proses keperawatan pemberian anastesi regional
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Proses Keperawatan Pemberian Anastesi Regional
1/4
Proses Keperawatan Pemberian Anastesi Regional
Pengkajian
Menurut Potter (2006), anastesi regional dapat dilakukan dengan salah satu metode
induksi berikut.
Blok saraf
Anastesi lokal disuntikkan ke dalam saraf (misalnya pleksus brakialis pada lengan).
Blok suplai saraf ke tempat pembedahan.
Anastesi spinal
Ahli anastesi melakukan pungsi lumbal dan memasukkan anastesi lokal ke dalam !airan
serebrospinal pada ruang subaraknoid spinal. Anastesi akan menyebar dari u"ung
prosesus #ifoideus ke bagian kaki. Posisi pasien memengaruhi pergerakan obat anastesi
ke atas atau ke ba$ah medula spinalis.
Anastesi epidural
Prosedur ini lebih aman daripada anastesi spinal karena obat anastesi ini disuntikkan ke
kandungan anastesi spinal. %arena anastesi epidural menyebabkan hilangnya sensasi di
daerah &agina dan perineum, maka "enis anastesi ini merupakan pilihan yang terbaik
untuk prosedur kebidanan. %ateter epidural dibiarkan di dalam ruang epidural se!ara
terus menerus selama pembedahan berlangsung.
Anastesi kaudal
Anastesi ini merupakan salah satu "enis anastesi epidural yang diberikan se!ara lokal
pada dasar tulang belakang. 'fek anastesi hanya memengaruhi daerah pel&is dan kaki.
Peran pera$at perioperatif sangat penting dalam membantu pelaksanaan pemberian
anastesi regional yang dilakukan ahli anastesi, meliputi persiapan obat, alat, sarana pemberian
anastesi, pengaturan posisi uang optimal untuk dilakukan pungsi, pengaturan fokus !ahaya,
dan dukungan psikologis pada pasien.
elama pembedahan berlangsung, pasien dengan anastesi regional akan tetap sadar
ke!uali "ika dokter memprogramkan pemberian transuili*er yang dapat menyebabkan pasien
tertidur. %arena pasien responsif dan dapat bernapas se!ara &olunter, maka ahli anastesi tidak
perlu menggunakan selang endotrakeal. Pera$at harus ingat bah$a luka bakar dan !edera
lainnya dapat ter"adi pada bagian tubuh yang berada di ba$ah pengaruh anastesi tanpa
disadari oleh pasien. +leh karena itu, posisi ekstermitas dan kondisi kulit pasien harus sering
di obser&asi. Petugas ruang operasi "uga perlu berhatihati dengan topik yang didiskusikan
selama melaksanakan pembedahan karena pasien dapat mendengar perbin!angan yang
dilakukan.
-
7/23/2019 Proses Keperawatan Pemberian Anastesi Regional
2/4
Diagnosis Keperawatan
Pada kondisi pemberian anastesi regional dan intraoperatif, diagnosis kepera$atan yang
paling la*im ditegakkan adalah sebagai berikut.
-. isiko !edera intraoperatif berhubungan dengan prosedur anastesi regional.
2. %e!emasan intraoperatif berhubungan dengan prosedur intrabedah.
Rencana Intervensi dan Kriteria Evaluasi
Risiko cedera intraoperatif berhubungan dengan prosedur anastesi regional.
ujuan ! isiko !edera intra operatif sekunder inter&ensi anastesi regional tidak ter"adi.
Kriteria evaluasi ! Pasien kooperatif terhadap inter&ensi anastesi, pengaruh anastesi regional
dapat optimal, dan pembedahan dapat ber"alan lan!ar.Intervensi Rasional
%a"i ulang indentitas pasien. Pera$at ruang operasi memeriksa kembali identifikasi
dan kardeks pasien/ melihat kembali lembar
persetu"uan tindakan, ri$ayat kesehatan, hasil
pemeriksaan fisik, dan berbagai hasil pemeriksaan/
pastikan bah$a alat protese dan barang berharga telah
dilepas/ dan memeriksa kembali ren!ana pera$atan
praoperatif yang berkaitan dengan ren!ana pera$atan
intraoperatif.
iapkan obatobatan anastesi
regional.
+batobatan anastesi regional yang dipersiapkan untuk
memudahkan ahli anastesi dalam melakukan pungsi.
akukan pemasangan infus. Memenuhi kebutuhan hidrasi intraoperasi dan "alur
penting apabila diperlukan pemberian agen obat oada
kondisi kedaruratan.
Atur posisi pasien. Pengaturan posisi anastesi regional disesuaikan dengan
permintaan ahli anastesi. Atur posisi pasien untuk
memudahkan akses ahli anastesi dalam melakukan
pungsi.
Bantu ahli anastesi dalam
melakukan desinfeksi area pungsi.
Pemberian anastesi spinal dilakukan dengan teknik
sterinol. Pera$at membantu persiapan kelengkapan alat
dan sarana yang diperlukan dalam desinfeksi area
pungsi.
Beri dukungan psikologis pada ahli
anastesi melakukan pungsi.
Pada saat ahli anastesi melakukan pungsi, pasien akan
!enderung melakukan pergerakan. ebelum hal tersebut
-
7/23/2019 Proses Keperawatan Pemberian Anastesi Regional
3/4
ter"adi, pera$at perioperatif perlu memberikan
pen"elasan bah$a pungsi tidak memberikan rasa sakit
dan dian"urkan pasien kooperatif se$aktu pungsi
dilakukan.
akukan pemberian oksigen &ia
nasal.
Pemenuhan oksigenasi yang diperlukan pasien setelah
dilakukan anastesi spinal.
akukan pemantauan pada status
kardio&askular dan respirasi
selama pembedahan akibat efek
samping dari anastesi spinal.
'fek sistemik utama yang dimonitor setelah
anastesi spinal umumnya bersifat kardio&askular
dan disebabkan oleh blok preganglion simpatis
oleh anastesi lokal. 1ipotensi arteri sering ter"adi
dan dera"atnya berhubungan langsung dengan
tingkat ketinggian blok simpatis. Bradikardi ter"adi
akibat paralisis serabut kardioakselerator (-3)
yang menu"u ke "antung. Paralisis serabut saraf
simpatis akan mengurangi aliran balik &ena akibat
&enodilatasi (4ruendemann, 2006)
Anastesi spinal biasanya hanya menyebabkan
perubahan &entilasi spontan yang minimal sampai
sedang. 1al ini disebabkan karena diafragma
adalah organ utama pernapasan dan persarafan
fungsional otot ini datang dari pleksus saraf 5
57. Pada pasien yang sehat, anastesi spinal tidak
menyebabkan perubahan yang bermakna dalam
&entilasi respirasi. 8ispnea dapat ter"adi selama
anastesi spinal "ika tingkat paralisis hantaran
!ukup tinggi di segmen toraks. Akibatnya, ter"adi
penurunan informasi proprioseptif aferen yang
dalam keadaan normal disalurkan dari daerah
antariga, ke pusat yang lebih tinggi di otak.
9nformasi ini se!ara normal berisi pemberitahuan
dari otak mengenai tingkat gerakan sangkar dada
dan besar peregangan paru selama inspirasi.
%arena penurunan tersebut, digunakan oksimetri
pulsasi untuk mengamati gerakan dada dan
-
7/23/2019 Proses Keperawatan Pemberian Anastesi Regional
4/4
memastikan kualitas oksigenasi se!ara adekuat,
$alaupun pasien tidak dapat merasakan
pergerakan dadanya dan menganggap bah$a
pernapasannya tidak adekuat (4ruendemann,
2006)