psi kosa

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun 2001 WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era globalisasi, gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak hanya dari kalangan bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa (Yosep, 2009). 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: irma-kakashi-potter

Post on 10-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugasku

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMenurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun 2001 WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Arul Anwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan) mengatakan bahwa jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa rasa cemas depresi, stress,, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja sampai skizofrenia. Di era globalisasi, gangguan kejiwaan meningkat sebagai contoh penderita tidak hanya dari kalangan bawah sekarang kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga terkena gangguan jiwa (Yosep, 2009).1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian dari Psikosa ?2. Apa saja Macam-macam Psikosa ?3. Tindakan apa yang dilakukan perawat pada klien Psikosa ?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Psikosa .

2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam Psikosa .

3. Untuk mengetahui dan memahami tindakan apa yang dilakukan perawat pada klien Psikosa.BAB II

KAJIAN TEORI1.1. Pengertian

W.F. Maramis (2000 : 180), menyatakan bahwa psikosis adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Kelainan seperti ini dapat diketahui berdasarkan gangguan-gangguan pada perasaan, pikiran, kemauan, motorik, dst. sedemikian berat sehingga perilaku penderita tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Perilaku penderita psikosis tidak dapat dimengerti oleh orang normal, sehingga orang awam menyebut penderita sebagai orang gila. Zakiah Daradjat (1993 : 56), menyatakan bahwa Seorang yang diserang penyakit jiwa (psychosie), kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain. Psikosis adalah gejala gangguan mental berat di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk mengenali realitas atau berhubungan dengan orang lain dan mereka biasanya berperilaku dengan cara yang tidak tepat dan aneh. Psikosis muncul sebagai gejala dari sejumlah gangguan mental, termasuk gangguan suasana hati (mood) dan gangguan kepribadian, skizofrenia, halusinasi, delusi, katatonia dan penyalahgunaan zat.Psikosis berarti kondisi abnormal pikiran, dan merupakan istilah psikiatri generik untuk keadaan mental sering digambarkan sebagai melibatkan "hilangnya kontak dengan realitas". Orang yang menderita psikosis dikatakan psikotik. Orang yang mengalami psikosis dapat melaporkan halusinasi atau delusi keyakinan, dan mungkin menunjukkan perubahan kepribadian dan gangguan pikiran. Tergantung pada beratnya, ini bisa disertai dengan perilaku yang tidak biasa atau aneh, serta kesulitan dengan interaksi sosial dan gangguan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Berbagai macam penyakit sistem saraf pusat, baik dari eksternal racun dan penyakit fisiologis internal dapat menghasilkan gejala psikosis. Namun, banyak orang memiliki pengalaman yang tidak biasa dan unshared (berbeda) dari apa yang mereka anggap sebagai realitas yang berbeda tanpa pas definisi klinis psikosis. Misalnya, banyak orang dalam populasi umum mengalami halusinasi berpengalaman berhubungan dengan pengalaman religius atau paranormal. Akibatnya, telah berpendapat bahwa psikosis hanyalah keadaan ekstrim kesadaran yang jatuh di luar norma-norma yang dialami oleh sebagian besar. Dalam pandangan ini, orang-orang yang secara klinis ditemukan psikotik mungkin hanya memiliki pengalaman yang sangat intens atau menyedihkan.1.2. Faktor penyebab Psikosa

a. Faktor organ biologi1) Genetik (heredity)Adanya kromosom tertentu yang membawa sifat gangguan jiwa (khususnya pada skizofrenia). Hal ini telah dipelajari pada penelitian anak kembar, dimana pada anak kembar monozigot (satu sel telur) kemungkinan terjadinya skizofrenia persentase tertinggi 86,2%, sedangkan pada anak kembar dengan dua sel telur (heterozigot) kemungkinannya hanya 14,5%.

2) Bentuk Tubuh (konstitusi)

Kretschmer (1925) dan Sheldon (1942), meneliti tentang adanya hubungan antara bentuk tubuh dengan emosi, temperamen dan kepribadian (personality).

Contohnya, orang yang berbadan gemuk emosinya cendrung meledak ledak, ia bisa lompat kegirangan ketika mendapat hal yang menyenangkan baginya dan sebaliknya.

3) Terganggunya Otak Secara Organik

Contohnya, Tumor, trauma (bisa disebabkan karena gagar otak yang pernah dialami karena kecelakaan), infeksi, gangguan vaskuler, gangguan metabolisme, toksin dan gangguan cogenital dari otak.4) Pengaruh Cacat Cogenital

Contohnya: Down Syndrome (mongoloid).

5) Pengaruh Neurotrasmiter

Yaitu suatu zat kimia yang terdapat di otak yang berfungsi sebagai pengantar implus antar neuron (sel saraf) yang sangat terkait dengan penelitian berbagai macam obat obatan yang bekerja pada susunan saraf.

Contohnya, perubahan aktivitas mental, emosi, dan perilaku yang disebabkan akibat pemakaian zat psikoaktif.

b. Faktor Psikologik

1) Hubungan Intrapersonala. Inteligensi.

b. Keterampilan

c. Bakat dan minat.

d. Kepribadian2) Hubungan Interpersonal

a. Interaksi antara kedua orang tua dengan anaknya.

b. Orang tua yang over protektif.

c. Orang tua yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.

d. Peran ayah dalam keluarga.

e. Persaingan antar saudara kandung.

f. Kelahiran anak yang tidak diharapkan.

c. Faktor Sosio Spiritual 1) Pengaruh Rasial

Contohnya, adanya pengucilan pada warga berkulit hitam di negara Eropa.

2) Golongan Minoritas

Contohnya, pengucilan terhadap seseorang atau sekelompok orang yang menderita penyakit HIV.

3) Masalah Ekonomi

Contohnya, karena selalu hidup dalam kekurangan seorang ibu menganiyaya anaknya.

4) Masalah Pekerjaan.

5) Bencana Alam.6) Perang. Contohnya, karena perang yang berkepanjangan seorang anak menjadi stress.

7) Faktor Agama atau religius baik masalah intra agama ataupun inter agama.

Contoh, perasaan bingung dalam keyakinan yang dialami seorang anak karena perbedaan keyakinan dari orang tuanya.1.3. Ciri Ciri Gangguan PsiotikAdapun ciri ciri gangguan psikotik antara lain :

a. Memiliki labilitas emosional.

b. Menarik diri dari interaksi sosial.c. Tidak mampu bekerja sesuai fungsinya.d. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri.

e. Mengalami penurunan daya ingat dan kognitif parah.

f. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tidak sesuai keadaan.

g. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat.

h. Sulit tidur dalam beberapa hari atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi pasien merasa sulit atau tidak bisa tidur.

i. Memiliki keengganan melakukan segala hal, mereka berusaha untuk tidak melakukan aktivitas bahkan marah jika diminta untuk melakukan aktivitas.

j. Memiliki perilaku yang aneh misalnya, mengurung diri di kamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan dengan stimulus ringan, tiba tiba menangis, berjalan mondar mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.1.4. Klasifikasi Psikosa1. Psikosa FungsionalAdalah gangguan mental yang berat dan melibatan seluruh kepribadian tanpa ada kerusakan jaringan. Psikosa fungsional tidak mempunyai dasar fisik yang dapat diamati.

Macam-macam :

a. Skizofrenia terdiri dari tipe yang tidak teratur, tipe katatonik, tipe paranoid, tipe residual, tipe yang tidak terperinci .

b. Gangguan Bipolar terdiri dari tipe mani , tipe depresif, tipe campuran (sirkuler)

c. Gangguan-gangguan psikotik lain terdiri dari gangguan involusional, gangguan delusional (paranoid) Penyebab psikosa fungsional meliputi:

a. Tumor otak

b. Obat amfetamin penyalahgunaan, kokain, alkohol antara lain kerusakan otak, Skizofrenia, gangguan schizophreniform, gangguan schizoafektif, gangguan psikotik singkat.

c. Gangguan bipolar (manik depresi) d. Parah klinis depresi

e. Parah stres psikososial f. Kurang tidur

g. Beberapa gangguan epilepsi fokal terutama jika lobus temporal dipengaruhi.

h. Paparan beberapa peristiwa traumatik (kematian kekerasan, dll)

i. Tiba-tiba atau over-cepat menarik diri dari obat rekreasi atau diresepkan tertentu. Gejala PsikosaOrang dengan psikosis mungkin memiliki satu atau lebih dari berikut ini: halusinasi, delusi, atau gangguan berpikir, seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Halusinasi

Sebuah halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensorik tanpa adanya rangsangan eksternal. Mereka berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang merupakan persepsi dari rangsangan eksternal.

Halusinasi dapat terjadi pada salah satu dari lima indra dan mengambil hampir semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana (seperti lampu, warna, rasa, dan bau) dengan pengalaman lebih bermakna seperti melihat dan berinteraksi dengan hewan sepenuhnya terbentuk dan orang-orang, mendengar suara, dan memiliki sensasi taktil kompleks.

Halusinasi pendengaran, terutama pengalaman mendengar suara-suara, adalah fitur umum dan sering menonjol dari psikosis. Suara halusinasi mungkin berbicara tentang, atau, orang, dan mungkin melibatkan beberapa pembicara dengan personas berbeda.

Halusinasi auditori cenderung sangat menyedihkan ketika mereka merendahkan, memerintah atau dibicarakan di. Namun, pengalaman mendengar suara-suara tidak perlu selalu menjadi salah satu yang negatif. Satu penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang mendengar suara-suara yang tidak membutuhkan bantuan psikiater. DelusiPsikosis mungkin melibatkan keyakinan delusional, beberapa di antaranya paranoid di alam. Karl Jaspers telah mengklasifikasikan delusi psikotik jenis primer dan sekunder . Delusi primer didefinisikan sebagai yang timbul secara tiba-tiba dan tidak dipahami dalam hal proses mental normal, sedangkan delusi sekunder dapat dipahami sebagai dipengaruhi oleh latar belakang seseorang atau situasi saat ini (misalnya, orientasi seksual atau etnis, agama, keyakinan takhayul).

Gangguan pikiranGangguan pikiran menggambarkan gangguan yang mendasari pikiran sadar dan sebagian besar diklasifikasikan oleh efek pada berbicara dan menulis. Orang yang terkena dampak menunjukkan melonggarnya asosiasi, yaitu, pemutusan dan disorganisasi dari isi semantik berbicara dan menulis. Dalam pidato bentuk parah menjadi dimengerti dan dikenal sebagai "kata-salad". Sering mengalami stupor. Pribadinya terpecah, ada desintegrasi kepribadian, dan desorientasi terhadap lingkungan. Reaksi individu terhadap tekanan-tekanan batin sendiri dan tekanan-tekanan batin sendiri dan tekanan sosial selalu berbentuk gangguan efektif yang parah. Pasien selalu mengadakan introspeksi yang sangat mendalam berlebih-lebihan, dan salah. Caranyamenilai dunia luar juga selalu salah. Terjadi kekalutan mental yang progresif, ada kepecahan pribadi.Responsnya terhadap lingkungan sekitarnya selalu tidak tepat, kegila-gilaan, atau maniakal dan eksentrik. Dia tertawa-tawa mengikik-ngikik terus-menerus. Kerap kali di bayangi oleh bermacam-macam halusinasi dan delusi.Selalu merasa ketakutan dan bingung, mengalami kekacauan emosional yang kronis. Jika pasien jadi agresif, sifatnya menjadi kasar, keras kepala dan kurang ajar, bahkan menjadi eksplosif meledak-ledak, ribut, berlari-lari, dan jadi amat berbahaya. Sebab dia mungkin menyerang dan membunuh orang lain, atau berusaha untuk membunuh diri sendiri.2. Psikosis Organik

Psikosis organik (gangguan mental organik)disebabkan oleh bermacam-macam faktor fisik atau organik yamg mengakibatkan gangguan mental yang sangat berat sehingga individu secara sisoal menjadi lumpuh dan sama sekali tidak mampu untuk menyesuaikan diri. Simtom-simtom utama gangguan mental organik adalah fungsi-fungsi intelektual lemah dan emosi tidak stabil,dan ini dapat dilihat dari tingkah laku umum individu yang selalu mudah tersinggung atau suasana hati yang selalu berubah-ubah tanpa penyebab yang jelas,tidak memperhatikan penampilan pribadi,mengabaikan tanggung jawab,dan antisosial. Rathus dan Nevid (1991) secara terperinci menyebut ciri-ciri dari gangguan-gangguan mental organik seperti yang diperlihatkan dalam tabel berikut :

Jika tingkah laku individu yang disebabkan oleh gangguan organik itu menjadi sedemikian abnormal dan sangat irasional sehingga orangnya dianggap pasif atau lumpuh,atau kadang-kadang bisa menjadi ancaman bagi masyarakat dan dirinya sendiri,maka secara hukum ia dinyatakan sebagai orang gila, istilah gila ini adalah istilah hukum atau sosiologis dan bukan istilah psikologis.Hal-hal yang berhubungan dengan Gangguan-Gangguan Mental Organik

1. Masalah-masalah Diagnostik

Diagnosa tingkah-laku tingkah-laku abnormal dengan faktor-faktor organik sebagai penyebabnya dapat merupakan tugas yang berat karena, misalnya,cedera otak mungkin menimbulkan bermacam-macam simtom tergantung pada faktor-faktor - tempat dan luasnya cedera, kemampuan individu untuk mengulangi,adanya dukungan masyarakat. Misalnya, individu mungkin mengalami depresi akut dan takut karena ia mnyadari bahwa fungsi intelektualnya merosot,terutama bila ia tidak lagi memenuhi tuntutan-tuntutan kehidupan sehari-hari atau bila tidak ada orang yang membantunya

2. Gangguan-gangguan Mental Organik versus sindrom-sindrom mental organik

Menurut DSM_III_R, sindrom-sindrom mental organik adalah kelompok simtom behavioral atau psikolois yang disebebkan oleh gangguan-gangguan organik yang mempengaruhi otak. Sindrom-sindrom ini adalah gangguan pikiran,kepribadian,suasana hati,ingatan,persepsi,dan pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh intoksisasi atau putusnya zat-zat psikoatktif seperti alkohol dan obat-obat. Setiap sindrom mungkin menggambarkan penyebab-penyebab organik yang berbeda. Misalnya,delirium adalah suatu sindrom dengan cirinya yaitu keadaan mental yang kacau dan sulit untuk memusatkan perhatian yang mungkin disebabkan oleh bermacam-macam gangguan atau kondisi fisik, seperti pukulan pada kepala,infeksi otak,intoksikasi,atau putus dari bermacam-macam zat psikoaktif.

3. Delirium

Delirium berasal dari bahasa Latin dengan akar kata de yang berarti dari,dan lira yang berarti garis atau alur. Dengan,demikian , delirium berarti menyimpang dari garis atau norma delam presepsi,kognisi,dan tingkah laku. Ciri-ciri delirium adlah sulit berkonsentrasi dan disorganisasi psikologis yang diperlihatkan dengan cara berbicara bertele-tele (melantur-lantur) dan tidak koheren. Orang-orang yang mengalami delirium merasa sulit untuk menghilangkan stimulus-stimulus yang tiodak relevan atau mengalihkan perhatian mereka kepada tugas-tugas baru. Mereka mungkin berbicara dengan penuh gairah namun pembicaraan mereka tidak bermakna dan tidak koheren (Freemon,1981).

4. Sindrom amnestik

Ciri sindrom amnestik atau amnesia adalah penurunan secara dramatis fungsi ingatan yang tidak ada hubungannnya dengan keadaan delirium atau dementia. Dengan demikian,orang yang mengalami amnesia tidak mampu mempelajari hal yang baru (ingatan jangka pendek) dan mengingat informasi masa lampau sebelumnya yang sudah diketahui (ingatan jangka panjang)

5. Dementia

Dementia adalah kehilangan kemampuan intelektual dengan penyebabnya bersifat organik yang cukup hebat untuk menganggu fungsi sosial dan okupasional (Devies,1998). Dalam kebanyakan kasus, kekurangan itu adalah merosotnya ingatan,penilaian,kemampuan,pemikiran abstrak dan fungsi-fungsi intelektual lain yang lebih tinggi. Sifat dari kemerosotan itu (lancar versus bertahap) kadang-kadang merupakan faktor penting dalam menentukan penyebab dari dementia. Dementia itu dibagi menjadi dementia presenile versus dementia senile dan dementia primer versus dementia sekunder.

1. Dementia Presenile Versus Dementia Senile . yaitu apabila kemerosotan itu mulai terjadi sebelum usia 65 tahun, maka kemerosotan tersebut dinamakan dementia presenile , tetapi bila terjadi sesuadah 65 tahun, maka dementia tersebut dinamakan dementia senile

2. Dementia primer Versus Dementia Sekunder. Dementia primer adalah merosotnya fungsi intelektual sebagai akibat dari gangguan organik pada otak, sedangkan dementia sekunder terjadi karena merosotnya fungsi intelektual sebagai akibat dari gangguan lain. Misalnya, merosotnya fungsi yang disebabkan oleh depresi adalah contoh dementia sekunder.

Contoh Kasus Sewaktu kecil Sadid adalah seorang anak yang aktif, banyak bicara, mudah marah, dan suka berkelahi. Demikian pula di sekolah, Sadid sering bolos dan bila marah merusak barang-barang yang ada di dekatnya seperti membanting gelas atau piring. Sejak usia 10 tahun Sadid sering mengalami pengalaman yang aneh, seperti bermaksud ke rumah Hafidz, tetapi tanpa disadari ke rumah Seno. Ketika sadar di rumah Seno, ia segera kembali ke rumah Hafidz. Ia sering merasa asing di kamarnya sendiri dan ketika berada di rumah orang yang dikenalinya dengan baik. Ketika bersepeda ia sering jatuh tanpa disadarinya.

Keluhan yang disampaikan Sadid adalah sakit kepala. Semasa remaja, Sadid juga masih sering melakukan perbuatan tanpa disadarinya, misalnya naik pohon kemudian kebingungan tidak bisa turun atau nyemplung ke dalam kolam tanpa tujuan yang jelas. Meskipun semasa kecilnya terkenal nakal, namun untuk mengaji dan shalat cukup rajin.Menjelang dewasa, Sadid mulai berubah menjadi pendiam dan sulit bergaul. Sejak dua tahun lalu, tingkah laku Sadid semakin aneh seperti mengurung diri di kamar, bicara mulai kacau dan sulit dimengerti. Suatu hari, Sadid pernah mencoba untuk terjun ke dalam sumur, dan ketika ditanya takut karena ada yang akan membunuhnya. Sadid mengatakan ia sering bermimpi merasa dikepung, ada orang yang mengejar dan akan membunuhnya. Kakek Sadid juga menderita gangguan jiwa dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebanyak lima kali.

Analisa KasusPsikotik adalah gangguan jiwa yang dapat diturunkan. Menurut statistik yang dibuat oleh Kalman, jika salah seorang orang tua menderita psikotik (misal skizofrenia), kemungkinan anak-anaknya menderita psikotik adalah sebesar 12%. Anak-anak lain yang tidak menderita psikotik tetap mengandung bibit penyakit tersebut dan mempunyai risiko untuk mengalami gangguan yang lebih besar. Bibit itu akan diturunkan pada generasi berikutnya. Inilah yang dialami Sadid. Selain itu, timbulnya penyakit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Gejala-gejala psikotik yang ditemukan pada Sadid antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri dari lingkungan sosial (social with drawl). Adanya waham kejar ini memungkinkan seorang penderita dapat melakukan tindakan membahayakan, bagi dirinya sendiri seperti terjun ke dalam sumur atau membahayakan orang lain yaitu menyerang orang lain.

Meskipun Sadid mengalami penurunan kesadaran dan gangguan jiwa berat (psikotik), namun masih mampu salat dan membaca Alquran. Hal ini menjadi bukti bahwa gangguan jiwa berat atau psikotik tidak mempengaruhi kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Namun demikian, pasien tidak mampu menggunakan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk sesuatu yang berguna. Penurunan kesadaran yang dialami oleh Sadid besar kemungkinan adalah suatu serangan yang dahulu dikenal sebagai epilepsi atau yang oleh masyarakat awam disebut sakalor atau ayan.Epilepsi ada yang disertai dengan gejala kejang-kejang, mula-mula berteriak lalu pingsan seluruh badan dan keluar ludah berbusa. Kadang-kadang berdarah karena lidah tergigit. Sesudah kira-kira satu menit penderita bernapas kembali dan sadar. Epilepsi tipe lain gejalanya berupa serangan penurunan kesadaran dalam beberapa detik. Kadang ia bergumam, masih mendengar apa yang dibicarakan tetapi tidak dapat menjawab. Setelah beberapa detik, ia sadar kembali melanjutkan pekerjaan.Epilepsi tipe psikomotor atau epilepsi lobus temporalis kadang-kadang langsung, tidak didahului oleh serangan kejang-kejang atau penurunan kesadaran. Gejala-gejala gangguan psikiatrik menonjol, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan gangguan psikotik yang fungsional.Semasa kecil Sadid adalah anak nakal. Pada epilepsi sering dijumpai apa yang disebut psikopatisasi, terutama bila gangguan telah dijumpai dalam waktu yang lama dan frekuensi serangan tinggi. Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan mungkin Sadid adalah seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna". Gejala-gejala yang dialami Sadid dapat dikategorikan dalam psikotik. Psikotik dapat muncul dalam beberapa bentuk, yaitu:

1. Skizofrenia adalah penyakit jiwa yang ditandai kemunduran atau kemurungan kepribadian. Berdasarkan fase Sadid telah berada pada fase aktif. Karena individu mengalami simtom psikotik, halusinasi, delusi, bicara dan tingkah laku tidak teratur serta tanda-tanda penarikan diri.2. Paranoid adalah gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya. Individu yang mempunyai kepribadian paranoid kemungkinan terdapat waham, namun gejala itu hanya sekilas.

3. Maniac depressive psychosis adalah kondisi inidividu di mana perasaan gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya.Upaya yang perlu dilakukan adalah segera membawa Sadid ke fasilitas psikiatri untuk men entukan diagnosis kemungkinan dan pengobatan yang adekuat. Perawatan yang intensif (rawat inap), tampaknya diperlukan bagi Sadid. Berbagai pemeriksaan akan dilakukan sesuai indikasi, misalnya pemeriksaan Electro Enceplalografi dan CT Scan, atau bahkan bila diperlukann MRI (Magnetic Resonance Imaging). Dokter yang memeriksa akan menentukan apakah gejala-gejala psikotik yang ditampilkan merupakan bagian dari epilepsinya atau merupakan gangguan yang terpisah.CIRI-CIRI UMUM

GANGGUAN-GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Fungsi intelektual atau ingatan menurun (merosot), mengalami kesulitan dalam berbicara,memahami,menghitung,dan kehilangtan pengetahuan umum

Kehilangan ingatan terhadap peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi dan bukan terhadap peristiwa-peristiwa yang sudah lama terjadi lebih merupakan ciri khas kerusakan organik.

Adanya disorientasi dan gangguan motor (misal kesulitan berjalan atau otot gemetar yang tidak berada di bawah kendali kemauan)

Gangguan penilaian atau kesulitan dalam mengambil keputusan dengan tepat,seperti berpakaian secara tidak tepat atau meninggalkan rumah pada waktu hujan lebat atau angin ribut

Suasana hati yang tidak stabil dan agitasi emosional, misalnya peralihan yang terjadi dengan cepat dari tertawa ke menangis atau sebaliknya.

Perubahan-perubahan kepribadian dalam kehidupan kemudian.

Faktor-faktor psikososial yang dapat menjelaskan tingkah laku abnormal dari menurunnya fungsi intelektual tidak ada (misal deprei yang terjadi sesudah kehilangan orang yang dicintai)

1