rangkuman makalah filsafat ilmu

19
[1] Nama : Rangkuman Makalah Filsafat I. Konsep Ilmu 1 II. Etika Ilmu 2 III. Objek dan Prinsip Ilmu 2 IV. Cara Memperoleh Ilmu 3 V. Struktur dan Klasifikasi Ilmu 4 VI. Hubungan Ilmu dengan Filsafat 6 VII. Hipotesisdan Teori 7 VIII. Pembuktian Ilmiah 12 IX. Filsafat Ilmu dalam Islam 14 X. Dasar-Dasar Logika 15 XI. Idealisme dan Realisme 18 XII. ??? MAKALAH I KONSEP ILMU A. Pengertian Ilmu Arti ilmu (science) dalam kamus Oxford English Dictionary: 1. Informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan. 2. Keseluruhan dari apa yang diketahui. 3. Kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan suatu fakta atau keadaan. Definisi ilmu menurut ulama: 1. Seorang pakar filologi Al-Raghib Al-Isfahani (w.443/1060). Dalam karyanya Kamus Istilah Qur’an, ilmu didefinisikan sebagai “persepsi suatu hal dalam hakikatnya”. (al-`ilm idrak al-shay’ bi-haqiqatihi). 2. Oleh “Hujjat al-Islam” Imam al-Ghazali yang mendefinisikan ilmu sebagai “pengenalan sesuatu atas dirinya” (ma’rifat al-shay’ `ala ma huwa bihi). B. Ilmu Sebagai Konsep Konsep dapat didefinisikan dengan rancangan, tata langkah, cara, flowchart (urutan proses kerja). Sasaran ilmu adalah pembentukan konsep, baik untuk kepentingan pengembangan ilmu secara murni (misalnya; untuk menyusun teori dan dan menghasilkan dalil-dalil, atau asas), maupun untuk kepentingan praktis bagi tindakan penerapan nyata. Konsep ilmu adalah bagan, rencana, atau pengertian, baik yang bersifat abstrak maupun operasional, yang merupakan alat penting untuk kepentingan pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah. Sesuatu konsep ilmiah dapat merupakan semacam sarana untuk ilmuwan melakukan pemikiran dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah. Konsep ilmu agar dapat berguna secara ilmiah, maka ia harus memiliki dua sifat dasar. Yaitu sifat operasional untuk kepentingan pengamatan (observasi), dan sifat abstrak untuk kepentingan penyimpulan dan generalisasi. سه ما جعلته إ سه ّ لهم ال الحزن إذا شئت سه تجعل وأهت

Upload: haristiansahroni

Post on 09-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Filsafat Ilmu, File Kuliah Semester II

TRANSCRIPT

  • [1]

    Nama : Rangkuman Makalah Filsafat I. Konsep Ilmu 1 II. Etika Ilmu 2 III. Objek dan Prinsip Ilmu 2 IV. Cara Memperoleh Ilmu 3 V. Struktur dan Klasifikasi Ilmu 4 VI. Hubungan Ilmu dengan Filsafat 6 VII. Hipotesisdan Teori 7 VIII. Pembuktian Ilmiah 12 IX. Filsafat Ilmu dalam Islam 14 X. Dasar-Dasar Logika 15 XI. Idealisme dan Realisme 18 XII. ???

    MAKALAH I KONSEP ILMU

    A. Pengertian Ilmu Arti ilmu (science) dalam kamus Oxford English Dictionary:

    1. Informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan. 2. Keseluruhan dari apa yang diketahui. 3. Kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan suatu fakta atau

    keadaan. Definisi ilmu menurut ulama:

    1. Seorang pakar filologi Al-Raghib Al-Isfahani (w.443/1060). Dalam karyanya Kamus Istilah Quran, ilmu didefinisikan sebagai persepsi suatu hal dalam hakikatnya. (al-`ilm idrak al-shay bi-haqiqatihi).

    2. Oleh Hujjat al-Islam Imam al-Ghazali yang mendefinisikan ilmu sebagai pengenalan sesuatu atas dirinya (marifat al-shay `ala ma huwa bihi).

    B. Ilmu Sebagai Konsep Konsep dapat didefinisikan dengan rancangan, tata langkah, cara, flowchart

    (urutan proses kerja). Sasaran ilmu adalah pembentukan konsep, baik untuk kepentingan pengembangan ilmu secara murni (misalnya; untuk menyusun teori dan dan menghasilkan dalil-dalil, atau asas), maupun untuk kepentingan praktis bagi tindakan penerapan nyata.

    Konsep ilmu adalah bagan, rencana, atau pengertian, baik yang bersifat abstrak maupun operasional, yang merupakan alat penting untuk kepentingan pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah. Sesuatu konsep ilmiah dapat merupakan semacam sarana untuk ilmuwan melakukan pemikiran dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah. Konsep ilmu agar dapat berguna secara ilmiah, maka ia harus memiliki dua sifat dasar. Yaitu sifat operasional untuk kepentingan pengamatan

    (observasi), dan sifat abstrak untuk kepentingan penyimpulan dan generalisasi.

  • [2]

    MAKALAH II ETIKA ILMU

    A. Pengertian Etika

    Etika ethics secara etimologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ethos atau ethikos yang mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kadang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir. Adapaun dalam bentuk jamaknya, ta etha yang berarti adat kebiasaan. ta etha menjadi latar belakang terbentuknya istilah etika yang oleh filshuf yunani aristoteles (384-322) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral.

    Secara etimologis, dalam kamus umum bahasa indonesia yang lama (poerwadarminta 1953), etika dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Adapun dalam kamus besar bahasa indonesia (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti sebagai berikut: 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

    moral (akhlak). 2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

    Pengertian etika ilmu adalah suatu sumber pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku menyimpang di kalangan masyarakat. B. Tujuan mempelajari etika ilmu 1. Hubungan ilmu dan etika 2. Membangun masyarakat ilmiah 3. Menuju masyarakat berbudaya ilmu pengetahuan 4. Relevansi etika ilmu C. Objek etika adalah penyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan

    dari pandangan-pandangan dan persoalan dalam bidang moral. Pada dasarnya hanya ada dua macam pernyataan moral, yaitu:

    1. Pernyataan tentang tindakan manusia. 2. Tentang manusia itu sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia,

    seperti motif-motif maksud dan watak. Poedjawiatna (1990:13-26) mengungkapkan bahwa yang menjadi objek etika

    adalah sebagai berikut: Tindakan manusia, kehendak bebas, determinisme (Determinisme materiliasme dan determinisme religius), dan adanya kehendak bebas.

    MAKALAH III

    OBJEK DAN PRINSIP ILMU

    A. Definisi Ilmu Istilah ilmu diambil dari bahasa Arab, alima-yalamu-ilman yang berarti mengerti

    atau memahami benar-benar. Istilah ilmu bila diartikan dengan bahasa Inggris, berasal dari kata science yang berasal dari bahasa Latin scienta dari bentuk kata kerja scinre, yang berarti mempelajari dan mengetahui. Science dalam arti sebagai natural science, biasanya dimaksud dalam ungkapan sains dan teknologi yang dirumuskan sebagai

  • [3]

    the study of the natural sciences and the application of the knowledge for practical purpose, yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari pengetahuan ini untuk maksud praktis. B. Cabang-Cabang Ilmu

    Filsafat alam melahirkan ilmu alam yang bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta. Ilmu alam ini berkembang yang akhirnya menjadi cabang-cabang ilmu yang kita kenal seperti, Fisika, Biologi, Astronomi, Kimia dan lain sebagainya.

    Sedangkan Filsafat moral melahirkan ilmu sosial yang bertujuan untuk mempelajari interaksi antar manusia. Ilmu sosial ini berkembang yang kemudian kita kenal dengan cabang-cabang ilmu antar lain, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan lain sebagainya. C. Objek Ilmu Pengetahuan

    Objek penyelidikan dari ilmu terdiri dari 2 objek, yaitu objek materiil dan objek formal. Objek materiil adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sasaran penyelidikan atau pemikiran, misal tubuh manusia adalah objek materiil bagi ilmu kedokteran. Objek materiil bisa berupa benda kongkret dan abstrak. Ojek formal adalah sudut pandang tertentu tentang objek material tersebut, termasuk didalammya prinsip-prinsip yang digunakan.

    Sedangkan dalam pandangan alam Islam (Islamic Worldview) yang membentuk epistemologi Islam, secara ontologis terdapat 2 alam yang dikenal dan disebutkan dalam al-Quran, yaitu alam metafisik (alam ghaib) dan alam fisik/yang tampak (alam as-syahadah). J. Eksistensi Ilmu Pengetahuan 1. Objek Ilmu Pengetahuan 2. Metode Ilmu Pengetahuan 3. Sistem Ilmu Pengetahuan 4. Kebenaran Ilmiah

    Michael Williams mengemukakan 5 teori kebenaran, yaitu kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran pragmatis, kebenaran performatif dan kebenaran proporsi. 1. Kebenaran Koherensi 2. Kebenaran Korespondensi 3. Kebenaran Pragmatis 4. Kebenaran Performatif 5. Kebenaran Proposisi

    MAKALAH IV

    CARA MEMPEROLEH ILMU

    A. Hakikat Ilmu Pengetahuan. Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa arab; alima, yalamu, ilman yang

    berarti mengerti atau memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris istilah ilmu berasal dari kata science, yang berasal dari bahasa latins cienta dari bentuk kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahui .Pengetahuan pada dasarnya adalah

  • [4]

    keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek,dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar akal

    Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu: 1. Realisme 2. Idealisme B. Epistemologi

    Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, sifat dan kebenaran pengetahuan. Epistemologi sering kali disebut dengan teori pengetahuan atau filsafat pengetahuan, karena yang dibicarakan dalam epistemologi ini berkenaan dengan hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan masalah pengetahuan. C. PerihalPengetahuan

    Pertama, pengetahuan biasa (ordinary knowledge), yaitu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penyerapan indera terhadap objek tertentu yang disaksikan dalam kehidupan sehari-hari.Kedua, pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penggunaan metode-metode ilmiah yang telah terjamin kepastian kebenaran yang dicapai. Ketiga, pengetahuan filsafati (philosophical knowledge), pengetahuan jenis ini diperoleh melalui pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman penafsiran, spekulasi, penilaian kristis, dan pemikiran-pemikiran yang logis, analitis, dan sistematis. D. Aliran-AliranTeoriPengetahuan 1. Aliran Empirisme 2. Aliran Rasionalisme 3. Aliran Positivisme 4. Aliran Intuisionisme

    Pengertian wahyu secara etimologi meliputi: 1. Ilham sebagai bawaan dasar manusia 2. Ilham berupa naluri pada binatang 3. Isyarat yang cepat menurut rumus dan kode 4. Bisikan dan tipudaya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam

    diri manusia 5. Apa yang disampaikan Allah Subhanahu wa Taala kepada paramalaikatnya

    berupa suatu perintah untuk dikerjakan.

    MAKALAH V

    STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU

    A. StrukturIlmuPengetahuan 1. MetodeIlmiah

    Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan ilmu pengetahuan yang disebut ilmu.Jadi ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari metode ilmiah. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

  • [5]

    peraturan dalam metode tersebut.Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.

    Secara garis besar metode ilmiah ada dua macam, yaitu yang bersifat umum dan metode penelitian ilmiah. 2. Teori

    Teori yang dimkasudkan disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam fisik. Artinya teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskannya. 3. Hipotesis

    Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang hubungan antara variabel. Hubungan hipotesis ini diajukan dalam bentuk dugaan teori secara khas dengan dasar coba-coba (trial-and-error). Hipotesis hanya merupakan dugaan yang berasalan, atau mungkin merupakan perluasan hipotesis terdahulu yang teruji kebenarannya yang kemudian diterapkan pada data yang baru. 4. Logika

    Logika secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berfikir secara sahih. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Agar dapat berfikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Pertama, logika makna luas dan logika makna sempit. Kedua, logika deduktif dan logika induktif.Ketiga, logika formal dan logika material.Keempat, logika murni dan logika terapan. Kelima, logika filsafati dan logika matematik. 5. Data-informasi

    Merupakan hasil observasi kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan terhadap konsep keilmuan sebagai suatu prosedur yang pada dasarnya adalah empiris dan induktif. Pembuktian Yang dimaksud di sini adalah menguji hipotesis yang sudah disusun dengan mengonfrontasikannya dengan dunia fisik yang nyata. Proses pengajian ini merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relavan dengan hipotesis yang diajukan. Pembuktian inilah yang sebenarnya memberi vonis terhadap teori ilmiah apakah pernyataan-pernyataan yang dikandungnya dapat diterima kebenarannya atau ditolak secara ilmiah. 6. Evaluasi

    Evaluasi dalam hal ini yaitu penarika kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan yakni mempunyai kerangka penjalasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang sebelumnya setelah teruji kebenarannya. 7. Paradigma

    Secara umum pengertian paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari. hal ini dibatasi para paradigma pencarian ilmu pengetahuan, yaitu suatu keyakinan dasar yan digunakan berbagai kalangan untuk mencari kebenaranParadigma ilmu pengetahuan terbagi menjadi empat yaitu: positivism, post positivism, critical theory, dan constructrivism.

  • [6]

    B. Klasifikasi Ilmu 1) ilmu yang berguna dan 2) yang tak berguna, ilmu brguna : ilmu-ilmu duniawi, seperti kedokteran, fisika, kimia, geografi, logika etika, bersama disiplin-disiplin khusus mengenai ilmu keagamaan. Menurut Al-Ghozali secara filosofis ia membagi ilmu ke dalam ilmu syariyah dan ilmu Aqliyah/ Ghair syariyyah. 1. Ilmu syariyyah 2. Ilmu aqliyah

    MAKALAH VI

    HUBUNGAN ILMU DENGAN FILSAFAT

    A. Definisi Imu dan FIlsafat Ilmu berasal dari bahasa Arab;alima- yalamu- ilman, dengan wazan faila

    yafalu yang berarti mengerti, memahami benar-benar seperti ungkapan, AsmuI telah memahami pelajaran filsafat. Dalambahasainggrisdisebutscience; daribahasalatinscientia (pengetahuan)-scire (mengetahui).

    Ilmu secara istilahan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu, seperti: ilmu agama, berarti pengetahuan tentang ajaran agama atauteologi, ilmu bahasa berarti pengetahuan tentang hal ihwal bahasa atau tata bahasa, linguistik, dan lain-lain.

    Sedangkan menurut J.S. Badudu (1996: 528) ilmu adalah; Pertama, diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis; contoh: ilmu agama, berarti pengetahuan tentang ajaran agama atau teologi, ilmu bahasa berarti pengetahuan tentang hal ihwal bahasa atau tata bahasa, linguistik, dan lain-lain. Kedua, ilmu diartikan sebagai kepandaian atau kesaktian. Sebagai contoh dalam penggunaan kata yang kedua ini adalah; sudah lama ia menuntut ilmu atau kesaktian dari jago tua itu. Sementara Maufur (2008: 30), menjelaskan bahwa ilmu adalah, sebagian dari pengetahuan yang memiliki dan memenuhi persyaratan tertentu, artinya ilmu tentu saja merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu ilmu.

    Kata filsafat berasaldari kata philosophia (bahasaYunani), diartikan dengan mencintai kebijaksanaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata filsafat disebut dengan istilah philosophy, dan dalam bahasa Arab disebut dengan falsafah, yang biasa diterjemahkan dengan cinta kearifan.

    Secara sederhana filsafat dapat diartikan sebagai berpikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar suatu persoalan, yakni berpikir yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti analitis, pemahaman, deskriptif, evaluatif, interpretative dan spekulatif.

    Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah; 1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap

    tentang seluruh realitas.

  • [7]

    2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata. 3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan; sumbernya,

    hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya. 4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan

    yang dilakukan oleh berbagai bidang pengetahuan. 5. Disipilin ilmu yang berubah untuk membantu andamelihat apa yang anda katakan

    dan untuk mengatakan apa yang anda lihat. Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam, baik dalam ungkapan

    maupun titik tekanannya.Bahkan, Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri. B. Bangunan dasar ilmu

    Menurut Archie J. Bahm secara umum membicarakan enam komponen dari rancangan bangunan ilmu pengetahuan, artinya dengan enam komponen, sesuatu bisa disebut ilmu pengetahuan, yaitu:

    Adanya masalah (problem), Adanya sikap, dalam arti sikap ilmiah, Menggunakan metode ilmiah, Adanya aktifitas, Adanya kesimpulan, Adanya pengaruhjek Sumber-sumber ilmu dan bangunan dasar ilmu 1. Al-Quran 2. Hadits 3. Akal dan Hati 4. Indra

    MAKALAH VII

    HIPOTESIS DAN TEORI

    A. HIPOTESIS 1. Definisi Hipotesis ditinjau dari segi etimologi berasal dari kata hipotese yang bermakna pendapat sementara, yaitu pendapat sebelum melakukan eksperimentasi atau dapat juga berasal dari kata itu sendiri hipotesis, yang bermakna pendapat bersifat sementara atau pegangan dasar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa hipotesis adalah sesuatu yang di anggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, preposisi, dan sebagainya), meskipun kebenarannya masih harus di buktikan (anggapandasar). Sementara itu, Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya menyebutkan bahwa hipotesis adalah semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya yang hanya bersifat sementara, penjelasan inilah yang disebut sebagai hipotesis. 2. Macam-macam Hipotesis

    a. Hipotesis alternatif yaitu pernyataan sementara mengenai hubungan yang berbanding terbalik antara variabel yang digunakan;

  • [8]

    b. Hipotesis argumentatif yaitu hipotesis yang menunjukkan dengan teratur suatu dugaan sementara tentang mengapa benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu bisa terjadi;

    c. Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu terjadi;

    d. Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menjelaskan akibat suatu sebab tertentu yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian;

    e. Hipotesis kualitatif yaitu hipotesis yang menunjukkan hubungan sebab akibat dari sudut sifat hubungan sebab akibat tersebut;

    f. Hipotesis kuantitatif yaituhi potesis yang menunjukkan hubungan sebab akibat dengan pengukuran yang eksak;

    g. Hipotesis nol yaitu pernyataan sementara mengenai hubungan yang sama atau sebanding antara variabel yang digunakan;

    h. Hipotesis operasional yaitu rumusan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam menanggapi permasalahan tertentu;

    3. Kegunaan Hipotesis Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, spesifiknya pada

    penelitian kuantitatif .Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini diantaranya:

    a. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang dipakai untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti, misalnya sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.

    b. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukan kemungkinan benar atau tidak benar. c. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan.

    B. TEORI 1. Definisi Teori

    Suatu ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri pula dengan fakta, Einstein berkata, Apapun jugateori yang menjembatani antara keduanya. Teori yang dimaksudkan disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik. Teori merupakan suatu abstraksi intelektual, dimana pendekatan secara rasional yang berkesesuaian dengan suatu objek yang dijelaskannya. Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin ilmu.

    Sementaraitu, Jujun S. Suriasumantri mendefinisikan sebuah teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Umpamanya dalam ilmu ekonomi dikenal teori ekonomi makro dan mikro.Beliau menyebutkan bahwa tujuan akhir dari setiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten, namun hal ini baru dicapai beberapa disiplin keilmuan tertentu saja seperti ilmu fisika. 2. Unsur-unsur teori

    Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan yang merupakan hubungan antara dua variabel atau

  • [9]

    lebih pada suatu kaitan sebab akibat.. Secara sederhana bahwa teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama, yaitu : a. Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak

    terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan. b. Harus efisien dengan fakta-fakta yang empiris, sebab teori yang bagaimana

    pun jika tidak didukung oleh suatu pengujian yang empiris, maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

    3. Sifat teori Jujun S. Suriasumantri menyebutkan dalam bukunya Filsafat Ilmu sebuah

    pengantar populer, bahwa semakin tinggi tingkat keumuman sebuah teori, maka akan semakin teoritis teori tersebut. Pengertian teoritis disini dikaitkan dengan gejala fisik yang dijelaskan oleh teori yang dimaksud, artinya semakin teoritis sebuah teori maka akan semakin jauh pernyataan yang dikandungnya bila dikaitkan dengan gejala didik yang tampak nyata. Beliau menganalogikan hal ini dengan pohon dan akarnya. Yang mana semakin tinggi tingkat keumuman suatu materi yang dideskripsikan dengan suatu pohon, makaakan semakin dalam pula kita harus menjangkau akar-akarnya 4. Fungsi Teori

    Dalam hal ini Prof. Ahmad Tafsir menyebutkan dalam bukunya Filsafat Ilmu setidaknya ada tiga kegunaan teori sain, yaitu sebagai alat pembuat eksplanasi, sebagai alat peramal, dan sebagai alat pengontrol.

    a. Teori sebagai alat ekspalansi Berbagai ilmu pengetahuan yang ada sampai sekarang ini secara umum

    berfungsi sebagai alat untuk membuat eksplanasi (penjelasan) sebuah kenyataan. b. Teori sebagai alat peramal

    Tatkala membuat eksplanasi, seorang ilmuan biasanya telah mengetahui faktor penyebab terjadinya gejala itu dengan mengutak-ngatik faktor penyebab itu. Ilmuan dapat membuat sebuah ramalan yang dalam bahasa kaum ilmuan, ramalan itu disebut dengan prediksi untuk membedakannya dari ramalan dukun. c. Teori sebagai alat pengontrol

    Eksplanasi atau penjelasan merupakan suatu bahan untuk membuat ramalan dan kontrol.Selain mampu membuat ramalan berdasarkan eksplanasi gejala, juga dapat membuat kontrol

    MAKALAH VIII

    PEMBUKTIAN ILMIAH

    Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang di sebut ilmu.

    Teori-teori yang menjelaskan tentang kebenaran 1. The correspondence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan

    benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.

    2. The consistence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas,

  • [10]

    tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa kebenaran ditegaskan atas hubungan antara yang baru itu dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kita akui benarnya terlebih dahulu.

    3. The pragmatic theory of truth. Yang dimaksud dengan teori ini ialah bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya. Dari tiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kebenaran adalah kesesuaian

    arti dengan fakta yang ada dengan putusan-putusan lain yang telah kita akui kebenarannya dan tergantung kepada berfaedah tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia.

    Menurut Andi Hakim Nasution dalam bukunya Pengantar ke Filsafat Sains, bahwa kebenaran mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq al-yaqin, ain al-yaqin, dan ilm al-yaqin.

    Adapun kebenaran menurut Anshari mempunyai empat tingkatan, yaitu: 1. Kebenaran wahyu 2. Kebenaran spekulatif filsafat 3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan 4. Kebenaran pengetahuan biasa. Macam-macam metode ilmiah ada dua: 1. metode yang bersifat umum dan 2. metode penelitian ilmiah Metode Ilmiah yang bersifat Umum 1. Metode analitiko-sintesis (metode analisis dan metode sintesis) 2. Metode nondeduksi (metode deduksi dan metode nondeduksi) Beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan. 1. Metode Empirisme

    Menurut paham empirisme, metode untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada pengalaman yang bersifat empiris, yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. 2. Metode Rasionalisme

    Berbeda dengan penganut empirisme, karena rasionalisme memandang bahwa metode untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. 3. Metode Fenomenalisme

    Menurut Kant, metode untuk memperoleh pengetahuan tidaklah melalui pengalaman melainkan ditumbuhkan dengan pengalaman-pengalaman empiris disamping pemikiran akal rasionalisme. Syarat dasar bagi ilmu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak serta memberi pengetahuan yang baru. Menurutnya ada empat macam pengetahuan :

    a. Pengetahuan analisis apriori yaitu pengetahuan yang dihasilkan oleh analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalaman, atau sebelum pengalaman.

    b. Pengetahuan sintesis apriori, yaitu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri yang mempersatukan

  • [11]

    dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah. c. Pengetahuan analitis aposteriori, yaitu pengetahuan yang terjadi sebagai d. Pengetahuan sintesis aposteriori yaitu pengetahuan sebagai hasil keadaan

    yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman yang berbeda. e. Pengetahuan tentang gejala (phenomenon) merupakan pengetahuan yang

    paling sempurna, karena ia dasarkan pada pengalaman inderawi dan pemikiran akal, jadi Kant mengakui dan memakai empirisme dan rasionalisme dalam metode fenomenologinya untuk memperoleh pengetahuan.

    4. Metode Intuisionisme Metode intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan

    melalui intuisi tentang kejadian sesuatu secara nisbi atau pengetahuan yang ada perantaraannya. 5. Metode Ilmiah

    Pada metode ilmiah, untuk memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu.

    Kerangka berpikir yang berintikan proses logico-hypothetico-verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

    b. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan bentuk konstelasi permasalahan.

    c. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

    d. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

    e. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu di tolak atau diterima. Seandainya dalam pengujian terdapat fakta-fakta yang cukup dan mendukung maka hipotesis tersebut akan diterima dan sebaliknya jika tidak didukung fakta yang cukup maka hipotesis tersebut ditolak.

    Metode Penelitian Ilmiah 1. siklus empiris, cara penanganan terhadap objek ilmiah yang biasanya bersifat

    empiris dan penerapannya terjadi di tempat yang tertutup, seperti laboratorium dan sebagainya

    2. siklus vertical di gunakan dalam penyelidikan yang pada umumnya mempunyai objek bersifat kejiwaan yang lazimnya berupa tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan seperti: ekonomi, politik, social dan sebagainya

  • [12]

    cara penanganan terhadap objek ilmiah yang biasanya bersifat empiris dan penerapannya terjadi di tempat yang tertutup, seperti laboratorium dan sebagainya

    Karakterisasi Metode Ilmiah Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu: 1. Sistematik, berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara

    berurutan sesuai pola dan kidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

    2. Logis, suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.

    3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu : a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan

    atau perbandingan satu sama lain). b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan melainkan ada penyebabnya.

    4. Obyektif, artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

    5. Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

    Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah 1. Perumusan masalah Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan

    kerja ilmiah. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain

    sebagai berikut : a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya. b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. dari

    pokok permasalahan. c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat

    dicari cara pemecahannya. 2. Perumusan hipotesis Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan

    penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya.

    3. Perancangan penelitian Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi : a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja

  • [13]

    diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat) b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola

    teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas) c. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak

    mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian. 4. Pelaksanaan penelitian, langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai

    berikut : a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan

    penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.

    b. Pelaksanaan 1) Pengumpulan/pengambilan data

    Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra.

    2) Pengolahan data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data..

    3) Menarik kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai.

    5. Pelaporan penelitian Sistematika penyusunan laporan penelitian a. Pendahuluan b. Telaah kepustakaan/kajian teori c. Metode penelitian d. Hasil dan pembahasan penelitian e. Kesimpulan dan saran

    Teori : Teori merupakan abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris, artinya teori ilmu merupakan penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang di jelaskan. Hipotesis : Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang hubungan antar variabel. Logika : Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Data Informasi : Tahap ini merupakan sesuatu yang paling di kenal dalam metode keilmuan. Di sebabkan oleh banyaknya kegiatan keilmuan yang di arahkan kepada pengumpulan data maka banyak orang yang menyamakan ilmuan dengan pengumpulan fakta. Pembuktian : Langkah selanjutnya sesudah penyusunan hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut dengan mengonfrontasikannya dengan dunia fisik yang nyata. Evaluasi : Evaluasi dalam hal ini yaitu penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang di ajukan itu di tolak atau diterima.

  • [14]

    MAKALAH IX FILSAFAT ILMU DALAM ISLAM

    A. Pengertian Filsafat Ilmu dalam Islam filsafat ilmu dalam islam merupakan pengetahuan tentang kebijaksanaan (shopia),

    prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berpikir rasio-logis, mendalam, dan tuntas dalam memperoleh hakikat kebenaran dengan kadar kemampuan daya pemikiran manusia yang pada asalnya semuanya berasal dan merujuk pada dua sumber atau landasan islam Al-quran dan Assunnah. B. Pengertian ilmu dalam perspektif islam

    Adapun ilmu dalam perspektif islam, ilmu memiliki kedudukan sebagai bagian dari agama dan berfungsi sebagai petunjuk kepada kebenaran, untuk memperoleh kemuliaan di sisi Allah taala dan pembebas dari kebodohan. C. Pandangan para filosof muslim tentang filsafat

    Beberapa definisi dari para filosof muslim terkemuka yang cukup representatif baik dari segi zaman ataupun dari kualitas pemikiran. 1. Menurut Al-Farabi seorang filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina berkata,

    Filsafat ialah ilmu tentang alam yang maujud (ada) dan bertujuan menyelidiki hakikat yeng sebenarnya.

    2. Ibnu Rusd, berpendapat bahwa filsafat atau hikmah merupakan pengetahuan otonom yang perlu dikaji oleh manusia karena ia dikaruniai akal. Al Quran filsafat mewajibkan manusia berfilsafat untuk menambah dan memperkuat keimanan kepada tuhan.

    3. Al-kindi (seorang filosof muslim pertama) Menurutnya filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam

    batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori adalah mencari kebenaran, maka dalam praktiknya pun harus menyesuaikan dengan kebenaran

    D. Fungsi Filsafat Ilmu Dalam Islam 1. Membantu memberikan landasan filosohis untuk memahami berbagai konsep dan

    teori suatu disiplin ilmu dalam ajaran islam. 2. Untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu atau asasi manusia

    tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya, secara sistematis dan historis .

    3. Sebagai kritik ideologi, artinya kemampuan menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi agama, ideology dan pandangan dunia agar mampu mendeteksi berbagai masalah kehidupan.

    4. Sebagai dasar metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam mempelajari studi-studi ilmu khusus seperti ilmu tahuid

    5. Memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan analitis dan kritis tajam untuk bergulat dengan masalah-masalah intelektual, spiritual, ideologi

  • [15]

    MAKALAH X DASAR-DASAR LOGIKA

    A. Pengertian Logika Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu. 1. Aturan cara berpikir yang benar

    Kondisi adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis-dialektis, juga dibutukan kondisi-kondisi tertentu:

    a. Mencintai kebenaran Sikap ini sangat fundamental untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini

    senantiasa menggerakan si pemikir untuk mencari, mengusut, meningkatan mutu penalarannya; menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyelewengkan dari yang benar. Misalnya, menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala/perspektif, berpikir terkotak-kotak, kemutlakan titik berdiri atau suatu profil, dan sebagainya. b. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda kerjakan

    Kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Seluruh aktivitas adalah suatu usaha yang terus menerus mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya c. Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda kerjakan

    Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata. Karenanya kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi. Anda senantiasa perlu mengetahui ungkapan pikiran kedalam hal tersebut, baik yang explisit maupun yang implisit.

    2. Klasifikasi Sebuah konsep klasifikasi, seperti panas atau dingin, hanyalah menempatkan

    objek tertentu dalam sebuah gelas. Suatu konsep perbandingan, seperti lebih panas atau lebih dingin, mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang, dibandingkan dengan objek lain

    Kita tak boleh mengecilkan kegunaan konsep klasifikasi terutama pada bidang-bidang dimana metode keilmuan dan metode kuantitatif belum berkembang. Sekarang psikologi telah menggunakan metode kuantitatif secara lebih sering, namun masih terdapat daerah-daerah dalam psikologi dimana konsep perbandingan yang bisa diterapkan. B. Sejarah Perkembangan Logika

    Bertrand Russel dalam bukunya history of westerm Philosophy (1974: 206) menjelaskan bahwa kata logika untuk pertama kali digunakan oleh zeno dari Citium. Russel juga menjelaskan bahwa Socrates, Plato, dan Aristhoteles merupakan perintis lahirnya ilmu logika. Berbeda Russel K. Bertens (1989: 137-138) menyatakan bahwa logika pertama muncul pada masa Cicero (abad ke-1 SM) yang dimaknai sebagai seni

  • [16]

    berdebat, selain itu pada masa Aristotheles baru dikenal kata analitika yang betugas menyelidiki argumen-argumen yang bertitik tolak dari keputusan-keputusan yang benar.

    Pada abad ke-19 merupakan masa pertentangan antara logika deduktif dan induktif yang cukup menarik, seperti yang dibahas oleh Whewell (deduktif) dan mill (induktif). Pada abad ini, filsafat ilmu muncul dan mulai membangun paradigmanya sendiri. Sementara pada abad ke-20, Estella M. Philips menggabungkan pemikiran deduktif dan induktif yang dikenal dengan deduco hypothetico verificative. C. Pengertian, Proposisi, Penalaran 1. Pengertian

    Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang di pahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas.

    Sedangkan bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat disebut term atau isi pengertian. Term atau isi pengeertian adalah semua unsur yang termuat di dalam pengertian itu.

    Menurut isinya, pengertian dapat di klasifikasikan sebagai berikut. a. Kolektif dan distributif. Kolektif maksudnya pengertian yang isinya mencakup

    barang-barang atau orang-orang secara koleksi atau sekumpulan, misalnya selusin piring, sekolompok pemuda, dan sebagainya. Sedangkan distributif adalah kebalikan dari kolektif, yaitu pengertian yang terpisah-pisah, yang menunjukan bahwa barang atau orng tersebut terpisah-pisah sebagai sendiri-sendiri atau satu-persatu.

    b. Konkret dan abstrak. Pengertian yang konkret adalah pengertian yang memperlihatkan kenyataan atau realitas sebagai pokok subjek yan berdiri sendiri, misalnya dikatakan ini gelas kaca. Pernyataan gelas kaca ini menunjukan kenyataan dengan sifat kaca. Sedangkan pengertian yang abstrak ialah pengertian yang memperlihatkan sifat tanpa memperlihatkan subjeknya. Misalnya dikatakan gelas itu mahal.

    c. Menyidir atau terus terang. Yang dimaksud dengan menyindir (connotative) ialah menyatakan sesuatu dengan secara tidak langsung dan tidak terus terang. Penggunaan kalimat atau pernyataan menyindir ini di pakai untuk menyatakan sesuatu hal kepada orang lain agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut. Pernyataan ini biasanya di tujukan atau di pakai untuk mengoreksi atau mengajak orang lain untuk memperbaiki sikapnya atau prilakunya yang salah atau tidak tepat.

    2. Proposisi Proposisi tau pernyataan adalah rangkain dari pengertian-pengertian yang

    dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat di antara dua buah term. Kedua term tersebut terdiri dari subjek dan predikat. Subjek adalah term pokok dalam proposisi dan predikat adalah term yang menyebut sesuatu mengenai subjek. 3. Penalaran

  • [17]

    Penalaran adalah suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berfikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penerika kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut.

    Terhadap dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata ogika deduktif, yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dmenjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan di pihak lain, kita mempunyai lari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).

    Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Katakanlah umpamanya kita mempuyai fakta bahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, demikian juga dengan singa, kucing, dan berbagai binatang lainnya. Dari kenyataan-kenyataan ini kita dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum yakni semua binatang mempunyai mata.

    Silogismus di susun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini di sebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang di dapat dari penalaran deduktif berdasarkan ke dua premis tersebut. Dari contoh kita sebelumnya kita dapat membuat silogismus sebaga berikut:

    Semua mahluk mempunya mata (premis mayor) Si polan adalah seorang mahluk (premis minor) Jadi si polan mempunyai mata (kesimpulan)

    D. Macam-Macam Logika Logika dipilahkan dalam logika amaliah dan logika ilmiah. Logika amaliah adalah

    kinerja akal budi manusia yang berfikir secara cepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang yang subjectif. Kemampuan logika amaliah manusia adalah sejak lahir. Sedangkan logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. E. Kegunaan Logika

    Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. . Adapun kegunaan logika secara terperinci antara lain: 1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional,

    kritis, lurus, tetap, tertib, metolis dan konheren; 2. meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif; 3. 3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan

    mandiri; 4. memaksa dan mendorong orang untuk berfikir sendiri dengan menggunakan asas-

    asas sistematis; 5. meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan

    berpikir, kekeliruan serta kesesatan; dan

    6. mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

  • [18]

    MAKALAH XI IDEALISME DAN REALISME

    Secara umum definisi atau pengertian idealisme diantaranya: Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estestika dan agama serta

    menghayatinya. Orang yang dapat melukiskan dan dapat menganjurkan suatu rencana atau

    program yang belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada. Mereka yang berusaha mencapai perdamaian abadi atau memusnsnahkan kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini.

    Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa kenyataan (realita) yang ada dalam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran dari ide-ide yang ada di dalam jiwa atau spirit manusia.

    Sehingga idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Kaum idealis menekankan kesatuan organik dari proses dunia. Keseluruhan dan

    bagian-bagiannya tidak dapat di pisahkan kecuali dengan menggunakan absraksi yang membahayakan, yakni dengan memusatkan perhatian terhadap aspek-aspek lain yang sama pentingnya. Menurut sebagian dari kelompok idealis, terdapat kesatuan yang dalam, suatu rangkaian tingkatan yang mengungkapakan, dari materi, melalui bentuk-bentuk tumbuh-tumbuhan, kemudian melalui binatang hingga sampai kepada manusia, akal, dan jiwa. Dengan begitu, maka prinsip idealisme yang pokok adalah kesatuan organik.

    Idealisme subyektif ialah idealisme yang berpendirian bahwa akal, jiwa dan presepsi-presepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada.obyek pengalaman buikan benda material, obyek pengaklaman adalah presepsi. Benda-benda seperti bangunan pohon-pohon itu ada, tetapi hanya ada dalam akal yang memprersepsikannya.

    Idealisasi subyektif diwakili oleh George Barkeley (1685-1753)Seorang filsuf irlandia, yang lebih suka menamakan filsafatnya: immaterialisme

    Idealisme obyektif adalah idealisme yang ber titik tolak pada ide di luar ide manusia, Idealisme obyektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang sudah ada atau

    terdapat dalam susunan alam. Personalisme atau Idealisme personal adalah idealism yang realitas dasarnya

    merupakan suatu jiwa atau seorang pemikir. Realitas itu itu termasuk kedalam Jiwa (self) adalah satuan kehidupan yang tidak

    dapat di perkecil lagi, dan hanya dapat dibagi dengan cara abstraksi yang palsu. Dalam arti umum, realism berarti kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang

    terjadi, jadi bukan kepada apa yang diharapkan atau di inginkan. Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar

    kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan mempergunakan intelegensi. Objek indra adalah real, yaitu benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau

  • [19]

    ada hubungannya dengan pikiran kita. Menurut realisme hakikat kebenaran itu barada pada kenyataan alam ini, bukan pada ide atau jiwa. Yaitu realisme yang cendrung kepada materialisme, maksudnya suatu pandangan

    hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera.

    Yaitu realisme yang cenderung terhadap idealism. Dasar eksistensi mungkin dianggap sebagai akal atau jiwa yang merupakan

    keseluruhan organic. James B. Pratt dalam karangannya personal realisme, mengemukakan bahwa bentuk realisme semacam itu, yakni suatu bentuk yang susah dibedakan dari beberapa jenis dari realisme objektif.

    Ialah realisme yang realitasnya terdiri dari bermacam-macam jenis; jiwa dan materi, hanya merupakan dua dari beberapa jenis lainnya. Dalam fasal ini, realisme pluralistic mendapat perhatian yang sangat besar, karena ia merupakan aliran yang dominan.