proses mekanisme produksi asi dan faktor yang mempengaruhi produksinya

14
Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayiatau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI . Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare , tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup aman. Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan. Laktasi

Upload: sri-sulung

Post on 05-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayiatau anak kecil dengan air susu ibu

(ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan

menelan susu.Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik

untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling

baik  dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula

Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah

dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu

formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui,

namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI . Di banyak negara,

pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare , tetapi apabila

pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula

cukup aman.

Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai

metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama

lagi, antara lain WHO, American Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.

Laktasi  

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir

dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs}

yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi. Proses produksi, sekresi, dan

pengeluaran ASI dinamakan laktasi.

Pengaruh Hormonal

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi

munculnya ASI dalam sistem payudara:

Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron

dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi

secara besar-besaran

Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen

menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap

Page 2: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

menyusui Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis

hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

Follicle stimulating hormone (FSH)

Luteinizing hormone (LH)

Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.

Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan

setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga

mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.

Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta

mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan

areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun,

ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu

payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu,

tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan

merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum

lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI

sebenarnya nanti.

Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron,

estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini

menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan faseLaktogenesis II.

Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam

periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian.

Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan

hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level

prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2

pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

Page 3: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun

peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses

laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru

merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang

produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.

Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah

putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level

immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan

mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu

pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI

sebenarnya.

Laktogeneses III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari

pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin

dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan

banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara

menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI

sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa

sering payudara dikosongkan.

Factor yang mempengaruhi produksi ASI

1. Kondisi ibu yang sehat dan tanpa stress.

2. Isapan bayi yang benar pada saat bayi menyusui tanpa jadwal.

3. Kecukupan gizi dan cairan ibu.

Secara psikologis, keadaan ini membuat proses pembentukan rahang bayi menjadi lebih

maju. Membiasakan anak dengan menyuapi, kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak

menjadi malas dan kurang berusaha. Pemberian susu botoljuga membuat kebiasaan menyusu

bayi berubah. Bayi akan menyusu pada botol, yaitu sering menunggu ASI menetes . Oleh

karena itu, bayi akan kecewa dan , alas menyusu pada ibunya. Pada akhirnya mengakibatkan

produksi ASI berkurang atau berhenti. Bingung putting, karena tidak puas bayi dapat

menghisap putting dengan kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi (luka) pada sekitar

Page 4: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

putting susu. Bila terjadi luka, ibu akan merasa nyeri pada waktu menyusui sehingga ibu akan

takut untuk menyusui.

Kondisi ini seperti lingkaran setan yang akhirnya ASI akan terhenti dan tentu sangat

merugikan bayi. Bila bayi harus ditinggal ibu untuk berkerja, ibu dapat memerah ASI dan

ditampung di dalam gelas. Selanjutnya, pada saat pemberian kepada bayi, gunakan sendok

secara perlahan-lahan sehingga refleks menghisap bayi tidak terpengaruh dan tidak berubah

pada saat menyusu kembali.

Kesimpulan, bila terjadi hambatan atau gangguan, bayi akan kurang mendapatkan ASI.

Penambahan pemberian susu kepada bayi, sebaiknya menggunakan sendok agar bayi tidak

‘bingung puting’. Dengan bayi sering menyusu secara benar, payudara sampai benar-benar

kosong berarti merangsang produksi ASI semakin optimal sesuai dengan kebutuhan bayi

sehingga bayi akan cukup dengan menyusu saja sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan tidak

memberi dot berarti ibu memacu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

KONTRASEPSI

Pengeluaran prolaktin meningkat pada malam hari minimal 3x. Hal ini akan mempertahankan

kadar prolaktin dan mencegah terjadinya ovulasi sehingga tidak terjadi kehamilan.

Isapan bayi yang benar dan tanpa jadwal mampu mempertahankan kadar hormone oksitosin

dan prolaktin sampai 6 bulan setelah persalinan. Apabila standar menyusui diterapkan dengan

benar, wanita menyusui akan tercegah dari kehamilan yang baru sampai bayi berumur 4-

6bulan. Isapan mulut bayi akan menstimulasi hopotalamus, refleks oksitosin sangat

dipengaruhi oleh perasaan, pikiran, dan sensasi ibu. Oleh karenanya, keadaan ibu dan

lingkungan sangat mempengaruhi refleks oksitosin, baik meningkatkan atau menghambat

pengeluaran oksitosin. Anjuran utama alat kontrasepsi selama masa laktasi adalah kontrasepsi

tanpa hormone dan bila masih sulit diterima dapat oral atau suntikan tetapi yang tidak

mengandung estrogen atau cara ber-KB sederhana (misalnya, kondom, diafragma, spermisida

atau tisu vagina, dan pantang berkala).

Faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI

1. Semakin cepat memberikan tambahan susu pada bayi menyebabkan daya isap

berkurang karena bayi mudah merasa kenyang. Bayi akan malas menghisap putting

susu dan mengakibatkan produksi prolaktin dan oksitosin akan berkurang dan

Page 5: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

merangsang hormone LH dan GnRH semakin meningkat sehingga terjadi proses

pematangan sel telur yang mengakiubatkan cepat terjadi ovulasi dan kemungkinan

hamil.

2. Perasaan ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin,

sepertiperasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu, atau nyeri hebat akan

mempengaruhi refleks oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya,

perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis atau

perasaan bangga dapat menyusui bayinya, akan meningkatkan pengeluaran ASI.

3. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu

berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.

4. Isapan bayi tidak sempurna atau putting susu ibu yang sangat kecil, hal ini akan

membuat produksi hormone oksitosin dan hormone prolaktin akan terus menurun dan

ASI akan berhenti.

5. Cara menyusu yang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar

yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI.

Kebutuhan nutrisi selama masa hamil dan menyusui harus diberikan secara adekuat,

kekurangan dalam waktu singkat tidak terlalu mempengaruhi kualitas ASI karena masih

dapat dipenuhi oleh cadangan lemak dari tubuh ibu, tetapi kekurangan dalam waktu yang

lama dan cadangan ibu habis akan memberikan dampak kepada ibu maupun pertumbuhan

dan perkembangan bayi. Upaya menurunkan berat badan pada masa laktasi akan merugikan

ibu dan bayinya.

1. Masalah Hormonal & Endokrin

Masalah hormonal, rendah atau terlalu tingginya kadar tiroid, diabetes, dan hipertensi

merupakan beberapa penyebab wanita sulit hamil. Saat mereka sudah sukses melahirkan, hal

itu akan ikut mempengaruhi kemampuan mereka memproduksi ASI. Untuk mengatasi

masalah ini, ibu bisa menjalani pengobatan sehingga bisa meningkatkan produksi ASI.

Kunjungilah klinik laktasi untuk mendapatkan bantuan.

2. Operasi Payudara

Operasi payudara bisa dilakukan baik karena alasan medis atau kecantikan. Piercing di area

puting juga bisa dikategorikan sebagai operasi payudara dan mempengaruhi produksi ASI.

Seberapa besar pengaruh operasi payudara ini? Semuanya tergantung bagaimana prosedur

Page 6: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

operasi itu dilakukan, sudah berapa lama berlalu dan apakah saat melahirkan bayi ada

komplikasi atau tidak yang bisa melukai payudara.

Beberapa wanita yang melakukan operasi payudara, tetap bisa bisa menyusui bayinya hingga

enam bulan tanpa kesulitan. Namun beberapa wanita lainnya yang serupa membutuhkan

bantuan ahli dan suplemen.

3. Pemakaian Alat Kontrasepsi yang Hormonal

Cukup banyak ibu menyusui dan menggunakan alat kontrasepsi pil merasa produksi ASI

tidak berpengaruh, namun beberapa ibu lainnya merasakan berbeda. Para ibu tersebut merasa

produksi ASI mereka menurun. Hal tersebut memang bisa terjadi jika ibu mulai

mengonsumsi pil KB itu sebelum bayi mereka berusia empat bulan.

Cara mudah untuk kembali meningkatkan produksi ASI adalah dengan menghentikan

pemakaian pil KB tersebut. Sebelum melakukannya, ibu sebaiknya berkonsultasi pada dokter

dan mencari tahu metode kontrasepsi mana yang tepat.

4. Kesulitan Menghisap & Masalah Anatomi

Bukan hanya pada ibu saja, bisa jadi karena si kecil lah produksi ASI sedikit. Kemungkinan

bayi kesulitan untuk mendapatkan ASI dari payudara ibu karena ada masalah di anatomi

tubuhnya. Misalnya saja bayi memiliki tali lidah pendek (tongue-tie).

Tongue-tie menyebabkan mulut bayi tidak dapat menempel dengan baik pada puting susu

sehingga kemampuan menghisap ASI berkurang. Bayi yang memiliki masalah ini akan

mengalami kenaikan berat badan yang tidak maksimal. Ibu dengan bayi tongue-tie juga akan

mengalami lecet pada puting payudaranya.

Jika bayi Anda mengalmi hal ini, ibu bisa membawanya ke dokter ahli. Setelah diatasi oleh

dokter, kemampuan bayi untuk menyusi akan meningkat secara signifikan.

5. Tidak Disusui di Malam Hari

Bayi memang butuh tidur yang cukup, namun bukan berarti ibu bisa membiarkannya tidur

terus sepanjang malam. Bayi yang jarang atau malah sama sekali tidak menyusu di malam

hari bisa memiliki masalah penambahan berat badan.

Page 7: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

Setiap ibu memiliki kemampuan berbeda dalam menyimpan ASI di payudaranya. Dengan

tidak menyusui di malam hari, produksi ASI ibu menurun. Tidak hanya itu, kadar prolaktin

(hormon yang memberikan sinyal ke payudara untuk memproduksi ASI) juga lebih banyak di

malam hari. Jadi jika hormon itu semakin rendah, produksi ASI ibu pun bisa menurun.

Intinya, menyusui di malam hari penting untuk menjaga produksi ASI tetap banyak.

6. Membuat Jadwal Menyusui atau Memakai Empeng

Payudara memang bisa memproduksi ASI terus-menerus, tapi semuanya tergantung seberapa

sering payudara itu kosong. Seorang ibu bisa memproduksi ASI lebih sering saat payudaanya

mulai kosong dan produksi ASI akan menurun saat payudara sudah penuh.

Jadi saat bayi jarang disusui, karena ibu menjadwalkan pemberian ASI atau karena dia

memakai empeng, payudara pun akan lebih lama kosong. Sehingga produksi ASI pun

menurun. Sebaliknya jika bayi disusui sesering mungkin atau setiap dia meminta, payudara

ibu akan lebih cepat kosong dan kembali memproduksi ASI.

UNSUR NUTRISI ASI

1) Hidrat arang

Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI (pengganti ASI) adalah 7:4 yang berarti ASI

terasa lebih manis bila dibandingkan dengan kondisi ini yang menyebabkan bayi yang sudah

mengenal ASI denan baik cenderung tidak mau minum PASI (langkah awal sukses

memberikan ASI).

Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan magnesium yang sangat penting untuk

pertumbuhan tulang, rata-rata pertumbuhan gigi sudah terlihat pada bayi berusia 5 atau 6

bulan, dan gerakan motoirik kasarnya lebih cepat.

ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi disebabkan peran kolostrum sebagai

imunisasi pasif yang dikeluarkan segera setelah bayi lahir.

Peran kolostrum sampai hari ke-3 setelah persalinan selain sebagai imunisasi pasif juga

mempunyai fungsi sebagai pencahar untuk mengeluarkan mekonium dari usus bayi.Oleh

karenanya,bayi sering defekasi dan feses berwarna hitam. Tetapi kondisi ini sering disalah

Page 8: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

artikan oleh para ibu mereka mengira bayi tidak cocok mendapat ASI. Mempertahankan

factor indipifidus di dalam usus.

2) Protein

Protein ASI merupakan kelompok Protein whey (Protein yang bentuknya lebih halus).

Perbandingan protein unsure whey dan kasein.

3) Lemak

Kadar lemak akan berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan  energir yang

dibutuhkan bayi.

4) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relative rendah, tetapi cukup

untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang

sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak

sebesar dalam susu sapi, tetapi dapat di serap secara keseluruhan dalam  usus bayi. Berbeda

dengan ASS yng jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar harus dibuang melalui system

urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.Hal ini sangat membebankan ginjal

bayi, contohnya zat besi dalam ASS ternyata hanya 4% sampai 10% yang terserap sedangkan

zat besi ASI diserap hingga 50%-75% oleh usus bayi.

Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan,

mengganggu keseimbangan (ekologi) dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan

bakteri merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi

kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.

5) Vitamin

Kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Oleh

karena itu, perlu tambahan vitamin K, pada hari ke-1,-3, dan -7. Vitamin K1 dapat diberikan

oral.Apa yang diperlukan bayi akan selalu tercukupi oleh ASI dan tidak akan kekurangan

kecuali bila bayi mengalami gangguan.

6) ASI stadium 1

Page 9: Proses Mekanisme Produksi ASI Dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya

ASI stadium1adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh

kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kekebalan bayi bertambah dengan volume

kolostrum yang meningkat,akibat isapan bayi baru lahir secara terus menerus. Hal ini yang

mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke

payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusu.Hal kedua tidak kalah penting adalah

adanya repleks let down pada ibu untuk merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih

banyak.

7) ASI stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari-

10.Komposisi protein makin rendah sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, dan

jumlah volume ASI semakin meningkat.

8) ASI stadium III

ASI stadium III adalah ASI matur.ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI

matur merupakan nutrisi bayi yang berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai

berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI.

Dimulai dengan makanan yang lunak, kemudian padat, dan makanan biasa sesuai dengan

umur bayi. Telur akan lebih aman bila di beri setelah satu tahun karena sestem pencernaan

bayi telah siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan oleh jenis proteinnya.

Masa kritis pemberian ASI adalah pada bulan kedua bagi ibu yang harus kembali

berkerja.Biasanya ibu mulai melatih dengan memberi pengenalan susu buatan. Hal ini

merupakan tindakan yang keliru karena dengan memberi pengenalan pada susu buatan berarti

akan mulai terjadi penekanan produksi ASI. Keadaan ini dapat diatasi dengan ibu tetap harus

lebih sering memberikan ASI dan mengosongkan payudara dengan melakukan pengurutan

tiap kali sehabis menyusui. Pengosongan payudara setiap kali menyusui akan terus

merangsang hormon prolaktin yang membantu memproduksi ASI menjadi lebih banyak dan

menyimpan sisa ASI-nya dalam lemari pendingin. Dengan metode ini, bayi tidak akan pernah

kekurangan ASI walaupun ibu pergi bekerja.