referat hipersomnia jiwa.docx

Upload: dia-nopriyana

Post on 02-Jun-2018

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    1/12

    REFERAT

    GANGGUAN TIDUR HYPERSOMNIA GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

    (F42)

    Di bawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Kl in ik Senior

    Oleh:Dia Nopriyana

    08310067

    Pembimbing:dr. Ricky W. Tarigan, M.ked(Kj),Sp,Kj

    ILMU KEDOKTERAN JIWARS JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI, BANDAR LAMPUNG 2014

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    2/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapatdibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau rangsangan lainnya. 1

    Masalah tidur yang menyebabkan stres pribadi yang signifikan atau hendayafungsi sosial, pekerjaan atau peran lain diklasifikasikan dalam sistem DSM sebagaigangguan tidur (sleep disorder). Pada beberapa orang tidur merupakan hal yang sulitdilakukan karena adanya gangguan tidur. Gangguan tidur yang paling sering dikeluhkanadalah insomnia. 2

    Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisanmasyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda,serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tiduryang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur

    biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudahtersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapatmempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa penelitigangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalamikecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. 3

    Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lamasemakin meningkat sehingga menimbulkan maslah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, kecendrungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu

    penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baruakibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguantidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yangakan datang. 3

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    3/12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Menurut berdasaarkan Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disordersedisi ke empat (DSM-IV), ganguan tidur atau sleep disorder adalah masalah tidur yangmenyebabkan stres pribadi yang signifikan atau hendaya sosisla, pekerjaan atau peranlain. 2

    Hipersomnia adalah suatu keadaan tidur dan serangan tidur disiang hari yang berlebih yang terjadi secara teratur atau rekuren untuk waktu singkat dan menyebabkangangguan fungsi sosial dan pekerjaan. 7

    2.2. Klasifikasi Gangguan TidurMenurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III),

    gangguan tidur secara garis besar dibagi dua, yaitu dissomnia dan parasomnia. 4

    Menurut Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi ke empat(DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkan kriteria diagnostik klinik dan

    perkiraan etiologi. Tiga kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV adalah 5

    1. Gangguan tidur primerGangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia.Dissomnia adalah

    suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk :a. Insomnia primer,

    b. Hipersomnia primer,

    c. Narkolepsi,

    d. Gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, dan

    e. Gangguan tidur irama sirkadian.

    Parasomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur termasuk :a. Gangguan mimpi menakutkan (nightmare disorder) ,

    b. Gangguan teror tidur, dan

    c. Gangguan tidur berjalan.

    2. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan mental lain, dan

    3. Gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur akibat kondisi medis umum atau yangdisebabkan oleh zat.Klasifikasi gangguan tidur menurut Internasional Classification of Sleep Disordersadalah 61. Dissomnia

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    4/12

    a. Gangguan tidur intrisik

    Narkolepsi, gerakan anggota gerak periodik, sindroma kaki gelisah, obstruksi salurannafas, hipoventilasi, post traumatik kepala, tidur berlebihan hipersomnia), idiopatik.

    b. Gangguan tidur ekstrisik

    Tidur yang tidak sehat, lingkungan, perubahan posisi tidur, toksik, ketergantunganalkohol, obat hipnotik atau stimulantc. Gangguan tidur irama sirkadian

    Jet-lag sindroma, perubahan jadwal kerja, sindroma fase terlambat tidur, sindroma fasetidur belum waktunya, bangun tidur tidak teratur, tidak tidurselama 24 jam.2. Parasomniaa. Gangguan aurosal

    Gangguan tidur berjalan, gangguan tidur teror, aurosal konfusional

    b. Gangguan antara bangun-tidur

    Gerak tiba-tiba, tidur berbicara,kramkaki, gangguan gerak beriramac. Berhubungan dengan fase REM

    Gangguan mimpi buruk, gangguan tingkah laku, gangguan sinus arrestd. Parasomnia lain-lainnya

    Bruxism (otot rahang mengeram), mengompol, sukar menelan, distonia parosismal3. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan kesehatan/psikiatria. Gangguan mentalPsikosis, anxietas, gangguan afektif, panik (nyeri hebat), alkohol

    b. Berhubungan dengan kondisi kesehatan

    Penyakit degeneratif (demensia, parkinson, multiple sklerosis), epilepsi, status epilepsi,nyeri kepala, post traumatik kepala, stroke.4. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi

    2.3. Epidemiologi

    Gangguan tidur sangat sering terjadi, 40% populasi mempunyai masalah tidurselama setahun terakhir ini, 10% dapat didiagnosis sebagai insomnia, 3-4% mempunyaidiagnosis hipersomnia. 8

    Sebanyak 10 orang 132 dilibatkan dalam survei ini. Prevalensi masalah tiduradalah 56% di Amerika Serikat, 31% di Eropa Barat dan 23% di Jepang. Kebanyakanindividu dengan masalah tidur dianggap ini berdampak pada fungsi mereka sehari-hari,dengan kehidupan keluarga yang paling terpengaruh dalam sampel Eropa Barat, kegiatan

    pribadi dalam sampel AS dan kegiatan profesional dalam sampel Jepang. Hampirsetengah dari individu dengan masalah tidur tidak pernah mengambil langkah apapununtuk mengatasi mereka, dan mayoritas responden tidak berbicara dengan dokter tentang

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    5/12

    masalah mereka. Dari orang-orang yang telah berkonsultasi dokter, resep obat telahdiberikan kepada sekitar 50% di Eropa Barat dan Amerika Serikat dan 90% di Jepang. 9Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17%diantaranya mengalami masalah serius. 3

    Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung meningkat, hal ini juga sesuaidengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkankurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidurkronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol. 3

    Pada kuisoner dan studi laboratorium, hipersomnia di siang hari menynerang 0,3-4% pupulasi. Suatu studi pada tahun 1981 memperkirakan di Inggris sebesar 4000

    penderita hipersomnia idiopatik.. 7

    2.4. Etiologi

    Penyebab dari gangguan tidur adalah 101. Stres. Kekhawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapatmembuat pikiran menjadi aktif di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Peristiwakehidupan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai,

    perceraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan insomnia.

    2. Kecemasan dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimia dalamotak atau karena kekhawatiran yang menyertai depresi.

    3. Obat-obatan. Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan (sepertiritalin) dan kortikosteroid.

    4. Kafein, nikotin dan alkohol. Kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafeinadalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakan stimulan yang dapat menyebabkaninsomnia. Alkohol adalah obat penenang yang dapat membantu seseorang jatuh tertidur,tetapi mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun di tengahmalam.

    5. Kondisi Medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dansering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besardibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan insomniaakibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal reflux disease(GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

    6. Perubahan lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh atau pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh,sehingga sulit untuk tidur. Ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatursiklus tidur-bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.

    Hipersomnia yang berhubungan dengan depresi dicatat dengan baik, meskipuninsomnia lebih sering terjadi. Beberapa pasien melaporkan keterkaitan antara serangan

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    6/12

    tidur dan pengalaman siang hari yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan. Pada beberapa kasus, tidak terdapat faktor emosional, psikologis atau pskiatri spesifik yangdapat diidentifikasi dan istilah idiopatik lalu digunaka untuk menggambarkanhipersomnia. 7

    2.5. Klasifikasi Hipersomnia

    Berdasarkan buku PPDGJ-III, terdapat klasifikasi Hipersomnia Non-organik. 4Berdasarkan International Classification Of Sleep Disorders, terdapat reccurenthypersomnia, idiopatic hypersomnia dan post-trauma hypersomnia sedangkan

    berdasaarkan Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi ke empat(DSM-IV) terdapat hypersomnia primer. 5

    2.6. Gambaran Klinisa. Hipersomnia Non-organik 4

    1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti :a. Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/sleep attacks(tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang darisaat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness)

    b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengankurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat danmempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

    c. Tidak ada gejala tambahan narcolepsy (catapelxy, sleep paralysis, hypnagonichallucination) atau bukti klin is untuk sleep apnoe (nocturnal breath cessatin, typicalintermittent snoring sounds,etc)

    d. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk padasang hari.

    2. Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain, misalnyagangguan afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya.Diagnosis hiersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakankeluhan yang dominan dari penderitaan dengan gangguan jiwa lainnya.

    b. Hipersomnia Primer

    Hipersomnia primer terdapat pada 5% populasi dewasa, pria dan wanita

    mempunyai kemungkinan sakit yang sama. Yang dimaksud dengan hipersomnia primeradalah tidur yang berlebihan atau terjadi serangan tidur ataupun perlambatan waktu bangun. Hipersomnia mungkin merupakan akibat dari penyakit mental, penyakit organik(termasuk obat-obatan) atau idiopatik. Gangguan ini merupakan kebalikan dari insomnia.Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Penderita hipersomniamembutuhkan waktu tidur lebih dari ukuran normal. Pasien biasanya akan tidur siangsebanyak 1-2 kali per hari, dimana setiap waktu tidurnya melebihi 1 jam. Meski banyaktidur, mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari. Gangguan ini tidak terlalu

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    7/12

    serius dan dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsipmanajemen diri. Polysomnography memperlihatkan penurunan gelombang delta

    peningka-tan kesadaran, dan pengurangan masa laten REM pada pasien denganhipersomnia primer. 11,12

    Kriteria Diagnostik untuk Hipersomnia Primer menurur DSM-IV-TR yaitu 12a) Keluhan yang menonjol adalah mengantuk berlebihan di siang hari selama

    sekurangnya satu bulan (atau lebih singkat jika rekuren) seperti yang ditunjukkanoleh episode tidur yang memanjang atau episode tidur siang hari yang terjadihampir setiap hari.

    b) Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan penderitaan yang bermaknasecara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi pentinglain.

    c) Mengantuk berlebihan di siang hari tidak dapat diterangkan oleh Insomnia dantidak terjadi semata-mata selam perjalan gangguan tidur lain (misalnya,narkolepsi, gangguan tidur berhubungan pernafasan, gangguan tidur iramasirkadian, atau parasomnia) dan tidak dapat diterangkan oleh jumlah tidur yangtidak adekuat.

    d) Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan lain.

    e) Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obatyang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum.

    2.7. DiagnosisSebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan

    terlebih dahulu jenis dan lamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), denganmengetahui jenis dan lamanya gangguan tidur, selain untuk membantu mengidentifikasi

    penyebabnya, juga dapat memberikan pengobatan yang adekuat. 3

    Pada saat pemeriksaan pasien mengeluh nyeri kepala di pagi hari, tidak segar saat bangun, masalah dengan fungsi mental atau emosional, mengantuk berlebihan pada sianghari, dan kelelahan. Dalam sleep apneu pasangan tidur mungkin melaporkan megap-megap atau mendengkur saat tidur. Dalam narkolepsi, individu dan keluarga merekamngeluh tertidur pada waktu yang tidak tepat,cataplex,hypnagogic halusinasi,danketidakmampuan sesaat untuk bergerak atau berbicara saat bangun (kelumpuhan tidur).Obat dan riwayat pengobatan penting untuk menyingkirkan kantuk di siang hari yangterkait dengan penggunaan narkoba. 13

    Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah polysomnography adalah tes semalamdi mana perangkat pemantauan terhubung ke individu untuk menilai berbagai tahapantidur untuk aktivitas muatan listrik otak(electroencephalogram, atau EEG), jantung

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    8/12

    (elektrokardiogram), gerakan otot-otot (electromyogram) dan mata (elektro-oculogram).Kadar oksigen dalam darah dan perubahan dalam pernapasan juga dipantau. Beberapa teslatensi tidur (MSLT) mengukur waktu yang dibutuhkan untuk jatuh tidur siang haridalam ruangan yang tenang. Tes-tes lain mungkin termasuk pemeliharaan uji terjaga danskala kantuk Epworth. 14

    Pada tahun 1984, The International Institute of Health membuat suatu konsensus pengelompokan gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari: 31. Transient yaitu jika gangguan tidurnya kurang dari 7 hari

    2. Short term yaitu jika gangguan tidurnya menetap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3minggu. Kedua gangguan tersebut biasanya berhubungan dengan stress yang akut seperti

    perubahan kehidupan sosial, peningkatan emosional, faktor lingkungan, faktor sistemik,kelainan gangguan kesehatan, desinkronisasi irama sirkadian

    3. Long term yaitu jika gangguan tidur menetap lebih dari 3 minggu. Biasanya berhubungan dengan gangguan tidur primer, gangguan psikiatri, gangguan kesehatan,

    gangguan psikologi.

    Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuatreklasifikasi untuk mencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4 kelompokyaitu: 31. Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik,

    2. Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur, berhubungan faseREM

    3. Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguan neurologi,gangguan kesehatan

    4. Gangguan yang tidak terklasifikasi

    2.8. Diferential DiagnosisDiferential diagnosis untuk gangguan tidur hipersomnia adalah 141. Kurang tidur; dengan karakteristik utama adalah keterbatasan tidur pada malam hari.Temuan polisomnografi akan mirip dengan pasien hipersomnia idiopatik, akan tetapigejala kantuk berlebih pada siang hari akan membaik saat waktu tidur ditingkatkan.

    2. Delayed Sleep Phase Syndrome , pasien akan mengalami kesulitan bangun di pagi hari.Pasien biasanya tidur terlambat di malam hari, tetapi jika waktu tidurnya cukup, makamereka tidak akan merasakan kantuk di siang hari.

    3. Long sleeper ; mereka memiliki kebutuhan tidur yang lebih banyak dari orang normal,sehingga jika waktu tidur mereka tidak terpenuhi, maka akan merasa kantuk pada sianghari. Jika diberikan kesempatan untuk tidur sepanjang yang mereka butuhkan, makagejala kantuk berlebih pada siang hari akan menghilang; berbeda dengan hipersomniaidiopatik.

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    9/12

    4. Obstructive Sleep Apnoe (OSA); saat diketahui pasien memiliki kebiasaan mengoroksaat tidur, diagnosis OSA perlu dipertimbangkan. Pemeriksaan yang diperlukan adalahmonitor respirasi saat tidur.

    5. Narkolepsi; istilah narkolepsi dahulu merupakan sinonim dari kantuk berlebih disiang

    hari, tetapi diketahui belakangan bahwa narkolepsi memiliki kelainan spesifik pada tidurREM yang memberikan manifestasi bermacam-macam saat tidur maupun bangun. Gejalautama dari narkolepsi adalah pemanjangan waktu tidur utama, tetapi kelelahan yangdialami pasien akan berujung pada hiperaktivitas paradoksikal. Pemeriksaan yangdiperlukan adalah HLA, polisomnografi, dan multiple sleep latency test (MLST).

    2.9. Penatalaksanaana. Pendekatan Non Farmakologi

    Pendekatan psikologis memiliki banyak keterbatasan untuk penanganan Insomnia primer. Secara keseluruhan pendekatan dengan penanganan kognitif-behavioral telahmelaksanakan manfaat yang penting dalam menangani insomnia. 2

    Teori kognitif-behavioral menekankan pada jangka pendek dan berfokus pada penurunan kondisi fisiologis yang timbul, memodifikasi kebiasaan tidur yang maladaptifdan mengubah pemikiran yang disfungsional. Terapi ini biasanya menggunakankombinasi dari beberapa teknik, restrukturasi rasional. Kontrol simultan melibatkan

    perubahan stimulus lingkungan yang diasosiasikan dengan tidur. Dibawah kondisinormal, kita belajar untuk mengasosiasikan stimulus menghubungkan berbaring ditempattidur dengan tidur, sehingga pemaparan terhadap stimulus ini dapat meningkatkan

    perasaan mengantuk. Namun ketika seseorang menggunakan tempat tidur untuk banyakaktivitas, tempat tidur dapat kehilangan asosiasinya dengan rasa kantuk. 2

    Teknik kontrol simultan bertujuan untuk memperkuat hubungan tempat tidur dantidur dengan sebisa mungkin membatasi aktivitas yang dihabiskan ditempat tidur untukdapat tertidur. Biasanya, seseorang diinstruksika dengan membatasi waktu yangdihabiskan ditempat tidur untuk mencoba tidur dalam waktu 10 atau 20 menit. Jika masihtidak dapat tidur juga pada waktu yang diperkiran, orang tersebut diinstruksikan untukmeninggalkan tempat tidur dan pergi keruangan lain untuk membangun kerangka

    berpikir yang santai sebelum relaksasi. 2

    Tindakan sleep hygiene terdiri dari: 31. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

    2. Hindari tidur pada siang hari/sambilan

    3. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

    4. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

    5. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

    6. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    10/12

    7. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

    8. Hindari rasa cemas atau frustasi

    9. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak

    b. Pendekatan FarmakologisDalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara

    kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obatyang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan enekanan aktifitas dari reticularactivating system (ARAS) diotak. 3

    Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan tambahan.Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short action)dgnmembatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tiduryang normal. 3

    Pengobatan dari hipersomnia primer meliputi obat-obat stimulan yang dapatmempertahankan kesadaran; dextroamphetamine dan methylphenidate keduanyamempunyai masa paruh yang singkat dan di minum dalam dosis terbagi. Femoline,stimulan kerja lama, dapat juga digunakan. Modafinil, yang digunakan untuk mengobatinarkolepsi, dapat juga digunakan untuk mengobati hipersomnia primer. Antidepresantrisiklik (seperti protriptyline) dapat juga digunakan. Karena obat-obatan stimulan dapatmenimbulkan ketergantungan, maka penggunaannya harus benar-benar diawasi.

    2.10. PrognosisBila hipersomnia disebabkan oleh suatu gangguan mood, perjalanan klinisnya

    ditentukan oleh gangguan primer. Hipersomnia idiopatik dapat berubah selama perkembangan dan dapat membaik seiring pertambahan usia pada beberapa pasien.

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    11/12

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. KesimpulanHipersomnia merupakan gangguan tidur dimana adanya rasa kantuk yang

    berlebih sepanjang hari selama sebulan atau lebih. Rasa kantuk yeng berlebih ini dapat berupa kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang atau mungkin ada polaepisode tidur siang muncul hampir setiap hari dalam bentuk tidur siang yang diharapkanatau tidak diharapkan.

    Edukasi penting diberikan kepada pasien tentang sleep hygiene yang baik dalammengatasi berbagai gangguan tidur. Penggunaan obat harus dibatasi dan diawasi dengancermat, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkannya, oleh karenanya penggunaanobat tersebut harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan individual dari pasien.

  • 8/10/2019 REFERAT hipersomnia jiwa.docx

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Guyton dan Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 15.Jakarta:EGC

    2. Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus, dan Beverley Greene. 2003. Psikologi Abnormal .Jakarta :Erlangga.

    3. Japardi,I. 2002. Gangguan Tidur. Medan: Universitas Sumatera Utara. Diunduh dari:http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf.Diakses:29 Juni2012).

    4. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas Ppdgj-Iii. Jakarta:PT.Nuh Jaya. Pp: 93-5

    5. American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of MentalDisorders DSM-IV-TR Fourth Edition. Diunduh dari:http://www.book4doc.org/diagnostic-and-statistical-manual-of-mental-disorders-dsm-iv-

    tr-fourth-edition/6. American Academy of Sleep Medicine. ICS2 - International Classification of Sleep

    Disorders. American Academy of Sleep Medicine Diagnostic and Coding Manual . Diagnostik dan Coding Manual. 2nd. 2. Westchester, Ill: American Academy of SleepMedicine; 2001.Diunduh dari: http://www.esst.org/adds/ICSD.pdf.Diakses : 31 Mei 2013

    7. Puri B, Laking P, Treasaden.2011. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : EGC

    8. Tomb,David A. 2004. Buku Saku Psikiatri.

    9. Leger D, Neubauer D, etc. 2008. An International Survey of Sleeping problems in theGeneral Population. Avaiable in: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/ 18070379.

    Accesed: 02 Juni 201310. Gelder, Michael G, etc. 2003. New Oxford Textbook of Psychiatry. London: OxfordUniversity Press.

    11. Medical Disability Advisor. Hypersomnia. MDGuidelines.

    12. Sadock BJ. Normal sleep and Sleep disorders. Synopsis of Psychiatry, 10th ed,Lippincott Williams & Wilkins. A Wolters Kluwer Co.; 2007.

    13. MDGuidelines.Hypersomnia. Available in: http://www.mdguidelines.com/hypersomnia. Accesed : 02 Juni 2013

    14. Adrian Preda,MD.Primary Hypersomnia.Avaiable in: www.medscape.com. Accesed:02 Juni 2013