rangkuman bab 6 psi

8
Horney: Psychoanalytic Social Theory Oleh : Muhammad Sholeh, KIP-17 Ringkasan Umum I. Tinjauan Umum Teori psikoanalisis Sosial dari Horney Teori psikoanalisis sosial Horney, berasumsi bahwa kondisi sosial dan budaya, khususnya selama masa kanak-kanak, memiliki pengaruh kuat terhadap kepribadian manusia selanjutnya. Horney menerima banyak hal hasil observasi dari Freud, tetapi menolak sebagian besar interpretasinya, termasuk interpretasinya tentang psikologi perempuan. II. Biografi Singkat Karen Horney (1885-1952) Karen Horney, lahir di Jerman tahun 1885, adalah salah satu wanita pertama Jerman yang diijinkan sekolah di kedokteran. Disana dia berkenalan dengan teori Freud dan segera menjadi seorang psikoanalis dan psikiater. Pada usia 40-an dia pindah dan tinggal di Chicago kemudian New York Amerika Serikat. Segera dia meninggalkan psiko analisis ortodok dan menaruh perhatian kepada psikoanalisa yang lebih berori-entasi sosial ( yang kemudian menjadi landasan positif berkembangnya feminisme). Horney meninggal pada tahin 1952 di usia 67 tahun. III. Berkenalan dengan Teori Psikoanalisis Sosial dari Horney Meskipun tulisan-tulisan Horney sebagian besar berkaitan dengan apa yang dia sebut neurosis dan neurotic personalities, teorinya juga relevan untuk perkembangan kepribadian normal. Dia setuju dengan Freud bahwa trauma

Upload: sholehaufal

Post on 25-Jun-2015

349 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Bab 6 Psi

Horney: Psychoanalytic Social TheoryOleh : Muhammad Sholeh, KIP-17

Ringkasan Umum

I. Tinjauan Umum Teori psikoanalisis Sosial dari Horney

Teori psikoanalisis sosial Horney, berasumsi bahwa kondisi sosial dan budaya,

khususnya selama masa kanak-kanak, memiliki pengaruh kuat terhadap kepribadian

manusia selanjutnya. Horney menerima banyak hal hasil observasi dari Freud, tetapi

menolak sebagian besar interpretasinya, termasuk interpretasinya tentang psikologi

perempuan.

II. Biografi Singkat Karen Horney (1885-1952)

Karen Horney, lahir di Jerman tahun 1885, adalah salah satu wanita pertama Jerman

yang diijinkan sekolah di kedokteran. Disana dia berkenalan dengan teori Freud dan

segera menjadi seorang psikoanalis dan psikiater. Pada usia 40-an dia pindah dan

tinggal di Chicago kemudian New York Amerika Serikat. Segera dia meninggalkan

psiko analisis ortodok dan menaruh perhatian kepada psikoanalisa yang lebih berori-

entasi sosial ( yang kemudian menjadi landasan positif berkembangnya feminisme).

Horney meninggal pada tahin 1952 di usia 67 tahun.

III. Berkenalan dengan Teori Psikoanalisis Sosial dari Horney

Meskipun tulisan-tulisan Horney sebagian besar berkaitan dengan apa yang dia sebut

neurosis dan neurotic personalities, teorinya juga relevan untuk perkembangan

kepribadian normal. Dia setuju dengan Freud bahwa trauma masakanak-kanak adalah

sesuatu yang penting, tetapi dia lebih memandang penting faktor-faktor sosial.

A. Perbandingan Horney dan Freud

Tiga hal dari teori Freud yang dikritik Horney adalah : 1) kekakuannya terhadap ide-

ide baru, 2) padangan miringnya terhadap psikologi perempuan, dan 3) tekanan yang

berlebihan terhadap biologi dan prinsip kesenangan.

B. Pengaruh Kuat Budaya

Horney bersikeras bahwa ada persaingan yang terlalu keras pada kebudayaan

modern yang mendorong munculnya rasa permusuhan dan perasaan terisolasi.

Kondisi ini mendorong munculnya kebutuhan kasih sayang yang berlebihan dan

menyebabkan manusia menilai lebih terhadap cinta.

C. Pentingnya Pengalaman Masa Kanak-kanak

Page 2: Rangkuman Bab 6 Psi

Gangguan syaraf (neurotic) pada umumnya berakar dari trauma massa kanak-

kanak, dimana sebagaian besar diketahui sebagai kurangnya cinta ‘sejati’. Anak-anak

yang tidak memperoleh kasih-sayang ‘sejati’ merasa terancam dan mengadopsi pola

prilaku yang kaku dalam usahanya mendapatkan cinta/ kasih sayang yang lebih

banyak.

IV. Permusuhan Dasar dan Kegelisahan Dasar

Setiap anak membutuhkan rasa aman dan terlindungi, tetapi perasaan ini hanya bisa

diperoleh dari cinta orang tua. Sayangnya orang tua sering kali mengabaikan, men-

dominasi, menolak atau terlalu menuruti anak-anak mereka, dimana kondisi ini men-

dorong munculnya perasaan permusuhan dasar (basic hostility) anak terhadap orang

tua. Jika dasar dari perasaan permusuhan ini ditekan oleh anak, mereka akan me-

ngembangkan perasaan tidak terlindungi yang merembet menjadi perasaan takut yang

dikenal dengan kegelisahan dasar(basic anxiety). Manusia bisa melindungi dirinya

dari kegelisahan dasar dengan : 1) kasih sayang, 2) ketertundukkan, 3) kekuasaan

atau prestise, dan 4) penarikan diri. Manusia normal memiliki fleksibilitas dalam

menggunakan salah satu semua pendekatan, tetapai orang yang mengalami gangguan

emosi, memaksa dan terpaku kepada satu pendekatan saja.

V. Dorongan-dorongan Kompulsif

Seorang neuroic sering kali terjebak dalam lingkaran setan yang mana dorongan dan

kebutuhan untuk mengurangi kecemasan yang memicu munculnya berbagai perilaku

menyakiti diri-sendiri, perilaku ini cenderung memicu lebih banyak kecemasan baru,

dan lingkaran berlanjut.

A. Kebutuhan-kebutuhan Neurotic

Horney mengidentifikasi 10 kebutuhan neurotic (neurotic needs) yang menandai

seseorang yang berusaha mereduksi kecemasan dasar. Diantaranya : 1) kebutuhan

akan kasih sayang dan perasaan diterima, 2) kebutuhan akan partner, 3) kebutuhan

atas kekuasaan, 4) kebutuhan untuk mempersempit batas kehidupan seseorang, 5)

kebutuhan untuk memanfaatkan orang lain, 6) Kebutuhan penerimaan sosial atau

prestise, 7) kebutuhan atas kebanggaan diri, 8) kebutuhan akan ambisi dan prestasi

pribadi, 9) kebutuhan atas kecukupan diri dan kebebasan, dan 10) kebutuhan akan

kesempurnaan dan penerimaan apa adanya.

B. Pola-pola Perilaku Neurosis

Page 3: Rangkuman Bab 6 Psi

Selanjutnya, 10 kebutuhan neurotik oleh Horney dikelompokkan ke dalam 3 Pola

neurotik yaitu : 1) bergerak menuju manusia, 2) bergerak melawan manusia, 3) lari

meninggalkan manusia. Masing-masing gejala ini dapat diaplikasikan terhadap orang

normal maupun yang mengalami gangguan dalam usahanya memecahkan konflik-

konflik dasar. Akan tetapi, orang yang terganggu ( neurotic) terpaku mengikuti satu

pola neurotic saja, sementara orang normal mengadopsi secara fleksibel ketiga pola

tersebut. Seseorang yang secara neurosis bergabung kepada orang lain meng-adopsi

sikap mengalah dalam usaha melindungi dirinya dari perasaan tidak dibantu.

Seseorang yang melawan orang lain dengan prilaku agresif terhadap orang lain untuk

melindungi dirinya melawan sikap permusuhan dari orang lain, dan orang yang ‘lari’

dari orang lain juga bertindak dengan perilaku melepaskan diri yang melindungi

dirinya melawan perasaan tersisih dengan menunjukkan arogansi dan sikap

menyendiri.

VI. Konflik Intrafisik

Manusia juga mengalami ketegangan dalam dirinya atau konflik intrafisik yang

kemudian menjadi bagian dari sistem kepercayaannya yang terus hidup dalam dirinya.

Terlepas dari konflik interpersonal yang menciptakan dirinya.

A. Self-Image yang Diidealkan

Seseorang yang tidak menerima cinta dan kasih sayang sewaktu kecil terhalang

dirinya dalam usahanya meraih stabilitas/ keseimbangan identitas dirinya. Merasa

terasing dari dirinya, mereka membangun image diri ideal, atau gambaran positif

yang berlebihan tentang dirinya. Menurut Horney ada 3 aspek dari citra-diri ideal : 1)

neurotic search for glory, pencarian neurosis terhadap kemenangan/kehebatan, atau

dorongan komprehensif ke arah aktualisasi diri ideal, 2) neurotic claims, klaim

neurosis, atau sebuah keyakinan bahwa mereka meliki hak-hak istimewa, 3) neurotic

pride , kebanggaan neurosis, sebuah kebanggan yang salah dan tidak berdasar pada

realitas, tetapi berdasarkan realitas yang terdistorsi dan sudut pandang ideal terhadap

diri.

B. Kebencian terhadap Diri Sendiri

Seorang yang mengalami gangguan emosi tidak menyukai dirinya sebab oleh kenya-

taan dirinya lebih rendah dibandingkan citra ideal dirinya. Dari sinilah mereka belajar

membenci dirinya, yang diekspresikan dalam bentuk : (1) relentless demands on self,

kebutuhan untuk bersikap keras hati terhadap dirinya (2) merciless self-accusation,

Page 4: Rangkuman Bab 6 Psi

tidak menghargai atau mendakwa diri sendiri (3) self-contempt, jijik terhadap dirinya

(4) self-frustration, putus asa terhadap dirinya (5) self-torment or self-torture,

menyiksa atau menyakiti diri sendiri and (6) self-destructive actions and impulses,

dorongan dan tindak menghancurkan diri.

VII. Psikologi Perempuan

Horney percaya bahwa perbedaan psikologis antara laki-laki dan perempuan tidak

berkaitan dengan anatomi tubuh tetapi berkaitan dengan budaya dan ekspektasi –

ekspektasi sosial. Pandangannya terhadap Oedipus complex berbeda sekali dengan

Freud, dimana menurut nya, setiap daya tarik seksual atau sikap permusuhan yang

dirasakan oleh anak terhadap orang tuanya adalah hasil dari belajar, bukan biologis.

VIII. Psikoterapi

Tujuan psikoterapi dari Horney adalah untuk membantu pasien kearah self-realiza-

tion, mengalahkan citra diri idealnya, melupakan pencarian neurosis terhadap kehe-

batan dirinya, merubah kebencian menjadi penerimaan diri. Horney percaya bahwa

keberhasilan terapi terletak pada self-analisis dan self-understanding.

IX. Riset terkait

Mayoritas riset tentang neurotisisme menyoroti aspek negatifnya. Neurotisisme di-

pandang sebagai penghindaran tujuan dari pada sebagai tujuan pendekatan (Elliot &

Thrash, 2002). Menurut Horney (1942), Orang dengan gangguan emosi dipaksa me-

lindungi dirinya melawan kecemasan, dan strategi defensif ini menjebak dirinya ke

dalam siklus negatif. Oleh karena pandangan negatif terhadap gangguan emosi mulai

dapat dipahami, sebagian peneliti mulai mencoba menguak manfaat dari gangguan

emosi. Contohnya riset oleh Mikael Robinson dan kawan-kawan yang menanyakan

kemungkinan seseorang menjadi ‘sukses dengan gangguan emosi’(Robinson, Ode,

Wilkowski, & Amodio, 2007) Mereka menemukan bahwa terhadap kecenderungan

atas gangguan emosi, bahwa kemampuan bereaksi secara adaptif terhadap kesalahan

dari gangguan terkait dengan berkurangnya mood negatif dalam kehidupan sehari-

hari. Kesimpulan yang dipaparkannya adalah bahwa banyak orang dengan gangguan

emosi meskipun tidak mampu merubah kepribadiannya dan berhenti menjadi neuro-

tic, sering kali membentuk ketrampilan yang hebat dalam mengendalikan hasil-hasil

negatif, berkurangnya hasil negatif ini membentuk mood positif yang selanjutnya

mereka dapat hidup lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

X. Kritik terhadap Horney

Page 5: Rangkuman Bab 6 Psi

Meskipun Horney memaparkan potret yang gamblang tentang kepribadian neurotic,

teorinya sangat lemah dalam mendorong riset, teorinya lemah untuk difalsifikasi,

untuk mengorganisir data dan untuk digunakan sebagai panduan dalam tindakan.

Meskipun demikian teorinya cukup konsisten dan sederhana.

XI. Konsep tentang Kemanusiaan

Konsep tentang kemanusiaan dari Horney menempatkan secara dominan faktor-

faktor sosial, kebebasan memilih, optimisme, pengaruh ketidaksadaran, dan keunikan

individual. Secara umum manusia berkualitas menurutnya adalah, "manusia yang

telah mampu menyeimbangkan dorongan-dorongan dalam dirinya, sehingga

mewujudkan tingkahlaku yang harmonis. Ia mampu berhubungan dengan

lingkungannya, mampu menciptakan suasana aman dan harmonis. Ia tidak agresif,

tidak mengasingkan diri dari lingkungannya, dan hidupnya tidak pula bergantung

pada orang lain".

--------------------------

Tugas Individu, MK : Konsep Manusia Menurut Aliran Psikologi Barat, Dosen :

Prof.Dr.Lidya Freyani A.Hawadi,Psi.

Dirangkum dari :

Theories of Personality, Jess Feist & G.J. Feist, Sevent Edition, Mc Graw

Hill,2009, Chaphter 6, hal 162-186.

Personality Psychology : Domains of knowledge of Human Nature, Randy

J.Larsen & David M.Buss, Mc Graw Hill, 2010, Fourth Edition, hal 318.

Personality : Theory and Research, Ninth Edition, L.A.Pervin,dkk, 2005, John

Wiley & Son, hal 143.