regina sari-fst_norestriction.pdf

127
PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA Regina Sari PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Upload: truongkiet

Post on 20-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN

PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA

Regina Sari

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M/1432 H

Page 2: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN

PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA

Regina Sari

106092002996

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M/1432 H

Page 3: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf
Page 4: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Oktober 2011

Regina Sari

106092002996

Page 5: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

CURRICULUM VITAE Nama Lengkap : Regina Sari Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 19 September 1989 E-mail : [email protected] LATAR BELAKANG PENDIDIKAN 2000-2003 : SLTP Negeri 161 Jakarta 2003-2006 : SMA Negeri 29 Jakarta 2006-2011 : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Agribisnis Konsentrasi Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya IPK 3,58/4,00

PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris Dirjen Humas Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa

Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2009-2011. 2. Ketua Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2008-2009. 3. Staf Bidang Kaderisasi Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa

Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2006-2008. 4. Staf Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2007-2008. PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Staf administrasi dan keuangan Lembaga Pemberdayaan Pemulung (LPP)

wilayah Tangerang Selatan pada “Pemulung” Empowerment Program oleh Danone Aqua, 2010.

2. Tim surveyor Basseline Survey pada “Pemulung” Empowerment Program oleh Danone Aqua, 2010.

3. Praktek Kerja Lapang pada Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, 2010.

4. Anggota Tim Surveyor Riset Pengunjung Plaza Semanggi, 2008. 5. Praktek Kerja Lapang (Magang) pada Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN)

Pertanian, Depatemen Pertanian Indonesia, 2007.

Page 6: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

RINGKASAN

REGINA SARI, Pengaruh Kredit Dana Bergulir Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Makanan Olahan Anggota Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara. (Di bawah bimbingan Dr. YON GIRIE MULYONO, M.Si dan MASRUL HUDA, SE, M.Si).

Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat

baik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan potensi dari menyimpan hasil pasca panen terkait dengan kebutuhan masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan sebagian besar panen musiman. Usaha kuliner dan makanan olahan oleh pengusaha kecil perlu dikembangkan, salah satunya dengan mendukung faktor permodalan. Menambah modal bagi pengusaha kecil bukan hal yang mudah, bagi mereka meminjam uang di Bank selain harus menanggung bunga pinjaman juga harus melalui prosedur yang tidak mudah. Adanya kucuran kredit dana bergulir oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Koperasi Jasa Keuangan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KJK-PEMK) menjadi salah satu solusi dari permasalahan permodalan untuk pengusaha kecil. Kredit yang dikucurkan harus bermanfaat bagi pengusaha makanan olahan untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan usaha, sehingga pendapatan pengusaha dapat meningkat yang selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bagi pengusaha kecil. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui adakah hubungan pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 2) Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 3) Menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tignkat pendapatan pengusaha makanan olahan. Penelitian dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara yang berlokasi di Jalan Ciputat Raya No. 1A Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KJK PEMK Kebayoran Lama Utara merupakan koperasi pengelola dana bergulir yang telah berjalan sejak tahun 2008 dan berkembang sesuai dengan peraturan dan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta. Waktu penelitian berlangsung pada bulan April hingga Mei 2011. Data yang digunakan adalah data primer yang terdiri dari jumlah kredit dan tingkat pendapatan yang diperoleh dari responden yang merupakan anggota koperasi. Responden adalah seluruh pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara periode Januari hingga Desember 2010. Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan program komputer, yakni Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh nilai koefisien korelasi r=0,474. Hal ini menunjukan adanya hubungan dengan tingkat

Page 7: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

kekuatan hubungan yang sedang dan positif antara pemberian kredit koperasi dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. Selanjutnya didapat persamaan regresi Y= 1,538 + 0,485X, dimana nilai 0,485 merupakan koefisien regresi (β) yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan sebesar 1 Rupiah kredit, maka akan menambah pendapatan sebesar 0,485 Rupiah. Hasil uji t menunjukan bahwa koefisien kredit signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara jumlah kredit dengan tingkat pendapatan.

Berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh nilai R2 (square) sebesar 0,225 yang artinya sebesar 22,5% variasi perubahan tingkat pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan oleh variasi perubahan jumlah kredit. Sedangkan sisanya 77,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang belum dimasukan dalam model penelitian ini.

Page 8: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas seluruh rahmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW yang telah menyampaikan ajaran islam sebagai penyejuk

hati dan penyelamat umat manusia dari belenggu kebodohan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas

bantuan moril dan materil yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah mendukung

terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Mamah dan Bapak, orangtuaku tercinta yang selama ini tidak pernah

berhenti memberikan kasih sayang, do’a, serta segala upaya dalam

memberikan dukungan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

3. Seluruh jajaran Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu

dan melayani hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis

yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan sehubungan

dengan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran Program Studi Agribisnis atas dukungan dan bantuan

yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Page 9: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

x

6. Bapak Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si dan Bapak Masrul Huda,SE,M.Si

selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, masukan, dan solusi yang bermanfaat bagi

penulis dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

7. Bapak Dr. Edmon Daris, MS dan Bapak Achmad Tjachja Nugraha,MP

selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran

yang bermanfaat demi kesempurnaan penulisan skripsi.

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Program Studi Agribisnis

yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat, dan nasehat

yang berharga, serta pengalaman kuliah yang tidak terlupakan.

9. Bapak Drs. Chairil Anwar selaku Ketua Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)

Kebayoran Lama Utara yang telah memberikan izin penulis

melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi pada koperasi.

10. Seluruh pengurus, pengelola, dan anggota Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)

Kebayoran Lama Utara yang dengan terbuka memberikan informasi

yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Oktober 2011

Penulis

Page 10: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xi

DAFTAR ISI

RINGKASAN………………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. . xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah....................……………….............. 1

1.2 Perumusan Masalah..........................………………………... 4

1.3 Tujuan Penelitian........................................…………………. 4

1.4 Manfaat Penelitian.......................................………………... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................………... 5

1.6 Sistematika Penulisan............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori……………………………………………... 8

2.1.1 Pengertian Koperasi ………………………………….. 8 2.1.2 Koperasi Kredit Atau Koperasi Simpan Pinjam.……... 9 2.1.3 Pengertian Dana Bergulir…………………………….. 10 2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir …………………………... 11 2.1.5 Kredit............……………………………..................... 14 2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit............................................ 15 2.1.5.2 Tujuan Kredit.............................…………….... 18 2.1.5.3 Fungsi Kredit............................................……. 21 2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit……………………………... 22 2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit.……………. 26 2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit Koperasi.………………… 30 2.1.7 Pengertian Pendapatan......……………………………. 33 2.1.8 Sumber Pendapatan....................................................... 34

Page 11: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xii

2.2 Penelitian Terdahulu......................................………………. 36

2.3 Kerangka Pemikiran........................………………………... 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 40

3.2 Jenis dan Sumber Data........................................…………… 40

3.3 Metode Pengumpulan Data................................……………. 41

3.4 Operasionalisasi Variabel.....……………..…………………. 43

3.5 Metode Penarikan Sampel............................................…….. 43

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data…..…………………. 44

3.6.1 Analisis Deskriptif…………………………………….. 44 3.6.2 Analisis Kuantitatif…………………………………… 45 3.6.2.1 Analisis Korelasi …………………………...... 45 3.6.2.2 Analisis Regresi ……………………………… 47 3.6.3.3 Uji Signifikansi Regresi ……………………… 47

3.7 Definisi Operasional………………………………………... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI

4.1 Sejarah Umum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara............. 50

4.2 Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara........…………… 51

4.2.1 Visi dan Misi Organisasi................................................ 52 4.2.2 Dasar Hukum Organisasi............................................... 53 4.2.3 Struktur Organisasi............................................…….... 54

4.3 Keanggotaan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara...………. 59

4.3.1 Proses Penerimaan Anggota.......................................... 59 4.3.2 Jenis Usaha Anggota..................................................... 60

4.4 Pelayanan Jasa Keuangan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara 61

4.5 Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK….…………. 62

4.5.1 Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir....................... 63 4.5.2 Prosedur Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK. 64

4.6 Karakteristik Umum Responden............................................ 67

4.7 Karakteristik Usaha Responden.........................…………… 70

4.8 Kondisi Pemanfaatan Kredit.............................……………. 75

Page 12: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xiii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian.......................................................................... 80

5.1.1 Perhitungan Korelasi Faktor Kredit Dengan Tingkat Pendapatan....................................................................... 84 5.1.2 Perhitungan Regresi Faktor Kredit yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan.......................................................... 85 5.1.3 Perhitungan Koefisien Determinasi Faktor Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan......................................... 87

5.2 Pembahasan.............................................................................. 88

5.2.1 Hubungan Kredit Dengan Tingkat Pendapatan............... 88 5.2.2 Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan.............. 89 5.2.3 Besar Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan.... 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan............................................................................. 91

6.2 Saran....................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xiv

DAFTAR TABEL

1. Penelitian Terdahulu………………………………………....………. 37

2. Intepretasi Nilai Korelasi (r)……………………………………....... 46

3. Dasar Hukum KJK PEMK……………………………………........ 53

4. Presentase Responden Berdasarkan Status Usaha ………………..... 72

5. Presentase Responden Berdasarkan Lokasi Usaha ………………… 72

6. Presentase Responden Berdasarkan Prioritas Usaha ………………. 73

7. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Modal Usaha.….......... 74

8. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Program Kredit……………………………………………………… 76

9. Presentase Responden Berdasarkan Lama Pemanfaatan Kredit…… 76

10. Presentase Jawaban Responden Atas Pengetahuan dan Pemahaman Prosedur Pemanfaatan Kredit…………………………………….... 77

11. Presentase Jawaban Responden Atas Kemudahan/ kesulitan Pemenuhan Prosedur Pemanfaatan Kredit………………. 78

12. Presentase Jawaban Responden Atas Terbantu/tidak Modal Usaha Dengan Program Kredit…………………………………………….. 78

13. Koefisien Korelasi………………………………………………….. 84

14. Koefisien Regresi dan Uji t ………………………………………… 85

15. Model Summary ……………………………………………………. 87

Page 14: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xv

DAFTAR GAMBAR

1. Alur Kerangka Pemikiran….……………………………….............. 39

2. Stuktur Organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.….............. 54

3. Proses Penyaluran Dana Bergulir…………….…………….............. 63

4. Presentase Responden Berdasarkan Usia………………………….. 68

5. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………................ 69

6. Presentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..…............ 69

7. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Usaha……………….….. 71

8. Presentase Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha…… 74

9. Presentase Responden Berdasarkan Jumlah Kredit.……………….. 81

10. Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Memanfaatkan Kredit…. 82

11. Tingkat Pendapatan Responden Setelah Memanfaatkan Kredit…... 83

Page 15: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Dana Bergulir PEMK.......................................... 95 2. Flow Chart Prosedur Pengajuan dan Pengguliran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara……………………….... 100 3. Kuesioner……………………………………………………………… 101

4. Daftar Pertanyaan Wawancara………………………………………... 103

5. Data Responden………………………………………………………. 104

6. Tabel Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan....................................... 106

7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS vr.17….............................................. 107

8. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian…..……………..................... 110

9. Denah Lokasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara…………………... 111

10. Peta Wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara……………………... 112

Page 16: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat

besar untuk dikembangkan. Hal ini karena sampai dengan saat ini belum ada

pengusaha yang dapat menyimpan usai masa panen. Hal tersebut dikatakan CEO

Bogasari Flour Mills Fransiscus Welirang dalam acara talkshow with CEO Oleh

Trijaya FM di Jakarta, Rabu (30 Juni 2010). "Tantangan industri kuliner saat ini

adalah bagaimana menggabungkan tuntutan konsumen, mempermudah konsumen,

dan mengelola makanan. Ini potensinya sangat besar. Apalagi sampai hari ini

belum ada pengusaha yang bisa menyimpan usai panen," tambahnya. Menurutnya

potensi dari menyimpan hasil pertanian pasca panen terkait dengan kebutuhan

dasar masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan panen itu musiman

(Pamungkas, 2010: 1).

Pengelolaan hasil pertanian pasca panen sangatlah penting, oleh karena itu

diharapkan adanya inovasi yang tepat guna untuk meningkatkan usaha

pengelolaan pasca panen. Untuk industri kuliner dan makanan olahan yang

dijalankan oleh pengusaha kecil, salah satu inovasi yang dibutuhkan adalah

dibidang permodalan. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk)

untuk untuk berdagang, melepas uang, dsb : harta benda (uang, barang, dsb) yang

dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 750).

Page 17: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

2

Menambah modal bagi industri kecil bukan hal yang mudah. Bagi

pengusaha kecil menengah meminjam uang di Bank selain harus menanggung

bunga cukup tinggi juga melalui prosedur yang tidak mudah. Oleh karena itu,

Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan

berusaha mengembangkan industri kecil dan menengah termasuk usaha makanan

olahan dengan mengucurkan kredit melalui Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dalam

Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PEMK). Kredit adalah pinjaman

uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002: 599). Program permodalan tersebut dikelola dan disalurkan

kepada masyarakat di setiap Kelurahan di Wilayah Jakarta, tidak terkecuali

wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.

Kelurahan Kebayoran Lama Utara yang terletak di Kecamatan Kebayoran

Lama, Jakarta Selatan tersebut memiliki jumlah luas lahan sebesar 178,22 Ha,

dengan berpenduduk sejumlah 41.308 jiwa (Data Statistik Kelurahan Kebayoran

Lama Utara, 2008). Melihat besarnya jumlah penduduk yang ada Pemerintah

setempat sadar betul akan potensi perekonomian yang dapat dikembangkan

melalui program kredit mikro yang pengelolaannya di percayakan melalui

Koperasi.

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara berdiri tahun 2008. Didirikan oleh Dewan

Kelurahan dengan tujuan sebagai sarana pelayanan permodalan bagi UMKM

khususnya, dan anggota/masyarakat pada umumnya di wilayah Kelurahan

Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Dengan dukungan pemerintah DKI

Page 18: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

3

Jakarta melalui Sosialisasi Perkoperasian yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi,

UMKM dan Perdagangan dan Lembaga Pengelola Dana bergulir semakin

memantapkan pendirian koperasi ini.

Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan

belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk

pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang dimanfaatkan secara

bergulir. Lembaga Keuangan Mikro Koperasi ( LKM Koperasi ) adalah Lembaga

Keuangan Mikro berbadan hukum koperasi yang dibentuk masyarakat Kelurahan

setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir, maka dari itu

Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ( PPMK ) yang sebelumnya,

diubah menjadi program dana bergulir dengan pola baru melalui badan hukum

koperasi.

Kredit yang diberikan Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) akan sangat bermanfaat bagi anggota

pengusaha makanan olahan yang berekonomi lemah untuk berproduksi dan

mengembangkan usaha sehingga ada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan

bagi anggota, keadaan ekonomi yang seperti inilah yang harus membuat

masyarakat lebih mengerti dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Para

anggota KJK PEMK berusaha meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan

kredit dana bergulir KJK PEMK sebagai penambahan modal usaha.

Dengan demikian dapat dikatakan terdapat kaitan antara pemberian kredit

dengan pengembangan usaha dan tingkat kesejahteraan pengusaha. Untuk

mengetahui lebih dalam adanya peningkatan pendapatan anggota pengusaha

Page 19: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

4

makanan olahan sebagai obyek dari pemberian kredit dana bergulir oleh Koperasi

Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)

Kebayoran Lama Utara, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

mengambil judul “PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP

TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA

KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan

yang akan diteliti, rumusannya sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran

Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?

2. Apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?

3. Berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari

diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah ada hubungan pemberian kredit KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan

olahan.

Page 20: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

5

2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan

olahan.

3. Menganalisis berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan

olahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini menambah pengalaman dan pengetahuan ilmu

dibidang penyediaan dukungan permodalan dan bagaimana permodalan

berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

2. Bagi koperasi, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber

pemikiran dan bahan perbandingan untuk dapat mengambil keputusan

dalam memberikan kredit.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

penelitian sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini dibahas tentang pemberian kredit dana bergulir

Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap pendapatan

Page 21: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

6

anggota Koperasi yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner

(makanan olahan).

2. Responden pada penelitian ini adalah anggota KJK PEMK Kebayoran

Lama Utara periode pencairan kredit bulan Januari s.d Desember 2010

yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner (makanan olahan).

3. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran

Lama Utara.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pengertian koperasi, pengertian kredit, pengertian

tingkat pendapatan, penelitian terdahulu sejenis, serta kerangka pemikiran.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, metode penarikan sampel, serta metode

pengolahan dan metode analisa data.

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI

Page 22: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

7

Bab ini berisi tentang gambaran umum Kelurahan Kebayoran Lama Utara,

sejarah berdirinya koperasi, visi dan misi koperasi, dasar hukum koperasi dan

sebagainya.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disajikan dengan tabel atau gambar

dan analisis data secara deskriptif maupun kuantitatif dan mencangkup

pembahasan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian dan pembahasan bab-bab

sebelumnya dan saran untuk lembaga terkait maupun penulisan penelitian

selanjutnya.

Page 23: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Koperasi

Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of Wisconsin,

Madison USA mengatakan “koperasi adalah suatu badan usaha yang secara

sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya

dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar

biaya” (Firdaus dan Susanto, 2004: 39).

R.M Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya berjudul Sepuluh

Tahun Koperasi: Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah Tahun 1930-1940

dalam Pachta (2007: 19) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan

manusia seorang-orang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk

memajukan ekonominya. Soeriaatmaja memberikan definisi koperasi sebagai

suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai

manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik dan secara sukarela

masuk untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas

tanggungan bersama.

Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan Perseroan dan

Koperasi Indonesia dalam Pachta (2007: 19) mendefinisikan koperasi adalah

bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk golongan kurang

mampu, yang ingin bersama untuk meringankan beban hidup atau bebaan kerja.

Mohammad Hatta dalam bukunya The Cooperative Movement in Indonesia,

Page 24: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

9

mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib

penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.

Pada UU Republik Indonesia No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan

sebagai “badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”

(Hendar dan Kusnadi, 2002: 14).

Pengertian koperasi yang diajukan oleh beberapa pakar dan organisasi

nampak saling berbeda satu sama lain walau pada dasarnya definisi-definisi

tersebut memiliki inti yang sama, yaitu merujuk koperasi sebagai usaha bersama

(berasal dari anggota, dikelola oleh anggota, dan hasil dikembalikan kepada

anggota) yang bersifat sukarela untuk mencapai tujuan ekonomi bersama.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diketahui bahwa koperasi tidak dapat

terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

1. Koperasi merupakan kumpulan orang orang

2. Bersifat sukarela

3. Mempunyai tujuan ekonomi bersama

4. Organisasi usaha yang dikendalikan secara demokratis

5. Kontribusi modal yang adil

6. Menanggung kerugian bersama dan menerima keuntungan secara adil.

2.1.2 Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Menurut Anoraga dan Widiyanti (2007: 26) Koperasi Kredit atau Koperasi

Simpan Pinjam ialah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan

Page 25: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

10

modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus

untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotadengan cara mudah, murah,

cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Tujuan Koperasi Kredit

yaitu sebagai berikut:

1) Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan

dengan syarat-syarat yang ringan.

2) Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur

sehingga membentuk modal semdiri.

3) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari

pendapatan mereka.

4) Menambah pengetahuan tetang perkoperasian.

2.1.3 Pengertian Dana Bergulir

Berdasarkan JUKNIS dalam Pergub Prov. DKI Jakarta No.24 Tahun 2009,

dana bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja

daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan

ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir. Status dana

bergulir dijelaskan sebagai berikut:

• Dana bergulir PEMK adalah merupakan uang milik Pemerintah

Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan status kelayakan daerah yang

tidak dipisahkan dan merupakan kelompok pembiayaan (bukan hibah).

• Untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang

dimanfaatkan secara bergulir.

• Harus dipertanggungjawabkan.

Page 26: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

11

2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir

Pelaksanaan pengelolaan dana bergulir adalah kerjasama antara BLUD

PEMK dengan Koperasi (KJK PEMK), dan Bank. Kerjasama dilaksanakan untuk

kegiatan penyaluran, penagihan dan pengembalian. Berikut beberapa hal terkait

dengan pengelolaan dana bergulir yang dituangkan dalam Buku Saku Pemantapan

Pelaksanaan Penyaluran Dana Bergulir (Dinas Koperasi, UMKM, dan

Perdagangan Prov. DKI Jakarta, 2009: 15-21)

Pengelolaan dana bergulir pola baru sebagai upaya pemberdayaan

ekomomi masyarakat memiliki syarat sebagai berikut:

• Lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi.

• Berbasis komunitas Kelurahan dengan pendekatan kelompok.

• Dikuatkan dengan pendampingan kelembagaan dan bimbingan usaha

mikro.

• Pola bagi hasil.

• Berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha.

Adapun persyaratan koperasi yang dimaksud ialah sebagai berikut:

• Berbadan hukum Koperasi.

• Hanya mempunyai usaha simpan pinjam.

• Berkedudukan dan melakukan usaha disatu wilayah Kelurahan.

• Mengembangkan visi dan misi pemberdayaan usaha ekonomi

masyarakat Kelurahan.

Page 27: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

12

• Anggota Koperasi terdiri dari anggota masyarakat Kelurahan setempat

yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tempat

tinggal dan tidak mempunyai kemampuan kredit dari Bank.

• Mempunyai pengelola lembaga Koperasi tersendiri yang berasal dari

warga masyarakat Kelurahan setempat minimal berpendidikan Sekoah

Lanjutan Tingkat Atas dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela

dalam pengelola dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(PPMK).

• Mempunyai pembukuan yang tertib sesuai dengan standar akuntansi

yang dapat dimonitor setiap saat oleh unit pelaksana teknis, dan

menyampaikan laporan keuangan secara periodik bulanan, triwulan,

semesteran, dan tahuanan atau setiap saat sesuai kebutuhan.

• Mengajukan permohonan kerjasama Pengelolaan Dana Bergulir kepada

Unit Pelaksana Teknis (UPT) secara tertulis.

• Tunduk dan mematuhi seluruh peraturan Pengelolaan Dana Bergulir

yang ditetapkan oleh Gubernur, Kepala Dinas atau Kepala Unit

Pelaksana Teknis.

Dana bergulir yang dikelola dan disalurkan berdasar alokasi anggaran

sebagai berikut:

1. Sumber adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah.

2. Dianggarkan oleh unit pengelola dana bergulir.

3. Anggaran secara fisik ditempatkan dan disimpan di Bank atas nama

UPT.

Page 28: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

13

4. Anggaran diterima, didata, dibukukan, dilaporkan, dan

dipertanggungjawabkan oleh UPT.

Pelaksanaan penyaluran dana bergulir kepada pemanfaat, ditetapkan dan

diatur sebagai berikut:

1. Penyaluran kepada pemanfaat dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan

Teknis melalui LKM Koperasi.

2. Dalam rangka penyaluran dan pengembalian dana bergulir ked an dari

pemanfaat, LKM Koperasi harus memiliki rekening di Bank penyaluran

kepada pemanfaat oleh Unit Pelaksana Teknis melalui LKM Koperasi

dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.

Proses pengembalian dana bergulir dari pemanfaat telah ditetapkan dan

diatur sebagai berikut:

1. Pemanfaat wajib mengembalikan dana bergulir yang dimanfaatkan

kepada Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi.

2. Dana yang wajib dikembalikan oleh pemanfaat terdiri dari:

a. Pokok pinjaman

b. Jasa pemanfaat dan/atau

c. Denda keterlambatan pengembalian

3. Batas waktu pengembalian dana bergulir dari pemanfaat ditentukan

dalam perjanjian pemanfaatan dana bergulir oleh LKM Koperasi dan

calon pemanfaat.

Page 29: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

14

Pemanfaat yang mendapatkan keuntungan dari adanya penyaluran dana

bergulir diwajibkan membalas jasa pemanfaatan yang ditetapkan dan diatur

sebagai berikut:

1. Jasa pemanfaatan dana bergulir berdasarkan sistem bagi hasil (hasil

pemanfaatan).

2. Hasil pemanfaatan bersumber dari keuntungan dalam menyalurkan

yang dihitung setiap bulan.

3. LKM Koperasi wajib membuat laporan keuangan bulanan dan

menyampaikannya kepada Unit Pengelola Dana Bergulir paling lama

10 hari setelah tanggal akhir bulan laporan.

2.1.5 Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya.

Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit

yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si

penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban

untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya

(Kasmir, 2002: 101).

Definisi kredit menurut Raymond P. Kent dalam Suyatno (1995: 12)

adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan

pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena

penyerahan barang-barang sekarang.

Kasmir (2002: 102) menjelaskan pengertian kredit berdasarkan Undang-

Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan

Page 30: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

15

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga. Sedangkan menurut Kasmir (2002: 102) pengertian pembiayaan adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tersebut dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi

perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional

dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank dan lembaga keuangan lain

berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.

Bank berdasarkan konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga,

sedangkan bagi bank dan lembaga keuangan lain yang berdasar prinsip syariah

berupa imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002: 103).

2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit

Menurut Suyatno (1995: 14) terdapat 4 unsur yang terdapat dalam kredit,

yaitu kepercayaan, waktu, degree of risk, dan prestasi. Berikut penjabaran dari

keempat unsur tersebut.

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi

yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan

Page 31: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

16

benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa

yang akan datang.

2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan

datang. Dalam unsur waktu terkandung pengertian nilai agio dari uang,

yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan

diterima pada masa yang akan datang.

3) Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

4) Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.

Sedangkan menurut Kasmir (2003: 74-76) unsur-unsur yang terkandung

dalam pemberian fasilitas kredit terdiri dari kepercayaan, kesepakatan, jangka

waktu, resiko, dan balas jasa. Adapun penjelasan dari kelima unsur tersebut

sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank dan lembaga keuangan

non-bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau

jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa akan

datang. Kepercayaan ini diberikan oleh lembaga, karena sebelum dana

dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang

mendalam tentang nasabah/anggota. Peneliti dan penyelidikan

Page 32: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

17

dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuan

nasabah/anggota dalam pembayaran kredit.

2) Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3) Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak

memiliki jangka waktu.

4) Resiko

Faktor resiko kerugian dapat disebabkan 2 hal, yaitu resiko kerugian

yang diakibatkan nasabah/anggota sengaja tidak mau membayar

kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena

nasabah/anggota tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti

bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya

suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang

jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih,

demikian sebaliknya.

Page 33: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

18

5) Balas Jasa

Akibat dari fasilitas pemberian kredit bank atau lembaga keuangan lain

tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.

Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita

kenal dengan nama bunga bagi bank konvensional. Balas jasa dalam

bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit

ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank dan

lembaga keuangan lain yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa

ditentukan dengan bagi hasil.

2.1.5.2 Tujuan Kredit

Di negara-negara liberal, tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk

memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara,

yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan

yang sebesar-besarnya. Sedangkan di Indonesia dasar dan falsafah negara

berdasar kepada Pancasila, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari

keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Suyatno, 1995: 15).

Oleh karena itu, menurut Suyatno (1995: 15) tujuan kredit yang diberikan

suatu lembaga keuangan, khususnya bank pemerintah adalah untuk:

1) Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembagunan.

2) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya

guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Page 34: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

19

3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan

dapat memperluas usaha.

Menurut Kasmir (2002: 105) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai

beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank

atau lembaga keuangan non-bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak

terlepas dari misi lembaga tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian

suatu kredit sebagai berikut:

1) Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.

Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh

bank atau lembaga kredit/pembiayaan sebagai balas jasa dan biaya

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah/anggota.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah membantu usaha nasabah/anggota yang

memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk

modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat

mengembangkan dan memperluas usaha. Dalam hal ini kedua belah

pihak sama-sama diuntungkan.

3) Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan maupun lembaga penyalur kredit lain, maka semakin baik,

Page 35: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

20

semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka

peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.

Menurut Kasmir (2002: 106) Secara garis besar keuntungan bagi

pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan dan

lembaga penyalur kredit lain sebagai berikut:

• Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah/anggota

dan bank maupun lembaga keuangan lain.

• Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan

usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru,

sehingga dapat menyedot tenaga kerja bebas.

• Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian

besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi

barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya

masyarakat memiliki banyak pilihan.

• Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam

negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat

devisa negara.

• Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai

untuk keperluan ekspor.

Page 36: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

21

2.1.5.3 Fungsi Kredit

Disamping memiliki tujuan, pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki

suatu fungsi yang sangat luas. Kasmir (2002: 107-108) merumuskan 8 fungsi

kredit dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Jika uang hanya disimpan, tidak akan menghasilkan sesuatu yang

berguna. Dengan diberikannya kredit uang tesebut menjadi berguna

untuk menghasilkan barang/jasa oleh si penerima kredit. Kemudian

juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain,

sehingga sehingga daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh

kredit akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan akan dapat digunakan oleh si debitur untuk

mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat.

4) Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu

wilayah ke wilayah lain, sehingga jumlah barang yang beredar dari

satu wilayah ke wilayah lain bertambah.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu

Page 37: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

22

mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat

meningkatkan devisa negara.

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegiatan

berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat

memperbesar atau memperluas usaha.

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semaki baik,

terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit

diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu

membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi

pengangguran.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling

membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.

Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama

dibidang lain, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit

Pemberian fasilitas kredit dikelompokan kedalam jenis yang masing-

masingnya dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk

mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki

berbagai karakteristik tertentu. Secara umum menurut Kasmir (2003: 76-79) jenis-

Page 38: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

23

jenis kredit dilihat dari 5 segi, yaitu segi kegunaan, segi tujuan kredit, segi jangka

waktu, segi jaminan, dan segi sektor usaha. Berikut penjabaran kelima segi

terbebut.

1) Dilihat dari Segi Penggunaan

Ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu:

a) Kredit investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha

atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya

untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan

kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b) Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan peningkatan

produksi dalam operasional. Kredit modal kerja merupakan kredit yang

dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

Jenis kredit ditinjau dari tujuan adalah:

a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga

menghasilkan suatu barang maupun jasa.

b) Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai

secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa

Page 39: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

24

yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha.

c) Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini

sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

Artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali

diberikan sampai masa pelunasan, jenis kredit ini adalah:

a) Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau

paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal

kerja.

b) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kredit ini berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

c) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 atau 5 tahun.

Kredit ini biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.

4) Dilihat dari Segi Jaminan

Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah:

Page 40: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

25

a) Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.

Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau tidak berwujud.

Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan

yang diberikan si calon debitur.

b) Kredit tanpa jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta

loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan si pemilik kredit.

5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Jenis kredit dilihat dari sektor usaha sebagai berikut:

a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

pertanian atau perkebunan rakyat.

b) Kredit perternakan, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perternakan.

c) Kredit industri, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor industri

pengolahan baik industri kecil, menengah atau besar.

d) Kredit pertambangan, merupakan kredit yang dibiayai untuk usaha

pertambangan.

e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang dibiayai untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan.

f) Kredit profesi, diberikan kepada kalangan profesional.

Page 41: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

26

g) Kredit perumahan, untuk membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan.

h) Dan sektor usaha lainnya.

2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank atau lembaga keuangan

lain harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.

Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut

disalurkan (Kasmir, 2005: 104).

Menurut Arthesa & Handiman (2006: 170) mengenai kredit pada

umumnya setiap lembaga keuangan melakukan penilaian 5C’s, yaitu berbagai

penilaian atas kondisi nasabah/anggota dan usahanya dengan berbagai aspek

risiko atau yang lebih dikenal dengan identifikasi risiko yang mungkin timbul,

disertai dengan penjelasan yang lengkap. Penilaian 5C’s dalam melakukan

analisis terhadap permohonan kredit, yaitu:

1) Character/C1 (Penilaian terhadap Karakter)

Penilaian terhadap karakter pemohon kredit dilakukan untuk mengetahui

tanggung jawab, kejujuran, keseriusan dalam berbisnis dan keseriusan

dalam membayar semua kewajiban ke bank atau lembaga keuangan lain

dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya.

2) Capacity/C2 (Penilaian terhadap Kemampuan)

Penilaian terhadap kemampuan nasabah bertujuan menukur kemampuan

nasabah dalam menjalankan usaha. Informasi yang harus didapat, yaitu:

a) Penilaian atas manajemen usaha

Page 42: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

27

Meliputi kualitas dan reputasi nasabah, orientasi manajemen, kualitas

organisasi, kualitas pengelolaan sumber daya manusia, dan lain-lain.

b) Penilaian atas kualitas pasokan

Meliputi kualitas, perlengkapan dan peralatan penyimpanan fluktuasi

harga, penguasaan sumber, dan efesiensi pengelolaan pasokan.

c) Penilaian atas kualitas produksi

Meliputi kontinuitas kegiatan produksi, kualitas dan kapasitas alat

produksi, peralatan usaha, tingkat efesiensi produksi, kualitas produk,

pola produksi, dan peluang pengembangan produksi.

d) Penialian atas kualitas pemasaran

Penilaian ini meliputi kegiatan pemasaran, harga produk, kualitas

promosi, kualitas pemilihan pasar, sarana dan pemilihan posisi pasar,

kualitas strategi dan taktik penjualan, pengelolaan penagihan, serta

kontinuitas pelanggan.

3) Capital/C3 (Penilaian atas Modal)

Penilaian terhadap modal perusahaan bertujuan mengetahui kemampuan

nasabah atau perusahaan milik nasabah dalam menanggung beban

pembiayaan yang dibutuhkan serta kemampuan dalam menanggung beban

risiko (risiko sharing) yang mungkin dialami perusahaan itu. Penilaian

dapat dilakukan berdasarkan informasi mengenai sumber dan struktur

permodalan, efektivitas penggunaan atau penempatan modal, kualitas

penciptaan laba, dan kualitas pemanfaatan laba.

Page 43: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

28

4) Condition/ C4 (Penilaian terhadap Kondisi Perekonomian dan Prospek Usaha) Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan perusahaan atas

berubah-ubahnya kondisi makro ekonomi dan kemampuan perusahaan

mengantisipasinya dalam keadaan yang sulit sekalipun. Penilaian juga

dapat dilakukan dengan cara melakukan kajian terhadap beberapa kondisi

dan lingkungan usaha sejenis, kemungkinan perubahan kondisi lingkungan

usaha sejenis di masa mendatang, serta kemampuan dan fleksibilitas usaha

nasabah menghadapi kemungkinan perubahan kondisi dan lingkungan

usaha dimasa mendatang.

5) Collaterral/C5 (Penilaian terhadap Anggunan Kredit)

Penilaian ini dilakukan berdasarkan nilai wajar atas nilai pasar agunan

yang berlaku pada saat dilakukan penilaian. Agunan kredit adalah jaminan

dari nasabah ke bank untuk meminimalisir risiko yang mungkin timbul

dari pemberian kredit.

Kriteria penilaian lain yang digunakan bank atau lembaga keuangan

lainnya dalam proses pemberian kredit kepada nasabah/anggota adalah dengan

metode 7P. Menurut Kasmir (2005: 106-107) metode analisis 7P sebagai berikut:

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi keperibadian atau tingkah laku sehari-

hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi,

tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

Page 44: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

29

2) Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-

golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.

Sehingga nasabah akan mendapat fasilitas yang berbeda.

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu

fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya

bank yang rugi akan tetapi juga nasabahnya.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit. Semain banyak sumber penghasilan debitur maka

akan semakin baik.

6) Profitability

Untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Diukur

dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,

apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.

Page 45: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

30

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau orang atau jaminan asuransi.

2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi

Prosedur peminjaman kredit pada koperasi dalah rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan

diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat prosedur pemberian kredit

adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk

mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan

kredit dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.

Urutan kegiatan dalam pengajuan permohonan kredit menurut Tohar (2000 : 107-

111) adalah sebagai berikut:

1) Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan

kredit, antara lain:

a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan

pinjaman yang telah tersedia.

b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam

pengisian formulir.

c) Proses permohonan diteruskan untuk diproses.

Page 46: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

31

2) Evaluasi atau analisis kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai

sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam

dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi

pinjaman tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam

mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:

a) Melakukan interview pada calon peminjam

Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah:

- Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit

menguasai kegiatan usahanya.

- Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.

- Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon

peminjam.

- Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar

belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.

b) Melaksanakan survei

Survei dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak

tentang:

- Reputasi dan kondisi calon peminjam

- Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan

kondisinya sampai saat ini.

- Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga.

Page 47: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

32

c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-

benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana

perkembangannya.

3) Keputusan pinjaman

a.) Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari

pengurus koperasi.

b) Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan

mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:

- Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari

pengurus kelompok.

- Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang

menyangkut calon peminjam.

c) Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang

memuat:

- Jumlah pinjaman yang di setujui

- Penggunaan pinjaman

- Besarnya bunga pinjaman

- Tanggal jatuh tempo pinjaman

- Jaminan pinjaman

d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager

simpan pinjam koperasi yang bersangkutan.

Page 48: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

33

4) Perjanjian pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

- Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan

sebelum kredit di cairkan.

- Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah

adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.

- Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat

perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.

- Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi .

- Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.

- Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.

5) Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-

ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani

kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli

ada pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini

diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain.

Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap,

hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

dalam penggunaan dana tersebut.

2.1.7 Pengertian Pendapatan

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat

dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan

Page 49: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

34

yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut

menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu

periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode

ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang

dikonsumsi (Rustam, 2002: 1).

Accounting Terminilogy Bulletin No.2 dalam Riahi & Belkaoui (2006:

279) mendefinisikan pendapatan (revenue) sebagai berikut: “Pendapatan berasal

dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan pembebanan yang

dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewa untuk barang dan jasa yang

disediakan bagi mereka”. Pendapatan juga mencangkup keuntungan dari

penjualan atau penukaran aktiva (selain saham yang diperdagangkan), bunga, dan

deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas

pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal”.

Rahardja & Manurung (2006: 292) mendefinisikan pendapatan sebagai

total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga

selama periode tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto

dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu

periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal (Dahlanforum, 2007: 1).

Page 50: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

35

2.1.8 Sumber Pendapatan

Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept). Menurut Rahardja &

Manurung (2006: 292-293) ada tiga sumber pendapatan rumah tangga, yaitu

pendapatan dari gaji dan upah, pendapatan dari aset produktif, dan pendapatan

dari pemerintah. Dibawah ini penjelasan ketiga sumber pendapatan tersebut.

1) Pendapatan dari Gaji dan Upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja.

Besar kecilnya gaji/upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari

produktifitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas, yaitu:

a) Keahlian (Skill)

Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk

mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan

seseorang, dibutuhkan keahlian yang makin tinggi, karena itu gaji atau

upahnya makin tinggi.

b) Mutu Modal Manusia (Human Capital)

Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan

kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan

(inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan.

c) Kondisi Kerja

Kondisi kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja penuh

resiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat bila resiko

kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi.

Page 51: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

36

2) Pendapatan dari Aset Produktif

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa

penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset finansial

(financial assets), seperti deposito yang mengahasilkan pendapatan bunga,

saham yang menghasilkan deviden, dan keuntungan atas modal (capital

gain) bila diperjual belikan. Kedua, aset bukan finansial (real assets),

seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.

3) Pendapatan dari Pemerintah

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment)

adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang

diberikan. Dinegara-negara maju, penerimaan transfer diberikan, mislanya

dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para penganggur (unemployment

compensation), jaminan sosial bagi orang-orang miskin dan berpendapatan

rendah (social security).

2.2 Penelitian Terdahulu

Selain tinjauan teoritis mengenai pengertian dari variabel penelitian, pada

penelitian ini juga dilakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang sejenis.

Penelitian mengenai pengaruh pemberian kredit atau pembiayaan terhadap tingkat

pendapatan para penggunanya telah beberapa kali dilakukan. Penelitian tersebut

dilakukan diberbagai lokasi di Indonesia. Tabel berikut menjelaskan penelitian

terdahulu sejenis yang digunakan sebagai tinjauan.

Page 52: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

37

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Lokasi/

Objek Jenis Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

Independen Dependen

1 Budianto Pengaruh pemberian kredit produksi terhadap tingkat pendapatan anggota Koperasi Bathara

Koperasi Bathara Kabupaten Banjar Negara Th.2004

Deskriptif kuantitatif (uji statistik regresi linier sederhana)

Pemberian kredit

Tingkat pendapatan

Terdapat pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan anggota koperasi sebesar 20,5%.

2 Desanto Pengaruh kredit tehadap pendapatan industri kecil Kota Madiun

Kota Madiun Th.2007

Deskriptif kuantitatif (uji statistik regresi linier sederhana)

Kredit Tingkat pendapatan

Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan industri kecil.

3 Sa’ad Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah BMT Berkah Madani

BMT Berkah Madani Depok, Jawa barat

Deskriptif kuantitatif (statistik non parametrik)

Pembiayaan murabahah

Tingkat pendapatan

Adanya pengaruh positif terhadap pendapatan antara sebelum diberikan pembiayaan dengan setelah diberikan.

4 Dewi Pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian syariah terhadap peningkatan pendapatan nasabah

Pegadaian syariah Cabang Pondok Aren

Deskriptif kuantitatif (statistik regresi linier sederhana)

Pembiayaan produktif

Tingkat pendapatan

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pembiayaan produktif terhadap tingkat pendapatan.

Sumber : Data sekunder diolah (2010)

Page 53: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

38

2.3 Kerangka Pemikiran

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara merupakan lembaga keuangan berbadan

hukum koperasi yang bergerak dibidang pemberdayaan ekonomi penyedia jasa

permodalan untuk pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Tugas utama KJK PEMK adalah memberdayakan perekonomian wilayah

setempat, dan yang menjadi target utama adalah pelaku pengusaha UMKM.

Bantuan permodalan dengan sistem kredit yang disediakan koperasi

bertujuan menambah modal produksi para anggota koperasi yang merupakan

pengusaha UMKM. Dukungan permodalan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan volume produksi dan menambah pendapatan pemanfaat kredit.

Dengan usaha yang produktif diikuti pertambahan pendapatan diharapkan para

anggota dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.

Usaha makanan olahan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat

berkembang di wilayah Kebayoran Lama Utara. Oleh sebab itu, pemberdayaan

ekonomi terhadap pengusaha makanan olahan menjadi prioritas. Agar dapat

meningkatkan kesejahteraan hidup melalui peningkatan pendapatan, para

pengusaha makanan olahan yang merupakan anggota koperasi diberikan

kesempatan memanfaatkan kredit untuk menambah modal produksi.

Untuk dapat memanfaatkan kredit dana bergulir setiap anggota harus

mematuhi prosedur yang berlaku. Dalam penelitian ini akan diketahui siapa

pemanfaat kredit, bagaimana karakteristik usaha yang sesuai, dan pemenuhan

prosedur lain yang berlaku pada KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.

Page 54: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

39

Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan

pendapatan pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara digunakan analisis regresi sederhana. Hal ini dilakukan karena analisis

regresi merupakan alat yang tepat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen (kredit) terhadap variabel dependen (tingkat pendapatan).

Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara

Pengusaha Makanan OlahanSebagai Objek Pemberdayaan

Pemberdayaan Ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Wilayah Kebayoran Lama Utara

Analisis Regresi

Pemanfaatan Kredit Dana Bergulir

Jumlah Kredit

Tingkat Pendapatan

- Karakteristik pengguna kredit - Kondisi usaha makanan olahan - Kondisi pemanfaatan kredit

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran

Page 55: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, Jl Ciputat

Raya No.1A, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada

Bulan April s.d Mei 2011. Pemilihan lokasi penelitian didasari kebutuhan penulis

akan data yang akan diolah dan dianalisis. Potensi pengembangan UMKM di

wilayah Kebayoran Lama Utara khususnya pengusaha makanan olahan sebagai

bagian dari industri kuliner yang semakin berkembang juga menjadi alasan

penulis memilih lokasi tersebut. Keberadaan KJK PEMK sebagai lembaga

keuangan yang menyediakan jasa permodalan bagi pengusaha UMKM di wilayah

Kebayoran Lama Utara menguatkan pemilihan lokasi penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat diolah langsung

dari objeknya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk

sudah jadi, hasil pengumpulan dan pengolahan pihak lain (Muhidin &

Abdurahman, 2007: 17). Data primer digunakan untuk menjawab permasalahan

utama yang diangkat dalam penelitian, sedangkan data sekunder digunakan

sebagai bahan informasi penunjang dalam melakukan analisis.

Page 56: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

41

Data primer diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian menggunakan

cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

pengusaha makanan olahan sebagai objek penelitian maupun pihak KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara sebagai pengelola kredit. Data sekunder diperoleh melalui

tinjauan literatur mengenai informasi-informasi yang terkait dengan pembahasan

penelitian baik dari pengelola Koperasi maupun instansi lain.

Sumber data dalam penelitian ini merupakan informasi yang diperoleh dari

pengusaha makanan olahan anggota Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara, dari pengurus dan pengelola KJK PEMK Kebayoran Lama Utara, dari

beberapa instansi terkait, serta dari tinjauan literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melaui 3 metode, yaitu metode

observasi, wawancara (interview), dan kuesioner. Berikut penjelasan ketiga

metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.

1. Observasi

Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang

secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah

atau sebenarnya (lapangan) (Muhidin & Abdurahman, 2007: 19).

Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan

Page 57: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

42

KJK PEMK maupun pengusaha makanan olahan sebagai anggota

koperasi. Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap

lokasi, kondisi KJK PEMK, fasilitas serta sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan perkreditan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.

2. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara

langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face

to face interview) dengan sumber data (responden) (Muhidin &

Abdurahman, 2007: 21). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

dengan pihak pengurus dan pengelola KJK PEMK untuk mengetahui

bagaimana prosedur pemberian kredit, jumlah dan jenis UMKM yang

memanfaatkan kredit, dan karakteristik serta lokasi pengusaha

makanan olahan anggota KJK PEMK.

3. Kuesioner

Kuesioner atau juga yang dikenal sebagai angket merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis

melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Muhidin & Abdurahman,

2007: 25). Pengisian kuesioner ditujukan kepada pengusaha makanan

olahan pengguna kredit KJK PEMK sebagai responden. Kuesioner

digunakan untuk mendapatkan data karakteristik pengusaha makanan

Page 58: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

43

olahan, karakteristik usaha yang dijalankan dan jumlah pendapatan

yang diterima, serta kondisi pinjaman/kredit yang dimanfaatkan.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38).

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel sesuai dengan judul penelitian yaitu

pengaruh kredit terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan anggota

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK

PEMK) Kebayoran Lama Utara. Adapun variabel tersebut yaitu:

1. Pemberian kredit (X) yang didalamnya terdiri dari modal kerja dan

pembiayaan investasi, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

lain.

2. Tingkat pendapatan (Y), sebagai variabel yang tidak bebas atau

dipengaruhi oleh variabel lain.

3.5 Metode Penarikan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80). Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2008: 81).

Page 59: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

44

Teknik penarikan sampel yang akan digunakan adalah sensus, artinya

seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Penarikan sampel dilakukan tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, dengan kata lain anggota

populasi dianggap homogen.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah anggota koperasi yang

menjalankan usaha di bidang makanan olahan yang memanfaatkan kredit dana

bergulir periode Januari s.d Desember 2010 pada Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama

Utara.

Pemanfaat kredit dana bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

periode Januari s.d Desember 2010 secara keseluruhan berjumlah 137 orang, dan

didapat jumlah pengusaha makanan olahan adalah 45 orang. Berdasarkan hal

tersebut ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

sensus adalah sebesar 45 objek/responden.

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan dan analisis data digunakan analisis deskriptif dan

analisis kuantitatif.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh keterangan mengenai

responden berdasarkan golongan tertentu. Untuk mendapatkan karakteristik

pengusaha makanan olahan di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, data

yang diperoleh ditabulasikan dan kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik

Page 60: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

45

yang paling menonjol. Beberapa karakteristik yang akan dianalisis seperti

karakteristik responden dalam hal ini pengusaha makanan olahan anggota

koperasi (jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan), karakteristik usaha yang

dijalankan (jenis usaha, lokasi usaha, lama usaha, dan sebagainya) juga kondisi

kredit yang dimanfaatkan.

3.6.2 Analisis Kuantitatif

Alat yang akan digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dalam

penelitian ini adalah analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana dengan

bantuan komputer menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) 17.0. Korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antara dua

variabel atau lebih (Muhidin dan Abdurahman, 2007: 105). Regresi sederhana

didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2009: 261).

3.6.2.1 Analisis Korelasi

Metode analisa dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa angka-

angka yang ditujukan oleh data serta menganalisis korelasi antara hubungan

variabel dan alat ukur yang ada. Dalam penelitian ini digunakan anasisis Korelasi

Product Moment yang dapat dihitung dengan rumus (Sugiyono, 2009: 274)

sebagai berikut:

r = 𝑛𝑛 ∑𝑋𝑋𝑋𝑋 𝑌𝑌𝑋𝑋− (∑𝑋𝑋𝑋𝑋) (∑𝑌𝑌𝑋𝑋)

�[𝑛𝑛 ∑𝑋𝑋𝑋𝑋 2− (∑𝑋𝑋𝑋𝑋)2] [𝑛𝑛 ∑𝑌𝑌𝑋𝑋2 − (∑𝑌𝑌𝑋𝑋)2]

Page 61: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

46

Dimana :

r = Besarnya korelasi antara X dan Y

n = Jumlah sampel

X = Pemberian kredit

Y = Pendapatan

Keterangan:

Nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi sempurna (kuat sekali) dan negatif.

Nilai r = 0, maka korelasi adalah lemah (tidak ada hubungan).

Nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi adalah sempurna (kuat sekali) dan

positif.

Untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel ditunjukan oleh

tanda positif (+) dan negatif (-) yang terdapat pada koefisien korelasi, apabila

korelasi (r) bertanda minus (-) menunjukan hubungan yang negatif dan sebaliknya

apabila korelasi (r) bertanda positif (+) maka hubungan yang ditunjukan adalah

positif (+). Nilai r bertujuan untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi

antar variabel tersebut. Menurut Sugiyono (2009: 231) penafsiran terhadap

koefisien korelasi (nilai r) dapat berpedoman pada ketentuan tabel berikut:

Tabel 2. Intepretasi Nilai Korelasi (r)

No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1 0,00 – 0,199 Sangat rendah 2 0,20 – 0,399 Rendah 3 0,40 – 0,599 Sedang 4 0,60 – 0,799 Kuat 5 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2009: 231)

Page 62: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

47

3.6.2.2 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

sebab akibat (mempengaruhi atau tidak) antara variabel X (kredit) dengan variabel

Y (tingkat pendapatan). Selain itu analisis regresi digunakan untuk mengetahui

perubahan variabel Y untuk setiap satuan perubahan variabel X. Persamaan umum

regresi linear sederhana (Sugiyono, 2009: 261) sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

a = (∑𝑌𝑌𝑋𝑋) (∑𝑋𝑋𝑋𝑋 2) − (∑𝑋𝑋𝑋𝑋)(∑𝑋𝑋𝑋𝑋 𝑌𝑌𝑋𝑋)

𝑛𝑛 ∑𝑋𝑋𝑋𝑋 2 − (∑𝑋𝑋𝑋𝑋)2

b = 𝑛𝑛 ∑𝑋𝑋𝑋𝑋 𝑌𝑌𝑋𝑋− (∑𝑋𝑋𝑋𝑋)(∑𝑌𝑌𝑋𝑋)

𝑛𝑛 ∑𝑋𝑋𝑋𝑋2 − (∑𝑋𝑋𝑋𝑋)2

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi.

X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu.

a = Harga Y ketika harga X = 0 (konstan).

b = Koefisien regresi, menunjukan angka peningkatan/penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen.

3.6.2.3 Uji Signifikansi Regresi

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol,

yaitu koefisien regresi sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis

tandingan bahwa koefisien regresi tidak sama dengan nol (Muhidin &

Abdurahman, 2007: 194). Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan ada atau

tidaknya pengaruh antara dua variabel. H0 merupakan hipotesis tentang tidak

Page 63: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

48

adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dan H1 merupakan hipotesis

penelitian. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0 : kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan.

H1 : kredit berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan.

Untuk menguji apakah hipotesis benar, maka digunakan uji statistik uji t

atau berdasarkan probabilitas. Persamaan regresi yang didapat selanjutnya akan

diuji apakah memang valid untuk memprediksi variabel dependen. Dengan kata

lain, akan dilakukan pengujian apakah variabel kredit benar-benar dapat

memprediksi pendapatan dimasa mendatang.

Dengan kaidah keputusan:

a. Membandingkan statistik t-hitung dengan statistik t-tabel, kriterianya

sebagai berikut:

t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan tolak H1.

t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan terima H1.

b. Berdasarkan probabilitas (ρ), kriterianya sebagai berikut:

ρ > α, maka H0 diterima dan tolak H1.

ρ < α, maka H0 ditolak dan terima H1.

3.7 Definisi Operasional

1) Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK PEMK) adalah usaha berbadan hukum koperasi yang menjalankan jasa

bidang pendukung permodalan yang menjadi mitra Program Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK).

Page 64: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

49

2) Dana bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja

daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk

pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara

bergulir.

3) Kredit dana bergulir adalah suatu pola pemberdayaan ekonomi masyarakat

melalui koperasi dengan melakukan kesepakatan pinjam meminjam antara

koperasi dengan anggota sesuai jangka waktu yang ditentukan.

4) Pendapatan adalah jumlah harta/kekayaan pada periode tertentu (1 bulan) dari

pengusaha makanan olahan atas hasil usaha (barang dan jasa) yang

menggunakan kredit dana bergulir koperasi sebagai pendukung permodalan.

5) Prosedur adalah suatu rangkaian langkah-langkah kegiatan pemanfaatan kredit

koperasi yang harus dipenuhi oleh pengurus maupun anggota koperasi,

dilengkapi peraturan dan persyaratan tertulis yang dibuat sebagai dasar

pelaksanaan (tata cara) pemanfaatan kredit.

6) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha milik orang perorangan dan/

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha miko, usaha kecil,

dan usaha menengah.

7) Makanan olahan adalah produk makanan jadi/setengah jadi yang memiliki

nilai ekonomi yang merupakan hasil olahan bahan-bahan hasil pertanian.

Page 65: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI

4.1 Sejarah Umum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat, Provinsi DKI Jakarta

membangun dan mengembangkan pola pemberdayaan ekonomi masyarakat

kelurahan. Dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat

kelurahan dibentuk Program Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan (PEMK). Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran

pendapatan belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan

untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang dimanfaatkan secara

bergulir, dan lembaga Keuangan Mikro Koperasi ( LKM Koperasi ) adalah

Lembaga Keuangan Mikro berbadan hukum koperasi yang dibentuk masyarakat

Kelurahan setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir.

Sejarah berdirinya KJK PEMK Kebayoran Lama Utara dimulai dengan

adanya tindak lanjut instruksi Gubernur Nomor 156 Tahun 2008 tentang

Pelaksanaan Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PDB

PEMK) Provinsi DKI Jakarta tanggal 27 Oktober 2008 dan Keputusan Gubernur

Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana bergulir

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan tanggal 4 maret 2009. Oleh

karena itu, Dewan Kelurahan dan pemerintah setempat mengumpulkan tokoh

masyarakat, Ketua RW, Ketua RT, Tokoh Agama, PKK, Karang Taruna untuk

membentuk Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KJK

PEMK) Kebayoran Lama Utara.

Page 66: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

51

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Maskarakat Kelurahan

(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara berdiri tahun 2008 didirikan oleh Dewan

Kelurahan dengan tujuan sebagai sarana bagi pelayanan keuangan

anggota/masyarakat Kelurahan khususnya, dan UMKM pada umumnya di

wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Dengan dukungan pemerintah DKI

Jakarta melalui Sosialisasi Perkoperasian yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi,

UMKM dan Perdagangan dan Lembaga Pengelola Dana bergulir semakin

memantapkan pendirian koperasi ini. Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Kelurahan (yang selanjutnya dalam penulisan ini disingkat

KJK PEMK) merupakan salah satu jenis Koperasi yang bergerak dibidang

permodalan usaha dan simpan pinjam.

4.2 Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara didirikan untuk memberikan pelayanan

pemenuhan permodalan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat

Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

secara singkat sebagai berikut:

Jenis Koperasi : Koperasi Jasa Keuangan

Bentuk Badan Hukum : Koperasi

Metode Operasional : Sistem Bagi Hasil

Nama Koperasi : KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Alamat : Jl. Ciputat Raya No. 1 A

Page 67: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

52

Kecamatan : Kebayoran Lama

Kota / DT II : Jakarta Selatan

Telepon : 021-727 86240

Aktivitas Bisnis : Simpanan dan Pinjaman dengan sistem

bagi hasil (perorangan dan/atau kelompok)

Ketua Pengurus : Drs. Chairil Anwar

Manager : Muhammad, Bsc

Jumlah Staf : 12 Orang

Jumlah Anggota : 269 Orang

4.2.1 Visi dan Misi Organisasi

Visi dan misi organisasi menjadi landasan penting dalam pelaksanaan

kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara. Adapun visi dan misi KJK PEMK sebagai

berikut:

Visi :

Terwujudnya masyarakat Kelurahan Kebayoran Lama Utara yang sejahtera,

mandiri, adil, dan berdaya.

Misi :

1. Melalui Pembiayaan Bina Ekonomi Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Perekonomian masyarakat semakin berkembang

dan berdaya saing tinggi.

2. Memberikan kemudahan kepada anggota dan masyarakat dalam

memanfaatkan dana koperasi pemberdayaan masyarakat kelurahan

Page 68: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

53

3. Memberdayakan usaha mikro dan kecil melalui perkuatan permodalan.

4. Meningkatkan sumberdaya manusia dalam bidang manajemen usaha dan

pengelolaan keuangan.

5. Memperkuat peran Lembaga Keuangan Mikro berbadan hukum Koperasi

dalam mendukung perluasan kesempatan kerja dan pengentasan

kemiskinan.

4.2.2 Dasar Hukum Organisasi

Sebagai organisasi berbadan hukum yang diakui sebagai Lembaga

Keuangan Mikro (LKM), Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara memiliki dasar

hukum organisasi yang diakui kelegalannya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Dasar Hukum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Sumber: KJK PEMK Kebayoran Lama Utara (2009: 10)

No Data Koperasi Nomor Tanggal Registrasi

1 Pergub Prov. DKI Jakarta

Nomor 96 Tahun 2008

8 Oktober 2008

Pemerintah Daerah Prov. DKI Jakarta

2 Pergub Prov. DKI Jakarta

Nomor 24 Tahun 2009

4 Maret 2009

Pemerintah Daerah Prov. DKI Jakarta

3 SK Menkop UMKM

641 / BH / XII.4 / 1.829.31/IV/2008

22 April 2008

Dinas Koperasi Provinsi DKI Jakarta

4 Akta Pendirian 60 26 Desember

2007 Notaris Tetty.H. Soebroto,SH,MH

5 Akte Perubahan 57 28 Juli

2009 Notaris Eka Purwanti,SH

6 S I U P 03059 /1.824.271 14 Desember 2009

Dinas Koperasi Provinsi DKI Jakarta

7 NPWP 02.623.237.1-013.000

16 November 2007 KPP Jakarta Selatan

8 Izin Tempat Usaha 175/1.824/2009 28 Oktober

2009 Kecamatan Kebayoran Lama

Page 69: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

54

4.2.3 Struktur Organisasi

Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

(KJK-PEMK) Kebayoran Lama Utara memiliki struktur organisasi yang jelas

menggambarkan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap elemen

organisasi. Struktur organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara menerangkan

secara tertulis hubungan kerja masing-masing unsur pada organisasi. Gambar

berikut ini adalah Struktur Organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.

Gambar 2. Struktur Organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara Sumber: Dinas Koperasi UKM Prov. DKI Jakarta (2008: 5)

Rapat Anggota(RA)

Wakil KetuaPengurus

PemasaranKasir

Pengawas

Sekretaris

Ketua Pengurus

Administrasi dan Keuangan

Manajer Pengelola

Bendahara

Page 70: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

55

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi

di atas adalah:

1. Rapat Anggota

1) Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam KJK

PEMK.

2) Rapat anggota koperasi dilaksanakan antara lain untuk menetapkan:

a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran

Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen usaha dan

permodalan koperasi.

c. Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian Pengurus dan Pengawas.

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi,

serta pengesahan laporan keuangan.

e. Pembagian Sisa Hasil Usaha.

3) Rapat anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.

4) Rapat anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui perwakilan

yang pengaturannya ditentukan dalam AD/ART.

2. Pengawas

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

koperasi KJK PEMK, termasuk konsistensi penerapan prinsip bagi hasil.

2) Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi KJK PEMK.

3) Memberikan koreksi, saran teguran, dan peringatan kepada pengurus.

4) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

Page 71: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

56

5) Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan

kepada Rapat Anggota.

3. Ketua Pengurus

1) Bertanggungjawab atas aktivitas Koperasi KJK PEMK dan melaporkan

perkembangan unit Koperasi KJK PEMK kepada seluruh anggota dan

pengawas melalui mekanisme rapat yang disepakati.

2) Terseleksinya calom karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan

dan mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan/pemberhentian

karyawan.

3) Terkendalinya aktivitas jasa keuangan di KJK PEMK.

4) Terjadinya kondisi kerja yang aman, nyaman di koperasi KJK PEMK.

5) Terbukanya kerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka

mengembangkan usaha KJK PEMK.

6) Menjaga agar dalam aktivitas KJK PEMK tidak lari dari visi dan misi.

4. Sekretaris

1) Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut keanggotaan KJK

PEMK.

2) Mengadministrasikan semua surat masuk dan keluar yang berkaitan

dengan aktivitas pengurus.

3) Merencanakan rapat rutin koordinasi dan evaluasi kegiatan pengurus.

4) Mendistribusikan hasil rapat pengurus kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Page 72: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

57

5. Bendahara

1) Mengeluarkan laporan keuangan KJK PEMK kepada pihak yang

berkepentingan.

2) Memberi laporan mengenai perkembangan simpanan wajib dan simpanan

pokok anggota.

6. Manajer Pengelola

1) Menjabarkan kebijakan umum KJK PEMK yang telah dibuat Pengurus

dan disetujui Rapat Anggota.

2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran koperasi dan rencana

jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi

(financial/nonfinansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan dibawa

pada Rapat Anggota.

3) Menyetujui penyaluran dana yang jumlahnya tidak melalui batas

wewenang manajemen.

4) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian

dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

5) Mengamankan seluruh harta kekayaan koperasi KJK PEMK.

6) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara

periodik.

7) Menandatangani dan menyetujui permohonan penyaluran dana dengan

batas wewenang yang ada.

8) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi

operasional kantor.

Page 73: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

58

7. Kasir (Teller)

1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas.

2) Terselesaikannya laporan kas harian.

3) Tersedianya laporan arus kan pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi.

4) Menerima setoran dan penarikan tabungan.

5) Menyediakan pelayanan uang tunai bagi bagian pembiayaan untuk proses

pencairan di lapangan sesuai dengan persetujuan pencairan pembiayaan.

6) Menerima pembayaran angsuran pembiayaan dari bagian pembiayaan

yang dilakukan di luar kantor Koperasi.

8. Administrasi dan Keuangan

1) Pembuatan laporan keuangan

2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara

langsung dengan keuangan.

3) Menyediakan data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis lembaga.

4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai petugas

alternatif/petugas pengganti).

9. Bagian Pemasaran

1) Tercapainya target pemasaran baik pembiayaan maupun tabungan.

2) Terselesaikannya permasalahan di tingkat pembiayaan dan tabungan.

3) Pengarsipkan bukti transaksi yang terkait.

4) Bertanggung jawab dalam poses pengajuan dan penyaluran dana.

Page 74: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

59

4.3 Keanggotaan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Keanggotaan koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara tidak banyak

berbeda dengan koperasi lainnya di Indonesia. Dalam hal ini akan dibahas proses

atau prosedur penerimaan anggota koperasi, jumlah anggota, dan jenis usaha yang

dijalankan oleh anggota.

4.3.1 Proses Penerimaan Anggota

Jumlah anggota KJK PEMK pada sampai Desember 2010 berjumlah 269

orang. Adapun proses penerimaan anggota pada KJK PEMK adalah sebagai

berikut:

1. Calon anggota koperasi melengkapi formulir pengajuan anggota

koperasi dan menyiapkan persyaratan untuk menjadi anggota (data

kependudukan, membayar simpanan pokok, dll).

2. Setelah formulir dan persyaratan diberikan kepada pengurus koperasi,

sekretaris koperasi meninjau kelengkapan persyaratan.

3. Calon anggota dengan data dan persyaratan yang lengkap diterima atau

disahkan menjadi anggota koperasi, dengan mendapatkan nomor urut

anggota.

4. Anggota koperasi wajib membayar simpanan wajib yang telah

ditentukan koperasi.

Pemanfaatan jasa pelayanan keuangan (kredit usaha) oleh anggota

memiliki aturan main yang jelas yang telah ditentukan dan disepakati bersama.

Adapun aturan keanggotaan koperasi sebagai syarat pengajuan kredit dijelaskan

sebagai berikut:

Page 75: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

60

1. Calon anggota diberikan formulir pengajuan anggota dan persyaratan

untuk menjadi anggota.

2. Calon anggota koperasi wajib membayar simpanan pokok sebesar

Rp.50.000 sebagai syarat menjadi anggota koperasi.

3. Setelah menjadi anggota koperasi, anggota wajib membayar simpanan

wajib (Rp. 10.000) secara periodik setiap bulan.

4. Anggota koperasi yang telah melunasi simpanan pokok dan simpanan

wajib berhak mengajukan pinjaman modal untuk usaha.

4.3.2 Jenis Usaha Anggota

KJK PEMK menyalurkan kredit produktif/usaha kepada anggotanya

dengan harapan para anggota dapat mempertahankan dan mengembangkan

usahanya. Anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara terdiri dari para

pengusaha dengan jenis usaha yang berbeda-beda. Adapun jenis usaha yang

dijalankan oleh anggota dari KJK PEMK Kebayoran Lama Utara sebagai berikut:

1. Jenis usaha dagang:

Pedagang buah; pedagang sayuran; pedagang tanaman hias;

pedagang ikan hias; pedagang sembako; pedagang makanan.

2. Jenis usaha home industry

Produsen kue jajanan; industri makanan; industri kecil konveksi;

industri kerajinan.

3. Jenis usaha makanan

Makanan kaki lima; makanan ringan/jajanan pasar; makanan

tradisional; rumah makan.

Page 76: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

61

4. Jenis usaha jasa

Usaha sablon; pembuatan stempel; percetakan; wartel; warnet;

bekleding dan penjahit.

5. Jenis usaha Kerajinan

Kerajinan tangan dan daur ulang.

4.4 Pelayanan Jasa Keuangan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

Pelayanan jasa keuangan yang diberikan oleh KJK PEMK Kebayoran

Lama Utara kepada anggota dijabarkan sebagai berikut:

1. Pelayanan Penyaluran dana

a. Pelayanan Pinjaman Kelompok :

1) Penyaluran dana dengan metode grameen bank.

2) Tanpa agunan/jaminan.

3) Nominal pembiayaan antara Rp. 1.000.000,- – Rp. 5.000.000,- .

4) Jangka waktu pinjaman antara 3-12 bulan.

5) Bagi hasil sama dengan 18-24 % per tahun.

b. Layanan Pinjaman Individu

1) Pembiayaan dengan metode sistem Bagi Hasil.

2) Tanpa agunan/jaminan.

3) Nominal penyaluran Rp. 500.000,- – Rp. 5.000.000,-.

4) Sasaran pembiayaan laki-laki dan perempuan pelaku usaha

kecil dan mikro.

5) Maksimal jangka waktu kredit 12 bulan.

Page 77: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

62

6) Angsuran setiap bulan.

7) Bagi hasil pinjaman antara 18-24 % per tahun.

2. Pelayanan Penghimpunan Dana

Produk tabungan masih belum menjadi produk utama. Saat ini hanya

terdapat 50 orang nasabah tabungan. Kondisi ini disebabkan karena

terbatasnya tenaga lapangan yang ada dan belum tersedianya Standar

Operasional Prosedure (SOP) produk tersebut. Namun demikian, pada

awal tahun 2011 produk tabungan akan menjadi salah satu produk dengan

perhatian yang sama dengan produk pembiayaan.

3. Asuransi Mikro

KJK PEMK Kebayoran Lama Utara secara berkala menyelenggarakan

program yang mengikutsertakan nasabahnya dalam asuransi pembiayaan

bekerjasama dengan lembaga asuransi pembiayaan. Program tersebut

ditawarkan kepada anggota koperasi untuk menjamin kredit pembiayaan

kembali kepada koperasi meskipun terjadi sesuatu yang menyebabkan

anggota tidak dapat memenuhi kewajiban melunasi kreditnya, misalnya

anggota meninggal dunia.

4.5 Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK

Penyaluran kredit dana bergulir pada KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

berjalan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan dan berlaku bagi seluruh

anggota maupun pengurus koperasi. Proses dan prosedur penyaluran kredit dana

bergulir dijelaskan dibawah ini.

Page 78: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

63

4.5.1 Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir

KJK PEMK Kebayoran Lama Utara bekerjasama dengan Unit Pengelola

Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB PEMK)

sebagai penyalur dana bergulir untuk memenuhi modal pinjaman dari luar

(eksternal) yang kemudian akan dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di wilayah

Kelurahan Kebayoran Lama Utara selaku anggota koperasi. Berikut adalah bagan

proses penyaluran dana bergulir dari UPDB PEMK kepada KJK PEMK melalui

Bank DKI untuk dimanfaatkan oleh pelaku UMKM yang memerlukan sumber

modal usaha.

Pem ProvDKI Jakarta

Kelompok/individu

Pemanfaat

KJK PEMKKeb. Lama Utara

Bank DKIUPDB PEMK

3

6

5 7

9 104

11

86

21

Gambar 3 . Proses Penyaluran Dana Bergulir Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Prov. DKI Jakarta (2009: 16)

Keterangan gambar:

1. UPDB (Unit Pengelolaan Dana Bergulir) mengusulkan anggaran untuk

UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) kepada Pemda DKI Jakarta

Page 79: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

64

2. Pemda DKI Jakarta menyetujui dan memberikan anggaran kepada UPT

3. Pemda DKI Jakarta menempatkan dana pada Bank DKI

4. Usaha mikro mengajukan pijaman kepada KJK PEMK

5. KJK PEMK mengusulkan kepada UPDB

6. UPDB menganalisa dan apabila disetujui menginformasikan kepada

koperasi dan Bank DKI

7. KJK PEMK meneruskan persetujuan kepada Bank DKI

8. Bank DKI membayar usulan KJK PEMK

9. KJK PEMK mendistribusikan pinjaman kepada pemanfaat

10. Pemanfaat membayar angsuran kepada KJK PEMK

11. KJK PEMK mengembalikan angsuran pinjaman kepada UPBD melalui

Bank DKI

Gambar 3 menjelaskan proses jalannya kerjasama antara KJK PEMK

dengan UPDB PEMK selaku penyalur dana bergulir. Pencairan dana bergulir

disimpan melalui oleh Bank DKI. KJK PEMK bertugas menyebarkan dana

bergulir kepada anggota koperasi sebagai pelaku UMKM sebagai upaya

pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat wilayah Kelurahan

Kebayoran Lama Utara.

4.5.2 Prosedur Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK

Dana bergulir PEMK merupakan kelompok pembiayaan (bukan hibah),

maka dari itu diperlukan aturan prosedur yang jelas agar dana tersebut dapat

dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan tidak merugikan pihak manapun.

Page 80: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

65

Adapun prosedur penyaluran dana bergulir oleh koperasi kepada anggota koperasi

ialah sebagai berikut:

1. Proses Pengajuan Pinjaman

Proses pengajuan pinjaman dana permodalan oleh anggota kepada

koperasi harus melalui beberapa tahap yang dijelaskan sebagai berikut:

Tahap 1 Pinjaman kredit permodalan diajukan anggota koperasi

kepada manajer pengelola melalui formulir pengajuan pinjaman yang

disediakan koperasi.

Tahap 2 Pengajuan pinjaman dipelajari dan didiskusikan bersama oleh

pengurus koperasi untuk kemudian ditentukan pengajuan mana yang

dapat diterima dan yang mana yang harus ditolak, yaitu dengan

mempertimbangkan hasil survei dan pengalaman pengguliran program

sebelumnya (PPMK).

Tahap 3 Setelah pengajuan diterima, anggota koperasi harus bersedia

diwawancara (interview). Interview dilakukan untuk memastikan

kondisi keuangan pribadi para anggota dan usaha yang akan atau telah

dijalankan, untuk kemudian menentukan jumlah pinjaman dan jumlah

bagi hasil yang akan disepakati ke dua belah pihak (anggota dan

pengurus koperasi). Kesepakatan dituangkan dalam Surat Perjanjian

Kerjasama (SPK) bermaterai.

Tahap 4 Setelah kesepakatan ditandatangani, dana pinjaman diserah

terimakan dari koperasi kepada pemanfaat (anggota koperasi pelaku

Page 81: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

66

usaha). Besarnya pinjaman yang digulirkan sesuai dengan perhitungan

pendapatan dan laba usaha anggota koperasi.

2. Pengguliran Dana Pinjaman

Terdapat dua cara pengguliran dana pinjaman dari KJK PEMK kepada

anggota koperasi, yaitu:

1) Pengguliran Langsung (1-7 hari setelah pengajuan pinjaman):

untuk anggota koperasi yang dinilai sudah cukup baik dalam

memenuhi angsuran pinjaman modal dari program sebelumya,

yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK tahun

2002-2008).

2) Pengguliran Tidak Langsung (lebih dari 1-4 minggu setelah

pengajuan pinjaman) : untuk anggota baru yang tidak mengikuti

program sebelumnya (PPMK), didahului dengan diadakannya

survei lapang terkait usaha yang akan atau telah dijalankan, dan

mempertimbangkan kedisiplinan anggota melunasi simpanan wajib

koperasi.

2. Bagi Hasil

Jumlah bagi hasil ditentukan oleh kedua belah pihak sesuai

perhitungan pendapatan dan laba usaha. Cara penyetoran bagi hasil

digabungkan dengan penyetoran angsuran pokok pinjaman (setiap bulan).

Rumusan perhitungan jumlah bagi hasil yang berlaku di KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara sebagai berikut:

Page 82: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

67

Angsuran Pokok = total pinjaman 12

Jumlah Bagi Hasil = 2% x total pinjaman Total Angsuran = angsuran pokok + jumlah bagi hasil

Ket:

- Angsuran Pokok: jumlah angsuran kredit dari pinjaman.

- Total Pinjaman: jumlah uang yang digulirkan koperasi kepada

anggota.

- Jumlah Bagi Hasil: jumlah uang yang diberikan oleh anggota

kepada koperasi sebagai balas jasa.

- Total Angsuran : jumlah uang yang wajib disetor anggota kepada

koperasi setiap bulan.

3. Pengembalian Dana Pinjaman

Pengembalian dana pinjaman oleh anggota koperasi kepada koperasi

dilakukan dengan sistem kredit, yaitu memenuhi angsuran setiap bulan.

Pembayaran angsuran ditetapkan oleh koperasi paling lambat tanggal 10

setiap bulan. Pengembalian dana pinjaman dianggap lunas apabila anggota

koperasi telah mengembalikan penuh jumlah pinjaman ditambah jumlah

bagi hasil yang telah disepakati.

4.6 Karakteristik Umum Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha

makanan olahan yang merupakan pemanfaat kredit dana bergulir Koperasi Jasa

Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)

Page 83: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

68

Kebayoran Lama Utara perode Januari s.d Desember 2010. Dari keseluruhan

pemanfaat kredit dana bergulir periode Januari s.d Desember 2010 yang

berjumlah 137 didapat jumlah pengusaha makanan olahan sebanyak 45 orang.

Berdasarkan pada ukuran minimum yang dapat diterima untuk tipe penelitian

korelasi maka ditentukan jumlah sampel dengan metode sensus dalam penelitian

ini yaitu sebesar 45 objek/responden.

Responden dalam penelitian ini diwawancarai dengan mengajukan

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Karakteristik responden

diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir.

Gambar 4. Presentase Responden Berdasarkan Usia Sumber: Data Primer diolah (2011)

Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa responden yang bergerak dalam

bidang usaha makanan olahan didominasi oleh anggota yang berusia 50 tahun atau

lebih yaitu berjumlah 40 % dan anggota berusia 40 – 49 tahun dengan presentase

35,56%. Presentase terkecil yaitu 6,67 % adalah anggota berusia 20-29 tahun.

20 - 29 Th.6,67%

30 – 39 Th.17,78%

40 – 49 Th.35,56%

≥ 50 Th40,00%

Page 84: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

69

Gambar 5. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Data primer diolah (2011)

Gambar 5 menunjukan bahwa berdasarkan jenis kelamin responden yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan

antara responden pria dengan responden wanita. Presentase responden wanita

sebanyak 53,33% sedangakan presentase responden pria sebesar 46,67%.

Gambar 6. Presentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Gambar 6 diketahui responden terbanyak menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanyak 44,44%. Namun

jumlah tersebut tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan responden yang

Pria46,67%

Wanita53,33%

Tidak Sekolah4,44%

SD40%

SMP44,44%

SMA/STM/SMEA

11,11%

Page 85: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

70

menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 40%. Selain itu, diketahui

bahwa sejumlah 6,67% responden tidak sekolah.

Berdasarkan hasil presentase responden berdasarkan usia, jenis kelamin,

dan pendidikan terakhir dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemanfaat kredit

KJK PEMK merupakan pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih dan telah

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP).

4.7 Karakteristik Usaha Responden

Usaha yang dijalankan oleh responden sebagai sampel dalam penelitian ini

dibedakan kedalam beberapa klasifikasi, yaitu berdasarkan jenis usaha, status

usaha, lokasi usaha, prioritas usaha, lama menjalankan usaha, dan modal awal

pembentukan usaha. Dibawah ini akan dibahas karakteristik usaha responden

berdasarkan klasifikasi tersebut.

Dalam penelitian ini karakteristik usaha responden berdasarkan jenis usaha

yang dijalankan dibagi menjadi tiga kategori yaitu produksi, pedagang dan jasa

kuliner. Jenis usaha produksi yang dimaksud adalah usaha yang memiliki kegiatan

mengolah bahan mentah menjadi makanan, baik makanan jadi maupun setengah

jadi, dengan kata lain terdapat kegiatan produksi didalamnya. Pedagang

merupakan orang yang memiliki usaha di bidang perdagangan makanan tanpa

disertai jasa pelayanan makanan. Sedangkan Jasa kuliner merupakan usaha

dengan serangkaian kegiatan menyediakan makanan saji.

Page 86: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

71

Gambar 7. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Usaha Sumber: Data primer diolah (2011)

Gambar 7 menunjukan bahwa sampel didominasi oleh responden yang

menjalankan usaha dibidang jasa kuliner, yaitu sebanyak 66,67%, usaha jasa

kuliner meliputi usaha warung nasi, bakso gerobak, gorengan, dll. Jenis usaha

dagang menduduki peringkat kedua dengan presentase sebanyak 26,67%.

Sedangkan jenis usaha produksi merupakan yang paling sedikit yaitu 10,00%,

salah satu usaha produksi yaitu usaha produksi tempe .

Status usaha responden dibedakan berdasarkan kepemilikan, yaitu usaha

milik sendiri dan usaha milik bersama. Dari hasil penelitian didapat bahwa 100%

usaha yang dijalankan oleh responden merupakan usaha milik sendiri dan tidak

ada responden (0%) yang menjalankan usaha dengan kepemilikan bersama. Tabel

4 dibawah ini menyajikan presentase responden berdasarakan pada status

kepemilikan usaha yang dijalankan.

3

12

30

6,67% 26,67% 66,67%0

5

10

15

20

25

30

35

Produksi Pedagang Jasa Kuliner

Jenis Usaha

Jumlah Responden

Page 87: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

72

Tabel 4. Presentase Responden Berdasarkan Status Usaha

No. Jenis Usaha Jumlah Responden Presentase (%) 1 Milik Sendiri 45 100 2 Milik Bersama 0 0 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Karakteristik usaha responden selanjutnya dibedakan berdasarkan lokasi

usaha. Terdapat dua jenis lokasi usaha yaitu lokasi usaha yang menyatu dengan

tempat tinggal dan lokasi usaha yang memisah dengan tempat tinggal. Tabel 5

merupakan jumlah dan presentase responden berdasarkan lokasi usaha.

Tabel 5. Presentase Responden Berdasarkan Lokasi Usaha

No. Lokasi Usaha Jumlah Responden Presentase (%) 1 Menyatu tempat tinggal 21 47,67 2 Memisah tempat tinggal 24 53,33 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Tabel 5 menunjukan bahwa antara usaha yang menyatu dengan tempat

tinggal dengan usaha yang memisah dengan tempat tinggal tidak memiliki

perbedaan jumlah yang signifikan. Usaha yang menyatu dengan tempat tinggal

sebanyak 47,67% sebagian besar merupakan usaha produksi dan jasa kuliner,

sedangkan usaha yang memisah dengan tempat tinggal sebanyak 53,33%

merupakan usaha pedagang dan sebagian usaha jasa kuliner.

Prioritas usaha dibedakan menjadi usaha utama dan usaha sampingan.

Usaha utama adalah usaha yang penghasilannya merupakan pendapatan terbesar

rumah tangga dan digunakan untuk memenuhi sebagian besar konsumsi rumah

tangga. Sedangkan usaha sampingan adalah usaha yang penghasilannya bukan

pendapatan terbesar atau utama melaikan sebagai tambahan pendapatan utama

Page 88: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

73

suatu rumah tangga. Tabel 6 di bawah ini menyajikan presentase responden

berdasarkan prioritas usaha yang dijalankan.

Tabel 6. Presentase Responden Berdasarkan Prioritas Usaha

No. Prioritas Usaha Jumlah Responden Presentase (%) 1 Usaha Utama 38 84,44 2 Usaha Sampingan 7 15,56 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa sebanyak 84,44% responden

mengaku usaha makanan olahan yang mereka jalankan merupakan prioritas

utama, dimana pendapatan dari usaha tersebut memenuhi sebagian besar

konsumsi rumah tangga. Sedangkan 15,56% responden lain mengaku usaha yang

dijalankan merupakan usaha sampingan, dimana pendapatan usaha tersebut

bukanlah pendapatan utama rumah tangga, melainkan hanya sebagai tambahan

pendapatan keluarga.

Responden menentukan lama usaha yang sudah mereka jalankan dengan

memilih satu dari empat interval dalam satuan tahun. Gambar 8 di bawah ini

menerangkan bahwa paling banyak responden telah menjalankan usaha makanan

olahan lebih dari 5 tahun, yaitu dengan presentase sebesar 64,44% atau sejumlah

29 responden. Selain itu 26,67% responden telah menjalankan usaha selama 3-5

tahun dan 8,89% responden mengaku telah menjalankan usaha mereka selama 1-3

tahun. Sedangkan tidak ada responden (0,00%) yang telah menjalankan usaha

dibawah 1 tahun.

Page 89: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

74

Gambar 8. Presentase Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha Sumber: Data primer diolah (2011)

Usaha responden diklasifikasikan juga berdasarkan sumber modal awal

pembentukan usaha. Dari data hasil penelitian didapat 86,67% responden

mendirikan usaha menggunakan modal pribadi/sendiri. 13,33% responden

menggabungkan modal pribadi dan modal pinjaman sebagai modal awal pendirian

usaha. Sedangkan tidak ada (0,00%) responden yang menggunakan seluruh modal

pinjaman untuk pendirian awal usaha. Usaha responden berdasarkan sumber

modal awal ditunjukan oleh Tabel 7.

Tabel 7. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Modal Usaha

No. Sumber Modal Awal Jumlah Responden Presentase (%) 1 Pribadi 39 86,67 2 Pinjaman 0 0 3 Pribadi + Pinjaman 6 13,33 Total 45 100

Sumber: Data Primer diolah (2011)

0

4

12

29

0,00% 8,89% 26,67% 63,33%0

5

10

15

20

25

30

35

< 1 Th. 1 - 3 Th. 3 -5 Th. > 5 Th.

Lama Usaha

Jumlah Responden

Page 90: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

75

4.8 Kondisi Pemanfaatan Kredit

Kredit yang dimanfaatkan oleh pengusaha makanan olahan adalah

program kredit dana bergulir yang disalurkan oleh Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama

Utara. Kondisi pemanfaatan kredit yang dimaksud adalah persepsi maupun

informasi yang didapatkan oleh para pemanfaat mengenai prosedur dan proses

pemanfaatan kredit sebagai upaya menambah modal usaha. Beberapa pertanyaan

mengenai pemanfaatan kredit oleh pengguna diajukan melalui kuesioner. Adapun

pertanyaan tersebut terkait informasi program kredit, lama memanfaatkan kredit,

jumlah kredit yang dimanfaatkan, prosedur penyaluran kredit, juga tingkat

pendapatan usaha sebelum dan setelah memanfaatkan kredit.

Adanya program kredit dana bergulir pada KJK PEMK Kebayoran Lama

utara disosialisasikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada

anggota koperasi. Sosialisasi langsung dilakukan sendiri oleh pengelola dan

pengurus koperasi kepada kelompok masyarakat sebagai anggota koperasi.

Sosialisasi tidak langsung dilakukan oleh masyarakat ke masyarakat lainnya

(teman/tetangga), selain itu diharapkan masyarakat ingin mencari informasi

sendiri terkait program dan prosedur pemanfaatan kredit pada KJK PEMK

Kebayoran Lama Utara.

Tabel 8 di bawah ini menunjukan bahwa sebagian besar responden yaitu

57,78% mengetahui program kredit melalui sosialisasi langsung oleh koperasi.

Sosialisasi langsung oleh koperasi yaitu dalam bentuk seminar dan pemasaran

secara langsung kepada anggota koperasi oleh pengelola dan pengurus, juga ketua

Page 91: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

76

RT dan RW setempat. Sisanya sebanyak 42,22% responden mengaku

mendapatkan informasi tersebut dari teman/tetangga mereka yang telah lebih dulu

memanfaatkan program kredit dana bergulir KJK PEMK.

Tabel 8. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Program Kredit

No. Sumber Informasi Jumlah Responden Presentase (%) 1 Sosialisasi Koperasi 26 57,78 2 Teman/tetangga 19 42,22 3 Mencari sendiri 0 0 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Lamanya responden memanfaatkan kredit yang disalurkan oleh KJK

PEMK Kebayoran Lama Utara dapat dilihat dalam Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Presentase Responden Berdasarkan Lamanya Pemanfaatan Kredit

No. Lama Pemanfaatan (tahun)

Jumlah Responden

Presentase (%)

1 < 1 5 11,11 2 1 13 28,89 3 2 19 42,22 4 3 8 17,78 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 9 diketahui paling banyak responden dengan presentase

sebesar 42,22% telah memanfaatkan kredit selama 2 tahun, dengan kata lain telah

memanfaatkan kredit selama 2 periode kredit. Selain itu 28,89% responden

mengaku telah memanfaatkan kredit selama 1 tahun dan 17,78% responden yang

memanfaatkan kredit selama 3 tahun. Presentase terkecil yaitu 11,11% merupakan

responden yang telah memanfaatan kredit selama dibawah 1 tahun.

Diharapkan seluruh anggota koperasi mengetahui dan mengikuti dengan

benar keseluruhan prosedur yang berlaku pada KJK PEMK Kebayoran Lama

Page 92: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

77

Utara. Dalam penelitian ini responden diberikan pertanyaan mengenai prosedur

penyaluran kredit KJK PEMK. Pertanyaan terkait pengetahuan dan pemahaman

responden terhadap seluruh prosedur penyaluran kredit oleh koperasi. Tabel 10

menyajikan presentase responden atas jawaban dari pertanyaan “apakah anda

mengetahui dan mengikuti seluruh prosedur penyaluran kredit KJK PEMK?”.

Tabel 10. Presentase Jawaban Responden Atas Pengetahuan dan Pematuhan Prosedur Pemanfaatan Kredit

No. Jawaban Responden Jumlah Responden

Presentase (%)

1 Mengetahui dan mengikuti 43 95,56 2 Tidak Mengetahui dan mengikuti 0 0 3 Ragu-ragu 2 4,47 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 10 didapat bahwa sebagian besar responden, yaitu

sejumlah 95,56% mengaku mengetahui dan mengikuti seluruh prosedur

penyaluran kredit dana bergulir oleh KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.

Sebanyak 4,47% responden merasa ragu-ragu atas pengetahuan dan pelaksanaan

prosedur penyaluran kredit tersebut. Sedangkan tidak ada responden yang tidak

mengetahui dan tidak mengikuti prosedur penyaluran kredit. Hal tersebut

membuktikan bahwa secara keseluruhan sosialisasi program dan prosedur

penyaluran kredit dana bergulir oleh KJK PEMK dapat dipahami dan dijalankan

oleh masyarakat sebagai anggota koperasi.

Selain persepsi responden mengenai pengetahuan mereka tentang prosedur

penyaluran kredit, ditanyakan pula bagaimana pendapat responden mengenai

tingkat kemudahan dari pemenuhan prosedur tersebut. Tabel 11 di bawah ini

menyajikan presentase responden atas jawaban dari pertanyaan “Bagaimana

Page 93: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

78

menurut anda tingkat kemudahan/kesulitan pemenuhan pemanfaatan kredit KJK

PEMK?”.

Tabel 11. Presentase Jawaban Responden Atas Kemudahan/kesulitan Pemenuhan Prosedur Pemanfaatan Kredit

No. Jawaban Responden Jumlah Responden Presentase (%) 1 Mudah 31 68,89 2 Sedang 14 31,11 3 Sulit 0 0,00 Total 45 100

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 11 diketahui sebanyak 68,89% responden menjawab

bahwa pemenuhan prosedur kredit dapat dikatakan mudah. 31,11% responden lain

mengaku pemenuhan prosedur penyaluran kredit sedang, artinya tidak mudah juga

tidak terlalu sulit. Sedangkan tidak ada responden yang mengaku pemenuhan

prosedur kredit dana bergulir sulit.

Tujuan diadakannya program kredit tidak terlepas dari asumsi bahwa

penyaluran sejumlah kredit dapat menambah modal usaha dan membantu

mengembangkan usaha, khususnya pengusaha makanan olahan anggota KJK

PEMK Kebayoran Lama Utara. Tabel 12 berikut menyajikan presentase jawaban

responden atas pertanyaan “Apakah anda merasa modal usaha terbantu dengan

adanya program kredit KJK PEMK?”.

Tabel 12. Presentase Jawaban Responden Atas Terbantu/Tidak Modal Usaha dengan Program Kredit

No. Jawaban Responden Jumlah Responden Presentase (%)

1 Modal usaha terbantu 44 97,78 2 Modal usaha tidak terbantu 0 0 3 Ragu-ragu 1 2,22 Total 45 100

Sumber: Data primer diolah (2011)

Page 94: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

79

Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa sebagian besar responden, yaitu

sejumlah 97,78% mengaku modal usaha mereka terbantu dengan adanya program

kredit dana bergulir yang disalurkan KJK PEMK. Pada kajian ini tidak ada

responden yang menjawab tidak terbantu oleh kredit, namun terdapat sejumlah

2,22% responden yang ragu-ragu mengenai usahanya terbantu atau tidak.

Page 95: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yang merupakan pemanfaat

kredit dana bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara yang memiliki usaha

makanan olahan. Hasil dalam penelitian ini merupakan data yang didapat secara

langsung dari responden terkait jumlah kredit dan tingkat pendapatan yang

diterima responden selaku pemanfaat kredit.

Jumlah kredit dan tingkat pendapatan yang diterima oleh pengusaha

makanan olahan yang termasuk anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

kemudian dihitung dan dianalisis. Perhitungan dan analisis data tersebut dilakukan

untuk mengetahui bagaimana hubungan (korelasi) antara kedua variabel,

mengetahui apakah ada pengaruh kredit terhadap tingkat pendapatan dan

menganalisis berapa besar pengaruh kredit terhadap tingkat pendapatan.

Data yang didapat secara langsung melalui kuesioner diolah dan kemudian

diperlihatkan kedalam satu tabel. Untuk memudahkan responden dalam

memberikan jawaban atas tingkat pendapatan, maka digunakan nilai interval

(berjenjang) sebagai pilihan jawaban. Data jumlah kredit yang diterima responden

dan tingkat pendapatan responden sebelum dan setelah menggunakan kredit

disajikan dalam lampiran.

Page 96: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

81

Jumlah plafon kredit yang diberikan oleh KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara kepada para anggota berkisar antara 1 – 5 Juta Rupiah. Menggunakan

interval 1 Juta Rupiah, berikut grafik yang menggambarkan jumlah dan presentase

responden berdasarkan jumlah kredit yang dimanfaatkan.

Gambar 9. Responden Berdasarkan Jumlah Kredit yang Dimanfaatkan Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Gambar 9 diketahui sejumlah 38,33% responden menerima

kredit sebesar 5 Juta Rupiah. Kredit dengan jumlah 5 Juta Rupiah merupakan

jumlah kredit yang paling banyak disalurkan. Sebanyak 28,89% responden

menerima kredit sejumlah 2 Juta Rupiah. 17,78% responden lain menerima kredit

sejumlah 3 Juta Rupiah. Sebanyak 13,33% responden mengaku mendapatkan

kredit sejumlah 1 Juta Rupiah. Presentase terkecil yaitu 6,67% responden

mengaku mendapatkan kredit sebesar 4 Juta rupiah.

Tingkat pendapatan para pemanfaat kredit dibedakan menjadi 2

karakteristik, yaitu tingkat pendapatan sebelum memanfaatkan kredit dan tingkat

pendapatan setelah memanfaatkan kredit KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.

6

13

8

3

15

13,33% 28,89% 17,78% 6,67% 38,33%02468

10121416

1 Jt. 2 Jt. 3 Jt 4 Jt 5 Jt

Jumlah Kredit (Rupiah)

Jumlah Responden

Page 97: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

82

Diharapkan pendapatan anggota koperasi meningkat dengan adanya program

kredit tersebut. Gambar 10 merupakan grafik tingkat pendapatan responden

sebelum memanfaatkan kredit dan gambar 11 merupakan grafik tingkat

pendapatan responden setelah memanfaatkan kredit.

Gambar 10. Tingkat Pendapatan Responden Sebelum Memanfaatkan Kredit Sumber: Data primer diolah (2011)

Berdasarkan Gambar 10 diketahui tingkat pendapatan sebelum

memanfaatkan kredit memiliki persentase terbesar adalah responden dengan

tingkat pendapatan 2,5 – 3 Juta Rupiah dan 3 – 3,5 Juta Rupiah perbulan yaitu

sama-sama sejumlah 24,44% responden. Diikuti dengan 17,78% responden yang

berpenghasilan 1 –1,5 Juta Rupiah perbulan. Sejumlah 6 responden (13,33%)

mengaku memiliki tingkat pendapatan 1,5 - 2 Juta Rupiah perbulan. Selain itu

terdapat 8,89% responden dengan tingkat pendapatan sekitar 2 – 2,5 Juta Rupiah.

Terdapat 4,4% responden berpenghasilan dibawah 1 Juta Rupiah, namun tidak ada

2

8

6

4

11 11

1 0 2 0

4,44%

17,78%

13,33%

8,89%

24,44% 24,44%

4,44%

0

2

4

6

8

10

12

< 1 1- 1,5 1,5 - 2 2 - 2,5 2,5 - 3 3 - 3,5 3,5 - 4 4 - 4,5 4,5 - 5 > 5

Tingkat Pendapatan (Juta Rupah)

Jumlah Responden

2,22%

Page 98: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

83

responden (0%) yang memiliki tingkat pendapatan 4– 4,5 Juta Rupiah ataupun

lebih dari 5 Juta Rupiah.

Gambar 11. Tingkat Pendapatan Responden Setelah Memanfaatkan Kredit Sumber: Data primer diolah (2011)

Tingkat pendapatan responden mengalami perbedaan yang cukup besar

setelah memanfaatkan kredit. Berdasarkan Gambar 11 diketahui presentase

terbesar adalah responden dengan tingkat pendapatan 3 – 3,5 Juta Rupiah yaitu

sebanyak 33,33%, sedangkan responden dengan tingkat pendapatan 2 – 2,5 Juta

Rupiah hanya sejumlah 8,89%. Gambar 11 juga menunjukan bahwa tidak ada

(0%) responden yang berpenghasilan dibawah 1 Juta Rupiah dan terdapat 2,22%

responden dengan tingkat pendapatan 4 – 4,5 Juta Rupiah. Selain itu diketahui

6,67% responden mengaku mencapai tingkat pendapatan diatas 5 Juta Rupiah

perbulan setelah memanfaatkan kredit.

0

4

8

34

15

6

1 03

6,67%8,89%

17,78%

8,89%

33,33%

15.56%

2,22%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

< 1 1- 1,5 1,5 - 2 2 - 2,5 2,5 - 3 3 - 3,5 3,5 - 4 4 - 4,5 4,5 - 5 > 5

Tingkat Pendapatan (Juta Rupah)

Jumlah Responden

6,67%

Page 99: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

84

5.1.1 Perhitungan Korelasi Faktor Kredit Dengan Tingkat Pendapatan

Analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui terdapat

atau tidaknya hubungan antara variabel jumlah kredit dengan tingkat pendapatan.

Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua

variabel dan tanda positif atau negatif menentukan searah atau berlawanan aranya

kedua variabel. Berdasarkan data yang diambil melalui kuesioner kepada

responden, berikut hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel jumlah

kredit dengan tingkat pendapatan menggunakan SPSS.

Tabel 13. Koefisien Korelasi

Correlations

Kredit Pendapatan

Kredit Pearson Correlation 1 .474*

Sig. (2-tailed) .001

N 45 45 Pendapatan Pearson Correlation .474* 1

Sig. (2-tailed) .001 N 45 45

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapatkan angka korelasi antara

jumlah kredit dengan tingkat pendapatan sebesar 0,474. Artinya, kekuatan

hubungan variabel kredit dengan variabel pendapatan dapat dikatakan sedang.

Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan antara jumlah kredit dengan tingkat

pendapatan searah. Artinya, jika jumlah kredit semakin banyak maka pendapatan

akan meningkat atau sebaliknya.

Untuk melihat hubungan antara variabel jumlah kredit dengan tingkat

pendapatan signifikan atau tidak dilihat dari angka signifikansi atau probabilitas

Page 100: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

85

(ρ). Probabilitas didapat 0,001 yang lebih kecil dari α=0,01. Ketentuan

mengatakan jika angka probabilitas (ρ) < α maka ada hubungan yang signifikan

antara kedua variabel tersebut. Terbukti bahwa jumlah kredit mempunyai

hubungan secara signifikan dengan tingkat pendapatan pada tingkat kepercayaan

99% atau tingkat kesalahan1%.

5.1.2 Perhitungan Regresi Faktor Kredit yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan

Regresi linier digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien dari

persamaan linier yang menggunakan variabel bebas (jumlah kredit) sebagai alat

prediksi besarnya nilai variabel tergantung (tingkat pendapatan). Untuk

mengetahui apakah jumlah kredit mempengaruhi tingkat pendapatan digunakan

angka-angka pada Tabel 14.

Tabel 14 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jumlah

kredit terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. Uji t digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian.

Tabel 14. Koefisien Regresi dan Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.538 .484 3.179 .003

Kredit .485 .137 .474 3.533 .001

a. Dependent Variable: Pendapatan

Page 101: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

86

Berdasarkan Tabel 14 diketahui nilai konstanta (a) sebesar 1,538 dan

koefisien regresi (b) sebesar 0,485 serta harga thitung sebesar 3,533 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,001. Berdasarkan angka-angka tersebut diperoleh

persamaan sebagai berikut:

Y = 1,538 + 0,485X

Angka 1,538 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukan jika tidak

terdapat kredit maka tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan adalah

sebesar 1,538 Juta Rupiah. Koefisien regresi faktor kredit bernilai positif sebesar

0,485. Tanda positif menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang searah antara

faktor kredit terhadap tingkat pendapatan. Artinya apabila terjadi penambahan

sebesar 1 Rupiah untuk jumlah kredit, maka akan terjadi kenaikan tingkat

pendapatan sebesar 0,485 Rupiah. Hal ini membuktikan bahwa penambahan

jumlah kredit yang dimanfaatkan akan meningkatkan pendapatan pengusaha.

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh koefisien dari

variabel bebas (jumlah kredit) terhadap variabel tak bebas (pendapatan). Untuk

pengujian tersebut diperlukan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bi = 0, artinya jumlah kredit tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat

pendapatan pada tingkat kepercayaan tertentu.

H1 : bi ≠ 0, artinya jumlah kredit berpengaruh nyata terhadap tingkat

pendapatan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada Tabel 14 diperoleh harga thitung

sebesar 3,533 dan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Pada tingkat kepercayaan

99% atau tingkat kesalahan 1% didapat harga ttabel sebesar 2,704. Berdasarkan hal

Page 102: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

87

tersebut didapat thitung (3,533) lebih besar dari ttabel (2,704) serta memiliki nilai

signifikansi lebih kecil dari α (0,01), maka H0 ditolak dan terima H1. Artinya,

koefisien jumlah kredit signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%

dimana terdapat pengaruh yang nyata antara jumlah kredit terhadap tingkat

pendapatan.

5.1.3 Perhitungan Koefisien Determinasi Faktor Kredit Terhadap Tingkat

Pendapatan

Perhitungan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa

besar variasi perubahan jumlah kredit dapat menjelaskan variasi perubahan tingkat

pendapatan pengusaha makanan olahan. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat

dilihat pada tabel model summary yang merupakan hasil perhitungan statistik

menggunakan bantuan SPSS. Tabel 15 di bawah ini merupakan tabel model

summary hasil perhitungan SPSS.

Tabel 15. Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .474a .225 .207 1.31493

a. Predictors: (Constant), Kredit

b. Dependent Variable: Pendapatan

Berdasarkan Tabel 15 diketahui nilai koefisien determinasi (R2) adalah

sebesar 0,225. Artinya, sebesar 22,5% variasi perubahan tingkat pendapatan yang

terjadi dapat dijelaskan oleh variasi perubahan jumlah kredit. Sedangkan sisanya

yaitu 77,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang belum dimasukan dalam

model penelitian ini.

Page 103: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

88

5.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan teori-teori yang sebelumnya

dijelaskan sebagai dasar dari penelitian dan kemudian dibandingkan dengan hasil

analisis data yang didapat.

5.2.1 Hubungan Kredit Dengan Tingkat Pendapatan

Menurut Kasmir (2002:105) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai

beberapa tujuan yang hendak dicapai. Salah satu tujuan pemberian suatu kredit

adalah membantu usaha nasabah. Suatu kredit bertujuan membantu usaha

nasabah/anggota yang memerlukan dana, baik untuk investasi maupun modal

kerja. Pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usaha dengan

adanya dana tersebut.

Pendapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur

dengan pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewa

untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka”. Pendapatan juga

mencangkup keuntungan dari penjualan. Suatu keberhasilan usaha dapat dilihat

dengan berapa besarnya tingkat pendapatan yang diterima dari hasil usaha

tersebut. Suatu kredit dapat dikatakan memiliki hubungan dengan tingkat

pendapatan usaha.

Hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa jumlah kredit

mempunyai hubungan dengan tingkat pendapatan. Didapat angka korelasi yang

positif sebesar 0,474. Artinya jumlah kredit dana bergulir dengan tingkat

pendapatan pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama

Utara memiliki kekuatan hubungan sebesar 47,4%.

Page 104: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

89

5.2.2 Pengaruh Kredit TerhadapTingkat Pendapatan

Disamping memiliki tujuan, pemberian suatu kredit juga memiliki

beberapa fungsi yang luas. Kasmir (2002:107) merumuskan 8 fungsi kredit, 2

diantaranya merupakan fungsi kredit yang berhubungan dengan tingkat

pendapatan usaha, yaitu:

1) Kredit berfungsi untuk meningkatkan gairah berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegiatan berusaha,

terutama nasabah yang memliki modal usaha pas-pasan. Kesempatan

memperoleh kredit membuat nasabah bergairah untuk memperbesar dan

memperluas usaha.

2) Kredit berfungsi untuk meningkatkan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama

dalam hal peningkatan pendapatan. Jika suatu kredit digunakan untuk

membuka suatu usaha, maka dapat meningkatkan pendapatan dan

mengurangi pengangguran.

Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya seharusnya pemberian

suatu kredit dapat mempengaruhi suatu usaha nasabah yang berhubungan juga

dengan tingkat pendapatan usaha. Hasil penelitian ini menunjukan adanya

pengaruh yang nyata dan positif dari jumlah kredit dana bergulir terhadap tingkat

pendapatan usaha. Hal tersebut membuktikan bahwa kredit dana bergulir KJK

PEMK Kebayoran Lama Utara berfungsi atau memiliki pengaruh terhadap

peningkatan pendapatan pengusaha makanan olahan anggota koperasi.

Page 105: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

90

5.2.3 Besar Pengaruh Kredit TerhadapTingkat Pendapatan

Hasil perhitungan dan analisis data mendapatkan besarnya pengaruh

variabel jumlah kredit terhadap tingkat pendapatan ialah positif 0,485. Nilai

positif 0,485 merupakan nilai koefisien regresi, yang berarti bahwa setiap adanya

penambahan 1 Rupiah kredit, maka akan mempengaruhi secara positif

(menambah) tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan sebesar 0,485

Rupiah. Pengaruh kredit dana bergulir terhadap tingkat pendapatan pengusaha

makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara dapat dikatakan

rendah.

Rendahnya pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa alasan,

yaitu adanya pembatasan jumlah kredit maksimal yang ditetapkan oleh Unit

Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB

PEMK) yaitu sebesar 5 juta rupiah. Hal ini tidak memungkinkan perluasan usaha

secara signifikan sehingga pengaruhnya terhadap pendapatan juga rendah. Selain

itu penilaian atas kondisi anggota dan usahanya (5C’s) yang dilakukan oleh

koperasi dititikberatkan pada penilaian terhadap karakter (Character/C1). Bukan

berarti penilaian terhadap kemampuan (Capacity/C2), Modal (Capital/C3),

kondisi dan prospek usaha (Condition/C4), juga Agunan (Collaterral/C5)

diabaikan, namun kepercayaan kepada anggota sangat mempengaruhi jumlah

kredit yang disalurkan, salah satunya dilihat dari kemauan dan kemampuan

anggota dalam proses pengembalian kredit pada program-program kredit

sebelumnya yang telah dilakukan oleh koperasi.

Page 106: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama

Utara dan kepada pengusaha makanan olahan sebagai pemanfaat kredit diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi 0,485 menunjukan bahwa setiap adanya penambahan

sebesar 1 Rupiah kredit dana bergulir, maka akan mempengaruhi tingkat

pendapatan secara positif (menambah) sebesar 0,485 Rupiah. Hal ini

membuktikan bahwa pemberian kredit dana bergulir KJK PEMK Kebayoran

Lama Utara memiliki fungsi atau mempengaruhi peningkatan pendapatan

pemanfaat, khususnya pada usaha makanan olahan.

2. Besarnya koefisien determinasi adalah 22,5%. Berdasarkan hal tersebut,

sebesar 22,5% variasi perubahan tingkat pendapatan yang terjadi dapat

dijelaskan oleh variasi perubahan jumlah kredit dan sisanya 77,5% dijelaskan

oleh faktor lain yang belum dimasukan dalam model penelitian ini.

6.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari penelitian ini dapat disarankan beberapa hal,

yaitu sebagai berikut:

Page 107: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

92

1. Kepada KJK PEMK Kebayoran Lama Utara disarankan untuk

meningkatkan jumlah pemanfaat kredit di wilayah Kelurahan Kebayoran

Lama Utara agar semakin banyak pengusaha yang dapat meningkatkan

pendapatan usaha mereka.

2. Kepada Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan (UPDB PEMK) disarankan untuk dapat meningkatkan nilai

kredit maksimal yang dapat dikucurkan koperasi kepada anggota.

3. Perlu penelitian lanjutan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan anggota

Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara, mengingat koefisien

determinasi adalah sebesar 0,225.

Page 108: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

DAFTAR PUSTAKA Anoraga,P. & N. Widiyanti. Dinamika Koperasi. (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2007). Arsyad, L. Lembaga Keuangan Mikro: Institusi, Kinerja, & Sustainabilitas.

(Yogyakarta: Andi Offset, 2008). Arthesa, A. & E. Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. (Jakarta:

Indeks, 2006). Budianto, N. Pengaruh Pemberian Kredit Produksi Terhadap Pendapatan Anggota

Koperasi Banjar Sartha Sarjana (BATHARA) DI Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004 [Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Sosial; 2005).

Dahlanforum. Pengertian Pendapatan. 22 Desember 2007: 1 hlm.

http://dahlanforum.okrek.com, 4 November 2010, pk. 14.35 WIB. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta, Balai Pustaka: 2002). Desanto W, Rino. Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan

Industri Kecil Kota Madiun [Skripsi] . Madiun: Politeknik Madiun;2007. Dewi, D. Pengaruh Pembiayaan Produktif Pada Pengadaian Syariah Terhadapt

Peningkatan Nasabah [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Syariah dan Hukum; 2008.

Dinas Koperasi UKM Prov. DKI Jakarta. Peraturan dan Prosedur LKM

Koperasi. (Jakarta: Dinas Koperasi UKM, 2008). Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Prov. DKI Jakarta. Buku Saku

Pemantapan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bergulir. (Jakarta: Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Prov. DKI Jakarta, 2009).

Firdaus, M & A. E. Susanto. Perkoperasian: Sejarah, Teori dan Praktek. (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2004). Hasan, I. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferesif). (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003) Hendar & Kusnadi. Ekonomi Koperasi. (Jakarta: Penerbit FEUI, 2002). Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: Rajagrafindo Persada,

2005).

Page 109: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

94

Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002). Kasmir. Manajemen Perbankan. (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003). Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Profil Wilayah dan Keadaan Umum

Kelurahan Kebayoran Lama Utara. (Jakarta: Kel. Keb.Lama Utara, 2008). Muhidin, S. A. & M. Abdurahman. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam

Penelitian. (Bandung: Pusaka Setia, 2007). Pachta W. A. Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi dan Modal

Usaha. (Jakarta: Kencana:, 2007). Pangabean, R. Efektifitas Program Dana Bergulir Bagi Koperasi dan UKM.

(Jakarta: Infokop, 2005) Pamungkas, R. A. Industri Makanan Olahan Berpotensi Dikembangkan. 30 Juni

2010: 1hlm. http://economy.okezone.com 3 Agustus 2010, pk. 20.20 WIB. Rahardja, P. & M. Manurung. Teori Ekonomi Mikro. (Jakarta: Lembaga Penerbit

FEUI, 2002). Riahi, A. & Belkaoui. Teori Akuntansi. (Jakarta: Salemba Empat, 2006). Rustam. Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.23. 2002: 9 hlm.

http://library.usu.ac.id, 21 Oktober 2010, pk. 23.40 WIB. Sa’ad, A. A. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan

Nasabah BMT Berkah Madani [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Syariah dan Hukum; 2010.

Sevilla, Consuelo G. Pengantar Metode Penelitian. (Jakarta: UI Press, 2006). Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung:

Alfabeta, 2008). Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2009). Suyatno, T. Dasar-dasar Perkreditan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:, 1995). Tohar, M. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. (Yogyakarta: Kanisius, 2000).

Page 110: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

95

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 96 TAHUN 2008

TENTANG

PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang :

• bahwa dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pertu dibangun dan dikembangkan pola pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan;

• bahwa dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dibentuk dana bergulir pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan;

• bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

oleh Koperasi; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
Lampiran 1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2008
Page 111: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

96

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara / Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

17. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 3511KEP/M.IX11/1998, tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

18. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 11Prt/M.KUKM/1/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi;

19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007 - 2012;

21. 21. Peraturan Gubernur Nomor 53 Tahun 2007 tentang Arah Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta. 4. Dinas adalah Dinas yang menyelenggarakan tugas pembinaan, perlindungan dan

pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. 5. Kelurahan adalah Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir.

7. Lembaga Keuangan Mikro Koperasi yang selanjutnya disebut LKM Koperasi adalah Lembaga Keuangan Mikro Koperasi yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir.

Page 112: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

97

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

9. Bank adalah PT Bank DKI.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Penyediaan dan pengelolaan dana bergulir dimaksudkan untuk memberi kemudahan akses permodalan bagi masyarakat di kelurahan yang bersangkutan. Pasal 3 Penyediaan dan pengelolaan dana bergulir bertujuan untuk: a. meningkatkan kemampuan kewirausahaan masyarakat kelurahan; b. meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan; c. menciptakan Lapangan kerja. BAB III ASAS Pasal 4 Pengelolaan dana bergulir dilaksanakan sesuai dengan asas:

• Keadilan yang berarti dana bergulir dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat kelurahan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

• Kemitraan yang berarti terciptanya kerja sama yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

• Kesederhanaan yang berarti proses pengelolaan dana bergulir diLakukan dengan prosedur yang sederhana, mudah, cepat, dan tepat serta tertib administraSi.

• Akuntabet yang berarti setiap kegiatan pengelolaan dana berguLir dapat dipertanggungjaWabkafl secara obyektif dan terukur.

• Transparansii yang berarti penerimaan, pencatatan, penyaluran, pengembalian, peLaporan dan pertanggungiaWabafl sesuai dengan kaidah-kaidah keuangan.

• Taat asas yang berarti seluruh kegiatan pengelolaan dana bergutir dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

BAB IV STATUS, SIFAT DAN SUMBER Pasal 5 Dana bergulir merupakan uang milik Pemerintah Daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. Pasal 6 Sesuai dengan peruntukannya Dana Bergulir dimanfaatkan sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang bersifat bergulir

Page 113: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

98

Pasal 7 Dana bergulir bersumber dari: a. APBD alokasi pembiayaan; b. Jasa Pemanfaatan dana bergulir; c. Hibah dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat. BAB V PENGELOLAAN Pasal 8

1. Pengelolaan dana bergulir dilaksanakan oleh Unit pelaksana Teknis Dinas; 2. Dalam melaksanakan pengelolaan dana bergulir, pengelola sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) bekerjasama dengan LKM Koperasi, Bank dan/atau pihak ketiga yang berkompeten.

3. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.

BAB VI PEMANFAAT DAN JASA PEMANFAATAN Pasal 9 Pemanfaat dana bergulir adalah orang perseorangan atau kelompok masyarakat yang potensial atau memiliki usaha produktif berskala mikro, tidak memiliki akses perbankan, berdomisili dan bertempat tinggal di kelurahan setempat. Pasal 10

1. Atas pemanfaatan dana bergulir oleh pemanfaat sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 9, dikenakan jasa pemanfaatan.

2. Besaran jasa pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan mempertimbangkan:

o Nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan dana bergulir oleh pemanfaat; o Risiko penyaluran dana; o Daya beli masyarakat; o Keberlangsungan dana bergulir.

3. Jasa pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) besarannya ditetapkan oleh UPT sesuai dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 11

1. Jasa pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dialokasikan untuk: a. belanja operasional UPT; b. jasa mitra kerja pengelolaan; c. penambahan dana bergulir.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran alokasi peruntukan dan prosentase pembagian jasa pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Page 114: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

99

BAB VII PENYALURAN, PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN Pasal 12

1. Penyaluran dan penagihan dana bergulir kepada dan dari pemanfaat dilaksanakan oleh UPT.

2. Dalam melaksanakan penyaluran dan penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UPT bekerjasama dengan LKM Koperasi yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Pasal 13

1. Dana bergulir yang disalurkan oleh LKM Koperasi kepada pemanfaat wajib dikembalikan oleh LKM Koperasi kepada UPT sesuai dengan perjanjian antara UPT dengan LKM Koperasi.

2. Pengembalian dana bergulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pokok pinjaman b. jasa pemanfaatan.

BAB VIII PEMBINAAN DAN EVALUASI Pasal 14

1. Pembinaan dan evaluasi pengelolaan dana bergulir dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah terkait.

2. Pembinaan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi implementasi kebijakan, pengelolaan, kemitraan dan pemanfaatan dana bergulir.

BAB IX PENGAWASAN Pasal 15 Pengawasan terhadap pengelolaan dana bergulir dilaksanakan oleh: a. Lembaga Negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. b. Aparat pengawasan fungsional pemerintah.

Page 115: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 2. Flow Chart Prosedur Pengajuan dan Pengguliran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

100

Anggota koperasi calon pemanfaat mengisi formulir

pengajuan kredit

Pengajuan kredit calon pemanfaat dipelajari pengelola koperasi

Calon pemanfaat dan pengelola menyepakati jumlah kredit dan

jumlah bagi hasil.Kesepakatan dituangkan dalam Surat

Perjanjian Kerjasama (SPK)

Pengajuan kredit diterima

Calon pemanfaat diwawancara

(menentukan jumlah kredit dan jumlah bagi hasil)

Pengajuan kredit ditolak

Kredit dana bergulir diserahkan/dicairkan kepada

pemanfaat sesuai dengan SPK

Page 116: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

101

PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN

ANGGOTA KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA

Oleh: Regina Sari (106092002996)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya kepada kita semua. Perkenalkanlah saya selaku mahasiswa meminta bantuan kepada Anda untuk mengisi kuesioner di bawah ini. Kuesioner ini merupakan alat bantu dalam penelitian skripsi saya. Sekecil apapun informasi yang Anda berikan kepada saya akan sangat besar artinya bagi kelancaran penelitian skripsi saya ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Wassalamu,alaikum Wr. Wb. KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI A. DATA RESPONDEN

1. Nama : 2. Alamat : RT: RW: No: 3. No. telp : 4. Usia : Thn. 5. Jenis Kelamin : L / P * 6. Pendidikan Terakhir : B. KONDISI USAHA

1. Jenis Usaha Makanan Olahan:

a. Produksi (pengolahan makanan jadi atau setengah jadi) b. Pedagang c. Jasa kuliner (rumah makan/restoran)

2. Status usaha: a. Milik sendiri b. Sewa

3. Lokasi usaha:

a. Menyatu dengan tempat tinggal b. Memisah dengan tempat tinggal 4. Prioritas usaha:

a. Pekerjaan utama b. Pekerjaan sampingan

5. Lama menjalankan usaha: a. < 1 Tahun c. 3 – 5 Tahun b. 1 – 3 Tahun d. > 5 Tahun

Agus
Typewritten Text
Lampiran 3. Kuesioner
Page 117: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

102

6. Sumber modal awal: a. 100% modal sendiri b. 100% modal pinjaman c. ……% modal sendiri + …...% modal pinjaman

C. KONDISI PEMANFAATAN KREDIT

1. Dari mana anda mendapat informasi adanya program kredit dana bergulir KJK PEMK?

a. Sosialisasi dari KJK PEMK b. Teman/tetangga c. Mencari informasi sendiri d. Lainnya:………………..

2. Sudah berapa lama anda memanfaatkan kredit KJK PEMK? bulan/tahun*

3. Berapakan jumlah kredit yang anda peroleh? Rp. 4. Apakah anda mengetahui dan mengikuti seluruh prosedur penyaluran kredit KJK PEMK?

a. Ya b. Tidak c. Ragu

5. Bagaimana menurut anda pemenuhan prosedur pemanfaatan kredit dana bergulir? a. Mudah b. Sedang c. Sulit

6. Apakah anda merasa modal usaha terbantu dengan adanya program kredit KJK PEMK?

a. Ya b. Tidak c. Ragu 7. Berapa jangka waktu kredit yang diberikan? bulan/tahun*

8. Bagaimana cara pengembalian kredit yang anda lakukan?

a. Langsung datang ke KJK PEMK b. Kolektif dengan kelompok c. Lainnya:…………………..

9. Pendapatan usaha:

1) Berapa pendapatan anda perbulan sebelum memanfaatkan kredit KJK PEMK?

a. < Rp. 1.000.000 f. Rp. 3.000.000 – 3.500.000 b. Rp. 1.000.000 – 1.500.000 g. Rp. 3.500.000 – 4.000.000 c. Rp. 1.500.000 – 2.000.000 h. Rp. 4.000.000 – 4.500.000 d. Rp. 2.000.000 – 2.500.000 i. Rp. 4.500.000 – 5.000.000 e. Rp. 2.500.000 – 3.000.000 j. > Rp. 5.000.000

2) Berapa pendapatan anda perbulan setelah memanfaatkan kredit KJK PEMK? a. < Rp. 1.000.000 f. Rp. 3.000.000 – 3.500.000 b. Rp. 1.000.000 – 1.500.000 g. Rp. 3.500.000 – 4.000.000 c. Rp. 1.500.000 – 2.000.000 h. Rp. 4.000.000 – 4.500.000 d. Rp. 2.000.000 – 2.500.000 i. Rp. 4.500.000 – 5.000.000 e. Rp. 2.500.000 – 3.000.000 j. > Rp. 5.000.000

Page 118: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara

103

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana latar belakang berdirinya koperasi (sejarah berdirinya koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara) ?

2. Apa yang menjadi visi dan misi dari koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara ?

3. Bagaimana struktur organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara ? 4. Berapa jumlah anggota koperasi sampai dengan Desember 2010 ? 5. Siapa saja yang berhak menjadi anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara ? 6. Fasilitas apa saja yang diberikan koperasi kepada anggota ? 7. Apakah yang dimaksud kredit dana bergulir dan apa tujuan pemberian kredit

tersebut ? 8. Bagaimana prosedur pengajuan, pencairan, dan pemanfaatan kredit tersebut ? 9. Berapa jumlah pemanfaat kredit sampai dengan Desember 2010 ? 10. Ada berapa jenis usaha yang dijalankan oleh anggota koperasi yang

memanfaatkan kredit tersebut ?

Page 119: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 5. Data Responden

104

No DATA RESPONDEN

Nama Alamat Usia Jenis Pendidikan Terakhir RW RT Thn Kelamin

1 Zakaria 11 9 52 L SD 2 Wasirun 5 1 33 L SD 3 Maryana 2 4 35 P SMA 4 Kamami 2 7 54 L SD 5 Nurudin 2 6 53 L SD 6 Roisah 11 12 49 P SMP 7 Masnur 11 14 52 P SMA 8 Piyoto 11 13 63 L SMP 9 Agustini 10 10 54 P SMP 10 Wagimin 10 10 50 L Tidak Sekolah 11 Solehah 9 2 57 P SD 12 Juwarni 6 14 50 P SMP 13 Sriyatun 8 7 40 P SD 14 Sri Bektini 3 5 58 P SMA 15 Nur Faizin 6 8 29 L SMA 16 Rokayah 11 9 46 P SD 17 Lamidi 8 11 35 L SD 18 Aman Sutrisna 3 2 36 L SMP 19 Rukiyah 6 9 48 P SMP 20 Ngatinem 8 7 45 P Tidak Sekolah 21 Sudarmono 6 9 55 L SMP 22 Marmunah 1 6 52 P SD 23 Siti Alawiyah 3 3 50 P SMP 24 Salman 6 8 48 L SD 25 Nurhadi 3 3 56 L SMA 26 Satinah 11 10 49 P SD 27 Amin 7 5 28 L SMP 28 Budi Apriyanto 6 14 39 L SD 29 Maemunah 6 8 38 P SMP 30 Wardaya 8 10 45 L SMP 31 Siti Sunarsih 11 12 56 P SD 32 Sutikno 6 7 48 L SD 33 Wartini 10 10 49 P SMP 34 Abdul Sahid 2 10 52 L SMP 35 Nahuya 8 7 39 L SMP 36 Siti Aminah 8 3 45 P SMP 37 Neneng Hulia 5 8 47 P SD 38 Neneng SK 11 13 38 P SMP

Page 120: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 5. Data Responden

105

No DATA RESPONDEN

Nama Alamat Usia Jenis Pendidikan Terakhir RW RT Thn Kelamin

39 Sudarmi 6 14 56 P SD 40 Syamsudin 6 9 51 L SD 41 Yuyun Yuhaini 7 2 48 P SD 42 M. Yazid 8 5 49 L SMP 43 Achmad 6 15 36 L SMP 44 Juarsih 9 1 40 P SMP 45 Rusdayah 6 9 45 P SMP

Page 121: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 6. Tabel Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan

106

Tabel Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan Responden

No. Responden

Jumlah Kredit (Juta Rupiah)

Tingkat Pendapatan (Juta Rupiah)

1 3 1.25 2 5 4.25 3 4 3.25 4 3 3.25 5 5 3.25 6 2 1.75 7 5 1.25 8 5 7.50 9 5 3.75 10 5 2.75 11 5 3.25 12 5 3.75 13 1,5 3.25 14 3 1.75 15 2 3.75 16 5 7.50 17 1 2.75 18 5 3.75 19 3 1.75 20 1,5 3.25 21 2 3.25 22 1 1.75 23 3 3.25 24 3,5 1.75 25 5 3.25 26 4 3.25 27 2 3.75 28 3 1.25 29 5 3.25 30 2 1.75 31 2 1.75 32 5 7.50 33 3 3.25 34 2 2.75 35 2 2.25 36 2 1.75 37 2 3.25 38 3 1.75 39 5 3.25 40 2 1.75 41 1,5 2.75 42 4 3.25 43 5 3.75 44 1 2.75 45 2 2.75

Page 122: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0

Correlations

Kredit Pendapatan

Kredit Pearson Correlation 1 .474**

Sig. (2-tailed) .001

N 45 45 Pendapatan Pearson Correlation .474** 1

Sig. (2-tailed) .001 N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan 3.1000 1.47652 45 Kredit 3.2222 1.44425 45

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Kredita . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pendapatan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .474a .225 .207 1.31493 a. Predictors: (Constant), Kredit b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.577 1 21.577 12.479 .001a

Residual 74.348 43 1.729 Total 95.925 44

a. Predictors: (Constant), Kredit b. Dependent Variable: Pendapatan

Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
107
Page 123: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0

108

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.538 .484 3.179 .003

Kredit .485 .137 .474 3.533 .001 a. Dependent Variable: Pendapatan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2.0225 3.9620 3.1000 .70027 45 Std. Predicted Value -1.539 1.231 .000 1.000 45 Standard Error of Predicted Value

.198 .363 .273 .050 45

Adjusted Predicted Value 1.9627 4.1249 3.0938 .70430 45 Residual -2.71199 3.53801 .00000 1.29990 45 Std. Residual -2.062 2.691 .000 .989 45 Stud. Residual -2.123 2.770 .002 1.014 45 Deleted Residual -2.87487 3.75051 .00618 1.36678 45 Stud. Deleted Residual -2.218 3.021 .016 1.065 45 Mahal. Distance .024 2.368 .978 .687 45 Cook's Distance .000 .230 .026 .059 45 Centered Leverage Value .001 .054 .022 .016 45 a. Dependent Variable: Pendapatan

Page 124: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS 17.0

Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
109
Page 125: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf
Page 126: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 9. Denah Lokasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara

111

Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
Agus
Typewritten Text
Page 127: REGINA SARI-FST_NoRestriction.pdf

Lampiran 10. Peta Wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara

112

Batas Wilayah:

• Utara : Jl. Kramat, (Kel. Keb.Lama Selatan dan Kel. Cipulir). • Timur : Kali Grogol, (Kel. Kramat Pela). • Selatan : Jl. Bintaro Raya, Jl. Bungur Raya, Kel. Kebayoran Lama Selatan. • Barat : Kel. Ulujami, Jl. Keb.Lama (Kel. Cipulir).