pp psi belajar
DESCRIPTION
dedTRANSCRIPT
PeNgAlaMaN StUDi S1 Psikologi UNMUH Malang S2 Magister Profesi
Psikologi UNAIR SurabayaAkTiFiTaS Dosen Tetap&Ketua Bag Promosi
Kesehatan&Ilmu Perilaku FKM UNEJ Psikolog & Kepala P2BK-LP3 UNEJ Dosen LB di FKG,FK, FKIP UNEJ,F.Psikologi&FIKES
UMJ,AKBID Bina Husada,etc Psikolog di Suherman Medical Centre & P3LM
Fak.Psikologi UMJ Owner & Psikolog di i-deAs Psychologycal
Services (praktik pribadi) HRD Consultant & Psikolog di beberapa
Perusahaan, Bank, Inst.Kesehatan, Lmbga Pddkn di wil Jbr,Bdws,Stbd,Bywgi
Ketua HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA (HIMPSI) cab.Jember & Se-ex Karesidenan Besuki
1
ERDI ISTIAJI,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog
081330540674/03313679713 E-mail : [email protected]
belajar
Belajar • Perubahan perilaku maupun pengetahuan
yang bersifat relatif permanent sebagai akibat pengalaman (Weiten, 1995).
• Permanan di sini berarti bahwa hasil belajar bertahan lama dan dapat ditimbulkan kembali.
Sebagai Objek Kajian Psikologi
Belajar berkaitan dengan masalah fundamental tentang perkembangan emosi, motivasi, perilaku sosial dan kepribadian. Jadi, belajar merupakan dasar untuk memahami perilaku (Atkinson, 1995).
Pendekatan Tentang Cara Belajar
• Pendekatan behavioral, yang menekankan proses belajar sebagai pemerolehan perilaku melalui proses pengkondisian (conditioning).
• Berlajar kognitif, yang menekankan peran pikiran dalam aktifitas belajar.
Cara belajar dengan membuat asosiasi (hubugan, keterkaitan) antara dua peristiwa.
Ada dua pandangan yaitu:• Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning)• Pengkondisian Operan (Operant Conditioning)
Pengkondisian
Contoh Sebelum Pengkondisian :
Proses Pengkondisian :
Hasil Pengkondian :
US UR Stimulus netral tak ada respon
Bentukan Gemetar Guru tidak gemetar
Stimulus netral + US UR
Guru + bentakan Gemetar
CS CR
Guru Gemetar
Belajar terjadi dengan cara memasangkan suatu respon (perilaku) dengan akibat tertentu.
Jika perilaku mendatangkan akibat yang menyenangkan, perilaku akan diulang / muncul kembali.
Jika perilaku mendatangkan akibat yang tidak menyenangkan, perilaku tidak akan diulang / muncul lagi.
Pengkondisian Operan
Suatu akibat yang dapat meningkatkan kemungkinan munculnya kembali suatu perilaku disebut sebagai penguatan (Reinforcement). Penguatan dapat berupa :
Penguatan positif (memberi sesuatu yang menyenangkan)Penguatan negatif (mengehilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan) Sedangkan suatu akibat yang menurunkan
kemungkinan munculnya suatu respon disebut sebagai hukuman (Punishment).
Lanjutan ….
Contoh Penguatan Positif
Perilaku Konsekuensi Perilaku selanjutnyaMahasiswa giat membaca
Mendapatkan nilai A Makin giat membaca
Penguatan NegatifPerilaku Konsekuensi Perilaku selanjutnyaMahasiswa datang kuliah tepat waktu
Dosen berhenti menegur mahasiswa
Makin sering datang kuliah tepat waktu
Hukuman Perilaku Konsekuensi Perilaku selanjutnyaMahasiswa tertidur di kelas
Dosen menyuruh mahsiswa keluar
Mahasiswa tidak lagi tidur di kelas
Untuk menjelaskan peran pikiran dalam aktivitas belajar, ada empat pandangan (dalam Santrock, 2007):• Kognitif Sosial• Pemprosesan Informasi• Konstruktivis Kognitif• Konstruktivis Sosial
Belajar Kognitif
Pandangan ini menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Disebut juga teori Belajar Sosial, Belajar Model, Pembelajaran Observasional.
Kognitif Sosial
• Suatu perilaku dipelajari melalui aktivitas imitasi (peniruan) terhadap perilaku model.
• Perilaku sebagai respon imitasi merupakan fingsi dari faktor-faktor person dan faktor-faktor lingkungan.
• Faktor person disini diartikan sebagai proses kognitif individu yang meliputi proses atensi (perhatian), retensi (mengingat), produksi (melalukan), dan motivasi (yakni penguatan yang diperoleh dan self efficacy atau keyakianan diri bahwa ia dapat menirukan perilaku yang diamati dan memperoleh akibat yang diharapkan).
Lanjutan….
Pandangan ini menekankan pada proses belajar melalui aktivitas memanipulasi informasi, memonitornya dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti bahasanya adalah proses memori dan berfikir.
Pemprosesan Informasi
Proses pengolahan informasi
Stimulus / pesan
Lingkungan:
Umpan Balik dan Penguatan
Reseptor / alat indera
Efektor
Generator respon:
Informasi verbal, keterampilan kognitif,
motorik, intelektual, sikap-sikap
Memori jk panjang
Memori jk pendek
Memori sensori
Memori (ingatan) meliputi proses penyandian, penyimpanan, dan pengambilan informasi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memori yang dapat membantu aktifitas akademis adalah PQ4R :• Preview• Question• Read• Reflect• Recite• Review,
Lanjutan…..
• Pandangan ini menekakan pada kontuksi pengetahuan dan pemahaman. Jean Piaget (dalam Santrock, 2007) mengatakan bahwa individu memahami dunianya berdasarkan skema, yakni konsep atau kerangka acuan yang telah eksis dalam pikiranya. Proses belajar terjadi dengan mengadaptasi skema tersebut melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Konstruktivis Kognitif
• Pendekatan kontruktivis kognitif menjelaskan pula beberapa proses kognitif kompleks. Pembahasannya mencangkup proses berpikir dan aplikasinya dalam pemahaman konseptual, penalaran, berpikir kritis, berpikir kreatif pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan transfer informasi
Lanjutan…..
Manipulasi (mengelola dan mentranformasikan) informasi dalam memori. Proses berpikir terjadi baik tentang hal-hal kongkret seperti merancang liburan ke pantai atau cara memenangi video game, maupun hal-hal abstrak seperti makna kebebasan pribadi dan cita-cita; tentang hal-hal di masa lalu maupun masa depan; tentang realitas maupun fantasi.
Pemahaman konseptual Penalaran Berpikir krisis Membuat keputusan Berpikir kreatif Pemecahan masalah Transfer informasi
Berpikir
Pandangan ini menekankan pada aktiviatas individu bersama individu lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.
Tokoh utamanya adalah Lev S. Vygotsky yang memperkenalkan tentang “The Zone of Proksimal development” (ZPD), yakni suatu tugas yang terlalu sulit untuk dipelajarinya lebih mudah dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau pun anak-anak lain yang lebih mampu (Santrock, 2007).
Konstruktivis Sosial
Jadi batas bawah ZPD adalah level masalah yang dapat dipecahkan anak seorang diri dan batas
bawahanya adalah level tanggung jawab / tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan
bantuan dari instruktur yang mampu.
Implementasi dari pendekatan konstruktivis sosial adalah peran guru sebagai fasilitator
bagi para siswa dalam upaya merka mengkontruksi pengetahuan, bukan pengatur.
• Scaffolding, menyesuaikan level dukungan dengan kinerja siswa selama sesi pembelajaran.
• Pelatiahan kognitif, yakni membangun hubungan yang mana seorang pemula dapat belajar dari seorang ahli (semacam magang dan kegiatan tutorial)
• Pembelajaran kooperatif, yakni pembelajaran dalam kelompok kecil yang memberi kesempatan siswa untuk saling membantu.
Beberapa cara yang digunakan untuk meningkatkan kerjasama guru-siswa
TeRiMa KaSiH