psikologi kognitif dalam perspektif islam

24
Psikologi Kognitif adalah studi tentang proses mental yang mendasari kemampuan kita mempersepsikan dunia, memahami dan mengingat pengalaman kita, berkomunikasi dengan orang lain, dan mengendalikan perilaku kita. Aliran psikologi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi ditangkap oleh alat indera yang diproses dalam jiwa seseorang sebelum diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Akan tetapi, dalam aplikasinya reaksi yang timbul tidak hanya yang nyata tetapi juga dalam bentuk atau berupa ingatan. Dalam konsep ini manusia orang yang secara sadar memecahkan permasalahan atau persoalan. Sehingga dalam aliran ini manusia disebut sebagai homo sapiens yaitu manusia yang berfikir. Teori Mengenai Psikologi Kognitif Teori Disonansi Kognitif Teori ini dikembangkan oleh Leon Festinger teori ini banyak berhubungan dengan sikap, perubahan sikap dan persuasif, asumsi teori ini adalah ketidak sesuaian (rasa tidak nyaman) antara kognisi sebagai aspek sikap dengan 1

Upload: upe-peul

Post on 24-Apr-2015

642 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

Psikologi Kognitif adalah studi tentang proses mental yang mendasari kemampuan kita mempersepsikan dunia, memahami dan mengingat pengalaman kita, berkomunikasi dengan orang lain, dan mengendalikan perilaku kita. Manusia sendiri yang membuat jarak dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah menghambat manusia untuk sukses, tapi manusia sendiri yang menghalangi dirinya untuk sukses. Kunci dari semua itu adalah pikirannya. Manusia adalah bentukan pikirannya.

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Psikologi Kognitif adalah studi tentang proses mental yang mendasari

kemampuan kita mempersepsikan dunia, memahami dan mengingat pengalaman kita,

berkomunikasi dengan orang lain, dan mengendalikan perilaku kita.

Aliran psikologi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang

bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir. Psikologi kognitif

mempelajari bagaimana arus informasi ditangkap oleh alat indera yang diproses

dalam jiwa seseorang sebelum diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Akan tetapi,

dalam aplikasinya reaksi yang timbul tidak hanya yang nyata tetapi juga dalam

bentuk atau berupa ingatan. Dalam konsep ini manusia orang yang secara sadar

memecahkan permasalahan atau persoalan. Sehingga dalam aliran ini manusia

disebut sebagai homo sapiens yaitu manusia yang berfikir.

Teori Mengenai Psikologi Kognitif

Teori Disonansi Kognitif

Teori ini dikembangkan oleh Leon Festinger teori ini banyak berhubungan

dengan sikap, perubahan sikap dan persuasif, asumsi teori ini adalah ketidak sesuaian

(rasa tidak nyaman) antara kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi

pada diri seseorang, karena secara psikologis tidak nyaman, maka akan memotivasi

seseorang untuk berusaha mengurangi disonansi (tidak harmonis) dan mencapai

harmoni atau keselarasan dan selain upaya itu orang juga secara aktif menolak

situasi-situasi dan informasi yang sekiranya akan meningkatkan disonansi (Werner J.

Severin dan James W. Tankard: 2008).

Teori Atribusi

Penemu teori atribusi adalah Fritz Heider, teori ini berkaitan dengan

bagaimana individu menginterpretasikan peristiwa-peristiwa dan bagaimana ini

berkaitan dengan pemikiran mereka dan perilaku. Teori Atribusi mengasumsikan

bahwa orang mencoba untuk menentukan mengapa orang melakukan apa yang

mereka lakukan. Seseorang berusaha untuk memahami mengapa orang lain

1

Page 2: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

melakukan sesuatu yang mungkin satu atau lebih atribut menyebabkan perilaku itu

(Stephen W. Littlejohn: 2011).

Teori Penggabungan Masalah

Teori ini dikembangkan oleh Austin Babrow, teori ini menonjolkan kognitif

sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Teori ini berdasarkan tiga

dalil: Pertama, kebutuhan yang dirasakan untuk menyejajarkan harapan dengan nilai

(apa yang dipikirkan dan apa yang diinginkan akan terjadi). Kedua, penggabungan

harapan dan pelilaian sering kali menjadi masalah. Ketiga, penggabungan masalah

berakar dari komunikasi dan diatur melalui komunikasi.

Pengembangan Pola Pikir (Kognitif)

Akal adalah karunia Allah Swt yang besar bagi manusia. Agama Islam berisi

pedoman bagi manusia yang berakal, hanya manusia yang berakal dan berilmu saja

yang dapat mengambil pelajaran dari penciptaan langit dan bumi.Terdapat dalam

surat al-Ankabut ayat 49 adalah:

ن� م�و ل� نا ا� ن ا ل�ا ن�ا ل� ن�ا آا ل� م� ن� ج� ن� ن�ا ن� � �ن �ج �ل ج� ا م�وا م�ا� ن ل!� � ن ا ل" م�� م# ل%ي ت& ن�ا ي) ن� ت& ن�ا آا نو م* ج+ ن�

Artinya :

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-

rang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali

orang-orang yang zalim.

Hubungan Surat al-Ankabuut ayat 49 dengan kognitif.

Ahli-ahli psikologi kognitif dalam banyak penelitiannya, mempercayai bahwa

kejiwaan dan tingkahlaku manusia banyak dipengaruhi oleh faktor kognitif yang

merupakan pusat berfikir (akal), selanjutnya menjadi motor penggerak jiwa dan

tingkahlaku manusia. Permasalahan hidup dikendalikan oleh otak manusia, maka

kemudian muncullah berbagai teori tentang kognitif. Dari teori kemudian

menghasilkan program-program atau rancangan untuk mengatasi persoalan hidup.

Pada dasarnya teori-teori kognitif yang dibangun oleh barat, banyak dipengaruhi

2

Page 3: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

pemikiran ahli filsafat Aristoteles yang mengatakan” Manusia dan dunianya seperti

arloji, sekiranya ada kerusakan pada arloji tersebut, cukup mengganti bagian yang

rusak itu.” Artinya manusia sangat menjadi mekanistik dan segala persoalannya

menjadi sangat sederhana.

Psikologi Islam berkaitan dengan kognitif tidak memusatkan otak sebagai

sentral dalam proses berfikir. Proses berfikir melibatkan banyak elemen termasuk

otak atau akal, nafsu, dan hati nurani atau qolb. Al-Gazali menjelaskan hubungan

ketiganya seperti hubungan raja, perdana menteri, dan mentri-mentri. Fungsi raja

diwakili oleh hati, perdana meneteri oleh otak, dan menteri oleh nafsu. Pengambil

keputusan adalah raja, perdana menteri adalah sebagai pelaksana tugas, dan menteri

merupakan pelaksana tugas lapangan.

Di dalam al-Qur’an sendiri perkataan Aql tidak pernah disebut dalam kata

benda, selalunya al-Qur’an menyebutnya dengan kata kerja, Seperti ‘afala ta’kiluun’,

afala tatafakarunn’, afala tatadabbaruun’. Ini menunjukkan bahwa berfikir itu

merupakan sebuah proses kerja dan pusatnya adalah di hati dan hati itu adanya di

dalam dada. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-Hajj ayat 46.

ج ل, لن� ن� م" ن.ا ج� ن�ا ج ا ن�ى �ج ن� ن ا ن0ا 1 ن ل�ا ن% � ن0ا ل� ن� م�و ن� ج3 ن� ت� ن4ا آا ج� ن�ا ن0ا ل� ن� م�و ل5 �ج ن� ت6 م�و م7 �ج م0 ن� ن� م,و ن8 ن% ل9 ج" ن�ا ج ا ل%ي م:�ا ل3) ن� �ج �ن ن% ن�ا

ل" م�� .م ا� ل%ي ل8ي � ن ا م6 م�و م5 ج� ا ن�ى �ج ن�

Artinya:

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai

hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan

itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,

tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

3

Page 4: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

 Maka pengertian yang bisa dipahami dari surat al-Ankabut ayat 49 dan surat

al-Hajj ayat 46 adalah bahwa:

1. Pusat berfikir yang luar bisa letaknya ada di hati, maka untuk memahami al-Qur’an

tidak bisa hanya menggunakan kognitif atau akal saja. Ia harus dipahami dan dihayati

kemudian diamalkan.

2. Al-Quran hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang berilmu yang didalam

dadanya dipenuhi oleh keimanan kepada Allah, sementara orang yang mempelajari

al-Quran tanpa keimanan dalam dada, maka ia hanya menjadi sebatas pengetahuan.

3. Makna dada pada kedua ayat tersubut sekaligus mempunyai dua pengertian, yaitu

makna secara biologis atau fisik yaitu dada yang di dalamnya terdapat jantung  dan

juga pengertian psikologis yang merupakan alam tempat bersemayamnya ruh dan hati

nurani.

4. Makna hati juga mempunyai dua pengertian, secara biologis atau fisik adalah

jantung, sedangkan secara psikologis adalah hati nurani yang dalam bahasa arab

sering disebut dengan Qolb atau Fu’ad (Ahmad Bubarok: 2009).

Pembinaan pola pikir atau kognitif, yakni pembinaan kecerdasan dan ilmu

pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dari sifat fathonah

Rosulullah. Seseorang yang fathonah itu tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki

kebijaksanaan atau kearifan dalam berpikir dan bertindak. Mereka yang mempunyai

sifat fathonah mampu menangkap gejala dan hakikat dibalik semua peristiwa, mereka

mampu belajar dan menangkap peristiwa yang ada di sekitarnya, kemudian

menyimpulkannya sebagai pengalaman berharga dan pelajaran yang memperkaya

khazanah. Mereka tidak segan untuk belajar dan mengajar, karena hidup hanya

semakin berbinar ketika seseorang mampu mengambil pelajaran dari peristiwa-

peristiwa tersebut.

4

Page 5: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Toto Tasmara dalam bukunya Kecerdasan Ruhaniah mengemukakan bahwa

karakteristik yang terkandung dalam jiwa fathonah antara lain :

1. The man of wisdom. Mereka tidak hanya menguasai dan terampil

melaksanakan profesinya, tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali

dengan hikmah kebijakan (al-Baqarah ; 269)

� ر:ا ل=) ن< ر:ا ج) ن? ني ل� م�ا� ج� ن5 ن% ن@ ن� ج, ل� ج� ا ن& Aج م� ج ن� ن� � Bم نCا ن� ج ن� ن@ ن� ج, ل� ج� ا ل�ي Aج م�ل6 نDا ج� ن�ا ج ا م�و م�ا� ا ن ل�ا م: > ن !ن ن� ن�ا ن�

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al

Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan

barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi

karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat

mengambil pelajaran (dari firman Allah) (Al-Baqarah ; 269)

2. High in integrity. Mereka sangat bersungguh-sungguh dalam segala hal,

khususnya dalam meningkatkan kualitas keilmuan dirinya. Mereka tidak

hanya memikirkan apa yang nampak, tetapi mampu melihat apa di balik

yang tampak tersebut melalui proses perenungan atau tafakur (Al-Imran ;

190)

ل6 نDا ج� ن�ا ج ا ل�ي م�ا� ل ت& ن�ا آا ن ل" ن0ا � ن ن�ا� ل+ ج) � ن ا� Fل نHا ل8 ج? ن�ا ل9 ج" ن�ا ج ن�ا ل& ن�ا ن�ا 3ن ا� Iل �ج ن? ل%ي �ن ل�اSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal (Al-Imran ; 190)

3. Willingness to learn. Mereka memilki motivasi yang sangat kuat untuk

terus belajar dan mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang

dihadapinya. (Yusuf ; 111)

Iن ل�� ج. ن� ج ل, لن� ن� Jل ن: ن8 Kج م� ر=ا ل�� Lن ن� ن<ا ن�ا � ل6 نDا ج� ن�ا ج ا ل�ي م�ا� ل Mت ن: Dج Nل �ج ل0 ل. ن. ن7 ل%ي ن� ن<ا ج� ن5 ن�

ن� م�و ل� Aج م� Oت جو ن5 ل� ر@ ن� Lج ن" ن� Jر� م* ن� Bت جي Pن ي+ م< ن+ ل.) Kج ن� ن� Qل ج� ن� ن� ن ج) ن� ل!ي �ن ا

5

Page 6: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi

orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang

dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum

yang beriman (Yusuf ; 111)

4. Proactive stance. Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan kontribusi

positif bagi lingkungannya. Melalui pengalaman dan kemampuan dirinya,

ia telah menjadikannya sebagai sosok yang mampu mengambil keputusan

yang terbaik dan manjauhi hal-hal yang akan merugikan (al-Ma’idah ; 100)

ل6 نDا ج� ن�ا ج ا ل�ي م�ا� ن�ا Qن � ن ا� م5وا � ن ن%ا � Sل (Dل Tن ج� ا Mم ن: ج= ن< Uن Dن ن� Nج ن�ا جو ن� ن� Vم ي) Wن ن�ا� Sم (Dل Tن ج� ا لوي ن8 ج3 ن� ن ا ج+ م7ن� م�و �ل Kج م� �ج م, � ن �ن ن�

Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun

banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah

hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan. (Al-Ma’idah

:100)

5. Faith in God. Mereka sangat mencintai Tuhannya dan karenanya selalu

mendapatkan petunjuk dari-Nya. Hidupnya bagaikan telah diatur Allah

sehingga tumbuh rasa optimis untuk menjadikan Allah sebagai tempat

dirinya bersandar atau bertawakal (Ali Imran ; 7,30-31)

ت& � ن0ا ل� نCا ن8 م� م: ن? م�ا ن� ل6 ن8ا ل, ج� ا Oم م�ا ن م* ت& ن�ا ن, ج� م� ت& ن�ا آا Qم ج� ل� ن6 ن8ا ل, ج� ا Uن ج) �ن Nن Xن Yن ج1 ن�ا ل!ي � ن ا نو م* � Qل �ل ل�� ج�ا ن� Bن نZا ل8 ج� ن�ا ل@ ن� ج8 Kل ج� ا Bن نZا ل8 ج� ا Qم ج� ل� Qن ن� نCا ن� ن�ا ن� م�و Dل 8 ن ن) ن% ت] ج� ن\ �ج ل0 ل� م�و م7 ل%ي ن ل!� � ن ا �ا ن ن�ا ن%

� ن�ا ي� ن" ل� ج� Nل ج ل� +ت م< Qل ل� �ا ن ن� آا ن� م�و م5و ن� �ل �ج �ل ج� ا ل%ي ن� مTو ل[ ن:ا ن�ا� � Qم � ن ا� ن ا ل�ا Qم �ن ل�� ج�ا ن� �م �ن �ج ن� ن�ا ن�ل6 نDا ج� ن�ا ج ا م�و م�ا� ا ن ل�ا م: > ن !ن ن� ن�ا ن�

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di

antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al

qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang

dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti

6

Page 7: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk

menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang

mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam

ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat,

semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran

(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Ali Imran ; 7)

�ن ن�ا جو ن� م نو ن� Bت م[و ج ل� ج_ �ن ل� Nن ن�ا ن� ر:ا ن ج� م� ت: ج) ن? ج ل� ج_ �ن ل� Nن ن�ا aت Kج ن1 +م م< م� ل� ن� Oن جو ن�ل نDا �ل ج� ل�ا Fت �Bم ن" Qم � ن ن�ا� � Qم ن3 Kج ن1 Qم � ن ا� �م م< م" ي! ن� م� ن� � ر�ا (�ل ن� ر�ا ن� ن�ا Qم ن� ج) ن� ن� ن0ا ن� ج) ن�

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan

(dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin

kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah

memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang

kepada hamba-hamba-Nya.(Ali Imran ; 30)

�ت (Lل ن" ت" مKو bن Qم � ن ن�ا� � �ج م, ن� م1و م4 �ج م, ن� ج: Kل Zج ن� ن� Qم � ن ا� �م م, Dج Dل ج� م� ل1ي م�و Dل � ن ن%ا Qن � ن ا� ن� مDو ل� م� �ج م8 ج� م< ج� ل�ا ج+ م7Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.(Ali Imran ; 31)

6. Creditabel and reputable. Mereka selalu berusaha untuk menempatkan

dirinya sebagai yang dapat dipercaya sehingga tidak pernah mau

mengingkari janji atau menghianati amanah yang dipikulkan kepada

dirinya (Ar-Ra’d ; 19-22)

ل6 نDا ج� ن�ا ج ا م�و م�ا� م: > ن ن! ن8 ن� ن�ا 1 ن ل�ا � لى ن� Nج ن�ا نو م* ج ن� ن< Iم ن� ج� ا Uن ي� ن" ج ل� Uن ج) ن� ل�ا Xن Yل ج1 م�ا ن�ا 1 ن ن�ا �م �ن �ج ن� ج ن� ن% ن�اAdakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan

kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?

Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.

cن ن=ا ل�) ج� ا ن� و م م5 ج� ن� ن ا ن� Qل � ن ا� ل� ج0 �ن ل� ن� م%و م�و ن ل!� � ن ا

7

Page 8: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

( yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak

perjanjian,

ل6 ن3ا ل� ج� ا Bن م[و ن� م%و نTا ن� ن� �ج م0 � ن ن" ن� جو Cن Tج ن� ن� ن+ ن# م�و ج� ن�ا Qل ل� Qم � ن ا� ن: ن� ن�ا ن�ا ن� م�و ل. ن� ن ل!� � ن ن�اDan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah

perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan

takut kepada hisab yang buruk.

ر:ا ل[ �ج م* ن�ا ج7 ن\ ن" ن�ا ل� م5وا Kن ج1 ن�ا ن� Mن نHا .ن ا� م�وا ن7ا ن�ا ن� �ج ل0 ي� ن" Qل dج ن� Bن نZا ل8 ج� ا م:�ا Dن ن# ن ل!� � ن ن�ال" ن�ا ا� نDى ج5 Nم �ج م0 ن� Uن eل لن� م�ا� ن@ eن ي) 3ن ا� ل@ ن� ن3 ن� ج� ل�ا ن� �Bم ن" ج� ن� ن� ر@ ن) ل1 نHا Nن ن�

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,

mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan

kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak

kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat

kesudahan (yang baik).

7. Being the best. Selalu ingin menjadikan dirinya sebagai teladan (the

excellent exemplary) dan menampilkan unjuk kerja yang terbaik (Ali Imran

:110)

ن� م�و ل� Aج م� ن� ل: ن, ج� م� ج� ا ل Nن ن� جو ن0 ج� ن� ن� Fل م:� �ج ن� ج� ل�ا ن� م:� م� ج�ا ن� fل ن�ا �ل� ج_ dن ل: ج? م�ا ت@ � ن م�ا ن: ج) ن? �ج م8 ج� م<م5و� ل[ نKا ج� ا �م م* م: ن= ج< ن�ا ن� ن� م�و ل� Aج م� ج� ا �م م0 ج� ل� � �ج م0 ن� ر:ا ج) ن? ن� ن,ا ن� ل6 ن8ا ل, ج� ا م+ ج* ن�ا ن ن� آا جو ن� ن� � Qل � ن ل�ا�

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik.

8. Empathy and Compassion. Mereka menaruh cinta kepada orang lain

sebagaimana dia mencitai dirinya sendiri (at-Taubah ; 128)

8

Page 9: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

ن ل�) ل� Aج م� ج� ل�ا �ج م, ج) �ن Nن gت ل:� Lن �ج 8م ل� Nن ن�ا Qل ج) �ن Nن Yت �Yل Nن �ج م, ل3 Kم ج1 ن�ا ج ل� Xت م[و ن" �ج م< Bن نdا ج� ن5 ن�

�ت (Lل ن" Fت �Bم ن"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,

berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan

keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-

orang mukmin.

9. Emotional maturity. Mereka memilki kedewasaan emosi, tabah, dan tidak

pernah mengenal kata menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak

pernah terpernagkap dalam keputusan yang emosional (Luqman ; 17)

� Uن ن� ن#ا ن�ا ن�ا لى �ن Nن ج: Dل ج# ن�ا ل: ن, ج� م� ج� ا ل Nن Qن ج1 ن�ا Fل م:� �ج ن� ج� ل�ا ج: م� ج�ا ن� Mن نHا .ن ا� �ل ل7 ن�ا ني ن� م� ن�ال" م�و م�ا ج ا Oل Yج Nن ج ل� Uن ل� لن4 � ن ل�ا

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

10. Balance. Mereka memiliki jiwa yang tenang, sebagaimana dikenal dalam

Al-Qur’an sebagai nafsul muthmainah (al-Fajr ; 27-30, asy-Syuraa ; 89)

م@ � ن eل ن� Wج م� ج� ا aم Kج � ن ا� ن0ا م8 � ن ن�ا ن�ا27. Hai jiwa yang tenang.

ر@ ( ن hل ج: ن� ر@ ن) hل ن"ا Uل ي� ن" لى ن� ل�ا ل�ي dل ج" ا28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

لي نDا Nل ل%ي ل�ي م? ج ن%ا29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,

ل8ي �ن dن ل�ي م? ج ن�ا30. masuklah ke dalam syurga-Ku.

�ت (�ل ن[ Vت �ج ن5 ل� Qن � ن ا� ن�ى ن�ا ج ن� ن ا ل�ا

9

Page 10: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

(asy-Syuraa ; 89)

11. Sense of mission. Mereka memiliki arah tujuan atau misi yang jelas dalam

kehidupannya. (at-Taubah ; 33)

Qل �ي م< ل ي�� ا� ن�ى Nن iم ن: ل0 ج م) ل� Iي ن� ج� ا ل � ل ن� Jل ن� م0 ج� ل�ا Qم ن� م[و ن" ن+ ن[ ج" ن�ا ل!ي � ن ا نو م*ن� م<و ل: Cج م� ج� ا iن ل: ن< جو ن� ن�

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk

(Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala

agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (At-Taubah ;

33)

12. Sense of competition. Mereka memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat,

karena mereka sadar bahwa setiap umat memiliki kiblat dan martabatnya

dengan memilki sense of competition (al-Baqarah ; 148).

� ر�ا ل�) dن Qم � ن ا� �م م, ل� ل& ج�ا ن� م1وا م,و ن� ن�ا ن ج� ن�ا � ل& ن:ا ج) Tن ج� ا م5وا Dل ن8 ج[ ن%ا � ن0ا ي�) نو م� نو م* ت@ ن0 dج ل� ل+ م, ل� ن�ت: ل�� ن7 Bت جي Pن ي+ م< لى �ن Nن Qن � ن ا� �ن ل�ا

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana

saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada

hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Para psikolog kognitif menaruh banyak perhatian pada berbagai macam

persoalan dengan menggunakan kemampuan berpikir secara efisien dan efektif.

Sasaran dari belajar pengaturan kegiatan kognitif adalah sistematisasi proses belajar

dalam diri sendiri, dalam psikologi modern sistematisasi dan pengaturan kegiatan

mental yang kognitif ini dipandang sebagai suatu proses kontrol (control procces)

Berpikir adalah fungsi akal, dengan berpikir, manusia memanfaatkan akalnya

untuk memahami hakikat segala sesuatu. Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran,

dan kebenaran yang sejati adalah Tuhan. Dengan berpikir, manusia mengenal Tuhan

10

Page 11: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka berpikir adalah awal perjalanan ibadah,

yang tanpanya ibadah menjadi tak bernilai. Dalam Al Qur’an Majid surat Ali Imran:

190-191, Allah Swt berfirman:

. ر�ا ن)ا ل7 Qن � ن ا� ن� م:� م< ج! ن� ن ل!� � ن ا ل6 نDا ج� ن�ا ج ا ل�ي م�ا� ل ت& ن�ا آا ن ل" ن0ا � ن ن�ا� ل+ ج) � ن ا� Fل نHا ل8 ج? ن�ا ل9 ج" ن�ا ج ن�ا ل& ن�ا ن�ا 3ن ا� Iل �ج ن? ل%ي �ن ل�ا

ن�ا ل5 ن% Uن ن1 ن�ا Dج م[ رHا kل ن�ا ن!ا لن* ن_ ج5 �ن ن? ن�ا ن�ا � ن ن" ل9 ج" ن�ا ج ن�ا ل& ن�ا ن�ا 3ن ا� Iل �ج ن? ل%ي ن� م:� ,ن Kن ن8 ن� ن� �ج ل0 ل� م�و dم لى �ن Nن ن� ا ر م�و م7 ن�

ل" �ا ن ا� ن6 ن!ا NنSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang

yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan

kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau. Maka

lindungi kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran [3]: 190-191).

Begitupun dalam Al-Quran Al Jaatsiyah: 13, menyebutkan;

ن� م:� ,ن Kن ن8 ن� Oت جو ن5 ل� ت& ن�ا آا ن Uن ل� لن4 ل%ي �ن ل�ا � Qم ج� ل� ر�ا ل�) dن ل9 ج" ن�ا ج ا ل%ي ن�ا ن� ل& ن�ا ن�ا 3ن ا� ل%ي ن�ا �ج م, ن� ن: Tن ن[ ن�Dan Dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi

semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Al

Jaatsiyah [45]: 13).

Dalam Firman Allah Swt di atas, Al Qur’an menyebutkan bahwa segala yang

Ia ciptakan adalah bukti kekuasaan-Nya, sebagai perantara manusia untuk mengenal-

Nya. Hanya dengan berpikir tentang ciptaan-Nya, maka manusia dapat mengenal dan

ber-taqarrub kepada-Nya.

Psikologi kognitif Kaitannya dengan Hadits

11

Page 12: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Berpikir adalah hal yang membedakan ciptaan Allah dengan ciptaan yang lainnya,

karena Allah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran untuk dapat membedakan

hal yang baik dan hal yang buruk, terdapat dalam hadist:

( ) J"اTDا� iا�" Qم ن� ن+ Nج ن�ا نا ج ن� ل� ن ج� ي� ا� نا م+ ج5 �ن ا� نو م* م ي� ا�Artinya:

“Agama adalah bagi orang yang berakal dan tidak ada agama bagi orang yang

tidak berakal.” (HR. Bukhari)

Berpikir adalah darahnya peradaban, ketika manusia berhenti berpikir maka

dunianya pun seolah berhenti berputar, dalam Islam diajarkan untuk selalu berpikir,

sebab berpikir adalah pintu kesegala arah ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan

adalah syarat untuk mengenal kebenaran.

- : - - الله صلى النبي قال قال عنه الله رضي هريرة أبي عن

معه - : : ) وأنا ، بي عبدي ظن عند أنا تعالى الله يقول وسلم عليه

ذكرني وإن ، نفسي في ذكرته نفسه في ذكرني فإن ، ذكرني إذا

إليه تقربت بشبر إلي تقرب وإن ، منهم خير مإل في ذكرته مإل في

يمشي أتاني وإن ، باعا إليه تقربت ذراعا إلي تقرب وإن ، ذراعا

مسلم ( . و البخاري رواه هرولة أتيته

Artinya:

Dari abi hurairah RA berkata, rasulullah saw bersabda, sesungguhnya Allah

taala berfirman : Aku tergantung prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan aku

bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku di dalam hatinya maka aku

mengingatnya di dalam hati-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam suatu kelompok

maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari mereka, dan jika ia

mendekat sejengkal maka Aku mendekat padanya sehasta, jika ia mendekat sehasta

maka Aku mendekat padanya sedepa, dan jika ia mendekat pada-Ku dengan berjalan

maka Aku mendekat padanya dengan berlari. HR. Bukhari dan Muslim.

12

Page 13: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Penjelasan:

Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka lelihatlah

seberapa tinggi kedudukan Allah dalam hatinya. Demikian pula, siapa yang ingin

mengetahui seberapa dekat Allah dengan dirinya, maka lihatlah seberapa dekat Allah

dengan hatinya.

Dalam hadits ini tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah SAW agar kita

berusaha selalu dekat dengan Allah SWT, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak

berburuk sangka (su’udzhan) kepada-Nya, karena Allah SWT “berbuat” sesuai

prasangka hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka

Allah pun akan “menjauh”, sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat,

maka Allah pun akan “mendekat” kepadanya.

Lewat hadis ini Rasulullah SAW pun mengajarkan umatnya untuk selalu

berpikir positif dalam segala hal, karena semua kejadian, apa pun itu, berada

sepenuhnya dalam genggaman Allah SWT dan terjadi karena seizin-Nya. Dengan

berpikir positif, seseorang akan mampu menyikapi setiap kejadian dengan cara

terbaik. Selain itu, ia pun akan mampu menghadapi hidup dengan optimis. Betapa

tidak, ia dekat dengan Allah Zat Penguasa yang ada, karena itu Rasulullah SAW

mengungkapkan bahwa orang beriman itu tidak pernah rugi, diberi nikmat dia

bersyukur. Syukur adalah kebaikan bagi dirinya, diberi ujian dia bersabar, dan sabar

adalah kebaikan bagi dirinya.

Hakikatnya Allah tidak pernah membuat jarak dengan manusia. Manusia

sendiri yang membuat jarak dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah

menghambat manusia untuk sukses, tapi manusia sendiri yang menghalangi dirinya

untuk sukses. Kunci dari semua itu adalah pikirannya. Manusia adalah bentukan

pikirannya.

13

Page 14: Psikologi Kognitif Dalam Perspektif Islam

Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2005.

Littlejohn, Stephen W, Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Ed. 9, Jakarta: Salemba

Humanika, 2008.

Mubarok, Achmad, Psikologi Islam: Kearifan dan Kecerdasan Hidup, Jakarta: The

III Indonesia, 2009.

Severin, Werner J, James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan

Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2008.

Syam, Nina W, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2011.

Tasmara, Toto, Kecerdasan Ruhaniah (Transcedental Intelligence): Membentuk

Kepribadian yang Bertanggung Jawab, Profesional, dan Berakhlak,

Jakarta: Gema Insani, 2001.

14