putri

3
Macam-macam penyakit compromised medic a. Gangguan Perdarahan Gangguan perdarahan dapat dibedakan menjadi 3, diantaranya: Gangguan pada tingkat pembuluh darah Dinding pembuluh darah dikelilingi dan dipertahankan keutuhannya oleh serat protein kolagen yang mengandung asam amino khas yaitu OH-prolin. Untuk membentuknya diperlukan asam askorbat atau vitamin C. Sehingga apabila seseorang kekurangan vitamin C dalam jumlah banyak dan jangka waktu lama maka dapat menyebabkan kerapuhan kapiler dan pada akhirnya mudah terjadi perdarahan. Gangguan pada tingkat trombosit Trombosit sangat berperan dalam proses penggumpalan darah. Terjadinya kekurangan jumlah dari trombosit dan perubahan sifatnya dapat menyebabkan gangguan pada proses penggumpalan darah. Contoh gangguan pada tingkat ini adalah Idiopatic Trombositopenia Purpura (ITP) dan Amegakaryosit Trombositopenia Purpura (ATP). Gangguan pada faktor penggumpalan darah Semua faktor penggumpalan darah adalah suatu protein. Kelainan yang menyangkut protein dapat disebabkan oleh kelainan genetik, kerusakan dari organ yang membuatnya, dan juga gangguan pada proses sintesisnya. Contoh dari jenis gangguan pada faktor penggumpalan darah adalah hemofilia, yang terdiri dari hemofilia A akibat defisiensi atau disfungsi dari faktor VIII (faktor

Upload: balqis-fildzah-badzlina

Post on 17-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutoring

TRANSCRIPT

Macam-macam penyakit compromised medica. Gangguan PerdarahanGangguan perdarahan dapat dibedakan menjadi 3, diantaranya: Gangguan pada tingkat pembuluh darahDinding pembuluh darah dikelilingi dan dipertahankan keutuhannya oleh serat protein kolagen yang mengandung asam amino khas yaitu OH-prolin. Untuk membentuknya diperlukan asam askorbat atau vitamin C. Sehingga apabila seseorang kekurangan vitamin C dalam jumlah banyak dan jangka waktu lama maka dapat menyebabkan kerapuhan kapiler dan pada akhirnya mudah terjadi perdarahan. Gangguan pada tingkat trombositTrombosit sangat berperan dalam proses penggumpalan darah. Terjadinya kekurangan jumlah dari trombosit dan perubahan sifatnya dapat menyebabkan gangguan pada proses penggumpalan darah. Contoh gangguan pada tingkat ini adalah Idiopatic Trombositopenia Purpura (ITP) dan Amegakaryosit Trombositopenia Purpura (ATP). Gangguan pada faktor penggumpalan darahSemua faktor penggumpalan darah adalah suatu protein. Kelainan yang menyangkut protein dapat disebabkan oleh kelainan genetik, kerusakan dari organ yang membuatnya, dan juga gangguan pada proses sintesisnya. Contoh dari jenis gangguan pada faktor penggumpalan darah adalah hemofilia, yang terdiri dari hemofilia A akibat defisiensi atau disfungsi dari faktor VIII (faktor antihemofilik globulin) dan hemofilia B akibat defisiensi atau disfungsi faktor IX.Dari beberapa penjelasan di atas, yang memiliki prevalensi tertinggi adalah hemofilia. Pasien dengan kelainan perdarahan herediter seperti hemofilia A atau B, beresiko mengalami perdarahan hebat jika dilakukan tindakan perawatan kedokteran gigi yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti ekstraksi, scalling dan root planning, dsb. Sehingga hal ini harus diidentifikasi dengan baik dan dikonsultasikan dengan dokter spesialis hematologi.Manifestasi dari penyakit ini dapat diketahui, apabila pasien dengan kelainan perdarahan biasanya pernah mengalami perdarahan secara spontan. Pada jaringan rongga mulut, seperti soft palate, lidah, dan mukosa pipi kemungkinan dapat disertai dengan adanya ulser, ptechiae, echymosis, dan jaundice.

Dental ManagementPre-operativePemberian DDAVP (Desmopresin Asetat), yakni merupakan hormon diuretik yang dapat merangsang tubuh untuk mengeluarkan faktor pembekuan ke dalam darah. Dosis yang dianjurkan adalah 0,3 g/kg (dosis maksimalnya 20-24 g), dapat diberikan secara parenteral 1 jam sebelum dilakukannya prosedur perawatan.

Tambahan DMAdanya tekanan emosi dan fisik pada pasien diabetes mellitus dapat meningkatkan jumlah kortisol dan epinefrin yang disekresikan dalam tubuh. Hal ini dapat menginduksi terjadinya hiperglikemi pada pasien. Oleh karena itu, apabila pasien datang dan terlihat gelisah maka sedasi pratindakan dapat dipertimbangkan atau apabila selama proses perawatan pasien masih belum bisa terlihat tenang maka tindakan dapat dihentikan terlebih dahulu dan sebaiknya jangan melakukan prosedur terlalu lama karena dapat memicu stress.