pp. belajar
TRANSCRIPT
HISTORI
Teori kognitif dikembangkan oleh
jean piaget, seorang psikolog swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teori
ini memberikan banyak konsep
utama dlam psikologi
perkembangan dan berpengaruh
terhadap perkembangan konsep
kecerdasanteori kognitif
dikembangkan oleh jean piaget,
seorang psikolog swiss yang hidup
tahun 1896-1980. Teori ini
memberikan banyak konsep utama
dlam psikologi perkembangan dan
berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan.
Menurut teori kognitif, belajar adalah
perubahan presepsi dan pemahaman.
Belajar tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi
dasar sari teori ini adalah setiap orang
telah mempunyai pengalaman dan
pengetahuan dalam dirinya (Thobroni,
Muhammad: 2011-94).
APA PENGERTIAN TEORI KOGNITIF ?
adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam
pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum
yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan,
pengolahan informasi,pemecahan masalah, pertimbangan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan
konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan
rasa.
KARAKTERISTIK TEORI KOGNITIF
Teori belajar kognitif lebih mementingkan
proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri.Belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon, lebih
dari itu belajar melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks.
1. PIAGETMenurut Piaget (Uno, 2006:10-11), salah
seorang penganut aliran kognitif yang kuat, proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tiga tahapan yaitu asimilasi, akomodasi, akomodasi, dan ekuilibrasi(penyeimbang). (Thobroni, Muhammad: 2011-95).
Piaget berpendapat bahwa proses belajarharus disesuaikan dengan tahapanperkembangan kognitif yang dilalui siswa(Uno, 2008: 11). Tahapan tersebut dibagimenjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, pra-operasional, operasionalkonkret, dan operasional formal (Thobroni, Muhammad: 2011-96).
2. bruner Bruner mengusulkan teorinya yang disebut
Free Discovery Learning (Uno, 2008: 12).
Menurut teori ini proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu aturan. (Thobroni,
Muhammad: 2011-99).
Selain itu, Buner mengemukakan perlu
adanya teori pembelajaran yang
menjelaskan asas-asas untuk merancang
pembelajaran yang efektif di kelas. Menurut
Buner, perkembangan kognitif seseorang
terjadi melalui tiga tahapan yang ditentukan
oleh caranya melihat lingkungan, yaitu
tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap
simbolik. (Thobroni, Muhammad: 2011-99-
100).
3. David P.Ausubel
Belajar hafalan (rote learning) olehAusubel yang dikutip Bell (1978: 132) berikut:
“…, if the learner’s intention is to memorise it verbatim as a series of arbitrarily related word, both the learning process and the learning outcome must necessarily be rote and meaningless”
( jika seseorang berkeinginan untukmempelajari tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal yang lain yang sudahdiketahuinya, maka baik proses maupunpembelajarannyadapat dinyatakansebagai hafalandan tidak akanbermakna sama sekali baginya). (Thobroni, Muhammad: 2011-101).
Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau
proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya.
Menguatkan peran siswa dalam berinisiatif sendiri
dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
Memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam
hal kemajuan perkembangan
Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai
orang dewasa yang mudah dalam proses berfikirnya.
Guru menyusun materi dengan menggunakan pola
atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks.
Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna.
Guru memerhatikan perbedaan individual siswa untuk
mencapai keberhasilan siswa (Thobroni, Muhammad:
2011-102).
CONTOH KASUS PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN MENURUT TEORI KOGNITIF
Contoh pelaksanaan pembelajaran menurut teori kognitif berikut ini dalam mata pelajaran Matematika disebuah SMK non teknik.
Guru Matematika SMK non teknik berusaha agar pengetahuan siswanya utuh, tidak terpisah-pisah.
Agar lebih bermakna, pengetahuan yang baru diajarkan dihubungkan dengan situasi nyata.
Pembelajaran Matematika di SMK non teknik dimulai dari benda konkret, semi konkret, baru ke abstrak. Guru Matematika SMK menyadari bahwa siswa yang sudah belajar pada tahap operasional formal sekalipun akan lebih mudah mempelajari Matematika jika dimulai dari sesuatu yang konkret ataupun yang bisa dipikirkan siswa.
Pada taraf tertentu, guru menggunakan alat peraga.
Guru mengajar matematika dari hal yang mudah kemudian yang sukar. Dengan demikian, hal yang sukar bisa diasimilasi dengan mudah ke dalam kerangka kognitif yang sudah ada dibenaknya
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORIBELAJAR KOGNITIVISTIK
Kelebihan
Menjadikan siswa lebih kreatif
Membantu siswa memahami bahan belajar secara mudah
Kekurangan
Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan
Sulit dipraktikkan, khususnya di tingkat lanjut
Beberapa prinsip seperti inteligensi, sulit dipahami danpemahamannya masih belum tuntas. (Thobroni, Muhammad: 2011-105).
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari
itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang
melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan
lingkungan.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal
pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-
bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi
secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir
yang kompleks dan mementingkan proses belajar.