referat bronkhitis

18

Click here to load reader

Upload: santi-sidabalok

Post on 29-Jun-2015

775 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat bronkhitis

Bagian Penyakit Dalam

RSUD Kota Bekasi

2011

Bronkhitis

Pembimbing : Dr.Antoni Tulak, Sp.P

Santi Fitriani Sidabalok (06-131)

Page 2: referat bronkhitis

KATA PENGANTAR

Puji sukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat

menyelesaikan referat ini yang berjudul Bronkhitis. Referat ini disusun sebagai salah satu

tugas persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik Bagian Penyakit Dalam RSUD Bekasi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Antoni Tulak,

Sp.P sebagai pembimbing dalam pembuatan referat ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis

sampaikan kepada dokter-dokter pembimbing di RSUD Bekasi atas bimbingan yang kami

dapat selama kepaniteraan klinik ini.

Kami menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak

kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari dokter

pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa untuk memberikan saran dan masukan yang

berguna bagi penulis.

Lepas dari segala kekurangan yang ada, kami berharap semoga referat ini membawa

manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 21 Februari 2011

Penulis

Page 3: referat bronkhitis

DAFTAR ISI

Kata Pengatar

Daftar Isi

Pendahuluan

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: referat bronkhitis

PENDAHULUAN

ANATOMI SISTEM PERNAFASAN

Saluran pernafasan bagian atas

1. Rongga hidung

Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak

mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir disekresi secara terus

menerus oleh sel–sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan

bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai

penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke

dalam paru – paru.

2. Faring

Adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut ke laring.

Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratoriun

dan digestif.

3. Laring

Adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakhea. Fungsi

utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya lokalisasi. Laring juga

melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.

Saluran pernafasan bagian bawah.

1. Trakhea

Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang

panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus

utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan

dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.

2. Bronkus

Bronkus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus kanan lebih

pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya hampir

vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari

trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan dan kiri

bercabang menjadi bronkus lobaris kemudian bronchus segmentaliis. Bronkus dan

Page 5: referat bronkhitis

bronkiolus dilapisi oleh sel–sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek

yang disebut silia, yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing

menjauhi paru menuju laring.

3. Bronkiolus

Membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai

kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus

respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan

udara pertukaran gas.

4. Alveoli

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel alveolar,

sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar

tipe II sel–sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid

yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel

alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar

yang memakan benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting.

FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN

Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :

Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran

carbondioksida (CO2) secara keseluruhan.

Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan

sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel).

Proses fisiologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup 3 proses yaitu :

Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari atmosfir ke alveoli paru.

Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke dalam kapiler paru.

Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

BAB 2

ISI

Page 6: referat bronkhitis

DEFINISI BRONKHITIS

Bronkhitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Dapat

berupa hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3

bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui

tidak terdapat penyebab lain. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan

sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya

penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

ETIOLOGI

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dari

polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

Rokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah

penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok

dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok

berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus

epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.

Infeksi

Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang

kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling

banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie. Bronkitis

infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai

bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).

Polusi

Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah

merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis

adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon,

aldehid, ozon.

Keturunan

Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali

pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana

Page 7: referat bronkhitis

kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim

proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk

jaringan paru.

Faktor sosial ekonomi

Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi

rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru

dan saluran pernafasan menahun.

Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:

Sinusitis kronis

Bronkiektasis

Alergi

Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

Berbagai jenis debu

Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,

sulfur dioksida dan bromin

Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida

Tembakau dan rokok lainnya.

PATOFISIOLOGI

Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan

peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan

gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus

tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai

bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok

dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat

memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat

sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.

Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus.

Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta

metaplasia. Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini

Page 8: referat bronkhitis

mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam

jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

GEJALA

Gejalanya berupa:

batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

bengek

lelah

pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

pipi tampak kemerahan

sakit kepala

gangguan penglihatan.

Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,

lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak

berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.

Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Page 9: referat bronkhitis

Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi

demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi,

terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.

DIAGNOSA

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi

pernafasan yang abnormal.

Anamnesis : riwayat penyakit yang ditandai batuk-batuk setiap hari disertai

pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1 tahun, dan

paling sedikit selama 2 tahun.

Pemeriksaan fisik :

1. Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter anteroposterior dada

meningkat).

2. Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.

3. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah,

tukak jantung berkurang.

4. Suara nafas berkurang dengan expirasi panjang.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

Tes fungsi paru-paru

Gas darah arteri

Rontgen Thorax : Foto thorax pada bronchitis kronis memperlihatkan tubular

shadow berupa bayangan garis-garis yang parallel keluar dari hilus menuju apex

paru dan corakan paru yang bertambah.

Page 10: referat bronkhitis

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada penderita PPOK mempunyai tujuan untuk :

1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak hanya pada fase

akut, tapi juga pada fase kronik.

2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari sesuai

dengan pola kehidupannya.

3. Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi lebih awal.

Tindakan suportif :

Pendidikan bagi pasien dan keluarganya tentang :

Menghindari merokok

Menghindari iritan lainnya yang dapat terhirup.

Mengontrol suhu dan kelembaban lingkungan.

Nutrisi yang baik.

Hidrasi yang adekuat.

Medika Mentosa :

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa

bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya

diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak

cairan.

Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa

penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan

demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-

paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin

Page 11: referat bronkhitis

atau ampisilin. Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah

Mycoplasma pneumoniae. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.

Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik. Jika gejalanya menetap atau

berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan

dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan penggantian

antibiotik.

Bronchodilator.

Kortikosteroid bila perlu.

Terapi Pernafasan :

Terapi Aerosol

Terapi Oksigen

Penyesuaian Fisik :

Latihan relaksasi

Meditasi

Rehabilitasi : Fisioterapi, Rehabilitasi psikis, Rehabilitasi pekerjaan.

Prognosis

Prognosis jangka panjang maupun jangka pendek bergantung pada umur dan gejala

klinik waktu berobat.

Page 12: referat bronkhitis

BAB 3

KESIMPULAN

Untuk penatalaksanaan penderita Bronkhitis perlu dilakukan penilaian awal yang teliti

mengenai tingkat perjalanan penyakit, lamanya gejala, adanya gangguan faal obstruksi jalan

nafas dan derajat obstruksi. Penatalaksanaan selalu mencakup suatu pengobatan yang terarah

dan rasional, bukan semata-mata pengobatan medika mentosa. Mengusahakan penghentian

merokok harus diusahakan semaksimal mungkin dan secara terus-menerus.

Prinsip pengobatan terdiri dari usaha pencegahan, mobilisasi dahak yang lancar,

memberantas infeksi yang ada, mengatasi obstruksi jalan nafas, mengatasi hipoksemia pada

keadaan dengan gangguan faal yang berat, fisioterapi dan rehabilitasi dengan tujuan

memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang lama hidup.

Page 13: referat bronkhitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2002.

2. Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Penerbit FKUI,

Jakarta.

3. PRICE, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit,EGC, Jakarta.

4. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta.

5. Harrison : Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume ketiga,

Jakarta.2003.