psikologi kognitif tugas

38
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul " Perkembangan Psikologi Kognitif".Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas individu mata kuliah Psikologi Perkembangan Kognitif. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya. Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari Ibu Dr. Sudi Lestari, M.Ed., selaku dosen mata kuliah tersebut yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada saya. Saya menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak masih dapat diterima dengan senang hati. Jakarta, 17 Desember 2015 Ahmad Syauqi 1

Upload: ahmad-syauqi

Post on 14-Feb-2016

73 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

psikologi

TRANSCRIPT

Page 1: psikologi kognitif tugas

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho

yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul " Perkembangan Psikologi Kognitif".Makalah ini disusun sebagai salah satu

tugas individu mata kuliah Psikologi Perkembangan Kognitif. Shalawat dan salam

disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, beserta para keluarga,

sahabat dan pengikutnya.

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas

dari bantuan dan bimbingan dari Ibu Dr. Sudi Lestari, M.Ed., selaku dosen mata kuliah

tersebut yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada saya.

Saya menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan

makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

masih dapat diterima dengan senang hati.

Jakarta, 17 Desember 2015

Ahmad Syauqi

1

Page 2: psikologi kognitif tugas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. 2

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………… 3

B. Perumusan Malasah…………………………………………………………………….. 4

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….. 4

Bab II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan………………………………………………………………… 5

B. Psikologi Kognitif Saat Ini……………………………………………………………… 7

C. Definisi Psikologi Kognitif Saat Ini……………………………………………………. 8

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Kognitif……………………………………………………….. 10

E. Ruang Lingkup Psikologi Kognitif……………………………………………………. 20

F. Model Dalam Psikologi Kognitif……………………………………………………….. 21

G. Alasan Kognitif Perlu Dipelajari………………………………………………………. 23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………. 24

B. Saran……………………………………………………………………………………… 24

C. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 25

2

Page 3: psikologi kognitif tugas

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPsikologi kognitif itu bagaimana cara manusia memperoleh, memproses,

menyimpan, dan menggunakan informasi yang kita dapatkan. Psikologi kognitif sendiri

juga ada beberapa prosesnya seperti berpikir, mengingat, menghafalkan, menjelaskan,

dan bahasa komunikasi yang sering kita gunakan dalam keseharian. Berpikir adalah suatu

kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. akan tetapi pikiran manusia walaupun tidak

bisa dipisahkan dari aktifitas kerja otak, lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut

otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi (emosional) manusia,perasaan,

dan kehendak manusia. memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,

menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian

mempunyai gagasan atau wawasan tentang objek tersebut.

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh

stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya

sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk

mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon

terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang

belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk

dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.

Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses

internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi. Kegiatan pengelolaan

informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku

seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku.

Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada

jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana

seseorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk

merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif

menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar,

mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam

pikirannya secara efektif.

3

Page 4: psikologi kognitif tugas

B. Perumusan Masalah

Supaya pembahasan makalah ini tidak teralu luas, maka penulis memberi batasan

masalah dengan rumusan sebagai berikut :

1. Menjelaskan Definisi Perkembangan Kognitif

2. Menjelaskan Tahapan Demi Tahapan Perkembangan Kognitif

3. Menjelaskan Proses Perkembangan Kognitif

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

2. Menjelaskan Definisi Teori Perkembangan Kognitif

3. Menjelaskan Tahapan Demi Tahapan Perkembangan Kognitif

4. Menjelaskan Proses Perkembangan Kognitif

4

Page 5: psikologi kognitif tugas

BAB II. PEMBAHASAN

A. Sejarah PerkembanganPsikologi kognitif dikatakan sebagai perpaduan antara psikologi gestalt dan

behaviorisme. Psikologi Gestalt itu sendiri merupakan sebuah teori yang menjelaskan

proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki

hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap

teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi

menjadi bagian-bagian yang kecil. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max

Wertheimer, and Wolfgang Köhler.

Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang

terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Sedangkan psikologi

behaviorisme memaknai psikologi sebagai studi tentang perilaku sebagai adaptasi

terhadap stimulus lingkungan. Inti utama behaviorisme adalah bahwa organisme

mempelajari adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip

asosiasi. Tokoh-tokoh yang memperkuat psikologi behaviorisme antara lain J.B Watson,

Edward Chance Tolman, dan B.F. Skinner.

Psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena

kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, dari universitas-

universitas tempatnya ia bekerja di Iowa dan Massachussets, Lewin menyebarkan teori-

teori Psikologi Gestalt yang telah dikembangkannya menjadi Teori Lapangan. Mula-mulai

tertarik pada paham Gestalt tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena

dianggapnya tidak kuat. Lewin kurang setuju dengan cara pendekatan Aristotelian yang

mementingkan struktur dan isi gejala-gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kepada cara

pendekatan yang Galilean yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan.

Teori lapangan yang dikemukankan oleh Lewin itu sendiri adalah teori yang

membahas proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang. Dengan perkataan lain

teori lapangan mempelajari unsur O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan

bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan mencari hubungan Antara B (behavior

atau tingkah laku) dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwa-peristiwa yang

mendahului). Hubungan S_R dalam teori Thorndike, menurut Tolman perlu dijadikan

hubungan S-O-R dalam hubungan S-O-R inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat

tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat yang pada waktu itu didominasi oleh

Behaviorisme, untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.5

Page 6: psikologi kognitif tugas

Pada abad Rennaissance, terjadi perubahan besar – besaran dalam bidang

teknologi, sosial dan politik. Pada masa inilah sebuah cabang ilmu filsafat yang akan

menjadi psikologi mulai dibawa pada titik keilmiahan. Selama abad ke-19 ini para psikolog

bermunculan dari bidang studi filsafat. Para psikolog ini membentuk suatu disiplin ilmu

baru yang meskipun bersumber dari filsafat, didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji

dan pada data – data empiris, alih – alih menggunakan spekulasi filosofis. Asumsi –

asumsi yang dibuat oleh salah satu tokoh, Hume menjadi dasar psikologi kognitif masa

kini.

Pada saat yang bersamaan, William James secara kritis mengevaluasi aliran

psikologi baru yang berkembang di Jerman dan dibawa ke Amerika oleh murid – murid

Wundt, seperti Titchener. James mendirikan laboratorium psikologi pertama di Amerika, di

Universitas Harvard dan mengembangkan teori model pikiran yang ilmiah.

Namun pada akhir abad 19, studi proses – proses mental tiba – tiba menjadi studi

yang terbilang “kolot” dan digantikan oleh behaviorisme. Studi terhadap operasi dan

struktur mental seperti atensi, kesadaran, memori dan berpikir diabaikan hingga lima puluh

tahun kemudian. Pada tahun 1932, sebelum kebangkitan revolusi kognitif, seorang

behaviorism dari Universitas California di Berkeley bernama Edward Tolman menerbitkan

bukunya, Purposive Behaviour in Animals and Men yang mana ia menggunakan tikus

sebagai bahan eksperimennya dalam sebuah labirin. Postulat Tolamn tentang peta

kognitif pada hewan mengantisipasi minat kontemporer tentang bagaimana pengetahuan

direpresentasikan dalam struktur kognitif.

Pada tahun 1950 – an studi terhadap proses kognitif kembali diminati. Jurnal –

jurnal baru dan kelompok – kelompok profesionalpun bermunculan ketika para psikolog

menyelidiki proses kognitif secara mendalam. Pada musim panas 1956, sebuah

simposium tentang teori informasi diadakan dikampus MIT. Berbagai tokoh penting hadir

dalam teori komunikasi untuk mendengarkan para pembicara seperti Allen Newell dan

Herbert. Pada titik ini seseorang mungkin menyimpulkan bahwa selanjutnya ilmu psikologi

kognitif tebentuk, namun pada kenyataannya psikologi kognitif terus mendefinisikan

dirinya sendiri melalui eksplorasi ilmiah terhadap proses – proses dalam pikiran dengan

menggunakan berbagai metodologi, ilmu dan pemikiran baru dalam bidang ini.

Pada masa ini buku-buku, artikel tentang perhatian, memori dan bahasa

berkembang. Kemudian tahun 60-an psikologi kognitif lebih popular dan terjadi perubahan

metodologi, pendekatan dan sikap. Faktor penunjangnya adalah:

a) Para psikologi kecewa pada behaviorist, stimulus-respon tidak menjelaskan pikiran

dan strategi6

Page 7: psikologi kognitif tugas

b) Chomsky, seorang ahli linguistic menolak behaviorisme

c) Riset memori manusia berkembang, bagaimana memori bekerja

d) Piaget meneliti kognisi anak

e) Pendekatan informasi processing dari komputer dan ilmu komunikasi

Kelahiran psikologi kognitif tersebut setidaknya dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran

yaitu;

a. Psikologi kognitif sebagai perkembangan alamiah dari apa yang disebut sebagai

psikologi eksperimental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang

mendominasi riset teknologi pada abad ke-20

b. Psikologi kognitif berkembang setelah Perang Dunia II, pada awalnya dimaksudkan

untuk mencari pemecahan masalah di seputar interaksi antar manusia dan mesin

(Richardson, 2000:128).

B. Psikologi Kognitif Saat Ini 1. Ilmu Kognitif

Pendekatan kognitif berpengaruh besar terhadap disiplin Psikologi. Gardner (1985)

meneliti representasi mental (gambaran rinci yang menyatakan keseluruhan). Pendekatan

kognitif diserap berbagai bidang psikologi yang misalnya menekankan proses berpikir.

Wyer & Srull (1986) pendekatan kognitif berdampak pada psikologi sosial.

Validitas ekologis dan laboratorium, yaitu hasil penelitian dapat diterapkan di

kehidupan. Misalnya, kesaksian seorang saksi mata, masalah kebingungan,

memori percakapan. Terdapat dua topik penting, yaitu ilmu kognitif dan ilmu sayaraf.

Ilmu kognitif (Gardner, 1985) adalah bidang kajian kontemporer yang mencoba

menjawab persoalan mengenai sifat, komponen, perkembangan, dan penggunaan

pengetahuan. Psikologi, filsafat, bahasa, inteligensi artificial, antropologi dan ilmu syaraf

tidak menekankan faktor emosi.

2. Ilmu syaraf

Menelaah struktur dan fungsi otak (kognitif).

Pendekatan dilakukan di mana proses kognisi berlangsung (ilmu syaraf).

Menelaah: lebih pada dimana sebuah proses kognisi berlangsung bukan pada

bagaimana cara kerjanya.

a) Perlukaan otak: stroke, tumor, kecelakaan (teknik dilakukan oleh ahli syaraf,

1860). Teknik PET (Positron Emission Tomography) zat radioaktif. 7

Page 8: psikologi kognitif tugas

b) Studi tentang aliran darah pada area otak (tugas kognitif yang berbeda adalah

meningkatkan aliran darah).

c) Teknik pembangkitan emosi, yaitu memasang elektroda di kulit kepala untuk

merekam sinyal saluran syaraf.

d) Teknik perekaman satu sel, yaitu menelaah karakteristik system syaraf binatang

dengan menempelkan elektroda di depan visual korteks.

3. Inteligensi artifisial

cabang ilmu komputer

a) perumpamaan dengan mesin.

b) simulasi komputer.

4. PPSS (Pendekatan Pemrosesan Sebar Serentak)

Melakukan beberapa kegiatan sekaligus.

C. Definisi Psikologi KognitifPsikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti

bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak

mempelajari jiwa/mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi

membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah

laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara kseluruhan dapat

disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses-

proses mental.

Salah satu pendekatan dan metode psikologi yang dilakukan adalah pendekatan

kognitif. Pendekatan ini bertolak pada asumsi bahwa sebagai manusia tidak sekedar

penerima rangsangan pasif, otak manusia secara aktif mengolah informasi yang diterima

dan mengubahnya dalam bentuk serta kategori pengetahuan baru.

Piaget mengatakan bahwa istilah “kognitif’ adalah istilah yang mengacu pada

proses-proses mental di mana manusia dapat memperoleh “pengetahuan”. Menurut

sebuah pembagian klasik kognitif ini hanya merupakan salah satu dari tiga fungsi

kesadaran, pengertian (fungsi kognitif), menghendaki (fungsi konatif) dan merasa (fungsi

afektif). Proses-proses kesadaran dalam psikologis kognitif (seperti misalnya pengamatan,

ingatan, proses belajar, menggunakan bahasa dan berpikir) dalam menerima informasi itu

berarti dicari dan dibeda-bedakan dari kode-kode lain, diolah, disimpan, dalam ingatan,

disusun dan akhirnya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

8

Page 9: psikologi kognitif tugas

Selama otak manusia itu aktif maka tidak akan lari jauh dengan “kognitif”. Kognitif

merupakan pusat penerimaan informasi, pusat mengingat informasi yang telah diperoleh

dan disimpan dalam memori, juga merupakan perencanaan seseorang dalam membuat

keputusan sesuatu juga dalam hal menyampaikan informasi yang kemudian dilakukan

dengan aktivitas proses persepsi serta tata cara penyusunan bahasa kata-kata maka hal

ini disebut dengan proses Psikologi kognitif. Berhubungan dengan otak atau melibatkan

kognisi, dan berdasarkan kepada pengetahuan faktual yg empiris (KBBI). Kognisi adalah

kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan dan

sebagainya.Kognisi adalah kegiatan untuk mengetahui: memperoleh, mengorganisasikan

dan menggunakan pengetahuan. Kognisi adalah sesuatu yang dilakukan organisme dan

khususnya sesuatu yang dilakukan oleh orang (Neisser, 1976, h.1) dalam (T.Dicky

Hastjarjo, 2004, h.2). Kognisi membicarakan tentang proses-proses mental, seperti

persepsi, memori, daya bayang, penyelesaian masalah, pemahaman/penalaran dan

pembuatan keputusan.

Arti psikologi kognitif, diantaranya:

Sinonim dari kata kognisi

Pendekatan tertentu terhadap psikologi untuk memahami proses mental seseorang.

Dinamika mental atau ilmu proses-proses mental dan pola pikir manusia.

Psikologi kognitif adalah studi ilmiah tentang jiwa yang berpikir dan berkaitan dengan

(a) bagaimana kita memperhatikan serta memperoleh informasi mengenai dunia, (b)

bagaimana informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, dan (c) bagaimana kita

memecahkan problem, berpikir dan merumuskan bahasa (Solso, 2001, h.2) dalam

(T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.2).

Perbedaan psikologi kognitif dan aliran lainnya adalah:

Perspektif Behavioristik

Menekankan perilaku yang dapat diamati (stimulus →respon).

Perspektif Psikoanalitik

Menekankan emosi-emosi yang tidak disadari. Menganalisis pengalaman-

pengalaman lintas waktu.

Perspektif Humanistik

Menekankan pertumbuhan pribadi dan hubungan antar pribadi (hubungan dengan

orang lain dan sosial).

9

Page 10: psikologi kognitif tugas

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Kognitifa. George A. Miller, 1920 - Informasi Pengolahan (IP)

George A. Miller lahir 3 Februari 1920, di Charleston, Virginia Barat. Pada tahun 1940

ia menerima gelar Bachelor of Arts dari University of Alabama dan pada tahun 1946 ia

menerima gelar Ph.D. Psikologi dari Universitas Harvard. Dia mengajar di Harvard,

Rockefeller, dan universitas Princeton. Dia dikenal karena karyanya dalam psikologi

kognitif, terutama komunikasi dan psikolinguistik. Di Harvard, selama dan setelah Perang

Dunia II, ia belajar produksi ujaran dan persepsi. George A. Miller telah menyediakan dua

gagasan teoritis yang penting untuk psikologi kognitif dan kerangka pengolahan informasi.

Konsep pertama adalah “chunking” dan kapasitas memori jangka pendek. Miller (1956)

mempresentasikan gagasan bahwa memori jangka pendek hanya bisa menampung 5-9

potongan informasi (tujuh plus atau minus dua) di mana sepotong adalah setiap unit yang

berarti. Sebuah potongan bisa merujuk ke angka, kata-kata, posisi catur, atau wajah

orang. Konsep chunking dan terbatasnya kapasitas memori jangka pendek menjadi

elemen dasar dari semua teori selanjutnya dari memori.

Konsep kedua adalah TOTE (Uji-Operate-Test-Keluar) diusulkan oleh Miller, Galanter

& Pribram (1960). Miller menyarankan bahwa TOTE harus mengganti stimulus-respon

sebagai unit dasar dari perilaku. Dalam unit TOTE, tujuan diuji untuk melihat apakah telah

dicapai dan jika tidak operasi dilakukan untuk mencapai tujuan, hal ini siklus tes-

beroperasi diulang sampai tujuan akhirnya tercapai atau ditinggalkan. Konsep TOTE

memberikan dasar teori berikutnya banyak pemecahan masalah (misalnya, GPS) dan

sistem produksi.

Lingkup / Aplikasi:

Teori informasi pengolahan telah menjadi sebuah teori umum tentang kognisi manusia;

fenomena chunking telah diverifikasi di semua tingkat pengolahan kognitif.

Prinsip:

1. Memori jangka pendek (atau rentang perhatian) adalah terbatas pada tujuh potongan

informasi.

2. Perencanaan (dalam bentuk TOTE unit) adalah proses kognitif yang mendasar.

3. Perilaku adalah hirarki terorganisir (misalnya potongan, TOTE unit).

b. Avram Noam Chomsky (Generatif and Transformatif)Teori genetik dan kognitif ini dikemukakan oleh Avram Noam Chomsky, yang

merupakan seorang ahli psikolinguistik  Amerika serikat. Metode Chomsky sangat

10

Page 11: psikologi kognitif tugas

menaruh perhatian terhadap aspek akal. Ia membahas masalah-masalah bahasa dan

psikologi, kemudian membingkainya menjadi satu bingkai dengan bentuk bahasa kognitif.

Chomsky berpandangan bahwa pemerolehan bahasa itu didasarkan pada faktor

genetik yang telah dimiliki anak sejak lahir. Anak memperoleh kemampuan untuk

berbahasa seperti dia memperoleh kemampuan untuk berdiri dan berjalan. Anak tidak

dilahirkan sebagai piring kosong, seperti dalam teori tabula rasa yang dikemukakan oleh

Jhon Locke, akan tetapi seorang anak tersebut telah dibekali  sebuah alat yang

dinamakan Piranti Pemerolehan Bahasa.

Menurut Chomsky manusia mempunyai faculties of the mind, (kapling mind) yakni,

semacam ” kapling-kapling intelektual” dalam benak atau otaknya. Salah satu bagianya

khusus diciptakan untuk memperoleh bahasa. Manusia memiliki bekal kodrati ( innate

properties) waktu yang lahir dan bekal inilah yang kemudian membuatnya mampu untuk

mengembangkan bahasa, piranti pemerolehan bahasa tersebut menurut Chomsky

dinamakan Language Acquisition Device (LAD).

LAD (Language Acquisition Device) merupakan alat yang hanya menangkap

gelombang-gelombang bahasa. Setelah diterima, gelombang-gelombang itu ditata dan

dihubung-hubungkan satu sama lain menjadi sebuah sistem kemudian dikirimkan ke pusat

pengolahan kemampuan berbahasa (Language Competence). Pusat ini merumuskan

kaidah-kaidah bahasa dari data-data ujaran yang dikirimkan oleh LAD dan

menghubungkannya dengan makna yang dikandungnya, sehingga terbentuklah

kemampuan berbahasa. Pada tahap selanjutnya, pembelajar bahasa menggunakan

kemampuan berbahasanya untuk mengkreasikan atau menghasilkan kalimat-kalimat

dalam bahasa yang dipelajarinya untuk mengungkapkan keinginan atau keperluannya

sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah diketahuinya.

Teori Chomsky adalah teori linguistik modern, yang mencerminkan kemampuan akal,

membicarakan masalah-masalah kebahasaan dan pemerolehannya, serta hubungannya

dengan akal dan pengetahuan manusia. Chomsky mendasarkan teorinya ini atas dasar

asumsi bahwa bahasa menjadi bagian dari komponen komponen manusia dan produk

khas akal manusia.

Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran

manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya berfikir dan

kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa.

Dalam kasus ini Chomsky pernah meminta bantuan seorang rekannya ahli bedah otak,

untuk membandingkan struktur otak manusia dengan simpanse. Dalam eksperimen itu

dapat dibuktikan bahwa struktur otak manusia dengan struktur otak simpanse sama 11

Page 12: psikologi kognitif tugas

persis, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak

terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara

meskipun kadang-kadang ada simpanse yang keterampilan dan kecerdasannya

mandekati manusia. Meskipun simpanse dilatih dengan metode drill and practice seribu

kali dalam sehari, maka tidak akan mungkin seekor simpanse dapat berbicara, sebab

dapat atau tidaknya berbicara itu bukan karena factor latihan atau kebiasaan melainkan

karena factor warisan atau innate.

Bertolak belakang dengan teori behaviorisme, yang menekankan pentingnya stimulus

eksternal dalam pembelajaran, teori kognitif menegaskan pentingnya keaktifan

pembelajar. Pembelajarlah yang mengatur dan menentukan proses pembelajaran.

Lingkungan bukanlah penentu awal dan akhir positif atau negatifnya hasil pembelajaran.

Menurut teori kogitif ini, seseorang ketika menerima stimulus dari lingkungannya, dia

melakukan pemilihan sesuai dengan minat dan keperluannya, menginterpretasikannya,

menghubungkannya dengan pengalamannya terdahulu, baru kemudian memilih alternatif

respon yang paling sesuai.

Dalam toeri linguistik Chomsky, dibutuhkan adanya pasangan penutur dan pendengar

yang ideal dalam sebuah masyarakat tutur atau proses pembelajaran bahasa. Sehingga

keduanya dapat menerima dan mengerti dengan penggunaan bahasa yang diucapkan

dalam jumlah yang tidak terbatas, yang sebelumnya belum pernah didengar.

Chomsky membedakan adanya kompetensi dan performance dalam proses

pembentukan bahasa. Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa

mengenai bahasanya, sedangkan performance atau perbuatan berbahasa merupakan

pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang

nyata.  Kedua tahapan tersebut akan membentuk tata bahasa yang baik,  sehingga dapat

diterima dan dipahami baik bagi penutur atau pendengar dalam proses pemerolehan dan

pembelajaran bahasa.

c. Herbert Simon (Organisation)Menurut Herbert Simon dengan mengembangkan teori perilaku administrasi yaitu

menggambarkan bagaimana kerja struktur organisasi dan dukungan pengambilan

keputusan pada individu dalam organisasi mencapai derajat tertinggi secara konsisten

disamping kemungkinan terjadinya boundedly rational behavior. Keberadaan organisasi

dengan individu-individu yang ada didalamnya diharapkan mengadopsi dasar-dasar nilai

organisasi sebagai petunjuk untuk pengambilan keputusan; dasar-dasar nilai faktual yaitu

peraturan dan prosedur sebagai dasar melakukan kegiatan rutin. 12

Page 13: psikologi kognitif tugas

Perilaku individu dalam organisasi adalah bersifat rasional karena perilakunya dibatasi

dengan peraturan, dan terkait dengan program-program kerja  organisasi. Karena itu

asumsi nilai, kerangka kognitif, peraturan, kegiatan rutin, adalah unsur-unsur yang

mengarahkan individu untuk berperilaku rasional. Selanjutnya teori institusi berkembang

pesat tahun 1960-an ketika diperkenalkan konsep sistem terbuka dalam studi organisasi.

Teori sistem terbuka di transformasikan  melalui pendekatan yang menekankan

pentingnya konteks lingkungan dalam arti luas yang berpengaruh terhadap perubahan

organisasi. Konteks lingkungan tersebut;

PertamaMenyangkut lingkungan teknis yaitu terkait dengan system produksi instrumental,

transformasi input menjadi output.

KeduaKekuatan sosial budaya sebagai lingkungan institusi yang berkembang di tahun 1970-an.

Karena itu institusi dapat dilihat sebagai suatu system produksi dan sebagai system social

budaya. Itu karena pengaruh aspek lingkungan yang semakin komplek, maka teori instuisi

juga berkembang sesuai dengan perkembangan kompleksitas lingkungan. Pandangan

beberapa teoritis menurut Scott menunjukkan bahwa teori institusi dapat berkembang

dalam berbagai disiplin ilmu, karena itu tidak ada teori tunggal tengtang institusi melainkan

teori institusi yang ditinjau dari disiplin ilmu tertentu.

d. Leon Festinger (Disonansi Kognitif) Dalam bukunya, A Theory of Cognitive Dissonance (1957), Festinger (1919-1989)

mengemukakan teorinya yang banyak dipengaruhi oleh K. Lewin. Dalam teori Festinger,

sektor-sektor dalam lapangan kesadaran dinamakan elemen-elemen kognisi. Elemen-

elemen kognisi itu saling berhubungan satu sama lain dan jenis hubungan itu ada tiga

macam, yaitu: (1) hubungan tidak relevan, (2) hubungan disonan, dan (3) hubungan

konsonan.

Menurut Festinger, hubungan yang disonan juga dapat disebabkan oleh nilai-nilai

budaya dan pendapat umum. Untuk mengurangi disonansi kognitif ada tiga cara yang bisa

ditempuh, yaitu:

1. Mengubah elemen tingkah laku, misalnya: seorang gadis membeli baju mahal, tetapi

teman-temannya mencela baju itu karena menurut mereka baju itu jelek. Gadis

tersebut merasa disonan karena baju mahal ternyata tidak bagus (elemen I ditolak oleh 13

Page 14: psikologi kognitif tugas

elemen II). Reaksi gadis itu mungkin akan menjual lagi baju itu atau memberikannya

kepada orang lain.

2. Mengubah elemen kognisi dan lingkungannya, misalnya: Gadis diatas meyakinkan

teman-temannya bahwa baju tersebut sedang mode dijaman ini, disukai oleh bintang-

bintang film dan sangat cantik.

3. Mengubah elemen kognisi baru, misalnya: mencari pendapat teman-teman lainnya

yang mendukung pendapat bahwa baju itu sangat cantik sehingga penyangkalan oleh

elemen kedua bisa dinetralkan.

Teori disonansi kognitif ini adalah sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas

mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku

yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi

mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Istilah disonansi kognitif pertama kali dipopulerkan

oleh Leon Fetinger pada tahun 1950-an. Banyak hal yang dikritik di dalam teori ini, yaitu:

Teori ini dinilai kurang memiliki kegunaan karena teori ini tidak menjelaskan secara

menyeluruh kapan dan bagaimana seseorang akan mencoba untuk mengurangi

disonansi.

Kemungkinan pengujian tidak sepenuhnya terdapat dalam teori ini. Kemungkinan

pengujian berarti kemampuan untuk membuktikan apakah teori tersebut benar atau

salah.

e. Heider (Teori P-O-X)Dalam tulisannya yang telah disebutkan di atas, Heider mengemukakan teori yang

berpangkal pada perasaan-perasaan yang ada pada seseorang terhadap seseorang lain

dan sesuatu hal yang lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan orang

kedua. Orang pertama yang mengalami perasaan itu diberi lambang P (Person atau

pribadi). Orang kedua yag berhubungan dengan P diberi lambang O (Others atau orang

lain), dan orang ketiga yang bisa berupa orang lain, benda, situasi dan sebagainya diberi

lambang X. Dengan demikian hubungan tiga pihak itu disebut hubungan P-O-X.

f. Jerome Bruner (Discovely Learning)     Yang menjadikan dasar ide J.Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan

bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner

memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning yaitu dimana murid

mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Banyak pendapat yang 14

Page 15: psikologi kognitif tugas

mendukung discovery learning itu, diantaranya J.Dewey (1933) dengan complete art of

reflective activity. Atau terkenal dengan problem solving. Didalamnya buku itu ia

melaporkan hasil dari suatu konferensi diantara para ahli science. Dalam hal ini ia

mengemukakan pendapatnya, bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam

intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

The act of discovery dari Bruner:    

1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual.

2. Ganjaran intristik lebih ditekankan dari pada ekstrinsik.

3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berate murid itu menguasai    

metode discovery learning.

4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.

g. Jean Piaget (Cognitive Develop Mental)Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual

dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah seorang psikologi

develop mental karena penelitiannya mengenai tahap – tahap perkembangan pribadi serta

perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dia adalah salah

seorang psikologi suatu teori komperhensif tentang perkembangan inteligensi. Piaget

memakai istilah scheme secara interchangeablngy, Piaget memakaiistilah scheme secara

interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat

diulang. Scheme berhubungan dengan dengan:

-  Refleksi-  refleksi pembawaan: misalnya bernapas, makan minum.

-  Scheme mental: misalnya scheme of class fication, scheme of operation (pola tingkah

laku yang masih suka diamati seperti sikap), dan scheme of operation (pola tingkah laku

yang dapat diamati). Menurut Piaget, inteligensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek,

a) Struktur, disebutjuga scheme seperti yang dikemukakan di atas.

b) Isi, disebut juga content yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individual menghadapi

sesuatu masalah.

c) Fungsi, disebut juga function yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai

kemajuan intelektual. Fungsi itu sendiri. Fungsi itu sendiri terdiri dari dua macam fungsi

invariant yaitu organisasi dana daptasi.

Organisasi: berupa kecakapan seseoraang/organism dalam menyusun

proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk sitem-sistem yang koheren.

15

Page 16: psikologi kognitif tugas

Adaptasi: adaptasi individu terhadap lingkungannya.Adaptasi ini terdiri dari

dua macam proses komplementer yaitu: asimilasi dana komondasi.

Asimilasi: proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk

menghadapi masalah dalam lingkungannya

Akomodasi: proses peruahan respon individu terhadap stimuli lingkungan

Tahap-tahap perkembangan:

1. Tahap Sensorimotor (dari lahir – 2 tahun)

Ciri : tidak ada bahasa, anak bersifat egocentris, pada akhir tahap ini anak

mengembangkan object permanence, anak tahu benda itu ada meskipun tidak tampak.

2. Pemikiran preoperational (sekitar 2 tahun – 7 tahun)

Pemikiran prakonseptual (sekitar 2 tahun - 4 tahun)

Ciri : Pembentukan konsep sederhana, mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok

berdasarkan kemiripan, logika mereka tidak induktif atau deduktif, namun transduktif ( sapi

adalah hewan besar dan berkaki empat, hewan itu juga berkaki empat dan besar jadi

hewan itu adalah sapi)

Pemikiran intuitif (sekitar 4 tahun - 7 tahun)

Anak memecahkan masalah secara intuitif, bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika.

Ciri : anak tidak mampu untuk conservation (kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah,

panjang, substansi atau luas akan tetap sama meski mungkin hal-hal itu direpresentasikan

kepada anak dalam bentuk yang berbeda-beda). Anak secara mental tidak mampu

membalikkan operasi kognitif.

3. Operasi konkret (sekitar 7 tahun - 11/12 tahun)

Ciri : anak memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengelompokkan secara

memadai, mampu melakukan pengurutan (dari yang besar ke yang kecil dan sebaliknya),

dan mampu menangani konsep angka. Akan tetapi, proses pemikiran masih didasarkan

hal-hal yang konkret.

4. Operasi formal (sekitar 11/12 tahun – 14/15 tahun)

Anak mampu menangani situasi hipotetis dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung

hanya pada hal-hal yang langsung. Pemikiran anak semakin logis dimana pemikiran ini

dapat membantunya untuk mencari solusi atas problem kehidupan yang tidak kunjung

selesai.16

Page 17: psikologi kognitif tugas

A. Teori IntelegensiInteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia.

Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi

(higher order cognition). Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga

orang yang memiliki inteligensi yang tinggi sering disebut orang cerdas atau jenius.

Para ahli belum ada kesatuan pendapat tentang definisi inteligensi. Menurut Solso

(1988), Inteligensi adalah kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan;

menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep konkret dan abstrak, dan

menghubungkan di antara objek-objek dan gagasan-gagasan; menggunakan

pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.

Inteligensi sebagai KemampuanNickerson, Perkins, dan Smith (dalam Solso, 1988) membuat daftar kemampuan yang

mereka percayai sebagai representasi dari inteligensi manusia. Sebagai berikut:

Kemampuan Mengklasifikasikan Pola-pola Objek

Orang dengan inteligensi normal mampu mengenali dan mengklasifikasikan stimulus-

stimulus yang tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun.

Kemampuan Beradaptasi (Kemampuan Belajar)

Kemampuan belajar dan memodifikasi perilaku agar dapat beradaptasi dengan lingkungan

merupakan hal yang penting bagi inteligensi manusia.

Kemampuan Menalar secara Deduktif

Orang yang inteligen mampu menarik kesimpulan tertentu berdasarkan premis-premis

yang mendahului.

Kemampuan Menalar secara Induktif

Penalaran Induktif meminta seseorang menarik kesimpulan di balik informasi yang

diberikan atau terbatas. Penalaran ini meminta seseorang untuk menemukan aturan-

aturan atau prinsip-prinsip tertentu berdasarkan contoh-contoh khusus.

Kemampuan Mengembangkan dan Menggunakan Konsep

Meliputi bagaimana seseorang membentuk suatu kesan-pemahaman mengenai cara-cara

suatu objek bekerja atau berfungsi, dan bagaimana menggunakan model itu untuk

memahami dan menginterpretasi kejadian-kejadian.

Kemampuan Memahami

Berkaitan dengan kemampuan melihat adanya hubungan atau relasi dalam suatu

permasalahan, dan kegunaan-kegunaan hubungan ini bagi pemecahan masalah itu.

17

Page 18: psikologi kognitif tugas

Keabsahan kemampuan memahami ini merupakan bagian yang menonjol di dalam tugas-

tugas pada tes inteligensi.

B. Terapi KognitifSeringkali istilah terapi kognitif biasa digunakan, namun sebenarnya istilah ini salah

karena mengandung pengertian bahwa seolah-olah pendekatan kognitif merupakan

bentuk terapi tersendiri. Padahal tidak demikian, beberapa teknik sudah biasa digunakan

oleh terapis perilakuan (missal: pelatihan asertif, pelatihan mengatasi masalah). Dalam

terapi kognitif teknik-teknik yang sudah biasa digunakan terapis tersebut diperkenalkan

kepada pasien.

Keterlibatan klien menunjukkan bahwa terapi kognitif merupakan terapi yang aktif. Terapis

secara bebas mencari bentuk-bentuk kerjasama dengan klien, dengan terapi yang

dipusatkan pada keadaan disini dan sekarang. Pengalaman dan kejadian di masa lalu

hanya dipertimbangkan sejauh kenyataan itu dapat membantu menerangkan pola pikir

dan perilaku yang sudah menjadi kebiasaan saat ini.

Dalam terapi kognitif dipahami bahwa faktor kognitif juga berperan pada timbulnya

gangguan. Para psikolog dalam menangani kasus-kasus depresi dan kecemasan

mengambil pikiran dan dialog internal atau bicara diri sebagai bahan masukan sendiri

dalam proses terapi.

Asumsi dasar dalam terapi kognitif yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari

penyimpangan atau distorsi dalam berpikir. Perbaikan akan dicapai dengan mengubah

pola pikir yang menyimpang tersebut. Tanpa perubahan pola pikir maka kesembuhan

akan bersifat sementara, dan masih rentan kalau klien menghadapi situasi yang

menyesakkan atau menimbulkan akibat negatif.

Tujuan dalam teknik kognitif yaitu:

1. Membangkitkan pikiran-pikiran pasien, dialog internal atau bicara diri dan

interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami.

2. Terapis bersama pasien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah

interpretasi-interpretasi yang diambil.

3. Menyusun desain eksperimen untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring

data tambahan untuk diskusi di dalam proses perlakuan teurapetik.

Terapi kognitif diarahkan untuk memunculkan kesalahan atau kesesatan dalam berpikir,

sebagai contoh18

Page 19: psikologi kognitif tugas

1. Berpikir dikotomik, yaitu berpikir serba ekstrem tanpa penilaian atau pendapat

relativistik ditengah-tengah (hitam vs putih, semuanya atau tidak sama sekali)

2. Abstraksi selektif, pemisahan sebagian kecil dari situasi keseluruhan dengan

mengabaikan sisa bagian yang jauh lebih besar atau penting. Misalnya yaitu secara

keseluruhan orang itu bertampang menarik tetapi karena hidungnya saja yang

pesek orang tersebut jadi minder.

3. Inferensi arbitrer (sembarangan atau semena-mena) yaitu menarik kesimpulan

yang merupakan inferensi dari bukti-bukti yang tidak relevan. Misalnya yaitu

menelpon pacar tatapi tidak ada jawaban kemudian dia menyimpulkan bahwa

pacarnya sedang berpacaran dengan orang lain.

4. Overgeneralisasi, menyimpulkan suatu kejadian negatif yang khusus, sebagai

kejadian negatif secara keseluruhan. Misalnya tidak bisa statistik, kemudian

menyimpulkan bodoh dalam semua hal.

5. Catastrophising, berpikir hal yang paling buruk dalam suatu situasi.

Strategi Perencanaan TerapiNormalnya terapi kognitif dibatasi antara 15-20 pertemuan, masing-masing

membutuhkan waktu 50 menit, sekali seminggu. Meskipun demikian, untuk kasus-kasus

depresi yang lebih parah perlu dua kali pertemuan setiap minggunya untuk 4-5 minggu

pertama. Pendekatan yang digunakan biasanya yaitu behavioral kemudian kognitif.

Semakin berat depresi semakin ditekankan pada teknik behavioral. Dalam komponen

kognitif, proses terapi dimulai dari diskusi tentang pikiran-pikiran yang sedehana dan jelas

kesalahan interpretasinya kearah asumsi-asumsi yang lebih komplek.

Karakteristik pertemuan-pertemuan terapi:

1. Terapis menyusun agenda.

2. Terapis mengatur waktu terapi.

3. Terapis membuat ringkasan secara periodik selama wawancara, kemudian minta

tanggapan klien terhadap ringkasan yang dibuat.

4. Dominasi pendekatan dengan terapis banyak bertanya.

5. Langkah akhir, ada 2 tugas terapis:

Memberikan tugas rumah yang didasarkan pada topik atau masalah yang nampak

muncul sebagai masalah pokok selama session yang baru dijalani.

Meminta pasien untuk membuat ringkasan tentang apa yang telah dikerjakan di

dalam session yang baru dijalani, dan merincikan apa yang harus dikerjakan dalam

pekerjaan rumah. Pasien didorong untuk menunjuk pokok-pokok topik diskusi yang 19

Page 20: psikologi kognitif tugas

kurang tepat, yang dirasa menyakitkan , yang membantu mencapai kemajuan

dalam pengentasan masalah.

E. Ruang Lingkup Psikologi KognitifSolso (2001, h.7-12) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.3-4) memberi uraian

mengenai dua belas bidang penelitian yang mempengaruhi teori-teori dan teknik teknik

psikologi kognitif yakni:

a) Neurosains kognitif

Pakar psikologi kognitif dan pakar ilmu yang berkaitan dengan otak bekerjasama untuk

mempelajari proses-proses elektrokimiawi apa yang berlangsung dalam neuron kita.

b) Persepsi

Persepsi adalah cabang psikologi yang secara langsung berhubungan dengan

pendeteksian dan penginterpretasian stimulus sensoris. Misalnya, ketika kita sedang

mendengarkan pertanyaan, gelombang suara ditangkap oleh kita, kemudian kita

memberikan makna terhadap apa yang kita tangkap oleh telinga kita tersebut.

c) Rekognisi pola

Rekognisi pola menunjukkan bahwa stimulus lingkungan yang kita persepsi tidaklah

berbentuk satu kejadian sensoris tunggal, akan tetapi merupakan satu bagian dari

sebuah pola yang lebih bermakna. Segala sesuatu yang didengar, dilihat, diraba dan

dikecap merupakan suatu pola stimulus sensoris yang kompleks. Rekognisi pola

diartikan sebagai kemampuan manusia untuk mengabstrasikan dan mengintegrasikan

unsur-unsur stimulus menjadi satu skema yang terorganisir.

d) Perhatian

Manusia adalah mahkluk yang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi.

Namun demikian manusia juga selektif dalam memilih informasi mana yang perlu

diperhatikan dan mana yang diabaikan. Perhatian merupakan pemusatan usaha

mental kita pada peristiwa sensoris atau mental.

e) Kesadaran

Manusia mampu menyadari adanya stimulus dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Disamping itu seseorang juga mampu menyadari bahwa dirinya sedang berpikir,

mengingat dan merasakan sensai dalam tubuhnya.

f) Memori

Informasi yang telah dipersepsi akan disimpan dalam system memori dalam watu yang

singkat maupun dalam waktu yang lama.

g) Representasi pengetahuan20

Page 21: psikologi kognitif tugas

Representasi pengetahuan mempelajari bagaimana informasi akan disimbolisasikan

dan dikombinasikan dengan hal-hal lain di dalam otak.

h) Pembayangan/Imajeri

Imajeri menunjukkan representasi mental seseorang terhadap benda dan peristiwa

yang tidak berada di depan orang tersebut.

i) Bahasa

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang memancarkan pikiran lewat suara

dan symbol.

j) Psikologi perkembangan

Bidang ini akan mempelajari bagaimana struktur kognitif berkembang sepanjang

rentang kehidupan.

k) Berpikir dan pembentukan konsep

Berpikir akan menggambarkan proses umum dalam mempertimbangkan suatu isu

dalam pikiran sehingga terbentuk representasi mental yang baru. Sedangkan

pembentukan konsep menunjukkan ketajaman menentukan sifat umum dari suatu

kelompok stimulus tertentu dan menemukan prinsip yang menghubungkan masing-

masing sifat tersebut.

l) Inteligensi manusia dan inteligensi artificial

Intelegensi manusia menggambarkan kemampuan manusia untuk memperoleh,

mengambil kembali dan menggunakana pengetahuan secara bermakna; kemampuan

untuk memahami konsep konkret dan abstrak; serta kemampuan untuk memahami

hubungan antara benda-benda dan konsep-konsep. Sedangkan inteligensi artfisial

merupakan kecerdasan yang diberikan kepada mesin atau computer yang hasil

kerjanya menyamai hasil kecerdasan manusia.

F. Model Dalam Psikologi Kognitif Sekurang-kurangnya ada tiga model yang digunakan untuk menjelaskan kognisi

manusia, yaitu model pemrosesan-informasi, model koneksionisme dan model

berdasarkan teori evolusi (Solso, 2001) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6).

1. Model Pemrosesan Informasi

Model pemrosesan informasi mempunyai tiga asumsi, yaitu:

a) Kognisi dapat dipahami dengan menganalisa kognisi ke dalam serangkaian tahapan

yang pada umumnya bersifat berurutan.

21

Page 22: psikologi kognitif tugas

b) Pada masing-masing tahapan akan terjadi pemrosesan terhadap informasi yang

datang. Respons yang pada akhirnya kemudian dilakukan akan dinilai sebagai hasil

dari serangkaian tahap dan operasi.

c) Masing-masing tahapan akan menerima informasi dari tahapan sebelumnya dan

kemudian melakukan fungsi khasnya.

2. Model Koneksionisme

Model Parallel Distributed Processing/PDP. Model PDP menggunakan otak manusia

sebagai metafora dalam menggambarkan pikiran manusia (Rummelhart&McClelland,

1986, h.75) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6). Seperti halnya otak manusia terdiri

dari sejumlah jaringan neuron, maka menurut model PDP kognisi manusia

digambarkan sebagai jaringan unit yang menyerupai neuron. Setiap unit-unit kognisi

akan saling berhubungan dan teorganisir kedalam satu modul. Setiap modul akan

menerima input dari modul lain atau mengirimkan output ke modul lain. Satu modul

dapat membuat modul lain menjadi aktif namun sebuah modul juga dapat menghambat

kerja modul lain (hubungan inhibitoris). Ciri khas yang kedua adalah bahwa otak

manusia dinilai bisa melakukan kegiatan parallel, oleh karena itu menurut PDP kognisi

manusia juga mampu mengerjakan dua kegiatan dalam waktu yang bersamaan.

Misalnya, seseorang tidak mengalami kesulitan besar untuk mengemudi sambil

mendengarkan radio. Model PDP juga menyatakan bahwa pengetahuan tidak dismpan

dalam bentuk pola tertentu di sistem memori, melainkan disimpan dalam bentuk

kekuatan-kekuatan hubungan antar unit-unit tadi (Rummelhart&McClelland, 1986,

h.31) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6)

3. Model Teori Evolusi

Solso (2001, h.30-31) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6) menggambarkan psikologi

kognitif evalusioner sebagai psikologi yang berdasarkan pada pemikiran evolusi

biologis dan kekuatan lingkungan universal dalam menerangkan seluruh kognisi

termasuk struktur otak. Hal itu berarti bahwa sensasi, persepsi, rekognisi pola, bahasa,

pemecahan masalah, dan semua topic dalam psikologi kognitif ditafsirkan dari segi

biologis dan sejarah evolusi spesies. Premise dasar psikologi kognitif evolusioner

adalah bahwa ada sifat-sifat kognisi manusia yang bersifat universal dan sifat-sifat

kognisi universal ini merupakan hasil dari mekanisme psikologis yang berevolusi.

G. Alasan Kognisi Perlu DipelajariTerdapat tiga alasan mengapa psikologi kognitif perlu dipelajari menurut Matlin (1998, h.2)

dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.2) yakni;22

Page 23: psikologi kognitif tugas

1. Kognisi merupakan satu bagian utama dalam studi mengenai psikologi manusia.

Misalnya apa yang kita lakukan beberapa jam lalu akan membutuhkan persepsi,

memori, bahasa dan berpikir

2. Pendekatan psikologi kognitif telah berpengaruh secara secara luas pada bidang

psikologi lain seperti psikologi social, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan

dan psikologi kesehatan. Psikologi kognitif juga mempengaruhi disiplin ilmu lain,

misalnya terdapat jurnal psikologi politik yang mengkaji sumbangan fakta kognitif

terhadap situasi politik. Apresiasi kita terhadap psikologi kognitif akan membantu kita

untuk memahami bidang psikologi lain

3. Bersifat lebih pribadi. Kita mempunyai alat yang impresif yakni pikiran kita dan kita

menggunakan alat itu setiap menit. Buku psikologi kognitif akan berfungsi seperti buku

petunjuk mengenai bagaimana cara bekerjanya pikiran kita serta kiat-kiat

meningkatkan kinerja kita.

Aplikasi psikologi kognitif dalam kehidupan sehari-hari:

1. Lahir pengganti dari behavioris karena behavioris dianggap gagal karena memandang

manusia sebagi robot dan sekarang lebih menggunakan kognisinya

2. Ilmu komputer

Kecerdasan komputer untuk menandingi kecerdasan manusia

3. Bidang komunikasi

Karena dalam komunikasi terdapat perhatian/atensi

4. Bidang bahasa modern

Psikolinguistik: kemampuan bahasa, perkembangan bahasa

5. Perkembangan kognisi menurut Piaget

a. Adaptasi yaitu adanya penyesuaian diri individu dengan lingkungan

b. Asimilasi yaitu merubah lingkungan agar diri sesuai

c. Akomodasi yaitu merubah diri agar sesuai dengan lingkungan

d. Organisasi

6. Bidang seni

7. Bidang politik

8. Bidang ekonomi

9. Bidang kedokteran

23

Page 24: psikologi kognitif tugas

BAB III PENUTUP

A. KesimpulanDengan mempelajari psikologi, berarti kita berusaha untuk mengenal manusia,

mengetahui aspek-aspek kepribadian manusia dan memahami agar dapat menguraikan

dan menggambarkan tingkah laku manusia. Salah satu aspek kepribadian itu misalnya

keterbukaan, yaitu sikap terbuka terhadap dunia luar, sikap mau memahami perasaan

orang lain, sikap mudah menerima pendapat orang lain dan sikap ini bersifat menetap dan

menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang individual dari orang tersebut.

Jadi, kehidupan mental atau psikis mencakup gejala-gejala kognitif, efektif, konatif

sampai pada taraf psikomotis, baik dalam berhadapan dengan diri sendiri maupun dengan

orang lain. Gejala-gejala mental-psikis ini dapat dibedakan dengan yang lain dan dijadikan

objek studi ilmiah sendiri-sendiri, tetapi tidak pernah dapat dipisahkan secara total yang

satu dari yang lainnya. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali dasar-

dasar dari gejala yang khas kognitif, tetapi juga meninjau aspek kognitif dalam gejala

mental yang lain, seperti apa penafsiran dan pertimbangan yang menyertai reaksi

perasaan (afektif) dan keputusan kehendak (konatif)

Psikologi kognitif dirumuskan sebagai studi mengenai kognisi atau aktivitas-

aktivitas mental yang mencakup pemerolehan, penyimpanan, pengambilan dan

penggunaan pengetahuan. Informasi mengenai ruang lingkup yang cukup luas yakni dari

persepsi, rekognisi pola, perhatian, memori, imajeri, bahasa sampai kecerdasasan artfisial

diharapkan memberikan gambaran sekilas mengenai betapa pentingnya psikologi kognitif.

Psikologi kognitif menggunakan tiga model untuk menerangkan bekerjanya kognisi

manusia, yaitu model pemrosesan informasi, model PDP dan juga dari teori evolusi.

B. SaranDemikian penulisan makalah yang disusun tentang bahasan Perkembangan Psikologi

Kognitif. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

24

Page 25: psikologi kognitif tugas

C. Daftar Pustaka

Sudi Lestari, 2015, Psikologi Perkembangan Kognitif, Pustaka Mandiri

Purwanto, M Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Uheng, Theodorus dan Yohanes Baptista. 2011. Psikologi Umum. Jakarta Pusat: Dirjen

Bimas Katolik

Desmita., 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Santrock. J. W. , 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga

Sumanto, Wasty., 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Muhibin, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yusuf,Syamsu., 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Gunadarsa, Singgih D., 2008. Psikologi Perkambangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Gunung Mulia

Muh Said dan Junimar Affan. 1990. Psikologi dari zaman ke zaman. Jermars Bandung

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Draft_Psikologi_Kognitif_Perte

muan_1-14.pdf (diakses tanggal 15 desember 2015 jam 9:08 WIB)

http://iraps.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33445/

PENGANTAR+PSIKOLOGI+KOGNITIF2012.pdf (diakses tanggal 15 desember 2015 jam

9:21 WIB)

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-

BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Psikologi.pdf (diakses tanggal 16 Desember 2015

jam 2:01 pm)

25