daerah
yang legal sampai pada tingkat yang optimal melalui sistem administrasi pajak
daerah dan penegakan hukum yang lebih baik.
Saat ini, PAD menjadi salah satu sumber penting bagi pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat namun kontribusi PAD masih sangat kecil,
sehingga diperkirakan untuk lima tahun ke depan ketergantungan anggaran pada
dana bagi hasil bukan pajak masih sangat besar.
4.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan adalah penghitungan kapasitas riil keuangan daerah
yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.Suatu kapasitas riil keuangan
daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai
pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama.
Pendanaan program prioritas bersumber dari pos Belanja Langsung.
Memperhatikan APBD pada tiga tahun sebelumnya, maka diketahui besaran pos
Belanja Langsung sebagai berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 99
Tabel 88. Alokasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung pada APBD
Kabupaten Kepulauan Anambas 2009-2011
Belanja
2009 2010 2011
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(Rp) (Rp) (Rp)
BelanjaLangsung
222.045.154.632,00 59,24 321.099.869.430,00 58.88 565.593.519.792,22 64,07
BelanjaTidakLangsung
152.754.845.368,00 40,76 224.206.965.061,00 41.12 317.190.936.207,78 35,93
Total 374.800.000.000,00 100 545.306.834.491,00 100 882.784.456.000,00 100
Sumber : APBD Kab. Kepulauan Anambas 2009-2011 (diolah)
Tabel 88 menunjukkan bahwa pada APBD 2011, besaran pos Belanja
Langsung adalah 64,06927% terhadap total APBD. Persentase inilah yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan besaran pos Belanja Langsung
pada APBD-APBD selanjutnya (2012 hingga 2015).
Besaran APBD pada tahun-tahun selanjutnya diproyeksikan mengalami
kenaikan sebesar 5% per tahunnya sehingga didapatkan proyeksi sebagai
berikut:
Tabel 89. Proyeksi APBD Kabupaten Kepulauan Anambas 2012-2013
TahunBelanja Langsung Belanja Tidak Langsung Total
Rp % Rp %
APBD riil 2009 222.045.154.632,00 59,24 152.754.845.368,00 40,76 374.800.000.000,00
2010 321.099.869.430,00 58,88 224.206.965.061,00 41,12 545.306.834.491,00
2011 565.593.519.792,22 64,07 317.190.936.207,78 35,93 882.784.456.000,00
APBDproyeksi
2012 593.873.234.464,31 64,07 333.050.444.335,70 35,93 926.923.678.800,00
2013 623.566.896.187,52 64,07 349.702.966.552,48 35,93 973.269.862.740,00
2014 654.745.240.996,90 64,07 367.188.114.880,10 35,93 1.021.933.355.877,00
2015 687.482.503.046,74 64,07 385.547.520.624,11 35,93 1.073.030.023.670,85
Tabel 89 menunjukkan bahwa besaran alokasi Belanja Langsung pada
APBD 2012 hingga 2015 berada pada rentang Rp 593.873.234.464,31 hingga
Rp 687.482.503.046,74. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa besaran pos
Belanja Langsung ini tidak seluruhnya dialokasikan untuk pendanaan program-
program prioritas, tetapi juga untuk pendanaan program-program lainnya (seperti
program-program pada urusan wajib dan pilihan). Penyusunan kerangka ini
menggunakan asumsi bahwa 80% pos Belanja Langsung dialokasikan untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 100
program-program prioritas, dan 20% dialokasikan untuk program-program
lainnya.
Berdasarkan asumsi-asumsi ini, maka didapatkan besaran alokasi Belanja
Langsung khusus untuk program-program prioritas sebagai berikut:
Tabel 90. Besaran Alokasi Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015
TahunPos Belanja Langsung yang Dialokasikan untuk
Pendanaan Program-Program Prioritas
2011 265.958.904.873,03
2012 475.098.587.571,44
2013 498.853.516.950,02
2014 523.796.192.797,52
2015 549.986.002.437,39
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 101
5. BAB V
ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal
terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 5
(lima) tahun yang akan datang, diidentifikasi dengan baik, maka pemerintahan
daerah akan dapat mempertahankan/meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunankarena dampaknya
yangsignifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.Dengan demikian, kebijakan
Pemerintah Daerah tidak lagi bersifat reaktif tetapi lebih antisipatif. Tanpa itu,
akan banyak peluang-peluang penting akan hilang, dengan ancaman tidak
dikenali atau terlambat diantisipasi.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat
kelembangaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan
datang.Faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam merumuskan isu-isu
strategis adalah telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih,
dan RPJMN agar rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan
harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah.
Berdasarkan analisis situasi yang terjadi, baik situasi internal maupun
eksternal diperoleh isu-isu strategis yang mempengaruhi pembangunan daerah
di Kabupaten Kepulauan Anambas. Berikut ini adalah isu-isu strategis dalam
pembangunan di Kabupaten Kepaulauan Anambas:
1. Masih terbatasnya kapasitas pemerintah daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 102
Isu keterbatasan kapasitas pemerintah daerah ini utamanya dilihat dari
tiga hal (i) kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang belum optimal, (ii)
jumlah pegawai yang kurang mencukupi, (iii) masih lemahnya kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), hal ini ditunjukkan dari belum
optimalnya mekanisme kerja dan koordinasi internal, dan (iv) sarana dan
prasarana perkantoran yang belum memadai. Isu ini utamanya dikarenakan
masih barunya kabupaten Kepulauan Anambas berdiri sebagai daerah
otonom baru.
Keterbatasan ini kemudian berimbas pada banyak hal diantaranya
adalah pengelolaan data dan informasi (data base) wilayah yang belum
optimal dan tingkat pelayanan kepada masyarakat yang masih terbatas
yang pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan dan pelayanan briokrasi.
2. Masih terbatasnya aksesibilitas masyarakat terhadap kesehatan.
Karakteristik Kabupaten Kepulauan Anambas yang memiliki banyak
pulau-pulau kecil memunculkan tantangan tentang distribusi pelayanan
dasar, salah satunya yang utama adalah pemerataan layanan kesehatan.
Tenaga kesehatan saat ini belum merata distribusinya, ditambah lagi
dengan sarana dan prasarana kesehatan yang masih terbatas (termasuk
belum adanya Rumah Sakit Umum Daerah) menyebabkan rendahnya
tingkat keterjangkauan kesehatan masyarakat.
Permasalahan lain yang dijumpai pada isu kesehatan ini adalah masih
dijumpainya status gizi kurang pada balita.
3. Masih terbatasnya pelayanan dan mutu pendidikan serta pengembangan
keterampilan masyarakat.
Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah dengan lebih
dari 70% penduduknya berpendidikan Sekolah Dasar sehingga angka rata-
rata lama sekolah relatif lebih rendah dibanding kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini berimbas pada masih dijumpainya kasus
buta huruf, dan ini lebih banyak terdapat pada penduduk perempuan
dibanding laki-laki.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 103
Selain dari sisi peserta didik, ada pula permasalahan dari sisi tenaga
pendidik yaitu rendahnya kualifikasi tenaga pendidik karena saat ini hanya
sekitar 20% dari jumlah guru yang menamatkan pendidikan sarjana. Sarana
pendidikan, baik dasar maupun menengah, juga masih memiliki
keterbatasan sehingga menyebabkan akses terhadap pendidikan yang
bermutu belum merata.
Oleh karena itu, isu strategis selama lima tahun mendatang, selain
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan juga meliputi
peningkatan mutu pendidikan yang salah satunya melalui peningkatan
kualifikasi tenaga pendidik.
Pendidikan perlu untuk ditingkatkan tidak hanya pendidikan formal
saja, melainkan juga pendidikan nonformal dan informal. Melalui pendidikan
di luar jalur formal ini, maka pemberantasan buta huruf pada penduduk
bukan usia sekolah dan berbagai peningkatan pengetahuan dan
keterampilan kecakapan hidup (lifeskill) bagi para pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) dan pencari kerja, dapat digalakkan.
4. Masih terbatasnya sarana dan prasarana perhubungan, wisata, energi, dan
jaringan listrik.
Aksesibilitas saat ini masih menjadi kendala, baik aksesibilitas antar
pulau di dalam kabupaten maupun aksesibilitas antara kabupaten dengan
wilayah luar. Kendala sarana dan prasarana transportasi masih dijumpai
pada semua moda baik darat, laut, maupun udara. Kendala aksesibilitas ini
menyebabkan banyak potensi seperti obyek-obyek wisata yang menarik
menjadi kurang dapat dikembangkan.
Selain sarana dan prasarana transportasi, ketersediaan energi listrik
juga masih menjadi kendala. Penyediaan listrik oleh PLN baru dapat
melayani sekitar 10% dari seluruh jumlah Kepala Keluarga yang ada.
Ketersediaan listrik ini tentunya memiliki spektrum pengaruh yang luas
mulai dari pemenuhan kebutuhan rumah tangga hngga daya tarik daerah
bagi kegiatan investasi.
5. Lemahnya kelembagaan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 104
Kelembagaan masyarakat yang masih lemah ditandai dengan
rendahnya keterlibatan kelompok masyarakat dalam pengambilan-
pengambilan keputusan baik dalam hal pembangunan daerah maupun
dalam hal partisipasi di organisasi-organisasi kemasyarakatan.Hal ini
menyebabkan terkendalanya upaya untuk mendorong pembangunan yang
berbasis bottom-up planning. Kelembagaan sosial juga dipandang belum
mampu memberikan perlindungan yang optimal terhadap masyarakat,
misalnya dalam hal tindak kekerasan kepada perempuan.
Selain itu, kelembagaan masyarakat juga dapat dikaitkan dengan
budaya, utamanya budaya Melayu. Saat ini, budaya Melayu dinilai sudah
semakin terkikis sehingga upaya untuk merevitalisasinya menjadi sebuah
hal strategis untuk dilakukan mengingat budaya tidak hanya merupakan
warisan masa lau melainkan juga modal dasar pembangunan.
6. Menurunnya kualitas lingkungan hidup.
Penurunan kualitas lingkungan hidup ditandai dengan masih luasnya
lahan yang berstatus kritis dan sangat kritis. Pembalakan liar (illegal
logging) dan penambangan tanpa izin (Peti) menjadi salah satu faktor
penyebab sehingga berakibat pada cukup luasnya kerusakan hutan.
Reklamasi tambang pun belum optimal dilakukan.
Kualitas lingkungan hidup juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah.
Saat ini, belum ada pengelolaan sampah secara terpadu. Selain
mengancam kualitas tanah, sampah yang tidak terkelola ini juga akan
mengancam ekosistem pesisir dan laut.
Isu-isu terkait lingkungan hidup ini juga mencakup kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang pentingnya upaya-upaya konservasi.
Kesadaran dan pemahaman masyarakat ini menjadi penting artinya karena
perbaikan kualitas lingkungan hidup mutlak membutuhkan partisipasi
masyarakat.
7. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya laut, pesisir, jasa lingkungan, dan
pulau-pulau kecil.
Pengelolaan sumber daya laut, pesisir, jasa lingkungan, dan pulau-
pulau kecil yang belum optimal ditunjukkan dari masih rendahnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 105
kesejahteraan nelayan padahal jenis sumber daya ini melimpah jumlahnya
di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pemanfaatan sumber daya, termasuk
juga pengembangan potensi unggulan daerah, belum dilakukan dengan
pola kemitraan bersama masyarakat.
Salah satu potensi unggulan daerah adalah pariwisata. Hanya saja,
obyek wisata yang ada belum tertata secara optimal, termasuk usaha-usaha
jasa pendukungnya. Pengembangan ini juga terkendala dengan masih
rendahnya aksesibilitas obyek-obyek wisata.
8. Belum optimalnya pengelolaan pertanian, kehutanan, pertambangan, dan
energi.
Produktivitas pertanian yang masih rendah menandai pengelolaan
pertanian yang belum optimal. Rendahnya produktivitas ini dikarenakan
infrastruktur pendukung, seperti jaringan irigasi, yang masih belum optimal
termasuk juga terbatasnya akses petani terhadap saprodi. Selain itu,
produktivitas yang rendah juga diakibatkan oleh terbatasnya penguasaan
pengetahuan dan keterampilan petani akan teknik-teknik budidaya yang
baik. Hal ini sebenarnya dapat diatasi salah satunya dengan kegiatan
penyuluhan yang intensif. Hanya saja, kelembagaan yang khusus
menanganinya masih belum tersedia di kabupaten ini.
Pengelolaan pertanian (termasuk di dalamnya sub sektor perikanan)
yang belum optimal menyebabkan kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB masih terbatas sehingga PDRB lebih didominansi oleh sektor minyak
dan gas. Padahal, dilihat dari sisi keberlanjutan, sektor pertanian yang
berbasis sumber daya dapat diperbaharui (renewable resources) tentunya
lebih berjangka panjang dibanding sektor-sektor yang berbasis non
renewable resources. Apalagi, sektor pertanian ini pada umumnya adalah
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
9. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari masih
tingginya angka kemiskinan. Menggunakan data dari Dinas Kesehatan dan
Sosial (2009), tercatat jumlah masyarakat miskin sebanyak 19,13% dari
total jumlah penduduk. Selain itu, angka pengangguran juga masih tinggi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 106
Data Dinas Kependudukan Catatan Sipil Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menunjukkan bahwa pada Januari 2009, jumlah penduduk usia kerja yang
belum bekerja mencapai angka 6.549 jiwa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 107
6. BAB VI
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN
DAERAH
6.1. Visi
Berdasarkan kondisi Kabupaten Kepulauan Anambas saat ini dengan
permasalahan di bidang ekonomi, infrastruktur, sumberdaya manusia termasuk
kapasitas aparatur, serta sosial budaya masyarakat, dan dengan memperhatikan
isu-isu strategis daerah, maka visi pembangunan 2011-2015 adalah:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera,
Maju, Mandiri, Berpayungkan Budaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Visi ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Masyarakat yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan
masyarakat Anambas yang sehat, layak dan manusiawi.
2. Masyarakat yang maju bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang
berkepribadian, berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
3. Masyarakat yang mandiri bermakna terwujudnya masyarakat Anambas yang
sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.
4. Berpayungkan budaya melayu yang dilandasi iman dan taqwa mengandung
makna bahwa pembangunan tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik
semata, namun pembangunan masyarakat seutuhnya yang senantiasa selaras
dengan kebudayaan daerah dan nilai-nilai keagamaan.
6.2. Misi
Untuk mencapai Visi di atas, maka rumusan Misi yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang
merata di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 108
menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan
sumber daya alam secara optimal dan terpadu.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas
menjadi lebih sehat dan berpendidikan.
3. Meningkatkan mutu Sumberdaya Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas
agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak mulia.
4. Menciptakan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal serta
mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintah yang
bersih.
5. Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya melayu.
6.3. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas berdasarkan
rumusan misi di atas adalah sebagai berikut:
Misi I. “Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan
yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang
akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan
pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu”
Tujuan:
a. Meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau
b. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang
merata dan sesuai dengan zonasi dan potensi wilayah
c. Meningkatkan pasokan energi untuk mendukung aktivitas
perekonomian
d. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan
e. Meningkatkan investasi pada usaha-usaha yang berbasis sumber daya
alam dan pengolahannya
f. Menjaga fungsi-fungsi lingkungan hidup
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 109
g. Meningkatkan tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan
h. Mengoptimalkan potensi wisata yang berbasis sumber daya alam dan
budaya setempat
i. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha mikro, kecil, dan
menengah khususnya pada sektor perikanan dan perkebunan
j. Mengoptimalkan Perusahaan Daerah sebagai agen pendorong
ekonomi daerah
Misi II. ”Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas
menjadi lebih sehat dan berpendidikan”
Tujuan:
a. Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap layanan kesehatan
b. Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan
sesuai kebutuhan, minat, dan bakat
c. Meningkatkan tingkat pendidikan formal masyarakat
d. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
e. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah
f. Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap informasi
g. Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap air bersih
h. Meningkatkan kualitas pengelolaan sampah
Misi III. ”Meningkatkan mutu Sumberdaya Manusia Kabupaten Kepulauan
Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak
mulia”
Tujuan:
a. Meningkatkan keterampilan dan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah
b. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas petani dan
nelayan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 110
c. Menyelenggarakan pendidikan nonformal yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
d. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pencari kerja
Misi IV. ”Menciptakan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya
pemerintah yang bersih”
Tujuan:
a. Mengoptimalkan tingkat pelayanan masyarakat oleh aparatur
pemerintah daerah
b. Mewujudkan sumber daya aparatur daerah yang berkualitas
c. Mewujudkan pemerintah yang bersih
d. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah
e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
daerah
f. Memperkuat kelembagaan-kelembagaan masyarakat
g. Meningkatkan kualitas komunikasi dan silaturahmi antara pemerintah
daerah dan masyarakat
Misi V. ”Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya Melayu”
Tujuan:
a. Meningkatkan aktivitas keagamaan
b. Meningkatkan aktivitas budaya Melayu
c. Meningkatkan kualitas moral generasi muda
6.4. Sasaran
Berdasarkan misi dan tujuan yang ditetapkan tersebut, maka sasaran-
sasaran pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
untuk lima tahun ke depan adalah sebagai berikut:
Tujuan 1. ”Meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 111
Sasaran :
a. Meningkatnya jumlah orang dan barang yang melalui pelabuhan
sebesar 50% pada 2015
b. Terbangun dan beroperasinya paling kurang satu (1) bandara perintis
pada 2013
c. Terbangun dan beroperasinya jembatan antar pulau
d. Coverage area telekomunikasi seluler mencapai 100% pada 2013
e. Terbangunnya port of entry dengan fungsi Custom, Immigration,
Quarantine, and Port (CIQP)
Tujuan 2. ”Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata
dan sesuai dengan zonasi dan potensi wilayah”
Sasaran :
a. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan
industri mikro, kecil, dan menengah sebagai salah satu faktor
pendorong.
b. Optimalnya Tarempa sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan
infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsi utamanyanya
sebagai pusat kegiatan perdagangan, sentra produksi perikanan dan
perkebunan, pengolahan perikanan, kawasan pariwisata, dan simpul
transportasi laut skala nasional.
c. Optimalnya Letung sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat
produksi perikanan dan perkebunan, koleksi, distribusi, dan pengolahan
hasil perikanan, pusat pengembangan pertanian, kawasan pariwisata,
dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara skala regional.
d. Optimalnya Palmatak sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat
kegiatan pertambangan minyak dan gas, pusat produksi perikanan dan
perkebunan, pusat koleksi, distribusi, dan pengolahan hasil perikanan,
kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara
skala regional.
Tujuan 3. ”Meningkatkan pasokan energi untuk mendukung aktivitas perekonomian”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 112
Sasaran :
a. Terpenuhinya seluruh kebutuhan daya listrik industri dan rumah tangga
tahun 2015.
b. Adanya SPDN untuk aktivitas usaha nelayan.
Tujuan 4. ”Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan”
Sasaran :
a. Terbangunnya infrastruktur simbol-simbol negara dan kabupaten di lima
pulau terluar.
b. Disepakatinya perbatasan definitif antara Kabupaten Kepulauan
Anambas dan Kabupaten Natuna pada tahun 2013.
Tujuan 5. ”Meningkatkan investasi pada usaha-usaha yang berbasis sumber daya
alam dan pengolahannya”
Sasaran :
a. Meningkatnya nilai investasi berskala nasional, baik dari Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA)
paling kurang 5% setiap tahun.
b. Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja PMA/PMDN.
c. Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber
daya alam.
d. Terbangunnya destinasi wisata bahari sekurang-kurangnya di satu
pulau tidak berpenghuni.
Tujuan 6. ”Menjaga fungsi-fungsi lingkungan hidup”
Sasaran :
a. Terkuranginya praktek-praktek penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan.
b. Ditetapkannya kawasan-kawasan hutan lindung, suaka alam, suaka
alam laut, cagar alam, dan DPL (Daerah Perlindungan Laut) di tahun
2012.
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna mendukung
rehabilitasi dan konservasi hutan lindung, suaka alam, suaka alam laut,
cagar alam, dan cagar alam laut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 113
d. Lestarinya sumber-sumber air bersih.
Tujuan 7. ”Meningkatkan tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan”
Sasaran :
a. Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas
sarana/prasarana perikanan tangkap.
b. Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas
sarana/prasarana marikultur.
c. Meningkatnya peran pemerintah daerah dengan instansi vertikal
lainnya dalam Bakorla.
Tujuan 8. ”Mengoptimalkan potensi wisata yang berbasis sumber daya alam dan
budaya setempat”
Sasaran :
a. Adanya budaya setempat yang menjadi obyek wisata dan identitas
daerah.
b. Meningkatnya jumlah grup kesenian yang aktif.
c. Jumlah wisatawan (mancanegara dan nusantara) meningkat sebesar
20% pada 2015.
Tujuan 9. ”Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha mikro, kecil, dan
menengah khususnya pada sektor perikanan dan perkebunan”
Sasaran :
a. Tersedianya akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah .
b. Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan
nilai jual dan cakupan pasar.
c. Meningkatnya volume ekspor produk UMKM ke negara-negara
tetangga.
d. Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menguatkan jaringan
produksi dan pemasaran .
Tujuan 10.” Mengoptimalkan Perusahaan Daerah sebagai agen pendorong ekonomi
daerah”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 114
Sasaran :
a. Terbentuknya BUMD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012
b. Terselesaikannya persoalan aset BUMD antara pemerintah Kabupaten
Kepulauan Anambas dan Pemerintah Kabupaten Natuna
c. Meningkatnya kontribusi BUMD terhadap PAD
Tujuan 11.” Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap layanan kesehatan”
Sasaran :
a. Meningkatnya Angka Harapan Hidup.
b. Terbangunnya satu RSUD Tipe C.
c. Meningkatnya Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan.
d. Meningkatnya Pustu menjadi Puskesmas.
e. Status gizi buruk pada balita <2% di 2015.
f. Status gizi kurang pada balita <1% di 2015.
Tujuan 12.“ Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan sesuai
kebutuhan, minat, dan bakat”
Sasaran :
a. Tersedianya sarana dan prasarana olahraga di 26 pulau yang
berpenghuni.
Tujuan 13.“ Meningkatkan tingkat pendidikan formal masyarakat”
Sasaran :
a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah.
b. Adanya inisiasi menuju berdirinya perguruan tinggi di kabupaten
Kepulauan Anambas.
Tujuan 14.“ Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan”
Sasaran :
a. Jumlah tenaga pendidik berkualifikasi S1/D4 paling kurang 50% pada
2015.
b. Meningkatnya kualifikasi tenaga kependidikan sebagai pengawas.
Tujuan 15.“ Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah”
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 115
Sasaran :
a. Meningkatnya jumlah sekolah dengan kondisi bangunan baik.
b. Terjaganya rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia
sekolah yang memadai.
Tujuan 16.“ Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap informasi”
Sasaran :
a. Meningkatnya penggunaan internet oleh masyarakat pada tahun 2013.
Tujuan 17.“ Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap air bersih”
Sasaran :
a. Terbangun dan terjaganya catchment area di 26 pulau berpenghuni.
b. Meningkatnya persentase penduduk berakses air minum.
Tujuan 18.“ Meningkatkan kualitas pengelolaan sampah”
Sasaran :
a. Terbangun dan beroperasinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) paling kurang di Pulau Siantan, Palmatak, dan Letung pada
tahun 2013
b. Meningkatnya volume sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA)
c. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulan
sampah rumah tangga
Tujuan 19.“ Meningkatkan keterampilan dan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah ”
Sasaran :
a. Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan
nilai jual dan cakupan pasar.
b. Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang UMKM.
Tujuan 20.“Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas petani dan
nelayan”
Sasaran :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 116
a. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (dengan
migas) paling kurang sebesar 20% pada 2015.
b. Meningkatnya Indeks Swasembada.
c. Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang usaha petani
dan nelayan.
d. Adanya kelembagaan pemerintah daerah yang menangani penyuluhan
dan pembinaan petani dan nelayan pada tahun 2012.
Tujuan 21. “Menyelenggarakan pendidikan nonformal yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat”
Sasaran :
a. Meningkatnya angka melek huruf.
b. Meningkatnya jumlah peserta PAUD.
Tujuan 22. “Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pencari kerja”
Sasaran :
a. Menurunnya tingkat pengangguran menjadi sebesar 5,0-6,0% pada
2015.
Tujuan 23.“Mengoptimalkan tingkat pelayanan masyarakat oleh aparatur pemerintah
daerah”
Sasaran :
a. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik paling
kurang berkategori “baik” dengan nilai indeks > 3,00.
b. Terbangun dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran yang
memadai pada tahun 2013.
Tujuan 24. “Mewujudkan sumber daya aparatur daerah yang berkualitas”
Sasaran :
a. Paling kurang 90% sasaran lima tahun pembangunan daerah dalam
RPJM tercapai pada 2015.
b. Paling kurang 90% sasaran tahunan pembangunan daerah dalam
RPJM tercapai setiap tahun pada periode 2011-2015.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 117
c. Nilai efektivitas dan efisiensi kerja dari hasil analisis beban kerja paling
kurang 0,70.
d. Meningkatnya serapan anggaran setiap tahunnya selama periode
2011-2015.
e. Meningkatnya kesejahteraan aparatur.
Tujuan 25.“Mewujudkan pemerintah yang bersih”
Sasaran :
a. Opini pengelolaan keuangan daerah paling kurang adalah "Wajar
Dengan Pengecualian".
b. Tidak adanya (zero incident) kasus-kasus penyalahgunaan wewenang
dan jabatan.
Tujuan 26.“Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah”
Sasaran :
a. Tersedianya basis data dan informasi yang valid dan termutakhirkan
setiap tahun.
b. Adanya konsistensi antar dokumen perencanaan kabupaten (RPJP,
RPJM, Renstra SKPD, RKPD, Renja-SKPD, RTRW).
Tujuan 27.“Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
daerah”
Sasaran :
a. Partisipasi Rukun Warga (RW) dalam Musrenbang Desa/Kelurahan
mencapai 100% setiap tahunnya.
b. Partisipasi desa/kelurahan dalam Musrenbang Kecamatan mencapai
100% setiap tahunnya.
c. Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang desa/kelurahan
terakomodir dalam RKPD.
d. Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang kecamatan
terakomodir dalam RKPD
Tujuan 28.“Memperkuat kelembagaan-kelembagaan masyarakat”
Sasaran :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 118
a. Meningkatnya jumlah LSM yang aktif.
b. Meningkatnya rata-rata jumlah kelompok binaan LPM dan PKK paling
kurang 10% setiap tahun.
Tujuan 29.“Meningkatkan kualitas komunikasi dan silaturahmi antara pemerintah
daerah dan masyarakat”
Sasaran :
a. Adanya media sosialisasi rencana dan program-program pembangunan
daerah.
b. Adanya media yang efektif bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan.
Tujuan 30. “Meningkatkan aktivitas keagamaan ”
Sasaran :
a. Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan.
b. Meningkatnya angka melek Al-Quran.
Tujuan 31.“Meningkatkan aktivitas budaya Melayu”
Sasaran :
a. Meningkatnya jumlah grup kesenian Melayu yang aktif.
b. Adanya event-event budaya Melayu secara rutin setiap tahun.
c. Adanya budaya Melayu yang menjadi obyek wisata dan identitas
daerah.
Tujuan 32. “Meningkatkan kualitas moral generasi muda”
Sasaran :
a. Tersedianya media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan
minat.
b. Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan yang aktif.
c. Adanya event-event kepemudaan secara rutin setiap tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 119
Visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 91. Matriks Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah 2011-2015
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
Mendorongterciptanyapusat-pusatpertumbuhanekonomikerakyatan yangmerata di seluruhwilayahKabupatenKepulauanAnambas yangakanmenumbuhkankegiatanpembangunanpulau-pulau kecildan pengelolaansumber dayaalam secaraoptimal danterpadu
Meningkatkanaksesibilitas dankonektivitas pulau-pulau
Meningkatnya jumlah orang dan barang yang melalui pelabuhan sebesar 50% pada2015
Terbangun dan beroperasinya paling kurang satu (1) bandara perintis pada 2013
Terbangun dan beroperasinya jembatan antar pulau
Coverage area telekomunikasi seluler mencapai 100% pada 2013
Terbangunnya port of entry dengan fungsi Custom, Immigration, Quarantine, and Port(CIQP)
Menciptakan pusat-pusatpertumbuhan ekonomikerakyatan yang meratadan sesuai dengan zonasidan potensi wilayah
Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan industri mikro, kecil,dan menengah sebagai salah satu faktor pendorong
Optimalnya Tarempa sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan infrastrukturyang memadai untuk mendukung fungsi utamanyanya sebagai pusat kegiatanperdagangan, sentra produksi perikanan dan perkebunan, pengolahan perikanan,kawasan pariwisata, dan simpul transportasi laut skala nasional
Optimalnya Letung sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan infrastruktur yangmemadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat produksi perikanan danperkebunan, koleksi, distribusi, dan pengolahan hasil perikanan, pusat pengembanganpertanian, kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara skalaregional
Optimalnya Palmatak sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan infrastruktur yangmemadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat kegiatan pertambangan minyakdan gas, pusat produksi perikanan dan perkebunan, pusat koleksi, distribusi, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 120
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
pengolahan hasil perikanan, kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasilaut dan udara skala regional
Meningkatkan pasokanenergi untuk mendukungaktivitas perekonomian
Terpenuhinya seluruh kebutuhan daya listrik industri dan rumah tangga tahun 2015
Adanya SPDN untuk aktivitas usaha nelayan
Meningkatkanpembangunan kawasanperbatasan
Terbangunnya infrastruktur simbol-simbol negara dan kabupaten di lima pulau terluar
Disepakatinya perbatasan definitif antara Kabupaten Kepulauan Anambas danKabupaten Natuna pada tahun 2013
Meningkatkan investasipada usaha-usaha yangberbasis sumber dayaalam dan pengolahannya
Meningkatnya nilai investasi berskala nasional, baik dari Penanaman Modal DalamNegeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) paling kurang 5% setiaptahun
Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja PMA/PMDN
Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber daya alam
Terbangunnya destinasi wisata bahari sekurang-kurangnya di satu pulau tidakberpenghuni
Menjaga fungsi-fungsilingkungan hidup
Terkuranginya praktek-praktek penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan
Ditetapkannya kawasan-kawasan hutan lindung, suaka alam, suaka alam laut, cagaralam, dan DPL (Daerah Perlindungan Laut) di tahun 2012
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna mendukung rehabilitasi dankonservasi hutan lindung, suaka alam, suaka alam laut, cagar alam, dan cagar alamlaut
Lestarinya sumber-sumber air bersih
Meningkatkan tingkatpemanfaatan dan
Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasaranaperikanan tangkap
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 121
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
pengelolaan sumber dayakelautan dan perikanan
Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasaranamarikultur
Meningkatnya peran pemerintah daerah dengan instansi vertikal lainnya dalam Bakorla
Mengoptimalkan potensiwisata yang berbasissumber daya alam danbudaya setempat
Adanya budaya setempat yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah
Meningkatnya jumlah grup kesenian yang aktif
Jumlah wisatawan (mancanegara dan nusantara) meningkat sebesar 20% pada 2015
Meningkatkan produksidan produktivitas usahamikro, kecil, danmenengah khususnyapada sektor perikanandan perkebunan
Tersedianya akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dancakupan pasar
Meningkatnya volume ekspor produk UMKM ke negara-negara tetangga
Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menguatkan jaringan produksi danpemasaran UMKM
MengoptimalkanPerusahaan Daerahsebagai agen pendorongekonomi daerah
Terbentuknya BUMD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012
Terselesaikannya persoalan aset BUMD antara pemerintah Kabupaten Kepulauan
Anambas dan Pemerintah Kabupaten Natuna
Meningkatnya kontribusi BUMD terhadap PAD
Meningkatkankualitas hidupmasyarakatKabupatenKepulauanAnambas
Meningkatkanaksesibilitas pendudukterhadap layanankesehatan
Meningkatnya Angka Harapan Hidup
Terbangunnya satu RSUD Tipe C
Meningkatnya Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan
Meningkatnya Pustu menjadi Puskesmas
Status gizi buruk pada balita <2% di 2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 122
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
menjadi lebihsehat danberpendidikan
Status gizi kurang pada balita <1% di 2015
Menyediakan sarana danprasarana olahraga yangmemadai dan sesuaikebutuhan, minat, danbakat
Tersedianya sarana dan prasarana olahraga di 26 pulau yang berpenghuni
Meningkatkan tingkatpendidikan formalmasyarakat
Meningkatnya rata-rata lama sekolah
Adanya inisiasi menuju berdirinya perguruan tinggi di kabupaten Kepulauan Anambas
Meningkatkan kualitastenaga pendidik dantenaga kependidikan
Jumlah tenaga pendidik berkualifikasi S1/D4 paling kurang 50% pada 2015
Meningkatnya kualifikasi tenaga kependidikan sebagai pengawas
Meningkatkan sarana danprasarana pendidikandasar dan menengah
Meningkatnya jumlah sekolah dengan kondisi bangunan baik
Terjaganya rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah yangmemadai
Meningkatkanaksesibilitas pendudukterhadap informasi
Meningkatnya penggunaan internet oleh masyarakat pada tahun 2013
Meningkatkanaksesibilitas pendudukterhadap air bersih
Terbangun dan terjaganya catchment area di 26 pulau berpenghuni
Meningkatnya persentase penduduk berakses air minum
Meningkatkan kualitaspengelolaan sampah
Terbangun dan beroperasinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) palingkurang di Pulau Siantan, Palmatak, dan Letung pada tahun 2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 123
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
Meningkatnya volume sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulan sampah rumahtangga
Meningkatkanmutu sumberdaya manusiaKabupatenKepulauanAnambas agarmemilikikemampuanyang diakui,terampil danberakhlak mulia
Meningkatkanketerampilan danproduktivitas pelakuusaha mikro, kecil, danmenengah
Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dancakupan pasar
Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang UMKM
Meningkatkanpengetahuan,keterampilan, danproduktivitas petani dannelayan
Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (dengan migas) palingkurang sebesar 20% pada 2015
Meningkatnya Indeks Swasembada
Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang usaha petani dan nelayan
Adanya kelembagaan pemerintah daerah yang menangani penyuluhan dan pembinaanpetani dan nelayan pada tahun 2012
Menyelenggarakanpendidikan nonformalyang sesuai dengankebutuhan masyarakat
Meningkatnya angka melek huruf
Meningkatnya jumlah peserta PAUD
Meningkatnyapengetahuan danketerampilan para pencarikerja
Menurunnya tingkat pengangguran menjadi sebesar 5,0-6,0% pada 2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 124
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
MenciptakanaparaturPemerintahDaerahKabupatenKepulauanAnambas yangdapatmemberikanpelayanankepadamasyarakatsecara maksimalsertamengedepankanpartisipasimasyarakat demiterwujudnyapemerintah yangbersih
Mengoptimalkan tingkatpelayanan masyarakatoleh aparatur pemerintahdaerah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik paling kurangberkategori “baik” dengan nilai indeks > 3,00
Terbangun dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran yang memadai padatahun 2013
Mewujudkan sumberdaya aparatur daerahyang berkualitas
Paling kurang 90% sasaran lima tahun pembangunan daerah dalam RPJM tercapaipada 2015
Paling kurang 90% sasaran tahunan pembangunan daerah dalam RPJM tercapaisetiap tahun pada periode 2011-2015
Nilai efektivitas dan efisiensi kerja dari hasil analisis beban kerja paling kurang 0,70
Meningkatnya serapan anggaran setiap tahunnya selama periode 2011-2015
Meningkatnya kesejahteraan aparatur
Mewujudkan pemerintahyang bersih
Opini pengelolaan keuangan daerah paling kurang adalah "Wajar DenganPengecualian"
Tidak adanya (zero incident) kasus-kasus penyalahgunaan wewenang dan jabatan
Meningkatkan kualitasperencanaanpembangunan daerah
Tersedianya basis data dan informasi yang valid dan termutakhirkan setiap tahun
Adanya konsistensi antar dokumen perencanaan kabupaten (RPJP, RPJM, RenstraSKPD, RKPD, Renja-SKPD, RTRW)
Meningkatkan partisipasimasyarakat dalam prosespembangunan daerah
Partisipasi Rukun Warga (RW) dalam Musrenbang Desa/Kelurahan mencapai 100%setiap tahunnya
Partisipasi desa/kelurahan dalam Musrenbang Kecamatan mencapai 100% setiaptahunnya
Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang desa/kelurahan terakomodir dalamRKPD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 125
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yang Sejahtera, Maju, Mandiri, BerpayungkanBudaya Melayu yang dilandasi Iman dan Taqwa”
Misi Tujuan Sasaran
Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang kecamatan terakomodir dalam RKPD
Memperkuatkelembagaan-kelembagaan masyarakat
Meningkatnya jumlah LSM yang aktif
Meningkatnya rata-rata jumlah kelompok binaan LPM dan PKK paling kurang 10%setiap tahun
Meningkatkan kualitaskomunikasi dansilaturahmi antarapemerintah daerah danmasyarakat
Adanya media sosialisasi rencana dan program-program pembangunan daerah
Adanya media yang efektif bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan evaluasiterhadap pelaksanaan pembangunan
Mengembangkanperikehidupanyang agamis danberbudayamelayu
Meningkatkan aktivitaskeagamaan
Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan
Meningkatnya angka melek Al-Quran
Meningkatkan aktivitasbudaya Melayu
Meningkatnya jumlah grup kesenian Melayu yang aktif
Adanya event-event budaya Melayu secara rutin setiap tahun
Adanya budaya Melayu yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah
Meningkatkan kualitasmoral generasi muda
Tersedianya media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan minat
Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan yang aktif
Adanya event-event kepemudaan secara rutin setiap tahun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 126
7. BAB VII
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH
7.1. Strategi Pembangunan Daerah
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat terhubung dengan
pencapaian satu sasaran. Dalam hal beberapa sasaran bersifat inherent dengan
satu tema, satu strategi dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa
sasaran tersebut.Strategi Pembangunan Daerah
Berdasarkan isu strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan,
serta untuk menata dan meletakkan dasar-dasar pembangunan Kabupaten
Kepulauan Anambas yang mandiri dan berdaya saing dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat maka dirumuskan lima (5) pilar strategi
pembangunan daerah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
Meningkatkan sumberdaya manusia merupakan aspek yang sangat
penting dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah, yaitu
membentuk sumberdaya manusia yang handal, terampil dan berakhlak
mulia. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan,
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menumbuhkembangkan budaya
lokal dan meningkatkan pembinaan dan toleransi umat beragama. Sebagai
daerah pemekaran baru dengan persentase penduduk dewasa yang melek
huruf mencapai 89.72% artinya terdapat 10,28% penduduk dewasa yang
buta huruf, ditambah lagi hanya 22.32% penduduk berusia di atas 10 tahun
yang tamat pendidikan SLTP, penduduk di atas 10 tahun keatas
diperdesaan yang tamat SLTA hanya 7.39%, maka peningkatan
sumberdaya manusia melalui bidang pendidikan harus mendapat perhatian
pemerintah. Peningkatan mutu pendidikan mencakup mutu siswa, mutu
guru, mutu sarana dan prasarana serta mutu kurikulum.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 127
Peningkatan sumberdaya manusia juga menyangkut aspek kesehatan.
Masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau. Angka Harapan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas tahun
2008 sebesar 67.07 artinya setiap bayi yang lahir pada tahun 2008
diperkirakan akan hidup selama 67.07 tahun dengan syarat besarnya
kematian dan kondisi kesehatan tidak berubah. Angka ini relatif lebih rendah
dibandingkan dengan Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai 69.7.
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat tergantung pada ketersediaan
sarana prasarana kesehatan, tenaga medis, serta pola hidup dan perilaku
masyarakat. Sehingga diperlukan pemberdayaan sumberdaya manusia
secara berkelanjutan dan peningkatan sarana dan prasarana dalam bidang
medis tertentu termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh
masyarakat.
2. Menciptakan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Yang Profesional dan
Menegakkan Supremasi Hukum
Dalam upaya menciptakan sumberdaya aparatur pemerintah yang
profesional maka proses rekrutmen dilaksanakan secara terbuka dan
berkualitas dengan mengutamakan penduduk setempat, penempatan
pegawai sesuai dengan potensi dan kemampuan, dan peningkatan disiplin
melalui reward dan punishment.
Penegakan supremasi hukum dilakukan dengan melaksanakan
seluruh peraturan perundangan dengan sebenar-benarnya, dan
menempatkan semua pihak dalam posisi yang setara dimata hukum.
Kepada masyarakat yang kurang mampu diberikan bantuan hukum secara
cuma-cuma, dan untuk meningkatkan kesadaran hukum kepada
masyarakat dilakukan penyuluhan-penyuluhan di bidang hukum, dan
kampanye sadar hukum kepada masyarakat
3. Membangun Partisipasi Aktif Masyarakat
Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dilakukan dengan cara
menumbuhkembangkan lembaga dan organisasi kemasyarakatan,
melibatkan peran masyarakat dalam perencanaan pembangunan, serta
membuka kotak pelayanan pengaduan masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 128
4. Mengatur Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Optimal Terpadu Dan
Berkesinambungan
Dalam melaksanakan pengelolaan sumberdaya alam yang potensial
maka perlu dilakukan pembagian zona pengelolaan sumberdaya alam
dengan memperhatikan aspek kelayakan dan kepatutan, membangun
kawasan perkebunan dan pertanian, membangun kawasan budidaya laut,
perencanaan yang matang dalam setiap pemberian izin, terutama perizinan
tambang, membuka peluang pasar, mengelola potensi pariwisata dengan
mengundang investor lokal dan luar negeri serta menyiapkan fasilitas sentra
produksi sumber daya alam.
5. Membangun Akses Transportasi dan Komunikasi antar Pulau
Pembangunan akses transportasi dan komunikasi antar wilayah dan
antar pulau di Kabupaten Kepulauan Anambas mutlak diperlukan untuk
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan
perekonomian masyarakat.
Tabel 92. Strategi pembangunan daerah 2011-2015
Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas yangSejahtera, Maju, Mandiri, Berpayungkan Budaya Melayu yang dilandasi Imandan Taqwa”
Misi 1. Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatanyang merata di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akanmenumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaansumber daya alam secara optimal dan terpadu
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkanaksesibilitas dankonektivitas pulau-pulau
Meningkatnya jumlah orang dan barangyang melalui pelabuhan sebesar 50%pada 2015
Membangun AksesTransportasi danKomunikasi antarPulauTerbangun dan beroperasinya paling
kurang satu (1) bandara perintis pada2013
Terbangun dan beroperasinya jembatanantar pulau
Coverage area telekomunikasi selulermencapai 100% pada 2013
Terbangunnya port of entry dengan fungsiCustom, Immigration, Quarantine, andPort (CIQP)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 129
Menciptakanpusat-pusatpertumbuhanekonomikerakyatan yangmerata dan sesuaidengan zonasi danpotensi wilayah
Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan industri mikro,kecil, dan menengah sebagai salah satufaktor pendorong
Optimalnya Tarempa sebagai PusatKegiatan Wilayah (PKW) denganinfrastruktur yang memadai untukmendukung fungsi utamanyanya sebagaipusat kegiatan perdagangan, sentraproduksi perikanan dan perkebunan,pengolahan perikanan, kawasanpariwisata, dan simpul transportasi lautskala nasional
Optimalnya Letung sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) dengan infrastrukturyang memadai untuk mendukungfungsinya sebagai pusat produksiperikanan dan perkebunan, koleksi,distribusi, dan pengolahan hasilperikanan, pusat pengembanganpertanian, kawasan pariwisata, dansimpul pelayanan transportasi laut danudara skala regional
Optimalnya Palmatak sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) dengan infrastrukturyang memadai untuk mendukungfungsinya sebagai pusat kegiatanpertambangan minyak dan gas, pusatproduksi perikanan dan perkebunan,pusat koleksi, distribusi, dan pengolahanhasil perikanan, kawasan pariwisata, dansimpul pelayanan transportasi laut danudara skala regional
Meningkatkanpasokan energiuntuk mendukungaktivitasperekonomian
Terpenuhinya seluruh kebutuhan dayalistrik industri dan rumah tangga tahun2015
Adanya SPDN untuk aktivitas usahanelayan
Meningkatkanpembangunankawasanperbatasan
Terbangunnya infrastruktur simbol-simbolnegara dan kabupaten di lima pulauterluar
Disepakatinya perbatasan definitif antaraKabupaten Kepulauan Anambas danKabupaten Natuna pada tahun 2013
Meningkatkaninvestasi padausaha-usaha yang
Meningkatnya nilai investasi berskalanasional, baik dari Penanaman ModalDalam Negeri (PMDN) maupun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 130
berbasis sumberdaya alam danpengolahannya
Penanaman Modal Asing (PMA) palingkurang 5% setiap tahun
Meningkatnya rasio daya serap tenagakerja PMA/PMDN
MengaturPengelolaanSumberdaya AlamSecara OptimalTerpadu DanBerkesinambungan
Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber daya alam
Terbangunnya destinasi wisata baharisekurang-kurangnya di satu pulau tidakberpenghuni
Menjaga fungsi-fungsi lingkunganhidup
Terkuranginya praktek-praktekpenangkapan ikan yang tidak ramahlingkungan
Ditetapkannya kawasan-kawasan hutanlindung, suaka alam, suaka alam laut,cagar alam, dan DPL (DaerahPerlindungan Laut) di tahun 2012
Tersedianya sarana dan prasarana yangmemadai guna mendukung rehabilitasidan konservasi hutan lindung, suakaalam, suaka alam laut, cagar alam, dancagar alam laut
Lestarinya sumber-sumber air bersih
Meningkatkantingkatpemanfaatan danpengelolaansumber dayakelautan danperikanan
Meningkatnya kemampuan sumber dayamanusia dan kapasitas sarana/prasaranaperikanan tangkap
Meningkatnya kemampuan sumber dayamanusia dan kapasitas sarana/prasaranamarikultur
Meningkatnya peran pemerintah daerahdengan instansi vertikal lainnya dalamBakorla
Mengoptimalkanpotensi wisatayang berbasissumber daya alamdan budayasetempat
Adanya budaya setempat yang menjadiobyek wisata dan identitas daerah
Meningkatnya jumlah grup kesenian yangaktif
Jumlah wisatawan (mancanegara dannusantara) meningkat sebesar 20% pada2015
Meningkatkanproduksi danproduktivitasusaha mikro, kecil,dan menengahkhususnya pada
Tersedianya akses permodalan bagipelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
Tersertifikasinya produk yang dihasilkanUMKM untuk meningkatkan nilai jual dancakupan pasar
Meningkatnya volume ekspor produk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 131
sektor perikanandan perkebunan
UMKM ke negara-negara tetangga
Dimanfaatkannya teknologi informasiuntuk menguatkan jaringan produksi danpemasaran UMKM
MengoptimalkanPerusahaanDaerah sebagaiagen pendorongekonomi daerah
Terbentuknya BUMD KabupatenKepulauan Anambas pada tahun 2012
Terselesaikannya persoalan aset BUMDantara pemerintah Kabupaten KepulauanAnambas dan Pemerintah KabupatenNatuna
Meningkatnya kontribusi BUMD terhadapPAD
Misi 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten KepulauanAnambas menjadi lebih sehat dan berpendidikan
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkanaksesibilitaspendudukterhadap layanankesehatan
Meningkatnya Angka Harapan Hidup MeningkatkanKualitasSumberdayaManusia
Terbangunnya satu RSUD Tipe C
Terbangun dan beroperasinyaPuskesmas di seluruh kecamatan
Terbangun dan beroperasinya Pustu diseluruh desa
Status gizi buruk/gizi kurang pada balitasebesar 0% di 2015
Menyediakansarana danprasaranaolahraga yangmemadai dansesuai kebutuhan,minat, dan bakat
Tersedianya sarana dan prasaranaolahraga di 26 pulau yang berpenghuni
Meningkatkantingkat pendidikanformal masyarakat
Meningkatnya rata-rata lama sekolah
Adanya inisiasi menuju berdirinyaperguruan tinggi di kabupaten KepulauanAnambas
Meningkatkankualitas tenagapendidik dantenagakependidikan
Jumlah tenaga pendidik berkualifikasiS1/D4 paling kurang 50% pada 2015
Meningkatnya kualifikasi tenagakependidikan sebagai pengawas
Meningkatkansarana danprasaranapendidikan dasardan menengah
Meningkatnya jumlah sekolah dengankondisi bangunan baik
Terjaganya rasio ketersediaan sekolahterhadap penduduk usia sekolah yangmemadai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 132
Meningkatkanaksesibilitaspendudukterhadap informasi
Meningkatnya penggunaan internet olehmasyarakat pada tahun 2013
Meningkatkanaksesibilitaspendudukterhadap air bersih
Terbangun dan terjaganya catchmentarea di 26 pulau berpenghuni
Meningkatnya persentase pendudukberakses air minum
Meningkatkankualitaspengelolaansampah
Terbangun dan beroperasinya TempatPengolahan Sampah Terpadu (TPST)paling kurang di Pulau Siantan, Palmatak,dan Letung pada tahun 2013
Meningkatnya volume sampah terangkutke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Meningkatnya peran serta masyarakatdalam pengurangan timbulan sampahrumah tangga
Misi 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia Kabupaten KepulauanAnambas agar memiliki kemampuan yang diakui, terampil dan berakhlak mulia
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkanketerampilan danproduktivitaspelaku usahamikro, kecil, danmenengah
Tersertifikasinya produk yang dihasilkanUMKM untuk meningkatkan nilai jual dancakupan pasar
MeningkatkanKualitasSumberdayaManusiaDimanfaatkannya teknologi informasi
untuk menunjang UMKM
Meningkatkanpengetahuan,keterampilan, danproduktivitaspetani dan nelayan
Meningkatnya kontribusi sektor pertanianterhadap PDRB (dengan migas) palingkurang sebesar 20% pada 2015
Meningkatnya Indeks Swasembada
Dimanfaatkannya teknologi informasiuntuk menunjang usaha petani dannelayan
Adanya kelembagaan pemerintah daerahyang menangani penyuluhan danpembinaan petani dan nelayan padatahun 2012
Menyelenggarakanpendidikannonformal yangsesuai dengankebutuhanmasyarakat
Meningkatnya angka melek huruf
Meningkatnya jumlah peserta PAUD
Meningkatnyapengetahuan danketerampilan para
Menurunnya tingkat pengangguranmenjadi sebesar 5,0-6,0% pada 2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 133
pencari kerja
Misi 4. Menciptakan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten KepulauanAnambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secaramaksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnyapemerintah yang bersih
Tujuan Sasaran Strategi
Mengoptimalkantingkat pelayananmasyarakat olehaparaturpemerintah daerah
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)terhadap pelayanan publik paling kurangberkategori “baik” dengan nilai indeks >3,00
MenciptakanSumber DayaAparaturPemerintah YangProfesional danMenegakkanSupremasi Hukum
Terbangun dan tersedianya sarana danprasarana perkantoran yang memadaipada tahun 2013
Mewujudkansumber dayaaparatur daerahyang berkualitas
Paling kurang 90% sasaran lima tahunpembangunan daerah dalam RPJMtercapai pada 2015
Paling kurang 90% sasaran tahunanpembangunan daerah dalam RPJMtercapai setiap tahun pada periode 2011-2015
Nilai efektivitas dan efisiensi kerja darihasil analisis beban kerja paling kurang0,70
Meningkatnya serapan anggaran setiaptahunnya selama periode 2011-2015
Meningkatnya kesejahteraan aparatur
Mewujudkanpemerintah yangbersih
Opini pengelolaan keuangan daerahpaling kurang adalah "Wajar DenganPengecualian"
Tidak adanya (zero incident) kasus-kasuspenyalahgunaan wewenang dan jabatan
Meningkatkankualitasperencanaanpembangunandaerah
Tersedianya basis data dan informasiyang valid dan termutakhirkan setiaptahun
Adanya konsistensi antar dokumenperencanaan kabupaten (RPJP, RPJM,Renstra SKPD, RKPD, Renja-SKPD,RTRW)
Meningkatkanpartisipasimasyarakat dalamprosespembangunandaerah
Partisipasi Rukun Warga (RW) dalamMusrenbang Desa/Kelurahan mencapai100% setiap tahunnya
Partisipasi desa/kelurahan dalamMusrenbang Kecamatan mencapai 100%setiap tahunnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 134
Paling kurang sebagian usulan hasilmusrenbang desa/kelurahan terakomodirdalam RKPD
Paling kurang sebagian usulan hasilmusrenbang kecamatan terakomodirdalam RKPD
Memperkuatkelembagaan-kelembagaanmasyarakat
Meningkatnya jumlah LSM yang aktif
Meningkatnya rata-rata jumlah kelompokbinaan LPM dan PKK paling kurang 10%setiap tahun
Meningkatkankualitaskomunikasi dansilaturahmi antarapemerintah daerahdan masyarakat
Adanya media sosialisasi rencana danprogram-program pembangunan daerah
Adanya media yang efektif bagimasyarakat untuk menyampaikan kritikdan evaluasi terhadap pelaksanaanpembangunan
Misi 5. Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya melayu
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkanaktivitaskeagamaan
Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan
MeningkatkanKualitasSumberdayaManusia
Meningkatnya angka melek Al-Quran
Meningkatkanaktivitas budayaMelayu
Meningkatnya jumlah grup kesenianMelayu yang aktif
Adanya event-event budaya Melayusecara rutin setiap tahun
Adanya budaya Melayu yang menjadiobyek wisata dan identitas daerah
MembangunPartisipasi AktifMasyarakatMeningkatkan
kualitas moralgenerasi muda
Tersedianya media bagi generasi mudauntuk menyalurkan bakat dan minat
Meningkatnya jumlah organisasikepemudaan yang aktif
Adanya event-event kepemudaan secararutin setiap tahun
7.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Strategi harus dirumuskan secara spesifik terhadap horizon waktu. Dengan
arah kebijakan, strategi dapat diterangkan secara logis kapan suatu strategi
dijalankan mendahului atau menjadi prasyarat bagi strategi lainnya. Urut-urutan
strategi dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun dipandu dan dijelaskan
dengan arah kebijakan sehingga memperjelas kapan suatu sasaran dapat
dicapai dari waktu ke waktu.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 135
Tabel 93. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
Misi 1. Mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata di seluruh wilayah KabupatenKepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber dayaalam secara optimal dan terpadu
1 Meningkatnya jumlah orang dan barang yang melalui pelabuhan sebesar50% pada 2015
Membangun Akses Transportasi dan Komunikasiantar Pulau. Pembangunan akses transportasi dankomunikasi antar wilayah dan antar pulau diKabupaten Kepulauan Anambas mutlak diperlukanuntuk mengembangkan pusat-pusat pertumbuhandan pengembangan perekonomian masyarakat.
2 Terbangun dan beroperasinya paling kurang satu (1) bandara perintispada 2013
3 Terbangun dan beroperasinya jembatan antar pulau
4 Coverage area telekomunikasi seluler mencapai 100% pada 2013
5 Terbangunnya port of entry dengan fungsi Custom, Immigration,Quarantine, and Port (CIQP)
6 Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan industrimikro, kecil, dan menengah sebagai salah satu faktor pendorong
7 Optimalnya Tarempa sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) denganinfrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsi utamanyanyasebagai pusat kegiatan perdagangan, sentra produksi perikanan danperkebunan, pengolahan perikanan, kawasan pariwisata, dan simpultransportasi laut skala nasional
8 Optimalnya Letung sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) denganinfrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusatproduksi perikanan dan perkebunan, koleksi, distribusi, dan pengolahanhasil perikanan, pusat pengembangan pertanian, kawasan pariwisata,dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara skala regional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 136
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
9 Optimalnya Palmatak sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) denganinfrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusatkegiatan pertambangan minyak dan gas, pusat produksi perikanan danperkebunan, pusat koleksi, distribusi, dan pengolahan hasil perikanan,kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasi laut dan udaraskala regional
10 Terpenuhinya seluruh kebutuhan daya listrik industri dan rumah tanggatahun 2015
11 Adanya SPDN untuk aktivitas usaha nelayan
12 Terbangunnya infrastruktur simbol-simbol negara dan kabupaten di limapulau terluar
13 Disepakatinya perbatasan definitif antara Kabupaten KepulauanAnambas dan Kabupaten Natuna pada tahun 2013
14 Meningkatnya nilai investasi berskala nasional, baik dari PenanamanModal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA)paling kurang 5% setiap tahun
15 Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja PMA/PMDN Mengatur Pengelolaan Sumberdaya Alam SecaraOptimal Terpadu Dan Berkesinambungan. Dalammelaksanakan pengelolaan sumber daya alamyang potensial maka perlu dilakukan pembagianzona pengelolaan sumber daya alam denganmemperhatikan aspek kelayakan dan kepatutan,membangun kawasan perkebunan dan pertanian,membangun kawasan budidaya laut, perencanaanyang matang dalam setiap pemberian izin,terutama perizinan tambang, membuka peluang
16 Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber dayaalam
17 Terbangunnya destinasi wisata bahari sekurang-kurangnya di satu pulautidak berpenghuni
18 Terkuranginya praktek-praktek penangkapan ikan yang tidak ramahlingkungan
19 Ditetapkannya kawasan-kawasan hutan lindung, suaka alam, suakaalam laut, cagar alam, dan DPL (Daerah Perlindungan Laut) di tahun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 137
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
2012 pasar, mengelola potensi pariwisata denganmengundang investor lokal dan luar negeri sertamenyiapkan fasilitas sentra produksi sumber dayaalam.
20 Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna mendukungrehabilitasi dan konservasi hutan lindung, suaka alam, suaka alam laut,cagar alam, dan cagar alam laut
21 Lestarinya sumber-sumber air bersih
22 Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitassarana/prasarana perikanan tangkap
23 Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitassarana/prasarana marikultur
24 Meningkatnya peran pemerintah daerah dengan instansi vertikal lainnyadalam Bakorla
25 Adanya budaya setempat yang menjadi obyek wisata dan identitasdaerah
26 Meningkatnya jumlah grup kesenian yang aktif
27 Jumlah wisatawan (mancanegara dan nusantara) meningkat sebesar20% pada 2015
28 Tersedianya akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, danmenengah
29 Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilaijual dan cakupan pasar
30 Meningkatnya volume ekspor produk UMKM ke negara-negara tetangga
31 Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menguatkan jaringanproduksi dan pemasaran UMKM
32 Terbentuknya BUMD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 138
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
33 Terselesaikannya persoalan aset BUMD antara pemerintah KabupatenKepulauan Anambas dan Pemerintah Kabupaten Natuna
34 Meningkatnya kontribusi BUMD terhadap PAD
Misi 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi lebih sehat dan berpendidikan
35 Meningkatnya Angka Harapan Hidup Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia.Meningkatkan sumberdaya manusia merupakanaspek yang sangat penting dalam rangkamewujudkan tujuan pembangunan daerah, yaitumembentuk sumberdaya manusia yang handal,terampil dan berakhlak mulia. Hal ini dapatdilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan,peningkatan mutu pelayanan kesehatan,menumbuhkembangkan budaya lokal danmeningkatkan pembinaan dan toleransi umatberagama. Peningkatan sumberdaya manusiamelalui bidang pendidikan harus mendapatperhatian pemerintah. Peningkatan mutupendidikan mencakup mutu siswa, mutu guru,mutu sarana dan prasarana serta mutu kurikulum.Peningkatan sumberdaya manusia jugamenyangkut aspek kesehatan. Masyarakat harusmendapatkan pelayanan kesehatan yangberkualitas dan terjangkau. Peningkatan kualitaskesehatan masyarakat tergantung padaketersediaan sarana prasarana kesehatan, tenagamedis, serta pola hidup dan perilaku masyarakat.Sehingga diperlukan pemberdayaan sumberdaya
36 Terbangunnya satu RSUD Tipe C
37 Terbangun dan beroperasinya Puskesmas di seluruh kecamatan
38 Terbangun dan beroperasinya Pustu di seluruh desa
39 Status gizi buruk/gizi kurang pada balita sebesar 0% di 2015
40 Tersedianya sarana dan prasarana olahraga di 26 pulau yangberpenghuni
41 Meningkatnya rata-rata lama sekolah
42 Adanya inisiasi menuju berdirinya perguruan tinggi di kabupatenKepulauan Anambas
43 Jumlah tenaga pendidik berkualifikasi S1/D4 paling kurang 50% pada2015
44 Meningkatnya kualifikasi tenaga kependidikan sebagai pengawas
45 Meningkatnya jumlah sekolah dengan kondisi bangunan baik
46 Terjaganya rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolahyang memadai
47 Meningkatnya penggunaan internet oleh masyarakat pada tahun 2013
48 Terbangun dan terjaganya catchment area di 26 pulau berpenghuni
49 Meningkatnya persentase penduduk berakses air minum
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 139
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
50 Terbangun dan beroperasinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu(TPST) paling kurang di Pulau Siantan, Palmatak, dan Letung padatahun 2013
manusia secara berkelanjutan dan peningkatansarana dan prasarana dalam bidang medis tertentutermasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkauoleh masyarakat.
51 Meningkatnya volume sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir(TPA)
52 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulansampah rumah tangga
Misi 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui,terampil dan berakhlak mulia
53 Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilaijual dan cakupan pasar
Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia.Meningkatkan sumberdaya manusia merupakanaspek yang sangat penting dalam rangkamewujudkan tujuan pembangunan daerah, yaitumembentuk sumberdaya manusia yang handal,terampil dan berakhlak mulia. Dalam konteksmembentuk sumber daya manusia yang terampil,maka pendidikan vokasi dan pendidikan profesimenjadi mutlak dilakukan, termasuk di dalamnyapeningkatan keterampilan bagi pelaku UMKM,nelayan, dan petani.
54 Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang UMKM
55 Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (denganmigas) paling kurang sebesar 20% pada 2015
56 Meningkatnya Indeks Swasembada
57 Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang usaha petani dannelayan
58 Adanya kelembagaan pemerintah daerah yang menangani penyuluhandan pembinaan petani dan nelayan pada tahun 2012
59 Meningkatnya angka melek huruf
60 Meningkatnya jumlah peserta PAUD
61 Menurunnya tingkat pengangguran menjadi sebesar 5,0-6,0% pada 2015
Misi 4. Menciptakan aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat memberikan pelayanankepada masyarakat secara maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintah yang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 140
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
bersih
62 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik palingkurang berkategori “baik” dengan nilai indeks > 3,00
Menciptakan Sumber Daya AparaturPemerintah Yang Profesional danMenegakkan Supremasi Hukum. Dalamupaya menciptakan sumberdayaaparatur pemerintah yang profesionalmaka proses rekrutmen dilaksanakansecara terbuka dan berkualitas denganmengutamakan penduduk setempat,penempatan pegawai sesuai denganpotensi dan kemampuan, danpeningkatan disiplin melalui reward danpunishment.Penegakan supremasi hukum dilakukandengan melaksanakan seluruh peraturanperundangan dengan sebenar-benarnya,dan menempatkan semua pihak dalamposisi yang setara dimata hukum.Kepada masyarakat yang kurangmampu diberikan bantuan hukumsecara cuma-cuma, dan untukmeningkatkan kesadaran hukum kepadamasyarakat dilakukan penyuluhan-penyuluhan di bidang hukum, dankampanye sadar hukum kepadamasyarakat.
63 Terbangun dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran yangmemadai pada tahun 2013
64 Paling kurang 90% sasaran lima tahun pembangunan daerah dalamRPJM tercapai pada 2015
65 Paling kurang 90% sasaran tahunan pembangunan daerah dalam RPJMtercapai setiap tahun pada periode 2011-2015
66 Nilai efektivitas dan efisiensi kerja dari hasil analisis beban kerja palingkurang 0,70
67 Meningkatnya serapan anggaran setiap tahunnya selama periode 2011-2015
68 Meningkatnya kesejahteraan aparatur
69 Opini pengelolaan keuangan daerah paling kurang adalah "WajarDengan Pengecualian"
70 Tidak adanya (zero incident) kasus-kasus penyalahgunaan wewenangdan jabatan
71 Tersedianya basis data dan informasi yang valid dan termutakhirkansetiap tahun
72 Adanya konsistensi antar dokumen perencanaan kabupaten (RPJP,RPJM, Renstra SKPD, RKPD, Renja-SKPD, RTRW)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 141
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
73 Partisipasi Rukun Warga (RW) dalam Musrenbang Desa/Kelurahanmencapai 100% setiap tahunnya
74 Partisipasi desa/kelurahan dalam Musrenbang Kecamatan mencapai100% setiap tahunnya
75 Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang desa/kelurahanterakomodir dalam RKPD
76 Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang kecamatanterakomodir dalam RKPD
77 Meningkatnya jumlah LSM yang aktif
78 Meningkatnya rata-rata jumlah kelompok binaan LPM dan PKK palingkurang 10% setiap tahun
79 Adanya media sosialisasi rencana dan program-program pembangunandaerah
80 Adanya media yang efektif bagi masyarakat untuk menyampaikan kritikdan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan
Misi 5. Mengembangkan perikehidupan yang agamis dan berbudaya melayu
81 Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
82 Meningkatnya angka melek Al-Quran
83 Meningkatnya jumlah grup kesenian Melayu yang aktif
84 Adanya event-event budaya Melayu secara rutin setiap tahun
85 Adanya budaya Melayu yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah Membangun Partisipasi Aktif Masyarakat.Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dilakukandengan cara menumbuhkembangkan lembaga danorganisasi kemasyarakatan, melibatkan peran
86 Tersedianya media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat danminat
87 Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan yang aktif
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 142
No Sasaran
Arah Kebijakan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4Tahun
5
88 Adanya event-event kepemudaan secara rutin setiap tahun masyarakat dalam perencanaan pembangunan,serta membuka kotak pelayanan pengaduanmasyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 143
8. BAB VIII
KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Guna mencapai Visi dan Misi, dengan mempertimbangkan tujuan dan arah
kebijakan yang dirumuskan, maka program dan sasaran pembangunan daerah di
Kabupaten Kepulauan Anambas untuk 2011-2015 adalah sebagai berikut:
8.1. Program per Urusan
1. Urusan Pendidikan:
a. Pendidikan Anak Usia Dini.
b. Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
c. Pendidikan Menengah.
d. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
e. Pendidikan Non Formal.
f. Manajemen Pelayanan Pendidikan.
g. Pendidikan Luar Biasa.
2. Urusan Kesehatan:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat.
b. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
c. Perbaikan Gizi Masyarakat.
d. Pengembangan Lingkungan Sehat.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
f. Standarisasi pelayanan kesehatan.
g. Pelayanan kesehatan penduduk miskin .
h. Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata.
i. Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/ rumah sakit mata.
j. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya.
k. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 144
l. Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
m. Obat dan Perbekalan Kesehatan
3. Urusan Pekerjaan Umum:
a. Program pembangunan jalan dan jembatan.
b. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya.
c. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya.
d. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.
e. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
4. Urusan Penataan Ruang:
a. Perencanaan Tata Ruang.
5. Urusan Perencanaan Pembangunan.
a. Pengembangan data/informasi.
b. Kerjasama pembangunan.
c. Kerjasama Pembangunan (kegiatan koordinasi kerjasama wilayah
perbatasan).
d. Pengembangan Wilayah Perbatasan.
e. Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
f. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
g. Perencanaan Pembangunan Daerah.
h. Pengembangan Wilayah perbatasan.
6. Urusan Perhubungan:
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
b. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.
c. Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan (laut).
d. Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan (udara).
7. Urusan Lingkungan Hidup:
a. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
b. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
c. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
d. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 145
e. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
f. Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan-kawasan
konservasi laut dan hutan.
g. Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut.
8. Urusan Tenaga Kerja:
a. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
b. Kemitraan dengan Dunia Usaha untuk Pemenuhan Kebutuhan Tenaga
Kerja.
9. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah:
a. Program Penciptaan Iklim Usaha-Usaha Kecil Menengah yang Kondusif.
b. Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah.
c. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
10. Urusan Penanaman Modal Daerah:
a. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
b. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.
11. Urusan Kebudayaan:
a. Pengelolaan Kekayaan Budaya.
b. Pengelolaan Keragaman Budaya.
c. Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.
12. Urusan Pemuda dan Olahraga:
a. Peningkatan peran serta kepemudaan.
b. Peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup
pemuda.
c. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga.
13. Urusan Pemerintahan Umum:
a. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.
b. pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten.
c. pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.
d. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH.
e. peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 146
f. Intensifikasi penanganan pengaduan masyarakat.
g. Pengembangan media partisipasi masyarakat.
h. Penataan peraturan perundang-undangan.
i. Penataan Daerah Otonomi Baru.
j. Program pengembangan pulau-pulau kecil dan pulau terdepan.
14. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa:
a. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.
c. Sistem Penanggulangan Kemiskinan.
15. Urusan Statistik:
a. Pengembangan data/informasi/statistik daerah.
16. Urusan Komunikasi dan Informatika:
a. Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa.
17. Urusan Pertanian:
a. Peningkatan Kesejahteraan Petani.
b. Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan).
c. peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan.
d. peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan.
e. Peningkatan produksi pertanian/perkebunan.
f. pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan.
g. peningkatan produksi hasil peternakan.
h. peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan.
i. peningkatan penerapan teknologi peternakan.
18. Urusan Kehutanan:
a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
19. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral:
a. Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.
b. Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.
20. Urusan Pariwisata:
a. Pengembangan Pemasaran Pariwisata.
b. Pengembangan Destinasi Pariwisata.
21. Urusan Kelautan dan Perikanan:
a. Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber
daya kelautan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 147
b. Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan
sumber daya laut.
c. Pengembangan budidaya perikanan.
d. Pengembangan perikanan tangkap.
e. Pengembangan sistem penyuluhan perikanan.
f. Pengembangan sistem penyuluhan perikanan.
g. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan.
h. Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar.
i. Pengembangan industri pengolahan perikanan.
j. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung aktivitas perikanan.
k. Koordinasi pengawasan sumber daya kelautan.
l. Pengelolaan Bahan Muatan Kapal Tenggelam (BMKT)
22. Urusan Perdagangan:
a. Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional.
b. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.
23. Urusan Perindustrian:
a. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
b. Pengembangan sentra-sentra industri potensial.
24. Seluruh Urusan
a. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
b. Peningkatan disiplin aparatur.
c. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 148
9. BAB IX
INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Program-program sebagaimana tersebut pada Bab VIII merupakan
program-program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan pencapaian
sasaran pembangunan daerah atau dengan kata lain program prioritas I.
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program
unggulan (dedicated) Kepala daerah dan amanat/kebijakan nasional yang
definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen).
Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan
publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya
ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.
Bagi program prioritas yang dikategorikan strategis (atau Prioritas I),
menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan kepala daerah pada
tingkat kebijakan.
Suatu urusan menjadi strategis tergantung tujuan dan sasaran
pembangunan dan bagaimana strategi pencapaiannya. Suatu urusan
pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu tahun atau periode dan
sebaliknya, menjadi operasional diperiode berikutnya.
Dalam hal suatu urusan atau program/kegiatan didalamnya menjadi
strategis maka perencanaan, pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih
tinggi intensitasnya dibanding yang operasional. Begitu pula dalam
penganggarannya, harus diprioritaskan terlebih dahulu. Yang demikian karena
suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan temanya karena pengaruhnya
yang sangat luas dan urgent untuk diselenggarakannya sangat tinggi.
Kerangka pendanaan untuk program-program prioritas adalah sebagai
berikut:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 149
1. Program prioritas pada urusan pendidikan mendapatkan alokasi sebesar 16%
terhadap total Belanja Langsung;
2. Pembangunan bandara perintis diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp
200 milyar yang bersumber dari APBD Kabupaten;
3. Pembangunan jembatan Anjor (Antang-Joruan) membutuhkan dana sebesar
Rp 120 milyar yang bersumber dari APBD Kabupaten; dan
4. Pembangunan RSUD Tipe C membutuhkan dana sebesar Rp 90 milyar yang
bersumber dari APBD Kabupaten.
Kerangka pendanaan untuk program-program prioritas lainnya dapat dilihat
padaTabel 94.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 150
Tabel 94. Kebutuhan Pendanaan Program-Program Prioritas 2011-2015
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Urusan Wajib
Urusan Pendidikan:
Pendidikan AnakUsia Dini
Jumlah pesertaPAUD (orang)
701 901 1.187.935.339,00 1000 7.067.091.490,13 1100 7.420.446.064,63 1200 7.791.468.367,86 1300 8.181.041.786,26
Wajib BelajarPendidikan DasarSembilan Tahun
Angka rata-rata lamasekolah (tahun)
5,94 7,12 25.181.989.705,00 8,32 35.632.394.067,86 9,50 37.414.013.771,25 10,69 39.284.714.459,81 11,88 41.248.950.182,80
PendidikanMenengah
Sekolah pendidikanSMP/MTs danSMA/SMK/MA kondisibangunan baik (%)
52,63 67,63 4.315.314.825,00 72,63 17.816.197.033,93 77,63 18.707.006.885,63 82,63 19.642.357.229,91 87,63 20.624.475.091,40
Rasio ketersediaansekolah menengahterhadap pendudukusia sekolahmenengah (2008)
65,69 80,69 85,69 90,69 95,69 100,69
Peningkatan MutuPendidik dan TenagaKependidikan
Jumlah tenagapendidik berkualifikasiS1/D4 (%)
18,66 25 2.232.010.104,00 30 23.754.929.378,57 35 24.942.675.847,50 43 26.189.809.639,88 50 27.499.300.121,87
Tenaga kependidikanberkualifikasipengawas (orang)
19 19 21 22 23 24
Pendidikan NonFormal
Angka melek huruf(%) 2009
81,4 85,40 477.935.100,00 87,40 8.908.098.516,96 89,40 9.353.503.442,81 91,40 9.821.178.614,95 91,40 10.312.237.545,70
Meningkatnya angkamelek Al-Quran
NA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 151
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
ManajemenPelayananPendidikan
Adanya inisiasimenuju berdirinyaperguruan tinggi dikabupaten KepulauanAnambas
Belum Belum 1.799.799.717,00 Ada 1.889.789.825,94 Ada 1.984.279.317,24 Ada 2.083.493.283,10 Ada 2.187.667.947,26
Pendidikan LuarBiasa
Jumlah Sekolah LuarBiasa
0 0 0 1 0 0
Urusan Kesehatan:
Upaya KesehatanMasyarakat
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 13.680.848.000,00 67,67 8.316.114.214,55 67,87 8.919.380.651,55 68,07 13.947.898.801,44 68,27 13.725.241.374,73
Promosi Kesehatandan PemberdayaanMasyarakat
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 562.185.000,00 67,67 341.732.812,89 67,87 366.522.748,56 68,07 629.905.107,16 68,27 564.009.250,18
Perbaikan GiziMasyarakat
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 1.812.397.750,00 67,67 1.101.693.892,89 67,87 1.181.612.822,85 68,07 1.889.715.321,49 68,27 1.818.278.851,26
Persentase balita giziburuk
0 0 0 0 0 0
Persentase balita gizikurang (%)
5,2 4,5 4 3,5 3 <2
PengembanganLingkungan Sehat
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 88.075.000,00 67,67 53.537.745,57 67,87 57.421.473,50 68,07 89.986.443,88 68,27 88.360.797,09
Pencegahan danPenanggulanganPenyakit Menular
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 1.398.200.000,00 67,67 849.917.409,71 67.87 911.572.003,94 68.07 1.112.274.464,17 68,27 1.402.737.059,15
StandarisasiPelayananKesehatan
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 226.575.000,00 67,67 137.727.104,21 67,87 147.718.085,25 68,07 229.465.431,89 68,27 227.310.219,69
PelayananKesehatanPenduduk Miskin
Angka HarapanHidup 2008
67,07 67,47 391.640.000,00 67,67 238.064.407,34 67,87 255.334.043,50 68,07 899.864.438,80 68,27 1.134.857.660,74
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 152
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Pengadaan,Peningkatan Saranadan PrasaranaRumah Sakit/RumahSakit Jiwa/RumahSakit Paru-Paru/Rumah SakitMata
RSUD Tipe C 0 0 3.400.175.750,00 0 90.000.000.000,00 1 2.290.782.307,39 1 3.599.457.755,21 1 4.539.430.642,97
PemeliharaanSarana danPrasarana RumahSakit/Rumah SakitJiwa/Rumah SakitParu-Paru/RumahSakit Mata
RSUD Tipe C 0 0 0 1 10.000.000.000,00 1 10.000.000.000,00 1 10.000.000.000,00
Pengadaan,Peningkatan danPerbaikan Saranadan PrasaranaPuskesmas/Puskesmas Pembantu danJaringannya
Jumlah Puskesmasmenjadi PuskesmasPerawatan
7 10 6.360.588.000,00 12 3.866.381.402,65 14 4.146.855.921,48 15 30.000.000.000,00 17 30.000.000.000,00
Jumlah Pustumenjadi Puskesmas
21 22 22 22 23 23
PeningkatanPelayananKesehatan AnakBalita
Persentase balita giziburuk
0 0 53.875.000,00 0 618.848.521,47 0 663.740.947,55 0 809.877.994,92 0 1.021.371.894,67
Persentase balita gizikurang (%)
5,2 4,5 4 3,5 3 <2%
Urusan PekerjaanUmum:
ProgramPembangunan Jalandan Jembatan
Jembatan antar pulau 0 0 51.497.704.505,00 0 40.000.000.000,00 0 80.000.000.000,00 0 67.489.832.910,21 1 85.114.324.555,72
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 153
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Pengembangan danPengelolaanJaringan Irigasi,Rawa dan JaringanPengairan Lainnya
Penduduk beraksesair minum (jiwa)
5.537 8.306 160.460.675,00 16.612 97.538.493,25 25.649 104.614.117,48 40.695 224.966.109,70 60.992 283.714.415,19
Pengembangan,Pengelolaan, danKonservasi Sungai,Danau dan SumberDaya Air Lainnya
Cakupan penghijauanwilayah sumber mataair
0 0 15 1.719.023.670,75 25 1.843.724.854,29 35 2.249.661.097,01 45 2.837.144.151,86
PengembanganKinerja PengelolaanAir Minum dan AirLimbah
Penduduk beraksesair minum (%)
5.537 8.306 3.013.927.343,00 16.612 1.832.062.165,94 25.649 1.964.963.372,76 40.695 4.049.389.974,61 60.992 5.106.859.473,34
PengembanganWilayah Strategisdan Cepat Tumbuh
Infrastruktur PusatKegiatan Wilayah(PKW) Tarempa
NA - 34.380.473.415,09 36.874.497.085,85 80.000.000.000,00 60.000.000.000,00
Infrastruktur PusatKegiatan Lokal (PKL)Letung
NA
Infrastruktur PusatKegiatan Lokal (PKL)Palmatak
NA
Urusan PenataanRuang
Perencanaan TataRuang
Dokumen RencanaTata Ruang
0 1 520.350.482,00 1 316.303.056,65 1 339,248.270,37 1 1
Dokumen RencanaDetail Tata Ruang
0 0 3 3 3 3
Pemanfaatan Ruang Ketaatan terhadapRTRW
NA 282.796.759,90 171.902.367,08 184.372.485,43 292.455.942,61 283.714.415,19
PengendalianPemanfaatan Ruang
Ketaatan terhadapRTRW
NA 343.804.734,15 368.744.970,86 449.932.219,40 567.428.830.37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 154
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
UrusanPerencanaanPembangunanPengembanganData/Informasi
Basis data daninformasi yang validdan termutakhirkansetiap tahun
NA 5.923.601.470,00 3.600.752.408,47 3.861.957.704,60 4.712.251.931,79 5.942.823.133,73
KerjasamaPembangunan
Pengelolaanperbatasan antarkabupaten
NA 12.246.409.475,00 7.444.168.659,15 7.984.182,539,15 9.602.074.479,23 12.286.148.199,16
PengembanganWilayah Perbatasan
Infrastrukturperbatasan negaradan kabupaten
NA 171.902.367,08 184.372.485,43 899.864.438,80 851.143.245,56
PerencanaanPengembanganWilayah Strategisdan Cepat Tumbuh
Perencanaan PKWTarempa
0 0 1 618.848.521,47
Perencanaan PKLLetung
0 0 1
Perencanaan PKLPalmatak
0 0 1
PeningkatanKapasitasKelembagaanPerencanaanPembangunanDaerah
Ketaatan terhadapdokumen perencananpembangunan
NA 252.252.500,00 153.335.568,15 164.458.816,28 200.668.011,93 253.071.041,35
PerencanaanPembangunanDaerah
PenyelenggaraanMusrenbang (%)
100% 100% 7.379.097.150,00 100% 4.485.497.879,93 100% 4.810.884.262,85 100% 5.870.105.370,19 100% 7.403.041.793,27
Dokumenperencanaanpembangunan daerah(%)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Media komunikasipembangunan antaramasyarakat danpemerintah
1 1 2 2 3 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 155
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
UrusanPerhubunganProgramPembangunanPrasarana danFasilitasPerhubungan
Jumlah orang yangmelalui pelabuhan(naik dan turrun)
Meningkat 10%
Meningkat 20%
343.804.734,15 Meningkat 30%
368.744.970,86 Meningkat 40%
449.932.219,40 Meningkat 50%
567.428.830,37
Jumlah bandaraperintis
0 0 0 1 1 1
ProgramPeningkatanPelayanan Angkutan
Jumlah orang yangmelalui pelabuhan(naik dan turrun)
Meningkat 10%
1.952.995.316,50 Meningkat 20%
1.187.158.289,64 Meningkat 30%
1.273.276.966,35 Meningkat 40%
1.553.616.663,71 Meningkat 50%
1.959.332.646,83
Jumlah bandaraperintis
0 0 0 1 1 1
PembangunanSarana danPrasaranaPerhubungan
Jumlah orang yangmelalui pelabuhan(naik dan turrun)
Meningkat 10%
5.413.298.000,03 Meningkat 20%
70.000.000.000,00 Meningkat 30%
111.000.000.000,00
Meningkat 40%
21.000.000.000,00 Meningkat 50%
6.809.145.964,46
Jumlah bandaraperintis
0 0 0 1 1 1
Urusan LingkunganHidup
PengembanganKinerja PengelolaanPersampahan
Tempat PengolahanSampah Terpadu(TPST)
0 1 1.463.566.400,00 2 1.719.023.670,75 3 1.843.724.854,29 3 3.599.457.755,21 3 3.404.572.982,23
Persentasepenanganan sampah
15 25 40 50 60 70
Peran sertamasyarakat dalampengurangantimbulan sampahrumah tangga
NA
PengendalianPencemaran danPerusakanLingkungan Hidup
Jumlah kasuspencemaran
NA 1.140.008.000,00 692.971.424,98 743.240.864,73 1.151.826.481,67 1.143.707.244,55
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 156
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Perlindungan danKonservasi SumberDaya Alam
Jumlah kawasan-kawasan hutanlindung, suaka alam,suaka alam laut,cagar alam, dan DPL(Daerah PerlindunganLaut)
NA 275.043.787,32 294.995.976,69 584.911.885,22 737.657.479,48
Rehabilitasi danPemulihanCadangan SumberDaya Alam
Luas rehabilitasilingkungan
NA 293.247.100,00 178.254.767,30 191.185.700,61 719.891.551,04 907.886.128,59
Peningkatan Kualitasdan Akses InformasiSumber Daya Alamdan LingkunganHidup
Database sumberdaya alam danlingkungan hidup
NA 479.842.911,10 291.679.905,64 312.838.910,06 494.925.441,34 481.399.967,08
PengembanganEkowisata dan JasaLingkungan diKawasan-KawasanKonservasi Laut danHutan
Jumlah destinasiwisata bahari
NA 3.318.704.737,73 4.049.389.974,61 5.106.859.473,34
Pengelolaan danRehabilitasiEkosistem Pesisirdan Laut
Luas rehabilitasimangrove dan pesisir
NA 171.902.367,08 184.372.485,43 224.966.109,70 283.714.415,19
Luas rehabilitasiterumbu karang
NA
Urusan TenagaKerjaPeningkatan Kualitasdan ProduktivitasTenaga Kerja
Tingkatpengangguranterbuka (%)
18,05 16,05 2.612.569.091,00 15,05 1.588.090.369,41 14,05 1.703.293.407,04 13,05 2.924.559.426,11 12,05 3.688.287.397,41
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 157
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Kemitraan denganDunia Usaha untukPemenuhanKebutuhan TenagaKerja
Jumlah kemitraan NA 206.282.840,49 221.246.982,52 269.959.331,64 340.457.298,22
Urusan Koperasidan Usaha KecilMenengah
Program PenciptaanIklim Usaha-UsahaKecil Menengahyang Kondusif
Sertifikasi produkUMKM
6 20 20 687.609.468,30 25 737.489.941,72 25 899.864.438,80 30 1.134.857.660,74
Nilai produksi UMKM(juta rupiah)
17.395,2
4
17,917.10
18,454.61
19,008.2
5
19,578.50
20,165.8
5
PengembanganKewirausahaan danKeunggulanKompetitif UsahaKecil Menengah
Jumlahwirausahawan danUMKM
NA 859.511.835,38 921.862.427,15 1.124.830.548,50 1.418.572.075,93
PengembanganSistem PendukungUsaha Bagi UsahaMikro KecilMenengah
Jumlah kreditproduktif yangdikucurkan kepadaUMKM
NA 1.194.661.700,00 1.031.414.202,45 1.106.234.912,58 1.349.796.658,20 1.702.286.491,11
Penggunaanteknologi informasiuntuk menunjangaktivitas usaha danpemasaran UMKM
Belumada
Belumada
Ada Ada Ada Ada
Urusan PenanamanModal Daerah
Peningkatan Promosidan KerjasamaInvestasi
Jumlah kerjasamainvestasi PMA danPMDN
NA 275.043.787,32 294.995.976,69 359.945.775,52 453.943.064,30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 158
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Peningkatan IklimInvestasi danRealisasi Investasi
Jumlah nilai investasiPMA dan PMDN
NA 515.707.101,23 553.117.456,29 674.898.329,10 851.143.245,56
UrusanKebudayaanPengelolaanKekayaan Budaya
Jumlah destinasiwisata budaya
NA 781.052.525,00 474.774.809,68 509.215.859,96 621.330.838,75 783.586.984,66
Jumlah grup kesenianyang aktif
NA
Penyelenggaraanfestival seni danbudaya
NA 1 1 1 1 1
PengelolaanKeragaman Budaya
Jumlah destinasiwisata budaya
NA 694.144.475,00 421.946.412,64 452.555.192,46 552.195.089,39 696.396.924,25
Jumlah grup kesenianyang aktif
8 8 11 13 13 13
Penyelenggaraanfestival seni danbudaya
2 3 3 3 3 3
PengembanganKerjasamaPengelolaanKekayaan Budaya
Jumlah kerjasamapengelolaankekayaan budaya
NA 343.804.734,15 368.744.970,86 449.932.219,40 567.428.830,37
Urusan Pemudadan Olahraga
Peningkatan PeranSerta Kepemudaan
Jumlah organisasipemuda yang aktif(Karang Taruna danorganisasikepemudaan)
34 37 1.309.520.000,00 37 796.011.905,57 37 853.756.093,98 37 1.041.729.120,53 37 1.313.769.298,88
Jumlah kegiatan(events) kepemudaanskala kabupaten
1 2 3 3 3 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 159
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Peningkatan UpayaPenumbuhanKewirausahaan danKecakapan HidupPemuda
Jumlahwirausahawan muda
NA 687.609,468,30 737.489.941,72 899.864.438,80 1.134.857.660,74
Jumlahpenyelenggaraanpelatihan kecakapanhidup
NA
Peningkatan Saranadan PrasaranaOlahraga
Jumlah saranaolahraga yangdibangun Pemda
0 5 5 1.719.023.670,75 5 1.843.724.854,29 5 2.249.661.097,01 6 2.837.144.151,86
Jumlah kegiatanolahraga
NA
UrusanPemerintahanUmumPeningkatan danPengembanganPengelolaanKeuangan Daerah
Persentase serapananggaran
25 90 8.734.255.503,00 91 5.309.251.761,44 92 5.694.394.787,46 94 8.638.698.612,51 95 8.762.597.538,34
Opini pengelolaankeuangan daerah
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecualian
WajarDenganPengecu
alian
Pembinaan danFasilitasiPengelolaanKeuanganKabupaten
Opini pengelolaankeuangan daerah
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecu
alian
WajarDenganPengecu
alian
171.902.367,08 WajarDenganPengecu
alian
184.372.485,43 WajarDenganPengecualian
224.966.109,70 WajarDenganPengecu
alian
283.714.415,19
Pembinaan danFasilitasiPengelolaanKeuangan Desa
Kasuspenyalahgunaanwewenang danjabatan
NA 3-7% 321.655.000,00 2-6% 195.522.946,95 1-5% 209.706.546,22 <3% 337.449.164,55 <2% 322.698.747,50
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 160
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Peningkatan SistemPengawasan Internaldan PengendalianPelaksanaanKebijakan KDH
Kasuspenyalahgunaanwewenang danjabatan
NA 3-7% 100.287.500,00 2-6% 60.961.301,84 1-5% 65.383.548,38 <3% 134.979.665,82 <2% 170.228.649,11
PeningkatanProfesionalismeTenaga Pemeriksadan AparaturPengawasan
Jumlah pelatihantenaga pemeriksadan aparaturpengawasan
NA 837.395.000,00 509.023.451,08 545.948.961,70 854.871.216,86 840.112.286,97
IntensifikasiPenangananPengaduanMasyarakat
Jumlah pengaduanmasyarakat yangditangani
NA 68.760.946,83 73.748.994,17 179.972.887,76 226.971.532,15
PengembanganMedia PartisipasiMasyarakat
Media komunikasiyang efektif bagimasyarakat untukmenyampaikan kritikdan evaluasiterhadappelaksanaanpembangunan
1 1 2 110.017.514,93 2 117.998.390,67 3 143.978.310,21 4 181.577.225,72
Penataan PeraturanPerundang-Undangan
Harmonisasiperaturan perundang-undangan
NA 5.955.413.150,00 3.620.089.628,00 3.882.697.682,00 5.984.098.518,00 5.974.738.040,00
Konsistensi dankeselarasan antardokumenperencanaankabupaten (RPJP,RPJM, RenstraSKPD, RKPD, Renja-SKPD, RTRW)
NA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 161
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Penataan DaerahOtonomi Baru
Pengelolaanperbatasan antarkabupaten
309.424.260,74 331.870.473,77
ProgramPengembanganPulau-Pulau Kecildan Pulau TerdepanUrusanPemberdayaanMasyarakat danDesa
PeningkatanKeberdayaanMasyarakatPerdesaan
Jumlah lembaga danorganisasimasyarakatperdesaan yang aktif
NA 2.879.075.000,00 1.750.090.091,80 1.877.044.891,47 2.879.566.204,17 2.888.417.392,76
Rata-rata jumlahkelompok binaanLPM
0 0 10 15 20 36
PeningkatanPartisipasiMasyarakat dalamMembangun Desa
Jumlah lembaga danorganisasimasyarakatperdesaan yang aktif
NA 171.902.367,08 184.372.485,43 224.966.109,70 283.714.415,19
Rata-rata jumlahkelompok binaanLPM
0 0 10 15 20 36
Program SistemPenanggulanganKemiskinan
Angka kemiskinan
Urusan Statistik
PengembanganData/Informasi/Statistik Daerah
Buku "KabupatenDalam Angka"
Ada Ada 421.927.075,00 ada 343.804.734,15 ada 368.744.970,86 ada 539.918.663,28 ada 680.914.596,45
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 162
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Urusan Komunikasidan Informatika
PengembanganKomunikasi,
Informasi, dan MediaMassa
Coverage areatelekomunikasiseluler (%)
70% 80% 4.395.752.358,00 90% 2.672.025.788,75 100% 2.865.859.523,54 100% 4.499.322.194,01 100% 4.410.016.260,47
Akses masyarakatperdesaan terhadapkomunikasi,informasi, dan mediamassa
NA
Warnet di setiapkecamatan
Belum Belum Ada Ada Ada Ada
Urusan Pertanian
PeningkatanKesejahteraanPetani
Nilai Tukar Petani(data Provinsi Kepriper Juni 2011)
103,88 103,88 >105,88 343.804.734,15 >108,88 368.744.970,86 >110,88 449.932.219,40 >113,88 567.428.830,37
PeningkatanKetahanan Pangan(pertanian/perkebunan)
Indeks Swasembada(beras)
0,04 0,06 2.796.031.082,00 0,08 1.699.610.566,93 0,10 1.822.903.487,70 0,15 2.789.579.760,29 0,20 2.805.104.003,18
Regulasi ketahananpangan
Tidakada
Tidak ada Ada Ada Ada Ada
Ketersediaan panganutama
NA
PeningkatanPemasaran HasilProduksiPertanian/Perkebunan
Volume perdaganganprodukpertanian/perkebunan
NA 594.732.281,45 637.875.270,49 778.317.424,87 981.569.505,38
PeningkatanPenerapan TeknologiPertanian/Perkebuna
Jumlah diseminasiteknologi tepat gunapertanian/perkebunan
NA 5.157.071.012,26 5.531.174.562,88 6.748.983.291,02 8.511.432.455,57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 163
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
n Tingkat mekanisasipertanian/perkebunan
NA
PeningkatanProduksiPertanian/Perkebunan
Nilai produksipertanian/perkebunan
NA 3.559.521.902,00 2.163.710.223,68 2.320.669.799,23 3.599.457.755,21 3.571.072.296,36
Indeks Swasembada(beras)
0,04 0,06 0,08 0,10 0,15 0,20
PemberdayaanPenyuluhPertanian/Perkebunan Lapangan
Cakupan penyuluhankelompok tani
NA 800.000.000,00 800.000.000,00 800.000.000,00 800.000.000,00
PeningkatanProduksi HasilPeternakan
Nilai produksipeternakan
701.199.996,00 426.235.219,77 457.155.117,66 719.891.551,04 703.475.339,91
Indeks Swasembada(beras)
0,04 0,06 0,08 0,10 0,15 0,20
PeningkatanPemasaran HasilProduksi Peternakan
Volume perdaganganproduk peternakan
NA 978.394.684,50 594.732.281,45 637.875.270,49 989.850.882,68 981.569.505,38
PeningkatanPenerapan Teknologi
Peternakan
Jumlah diseminasiteknologi tepat gunapertanian/perkebunan
NA 2.406.633.139,06 2.581.214.796,01 3.149.525.535,81 3.972.001.812,60
Tingkat mekanisasipertanian/perkebunan
NA
Urusan Kehutanan
Rehabilitasi Hutandan Lahan
Luas hutan yangdirehabilitasi (hektar)
0 0 500 1.031.414.202,45 1.500 1.106.234.912,58 1.500 1.349.796.658,20 1.500 1.702.286.491,11
Urusan Energi danSumber DayaMineral
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 164
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Pembinaan danPengawasan BidangPertambangan
Kontribusi sektorpertambanganterhadap PDRB
>60% >60% >60% 687.609.468,30 >60% 737.489.941,72 >60% 899.864.438,80 >60% 1.134.857.660,74
Pembinaan danPengembanganBidangKetenagalistrikan
Persentase rumahtangga yangmenggunakan listrikPLN
45 55 6.052.375.374,00 67 8.595.118.353,77 80 9.218.624.271,46 90 11.248.305.485,03 100 14.185.720.759,29
Urusan Pariwisata
PengembanganPemasaranPariwisata
Jumlah wisatawanmancanegara dannusantara
NA 881.622.525,00 535.907.833,49 574.783.587,35 899.864.438,80 884.483.327,13
Kontribusi sektorpariwisata terhadapPDRB
NA
PengembanganDestinasi Pariwisata
Jumlah destinasipariwisata
NA 1.118.721.000,00 790.750.888,55 848.113.432,97 1.214.816.992,38 1.122.351.169,75
Urusan Kelautandan Perikanan
PemberdayaanMasyarakat dalamPengawasan danPengendalianSumber DayaKelautan
Jumlah Pokmaswas NA 130.681.000,00 79.436.459,03 85.198.927,94 134.979.665,82 131.105.050,51
Aktivitas Pokmaswas NA
PeningkatanKesadaran danPenegakan HukumdalamPendayagunaanSumber Daya Laut
Jumlah kasuspenangkapan ikanilegal
11 <11 885.020.000,00 <10 537.973.041,01 <10 576.998.608,88 <10 899.864.438,80 <10 887.891.826,70
PengembanganBudidaya Perikanan
Nilai produksiperikanan budidaya(kg) 2009
NA 397.650 2.292.509.535,00 400.000 1.393.537.237,68 420.000 1.494.627.028,24 450.000 2.384.640.762,83 500.000 2.299.948.564,72
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 165
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Jumlah pembudidayaikan (orang)
1547 1.600 1.650 1.700 1.750 1.800
Produktivitasperikanan budidaya
NA
PengembanganPerikanan Tangkap
Nilai produksiperikanan tangkap(kg) 2009
7.186.000
7.220.000
2.364.411.247,00 7.250.000
1.437.243.800,98 7.300.000 1.541.504.147,17 7.350.000
2.339.647.540,89 7.450.000
2.372.083.592,64
Armada tangkap NA
Produktivitasperikanan tangkap(cost per unit ratio)
NA
PengembanganSistem PenyuluhanPerikanan
Kelembagaanpemerintah daerahyang khususmenanganipenyuluhan danpembinaan petanidan nelayan
Tidakada
Ada 672.960.000,00 Ada 687.609.468,30 Ada 737.489.941,72 Ada 899.864.438,80 ada 1.134.857.660,74
OptimalisasiPengelolaan danPemasaran ProduksiPerikanan
Nilai perdaganganproduksi perikanan
NA 1.031.414.202,45 1.106.234.912,58 1.349.796.658,20 1.702.286.491,11
PengembanganKawasan BudidayaLaut, Air Payau danAir Tawar
Luas kawasanbudidaya
NA 1.719.023.670,75 1.843.724.854,29 2.249.661.097,01 2.837.144.151,86
PengembanganIndustri PengolahanPerikanan
Jumlah industripengolahanperikanan
NA 6.876.094.683,02 7.374.899.417,17 8.998.644.388,03 11.348.576.607,43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 166
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Penyediaan Saranadan PrasaranaPendukung AktivitasPerikanan
Jumlah SPDN NA 446.946.154,40 479.368.462,12 584.911.885,22 737.657.479,48
KoordinasiPengawasanSumber DayaKelautan
Jumlah kasuspenangkapan ikanilegal
11 <11 <10 103.141.420,25 <10 110.623.491,26 <10 134.979.665,82 <10 170.228.649,11
Aktivitas Bakorla NA
UrusanPerdaganganPeningkatanKerjasamaPerdaganganInternasional
Jumlah kerjasamaperdaganganinternasional
NA 584.468.048,06 626.866.450,46 1.079.837.326,56 1.361.829.192,89
Peningkatan danPengembanganEkspor
Volume eksporproduk UMKM
NA 653.228.994,89 700.615.444,63 1.304.803.436,26 1.418.572.075,93
UrusanPerindustrianPengembanganIndustri Kecil danMenengah
Kontribusi industrikecil dan menengahterhadap PDRB
NA 1.244.607.700,00 1.031.414.202,45 1.106.234.912,58 1.349.796.658,20 1.702.286.491,11
Jumlah kreditproduktif yangdikucurkan kepadaindustri kecil danmenengah
NA
PengembanganSentra-SentraIndustri Potensial
Jumlah sentra industripotensial
NA 1.753.404.144,17 1.880.599.351,38 2.294.654.318,95 2.893.887.034,89
Seluruh Urusan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 167
Bidang UrusanPemerintah Daerah
Indikator KinerjaKondisiKinerjaAwal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2011 2012 2013 2014 2015
Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp) Target (Rp)
Peningkatan Saranadan PrasaranaAparatur
Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)terhadap pelayananpublik paling kurangberkategori “baik”dengan nilai indeks >3,00
NA 45.097.971.073,00 >3,00 27.413.496.465,08 >3,00 29.402.122.632,52 >3,00 35.875.641.260,58 >3,00 45.244.310.768,41
Pembangunansarana dan prasaranaperkantoran yangmemadai
NA
Peningkatan DisiplinAparatur
Nilai efektivitas danefisiensi kerja darihasil analisis bebankerja paling kurang0,70
NA >0,70 >0,70 687.609.468,30 >0,70 737.489.941,72 >0,70 899.864.438,80 >0,70 1.134.857.660,74
PeningkatanKapasitas SumberDaya Aparatur
Pelatihan sumberdaya aparatur
NA 11.756.067.000,00 7.146.106.431,84 7.664.498.321,90 9.352.004.808,48 11.794.214.597,84
Jumlah 265.958.904.873,03 475.097.055.943,22
498.797.800.793,36
523.724.722.113,06
549.949.912.049,75
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 168
10. BAB X
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam
memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Indikator
kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil
indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau
kompositnya (impact).
Perumusan indikator program-program prioritas dapat dilihat padaTabel 95.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 169
Tabel 95. Indikator Program-Program Prioritas
NoIndikator Kinerja
Pembangunan Daerah
Kondisi
Kinerja pada AwalPeriode RPJMD
Thn 0
Target Capaian Setiap TahunKondisi Kinerja
pada akhirperiode RPJMD
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pertumbuhan PDRB 2008 1.943.686,60 2.293.550,19 2.410.171,38 2.526.792,58 2.643.413,78 2.760.034,97 2.760.034,97
1.2. Laju inflasi provinsi
1.3. PDRB per kapita 2008 6.493.555,68 7.467.589,03 7.792.266,82 8.116.944,60 8.441.622,38 8.766.300,17 8.766.300,17
Fokus Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
1.1. Angka melek huruf 2008 89,62 90,61 90,97 91,32 91,68 92,04 92,04
1.2. Angka rata-rata lamasekolah
2010 5,94 7,128 8,316 9,504 10,692 11,88 11,88
2. Kesehatan
2.1. Angka usia harapan hidup 2008 67,07 67,47 67,67 67,87 68,07 68,27 68,27
2.2. Persentase balita giziburuk
2010 < 2% < 2% < 2% < 2% < 2% < 2% < 2%
2.3 Persentase balita gizikurang
2010 NA <1% <1% <1% <1% <1% <1%
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah grup kesenian yang 2010 8 8 11 13 13 13 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 170
aktif
2 Pemuda dan Olahraga
2.1 Jumlah sarana olahragayang dibangun Pemda
2010 0 5 5 5 5 6 26
ASPEK PELAYANAN UMUM
Fokus Pelayanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1.1. Pendidikan dasar:
1.1.1. Angka partisipasi sekolah 2009 96,72 97,12 97,32 97,52 99,52 99,72 99,72
1.1.2. Rasio ketersediaansekolah dasar terhadappenduduk usia sekolahdasar
2008 141,10 165,10 173,10 181,10 189,10 197,10 197,10
1.2 Pendidikan menengah
1.2.1 Angka partisipasi sekolah 2009 92,37 94,37 95,37 96,37 97,37 98,37 98,37
1.2.2 Rasio ketersediaansekolah menengahterhadap penduduk usiasekolah menengah
2008 65,69 80,69 85,69 90,69 95,69 100,69 100,69
1.2.3 Penduduk yang berusia>15 Tahun melek huruf
2009 81,40 85,40 87,40 87,40 89,40 91,40 91,40
1.3 Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD)
1.3.1. Jumlah siswa PAUD 2009 701 900 1000 1100 1200 1300 1300
1.4 Fasilitas pendidikan
1.4.1 Sekolah pendidikan SD/MI 2008 33,33 48,33 53,33 58,33 63,33 68,33 68,33
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 171
kondisi bangunan baik
1.4.2. Sekolah pendidikanSMP/MTs danSMA/SMK/MA kondisibangunan baik
2008 52,63 67,63 72,63 77,63 82,63 87,63 87,63
1.5 Angka kelulusan
1.5.1 Guru yang memenuhikualifikasi S1/D IV
18,66% 25% 30% 35% 43% 50% 50%
1.5.2 Tenaga kependidikanberkualifikasi pengawas(orang)
2011 19 19 21 22 23 24 24
2. Kesehatan
2.1 Jumlah Rumah SakitUmum Daerah
2009 0 0 0 1 1 1 1
2.2 Puskesmas menjadiPuskesmas Perawatan
2009 7 10 12 14 15 17 17
2.3 Pustu menjadi Puskesmas 2009 21 22 22 22 23 23 23
2.4 Cakupan gizi burukmendapat perawatan
2010 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2.5 Cakupan gizi kurangmendapat perawatan
2010 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Perumahan
3.1 Rumah tangga penggunaair bersih (%)
2008 13,21 31,21 37,21 43,21 49,21 55,21 55,21
4 PerencanaanPembangunan
4.1 Tingkat partisipasi RukunWarga dalam Musrenbang
2010 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 172
Desa/Kelurahan
4.2 Tingkat partisipasiDesa/Kelurahan dalamMusrenbang Kecamatan
2010 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4.3 Penjabaran hasilMusrenbangdesa/kelurahan ke dalamRKPD
2010 10% 10% 10% 15% 20% 30% 30%
4.4 Penjabaran hasilMusrenbang kecamatan kedalam RKPD
2010 10% 10% 10% 15% 20% 30% 30%
4.5 Penjabaran sasaranRPJMD ke dalam Renstra-SKPD
2010 Tidak ada 80% Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 80%
4.6 Penjabaran programRPJMD ke dalam RKPD
2010 0 30% 80% 85% 100% 100% 100%
4.7 Penjabaran RKPD kedalam Renja-SKPD
2010 0 30% 80% 85% 100% 100% 100%
4.8 Ketersediaan databaseperencanaanpembangunan (dokumen)
2010 6 7 15 50 60 71 71
5 Perhubungan
5.1 Jumlah bandara 2010 1 1 1 1 1 2 2
5.2 Jembatan antar pulau 2010 0 0 0 0 0 1 1
6 Lingkungan Hidup
6.1 Cakupan penghijauanwilayah sumber mata air(%)
2010 0 0 15 25 35 45 45
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 173
6.2. Persentase penanganansampah
2010 15 25 40 50 60 70 70
6.3 Tempat pengolahansampah terpadu di pulau-pulau padat
2010 0 0 2 1 0 0 3
6.4. Jumlah masyarakatmelakukan kegiatan daurulang sampah domestik
2010 0 0 10 20 25 35 35
7 Kependudukan danCatatan Sipil
7.1 Rasio penduduk ber-KTP 2010 90% 92% 94% 96% 98% 100% 100%
7.2 Rasio penduduk ber-aktekelahiran
2010 70% 70% 75% 80% 85% 90% 90%
8 Koperasi, Usaha Kecil, danMenengah
8.1 Sertifikasi produk UMKM 2010 6 20 25 25 30 106
8.2 Penggunaan teknologiinformasi untuk menunjangaktivitas usaha danpemasaran UMKM
2010 Belum Ada Belum Ada Ada Ada Ada Ada Ada
9 Ketenagakerjaan
9.1 Tingkat pengangguranterbuka
2009 18,05 16,05 15,05 14,05 13,05 12,05 12,05
10 Penanaman Modal
10.1 Jumlah nilai investasiberskala nasional (PMDNdan PMA)
2010 NA
10.2 Rasio daya serap tenaga 2010 NA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 174
kerja PMDN dan PMA
11 Kebudayaan
11.1 Penyelenggaraan festivalseni dan budaya
2010 2 3 3 3 3 3 3 festival pertahun
11.2 Budaya Melayu yangmenjadi obyek wisata danidentitas daerah
2010 Belum Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
12 Kepemudaan danOlahraga
12.1 Jumlah organisasi pemudayang aktif (Karang Tarunadan organisasikepemudaan)
2011 34 37 37 37 37 37 37
12.2 Jumlah kegiatan (events)kepemudaan skalakabupaten
2010 1 2 3 3 3 3 3
12.3 Jenis media penyaluranbakat dan minat pemuda
2010 olahraga Olahraga danlifeskill
Olahraga danlifeskill
Olahraga danlifeskill
Olahraga danlifeskill
Olahraga danlifeskill
Olahraga danlifeskill
13 Otonomi Daerah,Pemerintahan Umum,Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah,Kepegawaian danPersandian
13.1 Pertumbuhan ekonomi 2010 5,0-6,0% 5,0-6,0% 6,0-7,0% 6,0-7,0% 7,0-7,7% 7,0-7,7%
13.2 Media sosialisasi rencanadan program pemerintahdaerah
2010 1 1 2 2 3 4
13.3 Media bagi masyarakat 2010 1 1 2 2 3 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 175
untuk menyampaikansaran dan evaluasipelaksanaanpembangunan
13.4 Opini pengelolaankeuangan daerah
2010 Wajar DenganPengecualian
Wajar DenganPengecualian
Wajar DenganPengecualian
Wajar DenganPengecualian
Wajar TanpaPengecualian
Wajar TanpaPengecualian
Wajar TanpaPengecualian
13.5 Kasus penyalahgunaanwewenang dan jabatan
2010 Belumdiketahui
3-7% 2-6% 1-5% <3% <2% <2%
13.6 Persentase serapananggaran
2010 25% 90% 91% 92% 94% 95% 95%
13.7 Nilai efektivitas danefisiensi kerja dari hasilanalisis beban kerja
2010 Belumdiketahui
Belumdiketahui
>0,70 >0,70 >0,70 >0,70 >0,70
13.8 Cakupan sarana prasaranaperkantoran pemerintahandaerah yang baik (%)
2010 45 45 50 65 72 72 72
13.9 Indeks KepuasanMasyarakat
2010 NA >3,00 >3,00 >3,00 >3,00 >3,00 >3,00
14 Pemberdayaan Masyarakatdan Desa
14.1 Rata-rata jumlah kelompokbinaan LPM
2010 0 0 10 15 20 36 81
14.2 Jumlah organisasi wanitayang dibina
2010 10 10 15 20 30 40 40
14.3 Jumlah LSM yang aktif 2010 20 20 20 20 20 20 20
15 Komunikasi danInformatika
15.1 Coverage area jaringanseluler
2010 70% 80% 90% 100% 100% 100% 100%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 176
15.2 Jumlah masyarakatpengakses hotspot Pemda
2010 1.076 1.323 1.628 2.002 2.463 3.029 3.029
15.3 Warnet di setiapkecamatan
2010 Belum Belum Ada Ada Ada Ada Ada
Fokus Pelayanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
1.1. Indeks Swasembada(beras)
2010 0,04 0,06 0,08 0,10 0,15 0,20 0,20
1.2. Kontribusi sektor pertanianterhadap PDRB
2008 358.044,85 379.527,54 386.688,44 393.849,34 401.010,23 408.171,13 408.171,13
1.3. Penggunaan teknologiinformasi untuk menunjangaktivitas usaha danpemasaran petani dannelayan
2010 Belum ada Belum ada Ada Ada Ada Ada Ada
1.4. Kelembagaan pemerintahdaerah dengan tugaspenyuluh dan pembinapetani dan nelayan
2010 Belum ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
2. Kehutanan
2.1. Rehabilitasi hutan (ha) 2010 0 0 500 1.500 1.500 1.500 5000 ha
2.2. Penetapan kawasan hutalindung (ha)
2010 0 0 3.000 0 0 0 3.000 ha
3 Pariwisata
3.1 Pembangunan destinasiwisata di pulau tidakberpenghuni
2010 1 4 4 4 4 4 4
3.2 Kunjungan wisata (orang) 2010 NA 750-1.500 1.500-2.000 1.800-2.300 2.000-2.500 2.300-2.800 2.300-2.800
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 177
4 Kelautan dan Perikanan
4.1 Jumlah kasus illegal fishing 2010 11 <11 <10 <10 <10 <10 <10
4.2 Cakupan bina kelompoknelayan
2010 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4.3 Modernisasi alat tangkapnelayan (unit)
2010 210 575 395 650 1.030 870 3730
4.4 Penyediaan alat bantubudidaya (unit)
2010 0 11 120 400 450 550 1.531
5 Perdagangan
5.1 Nilai produksi UMKM (jutarupiah)
2010 17.395,24 17,917.10 18,454.61 19,008.25 19,578.50 20,165.85 20,165.85
6 Perindustrian
6.1 Pertumbuhan industri kecil(unit)
2010 114 20 20 20 20 20 214
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Pertanian
1.1 Nilai tukar petani Juni 2011(ProvinsiKepri)
103,88 103,88 >105,88 >108,88 >110,88 >113,88 >113,88
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Perhubungan
1.1. Jumlah orang yang melaluiPelabuhan Terempa (naikdan turun)
2010 25.952 27.250 28.612 31.473 34.621 38.928 38.928
2 Komunikasi dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 178
Informatika
2.1 Rasio ketersediaan dayalistrik (%)
2010 45 55 67 80 90 100 100
ASPEK MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS
1 Prevalensi balita gizi buruk(%)
2010 0 0 0 0 0 0 0
2 Prevalensi balita gizikurang (%)
2010 5.2 4.5 4 3.5 3 <2 <2
3 Angka Partisipasi Murni(APM) Sekolah Dasar
2010 88,31 88,60 89,00 89,50 90,00 90,50 90,50
4 Angka Partisipasi Kasar(APK) SMP/MTs
2010 98,31 98,50 98,70 98,90 99,10 99,30 99,30
5 Angka Melek Hurufpenduduk usia 15-24 tahun
2008 98,06% 98,30% 98,60% 98,90% 99,20% 99,50% 99,50%
6 Angka kematian balita 2010 20 18 15 10 5 0 0
7 Angka kematian bayi (AKB) 2010 18 15 13 10 5 0 0
8 Angka Kematian Neonatal 2010 20.6 18 15 12 9 6
9 Persentase anak usia 1tahun yang diimunisasicampak (%)
2010 NA 80 85 90 95 100 100
10 Angka kematian ibu 2010 8 7 6 5 4 2
11 Proporsi kelahiran yangditolong tenaga kesehatanterlatih (%)
70 75 80 85 85 85
12 Cakupan pelayananAntenatal ( sedikitnya satukali kunjungan dan empatkali kunjungan)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 179
- 1 Kunjungan (%) 2010 91.84 92 92 92 92 92 92
- 4 Kunjungan (%) 2010 73.17 74 75 78 80 82 82
13 Proporsi jumlah pendudukusia 15-24 tahun yangmemiliki pengetahuankomperhensif tentangHIV/AIDS
2010 NA 65 70 75 80 85 85
14 Angka kejadian Malaria 2010 NA 1 1 1 1 1
15 Proporsi anak balita yangtidur dengan kelambuberinsektisida (%)
40 50 60 70 80
16 Tingkat prevalensiTuberkulosis
2010 NA 60 55 50 45 40
17 Tingkat Kematian karenaTuberkulosis
10 10 5 3 1
18 Proporsi jumlah kasusTuberkulosis yangterdeteksi dan diobatidalam program DOTS
2010 NA 60 55 50 45 40
19 Proporsi jumlah kasusTuberkulosis yangterdeteksi dalam programDOTS
2010 NA 60 55 50 45 40
20 Proporsi kasusTuberkulosis yang diobatidan sembuh dalamprogram DOTS
2010 NA
48 44 40 36 32
21 Jumlah jiwa dengan aksesberkelanjutan terhadap air
2010 5.537 8.306 16.612 25.649 40.695 60.992 60.992
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 180
minum layak (perkotaandan perdesaan)
22 Jumlah jiwa dengan aksesberkelanjutan terhadapsanitasi dasar (perkotaandan perdesaan)
2010 3.324 9.967 19.939 29.901 39.868 59.802 59.802
23 Jumlah jiwapada rumahtangga kumuh perkotaan
2010 20.330 15.248 12.198 10.165 8.713 7.624 7.624
24 Jumlah jiwa mengakses AirMinum Perpipaan
2010 16.612 26.649 37.695 40.316 45.651 60.992 60.992
25 Jumlah jiwa mengaksesSumber Air Minum Non-Perpipaan Terlindung
2010 44.360 35.768 23.156 16.850 11.805 8.021 8.021
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 181
11. BAB XI
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
11.1. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi
kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD 2011-2015 menjadi
pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah
kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan
umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya (2015-2020).
Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang
tidak terpisahkan dari RPJMD kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
hasil pemilukada pada periode berikutnya.
Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah
pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode
RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun
pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan.
11.2. Kaidah Pelaksanaan
Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD, maka
diperlukan:
1. konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan
RPJMD;
2. pemantauan dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD;
3. penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan
mengevaluasi RPJMD;
4. penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government
stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD.
Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJM ini dapat dicapai selama
ada sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk
dunia usaha. Oleh karena itulah SKPD, serta masyarakat termasuk dunia
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 182
usaha,berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD
dengan sebaik-baiknya.
Dalam proses pelaksanaannya, dimungkinkan dilakukan perubahan RPJMD
sepanjang terjadi perubahan-perubahan yang mendasar mencakup antara lain
terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial
budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan.
Termasuk perubahan kebijakan ini adalah kebijakan nasional dan kebijakan
daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah yang menjadi acuan penyusunan
RPJMD. Perubahan RPJMD tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah,
kecuali perubahan pada capaian sasaran tahunan yang tidak mengubah target
pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka menengah, perubahannya
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 183
12. BAB XII
PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2011-2015 adalah dokumen perencanaan daerah
yang menjadi satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Salah satu wujud dari kesatuan ini adalah telah diselaraskannya RPJMD
Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015 dengan RPJM Nasional 2010-2014.
Hal ini dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama Menteri
Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun
2010; Nomor: 0199/M PPN/04/2010; Nomor: PMK 95/PMK 07/2010 tentang
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-
2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 229).RPJMD ini
juga disusun dengan mengintegrasikan antara rencana tata ruang wilayah
(RTRW) dengan rencana pembangunan daerah.
Proses penyusunan RPJMD ini dilakukan bersama para pemangku
kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, melalui
proses-proses teknokratis, partisipatif, politis, serta top-down dan bottom-up.
Beberapa instrumen yang digunakan antara lain adalah pelibatan tim ahli,
serangkaian diskusi kelompok terfokus, hingga penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Melalui rangkaian proses tersebut
maka RPJMD telah menjabarkan visi dan misi Bupati ke dalam tujuan, sasaran
yang terukur, strategi, kebijakan, dan program-program pembangunan daerah
yang dijalankan selama masa jabatan Bupati.
Pada akhirnya, keseluruhan proses hingga tersusunnya dokumen RPJMD
ini ditujukan untuk mewujudkan sinergitas dan keterpaduan pembangunan antar
sektor pemerintahan, antar elemen masyarakat dan antar hirarki pemerintahan.
Melalui sinergitas dan keterpaduan ini, maka visi dan misi Bupati tidak hanya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Kep. Anambas 184
menjadi janji politik namun mewujud menjadi realita di akhir periode perencanaan
dan menentukan wajah Kabupaten Kepulauan Anambas pada 2015.