buku kenangan reuni emas sma regina pacis bogor

96
COVER DEPAN COVER DEPAN COVER DEPAN COVER DEPAN COVER DEPAN BUKU KENANGAN BUKU KENANGAN BUKU KENANGAN BUKU KENANGAN BUKU KENANGAN 50 TAHUN RP 50 TAHUN RP 50 TAHUN RP 50 TAHUN RP 50 TAHUN RP

Upload: komsos-ag-et-al

Post on 07-Feb-2016

1.646 views

Category:

Documents


83 download

DESCRIPTION

Buku kenangan Reuni 50 tahun SMA Regina Pacis Bogor yang diselenggarakan pada bulan Juli 2005

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

COVER DEPANCOVER DEPANCOVER DEPANCOVER DEPANCOVER DEPANBUKU KENANGANBUKU KENANGANBUKU KENANGANBUKU KENANGANBUKU KENANGAN50 TAHUN RP50 TAHUN RP50 TAHUN RP50 TAHUN RP50 TAHUN RP

Page 2: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 3: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

BBBBBUKUUKUUKUUKUUKUTTTTTAHUNANAHUNANAHUNANAHUNANAHUNAN

50 T50 T50 T50 T50 TAHUNAHUNAHUNAHUNAHUN

SMA RSMA RSMA RSMA RSMA REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

BBBBBOGOROGOROGOROGOROGOR

Page 4: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

44444 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

new identity

Menjadi institusi yang menumbuhkembangkan warganyamenjadi pribadi yang utuh berlandaskan semangat FMM

1. Memampukan warga untuk belajar secara holistik(= ‘to learn how to learn’)

2. Menumbuhkembangkan potensi warga3. Menjadikan “pribadi yang tersedia bagi sesama” dan

menghilangkan alienasi/keterasingan4. Berperan aktif dalam mewujudkan kebenaran, kebaikan

dan keindahan, perdamaian, keadilan, dan keutuhanciptaan

CCCCCollaboration

Membangun hubungan yang strategis dan harmonis antarwarga sehingga tercipta kerjasama dalam tim untukmencapai tujuan institusi

AAAAAccountability

Menetapkan standar kinerja yang tinggi untuk diri sendiridan warga, mengikuti secara akurat prosedur/proseskerja, dan menyelesaikan secara terampil tugas pekerjaan

RRRRResponsiveness

Menerapkan cara-cara yang efektif untuk mengetahui,memantau, dan mengevaluasi permasalahan maupunkepuasan masyarakat pemakai sehingga dapat memenuhikebutuhan dan keinginan mereka

EEEEEfficency

Menetapkan sasaran kerja yang akan dicapai, menyusunprogram kerja, mengelola waktu dan sumber daya, sertamengevaluasi pencapaian sasaran kerja

visi

misi

normaperilaku

c

a

r

e

V V V V VISIISIISIISIISI DANDANDANDANDAN M M M M MISIISIISIISIISI

Page 5: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

55555REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

“REGINA PACIS” adalah salah satu gelar Santa Maria dalamBahasa Latin, yang artinya RATU DAMAI. Sama halnyaSanta Maria membuat damai antara surga dan bumi,demikian juga diharapkan para siswa dan seluruh keluargaRegina Pacis dalam lingkungan hidup masing-masingmaupun dalam lingkungan sekolah

1. Gambar Santa Maria, melambangkan Santa Mariasebagai Ratu Damai, Pelindung Sekolah

2. Mahkota di atas kepala Santa Maria, melambangkankeratuan-Nya

3. Burung Merpati, melambangkan Roh Perdamaian4. Ranting Zaitun, melambangkan Damai5. Lingkaran Kuning, melambangkan Kebenaran6. Lingkaran Merah, melambangkan Cinta Kasih7. Dasar Biru Muda, melambangkan Surga

Ad Veritatem Per CaritatemAd Veritatem Per CaritatemAd Veritatem Per CaritatemAd Veritatem Per CaritatemAd Veritatem Per CaritatemKebenaran melalui Cinta Kasih

arti namasekolah

new identity

bentukdan warnalambang

AAAAAPAPAPAPAPA M M M M MAKNAAKNAAKNAAKNAAKNA DIDIDIDIDI B B B B BALIKALIKALIKALIKALIK S S S S SIMBOLIMBOLIMBOLIMBOLIMBOL?????

Page 6: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor

Page 7: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

77777BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

new identitysimak visi dan misi RP yang baru, semboyan ‘care’ yangmenjadi tagline RP dan simak arti di balik logo baru RP

kata sambutansambutan dari para pengurus, sponsor dan pengayomacara ini

pestanya kitalebih lengkap mengenai perayaan reuni 50 tahun SMA RPBogor, termasuk susunan panitia dan denah

sekilas pandangbagaimana perjalanan SMA RP dari dulu sampai sekarang,baik dari sejarah institusi/yayasan, gedung danmanusianya

in memoriam‘Sr. Bernice bukan hanya pengajar, tetapi sudah seperti ibubagi kami’

rubrik forumcerita mengenai alumni, murid, guru dan pengurus SMA RPdan prestasi apa saja yang telah dicapai

kolom kitasetelah ini semua berlalu, akan kemanakah kitaselanjutnya melangkah?

gelak tawa alumnikejadian yang mengundang gelak tawa di saat kita masihterbahak-bahak di SMA RP

foto-foto kenangansuasana dan kenangan saat berada di SMA RP

daftar isi EDISI 1/2005

444441111111111

1515151515

1818181818

2424242424

2828282828

8080808080

timbuku50tahunsmarpKoordinator Editor Patricia Bachtiar, Sibarani SofianEditor FX Puniman, Ratna Agustine, Arini SuryokusumoTim Reporter Anggraeni Yunita (koordinator), Adella Rosanna,Antoniasty Eka Pupi, Ariane Oktaviani Putri, Irvan Aditya Pratama,Novianna Liauwan, Novi Tandria, Renaldo Prima, Rieke Andriani,Sheila Gunawan, Siksta Alia, Ursula Tania, Yohana MesianaDesain Grafis Andi Tanudiredja, Sibarani Sofian

86868686868888888888

www.www.www.www.www.reginapacisreginapacisreginapacisreginapacisreginapacis.net.net.net.net.net

email: email: email: email: email: sekretariatsekretariatsekretariatsekretariatsekretariat@[email protected]@[email protected]@alumni.reginapacis.net

Page 8: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 9: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

99999BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

Hari ituHari ituHari ituHari ituHari itu: 30-31 Juli 2005, tempat: SMA RP Bogor, event:

Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor.

Di hari itu, perayaan, kegembiraan, melepas rindu antara teman-teman lama, foto-foto bersama, dan sebagainya. Mungkin hal-halseperti itulah yang akan terbayang dalam benak kita semua dihari itu. Mungkin kita tidak menyadari, untuk mencapai ‘hari itu’ternyata banyak sekali pekerjaan dan koordinasi yang harusdikerjakan antara pihak panitia, sekolah dan para alumni.

Untuk terbitnya majalah ini, kami acungkan jempol bagi tim bukudan career daycareer daycareer daycareer daycareer day yang telah bekerja keras, terutama para rekansiswa/i SMA RP yang harus menyisihkan waktu sekolah/liburanmereka untuk pergi ke Jakarta, meliput dan mewawancarai berbagainarasumber dan harus pula menulis artikel. Untuk rekan-rekanpanitia lainnya yang harus mencuri-curi waktu di kantor ataukeluarga mereka untuk mengedit atau melayout majalah ini.

Bagi kami ini semua adalah bukan saja hard work hard work hard work hard work hard work tetapi jugaheart workheart workheart workheart workheart work. Karena pada dasarnya, tanpa cinta pada SMA RP,rasanya sangat sulit untuk mengorbankan begitu banyak waktudan tenaga demi sesuatu yang tidak langsung dirasa hasilnyaatau keuntungannya. Bagi kami, makna dari usaha ini adalah bukanpada hasil akhir bagus/tidaknya majalah ini, tetapi justru padapelajaran yang kita dapat dari prosesnya.

Dalam penyusunan majalah ini, pengalaman berharga yang kamirasakan adalah kerja sama antara alumni dan siswa/i SMA, prosessaling belajar dan mengerti untuk mencapai tujuan bersamacommon goalscommon goalscommon goalscommon goalscommon goals: dari RP, oleh RP dan untuk RPdari RP, oleh RP dan untuk RPdari RP, oleh RP dan untuk RPdari RP, oleh RP dan untuk RPdari RP, oleh RP dan untuk RP.

Harapannya, edisi ini bisa menjadi titik awal dari edisi-edisiberikutnya. Edisi ini baru dapat mencakup sedikit dari begitubanyak sosok (antara lain guru dan alumnus), yang karenaketerbatasan waktu dan tenaga tidak dapat kami tampilkan disini. Banyak sekali hal yang masih bisa dilakukan dan digali di

dalam keluarga besar RP ini. Dansemoga usaha ini tetap berlanjutdemi besarnya nama alma matertercinta.

Selamat ulang tahun SMA RP!

Sibarani SofianSibarani SofianSibarani SofianSibarani SofianSibarani SofianAlumnus 1993Alumnus 1993Alumnus 1993Alumnus 1993Alumnus 1993

dari dapur redaksi

Page 10: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]

‘58-’61. Tetje Jusdi - ‘62-‘63. Taufik (Yan Lie) – ‘62-63. Lanny Hartono – ‘65. Nurhayati

- ‘65. Sjamsidar Isa ([email protected]) – ‘64. Leany Harsa - ‘64. Tati Kurdiati

– ‘64. Mansur Brata – ‘66. Richard Haniman ([email protected]) – ‘67. Sonia Susanto

([email protected]) – ‘67. Yudistira ([email protected]) – ‘68. Musye – ‘69.

Amie ([email protected]) - ‘70. Evelyn T.H. – ‘71. Itje Sri Rejeki (itje@semen-

cibinong.com) – ‘72. Megawati Lie Gin Hoa ([email protected]) – ‘73. Hidayat

([email protected]) – ‘73. Lani Sunjaya – ‘73. Sweety ([email protected]) –

‘74. Linda Darmawijaya ([email protected]) – ‘75. Abi Jabar

([email protected]) – ‘76. Deby – ‘76. Diana ([email protected]) – ‘75. Chandra

Widodo ([email protected] ) – ‘77. Herry Safari ([email protected]

– ‘77. Nurmala ([email protected]) – ‘79. Nanette ([email protected]) – ‘79. Yemima

Mariana ([email protected]) – ‘80. Hardy Gunawan ([email protected]) – ‘81. Johanes

Surayanata ([email protected]) – ‘81. Willy ([email protected]) - ‘83.

Henny Pingkan Matindas ([email protected]) – ‘83. Dudi ([email protected]) –

‘83. Patricia Bachtiar ([email protected]) – ‘84. Rikie Wijaya ([email protected]) – ‘84.

Sekar Sari Prawira ([email protected]) – ‘85. Kusnanda S ([email protected])

– ‘85. Fanda Berlina ([email protected]) – ‘85. Iwan Ahnan

([email protected]) – ‘86. Daisy ([email protected]) – ‘86. Dessi Rajino

Situmorang ([email protected]) – ‘87. Baso ([email protected]) – ‘88. Agung Dhoni

([email protected]) - ‘90. Karen Kaurrany ([email protected]) – ‘90. Magda

Rumawas ([email protected]) – ‘90. Anton ([email protected]) –

‘91. Johan ([email protected]) – ‘92. Kukuh Ariyuswanto ([email protected]) –

‘93. Sibarani Sofian ([email protected]) – ‘93. Irendra Radjawali

([email protected]) – ‘94. Lia ([email protected]) – ‘94. Prima

([email protected]) – ‘95. Hafida Meutia ([email protected]) – ‘96. Maysiang

([email protected]) – ‘97. Boni ([email protected] ) - ‘98. Veronika Katrine

([email protected]) – ‘2000. Andita Ariana ([email protected]) – ‘2001.

Ricky Wilianto ([email protected]) – ‘2002. Mardiana ([email protected]) –

‘2003. Adinda Dwiastuti ([email protected]) – ‘2004. Diah Rahajeng N

([email protected])

Nama WakilAngkatandanE-mailnya

Nama WakilAngkatandanE-mailnya

Page 11: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1111111111REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

kata sambutan DDDDDARIARIARIARIARI D D D D DIREKTURIREKTURIREKTURIREKTURIREKTUR

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH RP RP RP RP RP

Puji dan syukurPuji dan syukurPuji dan syukurPuji dan syukurPuji dan syukur atas rahmat dan berkat Tuhan, acara HUT Emas 30 – 31 Juli 2005

dapat berjalan lancar. Reuni alumni SMA secara besar-besaran baru pertama kali dillaksanakan di KompleksSekolah. Tanpa terasa SMA memasuki usia 50 tahun. SMA sudah menghasilkan ribuan alumni dari 47angkatan, yang tersebar di mana-mana.

Merupakan suatu kebanggaan kita bersama, bahwa Sekolah Regina Pacis Bogor masih diakuikeberadaannya oleh masyarakat dan kita semua, Keluarga Besar Sekolah Regina Pacis. Tentu ini karenadukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal. Karena di dunia ini sebuahkarya mustahil diwujudkan dengan kesendirian, oleh karenanya lingkungan kita penuh dengan metaforahubungan dan interaksi.

Sekolah Regina Pacis merupakan bagian karya bidang pendidikan para Suster Fransiskus MisionarisMaria (FMM). Beberapa Suster FMM, di antaranya Sr. Goede Herder, FMM, tanggal 1 Agustus 1949 memulaikarya pendidikan TK, SD, SMP dan SKP. Sedang SMA dimulai beberapa tahun kemudian, tepatnya 1 Agustus1955. Kala itu Sekolah diurus oleh Sr. Bernice, FMM dan hanya menerima murid putri saja. Mungkinmasih banyak alumni yang mengingat namanya, terutama alumni antara tahun 1950 sampai 1970-an. Dandi jaman tersebut jumlah siswa SMA masih sedikit, sehingga antar siswa dan para Suster serta guru bisasaling mengenal dengan baik. Cara berelasi antara siswa dan guru sangat berbeda dengan masa kiniyang jumlah siswa SMA lebih dari 800 dengan didukung oleh 50 orang tenaga pengajar.

Sejak awal mula SMA didirikan sampai saat ini, para pengelola Sekolah punya cara tersendiri untuk bisamempertahankan mutu dan kemajuan sekolah. Dukungan dan sumbangan pemikiran, serta masukanpara alumni sangat dibutuhkan untuk kemajuan Sekolah Regina Pacis di masa depan. Tetapi tentunyahanya pihak internal sekolah yang akan menjalankan kebijakan sekolah.

Dengan peluncuran Visi dan Misi Sekolah pada Desember 2004, sekolah sudah mempunyai gambaranyang jelas ke depan. Meski tantangan ada di depan mata dengan hadirnya sekolah-sekolah nasionalplus. Nilai-nilai universal menjadi bagian yang penting dari pendidikan di sekolah ini. Nilai-nilai universaltersebut ada dalam Visi dan Misi sekolah serta Norma perilaku CARECARECARECARECARE (CCCCCollaboration, AAAAAccountability,RRRRResponsiveness, EEEEEfficiency). Termasuk dalam nilai universal dalam Visi dan Misi Sekolah seperti misalnya:kejujuran, mengasihi, memelihara alam ciptaan, mencari kebenaran, memperjuangkan keadilan, membawaperdamaian, dan lain-lain.

Berkumpulnya para alumni pada acara reuni tentunya sudah ditunggu-tunggu. Maka perlu kiranya, saat-saat indah itu dinikmati bersama-samadan digunakan sebaik-baiknya. Jalinan rasa simpati dan saling pengertianmembangun jembatan menuju kehidupan yang baik. Bernostalgia dalamkebersamaan, mencoba menggapai masa lalu yang teramat indah untukdilukiskan, kenangan manis masa-masa di SMA.

Kerja keras panitia membuahkan hasil, meski halangan dan rintangan selalumenghadang, tetapi berkat niat baik dan semangat kerja tanpa pamrih,akhirnya bisa kita nikmati hasil jerih payah mereka. Dan hal ini patutdisyukuri dan dirayakan.

Dengan semangat Ibu Pendiri FMM Marie de la Passion “Ad Veritatem perCharitatem” mencari kebenaran melalui cinta kasih, saya ucapkan SELAMATBEREUNI, Tuhan memberkati kita semua.

Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd.Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd.Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd.Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd.Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd.Direktur Sekolah Regina Pacis BogorDirektur Sekolah Regina Pacis BogorDirektur Sekolah Regina Pacis BogorDirektur Sekolah Regina Pacis BogorDirektur Sekolah Regina Pacis Bogor

Page 12: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1212121212 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

kata sambutanPara Alumni Yth,Para Alumni Yth,Para Alumni Yth,Para Alumni Yth,Para Alumni Yth,

Puji Syukur kepada Tuhan bahwa kita telah dilindungi dan dibimbing walaupun sudahsekian lama berpisah sekarang dapat bertemu kembali dalam Pesta Emas SMA ReginaPacis Bogor ini. Bahkan ada di antara kita yang sudah sekitar 50tahun berpisah dan kinidapat bertemu kembali.

Adalah kegembiraan yang sangat besar bagi kami, warga SMU Regina Pacis Bogor, sehinggadapat menikmati suasana Pesta Emas SMA Regina Pacis bersama dengan para alumni.

SMA Regina Pacis yang didirikan oleh Yayasan Bhakti Utama pada bulan Agustus 1955 diasuh oleh suster-suster FMM yang diketuai oleh Suster Goede Herder FMM, dengan suster Bernice sebagai ketua hariannyasudah 50 tahun ambil bagian dalam mengembangkan dunia pendidikan, khususnya di kota Bogor. Banyakprestasi telah mampu diraih, baik yang bersifat akademik maupun kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.

Semoga semua prestasi yang diraih SMA Regina Pacis Bogor dari dulu hingga kini dapat lestari sampainanti dan menumbuhkan kerinduan untuk melakukan reuni dalam suasana yang indah seperti ini.

Kepada para alumni, selama bertemu dalam suasana kangen. Semoga suasana kegembiraan selalumenyertai Anda.

Drs.C.Dwi Sunu SubrotoDrs.C.Dwi Sunu SubrotoDrs.C.Dwi Sunu SubrotoDrs.C.Dwi Sunu SubrotoDrs.C.Dwi Sunu SubrotoKepala Sekolah SMA Regina Pacis BogorKepala Sekolah SMA Regina Pacis BogorKepala Sekolah SMA Regina Pacis BogorKepala Sekolah SMA Regina Pacis BogorKepala Sekolah SMA Regina Pacis Bogor

DDDDDARIARIARIARIARI K K K K KEPALAEPALAEPALAEPALAEPALA S S S S SEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH

SMA RPSMA RPSMA RPSMA RPSMA RP

Page 13: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1313131313REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

kata sambutan

Bermula dari suatu Bermula dari suatu Bermula dari suatu Bermula dari suatu Bermula dari suatu acara reuni tanggal 30 Juni 2002 ... kami terenyak

mendengar kabar dari salah seorang pengisi acara, yang rupanya juga alumni SMA Regina Pacis, bahwaSMA tempat kita pernah menimba ilmu mendekati usia 50 tahun. Segeralah timbul gagasan bahwakesempatan langka ini perlu diperingati, khususnya oleh para eks siswa. Pertemuan pertama segeradigelar dengan mengundang berapa wakil angkatan. Untuk menjajaki tanggapan dari semua eks siswa,rencana awal telah disebarluaskan melalui Internet dan hasilnya sangat menggembirakan... Pertemuan-pertemuan berikutnya melibatkan lebih banyak lagi wakil angkatan, sampai pada akhirnya kami atasnama eks siswa SMA Regina Pacis Bogor bersepakat untuk merayakan ulang tahun emas yang akanjatuh pada bulan Agustus 2005.

Atas restu dari Suster EM Cecilia Hartati, FMM, S.Pd., sarana sekolah dapat digunakan untuk persiapandan perhelatan akbar ini. Selanjutnya, serangkaian pertemuan yang lebih intensif dilaksanakan dan acaradan kepanitiaan mulai tersusun. Ruang Sekretariat Panitia mulai sibuk, milis bertambah semarak menjelanghari H. Dalam rapat-rapat tampak sekali bahwa semua anggota panitia, wakil angkatan, dan alumni padaumumnya, ingin berbuat sesuatu untuk almamaternya. Kesalahpahaman dan pertengkaran mewarnaidiskusi-diskusi kami. Inilah dinamika, dan semua dapat menghadapinya dengan baik.

Puji syukur, rencana perayaan ulang tahun emas 50 tahun SMA Regina Pacis dan reuni akbar ini dapatkita wujudkan bersama pada tanggal 30 dan 31 Juli 2005. Keberhasilan untuk mewujudkan perayaanemas ini jelas merupakan kerja bersama di antara anggota Panitia Pelaksana yang dipimpin Sdr. AnangGunawan dan dari pihak sekolah yang dipimpin oleh Ibu MR Astuty. Untuk itu, saya atas seluruh anggotaPanitia Pengarah dan atas nama pribadi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.Tidak lain harapan kami agar perayaan dapat berlangsung meriah dan tertib, dan buku kenangan inimenjadi rekaman yang dapat kita gunakan sebagai kilas balik dan evaluasi diri di mana posisi kita sekarang...

Terima kasih SMA Regina Pacis.Semoga Tuhan selalu membekatimu dan semua eks siswamu.

Suminar Setiati AchmadiSuminar Setiati AchmadiSuminar Setiati AchmadiSuminar Setiati AchmadiSuminar Setiati AchmadiAlumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Ketua Panitia PengarahKetua Panitia PengarahKetua Panitia PengarahKetua Panitia PengarahKetua Panitia Pengarah

DDDDDARIARIARIARIARI

KKKKKETUAETUAETUAETUAETUA P P P P PANITIAANITIAANITIAANITIAANITIA P P P P PENGARAHENGARAHENGARAHENGARAHENGARAH

Page 14: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1414141414 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

kata sambutan DDDDDARIARIARIARIARI K K K K KETUAETUAETUAETUAETUA P P P P PANITIAANITIAANITIAANITIAANITIA

HUT EHUT EHUT EHUT EHUT EMASMASMASMASMAS RP RP RP RP RP

Rekan-rekan AlumniRekan-rekan AlumniRekan-rekan AlumniRekan-rekan AlumniRekan-rekan Alumni Yang Terhormat,

50 tahun sudah SMA Regina Pacis Bogor, usia yang biasa dirayakan dengan istilah “Peringatan TahunEmas” atau “Golden Anniversary”. Semenjak didirikan, sepanjang 50 tahun berjalan, sekolah kita ini sudahmenjadi batu lompatan bagi lebih dari ribuan orang melangkah menggapai cita dan menjadi masa yangdemikian indah, penuh kesan dan memori yang tak mungkin dilupakan. Pengalaman bersosialisasi, berkaryadan belajar yang turut membentuk karakter seseorang dalam proses menjadi manusia Indonesiaseutuhnya.

Pohon anggur yang baik dinilai dari buah-buah yang dihasilkannya. Eksistensi sekolah untuk menjagabahkan meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan kompetensi sumber daya manusia menjadi bebanmoral bukan hanya bagi yang mengelolanya tetapi juga seluruh alumni untuk alma maternya. Sesuaidengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi saat ini, sekolah yang baik berkewajibanuntuk terus-menerus mengikuti perkembangan jaman. Era dimana globalisasi tidak dapat ditawar lagi,komunikasi global (yang harus dijalankan) dan kesenjangan digital (yang harus diperangi) menjadi topikwajib untuk dibicarakan.

Setiap sekolah termasuk SMA Regina Pacis Bogor tentulah berangan menjadi yang terbaik. Dengandukungan dan bantuan alumni, semua angkatan kelulusan, dan dengan satu tujuan, perayaan HUT EmasSMA Regina Pacis Bogor ini dirayakan dengan mengutamakan arti penting suatu keselarasan antarasekolah dan alumni. Titik tolak kerjasama yang berkesinambungan membangun masa yang akan datang.

Walau keterbatasan waktu, tenaga dan sumber daya manusia mewarnai dinamika persiapan perayaan,tidak ada hambatan yang berarti karena kerja dilakukan bersama sebagai suatu komunitas yang salingmendukung dan bersatu, dengan rasa kekeluargaan. Riak-riak kecil perselisihan dan debat pendapatwajar terjadi mengingat rentangan yang demikian panjang yaitu total 46 angkatan kelulusan (angkatanpertama tahun 1958 dikurangi 2 kali 6 bulan perpanjangan masa sekolah).

Buku kenangan HUT emas yang ditampilkan dalam format majalah, bukan diperuntukkan sekedarmengenang masa lalu dan intip-intip Regina Pacis masa kini, tetapi juga sentuhan kecil agar kerjasamayang ada bisa ditindaklanjuti menjadi sebuah karya bersama dedikasi alumni untuk sekolah dan adik-adiknya.

Terima kasih kepada pihak sekolah, rekan alumni, para sponsor, donatur dan mereka semua yang sudahterlibat dalam mempersiapkan peringatan ulang tahun emas SMA Regina Pacis Bogor, perayaan yangmeriah tapi sederhana, bermakna tapi tidak mudah dilupakan. Tak ketinggalan terima kasih kepada timbuku yang sudah bersusah payah mengumpulkan data, editing dan mencetak buku kenangan ini.

Dengan mengucap syukur pada Tuhan YME, panitia mengucapkan “Selamat merayakan ulang tahun EmasSMA Regina Pacis Bogor.” Semoga Ad Veritatem Per Caritatem (latin), To Truth through Charity bisa benar-benar diresapi dan menjadi semboyan bagi pelayanan kita semua.

Semoga Tuhan selalu beserta kita.

Anang GunawanAnang GunawanAnang GunawanAnang GunawanAnang GunawanAlumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Ketua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis BogorKetua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis BogorKetua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis BogorKetua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis BogorKetua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis Bogor

Page 15: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1515151515BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

konsep reuni

Apakah kita perlu wadah alumni?Apakah kita perlu wadah alumni?Apakah kita perlu wadah alumni?Apakah kita perlu wadah alumni?Apakah kita perlu wadah alumni?Bayangkan bagaimana sulitnya:Menentukan jurusan?Mencari pekerjaan?Mencari teman sekolah anda yang sudah lama tak jumpa?

Ingin berkarya sosial dengan cara:Berbagi ilmu dan pengalaman dengan adik-adik kelas?Memberikan saran dan rekomendasi pada alma mater?Menggalang dana bagi murid berprestasi?Memperbaiki kesejahteraan para mantan guru?

Salah satu tujuan dari perayaan disebutkan adalah selain menjadi ajang jumpa seluruh alumni bagi merekayang pernah bersekolah di SMA pada khususnya dan sekolah Regina Pacis pada umumnya, adalah jugasebagai langkah awal untuk menggali sumber daya yang ada pada alumni untuk berkarya dan memberikansumbangsih pada sekolah. Lalu bagaimana cara memberikan sumbangsih itu dalam bentuk kesinambungandan bisa terus menerus mengikuti perkembangan jaman? Karena besarnya organisasi yang akan dibentukdan melibatkan banyak orang, tentunya harus dipikirkan dari sekarang strategi yang tepat. Kami mengajaksemua pihak, entah kapan, untuk melanjutkan karya alumni setelah perayaan ini untuk membuat sebuahikatan keluarga besar Regina Pacis.

Ikatan keluarga besar ini bisa menjadi sebuah komunitas yang bersatu dan memberikan karya nyata bagiperkembangan sekolah. Mau tidak mau, suka tidak suka, nama Regina Pacis sudah melekat dan menjadicommon denominator bagi kita semua. Diluar apapun kenyataan tentang keadaan dunia pendidikansaat ini, ada keinginan di hati setiap alumni untuk tetap berusaha menjadikan Regina Pacis sebagai salahsatu sekolah terbaik di Bogor bahkan di Indonesia.

Perayaan ini adalah sebuah titik tolak bagi alumni untuk berkarya di bidang sosial sesuai dengankemampuan masing-masing. Tidak ada hidden agenda, ego maupun keinginan individu untuk memanfaatkansarana ini dengan tidak benar. Apabila anda peduli dan tergugah, bersama-sama dengan para pengurusnyamarilah kita menyatukan visi dan dan misi untuk memajukan sekolah kita tercinta.

Diskusi mengenai hal ini bisa dilanjutkan di website www.reginapacis.netwww.reginapacis.netwww.reginapacis.netwww.reginapacis.netwww.reginapacis.net

WWWWWACANAACANAACANAACANAACANA

Page 16: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1616161616 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

Page 17: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1717171717BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

Page 18: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1818181818 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

sekilas pandang MENGENALMENGENALMENGENALMENGENALMENGENAL SEMANGATSEMANGATSEMANGATSEMANGATSEMANGAT BIARAWATIBIARAWATIBIARAWATIBIARAWATIBIARAWATI

FFFFFRANSISCANRANSISCANRANSISCANRANSISCANRANSISCAN M M M M MISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIES OFOFOFOFOF M M M M MARRYARRYARRYARRYARRY

Lahir pada tahun 1839 di Perancis daripasangan Kristen yang saleh, dengan namaHélène de Chappotin, Maria dari Passionadalah anak bungsu dari 5 bersaudara.

Ketika berusia 21 tahun, Hélène bergabung denganpara biarawati Ordo Klaris; ordo yang mengidealkansemangat kesederhanaan dan kemiskinan SantoFranciscus dari Asisi. Idealisme yang sangat

FMM atau FMM atau FMM atau FMM atau FMM atau Franciscan Missionaries of Mary Franciscan Missionaries of Mary Franciscan Missionaries of Mary Franciscan Missionaries of Mary Franciscan Missionaries of Mary (FMM) telah berdiri(FMM) telah berdiri(FMM) telah berdiri(FMM) telah berdiri(FMM) telah berdirisejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorangsejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorangsejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorangsejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorangsejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorang

perempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upayaperempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upayaperempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upayaperempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upayaperempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upayasosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membukasosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membukasosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membukasosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membukasosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membuka

cara baru untuk mengabdi gereja.cara baru untuk mengabdi gereja.cara baru untuk mengabdi gereja.cara baru untuk mengabdi gereja.cara baru untuk mengabdi gereja.

menawan hati Hélène. Sayang sekali, kondisitubuhnya yang lemah membuatnya sulit bertahanhidup secara asketis [bertahan dalam kesederhana-an,kejujuran dan rela berkorban] ordo Klaris. Padatahun 1864, dengan dukungan pembimbing rohani-nya, Hélène memutuskan untuk bergabung denganSerikat Maria Reparatrix yang baru berkembang.Di sini dia mulai dikenal sebagai Maria dari Passion.

Page 19: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

1919191919REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

sekilas pandang

Dikutip dari artikel yang ditulis Sr.Bernice Moreau FMM(almarhum) dalam Bulletin No. 3/Maret 2004, Alumni SMARegina Pacis Bogor 1971, dengan pengembanganberdasarkan sejarah Maria dari Passion yang diperolehdari internet.

MENGENALMENGENALMENGENALMENGENALMENGENAL SEMANGATSEMANGATSEMANGATSEMANGATSEMANGAT BIARAWATIBIARAWATIBIARAWATIBIARAWATIBIARAWATI

FFFFFRANSISCANRANSISCANRANSISCANRANSISCANRANSISCAN M M M M MISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIESISSIONARIES OFOFOFOFOF M M M M MARRYARRYARRYARRYARRY

Pada tahun 1865, ketika masih menjadi seorangnovis, Maria dari Passion menjalankan tugasmisionaris di negeri India. Tak lama kemudian, iapun dipercaya menjadi provincial superior bagi tigabiara Reparatrix. Dengan bimbingannya, karyapenyebaran injil semakin berkembang. Maria dariPassion pun dapat menciptakan kedamaian diantara komunitas Reparatrix.

Pada tahun 1876, Maria dari Passion dan sekitar 20orang biarawati lainnya memutuskan untukmemisahkan diri dari Serikat Maria Reparatrix. Halini dipicu berbagai ketegangan yang sulit teratasi,ditambah kondisi saat itu dimana komunikasidengan para superior di Eropa sulit untuk dilakukan.

Pada tahun 1876, Maria dari Passion dan sekitar 20orang biarawati lainnya memutuskan untukmemisahkan diri dari Serikat Maria Reparatrix. Halini dipicu berbagai ketegangan yang sulit teratasi,ditambah kondisi saat itu dimana komunikasidengan para superior di Eropa sulit untuk dilakukan.

Pada tahun 1877, Maria dari Passion menemui PausPius IX yang kemudian menyetujui berdirinyalembaga yang baru, Missionaries of Mary. Padatahun 1882, dengan anjuran Paus Leo XIII,Missionaries of Mary bergabung dengan ordoFranciscan, sehingga kemudian dikenal sebagaiFranciscan Missionaries of Mary (FMM). Akhirnya,setelah berpuluh-puluh tahun kemudian, Maria dariPassion menemukan kembali semangat SantoFranciscus yang memesonanya.

Perjalanan kelompok misionaris yang baru ini padaawalnya tidaklah mudah. Namun demikian , parabiarawati ini berkelana dan hidup di seluruh penjurudunia. Hidup mereka bercirikan kegembiraan,kemiskinan, kesederhanaan, kekeluargaan danpenyerahan diri secara total kepada Tuhan. KetikaMaria dari Passion meninggal pada tahun 1904, diatelah memulai berdirinya lebih dari 80 biara diseluruh dunia. Saat itu ada sedikitnya 3000 orangbiarawati. Wanita muda dari berbagai negara telahbergabung ke dalam FMM yang berkembangdengan pesat. Sejak berdirinya, para biarawati FMMberasal dari berbagai latar belakang budaya dansuku bangsa menjalankan tugas misionarisbersama-sama. Universalitas menjadi ciri khas FMM.

Itulah sebagian dari wejangan yang seringdisampaikan oleh Maria dari Passion kepada parabiarawati FMM. Apakah kita, sebagai lulusan danalumni SMA Regina Pacis, juga dapat menghayatinilai-nilai yang sama? Semoga!!

Saat ini ada lebih dari 7000 orang biarawati berasaldari 73 kebangsaan, hidup dan bekerja di 76 negaradi seluruh dunia. Di mana saja para biarawati iniditemukan hidup bersama kaum miskin dan kaumyang terpinggirkan, kaum yang palingmembutuhkan perhatian, perawatan dan cintakasih. Mereka berdoa dan hidup berpusat padaEkaristi, pengorbanan Yesus Kristus. Merekamenjadi saksi kehidupan, kedamaian dan cintakasih. Dengan seluruh hidupnya, para biarawatiFMM mewartakan kabar gembira tentang cintaTuhan yang tak bersyarat kepada semua orang.

“Jadilah teman dari mereka yangdisingkirkan, berdiri tegak membelakeadilan sosial, dan bersolidaritas

dengan mereka yang membelakebenaran”

“Layaknya api, cinta kasih mudahmenyebar. Jika kita sendiri memilikicinta kasih, kita pun dapat membuat

orang lain memiliki cinta kasih”

Page 20: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2020202020 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

sekilas pandang

SMA Regina Pacis (SMARP) Bogor didirikanpada bulan Agustus1955, oleh YayasanBakti Utama yang

diasuh oleh suster-susterFranciscan Missionary of Mary(FMM), di bawahkepemimpinan Suster GoedeHerder, FMM. Kepala sekolahpertama SMA RP Bogor adalahPater R.M. Tjipto Koesomo, Pr..Pelaksana harian sekolahadalah Sr. Bernice, FMM.

Pada tahun pertama, SMARP Bogor hanya terdiri satukelas dan satu jurusan, yaitujurusan C (Ekonomi). Semuasiswanya adalah perempuan.Pada tahun ajaran 1956/1957,jurusan B (Ilmu Pasti) dibukadengan siswa laki-laki danperempuan. Hingga tahunajaran 1957/1958, denganhanya dua jurusan tersebut,SMA RP Bogor masih belummemiliki guru tetap ataupunstaf tata usaha. Semuanyaditangani oleh Sr. Berniceseorang.

Pada tahun ajaran 1958/1958 barulah SMA RP Bogormenghadirkan tenaga tetappertama, yakni Bapak A.Y.Radjino. Pak Radjino ini kemu-dian diangkat sebagai kepalasekolah untuk menggantikanPater Koesomo, Pr., yangsangat sibuk sebagai sekre-taris keuskupan Bogor. Pada

SMASMASMASMASMA KITAKITAKITAKITAKITA DARIDARIDARIDARIDARI DULUDULUDULUDULUDULU SAMPAISAMPAISAMPAISAMPAISAMPAI

SEKARANGSEKARANGSEKARANGSEKARANGSEKARANG

tahun yang sama, dibukalahjurusan A (Bahasa), untukmelengkapi jurusan B dan C.Jumlah kelas saat ini adalah 7.

Akhir tahun ajaran 1957/1958, SMA Regina Pacismencetak lulusannya yangpertama. Semua perempuan.Tahun 1958/1958, lahirlahlulusan kedua yang berasaldari jurusan B dan C. Lulusanpertama jurusan B adalahantara lain dr. Tigin N, drg.Suhandi, Dr. Tony Ungerer,dan lain-lain.

Pada tahun 1958/1959,tenaga tetap bertambah satuorang, dengan bergabungnyaIbu Utari (Alm). Tahun 1960/1961, bertambah lagi seorangtenaga tetap yaitu Bapak Y. B.Murwanto. Waktu itu SMA RPBogor sudah terdiri dari 12kelas, yaitu 5 kelas jurusan C,5 kelas jurusan B, dan 2 kelasjurusan A. Dapat dibayangkanbetapa sulitnya mengelola SMARP Bogor waktu itu, denganhanya mengandalkan 3 orangtenaga tetap. Sementara itu,jumlah guru sudah mencapai33 orang.

Tahun ajaran 1961/1962,bergabunglah BapakSupartono sebagai tenagatetap, sementara Ibu Utari(Alm) keluar dan pindah keYogyakarta. Tahun 1962/1963, bertambah 3 tenagatetap yaitu Bapak Y. Soemantri,Bapak Handoko, dan BapakMatondang.

Awal tahun 1964, BapakMatondang yang mengajarKimia mendadak meninggal. Halini benar-benar mengejutkan,karena waktu itu pihak SMA RPBogor belum mengetahui asal-

usul dan alamat orang tuaBapak Matondang. Akhirnya,sehingga jenasah BapakMatondang pun dimakamkandi Cipaku tanpasepengetahuan orang-tuanya.

Sejak awal berdirinya, SMARP banyak dibantu oleh tenagapengajar yang berasal darikalangan mahasiswa InstitutPertanian Bogor, seperti Bapakdrh. Djanuar, Bapak Ir. HasjrulHarahap, Bapak Dr. F. G.Winarno dan lain-lain. Selainitu, SMA RP dibantu pula olehguru-guru SMA Negeri 1 dan 2Bogor, seperti Ibu Hendrati,Ibu Sarwono, Bapak Drs. PangKoesmiyoto, Bapak Drs.Ngatidjo, Bapak Drs. Gozali,Bapak Yusuf, Bapak SjahmarSikar (Kepala Sekolah TamanMadya) dan lain-lain. Berkatbantuan mereka SMA RP dapatberjalan dengan baik.

Tahun 1964, SMA di Indo-nesia diubah menjadi SMAGaya Baru. Mengikuti peruba-han tersebut, SMA RP punkemudian terdiri dari 3jurusan: Budaya, Sosial, danPasti Alam (Paspal). Jumlah kelassaat itu adalah 13. Akhir tahun1965, jurusan Budayamenghilang. Pada tahun yangsama, Bapak A.Y. Radjinomengikuti studi ke negeriBelanda, sehingga menyerah-kan kepemimpinan sekolahkepada Bapak Y.B. Murwanto.Pada tahun 1965 pula terjadigelombang demonstrasimenentang PKI, yang meng-ganggu kelancaranpendidikan. Saat itu, sekolahdiperpanjang menjadi 18 bulan.

Antara tahun 1965 hingga1970 keadaan guru SMA

“pada tahun pertama“pada tahun pertama“pada tahun pertama“pada tahun pertama“pada tahun pertamaSMA RP Bogor hanyaSMA RP Bogor hanyaSMA RP Bogor hanyaSMA RP Bogor hanyaSMA RP Bogor hanya

terdiri satu kelas,terdiri satu kelas,terdiri satu kelas,terdiri satu kelas,terdiri satu kelas,semuanyasemuanyasemuanyasemuanyasemuanya

perempuan”perempuan”perempuan”perempuan”perempuan”

Page 21: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2121212121REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

sekilas pandang SMASMASMASMASMA KITAKITAKITAKITAKITA DARIDARIDARIDARIDARI DULUDULUDULUDULUDULU SAMPAISAMPAISAMPAISAMPAISAMPAI

SEKARANGSEKARANGSEKARANGSEKARANGSEKARANG

mengalami pasang surut terusdan tidak pernah mencapaikeseimbangan antara jumlahguru tetap dengan jumlahkelas dan jumlah murid.Jumlah tenaga tetap belumpernah mencapai 8 orang.Tetapi berkat ketekunan dankerja sama yang baik, tingkatkelulusan ujian negara siswaSMA RP selalu mencapai 100%.

Hasilnya, sejak tahun 1971SMA RP berhak mengadakanujian sekolah sendiri. Inimerupakan kebanggaantersendiri, karena SMA RPmerupakan SMA swastapertama di Jawa Barat yangdiberi hak menyelenggarakanujian sekolah, seperti halnyaSMA Negeri.

Sejak tahun 1971 SMARegina Pacis mendapattambahan tenaga-tenaga tetapyang berdedikasi tinggi,seperti Bapak A. Y. Sukarno,Bapak Imam Supeno, dan lain-lain. Tingkat keseimbanganantara jumlah guru tetap danjumlah kelas dan muridsemakin nyata. Tahun 1972,kepimpinan sekolahdiserahkan kepada Sr.Fransisca, FMM. Pada tahuntersebut, SMA RP semakinlengkap dengan berdirinyalaboratorium fisika, kimia,biologi, dan keterampilanmengetik.

Tahun 1974, kepimpinansekolah diserahkan kepadaBapak Suherlan. Jumlah kelassaat itu adalah 14 kelas, dengan3 jurusan yaitu jurusan Sosial,Pasti, dan Alam. Di bawahkepimpinannya, Bapak Suherlanberhasil mengangkat kembaliSMA Regina Pacis untuk

menyelenggarakan ujiansekolah lagi.

Tahun 1977, BapakSuherlan mengundurkan dirisebagai kepala sekolah dankepimpinan sekolahdiserahkan kepada Bapak A. Y.Sukarno. Mulai saat ini,keseimbangan guru tetapdengan jumlah kelas telahtercapai. Kantor Tata Usahadan pegawainya pun telah ada.Kemajuan SMA RP semakinterpacu, dan pada akreditasi1984, SMA RP memperolehpredikat “Disamakan”. SMA RPmerupakan satu-satunya SMAswasta di Bogor yangmemperoleh predikat tersebut.

Sejak tahun 1971, SMA RPtelah menempati gedungsendiri, yaitu bekas gedung SD.Para siswa pun masuk pagi.Tetapi, dari tahun ke tahunjumlah peminat SMA RPsemakin meningkat, sehinggagedung ini pun akhirnya tidaklagi memadai. Renovasi gedungSMA RP dimulai pada bulanAgustus 1988 selama 1 tahun.Akhirnya, pada tanggal 8

Agustus 1989, pemakaiangedung baru SMA RPdiresmikan.

Sejak SMA RP berdiri, telahbanyak lulusannya yang telahberhasil menjadi tokoh danpimpinan masyarakat. Dr. EmirAlkisah Siregar (dosen IPB),Marzuki Darusman, SH(anggota MPR/DPR), Letkol AUImam Santoso, Letkol CPMDody, Jend POL (Purn)Rusdihardjo dan banyak lagi.

Pada hari ulang tahunnyayang ke 50 ini, didukungdengan berbagai fasilitas yangmemadai, semoga SMA ReginaPacis Bogor terus berjayadengan menghasilkan lulusanyang baik dan mampu menjaditeladan bagi masyarakatIndonesia pada umumnya

1Dikutip dari ‘APA dan SIAPA ….Sekolah Kita “REGINA PACIS”,Bulletin Alumni SMA Regina PacisBogor 1971 No. 4, Juni 2004,berdasarkan tulisan Bapak Y.Sumantri untuk peresmian RenovasiSMA RP pada tahun 1989.

SMA 3pp1SMA 3pp1SMA 3pp1SMA 3pp1SMA 3pp1

Page 22: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor

Page 23: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2323232323REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

sekilas pandang

Berdirinya gedungsekolah Regina Pacissebenarnya dirintisoleh para susterUrsulin, tepatnya

pada tanggal 10 Juni 1909.Pembangunan gedung yangterdiri dari 2 lantai itu selesaipada tahun 1925. Pada tahun1940-an, sekolah Regina Pacisterdiri dari sekolah TamanKanak-kanak (TK), HIS (HollandIndonesische Schol) yangsetingkat SD, poliklinik, asramaputeri, dan tempat penitipananak-anak yatim piatu. Padatahun 1942, gedung ReginaPacis diambil-alih oleh tentarapendudukan Jepang dandijadikan markas Kempetai.Banyak suster Ursulin yang saatitu menderita siksaan Kempetai.

Pada bulan Agustus 1955, parasuster FMM dengan dukunganUskup Nicholas, OFM, UskupBogor yang pertama,mengambil-alih pengelolaansekolah Regina Pacis. Selainfungsi-fungsi sekolah (pantiasuhan, TK, SD, asrama puteridan guru) yang sebelumnyasudah ada, para suster FMMjuga mendirikan Sekolah

OOOOOLDLDLDLDLD I I I I I NNNNNEWEWEWEWEW B B B B BUILDINGSUILDINGSUILDINGSUILDINGSUILDINGS:::::DDDDDIMANAIMANAIMANAIMANAIMANA K K K K KITAITAITAITAITA S S S S SEMUAEMUAEMUAEMUAEMUA P P P P PERNAHERNAHERNAHERNAHERNAH B B B B BERADAERADAERADAERADAERADA

Kepandaian Puteri (SKP), SMPdan SMA.

Pada tahun yang sama, gedungSMP Regina Pacis dibangunoleh Bapak F. Silaban, sangarsitektur yang membangunmasjid Istiqlal di Jakarta.Gedung tersebut terdiri dari 3lantai.

Dalam perkembangannya,Regina Pacis tidak lagimenyelenggarakan pantiasuhan dan poliklinik yangternyata kurang diminatimasyarakat.

Sejak tahun tersebut hinggatahun 1970, kegiatan belajarmengajar SMA Regina Pacisberlangsung pada siang hari,dengan menggunakan gedungSMP dan sebagian gedung SD.Sejak tahun 1971 hingga 1988,kegiatan belajar mengajarberlangsung pada pagi hari,dengan menggunakan gedungbekas SD. Fasilitas sekolahbertambah meskipun sebagianmasih bersifat darurat dan tidakmemenuhi syarat.

Melihat kenyataan/keadaantersebut, dan menimbang

tuntutan kemajuan duniapendidikan, Yayasanmemutuskan untukmembangun gedung sekolahyang baru. Berbagai fasilitassekolah yang lebih baik akandibangun. Untuk mengatasiketerbatasan lahan yang ada,diputuskan untuk merobohkangedung lama, dan membangungedung baru di lokasi yangsama. Pada tanggal 15 Juni1988 (ketika libur besar)bangunan gedung lama mulaidirobohkan.

Pada tanggal 8 Agustus 1988pembangunan gedung barudimulai dengan ditandaipeletakan batu pertama olehBapak Ir. Atyanto Mochtarselaku ketua panitiapembangunan gedung SMARegina PAcis Bogor. Selamapembangunan gedung,kegiatan belajar mengajardiselenggarakan siang haridengan menempati gedungSMP Regina Pacis dan SDRegina Pacis.

1 Diambil dari berbagai sumber,termasuk dari hasil wawancara TimPenulis dengan Bapak Y. Sumantri.

Page 24: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2424242424 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

in memoriam

Ketika membaca buku kenangan HUT EmasSMA RP ini, kita akan melihat seringkalinyanama Sr. Bernice ini disebut. Baik oleh para

alumni, maupun oleh para guru serta mantanguru SMA RP Bogor. Rupanya dalammenjalankan misinya di sekolah Regina PacisBogor, Sr. Bernice telah memberi kesan yangbegitu mendalam pada mereka yangmengenalnya. Siapakah Sr. Bernice itusebenarnya?

Sr. Bernice lahir di Pawtucket, Rhode Island,Amerika Serikat pada tanggal 4 Mei 1925. Putripasangan Charles dan Vitaline Moreau ini terlahirdengan nama Rita Marie Moreau. Sebagai puteripasangan Katolik yang taat, Rita Marie dibaptispada usia 2 hari di gereja St. Cecilia. Di kotayang sama inilah, Sr. Bernice mengabdikantahun-tahun terakhir hidupnya. Beliau punmendapatkan sakramen perminyakan, sebelummeninggal, dari seorang pastor yang tengahbertugas di gereja St. Cecilia – gereja tempat Sr.Bernice dibaptis.

Kiprahnya di SMA Regina Pacis Bogor dimulaiketika ia ditugaskan untuk melakukan misi keIndonesia pada tahun 1952. Awalnya diamengajar mata pelajaran Biologi dan bahasaInggris, dan kemudian diangkat menjadi KepalaSekolah SMA RP, sekaligus sebagai penyuluhetika.

SSSSSRRRRR. B. B. B. B. BERNICEERNICEERNICEERNICEERNICE, FMM, FMM, FMM, FMM, FMM(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)

Kiprahnya di SMA Regina Pacis Bogor dimulaiketika ia ditugaskan untuk melakukan misi keIndonesia pada tahun 1952. Awalnya dia mengajarmata pelajaran Biologi dan bahasa Inggris, dankemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah SMARP, sekaligus sebagai penyuluh etika.

Pada masa yang sama, Sr. Bernice membentukgerakan pramuka di SMA RP. Apa pun jabatannya,Sr. Bernice rupanya berhasil membagikankecintaannya akan hidupnya kepada para gadisyang menjadi anggota pramuka, maupun kepadaseluruh siswanya. Sr. Bernice dikenal sebagaiseorang yang penggembira, hangat, danbersahabat, namun disiplin, serta pencinta hewan.Sr. Bernice selalu diikuti oleh anjing peliharaannya.Sr. Bernice pun sangat berbakat dalam bahasa. Iamenguasai setidaknya 4 bahasa, yaitu Inggris,Perancis, Spanyol dan Indonesia.

Setelah meninggalkan SMA RP Bogor pada tahun1971, Sr. Bernice sempat bertugas belajar diBrussel. Namun setelahnya, Sr. Bernice tetapmenjalankan misi di Indonesia. Banyak sekali

kegiatan pelayanan yang dilakukannya, antara lainmenjadi administrator Rumah Retret Shalom diSindanglaya, dan dosen Agama dan Etika diUniversitas Indonesia (fakultas pendidikan gurumatematika dan fisika), serta di Universitas Trisakti(fakultas teknik sipil, kedokteran gigi, dankedokteran umum). Karyanya di Indonesiaberakhir pada tahun 1981, dimana kemudian diamenjalankan misinya di tanah kelahirannya.

Sr. Bernice selalu menyambut tugasnya denganhati gembira. Salah satu tugas pertamanya adalahmenjadi guru bagi para penduduk asli AmerikaSerikat, di sekolah St. Michael. Semangat FMMrupanya tidak pernah padam di hatinya. Sr. Berniceterus berkarya di berbagai komunitas, sebelum

Page 25: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2525252525REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

in memoriam

akhirnya kembali ke Pawtucket, Rhode Island, tanahkelahirannya, tempat di mana ia pun menghembuskannapas terakhirnya.

Sr. Bernice meninggal pada tanggal 28 April 2004,setelah mengalami stroke. Kepergiannya diikutikesedihan anggota komunitasnya yang sangat,karena Sr. Bernice selalu menjadi saudara dan temanyang baik. Sr. Bernice dimakamkan pada tanggal 4Mei 2004, pada hari di mana ia seharusnya merayakanpesta hari ulang tahunnya yang ke 79.

1 Dikutip dari Bulletin Alumni SMA Regina Pacis Bogor 1971,No. 4, Juni 2004, dan dikembangkan berdasarkan sumberlainnya.

Berikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMMBerikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMMBerikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMMBerikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMMBerikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMMtentang Sr. Bernice:tentang Sr. Bernice:tentang Sr. Bernice:tentang Sr. Bernice:tentang Sr. Bernice:

“I first met Sister Berenice Moreau when I stayed inour St. Anthony convent in Fall River, Masschusetts.She was at the time the coordinator (superior) ofthe community. When I was preparing for my finalvows ceremony in St. Anthony of Padua Church inthe city, she greeted with open arms and anything Iwanted she was willing to do or have done.Unassumingly she did not want any duty in theceremony and was happy when the other sisters inthe house were asked. The ceremony went very wellwith the help of Sister Berenice. The next time ourpaths crossed was in Pawtucket, Rhode Island. Shewas chosen to be coordinator of our St. John theBaptist community. She came from St. Louis, MO, withher lovely dog Dasha.

Their love for each other was evident that whenDasha died Berenice was heartbroken. She loves allanimals and creation. Once could find her working inthe garden in our courtyard caring for the roses thatone of the other sisters had planted. She sufferedgreatly from her legs and her hands would hurt witharthritis. When it was her turn to cook we knew thatwe would have a delicious American or Indonesianmeal. She would not stop from the time she got upin the morning until she went to bed. She welcomedvisitors and showed them great Fanciscan hospitality.

Bernice was a person who did not like to hurt othersand if she realized someone in the community wasdiscourage or unhappy she would sist and talk withthe sister. She loved making jigsaw puzzles,crossword puzzles, playing the keyboard or theaccordion. She would usually play her accordionwhen everyone was at a mass. She played very wellbut did not want to disturb anyone.”

SISTER RITA MARIESISTER RITA MARIESISTER RITA MARIESISTER RITA MARIESISTER RITA MARIE"SISTER BERENICE" MOREAU"SISTER BERENICE" MOREAU"SISTER BERENICE" MOREAU"SISTER BERENICE" MOREAU"SISTER BERENICE" MOREAU- North Providence -- North Providence -- North Providence -- North Providence -- North Providence -

SISTER RITA MARIE "SISTERSISTER RITA MARIE "SISTERSISTER RITA MARIE "SISTERSISTER RITA MARIE "SISTERSISTER RITA MARIE "SISTERBERENICE" MOREAU, FMM,BERENICE" MOREAU, FMM,BERENICE" MOREAU, FMM,BERENICE" MOREAU, FMM,BERENICE" MOREAU, FMM,7878787878, of the St. John the BaptistCommunity, Pawtucket, coor-dinator of the Franciscan Mis-sionary of Mary community, diedWednesday in Rhode Island Hos-pital, Providence.

Born in Pawtucket, she was the daughter of thelate Charles and Vitaline (Dupuis) Moreau. SisterMoreau entered the Institute of the FranciscanMisionaries of Mary, at Holy Family Novitiate, FruitHill, on June 12, 1945, pronounced her first vowsDec. 15, 1947, and her final vows Dec. 15, 1951.

She graduated from Emmanuel College, Boston, andstudied at Lumen Vitae Pastoral Institute at LouvainSchool of Theology, Brussels, Belgium, and the Uni-versity of Mons Faculty of International Interpret-ers.

A linguist, she was proficient in English, French, Span-ish and Indonesian.

She was missioned to Indonesia in 1952, teachingin Regina Pacis High School, Bogor, becoming prin-cipal in 1955, and remained there until 1972. Shehad also been a Girl Scout troop leader.

In 1973, she was a professor of religion and ethics,and chaplain to the students at the University ofIndonesia Teachers College, and the University ofTri Sakti.

Sister Moreau later became the administrator ofShalom House of Retreats, in Sindanglaya, Java, In-donesia, before returning to this country in 1981.

She was missioned to the Navajo Indians in St.Michael's, Ariz., and had also worked in FranciscanMissionaries of Mary Communities in San Francisco,New York, Fall River, Natchez, Miss., and St. Louis.

She leaves three nephews, Charles, Paul and Rich-ard Moreau; and a grandnephew.

A Mass of Christian Burial will be celebrated Tues-day at 11 in Holy Family Chapel, 399 Fruit Hill Ave.Burial will be in Holy Family Cemetery on May 4th.

Source: www.projo.com

SSSSSRRRRR. B. B. B. B. BERNICEERNICEERNICEERNICEERNICE, FMM, FMM, FMM, FMM, FMM(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)(1925 - 2004)

Page 26: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2626262626 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

in memoriam

DDDDDR. Roza Sjamsoe’oed lahir padatanggal 19 Juni 1965, putri bungsu,empat bersaudara, dari keluarga Bapak

Sjamsoe’oed Sadjad, salah satu guru besarInstitut Pertanian Bogor. Roza bersekolah diRegina Pacis sejak, kalau tidak salah, kelas tigasekolah dasar. Dua kakak Roza, Rhiza danElza, juga bersekolah di SMA RP. Sejak SDhingga SMA, Roza dikenal sebagai siswa yangpandai, meskipun mungkin dia bukan tipesiswa yang sering ditugaskan sekolah untukikut kompetisi tertentu. Tetapi, Roza hanyasatu dari sangat sedikit alumni seangkatannyayang secara total menekuni kariernya sebagaiseorang akademisi.

Roza memperoleh gelar Master, dankemudian gelar PhD (1994) di universitas diOregon State University (OSU), Corvalis OR,

1 Foto dan informasi tentang almarhum Rozadiambil dari situs pribadi abang Roza, DR. Rhiza S.Sadjad, di http://www.unhas.ac.id/~rhiza/koekoek/

Amerika Serikat. Judul thesis Roza adalah‘The use of logistic regression for developinghabitat association models’. Menikah padatahun 1992 dengan Mahdi Abrar, yangditemuinya di Universitas yang sama.Mereka berdua kemudian mengabdikan dirisebagai dosen dan peneliti di UniversitasSyiah Kuala, Banda Aceh, tanah kelahiransuami Roza.

Roza dan kedua putrinya, Maureen danTazkia, wafat pada tanggal 26 Desember2004 setelah berusaha menyelamatkan diridari gelombang Tsunami yang merambahBanda Aceh. Mukjizat telah menyelamatkanputra sulungnya, Luthfi (10), darimalapetaka tersebut. Sementara Mahdiselamat karena saat kejadian sedangbertugas di Medan. Bagi Mahdi, kejadian inimerupakan kehilangan yang sangat besar,karena selain istri dan kedua anaknya,seluruh keluarga besarnya, kecuali seorangadik, turut menjadi korban.

Beberapa hari menjelang wafatnya, Rozadan suaminya berkunjung ke Jakarta untuksama-sama menyampaikan hasil penelitiandi suatu forum ilmiah. Kemudian diamenghabiskan beberapa hari bersama ayah,dan kakak-kakaknya di Bogor, sekaligusberziarah ke makam ibunya. Seharisebelum kejadian Tsunami, Roza kembalike Banda Aceh, dan menghabiskan malamterakhirnya bersama anak-anaknya. Seluruhtugasnya sebagai seorang akademisi,seorang anak, seorang istri, dan seorangibu, rupanya telah ditunaikan dengan baikoleh Roza sebelum akhir hayatnya.

RRRRROZAOZAOZAOZAOZA S S S S SJAMSOEJAMSOEJAMSOEJAMSOEJAMSOE’’’’’EDEDEDEDED

AAAAALUMNUSLUMNUSLUMNUSLUMNUSLUMNUS 1983 (1965 - 2004) 1983 (1965 - 2004) 1983 (1965 - 2004) 1983 (1965 - 2004) 1983 (1965 - 2004)

Page 27: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2727272727REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

in memoriam

A TRIBUTE TO OUR DEAREST ROZASJAMSOE’OED SADJAD

Oleh:Sri Ismawati, Ita Radjino,

dan Chandra Surya (Acong)

…….. Hati yang bahagia tersentak sketikaMalapeta seakan mengglimangBerita mengglegar aku terimaKekasih berpulang ‘tuk selamanyaHancur luluh rasa jiwa dan ragaTak percaya tapi nyata ……..(cuplikan dari lagu “Bing” karangan Titiek Puspa)

Sejalan dengan waktu, kenangan pun berlaluManis, pahit, susah, senang bergalau jadi satu.Roza Sjamsoe’oed Sadjad …..Satu dari sekian banyak mutiara dalam untaiankenangan yang indah.Sama-sama di SMP dan SMA Regina Pacis BogorTeringat sosok mungilnya yang berkacamata danberambut ikalTeringat senyumnya yang manisTeringat komentar centil dan judesnyaTeringat gurauan-gurauan dan ejekan-ejekan kamiterhadap satu sama lainTeringat masa-masa tertawa bersamaTeringat sama-sama stres mempersiapkan diri untukquiz mencongak untuk bisa masuk lab kimianya PakWendyTeringat sama-sama membedah kelinci di lab biologiTeringat kebaikan hatinya untuk meminjamkan catatankalau kami tak cukup menyimak penjelasan guru

Betapa manis semua itu untuk dikenang sekarangTak ada satupun kenangan pahit maupun susahbersama RozaYang ada rasa tak percaya dan sedih sewaktumendengar Roza telah dipanggil menghadapNyaDo’a dan hanya do’a yang bisa dipanjatkan kehadiratNyaSemoga Allah mengampuni segala kesalahan, segalasilap, segala dosa RozaSemoga Roza diterima di sisiNyaSemoga kita yang ditinggalkan dapat mencontohsegala kebaikan Roza

Page 28: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2828282828 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

BAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATIBAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATIBAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATIBAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATIBAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATIPasangan Guru Yang Pesta PenikahannyaPasangan Guru Yang Pesta PenikahannyaPasangan Guru Yang Pesta PenikahannyaPasangan Guru Yang Pesta PenikahannyaPasangan Guru Yang Pesta Penikahannyadddddi Aula Regina Pacis.i Aula Regina Pacis.i Aula Regina Pacis.i Aula Regina Pacis.i Aula Regina Pacis.

BAPAKBAPAKBAPAKBAPAKBAPAK Willibrordus Harjadi, Lic.Chem (76) dan Ibu Maria MargarethaSri Setyati Harjadi (68) ini, selain sama-sama mengajar di SMA ReginaPacis (RP) ternyata juga punya kenangan tersendiri di lingkungankomplek Regina Pacis. Sebab pasangan guru ini, juga pestapernikahannya diselenggarakan di Aula Regina Pacis pada tanggal 5April 1964. (Mungkin hanya pasangan guru ini, yang pestapernikahannya dizinkan dan berlangsung di aula RP, penulis).Pemberkatan pernikahannya di Gereja Katedral.. Pesta pernikahannyadiselenggarakan secara sederhana dengan dukungan sekelompokmurid-murid SMA RP bagian B .

Kenangan ini, diungkapkan penulis bersama Anang yang mendatangiBpk/Ibu Harjadi untuk menuturkan sekelumit kisah menjadi pendidikdi SMA RP. Bagi Bpk Harjadi, yang saat itu aktifis gereja (PMRI) dantelah menjadi guru SMA Negeri malah ikut terlibat untuk mendirikanSekolah Lanjutan Atas bagi anak-anak Katolik di Kota Bogor bersamaMgr N Geise, OFM, suster pimpinan yayasan pengelola Sekolah ReginaPacis yang muridnya perempuan, dan pimpinan yayasan pengelolaSekolah Budi Mulia yang muridnya semua laki-laki.

Bpk Harjadi, dalam bincang-bincang santai didamping Ibu MM SriSetyati di kediamannya di Jalan Cikuray, menyebutkan, tahun 1950an itu, dirasakan perlu untuk mendirikan Sekolah Lanjutan TingkatAtas (SLTA) Katolik di Kota Bogor guna menampung lulusan SekolahLanjutan Tingkap Pertama (SLTP) Katolik yang ada yakni SMP RP yangsaat itu dikenal muridnya semua perempuan dan SMP Budi Mulia (BM)muridnya semua laki-laki. Lulusan kedua sekolah Katolik ini, sebagianbesar melanjutkan ke Sekolah-sekolah Katolik di Jakarta danBandung.

“Saya dan juga bersama teman aktifis gereja lainnya bersama Mgr NGeise, pimpinan yayasan pengeola RP dan BM melakukanpembicaraan beberapa kali untuk mewujudkan SLTA Katolik, danakhirnya terlaksana juga dan dibuka di RP. SMA RP didirikan padabulan Agustus 1955 oleh Yayasan Bakti Utama yang diasuh suster-suster FMM yang waktu itu diketuai Suster Goede FMM danpelaksananya Suster Berenice FMM. Sebagai Kepala sekolah yangpertama adalah Pater RM Tjipto Koesoemo PR,” kata Bpk Harjadi

Dari RP, untuk RP dan oleh RP:Dari RP, untuk RP dan oleh RP:Dari RP, untuk RP dan oleh RP:Dari RP, untuk RP dan oleh RP:Dari RP, untuk RP dan oleh RP:

Dalam rubrik forum ini kami menyajikan hasil interview kami dengan keluargabesar Regina Pacis: para pengajar, alumni, siswa/i dan pengurus sekolah. Khususalumni, kami mencoba memberikan gambaran dari berbagai angkatan/generasi.Beberapa sudah menjadi tokoh atau populer di mata masyarakat. Harapannya, prosesini akan terus berlangsung dan semakin banyak rubrik forum dari angkatan lainmenyusul di edisi-edisi berikutnya

Page 29: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

2929292929REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Tahun pertama hanya terdiri dari 1 kelas dan satu jurusan yaitu jurusanC dan semua siswanya perempuan. Tahun ajaran 1956/1957 dibukajuga jurusan B dan siswanya mulai campuran . Sampai tahun ajaran1957/1958 hanya terdiri dari dua jurusan yaitu B dan C. Saat itu belumada guru tetap serta tata usahanya, semuanya ditangani oleh SusterBerenice FMM.

“Suster Berenice FMM, yang mulai merombak tradisi sekolah RP yangsemula muridnya hanya perempuan kemudian menerima siswa laki-laki meski SMP nya masih tetap perempuan. Sementara tenagapengajarnya awalnya adalah mahasiswa Fakultas Pertanian UI (waktuitu belum menjadi IPB) yang tergabung dalam Perhimpunan MahasiswaKatolik Republik Indonesia (PMKRI).,” kata Bpk Harjadi.yang menjadiguru di SMA RP tahun 1955 – 1958 dan 1962 – 1964.

Ibu Sri Setyati mengaku menjadi guru di SMA RP diajak Bpk Harjadi.“Dia yang menarik-narik saya untuk bergabung menjadi guru di SMARP,” kata Bu Setyati , yang dikenal sebagai guru besar emeritus IlmuHortikultura Fakultas Pertanian IPB, dan menjadi guru RP tahun 1958–1960 dan 1962 –1964.

Selain menyenangkan dapat honor, mengajar di SMA RP menjadikebanggaan tersendiri bagi pasangan Harjadi dan Sri Setyati yangdikarunia 4 anak ini. Murid-muridnya cerdas dan prestasinya cukupmenonjol. Sehingga tidak minder menjadi pelajar SLTA swastaditengah-tengah pelajar SMA Negeri. “Berkat jiwa kepemimpinanSuster Berenice , disiplin dan kejujuran menjadi melekat pada pelajarSMA RP,” kata Bpk Harjadi maupun Ibu Setyati.

Page 30: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3030303030 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Bpk Harjadi juga punya kenangan tersendiri terhadap Suster Berenice.Menurut Bpk Harjadi, dia mengeluarkan dan tak memperkenankanmurid mengikuti pelajarannya karena datang terlambat sebagai upayamenerapkan disiplin. “Anak itu mengadu ke Suster Berenice laluSuster mendatangi saya setelah ketuk pintu lalu mempertanyakanmengapa anak itu tak boleh masuk. Saya jelaskan, rupanya dia takbisa menerima saat itu. Petang harinya setelah pulang ngajar, adautusan yang membawa surat dari Suster Berenice yang minta maafatas kesalahannya membela anak yang tak disiplin itu. Sikap sayadianggap benar,” kata Bpk Harjadi

Kenangan yang tak terlupakan lainnya, tentu saya ya itu tadi dipestapernikahannya di aula Regina Pacis bukan hanya murid-murid yangsibuk memajang dekorasi, juga suster Berenice ikut mengawasikegiatan anak-anak menata ruang aula.

********

DIBAGIAN akhir bincang-bincang dengan penulis, Ibu Sri Setyati yangmenyelesaikan studi S3 nya di Universitas Katolik Leuvin Belgia inimengharapkan, borok-borok yang pernah terjadi di SMA RP agar takterulang lagi yakni mengkormersialisasi pendidikan oleh oknumpendidik. Pamor SMA RP dibidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkatnasional yang sudah cukup lama tenggelam agar dibangkitkan kembali.“Rasanya sudah cukup lama tenggelam, sudah saatnya dihidupkankembali. Cari guru pembimbing seperti Pak Wendy, itu saya rasa perlujuga diupayakan,” kata Bu Sri.

Selain itu, Bu Sri juga berharap agar pimpinan SMA RP aktif dan tidakpasif dalam memanfaatkan undangan saringan masuk tanpa testingdari sejumlah Perguruan Tinggi Negeri . “Jangan pasif hanya merespontawaran saja, tetapi hendaknya aktif menghubungi PTN untukmemperoleh kesempatan penerimaan mahasiswa tanpa testing asallulusan SMA RP yang berprestasi, sebab belakangan ini nampaknyaSMA RP tidak banyak memperoleh undangan masuk tanpa tes dariPTN” kata Bu Sri seraya mengharapkan pula pimpinan yayasan maupunkepala sekolahnya untuk merespon perkembangan teknologi yangmutakhir untuk diterapkan kepada anak didik agar tak ketinggalanzaman.

Baik Bpk Harjadi maupu Bu Sri menyebutkan, SMA RP masih menjadikebanggaan warga Kota Bogor. Masih banyak warga Kota Bogor dariberbagai golongan yang menginginkan anak-anaknya bersekolah diSMA RP yang dari dulu sampai kini tetap unggul.. “Saya kira pengasuhSMA RP tak boleh lengah dalam menjaga prestasi, karena saingankini cukup banyak. Saya kira perlu disadari ada saingan atau tidak,memberikan pendidikan yang jujur, disiplin dan kerja keras hendaknyatetap dipertahankan. Hal –hal yang jelek antara lain seperti pernahdisebut-sebut sebagai sekolah berjuis perlu dihindari. SMA RPsenantiasa menjadi contoh sekolah yang multukultural, dan juga meskisekolah Katolik tetapi siswanya tidak mayoritas beragama Katolik,”kata Bu Sri seraya mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 50 tahun.SMA RP. (fx puniman, alumnus tahun 1967)

Page 31: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3131313131REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

BAPAK AJ RAJINOBAPAK AJ RAJINOBAPAK AJ RAJINOBAPAK AJ RAJINOBAPAK AJ RAJINOKepala Sekolah (1959 – 1965)Kepala Sekolah (1959 – 1965)Kepala Sekolah (1959 – 1965)Kepala Sekolah (1959 – 1965)Kepala Sekolah (1959 – 1965)

Dr Ir AJ Rajino (74) adalah guru tetap pertama dan sekaligus menjadiKepala Sekolah SMA Regina Pacis pada tahun ajaran 1959/1960menggantikan Pater RM Tjipto Mangun Koesumo, Pr. Dia saat itu, adalahmahasiswa tingkat akhir Fakultas Pertanian Univesitas Gajah MadaYogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk skripsinya diberbagai lembaga penelitian di Kota Bogor.

Bapak AJ Rajino, diketahui oleh Pater Tjipto, sebagai murid SMA deBritto Yogyakarta yang berprestasi. Bapak Rajino mengemukakan,berasal dari keluarga yang tak mampu ketika sekolah di SMA de Britto.Dan mengaku mendapat beasiswa yang pertama, dan satu-satunyasaat masih duduk di kelas dua. Karena prestasinya, dia dipercayaoleh pimpinan sekolahnya untuk mengisi lowongan guru biologi.Kesempatan menjadi guru dan sekaligus menjadi Kepala Sekolah SMAitu, diterima dengan senang hati dan penuh tanggung jawab. Pagibekerja di laboratorium, sore mengajar. Akibat kesibukannya menjadiKepsek SMA Regina Pacis inilah, studinya tertunda. Dan baru padatahun 1962 , memanfaatkan liburan sekolah di bulan Juni/Juli danSeptember, akhirnya Bapak Rajino berhasil menyelesaikan studi danmeraih gelar menjadi Sarjana Pertanian UGM yang didambakan. Diamenjadi Kepsek SMA RP sampai tahun 1965. Berikut ini petikanbincang-bincang singkat dengan Bapak AJ Rajino, tentangpengalaman, kesan dan harapannya pada SMA RP, sekolah kita yangmerayakan Pesta Emas.

Bagaimana kesan Bapak saat diangkat menjadi guru tetapBagaimana kesan Bapak saat diangkat menjadi guru tetapBagaimana kesan Bapak saat diangkat menjadi guru tetapBagaimana kesan Bapak saat diangkat menjadi guru tetapBagaimana kesan Bapak saat diangkat menjadi guru tetappertama sekaligus menjadi Kepsek SMA Regina Pacis padapertama sekaligus menjadi Kepsek SMA Regina Pacis padapertama sekaligus menjadi Kepsek SMA Regina Pacis padapertama sekaligus menjadi Kepsek SMA Regina Pacis padapertama sekaligus menjadi Kepsek SMA Regina Pacis padatahun 1959/1960?tahun 1959/1960?tahun 1959/1960?tahun 1959/1960?tahun 1959/1960?Sangat kontras seperti ketika saya mengajar di Yogyakarta yakni diSMA de Britto, St Thomas yang ketat disiplinnya. Kesan saya saat itu,murid-murid SMA RP tidak begitu respek terhadap gurunya yang rata-rata ekonominya lemah, sedangkan murid-murid di Bogor kelihatanberasal dari keluarga ekonomi kuat. Untungnya saya biasa mengajardi sekolah-sekolah yang dipimpin oleh Pastor-pastor dari SerikatJesuit (SJ) yang dikenal disiplinnya sangat keras. Disana tidak adaperbedaan antara anak kaya dan miskin. Siapa yang berprestasi tinggi,dia akan mendapat tempat yang baik. Saya yang anak termiskin diSMA de Britto, mendapat beasiswa dan diberi kesempatan mengajarmengisi lowongan guru biologi. Saya melihat keberhasilan suatusekolah itu kuncinya adalah penanaman disiplin pada siswanya.Karena itu, begitu diangkat menjadi Kepsek, lalu saya menyusunstrategi untuk menciptakan disiplin bersama Suster Berenice, FMM.

Bagaimana Bapak melakukannya?Bagaimana Bapak melakukannya?Bagaimana Bapak melakukannya?Bagaimana Bapak melakukannya?Bagaimana Bapak melakukannya?Pengalaman saya di Yogyakarta itu saya terapkan di Bogor. Disiplinsaya tanamkan mulai pada anak kelas satu. Sebab, bila di kelas satutak ditanamkan disiplin, kebringasan itu akan merugikan merekasendiri kelak. Karena itu, sejak awal saya menanamkan disiplin

Page 32: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3232323232 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

terhadap anak-anak pada saat masuk kelas satu. Saya betul-betulmembuat disiplin yang ketat juga menanamkan dasar-dasar setiapmata pelajaran supaya digemari anak-anak. Sehingga guru harusmempunyai daya tarik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Harusbisa menyisipkan masalah-masalah yang bisa menarik pelajar.Misalnya, biologi apa yang menarik, matematika atau ilmu pasti.

Saya sangat senang bisa membuat suasana senang kepada murid-murid saya dulu karena penanaman disiplin itu sudah saya tanamkansejak kelas satu. Murid mengenal betul gurunya. Mereka mengenalgurunya yang mempunyai keahlian yang bisa ditularkan kepadamurid-muridnya sehingga respek para murid-murid cukup besar. Sayajuga mengharapkan kepada guru yang mengajar tidak seperti dewaseperti di perguruan tinggi yakni para dosen itu bersikap sepertidewa sehingga mahasiswa takut baik di luar maupun di dalamruangan. Di SMA RP saya mencoba mnedekatkan para siswa itu dekatdengan guru-gurunya, sehingga di dalam kelas itu mereka disiplinmenerima pelajaran dan memberi pelajaran itu ketat, tetapi di luarkelas itu saya harapkan para guru harus akrab dengan murid-muridnyasehingga suasana kekeluargaan menganggap guru sebagai bapakdan menganggap murid sebagai anak itu bisa tercipta di luar kelas.

Tentang prestasi murid-murid masa lalu ?Tentang prestasi murid-murid masa lalu ?Tentang prestasi murid-murid masa lalu ?Tentang prestasi murid-murid masa lalu ?Tentang prestasi murid-murid masa lalu ?Tahun pertama ketika saya pegang, prestasinya belum seperti yangsaya harapkan kelulusannya masih di bawah 70 persen. Lulusan ujiannegara tahun pertama itu, masih 70 persen, tahun kedua meningkatdi atas 80 persen, tahun ketiga meningkat lagi menjadi 100 persenuntuk jurusan A, B dan C. Dan tahun-tahun berikutnya sampai sayakeluar tahun 1965. Saya dan guru-guru lainnya cukup bangga,terhadap prestasi lulusan SMA RP. Kebanggaan guru itu sulit diukurdengan uang sekalipun begitu mengetahui anak didiknya di kemudianhari berhasil antara lain ada yang menjadi Kapolri, Jaksa Agung,pengusaha sukses, peneliti yang sukes dan lain-lainnya.

Prestasi SMA RP masa kini?Prestasi SMA RP masa kini?Prestasi SMA RP masa kini?Prestasi SMA RP masa kini?Prestasi SMA RP masa kini?Masih cukup membanggakan. Ya hanya saja saya dengar, pamornyatidak seperti dulu ketika gurunya yang bernama Wendie, pengasuhLKIR RP, prestasinya bagus sekali pada tahun 80-an. Itu juga berkatkeakraban yang bersangkutan terhadap murid-murid berpotensiuntuk mencapai prestasinya sehingga dalam lomba karya ilmiahtingkat nasional selalu menonjol. Namun demikian, sekarang jugaada bibit-bibit yang menonjol yang berasal dari saringan siswa yangmasuk cukup ketat. Berbeda dengan dulu, ketika saya pegang. Sayatidak mengharuskan angka tinggi yang masuk ke SMA RP. Sebabsaya beranggapan seorang guru bisa dikatakan berhasil bila mendidiksiswa yang biasa-biasa saja menjadi berprestasi. Kalau sekarang yangdipilih sudah bagus lalu hasilnya bagus itu biasa. Ketika saya menjadiKepsek, juga memberi kesempatan kepada anak yang berprestasidari golongan tidak mampu dengan memberi keringanan membayarsekolah, yang ekonominya kuat saya minta kerelaannya untukmemberi lebih sehingga sejak dulu yang namanya subdisi silang itusudah kami terapkan. Juga kami melakukan perimbangan, anak dari

Page 33: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3333333333REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

keluarga non pribumi dan pribumi demikian pula yang beragamaKatolik dan non Katolik. Untuk menampung siswa Katolik lainnyadan siswa lainnya asal Bogor yang tak tertampung di SMA RP, laluPater Tjipto menyetujui usul saya untuk mendirikan sekolah Katoliklainnya yakni SMA Mardi Yuana di Jalan Siliwangi.

SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor ?SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor ?SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor ?SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor ?SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor ?Sepanjang pengetahuan saya, SMA RP masih menjadi kebanggaandan favorit warga Kota Bogor bila anaknya diterima di SMA RP. Inisemua karena kualitas dan prestasi sekolah yang kini telah diasuholeh puluhan guru tetapnya yang cukup berkualitas. Guru sepertiHasjrul Harahap, yang pernah mantan Menteri Kehutanan itu kalauketemu saya selalu bilang tidak bakal menjadi sarjana dan Menteribila tidak ada RP. Sebab dengan diterima menjadi guru di SMA RP,tertolong keuangannya., karena kiriman uang dari orang tuanyaacapkali tersendat..

Tentang kenakalan siswa waktu dulu?Tentang kenakalan siswa waktu dulu?Tentang kenakalan siswa waktu dulu?Tentang kenakalan siswa waktu dulu?Tentang kenakalan siswa waktu dulu?Saya nilai masih dalam batas kewajaran Tidak merupakan faktor yangnegatif dan tak mengurangi pretasi mereka. Yang nakal waktu itu,kini mereka sukses dalam karier maupun hidupnya. Mereka yangnakal dulu saya panggil, tidak saya marahi habis-habisan malah sayaingatkan dan saya tunjukkan kesalahannya . Dan bila tak maumenghindari kesalahannya, tak akan mencapai cita-cita yangdiinginkan. Percuma sekolah disini. Dan nyatanya, mereka yang nakalitu kini menjadi orang.

Harapan Bapak terhadap pengasuh SMA RP sekarang?Harapan Bapak terhadap pengasuh SMA RP sekarang?Harapan Bapak terhadap pengasuh SMA RP sekarang?Harapan Bapak terhadap pengasuh SMA RP sekarang?Harapan Bapak terhadap pengasuh SMA RP sekarang?Saya berharap, SMA RP jangan statis. Kalau SMA RP mau tetapberprestasi baik, RP jangan statis. Harus mau bersikap progresifdinamis artinya mengikuti perkembangan zaman. Sekarang zamanteknologi makin canggih. SMA RP harus bisa menanamkan minatpara siswa ke arah perkembangan zaman. Harus mulai dari sekarangjangan menunggu peraturan pemerintah. Harus berani mulai,Disamping itu, terutama mata ajaran yang ditanamkan kepada siswaharus mendorong mereka untuk menggemari perkembanganteknologi. Menggemari itu sangat perlu. Kalau SMA RP tetapberpegang pada kurikulum yang dicanangkan pemerintah, tidak maumemberi nilai plus pada lulusannya, akan makin ketinggalan. Nilaiplus itu membekali siswanya untuk dinamis. Jangan dibekali PR melulu,yang sangat membebani mereka. Dan PR itu, kan hanya karenaketakutan kalau tidak bisa menyelesaikan kurikulum dari DinasPendidikan dan Pengajaran, itu salah..

(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)

Page 34: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3434343434 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

A. Y. SOEKARNOA. Y. SOEKARNOA. Y. SOEKARNOA. Y. SOEKARNOA. Y. SOEKARNOKepala Sekolah Periode 1978 - 2001Kepala Sekolah Periode 1978 - 2001Kepala Sekolah Periode 1978 - 2001Kepala Sekolah Periode 1978 - 2001Kepala Sekolah Periode 1978 - 2001

Bapak 3 anak yang bernama lengkap A. Y. Soekarno ini pertama kalimengajar di SMA Regina Pacis Bogor tahun 1971, sebagai guru BahasaIndonesia. Tahun 1975-1977 beliau menjabat sebagai Wakil KepalaSekolah SMA Regina Pacis Bogor dan bulan Januari 1978 sampai bulanJuni 2001 beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA RP Bogor.

Menjadi guru merupakan cita-cita beliau sejak beliau duduk di bangkuSekolah Dasar. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru itu makasetelah tamat SMP beliau melanjutkan ke sekolah guru yaitu SGAKatolik Santo Bernardusdi Madiun, Setelah tamat SGA beliau kuliah diIKIP Widya Mandala Mandiun dan lulus tahun 1965. Lulus dari IKIP WidyaMandala Madiun, mulai tanggal 14 September 1965 beliau mengajardi SMA Strada “St Thomas Aquino” Tangerang. Mulai Januari 1967sampai dengan Desember 1970 beliau menjabat sebgai kepalasekolah.

Waktu bekerja di SMA Strada St Thomas Aquino ini beliau mengajukanlamaran ke SMA Regina Pacis Bogor. Ternyata pengelola yayasan yangmenaungi SMA Regina Pacis Bogor sama dengan pengelola yayasanyang menaungi SMA Strada Santo Thomas Aquino Tangerang yaituorda FMM. Lamaran Pak Karno untuk menjadi guru SMA Regina PacisBogor diterima, dan mulai Januari 1971 Pak Karno Menjadi guru SMARegina Pacis Bogor

Di tahun pertama beliau mengajar di SMA Regina Pacis, beliau merasaheran karena anak begitu tidak tertib dengan banyaknya anak-anakyang pergi ke WC pada saat bel masuk sudah berbunyi. Padahal saatbeliau masih mengajar di Strada Santo Thomas Aquino, sebelummasuk kelas anak-anak harus berbaris di serambi kelas, menantikehadiran guru untuk masuk kelas. Keadaan ini berbeda sekali denganSMA Regina Pacis sehingga awalnya beliau merasa tidak kerasanbekerja di SMA Regina Pacis. Pernah juga ada anak yang memotretbeliau saat beliau sedang mengajar. Tapi lama kelamaan beliau akhirnyakerasan kerja di SMA Regina Pacis Bogor.

Beliau becerita kalau dulu anak-anak mengadakan perpisahan kelasguru-guru pasti diundang dan biasanya perpisahan tersebut diadakandi rumah siswa. Saat menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA ReginaPacis, beliau sempat melarang siswa mengadakan perpisahan di luarsekolah karena beliau tidak ingin memberikan kesan memamerkankekayaan terhadap warga masyarakat yang berkekurangan. beliauingin menghormati orang-orang di luar juga. Perpisahan itu juga selaludiadakan pada pagi hari.

Dulu di SMA Regina Pacis setiap tahunnya selalu diadakan PentasSeni ke Ancol. Namun pentas seni ini juga sempat diprotes olehorang tua murid. Karena orang tua murid ada yang tidak setuju kalaupentas seni diadakan di Ancol. Tapi karena memang namanya Pentas

Page 35: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3535353535REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Seni Ancol jadi memang harus diadakan di Ancol. Dana dalammengadakan pentas seni ini, Pak Karno tidak meminta sumbangankepada orang tua murid tetapi dengan meminta iuran ke anak-anak.Sayang, tahun 1997 ada PEMILU dan suasananya sangat mengerikan.Dan akhirnya Pentas Seni tersebut harus dihentikan.

Pada zaman Suster Hildegard, live-in diadakan. Live-in terakhir diadakanpada tahun 1997. Dan akhirnya tahun 2005 Live-in kembali diadakantetapi bukan merupakan program wajib

Pak Karno juga sempat bercerita tentang tren tahun 70an . Anak-anak lelaki yang rambutnya panjang sering kali dikuncir dan kemudiandimasukkan ke dalam kemeja sehingga tidak ketahuan guru kalaurambutnya panjang. Dari dulu anak perempuan roknya hrus di bawajlutut dan sepatu harus hitam. SMA Regina Pacis juga pernah memakaiseragam putih hitam

Pak Karno merasa senang menjadi guru karena dengan menjadi gurubeliau bergaul dengan anak-anak. Dengan begitu beliau banyakmendapat pengalaman dan pengetahuan tentang anak-anak. Dandengan demikian pihak sekolah dapat mengatasi masalah yangditimbulkan anak-anak. Selain itu prestasi SMA Regina Pacis bagus,antara lain waktu pertama kali diadakan akreditasi sekolah pada tahun1984, SMA Regina Pacis satu-satunya SMA di Bogor yang mendapatpredikat “ Disamakan”. Juga dalam EBTANAS, NEM rata-rata para siswaSMA Regina Pacis selalu menduduki peringkat 1 atau 2 di tingkatkota Bogor. Selama mengajar di SMA Regina Pacis, saat mengajarselalu beliau selingi dengan bercanda agar mengajarnya enak.Pelajaran seperti Bahasa Indonesia memang harus diselingi denganbercanda agar tidak bosan dan anak-anak pun senang

Selain menjabat sebagai Kepala Sekolah, beliau juga menjabat sebagaipengurus BMPS (Badan Musayawara Pengurus Swasta) sejak tahun 1982sampai sekarang. Dan mulai bulan Maret 2004 beliau juga diangkatmenjadi pengurus BAS (Badan Akreditasi Sekolah) kota Bogor.

Page 36: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3636363636 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

TAUFIK ISMAILTAUFIK ISMAILTAUFIK ISMAILTAUFIK ISMAILTAUFIK ISMAILSastrawanSastrawanSastrawanSastrawanSastrawanGuru Bahasa Indonesia (1963 –1965)Guru Bahasa Indonesia (1963 –1965)Guru Bahasa Indonesia (1963 –1965)Guru Bahasa Indonesia (1963 –1965)Guru Bahasa Indonesia (1963 –1965)

Tak lama setelah kelulusannya dari Fakultas Kedokteran Hewan danPeternakan (FKHP) dari Universitas Indonesia pada tahun 1963, BapakTaufik Ismail yang kala itu sedang gencar-gencarnya menggeluti duniajurnalisme akhirnya mau diajak bekerja oleh seorang temannya, F.G.Winarno untuk mengajar di SMA Katolik Regina Pacis Bogor. Namunjalan yang dilaluinya tak semulus harapannya. Cap “Manikebu” yangterpahat pada namanya telah menimbulkan banyak kontroversi dihampir seluruh daerah Indonesia, termasuk di Kota Bogor. ManifesKebudayaan yang merupakan pemberontakan para sastrawanmengenai pelarangan buku-buku Barat untuk masuk ke Indonesia telahmenjadi anak panah yang sungguh tajam terhadap dirinya.

Sekejap semua angan-angan dan karirnya hancur, kehidupannyaterancam. Orang-orang yang ikut ambil bagian dalam Manikebutersebut dikejar-kejar, bahkan tak sedikit dari mereka yang berstatuspegawai negeri dipecat oleh negara. PKI dan Bung Karno yang kalaitu secara terang-terangan menentang habis-habisan “Manikebu”menjadi jawaban akan semua itu. Saat itu beliau hidup di bawahtekanan dan cekaman dari pemerintah yang tak segan-seganmengambil nyawanya kapan saja dan dimana saja. Kekhawatirannyamemuncak saat kediamannya di Jl.Bubulak 4 (sekarang Jl.RE.Martadinata) ditempeli berbagai poster yang mengecam dirinya.Untuk menghapus jejaknya dari oknum-oknum tersebut, dengan hanyaberbekal sarung Bugis, sikat gigi dan sedikit uang, Pak Taufik Ismailhidup berpindah-pindah.

Ketika ditemui di rumahnya di Jl. Utan Kayu Raya No. 66-E, Jakarta,Pak Taufik Ismail dengan gembira mengenang masa ketika beliaumenjadi guru Bahasa Indonesia di SMA Regina Pacis Bogor. Suatuketika, beliau sedang asyik mengajar, tiba-tiba datanglahserombongan anak-anak SMA swasta di Paledang yang menuntut agardirinya dipecat. Alasannya adalah beliau “Manikebu“, kontra-revolusioner, dan merupakan antek neokolonialis yang meracunigenerasi muda dengan menyebarkan pengaruh. Di luar dugannya, Sr.Bernice, yang kala itu bertindak sebagai Ibu Asrama, menerimarombongan siswa SMA tersebut. Bule berasal Amerika yang fasihberbahasa Indonesia dengan sedikit logat Sunda itu dengan tegasdan berani menanggapi permintaan mereka. “Meskipun seorang yang“Meskipun seorang yang“Meskipun seorang yang“Meskipun seorang yang“Meskipun seorang yangkontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecatkontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecatkontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecatkontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecatkontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecatBapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajarBapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajarBapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajarBapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajarBapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajarkembali!!”kembali!!”kembali!!”kembali!!”kembali!!”, katanya. Gertakan tersebut ternyata berhasil meredamdemonstrasi, para siswa itu tak lama kemudian berarak pulang ke Jl.Paledang. Pak Taufik Ismail hingga kini mengingat apa yang dilakukanSr. Bernice baginya. “Saya berhutang budi kepadanya,”“Saya berhutang budi kepadanya,”“Saya berhutang budi kepadanya,”“Saya berhutang budi kepadanya,”“Saya berhutang budi kepadanya,” katanya.Sr. Bernice seolah-olah menjadi ‘benteng’ tempatnya berlindung dariberbagai ancaman hidupnya. Sejak peristiwa itu, tidak ada lagi

Page 37: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3737373737REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

demonstrasi yang mengganggunya di Regina Pacis. Padahal, gara-gara cap “Manikebu” itu telah membuatnya kehilangan jabatan sebagaidosen di IPB.

Di usianya yang lanjut, Pak Taufik Ismail yang telah menerima beberapapenghargaan termasuk dari Pemerintah Indonesia, Australia danKerajaan Thailand atas karya-karya sastranya ini selalu mengenangRegina Pacis dengan perasaan bahagia. Baginya, Sr. Bernice dengankewibawaannya telah memberi pengaruh yang sangat besar bagiperkembangan SMA Regina Pacis. Sr. Bernice selalu membekali anak-anak didiknya dengan sikap disiplin dan tanggung-jawab. Apakahpembekalan semacam ini masih ada hingga kini?

Pak Taufik Ismail tidak lupa juga bercerita tentang kenakalan siswayang dulu diajarnya. Kebanyakan siswa patuh terhadap peraturansekolah, namun ada satu atau dua siswa yang selalu ribut danmengabaikan pelajaran di kelas. Pak Taufik tidak segan untukmenghukum siswa tersebut dengan mengusirnya keluar kelas. PakTaufik percaya apa yang dulu dibaginya kepada siswanya membawamanfaat bagi siswa itu sendiri.

Di akhir wawancara, Pak Taufik menegaskan bahwa Regina Pacis sudahmenjadi bagian dari dirinya, bagian dari rentetan pengalaman hidupyang telah dilaluinya.

Page 38: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3838383838 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Y. SUMANTRIY. SUMANTRIY. SUMANTRIY. SUMANTRIY. SUMANTRIPensiunan Guru Multi Mata PelajaranPensiunan Guru Multi Mata PelajaranPensiunan Guru Multi Mata PelajaranPensiunan Guru Multi Mata PelajaranPensiunan Guru Multi Mata Pelajaran(1962 – 1998)(1962 – 1998)(1962 – 1998)(1962 – 1998)(1962 – 1998)

Ketika dikunjungi di rumahnya nan asri dan sejuk di Gang Gurame 8,Bapak Y. Sumantri – salah satu guru senior SMA Regina Pacis –menyambut kami dengan sangat ramah. “Saya ini Guru Sejarah“Saya ini Guru Sejarah“Saya ini Guru Sejarah“Saya ini Guru Sejarah“Saya ini Guru Sejarahyang enggak waras, agak miring!!”,yang enggak waras, agak miring!!”,yang enggak waras, agak miring!!”,yang enggak waras, agak miring!!”,yang enggak waras, agak miring!!”, demikian katanya. Memangsulit memisahkan sosoknya dari seluruh fakta sejarah yang meliputisekolah Regina Pacis. Pak Sumantri merupakan salah satu narasumber penting bagi para anggota tim penyusun buku kenangan ini.Apakah benar beliau seorang guru sejarah yang tidak waras? Berikuthasil obrolan kami dengan beliau.

Hampir sebagian wawancara kami ini dipenuhi dengan cerita PakSumantri tentang sejarah sekolah Regina Pacis. Pada tahun 1942ternyata sekolah ini pernah dijadikan markas Kempetai (menurutKamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, kempetai adalah polisitentara Jepang yang sangat terkenal kekejamannya pada Perang DuniaII). Banyak suster ordo Ursulin, yang menempati bangunan ini sejak1909, mengalami penyiksaan Kempetai, bahkan sebagian hinggawafat. Demikianlah, kemudian banyak orang, termasuk beberapa gurusenior, mengalami ‘penampakan’ arwah suster-suster tersebut.

Bapak Sumantri pada masa mudanya pernah aktif dalam organisasiPPSK (Perhimpunan Pelajar Sekolah Katolik) sebagai wakil KKPAI . Padatahun 1965, beliau pun sempat bergerilya bersama PPSK untukmemberantas Partai Komunis Indonesia (PKI). Tindakan yang sangatberani, menurutnya, dan hingga kini masih membuatnya terheran-heran sendiri.

Karirnya di SMA Regina Pacis diawali pada hari Jumat, 11 Agustus 1962(bukan main, beliau masih mengingat persis hari dan tanggalnya!!).Pak Sumantri mengenang saat itu Regina Pacis sempat mendapatbantuan dana dari Ibu Hartini Soekarno Ibu Hartini Soekarno Ibu Hartini Soekarno Ibu Hartini Soekarno Ibu Hartini Soekarno almarhum, istri dari BungKarno, presiden RI yang pertama. Alasan bantuan dana tersebutrupanya karena anak-anak beliau, seperti Swansari, Riswulan, Bayuserta alm. Taufan Soekarno, bersekolah di Regina Pacis.

Hal unik lain yang diangkat oleh Pak Sumantri adalah tentang HariKrida, yang jatuh pada setiap hari Sabtu. Pada setiap Hari Krida tidakada belajar-mengajar di sekolah, siswa justru diminta berkumpul dilapangan Sempur untuk berlatih baris-berbaris. Sayang penulis tidakmenanyakan alasan adanya Hari Krida tersebut, dan mengapakemudian tidak lagi diadakan.

Bapak Sumantri menyimpan banyak sekali kenangan tentang ReginaPacis, tempat beliau mengabdi selama 36 tahun. Selama masa baktinyadi SMA RP telah mengajar berbagai mata pelajaran di samping sejarah,antara lain: Civic, Pendidikan Moral Pancasila (PMP), PSPB, PPKn(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), dan Ketrampilan Melukis.

Page 39: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

3939393939REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Pensiunan guru (sejak 1 April 1998) yang mengaku keturunan menakini tidak pernah melupakan siswanya, Lim Tju Eng, yang membantunyamemperbaiki giginya. Setelah pensiun, Bapak seorang putra danseorang putri yang sudah dewasa ini menikmati masa pensiunnyadengan menjadi pelayan umat di Paroki Katedral.

Ketika ditanya tentang harapannya tentang sekolah dan siswa RP,Pak Sumantri menginginkan adanya hubungan yang seimbang antaraguru dan murid. Menurut beliau, guru bukanlah sumber ilmu yangmaha tahu sehingga tidak boleh didebat. Murid berhak berdebatsecara sopan dengan gurunya. Beliau mengangkat kisahnya dulu,dimana guru dan murid saling menghormati. Hubungan baik denganpara murid tersebut terbina hingga sekarang, sesuatu yang sangatmembuat hatinya gembira. Beliau menilai secara umum siswa ReginaPacis (termasuk alumninya) baik, terbukti dengan sikap hormat yangselalu diberikan kepadanya oleh setiap anak didik hasilgemblengannya.

Page 40: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4040404040 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

BAPAK IMAM SUPENOBAPAK IMAM SUPENOBAPAK IMAM SUPENOBAPAK IMAM SUPENOBAPAK IMAM SUPENOGuru Kesenian (1971 - sekarang)Guru Kesenian (1971 - sekarang)Guru Kesenian (1971 - sekarang)Guru Kesenian (1971 - sekarang)Guru Kesenian (1971 - sekarang)

Bapak Imam Supeno adalah salah seorang dari barisan guru yang baru bergabunguntuk mengajar di SMA Regina Pacis Bogor pada tahun 1971. Guru yang lebihdikenal muridnya sebagai Pak Peno sebelumnya berkarier sebagai guru di pulauDewata, Bali. Selama pengabdiannya di SMA RP, telah banyak kegiatan di dalamdan di luar sekolah yang dipercayakan kepadanya. Pak Peno yang pernah mendudukiposisi sebagai Wakil Kepala Sekolah dengan tanggung-jawab urusan kesiswaan.Bagaimana suka dukanya selama mengabdikan diri di SMA RP ini?

“Regina Pacis ini hebat segala-galanya“Regina Pacis ini hebat segala-galanya“Regina Pacis ini hebat segala-galanya“Regina Pacis ini hebat segala-galanya“Regina Pacis ini hebat segala-galanya,” demikian ucapnya ketika kamitemui di sela-sela kesibukannya mengajar. Menurutnya, pada jamannya adadua kegiatan menonjol yang membuat pendidikan sekolah di SMA RP itusempur-na. Pertama, kegiatan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), yangdipimpin oleh Pak Peno sendiri. Kedua, kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja(KIRPAX) pimpinan Pak Wendy Razif. Kedua kelompok ini saling bersainguntuk unjuk gigi, meskipun tidak berarti kedua kelompok ini tidak maubekerjasama.

Rupanya kepiawaian Pak Peno dalam memahami gejolak remaja denganmem-beri ruang dan dukungan bagi pengembangan bakat-bakat senimuridnya yang terpendam, telah membuat Pak Peno diterima dengan baikoleh murid-muridnya. Di bawah bimbingannya, OSIS SMA RP Bogor merancangberbagai kegiatan, mulai dari kegiatan upacara bendera sampai pada kegiatanberma-syarakat. Di bidang seni, Pak Peno menggerakkan OSIS untuk secarareguler (setiap tahun) mengadakan Pentas Seni di halaman sekolah, sebagaiajang pengembangan kreativitas musik dan tari. Banyak siswa yang didorongdan didukung untuk mengikuti berbagai kompetisi, baik dalam Seni Tari,Seni Lukis, Seni Panggung dan Seni Musik. Hasilnya, pada tahun 1972, SMARP terpilih menjadi salah satu dari 3 sekolah di Jawa Barat untuk menggelarseni lukis di tingkat nasional.

Dalam wawancaranya, Pak Peno juga mengangkat kiprah KIRPAX yang dibawah bimbingan Pak Wendie Razif yang juga telah mengangkat nama SMARP. Kegiatan ilmiah dan seni telah menjadikan lulusan SMA RP sebagai pribadiyang seimbang. Itulah kunci kesuksesan pendidikan SMA RP Bogor.

Ketika ditanya tentang angkatan yang paling mengesankannya, lulusan IKIPjurusan Seni Rupa ini menunjuk angkatan 71, “Mereka, khususnya“Mereka, khususnya“Mereka, khususnya“Mereka, khususnya“Mereka, khususnyakelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangatkelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangatkelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangatkelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangatkelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangatberani mengeluarkan pendapat.”berani mengeluarkan pendapat.”berani mengeluarkan pendapat.”berani mengeluarkan pendapat.”berani mengeluarkan pendapat.” Bagi guru yang pernah bekerja menjadipenjaga museum ini, kegiatan dekorasi aula sekolah pun sudah menjadiajang penyaluran bakat siswa. Oleh karena itu, bagi Pak Peno kesuksesanpara siswanya kini tidak bisa dilepaskan dari kegiatan-kegiatan (termasukberorganisasi dan bersosialisasi) yang dulu mereka ikuti di bawahbimbingannya.

Untuk generasi SMA RP saat ini, Pak Peno sangat berharap para siswa menjadilebih berani untuk berpendapat dan berargumentasi dengan para guru,karena guru tidak selalu benar. Dengan sikap tersebut, hubungan antaraguru dan murid pun sebenarnya dapat menjadi lebih harmonis dan akrab.

Page 41: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4141414141REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI GURUGURUGURUGURUGURU

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

BAPAK H. SAMIDJANBAPAK H. SAMIDJANBAPAK H. SAMIDJANBAPAK H. SAMIDJANBAPAK H. SAMIDJANGuru Bahasa Inggris, 1983 - sekarangGuru Bahasa Inggris, 1983 - sekarangGuru Bahasa Inggris, 1983 - sekarangGuru Bahasa Inggris, 1983 - sekarangGuru Bahasa Inggris, 1983 - sekarang

Pak Samidjan, atan Mr. Sam, telah berkarya sebagai guru bahasaInggris di SMA RP selama 22 tahun. Sebelumnya, Mr. Sam mengajardi SMP RP sekurangnya selama 7 tahun. Dalam masa baktinya yangpanjang tersebut, Mr. Sam telah melihat perubahan sikap siswa yangcukup nyata.

Menurut Mr. Sam, siswa sekarang kurang disiplin. Contohnya, banyaksiswa tidak bisa menjaga waktu; sering tiba terlambat di sekolah.Banyak siswa juga tidak rapi berpakaian. Siswa sekarang juga seriusdalam mengerjakan tugas, dan senang meng ‘copy’ pekerjaan teman,daripada mengerjakannya sendiri. Mungkin ini pengaruh burukkecanggihan teknologi, karena menurut Mr. Sam, “Teknologi dapatmenjadi gangguan bila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.”

Ada dua orang mantan rekan guru SMA RP yang dikisahkan Mr. Sam.Pertama, adalah Pak Donatus Sinaga yang meninggal saat sedangmengajar mata pelajaran matematika. Pengganti Pak Don almarhumadalah Bapak Sunu, yang sekarang Kepala Sekolah SMA RP. Gurukedua yang diangkat Mr. Sam adalah Bapak Wendie Razif, guru kimiayang memimpin Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di SMA RP. Berkat PakWendie, banyak siswa meraih penghargaan yang sekaligusmengangkat nama SMA RP. Menurut Mr. Sam, Pak Wendie adalahsosok yang mampu membina siswa dan menangani kegiatan secarasungguh-sungguh dan baik.

Di akhir wawancara, Mr. Sam berpesan agar siswa SMA RP mau bekerjakeras, dan menyadari bahwa kebebasan tidak selalu berpengaruhpositif. Siswa hendaknya lebih serius dan mandiri, serta mendukungperaturan yang ada.

Page 42: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4242424242 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI STAFSTAFSTAFSTAFSTAF

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

SURATNOSURATNOSURATNOSURATNOSURATNOPetugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarangPetugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarangPetugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarangPetugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarangPetugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarang

Bekerja di SMA Regina Pacis sejak tahun 1983, Pak Suratno yang akrabdipanggil Pak Ratno adalah orang yang paling berjasa atas kebersihanSMA RP. Setiap hari, mulai pukul 05.45 hingga 15.66, Pak Ratnomenyapu, mengepel dan membuang sampah hasil ‘balaan’ siswa SMARP. Selain itu, Pak Ratno juga bertugas membuka/menutup ruangan,mengurus konsumsi, melakukan berbagai tugas membantu TataUsaha, belanja ke pasar dan mencuci di dapur.

Menurut pria kelahiran tahun 1958 ini, siswa SMA RP saat ini lebihmenikmati kebebasan dibandingkan siswa angkatan-angkatansebelumnya. Maksud Pak Ratno adalah siwa sekarang lebih banyakmain daripada belajar. Nah lho …..!!? Selain itu, menurut pria yangtinggal di Jalan Martadinata No. 99, Cibogor, ini siswa SMA sekaranglebih terkesan borjuis dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya.Meski demikian, Pak Ratno mengakui baik siswa SMA dulu maupunsiswa sekarang selalu memperlakukannya dengan hangat.

Pak Ratno selalu mensyukuri pekerjaannya ini. Satu-satunya hal yangia sayangkan dari perkembangan SMA RP adalah hilangnya lapanganupacara.

Ada satu pesan yang disampaikan Pak Ratno, khususnya kepada siswa-siswi SMA RP saat ini, “Rajinlah belajar, kurangi bermain.”“Rajinlah belajar, kurangi bermain.”“Rajinlah belajar, kurangi bermain.”“Rajinlah belajar, kurangi bermain.”“Rajinlah belajar, kurangi bermain.” Jadi,saudara-saudara sekalian yang masih bersekolah di SMA RP, tolongsampaikan pesan mulia Pak Ratno ini kepada generasi selanjutnya.

Page 43: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4343434343REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

SYAFEI BRATASENDJAJASYAFEI BRATASENDJAJASYAFEI BRATASENDJAJASYAFEI BRATASENDJAJASYAFEI BRATASENDJAJAAlumnus 1960Alumnus 1960Alumnus 1960Alumnus 1960Alumnus 1960

MULYANIMULYANIMULYANIMULYANIMULYANIAlumnus 1962Alumnus 1962Alumnus 1962Alumnus 1962Alumnus 1962

DEWI SUSTINAHDEWI SUSTINAHDEWI SUSTINAHDEWI SUSTINAHDEWI SUSTINAHAlumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968

Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....

DISIPLIN dan kejujuran, nilai-nilai seperti itulah umumnya yang ikutdikenang oleh alumni SMA Regina Pacis tentang sekolahnya di masalalu. “Kenangan di SMA RP yang paling melekat sampai sekarangadalah disiplin dan kejujuran. Dua hal itu paling membentukkepribadian saya hingga sekarang. Selain itu yang tak terlupakanseumur hidup adalah ketemu jodoh .....,” kata H Syafei Bratasendjaja(64), suami dari Hj Mulyani SH (60) tentang sekolahnya, SMA RP.(Kompas, 16/1/2005)

Syafei yang masuk SMA RP tahun 1958 kini adalah Ketua IkatanPersaudaraan Haji Indonesia Bogor (IPHIB) ini, mengenangkan padatahun 1958, sekolah yang berbasis agama Katolik ini untuk pertamakalinya menerima pendaftaran siswa laki-laki. Katanya, “Saya masukke SMA RP, mengikuti teman-teman yang katanya di RP siswinyacantik-cantik. Kebetulan sekali, tahun itu jurusan C mulai dibuka untukmurid-murid laki-laki. Langsung saya daftar meski saya telah diterimadi SMA Negeri jurusan A. Dan saya diterima, senang juga rasanya.Saya merupakan angkatan pertama laki-laki yang menjadi pelajar SMARP jurusan C.”

Tentang disiplin di sekolah itu, juga dikenang oleh sang istri, Mulyani.“Disiplinnya cukup tinggi, sehingga itu tertanam pada diri kami. LuluSMA RP tahun 1962, meski diterima di Unpad (Universitas Padjadjaran)Bandung, saya tetap diminta oleh orang tua saya untuk terusmelanjutkan ke Universitas Katolik Parahyangan Bandung, yang jugamenerima saya. Akhirnya, saya kuliah di Fakultas Hukum Unpar sampailulus tahun 1970,” kenang Mulyani yang kemudian melanjutkan kuliahdi Unpad untuk mengambil notaries.

Banyak hal bisa merka ingat ketika sekolah dulu. Syafei sebagai anakMuslim ingat bahwa selma bulan puasa dia diizinkan keluar kelasuntuk berbuka puasa sejenak. “Kami pelajar SMA RP hidup rukundan bersahabat, tidak pandang dari suku mana dan agama apa, dansaling menghormati agama yang kami anut,” ujarnya.

***

KENANGAN masa lalu Dewi Sustinah Panji alumni 1968, istri mantanWakil Kepala Polri Komjen (Pur) Pandji Atmasudirdja, di SMA RP jugasama seperti yang diucapkan Mulyani. Dewi juga mengenangkandisiplin yang tinggi yang diperoleh di sekolah. “Pendeknya, bagi saya

H. Syafei Bratasendjaja menjalin cintadengan adik kelasnya, Mulyani, sejakdi SMA RP. Kini pasangan ini jugaberkiprah dalam mencerdaskanbangsa dengan mendirikan sekolahyang bermutu di Kota Bogor.

Page 44: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4444444444 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

masa-masa yang indah itu hanya di SMA RP. Bukan saja ketemu jodohdi sekolah, tetapi juga banyak teman dari berbagai macam etnis danagama,” kata Mulyani dan Dewi.

Sementara Syafei mengenangkan pengalaman yang lain lagi, yangberhubungan dengan soal kejujuran. “Di kantin, Suster Bernice FMM,kepala sekolah waktu itu, meletakkan makanan dengan harga Rp 10per potong. Yang akan membeli tinggal mengambil satu makanandengan memasukkan uang sebesar Rp 10 ke kotak yang disediakan.Bila nilai uang kami lebih dari harga makanan itu, maka uangkembalian kami ambil sendiri di kotak itu. Pelajaran ini tak kamitemukan ketika saya bersekolah di SD maupun di SMP di luar sekolahRP,” kata Syafei yang bersama isterinya kini berkiprah mencerdaskanbangsa dengan mendirikan sekolah yang bermutu di Kota Bogor.

(FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawan(FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawan(FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawan(FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawan(FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawanKompas sejak tahun 1972)Kompas sejak tahun 1972)Kompas sejak tahun 1972)Kompas sejak tahun 1972)Kompas sejak tahun 1972)

Page 45: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4545454545REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

MARZUKI DARUSMANMARZUKI DARUSMANMARZUKI DARUSMANMARZUKI DARUSMANMARZUKI DARUSMANAlumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Marzuki Darusman yangmerupakan salah satu tokoh politik top Indonesia? Alumnus 1963yang pernah menjabat sebagai Jaksa Agung pada masa pemerintahanPresiden Abdurrahman Wahid, dan saat ini sibuk sebagai anggotaDPR Komisi I,masih pula aktif dalam kegiatan yang menyangkut HakAsasi Manusia. Sebelum masuk ke SMA Regina Pacis, Pak Marzukiternyata sempat mengenyam studi di SMA Kanisius. Ia memutuskanpindah bukan saja karena keluarganya mempunyai rumah di kawasanKota Hujan ini, tetapi juga karena SMA Kanisius itu ‘sepi’, karenaseluruh siswanya adalah laki-laki. SMA Regina Pacis saat itumerupakan sekolah yang lebih menarik karena menawarkankesempatan pergaulan yang lebih luas. Bukan itu saja, SMA RP pernahmenjadi sekolah yang juara di bidang Olah Raga, antara lain juara se-Bogor dan Jawa Barat untuk cabang badminton dan bola Voli.

Pak Marzuki hingga kini masih mengenang Sr. Bernice almarhum. Kepalasekolah SMA RP tersebut merupakan sosok pengajar yang tegas, peduli,memiliki kasih sayang yang besar terhadap siswanya, serta dapatmengayomi mereka. Selain itu, Sr. Bernice juga berkepribadianmenyenangkan, yang mengenal dengan baik setiap siswa yangbersekolah di SMA Regina Pacis masa itu. Saat itu, staf pengajar SMARP kebanyakan berasal dari pengajar di Institut Pertanian Bogor. Tentusaja, cara pengajarannya pun seperti mengajar anak kuliahan. Siswadiajak untuk lebih berpikir ketimbang menerima bahan pelajaran. Guruyang paling disegani oleh Pak Marzuki, yang bersepeda setiap pagiuntuk pergi ke sekolah, yaitu Pak Haryadi. Pak Haryadi adalah gurumata pelajaran Kimia Organik, yang bagi seorang Marzuki Darusmansaat itu merupakan mata pelajaran yang sulit.

Pak Marzuki juga berkisah awalnya sekolah membebaskan siswauntuk jajan di luar. Ibu Sabi dan Bakmi Yunsin saat itu menjadi tempat‘nongkrong’ favorit siswa. Sayangnya, karena siswa kemudianmenggunakan kedua tempat itu untuk membolos, sekolah kemudianmemutuskan untuk melarang siswa jajan di luar sekolah.

Rekan seangkatan yang menjadi lawan dalam persaingan sehat adalahMerdias Almatzier, yang kini menjadi direktur RSCM. Bagi Pak Marzuki,sekolah Regina Pacis adalah sekolah yang tidak mengenal diskriminasiras atau pun agama. Semua mendapat perlakuan yang sama. RP punmerupakan sekolah yang menerapkan kedisiplinan tinggi, danmendorong rasa kekeluargaan yang kental di antara para siswanya,meskipun diakui sikap senioritas secara wajar tetap ada. Selanjutnya,Pak Marzuki juga berpendapat bahwa prestasi akademis siswa yangtinggi, meskipun lebih rendah dibandingkan Kanisius, telahmenjadikan SMA RP teladan bagi sekolah lainnya. Terlebih lagi,menurut mantan siswa Kelas Fisika murni yang pada tahun 1961menjadi Ketua Ikatan Pelajar SMA RP, saat itu SMA RP seringmenyelenggarakan kegiatan sosial, antara lain kerja bakti.

Page 46: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4646464646 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

Alumnus yang ternyata pernah mencoba berkuliah di jurusanArsitektur ITB, sebelum memutuskan untuk pindah ke Fakultas HukumUniversitas Parahyangan, Bandung, ini sangat bangga akanalmamaternya. Oleh karena itu, penggemar lagu ‘Yesterday’ dari TheBeatles ini menitipkan pesan kepada seluruh warga SMA Regina Pacisagar meningkatkan suasana kekeluargaan, serta kegiatan-kegiatandi luar jam pelajaran. Menurutnya, kegiatan-kegiatan semacam itujuga bagian dari pendidikan, bukan hanya mengisi waktu senggangsaja. Pak Marzuki juga menekankan pentingnya sekolah untukmembangun kebanggaan dalam satu cabang kegiatan yang khas, agardapat terus dipertahankan. Akhirnya, Pak Marzuki juga berpesan agarwarga SMA RP terus membina hidup sosial dan bermasyarakat.

Page 47: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4747474747REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

MERDIAS ALMATSIERMERDIAS ALMATSIERMERDIAS ALMATSIERMERDIAS ALMATSIERMERDIAS ALMATSIERAlumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963Alumnus 1963

Dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K), FAMM sejak tahun 2001 hingga kinimenjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo(RSCM), Jakarta. Lahir di Kotabumi, dan besar di Lahat, pada tahun1960 dr. Merdias hijrah ke kota Bogor atas ajakan neneknya, danbersekolah di SMA Regina Pacis Bogor. Dokter Spesialis Saraf/Neurologis ini sejak kecil bercita-cita menjadi dokter. Kiprah sangayah yang juga seorang dokter dalam mengobati orang sakit rupanyamenjadi motivasi terbesar untuk mengejar cita-cita tersebut. Berikutadalah kesan dan pesan dr. Merdias tentang masa SMA-nya yangdisampaikan kepada tim penulis ketika ditemui di ruang kerjanya bulanMei 2005.

Di SMA RP, dr. Merdias yang terkenal cerdas ini mengambil jurusanIPA (Ilmu Pasti Alam). Seingatnya saat itu dia tidak terlalu aktif dikegiatan sekolah, sesuatu yang agak disesalinya, karena “Ber-“Ber-“Ber-“Ber-“Ber-organisasi itu penting, banyak pelajaran melalui berorganisasi yangorganisasi itu penting, banyak pelajaran melalui berorganisasi yangorganisasi itu penting, banyak pelajaran melalui berorganisasi yangorganisasi itu penting, banyak pelajaran melalui berorganisasi yangorganisasi itu penting, banyak pelajaran melalui berorganisasi yangtidak bisa ditemui di pendidikan sekolah.” tidak bisa ditemui di pendidikan sekolah.” tidak bisa ditemui di pendidikan sekolah.” tidak bisa ditemui di pendidikan sekolah.” tidak bisa ditemui di pendidikan sekolah.” Meskipun dokterMerdias tidak menganggap dirinya aktif berorganisasi, ia sebenarnyapernah menjabat sebagai wakil ketua Ikatan Pelajar (sekarang OSIS)SMA Regina Pacis. Sebagai wakil ketua, ia pernah harus menggantikanKetua Ikatan Pelajar (waktu itu dijabat oleh Marzuki Darusman) yangberhalangan hadir dalam suatu kegiatan sekolah. Sosok yang rupanyamerasa kurang nyaman berada di keramaian apalagi berbicara didepan publik, harus menyampaikan pidato pembukaan. Ia berhasilmeskipun hal itu dilakukannya dengan nervous. Kejadian itulah yangkemudian membuka pikirannya tentang kegiatan berorganisasi.

Sejak itu, dr. Merdias aktif dalam kegiatan berorganisasi, baik ketikamenjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesiamaupun kini di lingkup kerjanya. Semasa menjadi mahasiswa, dr.Merdias aktif di Senat Mahasiswa FKUI, dan bahkan pernah menjadiKetua Bidang Profesi Senat Mahasiswa FKUI (1968). Ia pun aktifmenjalin kerjasama dengan berbagai Fakultas Kedokteran diIndonesia, yang kemudian menghasilkan terbentuknya IkatanMahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia.

Seperti banyak alumni lainnya, dokter yang pernah menjadi anggotagrup band pelajar Sumatera Tengah di Bogor dan kelompok Bela DiriJijitsu ini sangat mengagumi Sr. Bernice. Baginya, Sr. Bernicemerupakan sosok yang sangat bijaksana, dan bisa membina muridtanpa kekerasan atau peraturan yang super ketat. Pencinta dansatwist ini pun ingat bentuk hukuman yang diberikan Sr. Berniceterhadap anak yang ‘bandel’. Hukuman ‘Mencabut Rumput’ terbuktiefektif karena menyebabkan kebanyakan terhukum malu dan kapok.

Pencinta buku tentang ‘Winnetou’ dan penggemar musik klasik inibersyukur bahwa, “Dulu jam sekolah siang, karena pagi hari“Dulu jam sekolah siang, karena pagi hari“Dulu jam sekolah siang, karena pagi hari“Dulu jam sekolah siang, karena pagi hari“Dulu jam sekolah siang, karena pagi harigedungnya digunakan SMP.” gedungnya digunakan SMP.” gedungnya digunakan SMP.” gedungnya digunakan SMP.” gedungnya digunakan SMP.” Dengan jam belajar seperti itu,

Page 48: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4848484848 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

menurutnya, “Saya lebih bisa punya banyak waktu untuk“Saya lebih bisa punya banyak waktu untuk“Saya lebih bisa punya banyak waktu untuk“Saya lebih bisa punya banyak waktu untuk“Saya lebih bisa punya banyak waktu untukbelajar.” belajar.” belajar.” belajar.” belajar.” Baginya, SMA Regina Pacis merupakan ajang pendidikanyang penuh disiplin dan kebersamaan. Dia sangat berharap ReginaPacis semakin memperbaiki mutu pendidikannya.

Bagi para siswa Regina Pacis, dr. Merdias berpesan, “Kejarlah cita-“Kejarlah cita-“Kejarlah cita-“Kejarlah cita-“Kejarlah cita-citamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.”citamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.”citamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.”citamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.”citamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.”Di riwayat hidupnya dr. Merdias menulis bahwa sebenarnya kariernyasaat ini - dimana dia banyak berkecimpung dalam pengembanganorganisasi profesi kedokteran (seperti IDI, MKKI, PERDOSSI) danmanajemen rumah sakit – sedikit berbeda dari cita-citanya untukberkarier di bidang akademis. Namun demikian, tambah beliau, “Yang“Yang“Yang“Yang“Yangpenting adalah memilih pekerjaan atau karier yang sungguh-sungguhpenting adalah memilih pekerjaan atau karier yang sungguh-sungguhpenting adalah memilih pekerjaan atau karier yang sungguh-sungguhpenting adalah memilih pekerjaan atau karier yang sungguh-sungguhpenting adalah memilih pekerjaan atau karier yang sungguh-sungguhkita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengankita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengankita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengankita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengankita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengannikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaannikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaannikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaannikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaannikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaanatau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri,atau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri,atau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri,atau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri,atau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri,tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”

WWWWWILLYILLYILLYILLYILLY R R R R ROZAOZAOZAOZAOZA

Page 49: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

4949494949REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

RUSDIHARDJORUSDIHARDJORUSDIHARDJORUSDIHARDJORUSDIHARDJOAlumnus 1964Alumnus 1964Alumnus 1964Alumnus 1964Alumnus 1964

Prestasi SMA RP Harus DipertahankanPrestasi SMA RP Harus DipertahankanPrestasi SMA RP Harus DipertahankanPrestasi SMA RP Harus DipertahankanPrestasi SMA RP Harus Dipertahankan

“BERBEDA dengan sekolah Katolik lainnya, SMA Regina Pacis (RP) Bogoryang dipimpin oleh Suster Bernice FMM, cukup modern. Menganjurkandiadakannya pesta dan melatih menyanyi. Pribadi biarawati asal Amerikaitu, sangat mengesankan,” kata Rusdihardjo (60), alumnus SMA RP tahun1964 yang mantan Kapolri dan kini menjadi Duta Besar Indonesia diMalaysia di Kuala Lumpur akhir bulan Mei 2005 ketika ditemui penulis dirumah dinasnya. Sebagai wartawan Kompas yang kebetulan mendapattugas ke Malaysia, saya menyempatkan diri bersama sejumlah wartawanlainnya untuk menemui Dubes Indonesia untuk sedikit bincang-bincangkesannya tentang sekolah kita, SMA RP.

Disiplin dan kejujuran yang diterapkan Suster Bernice kepada anak-anakdidiknya, menurut Rusdihardjo, membentuk kepribadiannya setelah lulusdari SMA RP sampai menjadi pucuk pimpinan Polri.

“SMA RP itu, saya rasa sampai kini masih menjadi favorit, kebanggaan,disegani, dan dicintai warga Kota Bogor. Kita alumni RP dan warga kotaBogor tentu merasa bangga siswa murid sebuah sekolah swasta di KotaBogor, meraih medali emas pada olimpiade fisika se Asia tahun ini. Darimasa ke masa, pelajar-pelajar SMA RP mengukir prestasi. Ini yang haruskita pertahankan, dan alumni SMA RP juga harus dipersiapkan menjadipemimpin di masa mendatang. Sebab pendidikan di SMA itu merupakandasar kepemimpinan,” kata Jenderal Polisi (pur) Rusdihardjo.

Seperti alumni SMA RP yang muslim bersekolah di sekolah Katolik,Rusdihardjo mengatakan sangat akrab bergaul dengan teman-teman nonmuslim, dan juga dari berbagai etnis. “Sampai sekarang saya masihberkomunikasi dengan teman-teman saya di antaranya yang pernah sama-sama ditempelengi Brimob saat ke Yogya setelah lulus MSA RP, dan jugaacapkali jumpa dengan teman-teman seangkatan,” kata Rusdihardjo yangjuga terkesan atas Pak Sumantri, guru yang dinilai suka humor dan Pak AJRadjino, guru dan kepala sekolah yang serius.

Rusdihardjo kepada penulis juga sempat mengungkapkan kesan tersendiriterhadap SMA RP. “Pada tahun 1980 an, saya ceramah tentang narkotikadi hadapan guru-guru di SMA RP yang antara lain nampak bekas guru sayaduru,” kata Rusdihardjo yang saat itu bertugas di Reserse Narkotika MabesPolri dengan pangkat Letkol Polisi.

Dubes RI di Malaysia ini, ketika sekolah di SMA RP tiap hari diantar olehsopir pergi pulang dari Jasinga tempat kerja ayahnya di sebuah perkebunandi Jasinga. “Sampai rumah paling lambat pukul 20.00, waktu itu Jasinga –Bogor berjarak sekitar 45 km, jalannya tidak macet seperti sekarang inihanya memakan waktu sekitar 40 menitan,” kata Rusdihardjo serayatersenyum menyebutkan salah seorang nama siswi yang ditaksirnya.

(FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial)(FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial)(FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial)(FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial)(FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial)

Page 50: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5050505050 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

SJAMSIDAR ISA (TJAMMY)SJAMSIDAR ISA (TJAMMY)SJAMSIDAR ISA (TJAMMY)SJAMSIDAR ISA (TJAMMY)SJAMSIDAR ISA (TJAMMY)Alumnus 1965Alumnus 1965Alumnus 1965Alumnus 1965Alumnus 1965

“Saya sangat terkesan akan suster-suster RP yangSaya sangat terkesan akan suster-suster RP yangSaya sangat terkesan akan suster-suster RP yangSaya sangat terkesan akan suster-suster RP yangSaya sangat terkesan akan suster-suster RP yangmenyiapkan makanan untuk saya sahur.” menyiapkan makanan untuk saya sahur.” menyiapkan makanan untuk saya sahur.” menyiapkan makanan untuk saya sahur.” menyiapkan makanan untuk saya sahur.” Itulah sebaris kalimatyang penulis kutip dari pembicaraan panjang yang menyenangkanantara penulis cs dan Ibu Syamsidar Isa atau biasa disapa dengansebutan Mbak Tjammy.

Ibu yang di usianya yang lima puluh sembilan masih terlihat muda ini,adalah pendiri Sekolah Modeling Studio I pada tahun 1980 yangkemudian menjadi pelopor kehadiran modelling school yangkemudian banyak bermunculan di Ibu Kota. Berikut kisah MbakTjammy, yang disampaikan dengan penuh gelak tawa, tentang masaSMA nya seperti yang disampaikan kepada penulis cs di rumahnya diJakarta Selatan.

Lahir dan besar di kota Palembang, Mbak Tjammy merantau ke KotaBogor untuk melanjutkan pendidikan SMA di Regina Pacis Bogor.Sebagai anak rantau, Mbak Tjammy tinggal di asrama RP bersama 13orang teman, dimana hanya dua di antaranya beragama Islam,termasuk dirinya. Pertama kali menunaikan ibadah puasa di asramaini, wanita yang mendalami ilmu Desain Tekstil di Fachhochschule diDusseldorf, Jerman ini sangat terkejut mengetahui para suster biarasecara khusus menyiapkan makan sahur bagi Mbak Tjammy dantemannya. Dan itu dilakukan para suster selama bulan Ramadhan.

Suasana kekeluargaan dan toleransi semacam itu rupanya menularkepada para siswa yang beragama berbeda-beda. Mbak Tjammy puntidak mau ketinggalan ikut merayakan hari Natal di kapel sekolah.Menurut ibu tiga anak (yang salah satunya menjadi pemeran dalamfilm ‘Arisan’, lho) turut merayakan hari besar agama lain itu, “Tidak“Tidak“Tidak“Tidak“Tidakapa-apa asalkan tidak ikut berdoa.” apa-apa asalkan tidak ikut berdoa.” apa-apa asalkan tidak ikut berdoa.” apa-apa asalkan tidak ikut berdoa.” apa-apa asalkan tidak ikut berdoa.” Wah, seandainya rasakekeluargaan dan toleransi tersebut tetap terwujud hingga kini, baikdi lingkup kecil Regina Pacis maupun di lingkup yang lebih luas ……

Pendiri Ikatan Perancang Busana Madya Indonesia (IPBMI) bersamabeberapa perancang busana top (seperti Harry Darsono, PrajudiAtmodirjo dan Susan Budihardjo) ini banyak bercerita ‘kreativitas’ anakasrama ketika melanggar tata tertib. Bukan halangan rupanya bagimereka untuk membeli sate di luar, padahal pintu pagar asrama sudahterkunci. Melalui jendela kamar di lantai 2, mereka menyambungkanpakaian untuk digunakan menurun-naikkan piring ke dan dari tukangsate. Sialnya, ada yang mengetahui perbuatan mereka dan segeramelaporkannya kepada Sr. Bernice. Untunglah, Suster yang terkenalbijak tersebut malah tidak menghukum mereka. “Anak asrama“Anak asrama“Anak asrama“Anak asrama“Anak asramadisayang suster,”disayang suster,”disayang suster,”disayang suster,”disayang suster,” begitulah ungkapnya kepada kami.

Mbak Tjammy, yang ketika menjabat ketua IPBMI antara 1985 -1993,berjasa mengembangkan profesi perancang busana dengan menjalinkerjasama dengan organisasi perancang di Asia Tenggara dan Asia,

Page 51: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5151515151REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

banyak bercerita tentang Sr. Bernice, suster favoritnya. Baginya,Suster Bernice merupakan sosok yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak zaman sekarang. Dia dapat mendekati murid-muridnya denganluwes. Salah satu jurus suster berdarah Amerika ini adalah denganmenyelami kehidupan remaja dan menjadi teman bagi murid-murinya.Beliau tahu apa saja tentang mereka, hingga hal-hal sepele, termasuktentang pacar murid-muridnya. Masalah pacar dilihat seperti sesuatuyang normal, sehingga ketika melihat siswinya dating sendirian padasalah satu acara malam dana, Sr. Bernice akan bertanya, “Where’s“Where’s“Where’s“Where’s“Where’sthe boy?”the boy?”the boy?”the boy?”the boy?”

Walaupun banyak kenakalan masa remaja yang dilakukan MbakTjammy tidak berarti dia tidak punya prestasi. Pengurus Yayasan BatikIndonesia itu mengaku beberapa kali mengikuti Lomba Menari danpernah juga memenangkan lomba Serampang 12 se-Indonesia sebagaijuara dua. Beliau juga sempat membuat sebuah grup tari bersamateman-temannya. Ia juga mengaku bahwa ia senang berkecimpungdalam organisasi dan beranggapan bahwa menjadi juara bukanmenjadi jaminan sebuah kesuksesan. Kenakalan-kenakalan remaja,selama masih dalam batas kewajaran, serta pengalaman-pengalamanberorganisasi di SMA itu telah mengasah kreativitas dan menimbulkanide-ide yang nantinya sangat berguna sekali untuk masa depan.

Ketika mengakhiri pembicaraan ringan dan penuh tawa ini, MbakTjammy sambil berkelakar berkata, “Sekolah nggak usah pinter-pinter“Sekolah nggak usah pinter-pinter“Sekolah nggak usah pinter-pinter“Sekolah nggak usah pinter-pinter“Sekolah nggak usah pinter-pinteryang penting naik kelas.”yang penting naik kelas.”yang penting naik kelas.”yang penting naik kelas.”yang penting naik kelas.” Ya, mungkin maksud dari wanita yangpernah bercita-cita menjadi duta besar adalah agar kita dapatmenikmati setiap detik menyenangkan dalam kehidupan SMA yanghanya sekali dan tidak bisa terulang kembali.

Page 52: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5252525252 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

BENNY SUTRISNOBENNY SUTRISNOBENNY SUTRISNOBENNY SUTRISNOBENNY SUTRISNOAlumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966

Ditemui di kantornya di salah satu gedung tinggi di Jl. Gatot Soebroto,Jakarta, Benny Sutrisno berkisah banyak tentang kenakalan khas siswaSMA yang dilakukannya saat itu. Padahal, Direktur APAC Corporation,yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Industri Tekstil ini,disekolahkan di Regina Pacis Bogor oleh orang tuanya agar tidak nakallagi.

Pertama kali merokok, Pak Benny tertangkap basah oleh Suster Bernice.Suster kemudian menggiring Benny muda ke ruang kantornya, kemudianmenyodorkan sebungkus rokok untuk dihabiskan Pak Benny. Kontania kapok merokok. Sebagai tambahan, suster juga memintanyamenuliskan janji untuk tidak merokok lagi sebanyak 500 kali.

Selain itu, Pak Benny dan teman-teman pandai mencari cara membolos.Dengan menggunakan gunting, mereka membuat lubang rahasia dipagar sekolah. Banyak lagi kisah kenakalannya, tapi lucunya meskipunnakal-nakal, Pak Benny dan teman-teman cukup ‘romantis’ dalam urusanmenyatakan perasaan kepada siswi yang disukainya. Melalui teman,mereka mengirimkan surat sang ‘jantung hati’ dan memintakesediaannya untuk meningkatkan persahabatan.

Berkaitan dengan kedisplinan yang diterapkan sekolah, saat itu siswadilarang membawa motor ke sekolah. Seperti kebanyakan siswa lainnya,Pak Benny saat itu berjalan kaki atau naik bemo. Hukuman bagi yangterlambat ke sekolah adalah menulis janji untuk tidak terlambatsebanyak 50 kali. Lebih lanjut penggemar olah raga basket ini bertutur,sebelum masuk kelas siswa harus berbaris dulu di luar kelas untukdiabsen ketua kelas.

Ada dua sosok guru yang secara khusus dikenang Pak Benny. Pertamaadalah Pak Herlan, yang saat itu masih berstatus mahasiswa ITB, dansangat galak. Kedua, Pak Warto, yang sangat komunikatif dengansiswanya. Saat itu, hubungan antar guru dan murid sangat akrab danterbuka.

Bagi pria yang dulu bercita-cita menjadi insinyur ini, SMA Regina Pacistelah memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada siswanya.Antara lain melalui pendidikan Budi Pekerti. Manfaat bersekolah di SMARP telah dirasakannya sendiri dalam melalui perjalanan karirnya,khususnya ketika ia berkuliah elektro di Jerman. Setelah itu, Pak Bennypun berkuliah di bidang Marketing dengan beasiswa dari pemerintahJepang. Pernah menjadi perancang instalasi listrik dan pedagang beras,Pak Benny menyampaikan pesan bahwa keberhasilan membutuhkanperjuangan, tetapi dengan semangat pantang menyerah, semua cita-cita tidak ada yang mustahil untuk diraih.

Page 53: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5353535353REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

BETTY LAKSMI JENIEBETTY LAKSMI JENIEBETTY LAKSMI JENIEBETTY LAKSMI JENIEBETTY LAKSMI JENIEAlumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966Alumnus 1966

Prof. Dr. Betty Jenie, yang saat ini masih aktif sebagai guru besarFateta (Fakultas Teknologi Pertanian) Institut Pertanian Bogor ini,menyelesaikan pendidikan SMP-nya di SMP Negeri 1 Bogor. Ia memu-tuskan untuk melanjutkan SMA Regina Pacis karena SMA RP saat itusudah terkenal sebagai sekolah elite yang menerapkan disiplin tinggi.Sistem belajar mengajar di SMA RP yang berbeda sempat pada awalnyamembuat Ibu Betty kesulitan. Untungnya, ia suka sekali membaca,sehingga akhirnya ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Pada masa itu, SMA RP berlangsung pada siang hari karena kelasdigunakan oleh SMP yang berlangsung pagi hari. Ada 3 jurusan yangdibuka, yaitu jurusan A (Ilmu Pasti dan IPA), jurusan B (Bahasa), danjurusan C (Sosial). Ibu yang mengaku, “Saya ini orangnya pendiam,penakut dan kurang percaya diri. Saya dulu terkenal sebagai kutubuku”, ini dulu duduk di jurusan A. Pak Sumantri yang suka melucu,dan Pak Matondang yang mengajar matematika adalah gurufavoritnya. Meskipun Regina Pacis menerapkan kedisiplinan yangketat, para siswanya adalah tetap layaknya remaja yang ‘nakal’. PakOmay adalah salah satu guru yang paling sering di-iseng-i paramuridnya. Namun demikian, Ibu Betty menjamin bahwa kenakalansiswa jaman dulu itu tidak pernah merugikan atau menyulitkan guruyang bersangkutan.

Seragam sekolah, yang saat itu berbahan lurik dengan warna hitamdan garis-garis hujan berwarna putih, tidak digunakan setiap hari.Siswa lebih banyak menggunakan baju bebas. Hal ini menjadi peluangbagi para siswi, khususnya para siswi jurusan sosial, untuk berlombamenjadi modis. Banyak yang mencoba-coba menggunakan rok mini.Saat itu ada dua kegiatan ekstra kurikuler siswa, yaitu olah raga dankesenian. Kesenian yang dimaksud adalah seni tari daerah yangdiajarkan oleh Ibu Nani. Berhubung waktu itu berdansa gaya baratsedang gencar, para siswa tak kalah akal dengan belajar berdansasendiri. Olah raga basket dan voli merupakan kegemaran siswa. PestaKesenian dilangsungkan setahun sekali dengan banyak acara yangmeriah.

Bagi Ibu Betty, yang suaminya, dr. Andi Jenie, Sp.THT, juga alumnus1966, SMA Regina Pacis banyak menyisakan kenangan indah, terutamakarena segala sesuatunya berlangsung dalam suasana kekeluargaanyang erat. Seperti para alumni angkatan awal lainnya, Ibu Bettymenganggap Sr. Bernice sebagai orang sangat berpengaruh terhadapkemajuan SMA RP, khususnya karena Sr. Bernice adalah pengajar moraldan etika.

Menurut pandangannya, dengan standar pendidikan yang tinggi sertastaf pengajar yang berdedikasi, Regina Pacis hingga kini masihmempunyai mutu yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya.Menutup perbincangan hari itu, Ibu Betty menitipkan pesan kepada

Page 54: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5454545454 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

sekolah Regina Pacis, agar “Regina Pacis bisa mempertahankan“Regina Pacis bisa mempertahankan“Regina Pacis bisa mempertahankan“Regina Pacis bisa mempertahankan“Regina Pacis bisa mempertahankankarismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehinggakarismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehinggakarismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehinggakarismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehinggakarismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehinggatidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyaktidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyaktidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyaktidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyaktidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyakbermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi,bermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi,bermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi,bermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi,bermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi,murid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikanmurid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikanmurid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikanmurid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikanmurid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikanyang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.”yang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.”yang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.”yang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.”yang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.”

Akhirnya Ibu Betty juga berpesan kepada para siswa SMA RP agar,“Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. Masa“Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. Masa“Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. Masa“Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. Masa“Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. MasaSMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalahSMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalahSMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalahSMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalahSMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalahmasa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etosmasa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etosmasa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etosmasa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etosmasa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etoskerja, dan pola pikir.”kerja, dan pola pikir.”kerja, dan pola pikir.”kerja, dan pola pikir.”kerja, dan pola pikir.”

Page 55: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5555555555REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

DEWI SUSTINAH PANDJIDEWI SUSTINAH PANDJIDEWI SUSTINAH PANDJIDEWI SUSTINAH PANDJIDEWI SUSTINAH PANDJIAlumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968Alumnus 1968

Konon, masa sekolah di SMA bagi sebagian besar remaja, termasukbagiku, merupakan masa yang paling menyenangkan karena seolah-olah tak pernah ada kesusahan.

Kisahku di sekolah Regina Pacis berawal pada tahun 1950-an, ketikaayahku dialih-tugaskan dari Semarang ke Bogor. Saat itu aku berusia5,5 tahun dan sudah ber- ‘sekolah’ di sebuah kelompok bermain (frobelshool).

Di Regina Pacis, sekolah yang saat itu dikenal di seantero Bogor dengansebutan RP, awalnya aku didaftarkan masuk ke Taman Kanak-Kanak.Pada hari pertama sekolah aku disuruh melingkarkan tangan ke ataskepala sampai menyentuh kuping. Mungkin karena itulah atau karenaaku bisa berbahasa Belanda, hanya seminggu duduk di kelas nol akulangsung dipromosikan ke kelas satu SD.

Ruang kelas satu pada waktu itu masih berbentuk aula yang dilengkapidengan sebuah podium dan bangku-bangku “raksasa” untuk ukurananak-anak usia kelas satu sehingga murid-murid terkesan terbenamdi dalam kursi.

Belum begitu lama aku duduk di kelas satu, ketika Sinterklas (SantaKlaus) bersama Pit Hitam (Zwaarte Piet) datang berkunjung. Semuamurid SD dikumpulkan di aula tersebut dan bagi anak-anak yang baik,patuh, pandai dan disiplin tersedia hadiah. Sementara itu Sinterklasjuga sudah memiliki daftar nama anak nakal yang akan menerimahukuman – tangan mereka dipukul pelan-pelan dengan beberapabatang lidi yang diikat jadi satu. Aku termasuk anak yang dipanggilSinterklas ke depan, bukan untuk dihukum tetapi duduk dipangkuannya. Itulah kali pertama dan terakhir aku mengenal daridekat seorang Santa Klaus.

Sewaktu duduk di SD kami dilarang keras jajan di luar sekolah. Sebagaigantinya beberapa suster menjual aneka penganan termasuk es yangterkenal dengan sebutan es-RP, berbentuk kubus dikemas dalamkertas kue dn rasanya mirip es mambo. Tidak banyak kenangan yangaku punya tentang sekolah dasar…. maklum, namanya juga anak SD.Tetapi, hingga kini aku masih terkenang teman sebangku, Juwita,gadis cilik cantik yang agak jahil. Kalau keinginannya tak terpenuhimisalnya pinjam pinsil, tangan aku habis dicubitnya.

Yang lebih heboh kenangan ketika duduk di sekolah menengahpertama. Tiga regu gerak jalan kami selalu berjaya dan beken dikalangan murid sekolah lainnya. Kebetulan aku sempat menjadi salahsatu kepala regu disamping Elly Harahap, murid “top” pada waktu itu,sementara satunya lagi gadis tomboy yang sampai tulisan iniditurunkan aku belum berhasil mengingat namanya.

Regu kami beken dan “disegani” lawan, mungkin karena berbagaivariasi unik yang ditampilkan saat itu, sehingga selalu menarik dan

Page 56: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5656565656 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

mendapat sambutan hangat dari para penonton yang biasanya sudahberjejer di pinggir jalan. Regu kami di bawah asuhan Pak Yusuf Iskandar(alm) dan Ibu Elizabeth memang sangat disiplin. Sampai-sampai NusyePramono, salah satu anggota regu punya nostalgia dengan komentar:“Kamu dulu galak banget, aku sebel sama kamu, karena marah-marahmelulu.” Itu kenangan Nusye tentang aku yang selalu diungkapkan dalamsetiap kesempatan santai pada anak-cucunya.

Di bangku sekolah menengah atas aku punya kesempatan untuk lebihmengembangkan semua bakat yang selama ini terpendam, berkat sikapmoderat kepala sekolah seorang suster berkebangsaan Amerika, Zr. Bernice.Kegiatan pramuka langsung ditanganinya, dalam hal berkesenian bakatmenyanyi diberi keleluasaan untuk berkembang, sehingga bermunculanpenyanyi yang punya potensi antara lain Dudy Iskandar, yang di kemudianhari cukup kondang di blantika musik Indonesia.

Regina Pacis adalah lembaga pendidikan yang berlatar-belakang Katolik,tetapi bagi anak-anak murid di luar agama itu diberikan suatu keleluasaanuntuk melakukan ibadahnya masing-masing. Misalnya, saat sekolah siangdan di bulan Ramadhan anak-anak muslim menjalankan ibadah puasa, makamenjelang magrib mereka diperbolehkan pulang lebih awal sebagaipersiapan untuk berbuka puasa.

Ada cerita lucu waktu aku duduk di SMA-RP dan masuk sekolah siang -yang bisa jadi sangat berkesan bagi kebanyakan murid SMP-RP yangsemuanya perempuan. Saat siswa SMP yang masuk pagi bubar, anak-anakcowok SMA mulai “ngeceng” dengan segala macam ulahnya. Bahkan adayang sengaja meninggalkan buku di bangku atau menulis kata-kata “gombal”di secarik kertas, agar esoknya dibaca sama cewek SMP yang “diincarnya”.Cara yang terkesan iseng tapi serius itu ternya-ta jitu juga, karena terbuktiada beberapa pasangan yang kemudian benar-benar pacaran, bahkan sampaimenikah.

Ketika duduk di bangku SMA, peraturan dilarang jajan di luar sekolah mulailonggar bahkan di Jl. Pengadilan ada warung gado-gado “Si Tante” yangberfungsi ganda, karena selain sebagai tempat jajan juga menjadi “posko”anak-anak yang bolos pelajaran karena misalnya gurunya “reseh”. Merekatidak berani duduk di warung, tetapi bersembunyi di dapur si tante, agartidak ketahuan sama guru atau teman-teman sekelas lainnya.

Tigapuluh tujuh tahun telah berlalu sejak aku lulus dari SMA-RP, tetapikenangan masa sekolah yang manis, lucu, unik dan menyenangkan tetapmembekas di hati sebagian besar alumninya.

Banyak lulusan RP yang berhasil menjadi “orang”, tetapi ada juga yang kurangberuntung, meski demikian persahabatan di antara kami terus terjalin sampaisekarang baik antar bekas teman sekelas maupun antar mantan angkatandan antar angkatan.yang paling indah dan tak terlupakan.

Page 57: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5757575757REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

JOHNNIE SYAMJOHNNIE SYAMJOHNNIE SYAMJOHNNIE SYAMJOHNNIE SYAMAlumnus 1971Alumnus 1971Alumnus 1971Alumnus 1971Alumnus 1971

Ayah dari dua orang putri dan kakek dari seorang cucu perempuanini kini adalah seorang pengusaha yang mengelola Pasar MobilKemayoran (PMK). Dengan luas 9 hektare yang terletak di depan PekanRaya Jakarta - Kemayoran, PMK merupakan pusat perdaganganotomotif terbesar di Indonesia. Ada 800 unit kios onderdil dan variasiotomotif. Suami dari seorang istri (bagus!!) ini sekarang bergelarMaster of Business Administration (MBA) dari GS Fame Institute ofBusiness Jakarta, dan Philippines School of Business Administration(PSBA) Manila. Siapa nyana ternyata pengusaha sukses ini mempunyaimasa SMA yang unik. Berikut kisahnya:

Bulan Juli 1965 saya masuk SMA Regina Pacis dan duduk di kelas I-1.Gerakan Partai Komunis Indonesia (Gestapu) yang meletus padatanggal 30 September 1965, tidak saja mengguncang keadaan negaraIndonesia, tetapi juga mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar disekolah pun terganggu. Siswa sibuk melakukan demonstrasi. Mulaidari menduduki Sekolah Cina di Jl. Mantarena Bogor sampaimenduduki vila menteri dan pejabat era Soekarno di daerah Puncak.Saat itu, masa sekolah diperpanjang menjadi 18 bulan.

Sejak saya duduk di kelas 1 sampai dengan kelas 3 di SMA, beberapakali saya mesti berurusan dengan Sr. Bernice yang waktu itu ‘seperti’pimpinan di SMA Regina Pacis Bogor. Pernah saya terpaksa memotongrambut saya pendek sekali, karena rambut bagian belakang dipotongnyaris botak oleh Sr. Bernice dengan menggunakan pisau pencukurkumis. Puncaknya adalah saya dan beberapa teman Kelas 3 jurusanPasti tidak lulus dari ujian akhir SMA pada tahun 1968. Ujian akhirSMA dilakukan dengan sistem baru di mana hanya 5 mata pelajaransaja yang diuji oleh negara. Dari kelas saya, kelas 3 jurusan Pasti,hanya kurang dari 20% yang lulus ujian akhir tahun 1968 itu. Apakahprestasi buruk ini tercatat dalam sejarah Sekolah SMA Regina PacisBogor?

Kondisi keuangan keluarga kami saat itu sangat menyedihkan karenaorang tua saya sudah lama tidak berpenghasilan tetap. Banyak teman-teman saya yang tidak lulus ujian akhir SMA itu memutuskan untukmengulang di SMA RP, sebagian lagi memutuskan untuk pindah keluar kota dan mengulang kelas 3 SMA di sana. Saya memutuskantidak mengulang sekolah, melainkan mencoba bekerja karena saatitu saya sangat membutuhkan uang. Awalnya saya berjualan darirumah ke rumah “Hwa Hwe” (judi 36 angka dengan hadiah 25 kali)yang popular saat itu. Saya juga menarik Bemo (kendaraan roda 3khas Bogor), dengan jam kerja mulai pukul 05.00 subuh sampaidengan pukul 23.00. Pada siang hari, jika tidak banyak penumpang,saya beristirahat di terminal-terminal bemo sambil merenung. Apakira-kira masa depan saya kalau saya terus-terusan seperti ini? Apayang bisa diperbuat seorang lulusan SMP?

Page 58: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5858585858 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

Merenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan padaMerenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan padaMerenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan padaMerenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan padaMerenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan padasaat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudahsaat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudahsaat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudahsaat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudahsaat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudahkita kerjakan selama ini sudah benar?kita kerjakan selama ini sudah benar?kita kerjakan selama ini sudah benar?kita kerjakan selama ini sudah benar?kita kerjakan selama ini sudah benar? Pada awal pelajaran 1971,dengan modal tekad saya memberanikan diri masuk ke kantor SMARP dan bertemu dengan Sr. Bernice. Saya utarakan maksud saya untukmengulang sekolah di kelas 3 SMA RP. Sr. Bernice bertanya,,,,,”Apakahkamu nantinya tidak akan membolos lagi?”. Saya jawab, “Saya sudahmembolos selama dua tahun. Jika saya masih mau membolos buatapa saya datang ke sini minta kesempatan mengulang di kelas 3 SMA?”.Sr. Bernice bertanya lagi, “Seandainya sudah tidak ada bangku di dalamkelas, apakah kamu mau saya berikan bangku di luar kelas?”. Sayamenjawa b dengan pasti,”Saya mau.” Sr. Bernice kemudian berkata,“Carilah Bapak Moerwanto (Kepala sekolah pada waktu itu) dan katakanbahwa kamu sudah diterima oleh Sr. Bernice di kelas 3.” Saya tidakpernah melupakan perkataan Sr. Bernice itu yang mengubah nasibsaya. Hingga hari ini, beliau adalah malaikat penyelamat hidup saya.

Dengan seluruh konsentrasi, saya mencoba mengulang di kelas 3Paspal 2 pada tahun 1971. Akhirnya saya berhasil lulus ujian akhirSMA tahun 1971.

Page 59: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

5959595959REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

MARUSYA NAINGGOLANMARUSYA NAINGGOLANMARUSYA NAINGGOLANMARUSYA NAINGGOLANMARUSYA NAINGGOLANAlumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972

Ibu satu orang anak yang bergelar MA ini adalah seorang komponisdan pianis. Mendapat bimbingan musik pertama dari ayahnya, SutanKalimuda Nainggolan, Ibu Usya (demikian dia dikenal teman-temannya), sejak SMP hingga SMA rela berlelah-lelah naik bus danoplet ke Jakarta setelah pulang sekolah. Semuanya itu ditekuninyauntuk belajar piano dari pianis terkenal dan hebat, Rudy Laban diYayasan Pendidikan Musik di Jakarta. Berikut ini perbincangan singkatyang berlangsung antara tim penyusun buku dan Ibu Marusya di sela-sela kesibukannya dalam “Jakarta Anniversary Festival III 2005” padatanggal 24 Juni yang lalu.

Ibu Usya memang cinta musik sejak kecil. Namun demikian, DirekturGedung Kesenian Jakarta ini sebenarnya tidak bercita-cita menjadipemusik. Cita-citanya sewaktu kecil adalah menjadi POLWAN. Jalannyamenjadi pemusik ini dirintisnya secara formal di Lembaga PendidikanKesenian Jakarta, sekarang IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Lulusdengan predikat ‘Memuaskan’, Ibu Usya merupakan lulusan pertamadari LPKJ/IKJ angkatan pertama Jurusan Piano Mayor pada tahun 1980.Sampai sekarang, ia mengabdi di almamaternya sebagai dosen JurusanMusik, pada Piano Mayor, Harmoni, Komposisi, Ansambel, Kontrapung.

Meskipun ‘Bandel’, demikian pengakuannya di salah satu edisi BulletinAlumni SMA Regina Pacis Bogor 1971, ia dua kali mendapat beasiswa.Pada tahun 1980, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australiauntuk belajar musik di Conservatiorium, Sydney, Australia. Diasanggup menyelesaikan studinya dalam waktu 3½ tahun (biasanya 4tahun). Pada tahun 1987, Ibu Usya mendapat beasiswa dari YayasanFullbright untuk belajar komposisi musik di University of Boston, USA.Lulus pada tahun 1989, ia merupakan salah satu dari dua lulusansaat itu. Lulusan lainnya adalah Marti Epstein, seorang perempuandari Israel.

Ibu Usya tidak pernah lupa bersyukur kepada Tuhan, karena berkatmusik ia bisa membiayai kuliahnya di IKJ, termasuk biaya hidupnyasaat itu. Setiap hari setelah kuliah, dia mengajar les piano. Rupanyapekerjaan ini sekaligus dijadikannya peluang untuk melatih diridengan bermain piano minimum 6 jam sehari.

Pada pementasan Ensembel Musik Anak PerdamaianEnsembel Musik Anak PerdamaianEnsembel Musik Anak PerdamaianEnsembel Musik Anak PerdamaianEnsembel Musik Anak Perdamaian dalam JakartaAnniversary Festival III 2005, 24 Juni 2005, Ibu Usya banyak meracikaneka nuansa etnik ke dalam instrumen Barat. Kepekaannya terhadapberbagai warna tradisional ini rupanya lagi-lagi terpupuk sejak kecil,karena selain ikut les musik klasik, Ibu Usya ternyata juga belajar tariSrimpi, angklung dan degung. (DeTAK, No. 61 Tahun Ke-2, September1999). Melalui pementasannya, seniman yang selalu menjunjungtinggi nilai kemanusiaan dan perdamaian ini menyampaikan pesan‘kemanusiaan dan perdamaian’ tersebut dengan melibatkan anak-anak dari berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk Cina.

Page 60: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6060606060 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

Dari penggalan kisah yang kami peroleh dari berbagai sumber, kamimendapat kesan Ibu Usya merupakan sosok yang ulet. Sulit sekalimembayangkan seorang remaja yang mestinya gemar ber ‘hura-hura’sudah mau dan mampu melakukan perjalanan jarak jauh secara rutinuntuk menekuni sesuatu. Padahal saat itu jalan tol Jagorawi belumada. Bagi rekan karibnya, Ibu Jajang C. Noer, yang ditemui Tim Penulisketika menghadiri pementasan tersebut di atas, Ibu Usya inimerupakan seniman yang bebas, namun sangat berdisiplin.

Apa kesan dan pesan Ibu Usya untuk SMA Regina Pacis Bogor? ReginaPacis baginya adalah sekolah yang sangat menekankan disiplin tinggi.Banyak kesan manis yang dialaminya, termasuk pengalamannyadengan Sr. Bernice. Bagi SMA Regina Pacis Bogor yang akan berulang-tahun yang ke-50, Ibu Usya berharap agar, “Pendidikan ReginaPendidikan ReginaPendidikan ReginaPendidikan ReginaPendidikan ReginaPacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapatPacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapatPacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapatPacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapatPacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapatmenjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalammenjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalammenjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalammenjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalammenjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalamkasih.”kasih.”kasih.”kasih.”kasih.”

Page 61: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6161616161REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

ADANG SURAHMANADANG SURAHMANADANG SURAHMANADANG SURAHMANADANG SURAHMANAlumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972Alumnus 1972

Wakil rektor salah satu universitas terkemuka di Indonesia – InstitutTeknologi Bandung – ini adalah lulusan SMA Regina Pacis tahun 1972.Dalam tulisannya tentang masa SMA-nya, wakil rektor bidang akademidan kemahasiswaan sejak 2001 ini banyak mengungkappengalamannya dengan para guru yang telah menggoreskan kesankhusus dalam dirinya. Siswa PASPAL ini sangat terkesan pada sosokPak Sumantri yang humoris, dengan kalimat pendek tapi mengena.Pak Sumantri, katanya, sering sekali membawa payung portable(payung yang bisa dilipat), maka itu Pak Sumantri sering dijuluki Chaplin.

Semasa SMA Pak Adang sangat aktif dengan kegiatan-kegiatan didalam maupun di luar sekolah. Sosok yang pernah menjadi pengurusolah raga sepak bola ini selalu mewakilli sekolah dalam kejuaraansepak bola, dan juga bola basket, se-kota Bogor.

Rupanya bapak yang memperoleh gelar PhD di Lehigh University, USApada tahun 1984 ini termasuk siswa yang agak ‘nakal’. Ketika dudukdi kelas 2, ia pernah dihukum Pak Soewarto karena kedapatan sedangbermain kartu di kelas. Kegiatan bermain kartu dilakukannya padajam pelajaran kosong karena guru sedang mendampingi anak-anakkelas 3 yang study tour. Ibu Hartini, guru yang sering dijuluki ‘Olive’[dari tokoh Olive Oil-nya serial kartun Popeye the Sailor Man] olehPak Adang dkk karena badannya yang langsing, sering mengeluhkanbetapa kelasnya itu ‘ribut dan bandel.’ Puncak ke’bandel’an kelasadalah ketika “Kami mogok bicara,”“Kami mogok bicara,”“Kami mogok bicara,”“Kami mogok bicara,”“Kami mogok bicara,” demikian kata Pak Adang. PakAdang juga pernah kedapatan membuka kamus sewaktu ulanganbahasa Jerman sehingga lagi-lagi ia pun ditegur oleh Ibu guru.

Bagi Pak Adang, menjadi lulusan SMA Regina Pacis merupakan suatukebanggaan tersendiri, karena SMA Regina Pacis dikenal berstandarpendidikan yang tinggi sehingga para lulusannya pun digolongkanlebih baik dibandingkan lulusan SMA lainnya. Menurut pengamatannya,kelebihan SMA Regina Pacis saat itu adalah kekreatifan SMA ReginaPacis yang menyertakan berbagai mata pelajaran yang belum tentudiberikan di SMA lainnya. Contohnya, antara lain adalah pelajaransteno, mengetik, ilmu ukur lukis, tata hukum, dan lain-lain. Menurutnyakekreatifan tersebut adalah karena “Pada jaman kami sekolah rasanyabelum ada istilah kurikulum nasional, oleh karena itu apa saja rasanyabias masuk ke dalam kurikulum.”

Di akhir kisahnya, Pak Adang mengungkapkan harapannya agar SMARegina Pacis tetap kreatif dalam melakukan benchmarking dengansekolah yang maju dan tetap menjadi sekolah yang unggul.

Page 62: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6262626262 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

BABY AHNANBABY AHNANBABY AHNANBABY AHNANBABY AHNANAlumnus 1974Alumnus 1974Alumnus 1974Alumnus 1974Alumnus 1974

Restoran Macaroni Panggang dan toko kue Pia Apple Pie. Pemilik keduamerek dagang tersebut adalah seorang yang sama, Baby Ahnan.Alumnus SMA RP ini mungkin tidak pernah menyangka kalau usahayang dirintisnya ini kemudian mendulang sukses. Selain pendudukkota Bogor, pelanggan utama Restoran dan Toko Kue ini adalah parawisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Restoran MacaroniPanggang pun saat ini menjadi salah satu tempat ‘nongkrong’ favoritanak muda kota Bogor.

Baby Ahnan atau ‘Kak Baby’ begitu ia dikenal kemudian oleh paraanggota Pramuka Bogor 8 & 9 ini bersekolah di SMA RP jurusan Paspal(Ilmu Pasti dan IPA). Semasa bersekolah di SMA RP ini, Kak Baby aktifsebagai redaktur majalah sekolah, yang saat itu bersekretariat di ruangpojok dekat WC (sekarang di bawah gedung SMP, dekat kantin).

Tentang SMA RP tempo dulu, menurut Kak Baby dulu sekolah berjalanmenurut kurikulum ‘caturwulan’ (bukan semester seperti sekarang).Setiap 4 bulan siswa menerima rapor. Urusan menyontek bukan halyang asing. Jenis hukuman yang dikenakan kepada siswa kalaukedapatan menyontek tergantung pada guru yang bersangkutan,tetapi seringkali kertas ulangan siswa tersebut dirobek dan diberinilai nol. Saat itu, hanya ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler(dibandingkan sekarang), antara lain: kegiatan pramuka, membuatbuku dan olah raga.

Tentang majalah sekolah, murid kesayangan Pak Imam Supeno inibercerita bahwa saat itu majalh tidak dicetak melalui jasa Percetakan,melainkan distensil. Semuanya dikerjakan sendiri oleh para siswa.Keunikan majalah ini adalah pada ‘Kotak Naskah’ yang menampungkarya siswa. Jadi, semua siswa dapat berpartisipasi dalam pembuatanmajalah. Yang paling sering diterima adalah naskah puisi cinta.

Bagi wanita yang memperoleh gelar S1 dari jurusan Seni Rupa InstitutTeknologi Bandung ini, Pak Warsidi atau Mang Idi (yang sekaranglebih dikenal sebagai ‘Babe’) adalah sosok guru olah raga yangmengesankan. Menurutnya, Mang Idi cermat melihat potensi anakdalam bidang olah raga, dan mampu mendorong sertamengembangkan siswa dengan pendekatan personal. Denganbimbingan Mang Idi, SMA RP pernah menggondol juara pertandinganBasket atau Voli ketika berlaga di suatu pekan olah raga.

Ibu 2 anak yang bergelar S2 dan S3 di bidang Ilmu Filsafat dariUniversitas Indonesia ini juga menyukai sosok Ibu Hartini. Guru biologiini sering dijuluki ‘Ibu Olive” karena fisiknya yang kurus dan tinggiibarat Olive Oil di serial kartun Popeye the Sailorman. Kelebihan IbuOlive terletak pada kemampuannya untuk mengajar secara terprogramdengan menggunakan metode gambar, yang membuat pelajaran lebihmudah dipahami. Tetapi, sayangnya, nilai tertinggi yang diberikan Ibu

Page 63: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6363636363REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Olive bagi siswa SMA RP terbatas pada angka 8. Padahal, siswa sekolahlain ada yang bisa mendapatkan angka 9.

“Saya dulu nakal banget, lho! Setiap pelajaran Agama saya pasti bolos.Kalau ‘mbolos saya ‘nongkrong’ di tukang jajanan sampai bel gantipelajaran berbunyi. Tidak lupa saya membawa makanan untuk anak-anak sekelas. Yang paling sering saya beli adalah rujak dan kuepancong,” demikian ujarnya. Kak Baby rupanya punya rasa takutterhadap jarum suntik, sehingga dia pernah melarikan diri dariprogram vaksin, yang dilakukan secara massal terhadap seluruh siswaSMA.

Selain tempat jajanan, Kak Baby juga punya tempat melarikan diriyang agak ‘aneh’. Tidak seperti anak sekarang yang pergi ke pusatpermainan atau mal saat membolos, Kak Baby malah menghabiskanwaktu bolosnya di kuburan Cipaku. Kira-kira apa yang bisa dilakukandi sana ya??

Bagi Kak Baby, sumbangsih SMA RP yang paling terasa bagiperkembangan kepribadiannya adalah melalui kegiatan Pramuka.Menurutnya, melalui kegiatan tersebut sifatnya yang manja berubahmenjadi kemampuan untuk mandiri dan hidup tanpa kenyamananfasilitas. Kak Baby merasa dia menjadi sosok yang mandiri, tidakbergantung pada orang tua.

Sosok yang pernah aktif menulis beberapa kisah remaja denganmenggunakan nama samaran ‘Kembang Manggis’ ini menitipkanpesan kepada para siswa SMA RP. “Cita-cita harus selalu“Cita-cita harus selalu“Cita-cita harus selalu“Cita-cita harus selalu“Cita-cita harus selaludibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasadibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasadibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasadibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasadibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasasuka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanyasuka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanyasuka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanyasuka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanyasuka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanyasekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangansekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangansekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangansekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangansekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangankita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikankita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikankita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikankita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikankita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikanorang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikanorang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikanorang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikanorang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikanorang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikanuntuk orang lain.”untuk orang lain.”untuk orang lain.”untuk orang lain.”untuk orang lain.”

Page 64: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6464646464 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

SUWESTA (AWEI), SUWESTA (AWEI), SUWESTA (AWEI), SUWESTA (AWEI), SUWESTA (AWEI), ALUMNUS 1977ALUMNUS 1977ALUMNUS 1977ALUMNUS 1977ALUMNUS 1977PINKAN YANS, PINKAN YANS, PINKAN YANS, PINKAN YANS, PINKAN YANS, ALUMNUS 1981ALUMNUS 1981ALUMNUS 1981ALUMNUS 1981ALUMNUS 1981

Karena dulu pasangan ini sangat aktif di organisasi PA (Pecinta Alam),pengalaman paling berkesan di Regina Pacis bagi Ibu Pinkan dan PakAwei adalah kegiatan mereka di klub PA. Kedua lulusan Regina Pacisini dulu sangat bersemangat naik turun gunung sehingga tidak jarangmereka harus bolos sekolah hari Senin-nya karena kecapaian. Merekamengakui bahwa mereka sudah menjelajahi ke hampir seluruh gunungdi Bogor.

“Bukan orang Bogor namanya kalau belum pernah ke gunung di Bogor!”kata mereka di sela kesibukannya di toko mereka, ESTA, PangrangoPlaza. Terakhir, mereka menjelajah ke kaki gunung Everest.

Peristiwa paling berkesan di Regina Pacis adalah ketika anak-anak PAtidak naik kelas karena kurangnya perhatian mereka kepada pelajaransekolah akibat terlalu terpaku dengan kegiatan mereka di PA. Tapikenyataan itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi justrumereka sangat bangga menjadi pecinta alam! Menurut mereka,bergabung dengan PA membentuk pribadi mereka menjadi kuat.

Pengalaman yang juga berkesan adalah ketika masa itu anak-anaktidak dilarang berambut panjang, alias gondrong. Suatu hari diadakanpembersihan, dimana setiap guru memeriksa murid-murid, dan yangberambut gondrong disuruh keluar untuk memotong rambut. Paraguru tidak sadar kalau banyak murid yang telah disuruh keluar,sehingga begitu selesai pemeriksaan, mereka kaget begitu menyadaribanyaknya anak yang berada di luar daripada yang berada di dalam.

Di luar, anak-anak gondrong itu bukannya memotong rambut merekatetapi malah demo keliling SMA Regina Pacis sambil nyanyi-nyanyi.Kursi dan meja dilempar. Mereka memberontak sehingga akibatnyaanak-anak yang demo itu dinyatakan tidak naik kelas.

Meskipun mereka tidak terlalu serius dalam pelajaran, merekamengakui bahwa pendidikan di Regina Pacis memang sangat bagus,dan mereka merasakan manfaatnya sewaktu mereka kuliah. Hampirsemua pelajaran yang didapat di kuliah sudah mereka dapatkansewaktu mereka SMA sehingga semuanya menjadi lebih mudah danenak buat mereka. Mereka juga mengatakan bahwa saat itu punRegina Pacis sudah memiliki fasilitas di atas rata-rata dibandingkansekolah lain.

Orang tua dari dua anak ini berharap agar Regina Pacis menjadi lebihbaik, lebih maju dari sebelumnya dan agar SDM dapat disesuaikandengan kebutuhan sekarang, terutama kualitas guru-gurunya.

Page 65: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6565656565REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

NANETTE HERAWATINANETTE HERAWATINANETTE HERAWATINANETTE HERAWATINANETTE HERAWATIAlumnus 1979Alumnus 1979Alumnus 1979Alumnus 1979Alumnus 1979

Kedisiplinan di sekolah, kegiatan OSIS dan ekstra kurikuler adalahpengalaman yang amat berharga bagi Nanette Herawati dalamperjalanan kariernya. Wanita kelahiran Bogor, 27 November 1959 inimemang terbilang cukup aktif saat menjadi siswa SMA Regina PacisBogor. Selain menjadi Humas dan Sekretaris OSIS, ia juga tergabungdalam Pramuka, dan beberapa kegiatan di luar sekolah seperti karate,softball, Palang Merah Remaja, hingga kelompok tari tradisional. “““““Daritahun ke tahun, selain karena tugas sebagai Humas, saya juga seringjadi ‘peran pengganti’ bila kelas yang ditunjuk sebagai petugas upacarakekurangan murid atau petugas,” ujarnya tentang pengalamannyadulu.

Menurut Nanette yang lulus tahun 1979 ini, banyak hal berkesan yangdiingatnya tentang masa sekolahnya. “Salah satu guru yang punyakesan khusus adalah Bapak Sumantri, karena beliau selalu ingat semuahal tentang siswanya, mulai dari alamat hingga nama orang tua. Tentusaja saya kaget setengah mati waktu beliau meminta saya menjawabpertanyaan dengan menyebut nama ayah saya,” paparnya. Nanettejuga punya kenangan tersendiri dengan para guru, salah satunya PakRob. Pak Rob pernah dipinjamkannya motor untuk mengurusi sesuatudi luar sekolah, padahal motor Nanette itu motor ‘butut’ dengan bentukantik, suara ‘aduhai kerasnya’ karena tutup ‘bebek’ nya dilepas. Belumlagi saat itu kuncinya hanya ‘koin’.

Nanette masih ingat keunikan ruang kelas RP pada masa itu, yangmenurutnya merupakan bentuk kelas ideal. Tidak pengap, karenahanya ditutup setengah tembok. Waktu dia masih SMA, jasa fotokopimasih merupakan sesuatu yang belum menjamur seperti saat ini. Ketikaada guru yang absen, Nanette selalu bertugas menulis catatan dariguru tersebut di papan tulis. Ini karena tulisan Nanette rapi, dan mudahdibaca. Tetapi alasan yang paling pas adalah karena Nanette menulisdengan perlahan, yang memberikan lebih banyak peluang bagi temansekelas untuk ‘ngobrol’.

Tidak lepas dari ‘kenakalan’ remaja, Nanette dan teman sekelas,khususnya sewaktu kelas 3, yang bersama-sama ketua kelasnya, TonySupit alias Chin Ex, secara ‘kompak’ mengakali guru agar bisa cepatpulang. Rupanya pulang pagi merupakan suatu ‘luxury’ yang jarangdialami anak SMA RP, jika dibandingkan dengan siswa sekolah lainnya.

Bagi wanita yang fasih berbahasa Inggris dan Perancis ini, dulu iaberkonsentrasi bagaimana bisa bersekolah dengan baik, karena bisabertahan di RP baginya sudah merupakan keberuntungan. “Orangmemandang mutu pendidikan RP sangat baik,” ujar wanita yangbercita-cita menjadi ahli bahasa saat di SMA. Karenanya ia berharapSMA Regina Pacis tetap mempertahankan mutu pendidikan dan mutuguru, serta jika memungkinkan menambah fasilitas tanpa menambahbiaya.

Page 66: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6666666666 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

Nanette pertama kali bekerja sebagai penyiar freelance sebuah ra-dio di Bogor dan dalam perjalanan kariernya ia kemudian lebih banyakterlibat dalam bidang sosial. Selama 10 tahun ia bekerja di KalimantanTimur sebagai pekerja sosial dalam bidang pendidikan wanita danpeningkatan kesehatan ibu-anak, juga menjadi Kepala Sekolah TamanKanak-Kanak dan guru honor di SLTA setempat. “Lingkungan,pekerjaan dan keluarga sangat menentukan perkembangan diri saya.Tinggal di daerah terpencil selama 10 tahun, setelah sebelumnyaselalu tinggal di kota-kota besar membuat saya dapat melihat segalasesuatu perbedaan dengan lebih bijak,” katanya tentang pengalamanbekerja di Kalimantan Timur.

Setelah kembali ke Jakarta, Nanette bergabung dengan sebuah LSMdari Inggris yang membantu peningkatan SDM, dan saat ini iabergabung dengan sebuah LSM asing yang memberikan bantuanuntuk korban tsunami di Aceh dan Nias. Baginya pekerjaan membantuseseorang untuk dapat melihat hidup secara lebih luas, baik darisegi materi maupun pengembangan individu. “Begitu banyak orangberilmu di Negara ini namun tetap saja jika dilihat dari statistik duniayang menonjol hanyalah ketidakmampuan dan kemiskinan. Mengapamasih banyak orang asing yang menjadi Konsultan, dan Tenaga Ahli?Kita harus terus belajar dan bekerja keras agar dapat diterima olehbangsa kita sendiri,” ujarnya. Tak heran kalau ia menyatakan keinginanuntuk melakukan upaya peningkatan kualitas SDM di masa yang akandatang.

Dalam meniti karier, wanita penyuka musik jazz ini memiliki prinsipselalu berusaha untuk jujur, efisien, efektif dan tidak takutberadaptasi. “Setiap orang harus punya cita-cita agar tujuan danperjalanan hidup menjadi jelas, namun cita-cita juga harus realistissesuai dengan kemampuan individu,” jelasnya. Nanette jugaberkeinginan mempersempit jenjang antara mereka yang punyakemampuan dan yang tidak, baik dalam segi materi, pendidikanmaupun kesempatan, hingga SDM bangsa sendiri memiliki kualitasyang sama di mata dunia internasional. Keinginan yang besar danmungkin tak mudah, tapi ia berprinsip: “Jangan mudah menyerah,setiap usaha pasti akan ada hasilnya, meski tidak semua didapatseketika. Jika punya kesabaran pasti akan ada waktunya untuk maju!”

Page 67: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6767676767REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

INDA D. HASMANINDA D. HASMANINDA D. HASMANINDA D. HASMANINDA D. HASMANAlumnus 1980Alumnus 1980Alumnus 1980Alumnus 1980Alumnus 1980

Boleh dibilang masa bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor memberibanyak kenangan bagi Inda D. Hasman. “Saya dulu sering mengikutiberbagai lomba yang diadakan sekolah untuk memperingati harikemerdekaan, hari Kartini maupun bazaar tahunan. Mulai dari lombamemasak , kebaya daerah, folksong, serta ketrampilan lain,” kisahwanita yang lulus dari SMA RP pada tahun 1980 ini. Ia kemudianberkisah bahwa di akhir tahun 70-an, kegiatan antar sekolah di Bogorbiasanya berhubungan dengan kegiatan inti sekolah seperti pekanolahraga, lomba ilmu pengetahuan alam, cerdas cermat, baca puisi,drama, paskibra dan lain-lain.

Apalagi wanita kelahiran 29 April 1961 ini meraih prestasimembanggakan saat menjadi murid SMA RP. “Bagi saya pribadi,pengalaman sekolah di SMA RP adalah pengalaman paling manisdalam hidup saya. Saya terpilih sebagai Putri Remaja Indonesia tahun1977 karena prestasi-prestasi yang saya peroleh dari sekolah. Sayajuga pernah dinobatkan sebagai Queen saat Masa Orientasi (POSMA)dan menjadi perwakilan sekolah sebagai anggota PaskibrakaKotamadya Bogor. Tapi yang paling berkesan adalah saya bertemudengan suami juga karena sekolah di RP!”, paparnya.

Inda yang saat di SMA menjadi sekretaris OSIS dan anggota Paskibrasekolah punya kenangan berkesan tentang guru-gurunya dulu. “Bagisaya semua guru memiliki kesan sendiri-sendiri, namun yang palinglucu dan menyenangkan adalah Guru Sejarah, Bapak Sumantri, danGuru Olahraga yang akrab dipanggil dengan Mang Idi “ ujarnya. Lebihlanjut, wanita yang lebih dari 15 tahun berkarier di bidang manajemenSDM dan corporate services ini menganggap bahwa semua fasilitasdi SMA RP saat itu bisa dibilang lengkap dan memadai.

Ditanya tentang sarannya untuk kemajuan SMA RP, Inda berkata,“Saya mendoakan supaya SMA RP tetap berjaya, semakin mantapdan lulusan-lulusannya semakin banyak yang berhasil menjadi tokohmasyarakat baik di Indonesia maupun di dunia Internasional. Untukitu pembenahan ke dalam harus selalu dilakukan secara regular, dantetap up to date dengan trend pendidikan modern, baik lokal maupunglobal, agar hasil didikannya dapat lebih ‘mendunia’.”

Page 68: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6868686868 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

BUDI G. SADIKINBUDI G. SADIKINBUDI G. SADIKINBUDI G. SADIKINBUDI G. SADIKINAlumnus 1983Alumnus 1983Alumnus 1983Alumnus 1983Alumnus 1983

Sosok yang lekat dengan predikat juara selama SMA ini punya banyaksekali kenangan tentang masa SMA di Regina Pacis Bogor. Secarakhusus, bapak 3 anak yang dulu dipanggil IKIN ini, bercerita tentangperistiwa lucu dan sedih yang menyangkut teman-temansepermainannya.

Kisah Melky Hutasoit, yang digandrungi banyak siswi karena kepia-waiannya berdisco, dan jago ngebut menggunakan mobil datsunnya.Gara-gara hobi ngebutnya, Melky mengalami kecelakaan, tepat setelahujian renang di Jalan Jakarta, dan wafat. Duka mendalam sangatdirasakan Budi, yang pernah menjadi Wakil Ketua OSIS dan KetuaKelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA RP, terutama ketika melalui prosesipemakaman Melky dengan adat Batak. Lulusan Institut TeknologiBandung jurusan Fisika Nuklir dengan cum-laude ini juga teringatakan sosok teman lainnya, Raymond van Beekum almarhum.Raymond, mantan pejabat BPPN yang wafat terbawa arus di Citarikbeberapa tahun yang lalu, pernah dikeroyok oleh tiga orang preman.Begitu Budi dan teman-teman tiba untuk membantunya, ketiga orangpreman itu sudah benjol-benjol dan melarikan diri. “Hebat juga siRaymond!,” ujar Budi.

Executive Vice President PT Bank Danamon Tbk ini juga berkisah iapernah tertangkap basah menyontek oleh Pak Lubis almarhum, guruilmu antariksa. Rupanya teman yang harusnya bertugas mengawasisituasi, juga larut menyontek. Akibatnya, Budi dan temannya dipanggilmenghadap wali kelas, Pak Donatus Sinaga almarhum. Di sampingmereka berdua, ada seorang teman perempuan yang juga tertangkaptangan menyontek. Padahal, mereka bertiga masing-masing meraihperingkat 1, 2, dan 3 di kelasnya. Katanya sambil tersenyum geli,“Walaupun rangking, nyontek jalan terus.”

Juara 1 Siswa Teladan Nasional ini sering mewakili sekolah dalamberbagai kompetisi, seperti beberapa lomba Cerdas Cermat, danlomba karya ilmiah LIPI (juara harapan 1). Ia juga pernah mewakilisekolah dalam pasukan pengibar bendera (Paskibra) kota Bogor, yangkemudian kalah di tingkat propinsi dari tim Bandung. Tidak hanya disitu, Budi pun rajin memperkuat tim sekolah dalam berbagaipertandingan, mulai dari basket, tenis meja, renang, dan softball.Dalam bidang terakhir ini dia tidak pernah menjadi juara, yangpenting, “Ngeramein!.”

Pengalaman di luar sekolah yang paling berkesan buat Budi adalahketika ia ikut Perkemahan Ilmiah Remaja LIPI di Bali. Di sana diabertemu dengan banyak orang pintar yang mewakili sekolah top diseluruh Indonesia. “Heran juga waktu itu, kok ada ya orang yangsekaligus pintar, cakep/cantik, dan kaya. Biasanya Allah itu adil, kalaupintar dan kaya ya jelek, atau kalau cantik, dan kaya ya bodoh.”,candanya.

Page 69: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

6969696969REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Masih banyak pengalaman masa SMA yang ingin dibaginya, tetapisecara singkat Budi menyimpulkan keseluruhan pengalaman itusebagai: Displin (terlambat sedikit, pintu tutup), banyak ikut lomba(yang dimotori oleh Pak Wendie), guru-guru yang baik dan committed(seperti Pak Herlan, guru fisika yang tulisannya rapi, serta PakMoerwanto almarhum yang hafal semua cerita sastra).

Apakah pesan Budi untuk SMA Regina Pacis Bogor agar tetap suksesdan maju? Perdalam pelajaran Bahasa Inggris, perbanyak kegiatanekstra kurikuler yang memacu semangat berprestasi siswa (ikutlomba, olimpiade, dan lain-lain), dan undang alumni dari berbagaibidang untuk berbagi pengalaman di bidangnya.

Foto Keluarga 2005 (Reza – 9 tahun, Nabila – 6tahun, Abel – 11 tahun) dan Ida

Acara Kesenian bersama Wiwied

Acara Penelitian LIPI di Pulau Seribu bersama rekan-rekan SMA (Ita Rajino, Iwan, Pupung, Sri, Ita Salak, Leni)

Acara Tour ke Ancol bersama rekan-rekan SMA(Uni, Santi, Wahyu, Indra, Alice, Yanti, Rita)

Acara Pramuka dengan Raymond Van Beekum (Alm)

Page 70: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7070707070 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

CHRIS MATINDASCHRIS MATINDASCHRIS MATINDASCHRIS MATINDASCHRIS MATINDASAlumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984

Alumnus ini merupakan sosok pebisnis network marketing yangdirintisnya dari nol bersama-sama istrinya, sang mantan kekasih yangditemuinya ketika berkuliah di Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia. Siapa sangka, Bapak dua orang anak yang awalnya bercita-cita menjadi seorang ahli teknik akhirnya sukses di bidang lain. ChrisMatindas sangat menyintai usahanya ini yang menurutnya telah banyakmembantu orang dalam peningkatan taraf hidupnya. Pak Chris yangsejak SMP bersekolah di Regina Pacis ini mengatakan bahwa, “Regina“Regina“Regina“Regina“ReginaPacis menentukan masa depan!.” Pacis menentukan masa depan!.” Pacis menentukan masa depan!.” Pacis menentukan masa depan!.” Pacis menentukan masa depan!.” Ketika diwawancarai Tim Penulisbulan Mei lalu, Pak Chris banyak berkisah tentang masa SMAnya.

Saat Pak Chris masih SMA, tempat favorit untuk nongkrong yangdipilihnya dan teman-teman adalah Bakmi Yungsin. Pada jamannya itu,lagu ‘Sakura’ Fariz RM dan ‘All I Am’ dari Hit Wave menjadi tren remaja.Berambut gondrong tidak dilarang sekolah, sehingga kebanyakansiswa membiarkan rambutnya panjang hingga ujungnya dapat ditarikmasuk ke mulut. Berbeda dari anak-anak jaman sekarang yang gemarmain komputer, Pak Chris dan kawan-kawannya gemar bermainskateboard, lengkap dengan dandanan trendynya berupa kaus lenganbuntung atau lengan yang dilipat-lipat.

Banyak kenangan yang tak terlupakan oleh pria yang pernah merintiskarirnya sebagai akuntan dan kemudian bekerja di Citibank ini,khususnya berbagai kegiatan yang dilakukan tim kesenian sekolah.Sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler tim kesenian banyakmelakukan kegiatan seperti operet, tari, vocal group, dan lain-lain.Tim kesenian ini banyak melakukan pementasan, bukan hanya dilingkup sekolah, tetapi juga di Taman Ismail Marzuki, dan Pasar Seni,Jakarta.

Pak Chris, yang sempat bersekolah di Hawaii untuk memperoleh gelarMBA, mempunyai kenangan khusus tentang beberapa mantangurunya. Guru kimia saat itu, Pak Wendie, katanya, adalah sosok yangpaling di ‘waspadai’ siswa saking galaknya. Guru yang asyik dan seruadalah Pak Don almarhum yang mengajar matematika, dan Pak Herlan,guru fisika. Sosok guru yang tidak marah padahal sering diusili siswaadalah Ibu Ning, sementara guru yang berwibawa dan kebapakanadalah Pak Warto. Saat itu,Guru yang paling suka mereka usili adalahBu Ning dan guru yang paling dianggap berwibawa adalah Pak Wartoyang memang sangat kebapakan. Pada saat itu, menurutnya, hubunganantara guru dan siswa sangat akrab.

Namanya juga anak remaja, Pak Chris dan teman-teman pun banyakmelakukan kenakalan pada umumnya, seperti menyontek. Tidak jauhberbeda dari teknik menyontek jaman sekarang, siswa ketika itumenulis contekan di atas kertas kecil, digulung, dan disimpan di dalamkaus kaki. Pada masa itu pula, Pak Chris mulai belajar merokok,biasanya sembunyi-sembunyi merokok di dekat WC lapangan basket.

Page 71: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7171717171REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Pak Chris dan teman-teman pernah berkelahi dengan siswa sekolahlain. Mereka juga sering ‘kebut-kebutan’ mobil di Taman Kencanaatau Jl. Sudirman. Soal pacaran, kenang Pak Chris sambil menahantawa, memegang tangan si dia saja sudah memerlukan keberanianekstra.

Bagi Pak Chris, Regina Pacis itu identik dengan: disiplin, kreatif, kualitas,eksklusif dan berkesan. Untuk menegakkan kedisiplina, RP memilikiperaturan yang cukup mengikat; mengembangkan daya kreativitas,RP menciptakan suasana yang tepat untuk memotivas siswa agarkreatif; berkualitas karena memiliki fasilitas yang lebih baikdibandingkan sekolah lainnya. Untuk menjelaskan ‘eksklusif’, PakChris mengangkat bahwa RP kurang melakukan kegiatan yangmembina hubungan sosial dengan sekolah lain, sehingga kelihatannyaRP sekolah eksklusif. Rangkuman semua itu menjadikanpengalamannya bersekolah di SMA RP sangat berkesan.

Di akhir wawancara, Pak Chris menitipkan pesan bagi para siswa SMARP, “Jadilah cita-cita dan impian sebagai pedoman hidup anda, karena“Jadilah cita-cita dan impian sebagai pedoman hidup anda, karena“Jadilah cita-cita dan impian sebagai pedoman hidup anda, karena“Jadilah cita-cita dan impian sebagai pedoman hidup anda, karena“Jadilah cita-cita dan impian sebagai pedoman hidup anda, karenacita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akancita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akancita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akancita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akancita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akanmenjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”menjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”menjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”menjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”menjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”

Page 72: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7272727272 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

TJANDRA WIBOWOTJANDRA WIBOWOTJANDRA WIBOWOTJANDRA WIBOWOTJANDRA WIBOWOAlumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985

Regina Pacis adalah titik awal saya melangkahkan kaki menuju titikhari ini. Tidak ada pengalaman yang bisa memberikan begitu banyakpelajaran “informal” berharga yang saya dapatkan kecuali darikeluarga dan Regina Pacis (untuk pelajaran formal sudah dipastikanRP tidak ada saingannya di Bogor, saat itu). Di Regina Pacis, sayamulai memiliki kepercayaan diri. Mengawali sejumlah keberhasilan diluar kelas tanpa gelar juara kelas. Masuk sepuluh besar pun tidakpernah saya rasakan. Yang nyata adalah peringkat sepuluh besardari bawah justru sebenarnya membuat saya agak “minder” jikadisandingkan dengan teman-teman lainnya.

Adalah Kelompok llmiah Remaja KIRPAX sesungguhnya yangmembukakan diri saya sehingga dekat dengan dunia luar, dan bergauldengan teman-teman di luar SMA Regina Pacis (perkemahan ilmiahremaja di Wonogiri, Bali, Jember, Cibubur, dan masih banyak lagi).Hingga saat ini pun, kami masih memiliki relationship baik denganmantan anggota KIR dari sejumlah SMA saat itu. Tentunya saya tidakbisa melepaskan kegiatan KIR saat itu dari sosok seorang guru killerbernama PAK WENDIE. Suka atau tidak suka, saya harus mengucapkanterima kasih atas bimbingannya (yang manfaatnya justru semakinterasa setelah lebih dari 10 tahun).

Hal paling menarik yang pernah saya alami adalah saat saya mengikutiLomba Karya Ilmiah Remaja mewakili Regina Pacis Bogor. Jujur sayakatakan bahwa saat itu kalau boleh saya memilih, saya lebih tertarikpada agenda liburan dibandingkan dengan harus berkutat dilaboratorium IPB, tempat saya melakukan penelitian bertajuk Kerangsebagai Indikator Pencemaran Lingkungan Perairan. Tapi apa daya,kebetulan ibu saya adalah seorang dosen IPB dan bapak saya adalahseorang dokter (yang tentunya mereka mempunyai pandangan positifterhadap LKIR), merekalah yang ‘menjerumuskan’ saya untukberkenalan dengan pakar ilmu teknologi pangan dan gizi, FG Winarno.Itulah awal aktivitas penelitian saya, yang kemudian menjadikan sayaJuara Pertama tingkat nasional LKIR LIPI-TVRI tahun 1984. Surpriseuntuk saya yang sebenarnya adalah bukan siapa-siapa di SMA ReginaPacis Bogor. Bahkan kemungkinan di mata guru-guru saat itu, sayaadalah seseorang yang ‘bengal’ (pernah dihukum untuk ngepel aulaselama satu minggu oleh Pak Karno, kepala sekolah saat itu). Titikinilah yang membuat kepercayaan diri saya mulai timbul, “Ternyataseorang Tjandra yang selalu speechless saat ulangan lisan di kelas,dan Tjandra yang selalu deg-degan setiap kenaikan kelas karena takuttinggal kelas, bisa jadi juara pertama tingkat nasional, hmmmm .....”Sejak itu kepercayaan diri saya semakin tumbuh, apalagi dengankesempatan bergaul dengan banyak teman. Saya semakin percayabahwa apa pun langkah yang diayunkan dengan penuh keyakinan,kesuksesan akan senantiasa mendampinginya.

Page 73: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7373737373REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

Setahun kemudian, secara tidak sengaja saya menyandang 2 gelarjuara justru di bidang yang sama sekali tidak ada kaitannya denganperkemahan ilmiah remaja atau kegiatan yang berbau laboratorium.Di bidang yang sangat jauh dari keseharian saya yang serba“berantakan.” Tidak ada seorang pun yang bisa mengerti (termasukorang tua saya) terhadap pilihan dewan juri dan pembaca majalahGadis, yang menobatkan saya menjad Puteri Remaja Gadis – Lux,sekaligus Puteri Favorit, dua gelar yang justru berasal dari scoringteratas dewan juri, dan scoring teratas pilihan pembaca. Hmmm,katanya sih, dari hasil wawancara dan scoring psikotes, saya termasukunggul, di samping saya memang memiliki kepribadian apa adanya.Kembali, surprise yang tidak pernah saya bayangkan menyertai saya.Ini terjadi pada saat yang bersamaan dengan pengumuman kelulusansaya dari bangku SMA tahun 1985.

Selanjutnya, saya kuliah di IPB berkat “hadiah” LKIR, yang memberikantiket masuk ke perguruan tinggi negeri tanpa tes. Setelah tahunpertama kuliah di IPB, saya dan teman-teman mewakili almamater diajang lomba penelitian tingkat perguruan tinggi dan memperolehperingkat ke dua untuk bidang IPA.

Pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama SMA memangterus menjadi bekal yang sangat berharga dalam perjalanan hidupsaya. Saat ini, setelah saya memutuskan untuk mendirikan sebuahRumah Produksi dengan idealisme tersendiri, prestasi kembalmengiringi.

Desember lalu, program acara PIJAR (saat ini masih ditayangkan diSCTV setiap hari Sabtu, pukul 10.30 wib) meraih penghargaan ditingkat ASIA sebagai The Best Social Awareness Television Program.Waktu yang bersamaan, kam juga meraih penghargaan sebagai TheBest Documentary for Woman dari Jakarta International Film Festival.

Keberhasilan ini semua tidak terlepas dari perjalanan saya, saat sayamulai melangkahkan kaki di titik awal, di SMA Regina Pacis, sampaike titik hari ini.

Selamat Ulang Tahun Emas SMA Regina Pacis Bogor

(..... saya tetap yakin, RP selalu melahirkan seseorang yang besar,paling tidak bagi masing-masing individu yang pernah merasakah“kejam” nya bersekolah di Regina Pacis Bogor.)

Page 74: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7474747474 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

FIRA BASUKIFIRA BASUKIFIRA BASUKIFIRA BASUKIFIRA BASUKIAlumnus 1991Alumnus 1991Alumnus 1991Alumnus 1991Alumnus 1991

“Writing novels is my passion,”“Writing novels is my passion,”“Writing novels is my passion,”“Writing novels is my passion,”“Writing novels is my passion,” demikian tulis Dwifira MaharaniBasuki atau Fira Basuki dalam riwayat hidupnya. Dikenal sebagaipenulis trilogy “Jendela-Jendela”, “Pintu”, dan “Atap”, Fira telahmenerbitkan beberapa novel yang menjadi “Best Seller” dan telahnaik cetak berkali-kali, setiap kalinya hingga 5000 copy. Ibu dengansatu anak ini memperoleh gelar Master di bidang Communication,Public Relations dari Wichita State University (WSU), Kansas, USA.Selama 4 tahun menjadi koresponden dan kontributor eksekutif diSingapura untuk majalah Harper’s Bazaar Harper’s Bazaar Harper’s Bazaar Harper’s Bazaar Harper’s Bazaar Jakarta, Fira saat inimenjabat sebagai pemimpin redaksi majalah SPICE!. Berikut tulisanFira tentang SMA Regina Pacis, Bogor.

SMA REGINA PACIS, BOGOR-SMA REGINA PACIS, BOGOR-SMA REGINA PACIS, BOGOR-SMA REGINA PACIS, BOGOR-SMA REGINA PACIS, BOGOR-MY INSPIRATIONSMY INSPIRATIONSMY INSPIRATIONSMY INSPIRATIONSMY INSPIRATIONSOleh: Fira BasukiOleh: Fira BasukiOleh: Fira BasukiOleh: Fira BasukiOleh: Fira Basuki

Aku sampai di sinisuatu tempat yang aku yakinidi mana banyak orang mengagumidan mengatakan aku disegani.

Ada senyum membayangiketika mereka menanyakan soal jati diribagaimana aku di bentuk saat usia dinihingga remaja dan mencari-cari.

SMA Regina Pacis, Bogor kucintaiharusnya semua tahu percaya diridatangnya dari guru dan ilmu di sinidan dari semua itu aku dimulai.

SMA Regina Pacis, Bogor. Mendengar nama itu atau mengenang namaitu membuat saya tersenyum sendiri. Ada kerinduan, terutamakebanggaan luar biasa.

Tidak heran jika kini, saya sebagai penulis, mengambil banyak temadan inspirasi kenangan SMA. Di trilogi novel, Jendela-Jendela, Pintu,dan Atap, misalnya, tokohnya June bersekolah di SMA Regina Pacis,Bogor. Di novel Biru (yang sedang negosiasi adaptasi ke film), ceritanyaberkisar 20 tahun reuni SMA Surya, yang lokasi dan detailnya inspirasisaya ambil dari RP. Ada suasana sekolah yang disiplin tapi juga ‘fun’,ada cerita seputar gedung kuno dan tradisi. Tidak lupa soal makanan:mie Yungsin (Sahabat), Nyai Sabi, dan toge goreng.

Kapan semua prestasi dan cikal bakal saya sebagai ‘penulis’ danpemimpin redaksi majalah dimulai? Tahun 1989, saya berhasil jadi

Page 75: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7575757575REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI ALUMNIALUMNIALUMNIALUMNIALUMNI

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

salah satu pemenang lomba penulisan pendek (cerpen) nasional yangdiadakan oleh majalah Gadis dengan juri Putu Wijaya. Dari 7000-anpeserta, saya pemenang harapan! Pemenang pertama dan kedua tidakada. Wah, bangga juga, namanya juga baru pertama kali.

Bakat menulis saya tercium oleh Pak Wendy, waktu itu guru kimia danpembina KIRPAX. Saya ‘dipaksa’ ikutan lomba-lomba menulis lain yangcangkupannya lebih luas. Bukan itu saja, selain lomba menulis fiksi,saya ‘ditempa’ untuk bisa menulis karya-karya ilmiah, yangmembutuhkan pendalaman dan wawancara, serta survei di lapangan.Hasilnya? (Selain curi-curi ijin keluar kelas demi penelitian saatpelajaran membosankan dan mengajak teman-teman membolos untukmembantu menyusun tulisan- hehehe, sebuah pengakuan). Sayaberhasil meraih beberapa gelar juara menulis. Dari lomba karya ilmiahyang diadakan majalah bergengsi seperti Tempo, instansi pemerintahseperti LIPI, bahkan juga universitas seperti Universitas Indonesia.

Selain Pak Wendy, guru lain yang menyemangati saya terutama, pakMoer (almarhum), juga terutama Pak Flor Soetrisno (yang tidak seganmengundang saya ke rumah beliau untuk diskusi).

Namun prestasi bukan cuma melulu urusan SMA RP. Segala hal yang‘fun’ atau kegiatan yang mendukung gejolak remaja juga banyakdiadakan. Saya bersahabat dengan 5 orang, kami berenam menyebutdiri JEPRET (singkatan panggilan nama anggotanya: Yuni, Gracy, Fira,Ria, Eghie, dan Wiwik), dan kami sering pergi bersama-samamembentuk ‘bonding sisters’. Saya juga ikut pramuka, dan saya ingatselain urusan kegiatan, saya sering naik gunung dan bergaul denganmasyarakat luas. Ini modal saya di hari ke depan dalam berkomunikasisecara luas. Juga mengenal istilah: work hard, play hard.

Berhasil masuk universitas negeri (Universitas Indonesia-Antropologi)juga sebuah kebanggaan, walaupun saya lalu mentransfer kuliah sayake luar negeri. Semua ini, jika saya mengingatkan, berakar padapendidikan SMA. Bukankah mereka bilang, masa remaja itu masapembentukan diri? Nostalgia SMA Regina Pacis Bogor saya, sungguhberkesan dan tak terlupakan! Terima kasih guru-guru, teman-teman,terima kasih SMA Regina Pacis-ku!

Hari bergulirmusim bergantiangin mendesirjangan sampai membawa kabar sepi...

Page 76: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7676767676 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DDDDDARIARIARIARIARI A A A A ALUMNILUMNILUMNILUMNILUMNI

SSSSSEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAHEKOLAH R R R R REGINAEGINAEGINAEGINAEGINA P P P P PACISACISACISACISACIS

ANGKATAN 1998ANGKATAN 1998ANGKATAN 1998ANGKATAN 1998ANGKATAN 1998

Bagi angkatan ’98, pengalaman yang paling berkesan di SMU ReginaPacis adalah timbulnya perseteruan antara golongan IPA dan IPSdengan provokator Yohanes Yulianto, yang akrab dipanggil Cabe.Konflik berkelanjutan ini diakibatkan adanya pernyataan sepihak yangdikeluarkan oleh Guru Matematika yang mengklaim bahwa anak2anakIPS tidak bisa berhitung. Siapa yang tidak panas coba?!

Apalagi ketika kemudian diadakannya LIGA RECIS. Banyak siswa-siswasepakat untuk bolos pelajaran komputer, yang diadakan pada sorehari, demi menonton pertandingan. Gara-gara ini, siswa kemudiandihukum mengepel lantai ruang komputer oleh Ibu Ade, gurucomputer, yang tentu saja marah besar. Padahal Ibu Ade termasukguru yang sangat baik hati.

Ada lagi cerita konyol sekaligus menyakitkan yang dialami angkatanyang tidak mendapatkan OSPEK ini. Ketika diadakan acara di AncolJakarta, kelas 1 dan 2 diperbolehkan pulang pagi, sedangkan kelas 3tidak. Anak 3 IPS 3 nekad ikut pulang pagi meskipun ada pelajaranPPKN dari Pak Dicky. Gara-gara itu, waktu pembagian rapor, seluruhkelas diberi nilai 6. Sementara itu, nilai yang dianggap paling susahdicapai untuk anak IPA jaman itu adalah Matematika yang diajar olehPak Sunu.

Guru favorit anak IPS adalah Bu Ning, karena dianggap asyik dan topabis. Mereka juga menyukai Pak Daniel yang baik. Sementara ituuntuk anak IPA, adalah Bu Sis dan Pak Bayu. Sementara Bu Hotmiaadalah guru favorit bagi kedua anak jurusan tersebut.

Angkatan mereka juga pernah membuat majalah SPEED milik kelas2-6 yang kalau dilihat secara sekilas mirip majalah resmi RECIPROC.Rubrik yang paling populer di majalah itu adalah Dari Untuk (DU) danmenjadi sumber penghasilan SPEED karena ada biaya yang dikenakanuntuk setiap pesan yang dikirim.

Adalagi pendirian café kelas saat istirahat jam pelajaran. Para siswamengubah suasana kelas menjadi seperti café lalu mulai berjualan disitu.

Cerita lainnya dari angkatan ini adalah pensiunnya Pak Mantri danjuga diberhentikannya program Live-in yang dipelopori oleh BapakImam Supeno karena alasan ekonomi.

Pesan mereka pada anak SMU Regina Pacis sekarang adalah: “Jagalah“Jagalah“Jagalah“Jagalah“Jagalahterus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”terus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”terus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”terus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”terus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”

Page 77: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7777777777REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI SISWASISWASISWASISWASISWA

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

MICHAEL ADRIANMICHAEL ADRIANMICHAEL ADRIANMICHAEL ADRIANMICHAEL ADRIANAlumnus 2005Alumnus 2005Alumnus 2005Alumnus 2005Alumnus 2005

Namanya akhir-akhir ini sering didengar melalui berita di berbagai mediamassa. Ia disorot karena prestasinya sebagai salah satu putra bangsayang berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Asia, diPekanbaru, Riau Mei 2005 lalu. Belum lama ini pun dia berhasil menggondolpulang medali perunggu dalam Olimpiade Fisika Internasional di Salamanca,Spanyol, Juli 2005. Michael Adrian ternyata adalah alumnus SMA ReginaPacis Bogor tahun angkatan 2004/2005.

Putra sulung pasangan Arianto Halim-Lena Maryana, tinggal di wilayahCibinong, tepatnya kompleks Permata Palem blok E no. 30 ini, mulaibersekolah di ‘Recis’ ketika menginjak SMA. Sebagai seorang juara dibidang fisika, Michael sama sekali tidak bertampang ‘cupu’, yangberkacamata dan serba apik serta serius. Pria yang dikenal akrab teman-temannya dengan panggilan Mekong ini justru senang bercanda dan santai.Bahkan ketika ditanya tentang kursus yang diikutinya, Mekang menjawab,“Buat apa les? Lebih baik tidur di rumah.”

Menurut Mekong, adalah para guru di sekolah, khususnya Pak Endar danPak Mara – keduanya guru fisika di SMA Regina Pacis, telah berjasa membinadan mengembangkan kepiawaiannya di bidang ini. Selain itu, ia banyakmemperoleh dukungan Bernard Ricardo, kakak kelasnya yang juga alumnus‘Recis’ Fisika. Nama terakhir ini adalah juga telah memperkuat Indonesiadalam kompetisi Fisika, dan berhasil meraih medali emas pada tahun 2004.Sayangnya, Bernard Ricardo tidak dapat dihubungi untuk wawancara olehTim Penulis.

Ketika ditanya tentang guru favoritnya, Mekong menyebutkan nama IbuWida, guru biologi, di kelas 3. Guru ini ternyata meninggalkan kesan yangmendalam, karena berkat Ibu Wida ia menjadi tertarik akan pelajaran biologidan menyukainya.

Rupanya Mekong memang merupakan sosok siswa yang pandai. Bukanhanya di bidang Fisika ia berhasil, ia seringkali meraih peringkat di kelasnya.Bahkan setelah ia dikarantina untuk persiapan kompetisi, dimana ia samasekali tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah, ia tetap berhasilmeraih peringkat ke 2. Hebat bukan?? Ia pun aktif di kegiatan KelompokIlmiah Remaja, dan pernah menjabat sebagai Ketua Fisika divisi Fis-El (FisikaElektro). Semuanya itu tidak menghambatnya untuk membina hubungandekat dengan seorang gadis, yang juga teman seangkatannya.

Ketika ditanya tentang rahasia sukses dalam pelajaran fisika, Mekongmemberikan kiatnya. “Jangan membenci fisika. Untuk belajar sesuatu, sejakawal kita harus menyukai pelajarannya, baru kita bisa menguasainya.” Banyaksekali pengalaman yang diperolehnya selama bersekolah di SMA ReginaPacis Bogor ini. Pengalaman yang secara jelas telah membantunya dalampengembangan diri serta prestasi. “Regina Pacis Bogor adalah sekolahterbagus yang pernah saya alami,” ujarnya.

Page 78: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7878787878 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI SISWASISWASISWASISWASISWA

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

EUGENIA PUTRI STEDERIEUGENIA PUTRI STEDERIEUGENIA PUTRI STEDERIEUGENIA PUTRI STEDERIEUGENIA PUTRI STEDERIKetua OSIS periode 2003 – 2004Ketua OSIS periode 2003 – 2004Ketua OSIS periode 2003 – 2004Ketua OSIS periode 2003 – 2004Ketua OSIS periode 2003 – 2004

Gadis bertubuh jangkung ini akrab dikenal dengan panggilan Uthie.Uthie menggambarkan SMA RP dengan tiga kata: ASIK, GAUL, BAIK.Ketiga kata yang mencerminkan jiwa remaja saat ini. Menurut ketuaOSIS periode 2003 – 2004 ini, satu-satunya hal yang membuat masaSMA agak berat, menurutnya, adalah, “Tugas yang banyak dan“Tugas yang banyak dan“Tugas yang banyak dan“Tugas yang banyak dan“Tugas yang banyak danulangan-ulangan yang ... WOW.”ulangan-ulangan yang ... WOW.”ulangan-ulangan yang ... WOW.”ulangan-ulangan yang ... WOW.”ulangan-ulangan yang ... WOW.” Maksudnya tentu ulangan-ulangan yang diberikan selalu sulit.

Bagi Uthie kegiatan ekstra-kurikuler yang tersedia bagi siswa SMARP cukup banyak, bagus dan beragam. Sayangnya, fasilitas untukkegiatan siswa tersebut kurang memadai. Contohnya, denganhilangnya lapangan olah-raga/upacara, hanya ada satu lapangan yangtersedia. Itu pun sifatnya multi-fungsi, termasuk untuk aula, sehinggasulit menjadi tempat berolah-raga sepak bola. Uthie pun mengangkatbahwa piranti komputer yang ada untuk pelajaran komputer pun sudahagak ketinggalan jaman. Wastafel yang selalu mampet di dalam WCyang sebenarnya cukup bersih (yang terakhir ini mungkin juga karenasiswa yang menggunakan tidak bisa merawatnya?).

Selain itu, gadis penggemar olah raga basket ini juga berkomentarsoal peralatan band sekolah. Menurutnya, mengingat ada banyakjumlah grup band yang ada di sekolah ini, serta mengingat seringnyasekolah mengadakan pesta (Natal, kemerdekaan, dan lain-lain),sekolah semestinya menyediakan peralatan band yang baik. Hal iniakan menghemat biaya karena tidak perlu lagi menyewa peralatanband dari luar.

Uthie merasa telah mendapat banyak manfaat dari tugas-tugasnyasebagai Ketua OSIS SMA RP. Ia telah memperoleh kesempatanmengembangkan kemampuan memimpin suatu organisasi, termasukmenggalang siswa dalam penyelenggaraan pesta seni atau PENSI.

Satu pesan Uthie kepada SMA tercintanya, “Peraturan agar dibuatsejelas mungkin sehingga tidak membuat siswa bingung.”

Page 79: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

7979797979REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

rubrik forum DARIDARIDARIDARIDARI SISWASISWASISWASISWASISWA

SEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAHSEKOLAH REGINAREGINAREGINAREGINAREGINA PACISPACISPACISPACISPACIS

DARREN PERDANADARREN PERDANADARREN PERDANADARREN PERDANADARREN PERDANAKetua OSIS periode 2004 – 2005Ketua OSIS periode 2004 – 2005Ketua OSIS periode 2004 – 2005Ketua OSIS periode 2004 – 2005Ketua OSIS periode 2004 – 2005

Bagi Darren, bersekolah di SMA Regina Pacis merupakan suatukegembiraan tersendiri. Suasana tertib dan disiplin, peraturan yangketat, dan ritme kegiatan belajar mengajar yang tinggi, sekolah initidak membuat siswa-siswinya kaku. Justru sebaliknya, para siswa-siswi SMA RP ‘asyik’ dalam pergaulan.

Sebagai ketua OSIS, Darren mau tidak mau sering harus berhadapanlangsung dengan Bapak Dwi Sunu, kepala sekolah SMA RP. Iaseringkali harus mengajukan proposal kegiatan dan harus melaluiproses yang tidak mudah untuk memperoleh persetujuan Pak Sunu.Dilihat dari kacamata yang berbeda, sikap Pak Sunu sering dianggapmengekang kebebasan siswa untuk berkreasi. Tetapi, secara positifDarren menanggapinya sebagai keinginan Pak Sunu untuk melatihsiswanya untuk tidak mengerjakan sesuatu secara asal-asalan.

Siswa kelahiran Oktober 1988 ini dengan bangga menekankanmeskipun harus melalui kerikil-kerikil kecil tersebut, setiap kegiatanOSIS yang dijalankannya sejauh ini termasuk berhasil. Satu harapannyaterhadap suster, kepala sekolah, para guru, serta rekan-rekansiswanya agar memberikan dukungan yang lebih besar terhadap upayaOSIS.

Siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini mengharapkan ketenaranSMA RP tidak terbatas pada tingkat lokal saja, melainkan hinggatingkat nasional, maupun internasional. Menurutnya, kualitas SMARP sebenarnya hanya pada tingkat ‘stabil’. Artinya tidak adapeningkatan prestasi yang cukup signifikan, karena prestasi itudicapai hanya oleh segelintir siswa yang memang cemerlang. Untukitu, Darren mengharapkan agar kegiatan-kegiatan ekstrakurikuleryang tidak aktif lagi digiatkan kembali. Juga, agar fasilitas yang adaditingkatkan baik dari segi mutu dan jumlah.

Itulah harapan sang Ketua OSIS yang tentunya mewakili harapan siswaSMA RP pada umumnya.

Page 80: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8080808080 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

kolom kitaPPPPPRAMUKARAMUKARAMUKARAMUKARAMUKA DIDIDIDIDI RP: RP: RP: RP: RP:

PPPPPEMBINAANEMBINAANEMBINAANEMBINAANEMBINAAN K K K K KARAKTERARAKTERARAKTERARAKTERARAKTER P P P P PRIBADIRIBADIRIBADIRIBADIRIBADI

A. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARA

Saya masuk Pramuka sebagai Siaga, yaitu pada waktu saya duduk dikelas 2 SD Regina Pacis Bogor. Latihan Pramuka diadakansetiap hari Jumat sore jam 14 hingga 17. Latihan diisi dengan

berbagai kegiatan seperti belajar tali-temali, belajar komunikasi dengansandi, memasak, pertolong pertama pada kecelakaan (P3K), menyanyidan tentu saja melakukan berbagai permainan. Lalu ada kegiatanpenjelajahan (hiking) dan perkemahan, mulai dari perkemahan Sabtu-Minggu (Persami), hingga perkemahan yang lebih panjang pada masaliburan.

Setelah masuk SMP, saya naik tingkat ke Penggalang. Kegiatan diPenggalang jauh lebih bervariasi daripada Siaga. Bahkan bisa dibilangmasa paling mengasyikkan sebagai Pramuka adalah pada masaPenggalang. Setelah masuk SMA, saya pun meninggalkan Penggalangdan menjadi Penegak. Berdasarkan pengalaman 10 tahun aktif diPramuka, saya ingin berbagi pandangan mengenai manfaat kegiatankepramukaan.

Disiplin dan tanggung-jawab diriDisiplin dan tanggung-jawab diriDisiplin dan tanggung-jawab diriDisiplin dan tanggung-jawab diriDisiplin dan tanggung-jawab diri. Ada dua hal diPramuka yang membantu terbentuknya kedisiplinan pada diri saya, yaitupelajaran baris-berbaris dan peraturan untuk membawa perlengkapanpribadi.

Kegiatan baris-berbaris sepintas kelihatan seperti kegiatan yang berbaumiliteristik dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan sehari-hari sebagaianggota masyarakat sipil. Dalam baris-berbaris kami diajar untukmelakukan gerakan-gerakan dan langkah-langkah dengan cara tertentu,jadi bukan sembarang melangkah atau bergerak. Untuk mencapaikesamaan gerak dengan semua anggota regu diperlukan disiplin yangkuat. Inilah sebenarnya yang ditanamkan dalam kegiatan ini.

Satu hal lainnya yang melatih saya berdisiplin adalah peraturan untukselalu membawa perlengkapan pribadi, khususnya pada masa Siaga.Pada setiap latihan Siaga, kami harus membawa perlengkapan misalnyaalat tulis, buku catatan, tali pramuka, peniti, amplop dan lain-lain yangsaya sudah tidak ingat. Pada awalnya benda-benda tersebut bolehdibawa dalam tas kecil (atau kaleng coklat yang banyak digunakanteman lainnya). Tapi kemudian peraturan diubah: tidak bolehmenggunakan tas atau kaleng; jadi semua perlengkapan harusdimasukkan di saku baju atau celana, atau digantung terikat dipinggang. Setiap upacara pembukaan latihan selesai, perlengkapan kamidiperiksa. Yang perlengkapannya tidak lengkap mendapat hukuman,mulai dari push-up atau squat-jump hingga dimasukkan ke “lubangsemut.”

Sekilas peraturan tersebut terlihat aneh; apa gunanya membawabarang-barang yang belum tentu akan dipakai dalam latihan? Danmengapa tidak boleh menggunakan tas? Justru disinilah ditanamkansemboyan Pandu Sedunia yang paling terkenal: “Be Prepared.” Kamidilatihn untuk selalu siap sedia menghadapi berbagai keadaan, danuntuk itu kami perlu membawa beberapa peralatan dasar, yang tidakmemberatkan atau merepotkan.

Page 81: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8181818181REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

kolom kita

Kepemimpinan dan kerja sama. Kepemimpinan dan kerja sama. Kepemimpinan dan kerja sama. Kepemimpinan dan kerja sama. Kepemimpinan dan kerja sama. Pengelom-pokan anggota Pramuka dalam regu-regu (atau barung ketika Siaga)mendorong setiap anggota untuk belajar bekerja sama dengananggota regunya masing-masing. Selain itu, beberapa anggota jugamendapat kesempatan untuk memimpin regu. Jadi sejak dini kamisudah diajar dasar-dasar berorganisasi dan bermasyarakat.

Semangat juang dan fairnessSemangat juang dan fairnessSemangat juang dan fairnessSemangat juang dan fairnessSemangat juang dan fairness..... Adanya per-saingan dengan regu-regu lain dalam perlombaan atau permainanjuga memupuk semangat juang untuk selalu bertarung meraihkemenangan atau keunggulan. Namun di sisi lain, kami juga dilatihuntuk menerima kekalahan atau hukuman jika melanggar peraturan.Jadi tidak sekedar menang dengan menghalalkan segala cara,melainkan berjuang di jalur yang benar sesuai peraturan yang ada.

Kesetiakawanan.Kesetiakawanan.Kesetiakawanan.Kesetiakawanan.Kesetiakawanan. Dalam kegiatan perkemahan ataupenjelajahan, kadang-kadang ada rekan yang lebih lemah ataukurang trampil sehingga tertinggal. Di sini justru muncul rasatanggung-jawab untuk membantu mereka, bukan meninggalkanatau mengalahkannya.

Cinta lingkungan. Cinta lingkungan. Cinta lingkungan. Cinta lingkungan. Cinta lingkungan. Ada suatu acara yang selaludilakukan di akhir suatu kegiatan, yaitu “operasi semut.” Inidilakukan dengan membentuk satu barisan lurus, lalu bersama-samamenyisir lapangan atau ruangan yang baru saja dipakai danmemungut segalah sampah yang ditemukan. Hal ini merupakanpenjabaran salah satu sifat dasar Pramuka yaitu cinta alam danlingkungan sekitarnya. “Cinta alam” bukan sekedar diterjemahkansebagai kegiatan di alam bebas seperti perkemahan dan penjela-jahan, namun juga tanggung-jawab dalam memelihara kelestari-annya. Lebih jauh lagi, aplikasinya dalam kehidupan sehari-hariadalah selalu menjaga keserasian dengan lingkungan, baiklingkungan alam maupun lingkungan masyarakat.

Kecerdasan motorik.Kecerdasan motorik.Kecerdasan motorik.Kecerdasan motorik.Kecerdasan motorik. Kegiatan baris-berbaris, tali-temali, membuat prakarya, bahkanmenjahit yang diajarkan sejak Siaga sangat membantu dalam meningkatan ketrampilan motoriksejak usia dini. Tentu di masa yang akan datang ini akan bermanfaat dalam mempelajari berbagaiketrampilan yang berguna bagi kehidupan.

Wadah penggalian dan pengembangan bakat. Wadah penggalian dan pengembangan bakat. Wadah penggalian dan pengembangan bakat. Wadah penggalian dan pengembangan bakat. Wadah penggalian dan pengembangan bakat. Masih banyak aspekpendidikan yang diberikan oleh kegiatan kepramukaan yang belum saya sampaikan di sini. Ibaratpemeo, Anda harus mengalaminya sendiri untuk dapat memahaminya. Namun dapat sayasimpulkan bahwa kegiatan kepramukaan memberikan manfaat yang sangat besar dalampendidikan anak dan remaja untuk menggali dan mengembangkan bakat-bakat mereka, untukmenjadi manusia dewasa yang mandiri dan berguna bagi masyarakat.

Alumnus SMA RP, lulus tahun 1990

Sekarang menjabat Kepala Subbidang Metrologi Panjang di Puslit KIM-LIPI(Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

PPPPPRAMUKARAMUKARAMUKARAMUKARAMUKA DIDIDIDIDI RP: RP: RP: RP: RP:PPPPPEMBINAANEMBINAANEMBINAANEMBINAANEMBINAAN K K K K KARAKTERARAKTERARAKTERARAKTERARAKTER P P P P PRIBADIRIBADIRIBADIRIBADIRIBADI

A. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARAA. PRABA DRIJARKARA

Page 82: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor

Page 83: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8383838383REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

kolom kita

Semuanya berawalketika X memasukikamar kecil yangberada di lantai 1gedung baru SMP RP.

Kamar kecil itu berada tepat disamping kantin yang digunakanbersama. Diterangi lampu yangtemaram, X merasakan sesuatuyang lain. Ia memandangikeseluruhan ruangan itu. Tidakada apa-apa. Tapi ketika iamenundukkan kepalanya…… Iamelihat seonggok kepala tanpatubuh di lantai kamar kecil itu.Langsung saja X berteriaksekeras mungkin lalu laritunggang langgang keluar dariruangan itu.’

Mungkin Anda yang bersekolahdi RP sekitar akhir 70 – awal 80pernah mendengar cerita hantudi atas. Cerita mengenai kepalasorang suster tanpa kepala.Cerita ini merupakan ceritayang digosipkan menjadi asalmuasal ditutupnya kamar kecildi dekat kantin. Tapisebenarnya tidak ada yangtahu, apakah kepala suster itumemang ada atau sebataskhayalan.

Sebelum memasuki era 80’ankebanyakan dari narasumberkami mengaku tidak pernahmendengar satu kabar punmengenai hantu yangbersemayam di lingkungansekolah Regina pacis ini. Tapientah kenapa belakangankemudian cerita mengenaihantu menjadi sesuatu yangmenarik untuk diperbincangkandi kalangan siswa. Mungkin iniyang menjadi daya tarik masakini.

RRRRRECISECISECISECISECIS

GGGGGHOSTHOSTHOSTHOSTHOST S S S S STORYTORYTORYTORYTORY

Ada lagi cerita mengenai arwahgentayangan yang berada disalah satu ruangan kelas diSMA RP ini. Konon katanyasetiap kali siswa-siswi berfotodi ruangan kelas ini, foto yangdiambil tidak pernah terfokus.Seperti ada sekelebatbayangan yang menutupinya.Kalau anda pernahmengalaminya sendiri tentuAnda tahu ruangan kelas manyang kami maksud. Sebagaipetunjuk, kelas ini berada dilantai tiga SMA RP. Katanya siarwah tidak suka kalau adayang berfoto di ‘tempatnya’.Entah darimana asal muasalarwah tersebut.

Cerita hantu yang paling santerterdengar adalah yangberlokasi di tangga sebelahruang serbaguna lantai 1. Disana memang gelap, ditambahlagi terdapat dua WC denganpenerangan yang memang bisadikategorikan seram. Apalagibila sedang diadakan PerayaanEkaristi Malam Paskah danNatal. Gosip ini bertambahsemarak karena tangga inisudah tidak lagi difungsikan.Entah kenapa, mungkin karenatangga ini dinilai dapat menjadiakses mudah bagi siswa untukbersembunyi jika sedang inginmembolos mata pelajaran.

Lain lagi cerita mengenai hantuyang berada di sekitar kapelRegina Pacis. Kok bisa-bisanya,ya, muncul cerita berhantu dibangunan yang dapatdikatakan sebagai tempatbersemayamnya Tuhan? Tapi,ya, yang namanya bangunanberumur, para siswa tentu suka

mengarang sesuatu yangmenarik mengenai tempat itu.

Dikisahkan oleh seseorangkalau hari telah malam, dari arahlapangan depan kapel seringterdengar suara orangmenyapu. Gemerisik sampahdedaunan yang disapu terasabegitu nyata. Akan tetapisetelah ditegur ternyata tidakada orang sama sekali. Hiy ……membayangkannya saja sudahbergidik, apalagi kalau sampaimengalami sendiri. Cerita iniberakar dari seorang petugaskebersihan yang pernahbekerja di lingkungan sekolahRegina Pacis. Beliau adalahseorang pekerja yangtergolong rajin. Tapi entahkenapa, suatu ketika Bapak inimeninggal. Kata narasumberkami, sih, kemungkinan suarayang didengarnya itumerupakan arwah Bapakpetugas kebersihan yang masihbergentayangan di sekolah ini.Mungkin, itu bukti cintanyayang mendalam terhadappekerjaannya di RP.

Page 84: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8484848484 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

kolom kita

Di awal tahun ajaran baru 1985-1986, Ibu Darsini dengan lincah keluarmasuk seluruh kelas 2 mengumumkan “penerimaan anggota baruKorps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia cabang kodya Bogor”.Katanya bagi yang ingin bekerja sosial dan bergabung dengan PMI,boleh mendaftarkan diri langsung ke sekretariat KSR di markas PMIpusat. Alhasil mendaftarlah Isaac, Eko Elmartos, Hermawan dan Aletta.

Selama menjalani pelatihan sebagai anggota KSR, keempatnyabersepakat mendirikan Palang Merah Remaja (PMR) SMA Regina Pacis.Saat itu, PMR yang sudah menjamur diberbagai SMP dan SMA memangbelum hadir di Regina Pacis. Ibu Darsini sebagai pembina, dan keempatKSR pertama Regina Pacis yang menjadi pelatih.

Ditahun pertamanya, PMR SMA Regina Pacis yang beranggotakanbeberapa puluh siswa kelas 1 dan 2, langsung aktif berpartisipasidalam berbagai kegiatan tingkat kodya Bogor seperti bulan dana PMI,bakti sosial pembagian susu dan “Jumbara” kemah 1 malam PMR se-Bogor. Tak ketinggalan mengikuti cerdas cermat dan pertandinganPMR tingkat Jawa Barat. Tentu saja tujuan utamanya bukan meraihkemenangan, namun sekedar mengikrarkan keberadaan PMR ReginaPacis di kancah per-PMR-an Indonesia.

Tahun berganti, pelantikan angkatan ke-2 dibarengi dengan serahterima kepemimpinan kepada Hendra selaku ketua baru. Acara yangberlangsung di perkemahan Cijeruk, sempat diwarnai dengan petaka:saat jalan malam perorangan, beberapa peserta tidak berhasil kembalike perkemahan. Panitia yang hanya terdiri dari 7 KSR kekuranganSDM dan peralatan untuk melakukan pencarian. Detik dan menitberlalu mencekam, panitia panik berat “apa yang menimpa masing-masing yang hilang itu? Akankah mereka selamat?”. Para peserta yangdibiarkan duduk menundukkan kepala di lapangan tanpa bolehbergerak ataupun bersuara, samar-samar menyimak kasak-kusukpanitia mereka ulang rute pos ke pos mencoba menemukan titik awalanak-anak itu salah jalur dan mencari solusi menemukan kembaliketiganya.

Saat tiba-tiba 3 anak hilang ini muncul bersamaan (ternyata saattersesat mereka saling menemukan dan berupaya mencari jalan balikbersama-sama), panitia memutuskan melanjutkan skenario acaradengan perubahan kecil. Panitia pura-pura terbagi atas 2 kubu, yaituKSR asal Regina Pacis dan KSR non Regina Pacis, yang perang mulutsaling menyalahkan atas apa yang telah terjadi. Drama berlangsungmulus atas dukungan kondisi emosional yang demikian menunjang,panitia memang saling kesal beneran. Drama ditutup denganmelempar kesalahan pada para peserta, dan nasehat panjang lebaragar mereka berupaya lebih baik demi PMR Regina Pacis. Tanpadisangka, para peserta putri mulai menangis dan akhirnya tanpaterkendali menjadi bertangisan. Untung matahari mulai bersinar, dansuasana haru pupus dengan pelukan kebersamaan antara seluruhpanitia dan peserta. Semuanya berjanji berbuat yang terbaik demiPMR Regina Pacis.

PPPPPALANGALANGALANGALANGALANG M M M M MERAHERAHERAHERAHERAH R R R R REMAJAEMAJAEMAJAEMAJAEMAJA

(PMR) (PMR) (PMR) (PMR) (PMR)

Page 85: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8585858585REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005 I

kolom kita

Ternyata setelah dilacak, yang mulai menangis adalah Ani. Sebenarnyadia menangis bukan karena haru dinasehati, tetapi mendengar Alettabertanya “ransel gue mana?”. Ani menyangka panitia pada maumeninggalkan perkemahan, dan panik membayangkan merekaditinggalkan begitu saja. Padahal Aletta mencari ransel karena lapardan ingin makan beng-beng.

Setelah perkemahan itu, PMR Regina Pacis makin solid dan mantapmengayunkan langkah. Tanpa terasa 20 tahun sudah, berkarya danberjaya.

Pernah bergabung di PMR? Jangan ragu untuk bergabung kembalidan menjadikan PMR Regina Pacis terbaik dari segala yang pernahada.***

PPPPPALANGALANGALANGALANGALANG M M M M MERAHERAHERAHERAHERAH R R R R REMAJAEMAJAEMAJAEMAJAEMAJA

(PMR) (PMR) (PMR) (PMR) (PMR)

Page 86: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8686868686 I REGINA PACIS VOLUME 1 TAHUN 2005

SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI)SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI)SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI)SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI)SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI)Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984Alumnus 1984

Pada waktu itu halaman sekolah SMA Regina Pacis rimbun denganpohon buah-buahan. Ada pohon alpukat dan pohon rambutan. Semuamurid-murid pasti sangat menantikan di saat pohon tersebut berbuah.Tak ada kecualinya dengan saya. Setiap hari saya selalu menunggudan memandangi pohon-pohon tersebut kali aja ada buahnya.Bayangan akan nikmatnya buah-buah tersebut selalu terbersit dalambenak saya. Hingga suatu hari, masa panen yang dinantikan pun tiba.Pada saat itu pohon rambutan sedang berbuah dengan lebat, timbullahniat iseng saya. Kemudian saya berencana akan menikmati rambutantersebut saat jam istirahat… ehmm… nyam.. nyam… asyik…

Tepat jam istirahat, saya berdiri di bawah pohon rambutan dan bersiap-siap untuk memetik ranting yang paling pendek dan buah yang lebat.Kebetulan Pak Sumantri berdiri juga dekat pohon tersebut. Tentu sajakesempatan ini tidak saya lewatkan begitu saja, dan saya minta tolongpada beliau untuk memata-matai situasi, takut-takut kalau BapakKepala Sekolah keluar dari kantornya, dan ternyata beliaumenyanggupi. Kemudian saya mulai menarik dahan rambutan dansiap memetik buahnya.

Tiba-tiba ….

Bapak Kepala Sekolah melotot sambil menegur, “Belum pernah makanbuah rambutan, ya ?????!!!!!” Kontan saya langsung melonjak, dunia iniseperti mau runtuh saja. Saya kaget setengah mati, dan sambilcelingak celinguk melihat keadaan sekitar sambil mencari sosok priayang tadi menyetujui permintaan saya. Perasaan dongkol, kesel, sebalsemua menyatu dalam hati. Siapa yang tidak dongkol?! Kemana beliaumenghilang?? Ternyata beliau lagi ngeloyor masuk ke ruang gurudengan senyum yang mengembang di wajahnya… untunglah bel tandaselesai istirahat sudah berbunyi. Saya cepat-cepat lari masuk ke kelas.

Ah… dasar, hari yang apes…

gelak tawa alumni

Kenangan demi kenangan kita alami dalam setiap menit dalam hidup kita danselalu meninggalkan suatu kesan yang unik yang tak pernah terlupakan.Begitu pula halnya dengan rekan-rekan kita di bawah ini:

Page 87: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

8787878787BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG)FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG)FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG)FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG)FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG)Alumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985Alumnus 1985

Pada waktu kelas dua SMA (tahun 1983), saya masuk kelas II IPA 2dengan wali kelas Bapak Imam Supeno (guru Kesenian/Menggambarwaktu itu). Menjelang kenaikan kelas, seperti tahun-tahunsebelumnya, murid-murid kelas I dan II diminta untuk mengisi acarakesenian dalam acara perpisahan kelas III. Kelas kami inginmempersembahkan yang lain daripada yang lain, dan melibatkanseluruh anggota kelas, tanpa kecuali.

Dengan ide awal yang datang dari Posma Hutasoit, kami mengelarFashion Show … dengan busana yang digunakan seharian dan dilingkungan Sekolah. Gayanya sih dibikin kocak …. jadi busananyaada: Busana Malam (kostum ronda), Busana Tidur (piyama), BusanaMandi (kimono, handuk), Busana Sekolah (seragam, dengan gaya anakTK lengkap dengan saputangan yang dipenitikan di baju), BusanaPraktikum (jas lab dengan membawa boneka kelinci dan gergaji,celemek untuk praktek masak), Busana Piknik dan Busana Punk.Pembagian jenis kostum diusahakan seadil-adilnya. Caranya? Menurutnomor urut absen. Misalnya nomor 1 sampai dengan 4 memeragakanBusana Malam, dan seterusnya sampai nomor absen terakhir. Oki(Idayanti Sudiro) yang bertugas menjadi pembawa acara karenamemang suara dia bagus/enak didengar, dan kami berlenggak-lenggok di atas “catwalk” diiringi lagu Stayin’ Alive-nya Bee Gees.Memang sangat berkesan karena Fashion Show itu melibatkan semuaanggota kelas, yang pendiam dan kutu buku sekalipun. Begitulahkompaknya kelas II IPA 2 dulu.

Yang tak kalah berkesan pula pada saat pengumuman kelulusan SMA.Saya ingat betul tanggalnya … 30 April 1985. Pengumuman kelulusansekaligus Perpisahan kelas III. Seperti tradisi biasanya … anak-anakkelas III tidak mengisi acara, melainkan hanya menjadi penonton saja.Tetapi, sebelum acara selesai, satu per satu kawan-kawan jatuh sakit,muntah-muntah. Ada yang mulai muntah-muntah saat masih di sekolah,ada juga yang sakitnya setelah sampai di rumah, seperti saya sendiri.

Selidik punya selidik, ternyata konsumsi yang dibagikan hari itu (baca:kue soes) kondisinya sudah tidak baik. Hampir satu sekolahkeracunan kue soes tersebut. Rumah sakit di Bogor (saat itu baruada PMI dan Karya Bakti) penuh terisi oleh murid, guru, keluarga,atau tetangga SMA RP. Saking banyaknya korban, hari itu kami kenangdengan nama HARMUNAS …. (HARi MUNtah NASional).

gelak tawa alumni

Page 88: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 89: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 90: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 91: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 92: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 93: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor

9393939393BUKU KENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I

TIM PENGARAHTIM PENGARAHTIM PENGARAHTIM PENGARAHTIM PENGARAHKetuaKetuaKetuaKetuaKetua : Prof. Dr. Ir. Suminar S. A, MSc. ‘66BendaharaBendaharaBendaharaBendaharaBendahara : Ariesty Margaretha B., Ir. Arsitek

(Gwat Liang) ‘66AnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggota : Tetje Jusdi ‘61

Kicky Susanto ‘66 Lenny Mukidjam ‘66 Sonia Susanto ‘67 R.H. Judistira Sutaprawira, B.A. ‘67 Amie Ratu Siti Aminah ‘69

TIM PELAKSANATIM PELAKSANATIM PELAKSANATIM PELAKSANATIM PELAKSANAKetuaKetuaKetuaKetuaKetua : Anang Gunawan ‘84Sekretaris ISekretaris ISekretaris ISekretaris ISekretaris I : M.R. AstutySekretaris IISekretaris IISekretaris IISekretaris IISekretaris II : Masrina SitepuSekretariatSekretariatSekretariatSekretariatSekretariat : Undang Rumdana ‘66

Janto Pramoedji ‘70 Baso Dharmawan ‘87 Wandi Haryadi ‘99 Lora Tunggal ’00 Veronica Eriana Dwiyanti ’00 Julius Dimas T.N. ‘01 Maria Utami

AcaraAcaraAcaraAcaraAcara : Aletta Leswara ‘87 (Koordinator)

Bazaar LombaBazaar LombaBazaar LombaBazaar LombaBazaar Lomba : Magdalena Rumawas ‘90PembukaanPembukaanPembukaanPembukaanPembukaan : Sekolah RP para guru dan siswaCareer DayCareer DayCareer DayCareer DayCareer Day : Patricia Bachtiar ‘83PameranPameranPameranPameranPameran : Hendra ‘89

OSIS SMASeminarSeminarSeminarSeminarSeminar : Erna Erlanwaty ‘84Pentas SeniPentas SeniPentas SeniPentas SeniPentas Seni : OSIS SMAReuniReuniReuniReuniReuni : Ruliana Abidin ‘97BukuBukuBukuBukuBuku : Sofyan Sibarani ‘93

UmumUmumUmumUmumUmum : Kusnanda Supriatna ‘85 (Koordinator)

DanaDanaDanaDanaDana : Lenny Mukidjam ‘66

Publikasi/HumasPublikasi/HumasPublikasi/HumasPublikasi/HumasPublikasi/Humas: Itje Sri Rejeki ‘71 Darmadi A.W. ‘69 Datje Ahmad ‘67

Sponsor/BazaarSponsor/BazaarSponsor/BazaarSponsor/BazaarSponsor/Bazaar: Andi Tanudiredja ‘87: Ariyuswanto ‘92

KonsumsiKonsumsiKonsumsiKonsumsiKonsumsi : Andini ‘88

DokumentasiDokumentasiDokumentasiDokumentasiDokumentasi : FX Puniman ‘67

Perlengkapan dan DekorasiPerlengkapan dan DekorasiPerlengkapan dan DekorasiPerlengkapan dan DekorasiPerlengkapan dan Dekorasi: Turino Gumulya ‘85

KebersihanKebersihanKebersihanKebersihanKebersihan : Staff Sekolah

Sie Keamanan/KetertibanSie Keamanan/KetertibanSie Keamanan/KetertibanSie Keamanan/KetertibanSie Keamanan/Ketertiban: Saut Maruarar Nainggolan B.A. ‘66 Iptu Nakiya (Polisi) Bripka Riadiyanto (Polisi)

TransportasiTransportasiTransportasiTransportasiTransportasi : Lani Sunjaya ‘73KesehatanKesehatanKesehatanKesehatanKesehatan : dr. Lindawati Halim ‘84

dr. Hendarto W. ‘69

Terima kasih khusus pada:Terima kasih khusus pada:Terima kasih khusus pada:Terima kasih khusus pada:Terima kasih khusus pada:

Helena Wikara ‘58 , Gwat Liang ’66, Lenny ’66,Suminar, Yanto, Tuti, Kukuh ’92, Yolanda ’72,

Loanda ’62, Anton Mukidjam, Bambang,

Megawati Lie Gin Hoa ’72, Risdiani ’92.

DANDANDANDANDAN SEGENAP SEGENAP SEGENAP SEGENAP SEGENAP wakil angkatan, alumni, relawanyang datang dan pergi, mereka yang sudah

ber”uar-uar”, para mantan guru, yang tidak dapat kamisebutkan satu-persatu yang telah meluangkan waktu

dan pikirannya untuk mensukseskan perayaan ini.

SUSUNAN PANITIAHUT EMAS

SEKOLAH REGINA PACIS BOGOR

PelindungPelindungPelindungPelindungPelindung : Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd Drs. C. Dwi Sunu Subroto

PenasehatPenasehatPenasehatPenasehatPenasehat : Ir. Hasjrul Harahap, M.M. Yosef Sumantri A.Y. Suwarto Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis ‘59 H. Sjafei Bratasenjaya ‘61 Marzuki Darusman SH ‘63 Jend. (Pol.) Drs. Rusdihardjo ‘64 Rudi Harsatanaya ‘69 Robert Wowor, OFM ‘77

Page 94: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 95: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor
Page 96: Buku Kenangan Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor