ref gizi tpn
DESCRIPTION
refarat gizi anakTRANSCRIPT
1
Referat Kepada: Yth.
Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
NUTRISI PARENTERAL PADA PEDIATRIK
Penyaji : Dwi Novianti
Hari/Tanggal :
Pembimbing : dr. Hj. Tiangsa Sembiring, SpAK
dr. Tri Faranita, M.Ked.(Ped), SpA
Pendahuluan
Nutrisi parenteral (NP) telah menjadi pilihan utama dalam penatalaksanaan anak sakit kritis dan
bayi prematur. Tidak banyak perubahan dalam praktik penggunaan NP selama dekade terakhir,
dengan indikasi tersering adalah operasi gastrointestinal dan prematuritas.1
Nutrisi parenteral
(NP) adalah salah satu bentuk terapi nutrisi kebutuhan nutrien diberikan melalui parenteral.2
Bentuk nutrisi lainnya adalah nutrisi oral (NO) dan nutrisi enteral (NE).
Pertama kalinya nutrisi parenteral total atau total parenteral nutrition (TPN) diberikan
pada seorang bayi dengan penyakit short bowel syndrome ekstrim pada tahun 1967. Sejak saat
itu telah banyak pelajaran yang diambil sehubungan dengan komplikasi dari NP, antara lain
defisiensi atau kelebihan nutrien tertentu, infeksi, komplikasi akibat kekurangan atau kelebihan
protein dan energi, penyakit hati, dan toksisitas akibat kontaminasi produk.3
Secara umum, NE
lebih disukai dan dianjurkan mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan NP, namun
belum cukup banyak uji klinis pada pediatri yang membuktikan superioritas NE dibandingkan
NP. Pada pasien unit perawatan intensif (PICU) yang tidak dapat menerima atau mentoleransi
NE selama 3 sampai 5 hari, maka NP harus dimulai.4
Sebuah studi meta-analisis menunjukkan bahwa komplikasi NO maupun NE yang berupa
semua jenis infeksi seperti sepsis, pneumonia, abses dan lainnya lebih rendah dibandingkan
dengan NP. Risiko infeksi pada NE lebih rendah dibandingkan NP (RR = 0.66 95%CI 0.56;0.79)
sedangkan NO juga mempunyai risiko infeksi lebih rendah dibandingkan NP (RR = 0.77 95%CI
0.65;0.91). Komplikasi teknis seperti pneumotoraks, hemotoraks, perforasi jantung, malposisi
kateter, dan sebagainya serta komplikasi lain berupa gagal organ, reoperasi tidak berbeda antara
NO dengan NP.5
Dalam pemberian NP dan pemantauannya harus melalui algoritme yang telah ditetapkan
untuk memperoleh kualitas yang baik. Pasien harus dievaluasi 2 – 3 kali per minggu, antara lain
dengan pemeriksaan klinis, antropometri, laboratorium, dan asupan nutrisi sesuai yang
dibutuhkan. Rekomendasi berdasarkan Panduan Nutrisi Parenteral Pediatri berbasis bukti.6
2
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk membahas secara ringkas mengenai nutrisi
parenteral pada pediatrik.
Definisi
Nutrisi parenteral (NP) adalah suatu cara pemberian nutrien melalui jalur intravena, yang
meliputi air, asam amino, lemak, karbohidrat, elektrolit, vitamin, mineral, dan trace elements
diberikan secara parenteral.2
Indikasi dan kontraindikasi
NP diindikasikan untuk pasien yang tidak toleransi terhadap pemberian makanan secara enteral
selama periode waktu tertentu, umumnya 4 atau 5 hari asupan oral tidak adekuat merupakan
indikasi memulai NP. Pada bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR), 2 sampai 3 hari saja
tanpa asupan nutrisi yang adekuat sudah menjadi kehilangan simpanan endogen yang bermakna.
Indikasi NP pada pediatri terangkum dalam tabel 1. NP tidak diindikasikan pada pasien dengan
fungsi intestinal masih adekuat, dimana nutrisi masih bisa diberikan melalui oral atau selang
makanan. NP merupakan terapi suportif bagi beberapa penyakit dan terapi primer untuk penyakit
tertentu.7
Tabel 1. Indikasi nutrisi parenteral pada pasien pediatrik.7
Kondisi Contoh
Kelainan gastrointestinal bedah Gastroschizis, omphalocele, fistel trakeoesofagus,
atresia intestinal multipel, meconium ileus dan
peritonitis, malrotasi dan volvulus, penyakit
Hirschprung dengan enterokolitis, hernia diafragmatika Diare pada bayi yang sulit diobati
Inflammatory bowel disease Penyakit Chron, kolitis ulserativa
Short bowel syndrome Penyakit saluran pencernaan akut parah Pankreatitis, kolitis pseudomembranosa, enterokolitis
nekrotikans
Malabsorpsi berat Atrofi vili idiopatik Sindrom pseudo-obstruksi intestinal kronik
idiopatik
Fistel gastrointestinal Fistel pada penyakit Chron
Fase hipermetabolik Luka bakar berat dan trauma Gagal ginjal
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) Bayi asfiksia, bayi berat badan lahir sangat rendah
(BBLSR), sindrom distres pernafasan Keganasan Khususnya yang mendapat radiasi abdominal
(menyebabkan enteritis radiasi) atau kemoterapi, yang
menyebabkan nausea berat dan disfungsi intestinal Transplantasi organ dan sumsum tulang
Kondisi khusus Anoreksia nervosa, fibrosis kistik, cardiac cachexia,
gagal hati, sepsis
Penyakit yang langka Penyakit congenital microvillous inclusion, chylothorax dan chylous ascites, diare sekretorik yang diinduksi
Cryptosporidium
3
Rute pemberian
Pemberian NP dapat melalui dua jalur, yaitu: 8,9
1. Jalur vena perifer, dapat digunakan pada kondisi sebagai berikut:
Pasien tidak membutuhkan restriksi cairan
Lama pemberian < 7 hari
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi melalui jalur perifer
NP sentral tidak dapat dilakukan
Larutan dengan osmolaritas tidak melebihi 700 mOsm/L
2. Jalur vena sentral, digunakan pada kondisi sebagai berikut:
Pasien membutuhkan restriksi cairan
NP dibutuhkan lebih dari 5 hari
Akses perifer terbatas, dan
Kebutuhan nutrisi tidak dapat terpenuhi melalui jalur perifer
Bila anak menderita penyakit kronis yang memerlukan pungsi vena multipel untuk
pengambilan contoh darah dan pemberian obat intravena
Pemberian antibiotik jangka waktu lama, yaitu lebih dari 3 – 6 minggu, misalnya pada
infeksi jantung, tulang, dan sebagainya.
Anak dengan penyakit kritis yang memerlukan pemantauan tekanan vena sentral atau
pembuluh kapiler paru
Larutan dengan osmolaritas lebih dari 700 mOsm/L
Langkah-langkah pelaksanaan nutrisi parenteral
1. Menentukan tujuan NP
Sebelum memberikan NP, harus ditentukan lebih dahulu apakah pasien membutuhkan terapi
nutrisi rehabilitatif atau rumatan (maintenance) berdasarkan kondisi saat ini. Berapa lamakah
NP akan diberikan, kurang dari 2 minggu atau lebih? Apakah kalori yang akan diberikan
secara penuh (TPN) atau parsial? Semua pertimbangan tersebut diperlukan untuk
menentukan cara pemberian NP.2
2. Menentukan berat badan
Data berat badan digunakan untuk menghitung kebutuhan nutrien dan memantau kemajuan
NP. Data berat badan dapat diperoleh dari berbagai keadaan: BB sewaktu masuk rumah sakit,
BB ideal, atau BB yang disesuaikan (adjusted bodyweight).
3. Menentukan kebutuhan kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan dalam sehari untuk pediatri dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:2
4
Tabel 2. Kebutuhan cairan dalam sehari.2
Berat badan Kebutuhan cairan rumatan per hari*
< 10 kg 100 ml/kg
10 – 20 kg 1000 ml + 50 ml untuk setiap kg > 10 kg
>20 kg 1500 ml + 20 ml untuk setiap kg > 20 kg
*Tidak sesuai untuk bayi baru lahir
Untuk neonatus atau bayi baru lahir, maka kebutuhan cairan adalah sebagai berikut:8
Tabel 3. Kebutuhan cairan dalam sehari untuk neonatus.8
Berat badan lahir (g) Kebutuhan cairan (ml/kg/hari)
<24 jam 24-48 jam >48 jam
<1000 100-150 120-150 140-190
1000-1500 100-120 90-130 130-160
1500-5000 80-100 80-120 120-160
Keadaan tertentu misalnya gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit paru tertentu
memerlukan restriksi cairan, oleh karenanya jumlah cairan selain NP harus dihitung
volumenya, misalnya transfusi darah, bilasan dengan NaCl atau heparin, dan obat intravena.
4. Menentukan kebutuhan energi.
Ada banyak rekomendasi dan metode yang berbeda dalam menghitung kebutuhan kalori
anak. Rekomendasi World health organization (WHO) terbukti akurat untuk anak mulai dari
Energy Expenditure (REE), yang kemudian dikalikan dengan faktor stres berdasarkan
penyakit, faktor aktifitas, dan kebutuhan untuk tumbuh kejar, sehingga diperoleh total
kebutuhan kalori dalam sehari.7
Pada pasien obesitas (BB >120% dari BB ideal), rumus
Schoffield yang berdasarkan TB dan BB lebih akurat dalam memperkirakan kebutuhan
energi. Berikut adalah rumus perhitungan REE berdasarkan rekomendasi WHO dan
Schoffield:10
a. Tabel 4. Rumus WHO.10
Jenis kelamin Umur (tahun) REE (kkal/hari)
Laki-laki 1 – 3 (60.9 x BB) – 54
3 – 10 (22.7 x BB) + 495
10 – 18 (17.5 x BB) + 651
18 - 30 (15.3 x BB) + 679
Perempuan 1 – 3 (61 x BB) – 51
3 – 10 (22.5 x BB) + 499
10 – 18 (12.2 x BB) + 746
18 – 30 (14.7 x BB) +496 NB. BB: berat badan (kg)
b. Tabel 5. Rumus Schoffield10
Jenis kelamin Umur (tahun) REE (kkal/hari)
Laki-laki 1 – 3 (0.167 x BB) + (1517.4 x TB) – 617.6
3 – 10 (19.59 x BB) + (1303 x TB) + 414.9
10 – 18 (16.25 x BB) + (137.2 x TB) – 515.5
Perempuan 1 – 3 (16.252 x BB) + (1023.2 x TB) – 413.5
3 – 10 (16.969 x BB) + (161.8 x TB) + 371.2
10 – 18 (8.3635 x BB) + (465 x TB) + 200 NB. BB: berat badan (kg), TB: tinggi badan (m)
5
5. Menentukan kebutuhan makronutrien dan mikronutrien
a. Karbohidrat
Glukosa adalah satu-satunya bentuk karbohidrat yang direkomendasikan untuk nutrisi
parenteral dan menyediakan 60 sampai 75% asupan kalori non-protein. Selama beberapa
hari pertama nutrisi parenteral, asupan glukosa harus dinaikkan bertahap (tabel 6). Pada
bayi prematur asupan glukosa harus dimulai dengan 4 sampai 8 mg/kg/menit (5.8 sampai
11.5g/kg/hari) dan dinaikkan bertahap. Pada anak sakit kritis asupan glukosa harus ≤ 5
mg/kg/menit (7.2 g/kg/hari). Infus glukosa untuk neonatus cukup bulan dan anak ≤ 2
tahun tidak boleh melebihi 13 mg/kg/menit (18 g/kg/hari). Asupan glukosa harus
diadaptasi terhadap obat yang mempengaruhi metabolisme glukosa (mis., steroid, analog
somatostatin, takrolimus). Asupan glukosa yang terlalu tinggi dan hiperglikemia harus
dihindari karena dapat mencetuskan lipogenesis berlebihan dan penumpukan jaringan
lemak, steatosis hati, peningkatan produksi CO2, gangguan metabolisme protein, dan
peningkatan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan infeksi. Pada anak yang sakit
kritis dan pasien yang tidak stabil, dosis glukosa harus lebih rendah dan hanya
ditingkatkan berdasarkan kondisi pasien dan kadar gula darah.6
Tabel 6. Panduan peningkatan asupan glukosa intravena (g/kg/hari) selama 4 hari
pertama nutrisi parenteral.6
Berat badan anak
(kg)
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
<3 10 14 16 18
3 – 10 8 12 14 16 – 18
10 – 15 6 8 10 12 – 14
15 – 20 4 6 8 10 – 12
20 – 30 4 6 8 <12
>30 3 5 8 <10
b. Asam amino
Konsentrasi standar asam amino dalam larutan NP berkisar antara 5% - 15%, dengan
komposisi asam amino esensial 40% - 50% dan asam amino non esensial 50% - 60%.
Asam amino mengandung 4 kkal/g. Untuk keefektifan penggunaan asam amino, larutan
NP harus cukup mengandung energi berasal dari glukosa atau lemak, karena kekurangan
energi menyebabkan asam amino dipecah menjadi energi.2
Glutamin adalah asam amino
bebas yang merupakan bahan baku utama untuk enterosit, limfosit, dan makrofag dan
merupakan prekursor sintesis nukleotida dan glutation, suatu anioksidan yang penting.
Glutamin tidak terdapat dalam larutan asam amino standar yang digunakan untuk NP.
Beberapa studi sebelumnya pada hewan dan dewasa yang sakit kritis menunjukkan
bahwa suplementasi glutamin pada NP menurunkan risiko sepsis dan mortalitas.11
6
c. Lemak
Lemak (lipid) adalah sumber energi alternatif selain karbohidrat yang menyediakan asam
lemak esensial, dan lebih bersifat iso-osmolar. Ketika lipid dan asam amino/larutan
glukosa diinfuskan secara simultan ke dalam pembuluh vena yang sama, pasien akan
mendapatkan energi yang lebih besar dengan osmolaritas larutan lebih rendah (sehingga
melindungi vena perifer) daripada hanya diberikan glukosa dan asam amino. Kebutuhan
alpha-linoleic acid,salah satu jenis asam lemak esensial dapat tercapai dengan
memberikan 0.5 sampai 1 g/kg/ lipid intravena per hari. Sejumlah kecil alpha-linolenic
acid juga harus diberikan. Infus kontinyu lipid intravena hingga 3 g/kg/hari dapat
mengurangi risiko intoleransi lipid. Pada kondisi tertentu (mis. sepsis), sebaiknya
digunakan dosis terendah yang dapat memenuhi kebutuhan asam lemak esensial untuk
menghindari komplikasi.11
Sediaan lipid intravena pilihan adalah lipid 20%, karena larutan ini lebih efisien
pembersihannya dari darah dibanding lipid 10%. Rasio fosfolipid-trigliserida yaitu 0.12
pada lipid 10% dan 0.06 pada lipid 20%. Fosfolipid dipercaya dapat menghambat
lipoprotein lipase, enzim utama yang berperan dalam pembersihan lipid intravena; oleh
karena itu penggunaan larutan lemak dengan rasio fosfolipid-trigliserida yang terendah
lebih disukai. Karnitin dapat ditambahkan ke dalam nutrisi parenteral dengan dosis 2.4
hingga 10 mg/kg/hari pada bayi prematur dan matur, di mana zat ini diperlukan dalam
metabolisme asam lemak esensial yang optimal.11
d. Vitamin, mineral, dan elemen trace
Kebutuhan vitamin seperti tercantum pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Kebutuhan vitamin parenteral pada bayi dan anak.2
Vitamin (sehari) Bayi prematur Bayi dan anak (rekomendasi NAG-AMA)
A (µg) 500 700
C (mg) 25 80
D (IU) 160 400 E (mg) 2.8 7
K (µg) 80 200
Thiamin (mg) 0.35 1.2
Riboflavin (mg) 0.15 1.4 Niacin (mg) 6.8 17
Piridoksin (mg) 0.18 1
Folat (µg) 56 140 B12 (µg) 0.3 1
Asam pantotenat (mg) 2.0 5
Biotin (µg) 6 20
NAG-AMA : the Nutrition Advisory Group = American Medical Association
Elemen trace adalah mikronutrien yang diperlukan dalam jumlah sangat kecil untuk
metabolisme tubuh. Mikronutrien ini merupakan suplemen rutin pada NP yang terdiri
dari zinc (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), Chromium (Cr), selenium (Se), dan
7
molybdenum (Mo).12
Kebutuhan elemen trace ini antara lain tercantum dalam tabel
berikut:
Tabel 8. Kebutuhan elemen trace pada bayi dan anak.12
Elemen trace Kebutuhan parenteral(µg/kg) Nilai kadar serum normal
Zn 400 (prematur) 250 (matur <3 bln)
100 (matur >3 bln)
0.75-1.2 mg/L
Cu 20 1.1-1.45 mg/L
Mn 1 4-12 µg/L Cr 0.05-0.3 2-3 nmol/L
Se 1.5-4.5 30-75 µg/L
Mo 0.25 -
6. Menentukan osmolaritas cairan
Osmolaritas cairan perlu dihitung untuk menentukan akses yang akan dipakai pada NP.
Karena dekstrose, asam amino, dan elektrolit adalah penyumbang terbesar osmolaritas cairan
NP, maka sebelum memberikan NP dengan akses perifer harus dihitung dulu osmolaritasnya
dengan rumus sebagai berikut:2
Osmolaritas (mOsm/l) = (total gram dekstrose/l) x 5 + (total gram asam amino/l) x 10
+ (total mEq kation/l) x 2
7. Menentukan akses vena yang digunakan
Cara pemilihan akses vena bergantung pada lama pemberian, kebutuhan kalori, dan status
nutrisi pasien. Pada vena perifer, dapat digunakan akses ‘vena-vena garis tengah’ (midline
veins), misalnya v.basilica, v.cephalica, v.antecubiti media dengan ujung kateter sampai vena
besar di lengan atas. Vena perifer tidak dapat mentoleransi larutan hipertonis, yaitu larutan
yang melebihi 700 mOsm/l. Oleh karena itu panduan konsentrasi nutrien yang digunakan
untuk mencapai osmolaritas akhir 700 mOsm/l adalah sebagai berikut:2
Dekstrose maksimal 12,5% (625 mOsm/L)
Asam amino dengan konsentrasi maksimal 4% (40 g/l)
Cara pemberian
NP dapat diberikan dengan dua cara antara lain:
1. Multiple container system
Cara ini dlakukan dengan memberikan 2 atau 3 larutan misalnya dekstrose, asam amino, dan
lipid dalam botol terpisah pada waktu bersamaan atau berurutan. Kemudian vitamin dan
mineral ditambahkan ke dalam larutan ini. Pemberiannya dengan vena yang terpisah atau
vena yang sama dengan menggunakan Y-connector.2
8
Keuntungan cara ini adalah lebih mudah dan dapat diberikan langsung karena tidak perlu
dibuat/diracik terlebih dahulu, formula dapat dirubah sewaktu-waktu bila kondisi pasien juga
berubah, dan biaya dapat diperkirakan secara langsung karena masing-masing sudah ada
harganya.2
Kerugiannya adalah memerlukan lebih banyak botol atau kantong, syringe pump
sehingga meningkatkan risiko kontaminasi, serta kesalahan pemberian dengan Y-connector
dapat menyebabkan inkompatibilitas atau presipitasi yang merugikan pasien.
2. All-in-one system
Dengan cara ini semua komponen yang dibutuhkan dicampur ke dalam sebuah kantong,
pencampuran dilakukan secara aseptik dengan laminar flow equipment. Keuntungan cara ini
adalah penggunaan dan asimilasi nutrien lebih baik, mengurangi biaya tube, syrine pump,
dan waktu yang dibutuhkan perawat serta administrasi lebih mudah, menurunkan kejadian
sepsis karena sedikit menggunakan connector dan penanganan yang dilakukan, serta
meningkatkan mobilitas pasien karena hanya menggunakan satu kantong. Kerugiannya
adalah tidak bisa dilakukan eliminasi salah satu komponen bila kondisi pasien berubah,
memerlukan fasilitas tertentu yang tidak tersedia di semua rumah sakit.2,13
Pemantauan
Pemberian NP memerlukan pemantauan yang baik, karena cara ini tidak melalui pengaturan oleh
usus dan hepar sehingga tidak melalui proses seleksi absorpsi, detoksifikasi, dan metabolisme
nutrien yang lazim sehingga kemungkinan terjadi kelebihan atau toksisitas dapat meningkat.
Panduan pemantauan NP sebagai berikut:2
Tabel 9. Pemantauan NP pada anak.2
Parameter Awal Follow-up
Pertumbuhan
Berat badan
Panjang / tinggi badan
Lingkar kepala
Komposisi tubuh
Harian
Mingguan – bulanan
Mingguan
bulanan
Harian – bulanan
Bulanan
Mingguan – bulanan
Bulanan - tahunan
Metabolisme (serum)
Elektrolit
BUN/kreatinin
Ca, PO4, Mg
Asam / basa
Albumin / prealbumin
Glukosa
Trigliserida
Faal hati
Darah lengkap
Trombosit, PT/PTT
Indikator besi
Trace elements
Vitamin larut lemak
Harian – mingguan
Mingguan
2 kali seminggu
Atas indikasi
Mingguan / 2 mingguan
Harian – mingguan
Harian bila ada perubahan
Pada waktu 2 minggu
Mingguan
Mingguan
Atas indikasi
Bulanan
Atas indikasi
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
2 mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
Mingguan – bulanan
3 – 4 bulan
2 x setahun – tahunan
2 x setahun – tahunan
9
Karnitin
Folat/B12
Ammonia
Atas indikasi
Atas indikasi
Atas indikasi
2 x setahun – tahunan
2 x setahun – tahunan
2 x setahun – tahunan
Metabolisme (air kemih)
Glukosa / keton
Berat jenis / urea nitrogen
2 – 6 kali sehari
Atas indikasi
Harian – mingguan
Atas indikasi
Lain-lain
Densitas tulang
Cek line placement
Perkembangan
Terapi okupasional
Atas indikasi
Awal, atas indikasi pertumbuhan
Bulanan
Pada 1 bulan, atas indikasi
Atas indikasi
Setiap 6 – 12 bulan
Setiap 6 – 12 bulan
Tahunan
Ringkasan
Nutrisi parenteral (NP) adalah salah satu bentuk terapi nutrisi kebutuhan nutrien diberikan
melalui parenteral. NP diindikasikan untuk pasien yang tidak toleransi terhadap pemberian
makanan secara enteral selama periode waktu tertentu, umumnya 4 atau 5 hari asupan oral tidak
adekuat merupakan indikasi memulai NP. NP tidak diindikasikan pada pasien dengan fungsi
intestinal masih adekuat, dimana nutrisi masih bisa diberikan melalui oral atau selang makanan.
NP dapat diberikan melalui jalur vena perifer atau vena sentral, dimana cara pemilihan akses
vena bergantung pada lama pemberian, kebutuhan kalori, dan status nutrisi pasien. Dengan
langkah-langkah yang benar, dan pemantauan yang baik, pemberian NP dapat menjadi terapi
primer maupun suportif pada anak.
Daftar pustaka
1. Villares JM, Carrión FF, Díaz JS, Muñoz PG, Sanz ML. Current use of parenteral nutrition
in a pediatric hospital; comparison to the practise 8 years ago. Nutr Hosp. 2005; 20(1):46-51
2. Prawirohartono EP. Nutrisi parenteral. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS,
penyunting. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Jilid 1. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia;2011.h.63-76
3. Shulman RJ, Philips S. Parenteral nutrition in infants and children. JPGN. 2003; 36:587-607
4. Spagnuolo MI, Pirozzi MR, Guarino A. Enteral and parenteral in pediatric patients: main
clinical indications and the fundamental role of artificial nutrition to avoid malnutrition. Nutr
Ther and Met. 2010; 28:21-4 5. Brunschweig CL, Levy P, Sheean PM, Wang X. Enteral compared with parenteral nutrition:
a meta-analysis. Am J Clin Nutr. 2001; 74:534-42 6. Koletzko B. Parenteral nutrition support. Dalam: Koletzko B, Cooper P, Makrides M, Garza
C, Uauy R, Wang W, penyunting. Pediatric nutrition in practice. Basel: Karger; 2008.h.147-
50 7. Kerner JA, Hurwitz M. Parenteral nutrition. Dalam: Duggan C, Watkins JB, Walker WA.
Nutrition in pediatrics, basic science and clinical applications. Hamilton:BC Decker Inc.;
2008.h.777-93 8. Aquilina A, Bisson R, Brennan J, Carricato M, Connoly B, Green G, et al. Parenteral
nutrition. Dalam: Guidelines for the administration of enteral and parenteral nutrition in
paediatrics. Toronto: Sickkids; 2007.h.57-83 9. Kopec K. Paediatric parenteral nutrition. The university of Illinois college of pharmacy. 2010
10
10. Nasar SS. Nutrisi enteral. Materi kuliah Unit Kelompok Kerja Nutrisi dan Penyakit
Metabolik IDAI. Jakarta 11. Kleinman RE. Parenteral nutrition. Dalam: Pediatric nutrition handbook. Edisi ke-6.
American Academy of Pediatrics. 2008.h.519-37 12. Burjonrappa SC, Miller M. Role of trace elements in parenteral nutrition support of the
surgical neonate. J Pedsurg. 2012; 47:760-71 13. Krohn K, Babl J, Reiter K, Koletzko B. Parenteral nutrition with standard solutions in
paediatric intensive care patients. Clin Nutr. 2005; 24: 274-80