psikologi perkembangan anak kkkk

17
A. Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal (2 6 Tahun) Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan sosio-emosionl. Pada masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan fungsi fisik yang semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang penuh dengan variasi sesuai dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan pribadi anak. Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang tertentu. Pertumbuhan tesebut terjadi secara bertahap atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakalanya cepat adakalanya lambat. 1) Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan Pertumbuhan masa kanak-kanak awal tidak terjadi sepesat pada masa bayi (Santrock, 2002; Monks dkk, 1998). Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir. Postur tubuh anak pada masa kanak-kanak awal meliputi: 1) Gemuk (Endomorfik) 2) Berotot (mesomorfik) 3) Relative kurus (etomorfik) Besar kecilya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurka oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang terletak didasar sebelah bawah otak.Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan tinggi tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung secara rata-rata, pola ini dapat menggambarkan pertumbuhan anak pada usia tertentu. hal ini dipenganruhi oleh faktor dari dalam (gen) dan faktor dari luar seperti asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan tinggi badan. Perbandingan tubuhnya sangat berubah tidak lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri pertumbuhan kanak-kanak awal yaitu: 1. Pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang 2. Tubuh cenderung berbentuk kerucut 3. Perut yang rata (tidak buncit) 4. Dada lebih bidang dan rata

Upload: wij060788

Post on 16-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Anak

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

A. Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal (2 – 6 Tahun)

Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan

sosio-emosionl. Pada masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan

fungsi fisik yang semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang

penuh dengan variasi sesuai dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan

pribadi anak. Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang tertentu.

Pertumbuhan tesebut terjadi

secara bertahap atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakalanya cepat

adakalanya lambat.

1) Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal

a. Pertumbuhan tinggi dan berat badan

Pertumbuhan masa kanak-kanak awal tidak terjadi sepesat pada masa bayi (Santrock,

2002; Monks dkk, 1998). Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata

anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun.

Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir. Postur

tubuh anak pada masa kanak-kanak awal meliputi:

1) Gemuk (Endomorfik)

2) Berotot (mesomorfik)

3) Relative kurus (etomorfik)

Besar kecilya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan juga factor

lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan

fisik yang dikelurka oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang

terletak didasar sebelah bawah otak.Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan

tinggi tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap

mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung secara rata-rata, pola ini dapat menggambarkan

pertumbuhan anak pada usia tertentu. hal ini dipenganruhi oleh faktor dari dalam (gen) dan

faktor dari luar seperti asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan tinggi badan.

Perbandingan tubuhnya sangat berubah tidak lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri

pertumbuhan kanak-kanak awal yaitu:

1. Pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang

2. Tubuh cenderung berbentuk kerucut

3. Perut yang rata (tidak buncit)

4. Dada lebih bidang dan rata

Page 2: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

5. Bahu lebih luas dan lebih persegi

6. Gumpalan Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus

7. Tangan dan kaki tumbuh lebih besar

Bukan hanya perubahan pada bagian tubuh saja akan tetapi tulang dan otot anak

mengalami tingkat pengerasan yang bervariasi pada bagian-bagian tubuh yaitu meliputi ;otot

menjadi lebih besar, lebih kuat dan berat, anak lebih kurus walaupun berat bertambah, selama

4 – 6 bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir yakni geraham

belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal yakni gigi seri

tengah yang pertama kali lepas dan digantikan gigi tetap. Akhir dari masa kanak-kanak awal

biasanya anak memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi

tetap akan muncul.

b. Perkembangan motorik pada masa kanak-kanak awal

Awal masa kanak-kanak merupakan periode vital dalam mempelajari ketrmpilan tertentu,

karena menurut Hurlock (1992) ada tiga alasan, yakni:

1) Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan snang hati mau mengulang suatu aktivitas

sampai terampil. Contohnya: seorang anak yang diajnakari oleh orang tuanya memanggil

ibunya dengan sebutan mama, maka anak itu akan terbiasa dan memanggil ibunya dengan

sebutan mama secara berulang-ulang.

2) Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut kalau mengalami sakit

atau diejek teman-teman sebagai mana yang ditakuti oleh anak yang lebih besa. Contohnya:

ketika seorang akan tampil disebuah pentas dia akan dengan senang hati tanpa malu-malu

atau tanpa takut salah akan lebih percaya diri dibandingkan anak dewasa yang sudah

mengenal rasa malu.

3) Anak akan mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka, masih lentur dan ketrampilan

yang dimiliki lebih sedikit, sehingga ketrampilan yang sudah dikuasai tidak mengganggu

ketrampilan yang sudah ada. Contohnuya: ketampilan dalam menari tidak mengganggu atau

tidak mempengaruhi ketrampilan dalam berbicara.

Ketrampilan umum yang sering dilakukan anak-anak biasanya menyangkut ketrampilan

tangan dan kaki contoh: ketrampilan dalam aktifitas makan dan berpakaian sendiri dimulai

pada masa bayi dan disempurnakan pada masa kanak-kanak awal . kemajuan terbesar

kemampuan berpakaian antara usia 1,5 dan 3,5 sehingga pada masa taman kanak-kanak (TK)

mereka sudah dapat berpakaian sendiri, menggikat tali sepatu, dan menyisir rambut dengan

sedikit bantuan. Antara usia 5 dan 6 tahun anak-anak sudah pandai melempar dan menagkap

bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat atau plastisin,

Page 3: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

menggambar menggunakan pensil dan mewarnai gambar. Ketrampilan kaki mulai dilakukan

dengan gerakan-gerakan kaki. Usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat,

dan mereka sudah dapat memanjat. Antara usia 3-4 tahun anak dapat mempelajari sebuah

sepeda roda tiga, berenang, lompat tali,keseimbangan tubuh dalam berjalan diatas dinding

atau pagar, sepatu roda, bermain es batu, menari.

2) Perkembangan Intelektual pada Masa Kanak-kanak Awal

a. Perkembangan Kognitif

Pada masa kanak-kanak awal, anak berfikir konfergen menuju suatu jawaban yang paling

mungkin dan yang paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut perkembangan kognitif

piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembngan praorerasional (2-

7 tahun), istilah praoperasional menunjukkkan pengertian belum matangnya cara kerja

pikiran. Pemikiran pada tahap praoprasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan

baik (santrock, 2002),yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental

secara logis. Adapun cirri-ciri berfikir pada tahap praoprasional adalah sebagai berikut:

a. Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sebagai akibatnya,anak mulai mampu bermain pura

(pretend play), dismping itu penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis.

b. Terjadi tingkah laku imitasi;anak suka melakukan peniruan besar-besaran, terutama pada

kakak atau teman yang lebih besar usianya dan dari jenis kelaminnya sama.Tingkah laku

immitasi ini dilakukan secara langsung maupuan tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda,

anak setelah melihat tingkah laku orang lain,tidak langsung menirukan, melainkan ada

rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.

c. Cara bepikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara

perspektif (sudut pandang) seseorang dengan perspektif orang lain (santrock,2002). Sebagai

contoh, ketika mary ditelfon ayahnya dan ditanya apakah ibunya ada, mery mengangguk-

angguk. Dalam hal ini mary tidak dapat mengerti bahwa anggukannya tidak dapat dilihat oleh

ayahnya yang ada di suatu tempat yang jauh dari dirijnya.

d. Cara berfikir anak centralized, yaitu terpusat pada satu dimensi saja (monks dkk.,1998).

Sebagai contoh, pada suatu eksperimen, anak dipertunjukkan dua gelas A dan B yang sama

diameter dan tingginya, pad kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya, kemudian

anak ditanjya air jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka

anak dengan cepat akan menjawab : “sama banyaknya”. Jawaban ini didasarkan pada

pandangan tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ditariknya dari

Page 4: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

permukaan air jeruk yang ada didalam gelas A dan gelas B. setelah itu dengan disaksikan

anak, aor jeruk yang ada digelas B ditungkan digelas C yang diameternya lebih kecil, tetapi

lebih tinggi, kermudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak antara air jeruk gelas A

dengan gelas C. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, anak akan menjawab air jeruk

di gelas C lebih banyak, karna permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan

dimensi lebar gelas, dan hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas.cara berfikir seperti

ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.

e. Berpikir tidak dapat dibalik ; operasi logis anak pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai

contoh Adi ditanya: “Adi, kamui punya saudara tidak?”, jawab adi:”punya”. Setelah itu Adi

ditanya lagi, “siapa nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi adi

ditanya:”Apakah M ita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: ”tidak”. Dalam hal ini Adi

tidak sadar bahwa dirinyalah saudar Mita (Monks dkk.,1998)

f. Berfikir terarah statis; artinya dalam berfikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika

proses terjadinya sesuatu.

b. Perkembangan Bahasa dan Bicara

Perkembngan bahasa dipengaruhi Teori Belajar Sosial, yakni anak belajar dengan model-

model yang ada diligkungannya. Melalui imitasi dan respon dari lingkungan, akhirnya anak

menguasai ketrampilan bicara. Sedangakan menurut Chomsky, perkembangan bahasa anak

terjadi karena factor pembawaan; bahwa anak lahir sudah disertai dengan LAD (Language

Acquisition Device) yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang

tidak ditemukan dari lingkungannya. Bahasa dibutuhkan untuk komunikasi dengan dunia

luar. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa tutur kata yang dapat dimengerti oleh sesama

manusia.

Menurut Karl Buhler (Monks dkk., 1992) ada 3 faktor yang meneentukan dalam teori

bahasa, yakni:

1. Kundgabe (Appele), yakni fungsi bahasa untuk menyatakan apa yang terjadi dalam si

pembicara, misalnya anak menjerit ketakutan atau bersorak gembira, ini merupakan fungso

Kungabe yang dapat menimbulkan fungsi Auslosung.

2. Auslosung (Ausdruck), yakni fungsi untuk menimbulkan reeaksi social, misalnya mengajak

pergi ketoko atau kesekolah. Dalam hubungannya dengan orang lain, ternyata fungsi yang

pertama (Aulosung) juga dapat menimbulkan reaksi social, missal anak menjerit akan

Page 5: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

menimbulkan reaksi terkejut dari orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa Kungabe memiliki

hubungab dengan Auslosung.

3. Darstellung, yakni fungsi untuk melukiskan suatu keadaan secara obyektif, meletakkan atau

mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lain,dapat memformulasi ide-ide. Hal-

hal tadi merupakan sifat-sifat manusia yang spesifik dan hanya manusia yang dapat

mengadakan Darstellung.

Menurut Karl Buhler seorang anak harus memiliki tiga fungsi tersebut karna

perkembangan anak dipengaruhi imitasi. Jadi bila tidak ada yang ditiru, maka tidak ada input

perkembangan bahasa. Selin itu juga harus ada respon dari lingkungan sektar untuk

menanggapi tingkah laku anak.

3) Perkembangan Sosio-emosional pada Masa Kanak-kanak Awal

Banyak keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan perkembangan social selama

masa kanak-kanak awal atau tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembngan social

emosional anak-anak prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area

lainya, seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.

a) Elemen-elemen Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan

Dalam bermain anak mengalami perubahan dari permainan solitair, parallel, sampai

kepermainan asosiatif. Dari bermain anak belajar sejumlah peraturan social.

b) Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta implikasinya pada pendidikan

Anak pada masa kanak-kanak awal menurut perkembangan psikososial Erikson berada pada

tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu, serta perkemnbangan inisiatif vs

rasa bersalah.

c) Perasaan tentang diri (self) dan implikasinya pada pendidikan

Perkembangan self diawali dari perasaan diri secara fisik seperti „saya adalah anak

perempuan‟, „saya berambut panjang „, kemudian berkembang menjadi perasaan diri yang

lebih bersifat psikologis, seperti „saya pandai meklompat‟, „saya disenagi orang banyak‟.

Perkembangan self yang baik akan meningkatkan self-esteem yang positf anak yang memiliki

self-esteen positif akan lebih berprestasi, lebihpercaya diri dan lebih mandiri serta ramah.

d) Hubungan teman sebaya,serta implikasinya pada pendidikan

Anak yang popular terbukti memiliki keterampilan social yang lebih tinggi disbanding anak

yang populer. Anak yang populer terlibat dengan hubungan teman sebaya yang lebih

kompleks,dan hal ini lebih menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan

kognitifnya.

Page 6: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

e) Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan

Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu mengatakan secara verbal akan mencoba

menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan

perasaannya untuk menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting

bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.

f) Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan

Perilaku prososial dapat berkembang apabila anak diajarkan untuk berfikir dengan cara

sudut pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.

g) Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada pendidikan

Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, susah menjadi malu,

kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak perlu belajar bagaimana cara

mengekspresikan emosinya, tetapi perlu belajar mengendalikannya.

h) Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan

Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender yang

salah , seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan

penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang berkembangnya

stereotipi tentang gender yang salah, serta mendengar, serta mendorong anak-anak bermain

secara lintas gender.

B. Perkembangan Masa Kanak-kanak Tengah dan Akhir (6 – 12 Tahun)

Guru atau pendidik perlu memahami bahwa semua siswa memiliki kebutuhan meskipun

intenskkitas kebutuhan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kebutuhan siswa

juga bervariasi sesuai dengan tahapan perkembangannya, meski pada umumnya meliputi

kebutuhan fisik, kognitif, emosi, social dan intelektual.hal ini akan menentukan bagaimana

siswa dalam masing-masing tahapan akan belajar dan berkembang sesuai dengan

kemampuannya.

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagain masa usia sekolah atau masa sekolah

dasar. Masa ini dialami annak pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa pubertas dan masa

remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang

bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar. Pada awal masuk sekolah sebagian anak

Page 7: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

mengalami gangguan keseimbangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan:

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang

anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari

berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik

meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.

a. Perkembangan Motorik Kasar

Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan

motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak

untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses

kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan

seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.

b. Perkembangan Motorik Halus

Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang

menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek

ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis,

menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

2. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam

berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan

konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak menggunakan operasi mental untuk

memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan kemampuan

mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak mampu berfikir logis

meski masih terbatas pada situasi sekarang.

Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52 - 53) tergolong pada masa

operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa

egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau

memelihara alat permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan

dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan

sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan

besar.

Page 8: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi

dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelunya. Pemahamannya tentang konsep

ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7

tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka mempunyai ide yang

lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan dapat

mengingat rute dan tanda-tanda jalan.

Keputusan tentang sebab akibat akan meningkat. Anak berinisiatif menggunakan

strategi untuk penambahan, dengan menggunakan jari-jari atau dengan benda lainnya.

Mereka juga dapat memecahkan soal cerita yang bersifat sederhana. Kemampuan

mengkategorisasi membantu anak untuk berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak dalam

tahapan operasi konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau

hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian

menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono mengonggong, anjing susi menggonggong, anjing

budi menggonggong, jadi semua anjing menggonggong.

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir anak

berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat yang

sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat

memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu benda

padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa

egonya dan mulai besifat sosial. Terjdi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai

memelihara alat permainannya.

Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih komplek

serta saling hubungannya. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang,

sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari

satu tempat ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan,

mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung. Guru diharapkan

membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya.

Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental seperti

mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya memberikan andil

dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan

berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Anak

mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek.

Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda.

Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna maupun ukuran buku.

Page 9: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

3. Perkembangan Bahasa

Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik kemampuanya dalam

memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini

perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.

Bersamaan dengan pertumbuhan perbendaharaan kata selama masa sekolah, anak –

anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan

seperti memukul, melempar, menendang atau menampar. Maka belajar tidak hanya untuk

menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan

tertentu. Area utama dalam pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunn prktis dari

bahasa untuk komunikasi. Anak kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan

jawaban yang lebih sederhana, jawaban pendek. Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah

dapat menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau pertunjukan televisi.

Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk

berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada membaca

bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan seiring

dengan perkembangan membaca. Membaca memilik peran penting dalam pengembangan

bahasa. Pada masa ini perubahan terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata. Mereka

menjadi kurang terikat dengan kegiatan dan dimensi pengamatan yang berhubungan dengan

kata, dan menjadi lebih analistis dalam hal penggunaan kata-kata. Misalnya : bila anak

diminta menyebut sebuah benda yang berhubungan dengan kaa yang didengar, misalnya

anjing, maka anak akan merespon dengan satu kata yang menunjukan penampilannya seperti

: hitam, besar, atau kepada kegiatan yang berhubungan dengan anjing seperti : duduk,

gonggongan anjing.

Anak yang lebih tua lebih sering merespon anjing denga menghubungkannya dengan

kategori binatang yang dekat atau menyukai seperti kucing. Meningkatnya kemampuan

menganilisis kata membantunya untuk mengerti yang tidak secara langsung berhubungan

dengan pengalaman pribadinya. Anak bisa membedakan antara saudara kandung dengan

saudara sepupu, desa dengan kota dan sebagainya. Demikian juga peningkatan dalam tata

bahasa. Anak bisa membandingkan, sehingga bisa mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan

sering bersifat subjektif. Anak biasanya menggunakan berbagai aturan dalam tata bahasa.

4. Perkembangan Moral

Page 10: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan,

norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat dari perilaku

moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat.

Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral orang-

orang disekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif

dan emosi anak.

Menurut Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah.

Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua menjadi

berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku.

Misalnya : bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang

lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh

karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda

ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah

bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomus.

Kohlberg memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat kedua dari perkembangan

moral masa ini sebagai tingkat moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional.

Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh Kohlberg disebut moralitas anak baik, anak

mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-

hubungan yang baik. Dalam tahap yang kedua Kohlberg menyatakan bahwa bila kelompok

sosial menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus

menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghidari penolakan kelompok dan celaan

(Hurlock, 1993 : 163).

Kohlberg (Duska dan Wehelan, 1981 : 59-61) menyatakan adanya 6 tahap

perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan : (1)

prakonvensional (2) konvensional (3) pasca konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak

peka terhadap peraturan-peraturan yang berlatarbelakang budaya dan terhadap penilaian baik

buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan. Pada

tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap

sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak peduli apapun akan akibat-

akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal,

ingin menjaga, menunjang dan memberi justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca

konvensional, ditandai dengan adanya uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral

dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas kelompok atau

Page 11: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan

termasuk kelompok itu atau tidak.

Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agama merupakan hal yang sangat penting

dalam membentuk sikap dan kepribadian anak. Misalnya : mengenalkan anak pada nilai-nilai

agama dan memberikan pengarahan terhadap anak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.

5. Perkembangan Emosi

Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Sering dan kuatnya

emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Emosi yang tidak menyenangkan

(unpleasent emotion) merugikan perkembangan anak. Sebaliknya, emosi yang menyenangkan

(pleasent emotion) tidak hanya membantu perkembangan anak, tetapi juga merupakan

sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan anak. Pergaulan yang

semakin luas dengan teman sekolah dan teman sebaya lainnya dapat mengembangkan

emosinya. Anak akan belajar untuk mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang

dapat diterima.

Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak

a. Emosi anak berlangsung relatif singkat (sebentar)

Emosi anak hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena

emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak.

b. Emosi anak kuat atau hebat

Hal ini terlihat bila anak takut, marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka akan

nampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepak hilang.

c. Emosi anak mudah berubah

Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah menjadi tertawa,

dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari

emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.

d. Emosi anak nampak berulang-ulang

Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus

mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-

ulang.

e. Respon emosi anak berbeda-beda

Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya

respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur,

Page 12: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi

secara individual.

f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya

Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan

langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya. Misalnya melamun, gelisah,

menghisap jari, sering menangis, dan sebagainya.

g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya

Suatu ketika emosi anak begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula

lemah kemudian berubah menjadi kuat.

h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional

Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak

mempertimbangkan bahwa keinginan itu baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga

tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang

tidak terjangkau oleh orang tuanya.

6. Perkembangan Sosial

Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering

disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh

lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.

a. Kegiatan bermain

Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan

bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan sebagai pengalaman

berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak

untuk berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai anak

cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi anak-anak

yang kurang diterima dikelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri.

b. Teman sebaya

Teman sebaya pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar

sekolah. Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang

bersifat positif maupun negatif. Keinginan anak untuk diterima dalam kelompoknya sangat

besar. Anak berusaha agar teman-teman dikelompoknya menyukai dirinya. Santrock (1997,

325) menyatakan bahwa anak sering berfikir: Apa yang bisa aku lakukan agar semua teman

menyukaiku? Apa yang salah padaku? Mereka berupaya agar mendapat simpati dari teman-

temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling populer di kelompoknya.

Page 13: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

Wentzal dan Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak

yang tidak populer, yaitu:

1) Anak yang diabaikan (neglected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai

teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya. Anak ini

biasanya tidak memiliki teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak

oleh teman sebayanya.

2) Anak yang ditolak (rejected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang

sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang

ditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya

mengalami problem penyesuaian diri yang serius dimasa dewasa.

3) Anak yang kontrovesi (controversial chidren) adalah anak yang sering dinominasikan

keduanya yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai (Santrock

(1997, 325)).

Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:

a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun,

biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar, dan

b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13

tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.

Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:

a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,

b. Suka memuji diri-sendiri,

c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu

dianggapnya tidak penting,

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya, dan

e. Suka meremehkan orang lain.

Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yaitu:

a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari,

b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis,

c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus,

d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah,

dan

Page 14: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama,

mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Sumber:

http://umibadriyah.blogspot.com/2013/12/perkembangan-fisik-motorik-kognitif-dan_2255.html

Gambaran Umum tentang Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek

perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.

Mata kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang

perkembangan peserta didik, sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan

yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.

Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek

perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.

Perkembangan aspek fisik

Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis

(biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,

sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan

perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti

perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam

kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Perkembangan aspek kognitif

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan

dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini

meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran,

ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang

memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua

proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari memperhatikan,

mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.

Perkembangan Aspek Psikososial

Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses

perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu

menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta

dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri,

meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan

perubahan kepribadian.

Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik

Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus

membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek

Page 15: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan

fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-

masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru

diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran

yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia

12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia

sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun),

dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).

Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang

usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok,

dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru

hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,

mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta

memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:

1. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.

2. Membina hidup sehat.

3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.

4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.

5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.

6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.

7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.

8. Mencapai kemandirian pribadi.

Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan

bantuan berupa:

1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.

2. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar

bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau

langsung dalam membangun konsep.

4. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu

menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)

Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah

menengah (SMP)

Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah

menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat

sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:

1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.

2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.

Page 16: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta

keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari

orangtua.

4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang

terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan

Tuhan.

6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai

dengan dunia sosial.

8. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan

untuk:

1. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas

topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui

kegiatan-kegiatan yang positif.

3. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau

kelompok kecil.

4. Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi

siswa.

5. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.

Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)

Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan

masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri

(ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:

1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2. Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi

oleh masyarakat.

3. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.

4. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.

5. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

6. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.

7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai

warga negara.

8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku

10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan

pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di

antaranya:

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya

penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.

2. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi

dirinya.

Page 17: Psikologi Perkembangan Anak KKKK

3. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai

dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.

4. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan

mengambil keputusan.

5. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan

penuh godaan.

6. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif,

dan positif.

7. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.

8. Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih

toleran.

9. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan

dan problem yang dihadapinya.

Masing-masing karakteristik perkembangan peserta didik sebagaimana disebutkan di atas,

akan diuraikan secara lebih luas dalam bab-bab selanjutnya.

Sumber:

http://cyber-dakhlan90.blogspot.com/2014/06/gambaran-umum-tentang-aspek-aspek.html