rabu o (d 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23...

2
I(OMPAS Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu (D 3 4 5 6 '7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr C)Mei OJun OJul eAgs OSep OOkt ONov ODes AntisipasiKetersediaan Daging Sapi· B ulanAgustus ini mulai masuk bulan Ramadhanyang sangat dinanti umat Muslim di seluruh dunia. Bagi . pemangku kepentingan yang bergerak di petemakan sapi potong, khususnya peternak, bulan ini pun sangat dinan- ti. Pasalnya, permintaan daging sapi akan meningkattajam, sementara seperti biasa penawarannya sangatterbatas. Lebih-lebih beberapa bulan ter- akhir pemerintah telah menata rantai pasok sapi dan daging boks impor lantaran anjloknya harga sapi hidup di awal tahun ini. Sepertinya semua pemangku kepentingan peternakan sapi po- tong mulai mempersiapkan diri untuk meraup keuntungan usaha dalam menghadapi Ramadhan, Idul Fitri, disusul Idul Adha, Natal, dan Tahun Barn. Dengan berbagai cara, para pengusaha ber- upaya memasukkan sapi dan da- gingboks baiksecara legal maupun ilegal. Dalam sebulan terakhir di ber- bagai media diberitakan peredar- an daging boks impor menggu- nakan sertifikat halal palsu. Berita tersebut didasarkan pada laporan Majelis mama Indonesia mengenai penggandaan sertifikat halal dari Halal Transaction of Omaha, Amerika Serikat, dalam surat laporannya bernomor DN05jDIRjLPPOM- MUI;VI/lO. Menurut pemberitaan tersebut, yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah perusahaan importir yang memiliki gudang di Jawa Ba- rat. Sebenarnya indikasi impor da- ging boks ilegal diawali perbedaan yang mencolok antara data Direk- torat Jenderal Peternakan Ke- menterian Pertanian dan data Ba- dan Pusat Statistik. Pada 2009, menurut Ditjen Peternakan, im- por daging dan jeroan hanya 70.000 ton, tetapi menurut BPS 110.000 ton. TidakHAUS Berdasarkan deklarasi interna- sional Organisasi Pangan dan Per- tanian (FAO) dan Organisasi Kese- hatan Dunia (WHO) tahun 1992 yang disitir Bahctiar Murad (2004), memperoleh pangan yang cukup bergizi dan aman dikon- sumsi adalah hak setiap orang. Lantaran hal tersebut, penyediaan daging di negeri ini harns membe- rikan rasa aman bagi konsumen. Jika daging tidak halal dan berpe- luang menularkan penyakit, tentu konsumen merasa tidakaman. Daging boks impor ilegal ini se- benarnya dapat dikategorikan ke dalam dua hal, yaitu ditinjau dari komoditas dagingnya yang ilegal dan prosedurnya yang ilegal. Ko- moditas dagingnya tentu harns memenuhi persyaratan di negara kita, yaitu halal, aman, utuh, dan sehat (HAUS). Meski demikian, Indonesia telah meratifikasi Orga- nisasi Perdagangan Dunia (WTO), apabila daging yang akan diimpor tidak HAUS, masih dimungkinkan melarangnya dengan klausul non- tariffbarier, yaitu kriteria penyakit yang diatur Office International des Epizooties dan dari segi keha- lalannya Dari sisi kehalalan, kasus tahun 2004 dapat dijadikan teladan. Ber- dasarkan data impor daging beku dari Layanan Pertanian Luar Ne- geri Departemen Pertanian AS (2004), tahun 2003 Indonesia te- lah mengimpor 13.836,5 ton da- ging dari AS. Dari jumlah ini, ter- nyata 12.268,6 ton atau 88,7 per- sennya adalahjeroan (offal), yang terdiri dari 8.098 ton jantung (66 persen) dan 2.295,4 ton hati (18,7 persen). Artinya,jika 3 kilogramjantung diperoleh dari seekor sapi, Indo- nesia secara tidak langsung telah mengimpor jantung yang berasal dari 2,7 juta sapi per tahun. Perta- Oleh ROCHADI TAWAF' nyaannya, mungkinkah sapi sebanyak itu dipo- tong secara halal di AS? Padahal, kita tahu bah- wa pemotongan secara halal diAS cukup mahal dan sangat sedikit. Bayangkan sajajika pemotongan terse- but halal. Artinya, di AS harus dipotong 7.500 sapi per hari. Sebagai bahan per- bandingan, Indo- nesia hanya me- motong rata-rata 5.500 sapi per hari untuk me- menuhi kebu- tuhan konsu- men dalam ne- geri. Konkret- nya, daging be- ku dariAS yang diketahui dari pemalsuan sertifikat halal bisa dipasti- kan berasal dari rumah potong he- wan yang tidak memiliki rekomendasi halal. Pertanyaan berikutnya, ke ma- na jantung (daging boks) impor tersebut beredar setelah berada di Indonesia? Seperti diketahui, kon- sumen terbesar daging sapi adalah pedagang bakso. Tidak kurang dari 60 persen pangsa pasar adalah Bandung dan sekitarnya. Harga daging (tanpa tulang) seki- tar Rp 50.000 per kg, sedangkan hargajantungimpor Rp 15.000 per kg dan daging lain Rp 30.000 per kg. Maka, dengan mudah dapat dijawab, pedagang bakso ini akan mencampur adonan baksonya dengan jantung impor tersebut. Tujuannya sangat jelas, yaitu un- tuk memperoleh keuntungan yang besar. Seperti diketahui pula, produk bakso ini dikonsumsi ma- syarakat kelas menengah ke ba- wah, yang sebagian besar adalah Kliping Humas Unpad 2010 --

Upload: ngothuy

Post on 20-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I(OMPAS• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

(D 3 4 5 6 '7 8 9 10 11 12 13 14 15

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr C)Mei OJun OJul eAgs OSep OOkt ONov ODes

AntisipasiKetersediaanDaging Sapi·

BulanAgustus ini mulai masuk bulan Ramadhanyangsangat dinanti umat Muslim di seluruh dunia. Bagi .pemangku kepentingan yang bergerak di petemakan

sapi potong, khususnya peternak, bulan ini pun sangat dinan-ti. Pasalnya, permintaan daging sapi akan meningkattajam,sementara seperti biasa penawarannya sangatterbatas.

Lebih-lebih beberapa bulan ter-akhir pemerintah telah menatarantai pasok sapi dan dagingboks impor lantaran anjloknyaharga sapi hidup di awal tahunini. Sepertinya semua pemangkukepentingan peternakan sapi po-tong mulai mempersiapkan diriuntuk meraup keuntungan usahadalam menghadapi Ramadhan,Idul Fitri, disusul Idul Adha,Natal, dan Tahun Barn. Denganberbagai cara, para pengusaha ber-upaya memasukkan sapi dan da-gingboks baiksecara legal maupunilegal.

Dalam sebulan terakhir di ber-bagai media diberitakan peredar-an daging boks impor menggu-nakan sertifikat halal palsu.Berita tersebut didasarkan padalaporan Majelis mama Indonesiamengenai penggandaan sertifikathalal dari Halal Transaction ofOmaha, Amerika Serikat, dalamsurat laporannya bernomorDN05jDIRjLPPOM- MUI;VI/lO.Menurut pemberitaan tersebut,yang bertanggungjawab dalam halini adalah perusahaan importiryang memiliki gudang di Jawa Ba-rat.

Sebenarnya indikasi impor da-ging boks ilegal diawali perbedaanyang mencolok antara data Direk-torat Jenderal Peternakan Ke-menterian Pertanian dan data Ba-dan Pusat Statistik. Pada 2009,menurut Ditjen Peternakan, im-por daging dan jeroan hanya70.000 ton, tetapi menurut BPS110.000 ton.

TidakHAUSBerdasarkan deklarasi interna-

sional Organisasi Pangan dan Per-tanian (FAO) dan Organisasi Kese-

hatan Dunia (WHO) tahun 1992yang disitir Bahctiar Murad(2004), memperoleh pangan yangcukup bergizi dan aman dikon-sumsi adalah hak setiap orang.Lantaran hal tersebut, penyediaandaging di negeri ini harns membe-rikan rasa aman bagi konsumen.Jika daging tidak halal dan berpe-luang menularkan penyakit, tentukonsumen merasa tidakaman.

Daging boks impor ilegal ini se-benarnya dapat dikategorikan kedalam dua hal, yaitu ditinjau darikomoditas dagingnya yang ilegaldan prosedurnya yang ilegal. Ko-moditas dagingnya tentu harnsmemenuhi persyaratan di negarakita, yaitu halal, aman, utuh, dansehat (HAUS). Meski demikian,Indonesia telah meratifikasi Orga-nisasi Perdagangan Dunia (WTO),apabila daging yang akan diimportidak HAUS, masih dimungkinkanmelarangnya dengan klausul non-tariffbarier, yaitu kriteria penyakityang diatur Office Internationaldes Epizooties dan dari segi keha-lalannya

Dari sisi kehalalan, kasus tahun2004 dapat dijadikan teladan. Ber-dasarkan data impor daging bekudari Layanan Pertanian Luar Ne-geri Departemen Pertanian AS(2004), tahun 2003 Indonesia te-lah mengimpor 13.836,5 ton da-ging dari AS. Dari jumlah ini, ter-nyata 12.268,6 ton atau 88,7 per-sennya adalahjeroan (offal), yangterdiri dari 8.098 ton jantung (66persen) dan 2.295,4 ton hati (18,7persen).

Artinya,jika 3 kilogramjantungdiperoleh dari seekor sapi, Indo-nesia secara tidak langsung telahmengimpor jantung yang berasaldari 2,7 juta sapi per tahun. Perta-

Oleh ROCHADI TAWAF'

nyaannya, mungkinkahsapi sebanyak itu dipo-tong secara halal di AS?Padahal, kita tahu bah-wa pemotongan secarahalal diAS cukup mahaldan sangat sedikit.

Bayangkan sajajikapemotongan terse-but halal. Artinya, diAS harus dipotong7.500 sapi per hari.Sebagai bahan per-bandingan, Indo-nesia hanya me-motong rata-rata5.500 sapi perhari untuk me-menuhi kebu-tuhan konsu-men dalam ne-geri. Konkret-nya, daging be-ku dariAS yangdiketahui daripemalsuansertifikat halalbisa dipasti-kan berasaldari rumahpotong he-wan yangtidak memilikirekomendasi halal.

Pertanyaan berikutnya, ke ma-na jantung (daging boks) importersebut beredar setelah berada diIndonesia? Seperti diketahui, kon-sumen terbesar daging sapi adalahpedagang bakso. Tidak kurangdari 60 persen pangsa pasaradalah Bandung dan sekitarnya.Harga daging (tanpa tulang) seki-tar Rp 50.000 per kg, sedangkanhargajantungimpor Rp 15.000 perkg dan daging lain Rp 30.000 perkg.

Maka, dengan mudah dapatdijawab, pedagang bakso ini akanmencampur adonan baksonyadengan jantung impor tersebut.Tujuannya sangat jelas, yaitu un-tuk memperoleh keuntunganyang besar. Seperti diketahui pula,produk bakso ini dikonsumsi ma-syarakat kelas menengah ke ba-wah, yang sebagian besar adalah

Kliping Humas Unpad 2010 --

masyarakatMuslim.

DampaknyaTerungkapnya modus operandi .

masuknya sapi ilegal memberikanindikasi bahwa masuknya dagingbeku ilegal saat ini lebihkurang sa-ma dengan sapi ilegal. Konkretnya,hal itu diduga kuat akibat lemah-nya sistem administrasi perizinanyang tidak mengaitkan perizinandaging helm dengan sapi hidup dansistem pengawasan masuknya da-ging helm ke negeri ini.

Dampak dari pengetatan imporsapi dan tidak terkendalinya da-ging boks impor, kenaikan hargadaging pada periode Lebaran (IduIFitri dan IduI Adha) serta Nataldan Tahun Barn tentu tidak akanmemherikan insentif bagi peter-nak sapi potong rakyat. Padahal,itu merupakan momentum yangsangat ideal dalam memberikan

dampak iklim usaha yang kon-dusif terhadap jatuhnya hargasapidi awal tahun ini.

Hal ini didasarkan laporanDinas Peternakan Jabar bah-wa ternyata tidak ditemukandagingboksimporilegaldiJa-bar. Diduga daging boks ter-sebut telah raib dan akan di-gelontorkan saat perminta-an meningkat. Jadi, yangmenikmati keuntunganadalah para importir dagingilegal, bukan peternak sapi.

Oleh karena itu, dalamrangka mengantisipasi ke-tersediaan daging sapi, di-perlukan rekalkulasijum-lah sapi siap potong ditingkat peternakan peng-gemukan sapi potong 10-kal dan impor sertajum-lah realisasi izin imporsapi bakalan dan dagingimpor ke negeri ini padaperiode Juni-Juli-Agus-

tus 2010. Berda-sarkan infor-masi berbagai

pihak, stok sapisiap potong mencu-

SALOMO kupi permintaan yangakan meningkat 10-15 per-

sen setiap menghadapi hari-haribesar.

Seperti biasanya, di awal buIanmenghadapi hari-hari besar ke-agamaan, pemerintah akan me-ngurnpulkan para pemangku ke-pentingan untuk mengantisipasiketersediaan daging sapi. Jika sajapara pemangku kepentingan sadardan akan memberikan data yangtransparan, sementara pemerin-tah mampu mengatasi peredarandaging boks ilegal, tentu konsu-men akan mendapatkan harga da-ging yang terjangkau. Adapun pe-ternak sapi potongakan menikma-ti keuntungan yang dinanti-nantisetiap tahun. Peternak sapi potongrakyat pun bisa ikut "berlebaran",Semoga.

ROCHADI TAWAFSekretaris Jenderal

DPP Perhimpunan Peternak Sapidan Kerbau Indonesia