pt panasia indo resources tbk dan entitas anak … filept panasia indo resources tbk dan entitas...
TRANSCRIPT
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 MARET 2015 (Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014)
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
7
1. UMUM
a. Pendirian dan informasi lainnya PT Panasia Indo Resources (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April
1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/174/23 tanggal 11 Maret 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Pebruari 1987, Tambahan No. 171. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 7 Oktober 2011 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, nama PT Panasia Indosyntec berubah menjadi PT Panasia Indo Resources dan sekaligus mengubah anggaran dasar Perusahaan. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan nomor AHU-47137.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 5 September 2012.
Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi), twisting, pemintalan, pertenunan, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial dalam industri tekstil pada tahun 1974 dan kegiatan pemrosesan bahan baku serat (polimerisasi) dimulai pada tahun 1990. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke benua Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika.
b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut: Komisaris utama : Awong Hidjaja Komisaris independen : Koeswardojo Komisaris : Agnes Novella Hidjaja Direktur utama : Joshua Seng Bouw Lim Direktur : Soebianto Bambang Soegiarto Enrico Haryono Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar
Rp 384.340.000 pada tanggal 31 Maret 2015 dan Rp 317.685.000 pada tanggal 31 Maret 2014.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
8
1. UMUM (Lanjutan)
b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan (Lanjutan) Perusahaan memiliki karyawan sebanyak 3.556 orang pada tanggal 31 Maret 2015 dan
tanggal 31 Desember 2014 (tidak diaudit). c. Penawaran umum saham Perusahaan Pada tanggal 22 Maret 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia dengan suratnya No. SI-091/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 7.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juni 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 22 Maret 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1949/PM/1992 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas sebesar 95.000.000 saham kepada para pemegang saham. Pada tanggal 6 April 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Sebanyak 1.000.571.000 saham merupakan saham hasil konversi utang yang dilakukan
antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, seluruh saham Perusahaan atau
sejumlah 1.532.571.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. d. Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas
anak sebagai berikut:
Domisili Bidang usaha
2015 2014 2015 2014
PT Sarana Logam Unggul (SLU) Sulawesi Tenggara Pertambangan kromit Belum beroperasi secara komersial 55% 55% 22.800.962.882 22.805.346.240
PT Sinar Tambang Arthalestari (STA) Jawa Tengah Pertambangan semen Belum beroperasi secara komersial 51% 51% 3.264.271.426.140 3.016.088.242.779
Tahun operasi komersial
Jumlah aset
Entitas anak sebelum eliminasi
Persentase
kepemilikan
e. Ijin usaha pertambangan Pada tanggal 18 Agustus 2010 SLU memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi
produksi sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Konawe Utara No. 591 tahun 2010 dengan Kode Wilayah KW 10 AGT OP 001, dengan luas area 2.487 hektar di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang berlaku selama 20 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali.
Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/231/2011, dengan luas area 766,3 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
9
1. UMUM (Lanjutan)
e. Ijin usaha pertambangan (Lanjutan) Pada tanggal 16 November 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/903/2011 dengan kode wilayah 32 3302 4 40 2011 001, dengan luas area 1.192 hektar di Desa Darmakradenan, Karangbawang, Pancasan, Sawangan, Kracak, dan Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/232/2011, dengan luas area 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang, Wangon dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
Pada tanggal 22 Maret 2012 STA memperoleh persetujuan penciutan wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 184 tahun 2012 dengan kode wilayah 32 3302 4 39 2012 014, dengan luas area 932 hektar yang sebelumnya 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku sesuai dengan SK Bupati Banyumas No. 545/232/2011 yang direvisi.
f. Area eksplorasi
Persentase
Nama Tanggal Masa kepemilikan Perkiraan
pemilik ijin perolehan berlaku ijin akan sesuai ijin Jenis cadangan per
Nama lokasi lokasi ijin ekploitasi segera berakhir lokasi cadangan 31 Maret 2015
32 3302 4 40 2011 001 STA 16 Nopember 2011 16 November 2016 100% Batu kapur 488.623.661
32 3302 4 39 2012 014 STA 15 Maret 2011 15 Maret 2016 100% Tanah liat 417.747.578 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
b. Prinsip konsolidasian Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi Entitas Anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada Entitas Anak; (iii) perubahan kepemilikan pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas Entitas Anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada Entitas Anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Anak dimana
Perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.
Semua akun dan transaksi antar Grup yang material, termasuk keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan
memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini
mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila
ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi komprehensif; dan - mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
b. Prinsip konsolidasian (Lanjutan) KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-anak, perbedaan
antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan ke laporan laba rugi komprehensif untuk “selisih negatif”.
c. Mata uang pelaporan, transaksi, dan saldo dalam mata uang asing Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata
Uang Asing” secara retrospektif, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya, jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat mengambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan mata
uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada periode berjalan.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, kurs yang digunakan untuk penjabaran pos-pos
moneter dalam mata uang asing didasarkan pada rata-rata kurs jual beli uang kertas asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014 Desember 2014
Mata uang asing
Euro Eropa 14.164,76 15.674,23 15.133,27
Franc Swiss 13.515,85 12.860,46 12.582,83
Dolar Amerika Serikat 13.084,00 11.404,00 12.440,00
Dolar Singapura 9.508,04 9.049,74 9.422,11
Yen Jepang 108,95 111,65 104,25
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
d. Transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK
revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika: i) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i)
mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;
ii) suatu pihak yang berelasi dengan Grup; iii) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; iv) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup; v) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir i)
atau iv); vi) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir iv) atau v); atau
vii) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup
atau entitas yang terkait dengan Grup. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang relevan. e. Instrumen keuangan Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian" PSAK No.
55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No. 60, "Instrumen Keuangan: Pengungkapan".
PSAK No. 50 direvisi sehingga hanya mengatur penyajian instrumen keuangan, sedangkan
prinsip pengungkapan instrumen keuangan dipindahkan ke PSAK No. 60.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Aset keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal investasi tidak
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai
berikut: - Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau
dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
- Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Aset keuangan (Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan) - Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
- Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam kategori lain. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke komponen laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dicatat
pada biaya perolehan bila (i) nilai tercatatnya adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya; atau, (ii) nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Penghentian pengakuan aset keuangan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila diterapkan untuk bagian
dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Aset keuangan (Lanjutan) Penghentian pengakuan aset keuangan (Lanjutan) Apabila Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan dan tidak memindahkan maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut dan juga tidak memindahkan pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Perusahaan sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Tingkat keterlibatan berkelanjutan Perusahaan dalam aset keuangan yang dipindahkan adalah sebesar perubahan nilai aset yang dipindahkan.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih
antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada komponen laba rugi.
Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti obyektif atas penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok
pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, pelanggaran kontrak seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, pihak pemberi pinjaman memberikan keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Aset keuangan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan) - Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan dan
jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan. Untuk pemulihan, tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika di masa mendatang ternyata penghapusan dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Aset keuangan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan) - Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.
Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih
antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada komponen laba rugi - direklasifikasi dari ekuitas ke dalam komponen laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dipulihkan melalui komponen laba rugi sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui melalui komponen laba rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui komponen laba rugi.
- Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.
Liabilitas keuangan Pengakuan dan pengukuran awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas lain-lain atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Liabilitas keuangan (Lanjutan) Pengakuan dan pengukuran awal (Lanjutan) Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung. - Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Pada masing-masing tanggal pelaporan pada periode berikut setelah pengakuan awal,
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui langsung pada laba rugi.
- Liabilitas lain-lain Setelah pengakuan awal, liabilitas lain-lain yang dikenakan bunga diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal laporan posisi keuangan, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dan disajikan sebagai liabilitas jangka pendek.
Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas
tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak
dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi
pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru.
Selisih antara (i) nilai tercatat liabilitas keuangan yang berakhir atau dipindahkan pada pihak
lain dengan (ii) jumlah yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Instrumen keuangan (Lanjutan) Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan
ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan.
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan teknik penilaian yang diperbolehkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011). Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi pasar yang wajar (arm’s-length market transaction), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Metode ini menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan di masa depan selama perkiraan umur dari instrumen untuk memperoleh nilai tercatat bersihnya. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Instrumen keuangan derivatif PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan seluruh kondisi berikut harus dipenuhi agar
hubungan lindung nilai dapat memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai; (i) pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko Perusahaan serta strategi pelaksanaan lindung nilai; (ii) lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindungi nilai; (iii) untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subyek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat mempengaruhi komponen laba rugi; (iv) efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal; dan, (v) lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana lindung nilai tersebut ditetapkan.
f. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, investasi jangka pendek dengan jangka waktu tiga
bulan atau kurang dan pinjaman rekening koran. Pinjaman rekening koran akan tercatat sebagai pinjaman pada liabilitas jangka pendek dalam laporan posisi keuangan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.
Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Cadangan
persediaan usang dan cadangan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto.
h. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus. i. Investasi saham Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Entitas asosiasi adalah seluruh entitas dimana Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan namun tidak mengendalikan, pada umumnya dengan penyertaan antara 20% sampai dengan 50% kekuasaan suara.
Investasi ini termasuk goodwill yang teridentifikasi pada saat akuisisi, setelah dikurangi
kerugian penurunan nilai. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui dalam
komponen laba rugi, dan bagian Perusahaan atas perubahan pada pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi setelah tanggal akuisisi diakui pada pendapatan komprehensif lain. Akumulasi perubahan setelah tanggal akuisisi disesuaikan pada nilai tercatat investasi. Jika penyertaan Perusahaan atas kerugian pada entitas asosiasi sama dengan atau melebihi penyertaannya pada entitas asosiasi, Perusahaan tidak mengakui bagiannya atas kerugian lebih lanjut, kecuali telah timbul liabilitas atau Perusahaan menjamin liabilitas entitas asosiasi.
Laba yang belum direalisasi dari transaksitransaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi sebesar persentase kepemilikan pada entitas asosiasi tersebut. Rugi yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali transaksi tersebut menyediakan bukti penurunan nilai atas aset yang ditransfer. Penyesuaian dilakukan, apabila dibutuhkan, untuk menyamakan kebijakan akuntansi pada entitas asosiasi dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan.
Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi hilir dan hulu antara Perusahaan dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan Perusahaan hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.
Keuntungan atau kerugian akibat dilusi investasi pada entitas asosiasi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
Investasi saham lainnya disajikan sebesar biaya perolehan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j. Aset tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 10-20 Kendaraan 4-8 Perlengkapan kantor dan pabrik 4-8 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi
penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan
atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
j. Aset tetap (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset
tetap dalam penyelesaian dalam hal ini meliputi seluruh biaya (termasuk biaya pinjaman) untuk membuat aset tetap dalam penyelesaian dapat berfungsi dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap dan disusutkan pada
saat aset tetap selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. k. Penurunan nilai aset non-keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya.
Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif sebagai "Rugi penurunan nilai". Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai
untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori
biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah
terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Grup mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k. Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan) Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya
maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketika
terdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai goodwill dihitung melalui penelaahan jumlah terpulihkan tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK lebih kecil dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai goodwill tidak dapat dipulihkan pada periode-periode berikutnya.
l. Biaya eksplorasi yang ditangguhkan Biaya eksplorasi dikapitalisasi dan ditangguhkan, untuk setiap area of interest, apabila
memenuhi salah satu dari ketentuan berikut ini: i) biaya tersebut diharapkan dapat diperoleh kembali melalui keberhasilan pengembangan
dan eksploitasi area of interest tersebut atau melalui penjualan area of interest tersebut; atau
ii) kegiatan eksplorasi dalam area of interest belum mencapai tahap yang memungkinkan penentuan adanya cadangan terbukti yang secara ekonomis dapat diperoleh, dan kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area of interest tersebut masih berlanjut.
Pemulihan biaya eksplorasi yang ditangguhkan tergantung suksesnya pengembangan dan
eksploitasi secara komersial, atau penjualan dari area of interest yang terkait. Setiap area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntansi. Biaya eksplorasi yang terkait pada suatu area of interest yang telah ditinggalkan atau yang telah diputuskan Direksi Perusahaan bahwa area of interest tersebut tidak layak secara ekonomis, dihapuskan pada periode keputusan tersebut dibuat.
Biaya pengembangan tambang dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pengembangan
suatu area of interest yang terjadi sebelum dimulainya operasi di area tersebut, sepanjang telah memenuhi kriteria untuk penangguhan, akan dikapitalisasi.
Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan mencakup akumulasi biaya yang
terkait dengan penyelidikan umum, administrasi dan perizinan, geologi dan geofisika, dan biaya-biaya yang terjadi untuk mengembangkan area tambang sebelum dimulainya operasi secara komersial.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
l. Biaya eksplorasi yang ditangguhkan (Lanjutan) Biaya eksplorasi dan pengembangan diamortisasi berdasarkan unit produksi sejak dimulainya
produksi secara komersial dengan memperhatikan masa PKP2B, Kuasa Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan.
m. Provisi Provisi diakui jika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi
terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan.
n. Penyisihan beban imbalan kerja Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), "Imbalan
Kerja", yang mengatur diperbolehkannya entitas untuk menerapkan metode yang sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari kerugian/keuntungan aktuarial, yang antara lain adalah pengakuan langsung dari seluruh keuntungan/kerugian aktuarial. Grup tidak memilih metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungan/kerugian yang jatuh di luar “koridor”.
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memberikan pengaruh yang berarti pada
pelaporan keuangan kecuali untuk pengungkapan yang terkait. Grup mengakui liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan kerja ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”.
Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat
akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuaria yang belum diakui untuk masing-masing individu pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini atau 10% dari nilai wajar dari aset program imbalan kerja, jika ada, mana yang lebih tinggi. Keuntungan atau kerugian ini diakui berdasarkan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan yang ditanggung.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
n. Penyisihan beban imbalan kerja (Lanjutan) Grup mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat
kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuan-ketentuan program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah). Keuntungan atau kerugian kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset dana pensiun, perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
o. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan
jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon dan rabat.
Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. p. Pajak penghasilan Grup menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan” yang menetapkan
perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari tahun kini yang diakui dalam laporan keuangan.
PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran
pajak penghasilan sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif. Grup juga menyajikan bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini”.
Pajak penghasilan kini Aset atau liabilitas pajak penghasilan kini yang berasal dari tahun berjalan dan tahun lalu
dicatat sebesar jumlah ekspektasi direstitusi dari atau dibayarkan kepada kantor pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substantif telah berlaku.
Pajak penghasilan kini terkait dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas
diakui pada ekuitas. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang diambil Grup sehubungan dengan situasi dimana interpretasi diperlukan untuk peraturan perpajakan yang terkait dan menetapkan provisi jika diperlukan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
26
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
p. Pajak penghasilan (Lanjutan) Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam laporan keuangan pada akhir tahun pelaporan.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk setiap perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan
rugi fiskal belum dikompensasi, sejauh terdapat kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal belum dikompensasi.
Nilai tercatat dari aset pajak tangguhan direviu pada setiap akhir tahun pelaporan dan
diturunkan ketika tidak lagi terdapat kemungkinan bahwa akan terdapat laba kena pajak yang memungkinkan semua atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut untuk direalisasi. Penelaahan dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan atas aset pajak tangguhan yang tidak diakui sebelumnya dan aset pajak tangguhan tersebut diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan tersedia sehingga aset pajak tangguhan tersebut dipulihkan.
Pajak tangguhan yang terkait dengan pos-pos yang diakui di luar laporan laba rugi, diakui
terkait dengan transaksi yang mendasarinya baik dalam pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.
q. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
r. Informasi segmen
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan
kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
27
3. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU/REVISI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan beberapa standar akuntansi baru/revisi yang
berpengaruh pada laporan keuangan. Efektif pada awal periode atau setelah tanggal 1 Januari 2015: - PSAK No. 1 (Revisi 2013) - Penyajian Laporan Keuangan - PSAK No. 4 (Revisi 2013) - Laporan Keuangan Tersendiri - PSAK No. 15 (Revisi 2013) - Investasi pada Perusahaan Asosiasi atau Venture Bersama - PSAK No. 24 (Revisi 2013) - Imbalan Kerja - PSAK No. 46 (Revisi 2014) - Pajak Penghasilan - PSAK No. 48 (Revisi 2014) - Penurunan Nilai Aset - PSAK No. 55 (Revisi 2014) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran - PSAK No. 60 (Revisi 2014) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan - PSAK No. 65 - Laporan Keuangan Konsolidasian - PSAK No. 66 - Pengaturan Bersama - PSAK No. 67 - Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain - PSAK No. 68 - Pengukuran Nilai Wajar - ISAK No. 26 (Revisi 2014) - Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak
dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan. 4. SUMBER KETIDAKPASTIAN DARI ESTIMASI
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material di periode yang akan datang terhadap nilai tercatat aset atau liabilitas yang terkait.
Pertimbangan
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana
entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
28
4. SUMBER KETIDAKPASTIAN DARI ESTIMASI (Lanjutan)
Pertimbangan (Lanjutan)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2d.
Penyisihan atas kerugian penurunan nilai piutang usaha - evaluasi individual
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi adanya pelanggan yang tidak dapat
memenuhi liabilitas keuangannya.
Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga (jika tersedia) dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan untuk penurunan nilai piutang usaha.
Estimasi dan asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama ketidakpastian dari estimasi pada akhir periode
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Kondisi saat ini dan asumsi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Penyisihan atas kerugian penurunan nilai piutang usaha - evaluasi kolektif
Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada
evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik pelanggan mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.
Pensiun dan imbalan kerja
Penentuan liabilitas dan beban Perusahaan sehubungan dengan pensiun dan liabilitas imbalan
kerja bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perusahaan yang efeknya lebih dari 10% dari kewajiban imbalan pasti ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan yang ditanggung.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
29
4. SUMBER KETIDAKPASTIAN DARI ESTIMASI (Lanjutan)
Estimasi dan asumsi (Lanjutan)
Pensiun dan imbalan kerja (Lanjutan)
Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan
signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 14.
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan, jika ada, diestimasi berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 7.
Penyusutan aset tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 9.
Pajak penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 23.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
30
5. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
2015 2014
Kas 655.602.526 775.314.230
Bank
PT Bank Central Asia Tbk 2.617.612.569 15.061.779.065
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5.733.021.616 11.768.913.324
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.887.165.307 4.911.614.522
PT Bank Mayapada Internasional Tbk 239.580.679 1.848.163.849
PT Bank ICBC Indonesia 34.238.790 209.914.232
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 57.193.893 36.046.052
PT Bank Chinatrust Indonesia 24.286.320 27.391.468
Standard Chartered Bank - -
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 100.000.000) 22.257.057 23.742.853
Sub-jumlah 11.615.356.231 33.887.565.365
Jumlah 12.270.958.757 34.662.879.595
Berdasarkan mata uang
2015 2014
Rupiah 8.571.222.180 17.493.438.169
Dolar Amerika Serikat 3.685.245.461 17.153.959.485
Euro Eropa 14.491.116 15.481.941
Jumlah 12.270.958.757 34.662.879.595
Tidak terdapat penempatan dana Grup pada bank milik pihak berelasi.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, tidak terdapat dana milik Grup yang digunakan sebagai jaminan.
6. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari:
2015 2014
Pihak ketiga
Pelanggan dalam negeri 108.511.394.922 101.008.421.320
Pelanggan luar negeri 15.603.320.271 18.000.275.203
Sub-jumlah 124.114.715.193 119.008.696.523
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
31
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Catatan 2015 2014
Pihak berelasi 24 4.246.957.361 5.134.915.863
Jumlah 128.361.672.554 124.143.612.386
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.747.924.690) (2.747.924.690)
Neto 125.613.747.864 121.395.687.696
Berdasarkan mata uang 2015 2014
Dolar Amerika Serikat 105.400.462.122 109.312.199.990
Rupiah 22.961.210.432 14.831.412.396
Jumlah 128.361.672.554 124.143.612.386
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.747.924.690) (2.747.924.690)
Neto 125.613.747.864 121.395.687.696
Berdasarkan umur
2015 2014
Belum jatuh tempo 88.167.190.612 91.211.741.181
Sudah jatuh tempo:
1-30 hari 25.847.528.511 24.469.465.579
31-60 hari 6.549.122.007 5.148.800.398
>60 hari 7.797.831.424 3.313.605.228
Jumlah 128.361.672.554 124.143.612.386
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.747.924.690) (2.747.924.690)
Neto 125.613.747.864 121.395.687.696
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2015 2014
Saldo awal 2.747.924.690 2.747.924.690
Penambahan - -
Penghapusan - -
Saldo akhir 2.747.924.690 2.747.924.690
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
32
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Piutang usaha tidak dibebani bunga dan pada umumnya jatuh tempo sampai dengan 60 hari.
Berdasarkan reviu atas status piutang dari masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen
berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha kepada pihak ketiga. Sedangkan terhadap pihak berelasi tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan
atas piutang kepada pihak ketiga.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, sebagian piutang usaha milik Perusahaan digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar (Catatan 12).
7. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2015 2014
Barang jadi 102.371.611.679 111.410.617.710
Barang dalam proses 34.528.899.883 33.853.025.670
Bahan baku 74.288.064.364 23.496.068.326
Suku cadang 17.179.168.219 17.471.975.255
Bahan pembantu 11.026.907.528 12.370.277.432
Lainnya 10.697.389.853 6.510.331.871
Jumlah 250.092.041.526 205.112.296.264
Perusahaan belum mengasuransikan persediaan terhadap berbagai risiko kerusakan.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, sebagian persediaan milik Perusahaan digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar (Catatan 12).
Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai persediaan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
33
8. INVESTASI SAHAM
Perusahaan memiliki investasi saham jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:
Tempat
kedudukan 2015 2014 2015 2014
Metode biaya
PT Panasia Filament Inti Tbk Bandung 2,40% 2,40% 6.758.259.792 6.758.259.792
PT Sarana Jabar Ventura Bandung 2,23% 2,23% 277.349.500 277.349.500
Jumlah 7.035.609.292 7.035.609.292
Persentase
kepemilikan
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat investasi saham milik
Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan. 9. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari:
1 Januari Reklasifikasi/ 31 Maret
2015/ Koreksi/ 2015/
January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reclassifications/ March 31,
2015 Additions Deductions Corrections 2015
Biaya perolehan:
Tanah 149.236.016.984 9.262.808.600 - - 158.498.825.584
Bangunan dan prasarana 100.712.474.951 - - - 100.712.474.951
Mesin dan peralatan 1.246.033.454.273 739.104.203 - - 1.246.772.558.476
Kendaraan 19.684.095.422 254.199.546 115.000.000 - 19.823.294.968
Perlengkapan kantor dan pabrik 34.707.774.558 798.171.336 - - 35.505.945.894
Aset dalam penyelesaian
Bangunan dan prasarana - - - - -
Mesin dan peralatan 2.772.648.477.606 174.680.649.179 - - 2.947.329.126.785
Instalasi pabrik - - - - -
Jumlah 4.323.022.293.794 185.734.932.864 115.000.000 - 4.508.642.226.658
Akumulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana 43.266.757.833 852.616.296 - - 44.119.374.129
Mesin dan peralatan 769.916.076.212 11.389.384.750 - - 781.305.460.962
Kendaraan 8.163.734.277 526.054.887 79.868.352 - 8.609.920.812
Perlengkapan kantor dan pabrik 28.465.646.056 774.660.653 - - 29.240.306.709
Jumlah 849.812.214.379 13.542.716.586 79.868.352 - 863.275.062.613
Nilai buku neto 3.473.210.079.415 3.645.367.164.045
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
34
9. ASET TETAP (Lanjutan)
1 Januari Reklasifikasi/ 31 Desember
2014/ Koreksi/ 2014/
January 1, Penambahan/ Pengurangan/ Reclassifications/ December 31,
2014 Additions Deductions Corrections 2014
Biaya perolehan:
Tanah 115.059.174.221 34.176.842.763 - - 149.236.016.984
Bangunan dan prasarana 97.481.277.617 127.757.000 - 3.103.440.334 100.712.474.951
Mesin dan peralatan 1.031.763.613.920 13.500.698.389 - 200.769.141.964 1.246.033.454.273
Kendaraan 14.662.772.665 5.140.322.757 119.000.000 - 19.684.095.422
Perlengkapan kantor dan pabrik 31.172.020.524 3.306.668.897 - 229.085.137 34.707.774.558
Aset dalam penyelesaian
Bangunan dan prasarana 1.573.537.074 1.711.988.397 - (3.285.525.471) -
Mesin dan peralatan 428.302.814.033 2.514.023.357.604 - (169.677.694.031) 2.772.648.477.606
Instalasi pabrik 31.138.447.933 - - (31.138.447.933) -
Jumlah 1.751.153.657.987 2.571.987.635.807 119.000.000 - 4.323.022.293.794
Akumulasi penyusutan:
Bangunan dan prasarana 39.853.062.706 3.413.695.127 - - 43.266.757.833
Mesin dan peralatan 716.375.597.959 53.540.478.253 - - 769.916.076.212
Kendaraan 6.645.546.927 1.626.187.350 108.000.000 - 8.163.734.277
Perlengkapan kantor dan pabrik 25.743.768.989 2.721.877.067 - - 28.465.646.056
Jumlah 788.617.976.581 61.302.237.798 108.000.000 - 849.812.214.379
Nilai buku neto 962.535.681.406 3.473.210.079.415
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Catatan 2015 2014
Beban pabrikasi 18 12.802.969.407 58.962.242.922
Beban umum dan administrasi 20 739.747.179 2.339.994.876
Jumlah 13.542.716.586 61.302.237.798
Grup memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bandung dan Purwokerto dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 sampai 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2043. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti pemilikan yang memadai.
Aset yang tidak digunakan dalam operasi terdiri dari:
2015 2014
Nilai perolehan 193.248.450.366 193.248.450.366
Akumulasi penyusutan (86.016.728.791) (86.016.728.791)
Nilai buku neto 107.231.721.575 107.231.721.575
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
35
9. ASET TETAP (Lanjutan)
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Estimasi Persentase Jumlah biaya Persentase Jumlah biaya
penyelesaian penyelesaian perolehan penyelesaian perolehan
Perusahaan
Mesin dan peralatan Tahun 2014 - - 0,00% -
Instalasi pabrik Tahun 2014 - - 0,00% -
Bangunan dan prasarana Tahun 2014 - - 0,00% -
Entitas Anak
Mesin dan peralatan Tahun 2015 90,00% 2.947.329.126.785 86,80% 2.772.648.477.606
2015 2014
Perhitungan keuntungan atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
2015 2014
Harga perolehan 115.000.000 119.000.000
Akumulasi penyusutan 79.868.352 108.000.000
Nilai buku bersih 35.131.648 11.000.000
Pajak penghasilan 4(2) final - -
Penerimaan dari penjualan aset tetap 50.000.000 60.000.000
Keuntungan atas penjualan aset tetap 14.868.352 49.000.000
Aset Perusahaan dan entitas anaknya (STA) tetap telah diasuransikan terhadap risiko gempa bumi, kebakaran, sabotase dan perusakan dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 178.500.000.000 dan USD 142.169.978 pada tanggal 31 Maret 2015 dan Rp 178.500.000.000 dan USD 243.870.419 pada tanggal 31 Desember 2014. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan terjadinya kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tanah dan bangunan Perusahaan telah
dipasang hak tanggungan sebesar Rp 112.549.290.000 serta mesin dan peralatan power plant (PLTU) sebesar Rp 115.000.000.000 digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang (Catatan 12).
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa
tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki oleh Perusahaan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
36
10. UTANG USAHA
Utang usaha terdiri dari
Catatan 2015 2014
Pihak ketiga
Pemasok dalam negeri 176.212.112.597 184.690.217.675
Pemasok luar negeri 7.497.873.048 7.743.507.386
Sub-jumlah 183.709.985.645 192.433.725.061
Pihak berelasi 24 2.788.219.832 2.692.800
Jumlah 186.498.205.477 192.436.417.861
Berdasarkan mata uang
2015 2014
Dolar Amerika Serikat 134.655.726.214 147.197.336.501
Rupiah 51.247.519.861 44.858.001.917
Euro Eropa 500.964.117 301.479.708
Franc Swiss 826.417 22.740.571
Dolar Singapura 89.838.275 50.200.719
Yen Jepang 3.330.593 6.658.445
Jumlah 186.498.205.477 192.436.417.861
Berdasarkan umur utang
2015 2014
Belum jatuh tempo 156.586.915.349 152.191.288.804
Sudah jatuh tempo:
1-30 hari 14.861.630.751 24.434.029.989
31-60 hari 4.858.321.815 4.105.233.590
>60 hari 10.191.337.562 11.705.865.478
Jumlah 186.498.205.477 192.436.417.861
Utang usaha tidak dikenakan bunga dan umumnya akan jatuh tempo dalam 30 sampai 60 hari.
Tidak ada jaminan yang diberikan Grup sehubungan dengan utang usaha.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
37
11. UTANG LAIN-LAIN
Utang lain-lain terdiri dari: Catatan 2015 2014
Pihak ketiga
Lexus Overseas Worldwide
Corporation 16.374.505.627 15.568.545.552
Lain-lain 31.595.486.619 11.373.092.863
Sub-jumlah 47.969.992.246 26.941.638.415
Pihak berelasi 24 311.503.753.106 209.245.830.754
Jumlah 359.473.745.352 236.187.469.169
Bedasarkan mata uang
2015 2014
Rupiah 343.099.239.725 220.611.086.417
Dolar Amerika Serikat 16.374.505.627 15.576.382.752
Euro Eropa - -
Jumlah 359.473.745.352 236.187.469.169
Lexus Overseas Worldwide Corporation
Pada tanggal 7 April 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Lexus Overseas Worldwide Corporation dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70.000.000.000. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadual pengembalian yang pasti.
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang terdiri dari:
2015 2014
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
Kredit Investasi, USD 2.790.941
pada tanggal 31 Maret 2015 dan
USD 3.495.999 pada tanggal
31 Desember 2014 36.516.672.044 43.490.227.560
Kredit Modal Kerja, USD 1.038.200
pada tanggal 31 Maret 2015 dan
USD 1.356.720 pada tanggal
31 Desember 2014 13.583.808.000 16.877.596.800
Sub-jumlah 50.100.480.044 60.367.824.360
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
38
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
2015 2014
Credit Suisse AG
Fasilitas CLC, USD 3.400.000 pada
tanggal 31 Maret 2015 dan
USD 3.400.000 pada tanggal
31 Desember 2014 44.485.600.000 42.296.000.000
Sub-jumlah 44.485.600.000 42.296.000.000
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk 2.107.127.635.027 1.968.854.070.864
Jumlah 2.201.713.715.071 2.071.517.895.224
Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun (50.100.480.044) (56.856.323.360)
Pinjaman jangka panjang, neto 2.151.613.235.027 2.014.661.571.864
Tingkat suku bunga pinjaman 6,00%-10,5% 6,00%-10,5%
Penjelasan pokok perjanjian pinjaman adalah sebagai berikut:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kredit Investasi
Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi refinancing
sebesar USD 16.500.000. Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Juni 2008 sampai dengan Maret 2009 masing-masing sebesar USD 412.500. - Juni 2009 sampai dengan Maret 2010 masing-masing sebesar USD 618.750. - Juni 2010 sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar USD 1.031.250.
Fasilitas ini digunakan untuk refinancing pembangunan PLTU batubara milik Perusahaan dan untuk
melunasi pinjaman kepada Credit Suisse Indonesia sebesar USD 8.740.000 serta sisanya sebesar USD 7.760.000 untuk keperluan restrukturisasi usaha.
Berdasarkan akta No. 20 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di
Jakarta, Perusahaan memperoleh persetujuan untuk merestrukturisasi fasilitas yang ada dan diiringi dengan penurunan pagu Kredit Investasi sebesar USD 2.644.207 (dari semula maksimum sebesar USD 16.500.000 menjadi USD 13.855.793).
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
39
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
Kredit Investasi (Lanjutan)
Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Triwulan IV tahun 2010 sebesar USD 255.793. - Tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar USD 650.500. - Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar USD 700.000. - Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 700.000. - Triwulan IV tahun 2015 sebesar Rp USD 696.000.
Kredit Modal Kerja
Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan
jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000 yang digunakan untuk pelunasan pinjaman modal kerja dari Bank Mayapada dan tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan suplesi Kredit Modal Kerja sebesar USD 3.000.000 (dari semula maksimum sebesar USD 5.000.000 menjadi USD 8.000.000). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Tahun 2008 masing-masing sebesar USD 262.500.
- Tahun 2009 masing-masing sebesar USD 362.500. - Triwulan I dan II tahun 2010 masing-masing sebesar USD 437.500. - Triwulan III tahun 2010 sebesar USD 4.625.000.
Berdasarkan akta No. 19 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di
Jakarta, Perusahaan memperoleh perpanjangan periode kredit yang diiringi dengan penurunan pagu Kredit Modal Kerja sebesar USD 2.364.468 (dari semula maksimum sebesar USD 8.000.000 menjadi USD 5.635.532).
Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Triwulan I tahun 2011 sebesar USD 235.532.
- Triwulan II sampai dengan IV tahun 2011 masing-masing sebesar USD 266.000. - Tahun 2012 masing-masing sebesar USD 279.250. - Tahun 2013 masing-masing sebesar USD 292.550. - Tahun 2014 masing-masing sebesar USD 319.150. - Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 251.975. - Triwulan IV tahun 2015 sebesar USD 282.275.
Setiap fasilitas pinjaman di atas dibayarkan secara bulanan dan dapat ditelaah setiap saat oleh
Bank Rakyat Indonesia.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
40
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
Kredit Modal Kerja (Lanjutan)
Berdasarkan surat dari Bank Rakyat Indonesia No. B 1980/KC-VI/ADK/07/2011 tanggal 20 Juli 2011, Bank Rakyat Indonesia menyetujui penurunan suku bunga pinjaman bank yang sebelumnya 7% per tahun menjadi 6% per tahun. Ketentuan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2011.
Berdasarkan akta No. 183 tanggal 16 Nopember 2011 dari Dr. Ranti Fauza Mayana, S.H., notaris di
Bandung, jaminan atas fasilitas pinjaman diatas adalah sebagai berikut:
a. Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 274, 275 dan 296 seluas 84.552 m2 atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk, sertifikat HGB No. 847 seluas 20.796 m2 atas nama PT Novawool, pihak berelasi.
b. Fidusia sebagai mesin dan peralatan pabrik atas nama PT Novawool, pihak berelasi. c. Fidusia mesin dan peralatan power plant atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk serta mesin-
mesin yang direstrukturisasi sebesar Rp 115.000.000.000. d. Fidusia persediaan dan piutang PT Panasia Indosyntec Tbk sebesar Rp 75 miliar.
e. Jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Panasia Synthetic Abadi, pihak berelasi. f. Jaminan pribadi (personal guarantee) dari pemegang saham tertentu Perusahaan.
Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain:
a. Melakukan tindakan merger atau akuisisi atau go public atau penjualan aset-aset debitur. b. Mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain dan atau menjaminkan kekayaan
perusahaan kepada pihak lain, kecuali yang sudah ada saat ini. c. Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk menyatakan pailit
dari debitur sendiri. d. Memberikan pinjaman kepada pemegang saham. e. Melakukan penyertaan saham, kecuali yang sudah ada saat ini. f. Menerima pinjaman/kredit baru dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya. g. Melakukan investasi baru melebihi nilai Rp 10.000.000.000 per tahun. h. Menyewakan aset-aset yang dijadikan agunan.
Credit Suisse
Fasilitas CLC
Pada tanggal 19 Juli 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Credit Suisse
AG, Cabang Singapura dengan jumlah maksimum sebesar USD 30.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Suku bunga pinjaman sebesar 0,25% per tahun diatas biaya modal. Fasilitas ini tidak menggunakan agunan dan baru digunakan pada tahun 2012.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
41
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Berdasarkan akta notaris No. 240 tanggal 20 Nopember 2013, oleh M. Kholid Artha, S.H., notaris di
Jakarta, Entitas Anak (STA) memperoleh fasilitas kredit sindikasi dari beberapa bank dengan jumlah keseluruhan maksimum sebesar Rp 2.333.240.000.000.
Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain:
a. Melakukan pengabungan usaha dengan perusahaan lain. b. Melakukan akuisisi aset milik pihak ketiga. c. Mengubah susunan pengurus, direksi, komisaris dan kepemilikan saham perusahaan. d. Melakukan investasi, penyertaan modal atau pengambilalihan saham pada perusahaan lain. e. Mengubah bentuk atau status hukum perusahaan, mengubah anggaran dasar, kecuali
meningkatkan modal perusahaan cukup dengan pemberitahuan tertulis kepada bank. f. Melunasi seluruh atau sebagian utang perusahaan kepada pemegang saham dan atau
perusahaan afiliasi yang belum atau telah didudukan sebagai pinjaman subordinasi fasilitas kredit BNI.
g. Membagikan deviden atau keuntungan dalam bentuk apapun. h. Memberikan pinjaman kepada siapapun juga. i. Menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali berkaitan langsung dengan usahanya. j. Mengikatkan diri sebagai penjamin. k. Menggunakan dana perusahaan untuk tujuan di luar usaha. l. Menjual atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada pihak lain. m. Melakukan likuidasi. n. Melakukan investasi dengan nilai lebih besar dari Rp 20.000.000.000 o. Menggadaikan saham perusahaan kepada pihak manapun p. Mengubah bidang usaha q. Menerbitkan/menjual saham kecuali di konversi menjadi modal. r. Membuka usaha baru yang tidak terkait dengan usaha yang telah ada. s. Hutang pemegang saham yang terkait self financing. t. Membuat perjanjian dan transaksi tidak wajar. u. Menyerahkan atau mengalihkan seluruh atau sebagian hak dan atau kewajiban yang timbul
berdasarkan perjanjian kredit. v. Melunasi/membayar pokok dan atau biaya bunga atau biaya lainnya atas pinjaman kepada pihak
lain di luar pihak yang telah disetujui dalam perjanjian kredit. w. Memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali transaksi operasional. x. Menarik kembali modal yang telah disetor. y. Tidak diperkenankan menunggak kewajiban Bank serta kewajiban lainnya
Tidak diperkenankan melakukan tindakan melanggar hukum dan peraturan yang berlaku
Pada tanggal 29 Januari 2015 anak perusahaan (STA) mendapatkan fasilitas kredit modal kerja (KMK) dari BNI dengan maksimal kredit sebesar Rp 185.000.000.000. Sampai dengan 31 Maret 2015 fasilitas tersebut telah digunakan sebesar Rp 37.480.880.142
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
42
13. UTANG JANGKA PANJANG PIHAK KETIGA
Utang jangka panjang pihak ketiga terdiri dari:
2015 2014
Pihak ketiga
Lucky Heights Resources Limited 565.621.320.000 508.327.795.245
Gold Gazelle Profits 392.520.000.000 373.200.000.000
Ortega Management Limited 200.839.400.000 179.634.250.000
Jumlah 1.158.980.720.000 1.061.162.045.245
Gold Gazelle Profits
Pada tanggal 20 Pebruari 2013, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Gold Gazelle Profits dengan jumlah maksimum sebesar USD 30.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 20 Pebruari 2014 dan dikenakan bunga SIBOR +0,25% per tahun.
Pada tanggal 18 Desember 2014, perjanjian di atas telah diperbaharui dengan tanggal jatuh tempo
menjadi 20 Pebruari 2016.
Lucky Heights Resources Limited
Pada tanggal 20 Pebruari 2013, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Lucky Heights Resources Limited dengan jumlah maksimum sebesar USD 30.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga SIBOR +0,25% per tahun dan tanpa jadual pengembalian yang pasti.
Pada tanggal 10 Juli 2014, perjanjian di atas telah diperbaharui dengan maksimum pinjaman
menjadi USD 43.500.000.
Pada tanggal 7 Desember 2014, perjanjian di atas telah diperbaharui dengan tanggal jatuh tempo menjadi 7 Desember 2016.
Ortega Management Limited
Pada tanggal 18 Juli 2014, Perusahaan memperoleh pinjaman modal usaha dari Ortega
Management Limited dengan jumlah maksimum sebesar USD 30.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 Januari 2017 dan dikenakan bunga SIBOR +0,25% per tahun.
Seluruh utang jangka panjang pihak ketiga didenominasi dalam Dolar Amerika Serikat.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
43
14. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Perusahaan dan Entitas Anak (STA) telah mencadangkan beban imbalan kerja yang mencakup seluruh karyawan yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan persyaratan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003. Jumlah karyawan Perusahaan yang berhak mendapatkan manfaat ini adalah sebanyak 1.216 dan 1.233 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Jumlah karyawan STA yang berhak mendapatkan manfaat ini adalah sebanyak 232 dan 138 pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
Imbalan kerja karyawan Perusahaan dihitung oleh aktuaris independen PT Dian Artha Tama dan
untuk STA dihitung oleh aktuaris independen PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan asumsi utama sebagai berikut:
Tingkat bunga teknis: 8%-9% per tahun (2013: 8%-9%) Tingkat kenaikan gaji: 6% per tahun Umur pensiun: 55 tahun Uang pensiun dini: 0%-5% dari umur pensiun Tingkat pengunduran diri: 5% masing-masing pada usia 40-44 tahun dan kemudian menurun
secara linier menjadi 0% pada usia diatas 51 tahun Tingkat pensiun normal: 100%
Rincian mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
2015 2014
Saldo awal 20.252.065.745 14.174.459.212
Beban imbalan kerja 825.225.434 6.232.983.033
Realisasi pembayaran manfaat (124.444.500) (155.376.500)
Saldo akhir 20.952.846.679 20.252.065.745
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
44
15. MODAL SAHAM
Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Jumlah Persentase Jumlah
saham/ pemilikan/ modal disetor/
Number of Percentage of Total paid-up
shares ownership capital
%
PT Panasia Synthetic Abadi 686.000.000 44,76% 343.000.000.000
Mercury Capital International Inc 350.200.000 22,85% 175.100.000.000
Prime Invesco Limited 341.788.300 22,30% 170.894.150.000
Awong Hidjaja 36.400.000 2,38% 18.200.000.000
Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 118.182.700 7,71% 59.091.350.000
Jumlah 1.532.571.000 100,00% 766.285.500.000
2015
Nama pemegang saham
Jumlah Persentase Jumlah
saham/ pemilikan/ modal disetor/
Number of Percentage of Total paid-up
shares ownership capital
%
PT Panasia Synthetic Abadi 686.000.000 44,76% 343.000.000.000
Mercury Capital International Inc 350.200.000 22,85% 175.100.000.000
Prime Invesco Limited 341.788.300 22,30% 170.894.150.000
Awong Hidjaja 36.400.000 2,38% 18.200.000.000
Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 118.182.700 7,71% 59.091.350.000
Jumlah 1.532.571.000 100,00% 766.285.500.000
2014
Nama pemegang saham
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
45
16. AGIO SAHAM
Akun ini merupakan jumlah selisih lebih penerbitan saham di atas nilai nominal dengan mutasi sebagai berikut:
Jumlah
Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum perdana masyarakat tahun 1990 75.250.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1991 (57.000.000.000)
Penawaran umum terbatas kepada pemegang saham tahun 1993 76.000.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1996 (76.000.000.000)
Penerbitan saham baru sehubungan dengan konversi hutang tahun 2004 4.325.500.000
Saldo agio saham pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 22.575.500.000
17. PENJUALAN NETO
Rincian penjualan neto adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Lokal 196.299.306.198 250.312.321.198
Ekspor 68.444.763.259 85.114.414.538
Retur dan potongan penjualan (7.435.719.541) (1.836.736.292)
Jumlah 257.308.349.916 333.589.999.444
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
46
18. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: Maret 2015 Maret 2014
Persediaan bahan baku
Awal tahun 23.496.068.326 30.181.384.747
Pembelian 139.986.057.045 212.801.881.958
Sub-jumlah 163.482.125.371 242.983.266.705
Biaya pengiriman 759.572.230 571.972.641
Biaya lainnya - -
Bahan baku yang tersedia untuk di pakai 164.241.697.601 243.555.239.346
Akhir Tahun (24.988.360.474) (26.588.597.153)
Bahan baku yang digunakan 139.253.337.127 216.966.642.193
Tenaga kerja langsung 19.962.321.254 16.566.939.808
Biaya pabrikasi 94.654.174.075 91.451.186.659
Jumlah biaya produksi 253.869.832.456 324.984.768.660
Persediaan barang dalam proses:
Awal tahun 33.853.025.670 25.038.693.588
Akhir tahun (34.528.899.883) (28.056.160.589)
Beban pokok produksi 253.193.958.243 321.967.301.659
Persediaan barang jadi:
Awal tahun 97.302.373.114 87.208.379.171
Pembelian 3.859.300.210 7.815.905.296
Akhir tahun (88.263.367.083) (73.749.798.046)
Beban pokok penjualan 266.092.264.484 343.241.788.080
19. BEBAN PENJUALAN
Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Pengiriman 3.649.350.406 4.269.306.288
Administrasi penjualan 868.940.114 1.076.004.065
Gaji dan tunjangan 427.167.578 337.605.031
Lain-lain 87.349.832 267.422.711
Jumlah 5.032.807.930 5.950.338.095
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
47
20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
Catatan Maret 2015 Maret 2014
Gaji dan tunjangan 6.118.914.342 3.495.099.769
Beban imbalan kerja 14 825.225.434 -
Makanan dan minuman 903.009.482 1.272.083.453
Iuran, sumbangan dan perjamuan 571.449.483 663.744.342
Pajak dan perijinan 156.785.381 1.247.913.785
Penyusutan 9 739.747.180 507.487.574
Perjalanan dinas 878.801.522 751.217.313
Keperluan kantor 461.345.169 286.605.508
Alat tulis, cetakan dan benda pos 196.089.011 138.476.566
Telepon, listrik dan air 1.215.086.816 1.012.469.902
Beban sewa 333.781.500 -
Jasa profesional 358.605.000 97.300.000
Asuransi - 65.470.344
Lain-lain 850.455.526 457.809.626
Jumlah 13.609.295.846 9.995.678.182
21. PENGHASILAN DAN BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Rincian penghasilan operasional lainnya adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Keuntungan kurs mata uang asing, neto - 71.922.857.784
Sewa - 80.000.000
Keuntungan penjualan aset tetap 14.868.352 -
Lain-lain (614.712) 2.272.832.388
Jumlah 14.253.640 74.275.690.172
Rincian beban operasional lainnya adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Kerugian kurs mata uang asing, neto 95.773.148.422 -
Beban penghapusan piutang - (7.781.358)
Lain-lain 18.503.451 -
Jumlah 95.791.651.873 (7.781.358)
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
48
22. BEBAN KEUANGAN
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Beban bunga:
Pinjaman bank 1.677.307.789 1.740.055.539
Lainnya 1.641.260.926 391.830.000
Administrasi dan provisi bank 81.648.272 285.439.828
Jumlah 3.400.216.987 2.417.325.367
23. PERPAJAKAN
Pajak dibayar dimuka
Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai neto masing-masing sebesar Rp 98.615.762.951 dan Rp 27.576.778.850 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
Aset pajak kini
Akun ini merupakan piutang atas kelebihan pembayaran pajak Perusahaan masing-masing sebesar
Rp 7.209.503.689 dan Rp 7.422.872.486 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
Utang pajak
Rincian utang pajak terdiri dari:
Maret 2015 Desember 2014
Pajak penghasilan:
Pasal 4(2) 643.965.687 897.251.639
Pasal 21 377.941.624 344.692.906
Pasal 23 62.778.298 60.736.029
Pasal 26 4.464.708 28.916.701
Jumlah 1.089.150.317 1.331.597.275
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
49
23. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan laba kena pajak (rugi fiskal) adalah sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Laba (rugi) sebelum pajak
menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian (126.535.232.657) 46.369.838.586
Ditambah:
Rugi sebelum pajak entitas anak yang
dikonsolidasi 8.775.511.410 5.138.022.254
Amortisasi goodwill - -
Laba (rugi) sebelum pajak (117.759.721.247) 51.507.860.840
Perbedaan waktu:
Beban manfaat karyawan 700.780.934 (19.042.000)
Penyisihan piutang ragu-ragu - -
Keuntungan penjualan aset tetap 25.750.697 -
Perbedaan penyusutan komersial
dan fiskal 911.216.890 (624.180.583)
Sub-jumlah 1.637.748.521 (643.222.583)
Perbedaan tetap:
Beban pajak 18.498.083 -
Kenikmatan karyawan 95.317.694 93.914.337
Sumbangan 186.800.000 78.088.400
Penghasilan sewa - (80.000.000)
Penghasilan bunga (21.580.165) (104.781.797)
Beban penyusutan tidak diakui fiskal 117.132.273 -
Lain-lain 5.350.675.451 77.416.400
Sub-jumlah 5.746.843.336 64.637.340
Rugi fiskal tahun berjalan (110.375.129.390) 50.929.275.597
Kompensasi kerugian fiskal tahun:
2009 (6.987.950.957) (10.650.278.632)
2010 (22.986.324.296) (26.586.651.920)
2013 (283.938.063.892) (283.938.063.892)
2014 (175.819.860.627) -
Akumulasi rugi fiskal (600.107.329.162) (270.245.718.847)
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
50
23. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Pajak kini (Lanjutan) Aset pajak kini dihitung sebagai berikut:
Maret 2015 Maret 2014
Beban pajak kini - -
Dikurangi pajak penghasilan dibayar dimuka:
Pasal 22 - 7.725.527.370
Pasal 23 - 554.708.102
Sub-jumlah - 8.280.235.472
Aset pajak kini - (8.280.235.472)
Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan waktu antara laporan keuangan
jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajak. Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dikreditkan
(dibebankan) (dibebankan)
ke laporan ke laporan
1 Januari laba rugi 31 Desember laba rugi 31 Maret
2014 komprehensif 2014 komprehensif 2015
Aset (liabilitas)
pajak tangguhan:
Perusahaan
Kerugian fiskal 106.983.633.564 17.265.080.204 124.248.713.768 25.778.118.522 150.026.832.290
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 3.275.086.647 1.237.838.154 4.512.924.801 136.351.109 4.649.275.910
Penyisihan penurunan
nilai piutang 686.981.173 - 686.981.173 - 686.981.173
Penyusutan aset tetap (57.142.763.467) (16.568.145.217) (73.710.908.684) 148.994.138 (73.561.914.546)
Jumlah aset (liabilitas)
pajak tangguhan 53.802.937.917 1.934.773.141 55.737.711.058 26.063.463.769 81.801.174.827
Entitas Anak
Kerugian fiskal 5.323.378.222 2.235.493.385 7.558.871.607 2.364.831.282 9.923.702.889
Penyusutan aset tetap (561.223.052) (336.149.257) (897.372.309) (238.095.987) (1.135.468.296)
Liabilitas imbalan kerja
karyawan 268.528.155 320.407.605 588.935.760 - 588.935.760
Jumlah aset pajak
tangguhan 5.030.683.325 2.219.751.733 7.250.435.058 2.126.735.295 9.377.170.353
Jumlah aset (liabilitas) pajak tangguhan, neto 58.833.621.242 4.154.524.874 62.988.146.116 28.190.199.064 91.178.345.180
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
51
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI
2015 2014 2015 2014
Piutang usaha
PT Novawool 4.246.957.361 5.134.915.863 0,10% 0,12%
PT Panasia Synthetic Abadi - - 0,00% 0,00%
Jumlah 4.246.957.361 5.134.915.863 0,10% 0,12%
Piutang lain-lain jangka panjang
PT Novawool 11.734.370.500 9.709.370.500 0,26% 0,23%
PT Panasia Filament Inti Tbk 6.029.341.704 5.854.341.704 0,14% 0,14%
Epi Sapari Daskin 78.750.000 78.750.000 0,00% 0,00%
Ardento Chandra 75.000.000 75.000.000 0,00% 0,00%
PT Gunung Slamet Makmur - 65.554.803 0,00% 0,00%
Dennis Ardento Chandra 15.000.000 15.000.000 0,00% 0,00%
Jumlah 17.932.462.204 15.798.017.007 0,40% 0,37%
Utang usaha
PT Novawool 137.294.182 - 0,00% 0,00%
PT Panasia Filament Inti Tbk 2.650.925.650 2.692.800 0,07% 0,00%
Jumlah 2.788.219.832 2.692.800 0,07% 0,00%
Utang lain-lain
PT Lintang Sapta Lestari 182.744.103.106 126.383.180.754 4,63% 3,20%
PT Gunung Slamet Makmur 3.100.000.000 - 0,08% 0,00%
PT Panasia Synthetic Abadi 125.659.650.000 82.862.650.000 3,19% 2,10%
Jumlah 311.503.753.106 209.245.830.754 7,90% 5,30%
Penjualan
PT Panasia Synthetic Abadi 14.035.738.706 64.164.309.774 5,45% 5,46%
PT Novawool 12.617.661.006 22.518.941.217 4,90% 1,92%
PT Panasia Filament Inti Tbk 19.841.631.671 17.279.034.970 7,71% 1,47%
Jumlah 46.495.031.383 103.962.285.961 18,07% 8,85%
Pembelian
PT Novawool 135.938.802 1.083.664.026 0,07% 0,14%
PT Panasia Filament Inti Tbk 5.932.000 316.109.798 0,00% 0,04%
Jumlah 141.870.802 1.399.773.824 0,07% 0,18%
Persentase dari jumlah
aset/liabilitas/penjualan/
pembelian yang
bersangkutan pada tahun-
tahun yang bersangkutan
Jumlah saldo pada tanggal-
tanggal 31 Maret 2015 dan 31
Desember 2014
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
52
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. 8,84% dan 9,77% dari jumlah penjualan neto masing-masing pada tahun 2014 dan 2013,
merupakan penjualan kepada pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
b. 0,19% dan 0,64% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2014 dan 2013,
merupakan pembelian dari pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
c. Piutang dan utang kepada pihak berelasi timbul karena pembayaran terlebih dahulu beban
pihak berelasi atau Perusahaan yang tidak dikenakan bunga dan jadual pengembalian yang pasti.
d. Entitas Anak (STA) memperoleh pinjaman dari PT Lintang Sapta Lestari sebesar
Rp 182.744.103.106 dan Rp 126.383.180.754 pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Pinjaman ini tanpa bunga dan jadual pengembalian yang pasti.
e. Aset tetap tertentu milik PT Novawool berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank kepada BRI (Catatan 12). f. PT Panasia Synthetic Abadi merupakan penjamin atas pinjaman bank Perusahaan kepada
BRI (Catatan 12).
Hubungan dengan pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Pihak yang berelasi Sifat hubungan
PT Panasia Filament Inti Tbk Kesamaan pemegang saham PT Novawool Kesamaan pemegang saham PT Sarana Logam Unggul Kepemilikan atas saham PT Sinar Tambang Arthalestari Kepemilikan atas saham Novatex International Limited Pemegang saham PT Panasia Synthetic Abadi Pemegang saham PT Lintang Sapta Lestari Pemegang saham Entitas Anak
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
53
25. INFORMASI SEGMEN
Segmen usaha
Untuk tujuan pelaporan manajemen, Grup dibagi dalam dua kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: polimerisasi, twisting, spinning dan pertambangan.
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
Polimerisasi, twisting
dan spinning Pertambangan Jumlah
PendapatanPenjualan, neto 257.308.349.916 - 257.308.349.916
Hasil segmen (8.783.914.568) - (8.783.914.568)
Beban usaha 10.428.985.933 8.213.117.843 18.642.103.776
Rugi usaha (19.212.900.501) (8.213.117.843) (27.426.018.344)
Beban bunga dan
keuangan, neto (3.400.216.987)
Penghasilan lain-lain, neto (95.708.997.326)
Rugi sebelum pajak (126.535.232.657)
Beban pajak 28.190.199.064
Rugi neto (98.345.033.593)
Informasi segmen lainnya
Pengeluaran modal 1.024.736.030 184.710.196.834 185.734.932.864
Penyusutan 13.198.576.178 344.140.408 13.542.716.586
2015
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
54
25. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Segmen usaha (Lanjutan)
Polimerisasi, twisting
dan spinning Pertambangan Jumlah
PendapatanPenjualan, neto 1.175.464.356.704 - 1.175.464.356.704
Hasil segmen (34.522.663.105) - (34.522.663.105)
Beban usaha 45.975.305.761 22.715.385.990 68.690.691.751
Rugi usaha (80.497.968.866) (22.715.385.990) (103.213.354.856)
Beban bunga dan
keuangan, neto (8.812.691.244)
Beban lain-lain, neto 2.390.264.440
Rugi sebelum pajak (109.635.781.660)
Beban pajak 4.154.524.874
Rugi neto (105.481.256.786)
Informasi segmen lainnya
Pengeluaran modal 20.029.113.014 2.551.958.522.793 2.571.987.635.807
Penyusutan 60.488.693.322 813.544.476 61.302.237.798
2014
Polimerisasi, twisting
dan spinning Pertambangan Jumlah
Aset segmen 678.310.037.880 3.066.672.589.518 3.744.982.627.398
Aset yang tidak dapat dialokasikan 716.576.383.178
Jumlah aset 4.461.559.010.576
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 3.945.266.353.874
Jumlah liabilitas 3.945.266.353.874
2015
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
55
25. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Polimerisasi, twisting
dan spinning Pertambangan Jumlah
Aset segmen 789.263.628.972 2.683.946.450.444 3.473.210.079.416
Aset yang tidak dapat dialokasikan 816.191.846.530
Jumlah aset 4.289.401.925.946
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 3.945.266.353.874
Jumlah liabilitas 3.945.266.353.874
2014
Segmen geografis
Berikut ini adalah jumlah penjualan Grup berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat produksinya barang:
Maret 2015 Maret 2014
Pasar geografis
Indonesia 188.863.586.657 248.475.584.906
Amerika 41.482.254.998 23.520.222.342
Asia 11.570.197.473 17.962.392.647
Afrika 505.638.807 31.203.088.401
Eropa 14.886.671.981 12.272.833.926
Timur Tengah - 155.877.222
Jumlah 257.308.349.916 333.589.999.444
26. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata uang asing Ekuivalen dalam Rp Mata uang asing Ekuivalen dalam Rp
Aset
Kas dan setara kas USD 281.660,46 3.685.245.461 1.378.935,65 17.153.959.485
EUR 1.023,04 14.491.116 1.023,04 15.481.941
Piutang usaha USD 8.055.675,80 105.400.462.122 8.787.154,34 109.312.199.990
Jumlah aset 109.100.198.699 126.481.641.416
20142015
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
56
26. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
Mata uang asing Ekuivalen dalam Rp Mata uang asing Ekuivalen dalam Rp
Liabilitas
Utang usaha USD 10.291.633,00 134.655.726.214 11.832.583,32 147.197.336.501
EUR 35.366,93 500.964.117 19.921,65 301.479.708
CHF 61,14 826.417 1.807,27 22.740.571
SGD 9.448,66 89.838.275 5.327,97 50.200.719
JPY 30.569,92 3.330.593 63.870,71 6.658.445
Utang lain-lain USD 1.251.490,80 16.374.505.627 1.252.120,80 15.576.382.752
EUR - - - -
Biaya yang masih harus dibayar USD 13.984,00 182.966.656 13.984,00 173.960.960
Pinjaman bank jangka panjang USD 7.229.140,94 94.586.080.044 8.252.719,00 102.663.824.360
Utang lain-lain jangka panjang USD 88.580.000,00 1.158.980.720.000 85.302.415,21 1.061.162.045.245
Jumlah liabilitas 1.405.374.957.943 1.327.154.629.261
Liabilitas, neto (1.296.274.759.244) (1.200.672.987.845)
20142015
27. INSTRUMEN KEUANGAN
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
2015 2014 2015 2014
Aset keuangan
Kas dan setara kas 12.270.958.757 34.662.879.595 12.270.958.757 34.662.879.595
Piutang usaha 125.613.747.864 121.395.687.696 125.613.747.864 121.395.687.696
Piutang lain-lain 3.152.181.197 2.686.931.331 3.152.181.197 2.686.931.331
Jumlah 141.036.887.818 158.745.498.622 141.036.887.818 158.745.498.622
Liabilitas keuangan
Utang usaha 186.498.205.477 192.436.417.861 186.498.205.477 192.436.417.861
Utang lain-lain 359.473.745.352 236.187.469.169 359.473.745.352 236.187.469.169
Biaya yang masih harus dibayar 14.445.420.229 21.053.252.137 14.445.420.229 21.053.252.137
Pinjaman bank jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun 50.100.480.844 56.856.323.360 50.100.480.844 56.856.323.360
Jumlah 610.517.851.902 506.533.462.527 610.517.851.902 506.533.462.527
Nilai tercatat Nilai wajar
Nilai wajar instrumen keuangan adalah jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi kini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, bukan di dalam penjualan yang dipaksakan atau likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
57
27. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang usaha dan lain-lain, utang usaha dan lain-lain, biaya
masih harus dibayar dan pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
28. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Aset keuangan utama Grup meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan lain-lain. Grup juga
mempunyai liabilitas keuangan seperti utang usaha dan lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan pinjaman bank jangka panjang.
Kebijakan Grup adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya.
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas
Grup dibiayai melalui pinjaman bank jangka panjang dan pinjaman lainnya, seperti kredit dan uang
muka dari pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi.
Oleh karena itu, Grup terekspos terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terkait terutama terhadap liabilitas pinjaman jangka panjang dan aset dan liabilitas berbunga. Grup memiliki kebijakan untuk mendapatkan suku bunga tersedia yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan risiko mata uang asing mereka.
Instrumen keuangan Grup yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen
tingkat bunga tetap), risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang) dan instrumen tanpa bunga adalah sebagai berikut:
Bunga
mengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah
Aset keuangan
Kas dan setara kas 11.615.356.231 - 655.602.526 12.270.958.757
Piutang usaha - - 125.613.747.864 125.613.747.864
Piutang lain-lain - - 3.152.181.197 3.152.181.197
Liabilitas keuangan
Utang usaha - - 186.498.205.477 186.498.205.477
Utang lain-lain - - 359.473.745.352 359.473.745.352
Biaya yang masih harus dibayar - - 14.445.420.229 14.445.420.229
Pinjaman bank jangka panjang 2.157.228.115.071 44.485.600.000 - 2.201.713.715.071
Utang jangka panjang - 1.158.980.720.000 - 1.158.980.720.000
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
58
28. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Risiko mata uang
Grup terekspos terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing terutama dalam Rupiah Indonesia, Franc Swiss, Yen Jepang, Dolar Singapura, Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa pada biaya-biaya tertentu, aset dan liabilitas yang timbul dari operasi sehari-hari.
Grup menggunakan aset dalam mata uang asing sebagai lindung nilai alami terhadap liabilitas
dalam mata uang asing. Pada tanggal pelaporan, eksposur Grup untuk risiko nilai tukar mata uang asing adalah signifikan dikarenakan sebagian besar transaksi mereka adalah dalam mata uang asing lainnya.
Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan suatu simulasi sederhana, jika Rupiah
menguat/melemah sebesar 10% terhadap mata uang asing lainnya dengan semua variabel lainnya konstan, rugi Grup sebelum pajak untuk tahun yang bersangkutan akan menjadi sekitar Rp 120.067.298.785 lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat dari keuntungan/kerugian kurs translasi atas liabilitas moneter bersih dalam mata uang asing lainnya. Tidak ada dampak terhadap ekuitas Perusahaan.
Risiko kredit
Risiko kredit yang dihadapi oleh Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Grupmemiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Grup akan
menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi Grup, cadangan spesifik dapat dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih.
Untuk menekan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran semua produk kepada
pelanggan yang terlambat dan/atau gagal bayar.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, nilai maksimal eksposur risiko kredit Grup tercermin dari nilai tercatat masing-masing kelompok aset keuangan yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
59
28. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Risiko likuiditas
Grup mengelola likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan bank yang cukup, dan ketersediaan pendanaan melalui kecukupan jumlah pinjaman yang diterima.
Grup secara teratur mengevaluasi arus kas proyeksi dan aktual dan terus menerus memantau
kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi kesempatan dalam melakukan penggalangan dana. 29. RENCANA BISNIS
Dalam menghadapi kondisi bisnis, manajemen tetap berhati-hati (prudent) dalam mengelola dan menjalankan operasional dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perusahaan masih melanjutkan usaha di bidang textil, dengan mempertahankan kapasitas
produksi yang sudah terpasang. b. Meningkatkan marjin laba dengan memproduksi benang-benang khusus yang tidak diproduksi
oleh perusahaan lain, sehingga persaingan usaha dapat di hindari. c. Pada tahun 2015, Perusahaan masih berkonsentrasi pada pengembangan investasi di bidang
industri semen pada entitas anak yaitu PT Sinar Tambang Artha Lestari. Dimana direncanakan sudah mulai berproduksi dan di pasarkan.
d. Dalam menghadapi gejolak ekonomi dengan tidak stabilnya mata uang asing, Perusahaan
akan lebih berhati-hati dan diharapkan nilai tukar mata uang asing akan semakin membaik.
Manajemen memiliki perkiraan yang beralasan bahwa Grup berada di posisi tepat untuk mengelola risiko bisnis dengan sukses meskipun adanya ketidakpastian pola ekonomi saat ini dan percaya bahwa Grup memiliki sumber yang cukup dalam melanjutkan operasi untuk masa depan. Oleh karena itu, Grup tetap mengadopsi dasar kelanjutan usaha dalam menyiapkan laporan keuangan.
30. PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ATAS AKTIVITAS INVESTASI NONKAS
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Grup mempunyai transaksi nonkas untuk aktivitas investasi yang tidak termasuk dalam laporan arus kas konsolidasian dengan rincian sebagai berikut:
2015 2014
Aktivitas investasi dan pendanaan yang
tidak mempengaruhi arus kas:
Reklasifikasi uang muka
pembelian aset tetap
ke aset tetap - 724.403.247.150
Reklasifikasi aset dalam penyelesaian
ke aset tetap - 204.101.667.435
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 31 MARET 2015
(Dengan Angka Perbandingan 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2014) Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
60
31. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan pada tanggal 28 April 2015.
**PT_PIR,28APRIL2015_KONS_IND**