proposal ref 1

Upload: gugumz-gumilar

Post on 15-Jul-2015

731 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KEMAMPUAN DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLB NEGERI CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG

PROPOSAL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan karya ilmiah (skripsi) pada program studi Pendidikan Luar Biasa FKIP UNINUS

Disusun Oleh NIM

: WARIN : 41032102092008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2012

KEMAMPUAN DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLB NEGERI CILEUNYI KABUPATEN BANDUNGA. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas, karena pendidikan dapat menjamin perkembangan, kelangsungan bangsa. Pemerintah berupaya mewujudkan berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Upaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan hak warga Negara akan pendidikan. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) ditegaskan bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran . Dengan demikian jelas bahwa pendidikan diperuntukkan bagi semua warga Negara tanpa kecuali bagi mereka yang berkelainan, Pendidikan itu tidak hanya bagi anak normal saja melainkan bagi mereka yang mengalami penyimpangan mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing anak sebagai mana Undang-Undang RI tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 32 ayat (1) menyatakan: Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa Pendidikan bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar mampu mengembangkan sikap

pengetahuan dan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita. Dengan demikan dapat kita sadari dengan fungsi intelek umum yang nyata berada di bawah rata-rata, maka kemampuan berfikir mereka mengalami keterbatasan. Dengan keterbatasan kemampuan berfikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan belajar, yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam bidang pengajaran akademik, sedangkan untuk bidang studi non-akademik mereka tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar diantaranya : kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir abstrak yang terbatas, daya ingat yang lemah dan sebagainya. Dengan kesulitan tersebut maka yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar untuk anak tunagrahita ringan adalah pada bidang studi nonakademik, Didalam pelaksanaan pembelajaran kita tidak bisa lepas dari kurikulum. Pada periode sekarang ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum

operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut. 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk

menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus mandiri dan kreatif dan diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran. Di dalam KTSP SMPLB dengan jenis kelainan Tunagrahita Ringan tercantum mata pelajaran Seni Budaya dengan beberapa unsur seni yakni Seni Musik, Seni Rupa, Seni Tari, Seni Kerajinan, dan Seni Teater, yang dapat dikembangkan pada mata pelajaran Vokasional dan Pengembangan diri.

Kenyataan di lapangan (observasi pada bulan September 2011), bahwa anak tunagrahita ringan SMPLB mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan dasar tari. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengadakan penelitian

tentang Kemampuan Dalam Mengikuti Pembelajaran Gerak Dasar Tari Pada Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung A. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan permasalahan di sini adalah: Bagaimana Kemampuan Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung dalam mengikuti pelajaran gerak dasar tari.

B. Pembatasan Masalah Dari perumusan masalah tersebut penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :1. Kemampuan anak tunagrahita ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri

Cileunyi Kabupaten Bandung dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar tari.2. Kesulitan yang dihadapi anak tunagrahita ringan Tingkat SMPLB di SLB

Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar tari.3. Pelaksanaan pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar tari

bagi anak tunagrahita ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi

Kabupaten Bandung.

A. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan khusus penelitian ini adalah :1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan dalam mengikuti pelajaran gerak dasar tari pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung

2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui kemampuan dalam mengikuti pelajaran gerak dasar

tari pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung.b. Untuk mengetahui kesulitan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di

SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung dalam mengikuti pelajaran gerak dasar tari.c. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tari pada

anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung.

A. Kegunaan Penelitian Hasil yang dicapai dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Anak Tunagrahita

Dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai gerak dasar tari sehingga dapat menari dengan baik yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. 2. Guru Dapat memperoleh gambaran untuk membuat suatu tarian yang sesuai dengan kemampuan anak tunagrahita pada bidang studi seni budaya khususnya dalam seni tari. 3. Masyarakat Dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa anak tunagrahita selama ini selalu membebani, ketergantungan pada orang lain dan tidak memiliki skil/kemampuan. 4. Sekolah Menjadi tambahan pada bidang studi seni budaya, program vokasional dan pengembangan diri sehingga dapat memotivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran.

A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan suatu hal yang penting untuk menjelaskan hal-hal yang ada pada judul penelitian agar menghindari

kesalah pahaman. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan Kemampuan (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 352) dapat diartikan kecakapan. menari. Kemampuan dalam hal ini adalah kepandaian dalam

2. Mengikuti Mengikuti (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 228) dapat diartikan menurutkan. Mengikuti dalam hal ini adalah dapat mengikuti gerakan tari dengan melihat model. 3. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses belajar (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 18). Pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu proses belajar gerak dasar tari. 4. Gerak Dasar Tari Gerak Dasar Tari adalah gerakan setiap anggota tubuh yang menjadi pokok suatu tarian. ( Derlan, Djuarsa, dkk. (1977). Lokakarya Penyusunan Gerak-gerak Dasar Tari Sunda. Bandung : Proyek

Pengembangan ASTI/IKI ). Diantaranya gerakan dasar pada bagian kepala, gerakan dasar pada bagian lengan/tangan, gerakan dasar pada bagian badan, dan gerakan dasar pada bagian kaki 5. Tari Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak seluruh tubuh yang diiringi oleh bunyi-bunyian. (Yuyus Suherman, 2006:104). Tari dalam penelitian ini adalah suatu gerak tubuh yang keluar dari jiwa dan perasaan anak tunagrahita ringan dalam melakukan gerak dasar pada seni tari dengan baik. 6. Anak tunagrahita ringan Anak tunagrahita ringan menurut AAMD (America Association On Mental Deficiency) dan PP No 72 tahun 1991 seperti dikutip Moh. Amin

(1995 : 22) adalah mereka yang termasuk kelompok ini meski kecerdasan dan adaptasi sosialnya terlambat namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja. Anak tunagrahita ringan dalam penelitian ini berusia 19 sampai 23 tahun. Jadi yang dimaksud dengan kemampuan mengikuti pembelajaran gerak dasar tari pada anak tunagrahita ringan adalah merupakan kemampuan dalam mengikuti gerakan dasar yang terdapat pada seni tari dengan ungkapan ekspresi jiwa yang dapat menggerakan seluruh tubuh yang diiringi oleh bunyi-bunyian. Kegiatan ini dapat meningkatkan gerak motorik kasar, gerak motorik halus, kecerdasan, kemampuan untuk berkembang dan bersosialisasi, yang dapat menjadikan pekerjaan sebagai bekal hidup, agar berguna bagi dirinya maupun orang lain melalui seni tari.

A. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian dalam hal ini adalah :1. Bagaimana kemampuan mengikuti pembelajaran geras dasar tari pada

anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung ?2. Kesulitan apa saja yang dihadapi anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar tari ?

3. Bagaimana pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar tari pada anak

tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung yang disusun oleh peneliti dan guru ?

A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskrptif, dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode tersebut dilaksanakan dengan memfokuskan pada upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisa program yang sedang berlangsung di sekolah dan diajukan pada upaya untuk mendeskriptifkan serta menganalisis permasalahan yang sedang terjadi.

2.

Teknik Penelitian Teknik penelitian adalah teknik yang dipakai untuk mengumpulkan datadata otentik yang bisa dipakai dalam proses penelitian. Teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :

a. Observasi Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang sedang diteliti yang kemudian dianalisis muatan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.(Jojoh Nurdiana,2007:32) b. Wawancara

Wawancara, yaitu melaksanakan Tanya jawab tatap muka atau mengkomfirmasikan subyek peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk menggali data dan informasi dari subyek penelitian yang berkaitan dengan item-item pertanyaan penelitian. (Jojoh Nurdiana,2007:32) c. Studi dokumentasi Studi dokumentasi, bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui kajan/penelitian terhadap dokumen yang relevan. (Jojoh Nurdiana,2007:32)

A. Subjek. Obyek dan Lokasi Penelitian a. Subjek penelitian Subyek penelitian 1 guru dan 3 anak tunagrahita ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung, untuk lebih jelasnya subjek atau responden penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

SUBYEK PENELITIAN NO 1 2 3 Kode Sampel HF EIL SN L/P P P P Umur 54 13 19 Ket Guru Siswa, Kelas VII Siswa, Kelas IX

4

SW

P

17

Siswa, Kelas IX

b. Obyek Penelitian Objek penelitian ini adalah Kemampuan dalam mengikuti pelajaran gerak dasar tari pada anak tunagrahita ringan Tingkat SMPLB di SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung. c. Lokasi penelitian SLB Negeri Cileunyi Kabupaten Bandung Jl. Pandanwangi Cibiru Indah III Ds.Cibiru Wetan Kec.Cileunyi Kab.Bandung KP.40393 Tlp.(022) 7830355.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Nuansa Aulia. Amien, Moh. (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. (1991), Peraturan Pemerintah No. 72 Tentang Pendidikan Luar Biasa, Jakarta. Astati & Lis Mulyani (2010), Pendidikan Anak Tunagrahita, Bandung : CV CATUR KARYA. Indrawan WS , Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang : Lintas Media. Jojoh Nurdiana. (2007). Penelitian Kualitatif, Bandung : PPPPTK TK DAN PLB. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi.Departemen Pendidikan Nasional Derlan, Djuarsa, dkk. (1977). Lokakarya Penyusunan Gerak-gerak Dasar Tari Sunda. Bandung : Proyek Pengembangan ASTI/IKI Yuyus Suherman, dkk (2006). Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung : GRAFINDO MEDIA PRATAMA Rachmat Iskandar, Moch. (2008). Panduan Tari Topeng Menak Jingga . Bandung: Saung Angklung Udjo

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BOCCE BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D3 DI SLB AR-RAHMAN, SLB BINA KASIH, DAN SLB AZZAKIYAH KOTA BANDUNG

PROPOSAL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan karya ilmiah (skripsi) pada program studi Pendidikan Luar Biasa FKIP UNINUS

Disusun oleh: Enjang NIM : 41032102092010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA 2011PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BOCCE BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D3 DI SLB AR-RAHMAN, SLB BINA KASIH, DAN SLB AZZAKIYAH KOTA BANDUNG A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang dan sedang giatnya melakukan pembangunan . Pembangunan dilakukan oleh pemerintah di segala bidang dan salah satunya adalah bidang pendidikan . Pendidikan dapat diperoleh seluruh rakyat Indonesia tanpa pengecualian. Hak untuk memperoleh pendidikan itu terdapat dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi tiap tiap warga Negara berhak

mendapat pengajaran. Dengan demikian jelas bahwa pemerintah memberikan pengakuan dan menjamin hak setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan, termasuk didalamnya anak berkebutuhan khusus. Jaminan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus tercantum jelas dalam Undang Undang Negara republik Indonesia no. 20 tahun 2003 sistem Pendidikan Nasional Bab V bagian ke 1 pasal 5 ayat 1 2 menyatakan bahwa Warga Negara yang memiliki kelainan fisik , emosional , mental .intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus . Hal ini diperuntukan pada pendidikan anak tunagrahita . Tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkan potensi agar anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berahlak mulia , sehat , berilmu , cakap , kreatif ,mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab .Sedangkan tujuan pendidikan anak tunagrahita , seperti yang dikemukakan oleh Krik ( 1986 ) adalah : a. Dapat mengembangkan potensi dengan sebaik baiknya. b. Dapat menolong diri , berdiri sendiri dan berguna bagi masyarakat . c. Memiliki kehidupan lahir bathin yang layak . Berdasarkan uraian tersebut diatas , maka penulis ingin meneliti tentang pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

A. Rumusan Masalah

Sebelum kita mengadakan penelitian terlebih dahulu penulis mengadakan perumusan yaitu : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

B. Batasan Masalah Batasan masalah adalah penyempitan pada suatu metode yang akan diteliti. Untuk memperjelas sesuatu dan mempermudah pemutusan penelitian kepada masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Hal yang dilakukan guru adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung . 2. Kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung . 3. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan pada pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

A. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mendapat gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

2. Tujuan khusus a. Untuk mendapat gambaran tentang hal hal yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung . b. Untuk mendapat gambaran tentang kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .c. Untuk mendapat gambaran tentang upaya guru dalam mengatasi

kesulitan pada pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

A. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berharga bagi : 1. Guru, sebagai bahan masukan dengan mengembangkan kemampuan melayani anak tunagrahita ringan khususnya dalam pelaksaan

pembelajaran permainan bola bocce. 2. Bagi anak, dapat meningkatkan kemampuan dan terampil dalam memegang suatu benda supaya tidak selalu tergantung kepada orang lain . 3. Peneliti , sebagai bahan perbandingan dalam mengembangkan penelitian sejenis dan sebagai bahan masukan apabila menghadapi anak tunagrahita ringan khususnya dalam pelayanan olah raga dan permainan .

A. Definisi Operasional1. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.(http://mauidzanesasmart.blogspot.com/2011/10). Pembelajaran dalam hal ini adalah pelaksaan pembelajaran permainan bola bocce. 2. Permainan bola bocce adalah olah raga untuk semua orang , usia , jenis kelamin , kemampuan bocce dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.Bocce tidak perlu kekuatan, stamina , kecepatan ataupun

ketangkasan.Setiap orang yang dapat menggulingkan bola dapat bermain bocce ( Tukyo, Narasumber : 2011 ). 3. Tunagrahita ringan dalam penelitian ini adalah mereja yang berusia 8 tahun dengan MA nya 5 ( Moh.Amin : 1995 ), IQ anak tuna grahita ringan berkisar 50 70 . Jadi yang dimaksud metoda pengenalan bola bocce yaitu kegiatan pembelajaran siswa tunagrahita ringan tentang permainan bola bocce sehingga anak dapat terampil dalam memegang bola sesuai dengan kemampuannya , dengan langkah dapat konsentrasi menggulingkan bola bocce sedekat mungkin ke palina ( bola kecil ) ,mengumpulkan skor sebanyak mungkin sehingga mencapai skor permainan ( games ).

B. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian didasarkan pada rumusan dan batasan yang telah dibuat diatas , pertanyaannya adalah sebagai berikut :

1. Hal hal apa yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .2. Kesulitan apa yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .3. Upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan dalam

pelaksanaan pembelajaran permainan bola bocce anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung .

A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif mengingat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kejadian serta peristiwa pada saat sekarang ( Arikunto , 1997 ). 2. Teknik Penelitian a. Observasi , yakni melakukan pengamatan secara langsung kepada siswa dalam hal kemampuan menerima pelajaran . b. Wawancara guru kelas yang melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian terdiri dari seorang guru dan 3 orang murid kelas D3 di SLB Ar-Rahman, SLB Bina Kasih, dan SLB Azzakiyah Kota Bandung

sebagai mana tertera pada tabel berikut : Tabel 1 SLB Ar-Rahman NO 1. 2. 3. 4. KODE SAMPEL ES AP ES PP L/P P L P P UMUR 37 Tahun 9 Tahun 9 Tahun 9 Tahun KETERANGAN Guru Siswa Siswa Siswa

Tabel 2 SLB Bina Kasih NO 1. 2. 3. 4. KODE SAMPEL J CC Y MS L/P L P L L UMUR 48 Tahun 10 Tahun 9 Tahun 9 Tahun KETERANGAN Guru Siswa Siswa Siswa

Tabel 3 SLB Azzakiyah NO 1. 2. 3. 4. KODE SAMPEL C AN ID RR L/P P P L L UMUR 46 Tahun 9 Tahun 9 Tahun 9 Tahun KETERANGAN Guru Siswa Siswa Siswa

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Nuansa Aulia. Agus Iwan Sensus (2007), Metodologi penelitian , Bandung : PPPPTK TK DAN PLB. Amien, Moh. (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Astati (2010), Pendidikan Anak Tunagrahita, Bandung : CV CATUR KARYA. Abdul Majid (2008), Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT . Remaja Rosda Karya. Depdikbud. (1991), Peraturan Pemerintah No. 72 Tentang Pendidikan Luar Biasa, Jakarta. T . Sutjihati S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung : Refika Aditama. Uno H.D. (2006) . Perencanaan Pembelajaran : Bumi Aksara .

AboutTop of Form

Keyw ordBottom of Form

Mar 15 Macam-macam Tarian Khas Jawa Barat Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki budaya yang unik dan menarik. Salah satunya adalah seni tari. Berikut merupakan tarian khas Jawa Barat berikut tata rias dan tata busananya : TARI TOPENG Secara historis, pertunjukkan tari topeng diawali di Cirebon tepatnya pada abad ke-19 yang dikenal dengan Topeng Bahakan. Menurut T. Tjetje Somantri (1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongans topeng berupa wayang wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan sebagai awal perkembangan Tari Topeng Priangan. Bentuk pertunjukkan tari topeng dibedakan atas dua bentuk pertunjukan yaitu topeng Cirebon dan Topeng Priangan. Adapun bentuk pertunjukkan Tari Topeng Cirebon memiliki bermacam-macam bentuk yaitu : Topeng Babarang / Baragan Topeng Hajatan / Dinaan Topeng Ngunjung Topeng Kuputarung

Sedangkans topeng Priangan hanya tersaji dalam satu bentuk saja yang lebih bersifat entertaintment (hiburan) Susunan penyajian tari topeng pun memiliki perbedaan. Tari Topeng Cirebon memiliki lima bagian penyajian yaitu : Panji, dilakukan pada bagian pertama, karakteristiknya halus atau lungguh, memakai kedok yang berwarna putih Pamindo/Samba : menggambarkan seorang raja yang menginjak dewasa yang serba ingin tahu, gerakannya enerjik, lincah dan penuh dinamika

Rumyang : menggambarkan seseorang yang beranjak dewasa dan serba ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya. Gerakannya lincah, lembut, tegas dan terputus-putus dengan kedok berwarna merah jambu (pink) Tumenggung/Patih : karakteristik Tumenggung adalah gagah. Tarian ini dilatarbelakangi oleh kisah Tumenggung Magang Diraja yang diutus untuk menaklukkan Jinggananom. Kedok yang harus digunakan oleh tokoh Tumenggung adalah Slasi, Drodos dan Sanggan. Sementara tokoh Jinggananom memakai kedok Tatag Prekicil, Peloran dan Mimis Kelana/Rowana: menggambarkan personalitas raja yang gagah dan angkara murka. Kedok yang digunakan berwarna merah tua atau kecoklatan. Dengan ciri khas berkumis dan berjambang tebal, serta memakai mahkota susun emas.

Didalam pertunjukkan topeng Cirebon yang utuh, terdapat beberapa macam kedok bodor yang juga ikut ditampilkan, antara lain kedok tembeb, pentul dan dayun. Adapun susunan Tari Topeng Priangan mencakup tiga watak yaitu : Tari Topeng Tumenggung, menggambarkan watak seorang pejabat tinggi yang karismatik, berpengaruh dan disegani masyarakat sekitarnya. Tari Topeng Kencana Wungu, menggambarkan karaktek yang lincah dan dinamis, dengan kedok berwarna telor asin. Tari topeng kelana : menggambarkan karakter yang enerjik dan kasar.

TARI WAYANG Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya. Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain : 1. Tari Tunggal yaitu tarian yang dibawakan oleh satu orang penari dengan membawakan satu tokoh pewayangan. Contoh : Tari Arjuna, Gatotkaca, dll 2. Tari berpasangan, yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih yang keduanya saling melengkapi keutuhan tariannya, contoh : Tari Sugriwa, Subali dll. 3. Tari Massal yang berjumlah lebih dari satu penari dengan tarian atau ungkapan yang sama. Contoh : Tari Monggawa, Badaya. Tari wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya karakter tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi. Sedangkan karakter tari pria terdiri dari : Satria Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu. Satria Ladak Lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa

Satria Ladak Dengah/Kasar untuk tokoh Jayanegara, Jakasono, Diputi Karna dan sebagainya Monggawa Dengah/Kasar seperti Baladewa dan Bima Monggawa Lungguh seperti Antareja dan Gatotkaca Denawa Raja seperti Rahwana dan Nakula Niwatakawaca.

Secara garis besar, jika dilihat dari segi koreografinya tari wayang memiliki tiga gerakan utama yaitu : Pokok ialah patokan tarian, gerak tersebut antara lain adeg-adeg, jangkung ilo, mincid, keupat, gedut, kiprahan, tindak tilu, engkek gigir, mamandapan, dan calok sembahan Peralihan ialah gerak sebagai sisipan yang digunakan sebagai peralihan dari gerak satu ke gerak yang lainnya. Misal cindek, raras, trisi dan gedig. Khusus ialah gerak secara spesifik yang terdapat pada tari tertentu. TARI KURSUS Berdasarkans etimologinya, arti kata khusus berasal dari Bahasa Belanda Curcus yaitu belajar secara teratur. Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu. Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya. Disamping itu tari kursus juga mempunyai nilai estetis yang cukup tinggi dan kaya akan pokabuler gerak. Berdasarkan bentuk penyajiannya tari kursus dibagi kedalam 5 tahapan yakni : 1. Tari Lenyepan : karakternya lembut, halus, selaras dengan Satrias Lungguh. 2. Tari Gawil : karakternya lanyap atau ladak selaras dengan Satria Dangah 3. Tari Kawitan : karakternya lenyep atau lanyap dan Ponggawa. 4. Tari Gunungsari : karakternya ponggawa lungguh 5. Tari Kastawa : karakternya agung Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari : 1. Gerak Pokok : rangkaian dari gerak unsur, penghubung dan peralihan 2. Gerak Unsur : sikap-sikap yang terdiri dari kesatuan bentuk-bentuk yang terdapat pada kaki, lengan, kepala, leher, bahu, badan dan mata 3. Gerak Penghubung : menghubungkan bentuk sikap yang satu untuk mencapai bentuk atau sikap lainnya 4. Gerak Peralihan : menyangkut perpindahan adegan terutama pada gerakgerak pokok yang satu kepada yang lain 5. Gerak Pelengkap : gerak sisipan yang memperindah gerak dan sikap.

Karawitan yang digunakan dalam penyajian tari kursus adalah gamelan pelengkap dengan laras Salendro atau Pelog. Waditranya terdiri dari saron satu dan dua, seperangkat kendang, demung, kenong, rebab, gambang, bonang, rincik, penerus, peking, kecrek, selentem, kempul dan gong besar. Pada umumnya jenis lagu yang dibawakan yaitu lagu ageung, opat wilet naek lagu kering dua dan tiga dengan tempo 4 gurudugan. http://nesaci.com/macam-macam-tarian-khas-jawa-barat/

. Ragam Gerak Dan Iringan Tari Daerah Jawa Barat Tari merupakan ekspresi jiwa manusia melalui gerak gerak ritmis yang indah. Ada beberapa macam gerak organ tubuh sebagai media ekspresi Tari, yaitu: 1. Gerak mata 2. Gerak Leher 3. Gerak Tangan/ Lengan 4. gerak seluruh ubuh 5. gerak kaki 6. gerak pinggul Dalam Tari daerah Jawa Barat ada beberapa istilah gerak Tari, antara lain: - Edeg edegan / kuda kuda adalah gerak pada saat pembukaan Tarian - Jangkung Ilo adalah gerak pembukaan suatu pembukaan dari Tari - Gedig adalah gerak langkah di tempat dengan tekana badan - Mincid adalah gerak langkah menyentuh lantai - Keupat adalah gerak berjalan ke depan - Bakplang dll