prospek penerapan strategi six sigma pada … · seperti yang terdapat pada iso 9001 dan sebagian...

93
PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR CASTING PLANT INDONESIA Oleh : NOVI ASTININGTIAS H24054233 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: hoanghanh

Post on 02-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA

PADA PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI

PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR CASTING PLANT INDONESIA

Oleh :

NOVI ASTININGTIAS

H24054233

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

ii

ABSTRAK

Novi Astiningtias. H24054233. Prospek Penerapan Strategi Six Sigma Pada

Pengendalian Mutu Produksi PT. Astra Daihatsu Motor Casting Plant Indonesia. Di

bawah bimbingan H. Musa Hubeis.

Konsep mutu bukan saja berfokus pada keinginan konsumen, tetapi juga

menitikberatkan pada efisiensi produksi. Dengan demikian, tuntutan perbaikan mutu

bukan hanya terletak pada produk, tetapi juga pada proses produksi, sehingga

perusahaan memiliki daya saing tinggi. Persaingan dalam industri menuntut

perusahaan mampu selangkah lebih maju dibandingkan pesaingnya dalam hal

perhatian terhadap mutu. Rencana jangka panjang PT. ADM adalah menjadikan PT.

ADM sebagai pusat produksi utama mobil Daihatsu di Asia Tenggara, dengan

demikian tuntutan perbaikan mutu PT. ADM untuk mencapai mutu dunia mutlak

harus dilakukan. Perspektif Six Sigma adalah salah satu pendekatan yang dapat

diupayakan oleh PT. Astra Daihatsu Motor (PT. ADM) untuk melakukan perbaikan

mutu.

Tujuan penelitian ini (1) Mengetahui proses produksi PT. ADM Casting Plant

(2) Mengetahui dan mempelajari sistem pengendalian mutu produksi PT. ADM

Casting Plant (3) Menyusun hirarki pengendalian mutu pada PT. ADM Casting

Plant dengan mempertimbangkan faktor yang berpengaruh, pelaku yang terlibat,

tujuan dari pelaku dan alternatif penyelesaian serta (4) Merekomendasikan strategi

penerapan Six Sigma yang sesuai pada PT. ADM Casting Plant.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder dari

studi pustaka, internet, literatur dan dokumen perusahaan. Proses Pengolahan data

dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan Expert Choice 2002.

Dari penelitian ini didapatkan informasi bahwa pengendalian mutu pada PT.

ADM dilakukan dengan pengawasan terhadap setiap bagian terhadap proses produksi

seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang

diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem mutu Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3), dan mendapatkan berbagai sertifikasi mutu seperti

ISO/TS 16949:2002, ISO 14001, OHSAS 18001 dan Green Company.

Faktor, aktor dan tujuan berpengaruh pada pengambilan keputusan

pengendalian mutu yang dilakukan untuk menentukan hirarki analitik demi

mendapatkan pemilihan strategi penerapan six sigma pada PT. ADM. Identifikasi

dilakukan dengan wawancara dan Focus Group Discussion (FGD) bersama Divisi

Pengembangan SDM PT. ADM, Tim Pengendali Mutu dan Divisi Produksi.

Berdasarkan pengolahan data vertikal, faktor paling berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan penerapan strategi Six Sigma adalah faktor aplikasi (bobot

0,422); Aktor yang paling mempengaruhi pengambilan keputusan adalah Kepala

Bagian Raw Material (bobot 0,375); Tujuan yang menjadi prioritas adalah Sistem

yang mudah diaplikasikan (bobot 0,287). Hasil akhir pengolahan data vertikal

menunjukkan alternatif prioritas penerapan Strategi Six Sigma secara penuh (bobot

0,627).

Page 3: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

iii

PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA

PADA PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI

PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR CASTING PLANT INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NOVI ASTININGTIAS

H24054233

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

iv

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA PENGENDALIAN

MUTU PRODUKSI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR CASTING PLANT

INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NOVI ASTININGTIAS

H24054233

Menyetujui, Mei 2009

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, M.S, Dipl.Ing,DEA

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 5: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Semarang, 24 November 1986 sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara pasangan Bapak Sutiyanto dan Ibu Rusmini dengan nama lengkap Novi

Astiningtias. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 02

Gayamsari Semarang dan lulus tahun 1992, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 9

Semarang sampai dengan lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama dilanjutkan ke

SMU Negeri 3 Semarang sampai dengan lulus tahun 2005. Penulis diterima sebagai

mahasiswa (TPB) Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor melalui

SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2005. Setelah selesai

melalui program TPB, Penulis melanjutkan pendidikan pada Mayor Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Minor Komunikasi pada

Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama masa studi, penulis aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan

internal dan eksternal kampus, antara lain Centre of Management 2006-2007 sebagai

Staff Public Relation dan menjadi Vice President Director Centre of Management 2007-

2008. Penulis sempat mendapat amanah sebagai Sekretaris Koordinator Regional

Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ) 2007-2008. Dalam kegiatan

kampus, penulis memiliki kesempatan menjadi Tim Pameran Pekan Ilmiah Nasional

(PIMNAS) XX di Lampung dan PIMNAS XXI di Semarang. Selain itu, penulis

berkesempatan membuat tulisan ilmiah untuk mengikuti kegiatan Program Kreatifitas

Mahasiswa dan kandidat peserta International Student Summit di Ibaraki University

Jepang. Selain itu, penulis juga sempat menjadi pengajar Mata Kuliah Ekonomi Umum

bagi Mahasiswa asing di Tingkat Persiapan Bersama selama tahun 2007.

KATA PENGANTAR

Page 6: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan anugerah, sehingga mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Six Sigma Pada Pengendalian

Mutu Produksi PT. Astra Daihatsu Motor Casting Plant Indonesia” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Proses penelitian ini banyak pelajaran yang penulis dapatkan (pengalaman,

ilmu, dan pengembangan diri), sehingga sadar bahwa seluruh proses penulisan skripsi

ini tidak lepas dari bantuan, saran, dukungan dan kritik dari berbagai pihak. Oleh

sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta : Ayah, Ibu, Dik Krish, Dik Nindy dan Mbah Putri yang

senantiasa memberikan doa, kasih sayang, semangat, serta makna dalam hidup

penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, M.S, Dipl.Ing, DEA selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan sabar, penuh ide-

ide baru dan terus memberi semangat yang dituangkannya menjadi saran untuk

penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Wita Juwita, S.TP, M.M dan Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen

penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan

memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak. Ir. Pramono Djoko Fewidarto, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik

yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah.

5. Bapak. Ir. R. Dikky Indrawan, M.M dan Bapak Dedy Cahyadi Sutarman, S.TP,

M.M yang telah memberi insiprasi, pencerahan dan banyak bantuan bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Staff tata usaha Departemen Manajemen yang telah memfasilitasi keperluan

kuliah dan birokrasi yang harus diselesaikan penulis.

7. Seluruh teman-teman Manajemen 42 yang selama empat tahun ini sudah

bersama dan membantu penulis dalam banyak hal.

Page 7: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

vii

8. Teman-teman Centre of Management 2006-2007, Centre of Management 2007-

2008, Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek, Tim PIMNAS XX dan

PIMNAS XXI, khususnya yang dengan rasa kekeluargaan, saling mendukung

dan membantu dalam setiap hal atau kegiatan yang dilalui bersama.

9. Tidar dan Ira, untuk selalu ada dan menjadi penenang dikala gundah, ketika kita

melalui setiap langkah membagi suka, duka dan cinta kita bersama.

10. Kamila, Hapsari, Riva, Hari, Dondon, Ucup dan teman-teman PATRA ATLAS

yang selalu membuat penulis merasa selalu dirumah.

11. Teman-teman satu bimbingan : Utie, Nda, Nina, Indri, Lonik, Fury, Yeyen, Epe,

Faris dan Luthfan yang selalu memberi semangat untuk berjuang bersama.

12. Malia, Allen, Tyas, Ika dan Iyha untuk persahabatan yang terbukti tidak dapat

dipisahkan oleh apapun.

13. Selvina Bahar, Depdika Sevanu Rismawan dan teman-teman ALSTE 2005 yang

selalu ada untuk penulis.

14. Putie, Mbak Wul, Utie, Nceq dan Ade yang selalu memberi inspirasi dan

menyemangati penulis.

15. Mbak Lia dan Mbak Dikun untuk persaudaraan yang sangat indah.

16. Okie, atas setiap inspirasi, semangat dan apapun yang pernah kita lalui. Kau

adalah seseorang yang diberkahi Allah dengan Ilmu Pengetahuan yang tinggi

dalam QS : 31, percayalah kamu bisa melakukan segalanya, seperti Arjuna

percaya kepada Kresna sebagai pendamping dan pelindungnya, yang membuat

Arjuna menjadi sosok yang lebih baik.

Semoga penulisan hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat kepada semua

pihak yang membacanya.

Bogor, Mei 2009

Penulis

Page 8: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR………….………………………………………. v

DAFTAR TABEL……………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi

I. PENDAHULUAN…………………...…………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………….…………………...... 4

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 6

2.1 Mutu………………………………………………………...… 6

2.2 Pentingnya Mutu……………………………………………… 8

2.3 Dimensi Mutu………………………………………………… 9

2.4 Biaya Mutu…………………………………………………… 10

2.5 Perspektif Mutu………………………………………….…… 14

2.6 Six Sigma……………………………………………………... 15

2.7 Fase Six Sigma………………………………………….…….. 18

2.8 Keunggulan Six Sigma………………………………………… 20

2.9 Analisis Sistem ………………………………………………. 23

2.10 Proses Hirarki Analitik …………………………………… 23

2.11 Penelitian Terdahulu yang Relevan…………..……………. 25

III. METODE PENELITIAN………………………………………. 27

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian………………………………… 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….…… 28

3.3 Pengumpulan Data…..……………………………….………... 29

3.4 Pengolahan dan Analisis Data…………………………….…... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 35

4.1 Gambaran Perusahaan PT. ADM Casting Plant………………… 35

4.1.1 Sejarah Singkat PT. ADM……………………………… 36

4.1.2 Visi dan Misi PT. ADM………………………………… 37

4.2 Proses Produksi pada PT. ADM Casting Plant………………….. 38

4.3 Sistem Pengendalian Mutu pada ADM Casting Plant……......... 38

4.4 Analisis Identifikasi Faktor, Aktor dan Tujuan yang

Berpengaruh dalam Strategi Penerapan Six Sigma pada

Sistem Pengendalian Mutu…………………………….………. 40

4.4.1 Faktor-faktor Penyusun Strategi Penerapan Six Sigma dalam

Sistem Pengendalian Mutu PT. ADM…………………….. 41

4.4.2 Aktor yang Terlibat dalam Strategi Penerapan Six Sigma dalam

Sistem Pengendalian Mutu PT. ADM……….........………… 42

Page 9: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

ix

4.4.3 Tujuan yang Ingin Dicapai dalam Penerapan Six Sigma pada

Sistem Pengendalian Mutu PT. ADM Casting Plant……….. 43

4.4.4Alternatif Strategi Penerapan Six Sigma dalam

Sistem Pengendalian Mutu PT. ADM……………..…..… 44

4.5 Analisis Pemilihan Strategi Penerapan Six Sigma dalam

Pengendalian Mutu PT. ADM……………………………….. 45

4.5.1 Pengolahan Horisontal…………………………………. 45

4.5.2 Pengolahan Vertikal…………………………………..... 51

4.6 Strategi Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Six Sigma pada

Pengendalian Mutu ADM…………….……………….………. 53

4.7 Implikasi Manajerial…………………………………………... 53

KESIMPULAN DAN SARAN………..……………………………… 55

1. Kesimpulan…………………………..……………………………….. 55

2. Saran………………………………..………………………………… 56

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….…………. 57

LAMPIRAN…..…………………..…………………………………… 59

Page 10: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

x

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Konversi DPMO terhadap nilai sigma………………………… 3

2. Tinjauan strategi perbaikan proses pada model DMAIC…..…. 19

3. Metodologi DMAIC Six Sigma…………………...………….. 19

4. Rataan konsistensi untuk matriks…………………..…………. 31

5. Bobot faktor pada pengolahan horizontal……..……………… 46

6. Bobot masing-masing aktor terhadap faktor………………….. 47

7. Bobot tujuan terhadap masing-masing aktor………..………… 49

8. Bobot tiap-tiap alternatif terhadap tujuan…………..………… 40

9. Implementasi Manajerial yang Dapat Dilakukan ……………. 54

Page 11: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

xi

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka analisis sistem………….…...………..………….…... 22

2. PHA…………………………….………………………….…… 23

3. Kerangka pemikiran penelitian.................................................... 28

4. Diagram kepemilikan saham PT. Astra Daihatsu Motor……… 37

5. Bobot faktor pada Expert Choice 2000………………………... 46

6. Bobot tiap aktor terhadap faktor dalam Expert Choice 2000…. 48

7. Bobot tujuan terhadap masing-masing aktor dalam

Expert Choice 2000………………………………………………. 49

8. Bobot aktor, faktor, tujuan dan alternatif pada AHP…………….. 51

Page 12: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Pertanyaan wawancara…………………………………………... 61

2. Bagan PHA………………………………………………………. 62

3. Kuesioner penelitian……………………………………………… 64

4. Proses produksi dan pengendalian mutu…………………………. 76

5. Tugas dan tanggung jawab Departemen dan Section……………. 77

6. Perhitungan horizontal untuk bobot aktor dan bobot tujuan….….. 78

7. Hasil pembobotan pada hirarki dalam Expert Choice 2000…….... 79

8. Hasil akhir pembobotan alternatif pada Expert Choice 2000……... 79

Page 13: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada masa lalu, perusahaan hanya bersaing secara regional dan nasional.

Saat ini ketika globalisasi membuat jarak bukan lagi sebagai hambatan bisnis,

perusahaan bersaing secara internasional dan hanya perusahaan yang dapat

membuat produk sesuai dengan keinginan konsumen yang dapat memenangkan

persaingan. Kondisi perekonomian global telah memaksa pelaku bisnis untuk

berhati-hati dalam melakukan investasi. Dalam hal ini, setiap apa yang

dilakukan perusahaan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi produksi.

Pola produksi bukan hanya berfokus pada menciptakan produk dengan biaya

produksi semurah-murahnya, tetapi juga menciptakan produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika trend bisnis masa lalu

berfokus pada menciptakan produk, maka trend bisnis saat ini berfokus

menciptakan produk yang dibutuhkan konsumen.

Kondisi perekonomian global yang penuh persaingan telah memaksa

produsen meningkatkan mutu produknya agar mampu bersaing dalam industri.

Produsen dituntut untuk menciptakan produk yang memiliki karakteristik sesuai

keinginan konsumen. Karakteristik produk yang sesuai dengan harapan akan

mampu meningkatkan loyalitas pelanggan dan barang yang mutunya tidak sama

dengan harapan konsumen dengan mudah ditinggalkan konsumennya. Konsep

mutu bukan saja berfokus pada apa yang konsumen inginkan, tetapi juga

menitikberatkan pada efisiensi produksi. Dengan demikian, tuntutan perbaikan

mutu bukan hanya terletak pada produk, tetapi juga pada proses produksi,

sehingga perusahaan memiliki daya saing tinggi. Persaingan dalam industri

menuntut perusahaan mampu selangkah lebih maju dibandingkan pesaingnya

dalam hal perhatian terhadap mutu.

Setiap keputusan untuk perbaikan mutu yang baik didasarkan pada fakta

dan data yang ada, serta dianalisis melalui analisis ragam untuk menguji

nyata/tidaknya data. Perbaikan mutu secara terus menerus dapat mengurangi

Page 14: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

2

biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pengurangan biaya mutu

tersebut akan memperkecil pengeluaran perusahaan, sehingga kinerjanya lebih

efisien. Sistem mutu modern dibagi dalam tiga bagian, yaitu mutu desain, mutu

konformitas, mutu pemasaran dan layanan purna jual (Nasution, 2005). Dalam

bisnis produk (tangible product) dan jasa (intangible product), perusahaan

dituntut untuk melakukan manajemen proses yang diupayakan untuk

memperbaiki proses secara terus menerus agar dapat memuaskan pelanggan.

PT. ASTRA Daihatsu Motor (PT. ADM) adalah salah satu bagian dari

PT. ASTRA International yang bergerak di bidang produksi komponen otomotif

dengan merek Daihatsu. PT ADM berhasil membukukan produksi sebesar 114

ribu unit mesin mobil tahun 2005 dan saat ini kapasitas produksi lebih dari 150

ribu unit (www.astraworld.com, 2009). Sebagai produsen di pasar otomotif

Indonesia yang cukup diperhitungkan di Indonesia dengan peringkat ke lima

dunia, maka PT. ADM dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif

dibanding pesaingnya.

Proses pengendalian merupakan suatu proses dalam manajemen dimana

perusahaan membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah

ditetapkan, kemudian perusahaan dapat melakukan tindakan manajerial untuk

memperbaiki kekurangan dalam proses maupun hasil produksi. Proses

pengendalian mutu dan peningkatan kinerja perusahaan memungkinkan PT.

ADM mencapai tuntutan konsumen Indonesia. Dengan proses pengendalian

mutu, produk cacat yang sampai kepada konsumen akan berkurang sampai nol

cacat dan biaya mutu dapat ditekan. Biaya mutu akibat dari cacat yang terjadi

dapat dikurangi, sehingga memperbesar laba perusahaan dan mengurangi biaya

produksi. Rencana jangka panjang PT. ADM adalah menjadikan PT. ADM

sebagai pusat produksi utama mobil Daihatsu di Asia Tenggara, dengan

demikian tuntutan perbaikan mutu PT. ADM untuk mencapai mutu dunia

mutlak harus dilakukan.

Beberapa cara pendekatan manajemen mutu dapat dilakukan perusahaan

untuk menjaga mutu produk. Salah satu filosofi peningkatan mutu yang banyak

Page 15: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

3

diterapkan industri maju adalah filosofi Six Sigma. Filosofi ini merupakan

peningkatan mutu dramatis dan kontinu untuk mencapai mutu tingkat dunia,

sehingga hanya terjadi 3,4 kegagalan dari satu juta kemungkinan (Raharjo, dkk,

2008). Berdasarkan data produksi PT. ADM Casting Plant setelah dilakukan

pengolahan perhitungan sigma terhadap cacat produksi, diperoleh hasil bahwa

PT. ADM Casting Plant masih berada pada posisi tiga sampai dua sigma.

Angka sigma memang menunjukan bahwa rataan produk cacat PT. ADM

Casting Plant Indonesia jauh lebih baik daripada rataan DPMO industri

Indonesia (Tabel 1.), tetapi sebagai perusahaan yang mengadopsi budaya

Jepang, PT. ADM Casting Plant Indonesia masih jauh dari posisi sigma

berdasarkan tabel DPMO pada rataan industry Jepang. Dibawah ini adalah

tabel konversi DPMO (Defect Per Million Opportunities) terhadap nilai sigma

yang dapat menjadi perbandingan untuk melihat posisi sigma PT. ADM Casting

Plant Indonesia.

Tabel 1. Konversi DPMO tehadap nilai sigma

Tingkat

Pencapaian

Sigma

DPMO

COPQ sebagai

persentase dari sales

value

1-sigma 691.462 (sangat tidak

kompetitif)

Tidak dapat dihitung

2-sigma 301.538 (rataan industri indonesia)

Tidak dapat dihitung

3-sigma 66.807 25-40% dari penjualan

4-sigma 6.210 (rataan industri USA) 15-25% dari penjualan

5-sigma 233 (rataan industri Jepang) 5-15% dari penjualan

6-sigma 3,4 (industri kelas dunia) < 1% dari penjualan

Sumber : Gaspersz , 2007

Perpektif Six Sigma adalah salah satu pendekatan yang dapat diupayakan

oleh PT. ADM untuk melakukan perbaikan mutu. Six Sigma memiliki

keunggulan dibanding Total Quality Management (TQM) yang telah banyak

diterapkan oleh perusahaan. Perspektif ini memungkinkan perusahaan mencari

akar permasalahan dari penyebab cacat mutu produk dan mencari solusi yang

tepat bagi peningkatan kinerja untuk mencapai tingkat enam sigma yang

Page 16: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

4

memungkinkan terjadinya tingkat cacat nol persen. Selain itu, Six Sigma

memberikan solusi penyelesaian masalah mutu dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif, bahkan dapat memberikan gambaran peningkatan mutu

perusahaan secara terukur, bukan hanya pemberian solusi kualitatif bagi

peningkatan mutu produk.

Keinginan perusahaan untuk selalu meningkatkan mutu dan kinerja

memerlukan adanya penerapan strategi pengendalian dan peningkatan mutu

yang sesuai untuk mencapai tujuan perusahaan. Mengingat rencana jangka

panjang PT. ADM yang ingin menjadikan PT. ADM sebagai pusat produksi

utama mobil Daihatsu di kawasan Asia Tenggara (www.kapanlagi.com, 2009)

peningkatan kinerja perusahaan dan mutu produk perlu terus ditingkatkan.

Perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat mengenai pendekatan

perbaikan mutu seperti apa yang sesuai dan dapat diimplementasikan oleh

perusahaan sehingga meningkatkan daya saing.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam proses bisnis, pengendalian mutu produk adalah hal mutlak yang

harus dilakukan oleh perusahaan. Pada produksi PT. ADM Casting Plant,

pengendalian mutu produksi membutuhkan perhatian penuh, karena dalam

menghadapi krisis global diperlukan strategi peningkatan mutu secara terus

menerus untuk mencapai mutu tingkat dunia.

Berdasarkan paparan di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses produksi pada PT. ADM Casting Plant ?

2. Bagaimana sistem pengendalian mutu pada PT. ADM Casting Plant ?

3. Bagaimana hirarki sistem pengendalian mutu pada PT. ADM Casting Plant

yang mempertimbangkan faktor yang berpengaruh, pelaku yang terlibat,

tujuan dari pelaku dan alternatif penyelesaian ?

4. Alternatif penerapan strategi Six Sigma apakah yang seharusnya dilakukan

PT. ADM Casting Plant ?

Page 17: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

5

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses produksi PT. ADM Casting Plant

2. Mengetahui sistem pengendalian mutu produksi PT. ADM Casting Plant.

3. Menyusun hirarki pengendalian mutu pada PT. ADM Casting Plant dengan

mempertimbangkan faktor yang berpengaruh, pelaku yang terlibat, tujuan

dari pelaku dan alternatif penyelesaian.

4. Merekomendasikan penerapan strategi Six Sigma yang sesuai pada PT.

ADM Casting Plant.

Page 18: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mutu

Mutu diputuskan konsumen berdasarkan pengalaman mengenai

kesesuaikan harapan konsumen terhadap produk dengan aktualisasi produk yang

diterima konsumen. Ibrahim (2000) mengemukakan bahwa mutu berdasarkan

sifat produk dapat ditinjau dari dua sisi konsumen dan sisi produsen. Konsumen

mendefinisikan mutu dengan sangat subyektif dan abstrak, akibatnya penilaian

mutu antara satu konsumen dengan konsumen lain berbeda. Penilain mutu dari

segi produsen diamati berdasarkan klasifikasi produk secara fisik maupun kimia

berdasarkan standar mutu produk tertentu.

Crosby dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu adalah

conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau

distandarkan. Suatu produk memiliki mutu, apabila sesuai dengan standar mutu

yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan

bahan jadi. Menurut Juran dalam Nasution (2005), mutu produk adalah

kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan

pelanggan. Kecocokan penggunaan itu didasari atas lima ciri utama, yaitu :

1. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan.

2. Psikologi, yaitu cita rasa atau selera.

3. Waktu, yaitu keandalan.

4. Kontraktual, yaitu adanya jaminan.

5. Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur.

Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai

daya tahan dengan penggunaan yang lama, produk yang digunakan akan

meningkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, produknya tidak

mudah rusak, adanya jaminan mutu (quality assurance) dan sesuai etika bila

digunakan.

Page 19: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

7

Kecocokan penggunaan produk seperti dikemukakan Nasution (2005)

memiliki dua aspek utama, yaitu ciri-ciri produknya memenuhi tuntutan

pelanggan dan tidak memiliki kelemahan. Rinciannya sebagai berikut :

1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan

Ciri-ciri produk bermutu tinggi, apabila memiliki ciri-ciri produk yang

khusus atau istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat memenuhi

harapan atau tuntutan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Mutu yang

lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan,

membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan

pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga lebih

tinggi.

2. Bebas dari kelemahan

Suatu produk bermutu tinggi, apabila di dalam produk tidak terdapat

kelemahan dan tidak ada yang cacat sedikitpun. Mutu yang tinggi

menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan serta

mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi biaya

garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan

pengujian, mengurangi waktu pengiriman produk ke pasar. Meningkatkan

hasil (yield) dan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi, serta

memperbaiki kinerja penyampaian barang atau jasa.

Deming dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa mutu adalah

kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Untuk itu, perusahaan harus benar-benar

dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang

dihasilkan. Feigenbaum dalam Nasution (2005) menyatakan mutu sebagai

bentuk kepuasan pelanggan sepenuhnya. Suatu produk dikatakan bermutu,

apabila produk tersebut dapat memberikan kepuasan sepenuhnya terhadap

konsumen dan sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen.

American Society for Quality Control dalam Heizer dan Render (2001)

mengungkapkan mutu sebagai totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa

yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan

Page 20: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

8

yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. American Heritage Dictionary

dalam Hidayat (2007) memberi arti mutu sebagai sesuatu yang tidak dapat

dipisahkan dari karakteristik atau derajat atau nilai-nilai dari suatu keunggulan.

Walaupun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, tetapi

dari beberapa definisi terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam unsur-unsur

berikut :

1. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.

3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.

2.2. Pentingnya Mutu

Pentingnya mutu dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut

manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut

manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijaksanaan

penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan

kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan mutu produk dari

pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan

salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu produk,

harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume

penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2005).

Heizer dan Render (2001) mengemukakan bahwa produk dan jasa yang

bermutu secara strategik penting bagi perusahaan dan negara yang diwakilinya.

Mutu dan produk suatu perusahaan, harga yang ditetapkan oleh perusahaan dan

pemasok barang yang membuat produk itu tersedia bagi konsumen merupakan

faktor yang menentukan permintaan. Mutu mempengaruhi perusahaan dalam

empat cara :

1. Biaya dan Pangsa Pasar

Peningkatan mutu dapat mengarah pada penghematan biaya dan

peningkatan pangsa pasar, pada akhirnya mempengaruhi laba yang

Page 21: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

9

diterima perusahaan. Perbaikan mutu dan standar berarti menjadi

penurunan produk cacat dan biaya kerusakan suatu produk.

2. Reputasi Perusahaan

Mutu sebuah produk baik atau buruk muncul seiring dengan persepsi

konsumen mengenai produk dan perusahaan, praktik penanganan pegawai,

dan hubungan dengan pemasok. Hal tersebut tidak dapat digantikan oleh

promosi.

3. Pertanggungjawaban Produk

Mutu produk mempengaruhi kinerja produk yang dirasakan konsumen.

Setiap kinerja produk mengandung tanggung jawab perusahaan terhadap

konsumen. Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap mutu dan mutu

produk yang diterima konsumen adalah perusahaan dan seluruh pihak yang

tercakup dalam rantai distribusi. Perusahaan yang merancang dan

memproduksi barang atau jasa yang cacat dapat dianggap

bertanggungjawab atas kerusakan dan kecelakaan yang diakibatkan

pemakaian barang tersebut.

4. Implikasi Internasional

Perkembangan bisnis dan globalisasi, perusahaan dengan mutu baik yang

dapat memenangkan persaingan global. Produk dengan mutu rendah dapat

berimplikasi pada citra buruk perusahaan, bahkan negara asal produk di

mata internasional.

2.3. Dimensi Mutu

Garvin dalam Hidayat (2007) memberikan beberapa dimensi mutu dalam

industri manufaktur, yaitu :

1. Performance adalah kesesuaian produk dengan fungsi utama atau

karakteristik utama produk, misal gambar jernih pada televisi.

2. Feature adalah karakteristik tambahan, fasilitas atau fitur pelengkap suatu

produk yang membedakan dengan produk lain. Contohnya menu remote

control pada televisi.

Page 22: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

10

3. Reliability konsistensi kinerja suatu produk dan keandalan produk yang

memungkinkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

4. Conformance adalah spesifikasi dan standar industri, serta sejauhmana

karakteristik selain operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

5. Durability adalah masa daya guna atau ketahanan produk, mencakup masa

garansi dan perbaikan.

6. Serviceability adalah pertanggungjawaban atas permasalahan-permasalahan

produk dan keluhan konsumen terhadap produk, serta kemudahan

memperoleh perbaikan dan komponen pengganti.

7. Aesthetic adalah berbagai karakteristik yang berhubungan dengan psikologis

produsen, penyalur dan konsumen sebagai daya tarik produk.

8. Perception adalah kinerja yang telah dicapai dan kesuksesan yang diraih

seperti pencapaian target penjualan, oplah, kepuasan konsumen, dan lain-lain

yang menyebabkan reputasi perusahaan yang baik dan menghasilkan

fanatisme konsumen terhadap merek.

2.4. Biaya Mutu

Biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena

mutu yang buruk. Ini berarti biaya mutu adalah biaya yang berhubungan dengan

penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan (Nasution,

2005). Ross dalam Nasution (2005) menjelaskan bahwa biaya mutu

dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :

1. Biaya pencegahan (prevention cost)

2. Biaya deteksi/penilaian (detection cost/appraisal cost)

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)

4. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)

1. Biaya Pencegahan

Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk

yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan

Page 23: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

11

perancangan pelaksanaan dan pemeliharaan sistem mutu. Biaya yang

termasuk kedalam kelompok biaya pencegahan adalah :

a. Biaya perencanaan mutu adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

aktivitas berkaitan dengan patokan rencana mutu produk yang dihasilkan,

rencana tentang keandalan, rencana pemeriksaan, sistem data dan rencana

khusus dari jaminan mutu.

b. Biaya tinjauan produk baru adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

menyiapkan usulan tawaran, penilaian rancangan baru dari segi mutu,

penyiapan program percobaan dan pengujian untuk menilai penampilan

produk baru, serta aktivitas-aktivitas mutu lainnya selama tahap

pengembangan dan pra produksi dari rancangan produk baru.

c. Biaya rancangan proses atau produk adalah biaya-biaya yang dikeluarkan

waktu perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang

dimaksudkan untuk meningkatkan keseluruhan mutu produk tersebut.

d. Biaya pengendalian proses adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

teknik pengendalian proses, seperti diagram pengendalian yang memantau

proses pembuatan dalam usaha mencapai mutu produksi yang dikehendaki.

e. Biaya pelatihan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan,

penyiapan, pelaksanaan, penyelenggaraan dan pemeliharaan program

latihan formal masalah mutu.

f. Biaya audit mutu adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi

tindakan yang telah dilakukan terhadap rencana mutu keseluruhan.

2. Biaya Deteksi / Penilaian

Biaya deteksi adalah biaya yang terjadi untuk menentukan, apakah produk

dan jasa sesuai dengan persyaratan-persyaratan mutu. Tujuan utama fungsi

deteksi ini adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan

sepanjang proses perusahaan, misalnya mencegah pengiriman barang yang

tidak sesuai dengan persyaratan kepada para pelangan. Beberapa biaya yang

termasuk kedalam biaya deteksi adalah :

Page 24: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

12

a. Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli merupakan

biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji kesesuaian bahan

baku yang dibeli dengan kualifikasi yang tercantum dalam pesanan.

b. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk adalah biaya yang terjadi untuk

meneliti kesesuaian hasil produksi dengan standar perusahaan, termasuk

meneliti pengepakan dan pengiriman.

c. Biaya pemeriksaan mutu produk, meliputi biaya untuk melaksanakan

pemeriksaan mutu produk dalam proses maupun produk jadi

d. Biaya evaluasi persediaan adalah biaya yang terjadi untuk menguji produk

di gudang, dengan tujuan untuk mendeteksi terjadinya penurunan mutu

produk selama di gudang.

3. Biaya Kegagalan Internal

Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada

ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa

dikirimkan ke pelanggan. Pengukuran biaya kegagalan internal dilakukan

dengan menghitung kerusakan produk sebelum meninggalkan perusahaan.

Biaya kegagalan internal terdiri atas beberapa jenis biaya, yaitu :

a. Biaya sisa bahan (scrap) adalah kerugian yang terjadi karena adanya sisa

bahan baku yang tidak terpakai dalam upaya memenuhi tingkat mutu

yang dikehendaki. Bahan baku yang tersisa karena alasan lain (misalnya,

keusangan, overrun dan perubahan desain produk) tidak termasuk dalam

kategori biaya ini.

b. Biaya pengerjaan ulang. Biaya ini meliputi biaya ekstra yang dikeluarkan

untuk melakukan pengerjaan ulang agar dapat memenuhi standar mutu

yang diisyaratkan.

c. Biaya untuk memperoleh bahan baku, meliputi biaya-biaya tambahan

yang timbul akibat aktivitas menangani penolakan (rejection) dan

pengaduan (complaints) terhadap bahan baku yang telah dibeli.

d. Factory contact engineering cost. Biaya ini merupakan biaya yang

berhubungan dengan waktu yang digunakan oleh para ahli produk yang

Page 25: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

13

terlibat dalam masalah-masalah produksi yang menyangkut mutu.

Misalnya, bila komponen atau bahan baku suatu produk tidak memenuhi

spesifikasi mutu, maka ahli produk atau produksi akan diminta untuk

menilai kelayakan perubahan spesifikasi produk tersebut.

4. Biaya Kegagalan Eksternal

Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau

jasa gagal memenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk

tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Biaya ini merupakan biaya yang

paling membahayakan, karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk,

kehilangan pelanggan dan penurunan pangsa pasar. Biaya kegagalan

eksternal meliputi :

a. Biaya penanganan keseluruhan selama masih garansi. Biaya ini meliputi

semua biaya yang terjadi karena adanya keluhan-keluhan tertentu,

sehingga diperlukan pemeriksaan, reparasi, atau penggantian/penukaran

produk.

b. Biaya penanganan keluhan diluar masa garansi. Biaya ini merupakan

biaya yang berkaitan dengan keluhan-keluhan yang timbul setelah

berlalunya masa garansi.

c. Pelayanan produk adalah keseluruhan biaya pelayanan produk yang

diakibatkan oleh usaha untuk memperbaiki ketidaksempurnaan atau untuk

pengujian khusus, atau untuk memperbaiki cacat yang bukan disebabkan

oleh adanya keluhan pelanggan. Biaya jasa instalasi atau kontrak

pemeliharaan tidak termasuk dalam kategori biaya ini.

d. Liability Product, yaitu biaya yang timbul sehubungan dengan jaminan

atau pertanggungjawaban atas kegagalan pemenuhan standar mutu

(quality failures).

e. Biaya penarikan kembali produk. Biaya ini timbul karena adanya

penarikan kembali suatu produk atau komponen produk tertentu.

Ross dalam Nasution (2005) menjelaskan bahwa informasi biaya mutu dapat

memberikan berbagi macam manfaat, antara lain :

Page 26: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

14

a. Mengidentifikasi peluang laba (penghematan biaya dapat meningkatkan laba).

b. Mengambil keputusan capital budgeting dan keputusan investasi lainnya.

c. Menekan biaya pembelian dan biaya yang berkaitan dengan pemasok.

d. Mengidentifikasi pemborosan dalam aktivitas yang tidak dikehendaki para

pelanggan.

e. Mengidentifikasi sistem yang berlebihan.

f. Menentukan apakah biaya-biaya mutu telah didistribusikan secara tepat.

g. Penentuan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba.

h. Mengidentifikasi masalah-masalah mutu.

i. Sebagai alat manajemen untuk ukuran perbandingan tentang hubungan

masukan-keluaran.

j. Sebagai salah satu alat analisis pareto.

k. Sebagai alat manajemen strategik untuk mengalokasikan sumber daya dalam

perumusan dan pelaksanaan strategi.

l. Sebagai ukuran penilaian kinerja yang objektif.

2.5. Perspektif Mutu

Perspektif mutu adalah pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan

mutu suatu produk. Garvin dalam Nasution (2005) mengidentifikasi adanya lima

alternatif perspektif mutu yang biasa digunakan, yaitu transcendental-approach,

product-based approach, user-based approach, manufacturing-based approach

dan value-based approach. Rinciannya sebagai berikut :

1. Transcendental Approach

Menurut pendekatan ini, mutu dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit

dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik,

drama, tari dan seni rupa. Selain itu, perusahaan dapat mempromosikan

produknya dengan pernyataan-pernyataan seperti tempat berbelanja yang

menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik),

kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan

demikian, fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit

Page 27: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

15

sekali menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar manajemen mutu,

karena sulitnya mendesain produk secara tepat yang mengakibatkan

implementasinya sulit.

2. Product-based Approach

Pendekatan ini menganggap mutu sebagai karakteristik atau atribut yang dapat

dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam mutu mencerminkan

perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang dimiliki produk. Pandangan

ini sangat obyektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera,

kebutuhan dan preferensi individu.

3. User-based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa mutu tergantung pada orang

yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang (misal, perceived quality) merupakan produk yang bermutu paling

tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented ini menyatakan bahwa

pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan berbeda pula,

sehingga mutu bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang

dirasakan.

4. Manufacturing-based Approach

Perspektif ini bersifat utama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan

pabrikasi, serta mendefinisikan mutu sebagai sama dengan persyaratannya

(conformance to requirement). Dalam sektor jasa dapat dikatakan, bahwa

mutu bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian

spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali didorong oleh

tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang

menentukan mutu adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan

konsumen yang menggunakannya.

5. Value-based Approach

Pendekatan ini memandang mutu dari segi nilai dan harga. Dengan

mempertimbangkan trade-off antara kinerja produk dan harga, mutu

didefinisikan sebagai affordable excellence. Mutu dalam perspektif ini

Page 28: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

16

bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki mutu paling tinggi belum

tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah

produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy) (Nasution, 2005).

2.6. Six Sigma

Ada banyak pengertian mengenai Six Sigma, yaitu Six Sigma diartikan

sebagai metode berteknologi canggih yang digunakan oleh para insinyur dan

statistikawan dalam memperbaiki/mengembangkan proses atau produk. Six

Sigma diartikan demikian, karena kunci utama perbaikan Six Sigma

menggunakan metode-metode statistik, meskipun tidak secara keseluruhan

membicarakan tentang statistik.

Pengertian Six Sigma yang lain adalah tujuan yang mendekati

kesempurnaan dalam pencapaian kebutuhan pelanggan. Ada juga yang

mengartikan Six Sigma sebagai usaha mengubah budaya perusahaan untuk

mencapai kepuasan pelanggan, keuntungan dan persaingan yang jauh lebih baik.

Kunci utama pengertian di atas adalah pengukuran, tujuan dan perubahan budaya

perusahaan.

Miranda dan Tunggal (2006) mengungkapkan Six Sigma sebagai suatu

sistem komperhensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan

memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman kebutuhan

pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan analisa statistik, serta terus

menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses

usaha.

Six Sigma adalah suatu metodologi bisnis yang bertujuan meningkatkan

kapabilitas dari aktivitas proses bisnis. Proses adalah sesuatu yang dimulai dari

perencanaan, desain produksi sampai dengan fungsi-fungsi konsumen

(kebutuhan, keinginan dan harapan). Dalam konsep Six Sigma dikenal dua

proses kerja yang disebut proses kerja internal dan eksternal. Proses internal

meliputi seluruh aspek fungsi dan kegiatan yang ada didalam perusahaan,

sedangkan proses eksternal adalah seluruh kegiatan yang dimulai dari

Page 29: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

17

pengelolaan produk hingga distribusi ke konsumen. Tujuan Six Sigma adalah

meningkatkan kinerja bisnis dengan mengurangi berbagai variasi proses yang

merugikan, mereduksi kegagalan-kegagalan produk/proses, menekan cacat-cacat

produk, meningkatkan keuntungan, mendongkrak moral personil/karyawan dan

meningkatkan mutu produk pada tingkat yang maksimal.

Six Sigma pertama kali dikembangkan oleh Motorola pada pertengahan

tahun 1980 dan dipublikasikan oleh Jack Welch (General Electric) dalam forum

strategi bisnis di tahun 1995. Istilah Six Sigma diambil dari terminologi statistik

dimana sigma (σ) adalah simpangan baku dalam distribusi normal dengan

probabilitas (a) ± 6 (enam) atau sama dengan Pvalue = 0,999996 atau efektivitas

sebesar 99,9996%.

Standar Six Sigma dalam proses produksi dikenal dengan istilah

defectively rate of process dengan nilai sebesar 3,4 defektif di setiap juta

unit/proses. Artinya, dalam satu juta unit/proses hanya diperkenankan

mengalami kegagalan/cacat produk sebanyak 3,4 unit/proses. Dengan demikian,

derajat konsistensi Six Sigma adalah sangat tinggi dengan simpangan baku yang

sangat rendah.

Dibanding dengan metode pengendalian mutu lain, Six Sigma memiliki

keunggulan pada fungsi-fungsi proses. Six Sigma tidak sekedar berorientasi pada

mutu produk/jasa, tetapi juga pada seluruh aspek operasional bisnis dengan

penekanan dalam fungsi-fungsi proses (Hidayat, 2007). Hidayat menjelaskan

bahwa Six Sigma adalah sebuah konsep dan metodologi yang terfokus pada

upaya penciptaan nilai produk dan jasa yang bertaraf world class, yang bergerak

seiring dengan upaya pengembangan dan peningkatan kinerja di dalam aktivitas

bisnis, pembangunan struktur organisasional kerja yang terlibat didalamnya, serta

penyusunan peta proses kerja bisnis korporasi secara aktual dan nyata. Prinsip

dasar implementasi Six Sigma adalah on a project-by-project team, dengan

pemanfaatan personil atau tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.

Gaspersz (2007) menjelaskan bahwa Six Sigma Motorola merupakan

suatu metode atau teknik pengendalian yang merupakan terobosan baru dalam

Page 30: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

18

bidang manajemen mutu. Six Sigma yang diterapkan oleh Motorola ini diterima

secara luas oleh dunia industri, karena sistem-sistem manajemen mutu yang ada

tidak mampu melakukan peningkatan mutu secara dramatik menuju tingkat

kegagalan nol (zero defect). Banyak sistem manajemen mutu seperti Malcom

Baldrige National Quality Award (MBNQA), ISO 9000 dan lain-lain hanya

menekankan pada upaya peningkatan mutu terus-menerus berdasarkan kesadaran

mandiri manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh bagaimana terobosan

harus dilakukan untuk meningkatkan mutu secara dramatik menuju tingkat

kegagalan nol.

Prinsip pengendalian dan peningkatan mutu Six Sigma Motorola mampu

menjawab tantangan ini, dan terbukti Motorola selama kurang lebih sepuluh

tahun setelah implementasi konsep Six Sigma telah mampu mencapai 3,4 DPMO

(defect per million opportunities-kegagalan per satu juta kesempatan). Beberapa

keberhasilan Motorola yang patut dicatat dari aplikasi program Six Sigma adalah

sebagai berikut :

1. Peningkatan produktivitas rataan 12,3% pertahun.

2. Penurunan Cost of Poor Quality (COPQ) lebih daripada 84%.

3. Eliminasi kegagalan dalam proses sekitar 99,7%.

4. Penghematan biaya manufacturing lebih dari $11 milyar.

5. Peningkatan tingkat pertumbuhan tahunan rataan 17% dalam penerimaan

keuntungan dan harga saham Motorola.

2.7. Fase Six Sigma

Gasperz (2007) secara umum menyebutkan bahwa, Six Sigma lebih

menonjolkan pendekatan DMAIC (define, mesure, analyze, improve dan

control). DMAIC digunakan untuk meningkatkan proses bisnis yang telah ada

sedemikian rupa, sehingga mencapai zero defect. DMAIC terdiri dari lima tahap

berikut :

Page 31: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

19

a. Define adalah mendefinisikan secara formal sasaran peningkatan proses

yang konsisten dengan permintaan atau kebutuhan pelanggan dan strategi

perusahaan.

b. Measure adalah mengukur kinerja proses pada saat sekarang (baseline

measurement) agar dapat dibandingkan dengan target yang diterapkan.

Lakukan pemetaan proses dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan

indikator kinerja kunci (KPIs).

c. Analyze adalah menganalisa hubungan sebab-akibat berbagai faktor yang

dipelajari untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang perlu dikendalikan.

d. Improve adalah mengoptimalisasikan proses menggunakan analisis-analisis

seperti Design of Experiments (DOE) dan lain-lain, untuk mengetahui dan

mengendalikan kondisi optimum proses.

e. Control adalah melakukan pengendalian terhadap proses secara terus

menerus untuk meningkatkan kapabilitas proses menuju target Six Sigma.

Pengimplementasian Six Sigma dalam pengendalian cacat produk dapat

dilakukan dengan pendekatan DMAIC sebagai tahapan pelaksanaannya.

Contoh penggunaan pendekatan DMAIC dalam pengendalian mutu produk

dapat ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel. 2 Tinjauan strategi perbaikan proses pada model DMAIC

Define Identifikasi masalah

Definisi kebutuhan

Tetapkan tujuan

Measure Pertegas permasalahan / proses

Membenarkan pengetahuan tujuan

Ukur langkah-langkah inti

Analyze Kembangkan hipotesis

Identifikasi akar penyebab utama

Validasi hipotesis

Improve Kembangkan ide untuk menghilangkan akar penyebab

permasalahan

Uji solusi

Tetapkan solusi / hasil pengukuran

Control Buat standar pengukuran untuk memelihara kinerja

Bereskan permasalahan sesuai dengan tujuan yang

diinginkan

Page 32: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

20

Sumber : Miranda dan Tunggal, 2006

Implementasi Six Sigma dengan pendekatan DMAIC dapat menggunakan

beberapa alat pengumpulan data, metodologi dan alat analisis pengambilan

keputusan yang akan membantu implementasi Six Sigma. Gaspersz (2007)

menyebutkan pengunaan tools dalam DMAIC sebagai define, measure, analyze,

improve dan control seperti dimuat pada Tabel 3.

Tabel 3. Metodologi DMAIC Six Sigma

Define Mendefinisikan permasalahan dengan bantuan

Quality Function Deployment (QFD)

Measure Pengumpulan data

Mapping Proses

COPQ

Analyze Analisa data yang terkumpul

Control Chart

Pareto

Diagram Korelasi

Improve Solusi yang direkomendasikan

Implementasi solusi

Pengujian hipotesis

Pengkajian ulang hasil

Page 33: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

21

Lanjutan Tabel 3.

Control Melanjutkan peningkatan

Secara terus-menerus memonitor kinerja

Diagram control

Process sigma value

COPQ

Sumber : Gaspersz, 2007

Pande, et al (2000) menyatakan bahwa penggunaan DMAIC tidak dapat

digunakan secara sembarangan, karena ada tiga kualifikasi yang mendasari,

yaitu :

1. Ada celah antara kinerja sekarang dengan kinerja yang diharapkan. “Kenali

dulu bagian dari proses yang bermasalah”. Pertama-tama harus menentukan

permasalahan apa yang dipecahkan, atau kesempatan apa untuk diraih.

2. Penyebab masalah tidak dapat dipahami secara benar. Perusahaan mungkin

hanya mengerti secara teori, tetapi tidak mengetahui akar penyebab

masalah, atau solusi perusahaan untuk mengatasi masalah tidak berjalan

efektif.

3. Solusi belum ditetapkan, apalagi yang optimal. Bila perusahaan sudah

merencanakan perubahan jangka pendek, masih ada kesempatan untuk

menerapkan Six Sigma, “Penetapan secara cepat” dapat menghemat waktu

untuk menetapkan analisis yang lebih akurat. Bila suatu usaha secara nyata

telah dijalankan untuk menjembatani “celah” tersebut, maka penerapan Six

Sigma tidak akan berguna. Kinerja perusahaan dapat “melampaui” DMAIC

bila penetapan tepat atau solusinya benar-benar tepat. Tidak ada kebijakan

Six Sigma yang melarang melakukan sesuatu selama pendekatan dalam

pencapaian perbaikan terjamin.

2.8. Keunggulan Six Sigma

Miranda dan Tunggal (2006) menyebutkan kebaikan dan keunggulan Six

Sigma dibandingkan manajemen pengendalian mutu yang lain seperti Malcolm

Baldrige Criteria dan Total Quality Management, yaitu :

Page 34: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

22

1. Dimulai dari pihak pelanggan. Six Sigma mengukur permintaan dalam arti

sebenarnya dari apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini menguntungkan

kedua belah pihak dalam memikirkan apa-apa yang benar-benar penting.

2. Menyediakan pengukuran yang sifatnya konsisten. Dengan berfokus pada

cacat atau kemungkinan terjadinya cacat, pengukuran Six Sigma dapat

digunakan untuk mengukur dan membandingkan proses-proses yang benar-

benar berbeda di dalam organisasi atau antar organisasi. Begitu anda

mendefinisikan kebutuhan secara jelas, anda akan dapat mendefinisikan

“cacat” dan mengukur hampir tiap aktivitas atau proses usaha.

3. Menyatukan tujuan yang penuh ambisi. Dengan memusatkan perhatian

seluruh organisasi pada tujuan kinerja 99,9996% dapat membuat perbaikan

yang cukup nyata.

Six Sigma memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Sistem

Manajemen Mutu yang lain seperti ertifikasi ISO 9000 dan Total Quality

Management. Keunggulan Six Sigma dibanding sistem manajemen mutu lain adalah :

1. Menggunakan isu biaya, siklus waktu dan isu bisnis lainnya sebagai bagian

yang harus diperbaiki.

2. Six Sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria

tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yang terukur.

3. Six Sigma memadukan semua tujuan, organisasi dalam satu kesatuan.

Mutu hanyalah salah satu tujuan dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari

tujuan bisnis lainnya.

4. Six Sigma menciptakan change agent yang bukan bekerja di Quality

Departement. Green Belt adalah para operator yang bekerja pada proyek

Six Sigma sambil mengerjakan tugasnya.

(www.wikipedia.org/wiki/PerbedaanSixSigmadanTotalQualityManagement,

2008)

Selain keunggulan yang telah diungkapkan beberapa tokoh Six Sigma

diatas, terdapat keunggulan lain Six Sigma yang diungkapkan oleh Miranda dan

Page 35: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

23

Tunggal. Miranda dan Tunggal (2006) mengungkapkan keunggulan-keunggulan

lain Six Sigma, yaitu :

1. Six Sigma memungkinkan adanya integrasi dan penyatuan bagian bawah

sampai atas manajemen.

2. Tujuan yang ditetapkan pada Six Sigma perspective jelas.

3. Six Sigma tidak hanya diterapkan pada bidang jasa dan proses transaksional,

tetapi juga di bagian manufacturing.

Selain memiliki banyak kelebihan, Six Sigma tetap memiliki kekurangan dan

kelemahan dalam implementasinya. Beberapa kelemahan Six Sigma menurut

Chandra (2002) adalah :

a. Phobia terhadap statistik . Butuh waktu dan kemauan untuk mempelajari

statistik yang menjadi dasar Six Sigma. Banyak orang langsung „alergi‟

mendengar kata statistik.

b. Biaya pelatihan sumber daya untuk memberi pelatihan kepada sejumlah

orang, bukan hanya biaya pelatihan tapi juga kegiatan yang terganggu atau

harus digantikan orang lain. Dengan biaya puluhan bahkan ribuan dollar

hanya perusahaan besar yang mempunyai modal awal cukup untuk memulai

program Six Sigma ini.

c. Pengukuran CTQ

Selain subjektivitas, CTQ juga terkadang tidak dapat mencerminkan kondisi

yang sebenarnya. Misalnya CTQ = jumlah pesawat yang tinggal landas tepat

waktu atau jumlah kecelakaan di suatu lokasi konstruksi. Ukuran ini tidak

mengukur seberapa terlambat pesawat tersebut atau seberapa serius

kecelakaan yang terjadi.

d. Ketidakmampuan melihat secara sistem

Penentuan tujuan per proyek menimbulkan resiko pemikiran pelaku Six

Sigma terkotak-kotak hanya pada proyek yang sedang dijalankan. Ini

menyebabkan tidak tercapainya peningkatan yang optimal. Dengan kata lain,

yang tercapai adalah optimum lokal, bukan global.

Page 36: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

24

2.9. Analisis Sistem

Menurut definisi Manetsch dan Park dalam Eriyatno (1999), Sistem adalah suatu

gugus dari unsur yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu

tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan.

Analisa suatu sistem didasarkan pada penentuan informasi yang terperinci yang

dihasilkan selama tahap demi tahap proses. Bila memungkingkan, hal ini

dikembangkan menjadi suatu pertanyaan tentang bagaimana sistem harus bekerja

agar memenuhi kebutuhan yang ditentukan, serta kriteria jalannya sistem yang

spesifik agar mengalami optimal. Pernyataan analisa sistem didefinisikan secara

terperinci, yaitu sebagai semua hal relevan terhadap peubah-peubah yang ditetapkan

dan peubah rancangan yang dianggap sebagai sesuatu yang mempengaruhi kelakuan

system dan lingkungan dimana sistem itu berjalan, sehingga output yang tidak

diharapkan dapat dihindari. Analisa tersebut kemudian ditulis dalam diagram alir

diskriptif (Eriyatno,

1999).

Gambar 1. Kerangka analisis system

2.10. Proses Hirarki Analitik

Proses hirarki analitik (PHA) adalah metode atau alat yang dapat

digunakan untuk memahami kondisi suatu sistem dan membantu melakukan

Input Eksternal

Output Yang Dikehendaki Input Lingkungan

Input Terkontrol Output Tidak Dikehendaki

Sistem

Tim Pengendali

Page 37: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

25

prediksi dan pengambilan keputusan. PHA merupakan suatu model yang

luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk

membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara

membuat asumsi masing-masing dan memperoleh pemecahan yang

diinginkan darinya.

Prinsip dasar penyusunan hirarki analitik adalah penyusunan hirarki

yang memecah persoalan menjadi unsur-unsur terpisah, penetapan prioritas

yang menentukan peringkat unsur-unsur menurut kepentingannya dan

konsistensi logis yang menjamin bahwa semua unsur dikelompokkan secara

logis dan diperingkatkan. Cara yang paling umum untuk menyusun sebuah

hirarki adalah dengan mempelajari literatur mengenai sistem yang dipelajari

atau melakukan diskusi dengan pihak atau orang yang berhubungan dengan

sistem. Hirarki dalam metode ini terdiri dari fokus, faktor, aktor, tujuan dan

alternatif (Saaty, 1991).

Saaty (1991) juga menyebutkan bahwa hirarki merupakan abstraksi

hubungan antara unsur-unsur dalam struktur pada keseluruhan sistem yang

dipelajari. Abstraksi merupakan bentuk hubungan antara unsur yang

menggambarkan sistem secara keseluruhan.

Gambar 2. PHA (Saaty,1991)

Sasaran utama

Faktor yang berpengaruh

Pelaku yang terlibat

Tujuan dari pelaku

Alternatif penyelesaian

Fokus

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Page 38: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

26

Keuntungan pemanfaatan hirarki dalam pemecahan masalah menurut

Saaty (1991) adalah :

1. Hirarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas

pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas pada level yang

lebih rendah.

2. Hirarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem

pada level yang jauh lebih rendah dan memberikan gambaran mengenai aktor

dan tujuan pada level yang lebih tinggi.

3. Sistem akan menjadi lebih efisien, jika disusun dalam bentuk hirarki

dibandingkan dalam bentuk lain.

4. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan unsur pada strktur yang

telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya.

PHA memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis.

Proses ini tergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk

menyusun hirarki suatu masalah dan tergantung pada logika, intuisi dan

pengalaman untuk memberi pertimbangan. PHA menunjukkan bagaimana

menghubungkan unsur-unsur dari suatu bagian masalah dengan unsur-unsur dari

bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan skala pengukuran yang dapat membedakan setiap pendapat dan

mempunyai keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk

pendapat kedalam nilai angka (Saaty, 1991).

2.11. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu mengenai manajemen mutu dengan metode

Six Sigma adalah :

Dilana (2005) meneliti permasalahan Perum PPS cabang Jakarta khususnya

Subdivisi Es Balok dalam proses produksi. Terbukti dari kecacatan yang masih

tinggi, pemborosan yang terjadi di divisi es balok dan perbekalan, jika

dikonversikan dalam tingkat sigma adalah 2,58. Hal ini dapat diartikan bahwa

nilai tersebut masih memiliki kapabilitas proses rendah. Perum memiliki

delapan titik kritis permasalahan atau Critical to Quality (CTQ) yang menjadi

Page 39: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

27

penyebab es menjadi cacat. Proses perbaikan pada sistem produksi es balok dan

CTQ harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga kekurangan yang terjadi

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan mendatang. Target

yang dijadikan sasaran perbaikan perlu diformulasikan, sehingga tepat sasaran.

Solichin (2006) meneliti kinerja Divisi Produksi PT. Dharma Samudra

Fishing Industries Tbk. Komoditi fish fillet berdasarkan perspektif Six Sigma

berada pada tingkat 4,53 sigma untuk periode Januari 2004 hingga Juni 2005.

Ini berarti kinerja produksi fish fillet dapat dikatakan cukup tinggi, terbukti dari

perolehan nilai DPMO yang rendah sebesar 1.227,60 DPMO. Dengan metode

DMAIC terdapat 17 CTQ pada proses pembuatan fish fillet yang dapat

mempengaruhi mutu dan kuantitas fish fillet. Proses perbaikan dilakukan dengan

17 CTQ yang telah ditentukan. Perbaikan berupa target kinerja yang dijadikan

sasaran perbaikan, sehingga apa yang dilakukan tepat pada sasaran. Target

kinerja tersebut merupakan upaya perbaikan yang sedang dilakukan perusahaan,

terutama pada divisi produksi, karena pada umumnya kesalahan yang terjadi

lebih bersifat teknis atau human error. Oleh karena itu, proses perbaikan bersifat

berkelanjutan, sehingga setiap kekurangan yang ada dapat dipahami dan

dipelajari untuk perbaikan di masa mendatang.

Page 40: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

III. METODE PENELITIAN

3.1 . Kerangka Pemikiran Penelitian

Seiring dengan perkembangan jaman yang meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), persaingan dunia usaha bukan saja menjadi

persaingan industri di tingkat regional dan nasional, tetapi menjadi persaingan

bisnis tingkat global. Meluasnya cakupan bisnis ini menuntut perusahaan untuk

senantiasa meningkatkan mutu produknya. Hanya perusahaan yang mampu

menjaga mutu produknya yang mampu bertahan di pasar. Dalam hal ini

pengendalian mutu bukan saja menjaga mutu produk perusahaan, tetapi juga

menghemat biaya mutu yang harus dikeluarkan perusahaan akibat produk cacat.

Pada industri mobil, PT. ASTRA Daihatsu Motor (PT. ADM) yang

merupakan bagian dari PT. ASTRA Internasional adalah pemain yang cukup

diperhitungkan dalam persaingan industri otomotif Indonesia. PT. ADM

memiliki pabrik manufaktur yang mengerjakan beberapa proses seperti

stamping, assy, engine dan casting. Proses pengerjaan tersebut memerlukan

pengawasan mutu yang baik, sehingga visi perusahaan untuk menjadi bagian dari

pasar otomotif kelas dunia dapat tercapai.

Berdasarkan beberapa referensi yang diperoleh dan dikuatkan melalui

wawancara dengan pihak terkait, ditemui kesenjangan antara keadaan saat ini

dengan tujuan atau keadaan yang diinginkan perusahaan mengenai mutu.

Sebagai perusahaan berkelas dunia, PT. ADM dituntut melakukan perbaikan

berkelanjutan. Kondisi ini melatarbelakangi perlunya analisis sistem untuk

mengidentifikasi permasalahan dalam manajemen mutu PT. ADM. Dengan

menggunakan PHA, akan diusulkan pengendalian mutu menggunakan perspektif

Six Sigma. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 41: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

29

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. ASTRA Daihatsu Motor Casting Plant

Karawang guna mengetahui permasalahan mutu di PT. ADM Casting Plant.

PT. ASTRA Daihatsu Motor

Divisi Pengembangan

Sumber Daya Manusia

Divisi

Keuangan Divisi

Pemasaran

Kondisi yang diinginkan Kondisi saat ini

Analisis Sistem dengan Wawancara

Pembuatan Kerangka AHP

Penggunaan Metode AHP untuk

Pengambilan Keputusan

Divisi

Produksi

Prospek Penerapan Strategi Six Sigma pada

Pengendalian Mutu Produksi PT. ADM

Casting Plant

Bagian yang tidak diamati

Bagian yang diamati

Page 42: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

30

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan otomotif besar di

Indonesia yang sukses dan melakukan pengendalian mutu produksi. Waktu

penelitian dari bulan Februari sampai dengan April 2009.

3.3.Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah data primer dan

sekunder. Data primer yang digunakan melalui pendekatan berikut :

a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Hal ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak

manajemen perusahaan yang terkait untuk memperoleh data awal guna analisis

sistem (Lampiran 1). Wawancara dilakukan pada kepala divisi produksi, bagian

pengendali mutu, bagian bahan baku dan operator produksi. Selanjutnya

dilakukan penyebaran kuesioner kepada pakar/aktor dalam Hirarki analitik.

Bentuk Hirarki analitik dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Pengamatan Langsung (Observasi)

Hal ini dilakukan melalui pengamatan dan peninjauan secara langsung ke

perusahaan, bagaimana proses produksi dilaksanakan untuk mendapatkan

gambaran keseluruhan tentang kegiatan produksi dan quality control (QC) guna

melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara.

Data sekunder yang digunakan berasal dari sumber dan literatur yang

berkenaan dengan masalah yang diteliti, yaitu sumber dari kumpulan data yang

dimiliki oleh pihak perusahaan, bahan pustaka, artikel, jurnal, fasilitas internet

dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dengan menggunakan metode survei, wawancara dan studi

pustaka yang selanjutnya diolah guna memecahkan masalah yang sedang diteliti.

Dalam pelaksanaan pengolahan data, diusahakan agar kesalahan yang terjadi

dalam penelitian dapat diminimalisir. Teknik pengambilan contoh pada penelitian

menggunakan metode purposive sampling. Metode ini memungkinkan

Page 43: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

31

pengambilan contoh berdasarkan pengetahuan responden terhadap pekerjaan pada

divisinya dan aktor dalam PHA. Pertanyaan-pertanyaan diberikan kepada

responden untuk mengetahui kinerja produksi perusahaan.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode AHP

(Analytical Hierarchy Process) berdasarkan data dari kuesioner (Lampiran 3)

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan komponen-komponen tersebut

berpasangan dengan nilai yang merupakan skala komparasi yang dikeluarkan

oleh Saaty (1991) sesuai dengan penilaian, sehingga membentuk matriks persegi

(n x n). Dengan menggunakan rumus matematika dalam PHA, data hasil

penelitian diolah untuk mengetahui konsistensi indeks dan konsistensi rasio

matriks pendapat individu. Jika matriks pendapat individu tersebut tidak

konsisten, maka dilakukan revisi pendapat. Selanjutnya dilakukan kembali

pengolahan data hingga menghasilkan vektor prioritas sistem untuk masing-

masing alternatif.

a. Formulasi Matematika

Jika C1,C2,C3,...Cn merupakan unsur-unsur suatu level dalam Hirarki, maka

w1, w2, w3,..., wn didefinisikan sebagai bobot dari setiap unsur terhadap suatu

unsur pada tingkat diatasnya. Jika C1 dibandingkan dengan Cj, maka

didefinisikan sebagi nilai yang mengidentifikasikan besarnya kepentingan

(kekuatan) C1 terhadap Cj. Nilai aij = 1/aij merupakan perbandingan kebalikannya.

Nilai-nilai di atas akan membentuk matriks segi n (A) untuk i,j = 1,2,3,...,n.

Matriks tersebut adalah :

C1 C2 C3 ... Cn

C1 a11 a12 a13 ... a1n

A=(a1ij)= C2 1/a21 a22 a23 ... a2n

... ... ... ... ... ...

... ... ... ... ... ...

Cn 1/a1n 1/a2n 1/a3n ... ann

Page 44: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

32

Jika vektor tersebut dikalikan dengan vektor w, maka hasil perkaliannya

menjadi nw, yaitu Aw = nw. Dalam teori matrik, formula ini menggambarkan

bahwa w adalah vektor eigen dari A dengan nilai eigen n. Secara lengkap

persamaan ini dituliskan :

A1 A2 ... An

A1 w1/w1 w1/w2 ... w1/wn w1 w1

A2 w2/w1 w2/w2 ... w2/wn w2 w2

A = ... ... ... ... ... X ... =n ...

... ... ... ... ... ... ...

An wn/w1 wn/w2 ... wn/wn wn wn

Persamaan matriks di atas diubah menjadi (A-nI)w = 0 untuk mendapatkan

nilai w, dengan nilai I adalah matriks identitas. Persamaan ini akan mempunyai

solusi tak nol dan hanya jika n adalah nilai eigen dari A, dan w adalah vektor

eigen. Unsur matriks aij tidak berdasarkan pada suatu pengukuran eksak, tetapi

berdasarkan pendapat yang bersifat subyektif, dimana aij menyimpang dari rasio

ideal wi/wj. Jika λ1, λ2, ..., λn adalah nilai nilai eigen dari A, dan berdasarkan

matriks A yang mempunyai keunikan, yaitu aij = i (i=1, 2, ..., n), maka :

∑nt=1 λi = tr (A) (penjumlahan seluruh unsur diagonal A) = n

Semua nilai eigen pada persamaan ini nol kecuali satu yang bernilai n, yaitu nilai

eigen maksimal. Jika penilaian konsisten, maka nilai eigen maksimal A akan

ditemukan. Untuk mendapatkan nilai w, maka nilai eigen disubstitusikan

kedalam matriks A. Kemudian dengan perkalian A dan w didapat persamaan,

dengan bobot total sama dengan satu. Beberapa persamaan dapat diuraikan

sampai mendapat nilai w1,w2, ...,wn. Harga w1 merupakan vektor eigen yang

bersesuaian dengan nilai eigen maksimal. Berdasarkan teori matriks, diketahui

bahwa kesalahan kecil pada koefisien menyebabkan penyimpangan kecil pula

pada eigen. Jika diagonal matriks A semua bernilai satu, yaitu aij = 1 dan jika A

Page 45: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

33

konsisten, maka penyimpangan kecil dari aij tetap akan menunjukkan bahwa nilai

eigen terbesar (λmaks) akan mendekati n, dan nilai eigen lainnya mendekati nol.

Jika A adalah matriks komparasi berpasangan, maka vektor prioritas

diselesaikan dengan persamaan :

Aw = λmaks w

Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan indeks konsistensi, yaitu

dengan persamaan :

......................................................................(1)

Indeks konsistensi matriks acak (random) dengan skala penilaian sembilan (1-

9) beserta kebalikannya, disebut dengan indeks acak. Jika pendapat numerik

diambil secara acak dari skala 1/9,1/8,1/7,..., 1, 2, ..., 9, maka akan didapatkan

rataan konsistensi untuk matriks yang berbeda.

Tabel 4. Rataan konsistensi untuk matriks

n 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

RI 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,41 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

Sumber : Fewidarto,1996

Perbandingan antar CI dan RI didefinisikan sebagai rasio konsistensi atau

dalam bentuk persamaan berikut :

.................................................................................(2)

Nilai CR ≤ 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang

baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian nilai CR merupakan

ukuran bagi konsisten atau tidaknya suatu komparasi berpasangan dalam matriks

pendapat (Saaty, 1991).

b. Pengolahan Horisontal

Pengolahan horisontal dilakukan untuk menyusun prioritas unsur pada satu

tingkat. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :

CR = CI

RI

λmaks - n n-1

CI =

Page 46: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

34

1) Perkalian baris (z) dengan rumus :

..................................................................................(3)

Untuk I = 1, 2, ..., n

2) Penghitungan vektor prioritas (VP) dengan rumus :

...............................................................................(4)

3) Penghitungan nilai eigen maksimum (λmaks) dengan rumus :

VA = (A12) x VP ...............................................................................(5)

Dengan VA = (Vai)

VB = VA/VP ...............................................................................(6)

Dengan VB = (VBi), dan

Maks = VB...........................................................................(7)

Untuk i = 1, 2, ..., n

4) Perhitungan indeks konsistensi CI dengan rumus :

................................................................................(8)

5) Perhitungan rasio konsistensi dengan rasio :

.................................................................................(9)

c. Pengolahan Vertikal

Pengelolaan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap unsur

tingkat tertentu terhadap sasaran utama (fokus). Jika Cvpg didefinisikan sebagai

nilai prioritas pengaruh setiap unsur ke p pada tingkat ke q t.

........................................................(10)

Untuk p = 1, 2, ..., r

Page 47: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

35

T = 1, 2, ..., s

Dimana :

= nilai prioritas pengaruh unsur ke p tingkat ke q terhadap unsur ke

t pada tingkat dia atasnya (q-1), nilai diperoleh dari

pengolahan horisontal.

= nilai prioritas pengaruh unsur ke t pada tingkat ke q-1 terhadap

sasaran utama.

R = jumlah unsur yang ada pada tingkat ke q

S = jumlah unsur yang ada pada tingkat ke q-1

Q = tingkat (level) dalam hirarki

d. Revisi Pendapat

Revisi pendapat dilakukan bila konsistensi pendapat cukup tinggi, dengan

mencari revisi RMS (Rock Mean Square) dari batas-batas kaki (aij) dan wi/wj, dan

merevisi pendapat pada baris yang mempunyai nilai terbesar. Penggunaan revisi

pendapat ini sangat terbatas, mengingat terjadinya distorsi pada jawaban

sebenarnya.

Page 48: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Perusahaan PT. ADM Casting Plant

PT ADM Casting Plant adalah salah satu bagian dari direktorat manufaktur

PT. ADM selain Stamping, Engine dan Assembly Plant. Sebagai perusahaan

produsen komponen mobil dengan kapasitas sangat besar, PT. ADM memiliki

berbagai kebijakan mutu untuk menjaga mutu produk dan pelayanannya yang

baik.

Kepuasan pelanggan Daihatsu merupakan perhatian utama perusahaan.

Dukungan jaringan penjualan dan purna jual Daihatsu merupakan kunci sukses

Daihatsu untuk menjadi pemain utama di industri otomotif Indonesia. Di bawah

naungan PT. Astra Internasional, Tbk. dan Daihatsu Sales Operation, terdapat

lebih dari 150 outlet penjualan, 160 bengkel resmi dan 2.600 partshop.

Daihatsu memiliki Part Centre Daihatsu yang baru dan modern berlokasi di

Cibitung , Jawa Barat dengan luas gedung 19.543 m2. Demi menjaga mutu

pelayanan Daihatsu tetap baik, Daihatsu selalu meningkatkan keterampilan semua

teknisi melalui program-program pelatihan yang berkesinambungan di Training

Centre Sunter, Jakarta Utara, termasuk untuk para teknisi dari dealer dan

bengkel resmi lainnya.

Beberapa produk PT. ADM, Toyota Avanza dan Daihatsu Terios telah

diekspor melalui PT. Toyota Manufacturing Indonesia (TMI) ke mancanegara

dalam bentuk unit mobil dan komponen terurai. Nilai ekspor PT. ADM ini terus

meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi bukti hasil produksi PT. ADM

Casting Plant memenuhi standar mutu global.

Sebagai basis produksi mobil kompak untuk Grup Daihatsu dan Toyota di

luar Jepang, PT ADM senantiasa meningkatkan produksi dari tahun ke tahun.

Hasil produksi perusahaan telah menggunakan komponen lokal dengan rasio

75%. Produk-produk Daihatsu semakin mendapatkan tanggapan positif. Hal ini

ditunjukkan dari pangsa pasar yang meningkat setiap tahun.

Page 49: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

37

4.1.1. Sejarah singkat PT. ADM

PT. ADM Casting Plant adalah perusahan produsen komponen perakitan

mobil dari berbagai merek. Perusahaan ini berawal dari PT. Astra

Internasional yang mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu

dari Jepang pada tahun 1973. Tiga tahun kemudian PT. Astra International

ditunjuk sebagai agen tunggal, importir dan distributor tunggal kendaraan

Daihatsu di Indonesia. Tahun 1978 adalah pendirian pabrik pengepresan plat

baja patungan PT. Astra International dengan Daihatsu Motor Co. Ltd. dan

Nichimen Cooperation.

Pendirian pabrik pengepresan plat baja pada tahun 1978 membawa sejarah

pembentukan pabrik mesin PT. Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia

(DEMI) pada tahun 1983, selanjutnya, PT. Nasional Astra Motor (NAM)

didirikan sebagai agen tunggal dan pengimpor kendaraan Daihatsu

menggantikan posisi PT. Astra Internasional (1987). Tahun 1992, PT. ADM

didirikan melalui penggabungan tiga perusahaan, yaitu PT. Daihatsu Indonesia,

PT. DEMI dan PT. NAM. Selanjutnya PT. ADM mulai mendirikan pabrik

Casting Plant KIIC Karawang, Jawa Barat pada tahun 1996.

Setelah mendirikan pabrik Casting di KIIC, PT. ADM membeli pabrik

perakitan PT. Gaya Motor, sejak tahun 1998 PT. ADM memiliki empat

pabrik, yaitu pabrik pengepresan plat baja (stamping plant), mesin (engine

plant), pengecoran alumunium (casting plant) dan perakitan (assembly plant).

Pada tahun 2004, Daihatsu melakukan strategi kolaborasi bersama Toyota

dengan meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Sejak saat itu,

penjualan produk Daihatsu terus meningkat dan kapasitas produksi terus

ditingkatkan hingga mencapai 211.000 unit per tahun.

Saat ini terdapat tiga perusahaan besar yang merupakan pemegang saham

PT. ADM. Persentase saham yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan

dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 50: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

38

Gambar 4. Diagram kepemilikan saham PT. ADM

4.1.2. Visi dan Misi PT. ADM

Visi PT ADM adalah Menjadi nomor satu di pasar mobil compact

Indonesia dan sebagai basis utama produksi global untuk Grup Daihatsu/Toyota

yang sama dengan standar mutu pabrik Jepang. Misi PT. ADM adalah :

a. Memproduksi mobil dengan nilai terbaik dan menyediakan layanan terkait

yang penting untuk meningkatkan nilai stakeholder dan ramah lingkungan.

b. Mengembangkan dan memberikan inspirasi kepada karyawan untuk

mencapai kinerja tingkat dunia.

Sebagai bagian dari PT. ADM, bagian Casting Plant memiliki visi dan misi

yang sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan induk PT.

ADM. Visi PT ADM Casting Plant adalah Menjadi perusahaan produsen

komponen mobil dipasar dalam negeri dan pasar global berdasarkan Daihatsu

atau Toyota Grup. Misi yang ingin dicapai oleh PT. ADM Casting Plant adalah

:

1. Membangun sumber daya potensial dan peningkatan berkelanjutan dalam

teknologi Aluminium Casting.

2. Melakukan kegiatan operasional melalui budaya ADM berdasarkan rasa

hormat, kepercayaan dan keterbukaan diantara bagian dalam ADM.

3. Melayani demi kehidupan lebih baik melalui perhatian terus menerus

terhadap keamanan dan lingkungan melalui kegiatan dan produk ADM.

Page 51: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

39

4.2. Proses Produksi pada PT. ADM Casting Plant

PT. ADM Casting Plant adalah perusahaan manufaktur yang

memproduksi komponen mesin yang digunakan pada mobil-mobil jenis Toyota

dan Daihatsu. Saat ini, PT. ADM Casting Plant memproduksi 11 jenis produk

yang terdiri dari Cylinder Block, Oil Pan Daihatsu, Oil Pan Toyota, DHC

D16D, DHC, D38A, DHC D40D, Cylinder Head 1TR, Cylinder Head 2TR,

Cylinder Head 2SZ. PT. ADM Casting Plant dapat berproduksi dengan rataan

kapasitas dari 400 unit produk/hari untuk masing-masing jenis produk. Secara

garis besar, proses produksi pada PT. ADM Casting Plant dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Proses produksi pada PT. ADM dikerjakan oleh mesin yang dikendalikan

oleh operator. Proses produksi dalam ruang produksi terdiri dari dua jenis,

yaitu High Presure Process (HPP) dan Low Presure Process (LPP). Bahan

utama proses produksi merupakan alumunium batangan yang dicetak menjadi

komponen mobil. Perbedaan mendasar antara HPP dan LPP adalah

penggunaan pasir silika dalam proses produksi.

Tujuan dari sistem produksi yang digunakan oleh PT. ADM Casting Plant

menekankan pada :

1. Fokus pada pelanggan

2. Meningkatkan produktivitas dan minimalisasi biaya

3. Pengelolaan partisipasi karyawan berjalan dengan maksimal

4. Pengelolaan keselamatan kerja dan lingkungan terhadap seluruh karyawan

4.3. Sistem Pengendalian Mutu pada ADM Casting Plant.

Telah menjadi kebijakan dan komitmen PT Astra Daihatsu Motor Casting

Plant untuk menyerahkan produk Aluminium Casting kepada pelanggan dengan

mutu yang sesuai persyaratan, biaya bersaing dan waktu penyerahan tepat

waktu, serta mengikuti ketentuan persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

Seluruh karyawan harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Sistem

Manajemen Mutu (SMM) yang memenuhi persyaratan standar ISO/TS

Page 52: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

40

16949:2002 secara konsisten, sesuai tanggungjawab dan wewenang masing-

masing, serta melakukan perbaikan secara terus menerus untuk mencapai

sasaran perusahaan dan berusaha memenuhi kepuasan pelanggan.

SMM ditinjau dan dievaluasi secara berkala untuk dapat memenuhi tujuan

perusahaan dan harapan pelanggan yang terus berkembang. Seiring dengan

kemajuan teknologi dan kebutuhan produk yang ramah lingkungan, Daihatsu

telah melengkapi semua mobilnya dengan mesin yang menggunakan catalytic

converter, agar gas buang hasil pembakarannya memenuhi peraturan

pemerintah dan standart EURO II.

Daihatsu sangat memperhatikan proses produksi, kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) pabrik dengan menerapkan Sistem Mutu Kesehatan dan

Keselamatan Kerja yang sesuai dengan ISO 14001, OHSAS 18001 dan Green

Company. Dengan fasilitas produksi yang lengkap, PT. ADM senantiasa

berusaha menghasilkan produk dengan mutu global agar mampu diterima oleh

konsumen domestik dan mancanegara. Saat ini, Daihatsu telah memenuhi

standar mutu global dengan menerapkan sistem produksi Toyota (TPS) di setiap

lini proses. Secara rutin, mutu proses produksi Daihatsu selalu ditinjau seperti

yang diisyaratkan ISO : 9001 yang telah diterapkan di semua pabrik Daihatsu.

PT. ADM menerapkan beberapa cara pengendalian mutu yang

berlandaskan nilai-nilai budaya Jepang seperti Keizen berupa peningkatan

berkesinambungan dan Genchi Genbutsu, yaitu penanganan permasalahan

dengan cara memahami permasalahan secara langsung (Liker, 2006). PT. ADM

belum pernah menggunakan Six Sigma dalam pengendalian mutu. Proses

pengendalian mutu dan manajerial dalam PT ADM lebih banyak menggunakan

Toyota Way dengan 14 prinsip manajerial yang mencakup produksi,

pengendalian mutu hingga penanganan SDM.

Keberhasilan pengendalian mutu perusahaan tidak lepas dari struktur

organisasi dan pola birokrasi yang baik pada PT. ADM. Organisasi perusahaan

disusun sebagaimana layaknya suatu badan usaha yang membagi-bagi unit

Page 53: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

41

dalam organisasi secara fungsional. PT. ADM Casting Plant, posisi Director

Manufacturing berada pada posisi tertinggi yang membawahi :

1. Casting Plant Division

2. Administration

3. Management Representative

4. Committee

PT. ADM Casting Plant sebagai bagian dari PT. ADM pusat terbagi dalam

beberapa departemen, yaitu :

1. PPC Logistic

2. Production

3. Maintenance

4. Production Engineering

Selain beberapa departemen di atas, terdapat juga beberapa section yang

berhubungan langsung dengan departemen-departemen yang berada di kantor

pusat PT. ADM, yaitu :

1. Environment Health and Savety (EHS)

2. GSM

3. Quality Inspection

4. Quality Engineering

5. Human Resources Division and Personel Services

6. Finnance and Accounting

7. Purchasing

Untuk rincian dari tiap-tiap departemen, tugas dan pekerjaan, serta perbedaan

dari tiap-tiap departemen dalam PT. ADM Casting Plant dapat dilihat pada

Lampiran 5. Tugas dan wewenang masing-masing Departemen dan Section

pada PT. ADM Casting Plant.

4.4. Analisis Identifikasi Faktor, Aktor dan Tujuan yang berpengaruh dalam

Penerapan Strategi Six Sigma pada Sistem Pengendalian Mutu.

Page 54: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

42

Identifikasi terhadap faktor, aktor dan tujuan yang berpengaruh pada

pengambilan keputusan pengendalian mutu dilakukan untuk menentukan hirarki

analitik demi mendapatkan pemilihan strategi penerapan Six Sigma pada PT.

ADM. Identifikasi dilakukan dengan wawancara dan Focus Group Discussion

(FGD) bersama Divisi Pengembangan SDM PT. ADM, Tim Pengendali Mutu

dan Divisi Produksi. Dari wawancara dan diskusi tersebut diperoleh faktor,

aktor dan tujuan yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan penerapan

Six Sigma pada PT. ADM.

FGD dipimpin oleh Divisi Pengembangan SDM yang bertindak sebagai

moderator forum. Setiap peserta diminta menjelaskan dan menuliskan job

description masing-masing untuk mengetahui pertimbangan apa yang penting

dalam perumusan model penerapan Six Sigma. Peserta diminta menentukan

faktor yang akan menjadi pertimbangan tiap aktor dalam pengambilan keputusan

pengendalian mutu. Kemudian, setiap aktor akan menjelaskan tujuan yang ingin

dicapai oleh masing-masing departemen yang akan menunjang tujuan utama

perusahaan. Tahap selanjutnya pada FGD ini adalah pemilihan bersama faktor,

aktor dan tujuan yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan penerapan

Six Sigma pada PT. ADM. Tahap terakhir adalah penetuan alternatif dan

penyusunan hirarki analitik

4.4.1. Faktor-faktor penyusun Strategi Penerapan Six Sigma dalam Sistem

Pengendalian Mutu ADM

Sebagai pertimbangan dalam pemilihan strategi pengendalian mutu, PT

ADM memilih beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi. Faktor-

faktor tersebut adalah efisiensi, kontrol, aplikasi dan keterlibatan. Faktor-

faktor inilah yang memiliki peran penting dalam pemilihan strategi

pengendalian mutu dan menyususn hirarki analitik dalam pemilihan strategi.

Rinciannya sebagai berikut :

a. Efisiensi

Page 55: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

43

Efisiensi adalah pertimbangan utama dari hampir setiap keputusan bisnis.

Efisiensi dapat menurunkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dan

menjaga penggunaan sumber daya secara tepat. Tetapi efisiensi yang

berlebihan dapat mengurangi mutu produk dan meningkatkan cacat

dengan kata lain faktor efisiensi perlu memperhatikan pertimbangan mutu

produk yang dihasilkan, apakah efisiensi yang dilakukan mengancam

mutu produk atau tidak.

b. Kontrol

Kontrol atau pengendalian adalah faktor yang dipilih PT. ADM sebagai

pertimbangan lain dalam pemilihan strategi pengendalian mutu. Pengendalian

yang dimaksud dalam strategi ini adalah pengendalian terhadap sistem.

Sistem yang akan diterapkan diharapkan mudah untuk diawasi dan

dikendalikan pelaksanaannya oleh sumber daya yang dimiliki PT. ADM.

c. Aplikasi

Faktor aplikasi menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi Six Sigma

pada pengendalian mutu PT. ADM adalah kemudahan dalam aplikasi sistem

pengendalian mutu. Aplikasi sistem yang tidak berbelit-belit dan mudah

menjadi salah satu perhatian PT. ADM dalam mengambil keputusan sistem

pengendalian mutu yang digunakan.

d. Keterlibatan

Keterlibatan dalam sebuah sistem pengendalian mutu menjadi penting

mengingat mutu sebuah produk adalah tanggung jawab seluruh pihak dalam

perusahaan. Sistem yang melibatkan banyak pihak dalam pengendalian mutu

dapat meningkatkan tanggung jawab karyawan terhadap mutu produk yang

dimiliki perusahaan. Tanggungjawab karyawan terhadap mutu produk dapat

mempengaruhi peningkatan mutu produk secara berkelanjutan.

4.4.2. Aktor yang terlibat dalam Strategi Penerapan Six Sigma dalam Sistem

Pengendalian Mutu ADM

a. Manajer Produksi (Production)

Page 56: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

44

Manajer Produksi pada PT. ADM Casting Plant adalah salah satu aktor

yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan penerapan strategi

Six Sigma pada pengendalian mutu perusahaan. Bagian produksi yang

terdiri dari bagian HPP, LPP dan Improvement mengambil peran utama

dalam pelaksanaan produksi untuk menghasilkan produk bermutu. Bagian

produksi yang dipimpin oleh Manajer Produksi merupakan aktor

berhubungan langsung pada proses perubahan input menjadi output, maka

Manajer Produksi menjadi aktor penting yang mempengaruhi pengambilan

keputusan.

b. Kepala Tim Pengendalian Mutu (Maintenance)

Kepala Tim Pengendali Mutu pada PT. ADM mengepalai dua bagian, yaitu

Quality Engineering dan Quality Inspection. Tim Pengendali Mutu

mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap sistem yang digunakan

perusahaan dalam melakukan pengendalian mutu produk. Tim Pengendali

Mutu membuat rancangan dan mengkaji sistem apa yang akan digunakan,

sertifikasi apa yang akan diambil perusahaan dan rencana pengembangan

mutu perusahaan.

c. Kepala Bagian Raw Material (PPT Logistic)

Kepala Bagian Raw Material adalah bagian dari departemen yang ada pada

PT. ADM Casting Plant yang disebut PPC & Logistic. Seksi pada

departemen PPC & Logistic ini memiliki deskripsi pekerjaan utama adalah

menjaga mutu material input produk dan hal-hal yang berkaitan dengan

pengendalian material input produksi. Input yang baik dalam sebuah proses

produksi dapat menunjang terciptanya produk yang baik. Dalam penentuan

mutu produk, bagian Raw Material memiliki peran penting menjaga mutu

produk dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

d. Operator (Production Engineering)

Operator pada PT. ADM adalah bagian dari Departemen Production

Engeneering yang memiliki tugas utama mendukung produksi. Pada PT.

ADM Casting Plant, hampir keseluruhan proses produksi dilakukan

Page 57: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

45

dengan mesin, maka peran operator sangat penting dalam hal pengendalian

proses produksi secara langsung.

4.4.3. Tujuan yang Ingin Dicapai dalam Strategi Penerapan Six Sigma dalam

Sistem Pengendalian Mutu PT. ADM Casting Plant

a. Efisiensi Biaya dan Waktu

Efisiensi dapat memberikan tambahan keuntungan pada perusahaan.

Dengan proses produksi yang efisen, biaya dan penggunaan yang diperlukan

dalam proses produksi lebih sedikit dan meningkatkan margin dari

penjualan produk. Agar produk memilik daya saing tinggi, PT. ADM

sebagai perusahaan bertaraf Internasional, bertujuan melakukan

pengendalian mutu dengan mengaplikasikan sistem yang efisien dan efektif.

b. Sistem yang Mudah Dikendalikan

Sistem yang mudah dikendalikan oleh sumber daya yang ada pada

perusahaan adalah sistem yang diharapkan PT. ADM dapat diaplikasikan

pada perusahaan. Dengan adanya kemudahan pengendalian, PT ADM

Casting Plant dapat meningkatkan mutu produk dengan mengawasi

sejauhmana sistem tersebut berhasil meningkatkan mutu produk.

c. Sistem yang Mudah Diaplikasikan

Sistem yang mudah diaplikasikan memudahkan perusahaan melakukan

pengawasan, menghemat biaya pelatihan dan mengurangi lead time pada

proses produksi. Kemudahan aplikasi sistem menjadi perhatian pada

pengambilan keputusan pengendalian mutu, sehingga dapat mendukung

efisiensi perusahaan.

d. Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak

Sistem yang melibatkan berbagai pihak dalam perusahaan berarti

mendayagunakan SDM secara maksimal. Dengan adanya keterlibatan

berbagai pihak dalam perusahaan, pengendalian mutu produksi bukan hanya

menjadi tanggung jawab tim pengendali mutu, tetapi menciptakan rasa

tanggung jawab pada setiap karyawan yang terlibat.

Page 58: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

46

4.4.4. Penerapan Alternatif Strategi Six Sigma dalam Sistem Pengendalian Mutu

ADM

PT. ADM Casting Plant memiliki nilai-nilai budaya perusahaan yang

dianut dalam setiap kegiatan perusahaan. Nilai-nilai tersebut sangat melekat

pada setiap kegiatan, sehingga jika sistem pengendalian mutu dengan

pendekatan Six Sigma yang benar-benar berbeda dengan nilai-nilai yang ada

pada PT. ADM Casting Plant akan diterapkan, maka diperlukan penilaian,

apakah sistem cocok yang diterapkan secara penuh dalam perusahaan ataukan

harus dimodifikasi dan disesuaikan dengan sistem pengendalian mutu yang

sudah ada. PT. ADM Casting Plant menghindari adanya sistem yang tidak

mendukung sistem lain, sehingga menghambat tercapainya tujuan perusahaan.

Terdapat dua alternatif, yaitu :

a. Penerapan Six Sigma Secara Penuh

Penerapan Six Sigma Secara Penuh dalam alternatif yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah penerapan Six Sigma seperti penerapan sistem

pengendalian mutu Six Sigma pada perusahan kelas dunia lain yang telah

terlebih dulu mengaplikasikannya. Penerapan Six Sigma secara penuh ini

berarti menjadikan Six Sigma sebagai pendekatan utama dalam mengurangi

cacat produk dan meningkatkan mutu produk PT. ADM Casting Plant.

b. Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi

Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi yang dimaksud adalah penerapan

Six Sigma yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan

memperhatikan sistem yang telah terlebih dahulu diaplikasikan perusahaan.

Pada Alternatif ini nantinya akan dilakukan piloting dan penerapan Six Sigma

pada lini produk tertentu.

4.5. Analisis Penerapan Strategi Six Sigma dalam Pengendalian Mutu ADM

Pemilihan strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu PT. ADM

Casting Plant dimulai dengan melakukan FDG dengan pihak perusahaan dalam

menyusun hirarki. Dalam penusunan hirarki tersebut dipilih aktor, faktor dan

Page 59: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

47

tujuan yang mempengaruhi pemilihan penerapan strategi Six Sigma dalam

pengendalian mutu perusahaan. Selain faktor, aktor, dan tujuan yang

mempengaruhi pengambilan keputusan, ditentukan alternatif penerapan Six

Sigma dalam pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant.

4.5.1. Pengolahan Horisontal

Pengolahan data secara Horisontal memperlihatkan pengaruh antara satu

unsur pada satu tingkat terhadap tingkat di atasnya. Pengolahan data

horisontal ini dibagi menjadi empat bagian yaitu pengolahan horisontal

terhadap faktor yang mempengaruhi Ultimate Goal, pengolahan data

horisontal terhadap aktor yang mempengaruhi masing-masing faktor,

pengolahan data horisontal terhadap tujuan yang mempengaruhi masing-

masing aktor dan analisis alternatif terhadap setiap tujuan yang ingin dicapai.

Proses pengolahan data horisontal menggunakan bantuan Software Expert

Choice 2000 Microsoft Excel 2007.

a. Faktor pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk

PT. ADM Casting Plant

Berdasarkan pengolahan data horisontal didapatkan bobot pada setiap unsur

faktor seperti pada Tabel 5 dan Gambar 5.

Tabel 5. Bobot faktor pada pengolahan horisontal

Unsur Faktor Bobot

Efisiensi 0,059

Kontrol 0,277

Aplikasi 0,422

Keterlibatan 0,241

Page 60: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

48

Gambar 5. Bobot faktor pada Expert Choice 2000

Dari bobot yang diperoleh dalam analisis horisontal, dapat dilihat bahwa faktor

yang menjadi prioritas dalam pemilihan strategi penerapan Six Sigma pada PT.

ADM adalah aplikasi yang memiliki bobot 0,422. Faktor selanjutnya yang

menjadi prioritas adalah kontrol dengan bobot 0,277, kemudian keterlibatan

dengan bobot 0,241 dan yang terakhir adalah faktor efisiensi dengan bobot 0,059.

Faktor Aplikasi menjadi prioritas, karena dalam pengendalian mutu dianggap

sebagai faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan mutu dibanding faktor

lainnya. Dengan kemudahan dan keberhasilan aplikasi, umumnya pengendalian

sistem dapat dilakukan dan penilaian keberhasilan didasarkan tolak ukur

keberhasilan sistem yang diterapkan.

b. Aktor pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk

PT. ADM Casting Plant

Page 61: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

49

Hasil pengolahan data pada aktor yang berpengaruh terhadap masing-

masing faktor dalam pemilihan strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian

mutu PT. ADM Casting Plant yang dimuat pada Tabel 6.

Tabel 6. Bobot masing-masing aktor terhadap faktor

E Ko A Ke

MP 0,200 0,142 0,101 0,087

TQC 0,223 0,289 0,163 0,272

RM 0,403 0,360 0,383 0,376

OPR 0,174 0,209 0,353 0,265

Keterangan :

MP = Manajer Produksi

TQC = Kepala Tim Pengendali Mutu

RM = Kepala Bagian Raw Material

OPR = Operator

E = Efisiensi

Ko = Kontrol

A =Aplikasi

K = Keterlibatan

Page 62: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

50

Gambar 6. Bobot tiap aktor terhadap faktor dalam Expert Choice 2000

Tabel 6 tampak bobot masing-masing aktor terhadap konteks faktor yang

mempengaruhi pemilihan strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu

PT. ADM Casting Plant. Aktor yang menjadi prioritas pada faktor efisiensi

adalah bagian Raw Material (0,403) yang mengendalikan input produksi dan

menangani logistik yang berhubungan erat dengan efisiensi biaya. Pada faktor

kontrol, aktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan strategi adalah Kepala

Bagian Raw Material (0,360). Pada faktor aplikasi, aktor yang memliki bobot

terbesar adalah bagian Raw Material (0,383), demikian juga pada faktor

keterlibatan dengan bobot 0,376.

c. Tujuan pada penerapan strategi Six Sigma dalam pengendalian mutu produk

PT. ADM Casting Plant

Page 63: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

51

Pengolahan data Horisontal pada tingkatan ini menilai besarnya bobot dari

tiap-tiap unsur tujuan terhadap masing-masing aktor yang terlibat dalam pemilihan

strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant.

Hasil pengolahan data horisontal pada tingkatan ini dapat dilihat pada Tabel 7 dan

Gambar 7.

Tabel 7. Bobot tujuan terhadap masing-masing aktor

MP TQC RM OPR

EB 0,159 0,216 0,181 0,181

SMC 0,238 0,252 0,227 0,272

SMA 0,255 0,221 0,322 0,309

SK 0,348 0,311 0,270 0,238

Keterangan :

MP = Manajer Produksi

TQC = Kepala Tim Pengendali Mutu

RM = Kepala Bagian Raw Material

OPR = Operator

EB = Efisiensi Biaya dan Waktu

SMC = Sistem yang Mudah Dikendalikan

SMA = Sistem yang Mudah Diaplikasikan

SK =Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak

Page 64: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

52

Gambar 7. Bobot masing-masing tujuan terhadap masing-masing aktor dalam Expert

Choice 2000.

Pengolahan data horisontal di atas didapati bahwa efisiensi biaya dan waktu

bukanlah prioritas utama dalam pemilihan strategi oleh aktor-aktor dalam

hirarki. Sistem yang mudah diaplikasikan dan Sistem yang melibatkan berbagai

pihak adalah tujuan yang ingin dicapai dengan bobot-bobot terbesar. Menurut

Manajer Produksi, tujuan prioritas yang ingin dicapai adalah Sistem yang

melibatkan berbagai pihak dengan bobot 0,348. Pendapat yang sama diberikan

oleh Kepala Tim Pengendali Mutu dengan bobot tujuan 0,311. Kepala Bagian

Raw Material dan Operator memiliki tujuan prioritas sistem yang mudah

diaplikasikan dengan bobot masing-masing 0,322 dan 0,329.

d. Alternatif pada penerapan strategi Six Sigma dalam Pengendalian mutu

produk PT. ADM Casting Plant

Pengolahan data Horisontal pada tingkatan ini menilai besarnya bobot pada

tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing tujuan yang ingin dicapai dalam

pemilihan strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT. ADM

Casting Plant. Hasil pengolahan data horisontal pada tingkatan ini dapat dilihat

pada Tabel 8.

Page 65: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

53

Tabel 8. Bobot tiap-tiap alternatif terhadap tujuan

EB SMC SMA SK

P 0,435 0,632 0,775 0,632

M 0,565 0,368 0,225 0,368

Keterangan :

EB = Efisiensi Biaya dan Waktu

SMC = Sistem yang Mudah Dikendalikan

SMA = Sistem yang Mudah Diaplikasikan

SK Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak

P = Penerapan Six Sigma Secara Penuh

M = Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi

Tabel 4 diketahui bahwa untuk tujuan efisiensi biaya dan waktu, alternatif prioritas

adalah penerapan Six Sigma dengan Modifikasi. Penerapan Six Sigma secara

penuh memang memerlukan waktu yang tidak singkat dan proses yang panjang.

Penerapan Six Sigma secara penuh, diperlukan pelatihan terhadap sumber daya

terlebih dahulu.

Pada tujuan sistem yang mudah dikendalikan, sistem yang mudah

Diaplikasikan dan sistem yang melibatkan berbagai pihak, alternatif prioritasnya

adalah penerapan Six Sigma secara penuh. Penerapan Six Sigma memberdayakan

banyak pihak dan mudah dikendalikan.

4.5.2. Pengolahan Vertikal

Pengolahan data secara vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap

unsur pada tingkat hirarki tertentu terhadap sasaran utama. Pengolahan ini

akan menunjukkan alternatif yang dapat dipilih berdasarkan bobot yang

dikandung setiap unsur pada hirarki.

Page 66: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

54

Gambar 8. Bobot Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif pada AHP

Keterangan :

E = Efisiensi

Ko = Kontrol

A =Aplikasi

Ke = Keterlibatan

MP = Manajer Produksi

TQC = Kepala Tim Pengendali Mutu

RM = Kepala Bagian Raw Material

OPR = Operator

EB = Efisiensi Biaya dan Waktu

SMC = Sistem yang Mudah Dikendalikan

Strategi Pengendalian Mutu

dengan Perspektif Six Sigma

pada Sistem Pengendalian

Mutu PT. Astra Daihatsu

Motor Casting Plant

E

0,059 Ko

0,277

Ke

0,241

A

0,422

MP

0,115

TQC

0,228

RM

0,376

OPR

0,281

EB

0,186

SMC

0,247 SMA

0,287

SK

0,280

P

0,627

MDF

0,373

Page 67: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

55

SMA = Sistem yang Mudah Diaplikasikan

SK = Sistem yang Melibatkan Berbagai Pihak

P = Penerapan Six Sigma Secara Penuh

M = Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi

a. Aktor pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk

PT. ADM Casting Plant

Hasil pengolahan Vertikal menunjukkan bahwa aktor yang paling

berpengaruh dalam strategi penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT.

ADM Casting Plant adalah `Bagian Raw Material dengan bobot 0,376. Kepala

Bagian Raw Material memiliki kewenangan memilih logistik dan input produksi

yang akan mengendalikan mutu produk dari awal proses produksi. Sistem apa

yang akan digunakan dalam pengendalian mutu merupakan kewenangan tim

pengendali mutu, tetapi pada raalitas operasional, bagian Raw Material

menentukan secara langsung keputusan yang berhubungan pengendalian mutu

produk berdasarkan input produksi. Oleh karena itu memiliki tanggungjawab

besar terhadap mutu produk. Aktor selanjutnya yang paling berperan dalam

penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant adalah

operator dengan bobot 0,281 dan kepala Tim Pengendali Mutu dengan bobot

0,228. Manajer Produksi adalah aktor dengan bobot terendah (0,115).

b. Tujuan pada strategi Penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu produk

PT. ADM Casting Plant

Dalam pengolahan data secara vertikal, didapatkan hasil bahwa tujuan prioritas

yang ingin dicapai dalam penerapan Six Sigma pada pengendalian mutu PT. ADM

Casting Plant adalah sistem yang mudah diaplikasikan dengan bobot 0,287.

Tujuan yang menjadi prioritas selanjutnya adalah Sistem yang melibatkan berbagai

pihak dengan bobot 0,280. Tujuan yang menjadi prioritas lain adalah sistem yang

mudah dikendalikan dan yang terakhir menjadi prioritas adalah efisiensi biaya.

Hal ini mengindikasikan bahwa, meskipun efisiensi dianggap penting bagi

Page 68: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

56

perusahaan dengan budaya Jepang, tetapi pengendalian mutu yang baik tetap

merupakan prioritas utama dalam proses produksi perusahaan.

c. Alternatif pada strategi penerapan Six Sigma dalam pengendalian mutu

produk PT. ADM Casting Plant

Berdasarkan pengolahan data vertikal, didapatkan hasil alternatif yang

menjadi prioritas utama dalam penerapan Six Sigma pada PT. ADM Casting

Plant. Alternatif dengan penerapan secara modifikasi memiliki bobot 0,373 dan

penerapan Six Sigma penuh memiliki bobot 0,627. Dengan demikian, penerapan

Six Sigma secara penuh menjadi alternatif unggulan yang dapat

diimplementasikan pada PT. ADM Casting Plant

4.6. Strategi Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Six Sigma pada

Pengendalian Mutu ADM

Selama ini PT ADM Casting Plant telah melakukan berbagai upaya

pengendalian mutu yang dapat membawa Daihatsu bertahan di pasar persaingan

industri mobil dunia. Dalam menyikapinya, dibutuhkan perbaikan berkelanjutan

terhadap mutu produk yang sesuai dengan budaya perusahaan. Sistem yang telah

lebih dulu diaplikasikan pada proses pengendalian mutu PT. ADM dapat

dikatakan baik. Saat ini, dibutuhkan sistem pendukung yang dapat mengurangi

cacat produk dengan lebih baik dan akurat menggunakan Six Sigma secara penuh.

4.7. Implikasi Manajerial

Hasil analisis terhadap unsur-unsur yang terkait dalam strategi penerapan

Six Sigma pada pengendalian mutu PT ADM Casting Plant menghasilkan

keputusan bahwa alternatif Penerapan Six Sigma secara penuh adalah alternatif

terbaik menurut pakar. Dalam implikasinya, Six Sigma akan mendukung dan

memperbaiki apa yang telah dilakukan oleh sistem sebelumnya dan menghasilkan

data yang lebih akurat.

Page 69: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

57

Pada prakteknya, penerapan Six Sigma diawali dengan persiapan sumber

daya manusia handal dalam bidang Six Sigma yang akan menjadi pemimpin

proyek Six Sigma, tokoh ini umumnya disebut Green Belt atau Black Belt.

Kemudian identifikasi permasalahan cacat produk dengan memperhatikan

keluhan pelanggan (tahapan define), pengukuran tingkat sigma perusahaan

(proses measure), menganalisis sebab-sebab terjadinya cacat produk, mencari

solusi real perbaikan mutu dan pengendalian sistem.

Tabel 9. Implementasi Manajerial yang Dapat Dilakukan

Sistem Pengendalian Mutu

Saat ini

1. Fokus pada setiap aspek manajerial

2. Lebih bersifat wacana filosofis

3. Tidak dapat mengukur tingkat pengurangan cacat secara akurat dan

belum dapat mengukur efektifitas implementasi strategi terhadap

pengurangan cacat produk.

Six Sigma 1. Menitikberatkan pada pengurangan cacat

2. Berupa Implikasi parktis yang dapat dirumuskan perusahaan sesuai

kebutuhan

Implikasi Manajerial 1. Dengan menggunakan pendekatan DMAIC dan mengetahui

kebutuhan perusahaan akan tindakan pengurangan cacat yang sesuai.

2. Persiapan SDM internal untuk pelaksanaan Six Sigma dengan

pertimbangan kerahasiaan perusahaan.

3. Proses control dan perbaikan berkelanjutan dalam pelaksanaan

Implementasi Six Sigma

Page 70: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

58

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Proses produksi pada PT. ADM Casting Plant Indonesia menggunakan bahan

utama, yaitu batang alumunium dan pasir silika. Kedua bahan tersebut

diproses dengan dua macam cara, yaitu dengan HPP dan LPP. Perbedaan

kedua proses tersebut ada pada bahan dasar dan suhu, serta mesin pemrosesan

untuk menghasilkan komponen mobil yang biasanya digunakan pada mobil-

mobil Daihatsu dan Toyota.

b. PT. ADM menerapkan cara pengendalian mutu yang disesuaikan dengan

budaya Jepang, yaitu The Toyota Way dengan 14 konsep manajerial yang

menangani permasalahan, baik produksi, efisiensi, pengendalian mutu hingga

SDM. Selain menerapkan The Toyota Way dalam proses produksinya, PT.

ADM memiliki berbagai sertifikasi mutu bertaraf internasional seperti ISO

:9001, ISO/TS 16949:2002 dan memenuhi standar EURO II.

c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerapan Six Sigma pada

pengendalian mutu PT. ADM Casting Plant adalah Efisiensi, Kontrol,

Aplikasi dan Keterlibatan. Aktor yang berperan dalam penerapan Six Sigma

pada PT. ADM Casting Plant adalah Manajer Produksi, Kepala Tim

Pengendali Mutu, Kepala Bagian Raw Material dan Operator. Alternatif yang

dipilih dapat dirumuskan adalah Penerapan Six Sigma secara penuh dan

Penerapan Six Sigma dengan Modifikasi.

d. Faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan

pendekatan manajemen mutu Six Sigma adalah faktor aplikasi dengan bobot

faktor 0,422. Aktor yang dianggap paling berpengaruh dalam pengambilan

keputusan pengendalian mutu adalah bagian Raw Material (PPT dan Logistik)

dengan bobot aktor 0,376. Tujuan yang dianggap paling penting

dilaksanakana dalam pengambilan keputusan pengendalian mutu adalah

Kemudahan Aplikasi Sistem dengan bobot tujuan 0,287.

Page 71: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

59

e. Alternatif penerapan Six Sigma secara penuh adalah alternatif prioritas yang

dipilih PT. ADM Casting Plant dalam pengendalian mutu produk, yaitu

melaksanakan Six Sigma sebagai sistem yang diaplikasikan secara penuh

dalam mengurangi cacat produk secara akurat.

2. Saran

a. Penerapan Six Sigma harus memperhatikan kondisi-kondisi seperti

pelaksanaan pekerjaan tiap divisi, pengendalian bahan baku dan persiapan

proses produksi, sehingga tercipta efektifitas sistem pengendalian mutu yang

diharapkan.

b. Perusahaan perlu menyiapkan tim yang akan mempelajari penerapan Six

Sigma pada setiap lini produk (contohnya Oil Pan Toyota) dan setiap proses

produksi perusahaan (contohnya pada HPP), dalam mengurangi cacat secara

efektif.

c. Sebaiknya sumber daya manusia yang disiapkan untuk proses penerapan Six

Sigma dalam pengendalian mutu produk ini menggunakan sumberdaya

internal perusahaan untuk menghindari ketidaksesuaian penerapan dengan

budaya yang digunakan perusahaan.

Page 72: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. http//www.wikipedia.org/wiki/Perbedaan Six Sigma dan Total

Quality Management/2008 (diakses 26 Desember 2008)

Anonim.2009. http//www.astraworld.com/?act=news&id/2009 (diakses 8 Januari

2009)

Anonim. 2009.http//www.kapanlagi.com/news&id/astra/2009 (diakses 11 Mei 2009)

Chandra, W. 2002. Analisis Swot Terhadap Six Sigma Untuk Penentuan Strategi

Masa Depan. Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha.

Halaman 5.

Dilana, A. 2005. Analisis Manajemen Kualitas Perpektif Six Sigma pada Sub Divisi

Es Balok dan Perbekalan Divisi Usaha Pelayanan Kapal Perum Prasarana

Perikanan Samudra Cabang Jakarta. Skripsi pada Departemen Manajemen

Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB

Press, Bogor.

Fewidarto, P. D. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analitical Hierarchi Process).

Materi Kursus Singkat. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Program

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries

(Terjemahan). PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Heizer dan Render. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi . Salemba Empat,

Jakarta.

Hidayat, A. 2007. Strategi Six Sigma Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja

Bisnis. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ibrahim. 2000. Total Quality Management. Djambatan, Jakarta.

Page 73: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

61

Liker, J. K. 2004. The Toyota Way (Terjemahan). McGraw Hill, New York.

Miranda dan A.W. Tunggal. 2006. Six Sigma Gambaran Umum, Penerapan Proses

dan Metode-metode yang Digunakan untuk Perbaikan GE dan Motorola.

Harvarindo, Jakarta.

Muhandri, T. dan D, Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. IPB

Press, Bogor.

Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pande, P.S, R.P. Neuman, R.R dan Cavanagh. 2000. The Six Sigma Way

(Terjemahan). McGraw.Hill, New York.

Raharjo, J, Aysia, D.A.Y, dan Anitasari, S. 2008. Peningkatan Kualitas Melalui

Implementasi Filosofi Six Sigma (Studi Kasus di sebuah Perusahaan

Speaker). Jurnal Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra.

Halaman 101.

Saaty, Thomas. L. 1991. Pengambilan Keputusan untuk Para Pemimpin Proses

Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang

Kompleks . Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Solichin, I. 2006. Analisi Manajemen Kualitas Perspektif Six Sigma pada Divisi

Produksi Bagian Fish Fillet PT. Dharma Samudra Fishing Industries, Tbk

Tanjung Priok Jakarta Utara. Skripsi pada departemen Teknologi Hasil

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Page 74: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

LAMPIRAN

Page 75: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

63

Lampiran 1. Pertanyaan Wawancara

1. Produk apakah yang dihasilkan oleh PT. Astra Daihatsu Motor divisi Casting

Plant ?

2. Bahan baku apakah yang digunakan dalam proses produksi divisi Casting

Plant ?

3. Bagaimanakah proses produksi pada divisi Casting Plant ?

4. Bagaimanakah standar mutu yang diterapkan pada divisi Casting Plant ?

5. Apakah kendala dalam proses pengendalian mutu pada PT. Astra Daihatsu

Motor Casting Plant saat ini ?

6. Bagaimanakah struktur tim pengendali mutu pada PT. Astra Daihatsu Motor

Casting Plant ?

7. Komentar : ………………….

Page 76: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

64

Lampiran 3. Kuesioner penelitian

PEMILIHAN STRATEGI PENERAPAN SIX SIGMA PADA

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI PT. ASTRA DAIHATSU

MOTOR CASTING PLANT INDONESIA

Kuesioner ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dipergunakan untuk

melakukan pengumpulan data pada penelitian tugas akhir mahasiswa Program

Sarjana Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan oleh Novi Astiningtias (H24054233)

dengan judul ”Pemilihan Strategi Penerapan Six Sigma Pada Pengendalian

Mutu Produksi PT. Astra Daihatsu Motor Casting Plant”.

Kuesioner ini dibagikan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif strategi

pengendalian mutu yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada dan mampu

mengatasi masalah mutu yang dialami PT. Astra Daihatsu Casting Plant.

RESPONDEN :

JABATAN :

WAKTU PELAKSANAAN :

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

200

Page 77: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

65

Lanjutan Lampiran 3.

1. Terdapat faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengendalian

mutu di PT. ADM Casting Plant, yaitu efisiensi, kontrol, aplikasi dan

keterlibatan.

Kolom

kiri

Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Efisiensi Kontrol

Efisiensi Aplikasi

Efisiensi Keterlibatan

Kolom

kiri

Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih penting

dibandingkan tujuan kolom

sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Kontrol Aplikasi

Kontrol Keterlibatan

Kolom

kiri

Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih penting

dibandingkan tujuan kolom

sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Aplikasi Keterlibatan

2. Terdapat empat aktor yang berperan dalam pelaksanaan sistem

pengendalian mutu pada PT. ADM Casting Plant, yaitu Tim Pengendali

Mutu, Operator, Bagian Bahan Baku dan Manajer Produksi.

Page 78: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

66

a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor

lainnya dalam konteks efisiensi.

Kolom

kiri

Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Manajer

Produksi

Pengendali

Mutu

Manajer

Produksi

Operator

Manajer

Produksi

Bagian

Bahan

Baku

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih penting

dibandingkan tujuan kolom

sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengendali

Mutu

Bagian

Bahan

Baku

Pengendali

Mutu

Operator

Page 79: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

67

Kolom

kiri

Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih penting

dibandingkan tujuan kolom

sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian

Bahan

Baku

Operator

b. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor

lainnya dalam konteks kontrol.

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Manajer

Produksi

Pengendali

Mutu

Manajer

Produksi

Operator

Manajer

Produksi

Bagian

Bahan Baku

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengendali

Mutu

Bagian

Bahan Baku

Pengendali

Mutu

Operator

Page 80: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

68

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian

Bahan

Baku

Operator

c. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor

lainnya dalam konteks aplikasi

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Manajer

Produksi

Pengendali

Mutu

Manajer

Produksi

Operator

Manajer

Produksi

Bagian

Bahan Baku

Page 81: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

69

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengendali

Mutu

Bagian

Bahan Baku

Pengendali

Mutu

Operator

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian

Bahan

Baku

Operator

d. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu aktor dengan aktor

lainnya dalam konteks kemudahan keterlibatan

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Manajer

Produksi

Pengendali

Mutu

Manajer

Produksi

Operator

Manajer

Produksi

Bagian

Bahan Baku

Page 82: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

70

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengendali

Mutu

Bagian

Bahan Baku

Pengendali

Mutu

Operator

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Bagian

Bahan

Baku

Operator

3. Terdapat lima obyektif yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengendalian

mutu PT. ADM Casting Plant, yaitu sistem manajemen mutu yang

mengedepankan efisiensi biaya, pengurangan cacat secara cepat,

kemudahan aplikasi, kemudahan pengendalian dan sistem manajemen

mutu yang memberdayakan semua pihak.

a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara obyektif yang satu dengan

obyektif yang lainnya untuk Manajer Produksi

Page 83: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

71

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

Mudah

dikendalikan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

mudah

diterapkan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

perusahaan

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

melibatkan

berbagai pihak

Page 84: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

72

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah

kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem

yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

b. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara obyektif yang satu dengan

obyektif yang lainnya untuk Tim Pengendali Mutu

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

Mudah

dikendalikan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

mudah

diterapkan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

perusahaan

Page 85: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

73

Kolom kiri Diisi

bila

sama

pentin

g

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih

penting dibandingkan

tujuan di kolom sebelah

kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah

kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

melibatkan

berbagai pihak

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

c. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara obyektif yang satu dengan

obyektif yang lainnya untuk Bagian Bahan Baku

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Efisiensi

Biaya

dan

Sistem yang

Mudah

dikendalikan

Page 86: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

74

waktu

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

mudah

diterapkan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

perusahaan

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah

kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

melibatkan

berbagai pihak

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem

yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

Page 87: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

75

d. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara obyektif yang satu dengan

obyektif yang lainnya untuk Operator

Kolom

kiri

Diisi bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

Mudah

dikendalikan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

mudah

diterapkan

Efisiensi

Biaya

dan

waktu

Sistem yang

melibatkan

berbagai

pihak

perusahaan

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah

kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

dikendalikan

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

mudah

Sistem yang

melibatkan

Page 88: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

76

dikendalikan berbagai pihak

Lanjutan Lampiran 3.

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Sistem yang

mudah

diterapkan

Sistem yang

melibatkan

berbagai

Page 89: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

77

pihak

4. Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dikembangkan sehubungan

dengan tujuan di atas, yaitu penerapan Six Sigma secara penuh dan

Penerapan six Sigma yang dimodifiksai.

a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara dua alternatif dalam

konteks efisiensi

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Penerapan

Penuh

Modifikasi

b. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara dua alternatif dalam

konteks kemudahan kontrol

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Penerapan

Penuh

Modifikasi

Page 90: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

78

Lanjutan Lampiran 3

c. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara dua alternatif dalam

konteks kemudahan aplikasi

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom

kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Penerapan

Penuh

Modifikasi

d. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara dua alternatif dalam

konteks keterlibatan semua pihak dalam perusahaan

Kolom kiri Diisi

bila

sama

penting

Diisi jika sektor kolom

sebelah kiri lebih penting

dibandingkan tujuan di

kolom sebelah kanan

Diisi jika sektor kolom

sebelah kanan lebih

penting dibandingkan

tujuan kolom sebelah kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Penerapan

Penuh

Modifikasi

Page 91: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

79

Lampiran 4. Diagram alir proses produksi dan pengendalian mutu PT. ADM Casting

Plant.

PENGUJIAN KELAYAKAN PELANGGANPEMBUATAN PERENCANAAN

DAN PENGENDALIAN PRODUKSIDIBUAT PERENCANAAN MUTU

DAN CONTROL PLAN

PENGADAAN RAW MATERIAL

DAN ALAT PEMERIKSAAN BAHAN BAKU PROSES PRODUKSI

PEMERIKSAAN HASIL PRODUKSI

DISIMPAN DALAM GUDANG

PENGEPAKAN

PENGIRIMAN

Page 92: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

80

Lampiran 5. Tugas dan wewenang masing-masing Departemen dan Section

pada PT. ADM Casting Plant.

PT. ADM Casting

Plant

PPC LOGISTIK

PRODUCTION

MAINTENANCE

ENVIRONMENT

HEALTH AND

SAFETY

GSM

QUALITY

INSPECTION

QUALITY

ENGINEERING

HUMAN

RESOURCES

DIVISION

FINANCE AND

ACCOUNTING

PURCHASING

PRODUCTION

ENGINEERING

1.Smooth

Production&Good

Quality

2.Production

Control

1.Keep Readiness

tools

2 Spare part

control

.3.Inspection Tools

Room

1. Safety device

2.Periodical

Training

3.Latihan

penanggulangan

bencana

1.Building and

Environment

maintenance

2.External

Relationship

3.Internal Security

1.Qualit Check

2.Quality Contol at

process

1. QC Standart

2.Quality

Improvement

3.Claim Report,

QA

1Personal

Administration

2.Recruitment

3.People

Development &

training

1.Finance actual

expance

2.Asset audit

3.Monthly finance

report

1.Purchase Order

2.Purchase

Record

1.Production

suport

2.Support

Production Trial

3.Special

Inspection Tools

1.Production Plan

Capacity

2.Product Control

3.Operation Cost

Control

Page 93: PROSPEK PENERAPAN STRATEGI SIX SIGMA PADA … · seperti yang terdapat pada ISO 9001 dan sebagian prinsip Toyota Way yang diimplementasikan. PT. ADM juga mengimplementasikan sistem

81

Lampiran 6. Pengolahan Vertikal dan Horizontal

Bobot Faktor / Vektor Prioritas

Bobot Aktor

E C A K VP BOBOT AKTOR

MP 0.2 0.142 0.101 0.087 0.059 0.114723

TQC 0.223 0.289 0.163 0.272 0.277 0.227548

RM 0.403 0.36 0.383 0.376 0.422 0.375739

OPR 0.174 0.209 0.353 0.265 0.241 0.28099

Bobot Tujuan

MP TQC RM OPR BA

BOBOT

TUJUAN

EB 0.159 0.216 0.181 0.181 0.114723 0.186259274

SMC 0.238 0.252 0.227 0.272 0.227548 0.246368203

SMA 0.255 0.221 0.322 0.309 0.375739 0.287356341

SK 0.348 0.311 0.27 0.238 0.28099 0.279016182