rangkuman buku 1 mpkt a
TRANSCRIPT
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 1/19
BAB I
KEKUATAN DAN KEUTAMAAN KARAKTER
1. Pendahuluan
Pembentukan karakter memang menjadi salah satu kunci dari kemajuan dan pembangunan bangsa.
Dengan kekuatan dan keutamaan karakter, orang dapat menghasilkan perasaan-perasaan posif
dalam situasi apa pun. Ia juga dapat melihat sisi-sisi baik dari hidupnya sehingga ia dapat
memberikan penilaian posif pula kepada hidupnya. Oleh sebab itu, pendidikan karakter juga
merupakan usaha untuk membantu peserta didik mencapai kebahagiaan.
2. Kepribadian dan Karakter
Allport (1937:48) mendenisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari keseluruhan sistempsiko-sik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya. Dari denisi itu dapat dipahami bahwa kerpibadian manusia—sebagai hal yang
terorganisasi—dak acak, dan unsur-unsurnya dak bekerja sendiri-sendiri. Kepribadian manusia
adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain.
Allport (1937) mendenisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Arnya, karakter adalah
segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma
tertentu. Karakter, dengan demikian, adalah kumpulan sifat mental dan es yang menandai
seseorang. Kumpulan ini menentukan orang seper apa pemiliknya. Karakter juga menentukan
apakah seseorang akan mencapai tujuan secara efekf, apakah ia apa adanya dalam berurusan
dengan orang lain, apakah ia akan taat kepada hukum, dan sebagainya.
3. Kekuatan dan Keutamaan Karakter
Peterson dan Seligman (2004) mengembangkan klasikasi keutamaan beserta pendekatan metodik
untuk mengidenkasinya. Mereka mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang
bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Di sini keutamaan sebagai
kekuatan karakter dibedakan dari bakat dan kemampuan. Mereka juga menjelaskan kondisi
situasional yang dapat memunculkan atau menyurutkan kekuatan-kekuatan itu, pelahan atau
pembinaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan karakter yang kuat, serta hasil-hasil posif
yang dapat diperoleh seseorang yang memiliki keutamaan.
4. Membedakan Keutamaan, Kekuatan Karakter dan Tema Situasional
Hubungan antara keutamaan, kekuatan dan tema situasional karakter bersifat hierarkis. Keutamaan
berada di level atas, lalu kekuatan di level tengah, dan tema situasional di level bawah. Keutamaan
merupakan karakterisk utma dari karakter (Peterson & Seligman, 2004). Kekuatan karakter
merupakan unsur psikologi, merupakan proses atau mekanisme, yang mendenisikan keutamaan.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 2/19
Dengan kata lain, keutamaan dapat dicapai melalui pencapaian kekuatan karakter. Tema situasional
dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan
karakter dalam situasi tertentu.
5. Kriteria karakter yang kuat
Peterson dan Seligman (2004) mengemukakan kriteria dari karakter yang kuat sehingga kita dapat
mengenalinya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ialah kriteria dari karakter yang kuat.
1. Karakter yang ciri-ciri (keutamaan yang dikandung)-nya memberikan sumbangan terhadap
pembentukan kehidupan yang baik untuk diri sendiri dan sekaligus untuk orang lain.
2. Ciri-ciri atau kekuatan yang dikandungnya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang baik bagi
diri sendiri dan orang lain, bahkan walaupun tak ada keuntungan langsung yang dihasilkannya.
3. Penampilan ciri-ciri itu dak mengganggu, membatasi atau menghambat orang-orang di
sekitarnya.
4. Kekuatan karakter tampil dalam rentang ngkah laku individu yang mencakup pikiran, perasaan,
dan ndakan, serta dapat dikenali, dievaluasi dan diperbandingkan derajat kuat-lemahnya.
5. Karakter yang kuat dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya.
6. Kekuatan karakter diwadahi oleh model atau kerangka pikir ideal.
7. Kekuatan karakter dapat dibedakan dari sifat posif yang lain tetapi yang saling terkait secara
erat.
8. Dalam konteks dan ruang lingkup tertentu, kekuatan karakter tertentu menjadi ciri yang
mengagumkan bagi orang-orang yang mempersepsinya.
9. Boleh jadi dak semua ciri karakter yang kuat muncul pada seseorang, tetapi kebanyakan dari
ciri-ciri karakter yang kuat tampil pada orang itu.
10. Kekuatan karakter memiliki akar psiko-sosial; potensinya ada dalam diri sendiri, dan
aktualitanya dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
6. Keutamaan dan Kekuatan Karakter Yang Membentuknya
Kebijaksanaan dan Pengetahuan
Kebijaksanaan dan pengetahuan merupakan keutamaan yang berkaitan dengan fungsi
kognif, yaitu tentang bagaimana mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Ada enam
kekuatan yang tercakup dalam keutamaan ini, yaitu (1) kreavitas, orisinalitas dan
kecerdasan praks, (2) rasa ingin tahu atau minat terhadap dunia, (3) cinta akan
pembelajaran, (4) pikiran yang kris dan terbuka, dan (5) perspekf atau kemampuan
memahami beragam perspekf yang berbeda dan memadukannya secara sinergis untuk
pencapaian hidup yang baik.
Kemanusiaan dan Cinta
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 3/19
Kemanusiaan dan cinta merupakan keutamaan yang mencakup kemampuan interpersonal
dan bagaimana menjalin pertemanan dengan orang lain. Keutamaan ini terdiri atas kekuatan
(1) baik dan murah ha, (2) selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain,
mencintai dan membolehkan diri sendiri untuk dicintai, serta (3) kecerdasan sosial dan
kecerdasan emosional.
Kesatriaan (Courage)
Keutamaan kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional yang melibatkan kemauan
kuat untuk mencapai suatu tujuan meskipun mendapat halangan atau tentangan, baik
eksternal maupun internal. Keutamaan ini mencakup empat kekuatan, yaitu (1) untuk
menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, (2) ketabahan atau kegigihan, tegus dan
keras ha, (3) integritas, kejujuran, dan penampilan diri dengan wajar, serta (4) vitalitas,
bersemangat dan antusias.
Keadilan
Keutamaan keadilan ( jusce) mendasari kehidupan yang sehat dalam suatu masyarakat. Ada
ga kekuatan yang tercakup di sini, yakni 1) kewarganegaraan atau kemampuan mengembantugas, dedikasi dan keseaan demi keberhasilan bersama, 2) kesetaraan (equity dan
fairness) perlakuan terhadap orang lain atau dak membeda-bedakan perlakuan yang
diberikan kepada satu orang dengan yang diberikan kepada orang lain, dan 3)
kepemimpinan. Keadilan adalah kekuatan sipil yang mendasari kehidupan masyarakat yang
sehat.
Pengelolaan Diri
Pengelolaan diri (temperance) adalah keutamaan untuk melindungi diri dari segala akibat
buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari karena perbuatan sendiri. Di dalamnya
tercakup kekuatan (1) pemaaf dan pengampun, (2) pengendalian diri, (3) kerendahan ha,
dan (4) keha-haan ( prudence).
Transendensi
Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan
seluruh alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Di dalam keutamaan ini
tercakup kekuatan (1) penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan; (2)
kebersyukuran (gratude) atas segala hal yang baik, (3) penuh harapan, opmis, dan
berorientasi ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari demi hari;
(4) spiritualitas: memiliki tujuan yang menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta,
serta (5) menikma hidup dan selera humor yang memadai.
7. Karakter dan Spiritualitas
Spiritualitas dapat dipahami sebagai dasar kekuatan dan keutamaan karakter manusia. Keutamaan-
keutamaan yang terkandung dalam kekuatan transendensi merupakan keutamaan yang
menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada
kehidupan.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 4/19
Karakter selalu didasari oleh spirtualitas. Daya-daya spiritual menjadi kekuatan kita untuk bertahan
dan sea menuju satu tujuan. Daya-daya itu menghindarkan kita dari godaan dan menguatkan kita
saat berada dalam situasi yang sulit. Dengan daya-daya spiritual, manusia dapat melampaui dirinya,
berkembang terus sebagai makhluk yang self -trancendence (selalu mampu berkembang melampaui
dirinya). Dengan demikian, keka kita berbicara tentang karakter maka kita juga berbicara tentang
spiritualitas, tentang daya-daya yang menguatkan dan mengembangkan manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
8. Keutamaan Karakter dan Kebahagiaan
Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Pada akhirnya,
orang dengan watak atau karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi
sumbangan posif kepada masyarakatnya. Jika dipahami bahwa in pendidikan adalah
pembentukan karakter maka seharusnyalah dicamkan pula bahwa seap pendidikan adalah
pembentukan karakter.
BAB II
DASAR-DASAR FILSAFAT
Pengeran Filsafat
Jika kita pelajari lebih lanjut pemikiran-pemikiran losos sejak Yunani Kuno hingga abad ke-21,
lsafat dapat didenisikan sebagai usaha manusia untuk memahami segala perwujudan kenyataan
secara kris, radikal dan sistemas.
Dari denisi itu dapat disimpulkan bahwa lsafat adalah usaha. Sebuah usaha adalah sebuah proses,
bukan semata produk. Dengan demikian, yang pertama-tama memiliki sifat sistemas, kris dan
radikal adalah proses memperoleh pengetahuan. Filsafat sebagai sebuah upaya adalah sebuah
proses yang terus menerus berlangsung, tak ada kata putus, berlangsung terus hingga kini. Proses
itu berisi akvitas-akvitas untuk memahami segala perwujudan kenyataan atau apa yang ada
(being). Hasrat lsafat adalah memahami apa yang ada dan mungkin ada. Apa yang hendak
diketahui lsafat tak terbatas, oleh karena itu proses pemahaman itu berlangsung terus menerus.
Cabang dan Aliran Filsafat
Kita dapat menemukan pembagian lsafat berdasarkan sistemaka permasalahan (Gazalba, 1979)
atau area kajian lsafat yang secara garis besar terdiri dari ontologi, epistemologi dan axiologi.
1) Ontologi yaitu bagian lsafat yang mengkaji tentang „ada‟ (being) atau tentang apa yang nyata;
2) Epistemologi yaitu bagian lsafat yang mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan; dan
3) Axiologi yaitu bidang lsafat yang mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya
dilakukan manusia.
Aliran Filsafat
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 5/19
Dalam perkembangan lsafat, berbagai aliran, berbagai isme bermunculan. Berikut adalah
beberapa aliran yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan lsafat:
a. Rasionalisme: aliran dalam lsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber
dari akal (rasio), ditegaskan di sini bahwa akal yang mampu mendapatkan pengetahuan secara
jernih (clear ) dan lugas/terpilah (disnct ) tentang realitas.
b. Empirisme: aliran dalam lsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
c. Krisisme: aliran lsafat yang dibangun oleh lsuf besar: Imanuel Kant. Aliran ini pada dasarnya
adalah krik terhadap rasionalisme dan empirisme yang dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji
pengetahuan manusia. Akal menerima bahan-bahan yang belum tertata dari pengalaman empirik,
lalu mengatur dan menerbkannya dalam kategori-kategori.
d. Idealisme: aliran lsafat yang berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental
ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subyekf. Materi dak memiki kedudukan yang
independen melainkan hanya merupakan materialisasi dari pikiran manusia.
e. Vitalisme: aliran lsafat yang memandang hidup dak dapat sepenuhnya dijelaskan secara
mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda ma. Manusia memiliki kehendak
yang mampu mengubah keadaannya yang stas menjadi lebih dinamis.
f. Fenomenologi: aliran lsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan memandang gejala
dan kesadaran selalu saling terkait.
4. Alternaf Langkah Belajar Filsafat
Secara ringkas, Kaso (2004:34-38) mengemukakan langkah
-langkah umum yang disarankan
dalam menganalisis dan sintesis.
1. Memaskan adanya masalah yang diragukan kesempurnaan atau kelengkapannya.
2. Masalah umumnya terpecahkan dengan mengiku dua langkah, yakni menguji prinsip -prinsip
kesahihannya dan menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarannya (untuk
menyimpulkan kebenaran yang lain).
3. Meragukan dan menguji secara rasional segala hal yang ada sangkut pautnya dengan kebenaran.
4. Mengenali apa yang dikatakan orang lain mengenai masalah yang bersangkutan dan menguji
penyelesaian-penyelesaian mereka.
5. Menyarankan suatu hipotesis yang kiranya memberikan jawaban atas masalah yang diajukan.
6. Menguji konsekuensi-konsekuensi dengan melakukan verikasi terhadap hasil-hasil penjabaran
yang telah dilakukan.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 6/19
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 7/19
Divisi
Divisi adalah uraian suatu keseluruhan ke dalam bagian-bagian berdasarkan satu kesamaan
karakterisk tertentu.
4. Kalimat, Pernyataan, dan Proposisi
Kalimat didenisikan sebagai: serangkaian kata yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa
dalam suatu bahasa, dan dapat digunakan untuk tujuan menyatakan, menanyakan, atau
memerintahkan sesuatu hal.
Pernyataan adalah kalimat yang digunakan untuk membuat suatu klaim atau menyampaikan
sesuatu yang bisa benar atau salah.
Proposisi ialah makna yang diungkapkan melalui pernyataan, atau dengan kata lain ar atauinterpretasi dari suatu pernyataan.
Pernyataan Sederhana dan Pernyataan Kompleks
Pernyataan sederhana adalah pernyataan yang hanya mengandung satu proposisi, misalnya, “ Anak
itu menangis”. Pernyataan kompleks adalah pernyaataan yang mengandung lebih dari satu
proposisi, misalnya, “Selain gemar membaca buku, Adi juga senang menulis cerita pendek ”.
Pernyataan ini mengandung dua proposisi, yaitu “ Adi gemar membaca buku” dan “ Adi senang
menulis cerita pendek ”.
Jenis- jenis Pernyataan Kompleks
Berdasarkan hubungan di antara proposisi-proposisi yang terkandung dalam pernyataan kompleks,
ada empat jenis pernyataan kompleks, yaitu:
1) Negasi (bukan P)
Negasi dari suatu pernyataan sederhana adalah pengingkaran atas pernyataan itu. Jika A
adalah suatu pernyataan, negasinya adalah “Tidak benar bahwa A”. Ini disingkat menjadi
“Bukan- A” atau “Bukan (A).”
2) Konjungsi (P dan Q)
Suatu pernyataan kompleks yang komponen logikanya dihubungkan dengan kata dan
disebut konjungsi atau kalimat konjungf. Jika P dan Q adalah pernyataan yang merupakan
komponen, bentuk standar dari konjungsi adalah P dan Q. Komponen-komponennya
(masing-masing P dan Q) disebut konjung. Sebagai contoh, pernyataan kompleks “ Indonesia
dan Malaysia berasaskan demokrasi ” terbentuk dari dua pernyataan sederhana, masing-
masing “Indonesia berasaskan demokrasi ” dan “Malaysia berasaskan demokrasi ”.
3) Disjungsi (P atau Q)
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 8/19
Pernyataan kompleks yang komponen logikanya dihubungkan dengan kata atau disebut
disjungsi atau pernyataan disjungf. Jika P dan Q adalah pernyataan yang merupakan
komponen pernyataan kompleks, bentuk standar dari disjungsi adalah P atau Q, misalnya
“ Joko atau Padmo yang memenangkan pertandingan bulu tangkis”.
4) Kondisional (Jika P maka Q)
Pernyataan kompleks yang komponen logikanya dihubungkan dengan jika…, maka… disebut
pernyataan kondisional atau hipotesis. Jika P dan Q adalah pernyataan yang merupakan
komponen, bentuk standar dari konjungsi adalah Jika P maka Q. Pernyataan dalam anak
kalimat yang mengandung kata jika disebut anteseden, dan pernyataan dalam anak kalimat
yang mengandung kata maka disebut konsekuen.
Hubungan Kondisional: Kondisi Niscaya dan Kondisi yang Mencukupi
Ada dua kondisi yang merupakan bentuk khusus dari hubungan kondisional, yaitu yang mencukupi
(sucient condion, S) dan kondisi niscaya (necessary condion, N). Hanya jika pernyataan
kondisional Jika S maka N adalah benar. Contoh:
1. Menghasilkan sperma merupakan kondisi yang mencukupi untuk membukkan bahwa seseorang
adalah laki -laki.
2. Jenis kelamin laki -laki merupakan kondisi niscaya untuk menghasilkan sperma.
3. Jika seseorang menghasilkan sperma, maka dia laki -laki.
Oleh karena pernyataan kondisional digunakan untuk menggambarkan hubungan tertentu antara
komponennya, maka kondisi yang mencukupi dan niscaya juga demikian. Ada lima jenis hubungan
itu, yang berikut ini didaarkan beserta contohnya.
1) Kausal
a. Mencabut jantung Dul merupakan kondisi yang mencukupi untuk membunuhnya.
b. Jika kita mencabut jantung Dul, maka kita membunuhnya.
2) Konseptual
a. Kondisi niscaya untuk tergolong manusia adalah mampu menggunakan simbol.
b. (i) Jika B adalah manusia, maka dia pas mampu menggunakan simbol.
c. (ii) Jika B dak mampu menggunakan simbol, maka dia pas bukan manusia.
3) Denisional
a. Kondisi niscaya dan mencukupi untuk disebut mahasiswa adalah orang yang terdaar secara
resmi sebagai pelajar di perguruan nggi.
b. Jika seseorang adalah mahasiswa, maka dia adalah orang yang terdaar secara resmi sebagai
pelajar di perguruan nggi, dan jika ia adalah orang yang terdafatar secara resmi sebagai pelajar di
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 9/19
perguruan nggi maka ia adalah seorang mahasiswa. Seseorang adalah mahasiswa jika dan hanya
jika dia adalah orang yang terdafatar secara resmi sebagai pelajar di perguruan nggi.
4) Regulatori
a. Lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi merupakan kondisi niscaya untuk kuliah di universitas negeri.
b. (i) Jika seseorang dapat kuliah di universitas negeri secara sah, maka ia lulus Ujian Masuk
Perguruan Tinggi.
c. (ii) Jika seseorang dak lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi, maka dia dak dapat kuliah di
universitas negeri secara sah.
5) Logis
a. Menjadi kucing hitam adalah kondisi niscaya untuk berwarna hitam.
b. Jika seekor binatang adalah kucing hitam, maka warnanya hitam.
Hubungan Antar - pernyataan
Ada pengetahuan tertentu yang dapat langsung disimpulkan dari suatu pernyataan. Oleh para ahli
logika, ini disebut hubungan langsung. Misalnya, jika benar bahwa semua manusia pas akan ma
maka dapat disimpulkan bahwa Sokrates, seorang manusia, pas akan ma.
Kesimpulan Langsung: Oposisi dari Proposisi
Pernyataan kategorikal adalah pernyataan yang terdiri dari subjek dan predikat yang
membenarkan atau menidakkan bahwa individu adalah anggota suatu kelompok.
Perbedaan dan Bentuk Kontrari dengan Kontradiksinya
Pernyataan Kontrari Kontradiksi
Semua mawar berwarnamerah.
Semua mawar berwarnakuning.
Beberapa mawar dak berwarna merah.
Semua angsa berwarna
puh.
Tiada angsa mawar
berwarna puh.
Beberapa angsa dak
berwarna puh.
Tidak ada orang yang
bermoral.
Semua orang bermoral. Beberapa orang bermoral.
Rumah saya hijau. Rumah saya puh. Rumah saya dak hijau.
Dia selalu jujur. Dia dak pernah jujur. Dia kadang-kadang jujur.
Beratnya lebih dari 50 kg. Beratnya kurang dari 50 kg. Beratnya 50 kg atau kurang.
Konsistensi dan Inkonsistensi
Dua pernyataan disebut inkonsisten jika, dan hanya jika keduanya dak mungkin benar padasaat yang bersamaan. Pada kondisi yang sebaliknya, dua pernyataan itu disebut konsisten;
arnya, kedua pernyataan itu mungkin sama-sama benar pada saat bersamaan.
Pernyataan yang Konsisten dan yang Inkonsisten
Pernyataan Konsisten Inkonsisten
Ada anyelir Ada anggrek. Tidak ada anyelir.
Dia harus belajar. Dia harus belajar logik. Dia dak boleh belajar.
Dia X dan Y. Dia X. Dia bukan Y.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 10/19
Jika A maka B. Jika B maka A. A dan bukan-B.
Implikasi, Ekuivalensi, dan Independensi Logis
o Implikasi
Pernyataan P mengimplikasikan pernyataan Q keka secara logis dak mungkin P benar
dan Q salah pada waktu yang bersamaan.
o Ekuivalensi Dua pernyataan secara logis ekuivalen bila keduanya saling mengimplikasikan. Jadi dua
pernyataan yang secara logis ekuivalen memiliki makna yang sama. Begitu pula
sebaliknya, dua pernyataan yang memiliki makna yang sama berar secara logis
keduanya ekuivalen.
o Independensi Logis
Dua pernyataan disebut secara logis independen jika secara logis dak berhubungan;
jadi, kedua pernyataan maupun negasinya dak saling mengimplikasikan.
5. Penalaran
Penalaran adalah penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-asalan yang relevan. Alasan
-alasan itu
dapat berupa buk, data, informasi akurat, atau penjelasan tentang hubungan antara beberapa hal.
Penalaran berlangsung dalam pikiran. Ungkapan verbal dari penalaran adalah argumentasi.
Penyimpulan Langsung
Kebenaran pertama-tama dapat dicapai melalui penyimpulan langsung ( immediate
inference), yaitu penyimpulan yang ditarik sesuai dengan prinsip-prinsip logika. Penyimpulan
langsung dilakukan melalui indera, umpamanya memberikan putusan bahwa mawar
berwarna merah (putusannya: mawar merah), hari sedang hujan, matahari bersinar, atau
saat ini pagi hari. Penyimpulan langsung menghasilkan pengetahuan dasar bagi manusia.
Pengalaman empirik yang menjadi sumber pengetahuan itu. Akan tetapi penyimpulan
langsung dak membawa kita beranjak jauh dari informasi-informasi asal sehingga dak
dapat menambah pengetahuan lebih banyak lagi. Kita perlu mengetahui kebenaran-
kebenaran dari berbagai hal yang dak dapat dibukkan dengan penyimpulan langsung
maupun pembukan melalui panca indera.
Penyimpulan Tak Langsung
Penyimpulan melalui perbandingan ide-ide adalah penyimpulan tak langsung. Putusan yang
dihasilkan bukan hasil dari pengenalan langsung terhadap gejala, melainkan hasil dari
mempertemukan dua ide yang diperbandingkan dengan perantaraan ide kega yang sudah
diketahui sebelumnya.
Dua Jenis Penalaran
Ada dua jenis penaralan, yaitu deduksi atau penalaran dedukf dan induksi atau penalaran indukf.
Deduksi adalah proses penalaran yang dengannya kita membuat suatu kesimpulan dari suatu
hukum, dalil, atau prinsip yang umum kepada suatu keadaan yang khusus yang tercakup dalam
hukum, dalil, atau prinsip yang umum itu.
Induksi adalah proses penalaran yang dengannya kita menyimpulkan hukum, dalil, atau prinsip
umum dari kasus-kasus khusus (individual).
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 11/19
Kesalahan Penyimpulan
Manusia dak jarang memperoleh pengetahuan yang dak benar karena adanya kesalahan dalam
proses penyimpulan. Kesalahan penyimpulan digolongkan atas dua, yakni kesalahan material dan
kesalahan formal. Kesalahan material adalah kesalahan putusan yang 73digunakan sebagai permbangan yang seharusnya memberikan fakta atau kebenaran. Kesalahan
formal ialah kesalahan yang berasal dari urutan penyimpulan yang dak konsisten.
Argumentasi
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, ungkapan verbal dari penalaran atau penyimpulan tak
langsung adalah argumentasi. Di dalam argumentasi terkandung term yang merupakan ungkapan
verbal dari ide dan proposisi yang merupakan ungkapan verbal dari putusan.
6. Argumen Dedukf
Denisi Penalaran Dedukf (Deduksi)
Deduksi adalah bentuk argumen yang kesimpulannya niscaya mengiku premis-premisnya.
Lazimnya deduksi juga dipahami sebagai pembuatan pernyataan khusus berdasarkan
pernyataan-pernyataan yang lebih umum.
Karakterisk Penalaran Dedukf
Penalaran dedukf—yang sering digunakan untuk menulis esai argumentaf—diawali dengan
generalisasi yang dianggap benar (self -evident ) yang menghasilkan premis-premis , lalu dari situ
diturunkan kesimpulan yang koheren dengan premis-premisnya.
Silogisme
Silogisme berasal dari kata Yunani syllogismos yang berar „kesimpulan‟. Silogisme adalah jenis
argumen logis yang kesimpulannya diturunkan dari dua proposisi umum (premis) yang
berbentuk prosisi kategoris.
Silogisme Kategoris
Bentuk dasar silogisme kategoris ialah: Jika A adalah bagian dari C maka B adalah bagian
dari C (Adan B adalah anggota dari C). Silogisme kategoris ini mengiku hukum “Semua atau
Tidak Sama Sekali” ( All or None atau Dictum de Omni et Nullo); arnya, berlaku untuk
seluruh anggota kelas, atau dak sama sekali. Tidak dikenal “ada sebagian” dan “dak adasebagian”.
Delapan Hukum Silogisme
Hukum 1: Silogisme hanya mengandung ga term.
Hukum 2: Term mayor atau term minor dak boleh menjadi universal dalam
kesimpulan jika dalam premis hanya bersifat perkular.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 12/19
Hukum 3: Term tengah dak boleh muncul dalam kesimpulan.
Hukum 4: Term tengah harus digunakan sebagai proposisi universal dalam premis -
premis, sedak -daknya satu kali.
Hukum 5: Jika kedua premis armaf, maka kesimpulan juga armaf.
Hukum 6: Tidak boleh kedua premis negaf, sedaknya salah satu harus armaf.
Hukum 7: Kalau salah satu premis negaf, kesimpulan harus negaf. Kalau salah
satu premis parkular, kesimpulan harus parkular.
Hukum 8: Tidak boleh kedua premis parkular, sedaknya salah satu harus
universal.
Silogisme Hipotes
Premis mayor silogisme hipotes adalah proposisi hipotes sedangkan premis minor dan
kesimpulannya adalah proposisi kategoris. Dalam silogisme hipotes, dak term mayor, term
minor atau term tengah. Premis mayor terdiri atas anteseden dan konsekuen. Sebagaicontoh, dalam pernyataan “ Jika hari hujan, maka tanah basah”, hari hujan adalah anteseden
dan tanah basah adalah konsekuen.
Bentuk -bentuk Umum Argumen yang Sahih
Ada ga bentuk dasar dari silogisme hipotes, yaitu modus ponens yang mengarmasi
anteseden, modus tollens yang menolak konsekuen, dan silogisme hipotes dengan rantai
kondisional.
7. Argumen Indukf
Islah argumen indukf atau induksi biasanya mencakup proses-proses inferensial dalam
mendukung atau memperluas keyakinan kita pada kondisi yang mengandung risiko atau
kedakpasan. Argumen indukf dapat dipahami sebagai hipotesis yang mengandung risiko
dan kedakpasan.
8. Sesat Pikir
Sesat pikir menurut logika tradisional adalah kekeliruan dalam penalaran berupa penarikan
kesimpulan-kesimpulan dengan langkah-langkah yang dak sah, yang disebabkan oleh
dilanggarnya kaidah-kaidah logika.
Sebetulnya dak ada penggolongan sesat pikir yang sempurna, tetapi penggolongan dari Copi
(1986) dapat digunakan sebagai pegangan untuk mengenali sesat pikir.
Sesat Pikir Formal
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 13/19
Dalam deduksi, penalaran ditentukan oleh bentuknya. Jika sebuah penalaran bentuknya dak
sesuai dengan bentuk deduksi yang baku, maka penalaran itu dak sahih dan tergolong sesat
pikir.
1. Empat Term (Four Terms)
Seper namanya, sesat pikir jenis empat term terjadi jika ada empat term yang diikutsertakan dalam
silogisme padahal silogisme yang sahih hanya mempunyai ga term.
2. Term tengah yang dak terdistribusikan (undistributed middle terms)
Pengeran dari term tengah yang dak terdistribusikan adalah silogisme kategoris yang term
tengahnya dak memadai menghubungkan term mayor dan term minor
3. Proses Ilisit (Illicit process)
Proses ilisit adalah perubahan dak sahih dari term mayor atau term minor.
4. Premis-premis armaf tetapi kesimpulannya negaf
Sesat pikir ini terjadi jika dalam premis digunakan proposisi armaf (pernyataan yang menyatakan
sesuatu secara posif) tetapi dalam kesimpulan digunakan proposisi negaf (pernyataan yangmenegasi sesuatu).
5. Premis negaf dan kesimpulan armaf
Sesat pikir ini terjadi jika dalam premis digunakan proposisi negaf tetapi dalam kesimpulan
digunakan proposisi armaf.
6. Dua premis negaf
Sesat pikir dua premis negaf terjadi jika dalam silogisme kedua premis yang digunakan adalah
proposisi negaf.
7. Mengarmasi konsekuensi
Sesat pikir mengarmasi konsekuensi adalah pembuatan kesimpulan yang diturunkan daripernyataan yang hubungan antara anteseden dan konsekuensinya dak niscaya tetapi diperlakukan
seolah-olah hubungan itu suatu keniscayaan.
8. Menolak anteseden
Sesat pikir menolak anteseden juga merupakan pembuatan kesimpulan yang diturunkan dari
pernyataan yang hubungan antara anteseden dan konsekuensinya dak niscaya tetapi diperlakukan
seolah-olah hubungan itu suatu keniscayaan.
9. Mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunan argumentasi disjungsi subkontrer (atau)
Sesat pikir ini terjadi jika hubungan atau di antara dua hal diperlakukan sebagai pengingkaran olehhal yang satu terhadap hal yang lain. Atau belum tentu menunjukkan suatu pengingkaran.
10. Mengingkari suatu pilihan dalam suatu disjungsi yang kontrer (dan)
Bentuk sesat pikir ini terjadi jika dua hal yang dihubungkan dengan kata dan diperlakukan seolah-
olah nilai kebenaran (benar atau dak benar) dari gabungan keduanya sama dengan nilai kebenaran
dari seap hal yang digabungkan, atau nilai dak benar dari gabungan dari dua hal itu seolah -olah
disebabkan oleh salah satunya.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 14/19
Sesat Pikir Nonformal
1. Perbincangan dengan ancaman
Dalam sesat pikir ini kebenaran dari kesimpulan didasarkan kepada ancaman.
2. Salah guna ( Abusive)
Sesat pikir salah guna adalah penyalahgunaan permbangan-permbangan yang secara logis dak
relevan.
3. Argumentasi berdasarkan kepenngan (circumstanal )
Sesat pikir ini mbul sebagai akibat dari penarikan kesimpulan secara logis melainkan untuk
kepenngan pihak yang termaksud.
4. Argumentasi berdasarkan kedaktahuan
Argumentasi berdasarkan kedaktahuan adalah argumentasi yang menilai sesuatu—ndakan atau
pernyataan—benar berdasarkan kedaktahuan, bukan berdasarkan isi dan bentuk argumentasinya.
5. Argumentasi berdasarkan belas kasihan
Argumentasi belas kasihan adalah argumentasi yang menilai benar atau salahnya sesuatu
berdasarkan belas kasihan, bukan berdasarkan isi dan bentuk argumennya.
6. Argumentasi yang disangkutkan dengan orang banyak
Sesat pikir jenis ini adalah argumentasi yang menjadikan apa yang dipercaya oleh kebanyakan orang
sebagai dasar penentuan benar atau salahnya argumentasi.
7. Argumentasi dengan kewibawaan ahli walaupun keahliannya dak relevan
Sesat pikir jenis ini adalah argumentasi yang membenarkan kesimpulan berdasarkan kewibawaan
ahli walaupun keahliannya dak relevan. Isi dan bentuk argumentasi dak dicerma dan dak
dijadikan dasar penentuan benar atau salahnya kesimpulan.
8. Accident atau argumentasi berdasarkan ciri-ciri tak esensial
Sesat pikir accident adalah argumentasi yang menjadikan satu sifat yang berbeda atau yang sama
sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa dari dua hal semuanya sama atau semuanya berbeda.
9. Perumusan yang tergesa-gesa (converse accident )
Sesat pikir perumusan yang tergesa-gesa adalah pembuatan kesimpulan yang didasari oleh alasan
tak memadai atau tanpa alasan sama sekali.
10. Sebab yang salah
Sesat pikir sebab yang salah adalah pembuatan kesimpulan berdasarkan satu dugaan yang tak
terbuk dan tetap dipertahankan meskipun buk menunjukkan bahwa kesimpulan itu salah.
11. Penalaran sirkular
Sesat pikir penalaran sirkular menjadikan kesimpulan sebagai alasan. Alasan yang digunakan secara
substansial dak berbeda dengan keseimpulan.
12. Sesat pikir karena terlalu banyak pertanyaan yang harus dijawab sehingga jawaban tak sesuai
dengan pertanyaan.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 15/19
13. Kesimpulan tak relevan.
Sesat pikir kesimpulan tak relevan adalah argumentasi yang kesimpulannya dak sejalan dengan
alasannya.
14. Makna ganda (equivocaon)
Sesat pikir makna ganda adalah argumen yang menggunakan term yang bermakna ganda sehingga
kesimpulannya dak jelas dan dapat diubah-ubah berdasarkan pemaknaan terhadap term itu.
15. Makna ganda ketata-bahasaan (amphiboly)
Sesat pikir dapat juga terjadi karena argumentasi yang dikemukakan menggunakan term-term yang
bermakna ganda jika dilihat dari tata bahasa.
16. Sesat pikir karena perbedaan logat atau dialek bahasa
Sesat pikir dapat terjadi karena adanya perbedaan logat atau dialek bahasa atau cara menamai
sesuatu tetapi perbedaan itu dak disadari.
17. Kesalahan komposisi
Sesat pikir kesalahan komposisi adalah argumentasi yang memperlakukan kebenaran pada bagian
sebagai kebenaran keseluruhan.
18. Kesalahan divisi
Sesat pikir kesalahan divisi adalah argumen yang serta-merta menyimpulkan bahwa karakterisk
dari keseluruhan pas ada pada bagian-bagiannya.
19. Generalisasi tak memadai
Sesat pikir generalisasi yang tak memadai adalah argumentasi yang kesimpulannya didasarkan pada
data atau fakta yang tak memadai.
9. Kesalahan Umum Dalam Penalaran Indukf
Menilai Penalaran Indukf dengan Standar Dedukf
Kesalahan Generalisasi
o Generalisasi yang Terburu-buru (Kebalikan dari Kesalahan Kecelakaan)
o Kesalahan Kecelakaan
Kesalahan Penggunaan Buk Secara Salah
Kesimpulan Yang Tidak Relevan
Kesalahan Buk yang Ditahan
Kesalahan Staskal
Kesalahan Sampel yang Bias (Stask yang Bias)
Kesalahan Percontoh yang Kecil (Stask yang Tidak Cukup)
Kesalahan Penjudi (Gambler‟s Fallacy)
Kesalahan Kausal
Mengacaukan Sebab dan Akibat
Mengabaikan Penyebab Bersama
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 16/19
Kesalahan Penyebab Yang Salah (Kesalahan Post Hoc)
Mengacaukan Penyebab Yang Berupa Necessary Condion dengan Sucient Condion
Kesalahan Analogi
BAB IV
DASAR-DASAR ETIKA
1. Perbedaan Eka dan Moralitas
Eka adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendenisikan moral dengan melakukan
reeksi atasnya. Eka membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan tertentu
pula. Sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau agama dalam menentukan
hal yang benar atau salah, baik atau buruk.
2. Klasikasi Eka
Eka bisa dibagi menjadi berberapa bidang sebagai berikut:
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 17/19
Jika kita sederhanakan maka akan menjadi sebagai berikut:
Eka Normaf
Eka normaf merupakan cabang eka yang penyelidikannya terkait dengan
permbangan-permbangan tentang bagaimana seharusnya seseorang berndak
secara es.
Eka Terapan
Eka terapan merupakan sebuah penerapan teori-teori eka secara lebih spesik
kepada topik-topik kontroversial baik pada domain privat atau publik seper perang,
hak-hak binatang, hukuman ma dan lain-lain. Eka terapan ini bisa dibagi menjadi
eka profesi, eka bisnis dan eka lingkungan.
Eka Deskripf
Eka deskripf merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap 'es' oleh individu
atau masyarakat. Dengan begitu, eka deskripf bukan sebuah eka yang mempunyai
hubungan langsung dengan lsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris
terkait dengan perilaku-perilaku individual atau kelompok.
Metaeka
Metaeka berhubungan dengan sifat penilaian moral. Fokus dari metaeka adala ar
atau makna dari pernyataan-pernyataan yang ada di dalam eka. Dengan kata lain,
metaeka merupakan kajian ngkat kedua dari eka. Metaeka juga bisa dimenger
sebagai sebuah cara untuk melihat fungsi-fungsi pernyataan-pernyataan eka, dalam
ar bagaimana kita menger apa yang dirujuk dari pernyataan-pernyataan tersebut dan
bagaimana pernyataan itu didemonstrasikan sebagai sesuatu yang bermakna.
3. Realisme Es dan Non-Realisme Es
Realisme Es
Gagasan realisme es berpusat pada manusia menemukan kebenaran es yang
memiliki eksistensi independen di luar dirinya. Konsekuensinya, realisme es ini
mengajarkan bahwa kualitas es atau dak ada secara independen dari manusia dan
pernyataan es memberikan pengetahuan tentang dunia objekf.
Nonrealisme Es
Keberatan terhadap realisme es di atas menimbulkan cara melihat persoalan es yang
disebut dengan nonrealisme es. Gagasan utama dari nonrealisme es adalah manusia
yang menciptakan kebenaran es (Callcut, 2009, 46).
4. Empat Jenis Penyataan Eka
1. Saya mungkin bermaksud membuat pernyataan tentang fakta es, seper "pembunuhan itu
adalah salah". Hal ini adalah realisme moral. Realisme moral didasarkan pada gagasan bahwa ada
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 18/19
fakta-fakta nyata dan objekf terkait masalah es di alam semesta. Pernyataan es dinilai
memberikan informasi faktual tentang kebenaran.
2. Saya mungkin bermaksud hendak menyatakan tentang perasaan saya sendiri seper, "saya dak
menyetujui pembunuhan". Hal ini adalah subjekvisme. Subjekvisme mengajarkan bahwa
penilaian es dak lebih dari pernyataan perasaan atau sikap seseorang. Di sini, pernyataan es
dak mengandung kebenaran faktual tentang kebaikan atau keburukan. Arnya, Jika seseorang
mengatakan sesuatu itu baik atau buruk, apa yang dia maksudkan dak lebih dari perasaan posif
atau negaf yang dia miliki terkait sesuatu itu. Jadi, jika seseorang mengatakan 'pembunuhan
adalah dak baik, apa yang dia apa yang dia maksud adalah dia dak menyetujui pembunuhan.
Dalam konteks ini, pernyataan dinilai benar jika orang tersebut memegang sikap yang tepat atau
memiliki perasaan yang tepat seper yang diungkapkannya. Dengan kata lain, pernyataan akan
salah, jika ternyata orang tesebut dak memiliki perasaan tersebut.
3. Saya mungkin bermaksud untuk mengekspresikan perasaan saya saja "dak ada kompromi
dengan pembunuhan". Hal ini adalah emovisme. Emovisme adalah pandangan bahwa klaim
moral adalah dak lebih dari ekspresi persetujuan atau kedaksetujuan. Hal ini seper
subjekvisme, tetapi dalam emovisme pernyataan moral dak memberikan informasi tentangperasaan pembicara tentang topik tetapi ungkapan perasaan itu sendiri. Keka sebuah emovis
mengatakan "pembunuhan adalah salah" apa yang dimaksud seper mengatakan "dak ada
kompromi pembunuhan" atau hanya mengekspresikan wajah ngeri keka mendengar kata
"pembunuhan" dan lain-lain. Dengan kata lain, jika dilihat dari emovisme keka seseorang
membuat penilaian moral apa yang ditunjukkan adalah perasaan tentang sesuatu.
4. Saya mungkin bermaksud ingin memberikan instruksi atau larangan, seper "jangan melakukan
pembunuhan". Hal ini adalah preskripvisme. Gagasan preskripvisme berfokus pada pernyataan
es adalah petunjuk atau rekomendasi. Jadi jika saya mengatakan sesuatu itu baik, arnya saya
merekomendasikan kepada Anda untuk melakukannya. Sedang, jika saya mengatakan sesuatu itu
buruk, apa yang saya katakan sebenarnya adalah Anda jangan melakukannya. Hampir selalu adaunsur preskripf dalam suatu pernyataan es. Misalnya, "menghina itu ndakan yang buruk" dapat
ditulis sebagai "orang dak boleh menghina".
5. Kegunaan Eka
Eka menyediakan alat-alat analisis untuk berpikir tentang isu-isu moral.
Eka memberikan permbangan untuk yang melampaui kepenngan diri sendiri. Dengan kata lain
eka sangat memperhitungkan bukan hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain. Dalam konteks ini,
eka berkaitan dengan kepenngan orang lain secara lebih luas.
7/22/2019 Rangkuman Buku 1 Mpkt A
http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-buku-1-mpkt-a 19/19