ptk ipa

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah. Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai. Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA. Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia dasar ( 6 tahun – 12 tahun), merupakan saat yang menentukan seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di 1

Upload: fathur-rozi

Post on 19-Jul-2015

199 views

Category:

Career


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk ipa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Program pemerintah melaksanakan perubahan pada sistem

pembelajaran di sekolah dikarenakan melihat perubahan atau hasil peserta

didik secara berkala setiap tahun. Aplikasi perubahan ini dengan selalu

berubahnya program pengajaran sejak kurikulum CBSA hingga KTSP. Selain

perubahan pelaksanaan kurikulum pemerintah pada tiap-tiap sekolah dari

sekolah dasar hingga sekolah tingkat atas, juga ditentukan kewajiban belajar

para siswa minimal 12 tahun. Pada prakteknya di lembaga-lembaga

pendidikan formal perubahan hasil belajar yang lebih baik tersebut diketahui

dari bagaimana sistematisasi pengajaran di sekolah. Seperti halnya gaya

belajar dan pola pengajaran yang dilakukan para pengajar di sekolah.

Terutama pengajaran pada sekolah-sekolah yang terdapat jurusan eksak

dan/atau MIPA. Pengajaran jurusan eksak atau IPA seyogyanya menerapkan

sistem pengajaran yang lebih efektif dan efisien, karena bobot jurusan tersebut

lebih besar dari program IPS dan Bahasa. Oleh karena itu, sekolah atau

lembaga-lembaga pendidikan formal seyogyanya mampu mengadakan

fasilitas pendukung pembelajaran yang layak pakai.

Pada penelitian ini penyusun lebih mengkerucut pada Pembelajaran IPA.

Pengajaran pada tingkat dasar SD atau MI pada lembaga dasar pendidikan

formal tersebut lebih memberikan bekal dan dasar pengetahuan peserta didik

untuk melanjutkan pada jenjang Sekolah lanjutan. Lembaga pendidikan

formal sekolah dasar merupakan penentu arah bakat dan kompetensi peserta

didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan

pada usia dasar ( 6 tahun – 12 tahun), merupakan saat yang menentukan

seorang anak untuk bertindak ke arah kemana yang dinginkan. Kisaran usia

tersebut masih labil atau mudah terpengaruh kepada hal-hal yang dapat

mempengaruhi. Oleh karena itu seyogyanya dididik dan diberikan pendidikan

dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun mental anak. Praktek di

1

Page 2: Ptk ipa

lapangan penerapan metode pengajaran di tingkat sekolah dasar bersifat

variatif atau disesuaikan dengan program kurikulum dan gaya mengajar

tenaga pendidik di sekolah tertentu. Gaya belajar yang dilaksanakan pada

sekolah-sekolah dasar tertentu masih ada yang menerapkan gaya belajar

konvensional atau pengajaran klasik yang terpaku pada seorang pengajar atau

hanya dilakukan pembalajaran ekspositori. Pengajaran ekspositori dapat

dikatakan sebagai pengajaran yang bersifat satu arah yakni dari pengajar

kepada para peserta didik, pengajaran ini kerapkali dilakukan.

Penanaman dasar keilmuan tentang pembelajaran IPA memerlukan

teknik atau metode pembelajaran yang searah dengan materi yang diajarkan

(Suharsimi Arikunto, 1993: 18). Selain itu juga melihat kemampuan dan gaya

belajar siswa dalam menyerap materi yang disampaikan pengajar saat

pembelajaran berlangsung. Sebenarnya pembelajaran atau metode pada bidang

IPA di tingkat sekolah dasar cukup banyak untuk diterapkan di kelas. Dalam

hal ini penyusun menerapkan metode pembelajaran IPA yang disesuaikan

dengan materi yang dilaksanakan di kelas.

Sekarang ini pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dasar

hanya menggunakan konvensional atau pengajaran ekspositori. Pengajaran

ekspositori yakni pengajaran yang bersifat satu arah, yakni dari guru ke para

siswa. Seyogyanya pengajaran seperti hal tersebut sudah tidak layak untuk

dipakai, karena tidak memberikan pengalaman belajar yang baik pada

perkembangan dan penerapan wawasan siswa di masyarakat nanti (Djamarah,

1997: 36). Metodologi pembelajaran yang diterapkan pada saat sekarang

sudah mengarah kepada skill atau keahlian memahami, menerapkan dan

membuktikan hal-hal baru pada bidang yang dipelajari. Penilaian dalam

pembelajaran saat sekarang pun dari dinas pendidikan atau yang terkait

lainnya yakni hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor (Tabrani

Rusyan, 1993: 11). Penilaian ini mempunyai keefektifan yang lebih baik dari

penilaian konvensional. Penilaian kognitif yakni penilaian yang mengarah

pada pemikiran dan/atau pemahaman para peserta didik. Penilaian afektif

yakni penilaian yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran.

2

Page 3: Ptk ipa

Psikomotor yakni penilaian yang mengarah pada praktek atau hasil yang

tampak dari pembelajaran tersebut.

Dalam pembelajaran pada studi seyogyanya memenuhi beberapa syarat

keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu keberhasilan yang seyogyanya

ada dalam pembelajaran yakni adanya komunikasi pembelajaran di kelas

(Sudarwan Danim, 1995: 61-12). Komunikasi antara pengajar dan peserta

didik mesti terjaga dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Keadaan tersebut di atas sebenarnya bukan masalah yang signifikan yang

menjadi kendala dalam kesuksesan belajar akan tetapi diperlukan

keprofesionalan seorang pengajar. Artinya kesuksesan pembalajaran

ditentukan oleh pengajar dan mau dibawa kemana para siswa tersebut.

Kesuksesan tersebut yakni seorang pengajar seyogyanya mempunyai beberap

srategi, metode atau pendekatan yang memberikan rangsangan kepada peserta

didik dalam belajar IPA.

Berangkat dari latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian tindakan dengan judul Penggunaan Kit IPA Untuk

Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VI

SDN Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan

permasalahannya sebagi berikut:

1. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi siswa dalam materi tata surya

dengan penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SDN Slateng 02

Ledokombo Jember?

2. Bagaimanakah cara menggunakan Kit IPA agar siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02

Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ?

3

Page 4: Ptk ipa

1.3 Tujuan Perbaikan

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata

pelajaran IPA setelah penggunaan Kit IPA pada siswa kelas VI SD Negeri

Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

2. Ingin menganalisis dampak penggunaan Kit IPA dalam meningkatkan

prestasi siswa dalam materi tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri

Slateng 02 Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

1.4 Manfaat Perbaikan

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat

berguna sebagai:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA

2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan

meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SDN Slateng 02

Ledokombo Jember

3. Menerapkan metode dan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran

IPA.

4

Page 5: Ptk ipa

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Psikologi Dalam Pengajaran IPA

Di dalam pembelajaran IPA anak tidak akan sama dalam menerima

materi dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan

pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Tetapi di dalam perbedaan

dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya. Ahmadi dan Supriyono

(1991:108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan

persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas.

Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa berguna dalam

membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan

masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan

lingkungan belajar yang aktif dan kreatif sehingga kegiatan belajar yang

penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif

lama Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan kelompok menghendaki

peninjauan pada aspek individual siswa. Penempatan siswa memerlukan

pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa

yang mempunyai tubuh tinggi atau pendek, dimana menempatkan siswa

yang memiliki kelainan penglihatan atau pendengaran, jenis kelamin siswa

perlu juga dijadikan pertimbangan dalam pengelompokan siswa. Siswa

yang cerdas, yang bodoh, yang pendiam, yang lincah, dan suka berbicara,

suka membuat keributan, yang suka mengganggu temannya, dan

sebagainya. Sebaiknya dipisah agar kelompok tidak didominasi oleh satu

kelompok tertentu, agar persaingan dalam belajar berjalan seimbang.

B. Metode Pembelajaran

Berdasarkan metode pembelajaran yang dianjurkan, terdapat berbagai

metode yang berbeda yang diwakili oleh pembelajaran-pembelajaran yang

dijabarkan dalam buku IPA Guru. Metode apa yang dipilih tergantung pada

mata pelajaran dan pada tujuan dari pembelajaran tersebut. Metode tersebut

5

Page 6: Ptk ipa

antara lain : Ceramah, pemberian tugas diskusi / kelompok, wisata, karya

wisata, tanya jawab, demonstrasi, problem solving, dan masih banyak yang

lain. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan materi pembelajaran

yang diberikan kepada siswa.

C. Penggunaan Peralatan Kit IPA

1. Arti, Jenis, dan fungsi KIT IPA

KIT IPA merupakan nama alat-alat IPA yang digunakan untuk

percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Jenis KIT IPA,

antara lain :

• KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa

untuk percobaan

• KIT IPA untuk Guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan.

• KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang

diperlukan untuk percobaan tertentu.

Macam-macam peraga di dalam KIT IPA antara lain: Makhluk Hidup;

Makhluk hidup berkembang biak.; Pemeliharaan dan pengembangbiakan

makhluk hidup.; Populasi; Alat indera; Magnet; Listrik; Organ tubuh manusia;

Tata Surya; Bentuk dan gerakan bumi.

Kegunaan Kit IPA antara lain untuk meningkatkan mutu pengajaran

dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,Untuk penekanan pada metode-

metode pembelajaran interaktif,Untuk mengembangkan program

pengembangan sumber daya manusia,Untuk menciptakan tenaga kerja yang

lebih bermutu, Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi,

dan teknik di Indonesia, Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan

pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas

didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.

D. Motivasi

Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap

kehidupan seseorang dalam setiap aktivitasnya dalam rangka mencapai suatu

tujuan tertentu. Kata " motif " diartikan sebagai daya upaya yang

6

Page 7: Ptk ipa

mendorong seseorang untuk menentukan sesuatu, berawal dari " motif "

itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif.

Menurut Hudoyo (1995:24) Motivasi Belajar adalah " Dorongan

untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh sehingga memiliki

pengertian yang lebih mendalam dalam bidang tersebut untuk mendapatkan

kepandaian. Sedangkan menurut Mc. Donal dalam Suyabrata (1981:30),

Motivasi adalah perubahan energi dari seseorang yang ditandai dengan

muncul feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian tersebut mengandung tiga elemen penting, yaitu

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

individu manusia, yang penampakannya menyangkut kegiatan fisik

manusia;

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa " feeling " afeksi

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan

kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia;

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi bukanlah hal

yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya, karena

sesuatu yang dapat kita saksikan tiap aktivitas yang dilakukan seseorang

itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan

pendorong itulah yang disebut motif.

Dari hal di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah suatu hal

yang sangat penting bagi setiap insan manusia untuk mencapai suatu

keberhasilan atau tercapainya keinginan apa yang diidam-idamkan oleh setiap

orang. Kalau seseorang sudah mempunyai motivasi, maka ia ada dalam

ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan

apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan

seperangkat kebutuhan, yang oleh Maslow dalam Ivor K. Davies (1986 : 215)

diklasifikasikan menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu :

• Kebutuhan fisiologis (antara lain : haus, lapar, seks)

• Kebutuhan keamanan (antara lain : menyelamatkan jiwa, ketertiban)

7

Page 8: Ptk ipa

• Kebutuhan berkerabat (antara lain : identifikasi, kasih sayang,

persahabatan)

• Kebutuhan penghargaan (antara lain : sukses, percaya diri, harga diri)

• Kebutuhan berusaha (antara lain : mengembangkan diri)

Sesudah kebutuhan tingkat rendah dipenuhi, munculkan kebutuhan tingkat

tinggi. Tetapi tidak berarti bahwa kebutuhan yang satu mesti terpenuhi

sebelum kebutuhan lainnya muncul. Siswa yang berbakat minim pun akan

ingin mengembangkan diri, sekalipun kebutuhan-kebutuhan lain telah

terpenuhi.

E. Prestasi Belajar

Dari hasil penelitian yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Semiawan

dan Munandar, 1984 ; 4) berangkat dari pola distribusi normal, anak-anak

yang terletak di ujung sebelah kiri dan kanan tidak dapat memanfaatkan secara

baik layanan pendidikan yang disediakan sekolah untuk kelompok normal

atau kelompok biasa. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan

Reigeluth (1983), hasil belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi semakin baik

semakin baik hasil belajar, dan semakin rendah interaksi semakin rendah

pula hasil belajarnya.Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa

kemampuan siswa (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi

proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam

penggunaan KIT IPA akantercipta suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan

pendidikan.

Menurut Ahmadi (1991;147) apabila perhatian terhadap sesuatu obyek

tidak ada, tetapi obyek tersebut ternyata ada hubungannya dengan kebutuhan

kita maka dapat diharapkan bahwa kita akan mempunyai kemauan yang besar

terhadap obyek itu. Dengan kata lain, sasaran perhatian terhadap obyek

tertentu ada hubungannya dengan kebutuhan yang dapat diharapkan, obyek-

obyek tertentu tersebut akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Siswa dalam

hal ini sebagai obyek, dan penggunaan KIT IPA sebagai subyek.

Hubungan obyek dan subyek adalah keberhasilan yang ingin dicapai di

8

Page 9: Ptk ipa

dalam suatu tujuan. Menurut Depdiknas (2000;5) perencanaan pengaturan

penempatan kelas ialah (a) pengaturan kelas untuk keperluan administrasi

sekolah (b) pengaturan tempat duduk sesuai dengan jenis dan tingkat sekolah

dengan memperhatikan kemampuan dan keadaan fisik, jenis kelamin setiap

siswa, penempatan denah sekolah pada papan pengumuman, dan kegiatan lain

yang sejenis, (c) pengaturan kelas memudahkan siswa dapat mengetahui

ruangan belajar masing-masing.

Atas dasar penegasan di atas, berikut ini disajikan ciri-ciri

keberhasilan siswa dalam belajar menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran

siswa di kelas :(1) siswa menyadari arah yang dituju dalam proses belajar

mengajar, (2) siswa merasa mendapat tanggung jawab pada beban yang

diberikan, (3) siswa merasa tidak bosan, mengantuk, dan berkonsentrasi

terhadap materi yang diberikan guru,(4) motivasi belajar siswa banyak

tumbuh dari dalam diri siswa, dan (5) kreativitas siswa berkembang

dengan baik.

9

Page 10: Ptk ipa

BAB III.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Slateng 02 pada siswa kelas VI

tahun pelajaran 2008/2009 semester 2, dengan jumlah siswa sebanyak 28

siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga petani. Dari 28 siswa terdapat

5 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 18 siswa

berkemampuan sedang dan 5 lainnya berkemampuan kurang. Mata pelajaran

yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar tata

surya.

B. Deskripsi Per Siklus

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan

dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus

1, siklus 2 dan kemudian siklus 3. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan

meningkat dan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat

dan antusias, senang tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi

pembelajaran disbanding pembelajaran sebelumnya.

Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses

pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas

pembelajaran.

b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.

1. Rencana

a. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk

memperoleh data nilai awal materi “ tata surya” dengan menggunakan

metode pembelajaran ceramah. Dari analisa diperoleh data awal akan

dilanjutkan dengan siklus 1

10

Page 11: Ptk ipa

b. Siklus 1

Dari kegiatan pembelajaran melalui kegiatan instrumen yang sama

dengan pra siklus, akan tetapi dalam siklus 1 ini media yang dipakai

adalah KIT IPA Tata Surya. Pembelajaran diarahkan pada penggunaan Kit

IPA sebagai media untuk mendekatkan konsep abstrak ke semi kongkret.

c. Siklus 2

Pada siklus yang kedua, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok,

metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi dengan media KIT

IPA. Siswa dalam kelompok mendemontrasikan penggunaan KIT Tata

Surya.

d. Siklus 3

Pada siklus ketiga, siswa secara berkelompok tetap menggunakan

KIT IPA sebagai media sekaligus sumber belajar. Metode Diskusi kali ini

dipakai dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan siswa.

2. Pelaksanaan

a. Pra siklus

Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 9 April 2009,

dengan menggunakan media gambar yang disiapkan oleh peneliti. Siswa

diterangkan tentang tata surya. Kemudian siswa ditugaskan untuk

menjawab pertanyaan dalam LKS. Metode yang dipakai adalah ceramah.

Dengan tes tulis sebagai bentuk evaluasinya.

b. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada Senin, 13 April 2009. Peneliti kali ini

menggunakan media kit IPA tata surya. Siswa diminta untuk

mendemonstrasikan penggunaan Kit IPA Tata Surya secara bergantian.

Metode pembelajaran yang dipakai adalah demonstrasi. Terlihat antusias

siswa masih mencapai 60% karena masih ada sebagian siswa yang masih

kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa lain. Bentuk

penilaian yang digunakan adalah tes tulis.

11

Page 12: Ptk ipa

c. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan pada Senin, 20 April 2009. Peneliti kali ini

membentuk siswa dalam kelompok dengan metode demonstrasi kelompok.

Demonstrasi susunan tata surya dengan Kit IPA dilakukan kelompok

dengan penjelasan anggota tata surya disampaikan oleh perwakilan

kelompok. Kelompok lain mengamati demonstrasi dan diberikan

kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang berdemontrasi.

d. Siklus 3

Siklus 3 dilaksanakan pada Senin, 27 April 2009 dengan media

yang sama KIT IPA Tata Surya. Metode demontrasi dan diskusi menjadi

pilihan peneliti dengan tujuan agar siswa lebih aktif disbanding dengan

kegiatan pembelajaran siklus 2. Setelah demonstrasi kelompok

dilaksanakan maka siswa ditugaskan untuk menggambar susunan tata

surya pada kertas yang disediakan. Pada proses pengerjaan tugas siswa

dalam kelompok berinteraksi dengan teman dalam kelompoknya.

Keaktifan siswa hamper mencapai sempurna.

C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen

Dalam penelitian tindakan kelas instrument utama penelitian adalah

penelitiHal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa

peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan car menyikapinya.

Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrument

penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini

adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan

Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan

tindakan:

Tabel 2.1 Format Penilaian Observasi yang digunakan

NoNama Siswa

Aktivitas

KeteranganPerhatian Terhadap

PekerjaanMembuat Catatan

Penting

Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1

12

Page 13: Ptk ipa

2

Keterangan :Kolom aktifitas diisi dengan centang ( √ )

Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1

No Nama SiswaNilai

Peningkatan KeteranganPra Siklus Siklus 1

1 2 3

Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil

belajar siklus 1• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila

nilai >65)

Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2

No Nama SiswaNilai

Peningkatan KeteranganSiklus 1 Siklus 2

1 2 3

Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil

belajar siklus 2• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila

nilai >65)

Tabel 2.4 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 3

No Nama SiswaNilai

Peningkatan KeteranganSiklus 2 Siklus 3

1 2 3

Keterangan :• Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 2 dan hasil

belajar siklus 3• Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai

13

Page 14: Ptk ipa

• Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila nilai >65)

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana

yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:

Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan

sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab

untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu

dengan yang lain.

Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.

Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam

penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga

melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan

teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang

catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena

penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh

secara lengkap dan utuh.

D. Refleksi

Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi

dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah

dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran

yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.

Berikut refleksi pada masing-masing siklus:

1. Siklus 1

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1

dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media agar dapat memotivasi

siswa

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode

yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih

bermakna.

14

Page 15: Ptk ipa

2. Siklus 2

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2

dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:

a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat

memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila

guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan

siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih berebut untuk

mendemonstrasikan, hal ini disebabkan karena pembelajaran

dilaksanakan dengan berkelompok.

c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa

dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.

3. Siklus 3

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 3

adalah sebagai berikut:

a. Media yang dipakai dalam siklus 3 sudah dapat dikatakan dapat

memotivasi siswa dan dapat mewakili media yang mudah digunakan,

guru sudah menyiapkan media sesuai dengan jumlah siswa.

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan

siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran

c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat

menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam

kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

15

Page 16: Ptk ipa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

1. Pra Siklus

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal

yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 9 April 2009. Tujuannya untuk

mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan

mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,

kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar

dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas

maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri

dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada

kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang

materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;

Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan

metode ceramah menggunakan tanpa menggunakan media kecuali sumber

buku pelajaran IPA. Guru lebih banyak menerangkan dengan

menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga

terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan

belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih

tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa

dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru.

Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau

evaluasi.

Berikut data hasil belajar pra siklus:

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus

No Nama NilaiTuntas

Tidak tuntas1 Andriyan Subairi 50 TT2 Holifah 60 TT3 Asni Lutfiah 80 T

16

Page 17: Ptk ipa

4 Abdul Gofur 70 T5 Lukman Hakim 60 TT6 Subairi 60 TT7 Farida 50 TT8 Faridi 70 T9 Khoirul Ilham 80 T

10 Ilmiyeh 70 T11 Halim 60 TT12 Gufron 70 T13 Jepriyanto 70 T14 M.Wafi Purwanto 60 TT15 M.Arifin 60 TT16 Umi Habibah 60 TT17 M.ikbal 60 TT18 Wasik 60 TT19 Nur Imamah 50 TT20 Maulida Wajarwati 60 TT21 Suyati 70 T22 Sumiyati 50 TT23 Riris Ria Dewi 50 TT24 Risdatul Jannah 60 TT25 Yuni Lestari 70 T26 Nita Novitasari 60 TT27 Heni Fia 50 TT28 Rumania 50 TT

rata-rata 61,43 siswa tuntas 9

siswa tidak tuntas 19 persentase tuntas kelas 32,14

Keterangan:Rata-rata kelas : 61,43Jumlah siswa tuntas : 9 siswaJumlah siswa tidak tuntas : 19 siswaProsentase Ketuntasan Klasikal : 32,14 % ( tidak tuntas )

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran

masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya

32,14 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.

Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa

kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-

kelebihan tersebut antara lain :

1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan

sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program

pengajaran;

17

Page 18: Ptk ipa

2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau

hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang

ditemukan adalah :

1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)

hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu

dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;

2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru

secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti

pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan

guru.

Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan

perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan

guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi

sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.

Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan

yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan

tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.

Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak

yang didapatkannya.

2. Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,

peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin, 13

April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai

berikut :

1) Hasil pengamatan terhadap guru

a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat

sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan

18

Page 19: Ptk ipa

b) Siswa dipaparkan tentang contoh media peraga kit IPA berupa

susunan planet anggota tata surya yang tentunya akan menarik

beberapa siswa baik untuk memahami.

c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola

belajar siswa dan minat belajarnya terhadap IPA. Siswa yang

terkesan sangat tertarik terhadap media ditunjukkan oleh lebih

antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan media tersebut.

d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana

diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya

waktu untuk menghasilkan produk lebih banyak.

2). Hasil Pelaksanaan Siklus I

Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No NamaNilai

Meningkat KeteranganPra Siklus

Siklus 1

1 Andriyan Subairi 50 60 Ya TT2 Holifah 60 70 Ya T3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T5 Lukman Hakim 60 60 Tidak TT6 Subairi 60 70 Ya T7 Farida 50 60 Ya TT8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 80 80 Tidak T

10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T11 Halim 60 70 Ya T12 Gufron 70 70 Tidak T13 Jepriyanto 70 70 Tidak T14 M.Wafi Purwanto 60 60 Tidak TT15 M.Arifin 60 60 Tidak TT16 Umi Habibah 60 70 Ya T17 M.ikbal 60 70 Ya T18 Wasik 60 60 Tidak TT19 Nur Imamah 50 70 Ya T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 70 80 Ya T22 Sumiyati 50 60 Ya TT23 Riris Ria Dewi 50 60 Ya TT24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 60 60 Tidak TT27 Heni Fia 50 60 Ya TT

19

Page 20: Ptk ipa

28 Rumania 50 60 Ya TTrata-rata kelas 61,43 66,43siswa tuntas 9 15

siswa tidak tuntas 19 13siswa dengan nilai meningkat 13

persentase ketuntasan 32,14 53,57

Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 13 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 15 siswaRata-rata kelas : 66,43Jumlah siswa tuntas : 15Jumlah siswa tidak tuntas : 13Prosentase Ketuntasan Klasikal : 53,57 % ( tidak tuntas )

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I1234

Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar

66,431513

53,57 %

Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran dengan metode demonstrasi tunggal oleh guru diperoleh

nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,40 dan ketuntasan

belajar mencapai 53,57 % atau ada 15 siswa dari 28 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama

secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 53,57 % lebih kecil dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran

yang dilaksanakan guru.

Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi

berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan

ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :

20

Page 21: Ptk ipa

a. guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa

b. metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode

yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih

bermakna.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 20 April 2009.

Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun

dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan

media KIT IPA tata surya dan metode demonstrasi oleh siswa

dilaksanakan secara berkelompok.. Tindakan ini berlangsung 70 menit

untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses

belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana

pengajaran pada siklus kedua.

Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh maju secara

berkelompok untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat

secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah

merupakan hasil yang nyata.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No NamaNilai

Meningkat KeteranganSiklus 1 Siklus 2

1 Andriyan Subairi 60 70 Ya T2 Holifah 70 80 Ya T3 Asni Lutfiah 80 80 Tidak T4 Abdul Gofur 70 70 Tidak T5 Lukman Hakim 60 70 Ya T6 Subairi 70 80 Ya T7 Farida 60 70 Ya T8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 80 90 Ya T

10 Ilmiyeh 70 70 Tidak T11 Halim 70 70 Tidak T12 Gufron 70 70 Tidak T13 Jepriyanto 70 70 Tidak T14 M.Wafi Purwanto 60 70 Ya T15 M.Arifin 60 60 Tidak TT16 Umi Habibah 70 70 Tidak T17 M.ikbal 70 70 Tidak T18 Wasik 60 60 Tidak TT

21

Page 22: Ptk ipa

19 Nur Imamah 70 70 Tidak T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 80 90 Ya T22 Sumiyati 60 70 Ya T23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT24 Risdatul Jannah 60 60 Tidak TT25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 60 70 Ya T27 Heni Fia 60 70 Ya T28 Rumania 60 60 Tidak TT

rata-rata kelas 66,43 70,36siswa tuntas 15 22

siswa tidak tuntas 13 6siswa dengan nilai meningkat 13 11

persentase ketuntasan 53,57 78,57Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 11 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 7 siswaRata-rata kelas : 70,36Jumlah siswa tuntas : 22Jumlah siswa tidak tuntas : 6Prosentase Ketuntasan Klasikal : 78,57 % ( tidak tuntas )

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II1234

Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar

70,362211

78,57 %

Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 70,36 dan ketuntasan belajar mencapai

78,57 % atau ada 22 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara

klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.

Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan

refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada

siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini

adalah sebagai berikut :

22

Page 23: Ptk ipa

1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa

untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif

karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya

tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi

terhadap materi;

2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif

dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan

metode demontrasi kelompok dengan media yang disiapkan sendiri

oleh siswa secara kelompok

4. Pelaksanaan Siklus III

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II ,

dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan

siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas dan siswa mulai antusias

dengan pelajaran. Media yang digunakan kali ini masih berupa KIT IPA

tata surya. Kegiatan berkelompok ini kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan yang sama namun secara individu.

Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 27 April 2009.

dengan hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tabel Hasil Belajar Siklus III

No NamaNilai

Meningkat KeteranganSiklus 2 Siklus 3

1 Andriyan Subairi 70 80 Ya T2 Holifah 80 90 Ya T3 Asni Lutfiah 80 70 Tidak T4 Abdul Gofur 70 80 Ya T5 Lukman Hakim 70 70 Tidak T6 Subairi 80 80 Tidak T7 Farida 70 80 Ya T8 Faridi 70 70 Tidak T9 Khoirul Ilham 90 90 Tidak T

10 Ilmiyeh 70 80 Ya T11 Halim 70 70 Tidak T12 Gufron 70 80 Ya T13 Jepriyanto 70 80 Ya T14 M.Wafi Purwanto 70 70 Tidak T15 M.Arifin 60 70 Ya T16 Umi Habibah 70 70 Tidak T17 M.ikbal 70 80 Ya T18 Wasik 60 70 Ya T

23

Page 24: Ptk ipa

19 Nur Imamah 70 70 Tidak T20 Maulida Wajarwati 60 60 Tidak TT21 Suyati 90 90 Tidak T22 Sumiyati 70 70 Tidak T23 Riris Ria Dewi 60 60 Tidak TT24 Risdatul Jannah 60 70 Ya T25 Yuni Lestari 70 70 Tidak T26 Nita Novitasari 70 70 Tidak T27 Heni Fia 70 70 Tidak T28 Rumania 60 70 Ya T

rata-rata kelas 70,36 74,29siswa tuntas 22 26

siswa tidak tuntas 6 2siswa dengan nilai meningkat 11 12

persentase ketuntasan 78,57 92,86Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 12 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 16 siswaRata-rata kelas : 74,29Jumlah siswa tuntas : 26Jumlah siswa tidak tuntas : 2Prosentase Ketuntasan Klasikal : 92,86 % ( tuntas )

Tabel 4.7. Hasil belajar siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III123

Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar

74,292612

92,86 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar sebesar 74,29 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 28

siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara

klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,86 %

(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar

pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan

siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini.

Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat

bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya

antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya

24

Page 25: Ptk ipa

yang lebih paham tentang materi pelajaran tersebut. Juga dari hasil

pembelajaran metode demonstrasi berkelompok ini murid jadi lebih

mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.

Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti

mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum

pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa

kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :

1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai

90 %;

2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif

dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran

demonstrasi berkelompok dengan media KIT IPA.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

demonstrasi berkelompok sangat bermanfaat untuk menunjang pemahaman

konsep bangun ruang dalam hal ini balok dan kubus. Pelaksanaan model ini

mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa

pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami

kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini

dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus 1

sebesar 66,43, siklus 2 sebesar 70,36 dan siklus ketiga dengan hasil sebesar

74,29. Data lain yang juga mendukung bahwa model pembelajaran

demonstrasi berkelompok dapat merangsang kreatifitas dan kemampuan

pemahaman konsep bangun ruang adalah jumlah siswa yang tuntas belajar

secara individu meningkat drastis dari siklus 1 sebanyak 15 siswa, siklus 2 22

siswa dan siklus 3 ada peningkatan yang signifikan yaitu 26 siswa dari

28siswa di kelas VI, jadi hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Secara klasikal pada

siklus 3 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 92,86 % ( prosentase

ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).

25

Page 26: Ptk ipa

Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi

pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar

90 % siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi

berkelompok. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar

belakang mengapa hal ini terjadi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

26

Page 27: Ptk ipa

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan Kit IPA,

sangat membantu siswa dalam pembelajaran IPA materi tata surya. Namun

demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan

persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna

mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Kit IPA ini juga dapat

meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa.

B. Saran – Saran

1) Saran bagi guru

Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar IPA

materi tata surya sebaiknya dengan menggunakan Kit IPA;

2) Saran bagi sekolah

Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti

televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang

dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam

metode pengajaran

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Ptk ipa

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran.

(Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Lampiran 1

28

Page 29: Ptk ipa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SIKLUS 1

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : VI / 2

Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2009

• Standar Kompetensi

9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata

surya

I. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

II. Indikator

• Menyebutkan anggota tata surya

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

IV. Materi Ajar

Tata Surya

V. Metode Pembelajaran

• Demonstrasi

• Ceramah

VI. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

• Salam, Absensi Global

• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

29

Page 30: Ptk ipa

• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

• Guru mendemonstrasikan cara menggunakan kit ipa tersebut

• Guru memberikan penjelasan tentang tata surya

• Siswa mendemontrasikan menggunakan Kit IPA susunan tata surya

• Siswa membuat ringkasan materi

c.Kegiatan Akhir

• Evaluasi

• Siswa dan guru menarik kesimpulan

• Salam

VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum IPA Kelas6, KTSP

Buku IPA Kekas 6; Erlangga

KIT Tata Surya

VIII.Penilaian

a. Bentuk Penilaian

• Tes Tulis

b. Alat Penilaian

Soal

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Pusat tata surya adalah……..

2. Karena memancarkan cahaya sendiri maka matahari adalah sebuah….

3. Planet dalam antara lain……………..dan……………..

4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah…………….

5. Planet terjauh dengan matahari adalah………………………

6. Planet ketiga dalam tata surya adalah……………………….

7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………

8. Komet disebut juga sebagai bintang………………………..

9. Lintasan asteroid terletak diantara planet……………..dan………….

10. Tata surya kita berada dalam gugusan galaksi…………………..

30

Page 31: Ptk ipa

Kunci Jawaban

1. matahari 6. bumi

2. bintang 7. yupiter

3. merkurius dan venus 8. berekor

4. merkurius 9. mars dan yupiter

5. neptunus 10. bima sakti

Ledokombo, 11 April 2009

Guru Kelas

DAHONO NIM. 813663449

31

Page 32: Ptk ipa

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SIKLUS 2

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : VI / 2

Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009

• Standar Kompetensi

9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata

surya

I. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

II. Indikator

• Menyebutkan anggota tata surya

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

IV. Materi Ajar

Tata Surya

V. Metode Pembelajaran

• Demonstrasi

• Ceramah

VI. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

• Salam, Absensi Global

32

Page 33: Ptk ipa

• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

• Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

• Guru memberikan penjelasan tentang tata surya

• Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA

susunan tata surya

• Siswa membuat ringkasan materi

c. Kegiatan Akhir

• Evaluasi

• Siswa dan guru menarik kesimpulan

• Salam

VII. Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum IPA Kelas6, KTSP

Buku IPA Kekas 6; Erlangga

KIT Tata Surya

VIII.Penilaian

a. Bentuk Penilaian

• Tes Tulis

b. Alat Penilaian

Soal

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Susunan benda langit yang mengelilingi matahari disebut……….

2. Jarak antara bumi dan matahari kira-kira …………………..km

3. Planet yang dijuluki planet merah adalah………………………..

4. Planet yang terdekat dengan matahari adalah…………….

5. Planet yang disebut bintang kejora adalah………………………

6. Planet cincin dalam tata surya adalah……………………….

7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………

33

Page 34: Ptk ipa

8. Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah………………………..

9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut………..

10. Satelit alam bumi adalah…………..

Kunci Jawaban

1. tata surya 6. saturnus

2. 150 7. yupiter

3. mars 8. meteorid

4. merkurius 9. satelit

5. venus 10. bulan

Ledokombo, 20 April 2009

Guru Kelas

DAHONO NIM. 813663449

34

Page 35: Ptk ipa

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SIKLUS 3

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : VI / 2

Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009

• Standar Kompetensi

9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dan tata

surya

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya

Indikator

• Menyebutkan anggota tata surya

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

• Menyebutkan anggota tata surya dengan benar

• Menyebutkan susunan planet-planet dalam tata surya dengan benar

Materi Ajar

Tata Surya

Metode Pembelajaran

• Demonstrasi

• Ceramah

Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

35

Page 36: Ptk ipa

• Salam, Absensi Global

• Apersepsi, guru melakukan tanya jawab seputar tata surya untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa

b. Kegiatan Inti

• Guru menunjukkan susunan tata surya melalui Kit IPA

• Siswa mengamati kit ipa susunan tata surya

• Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

• Siswa dalam kelompok mendiskusikan susunan tata surya

• Siswa dalam kelompok mendemontrasikan menggunakan Kit IPA

susunan tata surya untuk lebih memahami materi tata surya

• Siswa membuat ringkasan materi

c. Kegiatan Akhir

• Evaluasi

• Siswa dan guru menarik kesimpulan

• Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum IPA Kelas6, KTSP

Buku IPA Kekas 6; Erlangga

KIT Tata Surya

Penilaian

a. Bentuk Penilaian

• Tes Tulis

b. Alat Penilaian

Soal

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Benda langit terbesar dalam tata surya kita adalah……….

2. Planet satu-satunya yang dihuni oleh mahluk hidup adalah………

3. Planet yang dijuluki kembaran bumi adalah………………………..

4. Planet yang terjauh dengan matahari adalah…………….

5. Planet keenam dalam tata surya adalah………………..

6. Planet cincin dalam tata surya adalah……………………….

36

Page 37: Ptk ipa

7. Planet terbesar dalam tata surya adalah………………………

8. Komet Halley muncul setiap………………………..

9. Benda langit yang mengikuti/ mengelilingi planet disebut………..

10. Benda langit yang berteburan antara mars dan yupiter disebut……..

Kunci Jawaban

1. matahari 6. saturnus

2. bumi 7. yupiter

3. venus 8. 76 tahun

4. neptunus 9. satelit

5. saturnus 10. asteroid

Ledokombo, 27 April 2009

Guru Kelas

DAHONO NIM. 813663449

37

Page 38: Ptk ipa

Lampiran 4

HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS

No NamaNilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 31 Andriyan Subairi 50 60 70 802 Holifah 60 70 80 903 Asni Lutfiah 80 80 80 704 Abdul Gofur 70 70 70 805 Lukman Hakim 60 60 70 706 Subairi 60 70 80 807 Farida 50 60 70 808 Faridi 70 70 70 709 Khoirul Ilham 80 80 90 90

10 Ilmiyeh 70 70 70 8011 Halim 60 70 70 7012 Gufron 70 70 70 8013 Jepriyanto 70 70 70 8014 M.Wafi Purwanto 60 60 70 7015 M.Arifin 60 60 60 7016 Umi Habibah 60 70 70 7017 M.ikbal 60 70 70 8018 Wasik 60 60 60 7019 Nur Imamah 50 70 70 7020 Maulida Wajarwati 60 60 60 6021 Suyati 70 80 90 9022 Sumiyati 50 60 70 7023 Riris Ria Dewi 50 60 60 6024 Risdatul Jannah 60 60 60 7025 Yuni Lestari 70 70 70 7026 Nita Novitasari 60 60 70 7027 Heni Fia 50 60 70 7028 Rumania 50 60 60 70

rata-rata kelas 61,43 66,43 70,36 74,29siswa tuntas 9 15 22 26

siswa tidak tuntas 19 13 6 2siswa dengan nilai meningkat 13 11 11

persentase ketuntasan 32,14 53,57 78,57 92,86

38

Page 39: Ptk ipa

Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalamPenyelenggaraan PKP

Kepada

Kepala UPBJJ Jember

Di Jember

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :Nama : SUCIPTONIP : 19641002 198503 1 001Tempat Mengajar : SDN Slateng 02Alamat Sekolah : Ledokombo JemberTelepon : -

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : DAHONONIM : 813663449Program Studi : S1 PGSDTempat Mengajar : SDN Slateng 02Alamat Sekolah : Ledokombo JemberTelepon : -

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jember , 7 April 2009

Mengetahui,Kepala Sekolah

Teman Sejawat,

39

Page 40: Ptk ipa

SISWANTO, S.Pd.NIP.19620817 198303 1 021

SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO

NIM : 813 663 449

UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO

Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan

Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 13 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

40

Page 41: Ptk ipa

SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001

DAHONO NIM. 813 663 449

Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO

NIM : 813 663 449

UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO

Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan

Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 20 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

41

Page 42: Ptk ipa

SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001

DAHONO NIM. 813 663 449

Lampiran 8

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : DAHONO

NIM : 813 663 449

UPBJJ-UT : JEMBER

Menyatakan bahwa:

Nama : SUCIPTO

Tempat Mengajar : SDN Slateng 02 Ledokombo

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan

Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 27 April 2009

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan Mahasiswa,

42

Page 43: Ptk ipa

SUCIPTONIP. 19641002 198503 1 001

DAHONO NIM. 813 663 449

43