radiasi (;ama disekit ar f asilit as nuklirrepo-nkm.batan.go.id/3560/1/0198.pdf · kombinasi...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Hasil Peneli~ianPRSG Tahun 1997//998 I
ISSN 0854-5278
PENGEMBANGANI PAKET PROGRAM KOMPUTER PEMANTAUAN
RADIASI (;AMA DISEKIT AR F ASILIT AS NUKLIR
Yus R. AkhmadPudjijanto MS.
ABSTRAKPENGEMBANGAN PAKET PROGRAM KOMPUTER PEMANTAUAN RADIASI GAMA DISEKITAR FASILITAS NU IR. Paket program komputer untuk pernantauan radiasi ganla di sekitarfasilitas nuklir telah dikemban an sehingga dapat dic,mgkokkan pada portable gama analyzer yangtersedia secara komersial. Taha paling penting dati kegiatan pada tahun pertama tel,m berhasil dilc\\"ati;yaitu bahwa paket program tel dicoba dan berhasil mentr.msfer file data (distribusi tinggi pulsa) d,mluaran spektrometer MicroNO AD (produk ORTEC) kemudian mengolahnya menjadi data besarandosimetri dan fisika. Paket p gram ini diberi nama GABA TAN (Ganlll1a Analyzer of Batan) daDNAGABAT (Natural Gamma alyzer of Batan). PrograIn GABATAN dapat digunakan di berbagaifasilitas nuklir untuk mengan isis medan foton gama sampai energi 9 MeV. Sedangkan programNAGABA T digunakan untuk enganalisis sumbangan foton gama alam terhadap laju paparan di suatulokasi.
ABSTRACTDEVELOPMENT OF mE MPUTER CODE TO MONITOR GAMMA RADIATION IN THENUCLEAR FACILITY ONTMENT. Computer codes for gamma radiation monitoring in thevicinity of nuclear facility whi h have been developed could be introduced to the commercial portablegama analyzer. The crucial stag of the first year activity was succeeded; that is the codes have been testedto transfer data file (pulse high .tribution) from MicroNOMAD gamma spectrometer (ORTEC product)and to convert them into do emetry ,and physics quantities. Those computer codes are called asGABATAN (Gamma Analyz of Batan) and NAGABAT (Natural Gamma Analyzer of Batan).GABA TAN code can isable to sed at various nuclear facilities for analyzing gamma field up to 9 Me V,while NAGABA T could be use for analyzing the contribution of natural gamma rays to the exposure ratein the certain location.
serap di belbagai media, dan lain lain.
Dalam perkembangannya, walaupun
teknik ini andal untuk mengkarakterisasi medan
radiasi garna, tetapi pada masa lalu tidak umum
untuk penggunaan survei rutin di lapangan
karena memerlukan peralatan yang tidak prilktis.
Pacta saat ini, dengan pesatnya perkembangan
tcknologi komputer dan elektronika, maka SUdiUl
memungkinkan lmtuk penyederhiUJaannya
schillgga tcknik ini dilpat dikcmbimgkiul dim
mclellgkapi pcrillatan survci Afultichannel
ana~\-zer (MCA) dan komput.cr pribiJdi (PC)
bcrukurall kccil (portahle) sudah tcrscdia seCilriJ
komersial. Oleh k,lrenil itu di PRSG 111etoda
millrik respon dikcmbimgkall guna me'engkapi
per,llatim pclIgawasan maupun pcllcliti,Ul
PENDAHULUAN
Untuk memenuhi k tuhan praktek
keselamatan keIja radiasi, p flu diupayakan
penyediaan / penguasaan teknik pengukur.m yang
andal. Penerapan metoda ma respon untuk
menganalisis mcdan radiasi mna daTi hasil
pcngukuran dengan spektrom ter gama yang
mcnggunakan detektor sintila i NaI(TI) telah
lama diusulkan oleh peneliti terda1rulu 1,2,3).
Dengan C<1ra ini distribusi uks (spcktnim
cnergi) di lokasi dctcktor at ditcntukan
melalui proscdur matcmatik, dikenal dengm1
istilah unfolding, ymlg d 1,lkan kcpada
distribusi tinggr pulsa tcrhadap salur. Daridati\,.",fluks ini dapat dillituJlg berb, gai bcs,lran lain
scpcrti laju paparml, cnergi I erati\, Jaju dosis
ISSN 0854-5278 Penentuan Kehi/angan.Sukmanto Dibyo
Proses keluamya (mengalirnya) nergi
kalor dari dinding pipa berlangsung cara
konduksi melalui ketebalan dan lapisan pipa,
kombinasi konveksi alam dan radiasi panas pada
udara di luar pipa. Adapun konveksi alam t rjadi
oleh panasnya udara dekat dinding pipa yang
kemudian densitasnya turun, udara panas naik
berpindah serta ditempati oleh udara lai dan
seterusnya. Kondisi perpindahan kalor se III
ini dapat diselesaikan dengan metoda yang
dikemukakan oleh Heilman deng
korelasi empiris.
fenomena pendinginan udara di sekelilingnya
yang mengambil kalor dari permukaan luar pipa.
Kalor yang mengalir dari dalam suatu
pipa silinder, luas permukaan perpindahan
kalornya adalah perkalian diameter pipa dengan
panjang pipa yang dinyatakan dengan (2r) 7t.L
clan gradien suhunya merupakan inkremen
panjang dr sebagaimana ditunjukkan pada
gambar I. Pada gambar tersebut, tampak bahwa
pipa diisolasi atau dilapis clan membawa aliran
air kalor pada suhu ts clan suhu udara di luar ta.
Perbedaan suhu total antara suhu aliran di dalam
pipa dengan suhu udara di luar pipa adalah ts-
Tujuan
Resistan aliran kaIor, teIjadi melalui lapisan-
lapisan sebagai berikut :
1
2
3
.Berdasarkan uraian dalam pendah luau
di alas, tujuan dari penelitian ini adalah k
menghitung jurnlah energi kalor yang hil g di
sepanjang pipa pendingin primer RSG- AS,
dengan dernikian dapat memberikan info si
besarnya deviasi pengukuran daya a
kalorimetri. Di rnasa mendatang il
perhitungan ini dapat diaplikasikan
analisis termal pacta kondisi tunak sistem loop
pendingin primer. ~,,~ 4
Resistan a1iran kalor daTi pennukaan pipabagian dalaDl melalui ketebalan pip amenuju permukaan pipa bagian luarResistan lapisan cat pada dinding luarpipa, biasanya sangat kecil karenaketebalan cat sangat tipis, jadi besarnya 4dan to mendekati SaDlaResistan daTi ballan isolasi. (dalamkasus pipa pendingin primer RSG-GAS,resistansi ini tidak diisolasi)Resistan sekeliling udara yangmengambil kalor daTi permukaan luarpipa.TEORI
Besaran suhu di luar dinding PiP! (di udara) tidak hanya tergantung pada resi tansi
pennukaan kalor saja, tapi juga pen aruh
OD
Gam,ar 1. Penampang Pipa.
100
Prosiding Seminar Hasil PenelitianPRSG Tahun 1997/1998
ISSN 0854 -5278
Akhirnya terlihat bahwa pelepasan
energi kalor dipengaruhi oleh konveks alam dan
radiasi kalor yang terjadi karena perb suhu
antara pennukaan luar pipa dengan s udara
luar. Perpindahan kalor secara kon alam
terjadi oleh terpanaskannya udara y dekat
dengan dinding pipa yang kemudian densitasnya
turun. Udara panas naik lalu ditempati oleh udara
yang tidak panas dan seterusnya seperti
ditunjukkan pada gambar 2.
tha
)
t t
\11
udara
Gambar 2. Perpindahan Kalor Konduksi, Konveksi Dan Radiasi.
Pengaruh gabungan konveks' alarn dan
radiasi kalor tidak dapat disel' oleh
resistansi pacta persamaan peIpi kalor
konvensional seperti ini,
Ra=La/(kaA) (I)
di mana,Ra : resistansi udara
iKa konduktivitas tennal u
A : luas perpindahan kalor
La : Panjang lintasan.
tersebut di atas dapat diperoleh sebagai dtldQ.
Aliran kalor dari pipa yang mempengaruhi udara
di luar pipa yang biasa disebut heat loss,
diperhitungkan sebagai satuan besaran
konduktansi k/L (Wattlm2 external surface °C
temperature difference). Besaran konduktansi ini
merupakan kebalikan dari resistansi L/k yang
menggantikan kebalikan resistan untuk seluruh
permukaan yakni L/(k A). Dengan lata lain,
besaran suku ini mempakan konduktansi per m2
aliran kalor permukaan. Besaran resistansi
didimensikan sebagai rn2.0C/Watt. Kebalikan
samaIl ini adalah ha yang didirnensikan :
Hal ini disebabkan oleh karena La di daTa tidak
terdefmisi (tidak dapat ditentukan p gnya)
dan pengaruh udara ini juga kaligus
ditambahkan dengan pelpindahan k lor oleh
radiasi kalor. Secara eksperimen, perb daan suhu
antara dinding pipa dengan udara se ling ini
bisa diketahui dengan cara rnengukur uhu-suhu
antara permukaan luar pipa dan s u udara
tersebut.
Dengan menggunakan bes~ Q, A
daD dt maka kombinasi resistan kedu~ pengaruh
Watt/m20C dan ini merupakan koefisien
perpindahan kalor permukaan. Gambar 3 di
bawah menunjukkan contoh grafik plot
koefisien perpindahan kalor permukaan daTi pipa
( dengan variasi diameter pipa ) dan suhu
permukaan ke udara sekitar 250C (77oF), data ini
diperoleh daTi basil empiris eksperimen Heilman
101
ISSN 0854-5278 Penentuan Kehilangan.Suknlanto Dibyo
[3) D ..ala ekspenmen
perhitungan sebagai
gernkan udara dalarn
digunakan faktor koreksi. (41
proses
perhitungan,
8
Grafik Kaefisien Perpi~dahan Kalar (Heilman)7
"'1""" ,! .,.:, ,..,;.,;" .' .'-""
..' ..., ...' .' .:.:; -;'" :.: ;. --
.'-" ;. -.: --: .,:;-_.::;:.:..::..-
1
00 100 200 ~o 400 $00 600 700
Perbe aan Suhu (t-77)F
Gambar 3. Perpindahan lor Konveksi I Radiasi Pada Pipa Horisontal
Berdasarkan uraian sebelumnyaF at disusun persamaan perpindahan kalor
pipasbb
.(5)P~rpindahan kalor konduksi pacta ketJalan plpa:
21r ks(12 -11). ,(2In OD/IDq=
2 Perpindahan kalor melalui ketebalaq catpada dinding pipa : --_J_--
2tr kcj(3)(to -tl)
Q=lnODl/ID2
3 Radiasi dan Konveksi ke udara
.(4)1
q=ha;rOD(ta -to)..
Graflk yang dikemukakan olehHeilman
pada Gambar 3 terlihat bahwa koeflSienha tidak
hanya tergantung pada suhu a1iran yang dibawa
tetapi juga suhu pada sisi luar dinding pipa dan
udara. Kebalikan ini juga merupakan salah satu
resistansi yang diperlukan untuk perhitungan
perbedaan suhu total, dan ha sebagai koefisien
peI})indahan kalor permukaan tidak dapat
dihitung langsung kecuali dengan metoda trial
error. Langkah trial error ditampilkan pada
gambar4.Persamaan (3) ini diabaikan karena (*tl )
sangat kecil sehingga gabungan daTi p an
di atas, jumlahheat loss diekspresikan sbb :
102
ini digunakan ~am
pendekatan. Pen~anih
Prosiding Seminar Hasil PenelitianPRSG Tahun 1997/1998
ISSN 0854 -5278
'\. Hitung ha
L~~~j=f.~~-1tdk ya
[~~Gambar 4. Diagram Perhitungan
Zona-I: Pipa antara kamar katup ke penukar
kalor (Lekivalen total=24,445m)
Zona-II: Dinding Shell penukar kalor
(Lekivalen total= 16,O30m)
Zona-III: Pipa daTi Penukar kalor ke kolam
reaktor (Lekivalen tota1=32,29m).
Perhitungan awal yang dikerjakan,
diterapkan untuk zona 1 sebagaimana
ditunjukkan di Gambar 5. S~lanjutnya
berdasarkan basil yang diperoleh dari ~asus pada
zona I, dapat diaplikasikan pada per~tungan di
zona-zona yang lain. Di dalam s~tem pipa
pendingin primer RSG-GAS, daerahfPelepasan kalor dapat di bagi menjadi 3 zo seperti
ditunjukkan pada gambar 5 yakni :
103
ISSN 0854-5278 Penentuan Kehi/angan.Sukmanto Dibyo
sarna, q/oss pada zona II dan III dapat diperolehPERHITUNGAN
Data pipa sistem pendingin primer yang
diketahui dan digunakan di dalam perhi an
akn" b [2J pada zona I y 1 S b:
B~iil s,eel IKonduktivitasTennal B~~Q<s)
26 BTU/(lb at I
Suhu Udara rerata diluar pipa (ta)
27 °c = 80,~ of
Subu aliran Terata
yangd~va45 °c = ll~ of
Diameter Pipa 600 mm ND =23:5rl:nC
=1,~3 ft
Zona II : qloss = 346 BTU/jam.ft
Zona III : qloss = 312 BTU/jam.ft
Selumh heat loss dati pipa pendingin primer bisa
dihitung dengan mengetahui panjang total pipa
pendingin primer.
.Zona-I: Pipa antara kamar katup ke penukar
kalor (L.kiwl.n total=24,445m)
.Zona-II: Dinding Shell penukar kalor
(L.kiwlon total=16,O30m)
.Zona-III: Pipa dati Penukar kalor ke kolam
reaktor (L.kiwl.n total=32,290m).
Besarnya qloss ditampilkan pada label berikut :
Leki.llen(m)
qloss(watt/m)
qloss
(watt)Zona
Dari data-data ini dapat dicari j ah
kalor yang mengalir dari aliran air di da pa
melalui ketebalan pipa ke udara di luar pipa,
Langkah asurnsi awal : ",..."'"Suhu aliran air t1 = 113 of ; ,,::t; ~
_77 =36 OF c": ...""
t1 ,;;;, , 24,44516,03032,290
~~292,7
9289,15203,39451,2
23943
IIIIII
Dari Gambar 3 (menggunakan satuan BrItiSh)diperoleh ha = 2,1 BTU/(jam.fl2 .oF) ~]
Total
Energi kalor total yang lepas di sepanjang pipa
pendingin primer Qtot = 23944 watt = 23,9
= 431,6BTU/jam.lin.ft
Jadi apabila daya reaktor 25 Mwatt maka
besarnya heat loss sebesar 0,1 %.
Pemeriksaan kembali f ses perpindahan konduksi kalor melalui bahan pipa
dengan persamaan 1 diperoleh : ""
t) =11O,3°F
PEMBAHASAN
Harga heat loss ini sangat tergantung
dari daya reaktor yang membangkitkan energi
atau suhu air di dalam pipa daD juga kondisi
gerakan/subu udara di luar pipa. Makin besar
perbedaan suhu antara air di dalam pipa dengan
subu di luar pipa (makin besar daya reaktor)
maka makin besar pula heat loss yang teIjadi.
Dalam perhitungan heat loss penelitian ini hanya
digunakan harga pendekatan Terata pacta daya
reaktor 25 Mwatt yang dapat di anggap mewakili
keadaan kondisi operasi reaktor.
Apabila harga t1 ini dipakai gai
asumsi untuk langkah perhitungan b .tnya
maka akan konvergen dan didapat harga lo.~s
pacta zona I = 405 BTU/(jam.ft) atau 380 att/m
panjang pipa. Dengan cara perhitungan yang
104
~
Prosiding Seminar Hasi! Pene!i/ianPRSG Tahun 1997/1998
ISSN 0854 -5278
Ja.vaban:
Tidak dipertimbangkan dalarn desain. Topik heat
loss diangkat sebagai upaya memperoleh akurasi
analisis terrnal hidrolika sistem loop pendingin
primer
Perlu disampaikan di sw bahwa
besamya heat loss dapat membe~ informasi
sejauhmana deviasi yang teIjadi pada engukumn
daya reaktor secara kalorimetri basil
menunjukkan bahwa harga heat los myata
relatifkecil yakni 23,944 bvatt.
Penanya : Endiah Puji Hastuti
KESIMPULAN
tPipa dan sistem pendingin p' er RSG-
GAS, subu udara di luar dinding ipa rerata
Pertan}'aan :
Darimana persmnaan empiris itu dibuat ?
Apakah daTi basil eksperimen sendiri ?
Bagaimana batasan-batasan berlakunya per-
samaan tersebut ?
25°C (udara tidak bergerak) d(Ul di f am pipa pendingin primer mengalirk(Ul air de g(Ul subu
antara 45°C rnaka tetjadi heat /0 sebesar
23,944 kwatt.Jmvaban :
Persamaan ernpiris basil eksperimen heilman
dengan batasan suhu udara 77°F.
Penanya : Tukiran
ACUAN PUSTAKA
1. KERN DQ, "Process Heat sfer",
International Edition, Mc.Graw Int.
Book Company, halaman 16-21.
2. BATAN, "Safety Analysis Report ~-30",
Revisi 8, Volume 1.3. HEILMAN RH, " Industrial Engi eering of
Chemistry ", V.6, 1954.
Pertan}'aan :
Bisa tidak kita menentukan berapa % heat loss
akibat proses konduksi, konveksi dan radiasi
masing-masing perhitungan sementara ?4 COKER AK, Heat Tracer Requ;ref ents For
heat loss from insulated pipel; es, Gulf
Publishing Co,1995, Chapter 8.Jawaban :
Heat loss (q) mernpakan besaran energi yang
mengalir dati fluida panas melalui ketebalan pipa
ke udara diluar pipa. Jadi ~ooduksi = q konvebi +PERTANYAAN
Penanya : Jupiter S. PaneQradiasi
Rarnbatan panas (secara seri)
Pertanyaan :
Apakah dalam desain sistem pemipa primer
RSG Gas faktor heat loss belum
dipertimbangkan ?
Kalau sudah, bagairnana hasil perhi gaD ini
hila dibandingkan dengan data desain t ebut.
105