naskah publikasijurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1...

33
1 PERUBAHAN TRADISI GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA KIABU KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NASKAH PUBLIKASI Oleh: ERMAWATI NIM : 110569201042 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

1

PERUBAHAN TRADISI

GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA KIABU

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

ERMAWATI

NIM : 110569201042

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

2

ABSTRAK

Di Kabupaten Anambas terdapat sebuah desa yaitu desa Kiabu.Dilihat dari

masyarakat yang homogen, diketahui bahwa sejak zaman nenek moyang

masyarakat desa Kiabu memegang teguh tradisi gotong royong.Budaya gotong

royong yang terdapat di desa Kiabu lebih bersifat kepada tolong menolong.

Adapun fenomena gotong royong yang dapat dilihat pada masyarakat desa Kiabu

yaitu gotong royong bersih lingkungan, gotong royong dalam acara nikahan,

gotong royong mmbnagun rumah, serta gotong royong dalam memperingati hari

besar islam. Perkembangan yang terjadi pada desa Kiabu berdampak pada

perubahan, terutama terjadinya pada tradisi gotong royong.Perubahan tradisi

dalam masyarakat bisa terjadi di tandai dengan bergesernya budaya yang dari dulu

sudah ada di dalam masyarakat.

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui factor penyebab dari perubahan

tradisi gotong royong yang biasa dilakukan oleh masyarakat desa Kiabu

Kabupaten Anambasmenggunakan teori perubahan dan evolusi Herbert Spencer

yaitu bentuk perubahan dalamubah ansur, memegang pada andaian bahwa

perubahan boleh dijangkakan dalam bentuk linear yang kumulatif daripada satu

tahap ke tahap yang lain (dari tahap mudah kepada tahap yang kompleks).

Penelitianinitermasukpenelitianpendekatan kualitatif dan jenis data

deskriptif.Pengumpulan data dilakukandenganmetodeobservasi, wawancara,

denganmenggunakanpedomanwawancara(interview guide)dan

dokumentasi.Analisis data denganmenggunakan model Miles dan

Hubermanyaitureduksi data, penyajian data, kesimpulandanverifikasi.

Adapun hasil temuan dalam penelitian menunjukan bahwa perubahan yang

terjadi pada tradisi gotong rayong yaitu Pertama tradisi bersih lingkungan

mengalami perubahan yaitu mayarakat lebih mengumpulkan iuran dan dari iuran

tersebut dipergunakan untuk menggaji orang membersihkan lingkungan, sehingga

masyarakat tidah perlu lagi bergotong royong.Kedua pada tradisi gotong royong

pada acara nikahan, mengalami perubahan yaitu memasak tidak perlu lagi dengan

bantuan masyarakat karena sudah menggunkan ketring, masyarakat tidka perlu

lagi membangun bangsal karena sudah meggunakan tenda, masyarakat juga tidak

perlu menncuci piring karena sudah ada yang dibayar untuk mencuci

piring.Ketiga tradisi gotong royong ketika masyarakat membangun rumah,

mengalami perubahan masyarakat telah menggunkan tukang buat rumah.Keempat

gotong royong saat memperingati atau mengadakan kegiatan pada hari hari besar

islam mengalami perubahan masyarakat tidak ikut serta bergotong royong tapi

lebih memberikan uang dan tidak dikerjakan secara gotong royong lagi. Adapun

faktor penyebab dari perubahan tersebut karena masyarakat sibuk bekerja, lelah,

malas, serta mengikuti budaya luar.

Kata Kunci : Perubahan, Gotong Royong

Page 3: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

3

ABSTRACT

In Anambas there is a villages of Kiabu. Viewed from a homogeneous society,

it is known that since the time of the ancestors of the villagers Kiabu adhere to the

tradition of mutual cooperation. Culture of mutual cooperation in the villages are

more Kiabu to helping. The phenomenon of mutual cooperation can be seen in the

village community Kiabu namely mutual help clean the environment, mutual

assistance in the event of marriage, home mmbnagun mutual cooperation, and

mutual assistance in commemorating the great day of Islam. Developments in the

village Kiabu impact on the changes, especially the occurrence of the tradition of

mutual cooperation. Changes in society tradition could occur on the mark with

the shifting culture that has always been there in the community.

The purpose of this study was to determine factors causing the change

tradition of mutual aid that is practiced by rural communities Kiabu Anambas

using the theory of change and evolution Herbert Spencer yaitubentuk change in

change ansur, holds the assumption that changes may dijangkakan in the form of

linear cumulative rather than a single stage to another stage (from easy stage to

stage complex).

This research was qualitative and descriptive data types. The data collection

is done by observation, interview, using interview guide (interview guide) and

documentation. Data analysis using models Miles and Huberman of data

reduction, data presentation, and verification conclusion.

As for the findings of the research show that changes in traditional mutual

tradition rayong namely First clean environment changes that society is collecting

contributions and from contributions are used to pay people to clean the

environment, so that people tidah need to work together. Both the tradition of

mutual aid in the event wedding, experienced a change that cooking is no longer

with the help of the public because it has been using the ketring, community tidka

longer need to build the ward because it meggunakan tents, people also do not

need menncuci plate because there is already paid for washing dishes. The third

tradition of mutual cooperation when people build houses, to change society for

using the builders to build a home. Fourth gotong royong or hold events to

commemorate the day a great day islam changing society does not participate and

work together but more to give money and not done by mutual cooperation again.

Whereas the causes of these changes because people are busy working, tired,

lazy, and follow foreign cultures.

Keywords: Change, the Mutual Cooperation

Page 4: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

4

PERUBAHAN TRADISI

GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA KIABU

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya adalah gotong royong, Gotong

royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa. Kata gotong dapat dipadankan

dengan kata pikul atau angkat. Dalam perspektif sosio budaya, nilai gotong

royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan

individu yang dilakukan tanpa pamrih (mengharap balasan) untuk melakukan

sesuatu secara bersama- sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu.

Umumnya prilaku gotong masih bertahan pada masyarakat homogeny atau

masyarakat pedesaan, prilaku tersebut tentu saja dapat menjadi asset bangsa jika

tetap dipelihara oleh masyarakat pedesaan karena merupakan sebuah manifestasi

budaya yang telah ada dalam berbagai sendi kehidupan bermasyarakat. Menurut

Soerjono Soekanto, ( 2010 : 303) modernisasi yaitu suatu bentuk dari perubahan

sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya

dinamakan sosial planning.

Di Kabupaten Anambas terdapat sebuah desa yaitu desa Kiabu. Masyarakat

desa Kiabu merupakan masyarakat yang homogen yang masyarakatnya

berbudaya, berbahasa, dan mempunyai suku yang satu yaitu melayu. Dilihat dari

masyarakat yang homogen, diketahui bahwa sejak zaman nenek moyang

masyarakat desa Kiabu memegang teguh tradisi gotong royong. Budaya gotong

Page 5: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

5

royong yang terdapat di desa Kiabu lebih bersifat kepada tolong menolong.

Adapun fenomena gotong royong yang dapat dilihat pada masyarakat desa Kiabu

yaitu masyarakat selalu melakukan kegiatan gotong royong setiap hari minggu

yaitu membersihkan desa. Budaya gotong royong dalam acara nikahan juga telah

ada sejak masa orang tua terdahulu. Dalam hal membangun rumah masyarakat

desa Kiabu juga mengutamakan prinsip gotong royong, yang mana tradisi tersebut

sudah berlangsung sejak tahun 1980. Pada acara besar seperti peringatan hari

besar islam.

Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 2008 didesa Kiabu telah

dibangun industri. Adapun industri yang terdapat di desa Kiabu yaitu industri

PT.pengolahan ikan dan industri pariwisata. Perkembangan yang terjadi pada desa

Kiabu berdampak pada perubahan, terutama terjadinya pada tradisi gotong

royong. Diketahui bahwa awalnya masyarakat selalu menjalankan segala tradisi di

dalam masyarakat khususnya gotong royong, dan hal tersebut mulai di tinggalkan

oleh masyarakat lokal desa Kiabu, Perubahan tradisi dalam masyarakat bisa

terjadi di tandai dengan bergesernya budaya yang dari dulu sudah ada di dalam

masyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dengan arus modernisasi memunculkan

perubahan tradisi pada masyarakat lokal khususnya perubahan tradisi gotong

royong. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam

dengan judul : Perubahan Tradisi Gotong Royong Masyarakat Desa Kiabu

Kecamtan Siantan Selatan Kabupaten Anambas.

B. Perumusan masalah

Page 6: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

6

Mengapa terjadi perubahan tradisi gotong royong pada masyarakat desa Kiabu

Kabupaten Anambas?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui factor penyebab dari perubahan tradisi gotong royong yang

biasa dilakukan oleh masyarakat desa Kiabu Kabupaten Anambas.

D. Manfaat Penelitian

a. Kegunaan secara teoritis

Guna menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian ilmiah

khususnya di bidang ilmu sosiologi

b. Kegunaan praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian lebih tertarik terhadap objek penelitian yang sama di masa yang

akan datang. Dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi

masukan bagi pemerintah setempat.

E. Konsep Operasional

Adapun konsep yang dioperasionalkan dalam penelitian ini yaitu.

1. Masyarakat pendatang yaitu masyarakat yang berasal dari daerah luar

yang mendiami desa Kiabu yang mencapai waktu 5 tahun

2. Perubahan yaitu perubahan yang terjadi pada tradisi gotong royong yang

sudah ada pada masyarakat desa Kiabu di era modernisasi. Perubahan

dilihat dari perubahan secara evolusi yang melihat pada perubahan

Page 7: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

7

masyarakat berdasarkan masyarakat homogeny ke masyarakat hetorogen

karena arus modernisasi.

3. Tradisi gotong royong yaitu bentuk kebudayaan yang telah ada sejak dulu

di dalam kehidupan masyarakat yang harus dipertahan, kebudayaan yang

harus dipertahankan oleh masyarakat desa Kiabu yaitu budaya gotong

royong. yang merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara

bersama sama dengan tujuan untk mempermudah suatu pekerjaan dan

dapat mempererat hubungan solidaritas. Adapun gotong royong tersebut

yaitu :

a. Bersih lingkungan yang dimaksud yaitu masyarakat saling tolong

menolong dalam membersihkan lingkungan di sekitar rumah warga

b. Gotong royong dalam acara nikahan, setiap ada acara nikahan

masyarakat selalu membantu mulai dari awal acara hingga selesainya

acara nikahan tersebut

c. Gotong royong membangun rumah, ketika ada warga yang akan

membangun rumah, masyarakat selalu tolong menolong

mengerjakan pembangunan rumah tersebut sampai selesai, sehingga

warga yang akan membangun rumah tersebut tidak mengeluarkan

biaya untuk tukang bangunan.

d. Gotong royong dalam acara memperingati hari besar islam,

masyarakat selalu tolong menolong dalam keberlangsungan acara

pada hari besar islam dengan menyediakan makanan, minuman.

Page 8: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

8

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Berdasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe

deskriptif.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di desa Kiabu Kabupaten Kepulauan Anambas

dimana terdapat perubahan dari tradisi budaya gotong royong ada di desa

Kiabu.

3. Jenis data

a. Data primer

Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan di

desa Kiabu Kecamtan Siantan Selatan Kebupaten Kepulauan Anambas

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan yaitu dari dokumen baik litelatur,laporan,arsip, data dari

penelitin terdahulu dan sebagai data yang berkenaan dengan penelitian

ini.

4. Pupulasi Dan Sampel

Penentuan informan di lakukan dengan menggunakan Teknik Purposive

Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel

Page 9: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

9

sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010 : 218-219).

Dengan Kriteria informan yaitu :

1. Masyarakat yang berdomisili di Desa Kiabu minimal 5 tahun

2. Masyarakat yang berusia dewasa yaitu 25- 40 tahun

3. Masyarakat yang awalnya berpartisipasi dalam setiap kegiatan gotong

royong

4. Masyarakat yang terkait pekerjaan di sektor industri

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal sangat penting bagi orang yang

sedang mengadakan penelitian karena menyangkut bagaimana

memperoleh data baik yaitu melalui observasi, wawancara mendalam

maupun dukumentasi.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisis data secara

kualitatif. Analisis penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles

dan Huberman dalam (Silalahi, 2012 : 340). Menurut Milles dan

Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara

bersamaan, yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Adapun yang dikulitatifkan dalam penelitian kualitiakan yaitu berupa data-

data yang dikualitatifkan sehingga terkumpul menjadi data yang

sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai arti.

Page 10: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

10

G. KERANGKA TEORITIS

1. Perubahan Dan Evolusi Sosial Herbert Spancer

a. Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya,

perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat

kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat

sebagai akibat terjadinya arus urbananisasi dan modernisasi. (Sunanto,

2011: 12 ). Perubahan senantiasa mengandung dampak negatif maupun

positif. Untuk itu dalam merespon perubahan diperlukan kearifan dan

pemahaman yang mendalam mengenai nilai,arah program,dan strategi

yang sesuai dengan sifat dasar perubahan itu sendiri.

Penyebab terjadinya perubahan yaitu menyangkut perkembangan

teknologi, terjadinya konflik, ideologi yang dianut masyarakat

merupakan beberapa faktor sosial yang turut memengaruhi perubahan

sosial. Event atau peristiwa merupakan suatu kejadian dalam

masyarakat yang mampu menyebabkan perubahan. Peristiwa tersebut

dapat merupakan peristiwa kecil maupun besar. Aspek demografis atau

kependudukan meliputi kelahiran, kematian maupun perpindahan

penduduk. selain itu perubahan komposisi penduduk juga turut

menjadi faktor yang menyebabkan perubahan sosial (Kumanto

Sunarto,2011: 24).

Adapun bentuk perubahan sosial menurut Herbert Spencer yaitu

secara evolusi. Yaitu ubah ansur, memegang pada andaian bahwa

Page 11: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

11

perubahan boleh dijangkakan dalam bentuk linear yang kumulatif

daripada satu tahap ke tahap yang lain (dari tahap mudah kepada tahap

yang kompleks). Spencer mengatakan bahawa manusia berkembang

dari kelompok kecil kepada kelompok yang lebih besar, dan dari

kelompok mudah kepada kelompok majmuk atau dari kelompok

seragam kepada kelompok yang tidak seragam. Menurut Hebert

Spencer (1820-1903), masyarakat manusia telah melalui satu arah

pembangunan secara semula jadi, bermula daripada keadaan yang agak

mudah kepada corak yang kompleks. Struktur masyarakat yang sangat

rapat lama-kelamaan akan berpecah dan menjadi terkhusus. Fungsi-

fungsi yang menggerakkan masyarakat juga akan perlahan-lahan

berubah. Proses perubahan masyarakat menurutnya mengikuti hukum

alam semula jadi dan akhirnya akan menuju kepada kemajuan,

pembangunan dan kesempurnaan masyarakat (dalam

http://eprints.utm.my ).

b. Evolusi Masyarakat

Evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial dalam

masyarakat yang berlagsung dalam waktu lama, yang berawal dari

kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan homogen,

kemudian secara bertahap menjadi kelompok suku atau masyarakat

yang lebih maju, dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang

kompleks. Dadang supardan (2009, 155-156) menjelaskan

bahwasannya dalam buku yang berjudul principles of sociology (1876-

Page 12: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

12

1896) Herbert Spencer, seorang sosiologi inggris mengemukakan

Teori Evolusi Sosial sebagai berikut:

a. Masyarakat yang merupakan suatu organisme, berevolusi menurut

pertumbuhan manusia seperti tubuh yang hidup, masyarakat

bermula seperti kuman yang berasal dari massa yang dalam, segala

hal dapat dibandingkan dengan massa itu dan sebagian diantaranya

akhirnya dapat didekati. (Spencer dalam Lauer, 2003:80).

b. Suku primitif berkembang melalui peningkatan jumlah

anggotanya, perkembangan itu mencapai suatu titik dimana suatu

suku terpisah menjadi beberapa suku yang secara bertahap timbul

beberapa perbedaan satu sama lain. Perkembangan ini dapat

terjadi, seperti pengulangan maupun terbentuk dalam proses yang

lebih luas dalam penyatuan beberapa suku. Penyatuan itu terjadi

tanpa melenyapkan pembagian yang sebelumnya disebabkan oleh

pemisahan.

c. Pertumbuhan masyarakat tidak sekedar menyebabkan perbanyakan

dan penyatuan kelompok, tetapi juga meningkatkan kepadatan

penduduk atau meningkatkan solidaritas, bahkan massa yang lebih

akrab.

d. Dalam tahapan masyarakat yang belum beradab (uncivilised) itu

bersifat homogen karena mereka terdiri dari kumpulan manusia

yang memiliki kewenangan, kekuasaan,dan fungsi yang relatif

sama terkecuali masalah jenis kelamin.

Page 13: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

13

e. Suku nomaden memiliki ikatan karena dipersatukan oleh

ketundukan kepada pemimpin suku. Ikatan ini mengikat hingga

mencapai masyarakat beradab yang cukup untuk diintegrasikan

bersama selama “selama 1000 tahun lebih “.

f. Jenis kelamin pria, didentikkan dengan simbol-simbol yang

menuntut kekuatan fisik, seperti keprajuritan, pemburu, nelayan,

dan lain-lain.

g. Kepemimpinan muncul sebagai konsekuensi munculnya keluarga

yang sifatnya tidak tetap atau nomaden.

h. Wewenang dan kekuasaan seseorang ditentukan oleh kekuatan

fisik dan kecerdikkan seseorang, selanjutnya kewenagan dan

kekusaan tersebut memiliki sifat yang diwariskan dalam keluarga

tertentu.

i. Peningkatan kapasitaspun menandai proses pertumbuhan

masyarakat. Organisasi-organisasi sosial yang mulanya masih

samar-samar, pertumbuhannya mulai mantap secara perlahan-

lahan, kemudian adat menjadi hukum, hukum menjadi semakin

khusus dan institusi sosial semakin terpisah berbeda-beda. Jadi,

dalam berbagai hal memenuhi formula evolusi. Ada kemajuan

menuju ukuran, ikatan, keanekaragaman bentuk, dan kepastian

yang semakin besar (Spencer dalam Lauer, 2003:81).

j. perkembanganpun ditandai oleh adanya pemisah unsur-unsur

religius dan sekuler. Begitupun sistem pemerintahan bertambah

Page 14: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

14

kompleks, diferensiasipun timbul dalam organisasi sosial, termasuk

tumbuhnya kelas –kelas sosial dalam masyarakat yang ditandai

oleh suatu pembagian kerja.

2. Tradisi Gotong Royong

Menurut Koentjoroningrat (Rary, 2012), gotong royong atau tolong

menolong dalam komunitas kecil bukan saja terdorong oleh keinginan

spontan untuk berbakti kepada sesama, tetapi dasar tolong menolong

adalah perasaan saling membutuhkan yang ada dalam jiwa masyarakat.

“ Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung

empat konsep, ialah: (1) Manusia itu tidak sendiri di dunia ini tetapi

dilingkungi oleh komunitinya, masyarakatnya, dan alam semesta

sekitarnya. Didalam sistem makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya

hanya sebagai unsure kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses

peredaran alam semesta yang maha besar itu. (2) Dengan demikian

manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya

kepada sesamanya. (3) Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk

sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya

terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa, dan (4) selalu berusaha untuk

sedapat mungkin bersifat conform, berbuat sama dengan sesamanya dalam

komuniti, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah”.

Page 15: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

15

H. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Gambaran Umum Desa Kiabu

Desa Kiabu merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas. Masyarakat desa Kiabu

merupakan masyarakat yang homogen yang masyarakatnya berbudaya,

berbahasa, dan mempunyai suku yang satu yaitu melayu. Adapun data

yang di dapat melalui kantor desa Kiabu bahwa jumlah penduduk desa

Kiabu berdasarkan KK yaitu berjumlah 204 KK dengan total jumlah

masyarakatnya yaitu 705 orang.

Adapun tradisi yang ada di desa Kiabu sangat kental dengan tradisi

gotong royong yang bersifat tolong menolong, yang terdiri dari yaitu :

1. masyarakat selalu melakukan kegiatan gotong royong setiap hari

minggu yaitu membersihkan desa, khususnya saling membantu

membersihkan setiap daerah sekeliling rumah masyarakat yang tidak

bersih.

2. Dalam acara nikahan masyarakat selalu mengutamakan budaya

gotong royong apabila ada acara nikahan masyarakat bersama sama

mendatangi lokasi dengan membantu segala kegiatan yang ada, mulai

dari awal acara sampai penghabisan acara.

3. Tradisi tolong menolong dalam membangun rumah masyarakat desa

Kiabu selalu diutamakan, rumah yang mau dibangun dilakukan

dengan cara gotong royong tidak ada ahli tukang yang di bayar dalam

membangun sebuah rumah.

Page 16: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

16

4. Dalam memperingati hari besar islam,tradisi gotong royong juga

diterapkan oleh masyarakat desa Kiabu. Yang mana masyarakat juga

saling tolong menolong untuk memeriahkan acara tersebut misalnya

pada acara isra’ mikraj, maulid nabi, As Sura, masyarakat selalu

membuat acara doa selamat di masjid, dan hal tersebut dilakukan

dengan gotong royong.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian kualitatif sengaja dipilih oleh peneliti,

karena dianggap mampu memberikan informasi seputar masalah yang

sedang diteliti. Dalam penelitian ini, informan yang dipilih adalah

masyarakat yang memang berasal dari desa Kiabu atau penduduk tempatan

yang telah mendiami desa Kiabu minimal 5 tahun. Karakteristik informan

ditentukan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, berdasarkan pekerjaan.

b. Perubahan Tradisi Gotong Royong Masyarakat Desa Kiabu

Kabupaten Anambas

Tradisi dapat di artikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa

lalu. Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah

dilakukan secara kebetulan atau disengaja (Piotr Sztompka, 2004 : 69).

Desa Kiabu merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Anambas

yang sebelum mengalami kemajuan masyarakat sangat memegang teguh

tradisi gotong royong, adapun tradisi gotong royong yang terdapat di desa

Kiabu tidak terlepas dari tradisi yang mengarahkan kepada sikap tolong

Page 17: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

17

menolong yang berjalan sangat baik dari masa ke masa sehingga telah

mendarah daging pada masyarakat desa Kiabu dan menjadi beban serta

timbul rasa bersalah apabila tradisi tersebut ditinggalkan.Tradisi menunjuk

kepada sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan wujud-

wujudnya masih hingga sekarang (Syam 2005:277).

Dalam permasalahan ini modernisasi tidak dilihat sebagai factor yang

menyebabkan terjadinya perubahan secara cepat, tetapi berasarkan

permasalahan yang ada di desa Kaibu modernisasi dilihat dari sebuah

factor penyebab perubahan yang dilihat dari perubahan tradisi gotong

royong yang terjadi secara bertahap, dan tidak serta merta.

Adapun tradisi yang terdapat didesa Kiabu yang dilihat dari perubahan

yang terjadi serta faktor penyebab perubahan dengan adanya pengaruh

modernisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan pada tradisi gotong

royong yang ada pada masyarakat desa Kiabu yaitu dapat dibahas sebagai

berikut:

1. Tradisi Gotong Royong Bersih Lingkungan

a. Bentuk Tradisi Budaya Gotong Royong Bersih Lingkungan

Pada Awalnya

Tradisi yang tidak asing lagi di dengar dan diucapkan oleh

masyarakat khususnya di daerah pedesaan yaitu mengenai tradisi

gotong royong. gotong royong memiliki pengertian bahwa setiap

individu dalam kondisi seperti apapun harus ada kemauan untuk

ikut berpartisipasi aktif dalam memberi nilai tambah atau positif

Page 18: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

18

kepada setiap obyek, permasalahan atau kebutuhan orang banyak

disekeliling hidupnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan

yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual,

ketrampilan atau skill, sumbangan pikiran atau nasihat yang

konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan (Abdillah, 2011).

Dari pemaparan informan dapat dikatakan bahwa masyarakat

desa Kiabu dalam menjalankan tradisi gotong royong pada

awalnya brpartisipasi aktif. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa

bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental

spiritual, ketrampilan atau skill, sumbangan pikiran atau nasihat

yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan. Bentuk

partisipasi aktif dari tradisi gotong royong pada masyarakat desa

Kiabu yaitu pertama kegiatan gotong royong bersih lingkungan

yaitu dilakukan dengan cara melakukan tolong menolong untuk

membersihkan lingkungan rumah warga yang dilakukan dalam

waktu sebulan 2 kali. Tradisi tersebut dilakukan dengan

membersihkan lingkungan rumah tetangga misalnya dengan jarak

50 meter yang harus dibersihkan, kemudian 2 minggu selanjutnya

dengan jarak seperti itu lagi. Hal tersebut bertujuan agar

lingkungan tetap terjaga kebersihan hingga masyarakat bisa hidup

bebas dari penyakit.

Page 19: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

19

b. Perubahan Tradisi Pada Tradisi Bersih Lingkungan

Dalam hal ini wujud perubahan tradisi merupakan pergantian

dari wujud unsur unsur lama kepada yang baru, yang mana wujud

unsur lama yaitu pada setiap kegiatan bersih lingkungan yang

dilakukan oleh desa, parisipasi masyarakat sangat tinggi untuk

bersama sama mengikuti kegiatan gotong royong tersebut,

masyarakat turun tangan sendiri untuk iku serta membersihkan

lingkungan, namun seiring dengan perkembangan zaman wujud

dari unsur lama tersebut menjadi tergantikan dengan wujud unsur

yang baru. Dalam hal ini unsur baru yaitu masyarakat tidak

berpartisipasi langsung turrun kelapangan dalam bergotong royong

tapi partisipasi masyarakat lebih pada membayarkan iuran setiap 2

minggu sekali yang digunakan untuk mengaji orang untu

membersihkan lingkungan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa tradisi bersih lingkungan di desa Kiabu masih tetap

dilakukan, namun cara melakukannnya telah mengalami perubahan

Perubahan yang dilakukan pada tradisi gotong royong bersih

lingkungan dilakukan secara bertahap tidak dengan serta merta

masyarakat langsung semuanya tidak ikut bergotong royong,

namun berawal dari satu orang yang membayar kemudian diikuti

oleh yang lainnya, sampai akhirnya sesuai dengan kesepatan

bersama digantikan dengan pembayaran iuran untuk menggaji

tukang bersih lingkungan.

Page 20: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

20

Berdasarkan kesepatakan untuk mengupah tukang bersih

lingkungan, maka didapat pula kesepakatan mengenai jumlah

tukang bersih, gaji dari tukang bersih serta hari hari yang dilakukan

untuk membersihkan lingkungan tersebut. Adapun masyarakat

yang dipilih menjadi tukang bersih dilingkungan didesa Kiabu

yaitu terdiri dari 6 orang yang mana pada yang melamar untuk

menjadi tukang bersih lingkungan berasal dari masyarakat

tempatan dan masyarakat pendatang, sehingga didapatkan 3 orang

masyarakat tempatan serta 3 orang masyarakat yang pendatang

yang dipilih menjadi tukang bersih lingkungan. Mengenai gaji

setiap tukang bersih mendapatkan gaji sebesar Rp. 500.000,- yang

dikerjakan secara berkelompok dengan jumlah kelompok 3 orang

dan dikerjakan bergilran setiap harinya.

c. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Gotong Royong

Bersih Lingkungan

Perubahan sendiri terjadi dari dalam masyarakat, maupun

terjadi karena faktor-faktor yang datang dari luar. Kalau dilihat saat

ini terjadinya perubahan dalam masyarakat desa kebanyakan

datang dari luar masyarakat. Dapat dikatakan bahwa desa Kiabu

meruapakan sebuah desa yang memiliki potensi wisata yang sangat

besar, salah satu wisata yang sangat menarik perhatian para

pengunjung yaitu wisata pulau bawah, tepatnya pada tahun 2015

Page 21: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

21

tercatat bahwa pengunjung yang berkunjung di didesa Kaibu untuk

berwisata di pulau Pulau Bawah yaitu berkisar 2000 pengunjung.

Dengan berkembangnya wisata Pulau Bawah tersebut juga

menciptakan lapangan pekerjaan, dapat dikatakan bahwa

masyarakat yang bekerja di desa Kiabu khususnya pada wilayah

kepariwisataan tidak hanya masyarakat lokal namun terdapat juga

masyarakat asing. Seperti data yang didapat melalui kantor

kepariwisataan terdapat sekitar 30 warga asing yang telah bekerja

di kepriwisataan pulau Bawah.

Dengan perkembangan wisata pulau bawah menyebabkan

banyak masyarakat luar yang datang ke desa Kiabu, tidak hanya

untuk berrkunjung tetapi ada juga yang tinggal menetap di desa

Kiabu. hal tersebut salah satu yang menjadikan masyarakat desa

Kiabu yang dulunya adalah masyarakat homogen yang mempunyai

persamaan adat, budaya, tradisi dengan pembauran dengan

masyarakat luar menjadikan masyarakat desa Kiabu sebagai

masyarakat hetorogen yang ditandai dengan masuknya adat,

budaya dan tradisi berbeda yang dibawakan oleh masyarakat luar.

Perubahan masyarakat desa Kiabu menjadi masyarakat yang

heterogen ternyata memberikan dampak pada tradisi gotong royong

yang ada di desa Kiabu. Masyarakat desa Kiabu yang kental

dengan gotong royong mulai melirik budaya masyarakat luar yang

Page 22: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

22

lebih berfikir segala sesuatu telah mengarahkan kepada pemikiran

yag lebih praktis.

Pemikiran masyarakat yang mengginkan suatu hal yang lebih

praktis dalam hal ini seperti masyarakat membayar tukang bersih

lingkungan sehingga tidak perlu bersusah payah lagi turun

kelapangan untuk ikut serta dalam kegiatan gotong royong bersih

lingkungan, hal tersebut mampu mempermudah pekerjaan

masyarakat seperti penghematan waktu dan tenaga.

2. Tradisi Gotong Royong Pada Acara Nikahan

a. Bentuk Tradisi Gotong Royong Acara Nikahan Pada Awalnya

Dalam hal ini dapat dikatakan perubahan yang terjadi pada

tradisi gotong royong dalam acara nikahan merupakan suatu hal

yang sangat wajar, adapun perubahan yang telah terjadi yaitu yang

mana pada awalnya ketika masyarakat mengadakan acara nikahan

antusias masyarakat bergotong royong untuk saling tolong

menolong dari awal acara yaitu mengantung sampai selesainya

acara selalu dilakukan, yang mana untuk memasak warga tidak

perlu mebayar tukang masak, membuat bangsal dilakukan oleh

lelaki dewasa, seperti bapak bapak atau pun para orang dewasa,

mendekor ruangan dibantu oleh muda mudi, mencusi piring juga

dilakukan oleh keikutsertaan masyarakat.

Mengikuti perputaran waktu tradisi tersebut mulai banyak yang

tertinggalkan, walaupun masih ada masyarakat yang ikut serta

Page 23: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

23

tolong menolong dalam acara nikahan, tetapi tidak seperti dulu,

yang mana dulunya masyarakat bisa menghabiskan waktu dari

mulai pagi hingga sore hari, kemudian pulang lanjut lagi dtang

pada malam harinya, kini masyarakat hanya datang sebentar

menolong seperlunya terus pulang dengan aktifitas masing masing.

Adapun perubahan yang terjadi pada tradisi gotong royong

dalam acara nikahan yaitu, masyarakat tidak perlu bersusuh payah

lagi untuk turun tangan bantu memasak, karena orang yang punya

hajatan lebih banyak yang memilih sisem ketring. Masyarakat juga

tidak perlu lagi bersusah payah mencari kayu ke hutan guna

membangun bangsal, karena pada zaman sekarang masyarakat

lebih suka dengan menyewakan tenda. Untuk mencuci piring orang

yang punya hajatan selalu membayar orang. Masyarakat hanya

melakukan tolong menolong dengan menyumbangkan materi

seperti beras, gula, telur. Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa

gotong royong dalam acara nikahan sudah mengalami perubahan.

Namun perubahan tersebut tidak terjadi serta merta meskipun

masyarakat menggunakan cara di atas, banyak juga masyarakat

yang tetap membantu, namun hal tersebut secara perlahan lahan

menjadi berubah.

Page 24: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

24

b. Faktor Penyebab Perubahan Tradisi Gotong Royong Acara

Nikahan

Sebagaimana diketahui bahwa tradisi gotong royong yang ada

didesa Kiabu salah satunya tradisi gotong royong dalam hal tolong

menolong pada acara nikahan, namun seiring dengan

perkembangan waktu tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek

moyang tersebut mengalami perubahan yang mana awalnya

masyarakat selalu tolong menolong dari mulai awal acara yaitu

mengantung sampa selesainya, tolong menolong tersebut lebih

dalam kegiatan memasak, mencuci piring, memasang tenda, namun

telah mengalami perubahan yaitu dalam memasak orang hajatan

sudah menggunakan ketring, mencuci piring telah mengupah

orang, membuat tenda telah menggunakan tenda sewa. masyarakat

hanya menyumbangkan materi seperti (beras, gula, telur).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Herbert Spencer (dalam

Nanang Martono 2011 : 42) bahwa evolusi sosial berlangsung

melalui diferensiasi structural dan fungsional yang dapat dilihat

dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks. Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa faktor pendorong terjadinya perubahan

tradisi gotong royong acara nikahan pada masyarakat desa Kiabu

terjadi karena masuknya masyarakat luar yang memiliki budaya

berbeda merubah pola pikir masyarakat yang awalnya mempunyai

pola pikir yang sederhana yang ditandai dengan lebih

Page 25: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

25

mengutamakan kerja sama kini pola pikir masyarakat berubah

untuk hidup lebih praktis serta mengikuti perkembangan zaman.

Dalam hal ini pemikiran masyarakat yang mengikuti

perkembangan zaman yaitu menggunkan ketring lebih modern atau

lebih praktis daripada rpo repot harus masak, begitu juga dalam hal

mencuci pirinf maupun membangun tenda. sehingga hal tersebut

berdampak pada perubahan gotong royong dalam acara nikahan

yang ada pada masyarakat desa Kiabu.

3. Tradisi Gotong Royong Ketika Masyarakat Membangun Rumah

a. Bentuk Tradisi Gotong Royong Membangun Rumah Awalnya

Tradisi gotong royong dalam membangun rumah yanga da di

desa Kiabu sudah ada sejak dulu. Tradisi tersebut dilakukan

dengan cara masyarakat membantu apabila ada masyarakat lainnya

yang akan membuat rumah, yang diawali dari masyarakat yang

akan membuat rumah member tahu kepada rumah dari sebelum

rumah tersebut akan dibangun, dengan begitu warga membagi

tugas dengan membuat kelompok, dalam satu kelompok biasanya

terdiri dari tujuh orang. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa yang

membantu gotong royong dalam menbagun rumah setiap harinya

orang yang berbeda, hal tersebut disebabkan agar masyarakat

lainnya juga bisa melakukan aktifitas masing masing karena

sebagaimana diketahui bahwa dalam membangun rumah akan

membutuhkan waktu yang lama.

Page 26: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

26

Ketiga, kegiatan gotong royong ketika masyarakat membangun

rumah. Tradisi tersebut dilakukan ketiga ada warga desa Kiabu

yang akan membangun rumah maka masyarakat lainnya ikut serta

membantu dari mulai menacari kayu, membangun tongkat,

membnagun pondasi sampai rumah tersebut selesai. Tradisi

tersebut dilakukan dengan tujuan agar warga masyarakat tidak

perlu membayar tukang sehingga bisa berhemat.

b. Perubahan Tradisi Gotong Royong Mbengun Rumah

Secara keseluruhan budaya gotong royong dalam membangun

rumah sudah tidak ada lagi di desa Kiabu, yang awalnya

masyarakat ketika ada warga yang akan membangun rumah,

masyarakat selalu tolong menolong mengerjakan pembangunan

rumah tersebut sampai selesai, sehingga warga yang akan

membangun rumah tersebut tidak mengeluarkan biaya untuk

tukang bangunan. Kini perubahan yang terjadi yaitu warga yang

membangun rumah lebih memilih untuk membayar tukang, hingga

pekerjaan tersebut seluruhnya dikerjakan oleh tukang tampa

adanya campur tangan masyarakat.

c. Faktor Penyebab Perubahan Tradisi Gotong Royong

Membangun Rumah

Tercipta industri di desa Kiabu dipandang dari sisi kebudayaan

dapat merubah nilai nilai yang ada di dalam masyarakat, nilai yang

berubah tersebut yaitu nilai gotong royong yang berupa tradisi

Page 27: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

27

tolong menolong masyarakat dalam segala aktifitas gotong royong

lhususnya dalam mebnagun rumah yang telah membudaya dari

dulunya pada masyakat desa Kiabu dengan masuknya industri

mengakibatkan masyarakat disibukkan dengan aktifitas kerja yang

terikat, sehingga tidak bisa untuk mengikuti kegiatan gotong

royong membangun rumah. Dan industri juga telah memberikan

perubahan pada gaya hidup masyarakat yang dulunya selalu

kompak sekarang sudah mulai kepada gaya hidup yang indivudial

yang mementingkan diri sendiri terbukti dengan waktu libur kerja

hanya digunakan untuk beristrahat tampa diluangkan untuk

bergotong royong.

4. Tradisi Gotong Royong Saat Memperingati Atau Mengadakan

Kegiatan Pada Hari Hari Besar Islam

a. Bentuk Tradisi Gotong Royong Memperingati Hari Besar

Islam Pada Awalnya

Tradisi gotong royong dalam memperingati hari hari besar

islam memang sudah ada sejak dulu, adapun tradisi tersebut

dilakukan dengan acara membaut acara di sebuah rumah warga

berupa pembacaan doa selamat, gotong royong dilakukan oleh

warga masyarakat dengan cara menyumpangkan segala kebutuhan

mentah yang digunakan untuk memasak, sumbangan masyarakat

seperti guula, tepung, kelapa dll yang dijadikan bahan membuat

kue. Dari bahan yang disumbangkan oleh masyarakat, masyarakat

Page 28: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

28

bersam sama pula memasak, setelah itu berdoa bersama sama dan

makan bersama sama. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa

masyaakat desa Kiabu mempunyai kekompakan yang sangat

tinggi.

Keempat, kegiatan gotong royong saat memperingati atau

mengadakan kegiatan pada hari hari besar islam. Tradisi gotong

tersebut dilakukan ketika masyarakat mengadakan kegiatan

kegiatan pada acara islami seperti acara maulid nabi, menyambut

bulan syafar, nyambut bulan puasa, masyarakat tolong menolong

untuk bersama sama melangsungkan acara agar berjalan dengan

dengan lancer, seperti acara tersebut di adakan di sebuah rumah

atau lebih sering dimasjid, masing masing warga menyumbangkan

seperti beras, gule, atau segala perengkapan untuk memasak yang

akan dibuat makanan dan akan dimakan bersama sama setelah

acara selesai.

b. Perubahan Tradisi Gotong Royong Dalam Memperingati Hari

Besar Islam

Telah terjadi perubahan tradisi gotong royong dalam

memperingati hari besar islam yang ada di desa Kiabu. Perubahan

tradisi tersebut ditandai dengan tidaknya keterlibatan masyarakat

untuk bergotong royong seperti awalnya yang biasa dilakukan

mulai dari pagi hari dengan tolong menolong dalam memasak,

selanjutnya baca doa selamat dan makan makan bersama, namun

Page 29: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

29

skarang masyarakat lebih memberi sumbangan uang, dan bagi yang

memegang sumbangan tersebut juga hanya membali kue atau

dengan cara memesan, hingga waktu untuk melangsungkan acara

tersebut juga tergolong pendek, yang pada pagi harinya sudah bisa

dibacakan doa selamat. Dari hal tersebut dapat dilahat bahwa

masyarakat yang pada awalnya penuh dengan kekompakan seiring

dengan terjadinya perubahan pada tradisi gotong royong dalam

acara memperingati hari besar islam terlihat sudah kehilangan

sebagian besar kekompakannya.

c. Faktor Penyebab Perubahan Tradisi Gotong Royong Dalam

Memperingati Hari Besar Islam

Faktor penyebab terjadi perubahan tradisi gotong royong dalam

acara memperingati hari besar islam juga dipengaruhi oleh budaya luar

yang mambawakan pemikiran yang lebih praktis sehingga masyarakat

tidak perlu lagi bergotong royong. Dari perubahan tradisi gotong

royong yang terjadi di desa Kiabu maka terjadi juga perubahan

pada nilai nilai yang terdapat pada masyarakat desa Kiabu. Adapun

nilai yang berubah yaitu pertama nilai solidaritas yang awalnya

terjalin sangat kental semenjak berubahnya tradisi gotong royong

hubungan solidaritas tersebut tidak tampak lagi sehingga terjalin

lebih kepada individual, kedua nilai tolong menolong dengan

perubahan pada tradisi gotong royong maka nilai tolong menolong

juga berubah lebih kepada sumbangan materi dari pada tenaga.

Page 30: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

30

J. PENUTUP

1. Kesimpulan

Seiring dengan modernisasi tradisi tersebut mengalami perubahan yang

dilihat dari : Pertama tradisi bersih lingkungan yang awalnya setiap 2 minggu

sekali masyarakat selalu mengadakan tolong menolong membersihkan

lingkungan warga mengalami perubahan yaitu mayarakat lebih

mengumpulkan iuran dan dari iuran tersebut dipergunakan untuk menggaji

orang membersihkan lingkungan, sehingga masyarakat tidah perlu lagi

bergotong royong, faktor penyebabnya karena masyarakat sibuk bekerja, lelh,

malas, dan pengaruh budaya luar yang merubah masyarakat agar berpikir lebih

modern.

Kedua pada tradisi gotong royong pada acara nikahan, yang mana awalnya

setipa ada warga yang menggelar pesta pernikahan masyarakat selalu ikut

serta bergotong royong membantu baik itu memasak, mencuci piring,

membuat bangsal, dapat dikatakan tolong menolong tersebut dilakukan dari

awal acara mulai dari mengantung hingga selesai dilakukan, pengalami

perubahan yaitu memasak tidak perlu lagi dengan bantuan masyarakat karena

sudah menggunkan ketring, masyarakat tidka perlu lagi membangun bangsal

karena sudah meggunakan tenda, masyarakat juga tidak perlu menncuci piring

karena sudah ada yang dibayar untuk mencuci piring. Faktor penyebanya

karena kesibukan masyarakat bekerja, rasa capek setelah bekerja, ikut ikutan

kmasyarakat yang malas, serta terpengaruh budaya luar.

Page 31: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

31

Ketiga tradisi gotong royong ketika masyarakat membangun rumah, yang

awalnya ketika akan mebangun rumah masyarakat tidak perlu lagi mengupah

tukang, cukup dengan gotong royong masyarakat dari mulai mengambil kayu

hingga lainnya rumah yang kan dibangun bisa selesai, mengalami perubahan

masyarakat telah menggunkan tukang buat rumah. Faktor penyebanya karena

masyarakat sibuk bekerja, lelah, malas, serta mengikuti budaya luar.

Keempat gotong royong saat memperingati atau mengadakan kegiatan

pada hari hari besar islam seperti acara maulid nabi, menyambut bulan syafar,

nyambut bulan puasa, masyarakat tolong menolong untuk bersama sama

melangsungkan acara agar berjalan dengan dengan lancar, seperti acara

tersebut di adakan di sebuah rumah atau lebih sering dimasjid, masing masing

warga menyumbangkan seperti beras, gule, atau segala perengkapan untuk

memasak yang akan dibuat makanan dan akan dimakan bersama sama setelah

acara selesai, mengalami perubahan masyarakat tidak ikut serta bergotong

royong tapi lebih memberikan uang dan tidak dikerjakan secara gotong royong

lagi. Adapun factor penyebab dari perubahan tradisi gotong royong yang ada

di desa Kiabu yaitu karena masyarakat desa Kiabu disibukan dengan bekerja

sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk ikut kegiatan gotong royong.

Serta timbulnya perasaan capek karena sudah bekerja, ikut ikutan kawan

sehingga masyarakat menjadi malas serta perubahan masyarakat homogen

menjadi masyarakat yang hetorogen, terjadinya pembauaran antara

masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang menciptakan masyarakat yang

hetorogen. Dari hal tersebut budaya masyarakat luar berpengaruh kepada

Page 32: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

32

pemikiran rasional masyarakat yang mengginginkan segala sesuatu dikerjakan

dengan cara yang praktis yaitu dengan mengeluarkan uang. Sehingga

perubahan yang terjadi pada buaya gotong royong di desa Kiabu lebih di

gantikan masyarakat dengan sistem dibayar dengan uang.

A. Saran

1. Budaya gotong royong merupakan cerminan dari bentuk solidaritas

masyarakat sehingga masyarakat lokal harus bisa menunjukan dengan

masyarakat luar bahwa desa kiabu mempunyai solidaritas yang sangat

tinggi dengan berusaha mempertahan budaya gotong royong yang ada.

2. Modernisasi memiliki berbagai dampak bagi masyarakat, salah satu

dampak yang terjadi dari adanya modernisasi bagi masyarakat desa kiabu

yaitu perubahan pda budaya gotong royong, untuk itu diharapkan kepada

dengan adanya modernisasi tidak meninggalkan budaya yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah 2011, Pengaruh Penggunaan metode demontrasi terhadap hasil belajar

ranah psikomotor siswa pada mata pelajaran teknik animasi dua demensi

di SMK. Skripsi UPI Bandung.

Dadang Supardan, 2009, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan.

Struktural, Jakarta: Bumi Aksara

Lauer, Robert H. 2003, Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka

Cipta

Prof. Dr. Kamanto Sunanto, 2011, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Page 33: NASKAH PUBLIKASIjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017. 8. 20. · 1 perubahan tradisi gotong royong masyarakat desa kiabu kabupaten kepulauan anambas

33

Martono, Nanang, 2011. Sosiologi Perubahan Sosial (Perspektif Klasik, Modern,

Postmodern, dan poskolonial), Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syam, Nur. 2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS.

Silalahi. U, 2012, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama: Bandung

Sztompka, P. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media

Soerjono, Soekanto, 2010, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo : Jakarta

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta:

Bandung

Sumber Lain:

Rary. 2012. “Bentuk- betuk aktivitas gotong royong”.(http://id.rarysblog.blogspot.

com/2012/06/bentuk-bentuk-aktivitas-gotong-royong-masyarakat.html).

Di-akses pada hari Senin tanggal 14 April 2016

http://eprints.utm.my ). Di akses 5 Juni 2016