proposal pkm gt

Upload: muhammad-rizki-maulana

Post on 06-Jul-2015

589 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

USULAN PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DENGAN SKALA RUMAHAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN EKSPOR

BIDANG KEGIATAN: PKM ARTIKEL ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh: Muhammad Rizki Maulana Ahmad Wahyudi Nurkholik NIM A 0910197 NIM A 0610370 NIM A 0910252 Ketua Kelompok Anggota 1 Anggota 2

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2010

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM ARTIKEL GAGASAN TERTULIS Judul Kegiatan : Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Sidat

(Anguilla Bicolor) Untuk memenuhi kebutuhan ekspor Bidang Kegiatan 1. : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

Ketua Pelaksana Kegiatan Nama NIM Jurusan Universitas/Institusi/Politeknik Alamat Rumah dan No. Telp/HP

Alamat email

: Muhammad Rizki Maulana : A 0910197 : Perikanan : Universitas Djuanda : Perum. SBS Blok A.11 No. 8 Harapan Jaya, Bekasi Utara (085691581716) : [email protected]

Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang Dosen Pendamping Nama Lengkap dan Gelar NIP Alamat Rumah dan No. Tel/HP Menyetujui Ketua Jurusan /Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

: Ir. Sawarni Hasibuan, M.T. : : Bogor, 23 November 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan

( NIP

)

( NIM Dosen Pendamping

)

(

)

NIP Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

( NIP

)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

STATUSNama Tempat/Tanggal Lahir Alamat

KETUAMuhammad Rizki Maulana Jakarta/12 Desember 1986 Perum. SBS Blok A.11 No. 8, Harapan Jaya Bekasi Utara 085691581716 [email protected] Nurkholik

ANGGOTA

ANGGOTAAhmad Wahyudi

No HP Alamat e mail

PENDAHULUANLatar Belakang Ikan Sidat Anguilla spp. Merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan Indonesia dan merupakan salah satu jenis ikan yang laku di pasar internasional (Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lainnya), dengan demikian ikan sidat memiliki potensi sebagai komoditas ekspor (Affandi 2001) Ikan sidat sebagai indigenous spesies belum banyak diketahui dan dikembangkan, padahal perairan Indonesia merupakan asal-usul (home land) beragam spesies ikan sidat yang tersebar di seluruh dunia sehingga potensi ikan sidat Indonesia cukup besar tetapi belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan permintaan global dan pemenuhan ikan sidat masih didominasi oleh Jepang dan Cina yang sekarang ini memiliki permasalahan yaitu berkurangnya benih ikan sidat (Elver/glass eel), oleh karena itu maka Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai produsen terbesar di dunia, karena melimpahnya benih sidat di Indonesia.

Rumusan Masalah Menurut (DKP 2007) data statistik budidaya ikan sidat di kolam dari tahun 2001-2006 yaitu rata-rata -75,51 % ((2001:841 ton), (2002 111 ton), (2003 19 ton), (2004 110 ton), (2005 343 ton), dan (2006 84 ton) ironisnya Indonesia merupakan Negara asal Ikan sidat, akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang ikan sidat dan potensi pengembangan usahanya. Hal ini disebabkan oleh: 1. Masih asing atau belum dikenal luas oleh masyarakat 2. Referensi mengenai pendederan benih ikan sidat masih kurang 3. Pengembangan studi dan riset yang dilakukan oleh lembaga riset dan perguruan tinggi perlu ditingkatkan lagi, agar didapatkan informasi tentang teknologi terbaru

4. Usaha budidaya ikan sidat memerlukan waktu yang cukup lama dan panjang, sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Tujuan dan Manfaat 1. Pengembangan teknik budidaya ikan sidat 2. Sebagai sumber informasi dan referensi teknologi pendederan ikan sidat 3. Mengoptimalisasikan potensi budidaya ikan sidat untuk mengembangkan konsumsi domestik dan menjawab kebutuhan pasar ekspor ikan sidat 4. Membuka lapangan dan peluang usaha baru di bidang perikanan

Gagasan Tertulis Dalam tulisan ini akan membahas mengenai teknik budidaya ikan sidat, dan sistem usaha budidaya ikan sidat yang dapat dilakukan dan diimplementasikan oleh para petani di Indonesia. Gagasan yang dibuat adalah, bagaimana menampilkan teknik budidaya ikan sidat yang mudah bagi petani dengan menggunakan halaman rumahnya untuk

melakukan pendederan benih ikan sidat (glass eel ke elver), lalu setelah mencapai stadia elver maka dapat dilakukan pembesaran di kolam atau dapat dijual kembali ke pembudidaya ikan sidat untuk dibesarkan kembali dan dipasarkan untuk tujuan ekspor dan konsumsi dalam negeri.\

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Ikan Sidat Ikan sidat (Anguilla sp.) memiliki 18 spesies, yang dikelompokkan menjadi 2 golongan besar yang didasarkan posisi dorsalnya yaitu longfindan short fin (Matsui 1993). Sedangkan secara morfologis ikan sidat memiliki bentuk tubuh bulat memanjang seperti ular dengan sirip punggunng, sirip ekor dan sirip dubur. Sirip dada relatif kecil dan sepintas menyerupai telinga sehingga sering disebut ikan bertelinga (Rovara dkk 2007). Menurut (Tesch 2003) ikan sidat mengalami siklus hidup/metamorfosis dalam hidupnya yaitu: Telur (laut)Larva/Leptoce phalus (laut)

Glass eel (payau)

Silver eel (tawar)

Yellow eel (tawar)

Elver (tawar)

Gambar 1. Siklus Hidup Ikan Sidat Sumber (Tesch 2003)

Budidaya Ikan Sidat Pengaadaan benih ikan siat diambil dari Pelabuhan Ratu di Muara Sungai Cimandiri, yang mengalami puncak pengambilannya pada Bulan Desember-Februari. (Setiawan 2006, dalam Rovara dkk 2007)

Pendederan Benih Sidat (Glass eel) Pada pendederan glass eel dapat menggunakan akuarium dan bak fiber, dengan kepadatan benih 0,5-5 kg benih/m2. Ukuran benih yang digunakan umumnya dalah 0,5 gram dengan panjang 6 cm. (BRKP 2009) Wadah pemeliharaan harus selalu bersih, karena sidat dipelihara di air yang bersih, dan lama pemeliharaan yaitu selama 2 bulan hingga mencapai ukuran elver (2-3 gram). Pakan yang diberikan cacing sutera (Tubifex) dan pakan buatan dengan kandungan protein 52-54% dan diberikan 3x sehari. (Ningrum 2003) Pembesaran Benih Sidat (Elver) Elver dipelihara di kolam pembesaran berukuran 35 m x 50 m berkedalaman 1 - 1,5 m. Untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut dipasang kincir yang digerakkan motor listrik berdaya 1 PK. 'Pakan yang diberikan sudah berupa pellet. Pada tahap ini populasi dibatasi 1 - 3 ekor per m3 sehingga sidat leluasa bergerak dan kanibalisme dapat ditekan. Tak cuma populasi dijarangkan, di kolam pembesaran juga dibuat tempat persembunyian berupa rumpun eceng gondok Euchornia crassipes yang dibingkai bambu. 'Ini dibuat menyerupai habitatnya. Karena pada dasarnya sidat senang bersembunyi. Ikan sidat dapat dipanen setelah 5-6 bulan (200-300 gram). Pembesaran ikan sidat jenis lokal memang masih tergolong baru. Namun, kini sudah terbukti bahwa mereka bisa dibudidayakan layaknya sidat eropa. (Arie Raharjo 2009)

Peluang Usaha budidaya Ikan Sidat Produksi ikan sidat Indonesia masih rendah. Menurut (DKP 2007) data statistik budidaya ikan sidat di kolam dari tahun 2001-2006 yaitu rata-rata -75,51 % ((2001:841 ton), (2002 111 ton), (2003 19 ton), (2004 110 ton), (2005 343 ton), dan (2006 84 ton). Hal ini ditambah pula dengan posisi Indonesia sebagai Negara penghasil ikan sidat no. 6 di Asia, padahal ikan sidat merupakan Negara indogeneus ikan sidat. (Rovara dkk 2007, Affandi 2001). Masih jarangnya pembudidaya yang melakukan budidaya ikan sidat, dapat membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan yang baru. Hal ini ditunjang dengan

permintaan akan ikan sidat dunia sebesar 205.000 ton atau sekitar US$ 3,1 milyar pada tahun 1995, sedangkan indonesia baru bisa memenuhi sebesar 610 ton saja (Rovara dkk 2007)

ANALISIS DAN SINTESIS Analisis Masih belum populernya ikan sidat di Indonesia, sehingga produksi budidaya ikan sidat Indonesia masih rendah, sedangkan pasar untuk ekspor ikan sidat masih terbuka dengan luas, sedangkan untuk budidaya ikan sidat masih belum ditemukannya formulasi untuk mempercepat pertumbuhan ikan sidat. Sehingga masih banyak pembudidaya dengan skala kecil dan menengah untuk membudidayakan ikan sidat karena disamping membutuhkan penanganan yang khusus, ikan sidat memerlukan waktu yang lama dalam pembudidayaannya. Sintesis Dari berbagai permasalahan yang dihadapi, maka dapat dihasilkan sebuah sintesis yaitu dengan meningkatkan budidaya ikan sidat dengan sistem Plasma, dalam hal ini Pembudidaya Ikan Sidat yang memiliki skala besar (eksportir) dapat merangkul kelompok-kelompok pembudidaya ikan sidat yang lebih kecil untuk melakukan pendederan benih yang ditangkap dari alam, setelah mencapai stadia elver dapat dijual kembali ke pembudidaya yang lebih besar atau dilakukan budidaya lanjutan hingga ukuran konsumsi lalu setelah itu dijual kenbali ke pembudidaya yang lebih besar (eksportir)

METODE PENULISAN

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan melalui studi pustaka budidaya ikan sidat dan pengalaman di lapangan. Referensi-referensi yang digunakan dipilih dari berbagai sumber yang terkait pada budidaya ikan sidat di Indonesia.

Analisa dan dintesa dihasilkan setelah penulis melakukan studi pustaka dan membandingkan antara masalah dan gagasan yang telah disajikan terlebih dahulu. . KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang didapat dari artikel ini adalah: 1. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pihak swasta (eksportir), dan petani dalam meningkatkan produksi Ikan sidat 2. Ikan sidat masih belum popular oleh masyarakat di Indonesia 3. Referensi dan teknik budidaya yang masih sederhana 4. Sistem plasma dapat dilaksanakan, karena dapat memotong rantai tata niaga, sehingga petani dapat mendapatkan harga yang sesuai. Sehingga dihasilkan beberapa saran dalam artikel ini yaitu: 1. Percepatan pengembangan riset budidaya ikan sidat 2. Meningkatkan jumlah konsumsi ikan sidat domestik