proyek studi disusun sebagai salah satu syarat untuk...

43
AKTIVITAS MASYARAKAT PENAMBANG PASIR DAN BATU LERENG MURIA SEBAGAI SUMBER GAGASAN DALAM BERKARYA SENI LUKIS Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa oleh Angga Aditya 2401412056 JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 17-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

AKTIVITAS MASYARAKAT PENAMBANG PASIR DAN BATU

LERENG MURIA SEBAGAI SUMBER GAGASAN DALAM BERKARYA

SENI LUKIS

Proyek Studi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

oleh

Angga Aditya

2401412056

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

ii

Page 3: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

iii

Page 4: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bekerjalah ! dan kau akan merasakan hidup”

“Baru merasakan arti kebahagiaan ketika telah berguna bagi sesama”

(Angga Aditya)

PERSEMBAHAN

Proyek studi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak

Sukarbin dan Ibu Sumi’ah

2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan

Shinta

3. Keluarga besar seni rupa

4. Teman-teman seni rupa angkatan 2012

5. Keluarga Kontrakan Tower

6. Almamaterku.

Page 5: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan ridho-

Nya proyek studi yang berjudul “Aktivitas Masyarakat Penambang Pasir dan Batu

Lereng Muria sebagai Sumber Gagasan dalam Berkarya Seni Lukis” dapat

diselesaikan.

Dalam penyusunan proyek studi ini, penulis menyadari banyak hambatan

dan kendala. Tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya

penulis dapat menyelesaikan proyek studi ini. Berkenaan dengan hal itu, penulis

bermaksud untuk menyampaikan ucapan terima kasih khususnya kepada Dr.

Syakir, M.Sn. dan Mujiyono, S.Pd., M.Sn. yang telah memberikan bimbingan,

arahan, serta motivasi dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Ucapan terima

kasih penulis sampaikan pula kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan

dan kemudahan sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. M. Jazuli, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas akademik dan

administratif kepada penulis dalam menempuh studi dan menyelesaikan

proyek studi ini.

3. Dr. Syakir, M.Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa sekaligus selaku Dosen

Pembimbing I yang telah memberikan fasilitas administrasi serta arahan

dan nasihat dalam penyusunan proyek studi ini.

Page 6: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

vi

Page 7: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

vii

SARI

Aditya, Angga. 2019. AKTIVITAS MASYARAKAT PENAMBANG PASIR

DAN BATU LERENG MURIA SEBAGAI SUMBER GAGASAN DALAM

BERKARYA SENI LUKIS. Proyek Studi. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Syakir, M.Sn.,

Pembimbing II Mujiyono, S.Pd., M.Sn.

Kata kunci: aktivitas masyarakat penambang pasir dan batu, lereng Muria,

nilai-nilai humanistik, seni lukis.

Lereng Muria terletak di Dukuh Lahar Desa Puyoh Kecamatan Dawe Kabupaten

Kudus, lokasi penambangan masih sangat asri. Aktivitas masyarakat penambang

pasir dan batu di lereng Muria masih menggunakan alat tradisional, sehingga

membuat para penambang saling tergantung satu sama lain. Nilai-nilai humanistik

pada diri setiap individu yang semakin lama mengalami penurunan, masih sangat

dijunjung tinggi oleh para penambang. Terdapat nilai-nilai humanistik yang

tercermin pada diri penambang yang muncul ketika aktivitas penambangan

berlangsung. Tujuan dari proyek studi ini adalah menciptakan karya seni lukis

realistik dengan subject matter tentang aktivitas masyarakat penambang pasir dan

batu lereng gunung Muria. Metode yang digunakan dalam berkarya meliputi

pemilihan media berkarya dan prosedur berkarya. Media yang digunakan dalam

berkarya berupa bahan (kanvas, rubber, cat minyak, medium cat minyak), alat

(kuas, pensil warna, kain lap, pisau palet, palet, laptop, kamera DSLR). Proses

penciptaan karya lukis dalam proyek studi ini melalui tahapan-tahapan dari

melakukan pemotretan terhadap aktivitas penambang pasir dan batu lereng Muria,

seleksi foto objek, membuat sket, hingga melukis di atas kanvas. Proyek studi ini

menghasilkan delapan karya dengan ukuran karya variatif mulai dari yang paling

kecil 120 x 100 cm sampai dengan yang paling besar 200 x 110 cm, dibuat pada

tahun 2017-2018. Seluruh karya ini menampilkan subjek penambang pasir dan

batu dengan komposisi asimetris. Aktivitas menambang pasir dan batu di

antaranya yaitu proses menambang di dalam sungai, proses pengangkutan hasil

tambang ke tepi sungai, proses jual-beli hasil tambang, dan proses pengangkutan

hasil tambang ke atas bak truk dump. Penulis mengangkat aktivitas penambang

sebagai tema lukisan dengan pendekatan corak realistic. Dalam hal ini aktivitas

tersebut dipandang dapat memberikan contoh kepada apresiator untuk selalu

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan menerapkan nilai-nilai

humanistik kedalam kehidupan sosial, sehingga tidak lagi sewenang-wenang

dalam bertindak terhadap sesama.

Page 8: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERNYATAAN ................................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ........................................................................................................ v

SARI .................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema .................................................................. 1

1.2 Latar Belakang pemilihan Jenis Karya ........................................................ 4

1.3 Tujuan Pembuatan Proyek Studi .................................................................. 6

1.4 Manfaat Pembuatan Proyek Studi ................................................................ 6

BAB 2 LANDASAN KONSEPTUAL ............................................................. 7

2.1 Tinjauan Nilai Humanistik ........................................................................... 7

2.2 Tinjauan Aktivitas Masyarakat .................................................................... 12

2.3 Konsep Seni Lukis Realistik ........................................................................ 13

2.3.1 Pengertian Seni Lukis ............................................................................... 13

2.3.2 Pengertian Seni Lukis Realistik ................................................................ 17

2.4 Unsur dan Prinsip Seni rupa ......................................................................... 18

2.4.1 Unsur dalam Seni Rupa ............................................................................. 18

2.4.1.1 Garis...................................................................................................... 18

2.4.1.2 Warna .................................................................................................... 20

2.4.1.3 Bidang ................................................................................................... 21

2.4.1.4 Ruang .................................................................................................... 21

2.4.1.5 Tekstur .................................................................................................. 22

2.4.1.6 Gelap Terang ........................................................................................ 23

2.4.2 Prinsip dalam Seni Rupa ........................................................................... 23

2.4.2.1 Keseimbangan ...................................................................................... 24

2.4.2.2 Irama ..................................................................................................... 25

2.4.2.3 Kesebandingan...................................................................................... 25

2.4.2.4 Pusat Perhatian ..................................................................................... 26

Page 9: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

ix

2.4.2.5 Kesatuan ............................................................................................... 27

BAB 3 METODE BERKARYA ...................................................................... 28

3.1 Pemilihan Media Berkarya ........................................................................... 28

3.1.1 Bahan......................................................................................................... 28

3.1.1.1 Kanvas .................................................................................................. 28

3.1.1.2 Rubber .................................................................................................. 28

3.1.1.3 Pensil Warna ......................................................................................... 29

3.1.1.4 Cat Minyak ........................................................................................... 29

3.1.1.5 Medium Cat Minyak ............................................................................. 29

3.1.1.6 White Spirit........................................................................................... 30

3.1.2 Alat ............................................................................................................ 30

3.1.2.1 Kuas ...................................................................................................... 30

3.1.2.2 Kain Lap ............................................................................................... 31

3.1.2.3 Pisau Palet............................................................................................. 31

3.1.2.4 Palet ...................................................................................................... 31

3.1.2.5 Laptop ................................................................................................... 32

3.1.2.6 Kamera DSLR ...................................................................................... 32

3.2 Teknik Berkarya ........................................................................................... 33

3.3 Prosedur Berkarya ........................................................................................ 34

3.3.1 Studi Pustaka ............................................................................................. 34

3.3.2 Konseptualisasi ......................................................................................... 38

3.3.3 Visualisasi ................................................................................................. 39

3.3.3.1 Pencarian objek gambar ........................................................................ 39

3.3.3.2 Proses Editing ....................................................................................... 40

3.3.3.3 Pembuatan Kanvas ............................................................................... 41

3.3.3.4 Pembuatan sket awal ............................................................................ 42

3.3.3.5 Pewarnaan ............................................................................................. 43

3.3.3.6 Sentuhan Akhir (Finishing) .................................................................. 48

3.3.3.7 Pengemasan Karya ............................................................................... 49

3.3.3.8 Penyajian Karya .................................................................................... 50

BAB 4 HASIL OBSERVASI DAN ANALISIS KARYA .............................. 51

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Lereng Gunung Muria ................................ 51

4.2 Karya 1 (Bersyukur) ..................................................................................... 56

4.3 Karya 2 (Bahagia) ........................................................................................ 61

4.4 Karya 3 (Bersaing Secara Sehat).................................................................. 65

4.5 Karya 4 (Istirahat Sejenak)........................................................................... 70

4.6 Karya 5 (Iklhas)............................................................................................ 76

4.7 Karya 6 (Bergelut dengan Usia) ................................................................... 82

4.8 Karya 7 (Kerjasama) .................................................................................... 87

4.9 Karya 8 (Sederhana) ..................................................................................... 92

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 97

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 97

5.2 Saran ............................................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 99

LAMPIRAN .................................................................................................... 102

Page 10: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Media Berkarya Alat dan Bahan .................................................... 32

Gambar 3.2 Lukisan Alfredo Rodriguez, cat minyak pada kanvas.................... 35

Gambar 3.3 Lukisan Basuki Abdullah, Buruh,cat minyak pada kanvas ............ 37

Gambar 3.4 Referensi subjek lukis .................................................................... 40

Gambar 3.5 Proses editing ................................................................................. 41

Gambar 3.6 Kanvas yang digunakan untuk melukis .......................................... 42

Gambar 3.7 Proses pembuatan sket awal ........................................................... 43

Gambar 3.8 Proses pewarnaan dasar .................................................................. 45

Gambar 3.9 : Proses pendetailan ........................................................................ 46

Gambar 3.10 Proses pengemasan karya lukis .................................................... 50

Gambar 3.11 Proses penyajian karya lukis dalam bentuk pameran ................... 50

Gambar 4.1 Gunung Muria ................................................................................ 51

Gambar 4.2 Karya 1 ........................................................................................... 56

Gambar 4.3 Karya 2 ........................................................................................... 61

Gambar 4.4 Karya 3 ........................................................................................... 65

Gambar 4.5 Karya 4 ........................................................................................... 70

Gambar 4.6 Karya 5 ........................................................................................... 76

Gambar 4.7 Karya 6 ........................................................................................... 82

Gambar 4.8 Karya 7 ........................................................................................... 87

Gambar 4.9 Karya 8 ........................................................................................... 92

Page 11: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

xi

DAFTAR LAMPIRAN

BIODATA PENULIS ........................................................................................ 103

PENGALAMAN BERKESENIAN ................................................................. 104

POSTER DAN UNDANGAN PAMERAN .................................................... 107

LEAFLET KARYA PAMERAN ..................................................................... 109

DOKUMENTASI DISPLAY PAMERAN ...................................................... 111

DOKUMENTASI PAMERAN ........................................................................ 113

SURAT KETERAGAN DOSEN PEMBIMBING .......................................... 117

Page 12: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema

Modernisasi telah mempengaruhi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, baik

berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positifnya banyak

dirasakan oleh masyarakat yaitu untuk mempermudah dalam menjalani

kehidupan. Sedangkan dampak negatifnya juga telah dirasakan oleh masyarakat

yang salah satunya yaitu penurunan nilai-nilai humanistik dalam diri tiap individu

yang semula dijunjung tinggi.

Modernisasi berdampak pada sikap yang cederung tidak mau tahu atau

acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Hidup individu, pragmatis, materialis

yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern menjadi pilihan hidup untuk

mempertahankan hidup. Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan

masyarakat penambang pasir dan batu di lereng gunung Muria. Kehidupan

pedesaan yang jauh lebih ramah menyambut siapa saja yang datang. Suasana yang

masih asri memberi sebuah energi untuk saling sapa, saling memberi, saling

mengasihi, dan saling bergantung satu sama lain yang dapat menimbulkan

kedamaian dalam hidup. Kehidupan mereka masih tergantung pada alam, dengan

berharap pada melimpahnya hasil tambang pasir dan batu di sungai.

Aktivitas penambangan pasir dan batu di lereng Muria merupakan suatu

hal yang menarik bagi diri penulis. Letak Gunung Muria berada di wilayah utara

Jawa Tengah bagian timur lebih tepatnya berada di Kabupaten Kudus, Jepara, dan

Pati. Selain flora dan fauna, lereng Muria memiliki potensi sumber daya alam

Page 13: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

2

berupa pasir dan batu. Di Kabupaten Kudus, material tersebut dapat ditemukan di

sepanjang sungai Gelis yang merupakan sungai besar di sana. Di sungai Gelis

terdapat beberapa bendungan yang digunakan untuk keperluan irigasi masyarakat

sekitar. Beberapa di antaranya digunakan sebagai lokasi penambangan pasir dan

batu. Di sungai Gelis terdapat bendungan terbesar bernama Bendung Suru yang

juga merupakan lokasi penambangan. Bendung Suru letaknya berada di Dukuh

Lahar Desa Puyoh Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.

Masyarakat sekitar memanfaatkan material berupa pasir dan batu sebagai

bahan bangunan untuk membangun jalan, jembatan, rumah dan sebagainya. Selain

semen, pasir dan batu merupakan salah satu bahan pokok dalam mendirikan

sebuah bangunan. Dikarenakan harga semen yang begitu tinggi, pasir digunakan

sebagai bahan campuran semen agar tidak boros. Batu digunakan untuk pondasi

bangunan agar lebih kokoh, dan dapat digunakan sebagai bahan campuran

pengecoran. Batu juga dapat diolah menjadi batu pecah atau pasir dengan proses

penggilingan.

Menariknya dari aktivitas penambangan di Bendung Suru adalah ramainya

aktivitas penambangan dengan beragam kegiatan di dalamnya yang masih

mengandalkan peralatan tradisional dan juga tempatnya yang asri. Penggunaan

peralatan yang masih tradisional menyebabkan cara kerjanya tidak bisa dilakukan

secara individu, melainkan melalui kerjasama. Semua saling ketergantungan satu

sama lain, yang menyebabkan tumbuhnya rasa saling menghargai dan rasa saling

menghormati. Sehingga nilai-nilai kemanusiaan serta harkat dan martabat manusia

masih sangat dijunjung tinggi di sana. Mengingatkan kita kepada sebuah paham

Page 14: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

3

yang memfokuskan pada permasalah-permasalahan kemanusiaan serta harkat dan

martabat manusia yaitu humanisme.

Humanisme merupakan suatu konsep tentang manusia sebagai pusat

eksistensi. Segala sesuatu yang ada tak berarti kalau bukan untuk dan demi

manusia (Sugiharto, 2008: 1). Nilai humanistik mampu mendorong seseorang

agar dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan memperlakukan

manusia secara lebih manusiawi atau memanusiakan manusia.

Nilai-nilai humanistik universal, yang mendapat pengakuan dunia oleh

PBB pada 10 Desember 1948 tertuang dalam naskah Deklarsi Hak Asasi Manusia

Sedunia (The Universal Declaration Of Human Right) disebut sebagai “living

value” yang terdiri atas kedamaian (peace), penghargaan (respect), tanggung

jawab (responsibility), kebahagiaan (happines), kebebasan (freedom), toleransi

(tolerance), kerjasama (coorperation), cinta kasih (love), kesederhanaan

(simplicity), persatuan (unity), 11) kerendahan hati (humaility) (Azizah, 2016: 53).

Aktivitas penambangan pasir dan batu di lereng Muria masih erat dengan

nilai-nilai humanistik. Seperti misalnya sikap tanggung jawab sebagai bukti dari

kesungguhan dalam bekerja dan sikap pantang menyerah dapat dilihat ketika

proses penambangan berlangsung. Para penambang tidak pernah melihat situasi

dan kondisi yang terjadi saat itu. Misalnya pada saat panas maupun hujan, atau

ketika sungai sedang mengalami banjir penambang akan tetap melakukan proses

penambangan. Meskipun masih menggunakan peralatan tradisional dan seadanya.

Dengan makanan dan pakaian seadanya pula mereka berusaha keras untuk

Page 15: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

4

melakukan pekerjaannya. Ini mencerminkan sebuah sikap kesederhanaan yang

luar biasa pada diri setiap penambang.

Dalam menciptakan suatu karya seni, seorang seniman membutuhkan

sumber gagasan agar proses berkarya lebih jelas dan terarah. Sumber gagasan atau

ide merupakan rancangan yang tersusun dalam pikiran, yang nantinya diolah dan

dijadikan sebagai dasar untuk membuat konsep karya seni. Konsep karya

selanjutnya dijadikan patokan dalam pembuatan sebuah karya seni. Menurut

Susanto (2012) konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan

pikiran. Konsep dapat menjadi pembatas berpikir creator maupun penikmat dalam

melihat dan mengapresiasi karya seni. Sehingga creator dan penikmat dapat

memiliki persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar. Dari nilai-nilai humanistik

pada aktivitas penambangan tersebut, yang membuat penulis tertarik untuk

memvisualisasikan ke dalam karya seni lukis.

1.2 Latar Belakang Pemilihan Jenis Karya

Dalam kegiatan akademik, penulis mendapatkan berbagai macam mata kuliah

yang telah ditempuh seperti seni lukis, patung, ukir, ilustrasi dan lain-lain. Tetapi

penulis lebih tertarik pada seni lukis. Penulis beranggapan bahwa seni lukis

merupakan sarana yang tepat untuk mengungkapkan ekspresi, ide atau gagasan.

Melalui perkuliahan seni lukis, penulis mengambil kesimpulan bahwa melukis

merupakan aktivitas yang menyenangkan sebagai proses berkreasi. Selain itu

melukis dapat melatih kepekaan, melatih kesabaran, serta yang utama yaitu

sebagai ungkapan ekspresi jiwa.

Page 16: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

5

Setelah memiliki pengalaman berkarya seni lukis dengan berbagai media,

penulis memutuskan untuk memilih media cat minyak pada kanvas sebagai media

dalam pembuatan proyek studi ini. Karena cat minyak lebih mudah untuk

digunakan dalam membuat gradasi warna. Cat minyak memiliki ciri khas yaitu

membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengeringan, jadi lebih memberi

keleluasaan dalam membuat gradasi warna kapan saja selama cat belum kering.

Cat minyak juga sudah teruji oleh waktu dan memiliki daya tahan yang kuat,

terbukti dengan adanya lukisan cat minyak yang berusia ratusan tahun dan masih

ada sampai saat ini dengan kualitas yang masih terjaga.

Penulis lebih memilih berkarya seni lukis dengan pendekatan corak

realistis. Dengan tujuan selain untuk melatih kepekaan anatomi dan teknik dalam

melukis. Dan dalam hal ini dengan pendekatan corak realistis dirasa lebih dapat

menggambarkan nilai-nilai humanistik yang terkandung dalam aktivitas

masyarakat penambang pasir dan batu lereng Muria. Tampilan yang realistis lebih

mudah dipahami oleh masyarakat umum, terlebih lagi masyarakat awam. Dalam

pembuatan karya seni lukis realistis dibutuhkan skill, kepekaan, dan kesabaran

yang harus melalui proses latihan secara drill. Tanpa itu semua, pada proses

pengerjaannya akan mengalami kesulitan dan hasilnya tidak akan bisa seperti

yang diharapkan. Sehingga tidak semua orang dapat membuat karya seni lukis

realistis atau apa adanya seperti asli atau kenyataan dari objek lukis. Karya seni

lukis realistis juga masih banyak peminatnya. Karena dapat menimbulkan rasa

kagum, senang dan bangga terhadap karya itu sendiri sehingga dapat menarik

apresiator khususnya mahasiswa seni rupa untuk menekuni kegiatan melukis.

Page 17: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

6

1.3 Tujuan Pembuatan Proyek Studi

Menciptakan karya seni lukis realistik dengan subject matter tentang aktivitas

masyarakat penambang pasir dan batu lereng gunung Muria.

1.1 Manfaat Pembuatan Proyek Studi

Manfaat dari penciptaan karya seni lukis dengan tema dan judul “Aktivitas

Masyarakat Penambang Pasir dan Batu Lereng Muria sebagai Sumber Gagasan

dalam Berkarya Seni Lukis” pada proyek studi ini yaitu sebagai berikut.

Bagi Penulis, proyek studi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana Program Studi Pendidikan Seni Rupa jenjang S1 pada Jurusan Seni

Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Sebagai sarana

untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki serta untuk

menuangkan ide-ide kreatif penulis dalam bidang seni rupa. Dan juga sebagai

portofolio penulis dalam berkesenian. Bagi mahasiswa seni rupa, proyek studi

dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Jurusan Seni Rupa yang

akan menempuh proyek studi sejenis. Bagi masyarakat, proyek studi ini dapat

digunakan sebagai referensi dan bahan apresiasi bagi masyarakat khususnya yang

menggeluti bidang seni rupa.

Page 18: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

7

BAB 2

LANDASAN KONSEPTUAL

2.1 Tinjauan Nilai Humanistik

Menurut Suseno (dalam Wibowo, 2017) nilai humanis dikembangkan berdasarkan

filosofi humanistik. Humanistik secara umum berarti sikap yang secara prinsip

menghormati setiap orang dalam keutuhannya sebagai manusia, dalam

martabatnya sebagai makhluk yang bebas, yang berhak menentukan sendiri arah

kehidupan serta keyakinan.

Lebih rinci lagi Depdikbud (dalam Triyanto, 2016) menjelaskan

berdasarkan arti kata dimulai dari kata dasar dari humanistik yaitu kata human

sebagai bentuk ajektif berarti bersifat manusiawi. Humanistik berarti bersifat

kemanusiaan. Sedangkan humanisme berarti aliran yang bertujuan menghidupkan

rasa kemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.

Pengertian nilai itu sendiri merupakan sesuatu yang abstrak, ideal, nilai

bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang

menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan

tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.

Mudjiono (dalam Bastomi, 2012: 14) menyatakan bahwa nilai itu sendiri

dapat diartikan sebagai martabat atau hakekat sesuatu. Nilai tidak tampak sebagai

nilai bagi seorang saja, melainkan bagi segala umat manusia, nilai hanya dapat

dirasakan oleh setiap orang.

Nilai merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi pikiran, sikap,

tindakan, atau gaya hidup seseorang atau sekelompok orang, bahkan masyarakat.

Page 19: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

8

Dalam hal demikian, nilai memiliki fungsi sebagai variabel bebas yang

berpengaruh dalam membentuk pikiran, sikap, tindakan, atau gaya hidup. Dengan

kata lain nilai dapat berfungsi sebagai dasar, acuan, rujukan, pedoman bagi para

pemiliknya untuk menentukan arah berpikir, bersikap, dan berbuat dalam

melakukan sesuatu. Fungsi ini menunjukkan bahwa nilai merupakan sumber dasar

pembentukan pola berpikir, pola bertindak, dan pola atau gaya hidup. Tegasnya

dengan nilai, suatu kebudayaan dapat hidup dan berkembang.

Istilah humanistik muncul dari adanya sebuah paham tentang manusia

yaitu humanisme. Humanisme merupakan suatu paham dalam bidang filsafat yang

memiliki tujuan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta

memanusiakan manusia agar lebih manusiawi.

Menurut Sugiarto (2008) humanisme merupakan istilah dalam sejarah

intelektual yang acapkali digunakan dalam bidang filsafat, pendidikan, dan

literatur. Kenyataan ini menunjukkan beragam makna yang terkandung diberikan

kepada istilah ini. Meskipun demikian, secara umum, kata humanisme ini

berkenaan dengan pergumulan manusia dalam memahami dan memaknai

eksistensi dirinya dalam hubungan dengan kemanusiaan orang lain di dalam

komunitas.

Mustakim (dalam Sugiarto, 2016: 25) menyatakan bahwa visi humanisme

ini bertujuan menyempurnakan kemanusiaan. Humanisme muncul dengan misi

untuk menempatkan dan memandang manusia sebagai makhluk yang merdeka

dan unik dengan berbagai potensi yang ada pada dirinya, dengan itu ia dapat

menentukan nasibnya sendiri.

Page 20: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

9

Istilah humanisme secara etimologi dan terminologi memiliki arti yang

berbeda. Secara etimologis, istilah humanisme erat kaitannya dengan kata Latin

klasik, yakni humus, yang berarti tanah atau bumi. Dari istilah tersebut muncul

kata homo yang berarti manusia (makhluk bumi) dan humanus yang lebih

menunjukkan sifat “membumi” dan “manusiawi”. Sedangkan secara terminologi,

humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua upaya untuk

meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik dan non fisik) secara

penuh. Dalam arti luas humanisme adalah suatu konsep tentang manusia sebagai

eksistensi. Segala sesuatu yang ada menjadi tak berarti kalau bukan untuk dan

demi manusia. Manusia diagungkan sedemikian rupa sebagai mahkota alam

semesta sehingga semua yang ada tidak akan bermakna kalau tidak ditempatkan

dalam konteks kepentingan manusia (lihat Sugiarto, 2008).

Dapat ditarik kesimpulkan bahwa humanisme selalu berbicara tentang

kemanusiaan dan pemahaman tentang eksistensi manusia dalam berhubungan

dengan kemanusiaan orang lain. Humanisme sebagai salah satu faham dalam

bidang filsafat merupakan kajian yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

serta martabat manusia.

Widodo (2017) menjelaskan bahwa nilai humanis mengajarkan kita agar

berbuat baik terhadap sesama, memanusiakan manusia atas dasar harkat dan

martabatnya sebagai manusia. Terdapat beberapa nilai-nilai humaistik yang

dispesifikasikan kedalam beberapa hal, nilai-nilai humanistik universal yang

mendapat pengakuan dunia oleh PBB pada 10 Desember 1948 tertuang dalam

naskah Deklarsi Hak Asasi Manusia Sedunia (The Universal Declaration Of

Page 21: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

10

Human Right) disebut sebagai “living value” yang terdiri atas kedamaian (peace),

penghargaan (respect), tanggung jawab (responsibility), kebahagiaan (happines),

kebebasan (freedom), toleransi (tolerance), kerjasama (coorperation), cinta kasih

(love), kesederhanaan (simplicity), persatuan (unity), kerendahan hati (humaility)

(Azizah, 2016:53).

Aktivitas penambangan pasir dan batu di lereng Muria masih erat

kaitannya dengan nilai-nilai humanistik. Menariknya dari aktivitas penambangan

yang terletak di sepanjang sungai besar kota Kudus yaitu sungai Gelis, di

bendungan terbesar di sana bernama Bendung Suru adalah selain tempatnya yang

asri, ramainya aktivitas penambangan dengan beragam kegiatan di dalamnya yang

masih mengandalkan peralatan tradisional. Penggunaan peralatan yang masih

tradisional menyebabkan cara kerjanya tidak bisa dilakukan secara individu

melainkan melalui kerjasama. Semua saling ketergantungan satu sama lain, yang

menyebabkan tumbuhnya rasa saling menghargai dan rasa saling menghormati.

Sehingga nilai-nilai kemanusiaan serta harkat dan martabat manusia masih sangat

dijunjung tinggi di sana.

Semua nilai-nilai humanistik yang tertuang dalam naskah Deklarsi Hak

Asasi Manusia Sedunia (The Universal Declaration Of Human Right) masih

sangat terjaga di sana. Seperti misalnya kerjasama dan persatuan dalam aktivitas

kegiatan penambangan dapat dilihat pada saat pengumpulan hasil tambang harus

dilakukan secara bersamaan dengan rekan yang lain. Dalam proses penambangan

terjadi pembagian tugas untuk menambang di tengah sungai dan ada yang

Page 22: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

11

mengangkut hasil tambang ke tepi sungai, dengan menggunakan alat rakitan

berupa ban dalam truk dan kawah.

Sikap toleransi, penghargaan, cinta kasih dan kerendahan hati dapat

dilihat ketika proses jual beli hasil tambang. Saat proses tersebut terjadi, hampir

tidak terlihat adanya persaingan antar penambang. Setiap penambang berhak

untuk menjual kepada siapa saja yang ingin membeli hasil tambangnya. Apabila

persediaan hasil tambang miliknya tidak mencukupi permintaan pembeli,

penambang tersebut dapat meminta penambang lain untuk memenuhi permintaan

pembeli dengan persediaan hasil tambangnya. Saling menghargai dan tolong

menolong dalam bekerja sangat dibutuhkan di sini. Mengingat pekerjaan

menambang merupakan pekerjaan yang begitu menguras tenaga, dan kesehatan

fisik menjadi taruhannya. Bahkan nyawa dapat terancam ketika musim sedang

tidak bersabahat dengan para penambang. Keadaan arus sungai yang siapapun

tidak pernah tahu kapan banjir akan datang, dan beratnya bebatuan yang harus

diangkat ke atas truk untuk diangkut tidak menutup kemungkinan akan menimpa

penambang jika tidak berhati-hati. Itu semua mereka lakukan demi mencari

nafkah untuk diri mereka sendiri dan keluarga yang telah menanti kedatangan

mereka di rumah masing-masing.

Sikap tanggung jawab atau kesungguhan dalam bekerja dan sikap pantang

menyerah dapat dilihat ketika proses penambangan, para penambang tidak pernah

melihat situasi dan kondisi yang terjadi. Misalnya pada saat panas maupun hujan,

atau ketika sungai sedang mengalami banjir penambang akan tetap melakukan

proses penambangan. Meskipun hanya dengan peralatan yang masih tradisional

Page 23: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

12

dan seadanya. Dengan makanan dan pakaian seadanya mereka berusaha dengan

keras untuk melakukan pekerjaannya. Ini mencerminkan sebuah sikap

kesederhanaan yang sangat luar biasa pada diri setiap penambang.

Kebahagiaan, kedamaian, dan kebebasan sangat terasa ketika melihat

mereka sedang melepas penat sejenak setelah bekerja keras, dengan menyantap

bekal yang mereka bawa, menikmati sebatang rokok dan secangkir kopi bersama-

sama. Tanpa ada perbedaan status sosial, semua membaur menjadi satu

menyembunyikan rasa lelah yang begitu luar biasa pada tubuh mereka semua,

dengan sebuah canda dan tawa serta senyuman penuh keikhlasan yang ada pada

ekspresi wajah mereka.

2.2 Tinjauan Aktivitas Masyarakat

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas dapat diartikan sebagai segala

bentuk keaktifan dan kegiatan. Aktifitas adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan,

kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja yang

dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga.

Menurut ilmu sosiologi aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan

yang ada di masyarakat seperti gotong royong dan kerjasama disebut sebagai

aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang

dilakukan oleh manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut

bergantung pada individu tersebut. Karena, menurut Samuel Soeitoe (1982)

sebenarnya, aktivitas bukan sekedar kegiatan, beliau mengatakan bahwa aktivitas

dipandang sebagai upaya mencapai atau memenuhi kebutuhan.

Page 24: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

13

Terdapat berbagai macam aktivitas masyarakat salah satunya yaitu

aktivitas ekonomi masyarakat mencakup baik kegiatan produksi, distribusi,

maupun kegiatan konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Aktivitas ekonomi

penting bagi kehidupan manusia baik bagi anggota kelompok, anggota masyarakat

yang masih primitif, ataupun bagi suatu masyarakat yang sudah maju. Makanan,

pakaian dan perumahan tidak muncul begitu saja. Barang-barang kebutuhan ini

merupakan barang-barang langka, diperlukan pengorbanan, tenaga, modal, waktu

dan sebagainya untuk mewujudkannya (Suyuthi, 1989: 03).

Aktivitas penambang pasir dan batu juga sama seperti aktivitas ekonomi

masyarakat lainnya yaitu melalui proses penambangan, distribusi, dan kegiatan

konsumsi. Proses penambangan dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang

masih tradisional seperti ekrak bambu, ayakan, ban dalam mobil, kawah dan

cangkul.

2.3 Konsep Seni Lukis Realistik

2.3.1 Pengertian Seni Lukis

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran perasaan dan

kemauan secara naluriah memerlukan pranata budaya untuk menyatakan rasa

seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam

kegiatan apresiatif (Mustopo, 1989: 39).

Everyman Encyclopedia (dalam Susanto, 2011) menjelaskan bahwa seni

merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan

kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata-mata

Page 25: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

14

karena kehendak kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan kebutuhan

spiritual.

Menurut Soedarso (2000: 2) seni adalah segala kegiatan dan hasil karya

manusia yang mengutarakan pengalaman batinnya yang karena disajikan secara

unik dan menarik memungkinkan timbulnya pengalaman atau kegiatan batin pula

pada diri orang lain yang menghayatinya. Hasil karya ini lahirnya bukan karena

dorongan oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok, melainkan

oleh kebutuhan spiritualnya, untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat

kemanusiaannya.

Sedangkan menurut Rondhi (2002) seni atau kesenian merupakan salah

satu unsur kebudayaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia atau

masyarakat terhadap nilai-nilai keindahan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan hasil ciptaan

manusia sebagai wujud dari pengalaman batin penciptanya, yang disajikan secara

unik dan menarik sehingga dapat merangsang pula timbulnya pengalaman batin

orang yang menghayatinya, guna memenuhi kebutuhan manusia terhadap nilai-

nilai keindahan dan kebutuhan spiritualnya. Ekspresi batin menjadi hal yang

paling utama dalam penciptaan seni, sehingga dapat menjadikan karya seni yang

estetis.

Upjohn, Wingert, dan Mahler (dalam Mustopo, (1989: 41) menyatakan

bahwa seni ialah jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan. Tujuan utamanya

ialah menambah interpretasi dan melengkapi kehidupan. Adakalanya pada suatu

waktu, seni itu dijadikan pembantu untuk tujuan lainnya, seperti pengagungan

Page 26: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

15

agama, propaganda, symbolisme dan sebagainya. Tetapi dalam analisis terakhir

tujuan ini jauh atau tidak bertentangan dengan tujuan utamanya.

Seni merupakan ekspresi perasaan dan pikiran. Ekspresi perasaan dalam

hal ini bukan hanya sekedar perasaan individual yang begitu saja dicurahkan

dalam sebuah karya, akan tetapi perasaan yang universal sehingga dapat dihayati

oleh orang lain, sekalipun jenis perasaan itu belum pernah dialami oleh orang

tersebut. Perasaan dalam hal ini merupakan perasaan yang menjadi sebuah

pengalaman sang seniman yang telah berjarak dengan dirinya atau telah menjadi

masa lalu dan dijadikan sebagai sebuah objek dalam berkarya (lihat Sumardjo,

2000: 73-74).

Menurut Rondhi (2002) seni dapat diklasifikasikan berdasarkan media

yang digunakan yaitu seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Salah satu di

antara seni-seni tersebut terdapat seni yang menggunakan unsur-unsur rupa

sebagai media ungkapnya. Unsur-unsur rupa yaitu unsur-unsur yang kasat mata

atau unsur-unsur yang dapat dilihat dengan indera mata. Seni inilah yang disebut

dengan seni rupa.

Unsur-unsur dalam seni rupa yang dimaksud antara lain garis, bidang,

bentuk, ruang, warna, dan tekstur. Dalam pengorganisasian bentuk karya seni rupa

dapat menggunakan prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip desain (design

principles) yakni cara atau asas yang mempedomani bagaimana mengatur,

menata, unsur-unsur rupa dan mengkombinasikannya dalam bentuk karya,

sehingga mengandung nilai estetis, atau dapat membangkitkan pengalaman rupa

yang menarik. Prinsip-prinsip desain tersebut antara lain kesatuan, keserasian,

Page 27: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

16

irama, dominasi atau tekanan, keseimbangan, dan kesebandingan (lihat Sunaryo,

2002: 6).

Salah satu bentuk dari seni rupa yaitu seni lukis. Pada dasarnya seni lukis

merupakan bahasa ekspresi dari pengalaman estetis dan artistik yang

menampilkan unsur warna, garis, bidang, bentuk, dan tekstur yang dituangkan di

atas bidang dua dimensional. Seni lukis juga digunakan sebagai media

komunikasi antara seniman dan audiens/masyarakat, yang di dalamnya terdapat

pesan yang ingin disampaikan seniman kepada masyarakat menggunakan bahasa

visual.

Susanto (2011: 241) menyatakan bahwa seni lukis merupakan bahasa

ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan

warna, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi,

maupun ilustrasi, dari kondisi subjektif seseorang.

Secara teknis B.S Myers (dalam Susanto, 2011: 241) menjelaskan bahwa

seni lukis merupakan tebaran pikmen atau warna cair pada permukaan bidang

datar (kanvas, panel, dinding, kertas) untuk menghasilkan sensasi atau ilusi

keruangan, gerakan, tekstur, sama baiknya dengan tekanan yang dihasilkan

kombinasi unsur-unsur tersebut, tentu saja dapat dimengerti, bahwa melalui alat

teknis tersebut dapat mengespresikan emosi, ekspresi, simbol, keragaman dan

nilai-nilai lain yang bersifat subjektif. Seni lukis memiliki beberapa aliran salah

satunya yaitu realisme. Dalam penciptaan karya proyek studi ini penulis memilih

corak realistik, karena dalam hal ini corak realistik dirasa mampu

menggambarkan nilai-niai humanistik yang ada pada aktivitas masyarakat

Page 28: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

17

penambang pasir dan batu lereng Muria ke dalam karya seni lukis. Sehingga nilai-

nilai humanistik tersebut lebih mudah untuk ditangkap oleh apresiator.

2.3.2 Pengertian Seni Lukis Realistik

Seni lukis realistik merupakan corak seni lukis yang dalam penciptaan karyanya

sebagai wujud dari ungkapan ekspresi seniman, berusaha untuk jujur sesuai

dengan keadaan model objek lukis yang apa adanya seperti yang ditangkap oleh

panca indra seniman saat proses berkarya. Pahit manisnya kondisi dari objek

lukis, semuanya akan dituangkan ke dalam kanvas oleh seniman dengan

pertimbangan teknik yang tinggi tanpa ada perubahan bentuk dan proporsi.

Bentuk dan proporsi objek lukis harus sesuai dengan kenyataannya. Begitu juga

warna dan gelap terang harus sesuai dengan objek asli yang menjadi acuan dalam

berkarya seni lukis.

Seperti yang dijelaskan oleh Susanto (2012: 333) bahwa gaya realistik

merupakan metode melukis yang menekankan akurasi, menurut kenyataan yang

berdasarkan observasi sang pelukis atau gaya realistik repesentatif, dalam seni

visual berarti seni yang memiliki gambaran objek mendekati figur yang sama

dengan realitas (figuratif) atau dalam pengertian realitas.

Susanto (2011: 327) juga menjelaskan bahwa Realisme merupakan aliran /

gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah atau

mengurangi objek. Dalam sejarah seni rupa barat (Eropa), proklamasi realisme

dilakukan oleh pelopor sekaligus tokohnya yaitu Gustave Courbet (1819-1877),

pada tahun 1855. Dengan slogannya yang terkenal “Tunjukan malaikat padaku

dan aku akan melukisnya!” yang mengandung arti bahwa baginya lukisan itu

Page 29: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

18

adalah seni yang kongkret, menggambarkan segala sesuatu yang ada dan nyata.

Dengan kata lain, ia hanya mau menggambar pada penyerapan panca inderanya

saja (khususnya mata) dan meninggalkan fantasi dan imajinasinya.

Sedangkan menurut Bastomi (1990: 41) menjelaskan bahwa seni lukis

realistik yaitu seni yang obyeknya nyata, misalnya manusia atau pemandangan

alam yang dilukiskan menurut realitanya tanpa stilasi atau distorsi.

2.4 Unsur dan Prinsip Seni Rupa

2.4.1 Unsur dalam Seni Rupa

Dalam berkarya seni lukis, tentunya harus memperhatikan unsur-unsur dalam

seni rupa untuk menciptakan karya seni yang estetis. Seperti yang dijelaskan oleh

Sunaryo (2002) menyatakan bahwa dalam menciptakan bentuk (dalam hal ini

yaitu karya seni lukis), perupa memilih unsur-unsur rupa, memadukan dan

menyusunnya agar diperoleh bentuk yang menarik, memuaskan, atau

membangkitkan pengalaman visual tertentu. Karena itu unsur-unsur rupa harus

diatur, diorganisasikan, sehingga menjadi bentuk harmonis dan memiliki

keseutuhan yang padu. Unsur-unsur rupa tersebut antara lain:

2.4.1.1 Garis

Garis merupakan salah satu unsur rupa yang memiliki peranan penting sebagai

perwujudan dari suatu bentuk, dengan hadirnya garis kesan gerak dan bentuk

objek dapat dihadirkan melalui kontur. Garis dalam unsur rupa dapat dihadirkan

dengan dua cara yaitu garis sebagai unsur konsep dan garis sebagai unsur nyata.

Page 30: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

19

Kaitannya dengan unsur garis dalam seni rupa, Aprillia (2015: 5)

menyatakan bahwa garis sebagai unsur visual mempunyai arti batas bidang,

bentuk dan warna yang dimaknai sebagai garis yang bersifat konseptual,

sedangkan garis yang bersifat konkret adalah sebagai tanda atau marka yang

menandai di permukaan (garis pembatas di jalan raya, tarikan alat tulis/gambar

pada kertas, goresan kuas pada kanvas). Sedangkan karakteristik garis yang paling

menonjol yaitu memanjang dan memiliki arah.

Selain dari pada itu, Aprillia (2015) juga menjelaskan bahwa sebagai

unsur visual garis juga memiliki potensi, terutama muncul karena dari suatu

gagasan yang merupakan bentuk ungkapan yang efektif dan efisien, seperti misal

mengesankan suatu bentuk atau massa atau mewujudkan benda, menciptakan

kontur atau garis yang mengelilingi bentuk, mengesankan gerak atau irama

(tangan yang digerakkan pada gambar ilustrasi), dan menciptakan simbol (simbol

PLN, swastika, salib, dan lainnya).

Unsur garis dalam seni rupa dapat dilihat dan dirasakan melalui

perwujudannya yaitu garis sebagai konsep dan garis sebagai unsur nyata dengan

berbagai teknik. Dalam berkarya seni lukis penulis menggunakan garis sebagai

konsep yaitu garis yang diwujudkan tidak secara nyata artinya garis yang dibentuk

tidak sengaja dibuat tetapi mengesankan suatu bentuk atau massa untuk

mewujudkan benda.

Dapat dilihat dalam karya penulis garis yang dihadirkan merupakan garis

yang sifatnya konsep sebagai batas antar objek, yaitu batas antara manusia

sebagai subjek utama dan alam sebagai background.

Page 31: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

20

2.4.1.2 Warna

Warna menjadi unsur rupa yang penting dalam perwujudan suatu karya karena

warna dapat membentuk objek dan dapat membedakan bentuk. Rondhi (2002)

menyatakan bahwa merupakan unsur visual yang penting karena unsur inilah yang

menjadikan orang sadar bahwa di luar dirinya ada sesuatu. Warna menjadikan

mata kita melihat berbagai macam benda. Tanpa warna kita tidak bisa melihat

sesuatu yang ada di depan kita.

Lebih lanjut lagi, Sunaryo (2002: 12) menyatakan bahwa warna

merupakan suatu kualitas yang memungkinkan seseorang dapat membedakan dua

objek yang identik dalam ukuran bentuk, tekstur, raut, dan kecerahan, warna

berkait langsung dengan perasaan dan emosi.

Yusuf Effandi (dalam Sunaryo, 2002: 15) mengemukakan tiga fungsi

warna, yakni fungsi praktis, simbolik, dan artistik. Fungsi praktis pada warna

untuk mengarahkan, memberi instruksi, dan memberi peringatan yang ditujukan

untuk kepentingan umum. Contohnya warna-warna trafic-

light dan rambu-rambu lalu lintas. Fungsi simbolik merupakan fungsi warna

sebagai lambang. Contohnya warna-warna bendera atau warna tertentu pada

wayang dan topeng. Fungsi artistik merupakan fungsi warna sebagai bahasa rupa

dalam seni rupa atau desain.

Penulis menggunakan warna sebagai elemen artistik yaitu warna yang

sifatnya representatif untuk menghadirkan bentuk yang sesuai dengan realitas,

sesuai dengan apa yang diamati penulis. Sehingga akan memunculkan kesan yang

lebih apa adanya sesuai dengan gambar yang dijadikan sebagai acuan melukis.

Page 32: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

21

2.4.1.3 Bidang

Susanto (2011: 55) menjelaskan bahwa bidang atau dalam bahasa inggris berarti

shape yang artinya area. Bidang terbentuk dari 2 atau lebih garis yang bertemu

(bukan berhimpit). Dengan kata lain, bidang adalah sebuah area yang dibatasi

oleh garis, baik oleh formal maupun yang sifatnya ilusif, ekspresif ataupun

sugestif.

Bidang dapat juga penulis katakan sebagai gabungan dari berbagai unsur

dalam seni rupa yang membentuk objek dalam karya penulis. Dalam karya penulis

bidang diwujudkan melalui berbagai unsur dalam seni rupa diantaranya, garis,

warna, gelap terang, dan sebagainya. Unsur tersebut yang membentuk batas

berupa garis yang sifatnya ilusi, ekspresif maupun sugestif dalam karya penulis.

2.4.1.4 Ruang

Ruang dalam seni rupa menjadi unsur yang penting dalam mewujudkan karya

yang baik, karena memberi efek dimensi dalam karya seni. Ruang dalam seni rupa

merupakan wujud tiga dimensi: panjang, lebar, dan tinggi. Dalam seni rupa,

Kartika (2004: 112) menyatakan bahwa unsur ruang dibagi menjadi dua macam

yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang semu, artinya indera penglihat

menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada

taferil/layar/kanvas dua matra seperti yang kita dapat lihat pada karya lukis, karya

desain, karya ilustrasi, dll. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar

dapat dibuktikan dengan indra peraba.

Unsur ruang dalam karya penulis merupakan unsur ruang yang sifatnya

semu artinya tidak nyata, dapat dilihat pada karya dengan subjek manusia. Unsur

Page 33: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

22

ruang diwujudkan dalam bentuk ilusi dengan menggunakan perbedaan warna

yang digunakan (gradasi warna), gelap terang dan unsur lain dalam objek lukis.

2.4.1.5 Tekstur

Tekstur merupakan sifat dari permukaan benda yang dapat dirasa maupun dilihat

oleh indra. Sifat permukaan dapat halus, kasar, licin, mengkilap dan lain

sebagainya sesuai dengan jenis bendanya. Hal tersebut senada dengan Kartika

(2004: 1) yang menyatakan bahwa tekstur merupakan unsur rupa yang

menunjukan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam

susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa

tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa

secara nyata atau semu.

Tekstur pada seni lukis terdiri dari tekstur semu dan tekstur nyata. Tekstur

semu merupakan merupakan tekstur visual yang hanya tampak mata sedangkan

tekstur nyata merupakan rasa sesungguhnya dari permukaan benda yang dapat

dilihat mata dan dapat diraba.

Wong (dalam Sunaryo, 2002: 17-18) menyatakan bahwa tekstur visual

terdiri atas tiga macam yaitu : (1) tekstur hias, (2) tekstur spontan, (3) tekstur

mekanis. Tekstur hias merupakan tekstur yang menghiasi permukaan bidang dan

merupakan isian tambahan yang dapat dibuang tanpa menghilangkan identitas

bidangnya. Tekstur spontan ialah jenis tekstur yang dihasilkan sebagai bagian dari

proses penciptaan, sehingga menghilangkan jejak-jejak yang terjadi secara serta

merta (spontan), akibat dari penggunaan bahan, alat, dan teknik-teknik tertentu.

Page 34: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

23

Tekstur mekanik merupakan tekstur yang diperoleh dengan menggunakan sarana

mekanik.

Pada karya penulis tekstur yang dihadirkan merupakan tekstur semu yaitu

tekstur visual pada karya dengan menggunakan tekstur hias artinya tekstur yang

dihadirkan merupakan tekstur yang hanya dapat dinikmati dengan indra penglihat.

2.4.1.6 Gelap Terang

Unsur gelap terang juga disebut sebagai nada. Disebut juga sebagai cahaya, setiap

bentuk baru dapat dilihat jika terdapat cahaya. Cahaya yang terdapat pada

matahari selalu berubah-ubah derajat intensitasnya, yang mengakibatkan benda

terlihat. Ungkapan gelap terang dinyatakan sebagai hubungan pencahayaan dan

bayangan dinyatakan dengan gradasi mulai dari yang paling putih untuk

menyatakan yang sangat terang, sampai pada yang paling gelap untuk menyatakan

gelap (Sunaryo, 2002: 19-20).

Unsur gelap terang yang dihadirkan dalam karya penulis merupakan

gradasi dari permainan gelap terang warna untuk menghasilkan kesan ruang pada

objek. Intensitas/diartikan sebagai gejala kekuatan/intensitas warna (Kartika,

2004: 111).

2.4.2 Prinsip dalam Seni Rupa

Dalam menghadirkan karya seni yang bernilai estetik dan membangkitkan

pengalaman rupa yang objektif, dibutuhkan pengorganisasian dari berbagai unsur

seni rupa sehingga tercipta karya seni yang diinginkan. Pengorganisasian unsur

rupa inilah yang disebut sebagai prinsip dalam seni rupa. Prinsip dalam seni rupa

yang digunakan ialah:

Page 35: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

24

2.4.2.1 Keseimbangan

Sunaryo (2002) menyatakan bahwa keseimbangan (balance) merupakan prinsip

desain yang berkaitan dengan pengaturan “bobot” akibat “gaya berat” dan letak

kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Tidak

adanya keseimbangan dalam suatu komposisi, akan membuat perasaan tak tenang

dan keseutuhan komposisi akan terganggu, sebaliknya, keseimbangan yang baik

memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga keutuhan komposisi.

Beberapa bentuk keseimbangan dengan cara pengaturan berat-ringannya

serta letak kedudukan bagian-bagian, dapat dibedakan menjadi : (1) keseimbangan

setangkup, (2) keseimbangan senjang dan (3) keseimbangan memancar.

Keseimbangan setangkup (symmetrical balance) dapat diperoleh bila

bagian belahan kiri dan kanan suatu susunan terdapat kesamaan atau kemiripan

wujud, ukuran, dan jarak penempatannya. Bentuk keseimbangan semacam ini

disebut pula sebagai bentuk keseimbangan formal. Bentuk-bentuk di alam,

misalnya kupu-kupu, setangkai daun, sekuntum bunga, dan lain-lain,

menunjukkan keseimbangan setangkup.

Keseimbangan senjang (asymmetrical balance) atau disebut keseimbangan

informal, memiliki bagian yang tidak sama antara belahan kiri dan kanan, tetapi

tetap dalam keadaan yang tidak berat sebelah. Selain mempertimbangkan bobot,

Feldman (dalam Sunaryo, 2002) menyebut keseimbangan senjang dengan melalui

perhatian dan kontras.

Keseimbangan memancar (radial balance) merupakan bentuk

keseimbangan yang diperoleh melalui penempatan bagian-bagian susunan di

Page 36: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

25

seputar pusat sumbu gaya berat. Pada keseimbangan ini, unsur-unsur ditempatkan

mengelilingi suatu daerah yang berada di tengah bidang gambar (Sunaryo, 2002:

40).

Dalam karya penulis prinsip keseimbangan yang dihadirkan penulis

merupakan prinsip keseimbangan senjang (asymmetrical balance) dapat terlihat

pada karya penulis meliputi; warna, bentuk, ruang, garis, dan subyek lukisan.

2.4.2.2 Irama

Sunaryo (dalam Setiawan, 2006: 18) myatakan bahwa irama (rhytm) merupakan

pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan,

sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang

membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Irama merupakan prinsip desain

yang berkaitan dengan pengaturan unsur-unsur rupa yang sehingga dapat

membangkitkan kesatuan rasa dan gerak.

Irama dapat diciptakan dengan berbagai cara yaitu : (1) Repetitive atau

irama yang diperoleh secara berulang atau monoton, (2) Alternative merupakan

bentuk irama yang tercipta dengan cara perulangan unsur-unsur rupa secara

bergantian, (3) Progresive menunjukkan perulangan dalam perubahan dan

perkembangan secara berangsur-angsur atau bertingkat, dan (4) Flowing

merupakan pengaturan garis-garis berombak, berkelok dan mengalir

berkesinambungan.

2.4.2.3 Kesebandingan

Kesebandingan (Proportion), hubungan antara bagian atau antar bagian terhadap

keseluruhannya. Pengaturan hubungan yang dimaksud berkaitan dengan ukuran,

Page 37: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

26

yakni besar kecilnya bagian, luas sempitnya bagian, panjang pendeknya bagian,

atau tinggi rendahnya bagian. Selain itu, kesebandingan juga menunjukan

pertautan ukuran antar satu objek atau bagian dengan bagian yang

mengelilinginya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar dicapai

kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan

(Sunaryo, 2002: 40-41).

Kesebandingan berarti kesesuaian bentuk yang berkaitan dengan ukuran

antara bagian satu dengan bagian lainnya. Dalam seni rupa prinsip proporsi ini

digunakan untuk mempertimbangkan perbandingan bidang kertas atau kanvas

dengan objek yang dilukiskan. Prinsip kesebandingan dalam karya penulis

diwujudkan melalui perbandingan antara bidang kanvas dengan objek , maupun

objek dengan objek lainnnya yang dilukis penulis.

2.4.2.4 Pusat Perhatian

Fokus perhatian sering juga disebut dominasi adalah pengaturan peran atau

penonjolan bagian atas bagian lainnya dalam suatu keseluruhan. Dengan peran

yang menonjol pada bagian itu maka menjadi pusat perhatian (center of interest)

dan merupakan tekanan (emphasis), karena itu menjadi bagian yang penting dan

yang diutamakan. Dengan adanya dominasi, unsur-unsur tidak akan tampil

seragam, setara, atau sama kuat, sehingga saling berebut meminta perhatian dan

tidak saling memisahkan diri, melainkan justru memperkuat keseutuhan dan

kesatuan bentuk (Sunaryo, 2002: 36-37). Prinsip dominasi penulis wujudkan

melalui objek utama yang ditampilkan dengan intensitas warna yang berbeda.

Page 38: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

27

2.4.2.5 Kesatuan

Kesatuan (Unity) adalah kohesi, konsistensi ketunggalan atau keutuhan, yang

merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang dicapai

dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya,

sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil

tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-

unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Dapat

dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh (Kartika, 2004: 119)

Lebih lanjut Aprilia (2015) menambahkan bahwa prinsip kesatuan sangat

lekat, berkaitan erat dengan prinsip keserasian, karena kedua prinsip tersebut

merupakan prinsip penyusunan yang sangat mendasar atau utama. Suatu susunan

akan disebut memiliki kesatuan, apabila juga memiliki keserasian, oleh sebab itu

kesatuan terwujud karena prinsip-prinsip lain telah terpenuhi, atau dengan kata

lain bahwa penerapan prinsip-prinsip lain adalah untuk mewujudkan kesatuan.

Prinsip kesatuan merupakan prinsip desain yang menentukan terhadap prinsip-

prinsip lain, mempunyai keeratan dengan paduan susunan prinsip-prinsip yang

lain.

Dalam karya seni rupa kesatuan tercipta karena terdapat hubungan antar

bagian dan prinsip-prinsip yang menunjukkan pengertian secara keseluruhan.

Artinya kesatuan dipahami sebagai hubungan antar unsur dan prinsip-prinsipnya

saling mengisi, memiliki keterkaitan, dan harmoni antar unsur atau elemen (lihat

Aprilia, 2015: 33). Prinsip kesatuan penulis wujudkan dengan memadukan

berbagai unsur dan prinsip dalam seni rupa, dapat dilihat pada karya penulis.

Page 39: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

97

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Proyek studi dengan judul “Aktivitas Masyarakat Penambang Pasir dan

Batu Lereng Muria sebagai Sumber Gagasan dalam Berkarya Seni Lukis”

menghasilkan delapan karya berupa lukisan cat minyak pada kanvas bercorak

realistik yang merepresentasikan tentang aktivitas penambangan pasir dan batu di

lereng gunung Muria yang mengandung nilai-nilai humanistik di dalamnya. Nilai

estetis karya lukis proyek studi ini dilihat dari segi bentuknya ada pada detail yang

memukau, di setiap bagian subjek lukisan yang dibuat begitu terperinci hampir

sama dengan gambar acuan. Seperti misal subjek pasir dan batu yang menjadi

background dan foreground lukisan dikerjakan satu demi satu perbagian pasir

dan batu. Komposisi dengan peletakan subjek utama berada pada sepertiga bagian

dari kanvas, memberikan kesan yang lebih menarik dan tidak membosankan.

Nilai-nilai humanistik itu ada pada diri setiap penambang yang muncul saat proses

kegiatan menambang berlangsung. Proses menambang hanya menggunakan alat

tradisional dan terkesan seadanya membuat pekerjaan menambang harus

dilakukan dengan bantuan orang lain. Mereka saling ketergantungan satu sama

lain, sehingga menimbulkan prilaku dan interaksi sosial yang mampu

menumbuhkan nilai-nilai humanistik pada diri setiap individu.

Dengan divisualisasikan dalam karya seni lukis bercorak realistik,

aktivitas para penambang yang mengandung nilai-nilai humanistik akan dapat

dengan mudah untuk diterima oleh audiens. Sehingga mampu menumbuhkan

Page 40: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

98

nilai-nilai humanistik pada diri setiap orang yang menyaksikan karya seni lukis

yang diciptakan oleh penulis.

Manfaat yang diperoleh dalam melukis menggunakan cat minyak adalah

dapat dengan mudah dalam mengontrol sapuan kuas dan dalam membuat gradasi

pada lukisan. Kemudian manfaat melukis menggunakan corak realistik dapat

melatih teknik dalam berkarya seni lukis, juga dapat melatih ketepatan, kepekaan,

kesabaran, ketelitian serta ketekunan dalam berkarya maupun dalam kehidupan

sehari-hari.

5.2 Saran

Dengan adanya proyek studi ini diharapkan dapat memberikan pengaruh bagi

semua orang untuk lebih menghargai dan menjunjung tinggi harkat serta martabat

manusia. Serta diharapkan mampu untuk menumbuhkan nilai-nilai humanistik

pada diri setiap individu agar dapat menerapkan nilai-nilai humanistik ke dalam

kehidupan sosial. Sehingga tidak lagi semena-mena dalam berprilaku maupun

bertutur kata terhadap sesama.

Penulis juga berharap proyek studi ini dapat memberikan kontribusi yang

berarti bagi akademisi UNNES dalam bidang seni lukis pada khususnya. Bagi

mahasiswa khususnya mahasiswa Jurusan Seni Rupa diharapkan penulis agar

dapat lebih kreatif, aktif serta konsisten dalam berkarya. Baik dalam

mengeksplore media berkarya, teknik maupun gagasannya sehingga dapat

meningkatkan kualitas seni rupa UNNES.

Page 41: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

99

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fandi, Haryanto. 2011. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anonym. 2014. Di Jepang Kantor Izinkan Karyawan Tidur Siang

https://www.viva.co.id/berita/dunia/530256-di-jepang-kantor-izinkan-

karyawan-tidur-siang (diakses pada 08 november 2018, 03.50 wib).

Anonym. 2016. Basuki Abdullah si Galeri Nasional.

https://www.thearoengbinangproject.com/basuki-abdullah-di-galeri-

nasional/ (diakses pada 5 juni 2017).

Anonym. 2016. Realisme yang Memukau.

http://harian.analisadaily.com/seni/news/realisme-yang-.

memukau/263696/2016/09/17 (diakses pada 5 juni 2017).

Aprilia. 2015. Nirmana Dwimatra, Hand Out Mata Kuliah. Jurusan Seni Rupa:

UNNES Semarang.

Azizah. 2016. Pengembangan Buku Pengayaan Menyusun Teks Ulasan Cerita

Rakyat Daerah Pesisir Bermuatan Nilai Humanistik untuk Peserta Didik

SMP. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Bastomi, Suwaji. 2012. Estetika Kriya Kontemporer dan Kritiknya._________

Bastomi, Suwaji. 2013. Pengantar Ilmu Budaya.__________

Depertemen Pendidikan dan kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Depertemen Pendidikan dan kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Fery, N. 2014. Gunung Rahtawu Petilasan Para Tokoh Pewayangan.

www.laraspostonline.com/2014/01/gunung-rahtawu-petilasan-para-

tokoh.html (diakses pada tanggal 03 juni 2017 pukul 05.41).

Iswidayati, Sri. 2007. Estetika Timur. _________

Johanson, Mark. 2017. Jika Anda Ingin Mendapatkan Upah Lebih Besar,

Bekerjalah Lebih Sedikit. https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-

38647244 (diakses pada 08 November 04.12 WIB).

Page 42: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

100

Kartika, Darsono Sony. 2004. Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Mas’ud, Abdurrahman. 2004. Menggagas Format Pendidikan Non dikotomik,

Humanisme. Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Gema Media.

Mustopo, M. Habib. 1989. Ilmu Budaya Dasar, Kumpulan Essay-Manusia dan

Budaya. Surabaya: Usaha Nasional.

Rondhi, Muh. 2002. Tinjuan Seni Rupa 1, Hand Out Mata Kuliah. Jurusan Seni

Rupa: FPBS IKIP Semarang.

Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI.

Sitohang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia, Upaya Membangkitkan Humanisme.

Yogyakarta: PT Kanisius.

Soedarso, Sp. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta: CV.

Studio Delapan Puluh Enterprise.

Soegito, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES PRESS.

Soerjono Soekanto, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sugiharto, Bambang I. (ed.), 2008. Humanisme dan Humaniora relevansinya

bagi pendidikan. Yagyakarta dan Bandung: Jalasutra.

Sugiarto, Eko, D. W. Kurniawati & Mujiono. 2016. Unsur Humanistik pada

Karya Proyek Studi Mahasiswa Seni Rupa: Potensi dan Implikasinya bagi

Pengembangan Karakter Humanis. Laporan Kemajuan Penelitian Dosen

Pemula. Semarang: FBS Universitas Negeri Semarang.

Sojogyo dan Soyogyo, Pujiwati. 1999. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Sunarto, dkk. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES.

Sunaryo, Aryo. 2002. Nirmana 1, Hand Out Mata Kuliah. Jurusan Seni Rupa:

FPBS IKIP Semarang.

Susanto, Mike. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta: DICTIART Lab.

Suyuthi, M. Djamil. 1989. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: _____________

Thoha, chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 43: Proyek Studi disusun sebagai salah satu syarat untuk ...lib.unnes.ac.id/34822/1/2401412056_Optimized.pdf · Sukarbin dan Ibu Sumi’ah 2. Kakak Heru dan adik-adik ku, Sindy dan Shinta

101

Tim CNN Indonesia. 2018. Perusahaan Jepang Bayar Pegawai Untuk Tidur.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181022190745-284-

340501/perusahaan-jepang-bayar-pegawai-untuk-tidur (diakses pada 8

november 2018, 03.33 wib).

Triyanto. 2016. Paradigma Humanistik dalam Pendidikan Seni. Jurnal Seni

Imajinasi Volume X No. 1 – Januari.

Wibowo, dkk. 2017. TIGA PILAR KONSERVASI: Penompang Rumah Ilmu

Pengembang Peradaban Unggul . Universitas Negeri Semarang.

Wikipedia.___. Puyoh, Dawe, Kudus.

http://Id.m.wikipedia.org/wiki/Puyoh,_Gebog,_Kudus (diakses pada

tanggal 02 juni 2017 pukul 21.30).

Wikipedia.___. Rahtawu, Gebog, Kudus.

http://Id.m.wikipedia.org/wiki/Rahtawu,_Gebog,_Kudus (diakses pada

tanggal 02 juni 2017 pukul 21.05).

Yuliati, Yayuk. 2003. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.

Wikipedia.___. Gunung Muria.

http://Id.m.wikipedia.org/wiki/Gunung_Muria (diakses pada tanggal 02

juni 2017 pukul 20.15 WIB ).